STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice...

108
STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM BUDIDAYA PADI SECARA ORGANIK DI DESA PAYAMAN KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI OLEH: MUKTI RAHAYUNINGTYAS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice...

Page 1: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN DALAM

MENSOSIALISASIKAN PROGRAM BUDIDAYA PADI

SECARA ORGANIK DI DESA PAYAMAN

KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI

SKRIPSI

OLEH:

MUKTI RAHAYUNINGTYAS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

ii

STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN DALAM

MENSOSIALISASIKAN PROGRAM BUDIDAYA PADI ORGANIK

DI DESA PAYAMAN KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI

Oleh

MUKTI RAHAYUNINGTYAS

135040118113006

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana

Pertanian Strata Satu (S-1)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

MALANG

2017

Page 3: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini merupakan

hasil penelitian dari saya sendiri, dengan bimbingan komisi pembimbing. Skripsi

ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar di Perguruan Tinggi manapun

dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang jelas ditunjukkan

rujukannya dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 26 Maret 2017

Mukti Rahayuningtyas

135040118113006

Page 4: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

iv

LEMBAR PERSETUJUAN

Page 5: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

v

LEMBAR PENGESAHAN

Page 6: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Page 7: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

i

RINGKASAN

MUKTI RAHAYUNINGTYAS. 135040118113006. Strategi Komunikasi

Penyuluh Pertanian dalam Mensosialisasikan Program Budidaya Padi

Organik Di Desa Payaman Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri. Di

bawah bimbingan Reza Safitri, S.Sos., M.Si.,Ph.D

Revolusi hijau telah membawa perubahan yang sangat besar bagi

Indonesia dan negara berkembang lainnya. Melalui revolusi hijau, pada tahun

1984 Indonesia mampu mencapai swasembada beras yang merupakan titik

keberhasilan pembangunan ekonomi khususnya pembangunan ekonomi pertanian.

Kebijakaan pemerintah dalam pencapaian swasembada beras pada masa ini

mengarah pada penerapan panca usahatani yang bergantung pada penggunaan

bahan kimia sintesis secara besar-besaran. Budidaya yang menggunakan bahan

kimia tinggi berdampak negatif baik segi lingkungan maupun kesehatan. Kini

masyarakat sadar akan bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia dan

menjadikan pertanian organik menarik perhatian.

Pada tahun 2016 di bawah bimbingan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)

Kecamatan Plemahan, Desa Payaman pertama kali dijadikan sebagai desa

percontohan budidaya padi organik khususnya pada Kelompok Tani Jati Makmur.

Hal ini dikarenakan memilki kelembagaan yang aktif dibandingkan dengan

kelompok lain, sehingga memudahkan dalam mengorganisasikan sistem ini.

Namun program pertanian organik yang digalakkan oleh penyuluh pertanian, kini

masih belum diterapkan sebagiab besar petani. Hal ini dipengaruhi oleh sikap dan

kesadaran petani yang masih sulit meninggalkan kebiasaan menggunakan pupuk

dan pestisida kimia sintesis.

Selain itu, cara penyuluh menyampaikan pesan tidak memberikan kesan

yang kuat yang menyebabkan petani tidak memperhatikan isi pesan, sehingga

pesan yang disampaikan penyuluh tidak dapat diserap secara maksimal.

Mengetahui hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi

komunikasi penyuluh pertanian dalam mensosialisasikan program budidaya padi

organik dan hambatan atau kendala yang dialami penyuluh pertanian dalam

mensosialisasikan program budidaya padi organik.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan

selama satu bulan yaitu bulan April-Mei 2017. Informan dalam penelitian ini

ditentukan secara purposive samplingsesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti

menggunakan key informant dan support informant yang menjadi sumber dari

berbagai informasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini melalui observasi

partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Metode analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan model interaktif Miles dan

Huberman. Sementara untuk keabsahan data dilakukan menggunakan teknik

triangulasi sumber data dan teknik.

Page 8: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

ii

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluh pertanian telah melakukan

beberapa langkah dalam merumuskan strategi komunikasi sosialisasi melalui

mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode, hingga seleksi dan

penggunaan media. Mengenal khalayak dilakukan dengan melakukan observasi

partisipan dan melalui intensitas pertemuan rutin kelompok. Dalam menyusun

pesan penyuluh menggunakan penyajian verbal dan nonverbal. Sementara jenis

metode penyampaian yag diterapkan adalah studi bandingdan demplot dan media

yang digunakan oleh penyuluh dalam menyampaikan pesan menggunakan media

leafleat dengan memaparkan power point presentation serta pendekatan

kelompok.

Seiring dengan jalannya penetapan strategi komunikasi, akan umum

ditemukan berbagai permasalahan atau hambatan. Adapun hambatan yang

dihadapi penyuluh pertanian dalam mensosialisasikan program adalah hambatan

teknis dan hambatan penerima pesan.Keterbatasan alat yang digunakan dalam

kegiatan sosialisasi berupa LCD. Hambatan lain adalah hambatan dari penerima

pesan.Pada sumber daya manusia yang relatif rendah tingkat pendidikannya yang

menjadi penghambat terutama ketika petani-petani tersebut menerima inovasi

baru yang bagi mereka belum terbukti menguntungkan secara nyata.

Page 9: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

iii

SUMMARY

MUKTI RAHAYUNINGTYAS. 135040118113006. Communcation Strategy

of Agriculture Organic Rice Cultivation Program In Payaman Village

Plemahan District Kediri Regency. Supervised by Reza Safitri, S.Sos., M. Si.,

Ph. D

The green revolution has brought enormous changes to Indonesia and other

developing countries. Through the green revolution, in 1984 Indonesia was able to

achieve rice self-sufficiency which is the point of success of economic

development, especially agricultural economic development. The government's

policy of achieving rice self-sufficiency during this period has led to the adoption

of five farming systems that depend on the use of synthetic chemicals on a large

scale. Cultivation using high chemicals has a negative impact both in terms of

environment and health. Now people are aware of the dangers posed by the use of

chemicals and make organic farming attract attention.

In 2016 under the guidance of Agricultural Counseling Center (BPP)

Plemahan District, Payaman Village was first used as a pilot village of organic

rice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an

active institution compared to other groups, making it easier to organize this

system. However, organic farming programs promoted by agricultural extension

workers are still not applied to large farmers. This is influenced by the attitude

and awareness of farmers who are still difficult to leave the habit of using

chemical fertilizers and synthesis pesticides.

In addition, the way extension to convey the message does not give an

interesting impression that causes farmers do not pay attention to the contents of

the message, so the message conveyed extension can not be absorbed optimally.

So this study aims to find out the communication strategy of agricultural

extension in socializing the organic rice cultivation program and obstacles or

constraints experienced by agricultural extension in socializing the organic rice

cultivation program.

The type of this research is descriptive qualitative. This research is

conducted for one month that is April-May 2017. Informant in this research is

determined by purposive sampling according to research purpose. Researchers use

the key informant and support informant which is the source of various

information. Data used in this study through participant observation, in-depth

interviews, and documentation. Data analysis method used in this research use

interactive model Miles and Huberman. As for the validity of the data is done

using triangulation techniques of data sources and techniques.

The results showed that agricultural extension officers have made several

steps in formulating socialization communication strategies through knowing the

audience, composing messages, setting methods, to the selection and use of

Page 10: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

iv

media. Know the audience is done by observing participants and the intensity of

group meetings. In composing an extension message using verbal and nonverbal

presentations. While the type of delivery method applied there are three

comparative studiesand demplot and media used by extension workers in

delivering messages using leafleat media by exposing the power point

presentation.

Along with the way of setting communication strategy, will be commonly

found various problems or obstacles. The obstacles faced by agricultural

extension workers in socializing the program are technical barriers and barriers to

the message. Limitations of tools used in socialization activities in the form of

LCD. Another obstacle is the resistance of the recipient of the message. In

relatively low human resources the level of education becomes a barrier especially

when the farmers receive new innovations which for them have not proven to be

profitable.

Page 11: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

penyusunan proposal penelitian dengan judul”Strategi Komunikasi Penyuluh

Pertanian dalam Mensosialisasikan Program Budidaya Padi Organik di Desa

Payaman Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri” telah selesai. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu persyaratan untuk melakukan penelitian guna meraih

gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya.

Skripsi penelitian dilatarbelakangi mengenai pentingnya strategi

komunikasi yang dilakukan oleh penyuluh pertanian dalam mensosialisasikan

program ke petani. Strategi komunikasi yang tepat, mampu mempengaruhi

pemahaman dan kesadaran petani dalam menerima informasi yang dijadikan

sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam budidaya padi secara

organik. Skripsi membahas tentang kerangka konsep dan metode penelitian yang

akan dilakukan. Skripsi juga berisikan tentang teknik analisis data yang dibuat

jelas agar pembaca dapat memahami alur analisis yang akan digunakan, sehingga

hasil yang didapat menjadi baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurngan. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan

sehingga penulis dapat meningkatkan kualitas tulisannya. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca maupun penulis.

Malang, Juni 2017

Penulis

Page 12: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

vi

MUKTI RAHAYUNINGTYAS, Lahir pada tanggal 21

Maret 1995, di Kediri Jawa Timur. Penulis merupakan anak

ke 4 dari 4 bersaudara, dari pasangan Maskur dan Sutiyah

(Alm).Penulis pertama kali masuk pendidikan formal di SDN

Ngampel 2 pada tahun 2001 dan tamat pada tahun 2007. Pada

tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMP

Negeri 1 Plemahan dan tamat pada tahun 2010. Setelah tamat SMP, penulis

melanjutkan ke SMA negeri 1 Plemahan dan tamat pada tahun 2013. Dan pada

tahun yang sama penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Strata-1 Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

RIWAYAT HIDUP

Page 13: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

vii

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ......................................................................................................... i

SUMMARY .......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 5

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

1.3. Batasan Masalah .......................................................................................... 7

1.4. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 8

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu .................................................................... 8

2.2. Tinjauan Teoritis ....................................................................................... 10

2.2.1. Penyuluhan Pertanian ........................................................................... 10

2.2.2. Konsep Komunikasi ............................................................................. 12

2.2.3. Unsur-unsur Komunikasi .................................................................... 16

2.2.4. Strategi Komunikasi ............................................................................. 17

2.2.5. Hambatan Komunikasi ......................................................................... 21

2.2.6. Pertanian Organik 23

2.3. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 23

III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 28

3.1. Jenis Penelitian .......................................................................................... 28

3.2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 28

3.3.Teknik Penentuan Informan ....................................................................... 29

3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 30

3.5. Teknik Analisis Data ................................................................................. 31

3.6. Keabsahan Data ......................................................................................... 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 34

4.1.Keadaan Umum Daerah Penelitian ............................................................ 34

4.1.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah Desa Payaman ........................... 34

4.1.2. Monografi Desa Payaman .................................................................... 34

4.1.3. Karateristik Informan .......................................................................... 36

4.1.4. Gambaran Umum Kelompok Tani Jati Makmur ................................. 40

4.1.5. Struktur Organisasi Kelompok Tani Jati Makmur .............................. 40

4.1.6. Proses Menemukan Informan ........42

Page 14: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

viii

4.2. Program Budidaya Padi Organik .............................................................. 46

4.3. Strategi Komunikasi oleh Penyuluh Pertanian .......................................... 52

4.4. Hambatan yang dialami Penyuluh Pertanian ............................................ 79

4.5. Sintesa ........82

V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 85

5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 85

5.2. Saran .......................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87

LAMPIRAN ......................................................................................................... 91

Page 15: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Isi Halaman

1. Data Distribusi Luas Lahan dan Produksi Komoditas Pangan di ..................... 3

2. Proporsi Penggunaan Lahan ............................................................................. 34

3. Komposisi Penduduk Desa Payaman Berdasarkan Jenis Kelamin ................... 35

4. Komposisi Penduduk Desa Payaman Berdasarkan Umur ................................ 35

5. Komposisi Penduduk Desa Payaman Berdasarkan Mata Pencaharian ............. 36

6. Karakteristik Informan Berdasarkan Umur Petani Padi.................................... 37

7. Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani Padi ............. 38

8. Karakteristik Informan Berdasarkan Luas Lahan Petani Padi .......................... 38

9. Karakteristik Informan Berdasarkan Pengalaman Petani Padi ......................... 39

Page 16: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Isi Halaman

1. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................................. 27

2. Komponen Analisis Data .................................................................................. 32

3. Susunan Struktur Kelompok Tani Jati Makmur................................................ 41

4. Sintesa ............................................................................................................... 82

Page 17: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Isi Halaman

1. Informan Penelitian ........................................................................................... 92

2. Dokumentasi Kegiatan Wawancara Informan .................................................. 95

3. Pedoman dan Hasil Wawancara Informan ........................................................ 96

4. Presensi Kehadiran Kelompok Tani Jati Makmur .......................................... 127

5. Media dalam Sosialisasi .................................................................................. 128

6. Potensi Desa .................................................................................................... 129

7. Peta Desa Payaman ........................................................................................ 132

Page 18: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Revolusi hijau telah membawa perubahan yang sangat besar bagi Indonesia

dan negara berkembang lainnya. Melalui revolusi hijau, pada tahun 1984

Indonesia mampu mencapai swasembada beras yang merupakan titik keberhasilan

pembangunan ekonomi khususnya pembangunan ekonomi pertanian. Menurut

Rusli (1989) dalam Sadono (2008) hal tersebut merupakan prestasi yang besar

karena Indonesia dikenal sebagai pengimpor beras terbesar di dunia dengan

nominal lebih dari satu juta ton. Rahayu (2014) mengatakan bahwa keberhasilan

pembangunan pertanian mampu merubah ketersediaan beras dari 96 kg/kapita

pada tahun 1968 menjadi 154 kg/kapita tahun 1992. Hal ini telah merubah posisi

Indonesia dari negara pengimpor terbesar menjadi negara swasembada beras.

Kebijakan pemerintah dalam pencapaian swasembada beras mengarah pada

penerapan panca usahatani. Panca usahatani memiliki lima tahapan yang harus

dilakukakan agar tanaman mendapatkan hasil terbaik sesuai dengan aturan

penanaman diantaranya penggunaan bibit unggul, pupuk buatan, pengendalian

hama dan penyakit, dan pembangunan jaringan irigasi teknis. Pemanfaatan

teknologi revolusi hijau memungkinkan produksi padi meningkat dari 2 ton

menjadi 6 ton/ha (Rahayu, 2014). Sistem usahatani pada masa ini menjadi sangat

bergantung pada penggunaan pupuk dan pestidsida kimia sintesis secara besar-

besaran. Menurut Sumarno (2007) revolusi hijau membuktikan bahwa

penggunaan pupuk dan pestisida kimia dapat meningkatkan produksi secara cepat.

Budidaya pertanian yang mengandalkan bahan kimia seperti pupuk dan

pestisida kimia yang berlebihan dalam jangka panjang menimbulkan berbagai

dampak negatif yang merugikan, baik bagi lingkungan maupun kesehatan.

Sumarno (2007) mengatakan revolusi hijau memiliki beberapa dampak negatif

sampai pada tingkat tertentu, terutama pada keselamatan petani, kelestarian

lingkungan, keamanan konsumsi pangan, keberlanjutan sistem pertanian bahkan

kelestarian keanekaragaman hayati. Hal-hal seperti inilah yang perlu ditangani,

agar produksi yang tinggi dapat tercapai secara berkelanjutan.

Page 19: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

2

Seiring dengan perkembangan zaman, kini masyarakat mulai sadar akan bahaya

yang ditimbulkan akibat penggunaan bahan kimia yang berlebihan. Masyarakat

semakin bijaksana dalam memilih produk pangan yang aman dan sehat untuk

dikonsumsi. Kesadaran akan bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan

kimia menjadikan pertanian organik menarik perhatian baik bagi kesehatan

individu maupun lingkungan (Mayrowani, 2012).

Pertanian organik saat ini menjadi tren pertanian global yang

mengedepankan aspek ekologi dan motif ekonomi. Gerakan pertanian organik ini

sudah diatur oleh Departemen Pertanian (2013) pada Peraturan Menteri Pertanian

No. 64/Permentan/OT140/5/2013. Penerapan sistem pertanian organik lebih

menekankan pada penggunaan input sisa hasil panen dan tidak menggunakan

bahan kimia sintesis untuk memenuhi kebutuhan sistem. Penerapan sistem

pertanian organik dinilai lebih menguntungkan secara ekonomis, karena memiliki

harga jual produk yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatka pendapatan

petani. Kelebihan lain dari sistem pertanian organik ialah sustainable atau ramah

terhadap lingkungan, tidak merusak keanekaragaman hayati serta aman dan sehat

untuk dikonsumi. Menurut Mayrowani (2012) masyarakat merasakan bahwa

manfaat pertanian organik mampu mendongkrak pendapatan petani hingga 20-

30%.

Menurut Badan Pusat Statistik atau BPS (2015) Jawa Timur merupakan

penghasil padi terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat. Pada tahun 2015 Jawa

Timur mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap produksi padi nasional

sebesar 70,8 juta ton GKG (Gabah Kering Giling). Melihat potensi yang ada,

maka Jawa Timur memiliki peluang yang besar untuk budidaya padi secara

organik. Salah satu daerah penghasil padi di wilayah Jawa Timur yang memiliki

produktivitas tinggi dibandingkan dengan daerah lain sekaligus termasuk dalam

sepuluh besar penghasil padi tertinggi adalah Kabupaten Kediri (BPS, 2015).

Menurut Katalog BPS Kabupaten Kediri (2016) disebutkan bahwa Kabupaten

Kediri mengalami surplus beras sebanyak 48 kw/ton. Mayoritas penduduk

Kabupaten Kediri bermata pencaharian utama sebagai petani khususnya di daerah

pedesaan. Komoditas unggulan di Kabupaten Kediri adalah tanaman pangan

Page 20: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

3

khususnya komoditas padi. Berikut data distribusi luas lahan dan produksi

komoditas tanaman pangan di Kabupten Kediri.

Tabel 1. Data Distribusi Luas Lahan dan Produksi Komoditas Pangan di

Kabupaten Kediri Tahun 2016

Tanaman Pangan Luas Panen (%) Produksi (Ton)

Padi

Jagung

Kacang Tanah

Ubi Jalar

Ubi kayu

Kedelai

48

44.7

2.60

0.28

3.99

1.06

335.425

324.262

4.321

10.990

143.431

1.689

Kediri 100 820.028

Sumber: Katalog BPS Kabupaten Kediri, 2016

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa distribusi luas panen terbesar di

Kabupaten Kediri adalah tanaman pangan komoditas padi sebesar 48%.

Komoditas padi sangat cocok dibudidayakan di Kabupaten Kediri karena

didukung oleh iklim yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi. Menurut

BKP3 (2009) syarat tumbuh tanaman padi adalah tanaman padi membutuhkan

rata-rata curah hujan 133,3 mm/tahun dan memerlukan suhu optimum yang

berkisar antara 24-29 0C. Hal ini sesuai dengan kondisi iklim di Kabupaten Kediri

memiliki suhu rata-rata setahunnya sebesar 27,2 0C. Curah hujan rata-rata

pertahunnya sebesar 130-150 mm (Katalog BPS Kediri, 2014).

Menurut Katalog BPS Kabupaten Kediri (2016) Kecamatan Plemahan

merupakan salah satu penghasil padi terbesar di Kabupaten Kediri dengan

produksi padi sebesar 7,76 % pada tahun 2016. Sebagai sentra penghasil padi di

Kabupaten Kediri, Kecamatan Plemahan memiliki potensi yang sangat baik untuk

pengembangan pertanian organik berbasis komoditas tanaman pangan khususnya

padi. Kecamatan Plemahan terdiri dari 19 desa, salah satu desa yang memiliki

produktivitas padi tertinggi adalah Desa Payaman (BPP Plemahan, 2016).

Pada tahun 2016 di bawah bimbingan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)

Kecamatan Plemahan, Desa Payaman pertama kali dijadikan sebagai desa

percontohan budidaya padi secara organik. Hal ini dikarenakan Desa Payaman

memiliki kelembagaan kelompok tani aktif dibandingkan dengan desa lain,

Page 21: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

4

sehingga mudah dalam mengorganisasikan penerapan sistem pertanian organik

ini. Selain itu Desa Payaman memiliki luas lahan pertanian yang cukup besar dan

jumlah petani yang banyak yaitu 586 orang (BPP Plemahan, 2016).

Namun program pertanian organik yang digalakkan oleh penyuluh pertanian

kini masih belum diterapkan oleh petani Desa Payaman. Hal ini dikarenakan cara

penyampaian penyuluh dalam sosialisasi program pertanian organik memberikan

kesan tidak menarik yang menyebabkan petani tidak mempeerhatikan isi pesan.

Oleh sebab itu, penyuluh pertanian sebagai subjek paling bawah yang memegang

peran sangat penting dalam mensosialisasikan inovasi baru kepada petani untuk

mensukseskan program budidaya padi secara organik.

Kegiatan penyebarluasan teknologi tergantung dari proses difusi yaitu

proses dimana ide-ide baru disebarkan kepada individu atau kelompok melalui

penyuluhan (Rogers, 1958). Peran penyuluh pertanian menjadi penting, karena

bertugas melaksanakan kegiatan penyuluhan yang membantu petani dalam

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Dalam mewujudkan keberhasilan

program penerapan budidaya padi secara organik, diperlukan tenaga penyuluh

yang handal dan profesional agar dapat melaksanakan kegiatan penyuluhan

dengan baik. Menurut Slamet (2003) dalam Rambe dkk (2013) penyuluhan adalah

proses pendidikan artinya penyuluhan harus dapat membawa perubahan perilaku

petani.

Dalam proses penyebaran inovasi pertanian kepada petani, strategi

komunikasi memegang peranan penting. Suatu inovasi baru tidak akan diadopsi

oleh petani apabila tidak disebarkan secara intensif. Agar proses penyebaran

inovasi baru berjalan efektif, maka diperlukan adanya strategi komunikasi

penyuluh pertanian yang tepat, sehingga akses informasi dan inovasi yang ada

lebih terbuka dan mudah diterima oleh masyarakat (Kifli, 2007). Strategi

komunikasi memiliki peran penting dalam proses adopsi.

Penyampaian informasi tidak hanya ditentukan oleh pembekalan materi

saja, melainkan juga teknik penyampaian serta media dan metode yang

digunakan. Penentuan media dan metode yang yang tepat dapat mempengaruhi

Page 22: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

5

keputusan petani dalam penerapan budidaya padi organik. Oleh karena itu,

diperlukan strategi komunikasi yang tepat untuk mensosialisasikan kepada petani

terkait penerapan budidaya padi secara organik dengan berbagai pendekatan

media atau metode yang benar sesuai dengan karakteristik sasaran, guna

menujang keberhasilan program.

