STRATEGI MARKETING MIX, LOYALITAS KONSUMEN, DAN ...
Transcript of STRATEGI MARKETING MIX, LOYALITAS KONSUMEN, DAN ...
26
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia – ISSN : 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 2, No 7 Juli 2017
STRATEGI MARKETING MIX, LOYALITAS KONSUMEN, DAN
EFEKTIFITAS KERJA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LA LIGHTS
Ari Nugroho
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk melihat seberapa tinggi pengaruh Strategi
Marketing Mix, Loyalitas Konsumen serta Efektifitas Kerja menurut sudut
pandang konsumen atas Keputusan Pembelian LA Lights. Penelitian ini adalah
sebuah studi kasus di Kampus Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon yang
dilakukan pada bulan Mei - Agustus 2013. Data penelitian dikumpulkan melalui
kuesioner yang disebar ke responden. Penelitian ini menggunakan pihak yang
telah membeli dan/atau mengonsumsi rokok LA Lights sebagai populasi
penelitian. Konsumen yang diteliti sebanyak 110 orang. Penelitian ini
menggunakan analisis regresi linier sederhana dan berganda sebagai teknik
analisis penelitian. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa: 1). Terdapat
pengaruh positif Strategi Marketing Mix terhadap Keputusan Pembelian. 2).
Terdapat pengaruh positif Loyalitas Konsumen terhadap Keputusan Pembelian.
3).Terdapat pengaruh positif Efektifitas Kerja terhadap Keputusan Pembelian. 4).
Terdapat pengaruh positif Strategi Marketing Mix, Loyalitas Konsumen, serta
efektivitas kerja secara berkesinambungan atas kepuusan pembelian.
Berdasarkan out put regresi linear sederhana dan berganda Strategi Marketing
Mix, Loyalitas Konsumen, dan Efektifitas Kerja secara simultan berpengaruh
positif sebesar 24,7 % terhadap Keputusan Pembelian, sedangkan 75,3 %
dipengaruhi oleh variabel lain.
Kata Kunci : Marketing Mix, Loyalitas Konsumen, Efektifitas Kerja, Keputusan
Pembelian
Pendahuluan
Istilah bauran pemasaran atau marketing mix pertama kali dilakukan oleh Neil
Borden (1964). Neil Borden sendiri melakukan pemasaran model bauran berkat konsep
dan gagasan James Cullington (1948). Menurut James seorang eksekutif bisnis memiliki
peran sebagai 'mixer of ingredients'. Borden (1964) menyebut bahwa terdapat 12 aspek
terkait pemasaran dengan konsep bauran. Lebih lanjut, aspek-aspek sebagaimana yang
dimaksud Borden kemudian disederhanakan oleh Jerome McCarthy (1968) ke bentuk
Strategi Marketing Mix, Loyalitas Konsumen, dan Efektifitas Kerja Terhadap
Keputusan Pembelian
Syntax Literate, Vol. 2, No.7 Juli 2017 27
yang lebih sederhana. Bentuk-bentuk yang dimasud adalah: Product, Price, Place, dan
Promotion, atau yang umum disebut 4P.
Pada proses pelaksanaannya 4P tidak senantiasa berjalan dengan mulus. tidak
sedikit pihak yang mengkritik dan menilai bahwa 4P meupakan konsep yang kurang
sempurna. Sejumlah pakar bahkan mengemukakan model pemasaran baru untuk
menyaingin konsep 4P. Salah satu konsep baru pada saat itu adalah model 7P Service
Marketing Mix (Booms & Bitner, 1981)
serta model bauran pemasaran holistic
marketing (Kotler & Keller, 2006). Namun demikian, kendati sudah banyak model
pemasaran baru, model 4P masih menjadi yang terpopuler dan banyak digunakan di
banyak literatur pemasaran.
Loyalitas pelanggan ialah satu dari sekian tujuan inti yang diupayakan di
beberapa model pemasaran modern. Hal tersebut diakibatkan oleh adanya loyalitas yang
timbul akan menjadi harapan perusahaan. Loyalitas yang muncul di suatu proses
pemasaran akan menjadi simbiosis mutualisme, baik untuk perusahaan ataupun
pelanggan itu sendiri. Boulding (dalam Ali Hasan, 2008:83) menjelaskan bahwa
timbulnya suatu loyalitas merk pada konsumen diakibatkan oleh adanya pengaruh
kepuasaan dan/atau ketidakpuasan konsumen.
