STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN...
Transcript of STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN...
STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN BMT
DI KOTA BOGOR DALAM MENINGKATKAN
JUMLAH NASABAH
SKRIPSI
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi
Prasyarat Dalam Memperoleh Jenjang Strata Satu (S1)
Oleh:
SITI ZAKIAH
(1113046000065)
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2018 M
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Siti Zakiah
Tempat/Tanggal lahir : Bogor, 18 Februari 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jln. Sindang-Barang Sekolahan RT 01/05 No.12
Kelurahan Sindang-Barang Kecamatan Bogor Barat
Kota Bogor 16117
Status : Belum Menikah
Telepon :0895396233994
E-mail : [email protected]
B. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN Sindang-Barang II Kota Bogor (2001-2006)
2. SMPN 14 Kota Bogor (2007-2010)
3. SMK Al-Ghazaly Bogor (2010-2013)
4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakrta (2013-2014)
C. PENGALAMAN ORGANISASI
1. OSIS SMK Al-Ghazaly Bogor
2. HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)
3. HMPS Muamalat (Himpunan Mahasiswa Program Studi Muamalat)
iv
ABSTRAK
Siti Zakiah 1113046000065. Judul: Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan BMT
DiKota Bogor dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah. Semakin bertambahnya
perkembangan perekonomian di negara Indonesia saat ini menyebabkan setiap
lembaga keuangan Syariah dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif karena
semakin ketat tingkat persaingan bisnis maka dibutuhkan fungsi pemasaran yang
baik, sehingga tujuan yang di harapkan oleh Lembaga Keuangan Syariah akan
tercapai, karena pemasaran merupakan faktor utama yang penting dalam
kelangsungan hidup Lembaga Keuangan tersebut. Oleh karena itu, sangat
diperlukan strategi pemasaran yang baik. Strategi pemasaran merupakan hal yang
sangat penting dan dapat dijadikan tombak dalam menentukan keberhasilan
sebuah BMT agar rencana yang telah dibuat dapat terlaksana dan dapat dicapai
sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, khususnya pada BMT di Kota Bogor
agar masyarakat bisa lebih mengenal dan memahami produk pembiayaan BMT.
Dengan melakukan kegiatan pemasaran yang lebih terarah dan efisien maka BMT
akan mampu menghadapi persaingan yang ketat serta akan lebih mudah menarik
masyarakat untuk bergabung dengan perusahaannya. Sehingga hal ini akan
berdampak pada meningkatnya jumlah nasabah di BMT Kota Bogor. Penelitian
ini bertujuan untuk:(1) mengetahui strategi pemasaran yang digunakan Baitul Mal
Wat Tamwil (BMT) Tadbiirul Ummah, BMT Berkah Bersama, dan BMT Al
Ghazaly Bogor dalam meningkatkan jumlah nasabahnya. (2) mengetahui faktor
penghambat dalam melaksanakan strategi pemasarannya. Penelitian ini
menggunakan penelitian kualitatif guna memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai strategi pemasaran yang digunakan BMT di Kota Bogor serta
menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan menggunakan pola pikir
induktif. Data penelitian bersumber dari data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan langsung dilokasi BMT melalui
wawancara dan arsip atau dokumen perusahaan. Data sekunder diperoleh dari
studi kepustakaan, dan literatur-literatur mengenai strategi pemasaran. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang digunakan BMT
diKota Bogor dalam meningkatkan jumlah nasabahnya adalah (1) Meningkatkan
pelayanan kepada nasabah. (2) Meningkatkan Kualitas SDM. (3) Menerapkan
SOP yang Terstandar. (4) Meningkatkan Kegiatan promosi. Adapun faktor-faktor
yang menjadi penghambat dalam kegiatan pemasaran BMT di Kota Bogor adalah:
(1)Kondisi Perekonomian yang Menurun. (2)Minimnya permodalan dan sumber
pendanaan untuk kegiatan pemasaran. (3)Promosi melalui media cetak dan
elektronik belum terlalu aktif.(4) Minimnya jaringan antar BMT. (5)Tingkat
persaingan tinggi.
Kata kunci: Strategi Pemasaran, Pembiayaan dan Baitul Mal Wat Tamwil.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta
alam, karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN
BMT DI KOTA BOGOR DALAM MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH”.
Shalawat serta salam semoga tetap dan akan terus tercurahkan untuk Nabi
Muhammad SAW, manusia pilihan yang pribadinya selalu menjadi tauladan bagi
kita semua, kepada keluarganya, kepada sahabatnya sampai kepada para
pengikutnya.
Berakhir sudah masa yang indah ini. Peneliti sangat bersyukur atas
selesainya penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat
do’a, dukungan, bimbingan, semangat, dan bantuan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu penulis mengucapkan
terima kasih setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D sebagai Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak A.M. Hasan Ali, MA sebagai ketua Program Studi Muamalat,
Bapak Dr. H. Abdurrauf, Lc, MA selaku Sekretaris Program Studi
Muamalat, sekaligus sebagai Tim Task Force Passing Out Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Yogi Citra Pratama, M.Si sebagai Ketua Program Studi
Ekonomi Syariah, Ibu Rr.Tini Anggraeni, ST., M.Si, selaku Sekretaris
vi
Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak M. Mujibur Rohman, M.A, sebagai dosen pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Seluruh dosen dan karyawan akademik Fakultas Syariah dan Hukum
dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan pelayanan sehingga membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah
dan Hukum dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan pelayanan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
8. Teristimewa kepada ayahanda dan Ibunda penulis, yang telah
mencurahkan segenap kasih sayangnya, serta tak putus-putusnya
memberikan dukungan baik moril maupun materil dan doa kepada
penulis dalam menempuh pendidikan. Semoga Allah selalu
melimpahkan kesehatan, memberikan kehidupan yang penuh
keberkahan dan membalas segala kebaikannya, Aamiin.
9. Kepada saudara penulis Tarisa Gayatri, Hilma Fauziah, Meilia
Sukmara Putri dan Hasby Nawawi yang telah menyemangati dan
memberikan banyak motivasi serta do’a terbaiknya kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Teruntuk sahabat-sahabat penulis yang menemani sejak di awal
menjalani status sebagai mahasiswa yaitu Teguh Triesna Dewa, Putri
Azizah Helena, Dini Meilina, Melia Rosdiana, Aisyah Islami Suci,
Nurjanah dan Nurul Ayu Sekarrini serta teman-teman sepermainan lain
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala dukungan,
masukan, saran, dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
vii
11. Teman – teman Jurusan Ekonomi Syariah angkatan 2013 yang telah
mengisi hari-hari di kampus tercinta dengan begitu menyenangkan..
12. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
banyak membantu dan memberi masukan dan inspirasi bagi penulis,
suatu kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan
kalian semua, terima kasih banyak.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda
kepada semua pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah
diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semoga karya
ini bermanfaat bagi para akademisi, praktisi dan bagi masyarakat pada
umumnya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Jakarta, 6 Oktober 2017
Penulis
Siti Zakiah
Nim. 1113046000065
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 3
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 3
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 4
E. Review Studi Terdahulu ........................................................... 5
F. Kerangka Pemikiran ................................................................. 12
G. Metodologi Penelitian ............................................................... 12
H. Sistematika Penulisan ............................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi Pemasaran .................................................................... 16
1. Pengertian Strategi pemasaran ............................................. 16
a) Pengertian Strategi ........................................................ 16
b) Pengertian Pemasaran ................................................... 17
c) Pengertian Strategi Pemasaran ...................................... 20
2. Tujuan dan Proses Pemasaran .............................................. 22
3. Segmentasi, Targeting dan Positioning ................................ 24
4. Bauran Pemasaran ................................................................ 29
B. Pengertian Pembiayaan ............................................................. 38
1. Pengertian Pembiayaan ........................................................ 38
ix
2. Akad-Akad Pembiayaan....................................................... 39
1) Pembiayaan Murabahah ................................................. 39
2) Pembiayaan Mudharabah ............................................... 43
3) Pembiayaan Musyarakah ............................................... 46
4) Ijarah .............................................................................. 47
5) Rahn ............................................................................... 48
6) Qardhul hasan................................................................. 49
C. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) .............................................. 50
1. Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) ....................... 50
2. Sejarah dan Perkembangan BMT di Indonesia .................... 51
3. Dasar Hukum dan Peraturan Hukum BMT .......................... 53
4. Produk Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) ............................. 53
BAB III GAMBARAN UMUM BMT TADBIRUL UMMAH, BERKAH
BERSAMA DAN AL-GHAZALY BOGOR
A. Profil BMT ................................................................................ 55
1. BMT Tadbirul Ummah ........................................................ 55
2. BMT Berkah Bersama.......................................................... 56
3. BMT Al-Ghazaly ................................................................. 58
B. Jenis Produk Pembiayaan ......................................................... 59
C. Prosedur Pengajuan Pembiayaan .............................................. 62
D. Sistem Pembayaran Cicilan Pembiayaan .................................. 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Dalam Upaya
Meningkatkan Jumlah Nasabah BMT di Kota Bogor............... 67
B. Analisis Kendala yang di Hadapi dalam Memasarkan Produk
Pembiayaan BMT di Kota Bogor ............................................. 71
C. Analisis Faktor Penghambat Pelaksanaan Strategi Pemasaran
Produk Pembiayaan BMT di Kota Bogor ................................. 83
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 87
B. Saran ........................................................................................ 88
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 90
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu ............................................................. 5
Tabel 3.1 Prosedur Pengajuan Pembiayaan ............................................... 62
Tabel 4.1 Jumlah Nasabah ......................................................................... 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini banyak bermunculan lembaga-lembaga keuangan yang
menerapkan prinsip Syari’at islam seperti perbankan Syariah, Pegadaian
Syariah, Asuransi Syariah dan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). BMT
(Baitul Maal Wat Tamwil) atau lembaga keuangan syariah adalah lembaga
intermediary keuangan antara penabung dan pengguna dana. Harapan
penabung pada lembaga keuangan yang ia percayai karena lembaga
keuangan dapat memilih alternatif investasi yang menarik dan
menguntungkan. Sedangkan bagi BMT atau lembaga keuangan syariah
sendiri tabungan merupakan amanat kerja maupun investasi, sehingga
fungsi intermediasi tersebut dapat terselenggara dengan baik, proporsional
dan professional1.
Semakin bertambahnya perkembangan perekonomian di negara
Indonesia saat ini menyebabkan setiap lembaga keuangan Syariah dituntut
untuk lebih kreatif dan inovatif karena semakin ketat tingkat persaingan
bisnis maka dibutuhkan fungsi pemasaran yang baik, sehingga tujuan yang
di harapkan oleh Lembaga Keuangan Syariah akan tercapai, karena
pemasaran merupakan faktor utama yang penting dalam kelangsungan
hidup Lembaga Keuangan tersebut.
Dalam operasionalnya strategi pemasaran tidak hanya dibutuhkan
oleh perbankan saja. Namun BMT sebagai lembaga keuangan mikro juga
penting akan adanya strategi pemasaran yang dimiliki untuk kelangsungan
hidup BMT. Secara konsep memang BMT menghendaki adanya bebas riba
dan juga penerapan strategi pemasarannya dengan sesuai syariah sehingga
terciptanya keadilan.
1 Karnaen Perwataatmadja dan M. Syafi’i Antonio, “Apakah dan Bagaimana Bank Islam”,
(Yogyakarta : PT. Dana Bhaka Wakaf, 1997), h.1.
2
Strategi pemasaran menentukan dalam proses pemasaran, karena
mempunyai peranan terhadap perkembangan perusahaan dan lembaga.
Ditambah dengan pesatnya arus komunikasi dan informasi yang telah
banyak mengubah hidup gaya masyarakat, sehingga konsumen akan sangat
jeli dalam memilah-milah produk. Pada umumnya orang mengasumsikan
mengenai pemasaran atau memasarkan barang yaitu menjual barang agar
laku terjual. Hal tersebut hanyalah sebagian kecil dari kegiatan pemasaran.
Pemasaran memiliki cakupan kegiatan yang luas dari itu. Pemasaran
meliputi perumusan jenis produk, bagaimana cara menyalurkan produk
tersebut kepada konsumen, seberapa tinggi harga yang seharusnya
ditetapkan terhadap produk tersebut yang cocok dengan kondisi
konsumennya, bagaimana cara promosi untuk mengkomunikasikan produk
tersebut kepada konsumen, serta bagaimana mengatasi kondisi persaingan
yang dihadapi oleh perusahaan dan sebagainya2
BMT harus dapat merencanakan strategi promosi yang tepat dalam
mencapai tujuan lembaganya, salah satu tujuan lembaga adalah untuk
menarik minat konsumen untuk menggunakan produk dan jasa yang
ditawarkan. Selain itupromosi penjualan dapat mendorong konsumen
dengan segera untuk melakukan pembelian3. Oleh karena itu untuk menarik
konsumen melakukan pembelian maka lembaga harus bisa menerapkan
suatu strategi pemasaran yang tepat dengan kondisi pasar yang dihadapi.
Keberhasilan strategi pemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya yaitu dengan memilih promosi dalam memasarkan produk dan jasa.
Dalam rangka mempertahankan dan menembangkan perusahaan
didalam persaingan yang sangat ketat kepada pasar global serta agar
penjualan tidak menurun akibat ketidakpuasan pelanggan, maka dari itu
perusahaan mencoba memecahkan permasalahan dengan merencanakan
strategi pemasaran yang tepat untuk dijalankan. Kebutuhan informasi harus
segera dipenuhi dengan melakukan riset agar perusahaan dapat mengambil
2 Drs. H. Indriyo Gitosudarmo, “Manajemen Strategis.” (Yogyakarta : BPFE, 2001). h.183.
3 M. Taufiq Amir, “Dinamika Pemasaran, Jelajahi dan Rasakan”. (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2005). h.207.
3
tindakan-tindakan yang perlu sebagai suatu strategi pemasaran dan suatu
perbaikan produk demi meningkatkan kinerja perusahaan4.
Dalam mengelola industri perbankan harus dilakukan secara
profesional agar dapat memperoleh keuntungan yang berkelanjutan. Usaha
lembaga keuangan syariah dinilai sukses apabila suatu lembaga keuangan
mampu menghimpun dana dari masyarakat (nasabah) yang banyak, jadi
lembaga tersebut dapat dipercaya dalam penyimpanan dana masyarakat.
Nasabah merupakan faktor atau bagian penting dalam suatu lembaga
keuangan syariah.
Dari uraian di atas Penulis tertarik mengkaji lebih dalam bentuk
skripsi dengan judul “STRATEGI PEMASARAN PRODUK
PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH
BMT DI KOTA BOGOR”.
B. Identifikasi Masalah
1. Strategi Pemasaran menjadi suatu hal yang sangat penting yang harus
dilakukan setiap lembaga keuangan syariah dengan sebaik-baiknya
sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah nasabahnya
2. Segmentasi, Targeting dan Positioning serta Bauran Pemasaran
merupakan Strategi pemasaran yang sebagai kunci dalam kelangsungan
hidup sebuah lembaga keuangan syariah dalam mempromosikan
produknya.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menjaga agar penulisan skrpsi ini lebih terarah dan
menghindari kemungkinan pembahasan yang menyimpang dari pokok
permasalahan yang diteliti, serta sesuai dengan pokok permasalahan
yang akan di bahas. Maka skripsi ini dibatasi pada strategi pemasaran
produk pembiayaan dalam meningkatkan jumlah nasabah BMT di kota
bogor dan penulis batasi dengan melakukan penelitian di tiga BMT di
4 Budi Purwadi, “Riset Pemasaran, Implementasi dalam Bauran Pemasaran”. (Jakarta : PT
Raja Grasindo) 2000, h.313.
4
Kota bogor yaitu BMT Al-Ghazaly, BMT Tadbiirul Ummah, dan BMT
Berkah Bersama Kota Bogor.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan dengan penjelasan latar belakang masalah yang
penulis kemukakan diatas, adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan BMT di Kota Bogor
pada produk pembiayaan dalam meningkatkan jumlah nasabahnya?
b. Apa kendala yang dihadapi dalam melakukan strategi pemasaran
yang dilakukan BMT di Kota Bogor pada produk pembiayaan
dalam meningkatkan jumlah nasabahnya?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini penulis
mencoba menggambarkan tujuan yang dapat dihasilkan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan
BMT di Kota Bogor dalam upaya meningkatkan jumlah
nasabahnya.
2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi BMT di Kota
Bogor dalam melakukan strategi pemasaran yang dilakukan BMT
di Kota Bogor pada produk pembiayaan dalam meningkatkan
nasabah.
b. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi Kalangan Akademisi, baik mahasiswa ataupun dosen,
penelitian ini diharapkan menjadi salah satu informasi dari
berbagai informasi dan sebagai bahan referensi atau kajian
pustaka untuk menambah informasi bagi penelitian selanjutnya
atau penelitian lainnya yang terkait strategi pemasaran.
5
2. Bagi Perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan referensi dan
masukan yang bermanfaat bagi para agen dalam merumuskan
strategi yang baik dan tepat, sehingga dapat meningkatkan
penjualan produk pembiayaan lainnya.
3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
pengetahuan masyarakat terkait dengan produk-produk
pembiayaan.
4. Bagi Penulis, Hasil penelitian ini bermanfaat untuk
menambah pengetahuan dan referensi penulis mengenai ilmu
strategi pemasaran produk pembiayaan dalam meningkatkan
jumlah nasabah pada organisasi lainnya.
E. Kajian Pustaka
Tabel 1.1
Review Studi Terdahulu
No Substansi Keterangan
1. Identitas Jurnal yang berjudul Strategi pemasaran
produk pembiayaan murabahah pada bank x
syariah cabang Tangerang Selatan yang
ditulis oleh Fatimah dan Elisabeth Yansye
Metekohy.
Metode Analisis Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif, yaitu
memusatkan pada pemecahan masalah yang
tepat mengenai strategi pemasaran dari
produk pembiayaan murabahah.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu strategi
bauran pemasaran yang terdiri dari strategi
produk, harga, promosi dan tempat harus
mengacu pada strategi pertumbuhan. Untuk
6
meningkatkan pertumbuhan produk
perusahaan secara agresif menekankan
kelebihan-kelebihan produk kepada
nasabah. Margin dapat digunakan untuk
menciptakan pertumbuhan dari harga atau
price. Pada strategi tempat, perusahaan
memilih posisi yang sangat mendukung
strategi pertumbuhan perusahaan.
Pemilihan tempat dipusat bisnis yang
merupakan daerah perkantoran dengan
kemudahan transportasi sangat
memudahkan nasabah mencapainya. Dan
untuk strategi promosi mereka melakukan
penekanan melalui iklan, personal selling,
cross selling dan promosi penjualan.
Perbedaan Dalam penelitian penelitian ini strategi
bauran pemasaran yang digunakan pada
prdouk pembiayaan murabahah yang terdiri
dari strategi produk, harga, promosi dan
tempat serta penelitian ini dilaksanakan di
bank syariah cabang tangerang selatan
2. Identitas Jurnal Yang Berjudul Analysis factor of
marketing strategy of funding decision of
customers choose Baitul Maal Wat Tamwil
In Kolaka Regency
Metode Analisis Metode yang dilakukan oleh peneliti yaitu
penelitian kuantitatif asosiatif. Penelitian
dilakukan april 2016 di kolaka.hasil dari
penelitian ini adalah berpengaruh signifikan
jika antara produk harga dan tempat dan
7
promosi yang baikmaka akan mendorong
minat nasabah dalam memilih dan
menggunakan bmt dikolaka. R kuadrat
sebesar 0,957 atau 95,7 yang berarti bahwa
keputusan masyarakat untuk menggunakan
atau memilih produk BMT sangat
dipengaruhi olehfaktor-faktor yang telah
ditentukan yaitu produk, harga, tempat dan
promosi
Perbedaan Dalam penelitian ini strategi bauran
pemasaran yang digunakan pada semua
produk BMT yang terdiri dari strategi
produk, harga, promosi dan tempat serta
penelitian ini dilaksanakan di BMT Kolaka
Regency
3. Identitas Jurnal Strategi pemasaran perbankan
syariah pada BPRS Amanah Sejahtera
Gresik yang ditulis oleh Moh. Subhan Z.A
pada tahun 2015.
Metode Analisis Penelitian ini menggunaakan alat analisis
SWOT. Hasil dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa strategi pemasaran
yang dilakukan BPRS Amanah Sejahtera
yaitu segmentasi yang diterapkan oleh bank
amanah sejahtera berdasarkan pada faktor
sosio ekonomi yaitu segmentasi yang
didasarkan pada variabel agama. Target
pasar yang dilakukannya pun adalah semua
muslim dengan semua kelas ekonomi untuk
produk pendanaannya, kelas bawah untuk
8
penyaluran dananya. Positioningnya yaitu
pendekatan integrated activity dan
integrated system.
Selain melakukan strategi pemasaran, pada
penelitian ini juga melakukan marketing
tactic melalui diferensiasi produk,
diferensiasi sumber daya manusia, dan
diferensiasi citra. Selanjutnya yaitu
marketing mix dengan produk, price, place,
dan promotion. Dan yang terakhir yaitu
marketing value atau nilai pemasaran yaitu
penggunaan merk, pelayanan,dan
proses.kesimpulan dari jurnal ini yaitu
pemasaran yang dilakukan oleh BPRS
Amanah Sejahtera sudah cukup baik.
