STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI...

209
STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) BAMBU APUS JAKARTA TIMUR MELALUI KETERAMPILAN ELEKTRO DAN MONTIR MOTOR Diajukan guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Oleh: SURYO WIDODO 1113054000004 PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H/2017

Transcript of STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI...

Page 1: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH

DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) BAMBU APUS

JAKARTA TIMUR MELALUI KETERAMPILAN ELEKTRO

DAN MONTIR MOTOR

Diajukan guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh:

SURYO WIDODO

1113054000004

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439H/2017

Page 2: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang
Page 3: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang
Page 4: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang
Page 5: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

i

ABSTRAK

Suryo Widodo

Strategi Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah Di Panti Sosial Bina Remaja

(PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur Melalui Keterampilan Elektro Dan

Montir.

Dalam masyarakat masa kini pendidikan dianggap sebagai faktor dinamis

nomor satu di dunia sebagai penggerak suatu negara. Bangsa apa dan dimanapun

akan menjadi besar diukur dari SDM-nya, dan SDM tidak terlepas dari sektor

pendidikan bangsanya. Berdasarkan hal tersebut maka pendidikan yang diberikan

kepada para remaja harus ditingkatkan. Namun bukan hanya diberikan pendidikan

kepada remaja tetapi harus juga diberikan asumsi – asumsi seperti halnya bahwa

remaja sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki rasa bertanggung jawab

untuk melanjutkan pembangunan bangsa dan negara, khususnya dalam bidang

pendidikan. Apabila asumsi-asumsi penerus bangsa bertanggung jawab untuk

melanjutkan pembangunan bangsa dan negara semakin intensif ditanamkan kepada

remaja, maka bangsa ini akan lebih terjamin. Akan tetapi dalam menyiapkan remaja

sebagai penerus bangsa yang tangguh dalam melanjutkan pembangunan tidaklah

mudah. Banyak sekali hambatan yang berasal dari faktor internal maupun faktor

eksternal. Faktor internal seperti halnya kemiskinan dan kelemahan intelektual

yang dialami remaja itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal meliputi terbatasnya

akses pendidikan yang sesuai atau rendahnya kualitas pendidikan yang

diselenggarakan menjadi tantangan dalam mewujudkan generasi yang tangguh dan

cerdas. Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur adalah

lembaga yang mengatasi tantangan-tantangan tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai strategi

pemberdayaan dalam program keterampilan elektro dan montir di PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur. Penelitian ini dijelaskan dalam metode deskriptif.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi mendalam

mengenai kegiatan keterampilan elektro dan montir motor. Kegiatan keterampilan

ini sebagai salah satu strategi untuk menumbuhkembangkan kemampuan serta

perilaku anak.

Strategi pemberdayaan yang dilakukan dapat melihat perubahan-perubahan

anak menjadi lebih baik. Terlihat bagaimana anak menjadi lebih mandiri, produktif,

disiplin, jujur, dan ulet. Dengan ada Pemungkinan membuat anak ingin

berkembang. Dari ingin berkembang maka harus diberikan penguatan melalui

pemberian keteerampilan untuk menunjang kemauannya. Setelah mendapatkan

skill dari keterampilan maka harus diberikan perlindungan serta akses agar anak

dapat mampu berkembang. Setelah semua itu terpenuhi maka diperlukan

Penyokongan berupa bimbingan-bimbingan agar anak tidak salah dalam memilih

jalannya sendiri.

Page 6: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Puji bagi Allah SWT yang telah memberikian rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Strategi Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja

(PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur Melalui Keterampilan Elektro dan Montir”

dapat diselesaikan dengan baik

Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW, yang telah merubah zaman jahiliyah menjadi zaman ilmu

pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut

dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapakan terima kasih dan

penghargaan kepada Bapak Muhtadi, M.Si. selaku pembimbing yang dengan sabar,

tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan

bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis

selama menyusun skripsi.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan penuh sadar dan

ketulusan pula kepada:

1. Ibunda tercinta Atik Sugiarti yang selalu tulus ikhlas mendoakan penulis

sehingga lancar dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga setiap doa dan

pengorbanan mendapat balasan berlipat dari Allah SWT. Amin.

2. Ayahanda tercinta Sumidi, yang selalu memberi dukungan materi maupun moril,

serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih

karena sudah sabar menunggu penulis menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr Arief Subhan, MA. Selaku dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

4. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku Ketua jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam dan sekaligus pembimbing akademik, serta Bapak Drs. M. Hudri. M.Ag.

selaku Seketaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, terima kasih atas

segala ilmu dan motivasi yang telah diberikan selama masa studi di Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam.

5. Segenap dosen jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan seluruh Civitas

Akademik yang telah memberi wawasan keilmuan dan membimbing penulis

selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Pimpinan dan staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi yang telah memberi fasilitas berupa buku-buku dan referensi

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

Page 7: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

iii

7. Ibu Habibie selaku Pekerja Sosial (Peksos) dan Supervisor Panti Sosial Bina

Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur yang telah membimbing dan

informasi. Semoga Ibu selalu diberkahi Allah SWT.

8. Ibu Ipeh selaku Kepala Bagian Program Dan Advokasi Panti Sosial Bina Remaja

(PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur yang telah memberikan informasi. Semoga

kepemimpinan Ibu selalu diberkahi Allah SWT.

9. Bapak Namin selaku Kepala Bagian Rehabilitasi Sosial (Rehsos) dan Instruktur

Program di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur, terimasih sudah membantu

penulis dalam memberikan informasi terkait penelitian skripsi.

10. Seluruh anak asuh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur. Terimakasih atas semua

pelayanan dan partisipasinya kepada penulis selama melakukan penelitian.

Semoga semua amal kebaikan dilipatgandakan Allah SWT.

11. Kawan-kawan Seperjuangan Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam angkatan 2013 dan Kakak serta Adik kelas semua yang telah banyak

memberikan masukan kepada penulis baik selama dalam mengikuti perkuliahan

maupun dalam penulisan skripsi ini.

12. Kawan-kawan Seperjuangan, Ahmad Nauval Nur, Aditya Awaludin, Rosa Juni

Andri, dan semua kawan-kawan seperjuangan angkatan 2013 yang telah

mendukung penulis menyelesaikian skripsi ini.

13. Shofi Muthia Syarie, terimakasih atas pengertian, support, dan doa yang

dipanjatkan untuk penulis dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga semua amal

kebaikan dilipatgandakan Allah SWT.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu

dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak

terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis harapkan adanya saran dan

kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, 2 Oktober 2017

Suryo Widodo

Page 8: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 7

D. Metodologi Penelitian .................................................................................. 8

E. Pedoman Penulisan Skripsi ........................................................................ 20

F. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 20

G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 23

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan .................................................................... 25

2. Tujuan Pemberdayaan .......................................................................... 27

3. Indikator Pemberdayaan....................................................................... 28

4. Strategi Pemberdayaan ......................................................................... 30

5. Tahap-Tahap Pemberdayaan ................................................................ 35

B. Remaja Putus Sekolah

1. Pengertian Remaja ............................................................................... 37

2. Karakteristik Remaja ............................................................................ 39

3. Putus sekolah ........................................................................................ 41

4. Remaja Putus Sekolah .......................................................................... 41

C. Keterampilan

1. Pengertian Keterampilan ...................................................................... 43

2. Jenis-Jenis Keterampilan ...................................................................... 44

D. Panti Sosial Bina Remaja

1. Kelembagaan Sosial ............................................................................. 45

2. Pengertian Panti Sosial ......................................................................... 49

3. Panti Sosial Bina Remaja ..................................................................... 50

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur .. 52

B. Lokasi ......................................................................................................... 52

C. Visi dan Misi .............................................................................................. 53

D. Dasar Hukum ............................................................................................. 54

Page 9: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

v

E. Struktur Organisasi .................................................................................... 54

F. Tugas Pokok, Fungsi, dan Tujuan .............................................................. 55

G. Program Keterampilan ............................................................................... 56

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS LAPANGAN

A. Temuan Data

1. Proses Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah Panti Sosial Bina

Remaja Bambu Apus Jakarta Timur Melalului Program

Keterampilan Elektro Dan Montir.......................................... 61

2. Strategi Pemberdayaan Panti Sosial Bina Remaja Bambu

Apus Jakarta Timur Melalui Keterampilan Elektro dan

Montir ................................................................................... 97

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Proses Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah Panti Sosial Bina

Remaja Bambu Apus Jakarta Timur Melalului Program

Keterampilan Elektro Dan Montir.......................................... 112

2. Strategi Pemberdayaan Panti Sosial Bina Remaja Bambu

Apus Jakarta Timur Melalui Keterampilan Elektro dan Montir

.............................................................................................. 122

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................... 131

B. Saran .......................................................................................................... 132

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 134

LAMPIRAN

Page 10: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah Tingkatan Sekolah Tahun 2014 ................................ 3

Tabel 2 : Penggalian Informasi Wawancara ...................................... 15

Tabel 3 : Tahapan Pengembangan Masyarakat .................................. 36

Tabel 4 : Struktur Organisasi PSBR Bambu Apus Jakarta Timur ..... 54

Tabel 5 : Jumlah Anak Jurusan Keterampilan Elektro ....................... 57

Tabel 6 : Jumlah Anak Jurusan Keterampilan Montir ....................... 58

Tabel 7 : Matriks Strategi Pemberdayaan ........................................ 111

Page 11: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era modern seperti sekarang banyak hal yang berubah dalam kehidupan

manusia. Seperti teknologi dan sains yang tumbuh dengan pesat, namun di

balik pertumbuhan yang pesat itu terdapat dampak positif maupun dampak

negatif. Dampak dari pertumbuhan yang pesat itu juga membuat kebutuhan-

kebutuhan hidup manusia semakin meningkat. Seperti halnya kebutuhan akan

barang-barang elektronik televisi, kulkas, kipas angin, maupun motor. Salah

satu modal yang dibutuhkan untuk menguasai dan mengendalikan teknologi

adalah pendidikan.1 Oleh karena itu, pendidikan diberikan kepada manusia

sejak masih anak-anak dan tidak dibatasi sampai kapan seseorang harus

berhenti dalam menempuh pendidikan.

Dalam masyarakat masa kini pendidikan dianggap sebagai faktor dinamis

nomor satu di dunia sebagai penggerak suatu negara. Bangsa apapun dan

dimanapun akan menjadi besar diukur dari SDM-nya, dan SDM tidak terlepas

dari sektor pendidikan bangsanya. 2 Sebagai contoh negara maju seperti

Amerika Serikat yang memberikan anggaran negara dengan target 30-40% dari

anggaran belanja negara, sehingga pendidikan yang awalnya hanya 7% dari

1Jhon vaizey, Pendidikan di dunia modern, terjemahan L.P. Murtini, (Jakarta : PT.

Gunung Agung, 1982), hal. 8 2 Isjoni, Pendidikan sebagai investasi masa depan, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,

2006), hal.9

Page 12: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

2

populasi sekolah menengah yang tamat pada awal permulaan abad ke-20, kini

sudah melebihi 75% bersekolah sampai umur 18 tahun.3

Dengan human investment pada sektor pendidikan maka tingkat

pengangguran akan semakin rendah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada

tahun 2016 memperlihatkan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,

maka semakin tinggi kemungkinan seseorang bekerja. Pada tahun 2016 bulan

Februari angka pengangguran tamatan SD mencapai 1.218.954 sedangkan

tamatan universitas mencapai 695.304.4

Maka dari data tersebut pendidikan yang diberikan kepada para remaja

harus ditingkatkan. Namun bukan hanya diberikan pendidikan kepada remaja

tetapi harus juga diberikan asumsi – asumsi seperti halnya bahwa remaja

sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki rasa bertanggung jawab untuk

melanjutkan pembangunan bangsa dan negara, khususnya dalam bidang

pendidikan.

Apabila asumsi-asumsi penerus bangsa bertanggung jawab untuk

melanjutkan pembangunan bangsa dan negara semakin intensif ditanamkan

kepada remaja, maka bangsa ini akan lebih terjamin. Akan tetapi dalam

menyiapkan remaja sebagai penerus bangsa yang tangguh dalam melanjutkan

pembangunan tidaklah mudah. Banyak sekali hambatan yang berasal dari

faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal seperti halnya

3Torsten Husen, Masyarakat Belajar, terjemahan P.Surono Hargosewoyo(Jakarta : CV.

Rajawali, 1988), hal. 336 4https://www.bps.go.id/website/tabelExcelIndo/Indo_6_12496601.xls di akses pada 20

November 2016 pukul 20.20

Page 13: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

3

kemiskinan dan kelemahan intelektual yang dialami remaja itu sendiri. 5

Sedangkan faktor eksternal meliputi terbatasnya akses pendidikan yang sesuai

dengan kemampuannya atau rendahnya kualitas pendidikan yang

diselenggarakan menjadi tantangan dalam mewujudkan generasi yang tangguh

dan cerdas.

Menurut data yang diperoleh melalui Kementrian Pendidikan dan Budaya

RI tentang jumlah penyelenggara pendidikan yang ada di Indonesia dapat

dilihat dalam tabel 1 berikut:

Tabel 1

Jumlah Tingkatan Sekolah tahun 2014

Jenis Pendidikan Jumlah

SD 148.272

SMP 35.488

SMA 12.409

Sumber : www.bps.go.id

Berdasarkan tabel di atas terlihat banyak sekolah yang ada di Indonesia

akan tetapi masih terdapat remaja – remaja masih tidak bersekolah dan bekerja

untuk memenuhi kebutuhannya. Pada tahun 2016 masih terdapat 4.873.611

5 Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Malang : Departemen

Pedidikan Nasional, 2004), hal.126

Page 14: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

4

remaja Indonesia yang lebih memilih untuk bekerja dibandingkan menempuh

pendidikan lebih lanjut.6

Padahal pemerintah sudah menetapkan dalam Pasal 9 ayat 1 Undang-

Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyebutkan

bahwa "Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam

rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan

minat dan bakatnya" 7 . Pasal 48 juga dalam Undang-undang yang sama,

dikatakan bahwa "Pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan dasar

minimal 9 (sembilan) tahun untuk semua anak” 8 . Dalam pasal 49 juga

dikatakan "Negara , pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib memberikan

kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan".9

Banyak ayat dan pasal di dalam undang-undang yang menyatakan bahwa setiap

orang berhak memperoleh pendidikan. Namun dengan biaya pendikan yang

sangat mahal membuat banyak anak di Indonesia tidak dapat memperoleh

pendidikan.

Pendidikan juga merupakan kewajiban bagi umat muslim di seluruh dunia

yang masuk dalam surat al-a’laq ayat 1-5 yang berbunyi:

6 https://www.bps.go.id/website/tabelExcelIndo/Indo_6_19759657.xls di akses pada

tanggal 20 november 2016 pukul 20:31 WIB 7 Republik Indonesia, “Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

anak” dalam Undang-Undang Perlindungan Anak (UU RI No.23 Th.2002), (Jakarta :Sinar

Grafika, 2009) hal. 6 8 Republik Indonesia, “Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

anak” dalam Undang-Undang Perlindungan Anak (UU RI No.23 Th.2002), hal.19 9 Republik Indonesia, “Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

anak” dalam Undang-Undang Perlindungan Anak (UU RI No.23 Th.2002), hal.19

Page 15: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

5

{ اقرأ 2{ خلق اإلنسان من علق }1اقرأ باسم رب ك الذي خلق }

{5نسان مالم يعلم }{ علم اإل 4{ الذي علم ابالقلم }3وربك األكرم }

Berdasarkan Qur’an Surat Al- a’laq 1-5, yang memiliki arti “Bacalah

dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan

manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling

pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar

kepada manusia apa yang tidak diketahui ” menjelaskan bahwa setiap umat

muslim disuruh atau diwajibkan untuk membaca/menuntut ilmu.

Sebagaimana uraian-uraian sebelumnya maka pendidikan dianggap

penting sehingga diperlukan pengembangan masyarakat. Pengembangan

masyarakat dalam arti sempit ialah, perubahan terencana berbasis pendekatan

sosial, sedangkan dalam arti luas yaitu upaya perbaikan taraf hidup masyarakat

baik segi sosial, ekonomi, lingkungan, teknologi bahkan politik sekalipun10.

Peran pengembangan masyarakat salah satunya ialah Educational Roles11 .

yakni mendidik serta membangkitkan kesadaran sosial melalui penyampaian

informasi, upaya mengkonfrontasi serta diadakannya pelatihan.

Untuk melakukan suatu pengembangan pemerintah memberikan

dukungan, yaitu pada bulan Juli 1972 didirikanlah suatu wadah untuk

membantu anak-anak putus sekolah, yaitu Panti SosiaI Bina Remaja (PSBR)

di Bambu Apus Jakarta Timur. Panti SosiaI Bina Remaja ini diresmikan oleh

10 Adi Fahrudin,. Pemberdayaan, Partisipasi, & Penguatan Kapasitas Masyarakat,

(Bandung : Humaniora, 1996), h. 56. 11 Adi Fahrudin,. Pemberdayaan, Partisipasi, & Penguatan Kapasitas Masyarakat, h. 61

Page 16: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

6

Menteri Sosial RI pada waktu itu oleh HMS Mintaredja, SH. Tujuan PSBR

Bambu Apus adalah terpenuhinya hak dan kebutuhan dasar remaja,

terbentuknya karakter remaja yang jujur, disiplin, tanggungjawab, percaya diri,

terampil dan mandiri. Dalam perkembangannya, Panti Sosial Bina Remaja

membuat suatu progam bimbingan keterampilan untuk anak asuh mereka atau

biasa disebut Penerima Manfaat Bimbingan Keterampilan yang dibuat dan

diterapkan di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus, yaitu Bimbingan

Keterampilan teknik sepeda motor, teknik kendaraan ringan (mobil),

elektronika, las, jahit, handy craft, salon, desain grafis

Melihat hal tersebut maka peneliti terdorong untuk mengetahui dan

mencoba menganalisa bentuk pengembangan keterampilan yang diberikan

PSBR kepada anak-anak putus sekolah. Dengan pertimbangan fokus dan ruang

lingkup jurusan Pengembangan Masyarakat Islam penulis membahas dan

menganalisa sebuah skripsi yang berjudul “Strategi Pemberdayaan Remaja

Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta

Timur Melalui Keterampilan Elektro Dan Montir Motor”

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya yang menjelaskan pentingnya

pendidikan untuk remaja putus sekolah dan bagaimana pemerintah

melakukan pemberdayaan terhadap remaja putus sekolah melalui Panti

Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta. Maka melihat hal

Page 17: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

7

tersebut peneliti tertarik mengetahui bagaimana proses yang dilakukan

PSBR terhadap remaja putus sekolah, lalu strategi seperti apa yang

dilakukan PSBR untuk melakukan pemberdayaan terhadap remaja putus

sekolah tersebut. Melihat hal tersebut maka peneliti membahas lebih

khusus tentang strategi pemberdayaan remaja putus sekolah di Panti

Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur Melalui

Keterampilan elektro dan montir motor

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis hanya akan

merumuskan beberapa pokok bahasan sebagai berikut:

1) Bagaimana proses permberdayaan remaja putus sekolah di Panti

Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur melalui

keterampilan elektro dan montir motor ?

2) Bagaimana strategi pemberdayaan remaja putus sekolah yang

dilakukan Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur

melalui keterampilan elektro dan montir motor ?

C. Tujuan dan Manfaat

1) Tujuan

Berdasarkan pokok bahasan yang disebutkan sebelumnya, skripsi

ini bertujuan :

a) Untuk mengetahui proses pemberdayaan remaja putus

sekolah yang dilakukan Panti Sosial Bina Remaja Bambu

Page 18: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

8

Apus Jakarta Timur melalui keterampilan elektro dan montir

motor

b) Untuk mengetahui strategi pemberdayaan remaja putus

sekolah yang dilakukan Panti Sosial Bina Remaja Bambu

Apus Jakarta Timur dalam melakukan melalui keterampilan

elektro dan montir motor

2) Manfaat

Secara teoritis, manfaat penulisan ini adalah untuk dapat

memperkaya khazanah tentang dampak dan bagaimana pelaksanaan

pelatihan keterampilan bagi remaja putus sekolah, sehingga

ditemukan sebuah pemahaman yang kontekstual, substansial,

progresif, dan kritis.

Sedangkan secara praktis, manfaat penulisan ini yaitu sebagai

acuan apakah strategi lembaga sosial dalam keterampilan elektro dan

montir dapat menjadi alternatif pendidikan bagi anak putus sekolah

dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.

D. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian terbagi dalam dua kata yaitu metodologi dan

penelitian. Secara umum, metodologi adalah langkah langkah yang sistematis

untuk memperoleh ilmu dalam menggunakan metode. Metode berbeda dengan

metodologi, jika metode berarti suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu

Page 19: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

9

dengan langkah-langkah sistematis, sedangkan metodologi atau metode ilmiah

yaitu langkah-langkah yang sistematis untuk memperoleh ilmu.12

Sedangkan penelitian termasuk dalam metode ilmiah yaitu suatu cara

mencari dan mengungkapkan kebenaran dengan ciri objektivitas, karena di sini

kebenaran yang diperoleh secara konseptual atau deduktif tidak saja cukup,

tetapi harus diuji secara empiris.13

Dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian adalah ilmu yang

mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat

secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk

mencari, menyusun, serta menganalisis, dan menyimpulkan data-data sehingga

dapat digunakan untuk menemukan mengembangkan dan menguji kebenaran

suatu penelitian.

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan ini

adalah pendekatan kualitatif. Kualitatif berasal dari konsep kualitas

“mutu” atau bersifat mutu. Pendekatan kualitatif berarti upaya menemukan

kebenaran dalam wilayah-wilayah konsep mutu. Mutu dapat diartikan

sebagai komponen atau faktor yang karena kelengkapan unsurnya serta

12 Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung : Mandar Maju,

2011) h. 25 13 Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, h. 27

Page 20: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

10

keterkaitannya satu sama lain sehingga menunjukkan kekuatan atau

kapasitas dari induk (konsep) dari komponen-komponen itu.14

Penelitian kualitatif sebagai model yang dikembangkan oleh mazhab

Baden yang bersinergi dengan aliran filsafat fenomenologi menghendaki

pelaksanaan penelitian berdasarkan pada situasi wajar (natural setting)

sehingga kerap orang juga menyebutnya sebagai metode naturalistik.

Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah

meneliti informan sebagai objek penelitian dalam lingkungan hidup

kesehariannya. Untuk itu, para peneliti kualitatif sedapat mungkin

berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat dunia

kehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan

secara apa adanya (wajar).15

Dalam penelitian kualitatif yang bersifat naturalistik, fungsi

paradigma dan teori bukan dalam rangka membentuk fakta atau

melakukan prediksi dan menunjukkan hubungan dua variabel

sebagaimana dalam penelitian kuantitatif, melainkan lebih banyak untuk

mengembangkan konsep dan pemahaman serta kepekaan peneliti.

Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan yang dijadikan

patokan dalam penelitian. Walaupun belum ditemukan patokan yang baku

dan berlaku umum, tetapi secara esensi dan menurut beberapa ahli

penelitian kualitatif, ada beberapa tahapan ketika kita ingin melakukan

14 Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2006), h. 37 15 Muhammad Idrus, editor: Yayat Sri Hayati, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta:

Penerbit Erlangga, 2009), h. 23-24.

Page 21: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

11

penelitian kualitatif. Tidak seperti penelitian kuantitatif yang sudah

memiliki tahapan yang baku dan berlaku umum, penelitian kualitatif

cenderung lebih sulit dibuat tahapan baku karena terkait dengan salah satu

karakteristik dari penelitian kualitatif, yaitu fleksibel, sehingga dengan

kefleksibilitasannya tersebut, jalannya penelitian dapat berubah-ubah

sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

Beberapa ahli penelitian kualitatif mengemukakan bahwa setidaknya

terdapat lima tahapan umum yang dapat dijadikan patokan dalam

menyelenggarakan penelitian kualitatif. Kelima tahapan itu antara lain

adalah mengangkat permasalahan, memuncukan pertanyaan penelitian,

mengumpulkan data yang relevan, melakukan analisis data, dan menjawab

pertanyaan penelitian.16

2. Macam dan Sumber Data

Kegiatan penelitian baik penelitian sosial ataupun penelitian eksakta

selalu berkaitan dengan sumber data. Dalam sejarah perkembangan

penelitian, pada awalnya yang dikatakan sebagai sumber data hanyalah

apa yang ditemui pada saat itu baik yang dilihat ataupun yang didengar

tanpa mempertimbangkan segi perkembangan dan waktu.

Perkembangan atau lebih tepatnya perubahan akan terjadi selama

mekanisme kegiatan manusia dan berinteraksi seiring dengan waktu. Oleh

sebab itu peranan waktu semakin menentukan dalam perkembangan

16 Haris Herdiyansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), h. 46-48.

Page 22: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

12

ataupun kejadian perubahan. Perubahan akan terlihat dengan nyata apabila

terdapat rekaman awal, rekaman selama terjadinya interaksi dan rekaman

akhir. Kumpulan perubahan-perubahan tersebut yang dalam hal ini sebagai

salah satu contoh sumber data.

Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang merupakan

benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa atau baik secara kuantitatif

ataupun kualitatif. Sumber data yang bersifat kualitatif di dalam penelitian

diusahakan tidak bersifat subjektif, oleh sebab itu perlu diberi peringkat

bobot.17

Sumber data merupakan salah satu yang paling vital dalam penelitian.

Kesalahan dalam menggunakan atau memahami sumber data, maka data

yang diperoleh juga akan meleset dari yang diharapkan. Oleh karena itu,

peneliti harus mampu memahami sumber data mana yang mesti digunakan

dalam penelitiannya itu. Ada dua jenis sumber data yang biasanya

digunakan dalam penelitian sosial, yaitu sumber data primer dan sumber

data sekunder.18

a) Sumber data primer

Sumber data ini adalah sumber pertama dimana sebuah data

dihasilkan. Data yang dihasilkan dari sumber data ini adalah data

primer. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

17 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula,

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), h. 44 18 Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-Format

Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan, Publik, Komunikasi, Manajemen, dan

Pemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 129.

Page 23: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

13

langsung dari lapangan serta informan yang diwawancarai, berupa 5

anak asuh yang terdapat dalam keterampilan montir dan elektro.

b) Sumber data sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud

selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat

ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data

sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang

berkenaan dengan penelitian yang dilakukan

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, atau menjaring data

penelitian. Kita mengenal metode wawancara, pengamatan, studi

dokumentasi, studi kepustakaan, arsip, dan dokumen. Dalam penelitian

dengan pendekatan kualitatif, ada empat teknik pengumpulan data yang

biasa digunakan, yaitu observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi

dokumen.

a) Observasi

Observasi merupakan suatu metode atau cara pengamatan dan

pencatatan fenomena sosial dan gejala-gejala psikis secara langsung

yang di sengaja pada objek yang diteliti. 19 Dalam hal ini penulis

19 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta : PT.Bumi

Aksara, 2013), h. 143

Page 24: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

14

melihat secara langsung pelatihan pemberian pelatihan keterampilan

elektro dan montir bagi remaja putus sekolah untuk meningkatkan

kemampuan sumber daya manusia

b) Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih

yang di arahkan pada suatu masalah tertentu. 20 Wawancara secara

garis besar dibagi menjadi dua, yakni wawancara tak terstruktur dan

wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur atau biasa disebut

wawancara mendalam yaitu wawancara atau percakapan secara

informal, yang bersifat luwes juga susunan pertanyaan dan susunan

kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah saat wawancara,

disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara termasuk

karakteristik sosial-budaya. Dalam wawancara tak terstruktur

responden biasanya akan memberikan jawaban lebih mendalam dan

bisa menjawab pertanyaan yang mencakup lebih dari satu

pertanyaan.21

Sedangkan dalam wawancara terstruktur adalah sebaliknya,

wawancara terstruktur menuntut pewawancaranya mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang susunannya ditetapkan sebelumnya,

dengan kata-kata yang sama persis. Jawabannya biasanya sudah baku

20 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 160 21 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi

dan Ilmu Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) h. 180

Page 25: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

15

dan responden tinggal memilih dari beberapa jawaban yang telah

disediakan oleh pewawancara.22

Alat yang digunakan dalam pencatatan data wawancara berupa

alat tulis dan recorder handphone. Saat saat pencatatan data yang

dilakukan peneliti maka wajib di ketahui oleh pihak Panti Sosial Bina

Remaja (PSBR). Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara dan

pendekatan dari beberapa narasumber, selain itu wawancara dalam

penelitian ini mengarah kepada bagaimana strategi pemberdayaan

yang dirasakan oleh peserta yang mengikuti program pelatihan teknik

elektro dan montir di PSBR setelah dan selama mengikuti pelatihan.

Berikut adalah tabel penggalian informasi melalui wawancara :

Tabel 2

Pengalian informasi wawancara

No. Informan Informasi Yang

Dicari

Jumlah Metode

Pengumpulan

Data

1 Kepala Bagian

PSBR Bambu

Apus

Gambaran Umum

PSBR Bambu

Apus, Latar

belakang sejarah

berdirinya ,

Pelaksanaan

Program dan

kebijakan di PSBR

Bambu Apus,

Strategi

pemberdayaan.

2 Wawancara

bebas

terstruktur

22 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi

dan Ilmu Sosial, h. 183

Page 26: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

16

2 Staff PSBR Gambaran umum

PSBR Bambu

Apus, latar

belakang sejarah

berdirinya, strategi

pemberdayaan.

1 Wawancara

bebas

terstruktur,

dokumentasi

3 Staf pengajar

( keterampilan

elektro dan

montir)

Proses

pemberdayaan dan

Strategi

pemberdayaan

yang telah

dilakukan oleh

PSBR.

2 Wawancara

bebas

terstruktur,

observasi,

dokumentasi

Remaja putus

sekolah atau

anak Asuh

PSBR Bambu

Apus Jurusan

Elektro

2

Remaja putus

sekolah atau

anak Asuh

PSBR Bambu

Apus Jurusan

Montir

3

Jumlah 10

c) Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan perekaman data dalam penelitian

kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip oleh Imam

gunawan menyatakan bahwa catatan lapangan adalah tulisan-tulisan

atau catatan-catatan mengenai segala sesuatu yang didengar, dilihat,

dialami dan bahkan dipikirkan oleh peneliti selama kegiatan

Page 27: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

17

pengumpulan data dan merefleksikan data tersebut dalam kajian

penelitian. 23 Dengan demikian, catatan penelitian berupa tulisan

tentang kejadian di tempat penelitian yang dialami peneliti baik

berupa wawancara, kejadian, maupun objek.

Menurut Mantja yang dikutip oleh Imam Gunawan menyatakan

bahwa catatan lapangan terdiri dari dua bagian, yaitu bagian Deskripsi

dan bagian Refleksi.24 Bagian deskripsi yaitu catatan yang menjadi

perhatian peneliti seperti gambaran latar, orang-orang, apa yang

dilakukan oleh orang, dan percakapan-percakapan yang diamatinya.

Bagian refleksi yaitu seperti kepeduluan, gagasan-gagasan, dan

kerangka berpikir penliti.

Kegunaan catatan lapangan adalah sebagai gambaran konkrit

tentang kejadian di lapangan dan membawa pembaca ke dalam suatu

lingkungan dan kejadian yang sedang dialami oleh peneliti. Bentuk

dan model catatan lapangan dapat berupa tulisan, gambar maupun

peta atau gambar letak yang mengutarakan kondisi tempat penelitian

berlangsung.

d) Studi Dokumen

Dokumentasi merupakan pengumpulan data-data yang tidak

diperoleh melalui observasi dan interview, tetapi di peroleh dengan

23 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 184 24 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 185

Page 28: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

18

cara melakukan penelusuran jurnal, surat kabar, buku, internet dan

sumber-sumber yang berkaitan dengan apa yang diteliti oleh penulis.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahapan yang penting dalam penyelesaian

suatu kegiatan penelitian ilmiah. Data yang sudah didapatkan tanpa

dianalisis akan menjadi tidak bermakna dan tidak berarti. Maka dari itu

analisis data memberi arti, makna dan nilai yang terkadung dalam data.

Analisis data diperlukan agar peneliti dapat mengembangkan kategori

dan sebagai perbandingan yang kontras untuk menemukan sesuatu yang

mendasardan memberi gambaran apa adanya. Proses pengumpulan data

dan informasi dikatakan oleh Patton bahwa ada kecenderungan para

peneliti pemula dalam mengumpulkan data mendapatkan informasi

sebanyak-banyaknya hingga melebihi kemampuan mereka untuk

mengolah atau mengurangi arti.25

Suatu penelitian yang efektif dan efisien, bila semua data yang di

kumpulkan dapat dianalisis dengan teknik analisis tertentu. Itulah kiranya,

pada saat merancang penelitian, sudah harus dipikirkan data yang akan

dikumpulkan dan teknik analisis data yang akan digunakan. Sehingga

peneliti harus memastikan pola analisis statistik atau non statistik. Pola

mana yang akan digunakan sangat tergantung kepada data yang

dikumpulkan.

25 Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, h. 166

Page 29: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

19

Menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip oleh Imam Suprayogo dan

Tobroni yakni kegiatan-kegiatan analisis selama pengumpulan data

meliputi: menetapkan focus penelitian, apakah tetap sebagaimana yang

telah direncanakan ataukah perlu diubah; penyusunan temuan-temuan

sementara berdasarkan data yang telah terkumpul; pembuatan rencana

pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan pengumpulan

data sebelumnya; pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam

rangka pengumpulan data berikutnya; dan penetapan sasaran-sasaran

pengumpulan data (informan, situasi, dokumen) berikutnya.26

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang bersifat

deskriptif. Analisis deskriptif bersifat penilaian, analisis verbal non angka,

untuk menjelaskan makna lebih jauh dari yang nampak oleh panca

indera.27

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus berlokasi di Jl. PPA

No.1, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

PSBR Bambu Apus berada satu area dengan Pusat Pengembangan Sosial

Anak, yang di dalamnya terdapat pelayanan sosial terhadap Anak

Berhadapan dengan Hukum (ABH), Rumah Perlindungan Sosial Anak

26 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2003), h. 192-193. 27 Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Malang : UIN Maliki

Press, 2010), Cet. 2, Hal.196

Page 30: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

20

(RPSA), Pelayanan terhadap Anak Dengan Kecacatan (ADK), serta

Taman Kanak-kanak Teratai Bhakti.

E. Pedoman Penulisan Skripsi

Untuk mempermudah melakukan struktur penulisan dari skripsi yang

penulis buat. Peneliti merujuk buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi,

Tesi, dan Disertasi) yang disusun oleh tim UIN Jakarta Press, cetakan ke-29,

Tahun 2013-2014, Di dalam buku pedoman akademik Program Strata Satu

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sangat jelas dan detail dalam membantu

peneliti dalam membuat kerangka (struktur) laporan.

F. Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan perbandingan dan bahan tinjauan dalam penulisan skripsi

ini, maka penulis membaca beberapa skripsi sebagai bahan referensi, beberapa

skripsi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Judul Skripsi :“Pelatihan Keterampilan Bagi Remaja Putus

Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) “Taruna Jaya” Sebagai

Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia”

Penulis :Zulfahmi, tahun 2009, (NIM : 105054102090),

Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN Jakarta).

Page 31: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

21

Pembahasan :Membahas tentang cara pemberian pelatihan

keterampilan yang dilakukan sebagai upaya alternatif pendidikan

formal di sekolah bagi anak putus sekolah di jakarta. Ia menjelaskan

dalam pemberian pelatihan terdapat banyak aspek yang harus di

perhatikan seperti proses keterampilan, aspek semangat kerja,

pembinaan budi pekerti, peningkatan keimanan dan ketaqwaan, dan

peningkatan taraf hidup. Bukan hanya itu saja di jelaskan juga untuk

meningkatkan kualitas SDM harus juga memperhatikan kualitas

mental dan spritualnya, karena jika seorang memiliki

keterampilanyang baik dalam suatu hal, tetapi tidak di imbangi

dengan kualitas mental dan spritual yang baik maka orang tersebut

mengalami suatu kesulitan maka akan langsung jatuh dan susah untuk

bangkit kembali lagi.

Perbandingan :Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama

membahas tentang alternatif pendidikan formal bagi anak putus

sekolah. Sedangkan perbedaan terletak kepada pembahasannya, yang

dalam skripsi ini membahas tentang strategi pemberdayaan melalui

keterampilan elektro dan montir

2) Judul Skripsi :Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak

Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak

Utara Kecamatan Koja Jakarta Utara

Page 32: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

22

Penulis : Ari Kurniawan, tahun 2010 (NIM : 106054002032)

Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah

dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN Jakarta).

Pembahasan : Skripsi tersebut membahas tentang peran yayasan

kumala dalam pemberdayaan anak jalanan melalui pendidikan

keterampilan di kelurahan rawa badak utara kecamatan koja jakarta

utara. Dalam skripsi tersebut juga mengjelaskan bahwa yayasan

kumala sangat berperan dalam memberdayakan anak jalanan dengan

menyediakan pendidikan nonformal, melatih bakat dan keterampilan

anak- anak jalanan, meningkatkan kesadaran sosial dan agama.

Perbandingan : Hal ini memiliki persamaan dengan skripsi yang

akan ditulis yaitu memberdayakan masyarakat melalui keterampilan.

Sedangkan perbedaaan terletak kepada tempat yang di jadikan subyek

penelitian.

3) Judul Skripsi : Strategi Pemberdayaan Keluarga Melalui Program

Ekstrakurikuler Posdaya Bina Mandiri Yayasan Bina Mulya

Kelurahan Pasir Putih Sawangan Depok.

Penulis : Mochammad Fadly, tahun 2012 (NIM :

105054002049) Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam,

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta

(UIN Jakarta).

