STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI EMAS PADA BANK … · mengetahui cara menghitung taksiran berat dan...
Transcript of STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI EMAS PADA BANK … · mengetahui cara menghitung taksiran berat dan...
STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI EMAS PADABANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT
MAMPANG - JAKARTA SELATAN
SKRIPSIDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunkasi Islam (S.Kom.I)
OJI
NIM : 109053000006
KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAHJURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1434 H/2014 M
ii
ABSTRAK
OJI. Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Pada Bank Syariah MandiriCabang Warung Buncit (Mampang Jaksel). Program Studi ManajemenDakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Di bawah BimbinganDrs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA.
Startegi Pemasaran merupakan Serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan danaturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu kewaktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagaitanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yangselalu berubah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup danberkembang, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan danmeningkatkan penjualanya, melalui usaha mencari dan membina langganan, sertausaha menguasai pasar. Maka dari itu, dengan adanya strategi pemasaran Produk-produk Bank Syariah Mandiri diharapkan segala keinginan dan kebutuhanmasyarakat maupun pelanggan dapat terpenuhi dengan baik dan terorganisir denganbaik pula.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa strategi pemasaranyang diterapkan dalam memasarkan produk gadai emas dan apakah strategipemasaran yang dilakukan Bank Syariah Mandiri berpengaruh terhadap jumlahnasabah itu sendiri, agar masyarakat yang belum mengetahui tentang gadai emas dantahu cara memanfaatkan emas untuk mendapatkan dana dalam mengatasi kebutuhanbiaya pendidikan, modal usaha, biaya pengobatan, dan kebutuhan lainya, sertamengetahui cara menghitung taksiran berat dan harga emas di Bank Syariah Mandiri.
Penelitian ini mengguanakan metode kualitatif, yaitu penulis menganalisisdata berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari wawancara, observasi dansumber-sumber lain yang terdapat pada Bank Syariah Mandiri Cabang WarungBuncit (Mampang-Jaksel).
Hasil analisis yang dilakukan menyimpulkan bahwa produk gadai emasadalah produk pegadaian atau penyerahan hak penguasa secara fisik atas harta ataubarang (berupa emas) dari nasabah (arraahin) kepada bank (al-murtahin) untukdikelola dengan prinsip ar-rahnu yaitu sebagai jaminan (al-marhun) atas peminjamatau untang (al-marhumbih) yang diberikan kepada nasabah atau peminjamantersebut. strategi pemasaran yang dilakaukan Bank Syariah Mandiri cabang WarungBuncit (Mampang-Jaksel) yaitu dengan menggunakan strategi pemasaran melaluibrosur, dan Gerai, yang tentunya bertujuan untuk memberikan pelayanan dankepuasan yang terbaik kepada para nasabah maupun calon nasabah.
Dengan demikian, maka hasil dari penilitian ini mudah-mudahan dapatberguna bagi sistem pengembangan Bank Syariah Mandiri CabangWarung Buncit(Mampang-Jaksel) khususnya sebagai alternatif dalam pemberdayaan ekonomi umatdengan menerapkan strategi pemasaran yang baik dan tentunya profesional.
Kata Kunci: Strategi, Pemasaran, dan Startegi Pemasaran
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala sanjung hanyalah milik Allah SWT yang menciptakan
alam semesta beserta isinya. Shalawat dan salam semoga abadi tercurah kehariban
penghulu alam Nabi Muhammad SAW, sebagai tauladan dan panutan bagi seluruh
umat manusia sampai akhir zaman, dan sanak keluarga serta para sahabat nan setia.
Amin.
Kami tiada henti bersyukur dan memuji kepada Allah SWT atas curahan
rahmat dan maunahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan dan dalam rangka memenuhi persyaratan
mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis sangat terbantu oleh partisipasi dari
berbagai pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung dan atas
bantuan motivasi serta masukan terhadap penulis skripsi ini. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu diantaranya :
1. Dr. Arief Subhan, MA, Selaku Dekan dan Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil
Dekan I, Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan II, dan Dr. H. Sunandar,
MA selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, Selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. H. Mulkanasir BA, S.Pd, MM, sebagai Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Hasanudin Ibnu Hibban, MA, selaku Dosen Pembimbing yang tulus dan
ikhlas meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, koreksi serta
saran-saranya kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Khususnya Jurusan
Manajemen Dakwah Konsentrasi Lembaga Keuangan Syariah (LKS) serta
tanpa mengurangi rasa hormat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis selama di
bangku kuliah.
6. Pihak Bank Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit (Mampang - Jaksel) dan
seluruh stafnya khusunya Ibu Desmita Artalina selaku staf bagian pemasaran
(marketing) dan Ibu Amanda yang telah membantu dalam penelitian yang
penulis lakukan di perusahaan tersebut.
7. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
v
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pinjaman buku kepada penulis,
sehingga dapat membantu menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibuku tersayang yang telah memberikan doa tiada henti sepanjang
masa serta telah mencurahkan kasih sayang, nasihat, dan perhatian yang tiada
henti memberi penulis semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman kelas Manajemen Dakwah Khususnya Konsentrasi lembaga
Keuangan Syariah B Angkatan 2009 yang selalu memberikan semangat
penulis yaitu, Sufi, Noval, Rustian, Nasrullah, Suhandi, Ulumudin, Supardi,
Ahmad Afipullah, Ulil Absor, serta teman-teman lain yang selalu memberi
semangat dan bantuanya dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Teman-teman KKN Andalusia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu
memberikan doa dan semangat tiada henti sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
11. Terima kasih kepada my best Freind Budianto yang telah membantu
mengerjakan skripsi ini dari awal sampai akhir dan memberi support dan
masukanya serta bantuan berikut dukunganya Jazakumullah Khoiron
Katsiron.
12. Terima kasih kepada my Brother Roji Fatullah S.Hum yang turut
berpartisipasi dan memotivasi penulis dalam mengerjakan skripsi hingga
rampung.
13. Terima kasih kepada Segenap tim penguji Skripsi.
vi
14. Terima kasih atas dukungan dan motivasinya kepada semua pihak, semoga
Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir
kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Amin.
Jakarta, Mei 2014
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .....................................................................................iABSTRAK …………………………………………………………………. ..........iiKATA PENGANTAR..............................................................................................iiiDAFTAR ISI……….................................................................................................viiDAFTAR TABEL ....................................................................................................ixDAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. .......x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..........................................6C. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................6D. Tinjauan Pustaka .........................................................................7E. Metode Penelitian........................................................................9F. Waktu Dan Tempat Penelitian ....................................................12G. Sistematika Penulisan..................................................................13
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGIPEMASARAN, GADAI EMAS, DAN BANKSYARIAH
A. Strategi Pemasaran ......................................................................151. Pengertian strategi ............................................................152. Pengertian pemasaran .......................................................163. Pengertian startegi pemasaran ..........................................184. Ruang lingkup srtategi pemasaran....................................215. Perencanaan strategi pemasaran .......................................246. Tahapan dalam rencana strategi pemasaran......................26
B. Gadai Emas..................................................................................301. Pengertian gadai emas syariah..........................................302. Dasar hukum gadai emas syariah......................................343. Mekanisme gadai emas syariah ........................................414. Manfaat dan keuntungan gadai emas syariah ...................46
C. Bank Syariah ...............................................................................491. Pengertian bank syariah ....................................................492. Tujuan dan ciri-ciri bank syariah ......................................513. Produk-produk bank syariah.............................................53
viii
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRICABANG WARUNG BUNCIT MAMPANG -JAKARTA SELATAN
A. Sejarah Bank Syariah Mandiri ....................................................61B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri...........................................64C. Dewan Pengawas Syariah Bank Syariah Mandiri .......................64D. Struktur Organisasi Bank SyariahMandiri ..................................66E. Produk-Produk Bank Syariah Mandiri ........................................68F. Keunggulan Bank Syariah Mandiri .............................................71
BAB IV STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI EMASPADA BANK SYARIAH MANDIRI TERHADAPPENGARUH JUMLAH NASABAH
A. Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Pada BankSyariah Mandiri............................................................................74
B. Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap JumlahNasabah ........................................................................................83
C. Analisis Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas BankSyariah Mandiri Terhadap Pengaruh Jumlah Nasabah ................89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................100B. Saran............................................................................................102
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................104LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Harga Perbandingan Emas BSM………………....…...................................... 77
Tabel 2 Job Discription Pembiayaan Produk Gadai Emas........................................... 79
Tabel 3 Fitur Produk Gadai Emas………………………..…...................................... 81
Tabel 4 Tantangan dan Upaya Solusi Gadai Emas……....…...................................... 92
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri…................................................... 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pemasaran telah mengalami perkembangan yang cukup pesat
dalam dua dekade terakhir ini. Bisnis apapun tidak akan bertahan lama apabila
tidak disertai dengan strategi pemasaran yang handal. Setiap lembaga atau
perusahaan harus mampu memperlakukan pemasaran sebagai ‘roh’ yang
menentukan hidup matinya perusahaan. Hal itu, tidak hanya berlaku bagi
divisi pemasaran, tetapi setiap elemen dari lembaga atau perusahaan harus
merasakan dan menghayati fungsinya sebagai pemasar.
Lembaga atau perusahaan harus cerdas dalam memikirkan misi bisnis
dan strategi pemasaran. Manajemen tidak lagi berpikir sebatas tentang pasar
tempat mereka menjual produk dan pesaing serta prefensi konsumen atau
nasabah. Lebih dari itu lembaga atau perusahaan di zaman moderen bekerja di
zona “perang” menghadapi pesaing yang berkembang dengan pesat,
perkembangan tekhnologi, dan berkurangnya loyalitas konsumen atau
nasabah.1
Emas dalam sejarah perkembangan sistem ekonomi dunia, sudah
dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum masehi. Emas sering kali di identikan
dengan sesuatu yang nomor satu, prestitius, dan elegan. Hal ini dikarenakan
emas adalah logam mulia. Disebut logam mulia karena dalam keadaan murni
dalam udara biasa emas tidak dapat teroksidasi atau dengan kata lain akan
1 Titik Nurbiyati dan Mahmud Machfoedz, Manajemen Pemasaran Kontemporer, (KayonYogyakarta, 2005), Cet 1, hal 2.
2
tahan karat. Emas banyak digunakan sebagai standart keuangan di banyak
negara dan juga sebagai perhiasan, cadangan devisa dan sampai saat ini emas
merupakan alat pembayaran yang paling utama di dunia.2
Emas juga mempunyai manfaat emosional untuk dinikmati
keindahannya. Nilai keindahannya berpadu dengan harganya yang menarik
sehingga emas menjadi sarana untuk mengekspresikan diri, dan emas telah
menjadi simbol status di berbagai sub kultur masyarakat Indonesia. Dengan
melihat kebutuhan masyarakat Indonesia dan ketertarikannya terhadap nilai
emas yang fluktuatif, selain hanya digunakan untuk menghiasi penampilan
agar terlihat sempurna termasuk kaum hawa, ternyata emas juga bisa juga
digunakan sebagai investasi.3
Secara umum, operasional gadai emas syariah mirip dengan jasa
konvensional, yaitu menyimpan barang untuk memperoleh pendapatan uang
dalam jumlah tertentu. Untuk jasa ini dalam gadai konvensional dikenakan
beban bunga, layaknya sistem keuangan yang diterapkan perbankan.
Sementara dalam investasi emas syariah, nasabah tidak dikenakan bunga tetap,
yang dipungut dari nasabah adalah biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan
serta penaksiran barang yang digadaikan. Perbedaan utama antara biaya gadai
emas syariah dan bunga gadai emas konvensional adalah dari sifat bunga yang
bisa berakumulasi dan berlipat ganda, sementara biaya gadai emas syariah
hanya sekali dan ditetapkan dimuka.
2 Joko Salim, Jangan Investasi Emas sebelum Baca Buku Ini !, Transmedia Pustaka,Jakarta, 2010, Cet IV. Hal.160.
3 Muhammad Ihsan, Tita Agustini, Rudi Kurniawan, Kemilau Investasi Emas: Menjagadan Melejitkan Kesehatan Finansial dengan Emas, (Jakarta:Science Research Fondation, 2006)hal. 69.
3
Produk gadai emas sebagai komoditas yang ditawarkan kepada pasar
harus memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen atau nasabah. Karena
itu, untuk memasarkannya diperlukan perancangan agar memenuhi kualitas
dan kuantitas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar.
Dalam gadai emas syariah tidak mengenakan biaya jasanya dengan
sistem bunga, dipandang memberatkan dan dapat mengarahkan kepada sistem
riba dalam Islam diharamkan, seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surah
Al-Baqarah ayat 275.
Artinya: “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”
Ayat Al-qur’an di atas menjelaskan tentang bagaimana transaksi jual
beli yang benar dalam islam sehingga di dalamnya tidak mengandung unsur
riba, Jadi karena itu diperlukan adanya pembahasan lebih lanjut mengenai
gadai syariah ini agar dapat berjalan sesuai dengan ajaran-ajaran agama
Islam yang berpedoman kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits guna mewujudkan
kesejahteraan rakyat Indonesia secara keseluruhan serta khususnya untuk
kaum muslim melalui bentuk penyaluran kredit.
Gadai pada emas adalah salah satu jenis instrumen yang banyak
dianjurkan oleh banyak tokoh dan pakar dibidang gadai emas, karena gadai
emas pada jenis instrumen ini memiliki banyak keunggulan yang tidak
dimiliki oleh instrumen gadai emas lainnya. Fakta membuktikan, semakin
4
tinggi laju inflasi maka semakin tinggi harga emas.4 Harga emas dipercaya
akan selalu bisa mengamankan kemampuan beli kita, artinya harga emas akan
naik, setidaknya sama dengan tingkat inflasi dalam suatu waktu tertentu.
Jelaslah bahwa emas adalah investasi yang paling aman dan menguntungkan
karena relatif tahan terhadap inflasi. Emas juga sering disebut sebagai produk
investasi penangkal inflasi. sedangkan definisi Deflasi adalah kebalikannya,
yaitu suatu kondisi dimana harga yang turun terus menerus disebabkan
menurunnya jumlah uang yang beredar secara drastis. Deflasi yang
kisarannya juga lepas kontrol disenut kepanikan atau depresi ekonomi,
dimana daya beli melambung karena harga barang dan jasa menurun,
sedangkan harga emas cenderung konstan.5
Memang masyarakat indonesia pada umumnya telah
mengimplementasikan gadai emas dengan menggunakan emas sejak dulu.
Dengan cara membeli emas dengan harga tertentu dan karat tertentu, dalam
bentuk perhiasan untuk digunakan atau disimpan. Kemudian emas yang telah
dibeli tersebut di simpan dalam kurun waktu tertentu sampai tiba nanti saat
harga emas tersebut naik, baik naik secara signifikan ataupun tidak, baru
kemudian mereka jual emas tersebut. Selisih harga antara harga beli emas
dimasa lalu dengan harga jual emas di masa kini adalah merupakan
keuntungan yang diperoleh.
4 Sofiniyah Ghufron, Megatasi Masalah Dengan Pegadaian Syariah, (Jakarta:Renaisan,2005), Cet.1, hal 14.
5 Muhammad Ihsan, Tita Agustini, Rudi Kurniawan, Kemilau Investasi Emas: Menjagadan Melejitkan Kesehatan Finansial dengan Emas, hal 70.
5
Dalam perkembangan sejarah, perekonomian syariah yang bersih dan
bebas bunga di Indonesia telah memasuki tahap pengembangan yang
bersyarat dan dipenuhi dengan tantangan. Dalam perjalanannya kita dapat
menganalisis adanya beberapa kendala kultural dalam penerapannya, kendala
kultural masyarakat islam baik dari kalangan praktisi usaha maupun
masyarakat umum sering terjebak pada simbolisme dan melupakan aspek
subtansi dari ajaran syariat Islam. Kepatuhan dan kesesuaian syariah (syariah
complience) adalah harapan masyarakat secara umum termasuk dalam bidang
ekonomi. Karena keterlibatannya dalam ekonomi syariah berangkat dari
ideologi yang akan mengalahkan segala pertimbangan pragmatis, sehingga
menjadi potensi yang besar bagi pengembangan ekonomi syariah.
BSM (Bank Syariah Mandiri) merupakan salah satu Lembaga
Keuangan Makro Syariah (LKMS), yaitu lembaga keuangan makro yang
sistem operasionalnya berlandaskan syariah Islam. Di tengah semakin
pesatnya perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Keberadaan BSM
mempunyai peranan penting dalam upaya mempercepat sosialisasi
pengembangan keuangan syariah khususnya di kalangan masyarakat ekonomi
menengah ke bawah.
Seperti yang telah di jelaskan diatas di dalam memasarkan satu
produk gadai emas harus ada strategi pemasaran yang sangat mantap dan jitu.
Karena tanpa adanya strategi pemasaran yang mantap di dalam suatu lembaga
6
tidak akan ada penjualan atau pemasaran produk gadai emas yang sangat
maksimal di dalam satu lembaga keuagan syariah atau Bank syariah tersebut.6
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas dan meniliti
tentang bagaimana mekanisme dan operasional pemasaran gadai emas pada
Bank Syariah Mandiri, bagaimana kelebihan dan keuntungan yang ditawarkan
kepada nasabah, bagaimana tingkat perkembangannya, bagaimana pengaruh
produk tersebut terhadap tingkat pendapatan bank serta bagaimana prospek
pendapatan yang dihasilkan dari gadai emas tersebut. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk mengangkat judul skripsi dengan Judul “STRATEGI
PEMASARAN PRODUK GADAI EMAS PADA BANK MANDIRI
SYARIAH CABANG WARUNG BUNCIT (MAMPANG – JAKARTA
SELATAN)”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan ini maka dalam
penelitian ini dibatasi pada strategi pemasaran yang berkualitas adalah
strategi dalam memasarkan produk gadai emas kepada nasabah Bank
Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit.
2. Perumusan Masalah
Adapun masalah pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah
mengenai hal sebagai berikut :
6 M. Syafi’I Antonio, dkk. Bank Syariah (Analisis, Kekuatan, Kelemahan, dan Ancaman),Ekonosia: Yogyakarta, 2004, Cet. 3, hal 3.
7
a. Bagaimana strategi pemasaran produk gadai emas pada Bank
Mandiri Syariah Cabang Warung Buncit (Mampang-Jakarta
Selatan) ?
b. Apakah pengaruh strategi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah
Mandiri Cabang Warung Buncit terhadap jumlah nasabah ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian :
1. Tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran gadai emas
yang dilakukan oleh pihak Bank Mandiri Syariah dalam
meningkatkan kualitas nasabah
b. Untuk mengetahui apakah strategi pemasaran gadai emas yang
dilakukan BSM ada pengaruhnya dalam meningkatkan jumlah
nasabah terhadap Bank Syariah Mandiri.
