STRATEGI MARKETTING COMMUNICATION SILHOUETTE · STRATEGI MARKETTING COMMUNICATION SILHOUETTE EVENT...
Transcript of STRATEGI MARKETTING COMMUNICATION SILHOUETTE · STRATEGI MARKETTING COMMUNICATION SILHOUETTE EVENT...
STRATEGI MARKETTING COMMUNICATION SILHOUETTE
EVENT ORGANIZER (PT. AKUSARA MITRA SADAJIWA) DALAM
MENGOPTIMALKAN PELAYANAN TERHADAP MITRA KERJA
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Oleh:
ANINDITA RIZKY UTAMININGTYAS
602013801
PROGRAM STUDI PUBLIC RELATION
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2018
1
2
3
4
5
6
7
PENDAHULUAN
Event merupakan salah satu instrumen komunikasi yang banyak dimanfaatkan
oleh perusahaan untuk memperkenalkan diri kepada khalayaknya. Pemanfaatan event
yang digunakan sebagai alat promosi perusahaan seringkali dinilai lebih efektif daripada
pengalokasian uang untuk beriklan di media massa. Dibandingkan dengan alat
komunikasi pemasaran yang lain, event yang melibatkan targeted audience merupakan
alat publikasi yang ampuh bagi perusahaan. Selain itu, event juga dapat mendorong
penyebaran aktivitas word of mouth tentang brand karena didalamnya melibatkan emosi
audience. Penyelenggaraan event oleh perusahaan biasanya dilakukan dalam bentuk
sponsorship. Oleh karena itu, pelaksanaan event sebaiknya dilakukan dengan
perencanaan matang agar tujuan perusahaan dalam menyelenggarakan event tersebut
dapat tercapai. Komunikasi pemasaran kini tidak hanya digunakan untuk memasarkan
produk, namun sudah digunakan untuk memasarkan jasa kepada konsumen. Oleh
karena itu diperlukan suatu strategi pemasaran yang mirip dengan strategi pemasaran
yang biasa digunakan dalam mempromosikan suatu produk. Kegiatan pemasaran
memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan konsumen
dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan dan keinginan konsumen dengan
mengembangkan produk dan jasa yang memuaskan dengan menawarkan pada harga
tertentu serta mendistribusikannya pada tempat-tempat yang menjadi pasar bagi produk
bersangkutan. Oleh sebab itu, perlu dilaksanakan program promosi guna menciptakan
kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk.
Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri atas elemen-elemen yaitu product,
price, place dan promotion, yang disingkat dengan 4P (Kotler, 2012) [1], sedangkan
untuk perusahaan penyedia layanan jasa terdapat 3 elemen tambahan atau 3P yang
terdiri dari people (orang), process (proses), dan physical evidence (bukti fisik) [2].
Pengelola pemasaran harus menggabungkan elemen-elemen 4P ke dalam suatu program
pemasaran guna mendukung terjadinya pertukaran dengan konsumen (Morissan, 2012)
[2]. Namun, pada masa kini bukan hanya pertukaran yang diharapkan oleh perusahaan
tetapi juga hubungan yang baik yang tercipta antara perusahaan dan konsumen sehingga
konsep marketing berkembang menjadi relationship marketing (Belch, 2009) [3].
Proses komunikasi memegang peranan penting dalam memperkenalkan suatu event dan
sekaligus menarik orang untuk menyaksikan acara tersebut. Karakteristik konsumen
yang berkembang menjadi lebih aktif menyebabkan perusahaan harus mengubah cara
berkomunikasi menjadi lebih interaktif. Pemikiran ini kemudian menjadi cikal bakal
terbentuknya komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication)
[2]. Integrated Marketing Communication ditujukan untuk menyamakan persepsi
pelanggan mengenai pemahaman terhadap produk atau jasa sehingga nantinya
menghasilkan dialog yang memungkinkan produsen mengetahui keinginan konsumen,
demikian juga sebaliknya [4]. Berdasarkan konsep IMC tersebut, dirumuskan enam
kegiatan dasar dalam marketing communication mix atau promotional mix yaitu
periklanan (branding), pemasaran langsung (direct), internet marketing (interactive),
promosi penjualan (promotion), penjualan personal (selling), dan hubungan masyarakat
(public relation) [3].
Dalam merencanakan sebuah acara istimewa tentu saja memerlukan persiapan
yang matang dan tepat. Pada umumnya, setiap acara membutuhkan persiapan dan
perencanaan yang cermat, agar acara dapat berjalan sesuai dengan harapan. Disinilah
pentingnya peranan event organizer untuk memudahkan pelaksanaan event. Binis Event
Organizer atau yang lebih dikenal dengan sebutan EO sudah berkembang pesat di
8
Indonesia. Namun persaingan yang sangat ketat membuat beberapa EO harus dapat
mengoptimalkan kepuasan mitra kerja. Salah satu EO yang sudah dipercaya oleh
beberapa perusahaan besar adalah Silhouette Event Organizer. Perusahaan dinaungi
oleh PT. Akusara Mitra Sadajiwa tersebut khusus untuk mengurus event-event dari
perusahaan.
Silhouette Event Organizer adalah sebuah perusahaan event organizer yang
berlokasi di Kota Bandung, Jawa Barat. Silhouette Event Organizer telah membangun
bisnis sejak tahun 2009. Event organizer adalah sebuah kegiatan yang membantu
pemilik event dalam masalah perencanaan, pengorganisasian, dan juga secara umum
memfasilitasi acara, baik yang berukuran kecil, menengah, ataupun besar. Usaha event
organizer adalah usaha yang potensial karena semua orang membutuhkan. Tujuan dari
sebuah event organizer adalah untuk membantu kliennya agar bisa menyelenggarakan
acara yang diinginkan tanpa harus menjalankan sendiri. Tantangan yang dimiliki event
organizer adalah penyediaan sumber daya, ketepatan waktu dan profesionalitas dalam
merancang sebuah event. Silhouette termasuk dalam jenis event organizer musik dan
entertainment yaitu lebih banyak bergerak dibidang hiburan, terutama adalah musik
seperti konser dan kegiatan entertainment lainnya. Beberapa permasalahan yang
dihadapi oleh Silhouette antara lain klien yang kurang kooperatif sehingga usaha
komunikasi yang terjalin kurang maksimal. Serta beberapa perusahaan yang tidak
langsung membayar penuh ketika acara selesai, mereka akan membayar secara bertahap
sehingga modal menjadi lama berputar. Penyelenggara Acara (EO) adalah jasa
penyelenggara sebuah acara. Usaha Event Organizer dalam bidang jasa yang secara sah
ditunjuk oleh mitra kerja, guna mengorganisasikan seluruh rangkaian acara, mulai dari
perencanaan, persiapan, eksekusi hingga evaluasi, dalam rangka membantu
mewujudkan tujuan yang diharapkan client dengan membuat acara
Berhasil tidaknya sebuah Event Organizer ditentukan oleh adanya persiapan
yang matang sebuah EO dengan timnya. Acara yang memang sudah dipersiapkan sejak
dini, pertemuan penting dan rutin sebelum diadakannya acara pada hari H adalah wujud
professional kerja EO tentu memerlukan keseriusan yang matang. Agar acara yang
dibuat dapat berjalan sesuai rencana, maka waktu persiapan juga sangat menentukan,
lama tidaknya waktu persiapan juga ditentukan oleh besar kecilnya sebuah acara.