Pembahasan : Strategi yang digunakan yakni strategi aras miktro

dan aras mezzo. Strategi aras mikro dilakukan dengan pemberian

Page 33: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

23

pendidikan formal secara gratis kepada setiap anak dari kader

posdaya, dari SD sampai SMK. Sedangkan aras mezzo yakni dengan

memberikan pembinaan dengan pelatihan-pelatihan berbasis

kelompok.

Perbandingan : Persamaan dengan skripsi yang akan ditulis yakni

membahas strategi dan pelatihan-pelatihan yang diberikan. Namun

perbedaan dengan skripsi yang akan ditulis yakni terletak pada

pembahasan strategi yang pakai.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan, penulis membuat kerangka penulisan

dengan sistematis yang mana terdiri dari 5 Bab dan tiap-tiap bab terdiri dari

beberapa sub bab, yakni sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang; Pembatasan

dan Perumusan Masalah; Tujuan dan Manfaat Penelitian;

Metodologi Penelitian; Tinjauan Pustaka; dan Sistematika

Penulisan.

BAB II Landasan Teoritis, dalam bab ini peneliti akan membahas

mengenai Pengertian Pemberdayaan, Tujuan Pemberdayaan,

Indikator Pemberdayaan, Strategi Pemberdayaan, Tahapan-

tahapan Pemberdayaan, Pengertian remaja, Karakteristik

Remaja, Pengertian Putus Sekolah, Pengertian Remaja Putus

Page 34: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

24

Sekolah, Pengertian Keterampilan, Jenis-jenis keterampilan,

Pengertian Kelembagaan Sosial, Pengertian Panti Sosial,

Pengertian Panti Sosial Bina Remaja

BAB III Gambaran Umum Wilayah, Sejarah berdirinya panti,

Lokasi PSBR Bambu Apus Jakarta Timur,Visi dan Misi

PSBR, Dasar Hukum, Struktur Organisasi, Tugas pokok,

Fungsi, dan Tujuan PSBR Bambu Apus Jakarta Timur,

Program Keterampilan Elektro.

BAB IV Temuan dan Analisa Data Lapangan, yaitu Proses

Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah Panti Sosial Bina

Remaja Bambu Apus Jakarta Timur Melalului Program

Keterampilan Elektro Dan Montir, serta Strategi

Pemberdayaan Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus

Jakarta Timur Melalui Keterampilan Elektro dan Montir

BAB V Penutup, berisi Kesimpulan dan Saran mengenai strategi

pemberdayaan remaja putus sekolah di PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur Melalui Keterampilan Elektron dan Montir

Page 35: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

25

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan berasal dari bahasa inggris “Empowerment”, berasal

dari kata “Power” (kekuasaan atau keberdayaan), yang berarti kemampuan

berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan, sedangkan awalan

“em” dapat diartikan kekuatan dalam diri manusia atau suatu sumber

kreativitas.28

Secara konseptual pemberdayaan merujuk pada kemampuan orang,

khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan

atau kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar sehingga memiliki

kebebasan (kebebasan berpendapat, bebas dari kelaparan, bebas dari

kebodohan, dan bebas dari kesakitan), dapat menjangkau sumber-sumber

produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatanya

dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan,

berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang

mempengaruhi kehidupan mereka.29

28 Lili Baridi, dkk , Zakat dan Wirausaha, (Jakarta : CED (Center for Enterprenership

Development), 2005, h. 53 29 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Streategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005),

hlm. 58

Page 36: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

26

Menurut Isbandi Rukminto Adi pemberdayaan adalah mengembangkan

dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya guna

untuk mencapai kehidupan yang baik.30

Menurut Shardlow seperti yang dikutip Isbandi Rukminto mengatakan

bahwa pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu,

kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka

sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan

keinginan mereka.31

Menurut Parson seperti yang dikutip Edi Suharto mengatakan bahwa

pemberdayaan adalah sebuah proses dimana orang menjadi cukup kuat

untuk partisipasi dalam berbagai pengontrol atas dan mempengaruhi

terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi

kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh

keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk memperoleh

kehidupannya dan kehidupan yang orang lain yang menjadi perhatiannya.32

Dengan demikian pemberdayaan yaitu proses dan tujuan untuk

membuat, mengembangkan, dan mempengaruhi sumber daya manusia

menjadi mempunyai daya guna untuk membentuk masa depan sesuai

dengan keinginannya.33

30 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Dan Intervensi

Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta : Fakultas Ekonomi UI,

2001) Cet. Ke-1, Hlm. 32 31 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Dan Intervensi

Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, hlm.33 32 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Streategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, hlm. 59. 33 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan

Sosial, (Jakarta : Lembaga Penerbit FE-UI, 2002) hlm.62

Page 37: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

27

2. Tujuan Pemberdayaan

Pemberdayaan pada umumnya bertujuan memperkuat kekuasaan

masyarakat khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan,

baik karena kondisi internal (misalnya persepsi mereka sendiri), maupun

karena kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak

adil). Kelompok yang dapat di kategorikan sebagai kelompok lemah atau

tidak berdaya meliputi:

a) Kelompok lemah secara struktural, baik lemah secara kelas, gender,

maupun etnis.

b) Kelompok lemah secara khsusus, seperti manula, anak-anak,

remaja, penyandang cacat, gay dan lesbian, masyarakat terasing.

c) Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami

masalah pribadi dan atau keluarga34

Tujuan Pemberdayaan Menurut Payne dalam buku yang ditulis Isbandi

Rukminto mengemukakan bahwa suatu pemberdayaan bertujuan untuk

membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan

menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka,

termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan

tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa

34 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Streategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, hlm.60

Page 38: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

28

percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui

transfer daya dari lingkungan.35

Sedangkan menurut Agus Syaf’i tujuan pemberdayaan masyarakat

adalah memandirikan masyarakat atau membangun kemampuan untuk

memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara seimbang.36

Dengan demikian tujuan pemberdayaan masyarakat yaitu membuat

masyarakat menjadi mandiri dengan kemampuannya sendiri untuk

menentukan masa depan dan keinginannya.

3. Indikator Pemberdayaan

Schuler, Hashemi dan Riley mengembangkan beberapa indikator

pemberdayaan yang mereka sebut sebagai Empowerment Index atau indeks

pemberdayaan yaitu:

a) Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk pergi keluar

rumah atau wilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar, fasilitas

medis, bioskop, rumah ibadah, kerumah tetangga. Tingkat mobilitas

tersebut dianggap tinggi jika individu mampu pergi sendirian.

b) Kemampuan membeli komoditas ‘kecil’: kemampuan individu

untuk membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari

(beras, minyak tanah, minyak goreng, bumbu) maupun kebutuhan

dirinya (minyak rambut, sabun mandi, rokok, bedak, sampo).

35 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat : Sebagai

Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hlm. 205-206 36 Agus Ahmad Syafi’i, Manajemen Masyarakat Islam, (Bandung : Gerbang Masyarakat

Baru, 2001), hlm. 60

Page 39: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

29

Individu dianggap mampu melakukan kegiatan ini terutama jika ia

dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin pasangannya,

terlebih jika dapat membeli barang-barang tersebut dengan

menggunakan uangnya sendiri.

c) Kemampuan membeli komoditas ‘besar’:kemampuan individu

untuk membeli barang-barang sekunder atau tersier seperti lemari

pakaian, TV, radio, koran, majalah, pakaian keluarga. Seperti halnya

indikator sebelumnya, poin tinggi diberikan terhadap individu yang

dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin pasangannya,

terlebih jika ia dapat membeli barang-barang tersebut dengan

menggunakan uangnya sendiri.

d) Terlibat dalam keputusan-keputusan rumah tangga: mampu

membuat keputusan secara sendiri maupun bersama suami/istri

mengenai keputusan-keputusan keluarga, misalnya mengenai

renovasi rumah, pembelian kambing untuk diternak, memperoleh

kredit usaha.

e) Kebebasan relatif dari dominasi keluarga.

f) Kesadaran hukum dan politik : menekankana untuk mengetahui

salah seorang pegawai pemerintahan desa/ kelurahan, seorang

anggota DPRD setempat, nama presiden, mengetahui pentingnya

memiliki surat nikah dan hukum-hukum waris.

g) Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes: Seseorang

dianggap ‘berdaya’ jika semasa hidupnya pernah terlibat kampanye

Page 40: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

30

atau bersama orang lain melakukan protes,misalnya terhadap gaji

yang tidak adil, penyalahgunaan bantuan sosial, atau

penyalahgunaan kekuasaan polisi dan pegawai pemerintah.

h) Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga

Seseorang dianggap memiliki point tinggi jika ia memiliki aspek-

aspek seperti rumah, tanah, asset produktif, tabungan secara sendiri

atau terpisah dari pasangannya.37

4. Strategi Pemberdayaan

Menurut Edi Suharto strategi pemberdayaan dalam konteks pekerja

sosial dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan yaitu:

a) Aras mikro, pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu

melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis

intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih

klien menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering

disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tingkat (task

centered approach).

b) Aras Mezzo, pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.

Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai

media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok,

biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran

37 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Streategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, hlm.63-66

Page 41: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

31

pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki

kemampuan memecahkan permasalahan yang di hadapinya.

c) Aras Makro, pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem

besar (large-system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan

pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan,

perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying,

pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik adalah beberapa

strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang

klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami

situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk menentukan strategi yang

tepat untuk bertindak.38

Lebih lanjut pendekatan pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan

pemberdayaan di atas dicapai melalui penerapan pendekatan

pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5P yaitu:

a. Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan

potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan

harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat-sekat kultural

dan struktural yang menghambat

b. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki

masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-

kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh-

38 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Streategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, hlm.50

Page 42: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

32

kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat

yang menunjang kemandirian mereka.

c. Perlindungan: melindungi masyarakat terutama kelompok-

kelompolok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat,

menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi

tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan mencegah terjadinya

eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan

harus diarahkan pda penghapusan segala jenis diskriminasi dan

dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil

d. Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar

masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas

kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat

agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah

dan terpinggirkan

e. Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi

keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam

masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan

keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh

kesempatan berusaha.39

39 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Streategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, hlm.68-69

Page 43: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

33

Sedangkan menurut Jim Ife dan Frank Tesoriero dalam buku yang

ditulis Sastrawan Manullang strategi untuk mencapai pemberdayaan

yaitu:

a) Pemberdayaan melalui kebijakan dan perencanaan, dicapai dengan

mengembangkan atau mengubah struktur-struktur dan lemabaga-

lembaga untuk mewujudkan akses yang lebih adil kepada sumber

daya atau berbagai layanan dan kesempatan untuk berpartisipasi

dalam kehidupan masyarakat.

b) Pemberdayaan melaui aksi sosial dan politik, menekankan

pentingnya perjuangan dan perubahan politik dalam meningkatkan

kekuasaan yang efektif.

c) Pemberdayaan melalui pendidikan dan penyadar-tahuan,

menekankan pentingnya suatu proses edukatif (dalam pengertian

luas) dalam melengkapi masyarakat untuk meningkatkan

keberdayaan mereka. Ini memasukan gagasan-gagasan peningkatan

kesadaran dan membantu masyarakat memahami masyarakat dan

struktur opresi, memberikan masyarakat kosakata dan keterampilan

bekerja menuju perubahan yang efektif dan seterusnya.40

Dalam penelitian ini strategi yang digunakan adalah strategi

pemberdayaan berbasis panti yang dikemukakan oleh Edi Suharto yaitu

40 Sastrawan Manullang, ed., Community Developlement: Alternatif Pengembangan

Masyarakat di Era Globalisasi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008), hlm.147-148.

Page 44: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

34

dimana panti sosial sebagai lembaga kemasyarakatan menerapkan 5P

yaitu

a. Pemungkinan : panti harus mampu menciptakan suatu iklim atau

suasana yang dimana para klien (anak Asuh) dapat lebih

berkembang. Panti harus mampu membebaskan dari perbedaan-

perbedaan secara kultural dan struktural yang menghambat.

b. Penguatan : panti mampu memperkuat pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki klien dalam memecahkan masalah dan

memenuhi kebutuhan- kebutuhannya.

c. Perlindungan : panti mampu melindungi klien terutama dari

kelompok-kelompok lemah agar tidak terintimidasi oleh kelompok

kuat, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap

kelompok lemah.

d. Penyokongan : panti memberikan bimbingan serta dukungan agar

klien mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas dalam

kehidupannya.

e. Pemeliharaan : Panti dapat memelihara kondisi yang kondusif agar

tetap terjadi keseimbangan kekuasaan antara berbagai kelompok

dalam masyarakat. Panti harus mampu menjamin keselarasan dan

keseimbangan yang memungkinkan setiap klien memperoleh

kesempatan berusaha.

Page 45: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

35

5. Tahap-Tahap Pemberdayaan Masyarakat

Tahapan dalam pemberdayaan yang sering dipakai oleh pengembangan

masyarakat menurut Isbandi Rukminto Adi yaitu:

a) Tahap persiapan. Tahapan persiapan ini didalamnya terdapat

penyiapan petugas dan penyiapan lapangan.

b) Tahap assesment. Tahapan assesment yang dilakukan disini

dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang

dirasakan dan juga sumber daya yang dimiliki klien.

c) Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan. Pada tahap ini

pengembang masyarakat secara partisipatif mencoba melibatkan

warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan

bagaimana cara mengatasinya.

d) Tahap pemformulasian rencana aksi. Dalam tahapan ini

pengembang masyarakat menjadi fasilitator untuk membantu

kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka

dalam bentuk tertulis.

e) Tahap pelaksanaan (Implementasi) program atau kegiatan. Tahapan

ini merupakan pelaksanaan apa yang telah direncanakan dan tahapan

ini adalah yang paling penting karena suatu yang direncanakan

dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan

bila tidak ada kerja sama antara pengembang masyarakat dan warga

masyarakat, maupun kerja sama antar warga.

Page 46: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

36

f) Tahap evaluasi. Tahapan ini sebagai proses pengawasan dari warga

dan pengembang masyarakat terhadap program yang sedang

berjalan.

g) Tahap terminasi. Tahap ini merupaka tahap ‘pemutusan’ hubungan

secara formal dengan komunitas sasaran.41

Tabel 3

Tahapan Pengembangan Masyarakat

Sumber:Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Dan Intervensi Komunitas:

Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, 2001

41 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Dan Intervensi

Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, hlm. 173-178

Persiapan

Assesment

Perencanaan Alternatif Program

Atau Kegiatan

Performulasian Rencana Aksi

Pelaksanaan Program atau Kegiatan

Evaluasi

Terminasi

Page 47: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

37

B. Remaja Putus Sekolah

1. Pengertian Remaja

Remaja berasal dari kata “adolescere” (kata bendanya adolescentia,

yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa.

Istilah adolesence yang digunakan pada saat ini mempunyai arti luas

mencakup mental, emosional, sosial, maupun fisik.42

Dengan kata lain remaja adalah suatu periode dengan permulaan dan

masa perlangsungan yang beragam, yang menandai berakhirnya masa anak

dan merupakan masa diletakannya dasar-dasar menuju taraf kematangan.

Perkembangan tersebut meliputi dimensi biologis, psikologis, dan

sosiologis yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Secara

biologis ditandai dengan percepatan pertumbuhan tulang, secara psikologis

ditandai dengan akhir perkembangan kognitif dan pemantapan kepribadian,

sedangkan secara sosiologi ditandai dengan intensifnya persiapan dalam

menyongsong peranannya kelak sebagai seorang dewasa muda.43

Secara psikologis usia remaja merupakan umur yang dianggap “gawat”,

oleh karena yang bersangkutan sedang mencari indentitasnya. 44 Hal ini

terjadi karena remaja cenderung berenergi tinggi, tidak stabil, senantiasa

42 Elizabeth B. Harlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Erlangga, 1980), hlm. 206 43 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

2007), hlm. 21 44 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

2001), hlm. 495

Page 48: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

38

berubah-ubah, mengukur segala dengan ukuran sendiri, tidak logis, dan

umumnya mempunyai sikap berontak.45

Menurut World Health Organization (WHO) remaja adalah suatu masa

dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-

tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari

kanak-kanak menjadi dewasa. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-

ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.46

Menurut Stanley Hall dalam buku yang ditulis oleh Singgih D. Gunarsa

bahwa masa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan ketidak

seimbangan yang tercakup dalam stroam dan stress. Dengan demikian

remaja mudah terpengaruh oleh lingkungannya.47

Remaja dalam masa peralihan jika diamati dengan seksama maka akan

diperoleh berbagai catatan khas, sebagai berikut:

a) Mula-mula terlihat timbulnya perubahan jasmani, perubahan fisik

yang demikian pesatnya dan jelas berbeda dibandingkan dengan

masa sebelumnya.

b) Perkembangan inteleknya lebih mengarah kepemikiran tentang

dirinya (refleksi diri).

45 James E. Gardner, Memahami Gejolak Masa Remaja, (Jakarta : Mitra Utama, 2002),

hlm. 1 46 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

1994), hlm. 9 47 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak Remaja, (Jakarta : BPK Gunung

Mulia, 1989), hlm. 205

Page 49: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

39

c) Perubahan-perubahan dalam hubungan antara anak, orang tua, dan

orang lain dalam lingkungan dekatnya.

d) Timbulnya perubahan dalam perilaku, pergaulan, dan kebutuhan

seksual.

e) Perubahan dalam harapan dan tuntutan orang terhadap remaja.

f) Banyaknya perubahan dalam waktu yang singkat menimbulkan

masalah dalam penyesuaian dan sulit memadukannya.48

Berdasarkan penjelasan tersebut remaja adalah masa peralihan dari

masa anak-anak menjadi dewasa yang ditandai dengan perkembangan

biologis, psikologis, dan sosiologi.

2. Karakteristik Remaja

Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rantang

kehidupan, masa remaja memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang

membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri masa

remaja tersebut menurut Hurlock adalah: periode yang penting; periode

peralihan; periode perubahan; periode yang menakutkan; usia bermasalah;

usia mencari indentitas; masa yang tidak realistik; dan ambang usia

dewasa.49

Adapun ciri lain dari masa remaja adalah adanya minat yang bersifat

universal yang terbagi dalam tujuh kategori, yaitu: minat rekreasi, minat

48 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak Remaja, hlm. 204 49 Elizabeth B. Hurlock, Developmental Psychology A Life-Span Approach, (New Delhi :

Tata McGraw-Hill Publishing Companty Ltd, 1993), hlm. 207

Page 50: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

40

pribadi, minat pada pendidikan, minat pada pekerjaan, minat pada agama,

minat pada simbol status, dan minat sosial.50

Masa remaja disebut masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa,

dimana anak mengalami pertumbuhan cepat di segala bidang, mereka bukan

lagi anak-anak. Baik berupa bentuk badan, sikap, cara berpikir dan cara

bertindak, tapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Untuk

memahami remaja secara lebih baik perlu juga di kemukakan mengenai

batasan usia remaja.

Beberapa ahli mengemukakan pendapat tentang rentang usia remaja,

sebagaimana dirangkum oleh Nuryoto S. Adalah:

a) Menurut Elizabeth Hurlock = 13 tahun – 18 tahun

b) Menurut Jersild = 12 tahun – 21 tahun

c) Menurut Cole = 13 tahun – 21 tahun

d) Menurut Siti Rahayu Haditomo = 13 tahun – 21 tahun.51

Cole menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam batasan usia remaja

terdapat perbedaan antara batas usia remaja laki-laki dengan batas usia

remaja perempuan. Berikut perbedaan batas usia remaja laki-laki dan

perbedaan batas usia remaja perempuan:

a) Masa remaja awal, Perempuan 13 – 15 tahun, laki-laki 15 – 18 tahun

b) Masa remaja pertengahan, Perempuan 15-18 tahun, laki-laki 17-19

tahun

50 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan – Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan, (Jakarta : Erlangga, 1991), hlm. 216-225 51 Nuryoto S., Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta : Gadjah Mada University, 1995)

hlm. 54

Page 51: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

41

c) Masa remaja akhir, perempuan 18-21 tahun, laki-laki 19-21 tahun

Berdasarkan tingkat kemandirian dari seorang remaja yang mampu

mandiri atau diharuskan untuk mandiri yaitu berada pada masa remaja

pertengahan, sehingga PSBR menetapkan bahwa yang dapat mengikuti

pelatihan dan bimbingan adalah remaja berusia 15-18 tahun.

3. Putus Sekolah

Baharuddin M menjelaskan putus sekolah menjadi dua yaitu:

a) Seseorang yang telah terdaftar pada suatu sekolah untuk

menamatkannya. Akan tetapi karena sesuatu hal keluar dari sekolah

atau perguruan tinggi tersebut sebelum tamat.

b) Seseorang yang berhasrat untuk masuk dan melanjutkan sekolah

atau perguruan tinggi akan tetapi karena sesuatu hal dia gagal.52

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa putus sekolah

adalah keadaan seseorang yang meninggalkan sekolah sebelum tamat,

berhenti, tidak dapat melanjutkan sekolah.

4. Remaja Putus Sekolah

Remaja putus sekolah adalah remaja yang putus sekolah karena satu

atau alasan lain meninggalkan sekolah, tidak menyelesaikan jenjang sekolah

yang telah ditentukan.

Menurut Baharudin M. ada beberapa faktor penyebab mengapa orang

menjadi putus sekolah, yaitu karena faktor kependudukan, kemiskinan,

52 Baharuddin, Putus Sekolah dan Masalah Penanggulangannya,(Jakarta: Yayasan

Kesejahteraan Pemuda “66”, 1982) hlm. 247

Page 52: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

42

sarana prasarana, guru, sistem pendidikan, intelegensia, dan mentalitas.53

Selain itu putus sekolah juga dapat ditinjau dari jenjang pendidikan dan latar

belakanngnya, berikut Baharudin membaginya menjadi :

a) Putus sekolah menurut jenjang pendidikan:

1) Putus sekolah tingkat SD

2) Putus sekolah tingkat SMP

3) Putus sekolah tingkat SMA

4) Putus sekolah tingkat perguruan tinggi

b) Putus sekolah menurut tingkat latar belakang :

1) Putus sekolah karena kecacatan dan tingkat kecerdasan yang

rendah, yaitu ketidakmampuan untuk sekolah karena IQ-nya

rendah dan tidak ada sekolah bagi remaja yang mempunyai

kecacatan mental, rungu wicara dan netra

2) Putus sekolah karena kekurangan sarana pendidikan, yaitu daya

tampung sekolah yang lebih rendah di daerah pedesaaan

3) Putus sekolah karena ketidakmampuan ekonomi orang tua

sehingga tidak mampu membiayai anaknya sekolah atau tidak

dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

4) Putus sekolah karena mentalitas anak didik, yaitu anak-anak

yang tidak berkeinginan sekolah atau yang dikeluarkan dari

sekolah karena nakal dan melakukan tindak kejahatan.54

53 Baharuddin, Putus Sekolah dan Masalah Penanggulangannya, hlm. 252 54 Baharuddin, Putus Sekolah dan Masalah Penanggulangannya, hlm.205

Page 53: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

43

Kebanyakan remaja putus sekolah disebabkan tidak mampu memenuhi

tuntutan sistem sekolah karena keharusan untuk bekerja. Anak-anak lainnya

menjadi pekerja anak karena ketidaktersediannya sekolah, tidak mampu

membayar biaya sekolah, maupun pendidikan yang ditawarkan dianggap

rendah atau dipandang tidak relevan karena lingkungan tidak bersahabat.55

Remaja tersebut memang memungkinkan untuk bekerja dan bersekolah

namun hanya sedikit dapat melakukan keduanya. Hanya 7% dari anak

berusia 5-9 tahun, 10 % dari anak berusia 10-14 tahun, dan 11% dari anak

yang berusia 15-17 tahun yang tetap bersekolah sambil bekerja.56

Berdasarkan penjelasan tersebut remaja putus sekolah yang

diberdayakan oleh Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur

yakni Remaja-Remaja yang putus sekolah pada tingkat SD,SMP, dan SMA

yang tidak mampu secara ekonomi untuk melanjutkan pendidikannya.

C. Keterampilan

1. Pengertian Keterampilan

Menurut Edi Suharto keterampilan adalah kemampuan yang terlihat

pada setiap anggota masyarakat dan dapat di sumbangkan bagi masyarakat.

Keterampilan mencakup keahlian teknis, manajerial, organisasional,

55 Mr. Dan O’Donnell, Perlindungan Anak Sebuah Panduan Bagi Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, (Unicef : 2006), hlm. 128 56 Mr. Dan O’Donnell, Perlindungan Anak Sebuah Panduan Bagi Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, hlm. 128

Page 54: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

44

mobilisasi. Dengan kata lain, keterampilan adalah kemampuan untuk

melakukan suatu tugas yang diperlukan dengan baik dan benar.57

Menurut Whitherington menyatakan bahwa suatu keterampilan adalah

hasil dari latihan yang berulang-ulang yang dapat disebut perubahan

meningkat atau progresif atau pertumbuhan yang di alami oleh orang yang

mempelajari keterampilannya sebagai hasil dari aktivitas tertentu.58

Lebih lanjut W. Gulo menjelaskan keterampilan tidak mungkin

berkembang apabila tidak didukung oleh sikap, kemauan pengetahuan.

Manusia merupakan pribadi yang unik dimana aspek rohaniah, mental

intelektual dan fisik merupakan satu kesatuan yang utuh.59

Dengan demikian dapat dikatakan keterampilan merupakan

kemampuan pada setiap orang yang dilatih secara berulang-ulang untuk

melakukan tugas dengan baik dan benar.

2. Jenis- Jenis Keterampilan

Keterampilan menurut Sardiman A.M ada dua jenis keterampilan pada

umumnya yang meliputi:

a. Keterampilan jamani, yaitu keterampilan yang dapat dilihat dan

diamati, sehingga akan meenitikberatkan pada keterampilan gerak

atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.

57 Edi Suharto, CSR & Comdev Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi,

(Bandung : Alfabeta Bandung, 2010), hlm.89 58 Whitherington, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Aksara Baru, 1985), hlm. 104 59 W.Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Grafindo, 2002), hlm. 29

Page 55: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

45

b. Keterampilan rohani, yaitu keterampilan yang menyangkut

persoalan-persoalan penghayatan, keterampilan berfikir serta

kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan masalah atau

konsep.60

D. Panti Sosial Bina Remaja

1. Kelembagaan Sosial

a) Pengertian Lembaga sosial ( Lembaga Kemasyarakatan)

Lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan merupakan

terjemahan dari istilah “social-institution” yang hingga kini belum jelas

apa istilah yang tepat yang tepat untuk mengambarkan isi social-

instituion tersebut. 61

Beberapa ahli sosiologi seperti Robert Maclver dan Charles H.

Page seperti yang dikutip Soerjono Soekanto memberikan definisi

bahwa lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara atau prosedur yang

telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang

berkelompok dalam suatu kelompok kemasyarakatan yang dinamakan

asosiasi.62

Sedangkan Leopold von Wiese dan Howard Becker seperti yang

dikutip Soerjono Soekanto melihat lembaga kemasyarakatan dari

60 M, Sardiman A., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers,

2005), hlm.29 61 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

2005), hlm. 197 62 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hlm.198

Page 56: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

46

fungsinya. Lembaga kemasyarakatan diartikannya sebagai suatu

jaringan proses-proses hubungan antar manusia dan antar kelompok

manusia yang berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan

tersebut serta pola-polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan

manusia dan kelompoknya.63

Sosiologi lainnya yaitu Sumner seperti yang dikutip Soerjono

Soekanto melihat dari sudut kebudayaan bahwa lembaga

kemasyarakatan sebagai perbuatan, cita-cita, sikap dan perlengkapan

kebudayaan, bersifat kekal serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan masyarakat.64

b) Ciri-Ciri Lembaga Sosial

Gillin dan Gillin seperti yang dikutip Elly M. Setiadi dan Usman

Kolip menguraikan beberapa ciri umum lembaga kemasyarakatan,

yaitu:

1) Lembaga kemasyarakatan adalah organisasi dari pola-pola

pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui

aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Lembaga

kemasyarakatan terdiri atas adat istiadat, tata kelakuan,

kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan lainnya yang secara

langsung maupun tidak langsung tergabung dalam satu unit yang

fungsional.

63 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hlm.199 64 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, hlm.199

Page 57: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

47

2) Semua lembaga kemasyarakatan memiliki suatu tingkat

kekekalan tertentu. Lembaga-lemabaga sosial biasanya berumur

lama karena pada umumnya orang menganggapnya sebagai

himpunan norma-norma dasar yang berkisar pada kebutuhan

pokok masyarakat yang sudah sewajarnya harus di pelihara.

3) Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan

tertentu. Hal ini terjadi karena tujuan-tujuan tersebut tidak sesuai

dengan fungsi lembaga yang bersangkutan. Sebagai contoh

lembaga perbudakan, bertujuan untuk mendapatkan tenaga

buruh yang semurah-murahnya, tetapi didalam pelaksanaannya

ternyata sangat mahal.

4) Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga

bersangkutan.

5) Lembaga kemasyarakatan biasanya mempunyai lambang-

lambang yang merupakan ciri khas tertentu yang bertujuan

menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan.

6) Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis

ataupun tidak tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib yang

berlaku, dan lain-lain.65

65 Elly M. Setyadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya, (Jakarta : Kencana Prenada Media

Group, 2011), hlm. 293-295

Page 58: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

48

c) Tipe-Tipe Lembaga Sosial

Tipe-tipe lembaga kemasyarakatan dapat diklasifikasikan dari

berbagai sudut. Menurut Gillin dan Gillin, lembaga kemasyarakatan

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Dari sudut perkembangannya terdapat crescive institutions dan

enacted institutions. Crescive institutions merupakan lembaga-

lembaga yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat-istiadat

masyarakat. Sedangkan enacted institutions yaitu lembaga yang

dibentuk dengan sengaja untuk memenuhi kebutuhan tetentu.

2) Dari sudut sistem nilai-nilai yang diterima masyarkat terdapat

basic institutions dan subsidiary institutions. Basic institutions

merupakan lembaga kemasyarakatan yang sangat penting karena

memelihara dan mempertahankan tata-tertib dalam masyarakat.

Subsidiary institutions merupakan kebalikan dari basic karena

dianggap kurang penting.

3) Dari sudut penerimaan masyarakat terdapat approved atau social

sanctioned institutions dengan unsanctioned institutions.

Approved atau social santioned institutions adalah lembaga-

lembaga yang terima oleh masyarakat seperti sekolah,

perusahaan, dll. Sebaliknya, unsanctioned institutions

merupakan lembaga yang ditolak oleh masyarakat seperti

kelompok penjahat, pemras, dll.

Page 59: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

49

4) Dari sudut penyebarannya terdapat general institutions dengan

restricted institutions. Seperti halnya agama merupakan suatu

general institutions, karena dikenal oleh hampir semua

masyarakat dunia. Sedangkan agama-agama islam, protestan,

katolik, budha dan lain-lainnya, merupakan restricted

institutions karena dianut oleh masyarakat-masyarakat tertentu

didunia.

5) Dari suduh fungsinya terdapat operative institutions dan

regulative institutions. Operative institutions berfungsi sebagai

lembaga yang menghimpun pola-pola atau tata-cara yang

diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.

Sedangkan regulative institutions merupakan lembaga yang

bertujuan untuk mengawasi adat-istiadat atau tata-kelakuan yang

tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu sendiri.66

2. Pengertian Panti Sosial

Secara estimologi panti sosial berarti rumah, tempat (kediaman), yang

diberlakukan untuk kemasyarakat. Secara konseptual dapat dikemukakan

bahwa panti sosial adalah suatu lembaga kesejahteraan sosial yang

bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan sosial kepada anak

jalanan, memberikan pelayanan pengganti/perwalian dalam memenuhi

kebutuhan fisik, mental dan sosial pada anak asuh, sehingga memperoleh

66 Elly M. Setyadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya, hlm. 211-213

Page 60: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

50

kesempatan yang luas dan dapat memadai bagi perkembangan

kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi

penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang aktif didalam pembangunan

sosial.67

3. Tugas dan Fungsi Panti Sosial

Tugas dan tanggung jawab panti sosial mencakup empat kategori:

a) Panti bertugas untuk mencegah timbulnya pernasalahan sosial

penyandang masalah dengan melakukan deteksi dan pencegahan

sedini mungkin

b) Panti bertugas melakukan rehabilitasi sosial untuk memulihkan rasa

percaya diri, dan tanggung jawab terhadap diri dan keluarganya, dan

meningkatkan kemampuan kerja fisik dan keterampilan yang

dibutuhkan untuk mendukung kemandiriannya di masyarakat.

c) Panti bertugas untuk mengembalikan para peserta ke masyarakat

melalui peenyiapan sosial, penyiapan masyarakat agar mengerti dan

mau menerima kehadiran kembali mereka dan membantu

penyaluran mereka ke berbagai sektor kerja dan usaha produktif

d) Panti bertugas melakukan pengembangan individu dan keluarga,

seperti mendorong peningkatan taraf kesejahteraan pribadinya,

meningkatkan rasa tanggung jawab sosial untuk berpartisipasi aktif

67 Depsos RI, Petunjuk Teknis Pelaksanaa dan Pengentasan Anak Terlantar Melalui

Panti Asuhan anak, (Jakarta : Binkesos, 1989), hlm.3

Page 61: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

51

di tengah masyarakat, mendorong partisipasi masyarakat untuk

menciptakan iklim yang mendukung pemulihan, dan menmfasilitas

dukungan psiko-sosial dari keluarganya.

4. Panti Sosial Bina Remaja

Panti sosial bina remaja adalah lembaga sosial yang bertugas

memberikan pelayanan sosial bagi remaja putus sekolah terlantar secara

profesional yang memungkinkan terwujudnya kemandirian serta

terhindarnya dari berbagai kemungkinan timbulnya masalah sosial bagi

dirinya. Pelayanan tersebut mencakup bimbingan sosial, psiko-sosial, fisik

dan bimbingan keterampilan yang dilaksanakan dalam waktu tertentu sesuai

dengan kebutuhan dan masalah.68

68 Direktur Bina Pelayanan Sosial anak, Pedoman Penyelenggaraan panti sosial Bina

Remaja, (Jakarta : Departemen Sosial RI, 2002), hlm.3-4

Page 62: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

52

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah berdirinya PSBR Bambu Apus

PSBR Bambu Apus awal didirikan pada bulan juli 1972 dengan nama Panti

Penyantunan Anak (PPA) Bambu Apus. Namun operasional kegiatannya baru

dimulai pada tanggal 15 september 1974. Pada awalnya PPA Bambu Apus

berupaya memberikan pelayanan pembinaan terhadap remaja-remaja yang

berasal dari Timor-Timor serta remaja yang berasal dari keluarga miskin di

wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek) dengan memberikan

bantuan dan pemberian pendidikan formal pada tingkat SD, SLTP, SLTA.

Pada tahun 1980, setelah pemberian pelayanan kurang lebih selama 6 tahun,

PPA Bambu apus mulai memberikan latihan keterampilan bagi anak dan remaja

yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan formalnya (putus sekolah). Pada

tanggal 23 April 1994, berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor: 14/HUK/1994 PPA Bambu Apus berubah nama menjadi

Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus, dan secara definitif mulai berlaku

tanggal 1 September 1994 sampai dengan saat ini.

B. Lokasi

Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus berlokasi di Jl. PPA No.1,

Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. PSBR Bambu

Apus berada satu area dengan Pusat Pengembangan Sosial Anak, yang

didalamnya terdapat pelayanan sosial terhadap Anak Berhadapan dengan

Page 63: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

53

Hukum (ABH), Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA), Pelayanan terhadap

Anak Dengan Kecacatan (ADK), serta Taman Kanak-kanak Teratai Bhakti.

C. Visi dan Misi PSBR Bambu Apus

Sebagai lembaga dibawah naungan Kemensos RI PSBR Bambu Apus

memiliki Visi dan Misi yang ingin dicapai. Berikut visi dan misi tersebut

adalah :

1. Visi

Visi dari PSBR yaitu Mewujudkan PSBR Bambu Apus sebagai

lembaga penyelenggara pelayanan rehabilitasi sosial secara prima bagi

remaja putus terlantar putus sekolah

2. Misi

Misi dari Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Yaitu:

a) Melaksanakan perencanaan program dan kegiatan penyelenggaraan

rehabilitasi sosial bagi remaja yang efektif dan efisien

b) Melaksanakan penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi remaja yang

prima, profesional, dan berkelanjutan sesuai prosedur & standar

pelayanan

c) Meningkatkan dukungan manajemen penyelenggaraan rehabilitasi

sosial bagi remaja yang akuntabel, transparan, dan profesional.

Page 64: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

54

D. Dasar Hukum

Dasar hukum dari berdirinya PSBR yaitu berdasarkan dalam :

1. UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2 : Tiap-tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

2. UU No.4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak

3. UU No.35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU No.23 tahun 2002

tentang perlindungan anak

4. UU No.11 tahun 2009 tentang kesejateraan sosial

5. Permensos RI No. 106/HUK/2009 tentang struktur organisasi dan tata

kerja panti sosial di lingkungan departemen sosial.

E. Struktur Organisasi

Tabel 4

Struktur Organisasi PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

Sesuai Peraturan Kementrian Sosial RI No. 106/HUK/2009

KEPALA

SUB

BAGIAN

Seksi Program

dan Advokasi Seksi

Rehabilitasi

Sosial

Kelompok

Jabatan

Fungsional

Instalasi Produksi

Page 65: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

55

F. Tugas Pokok, Tujuan dan Fungsi PSBR Bambu Apus

PSBR Bambu Apus sebagai lembaga pelayanan mempunyai tugas pokok,

tujuan, dan fungsi yang ditetapkan sebagai landasan untuk memberika

pelayanan sosial. Tugas pokok, Tujuan, dan Fungsi tersebut adalah:

1. Tugas pokok PSBR Bambu Apus

Tugas pokok PSBR Bambu Apus adalah memberikan pelayanan

pemenuhan kebutuhan dasar, memberikan bimbingan sosial dan

bimbingan latihan keterampilan kerja, pelayanan yang bersifat preventif

rehabilitatif, promotif dalam bentuk bimbingan fisik, bimbingan mental

dan bimbingan sosial, pelatihan keterampilan kerja, resosialisasi serta

bimbingan lanjut bagi remaja putus sekolah agar mampu mandiri dan

berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Serta mengadakan

pengkajian dan penyiapan standar pelayanan..

