Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah...

27
TINJAUAN PUSTAKA Konse~ Stres Keluarga Seseorang atau keluarga dikatakan sehat tidak hanya terlepas dari penyakit saja, tetapi juga perasaan tentram, tenang dan harmonis yang ditunjukkan oleh adanya kemampuan dalam menggunakan koping yang efektif dalam mengadapi stressor baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar. Pengertian stres menurut Lazarus & Folkman (1984) adalah reaksi spesifik antara individu dan lingkungan yang dinlai individu membebani atau melebihi kapasitasnya dan membahayakan kesejahteraannya. Sedangkan Selye (1982) membatasi stres sebagai respon yang spesifik pada tubuh terhadap berbagai jenis tuntutan, dimana respon yang non spesifik Selye (1983) membatasi stres sebagai respon yang non-spesifik pada tubuh terhadap berbagai jenis tuntutan. Respon yang non-spesifik disebut GAS (General Adaptation Syndrome), dimana tubuh melepaskan hormon-honnon adaptif, yang kemudian mengiubah struktur dan komposisi kimia pada tubuh. General Adaptatin Syndrome (GA), terdiri dari tiga tahap yaitu: 1. Alarm Reaction (AR) Tanda-tanda reaksi tubuh disebut alarm reaction, yaitu sistem pertahanan tubuh untuk mengatasi stresor. Menurut Seyle pada alarm reaction ini dibag dua tahap yaitu fase shock dan fase counter shock. Selama fase shock, penyebab stres dapat diamati pada orang sadar maupun yang tidak sadar. Respon ini berlangsung dalam waktu pendek, lebih kurang satu menit sampai 24 jam. Selama fase counter shock,

Transcript of Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah...

Page 1: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

TINJAUAN PUSTAKA

Konse~ Stres Keluarga

Seseorang atau keluarga dikatakan sehat tidak hanya terlepas dari penyakit

saja, tetapi juga perasaan tentram, tenang dan harmonis yang ditunjukkan oleh adanya

kemampuan dalam menggunakan koping yang efektif dalam mengadapi stressor baik

yang bersumber dari dalam maupun dari luar.

Pengertian stres menurut Lazarus & Folkman (1984) adalah reaksi spesifik

antara individu dan lingkungan yang dinlai individu membebani atau melebihi

kapasitasnya dan membahayakan kesejahteraannya. Sedangkan Selye (1982)

membatasi stres sebagai respon yang spesifik pada tubuh terhadap berbagai jenis

tuntutan, dimana respon yang non spesifik

Selye (1983) membatasi stres sebagai respon yang non-spesifik pada tubuh

terhadap berbagai jenis tuntutan. Respon yang non-spesifik disebut GAS (General

Adaptation Syndrome), dimana tubuh melepaskan hormon-honnon adaptif, yang

kemudian mengiubah struktur dan komposisi kimia pada tubuh.

General Adaptatin Syndrome (GA), terdiri dari tiga tahap yaitu:

1. Alarm Reaction (AR)

Tanda-tanda reaksi tubuh disebut alarm reaction, yaitu sistem pertahanan tubuh

untuk mengatasi stresor. Menurut Seyle pada alarm reaction ini dibag dua tahap

yaitu fase shock dan fase counter shock. Selama fase shock, penyebab stres dapat

diamati pada orang sadar maupun yang tidak sadar. Respon ini berlangsung dalam

waktu pendek, lebih kurang satu menit sampai 24 jam. Selama fase counter shock,

Page 2: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

perubahan yang dihasilkan tubuh berlawanan dengan fase shock, pada fase ini

penderita mengadakan reaksi perbaikan.

2. Stage of resistance (Tingkat perlawanan)

Apabila stresor bisa diimbangi oleh daya tahan tubuh maka akan timbul kekuatan

untuk melawan. Tanda-tanda dari reaksi alarm akan hilang bahkan daya melawan ini

bisa melebih batas-batas normal.

3. Stage of Exhaustion (Tingkat kelelahan)

Apabila tubuh dihadapkan pada stresor yang lama dan waktu yang terlalu lama,

maka energi untuk beradaptatsi akan habis, sehingga akan timbul kembali reaksi-

reaksi alarm tetapi ini bersifat irreversibel.

Ada tiga model yang akan dibahas berkaitan dengan model krisis dari adanya

stres keluarga. Yang pertama adalah model ABC-X yang telah dikembangkan oleh

Hill (1949). Kedua adalah model Mc.Cubbin dan Patterson (1980), dan yang ketiga

adalah model Boss (1 983) dalam Sussman and Steinrnetz (1 988).

1. Teori Stres Keluarga dari Hill (1949) adalah model yang menggambarkan

faktor-faktor yang menghasilkan krisis atau non knsis dalam keluarga.

Berdasarkan riset dari Hill tentang perpisahan akibat perang dan reuni, ia

mengembangkan sebuah teori stres keluarga yang disebut ABCX, &mana ia

mengidentifikasikan satu set variabel utama dan hubungannya yang menimbulkan

krisis keluarga. Secara teoritis, ia menggambarkan determinan-determinan krisis

keluarga, yaitu: "faktor A (kejadian atau stresor) yang berinteraksi dengan B

(sumber-sumber koping keluarga, selanjutnya berinteraksi dengan C (persepsi

keluarga terhadap kejadian), yang akhirnya menghasilkan X (knsis)."

Page 3: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

Model ABCX dari McCubbin dan Patterson (1980) merupakan bentuk

pengembangan dari teori ABCX-nya Hill. Mengingat teori Hill meliputi variabel-

variabel krisis, teori McCubbin dan Patterson menjelaskan perbedaan dalam

adaptasi keluaiga pasca h s i s . Setiap variabel asli (ABCX) 'diuji kembali dan

definisi-definisinya dimodifikasi. Setiap variabel dalam model digambarkan

secara ringkas sebagai berikut :

Faktor aA, setumpuk stresor keluarga. McCubbin dan Patterson (1980)

menyatakan bahwa ada lebih dari satu stresor utama, yang berturnpuk menjadi

stresor keluarga", dan ini berpengaruh penting dalam tingkat adaptasi keluarga.