Membujuk konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan seller memang
tidak mudah. Terlebih jika konsumen tersebut telah memiliki loyalitas terhadap suatu
produk. Pasalnya, seorang konsumen mungkin melakukan suatu keputusan tanpa
membandingkan dengan poduk lain. Satu dari sekian faktor yang kerap jadi
perbandingan adalah marketing mix. Keadaan ekonomi dan kebutuhan akan merokok
sangat dipengaruhi kebiasaan merokok seseorang terutama masyarakat terpelajar,
sehingga juga mempengaruhi praktek memilih merek rokok dalam sebuah komunitas.
Menurut Schifman dan Kanuk (2007: 485) keputusan adalah seleksi terhadap
dua buah pelihan yang disandingkan di depan pemilih. Sedangkan pilihan alternatif
adalah pilihan yang muncul dan/atau tidak diantara dua pilihan di atas. Pilihan alternatif
sendiri tidak hanya muncul diantara kedua buah pilihan, melainkan juga jadi salah satu
pilihan dari kedua pilihan yang ada. Pada proses pelaksanaannya pilihan alternatif
muncul untuk memudahkan proses pengambilan keputusan. Keputusan akan mudah
diambil apabila terdapat pilihan alternatif untuk dipilih.
Ari Nugroho
28 Syntax Literate, Vol. 2, No. 7 Juli 2017
Keputusan merupakan reaksi yang timbul atas solusi alternatif yang dilakukan
secara sadar melalui analisis beberapa kemungkinan yang timbul dari suatu pilihan.
Pada proses pelaksanaannya tiap-tiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat
berbentuk tindakan maupun opini.
Menurut Hawkins (1992) dan Engel (1990) dalam Fandy Tjiptono (2008: 20),
pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen memiliki bentuk yang cukup
beragam, mulai dari sederhana hingga kompleks. Dalam penerapannya pengambilan
keputusan dibagi menjadi beberapa jenis, yakni pengambilan keputusan luas dan
terbatas. Proses pengambilan keputusan yang lengkap adalah proses pengambilan
keputusan yang tidak terbatas. Proses ini dimulai dengan pembelian beberapa produk
untuk mengenali masing-masing dari produk yang dibeli. Adapun proses pengambilan
keputusan terbatas adalah proses pengambilan keputusn yang didasarkan dari
pengenalan masalah. Pada proses ini pengambil keputusan tidak harus membeli produk
untuk mendapat informasi, melainkan dapat mencari informasi dari berbagai sumber.
Lebih jauh, sebelum pengambil keputusan mengenali produk dan mencari informasi
terkait produk tersebut, pengambil keputuan terlebih dulu mengambil mengenai masalah
yang timbul atas produk tersebut. Dengan kata lain, proses pengambilan keputusan
terbatas terjadi apabila konsumen atau pengambil keputusan terlebih dulu mengenali
masalah produk.
