Strategi Kurikulum Imtaq

download Strategi Kurikulum Imtaq

of 109

description

Strategi Kurikulum ImtaqStrategi Kurikulum Imtaq

Transcript of Strategi Kurikulum Imtaq

  • STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM PENDIDIKAN BERWAWASAN IMTAQ

    DI SMA NEGERI KOTA MALANG

    TESIS

    OLEH

    MUNIRON

    NIM : 05130016

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

    PROGRAM PASCASARJANA

    JANUARI 2008

  • 2

    STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN

    KURIKULUM PENDIDIKAN BERWAWASAN IMTAQ DI SMA NEGERI KOTA MALANG

    TESIS

    DIAJUKAN KEPADA

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG UNTUK MEMENUHI SALAH SATU PERSYARATAN

    DALAM MENYELESAIKAN PROGRAM PASCA SARJANA

    OLEH

    MUNIRON

    NIM : 05130016

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

    PROGRAM PASCASARJANA

    JANUARI 2008

  • 3

    LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJIAN HASIL PENELITIAN

    1. Judul : STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM BERWAWASAN IMTAQ DI SMA NEGERI KOTA MALANG 2. Nama : Muniron 3. NIM : 05130016 4. Program Studi : MAGISTER AGAMA ISLAM 5. Konsentrasi : Manejemen Pendidikan Islam 6.Penyelesaian : Tanggal 29 Februari 2008

    Menyetujui

    Dosen Pembimbing

    Pembimbing Utama Pembimbing Kedua Prof. DR. H. Muhaimin, MA DR. H. M. Samsul Hady, M.Ag

  • 4

    TESIS

    Dipersiapkan dan disusun oleh

    MUNIRON

    Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 13 Maret 2008

    SUSUNAN DEWAN PENGUJI

    Pembimbing Utama Anggota Dewan Penguji

    Prof. DR. H. Muhaiman, MA DR. H. Tobroni, M. Si Pembimbing Pendamping DR. H. M. Samsul Hady, M. Ag Drs. Khozin, M. Si

    Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Malang, ------------------ DR. H. Achmad Habib, MA Direktur Program Pascasarjana

  • 5

    PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Malang, 13 Maret 2008 Muniron Tanda tangan dan nama terang

  • 6

    ABSTRAK

    STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM BERWAWASAN IMTAQ DI SMA

    NEGERI KOTA MALANG

    Oleh : Muniron

    Telah terjadi kemerosotan akhlak di kalangan para pelajar dan anak-anak muda. Orang tua, pendidik,dan mereka yang berkecimpung di bidang sosial dan agama banyak mengeluh terhadap perilaku mereka yang tidak baik.

    Iman dan taqwa sesuatu yang mendasar dan harus dimiliki oleh para pelajar dan anak-anak muda. Karena iman dan taqwa sebagai penggerak terhadap segala tingkah laku mereka yang dapat mengarahkan kepada perbuatan baik.

    Pengembangan kurikulum berwawasan imtaq di sekolah sangat penting untuk merubah prilaku para pelajar menjadi lebih baik dan mewujudkan tujuan pendidikan Nasional.

    Sesuai dengan latar belakang masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi guru dalam mengembangkan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq ketika terjadi proses belajar mengajar di kelas.

    Penelitian ini dilakukan terhadap guru mata pelajaran ; Kimia, Fisika, Biologi, Ekonomi, Bahasa Indonesia, dan Geografi di SMA Negeri Kota Malang. Penarikan sampel diambil 3 SMA Negeri dari 10 SMA Negeri di Kota Malang. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari peneliti ketika mengikuti proses belajar mengejar di kelas.

    Untuk memperoleh gambaran karakteristik dari obyek penelitian digunakan analisis kualitatif deskriptif. Ada 6 strategi yang penulis tawarkan, namun hanya 4 strategi yang terjadi ketika guru mengembangkan kurikulu pendidikan berwawasan imtaq di kelas. Keempat strategi tersebut adalah (1)aktualisasi (mewujudkan) imtaq dalam kehidupan manusia (2) Integrasi (menggabungkan) imtaq dengan bahan pelajaran (3) menyelipkan materi imtaq (4)Terjemah.

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa strategi yang digunakan guru untuk mengembangkan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq yang terbanyak adalah aktualisasi imtaq dalam prilaku manusia pada diri sendiri, perilaku manusia pada sesama, dan perilaku manusia pada alam sekitar.

    Malang, 28 Januari 2008 Peneliti

  • 7

    ABSTRACT The Developing of Education Curriculum

    with the IMTAQ Conception in State Senior High School Malang

    By Muniron

    The crisis moral is happened to the student especially the young society. Parents, teachers and others who active in social and religion complaint to their bad behaviour. The young should have the basic of faith and piety, because it cn give them the spirit to change into the better atitude. The developing of education curriculum with the Imtaq conception at school is the important thing to change the students behaviour to be better and realize the aim of National education. By looking the background study, the aim of the research is used to know the teachers strategy in teaching learning process in order to develop the education curriculum with the Imtaq conception. This research is done to the teacher like: Chemistry, Physics, Biology, Economy, Indonesian Language, ang Geography from State Senior High School in Malang. The sample is taken in three school from the tenth school in Malang. The data which is taken is the primer data from researcher in teaching learning process. The descriptive qualitative analysis is used to get the specific character from the object research. The writer offers six strategies but the only four strategies are happened when the teacher develop the education curriculum with the Imtaq conception in classroom. The fourth strategies are (1) Actualisation Imtaq in humans life, (2) Integrated Imtaq with the learning material, (3) Enclosed the Imtaq material, (4) Translated. Based on this research and the discussion of using the theachers strategy to develop the education curriculum with the Imtaq conception, the greatest one is actualization Imtaq in the humans behaviour it self, the humans behaviour to others, and the humans behaviour to environment. Malang, January 28, 2008 researcher

  • 8

    KATA PENGANTAR

    Puja dan puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah Swt atas segala limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya semata penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Karya tulis ini berupaya untuk memaparkan strategi guru dalam mengembangkan kurikulum yang dalam penyajiannya di kelas disertai dengan nilai-nilai imtaq. Ada beraneka ragam strategi yang diterapkan oleh guru dalam menyisipkan imtaq kepada anak didiknya dengan harapan ada setetes hidayah yang menembus hati nurani mereka, sehingga akan terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik. Masih sangat jauh dari kesempurnaan data-data yang ditampilkan untuk memaparkan strategi yang tepat dipakai oleh guru untuk meningkatkan nilai-nilai imtaq. Namun demikian harapan penulis ada upaya yang dilakukan oleh guru untuk terus menerus menyisipkan materi imtaq dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa limpahan rido Allah Swt. Disamping itu pula atas dukungan dari semua pihak terutama dari program pascasarjana Universitas Muhamadiyah Malang. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

    1. Bapak Dr. H. Achmad Habib, MA, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhamadiyah Malang.

    2. Bapak Dr. H. Tobroni, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister Agama Islam.

    3. Bapak Prof. Dr. H. Muhaimin, MA, selaku Dosen Pembimbing utama dan Bapak Dr. H. M. Samsul Hady, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing kedua. 4. Bapak Drs. H. Muh. Sulthan, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 1 Malang,

    Bapak H. Musoddaqul Umam, S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 2 Malang, Ibu Dra. Hj. Neken Asih Sanjojo selaku Kepala SMA Negeri 10 Malang.

    5. Bapak dan ibu guru SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, dan SMA Negeri 10 yang telah menyediakan waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

    6. Rekan-rekan penulis yang tergabung dalam MGMP Pendidikan Agama Islam Kota Malang yang selalu memberi motivasi dalam menyelesaikan karya tulis ini.

    7. Isteri tercinta Afidatur Rachmawati,S.Pd yang selalu memberi bantuan dan dorongan dengan sabar dan telaten untuk menyelesaikan studi dan penulisan karya tulis ini.

    Semoga Allah Swt. senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahNya kepada kita semua, serta membalas segala amal kebaikan yang telah bapak ibu lakukan. Amin yaa rabbal alamin. Pada akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis akan sangat berterima kasih atas sumbang saran dan kritik yang membangun, demi menyempurnakan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini ada guna dan manfaatnya untuk meningkatkan dan mewujudkan cita-cita pendidikan di Indonesia. Malang, 28 Januari 2008 Penulis

  • 9

    DAFTAR ISI Hal ABSTRAK ....................................................................................................... ( 6) KATA PENGANTAR ........................................................................................ (8 ) DAFTAR ISI ...................................................................................................... (9 ) DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... (11) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................ .............. 12 1. Pentingnya Wawasan Imtaq Ditinjau dari segi Perundang- undangan ......................................................................... 1 2 2. Pentingnya Wawasan Imtaq Ditinjau dari segi Kecerdasan Emosional ...................................................................... 15 3. Pentingnya Wawasan Imtaq Ditinjau dari segi Kecerdasan Emosional Spiritual .......................................................... 17 B. Masalah ..................................................................................19 1. Jangkauan Masal;ah ......................................................... ..19 2. Batasan Masalah .............................................................. ..20 3. Rumusan Masalah .............................................................. 20 C. Tujuan ................................................................................... 20 1. Tujuan Umum ................................................................... .20 2. Tujuan Khusus ................................................................... 20 D. Manfaat Penelitian.................................................................21 1. Manfaat Teoritis ............................................................... 21 2. Manfaat Praktis ................................................................. 21 5. Penegasan Istilah .................................................................... 22 BAB II IMAN DAN TAQWA DALAM KURIKULUM , STRATEGI INTEGRASI IMTAQ DALAM PEMBELAJARAN , DAN KERANGKA TEORINYA A. Iman dan Taqwa dalam Kurikulum........................................ 23 B. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran.IPTEK........... 28

    C. Kerangka Teori ..................................................................... 48 1. Iman dan Taqwa dalam Kurikulum.................................... 48 2. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran IPTEK.........52

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ........................................................... 55 B. Sumber Data dan Data Penelitian ........................................ 56 C. Instrumen Penelitian ............................................................ 56 D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................... 58 E .Analisis Data ....................................................................... ...59 F. Tahap Tahap Penelitian .................................................... 66

  • 10

    BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Strategi Guru dalam Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Berwawasan Imtaq ........................................... 68 1. Terjemah........................................................................... 68 2. Aktualisasi Imtaq dalam kehidupan manusia.................... 70 3. Integrasi Imtaq................................................................... 75 4. Menyelipkan Materi Imtaq.............................................. 79 B. Frekuensi Pemakaian Strategi oleh Guru ............................ 81 C. Temuan Penelitian Terhadap Fakta ..................................... 84 1. Tinjauan Strategi Guru dalam Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Berwawasan Imtaq dengan sudut Pandang EQ dan ESQ .................................................... 84 2. Posisi Temuan Terhadap Hasil Penelitian Terdahulu ....... 85 3. Evaluasi Kepala Sekolah Tentang Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Berwawasan Imtaq ......................................... 87 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................... 89 B. Saran ..................................................................................... 90 Daftar Rujukan ........................................................................... 91

  • 11

    DAFTAR LAMPIRAN lAMPIRAN I Tabel Kemungkinan Kompetensi Dasar Berwawasan Imtaq ...................94 LAMPIRAN II Tabel Penjaringan Data ............................................................................96 LAMPIRAN III Tabel Validitas Data dari Siswa ...............................................................99 LAMPIRAN IV Tabel Validitas Data dari Kepala Sekolah ..............................................100 LAMPIRAN V Tabel Identifikasi Data ............................................................................101

  • 12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Suatu kenyataan bahwa kemerosotan akhlak akhir-akhir ini tidak hanya

    menimpa kalangan orang dewasa tetapi telah merembet pada kalangan pelajar

    tunas-tunas muda. Orang tua, pendidik, dan mereka yang berkecimpung dalam

    bidang agama dan sosial banyak mengeluh terhadap perilaku mereka yang tidak

    baik. Perilaku mereka yang nakal, keras kapala, mabuk-mabukan, tawuran,

    pergaulan bebas, pesta obat-obatan terlarang, bergaya hidup mewah dan pendek

    kata perilaku mereka tidak mencerminkan pelajar yang berpendidikan.