Mereka menjelaskan oleh karena knsis keluarga berkembang dan berubah dalam

satu kurun waktu, keluarga tidak hanya bekonfiontasi dengan satu stresor pada

waktu tertentu. Agaknya mereka mengalami setumpuk stresor (tuntutan dan

perubahan), terutama akibat dari suatu stresor utama seperti diagnosa kanker

terhadap seorang anggota keluarga. dalam sebuah studi tentang pengaruh polio

terhadap keluarga (Davis, 1963) terbukti bahwa keluarga tidak hanya mengalami

satu stresor pada satu waktu. Ia melaporkan bahwa keluarga melakukan koping

terhadap masalah-masalah yang telah lama ada, dan bersatu dengan stressor-

stresor penyakit kronis.

Faktor bB: Sumber-Sumber Koping Keluarga. Faktor ini adalah surnber-sumber

keluarga untuk dapat memenuhi tuntutan-tuntutan yang dihadapi keluarga. Faktor

tersebut terdiri dari sumber-sumber pribadi angota keluarga (pendidikan,

kesehatan dan karakteristik kepribadian), dan sumber-sumber internal dari sistem

Page 4: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

keluarga (peran-peran yang fleksibel, kekuasaan bersama, komunikasi, dan ikatan

keluarga serta dukungan sosial).

Faktor cC: DeJinisi dun makna keluarga atau persepsi keluarga terhadap stresor.

Definisi faktor ini pada pokoknya menyangkut penilaian dari konseptualisasi

tentang definisi situasi keluarga yang dibuat oleli Hill.

Faktor xX: Adaptasi Keluarga. Dalam model ABCX Ganda, terdapat tiga tingkat

analisa: anggota keluarga (individu), unit keluarga clan komunitas dimana

keluarga menjadi bagannya. Masing-masing unit ini digambarkan memiliki

tuntutan dan kemampuan. "Adaptasi keluarga dicapai lewat hubungan timbal

balik, dimana tuntutan dari satu unit keluarga dipenuhi lewat kemampuan dari

yang lain, untuk mencapai suatu keseimbangan secara simultan pada dua tingkat

interaksi primer antara individu dan sistem keluarga dan antara sistem keluarga

dengan komunitas. Lihat gambar 1.

Page 5: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

Krisis

Stres C Koping

Kej adianl Sumber Persepsi terhadap Stressor Koping kej adian

A B C

Gambar 1 . Model ABC-X Hill yang telah direvisi untuk menunjukkan derajat stes dan alternatif mengatasi krisis dan koping

3. Model Stres Keluarga dari Boss (1983). Ia telah mengembangkan teori stres dari

Hill untuk menerangkan pengaruh konteks keluarga. Keluarga tidak hidup dalarn

isolasi tetapi mereka merupakan bagian dari konteks yang lebih besar yang

mempengaruhi variabel-variabel model dari Hill. Dua konteks berbeda yang

menjadi media bagi stres keluarga adalah konteks internal dan eksternal. Konteks

eksternal dari keluarga adalah konteks yang tidak dikontrol oleh keluarga.

Konteks tersebut termasuk lingkungan dimana keluarga berada, terdiri dari batas-

batas genetik dan perkembangan, dan konteks "tempat dan waktu" (sejarah, ilmu,

ekonomi, kebudayaan). Konteks internal keluarga terdiri dari tiga elemen yang

hkontrol oleh keluarga dan dapat diubah. Ada elemen-elemen psikologs,

struktural dan filosofis. Elemen-elemen struktural sama dengan dimensi-dimensi

struktural dalam teks ini, tanpa memasukkan nilai-nilai keluarga; konteks

psikososial merujuk pada definisi dari keluarga tentang kejadiadstresor; konteks

filosofis merujuk pada keyakinan dan nilai-nilai dari keluarga. Model dari Boss

Page 6: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

didasarkan pada konteks yang digambarkan sebagai dua lingkaran konsentrik

yang mengelilingi model ABCX.Lingkaran paling luar adalah konteks eksternal,

dan lingkaran paling dalam adalah konteks internal. Lihat garnbar 2.

Konteks Ekstemal

Konteks Internal Sistem Respon

/ / / penyebab Stres ~umberda~a ~ejadian

\ (Ekstemal) ( ~ n t a l ) d / -

Gambar 2. Model Kontekstual Stres Keluarga. (Boss dalam Sussman dan

Steinmetz, 1988)

Kopine Keluarga

Pengertian

Istilah koping telah berkembang menjadi berbagai pengertian, dan sangat

bervariasi bagi tiap individu dan mempunyai pesepsi yang berbeda terhadap masalah

yang dihadapi, dan cara penggunaan strategi kopingnya. Strategi koping ini dapat

berubah penilaiannya sesuai dengan kondlsi dan beratnya masalah yang dihadapi oleh

Page 7: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

setiap individu. Setiap individu dapat menggunakan beberapa jenis koping yang

dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan

mekanisme koping sering dipengaruhi oleh latar belakang budaya individu,

pengalaman individu dalam menghadapi masalah, faktor lingkungan; kepribadian,

konsep diri indlvidu, faktor sosial dan lain-lain, dan itu sangat berpengaruh pada

kemampuan individu dalam menyelesaikan masalahnya.

Pengertian koping menurut Lazarus clan Folkrnan (1984) adalah suatu proses

pengelolaan tuntutan eksternal yang dinilai sebagai beban atau melebihi sumber yang

dimiliki seseorang.

Perlin dan Schooler yang dikutip oleh Achir Yani (1997) mendefinisikan

koping sebagai respon terhadap ketegangan eksternal yang berfimgsi mencegah,

menghmdari, atau mengendalikan tekanan emosional. Menurut Fleishman (1984)

dalam Achir Yani (1997), koping adalah perilaku yang terlihat dan tersembunyi yang

dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan ketegangan psikologik dan kondisi

yang penuh stres.

Mekanisme koping adalah berbagai usaha yang dilakukan individu untuk

menanggulangi stres yang dihadapinya (Stuart, 1984). Mekanisme koping merupakan

suatu perubahan yang konstan dari usaha kognitif dan tingkah laku untuk menata

tuntutan eksternal dan internal yang dinilai sebagai ha1 yang membebani atau

melebihi surnber daya individu (Lazarusdan Folkman, 1984).