Melalui konsep yang baik tentunya turut merperlancar dan mensuksesan suatu acara.
Salah satu aspek paling penting dalam mengadakan suatu event organizer adalah
budget, karena besar kecilnya budget perusahaan sangat menentukan bagaimana acara
itu akan berlangsung. Kalau budget perusahaan tersebut besar, tentunya acara bisa
dibuat sebaik dan sebagus mungkin, jika dana terbatas tentunnya acara dibuat sehemat
mungkin tanpa menghilangkan tujuan dari dibuatnya acara tersebut. Keterbukaan dalam
hal budget akan berpengaruh besar bagi suksesnya sebuah acara atau event. Arti event
organizer kurang lebih mirip seperti arti seorang teman yaitu sebagai partner untuk
mengerjakan berbagai pekerjaan. Komunikasi yang baik, jujur dan terbuka antara EO
dan tim pelaksana akan mendorong berhasil atau tidaknya sebuah acara. Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan, penelitian ini akan membahas tentang strategi
komunikasi pemasaran Silhouette Event Organizer dalam mengoptimalkan pelayanan
terhadap mitra kerja.
Tujuan yang disusun dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi
marketting communication Silhouette Event Organizer dalam mengoptimalkan
pelayanan terhadap mitra kerja. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kajian referensi dalam
9
penelitian tentang strategi komunikasi pemasaran; dan Secara praktis, penelitian ini
diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi manajemen Silhoutte Event
Organizer dalam meningkatkan pelayanan terhadap mitra kerja.
TINJAUAN PUSTAKA
Customer Relationship Management (CRM)
Customer Relationship Management (CRM) adalah konsep yang paling penting
dalam pemasaran modern. Yang dalam arti lebih luas, CRM adalah keseluruhan proses
membangun dan memelihara hubungan pelanggan yang menguntunggkan dengan
menghantarkan nilai dan kepuasan pelanggan yang unggul [1]. Dalam penerapannya
Customer Relationship Management (CRM) memiliki beberapa tujuan diantaranya:
1. Mendapatkan pelanggan,
2. Mengetahui pelanggan,
3. Mempertahankan pelanggan yang menguntungkan,
4. Mengembangkan pelanggan yang menguntungkan, dan
5. Merubah pelanggan yang belum menguntungkan menjadi menguntungkan [6].
Manfaat penerapan CRM:
1. Efisiensi biaya dalam melayani repeat customer. Biaya yang dibutuhkan untuk
menarik pelanggan cenderung lebih mahal dibandingkan mempertahankan pelanggan
lama.
2. Kepuasan dan loyalitas pelanggan. Adanya dukungan dan kepercayaan pelanggan
menjadi salah satu sumber kekuatan dalam mempengaruhi daya survival perusahaan.
3. Getok tular positif, berdasarkan konsep loyalitas, dimana pelanggan yang puas dan
loyal terhadap produk/jasa perusahaan sangat berharga bagi perusahaan dan
berpotensi menyebarluaskan pengalaman positif kepada orang lain.
4. Perusahaan berusaha menjalin relasi dengan pelanggan tujuannya untuk
mendapatkan laba melalui penjualan produk dan jasa [7].
Komponen CRM penting dalam mengoptimalkan hubungan organisasi dengan
semua tipe customer adalah:
1. Manusia (People)
Manusia adalah faktor nomor satu, karena CRM sebenarnya adalah
bagaimana mengelola hubungan atau relasi antara manusia sehingga diperlukan
“personal touch” atau sentuhan - sentuhan pribadi dan manusiawi. Diperlukan
“attitude” dan semangat dari dalam pelaku bisnis atau untuk lebih proaktif menggali
dan mengenal pelanggannya lebih dalam agar dapat lebih memuaskan mereka.
Perusahaan yang menerapkan CRM perlu memiliki pimpinan yang dapat
menjelaskan dan menanamkan nilai-nilai yang benar mengenai pentingnya loyalitas
pelanggan dengan jelas dan tepat. Dalam CRM diperlukan tim-tim kecil untuk
menyerderhanakan tanggung jawab dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan
sehingga sangat diperlukan kehati-hatian dalam pemilihan karyawan untuk
mendapatkan hasil yang terbaik. Tetapi karyawan juga perlu diberikan kesempatan
untuk menyampaikan kritik dan saran masukan secara terus terang untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan sehingga timbul loyalitas
pelanggan terhadap perusahaan.
2. Proses (Process)
Sistem dan prosedur merupakan komponen proses yang berperan menjalin
hubungan dekat dengan pelanggan. Struktur organisasi, kebijakan operasional serta
10
system reward punishment harus dapat mencerminkan apa yang akan dicapai dengan
CRM. Implementasi CRM akan merubah proses usaha yang telah ada sebelumnya.
Baik proses usaha yang melibatkan pelanggan secara langsung maupun tidak. Pada
CRM seluruh fungsi usaha yang ada harus berfokus pada pelanggan. Tahap pada
proses dalam CRM meliputi:
a. Identifikasi (Identification)
Pada aktivitas proses ini perusahaan dituntut memiliki analisa yang cukup
kuat terhadap peluang, siapa pelanggan yang menguntungkan, mengapa dia
menguntungkan dan sebagainya. Kebanyakan perusahaan hanya melihat banyak
pelanggan yang dimiliki sehingga berpikir bahwa perusahaan telah sukses dan
akan mendapatkan profit yang besar. Namun perlu diperhatikan tidak semua
pelanggan membawa keuntungan. Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang
pelanggan seperti:
1) Firmagrafik
Informasi mengenai konsumen yang melakukan bisnis dengan perusahaan,
2) Demografi dan Psikologi
Informasi yang menyangkut pribadi konsumen, seperti umur, gender dan
pendekatan psikologis yang diinginkan, dan
3) Infografi
Bagaimana konsumen menginginkan cara interaksi dalam mendapatkan
informasi yang dibutuhkan.
Semakin baik perusahaan dapat mengidentifikasi konsumen yang
mempunyai potensi menguntungkan, semakin besar pula kesempatan perusahaan
memperoleh profit yang besar.
b. Diferensiasi (Differentiation)
Aktivitas dalam proses diferensiasi memperjelas manakah konsumen yang
memberikan kontribusi yang besar pada perusahaan. Caranya adalah dengan
membagi konsumen bedasarkan tingkah laku, demografi dan ekspektasi
pelanggan. Pembagian tersebut disebabkan karena ada kemungkinan pelayanan
serta produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan harapan dan kebutuhan
konsumen. Secara sederhana pelanggan dapat dibagi menjadi tiga kelompok:
1) Most Valuable Customer (MVC)
Pelanggan yang saat ini memberikan profit besar bagi perusahaan,
2) Most Growable Custmoer (MGC)
Pelanggan yang akan menjadi sangat berharga bila perusahaan mampu
menjalin lebih banyak intensitas bisnis,
3) Below Zero Customer (BZC)
Pelanggan yang membuat rugi karena biaya untuk melayani lebih besar dari
pada pemasukan.