    Melihat kenyataan tersebut, dunia pendidikan bertekad untuk berbenah diri

    dan mencari solusi yang tepat dalam upaya mengatasi krisis akhlak yang melanda

    para pelajar. Para pemikir pendidikan menyerukan agar kecerdasan akal diikuti

    kecerdasan moral dan pendidikan agama. Kiranya tepatlah kurikulum peningkatan

    keimanan dan ketaqwaan (imtaq) sebagai solusinya.

    Alasan pemilihan judul penelitian ini adalah pentingnya iman dan taqwa

    sebagai ruh dan jiwa ilmu pengetahuan bagi peserta didik. Pentingnya

    pengembangan kurikulum berwawasan imtaq dapat dijelaskan melalui tiga hal,

    yaitu : (1) ditinjau dari segi perundang-undangan ; (2) ditinjau dari segi

    kecerdasan emosional (EQ), dan (3) ditinjau dari kecerdasan emosional spiritual

    (ESQ).

    1. Pentingnya imtaq ditinjau dari segi perundang-undangan

    Pengembangan imtaq di sekolah sangat penting sebagai upaya untuk

    mewujudkan tujuan pendidikan. Sesuai dengan UU NO. 20 Tahum 2003 pasal 3

  • 13

    yang berbunyi, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

    dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

    mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

    didik agar manjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

    Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

    warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam pembukaan

    UUD 1945 dalam Diknas ( 2005 : 2 ) menyebutkan bahwa konsep mencerdaskan

    kehidupan bangsa harus dimaknai secara luas, yakni meliputi (a) kecerdasan

    intelektual, (b) kecerdasan emosional, dan (c) kecerdasan spiritual. Untuk

    mewujudkan tujuan pendidikan nasional, pendidik hendaknya tidak hanya

    membina kecerdasan intelektual, wawasan dan keterampilan semata, tetapi harus

    diimbangi dengan membina kecerdasan emosional dan keagamaan. Dengan kata

    lain memberikan nilai-nilai agama atau imtaq dalam ilmu penngetahuan atau

    memberikan moralitas agama kepada ilmu.

    Selaras dengan hal tersebut, dikatakan oleh Ahmad Djazuli dalam Diknas

    ( 2005 : 2 ) bahwa dalam tujuan pendidkan nasional, pembinaan imtaq merupakan

    inti tujuan pendidikan nasional. Hal ini berarti bahwa pembinaan imtaq bukan

    hanya tugas dari bidang studi pendidikan agama saja melainkan tugas pendidikan

    secara keseluruhan sebagai suatu sistem. Artinya, sistem pendidikan nasional dan

    seluruh upaya pendidikan sebagai satu sistem yang terpadu harus secara sistematis

    diarahkan untuk menghasilkan manusia yang utuh, sebagai ciri pokoknya adalah

    manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

    Berdasarkan UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pasal 3

    dikatakan bahwa manusia yang dicita-citakan ialah manusia yang berkembang

  • 14

    potensinya secara utuh yaitu manusia yang iman dan taqwa tehadap Tuhan Yang

    Maha Esa dengan diimbangi pekerti yang mulia, memiliki ilmu pengetahuan,

    cakap, sehat jasmani dan rohani, kreatif, mandiri, tanggung jawab, serta memiliki

    sikap demokratis. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pendidikan harus

    dirancang dan dilaksanakan secara terpadu dan harus berpusat pada pendidikan

    keimanan dan ketaqwaan. Untuk mewujudkan manusia yang beriman dan

    bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa bukan semata-mata tanggung jawab guru

    pendidikan agama akan tetapi merupakan tanggung jawab semua guru bidang

    studi. Guru dalam menyusun program pengajarannya harus terpadu. Keterpaduan

    yang dimaksud ialah keterpaduan tujuan, keterpaduan materi, keterpaduan proses,

    dan keterpaduan lembaga pendidikan.

    Keterpaduan tujuan menjelaskan bahwa pencapaian tujuan pendidikan itu

    merupakan tugas aparat pendidikan yang terkait, terutama kepala sekolah,semua

    guru(termasuk guru agama), semua pegawai sekolah dan segala sesuatu yang

    berhubungan dengan sekolah. Karena keimanan dan ketaqwaan menjadi inti

    tujuan, maka pendidikan keimanan dan ketaqwaan menjadi tanggung jawab

    semua aparat tersebut.

    Keterpaduan materi ialah keterpaduan materi pendidikan secara khas, hal

    ini berkenaan dengan bahan ajar. Semua bahan ajar yang disampaikan hendaklah

    dipadukan, tidak ada bahan ajar yang terpisah dengan bahan ajar yang lain.

    Pengikat keterpaduan itu ialah tujuan pendidikan keimanan dan ketaqwaan. Jadi

    selain tujuan mata pelajaran itu sendiri, hendaknya semua bahan ajar mengarah

    kepada terbentuknya manusia beriman dan bertaqwa. Kurang bijak kiranya jika

  • 15

    ada bahan ajar yang bertentangan dengan ajaran agama, dan merupakan suatu

    keharusan bahwa bahan ajar tersebut saling membantu.

    Dalam keterpaduan proses para pendidik hendaklah menyadari bahwa

    semua kegiatan pendidikan sekurang-kurangnya tidak berlawanan dengan tujuan

    pendidikan keimanan dan ketaqwaan, bahkan dikehendaki semua kegiatan

    pendidikan membantu tercapainya siswa yang beriman dan bertaqwa.

    Keterpaduan lembaga pendidikan menghendaki agar semua lembaga

    pendidikan , yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat bekerja sama secara terpadu

    untuk mencapai lulusan yang beriman dan bertaqwa.

    Melihat hal tersebut begitu pentingnya keterkaitan imtaq dengan semua

    aspek yang melingkupi pendidikan. Jadi dalam konteks sebagai institusi,

    pendidikan hendaknya dilaksanakan di lembaga formal (sekolah), informal

    (keluarga), dan non formal (masyarakat), yang oleh Bapak Pendidikan Nasional,

    Ki Hajar Dewantara dalam Diknas ( 2005 : 7 ) disebut sebagai tripusat

    pendidikan.

    2. Pentingnya wawasan imtaq ditinjau dari segi kecerdasan emosional ( EQ ).

    Kecerdasan emosional disebut dalam bahasa Inggris Emosional Quotient

    (EQ). Kecerdasan emosional oleh Peter Salovey dan Jack Mayer dalam Howard E

    Book ( 2002 : 30 ) dikatakan sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan,

    meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami

    perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga

    membantu perkembangan emosi dan intelektual.

    Berkaitan dengan kecerdasan emosional, Goleman dalam Abuddin Nata

    (2000 : 47 ) mengatakan kecerdasan emosional sebagai kepiawaian, kepandaian,

  • 16

    dan ketepatan seseorang dalam mengelola diri sendiri yang berhubungan dengan

    orang lain disekiling mereka dengan menggunakan seluruh potensi psikologis

    yang dimilikinya seperti inisiatif dan empati, adaptasi, komunikasi, kerja sama,

    dan kemampuan persuasi yang secara keseluruhan telah mempribadi pada diri

    sendiri.

    Berdasarkan pengertian tersebut, titik pokok kecerdasan emosional terletak

    pada pengarahan perasaan atau pengendalian perasaan (diri, jiwa, pribadi) dalam

    rangka memadukan emosi dan intelektual menjadi pribadi yang baik atau cerdas.

    Sejalan dengan hal ini berkaitan dengan apa yang dikatan oleh Toshihiko Izutsu

    ( 1993 : 246 ) tentang hubungan kata salih dan iman. Salih dan iman itu seperti

    bayangan yang mengikuti bentuk bendanya, di mana pun ada iman, maka terdapat

    salihat atau perbuatan baik. Jadi seseorang yang memiliki iman dan taqwa yang

    tinggi, pasti dia memiliki kecerdasan emosional yang tinggi pula.

    Menyikapi hal tersebut, begitu pentingnya wawasan imtaq diberikan pada

    pendidikan di sekolah. Dengan memberikan wawasan imtaq pada pengetahuan

    umum itu berarti memberikan nilai-nilai agama pada pengetahuan atau

    kepandaian intelektual. Begitu pentingnya hal ini sejalan dengan apa yang

    dikatakan oleh Achmad Djazuli dan kawan-kawan dalam Diknas ( 2005 : 92 )

    dikatakan guru diharapkan memberi nilai-nilai imtaq ke dalam materi pelajaran

    sehingga siswa mengetahui dan menyadari bahwa imtaq dan IPTEK saling

    menjelaskan dan memiliki sumber serta tujuan yang sama. Dengan

    diintegrasikanya imtaq dan IPTEK diharapkan dapat menghilangkan pemikiran

    dikotomi antara agama dan IPTEK yang telah lama berjalan di Indonesia. Hal ini

    juga sejalan dengan yang dikatakan oleh Howard E Book ( 2002 : 100 ) bahwa IQ

  • 17

    yang tinggi bisa menjadi bumerang jika EQ tidak mengimbanginya. Jadi wawasan

    imtaq sangat penting untuk memberikan dasar potensi psikologis seperti inisiatif

    dan empati, adaptasi, komunikasi, kerjasama, dan kemampuan persuasi yang

    mempribadi. Dasar inilah yang diharapkan membentuk pribadi yang cerdas

    dengan kecerdasan intelektual dan emosional yang tinggi.