2. Tujuan

Tujuan dari Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus yaitu:

a) Terhidarnya remaja dari berbagai masalah sosial akibat dari putus

sekolah

b) Terwujudnya kemandirian remaja atas dasar memilih, menetapkan

dan mutuskna cara terbaik terhadap berbagai upaya pemecahan

masalah yang dihadapinya.

c) Terwujudnya kemampuan dan kekuatan remaja untuk

mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki yang

Page 66: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

56

memungkinkan mereka dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara

memadai

3. Fungsi

Fungsi didirikannya Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus ini

adalah:

a) Pusat pemberdayaan dan pengembangan diri remaja

b) Pusat informasi pelatihan, dan penelitian tentang perilaku sosial

remaja dan organisasi

c) Pusat rujukan penanganan masalah sosial remaja sebagai upaya

pencegahan, rehabilitasi pemberdayaan, dukungan, dan

pengembangan.

G. Program Keterampilan Elektro dan Montir

1. Program keterampilan elektro

a) Sejarah berdirinya keterampilan elektro

Program keterampilan elektro merupakan program keterampilan

yang sudah cukup lama berada di PSBR Bambu Apus. Program elektro

sudah ada sejak tahun 2003 – sekarang, sehingga kredibilitas dan

kapasitasnya dianggap cukup memumpuni.

Program elektro berdiri berdasarkan banyaknya jumlah permintaan

oleh mitra-mitra PSBR yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya

untuk memiliki keterampilan elektro. Jumlah permintaan yang terlalu

Page 67: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

57

banyak tersebut akhirnya membuat gagasan-gagasan dan melahirkan

keterampilan elektro.

b) Jumlah Anak Asuh elektro

Tabel 5

Jumlah anak jurusan keterampilan elektro

Tahun/

Semster

Jumlah

2012

1 21

2 26

2013

1 32

2 29

2014

1 14

2 17

2015

1 13

2 16

2016

1 10

2 11

2017

1 4

2

c) Output

Output yang terdapat dalam keterampilan elektro yaitu:

1) Memberikan kemampuan keterampilan elektro

2) Memberikan bimbingan bersikap dan berperilaku yang baik

d) Outcome

Page 68: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

58

Outcome yang terdapat dalam keterampilan elektro yaitu

1) Mampu menjadi pegawai-pegawai yang handal dalam bidang

elektro dan memiliki motivasi untuk mengembangkannya.

2) Mampu mendapatkan kepercaan dengan mitra-mitra dan

pelanggan yang menerima jasanya.

2. Program keterampilan montir

a) Sejarah berdirinya keterampilan montir motor

Program keterampilan montir motor (teknik kendaraan motor)

merupakan keterampilan yang terbilang cukup baru di PSBR Bambu

Apus. Hal ini disebabkan karena montir motor merupakan

pengembangan dari program keterampilan montir mobil (teknik

kendaraan ringan) dan mulai berdiri sendiri pada tahun 2014.

Program keterampilan montir motor berdiri didasarkan atas

banyaknya peminatan dari klien-klien yang berada di PSBR. Karena

banyaknya peminatan dari klien-klien tersebut maka dibentuk program

keterampilan montir motor.

b) Jumlah Anak Asuh montir motor dari awal hingga sekarang

Tabel 6

Jumlah anak jurusan keterampilan montir motor

Tahun/

Semster

Jumlah

2014 1 14

Page 69: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

59

2 17

2015

1 13

2 16

2016

1 10

2 11

2017

1 4

2

c) Output

Output yang terdapat dalam keterampilan montir yaitu

1) Memberikan keterempilan montir motor

2) Memberikan bimbingan berperilaku dan bersikap yang baik.

d) Outcome

Outcome yang terdapat dalam keterampilan montir yaitu

1) Mampu menjadi pekerja atau wiraswasta yang handal dan

profesional

2) Terciptanya jalinan kepercayaan dengan klien

Page 70: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

60

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Temuan Data

Dalam melakukan penelitian terkait strategi pemberdayaan dalam program

keterampilan elektro dan montir untuk remaja putus sekolah, peneliti

melakukan pengamatan terhadap kegiatan Pelatihan Remaja Putus Sekolah

yang ada di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur. Kegiatan

keterampilan diberikan kepada anak berusia 15-18 tahun. Program

keterampilan di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur terdapat tujuh jenis program

keterampilan, yakni program keterampilan menjahit, las, otomotif motor,

otomotif mobil, elektro, handycraft, dan desaign grafis. Peneliti memfokuskan

pada dua program keterampilan yakni keterampilan elektro dan keterampilan

otomotif motor. Pelatihan ini dipilih berdasarkan jumlah peminat dan bakat

dari program tersebut serta keterbatasan ilmu dan waktu penulis.

Pelatihan merupakan aspek penting untuk menunjang keberfungsian

remaja putus sekolah menjadi normal kembali. Pelatihan dianggap salah satu

bentuk pemberdayaan, karena dalam pelatihan membuat individu untuk

mampu mengusahakan dan membentuk masa depan sesuai keinginan sendiri,

seperti yang diungkapkan Isbandi Rukminto Aji bahwa pemberdayaan adalah

sesuatu yang membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas

berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk

Page 71: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

61

membentuk masa depan sesuai keinginan mereka69. Demi mencapai keinginan

tersebut maka peneliti melakukan wawancara proses dan strategi

pemberdayaan sebagai berikut:

1. Proses Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah Panti Sosial Bina

Remaja Bambu Apus Jakarta Timur Melalului Program

Keterampilan Elektro Dan Montir

Proses pemberdayaan adalah tahapan-tahapan dalam pemberdayaan

untuk mencapai tujuan tertentu. Tahapan-tahapan dalam proses

pemberdayaan yang telah dilakukan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

dibagi menjaid 4 tahapan, yaitu:

a. Tahap Persiapan (Engagement)

Tahapan persiapan memiliki penekanan terhadap dua hal yang

penting yakni persiapan petugas dan persiapan lapangan. Tahapan

ini merupakan tahapan awal sebuah program pemberdayaan

berlangsung. Tahap persiapan yang dilakukan PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur yakni:

1. Persiapan petugas

Persiapan petugas merupakan faktor penting dalam tahap

persiapan karena pelaksanaan sebuah program akan berjalan

dengan lancar bila dilakukan oleh petugas yang berkualitas dan

memiliki tangung jawab tinggi terhadap kelancaran program. Maka

69 Isbandi Rukminto Aji, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas, h. 54

Page 72: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

62

dalam pemilihan petugas lapangan tidak boleh dilakukan

sembarangan.

a) Proses

Dalam proses pemilihan petugas lapangan yang dilakukan

oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yakni memiliki dua

type proses pemilihan jalur PNS, dan jalur honorer. Untuk

jalur PNS proses pemilihan instruktur yakni dengan

mengajukan surat kepada Kementrian Sosial, lalu diajukan

kepada biro organisasi dan kepegawaian, kemudian diajukan

kepada Kementrian Tenaga Kerja. Seperti halnya yang

diungkapkan oleh Bapak Namin yakni :

“Prosesnya itu kalau yang PNS itu kiriman mas, jadi kita

butuh apa, kita bisa butuh instruktur motor, mobil, kita

mengajukan kemudian nanti di ACC di proses di salemba

(kemensos) dalam hal ini bagian umumnya rehsos

kemudian, diteruskan lagi ke biro orpeg (organisasi dan

kepegawaian), kemudian surat menyurat ke tenaga

kerja”70

Sedangkan untuk jalur honorer dengan diskusi instruktur

yang berada di lingkungan PSBR Bambu Apus Jakarta Timur,

setelah mendapatkan informasi calon instruktur baru diadakan

seleksi oleh tim khusus dari rehabilitasi sosial berdasarkan

sertifikat yang dimiliki calon instruktur , lalu setelah seleksi di

lanjutkan dengan wawancara, setelah wawancara baru

70 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 73: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

63

diberikan kontrak kerja. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak

Namin yakni :

“Jadi dari temen-temen instruktur sendiri kita cari

informasi semua, setelah kita dapat (calon instruktur).

Kita ambil beberapa gitu, tapi biasanya ngak terlalu

banyak juga, 3 sampai 4 orang gitu kita iniin, kemudian

kita minta bikin lamaran ya, lamaran kemari. Kita minta

dasar riwayat hidup dia termasuk pernah bekerja dimana,

terus sertifikat yang wajib harus ada gitu lho. Jadi kalau

ngak ada kami nggak mau, itu itu yang saya lakukan

kemarin ya. Nah itu ada berkas ada beberapa kita pilih,

kita selektif, nah ini yang lebih pas yang mana ya kan, pas

dalam arti kata yang kita tentukan itu ada disitu. kemudian

biasanya ada temen-temen disini timnya mungkin sedikit

wawancara, wawancara ngak terlalu berat misalnya

pengalaman kerjanya kita crosscheck lagi, biasanya kan

kalau dibuat diberkas nya itu kan, pernah bekerja dimana

saja, pernah mengajar dimana saja gitu kan kaya gitu.

Terus kalau sudah ok, disepakati, kita kontrak. Itu kita

kontrak biasanya setahun sekali.”71

Berdasarkan wawancara tersebut proses pemilihan

instruktur yakni dengan dua jalur yaitu jalur PNS dan jalur

honorer. Jalur PNS dilakukan dengan mengajukan surat

kepada Kementrian Sosial, lalu diajukan kepada biro

organisasi dan kepegawaian, kemudian diajukan kepada

Kementrian Tenaga Kerja.

Sedangkan untuk jalur honorer diskusi instruktur yang

berada di lingkungan PSBR Bambu Apus Jakarta Timur,

setelah mendapatkan informasi calon instruktur baru diadakan

seleksi oleh tim khusus dari rehabilitasi sosial berdasarkan

71 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 74: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

64

sertifikat yang dimiliki calon instruktur, lalu setelah seleksi di

lanjutkan dengan wawancara, setelah wawancara baru

diberikan kontrak kerja.

b) Metode / Proses

Metode yang digunakan untuk pemilihan petugas

lapangan terdapat dua metode yang berbeda seperti halnya

proses. Metode yang terdapat dalam pemilihan instruktur

terdapat dua jenis yakni PNS dan honorer. Pemilihan

instruktur melalui jalur PNS menggunakan metode surat

menyurat untuk pengajuan instruktur seperti halnya yang

diungkapkan oleh Bapak Namin yakni:

“kita mengajukan kemudian nanti di ACC di proses di

salemba dalam hal ini bagian umumnya rehsos kemudian,

diterukan lagi ke biro orpeg (organisasi dan kepegawaian)

kemudian surat menyurat ke tenaga kerja”72

Untuk pemilihan melalui jalur honorer yakni dengan

diskusi yang dilakukan oleh petugas rehabilitasi sosial dengan

instruktur-instruktur jurusan lain. Setelah mendapatkan calon-

calon instruktur baru diadakan seleksi berdasarkan sertifikat

yang dimiliki oleh calon instruktur. Setelah seleksi dilakukan

lalu diadakan wawancara. Seperti yang dikatakan oleh Bapak

Namin yakni:

“Jadi dari temen-temen instruktur sendiri kita cari

informasi semua, setelah kita dapat (calon instruktur).

72 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 75: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

65

Kita ambil beberapa gitu, tapi biasanya ngak terlalu

banyak juga, 3 sampai 4 orang gitu kita iniin, kemudian

kita minta bikin lamaran ya, lamaran kemari. Kita minta

dasar riwayat hidup dia termasuk pernah bekerja dimana,

terus sertifikat yang wajib harus ada gitu lho. Jadi kalau

ngak ada kami nggak mau, itu itu yang saya lakukan

kemarin ya. Nah itu ada berkas ada beberapa kita pilih,

kita selektif, nah ini yang lebih pas yang mana ya kan, pas

dalam arti kata yang kita tentukan itu ada disitu. kemudian

biasanya ada temen-temen disini tim nya mungkin sedikit

wawancara, wawancara ngak terlalu berat misalnya

pengalaman kerjanya kira crosscheck lagi, biasanya kan

kalau dibuat diberkas nya itu kan, pernah bekerja dimana

saja, pernah mengajar dimana saja gitu kan kaya gitu”73

Berdasarkan wawancara tersebut metode yang digunakan

oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur dalam pemilihan

petugas lapangan yakni menggunakan dua jenis yaitu jalur

PNS dan jalur honorer. Untuk PNS metode yang digunakan

yakni surat-menyurat. Sedangkan metode untuk jalur honorer

yakni diskusi, seleksi berdasarkan seertifikat yang dimiliki

calon instruktur, dan wawancara.

c) Partisipan

Partisipan dalam pemilihan instruktur yakni dengan dua

jenis yaitu jalur PNS dan Jalur honorer. Jalur PNS

Partisipannya yakni PSBR Bambu Apus Jakarta Timur,

Kementrian Sosial, dan Kementrian Tenaga Kerja. seperti

halnya yang diungkapkan oleh Bapak Namin yakni :

“kita mengajukan kemudian nanti di ACC di proses di

salemba dalam hal ini bagian umumnya rehsos kemudian,

73 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 76: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

66

diterukan lagi ke biro orpeg (organisasi dan

kepegawaian), kemudian surat menyurat ke tenaga

kerja”74

tim rehsos yang dibentuk untuk melakukan seleksi dan

Sedangkan untuk jalur honorer partisipan dalam

pemilihan petugas yakni tim dari rehabilitasi sosial, lalu

dibantu oleh instruktur-instruktur di lingkungan PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur serta calon instruktur. Seperti halnya yang

diungkapkan oleh Bapak Namin yakni:

“Jadi dari temen-temen instruktur sendiri kita cari

informasi semua, setelah kita dapat (calon instruktur)”75

Lalu:

“Terus kalau kita biasanya seleksinya ada tim, timnya itu

biasanya kita di rehsos hampir semuanya, tapi ya

struktural ya perlu tahu itu saja sebetulnya”76

Berdasarkan hal tersebut partisipan yang terdapat dalam

pemilihan instruktur memiliki dua jenis yakni jalur PNS dan

jalur Honorer. Jalur PNS partisipannya yakni PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur, Kementrian Sosial, dan Kementrian

Tenaga Kerja. Sedangkan untuk jalur honorer yakni tim

rehabilitasi sosial yang dibantu oleh instruktur-instruktur di

lingkungan PSBR Bambu Apus Jakarta Timur serta calon

instruktur.

74 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran) 75 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran) 76 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabilitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 77: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

67

d) Hasil

Hasil yang didapat setelah melakukan seleksi dan

wawancara yang dilakukan oleh tim rehabilitasi sosial yakni

mendapatkan instruktur yang mampu memberikan

pengetahuan sesuai dengan bidang jurusan, mampu bersikap

dan berperilaku baik pada saat memberikan pengetahuan

kepada anak asuh, dan mampu membuat sebagian anak yang

terdapat di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur mendapatkan

pekerjaan. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Bapak

Namin yakni:

“Kalau itu mereka bisa dan mereka mampu memberikan

keterampilan kepada PM kita. Dan juga ya mereka

memiliki sikap dan perilaku yang menjadi panutan anak-

anak. Hasil lainnya itu di akhir ya kalau bisa dibilang saya

yakin tidak semua anak ya pas pembelajar itu bisa semua,

di formal pun sama. Karena setiap anak mempunyai daya

tangkap yang berbeda-beda kalau yang saya tahu, kalau

kita nanti melihatnya di posisi magang.”77

Berdasarkan hal tersebut hasil yang didapatkan dalam

pemilihan instruktur yakni instruktur yang menjalankan

program dapat memberikan pengetahuan sesuai dengan bidang

jurusan, mampu bersikap dan berperilaku baik, serta mampu

membuat anak bekerja dengan baik.

2. Persiapan lapangan

77 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 78: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

68

Persiapan lapangan merupakan persiapan yang penting karena

persiapan lapangan merupakan awal untuk memulai

pemberdayaan. Persiapan lapangan yaitu petugas melakukan

penyiapan lapangan.

a) Proses

Proses persiapan lapangan yang di PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur dilakukan oleh dinas sosial dan Kementrian

Sosial. Kemetrian sosial melakukan pemetaan daerah yang di

dalamnya terdapat banyak anak putus sekolah dan belum

mendapatkan pelayanan dari kemetrian sosial, setelah

melakukan pemetaan daerah baru diadakan survei oleh dinas

sosial setempat terkait tempat strategis untuk dibuat panti

sosial untuk remaja putus sekolah. Setelah mendapatkan lokasi

yang tepat maka lokasi tersebut dipilih untuk menjadi lokasi

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur. Seperti halnya yang

diungkapkan oleh Ibu Habibie yakni:

“Itu kita kita juga menyisir ya kita menyisir kira-kira

wilayah mana yang belum terjangkau kaya contohnya kita

melakukan mapping kan nah melakukan mapping sudah

teridentifikasi wilayah-wilayah yang sudah pernah masuk

kemensos itu kita tidak kesana lagi, kita mencari tempat

yang belom pernah terjangkau, belom pernah melakukan.

Nah disitu informasinya kan harus menyeluruh harus adil

kan, kita harus mencari tempat yang belom pernah di

datangkan oleh Kementrian Sosial. Nanti dinas sosial

yang melakukan survei karena kan dekat. Jadi sudah dinas

sosial bekerjasama dengan TKSK sudah menentukan

Page 79: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

69

lokasi, baru mereka informasikan ke PSBR. Jadi sudah ok

tempatnya baru kita turun.”78

Berdasarkan wawancara tersebut proses persiapan

lapangan yang terdapat di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

dilakukan oleh Kementrian Sosial dengan pemetaan daerah,

lalu dilanjutkan oleh dinas sosial dengan survei. Setelah

mendapatkan lokasi yang tepat maka lokasi tersebut dipilih

untuk menjadi lokasi PSBR Bambu Apus Jakarta Timur.

b) Metode

Metode yang dilakukan dalam persiapan lapangan yakni

dengan menggunakan pemetaan daerah, dan melakukan survei

terhadap lokasi penentuan tempat. Seperti yang diungkapkan

oleh Ibu Habibie yakni :

“Nanti dinas sosial yang melakukan survei karena kan

dekat. Jadi sudah dinas sosial bekerjasama dengan TKSK

sudah menentukan lokasi baru mereka informasikan ke

PSBR.”79

Berdasarkan wawancara tersebut metode yang digunakan

dalam persiapan lapangan yakni pemetaan daerah yang

dilakukan oleh Kementrian Sosial, serta survei lapangan yan

dilakukan oleh dinas sosial

c) Partisipan

78 Wawancara pribadi dengan Ibu Habibie Tamher pekerja sosial madya, Jakarta 19

September 2017 (Lihat Lampiran) 79 Wawancara pribadi dengan Ibu Habibie Tamher pekerja sosial madya, Jakarta 19

September 2017 (Lihat Lampiran)

Page 80: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

70

Partisipan yang terdapat persiapan lapangan yakni

Kementrian Sosial dan dinas sosial Bambu Apus Jakarta

Timur. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Ibu Habibie

yakni :

“Jadi partisipannya disini hanya kemensos dan dinas

sosial.”80

Partisipan yang terdapat dalam persiapan lapangan yakni

Kementrian Sosial dan dinas sosial Bambu Apus Jakarta

Timur.

d) Hasil

Hasil yang dicapai dengan menentukan lapangan yang

strategis melalui observasi dan survei yang dilakukan

kemensos dan dinas sosial dalam persiapan lapangan yakni

mendapatkan lokasi yang sesuai dengan target yang ingin

dicapai oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur dalam

memberikan pelayanan terhadap anak putus sekolah. Seperti

halnya yang diungkapkan oleh Ibu Habibie yakni:

“Hasilnya dicapai ya mendapatkan calon penerima

manfaat yang sesuai dengan target. Harus mencapai target

110 anak untuk satu angkatan selama 6 bulan.”81

Berdasarkan wawancara tersebut hasil yang dicapai dalam

persiapan lapangan yakni mendapakan lokasi yang sesuai

80 Wawancara pribadi dengan Ibu Habibie Tamher pekerja sosial madya, Jakarta 19

September 2017 (Lihat Lampiran) 81 Wawancara pribadi dengan Ibu Habibie Tamher pekerja sosial madya, Jakarta 19

September 2017 (Lihat Lampiran)

Page 81: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

71

dengan target yang ingin dicapai oleh PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur, dalam hal ini memberikan pelayanan terhadap

anak putus sekolah yang berada disekitar wilayah tersebut.

3. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan tahapan penting dalam persiapan.

Sosialisasi berguna untuk memberikan masyakat pengetahuan

tentang diadakannya suatu program. Dengan adanya sosialisasi

maka masyakat dapat mengetahui dan mengikuti program yang

akan dijalankan.

a) Proses

Proses sosialisasi yang dilakukan PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur yakni dengan bekerjasama dengan dinas sosial

yang terdapat di wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan

Tangerang. Sosialisasi di awali dengan dinas sosial melalui

TKSK mencari CPM (Calon Penerima Manfaat) yang berada

di wilayah setempat. Setelah mengetahui banyaknya jumlah

CPM, lalu PSBR memberikan sosialisasi serta mengajak

kepada tokoh masyarakat sekitar serta orang tua CPM untuk

mengikuti program yang terdapat di PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Habibie yakni:

“Proses sosialisasi program itu kita pelaksanaannya di

daerah kabupaten, dan selama ini kita punya jejaring itu

ke kabupaten di jawa tengah, terus jawa barat, tangerang.

Lokasinya itu tadi ya kabupaten-kabupaten, kita

bekerjasama dengan dinas sosial. Di dalam dinas sosial itu

Page 82: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

72

ada TKSK, ada PSM itu. Jadi dinas mempunyai

kepanjangan tangan itu dengan TKSK itu mereka akan

mencari CPM di wilayah- wilayah seperti di kecamatan-

kecamatan itu, baru mereka berkoordinasi dengan

dinas.”82

Berdasarkan hal tersebut proses sosialisasi yang dilakukan

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yakni bekerjasama dengan

dinas sosial dalam hal ini TKSK untuk mencari informasi

CPM. Setelah mengetahui informasi tersebut PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur melakukan sosialisasi kepada tokoh

masyarakat, serta mengajak kepada masyarkat yang memiliki

ekonomi lemah untuk mengikuti program yang terdapat di

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur .

b) Metode

Dalam sosialisasi metode yang digunakan oleh PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur yaitu menggunakan metode

presentasi, diskusi, dan sharing. Seperti yang diungkapkan

oleh Ibu Habibie yakni:

“Oh kalo metode sosialisasi itu presentasi, presentasi

program PSBR terus ada tanya jawab, sharing dah kaya

gitu”83

Berdasarkan wawancara tersebut metode yang digunakan

dalam sosisalisasi yakni presentasi, diskusi, serta sharing.

82 Wawancara pribadi dengan Ibu Habibie Tamher pekerja sosial madya, Jakarta 19

September 2017 (Lihat Lampiran) 83 Wawancara pribadi dengan Ibu Habibie Tamher pekerja sosial madya, Jakarta 19

September 2017 (Lihat Lampiran)

Page 83: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

73

c) Partisipan

Partisipan dalam tahap sosialisasi yang dilakukan oleh

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yakni tokoh masyarakat,

orang tua CPM, staff PSBR Bambu Apus Jakarta Timur, serta

STKS seperti halnya yang diungkapkan oleh Ibu Habibie

yakni :

“Kalo partisipannya itu TKSK dan instansi dinas terkait

terus dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, kaya

gitu.”84

Partisipan yang terdapat dalam tahap sosialisasi yang

dilakukan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yakni tokoh

masyarakat, orang tua CPM, staff PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur, serta STKS.

d) Hasil

Hasil yang dicapai setelah melakukan sosialisasi yakni

informasi tentang program yang terdapat di PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur dapat tersampaikan kepada masyarakat

sehingga terdapat masyarakat yang mau mengikuti program.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh Ibu Habibie yakni:

84 Wawancara pribadi dengan Ibu Habibie Tamher pekerja sosial madya, Jakarta 19

September 2017 (Lihat Lampiran)

Page 84: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

74

“Sosialisasi itu tentunya informasi itu sampai ke

masyarakat, informasi sampai ke masyarakat terus disana

ada yang berminat tidak.”85

Hasil yang terdapat dalam sosialisasi berdasarkan

wawancara tersebut yakni infomasi tentang program yang

terdapat di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur dapat

tersampaikan dengan baik kepada masyarakat, serta mengajak

masyarakat untuk mengikuti program.

b. Tahapan Perencanaan (Design)

Tahap kedua yakni tahapan perencanaan. Dalam tahapan ini

perencanaan dibahas secara maksimal dengan melibatkan masyarakat

dan klien (Anak asuh) dalam menentukan rencana pembuatan suatu

program guna memenuhi solusi dan pemecahan masalah yang terjadi.

Kegiatan yang terdapat dalam perencanaan yakni

1. Pengkajian data

Pengkajian data merupakan pengumpulan data yang dilakukan

secara sengaja dan sistematis yang digunakan untuk sumber dalam

melakukan suatu program.

a) Proses

Proses pengkajian data yang dilakukan oleh PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur melalui 3 hal yakni, pertama berdasarkan

banyaknya jumlah peminataan kepada suatu jurusan atau

85 Wawancara pribadi dengan Ibu Habibie Tamher pekerja sosial madya, Jakarta 19

September 2017 (Lihat Lampiran)

Page 85: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

75

keterampilan tertentu, kedua berdasarkan kebutuhan pasar

akan suatu jurusan atau keterampilan tertentu, ketiga

berdasarkan dengan banyaknya mitra yang mengajukan

pemenuhan tenaga kerja. seperti yang diungkapkan oleh Ibu

Hasrfiah yakni :

“Kalau perencanaan dalam keterampilan elektro dan

montir ini ada itu, kan berdasarkan kajian. Ini contohnya

nih saya kasih tau, beberapa pendaftar itu yang datang

kesini dari 150, 50 atau 30 itu selalu menanyakan ada

tidak jurusan elektro disini, ada jurusan montir disini. Nah

dulu belom ada montir motor tapi ternyata banyak yang

selalu mau daftar itu. Akhirnya kan mereka pulang tidak

mau, karena kan tidak ada jurusan yang dia mau. Dari

beberapa angkatan di evaluasi ini anak-anak pulang,

banyak yang pulang mencari jurusan yang diinginkan. itu

terkait dengan anak-anak yang ada disini. Yang kedua

terkait kebutuhan pasar, motor kan semakin banyak kan

ini, berarti kan dibutuhkan itu, tenaga-tenaga dibidang

keterampilan montir, sayang sekali kalau kita disini

keterampinya tidak up to date juga, nah itu berdasarkan

kajian pasar. Ada juga dari masyarakat, dari bengkel-

bengkel ini datang kesini, saya dengar disini ada nggak

jurusan ini, kami membutuhkan tenaga ini anak-anak.”86

Berdasarkan wawancara tersebut proses pengkajian data

yang dilakukan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

melalui 3 hal yakni pertama berdasarkan banyaknya jumlah

peminataan kepada suatu jurusan atau keterampilan tertentu,

kedua berdasarkan kebutuhan pasar akan suatu jurusan atau

keterampilan tertentu, ketiga berdasarkan dengan banyaknya

mitra yang mengajukan pemenuhan tenaga kerja.

86 Wawancara pribadi dengan Ibu Hasrifah Musa kepala bidang program dan advokasi,

Jakarta 19 September 2017 (Lihat Lampiran)

Page 86: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

76

b) Metode

Dalam pengkajian data metode yang digunakan yakni

sharing dengan anak, observasi pasar, dan diskusi dengan

mitra-mitra. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Ibu

Hasrifah yakni :

“Metodenya ya tadi itu kan ada pengkajian data.

Berdasarkan pada banyaknya permintaan dari PM pada

saat pendaftaraan, terus melihat bangsa pasar yang

semakin dibutuhkan di indonesia, sama diskusi dengan

mitra-mitra yang datang untuk meminta anak magang di

tempatnya”87

Berdasarkan pernyataan tersebut metode yang digunakan

dalam pengkajian data adalah sharing dengan anak, observasi

pasar, dan diskusi dengan mitra-mitra.

c) Partisipan

Partisipan yang terdapat dalam pengkajian data yakni

anak-anak yang mengikuti pendaftaran, tim dari PAS, serta

pengusaha-pengusaha. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu

Hasrifah yakni:

“Kalo partisipannya di pengkajian data itu, ada dari tim

kita yang mengurus pendaftaran anak-anak yang ingin

mendaftar di sini. Terus bangsa pasar itu kita kan kita lihat

sendiri di indonesia itu kan banyak banget yang bawa

motor, apalagi di kampung-kampung itu kan juga sudah

banyak. Terus kalau yang pengusaha-pengusaha itu

mereka datang kesini berdiskusi dengan kita, menanyakan

ada yang berminat untuk magang di tempatnya gitu aja”88

87 Wawancara pribadi dengan Ibu Hasrifah Musa kepala bidang program dan advokasi,

Jakarta 19 September 2017 (Lihat Lampiran) 88 Wawancara pribadi dengan Ibu Hasrifah Musa kepala bidang program dan advokasi,

Jakarta 19 September 2017 (Lihat Lampiran)

Page 87: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

77

Berdasarakan pernyataan tersebut partisipan yang

terdapat dalam pengkajian data yakni anak-anak yang

mengikuti pendaftaran, tim dari PAS, serta pengusaha-

pengusaha

d) Hasil

Hasil yang didapat dari pengkajian data yakni mengetahui

keinginan-keinginan anak, dapat mengembangkan

keterampilan yang terdapat di PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur, serta mendapatkan kemitraan yang lebih banyak.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh Ibu Hasrifah yakni:

“Pengkajian data itu kan kita mendapatkan data, data-data

keinginan dan kebutuhan si anak ya kan, bukan hanya itu

saja kita jadi mendapatkan kemitraan yang jauh lebih

banyak, juga kita kan mengembangkan keterampilan yang

ada disini seperti itu.”89

Berdasarakan pernyataan tersebut hasil yang didapat

dalam pengkajian data yakni mengetahui keinginan-keinginan

anak, dapat mengembangkan keterampilan yang terdapat di

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur, serta mendapatkan

kemitraan yang lebih banyak.

2. Rapat perencanaan

89 Wawancara pribadi dengan Ibu Hasrifah Musa kepala bidang program dan advokasi,

Jakarta 19 September 2017 (Lihat Lampiran)

Page 88: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

78

Rapat perencanaan dilakukan setelah pengkajian data yang

bertujuan untuk menentukan program yang akan dilaksanakan,

pembagian tugas, serta laporan kepada setiap bagian yang terdapat

dalam struktural PSBR Bambu Apus Jakarta Timur.

a) Proses

Rapat perencanaan dilakukan setelah mendapatkan

laporan pengkajian data. Pengkajian data tersebut lalu

digunakan untuk menentukan program keterampilan yang

akan diadakan di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur. Setelah

menentukan program keterampilan yang akan diadakan lalu

pembagian tugas sesuai dengan bagian dalam struktural.

Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Hasrifah yakni :

“hasil laporan itu kemudian di ini kan, di rapatin, ok

bagaimana nih kalau kita mau melakukan kegiatan tambah

program keterampilan montir ini, kira-kira bisa siap

nggak. Nanti rencana kita itu sudah berbentuk kaya ini kan

kegiatan-kegiatan, ada thor misalnya kan, rincian

anggaran nya.”90

Berdasarkan wawancara tersebut proses rapat

perencanaan dilakukan setelah mendapatkan laporan

pengkajian data. Pengkajian data tersebut lalu digunakan

untuk menentukan program keterampilan yang akan diadakan

90 Wawancara pribadi dengan Ibu Hasrifah Musa kepala bidang program dan advokasi,

Jakarta 19 September 2017 (Lihat Lampiran)

Page 89: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

79

di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur. Setelah menentukan

program keterampilan yang akan diadakan lalu pembagian

tugas sesuai dengan bagian dalam struktural.

b) Metode

Dalam rapat perencanaan metode yang dilakukan oleh

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yakni diskusi. Diskusi

tentang berbagi tugas pada setiap bagian, serta laporan rencana

yang akan dilakukan. Seperti halnya yang diungkapkan oleh

Ibu Hasrifah yakni :

“Rapat itu yah kan diskusi, membagi tugas yang

dikerjakan, memberikan laporan rencana yang akan

dilakukan”91

Berdasarkan wawancara tersebut metode yang dilakukan

oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yakni diskusi. Diskusi

tentang berbagi tugas pada setiap bagian, serta laporan rencana

yang akan dilakukan oleh tim.

c) Partisipan

Partisipan yang terdapat dalam rapat yakni perwakilan

dari setiap bagian struktural. Seperti yang diungkapkan oleh

Ibu Hasrifah yakni :

“Kalau yang rapat ya perwakilan dari setiap bagian dalam

struktural ya, diskusi menyampaikan laporan-laporan,

91 Wawancara pribadi dengan Ibu Hasrifah Musa kepala bidang program dan advokasi,

Jakarta 19 September 2017 (Lihat Lampiran)

Page 90: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

80

kendalanya gimana, terus mampu apa nggak kalau

diadakan jurusan baru.”92

Berdasarkan wawancara tersebut partisipan yang terdapat

dalam rapat yakni perwakilan dari setiap bagian struktural.

d) Hasil

Hasil yang didapatkan dalam rapat perencanaan yakni

dapat mengetahui kegiatan, input, proses, outputnya dari

masing-masing bagian struktural. Serta dapat membantu

dalam memecahkan masalah dan solusi yang dihadapi sub

bagian yang lain. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Hasrifah

yakni :

“Sedangkan dalam rapat itu menghasilkan yaitu ada

kegiatan, inputnya, prosesnya, output kan gitu ada nanti.

Jadi dari rapat itu kita mengetahui tugas masing-masing,

terus membantu memecahkan masalah-masalah dan

memberikan solusi kepada sub bagian yang mengalami

kendala”93

Berdasarkan wawancara tersebut Hasil yang didapatkan

dalam rapat perencanaan yakni dapat mengetahui kegiatan,

input, proses, outputnya dari masing-masing bagian

struktural. Serta dapat membantu dalam memecahkan masalah

dan solusi yang dihadapi sub bagian yang lain.

92 Wawancara pribadi dengan Ibu Hasrifah Musa kepala bidang program dan advokasi,

Jakarta 19 September 2017 (Lihat Lampiran) 93 Wawancara pribadi dengan Ibu Hasrifah Musa kepala bidang program dan advokasi,

Jakarta 19 September 2017 (Lihat Lampiran)

Page 91: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

81

c. Tahapan pelaksanaan (Implementasi)

Tahapan pelaksaanan merupakan salah satu tahap yang paling

penting dalam program pemberdayaan masyarakat karena sesuatu yang

sudah direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam

pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja sama antara petugas dan

klien. Kegiatan dalam pelaksanaan yakni :

1. Bimbingan fisik

Bimbingan fisik merupakan bimbingan untuk memperkuat daya

tahan tubuh serta mental anak. Bimbingan fisik bertujuan agar anak

menjadi sehat dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.

a) Proses

Dalam proses bimbingan fisik terdapat beberapa kegiatan

yakni bimbingan fisik yang diadakan hari kamis dan sabtu

dengan Komando Rayon Militer berupa latihan baris berbaris

serta disiplin. Lalu bimbingan fisik yang diadakan hari jum’at

yakni senam dan kerja bakti dengan instrutur dari luar. Seperti

yang diungkapkan oleh Bapak Namin yakni:

“Bimbingan fisik dilakukan seminggu 2 kali, petugasnya

siapa, itu orang dari koramil dan petugas sosial. Tapi yang

dominan itu dari koramil, itu kan awal mas jadi kita

ajarkan itu disiplin diajarkan pagi jam 6 setiap hari kamis

sama sabtu ya kalo nggak salah, itu diajarkan untuk baris

berbaris mas. Terus bimbingan fisik selanjutnya setiap

jum’at, senam itu juga termasuk bimbingan fisik itu. Itu

Page 92: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

82

dari mana, itu dari luar juga instrukturnya. Terus juga

kerja bakti itu kaya gitu gitu.”94

Berdasarkan hal tersebut proses bimbingan fisik yakni

dengan latihan baris berbaris serta disiplin dengan Komando

Rayon Militer. Lalu senam dengan instruktur yang sudah

dipersiapkan dari luar serta kerja bakti bersama.

b) Metode

Metode yang digunakan dalam bimbingan fisik yakni

praktek baris berbaris yang dikomandokan oleh Komando

Rayon Militer, dan praktek mengikuti gerakan senam

instruktur. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Namin

yakni:

“Yah itu mah praktek langsung ngikutin perintah dari

koramil itu, dia suruh kemana ya dikutin. Disuruh push up

karena anak telat ya harus push up gitu. Kalo senam itu

kan ngikutin gerakan instruktur senamnya jadi udah enak

gampang.”95

Berdasarkan wawancara tersebut metode yang digunakan

dalam bimbingan fisik yakni praktek baris berbaris yang

dikomandokan oleh Komando Rayon Militer, dan praktek

mengikuti gerakan senam instruktur.

c) Partisipan

94 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran) 95 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 93: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

83

Partisipan dalam bimbingan fisik yakni anak, Komando

Rayon Militer, instruktur senam, dan petugas sosial. Seperti

yang diungkapkan oleh Bapak Namin yakni:

“Udah pasti PM nya ya, terus kalo yang bimbingan fisik

hari kamis dan sabtu itu kan koramil sebagai

instrukturnya. Cuma kan tadi ada pendamping yaitu

petugas sosial yang ngamatin. Kalau senam itu kita

manggil instruktur dari luar.”96

Berdasarkan wawancara tersebut partisipan yang terdapat

dalam bimbingan fisik yakni anak, Komando Rayon Militer,

instruktur senam, dan petugas sosial.

d) Hasil

Hasil yang terdapat dalam bimbingan fisik yakni anak

memiliki mental, fisik, dan disiplin yang bagus. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Namin yakni :

“Ya anak MFD nya ya bagus gitu, anak mental, fisik, dan

disiplinnya kuat, kan mereka rata-rata mental disiplinnya

kurang mas.”97

Berdasarkan wawancara tersebut hasil yang dicapai

dengan bimbingan fisik yakni fisik yakni anak memiliki

mental, fisik, dan disiplin yang bagus

2. Bimbingan mental dan agama

96 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran) 97 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 94: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

84

Bimbingan mental dan agama merupakan bimbingan yang

mengacu kepada mental anak. Bimbingan mental dan agama

mengarah kepada perbaikan mental serta agama anak.

a) Proses

Bimbingan mental dan agama dilakukan setiap hari pada

saat Magrib sampai Isya. Bimbingan mental dan agama

diberikan oleh instruktur dari luar PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur yang memahami agama. seperti yang diungkapkan oleh

Bapak Namin yakni:

“Kalau dibimbingan mentalnya itu kita laksanakan, yang

rutin ya itu setiap malem. Bimbingan mental dan agama

ya, ini setiap malem. Bimbingan mental itu terkait dengan

keagamaan ya, itu kita lakuakan setiap sore dari Magrib

sampai Isya. Itu setiap hari mas, siapa orangnya, kita

ambil dari luar juga, orang yang paham tentang agama

pastinya. Nah kalau ini basicnya udah jelas mas, sarjana

agama.” 98

Berdasarkan wawancara tersebut proses bimbingan

mental dan agama yang dilakukan PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur yakni bimbingan yang diadakan setiap hari pada saat

Magrib sampai Isya. Bimbingan mental dan agama diberikan

oleh instruktur dari luar lingkungan PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur.

b) Metode

98 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 95: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

85

Metode yang dilakukan dalam bimbingan mental dan

agama yakni pengajaran mengaji, ceramah, dan diskusi.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh Bapak Namin yakni :

“modelnya macem-macem mas. Kan waktunya cuma dari

Magrib sampai Isya ya, jadi ada pengajian, ada ceramah

gitu kan, ada diskusi tentang agama.”99

Berdasarkan wawancara tersebut metode yang digunakan

oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur dalam bimbingan

mental dan fisik yakni pengajaran mengaji, ceramah, dan

diskusi.

c) Partisipan

Partisipan dalam kegiatan bimbingan mental dan agama

yakni anak, petugas sosial, serta instruktur dari luar PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur. Seperti yang diungkapkan oleh

Bapak Namin yakni :

“Partisipannya ya itu mas, PM dengan petugas sosial, dan

instruktur dari luar yang tadi ya mas basicnya harus

sarjana agama”100

Berdasarkan wawancara tersebut Partisipan dalam

kegiatan bimbingan mental dan agama yakni anak, petugas

sosial, serta instruktur dari luar PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur

99 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran) 100 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 96: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

86

d) Hasil

Hasil yang dicapai dengan adanya bimbingan mental dan

agama yang dilakukan PSBR Bambu Apus yakni anak dapat

mampu mengerti, membaca, dan memahami bacaan shalat.