2. Manfaat penelitian yang penulis lakukan adalah :
a. Bagi Bank Mandiri Syariah cabang Warung Buncit
Memberikan saran dan masukan yang lebih bermanfaat bagi Bank
Mandiri Syariah cabang Warung Buncit tentang meningkatkan nasbah
terhadap produk gadai emas.
b. Bagi penulis
Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pemasaran
produk gadai emas dalam meningkatkan nasabah dalam produk investasi
emas.
c. Bagi pihak lain
8
Dapat dijadikan informasi dan sumber pengetahuan serta
memberikan gambaran tentang produk pemasaran gadai emas yang
dilakukan oleh pihak Bank Mandiri Syariah.
D. Tinjauan Pustaka
Pembahasan mengenai produk investasi dan gadai emas memang
selalu mewarnai berbagai judul dan skripsi, hal ini tidak dipungkiri, oleh
karena itu langkah pertama yang dilakukan dalam penilitian ini adalah
mengadakan eksplorasi terhadap berbagai sumber penilitian yang mungkin
dapat diuraikan. Dari survey awal diketahui bahwa ada beberapa skripsi yang
berkaitan tentang pemasaran produk gadai emas. Diantaranya adalah :
1. Skripsi Siti Khadijah, Prodi Muamalat (Ekonomi Islam), pada
Konsentrasi Perbankan Syariah, fakultas syariah dan hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011 yang berjudul “Strategi Pemasaran
Produk Gadai Syariah Dalam Menarik Minat Nasabah (Penelitian Pada
Unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren)” yang mencoba
menjelaskan bagiamana strategi pemasaran produk gadainya bisa
memberikan daya tarik atau minat kepada nasabahnya.
2. Skripsi Atep Misbahudin, Prodi Muamalat (Ekonomi Islam), pada
konsentrasi Perbankan Syariah, fakultas syariah dan hukum UIN
Syarif Hidayatullah, 2008 yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk
Gadai Emas (Rahn) Pada BPRS Al-Ma’soem Dalam Meningkatkan
Pendapatan Bank” yang mencoba menjelaskan bagaimana pendapatan
9
omzet produk gadai emasnya, yang didalamnya menguraiakn
penjelasan tentang rasio capital again (keuntungan yang didapat).
3. Skripsi Faridatun Sa’adah, Prodi Muamalat (Ekonomi Islam), Pada
Konsentrasi Perbankan Syariah, fakultas syariah dan hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008 yang berjudul “Strategi Pemasaran
Produk Gadai Syariah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah Pada
Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika” yang mencoba menjelaskan
tentang pengaruh startegi pemasaran produk gadai syariah pada
pegadaian syariah dalam upaya menarik minat nasabahnya, dan di
dalamnya menguraikan laju pertumbuhan pada nasabah dan
peningkatan omzetnya.
Jadi kesimpulan dan perbedaan skripsi penulis, dengan skripsi-skripsi
yang telah ada, yaitu dari segi pembahasan materinya, objek dan subjek
penelitiannya. Di sini Penulis menguraikan tentang strategi pemasaran gadai
emas terhadap pengaruh pertumbuhan nasabah dan laju peningkatan omzet
pada Bank Syariah Mandiri cabang Warung Buncit (Mampang-Jakarta
Selatan).
E. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan
kualitatif yaitu menggunakan data yang bukan dalam bentuk skala rasio,
tetapi dalam bentuk skala yang lebih rendah, yaitu skala nominal, ordinal,
ataupun interval yang kesemuanya dapat dikategorikan, sehingga jelas apa
10
yang akan disamakan dan dibedakan dari apa yang akan diperbandingkan
dalam rangka menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam riset,
karena memang inilah bagian yang terpenting dalam riset jenis ini.7
Penelitian deskriftif yaitu mencatat secara teliti segala gejala-gejala
(fenomena) yang dilihat , didengar dan dibacanya (melalui wawancara,
foto, video, tape, dokumen pribadi, brosur, dan lainnya) dan peneliti juga
membanding-bandingkan, mengkombinasikan, dan menarik kesimpulan.8
2. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penilitian adalah Bank Syariah
Mandiri cabang Warung Buncit (Mampang-Jakarta Selatan), sedangkan
yang menjadi Objeknya adalah Strategi BSM dalam meningkatkan
penjualan Produk gadai emasnya.
3. Sumber Data
Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk
digunakan dalam penelitian guna menjelaskan riil atau tidaknya suatu
penelitian tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa data,
diantaranya adalah :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik
dari individu atau perseorangan seperti dari hasil wawancara atau hasil
7Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, cet. 11 (Jakarta:PTRaja Grafindo Persada, 2011), hal.37
8Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2001) hal.324
11
observasi yang biasa dilakukan oleh peneliti.9dalam data primer, peneliti
atau observer melakukan sendiri observasi di lapangan, pelaksanaanya
dapat berupa survey langsung ke lembaga terkait.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pegumpul data primer atau oleh pihak lain.
Misalnya yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah yang
berbentuk dokumen yaitu buku-buku, brosur, majalah dan sumber
informasi lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian
sebagai bahan penunjang penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara penelitian lapangan
atau survey, sedangkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah :
a. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti.10 Penulis melakukan penelitian dengan
cara mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang terkait dengan
masalah strategi pemasaran terhadap produk investasi dan gadai emas pada
Bank Syariah Mandiri cabang Warung Buncit, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
b. Wawancara
9 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, hal.4210 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2003), hal.53
12
Wawancara (Interview) ialah tanya jawab lisan antara dua orang
atau lebih secara langsung.11 Wawancara dilakukan untuk menyerap
(saturate) (atau menemukan informasi yang kontinu untuk menambah
hingga tidak ada lagi yang dapat ditemukan) kategori.12 Hal ini bertujuan
untuk memberikan kebebasan pada narasumber dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan namun tetap terarah pada masalah yang
diangkat.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu proses pengumpulan data dan pengambilan data
berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk catatan, buku, dokumen atau arsip-
arsip milik lembaga Bank Syariah Mandiri cabang Warung Buncit,
ataupun tulisan-tulisan dan berkas-berkas yang memiliki relevansi dengan
pembahasan peneliti ini.
5. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriftif
analisis, yaitu suatu teknik data dimana penulis terlebih dahulu
menguraikan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara
sistematis lalu diklasifikasi untuk dianalisis sesuai dengan perumusan
masalah dan tujuan penelitian, untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk
laporan ilmiah.
11 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, hal.5712 Emzir, Metodologi Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif, cet. I (Jakarta:PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), hal.209
13
F. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Waktu penelitian penulis akan dilaksanakan pada bulan Januari
2014 sampai Maret 2014.
2. Tempat Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Bank Syariah Mandiri Warung
Buncit, yang beralamat Jl. Mampang Prapatan Warung Buncit No. 96,
Jakarta Selatan.
G. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mudah memahami pembahasan dan penulisan pada skripsi
ini, maka penulis menguraikan secara terperinci masalah demi masalah yang
pembahasannya terbagi menjadi lima bab dan masing-masing bab terdiri sub
bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I berisi tentang penjelasan latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metodologi penelitian, waktu dan tempat penelitian dan sistematika penelitian
atau penulisan.
Bab II berisi tentang penjelasan mengenai definisi-defenisi yang
bersangkutan dengan judul penelitian yang ditinjau dari etimologi maupun
terminologi yang bersandar dari kepustakaan yang rajih. Yakni mengkupas
tentang teori-teori yang bersangkutan dengan Strategi Pemasaran serta teori
yang membahas mengenai produk Gadai emas, serta pembahasan teori-teori
tentang Bank Syariah.
14
Bab III dalam bab ini penulis akan membahas tentang gambaran umum
atau profil bank syariah mandiri yang penjelasannya bisa terurai sebagaimana
berikut: sejarah singkat bank syariah mandiri, visi misi bank syariah mandiri,
dewan pengawas syariah (DPS) bank syariah mandiri, struktur organisasi serta
nilai-nilai pada bank syariah mandiri, produk-produk pada bank syariah
mandiri dan keunggulan pada bank syariah mandiri.
Bab IV membahas tentang tinjauan umum strategi pemasaran produk
gadai emas pada bank syariah mandiri terhadap pengaruh jumlah nasabah
yang berisikan tentang : strategi pemasaran produk gadai emas pada bank
syariah mandiri, pengaruh strategi pemasaran terhadap jumlah nasabah, dan
analisis strategi pemasaran produk gadai emas bank syariah mandiri terhadap
pengaruh jumlah nasabah.
Bab V merupakan bab penutup, yang mana di dalamnya penulis
mengemukakan kesimpulan dari seluruh pembahasan sebelumnya dan
sekaligus menjawab permasalahan pokok yang dikemukakan sebelumnya dan
kemudian penulis mengemukakan saran-saran.
15
BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI PEMASARAN, GADAI EMAS,
DAN BANK SYARIAH
A. Strategi Pemasaran
1. Pengertian Strategi
Secara etimologis, strategi berasal dari bahasa Yunani Strategos yang
berarti Jenderal.1 Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan,
yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya
strategi berkembang untuk kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi,
sosial, budaya dan agama.
Dalam Kamus Istilah Manajemen, strategi adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling hubungan dalam
waktu dan ukuran.2 Dalam sebuah perusahaan, strategi merupakan salah satu
faktor terpenting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Strategi
menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan
merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya usaha suatu
organisasi.3
Dari definisi di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan tentang
strategi, yaitu:
1 George Stainer dan John Miller, Manajemen Strategi, (Jakarta:Erlangga, 2008), hal.202 Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta:Balai Aksara,
2002), Cet Ke-2 hal. 2453 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta:Andi, 2002), Cet Ke-2, hal.3
16
a. Strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang terpadu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan
organisasi, sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi
c. Dalam pencapaian tujuan organisasi perlu alternative strategi yang
dipertimbangkan dan harus dipilih.
d. Strategi yang dipilih akan di implementasikan oleh organisasi yang
akhirnya memerlukan evaluasi terhadap strategi tersebut.
2. Pengertian Pemasaran
Pemasaran suatu faktor penting dalam siklus yang bermula dan berakhir
dalam kebutuhan konsumen, dimana pemasaran harus dapat menafsirkan
kebutuhan-kebutuhan konsumen dan mengkombinasikan-nya dengan data
pasar. Kebanyakan orang mengatakan bahwa pemasaran adalah serangkaian
kegiatan ekonomi yang mencakup penjualan, permintaan atau pembelian dan
harga.
Dalam kegiatan pemasaran tidak hanya mencakup transaksi jual beli,
tetapi pemasaran lebih luas kegiatan penjualan. Oleh karena itu pemasaran
adalah kegiatan vital dalam beberapa organisasi baik organisasi profit maupun
non profit yang didalamnya menyediakan barang dan pelayanan. Maka
keberhasilannya tergantung sekali pada kemampuan dari organisasi tersebut
dalam memahami dan menemukan segala yang dibutuhkan pelanggannya.
17
Drs. Bashu Swasta M. A dan Irawan mengukapkan bahwa “pemasaran
adalah sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan,
ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa kepada pembeli”.4
Menurut Philip Kotler mengatakan bahwa pemasaran adalah “suatu
proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok untuk
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan mempertukar produk yang bernilai dengan pihak lain.”5
Pemasaran juga dapat dipahami sebagai suatu rencana untuk
memperbesar pengaruh terhadap pasar, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, yang didasarkan pada riset pasar, penilaian, perencanaan produk,
promosi, perencanaan penjualan dan distribusi. Secara spesifik pengertian
pemasaran bagi lembaga keuangan adalah:
a. Mengidentifikasikan pasar yang paling menguntungkan sekarang dan
masa yang akan datang.
b. Menilai kebutuhan nasabah atau anggota saat ini dan masa yang akan
datang.
c. Menciptakan sarana pengembang bisnis dan membuat rencana untuk
mencapai sasaran tersebut.
4 Bashu Swasta, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta:Liberty,1990), Cet Ke-2, hal.55 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan
Pengendalian), (Jakarta:Salemba Empat, 1995), Cet.1 hal 8.
18
d. Promosi untuk mencapai sasaran.6
Jadi kesimpulan dari penjelasan tentang pemasaran yang akan diuraikan
oleh penulis yaitu diantaranya adalah
a. Kegiatan pemasaran tidak hanya memikirkan target atau sasaran tetapi
harus memikirkan indentifikasi lokasi atau pengamatan lokasi untuk
menunjang berhasil atau tidaknya kegiatan pemasaran.
b. Kegiatan pemasaran harus mampu memberikan nilai prospek yang
bagus pada konsumen atau costumer.
c. Kegiatan pemasaran juga mempunyai peran penting dalam
mengembangkan unit bisnisnya agar mecapai target dan sasaran.
d. Kegiatan Pemasaran harus memberlakukan suatu promosi-promosi
produk yang dipasarka agar kegiatan pemasaran bisa mencapai target
atau sasaran
3. Pengertian Strategi Pemasaran
Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, strategi pemasaran merupakan
proses pemasaran yang mencakup beberapa hal analisis atau kesempatan-
kesempatan, pemilikan sasaran-sasaran, pengembangan strategi, perumusan
rencana implementasi serta pengawasan.7
Strategi pemasaran adalah bagian dari lingkungan yang terdiri atas
rangsangan fisik dan sosial. Termasuk di dalam rangsangan tersebut adalah
6 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2002), hal. 1947 Save M. Dagum, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta:BPFE, 1994), Cet Pertama,
hal.124
19
produk dan jasa, materi promosi (iklan), tempat pertukaran (took eceran), dan
informassi tentang harga (label yang tertempel pada produk), selanjutnya
penerapan strategi pemasaran melibatkan penempatan rangsangan tersebut di
lingkungan konsumen agar dapat mempengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku
mereka.8
Startegi pemasaran ialah suatu rencana yang memungkinkan perusahaan
dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan sebaik-baiknya untuk
mencapai tujuan perusahaan. Strategi pemasaran terdiri dari dua unsur (1)
seleksi dan analisis pasar sasaran dan (2) menciptakan dan menjaga kesesuaian
bauran pemasaran, perpaduan antara produk, harga, distribusi, dan promosi.9
Strategi pemasaran dapat dipahami sebagai logika pemasaran yang
dengannya unit usaha dapat mencapai tujuan pemasarannya.10 Strategi
pemasaran juga merupakan pernyataan mengenai bagaimana suatu merek atau
lini produk dapat memenuhi keinginan dan dapat memuaskan pelanggan. Selain
itu pemasaran sendiri dapat diartikan sebagai seleksi atau pasar sasaran,
menentukan posisi bersaingan dan pengembangan suatu bauran pemasaran
yang efektif untuk mencapai dan melayani klien yang dipilih.11
8 Purwanto, Marketing Strategic (Meningkatkan Pangsa Pasar), (Jakarta:Platinum, 2012),Cet. 1, hal 43.
9 Titik Nurbiyati dan Mahmud Machfoedz, Manajemen Pemasaran Kontemporer,(Yogyakarta:Kayon, 2005), Cet 1, hal 110.
10 Philip Kotler dan Paul N. Blom, Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional,(jakarta:Intermedia, 1995), hal.27
11 Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta:Erlangga, 1997), Cet Ke-2, jilid1, hal.3
20
Beberapa strategi pemasaran diterapkan akan mampu menembus pasar,
mengembangkan pasar, mengembangkan produk, diversifikasikan, biaya murah
dan pemfokuskan pasar.12 Dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Menembus Pasar
Strategi ini digunakan apabila diketahui bahwa masih ada sasaran
yang belum mengetahui atau memakai (barang maupun jasa)
disebabkan karena pesaing lebih agresif seningga belum mempunyai
kesempatan membeli.
b. Mengembangkan Pasar
Strategi ini apabila sasaran pembeli lama telah dapat dicapai
baik oleh produk kita maupun oleh produk pesaing, sehingga perlu
mencari sasaran pembeli baru, sementara produk lama masih berjalan
dengan cara memperluas daerah.
c. Pengembangan Produk
Straegi ini mencakup usaha perubahan produk, tetapi
menggunakan cara produksi sebelumnya.
d. Diversifikasi
Strategi ini merupakan pengembangan produk baru yang masih
berhubungan dengan produk lama untuk ditawarkan kepada pasar yang
12 Bashu Swasta, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta:Liberty, 1990), Cet Ke-2hal.32-40
21
baru juga. Strategi ini sangat efektif untuk mengisi sasaran yang
terabaikan atau kosong, sehingga mereka mengikuti pesaing.
e. Biaya Murah
Strategi ini didasarkan pada input rendah, sehingga dapat
menghasilkan produk yang murah pula, namun dengan kualitas dan
standar yang tinggi. Hal ini bisa dilakukan dengan pemilikan modal
yang besar serta teknologi tinggi maupun bergabung dengan wadah
koperasi misalnya.
f. Pemfokusan Pasar
Strategi ini dilakukan dengan memberikan pelayanan yang
sangat terbatas, kelompok pembeli ditentukan dengan jelas agar
pelayanan lebih efektif dan efesien.
4. Ruang Lingkup Strategi Pemasaran
Banyak pengertian yang diberikan menegenai Strategi Pemasaran.
Salah satu pengertian menyatakan, bahwa Strategi Pemasaran merupakan
kegiatan penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
program-program yang dibuat untuk membentuk, membangun dan
memelihara, keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna
mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang.
Dengan batasan pengertian mengenai Strategi Pemasaran seperti
diatas, maka akan tercakup ruang lingkup yang sangat luas. Secara
singkat dapat dinyatakan bahwa Strategi Pemasaran mencakup seluruh
22
falsafat, konsep, tugas dan proses Strategi Pemasaran. Pada umumnya
ruang lingkup Strategi Pemasaran meliputi:
a. Falsafah Strategi Pemasaran, yang mencakup konsep dan proses
pemasaran serta tugas-tugas Strategi Pemasaran.
b. Faktor lingkungan pemasaran merupakan faktor yang tidak dapat
dikendalikan pimpinan perusahaan.
c. Analisis Pasar, yang mencakup cirri-ciri dari masing-masing jenis
pasar, analisis produk, analisis konsumen, analisis persaingan dan
analisis kesempatan pasar.
d. Pemilihan sasaran (target) pasar, yang mencakup dimensi pasar
konsumen, perilaku konsumen, segmentasi pasar dan criteria yang
digunakan, peramalan potensi sasaran pasar, dan penentuan wilayah
pasar atau penjualan.
e. Perencanaan pemasaran perusahaan, yang mencakup perencanaan
strategi jangka panjang pemasaran perusahaan (marketing corporate
planning), perencanaan operasional pemasaran perusahaan,
penyusunan anggaran pemasaran dan, proses penyusunan rencana
pemasaran perusahaan.
f. Kebijakan dan Strategi Pemasaran terpadu (Marketing Mix Strategy),
yang mencakup pemilihan strategi orientasi pasar, pengembangan
acuan pemasaran (marketing mix) untuk strategi pemasaran dan
penyusunan kebijakan, strategi dan taktik pemasaran secara terpadu.