Dalam perekonomian Indonesia khususnya di bidang hasil perkebunan
tembakau, kedudukan tembakau sangat penting sebenarnya dan dapat dicerminkan dari
fenomena bahwa setiap masyarakat Indonesia tidak bisa lepas dari tembakau sejak
nenek moyang sebagai bahan rokok alternatif. Bagi masyarakat Indonesia sebenarnya
tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari, hampir setiap hari kita melihat banyak
orang merokok, baik di rumah maupun di warung makan, bahkan di pinggir jalan
sekalipun atau lapangan olah raga, rokok jika diakumulasikan dalam setahun ternyata
masih relatif rendah masyarakat kampus dalam merokok termasuk dalam pengamatan
penulis di kampus Unswagati relatif lebih rendah dan memilih merek rokok sangat
bervariasi dan homogen. Merebaknya berbagai produksi rokok yang disertai dengan
banyaknya merek-merek yang ada dan berbagai promosi secara besar-besaran dapat
mempengaruhi keputusan pembelian terhadap merek rokok dengan berbagai macam
kemasan, bentuk, rasa, penyajian tentu sesuai dengan minat mereka. Hal ini mendorong
Strategi Marketing Mix, Loyalitas Konsumen, dan Efektifitas Kerja Terhadap
Keputusan Pembelian
Syntax Literate, Vol. 2, No.7 Juli 2017 29
terhadap pergeseran perilaku konsumen dalam mengkonsumsi rokok. Merek adalah
nama atau tanda untuk mengidentifikasi barang-barang atau jasa dari perusahaan yang
memasarkan produknya sehingga dapat membedakan dari produk perusahaan yang lain,
dalam hal ini mengenai rokok LA LIGHTS. Banyak konsumen yang sudah memakai
dan mengkonsumsinya terutama pada segmen anak muda, baik dari golongan atas
maupun golongan yang rendah di daerah lokasi penelitian. Secara prinsip proses
produksi rokok LA LIGHTS sama dengan proses produksi rokok lainnya, sesuai dengan
jenis rokok yang diperlukan. Perbedaannya hanya terletak pada jenis dan tampilan
kemasan rokok yang digunakan. Rangsangan perusahaan yang dikendalikan oleh
perusahaan untuk dapat mempengaruhi konsumen terdiri empat unsur yakni produk,
harga, promosi dan distribusi yang merupakan variabel-variabel yang terkendali yang
disebut dengan bauran pemasaran (Marketing Mix) menurut Kotler (2007:53) keempat
hal tersebut terangkum dalam strategi pemasaran untuk mempengaruhi tanggapan atas
produk yang ditawarkan oleh perusahaan oleh segmen tertentu yang dituju. Analisa
terhadap perilaku konsumen saat ini merupakan salah satu fakta penting yang harus
diperhatikan oleh manajer karena mereka merupakan pihak yang mempengaruhi
kelangsungan hidup suatu perusahaan terutama dalam siklus daur hidup produk.
Semakin banyaknya pilihan produk dipasar secara tidak langsung mendidik konsumen
untuk bersikap selektif terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi demikian halnya
dengan produk minuman ringan yang saat ini cukup tersedia dipasar dengan berbagai
merek yang menimbulkan suatu persepsi yang berbeda-beda dimata konsumen. Dilihat
dari karaktersitik individu, secara umum menunjukkan adanya kecenderungan bahwa
merokok hanya khusus orang dewasa saja. Selanjutnya, faktor psikologis konsumen
yang menunjukkan bahwa kecenderungan seseorang mengkonsumsi rokok masih
terbatas pada motivasi untuk menghilangkan rasa asam dan relatif belum mengetahui
secara luas sisi-sisi manfaat dari merokok, tentu diluar kecenderungan medis bahwa
rokok merusak kesehatan tetapi sisi psikologis ternyata ada dampak ketenangan dalam
hidup . Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Subarna dan Dadang (2002:5)
mengemukakan, bahwa persepsi konsumen dalam mengkonsumsi rokok tercermin dari
tujuan dan anggapan konsumen bahwa produk rokok merupakan bagian dari cara
merefleksikan ketenangan hidup. Selain faktor di atas, kontribusi yang cukup besar
dalam mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian komoditas rokok dalam
Ari Nugroho
30 Syntax Literate, Vol. 2, No. 7 Juli 2017
rumah tangga, tidak terlepas dari faktor kultur yang begitu gencar melakukan strategi
marketing mix (bauran pemasaran) dengan tujuan mempengaruhi konsumen. Adanya
suatu agen rokok di daerah tertentu mendorong banyak perusahaan tetap memasarkan
dengan berbagi cara untuk merebut pasar konsumen. Khususnya dilingkungan daerah
tersebut untuk itu perlu diadakan penelitian terjadinya pergeseran perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi merek rokok LA LIGHTS diluar Daerah tersebut. Adapun
pemilihan lokasi ini berdasarkan pengamatan dari peneliti dengan pertimbangan lokasi
di Unswagati Cirebon dijadikan sampel karena pertama: lokasi penelitian mempunyai
jumlah pembeli yang cukup padat, kedua: lokasi terjangkau oleh saluran komunikasi
dan transportasi.