Diferensiasi dapat dilakukan agar perusahaan dapat lebih fokus pada
segmen konsumen yang memberikan keuntungan terbesar dan sedikit demi sedikit
mengurangi konsumen yang merugikan meskipun hal ini tidak baik untuk
dilakukan.
c. Interaksi (Interaction)
Menjalin interaksi dengan pelanggan agar terjadi hubungan yang lebih
dekat adalah hal yang harus dilakukan karena komunikasi dapat menjadi jembatan
penghubung antara apa yang diharapkan konsumen dengan program perusahaan.
Interaksi ini dapat didasarkan pada konteks dari interaksi sebelumnya,
11
d. Personalitas (Personalization)
Produk maupun program loyalitas akan disesuaikan dengan keinginan
pelanggan secara terus menerus dengan menggunakan semua informasi yang telah
didapat sebelumnya untuk membuat barang atau jasa yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Konsepnya adalah perlakuan pelanggan
dengan cara seperti yang diinginkan. Dalam melakukan personalisasi perusahaan
dapat melakukan empat pendekatan, yaitu:
1) perusahaan berkomunikasi dengan pelanggan untuk mengetahui kebutuhan
mereka berdasarkan pilihan yang sudah ada,
2) perusahaan menyediakan produk dasar yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pelanggan tanpa intervensi pelanggan,
3) perusahaan menyediakan produk dasar dan tambahan yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan pelanggan, dan
4) perusahaan merubah barang atau layanan dengan cara mengamati pelanggan
untuk memenuhi kebutuhanya.
3. Teknologi (Technology)
Setelah manusia dan prosesnya dipersiapkan, teknologi diperkenalkan untuk
lebih membantu mempercepat dan mengoptimalkan faktor manusia dan proses dalam
aktivitas CRM sehari-hari. Teknologi adalah alat penunjang dalam melengkapi nilai
tambah CRM. Peran teknologi dalam CRM adalah:
a. Operational CRM
Membangun database pelanggan mulai dari sistem operasi hingga transaksi,
b. Analytical CRM
Menganalisis siapa pelanggan yang paling potensial, program yang sering diikuti,
frekuensi pembelian, tempat pembelian, dan lainnya (termasuk customer
profitability, trend analysis dan segmentation prospensity modeling), dan
c. Collaborative CRM
Melaksanakan aktivitas penjualan, marketing dan customer service dengan
menyatukan saluran komunikasi berbeda [6].
Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja,
melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya [8]. Komunikasi
sebagai suatu proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari
seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar
kata- kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik
putus vokal dan sebagainya. Perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya
transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat
tergantung pada keterampilan-keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar,
berbicara dan lain- lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi [9].
Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi
(communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management)
untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi
harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan,
dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) dapat berbeda sewaktu- waktu
bergantung dari situasi dan kondisi [8]. Agar tujuan komunikasi organisasi dapat
12
dicapai dengan baik maka dibutuhkan beberapa tahapan dalam strategi komunikasi
sebagai berikut:
1. Penyusunan Pesan Komunikasi
Syarat-syarat keberhasilan pesan informasi:
a. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga pesan itu
dapat menarik perhatian sasaran yang dituju.
b. Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada pengalaman yang
sama antara sumber dan sasaran, sehingga kedua pengertian itu bertemu.
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi daripada sasaran dan
menyarankan cara-cara untuk mencapai kebutuhan itu.
d. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak
bagi situasi kelompok di mana kesadaran pada saat digerakkan untuk memberikan
jawaban yang dikehendaki.
Tanda-tanda komunikasi (sign of communication) sebagai berikut:
a. Availability, berarti isi pesan itu mudah diperoleh sebab dalam persoalan yang
sama orang selalu memilih yang paling mudah, yaitu yang tidak terlalu banyak
meminta energi atau tenaga.
b. Contrast, berarti pesan itu, dalam hal menggunakan tanda-tanda dan medium
memiliki perbedaan yang tajam dengan keadaan sekitarnya.
2. Penetapan Teknik Komunikasi
Komunikasi pada teknik penyampaian atau mempengaruhi itu dapat dilihat
dari dua aspek yaitu: menurut cara pelaksanaan dan meurut bentuk isinya. Hal
tersebut dapat diuraikan lebih lanjut, bahwa yang petama, semata-mata melihat
komunikasi itu dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi
pesannya. Sedang yang kedua, yaitu melihat komunikasi itu dari segi bentuk
pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. Oleh karena itu yang
pertama menurut cara pelaksanaanya, dapat diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu
redundancy (repetition) dan Canalizing. Sedang yang kedua menurut bentuk isinya
dikenal teknik-teknik: informatif, persuasif, edukatif, dan koersif:
a. Redundancy (Repetition)
Redundancy atau retition, adalah cara mempengaruhi khalayak dengan jalan
mengulang-ngulang pesan kepada khalayak. Dengan teknik ini sekalian banyak
manfaat yang dapat di tarik darinya. Manfaat itu atara lain bahwa khalayak akan
lebih memperhatikan pesan itu, karana justru berkontras dengan pesan yang tidak
diulang-ulang, sehingga ia akan lebih banyak mengikat perhatian.
b. Canalizing
Canalizing adalah memahami dan meneliti pengaruh kelompok tarhadap individu
atau khalayak. Untuk berhasilnya komunikasi ini, maka haruslah dimulai dari
memenuhi nilai-nilai dan standard kelompok dan masyarakat dan secara
berangsur-angsur merubahnya ke arah yang dikehendaki. Akan tetapi bila hal ini
kemudian ternyata tidak mungkin, maka kelompok tersebut secara perlahan-lahan
dipecahkan, sehingga anggota-anggota kelompok itu sudah tidak memiliki lagi
hubungan yang ketat. Dengan demikian penagruh kelompok akan menipis dan
akhirnya akan hilang sama sekali. Dalam keadaan demikian itulah pesan-pesan
akan mudak diterima oleh komunikan,
c. Informatif
Teknik Informatif adalah suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi
khalayak dengan jalan memberikan penerangan. Penerangan berarti
13
menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta dan
data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula. Dalam informasi
komunikasi, teknik informatif dibagi menjadi dua yaitu:
1) Memberikan informasi tentang fakta semata-mata, juga fakta bersifat
kontropersial, atau
2) Memberikan informasi dan menuntun umum ke arah pendapat.