Fajar (2009) mengatakan bahwa strategi komunikasi yang efektif dalam

proses komunikasi inovasi adalah publik relation dan komunikasi intrapersonal

yang meliputi 4 komponen strategi yaitu mengenal khalayak, menyusun pesan,

menetapkan metode, dan seleksi penggunaan media. Strategi komunikasi tersebut

digunakan juga oleh penyuluh pertanian dalam mensosialisasikan program kepada

petani. Pemilihan komponen strategi yang digunakan penyuluh pertanian

dianggap efektif, karena mampu mempengaruhi pola pikir petani dalam

menerapkan budidaya padi secara organik. Dengan demikian pesan yang

disampaikan penyuluh pertanian dapat diterima dengan baik oleh petani.

Pentingnya penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi yang

paling tepat bagi penyuluh pertanian dalam mempengaruhi keputusan petani

menerapkan sistem budidaya padi secara organik. Penerapan budidaya padi secara

organik ini telah terbukti mampu memberikan keuntungan yang lebih besar

kepada petani baik dari sisi sosial maupun ekonomi. Diharapkan dengan

menerapkan sistem pertanian organik maka petani di Desa Payaman akan lebih

sejahtera.

1.2. Rumusan Masalah

Desa Payaman merupakan daerah yang cukup potensial untuk

pengembangan padi organik mengingat Desa Payaman memiliki luas lahan sawah

yang luas dan sistem irigasi yang baik dalam kegiatan budidaya. Selain itu, desa

ini merupakan salah satu desa yang pertama kali dijadikan sebagai percontohan

penerapan budidaya padi secara organik di Kecamatan Plemahan. Salah satu

kelompok tani yang menerapkan budidaya organik ini adalah Kelompok Tani Jati

Makmur. Hal ini dikarenakan kelembagaan kelompok tani tersebut aktif dalam

organisasi, sehingga memudahkan penyuluh pertanian dalam mengorganisasikan

Page 23: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

6

sistem pertanian. Keaktifan petani dalam hal ini terlihat dalam presensi kehadiran

mengikuti sosialisasi.

Berdasarkan survei lapang diperoleh informasi mengenai gambaran

karateristik petani Desa Payaman. Hasil menunjukkan bahwa sosialisasi

penerapan program pertanian organik yang dilakukan oleh penyuluh pertanian

tidak memberikan kesan yang menarik. Hal ini dikarenakan penyampaiannya

pelan dan monoton yang menyebabkan petani tidak memperhatikan isi pesan,

sehingga pesan yang disampaikan penyuluh tidak dapat diserap dengan baik.

Kemampuan petani dalam menyerap pesan antara lain dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan dan usia. Rata-rata petani Kelompok Tani Jati Makmur

mengenyam pendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada tingkat

pendidikan yang rendah, wawasan yang dimiliki petani menjadi terbatas yang

menyebabkan pemahaman terhadap suatu informasi lemah. Selain itu, faktor usia

juga mempengaruhi tingkat pemahaman petani dalam menerima informasi. Petani

di Desa Payaman umumnya berusia kurang lebih antara ≥ 46 tahun. Pada usia

tersebut, petani termasuk ke dalam golongan petani lanjut, sehingga dalam

penyampaian pesan harus dengan pendekatan atau metode yang tepat pada

sasaran. Hal ini dikarenakan petani pada usia tersebut dalam berusahatani akan

berdasarkan pada pengalaman terdahulu yang menyebabkan petani sulit menerima

inovasi baru. Pernyataan ini sejalan dengan Widiyanti, dkk (2016) bahwa semakin

tua umur seseorang maka semakin berkurang motivasi, sedangkan yang lebih

muda cenderung lebih bersemangat untuk menerima informasi-informasi baru

untuk diterapkan. Petani yang lebih muda cenderung miskin terhadap pengalaman

dan keterampilan, namun lebih progresif terhadap inovasi baru.

Dalam mensosialisasikan program budidaya padi secara organik diperlukan

strategi komunikasi penyuluh pertanian yang tepat. Strategi komunikasi yang

tepat akan mempengaruhi pemahaman petani dalam menerima informasi yang

akan dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan penerapan

budidaya padi secara organik. Berdasarkan karateristik petani Desa Payaman,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi yang diterapkan penyuluh pertanian

sangat penting dalam mensosialisasikan program ke petani hingga petani dapat

Page 24: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

7

menerima pesan yang disampaikan dengan baik. Mendasari pentingnya strategi

komunikasi yang diterapkan oleh penyuluh dalam mensosialisasikan program agar

diterima oleh petani menjadikan strategi komunikasi menarik untuk diteliti.

Berdasarkan uraian diatas, maka disusun pertanyaan penelitian (Research

Question) dalam penelitian ini:

1. Bagaimana strategi komunikasi penyuluh pertanian dalam mensosialisasikan

program budidaya padi secara organik di Desa Payaman Kecamatan Plemahan

Kabupaten Kediri?

2. Bagaimana hambatan yang dihadapi penyuluh pertanian dalam

mensosialisasikan program budidaya padi secara organik di Desa Payaman

Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri?

1.3. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan dalam penelitian nantinya maka diperlukan batasan

masalah yang jelas, guna menghindari kesalahan dalam penafsiran yakni :

1. Periode waktu yang digunakan pada program kegiatan penyuluhan pertanian

organik terhitung mulai bulan November hingga Maret 2017.

2. Penelitian membahas strategi dengan menggunakan empat komponen strategi

yaitu mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode, dan seleksi

media.

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis strategi komunikasi penyuluh pertanian dalam mensosialisasikan

program budidaya padi secara organik di Desa Payaman Kecamatan Plemahan

Kabupaten Kediri.

2. Menganalisis hambatan yang dihadapi penyuluh pertanian dalam

mensosialisasikan program budidaya padi secara organik di Desa Payaman

Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri.

Page 25: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Salah satu tujuan dalam penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui

strategi komunikasi penyuluhan pertanian. Beberapa penelitian terdahulu yang

relevan dengan topik penelitian digunakan untuk membantu mengarahkan pada

penelitian yang akan dilakukan sebagai referensi bagi penulis. Beberapa penelitian

terdahulu memiliki pokok bahasan yang serupa tetapi berbeda pandangan. Berikut

beberapa telaah penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan acuan:

Penelitian Pertama dilakukan oleh Lailatul dkk (2014) yang berjudul

Strategi Komunikasi Pemasaran Kusuma agrowisata dalam Meningkatkan Jumlah

Pengunjung. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui strategi

komunikasi pemasaran Kusuma Agrowisata Batu dan hambatan komunikasi

pemasaran yang mereka hadapi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

Sumber data diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh melalui informan yang telah ditetapkan dalam penelitian. Data sekunder

diperoleh melalui dokumentasi, angket, dan arsip. Pemilihan informan dipilih

menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dokumentasi. Data dianalisis

dengan menggunakan teknik analisa Miles dan Huberman dengan reduksi data,

penyajian dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan teknik

tringulasi data. Hasil penelitian menjelaskan strategi komunikasi pemasaran

kusuma growisata batu adalah mengidentifikasi target market dengan memilih

strategi komunikasi yang target pokoknya pelajar (anak sekolah). Menggunakan

strategi direct sales (salescomm) menjadi strategi utama mereka dalam

mendapatkan custumer, serta didukung juga material support yang dibawa oleh

para salescomm Kusuma Agrowisata. Sedangkan hambatan yang dihadapi adalah

tidak maksimalnya buah apel di kebun wisata Kusuma.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Arif (2012) yang berjudul

Strategi Komunikasi Pedagang Kaki Lima Peratau Minangkabau dan Penduduk

Asli. Salah satu tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui strategi komunikasi

Page 26: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

9

yang efektif bagi pedagang kaki lima. Jenis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data primer yang dilakukan dengan penyebaran kuisisoner dan

wawancara kepada pembeli, kemudian dianalisis menggunakan SPSS. Sampel

yang digunakan sebanyak 60 orang pembeli yang dipilih secara convenience

sampling atau kebetulan. Hasil penelitian menunjukkan strategi yang paling

efektif bagi PKL adalah berteriak, menyapa, mempersilahkan, tersenyum, posisi

tubuh, memanjang dan memasang harga.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Jalil (2014) dengan topik penelitian

Strategi Komunikasi Tokoh Masyarakat dalam Menyelesaikan Konflik Sengketa

Tanah di Desa Pasir Belengkong Kecamatan Pasir Belengkong Kabupaten Paser.

Salah satu tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui tentang strategi

komunikasi masyarakat dalam menyelesaikan konflik sengketa tanah. Data

penelitian diolah dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer

diperoleh melalui wawancara, kemudian dianalisis dengan model interaktif dari

Metthew B. Miles dan A Michel Huberman. Jenis penelitian pendekatan deskriptif

kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa starategi komunikasi yang tepat

digunakan dalam menyelesaikan konflik sengketa tanah melalui konsiliasi,

negosiasi dan mediasi. Ketiga strategi tersebut mampu menyelesaikan masalah

dengan baik, melalui musyawarah untuk mencapai mufakat oleh tokoh

masyarakat dan tokoh adat.

Penelitian oleh Firmansyah dkk (2017) yang berjudul Strategi Komunikasi

Dalam Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pada Pengelolaan Lahan Gambut

Melalui Peningkatan Sumberdaya Manusia Di Sektor Pertanian Kalimantan

Selatan. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi

komunikasi untuk memperkuat kapasitas kelembagaan melalui peningkatan

sumberdaya manusia pada pengelolaan lahan gambut di sektor pertanian.

Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dengan metode

snowball sampling. Analisis data dilakukan dalam bentuk pengkodean (coding)

meliputi proses penguraian data, pengonsepan, dan penyusunan kembali dengan

cara baru. Sumber data diperoleh melalui komunikasi dialogis, diskusi (FGD),

riwayat hidup topikal serta data sekunder. Hasil menunjukkan bahwa strategi

Page 27: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

10

komunikasi untuk memperkuat kapasitas kelembagaan melalui peningkatan

sumberdaya manusia pada pengelolaan lahan gambut di sektor pertanian adalah

peningkatan dukungan penyuluh pertanian sebagai komunikator, peningkatan

kedinamisan kelompok sebagai kelompok belajar dan penyebaran informasi

pertanian (media), penganekaragaman sumber-sumber informasi dan teknologi

pertanian (materi) dan peningkatan kapasitas petani dalam kegiatan penyuluhan

(Komunikan).

Kifli (2007) dengan topik penelitian Strategi Komunikasi Pembangunan

Pertanian Pada Komunitas Dayak di Kaliman Barat. Salah satu tujuan dari

penelitian ini untuk mengidentifikasi strategi komunikasi pembangunan pertanian

pada komunitas Dayak di Kalimantan Barat. Data yang digunakan dalam

penelitian melalui data primer dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang efektif dilakukan

melalui pendekatan komunikasi yang meliputi pemberdayaan tokoh adat Dayak

sebagai liaison person atau penghubung, revitalisasi komunikasi massa serta

pendekatan komunikasi kelompok.

Berdasarkan penjelasan penelitian terdahulu, terdapat sejumlah persamaan

dan perbedaan penelitian mengenai strategi komunikai penyuluh pertanian dalam

mensosialisasikan program budidaya padi organik dengan penelitian tedahulu.

Persamaan dalam penelitian ini terletak pada teknik pengumpulan data dan

metode analisis yang digunakan. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini

terletak pada informan yang diteliti dan lokasi penelitian. Informan dalam

penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yakni informan kunci (penyuluh

pertanian dan ketua Ketua Kelompok Tani Jati Makmur) dan informan pendukung

(Anggota Kelompok Tani Jati Makmur) dan mengambil lokasi penelitian di Desa

Payaman, Kabupate Kediri.

2.2. Tinjauan Teoritis

2.2.1. Penyuluhan Pertanian

Menurut Ban dan Hawkins (2005) penyuluhan merupakan kegiatan yang

melibatkan seseorang dalam melakukan komunikasi informasi secara sadar

dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga dapat

Page 28: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

11

membuat suatu keputusan yang benar. Selain itu menurut Mulyana (2012)

penyuluhan merupakan usaha pendidikan nonformal untuk mengajak orang mau

melaksanakan gagasan yang sifatnya baru. Sedangkan pengertian penyuluhan

menurut UU No. 16 Tahun 2006 adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama

dengan pelaku usaha dalam melakukan interaksi dan mengorganisasikan dirinya

mengenai akses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya

sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan

kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan

hidup. Dari ketiga defini diatas dapat disimpulkan bahwa penyuluhan berarti

mengajak, mendidik dam memotivasi para petani untuk melakukan hal-hal baru

yang lebih mudah.

Menurut Ban dan Hawkins (2005) tujuan pengaturan sistem penyuluhan

meliputi pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial

yaitu:

1. Memperkuat pengembangan pertanian, perikanan, serta kehutanan yang maju

dan modern dalam sistem pembangunan yang berkelanjutan.

2. Memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam peningkatan

kemampuan, penumbuhan motivasi, pengembangan potensi, pemberian

peluang, peningkatan kesadaran, dan fasilitas serta pendampingan.

3. Memberikan kepastian hukum bagi penyuluhan yang produktif, efektif,

efisien, partisipatif, berswadaya, terbuka, dan bertanggung jawab dalam

menjalin terlaksananya pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan.

4. Memberikan perlindungan dan keadilan, serta kepastian hukum bagi pelaku

utama maupun pelaku usaha dalam mendapatkan pelayanan penyuluhan.

5. Mengembangakan sumber daya manusia yang maju sejahtera sebagai pelaku

dan sasaran utama dalam pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan.

Menurut Ban dan Hawkins (2005) dalam menyampaikan pesan kepada

khalayak penyuluh harus memutuskan cara menggunakan metode-metode yang

dirasa mudah dipahami oleh penerima pesan. Gagasan yang disampaikan akan

membantu dalam pengambilan keputusan. Teknik penyuluhan antara lain

menggunaan media massa melalui kelompok atau forum individu atau tatap muka.

Page 29: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

12

Penggunaan media massa dalam program penyuluhan, harus mempertimbangkan

peranan dan penggunaana media tersebut. Aspek terpenting adalah efek yang

diharapkan dan cara menggunakannya untuk menjamin agar pesan arti pesan

menjadi jelas dan mudah dipahami. Metode penyuluhan kelompok lebih

menguntungkan daripada media massa, karena terdapat umpan balik yang lebih

baik yang meminimumkan tingkat terjadinya kesalahan yang bisa berkembang

antara penyuluh dan petani. Metode penyuluhan pribadi paling cocok baik untuk

mendiskusikan masalah sosioemosional maupun aspek teknis. Metode ini

berdasarkan pada tingkat kepercayaan yang tinggi antara petani dan penyuluh

dengan artian bahwa petani tidak mau menerima informasi dari penyuluh apabila

penyuluh tidak menaruh kepercayaan pada meraka.

2.2.2. Konsep Komunikasi

Kegiatan komunikasi dilakukan dalam kehidupan sehari-hari oleh manusia.

Bentuk komunikasi dalam kehidupan masyarakat dapat berbeda-beda tergantung

pada lingkungan dan budidaya yang ditempatinya. Komunikasi memiliki banyak

arti sesuai dengan sudut pandang para ahli yang mengkonsepkan. Wood (2013)

mengatakan komunikasi (communication) adalah proses interaksi seseorang untuk

saling mempengaruhi satu sama lain dengan atau melalui simbol guna untuk

meciptakan dan menafsirkan sebuah makna. Menurut Suranto (2013) komunikasi

adalah sebuah proses bertukar ide, gagasan, simbol dan informasi yang dikirimkan

oleh komunikator dan disampaikan kepada komunikan untuk maksud dan tujuan

tertentu. Sedangkan menurut pendapat Riswandi (2009) komunikasi adalah proses

interaksi yang melibatkan pelaku dalam menembus ruang dan waktu untuk

mendapatkan tujuan tertentu. Berdasarkan definisi-definisi tentang komunikasi

tersebut diatas maka dapat tarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses

interaksi antara dua orang atau lebih dengan tujuan untuk mendapatkan tujuan

yang sama.

Komunikasi sebagai sebuah aktivitas, proses, atau kegiatan yang terbentuk

memiliki beberapa unsur yang terdapat dalam proses komunikasi. Menurut

Suryanto (2015) unsur-unsur komunikasi meliputi komunikator, pesan, saluran

atau media, komunikan atau peneriman informasi, umpan balik. Informasi akan

Page 30: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

13

melibatkan sumber atau komunikan sebagai pembuat pesan informasi. Tujuan

komunikasi adalah menciptakan pemahaman bersama, namun tidak harus

menyetujui tetapi dengan adanya komunikasi terjadi perubahan sikap, opini dan

perilaku secara sosial (Fajar, 2009).

Menurut Fajar (2009) komunikasi juga bertujuan sebagai perubahan

perilaku, perubahan pendapat, perubahan sikap, dan perubahan sosial. Menurut

Cangara (2006) dalam Nurdianti (2014) ada tiga fungsi dasar yang menjadi

penyebab mengapa manusia perlu berkomunikasi. Pertama, adanya hasrat

manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat

mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan

menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya.

Menurut Suryanto (2015) bentuk-bentuk komunikasi dapat diklasifikasikan

menurut jumlah pihak yang terlibat dalam proses komunikasi yang meliputi:

1. Komunikasi intrapersonal (diri sendiri) yaitu proses komunikasi yang terjadi

dalam diri sendiri. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibat internal

secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolis dari pesan-pesan yang

diproduksi melalui proses pemikiran internal individu. Dalam komunikasi

intrapersonal seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan,

memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri.

2. Komunikasi interpersonal yaitu proses penyampaian pesan dari seseorang

kepada orang lain (pihak lain). Komunikasi interpersonal mengehendaki

informasi atau pesan dapat tersampaikan dan hubungan diantara orang yang

berkomunikasi dapat terjalin. Oleh karena itu, setiap orang dituntut memiliki

keterampilan komunikasi interpersonal agar dapat berbagi informasi, bergaul,

dan menjalin kerja sama untuk bertahan hidup.

3. Menurut Mulyana (2005) dalam Suryanto (2015) komunikasi kelompok yaitu

proses komunikasi yang berlangsung dalam satu kelompok yang mempunyai

tujuan bersama yang berinteraksi sstu sama lain untuk mencapai tujuan

bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagian

bagian dari kelompok tersebut. Contohnya diskusi kelompok, seminar, sidang

kelompok, keluarga, dan sebagainya.

Page 31: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

14

4. Komunikasi massa yaitu komunikasi yang melibatkan banyak orang, namun

ada sebagian ahli yang berpendapat bahwa komunikasi massa adalah

komunikasi yang menggunakan media massa.

Menurut Liliweri, Alo (2011) dalam Suryanto (2015) tujuan mempelajari

komunikasi dapat dikategorikan menjadi 2 aspek yaitu aspek umum dan aspek

khusus. Aspek umum, memperoleh pemahaman tentang ilmu komunikasi yang

berkaitan dengan proses komunikasi. Aspek Khusus, menuntun manusia untuk

mengubah sikap (to change the attitude), mengubah opini atau pandangan (to

change the opinion), mengubah perilaku (to change the behaviour) dan mengubah

masyarakat (to change the society), sedangkan menurut Mulyana (2012) dalam

Suryanto (2015) menyatakan bahwa tujuan komunikasi sebagai berikut:

1. Informasi yang disampaikan dapat di pahami orang lain. Komunikator yang

baik dapat menjelaskan pada komunikan dengan sebaik-baiknya dan tuntas

sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti hal-hal yang dimaksudkan.

2. Memahami orang lain. Komunikator harus mengerti aspirasi masyarakat

tentang hal-hal yang diinginkan tidak menginginkan kemauannya.

3. Agar gagasan dapat diterima orang lain komuniktor harus berusaha menerima

gagasan orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan

kehendak.

4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, dengan kegiatan yang

mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu yag dilakukan dengan cara

yang baik.

Sedangkan beberapa fungsi yang melekat dalam proses komunikasi menurut

Effendy (1996) dalam Suryanto (2015) sebagai berikut:

1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data,

gambar, fakta, pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat

dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang

lain sehingga mengambil keputusan yang lain.

2. Sosialisasi menyediakan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinan orang

bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga

sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif dalam masyarakat.

Page 32: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

15

3. Motivasi menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek ataupun

jangka panjang, mendorong orang untuk menentukan pilihan dan keinginanya

mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama

yang akan dikerjakan.

4. Debat dan diskusi menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan

untuk memungkinkan persetujuan atau menyelasaikan perbedaan pendapat

mengenai masaah publik menyediakan bukti-bukti relevan yang diiperlukan

untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dengan

masalah yang menyangkut kepentingan bersama.

5. Pendidikan pengalihan ilmu pengetahuaan dapat mendorong perkembangan

intelektual, pembentukan watak, serta pembentukan ketrampilan dan

kemahiran yang diperlukan dalam semua bidang kehidupan.

6. Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan

tujuan melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan dengan

memperluas horizon seseorang serta membangun imajinasi dan mendorong

kreativitas dan kebutuhan estetikanya.

7. Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan imajinasi dari drama, tari,

kesenan, kesustraan, musik, olahraga , kesenangan, kelompok, dan individu.

8. Integrasi menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan

untuk memperoleh berbagai pesan yang diperlukan agar saling mengenal,

mengerti, serta menghargai kondisi pandangan dan keinginan orang lain.

Menurut Rasyid (2012) terdapat tiga metode yang digunakan dalam

penyuluhan pertanian diantaranya:

1. Pendekatan Kelompok

Metode ini sangat efektif dibandingkan dengan metode lain dikarenakan

petani dibimbing dan diarahkan secara berkelompok untuk melakukan kegiatan

yang lebih produktivitas atas dasar kerjasama, namun keberadaan kelompok di

pedesaan cukup baik dan terorganisir dengan baik. Metode dengan pendekatan

kelompok lebih menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik dan

interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun

pengaruh terhadap anggotanya. Pada metode ini pengoraganisasian dalam

Page 33: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

16

kegiatan penyuluhan diarahkan pada upaya mempercepat pemerataan teknologi

pada tiap tingkat sasaran binaan.

2. Pendekatan Perseorangan

Metode berdasarkan pendekatan perorangan ini dalam kegiatan penyuluhan

dilaksanakan dengan menggunakan metode penyuluhan sistem latihan dan

kunjungan, atau sering disebut dengan sistem LAKU.