Dengan demikian peneliti ingin mengetahui lebih dalam terjadinya pergeseran
dan perbedaan perilaku konsumen tersebut dengan judul “Pengaruh Strategi Marketing
Mix, loyalitas konsumen, dan efektifitas KerjaTerhadap Keputusan Pembelian LA
LIGHTS di Kampus Unswagati Cirebon”.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan
korelasional. Metode ini digunakan untuk memudahkan menemukan hubungan
(korelasi) antara variabel bebas dengan variabel terikat berdasarkan fakta dan data yang
sudah terjadi. Sehingga penelitian dilakukan tanpa ada sesuatu perlakuan (treatment)
apapun dari peneliti.
Model hubungan antara keempat variabel penelitian ini dapat digambarkan
dalam bentuk konstelasi permasalahan sebagai berikut.
Strategi Marketing Mix, Loyalitas Konsumen, dan Efektifitas Kerja Terhadap
Keputusan Pembelian
Syntax Literate, Vol. 2, No.7 Juli 2017 31
X1
X2 Y
X3
Keterangan:
X1 = Strategi Marketing Mix
X2 = Loyalitas Konsumen
X3 = efektifitas kerja
Y = keputusan pembelian LA LIGHTS
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Fisip, FKIP, Fak
Hukum, Fak Ekonomi , Teknik, Fak Pertanian dan Program Pasca Sarjana Teknik
Pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan teknik cluster stratifiedrandom
sampling berdasarkan golongan. Kemudian disusun daftar responden masing-masing
golongan secara proporsional.
Tabel 1
Populasi Target Golongan di Fakultas Univ Swadaya Gunung Jati Cirebon
No. Wilayah Jumlah
1 FISIP 107
2 Fak. Hukum 100
3 Fak. Teknik 52
4 Fak. Pertanian 82
5 Fak. Ekonomi 167
6 Pascasarjana 105
7 FKIP 493
Total Populasi 1106
Sumber : TU Unswagati diolah.
Ari Nugroho
32 Syntax Literate, Vol. 2, No. 7 Juli 2017
Tabel 2
Sampel Mahasiswa berdasarkan Golongan di Fakultas masing masing
No. Wilayah Jumlah
1 FISIP 10
2 Fak. Hukum 10
3 Fak. Teknik 5
4 Fak. Pertanian 9
5 Fak. Ekonomi 16
6 Pascasarjana 11
7 FKIP 49
Total Sampel 110
Sumber : Tabel 2, diolah.
Instrumen penelitian ini mengukur empat variabel, yaitu Y adalah variabel yang
berhubungan dengan X1, X2, X3. Keempat instrumen ini dikembangkan sendiri oleh
peneliti dan setiap instrumen proses pengembangannya satu persatu akan dijelaskan hal
yang berkaitan dengan variabel penelitian berkaitan dengan :
1. Definisi Konseptual
2. Definisi Operasional
3. Kisi-kisi Instrumen tentang Keputusan Pembelian,Strategi marketing Mix,
loyalitas konsumen dan efektifitas kerja.
4. Kalibrasi terdiri dari uji:
a. Validitas
Kalibrasi instrumen dilakukan dengan menganalisis data hasil uji-coba
instrumen untuk menguji validitas instrumen.Dalam validitas
instrumen dilakukan pengujian validitas butir dengan menggunakan
rumus product moment.
Kriteria yang digunakan untuk uji validitas butir adalah rtabel
dengan n = 30 pada = 0,05 sebesar 0,361. Artinya jika rbutir>
rtabel (0,361) maka butir dianggap valid. Sebaliknya jika rbutir rtabel
maka butir dianggap tidak valid dan selanjutnya di drop atau tidak
digunakan.
b. Reliabilitas
Instrumen penelitian yangvalid selanjutnya dihitung reliabilitasnya
dengan menggunakan rumus koefisien alpha (Alpha Cronbach).