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Namin yakni :

“Kalau hasilnya ya itu mas kadang kan ada anak yang

tidak bisa bacaan shalat. Itu disetiap angkatan pasti ada

yang nggak bisa bacaan shalat. Jadi kita kadang

memberikan pembelajaran bacaan shalat, kadang juga ada

dari temennya yang bisa, kita suruh ajarin temennya yang

ngak bisa. Supaya anak ini ngerti gitu gimana shalat,

bacaannya kaya gimana gitu mas.”101

Hasil yang didapat dalam bimbingan mental dan agama

yang dilakukan PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yakni anak

dapat mampu mengerti, membaca, dan memahami bacaan

shalat.

3. Bimbingan sosial

Bimbingan sosial merupakan bimbingan dalam rangka

membentuk pola pikir, sikap dan perilaku anak yang mandiri, dan

mampu menjadi manusia produktif, disiplin, jujur, ulet yang

berguna bagi diri, keluarga dan masyarakatnya.

a) Proses

101 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 97: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

87

Bimbingan sosial yang dilakukan PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur dilakukan pada saat pagi. Bimbingan sosial

dimulai dengan morning meeting yakni mengidentifikasi

masalah-masalah yang dihadapi oleh anak. Lalu selanjutnya di

kelas diajarkan tentang etika dan sebagainya. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Namin yakni :

“Bimbingan sosial itu tiap hari mas, bimbingan bisa

klasikal dan non klasikal. Kalo klasikal itu kelas yang ada

3 kelas. Jadi ada 3 kelas yang mengajarkan etika dan

segala macem, ada remaja dan pemasalahannya kaya gitu,

itu yang di kelas-kelas. Kemudian bimbingan kelas ya dari

pagi morning meeting, morning meeting itu jam setengah

delapan sampai jam delapan setiap hari mas, itu kan

bimbingan sosial. Modelnya kaya gitu, kalau di itu, dia

sedikit ceramah, nah kalo di morning meeting yang

banyak anak mengungkapkan perasaannya. Dan itu yang

bertanggung jawab semua ya petsosnya masing-masing.

Setelah di morning meeting itu anak-anak masuk ke kelas

yang tadi itu ada 3 kelas yang mengajarkan etika dan

segala macem itu. Itu ada dari petsos yang memberikan

materi itu tadi.”102

Berdasarakan pernyataan tersebut peneliti menyimpulkan

bahwa proses bimbingan sosial yakni dimulai dengan morning

meeting yakni mengidentifikasi masalah-masalah yang

dihadapi oleh anak. Lalu selanjutnya di kelas diajarkan tentang

etika dan sebagainya.

b) Metode

102 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 98: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

88

Metode yang digunakan dalam bimbingan keterampilan

yakni dengan sharing dan ceramah. Seperti yang diungkapkan

oleh Bapak Namin yakni:

“Kalo di morning meeting itu peksos hanya ngasih

sedikit materi mas, yang banyak anak mengungkapkan

perasaannya. Kalo di kelas itu baru kebanyakan

ceramah-ceramah.”103

Berdasarkan wawancara tersebut metode yang digunakan

dalam bimbingan sosial yakni dengan sharing dan ceramah.

c) Partisipan

Partisipan yang tedapat dalam bimbingan sosial yang

dilakukan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yakni

pekerja sosial. Pekerja sosial yang bertanggung jawab dengan

kegiatan yang terdapat dalam bimbingan sosial. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Namin yakni:

“Kalo di bimbingan sosial itu peksos mas yang

bertanggung jawab di kegiatan-kegiatan di kelas maupun

yang diluar kelas.”104

Berdasarkan pernyataan tersebut partisipan yang terdapat

dalam kegiatan bimbingan sosial yakni pekerja sosial.

d) Hasil

103 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran) 104 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 99: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

89

Hasil yang terdapat dalam kegiatan bimbingan sosial yaitu

anak beretika dan berperilaku lebih baik, serta lebih disiplin.

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Namin yakni:

“Kalau hasilnya ya pasti etika jadi lebih bagus mas. kan

seperti yang saya bilang tadi disini tuh etika dan

perilakunya kita buat supaya menjadi lebih beradab. Terus

juga disiplin, disiplinnya gini mas kalau misalnya anak itu

kan kalau siang kadang ngak ada di kelas itu, nah itu juga

harus diberikan bimbingan, bimbingan supaya dia disiplin

dalam menjalankan tugas nya sebagai penerima

manfaat”105

Berdasarkan pernyataan tersebut hasil yang didapat dalam

kegiatan bimbingan sosial yakni anak beretika dan berperilaku

lebih baik, serta lebih disiplin.

4. Bimbingan keterampilan

Bimbingan keterampilan merupakan bimbingan yang

diberikan PSBR Bambu Apus Jakarta Timur untuk mendukung

perubahan sikap dan perilaku anak. Bimbingan keterampilan yang

diberikan PSBR Bambu Apus Jakarta Timur berupa keterampilan

berdasarkan kemampuan anak.

a) Proses

Bimbingan keterampilan di PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur dilaksanakan setiap hari senin, selasa, rabu, kamis, dan

sabtu pada pukul 10.00 sampai 16.00. bimbingan keterampilan

105 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 100: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

90

dilakukan dengan ceramah dan praktek. Seperti yang

diungkapkan Bapak Namin yakni :

“Keterampilan itu biasanya sampe sabtu, tapi jum’at

nggak. Jadi dia dari jam 10 sampai jam 4. Kalau

silabusnya itu ada di jurusan mereka masing-masing. Jadi

dalam bimbingan keterampilan itu kan tergantung trik dari

masing-masing instruktur ya. Tapi yang jelas itu di dalam

nya ada ceramah materinya sama praktek langsung”106

Dari pernyataan tersebut proses dalam bimbingan

keterampilan yakni pembelajaran dengan ceramah dan praktek

yang dilakukan pada hari senin sampai kamis, dan sabtu.

b) Metode

Metode yang digunakan pada bimbingan keterampilan

yang yakni ceramah dan praktek. Seperti yang diungkapkan

oleh Bapak Namin yakni:

“Tapi yang jelas itu di dalam nya ada ceramah materinya

sama praktek langsung”107

Berdasarkan wawancara tersebut metode yang dilakukan

dalam bimbingan keterampilan yakni ceramah dan praktek.

c) Partisipan

Partisipan yang terdapat dalam program keterampilan

yakni anak dan instruktur keterampilan. seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Namin yakni:

106 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran) 107 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 101: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

91

“Kalau itu mas anak dengan instruktur soalnya kan kalau

udah di dalam kelas itu. Instruktur yang bertanggung

jawab terhadap pemberian ilmu kepada anak.”108

Berdasarkan wawancara tersebut partisipan terdapat

dalam kegiatan bimbingan keterampilan yakni anak dan

instruktur keterampilan.

d) Hasil

Hasil yang terdapat dalam bimbingan keterampilan yang

dilaksanakan PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yaitu anak

dapat memiliki pengetahuan berdasarkan kemampuannya.

Seperti halnya yang diungkapkan oleb Bapak Namin yakni:

“Hasilnya sudah jelas, anak dapat memiliki pengetahuan

dari keterampilan nya masing-masing, tapi disini dasar lho

ya mas tidak bisa mahir.”109

Berdasarkan pernyataan tersebut hasil yang dicapai dari

bimbingan keterampilan yakni anak dapat memiliki

pengetahuan berdasarkan kemampuannya.

d. Tahapan Evaluasi

Tahapan ini merupakan proses pengawasan dari klien dan petugas

terhadap program keterampilan yang sedang berjalan. Keterlibatan

pada tahap ini diharapkan mampu membentuk klien untuk melakukan

pengawasan internal sehingga dalam jangka panjang klien mampu lebih

108 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran) 109 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 102: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

92

mandiri memanfaatkan kemampuan yang ada. Kegiatan evaluasi PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur yakni :

1. Evaluasi menyeluruh

Evaluasi menyeluruh merupakan evaluasi yang dilakukan

secara keseluruhan terhadap setiap bagian yang ada. Evaluasi

menyeluruh dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan

yang dijalankan pada setiap bagian.

a) Proses

Proses tahapan dalam evaluasi yakni dilakukan secara

menyeluruh pada setiap bagian yang ada di PSBR Bambu

Apus. Evaluasi yang terdapat di PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur dilakukan oleh tim khusus yang bertujuan untuk

menentukan item yang akan di evaluasi dengan menggunakan

metode kuesioner dan diskusi. Seperti halnya yang

diungkapkan oleh Bapak Namin yakni:

“Nah kalau yang untuk setahun kita kumpul semua, eh

bukan semua pegawai, bagian dari masing-masing

pegawai ada perwakilannya. Evaluasi nya itu kita

menggunakan metode ada yang kuesioner ada yang

diskusi, kalau yang umum ya semua pegawai mengisi, tapi

kita ada tim yang menentukan apa yang mau dievaluasi

kan, ada itemnya perbagian ini tentang ini, tadi saya bilang

keterampilan itu nanti dibagi lagi apaan gitu.”110

Berdasarakan wawancara tersebut proses dalam tahap

evaluasi di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur dilakukan secara

110 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 103: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

93

menyeluruh pada setiap bagian. Evaluasi dilakukan oleh tim

khusus yang bertujuan untuk menentukan item yang akan di

evaluasi dengan menggunakan metode kuesioner dan diskusi.

b) Metode

Metode yang digunakan dalam evaluasi yang dilakukan

oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yakni kuesioner dan

diskusi. Seperti halnyay ang diungkapkan oleh Bapak Namin

yakni :

“Evaluasi nya itu kita menggunakan metode ada yang

kuesioner ada yang diskusi”111

Berdasarkan hal tersebut metode yang digunakan pada

tahap evaluasi yakni kuesioner dan diskusi.

c) Partisipan

Partisipan yang terdapat dalam tahap evaluasi yakni

semua bagian yang terdapat dalam kegiatan yang ada di PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur. Seperti halnya yang diungkapkan

oleh Bapak Namin yakni:

“Dari masing-masing jabatan, besarannya mungkin PAS,

TU, Rehsos, Peksos, itu nanti di rehsos ini ini ini, kadang-

kadang itu dikasih penilaian keseluruhan, darimana, anak

yang nilai.”112

Berdasarakan wawancara tersebut partisipan yang

terdapat dalam tahap evaluasi yakni seluruh bagian yang

111 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran) 112 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 104: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

94

terdapat dalam kegiatan yang ada di PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur.

d) Hasil

Hasil yang didapatkan dari evaluasi yakni mengetahui

kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam tiap bagian, serta

mendapatkan solusi dan rekomendasi untuk program kegiatan

selanjutnya. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Namin

yakni:

“Nanti kita duduk bareng kita diskusi, apakah iya, apakah

tidak ya kan. Nanti untuk tahun depan solusinya apa, kita

bikin rekomendasi, rekomendasinya apa ini, misalnya

kelemahannya disini, ini kita rekomendasikan ini, siapa

yang memberikan, tim itu..”113

Berdasarkan wawancara tersebut hasil yang didapatkan

dalam tahap evaluasi yakni dapat mengetahui kelemahan-

kelemahan yang terdapat dalam tiap bagian, serta

mendapatkan solusi dan rekomendasi untuk program kegiatan

selanjutnya.

2. Strategi Pemberdayaan Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus

Jakarta Timur Melalui Keterampilan Elektro dan Montir

Strategi pemberdayaan merupakan proses dan pencapaian tujuan dalam

pemberdayaan. Pada dasarnya strategi pemberdayaan merupakan cara

113 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin Sunarto kepala rehabitasi sosial, Jakarta 19

Oktober 2017 (Lihat Lampiran)

Page 105: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

95

dalam melaksanakan proses pemberdayaan. Strategi-strategi tersebut

memiliki tujuan akhir adanya kemandirian klien.

Strategi pemberdayaan dalam pelaksanaan proses dan pencapaian

tujuan pemberdayaan dapat dicapai oleh PSBR melalui 5p yakni:

a. Pemungkinan

Pemungkinan merupakan salah satu tahapan dalam pemberdayaan.

Dimana tahap pemungkinan ini agen pemberdayaan yaitu PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi klien berkembang secara optimal. PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur juga harus mampu untuk membebaskan

dari sekat-sekat kultural atau struktural yang menghambat.

Dalam penelitian ini, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

oleh peneliti Dalam tahap ini PSBR Bambu Apus Jakarta Timur sangat

berperan penting dalam menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi klien berkembang dengan optimal melalui

program keterampilan elektro maupun keterampilan montir.

Suasana yang dibuat oleh PSBR untuk membuat klien dapat

tumbuh berkembang dengan membuat sarana dan prasarana yang

memadai serta menyiapkan petugas-petugas yang handal dan mampu

menciptakan kondisi-kondisi agar klien dapat berkembang. Seperti

halnya yang dikatakan Ibu habibie yakni:

“Anak tumbuh dan berkembang tentu saja yang paling utama

adalah rumahnya ya,rumahnya yang dia tinggal itu kan sistemnya

Page 106: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

96

keluarga, keluarga asuh. Tempatnya cottages jadi tidak seperti

asrama, cottages itu didalamnya kan ada keluarga, nah keluarga

asuh ini kan ada keluarga intinya.. Jadi komunikasinya

mendapatkan kasih sayang, mendapatkan perhatian, mendapatkan

apa yang dia butuhkan. Nah nanti keluarga asuh ini yang akan

mengkomunikasikan dengan lembaga, nanti lembaga yang akan

meneruskan ke ahlinya.”114

Sedangkan instruktur montir menciptakan pemungkinan dalam

menjalankan program keterampilan dengan menciptakan kondisi klien

melalui motivasi dan beragam metode berdasarkan latar belakang

pendidikan klien. Seperti halnya yang dikatakan oleh Bapak Dadan

Supardan yakni:

“Kalau itu saya memberikan motivasi-motivasi pada anak ya.

Kondisi seperti apa biasanya saya lihat dari basicnya, dari

latarbelakangnya seperti apa. Pertama latarbelakang pendidikan itu

kan kita tanya-tanya juga karena itu untuk bagaimana kita nanti

menerapkan metode untuk ke anak Karena biasanya beda jenjang

kelulusan anak, penangkapan anak beda nih.”115

Berbeda dengan instruktur montir, instruktur elektro membuat

pemungkinan dengan menjalin hubungan yang erat dan menyiapkan

sarana-prasarana untuk mendukung perkembangan klien. Seperti

halnya yang diungkapkan oleh Bapak Suroso yakni:

“Seperti yang saya bilang sebelumnya saya itu mencoba untuk

mengerti anak dengan cara itu tadi sebelum saya masuk kedalam

materi saya mencoba berbicara kepada anak, bagaimana dia

sebelum di PSBR, lalu sudah pernah belajar elektronik

sebelumnya, sehingga ketika dia sudah ada di kelas dia tidak

merasa bahwa dia bukan bagian dari jurusan elektro.116

114 Wawancara pribadi dengan Ibu Habibie Tamher pekerja sosial madya, Jakarta 15 Juni

2017 (Lihat Lampiran) 115 Wawancara pribadi dengan Bapak Dadan Supardan Fungsional instruktur, Jakarta 19

Juni 2017 (Lihat Lampiran) 116 Wawancara pribadi dengan Bapak Suroso Fungsional instruktur, Jakarta 19 Juni 2017

(Lihat Lampiran)

Page 107: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

97

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Habibie, Bapak Suroso, dan

Bapak Dadan bahwa tahap pemungkinan yang dilakukan PSBR dengan

menciptakan kenyamanan dengan menyediakan sarana dan prasarana

serta meningkatkan motivasi-motivasi dari klien. Namun terdapat

perbedaan sarana dalam setiap program keterampilan. Dalam program

keterampilan TSM, klien menganggap bahwa sarana dan prasarana dari

program TSM kurang mumpuni seperti yang diungkapkan oleh Rifqon

Haqiqi yakni:

“Yah kalo saya merasa sih kak, disini tuh kadang merasa enak,

kadang merasa kurang, ya kan kaya peralatan-peralatan di TSM itu

kan kurang soalnya kan kak disana kebanyakan orang, terus kalo

instrukturnya sih udah baik.”117

Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan Agus Setiawan

yakni:

“Kalau jujur menurut saya disini sarana prasarana sudah cukup sih,

tapi kalau di kelas TSM masih kurang motornya, kebanyak murid

soalnya. Jadi jam prakteknya Cuma dikit, kadang nganggur suka

duduk-duduk. Kalau dari guru sih lumayan baik tapi ya itu macem-

macem juga.” 118

Terkait dengan pernyataan hasil wawancara peneliti dengan

narasumber, dapat disimpulkan bahwa pada tahap pemungkinan, PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur yaitu dengan menciptakan suasana atau

kondisi klien dapat berkembang melalui penyediaan sarana dan

prasarana serta membantu perkembangan motivasi-motivasi klien.

117 Wawancara pribadi dengan Rifqon Haqiqi anak asuh, Jakarta 15 Juni 2017 (Lihat

Lampiran) 118 Wawancara pribadi dengan Agus Setiawan anak asuh, Jakarta 15 Juni 2017 (Lihat

Lampiran)

Page 108: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

98

Namun sarana-prasarana yang berbeda pada setiap program

keterampilan belum membuat klien mampu berkembang secara

optimal.

b. Penguatan

Tahap kedua dalam strategi pemberdayaan yaitu penguatan.

Penguatan dalam tahap ini yaitu memperkuat pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki klien dalam memecahkan masalah dan

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Untuk dapat memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang

dimiliki klien, PSBR Bambu Apus Jakarta Timur sebagai

penyelenggara program keterampilan elektro dan montir harus

menggetahui masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan klien. Untuk

mengetahui masalah-masalah tersebut PSBR melakukan assessment

awal kepada klien dan survei kepada pelaku-pelaku dunia usaha, seperti

halnya yang diungkapkan oleh Ibu Habibie yaitu:

“ kalau kebutuhan itu pasti nya survei ya survei dulu, petugas

melakukan survei ke pasar atau dunia usaha, contohnya tempat-

tempat service tempat-tempat service tv, service elektronik yang

kaya gitu terus itu tentu saja pada saat survei tadi kita melakukan

pendekatan wawancara dengan pengusaha-pengusaha dunia

elektronik untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan anak dalam

jurusan elektro. Kalau mengetahui masalah anak kita

mengasessment yaaa. Mengasessment itu kita menggali, kita

menggali apa saja kebutuhan dia apa saja keinginannya kita

melakukan test minat bakat tentang kemampuan dia dan

keinginan dia Itu kita melakukan test minat bakat. Dari situ kita

mengetahui kebutuhan anak” 119

119 Wawancara pribadi dengan Ibu Habibie Tamher pekerja sosial madya, Jakarta 15 Juni

2017 (Lihat Lampiran)

Page 109: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

99

Lebih lanjut untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi

oleh klien yaitu melihat berdasarkan latar belakang pendidikannya. Hal

tersebut berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki klien

sehingga menghambat proses perkembangannya, seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Suroso yakni:

“Kalau disini itu kan latar belakangnya berbeda-beda, ada yang

lulusan SD, SMP ada, bahkan mereka yang tidak sekolah mungkin

tidak lulus, kelas 1 SD tidak lulus sama dengan tidak sekolah ya

kan, membacanya saja kurang apalagi diberikan yang lainnya”120

Sedangkan instruktur montir melihat masalah-masalah dan

kebutuhan yang dihadapi oleh klien berdasarkan sikap dan perilaku dari

klien, seperti yang diungkapkan Bapak Dadan yakni:

“Anak bermasalah akan terilhat dari sikapnya, jadi sikap tingkah

lakunya akan terlihat apa sih anak? terus juga dari attitude dia di

ruangan atau di keterampilan itu akan terlihat gitu apa dia, apa

seperti apa dia di luarnya begitu kan, nanti pasti akan terlihat.”121

Lebih lanjut masalah yang dimaksud yakni disiplin klien

disebabkan lamanya jam pembelajaran yang diterima oleh klien.

“Sama anak biasanya yaa yang paling sering ya itu disiplin anak.

Dia jadi apa ya, anak itu karena mungkin, mungkin terlalu lama

sebetulnya waktunya dari jam 10 sampai jam 4 itu anak jenuh. Kan

terus juga waktunya sama banyak di siang. Saat di siang belajar di

kelas itu tidak efektif. Kalau mau belajar itu dari pagi waktunya.

Kalau ya jadi anak siang itu udah males-malesan gitu jadi

penangkapan terhadap materi tuh gini.”122

120 Wawancara pribadi dengan Bapak Suroso Fungsional instruktur, Jakarta 19 Juni 2017

(Lihat Lampiran) 121 Wawancara pribadi dengan Bapak Dadan Supardan Fungsional instruktur, Jakarta 19

Juni 2017 (Lihat Lampiran) 122 Wawancara pribadi dengan Bapak Dadan Supardan Fungsional instruktur, Jakarta 19

Juni 2017 (Lihat Lampiran)

Page 110: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

100

Untuk memfasilitasi masalah-masalah yang dihadapi klien

instruktur menggunakan metode berbeda. Instruktur elektro

menggunakan metode praktis yakni mengenal langsung alat-alat yang

digunakan dalam praktek elektro. Seperti wawancara dengan Bapak

Suroso yakni:

“Kalau sudah masuk jurusan elektronik itu mau nggak mau tetep

harus kita ajarin. Bagaimana anak ini bisa gitu kan, kalau dia cara

teori praktek tidak bisa mungkin cara-cara praktis,cara praktis itu

maksudnya seperti apa, itu bertatap muka langsung, mengenal alat

langsung, dengan mengetahui benda langsung dengan penanganan

langsung itu cara-cara praktis dan sifatnya hafalan. 123

Sedangkan instruktur montir untuk menghadapi masalah yang

dihadapi klien yaitu dengan menggunakan metode tanya jawab dengan

klien. Seperti wawancara dengan Bapak Dadan yakni :

“Biasanya kalau saya karena pada saat teori ya itu tadi mas saya,

pada saat di teori ya. Teori anak saya suruh bertanya. Jadi setiap

anak kadang-kadang saya wajibkan bertanya tentang materi yang

dijelaskan..”124

Setelah mengetahui masalah dan metode yang tepat untuk

diberikan kepada klien maka selanjutnya diberikan pengetahuan atau

life skill. Pengetahuan yang diberikan oleh keterampilan elektro adalah

Audio yakni berkaitan dengan suara, lalu video berkaitan dengan

gambar, dan pendingin. Berikut wawancara dengan Bapak Suroso :

“Kalau yang saya sudah berikan ya materi nya kan audi, video, dan

pendingin. Jadi audio itu berkaitan dengan suara, video ya gambar,

audio video ya dua-duanya, dan pendingin ac,kulkas, adapun

tambahan itu ya peralatan-peralatan rumah tangga itu kalau

123 Wawancara pribadi dengan Bapak Suroso Fungsional instruktur, Jakarta 19 Juni 2017

(Lihat Lampiran) 124 Wawancara pribadi dengan Bapak Dadan Fungsional instruktur, Jakarta 19 Juni 2017

(Lihat Lampiran)

Page 111: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

101

memang mendukung. Peralatan rumah tangga seperti rice cooker,

dispenser. Ya kaya gitu, kipas angin, materi tambahan. Fokusnya,

pokoknya itu adalah audi,vido, dan pendingin125

Sedangkan program keterampilan montir motor memberikan

pengetahuan seminimal mungkin klien dapat melakukan tune up .

Seperti wawancara dengan Bapak Dadan berikut:

“ Focus kita sebetulnya anak minimal bisa tune up sepeda motor

,itu memang tujuan akhirnya ya, tujuan akhirnya anak bisa tune up

minimal gitu ya..”126

Namun menurut pernyataan salah satu klien pengetahuan yang

diberikan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur kurang memadai

karena tidak berhdapan langsung dengan masyarakat. Sehingga klien

lebih banyak belajar tentang program ketrampilan pada saat program

magang berlangsung. Seperti yang diungkapkan oleh Rifqon Haqiqi

yakni:

“Tapi menurut saya paling banyak belajar pas ditempat magang

kak, disana kan bener-bener langsung turun lapangan ketemu

pelanggan jadinya tahu masalahnya apa terus jadi tahu turun mesin,

ganti piston, tambal ban, disini kan ngak ada, terus ya itu motong

rantai biar cepet.”127

Berdasarkan wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam

tahap penguatan, PSBR Bambu Apus Jakarta Timur mengetahui

masalah dengan menggunakan metode survei, assessment, dan

125 Wawancara pribadi dengan Bapak Suroso Fungsional instruktur, Jakarta 19 Juni 2017

(Lihat Lampiran) 126 Wawancara pribadi dengan Bapak Dadan Supardan Fungsional instruktur, Jakarta 19

Juni 2017 (Lihat Lampiran) 127 Wawancara pribadi dengan Rifqon Haqiqi anak asuh, Jakarta 15 Juni 2017 (Lihat

Lampiran)

Page 112: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

102

wawancara. Sedangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi

menggunakan metode praktis untuk dan tanya jawab.

Penguatan yang dilakukan PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yakni

memberikan pengetahuan sesuai dengan potensi dan hasil test minat

bakat atau assesment awal. Pengetahuan yang diberikan keterampilan

elektro adalah Audio yakni berkaitan dengan suara, lalu video berkaitan

dengan gambar, dan pendingin. Untuk keterampilan montir

pengetahuan yang diberikan yakni tune up.

Namun pengetahuan yang diberikan oleh PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur dianggap kurang memadai. Pengetahuan yang kurang

memadai tersebut dikarenakan masih terdapat klien yang merasa

memperoleh pengetahuan lebih baik saat program magang. Hal tersebut

terjadi karena pada saat program magang klien dapat mampu

mengetahui secara langsung apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

c. Perlindungan

Tahap ketiga dari adanya pemberdayaan yaitu perlindungan,

dimana pemberdayaan harus memberikan kekuatan maupun

pengetahuan terhadap klien agar mampu untuk mempertahankan diri

sendiri dari segala bentuk diskriminasi.

Pada tahap perlindungan ini, PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

memiliki peran penting dalam memberikan perlindungan kepada klien.

Tahap ini memfokuskan peran PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

dalam memberikan kekuatan atau pengetahuan dan tidak melihat

Page 113: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

103

perbedaan latar belakang klien seperti yang diungkapkan Bapak Suroso

dalam wawancaranya sebagai berikut:

“Kalau itu saya tidak pernah mebeda-bedakan atau memilah-milah

mereka, karena walaupun latar pendidikan atau apa-apa saya “wah

susah banget sih ngajarin kamu, enakan dia tuh dibilangin sebentar

langsung tau”, tidak seperti itu.”128

Sedangkan bentuk perlindungan yang diberikan oleh instruktur

montir yaitu dengan berusaha membuat klien tetap belajar melalui salah

satu klien untuk mengajarkan yang lainnya. seperti yang diungkapkan

Bapak Dadan yakni:

“Kalau itu pernah ada anak yang mau belajar tapi merasa malu

untuk belajar jadi saya meminta temannya untuk mengajak dia.

Jadi satu anak itu, yang satu anak itu disuruh jadi mentor lah saya

bilang gitu. Jadi mentoring dia mau ga mau dan akhirnya untuk

keduanya berhasil gitu ya. Yang satu kan mengajar lebih, dia

mengingat lagi, mengingat lagi, karena mengajarkan kan gitu

memberitahu temannya kan, yang satu akhirnya karna terus-

terusan mungkin ya nempel juga akhirnya, gitu”129

Dalam melakukan perlindungannya PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur sudah cukup memumpuni yaitu dengan membuat klien

memperoleh pengetahuan untuk dapat melindungi dirinya sendiri.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh salah satu klien yaitu Asep

Ramdani yakni:

“Oh alhamdulillah kalau itu Asep merasa dukungan sudah baik,

misalnya Asep itu kan kalo di elektro ngak langsung bisa kaya yang

lain, jadi kalau praktek itu pasti yang pertama Asep gagal. Terus

kata Bapak Suroso suruh coba lagi, jadi Asep cari tahu apa

128 Wawancara pribadi dengan Bapak Suroso Fungsional instruktur, Jakarta 19 Juni 2017

(Lihat Lampiran) 129 Wawancara pribadi dengan Bapak Dadan Supardan Fungsional instruktur, Jakarta 19

Juni 2017 (Lihat Lampiran)

Page 114: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

104

kegagalannya. Udah tahu, ini yang kedua kalinya baru dibenerin.

Jadi Asep ngak ketinggalan sama teman-teman yang lain.”130

Bukan hanya diberikan pengetahuan, PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur pun memberikan akses berupa jarigan kerja untuk klien agar

mampu untuk mengembangkan diri lebih dari sebelumnya dan juga

mempertahankan diri dari segala bentuk diskriminasi, adapun

wawancara dengan Bapak Dadan sebagai berikut :

“Kalau itu saya kasih link, untuk diklat tambahan gitu kan. Ada

kayak kemaren yang kebetulan anak yang magang di Ahass, dia

kebingungan juga, pak ini kayak gimana sih. katanya ada buat jadi

mekanik harus ikut diklat nih”131

Hal serupa juga diungkapkan oleh klien dalam wawancara dengan

Aldy Wahyudi yaitu:

“Alhamdulillah kalau itu saya diberikan kenalan dengan pemilik

service-service karena kan teman-teman dan saya juga magang

disana.”132

Pernyataan Aldy wahyudi diperkuat dengan pernyataan Ragil

Setiawan yakni:

“Oh kalau itu saya diperkenalkan dengan pemilik-pemilik bengkel,

terus juga perusahaan-perusahaan motor, sama kemaren saya kan

magang jadi kenal beberapa bengkel.”133

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan

narasumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam tahap

130 Wawancara pribadi dengan Asep Ramdani anak asuh, Jakarta 15 Juni 2017 (Lihat

Lampiran) 131 Wawancara pribadi dengan Bapak Dadan Supardan Fungsional instruktur, Jakarta 19

Juni 2017 (Lihat Lampiran) 132 Wawancara pribadi dengan Aldy Wahyudi anak asuh, Jakarta 15 Juni 2017 (Lihat

Lampiran) 133 Wawancara pribadi dengan Ragil Setiawan anak asuh, Jakarta 15 Juni 2017 (Lihat

Lampiran)

Page 115: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

105

perlindungan, PSBR Bambu Apus Jakarta Timur memberikan

pengetahuan serta jaringan kerja kepada klien sebagai kekuatan klien

agar mampu menghindari diskriminasi.

d. Penyokongan

Tahap pemberdayaan yang keempat adalah penyokongan yaitu

pemberdayaan harus mampu memberikan bimbingan dan dukungan

kepada klien agar dapat menjalankan peranan dan tugas-tugas dalam

kehidupannya.

PSBR Jakarta Timur sebagai agen pemberdayaan memiliki peran

dalam memberikan bimbingan-bimbingan dan dukungan kepada klien.

Bimbingan-bimbingan yang diberikan kepada klien PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur adalah bimbingan sosial, bimbingan agama,

bimbingan keterampilan. Bimbingan sosial yakni bimbingan beretika

yang baik dan benar. Bimbingan agama merupakan bimbingan yang

mengajarkan rasa bersyukur. Bimbingan terakhir adalah bimbingan

keterampilan yakni bimbingan yang mengajarkan keterampilan atau

life skills. Seperti yang disampaikan Ibu Habibie yakni :

“Yah itu tadi bimbingan agama itu berkaitan dengan kalau kita

sudah berusaha tapi kita juga harus memanjatkan doa kepada allah

kalau saya sudah berusaha mudah-mudahan diwujudkan Nah

disana itu ada agama terus ada etika. Etika bagaimana cara dia

berkomunikasi dengan instruktur supaya terjalin kerjasama,

terjalin suatu ikatan sehimgga kalau dia masih kurang paham dia

bertanya lagi..”134

134 Wawancara pribadi dengan Ibu Habibie Tamher pekerja sosial madya, Jakarta 15 Juni

2017 (Lihat Lampiran)

Page 116: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

106

Sedangkan bimbingan yang diberikan oleh instruktur elektro lebih

menekankan kepada sikap dan perilaku, seperti yang diungkapkan oleh

Bapak Suroso dalam wawancara yakni :

“Saya disini itu kan menitik beratkan sikap perilaku, jadi seperti

halnya terakhir itu di daerah cilangkap itu PT.service center itu

cenderung ke polytron atau apa itu, dia menggakui anak-anak dari

PSBR itu katanya gampang diatur, sopan santunnya baik, sikapnya

pun juga baik. Bahkan PT itu pernah ngerekrut orang dari luar itu

ya tuntutannya lebih besar, kaya gaji, apa sikap, kaya gitu-

gitu.”135

Berbeda dengan instruktur elektro, instruktur montir menggunakan

motivasi sebagai bimbingannya, seperti yang diungkapkan dalam

wawancara yakni:

“Paling saya ya itu tadi motivasi untuk mereka mau itu kan, mau

berubah intinya motivasinya biasanya yang saya berikan ya, contoh

pengalaman yang saya berikan. Terus juga kadang-kadang kan yah

kondisi saya seperti ini tapi yah saya bisa.”136

Berdasarkan pernyataan-pernyataan wawancara tersebut dapat

simpulkan bahwa tahap penyokongan yang dilakukan oleh PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur yaitu melalui bimbingan-bimbingan

terhadap klien. Bimbingan-bimbingan tersebut yaitu bimbingan sosial,

bimbingan agama, dan bimbingan keterampilan. Bimbingan-bimbingan

tersebut diharapkan mampu menguatkan klien untuk dapat beradaptasi

dengan baik di lingkungan manapun.

Tabel 7

135 Wawancara pribadi dengan Bapak Suroso Fungsional instruktur, Jakarta 19 Juni 2017

(Lihat Lampiran) 136 Wawancara pribadi dengan Bapak Dadan Supardan Fungsional instruktur, Jakarta 19

Juni 2017 (Lihat Lampiran)

Page 117: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

107

Matrik Strategi Pemberdayaan

No. Strategi pemberdayaan Temuan di lapangan

1 Pemungkinan Menciptakan suasana/kondisi agar

klien dapat berkembang dengan

penyediaan sarana dan prasarana

serta membantu perkembangan

motivasi klien

2 Penguatan Penguatan yang dilakukan yakni

memberikan pengetahuan sesuai

potensi yang terdapat dalam diri

klien

3 Perlindungan Memberikan pengetahuan berupa

keterampilan serta jaringan kerja

kepada klien, sebagai kekuatan agar

klien mampu menghindari

diskriminasi

4 Penyokongan Penyokongan yang diberikan yakni

berupa bentuk bimbingan-

bimbingan. Bimbingan di dalamnya

berupa bimbingan keterampilan,

bimbingan agama, bimbingan

sosial, dan bimbingan fisik.

Bimbingan tersebut diharapkan

mampu menguatkan klien untuk

dapat beradaptasi dengan baik

dilingkungannya.