Perbedaan pada penelitian ini selain melakukan
strategi pemasaran, juga melakukan
marketing tactic melalui diferensiasi
produk, diferensiasi sumber daya manusia,
dan diferensiasi citra. Selanjutnya yaitu
marketing mix dengan produk, price, place,
dan promotion. Dan yang terakhir yaitu
marketing value atau nilai pemasaran yaitu
penggunaan merk, pelayanan,dan proses,
serta penelitian ini dilaksanakan di BPRS
Amanah Sejahtera
4. Identitas Skripsi yang berjudul Strategi Marketing
Produk Pembiayaan Pada BMT Ta’awun
Cipulir yang ditulis oleh Nihlah Dewi
Purnama Sari 2011
9
Metode Analisis Metode yang digunakan adalah kualitatif .
Strategi yang dilakukan yaitu strategi
produk, strategi harga, strategi tempat,
strategi promosi . Hasil dari skripsi ini
adalah bmt ta awun memasarkan produk
pembiayaannya melalui media yang ada
seperti spanduk, brosur dan internet yang
dianggap cukup efektif, selain itu juga
melaui sektor perdagangan. Marketing
produk pembiayaan yang dilakukan bmt ta
awun melalui strategi promosi dapat dilihat
dari segi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan juga pengawasan.
Perbedaan Dalam penelitian ini strategi bauran
pemasaran yang digunakan pada produk
pembiayaan BMT yang terdiri dari strategi
produk, harga, promosi dan tempat serta
penelitian ini dilaksanakan di BMT
Ta’Awun Cipulir
5. Identitas Skripsi dengan judul Strategi Pemasaran
Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah
Nasabahnya Di BMT Fajar Mulia Cabang
Bandungan yang ditulis oleh Ika
Oktawulansari pada tahun 2012
Metode Analisis Jenis penelitian yang digunakan dalam
penyusunan tugas akhir ini adalah
penelitian survey atau observasi. Strategi
yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu
Mengandalkan pola pemasaran dengan
sistem jemput bola, melakukan promosi
10
melalui brosur, melakukan sosialisasi
secara langsung untuk promosi kepada
nasabah, menentukan target baru atau
sasaran baru, mengajukan proposal
penawaran kerjasama pengelolaan tabungan
siswa ke sekolah-sekolah, melakukan
promo dengan adanya hadiah yang akan di
berikan
Perbedaan Dalam penelitian ini strategi bauran
pemasaran yang digunakan pada produk-
produk di BMT yang terdiri dari strategi
produk, harga, promosi dan tempat serta
penelitian ini dilaksanakan di BMT Fajar
Mulia Cabang Bandungan.
6. Identitas Skripsi dengan judul Strategi Pemasaran
Baitul Maal Wat Tamwil Dalam
Meningkatkan Jumlah Nasabah (Perspektif
Dakwah) yang ditulis oleh Hamzah
Fankhuri pada Tahun 2016
Metode Analisis Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif
guna memperoleh pemahaman yang
mendalam mengenai strategi pemasaran
yang digunakan BMT Walisongo serta
menggunakan teknik analisis data kualitatif
dengan menggunakan pola pikir induktif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
strategi pemasaran yang digunakan BMT
Walisongo dalam meningkatkan jumlah
nasabahnya adalah (1) Meningkatkan
11
pelayanan kepada nasabah. (2) Penambahan
inventaris kantor. (3) Meningkatkan
kualitas SDM. (4) Meningkatkan
Kesejahteraan karyawan. (5) Meningkatkan
kualitas
keagamaan melalui kajian syariat Islam.
Adapun faktor-faktor yang menjadi
pendorong kegiatan pemasaran BMT
Walisongo, meliputi: (1)Lokasi kantor yang
strategis. (2)SDM yang berkualitas.
(3)Pelayanan prima terhadap nasabah.
(4)Segmen pasar yang relatif luas.(5)
Teknologi yang semakin berkembang.
(6)Masyarakat mulai tertarik dengan
BMT.
Perbedaan Dalam penelitian ini strategi bauran
pemasaran dalam Perspektif Dakwah yang
digunakan pada produk-produk di BMT
yang terdiri dari strategi produk, harga,
promosi dan tempat serta penelitian ini
dilaksanakan di BMT Walisongo
12
F. Kerangka Pemikiran
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran
G. Metodologi Penelitian
Metode dalam hal ini diartikan sebagai suatu cara yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan alat-alat tertentu.
Sedangkan penelitian adalah suatu usaha menemukan, mengembangkan,
dan menguji suatu pengetahuan yakni usaha yang mana dilakukan dengan
menggunakan metode-metode tertentu5. Adapun metode dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis metode deskriptif, yaitu metode untuk mengungkapkan
masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan situasi atau
peristiwa dari penelitian. Riset deskriptif disebut juga prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan
subjek atau objek penelitian (orang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain)
5 Sutrisno Hadi, “Metodologi Research”. (Yogyakarta : UGM Press, 1997) hal.3
Segmentasi
Targeting
Positioning
Bauran Pemasaran
Strategi Pemasaran
Meningkatnya Jumlah
Nasabah
Hambatan-Hambatan dalam
Pelaksanaan Strategi Pemasaran
13
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah tiga KBMT di
Kota Bogor yaitu BMT Al-Ghazaly Bogor, BMT Tadbirul Ummah
Bogor, dan BMT Berkah Bersama Bogor. Kemudian yang menjadi
objek penelitian ini adalah mengenai Strategi Pemasaran Produk
Pembiayaan di BMT Kota Bogor dalam Meningkatkan Jumlah
Nasabahnya.
3. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan penulis terdiri dari data primer dan data
sekunder :
a. Data Primer
Yaitu data yang didapat secara langsung dari sumber data
atau dari hasil penelitian lapangan. Untuk memperoleh data primer
ini, penulis melakukan wawancara (interview) kepada pihak
marketing BMT Al-Ghazaly Bogor, BMT Tadbirul Ummah Bogor,
dan BMT Berkah Bersama Bogor yang dianggap dapat
memberikan informasi terkait penelitian ini.
b. Data Sekunder
Yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data yang berfungsi sebagai data pendukung.
Data sekunder ini didapat daribuku-buku, koran, majalah, internet,
penelitian terdahulu, dan sumber-sumber tertulis lainnya yang
mengandung informasi yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara untuk mendapatkan data
yang sedang diperlukan dalam penelitian, adapun teknik yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
14
a. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara wawancara yang
dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pihak pewawancara
(interviewer) dan pihak yang diwawancarai (interview) untuk
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau si pewawancara
dengan si penjawab atau responden6.
b. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu7.
Peneliti meminta data-data yang sesuai dengan kebutuhan
penelitiannya kepada lembaga yang diteliti, dalam hal ini BMT Al-
Ghazaly Bogor, BMT Tadbiirul Ummah Bogor, dan BMT Berkah
Bersama Bogor.
c. Teknik Penulisan
Penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman dan
disesuaikan dengan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2017”.
H. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi nantinya akan disusun menjadi lima
bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub-bab, adapun rinciannya
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang; latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
6 Moh. Nazir, “Metode Penelitian”. (Bogor : Ghalia Indonesia,2005), h.193.
7Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D” (Bandung : Alfabeta,2009)
Cet. Ke-6, h.240.
15
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa teori yang
berkaitan dengan judul skripsi ini, yaitu; teori tentang
strategi, pemasaran, dan pembiayaan.
BAB III GAMBARAN UMUM BMT AL-GHAZALY BOGOR,
BMT TADBIIRUL UMMAH, DAN BMT BERKAH
BERSAMA BOGOR.
Pada bab ini penulis memaparkan tentang gambaran umum
BMT, meliputi sejarah perusahaan, visi misi BMT struktur
organisasi BMT, serta produk-produk pembiayaan yang
terdapat pada BMT.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menjabarkan dan menganalisa hasil
dari penelitiannya, tentang bagaimana strategi pemasaran
produk pembiayaan di BMT di Kota Bogor dalam
meningkatkan jumlah nasabahnya serta kendala apa saja
yang dihadapi BMT dalam memasarkan produk
pembiayaannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis memaparkan kesimpulan skripsi ini serta
saran-saran. Pada bab penutup ini merupakan jawaban
terhadap pertanyaan yang termuat dalam rumusan masalah
serta lampiran- lampiran yang berkaitan dengan skripsi ini.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Pemasaran
1. Pengertian Strategi Pemasaran
a) Pengertian Strategi
Istilah strategi berasal dari bahasa yunani, stratageta (stratus=
militer, dan ag= memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi
seorang jenderal. Konsep ini relevan dengan situasi zaman dahulu yang
sering diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin
suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang.1 Strategi
pada zaman sekarang adalah rencana jangka panjang untuk mencapai
tujuan tertentu yang pada umumnya adalah kemenangan2.
Sedangkan secara terminologi strategi menurut beberapa ahli
diantaranya adalah sebagai berikut :
Onong Uchayana Efendi mengemukakan bahwa strategi pada
hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
hanya memberi arah saja, melainkan harusmampu menunjukan
bagaimana taktik operasionalnya 3.
Sedangkan menurut Chandler mendefinisikan bahwa strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya
dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas
alokasi sumber daya. Sedangkan menurut Porter , strategi merupakan alat
yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Menurut
Stephanie K. Marrus, strategi adalah suatu proses penentuan rencana
1 Sopyan Assauri, “Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi”, (Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada, 2004). Cet. Ke-7. h.168. 2 Dikutip dari skripsi Rizal Renaldi, “Strategi Pemasaran Produk Asuransi Syariah dan
Asuransi Konvensional”, 2010. UIN Jakarta 3 Onong Uchayan, “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek”, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 1990). Edisi Revisi, Cet. Ke-5. h.32.
17
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,
disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut
dapat dicapai.
Selain itu definisi yang lebih khusus disampaikan oleh Hamel dan
Prahalad dalam Umar mengatakan bahwa strategi merupakan tindakan
yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus,
serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan
oleh para pelanggan di masa depan.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan tentang strategi yaitu :
1) Strategi merupakan satu-kesatuan rencana yang terpadu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Dalam mencapai tujuan organisasi perlu alternatif strategi yang
harus dipertimbangkan dan harus dipilih.
3) Strategi yang dipilih harus diimplementasikan oleh organisasi dan
akhirnya harus dievaluasi terhadap strategi tersebut. Karena strategi
merupakan suatu alat untuk mencapai suatu tujuan perusahaan,
strategi memiliki beberapa sifat4:
4) Menyatu (Unified), yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam
perusahaan
5) Menyeluruh (Comprehensive), yaitu mencakup seluruh aspek
dalam perusahaan
6) Integral (Integrated), yaitu strategi akan cocok/sesuai dari seluruh
tingkatan.
b) Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan ujung tombak dari perusahaan dalam
upaya mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang dan
meningkatkan keuntungan. Pemasaran adalah fungsi bisnis yang
memngidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi
saat sekarang, mengukur seberapa besarnya kebutuhan tersebut,
4 Agustinus Sri Wahyudi, “Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Strategik”,
(Jakarta: Binarupa Aksara, 1996) Cet. Ke-1. h.16.
18
menentukan sasaran mana yang paling baik untuk dilayani ortganisasi,
serta mencari program pelayanan yang tepat untuk mampu melayani
kebutuhan pasar. Jadi pemasaran merupakan media penghubung antara
kebutuhan nasabah potensial dengan organisasi atau manajemen sebagai
produsen preoduk dan jasa perbankan5.
Dalam memberikan definisi pemasaran, para pakar pemasaran
mempunyai pendapat dan argumentasi masing-masing walaupun
esensinya sama. Definisi pemasaran menurut para ahli tersebut
diantaranya sebagai berikut :
1) Menurut Philip kotler, pemasaran yaitu suatu proses sosial dan
manajerial yang didalamnya terdiri dari individu dan kelompok
dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain6. Pemasaran juga dapat diartikan
sebagai upaya untuk menciptakan dan menjual produk kepada
berbagai pihak dengan maksud tertentu7.
2) Menurut H.J Nijman dan E. Van Derwolk, pemasaran adalah
semua kegiatan yang diperlukan untuk mengantar barang-barang
mulai dari pintu pagar produsen sampai dalam batas jangkauan
konsumen.
3) Menurut Sismanto Soetojo mengemukakan pendapatnya mengenai
pemasaran sebagai berikut : pemasaran adalah fungsi manajemen
yang mengorganisasikan dan mengarahkan semua kegiatan
perusahaan yang meliputi penilaian dan pengupahan daya beli
konsumen menjadi permintaan yang efektif akan suatu barang dan
5 Kotler dan Armstrong, “Prinsip-Prinsip Pemasaran”, (Jakarta: Erlangga, 2001), Edisi
Ke-8. h.7. 6 Abdullah Amrin, “Strategi Pemasaran Asuransi Syariah”, (Memenangkan Usaha
Persaingan Bisnis Asuransi dan Bank Syariah Secara Syariah)”, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007)
Cet ke-1. h.1 7 Jakfar Kasmir, “Studi Kelayakan Bisnis”, (Jakarta: Kencana,2004) Cet. Ke-2. h.74.
19
jasa tersebut kepada konsumen atau pemakai terakhir, sehingga
perusahaan mendapat laba atau tujuan lain yang ditetapkan8.
4) Menurut William J. Stanton yang dikutip oleh basu swastha,
dikatakan bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk perencanaan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun
pembeli yang potensial9.
5) Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan
marketing sebagai proses sosial dan proses pengelolaan dimana
individu-individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
perlukan dan inginkan melalui suatu ciptaan, usaha dan perubahan
produk yang berharga dengan produk lainnya10
.
Pemasaran memiliki dua hal : yang pertama pemasaran
merupakan filosofi, sikap, perspektif, atau orientasi manajemen yang
menekankan pada kepuasan konsumen. Kedua, pemasaran adalah
sekumpulan aktifitas yang digunakan untuk mengimplementasikan
filosofi ini11
.
6) Menurut Carma, pemasaran merupakan proses dimana struktur
permintaan terhadap produk dan jasa diantisipasi atau diperluas
melalui konsep, promosi, distribusi, dan pertukaran barang12
.
Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial antara
produsen dan konsumen dengan mengalirkan barang atau jasa melalui
proses pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan masing-
masing pihak, sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Philip Kotler.
8 Sismanto Soetojo, “Prinsip-Prinsip Pemasaran, Seri Manajemen No.50, LPPM”, (Jakarta
: Erlangga 1981). h.8. 9 Basu Swastha DH, “Azas-Azas Marketing”, (Yogyakarta: Liberty, 1983). h.5.
10 SEBI, “Manajemen Bisnis Islami, Strategi Marketing, Paper SEBI”, (Jakarta: 1999)
11Lam. Hair. McDaniel, “Penerjemah : David Oktarevia, Pemasaran”, (Jakarta:
PT.Salemba Empat Petria, 2001) Cet. Ke-1. h.6. 12
Fandy Tjiptono, “Pemasaran Jasa”, (Jawa Timur: Bayu Media Publishing, 2005) Cet.
Ke-5. h.2.
20
c) Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran dapat dipahami sebagai logika pemasarana
yang dengannya unit usaha dapat mencapai tujuan pemasarannya13
.
Strategi pemasaran juga merupakan paduan dari kinerja wirausaha
dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam
mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran.
Menurut Daniel dan Gate14
menyebutkan bahwa Strategi
Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep,
memberi harga, melakukan promosi dan menyalurkan ide, barang dan
jasa untuk menciptakan pertukaran yang bisa memenuhi tujuan individu
maupun organisasi dengan memerhatikan konsep pemasaran yang
mensyaratkan orientasi konsumen, orientasi tujuan dan orientasi sistem.
Definisi singkat juga diberikan oleh Cannon15
yang mengatakan bahwa
strategi pemasaran adalah menentukan pasar target dan bauran
pemasaran yang terkait, gambaran besar mengenai yang akan dilakukan
suatu persahaan di suatu pasar.
Sedangkan menurut Assauri16
strategi pemasaran merupakan
serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan, yang memberi arah
pada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada
masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai
tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan
persaingan yang selalu berubah.
Kotler17
mendefinisikan strategi pemasaran sebagai pendekatan
pokok yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran
yang telah ditetapkan lebih dahulu, di dalamnya tercamtum keputusan-
13
Philip kotler dan Paul N. Bloman, “Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional”,
(Jakarta: Intermedia, 1995). h.127. 14
Carl Mc Daniel, Roger Gate, “Riset Pemasaran Kontemporer”, (Jakarta: Salemba Empat,
2001). h.4. 15
Cannon, J, “Pemasaran Dasar: Pendekatan Manajerial Global”, (Jakarta: Salemba
Empat, 2008). h.40. 16
Sofjan Assauri, “Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi”, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2013). h.168. 17
Philip Kotler, “Marketing”, (Jakarta: Erlangga, 1996) Jilid. Ke-1. h.401.
21
keputusan pokok mengenai target pasar, penempatan poduk di pasar,
bauran pemasaran dan tingkat biaya pemasaran yang diperlukan.
Menurut perspektif syariah pemasaran adalah segala aktifitas
dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai
(value creating activities) yang memungfkinkan siapapun melakukannya
bertumbuhserta mendayagunakan kemanfaatannya atas kejujuran,
keadilan, keterbukaan dan keikhlasan sesuai dengan proses yang
berprinsip pada akad bermuamamalah islami atau perjanjian transaksi
bisnis dalam islam. Pemasaran dalam fiqih islam disebut wakalah atau
perwakilan. Wakalah atau wikalah yang berarti penyerahan,
pendelegasian atau pemberian mandat18
. Wakalah dapat juga
didefinisikan sebagai penyerahan dari seseorang (pihak pertama/pemberi
perwakilan) apa yang boleh dilakukan sendiri dan dapat diwakilkannya
kepada yang lain (pihak kedua) untuk melakukannya semasa ia (pihak
pertama) masih hidup 19
.
Dari pengertian diatas maka strategi pemasaran sendiri dapat
diartikan sebagai seleksi atas pasar sasaran, menentukan posisi bersaing
dan pengembangan suatu bauran pemasaran yang efektif untuk mencapai
dan melayani klien-klien yang telah terpilih20
. Dari definisi tersebut
dalam memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan terlebih
dahulu harus menentukan siapa yang akan menjadi pasar sasaran.
Kemudian dsiikuti dengan pengembangan strategi penentuan posisi
bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang telah memutuskan
pasar yang lama sebagai target sasarannya. Disamping itu perusahaan
harus selalu mengembangkan bauran pemasaran yang terdiri dari produk,
18
Muhammad Syafii Antonio, “Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan”, (Bank
Indonesia dan Tazkia, 1999). h. 237. 19
Ad Dardir, Asy-Syarhu Al-Kabir hal 3777. Asy-Syarbini, Mughni al-Muhtaj II hal. 217.
Dikutip dari Anwar Ibrahim, “Pasar Modal Etika Bisnis Berbasis Syariah, Makalah Seminar
Nasional Ekonomi Syariah, ICMI”. 30 Juli 2003. h.5. 20
Philip Kotler dan Paul N Bloom, “Tehnik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional”,
(Jakarta: Intermedia, 1995). h. 27.
22
harga, tempat, promosi, sumber daya manusia, bukti fisik, dan proses
sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain21
Dari definisi-definisi di atas, dapat dipahami bahwa strategi
pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di
bidang pemasaran yang dirumuskan berdasarkan fackor internal dan
eksternal perusahaan, yang dapat memberikan panduan tentang kegiatan
yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran
perusahaan tersebut.
2. Tujuan dan Proses Pemasaran
Setiap tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau badan
usaha tentu mengandung suatu maksud dan tujuan tertentu. Demikian
pula dalam hal menjalankan kegiatan pemasaran, suatu perusahaan
memiliki banyak kepentingan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Secara umum tujuan pemasaran perusahaan jasa seperti BMT adalah
sebagai berikut:
a) Memaksimumkan konsumsi dengan memberikan kemudahan
konsumsi bagi nasabah, sehingga nasabah akan tertarik untuk
membeli produk yang ditawarkan bank atau BMT secara berulang-
ulang.
b) Memaksimumkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan
yang diinginkan nasabah.
c) Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dengan menyediakan
berbagai jenis produk bank atau BMT sehingga nasabah memiliki
beragam pilihan pula.
d) Memaksimumkan Mutu Hidup Dengan Memberikan Berbagai
Kemudahan Kepada Nasabah dan MenciptakanIiklim Yang
Efisien22
.
Adapun proses pemasaran terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
analisis peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, strategi
21
Susanto, “Prinsip-Prinsip Pemasaran”, (Jakarta: Erlangga, 1997). h. 17. 22
Kasmir, “Manajemen Perbankan”, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014). h. 197.