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrumen dalam
bentuk kuesioner dan tes. Data yang bersifat primer diperoleh langsung dari responden,
Strategi Marketing Mix, Loyalitas Konsumen, dan Efektifitas Kerja Terhadap
Keputusan Pembelian
Syntax Literate, Vol. 2, No.7 Juli 2017 33
dan Keputusan pembelian didapatkan dari responden (mahasiswa), sedangkan data
sekunder yaitu data dari Kantor Unswagati Cirebon.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan
analisis Statistical Program for Social Science (SPSS) for MS Windows Release 10.0
dan dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial yang
dijelaskan sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk mencari harga rata-rata, simpangan
baku, distribusi frekuensi, modus dan median, serta pembuatan histogram dari
skor Strategi Marketing Mix, loyalitas konsumen, efektifitas kerja dan
keputusan pembelian.
2. Analisis Inferensial
Analisis inferensial dalam penelitian ini digunakan dengan tujuan agar
hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan pengujian hipotesis dengan
generalisasi. Pada tahap awal pengujian menyangkut persyaratan analisis
yang menguji asumsi yang digunakan. Persyaratan yang harus dipenuhi
sebelum melakukan analisis regresi dan korelasi sebagai pengujian hipotesis
yaitu (1) sampel harus diambil acak dan memenuhi sampel minimum, (2)
untuk setiap kelompok harga prediktor X, responden Y harus independen dan
berdistribusi normal, dan (3) untuk kelompok harga X, varians s2
x harus
sama.
Dengan demikian dalam penelitian ini dilakukan persyaratan analisis yang
meliputi (1) uji normalitas, (2) uji homogenitas, dan (3) uji multikolinearitas. Pengujian
normalitas sampling dimaksudkan untuk menguji asumsi bahwa distribusi sampling dari
rata-rata sampel mendekati atau mengikuti normalitas populasi. Teknik yang digunakan
untuk melakukan pengujian normalitas yaitu dengan teknik Kolmogorov-Smirnov.
Untuk pengujian homogenitas varians dilakukan dengan uji Bartlett. Setelah persyaratan
analisis dipenuhi dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Data yang terkumpul
dianalisis dengan regresi dan korelasi. Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga
dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi sederhana Product
Moment dari Pearson. Sedangkan pengujian hipotesis keempat dilakukan dengan
Ari Nugroho
34 Syntax Literate, Vol. 2, No. 7 Juli 2017
menggunakan teknik analisis Regresi dan Korelasi Jamak (multiple regression and
correlation).
Adapun hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3
Hipotesis Statistik
Hipotesis
1 H0 : ρy1 = 0
H1 : ρy1 > 0
2 Ho: ρy2 = 0
H1 : ρy2 > 0
3 Ho: ρy3 = 0
H1 : ρy3 > 0
4 Ho: ρy.123 = 0
H1 : ρy.123>
Keterangan:
ρy1 = Koefisien korelasi antara Strategi Marketing Mix Keputusan
pembelian LA LIGHTS pada mahasiswa UNSWAGATI Cirebon.
ρy2 = Koefisien korelasi antara Loyalitas konsumen terhadap Keputusan
pembelian LA LIGHTS pada mahasiswa UNSWAGATI Cirebon.
ρy3 = Koefisien korelasi antara Efektifitas kerja terhadap
Keputusan pembelian LA LIGHTS pada mahasiswa UNSWAGATI
Cirebon
ρy.123 = Koefisien korelasi antara Strategi Marketing Mix, loyalitas
konsumen, efektifitas kerja secara bersama-sama dengan Keputusan
pembelian LA LIGHTS pada mahasiswa UNSWAGATI Cirebon
Strategi Marketing Mix, Loyalitas Konsumen, dan Efektifitas Kerja Terhadap
Keputusan Pembelian
Syntax Literate, Vol. 2, No.7 Juli 2017 35
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil dan Analisis Data
Tabel 4
Distribusi Frequensi Strategi Marketing Mix (X1)
Jawaban
Butir SS S RR TS STS Jumlah Rata-
rata 5 4 3 2 1
F X F X F X F X F X F X
P1 24 120 38 152 19 57 14 28 15 15 110 372 3,38
P2 24 120 43 172 17 51 19 38 7 7 110 388 3,52
P3 13 65 41 164 7 21 26 52 23 23 110 325 2,95
P4 18 90 42 168 28 84 15 30 7 7 110 379 3,44
P5 18 90 37 148 10 30 34 68 11 11 110 347 3,15
Rata-rata Variabel (X1) 3,28
Dilihat dari tabel 4.6 diatas, menunjukan bahwa nilai rata-rata skor kuisioner
Strategi Marketing Mix (X1) yang telah dijawab oleh responden sebesar 3,28. Rata-
rata terkecil terdapat pada pernyataan ke-3 dan rata-rata terbesar terdapat pada
pernyataan ke-2. Hal ini berarti bahwa Strategi Marketing Mix (X1) dapat dikatakan
memiliki nilai yang cukup baik, karena berada pada interval 2,60-3,39 (Cukup Baik
(CB)) dari kriteria penilaian.