23
g. Kebijakan dan strategi produk, yang mencakup strategi
pengembangan produk, strategi produk baru, strategi lini produk,
dan strategi acuan produk (product mix).
h. Kebijakan dan strategi harga, yang mencakup strategi tingkat harga,
strategi potongan harga, strategi syarat pembayaran, dan strategi
penetapan harga.
i. Kebijakan dan strategi penyaluran, yang mencakup strategi saluran
distribusi dan strategi distribusi fisik.
j. Kebijakan dan strategi promosi, yang mencakup strategi advertensi,
strategi promosi penjualan (sales promotion), strategi personal
selling, dan strategi publisitas serta komunikasi pemasaran.
k. Organisasi pemasaran, yang mencakup tujuan perusahaan, dan
tujuan bidang pemasaran, struktur organisasi pemasaran, proses dan
iklim prilaku organisasi pemasaran.
l. Sistem informasi pemasaran, yang mencakup ruang lingkup
informasi pemasaran, riset pemasaran, pengelolaan, dan penyusunan
sistem informasi pemasaran.
m. Pengendalian pemasaran, yang mencakup analisis dan evaluasi
kegiatan pemasaran baik dalam jangka waktu (tahun) maupun tahap
operasional jangka pendek.
24
n. Manajemen penjual, yang mencakup manajemen tenaga penjual,
pengelolaan wilayah penjualan, dan penyusunan rencana dan
anggaran penjualan.
o. Pemasaran Internasional yang mencakup pemasaran ekspor (export
marketing), pola-pola pemasaran internasional dan pemasaran dari
perusahaan multinasional.13
5. Perencanaan Strategi Pemasaraan
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya selalu
menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukannya dalam rangka
pencapaian tujuan usaha yang diharapkan. Rencana yang disusun memberi
arah terhadap kegiatan yang akan dijalankan untuk pencapaian tujuan.
Rencana kegiatan perusahaan yang menyeluruh harus didukung dengan
rencana pelaksanaan yang lebih rinci dalam bidang-bidang kegiatan yang
terdapat dalam perusahaan tersebut.
Dalam hal ini, sering ditemui adanya rencana produksi, rencana
keuangan, dan rencana pemasaran. Rencana pemasaran yang disusun
suatu perusahaan tidak lepas dari rencana kegiatan perusahaan secara
menyeluruh, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang.14
Setiap perusahaan harus melihat apa yang akan terjadi dan
mengembangkan strategi dan perencanaan pemasaran jangka panjang
13 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, dan Strategi), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004) Ed 1 Cet. 7 hal 12-14
14 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, dan Strategi), hal 297
25
untuk menghadapi perubahan kondisi pasar. Tidak ada strategi yang
sempurna. Setiap perusahaan harus membuat rencana yang dipandang
paling sesuai untuk situasi, kesempatan, tujuan, dan sumber daya yang
ada.
Banyak perusahaan beroperasi tanpa perencanaan formal. Dalam
perusahaan baru, manajer pada umumnya sangat sibuk sehingga mereka
tidak mempunyai waktu untuk perencanaan. Sementara itu, perusahaan
kecil beranggapan bahwa hanya perusahaan besar yang memerlukan
perencanaan formal. Pada perusahaan yang telah mapan, pada umumnya
manajer beralasan bahwa mereka telah bekerja dengan baik tanpa
perencanaan formal, karena itu mereka beranggapan bahwa perencanaan
formal tidak terlalu penting.
Perencanaan formal dapat mendatangkan berbagai keuntungan
untuk semua jenis perusahaan, besar maupun kecil, perusahaan baru
ataupun yang sudah mapan. Perencanaan formal memotivasi manajemen
untuk berpikir sistematis, mempertajam visi, tujuan dan kebijaksanaan,
melakukan koordinasi upaya perusahaan dengan lebih baik, dan
menunjukkan standar prestasi kerja yang lebih jelas untuk pengawasan.
Pada umumnya peerusahaan menyusun rencana tahunan, rencana
jangka panjang, dan rencana strategis.
1. Rencana Tahunan adalah rencana pemasaran jangka pendek
yang menerangkan situsi pemasaran pada saat ini, tujuan
26
perusahaan, strategi pemasaran untuk tahun yang berjalan,
program tindakan, anggaran, dan pengendalian.
2. Rencana Jangka Panjang ialah rencana yang menerangkan
faktor-faktor umum dan yang mempengaruhi perusahaan selama
beberapa tahun ke depan. Faktor-faktor tersebut meliputi tujuan
jangka panjang, strategi pemasaran umum yang digunakan untuk
mencapai tujuan jangka panjang, dan sumber daya yang
diperlukan. Rencana jangka panjang ditinjau kembali untuk
diperbaiki setiap tahun agar perusahaan selalu mempunyai rencana
jangka panjang yang sesuai dengan kondisi.
3. Perencanaan Strategis merupakan proses pengembangan dan
penjagaan kesesuaian yang strategis antara tujuan dan kemampuan
perusahaan, dan perubahaan kesempatan pemasarannya.
Perencanaan strategis mencakup penyesuaian perusahaan untuk
mengambil keuntungan dari kesempatan yang terjadi dalam
perubahan lingkungan yang berlangsung konstan.
6. Tahapan dalam Rencana Strategi Pemasaran
Perencanaan pemasaran merupakan suatu proses yang terdiri dari
lima tahapan sebagai berikut:
1. Analisis situasi
2. Pengembangan tujuan pemasaran
3. Penetapan posisi dan perbedaan manfaat
27
4. Pemilihan pasar sasaran dan pengukuran permintaan pasar
5. Desain bauran pemasaran yang strategis
a. Analisis Situasi
Analisis situasi meliputi penganalisaan jalannya program
pemasaraan perusahaan, cara penerapannya, dan segala sesuatu yang
mungkin dihadapi pada masa yang akan datang.
b. Tujuan Pemasaran
Langkah selanjutnya dalam perencanaan pemasaraan strategis
adalah menetapkan tujuan pemasaran. Tujuan pemasaran harus
dihubungkan dengan luas tujuan pemasaran dan strategi.
c. Penetapan Posisi dan Perbedaan keunggulan
Langkah ketiga dalam perencanaan pemasaran strategis meliputi
dua keputusan yang kompelementer: cara menetapkan posisi produk di
pasar dan cara membedakannya dari pesaing. Dengan demikian penetapan
posisi (positioning) mengacu pada citra produk dalam kaitannya dengan
persaingan produk sejenis maupun produk lain yang dipasarkan oleh
perusahaan yang sama.
d. Pasar Sasaran dan Permintaan Pasar
Memilih pasar sasaran merupakan langkah keempat dalm
perencanaan pemasaran. Pasar terdiri dari orang-orang atau perusahaan
yang mempunyai kebutuhan untuk dipenuhi, uang untuk dibelanjakan,
28
dan kemauan untuk membayar. Pasar sasaran mengacu pada sekelompok
orang atau perusahaan yang menjadi tujuan program pemasaran.
e. Desain Bauran Pemasaran
Lebih lanjut, manajemen harus mendesain, bauran pemasaran
kombinasi produk, cara mendistribusikan dan mempromosikan, serta
menetapkan harganya. Keempat elemen itu harus secara bersama-sama
memenuhi kebutuhan pasar sasaran, dan mencapai tujuan pemasaran
perusahaan.
1. Segmentasi Pasar
Pasar merupakan kelompok konsumen yang berada di berbagai
lokasi yang mempunyai beraneka keinginan dan kebutuhan, sumber daya,
sikap dan praktik pembelian yang saling berbeda antara satu dengan yang
lain.
Sifat pasar yang sangat heterogen memerlukan segmentasi pasar,
suatu proses pemisahan pasar yang heterogen menjadi beberapa segmen
atau bagian yang homogen dalam semua aspek yang berhubungan dengan
pemasaran produk.
2. Segmenting
Dalam batas tertentu, setiap orang adalah segmen pasar tersendiri
karena tidak ada dua atau lebih orang mempunyai kesamaan yang tepat
dalam motivasi, kebutuhan, proses keputusan, dan prilaku pembelian.
29
Dengan demikian, tujuan segmentasi pasar adalah untuk
mengindentifikasikan berbagai kelompok dalam pasar yang lebih luas
mempunyai kesamaan dalam kebutuhan dan respon kepada tindakan
promosi dan bauran pemasaran lainnya untuk menetapkan perlakuan
pemasaran terpisah.
Selanjutnya pemasar mencari korelasi kelompok yang ditetapkan
berdasarkan kebutuhan dan daya reaksi mereka terhadap sisat yang lain
seperti lokasi geografis atau demografis.
3. Strategi Segmenting
Segmentasi pasar dapat dilakukan dengan menerapkan dua
strategi: strategi konsentrasi dan strategi multisegmen.
1. Strategi Konsentrasi
Pada waktu sebuah perusahaan mengarahkan upaya pemasarannya
ke segmen pasar tunggal melalui satu bauran pemasaran, upaya ini
mengikuti strategi konsentrasi.
Strategi konsentrasi mempunyai sifat yang mendatangkan manfaat
dan sebaliknya. Dengan manfaat dari strategi ini, perusahaan dapat
melakukan spesialisasi sehingga dapat mengkonsentrasikan seluruh upaya
pemasaran pada satu segmen tunggal.
2. Strategi Multisegmen
30
Setelah sebuah perusahaan berhasil dengan baik menerapkan
strategi konsentrasi, tidak jarang perusahaan tersebut mengembangkan
fokus pada beberapa segmen.
Dengan strategi multisegmen, perusahaan megarahkan upaya
pemasarannya pada dua atau lebih segmen dengan mengembagkan
bauran pemasaran untuk setiap segmen yang ditetapkan.
Bauran pemasaran yang diterapkan untuk strategi multisegmen
dapat bervariasi karena perbedaan produk, metode distribusi, metode
promosi, dan harga.15
B. Gadai Emas Syariah
1. Pengertian Gadai Emas Syariah
Menurut bahasa, gadai (al-rahn) berarti al-tsubut dan al-habs yaitu
penetapan dan penahanan. Ada pula yang menjelaskan bahwa rahn adalah
terkurung atau terjerat.16
Menurut istilah syara’, yang dimaksud dengan rahn ialah:
1. “Akad yang objeknya menahan harga terhadap sesuatu hak yang mungkin
diperoleh bayaran dengan sempurna darinya.”
2. Menjadikan suatu benda berharga dalam pandangan syara’ sebagai
jaminan atas utang selama ada dua kemungkinan, untuk mengembalikan
uang itu atau mengembalikan sebagian benda itu.
15 Titik Nurbiyati dan Mahmud Machfoedz, Manajemen Pemasaran Kontemporer, hal 93-100.
16 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987), Cet. 1, hal.150.
31
3. Gadai adalah akad perjanjian pinjam memeinjam dengan menyerahkan
barang sebagai tanggungan utang.
4. “Menjadikan harta sebagai jaminan utang.”
5. “Menjadikan zat suatu benda sebagai jaminan atas utang.
6. Gadai ialah menjadikan harta benda sebagai jaminan atas utang.
7. Gadai adalah suatu barang yang dijadikan peneguhan atau penguat
kepercayaan dalam utang piutang.
8. Gadai ialah menjadikan suatu benda bernilai menurut pandangan syara’
sebagai tunggangan utang, dengan adanya benda yang menjadi
tanggungan itu seluruh atau sebagian utangdapat diterima.17
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1153, gadai adalah
suatu hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang
bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang
oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang
mempunyai utang. 18
Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang
yang memberi utang untuk menggunakan barang bergerak yang telah
diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat
memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
17 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2007) Edisi 1 hal.105-106
18 Mariam Darus Badrulzaman, Bab-bab tentang Credietverband, gadai dan fidusia,(Bandung: Alumni, 2005) Cet. 1, hal. 97
32
Gadai dalam fiqh disebut rahn, yang menurut bahasa adalah nama barang
yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Sedangkan syara’ artinya
menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, tetapi
dapat diambil kembali sebagai tebusan. 19
Menurut Ahmad Azhar Basyir, rahn berarti tetap berlangsung dan
menahan sesuatu barang sebagaimana tanggungan utang. Dalam definisinya
rahn adalah barang yang digadaikan, rahin adalah orang yang menggadaikan,
sedangkan murtahin adalah orang yang memberikan pinjaman.20
Pengertian rahn yang merupakan perjanjian utang piutang antara dua atau
beberapa pihak mengenai persoalan benda dan menahan sesuatu barang sebagai
jaminan utang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan syara’ sebagai
jaminan atau ia bisa mengambil sebagian manfaat barangnya itu. Firman Allah
dalam surat Al-Muddatstsir (74) ayat 38 mengatakan :
Artinya: “Setiap diri bertanggung atas apa yang telah diperbuatnya.”
Dan surat Al-Baqarah (2) ayat 283 menyebutkan :
19 Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta:Sinar Grafika, 2008) Cet. 1, hal. 220 Ahmad A. Basyir, Hukum Islam Tentang Riba : Utang Piutang Gadai, (Bandung: Al-
Ma’arif, 1983), Cet. 1, hal.50.
33
Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika
sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah dan Tuhannya dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan
persaksian. Dan Barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya
ia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.”
Adapun pengertian rahn menurut Imam Ibnu Qudhamah dalam Kitab al-
Mughni adalah sesuatu benda yang dijadikan kepercayaan dari suatu utang
untuk dipenuhi dari harganya, apabila yang berutang tidak sanggup
membayarnya dari orang yang berpiutang. 21
Sedangkan Imam Abu Zakria Al-Anshary, dalam kitabnya Fathul Wahab,
mendefinisikan rahn adalah menjadikan benda yang bersifat harta benda
21 Ibnu Qudhamah, Kitab Al-Mughni, (Hajar: Kairo Mesir, 1981) Cet. 2, Jilid 6, hal. 443.
34
sebagai kepercayaan dari suatu yang dapat dibayarkan dari harta benda itu bila
utang tidak dibayar.22
Gadai Emas Syariah adalah penggadaian atau penyerahan hak penguasa
secara fisik atas harta atau barang (berupa emas) dari nasabah (arraahin)
kepada bank (al-Murtahin) untuk dikelola dengan prinsip ar-Rahnu yaitu
sebagai jaminan (al-Marhun) atas peminjam atau utang (al-Marhumbih) yang
diberikan kepada nasabah atau peminjaman tersebut.23
Ar-Rahnu merupakan akad penyerahan barang dari nasabah kepada anak
sebagai jaminan sebagai atau seluruhnya atas hutang yang dimiliki nasabah.
Transaksi tersebut diatas merupakan kombinasi atau penggabungan dari
beberapa transaksi atau akad yang merupakan satu rangkaian yang tidak
terpisahkan meliputi:
a. Pemberian pinjaman dengan menggunakan transaksi atau akad Qardh.
b. Penitipan barang jaminan berdasarkan transaksi atau akad rahn.
c. Penetapan sewa tempat khasanah (tempat penyimpanan barang) atas
penitipan tersebut atas melalui transaksi atau akad ijarah.24
2. Dasar Hukum Gadai Emas Syariah
22 Chuzaimah T. Yanggo dan Hafiz Anshari, Problematika Hukum Islam Kontemporer,(Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1997), Edisi 3. Hal. 60.
23 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi,(Yogyakarta:Ekonisia, 2003), Cet.1 hal 164-165.
24 Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi danInstitusionalisasi, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 2006), Cet.1 hal 129-130.
35
Boleh tidaknya transaksi gadai menurut islam, diatur dalam Al-qur’an,
sunnah dan ijtihad.
1. Al-Qur’an
Ayat al-qur’an yang dapat dijadikan dasar hukum perjanjian gadai
adalah QS. Al-Baqarah ayat 282 dan 283:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
menuliskannya.”
Surat Al-Baqarah ayat 283
Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan sedang kau tidak
memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang (oleh yang berpiutang. Akan tetapi jika sebagian kamu
mempercayai itu menunaikan amantnya (hutangnya).”25
2. As-Sunnah
25 Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi danInstitusionalisasi, hal 89-90.
36
ها أن النبي صلى االله عليه وسلم اشتـرى طعاما من يـهودي عن عائشة رضي االله عنـ
)رواه بخاري و مسلم(الى أجل ورهنه درعا من حديد Dari Aisyah r.a. berkata bahwa Rasul bersabda: Rasulluah
membeli makanan dari seorang Yahudi dan mejaminkan kepadanya baju
besi. (HR Bukhari dan Muslim)26
عن أبي هريـرة رضي االله عنه قال، قال رسول االله صلى االله عليه وسلم الرهن يـركب
بنـفقته إذا كان مرهونا و لبن الدر يشرب بنـفقته إذا كان مرهونا و على الذي يـركب
)رواه جماعة(النـفقه و يشرب Dari Abi Hurairah r.a. Rasullulah bersabda: Apabila ada ternak
digadaikan, maka punggungnya boleh dinaiki (oleh yang menerima
gadai), karena ia telah mengeluarkan biaya (menjaga)nya. Apabila
ternak itu digadaikan, maka air susunya yang deras boleh diminum (oleh
orang yang menerima gadai) karena ia telah mengeluarkan biaya
(menjaga)nya. Kepada orang yang naik dan minum, maka ia harus
mengeluarkan biaya (perawatan)nya. (HR Jamaah kecuali Muslim dan
Nasai-Bukhari)27
26 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani,2001), Cet. 1, hal 129.
27 Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi danInstitusionalisasi, hal 90.
37
: االله عنه قال عن أنس رضي
)رواه بخاري(بالمدينة عند يـهودي وأخذ منه شعيرا لأهله Dari Anas r.a. berkata: “Rasulullah menggadaikan baju besinya
kepada seorang Yahudi di Madinah dan mengambil darinya gandum
untuk keluarga beliau.” (HR Bukhari)28
: عن أبي هريـرة رضي االله عنه قال، قال رسول االله صلى االله عليه وسلم قال
رواه شافعي و الدر (ه و عليه غرمه لايـغلق الرهن من صاحبه الذي رهنه له غنم
)قطنيDari Abu Hurairah r.a. berkata bahwasanya Rasulullah saw
bersabda: “Barang yang digadaikan itu tidak boleh ditutup dari pemilik
yang menggadaikannya. Baginya adalah keuntungan dan tanggung
jawabnya bila ada kerugian (atau biaya).” (HR Syafi’I dan Daruqutni)29
3. Ijma’ Ulama
Jumhur ulama menyepakati kebolehan status hukum gadai. Hal
dimaksud, berdasarkan pada kisah Nabi Muhammad Saw yang
menggadaikan baju besinya untuk mendapatkan makanan dari seorang
Yahudi. Para ulama juga mengambil indikasi dari contoh Nabi
28 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik, hal 129.29 Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi dan
Institusionalisasi, hal 90.