Teknik informatif ini, lebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran
khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa : keterangan,
penerangan dan berita.
d. Persuasif
Persuasif berarti, mempengaruhi dengan jalan membujuk. Dalam hal ini
khalayak digugah baik pikirannya, maupun dan terutama perasaannya. Situasi
mudah terkena sugesti ditentukan oleh: kecakapan untuk mengsugestikan atau
menyarankan sesuatu kepada komunikan (suggestivitas), dan mereka itu sendiri
diliputi oleh keadaan mudah untuk menerima pengaruh (suggestibilitas). Jadi di
pihak menugesti khalayak, dan menciptakan situasi bagaimana khalayak itu
supaya mudah terkena sugesti, adalah proses kental sebagai hasil penerimaan
yang tidak kritis dan di realisasikan dalam perbuatan kepercayaan atau cita-cita
yang dipengaruhi orang lain.
e. Edukatif
Teknik edukatif, sebagai salah satu usaha mempengaruhi khalayak dari suatu
pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam bentuk pesan yang
akan berisi: pendapat-pendapat, fakta-fakta, dan pengalaman-pengalaman.
Mendidik berarti memberikan sesuatu ide kepada khalayak apa sesungguhnya, di
atas fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan
dari segi kebenaran, dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan
mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan,
f. Koersif
Koersif berarti mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa. Teknik koersif
ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan, perintah-
perintah dan intimidasi-intimidasi. Untuk pelaksanaanya yang lebih lancar
biasanya dibelakangnya berdiri suatu kekuatan yang cukup tangguh.
Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication)
Definisi pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain. Dari definisi tersebut terlihat bahwa pemasaran mencakup keseluruhan sistem
kegiatan bisnis mulai dari perencanaan, penentuan harga, promosi, dan pendistribusian
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan pelayanan
yang bermutu. Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan
yang erat. Komunikasi merupakan proses dimana pemikiran dan pemahaman
disampaikan antar individu, atau antara perusahaan dan individu. Bentuk komunikasi
yang lebih rumit akan mendorong penyampaian pesan oleh komunikator pada
komunikan, melalui strategi komunikasi yang tepat dengan proses perencanaan yang
matang [5].
Jika digabungkan, komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua
elemen dalam bauran pemasaran, yang memfasilitasi pertukaran dengan menargetkan
merek untuk sekelompok pelanggan, posisi merek yang membedakan dengan merek
14
pesaing dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggannya [10].
“Marketing communications are means by which firms attempt to inform, persuade, and
remind comsumers directly or indirectly about the products and brands they sell”.
Artinya, Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya
untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara
langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual [5].
Marketing communication dapat didefinisikan sebagai kegiatan pemasaran dengan
menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi
kepada khalayak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan
pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan [11].
Penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi akan menghasilkan kajian baru yang
disebut marketing communication (komunikasi pemasaran). Marketing communications
merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memperkuat strategi pemasaran,
guna meraih segmen pasar yang lebih luas.
Event Organizer
Event organizer (EO) memiliki berbagai nama, seperti event coordinator, event
planner, maupun event management. Namun secara garis besar, tetap memiliki fungsi
dan tugas yang sama. EO adalah perusahaan yang memiliki karakteristik:
1. EO adalah sebuah bisnis dan profesi yang menawarkan jasa,
2. EO mengumpulkan dan mempertemukan khalayak untuk sebuah tujuan,
3. EO bertanggung jawab melakukan penelitian, membuat desain event, merencanakan,
melakukan koordinasi, supervisi, dan pengawasan terhadap pelaksanaan,
kelangsungan, realisasi dan keberhasilan sebuah event, dan
4. EO memproduksi atau menghadirkan sebuah event untuk memenuhi kebutuhan serta
keinginan atas permintaan klien, penyelenggara, orang atau instansi yang mempunyai
hajat. EO adalah pelaksana acara yang melakukan pekerjaannya atas permintaan
klien (orang yang memiliki hajat atau penyelenggara acara) [12].
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan paparan hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh para peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini: Keizer (2011)
melakukan penelitian event organizer sebagai peluang wirausaha. Jasa event organizer
atau yang disebut juga EO ini merupakan sebuah bidang usaha yang memberikan
peluang penciptaan lapangan kerja efektif bagi masyarakat khususnya bagi lulusan
perguruan tinggi baru sehinga mereka tidak perlu bersaing untuk mencari pekerjaan
namun membuka peluang untuk menciptakan lapangan kerja sendiri serta bagi orang
lain. Meyliana (2011) menganalisis strategi e-marketing dan implementasinya pada
rental company. Dengan bantuan teknologi informasi yang sesuai, kegiatan pemasaran
dapat diubah menjadi kegiatan yang sangat menguntungkan perusahaan. Kegiatan
pemasaran dengan bantuan teknologi informasi, e-marketing, dilakukan untuk
meningkatkan image perusahaan.
Solsolay (2016) meneliti aktivitas komunikasi pemasaran terpadu (IMC)
Pemerintah Kota Ambon dalam Mengkomunikasikan Brand “Ambon City of Music”
melalui kegiatan tiga pilar IMC. Kegiatan pilar IMC: Audience Focused yang dilakukan
oleh Pemerintah Kota Ambon telah melibatkan kesinergisan relevant public dalam tiga
pilar pada penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang baik (Good Governance) yakni
Pemerintah, Usaha Swasta dan Masyarakat Kota Ambon. Dalam kegiatan pilar IMC
Audience Focused dengan relevant public. Secara internal pemerintah Kota Ambon
15
telah memulai dari diri sendiri dengan terlibat aktif dalam kegiatan komunikasi
pemasaran terpadu (IMC) dengan menciptakan suasana dan aktifitas di lingkup
Pemerintah Kota Ambon yaitu melalui program kegiatan yang dilakukan, para pegawai,
dan rutinitas yang mencerminkan komitmen menjadikan Ambon sebagai Kota Musik.
Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya dikarenakan
menggunakan metode komunikasi pemasaran untuk menganalisis hubungan aktivitas
bisnis bidang event organizer dengan mitra kerja.
Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting
jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang
melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling
mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari
keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan. Kerangka pemikiran merupakan
abstraksi dari fenomena – fenomena yang sedang diteliti [13]. Dalam penelitian ini
kerangka pikir dijelaskan pada Gambar 1 berikut:
PT Akusara Mitra Sadajiwa
Silhouette Event Organizer
Strategi
Komunikasi
Customer Relationship
Management
(CRM)
Marketing
Communication
Mitra Kerja
People
Proses
Teknologi
Internal Management
identifikasi
diferensiasi
interaksi
personalitas
operasional
analytical
collaborative
Mengoptimalkan
Pelayanan
Gambar 1
Kerangka Pikir Penelitian
Silhoutte Event Organizer merupakan anak perusahaan Integrated
Communication Media dari PT Akusara Mitra Sadajiwa di Bandung Jawa Barat yang
dalam setiap menjalankan bisnis tipe jasa selalu berkaitan erat dengan membangun
strategi komunikasi. Pada penelitian ini strategi komunikasi yang diadaptasi adalah
16
marketting communication, yaitu strategi pemasaran yang fokus pada tujuan untuk
menjual produk jasa. Pendekatan yang digunakan adalah Customer Relationship
Management (CMR) dengan pertimbangan bahwa Silhoutte Event Organizer telah
banyak bekerjasama dengan customer yang tetap. Dalam mengoptimalkan CRM
terhadap mitra kerjanya dianalisis tiga komponen penting yaitu: people, proses dan
teknologi dari CRM yang masing – masing memiliki indikator penilaiannya.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Ditinjau dari tujuannya pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Jenis penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui strategi
marketting communication yang digunakan oleh Silhouette Event Organizer dalam
mengoptimalkan pelayanan terhadap mitra kerja.