23
peningkatan posisi persaingan, mengembangkan rencana pemasaran dan
menetapkan atau melaksanakan rencana pemasaran yang telah disusun
dan mengendalikannya.
a) Menganalisis Peluang Pasar
Dalam proses pemasaran, tahap pertama yang dilakukan adalah
menganalisis kesempatan atau peluang pasar yang dapat
dimanfaatkan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Peluang pasar
ini harus dipertimbangkan dan diseleksi memilih mana yang relevan
dengan tujuan perusahaan.
b) Meneliti dan Memilih Pasar Sasaran
Suatu perusahaan perlu tahu cara mengukur dan memperkirakan
ukuran daya tarik suatu pasar. Perusahaan perlu memperkirakan
ukuran pasar keseluruhannya, pertumbuhannya, tingkat labanya dan
resikonya.
c) Strategi Peningkatan Posisi Persaingan
Dalam tahap ini perusahaan harus mempunyai pandangan atau
keputusan mengenai produk (barang atau jasa) apa yang ditawarkan
kepada sasaran pasar. Di samping itu, perusahaan juga harus
mempertimbangkan dan berjaga-jaga atas penawaran dari
perusahaan saingan yang ada.
d) Mengembangkan Rencana Pemasaran
Usaha pengembangan ini diperlukan karena keberhasilan perusahaan
terletak pada kualitas rencana pemasaran, baik yang bersifat jangka
panjang maupun jangka pendek yang diperlukan untuk mengarahkan
kegiatan untuk mencapai sasaran pasar. Dalam rencana pemasaran
di dalamnya memuat tujuan, taktik dan strategi yang digunakan
untuk mempertahankan dan meningkatkan posisi perusahaan dalam
menghadapi saingan.
e) Menetapkan atau Melaksanakan Rencana Pemasaran yang Telah
Disusun danMengendalikannya
24
Penerapan atau pelaksanaan rencana harus mempertimbangkan
situasi dan kondisi pada saat itu, sehingga perlu mempunyai taktik
lebih yang perlu dijalankan. Dan untuk keberhasilannya taktik yang
dijalankan dapat berbeda antara satu waktu dengan waktu yang
lainnya, serta dapat berbeda pula antara satu wilayah dengan wilayah
pemasaran lainnya23
.
3. Segmentasi, Targeting dan Positioning
Dalam mencapai hasil pemasaran yang maksimal, terlebih dahulu
perlu menerapkan konsep inti pemasaran yaitu menentukan segmentasi,
targeting dan positioning (STP). Dalam rangkaian proses pemasaran,
strategi segmentasi, targeting dan positioning berada di tahap awal yang
paling penting yakni mengidentifikasi customer value atau nilai dari
pelanggan. Segmentasi, Targeting dan Positioning berada di level strategi
karena menentukan bagaimana menggarap pasar.
a) Segmentasi
Segmentasi pasar pada dasarnya adalah suatu strategi untuk
memahami struktur pasar dan membentuk atau memilih pasar ke
dalam segmen (kelompok) yang berbeda24
. Sedangkan menurut
Kuncoro dan Suhardjono25
segmentasi pasar adalah kegiatan
mengidentifikasi kelas-kelas dalam masyarakat yang mempunyai
perbedaan kebutuhan jasa bank. Sehingga dengan segmentasi
tersebut pasar yang heterogen dapat dibagi-bagi dalam beberapa
segmen pasar yang bersifat homogen.
Dalam segmentasi pasar penting dipahami struktur-struktur
atau kelompok-kelompok yang ada di pasar. Segmentasi pasar
merupakan konsep pokok yang mendasari strategi pemasaran
perusahaan dan alokasi sumber daya yang harus dilakukan dalam
23
Thamrin Abdulla, “Manajemen Pemasaran”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013).
h. 49. 24
www.gomarketingstrategic.com/2016/06/strategi-pemasaran—segmentasi.html?m=1
diakses pd tanggal 8september 2017 pukul 20.00 wib 25
Mudrajad Kuncoro, Suhadjono, “Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi”,
(Yogyakarta: BPFE, 2012). h. 297.
25
rangka mengimplementasikan program pemasaran. Tujuan
segementasi pasar adalah membuat para pemasar mampu
menyelesaikan bauran pemasaran untuk memenuhi kebutuhan satu
atau lebih segmen pasar tertentu.
Jadi, segmenting pasar adalah perusahaan membagi-bagi
beberapa segmen pasar menurut kelompok pasar tertentu. Tujuan
dari segmentasi pasar adalah untuk menempatkan produk sesuai
dengan karakter masing-masing pasar agar tepat pada sasaran.
Segmentasi pasar juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi kelas-
kelas dalam masyarakat yang mempunyai perbedaan kebutuhan akan
produk perusahaan. Sehingga dengan segmentasi tersebut pasar yang
heterogen dapat dibagi-bagi dalam beberapa segmen pasar yang
bersifat homogen.
Swastha26
menyebutkan dasar-dasar yang dapat dipakai untuk
segmentasi pasar antara lain :
1) variabel Geografi antara lain; wilayah, ukuran daerah, ukuran
kota, dan pendapatan.
2) variabel Demografi; umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan,
dan pendidikan.
3) variabel Psikologis; kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.
4) Variabel Sosiologis, seperti: kelompok budaya, klas-klas sosial
dan sebagainya
5) Tingkat penghasilan.
b) Targeting (Penentuan Pasar)
Menurut Sutanto, Target market adalah sekumpulan nasabah
yang dituju yang akan dilayani dengan program pemasaran tertentu27
(Sutanto dan Umam). Pasar sasaran atau market targeting terdiri dari
sekumpulan pembeli yang mempuyai kebutuhan atau karakter yang
26
Basu Swastha, dkk, “Manajemen Pemasaran Modern”, (Yogyakarta: Liberty, 2008).
h.90. 27
Herry Sutanto, Khaerul Umam, “Manajemen Pemasaran Bank Syariah”, (Bandung :
Pustaka Setia, 2013). h.232.
26
sama, yang ingin dilayani oleh perusahaan28
. Jadi, Targeting adalah
persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau pasar.
Karena dalam menyeleksi pasar sangat ditentukan oleh bagaimana
kita melihat pasar itu sendiri. Penentuan pasar sasaran dengan
memilih salah satu atau lebih segmen pasar untuk dimasukidan
dilayani.
Tujuan dari penentuan target ini adalah memberikan
kepuasan bagi konsumen. Ketika konsumen puas, maka permintaan
produk tersebut semakin meningkat, dengan meningkatnya
permintaan maka keuntungan perusahaan pun juga mengalami
peningkatan. Produk dari targeting adalah target market (pasar
sasaran), yaitu satu atau segmen pasar yang akan menjadi fokus
kegiatan-kegiatan marketing.
Menurut Tijptono (2014: 86) perusahaan dapat
mempertimbangkan lima pola pemilihan pasar sasaran, yaitu:
1) Konsentrasi pada segmen tunggal (single segment
concentrattion)
Dalam masalah yang paling mudah, perusahaan memilih
sebuah segmen tunggal. Hal ini dilakukan karena adanya
keterbatasan dana yang dimiliki perusahaan, adanya peluang
pasar dalam segmen bersangkutan yang belum digarap atau
bahkan diabaikan oleh pesaing, atau perusahaan menganggap
segmen tersebut merupakan segmen yang paling tepat. Melalui
keputusan berkonsentrasi pada hanya satu segmen, perusahaan
mendapatkan pemahaman mendalam mengenai kebutuhan
segmen bersangkutan dan bisa mewujudkan posisi pasar dan
citra merk yang kuat.
2) Spesialisasi terpilih (selective specialization)
Dalam strategi ini, perusahaan memilih sejumlah segmen
pasar yang menarik dan sesuai dengan tujuan dan sumber daya
28
Fandy Tjiptono, “Pemasaran Jasa: Prinsip, Penerapan dan Penelitian. Yogyakarta:
Andi, 2014). h.85.
27
yang dimiliki. Masing-masing segmen bisa memiliki sinergi
kuat satu sama lain maupun tanpa sinergi sama sekali, namun
paling tidak setiap segmen menjanjikan sumber penghasilan
bagi perusahaan. Dengan strategi ini perusahaan dapat
melakukan penyebaran resiko, dimana jika terjadi penurunan
pada salah satu segmen, maka penjualan perusahaan secara
keseluruhan tidak terlalu berpengaruh, karena tetap memperoleh
pendapatan dari segman lain.
3) Spesialisasi pasar (market specialization)
Perusahaan berkonsentrasi untuk melayani banyak
kebutuhan dari suatu kelompok pelangan tertentu. Melalui
strategi ini, perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dalam
melayani kelompok pelanggan tersebut dan menjadi acuan
pokok bagi pelanggan bersangkutan jika kelak pelanggan
tersebut membutuhkan produk lainnya.
4) Spesialisasi produk (product specialization)
Perusahaan berkonsentrasi pada pembuatan produk
tertentu yang dijual di beberapa segmen. Melalui strategi ini,
perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dalam bidang
produk spesifik.
5) Jangkauan pemasaran penuh (full market coverage)
Perusahaan berusaha untuk melayani semua produk
pelanggan dengan semua produk yang diperlukan. Hanya
perusahaan-perusahaan besar yang dapat menangani suatu
strategi jangkaun pasar secara penuh.
c) Positioning (Posisi Pasar)
Positioning biasanya tidak dianggap penting selama barang-
barang dan jasa yang tersedia dalam suatu masyarakat tidak begitu
banyak, dan persaingan belum menjadi suatu yang penting. Posisi
suatu produk dalam benak konsumen, membangun dan
28
mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dari produk,
artinya memposisikan produk dimata konsumen pada posisi yang
lebih baik dan memberikan manfaat tambahan dibandingkan produk
yang lain29
.
Positioning adalah tindakan merancang produk dan citra
perusahaan agar dapat tercipta kesan atau tempat khusus dan unik
dalam benak pasar sasaran sedemikian rupa, sehingga dipersepsikan
lebih unggul dibanding kan para pesaingnya30
. Product positioning
merupakan suatu strategi menejemen yang mengunakan informasi
untuk menciptakan suatu kesan terhadap produk sesuai dengan
keinginan pasar yang dituju atau pasarnya. Jadi, positioning
merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam
mendesain produk-produk mereka sehingga dapat menciptakan
kesan dan image tersendiri dalam pikiran konsumennya sesuai
dengan yang diharapkan.31
Untuk menentukan positioning perlu dilakukan strategi yang
benar, sehingga posisi pasar yang diinginkan tepat pada sasarannya.
Menurut Arif32
strategi penentuan posisi produk meliputi :
1) Positioning menurut manfaat
Penentuan posisi (positioning) menurut manfaat adalah
memposisikan produk sebagai pemimpin dalam suatu manfaat
tertentu. Manfaat mencakup manfaat simbolis, manfaat
fungsional dan manfaat berdasarkan pengalaman. Penentuan
posisi yang sukses membutuhkan strategi komunikasi yang
mampu menarik perhatian pada salah satu kebutuhan pelanggan,
baik simbolis, fungsional maupun eksperimen.
29
www.gomarketingstrategic.com/2016/06/strategi-pemasaran—segmentasi.html?m=1
diakses pd tanggal 8 september 2017 pukul 20.00 wib 30
M. Nur Rianto Al Arif, “Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah”, (Bandung: Alfabeta,
2012). h.100. 31
Basu Swastha, dkk, “Manajemen Pemasaran Modern”, (Yogyakarta: Liberty, 2008).
h.99. 32
M. Nur Rianto Al Arif, “Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah”, (Bandung: Alfabeta,
2012). h.102.
29
2) Positioning menurut kategori
Penentuan posisi (positioning) menurut kategori produk
adalah memposisikan produk sebagai pemimpin dalam kategori
produk. Kategori produk dapat kita kelompokkan dalam
kategori minuman dan makanan, kategori, produk rumah tangga,
kategori obat-obatan, kategori perawatan pribadi, kategori
perlengkapan pribadi, kategori perlengkapan rumah, kategori
komunikasi dan teknologi informasi, kategori otomotif, kategori
perbankan dan keuangan.
3) Positioning menurut atribut
Penentuan posisi (positioning) berdasarkan atribut adalah
memposisikan produk berdasarkan atribut atau sifat, misalnya
simbol, lambang, ukuran, warna, keberadaan, kedudukan dan
sebagainya
4) Positioning menurut nilainya
Pembidikan pasar menentukan pesaing perusahaan.
Perusahaan harus meneliti posisi pesaing dan memutuskan
posisinya yang terbaik. Penentuan posisi (positioning) adalah
tindakan untuk merancang citra perusahaan serta nilai yang
ditawarkan sehingga pelanggan dalam suatu segmen memahami
dan menghargai kedudukan perusahaan dalam kaitannya dengan
produk yang dihasilkan.
4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan seperangkat
alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa
yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat alat tersebut dapat digunakan
untuk menyusun strategi jangka panjang dan juga untuk merancang
program taktik jangka pendek yang akan menentukan tingkat
keberhasilan pemasaran yang semuanya ditujukan untuk memberikan
30
kepuasan kepada pangsa pasar atau konsumen yang dipilih33
. Pemasaran
merupakan proses tentang bagaimana pengusaha dapat mempengaruhi
konsumen menjadi puas dan bauran pemasaran merupakan alat yang
dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumennya.
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah strategi bauran
pemasaran.
Menurut Al Arif34
bauran pemasaran merupakan perpaduan
seperangkat alat pemasaran yang sifatnya dapat dikendalikan oleh
perusahaan sebagai bagian dalam upaya mencapai tujuan pada pasar
sasaran. Sebagai suatu bauran, unsur-unsur tersebut saling mempengaruhi
satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat pengorganisasiannya
maka akan mempengaruhi strategi pemasaran secara keseluruhan. Oleh
karena itulah bauran pemasaran harus dibuat secara menyeluruh dan
terarah dengan baik sesuai dengan strategi marketing yang telah
ditetapkan.
Menurut Danuprata35
menyebutkan bahwa konsep bauran
pemasaran jasa meliputi tujuh P (product, price, promotion, place,
people, physical evidence dan process):
a) Produk (Produck)
Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu
pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan36
. Produk memiliki
siklus hidup (product life cycle), Yang terdiri atas tahap
pengembangan, pengenalan, pertumbuhan penjualan, kematangan,
kejenuhan, dan penurunan.
1. Tahap pengembangan, merupakan tahap terpenting dalam
pemasaran, namun sering timbul risiko. Menurut Zimmerer,
untuk meminimalkan risiko yang timbul dalam memperkenalkan
33
Murti Sumarni, “Manajemen Pemasaran Bank”, (Yogyakarta: Liberty, 2002). h.246. 34
M. Nur Rianto Al Arif, “Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah”, (Bandung: Alfabeta,
2012). h.14. 35
Danupranata, “Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah”, (Jakarta: Salemba Empat,
2013). h.40. 36
Fandy Tjiptono, “Strategi Pemasaran”, (Yogyakarta: Andi, 2005) Edisi. Ke-4. h.85.
31
produk dan jasa baru, pemilik perusahaan kecil hendaknya
mempertimbangkan prinsip-prinsip pengembangan produk yang
meliputi sederhana, integritas, fokus, berdaya juang, kreativitas,
dan risiko.
2. Tahap Pengenalan, merupakan tahapdimana produk baru
diperkenalkan kepada konsumen potensial. Produk baru harus
mencoba menerobos yang sudah ada dan bersaing dengan
produk yang sudah ada. Untuk memperkenalkan produk baru
ini, promosi dan periklanan harus lebih gencar agar produk
dikenal oleh konsumen.
3. Tahap Pertumbuhan Penjualan, yaitu dimana produk nulai
masuk dan diterima oleh konsumen, konsumen mulai
membandingkan produk dalam jumlah yang cukup besar.
4. Tahap Kematangan, pada tahap ini volume penjualan terus
meningkat dan keuntungan mencapai puncaknya.
5. Tahap Kejenuhan, merupakan lingkaran akhir daur hidup. Hasil
produk penjualan secara terus-menerus mulai menurun yang
secara otomatis menurunkan keuntungan.
Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan cara dan
penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat
memuaskan para konsumennya dan sekaligus dapat meningkatkan
keuntungan perusahaan dalam jangka panjang melalui peningkatan
penjualan. Sedangkan faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh
perusahaan dalam merencanakan strategi produk adalah mutu atau
kualitas, penampilan, pilihan yang ada, gaya, merek, pengemasan,
ukuran, jenis, jaminan, dan pelayanan37
.
Strategi produk merupakan unsur yang paling penting, karena
dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis
produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan
37
M. Nur Rianto Al Arif, “Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah,” (Bandung: Alfabeta,
2012). h.146.
32
kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara
penyalurannya. Tjiptono38
menyebutkan bahwa produk merupakan
bentuk penawaran perusahaan yang ditujukan untuk mencapai tujuan
perusahaan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Dalam konteks ini, produk dapat berupa apa saja (barang atau jasa)
yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan tertentu.
b) Harga (Price)
Dalam strategi menetapkan harga perlu memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik langsung maupun tidak
langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah harga
bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan
pemerintah, dan faktor lainnya. Sedangkan faktor yang tidak
langsung namun erat hubungannya dengan penetapan harga adalah
harga produk sejenis yang dijual oleh para pesaing dan potongan
(discount) untuk penyalur dan konsumen39
.
Harga merupakan satu-satunya elemen pendapatan dalam
marketing mix. Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan40
.
Tjiptono41
menegaskan bahwa strategi harga jasa adalah menghitung
dan merumuskan nilai atau penentuan harga dari produk jasa yang
akan dipasarkan
Penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama pada
keadaan persaingan yang semakin tajam dan perkembangan
permintaan. Persaingan yang semakin tajam dewasa ini sangat terasa
dalam pasar pembeli peranan harga sangat penting terutama untuk
38
Fandy Tjiptono, “Pemasaran Jasa: Prinsip, Penerapan dan Penelitian”, (Yogyakarta:
Andi, 2014). h.42. 39
M. Nur Rianto Al Arif, “Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah”, (Bandung: Alfabeta,
2012). h.15. 40
Rambat Lupiyoladi, “Manajemen Pemasaran jasa, Teori dan Praktek”, (Jakarta:
Salemba Empat, 2001). h.58. 41
Fandy Tjiptono, “Pemasaran Jasa: Prinsip, Penerapan dan Penelitian”, (Yogyakarta:
Andi, 2014). h.42.
33
menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar yang
tercermin dalam target pasar perusahaan. Dengan kata lain,
penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan
dan kemampuan mengenai konsumen. Harga yang tinggi sering
dianggap pelanggan berkorelasi positif dengan kualitas yang juga
tinggi.
Tujuan penetapan harga adalah memaksimalkan penjualan
dan penetrasi pasar, mempertahankan kualitas atau differensiasi
pelayanan, mendapatkan atau memaksimalkan keuntungan,
mendapatkan atau merebut pangsa pasar, menjaga kelangsungan
hidup kegiatan operasional dan balik modal42
. Oleh karena itu,
penentuan harga jual produk berupa jasa yang ditawarkan dalam
sebuah BMT merupakan salah satu faktor terpenting untuk menarik
nasabah.
Menurut Danupranata43
ketika jasa yang dihasilkan oleh
suatu BMT mampu memberikan nilai tambah (keuntungan) lebih
dari lembaga keuangan lainnya pada saat ini, berarti harga yang
ditawarkan BMT tersebut mampu bersaing dan bahkan berhasil
mengungguli lembaga keuangan lainnya.
c) Tempat (Place)
Tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat yang
paling strategis, menyenangkan, dan efisien. Untuk mnecapai
sasaran tempat yang baik dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Memperbanyak saluran distribusi
2. Memperluas segmentasi dan cakupannya
3. Menata penampilan tempat usaha
4. Menggunakan cara penyampaian produk seefisien mungkin
5. Mengubah persediaan dari gudang yang satu ke gudang/tenpat
yang lain.
42
Murni Sumarni, “Manajemen Pemasaran Bank”, (Yogyakarta: Liberty, 2002). h.286. 43
Gita Danupranata, “Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah”, (Jakarta: Salemba
Empat, 2013). h.41.
34
Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai
ke tangan konsumen pada waktu yang tepat. Keputusan distribusi
menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan
potensial. Keputusan tersebut meliputi keputusan lokasi fisik di
mana sebuah perusahaan harus didirikan. Penentuan lokasi kantor
beserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting. Hal
ini disebabkan agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang
ada44
.
Penetrasi pasar perusahaan tidak akan berhasil tanpa
didukung oleh tempat atau saluran distribusi yang baik untuk
menjual jasa yang ditawarkan kepada konsumen, karena lokasi yang
tidak strategis akan mengurangi minat nasabah dalam berhubungan
dengan perusahaan tersebut. Tujuan dari strategi tempat adalah untuk
menyalurkan produk dan mengusahakan produk perusahaan dapat
dicapai konsumen sasarannya.
d) Promosi (Promotion)
Promosi merupakan cara memngkomunikasikan barang dan
jasa yang ditawarkan supaya konsumen mengenal dan membeli.
Sesuai dengan fungsi promosi yaitu menginformasikan (to inform),
membujuk (to persuade), mengingatkan (to remind), dan
memengaruhi (to influence), maka melalui promosi, barang dan jasa
yang dihasilkan akan mudah dikenal konsumen.
Promosi adalah kegiatan memperkenalkan suatu produk
dari perusahaan tertentu agar dapat dikenal publik dan menarik minat
pembeli. Dalam pemasaran, efektivitas sebuah iklan sering
digunakan untuk menanamkan brand image atau agar lebih dikenal
keberadaannya. Ketika brand image sudah tertanam dibenak
44
M. Nur Rianto Al Arif, “Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah”, (Bandung: Alfabeta,
2012). h.16.
35
masyarakat umum, menjual sebuah produk, baik dalam bentuk
barang maupun jasa akan terasa menjadi jauh lebih mudah45
.
Promosi merupakan kegiatan terpenting yang berperan aktif
dalam memperkenalkan, memberitahukan, dan mengingatkan
kembali manfaat suatu produk agar mendorong pelanggan untuk
membeli produk yang dipromosikan tersebut46
. Untuk mengadakan
promosi, setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan tepat
alat promosi manakah yang akan digunakan agar mencapai
keberhasilan dalam penjualan.
Ada beberapa jenis promosi :
1. Iklan, misalnya melalui media cetak (majalah, surat kabar) atau
media elektronik (radio, tv, internet)
2. Promosi Penjualan, misalnya melalui pameran dagang (bazaar),
kuis berhadiah, hiburan.