38
Muhammad Saw tersebut, ketika beliau beralih dari yang biasanya
bertransaksi kepada para sahabat yang kaya kepada seorang, Yahudi,
bahwa hal itu tidak lebih sebagai sikap Nabi Muhammad Saw yang tidak
mau memberatkan para sahabat yang biasanya enggan mengambil ganti
ataupun harga yang diberikan oleh Nabi Muhammad Saw kepada
mereka.30
4. Ijtihad
Berkaitan dengan pembolehan perjanjian gadai ini, jumhur ulama
juga berpendapat boleh dan mereka tidak pernah berselisih pendapat
mengenai hal ini. Jumhur ulama berpendapat bahwa disyariatkannya pada
waktu tidak berpergian maupun pada waktu berpergian, berargumentasi
kepada perbuatan Rasulullah SAW terhadap riwayat hadis tentang orang
Yahudi tersebut di Madinah. 31
Adapun keadaan dalam perjalanan seperti ditentukan dalam QS.
Al-Baqarah: 283, karena melihat kebiasaan dimana pada umumnya rahn
dilakukan pada waktu berpergian. Ad-Dhahak dan penganut madzhab Az-
Zahiri berpendapat bahwa rahn tidak disyariatkan kecuali pada waktu
berpergian, berdalil pada ayat tadi. Pernyataan mereka telah terbantahkan
dengan adanya hadits tersebut.
5. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Undang Undang (UU)
30 Adrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2011) Cet. 1, hal 185.31 Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi dan
Institusionalisasi,Cet. 1, hal 91
39
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI) menjadi salah satu rujukan yang berkenaan gadai syariah, di
antaranya dikemukan sebagai berikut:
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
Nomor 25/DSNMUI/III/2002, tentang Rahn.
Kententuan Umum:
1. Murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan Marhum
(barang) sampai semua hutang Rahin (yang menyerahkan barang)
dilunasi.
2. Marhum dan manfaatnya tetap menjadi milik Rahin. Pada prinsipnya,
Marhum tidak boleh dimanfaatkan oleh murtahin kecuali seijin Rahin,
dengan tidak mengurangi nilai Marhum dan pemanfaatannya itu
sekedar mengganti biaya pemeliharaan dan perawatannya.
3. Pemeliharaan dan penyimpanan Marhum pada dasarnya menjadi
kewajiban Rahin, namun dapat dilakukan juga oleh Murtahin,
sedangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi
kewajiban Rahin.
4. Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan Marhum tidak boleh
ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
5. Penjualan Marhum
a. Apabila jatuh tempo, Murtahin harus memperingatkan Rahin
untuk segera melunasi hutangnya.
40
b. Apabila Rahin tetap tidak dapat melunasi hutang, maka Marhum
dijual paksa atau dieksekusi melalui lelang sesuai dengan syariah.
c. Hasil penjualan Marhum digunakan untuk melunasi hutang, biaya
pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya
penjualan.
d. Kelebihan hasil penjualan menjadi milik Rahin dan
kekurangannya menjadi kewajiban Rahin.
6. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan melalui Badan Arbitrase Muamalah Indonesia (BAMUI)
setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
Nomor 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas
Kentetuan pokok dalam Fatwa DSN ini adalah sebagai berikut:
a. Rahn Emas dibolehkan berdasarkan prinsip Rahn (lihat Fatwa DSN
nomor: 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn).
b. Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhum) ditanggung oleh
penggadai (rahin).
c. Ongkos didasarkan pada pengeluaran yang nyata-nyata diperlukan.
41
d. Biaya penyimpanan barang gadai dilakukan berdasarkan akad
Ijarah.32
UU NO. 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN
Pemegang hak tanggungan adalah orang perseorangan atau badan
hukum yang berkedudukan sebagai pihak yang berpiutang. Pemberian hak
tanggungan didahului dengan janji untuk memberikan hak tanggungan
sebagai jaminan pelunasan utang tertentu, yang diutangkan di dalam dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari perjanjian utang-piutang yang
bersangkutan atau perjanjian lainnya yang menimbulkan utang tersebut.33
UU NO. 42 TAHUN 1999 TENTANG FIDUSIA SEBAGAI
JAMINAN
Lembaga Jaminan Fidusia memungkinkan kepada kepada pemberi
fidusia untuk menguasai benda yang dijaminkan, untuk melakukan
kegiatan usaha yang dibiayai dari pinjaman dengan menggunakan jaminan
fidusia.
Pada awalnya, benda yang menjadi objek fidusia terbatas pada
kekayaan benda bergerak yang berwujud dalam bentuk peralatan. Akan
tetapi dalam perkembangan selanjutnya, benda yang menjadi objek fidusia
termasuk juga kekayaan benda bergerak yang tak berwujud, maupun benda
tak bergerak.
32 Adrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, hal 186-18733 Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi dan
Institusionalisasi, hal 109-111.
42
3. Mekanisme Gadai Emas Syariah
Mekanisme operasional gadai syariah sangat penting untuk
diperhatikan, karena jangan sampai operasional gadai syariah tidak efektif
dan efesien. Mekanisme operasional gadai syariah haruslah tidak
menyulitkan calon nasabah yang akan meminjam uang atau akan
melakukan akad utang piutang.34
Mekanisme Produk Gadai Syari’ah
1. Produk Gadai (Ar-Rahn)
Untuk mengajukan permohonan permintaan gadai, calon nasabah
harus terlebih dahulu memenuhi ketentuan berikut :
a. Membawa fotokopi KTP atau identitas lainnya (SIM, Paspor, dan
lain-lain)
b. Mengisi formulir permintaan rahn
c. Menyerahkan barang jaminan (marhun) bergerak, seperti :
a. Perhiasan emas, berlian.
b. Kendaraan bermotor
c. Barang-barang elektronik.
2. Produk Gadai Emas di Bank Syariah
Prosedur pemberian pinjaman (marhun bih) dilakukan melalui
tahapan berikut:
a. Nasabah mengisi formulir permintaan rahn.
34 Adrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, hal 150.
43
b. Nasabah menyerahkan formulir permintaan yang di fotokopi identitas
serta barang jaminan ke loket.
c. Petugas pegadaian menaksir (marhun) agunan yang diserahkan.
d. Besarnya pinjaman atau marhun bih adalah sebesar 90% dari taksiran
marhun.
e. Apabila disepakati besarnya pinjaman, nasabah menandatangani akad
dan menerima uang pinjaman.35
Bagi calon nasabah yang ingin mengajukan permohonan dapat
menandatangani bank-bank syariah yang menyediakan fasilitas
pembiayaan gadai emas dengan memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Identitas diri KTP atau SIM yang masih berlaku
b. Perorangan WNI
c. Cakap secara hukum
d. Mempunyai rekening giro atau tabungan di bank syariah tersebut
e. Menyampaikan NPWP (untuk pembiayaan sesuai dengan aturan
yang berlaku)
f. Adanya barang jaminan berupa emas. Bentuk dapat emas
batangan, emas perhiasan atau emas koin dengan kemurnian
minimal 18 karat atau kadar emas 75%. Sedangkan jenisnya
adalah emas merah dan kuning.
35 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta:Rajawali Pers, 2009 ), Cet.1 hal270.
44
g. Memberikan keterangan yang diperluakn dengan benar mengenai
alamat, data penghasilan atau data lainnya.
Selanjutnya pihak bank syari’ah akan melakukan analisis pinjaman yang
meliputi:
a. Petugas bank memeriksa kelengkapan dan kebenaran syarat-syarat calon
pemohon peminjam.
b. Penaksir melakukan analisis terdapat data pemohon, kaslian,dan karatese
jaminan berupa emas, sumber pengembalian pinjaman, penampilan atau
tingkah laku calon nasabah yang mencurigakan.
c. Jika menurut analisis pemohon layak maka bank akan menerbitkan
pinjaman (qardh) dengan gadai emas. Jumlah pinjaman disesuaikan
dengan kebutuhan nasabah dengan maksimal pinjaman sebesar 80% dari
taksiran emas yang disesuaikan dengan standar emas.
d. Realisasi pinjaman dapat dicairkan setlah akad pinjaman (qardh) sesuai
dengan ketentuan bank.
e. Nasabah dikenakan biaya administrasi, biaya sewadari jumlah pinjaman.
f. Pelunasan dilakukan sekaligus pada saat jatuh tempo.
g. Apabila sampai dengan waktu yang ditetapkan nasabah tidak dapat
melunasi dan proses kolektibilitas tidak dapat dilakukan, maka jaminan
dijual di bawah tangan dengan ketentuan :
1. Nasabah tidak dapat melunasi pinjaman sejak tanggal jatuh tempo
pinjaman dan tidak diperbaharui.
45
2. Diupayakan sepengetahuan nasabah dan kepada nasabah diberikan
kesempatan untuk mencari calon pemilik. Apabila tidak dapat dilakukan,
maka bank menjual berdasarkan harga tertinggi dan wajar (karyawan
bank tidak diperkenankan memliki agunan tersebut).36
3. Rukun dan Syarat-syarat Gadai Emas Syariah
Dalam menjalankan pegadaian syariah, bank syariah harus
memenuhi rukun gadai syariah. Rukun gadai tersebut antara lain:
1. Ar-Rahin (yang menggadaikan)
Orang yang telah dewasa, bisa dipercaya dan memiliki barang yang di
gadaikan
2. Al-Murtahin (yang menerima gadai)
Orang, bank, atau lembaga yang dipercaya oleh rahin untuk
mendapatkan modal dengan jaminan barang (gadai)
3. Al-Marhun atau Rahn (barang yang digadaikan)
Barang yang digunakan rahin untuk dijadikan jaminan dalam
mendapatkan utang.
4. Al-Marhun bih (utang)
Sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada rahin atas dasar
besarnya taksiran marhum.
36 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta:Prenada Media Group,2009), Cet.1 hal 391-392.
46
5. Shigat, Ijab, Qabul
Kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam melakukan transaksi
gadai.37
Adapun syarat-syarat yang diberlakukan bank syariah dalam
produk gadai emasnya kepada nasabah atau murtahin, diantaranya adalah
sebagai berikut:
a) Para pihak yang terlibat hukum (mukkallaf) berdasarkan lafadz
ijab dan qabul (sigah) yang jelas.
b) Harta yang dijadikan agunan (al-Marhun) mempunyai nilai
jual yang baik sehingga dapat untuk mencukupi untuk
pelunasan kembali pinjaman atau utang milik sah nasabah
(arrahin) atau tidak terkait dengan orang lain, dapat
dimanfaatkan jelas dan tertentu (bukan barang haram, sesuai
kriteria syariah, utuh (tidak tersebar di beberapa tempat) serta
dapat diserahkan baik materialnya (fisik) maupun manfaatnya.
c) Utang (al-Marhun bih) merupakan hak yang wajib
dikembangkan kepada bank (al-Murtahin) yang jelas dan
tertentu (baik jumlah maupun rencana pengembalian).38
4. Manfaat dan Keuntungan Gadai Emas Syariah
1. Manfaat Gadai Emas
37 Adrian Sutedi, Hukum Gadai Syariah, hal 27.38 Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi dan
Institusionalisasi, hal 130.
47
Manfaat yang dapat diambil oleh bank dari prinsip ar-rahn
adalah sebagai berikut:
a. Menjaga kemungkinan nasabah untuk lalai untuk lalai atau
bermain-main dengan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh
bank.
b. Memberikan keamanan bagi semua penabung dan pemegang
deposito bahwa dananya tidak akan hilang begitu saja jika nasabah
peminjam ingkar janji karena ada suatu aset atau barang (marhum)
yang dipegang oleh bank.
c. Jika rahn diterapkan dalam mekanisme pegadaiaan atau gadai,
sudah barang tertentu akan sangat membantu saudara kita yang
kesulitan dana, terutama di daerah-daerah.
d. Adapun manfaat yang langsung di dapat oleh bank adalah biaya-
biaya konkret yang harus dibayar oleh nasabah untuk pemeliharaan
dan keamanan aset tersebut.
Jika penahanan aset berdasarkan fidusia (penahanan barang
bergerak maupun tidak bergerak sebagai jaminan pembayaran),
nasabah juga harus membayar biaya asuransi yang besarnya sesuai
dengan yang berlaku secara umum.39
2. Keuntungan Gadai Emas
39 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta:Gema Insani,2001), Cet.1 hal 130.
48
Gadai emas syariah (Qardh beragun Emas) memiliki sejumlah
keuntungan, keuntungan gadai emas syariah yang bisa kita dapatkan di
antaranya adalah:
a. Gadai emas syariah tidak menerapkan keuntungan yang lebih
dalam kegiatan akad bagi hasil, karena produk gadai ini diciptakan
untuk menolong orang yang kesulitan dana dalam jangka pendek.
Nasabah hanya diwajibkan melunasi pinjaman dengan jumlah
yang sama alias tidak dikenakan biaya modal, namun dikenakan
biaya sewa penitipan dan pemeliharaan emas yang dijadikan
barang jaminan.
b. Gadai emas syariah tidak mengandung unsur riba, seperti bunga
pinjaman, sehingga produk ini benar-benar mencermikan semangat
tolong menolong semangat tolong menolong sesama yang sedang
mengalami kesulitan keuangan jangka pendek.
c. Gadai emas syariah tergolong jenis pembiayaan yang likuid
(mudah dicairkan). Bagi nasabah yang membutuhkan pinjaman
cepat dan mudah, produk gadai emas syariah dapat dijadikan
pilihan.
d. Prosedur gadai emas syariah tergolong mudah dan tidak berbelit-
belit.
49
e. Gadai emas syariah tergolong aman bagi bank pemberi pinjaman
sebab emas memiliki nilai yang relatif stabil dibandingkan dengan
barang jaminan lainnya.40
C. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Kata bank dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan dari banco dalam
bahasa Italia, yang berarti peti atau lemari atau bangku. Kata peti atau lemari
menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti
peti emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya.
Istilah lain yang digunakan untuk sebutan Bank Islam adalah Bank
Syariah. Secara akademik, istilah Islam dan Syariah memang mempunyai
pengertian yang berbeda. Namun secara teknis untuk penyebutan Bank Islam
dan Bank Syariah mempunyai pengertian yang sama.
Menurut ensiklopedia Islam, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalul lintas pembayaran
serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-
prinsip Syariat Islam.
Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Islam berarti bank yang tata cara
beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islam, yakni
mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan Al-Hadis. Sedangkan
40 http://www.bisnisemas1.com/keuntungan-gadai-emas-syariah.htm, di akses melaui internetpada hari jumat pukul 21.30.wib
50
pengertian “muamalat adalah ketentuan-ketentuan yang mengatuur hubungan
manusia dengan manusia, baik hubungan pribadi maupun antara perorangan
dengan masyarakat.
Muamalah ini meliputi bidang kegiatan jual-beli (ba’e), bunga (riba),
piutang (qoroah), gadai (rohan), memindahkan utang (hawalah), bagi untung
dalam perdagangan (qiro’ah), jaminan (dhomah), persekutuan (syirqoh),
persewaan dan perburuhan (ijarah).
Di dalam operasionalnya Bank Islam harus mengikuti dan atau
berpedoman kepada praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah,
bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad para ulama atau cendekiawan
Muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan Al-Quran dan Hadits.41
Dalam Al-Qur’an, istilah bank tidak disebutkan secara eksplisit. Tetapi
jika yang dimaksud adalah sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur,
manajemen, fungsi, hak dan kewajiban maka semua itu disebutkan dengan
jelas, seperti zakat, shadaqah, ghanimah (rampasan perang), bai’ (jual beli),
dayn (utang dagang), maal (harta) dan sebagainya, yang memiliki fungsi yang
dilaksanakan oleh peran tertentu dalam kegiatan ekonomi. Oleh karena itu,
usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang sebagai dagangan
utamanya.
Kegiatan usaha bank akan selalu berkait dengan komoditas antara lain:
41 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait:BAMI,Takaful dan Pasar Modal Syariah di Indonesia, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet-4hal.5-6
51
1) Pemindahan uang
2) Menerima dan membayaran kembali uang dalam rekening Koran
3) Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat-surat
berharga lainnya,
4) Membeli dan menjual surat-surat berharga
5) Membeli dan menjual surat-surat berharga
6) Memberi kredit
7) Memberi jaminan kredit42
2. Tujuan dan Ciri-ciri Bank Syariah
Bank syariah mempunyai beberapa tujuan di antaranya sebagai
berikut:
1. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermu’amalah secara
islam, khususnya mu’amalah yang berhubungan dengan perbankan,
agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha atau
perdagangan lain yang mengandung unsur gharar (tipuan), di mana
jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam islam, juga telah
menimbulkan dampak negative terhadap ekonomi umat.
2. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi, dengan jalan
meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi
kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal (orang kaya)
dengan pihak yang membutuhkan dana (orang miskin).
42 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah:Deskripsi dan Ilustrasi, hal.27
52
3. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka
peluang berusaha yang lebih besar terutama kepada kegiatan usaha
yang produktif, menuju terciptanya kemandirian berusaha (berwira
usaha).
4. Untuk membantu menanggulangi (mengentaskan) masalah
kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari
Negara-negara yang sedang berkembang.
5. Untuk menjaga kestabilan ekonomi atau moneter pemerintahan.
Dengan aktivitas-aktivitas Bank Islam yang diharapkan mampu
mengindarkan inflasi akibat penerapan sistem bunga.
6. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank
non-Islam (konvensional) yang menyebabkan umat Islam berada di
bawah kekuasaan bank. Sehingga umat Islam tidak bisa melaksakan
ajaran agamanya secara penuh.43
Bank syariah mempunyai ciri-ciri berbeda dengan bank
konvensional, adapun ciri-ciri bank syariah adalah:
1) Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad
perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang
besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan
untuk tawar-menawar dalam batas wajar.
43 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait:BAMI,Takaful dan Pasar Modal Syariah di Indonesia, hal 17.
53
2) Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan
pembayaran selalu dihindari, karena persentase bersifat melekat
pada sisa utang meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir.
3) Di dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah
tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang
pasti yang ditetapkan di muka. Karena pada hakikatnya yang
mengetahui tentang ruginya suatu proyek yang di biayai bank
hanyalah Allah semata.
4) Pengerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito tabungan
oleh penyimpan di anggap sebagai titipan (al-wadiah)
sedangkan bagi bank di anggap sebagai titipan yang
diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek
yang di biayai bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip
syariah sehingga pada penyimpan tidak di janjikan imbalan
yang pasti.44
3. Produk-produk Bank Syariah
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan perbankan syariah dapat
dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu produk penyaluran dana, produk
penghimpunan dana dan produk jasa.
1. Produk Penyaluran Dana
44 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah:Deskripsi dan Ilustrasi, hal 44.
54
Dalam menyalurkan dana kepada nasabah, secara garis besar
produk pembiayaan syariah terbagi kedalam tiga kategori yang dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaan yaitu:
Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang yang
dilakukan dengan prinsip jual beli.
Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa
dilakukan dengan prinsip sewa.
Transaksi pembiyaan untuk usaha kerja sama yang dituju guna
mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil.
Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan bank
ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang
dijual. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang
menggunakan prinsip jual beli seperti murabahah, salam dan istishna serta
produk yang menggunakan prinsip sewa atau ijarah. Sedangkan kategori
ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya usaha sesuai
dengan prinsip bagi hasil. Pada produk bagi hasil keuntungan ditentukan
oleh nisbah bagi hasil yang disepakati dimuka. Produk perbankan yang
termasuk kedalam kelompok ini adalah musyarakah dan mudhrabah.
Prinsip jual beli (Ba’i)
Prinsip jual beli diadakan sehubung diadanya perpindahan
kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan
bank ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.
55
Transaksi jual beli dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu
penyerahan barang seperti :
a. Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah transaksi jual beli, dimana bank mendapat
sejumlah keuntungan. Dalam hal ini, bank menjadi penjual dan nasabah
menjadi pembeli. Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka
waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika
telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad.
b. Salam
Salam adalah transaksi jual beli, dimana barangnya belum ada,
sehingga barang yang menjadi objek transaksi tersebut diserahkan secara
tangguh. Dalam transaksi ini, bank menjadi pembeli dan nasabah menjadi
penjual.
c. Istishna
Alur trankasksi Istishna mirip dengan Salam, hanya saja dalam
Istishna, Bank dapat membayar harga pembelian dalam beberapa kali termin
pembayaran. Skim istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada
pembiayaan manufaktur dan konstruksi.
Prinsip Sewa (Ijarah)
Secara prinsip, Ijarah sama dengan transaksi jual beli. Hanya saja yang
menjadi objek dalam transaksi ini adalah dalam bentuk manfaat. Pada akhir
masa sewa dapat saja diperjanjian bahwa barang yang diambil manfaatnya
56
selama masa sewa akan dijual belikan antra Bank dan nasabah yang menyewa
(Ijarah muntahhiyah bittamlik/sewa yang diikuti dengan berpindahnya
kepemilikan)
Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan dengan prinsip bagi hasil
adalah:
a. Musyarakah
Musyarakah adalah bentuk umum dari usaha bagi hasil. Dalam
kerjasama ini para pihak secara bersama-sama memadukan sumber daya baik
yang berwujud ataupun tidak berwujud untuk menjadi modal proyek
kerjasama, dan secara bersama-sama pula mengelola proyek kerjasama
tersebut.
b. Mudarabah
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau
deposan bertindak sebagai pemilik modal, dan bank sebagai mudharib
(pengelola). Dana tersebut digunakan Bank untuk melakukan pembiayaan
murabahah atau ijarah seperti yang dijelaskan terdahulu. Dapat pula dana
tersebut digunakan oleh bank untuk melakukan pembiayaan mudharabah.
Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati.
Akad Pelengkap
Untuk memudahkan pelaksanan pembiyaan, biasanya diperlukan
juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari
57
keuntungan, namun ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiyaan.
Meskipu tidak ditujukan mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini
dibolehkan untuk meminta pengganti biaya biaya yang dikeluarkan untuk
melaksanakan akad ini. Besarnya biaya pengganti ini sekedar untuk menutupi
biaya yang benar benar timbul.
a. Hiwalah (Alih Utang Piutang)
Hiwalah adalah transaksi pengalihan utang piutang. Dalam praktek
perbankan syariah, fasilitas hiwalah lazimnya untuk membantu supplier
mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya, sedangkan
bank mendapat ganti biaya atas jasa.
b. Rahn
Rahn, dalam bahasa umum lebih dikenal dengan Gadai. Tujuan akad
Rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank
dalam memberikan pembiayaan.
c. Qardh
Qardh adalah pinjaman uang. Misalnya dalam hal seorang calon haji
membutuhkan dana pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran
biaya perjalanan haji. Bank memberikan pinjaman kepada nasabah calon haji
tersebut dan si nasabah melunasinya sebelum keberangkatan Hajinya.
d. Wakalah
58
Wakalah dalam praktek Perbankan syariah terjadi apabila nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan
jasa tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso dan transfer uang.
e. Kafalah
Kafalah dalam bahasa umum lebih dikenal dengan istilah Bank
Garansi, yang ditujukan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban
pembayaran. Bank dapat mensyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah
dana untuk fasilitas ini sebagai Rahn. Bank dapat pula menerima dana tersebut
dengan prinsip wadi’ah. Bank mendapatkan pengganti biaya atas jasa yang
diberikan.
2. Produk Penghimpun Dana
Produk penghimpunan dana dibank syariah dapat berupa giro,
tabungan, dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan
dalam penghimpunan dana masyarakat adalah wadi’ah dan mudharabah.
a. Wadi’ah
Prinsip Wadi’ah yang diterapkan dalam Perbankan syariah adalah
Wadiah Yad Dhamanah yang diterapkan pada produk rekening giro.
Dalam konsep Wadi’ah Yad Dhamanah, Bank dapat mempergunakan
dana yang dititipkan, akan tetapi bank bertanggung jawab penuh atas
keutuhan dari dana yang dititipkan.
b. Mudharabah
59
1. Mudarabah Mutlaqah
Mudarabah Mutlaqah adalah Mudarabah yang tidak disertai
dengan pembatasan penggunaan dana dari Sahibul Mal.
2. Mudarabah Muqayadah on Balance Sheet
Mudarabah Muqayadah on Balance Sheet adalah Aqad
Mudarabah yang disertai dengan pembatasan penggunaan dana dari
Sahibul Mal untuk investsi-investasi tertentu.
3. Mudarabah of Balance Sheet
Dalam Mudarabah of Balance Sheet, Bank bertindak sebagai
arranger, yang mempertemukan nasabah pemilik modal dan nasabah yang
akan menjadi mudharib.
c. Wakalah
Wakalah dalam praktek perbankan syariah dilakukan apabila
nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya
melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti inkaso dan transfer uang.
3. Produk Pelayanan Jasa
Bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan
kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan.
Jasa perbankan tersebut antara lain berupa :
a. Sharf (jual beli valuta asing)
60
Pada prinsipnya jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip
Sharf, sepanjang dilakukan pada waktu yang sama (spot). Bank
mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing ini.
b. Ijarah (Sewa)
Jenis kegiatan Ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe
deposit box) dan jasa tata-laksana administrasi dokumen (custodian).
Bank mendapat imbalan sewa dari jasa tersebut.45
45 Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah: Lingkup, Peluang, dan Prospek, (Jakarta:Alfabet,1990), Cet.1 hal 198.
61
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG
BUNCIT MAMPANG - JAKARTA SELATAN
A. Sejarah Bank Syariah Mandiri
1. Profil Bank Syariah Cabang Warung Buncit
Bank Syariah Mandiri KC Warung Buncit Yang beralamatkan di Gedung
Fortuna, JL. Mampang Prapatan No 96, Jakarta Selatan berdiri pada tanggal 25
Oktober 1999 setelah itu mulai di operasikan pada tanggal 19 November dengan
jumlah karyawan sekitar 60 orang pegawai, dengan modal dasar yang dimiliki
adalah sebesar Rp 2.500.000.000,-. Adapun kepemilikan saham dari Bank
Mandiri Syariah yaitu terbagi atas dua bagian : (1). PT Bank Mandiri
231.648.712 lembar saham (99,999999%) (2). PT Mandiri Sekuiritas : 1 lembar
saham (0,000001%).1
2. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit
Hadir dengan Cita-cita membangun Negeri. Nilai-nilai perusahaan yang
menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap
insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM
sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca
krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.
1 Wawancara pribadi dengan Bag. SDI (Sumber Daya Insani) pada hari kamis 10 april pukul14.30
62
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang
disusul dengan krisis multi dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah
menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi
kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.
Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi
oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya
mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian
bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.2
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)
empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo)
menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli
1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim pengembangan perbankan syariah.
2 www.syariahmandiri.co.id
63
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan
syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya UU No.10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim pengembangan perbankan syariah memandang bahwa pemberlakuan
UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT
Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,
Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No.
23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan
oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999,
25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama
menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah
Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau
tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh
64
sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai
rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya.
Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi
salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan
Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia
yang lebih baik.3
B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri
Visi
Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia
Misi
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang
berkesinambungan
2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan
pada segmen UMKM.
3. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan
4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal4
C. Dewan Pengawas Syariah Bank Syariah Mandiri
Ketua : Prof. Komaruddin Hidayat
Anggota 1 : Dr. Muhammad Syafi’I Antonio, MEc
3 www.syariahmandiri.co.id
4 Wawancara pribadi dengan ibu Desmita Artalina Bag. Marketing Officer pada hari rabu 15januari pukul 13.30
65
Anggota 2 : Dr. H. Mohammad Hidayat, MBA
Dewan Pengawas Syariah mengawasi operasional BSM secara
independen. DPS ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN), seebuah
badan di bawah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Seluruh pedoman produk jasa
layanan dan operasional bank telah mendapat persetujuan DPS untuk menjamin
kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah:
1. Memberikan nasihat dan saran kepada direksi mengawasi kegiatan Bank
agar sesuai dengan Prinsip Syariah.
2. Menilai dan memastikan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan
produk yang dikeluarkan Bank.
3. Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank.
4. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru Bank
yang belum ada fatwanya.
5. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip Syariah
terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa Bank.
6. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan
kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.5
5 www.syariahmandiri.co.id
66
D. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri
TUPOKSI (Tugas Pokok & Fungsi)
Kepala Cabang
Bertanggung jawab dan membawahi kantor cabang dan seluruh karyawan-nya
Manajer Operasional
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional kantor cabang
Manajer Marketing
KEPALA CABANG
MANAGEROPERASIONAL
COSTUMERSERVIS OFFICER
HEADTELLER
ADMINOFFICER
PEMBIAYAAN
BACK OFFICEOFFICER
COSTUMERSERVIS
TELLER
DOMESTIC &CLEANINGOFFICER
DOMESTIC&
CLEANING
SUMBER DAYAINSANI & GA
INFORMASITEKNOLOGI
STAF ADMIN
OPERATOR OFICCE BOY SUPIR SATPAM
MANAGERMARKETING
ACCOUNTINGOFFICER
PROIRITYBANKINGOFFICER
PELAKSANAMARKETINGSUPPORT
PELAKSANAMARKETINGSUPPORT
PELAKSANAGADAI EMAS
OFFICERGADAI EMAS
67
Bertanggung jawab atas kegiatan marketing dan penjuualan-nya
Shared Values
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak
pertengahan 2005,6 lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati
bersama untuk di-shared oleh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut
Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri
disingkat “ETHIC”
Excellence:
Mencapai hasil yang mendekati sempurna (perfect result-oriented)
Teamwork:
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
Humanity:
Mengembangkan kepedulian terhadap kemanusiaan dan lingkungan.
Integrity:
Berprilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika profesi.
Customer Focus:
Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya nasabah dan berupaya
melampaui harapan nasabah (internal dan eksternal).
6 Jurnal (Dokumen) Pribadi Bank Syariah Mandiri
68
E. Produk-produk Bank Syariah Mandiri
Tabungan
Tabungan BSM
BSM Tabungan Berencana
BSM Tabungan Simpatik
BSM Tabungan Investasi Cendikia
BSM Tabungan Dollar
BSM Tabungan Pensiun
BSM Tabunganku
Giro
BSM Giro
BSM Giro Valas
BSM Giro Singapore Dollar
BSM Giro Euro
Deposito
BSM Deposito7
BSM Deposito Dollar
Pembiayaan Konsumer
BSM Implan
Pembiayaan Peralatan Kedokteran
7 Brosur produk-produk Bank Syariah Mandiri
69
Pembiayaan Edukasi BSM
Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya
Pembiayaan Griya BSM
Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi
Pembiayaan Kendaraan Bermotor
Produk Jasa
1. Jasa Produk
BSM Card
BSM Sentra Bayar
BSM SMS Banking
BSM Net Banking8
Pembayaran Melalui Menu Pemindahan Bukuan di ATM (PPBA)
BSM Jual Beli Valas
BSM Electronic Payroll
Transfer Uang Tunai
2. Jasa Operasional
BSM Transfer Lintas Negara Western Union
BSM Kliring
BSM Inkaso
BSM Intercity Clearing
8 Brosur produk-produk Bank Syariah Mandiri
70
BSM RTGS (Real Time Gross Settlement)
Transfer Dalam Kota (LLG)
BSM Transfer Valas
BSM Pajak Online
BSM Referensi Bank
BSM Standing Order
BSM Payment Point
3. Jasa Investasi
Reksadana
Sukuk Negara Ritel9
Emas
BSM Gadai Emas
BSM Cicil Emas
Haji dan Umroh
Tabungan Mabrur
Pembiayaan Umroh
Pembiayaan Talangan Pendaftaraan Haji Reguler dan Khusus
Tabungan Mabrur Junior10
9 Brosur produk-produk Bank Syariah Mandiri
10 Brosur produk-produk Bank Syariah Mandiri
71
F. Keunggulan Bank Syariah Mandiri
Prinsip kemitraan, saling percaya, dan jujur membuat bank syariah
unggul dan mampu melalui setiap krisis moneter. Sistem perbankan syariah
belakangan mulai mendapat tempat di hati masyarakat dunia dan kian
berkembang pesat. Kehadiran bank-bank syariah itu mampu menjawab
kebutuhan akan sistem perbankan yang sesuai syariat Islam.
Pakar ekonomi syariah Syafii Antonio menyatakan paling tidak ada tujuh
hal yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional. “Yang pertama
dari sisi visi dan misinya, kemudian sisi filosofis, struktur organisasinya, legal,
produk, laporan keuangan, serta budaya korporasi.” Dari segi visi dan misi, jelas
Antonio, keberadaan bank syariah dalam mendukung kegiatan perekonomian
masyarakat bersifat fardu kifayah, yakni suatu kewajiban kolektif.
“Tidak mungkin perekonomian di suatu masyarakat maju bila tidak ada
lembaga keuangan yang mendorongnya. Karena itulah, keberadaan bank syariah
wajib secara kolektif. Harus ada sebagian orang yang menjalaninya di
masyarakat. Bila tidak ada sama sekali, menjadi dosa.” Pembeda kedua yakni
dari sisi filosofi.
Antonio menuturkan di bank-bank konvensional orang menyimpan uang
kemudian mendapatkan bunga di akhir bulan. “Si penyimpan tidak tahu-menahu
uangnya dipakai bank untuk investasi di proyek halal atau haram. Yang penting
akhir bulan ia mendapatkan bunga.” Di bank syariah, penabung sudah meniatkan
72
menyimpan uang demi investasi di proyek-proyek halal dan produktif. Bila
investasi itu menuai untung, bank akan membagi keuntungan. Itulah yang disebut
sistem bagi hasil.11
“Bank syariah memiliki struktur Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang
tidak dimiliki oleh bank konvensional. DPS bertugas memastikan semua
operasional dan budaya bank syariah sesuai dengan prinsip syariah,” tambahnya.
Jika dilihat dari sisi legal, produk bank syariah harus memiliki akad yang
melandasinya. Itu bisa berupa ayat Alquran, hadis, atau contoh langsung dari
Nabi Muhammad semasa hidupnya. “Jadi, produk perbankan prinsipnya juga
berbeda-beda. Ada yang bagi hasil, jual beli, sewa-menyewa.
Prinsip kemitraan, saling percaya, jujur, dan tanpa membungakan modal
ialahpenyangga utama kesuksesan roda perekonomian di masa kepemimpinan
Rasulullah SAW dan para khulafaur rasyidin di Madinah. Prinsip yang sama
juga, menurut Antonio, membuat bank syariah unggul dan mampu melalui setiap
krisis moneter.
“Di perbankan konvensional ada istilah negative spread phenomena.
Misalnya ketika sektor ekonomi riil paling banyak menguntungkan 15%, sektor
perbankan mau tak mau harus memberi keuntungan 70% ke penabung sesuai
dengan perjanjian bunga yang tetap. Bukan bagi hasil seperti konsep bank
11 www.syariahmandiri.co.id
73
syariah. Sebanyak 20% keuntungan dikurangi 70%, berarti ada minus 50% yang
harus selalu ditutup. Lama-lama habislah seluruh keuntungan.”
Jadi, lanjut Antonio, bisa dikatakan yang merugikan perbankan Indonesia
ialah bank konvensional. Ada dana yang disebut obligasi rekap untuk menutupi
kekurangan tadi. “Siapa yang menanggungnya selain rakyat melalui pajak
mereka?” sebut Antonio.
Karena itulah, menurut Antonio, praktik bank syariah juga penting untuk
menghindarkan bangsa dari krisis ekonomi. “Di Eropa, sistem perbankan syariah
sudah sangat maju. Inggris bahkan ingin menjadi pusatnya perekonomian syariah
dunia.”12
12 www.syariahmandiri.co.id
74
BAB IV
STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI EMAS PADA BANK SYARIAH
MANDIRI TERHADAP PENGARUH JUMLAH NASABAH
A. Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri
Strategi pemasaran merupakan bagian dari lingkungan yang terdiri atas
rangsangan fisik dan sosial. Termasuk di dalam rangsangan tersebut adalah
produk dan jasa, materi promosi (iklan), tempat pertukaran (toko eceran), dan
informasi tentang harga (label yang tertempel pada produk), selanjutnya
penerapan strategi pemasaran melibatkan penempatan rangsangan tersebut di
lingkungan konsumen agar dapat mempengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku
mereka.1
Maka dari itu strategi pemasaran yang di lakukan oleh Bank Syariah
Mandiri dalam meningkatkan produk gadai emas dilakukan dengan beberapa
strategi pemasaran, diantaranya:
1. Brosur
Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga
sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam
sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu (antara lain dengan stapler,
benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tapi tidak menggunakan jilid
keras. Menurut definisi UNESCO, brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak
1 Purwanto, Marketing Strategic (Meningkatkan Pangsa Pasar dan Daya Saing),(Jakarta:Platinum, 2012), Cet Ke-1 hal 14.
75
dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5
halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul.
Alternatif media dengan memanfaatkan media brosur dan selebaran
memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut :
a. Kelebihan beriklan dengan menggunakan media brosur dan selebaran
1. Waktu edar cepat
Waktu yang di miliki tidak terbuang sia-sia karena informasi yang di
berikan akurat dan tepat sasaran kepada nasabah atau costumer.
2. Biaya Murah
Anggaran yang dikeluarkan tidak perlu banyak terbuang karena biaya
yang di keluarkannya hanya sedikit.
b. Kelemahan beriklan dengan menggunakan media brosur dan selebaran
1) Ruang iklan terbatas
Tempat untuk memberikan informasi sangat terbatas untuk di sampaikan
dan memang sangat kecil sekali ruang lingkupnya
2) Publik sedikit atau terbatas
Penyampaian informasinya di batasi oleh tempatnya yang sangat sempit
lingkupnya dan hanya bisa dilakukan di internal tidak sampai pada eksternal.