Unit Pengamatan
Unit pengamatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data
dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang suatu analisis [16]. Unit
pengamatan dalam penelitian ini adalah Event Manager, Field Officer, Show Director,
Art Director, Client Servicer dan mitra kerja Silhouette Event Organizer.
Unit Analisis
Dalam penelitian ini unit analisisnya adalah Customer Relationship Management
Silhouette Event Organizer dalam mengoptimalkan pelayanan terhadap mitra kerja.
Pada penelitian ini peneliti menulis dari semua data yang berhasil di kumpulkan selama
proses penelitian di lakukan, dan penulisan berbentuk uraian terperinci, kemudian di
reduksi, dirangkum dan di pilih hal-hal yang pokok untuk di fokuskan pada hal-hal yang
di anggap penting, yang terkait dengan masalah penelitian. Ketika semua data telah
terpilih, maka kemudian peneliti berusaha untuk mengambil kesimpulan dari proses
tersebut. Tetapi kesimpulan yang ada masih direfleksikan secara terus menerus selama
pembahasan berlangsung.
Jenis dan Sumber Data
Untuk mencapai tujuan penelitian dalam penulisan ini dibutuhkan data yang
sesuai dengan pokok permasalah. Dalam suatu penelitian, data terdiri dari dua jenis,
yaitu:
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti atau
responden [18]. Data primer penelitian ini berupa transkrip wawancara dan matriks
wawancara dari responden yaitu Event Manager, Field Officer, Show Director, Art
Director, Client Servicer dan mitra kerja Silhouette Event Organizer.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari laporan, dokumentasi kegiatan
usaha Silhouette Event Organizer.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
dokumentasi, dan wawancara mendalam (in depth interview). Kemudian dokumentasi dilakukan untuk memberikan tambahan data visual untuk menunjukkan strategi
marketting communication Silhouette Event Organizer. Wawancara dilakukan oleh
17
peneliti kepada Event Manager, Field Officer, Show Director, Art Director, Client
Servicer dan mitra kerja Silhouette Event Organizer.
1. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi
dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud
mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti.
2. Dokumentasi
Selain menggunakan teknik wawancara peneliti juga melakukan studi kepustakaan
seperti data Silhouette Event Organizer, dan dokumen berupa gambar atau foto.
3. Pengamatan
Pengamatan memungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri, kemudian
mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya,
dan juga pengamatan memungkinkan peneliti mengatasi aspek bias dari proses
wawancara.
Ketiga teknik pengumpulan data ini digunakan untuk mendapatkan data dari
informan dalam skala unit analisa dan unit amatan yang telah ditetapkan di atas.
Analisis Data
Pada penelitian ini analisis data kulaitatif didasarkan pada hasil wawancara
mendalam dan observasi. Tahapan analisis data meliputi reduksi data, penyajian data,
dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data pada penelitian ini berlangsung secara terus - menerus selama proyek
yang berorientasi kualitatif berlangsung. Reduksi data merupakan suatu bentuk
analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak
perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi [19].
2. Penyajian Data
Pada penelitian ini setelah data yang tersusun di cross - check dengan dokumen yang
ada dan dengan sumber-sumber informasi lain, kemudian data disajikan [19].
3. Triangulasi Data
Selain menggunakan reduksi dan penyajian data, peneliti juga menggunakan teknik
Triangluasi untuk memeriksa keabsahan data. Pengertian Triangluasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. Pada penelitian ini
Triangluasi dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi [14].
a. Membandingkan hasi pengamatan dengan data hasil wawancara,
b. Membandingkan apa yang dikatakan subjek penelitian di depan umum atau orang
lain dengan apa yang dikatakan secara pribadi,
c. Membandingkan situasi pengambilan data, dan
d. Membandingkan subjek penelitian dengan subjek penelitian lainnya yang
memiliki strata sama.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan
lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dengan peninjauan kembali serta
tukar pikiran atau upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam
seperangkat data yang lain.
18
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Profil Silhouette Event Organizer
Silhouette adalah sebuah unit usaha yang bergerak di bidang jasa Event
Organizer dinaungi oleh PT Akusara Mitra Sadajiwa. Silhouette beralamat di Jl.
Parakan Arum No. 5 (40266), Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul,
Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Berawal dari sebuah persamaan visi, misi serta
aktivitas yang sama sebagai pekerja event, maka dibentuklah Silhoutte digunakan
sebagai wadah untuk mengoptimalkan komunikasi, kreativitas, totalitas dan
profesionalisme kerja.
Commissioner
Director
Production Manager Creative Director Operation Manager General Affair & Finance
Senior Production Officer
Junior Production Officer
Production Staff
Senior Creative Officer
Gambar 2
Struktur Organisasi
PT Akusara Mitra Sadajiwa dipimpin oleh seorang komisioner dan seorang
Direktur untuk menjalankan usahanya, tugas masing – masing adalah sebagai berikut:
1. Commissioner
Ditunjuk untuk mengawasi seluruh kegiatan perusahaan. Komisaris juga dapat
memerintah dan menetapkan kebijakan – kebijakan dari perusahaan.
2. Director
Direktur ditunjuk oleh komisaris untuk menjalankan dan memimpin seluruh
aktivitas perusahaan, direktur juga dapat menerbitkan kebijakan – kebijakan sercara
teknis.
a. Production Manager
Manager produksi bertanggung jawab dalam seluruh perencanaan, koordinasi
dan kontrol dari proses berlangsungnya event. Manager produksi juga
ditugaskan agar seluruh kegiatan perusahaan berjalan efisien benar dan akurat.
1) Senior Production Officer
19
Pimpinan produksi senior bertugas mengawasi aktivitas pelaksanaan event
dan penggunaan konten hiburan. Senior production officer juga membantu
manager dalam mempergunakan sumber daya yang seefisien mungkin.
2) Junior Production Officer
Junior production officer bertugas membantu senior production officer
dalam menjalankan komunikasi internal dan eksternal serta dapat
menjalankan project event baik skala teknis maupun non teknis.
3) Production Staff
Staff produksi bertanggung jawab terhadap proses, prosedur dan kualitas
event yang telah ditentukan oleh perusahaan, selain itu staff produksi juga
dituntut untuk dapat menangani project secara langsung jika diperlukan.
b. Creative Director
Direktur kreatif bertanggung jawab dalam merencanakan periklanan dan
membimbing tim kreatif (copywriter, desainer grafis dan fotografer) dari awal
hingga akhir pelaksanaan project.
c. Operation Manager
Manajer operasional bertanggung jawab untuk memastikan kegiatan produksi
berjalan sebaik mungkin dengan memberikan pelayanan kepada karyawan
dalam menjalankan project yang ditentukan.
d. General Affair and Finance
General Affair (GA) dan finance (urusan keuangan) berperan membantu
seluruh kegiatan operasional perusahaan dan menyiapkan laporan keuangan.