Sumber : dari hasil wawancara

B. Analisis Data

1. Proses Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina

Remaja Bambu Apus Jakarta Timur

Seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam proses pemberdayaan

terdapat 4 tahapan yang penting dalam proses pemberdayaan, yakni:

Page 118: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

108

a. Persiapan

Persiapan merupakan tahapan awal dalam proses pemberdayaan.

Tahap persiapan ini dialamnya terdapat penyiapan petugas dan

penyiapan lapangan. Persiapan yang dilakukan oleh PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur yakni persiapan petugas, persiapan lapangan, dan

sosialisasi.

1) Penyiapan petugas

Persiapan petugas merupakan faktor penting dalam tahap

persiapan karena pelaksanaan sebuah program akan berjalan

dengan lancar bila dilakukan oleh petugas yang berkualitas dan

memiliki tangung jawab tinggi terhadap kelancaran program. Maka

dalam pemilihan petugas lapangan tidak boleh dilakukan

sembarangan.

Proses yang dilakukan dalam penyiapan petugas di PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur memiliki dua jenis yakni jalur PNS dan

Jalur honorer. Jalur PNS jalur PNS proses pemilihan instruktur

yakni dengan mengajukan surat kepada Kementrian Sosial, lalu

diajukan kepada biro organisasi dan kepegawaian, kemudian

diajukan kepada Kementrian Tenaga Kerja.

Sedangkan untuk jalur honorer diawali dengan diawali

dengan diskusi instruktur yang berada di lingkungan PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur, setelah mendapatkan informasi calon

instruktur baru diadakan seleksi oleh tim khusus dari rehabilitasi

Page 119: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

109

sosial berdasarkan sertifikat yang dimiliki calon instruktur , lalu

setelah seleksi di lanjutkan dengan wawancara, setelah wawancara

baru diberikan kontrak kerja.

Hasil yang di dapat dengan pemilihan instruktur tersebut

yakni mendapatkan instruktur yang mampu memberikan

pengetahuan sesuai dengan bidang jurusan, mampu bersikap dan

berperilaku baik pada saat memberikan pengetahuan kepada anak

asuh, dan mampu membuat sebagian anak yang terdapat di PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur mendapatkan pekerjaan.

2) Penyiapan lapangan

Persiapan lapangan merupakan persiapan yang penting

karena persiapan lapangan merupakan awal untuk memulai

pemberdayaan. Persiapan lapangan di PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur dilakukan oleh dinas sosial dan Kementrian Sosial.

Kemetrian sosial melakukan pemetaan daerah yang di dalamnya

terdapat banyak anak putus sekolah dan belum mendapatkan

pelayanan dari kemetrian sosial, setelah melakukan pemetaan

daerah baru diadakan survei oleh dinas sosial setempat terkait

tempat strategis untuk dibuat panti sosial untuk remaja putus

sekolah. Setelah mendapatkan lokasi yang tepat maka lokasi

tersebut dipilih untuk menjadi lokasi PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur.

Page 120: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

110

Hasil yang dicapai dengan menentukan lapangan yang

strategis melalui observasi dan survei yang dilakukan kemensos

dan dinas sosial dalam persiapan lapangan yakni mendapatkan

lokasi yang sesuai dengan target yang ingin dicapai oleh PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur dalam memberikan pelayanan

terhadap anak putus sekolah

3) Sosialisasi

Sosialisasi merupakan tahapan penting dalam persiapan.

Sosialisasi berguna untuk memberikan masyakat pengetahuan

tentang diadakannya suatu program. Dengan adanya sosialisasi

maka masyakat dapat mengetahui dan mengikuti program yang

akan dijalankan.

sosialisasi yang dilakukan PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

yakni dengan bekerjasama dengan dinas sosial yang terdapat di

wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Tangerang. Sosialisasi di

awali dengan dinas sosial melalui TKSK mencari CPM (Calon

Penerima Manfaat) yang berada di wilayah setempat. Setelah

mengetahui banyaknya jumlah CPM, lalu PSBR memberikan

sosialisasi serta mengajak kepada tokoh masyarakat sekitar serta

orang tua CPM untuk mengikuti program yang terdapat di PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur.

Hasil yang dicapai setelah melakukan sosialisasi yakni

informasi tentang program yang terdapat di PSBR Bambu Apus

Page 121: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

111

Jakarta Timur dapat tersampaikan kepada masyarakat sehingga

terdapat masyarakat yang mau mengikuti program.

b. Perencanaan

Pada tahap ini, petugas sebagai agen perubahan ( change agent)

secara partisipatif mencoba melibatkan klien untuk berfikir tentang

masalah yang mereka hadapi dan bagaimana mereka mengatasinya.

Dalam tahapan ini perencanaan dibahas secara maksimal dengan

melibatkan klien ( Anak asuh) dalam menentukan rencana pembuatan

suatu program guna memenuhi solusi dan pemecahan masalah yang

terjadi. Dalam perencanaan terdapat kegiatan, yakni :

1) Pengkajian data

Pengkajian data merupakan pengumpulan data yang

dilakukan secara sengaja dan sistematis yang digunakan untuk

sumber dalam melakukan suatu program.

Proses pengkajian data yang dilakukan oleh PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur melalui 3 hal yakni pertama berdasarkan

banyaknya jumlah peminataan kepada suatu jurusan atau

keterampilan tertentu, kedua berdasarkan kebutuhan pasar akan

suatu jurusan atau keterampilan tertentu, ketiga berdasarkan

dengan banyaknya mitra yang mengajukan pemenuhan tenaga

kerja

Page 122: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

112

Dalam pengkajian data metode yang digunakan yakni

sharing dengan anak, observasi pasar, dan diskusi dengan mitra-

mitra. Sedangkan partisipan yang terdapat dalam pengkajian data

yakni anak-anak yang mengikuti pendaftaran, tim dari PAS, serta

pengusaha-pengusaha.

Hasil yang didapat dari pengkajian data yakni mengetahui

keinginan-keinginan anak, dapat mengembangkan keterampilan

yang terdapat di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur, serta

mendapatkan kemitraan yang lebih banyak.

2) Rapat perencanaan

Rapat perencanaan dilakukan setelah pengkajian data yang

bertujuan untuk menentukan program yang akan dilaksanakan,

pembagian tugas, serta laporan kepada setiap bagian yang terdapat

dalam struktural PSBR Bambu Apus Jakarta Timur.

Rapat perencanaan dilakukan setelah mendapatkan laporan

pengkajian data. Pengkajian data tersebut lalu digunakan untuk

menentukan program keterampilan yang akan diadakan di PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur. Setelah menentukan program

keterampilan yang akan diadakan lalu pembagian tugas sesuai

dengan bagian dalam struktural.

Dalam rapat perencanaan metode yang dilakukan oleh PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur yakni diskusi. Diskusi tentang berbagi

tugas pada setiap bagian, serta laporan rencana yang akan

Page 123: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

113

dilakukan. Dan partisipan yang terdapat dalam rapat yakni

perwakilan dari setiap bagian struktural.

Hasil yang didapatkan dalam rapat perencanaan yakni dapat

mengetahui kegiatan, input, proses, outputnya dari masing-masing

bagian struktural. Serta dapat membantu dalam memecahkan

masalah dan solusi yang dihadapi sub bagian yang lain

c. Pelaksanaan

Tahapan pelaksaanan merupakan salah satu tahap yang paling

penting dalam program pemberdayaan masyarakat karena sesuatu yang

sudah direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam

pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja sama antara petugas dan

klien. Kegiatan yang dilakukan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

yakni :

1) Bimbingan fisik

Bimbingan fisik merupakan bimbingan untuk memperkuat daya

tahan tubuh serta mental anak. Bimbingan fisik bertujuan agar anak

menjadi sehat dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.

Dalam bimbingan fisik terdapat beberapa kegiatan yakni

bimbingan fisik yang diadakan hari kamis dan sabtu dengan

Komando Rayon Militer berupa latihan baris berbaris serta disiplin.

Lalu bimbingan fisik yang diadakan hari jum’at yakni senam dan

kerja bakti dengan instrutur dari luar

Page 124: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

114

Metode yang digunakan dalam bimbingan fisik yakni praktek

baris berbaris yang dikomandokan oleh Komando Rayon Militer,

dan praktek mengikuti gerakan senam instruktur. Dengan

menggunakan metode tersebut hasil yang dicapai dalam bimbingan

fisik yakni fisik yakni anak memiliki mental, fisik, dan disiplin yang

bagus.

2) Bimbingan mental dan agama

Bimbingan mental dan agama merupakan bimbingan yang

mengacu kepada mental anak. Bimbingan mental dan agama

mengarah kepada perbaikan mental serta agama anak

Bimbingan mental dan agama dilakukan setiap hari pada saat

Magrib sampai Isya. Bimbingan mental dan agama diberikan oleh

instruktur dari luar PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yang

memahami agama. Metode yang dilakukan dalam bimbingan mental

dan agama yakni pengajaran mengaji, ceramah, dan diskusi

Hasil yang dicapai dengan adanya bimbingan mental dan agama

yang dilakukan PSBR Bambu Apus yakni anak dapat mampu

mengerti, membaca, dan memahami bacaan shalat.

3) Bimbingan sosial

Bimbingan sosial merupakan bimbingan dalam rangka

membentuk pola pikir, sikap dan perilaku anak yang mandiri, dan

Page 125: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

115

mampu menjadi manusia produktif, disiplin, jujur, ulet yang

berguna bagi diri, keluarga dan masyarakatnya.

Bimbingan sosial yang dilakukan PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur dilakukan pada saat pagi. Bimbingan sosial dimulai dengan

morning meeting yakni mengidentifikasi masalah-masalah yang

dihadapi oleh anak. Lalu selanjutnya di kelas diajarkan tentang etika

dan sebagainya.

Metode yang digunakan dalam bimbingan keterampilan yakni

dengan sharing dan ceramah. Yang mengikuti bimbingan sosial

yang dilakukan PSBR Bambu Apus Jakartat Timur yakni pekerja

sosial. Pekerja sosial yang bertanggung jawab dengan kegiatan yang

terdapat dalam bimbingan sosial. hasil yang didapat dalam kegiatan

bimbingan sosial yakni anak beretika dan berperilaku lebih baik,

serta lebih disiplin

4) Bimbingan keterampilan

Bimbingan keterampilan merupakan bimbingan yang diberikan

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur untuk mendukung perubahan

sikap dan perilaku anak. Bimbingan keterampilan yang diberikan

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur berupa keterampilan berdasarkan

kemampuan anak

Page 126: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

116

Bimbingan keterampilan di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

dilaksanakan setiap hari senin, selasa, rabu, kamis, dan sabtu pada

pukul 10.00 sampai 16.00. bimbingan keterampilan dilakukan

dengan ceramah dan praktek

Hasil yang terdapat dalam bimbingan keterampilan yang

dilaksanakan PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yaitu anak dapat

memiliki pengetahuan berdasarkan kemampuannya

d. Evaluasi

Tahap ini merupakan proses pengawasan dari klien dan PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur terhadap pelaksanaan program yang telah

berjalan. Keterlibatan pada tahap ini diharapkan mampu membentuk

sistem dalam klien untuk melakukan pengawasan internal sehingga

dalam jangka panjang klien lebih mandiri dengan memanfaatkan

potensi maupun skill yang ada. Kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yakni :

1) Evaluasi menyeluruh

Evaluasi menyeluruh merupakan evaluasi yang dilakukan

secara keseluruhan terhadap setiap bagian yang ada. Evaluasi

menyeluruh dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan

yang dijalankan pada setiap bagian.

Proses tahapan dalam evaluasi yakni dilakukan secara

menyeluruh pada setiap bagian yang ada di PSBR Bambu Apus.

Page 127: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

117

Evaluasi yang terdapat di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

dilakukan oleh tim khusus yang bertujuan untuk menentukan item

yang akan di evaluasi dengan menggunakan metode kuesioner dan

diskusi.

Partisipan yang terdapat dalam tahap evaluasi yakni semua

bagian yang terdapat dalam kegiatan yang ada di PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur. Dan hasil yang didapatkan dari evaluasi yakni

mengetahui kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam tiap

bagian, serta mendapatkan solusi dan rekomendasi untuk program

kegiatan selanjutnya.

2. Strategi Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina

Remaja Bambu Apus Jakarta Timur Melalui Program Keterampilan

Elektro dan Montir

Dijelaskan sebelumnya dalam strategi pemberdayaan terdapat lima

pendekatan penting untuk memandirikan klien yakni pemungkinan,

penguatan, perlindungan, penyokongan, dan pemeliharaan. 137 Dalam

penelitian mengenai strategi pemberdayaan lima pendekatan tersebut yang

akan menjadi fokus penelitian yang akan dikaji.

a. Pemungkinan

Pemungkinan merupakan suatu tahapan dari adanya

pemberdayaan. Dimana pada tahap pemungkinan ini agen

pemberdayaan yaitu PSBR Bambu Apus Jakarta Timur mampu

137 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Streategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, hlm. 68-69

Page 128: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

118

menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi klien

berkembang secara optimal. Serta mampu membebaskan klien dari

sekat-sekat struktural dan kultural yang menghambat. Pemungkinan

yang dilakukan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yakni dengan

membuat sarana dan prasarana yang memadai serta pemilihan

instruktur berdasarkan pengalaman dan sertifikat yang dimiliki.

Sarana dan prasarana yang diberikan oleh PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur adalah dengan memberikan peluang kepada klien untuk

mengembangkan dirinya. Karena melalui sarana dan prasaran yang

memadai klien dapat mampu mengembangkan diri ke arah yang lebih

baik. Sarana dan prasarana yang diberikan oleh PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur salah satunya yaitu Cottages dengan sistem keluarga

asuh, yaitu membuat klien merasa seperti berada dalam satu keluarga.

Sehingga klien mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang

dibutuhkan untuk menumbuhkembangkan kemampuannya.

Selain dalam sarana dan prasarana yang diberikan oleh PSBR,

instuktur pun berpengaruh dalam menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan klien dapat berkembang. Dalam menentukan instruktur

PSBR Bambu Apus melakukan penyeleksian berdasarkan pengalaman

dan sertifikat-sertifikat yang diterima oleh instruktur.

Instruktur dalam menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi klien berkembang secara optimal memiliki

metode berbeda-beda. Instruktur elektro membuat pemungkinan

Page 129: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

119

dengan menjalin hubungan yang erat dan menyiapkan sarana-prasarana

untuk mendukung perkembangan klien. Sedangkan instruktur montir

menciptakan pemungkinan dalam menjalankan program keterampilan

dengan menciptakan kondisi klien melalui motivasi dan beragam

metode berdasarkan latar belakang pendidikan klien.

Namun terdapat hambatan dalam mengembangkan diri klien

yakni perbedaaan yang terdapat dalam sarana dan prasarana dalam

setiap program keterampilan. Seperti hal nya sarana dan prasarana yang

terdapat pada program keterampilan montir. Sarana dan prasarana yang

terdapat dalam program keterampilan montir dianggap kurang

memadai karena masih banyaknya klien-klien yang tidak dapat

berkembang secara optimal.

Dalam keterampilan montir, kekurangan sarana motor menjadi

hambatan dalam menciptakan suasana klien untuk tumbuh

berkembang. Dengan kurangnya motor mengkibatkan klien harus

bergantian dalam belajar, sehingga banyak yang hanya diam pada saat

waktunya untuk belajar, hal ini mengakibatkan klien hanya mampu

memaksimalkan pembelajaran pada saat terdapat kesempatan.

Pada tahap pemungkinan, pengadaan sarana dan prasarana serta

instruktur yang diberikan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

kepada klien sudah cukup baik, dan diharapkan potensi dari klien

mampu dapat dikembangkan. Namun pengadaan sarana dan prasarana

yang diberikan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta dinilai belum merata

Page 130: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

120

karena masih terdapat salah satu program keterampilan yang masih

kekurangan sarana dan prasarana. Kurangnya sarana dan prasarana ini

dapat mengakibatkan kurang optimalnya suatu pembelajaran, jal ini

dapat berpengaruh pada perkembangan potensi klien.

b. Penguatan

Penguatan merupakan tahap kedua dalam pemberdayaan, dimana

pada tahap ini, agen pemberdayaan memperkuat pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki klien dalam memecahkan masalah dan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya,dan menumbuhkembangkan

kemampuan serta kepercayaan diri masyarakat dalam menunjang

kemandirian mereka.

Dalam penelitian ini, PSBR Bambu Apus Jakarta Timur memiliki

peran penting dalam memberikan kemampuan kepada klien agar klien

mampu berdaya. Kemampuan yang diberikan PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur yaitu pelatihan keterampilan, dalam penelitian ini akan

berfokus pada keterampilan elektro dan motor. Sebelum memberikan

keterampilan PSBR Bambu Apus Jakarta Timur melakukan Assesment

untuk mengetahui minat dan bakat klien. Lebih lanjut setelah menjalani

program assesment, klien mendapatkan keterampilan sesuai dengan

minat dan bakat.

Sedangkan instruktur sebelum memulai program keterampilan

melakukan wawancara dan berdialog dengan klien untuk mengetahui

masalah-masalah dan metode-metode yang tepat digunakan kepada

Page 131: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

121

klien sebelum memulai program keterampilan. Metode-metode yang

digunakan oleh instruktur dalam memfasilitasi masalah yang dihadapi

klien berbeda-beda. Instruktur elektro menggunakan metode praktis,

yaitu mengenal langsung alat-alat yang digunakan dalam praktek

elektro. Sedangkan instruktur montir dalam menghadapi masalah yang

dihadapi klien yaitu dengan menggunakan metode tanya jawab dengan

klien.

Dalam program keterampilan elektro pengetahuan yang diberikan

adalah Audio yakni berkaitan dengan suara, lalu video berkaitan dengan

gambar, dan pendingin. Untuk keterampilan montir motor pengetahuan

yang diberikan yaitu tune up (naik mesin).

Dalam melakukan penguatan terhadap klien, PSBR dianggap

kurang memenuhi kebutuhan akan pengetahuan pada saat memberikan

pembelajaran diruang kelas. Hal ini disebabkan salah satu klien merasa

mendapatkan pengetahuan yang lebih pada saat program magang.

Karena program magang yang didapatkan klien, dapat mampu

menggetahui langsung kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan untuk

menerapkan keterampilan yang sudah diberikan PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur pada saat berada ditengah-tengah masyarakat.

Pada strategi pemberdayaan yaitu tahap penguatan, PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur telah menjalankan perannya dengan cukup baik,

yaitu dengan mengassesment dan berdialog dengan klien untuk

mengetahui masalah-masalah yang terdapat pada klien dan mengetahui

Page 132: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

122

potensi-potensi yang ada dalam diri klien. Lebih lanjut setelah

melakukan assesment PSBR Bambu Apus mememberikan pengetahuan

melalui program keterampilan berdasarkan dengan potensi-potensi

yang terdapat dalam diri klien. Hanya saja pengetahuan yang diberikan

melalui program keterampilan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

dianggap kurang cukup. Sehingga terdapat klien yang menganggap

bahwa pengetahuan yang diberikan dalam program magang adalah

pengetahuan yang lebih baik.

c. Perlindungan

Tahap ketiga dari strategi pemberdayaan adalah perlindungan.

Perlindungan yang dimaksud adalah agen pemberdayaan harus

memberikan kekuatan dalam bentuk pengetahuan maupun akses

kepada klien agar klien mampu untuk mempertahankan dirinya sendiri

dari segala bentuk diskriminasi.

Dalam tahap perlindungan, peran PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur yakni memberikan kekuatan dan akses kepada klien untuk dapat

melindungi diri sendiri dari segala bentuk diskriminasi yang ada.

Bentuk kekuatan yang diberikan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur berupa memberikan pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan

klien supaya klien dapat mampu dan berdaya di masyarakat.

Dalam melakukan perlindungan instruktur PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur melakukan metode berbeda dalam program

keterampilan. Seperti program keterampilan montir bentuk

Page 133: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

123

perlindungan yang diberikan oleh instruktur montir yaitu dengan

berusaha membuat klien tetap belajar melalui salah satu klien untuk

mengajarkan klien yang lainnya.

Selain kekuatan berupa pengetahuan, PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur juga memberikan akses kepada klien. Akses yang diberikan oleh

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yakni berupa jaringan kerja. Jaringan

kerja yang diberikan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

merupakan partner yang selama ini menjalin kerja sama dengan PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur. Tujuan dari memberikan akses jaringan

kerja kepada klien supaya klien dapat memiliki akses untuk terjun di

dunia kerja, serta dapat bekerja sesuai dengan keterampilan yang

dimiliki klien.

Bentuk perlindungan yang diberikan PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur adalah dalam bentuk pengetahuan serta akses bagi klien, hal ini

dapat membantu klien dengan tujuan supaya klien dapat lebih mudah

untuk terjun ke dalam masyarakat. Perlindungan terhadap klien yang

diberikan PSBR Bambu Apus merupakan bentuk permbedayaan yang

baik dan bagus, karena mampu membuat klien berdaya dengan

kekuatan sendiri.

d. Penyokongan

Tahap ke empat yaitu penyokongan, dalam tahap ini

pemberdayaan harus mampu memberikan bimbingan dan dukungan

Page 134: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

124

kepada klien agar dapat menjalankan peranan dan tugas-tugas dalam

kehidupannya.

Peran PSBR Bambu Apus Jakarta Timur dalam penyokongan

kepada klien yakni, memberikan bimbingan-bimbingan dan dukungan

kepada klien. Bimbingan-bimbingan yang diberikan oleh PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur adalah berupa bimbingan sosial, bimbingan agama,

serta bimbingan keterampilan.

Bimbingan sosial sosial yang diberikan oleh PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur terhadap klien, didalamnya berupa bimbingan beretika

yang baik dan benar. Kemudian bimbingan agama, yang merupakan

bimbingan yang mengajarkan rasa syukur dan taat dalam beragama dari

masing-masing agama yang klien yakini. Kemudian yang terakhir

adalah bimbingan keterampilan, yaitu bimbingan yang mengajarkan

tentang keterampilan atau skill kepada klien, dengan tujuan suapaya

ketika klien sudah terjun ke masyarakat maka klien sudah punya bekal

keterampilan. Keterampilan ini akan membantu klien dalam

menjalankan fungsi serta perannya dalam masyarakat.

Dalam program keterampilan yang ada di PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur, seorang instruktur akan memberikan penyokongan

berupa bimbingan beretika yang baik dan benar kepada klien, serta

memberikan motivasi kepada klien, yang diharapkan supaya klien bisa,

mampu, dan memiliki semangat dalam menjalani kehidupannya. Hal

ini juga bertujuan supaya klien dapat menjalankan fungsi sosial serta

Page 135: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

125

peran sosialnya ketika klien harus terjun ke masyarakat, serta

penyokongan dalam bentuk bimbingan beretika yang baik dan benar,

serta pemberian motivasi kepada klien dapat mempermudah klien untuk

berbaur dengan masyarakat.

Dalam tahap penyokongan, peran PSBR Bambu Apus Jakata

Timur yaitu memberikan bimbingan-bimbingan serta motivasi kepada

klien agar klien mampu menjalankan peran dan fungsinya di dalam

masyarakat. Dalam menjalankan tahap penyokongan, PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur memiliki tiga jenis bimbingan, pertama, yaitu

bimbingan sosial yang bertujuan untuk menyiapkan klien supaya dapat

terjun ke masyarakat dengan merubah etika klien menjadi baik dan

benar agar dapat di terima di masyarakat. Kedua, bimbingan agama

yang diberikan PSBR Bambu Apus Jakarta Timur bertujuan supaya

klien dapat lebih bersyukur dengan kehidupannya dan supaya lebih taat

dalam beragama. Dan yang terakhir, bimbingan ketarampilan, yaitu

bimbingan keterampilan yang diberikan PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur, yang bertujuan sebagai penyokong kilen supaya pada saat terjun

ke masyarakat sudah mnemiliki keterampilan yang akan digunakan

dalam kehidupannya sehari-hari.

Page 136: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

126

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari hasil

penelitian yang telah dilakukan mengenai strategi pemberdayaan remaja putus

sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur melalui

keterampilan elektro dan montir.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mengambil

kesimpulan bahwa pemberdayaan yang dilakukan oleh PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur dirasa cukup baik. Lima strategi pendekatan yakni pemungkinan,

penguatan, perlindungan, penyokongan, dan pemeliharan yang dijalankan oleh

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur dapat mampu membuat klien berdaya. Hanya

saja apa yang dilakukan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur dirasa kurang

optimal, seperti dari temuan data berikut

1. PSBR Bambu Apus Jakarta Timur sebagai agen pemberdayaan kurang

mampu memberikan sarana dan prasarana yang setara dalam setiap

keterampilan. Padahal sarana dan prasarana merupakan salah satu

faktor penting untuk terciptanya suasana agar klien mampu tumbuh

berkembang

2. PSBR Bambu Apus Jakarta Timur dianggap kurang memenuhi

kebutuhan akan pengetahuan pada saat memberikan pembelajaran di

dalam ruang kelas. Hal ini menyebabkan klien merasa mendapatkan

Page 137: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

127

pengetahuan yang lebih pada saat program magang. Karena program

magang yang didapatkan klien, dapat mampu menggetahui langsung

kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan pada saat berada ditengah-

tengah masyarakat.

3. Kurang ketatnya seleksi pada saat assesment awal membuat salah satu

jurusan yakni montir motor melebihi kapasitas sehingga kurang optimal

dalam pembelajaran. Hal ini juga mempengaruhi motivasi klien dalam

proses belajar.

B. Saran

Berdasarakan kesimpulan sebelumnya, peneliti memberikan saran terkait

dengan strategi pemberdayaan remaja putus sekolah di PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur sebagai berikut:

1. Melakukan peremajaan atau menambah sarana dan prasarana yang ada

dalam setiap bimbingan keterampilan. hal ini bertujuan untuk

meningkatkan potensi-potensi yang ada pada saat proses belajar.

Karena dengan sarana dan prasarana yang memadai pada setiap

bimbingan keterampilan, klien dapat mampu berkembang tanpa harus

menunggu

2. Dalam memberikan bimbingan keterampilan sebaiknya instruktur

memberikan ilmu-ilmu berdasarkan dengan kenyataan yang ada dalam

lapangan. Hal ini bertujuan agar klien pada saat kembali kemasayarakat

dapat mampu menjalankan tugas dan fungsinya pada saat di tengah

masyarakat. Untuk itu sebaiknya pada saat program keterampilan

dikelas hal-hal mendasar dalam keterampilan harus lebih ditingkatkan.

Page 138: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

128

3. Pada saat assesment awal PSBR Bambu Apus Jakarta Timur harus

diperketat. Hal ini berpengaruh pada motivasi klien untuk mau lebih

berkembang serta tidak adanya kelebihan kapasitas dalam jurusan.

Karena dengan memperketat seleksi potensi-potensi yang terdapat

dalam diri klien dapat dikeluarkan secara lebih optimal.

Page 139: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

129

DAFTAR PUSTAKA

A., M. Sardiman, 2005, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta :

Rajawali Pers

Abdullah idi, 2011, Sosiologi Pendidikan individu, masyarakat, dan pendidikan,

Jakarta : Rajawali Pers.

Adi, Isbandi Rukminto, 2001, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Dan

Intervensi Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis,

Jakarta : Fakultas Ekonomi UI Cet. Ke-1

Adi, Isbandi Rukminto, 2002, Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan

Kesejahteraan Sosial, Jakarta : Lembaga Penerbit FE-UI

Adi, Isbandi Rukminto, 2013, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat

: Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta : Rajawali Pers

Al-Qur’an, 1978, Al-Qur’an dan Terjemahan, Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsiran Al-Qur’an. Jakarta : Departemen Agama RI.

Baharuddin, 1982, Putus Sekolah dan Masalah Penanggulangannya, Jakarta :

Yayasan Kesejahteraan Pemuda “66”

Baridi, Lili, dkk , 2005, Zakat dan Wirausaha, Jakarta : CED (Center for

Enterprenership Development)

Burhan, Bungin. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-Format

Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan, Publik,

Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Cummings ,William K., 1984, Pendidikan dan Kualitas Manusia di Jepang,

terjemahan Amin Soedoro. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Depsos RI, 1989, Petunjuk Teknis Pelaksanaa dan Pengentasan Anak Terlantar

Melalui Panti Asuhan anak, Jakarta : Binkesos

Direktur Bina Pelayanan Sosial anak, 2002, Pedoman Penyelenggaraan panti

sosial Bina Remaja, Jakarta : Departemen Sosial RI

Elly M. Setyadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan

Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya, (Jakarta

: Kencana Prenada Media Group, 2011),

Fahrudin, Adi, Ph.D. 1996.Pemberdayaan, Partisipasi, & Penguatan Kapasitas

Masyarakat. Bandung : Humaniora

Page 140: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

130

Farihah, Ipah. 2006. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta: UIN Jakarta Press.

Gardner, James E., 2002, Memahami Gejolak Masa Remaja, Jakarta : Mitra Utama

Gulo, W., 2002, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Grafindo

Gunarsa, Singgih D., 1989, Psikologi Perkembangan Anak Remaja, Jakarta : BPK

Gunung Mulia

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik.Jakarta :

PT.Bumi Aksara.

Herdiyansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Cetakan ke-3. Jakarta: Salemba Humanika.

Hurlock, Elizabeth B., 1980, Psikologi Perkembangan, Jakarta : Erlangga

Hurlock, Elizabeth B., 1991, Psikologi Perkembangan – Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta : Erlangga

Hurlock, Elizabeth B., 1993, Developmental Psychology A Life-Span Approach,

New Delhi : Tata McGraw-Hill Publishing Companty Ltd

Husen, Torsten. 1988. Masyarakat Belajar, terjemahan P.Surono Hargosewoyo.

Jakarta : CV. Rajawali.

Idrus, Muhammad (editor: Yayat Sri Hayati). 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Imron, Ali, 2004, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Malang :

Departemen Pedidikan Nasional

Isjoni, 2006, Pendidikan sebagai investasi masa depan, Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia.

Isjoni. 2007. Saatnya Pendidikan Kita Bangkit .Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Manullang, Sastrawan, ed., 2008, Community Developlement: Alternatif

Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Moeloeng, Lexy J.. 1998. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Kerta

Karya.

Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 141: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

131

O’Donnell, Mr. Dan, 2006, Perlindungan Anak Sebuah Panduan Bagi Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat, Unicef

S., Nuryoto, 1995, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta : Gadjah Mada

University,

Sarwono Sarlito Wirawan, 2007, Psikologi Remaja, Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada

Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung: CV

Mandar Maju.

Soekanto, Soerjono, 2005, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada

Suharto, Edi, 2005, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian

Streategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial,

Bandung: PT. Refika Aditama

Suharto, Edi, 2010, CSR & Comdev Investasi Kreatif Perusahaan di Era

Globalisasi, Bandung : Alfabeta Bandung

Sukandarrumidi. 2012. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti

Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suprayogo, Imam dan Tobroni. 2003. Metodologi Penelitian Sosial-Agama.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryadi, Ace, 2002, Pendidikan, Investasi SDM, Dan Pembangunan Isu, teori, dan

aplikasi. Jakarta : Balai Pustaka.

Syafi’i, Agus Ahmad, 2001, Manajemen Masyarakat Islam, Bandung : Gerbang

Masyarakat Baru.

Syaikh Maulanana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi, 2007, Muntakhab Ahadits

dalil-dalil pilihan enam sifat utama, disusun kembali syaikh maulana

muhammad sa’ad al-kandahlawi. Yogyakarta: Ash-Shaff Yogyakarta.

Tim Kreatif LKM UNJ, 2011. Restorasi Pendidikan Indonesia: Menuju

Masyarakat Terdidik Berbasis Budaya. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.

vaizey, Jhon, 1982, Pendidikan di dunia modern, terjemahan L.P. Murtini, Jakarta

: PT. Gunung Agung.

Whitherington, 1985, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Aksara Baru

Undang- Undang :

Republik Indonesia, 2009, “Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan anak,” dalam Undang-Undang Perlindungan Anak (UU RI

No.23 Th.2002), Jakarta :Sinar Grafika.

Page 142: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

132

Jurnal:

Jurnal Pendidikan dan kebudayaan Edisi November 2001,”Pendidikan, Pola

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat Dalam

Pembangunan Sesuai Tuntutan Otonmi Daerah”,Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan,32,(November 2001)

Website

https://www.bps.go.id

Page 143: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang
Page 144: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang
Page 145: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang
Page 146: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

TABEL 8

KEGIATAN OBSERVASI

Tanggal Kegiatan Observasi Output

Senin, 20

Maret

2017

Survei pertama kali melihat kegiatan di

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur. Peneliti

meminta izin kepada Ibu Dyah Wijayanti,

A. KS, M.Kessos selaku kepala bagian tata

usaha untuk mengadakan penelitian terkait

strategi pemberdayaan dan melihat kegiatan

pelatihan keterampilan montir dan elektro

berdasarkan strategi pemberdayaan

Dari hasil survey tersebut

peneliti melihat adanya

penguatan yang sedang

dilakukan instuktur PSBR

Bambu Apus Jakarta

Timur.

Senin, 27

Maret

2017

Peneliti bertemu kembali demgan Ibu Dyah

Wijayanti, A. KS, M.Kessos lalu diberikan

surat izin dan rekomendasi kepada Ibu Dra.

Habibie Tamher, M.Si selaku pekerja sosial

madya untuk menjadi supervisor penelitian.

Selama pertemuan dengan Ibu habibie

peneliti diajak untuk berkeliling mengetahui

tempat-tempat yang terdapat dalam wilayah

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

Hasil dari pertemuan

dengan Ibu Habibie

Tamher Peneliti menjadi

tahu mengenai wilayah dan

tempat-tempat yang

terdapat di PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur.

Rabu, 17

Mei 2017

Peneliti diperkenalkan dengan Ibu Hasrifah

Musa, S.ST selaku kepala seksi program

dan advokasi. Dalam pertemuan tersebut

peneliti melakukan wawancara Gambaran

umum terkait sejarah, lokasi, visi-misi,

Dasar hukum, struktur organisasi, tugas

pokok fungsi dan tujuan PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur dan program yang

terdapat di PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur

Hasil dari pertemuan

dengan ibu Hasrifah musa

peneliti mejadi tahu

gambaran umum terkait

sejarah dan program-

program yang terdapat di

PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur.

Kamis, 18

Mei 2017

Peneliti diperkenalkan dengan Bapak

Namin Sunarto, A. KS selaku kepala bidang

rehabilitasi sosial. Dalam pertemuan

tersebut peneliti mengambil data gambaran

umum tentang jumlah anak yang mengikuti

program keterampilan elektro dan montir.

Dari hasil wawancara

tersebut, peneliti

mengetahui data anak yang

mengikuti keterampilan

montir dan elektro

Page 147: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

Kamis, 1

Juni 2017

Di perkenalkan dengan Bapak Dadan

Supardan, A.Md selaku instruktur program

keterampilan motor dan Bapak Suroso,

A.Md. Peneliti melakukan observasi

terhadap dua pelatihan keterampilan yaitu

elektro dan montir.

Pertama, peneliti melakukan observasi

terhadap program elektro dan bertemu

dengan bapak Suroso selaku instruktur

elektro.

● Beliau mengarakan saya

untuk melihat lihat kegiatan seputar

elektro. Pada saat peneliti

melakukan observasi terdapat anak-

anak sedang membetulkan kulkas. ● Anak-anak membetulkan

kulkas dengan sangat serius. Peneliti

melihat metode yang diajarkan oleh

Bapak Suroso lebih banyak praktek. ● Selepas melihat-lihat

kegiatan anak, peneliti pun

melakukan sesi wawancara terhadap

Instruktur yaitu Bapak Surorso

terkait output dan outcome yang

terdapat dalam jurusan keterampilan

elektro

Kedua, peneliti melakukan observasi

terhadap program pelatihan keterampilan

montir. Dalam observasi ini peneliti

bertemu dengan instruktur program las

Bapak Dandan

● Pada saat saya menghampiri ruang kelas untuk montir pak dadan sedang mengajarkan anak-anak untuk membongkar mesin motor

● Peneliti melihat antusias dari

anak-anak untuk mempelajari

keterampilan motor sangat tinggi.

Dari hasil wawancara dan

observasi tersebut peneliti

mengetahui outcome, dan

output yang berada di

keterampilan montir dan

elektro. Serta pelaksanaan

program yang

mengedepankan praktek

Page 148: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

Terlihat pada saat saya menghampiri

pak dadan masih terdapat anak-anak

yang bertanya kepada beliau. ● Setelah melakukan

observasi, peneliti melakukan

proses wawancara dengan Bapak

Dadan terkait output dan outcome

yang terdapat dalam program

keterampilan montir

Kamis, 15

Juni 2017

Peneliti bertemu kembali dengan Ibu

Habibie. Pertemuan tersebut terkait

wawancara denngan informan supervisor

(data ada dilampiran wawancara dengan

identitas informan Ibu Habibie Tamher).

Wawancara tersebut mengarah kepada

proses pemberdayaan serta strategi

pemberdayaan yang terdapat di PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur.

Selain bertemu dengan Ibu Habibie peneliti

juga bertemu dengan Anak Asuh yang

terdapat dalam jurusan keterampilan elektro

dan montir. Pertemuan dengan anak asuh

tersebut yakni dalam melakukan wawancara

tentang pertanyaan anak asuh (data ada

dilampiran wawancara)

Dari hasil wawancara

peneliti melihat bagaimana

Proses pemberdayaan yang

terdapat di PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur.

Serta mengetahui apa yang

dirasakan anak asuh dalam

strategi pemberdayaan di

PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur.

Senin, 19

Juni 2017

Peneliti bertemu kembali dengan Bapak

Dadan dan Bapak Suroso. Dalam pertemuan

tersebut peneliti melakukan wawancara

terkait informan pembimbing program (data

ada dilampiran wawancara)

Dari hasil wawancara,

peneliti mengetahui

strategi pemberdayaan

yang terdapat di PSBR

Bambu Apus Jakarta

Timur.