Tabel 5
Distribusi Frequensi Loyalitas Konsumen (X2)
Jawaban
Butir SS S RR TS STS Jumlah Rata-
rata 5 4 3 2 1
F X F X F X F X F X F X
P6 19 95 44 176 18 54 28 56 1 1 110 382 3,47
P7 22 110 52 208 14 42 15 30 7 7 110 397 3,61
P8 12 60 34 136 35 105 19 38 9 9 110 348 3,16
P9 1 5 43 172 14 42 22 44 13 13 110 276 2,15
P10 16 80 51 204 16 48 17 34 10 10 110 376 3,42
P11 21 105 36 144 23 69 25 50 5 5 110 373 3,39
Rata-rata Variabel (X2) 3,26
* Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2013
Dilihat dari tabel 4.7 diatas, menunjukan bahwa nilai rata-rata skor kuisioner
Loyalitas Konsumen (X2) yang telah dijawab oleh responden sebesar 3,26. Rata-
rata terkecil terdapat pada pernyataan ke-9 dan rata-rata terbesar terdapat pada
pernyataan ke-7. Hal ini berarti bahwa variabel Loyalitas Konsumen (X2) dapat
dikatakan memiliki nilai yang cukup baik, karena berada pada interval 2,60-3,39
(Cukup Baik (CB)) dari kriteria penilaian.
Ari Nugroho
36 Syntax Literate, Vol. 2, No. 7 Juli 2017
Tabel 6
Distribusi Frequensi Efektifitas Kerja(X3)
Jawaban
Butir SS S RR TS STS Jumlah Rata-
rata 5 4 3 2 1
F X F X F X F X F X F X
P12 17 85 48 180 15 45 25 50 5 5 110 365 3,32
P13 15 45 48 192 26 78 3 6 18 18 110 339 3,08
P14 23 115 40 160 16 48 21 42 10 10 110 375 3,41
Rata-rata Variabel (X3) 3,27
* Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2013
Dilihat dari tabel 4.9, menunjukan bahwa nilai rata-rata skor kuisioner
Keputusan Pembelian (Y) yang telah dijawab oleh responden sebesar 3,47. Rata-
rata terkecil terdapat pada pernyataan ke-17 dan rata-rata terbesar terdapat pada
pernyataan ke-15. Hal ini berarti bahwa variabel Keputusan Pembelian (Y) dapat
dikatakan memiliki nilai yang baik, karena berada pada interval 2,60-3,39 (Cukup
Baik (CB)) dari kriteria penilaian.
Tabel 7
Distribusi Frequensi Keputusan Pembelian (Y)
Jawaban
Butir SS S RR TS STS Jumlah Rata-
rata 5 4 3 2 1
F X F X F X F X F X F X
P15 20 100 62 248 18 54 7 14 3 3 110 419 3,18
P16 20 100 45 180 21 63 11 22 13 13 110 378 3,44
P17 20 100 23 92 35 105 18 36 14 14 110 375 3,15
Rata-rata Variabel (Y) 3,47
* Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2013
B. Pembahasan
Hasil pengujian masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependennya dapat dianalisis sebagai berikut:
1. Pengaruh Marketing Mix (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS menunjukan hasil bahwa
Marketing Mix berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian pelanggan. Hasil ini
ditunjukan melalui pengujian secara parsial antara Marketing Mix dengan
Keputusan Pembelian, dimana nilai t hitung > t tabel (2,708 >1,982) maka Ho
Strategi Marketing Mix, Loyalitas Konsumen, dan Efektifitas Kerja Terhadap
Keputusan Pembelian
Syntax Literate, Vol. 2, No.7 Juli 2017 37
ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh antara Marketing Mix dengan
Keputusan Pembelian.
