STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENCAPAI TARGET UNIT …

21
STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENCAPAI TARGET UNIT ENTRY (Studi Kasus: PT. Global Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Diajukan Oleh : MUHAMAD ILKHAM KHAZIZI D 600.160.122 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Transcript of STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENCAPAI TARGET UNIT …

STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENCAPAI TARGET

UNIT ENTRY (Studi Kasus: PT. Global Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Diajukan Oleh :

MUHAMAD ILKHAM KHAZIZI

D 600.160.122

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

i

HALAMAN PERSETUJUAN

STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENCAPAI TARGET UNIT ENTRY

(Studi Kasus: PT. Global Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang)

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

MUHAMAD ILKHAM KHAZIZI

D 600.160.122

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Ir.Much. Djunaidi S.T., M.T.

NIK. 891

ii

HALAMAN PENGESAHAN

STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENCAPAI TARGET UNIT ENTRY

(Studi Kasus: PT. Global Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang)

OLEH

MUHAMAD ILKHAM KHAZIZI

D 600.160.122

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Jum’at, 27 November 2020

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Ir.Much. Djunaidi S.T.,M.T. (............................)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Ir. Ratnanto Fitriadi S.T., M.T. (............................)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Mila Faila Sufa S.T., M.T. (............................)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan Fakultas Teknik,

Ir. Sri Sunarjono, MT., PhD.

NIK. 68

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 27 November 2020

Yang menyatakan

Muhamad Ilkham K.

D600160122

1

STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENCAPAI TARGET UNIT ENTRY

(Studi Kasus: PT. Global Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang)

Abstrak

PT. Global Carfix Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

workshop atau bengkel mobil yang memiliki 32 cabang di seluruh Indonesia,

kegiatan bisnis utama PT. Global Carfix Indonesia adalah jasa perbaikan dan

perawatan semua jenis dan merk mobil seperti spooring, balancing, Tune up,

service dan overhaull. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan

metode observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang

terkait dengan unit entry PT. Global Carfix Indonesia cabang Banyumanik yaitu

kepala bengkel, service advisor dan partman. Kemudian teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis SWOT. Hasil

penelitian ini menemukan bahwa Alternatif strategi pemasaran untuk mencapai

target unit entry berada pada strategi S-T (Strength-Threat) yang meliputi 1)

Meningkatan promosi pemasaran melalui online dan offline, misalnya

meningkatkan promosi atau aktif dalam media sosial atau web Carfix dan

mempromosikan aplikasi dari Carfix (i-Cars), 2) Memberikan pelayanan yang

terbaik bagi pelanggan untuk menjaga loyalitas pelanggan, misalnya memberikan

diskon kepada pelanggan setia atau yang menggunakan aplikasi dari Carfix (i-

Cars), 3) Memperlengkap pelayanan yang akan diberikan kepada pelanggan

misalnya misalnya menambahkan komponen aksesoris seperti kaca film, audio, dan

sebagainya 4) Menjalin kerjasama dengan para distributor yang mampu

memberikan harga yang lebih ringan untuk sparepart tertentu.

Kata Kunci: Strategi Pemasaran, Unit entry, Matriks SWOT

Abstract

PT. Global Carfix Indonesia is a company engaged in workshop or auto repair shop

that has 32 branches throughout Indonesia, the main business activities of PT.

Global Carfix Indonesia is a repair and maintenance service of all types and brands

of cars such as spooring, balancing, tune up, service and overhaull. Data collection

method in this research by observation and interview method. Interviews are

conducted to parties related to the entry unit of PT. Global Carfix Indonesia

Banyumanik branch is the head of workshop, service advisor and partman. Then

the data analysis technique used in this research is using SWOT analysis techniques.

The results of this study found that Alternative marketing strategies to achieve unit

entry targets are in the S-T (Strength-Threat) strategy which includes 1) Increasing

marketing promotions through online and offline, for example increasing

promotions or being active in social media or Carfix web, promoting applications

from Carfix (i-Cars), 2) Providing the best service for customers to maintain

customer loyalty, for example providing discounts to loyal customers or using

applications from Carfix (i-Cars) , 3) Equipping services to be provided to

customers for example adding accessories components such as glass film, audio,

and so on 4) Establishing cooperation with distributors who are able to provide

lighter prices for certain spare parts.

Keywords: Marketing Strategy, Unit Entry, SWOT Matrix

2

1. PENDAHULUAN

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana

strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan.

Hezarjribi dan Bozorgpour (2017) menjelaskan bahwa strategi adalah rencana

lengkap untuk tindakan yang menentukan orientasi utama organisasi.

Kotler dan Armstrong (2008:62) menjelaskan bahwa dalam bauran

pemasaran setidaknya ada 4 (empat) cara yang harus dilakukan oleh setiap pelaku

usaha yang ingin menjadi pemenang pasar, keempat cara tersebut ialah produk

dengan kualitas baik (product), harga bersaing di pasaran (price), promosi

penjualan (promotion), dan yang terakhir adalah tempat atau saluran distribusi yang

baik (place). Menurut Claudia, Tumbel dan Tielung (2016) menyatakan bahwa

untuk dapat bersaing dengan para competitor serta mampu merebut suatu pasar,

perusahaan dapat melakukan berbagai strategi pemasaran, melalui bagian atau unit

pemasaran pada perusahaan yang bertugas untuk mencapai target pemasaran dan

penjualan perusahaan.

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu

dan menyatu dibidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan

yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.

Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran,

kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran

perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta

alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan

dan keadaan persaingan yang selalu berubah (Lilis, 2018). Menurut Syahreffy

(2019) Strategi pemasaran yang baik memiliki pengaruh signifikan terhadap

peningkatan kepuasan pelanggan. Selain itu, Penciptaan strategi pemasaran yang

baik menghasilkan loyalitas pelanggan yang tinggi hal ini tentukan akan ikut

meningkatkan penjualan perusahaan. Menurut Oreski (2012) kombinasi strategi

komunikasi dan strategi promosi pemasaran yang efektif adalah strategi terbaik

yang bisa diterapkan oleh suatu perusahaan.