3. Wiraniaga, mempromosikan produk langsung ke konsumen
dengan membawa produk contoh.
4. Pemasaran Langsung, langsung menghubungi konsumen.
5. Humas, yaitu mempublikasikan produk melalui billboard,
pamphlet.
Kasmir47
menyebutkan bahwa terdapat tiga macam alat
atau sarana promosi yang dapat digunakan oleh setiap bank
khususnya BMT dalam mempromosikan baik produk maupun
jasanya adalah:
1) Periklanan (advertising)
Iklan merupakan sarana promosi yang digunakan oleh bank atau
BMT guna menginformasikan, menarik dan mempengaruhi
calon nasabahnya. Penggunaan promosi dengan iklan dapat
45
Herry Sutanto, Khaerul Umam, “Manajemen Pemasaran Bank Syariah”, (Bandung :
Pustaka Setia, 2013). h.74.
46 Muhammad Jaiz, “Dasar-dasar Periklanan”, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014). h.43.
47 Kasmir, Manajemen Perbankan”, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014). h.247.
36
dilakukan dengan berbagai media, seperti: televisi, radio, koran,
majalah dan lainnya.
2) Publisitas (publicity)
Publisitas merupakan sarana promosi yang digunakan bank atau
BMT untuk menarik nasabah melalui kegiatan seperti pameran,
bakti sosial, seminar, perlombaan dan lainnya. Kegiatan
publisitas ini dapat meningkatkan pamor bank atau BMT di
mata para nasabahnya.
3) Penjualan pribadi (personal selling)
Penjualan perorangan melibatkan pembicaraan langsung antara
penjual dan pelanggan potensial. Penjualan tatap muka ini
menyediakan umpan balik segera yang membantu wiraniaga
untuk menyesuaikan diri.
Dari uraian diatas penulis dapat disimpulkan bahwa dengan
strategi pemasaran yang tepat maka perusahaan dapat mengetahui
pangsa pasar yang tepat, untuk mengeluarkan produk-produk baru
serta perusahaan dapat mengetahui kemmapuan daya beli
masyarakat terhadap produk yang akan dipasarkan, dnegan demikian
produk akan diterima oleh masyarakat dan perusahaan akan
mencapai target penjualan yang sesuai dengan target yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
e) Sumber Daya Manusia (people)
Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka orang
yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas
jasa yang diberikan. Setiap orang merupakan part-time marketer
yang tindakan dan perilakunya memiliki dampak pada ouput yang
diterima pelanggan. Oleh karena itu, setiap organisasi jasa seperti
BMT harus secara jelas menetapkan apa yang diharapkan dari setiap
karyawan dalam interaksinya dengan pelanggan48
.
48
Fandy Tjiptono, “Pemasaran Jasa: Prinsip, Penerapan dan Penelitian”, (Yogyakarta:
Andi, 2014). h.43.
37
Menempatkan SDM pada tempat yang sesuai dengan
kapasitasnya memang memerlukan sebuah strategi manajemen SDM
yang baik, jika strategi yang diimplementasikan keliru, maka akan
berakibat fatal terhadap tingkat kepuasaan pelanggan secara jangka
panjang49
.
f) Bukti Fisik (physical evidence)
Produk berupa pelayanan jasa perbankan syariah merupakan
sesuatu yang bersifat intangible atau tidak dapat diukur secara pasti
seperti halnya pada produk yang berbentuk barang. Jasa perbankan
syariah lebih mengarah kepada rasa atau semacam testimonial dari
orang-orang yang pernah menggunakan jasa perbankan syariah.
Cara dan bentuk pelayanan kepada nasabah perbankan
syariah ini juga merupakan bukti nyata yang seharusnya bisa
dirasakan atau dianggap sebagai bukti fisik bagi nasabahnya, yang
kelak akan memberikan testimonial positif kepada masyarakat umum
guna mendukung percepatan perkembangan perkembangan
perbankan syariah yang dalam hal ini adalah BMT50
.
Tjiptono51
menyebutkan bahwa Karakteristik intangible pada
jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak dapat menilai suatu jasa
sebelum mengkonsumsinya. Hal ini menyebabkan resiko yang
dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakin besar.
Oleh sebab itu, salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran
adalah upaya mengurangi tingkat resiko tersebut dengan jalan
menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. Bukti fisik ini bisa
dalam bentuk penampilan staf yang rapi dan sopan maupun dekorasi
49
Herry Sutanto, Khaerul Umam, “Manajemen Pemasaran Bank Syariah”, (Bandung :
Pustaka Setia, 2013). h.75.
50 Danupranata, “Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah”, (Jakarta: Salemba Empat,
2013). h.42.
51 Fandy Tjiptono, “Pemasaran Jasa: Prinsip, Penerapan dan Penelitian”, (Yogyakarta:
Andi, 2014). h.43.
38
internal dan eksternal bangunan yang atraktif serta ruangan yang
nyaman.
g) Proses (process)
Menurut Zeithaml dan Bitner52
proses adalah semua prosedur
aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk
menyampaikan jasa. Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya
perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktivitasnya
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya.
Dalam perbankan syariah, proses atau mekanisme, mulai dari
melakukan penawaran produk hingga menangani keluhan pelanggan
yang efektif dan efisien perlu dikembangkan dan ditingkatkan53
.
Proses ini menjadi salah satu bagian yang sangat penting bagi
perbankan syariah, khususnya BMT agar menghasilkan produk
berupa jasa yang prosesnya bisa berjalan efektif dan efisien. Selain
itu, bisa diterima oleh nasabah BMT.
B. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Definisi pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu
pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan54
. Sedangkan menurut Syafii Antonio, pembiayaan
merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas
penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan defisit unit55
. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
adalah pemberian dana dari bank kepada nasabah yang membutuhkan.
52 Raatih Hurriyati, “Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen”, (Bandung: Alfabeta,
2010). h.65. 53
Herry Sutanto, Khaerul Umam, “Manajemen Pemasaran Bank Syariah”, (Bandung :
Pustaka Setia, 2013). h.75.
54 Muhammad, “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”, (Yogyakarta: UPP. AMN
YKPN, 2002), h.17. 55
Muhammad Syafi‟i Antonio, “Bank Syariag dari Teori ke Praktek”, (Jakarta : Gema
Insani Press, 2004). h.165.
39
2. Akad-Akad Pembiayaan
Akad (Al-„Aqd) dalam bahasa arab berarti perikatan, perjanjian
dan pemufakatan56
. Secara terminologi, akad memiliki arti umum dan
khusus. Adapun arti umum dari akad adalah segala sesuatu yang
dikehendaki seseorang untuk dikerjakan, baik yang muncul dari
kehendaknya sendiri, sepeerti kehendak untuk wakaf, membebaskan
utang, thalaq, dan sumpah, maupun yang membutuhkan kehendak dua
belah pihak dalam melakukannya, seperti jual beli, menyewa,
perwakilan, dan gadai/jaminan57
.
Sedangkan arti khusus akad adalah pertalian atau keterikatan
antara ijab dan qobul sesuai dengan kehendak syariah yang menimbulkan
akibat hukum pada objek akad58
. Menurut jumhur ulama hukum akad ada
tiga; yaitu aqid (orang yang menyelenggarakan akad seperti penjual dan
pembeli), harga dan barang yang ditransaksikan (ma‟qud alaih), dan
sighatul „aqd (bentuk ucapan akad).
Adapun akad-akad pembiayaan yang biasa dipergunakan oleh
lembaga keuangan syariah, secara garis besar produk pembiayaan syariah
terdiri dari tiga kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan
penggunaannya, yaitu sebagai berikut :
a) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang yang
dilakukan dengan prinsip jual beli
b) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa yang
dilakukan dengan prinsip sewa-menyewa
c) Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama yang dutujukan untuk
mendapatkan sekaligus barang dan jasa , dengan prinsip bagi hasil59
1) Pembiayaan Murabahah
56
Mahmud Yunus, “Kamus Bahasa Arab Indonesia”, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung,
1990). h.70. 57
Wahbah Zuhaili, “Al-Fiqh Al- Islamiy Wa Adilatuhu”, (Beirut: Dar al-Fiqr, 2002). h.56. 58
Azharudin Latif, “Fiqh Muamalat”, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), hlm.60 59
Hasanudin Rahman Daeng Naja, “Hukum Kredit dan Bank Garansi (The Bankers Hand
Book)”, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2005). h.68.
40
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan(margin) yang telah disepakati oleh
penjual dan pembeli (bank dan nasabah)60
. Sedangkan pembiayaan
murabahah yaitu suatu perjanjian dimana bank membiayai barang
yang diperlukan nasabah dengan sistem pembayaran ditangguhkan.
Dari segi istilah, definisi Murabahah adalah jual beli barang
pada harga asal, dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
Namun dalam ranah ekonomi syariah, murabahah sendiri
mengandung arti sebagai transaksi penjualan barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
disepakati oleh penjual dan pembeli.
Sementara itu, berdasarkan fatwa DSN (Dewan Syariah
Nasional) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Fatwa 04/DSN-
MUI/IV/2000, akad Murabahah adalah,”Menjual suatu barang
dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli, dan pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.”
Dalam prakteknya, pembiayaan murabahah dilakukan dengan
cara bank membeli dan memberi kuasa kepada nasabah atas nama
bank, dan pada saat yang bersamaan bank menjual barang tersebut
kepada nasabah dengan harga pokok ditambah sejumlah keuntungan
untuk dibayar oleh nasabah dalam jangka waktu tertentu sesuai
dengan perjanjian antara bank dengan nasabah. Pembiayaan
murabahah ditujukan untuk pembiayaan yang sifatnya konsumtif
seperti rumah, toko, mobil, motor, dan sebagainya61
.
a) Landasan Hukum Murabahah
Setelah mengetahui mengenai pengertian murabahah,
sekarang pembahasan tentang landasan hukumnya. Jual beli
dengan sistem murabahah merupakan akad jual beli yang
60
Adiwarman Karim, “Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan”, (Jakarta: IIIT Indonesia,
2003) Cet. Ke-4. h.61. 61
M. Syafi‟i Antonio, “Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum”, (Jakarta: Tazkia Institute,
2000). h.251.
41
diperbolehkan, hal ini berdasarkan pada dalil-dalil yang terdapat
dalam al qur‟an, hadits ataupun ijma‟ ulama. Beberapa dalil yang
memperbolehkan praktek akad jual beli murabahah adalah
firman Allah swt:
Ayat Al Quran An nisa [4]: 29
أيهب يب إال ببنببطم بيكى أيىانكى تأكهىا ال آيىا انذي أ تكى
تجبرة كى زاض ت ع فسكى تقتهىا وال ي أ إ للا ب بكى كب رحي
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”.
(QS. An nisa [4]: 29) Al baqarah [2]: 275
وأحم و انبيع للا بب وحز انز
Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba”. (QS. Al Baqarah [2]: 275)
Dalam ayat ini, Allah mempertegas legalitas dan
keabsahan jual beli secara umum serta menolak dan melarang
konsep ribawi. Berdasarkan dari ketentuan ini jual beli
murabahah mendapat pengakuan dan legalitas syariah, dan sah
untuk dijalankan dalam praktek pembiayaan bank syariah karena
ia merupakan salah satu bentuk jual beli dan tidak mengandur
unsur ribawi.
Hadist :
عليه وسلم صلى للا عن أبا سعيد الخدري يقول قال رسول للا
ما البيع عن تراض إن
42
Artinya: Dari Abu Sa‟id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW
bersabda,“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama
suka.” (HR. al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh
Ibnu Hibban).62
صهىللا رسىلللا قبل قبل ع رضيللا حزاو ب حكيى ع
فإ قب يتفز حتى قبل أو قب يتفز نى يب ببنخيبر انبيعب وسهى عهي
ب كت وإ ب بيعه في ب نه بىرك ب وبي بزكتصدقب يحقت وكذبب
ب بيعه
Artinya: Dari Hakim bin Hizam berkata ia, bersabda Rasululah
saw:” Dua orang yang berjual beli itu berhak memilih selama
keduanya belum berpisah”, atau beliau bersabda:” Sehingga
keduanya berpisah.” Jika keduanya jujur dan terus-terang, maka
keduanya mendapat berkah dalam jual-belinya. Jika keduanya
menyembunyikan dan berdusta maka dihapuslah berkah jual-
belinya itu.
بيع فقبل انكسب أفضم ع وسهى عهي للا صهى انبي سئم
جمبيديبزور مانز وع
Artinya: “Nabi shallallahu „alaihi wasallam ditanya tentang
pekerjaan yang paling utama. Beliau menjawab, “perniagaan
yang baik dan pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri”
(HR. Al Bazzar dan Thabrani dalam Al Mu‟jam Kabir; shahih
lighairihi)63
وسهى وآن صهىللاعهي انبي قبل:ثالثأ انبزكت:انبيع فيه
عيزنهبيتالنهبيع ببنش قبرضت،وخهظانبز ،وان إنىأجم
Artinya:“Nabi bersabda, „Ada tiga hal yang mengandung
berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah),
dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan
62
Ibnu Majah, “Sunan Ibnu Majah”, (Beirut: Dar al-Fikr). h.254. 63
Abadi, al-Adhim Symsu al-Haq. “Al-Mu‟jam a-Kabir li al-Tabrani”. (Beirut: Dar
al-Kutub al‟Ilmiyyah, T.Th.) juz 1. h. 530.
43
rumah tangga, bukan untuk dijual.‟” (HR. Ibnu Majah dari
Shuhaib).64
Hadits diatas memberikan prasyarat bahwa akad
jual beli murabahah harus dilakukan dengan suka sama suka ,
Jujur dan terus terang masing-masing pihak ketika melakukan
transaksi. Segala ketentuan yang terdapat dalam jual beli
murabahah, seperti penentuan harga jual, margin yang
diinginkan, mekanisme pembayaran, dan lainnya, harus terdapat
persetujuan dan kerelaan antara pihak nasabah dan bank, tidak
bisa ditentukan secara sepihak.
a) Ba‟i bitsaman ajil
Merupakan kontrak murabahah dimana barang yang diperjual
belikan tersebut diserahkan dengan segera sedang harga atas
barang tersebut dibayar di kemudan hari secara angsuran 65
.
b) Ba‟i As-Salam
Adalah kontrak jual-beli dimana harga atas barang yang diperjual
belikan dibayar dengan segera (secara sekaligus), sedangkan
penyerahan atas barang tersebut dilakukan kemudian. Dalam hal
ini, barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran
dilakukan secara tunai66
.
c) Ba‟i Al-Istishna‟
Merupakan kontrak jual-beli dimana harga atas barang tersebut
dibayar lebih dulu tetapi dapat diangsur sesuai dengan jadwal dan
syarat-syarat yang disepakati bersama, sedangkan barang yang
dibeli diproduksi diserahkan kemudian67
.
2) Pembiayaan Mudharabah
64 Ibnu Majah, “Sunan Ibnu Majah”, (Beirut: Dar al-Fikr). h.255. 65
Veithzal Rivai, Arvian Arifin, “Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi”,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010). h.305. 66
Adiwarman Karim, “Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan”, (Jakarta: PT Raja
Grafindo, 2004). hl.89. 67
Muhammad, “Manajemen Dana Bank Syariah”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014). h.50.
44
Mudharabah adalah suatu perjanjian pembiayaan antara
bank dan nasabah, dimana bank menyediakan 100% pembiayaan
bagi usaha tertentu dari nasabah, sedangkan nasabah mengelola
usaha tersebut tanpa campur tangan bank68
. Didalam akad
mudharabah bank mempunyai hak untuk mengajukan usul dan
melakukan pengawasan atas penyediaan dana. Dari pembiayaan
tersebut bank mendapatkan imbalan atau keuntungan yang besarnya
ditetapkan atas dasar persetujuan kedua belah pihak. Apabila terjadi
kerugian, maka kerugian tersebut sepenuhnya ditanggung oleh bank,
kecuali kerugian akibat kelalaian dari nasabah. Mudharabah terbagi
menjadi dua jenis :
a) Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah Muthlaqoh (invesatasi tidak terikat69
) adalah
bentuk kerjasama antara shabul maal dan mudharib yang
cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis
usaha, waktu dan daerah bisnis. Dalam bahasa fiqih ulama Salaf
ash Shalih seringkali dicontohkan dengan ungkapan if‟al ma
syi‟ta (lakukanlah sesuakmu) dari shahibul maal ke mudharib
yang memberikan kekuasaan yang sangat besar.
b) Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah Muqayyadah (investasi terikat) atau disebut
juga dengan istilah restricted mudharabah/specified mudharabah
adalah kebalikan dari mudharabah muthlaqah. Si mudharib
dibatasi dengan jenis usaha, waktu dan tempat usaha. Adanya
pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si
shahibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha.
Landasan Hukum Mudharabah
68
Warkum Sumitro, “Asa-Asa Perbankan Islam dan Lembaga terkait di Indonesia”,
(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), h.86. 69
Dikutip dari skripsi Nihlah Dewi Purnamasari, Strategi Marketing Produk Pembiayan
pada BMT Ta‟awun Cipulir, UIN jkt, h. 44.
45
Al Quran tidak menjelaskan dasar mudharabah secara
eksplisit, namun yang menjadi landasan syariah mudharabah lebih
mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini nampak
dalam ayat-ayat dan hadits berikut ini:
1. Al Qur‟an
Para Ulama ahli fikih menetapkan bahwa Mudharabah
merupakan bagian dari syariat islam dengan berlandaskan pada
Al-Quran dan Hadits.
“… dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi
mencari sebagian karunia Allah SWT….” (Surat Al-Muzammil
20)
“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu
di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT….” (Al-Jumuah 10)
“Tidak ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari
karunia Tuhanmu..” ( Al-Baqarah 198)
2. Al-Hadist
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Abbas Bin Abdul Muthalib
jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia
mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan,
menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika
menyalahi aturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab
atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat tersebut pada
Rasulullah SAW dan beliau membolehkannya. (HR Thabrani).
Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah SAW
bersabda, Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli
secara tangguh, Qiradh (mudharabah) , dan mencampur gandum
dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual . (HR.
Ibnu Majah)
3. Ijma
Mudharabah merupakan kelakuan kaum Quraisy yang
diakui oleh islam, dan para sahabat nabi pun melakukan pekerjaan
46
ini. Ibnu Al Mundzir mengatakan bahwa telah sepakat (ijma) para
ahli ilmu atas dibolehkannya mudharabah. Al-Shon‟anijuga
mengatakan bahwa tidak ada perselisihan diantara orang-orang
muslim terhadap dibolehkannya Qiradh.70
3) Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah atau syirkah adalah suatu perjanjian usaha antara
dua atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada
suatu proyek dimana masing-masing pihak mempunyai hak untuk
ikut, serta mewakilkan atau menggugurkan haknya dalam proyek71
.
Keuntungan dari hasil usaha dapat dibagi menurut proporsial
penyertaan modal masing-masing sesuai dengan kesepakatan
bersama.
Dalam definisi lain disebutkan secara lebih sederhana,
musyarakah adalah akad kerjasama antara dua belah pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dan masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko akan ditanggung
bersama sesuai kesepakatan72
.
Landasan Hukum Musyarakah
“… maka mereka berserikat pada sepertiga….” (Q.S. An-Nisa:12)
“Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang
lain, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh.”(Q.S. Shaad: 24).
“Dari Abu Hurairah, berkata Rasulullah Saw. Sesungguhnya
Allah Azza Wa Jalla berfirman, “Aku pihak ketiga dari dua orang
70
Abu Syuja‟ Ahman, “Al-Tadhzib Fi Adillah Matn Al-Ghoyah wa Al-Taqrib”, (Surabaya,
Hidayah,1987). h.13. 71
Ahmad Ghazali, “Serba-Serbi Kredit Syariah Jangan ada Bunga Diantara Kita”,
(Jakarta: Media Komputindo, 2005). h.29. 72
Merza Gamal, “Aktifitas Ekonomi Syariah”, (Pekanbaru: UNRI Press, 2004), h.66.
47
yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati
lainnya.”(HR. Abu Daud,al hakim, al baihaqi dan ad Daruquthni73
).
Hadits qudsi tersebut menunjukkan kecintaan Allah kepada
hamba-hamba-Nya yang melakukan perkongsian atau kerjasama
selama pihak-pihak yang bekerja sama tersebut saling menjunjung
tinggi amanat kebersamaan dan menjauhi pengkhianatan.
Berdasarkan dalil-dalil di atas, maka musyarakah (syirkah)
dapat diartikan dua orang atau lebih yang bersekutu (berserikat) di
mana uang yang mereka dapatkan dari harta warisan, atau mereka
kumpulkan di antara mereka, kemudian di investasikan dalam
perdagangan, industry, atau pertanian dan lain-lain sepanjang sesuai
dengan kesepakatan bersama dan hal tersebut hukumnya boleh.
4) Ijarah
Akad antara bank (muajjir) dengan nasabah (musta‟jir) untuk
menyewa suatu barang atau objek sewa (ma‟jur) milik bank dan
bank mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewanya, dan
diakhiri dengan pembelian obyek sewa oleh nasabah74
.
Dalam pembiayaan ini pertama, bank akan membeli aset
untuk disewakan kepada nasabah dan dikategorikan sebagai aktiva
ijarah. Setelah dimiliki bank, selanjutnya nasabah akan menyewa
untuk jangka waktu yang disepakati dengan membayar sewa. Selama
jangka waktu yang disepakati aktiva ijarah masihdimilikibank dan
akan dialihkan kepemilikannya pada akhir masa sewa.