    3. Pentingnya wawasan imtaq ditinjau dari kecerdasan emosional spiritual (ESQ)

    ESQ adalah kecerdasan emosional yang berdasar agama. Dasar agama

    yang dipadukan dengan kecerdasar emosi akan melahirkan akhlak yang

    baik.Kecerdasan emosi seperti yang dikatakan Goleman dalam Abudin Nata

    (2003 : 47) yang diartikan sebagai kepiawaian, kepandaian, dan ketepatan

    seseorang dalam mengelola diri sendiri merupakan akhlak suatu pribadi. Ary

    Ginanjar (2001: XlV) juga mengatakan bahwa agama Islam bisa dijadikan sebagai

    landasan pembangunan kecerdasan emosi dan spiritual, di mana suara hati adalah

    suara Tuhan yang terdapat dalam 99 Asmaul Husna. Suara hati ini terdapat dalam

    dasar agama Islam yaitu rukun iman dan rukun Islam. Jadi wawasan imtaq sangat

    penting bagi ruh Iptek untuk membentuk pribadi siswa.

    Penelitian ini juga berkaitan dengan penelitian Muhammad Samsul Arifin

    (2000) dengan judul Respon Peserta Didik dan Orang Tua Terhadap Kegiatan

    Pendidikan Agama ( Studi Kasus Pembinaan Ekstrakurikuler Agama di Sekolah

    Menengah Umum Islam Malang ). Penelitian itu berisi tentang usaha-usaha untuk

    menciptakan suasana yang Islami di lingkungan sekolah. Usaha ini diciptakan

    dengan menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler PAI. Ekstrakurikuler tersebut

    adalah pendidikan akhlak, baca tulis dan pemahaman Quran, serta praktik sholat

  • 18

    dan kuliah subuh. Penelitian itu merupakan bagian dari strategi pengembangan

    Kurikulum Pendidikan berwawasan imtaq.

    Penelitian Lina Hayati (2004) yang berjudul Manajemen Pendidikan Nilai

    Di Sekolah Umum ( Kajian Tentang Internalisasi Nilai-Nilai ke- Islaman ) Studi

    Pada Sekolah Menengah Umum Negeri 10 Melati Samarinda juga berkaitan

    dengan nilai-nilai iman dan taqwa. Penelitian Lina Hayati isinya lebih

    menekankan proses internalisasi nilai-nilai keislaman pada sekolah umum yang

    dapat diinternalisasikan pada diri anak didik yang bernuansa pesantren. Dengan

    kata lain penelitian Lina Hayati berusaha melihat keberhasilan upaya mendidik

    anak dengan nilai-nilai keislaman yang dikondisikan seperti pesantren. Dikatakan

    pula dalam penelitian itu bahwa keberhasilan internalisasi nilai-nilai keislaman

    pada diri siswa ditentukan oleh upaya pelaku manajemen. Pelaku manajemen

    yang dimaksud adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, para guru, dan pihak

    asrama. Upaya internalisasi nilai-nilai keislaman pada siswa dalam bentuk moral

    knowing, moral feeling, dan moral action yang pelaksanaannya melibatkan semua

    pihak dalam mengintegrasikan pada manajemen pendidikan nilai. Berdasarkan

    hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa internalisasi nilai-nilai keislaman

    pada siswa masih dilakukan terpisah dengan IPTEK, walaupun telah melibatkan

    semua pelaku manajemen pendidikan. Berbeda dengan penelitian Pengembangan

    Kurikulum Pendidikan berwawasan Imtaq Di SMA Negeri Kota Malang,

    penelitian ini ingin melihat upaya integrasi imtaq IPTEK, optimalisasinya, dan

    hasilnya.

    Selain dua penelitian di atas, penelitian ini juga berkaitan dengan yang

    diteliti oleh Sunarto ( 2001 ) dengan judul Internalisasi Nilai-Nilai Agama Melalui

  • 19

    Penciptaan Suasana Keagamaan di Lingkungan MTsN Malang I. Sunarto meneliti

    suasana keagamaan yang terjadi di MTsN I Malang. Penciptaan suasana

    keagamaan di MTsN I Malang dibagi menjadi tiga, yaitu melalui: (1) peningkatan

    kualitas pegawai , baik guru maupun karyawan melalui tartil Quran, kultum,

    pengajian insidental, dan penataran, (2) pemberian peran bagi para guru dan

    karyawan agar mereka berperan aktif dalam penciptaan suasana keagamaan di

    MTsN I Malang, dan (3) penyempurnaan sarana yang terkait dengan penciptaan

    suasana keagamaan di MTsN I Malang. Penelitian Sunarto merupakan bagian dari

    penelitian ini yang merupakan optimalisasi nilai-nilai iman dan taqwa dari

    lingkungan sekolah. Berbeda dengan penelitian ini,ia tidak hanya optimalisasi

    nilai-nilai imtaq pada lingkungan sekolah tetapi lebih mengarah pada integrasi

    imtaq dan IPTEK pada semua aspek pendidikan.

    Jadi berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini lebih mendalam.

    Kedalaman penelitian ini tidak hanya pada lingkungaan pendidikan tetapi lebih

    pada integrasi imtaq dan IPTEK yang diajarkan pada proses pendidikan.

    B. Masalah

    1. Jangkauan Masalah

    Masalah dalam penelitian ini dapat dikaji dari kebijakan sekolah,

    pelaksana kurikulum, dan sasaran pendidikan.

    Kajian dalam kebijakan sekolah dalam hal ini tertuju pada pengelola

    kebijakan yaitu kepala sekolah. Bagaimana program kepala sekolah terhadap

    pengelolaan kurikulum pendidikan dalam pengembangan imtaq di SMAN Kota

    Malang?. Program kepala sekolah dapat dikaji administrasi kegiatan, fasilitas,

    supervisi, penilaian, dan pelaporan kegiatan.

  • 20

    Pada kajian pelaksana kurikulum, tertuju pada guru. Bagaimana guru

    mengembangkan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq?

    Pada kajian sasaran pendidikan jelas tertuju pada siswa. Dari siswa antara

    lain dapat dikaji: (1) karya siswa hasil pengembangan kurikulum berwawasan

    imtaq, (2) bentuk perilaku dalam hasil pengembangan kurikulum berwawasan

    imtaq, dan (3) keterampilan siswa dalam menjawab tantangan hidup.

    2. Batasan Masalah

    Berdasarkan jangkauan masalah yang luas, penelitian ini perlu dibatasi agar

    pembahasannya lebih khusus, lebih lengkap, dan lebih mendalam. Masalah

    penelitian ini dibatasi pada kajian pelaksana kurikulum yaitu pengelola kegiatan

    khususnya guru.

    3. Rumusan Masalah

    Berdasarkan batasan masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut.

    Bagaimana strategi guru dalam mengembangkan kurikulum berwawasan

    imtaq di SMA Negeri Kota Malang?

    C. Tujuan

    Tujuan penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.

    1. Tujuan Umum

    Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk melihat seperti apa

    pengembangan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq di SMAN Kota

    Malang dan berapa persen guru yang telah berhasil mengembangkan kurikulum

    pendidikan berwawasan imtaq di SMAN Kota Malang.

  • 21

    2. Tujuan Khusus

    Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi tentang:

    a. macam strategi pengembangan kurikulum pendidikan berwawasan

    imtaq; dan

    b. cara-cara guru mengoptimalkan peningkatan imtaq terhadap siswa.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ada dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

    1. Manfaat Teoritis

    Secara teoritis hasil penellitian ini berupa deskripsi tentang pengembangan

    kurikulum pendidikan berwawasan imtaq. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

    memberikan masukan terhadap kajian ilmu bidang pendidikan.

    2. Manfaat Praktis

    Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat yang

    berkepentingan dengan pendidikan. Mereka yang dapat memanfaatkan hasil

    penelitian ini adalah penentu kebijakan, pengajar, dan mereka yang terkait dengan

    pendidikan.

    Manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Bagi penentu kebijakan

    baik kepala sekolah maupun lembaga diatasnya, hasil penelitian ini diharapkan

    dapat memberikan dorongan untuk mengembangkan kurikulum pendidikan lebih

    baik dan memberikan gambaran pelaksanaan pengembangan kurikulum

    pendidikan berwawasan imtaq. Bagi pengajar, hasil penelitian ini diharapkan

    memberikan wawasan cara-cara mengembangkan kurikulum pendidikan yang

    berwawasan imtaq. Bagi mereka yang terkait dengan pendidikan, hasil penellitian

  • 22

    ini diharapkan memberikan wawasan tentang hasil pengembangan kurikulum

    pendidikan berwawasan imtaq.

    E. Penegasan Istilah

    Istilah yang perlu ditegaskan maknanya dalam penelitian ini adalah

    sebagai bertikut:

    1. Kurikulum pendidikan adalah perangkat mengajar yang dijadikan sebagai dasar

    untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang berlaku di Indonesia.

    2. Iman dan taqwa. Iman adalah keyakinan yang dimiliki oleh seseorang yang

    bersifat abstrak. Taqwa adalah sebagai perwujudan iman yang berbentuk tingkah

    laku yang baik.

    3. Pengembangan kurikulum yang dimaksud adalah strategi guru dalam

    menyampaikan imtaq pada kegiatan belajar mengajar.

  • 23

    BAB II

    IMAN DAN TAQWA DALAM KURIKULUM, SRTATEGI

    INTEGRASI IMTAQ DALAM PEMBELAJARAN, DAN

    KERANGKA TEORINYA

    A. Iman dan Taqwa dalam Kurikulum

    Iman adalah keyakinan dalam hati mengenai ke-Esa-an dan ke-Maha Kuasa-an

    Allah yang diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan melalui amal perbuatan yang

    baik. Taqwa adalah sikap batin dan perilaku seseorang untuk tetap konsisten

    melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. (Diknas. 2005: 2).

    Berdasakan definisi di atas dapat dikatakan bahwa taqwa adalah perwujudan iman

    kepada Allah dalam bentuk perilaku seseorang.

    Perihal iman, Rusjdi Hamka ( 1986 : 9 ) mengatakan dalam Hadits Nabi

    bahwa iman atau islam itu tersusun dari 69 tingkat. Tingkat tertinggi adalah

    mengakui ke-Esa-an Allah, mengakui ke-Rasulan Muhammad, dan tingkat

    terendah menyingkirkan duri dari jalan lalu lintas manusia.

    Berdasarkan tingkatan iman tersebut yang melahirkan kebudayaan Islam oleh

    Ibnu Khaldun ( dalam Rusjdi. 1986:10) dijabarkan dalam 17 perbuatan yang

    menunjukkan tanda-tanda seorang raja yang beriman. 17 perbuatan perwujudan

    iman tersebut adalah sebagai berikut:

    1) Aktif menegakkan perbuatan baik dan menghidupkan sifat-sifat yang baik.

    2) Suka menolong.

    3) Memaafkan orang lain selagi bisa dimaafkan.

    4) Melayani dan melindungi pihak yang lemah.

  • 24

    5) Murah hati terhadap tetamu.

    6) Memelihara fakir miskin.

    7) Sabar dalam kesusahan.

    8) Jujur dalam kata dan tingkah laku.

    9) Menghormati agama dan para alim ulama.

    10) Menghormati guru dan orang yang lebih tua.

    11) Tiada sombong dan takabbur.

    12) Suka mendengarkan terhadap kritik yang lebih baik.