3. Pendekatan Massal

Metode pendekatan massal ini memakan waktu lebih banyak, biaya lebih

besar, namun metode ini langsung dapat dirasakan oleh oleh khalayak sasaran.

Ditinjau dari efisiensinya penyampaian pesan atau informasi melalui media

penyiaran radio ini memang sangat tepat karena dapat menjangkau seluruh

wilayah binaan masing-masing. Akan tetapi cara seperti ini sering kali mengalami

distorsi karena informasi yang disampaikan bersifat penerangan dan tidak

mengena kepada aspek kognitif dan psikomotorik dari khalayak sasarannya.

2.2.3. Unsur-unsur Komunikasi

Menurut Fajar (2009) berdasarkan perspektif model Laswell unsur-unsur

komunikasi yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi terhadap perubahan

yaitu:

1. Sumber (Source)

Sumber sebagai pihak yang menyampaikan ide atau gagasan yang dilandasi

dengan kepercayaan dan daya tarik. Maksud dari kepercayaan dalam diri

komunikator adalah memiliki kemampuan dalam bidangnya, sehingga pesan yang

disampaikan memiliki daya rangsang dan mendorong pada perubahan yang

diinginkan. Sedangkan daya tarik yang dimaksudkan adalah berhubungan dengan

penampilan atau pesona dalam diri komunikator sehingga pesan yang

disampaikan dapat diterima dan ditangkap oleh komunikan.

2. Pesan (Message)

Pesan yang baik adalah pesan yang dapat dipahami dan ditangkap baik oleh

komunikan. Proses pengiriman pesan selalu mempertimbangkan kondisi

komunikan, sehingga mampu mengkaitkan tanggapan yang diinginkan. Pesan

harus menarik dan logis, serta layak disampaikan, pesan harus sesuai dengan

kemampuan dan pengalaman dengan menggunakan lambang yang mudah

Page 34: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

17

dipahami, pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi, dan pesan harus

menyarankan solusi dalam memecahkan masalah.

3. Saluran (Channel)

Saluran komunikasi adalah sarana atau alat yang digunakan dalam

menyampaikan pesan sebagai media perantara baik bahasa, gambar, bunyi,

maupun cahaya. Pandangan lain menyebutkan bahwa saluran komunikasi bisa

merujuk pada komunikasi kelompok atau komunikasi massa tergantung pada

kebutuhan. Pemilihan saluran komunikasi yang tepat akan membantu menentukan

jenis dan komposisi pesn yang diperlukan.

4. Khalayak (Audience)

Khalayak atau komunikan adalah sasaran dalam komunikasi yang

merupakan kunci untuk mendapatkan tindakan perubahan yang diinginkan oleh

komunikator. Untuk memudahkan dalam penyampaian informasi maka perlu

diidentifikasi sasaran yang ingin dituju. Agar perubahan perilaku dapat tercapai,

sangat dianjurkan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan dalam diri khalayak

dengan menonjolkan kekuatan yang dimiliki, dan juga memposisikan sebagai

mitra kerja yang setara sehingga menimbulkan keterbukaan dan keterbukaan

dalam proses komunikasi.

5. Efek (Effect)

Komunikasi dianggap berhasil atau efektif apabila pesan yang disampaikan

dan diterima mampu mengubah pola pikir, sehingga memberi kesan baik dan citra

positif dalam diri khalayak. Tahap efeklah yang mampu memberi jalan pada

khalayak dalam mengambil keputusan yang tepat. Pada tingkat ini, maka akan

terjadi penambahan, penguatan bahkan perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah

laku antara pihak komunikasi.

2.2.4. Strategi Komunikasi

Strategi merupakan rencana tindakan jangka panjang yang digunakan

sebagai acuan bagi kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya dengan harapan

untuk mencapai hasil yang maksimal (Martinov, 2016). Menurut Mulyana (2016)

strategi adalah tindakan perencanaan yang disusun berdasarkan tujuan dan

kebijakan untuk mencapai tujuan itu sendiri. Berdasarkan pengertian diatas dapat

Page 35: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

18

disimpulkan bahwa strategi adalah perencanaan yang disusun untuk mencapai

tujuan yang ingin dikehendaki agar mencapai hasil yang maksimal.

Menurut Mulyana (2005) dalam Fajar (2009), strategi komunikasi

merupakan panduan dari perencanaan komunikasi dan manjemen untuk mencapai

tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka harus dapat menunjukkan

bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan. Dalam artian bahwa

pendekatan dilakukan secara berbeda-beda, bergantung pada situasi dan kondisi.

Martinov (2016) mengatakan bahwa strategi komunikasi adalah tahapan proses

perencanaan yang melibatkan komponen-komponen komunikasi.

Menurut Fajar (2009) perumusan strategi komunikasi yang efektif dalam

proses komunikasi terutama dalam komunikasi inovasi, publik relation, dan

komunikasi intrapersonal adalah:

1. Mengenal Khalayak

Mengenal khalayak merupakan syarat pertama bagi komunikator dalam

melakukan komunikasi yang efektif. Proses komunikasi antara komunikator dan

komunikan, keduanya harus saling aktif dan mempengaruhi, sehingga

menghasilkan tujuan yang sama. Untuk mencapai tujuan yang sama, maka

komunikator harus dapat memahami karakteristik khalayak secara tepat dan

seksama. Erat kaitannya dengan usia, pendidikan, pengetahuan, hubungan sosial,

status sosial dan lain-lain.

2. Menyusun Pesan

Menyusun pesan artinya merumuskan strategi dalam menentukan materi

atau tema yang akan disampaikan kepada khalayak, bertujuan mempengaruhinya,

sehingga mampu membangkitkan perhatian. Efektivitas dalam komunikasi adalah

terpusat pada perhatian khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan. Jadi

proses komunikasi bermula dari perhatian, sehingga pesan komunikasi yang tidak

menarik perhatian komunikan, maka tidak menciptakan efektivitas komunikasi.

Fajar (2009) syarat-syarat berhasilnya pesan adalah:

a. Pesan telah direncanakan dan disampaikan semenarik mungkin, agar dapat

menarik perhatian sasaran.

Page 36: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

19

b. Pesan haruslah didasarkan pada pengalaman yang sama antara sumber dan

sasaran, sehingga kedua bisa saling pengertian dan bertemu.

c. Pesan haruslah membangkitkan kebutuhan pribadi daripada sasaran dan

menyarankan cara-cara untuk mencapai kebutuhan itu.

d. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang

layak bagi situasi kelompok, yang mana digerakkan untuk memberikan

jawaban yang dikendaki.

3. Menetapkan Metode

Menetapkan metode, selain bergantung pada isi pesan dan mengenal

khalayak, maka akan juga dipengaruhi oleh metode penyampaian kepada sasaran

dalam mencapai efektivitas komunikasi,. Metode penyampaian dipengaruhi oleh

dua aspek yaitu menurut cara pelaksanaannya dan bentuk isinya. Menurut cara

pelaksanaannya diwujudkan ke kedalam dua bentuk yaitu metode redudancy dan

canalizing, sedangkan menurut bentuknya dikenal sebagai metode informatif,

persuasif, edukatif dan kursif.

Mengiringi hal tersebut diuraikan lebih lanjut bahwa komunikasi dilihat dari

segi pelaksanaan dan bentuk isinya. Menurut cara pelaksanaannya komunikasi

diwujudkan dalam dua bentuk yaitu:

a. Redudancy (Repetition)

Metode redudancy adalah cara mempengaruhi khalayak dengan cara

mengulang-ulang pesan kepada khalayak. Manfaat dari metode ini adalah khayak

tidak akan mudah melupakan hal penting yang telah disampaikan berulang-ulang.

Selanjutnya dengan menggunakan metode ini, komunikator dapat memperoleh

kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja dalam

penyampaian sebelumnya.

b. Canalizing

Metode canalizing pada metode ini, komunikator terlebih dahulu mengenal

khalayaknya dan mulai menyampaikan ide, tujuan dam manfaat pesan tersebut.

Memahami dan meneliti pengaruh kelompok terhadap individu atau khalayak.

Maksudnya bahwa berhasilnya komunikasi, maka harus dimulai dari memenuhi

nilai-nilai dan standar kelompok secara berangsur-angsur merubahnya ke arah

yang dikendaki.

Page 37: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

20

Menurut Suryanto (2015) bentuk isinya komunikasi diwujudkan dalam dua

bentuk yaitu:

a. Informatif

Metode informatif dalam komunikasi adalah salah satu bentuk pesan yang

bertujuan untuk mempengaruhi khalayak dengan cara memberikan penerangan

atau gambaran yang jelas. Penerangan yang dimaksud menyampaikan sesuatu

dengan apa adanya yang didukung dengan fakta-fakta dan data-data yang benar.

b. Persuasif

Persuasif adalah mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan perilaku khalayak

dengan jalan merayu atau membujuk sehingga seseorang bertindak sesuai dengan

apa yang diinginkan. Dalam hal ini khalayak digugah baik pikiran maupun

perasaanya. Metode persuasif merupakan suatu cara mempengaruhi komunikan

dengan tidak terlalu banyak berpikir kritis. Tujuannya agar khalayak dapat

terpengaruh secara tidak sadar atau situasi dimana komunikan udah kena sugesti.

c. Edukatif

Metode edukatif adalah salah satu cara untuk mempengaruhi khalayak dari

suatu pernyataan umum yang disampaikan. Metode mendidik berarti memberikan

suatu ide kepada khalayak, fakta-fakta, pendapat, dan pengalaman yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tujuan dari metode ini untuk mengubah

tingkah laku manusia ke arah yang ingin dikehendaki.

d. Kursif

Metode kursif adalah mempengaruhi khalayak dengan cara memaksa. Dalam

hal ini khalayak dipaksa, tanpa perlu berpikir lebih banyak lagi untuk menerima

gagasan atau ide yang disampaikan. Metode kursif biasanya disajikan dalam

bentuk peraturan, perintah, dan intimidasi. Pelaksanaan dari metode kursif agar

berjalan dengan lancar biasanya dibententengi dengan suatu kekuatan yang cukup

tangguh.

4. Seleksi dan Penggunaan Media

Penggunaan media sebagai sarana penyalur ide dalam mempengaruhi

masyarakat. Menyusun pesan dari komunikasi harus menyesuaikan keadaan dan

kondisi khalayak. Hal ini dikarenakan setiap sasaran yang akan disoroti, masing-

masing memiliki kemampuan dan kelemahan tersendiri sebagai alat. Penggunaan

Page 38: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

21

media yang dimaksud adalah pers, film, televisi, dan radio sebagai medium

publistik, erat kaitannya dengan kemampuan dan kelemahan sosial-psikologis dari

audience.

1.2.5. Hambatan Komunikasi

Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai

dengan hambatan. Kata atau kalimat yang diucapkan secara tidak tepat oleh

seorang penyiar akan mengganggu komunikasi dengan pendengarnya (Nurdianti,

2014). Penggunaan kata-kata asing yang sulit dimengerti juga merupakan bagian

dari gangguan yang harus dihindari oleh komunikator.

Pada hakikatnya kebanyakan gangguan timbul bukan dari sumber atau

salurannya, tetapi pada audiance (penerima). Menurut Fajar (2009) dalam

bukunya yang berjudul ilmu komunikasi, teori, dan praktik ada beberapa

hambatan dalam komunikasi, yaitu:

a. Hambatan dari pengirim pesan, maksudnya pesan yang disampaikan belum

jelas bagi dirinya atau pengirim pesan. Hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau

situasi emosional sehingga mempengaruhi motivasi yang mendorong

seseorang untuk bertindak sesuai dengan keinginan, kebutuhan atau

kepentingan.

b. Hambatan dalam penyandian atau simbol, hal ini dapat terjadi karena bahasa

yang digunakan tidak terlalu jelas sehingga memiliki makna lebih dari satu

atau bersifat ambigu. Simbol yang digunakan antara pengirim dengan

penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit

menyebabkan apa yang disampaikan oleh komunikator dengan yang diterima

komunikan menimbulkan pemahaman yang berbeda.

c. Hambatan media adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media

komunikasi. Dalam hal ini misalnya gangguan suara radio yang menyebabkan

pendengar tidak dapat mendengarkan pesan yang disampaikan dengan jelas.

d. Hambatan bahasa sandi, maksudnya hambatan yang terjadi dalam

menafsirkan bahasa sandi oleh penerima.

Page 39: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

22

e. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurang perhatiannya pada saat

menerima atau mendengarkan pesan, tanggapan yang keliru dan tidak

mencari informasi yang lebih lanjut.

Sedangkan menurut Suryanto (2015) terdapat macam-macam hambatan

dalam proses komunikasi diantaranya:

a. Hambatan teknis atau mekanis adalah gangguan yang timbul pada alat

penyampaian komunikasi yang digunakan. Cara mengatasi hambatan ini

adalah dengan menggunakan techincal communiction redudancy. Dimana

pada teknik ini komunikator melakukan pengulangan kata yang perlu

sehingga penerima dapat menangkap dan memahami terhadap pesan yang

disampaikan.

b. Hambatan psikologis adalah gangguan atau hambatan yang bersifat kejiwaan

yang cenderung negatif. Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang

mengganggu komunikasi, misalnya perbedaan nilai-nilai serta harapan yang

berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

c. Hambatan biogenetis yaitu gangguan komunikasi yang di pengaruhi oleh

pancaindera, faktor naluri, dan sistem saraf.

d. Hambatan sosiologis merupakan gangguan yang timbul dalam masyarakat

terdiri dari berbagai golongan dan lapisan yang menimbulkan perbedaan

dalam status sosial, agama, ideologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan,

dan sebagainya yang kesemuanya dapat menjadi hambatan bagi kelancaran

komunikasi.

e. Hambatan antropologis adalah komunikasi akan berjalan lancar jika suatu

pesan yang disampaikan komunikator diterima oleh komunikan secara tuntas,

yaitu diterima dalam pengertian received atau secara inderawi, dan dalam

pengertian accepted atau secara rohani.

f. Hambatan ekologis merupakann hambatan yang disebabkan kondisi

lingkungan yang ada pada saat terjadinya proses komunikasi. Misalnya

bisingnya suara, petir dan lain-lain.

Page 40: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

23

1.2.6. Pertanian Organik

Menurut Susanto (2006) pertanian organik adalah suatu sistem produksi

pertananaman berdasarkan daur-daur ulang secara hayati dan menghindarkan

bahan dan pupuk kimia yang beracun, bertujuan untuk menciptakan kondisi

lingkungan yang sehat. Filosofi yang melandasi pertanian organik adalah

mengembangkan prinsip-prinsip memberi makan pada tanah dan selanjutnya

tanah memberikan makan bagi tanaman. Jadi kesimpulannya adalah membangun

kesuburan tanah yang telah lama rusak.

Kegunaan budidaya organik adalah meniadakan atau membatasi dampak

negatif yang ditimbulkan dari proses budidaya secara kimiawi. Pertanian organik

banyak memberikan keuntungan, ditinjau dari segi lingkungan maka

peningkatkan kesuburan tanah dan dapat mempertahankan keseimbangan

ekosistem, dan dari segi ekonomi lebih menghemat devisa negara untuk

mengimpor pupuk, bahan kimia pertanian, serta memberikan banyak kesempatan

lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan petani. Dengan demikian, sudah

saatnya petani di Indonesia memperhatikan sistem pertanian yang sepadan baik

dari lingkungan maupun sosial ekonomi.

Budidaya organik dalam segala aspeknya memberikan keuntungan kepada

pembangunan pertanian rakyat dan menjaga lingkungan dengan baik. Namun,

dalam penerapannya tidak mudah dan banyak menghadapi kendala.

Memperhatikan pengalaman pertanian tradisional studi agroekoteknologi di

wilayah tropika basah, maka prinsip ekologi dapat digunakan untuk

mengembangkan pertanian organik.

2.3. Kerangka Pemikiran

Desa Payaman merupakan wilayah yang berpotensi untuk dijadikan sebagai

desa percontohan penerapan budidaya padi secara organik, dikarenakan memiliki

sarana dan prasarana yang mendukung. Terdapat mesin tanam dan mesin panen

yang mampu mendukung penerapan budidaya padi organik dapat dilihat pada

lampiran 2. Selain itu, terdapat kelembagaan kelompok tani di Desa Payaman

yaitu Kelompok Tani Jati Makmur. Kelembagaan kelompok tani tersebut

tergolong aktif, sehingga memudahkan penyuluh dalam mengorganisasikan sistem

Page 41: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

24

pertanian ini. Keaktifan petani dalam hal ini terlihat dalam presensi kehadiran

mengikuti sosialisasi dapat dilihat pada lampiran 4.

Presensi atau daftar kehadiran dapat menjadi salah satu indikator sukses

atau tidaknya suatu program penyuluhan. Namun demikian, hal ini tidak

sepenuhnya mencerminkan keberhasilan program tersebut. Hal ini terlihat dari

budidaya padi organik yang ternyata masih kurang diminati oleh masyarakat

petani, padahal sudah terbukti menguntungkan dan berkelanjutan baik dari segi

ekonomi maupun lingkungan. Untuk itu, diperlukan kajian lebih lanjut mengenai

strategi komunikasi yang dilakukan oleh penyuluh pertanian.

Strategi komunikasi menjadi salah satu faktor yang penting dalam

mensosialisasikan program ke petani. Dengan adanya strategi komunikasi yang

tepat, maka akan dapat menarik perhatian petani untuk mau menerapkan budidaya

padi secara organik. Strategi komunikasi yang efektif terdiri dari empat komponen

strategi yakni mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode, dan

seleksi dan penggunaan media.

Mengenal khalayak yang dimaksud adalah mengenali sasaran yang akan

dituju untuk diberikan sosialisasi. Mengenal khalayak bertujuan untuk mengenali

dan memahami karakteristik khalayak, sehingga pesan dapat diterima dengan baik

oleh khalayak (petani). Pesan yang disampaikan perlu dirumuskan atau disusun

guna mempengaruhi khalayak, agar pesan yang disampaikan oleh penyuluh

pertanian dengan apa yang diterima petani menghasilkan pemahaman yang sama.

Selain bergantung pada mengenal khalayak dan menyusun pesan juga dipengaruhi

oleh metode penyampaian dan media yang digunakan dalam mencapai

pemahaman yang sama. Penggunaan metode penyampaian yang tepat, maka akan

mempengaruhi sikap dan pola pikir petani secara perlahan-lahan ke arah yang

dikendaki oleh penyuluh pertanian. Sedangkan pemilihan media yang tepat akan

membantu proses penyampaian pesan. Pemilihan media harus menyesuaikan pada

keadaan khalayak. Hal ini dikarenakan setiap individu memiliki tingkat

kemampuan dan pemahamn yang berbeda.

Page 42: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

25

Keputusan petani dalam budidaya padi secara organik di Desa Payaman

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan, umur, dan pengalaman petani.

Berkenaan dengan hal tersebut, hambatan yang terdapat di lokasi penelitian

utamanya adalah yang berkenaan dengan adopsi inovasi. Dimana hal ini secara

langsung dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi atribut petani yang telah

disebutkan sebelumnya, misalnya tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang

dimiliki petani tergolong rendah yang menyebabkan wawasan yang dimiliki

menjadi terbatas, sehingga petani kesulitan dalam menangkap dan memahami

pesan yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi, terutama materi yang

berkenaan dengan inovasi. Faktor lain yang memiliki pengaruh yang cukup besar

adalah usia dan pengalaman. Usia petani kurang lebih antara 47-51 tahun. Petani

dalam kegiatan budidaya padi, cenderung berorientasi pada pengalaman

terdahulu. Hal ini dikarenakan rata-rata usia petani sudah cukup tua yang

menyebabkan petani kurang mau menerima program baru yang disosialisasikan

oleh penyuluh.

Pada umumnya, petani zaman dahulu lebih menginginkan adanya bukti

nyata bahwa suatu inovasi dalam kegiatan usaha tani adalah benar-benar

menguntungkan dan berhasil mencapai produksi yang maksimal. Selain itu,

Penyuluh tidak bisa memberikan cara penyampaian pesan yang membuat petani

lebih rileks atau santai. Hal tersebut akan berpengaruh kepada penyampaian pesan

yang menjadi tidak tepat, sehingga petani cenderung akan lebih mudah melupakan

sesuatu yang sifatnya membosankan atau monoton.

Bagaimanapun, dari jalannya penetapan strategi komunikasi tersebut, akan

umum ditemukan berbagai kendala atau permasalahan. Permasalahan yang

dimaksud adalah berbagai hal teknis maupun non-teknis yang muncul dan

menjadi penghambat dalam kegiatan sosialisasi oleh penyuluh pertanian. Dengan

diketahuinya permasalahan yang dimaksud, maka akan dapat dirumuskan solusi

apa saja yang dibutuhkan untuk memperbaiki strategi komunikasi agar sosialisasi

dapat berjalan dengan lebih baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Page 43: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

26

Munculnya permasalahan ini, nantinya diharapkan setelah adanya strategi

komunikasi, penyampaian pesan dalam program budidaya padi organik dapat

terserap dengan baik oleh petani, sehingga dapat mempengaruhi sikap petani

dalam pengambilan keputusan dan menjadi antusias untuk menerapkan budidaya

padi organik pada usahataninya. Berikut merupakan gambaran atau skema tentang

kerangka penelitian yang disajikan pada gambar 1.

Page 44: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

27

Desa Payaman Kecamatan

Plemahan

Penyuluhan Pertanian Desa

Payaman

Kendala

1. Kegiatan budidaya petani

berdasarkan pengalaman.

2. Petani sulit menerima

inovasi (petani kolot).

Potensi

1. Dukungan sarana dan

prasarana untuk budidaya

organik.

2. Kelompok tani yang aktif

Strategi Penyuluh dalam

Mensosialisasikan Program

Mengenal Khalayak

Pelaksanaan Strategi komunikasi Metode Analisis Deskriptif

Miles & Hubermaan

Kendala dalam berkomunikasi/

Hambatan Penyuluh

Program dapat tersampaikan dengan baik sehingga petani

antusias untuk menerapkan padi organik

Menyusun Pesan

Mengenal Khalayak

Menetapkan Metode

Mengenal Khalayak

Seleksi Media

Mengenal Khalayak

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian

Keterangan

Alur Pemikiran

Alur Analisis

27

Page 45: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

28

Page 46: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

28

III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian tentang strategi komunikasi penyuluh pertanian dalam

mensosialisasikan program budidaya padi secara organik menggunakan jenis

penelitian kualitatif, dengan jenis data yang dikumpulkan bersifat non-numerikal.

Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Satori

dan Komariah (2014) menyatakan bahwa metode kualitatif mendiskripsikan

objek, fenomena, atatu setting social dalam suatu tulisan yang berbentuk kata atau

gambar daripada angka-angka. Pemilihan metode kualitatif ini didasarkan

pertimbangan pada tujuan penelitian yang ingin dianalisis terkait dengan strategi

komunikasi penyuluh pertanian. Mempertimbangkan hal tersebut, penggunaan

jenis penelitian kualitatif ini diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai

informasi dengan deskripsi analisa yang diteliti, sehingga dapat mempermudah

peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Demikian dengan

penggunaan teknik deskriptif kualitatif adalah metode yang tepat untuk

melakukan penelitian tentang “Strategi Komunikasi Penyuluh Pertanian dalam

Mensosialisasikan Program Budidaya Padi secara Organik di Desa Payaman

Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri”.

3.2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Payaman Kecamatan Plemahan Kabupaten

Kediri. Penentuan lokasi ini dilakukan secara purposive sampling, Pemilihan Desa

Payaman sebagai objek penelitian dengan pertimbangan bahwa Desa Payaman

pertama kali dijadikan sebagai kawasan percontohan budidaya padi organik di

Kecamatan Plemahan dan memiliki sarana yang mendukung yaitu terdapat mesin

tanam dan mesin panen padi. Selain itu juga memiliki luas lahan pertanian yang

luas sebesar 230,85 ha dibandingkan dengan Desa Sebet 219,13 ha. Penelitian ini

dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2017 tepatnya tanggal 16 April-

15 Mei 2017.

Page 47: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

29

1.3. Teknik Penentuan Informan

Metode penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel dengan teknik

purposive sampling dalam penentuan informan didasarkan pada pertimbangan

tertentu yakni keterbatasan dana, waktu, dan tenaga, sehingga penelitian tidak

dapat melakukan pengambilan sampel yang besar. Satori dan Komariah (2014)

menjelaskan metode purposive sampling menentukan subjek atau objek sesuai

tujuan unit yang dianalisis. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui individu atau

kelompok yang akan dijadikan subjek penelitian.

Peneliti menggunakan key informant atau informan kunci dan support

informant atau informan pendukung sumber dalam menggali informasi. Peneliti

menggunakan 9 informan dalam penelitian strategi komunikasi dalam

mensosialisasikan program budidaya padi organik. Rincian dari 9 orang yang

dimaksud terdiri dari 2 orang berperan sebagai informan kunci yaitu penyuluh

pertanian dan ketua Kelompok Tani Jati Makmur. Sementara 7 orang sebagai

informan pendukung yaitu anggota Kelompok Tani Jati Makmur.

Pemilihan pihak-pihak ini sebagai informan dengan pertimbangan bahwa

mereka adalah orang yang terlibat dalam kegiatan sosialisasi program budidaya

padi organik dan mampu memberikan jawaban terkait dengan tujuan penelitian,

sehingga dapat memberikan informasi yang jelas.

Selain menggunakan informan kunci juga mewawancarai informan

pendukung sebagai penguat penelitian. Informan pendukung adalah orang-orang

selain informan kunci yang memiliki informasi yang bersifat mendukung atau

melengkapi pernyataan yang diberikan informan kunci. Adapun informan ini

didasari oleh kriteria-kriteria yang ditentukan dan berlaku sebagai batasan, yang

dimaksudkan agar informasi yang didapatkan telah valid dan reliabel. Kriteria

yang dimaksud adalah petani tersebut tergabung sebagai anggota kelompok tani,

telah memiliki pengalaman mengikuti kegiatan penyuluhan (sekurang-kurangnya

2 kali), telah memiliki pengalaman membudidayakan tanaman padi sekurang-

kurangnya delapan tahun sebelum sosialisasi pertanian organik dilakukan (untuk

memastikan bahwa petani memiliki kemampuan penilaian yang baik untuk

Page 48: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

30

membandingkan bagaimana program usahatani konvensional dahulu dengan

pertanian organik yang sekarang tengah berjalan), dan merupakan petani pemilik

lahan yang memiliki kuasa penuh atas aktivitas usahataninya.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan faktor penting yang menunjang proses berlangsungnya

penelitian. Pengumpulan data penting dilakukan, guna memperoleh data-data

yang dibutuhkan dalam penelitian yang kemudian disajikan sebagai hasil dari

penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada

empat metode yaitu:

1. Observasi Partisipan

Menurut Satori dan Komariah (2014) observasi partisipan adalah

berkunjung ke tempat kegiatan secara langsung, sehingga semua kegiatan yang

sedang berlangsung atau objek yang ada tidak salah dari perhatian dan dapat

dilihat secara nyata. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan secara

langsung terhadap keadaan yang ada di lapangan dan petani yang ada di

Kelompok Tani Jati Makmur. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi

petani yang sebenarnya terkait dengan topik penelitian. Dengan melakukan

pengamatan lapang, peneliti dapat mengetahui karakteristik masing-masing

petani, kegiatan yang dilakukan petani, serta mengikuti kegiatan penyuluhan. Hal

ini bertujuan agar bisa menyaksikan bagaimana strategi komunikasi yang

dilakukan penyuluh dalam mensosialisasikan program.

2. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah teknik untuk memperoleh informasi kepada pihak

pertama yang dipandang dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan Satori dan Komariah (2014). Metode wawancara yang dilakukan dalam

penelitian ini berupa wawancara mendalam. Wawancara dilakukan dengan tanya

jawab kepada informan secara langsung untuk menggali berbagai informasi yang

lengkap, sehingga mampu menjawab tujuan dari penelitian. Pedoman wawancara

dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan secara langsung kepada informan

yang telah dibuat sebelumnya guna untuk mempermudah wawancara.

Anggota

Kelompok

Tani

Page 49: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

31

Adapun data yang diambil selama proses wawancara berlangsung adalah

profil Desa Payaman, profil petani, informasi mendalam program budidaya

organik, mengenai strategi komunikasi yang digunakan oleh penyuluh pertanian

dan dampak yang dirasakan petani terhadap program yang disosialisasikan serta

hambatan yag dihadapi penyuluh dalam mensosialisasikan program. Pelaksanaan

wawancara ini, peneliti dapat memperoleh tambahan data atau informasi yang

lebih banyak, sehingga peneliti dapat memahami informasi yang disampaikan

oleh informan.

3. Dokumentasi

Menurut Sutari dan Komariah (2014) dokumentasi adalah catatan kejadian

yang sudah lampau yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, dan karya

bentuk. Dokumentasi digunakan sebagai data pendukung data atau penguat proses

wawancara. Pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi. Dokumentasi

ditunjukkan pada kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sosialisai dan

wawancara. Jenis data dokumentasi dalam penelitian ini berupa gambar, video,

dan dokumen-dokumen tertulis yang digunakan sebagai data pelengkap yang akan

memberikan informasi tambahan mengenai subjek penelitian. Data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain data geografis dan data kependudukan

Desa Payaman Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri. Data-data tersebut

diperoleh dari Kelurahan Desa Payaman.

3.5. Teknik Analisis Data

Tahapan pengolahan data didahului dengan pengumpulan dan penyortiran

data-data terkait. Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap data tersebut. Adapun

teknik yang digunakan untuk menganalisis data dari penelitian ini adalah model

interaktif sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dan Saldana

(2014) dalam deskriptif mencakup beberapa hal:

Page 50: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

32

Sumber: Miles dan Huberman dan Saldana, 2014

Adapu penjelasan dari bagan tersebut sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Mengumlpulkan data-data dari lapangan meliputi hasil wawancara,

dokumentasi, dan sumber-sumber yang relevan pada penelitian.

2. Kondensasi Data (Data Condensation)

Kodensasi data adalah proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstrakan, dan

transformasi data “kasar” yang diperoleh di lapangan. Data yang diperoleh di

lapangan direduksi berdasarkan 3 tahapan yang berlaku pada metode ini, tahapan

yang dimaksud adalah a) meringkas data, b) menyusun catatan-catatan yang

berkaitan dengan penelitian yang dikaji hingga pada akhirnya menemukan tema

dan, c) menyusun gugusan dan penjelasan mengenai tema data yang

bersangkutan. Meringkas data dilakukan dengan cara mengurangi data yang tidak

diperlukan dalam pembahasan, yang tidak memiliki kaitan baik secara langsung

maupun tidak langsung pada kegiatan sosialisasi. Selanjutnya, dilakukan

pengerucutan data sesuai dengan rumusan masalah yang dikaji, hingga akhirnya

menemukan pokok bahasan yang akan dikehendaki. Tahap terakhir adalah

Data

Collection Data Display

Data

Condensation

Coclusions:

drawing/

verifying

Gambar 1. Komponen Analisis Data

Page 51: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

33

penyusunan data yang telah diolah, yang dilakukan dengan menyusun sesuai

dengan sistematika tujuan penelitian.

3. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah presentasi semua

bentuk data yang didapatkan dalam wawancara, yang telah dianalisis sesuai

dengan keadaan di lapang. Setiap data yang dimaksud merupakan data-data yang

telah dipahami. Dengan demikian, dapat dimunculkan rincian mengenai deskripsi

strategi komunikasi yang dilakukan oleh penyuluh pertanian kepada petani.

4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Coclusions drawing and verifying)

Penarikan kesimpulan dilakukan melalui pengambilan ide pokok pada

pengetahuan yang dapat diperoleh berdasarkan data yang telah disajikan.

Penarikan kesimpulan ini diletakkan setelah data yang disajikan selesai dianalisis.

Dengan demikian muncul gambaran yang jelas mengenai pokok bahasan.

3.6. Keabsahan Data

Teknik pengujian keabsahan data digunakan untuk menguji keterpercayaan

data. Keabsahan data sangat mendukung dalam menentukan hasil akhir penelitian.

Hal ini didasarkan pada pendapat Pujilaksono (2016) yang menyatakan bahwa

teknik triangulasi data sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang

dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan

perspektif yang berbeda. Menindaklanjuti pendapat tersebut, teknik yang

digunakan untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan

teknik triangulasi data. Dalam penelitian strategi komunikasi penyuluh pertanian

dalam mensosialisasikan program budidaya padi secara organik, peneliti

menggunakan jenis triangulasi sumber data dan teknik.

Triangulasi sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini menggunakan

dua macam informan yaitu informan kunci dan informan pendukung. Informan

kunci yang dimaksud penyuluh pertanian dan ketua Kelompok Tani Jati Makmur,

sedangkan informan pendukung yang dimaksud adalah anggota Kelompok Tani

Jati Makmur. Triangulasi teknik dilakukan dengan mengecek atau data kepada

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian dilakukan dengan menggunakan observasi partisipan, wawancara, dan

dokumentasi.

Page 52: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian

1.1.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah Desa Payaman

Desa Payaman merupakan desa yang terletak di Kabupaten Kediri. Desa

Payaman merupakan salah satu desa di Kecamatan Plemahan yang pertama kali

digunakan sebagai desa percontohan budidaya padi organik, karena memiliki

kelembagaan kelompok tani yang aktif. Desa ini memiliki luas lahan pertanian

sebesar 230,85 ha. Desa Payaman terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Jati Rejo,

Dusun Sawahan dan Dusun Payaman. Berdasarkan keadaan geografis, Desa

Payaman memiliki batas wilayah sebagai berikut:

Sebalah utara : Berbatasan dengan Desa Ngino

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Sebet dan Puhjarak

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Mejono

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Bogo Kidul

1.1.2. Monografi Desa Payaman

1. Penggunaan Lahan

Desa Payaman merupakan wilayah yang dikelilingi persawahan. Desa

Payaman memiliki tipologi desa yang termasuk ke dalam persawahan. Berikut ini

merupakan penggolongan lahan di Desa Payaman:

Tabel 1. Proporsi Penggunaan Lahan

Penggunaan Lahan Luas Lahan Persentase (%)

Sawah

Tegal

Pekarangan

115,69

47,81

76,35

50,11

20,71

29,17

Total 230,85 100

Sumber: BPP Plemahan, 2016

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan tertinggi di

Desa Payaman adalah lahan sawah yaitu dengan persentase sebesar 50% yang

digunakan sebagai kegiatan budidaya pertanian. Selain itu terdapat tegal yang

digunakan sebagai kegiatan budidaya pertanian dengan persentase sebesar

20,71%. Lebih kecil dari lahan persawahan. Hal ini terbuktu bahwa Desa

Page 53: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

35

Payaman adalah mempunyai bidang pertanian yang tinggi pada penggunaan lahan

sawahnya.

2. Keadaan penduduk

Penggolongan penduduk di Desa Payaman berdasarkan jumlah penduduk,

umur dan mata pencaharian. Berikut ini penggolongan penduduk di Desa

Payaman sebagai berikut:

a. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jumlah Penduduk

Penduduk adalah sejumlah orang yang bertempat tinggal disuatu wilayah

geografi dan ruang tertentu. Pada tabel 3 di bawah ini menggambarkan komposisi

jumlah penduduk Desa payaman berdasarkan jenis kelamin:

Tabel 2. Komposisi Penduduk Desa Payaman Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki

Perempuan

1.896

1.959

49,18

50,82

Total 3.855 100

Sumber: Data Desa Payaman, 2016

Jumlah penduduk di Desa Payaman pada tahun 2016 sebesar 3.855 jiwa.

Jumlah penduduk terbanyak berjenis kelamin perempuan sebesar 1.896 jiwa

dengan pesentase sebesar 49,18% dari total jumlah penduduk. Sedangkan jumlah

penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1.959 jiwa atau memiliki

persentase sebesar 50,82% dari total penduduk.

b. Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur

Tabel 3. Komposisi Penduduk Desa Payaman Berdasarkan Umur

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

Usia 0-20 tahun

Usia 21-40 tahun

Usia 41-60 tahun

> 61 tahun

1.336

1.245

1.022

339

33,89

31,58

25,92

8,59

Total 3.942 100

Sumber: Data Profi Desa Payaman, 2016

Desa Payaman memiliki penduduk dengan beragam rentan usia.

Berdasarkan tabel 4, terlihat bahwa jumlah usia terbanyak adalah rentan usia 0-20

tahun sebanyak 1.336 jiwa. Diikuti jumlah penduduk terbesar kedua adalah rentan

usia 21-40 tahun sebesar 1.245 jiwa, sedangkan terkecil adalah usia 61 tahun

keatas sebesar 339 jiwa.

Page 54: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

36

c. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian merupakan kegiatan manusia untuk memperoleh taraf

hidup yang layak, dimana antara daerah satu dengan daerah yang lainnya berbeda

sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografis. Total

keseluruhan penduduk di Desa Payaman adalah 3.438 jiwa yang memiliki

beranekaraga pekerjaan atau mata pencaharian yang berbeda-beda. Berikut

beberapa macam mata pencaharian penduduk yang di Desa Plemahan:

Tabel 4. Komposisi Penduduk Desa Payaman Berdasarkan Mata Pencaharian

No Mata pencaharian Jumlah Persentase (%)

1

2

3

4

5

Petani

Buruh Tani

PNS

TNI/Polri

Pedagang

Penjahit

Pegawai Swasta

Belum/Tidak Bekerja

2.525

1.526

21

8

130

171

973

792

41,08

24,82

0,34

0,13

2,11

2,78

15,83

12,88

Total 6.146 100

Sumber: Data Profil Desa Payaman, 2016

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa jumlah mata pencaharian yang

paling banyak adalah sebagai petani sejumlah 2.525 jiwa dari total keseluruhan.

Sedangkan jumlah paling sedikit adalah bermata pencaharian sebagai TNI/Polri

yaitu sebanyak 8 orang dari total keseluruhan penduduk.

1.1.3. Karateristik Informan

Karakteristik informan adalah ciri yang melekat pada individu informan

sejak ia dilahirkan yang membedakan dengan individu lainnya. Karakteristik

informan digunakan sebagai informasi mengenai variabel yang mempengaruhi

pemahaman individu dalam menerima informasi program budidaya padi secara

organik. Karakteristik yang diamati dalam penelitian ini diantaranya umur, tingkat

pendidikan, luas lahan, dan pengalaman petani. Karateristik informan dipaparkan

dalam bentuk wawancara mendalam pada saat penelitian berlangsung dengan

menggunakan kuesioner.

Page 55: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

37

1. Karakteristik Berdasarkan Umur Petani

Umur petani merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan budidaya

khususnya padi. Hal ini disebabkan karena umur berpengaruh besar dalam

pengambilan keputusan. Umur berkaitan dengan kemudahan seseorang dalam

menerima inovasi baru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sutarto (2008) faktor

umur akan mempengaruhi fisik dan respon terhadap hal-hal yang baru dalam

menjalankan usahataninya. Petani dengan umur yang lebih muda akan cepat

merespon suatu perubahan. Sebaliknya, petani dengan umur lebih tua akan sulit

menerima suatu inovasi baru yang belum terbukti menguntungkan.

Penelitian yang dilakukan di Desa Payaman menghasilkan beberapa

tingkatan jenjang umur untuk petani yang menerapkan budidaya padi secara

organik. Berikut jenjang umur petani responden sebagaimana yang disajikan pada

tabel.

Tabel 5. Karakteristik Informan Berdasarkan Umur Petani Padi

No. Umur Petani

Menerapkan

Organik

Persentase

(%)

Petani

Tidak

Menerapkan

Organik

Persentase

(%)

1

2

3

≤46

47-51

≥52

0

3

2

0

83,33

16,67

0

0

3

0

0

100

Total 5 100 2 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Berdasarkan hasil analisis sampel petani padi pada tabel 6 dapat diketahui

bahwa sebagian besar informan yang menerapkan budidaya padi secara organik

berumur 47-51 tahun, sedangkan petani yang berumur ≥52 tahun tidak

menerapkan budidaya secara organik. Dapat disimpulkan bahwa faktor usia

mempengaruhi petani dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan budidaya

padi organik. Menurut Rambe dkk (2013) bahwa kondisi ini mempengaruhi

perilaku (baik pengetahuan, sikap, dan keterampilan), pola pengambilan

keputusan, cara berpikir, serta minat untuk mengadopsi suatu inovasi teknologi.

Page 56: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

38

2. Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang dapat

mempengaruhi pola pikir dan perubahan sikap seseorang dalam pengambilan

keputusan. Kusumahadi (2008) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka

semakin kritis dan terbuka dalam berpikir sehingga cepat menerima terhadap

inovasi baru yang masuk. Sebaliknya tingkat pendidikan yang rendah

menyebabkan seseorang sulit untuk menerima inovasi baru. Berikut data tingkat

pendidikan petani responden di Desa Payaman:

Tabel 6. Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani Padi

No. Tingkat

pendidikan

Petani

Menerapkan

Organik

Persentase

(%)

Petani tidak

Menerapkan

Organik

Persentase

(%)

1

2

3

SD

SMP

SMA

0

0

5

0

0

100

0

2

1

0

66,7

33,3

Total 5 100 3 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

3. Karakteristik Informan Berdasarkan Luas Lahan Petani

Luas lahan adalah areal yang digunakan sebagai kegiatan budidaya

pertanian yang dapat dinyatakan dala satuan meter persegi (m2). Wangke dkk

(2016) menyatakan bahwa petani yang memiliki luas lahan yang luas, umumnya

lebih cepat mengadopsi teknologi baru dibandingkan dengan petani yang

memiliki luas lahan yang sempit hal ini dikarenakan petani tidak mau mengambil

resiko yang besar. Petani yang memiliki luas lahan yang luas lebih berani

mengambil resiko karena apabila mereka mengalami gagal panen masih tetap

mampu mencukupi kebutuhan keluarganya . Berikut ini luas lahan petani

responden padi di Desa Payaman pada tabel.

Tabel 7. Karakteristik Informan Berdasarkan Luas Lahan Petani Padi

No. Luas

Lahan

Petani

Menerapkan

Organik

Persentase

(%)

Petani tidak

Menerapkan

Organik

Persentase

(%)

1

2

3

<970

971-1741

>1742

3

1

1

60

0

40

2

1

0

100

0

0

Total 5 100 3 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Page 57: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

39

Berdasarkan data tabel 7, mengkategorikan petani padi yang menerapkan

sistem organik (5 orang) dan petani padi yang tidak menerapkan sistem organik

(3 orang). Berdasarkan tabel, dapat diketahui bahwa jumlah petani informan

penerap padi organik yang memiliki luas lahan pertanian kurang dari 970 lebih

banyak daripada penerap tidak organik. Petani padi yang menerapkan sistem

organik dengan luas lahan kurang dari 970 sebanyak 3 orang, sedangkan petani

yang tidak menerapkan sistem organik memiliki luas lahan kurang dari 970

sebanyak 2 orang. Petani padi penerap sistem organik yang memiliki luas lahan

sebesar lebih dari 1742 sebanyak 1 orang. Tidak terdapat informan petani yang

tidak menerapkan organik dengan luasan lahan pertanian lebih dari 1742. Dari

data tersebut, diketahui bahwa luasan lahan pertanian mempengaruhi keputusan

petani untuk menerapkan organik. Mereka yang memiliki lahan luas cenderung

lebih berani mengambil resiko apabila terjadi kegagalan dalam berusahatani.

4. Karakteristik Petani Berdasarkan Pengalaman Berusahatani Padi

Pengalaman berusahatani padi merupakan lamanya petani menekuni

usahatani padi yang dihitung dalam satuan tahun. Petani yang memiliki

pengalaman puluhan tahun umumnya sulit menerima inovasi baru dibandingkan

dengan petani yang pengalaman usahataninya sedikit. Hal ini berkaitan dengan

pengalaman usahatani padi yang lebih lama akan lebih sulit mengubah sistem

usahataninya, dikarenakan tidak ingin mengambil resiko yang terbukti belum

menguntungkan secara ekonomis. Sebaliknya petani yang memiliki pengalaman

usahatani lebih sedikit akan berani menanggung resiko, karena sebagai proses

pembelajaran berusahatani (Rambe dkk, 2013). Berikut ini pengalaman usahatani

padi responden terlihat pada tabel.

Tabel 8. Karakteristik Informsn Berdasarkan Pengalaman Petani Padi

No. Pengalaman

Usahatani

Padi

(Tahun)

Petani

Menerapkan

Organik

Persentase

(%)

Petani tidak

Menerapkan

Organik

Persentase

(%)

1

2

3

≤12

13-16

≥17

4

1

0

80

20

0

0

3

0

0

100

0

Total 5 100 3 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Page 58: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

40

Berdasarkan data pada tabel 9, ditunjukkan bahwa sebagian besar petani

padi yang menggunakan sistem organik dengan pengalaman berusahatani padi

<12 tahun sebanyak 4 orang. Adapun petani padi yang tidak menggunakan sistem

organik dengan pengalaman berusahatani padi antara 13-16 tahun adalah

sebanyak 3 orang. Kemudian petani padi organik dengan pengalaman usahatani

padi antara 13-16 tahun adalah sebanyak 1 orang. Dari data tersebut, diketahui

bahwa pengalaman berusahatani padi yang lebih lama menyebabkan petani sulit

mengubah sistem pertanian yang mereka tekuni, karena mereka cenderung tidak

ingin mengambil resiko yang relatif besar.