Selasa, 19

Oktober

2017

Peneliti bertemu kembali dengan Ibu

Habibie, Ibu Hasrifah Musa, dan Bapak

Namin Sunarto. Pertemuan tersebut terkait

dengan informan pembimbing program dan

supervisor (data ada dilampiran

wawancara)

Dari hasil wawancara,

peneliti mengetahui lebih

mendalam tenntang proses

pemberdayaan yang

terdapat di PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur.

Page 149: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

PEDOMAN WAWANCARA

STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN ELEKTRO DAN MONTIR DI PSBR BAMBU APUS JAKARTA

TIMUR

Identitas Informan

Nama : Agus Setiawan

Jabatan : Penerima Manfaat (TSM)

Umur : 17 tahun

Pertanyaan informan (Anak Asuh) :

1. Bagaimana persiapan yang kamu (anak asuh) dilakukan sebelum masuk PSBR?

Ya persiapan pertama ya yang pasti pendirian sendiri ya, yang lain pada mau pulang ya

saya tetap disini gitu. Terus itu sama surat-surat kaya ijazah, akte, terus kk.

2. Apa yang kamu (anak asuh) rasakan selama pelaksanaan program?

Ya banyak sih kaya biasanya bangun pagi males, terus jadi bisa bangun pagi. Terus

juga jadi tambah sopan kalau ngomong sama orang dewasa, terus juga lebih berani

berbicara dengan orang lain, tadinya kan saya malu-malu gitu.

3. Apa modal yang diberikan PSBR kepada kamu (anak asuh)?

Dikasih peralatan-peralatannya, seragam, sepatu, dikasih makan, terus ya ilmu juga

udah lumayan. Ilmunya ya ada kalau sama sosial gitu, terus sama keterampilan, agama

juga ada. Terus juga disini juga dapet banyak temen jadi kemana-mana enak.

4. Bagaimana suasana / kondisi lingkungan yang kamu ( anak asuh) rasakan pada

saat berlangsungnya program?

Kalau jujur menurut saya disini sarana prasarana sudah cukup sih, tapi kalau di kelas

TSM masih kurang motornya, kebanyak murid soalnya. Jadi jam prakteknya cuma

Page 150: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

dikit, kadang nganggur suka duduk-duduk. Kalau dari guru sih lumayan baik tapi ya itu

macem-macem juga.

5. Pengetahuan dan keterampilan apa saja yang kamu dapat selama di PSBR?

Kalau saya di TSM itu kaya bongkar mesin, jadi mesinnya dibongkar terus dipasang

lagi, terus benerin yang turun mesin gimana, terus ganti oli gimana.

6. Masalah-masalah apa saja yang kamu hadapi selama program berjalan?

Kalau masalah paling itu ya kadang lupa nggak piket, terus ditegur sama orang tua asuh.

Sama itu saya kan orang susah bangun kalo pagi.

7. Bagaimana PSBR memfasilitasi masalah yang kamu hadapi?

Yah itu dibangunin sama pengasuh, kadang juga temen ikut ngebangunin. Soalnya kan

kak kalau dirumah itu kan kita nggak bangun pagi, jadi waktu pertama-tama disini itu

masih rada susah, tapi mulai kesini-kesini udah rada bisa.

8. Apa bentuk dukungan yang kamu (anak asuh) rasakan dalam memperoleh

perlindungan?

Oh kalau itu sih kak kan dikasih ilmu-ilmu kalau dunia kerja tuh kaya gimana, terus

berhadapan dengan orang lain kaya gimana, yah banyak sih kak.

9. Bagaimana kebijakan PSBR yang kamu (anak asuh) rasakan untuk mendapatkan

perlindungan?

Kalau yang saya lihat sih sudah benar,jadi kalau ada yang bermasalah nggak boleh

nggak belajar soalnya kan kita disini buat belajar masa malah di sini kita nggak boleh

belajar.

10. Bagaimana akses PSBR yang kamu (anak asuh) rasakan untuk mendapatkan

perlindungan?

Kalau itu saya dikenalin sama bengkel-bengkel motor, terus juga perusahaan-

perusahaan motor, kaya gitu-gitu aja sih.

Page 151: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

11. Bimbingan apa saja yang kamu peroleh selama program berjalan?

Ya bimbingan keterampilan, bimbingan fisik, terus bimsos, agama juga dapet, udah sih

kak, disiplin juga tambah.

12. Bagaimana yang kamu rasakan setelah mengikuti program yang dilaksanakan

PSBR?

Kalau saya sih jadi ingin kerja nambah pengalaman-pengalaman lagi biar banyak

pengalamannya. Kalau bisa sih saya mau nyari kerjaan di bengkel tapi yang nggak

terlalu jauh dari rumah soalnya kan kalau saya mau buka bengkel sendiri harus banyak

pengalamannya.

Page 152: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

PEDOMAN WAWANCARA

STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN ELEKTRO DAN MONTIR DI PSBR BAMBU APUS JAKARTA

TIMUR

Identitas Informan

Nama : Aldy Wahyudi

Jabatan : Penerima Manfaat (Elektro)

Umur : 17 tahun

Pertanyaan informan (Anak Asuh) :

1. Bagaimana persiapan yang kamu(anak asuh) lakukan sebelum masuk PSBR ?

Sebelum masuk itu persiapannya mental dan fisik. Kalau berkas-berkas saya kan ikut

dari dinas jadi semua-semua sudah diurus oleh dinas.

2. Apa yang kamu (anak asuh) rasakan selama pelaksanaan program?

Yah cukup bagus soalnya disini kita bisa tambah ilmu, bisa bersosialisasi, terus apa itu

bisa seperti Bhineka Tunggal Ika,berbeda-beda tapi tetap satu tujuan yaitu untuk

mengejar kesuksesan masa depan kita semua. Terus juga dengan jurusan elektro kita

yang dari sekolah jadi tahu dan ingin belajar lebih dalam lagi

3. Apa modal yang diberikan PSBR kepada kamu (anak asuh)?

Alhamdulillah ada ATK, baju, sama kebutuhan kita semuanya. Ya kalau yang lain ya

ilmu, kan kaya bimsos (bimbingan sosial) jadi kita biar lebih tahu lagi cara tata krama

kita, komitmen prinsip kita, target kita apa?

4. Bagiaman suasana / kondisi lingkungan yang kamu (anak asuh) rasakan pada saat

berlangsungnya program keterampilan?

Oh kalau itu ya ada seperti sarana dan prasarana kaya ruangan elektro, terus

alhamdulillah ada lapangan futsal. Kalau guru-gurunya alhamdulillah buat saya sudah

Page 153: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

cocok karena bukan berarti gurunya yang menyesuaikan kepada kita tapi kita yang

menyesuaikan dengan orang, karena kita di masyarakat harus bisa menyesuaikan

dengan yang baru lagi, bukan guru tapi kita sendiri.

5. Pengetahuan dan keterampilan apa saja yang kamu dapat selama di PSBR?

Ya kalau keterampilan kan itu elektro kalau di ekskul saya ngambilnya di futsal.

alhamdulillah yang lainnya saya juga dikasih kaya etika, terus kewirausahaan dalam

bidang usaha, terus untuk masyarakat yang kemasyarakatan, etika sopan santun.

Alhamdulillah dikasih semua sih disini kalau tidak kan nanti binggung turun

kemasyarakatnya

6. Masalah-masalah apa saja yang kamu hadapi selama program berjalan?

masalah-masalah cuma satu sih saya kalau itu susah bangun pagi.

7. Bagaimana PSBR memfasilitasi masalah yang kamu hadapi?

Kalau itu ya dikasih tau kan tadinya kalau kita di luar ngak boleh gitu kan di tempat

kerja harus bisa bangun pagi, berangkat pagi ya kan itu.

8. Apa bentuk dukungan yang kamu (anak asuh) rasakan dalam memperoleh

pengetahuan yang sama?

Kalau dukungan yang itu alhamdulillah semua didukung asal mau belajar dengan baik.

9. Bagaimana kebijakan PSBR yang kamu (anak asuh) rasakan untuk mendapatkan

perlindungan?

Allhamdulillah itu mah kita diberi bimbingan-bimbingan kaya bimbingan etika, terus

bimbingan sosial, terus bimbingan keterampilan, macam-macam gitu.

10. Bagaimana akses PSBR yang kamu (anak asuh) rasakan untuk mendapatkan

perlindungan?

Alhamdulillah kalau itu saya diberikan kenalan dengan pemilik service-service karena

kan teman-teman dan saya juga magang disana.

Page 154: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

11. Bimbingan apa saja yang kamu peroleh selama program berjalan?

Banyak mas kan tadi kan ada bimbingan sosial supaya bisa bermasyarakat dengan baik,

terus etika dengan orang lain kaya kalau kita bermasalah dengan orang lain kita tidak

boleh marah-marah ngak jelas tapi kalau kita dengan kepala dingin kan atau apa kan

bisa diselesaikan,keagamaan, sama keterampilan.

12. Bagaimana yang kamu rasakan setelah mengikuti program yang dilaksanakan

PSBR?

Kalau saya sih ya alhamdulillah karena saya disini saya bisa lebih baik lagi, lebih

mengetahui diri saya sendiri seperti satu saya bisa mandiri ngak ngandelin orang tua,

jadi saya inginnya memberi kepada orang tua, terus alhamdulillah disini bisa kenal,

silaturahmi sama yang lain. terus saya bisa merubah diri saya sendiri, etika saya lebih

baik lagi dalam bersosialisasi mau lebih baik lagi,terus sopan satun, tata krama, dan

tanggung jawab saya

Page 155: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

PEDOMAN WAWANCARA

STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN ELEKTRO DAN MONTIR DI PSBR BAMBU APUS JAKARTA

TIMUR

Identitas Informan

Nama : Asep Ramdani

Jabatan : Penerima Manfaat (Elektro)

Umur : 18 tahun

Pertanyaan informan (Anak Asuh) :

1. Bagaimana persiapan yang kamu(anak asuh) lakukan sebelum masuk PSBR?

Persiapan itu kan dari dinas nah kalau ke dinas Asep itu nyiapin seperti KK ( Kartu

Keluarga), terus Akte, Ijazah, terus KTP orang tua. Terus paling kalo yang lainnya Asep

yah mental,itu juga nyampe seminggu keberangkatan itu rasanya nggak enak pikiran,

Aduh gimana nanti kalo ke jakarta masalah berkomunikasinya gimana, misal kalo sama

orang lain gimana, seperti kan Asep kenal baru, Asep datang kesini orang lain udah

pada dewasa, udah tahu gimana rasanya hidup di luar kalo Asep kan nggak tau.

2. Apa yang kamu (anak asuh) rasakan selama pelaksanaan program?

Kalau Asep sendiri sih rasanya jadi bisa tahu ilmu-ilmu buat masa depan, buat dunia-

dunia luar, gimana seperti ke orang tua, berkomunikasi sama orang lain, cara

disiplin,cara berbahasa, berperilaku gimana. Kalau di keterampilan Asep jujur datang

kesini Asep nggak tahu apa-apa, pak surorso nerangin ini, Asep binggung dulu jadi

kalau yang lain kan yang ini udah tahu, barang ini namanya ini dan guna nya ini. Kalo

Asep cari tahu namanya dulu, kegunaannya apa dulu, Jadi sebelum praktek itu Asep

mikir dulu. Sekarang mah udah tahu jadi langsung.

Page 156: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

3. Apa modal yang diberikan PSBR kepada kamu (anak asuh)?

kalo yang Asep dapat itu dikasih baju, terus sikat gigi, terus sabun, terus ini

alhamdulillah dikasih sertifikat sama toolkit. Kalau yang itu ilmu-ilmu elektro, terus

ilmu-ilmu pas kerja nanti gitu.

4. Bagaimana suasana / kondisi lingkungan yang kamu(anak asuh) rasakan pada

saat berlangsungnya program keterampilan?

Disini tuh enak, malah Asep rasain kedewasan-kedewasaan itu hidup itu terasa banget.

Maksudnya jadi inget gitu gimana kalau sama orang tua terus berkomunikasi bersama

orang lain bersama masyarakat-masyarakat di luar itu kaya gimana, di sini Asep itu jadi

lebih mau maju soalnya di sini kita sama-sama mau berkembang.

5. Pengetahuan dan keterampilan apa saja yang kamu dapat selama di PSBR?

Yah kaya tadi kak Asep jadi tau berkomunikasi dengan orang tua, terus bisa

berosisialisasi sama orang lain, terus cara disiplin, yah banyak pokoknya kak.

6. Masalah-masalah apa saja yang kamu hadapi selama program berjalan?

Yah kalo Asep masalahnya yang tadi itu kan Asep kesini itu kan belom tahu apa-apa.

jadi waktu masuk keterampilan itu Asep yang paling binggung kaya ini guna nya apa,

terus ini namanya apa, kaya gitu.

7. Bagaimana PSBR memfasilitasi masalah yang kamu hadapi?

Kalau itu pak suroso biasanya menjelaskan lagi, misalnya barang ini namanya ini dan

kegunaannya ini, ini nantinya buat apa, buat ini gitu.

8. Apa bentuk dukungan yang kamu (anak asuh) rasakan dalam memperoleh

perlindungan?

Oh alhamdulillah kalau itu Asep merasa dukungan sudah baik, misalnya Asep itu kan

kalo di elektro nggak langsung bisa kaya yang lain, jadi kalau praktek itu pasti yang

pertama Asep gagal. Terus kata pak suroso suruh coba lagi, jadi Asep cari tahu apa

Page 157: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

kegagalannya. Udah tahu, ini yang kedua kalinya baru dibenerin. Jadi Asep nggak

ketinggalan sama teman-teman yang lain.

9. Bagaimana kebijakan PSBR yang kamu (anak asuh) rasakan untuk mendapatkan

perlindungan?

Itu mah kak menurut Asep sudah baik, soalnya temen-temen disini semua nggak ada

yang nggak belajar semua belajar untuk masa depannya. Nggak ada yang misalnya

temen-temen ada masalah terus nggak diboleh belajar, nggak ada cuma ada yang kena

hukuman.

10. Bagaimana akses PSBR yang kamu (anak asuh) rasakan untuk mendapatkan

perlindungan?

Oh kalau itu selama di PSBR Asep dikenalin sama pemilik service-service. Terus juga

Asep dikasih tau cara bekerja dengan orang lain bagaimana, ya gitu.

11. Bimbingan apa saja yang kamu peroleh selama program berjalan?

Bimbingan keterampilan, terus bimbingannnn bimsos,sosial, bimbingan itu bimbingan

agamaan, terus olahraga, out bount juga termasuk, ya kan jadi tahu cara bekerjasama

jadi belajar tahu bagaimana bekerja sama menuntaskan suatu masalah dengan sekian

banyak orang kan menyatukan bahwa satu tujuan dari setiap otak gitu.

12. Bagaimana yang kamu rasakan setelah mengikuti program yang dilaksanakan

PSBR?

Jauh lebih beda kak, jauh lebih beda, yang Asep jalanin jauh lebih baik. Lebih tahu tata

krama, bagaimana sih tata krama dalam kehidupan, etika-etika terus juga agama,

keterampilan cara bekerja gimana, cara bersaing diluar itu bagaimana. Malah kalau itu

lebih baik gitu, kayanya merubah kehidupan ya.

Page 158: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

PEDOMAN WAWANCARA

STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN ELEKTRO DAN MONTIR DI PSBR BAMBU APUS JAKARTA

TIMUR

Identitas Informan

Nama : Ragil Setiawan

Jabatan : Penerima Manfaat (TSM)

Umur : 17 tahun

Pertanyaan informan (Anak Asuh) :

1. Bagaimana persiapan yang kamu(anak asuh) lakukan sebelum masuk PSBR?

Kalau saya ya persiapannya ya mental lah, orang merantau biasanya kan kerja, di sini

kan sekolah lagi belom pernah ngerasain lah rasanya itu. Jadinya pas kesini grogi lah

kan di sini belom kenal sama yang lain, kami kan cuma bertiga di sini juga temen

banyak ada yang dari sunda, Jakarta. Kalau berkas cuma kk, surat keterangan tidak

mampu, sama ijazah, dah itu aja.

2. Apa yang kamu (anak asuh) rasakan selama pelaksanaan program?

Ya kalau saya mah di program jujur ya rasanya kurang bebas. Kan biasanya disana

keluar sekolah, disana kan main. Kalau di sini di dalem, nggak boleh main, kalo malem

jam 9 udah harus di dalem asrama. Tapi enaknya di sini lebih banyak temen, kenal lebih

banyak temen dari banyak suku ya kalo di sini. Kalau belajar disana kan cuma dari

jawa, kalau di sini kan susah seneng bareng dirasain.

3. Apa modal yang diberikan PSBR kepada kamu (anak asuh)?

Page 159: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

Modal itu saya dikasih sertifikat yang kaya gini kak, terus ini kan mao ngambil toolkit

ya tadi, terus ya udah itu aja kak. Kalau ilmu sih yah itu kan ilmu dari keterampilan

TSM itu, yang belajar bongkar-bongkar mesin.

4. Bagaimana suasana / kondisi lingkungan yang kamu(anak asuh) rasakan pada

saat berlangsungnya program?

Ya kalau di sini lingkungannya enak sih kaya kalau misalnya kita mau apa-apa enak

kaya kalau keterampilan ada tempatnya, terus kalau olahraga, ekskul itu kan disediain,

apalagi ada gazebo itu kan lebih kalau kita lagi abis ekskul disono gzebo juga kita

ngadem disana juga ada. Lebih enak lah. Kalau instruktur menurut saya ya kan

karakternya berbeda-beda ya, ada yang baik, kalau menurut saya juga ada yg agak

sombong,

5. Pengetahuan dan keterampilan apa saja yang kamu dapat selama di PSBR?

Kalau keterampilan kan saya TSM, ya banyak sih, bongkar mesin, ganti apaan kan

kemaren juga, ya banyak kalau soal mesin sih.

6. Masalah-masalah apa saja yang kamu hadapi selama program berjalan?

Ya masalah sih ada, kaya pernah ketahuan merokok lah. Kalau yang lainnya sih nggak

ada.

7. Bagaimana PSBR memfasilitasi masalah yang kamu hadapi?

Kalau itu palingan dikasih tau lah. Kalau bu sri kan ngomongnya biasalah orang batak

gitu kan ngomongnya, kerasa rada gitu lah, tapi ya saya dengerin lah apa kata orang tua

kalo lagi ngomong, saya tanggapin lah walau marah-marah kaya apaan. Tetep saya

dengerin lah saya kan tetep menghormati yang lebih tua.

8. Apa bentuk dukungan yang kamu (anak asuh) rasakan dalam memperoleh

perlindungan?

Page 160: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

Kalau itu kan saya diberi banyak pengetahuan yang kaya TSM ya kan,terus bimbingan-

bimbingan yang bikin saya jadi lebih semangat buat belajar mengejar yang saya

inginkan, ya gitu lah ka.

9. Bagaimana kebijakan PSBR yang kamu (anak asuh) rasakan untuk mendapatkan

perlindungan?

Kalau saya waktu itu pernah ya kebijakannya itu nggak sesuai soalnya kan waktu itu

saya pernah disuruh keluar sama pengasuh gara-gara saya bertengkar karena

omongnannya itu kan saya kurang suka, kan bisa seharusnya diomongin baik-baik dulu

nggak usah langsung disuruh keluar.

10. Bagaimana akses PSBR yang kamu (anak asuh) rasakan untuk mendapatkan

perlindungan?

Oh kalau itu saya diperkenalkan dengan pemilik-pemilik bengkel, terus juga

perusahaan-perusahaan motor, sama kemaren saya kan magang jadi kenal beberapa

bengkel.

11. Bimbingan apa saja yang kamu peroleh selama program berjalan?

Banyak lah misalnya bimsos itu kan saya jadi bisa bersosialisasi dalam masyarakat.

Terus bimbingan agama jadi kalau memulai sesuatu itu harus berdoa dulu memohon

sama allah, yah udah gitu aja sih kak.

12. Bagaimana yang kamu rasakan setelah mengikuti program yang dilaksanakan

PSBR?

Kalau saya sih jadi semangat kak, langsung kepingin kerja. kan kemaren ditawarin

orang untuk kerja, ya masih keluarga sih jadi disuruh buka sendiri. Tapi saya ilmunya

itu masih kurang, paling nggak belajarnya kan. Saya tanya sama atas-atasan sekitar 4-

5 tahunan lah baru bisa buka sendiri. Jadi saya berpikir untuk ikut kakak saya dulu di

Solo, kan dia udah buka bengkel sendiri disana.

Page 161: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

PEDOMAN WAWANCARA

STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN ELEKTRO DAN MONTIR DI PSBR BAMBU APUS JAKARTA

TIMUR

Identitas Informan

Nama : Rifqon Haqiqi

Jabatan : Penerima Manfaat (TSM)

Umur : 17 tahun

Pertanyaan informan (Anak Asuh) :

1. Bagaimana persiapan yang kamu(anak asuh) lakukan sebelum masuk PSBR?

Ya kalau saya waktu itu agak mendadak kak jadi cuma akte, KK, ijazah, cuma gitu aja

kak soalnya agak mendadak sih, kurang seminggu itu langsung dikasih tahu.

2. Apa yang kamu (anak asuh) rasakan selama pelaksanaan program?

Kalau selama pelaksanaan itu ya kak kadang enak, kadang bosen, kadang juga ada

sedihnya kak, kaya inget rumah kak. Kan kesini belom persiapan banyak, ya kayak gitu.

Terus juga selama saya di sini kadang merasa lebih mandiri gitu kak soalnya kan nyuci

sendiri, terus kalo makan pas magang kan nyari sendiri sama saya disiplin, terus berani

tanya jawab, lebih agak sopan sekarang mah, dulu saya selengean banget kak, waktu

pertama kesini itu saya sering dimarahin sama pedsos sama satpam. Kalo mereka

ngomong saya langsung jawab, ini mao kesini,,,,,gini,,,,,gini,,,,,,gitu. Saya plesetin gitu

jadi pada kesel.

3. Apa modal yang diberikan PSBR kepada kamu (anak asuh)?

Yah banyak kak kalo yang sudah diberikan itu kaya alat-alat mandi, terus seragam,

sepatu, terus makan, yang ini malah baru mau ambil sertifikat sama toolkit abis dari

Page 162: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

sini. Kalau ilmu banyak kak dari bimsos, yang kemasyarakatan, terus keagamaan, terus

akmil, cara bekerja sama.

4. Bagaimana suasana / kondisi lingkungan yang kamu(anak asuh) rasakan pada

saat berlangsungnya program?

Yah kalo saya merasa sih kak, di sini tuh kadang merasa enak, kadang merasa kurang,

ya kan kaya peralatan-peralatan di TSM itu kan kurang soalnya kan kak disana

kebanyakan orang, terus kalo instrukturnya sih udah baik.

5. Pengetahuan dan keterampilan apa saja yang kamu dapat selama di PSBR?

Banyak kak selama di sini itu belajar sopan santun, keagamaan, terus juga kan di sini

belajar keterampilan motor mesin motor terus kabel-kabel apa aja yang ada dimotor.

tapi menurut saya paling banyak belajar pas di tempat magang kak, disana kan bener-

bener langsung turun lapangan ketemu pelanggan jadinya tahu masalahnya apa terus

jadi tahu turun mesin, ganti piston, tambal ban, di sini kan nggak ada, terus ya itu

motong rantai biar cepet.

6. Masalah-masalah apa saja yang kamu hadapi selama program berjalan?

Kalau di program keterampilan jujur aja kak saya merasa ketinggalan, bayangin aja kak

muridnya 20 terus motornya cuma 4 udah gitu juga peralatannya kurang, nggak

lengkap.

7. Bagaimana PSBR memfasilitasi masalah yang kamu hadapi?

Ya kalau itu kan palingan saya nanya-nanya ke instruktur kalo turun mesin bongkarnya

gimana. Nanti dikasih tahu gini,,,,, gini,,,,,gini kalo ada masalah ini harusnya gini, gitu

kak.

8. Apa bentuk dukungan yang kamu (anak asuh) rasakan dalam memperoleh

perlindungan?

Page 163: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

Iya kak dikasih ilmu-ilmu yang tadi itu ilmu bongkar mesin,terus turun mesin kaya

gimana, terus ganti oli kaya gimana, terus kalo misalnya nggak nyala di sini harus

gimana. Terus juga kalau kita nanya-nanya kan selalu dijawab, pokoknya enak lah kak.

9. Bagaimana kebijakan PSBR yang kamu (anak asuh) rasakan dalam

mendapatkan perlindungan?

Kalau peraturannya sih sudah baik kak, tapi kalu boleh jujur ya kak, pengasuh di sini

tuh kurang tegas, maksudnya kalo ngomong ya dijalanin gitu, malah nggak di itu, terus

terakhiranya itu, katanya mau itu sertifikatnya dipegang, tapi ternyata dikasih,

maksudnya nggak sesuai omongan gitu. Itu kan ngajarin itu juga kak, anak-anaknya

jadi nggak tanggung jawab sama omongan gitu.

10. Bagaimana akses PSBR yang kamu (anak asuh) rasakan dalam mendapatkan

perlindungan?

Kalau itu ya kak palingan dikenalin itu sama orang-orang bengkel-bengkel, kan saya

juga magang ditempatnya yang punya, terus juga waktu itu ada kunjungan industri jadi

kenal sama orang-orang di perusahaan-perusahaan gitu kak.

11. Bimbingan apa saja yang kamu peroleh selama program berjalan?

Banyak ka bimsos, bimbingan kepempimpinan, kewirausahaan, terus agama,

bimbingan keterampilan, bimbingan kewarganegaraan, terus etika bermasyarakat,

makannya bisa berubah, sering dimarahin itu pas etika bermasyarakat, kan omongan

gini kak aku, selengean banget. Jadi sering diomelin didepan temen-temen, terus aku

bilang iya-iya aja gitu.

12. Bagaimana yang kamu rasakan setelah mengikuti program yang dilaksanakan

PSBR?

Pas selesai di sini awalnya saya kepingin belajar kaya gini lagi, tapi pas beberapa hari

ini om nawarin kerja, om saya kan buka bengkel jadi mau ikut kerja gitu. Kalau sempet

Page 164: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

itu pengen ngejar paket lagi gitu kak nerusin yang dulu. Jadi semenjak di sini itu kak

jadi kepingin lagi gitu belajar bisa punya ijazah lagi gitu. Kan cita-cita saya semenjak

di sini itu kepengen jadi montir yang handal gitu kak, pengen jadi guru montir gitu kaya

pak dadan, walaupun banyak kekurangan tapi salut saya kak, malu saya kalu dimarahin

pak dadan saya

Page 165: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

PEDOMAN WAWANCARA

STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN ELEKTRO DAN MONTIR DI PSBR BAMBU APUS JAKARTA

TIMUR

Identitas Informan

Nama : Hasrifah Musa, S.ST

Jabatan : Kepala bagian program dan advokasi

Umur : 40 tahun

Pertanyaan Informan (Supervisor) :

1. Bagaimana proses kegiatan perencanaan?

Kalau perencanaan dalam keterampilan elektro dan montir ini ada itu, kan berdasarkan

kajian. Ini contohnya nih saya kasih tau, beberapa pendaftar itu yang datang kesini dari

150, 50 atau 30 itu selalu menanyakan ada tidak jurusan elektro disini, ada jurusan

montir disini. Nah dulu belom ada montir motor tapi ternyata banyak yang selalu mau

daftar itu. Akhirnya kan mereka pulang tidak mau, karena kan tidak ada jurusan yang

dia mau. Dari beberapa angkatan di evaluasi ini anak-anak pulang, banyak yang pulang

mencari jurusan yang diinginkan. itu terkait dengan anak-anak yang ada disini. Yang

kedua terkait kebutuhan pasar, motor kan semakin banyak kan ini, berarti kan

dibutuhkan itu, tenaga-tenaga dibidang keterampilan montir, sayang sekali kalau kita

disini keterampinya tidak up to date juga, nah itu berdasarkan kajian pasar. Ada juga

dari masyarakat, dari bengkel- bengkel ini datang kesini, saya dengar disini ada nggak

jurusan ini, kami membutuhkan tenaga ini anak-anak. Nah 3 hal itu yang membuat kita,

ternyata jurusan ini dibutuhkan di masyarakat. Jadi dimasyarakat kan dibutuhkan kita

ini, perlu kita ini. Setelah itu rapat lah dengan kepala-kepala bagian, coba kita

Page 166: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

kembangkan, bagaimana ini ininya. Saya cerita sebagai di bagian proses seleksi kan,

oiya bu kemarin ada 150 orang daftar, 20 nolak tidak jadi, karena 20 itu ternyata jurusan

montir, tapi belum jurusannya kita disini. Lalu yang kedua setelah kita juga melihat di

masyarakat, dari ekonomi, jumlah motor di indonesia kan makin bertambah. Jadi

dibutuhkan tenaga-tenaga yang mampu melakukan service-service ringan ataupun juga

mungkin kalau service berat juga ada. Dan banyak juga bengkel-bengkel kecil sudah

nanyain ke kita, disini ada jurusan ini juga ngak. Siapa tau ada yang magang di tempat

kami, itu. Nah hasil laporan itu kemudian di ini kan, di rapatin, ok bagaimana nih kalau

kita mau melakukan kegiatan tambah program keterampilan montir ini, kira-kira bisa

siap nggak. Nah kata TU begini, masih ada bu bangunan, masih ada bangunan kalau

kita mau untuk ini. Nah rehsosnya bilang, bisa sih bu agak mudah mencari instruktur

itu, yang ini, dan bisa. Terus berapa jumlah motor yang bisa kita adakan, mungkin

diawal segini,tapi nanti tiap tahun akan ditambah. Terus berapa kira-kira anak yang bisa

kita terima, gitu kan. Sudah bangunannya, sudah instukturnya, sudah bahan dan alatnya,

nah sekarang berapa kira-kira yang bisa kita seleksi masuk situ. Karena kita baru awal

ini kita bisa tetapkan 10 tapi paling membludak 15 ok. Ruangan akan menyesuaikan,

bahan dan alat akan disiapkan, dan instrukturnya ini. Nah itu pembahasannya bukan

cuma sekali rapat, itu bisa dua kali rapat, bahkan kumpul bisa sampai 5 kali, rapat-rapat

untuk mempersiapkan apa saja itu, disusun lagi. Nanti rencana kita itu sudah berbentuk

kaya ini kan kegiatan-kegiatan, ada thor misalnya kan, rincian anggaran nya.

2. Bagaimana metode dalam kegiatan perencanaan tersebut ?

Metodenya ya tadi itu kan ada pengkajian data. Berdasarkan pada banyaknya

permintaan dari PM pada saat pendaftaran, terus melihat bangsa pasar yang semakin

dibutuhkan di indonesia, sama diskusi dengan mitra-mitra yang datang untuk meminta

Page 167: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

anak magang di tempatnya. Rapat itu yah kan diskusi, membagi tugas yang dikerjakan,

memberikan laporan rencana yang akan dilakukan.

3. Siapa saja partisipan dalam kegiatan perencanaan?

Kalo partisipannya di pengkajian data itu, ada dari tim kita yang mengurus pendaftaran

anak-anak yang ingin mendaftar di sini. Terus bangsa pasar itu kita kan kita lihat sendiri

di indonesia itu kan banyak banget yang bawa motor, apalagi di kampung-kampung itu

kan juga sudah banyak. Terus kalau yang pengusaha-pengusaha itu mereka datang

kesini berdiskusi dengan kita, menanyakan ada yang berminat untuk magang di

tempatnya gitu aja. Kalau yang rapat ya perwakilan dari setiap bagian dalam struktural

ya, diskusi menyampaikan laporan-laporan, kendalanya gimana, terus mampu apa

nggak kalau diadakan jurusan baru.

4. Apa hasil yang di dapat dari kegiatan perencanaan?

Pengkajian data itu kan kita mendapatkan data, data-data keinginan dan kebutuhan si

anak ya kan, bukan hanya itu saja kita jadi mendapatkan kemitraan yang jauh lebih

banyak, juga kita kan mengembangkan keterampilan yang ada disini seperti itu.

Sedangkan dalam rapat itu menghasilkan yaitu ada kegiatan, inputnya, prosesnya,

output kan gitu ada nanti. Semua bidang bekerja nanti, rehsos akan membuat jadwal

kegiatannya, jadwal kegiatan anak-anak, rencana jadawal kegiatan kan, seperti ini

seperti ini. Kemudian nanti kalau di bagian PAS misalnya kemitraan dengan lembaga-

lembaga yang nanti akan membantu kita utnuk mendukung proses kegiatan ini, nanti

pas anak-anak diterima kerja, magang, atau mungkin nanti itu dibantu itu. Nah

kemudian TU menyiapkan sarananya masing-masing kan, manggil ini lah untuk

memperbaiki ini, gitu. Jadi dari rapat itu kita mengetahui tugas masing-masing, terus

membantu memecahkan masalah-masalah dan memberikan solusi kepada sub bagian

yang mengalami kendala

Page 168: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

PEDOMAN WAWANCARA

STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN ELEKTRO DAN MONTIR DI PSBR BAMBU APUS JAKARTA

TIMUR

Identitas Informan

Nama : Namin Sunarto, A.Ks

Jabatan : Kepala Bagian Rehabilitasi Sosial

Umur : 49 tahun

Pertanyaan Informan (Supervisor) :

1. Bagaimana proses kegiatan pemilihan instruktur?

Prosesnya itu kalau yang PNS itu kiriman mas, jadi kita butuh apa, kita bisa butuh

instruktur motor, mobil, kita mengajukan kemudian nanti di ACC di proses di salemba

(kemensos) dalam hal ini bagian umumnya rehsos kemudian, diteruskan lagi ke biro

orpeg (organisasi dan kepegawaian), kemudian surat menyurat ke tenaga kerja, kalau

yang resmi seperti itu prosedurnya. Karena waktu itu kan kita butuh tenaga ini, tenaga

motor, karena waktu itu pertimbangannya kita cuma kesulitan untuk satu orang. Kalo

tenang honorer kan agak ribet ya mas makannya kita membutuhkan PNS, nah ini kita

ke depan. Saya nggak tahu dari orpeg bilang ini nanti PNS semua, prosedurnya kita

ngak perlu, kita nyari sendiri secara resminya gini, oh PSBR butuh tenaga kita

mengusulkan ke salemba nanti orang organisasi dan kepegawaian yang menyari, nanti

dia yang akan menerjunkan kemari gitu lho, jadi sesuai dengan apa yang kita butuhkan.

Apa yang kita ajukan kebutuhan kita disini, proses kedepannya seperti itu. Tapi honor-

honor itu intern kita, nah ini kedepannya tidak ada lagi tenaga honor, semuanya PNS.

Nah kalau tenaga honor ya kita cari tidak terlalu resmi gitu ya, yang penting saya minta

Page 169: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

biodata dia, misalnya gini mas punya (teman), di daerah ini ada orang atau biasanya

kita cari informasi-informasi dari temen-temen ada dimana gitu, tidak saya umumin

gitu mas, karena kalo diumumin akan membludak kemari, saya ngak mau gitu. Jadi dari

temen-temen instruktur sendiri kita cari informasi semua, setelah kita dapat (calon

instruktur). Kita ambil beberapa gitu, tapi biasanya ngak terlalu banyak juga, 3 sampai

4 orang gitu kita iniin, kemudian kita minta bikin lamaran ya, lamaran kemari. Kita

minta dasar riwayat hidup dia termasuk pernah bekerja dimana, terus sertifikat yang

wajib harus ada gitu lho. Jadi kalau ngak ada kami nggak mau, itu itu yang saya lakukan

kemarin ya. Nah itu ada berkas ada beberapa kita pilih, kita selektif, nah ini yang lebih

pas yang mana ya kan, pas dalam arti kata yang kita tentukan itu ada disitu. Kalau saya

memang dasar hukumnya yang penting ada sertifikat ya, sertifikat khusus gitu. Lagi-

lagi saya nggak ngeliat pendidikan formal gitu, maksut saya melihat dari keahliannya.

Kalau saya prosesnya seperti itu. Terus kalau kita biasanya seleksinya ada tim, timnya

itu biasanya kita di rehsos hampir semuanya, tapi ya struktural ya perlu tahu itu saja

sebetulnya. Karena apa, tim intinya ada di rehsos kemudian kita itu, kita informasikan

berkas itu langsung lari ke TU, tapi tetep pada saat kita diskusi ya struktural harus ada,

layak atau nggak kan ada pertimbangannya apa. kalu ngak ya cari yang lain. Kalau saya

ya maunya model ya saya bilang itu, saya ngak mau repot jadi enak semua PNS, kan

sudah tinggal ke bank pembayaran selesai, tidak tiap bulan harus mengajukan surat ke

salemba gitu. Nah untuk sementara kita masih model yang kaya gitu, kalau udah kaya

gitu ya kita seleksi berkas, kemudian biasanya ada temen-temen disini tim nya mungkin

sedikit wawancara, wawancara ngak terlalu berat misalnya pengalaman kerjanya kita

crosscheck lagi, biasanya kan kalau dibuat diberkas nya itu kan, pernah bekerja dimana

saja, pernah mengajar dimana saja gitu kan kaya gitu. Terus juga cari temen-temen yang

kenal dia, karena saya nggak mau ternyata orangnya seperti ini seperti ini, dulu kita

Page 170: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

pernah kecolongan seperti itu, kecolongan bukan seperti apa, sebenarnya dia

mengajarnya bagus, ilmunya juga banyak, tapi kan penampilan tidak bagus karena anak

kita berbeda kan, akhirnya cari lagi. Terus kalau sudah ok, disepakati, kita kontrak. Itu

kita kontrak biasanya setahun sekali. Terus kita bikinkan SK yang ditandatangani sama

kepala panti jadi setiap tahun kita kasih.