    13) Memiliki semangat persatuan.

    14) Menghargai dan menghormati lawan.

    15) Menempatkan orang yang layak dalam pekerjaan yang layak.

    16) Menjauhi hidup mewah yang cenderung kepada pemborosan.

    17) Giat bekerja, tahan uji, tidak putus asa dan seterusnya.

    Muhammad Nawawi ( 1996: 1) Menjelaskan bahwa iman memiliki 77

    cabang iman. Tujuh puluh tujuh cabang iman itu adalah sebagai berikut:

    1) Iman kepada Allah ;

    2) Iman kepada Malaikat ;

    3) Iman kepada kitab-kitab Allah ;

    4) Iman kepada para nabi ;

    5) Iman kepada hancurnya alam ;

    6) Iman kepada kebangkitan manusia dari kematian ;

    7) Iman kepada takdir ;

    8) Iman kepada hasyr ;

    9) Iman kepada surga dan neraka jahannam ;

  • 25

    10) Cinta kepada Allah ;

    11) Takut kepada siksa Allah ;

    12) Mengharap rahmat Allah ;

    13) Tawakal ( pasrah ) kepada Allah ;

    14) Cinta kepada nabi Muhammad Saw. ;

    15) Mengagungkan derajat nabi Muhammad Saw. ;

    16) Kikir dengan memegang teguh agama islam ( teguh pendirian ) ;

    17) Mencari ilmu ;

    18) Menyebarluaskan ilmu syariat ;

    19) Mengagungkan dan memuliakan Al quran ;

    20) Bersuci ;

    21) Menjalankan sholat 5 waktu pada waktunya dengan sempurna ;

    22) Membayar zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya ;

    23) Berpuasa di bulan Ramadhan ;

    24) Itikaf ;

    25) Haji ;

    26) Berjuang melawan orang kafir untuk menolong agama islam ;

    27) Mebentengi kaum muslim dari serangan orang kafir ;

    28) Bertahan di dalam kancah perang dan tidak melarikan diri darinya ;

    29) Menyerahkan harta jarahan perang kepada pemimpin atau pembantunya ;

    30) Memerdekakan budak yang muslim ;

    31) Bersedia membayar kifarah ( denda ) ;

    32) Menepati janji ;

    33) Bersyukur ;

  • 26

    34) Menjaga lisan dari hal-hal yang tidak layak ;

    35) Menjaga kemaluan dari hal-hal yang dilarang Allah ;

    36) Menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya ;

    37) Tidak membunuh kepada sesama manusia muslim ;

    38) Menghindari makan dan minuman yang haram ;

    39) Menghindari dari harta yang haram ;

    40) Menghindari pakaian, perhiasan, dan perabot yang haram ;

    41) Menghindari permainan sia-sia yang dilarang ;

    42) Sederhana dalam memberikan nafakah, tidak berlebihan dan tidak irit ;

    43) Tidak menyimpan dendam dan kedengkian ;

    44) Tidak mencela kaum muslimin dihadapan ;

    45) Ikhlas dalam setiap amal perbuatan karena Allah ;

    46) Merasa bahagia dengan ketaatan kepada Allah ;

    47) Bertaubat ;

    48) Melakukan penyembelihan qurban, aqiqah, dan hadiah ;

    49) Taat kepada pemerintah ;

    50) Berpegang teguh pada nilai yang dianut jamaah ;

    51) Menjalankan hukum diantara manusia secara adil ;

    52) Memerintahkan kepada kebaaikan dan mencegah dari kejahatan ;

    53) Tolong menolong dalam hal kebaikan dan ketaqwaan ;

    54) Malu kepada Allah ;

    55) Bersikap baik kepada orang tua ;

    56) Menyambung tali persaudaraan ;

    57) Budi pekerti yang baik ;

  • 27

    58) Memperlakukan hamba sahaya dengan baik ;

    59) Ketaatan seorang hamba kepada tuannya ;

    60) Menjaga hak-hak istri dan anak-anak ;

    61) Mencintai ahli agama ;

    62) Menjawab salam dari orang islam ;

    63) Menjenguk orang sakit ;

    64) Melakukan shalat jenazah untuk orang yang islam ;

    65) Mendoakan orang islam yang bersin ;

    67) Menghormati tetangga ;

    68) Menghormati tamu ;

    69) Menyembunyikan cela orang lain ;

    70) Sabar ;

    71) Zuhud ;

    72) Cemburu dan tidak membiarkan pria bergaul bebas denngan wanita lain ;

    73) Berpaling diri dari percakapan yang tidak bermanfaat ;

    74) Kedermawanan ;

    75) Menghormati orang tua dan mngasihi anak kecil ;

    76) Merukunkan antara orang islam ;

    77) Mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya.

    Berdasarkan 77 cabang iman dan 17 perbuatan sebagai wujud iman

    tersebut dapat disimpulkan menjadi 85 perbuatan sebagai wujud taqwa. Ke 85

    perbuatan tersebut akan diungkap kembali dalam kerangka teori.

  • 28

    B. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran IPTEK

    Strategi secara harfiah bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan

    untuk mencapai sasaran secara khusus. Strategi pada bahasan ini adalah cara yang

    digunakan untuk menyampaikan wawasan imtaq dalam pengajaran ilmu

    pengetahuan dan teknologi. Adapun model-model pembelajaran imtaq adalah

    sebagai berikut.

    1. Model Rusli Yunus dan Warnadi dalam Mata Pelajaran Geografi

    Dalam pelajaran geografi, Rusli Yunus dan Warnadi (2003: 1 )

    mengatakan bahwa pelajaran geografi berfungsi untuk mengembangkan sikap

    rasional dan bertanggung jawab dalam menghadapi gejala geosfir dan

    permasalahannya yang timbul sebagai sunatullah maupun sebagai akibat intraksi

    manusia dengan lingkungannya. Al Quan yang diwahyukan kepada nabi

    Muhammad Saw. merupakan kitab yang sarat dengan kajian geografi, silih

    bergantinya siang dan malam, diciptakan awan dan langit, diturunkannya hujan,

    diciptakannya laut dengan berbagai potensinya, tentang gunung dengan berbagai

    gejala geosfir lainya banyak diungkapkan dalam firman Allah SWT

    Untuk memberikan dasar imtaq pada pengejaran geografi dapat dilihat

    tulisan Rusli Yunus dan Warnadi ( 2003 : 3 58 ). Tulisan tersebut berisi tujuh

    pokok bahasan. Berikut akan dijelaskan dua pokok bahasan, yaitu pengertian

    dasar pengetahuan geografi dan keanekaan bentuk muka bumi dan sesuatu yang

    dilukiskan dalam geografi yang meliputi atmosfir, hidrosfir, biosfir, dan lethosfir.

    Bumi yang terbentuk berlapis-lapis dijelaskan di dalam Al Quran surat Al

    Ankabut ayat 44, yang artinya Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak,

    sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi

  • 29

    orang-orang yang beriman. Selain itu juga dijelaskan dalam Quran surat Al

    Baqarah ayat 22 yang artinya Dia menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu

    dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia

    menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizqi untukmu, karena

    itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu

    mengetahui. Dari penjelasan tentang lapisan penyusun bumi dan penjelasan

    dalam Al Quran tentang penyusunan bumi, diharapakan dapat menambah

    keimanan tentang kekuasaan dan Maha Agung Allah yang berhak disembah.

    Pada pokok bahasan keanekaan bentuk muka bumi, dijelaskan tentang

    litosfir, gejala vulakanisme, tektonik dan bentuk permukaan bumi, dan lahan

    potensial dan lahan kritis. Sebagai contoh pembahasan tentang tektonik dan

    bentuk permukaan bumi sebagai berikut. Peristiwa tektonik yang berupa gempa

    bumi, tanah longsor, tenggelamnya suatu wilayah maupun terangkatnya suatu

    wilayah merupakan peristiwa alam yang menunjukkan bahwa bumi bersifat

    dinamis atau selalu mengalami perubahan. Gejala lain yang menunjukkan

    perubahan bumi adalah berpindahnya aliran sungai, terbentuknya delta,

    tenggelamnya pulau, dan sebagainya. Peristiwa tersebut berkaitan denngan

    bekerjanya gaya-gaya geologi yang menyebabkan perubahan-perubahan pada

    bumi, baik bagian dalam maupun bagian luar. Berkaitan dengan bumi yamg

    bersifat dinamis berkembang teori kontraksi, teori laurasiagondutama, teori

    pergeseran benua dan teori lempeng tektonik. Teori tersebut saling berbantah satu

    mengalahkan yang lain yang satu mengatakan bahwa bumi ini statis sedang yang

    lain mengatakan bahwa bumi ini dinamis. Perkembangan teori tersbut

    menunjukkan usaha manusia dalam mencari kebenaran. Pada dasarnya tentang

  • 30

    dinamika bumi telah dijelaskan dalam Al Quran jauh lebih dahulu sebelum teori-

    teori tersebut ada. Firman Allah SWT. dalam QS. Ar Radu ayat 31 yang artinya

    Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung

    dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang

    sudah mati dapat berbicara (tentu Al Quran itu Dia) sebenarnya segala urusan itu

    kepunyaan Allah SWT.. Ayat diatas mengisyaratkan bahwa bumi ini dapat

    terpecah-pecah dalam pecahan (lempeng). Dan dalam ayat lain dikemukakan

    tentang adanya gerakan benua yang secara terus menerus dan perlahan. Ayat

    tersebut terdapat dalam QS. An Naml ayat 88 yang artinya Dan kamu lihat

    gunung-gunung itu kamu sangka mereka tetap ditempatnya, padahal mereka

    berjalan seperti jalannya awan. Dengan dasar Al Quran yang telah ditunjukkan

    diharapkan pengetahuan tentang dinamika bumi dapat memperteguh keimanan

    siswa tentang Qodrat dan Iradat Allah SWT.