1.1.4. Gambaran Umum Kelompok Tani Jati Makmur

Kelompok Tani Jati Makmur adalah kelompok tani yang beralamatkan di

Dusun Jati Rejo Desa Payaman Kecamatan Plemahan. Kelompok ini berdiri sejak

tahun 2008 dengan sejarah awal untuk menghidupkan kembali kegiatan kelompok

yang telah lama vakum. Proses menghidupkan kembali kelompok tani sangat

sulit, karena untuk mengumpulkan anggota saja mengalami kesulitan.

Kemudian tahun 2010 Kelompok Tani Jati Makmur mulai hidup kembali,

yang diketuai oleh Informan kunci ST. Keaktifan dan pertisipasi Informan kunci

ST mampu menjadikan kelompok tani tersebut maju dan aktif kembali. Memang

menjadi seorang pemimpin tidak ada persyaratan penting, namun diperlukan

sesorang yang mampu merangkul dan mengayomi serta dapat dipercaya oleh

seluruh anggota.

Jadwal pertemuan rutin Kelompok Tani Jati Makmur dilakukan setiap satu

bulan sekali yang dilaksanakan disalah satu rumah kelompok tani secara

bergiliran. Pertemuan ini dibarengi dengan diadakannya arisan kelompok tani,

agar petani antusias untuk menghadiri acara tersebut. Pertemuan rutin membahas

tentang masalah atau kendala yang dihadapi petani dalam teknis budidaya dan

materi-materi lain yang petani belum mengetahui.

Page 59: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

41

1.1.5. Struktur Organisasi Kelompok Tani Jati Makmur

Kelompok tani merujuk pada sekumpulan orang yang terbentuk atas dasar

kesamaan kepentingan yang saling berhubungan untuk menghasilkan kepentingan

bersama. Sebagaimana terdapat dalam bagan struktur organisasi Kelompok Tani

Jati Makmur yang dimana masing-masing individu memiliki peran serta tugas

sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengorganisasian dan

menyalurkan informasi yang datang dari luar sehingga tujuan kelompok dapat

terwujud.

Fungsi dari ketua kelompok adalah sebagai koordinator yang mengatur

jalannya kelompok tani, informasi yang datangnya dari luar diterima dahulu oleh

ketua kelompok lalu pengurus dan diteruskan ke seluruh anggota. Sedangkan

sekretaris mencatat hal-hal penting dari membuat dan memelihara notulen dalam

rapat atau kegiatan, menyelenggrakan adriminstrasi rancangan usaha kelompok,

dan menyusun laporan laporan akhir tahunan atau kegiatan. Bendahara bertugas

menangani seluruh kegiatan keuangan gapoktan termasuk menyalurkan dan

mengelola dana dan menyusun laporan akhir tahunan atau bulanan keuangan

kelompok.

Bendahara

Parnadi

Sekretaris

Purnomo

Anggota

Ketua

Sutrisno

Gambar 1. Susunan Struktur Kelompok Tani Jati Makmur

Page 60: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

42

4.1.6. Proses Menemukan Informan

Informan merupakan orang yang menjadi sumber dari berbagai informasi

yang dibutuhkan dalam penelitian. Para informan tersebut berperan sebagai

narasumber di dalam penelitian ini, yang dibagi menurut peran masing-masing

yaitu informan kunci (key informants) dan informan pendukung (support

informants). Informan kunci adalah orang-orang utama yang terlibat penuh dalam

program penyuluhan dan paling banyak mengetahui informasi terkait dengan

pokok bahasan penelitian. Adapun informan pendukung adalah orang-orang selain

infroman kunci yang memiliki informasi yang bersifat mendukung atau

melengkapi pernyataan yang diberikan informan kunci.

Peneliti menggunakan 9 orang informan yang berpartisipasi sebagai

informan di dalam penelitian ini. Adapun 9 orang informan yang dimaksud terdiri

dari penyuluh pertanian dan petani padi di Desa Payaman. Rincian dari 9 orang

yang dimaksud adalah 1 orang penyuluh dan 1 orang ketua kelompok tani selaku

informan kunci, serta 4 orang pengguna budidaya padi organik dan 3 orang

penerap budidaya padi konvensional selaku informan pendukung. Penentuan

jumlah informan kunci didasari oleh fakta bahwa setiap kelompok tani yang ada

di desa dalam wilayah Kecamatan Plemahan dibina oleh 1 orang penyuluh serta

memiliki 1 orang ketua kelompok tani, dimana keduanya memiliki informasi yang

paling banyak mengenai program penyuluhan padi organik. Lebih lanjut lagi,

narasumber lain berupa 7 petani sebagai informan pendukung diperoleh

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Proses menemukan informan ini didasari oleh kriteria-kriteria yang

ditentukan dan berlaku sebagai batasan, yang dimaksudkan agar informasi yang

didapatkan telah valid dan reliabel. Kriteria yang dimaksud adalah petani tersebut

tergabung sebagai anggota kelompok tani, telah memiliki pengalaman mengikuti

kegiatan penyuluhan (sekurang-kurangnya 2 kali), telah memiliki pengalaman

membudidayakan tanaman padi sekurang-kurangnya beberapa puluh tahun

sebelum sosialisasi pertanian organik dilakukan (untuk memastikan bahwa petani

memiliki kemampuan penilaian yang baik untuk membandingkan bagaimana

program usahatani konvensional dahulu dengan pertanian organik yang sekarang

Page 61: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

43

tengah berjalan), dan merupakan petani pemilik lahan yang memiliki kuasa penuh

atas aktivitas usahataninya.

Penentuan informan dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2012) menyatakan bahwa teknik purposive sampling

berdasarkan pada pertimbangan tertentu. Penentuan informan dilakukan secara

sengaja dengan peneliti dalam menggali informasi. Kemudian peneliti melakukan

penelitian selama satu bulan di Desa Payaman. Penelitian diawali dengan

melakukan observasi langsung kemudian dilanjutkan wawancara mendalam

kepada narasumber yang dipilih sebagai informan. Peneliti dalam melakukan

wawancara, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan dalam

bentuk kuisioner terbuka, dapat dilihat pada lampiran 3. Selain itu, pada saat

wawancara berlangsung peneliti juga menggunakan alat perekam suara guna

untuk membantu memudahkan dalam penulisan transkrip.

Mempertimbangkan pemaparan di atas, profil dan status informan yang

berperan dalam penelitian dapat dijelaskan secara lebih spesifik sebagai berikut:

A. Informan Kunci (Key Informant)

1. Informan Kunci S

Informan kunci S (37) merupakan seorang penyuluh pertanian yang

membina beberapa kelompok tani di Desa Payaman, salah satu di antara

kelompok tani tersebut adalah Kelompok Tani Jati Makmur. Pendidikan terakhir

beliau adalah S1. Beliau menjabat sebagai penyuluh pertanian di desa tersebut

sejak tahun 2013. Beliau termasuk pihak yang paling mengerti dan memahami

mengenai perencanaan strategi komunikasi dalam mensosialisikan program

budidaya organik untuk memberikan data dan nformasi.

2. Informan Kunci ST

Informan Kunci ST (49) merupakan ketua Kelompok Tani Jati Makmur

yang menjabat sejak 2010. Beliau merupakan pelopor yang menerapkan budidaya

padi secara organik di Desa Payaman, sehingga beliau dapat memberikan

informasi mengenai program budidaya organik. Pendidikan terakhir yang

ditempuh informan ST adalah SMA (Sekolah Menengah Atas). Selain bekerja

sebagai petani, beliau juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai peternak

Page 62: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

44

burung. Luas lahan yang digarapnya adalah seluas 2.500 m2. Beliau merupakan

pelopor atau orang pertama yang menggunakan sistem bududaya padi organik.

Beliau memilih menerapkan organik karena misi dari budidaya organik adalah

memperbaiki struktur tanah dan produk dari pertanian organik apabila dikonsumsi

oleh rumah tangga tidak menimbulkan residu kimia, sehingga aman dan sehat

untuk dikonsumsi.

B. Informan Pendukung (Support Informant)

1. Informan PR

Informan PR (45) merupakan bendahara Kelompok Tani Jati Makmur.

Tugas dari beliau adalah mencatat kas masuk dan keluar serta menyusun anggaran

biaya kelompok tani. Mata pencaharian beliau sebagai petani yang mengelola

lahannya sendiri. Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh beliau adalah SMA

(Sekolah Menengah Atas). Luas lahan yang dimilikinya seluas 500 m2. Beliau

menerapkan sistem budidaya padi organik, hal ini dikarenakan prosek dari sistem

tersebut jauh lebih bagus dibandingkan konvensinal.

2. Informan M

Informan M (52) adalah anggota Kelompok Jati Makmur sudah sejak lama

10 tahun. Pendidikan terakhir yang ditempuhnya adalah SMP (Sekolah Menengah

Pertama). Pekerjaan utama beliau adalah sebagai petani. Luas lahan yang

digarapnya seluas 250 m2. Beliau termasuk yang tidak menerapkan sistem

budidaya padi organik. Hal ini dikarenakan beliau belum memahami teknis

budidayanya dan khawatir akan resiko kegagalan. Kewatiran tersebut timbul dari

program yang baru masuk dan persepsi yang beranggapan sebagai ajang

percobaan atau praktek.

3. Informan SH

Informan SH (51) merupakan informan pendukung yang merupakan

anggota kelompok Jati Makmur. Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh beliau

adalah SMP. Pekerjaan utama beliau adalah petani. Adapun luas lahan yang

digarapnya seluas 300 m2. Beliau termasuk belum menerapkan budidaya padi

organik. Hal ini disebabkan karena program tersebut baru masuk atau digalakkan,

sehingga menyebabkan kekhawatiran akan gagal panen yang dirasakan. Untuk itu

Page 63: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

45

beliau memutuskan untuk tidak menggunakan terlebih dahulu, namun apabila

rekan-rekan berhasil musim tanam berikutnya menerapkan sistem organik ini.

4. Informan PM

Informan PM (49) merupakan sekretaris Kelompok tani Jati Makmur yang

ikut menerapkan program budidaya padi organik. Alasan beliau menerapkan

budidaya padi secara organik adalah sehat bagi kesehatan maupun lingkungan.

Produksi dari sistem organik terbukti bagus dan meningkatkan hasil. Pendidikan

terakhir yang ditempuh adalah tamatan SMA. Mata pencaharian beliau sebagai

petani. Luas lahan yang dimilikinya adalah sebesar 200 m2.

5. Informan SP

Informan SP (42) merupakan anggota dari Kelompok Tani Jati Makmur yang

menerapkan program budidaya padi secara organik. Alasan menggunakan sistem

budidaya padi organik adalah memiliki prospek yang bagus dalam jangka

panjang. Selain itu dapat memperbaiki struktur tanah yang mengalami kerusakan

akibat penggunaan bahan kimia yang berlebihan. Mata pencaharian utamanya

adalah sebagai petani. Selain menjadi petani, beliau juga memiliki pekerjaan

sampingan yaitu borek beras. Pendidikan terakhir yang ditempuh adalah SMA

(Sekolah Menengah Atas). Luas lahan yang digarapkan seluas 2.000 m2 dan

merupakan tanah milik sendiri.

6. Informan SW

Informan SW (53) merupakan anggota Kelompok Tani Jati Makmur yang

tidak menerapkan program budidaya padi secara organik. Hal ini dikarenakan

program ini terikat dengan perjanjian PT. KAR sehingga menyebabkan beliau

kurang tertarik untuk mengikuti. Selain itu lahan yang dimilikinya relatif sempit,

yakni seluas 200 m2. Pendidikan terakhir yang ditempuh adalah SMP (Sekolah

Menengah Pertama). Pekerjaan utama beliau adalah sebagai petani.

7. Informan DR

Informan DR (46) merupakan informan pendukung yang terakhir dan

termasuk anggota dari Kelompok Tani Jati Makmur yang menerapkan program

budidaya padi organik. Hal ini dikarenakan misi dari pertanian organik adalah

aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh keluarga. Pendidikan terakhir yang

Page 64: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

46

ditempuh adalah SMA. Pekerjaan utama beliau adalah sebagai petani. Adapun

luas lahan yang digarapnya adalah sekitar 750 m2.

4.2. Program Budidaya Padi Organik pada Kelompok Tani Jati Makmur

Berjalannya program budidaya padi organik di Kelompok Tani Jati Makmur

diawali dari kesadaran petani mengenai pentingnya budidaya padi organik.

Kesadaran tersebut diperoleh berdasarkan informasi yang beredar mengenai

berbagai manfaat budidaya organik. Informasi yang dimaksud merupakan peran

serta dari ketua kelompok tani dan jajarannya selaku perintis yang menerapkan

budidaya padi organik. Perintis tersebut memperoleh informasi dari petani organik

lain yang telah memperoleh sertifikat LSO.

Melihat hal tersebut, ketua kelompok tani tertarik kemudian mengadaptasi

sistem padi organik. Dalam pengembangannya, ketua kelompok tani mengajak

bendahara untuk menerapkan budidaya padi organik. Kedua orang tersebut

berperan sebagai pelopor budidaya padi organik di Kelompok Tani Jati Makmur,

yang diikuti oleh 15 orang dari keseluruhan anggota kelompok tani tersebut.

Sebagai salah satu program yang bergerak di bidang pertanian memiliki

peran penting dalam mensejahterakan petani dengan berusahatani menggunakan

sistem organik untuk meningkatkan hasil pertanian. Hal penting ini tidak terlepas

dari adanya strategi komunikasi yang dilakukan demi menunjang pelaksanaan

program. Program tersebut diperkenalkan kepada khalayak, agar mengetahui dan

memahami mengenai program budidaya padi organik dengan jelas.

“...saya mengadakan pertemuan dengan Kelompok Tani Jati Makmur BPP

Plemahan. Lalu, saya memberikan sosialisasi kepada petani mengenai

pedoman budidaya padi organik. Kemudian melakukan pendataan kepada

petani yang mengikuti program tersebut. Kemudian ketua Kelompok

menegaskan kepada anggotanya untuk menyalurkan informasi yang telah

saya sampaikan.

(Informan Kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Berdasarkan cuplikan dari informan kunci S bahwa penyebarluasan

informasi mengenai program budidaya padi organik dilakukan oleh penyuluh

pertanian sebelum program tersebut dilaksanakan. Terlebih ditegaskan lagi oleh

ketua kelompok tani kepada para anggotanya, agar seluruh petani memahami

Page 65: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

47

informasi yang baru masuk mengenai program yang diselenggarakan. Kemudian

untuk memperluas informasi, maka diadakan pertemuan rutin kelompok tani yang

dihadiri oleh penyuluh pertanian beserta anggota kelompok tani.

Hadirnya program budidaya padi organik mampu merubah sistem tanam

dalam kegiatan usahatani secara perlahan. Sebelum program dicanangkan, dalam

kegiatan budidaya petani masih menerapkan sistem konvensional. Kondisi ini

dapat menekan terjadinya kerusakan akibat penggunaan bahan kimia sintetis yang

berlebihan. Selain itu, juga meningkatkan pendapatan petani karena harga jual

beras organik yang mahal. Hal ini akan menunjang kesejahteraan bagi petani yang

berpartisipasi dalam program ini.

Sosialisasi program penyuluhan padi organik merupakan kegiatan yang

dicanangkan oleh pemerintah pusat. Maksud dari program ini adalah agar petani

padi bersedia berpindah dari sistem pertanian konvensional dan mengaplikasikan

kaidah budidaya organik dalam aktivitas usahataninya. Mengingat visi dan misi

program sejalan dengan kementrian pertanian. Visi dan misinya tidak hanya pada

peningkatan nilai ekonomi dan produktifitas tetapi juga memperbaiki kesuburan

tanah. Hal ini tercermin pada tujuan program penyuluhan di Desa Payaman yang

memiliki 3 jangka waktu (jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang),

sebagaimana yang diutarakan oleh Informan kunci S (37) selaku penyuluh

pertanian Desa Payaman bahwa:

“Tujuan jangka pendek program ini adalah mengajak petani untuk

menerapkan teknologi budidaya padi organik, karena tidak semua petani

mau menerima program ini.”

“Jangka menengahnya adalah melihat berapa persen target yang mau

menerapkan budidaya padi organik dari yang semula berjumlah kecil hingga

menjadi lebih besar”.

“Tujuan jangka panjangnya adalah mengembalikan sistem keseimbangan

ekosistem dan memperbaiki struktur tanah dan mengurangi residu kimia.

Jangka waktunya sangat lama yakni 3-4 tahun.”

(Informan Kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Page 66: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

48

Pernyataan dari Informan kunci S di atas menunjukkan bahwa terdapat

harapan agar pelaksanaan program budidaya padi organik dapat mempengaruhi

petani dalam pengambilan keputusan. Keputusan tersebut yang nantinya akan

dijadikan petani dalam memilih untuk menerapkan atau tidak menerapkan

budidaya padi secara organik. Menindaklanjuti hal tersebut, untuk dapat

menjalankan program penyuluhan dengan baik, maka disusunlah rangkaian

strategi komunikasi oleh penyuluh untuk berinteraksi dengan khalayak petani padi

di Desa Payaman. Fakta diatas sesuai dengan pernyataan Ban dan Hawkins (2005)

yang menyatakan bahwa salah satu tujuan dari penyuluhan pertanian adalah

mengembangkan sumber daya manusia yang maju sejahtera sebagai pelaku dan

sasaran utama dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Berdasarkan

fakta tersebut diketahui bahwa tujuan dari pelaksanaan program budidaya organik

adalah untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem alam dan menciptakan

pertanian yang sehat. Dengan demikian, adanya program ini dapat menarik

kesadaran petani untuk menggunakan sistem buudidaya organik dalam kegiatan

budidaya untuk membangun pertanian yang berkelanjutan.

Penyampaian informasi mengenai program budidaya padi organik kepada

petani dilakukan oleh penyuluh pertanian dan juga ketua kelompok tani. Hal ini

dikarenakan apabila hanya dibebankan kepada satu orang saja, maka akan

memberikan hasil yang kurang maksimal. Dengan demikian dilakukan penegasan

berulang kali agar petani tidak mudah melupakan sesuatu yang telah

diinformasikan.

Pada saat kegiatan sosialisasi berlangsung diperlukan dukungan dan

partisipasi semua pihak yang terlibat dalam penerapan program. Dukungan yang

diberikan diwujudkan dalam bentuk sumber daya manusia. Hal ini ditegaskan

oleh informan kunci S bahwa:

“...Program budidaya padi organik merupakan program dari pemerintah

mbak. Lalu hadir PT. KAR sebagai fasilitator saja untuk meyakinkan petani

bahwa program ini benar-benar ada dan dilakukan pengembangan. Namun

nanti yang melakukan sosialisasi dalam program ini adalah penyuluh dan

ketua kelompok tani”.

(Informan kunci S, 49, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41)

Page 67: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

49

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh informan kunci ST selaku

ketua Kelompok Tani Jati Makmur yang telibat dalam kegiatan sosialisasi sebagai

berikut:

“...yang hadir dalam sosialisasi ada penyuluh, petani, dan pihak dari

perusahaan yang melakukan promosi produk seperti PT. KAR. Sosialisasi

ini dihadiri oleh PT.KAR, bawahsanya agar petani percaya bahwa program

budidaya organik ini memang benar-benar ada dan bukan untuk uji coba

kepada petani”. Pada waktu itu perangkat desa pun juga saya undang mbak,

soalnya berhubungan dengan penggunaan lahan. Kadang-kadang petani

agak susah kalau disuruh menginvestasikan lahannya. Apalagi lahannya

digunakan sebagai usahatani dengan sistem baru kalau belum terbukti

menguntungkan baginya. Penyampaian informasi sepenuhnya dijelaskan

oleh penyuluh pertanian.

(Informan kunci ST, 49, Laki-Laki, Interview 17 April 2017, 10.20)

Berdasarkan cuplikan wawancara diatas dijelaskan bahwa penyampaian

informasi mengenai program juga dijelaskan oleh PT. KAR secara rinci dan jelas.

Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan petani agar mereka percaya akan program

tersebut. Dalam penyampaiannya pihak perusahaan menggandeng penyuluh

pertanian dan ketua kelompok tani untuk mendetailkan informasi yang telah

disampaikannya kepada petani. Tujuannya agar petani yang hadir maupun tidak

hadir dalam kegiatan sosialisasi tidak ketinggalan informasi.

Selain perlu mengetahui pihak-pihak yang hadir dan terlibat dalam kegiatan

sosialisasi juga diperlukan untuk mengetahui pelaksanaan sosialisasi. Pelaksanaan

sosialisasi yang dimaksud adalah berapa kali kegiatan sosialisasi program

budidaya padi organik dilakukan. Hal ini dijelaskan oleh penyuluh pertanian dan

petani padi Kelompok Tani Jati Makmur.

“Sosialisasi sudah dilakukan sebanyak 4 kali ini mbak, kegiatan ini

dilakukan pertama kali pada awal dilaksanakannya program, sekitar bulan

Agustus 2016 di BPP Plemahan sebanyak 2 kali, di Balai Desa, dan terakhir

rumah kelompok tani. Dilakukan pada awal musim tanam agar petani yang

berminat bisa mengikuti”.

(Informan kunci S, 49, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41)

Page 68: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

50

“...sudah empat kali ini mbak penyuluh pertanian melakukan sosialisasi.

Sosialisasi pertama kali dilakukan di BPP selama dua kali, satu kali di Balai

Desa Payaman, dan terakhir di rumah saya. Dalam empat kali sosialisasi

saya selalu aktif mengikuti, karena saya sebagai ketua yang menjadi panutan

bagi anggota-anggota kelompok tani binaan saya. Selain itu, saya juga

berkewajiban untuk menyebarluaskan informasi yang saya dapatkan dari

hasil sosialisasi ke petani-petani yang berhalangan hadir dalam sosialisasi”.

(Informan kunci ST, 49, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 10.20 WIB)

“Penyuluh melakukan sosialisasi sudah 4 kali mbak, saya mengikuti hanya 2

kali saja soalnya waktu itu lagi sibuk di rumah”.