Jadi dengan menggunakan media brosur pemasaran produk gadai emas
masyarakat akan lebih paham dan mengerti jelas tentang produk gadai emas. Dan
masyarakat bisa lebih jelas dan paham akan mekanisme produk gadai emas,
karena di dalam brosur tersebut banyak penjelasan-penjelasannya diantara dari
76
syarat dan kentuan, manfaat dan kemudahan, persyaratan, karekteristik, contoh
perhitungan dan nilai taksiran emas pergramnya.
2. Gerai
Gerai ialah tempat aktiviti berjual beli bersaiz kecil dan bersifat
sementara sahaja. Biasanya dibina di tepi jalan raya atau tepi bangunan untuk
menjual makanan, minuman, pakaian, surat khabar dan lain-lain.
Alternatif media dengan memanfaatkan sarana gerai dan outlet memiliki
kelebihan dan kelemahan sebagai berikut :
a. Kelebihan memasarkan dengan media gerai dan outlet
1. Tepat Sasaran
Karena nasabah bisa langsung mendapatkan informasi dan penjelasan
dari para penyelenggara gadai emas yaitu pihak Bank Syariah Mandiri
2. Face to Face (tatap muka)
Nasabah bisa langsung bertemu dengan para pihak penyelenggara gadai
emas dan prosesnya lebih mudah di dapatkan.
b. Kelemahan memasarkan dengan sarana gerai dan outlet
1. Pasar makin sempit
Karena banyaknya pesaing yang ikut menawarkan produk gadai dengan
layanannya yang lebih murah dan praktis, sehingga segmen pasar semakin kecil
peluangnya.
2. Pedagang tidak kompetitif
77
Karena pihak bank mengejar target untuk mendapatkan nasabah sebanyak
mungkin, karena para pihak penyelenggara gadai emas menetapkan harga
pembiayaan gadai emas dengan melambung tinggi sehingga pasar tidak
berkembang dan nasabah tidak punya banyak pilihan.2
Struktrur pembiayaan gadai emas Bank Syariah Mandiri dengan
pembiayaan gadai emas di Bank-Bank Syariah lainnya, diantaranya adalah :
Tabel 1
Harga Perbandingan Emas BSM Dengan Bank-Bank Syariah lainnya3
Keterangan dan penjelasan yang bisa penulis berikan dari tabel di atas
adalah selisih harga dari setiap bank-bank syariah yang satu sama lainnya dari
2 Wawancara pribadi dengan ibu Desmita Artalina Bag. Marketing Officer pada hari rabu 09april pukul14.30
3 Modul Overview Gadai Emas Syariah Bank Mandiri Syariah
Bank Syariah Mandiri BRI Syariah BTPN syariah
%
%
(Selisih Dengan HargaPasar)
(Selisih Dengan HargaPasar)
(Selisih Dengan HargaPasar)
Biaya Ujroh1,5%
Biaya Ujroh1,25%
Biaya Ujroh1,6%
Loan ToValue
90% (LM)85%
Perhiasan
HargaDasarEmas
343.120,-
Loan ToValue
93% (LM)90%
Perhiasan
HargaDasarEmas
342.950,-
Loan ToValue100%(LM)85%
Perhiasan
HargaDasarEmas
330.000,-
Biaya Asuransi0.1333%
Termasuk dalamadministrasi
Termasuk dalamadministrasi
78
bank Syariah Mandiri dengan bank BRI Syariah serta Bank BPTN Syariah, dari
segi ujroh atau biaya penitipan emas BSM memberikan biaya 1,5 % dari harga
dasar emas, sedangkan BRI Syariah memberikan biaya 1,25% dari harga emas
dasar, dan bank BPTN Syariah memberikan biaya 1,6% dari harga emas dasar,
jadi perbedaan antara BSM dengan BRI syariah dan BPTN Syariah hanya 1%
sampai dengan 3%.
Dari segi penaksiran emas yang ada di BSM dengan BRI Syariah dan
BPTN Syariah juga memberikan arti yang signifikan terhadap nasabah atau
konsumen, karena BSM mentaksir harga dasar emas pergram atau LM (logam
mulia), dengan harga Rp 343.120, sedang BRI Syariah Rp 342.950, dan BPTN
Syariah dengan harga Rp 330.000. Dapat sangat jelas perbedaan antara BSM dengan
BRI Syariah serta BPTN Syariah mencapai 5% sampai dengan 7%.
Selain strategi pemasaran yang jitu, gadai emas BSM cabang warung
buncit memberikan akad-akad yang menjamin nasabah untuk tidak memberatkan
beban terhadap nasabah, Akad dalam Islam akan memberikan ikatan secara
hukum apabila akad itu telah dipenuhi syarat dengan ketentuan syara’. Akad-
akad yang bisa diperoleh nasabah dari BSM diantaranya adalah:
1. Akad Qardhul Hasan
Akad ini dilakukan pada kasus nasabah yang menggadaikan barangnya
(emas) untuk keperluan konsumtif. Dengan demikian, nasabah (rahin) akan
memberikan biaya upah atau fee kepada pihak bank atau pegadaian (murtahin)
yang telah menjaga atau merawat barang gadaian (marhum). Dalam bentuk akad
79
qardhul hasan ini, utang yang terjadi wajib dilunasi pada waktu pinjamannya
jatuh tempo tanpa ada tambahan apapun yang disyaratkan (kembali pokok).
2. Akad Rahn
Artinya rahn digunakan sebagai akad tambahan (jaminan atau collateral)
terhadap produk lain seperti dalam pembiayaan ba’i al-murabahah dimana bank
dapat menahan barang nasabah sebagai konsekuensi akad tersebut.
3. Akad Ijarah
Akad Ijarah merupakan penggunaan manfaat atau jasa penggantian
kompensasi, yaitu pemilik yang menyewakan manfaat disebut muajjir sedangkan
penyewa atau nasabah disebut dengan mustajir. Sesuatu yang diambil
manfaatnya (tempat penitipan) disebut major dengan kompensasi atau balas jasa
yang disebut dengan ajran atau ujrah. Karena itu, nasabah (rahin) akan
memberikan biaya kepada muajjir karena telah menitipkan barangnya untuk
dijaga dan dirawat oleh murtahin.4
Proses untuk gadai emas dalam memiliki produk Gadai Emas di Bank
Syariah Mandiri terdiri dari 3 Bagian, lihatlah tabel dibawah ini : 5
Tabel 2
Job Discription Pembiayaan Produk Gadai Emas Pada BSM
Front End Middle End Back EndPemutusan Kantor Cabang 1. Menyampaikan
4 Adrian Suhtedi, Hukum Gadai Syariah, (Bandung:Alfabeta, 2011), Cet Ke-1 hal 109.
5 Modul Overview Gadai Emas Syariah Bank Syariah Mandiri
80
Pembiayaan Frontliner:
Penaksir danOfficer Gadai.
Officer Gadaiberwenangsampai denganRp 10 juta.
Kepala Cabangmemutuspembiayaan >Rp 10 juta.
Penaksir fokuspadapenaksirandan tanpawewenangmemutus
Penyimpanan ObyekGadaiManajer operasimensupervisipenyimpanan obyekgadai (emas) di mainvault pada sore hari.
Melakukan pengujian: Uji Akhir Hari
Uji Acak Uji Opname
Kantor Pusat Mendidik dan
mengembangkanPenaksir danOfficer Gadai.
Melakukanqualityassurance.
Memonitor hargaemas harian.
Menyempurnakanproses bisnis,SOP dan SE.
Melakukanpenelitian emaspalsu, modusfraud dan trendkejahatan lain.
Mengembangkanstrategi promosi.
Mengembangkanstrategipengembanganbisnis
Mengembangkanprofil risikosebagai earlywarning system.
surat peringatan I,II, II.
2. Menjual barangjaminan setelah 15hari jatuh tempo.
81
Tabel ini menjelaskan bagaimana penggambaran tugas dari masing-
masing divisi dalam membagikan topuksinya dalam mengelola kegiatan produk
gadai emas yang ada dalam Bank Syariah Mandiri. Walaupun strategi pemasaran
itu sudah dilakukan sangat maksimal. Kaitan tabel ini dengan judul yang di
angkat oleh penulis adalah kegiatan strategi pemasaran tidak hanya berkegiatan
memasarkan produk jasa tetapi mengenalkan satu manajemen yang teroganisir
sangat baik juga di dalam satu lembaga keuangan.
Fitur yang ada dalam gadai emas Bank Syariah Mandiri, lihatlah tabel
yang ada di bawah ini :6
Tabel 3
Fitur Produk Gadai Emas Pada Bank Syariah Mandiri
No. Ketentuan Keterangan1. Jenis Produk: Gadai Emas BSM IB2. Peruntukan: Perorangan3. Obyek Gadai
(Marhum)Emas berupa perhiasan atau batangan.
4. Pengikatan: Prinsip gadai menggunakan skim Qardh dalamrangka Rahn.
Pengikatan obyek gadai menggunakan skimgadai.
Jasa penitipan obyek gadai menggunakan skimIjarah.
5. Jangka Waktu: 4 (empat) bulan dan dapat digadai ulang(diperpanjang)
6. Syarat gadaiulang:
Telah dilakukan penilaian ulang atas barangjaminan.
6 Modul Overview Gadai Enas Syariah Bank Syariah Mandiri
82
Telah melunasi biaya pemilaharaan untukgadai ulang.
7. Nilaipembiayaan:
Mulai dari Rp 500.000,00
8. MaksimalPembiayaanterhadaptaksiran:
1. Maksimal 90% untuk koin Dinar dan LogamMulai bersertifikat.
2. 85% dari nilai taksiran emas untuk perhiasantanpa memperhitungkan omgkospembuatannya.
9. BiayaPemeliharaan:
Biaya Administrasi dan Asuransi (dipungut diawal periode) saat ini.
Biaya Pemeliharaan (sekaligus, di[ungut diakhir periode saat melunasi)
10. Harga DasarEmas:
Ditentukan dari Kantor Pusat, berdasarkan harga buyback PT. Antam (deviasi 5%)
Tabel 3 ini menjelaskam fitur dari produk gadai emas yang berlandaskan
syariah, karena dalam tabel di atas memberikan penjelasan mulai dari penaksiran
harga emas, spesifikasi gadai emas, serta penjelasan-penjelasan lainnya yang
berkaitan dengan produk gadai emas. Kaitan tabel fitur emas di sini di dalam
judul skripsi penulis yaitu di dalam kegiatan startegi pemasaran harus ada produk
yang ditawarkan, karena dengan adanya fitur suatu produk para nasabah atau
konsumen bisa mengerti dan memahami dari produk yang di pasarkan.
Contoh perhitungan:
Pak Ahmad datang ke BSM dengan membawa 10 gram logam mulai
untuk keperluan biaya pendidikan anaknya. BSM dapat memberikan fasilitas
pembiayaan gadai sebagai berikut:
83
1. Nilai Taksiran:
Berat emas x Harga dasar emas
10 Gram x Rp 400.000 = Rp 4.000.000
2. Pembiayaan yang dapat diberikan:
90% x Rp 4.000.000 = Rp 3.600.000
3. Biaya administrasi yang dibebankan pada saat pencairan:
Biaya adm. + biaya materai + biaya asuransi
Rp 25.000 + Rp 12.000 + Rp 4.700 = Rp 41.700
4. Biaya pemeliharaan per 15 hari:
1,35% per bulan x 10 gram x Rp 400.000 x 15 atau 30 hari = Rp 27.000 7
Keterangan:
1. Harga dasar emas, nilai taksiran, biaya administrasi dan biaya pemeliharaan
mengikuti ketentuan bank yang berlaku pada saat transaksi.
2. Gadai emas BSM menawarkan berbagai macam program promosi berupa:
a. Diskon atau bebas biaya administrasi
b. Diskon biaya pemeliharaan
c. Souvenir
B. Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Jumlah Nasabah
Dalam kehidupan di masyarakat telah dikenal suatu praktik muamalah yang
disebut gadai. Gadai adalah penjaminan hutang dengan suatu barang. Khusus untuk
7 Brosur produk-produk Bank Syariah Mandiri
84
komoditas emas, pemerintah melalui perbankan syariah juga telah mengatur produk
gadai emas syariah. Gadai Emas BSM merupakan produk pembiayaan atas dasar
jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan
cepat.8
Bank Syariah Mandiri merupakan lembaga keuangan yang merespon
kebutuhan masyarakat dalam berbagai produknya, termasuk transaksi gadai emas
syariah yang beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan pembiayaan
yang sangat pesat. Bank memfasilitasi transaksi gadai emas syariah untuk
memenuhi kebutuhan jangka pendek nasabah. Diantaranya untuk pendidikan,
kesehatan, modal usaha dan lain-lain.
Gadai emas syariah pada PT. BSM (Bank Syariah Mandiri) Cabang
Warung Buncit menerapkan prinsip akad Qardh dan Ijarah yang berarti akad
pemberian pinjaman oleh bank kepada nasabah disertai tugas agar bank menjaga
barang jaminan yang diserahkan. Penerapan akad ini telah sesuai dengan fatwa
MUI dengan syarat biaya-biaya yang dikenakan dalam transaksi tersebut
memang biaya-biaya yang sungguh-sungguh diperlukan.9
Produk gadai emas syariah pada BSM (Bank Syariah Mandiri) memiliki
kelebihan persyaratan lebih mudah, pelayanan cepat, proses transaksi yang cepat
serta nilai taksiran yang lebih bagus. Sedangkan dampak kebijakan Bank
8 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta:Gema Insani,2001), Cet Ke-1 hal 128.
9 Modul Overview Gadai Emas Syariah Bank Mandiri Syariah
85
Indonesia terkait Standar Operasional Prosedur untuk gadai emas syariah
membawa dampak bagi pihak bank maupun nasabah.
Tetapi dengan adanya kebijakan tersebut telah memberikan perbankan
syariah kejelasan tentang peraturan dan ketentuan-ketentuan yang mengatur
transaksi gadai emas syariah agar terhindar dari kegiatan yang bersifat spekulatif.
Strategi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah Mandiri berpengaruh
terhadap peningkatan jumlah nasabah serta omzet pendapatan produk gadai emas
itu sendiri. Karena produk gadai emas telah banyak memberikan nilai-nilai
kepuasan terhadap nasabah, maka dari itu pihak Bank Syariah Mandiri harus
menjungjung tinggi kredibilitas produknya kepada nasabah.
1. Brosur
Media brosur merupakan media yang sangat berpengaruh terhadap
pemasaran produk yang dipasarkan oleh bank syariah mandiri, karena brosur
punya peranan yang sangat penting dalam lembaga untuk memasarkan dan
mengenalkan produk yang akan dipasarkan terhadap nasabah.
Brosur juga dapat memberikan pemahaman tentang produk-produk yang
ada pada Bank Syariah Mandiri khususnya untuk produk gadai emas, di dalam
brosur produk gadai emas di jelaskan bagaimana syarat dan ketentuan dalam
menggadaikan emas, dan terdapat pula penjelasan cara perhitungan nilai taksiran
emas pergramnya.
86
2. Gerai
Strategi pemasaran melalui sarana gerai atau outlet sangat bagus dan
efektif di lakukan oleh Bank Syariah Mandiri. Karena melalui gerai emas yang
dibuka oleh BSM di suatu acara event tertentu dapat menarik perhatian sejumlah
orang-orang yang berada dalam satu event tersebut untuk menjadi nasabah
produk gadai emas tersebut.
Melalui gerai emas calon nasabah bisa medapatkan informasi tentang
produk gadai emas yang dipromosikan oleh pihak bank syariah mandiri mulai
dari sistem pembiayaannya, keunggulan dari produk gadai emas, serta
mekanisme yang ada di dalam produk gadai emas itu sendiri. Maka dari itu gerai
emas yang di buka oleh bank syariah mandiri memberikan arti yang signifikan
terhadap laju pertumbuhan nasabah gadai emas.10
Pengaruh strategi pemasaran produk gadai emas Bank Syariah Mandiri
terdapat pada peningkatan jumlah nasabah dan peningkatan omzet dari tahun
pertahunnya:
1. Pertumbuhan Nasabah
Nasabah gadai emas memang pada saat sekarang ini sangat melejit dan
semakin bertambah pada setiap bulan dan tahun, bisa kita lihat data di bawah ini,
ternyata nasabah dalam produk gadai emas pada Bank Syariah mengalami
pertumbuhan dan peningkatan.
10 Wawancara pribadi dengan ibu Desmita Artalina Bag. Marketing Officer pada hari rabu 09april pukul 14.30
87
DATA JUMLAH NASABAH GADAI EMAS MARET TAHUN 2013
SAMPAI DENGAN MARET 2014
Nasabah Gadai Emas Maret 2013 = 40 Nasabah
Nasabah Gadai Emas April 2013 = 44 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Mei 2013 = 47 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Juni 2013 = 42 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Juli 2013 = 45 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Agustus 2013 = 40 Nasabah
Nasabah Gadai Emas September 2013 = 39 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Oktober 2013 = 41 Nasabah
Nasabah Gadai Emas November 2013 = 43 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Desember 2013 = 40 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Januari 2014 = 50 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Februari 2014 = 49 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Maret 2014 = 59 Nasabah
Jumlah Total Nasabah = 579 Nasabah11
Data diatas menunjukkan memang Bank Syariah untuk tahun ini menjadi
pemain utama dari sektor bisnisnya yang berupa gadai emas, dari jumlah data
nasabah gadai emas dilihat dari perbulannya memberikan pengaruh yang
11 Wawancara pribadi dengan ibu Desmita Artalina Bag. Marketing Officer pada hari rabu 09april pukul 14.30
88
signifikan terhadap peningkatan dan penurunan nasabah produk gadai emas pada
Bank Syariah Mandiri.
2. Peningkatan Omzet
Pertumbuhan omzet Bank Syariah Mandiri pada produk gadai emas
sangat besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dari pertumbuhan omzet
tersebut Bank Syariah Mandiri mumpuni melebarkan sektor bisnis gadai
emasnya kepada masyarkat umum. Selain itu juga memberikan keuntungan
terhadap Bank Syariah Mandiri, karena BSM juga meningkatkan reputasi
terhadap produk-produk lainnya.