Visi dan Misi Silhouette Event Organizer
Di bawah naungan PT. Akusara Mitra Sadajiwa, Silhouette hadir sebagai salah
satu penyedia jasa event organizer dan marketing communication yang dapat
diandalkan dan dipercaya sebagai mitra kerja dalam aktivitas berpromosi guna
menajamkan dan mencapai objective yang diinginkan yaitu:
“Menjadi mitra kerja yang dapat diandalkan dan dipercaya dengan
selalu mencari inovasi baru dan menjunjung tinggi profesionalisme
dalam menjalankan kepercayaan yang telah diberikan.”
Untuk mencapai tujuannya Silhoutte Event Organizer dalam mengerjakan
project bekerjasama dengan Maximus untuk desain dan produksi serta bekerjasama pula
dengan View Art untuk kegiatan fotografi dan dokumentasi.
3.1. Proses Bisnis Silhouette Event Organizer
Silhoutte bekerjasama dengan seluruh penyelenggara acara untuk
menyelesaikan project-nya. Tahapan yang digunakan dalam proses bisnis
penyelenggaraan event adalah sebagai berikut:
20
Gambar 3
Diagram Alir Proses Bisnis Silhouette
1. Konsep
Dalam tahap konsep Silhoutte menggunakan segala kemampuan kreativitasnya untuk
menghasilkan kualitas event yang baik. Penyusunan konsep melibatkan ide,
pendapat, mitra kerja dan semua kelengkapannya.
2. Evaluasi Konsep
Konsep yang telah selesai dievaluasi kembali, disesuaikan dengan kondisi lapangan
dan pemintaan client serta penyesuaian dengan kemamuan sumber daya yang
dimiliki perusahaan.
3. Upgrade Personel
Pelaksanaan kegiatan event membutuhkan tim khusus yang siap menangani dan
memiliki semangat yang tinggi. Dalam upgrade personel dipilih personel yang tepat
agar dalam pelaksanaan event, penyelenggara dapat kompak sehingga acara dapat
berjalan dengan lancar.
4. Persiapan
Pimpinan dan masing – masing koordinator event memeriksa keseluruhan perangkat
acara dan memastikan semuanya agar siap dan tepat waktu, beberapa event perlu
dilakukan gladi kotor dan gladi bersih sebelumnya.
5. Pelaksanaan
Pada proses pelaksanaan event adalah bentuk dari keseluruhan konsep yang sudah
matang, personel yang siap dan perangkat yang dapat digunakan sesuai waktu yang
disepakati.
6. Evaluasi Akhir
Beberapa kesalahan mendasar hingga kesalahan kecil sampai keluhan dari client
maupun peserta event dievaluasi pada tahap akhir agar dapat menjadi rujukan untuk
pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Peneliti memaparkan analisis data berdasarkan konsep pada konsep dan metode
sebelumnya. Dari analisis ini dimunculkan temuan penelitian yang dapat disajikan
dalam klasifikasi yang tentunya mengacu pada fokus penelitian. Pada tahap ini data
yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan, catatan lapangan,
Konsep
Evaluasi
Upgrade
Persiapan
Pelaksanaan Event
Evaluasi
21
dokumen dan data lain yang mendukung dikumpulkan, diklasifikasikan dan dianalisis
dengan analisis induktif.
Strategi Komunikasi Silhouette Event Organizer
Strategi komunikasi Silhouette ditujukan sebagai komunikasi pemasaran dalam
meningkatkan minat responden secara luas kepada produk yang menggunakan jasa
event organizer. Strategi komunikasi perusahaan menggunakan tahapan penyusunan
dan penetapan komunikasi yang dipaparkan kepada khalayak.
1. Penyusunan Pesan Komunikasi
Pesan yang disusun oleh manajemen Silhouette berbentuk komunikasi
interpersonal dengan tujuan persuasif serta mengutamakan kenyamanan para mitra
kerja dan pengunjung event. Kenyamanan dan persuasif yang diberikan bertujuan
agar penyelenggaraan event dapat memuaskan mitra kerja sekaligus dapat menjadi
rekomendasi bagi customer selanjutnya. Dalam teknik penyusunan pesan tim
penyelenggara beberapa kali memilih artis atau pengisi acara yang memiliki
kemampuan baik dalam pemasaran produk. Proses penyusunan meliputi:
pembukaan, hiburan, sambutan, acara utama, dan penutup.
2. Penetapan Teknik Komunikasi
Manajemen Silhoutte telah berpengalaman dalam bidang kepanitiaan kerja
dan mampu mengorganisasi tim yang terdiri dari tim pelaksana, tim produksi, tim
pekerja dan tim manajemen yang mampu melaksanakan tugas operasional program
acara secara baik. Pada penetapan teknik komunikasi tersebut telah dibagi aspek
posisi pihak – pihak sesuai tugas dan pendukung dalam kesuksesan sebuah acara:
1. Penyandang Dana
Penyandang dana event dari Silhoutte banyak dari sponsor yang berkepentingan
sekaligus bekerjasama dalam memasarkan atau mengenalkan produk kepada
khalayak secara luas.
2. Pelaksana Event
Pelaksanaa event adalah Silhoutte dengan seluruh tim yang telah disiapkan dalam
penysunan program dengan pesan – pesan yang telah disusun dengan baik.
Pelaksana event memiliki posisi yang sama dalam bekerjasama dengan
penyandang dana, penampil, penonton dan pengamat media event.
3. Penampil Event
Penampil event adalah pihak yang bertugas dalam membentuk daya tari suatu
program acara. Penampil event biasanya personal atau kelompok artis, musik,
seniman hingga pembawa acara yang memiliki kemampuan komunikasi
interpersonal yang sangat baik.
4. Penonton Event
Sukses tidaknya sebuah event dapat dilihat dari seberapa banyak kuantitas
penonton event yang hadir. Silhoutte membagi bentuk event berupa berbayar atau
gratis tergantung dari keputusan bersama dengan para penyandang dana.
5. Pengamat Event
Pengamat event adalah pihak yang memiliki jalur media seperti pers ataupun tim
dokumentasi yang dibentuk sendiri oleh Silhoutte dalam mempresentasikan event
pada berbagai media baik cetak maupun elektronik.
Berdasarkan penyajian hasil penelitian, strategi komunikasi yang dijalankan oleh
Silhoutte telah berjalan dengan baik. Hasil pembahasan yang Silhoutte memiliki
kelebihan yaitu dari kreativitas crew. Dalam pemilihan komunikator yang dilakukan
22
oleh Silhoutte telah memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi bagi khalayak luas secara
umum. Silhoutte lebih fokus pada kerjasama dengan perusahaan dibandingkan dengan
konsumen personal. Pesan yang disampaikan oleh Silhoutte dapat menarik perhatian
dan tersampaikan dengan baik oleh khalayak yang dituju. Sarana promosi Silhoutte
melui media sosial website dan dari metode kepercayaan dari word to mouth.