2. Pengaruh Loyalitas Konsumen (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS menunjukan hasil bahwa
Loyalitas Konsumen berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian pelanggan. Hasil
ini ditunjukan melalui pengujian secara parsial antara Loyalitas Konsumen dengan
Keputusan Pembelian, dimana nilai t hitung > t tabel (2,658 >1,982) maka Ho
ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh antara Loyalitas Konsumen dengan
Keputusan Pembelian.
3. Pengaruh Efektifitas Kerja(X3) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS menunjukan hasil bahwa
Efektifitas Kerja berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian pelanggan. Hasil ini
ditunjukan melalui pengujian secara parsial antara Efektifitas Kerja dengan
Keputusan Pembelian, dimana nilai t hitung > t tabel (2,679 >1,982) maka Ho
ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh antara Efektifitas Kerja dengan
Keputusan Pembelian.
4. Pengaruh Marketing Mix (X1), Loyalitas Konsumen (X2), dan Efektifitas Kerja
(X3) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Karena F hitung >F tabel (3,410 >2,690), maka Ho ditolak, artinya ada
pengaruh antara Kualitas Marketing Mix, Loyalitas Konsumen dan Efektifitas
Kerjasecara bersama-sama terhadap Keputusan Pembelian. Jadi dari kasus ini
dapat disimpulkan bahwa antara ada pengaruh antara Kualitas Marketing Mix,
Loyalitas Konsumen dan Efektifitas Kerja secara bersama-sama terhadap
Keputusan Pembelian.
Ari Nugroho
38 Syntax Literate, Vol. 2, No. 7 Juli 2017
Kesimpulan
Merujuk dari hasil dan pembahasan di atas penulis telah menemukan beberapa
kesimpulan seperti:
1. Adanya pengaruh yang diberikan Marketing Mix terhadap keputusan pembelian.
2. Adanya pengaruh yang diberikan oleh loyalitas konsumen terhadap keputusan
pembelian produk.
3. Adanya pengaruh yang diberikan efektivitas kerja terhadap keputusan pembelian
pelanggan.
4. Karena F hitung > F tabel (3,410 > 2,690), maka Ho ditolak. Dengan kata lain
secara bersama-sama kualitas Marketing Mix, Loyalitas Konsumen dan
Efektivitas Kerja memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
Strategi Marketing Mix, Loyalitas Konsumen, dan Efektifitas Kerja Terhadap
Keputusan Pembelian
Syntax Literate, Vol. 2, No.7 Juli 2017 39
BIBLIOGRAFI
Boom, H. B. Dan Bitner, M. J. 1981. Marketing Strategies and Organisation Structures
for Service Firms. USA: American Marketing Association.
Cullington, J. W. 1948. The Management of Marketing Costs. Boston: Division of
Research, Graduate School of Business Administration, Havard University.
Hasan, Ali. 2008. Marketing. Yogyakarta: Media Utama
Kotler & Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Kotler, Philip, Amstrong, Gary (12th). Tanpa tahun. Principle of Marketing. Twelefth
Edition. Prentice Hall International Inc.
McCarthy, J. E. 1968. Basic Marketing. A Managerial Approach. Homewood, IL:
Irwin.
Schiffman & Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. dialihbahasakan oleh Zulkifli Kasip.
Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit PT. Indexs
Subarna, Nana dan Suryadi, Dadang. 2002. Pengaruh Unsur Unsur Produk Mix Teh
Terhadap Harga dan Jumlah Konsumsi Konsumen Dalam Rumah Tangga.
Laporan Penelitian Tahun 1999. Bali Penelitian Teh dan Kina Gambung
(Unpublished).
Tjiptono, Fandi. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi 3. Yogyakarta: ANDI