Landasan Hukum Ijarah
Dasar hukum ijarah dari al-Qur‟an adalah Surat at-Thalaq: 6
dan al-Qashash: 26, yang artinya:
“ ...kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu maka
berikanlah kepada mereka upahnya.”(QS. At-Thalaq: 6)
73
Teungku Muhammad Hasbi A Shiddieqy, “Koleksi Hadis-Hadis Hukum”, (Semarang:
PT Pustaka Rizki Putra, 2001). Jilid 7. h.1. 74
M. Syafi‟i Antonio, “Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik”, (Jakarta : Gema Insani
Press, 2001). h.118.
48
“ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku
ambillah ia sebagai seorang yang bekerja (pada kita), karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.”
(QS. Al-Qashash: 26)
Dasar hukum ijarah dari al-hadits sebagaimana yang
disabdakan oleh Rosulullah SAW:
“Berikanlah upah terhadap pekerjaan, sebelum kering
kringatnya.”
“ Rosulullah SAW melakukan bekam, dan membayar upah
terhadap tukang bekam tersebut, kemudian Rasul
menggunakan obatnya.”75
5) Rahn
Rahn (gadai) yaitu sebuah akad piutang yang disertai dengan
jaminan. Sesuatu yang dijadikan sebagai jaminan disebut marhun,
pihak yang menyerahkan jaminan disebut rahin, sedangkan pihak
yang menerima jaminan disebut murtahin.
Landasan Hukum Rahn
Akad rahn ini telah mendapatkan kegitimasi (dibolehkan)
dari al-Qur‟an, sunnah dan juga ijma‟. Adapun landasan dari al-
Qur‟an, sebagaimana yang terdapat dalam surat al-Baqarah: 238,
yang artinya:
“ Dan jika kamu dalam perjalanan dan engkau tidak
menjumpai seorang penulis (hutang), maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang.”
Sedangkan landasan dari hadtits Rosulullah SAW
diterangkan suatu hari beliau pernah membeli makanan tidak secara
kontan dari seorang Yahudi dengan menukar baju besinya sebagai
75
Qomarul Huda, “Fiqh Muamalah”, (Yogyakarta, Teras, 2011). h.8.
49
agunan (jaminan) sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Bukhari
yang artinya:
“ Rosulullah SAW membeli makanan dari seorang Yahudi
dengan menggadaikan baju besi kepadanya”.
Ulama juga sepakat membolehkan akad rahn. Tetapi ada
sebagian ulama yang tidak membolehkan akad ini. Tetapi mayoritas
ulama membolehkannya dan tidak menjadikan kalimat “dalam
perjalanan” sebagai syarat, tetapi mereka memahaminya sebagai
kebiasaan ketika itu.76
6) Qardul Hasan
Qardul hasan yaitu pembiayaan lunak yang diberikan kepada
anggota untuk pengembangan usaha tanpa dikenakan pembagian
keuntungan.
Landasan Hukum Qardhul Hasan
a. Al-Quran
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah,
pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah),
maka Allah akan meperlipatgandakan pembayaran kepadanya
dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan
melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah : 245)77
“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan
(balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan
memperoleh pahala yang banyak” (QS. Al-Hadid : 11)
“Dan jika ia (orang yang berhutang itu) dalam
kesulitan, berilah tangguh sampai ia berkelapangan. Dan
menyedekahkan (sebagian atau semua hutang) itu, lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui.”(QS. Al-Baqarah : 280)
76
Qomarul Huda. “Fiqh Muamalah”, (Yogyakarta: Teras, 2011). h.92-93. 77
http://niia1993.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-landasan-hukum-rukun-syarat.html
diakses pada tanggal 15 november 2017 pada pukul 15.00 wib
50
b. As-Sunnah
“Orang yang melepaskan seorang muslim dari
kesulitannya didunia, Allah akan melepaskan kesulitannya di
hari kiamat. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang)
itu, lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (HR. Muslim)
“Dari Anas ra, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Pada
malam peristiwa Isra‟ aku melihat di pintu surga tertulis ‟shadaqoh
(akan diganti) dengan 10 kali lipat, sedangkan Qardh dengan 18 kali
lipat, aku berkata : “Wahai jibril, mengapa Qardh lebih utama dari
shadaqoh?‟ ia menjawab “karena ketika meminta, peminta tersebut
memiliki sesuatu, sementara ketika berutang, orang tersebut tidak
berutang kecuali karena kebutuhan”. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi
dari Abas bin Malik ra, Thabrani dan Baihaqi meriwayatkan hadits
serupa dari Abu Umamah ra)
“Ibnu Mas‟ud meriwayatkan bahwa Nabi saw
berkata,”Bukan seorang muslim (mereka) yang meminjamkan
muslim (lainnya) dua kali lipat kecuali yang satunya adalah (senilai)
sedekah.”(HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Baihaqi)
C. Baitul Mal Wa Tamsil (BMT)
1. Pengertian Baitul Mal Wa Tamsil (BMT)
Baitul Mal Wa Tamsil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu
yang berintikan bait al-mal wa at-tamwil dengan kegiatan
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil bawah dan menengah
dengan mendorong kegiatan menabnung dan menunjang pembiayaan
ekonominya78
. Selain itu, BMT juga dapat menerima titipan zakat, infak
dan sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanat.
BMT merupakan lembaga ekonomi atau lembaga keuangan syariah
78
Ahmad Hasan Ridwan, “Manajemen Baitul Mal wa Tanwil”, (Bandung: Pustaka Setia,
2013). h.23.
51
nonperbankan yang bersifat infoemal karena lembaga ini didirikan oleh
swadaya masyarakat (LSM).79
Secara konseptual BMT memiliki dua fungsi, yaitu:
a) Bait at-tanwil ( bait artinya rumah, at-tanwil artinya penghembagan
harta) melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produkstif
dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro
dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.
b) Bait al-mal (bait artinya rumah, maal artinya harta) menerima titipan
dana zakat, infal dan sedakah serta mengoptimalkan distribusi sesuai
dengan dengan peraturan dan amanahnya.
Sebagai lembaga usaha yang madiri, BMT memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :80
a) Berorietasi bisnis, yaitu memiliki tujuan untuk mencari laba bersama
dan meningkatkan pemanfaatan segala potensi ekonomi yang
sebanyak-banyaknya bagi para anggota dan lingkungannya.
b) Buka merupakan lembaga social, tetapi dapat dimanfaatkan untuk
mengelola dana sosial umat, seperti zakat, infak, hibah dan wakaf.
c) Lembaga ekonomi miliki bersama antara kalangan masyarakat bawah
dan kecil sera bukan milik perorangan atau kelompok tertentu diluar
sekitar BMT
2. Sejarah dan perkembagan BMT di indoensia
Latar belakangg berdirinya BMT bersama dengan usaha pendirian
usaha Bank Syariah di Indonesia, yakni pada tahun 1990-an. BMT
semakin berkembang tatkala pemerintah mengeluarkan kebijakan hokum
ekonomi UU No. 7/1992 tentang perbankan dan PP No. 72/1992 tentang
Bank Perkreditan Rakyat Berdsarkan Bagi Hasil.81
Pada saat yang
bersamaan, Ikatan Cendekiiawan Muslim Indonesia (ICMI) sangat actif
79
A. Djazuli, dkk, “Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat”, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2002). h.183. 80
Ahmad Hasan Ridwan, “Manajemen Baitul Mal wa Tanwil”, (Bandung: Pustaka Setia,
2013). h.24. 81
Ahmad Hasan Ridwan, “Manajemen Baitul Mal wa Tanwil”, (Bandung: Pustaka Setia,
2013). h.23.
52
melakukan pengkajian intensif tentang pengembangan ekkonomi islam di
Indonesia. Dari berbagai penelitian dan pengkajian tersebut, terbentuklah
BMT-BMT di indenesia. ICMI berperan besar dalam mendorong
pendirian BMT-BMT di Indonesia.
Disamping itu ICMI, beberapa organisasi masa islam, seperti NU,
muhammadiyah, persatuan islam dan ormas-ormas lainnya mendukung
upaya pengembangan BMT-BMT di Indonesia. Hal tersebut dilakukan
untuk membangun system ekonomi islam melalui pendirian islam
lembaga keuangan syariah.
Hasil positif tersebut dirasakan oelh masyarakat, terutama kalangan
usaha kecil dan menegah. Mereka sering memanfaatkan pelayanan BMT
yang kini tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini disebabkan mereka
memperoleh banyak keuntungan dan kemudahan dari BMT yang tidak
mereka peroleh sebelumnya dari lembaga sejenis yang menggunakan
pendekatan konvensional.
BMT terus berkembang. BMT akan terus berproses dan berupaya
mencari trobosan baru untuk memajukan perekonomian masyarakat,
karena masalah muammalat memang berkembang dari waktu ke waktu.
BMT begitu marak belakangan ini seiring dengan upaya umat untuk
kembali berekonomi sesuai syariah dan berkontribusi menanggulangi
krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997. Karena prinsip
penentuan suka rela yang tak memberatkan, kehadiran BMT menjadi
angin segar bagi para nasabahnya. Itu terlihat dari operasinya yang
semula hanya terbatas di lingkungannya, kemudian menyebar ke daerah
lainnya. Dari semua ini, jumlah BMT pada tahun 2003 ditaksir 3000-an
tersebar di Indonesia, dan tidak menutup kemungkinan pertumbuhan
BMT pun akan semakin meningkat seiring bertambahnya kepercayaan
masyarakat.82
82
https://azharnasri.blogspot.co.id/2016/08/makalah-baitul-mal-wa-tamwil-bmt.html
diakses pada tanggal25 desember 2017 pada pukul 16.00 wib
53
3. Dasar Hukum dan Peraturan Hukum BMT
Pesatnya aktivias ekonomi masyarakat berbasis syariah membuat
kehadiran regulasi yang mandiri menjadi sebuah keniscayaan. Bank-bank
Syariah dan BPRS tunduk pada peraturan Bank Indonesia. Sedangkan
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dalam bentuk BMT hingga saat ini
belum ada regulasi yang mandiri dan realitasnya berbadan hukum
koperasi sehingga tunduk terhadap peraturan perkoperasian. Sedangkan
ditinjau dari segmen usahanya BMT juga termasuk UKM karenanya juga
mengikuti peraturan peraturanterkait bembinaan dan pengembangan
usaha kecil.83
Hingga saat ini status kelembagaan atau badan hukum
yang memayungi keabsahan BMT adalah koperasi. Hal ini berarti
kelembagaan BMT tunduk pada Undang-Undang Perkoperasian Nomor
17 tahun 2012 dan secara spesifik diatur dalam Keputusan Menteri
Negara Koperasi dan UKM RI Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004
4. Produk Baitul Maal Wat Tamwil ( BMT)
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupakan salah satu lembaga
keuangan Islam dengan jenis kopeasi simpan pinjam yang menggunakan
prinsip syariah Islam84
. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dibentuk oleh
dua kata yaitu “Baitul Maal” dan “Bait at Tamwil”. Arti dari kata Baitul
Maal adalah lembaga pengumpulan dana masyarakat yang disalurkan
tanpa tujuan profit, sedangkan Bait at Tamwil adalah lembaga
pengumpulan dana masyarakat yang disalurkan dengan orientasi profit
dan komersial (Sumiyanto,2008). Bedasarkan nama tersebut dapat
disimpulkan bahwa BMT memiliki dua peran yaitu peran sosial yang
tanpa tujuan profit dan juga peran sebagai lembaga intermediasi
keuangan untuk memajukan perekonomian yang dilakukan dengan
orientasi profit dan komersil. Dalam hal sosial BMT berperan untuk
mengumpulkan dana zakat, infak, maupu sodaqah yang kemudian
83
EuisAmalia, “Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan
UKM di Indonesia”, (Jakarta: Rajawali, 2009). h.242. 84
Muh Awal Satrio Nugroho, Urgensi Penerapan Islamic Corporate Governance Di Baitul
Maal Wat Tamwil (BMT), Jurnal Kajian Bisnis Vol. 23No. 1 Januari 2015, h.66.
54
disalurkan berdsarkan ketentuan syariat. Sedangkan sebagai lembaga
intermediasi keuangan BMT menjalkankan fungsi pengalihan dana dari
penabung (lenders) kepada peminjam (borrowers). Telah disebutkan
diatas bahwa BMT memiliki dua peran, untuk menjalankan peran
tersebut adapun kegiatan yang dilakukan BMT sebagai berikut85
:
a) Penghimpunan Dana Baitul Maal dari Zakat,Infaq dan Shadaqah
dengan meminta muzaqqi untuk menempatkan zakatnya pada BMT
untuk disalurkan kepada mustahiq untuk kegiatan produktif mustahiq
agar dana zakat tersebut bermanfaat lebih luas.
b) Penghimpunan Dana BMT yaitu denganMobilisasi dana dan
mengembangkannya dalam aneka simpanan sukarela (semacam
tabungan umum) dengan berasaskan akad Mudharabah dari anggota
dan akad wadi‟ah (titipan tidak berbagi hasil).
c) Penyaluran Dana melalui Kegiatan pembiayaanusaha mikro dan
kecil, antara lain dapat berbentuk:
1) Pembiayaan Mudharabah, yaitu pembiayaan total dengan
menggunakan mekanisme bagi hasil
2) Pembiayaan Musyarakah yaitu pembiayaan bersama dengan
menggunakan mekanisme bagi hasil.
3) Pembiayaan Murabahah, yaitu pemilikansuatu barang tertentu
dengan jual beliberdasar harga pokok dengan margin
keuntungan yang dibayar pada saat jatuhtempo.
4) Pembiayaan Bai‟ Bitsaman ajil, yaitu pemilikan suatu barang
tertentu dengan mekanisme pembayaran cicilan.
5) Bai‟Assalam Pembiayaan untuk pembayaran dimuka (advance
payment) yang diberikan kepada pengusaha untuk pembelian
barangyang dikirim kemudian (diferred delivery)sesuai dengan
kesepakatan bersama.
6) Bai‟ Al Istishna pembiayaan dengan pembayaran dengan cicilan
7) Pembiayaan Qard Al-hasan, yaitu pinjaman tanpa adanya
tambahan pengembaliankecuali sebatas biaya administrasi.
85
Muh Awal Satrio Nugroho, “Urgensi Penerapan Islamic Corporate Governance Di
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)”, Jurnal Kajian Bisnis Vol. 23No. 1 Januari 2015, h.173.
55
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum BMT
1. KBMT Tadbiirul Ummah
a) Sejarah singkat berdirinya BMT Tadbiirul Ummah
KSPP Syariah Tadbiirul Ummah, pertama kali didirikan sebagai
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di daerah Ds. Babakan, Kec.
Dramaga, Bogor atas inisiatif beberapa mahasiswa IPB (Institut Pertanian
Bogor). Berjalan dengan berkembangnya layanan maka dibentuklah
BMT (Baytul Maal wat Tamwil) dengan dibantu oleh Yayasan
PERAMU (Pemberdayaan Mustadhafiin) sebagai pendamping dan
inisiator pada tanggal 20 Desember 1995. Pada tanggal 08 Agustus 1998,
BMT Tadbiirul Ummah mendapatkan izin operasi sebagai Koperasi
dengan No. Badan Hukum: 05/BH/KDK.105/VIII/1998 dengan jumlah
anggota 20 orang dan modal disetor sebesar Rp. 9 juta, dan menjadi
BMT Tadbiirul Ummah. Pada Tahun 2015 sesuai dengan Peraturan
Menteri semua koperasi yang menjalankan kegiatan simpan, pinjam dan
pembiayaan dengan pola syariah harus berubah menjadi KSPPS
(Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah).Alhamdulillah
sampai dengan akhir tahun 2015, jumlah modal yang berhasil dibukukan
sebesar Rp. 603 juta, dengan total asset sebesar Rp. 13,5 milyar. Total
anggota/mitra layanan (pembiayaan dan penyimpan dana aktif) k.l. 3.500
orang.
Saat ini KSPP Syariah Tadbiirul Ummah melayani 7 kecamatan
yang tersebar di Kabupaten/Kota Bogor, yaitu: Dramaga, Ciampea,
Tenjolaya, Ciomas, Babakan Madang, Sukaraja, Cibinong, dan Kota
Bogor. Pasar tradisional yang dijangkau meliputi Ps. Anyar, Ps.
Ciampea, Ps. Induk Kemang Bogor, Pasar Ciluar dan beberapa wilayah
perdagangan disekitar Kampus IPB-Dramaga.
56
b) Visi dan Misi BMT Tadbiirul Ummah
Visi
“Menjadi lembaga sehat yang mengedepankan nilai-nilai syari’ah
dengan manajemen yang siddiq, istiqomah, fathonah, amanah, tabligh,
sehingga terwujud rakyat mikro mandiri dan mampu mewujudkan
interaksi rakyat mikro dengan rakyat makro.”
Misi
1. Menjadi lembaga yang sehat dan terpercaya.
2. Manajemen yang siddiq, istiqomah, fathonah, amanah, tabligh
3. Lembaga menjalankan dan mentaati aturan/prinsip ekonomi syariah
Islam – kesesuaian dengan fatwa-fatwa DSN-MUI.
4. Memprioritaskan pelayanan kepada rakyat mikro.
5. Menumbuhkan kepedulian/respek rakyat makro terhadap rakyat
mikro.
6. Menumbuhkan daya kritis, keinginan untuk maju dan berkembang
secara bersama-sama sehingga rakyat mikro dapat mandiri.
2. Berkah bersama
a) Sejarah berdirinya kspss berkah bersama
Berkah Bersama adalah lembaga yang bergerak dibidang jasa
keuangan yang berbadan hukum koperasi yang di dirikan pada tanggal 8
Febuari 2013 di Kota Bogor. Namun cikal bakal atau pra koperasi
sebelum di terbitkannya badan hukum telah berdiri pada tahun 2012.
Perekonomian yang berbasis pada Ekonomi kerakyatan saat ini menjadi
dasar penggerak untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Ekonomi kerakyatan tersebut kami tuangkan kedalam sebuah lembaga
koperasi yang berbasis syariah yang keberadaannya sangat dibutuhkan
oleh masyarakat khususnya pelaku ekonomi mikro, kecil dan menengah
sebagai penopang perkembangan usaha dan kesejahteraannya.
57
Pendirian KSPPS Berkah Bersama Adalah Dalam Rangka:
1. Meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat, khususnya umat
islam di Indonesia melalui pembiayaan modal usahadi tingkat mikro,
kecil dan menengah dengan menggunakan sistem syariah.
2. Menumbuhkembangkan keuangan atau koperasi yang menjadi soko
guru perekonomian bangsa dengan mengedepankan kebersamaan
dan keadilan.
3. Menjadi koperasi yang unggul dan terpercaya dengan sistem
teknologi modern yang mampu bersaing dengan lembaga lainnya.
4. Menghimpun dana dari anggota/calon anggota & menyalurkannya
kembali kepada anggota yang membutuhkan dalam bentuk
pembiayaan.
5. Menghimpun dan menyalurkan Zakat, Infaq dan Shodaqoh.
b) Visi dan Misi KBMT Berkah Bersama
Visi
“Menjadi Koperasi Unggulan dan Terpercaya”
Misi
1. Menjalankan Koperasi Yang Sehat, Jujur, Amanah dan Profesional
berdasarkan Syariat Islam.
2. Berperan aktif dalam pengembangan usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah untuk mendukung pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
3. Memberikan pelayanan dan pembinaan bagi pelaku usaha Mikro
kecil dan menengah.
4. Meningkatkan kemakmuran Anggota, Pengurus, dan Karyawan serta
meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
5. Menjalankan Misi Dakwah Rahmatan Lil Alamin
Motto
“Berkah Dalam Kebersamaan”
58
Struktur Organisasi
Dewan Pengawas
Ketua - Drs. Edy Renaldi Thomas
Anggota - Ida Rodatul Zanah, SE
Anggota - U. Buchori Muslim, S.Ag, ME.Sy
Dewan Pengawas Syariah
Ketua - U. Buchor Muslim, S.Ag, ME.Sy
Dewan Pengurus
Ketua - Aang Kinan, SE.Sy
Wakil Ketua - Hendrik Haetami, SE.Sy
Sekretaris - Farid Firmansyah, SE.Sy
Bendahara - A. Syaiful Falah, A.Md
Keanggotaan
Keanggotaan bersifat sukarela, dimana untuk menjadi anggota dengan
persyatan sebagai berikut:
1. Mengisi Formulir Anggota, data sesuai dengan KTP yang masih
berlaku.
2. Membayar simpanan pokok sebesar Rp 25.000,- saat menjadi anggota.
3. Membayar simpanan wajib sebesar Rp 120.000,- untuk 2 (dua) tahun,
selanjutnya akan dikenakan kembali untuk 2 (dua) tahun berikutnya
dan seterusnya.
4. Simpanan pokok dan simpanan wajib dapat dikembalikan apabila
keluar menjadi anggota.
5. Anggota yang sudah terdaftar akan mendapat Kartu Anggota.
3. BMT Al Ghazaly
a) Visi dan Misi BMT Al Ghazaly
Visi “Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang dapat membantu
masyarakat kecil dalam mengatasi permasalahan dananya serta
menanamkan diniyah islamiyah kepada para anggotanya dalam
bermuamalah”.
59
Misi :
1. Sosialisasi ekonomi syari’ah dalam sebuah lembaga keuangan mikro
syari’ah
2. Optimalisasi dana ummat yang saling menguntungkan berbagai
pihak yang berkepentingan
3. Kerjasama usaha dilandasi semangat ukhuwah islamiyah.
B. Produk Pembiayaan yang terdapat pada ketiga BMT diatas yaitu
1. Jenis Produk Pembiayaan (pinjaman)
Akad mudharabah dan musyarakah digunakan untuk modal
usaha dengan menggunakan perhitungan bagi hasil.