PT. Global Carfix Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang

workshop atau bengkel mobil yang sudah memiliki beberapa cabang. PT. Global

Carfix Indonesia saat ini memiliki 32 cabang bengkel mobil yang tersebar di

seluruh Indonesia, serta memiliki 11 Distribution Center (Gudang) di seluruh

Indonesia. PT. Global Carfix Indonesia merupakan salah satu dari tiga anak

perusahaan Meka Group dengan kegiatan bisnis utama adalah distributor resmi

produk-produk otomotif dengan kualitas terbaik dan terkenal. Seperti ban Michelin,

Kingland, Gajah Tunggal, Oli Shell, Oli Evalube, Agip serta Aki Incoe, sparepart

Fortag dan Denso. PT. Global Carfix Indonesia memiliki kegiatan bisnis utama

yaitu jasa perbaikan dan perawatan semua jenis mobil dan merk. Mulai dari

Spooring, Balancing, Tune Up, Service Paket sampai dengan Overhaull.

Area pemasaran jasa dan sparepart PT. Global Carfix Indonesia di seluruh

wilayah Indonesia saat ini memiliki 32 Cabang bengkel yang tersebar di seluruh

Indonesia. Salah satunya berada di Banyumanik atau biasa disebut dengan Carfix

Setiabudi berada di wilayah Semarang, adapun alamat lengkapnya berada di Desa

Srondol Kulon, Kec. Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah 50263. Dalam

aktivitasnya PT. Global Carfix Indonesia mempunyai permasalahan pada unit entry.

3

unit entry adalah jumlah banyaknya kendaraan yang masuk dan melakukan

perbaikan atau service di bengkel Carfix Setiabudi, Semarang. Permasalahan yang

terjadi pada unit entry terlihat dari besarnya target yang belum dapat tercapai seperti

pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Rata-rata Unit Entry Carfix Setiabudi 2019 Bulan Rata rata Unit / Hari Rata-rata Target Unit / Hari

Januari 15,77 19

Februari 15,56 19

Maret 17,48 19

April 18,13 19

Mei 20,61 19

Juni 19,03 19

Juli 19,74 19

September 17,90 19

Agustus 17,51 19

Oktober 17,67 19

November 18,90 19

Desember 20,87 19

Total Unit/ Tahun 219,17 228

(Sumber: Data Pendapatan Unit Entry Carfix Setiabudi, 2019)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah total pendapatan yang

mampu diperoleh pada sepanjang tahun 2019 di Carfix Setiabudi sebanyak 219,17

Unit per tahun, sedangkan target capaian yang diharapkan sebesar 228 unit per

tahun, dimana penentuan besarnya target capaian unit entry di bengkel Carfix

Setiabudi, Semarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu lokasi

bengkel dan luas area pasar dimana semarang merupakan salah satu kota besar di

Indonesia, keadaan bengkel serta persaingan bengkel yang serupa di sekitar,

keadaan konsumen, kemampuan tenaga kerja, kebijakan perusahaan dan kapasitas

atau kemampuan bengkel Carfix Setiabudi. Dari data pada tabel 1 menunjukkan

bahwa pendapatan yang dilakukan pada unit entry masih jauh dari target capaian

yang diharapkan. untuk itu, perlu adanya strategi pemasaran yang tepat untuk dapat

meningkatkan produksi sesuai dengan target capaian dari perusahaan.

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa pada dasarnya unit entry PT.

Carfix Setiabudi Semarang telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan

penjualan atau pendapatan, diantaranya yaitu memberikan promo spesial gratis

general check, diskon 50% Spooring Balancing, serta jam buka toko setiap hari

mulai pukul 08.00 sampai 17.00 WIB. Selain itu, PT. Carfix Setiabudi Semarang

juga berusaha memberikan kemudahan kepada konsumen melalui pendaftaran dan

pengerjaan unit yang dapat terhubung dengan sistem online. Namun berbagai upaya

yang dilakukan belum mampu memberikan pengaruh terhadap target capaian yang

ditetapkan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin meniliti lebih lanjut mengenai

penerapan strategi pemasaran yang tepat untuk untuk mencapai target unit entry di

PT. Global Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik. Maka dianggap penting dan

tepat untuk meneliti dengan tema “Strategi pemasaran untuk mencapai target unit

entry (Studi Kasus: PT. Global Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang).

Analisis penentuan alternatif strategi pemasaran untuk mencapai target unit

entry pada penelitian ini dengan menggunakan analisis SWOT. Menurut Wisnu

(2013:162) analisis SWOT (SWOT analysis) adalah proses penarikan kekuatan,

4

kelemahan, kesempatan dan ancaman dalam organisasi dan dunia bisnis dikenal

sebagai penaksiran atau analisis SWOT. Sedangkan Widharta (2013:6)

menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah semua organisasi memiliki kekuatan dan

kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya

atau lemahnya dalam semua area bisnis. Kekuatan atau kelemahan internal,

digabungkan dengan peluang dan ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang

jelas, menjadi dasar untuk penetapan dengan maksud strategi. Tujuan dan strategi

diterapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi

kelemahan.

Menurut Rangkuti (2009) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor

secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang

(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis

selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan

perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus

menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang,

dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Menurut Christine, Shastri dan

Torsten (2019) Analisis (SWOT) merupakan salah satu analisis sistem perusahaan

yang populer di kalangan peneliti bisnis di organisasi besar. Banyak perusahaan

melakukan analisis SWOT pada perencanaan strategis, pengendalian kualitas mutu

merumuskan kebijakan dan peraturan pemerintah. Hashemi, Farzane, dan Vahide

(2017) menyatakan bahwa Analisis SWOT biasanya mencari informasi mengenai

kekuatan dan kelemahan di dalam perusahaan, serta peluang dan ancaman dari

lingkungan eksternal perusahaan untuk sarana para pengambil keputusan

mendapatkan strategi yang terbaik.