(Informan PR, 45, Laki-laki, Interview 18 April 2017, 10.10 WB)

“Sosialisasi dilakukan sebanyak 4 mbak. Saya mengikuti sosialisasi hanya 2

kali saja”. Karena saya tidak telaten menghadiri pertemuan-pertemuan

mbak. Dan Terakhir pada saat pertemuan di balai desa payaman. Karena

pada saat itu saya lagi ada kepentingan di sawah. Selain itu mau mendatangi

sosialisasi selanjutnya juga belum ada niatan, karena belum paham dengan

cakupan materi tentang budidaya dan SOP organik.

(Informan MR, 52, Laki-Laki, Interview 20 April 2017, 10.24 WIB)

“Sosialisasi dilakukan sebanyak 4 kali mbak, dan saya selalu

menyempatkan hadir untuk mengikuti sosialisasi tersebut”.

(Informan PM, 49, Laki-Laki, Interview 23 April 2017, 10.05 WIB)

“Seinget saya sosialisasi dilakukan oleh penyuluh lapang sebanyak 4 kali

mbak, saya selalu hadir apabila tidak sibuk”. Pertemuan itu dilakukan

dibeberapa tempat, yakni BPP, balai desa, dan rumah petani mbak.

(Informan SP, 42, Laki-Laki, Interview 26 April 2017, 10.07 WIB)

Beberapa informan diatas menjelaskan mengenai pelaksanaan program

budidaya padi organik disosialisasikan. Masing-masing petani menjelaskan

mengenai kehadiran selama proses sosialisasi dilaksanakan. Informan ST, PM,

dan SP mengatakan bahwa selalu menghadiri sosialisasi sebanyak empat kali.

Akan tetapi MR dan DR tidak sepenuhnya menghadiri kegiatan sosialisasi dengan

alasan bahwa MR tidak telaten dalam menghadiri pertemuan, dan berbeda dengan

DR yang tidak bisa menghadiri karena sibuk ada kegiatan di rumah. Hal ini

tercermin bahwa karakteristik masing-masing petani berbeda-beda. Perbedaan ini

dapat dilihat dari presensi kehadiran petani dalam mengikuti sosialisasi.

Page 69: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

51

Untuk mempermudah penyebaran informasi kepada petani, sosialisasi tidak

hanya dilakukan di rumah kelompok tani atau balai pertemuan saja, melainkan

juga dilakukan di lapangan ketika petani melakukan kegiatan budidaya. Hal ini

dijelaskan oleh Informan kunci S dalam pernyataannya bahwa:

“Sosialisasi program padi organik ini tidak semata hanya dilakukan di BPP,

rumah petani atau balai pertemuan saja, namun juga dilakukan di lapangan

bersamaan dengan petani yang sedang melaksanakan kegiatan usahatani

padi organik. Kegiatan ini didampingi oleh penyuluh guna untuk

memperlancar jalannya program budidaya padi organik. Tugas dari

penyuluh sendiri adalah memantau setiap kegiatan yang dilakukan petani

pada saat di lapangan dan membantu petani yang mengalami kesulitan atau

masalah di lapangan terkait dengan teknis budidaya padi organik.”

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41)

Saat kegiatan sosialisasi program mulai berjalan, kegiatan tersebut

diselenggarakan diberbagai tempat yaitu BPP, balai desa, rumah kelompok tani,

dan di lapangan. Sosialisasi program dilaksanakan sebanyak 4 kali. Peran

penyuluh pertanian selain sebagai penyebar atau pemberi informasi juga sebagai

seorang teknisi yang berarti memberikan saran atau demostrasi kegiatan usahatani

yang bersifat teknis. Dengan adanya seorang penyuluh pertanian maka akan

memudahkan petani untuk sharing atau memecahkan permasalahan yang sedang

dihadapi. Informan kunci S menambahkan lagi mengenai pihak-phak yang

memberikan sosialisasi tambahan atau pengetahuan, mengungkapan bahwa:

“...jadi, petani tidak hanya mendapatkan informasi dari penyuluh pertanian,

tetapi juga dari perusahaan yang melakukan kegiatan promosi pada saat

kegiatan sosialisasi berlangsung. Pihak perusahaan juga akan memberikan

informasi kepada petani mengenai aspek teknis budidaya untuk

meningkatkan usahataninya. Dengan demikian petani mendapatkan sumber

informasi dan berbagai informasi yang dapat dijadikan sebagai referensi

dalam budidaya padi organik”.

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41)

Cuplikan wawancara diatas menjelaskan bahwa petani berpartisipasi aktif

dalam kegiatan penyuluhan, guna untuk mendapatkan informasi dari berbagai

sumber informan. Salah satunya dari perusahaan yang melakukan sales

promotion. Selain melakukan promosi, juga memberikan tambahan informasi

Page 70: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

52

mengenai aspek teknis budidaya. Dengan demikian wawasan dan pengetahuan

petani akan semakin bertambah, sehingga akan memudahkan petani dalam

mengambil keputusan untuk penggunaan teknologi inovasi baru.

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan mulai pukul 10.00-12.00 WIB. Pemilihan

waktu tersebut sangat cocok, karena waktu tersebut dimana petani sudah mulai

istirahat dari lahannya. Penyuluh pertanian menambahkan alasan diadakan

pertemuan pada waktu tersebut:

“Sengaja saya menentukan waktu sosialisasi di siang hari. Karena pada saat

itu petani sudah mulai beristirahat dari lahannya. Namun, apabila

dilaksanakan pada sore hari, maka petani yang menghadiri akan lebih

sedikit karena terbengkalai oleh aktivitasnya masing-masing. Selain itu juga

agar petani bisa melanjutkan atau mempersiapkan aktivitas ke lahannya

kembali. Sehingga pertemuan saya jadwalkan pada siang hari dan tidak ada

yang sore ataupun malam hari.”

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Pemilihan waktu yang ditentukan penyuluh pertanian sudah tepat karena

pada waktu tersebut petani sudah mulai beristirahat dari sawahnya. Kemungkinan

besar semua petani bisa menghadiri pertemuan rutin yang telah dijadwalkan oleh

penyuluh. Waktu yang diberikan pada saat penyuluhan dalam pertemuan

kelompok hanya dua jam, termasuk singkat. Hal ini dikarenakan melihat

karakteristik petani Indonesia memiliki sifat bosan apabila terlalu lama disuguhi

materi maka semakin tidak terserap isi pesan yang disampaikan.

4.3. Strategi Komunikasi oleh Penyuluh Pertanian

Pada dasarnya tujuan komunikasi adalah untuk membangun atau

menciptakan pemahaman atau pengertian secara bersama, melakukan persuasi,

serta mengubah persepsi dan sikap khalayak agar selaras dengan tujuan dari

program yang tengah disosialisasikan (Fajar, 2009). Hal ini sejalan dengan tujuan

sosialisasi program budidaya padi organik yang disampaikan oleh Informan kunci

S selaku penyuluh pertanian Desa Payaman, yang mengungkapkan bahwa:

Page 71: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

53

“Tujuan dari kegiatan sosialisasi untuk menginformasikan mengenai

dicanangkannya program budidaya padi organik, mengajak petani untuk

mengikuti program budidaya padi organik agar dalam sistem pertaniannya

dari sistem konvensional beralih ke organik, dan untung ruginya menjadi

petani organik.”

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Untuk mencapai tujuan tersebut, sekaligus sebagai bentuk strategi

komunikasi, penyuluh pertanian melakukan kegiatan sosialisasi kepada petani

pada bulan Agustus 2016, atau sebelum program ini resmi berjalan di Desa

Payaman. Tujuan kegiatan tersebut adalah agar petani dapat mengenal dan

memahami terlebih dahulu mengenai manfaat dari budidaya padi organik, tujuan

dan teknis budidayanya. Dimaksudkan agar petani lebih siap saat menerima

informasi dalam kegiatan penyuluhan lanjutan. Informan kunci S selaku penyuluh

pertanian mengatakan bahwa:

“...sebenarnya program pertanian organik ada sejak tahun 2013, namun baru

masuk dan disosialisasasikan di Desa Payaman, tepatnya kepada Kelompok

Tani Jati Makmur pada Agustus tahun 2016. Sosialisasi ini bertujuan untuk

mengenalkan inovasi baru kepada petani mengenai untung ruginya sistem

pertanian organik. Selain itu, juga dimaksudkan untuk memberikan

pemahaman mengenai tujuan daripada penggunaan pertanian organik

dibandingkan sistem konvensional. Tujuan dari program budidaya padi

organik adalah mengembalikan sistem keseimbangan ekosistem,

mengurangi residu kimia dan untuk kesehatan anak cucu kita, karena sistem

organik tidak mengandung bahan kimia sintesis.”

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Cuplikan dari penyuluh pertanian menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan

sosialisasi adalah untuk memperkenalkan program budidaya padi organik kepada

petani khususnya Kelompok Tani Jati Makmur. Hal ini dilakukan agar petani bisa

merubah sistem tanam dalam berusahatani padi. Berikutnya, disusun suatu strategi

komunikasi agar kegiatan penyuluhan dapat lebih mengena kepada khalayak

petani. Upaya untuk mencapai target tersebut dilakukan melalui berbagai kegiatan

yang diemphasiskan kepada dua jenis aktivitas. Kedua jenis aktivitas atau

kegiatan yang dimaksud adalah melalui pertemuan langsung (kegiatan sosialisasi

dan demplot).

Page 72: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

54

Dengan adanya kegiatan sosialisasi dan demplot maka petani akan

mendapatkan informasi terbaru untuk usahatani padi yang dilakukannya. Petani

lebih menginginkan kegiatan sosialisasi, bukan hanya sekedar informasi saja.

Apabila hanya melalui kegiatan penyuluhan saja tanpa adanya praktek di lapangan

maka petani akan menganggap bahwa program tersebut hanya sebagai informasi

yang tidak benar. Sosialisasi bertujuan untuk mengubah masyarakat, tidak hanya

persepsi, pengetahuan, sikap, tindakan tetapi juga perubahan perilaku melalui

sosialisasi praktek secara langsung (Jumriansah, 2016).

Selain petani dapat memahami dan menangkap informasi yang disampaikan

oleh penyuluh, petani juga dapat melihat secara langsung mengenai teknis

budidaya atau penggunaan inovasi. Sehingga petani dapat mengubah pola pikir

dan membandingkan apa yang dilihat dengan apa yang dijelaskan secara langsung

oleh penyuluh. Dengan demikian petani akan dapat menentukan dalam

pengambilan keputusan untuk menerapkan budidaya organik atau tidak. Menurut

Informan kunci S, rincian kegiatan yang berlangsung pada dua jenis kegiatan

tersebut tercantum dalam beberapa tahapan, sebagaimana yang dipaparkan dalam

pernyataan berikut:

“a. Sosialisasi kepada Kelompok Tani Jati Makmur

Tahapan proses pengenalan ilmu tentang budidaya padi secara organik,

akibat daripada penggunaan bahan kimia dalam jangka panjang serta akses

pasar organik, tahapan pendekatan kepada petani dalam memberikan materi

tentang pertanian organik, tahapan pengenalan berbagai macam cara

pembuatan pupuk atau pestisida untuk digunakan sebagai proses kegiatan

budidaya, tahapan pengenalan cara kerja berbagai macam alat untuk

budidaya, dan tahapan penerapan aplikasi ilmu yang sudah disampaikan

sampai pada proses tahapan panen.”

“b. Pengamatan demplot

Hamparan lahan milik petani perintis budidaya padi organik ditunjukkan

kepada petani lain yang tergabung menjadi anggota Kelompok Tani Jati

Makmur. Dengan dilakukannya hal ini, diharapkan petani-petani terebut

tertarik mengikuti budidaya organik yang diterapkan oleh petani perintis.”

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Page 73: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

55

Pernyataan yang diungkapkan oleh penyuluh pertanian menjelaskan bahwa

kegiatan sosialisasi program budidaya organik tercantum dalam dua tahapan,

yakni pemaparan materi sosialisasi dan pengamatan demplot. Penyuluh

menjelaskan berbagai materi mengenai tahapan proses budidaya organik, akses

pasar, dan aspek lainnya yang belum pernah didapatkan oleh petani. Berikutnya,

pada tahap kedua diadakan pengamatan demplot milik petani perintis oleh petani-

petani lain yang didampingi oleh fasilitator sebagai pengarah atau pemantau

kegiatan.

Dalam mengikuti sosialisasi sebuah program, petani harus memahami

program terlebih dahulu. Tujuan dari sosialisasi adalah pembekalan materi yang

dapat dijadikan sebagai pandangan petani agar supaya petani memiliki gambaran

umum mengenai budidaya padi organik. Selain aspek pemahaman, juga

diperlukan adanya bukti langsung untuk menunjukkan cara atau teknis budidaya

organik yang tepat. Dengan bukti secara langsung maka akan mempengaruhi

petani dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan budidaya padi secara

organik atau tidak.

Menurut Mulyana (2016) strategi komunikasi merupakan panduan dari

perencanaan komunikasi dan manjemen untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk

mencapai tujuan tersebut, maka harus dapat menunjukkan bagaimana

operasionalnya secara taktis harus dilakukan. Dalam artian bahwa pendekatan

dilakukan secara berbeda-beda, bergantung pada situasi dan kondisi. Penetapan

strategi dalam perencanaan komunikasi tidak terlepas dari komponen atau unsur

komunikasi. Menurut Suranto (2013) unsur-unsur komunikasi meliputi

komunikator, pesan, saluran atau media, komunikan atau peneriman informasi,

umpan balik dan gangguan.

Untuk menunjang keberhasillan program, maka ada empat komponen yang

harus diperhatikan dalam strategi komunikasi agar dapat mencapai hasil yang

maksimal mengacu pada buku berjudul “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik”

Fajar (2009), yaitu: 1) mengenal khalayak; 2) menyusun pesan; 3) menetapkan

metode; serta 4) seleksi dan penggunaan media.

Page 74: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

56

1. Mengenal Khalayak

Penting bagi penyuluh pertanian untuk mengenal khalayak. Hal ini

disebabkan khalayak adalah sasaran utama yang menjadi penentu berhasil atau

tidaknya strategi komunikasi yang dijalankan. Tahap pengenalan khalayak akan

lebih baik dilakukan melalui observasi sebelum pelaksanaan penyusunan atas

strategi komunikasi. Agar strategi komunikasi dapat berjalan efektif sejak awal

suatu program sosialisasi dijalankan oleh penyuluh. Mengiringi hal tersebut,

penyuluh pertanian juga akan mengenal karakteristik khalayak dengan lebih baik

seiring jalannya program dengan mengadakan intensitas pertemuan rutin kepada

khalayak. Intensitas pertemuan rutin dilakukan pada saat sosialisasi langsung

dengan petani. penyuluh pertanian menjelaskan terkait dengan tahapan mengenal

khalayak petani.

“...tahapan dalam mengenal petani melalui pertemuan rutin kelompok mbak.

Melihat respon petani terhadap informasi yang saya sampaikan, apakah

mereka cepat tanggap atau tidak. Dari situ dapat terlihat bagaimana masing-

masing karakteristik petani, sehingga saya bisa memahami dan membuat

strategi yang tepat untuk mempengaruhi petani agar sejalan dengan tujuan

yang saya kehendaki. Selain itu, saya juga melakukan pendataan pada diri

petani secara spesifik misalnya dari segi pendidikan, umur, dan lain-lain”.

Penyuluh akan dapat mengetahui secara lebih spesifik berbagai atribut dari

individu pada suatu khalayak, diantaranya melalui tingkat pendidikan, umur, dan

pengalaman berusahatani padi. Setelah mengetahui berbagai atribut dari khalayak

yang dituju, maka akan dapat menentukan kriteria yang sesuai untuk khalayak

dengan tujuan program yang akan disosialisasikan. Dengan demikian, penyuluh

akan dapat menerima informasi pendukung dan feedback yang lebih baik,

terutama saat kegiatan penyuluhan berlangsung. Pada saat kegiatan sosialisasi

berlangsung penyuluh pertanian menggunakan bahasa campuran (perpaduan

antara bahasa indonesia dan jawa), yang bertujuan untuk memudahkan petani

dalam menerima atau menangkap informasi yang disampaikan. Hal ini

dikarenakan setiap petani memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Informan

kunci ST mengungkapkan bahwa:

Page 75: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

57

“...kalau penyuluh menyampaikan materi kadang ada yang paham apa yang

dimaksudkan dan ada juga yang tidak paham. Ada juga yang tidak

menanyakan langsung kepada penyuluh, namun kepada petani lain,

termasuk kepada saya mbak”.

(Informan ST, 49, Laki-Laki, Interview 17 April 2017, 10.20)

“...biasanya kalau saya tidak mengerti apa yang disampaikan penyuluh, saya

akan bertanya kepada ketua kelompok saya mbak, soalnya saya bingung dan

tidak bisa rileks apabila langsung bertanya dengan penyuluh langsung.

(Informan MR, 52, Laki-Laki, Interview 20 April 2017, 10.24 WIB)

“...saya kalau tidak mengerti ya langsung tanya kepada penyuluh mbak, tapi

kalau sudah dijelaskan tetap tidak mnegerti ya nanti saya pertegas lagi di

ketua kelompok”.

(Informan PM, 49, Laki-Laki, Interview 23 April 2017, 10.05 WIB)

Berdasarkan cuplikan wawancara diatas diketahui bahwa karakteristik

masing-masing petani berbeda. Hal ini dapat dibuktikan saat petani menerima

informasi dari penyuluh. Beberapa petani ada yang terbuka dan juga tertutup

dalam menangkap isi pesan. Sifat tersebut dapat dijadikan sebagai tolok ukur

dalam menyusun strategi yang tepat bagi penyuluh untuk mempengaruhi petani

dalam menangkap pesan atau informasi.

Petani tidak hanya mengandalkan informasi dari penyuluh saja, namun dari

pihak lain yang dianggap mengerti dan bisa diajak sharing atau berdiskusi. Hal ini

merupakan wujud bahwa rasa ingin tahu petani terhadap pesan yang baru masuk

tinggi. Dengan demikian, informasi yang dimiliki petani akan semakin bertambah

adanya berbagai sumber yang dijadikan sebagai rekan berdiskusi.

Pemahaman sebagian besar petani mengenai budidaya organik masih

terbatas. Mereka tidak mengetahui dengan pasti apa yang dimaksud dengan

budidaya organik dan bagaimana manfaat dari budidaya padi organik. Mereka

hanya mengetahui bahwa budidaya organik sulit untuk diterapkan, produksi

rendah, dan perawatan sulit. Hal ini dapat disimpulkan dengan menggunakan

bahan organik tanaman akan sulit untuk fase pertumbuhan (mengalami

kegagalan). Informan kunci S mengungkapkan pada saat sosialisasi kepada petani

sebelum program organik dicanangkan.

Page 76: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

58

“...ketika saya menanyakan kepada beberapa petani tentang apa itu budidaya

organik, jawaban mereka tidak ada yang benar. Pengetahuan dan

pemahaman tentang pertanian organik memang masih sangat terbatas”.

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Beberapa topik yang disampaikan oleh penyuluh dalam kegiatan sosialisasi

program budidaya organik antara lain gambaran umum dari budidaya organik,

manfaat dan tujuan budidaya organik serta teknis budidaya organik. Namun

beberapa petani masih ada yang belum memahami dengan benar mengenai

budidaya padi organik. Rendahnya pemahaman petani dikarenakan oleh tingkat

pendidikan petani rendah dan umur yang relatif tua. Dengan kondisi tersebut

maka pola pikir petani terhadap inovasi menjadi melambat, sehingga

menyebabkan pemahaman terhadap inovasi baru menjadi melemah.

2. Menyusun Pesan

Setelah tahap mengenal khalayak, langkah selanjutnya adalah menyusun

pesan yaitu menentukan tema dan materi yang akan dikaji. Menurut Wijaya

(2015), pesan adalah segala sesuatu yang disampaikan seseorang dalam bentuk

simbol yang dipersepsikan dan diterima oleh khalayak dalam serangkaian makna.

Penentuan materi pesan penting untuk disusun secara sistematis dan jelas, karena

tidak semua khalayak memiliki kemampuan yang sama dalam menerima atau

memahami informasi yang disampaikan oleh komunikator. Penyuluh menjelaskan

mengenai penyusunan pesan yang digunakan dalam penyuluhan.

“Dalam menyusun pesan pada saat sosialisasi, saya membuat rang-rang’an

atau susunan materi terlebih dahulu mbak. Menyusun bahasa dan kata-kata

yang Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah petani dalam menangkap

informasi yang saya sampaikan. Masing-masing petani memiliki

kemampuan dan daya tangkap yang berbeda. Sehingga penyusunan startegi

ini harus benar-benar diperhatikan. Penyajiannya dalam bentuk sosialisasi

dan menggunakan media mbak”.

(Informan Kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Penyusunan pesan atau materi dalam program budidaya padi organik

disusun dengan menarik, karena merupakan program baru yang tengah

disosialisasikan. Penyusunan pesan dalam program tersebut menggunakan

penyajian verbal dan non verbal. Penyajian pesan verbal dilakukan dengan cara

Page 77: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

59

sosialisasi langsung kepada petani oleh penyuluh pertanian. Sosialisasi

menjelaskan mengenai sistematika program secara runtut dan diakhiri dengan sesi

tanya jawab. Sementara dalam penyajian non verbal, penyuluh menggunakan

media leafleat denngan memaparkans power point, sebagai media atau alat untuk

menyampaikan materi. Media tersebut dibagikan kepada petani yang hadir dalam

sosialisasi. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan petani dan menciptakan

budaya membaca bagi petani.

Sebelum pesan disusun, hal pertama yang harus dirumuskan adalah

menyusun materi yang akan disampaikan terlebih dahulu. Selain materi harus

menarik, materi yang disusun oleh penyuluh pertanian juga harus menyesuaikan

dengan media yang digunakannya. Jika menggunakan media elektronik yang

dipaparkan dalam bentuk power point, maka materi dikemas semenarik mungkin

dengan menampilkan gambar, video ataupun flowcchart. Hal ini bertujuan untuk

menarik perhatian petani akan pesan yang disampaikan. Namun apabila dengan

sosialisasi langsung, maka penyampaian materi dibuat lebih padat, ringkas dan

menarik. Maksud dari penyusunan materi tersebut untuk mengantisipasi

kejenuhan pada diri audience.

Penyuluh dalam menyusun topik-topik mengenai program budidaya padi

organik disusun secara sistematis sesuai program. Bentuk pemaparan dan bahasa

penyampaian dibuat jelas dan menarik, disesuaikan dengan kemampuan dan

kebutuhan petani. Dengan demikian diharapkan pesan yang disampaikan dapat

diterima dengan baik dan memperoleh hasil yang optimal. Hal ini senada dengan

pernyataan Wijaya (2015), suatu pesan yang dikemas dengan cantik, kemudian

ditawarkan dengan daya persuasi maka komunikan akan tertarik untuk memiliki

ide.