Sebagai suatu proses koping adalah usaha untuk mengatasi kondisi bahaya,

ancaman atau tantangan ketika respon rutin atau otomatis tidak tersedia ... tuntutan

lingkungan harus memenuhi solusi perilaku baru atau lama dun harus disesuaikan

Page 8: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

untukrnenghadapi stres saat ini (Monat dan Lazaw, 1977 dalam Sussman and

Steinmetz,1988).

Dari sudut pandang kognitif dan fenomenologi, Lazaruz (1966, 1977) dalam

Sussman and Steinrnetz (1988) koping didefenisikan sebagai aktifitas kognitif yang

menggabungkan : (I) pengukuran bahaya yang akan datang (penilaian utama), (2)

pengukuran konsekuensi koping (pengukuran sekunder). Jadi proses koping menurut

Lazaruz (1977) adalah penggunaan kognitif penilaian sekunder dan primer tentang

apa yang terjadi, sedangkan strateg atau aktivitas koping adalah respon nyata untuk

merasakan ancaman. Perilaku koping dldefenisikan oleh Lazaruz (1976) sebagai : (1)

perilaku tindakan yang langsung melawan ancaman atau lari dari ancarnan (melawan

atau lari) dan didisain untuk mengubah hubungan stres dengan lingkungan fisik atau

sosial; (2) bentuk intrapsychic koping merupakan mekanisme pertahanan (misalnya

penolakan) yang lebih cbdisain untuk mengurangi munculnya emosi dibandingkan

untuk mengubah situasi. Tindakan dan pikiran dapat membuat seseorang lebih baik

jika mereka tidak dapat mengubah sumber stres.

Walaupun teori Lazaruz adalah berkaitan dengan psikologi dan diarahkan

pada stres individu, namun relevan dengan teori stres keluarga. Pentingnya kesadaran

tentang profil psikologi orang yang stres (nilai, keyakinan, harapan dan motivasi)

yang ditekankan oleh Lazaruz (1966), adalah penting pada stres dan koping keluarga.

Dikaitkan dengan faktor Hill (pengertian kejadian), nilai dan keyakinan menjadi

penting pada penilaian primer dan sekunder ancaman. Dengan konsep Hi11 (1958) clan

Lazaruz (1966), para peneliti dapat mulai menggunakan faktor Hill dengan memakai

indikator penilaian yang dibuat Lazaw dalam proses koping (gambar 3.).

Page 9: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

PENILAIAN - REAKSI - PERILAKU KOGNITIF EMOSIONAL KOPING

' Berdasarkan pada : (a) derajat ancaman yang dirasakan (b) konfigurasi stimulus (c) psikologi individual

termasuk penilaian primer yang merupakan pengukuran bahaya di masa mendatang dan penilaian sekunder yang merupakan pengukuran konsekuensi perilaku koping yang mungkin terjadi

2 Termasuk reaksi aktual ancaman yang dirasakan 3 Termasuk (a) perilaku tindakan langsung (melawan atau lademnghindar)

yang berhadapan dengan penyebab stres itu sendiri dan (b) perilaku yang meringankan (tindakan atau pikiran yang membuat seseorang lebih nyaman)

Gambar 3.. Proses Koping (Sumber : Laza~uz, 1977dalam Sussman and

Steinmetz, 1988 )

Dari sudut pandang dialektikal, defenisi koping keluarga mencakup inlkator

individu dan kelompok. Penilaian kognitif situasi atau kejadian yang penuh

ketegangan, maka emosi memberikan reaksi dan respon perilaku pada penilaian dan

emosi yang terjadi pada individu walaupun dalam sebuah konteks sistem. Lebih

lanjut ltambahkan dari sudut pandang terapi keluarga, asumsi bahwa individu sangat

dipengaruhi oleh system yang telah lalu dan saat ini, dimana mereka menjadi bagan

darrpadanya. Jadi koping keluarga didefenisikan sebagai manajemen kelompok

terhadap kejadian atau situasi yang penuh ketegangan (McCubbin, 1979). Hams

ditambahkan bahwa keluarga sebagai sebuah kelompok bukanlah koping, jika hanya

ada satu anggota keluarga yang menunjukkan gejala tidak stres. Walaupun jika

keluarga sebagai satu kesatuan kelihatan seolah-olah mengelola efek kejadian

Page 10: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

penyebab stres khusus, namun terhadap pengujian yang lebih dekat dapat ditemukan

bahwa ibu mengalami depresi, remaja mengalami masalah psikosomatik atau ayah

mengalami tekanan darah tinggi yang sangat berbahaya. Jadi eksplorasi secara

induktif yang berasal dari indikator kelompok serta indikator individu dianjurkan

dalam pengukuran koping keluarga.

Secara ringkas, koping keluarga adalah manajemen kejadian stres oleh

keluarga dan oleh tiap individu dalam keluarga. Adalah proses kognitif dan afektif

dimana individu dan sistem keluarganya menyesuaikan d i d

Menindak lanjuti kejadian penyebab stres internal dadatau lingkungan, maka

perilaku koping terjadi ketika level stres keluarga berfluktuasi terlalu besar atau

terlalu kecil. Dengan mengaktifkan proses koping, level stres keluarga dimodifikasi

dan krisis dapat dihindari. Contohnya, pada beberapa keluarga tiap orang akan

bersembunyi dibelakang pintu ketika pertengkaran menjadi semakin panas;

sedangkan pada yang lainnya seseorang dapat berlaku jahat untuk mengendalikan

kehidupan keluarga yang &ngn dan membosankan. Kedua sistem indvidu dan

keluarga terkait dalarn proses ini.

Awalnya seseorang atau keluarga dapat meredam perilaku yang dapat

menyelesaikan masalah secara tidak sengaja, dengan cara trial dan error, atau secara

rasional memutuskan untuk melakukan tindakan tertentu yang terbukti efektif. Pada

berbagai kejadian saat perilaku koping yang ampuh pada kejadian tertentu ditemukan

akan menjadi bagian dari orang atau keluarga sebagai sebuah koping atau strategi

penyelesaian masalah.

Page 11: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

Sumber Koping

Cara individu menanggulangi stres juga amat bergantung pada sumber yang

tersedia dan pembatas-peinbatas yang menghambat penggunaan sumber koping

dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman, 1984).