Grafik yang bisa kita lihat dari pertumbuhan omzet gadai emas pada Bank
Syariah Mandiri :
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Des 2012 Des 2013 2014 Jan 2014 Feb 09-Mar-14 Total
89
Adapun persentase dari laju pergerakan omzet gadai emas Bank Syariah
cabang Warung Buncit Desember 2012 sampai dengan Maret 2014 adalah
sebagai berikut penjelasannya :
Desember 2012 = 59.93%
Desember 2013 = 136.53 %
Januari 2014 = 374.72%
Februari 2014 = 823.02%
Maret 2014 = 1,475.36%
Total = 2,851.56%
Dari tabel grafik di atas, Bank Syariah Mandiri Mengalami pertumbuhan
omzet dari pembiayaan gadai emasnya, laju pergerakan omzet yang ada pada
tabel di atas memberikan dampak dan nilai yang positif untuk produk gadai emas
untuk kemajuan Bank Syariah Mandiri cabang Warung Buncit.12
C. Analisis Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri
Terhadap Pengaruh Jumlah Nasabah
Dari analisis yang penulis teliti dari BSM Kantor Cabang Warung Buncit
yaitu dimana penulis menganalisis kepada produk Gadai Emas Syariah
merupakan pembiayaan dana bagi masyarakat yang kurang mampu untuk
memberikan bantuan dana dalam bentuk keperluan modal usaha, pendidikan,
serta keperluan yang lainnya. Produk gadai emas di hadirkan oleh BSM untuk
12 Arsip Dokumentasi Bank Syariah Mandiri
90
nasabah yang ingin menggadaikan suatu barangnya dalam bentuk emas.
Keuntungan nasabah gadai emas pada BSM adalah selalu dimudahkan dan tidak
di persulit mulai dari segi mekanisme, akad, dan syarat ketentuannya serta
persyaratan yang diberikan.
Menurut penulis implementasi produk Gadai Emas Syariah pada Bank
BSM sudah sesuai dengan aturan-aturan syariah yang berlaku, fatwa-fatwa MUI
yang telah diberlakukan dan sesuai dengan penjelasan serta pembahasan yang
penulis gunakan di dalam skripsi ini dengan sumber teori dari buku-buku yang
menerangkan atau menjelaskan tentang implementasi praktek produk Gadai
Emas Syariah.
Strategi pemasaran yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri untuk
menarik para masyarakat untuk menggunakan produk ini yaitu dengan melalui
brosur, media gerai atau stand yang pemasarannya di lakukan dengan
menggunakan ruang publik atau event-event pameran, agar masyarakat bisa
bertatap muka langsung dengan pihak bank dan mendapatkan informasi tentang
produk gadai emas, serta keunggulan dan kelebihan di dalam produk gadai emas
itu sendiri.
Strategi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri pada umumnya
sedikit ada kesamaan dengan bank-bank lainya, penulis menganalisis bahwa
strategi yang dilakukan ini sangat efektif sekali untuk meningkatkan
perkembangan produk ini dan tentunya Bank Syariah Mandiri itu sendiri.
91
Strategi-strategi yang diterapkan tentunya harus ada kerja sama antara satu
dengan yang lainnya agar berjalan dengan baik dan lancar.
ANALISIS SWOT PRODUK GADAI EMAS SYARIAH PADA
BANK SYARIAH MANDIRI
Strategi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah Mandiri memang sudah
efektif dan maksimal, walaupun demikian tetap ada analisis SWOT pada produk
gadai emasnya, diantara analisis SWOT yang bisa penulis jelaskan adalah :
Strengths (Kekuatan)
1. Cost of found BSM lebih baik dari pesaing utama (Perum Pegadaian)
2. Jaringan dan database nasabah BSM terluas dan terbesar di perbankan syariah
3. Teknologi BSM yang semakin advance untuk mendukung operasi gadai
4. Instruktur cukup memadai untuk medidik calon penaksir dan officer gadai.
Weaknesses (Kelemahan)
1. Ketersediaan calon officer gadai dari internal terbatas.
2. Penyediaan infrastruktur atau peralataan masih perlu dipercepat.
3. Sistem IT Gadai masih banyak yang perlu disempurnakan.
Opportunities (Peluang)
1. Potensi pasar gadai masih besar dan luas.
2. Potensi sinergi dengan Bank Mandiri dan perusahaan anak cukup besar.
3. Perubahan sosial di masyarakat bahwa gadai bukan lagi sesuatu hal yang
“memalukan”.
92
4. Fenomena baru di masyarakat tentang “berkebun emas”.13
Threats (Ancaman)
1. Pemain baru non bank syariah berpotensi masuk industri (bila UU pegadaian
terbit).
2. Perum Pegadaian dan Perbankan syariah mempercepat ekspansi jumlah outlet.
3. Bank Syariah pesaing lebih agresif menurunkan biaya (pricing).
4. Kejahatan di bidang gadai (seperti pemalsuan emas, dan perampokan)
berpotensi meningkat.
Dari analisis SWOT yang telah disebutkan diatas merupakan adanya satu
kekurangan dan kelebihan dari produk gadai emas itu sendiri, karena strategi
pemasaran yang dilakukan BSM sangat berpengaruh terhadap peningkatan
nasabah produk gadai emas.
Inilah tantangan dan upaya solusi yang harus di hadapi oleh Bank Syariah
Mandiri, perhatikan tabel yan ada di bawah ini :
Tabel 4
Tantangan Dan Upaya Solusi Bank Syariah Mandiri Pada Gadai Emas
Tantangan Upaya SolusiOmzet Belum Maksimal
1. Masyarakat belum banyak yangmengetahui bahwa BSM telahmembuka kembali atau memilikilayanan gadai.
2. Fitur produk belum sepenuhnya
1. Melakukan promosimelalui:a. Pemasangan spanduk di
depan cabang danbeberapa tempat seputarcabang,
13 Modul Overview Gadai Emas Syariah Bank Mandiri Syariah
93
dapat bersaing. Calon nasabahhampir selalu membandingkandengan produk gadai pesaingseperti Bank Jabar Syariah, BNISyariah, BRI Syariah (untukpricing) dan Perum Pegadaian(untuk LTV).
3. Peningkatan nilai LTV (>85%)masih memiliki risiko kerugiankarena kompetensi Penaksir yangmasih dalam tahap “pemantapan”.
4. Persaingan dalam hal biaya gadaidapat memicu price war.
b. Pemasangan banner dibanking hall,
c. Penyebaran flyer disekitar cabang dantempat keramaian,
d. Pengiriman emailkepada pegawai BSMdan BM, ke mailing list– mailing list,
e. Pembukaan BLOG,pembukaan Facebook,
f. Penyiaran radio lokal,g. Pemasangan iklan dan
berita di koran lokal,h. Pengiriman SMS kepada
nasabah semua cabang(via SMS Center DeskPegadaian (DPG),
i. Pengiriman surat kepadacalon nasabahpotensional, sepertinasabah talangan hajidan nasabahpembiayaan
j. Pelaksanaan sosialisasikepada asosiasi atauperkumpulan, sepertiKelompok BimbinganIbadah Haji (KBIH),pengajian, pegawaiinstitusi, koperasikaryawan, dansebagainya.
2. Memperbaiki fitur produk:a. Meningkatkan loan to
value (LTV) dari 75%menjadi 85% dan
94
terakhir 90%,b. Memindahkan biaya
gadai semula ditarik diawal menjadi di akhirpembiayaan,
c. Mengubah periode biayagadai yang semula per 1bulan menjadi 0,5 bulan,
d. Memberikan diskon(bebas biayaadministrasi) dalamrangka event tertentu)
e. Memberikan diskonuntuk gadai denganberat emas lebih daribatas tertentu.
3. Membantu KLG lebihbanyak di internal BSMatau di luar BSM (KantorPos, Bank Mandiri Group,Supermarket, Mall).
4. Menerima kerja samainvestasi atau hedgingdengan emas.
5. Marketing Fee dan Aliansi.Fee Based Income Tidak TercapaiRealisasi Omzet belum sesuai denganrencana, sehingga nilai fee Based incomemenjadi belum optimal.
1. Percepatan pengadaansumber daya manusia daninfrastruktur agar KLGdapat dibuka awal tahun,sehingga omzet dapatdirealisasikan lebih cepat.
2. Penetapan strategi pricingyang efektif.
Sistem IT Yang Masih PerluDisempurnakanSistem IT gadai yang terdapat dalam corebanking AS-400 masih perlu
1. Bank Syariah Mandiri(BSM) telah melaksanakanbeberapa penyempurnaansistem IT Rahn
95
disempurnakan untuk mengikutipenyesuaian fitur dengan cepat.
2. BSM sedangmengembangkan sistem ITbaru dengan vendorTemenos. Pembahasanbusiness requirement untuksistem gadai telah selesai,tapi implementasi masuk kedalam phase 2.
Namun walaupun demikian BSM telah menerapkan strategi pemasaran
yang maksimal dan sangat efektif, tetap saja ada tantangan dan upaya atau solusi
dalam menghadapi masalah krisis atau failed. karena dari strategi pemasaran
yang dilakukan BSM bisa memberikan dampaknya terhadap peningkatan dan
jumlah nasabah dalam produk-produk yang di pasarkannya, khususnya untuk
produk gadai emas.
Jadi pengaruh dari strategi pemasaran gadai emas BSM tepatnya ada dua
aspek, aspek yang pertama pada pertumbuhan jumlah nasabah dan yang kedua
pada peningkatan omzet gadai emas pada Bank Syariah mandiri, maka penulis
akan menjelaskan satu persatunya tentang pengaruh dari strategi pemasaran gadai
emas, diantaranya :
1. Pertumbuhan Nasabah
Pertumbuhan jumlah nasabah gadai emas sangat memberikan arti
signifikan karena ada peningkatan dan penurunan pada setiap bulan dan
tahunnya, sebagaimana yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya tetapi
96
setelah menganalisis pertumbuhan jumlah nasabah gadai emas selalu ada nilai
plus dan minus terhadap Bank Syariah Mandiri.
DATA JUMLAH NASABAH GADAI EMAS MARET TAHU 2013
SAMPAI DENGAN MARET 2014
Nasabah Gadai Emas Maret 2013 = 40 Nasabah
Nasabah Gadai Emas April 2013 = 44 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Mei 2013 = 47 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Juni 2013 = 42 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Juli 2013 = 45 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Agustus 2013 = 40 Nasabah
Nasabah Gadai Emas September 2013 = 39 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Oktober 2013 = 41 Nasabah
Nasabah Gadai Emas November 2013 = 43 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Desember 2013 = 40 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Januari 2014 = 50 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Februari 2014 = 49 Nasabah
Nasabah Gadai Emas Maret 2014 = 59 Nasabah
Jumlah Total Nasabah = 579 Nasabah14
14 Wawancara pribadi dengan ibu Desmita Artalina Bag. Marketing Officer pada hari rabu 09april pukul 14.30
97
2. Peningkatan omzet
Produk gadai emas memang pada saat sekarang ini memang sangat
menjadi suatu pembiayaan yang sangat di dominasi oleh masyarkat banyak,
maka tidak heran nasabah gadai emas di setiap lembaga keuangan mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat, jelas sangat mungkin apabila hal ini dapat
mempengaruhi terhadap peningkatan omzet lembaga keuangan tersebut
khususnya yang dialami Bank Syariah Mandiri sekarang ini.
Karena dari penjalasan grafik diatas, laju peningkatan omzet dari
pembiayaan gadai emas memberikan prestasi yang sangat bagus dari tahun ke
tahunnya, bisa kita lihat di tahun 2004 – 2013 :
0
20
40
60
80
100
120
140
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
98
Persentase dari hasil laju peningkatan omzet gadai emas selama 9 tahun
terakhir pada Bank Syariah Mandiri cabang Warung Buncit adalah sebagai
berikut :
Tahun 2005 = 20.45 %
Tahun 2006 = 23.27 %
Tahun 2007 = 27.92 %
Tahun 2008 = 28.65 %
Tahun 2009 = 31.80 %
Tahun 2010 = 36.05 %
Tahun 2011 = 42.72 %
Tahun 2012 = 45.25 %
Tahun 2013 = 46.02 %
Tahun 2014 = 48.15 %15
Dari penjelasan di atas dapat di ketahui pada tahun 2001 sampai dengan
tahun 2008 rata-rata omzet mencapai kisaran 31.45%, sedangkan pada tahun
2009 sampai dengan tahun 2013 lebih besar dari 31.45%.
Adapun daftar harga dasar emas yang di berlakukan oleh Bank Syariah
Mandiri dari mulai harga 1 gram sampai dengan 250 gram, lihat daftar harga di
bawah ini :
15 Modul Overview Gadai Emas Syariah Bank Mandiri Syariah
99
Gram Price per Bar(Rp)
Price per Gram(Rp)
250 124.750.000 499.000100 49.950.000 499.50050 25.000.000 500.00025 12.525.000 501.00010 5.040.000 504.0005 2.545.000 509.0004 2.036.000 509.0003 1.536.000 512.000
2.5 1.285.000 514.0002 1.036.000 518.000
1 538.000 538.000
Keterangan :
Update HDE dan harga emas Antam per tanggal 11 Juli 2013
1. HDE : Rp 436.500,- /gram
2. Buy back price : Rp 483.000,- / gram
Update Harga emas Antam tanggal 11 Juli 2013.
Pemesanan Emas Atau LM (Logam Mulia) di mulai pukul 08.00 - 15.00 WIB16
16 www.syariahmandiri.co.id
100
BAB V
PENUTUP
A. Keseimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1) Strategi pemasaran ialah suatu rencana yang memungkinkan perusahaan
atau lembaga dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan
sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan perusahaan atau lembaga. Adapun
strategi pemasaran yang digunakan Bank Syariah Mandiri sangat tepat
yaitu :
1. Strategi pemasaran melalui brosur
Strategi pemasaran yang dilakukan melalui brosur adalah startegi
yang dilakukan melalui selebaran kertas yang di dalamnya terdapat
perincian pembiayaan produk yang dipasarkan. Karena dengan melihat
brosur masyarakat dapat melihat secara terperinci penjelasan yang
terdapat didalam brosur tersebut.
2. Strategi pemasaran melalui gerai
Strategi pemasaran melalui gerai adalah startegi yang dilakukan
dengan melalui sarana outlet atau counter kecil, tepatnya kegiatan ini
dilakukan di ruang publik. Contoh lokasi yang di jadikan objeknya adalah
di acara event-event dan pameran-pameran suatu kegiatan.
101
Sarana gerai memang sangat bagus untuk memasarkan produk
gadai emas di Bank Syariah Mandiri, melalui gerai masyarakat bisa
berinteraksi dengan pihak Bank Syariah Mandiri untuk dimintai
penjelasan-penjelasan tentang produk gadai emas.
2) Pengaruh startegi pemasaran produk gadai emas yang dilakukan Bank
Syariah Mandiri memang sangat memberikan dampak yang sangat positif
bagi Bank Syariah Mandiri, indikasi dari pengaruh strategi pemasaran
yang dilakukan Bank Syariah Mandiri yaitu ada dua aspek, diantaranya
sebagai berikut :
1. Pertumbuhan Nasabah
Bukan hal yang tidak mungkin Bank Syariah Mandiri mengalami
pertumbuhan nasabah pada sektor bisnis produk emas ataupun gadai
emasnya, karena pada saat sekarang ini masyarakat sedang menyukai
investasi melalui emas. Data yang bisa dilihat di bab sebelumnya untuk
pertumbuhan nasabah gadai emas bulan Maret 2013 - Maret 2014 yaitu
mencapai 579 nasabah dalam setahun.
Jadi penjelasan diatas jelas bahwa nasabah gadai emas Bank
Syariah Mandiri setiap bulannya mengalami laju pertumbuhan nasabah,
walaupun pertumbuhan nasabahnya tidak terlalu banyak yaitu 5 nasabah
sampai dengan 10 nasabah, sehingga tidak terlalu memberikan arti yang
begitu signifikan.
102
2. Peningkatan Omzet
Peningkatan omzet yang dialami Bank Syariah Mandiri
mempunyai prestasi yang sangat baik dalam meningkatkan keuntungan
dan pendapatan di lini unit bisnisnya. Karena pengaruh dari jumlah dan
pertumbuhan nasabah produk gadai emas yang terus meningkat dan
mengalami perubahan setiap bulannya.
Setelah di jelaskan pada bab sebelumnya peningkatan omzet
produk gadai emas memang berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah
nasabah juga, telah terbukti selama 9 tahun terakhir peningkatan
omzetnya mengalami perubahan yang pesat, terbukti pada tahun 2001-
2008 mencapai rata-rata omzet 31.45%, sedangkan dari tahun 2009-2013
lebih besar dari kisaran 31.45%.
B. Saran-saran
Berdasarkan pembahasan dari kesimpulan yang didapat, maka penulis
ingin memberikan saran-saran pada perusahan Bank Syariah Mandiri (BSM)
Cabang Warung Buncit sebagai berikut :
1) Bank Syariah Mandiri (BSM) tidak cukup kiranya untuk bertahan dengan
strategi yang diterapkan pada saat sekarang ini, hendaknya harus bangkit
dan lebih optimal lagi, demi menciptakan strategi, taktik, dan konsep-
konsep baru yang lebih menarik untuk merebut persaingan syariah di
Indonesia. Dan mampu membaca serta mengetahui apa yang dibutuhkan
dan diinginkan oleh masyarakat dengan cara menciptakan produk-produk
103
yang belum ada pada Bank Syariah Mandiri lainnya dan tetap berpegang
teguh pada prinsip-prinsip syariah islam.
2) Bank Syariah Mandiri seharusnya bisa meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakat dengan memperbaharui sistem informasi, organisasi, dan lain
sebagainya, supaya memiliki kekompakan dalam kerja sama memasarkan
produk-produk yang lama dengan cara mengembagkan kualitas pelayanan
terhadap masyarakat.
3) Bank Syariah Mandiri harus mampu menungguli pesaing-pesaing lainnya
dari produk-produk unggulan Bank Syariah Mandiri, agar bisa
mendapatkan jumlah nasabah sebanyak-banyaknya. Khususnya pada
produk gadai emas yang sedang buming dan melejit jadi topik
pembahasan para kalangan masyarakat menegah ke bawah dan menengah
ke atas.