2. Bagaimana metode dalam kegiatan sosialisasi tersebut?

jadi kita butuh apa, kita bisa butuh instruktur motor, mobil, kita mengajukan kemudian

nanti di ACC di proses di salemba dalam hal ini bagian umumnya rehsos kemudian,

diterukan lagi ke biro orpeg (organisasi dan kepegawaian), kemudian surat menyurat

ke tenaga kerja. sedangkan untuk honorer jadi dari temen-temen instruktur sendiri kita

cari informasi semua, setelah kita dapat (calon instruktur). Kita ambil beberapa gitu,

tapi biasanya ngak terlalu banyak juga, 3 sampai 4 orang gitu kita iniin, kemudian kita

minta bikin lamaran ya, lamaran kemari. Kita minta dasar riwayat hidup dia termasuk

pernah bekerja dimana, terus sertifikat yang wajib harus ada gitu lho. Jadi kalau ngak

ada kami nggak mau, itu itu yang saya lakukan kemarin ya. Nah itu ada berkas ada

beberapa kita pilih, kita selektif, nah ini yang lebih pas yang mana ya kan, pas dalam

arti kata yang kita tentukan itu ada disitu. kalau udah kaya gitu ya kita seleksi berkas,

kemudian biasanya ada temen-temen disini tim nya mungkin sedikit wawancara,

wawancara ngak terlalu berat misalnya pengalaman kerjanya kira crosscheck lagi,

biasanya kan kalau dibuat diberkas nya itu kan, pernah bekerja dimana saja, pernah

mengajar dimana saja gitu kan kaya gitu.

3. Siapa saja partisipan dalam kegiatan pemilihan instruktur?

Partisipan dari pns yang pasti (kemensos) dalam hal ini bagian umumnya rehsos

kemudian, diterukan lagi ke biro orpeg (organisasi dan kepegawaian), kemudian surat

Page 171: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

menyurat ke tenaga kerja. Sedangkan dari honorer partisipannya tadi tim rehsos dibantu

instruktur dilingkungan PSBR Bambu Apus Jakarta Timur, serta calon instruktur.

4. Apa hasil yang di dapat dari kegiatan pemilihan instruktur?

Kalau itu saya tidak punya catatan khusus ya tapi buktinya, itu mereka bisa dan mereka

mampu memberikan keterampilan kepada PM kita. Dan juga ya mereka memiliki sikap

dan perilaku yang menjadi panutan anak-anak. Hasil lainnya itu di akhir ya kalau bisa

dibilang saya yakin tidak semua anak ya pas pembelajar itu bisa semua, di formal pun

sama. Karena setiap anak mempunyai daya tangkap yang berbeda-beda kalau yang saya

tahu, kalau kita nanti melihatnya di posisi magang. Kita lihatnya dari situ. Ini kita

melihatnya secara keseluruhan ya mas bukan satu jurusan. Hampir separuh anak ini

diminta untuk langsung bekerja disitu

5. Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh PSBR Bambu Apus dalam tahap

pelaksanaan?

Di PSBR ini full ya dari pagi sampai malem. Mulai dari pagi bimbingan fisik, terus

bimbingan sosial, bimbingan keterampilan,terus bimbingan mental dan agama, terus

bimbingan extrakurikuler, dan magang ya tapi itu bukan termasuk bimbingan itu

termasuk kegiatan penunjang.

6. Bagaimana proses kegiatan bimbingan Fisik?

Di PSBR ini dari pagi sampai malem itu full sebetulnya. Pagi tapi tidak setiap hari ya,

yang pertama saya sebutin kegiatan yang pertama bimbingan fisik. Itu bimbingan fisik

dilakukan seminggu 2 kali, petugasnya siapa, itu orang dari koramil dan petugas sosial.

Tapi yang dominan itu dari koramil, itu kan awal mas jadi kita ajarkan itu disiplin

diajarkan pagi jam 6 setiap hari kamis sama sabtu ya kalo nggak salah, itu diajarkan

untuk baris berbaris mas. Terus bimbingan fisik selanjutnya setiap jum’at, senam itu

Page 172: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

juga termasuk bimbingan fisik itu. Itu dari mana, itu dari luar juga instrukturnya. Terus

juga kerja bakti itu kaya gitu gitu

7. Bagaimana metode dalam kegiatan bimbingan fisik?

Yah itu mah praktek langsung ngikutin perintah dari koramil itu, dia suruh kemana ya

dikutin. Disuruh push up karena anak telat ya harus push up gitu. Kalo senam itu kan

ngikutin gerakan instruktur senamnya jadi udah enak gampang.

8. Siapa saja partisipan dalam kegiatan bimbingan fisik?

Udah pasti PM nya ya, terus kalo yang bimbingan fisik hari kamis dan sabtu itu kan

koramil sebagai instrukturnya. Cuma kan tadi ada pendamping yaitu petugas sosial

yang ngamatin. Kalau senam itu kita manggil instruktur dari luar.

9. Apa hasil yang di dapat dari kegiatan bimbingan fisik?

Ya anak MFD nya ya bagus gitu, anak mental, fisik, dan disiplinnya kuat, kan mereka

rata-rata mental disiplinnya kurang mas. Rata-rata mereka disiplinnya kurang disini,

yang datang kemari anak-anak itu memang itu yang perlu dirubah, mereka itu putus

sekolah, mereka itu rentan anjal (anak jalanan), anak ABH (Anak Berhadapan Hukum)

dari sini, kalo dari sini bisa, misal nya apa, di kelas nggak bolos, tanggung jawab, yah

disini mas. Tapi biasanya pada berguguran disini, diawal-awal biasanya gitu, soalnya

pada ngak biasa bangun pagi. Itu kenapa kita pake koramil, itu lah biasanya ya takut

gitu. Pokoknya bagaimana caranya dia itu mentalnya kuat,disiplinnya kuat itu yang

ingin kita bentuk disini, setelah itu yang lainnya. Kalau senam itu lebih kepada

kesehatannya ya, kesehatan fisik itu biasanya kita manggil instruktur

10. Bagaimana proses kegiatan bimbingan mental dan agama ?

Kalau dibimbingan mentalnya itu kita laksanakan, yang rutin ya itu setiap malem.

Bimbingan mental dan agama ya, ini setiap malem. Bimbingan mental itu terkait

dengan keagamaan ya, itu kita lakuakan setiap sore dari magrib sampai isya. Itu setiap

Page 173: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

hari mas, siapa orangnya, kita ambil dari luar juga, orang yang paham tentang agama

pastinya. Nah kalau ini basicnya udah jelas mas, sarjana agama.

11. Bagaimana metode dalam kegiatan bimbingan mental dan agama?

modelnya macem-macem mas. Kan waktunya cuma dari magrib sampai isya ya, jadi

ada pengajian, ada ceramah gitu kan, ada diskusi tentang agama.

12. Siapa saja partisipan dalam kegiatan bimbingan mental dan agama?

Partisipannya ya itu mas, PM dengan petugas sosial, dan instruktur dari luar yang tadi

ya mas basicnya harus sarjana agama.

13. Apa hasil yang di dapat dari kegiatan mental dan agama?

Kalau hasilnya ya itu mas kadang kan ada anak yang tidak bisa bacaan shalat. Itu

disetiap angkatan pasti ada yang nggak bisa bacaan shalat. Jadi kita kadang memberikan

pembelajaran bacaan shalat, kadang juga ada dari temennya yang bisa, kita suruh ajarin

temennya yang ngak bisa. Supaya anak ini ngerti gitu gimana shalat, bacaannya kaya

gimana gitu mas.

14. Bagaimana proses kegiatan bimbingan sosial ?

Bimbingan sosial itu tiap hari mas, bimbingan bisa klasikal dan non klasikal. Kalo

klasikal itu kelas yang ada 3 kelas. Jadi ada 3 kelas yang mengajarkan etika dan segala

macem, ada remaja dan pemasalahannya kaya gitu, itu yang di kelas-kelas. Kemudian

bimbingan kelas ya dari pagi morning meeting, morning meeting itu jam setengah

delapan sampai jam delapan setiap hari mas, itu kan bimbingan sosial. Yang terdata

rutin sih itu yang klasikal itu. Tapi kalo dia ada masalah apapun bimbingan terus, itu

morning meeting itu setiap hari, apa keluhannya gitu kan, itu salah satu tugasnya, kecil

tapi ya terus menerus. Tapi kalau kita nggak perhatikan kaya gitu ini nanti akan

memperluas jadi besar. Itu di morning meeting semua di diskusikan walaupun nanti ada

materinya. Modelnya kaya gitu, kalau di itu, dia sedikit ceramah, nah kalo di morning

Page 174: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

meeting yang banyak anak mengungkapkan perasaannya. Dan itu yang bertanggung

jawab semua ya petsosnya masing-masing. Setelah di morning meeting itu anak-anak

masuk ke kelas yang tadi itu ada 3 kelas yang mengajarkan etika dan segala macem itu.

Itu ada dari petsos yang memberikan materi itu tadi.

15. Bagaimana metode dalam kegiatan bimbingan sosial ?

Kalo di morning meeting itu petsos hanya ngasih sedikit materi mas, yang banyak anak

mengungkapkan perasaannya. Kalo di kelas itu baru kebanyakan ceramah-ceramah.

16. Siapa saja partisipan dalam kegiatan bimbingan sosial ?

Kalo di bimbingan sosial itu petsos mas yang bertanggung jawab di kegiatan-kegiatan

di kelas maupun yang diluar kelas.

17. Apa hasil yang di dapat dari kegiatan bimbingan sosial ?

Kalau hasilnya ya pasti etika jadi lebih bagus mas. kan seperti yang saya bilang tadi

disini tuh etika dan perilakunya kita buat supaya menjadi lebih ber adab. Karena kan

mereka anak-anak rentan mas rentan anjal ( anak jalanan) jadi perilaku mereka kita

didik disini supaya mereka memiliki tata krama yang baik. Contohnya ketemu orang

yang lebih tua harus hormat, dengan teman sendiri tidak boleh berantem, kaya gitu-gitu

mas. Terus juga disiplin, disiplinnya gini mas kalau misalnya anak itu kan kalau siang

kadang ngak ada di kelas itu, nah itu juga harus diberikan bimbingan, bimbingan supaya

dia disiplin dalam menjalankan tugas nya sebagai penerima manfaat.

18. Bagaimana proses kegiatan bimbingan keterampilan ?

Keterampilan itu sama itu biasanya sampe sabtu, tapi jum’at nggak. Jadi dia dari jam

10 sampai jam 4. Kalau silabusnya itu ada di jurusan mereka masing-masing. Jadi

dalam bimbingan keterampilan itu kan tergantung trik dari masing-masing instruktur

ya. Tapi yang jelas itu di dalam nya ada ceramah materinya sama praktek langsung.

19. Bagaimana metode dalam kegiatan bimbingan keterampilan?

Page 175: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

Tapi yang jelas itu di dalam nya ada ceramah materinya sama praktek langsung.

20. Siapa saja partisipan dalam bimbingan keterampilan?

Kalau itu mas anak, dengan instruktur soalnya kan kalau udah di dalam kelas itu.

Instruktur yang bertanggung jawab terhadap pemberian ilmu kepada anak. Kecuali

anak itu bermasalah baru nanti ada petsos nya yang mengambil alih untuk mengetahui

kenapa anak itu tidak mau belajar.

21. Apa hasil yang di dapat dari kegiatan bimbingan keterampilan?

Hasilnya sudah jelas, anak dapat mengetahui dan menjalankan keterampilan nya

masing-masing, tapi disini dasar lho ya mas tidak bisa mahir, karena kalau hamir dalam

jangka waktu 6 bulan atau bahkan kurang itu nggak mungkin. Coba dipikir mas dalam

jangka waktu kurang dari 6 bulan. Nah makannya itu kita disini keterampilan itu hanya

menunjang dari perilaku si anak.

22. Bagaimana proses kegiatan bimbingan evaluasi ?

Jadi setiap angkatan kita evaluasi, karena nanti akan ada lagi evaluasi gabungan,

keselurahan program ada. Dari masing-masing jabatan, besarannya mungkin PAS, TU,

Rehsos, Petsos, itu nanti di rehsos ini ini ini, kadang-kadang itu dikasih penilaian

keseluruhan, darimana, anak yang nilai. Jadi pertama kami di rehsos pasti di evaluasi

emang, kalau untuk keterampilan kan persemester, maksutnya ini ada kurang dimana

itu biasanya, tiap semester itu biasanya kita, untuk intern rehsos ya, kita liat semua

jurusan kurangnya dimana, ini kemarin ada masalah kaya gini, ini besok kita ini ini ini,

tiap semester kita prosesnya. Nah kalau yang untuk setahun kita kumpul semua, eh

bukan semua pegawai, bagian dari masing-masing pegawai ada perwakilannya.

Evaluasi nya itu kita menggunakan metode ada yang kuesioner ada yang diskusi, kalau

yang umum ya semua pegawai mengisi, tapi kita ada tim yang menentukan apa yang

Page 176: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

mau dievaluasi kan, ada itemnya perbagian ini tentang ini, tadi saya bilang keterampilan

itu nanti dibagi lagi apaan gitu

23. Bagaimana metode dalam kegiatan bimbingan evaluasi ?

Evaluasi nya itu kita menggunakan metode ada yang kuesioner ada yang diskusi

24. Siapa saja partisipan dalam bimbingan keterampilan?

Dari masing-masing jabatan, besarannya mungkin PAS, TU, Rehsos, Petsos, itu nanti

di rehsos ini ini ini, kadang-kadang itu dikasih penilaian keseluruhan, darimana, anak

yang nilai

25. Apa hasil yang di dapat dari kegiatan bimbingan keterampilan?

Nanti kita duduk bareng kita diskusi, apakah iya, apakah tidak ya kan. Nanti untuk

tahun depan solusinya apa, kita bikin rekomendasi, rekomendasinya apa ini, misalnya

kelemahannya disini, ini kita rekomendasikan ini, siapa yang memberikan, tim itu. Jadi

udah tersebar tapi bukan kami yang nyebar, kalo intern kami kan setiap abis semesteran

ya, kalau yang itu nggak, kalau yang itu untuk keseluruhan. Nah ada juga yang

keseluruhan lagi dari keterampilan, magang, pelayanan luar panti itu biasanya bagian

TU. Ada lagi penilaian keseluruhan dari anak itu biasanya di akhir, di akhir kegiatan,

abis magang itu mereka biasanya disuruh mengisi ada form. Dimana itu, itu ada di ibu

ipeh di IKM ( indeks kepuasan masyarakat) itu yang harus diisi sama anak kita, kan

anak itu bagian dar masyarakat

Page 177: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

PEDOMAN WAWANCARA

STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI KETERAMPILAN

ELEKTRO DAN MONTIR DI PSBR BAMBU APUS JAKARTA TIMUR

Identitas Informan

Nama : Dandan Supardan, Amd.

Jabatan : Fungsional instruktur

Umur :

Pertanyaan informan (pembimbing program) :

1. Bagaimana persiapan yang dilakukan pembimbing program sebelum melaksanakan

program?

Kayak sekarang nih ya nunggu program-program baru kita mempersiapkan tentunya

prinsip untuk anak-anak selanjutnya. Terus juga mempersiapkan bahan kan. Bahan

praktek, terus peralatan, selama kekosongan waktu anak ini, mulai dari magang, itu yang

kita persiapkan untuk tahun ajaran yang baru

2. Bagaimana pembimbing program mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang

dirasakan oleh anak asuh?

Anak bermasalah akan terilhat dari sikapnya, jadi sikap tingkah lakunya akan terlihat apa

sih anak, terus juga dari attitude dia di ruangan atau di keterampilan itu akan terlihat gitu,

seperti apa dia di luarnya begitu kan, nanti pasti akan terlihat.

3. Bagaiamana Pembimbing program melaksanakan program yang telah

direncanakan?

Kalau saya ya paling ya tadi mengajarkan teori maupun pratek tentang tune up motor, atau

ya pokoknya yang basic-basic lah tapi kadang-kadang anak ada juga yang meminta

Page 178: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

modifikasi pak, modifikasi seperti ini kayak gimana sih, ya baru saya menjelaskan gitu,

kalau anak ga bertanya ya saya mungkin menjelaskan hanya basicnya saja gitu. Paling

seperti itu. Terus juga kalau ada anak yang kemampuannya kurang, kurang itu dari

pendidikannya ya, itu saya selalu mau ga mau mengulang materi, tapi gitu kan, di luar.

Misalkan yang sudah paham, yang sudah mampu praktek. Nah saya menjelaskan juga ke

anak yang lainnya ini berulang-ulang. Atau saya minta untuk menanyakan apa sih yang

kalian ga paham, selalu tanyakan. Kadang-kadang si yang lain sedang praktek gitu kan

anak ada yang deketin meja, ngobrol gitu kan. Jadi saya tau setiap kemampuannya, setiap

hari itu ada ya. Selalu ya anak. Kalau ga ada saya panggil satu orang siapa, saya ajak

ngobrol. Gitu, biar, biar apa ya, paling engga anak kalau mungkin dia ga berani kalau depan

orang banyak kan gitu makanya, biasanya bergiliran sih. Tergantung. Tergantung kan ada

yang ini kan kelihatan kurang saya selalu tuh panggil. Kenapa apa masalahnya, saya tanya

gitu apa masalahnya, kenapa ga bisa nangkep, apa masalahnya, seperti itu.

4. Apa modal yang diberikan Pembimbing Program kepada anak asuhnya?

Kalau modal saya beri tentunya keterampilan anak ya dari saya pribadi saya memberikan

apa yang saya mampu lakukan di motor tentunya, di TSM ini saya berikan ke anak

keseluruhan tanpa apa mengurangi sedikitpun, yang saya ketahui saya jelaskan, kalau yang

saya tidak ketahui saya cari tahu, itu jadi PR saya, kadang-kadang kan anak ada yang

memang bertanya diluar kemampuan gitu kan, karna dia dari browsing atau apa gitu kan.

Itu jadi PR saya.

5. Bagaimana evaluasi dari program yang sudah berjalan?

Aduh.. kalau nanya nya kayak gitu sebetulnya banyak ya, dari dari tempatnya sendiri kan

sebetulnya ga layak, tempat-tempat buat keterampilan sendiri kan emang belom layak.

Page 179: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

Terus juga peralatan, itu masih apa ya. Ketinggalan lah gitu kan dengan dengan apa ya

dengan kemajuan teknologi sekarang kan kita masih bener-bener basic, paling itu aja kita

ga bisa ngikutin juga diklat-diklat untuk instruktur nya itu kan. Terus paling yaa untuk

kuota ya, kuota anaknya ya gitu dengan dengan ya apa, melihat kondisi lah. Di sesuaikan

dengan kondisi karena kan di motor itu minimal 15, tiap angkatan ini cuma 15 dengan

ruangan seperti itu ya minimal paling sedikit 15 orang setiap angkatan. Jadi yaa.. harusnya

kalau memang mau kuota seperti itu ya di buat kondusif dengan pembaharuan alat,

pembaharuan tempat agar lebih efektif dalam pembelajaran.

6. Bagaimana pembimbing program dalam menciptakan suasana/ kondisi linkungan

agar anak lebih berkembang?

Kalau itu saya memberikan motivasi-motivasi pada anak ya. Kondisi seperti apa biasanya

saya lihat dari basicnya, dari latarbelakangnya seperti apa. Pertama latarbelakang

pendidikan itu kan kita tanya-tanya juga karena itu untuk bagaimana kita nanti menerapkan

metode untuk ke anak Karena biasanya beda jenjang kelulusan anak, penangkapan anak

beda nih. Gitu seperti itu mas. Jadi kita itu dilihat dari mayoritas anak gitu kan, jadi nanti

mungkin ada memang tentunya akan ada dua metode yah. Karena ga bisa kalau misalkan

nih, yang lulusan SD harus disetarakan dengan yang lulusan smp atau pernah sekolah di

SMA, ga bisa gitu, karena ya mungkin penangkapan mereka juga akan berbeda

7. Pengetahuan dan keterampilan apa saja yang diberikan pembimbing program

kepada anak asuh?

Focus kita sebetulnya anak minimal bisa tune up sepeda motor itu memang tujuan akhirnya

ya, tujuan akhirnya anak bisa tune up minimal gitu ya. Kita menjelaskan keseluruhan

materi dengan jangka waktu 6 bulan, hal ini sebetulnya memang tidak efektif gitu kan,

Page 180: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

karena saya pribadi lebih cenderung ke praktek. Gitu jadi menjelaskan sambil anak praktek

gitu akan memudahkan anak memahami materi yang diberikan.

8. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi pembimbing program selama program

berjalan?

Sama anak yang paling sering ya itu disiplin anak. Dia jadi apa ya, anak itu karena

mungkin, mungkin terlalu lama sebetulnya waktunya dari jam 10 sampai jam 4 itu anak

jenuh. Kan terus juga waktunya sama banyak di siang. Saat di siang belajar di kelas itu

tidak efektif. Kalau mau belajar itu dari pagi waktunya. Kalau ya jadi anak siang itu udah

males-malesan gitu jadi penangkapan terhadap materi tuh gini.

9. Bagaimana pembimbing program membantu memecahkan masalah yang dihadapi

selama program berjalan?

Biasanya kalau saya karena pada saat teori ya itu tadi mas saya, pada saat di teori ya. Teori

anak saya suruh bertanya. Jadi setiap anak kadang-kadang saya wajibkan bertanya tentang

materi yang dijelaskan. Jadi si anak baru langsung sharing Tanya jawab, jadi paling engga

si anak kadang-kadang ya ada bercanda di kelas gitu guyonan umum seperti itu ya lebih

bangun istilahnya kan. Ga sampai ngantuk, males-malesan, seperti itu. Karena kalau kita

menggunakan metode ceramah kan monoton jadinya.

10. Apa bentuk dukungan dari pembimbing program untuk anak asuh agar

mendapatkan perlindungan?

Kalau itu pernah ada anak yang mau belajar tapi merasa malu untuk belajar jadi saya

meminta temannya untuk mengajak dia. Mengajak dia misalkan lagi praktek nih, saya pasti

yang memang temannya itu ya yang keliatan bisa itu ya, yang keliatan menonjol itu ya ajak

anak ini karna biar apa, biar kalau mungkin di depan teman-teman yang lain banyak orang

Page 181: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

dia segen kan, di malu kan, tapi kalau dengan satu orang dia coba dengarkan dia biar dia

berani, dan Alhamdulillah sejauh ini metode seperti ini berhasil. Jadi satu anak itu, yang

satu anak itu disuruh jadi mentor lah saya bilang gitu. Jadi mentoring dia mau ga mau dan

akhirnya untuk keduanya berhasil gitu ya. Yang satu kan mengajar lebih, dia mengingat

lagi, mengingat lagi, karena mengajarkan kan gitu memberitahu temannya kan, yang satu

akhirnya karna terus-terusan mungkin ya nempel juga akhirnya, gitu.

11. Apa saja kebijakan yang dilakukan pembimbing program agar anak asuh

mendapatkan perlindungan?

Kalau saya kan instruktur ya mas, jadi kebijakan-kebijakan saya hanya untuk anak yang

mau belajar dan ingin belajar, jadi kalau anaknya mau belajar tapi terkendala apa-apa gitu,

baru nanti saya tanyain, kenapa kamu nggak belajar. Terus nanti dia kan cerita tuh, nah

disitu kalau misal nya ternyata dia nggak belajar karena saya galak atau karena temannya

iseng nah itu baru nanti kita bilangin ketemennya kalau belajar jangan iseng karena kalian

di sini belajar bukan jadi preman.

12. Bagaimana akses yang diberikan pembimbing Program agar anak asuh dalam

mendapatkan perlindungan?

Kalau itu saya kasih link, untuk diklat tambahan gitu kan. Ada kayak kemaren yang

kebetulan anak yang magang di Ahass, dia kebingungan juga, pak ini kayak gimana sih.

katanya ada buat jadi mekanik harus ikut diklat nih. Kadang-kadang kebetulan kan kalau

di Jawa Barat pusatnya di Bandung, dan saya ada link di sana ya. Nih, di sini, kamu coba

ke sini. Karna untuk dukungan yang lain saya juga belum mampu, jadi paling engga

sekarang kayak link-link gitu ya saya share ke anak- anak. Seperti itu. Kadang-kadang

temen yang di Bandung mungkin anak-anak dari sini yang ke Bandung saya tempatin di

Page 182: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

tempat temen-temen saya. Temen saya yang di bengkel juga kan. Saya tempatin juga

disitu. Ya tapi memang lulusan dari sini memang ga mungkin juga magang di Bandung,

kalau di sini dengan kost sekian gitu kan, dengan dari lembaga ga bisa. Ya paling engga

intinya kalau saya pribadi sih, ya memaksimalkan apa yang ada atau memberikan yang

terbaik ke anak walaupun dengan segala kekurangannya kita jadikan itu sebagai pemicu,

gitu aja

13. Bentuk bimbingan apa saja yang diberikan pembimbing program terhadap anak

asuhnya?

Paling saya ya itu tadi motivasi untuk mereka mau itu kan, mau berubah intinya

motivasinya biasanya yang saya berikan ya, contoh pengalaman yang saya berikan. Terus

juga kadang-kadang kan yah kondisi saya seperti ini tapi yah saya bisa. Kamu yang lebih

baik gitu kan, masa ga bisa. Cuman satu bidang ini. Ini dari satu bidang saya bilang gitu.

Yang kamu pelajari ini satu bidang gitu loh. Masa ga mampu.

14. Bagaimana bentuk dukungan pembimbing program terhadap anak asuh yang sudah

menjalankan program?

Kalua saya pribadi ya paling mengingatkan gitu kan, untuk apa ya, menjaga. Menjaga

kepercayaan orang, karena yang namanya bekerja di bengkel itu kan kepercayaan. Orang

mau dateng lagi ke bengkel karena percaya di tempat ini bagus nah itu misalkan. Intinya

modalnya, saya berikan modal kejujuran. Saya tanamkan itu, itu yang paling saya

tanamkan karena kamu jujur. Gitu aja.

Page 183: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

PEDOMAN WAWANCARA

STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN ELEKTRO DAN MONTIR DI PSBR BAMBU APUS JAKARTA

TIMUR

Identitas Informan

Nama : Suroso, Amd.

Jabatan : Fungsional instruktur

Umur : 40 th.

Pertanyaan informan (pembimbing program) :

1. Bagaimana persiapan yang dilakukan pembimbing program sebelum

melaksanakan program?

Jadi yang pertama sebagai pembimbing program kita menyiapkan dari pada sarana dan

prasarana seperti yang paling utama itu adalah keuangan, menyiapkan peralatan, serta

kita ya data-data pendukung seperti buku, Modul-modul, sekaligus alat-alat peraga itu

untuk menunjang dari pada nanti proses dari pada belajar mengajar baik itu secara teori

ataupun secara praktek seperti itu. Untuk mengenakan apa-apa nanti yang bisa atau

client yang bisa masuk kejurusan elektronik khususnya itu seperti itu.

2. Bagaimana pembimbing program mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang

dirasakan oleh anak asuh?

Ya banyak faktor yang bisa saya ambil terutama dari tatap muka atau tatap pertemuan

awal, di pertemuan awal itu tidak saya langsung kasih materi atau apa tapi saya banyak

mengobrol, lebih banyak menanya tentang sejarah dia sebelum masuk PSBR, kamu

itu seperti apa, darimana, Pernah nggak dulu kamu belajar atau tau masalah elektronik

atau mungkin di bangku sekolah atau mungkin hobby ngotak-ngatik atau yang lainnya.

Nah dari situlah mereka itu bercerita tidak sebatas itu. jadi ketika mereka menceritakan

Page 184: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

contoh umpamanya saya dulu pernah pak begini-begini. Saya mungkin dengan kata-

katanya itu akan saya ambilkan salah satu contoh peralatan yang ada, nah mungkin akan

saya gambarkan,ceritakan ,dan disuruh mengomentasi. Dan kalau dia tidak bisa berarti

memang dia benar-benar nol. nah saya simpulkan seperti itu. Terus atau saya kasih soal,

soal sebelum saya perkenalan, soal-soal ringan yang mungkin belum masuk ke materi,

mungkin yang kebiasan atau apa yang sering dilakukan orang masyarakat pada

umumnya, itu kan materi-materi ringan. Nah dia cenderung tahu apa nggak, nah bebas

dia ngisi. Disitu saya kasih materinya, saya uji, saya kasihkan lagi dengan soal yang

sama bereka bisa tahu apa nggak dari situ juga saya bisa menilai, dari kemampuan daya

serapnya, dulunya dia sudah pernah apa belum, atau pernah tahu apa nggak, kadang

juga ada yang dia itu udah tahu. Karena mungkin cara belajarnya itu autodidak.

Autodidak itu maksudnya sering liat, mungkin dari temennya atau mungkin saudaranya

ada yang pernah menggeluti bidang elektronik, dia sering lihat jadi mungkin dia tahu.

Nah dia bisa menjawab seperti itu, ada beberapa client pernah seperti itu. Tapi ketika

masuk dalam bidang-bidang tertentu karena dia tahu umum ya, artinya terkendala.

Disitu biasanya banyak kalau hal-hal yang masuk semacam itu dia menang di praktek

tidak menang di teorinya, kurang teorinya nah jadi istilah-istilah teknik, istilah-istilah

elektroniknya dia, nama-namanya terutama dia tidak tahu, tapi dia disuruh mengerjakan

kasus, atau mengerjakan praktek dia bisa, seperti itu dan itu kadang juga, hal-hal yang

seperti itu saya kondisi-kondisikan seperti bisa saya manfaatkan untuk yang bener-

bener tidak tahu gitu. Nah jadi ibaratkan yang sering saya itu ilmu bisa dikatakan kalau

subsidi silang lah, jadi yang tidak tahu di dekatkan ke tahu atau yang pernah atau

sebaliknya, jadi untuk memudahkan saya menyampaikan ataupun mengasih semangat

ke mereka yang mungkin belum pernah ataupun tidak tahu sama sekali, karena ilmu

elektronik itu sebenernya banyak sesuatu yang sifatnya alogika, tidak kelihatan tapi bisa

Page 185: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

bekerja gitu lho, listrik itu kaya apa, contoh kan tidak berwujud tapi bisa menghasilkan

sesuatu gitu, geraknya seperti apa, arus listrik kalau kita arus sungai, arus air, arus apa

keliatan. Nah tapi kalau arus listrik Itu gimana, orang yang awam atau orang yang tidak

pernah melakukan belajar disekolah itu akan susah sekali. Nah itu dengan cara-cara

seperti itu nah itu kadang bisa membantu untuk program atau cara saya memberikan

materi ke mereka. Dan saya dalam pelaksanaannya puntidak melulu teori saja ataupun

praktek saja , jadi saya juga bisa melihat kondisi kelas. Ketika suasananya sudah mulai

agak kendor, atau mungkin suasanya malas atau ngantuk-ngantuk atau pokoknya tidak

semangat lah. Itu saya akan tampilkan peralatan-peralatan elektronik yang membuat dia

tertarik gitu lho, wooo bagus ya hebat ya, mungkin bagi mereka yang baru-baru akan

seperti itu, wh hebat alatnya bisa begini pak alatnya bisa begitu pak, padahal kalau

mereka sudah pelajari dan sudah tahu, oh ternyata kerjanya cuma seperti ini pak? Oh

iya kemarin kamu terheran-heran kan, Ya ini cuma seperti ini kerjanya. Oh iya iya pak.

Makannya kamu lebih banyak tahu, sistem kerjanya seperti ini sehingga membuat alat-

alat yang membuat orang lain itu terkagum-kagum atau sejenisnya. Dan gambaran

seperti itu kadang membuat mereka itu tertarik dan akan semangat belajarnya, yang

tadinya pak elektro itu seperti apa pak, pak saya pernah kesetrum saya takut dengan

setrum dan macem-macem lah. Dengan cara-cara seperti itu mereka tidak lagi, bahkan

saya demo kan, nih listrik itu baik setrum itu saya pegang saya apa, lho bapak nggak

kesetrum, Lah ini baru bapak, kamu pernah liat nggak orang yang membetulkan listrik

naik tiang listrik diatas kok orangnya nggak kesetrum, Dan contoh-contoh seperti itu.

Itu nggak kesetrum kalau bisa kesetrum orang itu banyak yang mati, orang PLN banyak

yang mati, itu seperti itu, contoh-contoh seperti itu. Bapak kasih contoh seperti itu kamu

nanti juga akan seperti itu, mereka akhirnya semangat mereka jadi tertarik itu salah satu

Page 186: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

trik atau cara-cara saya untuk memberikan atau mengasih materi ke mereka yang ada

di PSBR.

3. Bagaiamana Pembimbing program melaksanakan program yang telah

direncanakan?

Kalau saya itu disini mencoba mengajarkan kepada mereka bahwa bagaimana belajar

yang 4 bulan ini bisa jadi 10 bulan,kan gitu? Maksimal. Kok bisa pak? Kan waktunya

aja Cuma 6 bulan? Kok bisa sampe 10 bulan? Belajarnya tidak harus dikelas. Itu prinsip

yang saya selalu ajarkan ke mereka atau sistem yang saya sarankan ke anak elektro.

Kok bisa pak? Kamu belajarnya jangan hanya dikelas dan jangan hanya dengan saya,

saya Cuma dikelas kamu setiap saat pulang ke asrama ke kanti, kemana aja kamu tetep

harus belajar, jadi waktu yang dikelas itu Cuma 5 jam bagaimana caranya bisa 10 jam?

Nah kamu belajar lagi diluar. Ada masalah,ada kendala, ada tidak mampu, ketika

dikelas kamu bisa tanya ke saya nah seperti itu yang selalu sering saya tekankan ke

mereka-mereka terutama yang susah sekali belajar.

4. Apa modal yang diberikan Pembimbing Program kepada anak asuhnya?

Kalau saya yang dapat saya berikan palingan hanya ilmu elektronik praktis yang seperti

ada di lapangan lah, karena disini diterapkan bukan untuk melanjutkan sekolah lagi di

perguruan tinggi, tapi langsung kerja gitu lho, kalau di bandingin sertifikat yang dari

PSBR ini yah tidak ada harganya kalau dikeluarkan. “Sertifikat yang dikeluarkan dari

PSBR bisa untuk naik ke perguruan tinggi”, kan nggak mungkin. Tapi kemampuan si

bocah, si anak, si client itu bisa. Mereka dari tempat-tempat magan yang menggakui

bukan sekolah, gitu.

5. Bagaimana evaluasi dari program yang sudah berjalan?

Evaluasi ya? kalau dari sarana ya, sarana itu juga perlu perbaikan seperti peralatan itu

udah lama terus juga perlu peremajaan kembali itu, terus ya anak lah maksutnya

Page 187: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

wawancara awal, seleksi lah di awal anak yang masuk, itu juga perlu. jadi tidak

sembarangan Dielektro itu kan agak ekstra mempelajarinya. Tidak asal anak,

khawatirnya kenapa kok harus di seleksi awal? Karena ketika pemberian materi dengan

karakter atau latar belakang anak yang tidak mendukung dengan materi belajar elektro

itu nantinya akan percuma. Akhirnya sia-sia yang seperti itu. Makannya harus ada

kategori khusus anak yang belajar dijurusan elektro sehinga nggak asal-asalan, nah itu.

Kalau itu terjadi nanti dampaknya akan panjang, seperti contoh seandainya asal-asalan,

maksudnya asal-asalan itu yang karakternya anak tidak hobi atau tidak mampu

menguasai penghafalan elektronik, masuk aja dulu ke elektronik. Akhirnya sebisa

mungkin anak itu belajar atau mengetahui elektronik. Akhirnya hasilnya pun tidak

maksimal. Disitu akhirnya anak gagal,akhirnya gagal, untuk me mencari tempat bekerja

pun akan terhambat. Susah mencari kerja karena ketidak mampuannya dia. Dan

akhirnya menyimpulkan bahwa belajar elektronik itu susah, kan seperti itu. Dan itu

akan berimbas ke- angkatan berikutnya, “kamu dulu kan pernah belajar elektro di

PSBR”,” iya”,” gimana jurusan elektro?”,”jangan elektro, elektro itu susah”. Nah itu

kan akan berdampak, padahal yang ditanya itu memang anak yang tidak mampu,

karakterk yang memang tidak mampu. Itu lebih cenderung ke jurusan yang lain seperti

jahit umpamanya atau salon umpamanya, dia dimasukan ke elektro, nah hasilnya seperti

itu, giliran ditanya ya “jangan belajar elektro”. Itu kan berdampak, makannya diawal

itu perlu dibenahi. Terus satu lagi karena saya sendiri ya di keterampilan elektro, dari

jam 10 sampai jam 4 setiap hari kecuali hari jum’at dan hari minggu,terus senin, selasa,

rabu, kamis, sabtu itu nggak mungkin dong saya sendiri. Yang sering terkendala itu

ketika saya mendapat tugas dari kantor PL atau pekerja diluar, anak itu selalu terlantar.

Apa permasalahanya? Karena saya tidak ada pendamping. Jadi tidak ada yang

Page 188: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

menggantikan saya, adapun ya Cuma petsos yang mengisi waktu luang ketika tidak ada

saya di isi materi-materi diluar bidang keterampilan.

6. Bagaimana pembimbing program dalam menciptakan suasana/ kondisi

linkungan agar anak lebih berkembang?

Seperti yang saya bilang sebelumnya saya itu mencoba untuk mengerti anak dengan

cara itu tadi sebelum saya masuk kedalam materi saya mencoba berbicara kepada anak,

bagaimana dia sebelum di PSBR, lalu sudah pernah belajar elektronik sebelumnya,

sehingga ketika dia sudah ada di kelas dia tidak merasa bahwa dia bukan bagian dari

jurusan elektro. Sehingga ketika saya menjelaskan dia merasa bahwa dia memang

bagian dari elektro dan mau untuk belajar. Lalu juga sarana dan prasarana yang

disiapkan harus dapat menunjang daripada anak- anak yang belajar. Maksudnya jangan

sampai ketika nanti dia ingin belajar alat-alat peraga tidak ada atau bahkan tidak siap.