Hasil penelitian Justa (2016) menemukan hasil bahwa berdasarkan analisis

SWOT pada PT. Perwakilan Bursa Efek Indonesia Kantor Padang diketahui

kekuatan utama PT. Perwakilan Bursa Efek Indonesia Kantor Padang adalah jumlah

program pendidikan yang ditawarkan sementara kelemahan utamanya adalah

kurangnya program pendidikan kegiatan promosi untuk beriklan di media cetak

atau digital. Peluang utama bagi PT. Saham Indonesia Kantor Perwakilan Bursa

Padang adalah hambatan besar untuk masuknya pendatang baru, sementara

ancaman utama yang dihadapi adalah kurangnya sumber daya manusia di daerah

tersebut, mayoritas masyarakat terbaik lebih memilih merantau. Matriks IE

menunjukkan bahwa PT. Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Padang berada

pada kuadran 1 (satu) yaitu berada dalam kondisi tumbuh dan berkembang.

Berdasarkan alternatif QSPM pemasaran yang sesuai Strategi dalam penelitian ini

adalah strategi pengembangan produk.

Hasil penelitian selanjutnya yaitu Emir, Daryanto, dan Rifin (2018)

melakukan analisis SWOT untuk menentukan strategi pemasaran produk sosis siap

makan di PT Primafood Internasional menemukan hasil bahwa Rumusan alternatif

strategi pemasaran yang didapatkan berdasarkan faktor-faktor eksternal dan

internal adalah bekerjasama dengan partner, diferensiasi produk, promosi gabungan

dengan grup Charoen Pokphand, serta promosi edukatif. Berdasarkan hasil SWOT-

ANP didapatkan bahwa promosi edukasi merupakan prioritas strategi utama yang

5

direkomendasikan. Kemudian hasil penelitian Silviana (2012), menemukan bahwa

analisis SWOT yang digunakan dapat menemukan alternatif strategi yang dapat

digunakan oleh perusahaan. Maka dari itu untuk menentukan alternatif strategi

pemasaran untuk mencapai target unit entry pada penelitian ini dengan

menggunakan analisis SWOT.

2. METODE

Penelitian ini dilakukan di PT. Global Carfix Indonesia cabang Banyumanik,

Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Adapun tujuan peneliti

menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu untuk mendapatkan gambaran

secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan strategi pemasaran yang

digunakan oleh unit entry di PT. Global Carfix Indonesia cabang Banyumanik,

Semarang untuk mencapai target yang telah ditentukan. Data yang digunakan pada

penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berupa jumlah pendapatan,

kendala-kendala atau permasalahan yang dihadapi serta strategi-strategi yang

digunakan data yang berkaitan dengan strategi pemasaran yang digunakan untuk

mendapatkan unit entry di PT. Global Carfix Indonesia cabang Banyumanik,

Semarang yang diperoleh melalui wawancara dengan kepala bengkel (cabang) di

PT. Global Carfix Indonesia cabang Banyumanik, Semarang. Sedangkan data

sekunder pada penelitian ini data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui

sumber dan literasi, buku, jurnal, dan sumber internet yang relevan yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan metode

observasi wawancara. Metode observasi dilakukan dengan cara peneliti datang

langsung ke lokasi penelitian kemudian, peneliti melakukan pengamatan serta

pengambilan data atau informasi terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan

jumlah penjualan atau pendapatan, capaian target, kendala-kendala atau

permasalahan yang dihadapi serta strategi pemasaran, yang digunakan di PT.

Global Carfix Indonesia cabang Banyumanik, Semarang. Kemudian teknik

wawancara dilakukan kepada para pihak yang terkait dengan unit entry PT. Global

Carfix Indonesia cabang Banyumanik, Semarang yaitu kepala bengkel (cabang),

Service Advisor dan Partman dengan tujuan untuk mengetahui pengalaman dan

pandangan langsung dari pihak-pihak yang diberi pertanyaan mengenai

permasalahan terkait dengan jumlah penjualan atau pendapatan, kendala-kendala

atau permasalahan yang dihadapi serta strategi-strategi yang digunakan data yang

berkaitan dengan strategi pemasaran yang digunakan untuk mendapatkan unit entry

di PT. Global Carfix Indonesia cabang Banyumanik, Semarang.

Kemudian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik analisis SWOT dengan pendekatan kualitatif, yang terdiri dari

Strenghts, Weakness, Opportunities dan Threaths. Analisis SWOT pada penelitian

ini menggunakan matriks internal factor evaluation (IFE) dan matriks eksternal

factor evaluation (EFE), dimana IFE yang meliputi kekuatan dan kelemahan dan

EFE meliputi peluang dan tantangan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisa terhadap strategi pemasaran untuk mencapai target unit entry di PT.

Global Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang dengan menggunakan

6

Analisis SWOT, Menurut Gurel dan Merba (2017), Analisis SWOT adalah suatu

metode yang digunakan dalam perencanaan strategis dan manajemen strategis

sebuah organisasi. Sedangkan, Mondal (2017) menjelaskan bahwa analisis SWOT

biasanya mencari informasi mengenai kekuatan dan kelemahan di dalam

perusahaan, serta peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal perusahaan untuk

sarana para pengambil keputusan mendapatkan strategi yang terbaik.

Analisis SWOT merupakan unit analisis yang terdiri matriks internal factor

evaluation (IFE) dan matriks eksternal factor evaluation (EFE). Menurut Yusuf dan

Utomo (2015), Untuk mengetahui kekuatan internal dan pengaruh eksternal

perusahaan yang akan diidentifikasikan melalui keadaan elemen internal dan

eksternal yaitu melalui matriks I-E, yang diperoleh dari matriks Internal Factor

Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE). Pengembangan kedua

matriks tersebut menghasilkan matriks Internal-Eksternal (IE) yang menghasilkan

sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai terboboti dari matriks IFE-EFE.