    2. Model H M Husni dan Safril dalam Mata Pelajaran Ekonomi

    a. Model I

    H.M Husni dan Syafril (200 : 9-12 ) menjabarkan tentang harga

    keseimbangan dan harga pasar. Tentang pengertian harga, kecenderungan pembeli

    ialah menginginkan harga murah kualitas barang bagus, sedanmgkan penjual

    cenderung mendapatkan keuntungan yang banyak. Dalam QS. An Nisa ayat 29

    disebutkan Yang artinya Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

    memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perdagangan

    yang berlaku suka sama suka diantara kamu. Dengan prinsip ekonomi harga

    diatas yang didasari Al Quran diharapkan pengertian siswa tentang harga dalam

  • 31

    berusaha tetap mencari untung dengan jalan yang diridai Allah SWT. Dengan

    pemaduan ini diharapkan keimanan dan ketaqawaan akan tumbuh dalam

    berusaha. Berkaitan dengan harga pasar, yaitu harga yang diperolah dari hasil

    tawar menawar antara pembeli dengan penjual, ternyata sangat dipengaruhi oleh

    faktor produksi, faktor produksi yang berupa alam, tenaga kerja, modal dan

    kewirausahaan yang dikehandaki dalam islam agar masiang-masing faktor

    terbentuk secara adil. Adil dalam hal membayar faktor produksi yang dilakukan

    oleh pemakai jasa. Berkaitan dengan harga pasar atau membayar harga dengan

    adil, dijelaskan dalam QS. As- Syura ayat 183 yang artinya Dan janganlah kamu

    merugikan manusia pada hak-haknya dan jannganlah kamu merajalela dimuka

    bumi denngan membuat kerusakan. Dan QS Hud ayat 85 disebutkan yang artinya

    Dan Syueb berkata : Hai kaumku cukupkanlah takaran dan timbangan dengan

    adil dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka janganlah

    kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. Dengan

    pembatasan dan penguatan harga pasar dan pembayaran harga yang adil yang

    dijelaskan oleh Al Quran diharapkan dapat memupuk iman dan taqwa siswa

    sehingga mereka dalam setiap berusaha selalu bertujuan untuk mencari rida Allah

    Swt.

    b. Model II

    Husni dan Syafril ( 2001: 44 ) menjelaskan materi kewirausahaan sebagai

    berikut. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan

    seseorang dalam menangani kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,

    menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan

  • 32

    meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelajaran yang lebih baik atau

    memperoleh keuntungan yang lebih besar. Berkaitan dengan semangat, sikap, dan

    perilaku diatas sejalan dengan sabda Rasul Saw. yang artinya Bekerjalah untuk

    kepentingan duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamannya, dan

    bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besuk hari.

    Kewirausahaan ini juga berdasarkan QS. Ar Radu ayat 11 yang artinya

    Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada suatu kaum

    sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dengan dasar

    ini diharapkan akan tumbuh semangat berwirausaha dari diri sendiri.

    c. Model III

    Husni dan Syafril (2001 : 31 ) menjelaskan materi koperasi sebagai berikut.

    Koperasi dapat membantu meningkatkan kesejahteraan anggota bila dijalankan

    dengan cakap, jujur, dan sesuai dengan ajaran agama. Allah berfirman dalam QS

    Al Maidah :2 yang artinya betolong- tolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan

    taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan

    pelanggaran. Dengan Firman Allah tersebut, diharapkan terwujud perilaku tolong

    menolong pada sesama manusia. Dari penjelasan di atas, Hasan dan Syafril

    berusaha menjelaskan imtaq dengan mewujudkannya dalam perilaku manusia

    pada sesamanya.

    3. Model Muhsin Lubis dan Wiwik Widayana dalam Mata Pelajaran Fisika

    Muhsin Lubis dan Wiwik Widayana ( 2001 : 3 ) menjelaskan pokok besaran

    dan satuan sebagai berikut. Untuk mengaitkan konsep besaran dan satuan dalam

    fisika dengan Al Quran guna meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa, guru

  • 33

    agar menghubungkan dengan surat Al Qomar ayat 49 yang artinya

    Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. kemudian

    dihubungkan dengan surat Al Furqan ayat 2 yang artinya Dia telah menciptakan

    segala sesuatu dan menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi rapinya. Kedua

    ayat tersebut memberi isyarat bahwa kata ukuran yang terdapat di alam ini dapat

    dinyatakan dalam dua peran. Peran pertama sebagai bilangan dengan sifat dan

    ketelitian yang terkandung di dalamnya. Peran kedua sebagai hukum dan aturan.

    Ukuran keduanya tersusun dalam suatu sistematika yang sangat rapi denngan

    keterkaitannya satu sama lain. Telah teruji bahwa hukum-hukum fisika akan

    selalu berlaku kapan dan dimanapun saja. Bahkan ada kecenderunngan tidak saja

    pada benda mati atau disebut materi atau zat, namun juga pada perilaku makhluk

    hidup termasuk manusia. Hal tersebut sangat dimungkinkan karena dalam ilmu

    fisika sifat atau gejala fisis dari suatu benda selalu dinyatakan dalam simbol yang

    mempunyai nilai atau harga tertentu. Benda lain yang sejenis mempunyai simbol

    yang sama namun diberi nilai yang lain. Sebagai contoh suatu kawat baja

    mempunyai perilaku tertentu bila ditarik dinyatakan dengan sebutan elastisitas.

    Kawat lain dari bahan yang lain akan mempunyai simbol elastisitas yang sama

    namun harga yang berlainan pula. Jadi jelas bahwa segala sesuatu telah ditetapkan

    Allah SWT dengan ukuran tertentu . Demikianlah yang dicontohkan dalam pokok

    bahasan besaran dan satuan. Dengan contoh diatas diharapkan siswa dapat

    menggunakan pengetahuannya untuk meningkatkan kecerdasan spiritualnya

    sehingga mampu menjawab tantangan hidupnya.

  • 34

    4. Model Rosman Yunus dan Aceng dalam Mata Pelajaran Biologi

    a. Model I

    Rosman Yunus dan Aceng (2003 : 2 )menjelaskan pokok bahasan

    keanekaragaman hayati sebagai berikut. Makhluk hidup dapat dibedakan menjadi

    dua golongan yaitu dunia hewan ( flora ) dan dunia tumbuhan ( fauna ). Makhluk

    hidup tersebut masin-masing memiliki ciri yang spesifik ditinjau dari

    keaneragaman jenis. Ciri-ciri tersebut meliputi variasi bentuk,jumlah, dan sifat

    lain yang terlihat pada tingkat yang berbeda-beda, denngan menggunakan daya

    kemampuan akal pikiran manusia dalam mengamati dan memahami

    keanekaragaman jenis. Tingkatan yang berbeda dapat kita amati langsung dari

    obyek makhluk hidup yang ada di sekeliling kita. Contoh yang kita kenal adalah

    jenis tumbuhan kelapa, siwalan/lontar, aren dan pinang. Semua jenis tumbuhan itu

    memiliki persamaan ciri dan perbedaan ciri. Persamaan dan perbedaan sifat atau

    ciri yang dimiliki makhluk hidup yang sejenis maupun tidak sejenis ditentukan

    oleh keanekaragaman gen (plasma/nuthfah) yang dimiliki oleh mkhluk hidup itu.

    Penjelasan keanekaragaman makhluk hidup ini terdapat dalam QS. Al Faathir ayat

    27 yang artinya Tidakkah kamu melihat bahwasannya Allah menurunkan hujan

    dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beranekaragam

    jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis patah dan merah yang

    beraneka macam warnanya dan ada pula yang hitam pekat. Dan disebutkan pula

    pada surat yang sama pada ayat 28 yang artinya Dan demikian pula diantara

    manusia, binatang-binatang melata, dan banatang-binatang ternak ada bermacam-

    macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara

  • 35

    hamba-hamba-Nya hanyalah ulama(orang yang mengetahui kebesaran dan

    kekuasaan Allah) sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

    Kedua ayat tersebut dapat memperkuat keimanan dan ketaqwaan bagi setiap insan

    yang memiliki budi dan akal untuk mempelajari dan memperhatikan ke-Esaan

    Allah Swt. dan berbagai makhluk ciptaan-Nya. Ada dua kemungkinan sikap

    manusia dalam mengkaji dan menghayati firman Allah dengan menggunakan ilmu

    yang dilikinya itu, yaitu apakah mereka akan tunduk, takut, dan bersyukur kepada

    Yang Maha Pencipta, atau manusia itu akan merasa bangga, takabbur, dan

    sombong dengan penemuan-penemuan ilmu dengan kajian akal pikirannya itu.

    Sikap yang pertamalah yang diharapkan dari pemaduan IPTEK dan imtaq

    sehingga pendidikan betul-betul membuahkan hasil.

    b. Model II

    Rosman dan Aceng (2003 : 23-25 ) mencontohkan pada bahasan alat indra

    sebagai berikut. Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, diberi kelebihan

    oleh Allah dari pada makhluk lain. Kelebihan itu adalah manusia diberi akal

    sebagai alat berfikir dan mengingat, menciptakan dan dilengkapi oleh organ

    koordinasi dan komunikasi dengan lingkungannya. Organ tersebut adalah alat

    indra, yaitu mata alat indra penglihatan, telinga alat indra mendengar, kulit alat

    indra peraba, hidung alat indra pembau, dan lidah alat indra pengecap. Firman

    Allah yang berkenaan dengan indra adalah QS. An Nahl ayat 78 yang artinya

    Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahu

    Tetapi amat sedikit kamu bersyukur. QS. Al Araf ayat 179 yang artinya Dan

    sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan

  • 36

    manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya memahami (ayat-

    ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk

    melihat(tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi)

    tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai

    binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang

    lalai. Dengan dasar firman Allah tersebut diharapkan siswa mewujudkan

    perilaku bersyukur atas nikmat Allah pada dirinya.

    c. Model III

    Sumber Daya Alam pada pelajaran biologi dijelaskan oleh Rosman dan

    Aceng (2003 : 18) sebagai berikut. Sumber daya alam digolongkan menjadi tiga.

    Pertama, berdasarkan kegunaannya terdiri atas sumber daya alam penghasil bahan

    baku dan sumber daya alam lingkungan hidup. Kedua, berdasrkan jenisnya

    meliputi sumber daya alam biotik (hayati) dan sumber daya alam fisik

    (nonhayati). Ketiga, berdasarkan sifatnya meliputi sumber daya alam yang tak

    dapat diperbaharui dan sumber daya alam kekal.

    Pemanfaatan dan penggalian sumber daya alam yang merupakan anugerah

    dari Tuhan Sang Pencipta yang diamanatkan pada makhluk-Nya untuk dikelola

    dengan baik dan dipikul selama hidupnya. Makhluk yang menerima amanat Allah

    adalah manusia. Allah berfirman dalam QS Al-Ahzab : 72 yang artinya

    sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan

    gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka

    khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.

    Sesungguhnya manusia amat zalim dan amat bodoh. Berdasarkan firman Allah

  • 37

    tersebut diharapkan siswa dapat berperilaku menjaga amanat Allah terhadap

    sumber daya alam.

    d. Model IV

    Rosman Yunus dan Aceng (2003 : 10) menguraikan pembahasan virus

    sebagai berikut. Dalam kehidupan manusia, pada umumnya sebagian besar virus

    bersifat merugikan atau menimbulkan penyakit pada tumbuh-tumbuhan, hewan,

    dan manusia. Telah banyak jenis penyakit pada manusia yang penyebabnya virus

    yang ditemukan oleh pakar biologi, antara lain influenza, polio, kanker, Aids.

    Segala macam jenis penyakit yang penyebabnya virus maupun bukan, dicari cara

    pengobatan untuk penyembuhan secara kimiawi dengan obat-obatan dan secara

    biologi dengan cara vaksinasi. Banyak yang telah dapat ditanggulangi secara

    medis, tetapi masih banyak yang belum dapat ditemukan terutama untuk penyakit

    yang disebabkan virus.