7. Pengetahuan dan keterampilan apa saja yang diberikan pembimbing program

kepada anak asuh?

Kalau yang saya sudah berikan ya materi nya kan audi, video, dan pendingin, nah itu

dengan waktu yang 6 bulan itu udah dasar, semuanya dasar, tidak ada yang jago, tidak

ada yang canggih. Jadi audio itu berkaitan dengan suara, video ya gambar, audio video

ya dua-duanya, dan pendingin ac,kulkas, adapun tambahan itu ya peralatan-peralatan

rumah tangga itu kalau memang mendukung. Peralatan rumah tangga seperti rice

cooker, dispenser. Ya kaya gitu, kipas angin, materi tambahan. Fokusnya, pokoknya itu

adalah audi,vido, dan pendingin. Itu bukan saya tapi berdasarkan kurikulum ata jobst

itu yang RPP yang disusun lah istilahnya, itu lah yang diberikan kepada mereka.

8. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi pembimbing program selama program

berjalan?

Page 189: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

Kalau disini itu kan latar belakangnya berbeda-beda, ada yang lulusan SD, SMP ada,

bahkan mereka yang tidak sekolah mungkin tidak lulus, kelas 1 SD tidak lulus sama

dengan tidak sekolah ya kan, membacanya saja kurang apalagi diberikan yang lainnya.

9. Bagaimana pembimbing program membantu memecahkan masalah yang

dihadapi selama program berjalan?

Kalau sudah masuk jurusan elektronik itu mau nggak mau tetep harus kita ajarin.

Bagaimana anak ini bisa gitu kan? Kalau dia cara teori praktek tidak bisa mungkin

cara-cara praktis,cara praktis itu maksudnya seperti apa? itu bertatap muka langsung,

mengenal alat langsung, dengan mengetahui benda langsung dengan penanganan

langsung itu cara-cara praktis dan sifatnya hafalan. Kalau dengan cara teori kaya

sekolahan itu, mereka tidak mampu. Karena memang dia tidak mengecam itu

sebelumnya, jadi lebih mudah jenuh, lebih mudah bosen atau mungkin malas

mengikutinya maka dengan cara-cara praktis itulah mereka biasanya mau atau tertarik

untuk mempelajarinya dan apa yang perlu disiapkan dalam hal itu? Terutama tadi hal

yang saya sebutkan yaitu sarana atau praga, benda-benda atau kami menyebutnya itu

miniatur atau kalau televisi itu televisi bukan televisi asli tapi televisi miniatur yang

bisa di operasikan layaknya televisi pada umumnya, contoh kulkas, kulkas itu ya kita

manfaatkan, kultas bener tapi kita miniaturkan, kita pragakan untuk memperagakan,

hal-hal seperti itu,nah itu saya siapakan buatkan untuk bisa menyisiati hal-hal seperti

tadi, klien-klien di PSBR ini, seperti itu.

10. Apa bentuk dukungan dari pembimbing program untuk anak asuh agar

mendapatkan perlindungan?

Kalau itu saya tidak pernah mebeda-bedakan atau memilah-milah mereka, karena

walaupun latar pendidikan atau apa-apa saya “wah susah banget sih ngajarin kamu,

enakan dia tuh dibilangin sebentar langsung tau”, tidak seperti itu, walaupun ada

Page 190: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

perasaaan seperti itu karena apa, tadi lho saya berusaha untuk memberikan materi ke

mereka itu, dan saya juga tidak mau kerjaan saya, tenaga saya itu mubazir gitu, selalu

mengulang-ngulang-ngulang kan capek juga, ya kan. Caranya bagaimana? Ya tadi akan

saya silangkan, umpamanya ada 10 orang lalu bikin kelompok dibagi menjadi 5

kelompok, atau menjadi 3 kelompok, nah dengan dikelompokan seperti itu kan aslinya

dia membaur antara yang bisa dengan yang tidak bisa, tolong nanti untuk yang tidak

bisa silahkan perhatikan, dan mereka jangan malu bertanya, dan yang bisa jangan

sombong ataupun sok tau. Sok bisa, nah itu selalu saya beritahu kalau disini mereka

belajar, dan dalam belajar kalian harus bersaing.

11. Apa saja kebijakan yang dilakukan pembimbing program agar anak asuh

mendapatkan perlindungan?

Kalau saya kan instruktur tugas saya itu ngajar bidang keterampilan elektronik, jadi

kalau ada anak mau belajar tapi tidak bisa belajar karena ini lah itu lah, saya akan

bertindak. Karena bagaimanapun anak itu harus belajar. Dia datang kesini susah-susah

masa tidak boleh belajar, Ya kan. Tidakannya seperti apa? contoh ada anak nih mau

belajar tapi dia takut sama temannya, dia sering di jahilin sama temannya. Yah itu

temannya nanti saya bilangin “kalau sama temen itu jangan dijahilin nanti kalau kamu

ada apa-apa kamu tidak punya teman siapa yang mau membantu kamu?” yah gitu aja,

kecuali temannya yang jahilin itu sudah keterlaluan, itu nanti ditangani oleh bagian

petsos.

12. Bagaimana akses yang diberikan pembimbing Program agar anak asuh dalam

mendapatkan perlindungan?

Karena ranah saya ada instruktur, jadi saya tidak bisa memberikan akses seperti yang

dimaksud tadi, hanya saja akses yang saya berikan itu dalam bentuk kalau ada anak

yang tidak memahami apa yang saya ajarkan lalu dia bertanya kepada saya, maka saya

Page 191: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

akan mengajarkannya kapan pun dia bertanya. Karena berarti anak itu memiliki

semangat belajar yang tinggi. Kalau ada yang seperti itu lalu saya diam atau saya tidak

perdulikan maka saya merasa bukan instruktur yang baik, seperti itu mas.

13. Bentuk bimbingan apa saja yang diberikan pembimbing program terhadap anak

asuhnya?

Saya disini itu kan menitik beratkan sikap perilaku, jadi seperti halnya terakhir itu di

daerah cilangkap itu PT.service center itu cenderung ke polytron atau apa itu, dia

menggakui anak-anak dari PSBR itu katanya gampang diatur, sopan santunnya baik,

sikapnya pun juga baik. Bahkan PT itu pernah ngerekrut orang dari luar itu ya

tuntutannya lebih besar, kaya gaji, apa sikap, kaya gitu-gitu.

14. Bagaimana bentuk dukungan pembimbing program terhadap anak asuh yang

sudah menjalankan program?

Kalau yang sudah lulus itu rata-rata yang kesini yang sudah berhasil, kalau yang tidak

berhasil malu mau kesini, datang. Bahkan nggak mau karena mereka dulunya nggak

bener belajarnya disini.untuk ketemu saya aja udah segen, saya dulu pernah ngomel

pernah saya sarankan dia ngeyel gitu kan, mau ketemua saya juga males. Kalau yang

berhasil gampang, saya tinggal bilangin yaudah pertahankan apa yang sudah kamu

capai kalau bisa lebih berusaha lagi, gitu.

Page 192: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

PEDOMAN WAWANCARA

STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN ELEKTRO DAN MONTIR DI PSBR BAMBU APUS JAKARTA

TIMUR

Identitas Informan

Nama : Dra.Habibie Tamher. M.Si.

Jabatan : Pekerja Sosial Madya

Umur : 56 tahun

Pertanyaan Informan (Supervisor) :

1. Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh PSBR Bambu Apus dalam tahap

persiapan?

Itu kita kan persiapan lapangan, petugas, lalu sosialisasi program.

2. Bagaimana proses kegiatan sosialisasi?

Proses sosialisasi program itu kita pelaksanaannya di daerah kabupaten, dan selama ini

kita punya jejaring itu ke kabupaten di jawa tengah, terus jawa barat, tangerang.

Lokasinya itu tadi ya kabupaten-kabupaten, kita bekerjasama dengan Dinas Sosial. Di

dalam Dinas Sosial itu ada TKSK, ada PSM itu. Jadi dinas mempunyai kepanjangan

tangan itu dengan TKSK itu mereka akan mencari CPM di wilayah- wilayah seperti di

kecamatan-kecamatan itu, baru mereka berkoordinasi dengan dinas nanti lokasi, kita

dimana Bisa dikecamatan atau Dinas Sosialnya seperti itu. Setelah itu kalau

informasinya sudah sampai kepada calon penerima manfaat atau penyampaian

informasi itu sampai ke tokoh agama atau orang tua yang mengalami ekonomi lemah

bagi anaknya tidak bisa melanjutkan sekolah. Setelah itu TKSK itu menghimpun kira-

kira ada yang berminat untuk belajar ke PSBR mengikuti pembinaan di PSBR, setelah

Page 193: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

itu mereka memberikan informasi ke PSBR melalui Fax e-mail atau WA. Tapi untuk

seleksi awal itu seleksi administrasi yaitu harus putus sekolah SD,SMP, SMA atau bisa

juga usianya harus 15 sampai 18 tahun. Nah itu mereka akan mengirim data untuk pihak

PSBR, setelah itu kita menentukan kapan ke PSBR, itu mereka langsung datang dengan

membawa anak-anaknya. Setelah sampai sini kita melakukan wawancara seleksi lagi

ya, seleksi wawancara tertulis menggunakan format wawancara itu. Kita mewawancara

setelah itu tentunya ini sudah melalui persyaratan tadi ya kaya usia 15 sampai 18 tahun

gitu. Terus juga harus sehat disini kan juga ada dokter jadi di test sehat atau tidak. Terus

setelah itu menentukan tempat tinggal kan ada petsosnya. Terus untuk menentukan

kejuruan ada test minat bakat untuk menentukan jurusan. Setelah menentukan itu ada

test, test yang menggunakan alat yang di siapkan oleh psikolog, setelah itu hasil dari

psikolog kita kombinasikan dengan hasil wawancara pekerja sosial, dari situ baru kita

menentukan jurusan anaknya Itu kita kita juga menyisir ya

3. Bagaimana metode dalam kegiatan sosialisasi tersebut?

Oh kalo metode sosialisasi itu presentasi, presentasi program PSBR terus ada tanya

jawab, sharing dah kaya gitu.

4. Siapa saja partisipan dalam kegiatan sosialisasi?

Kalo partisipannya itu TKSK dan instansi dinas terkait terus dengan tokoh agama,

tokoh masyarakat, kaya gitu.

5. Apa hasil yang di dapat dari kegiatan sosialisasi tersebut?

Sosialisasi itu tentunya informasi itu sampai ke masyarakat, informasi sampai ke

masyarakat terus disana ada yang berminat tidak, jadi mereka menerima tidak kalau

anaknya nanti akan belajar pembinaan di jakarta, anaknya pihak dari mereka,dari

keluarga. Untuk menjadi anak binaan di PSBR Bambu Apus Jakarta nah kaya gitu.

Page 194: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

Kalau memang hasilnya itu ya itu tadi terdapat beberapa anak yang berminat untuk

melaksanakan belajar di PSBR itu hasil dari sosialisasi tadi.

6. Bagaimana proses kegiatan sosialisasi?

kita menyisir kira-kira wilayah mana yang belum terjangkau kaya contohnya kita

melakukan mapping kan nah melakukan mapping sudah teridentifikasi wilayah-

wilayah yang sudah pernah masuk Kementrian Sosial itu kita tidak kesana lagi, kita

mencari tempat yang belom pernah terjangkau, belom pernah melakukan. Nah disitu

informasinya kan harus menyeluruh harus adil kan, kita harus mencari tempat yang

belom pernah di datangkan oleh Kementrian Sosial, disitu kita akan datang. Tentu saja

kita berkoordinasi apakah ada anak-anak yang benar-benar membutuhkan layanan dari

kementrian gitu, anak yang banyak banyak kantong-kantong putus sekolahnya remaja-

remaja terlantarnya atau anak- anak kurang mampu nah kaya gitu. Kalau kita selama

ini dulu pernah pakai penjajakan lokasi ya, penjajakan tempat. Tapi kesini- kesini

karena APBN kan ada pemotongan-pemotongan akhirnya kita tidak menggunakan

penjajakan langsung tapi kita by phone dengan Dinas Sosial setempat, apakah wilayah-

wilayah yang kita butuhkan itu ada. Nanti Dinas Sosial yang melakukan survei karena

kan dekat. Jadi Dinas Sosial bekerjasama dengan TKSK sudah menentukan lokasi baru

mereka informasikan ke PSBR. Jadi sudah ok tempatnya baru kita turun.

7. Bagaimana metode dalam kegiatan persiapan lapangan?

Yah tadi itu mas melakukan mapping mengidentifikasi wilayah-wilayah yang sudah

pernah masuk Kementrian Sosial. Lalu Kementrian Sosial menghubungi Dinas Sosial

di wilayah tersebut untuk melakukan survei lapangan. Jadi Dinas Sosial bekerjasama

dengan TKSK sudah menentukan lokasi baru mereka informasikan ke PSBR. Jadi

sudah ok tempatnya baru kita turun.

8. Siapa saja partisipan dalam kegiatan persiapan lapangan?

Page 195: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

Jadi partisipannya disini hanya Kementrian Sosial dan Dinas Sosial.

9. Apa hasil yang di dapat dari kegiatan persiapan lapangan tersebut?

Hasilnya ya dicapai ya mendapatkan calon penerima manfaat yang sesuai dengan

target. Harus mencapai target 110 anak untuk satu angkatan selama 6 bulan. Itu hasil

dari tempat yang strategi yang sesuai dengan keadaan daerah yang memang

membutuhkan atau terdapat banyak anak-anak yang putus sekolah. Kalo persiapan

petugas instruktur mas itu di kepala rehsos mas, ke pak namin.

Page 196: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

PEDOMAN WAWANCARA

STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI

KETERAMPILAN ELEKTRO DAN MONTIR DI PSBR BAMBU APUS JAKARTA

TIMUR

Identitas Informan

Nama : Dra.Habibie Tamher. M.Si.

Jabatan : Pekerja Sosial Madya

Umur : 56 tahun

Pertanyaan Informan (Supervisor) :

1. Bagaimana persiapan yang dilakukan PSBR Bambu Apus sebelum membuat

program?

Eh persiapannya tentunya yang pertama kan harus dibuat perencanaan,rencana

pengadaan jurusannya ya kan tadinya kan tidak ada waktu pertama berdiri PSBR waktu

itu cuman ada 4 aja, 4 keterampilan. Menjahit, las, salon , sama montir. Nah, setelah

ada mungkin setelah waktu seleksi-seleksi mungkin ada yang karena waku itu ibu

belom ada disini kan waktu itu ada yang bertanya tentang keterampilan elektro dan

mungkin banyak CPM (calon penerima manfaat) yang berminat tentang

elektronik.akhirnya nah dari situ ada perencanaan untuk mengadakan jurusan elektro.

disitu tentunya pasti mengajukan dananya dulu, setelah ada dananya, disiapkan

mungkin tempat-tempatnya, tempat ruang kelasnya setelah itu kan pasti

kelengkapannya, sarana-prasaaranya, setelah sarana-prasarananya dicari

instruksturnya, setelah instrukturnya jadi baru diadakan jurusan baru tentang elektro.

Page 197: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

2. Bagaimana PSBR Bambu Apus mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang

dirasakan oleh anak asuh?

Kebutuhan itu pasti nya ya survey dulu, petugas melakukan survey ke pasar atau dunia

usaha, contohnya tempat-tempat service tempat-tempat service tv, service elektronik

yang kaya gitu.itu tentu saja pada saat survey tadi kita melakukan pendekatan

wawancara dengan pengusaha-pengusaha dunia elektronik untuk mengetahui

kebutuhan-kebutuhan anak dalam jurusan elektro. Iya kalau mengetahui masalah anak

kita mengasessment ya. Mengasessment itu kita menggali, kita menggali apa saja

kebutuhan dia, apa saja keinginannya kita melakukan test minat bakat tentang

kemampuan dia apa dan keinginan dia apa, Itu kita melakukan test minat bakat. Dari

situ kita mengetahui kebutuhan anak

3. kegiatan apa saja yang dilakukan PSBR Bambu Apus dalam perencanaan

program?

Kalau kegiatan yang dilakukan ada bimbingan ya biasa kan ada bimbingan-bimbingan,

bimbingan keterampilan tentu saja, bimbingan keterampilan terus pemberian

pemahaman ilmu atau keterampilan keahlian mengenai elektro karena melihat daripada

pasar melihat dari kebutuhan pasar dan kemajuan teknologi begitu

4. Bagaiamana pelaksanaan program yang telah direncanakan? apa saja

kegiatan,metode, dan outputnya?

Kalau metodenya metodenya pasti memberikan pembelajaran kan, memberikan

metode guru dan murid ya kan di kelas gurunya menerangkan muridnya mendengarkan

setelah itu ada kontak 2 arah kan komunikasi sharing,tanya jawab, diskusi, ya begitu.

Kalau outputnya itu biasanya pertama anak-anak yang tadi pertama masuk kan dia ngak

tau apa itu elektro atau montir seperti apa, apa aja peralatannya, perangkat kerasnya,

perangkat lunaknya cara menyambung kabel gitu apa kalau di elektro itu arus listrik itu

Page 198: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

mengalir sehingga ada suara, atau seperti apa kipas angin mati kan trus dicari tahu apa

sebabnya ternyata ada kabelnya yang tidak konek, ada kabel yang putus atau

perangkatnya yang tidak tepat, akhirnya mereka memeriksa, mereka memperbaiki dan

kipas anginya nyala lagi muter lagi. Nah seperti itu trus yang tadinya tidak mau

memahami apa itu, apa sih kok tadinya ngak nyala trus sekarang bisa nyala kan mereka

jadi tahu. Nah jadi yang dari belum bisa, belum bisa memahami, belum bisa mengerti

setelah mereka belajar itu mereka jadi paham, jadi tahu kalau mau dibilang ahli sih

belum ya karena kita disini waktunya terbatas cuma 6 bulan jadi belum dikategorikan

ahli tapi bisa, tahu, bisa nah seperti itu outputnya. Output lainnya contohnya outbond

termasuk kedalaman penguatan-penguatan karena dioutbond itu kan ada permainan-

permainan yang mengarahkan kepada kerjasama karena kalau perangkat itu satu

perangkat contohnya perangkat apa AC atau kulkas itu kan banyak tuh kan ,banyak itu

mereka berkelompok nah disana kita outbound itu kita melakukan permainan yang

menyatukan apa mengharuskan 1 tim nah 1 tim tadi mengharuskan dia harus fokus,

ada harus kerjasama harus ada keseriusan, ketelitian, nah itu menunjang untuk mereka

masuk ke keterampilan karena outbound itu dilakukan setelah mereka seleksi mereka

dinyatakan diterima. Pembukaan pelayanan trus disitu mereka sesudah dinyatakan

sebagai anak binaan terus udah di assesment di test minat bakat mereka sudah selesai

mereka sesuai minat bakat dan kemampuan, mereka dimasukan kedalam jurusan

elektro nah disana mereka diberikan penguatan dengan oubound tadi nah seperti itu.

Jadi outbond itu dalam rangka menyatukan mereka untuk bekerja team, bekerja sendiri,

bekerja team, bekerja kelompok disana lah ada muatan-muatan dalam rangka mereka

akan masuk kedalam pelajaran elektro. Kalau bimbingan sosial itu outputnya yang

pertama tentu saja pasti disiplin. Mereka dalam rangka belajar itu tidak boleh telat, tadi

mereka belajar untuk tanggung jawab kalo diberikan tugas dalam keterampilan “kamu

Page 199: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

belajar ini, apa belajar merakit satu unit itu harus sampai selesai” disitu ada tanggung

jawab adanya ketelitian, adanya fokus, Disiplin semua nya ada didalam situ.

5. Apa modal yang diberikan PSBR kepada anak asuhnya?pengetahuan dan

materi?

kalau kita setelah dia selesai pembinaan kita memberikan bantuan stimulan. disamping

dia mempunyai sertifikat untuk membantu dia dalam mencari, melamarkan pekerjaan

karena disana kan kalau pengusaha melihat oh dia punya sertifikat disini tertera

predikatnya dia selesai dengan baik atau dengan cukup atau dengan kurangan ngak ada.

Adanya baik, sangat baik, dan cukup. Disana terus ada e mungkin disertifikatnya tidak

ada dilampirkan dibelakangnya nilai-nila tapi ada lampiran materi-materi apa aja

pelajaran-pelajaran apa saja yang mereka pelajari pada saat di PSBR maupun

diketerampilan. Selain itu tadi kan ada toolkit ada sertifikat udah itu saja itu bantuan

stimulan. Kalau di pengetahuan kan sebelumnya udah dibilang mulai dari outbond tadi,

trus bimbingan-bimbingan, sama bimbingan keterampilan.

6. Bagaimana evaluasi dari program yang sudah berjalan?

Biasanya kita kalau disini evaluasi itu kita melihat dari evaluasi secara keseluruhan ya

seperti evaluasi dari kan disini ada kasi ada TU, TU itu memberikan kebutuhan-

kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh penerima manfaat disini. Contohnya

seragam, sepatu, terus untuk cuci bersih badan, sabun, odol , dan segala macam,terus

makan, terus tempat tinggal itu kan di TU nah terus nanti di PAS. PAS itu pada saat

membuat sosialisasi, sosialisasi di daerah pada saat mencari calon penerima manfaat

pada saat mereka datang diseleksi dan dinyatakan secara administrasi diterima terus

pada saat wawancara dia dinyatakan diterima. Setelah itu kalau ada permasalahan-

permasalahan sebelum dia diterima jadi penerima manfaat nah itu di handle oleh PAS

dengan proram advokasi. Nah advokasi setelah itu nanti pada saat setelah dinyatakan

Page 200: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

lulus kan bisa diserahkan ke rehsos nanti untuk pelajaran keterampilan bimsos itu

adanya direhsos. Belajar di keterampilan dan mendapatkan keterampilan ada instruktur

itu bagiannya rehsos nanti di PAS,TU itu setelah dia selesai atau pada saat dia lagi

belajar kita melakukan home visit. Home visit untuk kunjungan rumah anak-anak ini

itu adanya di rehsos karena anak-anaknya masih belajar kita mau melihat kondisi

orangtuanya seperti apa. Nanti seletah dia selesai nah itu nanti pembinaan lanjut oleh

PAS lagi. PAS melakukan bimbingan lanjut atau kalau ada anak-anak pada saat dia

selesai dari sini kan pada saat dia ada atau home visit nanti setelah dia akhir dari

pelajaran dia magang TBK itu adanya direhsos melakukan apaa namanya magang.

Setelah dia dalam magang itu dia bermasalah bisa advokasi dari PAS kerjasama dengan

PAS juga. Nah setelah dia selesai dari PSBR kan dia bekerja. Dia bekerja ada trouble

di dalam pekerjaannya kita ada e kegiatan advokasi juga dari kita, kita yang akan

datang, petugas PSBR yang akan datang untuk menyelesaikan permasalahan-

permasalahan anak-anak PSBR tersebut, itu namanya advokasi juga. Jadi advokasi itu

pada saat dia belajar setelah di selesai sudah bekerja atau dia dari selesai dia pulang

kerumah dan dia tidak mendapatkan akses untuk bekerja. Kita akan advokasi juga untuk

memberikan layanan akses untuk bisa mendapatkan pekerjaan atau kita apa melakukan

kordinasi dengan dinas melakukan keterampilan lanjutan nah itu dengan kegiatan

advokasi dari PAS.

7. Bagaimana PSBR menciptakan suasana/ kondisi linkungan agar anak lebih

berkembang?

Anak tumbuh dan berkembang tentu saja yang paling utama adalah rumahnya

ya,rumahnya yang dia tinggal itu kan sistemnya keluarga, keluarga asuh. Tempatnya

cottages jadi tidak seperti asrama, cottages itu didalamnya kan ada keluarga, nah

keluarga asuh ini kan ada keluarga intinya. Nah ditambah dengan PM ini keluarga juga

Page 201: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

jadi merupakan bagian dari anak dari keluarganya. Jadi komunikasinya mendapatkan

kasih sayang, mendapatkan perhatian, mendapatkan apa yang dia butuhkan. Nah nanti

keluarga asuh ini yang akan mengkomunikasikan dengan lembaga, nanti lembaga yang

akan meneruskan ke ahlinya. Contohnya anak ini pendiam, murung berarti dia perlu

psikolog nah kalo anak ini sakit berarti dia kita atau pengasuh lapor kelembaga mungkin

dirujuk ke klinik sama perawat atau dokter. Atau anak ini bertengkar dengan temannya

berarti dia perlu dengan pekerja sosialnya melakukan supervisi. Yah pokoknya seperti-

seperti itu. Terus kita kita mempunyai satpamn keamanadan 24 jam untuk memastikan

lingkungan PSBR itu aman dan nyaman terus ada komunikasi dari keluarga asuh,

mebangun komunikasi, membangun kedekatan, setiap saat harus melihat kondisi PM

nya peka dalam kondisi seperti apa, apakah mereka itu senang, Apakah mereka sedih,

Apakah mereka sedang memikirkan keluarganya?nah itu pengasuhnya akan merujuk

kepada lembaga,karena dilembaga ini kan ahlinya ada disini, ada psikolog, ada perawat,

ada pedsos. Atau dibagian advokasi PAS. Kalau sarana dan prasana yang diberikan

contohnya tempat ibadah, trus ada tempat olahraga, kalau tempat olah raga ini

biasanya masuk kedalam bimbingan sosial jadi ada ekstrakurikuler setiap hari jum’at

itu sehari itu dia melakukan aktivitas olahraga untuk meningkatkan potensi dia dalam

bidang olahraga misalnya dia berminat di voli, futsal, bulutangkis, itu untuk

meningkatkan kemampuan dia dalam bidang olahraga. Sedangkan untuk instruktur,

kita itu cari instruktur harus bersertifikat tentunya karena dia kan dibutuhkan

keahliannya memberikan materi-materi dari keterampilan tersebut, jadi kalau dia sudah

bersertifikat dia bisa memberikan ilmu-ilmu yang ilmu-ilmu yang bersahaja tentunya,

ya kan? Tidak dengan cara bentak-bentak atau dengan cara kacek pinggang kan

enggak, tentu dengan kata-kata yang ramah anak. Kita selalu mengingatkan untuk

selalu menggunakan kata-kata yang ramah anak tapi tentu saja dia punya kualitas.

Page 202: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

Karena bersertifikat tentu saja dari kegiatan dia pernah mengikuti diklat,seminar.

Contohnya kaya salon itu banyak mengikuti seminar-seminar itu, seminar dengan ahli-

ahli penata rambut itu berarti dia punya banyak pengalaman kan? Karena salon itu kalau

sudah instruktur kan ngak sekolah lagi Cuma dia mengikuti seminar-seminar gitu, dan

banyak sekali tampilan-tampilan dari penata rambut atau stylish gitu-gitu tapi kalau

elektro, montir itu selalu diikutkan kegiatan diklat-diklat.

8. Masalah apa saja yang dihadapi PSBR selama program berlangsung?

Namanya anak remaja yang masih labil yang masih pengen tahu yang belom stabil cara

berfikir pasti banyak masalah, tapi yang namanya bemasalah berarti kan dia tidak tahu

ya kan, dia tidak mengerti. Contohnya miras, pernah ada kelompok yang membawa

miras, minuman oplosan juga pernah ciuw, sampai sekitar 6 orang melakukan itu tapi

ya kita petugas harus jeli. Kok ini anak sering hilang, kok ini anak sering keluar dari

rumah kan pengasuhnya sering menginformasikan kok anak ini sering hilang,

menghilangnya tidak pamit dan tidak tahu kemana, Nah dari situ kita udah mulai

masang Petugas-petugas pada saat-saat tertentu melihat anak ini kemana, Ternyata ya

itu mereka punya aktivitas membeli minuman terus dibawa kesini, diminumnya disini

nah seperti itu. Nah dulu juga ada yang pernah ada yang pulang ke bekasi ada yang

pulang bogor itu baliknya membawa pil-pil apa gitu, Banyak sekali ternyata pil itu

mereka bisa konsumsi untuk membuat mereka itu fly-fly gitu. Waktu itu pernah nih

kamu matanya merah terus seperti orang apa ngak tidur sebulan gitu kan matanya merah

terus mata ngak bisa dibuka. Memang kamu ada apa, ada masalah apa, ngak bu ngak

ada masalah apa-apa. Ngak ada apa-apa tapi kok kamu matanya begitu, merah terus

ngak bisa dibuka, ada apa, Ternyata diselidikin ternyata mereka menkonsumsi itu.

Emang sih ngak berbuat hal-hal yang negatif cuman ya itu mereka kan jadinya fly trus

jadi maonya tidur trus tapi kan ya karena itu mereka kan tidak tahu, mereka tidak tahu

Page 203: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

dampak dari memakai obat-obatan tersebut. Memang kadang-kadang mereka pengen

coba- pengen coba akhirnya ya itu sudah terjadi baru mereka binggung. Mao ngapain

ya gitu-gitu, ternyata mereka itu tidak paham kalau dampak dari meminum obat dapat

membuat dia bisa bangun. Dia bilang kok kita curiga dia bilang sakit mulu, udah

sebulan sakitnya ngak sembuh-sembuh ternyata sudah dikasih obat dari kita dia minum

lagi obat yang itu ya kapan sembuhnya. Ibu juga jadi curiga nih anak kok sudah sebulan

mata nya merah terus kok matanya ngak bisa dibuka, ada apa, oh ternyata itu

mengkonsumsi itu. Ada itu satu dari bekasi satu dari bogor.

9. Bagaimana PSBR membantu anak asuh dalam memecahkan masalah yang

dihadapinya?

Kalau kita biasanya kalau sudah terdeteksi kita kan biasanya sama kan kalau masing-

masing anak mempunyai pembimbingnya pedsos nah itu kita kasih tau kepada pedsos

masing-masing terus pedsos nya memanggil anak-anaknya dan melakukan assesment

penggalian masalah, mereka digali semuanya permasalahanya sudah terungkap lalu

dituangkan kedalam study kasus,terus kita minta kepada rehsos untuk kita reconverensi

nah di kegiatan CC itu baru kita putuskan, semua anggota CC itu memutuskan

sebaiknya apa yang kita berikan kepada anak-anak nah biasanya ada beberapa hal yang

perlu kita berikan kepada mereka tapi tetap dalam rangka pembelajaran, tidak ada

hukuman untuk itu tidak ada, nah disitu ada seperti mereka punishmentnya mereka

seperti yang tadi ibu bilang miras itu kita untuk pembelajaran pemahaman kalau hal

itu kan sudah kalau diluar sana kan sudah melanggar hukum kan? Tapi karena disini

mereka masih kategorinya anak berarti kita kan tidak mempidanakan tapi kita tetap

merehabilitasi kan bagaimana cara mereka berubah?bagaimana cara untuk mereka

paham kalau hal itu negatif dan tidak boleh dilakukan dan sudah salah perlakukan

mereka salah, perlakuaan mereka itu salah dan kita memberikan pembelajaran seperti

Page 204: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

disana tempat sampahnya sudah penuh kamu berenam sana sampahnya dikeluarin

sampai itu tempat sampahnya itu bak nya itu kosong nah baru kamu masukin lagi ke

dalam. Nah tadinya kan dicampur dengan tanah jadi cepat penuh akhirnya digali lagi

sampai habis baru dia tumpukin lagi sampai rapih dan itu juga diberlakukan tidak

diambil haknya untuk untuk tidak belajar, tetap mereka belajar mungkin kita ada

kebijaksaan kalau dia mengikuti bimbingan sosial 1 jam 45 menit nah itu 15 menitnya

kita ambil sebelum dia mengikutin bimsos jadi dari 7.30 dia macul-macul sampai jam

8.15 selesai dah dia mandi terus dia ikut bimsos gitu. Jadi kita tidak membuat dia hak

dia untuk belajar tetap harus dia ikuti cuman kita kebijaksaan hanya mengambil 15

menit saja kaya gitu.

10. Apa bentuk perlindungan dari PSBR agar anak dapat berdaya?

Maksudnya seperti apa mas?kalau bentuk perlindungan seperti itu kita advokasi juga.

contohnya gini mas dia dari PSBR dia pulang ke keluarganya nah itu ada yang orang

tuanya bilang “ udah nak kamu ngak usah kerja. kamu disini aja dengan ibu” sementara

anak itu pengen kerja nah itu nanti dia bisa calling dengan petugas disini kita akan

advokasi, lalu petugas akan datang kesana,ke orangtuanya kita memberikan

pemahaman ke orang tuanya nah itu bisa anaknya dibolehkan bekerja nah itu kita

melakukan advokasi juga. nah gitu. Jadi kita selesai dia ngak kita biarkan begitu saja,

selama 3 bulan kedepan itu kita akan mantau terus kalau memang dia masih dirumah

saja tidak bisa bekerja, kenapa, atau kita melakukan advokasi itu atau bimjut. itu

bimjut(bimbingan lanjut) kita melihat peralatan-peralatan bantuan stimulan itu

digunakan atau tidak atau kondisinya bagaimana itu juga termasuk kedalam bimbingan

lanjut. Atau bisa hasilnya bisa masuk ke evaluasi juga ada permasalah-pemasalahan

bisa masuk kepada evaluasi sehingga kita kedepannya bagaimana menyikapinya atau

kita mendapatkan solusi-solusinya dengan permasalahan yang sama. Nah kegiatan

Page 205: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

bimjut itu juga merupakan bahan evaluasi buat PSBR bagaimana kedepannya kita akan

lebih baik lagi dengan cara memecahkan masalah-masalah ini. nanti

11. Apa bentuk akses yang diberikan PSBR kepada anak asuh agar memperoleh

perlidungan?

Kalau akses yang diberikan PSBR dari kita dari kasi PAS itu masuk ke advokasi yang

tadi saya bilang jadi setelah dia selesai dan dia pulang kerumah dan tidak mendapatkan

pekerjaan maka kita memberikan layanan dan akses agar si anak dapat bekerja atau

melakukan koordinasi yang tadi saya bilang dengan dinas terus apakah dia harus

melakukan keterampilan lanjutan.

12. Apa saja kebijakan PSBR dalam mendukung anak asuh agar memperoleh

pengetahuan yang sama?

Kalau kebijakan-kebijakan itu contohnya seperti yang tadi ibu barusan tadi ngomong

ya kan dia membuat kesalahan. Kesalahan kalau kita dari orang awam kan kita

bilangnya kalau dia bikin kesalahan harusnya dia ngak belajar ya kan, Dia dikasih

punisment tidak belajar. Tapi PSBR tetap mengeluarkan dia punya hak untuk belajar

jadi tidak dia mendapat punishment terus dia teman yang lainnya belajar dia ngak ikut

belajar. Nah itu kan kita namanya tidak adil kan, Jadi walaupun dia begitu tetap dia

memperoleh hak nya untuk belajar, tidak seperti yang baru terjadi sekarang , ada

beberapa anak yang membuat kesalahan disiplin saja, tidak ada kesalahan yang fatal

tidak, kesalaha tidak disiplin pada saat melaksanakan magang sehingga pengusahaan

itu tidak mau lagi meneruskan magang anak-anak ini. Akhirnya kita kasi reshsos nya

mengambil konsultasi dengan kepala PSBR. Anak-anak ini karena melihat waktu

tinggal seminggu apa sepuluh hari magang selesai tidak ada lagi waktu untuk mencari

perusahaan yang baru nah akhirnya mereka rehsos mengambil kebijakan dengan kepala

panti anak-anak ini dimagangkan, dilanjutkan magang sisanya itu di PSBR dengan

Page 206: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang

meminta kesedian instruktur memberikan pelajaran selama mereka di PSBR karena

mereka tidak magang diluar. Setelah itu kita membuat case converence kan disana kita

kita memberikan bagaimana kita memberikan punishment ke anak-anak. Ini apakah dia

tidak menerima sertifikat, apakah dia tidak terima toolkit, nah tapi kepala panti bilang

tidak bisa, karena toolkit dan sertifikat itu hak anak, jadi kita tidak boleh tidak

memberikan walau dia mempunyai kesalahan, ada punishmentnya tapi tidak tidak

memutuskan hak anak untuk tidak menerima. Itulah kebijakan -kebijakan yang

dilakukan PSBR untuk anak. Kita tetap melihat kepada merujuk yang terbaik. Karena

mereka dilindungi dengan UUD perlindungan anak. Nah kita selalu mengacu kesana.

13. Bentuk bimbingan apa saja yang diberikan oleh PSBR kepada anak asuhnya?

Yah itu tadi bimbingan agama itu berkaitan dengan kalau kita sudah berusaha tapi kita

juga harus memanjatkan doa kepada allah kalau saya sudah berusaha mudah-mudahan

diwujudkan. Nah jadi atau memberikan dia pemahaman. Memberikan dia pemahaman,

memberikan dia pengertian tentang ilmu elektro itu. Nah disana itu ada agama terus ada

etika. Etika bagaimana cara dia berkomunikasi dengan instruktur supaya terjalin

kerjasama, terjalin suatu ikatan sehimgga kalau dia masih kurang paham dia bertanya

lagi. Bertanya dengan sopan bertanya dengan pakai aturan nah seperti itu. Jadi etika

ada kan di bimbingan ada etika, ada agama yah begitu manfaat dari bimbingan sosial.

14. Bagaimana PSBR membuat anak asuhnya dapat menjalankan tugas dan

fungsinya di masyarakat setelah menjalani program keterampilan?

Yah itu kan kita melakukan pengawasan yang tadi mas jadi selama 3 bulan kita

melakukan pengawasan kalo misalnya dia nggak bekerja kita kasih advokasi yang tadi

itu dengan memberikan bimbingan lanjut atau kita memberikan dia link-link ke

perusahaan-perusahan yang untuk dia biar bisa bekerja.

Page 207: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang
Page 208: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang
Page 209: STRATEGI PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40903... · 2018-08-21 · B. Analisis Hasil Penelitian 1. ... satu modal yang