Informan pendukung dalam pernyataannya mengungkapkan mengenai

tanggapan dari kegiatan sosialisasi program padi organik yang disampaikan oleh

penyuluh. Informan SW (53) dan Informan kunci ST (49) selaku ketua kelompok

tani mengungkapkan bahwa:

Page 78: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

60

“Menurut saya, penyuluh dalam menyampaikan materi terlalu lirih dan

kalem, sehingga membuat petani niku menjadi ngantuk dalam menerima

informasi.”

(Informan SW, 53, Laki-Laki, Interview 17 April 2017, 10.05 WIB)

“Materi yang disampaikan oleh penyuluh menurutku terlalu kalem mbak.

Bahasa yang digunakan penyuluh yo bahasa sehari-hari sakjane tapi kaleme

lan lirih e loh. Kadang disela-sela atau setalah memberi materi yo ditakoni

“paham nopo mboten pak angsalaken kulo nyampekaken materi, wonten

pertanyaan nopo mboten?”. Cara penyampaiannya penyuluh juga membuat

petani ngantuk mbak soale lirir tur kalem. Terkesan monoton dalam

menyampaikan materi, sehingga petani ongap-angop dan omong dewe-

dewe, dadine sing dijelasno kae mau masuk teng pikirane petani opo tidak

saya tidak tahu, tapi kemungkinan besar yang jelas tidak masuk 100%”.

(Informan kunci ST, 49, Laki-Laki, Interview 18 April, 10.20 WIB)

Artinya:

“Menurut saya materi yang disampaikan oleh PPL terlalu kalem, penyuluh

cara membawakannya juga terlalu monoton, sehingga menyebabkan petani

bosan dan ngantuk. Akhirnya pesan yang disampaikan oleh penyuluh

dengan apa yang diterima oleh petani akan tidak sama.”

“Materi yang disampaikan oleh penyuluh menurut saya terlalu kalem.

Disela-sela beliau menjelaskan atau setelah memberikan materi juga

diberikan waktu untuk bertanya terkait dengan materi yang belum jelas.

Cara menyampaikannya juga membuat petani ngantuk, karena waktu

menjelaskan tidak ada candaan yang mengakibatkan suasana menjadi

hening. Terkesan monoton, yang menyebabkan petani menjadi bosan dan

asyik ngobrol sendiri, sehingga pesan yang disampaikan tidak terserap

dengan baik.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa petani yang

tergabung dalam Kelompok Tani Jati Makmur tidak sepenuhnya dapat

menangkap informasi yang disampaikan oleh penyuluh pertanian. Hal ini salah

satunya dipengaruhi oleh cara penyuluh menyampaikan pesan kepada petani yang

tidak tegas, sehingga menyebabkan petani menjadi tidak memperhatikan isi pesan.

Selain itu dipengaruhi oleh faktor usia, dimana hal tersebut juga menjadi dasar

pembagian strata dalam kelompok tani yang digolongkan dalam tiga kelompok

umur. Ketiga kelompok umur yang dimaksud adalah golongan pemula (≤ 46),

madya (47-51), dan lanjut (≥ 52). Dari hasil observasi melalui sosialisasi,

Page 79: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

61

diketahui bahwa mayoritas petani yang hadir dalam kegiatan ini adalah termasuk

petani golongan tua atau late majority. Pada kondisi ini, petani cenderung akan

mengalami kesulitan dalam menerima atau menangkap informasi tentang inovasi

baru.

Mempertimbangkan hal tersebut, strategi yang seharusnya dilakukan adalah

membagi petani berdasarkan penggolongan kelas menjadi tiga kelompok,

sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Golongan petani pemula atau

muda memiliki kecenderungan untuk lebih mudah dipengaruhi pola pikirnya

dengan relatif cepat. Strategi yang diberikan cukup dengan menggunakan

pendekatan kelompok dalam pertemuan rutin kelompok untuk mendorong

kemampuan berpikirnya. Disisi lain, golongan tua memerlukan pendekatan secara

beberapa kali terlebih dahulu agar lebih siap saat masuk ke materi program dan

menerima materi program. Disusun strategi berdasarkan penggolongan kelas

dalam kelompok maka akan lebih efektif dalam penyerapan informasi meskipun

sumber daya petani rendah.

Penyuluh tidak bisa memberikan cara penyampaian materi yang membuat

petani lebih rileks atau santai namun memberi kesan yang kuat. Hal tersebut akan

berpengaruh kepada penyampaian materi yang menjadi tidak menarik sehingga

petani cenderung akan lebih mudah melupakan sesuatu yang sifatnya

membosankan atau monoton. Hal ini selaras dengan pernyataan Fajar (2009)

bahwa salah satu syarat berhasilnya pesan adalah telah direncanakan dan

disampaikan dengan semenarik mungkin. Tujuannya adalah agar pesan tersebut

dapat menarik perhatian sasaran. Cara penyampaian pesan yang tidak menarik

akan menyebabkan penerima tidak merespon, sehingga cenderung akan

berinteraksi dengan orang lain. Akibatnya pesan tidak dapat tersampaikan dengan

baik apabila dalam penyampaiannya tengah tidak diselipkan candaan kecil.

Selain cara berkomunikasi, sikap penyuluh terhadap suatu program menjadi

hal yang perlu diperhatikan dalam strategi komunikasi. Penyuluh pertanian sangat

kooperatif dalam program. Terbukti bahwa penyuluh selalu hadir dalam setiap

kegiatan baik formal maupun non-formal. Penyuluh selalu mendampingi petani

dalam setiap kegiatan budidaya dan juga memantau setiap kegiatan yang

Page 80: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

62

dilakukan oleh petani. Tujuannya agar petani lebih bersungguh-sungguh dalam

melakukan usahatani padi organik. Selain itu, apabila petani mengalami kesulitan

atau masalah dalam teknis budidaya mereka juga tidak akan kebingunggan. Hal

ini senada dengan pernyataan Rasyid (2012) yang menyatakan bahwa adanya

pengorganisasian akan mempermudah koordinasi, memperlancar arus informasi

sekaligus menjalin kerja sama antar penyuluh di lapangan. Dengan demikian

adanya pengorganisasian penyuluhan juga akan mempermudah himpunan

penyuluh dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sekaligus dalam melakukan

evaluasi atas kegiatan yang sedang dan telah dilaksanakan.

Penyuluh pertanian menanggapi positif dan ikut serta dalam mendukung

program pertanian organik yang dicanangkan oleh pemerintah. Harapannya agar

semua petani antusias dengan menerapkan program inovasi budidaya padi organik

ini. Outputnya pada petani adalah dalam kegiatan budidaya dapat beralih ke

sistem organik. Kemampuan penyuluh dalam menyampaikan materi diperjelas

oleh Informan PR (42) selaku anggota Kelompok Tani Jati Makmur mengatakan

bahwa:

“Pengetahuan penyuluh terhadap program budidaya padi organik sangat

bagus. Wawasan yang dimilikinya sangat luas. Meskipun programnya

tentang padi organik, namun tidak melulu mengenai itu saja.

(Informan PR, 42, Laki-Laki, Interview 19 April 2017, 10.10 WIB)

“Hm..pengetahuan sing diduweni penyuluh terhadap program niki apik

mbak. Bedo karo penyuluh sing tahun biyene. Penyuluh sing ini luweh

seneng nguwehi informasi-informasi luas lan seneng jelasno ngunu pada

pertemuan forum”.

(Informan SW, 53, Laki-Laki, Interview 17 April 2017, 10.05 WIB)

Artinya:

“Pengetahuan yang dimiliki oleh penyuluh terhadap program bagus.

Berbeda dengan penyuluh yang pada tahun lalu. Penyuluh yang ini lebih

suka memberikan informasi-informasi yang luas dan suka memberikan

penjelasan-penjelasan pada saat forum.

Page 81: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

63

Selain hal yang telah disebutkan, kapabilitas penyuluh pertanian akan

tercermin dalam pengetahuan atau wawasan yang dimilikinya di bidang tersebut.

Oleh karena itu, pengetahuan penyuluh pertanian merupakan hal lain yang harus

diperhatikan sebagai penentu keberhasilan strategi komunikasi. Dalam

menjalankan strategi komunikasi, pengetahuan teknis maupun non teknis yang

dimiliki penyuluh akan membantu untuk dapat menjalin obrolan dengan berbagai

macam topik, sehingga membut petani tertarik. Seperti yang dijelaskan oleh

Suranto (2013) komunikasi adalah sebuah proses bertukar ide, gagasan, simbol

dan informasi yang dikirimkan oleh komunikator dan disampaikan kepada

komunikan untuk maksud dan tujuan tertentu.

Kesadaran petani akan tumbuh dengan baik apabila mereka mendapatkan

informasi yang lengkap dan akurat mengenai budidaya organik dengan berbagai

macam aspek di dalamnya dari penyuluh pertanian. Disisi lain, penerimaan dan

pemahaman petani terhadap berbagai informasi yang disampaikan berkaitan erat

dengan tingkat pendidikan, pengalaman, dan usia. Informan kunci ST

menjelaskan mengenai karakteristik Kelompok Tani jati Makmur.

“...kami menyadari bahwa karakteristik masing-masing petani memang

berbeda-beda. Ada hal mendasari yang menjadi kendala ketika kami

berbicara tentang budidaya organik. Informasi organik seringkali dipahami

dengan pertanian yang tidak berhasil karena mereka menganggap

berusahatani yang tidak menggunakan bahan kimia tidak akan berhasil

usahataninya dan kemungkinan berhasilnya sangat kecil”.

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 17 April 2017, 08.41 WIB)

Kendala tersebut menjadi tantangan yang harus disikapi dengan baik dan

menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan strategi komunikasi kegiatan

sosialisasi program budidaya padi organik, khususnya pada penyusunan pesan

yang akan disampaikan. Penyampaian pesan terjadi pada saat sosialisasi program

organik. Pesan yang disampaikan oleh penyuluh antara lain mengenai tujuan dan

manfaat program, pengenalan teknologi inovasi, teknis budidaya, dan jenis

bantuan yang mendukung kegiatan usahatani selama program berlangsung serta

untung ruginya menerapkan budidaya secara organik. Penyampaian isi pesan yang

Page 82: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

64

disampaikan oleh penyuluh pertanian diperjelas melalui pemaparan Informan

kunci S (37) dan Informan PR (45).

“...menyampaikan materi yang isinya mengenai untung ruginya menjadi

petani organik dan memperkenalkan inovasi baru agar petani Indonesia

lebih maju dan bisa berpikir kritis sebagai petani yang sejahtera. Namanya

teknologi itu kan terus berkembang, nanti apabila kita semua tidak

mengikuti perubahan tersebut, maka kita akan ketinggalan jaman, apalagi

kalau inovasi ini memiliki manfaat yang sangat bagus untuk prospek

kedepannya. Salah satunya teknologi budidaya padi organik. Inovasi ini

sangat menguntungkan baik dari segi ekonomomi maupun lingkungan”.

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Berikut tanggapan dari informan petani mengenai materi yang telah

dipaparkan saat selesai sosialisasi program. Informan PM dan Informan PR

mengungkapkan bahwa:

“…nggih suae mbak, materine yo dijelasno. Materine lek jelasno sampek

detail, sehingga saget dipahami. Runtut mbak, pertama jelasno materi disek,

mari ngunu pertanyaan, selanjutnya diskusi”.

(Informan PM, 49, Laki-Laki, Interview 21 April 2017, 10.00 WIB)

“Nggih sae mbak, sae sanget. Angsalaken nerangke materi nggeh mudah

dipahami mbak. Tiange sabar dan telaten, dadose misale sampun jelasne

nggih ditangkleti “wonten sing dereng paham” penyuluh ngendiko ngoten

nik”.

(Informan PR, 47, Laki-Laki, Interview 19 April 2017, 10.10 WIB)

Artinya:

“...materi yang dijelaskan bagus mbak. Dalam menjelasakan sangat detail

sehingga petani mudah dalam memahami. Istilahnya sistematis dan runtun,

berawal dari penjelasan materi terlebih dahulu, setelah itu kesempatan

bertanya untuk petani, dan tahap akhir diskusi bersama”.

“...ya bagus mbak. Pada waktu menjelaskan materi sangat mudah dipahami.

Karena setelah memberikan materi, beliau memberikan pertanyaan ulang

“apakah sudah jelas? Apakah ada yang mau bertanya”. Penyuluh berkata

seperti itu. Karakteristik dari PPL adalah sabar dan telaten”.

Page 83: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

65

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, secara garis besar petani

berpendapat bahwa pesan yang disampaikan oleh penyuluh sudah bagus dan

mudah dipahami. Petani dapat memahami dengan benar mengenai aspek budidaya

organik. Fakta diatas sesuai dengan pernyataan Fajar (2009) yang menyatakan

bahwa pesan yang baik adalah yang dapat dipahami dan ditangkap baik oleh

komunikan. Pesan yang menarik akan memusatkan perhatian komunikan untuk

dapat berfokus pada pesan tersebut, sehingga akan menciptakan suatu komunikasi

yang efektif. Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa pesan yang baik dan

menarik haruslah direncanakan dan disusun sesuai dengan tema atau materi yang

akan disampaikan kepada khalayak, sehingga akan mampu membangkitkan

perhatian.

Strategi menyusun pesan yang dilakukan sudah sesuai, hal tersebut terbukti

dari hasil wawancara yang diutarakan oleh beberapa petani. Petani-petani yang

dimaksud menyatakan bahwa penyusunan pesan yang disampaikan oleh penyuluh

pertanian dalam kegiatan sosialisasi sudah cukup jelas dan mudah dipahami. Hal

ini dikarenakan materi yang dibawakan telah disesuaikan dan disusun secara

runtut, sesuai dengan sistematika program sosialisasi. Berangkat dari

penyampaian materi, kemudian dilanjutkan pada sesi tanya jawab oleh penyuluh

maupun petani, dan diakhiri dengan sharing atau diskusi bersama. Dengan

demikian, dapat dipastikan bahwa petani telah benar-benar memahami materi dan

dapat menyerap pesan yang disampaikan.

3. Menetapkan Metode

Langkah ketiga, selain bergantung pada isi pesan dan mengenal khalayak

dalam mencapai efektivitas komunikasi adalah menetapkan metode. Menurut

Fajar (2009) ada dua dasar metode yang digunakan untuk menyampaikan pesan

kepada sasaran, yakni berdasarkan cara pelaksanaannya dan berdasarkan bentuk

isinya. Berdasarkan pelaksanaannya, metode penyampaian pesan terbagi lagi

menjadi dua, yaitu metode redudancy dan canalizing. Adapun berdasarkan bentuk

isi pesan, pesan terbagi atas infomatif, persuasif, edukatif, dan kursif.

Didasari oleh berbagai jenis metode penyampaian tersebut, penyuluh

pertanian merumuskan metode studi banding dan demplot dalam menjalankan

Page 84: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

66

program budidaya padi organik yang telah digalakkan ke lapangan. Pertimbangan

utama dari penggunaan metode tersebut adalah aga petani lebih mudah

mengadopsi suatu inovasi. Hal ini dikarenakan metode tersebut berwujud nyata,

sehingga petani bisa melihat secara langsung dan memperoleh gambaran yang

jelas mengenai usahatani padi organik. Sistem ini diterapkan oleh penyuluh dalam

melaksanakan kegiatan penyuluhan, yang bertujuan agar kegiatan yang

dilaksanakan dapat berjalan berkesinambungan. Selain itu, diharapkan adanya

peningkatan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap keterbukaan petani, serta

kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapai di lapang.

Penyusunan strategi komunikasi dalam sosialisasi program padi organik

didasarkan pada situasi dan kondisi kelompok sasaran berupa karakteristik sasaran

dan tujuan yang ingin dicapai. Proses komunikasi yang dilaksanakan tidak lepas

dari berbagai rintangan atau hambatan. Oleh karena itu, penyusunan komunikasi

dimaksudkan untuk mengatasi rintangan atau gangguan yang ada guna mencapai

efektivitas komunikasi. Hal tersebut akan diperlukan untuk mengimplementasikan

program yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil wawancara dengan penyuluh

pertanian, diketahui bahwa terdapat beberapa strategi yang digunakan dalam

kegiatan penyuluhan. Hal ini diungkapkan oleh penyuluh pertanian sebagai

berikut”

“...dalam mensukseskan program ini, saya menggunakan beberapa metode

atau cara untuk mempengaruhi petani dalam berusahatani padi oganik.

Beberapa diantaranya studi banding dan demplot mbak. Masing-masing

studi ini memiliki tujuan dan hasil yang berbeda-beda”.

(Informan Kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Berdasarkan cuplikan wawancara dari penyuluh pertanian masing-masing

strategi yang dimaksud akan mencerminkan suatu rangkaian prioritas tertentu,

yang menunjukkan mengenai bagaimana komunikasi untuk mencapai kebutuhan-

kebutuhan program budidaya organik.

a. Studi Banding

Strategi yang digunakan penyuluh dalam meningkatkan ketrampilan petani

salah satunya adalah dengan metode studi banding. Pemilihan strategi ini

didasarkan pada karakteristik dan tujuan yang ingin dicapai. Strategi ini

Page 85: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

67

diterapkan oleh penyuluh untuk mempengaruhi petani padi. Hal ini dikarenakan

dengan melakukan studi banding atau kunjungan ke wilayah percontohan maka

diharapkan petani bisa membandingkan metode, teknologi, dan teknis budidaya

apa saja yang menjadikannya lebih maju. Manfaat lebih lanjut adalah petani dapat

mengadaptasi kegiatan usahatani untuk diterapkan sendiri. Hal ini senada dengan

pernyataan informan kunci S.

“Dalam kegiatan sosialisasi menggunakan metode studi banding yang

dilakukan di dua tempat yakni Jombang dan Magetan selama dua kali.

Pelaksanaan diikuti oleh seluruh Kelompok Tani Jati Makmur. Kegiatan ini

diharapkan dapat meningkatkan motivasi petani agar terus berupaya dan

mengembambangkan usahataninya ke arah yang lebih maju dan

berkelanjutan”.

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 17 April 2017, 08.41 WIB)

Tujuan dari kegiatan studi banding tersebut selaras dengan pendapat Sudana

(2014), yang menyatakan bahwa kegiatan studi banding dilakukan oleh kelompok

kepentingan untuk mengunjungi atau menemui obyek tertentu yang sudah

disiapkan dan berlangsung dalam waktu relatif singkat. Intinya adalah untuk

membandingkan kondisi obyek studi di tempat lain dengan kondisi yang ada di

tempat sendiri. Hasilnya berupa pengumpulan data dan informasi sebagai bahan

acuan dalam perumusan konsep yang diinginkan.

Studi banding dilakukan di dua lokasi, yaitu kawasan percontohan yang

terdapat di Jombang dan Magetan. Pada kegiatan ini petani diajarkan tentang

bagaimana teknis budidaya padi organik yang benar, kemudian mengikuti setiap

kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani pada saat itu. Dalam kegiatan ini

petani dituntut aktif untuk berinteraksi dengan petani percontohan, agar wawasan

yang diperoleh semakin bertambah guna mempermudah petani dalam melakukan

teknis budidaya padi organik.Dengan adanya kegiatan studi banding diharapkan

dapat memotivasi petani untuk meralih ke sistem organik.

Adapun tujuan dari strategi ini adalah agar petani dapat merintis serta

belajar mengenai organisasi, teknologi, dan pengelolaan yang dilakukan oleh

kelompok tani. Hal ini dikarenakan, pembelajaran petani sebelumnya hanya

Page 86: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

68

didasarkan pada satu orang perintis saja, sehingga tidak semua petani dapat

mencapai informasi tersebut dan mau untuk menerapkan. Dengan adanya

kunjungan ini diharapkan mereka yang masih merintis dapat mengadopsi inovasi

dengan cepat.

Melalui metode studi banding ini, mula-mula petani disambut dan diarahkan

ke lahan tempat mereka melakukan kegiatan budidaya. Tujuanya adalah agar

petani dapat melihat dan mengobservasi langsung tanaman yang dibudidayakan.

Disisi lain, kegiatan ini juga disisipi dengan sesi tanya jawab atau diskusi antar

petani.

b. Demplot (Demostrasi Ploting)

Strategi berikutnya yang digunakan oleh penyuluh dalam mensukseskan

program budidaya padi organik adalah demplot. Demplot ini merupakan

pendukung dari sosialisasi agar adopsi inovasi lebih cepat. Maksudnya petani

kurang tertarik apabila tidak ditunjukkan hasil atau bukti secara langsung.

Demplot sistem budidaya padi organik ini dilakukan oleh ketua kelompok tani

yang dibantu oleh penyuluh pertanian. Demplot dilakukan di lahan milik ketua

kelompok seluas 0,1 ha. Ketika mengetahui hasilnya bagus akhirnya petani

perintis mengundang dan mengajak petani lain untuk melihat hasil dari demostrasi

lapang. Selain itu juga ilmu yang diperoleh ditularkan kepada petani lain agar

petani merasa tertarik, sehingga mengikuti budidaya padi organik. Hal ini sesuai

dengan pemaparan penyuluh pertanian pada saat diwawancarai.

“Strategi demplot juga digunakan mbak. Hasil dari demplot diperlihatkan ke

petani-petani agar mereka bisa melihat kenampakan tanaman secara

langsung. Metode ini bertujuan merangsang petani untuk menerapkan

sistem budidaya padi organik. Dimaksudkan agar petani percaya bahwa

program ini menguntungkan dalam segala aspek.”

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Strategi demplot ini merupakan salah satu alternatif yang bisa diterapkan

untuk mengatasi berbagai masalah di bidang pertanian, seperti halnya cukup

banyaknya teknologi yang muncul. Akan tetapi pemanfaatan teknologi tersebut

masih tergolong kurang diperhatikan. Hal ini dikarenakan informasi mengenai

teknologi belum sampai ke petani atau petani masih meragukan akan teknologi

Page 87: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

69

inovasi tersebut, sehingga menyebabkan petani khawatir akan kegagalan apabila

menerapkan teknologi inovasi baru. Petani memerlukan contoh yang nyata dari

kegiatan budidaya. Oleh karena itu metode demplot penting untuk dilakukan.

Agar petani tertarik untuk menerapkan sistem budidaya padi organik dalam

usahataninya.

Penyuluh pertanian menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam

kegiatan penyuluhan. Penyuluh mengungkapkan bahwa dalam kegiatanya

menerapkan metode studi banding dan demplot:

“...Ya disini metode yang sering digunakan dalam kegiatan penyuluhan

adalah studi banding dan demplot mbak. Dengan menggunakan metode

tersebut petani akan lebih respek terhadap inovasi baru.