1) Akad mudharabah
Yaitu akad bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih, di
mana BMT(shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal kepada
nasabah (mudharib) dengan suatu perjanjian keuntungan.
Persyaratan umum untuk mengajukan pembiayaan adalah
a) Memiliki usaha atau pekerjaan tetap
b) Mengisi formulir pengajuan pembiayaan
c) Fotocopy KTP suami istri 1 lembar
d) Fotocopy KK 1 lembar
e) Fotocopy agunan
f) Bersedia disurvey
2) Akad musyarakah
Yaitu akad semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak
atau lebih, di mana mereka (BMT dan nasabah) secara bersama-
sama mencampur dana atau memadukan seluruh bentuk sumber
daya, baik yang berwujud maupun tidak berwujud dengan tujuan
untuk pembagian keuntungan. Persyaratan umum untuk mengajukan
pembiayaan musyarakah adalah sebagai berikut:
a) Memiliki usaha atau pekerjaan tetap
b) Mengisi formulir pengajuan pembiayaan
c) Fotocopy KTP suami istri 1 lembar
60
d) Fotocopy KK 1 lembar
e) Fotocopy agunan
f) Bersedia disurvey.
3) Akad murabahah dan ba’i bitsaman ‘ajil
Akad murabahah dan ba’i bitsaman ‘ajil digunakan untuk jual beli
atau investasi.
a) Akad murabahah
Yaitu akad transaksi jual beli barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh
penjual dan pembeli. Karakteristiknya adalah penjual harus
memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu
tingkat keuntungan sebagai tambahan. Persyaratan umum untuk
mengajukan pembiayaan adalah:
a) Memiliki usaha atau pekerjaan tetap
b) Mengisi formulir pengajuan pembiayaan
c) Fotocopy KTP suami istri 1 lembar
d) Fotocopy KK 1 lembar
e) Fotocopy agunan
f) Bersedia disurvey
b) Akad ba’i bitsaman ‘ajil
Yaitu akad pembiayan dengan konsep jual beli antara
BMT dan nasabah dimana BMT mendapat keuntungan (margin)
dari penjualan tersebut. Pengembalian pokok dan keuntungan
dilakukan dengan cicilan. Persyaratan umum untuk mengajukan
pembiayaan adalah:
a) Memiliki usaha atau pekerjaan tetap
b) Mengisi formulir pengajuan pembiayaan
c) Fotocopy KTP suami istri 3 lembar
d) Fotocopy KK 1 lembar
e) Fotocopy agunan
f) Bersedia disurvey.
61
4) Akad Ijaroh
Yaitu penyediaan barang oleh BMT, yang pada awalnya
transaksi ini berbentuk sewa namun setelah lunas barang menjadi
milik nasabah.
5) Akad Qordul Hasan
Merupakan produk kegiatan sosial yang diberikan BMT
kepada masyarakat yang tidak mampu dalam bentuk bantuan modal
atau santunan. Dari kelima produk pembiayaan tersebut, hanya akad
mudharabah yang sering digunakan oleh BMT. Hal ini dikarenakan
kurangnya pemahaman nasabah tentang fungsi akad-akad di atas.
Sehingga antara modal kerja, investasi, maupun kebutuhan
konsumtif masih bercampur aduk dan dianggapnya sama. Di sisi lain
nasabah atau anggota sering tidak terbuka tentang pemanfaatan dana
pinjaman, sehingga penentuan akad banyak yang belum pas. Hal ini
karena nasabah tidak mempersoalkan jenis akad apa yang digunakan,
karena yang terpenting adalah bisa melakukan pencairan terhadap
pembiayaan atau pinjaman yang diajukan dengan cepat.
Adapun kriteria calon nasabah pembiayaan BMT Al Ghazaly,
BMT Tadbiirul Ummah dan BMT Berkah Bersama adalah
masyarakat umum yang mempunyai usaha baik toko, warung atau
yang lain dan para pedagang pasar di sekitar Bogor. Keunggulan-
keunggulan yang dimiliki produk pembiayaan BMT Al Ghazaly,
BMT Tadbiirul Ummah dan BMT Berkah Bersama adalah:
a) Margin rendah
b) Syarat mudah
c) Proses cepat
d) Pinjaman sampai dengan Rp. 10.000.000,-
e) Tidak ada biaya administrasi dan provisi (Wawancara Bapak Riki
selaku Karyawan bagian Pembiayaan pada 28 November 2017).
62
C. Prosedur Pengajuan Pembiayaan
Tabel 3.1
Alur Pinjaman
Dalam pemberian pembiayaan, setiap anggota harus memenuhi
persyaratan-persyaratan antara lain Fotocopy KTP, kartu Keluarga (KK),
surat keterangan domisili serta surat jaminan (pilihan). Lalu setelah anggota
melengkapi semua persyaratan untuk pengajuan pembiayaan tersebut,
selanjutnya pihak pengelola BMT akan melakukan analisis kelayakan usaha
dengan berbagai pertimbangan dengan prosedur pembiayaan. Prosedur
pembiayaan tersebut yaitu :
1. Nasabah yang mengajukan pembiayaan melengkapi permohonan
pembiayaan yaitu berupa fotokopi Kartu Tanda Penduduk, kartu
keluarga, surat keterangan domisili, dan pas foto 3x4 sebanyak 1 buah.
63
2. Bagian marketing memberikan permohonan pembiayaan yang dimintai
dari administrasi pembiayaan kepada nasabah
3. Calon nasabah mengisi permohonan pembiayaan dan menyerahkan
kelengkapan pengajuan pembiayaan kepada bagian marketing
4. Bagian marketing memberikan permohonan pembiayaan yang telah diisi
dan dilengkapi oleh calon nasabah kepada bagian administrasi
pembiayaan untuk dicatat dibuku realisasi pembiayaan
5. Bagian marketing melakukan analisis kelayakan usaha terhadap nasaba
6. Bagian marketing melaporkan pengajuan pembiayaan tersebut kepada
kepala bagian marketing untuk mendapatkan persetujuan.
7. Apabila berdasarkan analisis kelayakan usaha tersebut permohonan
pembiayaan disetujui, akan disusun penjadwalannya sesuai kebutuhan.
Seluruh realisasi selanjutnya dilengkapi dengan surat perjanjian dan
pengakuan harga kwitansi dan kartu angsuran. Jika permohonan tersebut
ditolak maka data permohonan diserahkan kembali kepada calon nasabah
atau dikumpulkan sebagai arsip
8. Seluruh staf perjanjian dan pengeluaran harga serta kwitansi yang sudah
sah harus dikumpulkan kepada bagian administrasi untuk dicatat dalan
data anggota pada buku realisasi pembiayaan.
Mengenai pembiayaan-pembiayaan yang harus disetujui oleh
pengurus dan pengawas yakni pembiayaan dengan besaran nominal diatas
Rp. 1.000.000,- maka pertimbangannya adalah :
1. Harus memenuhi peraturan misalnya 5C
2. Untuk menjaga likuiditas BMT
3. Untuk kehati-hatian apabila terjadi kredit macet
Tindakan-tindakan yang diambil oleh pengurus apabila terjadi
pembiayaan macet bagi nasabah yang mengajukan pembiayaan adalah
melalui persuasif atau kebijakan ringan. Misalnya waktu angsuran
diperpanjang. Pertimbangan utama BMT dalam memberikan pembiayaan
yaitu diantaranya :
64
1. Pertimbangan Ekonomis, yaitu melakukan analisa kelayakan usaha,
dimana pengelola BMT dalam memberikan pembiayaan kepada anggota
didasarkan pada kebutuhan modal anggota dan kepada nasabah potensial
yang mengalami kekurangan modal dalam usahanya.
2. Karakter peminjam, hal ini diperoleh dari pengalaman angsuran
pembiayaan sebelumnya jika dia anggota lama, dan informasi dari
nasabah lain jika dia anggota baru.
3. Analisis pasar, yaitu pengelola dalam memberikan pembiayaan kepada
anggota melihat segmentasi pasar, potensi pasar, pesaing pasar, dan
lokasi atau tempat usaha anggota.
4. Pertimbangan kemanusiaan dan sosial, misalnya membantu pedagang
dari jeratan rentenir atau pinjaman dari lembaga lain yang memberatkan
pedagang.
D. Sistem Pembayaran Cicilan Pembiayaan
Strategi yang dilakukan oleh BMT dalam pengembalian atau angsuran
cicilan pembiayaan adalah sebagai berikut :
1. Jemput bola atau Pick Up Service, yaitu petugas bagian marketing
mendatangi para anggota untuk mengambil angsuran dan atau tabungan
para anggota.
2. Nasabah datang sendirikekantor BMT untuk melakukan pembayaran
cicilan pembiayaan.
Adapun tipe cicilan pembiayaan yang akan dibayarkan oleh nasabah,
pihak BMT menggunakan tiga model tipe cicilan, yaitu :
1. Harian
2. Mingguan
3. Bulanan
Dengan strategi Jemput Bola atau Pick Up Service ini, bagian
marketing dapat berkomunikasi secara langsung tatap muka sehingga akan
menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan suasana kekeluargaan yang
membuat nasabah lebih nyaman. Bagian marketing bisa diajak bertukar
pikiran dan berkonsultasi dalam banyak hal seperti misalnya penilaian
65
kelayakan usaha, permohonan pembiayaan, pengelolaan usaha dan
perkembangan usaha nasabah tersebut. Strategi yang demikian juga dapat
membantu kelancaran dalam penarikan angsuran atau cicilan pengembalian
anggota, serta berguna untuk memperoleh pertimbangan guna memberikan
pembiayaan pada masa yang akan datang. Karena dengan hubungan yang
dekat inilah bagian marketing akan cepat masing-masing karakteristik para
anggota nasabah yang akan dijadikan bahan pertimbangan dalam pemberian
pembiayaan pada masa berikutnya.
Dengan strategi ini pula BMT dapat menarik angsuran pengembalian
anggota yang macet atau bermasalah. Untuk menarik kembali pembiayaan
yang bermasalah, BMT mempunyai strategi khusus seperti melakukan
pendekatan psikologi, dengan begitu marketer dapat mengenal karakter
anggota secara lebih mendalam, tidak dengan menekan ataupun memaksa dan
penuh dengan empati. Dalam hal ini bagian marketing lebih bersifat aktif
namun tidak memaksa anggota membayarkan angsuran sesuai dengan
ketentuan namun anggota dapat membayar angsuran sesuai dengan
kemampuannya membayar. Bahkan jika konsidinya sangat memprihatinkan
atau tidak memungkinkan atau tidak berkemampuan untuk membayar, bagian
marketing tidak akan menarik bagi hasil dari anggota tersebut, cukup
membayar pokoknya saja sesuai dengan persetujuan manajerial BMT.
Kebijakan BMT inilah yang sering disalah gunakan oleh para anggota yang
mana tingkat kemacetan pembiayaan yang terjadi di BMT 2 tahun belakangan
tetap beradapada 4 sampai 5%1 dikarenakan seringkali nasabah tidak terbuka
pada saat bagian marketing datang untuk menagih angsuran pembiayaan
dengan beralasan bahwa penjualan sedang sepi sehingga pembiayaan
bermasalah.
Beberapa hal yang menyebabkan pembiayaan bermasalah adalah
karakter anggota, kondisi usaha anggota atau lesunya kehidupan
perekonomian pasar yang turun, pertumbuhan ekonomi rendah2, musibah
1 Wawancara dengan Bapak Aap selaku Kepala Cabang BMT Berkah Bersama
2 Pelatihan seluruh staf pembiayaan BMT-BMT di Kota Bogor
66
yang dialami anggota seperti anggota keluarga yang sakit sehingga
berdampang bagi usaha anggota.
67
BAB IV
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN
DALAM MENINGKATKAN JUMLAH NASABAHNYA
DI BMT KOTA BOGOR
A. Analisis Pelaksanaan Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Dalam
Meningkatkan Jumlah Nasabahnya Di Bmt Kota Bogor
Salah satu hal yang paling mendasar yang sangat diperlukan dalam
strategi pemasaran adalah bagaimana cara dan upaya perusahaan dalam
menarik minat nasabah agar jumlahnya bertambah atau paling tidak bertahan.
Diperlukan strategi yang tepat dalam melakukan upaya dengan sebaik-
baiknya. Pemasaran adalah salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah
perusahaan. Oleh karena itu pemasaran selalu memperoleh posisi yang
penting dan dianggap sebagai ujung tombak suatu perusahaan.
Strategi pemasaran produk pembiayaan yang dilakukan KBMT
Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly dalam
meningkatkan jumlah nasabahnya antara lain yaitu : meningkatkan mutu
pelayanan kepada nasabah, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan
meningkatkan kegiatan promosi kepada masyarakat. Kegiatan pemasaran ini
tidak hanya menyangkut kegiatan jual-menjual produk saja, tetapi juga
terdapat unsur lain dalam menerapkan strategi pemasaran yang dilakukan,
seperti halnya : merumuskan jenis produk yang diinginkan dan dibutuhkan
nasabah, berapa harga yang harus dipatok yang sesuai dengan kondisi
nasabahnya, bagaimana cara menyalurkan produk tersebut kepada
masyarakat, bagaimana cara promosi untuk mengkomunikasikan produk
tersebut dengan nasabahnya dan bagaimana caranya mengatasi kondisi
persaingan yang dihadapi oleh perusahaan1.
Perumusan strategi pemasaran tersebut bertujuan untuk menarik dan
meningkatkan jumlah nasabah serta mempertahankan nasabah yang sudah
ada. Selain itu, dengan dilakukannya strategi pemasaran ini secara kontinue
1 Gitosudarmo, “Manajemen Strategi”. ( Yogyakarta : BPFE, 2001). h.183.
68
dan baik dapat dipastikan penjualan suatu produk jasa KBMT Tadbiirul
Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly akan berjalan
dengan baik dan sesuai dengan yang direndanakan, sehingga akan berdampak
pada meningkatnya jumlah nasabah pada KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT
Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly.
Menurut penulis strategi pemasaran yang dilakukan oleh KBMT
Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly sangat
tepat yaitu memanfaatkan media yang ada berupa brosur. Brosur merupakan
media yang tepat untuk melakukan proses strategi sosialisasi karena brosur
mudah dijangkau oleh masyarakat, apalagi target dari pemberian pembiayaan
dari KBMT itu sendiri merupakan masyarakat kecil dan mikro. Selain itu
biaya yang dikeluarkan cukup murah dan lebih efektif.
Sasaran produk pembiayaan yang dilakukanpun merupakan nasabah-
nasabah yang potensial, diantaranya adalah nasabah yang memerlukan dana
untuk keperluan perdagangan maupun untuk bisnis. Agar mencapai sasaran
yang sudah ditentukan, strategi pemasaran yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
Strategi pasar yang dituju
1. Penerapan Segmentasi, Targeting dan Positioning
a) Segmentasi
Segmentasi pasar adalah kelompok individu atau perusahaan yang
memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama2. KBMT Tadbiirul
Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly sama-sama
melakukan segmentasinya ke pasar-pasar yang berada dikota bogor
seperti pasar Parung, pasar Bogor, Pasar Ciampea, dan pasar-pasar
lainnya disekitar Bogor. Terdapat beberapa segmentasi pasar yang
dilakukan oleh KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan
KBMT Al-ghazaly yaitu :
2 Benyamin Molan, “Pemasaran”, (Jakarta: salemba empat,2001) Edisi ke-1, h. 54.
69
b) Dari segi daerah
Dalam menetukan segmentasi yang geografis KBMT Tadbiirul
Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly lebih
memfokuskan kepada daerah atau wilayah hanya sekitar kota maupun
kabupaten bogor yang masih terjangkau dari masing-masing KBMT
tersebut.
c) Dari segi usia
Dari segi usia KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama,
dan KBMT Al-ghazaly memfokuskan pada nasabah yang berusia dimulai
dari usia 18 tahun atau yang sudah menikah sampai dengan usia 60 yang
sudah memiliki penghasilan.
d) Dari segi pekerja
Dari segi pekerja KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah
Bersama, dan KBMT Al-ghazaly tidak membedakan pekerjaan dari
nasabah-nasabahnya, karena target mereka adalah pasar-pasar yang
berada dikota bogor maka hampir semua nasabahnya adalah pedagang-
pedagang kecil dan mikro yang berada dipasar.
2. Targeting
Langkah selanjutnya setelah melakukan segmentasi pasar yaitu
targeting atau menetapkan pasar sasaran. Meskipun pasar yang dituju
oleh KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-
ghazaly hampir semua pasar-pasar yang berada di kota bogor yang
menjadi target sasaran, namun targeting atau menentukan pasar ini harus
dilakukan dengan baik karena dengan melakukan penentuan pasar ini
berfungsi untuk mengetahui ukuran-ukuran dan daya tarik segmen untuk
kemudian memilih segmen mana yang diinginkan. Dalam hal ini target
sasaran yang dipilih oleh KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah
Bersama, dan KBMT Al-ghazaly yaitu semua kalangan tanpa
membedakan suku, ras, status sosial, baik karyawan maupun pekerja
yang usianya minimal diatas 18 tahun sampai dengan maksimal 60 tahun
dan tentunya yang sudah mempunyai penghasilan.
70
Penentuan target pasar yang dilakukan oleh KBMT Tadbiirul
Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly dengan
memiliki target calon nasabah pembiayaannya yang perbulan dibatasi.
Untuk KBMT Berkah Bersama sendiri membatasi nasbah
pembiayaannya setiap bulannya 10 nasabah3, sedangkan KBMT
Tadbiirul Ummah dan KBMT Al Ghazaly yaitu 5 nasabah. Selain itu
untuk wilayah sendiri, KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah
Bersama, dan KBMT Al-ghazaly membatasi wilayahnya pada pasar-
pasar yang ada dibogor, karena mengingat sumber daya dan waktu yang
dimiliki KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT
Al-ghazaly yang terbatas.
3. Positioning
Posisi suatu produk dalam benak konsumen, membangun dan
mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dari produk, artinya
memposisikan produk dimata konsumen pada posisi yang lebih baik dan
memberikan manfaat tambahan dibandingkan produk yang lain. Tujuan
dilakukannya positioning untuk membedakan persepsi perusahaan juga
produk dan jasa dari pesaing. Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan
segmen mana yang akan dimasuki dengan cara menntukan posisi yang
akan ditempati dalam segmen tersebut.
KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT
Al-ghazaly memposisikan perusahaannya berbeda dengan lembaga
keuangan lainnya. KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama,
dan KBMT Al-ghazaly adalah lembaga keuangan yang berprinsip syariah
sehingga sangat terbuka bagi masyarakat yang ingin menghindari riba
atau yang lainnya. KBMT Tadbiirul Ummah dan KBMT Berkah
Bersama pun yang menginginkan bahwa ketika masyarakat yang
menginginkan pembiayaan syariah, yang terbenak pertama kali adalah
KBMT Tadbiirul Ummah dan KBMT Berkah Bersama. Untuk mencapai
3 Wawancara dengan bagian pembiayaan KBMT Berkah Bersama Pak. Riki pada tgl 20
november 2017 pada pukul 10.00 wib
71
posisi yang seperti itu, menurut penulis ada beberapa hal yang harus
dilakukan KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan
KBMT Al-Ghazaly Bogor yaitu meningkatkan pelayanan sebaik-
baiknya, memperkuat tim marketing dan pembiayaan, menyelenggarakan
sistem operasional perusahaan yang sesuai, dan melakukan inovasi pada
setiap promosinya.
B. Pelaksanaan Bauran Pemasaran KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT
Berkah Bersama, dan KBMT Al-Ghazaly
Selain melakukan segmentasi, targeting, dan positioning dalam
kegiatan pemasarnnya, KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama,
dan KBMT Al-Ghazaly juga melakukan bauran pemasaran (marketing mix).
Dalam menerapkan bauran pemasaran, KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT
Berkah Bersama, dan KBMT Al-Ghazaly memiliki beberapa strategi antara
lain : strategi produk, harga, tempat, promosi, proses, sumber daya manusia
serta bukti fisik perusahaan. 4
Strategi pemasaran lain yang dilakukan oleh KBMT Tadbiirul
Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly yaitu :
1. Strategi Produk
Penerapan strategi pemasaran produk simpanan maupun
pembiayaan yang dilakukan oleh KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT
Berkah Bersama, dan KBMT Al-Ghazaly yaitu dengan pelayanan dan
kelebihan produk-produk yang mereka miliki. Seperti halnya produk
mudharabah yang seharusmya bias dimanfaatkan oleh BMT-BMT dikota
Bogor untuk pembiayaan kendaraan yang mempunyai keuntungan yang
menjanjikan untuk digunakan sebagai usaha atau bisnis. Dengan begitu
KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-
Ghazaly berusaha memberikan pelayanan dan produk yang dibutuhkan
4 Wawancara dengan bagian pembiayaan KBMT Tadbiirul Ummah Pak Iyan pada tanggal
5 oktober 2017 pada pukul 13.00 wib
72
oleh masyarakat sehingga dengan mengetahui kebutuhan masyarakat
maka akan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut.
2. Startegi Harga
Penting bagi BMT memikirkan matang-matang mengenai
penetapan harga pada produknya secara tepat. Karena dengan
mengetahui biaya yang tepat dapat dengan mudah menarik nasabah untuk
menggunakan produk tersebut. Tapi bukan berarti bahwa pihak BMT
harus menerapkan harga serendah-rendahnya, maka dari itu menetapkan
harga haruslah dilakukan secara tepat dan akurat.
KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT
Al-Ghazaly dalam memberlakukanharga pada produk dan jasanya
memiliki nilai yang kompetitif. Dalam penerapannya terhadap tabungan
pihak KBMT memberlakukan bea administrasi yang besarannya 1000
rupiah, tapi dalam memberlakukan bea administrasi tersebut pihak BMT
juga memberikan bonus setiap bulannya. Selain itu, pada penetapan
strategi harga sebagai pengembalian modal oleh KBMT Tadbiirul
Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-Ghazaly adalah berupa
sistem bagi hasil. Bagi hasil merupakan kebijakan yang diberikan oleh
pohak BMT sesuai dengan kesepakatan bersama antara pihak BMT dan
nasabah. Sistem bagi hasil pada KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT
Berkah Bersama, dan KBMT Al-Ghazaly ini dikomunikasikan secara
intensif sebagai langkah untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih
mendalam kepada nasabah. Keuntungan yang diperoleh pada nasabah
produk simpanan tergantung pada pada jumlah saldo rata-rata yang
terdapat dalam satu bulan dan tergantung pada keuntungan yang
diperoleh BMT atas pengelolaan tersebut.
Pembiayaan di lembaga keuangan syariah ini perlu kehati-hatian
karena memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding pada produk
simpanan. Oleh karena itu pada produk pembiayaan besaran pinjaman
serta margin yang diberikan pada calon nasabah sudah ditentukan oleh
pihak BMT. Meski KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama,
73
dan KBMT Al-Ghazaly memberikan bagi hasil yang tidak terlalu
berbeda dengan lembaga keuangan syariah lainnya namun harga yang
ditawarkan dapat menjadi media pengaruh pandangan masyarakat
terhadap produk yang ada.
Adanya strategi penetapan harga tersebut terbukti mampu
memperluas pasar karena harga yang fleksibel, harga yang terjangkau
oleh semua elemen masyarakat menengah maupun atas.
3. Strategi Distribusi Tempat
Penentuan lokasi kantor beserta sarana dan prasarana pendukung
menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar konsumen mudah
menjangkau pada setiap lokasi yang ada. Tempat mencakup saluran
distribusi yang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
suatu perusahaan dengan menyampaikan kepada masyarakat ataupun
konsumen. Keputusan distribusi menyangkut kemudahan terhadap akses
nasabah terhadap perusahaan tersebut.
Lokasi kantor yang berada di pusat kota memudahkan para
karyawan KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan
KBMT Al-ghazaly untuk melakukan mobilitas jemput bola nasabah dan
juga memudahkan nasabah dalam melakukan akses ke BMT. Hal ini
sesuai dengan yang disebutkan Tjiptono (2014:43) bahwa keputusan
distribusi harus menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para
pelanggan potensial. Penyediaan perusahaan jasa haruslah mementingkan
tempat saluran distribusi guna mengembangkan bisnis yang dijalankan,
dengan tempat yang strategis nasabah dapat berinteraksi dengan mudah.
Dalam meningkatkan kapabilitas distribusi produk dan layanan
didukung oleh letak kantor yang strategis seperti KBMT Al Gazaly yang
letaknya di Jalan Mawar yang mana posisinya dekat dengan pusat kota,
pasar Bogor dan Sekolah-Sekolah, lalu KBMT Berkah Bersama yang
letaknya dipinggir jalan kota bogor yang dekat dengan pasar gunung
batu. Selain itu KBMT Berkah Bersama juga memiliki beberapa Kantor
Cabang di Kota Bogor seperti di Ciampea, Yasmin, Parung, Cibinong
74
dan di Serang Banten. KBMT Tadbiirul Ummah pun berlokasi diarea
pasar Kampus IPB Kota bogor yang dekat dengan aktifitas masyarakat
yang sebagian besar adalah para pedagang. KBMT Tadbiirul Ummah
pun memiliki kantor cabang di Cibinong Bogor. Selain berada dipusat
kota atau berada dipusat perekonomian masyarakat, akses transportasi
umumnya pun mudah dijangkau, lokasi dapat dilihat dengan jelas baik
langsung maupun melalui aplikasi jarak (maps). Dengan kelebihan dari
saluran distribusi dan tempat , masyarakat akan dapat mengetahui dan
menjangkau dengan mudah keberadaan KBMT Tadbiirul Ummah,
KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly.
4. Strategi promosi
Promosi merupakan cara memngkomunikasikan barang dan jasa
yang ditawarkan supaya konsumen mengenal dan membeli. Sesuai
dengan fungsi promosi yaitu menginformasikan (to inform), membujuk
(to persuade), mengingatkan (to remind), dan memengaruhi (to
influence), maka melalui promosi, barang dan jasa yang dihasilkan akan
mudah dikenal konsumen. Menurut Kotler promosi atau komunikasi
pemasaran terdiri atas tiga sarana atau alat yang penting, yaitu :
periklanan (advertising), publisitas (publicity), dan penjualan pribadi
(personal selling). Promosi merupakan sarana paling ampuh dalam
menarik perhatian masyarakat. Promotion mix yang digunakan oleh
KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-
ghazaly dalam memasarkan produk pembiayaannya adalah sebagai
berikut :
a. Periklanan
Iklan menurut Kismono merupakan promosi yang sangat
dikenal oleh masyarakat konsumen. Hampir setiap saat konsumen
mendengar atau membaca berbagai iklan, baik dimedia cetak maupun
di media elektronik5. Cara penyajian iklan inipun ada banyak
bentuknya yaitu dengan cetakan, tulisan, kata-kata dan gambar-
5 Kismono, “Pengantar Bisnis”. (Yogyakarta : BPFE, 2001). Edisi 1, cetakan 1. h.70.
75
gambar oleh suatu lembaga dengan maksud untuk mempengaruhi dan
meningkatkan penjualan, meningkatkan pemakaian atau memperoleh
jasa6. Yang pertama yaitu promosi yang dilakukan melalui media
elektronik seperti mengiklankan produk-produknya melalui televisi
atau internet. Seperti yang dilakukan oleh KBMT Berkah Bersama
yaitu www.berkahbersama.co.id yang bisa diakses 24 jam melalui
internet dimanapun dan kapanpun oleh masyarakat yang ingin
mengetahui lebih dalam mengenai KBMT Berkah Bersama, seperti
produk-produknya, struktur organisasinya, atau nomor kontak yang
dapat dihubungi. Namun sayangnya hal ini tidak dilakukan oleh
KBMT Tadbiirul Ummah dan KBMT Al-Ghazaly yang tidak
memanfaatkan media internet atau memiliki websitenya namun tidak
dikelola dengan baik atau tidak aktif. Yang kedua yaitu media cetak
yang terdiri dari spanduk, brosur, dan koran. Periklanan yang
dilakukan oleh KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama,
dan KBMT Al-ghazaly yaitu melalui brosur yang dibagikan kepada
masyarakat. Mengingat dari segi biaya pembuatan brosur lebih murah
dan terjangkau namun tidak mengurangi kegiatan promosi KBMT
Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly
dalam memperkenalkan produk-produk pembiayaannya.
b. Publisitas
Publisitas yang dilakukan oleh KBMT Tadbiirul Ummah,
KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly yaitu dengan cara ke
pasar-pasar yang mereka targetkan atau menghadiri bazar7 kemudian
mengundang masyarakat dalam rangka untuk melakukan promosi
kepada masyarakat yang kemudian mensosialisasikan produk-produk
pembiayaannya agar masyarakat tertarik dan bergabung menjadi
nasabah di KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan
KBMT Al-ghazaly. Kegiatan ini dilakukan hanya kepada pasar-pasar
6 https://dedesovrobel.wordpress.com/2011/12/23hello-world/ diakses pada tanggan 8
november 2017 pada pukul 21.00 wib 7 Wawancara dengan salah satu staf Marketing di KBMT Berkah Bersama
76
yang belum pernah mereka masuki atau baru mereka masuki, sebagai
bentuk untuk menarik perhatian juga memperkenalkan produk-produk
yang dimiliki oleh KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama
dan KBMT Al-Ghazaly bogor.
c. Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Proses personal selling yang dilakukan secara door to door
atau kunjungan rumah dalam dataran teoritis memiliki dua sisi yang
berlawanan. Pada satu sisi, personal selling melalui kunjungan ke
rumah dapat berdampak negatif karena adanya asumsi bahwa
kunjungan ke rumah akan mengganggu privasi dari calon konsumen
(masyarakat). Sedangkan di sisi lain, model personal selling tersebut
memiliki kelebihan yang paling mendasar yakni pada dataran jalinan
hubungan antara konsumen dengan produsen. Menurut Kotler8
personal selling dapat menyebabkan timbulnya hubungan yang
khusus antara agen dengan konsumen, tidak lagi hanya berorientasi
pada hubungan ekonomi semata namun juga dapat berubah menjadi
hubungan khusus seperti persahabatan. Dari jalinan hubungan khusus
tersebut, menurut penulis akan berpeluang memunculkan efek-efek
yang dapat menguntungkan BMT sendiri. Secara tidak langsung,
hubungan khusus tersebut dapat dijadikan indikator tingkat
kepercayaan dan kepuasan konsumen terhadap produk maupun
pelayanan yang diberikan terkait dengan produk tersebut. Tingkat
kepercayaan tersebut akan dapat memberikan efek berkelanjutan yang
baik terhadap perkembangan konsumen.
Maksud dari efek berkelanjutan adalah konsumen akan dapat
berfungsi sebagai agen terusan yang juga bisa jadi akan menawarkan
produk yang telah dibelinya kepada teman-teman atau orang lain. Hal
itu tentu karena telah terjalinnya kepercayaan dan kepuasan layanan
8 Philip Kothler, “Dasar-Dasar Pemasaran, Jilid 1”. (Jakarta: CV Intermedia, 1987)
h.101.
77
terhadap produk yang telah dipilih dan dibelinya dan tentu akan
menciptakan keuntungan bagi BMT itu sendiri.
Maksud dari keuntungan ini berhubungan dengan peluang
timbulnya efek hubungan yang terjalin antara konsumen dengan agen
personal selling sebagai representasi KBMT Tadbiirul Ummah,
KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly. Dengan adanya
hubungan baik yang dilandasi kepercayaan dan kepuasan layanan oleh
konsumen, maka situasi perkembangan persaingan pasar tidak akan
menjadi permasalahan. Melalui personal selling ini juga KBMT
Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly
melakukan strategi jemput bola. Maksudnya seoarang karyawan
mendatangi nasabahnya yang hendak melakukan transaksi. Hal ini
merupakan pelayanan prima yang diberikan KBMT Tadbiirul
Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly kepada
nasabahnya. Sehingga akan memudahkan nasabah dalam melakukan
transaksi, tanpa harus pergi ke kantor. Dengan adanya kemudahan ini
nasabah akan lebih puas dan loyal terhadap KBMT Tadbiirul Ummah,
KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly.
Menurut penulis, dengan adanya kepercayaan dan kepuasan
konsumen, maka kemungkinan konsumen untuk tertarik dengan
produk yang baru atau bahkan berpaling kepada produk yang baru
sangat kecil. Logikanya, seorang konsumen tidak akan
mempertaruhkan kepercayaan dan kepuasan yang telah diperolehnya
dengan berpaling pada produk baru yang belum tentu dapat
memberikan kepercayaan dan kepuasan sebagaimana produk yang
telah dibelinya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui
bahwa aspek promosi memiliki relevansi dominan dalam upaya
meningkatkan jumlah nasabah KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT
Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly.
5. Strategi SDM
78
People atau sumber daya manusia (SDM), menempatkan SDM
pada tempat yang sesuai dengan kapasitasnya memang memerlukan
sebuah strategi manajemen SDM yang baik, jika strategi yang
diimplementasikan keliru, maka akan berakibat fatal terhadap tingkat
kepuasaan pelanggan secara jangka panjang9.
Dalam kegiatan operasionalnya, KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT
Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly selalu meningkatkan kualitas
pelayanan sehingga bisa berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan
para sumber daya manusia yang solid dan bertanggung jawab. Salah satu
kunci penting untuk menjaga kualitas kinerja KBMT Tadbiirul Ummah,
KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly adalah mengembangkan
dan mendidik karyawannya secara berkesinambungan. KBMT Tadbiirul
Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly memiliki
komitmen yang tinggi terhadap peningkatan kualitas sumber daya
manusia (SDM). SDM yang unggul adalah penopang utama untuk
menjadi pemimpin pasar dan lokomotif pengembangan perbankan
syariah di Indonesia. Untuk melahirkan SDM yang unggul, KBMT
Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly
menumbuhkembangkan budaya pembelajaran secara berkelanjutan serta
didukung fasilitas pelatihan.
KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT
Al-ghazaly dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya yaitu
dengan mengikuti kegiatan pelatihan atau training yang biasanya
dilakukan setiap bulan, dimana pihak karyawan diberikan pendidikan
mengenai sistem perbankan.
Menurut penulis, kegiatan pelatihan ini harus dilakukan
berkelanjutan agar menciptakan sumber daya manusia yang lebih
profesional, mengingat tidak semua karyawannya lulusan sarjana
9 Herry Sutanto, Khaerul Umam, “Manajemen Pemasaran Bank Syariah”.
(Bandung : Pustaka Setia, 2013). h.73.
79
ekonomi Islam. Dengan adanya SDM yang profesional maka akan
memberikan pelayanan yang maksimal kepada nasabah, sehingga akan
berdampak pada peningkatan dan keloyalitasan nasabah terhadap KBMT
Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly.
6. Strategi Proses
Proses merupakan semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran
aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini
mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan
melaksanakan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumennya10
. Dalam perbankan syariah, proses atau mekanisme, mulai
dari melakukan penawaran produk hingga menangani keluhan pelanggan
yang efektif dan efisien perlu dikembangkan dan ditingkatkan11
. Proses
ini menjadi salah satu bagian yang sangat penting bagi perbankan
syariah, khususnya BMT agar menghasilkan produk berupa jasa yang
prosesnya bisa berjalan efektif dan efisien.
KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT
Al-ghazaly dalam melakukan proses transaksinya yang meliputi
pembukaan rekening, melakukan simpanan dan pengajuan pembiayaan
cukup beragam dan mudah. Hal ini sangat membantu dan memudahkan
nasabah dalam melakukan transaksi, yakni nasabah tidak perlu pergi ke
kantor BMT untuk melakukan transaksi, karena transaksi dapat dilakukan
melalui marketing yang mendatangi rumah atau tempat usaha nasabah.
Namun demikian, proses pembiayaan yang dilakukan di KBMT
Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly
sudah tergolong pembiayaan yang prosesnya tidak berlarut-larut atau
lama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Iyan selaku karyawan
pembiayaan KBMT Tadbiirul Ummah bahwa:
10
Hurriyati, “Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen”, (Bandung:
Alfabeta). h.64.
11 Herry Sutanto, Khaerul Umam, “Manajemen Pemasaran Bank Syariah”. (Bandung :
Pustaka Setia, 2013). h.75.
80
“Untuk pembiayaan kita menganalisis pembiayaannya paling lama
3 sampai 5 hari, 5 hari tentu sudah yang paling lama ya karena biasanya
sekitar 3 hari sudah bisa dilakukan akad. Hari pertama kita survey calon
pembiayaan, kemudian hari kedua pembuatan proposal, lalu monitoring,
hari ketiga sudah bisa akad tapi tentunya yang sudah memenuhi syarat-
syaratnya ya”.
Menurut hemat penulis, dengan pencairan dan proses pembiayaan
yang prima ini sangat baik karena semakin cepat pencairan pembiayaan
maka hal ini dapat menarik masyarakat untuk melakukan transaksi di
KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-
ghazaly khususnya transaksi pembiayaan.
7. Strategi Bukti Fisik
Produk berupa pelayanan jasa perbankan syariah merupakan
sesuatu yang bersifat intangible atau tidak dapat diukur secara pasti
seperti halnya pada produk yang berbentuk barang. Tjiptono12
menyebutkan bahwa Karakteristik intangible pada jasa menyebabkan
pelanggan potensial tidak dapat menilai suatu jasa sebelum
mengkonsumsinya. Hal ini menyebabkan resiko yang dipersepsikan
konsumen dalam keputusan pembelian semakin besar. Oleh sebab itu,
salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya
mengurangi tingkat resiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik
dari karakteristik jasa.
Bukti fisik ini bisa dalam bentuk penampilan staf yang rapi dan
sopan maupun dekorasi internal dan eksternal bangunan yang atraktif
serta ruangan yang nyaman. BMT Tadbiirul Ummah, BMT Al Ghazaly
dan BMT Berkah Bersama dalam menumbuhkan rasa percaya
nasabahnya, memberikan bukti fisik dalam bentuk penampilan staf yang
rapi dan sopan serta dekorasi internal bangunan yang atraktif serta
12
Fandy Tjiptono, “Pemasaran Jasa: Prinsip, Penerapan dan
Penelitian”.(Yogyakarta: Andi).h.43.
81
peralatan kantor yang lengkap dan memadai (Wawancara bapak Aap
selaku Kepala Cabang Gunung Batu BMT Berkah Bersama, 20
november 2017).
1) Bangunan
BMT Tadbiirul Ummah, BMT Al Ghazaly dan BMT
Berkah Bersama memiliki bangunan kantor yang berlokasi dipusat
perekonomian masyarakat dan berlokasi di pinggir jalan yang mudah
dilalui atau diakses menggunakan transportasi umum maupun
pribadi. Kondisi kantor yang cukup representative. Walaupun
berkantor di daerah perukoan dipinggir jalan, tetapi design ruangan
dalamnya cukup bagus dan nyaman. Hal ini dapat dilihat dari segi
model dan luas ruangan yang tidak begitu luas tetapi tertata rapi.
Kantor BMT Tadbiirul Ummah, BMT Al Ghazaly dan BMT Berkah
Bersama juga memiliki dua lantai, di mana lantai bawah digunakan
untuk kegiatan utama, yakni melayani nasabah yang hendak
melakukan transaksi, dan lantai atas digunakan sebagai tempat untuk
rapat karyawan. Namun untuk design luarnya, masih perlu sedikit
renovasi dan diperindah lagi.
2) Kendaraan
Kendaraan merupakan fasilitas kantor yang terpenting bagi
seorang marketing atau karyawan. Dalam hal ini pihak BMT
masing-masing karyawan marketingnya memiliki motor yang
digunakan untuk mendukung kinerja karyawan. Kendaraan tersebut
digunakan pada saat melakukan aktivitas pemasaran, mengantar dan
menjemput nasabah yang melakukan transaksi di luar kantor serta
digunakan pada saat penyurveyan terhadap nasabah yang
mengajukan pembiayaan, yaitu mendatangi nasabah yang hendak
melakukan transaksi baik simpanan maupun pembiayaan.
3) Peralatan
Peralatan dalam hal ini meliputi hal-hal yang mendukung
karyawan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Untuk setiap
82
karyawan memiliki komputer atau meja kerja sendiri dimana sudah
dilengkapi dengan laci dan tempat duduk, selain itu untuk bagian
manajer akan diberikan laptop sebagai penunjang pekerjaannya.
4) Penampilan anggota staf
Penampilan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi
pegawai perusahaan jasa terutama untuk marketing yang dituntut
untuk berpenampilan rapi dan berwibawa. Dalam hal ini pihak BMT
Tadbiirul Ummah, BMT Al Ghazaly dan BMT Berkah Bersama
memberikan tunjangan seragam kepada setiap karyawannya.
Sehingga pada saat bertugas semua karyawan memakai seragam
yang sama. Selain itu semua karyawan marketing atau marketernya
pada saat melakukan jemput bola masing-masing karyawannya
memakai sepatu pantopel agar terlihat lebih rapi juga sebagai bentuk
pelayanan agar membuat nasabah tertarik untuk menjadi calon
nasabah di BMT Tadbiirul Ummah, BMT Al Ghazaly dan BMT
Berkah Bersama. Namun, dari beberapa bukti fisik yang dimiliki
BMT Tadbiirul Ummah, BMT Al Ghazaly dan BMT Berkah
Bersama masih ada beberapa hal yang perlu dilakukan renovasi,
seperti papan nama BMT yang Harus lebih diperbesar dan lebih
dipercantik agar dapat menarik nasabah untuk mendatangi BMT
Tadbiirul Ummah, BMT Al Ghazaly dan BMT Berkah Bersama.
Bedasarkan analisis di atas, bahwasanya dalam membuat
perumusan strategi pemasarannya dengan memperhatikan kebutuhan
masyarakat dan sumber daya yang dimilikinya serta mengacu pada
prinsip STP dan bauran pemasaran. Dengan menggunakan strategi
pemasaran tersebut kegiatan pemasaran akan berjalan lebih tepat dan
lebih terarah. Jika strategi pemasaran ini dilakukan secara teratur dan
baik dapat dipastikan penjualan suatu produk jasa akan berjalan dengan
baik dan sesuai dengan tujuan perusahaan. Sehingga akan berdampak
pada peningkatan jumlah nasabah pada BMT itu sendiri.
83
Walaupun demikian BMT Al Ghazaly, BMT Tadbiirul Ummah
dan BMT Berkah Bersama masih perlu meninjau kembali strategi yang
telah dirumuskannya, khususnya pada beberapa hal yang dirasa masih
kurang optimal, seperti kegiatan promosi yang dirasa masih perlu
ditingkatkan lewat media cetak dan elektronik seperti halnya meng-
hidupkan akun-akun pada alamat internetnya agar selalu memperbaharui
kegiatan-kegiatannya atau aktif, mengingat para pesaing kini semakin
banyak dan gencar dalam melakukan promosi melalui media tersebut,
ditambah di era digital seperti ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat
dalam mencari informasinya melalui media elektronik.