Sebelum melakukan analisis SWOT, langkah pertama adalah melakukan

indentifkasi terhadap Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor

Evaluation (EFE) yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa hasil dari identifikasi IFE dan EFE yang dimiliki oleh PT. Global

Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil identifikasi faktor Internal (IFE) dan faktor eksternal (EFE) Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor Internal

Kekuatan (Strenghts)

Cepat merespon keluhan pelanggan

Memiliki perlengkapan modern serta up date

Selalu memperhatikan permintaan dan kebutuhan pelanggan

Mampu fleksibel dalam menangani kasus dan permintaan

pelanggan

PT. Global Carfix Indonesia cabang Banyumanik, Semarang

memiliki reputasi pasar yang baik

Kelemahan (Weaknesses)

Belum adanya komponen aksesoris seperti kaca film, audio, dan

sebagainya

Biaya Service yang masih tergolong tinggi dibandingkan bengkel

lain

Media promosi yang masih sangat kurang

Lokasi bengkel yang berseberangan dengan jalan keluar Tol

Masih memiliki kemampuan yang rendah dibidang-bidang

tertentu

Eksternal Factor Evaluation (EFE) Faktor Eksternal

Peluang (Opportunities)

PT. Global Carfix Indonesia cabang Banyumanik, Semarang

memiliki berbagai peralatan modern yang tidak dimiliki oleh

bengkel lain

Pasar yang semakin meningkat dan luas

Adanya kerjasama dengan beberapa produk keluaran produsen

otomotif ternama seperti Michelin, Bridgestone, Osram, Shell dan

Incoe

Promosi mengenai produk unggulan untuk meningkatkan

pendapatan unit entry

Ancaman (Threaths)

Kurangnya media promosi untuk mencapai target yang ditetapkan

Adanya banyak bengkel serupa di wilayah kota semarang

Belum adanya komponen aksesoris seperti kaca film, audio, dan

sebagainya

Persaingan harga sparepart tertentu (original) yang masih tinggi

dari bengkel lain

7

Setelah diketahui faktor internal dan eksternal yang dimiliki oleh unit entry di

PT. Global Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang. Langkah selanjutnya

yaitu melakukan penilaian atau pembobotan terhadap faktor internal dan eksternal

tersebut. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa penilaian terhadap Internal

Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE). Pada unit entry

di PT. Global Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang adalah sebagai

berikut:

3.1 Internal Factor Evaluation (IFE)

Internal Factor Evaluation (IFE) merupakan faktor yang dimiliki oleh PT.

Global Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang yang meliputi faktor

kekuatan dan kelemahan yang sangat berpengaruh terhadap pemasaran PT. Global

Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang. Menurut Iswanto dkk (2019)

Tabel IFE adalah kumpulan susunan kekuatan dan kelemahan untuk merumuskan

faktor strategi internal. Adapun faktor internal yang dimiliki oleh PT. Global Carfix

Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini:

Tabel.3 Internal Factor Evaluation (IFE) Unit Entry PT. Global Carfix Indonesia,

Cabang Banyumanik, Semarang No. Kekuatan Bobot Rating Skor

1 Cepat merespon keluhan pelanggan 0,1 4 0,4

2 Memiliki perlengkapan modern serta up date 0,1 3 0,3

3 Selalu memperhatikan permintaan dan kebutuhan

pelanggan 0,1 3 0,3

4 Mampu fleksibel dalam menangani kasus dan

permintaan pelanggan 0,1 4 0,4

5 PT. Global Carfix Indonesia cabang Banyumanik,

Semarang memiliki reputasi pasar yang baik 0,1 4 0,4

Jumlah 18 1,8

No. Kelemahan Bobot Rating Skor

1 Belum adanya komponen aksesoris seperti kaca film, audio, dan sebagainya

0,1 1 0,1

2 Biaya Service yang masih tergolong tinggi dibandingkan bengkel lain

0,1 2 0,2

3 Media promosi yang masih sangat kurang 0,1 2 0,2

4 Lokasi bengkel berseberangan dengan jalan keluar Tol 0,1 3 0,3

5 Masih memiliki kemampuan yang rendah dibidang-

bidang tertentu 0,1 2 0,2

Jumlah 10 1

Total 1 28 2,8

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil kuisioner diketahui bahwa pada Internal

Factor Evaluation (IFE) unit entry PT. Global Carfix Indonesia, Cabang

Banyumanik, Semarang diatas diketahui bahwa pada faktor kekuatan (Strength)

skor tertinggi yang didapatkan terdapat pada faktor pelayanan. Hal ini dibuktikan

dimana faktor pelayanan yang meliputi, Cepat merespon keluhan pelanggan,

Mampu fleksibel dalam menangani kasus dan permintaan pelanggan dan memiliki

reputasi pasar yang baik memiliki skor yang tinggi dibandingkan dengan lain

seperti memiliki perlengkapan modern serta up date. Skor yang didapatkan pada

faktor pelayanan sebesar 0,4 sedangkan pada faktor kelengkapan skor yang

didapatkan sebesar 0,3.

Kemudian pada faktor Internal Factor Evaluation (IFE) yang berupa

kelemahan (Weakness). Diketahui bahwa pada faktor kelemahan (Weakness) skor

tertinggi didapatkan pada faktor Lokasi bengkel yang jauh dari jalan raya yaitu

8

sebesar 0,3. Sedangkan besarnya faktor kelemahan lain skor yang didapatkan yaitu

belum adanya komponen aksesoris seperti kaca film, audio, dan sebagainya sebesar

(0,1). Biaya service yang masih tergolong tinggi dibandingkan bengkel lain sebesar

(0,2). Media promosi yang masih sangat kurang sebesar (0,2) dan Masih memiliki

kemampuan yang rendah dibidang-bidang tertentu sebesar (0,2). Berdasarkan hasil

tersebut maka diketahui bahwa keseluruhan skor pada Internal Factor Evaluation

(IFE) sebesar 2,8.

3.2 Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Eksternal Factor Evaluation (EFE) merupakan faktor dari luar unit entry PT.

Global Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang yang mempengaruhi

pemasaran untuk mencapai target yang telah ditetapkan, adapun faktor-faktor

meliputi peluang dan ancaman. Menurut Setya, dkk (2017) analisis faktor strategis

eksternal berpusat pada situasi yang ada dan tren yang muncul dari luar, tetapi dapat

berpengaruh dalam kinerja organisasi. Sedangkan menurut Yuliati dan Riyanti

(2016) tabel EFAS adalah matriks yang digunakan untuk mengatur faktor-faktor

strategis eksternal yang dapat berpengaruh bagi keberlangsungan organisasi.

Faktor-faktor eksternal ini berupa peluang dan ancaman. Berdasarkan hasil

penelitian diketahui bahwa Eksternal Factor Evaluation (EFE) unit entry PT.