    Dari bahasan di atas perlu disampaikan wawasan imtaq tentang penyakit

    AIDS. Golongan berisiko tinggi untuk tertular AIDS adalah orang yang sering

    berganti-ganti pasangan baik homo maupun hetero seksual, penerima darah, dan

    bayi yang menerima ASI penderita AIDS. Sikap disiplin, perilaku atau akhlak

    individu manusia itulah yang menjadi landasan pokok dalam usaha

    menanggulangi penularan segala jenis penyakit termasuk AIDS. Hal ini sesuai

    dengan sabda Nabi Muhammad Saw, yaing artinya sesungguhnya aku diutus

    (Allah) untuk menyempurnakan akhlak. Allah juga berfirman dalam QS Al-

    Hujurat : 13 yang artinya ... . sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah

    ialah orang yang paling taqwa....QS Al-Isra ayat 32 juga menyebutkan yang

  • 38

    artinya dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah

    perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk. Dan, QS Al-Araaf ayat 80 dan 81

    menyebutkan yang artinya ... mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahiayah

    (homoseksualis) itu yang belum pernah dikerjakan.... Sesunguhnya kamu

    mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka) bukan kepada

    wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.

    5. Model Syaeful Anwar dan Sri Setiono dalam Mata Pelajaran Kimia

    a. Model I

    Syaeful Anwar dan Sri Setiono (2001 : 11) dalam pokok bahasan persamaan

    reaksi menjelaskan sebagai berikut. Dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 1 yang

    artinya Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang

    dikehendakinya. Sebagai contoh reaksi antara air dengan gas karbondioksida

    menghasilkan glukosa dan gas oksigen yang dituliskan dalam bentuk simbol :

    6CO2 + 6H2O ----> C6H2O6 + 6O2. Simbol-simbol tersebut mengungkapkan

    peryataan reaksi kimia diatas, disebut juga persamaan reaksi kimia. Penulisan

    persamaan reaksi yang lengkap mengikuti aturan sebagai berikut:

    1) senyawa atau zat yang bereaksi dan zat hasil reaksi ditulis dalam bentuk

    simbul kimia;

    2) wujud zat atau keadaan zat pada saat reaksi dinyatakan dalam singkatan

    berikut : s = padat, l = cair, g = gas, aq = larutandibelakang simbol kimia dalam

    tanda kurung;

  • 39

    3) zat-zat yang bereaksi (reaktan) ditulis lebih dahulu (ditulis sebelah kiri) dan

    dipisahkan dengan tanda -----> dan zat-zat hasil reaksi ( produk ), ditulis sebelah

    kanan tanda panah; dan

    4) harus memenuhi hukum ketetapan massa, yang digambarkan dalam

    bentuk koefisien reaksi, dan hukum ketetapan muatan.

    Berbagai jenis reaksi kimia dapat dituliskan persamaan reaksinya dengan

    cara diatas, namun dengan persamaan reaksi tidak dapat ditentukan produk yang

    dihasilkan suatu reaksi. Hasil reaksi hanya dapat ditentukan dari eksperimen.

    Dengan persamaan reaksi pernyataan suatu reaksi kimia menjadi lebih sederhana.

    Perhitungan-perhitungan kuantitas zat yang terlibat dalam suatu reaksi mudah

    untuk dilakukan.

    Pentingnya persamaan reaksi dalam ilmu kimia terletak pada sifat

    keteraturan yang berlaku pada zat-zat dalam reaksi. Ini merupakan hukum Allah

    SWT. (sunatullah) yang tidak pernah akan berubah-ubah. Dengan sifat Rahman

    dan RahimNya, sekaligus keMahakuasaan-Nya. Dia menetapkan hukum-hukum

    yang terjadi pada suatu perubahan kimia. Hukum-hukum tersebut antara lain

    hukum ketetapan massa yang pertama kali dicetuskan oleh A Lavoisier dalam

    hukum perbandingan tetap dari proust.

    Pengamatan dan eksperimen yang sungguh-sungguh oleh A Lavoisier,

    telah membuka pintu hidayah ilmu untuknya, yakni menemukan suatu hukum

    Allah pada alam semesta ini. Hukum itu disebut dengan hukum ketetapan massa

    (conservation of mass) yang berbunyi massa zat-zat sebelum reaksi selalu sama

  • 40

    dengnan massa zat-zat hasil reaksi tersebut. Dalam peristiwa reaksi kimia tidak

    ada massa yang hilang ataupun bertambah.

    Keteraturan (sunatullah) lain ditemukan oleh J Proust, yakni didalan suatu

    senyawa perbandingan massa unsur-unsur penyusun senyawa tersebut adalah

    tetap. Contoh garam dapur atau NaCL yang memilih susunan unsur nstrium (Na)

    dan unsur clor (Cl) memilih perbandingan 23 : 35,5. Contoh lain karbondioksida

    (CO2) memilih perbandingan massa karbon dengan oksigen 3 : 8 . Dimanapun

    kita berada menemukan senyawa-senyawa itu, selalu berbanding unsur-unsurnya

    tetap. Demikianlah keteraturan hukum Allah yang menciptakan bumi seisinya.

    Dengan dasar Al-Quran seperti di atas diharapkan menumbuhkan kecerdasan

    spiritual dalam bersikap untuk menentukan jalan hidupnya.

    b. Model II

    Syaeful dan Sri Setiono (2001 : 39) menjelaskan pembahasan pencemaran

    lingkungan sebagai berikut. Pencemaran adalah masuknya zat-zat baru ke dalam

    lingkungan (udara, air, dan tanah) atau meningkatnya salah satu komponen zat

    dalam lingkungan yang berakibat terganggunya proses kehidupan secara normal.

    Contoh pencemaran oleh hujan asam. Hujan asam terjadi akibat reaksi SO3 atau

    karbon trioksida dengan air. SO3 berasal dari reaksi SO2 dengan udara. SO2

    adalah zat yang dihasilkan oleh asap pabrik atau kendaraan bermotor.

    Pencemaran lingkungan tidak hanya terjadi pada lingkungan udara.

    Lingkungan air dan tanah juga telah terjadi pencemaran. Pemenuhan kebutuhan

    dan pola gaya hidup yang tidak terkendali menjadi pendorong kuat pencemaran.

  • 41

    Hidup tidak disiplin dan tidak peduli terhadap lingkungan telah menjadi hal yang

    biasa. Buangan pabrik, sampah-sampah plastik, logam dialirkan ke sungai yang

    berakibat pencemaran air. Penggunaan pupuk yang berlebihan tanpa didasarkan

    ilmu yang benar telah menimbulkan kualitas tanah menurun untuk pertanian.

    Pencegahan terhadap pencemaran telah banyak dilakukan namun tidak

    berhasil. Kunci utama pencegahannya terletak pada ulah tangan , keinginan, dan

    nafsu manusia. Allah berfirman dalam QS Ar-Ruum : 41 yang artinya telah

    nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan

    manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sbagian dari akibat perbuatan

    mereka, agar mereka kembali. Berdasarkan firman tesebut, diharapkan siswa

    dapat mewujudkan perilaku memelihara lingkungan berdasarkan ilmu yang

    didapatnya bukan malah merusak.

    6. Model Zaidan Hendy dan Sunarno dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

    a. Model I

    Zaidan Hendy dan Sunarno (2001 : 27) mencontohkan penjelasan kaitan tema

    dan amanat dalam novel Salah Asuhan dengan masalah sosial dan budaya sebagai

    berikut. Dikatakannya tema cerita Salah Asuhan adalah salah didikan. Orang tua

    Hanafi mengharap dia menjadi anak yang berpendidikan, ternyata Hanafi keliru

    menyerap pendidikan yang didapatkannya. Hanafi menjadi angkuh, sombong

    terhadap ibunya, pamannya, istrinya, masyarakat, dan budaya kampung

    halamannya. Hanafi tergila-gila pada gadis barat bernama Corrie. Dia tergila-gila

    pada pergaulan dan budaya barat dan hanya kulitnya saja yang didapatkannya.

  • 42

    Amanat cerita Salah Asuhan adalah agar kita hati-hati memberikan

    pendidikan (menyekolahkan) anak-anak jangan sampai salah asuhan. Jangan

    sampai anak-anak kita menjauhi budaya timur dan bersikap kurang ajar terhadap

    orang tua. Sikap tersebut telah menyimpang dari ajaran Islam yang bersumber dari

    Allah.

    Dari bahan pelajaran itu, selain diajarkan kaitan tema dan amanat novel

    dapat diberikan pula wawasan imtaq bahwa seorang muslim hendaknya

    mengetahui dan mengamalkan ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang sikap

    dan perbuatan yang menyangkut hubungan manusia dengan Allah dan hubungan

    manusia dengan manusia. Allah berfirman dalam QS Al-Israa : 23 yang artinya

    Dan Tuhanmu memerintahkan supaya kamu jangan menyembah melainkan

    kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan

    sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau dua-duanya telah

    berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali engkau

    mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan jangan engkau membentak

    mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Demikianlah

    hendaknya harapan dari cerita bahwa seorang anak dapat bergaul dan

    menghormati orang tuanya.

    b. Model II

    Zaidan Hendy dan Sunarno memaparkan kompetensi dasar membaca dalam

    hati bagian dari buku, surat kabar, atau majalah dengan tema tertentu, menemukan

    gagasan atau pengalaman dalam bacaan sebagai berikut. Subtema bacaan

    dijabarkan dalam judul Manusia sebagai Modal Dasar Kerja. Berikut petikan

  • 43

    paragraf pertama . Kahadiran manusia sebagai tenaga kerja sudah ada sejak ia

    mulai melibatkan dirinya sebagai buruh atau karyawan suatu perusahaan. Modal

    usaha yang terbesar dan terpenting di dalamnya adalah daya kerja dengan

    perkembangan lingkungan yang sempat mempengaruhinya. Karena peranan yang

    menentukan itu, suatu penelitian tentang sumber daya manusia dan upaya

    pemanfaatannya secara terus menerus, selalu dilakukan oleh para ahli sesuai

    dengan arus kemajuan dan tuntutan manusia itu sendiri.

    .... (Drs A.R Artoyo, Tenaga Kerja Perusahaan Balai Pustaka, Jakarta).-

    Dari bacaan di atas diketahui, sumber daya manusia yang berkualitas

    sangat berharga. Menurut islam manusia berkualitas adalah manusia yang

    beriman, berilmu, beramal, berdisiplin, ikhlas, dan ikhsan. Karena itu Islam

    mengajarkan agar kita beriman, berilmu dan beramal, berdisiplin, ikhlas, dan

    ikhsan. Salah satu cara untuk menjadikan manusia agar berilmu adalah banyak

    membaca dari berbagai sumber intisari yang didapatkan dari bacaan dan

    dikembalikan kepada ajaran Al-Quran untuk dijadikan sebagai pegangan, seperti

    dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Makna ayat tersebut adalah Bacalah dengan nama

    Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.

    Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.Yang mengajari (manusia)

    dengan perantaraan kalam. Dia mengajari manusia apa yang belum diketahuinya.

    c. Model III

    Zaidan Hendy dan Sunarno (2001 : 46 ) menjelaskan kompetensi dasar

    menyimak gaghasan, pendapat, dan pesan yang disampaikan melalai pidato atau

  • 44

    ceramah sebagai berikut. Dalam pembelajaran menyimak gagasan melalui pidato,

    dapat dilihat petikan pidato sebagai berikut.

    Hadirin yang berbahagia.

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan pidato berjudul Proyek

    Kali Bersih.

    Saudara-saudara!

    Kapan kita bisa melihat Kali Ciliwung bersih? Mungkin 100 tahun lalu

    atau cuma dalam angan-angan. Atau mungkin 15 tahun lagi? Impian ini bukan

    mustahil terwujud. Inilah yang setidakya diharapkan oleh Gerakan Kali Bersih

    (GKB). Melengkapi gerakan itu, hari Minggu lalu sebuah kegiatan di jalan

    Penjernihan I, Pejompongan, Jakarta Pusat, diresmikan Gubernur Soerjadi

    Soedirjo sebagai pusat semua aktivitas pembersihan sungai yang membelah

    ibukota Republik Indonesia ini....

    Setelah menyimak pidato tersebut ternyata untuk membuat kali menjadi

    bersih, memerlukan perencanaan yang matang, biaya yang tidak sedikit,

    penyadaran masyarakat, dan waktu yang lama. Oleh karena itu, kebersihan dalam

    Islam mempunyai kedudukan yang tinggi. Hadits Nabi menyatakan bahwa

    kebersihan adalah setengah dari iman. Hadits riwayat Imam Dailami juga

    menyatakan kebersihan yang artinya agama islam itu adalah agama yang besih

    maka, tidak akan masuk surga kecuali orang yang selalu menjaga kebersihannya.

    Sesungguhnya Allah amat cinta kepada orang-orang yang suci bersih.

  • 45

    Setelah menyimak pidato tersebut ternyata untuk membuat kali menjadi

    bersih, memerlukan perencanaan yang matang, biaya yang tidak sedikit,

    penyadaran masyarakat, dan waktu yang lama. Oleh karena itu, kebersihan dalam

    Islam mempunyai kedudukan yang tinggi. Hadits Nabi menyatakan bahwa

    kebersihan adalah setengah dari iman. Hadits riwayat Imam Dailami juga

    menyatakan kebersihan yang artinya agama islam itu adalah agama yang bersih,

    maka tidak akan masuk surga kecuali orang yang selalu menjaga kebersihannya.

    Sesungguhnya Allah amat cinta kepada orang-orang yang suci bersih.

    7. Model Hamzah Busroh dan Moh Enong dalam Mata Pelajaran Kesenian

    Hamzah Busroh dan Muh Enong (2003:7) memberikan wawasan imtaq terhadap

    kesenian sebagai berikut. Wawasan imtaq ini berkaitan dengan materi musik, tari,

    dan teater daerah setempat. Hal penting dalam pembahasan ini adalah adanya

    upaya untuk mengaitkan antara unsur yang ada dalam penciptaan dan penyajian

    musik, tari, dan teater daerah setempat serta pengaruhnya terhadap pendengar dan

    penonton. Masalah tersebut akan bernilai islami atau tidak bergantung pada

    proses penciptaannya. Pada tahap penyajian musik, tari, dan teater, tidak menutup

    kemungkinan terjadi penyalahgunaan. Suatu musik, tari, dan teater disusun

    dengan niat dan pesan-pesan yang benar tetapi disajikan dengan ekspresi yang

    berlebihan, hasilnya akan sangat buruk. Ada hal yang dapat disampaikan dari

    Hadits yang diriwayatkan Bukhari, Tirmizi, Ibnu Majah, dan Rubayyi binti

    Muawwiz yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw datang ke rumah pada saat

    pesta pernikahannya, lalu Nabi duduk. Tak lama kemudian beberapa orang jariah

    (wanita) menabuh rebana sambil menyanyikan lagu-lagu yang memuji orang tua

  • 46

    mereka yang syahid dalam perang Badar. Tiba-tiba salah seorang wanita itu

    berkata, Diantara kita ini ada Nabi Saw yang dapat mengetahui apa yang akan

    terjadi pada hari esok tetapi Rasulullah Saw segera bersabda yang artinya

    tinggalkan omongan itu. Teruskanlah apa yang kamu (nyanyikan) tadi. Dengan

    kata lain musik, tari, dan teater yang diperbolehkan adalah yang sesuai dengan

    tuntunan Al-Quran dan Hadits.

    Strategi ini juga terlihat dalam pembahasan materi Pameran dan

    Pergelaran. Pameran merupakan kegiatan dalam memperkenalkan karya seni

    antara penciptanya dengan orang lain. Pameran dilakukan pada karya-karya seni

    rupa yang dihasilkan oleh siswa seperti seni lukis, karikatur, kolase, seni kriya,

    gambar-gambar dan kaligrafi. Karya yang akan dipamerkan hendaknya mendapat

    seleksi, terutama karya-karya yang bernuansa islam. Bentuk pergelaran dapat

    berupa karya seni tari, seni musik, dan seni drama.

    Pemberian wawasan imtaq dapat berupa batasan-batasan dalam pameran

    atau pergelaran yang mengacu pada tuntunan Quran dan Hadits, walaupun bukan

    dalil secara langsung. Karya-karya yang hendak digelar hendaknya dipilih

    sedemikian rupa dengan memperhatikan kaidah-kaidah antara lain : (1) lirik lagu

    tidak sedih atau putus asa, (2) gaya dan penampilan pelakunya sopan, (3) dalam

    tarian tidak dilakukan berpasang-pasangan pria-wanita, (4) memakai busana

    muslim. Adapun pelaksanaannya perlu memperhatikan persiapan : (1)

    pembentukan panitia, (2) tempat dan waktu, (3) golongan masyarakat yang akan

    mengunjungi, (4) seleksi karya, dan (5) antara pameran dan pergelaran diusahakan

    waktunya tidak bersamaan.

  • 47

    8. Model Abudin Nata dalam Kegiatan Belajar di luar Jam Pelajaran

    Abudin Nata (2003 : 23) menawarkan solusi alternatif sebagai berikut.

    Pertama, dengan mengubah orientasi dan fokus pengajaran agama yang semula

    bersifat subject matter oriented menjadi pengajaran agama yang berorientasi pada

    pengalaman. Subject matter oriented adalah pengajaran yang berpusat pada

    pemberian pengetahuan agama yang berupa memahami dan menghafal ajaran

    agama sesuai kurikulum. Orientasi pengajaran pada pengalaman, yaitu

    pembentukan sikap keagamaan melalui pembiasaan hidup sesuai dengan agama.

    Pembiasaan hidup seperti pengalaman agama dalam kehidupan sehari-hari.

    Contoh setiap kegiatan selalu diawali dengan membaca basmallah.

    Kedua, dengan memberikan kegiatan ekstrakurikuler pada penekanan

    pengalaman agama dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ekstra ini antara lain

    shalat berjamaah, pesantren kilat, qiyamul lail, berpuasa sunnah, memberikan

    santunan kepada fakir miskin, dan kegiatan sosial keagamaan lainnya.

    Ketiga, dengan cara meningkatkan perhatian, kasih sayang, bimbingan,

    dan pengawasan yang diberikan oleh kedua orang tua di rumah. Ketika anak

    berada di rumah kedua orang tuanya menanyakan tentang kemajuan dan berbagai

    masalah yang dihadapi anak-anaknya. Misalnya menanyakan kegiatannya di

    sekolah, program, dan agenda yang harus dicapai serta rencana-rencana lainnya.

    Keempat, dengan cara melaksanakan tradisi keislaman yang didasarkan

    pada Al-Quran dan Al-Sunnah yang disertai dengan penghayatan akan makna

    dan pesan moral yang terkandung di dalamnya.Tradisi keislaman yang bernuansa

    sikap keagamaan antara lain mengaqiqahi anak, mengajarkan sikap sopan santun

  • 48

    pada orang tua atau kepada yang lebih tua, mencium tangan orang tua,

    mengunjungi orang sakit, dan mengajari shalat saat anak mulai berumur 7 tahun.

    Dengan melaksanakan tradisi ini diharapkan akan membentuk karakter keislaman

    seseorang.

    Kelima, pembinaan sikap keagamaan dengan memanfaatkan berbagai mas

    media yang tersedia, seperti radio, surat kabar, buku bacaan, televisi, dan

    sebagainya. Informasi dari mass media tersebut hendaknya diintegrasikan dengan

    pengajaran yang ada di sekolah dan di rumah tangga. Oleh sebab itu kesungguhan

    untuk memanfaatkan berbagai media tersebut harus masuk ke dalam kebijakan

    rumah tangga sekolah.

    Lima cara mensiasati kekurangan jam pelajaran agama di sekolah di atas

    dapat dikatakan sebagai optimalisasi peningkatan imtaq terhadap siswa yang dapat

    dilaksanakan di dalam maupun di luar jam pelajaran.

    C. Kerangka Teori

    Berdasarkan kajian pustaka dari berbagi sumber dapat dirumuskan

    kerangka teori penelitian sebagai berikut.

    1. Iman dan Taqwa

    Ada 85 perbuatan sebagai wujud taqwa sebagai berikut.