Sumber-sumber koping terdiri dari:

a. Keseimbangan Energi. Orang yang menderita sakit dan lemah kurang mampu

melakukan penanggulangan, tetapi pada individu yang sehat lebih mudah

melakukan penanggulangan dibanding individu yang sakit.

b. Kepribadian. Kepribadian adalah jumlah perilaku yang dapat diamati dan yang

mempunyai ciri-ciri biologi, sosiologi dan moral yang khas baginya yang dapat

membedakannya dari kepribadian yang lain. Kepribadian dapat digolongkan

menjadi dua (W.F.Maramis, 1998), yaitu: 1) Introvert, yaitu orang yang suka

memikirkan tentang diri sendiri, banyak fantasi, lekas merasakan kritik, menahan

ekspresi emosi, lekas tersinggung dalam diskusi, suka membesarkan

kesalahannya, analisa dan kntik diri sendiri menjadi buah pilurannya.

2).Ekstrovert. Orang yang melihat kenyataan dan keharusan, tidak lekas

merasakan kntik, ekspresi emosinya spontan, dirinya tidak dituruti dalam

alarnnya, tidak begitu mersakan kegagalan, tidak banyak mengadakan analisa dan

kritik diri sendiri.

Konsep diri. Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian

yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart and

Sundeen, 1991). Konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman

Page 12: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

beruhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi

oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.

Sehingga dapat disimpulakn bahwa konsep diri rnerupakan aspek kritikal dan

dasar dari perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat

berfungsi lebih efektif yang terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan

intelektual dan penguasaan lingkungan. Konsep diri negatif dapat dilihat dari

hubungan individu dan sosiap yang ma1 adaptif (Budi Ana, 1992).

d. Dukungan Sosial. Dukungan sosial ini dengan adanya keterlibatan orang lain

dalam membantu menyelesaikan masalah. Disini individu melakukan tindakan

kooperatif dan mencari dukungan dari orang lain. Kondisi ini memungkinkan

adanya kontrol sosial dan luar untuk menjadi lebih baik.

e. Materi. Uang, harta benda dan pelayanan yang dapat diperoleh dengan uang.

Sumber material memperrnudah dalam penyelesaian masalah dan merupakan

jalan efektif menuju bantuan hukum, medis dan finansial.

Sumberdaya Koping Keluarga adalah kekuatan individu dan kekuatan

bersama pada saat terjadi kejadian penyebab stres. Sumber koping keluarga

diantaranya adalah jaminan ekonomi, kesehatan, inteligensi, keahlian kerja,

kedekatan, semangat beke rjasama, keahlian hubungan dan jaringan serta dukungan

sosial. Dengan demikian sumberdaya keluarga adalah aset sosiolog, ekonomi,

fisiologi, emosional dan fisik yang dengannya anggota keluarga dapat memberi

respon pada kejadian stres tunggal atau akurnulasi. Namun demikian, memiliki

sumberdaya tidak berimplikasi terhadap bagaimana keluarga menggunakannya.

Contohnya sebuah keluarga dapat menggunakan uang untuk mengatasi pengangguran

Page 13: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

dengan cara yang tidak adaptif (untuk membeli lebih banyak minurnan keras) atau

lebih bersifat fungsional (mencari pekerjaan lain). Jadi ketersedaan sumberdaya

keluarga tetap menjadi variabel statis dan lebih mudah diukur oleh peneliti dan ahli

terapi.

Koping keluarga (lawan knsis pada model ABC-X) merupakan sebuah

variabel proses dan hasil yang menunjukkan apa yang dilakukan keluarga terhadap

sumberdaya yang dimilikinya. Hanya jika keluarga mengubah koping

sumberdayanya menjadi tindakan, proses koping dapat dimulai. Jika keluarga

memiliki sedikit sumberdaya, baik secara individu maupun kolektif, maka proses

koping munglun tidak akan pernah dimulai dan knsis dapat te qadi ketika terjadi stres.

Perbedaan antara sumber koping dan koping sebagai sebuah proses

penanggulangan, menunjuk pada cara menglxndan stres awal (Burr, 1973; Hill, 1958

&lam Sussman and Steinmetz,l988). Karena pada model utama knsis atau mudah

terserangnya keluarga (dibandingkan tidak mudah terserang atau dapat pulih

kembali), maka mereka tidak menganggap koping sebagai sesuatu yang unik dan

topik yang terpisah. Jika kita merubah definisi faktor X dalam model ABC-X untuk

menggambarkan hasilnya dalam berbagai derajat stres koping kepada non koping

(knsis), maka konsep baru ini dapat digabungkan pada model yang sudah ada (lihat

gambar 1) sebagai sebuah alternatif penyelesaian. Namun demilan panah putus-

putus pada garnbar 1 antara koping dan krisis menunjukkan level kntis sebelum ada

titik pemecahan dan ketidakseimbangan akut.

Page 14: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

Ada beberapa jenis mekanisme koping yang terjadi pada individu, ha1

tersebut adalah :

a. Koping yang berpusat pada masalah (Problem ~ocused Form of Coping mekanism/direct action).

Mekanisme koping berpusat pada masalah diarahkan untuk mengurangi

tuntutan-tuntutan situasi yang menimbulkan stres atau mengembangkan surnber daya

untuk mengatasinya.

Mekanisme koping ini bertujuan untuk menghadapi tuntutan secara sadar,

realistis, objektif dan rasional.

Hal-ha1 yang berhubungan dengan mekanisme koping yang berpusat pada masalah

(Stuart and Sundeen, 199 1 ) adalah:

a. Koping Konfrontasi ( Confiontative coping). Ini adalah menggambarkan usaha-

usaha untuk mengubah keadaan atau masalah secara agresif, juga

menggambarkan tingkat kemarahan serta pengambilan resiko.

b. Isolasi. Individu berusaha menarik diri dari lingkungan atau tidak mau tahu

masalah yang dihadapi.

C. Kompromi. Menggambarkan usaha untuk mengubah keadaan secara hati-hati,

meminta bantuan dan kerjasama dengan keluarga dan teman kerja atau

mengurangi keinginannya lalu memilih jalan tengah.