Global Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang dapat dilihat pada tabel

4 dibawah ini:

Tabel 4. Eksternal Factor Evaluation (EFE) Unit Entry PT. Global Carfix

Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang No. Peluang Bobot Rating Skor

1 PT. Global Carfix Indonesia cabang Banyumanik,

Semarang memiliki berbagai peralatan modern yang

tidak dimiliki oleh bengkel lain

0,125 3 0,375

2 Pasar yang semakin meningkat dan luas 0,125 3 0,375

3 Adanya kerjasama dengan beberapa produk keluaran produsen otomotif ternama seperti Michelin,

Bridgestone, Osram, Shell dan Incoe

0,125 3 0,375

4 Promosi mengenai produk unggulan untuk

meningkatkan penjualan atau pendapatan unit entry 0,125 3 0,375

Jumlah 12 1,5

No. Ancaman Bobot Rating Skor

1 Kurangnya media promosi untuk mencapai target yang

ditetapkan 0,125 2 0,25

2 Adanya banyak bengkel serupa di wilayah kota

semarang 0,125 4 0,5

3 Belum adanya komponen aksesoris seperti kaca film, audio, dan sebagainya 0,125 4 0,5

4 Persaingan harga sparepart tertentu (original) yang masih tinggi dari bengkel lain

0,125 4 0,5

Jumlah 14 1,75

Total 1 26 3,25

9

Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui bahwa pada Eksternal Factor Evaluation

(EFE) yang berupa peluang (Opportunities) skor yang didapatkan pada semua sub

faktor sama yaitu sebesar 0,375. Sedangkan pada faktor ancaman (Threaths)

terdapat 3 sub faktor yang memiliki skor yang sama yaitu adanya banyak bengkel

serupa di wilayah kota Semarang, Belum adanya komponen aksesoris seperti kaca

film, audio, dan sebagainya serta persaingan harga sparepart tertentu (original)

yang masih tinggi dari bengkel lain dengan masing-masing mendapatkan skor

sebesar 0,5. Sedangkan pada faktor yang lain yaitu Kurangnya media promosi untuk

mencapai target mendapatkan skor sebesar 0,25. Berdasarkan hasil analisis

diketahui keseluruhan skor pada Eksternal Factor Evaluation (EFE) sebesar 3,25.

3.3 Penentuan Posisi Unit Entry PT. Global Carfix Indonesia, Cabang

Banyumanik, Semarang

Berdasarkan hasil perhitungan skor Internal Factor Evaluation (IFE) dan

Eksternal Factor Evaluation (EFE) diketahui bahwa pada Internal Factor

Evaluation (IFE) keseluruhan skor yang didapatkan sebesar 2,8 sedangkan pada

Eksternal Factor Evaluation (EFE) jumlah keseluruhan skor yang didapatkan

sebesar 3,25. Dari hasil tersebut maka dapat ditentukan posisi unit entry terletak

pada kuadran berapa untuk menentukan strategi mana yang nantinya akan

digunakan sebagai strategi pemasaran. Seperti pada tabel 4 dibawah ini:

Tabel 5. Skor IFE dan EFE No. Faktor Skor

Internal Factor Evaluation (IFE) 2,8

1 Kekuatan (Strength) 1,8

2 Kelemahan (Weakness) 1

Eksternal Factor Evaluation (EFE) 3,25

3 Peluang (Opportunities) 1,5

4 Ancaman (Threaths) 1,75

Berdasarkan hasil tersebut maka untuk menentukan sumbu X dan Y dihitung

dengan menggunakan rumus dibahwa ini:

X = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑒𝑘𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛−𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑒𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ𝑎𝑛

2

= 1,8 −1

2

= 0,8

2 = 0,4

Y = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑙𝑢𝑎𝑛𝑔−𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑛𝑐𝑎𝑚𝑎𝑛

2

= 1,5 −1,7

2

= −0,2

2 = -0,1

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai sumbu X adalah 0,4.

Sedangkan sumbu Y berada pada nilai -0,1 maka dengan demikian dapat

digambarkan bahwa posisi unit entry PT. Global Carfix Indonesia, Cabang

Banyumanik, Semarang adalah sebagai berikut:

10

Gambar 1 Posisi Unit Entry PT. Global Carfix, Semarang

Menurut Rangkuti (2009), analisis SWOT terbagi menjadi empat kuadran

utama yang memiliki strategi yang berbeda untuk masing-masing kuadarannya.

Adapun penjelasan dari masing-masing kuadran adalah sebagai berikut:

1. Kuadran I, merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut

memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).

2. Kuadran 2, meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah yang

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan

cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

3. Kuadran 3, Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi

dilain pihak, Perusahaan menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.

Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal

perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang baik.

4. Kuadran 4, Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan

tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal

Berdasarkan gambar 1. diketahui bahwa posisi unit entry PT. Global Carfix

Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang berada pada kuadran II, yang artinya

bahwa posisi unit entry mendukung strategi diversifikasi, dimana meskipun

perusahaan menghadapi berbagai ancaman (EFE), perusahaan ini masih memiliki

kekuatan dari segi internal (IFE). Sehingga bentuk strategi yang dapat digunakan

yaitu S-T (Strength-Threat). Strategi kekuatan-ancaman (Strength-Threat) adalah

strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam menghindari

ancaman yang artinya bahwa unit entry PT. Global Carfix Indonesia, Cabang

Banyumanik, Semarang harus berupaya untuk mencari dan mengembangkan

produk atau pasar yang baru dalam rangka meningkatkan penjualan atau

pendapatan.

T

S W

O

Kuadran III

Kuadran I

Kuadran II

Kuadran IV

11

3.4 Pemilihan Alternatif Strategi

3.4.1 Matrik SWOT

Analisis dengan matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal dapat disesuaikan dengan kekuatan

dan peluang sebagai internal yang dimiliki oleh unit entry PT. Global Carfix

Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang. Menurut Fahmi (2014), untuk

menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal

dan internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT, yaitu:

1. Faktor eksternal, faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities

and threats (O dan T) dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi

yang terjadi di luar perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan

perusahaan.

2. Faktor internal, Faktor ini akan mempengaruhi terbentuknya strength and

weaknesses (S dan W) dimana faktor ini menyangkut kondisi yang terjadi dalam

perusahaan, dimana hal ini turut mempengaruhi terbentuknya pembuatan

keputusan (decision making) perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua

manajemen fungsional: pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya manusia,

penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen, dan budaya

perusahaan (corporate culture).