Marketting Communication Silhouette Event Organizer
Marketting Communication Silhouette Event Organizer telah menggunakan
Integrated Marketting Communication (IMC) yang efektif. IMC Silhouette
menggunakan pendekatan holistik pemasaran yaitu penyelenggaraan acara, public
relations dan manajemen komunikasi yang telah dipaparkan sebelumnya. Tugas
manajer adalah memastikan konsistensi pesan – pesan kunci event yang telah dirancang
hingga mengimplementasikan strategi yang telah disusun. Marketting Communication
telah membantu penyelenggara menciptakan kesadaran dari berbagai pihak yang
berkepentingan. Marketting Communication telah menjadi kunci keberhasilan Silhoutte
dalam menjalin hubungan yang menguntungkan dengan para mitra kerja. Secara umum
Marketting Communication Silhoutte telah mengakomodasi aspek – aspek sebagai
berikut:
1. Tujuan dan Sasaran
Silhoutte telah memberdayakan sumber daya manusia untuk merancang sebuah acara
dengan tujuan mendatangkan benefit secara material atau pun non material bagi
perusahaan dan sasaran khalayak.
2. Analisis Pemangku Kepentingan
Silhoutte dituntut untuk selalu memberikan harapan yang tinggi dan antusiasme
kepada para mitra kerja disamping itu manajemen juga berupaya dalam membentuk
tim yang bersemangat dan tanggung jawab tinggi. Kolaborasi juga dibentuk secara
efektif antara sponsor, pembawa acara dan seluruh anggota tim. Analisis pemangku
kepentingan dipaparkan pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Analisis Proses Kinerja Silhoutte Event Organizer
No. Proses Penerapan
1. Perencanaan dan
Koordinasi
Perencanaan disusun dari basi 5 W + 1 H komunikasi serta menunjuk
tim sesuai dengan bidangnya masing – masing.
2. Tindakan (Act)
a. Persiapan anggaran
b. Promosi media
c. Teknik pemasaran
d. Rekrutmen peserta
e. Persiapan kolaborasi
f. Perjalanan, transportasi dan perizinan
3. Aktivitas
(Endurance)
Tim berusaha tetap aktif dan mempersiapkan event pada kurun 24
hingga 36 jam sebelum acara dimulai
4. Manajemen
Harian
a. Gladi kotor – bersih acara
b. Pemeriksaan seluruh komponen elektronik
c. Alokasi ruang promosi
d. Pemetaan risiko yang tidak dikehendaki
e. Dokumentasi dari awal hingga akhir
f. Persiapan konsumsi acara
5. Evaluasi Manajemen menyediakan waktu dan ruang untuk perbaikan dan
evaluasi dari penyelenggaraan acara yang telah selesai dilaksanakan
23
3. Rencana Manajemen Risiko
Kemungkinan dan tantangan kegagalan sebuah event selalu diantisipasi oleh
Silhoutte dengan perencanaan yang matang. Dibentuk sebuah penelitian kecil untuk
menggambarkan apa yang akan terjadi ketika event berlangsung. Potensi dan
tantangan yang yang dimungkinkan terjadi dianalisis secara bersama oleh tim
manajemen. Tahapan yang dilakukan awal analisis masalah, kemudian mencocokan
hasil manajemen risiko dengan tujuan acara, setelah acara berjalan efektif kemudian
dianjutkan dengan evaluasi, manajemen kemudian membuat perubahan pada
kegagalan pelaksanaan, pimpinan kemudian mengevaluasi seluruh aktivitas yang
telah berjalan.
Customer Relationship Management Silhouette Event Organizer
Silhoutte merupakan perusahaan event organizer yang memiliki perbedaan
kualitas acara dengan platform sejenis, hal ini dibutkikan dengan banyak mitra kerja
yang menggunakan jasa event lebih dari satu kali. Analisis CRM Silhoutte dijelaskan
sebagai berikut:
Internal Management Event
Internal manajemen telah mengakomodasi dan mempersiapkan lima aspek
penting dalam persiapan sebuah event meliputi aspek keamanan, perizinan,
perlengkapan, primary technology dan SLE. Internal manajemen berusaha mengemban
tanggung jawab dalam mensukseskan suatu event organizer. Indikator yang selau
digunakan dalam target kerja oleh Silhouette antara lain memperkenalkan,
mempromosikan atau meningkatkan citra perusahaan dan atau institusi organisasi yang
menjadi mitra kerja. Tabel 2 menunjukkan aspek stadard yang dimiliki oleh sebuah
event organizer dan bagaimana Silhoutte menerapkan di dalam proses bisnisnya.
Indikator aspek yang dipaparkan selalu menyesuaikan bagaimana tantangan yang
dihadapi di lapangan.
Tabel 2
Internal Manajemen (Preparation) Event Silhoutte
No. Aspek Penerapan
1. Keamanan Keamanan disiapkan dari petugas internal dan apabila event
berskala besar bekerjasama dengan kepolisian.
2. Perijinan Perizinan dimulai lengkap dari RT, RW, kepolisian dan
masyarakat setempat.
3. Perlengkapan
audio visual, projektor, mike, screen, meja dan kursi untuk para
undangan dan para hadirin, panggung, backdrop, lighting dan
peralatan lainnya seperti papan petunjuk, denah stand, flooring,
podium, carpet, sekat ruangan, partisi pameran, dekorasi bunga,
dekorasi air mancur, dekorasi ruangan, gate, sofa, level untuk
panggung, ruang ganti pakaian (fitting room).
4. Primary
Technology
a. Audience equipment
b. Recorder
c. Sound
d. Walkie-talkies
5. Sound, Lighting
and Effects
Silhoutte bekerjasama dengan pihak ketiga dengan menghadirkan
kualitas SLE berkualitas tinggi.
24
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Silhoutte fokus pada kepentingan
diferensiasi atribut produk dengan menyusun konsep acara yang sesuai dengan
kebutuhan marketting perusahaan mitra kerja. Belum terdapat kesenjangan nyata antara
promosi event dengan jumlah kehadiran penonton atau undangan. Garansi pelayanan
dan kualitas manajemen Silhoutte telah banyak dikenal terutama pada area pemasaran
Bandung hingga Jakarta. Untuk menarik minat mitra kerja dan konsumen Silhouette
terus mencoba memberikan diferensiasi produk event dengan mengikuti kebutuhan dan
daya tarik pangsa pasar yang mayoritas adalah anak muda. Diferensiasi produk event
dilakukan dengan mengkombinasikan skala event dari mulai regional dan nasional.
Manajemen memperhatikan dengan detail segmen apa yang sedang diminati dan
positioning apa yang tepat diletakkan dalam komponen penyelenggaraan event.
Interaksi merupakan hasil dari persiapan yang matang dari tahap perencanaan agar
pesan yang disampaikan dapat efektif kepada penonton. Silhoutte selalu berusaha
membuat interaksi langsung antar target penonton dengan klien dan mitra kerja untuk
menghasilkan dampak marketting communication yang diharapkan. Dalam hal tersebut
Silhoutte hadir sebagai jasa yang memfasilitasi antar interaksi tersebut.