Konfiontasi, isolasi, dan kompromi ketiganya memiliki langkah-langkah yang

sama, yaitu: a) mempelajari dan menetapkan persoalan, b) menyusun alternatif

penyelesaian, c) menentukan tindakan yang mempunyai kemungkinan paling besar

Page 15: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

akan berhasil dengan akibat yang paling menguntungkan, d) bertindak, e) penilaian

hasil tindakan supaya dapat Qambil langkah yang lain bila kurang memuaskan atau

ada kesalahan.

Yang paling sulit dalam langkah-langkah di atas adalah dalam pengambilan,

keputusan karena dalam pengambilan keputusan ini luta hams mempertimbangkan

norma, memperkirakan hasilnya, dan kemudian memperhitungkan untung ruginya.

b. Koping yang berpusat pada emosi (Emotion Focused of Coping/Palliatif

Form).

Koping ini mengarah pada usaha Reduksi, Pembatasan Imenghilangkan atau

toleransi stress subjective (somatis, motorik atau afehf) dari stres emosional yang

muncul karena adanya transaksi dengan lingkungan yang menyulitkan.

Fungsi koping ini bertujuan memperhalus, memperlemah atau membuat suatu

kenyamanan. Mekanisme pertahanan ego ditampilkan dengan pengingkaran, supresi

dan proyeksi, penolakan, sublimasi, rasionalisasi, kompensasi, represi, regresi,

identifikasi, proyeksi, konversi, displacement reaksi formasi (mekanisme koping

yang berpusat pada emosi sebagai suatu strate@ kognitif ditujukan untuk

meningkatkan tekanan emosional, beberapa individu perlu untuk merasa lebih buruk

terlebih dahulu, misalnya menyalahkan diri sendiri sebelum merasa lebih baik.

Mekanisme koping berpusat pada emosi digunakan untuk memelihara harapan dan

optimisme, menyangkal fakta dan implikasinya, menolak untuk mengakui ha1

terburuk, bereaksi seolah-olah apa yang dalam waktu lama mekanisme koping

menjadi ma1 adaptif.

Page 16: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

Bentuk-bentuk kognitif dari mekanisme koping berpusat pada emosi

mengakibatkan suatu perubahan. Proses-proses ini memberi kemunglunan interpretasi

yang menipu diri dan distorsi realitas (Lazarus, 1984).

Jenis-jenis mekanisme koping yang berpusat pada emosi (Stuart and Sundeen,

199 1) adalah :

a. Denial, menolak masalah dengan mengatakan ha1 tersebut tidak terjadi pada

dirinya.

b. Rasionalisasi, menggunakan alasan yang dapat diterima oleh aka1 dan diterima

oleh orang lain untuk menutupi ketidakmampuan dirinya. Rasionalisasi ini

mempunyai tiga segi pembelaan, yaitu: 1) Membantu kita membenarkan apa

yang hta lakukan dan kita percayai, 2) Menolong luta melunakan kekecewaan

yang berhubungan dengan cita-cita yang tidak tercapai. Dengan rasionalisasi kita

tidak hanya dapat membenarkan apa yang kita lakukan, tetapi juga merasa bahwa

itu sudah selayaknya h ta berbuat demikian menurut keadilan. Adapun tanda-

tanda bahwa seseorang menggunakan rasionalisasi menurut Maramis (1984),

adalah: a) mencari-cari alasan untuk membenarkan pebuatan atau

kepercayaannya, b) tidak sanggup mengenal hal-ha1 yang tidak tetap atau

bertentangan, c) menjadi bingung atau marah bila alasannya diragukan orang.

C. Kompensasi, menunjukkan tingkah laku untuk menutupi ketidak marnpuan

dengan menonjolkan sifat yang baik, atau karena frustasi dalam suatu bidang

maka dicari kepuasan secara berlebihan dalam bidang lain. Kompensasi timbul

karena adanya perasaan kurang mampu.

Page 17: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

d. Represi, yaitu dengan melupakan masa-masa yang tidak menyenangkan dari

ingatannya dengan hanya mengingat waktu-waktu yang menyenangkan (disadari).

Represi memegang peranan yang penting dalam membantu seseorang mengawasi

semua keinginan yang berbahaya dan dalam mengurang gangguan sebagai akibat

pengalaman yang menyakitkan atau kejadian traumatic.

e. Regresi, yaitu sikap seseorang yang kembali ke masa lalu atau bersikap seperti

anak kecil yang dalam regresi secara tidak sadar manusia mencoba lagi perilaku

atau cara.

f. Sublimasi, yaitu seseorang yang mengekspresikan atau menyalurkan perasaan,

bakat atau kemampuan dengan sikap atau tindakan (bersifat positif).

g. Identifikasi, yaitu meniru cara berfikir, ide dan tingkah laku orang lain. Pada

umumnya seseorang manusia ini mengidentifikasikan dirinya dengan seseorang

yang mirip sekali dengannya.

h. Proyeksi, yaitu menyalahkan orang lain tentang kesulitannya sendiri atau

melampiaskan kepada orang lain keingnannya sendiri yang tidak baik. Proyeksi

ini munglun berkembang dari pengalaman luta bahwa dengan menyalahkan orang

lain sehubungan kegagalan kita, dan keburukan kita, akan membantu luta

menghindari celaan atau memindahkan reksi psikologi ke gejala fisik. (Lazarus,

1991).

i. Konversi, yaitu mentransfer atau memindahkan reaksi psikologi ke gejala fisik.

(Lazarus, 199 1).

j. Displacement, yaitu reaksi emosi terhadap seseorang atau suatu benda yang

diarahkan kepada seseorang atau suatu benda lain. (Maramis, 1998).

Page 18: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

k. Reaksi Formasi, yaitu membentuk reaksi yang baru yamng bertolak beakang atau

tidak sesuai dengan perasaan sendiri.