Pada dasarnya alternatif strategi yang diambil harus di arahkan pada usaha-

usaha untuk menggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan, memanfaatkan

peluang-peluang bisnis serta mengatasi ancaman. Sehingga dari matriks SWOT

tersebut akan memperoleh empat kelompok alternatif strategi yang disebut strategi

SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. Berdasarkan hasil analisis diketahui

bahwa analisis matrik SWOT pada unit entry PT. Global Carfix Indonesia, Cabang

Banyumanik, Semarang adalah sebagai berikut

12

Tabel 6. Matrik SWOT unit entry PT. Global Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang

INTERNAL

EKSTERNAL

Kekuatan (Strenghts) Kelemahan (Weaknesses)

Cepat merespon keluhan pelanggan

Memiliki perlengkapan modern

serta up date

Selalu memperhatikan permintaan

dan kebutuhan pelanggan

Mampu fleksibel dalam menangani

kasus dan permintaan pelanggan

PT. Global Carfix Indonesia cabang

Banyumanik, Semarang memiliki

reputasi pasar yang baik

Belum adanya komponen aksesoris

seperti kaca film, audio, dan

sebagainya

Biaya service yang masih tergolong

tinggi dibandingkan bengkel lain

Media promosi yang masih sangat

kurang

Lokasi bengkel yang berseberangan

dengan keluar Tol

Masih memiliki kemampuan yang

rendah dibidang-bidang tertentu

Peluang (Opportunities) Strategi : S – O Strategi : W – O

PT. Global Carfix Indonesia

cabang Banyumanik, Semarang

memiliki berbagai peralatan

modern yang tidak dimiliki oleh bengkel lain

Pasar yang semakin meningkat

dan luas

Adanya kerjasama dengan

beberapa produk keluaran

produsen otomotif ternama seperti Michelin, Bridgestone,

Osram, Shell dan Incoe

Promosi mengenai produk

unggulan untuk meningkatkan

penjualan atau pendapatan unit entry

Memberikan potongan atau diskon

kepada para customer yang telah

menjadi member atau pelanggan

setia.

Menjaga hubungan yang baik

dengan para pelanggan dan patner

kerja

Memberikan tempat pelayanan

yang nyaman bagi pelanggan

Meningkatan promosi pemasaran

melalui online dan offline, misalnya meningkatkan promosi atau aktif

dalam media sosial atau web Carfix.

mempromosikan aplikasi dari

Carfix (i-Cars)

Memperlengkap pelayanan yang

akan diberikan kepada pelanggan

misalnya menambahkan komponen

aksesoris seperti kaca film, audio, dan sebagainya atau bekerja sama

dengan bengkel khusus aksesoris.

Memberikan potongan harga atau

diskon pada pelanggan yang sering

atau kerap melakukan service misalnya dengan penerapan strategi

10x service gratis 1x service.

Meningkatan promosi pemasaran

melalui online dan offline, misalnya

meningkatkan promosi atau aktif dalam media sosial atau web Carfix.

mempromosikan aplikasi dari

Carfix (i-Cars)

Meningkatkan kemampuan SDM

karyawan

Ancaman (Threats) Strategi : S – T Strategi : W – T

Kurangnya media promosi

untuk mencapai target yang

ditetapkan

Adanya banyak bengkel serupa

di wilayah kota semarang

Belum adanya komponen

aksesoris seperti kaca film,

audio, dan sebagainya

Persaingan harga spare part

tertentu (original) yang masih

tinggi dari bengkel lain

Meningkatan promosi pemasaran

melalui online dan offline, misalnya

meningkatkan promosi atau aktif

dalam media sosial atau web Carfix, mempromosikan aplikasi dari

Carfix (i-Cars)

Memberikan pelayanan yang

terbaik bagi pelanggan untuk menjaga loyalitas pelanggan,

misalnya memberikan diskon

kepada pelanggan setia atau yang

menggunakan aplikasi dari Carfix (i-Cars)

Memperlengkap pelayanan yang

akan diberikan kepada pelanggan

misalnya menambahkan komponen

aksesoris seperti kaca film, audio, dan sebagainya atau bekerja sama

dengan bengkel khusus aksesoris.

Menjalin kerjasama dengan para

distributor yang mampu

memberikan harga yang lebih ringan untuk sparepart tertentu

Meningkatan promosi pemasaran

melalui online dan offline, misalnya

meningkatkan promosi atau aktif

dalam media sosial atau web Carfix. mempromosikan aplikasi dari

Carfix (i-Cars)

Memberikan pelayanan yang

terbaik bagi pelanggan untuk menjaga loyalitas pelanggan

Memberikan potongan harga atau

diskon pada pelanggan yang sering

atau kerap melakukan service

misalnya dengan penerapan strategi 10x service gratis 1x service

Memberikan petunjuk arah menuju

bengkel dari arah keluar pintu Tol

13

Setelah mengidentifikasi faktor-faktor Internal Factor Evaluation (IFE) dan

Eksternal Factor Evaluation (EFE) yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta

peluang dan ancaman pada unit entry PT. Global Carfix Indonesia, Cabang

Banyumanik, Semarang. Maka diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat

dipertimbangkan, antara lain:

1) Strategi S-O

Strategi S-O (Strength-Opportunity) atau strategi kekuatan-peluang adalah

strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang

eksternal. Alternatif strategi S-O yang dapat dirumuskan adalah :

a. Memberikan potongan atau diskon kepada para customer yang telah menjadi

member atau pelanggan setia.

b. Menjaga hubungan yang baik dengan para pelanggan dan patner kerja.

c. Memberikan tempat pelayanan yang nyaman bagi pelanggan.

d. Meningkatan promosi pemasaran melalui online dan offline, misalnya

meningkatkan promosi atau aktif dalam media sosial atau web Carfix,

mempromosikan aplikasi dari Carfix (i-Cars).