Dengan melakukan pembenahan terhadap strategi pemasarannya
maka tujuan pemasaran BMT akan lebih mudah tercapai. Karena hal ini
dapat meminimalisir kekurangan-kekurangan yang dimiliki BMT serta
dapat memaksimalkan peran BMT di masyarakat sebagai lembaga
keuangan syariah. Sehingga masyarakat akan mudah tertarik untuk
bergabung dengan BMT dan jumlah nasabah akan semakin meningkat.
Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah nasabah BMT tiap
tahunnya pada tabel dibawah ini
Tabel 4.1
Jumlah Nasabah
Produk
Pembiayaan
BMT Al Ghazaly BMT Tadbiirul Ummah BMT Berkah Bersama
2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016
Murabahah 5 8 10 46 50 55 35 44 67
Mudharabah 4 6 7 8 12 15 10 20 25
Musyarakah 3 4 5 6 8 10 5 10 15
Ijaroh 5 6 10 10 14 10 5 8 10
Rahn 5 6 8 8 11 15 10 15 18
Qardhul Hasan 1 1 3 2 3 4 3 3 5
Jumlah Nasabah 23 31 43 80 98 109 68 100 140
84
C. Analisis Faktor Penghambat Pelaksanaan Strategi Pemasaran Produk
Pembiayaan BMT di Kota Bogor
Strategi pemasaran tidak selalu berjalan dengan lancar, banyak
kendala-kendala yang dihadapi oleh perusahaan baik kendala internal maupun
eksternal. Kendala-kendala ini sebagai penghambat proses pertumbuhan
perusahaan jasa terutama KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama,
dan KBMT Al-ghazaly untuk meningkatkan jumlah nasabah atau profit.
Berikut faktor penghambat pelaksanaan strategi pemasaran KBMT Tadbiirul
Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly :
a) Kondisi Perekonomian Yang Menurun
Kondisi Perekonomian yang menurun membuat capabilitas ikut
menurun, dampaknya pun membuat daya beli masyarakat ikut menurun,
dan perekonomian di pasarpun menurun. Jika sudah begini BMT tidak
dapat berbuat apa-apa, karena sebagian besar nasabah pembiayaannya
adalah pedagang-pedagang dipasar. BMT tidak dapat memaksakan
kehendaknya untuk nasabah yag tidak mampu membayar cicilan
pembiayaannya karena kondisi ini. Karena itu diluar kekuasaan dan
kehendak nasabah itu sendiri. Jika sudah begini pihak BMT pun
menunggu sampai nasabah itu mampu untuk membayar, dan jika tidak
dapat membayar maka jalan terakhir yang dilakukan pihak BMT adalah
dengan melelang agunan nasabah.
b) Permodalan dan sumber pendanaan yang minim untuk kegiatan
pemasaran BMT umumnya memiliki modal yang relatif kecil dan sulit
untuk menambah modal apabila diperlukan. Modal pendanaan
merupakan fondasi dalam oprasional suatu lembaga keuangan. Hal ini
berarti ketersediaan dana yang terbatas pada BMT akan mempersulit
pengembangan usahanya. Dengan permodalan yang minim juga
mengakibatkan dana untuk kegiatan pemasaranpun minim, Sehingga
media yang digunakan ketika melakukan pemasaran serta penyaluran
kepada masyarakat masih minim juga, kebanyakan dilakukan melalui
personal selling dari marketer atau karyawan BMT. Sehingga akan sulit
85
memperluas wilayah pasarnya. Oleh karenanya, aktivitas pemasaran
harus benar-benar dilaksanakan dengan seefektif dan seefisien mungkin
tanpa banyak mengeluarkan biaya.
c) Minimnya inovasi produk di bidang pemasaran
KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT
Al-ghazaly belum mampu mengembangkan produk-produk baru yang
inovatif yang mampu meningkatkan daya saing dengan lembaga
keuangan berskala besar serta lembaga keuangan mikro lainnya. Produk-
produk yang dimiliki KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah
Bersama, dan KBMT Al-ghazaly masih paten dengan produk-produk
yang dimiliki lembaga keuangan syariah lainnya.
d) Promosi melalui media cetak dan media elektronik belum terlalu aktif.
Promosi yang baik dan efektif pasti akan mendapatkan hasil yang
memuaskan. Selain itu dengan promosi produk yang dijual akan dikenal
orang banyak dan bisa jadi akan membuat tingkat penjualan meningkat.
KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah Bersama, dan KBMT Al-
ghazaly pada saat sekarang dirasakan kurang aktif dalam
mempromosikan produk jasanya melalui media cetak ataupun elektronik,
hal yang dilakukan oleh KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT Berkah
Bersama, dan KBMT Al-ghazaly dalam memasarkan produknya hanya
dengan bantuan marketing dan menggunakan brosur dan spanduk.
e) Tingkat persaingan tinggi
Persaingan yang dihadapi KBMT Tadbiirul Ummah, KBMT
Berkah Bersama, dan KBMT Al-ghazaly berasal dari sesama BMT dan
lembaga keuangan mikro lainnya maupun dengan bank umum yang
memiliki unit usaha kecil atau cabang di daerah pedesaan, maka dari itu
pihak manajemen harus ekstra ketat dan lebih kreatif dalam memikat
konsumen.
f) Pengetahuan masyarakat masih minim tentang BMT
Pengetahuan masyarakat yang minim tentang BMT adalah salah
satu kendala yang sangat besar bagi keberadaan bank syariah. Hal ini
86
diketahui ketika proses promosi ke masyarakat terutama pedagang pasar,
masih terdapat masyarakat dan pedagang yang tidak mengetahui
keberadaan BMT dan produk-produknya, sehingga marketer harus
bekerja keras menjelaskan secara detail tentang BMT dan produk-
produknya. Selain itu, masih banyak masyarakat yang menganggap
sistem BMT sama dengan bank konvensional.
g) Kurangnya Jaringan antar BMT
Tidak ada jaringan yang kuat merupakan suatu kelemahan besar
yang dihadapi BMT. Lemahnya jaringan berarti bahwa jaringan ada
namun tidak memberikan arti dan perubahan yang lebih baik kepada
anggota-anggota jaringan tersebut. Sistem jaringan yang lemah juga
menyulitkan dalam menghadapi suatu permasalahan. Hal ini disebabkan
beberapa BMT cenderung menghadapi masalah yang sama, misalnya
nasabah yang bermasalah. Kadang ada satu nasabah yang tidak hanya
bermasalah di satu BMT tetapi di BMT lain juga bermasalah.
Apabila terdapat jaringan koordinasi yang baik antar BMT maka
nasabah tersebut tidak akan dapat mengakses dana dari BMT lainnya
karena dia sudah bermasalah di salah satu BMT. Akan tetapi kenyataan
di lapangan menunjukkan bahwa jaringan koordinasi antar BMT masih
lemah dan sampai saat ini belum ada suatu lembaga khusus yang menjadi
induk BMT di seluruh Indonesia. Sehingga BMT cenderung berdiri
sendiri-sendiri serta mengalami kesulitan dalam mengembangkan
usahanya.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan skripsi yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelum
ini, maka penulis dapat memberikan kesimpulan, yaitu:
1. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh BMT Tadbiirul Ummah, BMT
Berkah Bersama, dan BMT Al-ghazaly dalam meningkatkan jumlah
nasabahnya adalah dengan :
a) Meningkatkan pelayanan kepada nasabah
b) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
c) Menerapkan Standard Operasional Perusahaan yang sesuai, dan
d) Meningkatkan kegiatan promosi kepada masyarakat
2. Faktor-faktor yang menghambat kegiatan pemasaran BMT Tadbiirul
Ummah, BMT Berkah Bersama, dan BMT Al-ghazaly adalah kondisi
perekonomian yang menurun, minimnya permodalan dan sumber
pendanaan untuk kegiatan pemasaran, kurangnya jaringan antar BMT,
promosi melalui media cetak dan media elektronik belum terlalu aktif,
serta tingkat persaingan tinggi antara lembaga keuangan sejenis dan
lembaga keuangan konvensional lainnya.
B. Saran
Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan dalam penelitian
ini, antaranya ialah :
1. BMT Tadbiirul Ummah, BMT Berkah Bersama, dan BMT Al-ghazaly
lebih giat lagi dalam melakukan kegiatan pemasarannya, tidak hanya
melalui personal selling saja, tetapi juga dengan menggunakan alat
promosi lainnya seperti lebih aktif lagi dalam melakukan pemasaran di
website atau mungkin media elektronik lainnya, mengingat di era zaman
serba digital ini akan ada banyak keuntungan yang didapat, mengingat
88
sekarang internet sudah memasuki disegala elemen masyarakat disegala
penjuru.
2. BMT Tadbiirul Ummah, BMT Berkah Bersama, dan BMT Al-ghazaly
sebaiknya melakukan strategi pemasaran secara intensif agar dapat
meningkatkan volume penjualan dengan terus mengoptimalkan kegiatan
pemasaran dengan melakukan kegiatan promosi dengan lebih efektif dan
efisien. Promosi juga perlu didukung dengan anggaran untuk mendukung
kegiatan tersebut, Selain itu juga BMT Tadbiirul Ummah, BMT Berkah
Bersama, dan BMT Al-ghazaly harus meningkatkan inovasi produk agar
masyarakat semakin tertarik dengan produk-produk BMT Tadbiirul
Ummah, BMT Berkah Bersama, dan BMT Al-ghazaly.
90
DAFTAR PUSTAKA
A. Djazuli, dkk. 2002. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Abdullah, Thamrin. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Ahman, Abu Syuja’. 1987. Al-Tadhzib Fi Adillah Matn Al-Ghoyah wa Al-Taqrib. Surabaya:
Hidayah.
Al Arif, M. Nur Rianto. 2012. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta.
Amalia, Euis. 2009. Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan
UKM di Indonesia. Jakarta: Rajawali.
Amir, M. Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran, Jelajahi dan Rasakan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Amrin, Abdullah. 2007. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah (Memenangkan Usaha
Persaingan Bisnis Asuransi dan Bank Syariah Secara Syariah). Jakarta: PT. Grasindo.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2004. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema
Insani Press.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2000. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum. Jakarta: Tazkia
Institute.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 1999. Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan. Bank
Indonesia dan Tazkia.
Assauri, Sopyan. 2004. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada.
Basu Swastha, dkk. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.
Carl Mc Daniel, Roger Gate. 2001. Riset Pemasaran Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.
Danupranata. 2013. Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat.
Gamal, Merza. 2004. Aktifitas Ekonomi Syariah. Pekanbaru: UNRI Press.
Ghazali, Ahmad. 2005. Serba-Serbi Kredit Syariah Jangan ada Bunga Diantara Kita.
Jakarta: Media Komputindo.
Gitosudarmo, Indriyo. 2001. Manajemen Strategis. Yogyakarta: BPFE.
Hadi, Sutrisno. 1997. Metodologi Research. Yogyakarta: UGM Press.
Herry Sutanto, Khaerul Umam. 2013. Manajemen Pemasaran Bank Syariah. Bandung :
Pustaka Setia.
Huda, Qomarul. 2011. Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Teras.
91
https://azharnasri.blogspot.co.id/2016/08/makalah-baitul-mal-wa-tamwil-bmt.html diakses
pada tanggal25 desember 2017 pada pukul 16.00 wib
https://dedesovrobel.wordpress.com/2011/12/23hello-world/ diakses pada tanggan 8
november 2017 pada pukul 21.00 wib
http://niia1993.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-landasan-hukum-rukun-syarat.html diakses
pada tanggal 15 november 2017 pada pukul 15.00 wib
J, Cannon. 2008. Pemasaran Dasar: Pendekatan Manajerial Global. Jakarta: Salemba
Empat.
Jaiz, Muhammad. 2014. Dasar-dasar Periklanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Karim, Adiwarman. 2003. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: IIIT Indonesia.
Karnaen Perwataatmadja, M. Syafi’i Antonio. 1997. Apakah dan Bagaimana Bank Islam.
Yogyakarta: PT. Dana Bhaka Wakaf.
Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Kasmir, Jakfar. 2004. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana.
Kismono. 2001. Pengantar Bisnis. Yogyakarta : BPFE.
Kotler, Armstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. 1996. Marketing, Jilid 1.Jakarta: Erlangga.
Latif, Azharudin. 2005. Fiqh Muamalat. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Lupiyoladi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa, Teori dan Praktek. Jakarta:
Salemba Empat.
Mc Daniel, Lam. Hair. 2001. Penerjemah : David Oktarevia, Pemasaran. Jakarta:
PT.Salemba Empat Petria.
Mudrajad Kuncoro, Suhadjono. 2012. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: BPFE.
Muhammad. 2002. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP. AMN YKPN.
Muhammad. 2014. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers.
Molan, Benyamin. 2001. Pemasaran. Jakarta: Salemba Empat.
Naja, Hasanudin Rahman Daeng. 2005. Hukum Kredit dan Bank Garansi (The Bankers Hand
Book). Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nugroho, Muh Awal Satrio Nugroho. 2015. Urgensi Penerapan Islamic Corporate
Governance Di Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Jurnal Kajian Bisnis Vol. 23 No.1.
Philip Kotler, Paul N Bloom. 1995. Tehnik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional. Jakarta
: Intermedia.
92
Purwadi, Budi. 2000. Riset Pemasaran, Implementasi dalam Bauran Pemasaran. Jakarta: PT
Raja Grasindo.
Ridwan, Ahmad Hasan Ridwan. 2013. Manajemen Baitul Mal wa Tanwil. Bandung: Pustaka
Setia.
SEBI. 1999. Manajemen Bisnis Islami, Strategi Marketing, Paper SEBI. Jakarta.
Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi A. 2001. Koleksi Hadis-Hadis Hukum. Semarang: PT
Pustaka Rizki Putra.
Soetojo, Sismanto. 1981. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Seri Manajemen No.50, LPPM. Jakarta
: Erlangga.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumarni, Murni. 2002.Manajemen Pemasaran Bank. Yogyakarta: Liberty.
Sumitro, Warkum. 1997. Asa-Asa Perbankan Islam dan Lembaga terkait di Indonesia.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Susanto. 1997. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta : Erlangga.
Swastha, Basu. 1983. Azas-Azas Marketing. Yogyakarta: Liberty.
Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Jawa Timur: Bayu Media Publishing
Tjiptono, Fandy. 2005. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
Uchayana, Onong. 1990. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Veithzal Rivai, Arvian Arifin. 2010. Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyudi, Agustinus Sri. 1996. Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Strategik.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Wawancara dengan Pak Agian salah satu staf Marketing di BMT Berkah Bersama
Wawancara dengan Pak Riki selaku staf pembiayaan di BMT Berkah Bersama
Wawancara dengan Pak Aap selaku manajer di BMT Berkah Bersama
Wawancara dengan Ibu Lilis selaku staf marketing di BMT Al Ghazaly
Wawancara dengan Pak Iyan selaku staf pembiayaan di BMT Tadbiirul Ummah
www.gomarketingstrategic.com/2016/06/strategi-pemasaran—segmentasi.html?m=1 diakses
pd tanggal 8 september 2017 pukul 20.00 wib
Yunus, Mahmud. 1990. Kamus Bahasa Arab Indonesia. Jakarta: PT. Hidakarya Agung.
Zuhaili, Wahbah. 2002. Al-Fiqh Al- Islamiy Wa Adilatuhu. Beirut: Dar al-Fiqr.
93
“Ad Dardir, Asy-Syarhu Al-Kabir hal 3777. Asy-Syarbini, Mughni al-Muhtaj II hal. 217”.
Dikutip dari anwar ibrahim, Pasar Modal Etika Bisnis Berbasis Syariah, Makalah
Seminar Nasional Ekonomi Syariah, ICMI. 30 Juli 2003
Wawancara dengan bapak Aap dari BMT Berkah Bersama
Strategi apakah yang digunakan BMT Berkah bersama dalam meninkatkan jumlah nasabah?
Pertama kita dengan melakukan terus peningkatan layanan kepada nasabah, karena jika
nasabah sudah merasa puas dengan layanan kita insya allah mereka pasti akan loyal dan
percaya terhadap bmt kita, selain itu kita juga ada layanan jemput bola bai merekayang akan
membayar pembiayaan tapi tidak memiliki waktu yang cukup untuk datang ke kantor, lalu
dengan atribut kita. Kebetulan kita ada seragam jadi masyarakat akan lebih mengenal bmt
kita dengan mudah.
Apa saja kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi pemasaran pada produk
pembiayaan di bmt?
Kondisi, pengambat terjadinya kemacetan dalam pembayaran pembiayaan itu karena kondisi
ekonomi masyarakat yang menurun sehingga daya jual ikut menurun dan kemampuan
pembayaranpun menjadi ikut menurun. Karena semua kan bergantung pasar ya, karena core
bisnis kita 90% adalah pedagang dipasar. Lalu ada juga yang macet karena karakter, awalnya
mereka bagus, lancar dan potensial namun setelah berjalannya usaha menjadi macet.
Berapa lama angsuran pembiayaan?
36 bulan
Apa saja syarat-syarat pengajuan pembiayaan di bmt berkah bersama dan bagaimana
prosedur pencairannya?
Syarat2 pengajuan pembiayaan itu hampir sama dengan bmt yang lainnya yaitu fotocopy ktp,
pas foto, fotokopi buku nikah, KK, fotokopi jaminan. Pertama yang dilakukan adalah
mensurvey lokasi calon pembiayaan, ini berguna untuk mengetahui kondisi dan karakteristik
dari si nasabah tersebutr, mengetahui aset yang bersangkutan, perkembangan usahanya
bagaimana. Proses pencairannya pun hari pertama pengajuan, hari kedua survey, setelah
survey lalu dibuatkan proposal untuk pengajuan pembiayaan tersebut, lalu diserahkan kepada
comitee. Setelah itu bisa langsung diagendakan akad atau pencairan pembiayaannya tersebut.
Target apa yang ingin dicapai ditahun 2018 dalam produk pembiayaan ini?
Angsuran menjadi lancar, kemudian npf menurun, itu ajasih target yang lagi dikejar.
Wawancara dengan Bapak Iyan dari BMT Tadbiirul Ummah
Evaluasi apa yang dilakukan untuk produk pembiayaan?
Ada monitoring realisasi pembiayaan, jadi setelah melakukan realisasi pembiayaan kita ada
monitoring untuk melihat perkembangan pembiayaan tersebut sebagai langkah dalam
meminimalisir terjadinya kemacetan.
Apa strategi pemasaran yang dilakukan dalam menarik minat nasabah?
Itu dengan banyak cara, misalnya saya narik mba dengan cara langsung menawarkan
produknya pada mba atau kita sebut dengan melakukan personal selling, itu juga kan salah
satu trik menarik nasabah. Terus juga gethuk tular atau play to play seperti kita
merekomendasikan sala satu anggota kemudian anggota itu merekomendasikannya juga
kepada yang lain. Kemudian jmpt bola.
Apa kelebihan yang dimiliki produk pembiyaan di bmt tadbiirul ummah?
Kelebihan pelayanan yang kita tawarkan ini berkisar antara 3 sampai 7 hari sudah bisa
melakukan pencairan pembiayaan, tentu semuanya diproses sesuai prosedurnya ya dan sudah
sesuai dengan persyaratan-persyaratannya, kemudian program pembayarannyapun lbh
fleksibel bisa , skim pembayarannya bs tempo kalo di bank konvensional kan 12 bulan, dikita
bisa satu bulan, 2 bulan, 3 bulan
Kendala apa yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan pemasaran pada produk
pembiayaan?
Tentu saja persaingan yang ketat ada banyak lembaga pinjaman lain baik yang sesama
syariah maupun yang konvensional, terutama perusahaan mikro, bank2 besar sekarang
sasarannyapun sudah terjun ke usaha-usaha mikro.
Tindakan apa yang dilakukan jika terjadi kemacetan dalam pembiayaan?
Pertama kita peringatkan ya mba, lalu jika kemacetan terjadi sudah sampai 2 hari atau 3 hari
kemudian kita datangi dan selanjutnya jika tidak ada itikad baik dari nasabah maka disurati.
Wawancara dengan ibu Lilis dari BMT Al-Ghazaly
Strategi pemasaran apa yang digunakan bmt al gazaly pada produk pembiayaannya?
Yang paling utama dalam perusahaan jasa adalah pelayanan, tidak bisa dipungkiri bahwa
ketika pelayanan dapat diterima baik oleh masyarakat, maka dengan sendirinya mereka akan
tertarik dengan bmt kita mba, selain itu juga kita jemput bola kepada nasabah-nasabah yang
akan melakukan pembayaran pembiayaan atau tabungan.
Apakah ada target yang harus dicapai dalam produk pembiayaan ini?
Iya kita ada target dalam sebulan itu 10 nasabah yang harus dicapai oleh marketer.
Langkah apa yang dilakukan dalam meminimalisir terjadinya kemacetan pembiayaan?
lebih berhati2 aja si dalam menerima nasabah yang mengajukan pembiayaan, karena kan
kadang ada yang bagus diawal, tapi baru terlihat karakter aslinya ketika usahanya kurang
lancar.
Apa target pada produk pembiayaannya kedepan ini?
Semakin luas layanan jangkauannya, bisa menjadi lembaga yang diingat ketika masyarakat
mencari pembiayaan.