Pearlin dan Schooler (1978) dalam Friedrnan (!998) mengidentifikasi tiga tipe

cara koping yang digunakan secara luas oleh individu-individu dalam menjalankan

fungsi sosialnya. Setiap cara tersebut akan digambarkan secara singkat dengan

efektifitasnya dalam mengurangi stres. Secara umum bahasan mengenai efektifitas ini

mempunyai relevansi langsung bagi keluarga dan orang tua melakukan mekanisme

koping dalam hubungan keluarga yang mengatur suasana bagaimana unit keluarga

memberikan respons. Tipe respons koping yang pertama adalah tipe yang mengubah

situasi yang penuh dengan stres. Tipe strategi koping ini merupakan cara yang

langsung mengatasi ketegangan dalam hidup, dimana tipe ini diarahkan untuk

mengubah dan mengeliminasi stresor dengan cara meningkatkan rasa percaya diri dan

mencari dukungan sosial melalui sistem kekerabatan. Tipe strateg koping yang kedua

adalah pengetahuan dan pengalaman dalam menghadapi suatu stresorlmasalah.

Dengan demikian berbahaya atau tidaknya stresor bagi satu keluarga, tergantung pada

pengetahuan anggota keluarga dan persepsi terhadap kejadian (Lazarus et al, 1974

dalam Friedrnan, 1998). Berikut ini adalah contoh-contoh koping pengetahuan yang

dapat menetralkan ancaman-ancaman yang dialami dalam hidup yaitu; membuat

perbandingan yang positip; meminimalkan elemen-elemen negatif, dan

memaksimalkan elemen-elemen positip, seperti pengalamanan yang berharga

(pengalaman yang paling menghasilkan ketegangan menjadi bagian yang tidak

berharga dalam hidup seseorang). Pengalaman berharga ini terbukti dapat menjadi

pengalaman yang baik dalarn kehidupan pekerjaan dan ekonomi seseorang. Tipe

24

Page 19: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

koping yang ketzga adalah mekanisme-mekanisme yang digunakan untuk mengatur

stres yang ada, bukan untuk menghadapi masalah stresor itu sendiri. Enam respons

koping dalam kategori ini. Sebagai contoh adalah: Perkawinan, ungkapan perasaan

yang terkontrol, inenarik diri dan mementingkan diri sendiri, peran-peran orang tua,

perasaan memiliki kemampuan dan mengundurkan diri tanpa daya.

c. Strategi Koping Keluarga

Berkaitan dengan strategi koping keluarga, Friedrnan (1998) mengemukakan

dua tipe strateg koping keluarga setelah menganalisis berbagai hasil penelitian yang

telah dilakukan mengenai strategi koping keluarga, yaitu internal atau intrafamilial

dan eksternal atau ekstrafamilial.

Strategi Koping Keluarga InternaVintrafamilial.

Dalam strateg koping keluarga internal terdapat tujuh strategr koping

intrafamilial. Ketujuh strategi tersebut adalah: mengandalkan kemampuan sendiri dari

keluarga, penggunaan humor, musyawarah bersama (memelihara ikatan

kebersamaan), mengartikan masalah, pemecahan masalah secara bersama,

fleksibilitas peran, dan normalisasi.

Mengandalkan kemamprcan sendiri dan' keluarga. Untuk mengatasi masalah/stresor

yang dihadapinya, keluarga seringkali melakukan upaya untuk menggali dan

mengandalkan sumber-surnber mereka sendiri. Keluarga melakukan ini dengan

membuat struktur dan organisasi yang lebih besar dalam keluarga, yakni dengan

membuat jadual dan tugas rutinitas yang dipikul oleh setiap anggota keluarga yang

lebih ketat. Hal ini diharapkan setiap angota dapat lebih disiplin dan taat. Dalam

kondisi ini keluarga dapat mengontrolnya, jika berhasil maka akan mencapai integrasi

Page 20: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

dan ikatan yang lebih kuat. Burgess, 1979 dalam Friedman, 1998 mengatakan bahwa

strategi koping yang khas adalah disiplin diri dikalangan anggota keluarga yang

mengalami stres, mereka hams memelihara ketenangan dan dapat memecahkan

masalah karena mereka yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan anak-

anaknya.

Penggunaan humor. Hott, 1977 dalam Friedman 1998, menunjukan bahwa perasaan

humor merupakan aset yang penting dalam keluarga karena dapat memberikan

perubahan bagi sikap-sikap keluarga terhadap masalah-masalah dan perawatan

kesehatan. Humor juga diakui sebagai suatu cara bagi individu dan kelompok untuk

menghilangkan rasa cemas dan stresltegang.

Musyawarah bersama (memelihara ikatan keluarga). Suatu cara untuk membawa

keluarga lebih dekat satu sama lain dan memelihara serta mengatasi tingkat stres dan

pikiran, ikut serta dengan aktivitas setiap anggota keluarga merupakan cara untuk

menghasilkan suatu ikatan yang kuat dalam sebuah keluarga. Cara untuk mengatasi

masalah dalarn keluarga adalah: adanya waktu untuk bersama-sama dalarn keluarga,

saling mengenal, membahas masalah bersama, makan malam bersama, adanya

kegatan yang menantang bersama keluarga, beribadah bersama, bermain bersama,

bercerita pada anak sebelum tidur, menceritakan pengalaman pekerjaan maupun

sekolah, tidak ada jarak diantara anggota keluarga.

Mengartikan suatu masalah. Salah satu cara untuk menemukan koping efektif

adalah menggunakan mekanisme mental dengan mengartikan masalah yang dapat

mengurangi atau menetralisir secara kognitif rangsang berbahaya yang dialami dalam

hidup. Menambah pengetahuan keluarga merupakan cara yang paling efektif untuk

Page 21: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

mengetahui stresor yaitu dengan keyakinan yang optimis dan penilaian yang positip.

Keluarga menggunakan strategi ini cenderung melihat segi positip dari kejadian yang

menyebabkan stres. (Folkman et a1 1986, dalam Friedman, 1998 ).

Pemecahan masalah bersama. Pemecahan masalah bersama dikalangan anggota

keluarga merupakan strategi koping keluarga yang telah dipelajari melalui riset

laboratorium oleh sekelompok peneliti keluarga. Pemecahan masalah bersama dapat

digambarkan sebagai suatu situasi dimana keluarga dapat mendiskusikan masalah

yang ada secara bersama-sama oleh keluarga dengan mengupayakan dengan mencari

solusi atau jalan keluar atas dasar logika, mencapai suatu konsensus tentang apa yang

perlu dilakukan atas dasar petunjuk, persepsi dan usulan dari anggota keluarga yang

berbeda.(Straus, 1968,; Reiss, 198 1; Chesler dan Barbarinm, 1987; Fifley, 1989,

Friedman, 1998).