104
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta : Sinar Grafika, 2008), Cet Ke-2
Al-Qur’an Al Karim
Anshori, Abdul Ghofur, Gadai Syariah di Indonesia : Konsep, Implementasi danInstitusionalisasi, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2006), Cet 1
Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta : GemaInsani, 2001), Cet Ke-1
Antonio, Muhammad Syafi’I, Dkk, Bank Syariah (Analisis, kekuatan, kelemahan,dan Ancaman), (Yogyakarta: Ekonosia, 2004), Cet Ke-3
Arifin, Zainul, Memahami Bank Syariah : Lingkup, Peluang, dan Prospek, (Jakarta :Alfabet, 1990), Cet Ke-1
Assauri, Sofjan, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep, dan Strategi), (Jakarta : PTRaja Grafindo Persada, 2004), Edisi 1, Cet Ke-7
Badrulzaman, Mariam Darus, Bab-bab Tentang Creditverband, Gadai, Dan Fidusia,(Bandung : Alumni, 2005), Cet Ke-1
Basyir, Ahmad A., Hukum Islam Tentang Riba : Utang Piutang Gadai, (Bandung :PT Al-ma’arif, 1983), Cet Ke-1
Brosur Produk-produk Bank Syariah Mandiri
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT Raja GrafindoPersada, 2001)
Dagum, Save M., Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta : BPFE, 1994), CetKe-1
105
Emzir, Metodologi Pendidikan : Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008), Cet Ke-1
Ghufron, Sofiniyah, Megatasi Masalah Dengan Pegadaian Syariah, (Jakarta :
Renaisan, 2005), Cet Ke-1
Ihsan, Muhammad dan Tita Agustini, Dkk, Kemilau Investasi Emas : Menjaga danMelejitkan Kesehatan Finansial dengan Emas, (Jakarta : Science ResearchFondation, 2006), Cet Ke-1
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : Rajawali Press, 2009), CetKe-1
Kotler, dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 1997), Jilid 1,Cet Ke-2
Kotler, Philip dan Paul N Blom, Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional,(Jakarta : Intermedia, 1995)
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, danPengendalian), (Jakarta : Salemba Empat, 1995), Cet ke-1
Modul Overview Gadai Emas Syariah Bank SyariahMandiri
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2002)
Nurbiyati, Titik dan Mahmud Machfoedz, Manajemen Pemasaran Kontemporer,(Yogyakarta : Kayon, 2005), Cet Ke-1
Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta : BalaiAksara, 2002), Cet Ke-2
Purwanto, Marketing Strategic : Meningkatkan Pangsa Pasar dan Daya Saing,(Jakarta : Platinum, 2012) Cet Ke-1
106
Qudhamah, Ibnu, Kitab Al-Mughni, (Hajar : Kairo Mesir, 1981), Jilid 6, Cet Ke-2
Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah, (Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1987), Cet Ke-1
Salim, Joko, Jangan Investasi Emas Sebelum Baca Buku Ini !, (Jakarta : TransmediaPustaka, 2010), Cet Ke-4
Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Prenada MediaGroup, 2009), Cet Ke-1
Stainer, George dan John Miller, Manajemen Strategi, (Jakarta : Erlangga, 2008)
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah : Deskripsi dan Ilustrasi,(Yogyakarta : Ekonisia, 2003), Cet Ke-1
Suhendi, Hendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), Edisi1 Cet Ke-1
Sumitro, Warkum, Asas-asas Perbankan Islam Dan Lembaga-lembaga Terkait :BAMI, Takaful dan Pasar Modal Syariah di Indonesia, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2004), Cet Ke-4
Sutedi, Adrian, Hukum Gadai Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2011), Cet Ke-1
Swasta, Bashu, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta : Liberty, 1990) CetKe-2
Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta : Andi, 2002), Cet Ke-2
Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2011), Cet Ke-11
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta : PTBumi Aksara, 2003), Cet Ke-1
107
Yanggo, Chuzaimah T. dan Hafiz Anshari, Problematika Hukum Islam Kontemporer,(Jakarta : Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1997), Edisi 3
INTERNET
http://www.banksyariahmandiri.co.id
http://www.bisnisemas.com/keuntungan-gadai-emas-syariah.html
HASIL WAWANCARA DENGAN BANK SYARIAH MANDIRI
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN
Judul : Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas pada Bank Syariah
Mandiri Cabang Warung Buncit (Mampang – Jakarta Selatan)
Nara Sumber : Desmita Artalina
Tempat : Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit
Alamat : JL. Mampang Prapatan Warung Buncit NO 96 Jakarta Selatan
Telp : (021) 7989007 Fax : (021) 2953 4040
Waktu : Rabu, 15 Januari 2014
Pukul : 14.30 WIB
Pertanyaan :
1. Bagaimana sejarah pendirian Bank Syariah Mandiri ?
Jawab :
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah
sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana
diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan
krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan
beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri
perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami
krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)
empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo)
menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli
1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim pengembangan perbankan syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan
syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim pengembangan perbankan syariah memandang bahwa pemberlakuan
UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT
Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,
Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No.
23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan
oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999,
25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama
menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal
tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin
tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun
Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
2. Bagaimanakah visi maupun misi Bank Syariah Mandiri ?
Jawab :
VISI
Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia.
MISI
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang
berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan
pada segmen UMKM.
3. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
4. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
5. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
3. Sejak kapan produk gadai emas ini dibuka atau dipasarkan pada Bank
Syariah Mandiri ?
Bank syariah Mandiri (BSM) telah membuka konter layanan gadai (KLG)
pilot sejak 16 Maret 2009. Dan sejak itu Bank Syariah Mandiri mulai
memasarkan dan membuka produk gadai emas pada tahun 2010, dan pada saat
itu produk gadai emas buming produknya di masyarakat.
4. Bagaimana pandangan masyarkat terhadap produk gadai emas pada
BSM ?
Jawab :
Sangat positif dan terbantu, karena BSM memberikan pembiayaan dana
terhadap masyarakat yang menjadi nasabah gadai emas BSM dengan
menggadaikan emasnya, Karena masyarakat memberikan rasa kredibilitas
terhadap Bank Syariah Mandiri untuk menjaga dan memelihara barang
gadaiannya yaitu berupa emas.
5. Bagaimana sistem kerja pada produk gadai emas tersebut jika ada
nasabah yang ingin berpartisipasi dalam produk gadai emas ?
Jawab :
SyaratTerpenuhi
PencairanDana
Emas
Jadi sistem kerja atau tatacara pada BSM dalam produk gadai emasnya
untuk nasabah yang ingin berpartisipasi menjadi nasabah yaitu harus memiliki
emas yang digadaikannya terlebih dahulu setelah itu memenuhi persyaratan yang
berlaku pada Bank Syariah Mandiri, kemudian nasabah barulah bisa mencairkan
dana tersebut dari hasil gadai emasnya, sesuai dengan skema prosedur gadai
emas diatas.
6. Apa alasan Bank Syariah Mandiri mengeluarkan produk gadai emas ?
Jawab :
BSM mengeluarkan produk gadai emas karena ingin mengembangkan
unit usaha bisnisnya dengan bank-bank syariah lainnya, masyarakat pada
sekarang-sekarang ini membutuhkan suatu kegiatan investasi yaitu salah satunya
dalam bentuk produk gadai berupa benda bergerak yaitu emas.
7. Syarat apa saja yang ada dalam produk gadai emas ini jika calon
nasabah ingin daftar menjadi nasabah gadai emas ?
Jawab :
Bank Syariah Mandiri memberikan syarat-syarat dan kentetuan kepada
nasabah produk gadai emas, diantaranya adalah :
Syarat dan Ketentuan :
1. Pembiayaan : mulai dari Rp 500 ribu.
2. Jaminan : emas (perhiasan atau lantakan).
3. Jangka waktu : 4 bulan dan dapat diperpanjang (gadai ulang).
Persyaratan :
1. Kartu Identitas nasabah
2. Jaminan berupa emas perhiasan atau lantakan
8. Jalur apa sajakah dalam pembayaraan pembiayaan gadai emas jika
nasabah ingin daftar dalam produk gadai emas ?
Jawab :
1. Tunai
Nasabah bisa melakukan transaksi gadainya dengan langsung
membayarkan atau membayar pembiayaan gadai dengan cash dan tunai di kantor
Bank Syariah Mandiri
2. Debet Rekening
Nasabah bisa membayar pembiayaan gadainya melalui transaksi rekening
buku tabungan atau ATM Bank Syariah Mandiri, transaksi ini hanya bisa
dilakukan untuk nasabah yang mempunyai rekening atau tabungan pada Bank
Syariah mandiri.
9. Apa landasan hukum produk gadai emas pada Bank Syariah Mandiri
serta undang-undang dalam produk gadai emas ?
Jawab :
Landasan hukum yang digunakan Bank Syariah Mandiri yaitu mengacu
pada UU IB dan Fatwa MUI diantaranya adalah :
Undang-undang IB
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/7/dpBS tanggal 29 Februari 2012
Perihal produk Qardh Beragun Emas bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Fatwa MUI
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 25/DSN-MUI/III/2002 Tgl 26 Juni 2002
tentang Rahn
Bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan hutang
dalam bentuk Rahn dibolehkan.
Besar biaya pemeliharaan dan penyimpana Marhum tidak boleh
ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 26/DSN-MUI/III/2002 Tgl 28 Maret 2002
tentang Rahn Emas
Rah Emas dibolehkan berdasarkan prinsip Rahn.
Biaya pembiayaan barang (Marhum) dilakukan berdasarkan akad Ijarah
10. Apakah produk gadai emas di Bank syariah Mandiri mulai dari
pendiriannya hingga sekarang sudah mencapai target pasar yang dicapai
?
Alhamdulillah sudah tercapai, karena produk gadai emas banyak di
minati masyarakat luas sehingga tiga tahun silam saja Bank Syariah Mandiri
sudah mampu menyediakan konter layanan gadai (KLG) mecapai 185 KLG
dengan omzet Rp 2,851.563 triliyun dengan outstanding Rp 1,063.007 triliyun
dan terdapat runoff Rp 14.829 milyar, artinya ini Bank Syariah sudah mampu
menebus target pasar dan memberikan arti yang signifikan.
11. Apakah ada perbedaan antara pegadaian syariah dan bank syariah yang
mempunyai produk gadai emas dengan produk gadai emas yang ada di
BSM ?
Jawab :
Ya sedikit ada perbedaan, karena gadai emas di Bank Syariah Mandiri
lebih murah biayanya dan nyaman layanannya, jadi di simpulkan bahwa Bank
Syariah Mandiri memberikan biaya yang murah kepada nasabah dari segi
pembiayaan gadai emas dan biaya ujrah (pemeliharaan) di bandingkan dengan
pegadaian syariah atau bank-bank syariah lainnya. Dan Bank Syariah selalu
memberikan pelayanan yang maksimal dan mudah kepada semua nasabah gadai
emas, sehingga tidak mempersulitkan kepada nasabah.
12. Bagaimana pihak BSM menangani nasabah gadai emas yang bermasalah
dengan pembiayaannya ?
Jawab :
Pihak Bank Syariah Mandiri akan menjual barang jaminan nasabah yang
digadaikan oleh nasabah yaitu berupa emas, dengan cara melelang barang
tersebut kepada orang lain atau kepada nasabah lainnya, tetapi sebelum terjadi
pelelangan pihak Bank Syariah Mandiri telah meminta kesepakatan diawal
kepada nasabah yang mengalami masalah di pembiayaan gadai emasnya, untuk
di lelang atau di jual barang jaminannya.
13. Akad apa yang digunakan BSM dalam produk gadai emas ?
Jawab :
Akad yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Warung Buncit
yaitu ada dua (2) akad, diantaranya adalah :
1. Akad Qardh
Akad yang digunakan nasabah dalam menggadaikan emasnya dalam
keperluan konsumtif. Dengan demikian, nasabah (Rahin) akan memberikan biaya
upah atau fee kepada pihak Bank Syariah Mandiri (Murtahin) karena telah
menjaga dan merawat barang gadaian (Marhum). Jadi pada akad Qardh ini, dana
yang sudah di pegang oleh nasabah gadai emas menjadi hutang atau pinjaman
yang wajib dilunasi pada setiap jatuh temponya tanpa ada tambahan apapun
(kembali pokok) atau tidak dikenakan bunga.
2. Akad Ijarah
Akad ini adalah penggunaan manfaat atau jasa penggantian kompensasi,
yaitu pemilik yang menyewakan manfaat disebut muajjir sedangkan penyewa
atau nasabah disebut dengan mustajir. Sesuatu yang diambil manfaatnya (tempat
penitipan) disebut major dengan kompensasi atau balas jasa yang disebut dengan
ajran atau ujrah. Karena itu nasabah akan memberikan biaya kepada muajjir
karena telah menitipkan barangnya untuk dijaga dan dirawat oleh murtahin
(Bank Syariah Mandiri).
3. Akad Rahn
Pada akad ini hanya sebagai akad tambahan untuk produk lain seperti
dalam pembiayaan ba’i al-murabahah, dengan demikian bank dapat menahan
barang gadaian nasabah sebagai konsekuensi dari akad yang digunakan dalam
produk gadai emas.
14. Bagaimana profil dan fitur produk gadai emas yang ada pada Bank
Syariah Mandiri ?
Jawab :
Fitur dan profil produk gadai emas yang ada di Bank Syariah Mandiri
bisa di jelaskan dalam tabel, berikut tabel penjelasan tentang fitur dan profil
produk gadai emas yang ada di Bank Syariah Mandiri.
No. Ketentuan Keterangan1. Jenis Produk: Gadai Emas BSM IB2. Peruntukan: Perorangan3. Obyek Gadai
(Marhum)Emas berupa perhiasan atau batangan.
4. Pengikatan: Prinsip gadai menggunakan skim Qardh dalamrangka Rahn.
Pengikatan obyek gadai menggunakan skimgadai.
Jasa penitipan obyek gadai menggunakan skimIjarah.
5. Jangka Waktu: 4 (empat) bulan dan dapat digadai ulang(diperpanjang)
6. Syarat gadaiulang:
Telah dilakukan penilaian ulang atas barangjaminan.
Telah melunasi biaya pemilaharaan untukgadai ulang.
7. Nilaipembiayaan:
Mulai dari Rp 500.000,00
8. MaksimalPembiayaanterhadap
1. Maksimal 90% untuk koin Dinar dan LogamMulai bersertifikat.
2. 85% dari nilai taksiran emas untuk perhiasan
taksiran: tanpa memperhitungkan omgkospembuatannya.
9. BiayaPemeliharaan:
Biaya Administrasi dan Asuransi (dipungut diawal periode) saat ini.
Biaya Pemeliharaan (sekaligus, di[ungut diakhir periode saat melunasi)
10. Harga DasarEmas:
Ditentukan dari Kantor Pusat, berdasarkan harga buyback PT. Antam (deviasi 5%)
15. Bagaimana strategi pemasaran produk gadai emas pada Bank Syariah
Mandiri cabang Warung Buncit (Mampang – Jakarta Selatan) ?
Jawab :
Startegi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah Mandiri untuk menarik
nasabahnya yaitu dengan strategi sebagai berikut :
A. Brosur
Brusor merupakan salah satu para pelaku usaha khususnya di Bank
Syariah Mandiri untuk menginformasikan produk atau jasanya kepada para
konsumen melalui selebaran kertas. Biasanya brosur memuat isi berupa tulisan
dan gambar yang dikemas dengan bentuk desain menarik, sehingga berhasil
membuat calon konsumen atau nasabah semakin berminat dengan produk atau
jasa yang ditawarkan.
Sampai hari ini penggunaan brosur dalam pemasaran produk terbilang
masih sangat efektif untuk mempengaruhi minat konsumen. Sebab selain biaya
produksi brosur yang terbilang cukup ringan, keberadaannya mampu
menjelaskan produk atau jasa secara detail. Mulai dari kelebihan produk,
keuntungan yang diperoleh konsumen bila menggunakan produk atau jasa
tersebut, serta bentuk fisik produk seperti warna, bahan, dan ukuran yang
biasanya juga dicantumkan dalam sebuah brosur.
B. Gerai
Startegi pemasaran kedua yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri
yaitu melalui gerai, pemasaran melalui sarana gerai ialah pemasaran yang
dilakukan dengan menggunakan ruang publik atau pada event-event besar,
karena dengan sarana gerai pengenalan dan publikasi terhadap suatu produk akan
tepat sasaran kepada para konsumen. Biasanya cara ini di gunakan oleh
perusahaan yang menggunakan jasa marketing dalam pemasarannya, karena
marketing mereka akan menjelaskan dan menguraikan secara detail tentang
produk yang mereka pasarkan.
Dimana dengan sarana gerai, kita selaku penjual ataupun pengeluar
produk akan memasarkan langsung ke konsumen, berbicara dengan mereka,
mengadakan interaksi transaksi, dan mengadakan tanya jawab soal produk yang
kita pasarkan, dengan begitu semoga diharapkan konsumen bisa memulai
transaksinya kepada kita.
16. Apakah pemasaran produk gadai emas yang ada di Bank Syariah
Mandiri sudah benar-benar berprinsip syariah ?
Jawab :
Iya, insya allah pada prinsipnya Bank Syariah menjalankan segala
sesuatunya berdasarkan syariah, karena BSM selalu mengacu pada undang
undang IB dan fatwa-fatwa MUI, walaupun demikian BSM masih mempunyai
kekurangan, oleh karena itu Bank Syariah Mandiri sendiri harus selalu
memperbaiki baik itu sistem pembiayaannya maupun sistem operasionalnya.
17. Apakah strategi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah Cabang
Warung Buncit (Mampang – Jakarta Selatan) berpengaruh dalam
jumlah nasabah ?
Jawab :
Iya startegi pemasaran yang kami lakukan sangat berpengaruh sekali
dalam meningkatkan jumlah nasabah walaupun peningkatannya tidak terlalu
memberikan arti yang signifikan, berikut tabel jumlah nasabah yang bisa dilihat,
yang terlampir dibawah ini :
No Bulan Tahun Jumlah
1. Maret 2013 40 Nasabah
2. April 2013 44 Nasabah
3. Mei 2013 47 Nasabah
4. Juni 2013 42 Nasabah
5. Juli 2013 45 Nasabah
6. Agustus 2013 40 Nasabah
7. September 2013 39 Nasabah
8. Oktober 2013 41 Nasabah
9. November 2013 43 Nasabah
10. Desermber 2013 40 Nasabah
11. Januari 2014 50 Nasabah
12. Februari 2014 49 Nasabah
13. Maret 2014 59 Nasabah
Jumlah Total Nasabah 579 Nasabah
Jadi tiap bulannya jumlah nasabah gadai emas selalu ada perubahan, baik
itu peningkatan maupun penurunan terhadap jumlah nasabah. Karena produk
gadai emas pada Bank Syariah Mandiri untuk saat ini sangat di ganderungi
masyarakat.
KEPALACABANG
MANAGEROFFICER
COSTUMERSERVICE HEAD TELLER
DOMESTIC &CLEANINGOFFICER
ADMINPEMBIAYAAN
OFFICER
BACK OFFICEOFFICER
MANAGERMARKETING
ACCOUNTINGOFFICER
PRIORITYBANKINGOFFICER
PELAKSANAGADAI
OFFICERGADAI
COSTUMERSERVIS
TELLER DOMESTIC &CLEANING
STAFADMIN
INFORMASITEKNOLOGI
PELAKSANAMARKETING
SUPPORT
PELAKSANAMARKETINGSUPPORT
SUMBERDAYA
INSANI
OFFICEBOY
OPERATOR SUPIR SATPAM
STRUKTUR ORGANISASI BANK SYARIAH MANDIRI
CABANG WARUNG BUNCIT (MAMPANG - JAKARTA SELATAN)