    1) Iman kepada Allah ;

    2) Iman kepada Malaikat ;

    3) Iman kepada kitab-kitab Allah ;

    4) Iman kepada para nabi ;

  • 49

    5) Iman kepada hancurnya alam ;

    6) Iman kepada kebangkitan manusia dari kematian ;

    7) Iman kepada takdir ;

    8) Iman kepada hasyr ;

    9) Iman kepada surga dan neraka jahannam ;

    10) Cinta kepada Allah ;

    11) Takut kepada siksa Allah ;

    12) Mengharap rahmat Allah ;

    13) Tawakal ( pasrah ) kepada Allah ;

    14) Cinta kepada nabi Muhammad Saw. ;

    15) Mengagungkan derajat nabi Muhammad Saw. ;

    16) Kikir dengan memegang teguh agama islam ( teguh pendirian ) ;

    17) Mencari ilmu ;

    18) Menyebarluaskan ilmu syariat ;

    19) Mengagungkan dan memuliakan Al quran ;

    20) Bersuci ;

    21) Menjalankan sholat 5 waktu pada waktunya dengan sempurna ;

    22) Membayar zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya ;

    23) Berpuasa di bulan Ramadhan ;

    24) Itikaf ;

    25) Haji ;

    26) Berjuang melawan orang kafir untuk menolong agama islam ;

    27) Mebentengi kaum muslim dari serangan orang kafir ;

    28) Bertahan di dalam kancah perang dan tidak melarikan diri darinya ;

  • 50

    29) Menyerahkan harta jarahan perang kepada pemimpin atau pembantunya ;

    30) Memerdekakan budak yang muslim ;

    31) Bersedia membayar kifarah ( denda ) ;

    32) Menepati janji ;

    33) Bersyukur ;

    34) Menjaga lisan dari hal-hal yang tidak layak ;

    35) Menjaga kemaluan dari hal-hal yang dilarang Allah ;

    36) Menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya ;

    37) Tidak membunuh kepada sesama manusia muslim ;

    38) Menghindari makan dan minuman yang haram ;

    39) Menghindari dari harta yang haram ;

    40) Menghindari pakaian, perhiasan, dan perabot yang haram ;

    41) Menghindari permainan sia-sia yang dilarang ;

    42) Sederhana dalam memberikan nafakah, tidak berlebihan dan tidak irit ;

    43) Tidak menyimpan dendam dan kedengkian ;

    44) Tidak mencela kaum muslimin dihadapan ;

    45) Ikhlas dalam setiap amal perbuatan karena Allah ;

    46) Merasa bahagia dengan ketaatan kepada Allah ;

    47) Bertaubat ;

    48) Melakukan penyembelihan qurban, aqiqah, dan hadiah ;

    49) Taat kepada pemerintah ;

    50) Berpegang teguh pada nilai yang dianut jamaah ;

    51) Menjalankan hukum diantara manusia secara adil ;

    52) Memerintahkan kepada kebaaikan dan mencegah dari kejahatan ;

  • 51

    53) Tolong menolong dalam hal kebaikan dan ketaqwaan ;

    54) Malu kepada Allah ;

    55) Bersikap baik kepada orang tua ;

    56) Menyambung tali persaudaraan ;

    57) Budi pekerti yang baik ;

    58) Memperlakukan hamba sahaya dengan baik ;

    59) Ketaatan seorang hamba kepada tuannya ;

    60) Menjaga hak-hak istri dan anak-anak ;

    61) Mencintai ahli agama ;

    62) Menjawab salam dari orang islam ;

    63) Menjenguk orang sakit ;

    64) Melakukan shalat jenazah untuk orang yang islam ;

    65) Mendoakan orang islam yang bersin ;

    67) Menghormati tetangga ;

    68) Menghormati tamu ;

    69) Menyembunyikan cela orang lain ;

    70) Sabar ;

    71) Zuhud ;

    72) Cemburu dan tidak membiarkan pria bergaul bebas denngan wanita lain ;

    73) Berpaling diri dari percakapan yang tidak bermanfaat ;

    74) Kedermawanan ;

    75) Menghormati orang tua dan mngasihi anak kecil ;

    76) Merukunkan antara orang islam ;

    77) Mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya;

  • 52

    78) Melayani dan melindungi pihak yang lemah;

    79) Tiada sombong dan takabur;

    80) Suka mendengarkan terhadap kritik yang lebih baik;

    81) Memiliki semangat persatuan;

    82) Menghargai dan menghormati lawan;

    83) Menempatkan orang yang layak dalam pekerjaan yang layak;

    84) Menjauhi hidup mewah yang cenderung kepada pemborosan; dan

    85) Giat bekerja, tahan uji, tidak putu asa .

    2. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran IPTEK

    Berdasarkan model-model pembelajaran Imtaq dalam beberapa mata

    pelajaran seperti yang telah dijelaskan terdahulu, dapat disimpulkan menjadi 6

    strategi.

    Adapun strategi tersebut adalah sebagai berikut.

    a. Strategi Terjemah

    Strategi ini cenderung bersifat menjelaskan ilmu dengan memberikan dasar

    pengetahuan Al-Quran dan Hadits. Strategi ini terlihat dalam model Rusli Yunus

    dan Warnadi dalam mata pelajaran geografi, model I H.M Husni dan Syafril

    dalam mata pelajaran fisika, model I Rosman Yunus dan Aceng dalam mata

    pelajaran biologi, dan model I Syaeful Anwar dan Sri Setiono dalam mata

    pelajaran kimia.

    b. Strategi Aktualisasi Imtaq dalam Perilaku Kehidupan Manusia

  • 53

    Strategi ini berusaha memberikan dasar Imtaq dalam pembelajaran yang

    berhubungan dengan perilaku kehidupan manusia. Strategi ini dibedakan menjadi

    3, yaitu (1) aktualisasi Imtaq dalam perilaku manusia pada diri sendiri;

    (2)aktualisasi Imtaq dalam perilaku manusia pada sesamanya; dan (3) aktualisasi

    Imtaq dalam perilaku manusia pada lingkungan ala sekitar.

    Strategi tersebut terlihat dalam model-model berikut. Strategi aktualisasi

    Imtaq dalam perilaku manusia pada diri sendiri terlihat dalam model II H.M Husni

    dan Syafril dalam mata pelajaran ekonomi dan model II Rosman Yunus dan

    Aceng dalam mata pelajaran biologi. Strategi aktualisasi Imtaq dalam perilaku

    manusia pada sesamanya terlihat dalam model III H.M Husni dan Syafril dalam

    mata pelajaran ekonomi. Strategi aktualisasi Imtaq dalam perilaku manusia pada

    lingkungan alam sekitar terlihat dalam model III Rosman Yunus dan Aceng dalam

    mata pelajaran biologi.

    c. Strategi Integrasi Imtaq

    Integrasi berarti penyatuan. Dalam strategi ini ada dua integrasi, yaaitu (1)

    integrasi dengan bahan pelajaran atau pelajaran dan (2) integrasi dengan

    keterampilan berbahasa. Bahan pelajaran dalam hal ini adalah alat yang digunakan

    untuk menyampaikan pelajaran atau kompetensi dasar yang diajarkan. Pelajaran

    dalam hal ini adalah kompetensi dasar yang diajarkan. Keterampilan berbahasa

    yang dimaksud adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

    Strategi tersebut terlihat dalam model berikut. Strategi Integrasi Imtaq

    dengan bahan pelajaran atau pelajaran terlihat dalam model I Zaidan Hendy dan

    Sunarno. Dan, strategi integrasi Imtaq dengan keterampilan berbahasa terlihat

  • 54

    dalam model II Zaidan Hendy dan Sunanrno dalam mata pelajaran bahasa

    Indonesia.

    d. Strategi Menyelipkan Materi Imtaq

    Menyelipkan adalah memasukkan sesuatu yang tidak sama di antara dua

    benda. Strategi menyelipkan materi Imtaq adalah memasukkan Imtaq dalam

    pembelajaran tetapi di luar pokok pembicaraan. Strategi ini terlihat dalam model

    III Zaidan Hendy dan Sunarno dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

    e. Strategi Pengarahan Pengetahuan dengan Imtaq

    Pengarahan pengetahuan dalam hal ini adalah memberi tempat atau wadah

    terhadap pengetahuan. Jika pengetahuan diibaratkan air, maka ia akan berubah

    sesuai tempat. Pengetahuan dalam hal ini cenderung pada bidang kesenian. Stategi

    ini terlihat dalam model Hamzah Busroh dan Moh Enong dalam mata pelajaran

    kesenian.

    f. Strategi Optimalisasi Imtaq

    Pemberian wawasan Imtaq terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi selain

    diberikan di luar jam pelajaran di kelas juga dapat diberikan di luar jam pelajaran.

    Strategi ini terlihat dalam model Abudin Nata dalam kegiatan di luar jam

    pelajaran.

  • 55

    BAB 111

    METODOLOGI PENELITIAN

    Dalam metodologi penelitian ini diuraikan hal-hal mengenai : (1)

    rancangan penelitian, (2) sumber data dan data penelitian, (3) instumen penelitian,

    (4) prosedur pengumpulan data, (5) analisis data, dan (6) tahap-tahap penelitian.

    A. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif deskriptif.

    Berdasarkan rumusan masalah, penelitian memerlukan pola pikir induktif yang

    berangkat dari fenomena yang ada untuk ditarik kesimpulan. Selain berpikir

    induktif, penelitian ini tidak menguji hipotesis. Penelitian ini menggambarkan

    keadaan yang ada di lapangan yaitu strategi guru dalam mengembangkan

    kurikulum pendidikan berwawasan imtaq di SMAN Kota Malang. Rancangan

    penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan Bodgan dan Briklen Qualitative

    research for Education, an Introduction to Theory and Methods dalam Imam

    Suprayogo dan Tobroni (2003 : 122) dengan ciri-ciri sebagai berikut.

    1. Riset kualitatif mempunyai latar alami karena yang merupakan alat penting

    adalah adanya sumber data yang langsung dan perisetnya.

    2. Riset kualitatif bersifat deskriptif.

    3. Periset kualitatif lebih memperhatikan proses daripada hasil.

    4. Periset kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif.

  • 56

    5. Makna (bagaimana subjek yang diteliti memberi makna pergumulannya)

    merupakan soal esensi untuk rancangan kualitatif

    Penelitian ini juga menggunakan rancangan penelitian sampel. Penelitian

    ini dilakukan hanya pada sebagian dari populasi. Dari SMAN kota Malang hanya

    diambil sampel SMA Negeri 1, 2, dan 10.

    B. Sumber Data dan Data Penelitian

    Sumber data penelitian ini adalah narasumber, yaitu guru SMAN Kota

    Malang. Adapun data penelitian ini berupa kegiatan belajar mengajar (KBM) di

    SMAN Kota Malang selama minimal 1 jam pelajaran.

    C. Instrumen Penelitian

    Instrumen adalah alat untuk menjaring data. Pada penelitian ini yang

    menjadi instrumen adalah peneliti sendiri dan tape recorder. Untuk menghindari

    bias antara peneliti sebagai alat dan peneliti sebagai penelaah, peneliti

    menggunakan instrumen bantuan berupa tabel penjaringan data. Ada 3 tabel

    penjaringan data sebagai berikut :

    Ma

    pel

    KD Bhn

    alat

    Imtaq Meto

    de

    Tgs

    terstk

    Tgs

    ko

    Stra

    tegi

    Peru

    bahan

    Quran Hadits Nst

  • 57

    1. Tabel penjaringan data strategi

    Keterangan :

    Mapel : mata pelajaran

    KD : kompetensi dasar

    Bhn /alat : bahan atau alat yang digunakan untuk mengajarkan kompetensi dasar

    Imataq : wawasan iman dan taqwa yang disampaikan dalam ilmu pengetahuan

    Yang diajarkan.

    Metode : metode dalam kegiatan belajar mengajar.

    Tgs terstk : tugas terstruktur

    Tgs ko : tugas kokurikuler (dikerjakan di luar jam pelajaran)

    Strategi : kesimpulan strategi yang dipakai

    Perubahan : Perubahan sikap siswa (baik, tidak baik, atau tetap) setelah menerima

    pelajaran yang berwawasan imtaq.

    2. Tabel validitas data dari siswa

    Imtaq Kapan diberikan?

    terapan teori KBM Tugas Ko Tugas ekstra

  • 58

    3. Tabel validitas data dari kepala sekolah

    Peraturan Evaluasi Himbauan

    D. Prosedur Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling.

    Pemikiran ini hampir tidak bisa dihindari oleh p