Personalitas Traits
Silhoutte mengakomodasi personal dengan tipikal keahlian yang sesuai dengan
perencanaan sebuah acara. Silhoutte memahami bahwa industri jasa event dibutuhkan
pengalaman yang lebih penting dibandingkan kemampuan teoritis lainnya.
Operational and Organizing
Operasional event orgaizer Silhoutte mengandalkan tim dengan tantangan
pekerjaan yang sangat kompleks sehingga perlu dipetakan operasional umum sebagai
berikut:
Tabel 3
Operational Organizing Silhoutte
No. Tahap Details
1. Pre Production
(Preparation)
Penjabaran ide
Pembagian tim dan pembagian kerja
Konsep kreatif (rundown)
Observasi tempat, perlengkapan, akomodasi, transportasi
dan lainnya
Promosi, publikasi dan sosialisasi
Penyelesaian administrasi: kontrak, perizinan dan ticketing
2. Produksi
Kesiapan pengisi acara
Kesiapan perlengkapan
Kesiapan pengamanan
Kesiapan crew
Pengawasan event sesuai rundown
3. Pasca Produksi Evaluasi
Penyusan laporan
Analytical (Studi Kelayakan)
Tujuan dari studi kelayakan adalah untuk mengidentifikasi ketersediaan model
kreatif dari organisasi acara, kemudian Silhoutte memaparkan potensi berdasarkan
25
analisis manfaat biaya dan rasio keuntungan. Studi kelakayan event didasarkan pada
jumlah item, tujuan acara, logistik, pemilihan lokasi, waktu dan tanggal, biaya,
pendapatan, konten acara dan analisis potensi risiko.
Technology Collbaoration
Teknologi tools yang digunakan untuk membantu manajemen event digunakan
Trello. Dengan teknologi Trello personel dapat saling berkolaborasi dan memudahkan
dalam menyelesaikan lebih banyak tugas. Fitur dari Trello menyediakan dashboard, list,
card yang memungkinkan manajemen mengatur dan memprioritaskan acara dengan
lebih fleksibel dan bermanfaat.
Refleksi Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis Customer Relationship Management peneliti merefleksikan
bahasan aspek tersebut ke dalam tiga indikator utama dalam strategi marketting
communication Silhoutte event organizer sebagai berikut:
People of Internal Management
People of Internal Management sangat dipengaruhi oleh kemampuan manajer
dalam mengorganisir acara. Manajer Silhoutte sering berdampingan dengan tim dan
unsur pembantu lainnya untuk memastikan keberhasilan dari pelaksanaan event.
Manajer Silhoutte antusias menerima feedback dari mitra kerja dan mampu
mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab kepada masing – masing anggota tim.
Proses Customer Relationship Management
Proses dari CRM menargetkan mitra kerja dari skala menengah hingga atas.
Silhoutte mampu mengorgaisasi acara baik di dalam (indoor) maupun di luar ruangan
(outdoor) dengan sama baiknya. Apabila suatu acara telah memasuki tingkatan proses
produksi, kesepakatan antara pihak Event Organizer (EO) dengan pihak penyelenggara
harus telah terjadi sebelumnya. Manajemen telah memastikan semuanya siap, kemudian
memeriksa lagi bahwa semuanya benar-benar siap. Melakukan gladi kotor dan gladi
bersih sebaik mungkin.
Teknologi Customer Relationship Management
Silhoutte telah menggunakan teknologi dan peralatan yang menyesuaikan
dengan perkembangan kebutuhan konsumen dan mitra kerja agar acara dapat
berlangsung dengan baik dan maksimal. Respon dan kepuasan dari penonton acara
merupakan indikator utama keberhasilan pelaksanaan event yang dikelola. Mitra kerja
perusahaan selalu menghendaki bagaimana membangun image yang baik kepada
khalayak. Manajemen Silhoutte juga berupaya terus memotivasi karyawan agar dapat
menerapkan dan memaksimalkan potensi teknologi yang ada.
KESIMPULAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi marketting
communication Silhouette Event Organizer dalam mengoptimalkan pelayanan terhadap
mitra kerja. Dalam menetapkan marketting communication, Silhoutte terlebih dahulu
menyusun tujuan sasaran ada di dalam setiap pelaksanaan event. Peneliti menggunakan
instrumen Customer Relationship Management untuk secara lebih detail dapat
menganalisis bagimana pelayanan yang diberikan Silhoutte kepada mitra kerja.
Komponen CRM yang dianalisis meliputi internal management event, mengidentifikasi
produk event, mengetahui diferensiasi produk jasa, interaksi event, personalitas traits,
26
operational and organizing, analytical studi kelayakan hingga kolaborasi teknologi
yang dipakai.
Saran yang disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh adalah:
Kemampuan untuk melobi dan bernegosiasi dengan para sponsorship atau peserta dari
Event tersebut adalah hal kunci dari keberhasilan perusahaan. Personel yang tergabung
di dalam tim ini dapat menjelaskan latar belakang dari event yang akan dilaksanakan
dan juga benefit yang akan diperoleh dari keikutsertaan mereka dalam event tersebut.
Selain itu, tim pemasaran event juga dapat memberikan bahan pertimbangan atau
masukan yang positif kepada para mitra kerja bila terjadi keragu-raguan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012. Prinsip - Prinsip Pemasaran. Jakarta:
Erlangga.
[2] Morissan. 2012. Metode Penelitian Survey. Jakarta: Kencana Prenada Media.
[3] Belch, George E dan Belch, Michael A. 2009. Advertising and Promotion : An.
Integrated Marketing Communication Perpective. New. York : McGraw-Hill.
[4] A. Shimp, Terence. 2014. Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam periklanan dan.
Promosi. Jakarta: Salemba Empat.
[5] Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Erlangga.
[6] Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori dan Praktek Manajemen Keuangan. Yogyakarta:
Andi.
[7] Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
[8] Effendy, Onong Uchjana. 2009. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
[9] Handoko, T. Hani. 2008. Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE.
[10] Chitty, William. Barker, Nigel. 2011. Integrated Marketing Communication.
Boston: Cengage Learning.
[11] Kennedy, John. E; R Dermawan Soemanagara. 2009. Marketing Communication –.
Taktik dan Strategi. Jakarta: Buana Ilmu Populer.
[12] Natoradjo, Sulyus. 2011. Event Organizer: Dasar-dasar Event Management.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
[13] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
[14] Moleong, L.J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
[15] Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
[16] Ihalauw, John. 2008. Konstruksi Teori Komponen dan Proses. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
[17] Amirin, T. M. 2009. Penelitian Ekploratori (Eksploratif). Yogyakarta: Ekonisia.
[18] Bagong Suyanto, Sutinah. 2010. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif.
Pendekatan. Jakarta: Prenada Media Group.
[19] Miles, M.B, Huberman, A.M, dan Saldana, J. 2014. Qualitative Data Analysis, A.
Methods Sourcebook. California: Sage Publications.
[20] Nasution. 2009. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
[21] Patton, MQ. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Jakarta: Pustaka Pelajar.