2) Strategi W-O

Strategi W-O (Weakness-Opportunity) atau strategi kelemahan-peluang

adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan yang ada untuk memanfaatkan

peluang eksternal. Alternatif strategi W-O yang dapat dirumuskan adalah :

a. Memperlengkap pelayanan yang akan diberikan kepada pelanggan misalnya

menambahkan komponen aksesoris seperti kaca film, audio, dan sebagainya

atau bekerja sama dengan bengkel khusus aksesoris.

b. Memberikan potongan harga atau diskon pada pelanggan yang sering atau

kerap melakukan service misalnya dengan penerapan strategi 10x service

gratis 1x service.

c. Meningkatan promosi pemasaran melalui online dan offline, misalnya

meningkatkan promosi atau aktif dalam media sosial atau web Carfix,

mempromosikan aplikasi dari Carfix (i-Cars).

d. Meningkatkan kemampuan SDM karyawan.

3) Strategi S-T

Strategi S-T (Strength-Threat) atau strategi kekuatan-ancaman adalah

strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam

menghindari ancaman. Alternatif strategi S-T yang dapat dirumuskan adalah :

a. Meningkatan promosi pemasaran melalui online dan offline misalnya

meningkatkan promosi atau aktif dalam media sosial atau web Carfix,

mempromosikan aplikasi dari Carfix (i-Cars)

b. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan untuk menjaga loyalitas

pelanggan), misalnya memberikan diskon kepada pelanggan setia atau yang

menggunakan aplikasi dari Carfix (i-Cars)

c. Memperlengkap pelayanan yang akan diberikan kepada pelanggan misalnya

menambahkan komponen aksesoris seperti kaca film, audio, dan sebagainya

atau menjalin kerjasama dengan bengkel khusus aksesoris.

14

d. Menjalin kerjasama dengan para distributor yang mampu memberikan harga

yang lebih ringan untuk sparepart tertentu.

4) Strategi W-T

Strategi W-T (Weakness-Threat) atau strategi kelemahan-ancaman adalah

strategi untuk meminimalkan kelemahan internal dan menghindari ancaman

eksternal. Alternatif strategi W-T yang dapat dirumuskan adalah:

a. Meningkatan promosi pemasaran melalui online dan offline, misalnya

meningkatkan promosi atau aktif dalam media sosial atau web Carfix,

mempromosikan aplikasi dari Carfix (i-Cars).

b. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan untuk menjaga loyalitas

pelanggan

c. Memberikan potongan harga atau diskon pada pelanggan yang sering atau

kerap melakukan service misalnya dengan penerapan strategi 10x service

gratis 1x service

d. Memberikan petunjuk arah menuju bengkel yang akan keluar dari Tol

3.4.2 Prioritas Strategi

Berdasarkan hasil analisis dengan Matriks SWOT diketahui bahwa alternatif

strategi yang dapat digunakan oleh unit entry PT. Global Carfix Indonesia, Cabang

Banyumanik, Semarang berada pada strategi S-T (Strength-Threat). Strategi

kekuatan-ancaman adalah strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang

dimiliki dalam menghindari ancaman. Penentuan strategi tersebut didasarkan pada

posisi unit entry PT. Global Carfix Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang yang

berada pada kuadran II, yang artinya bahwa posisi unit entry mendukung strategi

diversifikasi dimana harus berupaya untuk mencari dan mengembangkan produk

atau pasar untuk meningkatkan pendapatan. Adapun Strategi-strategi yang

termasuk kedalam kategori S-T (Strength-Threat) meliputi strategi berikut ini :

a. Meningkatan promosi pemasaran melalui online dan offline, misalnya

meningkatkan promosi atau aktif dalam media sosial atau web Carfix,

mempromosikan aplikasi dari Carfix (i-Cars).

b. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan untuk menjaga loyalitas

pelanggan

c. Memperlengkap pelayanan yang akan diberikan kepada pelanggan misalnya

menambahkan komponen aksesoris seperti kaca film, audio, dan sebagainya atau

melalui kerjasama dengan bengkel aksesoris.

d. Menjalin kerjasama dengan para distributor yang mampu memberikan harga

yang lebih ringan untuk sparepart tertentu.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan data yang telah dilakukan oleh

peneliti, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor yang menjadi peluang pada unit entry PT. Global Carfix Indonesia,

Cabang Banyumanik, Semarang meliputi: 1) PT. Global Carfix Indonesia

cabang Banyumanik, Semarang memiliki berbagai peralatan modern yang tidak

dimiliki oleh bengkel lain, 2) Pasar yang semakin meningkat dan luas, 3) Adanya

kerjasama dengan beberapa produk keluaran produsen otomotif ternama seperti

Michelin, Bridgestone, Osram, Shell dan Incoe, 4) Promosi mengenai produk

unggulan untuk meningkatkan penjualan atau pendapatan unit entry. Sedangkan

15

faktor yang menjadi ancaman pada unit entry PT. Global Carfix Indonesia,

Cabang Banyumanik, Semarang meliputi : 1) Kurangnya media promosi untuk

mencapai target yang ditetapkan, 2) Adanya banyak bengkel serupa di wilayah

kota semarang, 3) Belum adanya komponen aksesoris seperti kaca film, audio,

dan sebagainya, 4) Persaingan harga sparepart tertentu (original) yang masih

tinggi dari bengkel lain.

2. Faktor yang menjadi kekuatan pada unit entry PT. Global Carfix Indonesia,

Cabang Banyumanik, Semarang meliputi: 1) Cepat merespon keluhan

pelanggan, 2) Memiliki perlengkapan modern serta update, 3) Selalu

memperhatikan permintaan dan kebutuhan pelanggan, 4) Mampu fleksibel

dalam menangani kasus dan permintaan pelanggan, 5) PT. Global Carfix

Indonesia cabang Banyumanik, Semarang memiliki reputasi pasar yang baik.

Sedangkan faktor yang menjadi kelemahan pada unit entry PT. Global Carfix

Indonesia, Cabang Banyumanik, Semarang meliputi : 1) Belum adanya

komponen aksesoris seperti kaca film, audio, dan sebagainya, 2) Biaya service

yang masih tergolong tinggi dibandingkan bengkel lain, 3) Media promosi yang

masih sangat kurang, 4) Lokasi bengkel yang berseberangan dengan pintu keluar

Tol, 5) Masih memiliki kemampuan yang rendah dibidang-bidang tertentu.