Fleksibilitas peran. Adanya perubahan dalam kondisi dan situasi dalarn keluarga

yang setiap saat dapat berubah, fleksibilitas peran merupakan suatu strategi koping

yang kokoh untuk mengatasi suatu masalah dalam keluarga. Davis dkk.(1986) pada

keluarga yang berduka, fleksibilitas peran adalah sebuah strategi koping fungsional

yang penting untuk membedakan tingkat berfimgsinya sebuah keluarga.

Normalisasi. Salah satu strateg koping keluarga yang lain adalah kecenderungan

keluarga menormalkan keadaan sehingga keluarga dapat melakukan koping terhadap

sebuah stresor jangka panjang yang dapat merusak kehidupan keluarga dan kegiatan

rumah tangga. Davis,1963; Knafl dan Deatrick, 1986 dalam Friedman, 1998

mengatakan bahwa "Normalisasi" merupakan cara untuk mengkonseptualisasikan

bagaimana keluarga mengelola ketidak mampuan seorang anggota keluarga, sehingga

Page 22: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

dapat menggambarkan respons keluarga terhadap sakit dan kecacatan. Bila anak

dalam anggota keluarga sakit, maka keluarga dapat menormalkan situasi dengan

meminimalkan situasi abnormalitas dalam penampilan anak, berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan biasa dan terus memelihara ikatan sosial.

Strategi Koping Keluarga Eksternal.

Dalam strategi koping keluarga eksternal, terdapat empat strategi koping

ekstrafamilial. Keempat strategi tersebut adalah: mencari informasi, memelihara

hubungan aktif dengan komunitas, mencari dukungan sosial, mencari dukungan

spiritual.

Mencan' informasi. Keluarga yang mengalami stres memberikan respons secara

kognitif dengan mencari pengetahuan dan informasi yang berubungan dengan stresor.

Ini berfungsi untuk menambah rasa memiliki kontrol terhadap situasi dan mengurani

perasaan takut terhadap orang yang tidak dikenal dan membantu keluarga menilai

stresor secara lebih akurat. Studi riset tentang penggunaan upaya mencari informasi

sebagai suatu strategi koping keluarga dilakukan oleh Chesler dan Barbarin (1987)

dalam Friedman (1998) penelitian terhadap keluarga yang mempunyai anak kanker,

hasil riset menemukan upaya orang tua mencari informasi untuk mengurangi ketidak

pastian dan rasa takut akan prognosis anak-anak mereka.

Memelihara hubungan aktif dengan komunitas. Kategori ini berbeda dengan

koping yang menggunakan sistem dukungan sosial dimana kategori ini merupakan

suatu koping keluarga yang berkesinambungan, jangka panjang dan bersifat umum,

bukan sebuah kategori yang dapat meningkatkan stresor spesifik tertentu. Dalam ha1

Page 23: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

ini anggota keluarga adalah pemimpin keluarga dalam suatu kelompok, organisasi

dan kelompok komunitas.

Mencari sistern pendukung sosial. Mencari sistem pendukung sosial dalam jaringan

kerja sosial keluarga merupakan strateg koping keluarga eksternal yang utama.

Sistem pendukung sosial ini dapat diperoleh dari sistem kekerabatan keluarga,

kelompok profesional, para tokoh masyarakat dan lain-lain yang didasarkan pada

kepentingan bersama. Menurut Caplan (1974) dalam Friedman (1998), terdapat tiga

sumber umum dukungan sosial yaitu penggunaan jaringan dukungan sosial informal,

penggunaan sistem sosial formal, dan penggunaan kelompok-kelompok mandiri.

Tujuan dari penggunaan jaringan sistem dukungan sosial informal, yang biasanya

diberikan oleh kerabat dekat atau tetangga dekat atau tokoh masyarakat, memiliki dua

tujuan utama koping: pertama, sistem ini memberikan dukungan pemeliharaan dan

emosional bagi anggota keluarga. Dan yang kedua adalah bantuan yang berorientasi

pada tugas yang biasa dilakukan keluarga, misalnya bantuan perawatan, melakukan

tugas-tugas rumah tangga, bantuan praktis pada saat kritis. (Hogue, 1977; Mac

Elveen, 1 978 dalam Friedman, 1 998).

Penggunaan sistem sosial formal dilakukan keluarga ketika keluarga gaga1 untuk

menangani masalahnya sendiri, maka keluarga hams dipersiapkan untuk beralih

kepada profesional bayaran untuk memecahkan masalah (Howel, 1975). Sedangkan

penggunaan kelompok mandiri sebagai bentuk dukungan sosial dilakukan melalui

organisasi yang luas seperti perkumpulan-perkumpulan yang berorientasi pada

penyembuhan penyakit misalnya perkumpulan penyakit Asma, Jantung, dll. (Katz

dan Bender, 1976 dalam Friedman 1998).

Page 24: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

Mencari dukungan spiritual. Beberapa studi mengatakan keluarga berusaha

mencari dan mengandalkan dukungan spiritual anggota keluarga sebagai cara

keluarga untuk mengatasi masalah. Olson et a1 (1983), Friedrnan (1985), Chsler dan

Barbarinrn .(l987) mengatakan bahwa Kepercayaan kepada Tuhan dan berdoa

diidentifikasikan oleh anggota keluarga sebagai cara paling penting bagi keluarga

mengatasi suatu stresor yang berkaitan dengan kesehatan.

Selain dari dua tipe seperti dikemukakan diatas, kemudian dikembangkan

la@ strategi koping keluarga dari H I. Mc Cubbin dan Thompson (1987) yang khusus

untuk menginventarisir tindakan penanggulangan masalah-masalah kesehatan bagi

orang tua yakm CopingHealth Inventory for Parent (CHIP). Alat ini dikembangkan

untuk menggambarkan bagaimana keluarga beradaptasi dengan situasi di bawah

tekanan kronis (stressor). Hal tersebut mencakup penanggulangan oelh keluarga

sebagai proses aktif yang meliputi pemamfaatan sumberdaya keluarga dan

pengembangan perilaku baru untuk membantu memperkuat unit keluarga dalam

mengurangr dampak peristiwa penuh tekanan ( McCubbin, 1979 dalam H I. Mc

Cubbin dan Thompson ,1987). Dalam konteks ini perilaku penanggulangan menjadi

bagian dari faktor bB (sumberdaya keluarga) dan faktor cC (persepsi) dari model

ABCX ganda. Pengembangan perilaku dalarn CHIP ini memfokuskan pada : a) teori

dukungan social keluarga (Caplan 1976,; cobb,1976), yaitu hubungan anggota

keluargadengan masyarakat dan antar anggota keluargauntuk menghasilkan dukungan

emosi, kepercayaan diri dan jaringan; b) teori tekanan keluarga (Burr, 1973;

Hi11,1949) yang menekankan sumberdaya dan persepsi keluarga yang dgunakan

dalam mengelola situasi penuh tekanadstressor; c) teori psikologi individu tentang

Page 25: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

penaggulangan (Pearlin&Schooler, 1978; Lazarus, 1966) yang memfokuskan pada

penyesuaian aktif dan pasif secara psikologi yang diperlukan untuk mengatur

kegelisahan dan tekanan emosi; dan d) dukungan perawatan kesehatan

keluargdmedis melalui komunikasi orang tua denga im kesehatan dan orang tua lain.

Dari teori-teori tersebut strategi koping dibagi menjadi tiga pola

penerapanjpenanggulangan yaitu: Pola I disebut Integrasi keluarga (mempertahankan

keutuhan keluarga), kerjasama dan rasa optimis menghadapi keadaan, pola II yaitu

Mempertahankan dukungan socia1,kepercayaan diri dan rasa stabilitas psikologis dan

pola III yaitu Pemahaman situasi medis (perawatan kesehatan) melalui komunikasi

dengan keluarga dan konsultasi dengan petugas kesehatan. (H I. Mc Cubbin dan

Thompson, 1987)

Kepatuhan Penderita TB Paru

Kepatuhan penderita (Patients compliance) dapat diartikan sebagai salah satu

sikap patuh dan perilaku penderita yang menuruti setiap anjuran serta percaya dan

tidak ragu serta patuh mengkuti setiap petunjuk yang diberikan petugas dengan

penuh kesadaran ( D' Onofrio, 1980 )

Kepatuhan berobat penderita merupakan ha1 penting untuk keberhasilan suatu

pengobatan, terutama pengobatan yang memerlukan jangka waktu lama.

Kepatuhan dalam ha1 minum obat berperan agar penyakit cepat sembuh dan

menghindariterjadinya resistensi mikobakteriwn dan kekambuhan akibat dari minum

obat yang tidak teratur ( Schlossberg, 1994 ).

Dalam pengobatan yang memerlukan jangka waktu yang panjang akan

mernberikan pengaruh-pengaruh pada penderita seperti ( Cuneo,Snider, 19 89 ):

Page 26: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

1. Merupakan suatu tekanan psikologis bagi seseorang penderita tanpa keluhan atau

gejala penyakit saat dinyatakan sakit dan hams menjalani pengobatan seluan

lama.

2. Bag penderita dengan keluhan atau gejala penyakit , setelah menjalani

. pengobatan 1-2 bulan atau lebih lama keluhan akan segera berkurang atau hilang

sama sekali, penderita akan merasa sembuh dan malas untuk meneruskan

pengobatan kembali.

3. Datang ke tempat pengobatan selain waktu yang tersita, juga memerlukan

motivasi, yang akan semakin menurun dengan lamanya waktu pengobatan.

4. Pengobatan yang lamamerupakan beban dilihat dari segi biaya yang hams

dikeluarkan.

5. Suntikan-suntikan untuk sekian lama hams diterima, drrasakakn cukup

menganggu.

6 . Efek Samping obat, walaupun ringan akan tetap memberikanrasa tidak enak

terhadap penderita.

7. Sukar untuk menginsafkan penderita untuk terus berobat selama jangka waktu

ditentukan.

Dari suatu jangka waktu pengobatan yang ditetapkan, terdapat beberapa

kemunghnan pola kepatuhan penderita yaitu :

1. Penderita berobat teratur dan memakai obat secara teratur sesuai petunjuk.

2. Penderita berobat teratur tetapi tidak memakai obat secara teratur.

3. Penderita tidak berobat secara teratur.

Page 27: Strategi Koping Keluarga Dalam Menghadapi Masalah ... · dirasa sesuai dengan konQsi dan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan ... dalam konteks peristiwa tertentu (Lazarus & Folkman,

4. Penderita sama sekali tidak patuh dalam pengobatan, yaitu putus berobat/drop

out (Partaasamita, 1986).

Dengan adanya kemungkinan diatas, obat yang digunakan oleh penderita

dapat seluruhnya, sebagan atau tidak sama sekali. Oleh karena itu kepatuhan

penderita dapat dibedakan menjah patuh dan tidak patuh.

Patuh : Pada keadaan ini penderita tidak hanya berobat secara teratur sesuai

batas waktu yang htetapkan, melainkan juga patuh memakai (minum) obat secara

teratur sesuai petunjuk.

Sedangkan tidak patuh terjadi dalam bentuk :

a. Penderita berobat teratur tetapi tidak memakai(minwn) obat secara teratur.

b. Penderita berobat tidak teratudlalai berobat (defaulting)

c. Penderita putus berobat atau tidak menggunakan obat sama sekali (Drop out).

Menurut Schlossberg (1994) faktor yang menjadikan penderita untuk tidak

patuh, termasuk menghentikan pengobatan antara lain: merasa sembuMebih baik,

waktu yang panjang dalam pengobatan, tidak tersedianya transportasi, penampilan

kleadaan klinik, banyak dan macarn obat, efek samping obat dan biaya pengobatan,

kurang penjelasan penggunaan obat, dan tidak tersedianya sistem pendukung yang

berintersaksi dengan pasien. Sedangkan menurut Cuneo (1989) beberapa faktor yang

mempengaruhi kepatuhan penderita dalam ha1 berobat adalah karena faktor obatnya,

faktor penderitanya, faktor petugas kesehatan dan faktor penyalutnya. Namun

demikian menurut Mangunnegoro (1985) masalah TB paru yang sampai saat ini

rnasih merupakan masalah kesehatan masyarakat, lebih banyak disebabkan kegagalan

non medis daripada kegagalan medis.