3. Alternatif strategi pemasaran untuk mencapai target unit entry berada pada

strategi S-T (Strength-Threat) yang meliputi 1) Meningkatan promosi

pemasaran melalui online dan offline, misalnya meningkatkan promosi atau aktif

dalam media sosial atau web Carfix, mempromosikan aplikasi dari Carfix (i-

Cars), 2) Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan untuk menjaga

loyalitas pelanggan, misalnya memberikan diskon kepada pelanggan setia atau

yang menggunakan aplikasi dari Carfix (i-Cars), 3) Memperlengkap pelayanan

yang akan diberikan kepada pelanggan misalnya menambahkan komponen

aksesoris seperti kaca film, audio, dan sebagainya atau bekerja sama dengan

bengkel khusus aksesoris, 4) Menjalin kerjasama dengan distributor yang

mampu memberikan harga yang lebih ringan untuk sparepart tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Claudia V. P, Tumbel, A. & Tielung, M. (2016). Analisis Strategi Bersaing Dalam

Persaingan Usaha Bisnis Document Solution (Studi Kasus Pada PT.

Astragraphia, Tbk Manado). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No.

03Tahun2016.https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/1332

0/12904

Christine N, Shastri L and Torsten R. (2019). Design of a SWOT Analysis Model

and its Evaluation in Diverse Digital Business Ecosystem Contexts. Procedia

Computer Science 159 (2019) 1145–1154. https://www.sciencedirect.com

/science/article/pii/S1877050919314802

Emir, M.W, Daryanto, A. & Rifin, A. (2018). Strategi Pemasaran Produk Sosis

Siap Makan (Studi Kasus: PT Primafood Internasional). Jurnal. Manajemen

IKM,Februari 2018 (29-38) ISSN 2085-8418

.https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/article/view/20988/1310 4

Fahmi, Irham. (2014). Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi, Bandung:

Alfabeta.

16

Gurel, E., & Merba, T.(2017). SWOT Analysis: A Theoretical Review, The Journal

of International Social Research. Vol.10(51):995

Hashemi, S.M., Farzane, S.S., Vahide,S. (2017). Strengths, Weaknesses,

Opportunities and Threats (SWOT) Analysis and Strategic Planning for

Iranian Language Institutions Development, Journal of Applied Linguistics

and Language Research. Vol.4(2):141- 142

Hezarjribi, H.N. & Bozorgpour, Z., (2017), “Optimized Business Management by

Using SWOT and QSPM Matrices (Case Study: Mazandaran Wood and

Paper Industries)”, Journal of Administrative Management, Education and

Training (JAMET), Vol.13(1):412.

Iswanto, J., Amiartuti, K., Murgianto, (2019). Strategic Management Of Education

To Enhance Environmental-Oriented Competitiveness On Industrial 4.0,

International Journal of Economics, Business and Accounting Research

(IJEBAR), Vol.3(2):146- 147

Justa, Abrizen. (2016). analisis Strategi PT. Bursa Efek Indonesia. Jurnal Lembaga

Keuangan dan Perbankan)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016.

http://journal.febi.uinib.ac.id/index.php/almasraf/article/downloadSuppFile/

23/ 26

Kotler, P & Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga,

Jakarta.

Lilis, Wahidatul. (2018). Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan

Tahubaxo Ibu Pudji Ungaran Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Skripsi.

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo

Semarang. http://eprints.walisongo.ac.id/8894/1/FULL%20SKRIPSI.pdf

Mondal, M.S.H., (2017) , “SWOT Analysis And Strategies To Develop Sustainable

Tourism In Bangladesh”, UTMS Journal of Economics, Vol.8(2):161.

Rangkuti, Freedy. (2009). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Setya P.A., Ery, T.D., Suharto, (2017), “Networking Factor of Topeng Malangan

(Malangan Mask) Industry for the Business Sustainability (Case Study on

Gunung Sari Craft Malang)”, International Journal of Academic Research in

Business and Social Sciences, Vol.7(5):308.

Silviana, S. (2012). Penerapan Strategi Pemasaran Marketing Mix (Studi Kasus

pada PT. Batik Danar Hadi). Widya Teknika Vol.20 No.1, ISSN 1411 – 0660

:55–62.http://publishinwidyagama.ac.id/ejournalv2/index.php/widyateknika

/article /view /8

Syahreffy, O. (2019). Increasing customers’ loyalty. The contribution of

marketing strategy, service quality and customer satisfaction.Archives of

BusinessResearch,7(2),115.https://journals.scholarpublishing.org/index.php

/ABR/ article/ view/6114

Oreski, D. (2012). Strategy development by using SWOT – AHP. TEM Journal

Volume 1, Number 4. http://www.temjournal.com/documents/vol1no4/

pdf/Strategy%20development%20by%20using%20SWOT%20-%20AHP.pdf

Widharta, Willy. (2013). Penyusunan Strategi dan Sistem Penjualan dalam Rangka

Meningkatkan Penjualan Toko Damai. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra

Vol. 2 No. 1 Hal 1-15. Surabaya. https://www.neliti.com/publications

17

/134744/penyusunan-strategi-dan-sistem-penjualan-dalam-rangka

meningkatkan-penjualan-tok

Wisnu, Sakti. (2013). Penggunaan Business Model Canvas Sebagai Dasar Untuk

Mencipyakan Alternatif Strategi Bisnis Dan Kelayakan Usaha. Universitas

Trisakti. Jakarta. Jurnal Teknik Industri. https://www.researchgate.net

/publication/293651050_PENGGUNAAN_BUSINESS_MODEL_CANVAS_

SEBAGAI_DASAR_UNTUK_MENCIPTAKAN_ALTERNATIF_STRATEGI_

BISNIS_DAN_KELAYAKAN_USAHA

Yuliati, Y.,& Riyanti, I., (2016). The Strategy to Increase Women Farmer’s

Participation in The Program of Village Food Barn in East Java, International

Journal Of Environmental & Science Education, Vol.11(12):5730

Yusuf, M., & Utomo, H. (2015). Analisis Swot Sebagai Dasar Penentu Strategi

Bersaing Radio Suara Salatiga. Graduasi Vol. 34 No. 2.

http://www.stieama.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/JURNAL-

ANALISIS-SWOT-RADIO-SUARA-SALATIGA-FM.pdf