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh beberapa petani mengenai

penggunaan metode studi banding dan demplot sebagai berikut:

“...saya menyukai metode studi banding mbak. Karena dengan metode ini

maka saya akan mendapatkan pengalaman yang banyak dan dapat mengenal

lingkungan di luar yang bisa dijadikan sebagai rekomendasi dan

menambahkan wawasan yang kurang dari diri saya”.

(Informan kunci ST, 49, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 10.10 WIB)

“...saya menyukai metode studi banding dan demplot. Penggunakan metode

ini, saya rasa sudah tepat dalam mempengaruhi petani. Jadi petani tidak hanya

mendapatkan sosialisasi saja, namun mengetahui pelatihan atau prakteknya”.

(Informan DR, 47, Laki-Laki, Interview 25 April 2017, 10.07 WIB)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

penyuluh pertanian menggunakan metode studi banding dan demplot dalam

meningkatkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan petani. Karena melalui

metode tersebut, maka petani akan lebih bisa menangkap pesan atau ilmu yang

disampaikan oleh penyuluh pertanian. Ilmu yang diberikan juga lebih mudah

dikembangkan, karena sudah dilakukan pengamatan di lapangan. Fakta yang ada

di lapang adalah penyuluh selalu membimbing petani dalam melakukan teknis

budidaya, melakukan pendampingan pada usahataninya, dan saling berbagi

Page 88: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

70

pengetahuan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode ini

dapat mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan dalam sistem budidaya

padi organik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Fajar (2009) bahwa penggunaan metode

canalizing mampu memepengaruhi khalayak. Maksudnya berhasilnya komunikasi

harus dimulai dari nilai-nilai dan standar yang berlaku pada kelompok yang akan

dikehendaki. Melalui kedua metode tersebut khalayak akan menerima pesan yang

disampaikan. Kemudian secara perlahan-lahan akan merubah sikap dan pola pikir

ke arah yang dikendaki oleh sumber informasi. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan metode ini dapat mempengaruhi khalayak dalam

pengambilan keputusan sistem budidaya padi secara organik.

4. Strategi Seleksi dan Penggunaan Media

Strategi komunikasi penyuluhan dengan menggunakan media merupakan

strategi komunikasi yang dilakukan oleh penyuluh pertanian kepada petani.

Melalui beberapa media yang digunakan dalam kegiatan program, diharapkan

keberhasilan program tersebut dapat tercapai. Agar berjalan dengan lancar, maka

penyusunan media harus dilakukan secara selektif dan disesuaikan dengan

kondisi khalayak. Mempertimbangkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa

seleksi dan penggunaan media berperan untuk membantu mewujudkan

penyampaian pesan yang efektif.

Sosialisasi program budidaya organik di Desa Payaman dilakukan melalui

berbagai bentuk kegiatan dengan menggunakan berbagai media atau alat

komunikasi. Penggunaan media komunikasi disesuaikan dengan karakteristik

sasaran dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi wilayah dimana petani

berada. Bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain sosialisasi Bentuk

kegiatan tersebut dimaksudkan untuk membangun kesadaran, pengetahuan, dan

ketrampilan petani. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Informan kunci S

mengenai sosialisasi:

Page 89: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

71

“Dalam sosialisasi, kami memberikan materi-materi kepada petani. Hal ini

diharapkan petani memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas dengan

adanya bentuk kegiatan ini”. Utamanya pengetahuan mengenai dampak

penggunaan sistem usahatani kovensional bagi ekosistem lingkungan.

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Kepedulian petani terhadap aspek lingkungan utamanya pada aspek tanah

sangat kurang. Terbukti bahwa sebagain petani masih menggunakan bahan kimia

sintesis dalam kegiatan budidaya. Penggunaan bahan kimia sintesis secara

berlebihan akan merusakan tanah maupun ekosistem lingkungan. Melalui

sosialisasi, petani diharapkan mendapatkan pemahaman yang menyeluruh

mengenai apa itu organik, bagaimana manfaatnya, dan bagaimana dampak yang

ditimbulkan dalam jangka panjang. Pemahaman mengenai hal tersebut sangat

penting, mengingat tidak semua petani mengetahui informasi yang benar dan

menyeluruh tentang aspek budidaya padi secara organik.

Proses sosialisasi juga disampaikan melalui pendekatan kelompok dalam

pertemuan rutin. Informan kunci S mengungkapkan mengenai pendekatan

kelompok yang dilakukan.

“Pendekatan kelompok tampaknya cocok dan mudah dilaksanakan. Kami

dapat menyampaikan informasi kepada sekelompok orang. Dengan begitu

penyampaiannya akan lebih mudah. Apalagi kalau pesertanya aktif, kami

akan lebih senang lagi.”

(Informan Kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kelompok.

Pendekatan kelompok ini dilakukan dalam bentuk pertemuan rutin petani.

Pendekatan kelompok bertujuan untuk merangsang dan memotivasi petani selaku

peserta untuk berpartisipasi aktif dalam proses tersebut. Peserta diajak untuk

mengunjungi kondisi di daerah percontohan lain untuk melihat bagaimana

budidaya organik yang terjadi untuk dibandingkan dengan daerahnya. Selaras

dengan pernyataan Rasyid (2012) bahwa dengan penggunaan pendekatan

kelompok maka akan lebih menguntungkan, karena terdapat umpan balik dan

interaksi kelompok yang memberikan kesempatan untuk bertukar pengalaman

maupun pengaruh terhadap anggotan. Selain itu juga akan mempermudah

Page 90: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

72

koordinasi, memperlancar arus informasi serta menjalin kerja sama antar

penyuluh sehingga metode ini sangat efektif untuk diterapkan.

Selain pendekatan kelompok, kegiatan komunikasi lain yang dilakukan

dalam sosialisasi melalui media leafleat atau selembaran kertas yang dibagikan

kepada petani sebagai referensi dapat dilihat pada lampiran 5. Media tersebut

diberikan secara gratis kepada petani dalam berbagai kesempatan. Seperti yang

diungkapkan oleh Informan kunci S bahwa:

“Banyak hal media komunikasi yang kami gunakan dalam melakukan

sosialisasi program. Ada media komunikasi yang berlangsung satu arah

maupun dua arah tergantung kapasitas atau jumlah orang yang ada dan

menyesuaikan dengan jumlah alat komunikasi yang disediakan di Badan

Penyuluhan Pertanian. Sosialisasi melalui satu arah melalui media massa

berupa media leafleat mbak. Sementara komunikasi dua arah, menggunakan

menggunakan komunikasi langsung yaitu sosialisasi. Semua itu dilakukan

karena setiap individu khalayak memiliki kelebihan dan kekurangan dalam

menerima informasi yang disampaikan.”

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview, 16 April 2017, 08.41 WIB)

Hal ini sesuai dengan pernyataan Suranto (2013) bahwa bentuk komunikasi

dapat diklasifikasikan menurut jumlah pihak yang terlibat dalam proses

komunikasi yang meliputi komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal,

komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Media komunikasi yang digunakan

dalam sosialisasi perlu memperhatikan jangkauan dan kebutuhan petani. Melalui

hasil wawancara yang dilakukan oleh penyuluh pertanian, diketahui bahwa media

yang digunakan untuk mensosialisasikan program adalah leafleat. Sedangkan alat

yang digunakan dalam menjelaskan kepada para petani dengan memaparkan

power point presentation. Pemaparan dalam bentuk power point presentation

yang ditampilkan pada layar LCD jarang digunakan. Hal ini dikarenakan

keterbatasan sarana yang dimiliki oleh BPP. BPP hanya memilki satu LCD,

sedangkan kelompok tani Kecamatan Plemahan jumlahnya lebih dari 30

kelompok. Hal ini menyebabkan kegiatan sosialisasi menjadi tidak efisien, karena

hanya menggunakan satu alat yang dioperasikan secara bergantian.

Page 91: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

73

Lebih lanjut lagi, Informan kunci S menambahkan bahwa pemilihan media

komunikasi yang digunakan untuk sosialisasi didasarkan pada kelebihan dan

kekurangan yang dipertimbangkan dari media tersebut. Hal tersebut dijelaskan

pada pernyataan di bawah ini:

“Penggunaan media komunikasi sebagai saluran komunikasi baik media

cetak maupun elektronik memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa

media yang saya gunakan dalam sosialisasi tersebut sangat cocok. Karena

dengan menggunakan alat-alat tersebut maka petani bisa langsung melihat

gambar atau video secara real daripada apa yang kita sajikan. Ada bentuk

gambarnya, petani bisa mengetahuinya. Dengan melihat langsung

penampilan dari tanaman padi petani akan lebih cepat menangkap daripada

hanya dijelaskan tanpa ada alat sebagai penunjang. Jika hanya dengan cerita

saja maka membuat petani menjadi malas dan ngantuk. Hanya saja alat

tersebut bersifat terbatas. Informasi yang disampaikan melalui media

elektronik, cetak maupun pendekatan kelompok dianggap penting demi

menunjang keberhasilan sosialisasi program, sehinggga dengan berbagai

media komunikasi yang digunakan maka penyampaian program budidaya

padi organik bisa sampai kepada petani sesuai dengan apa yang sampaikan

penyuluh dan diterima petani menghasilkan pemahaman yang sama”.

(Informan kunci S , 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Diketahui bahwa salah satu media komunikasi yang digunakan penyuluh

dalam sosialisasi dapat membantu proses komunikasi adalah media cetak atau

tertulis, yakni berupa leafleat. Proses komunikasi yang baik akan memperbesar

kemungkinan berhasilnya strategi komunikasi, disisi lain penggunaan media

komunikasi yang tepat oleh petani akan membantu memaksimalkan pemahaman

petani dalam menerima informasi. Namun demikian, penggunaan media

komunikasi akan lebih maksimal apabila difasilitasi dengan peralatan yang

memadai. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprapto (2006) dalam Suryani (2013),

yang menyatakan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi proses komunikasi.

Faktor yang dimaksud adalah the agency (perantara) yang menyatakan bahwa

alat-alat yang digunakan dalam komunikasi dapat membangun terwujudnya

komunikasi. Alat tersebut dapat berupa alat komunikasi tertulis.

Kemudahan petani dalam memahami informasi melalui media atau alat

komunikasi yang difasilitiasi oleh penyuluh pertanian juga dapat mempengaruhi

Page 92: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

74

strategi komunikasi. Alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan

materi oleh penyuluh pertanian menurut Informan SW (53) dan Informan MR

(52) dijelaskan dalam pernyataan berikut:

“Sementara saya menggunakan media leaflaet dengan memaparkan power

point presentation pada saat menjelaskan. Pemaparan power point

presentation menggunakan LCD, dilakukan hanya pada saat pertemuan

besar saja, mengingat keterbatasan alat.”

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Dilanjutkan pernyataan dari beberapa petani mengenai media atau alat

yang digunakan penyuluh pertanian dalam menjelaskan materi dalam kegiatan

sosialisasi.

“Waktu sosialisasi iko diwenehi selembaran kertas ono tulisane mbak.

Kertase iku mau disebar ning petani-petani, mari ngunu penyuluh nerangke.

Asline aku yo males moco mbak umpomo diwei kertas-kertas ngunu kui”.

(Informan MR, 52, Laki-Laki, Interview 20 April 2017, 10.24 WIB)

“Waktu sosialisasi penyuluh pertanian nyebarke kertas-kertas sing wonten

tulisane mbak. Setelah kertas dibagikan ning petani, penyuluh menerangkan

materi pada lembaran tersebut. Hm..aku jenuh mbak umpomo diwei

woconan-woconan ora telaten”

(Informan SW, 53, Laki-Laki, Interview 24 April 2017, 10.03 WIB)

Artinya:

“Pada saat sosialisasi berlangsung penyuluh pertanian menggunakan media

komunikasi berupa selembaran kertas (leafleat) yang dibagikan kepada

petani sebagai alat bantu mengantarkan petani pada materi yang akan

dikaji”. Sebenarnya saya malas apabila diberi tulisan-tulisan seperti itu.

“Pada saat sosialisasi berlangsung penyuluh pertanian menggunakan leafleat

atau selembaran kertas sebagai bahan atau refensi bagi petani. Setelah itu

penyuluh pertanian menjelaskan isi dari leafleat. Hm.. saya jenuh apabila

dibr bacaan-bacaan seperti itu, tidak telaten dan tidak kelihatan karena

tulisannya kecil-kecil.

Informan kunci MR (52) dan Informan SW (53) selaku petani anggota

Kelompok Tani Jati Makmur memberikan tanggapan mengenai alat komunikasi

Page 93: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

75

yang digunakan oleh penyuluh dalam sosialisasi. Media komunikasi yang

digunakan oleh penyuluh pertanian dalam proses sosialisasi berupa leafleat.

Media ini tidak disukai oleh petani dikarenakan petani tidak suka membaca terlalu

banyak dan lebih suka mendengarkan penjelasan dari penyuluh pertanian daripada

harus membaca yang penjang lebar. Dengan demikian, media ini menjadi kurang

efektif apabila digunakan untuk mempengaruhi petani.

Dalam menjelaskan materi, penyuluh menggunakan bantuan media

elektronik berupa LCD dengan bantuan power point presentation. Diketahui

bahwa alat komunikasi LCD mudah ditangkap oleh petani.

“Media LCD yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan berisikan tentang

cara pengaplikasi dan disajikan dalam bentuk gambar-gambar serta

keterangan pendukung lainnya”. Alat tersebut dirasa mudah dipahami”.

(Informan kunci ST, 49, Laki-Laki, Interview 17 April 2017, 10.20 WIB)

“Media yang digunakan dalam penyuluhan adalah LCD. Media ini paling

mudah dipahami oleh petani mbak. Karena bisa dijelaskan menggunakan

PPT. Bisa diputarkan gambar-gambar yang berisikan tentang alat-alat yang

digunakan dalam proses budidaya. Bibar diputarke dari LCD terus diwei

pemahaman maksud dari penjelasan yang ada di LCD ”.

(Informan PR, 45, Laki-Laki, Interview 18 April 2017, 10.10 WIB)

“Media yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi adalah LCD. Namun

saya lebih menyukai menggunakan ceramah mbak. Karena penyuluh pada

saat menerangkan bisa sambil menulis. Beda sama LCD mbak, kalau LCD

tidak ada coretan tulisan yang membuat petani menjadi ingat”.

(Informan SH, 51, Laki-Laki, Interview 22 April 2017, 10.30 WIB)

“Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan adalah LCD. Media ini

menurut saya simple, menarik, dan mudah dipahami. Disamping penyuluh

menjelasakan berbagai macam materi, penyuluh juga bisa menulis pokok-

pokok bahasa yang tidak dimengerti oleh petani”.

(Informan PM, 49, Laki-Laki, Interview 23 April 2017, 10.05 WIB)

Berdasarkan cuplikan hasil wawancara memperlihatkan bahwa media yang

digunakan dalam kegiatan sosialisasi berupa media leafleat dengan memaparkan

power point. Alat tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada sebagian

petani yang menyukai media LCD tersebut dan ada juga yang tidak. Informan

Page 94: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

76

kunci ST dan Informan PR mengatakan bahwa media komunikasi yang paling

mudah dipahami menggunakan LCD. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan

media LCD maka petani bisa melihat tampilan gambar, video atau flowchart

secara langsung. Petani akan memiliki gambaran akan mateti yang disampaikan.

Berbeda dengan menggunakan ceramah yang hanya dijelaskan dan ditulis namun

tidak ada medianya, sehingga membuat petani tidak ada gambaran dalam berpikir.

Setiap kegiatan komunikasi pasti memiliki efek. Dalam konsep komunikasi

disebutkan bahwa komunikasi adalah sebuah aktivitas, proses, atau kegiatan yang

terbentuk memiliki beberapa unsur serta dampak-dampak tertentu. Adapun

aktivitas-aktivitas yang memiliki dampak antara lain sosialisasi, pemutaran video,

pendidikan dan lain-lain. Dengan adanya sosialisasi yang dilakukan oleh penyuluh

pertanian maka diharapkan pesan yang disampaikan dapat diterima, dipahami, dan

diikuti oleh petani.

Petani merasakan dampak dari strategi komunikasi yang diterapkan oleh

penyuluh pertanian. Dampak dari pesan yang disampaikan membuat petani akan

menentukan suatu pilihan. Pemilihan yang dimaksud adalah keputusan untuk

menerapkan budidaya secara organik atau tidak. Dengan demikian, tanggapan dari

petani terkait strategi komunikasi akan menjadikan rekomendasi bagi penyuluh

pertanian untuk menggunakan strategi komunikasi yang efektif.

Efek adalah perbedaan antara yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan

oleh penerima sebelum atau sesudah menerima pesan. Sampai tidaknya pesan

sosialisasi akan terlihat pada efek yang telah dirasakan oleh petani. Efek

komunikasi dapat diketahui melalui tanggapan dari petani terhadap program

budidaya padi organik. Efek yang dirasakan akan berpengaruh positif dan negatif.

Efek positif artinya petani dapat menerima program yang diberikan, sedangkan

efek negatif petani kurang merespon secara baik program yang telah

disosialisasikan akibatnya mereka tidak respek akan program yang diberikan.

Beberapa petani ada yang menanggapi positif mengenai program budidaya

organik artinya petani menerapkan budidaya padi secara organik dan ada juga

yang belum menanggapi artinya petani belum menerapkan budidaya organik.

Page 95: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

77

Berikut tanggapan dari Kelompok Tani Jati Makmur antara lain Informan PR

(45), Informan Informan M (52), Informan PM (49), Informan SH (51).

“...Program yang diberikan menarik perhatian mbak, menyebabkan saya

pribadi antusias untuk menerapkan sistem budidaya organik mbak.

Prospeknya sangat menunjang bagi padi masa depan. Untuk musim tanam

berikutnya tetap menggunakan organik lagi”.

(Informan PR, 45, Laki-Laki, Interview 18 April 2017, 10.10 WIB)

“...Program pertanian organik niku sae mbak, namun kulo pribadi dereng

menerapkan padi organik. Terus terang misale petani digawe percobaan,

saya tidak setuju mbak. Karena tidak mau menanggung resiko gagal panen,

sehingga belum ada niatan untuk menggunakan padi organik. Tetapi

misalnya sudah ada yang menanam dan hasilnya bagus, kemungkinan besar

tahun depan berani menanam mbak”.

Artinya:

“...Program pertanian organik bagus mabak, namun saya pribadi belum

menerapkan sistem budidaya secara organik. Terus terang misalnya petani

hanya dibuat bahan percobaan, saya tidak stuju mbak. Karena saya tidak

mau menanggung resiko gagal panen. Hal ini yang menyebabkan belum ada

niatan untuk menerapkan budidaya padi organik. Namun misalnya sudah

ada yang menerapkan dan hasilnya terbukti bagus, kemungkinan musim

tanam selanjutnya saya berani menerapkan mbak”.

(Informan MR, 52, Laki-Laki, Interview 20 April 2017, 10.24 WIB)

“...Pelaksanaan program pertanian organik sangat menarik, penjelasan yang

diberikan oleh penyuluh juga jelas dan mudah dipahami membuat saya

tertarik untuk menerapkan padi organik. Menanan organik niki niatan kulo

kepingin meningkatkan hasil dan saget dikonsumsi kaleh keluarga karena

mboten bahaya bagi kesehatan serta dapat memperbaiki struktur tanah.

Sejatine tanah di Desa Payaman ini sudah rusak akibat pupuk kimia mbak,

sinten maleh sing ajenge memperbaiki lek mboten kito sedoyo. Tahun depan

umpama diadakan program organik lagi kulo nggih derek mbak”.

(Informan PM ,49, Laki-Laki, Interview 23 April 2017, 10.05 WIB)

“...Program pertanian organik menurut kulo sae mbak. Dalam melakukan

penyuluhan program juga bagus namun kulo dereng ndamel padi organik.

Masalahnya program niki tasik baru, dadose kulo tasik ragu. Tetapi

umpamane kanca-kanca berhasil, mungkin kulo nggih nderek menerapkan

padi organik. Itungane niki kan masih tahap percobaan sehingga kulo ajrih

Page 96: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

78

ajenge melu-melu, wedi gagal. Musim berikutnya Insha Allah ndamel, kok

mireng suarane kanca-kanca terose hasile sae dan memuaskan”.

Artinya:

“...Menurut saya program pertanian organik bagus mbak. Dalam melakukan

penyuluhan program juga sangat bagus, namun saya belum menerapkan

program budidaya padi organik. Permasalahannya program ini masih baru,

sehingga membuat saya ragu. Namun apabila teman-teman berhasil, mungki

saya tertarik untuk menggunakan sistem budidaya organik. Ibaratnya ini

masih tahap percobaan, sehingga membuat saya takut untuk mengikuti,

takut akan kegagalan. Mungkin musim tahun selanjutnya saya menerapkan,

karena dengar-dengar sistem tanam organik membawa hasil yang bagus dan

memuaskan.

(Informan SH, 51, Laki-Laki, Interview 22 April 2017, 10.30 WIB)

Berdasarkan tanggapan beberapa petani maka dapat diketahui bahwa ada

petani yang tertarik atau antusias dengan program padi organik dan ada juga yang

tidak dengan pembuktian bahwa petani mau atau tidak menerapkan budidaya

secara organik. Faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam berbudidaya

padi diantaranya pendidikan, usia, dan pengalaman. Rata-rata petani yang

menerapkan padi organik berumur 46-51 tahun dan yang tidak menerapkan petani

yang berumur lebih dari 52 tahun.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sumadjo dkk (2010) bahwa umur

merupakan salah satu karakteristik pribadi yang berpengaruh langsung terhadap

kompetensi. Umur berbanding lurus dengan pengalaman. Artinya semakin tua

umurnya, maka pengalaman juga semakin lama, sehingga kompetensinya juga

semakin baik. Faktor umur sangat mempengaruhi petani dalam pengambilan

keputusan. Umur yang relatif tua akan enggan menerapkan padi organik karena

pengalaman bertaninya cukup lama dan unsur budidaya jaman dahulu sangat

melekat yang menyebabkan petani tidak mau menerima inovasi baru yang belum

terbukti menguntungkan.

Faktor lain adalah pendidikan petani, umumnya petani yang berpendidikan

tinggi akan lebih mudah untuk mengadopsi inovasi baru. Fakta diatas petani yang

menerapkan padi organik adalah rata-rata lulusan SMA dan yang tidak

Page 97: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

79

menerapkan adalah lulusan SMP. Faktor pendidikan juga memiliki pengaruh yang

cukup kuat dalam pengambilan keputusan untuk berbudidaya padi organik. Petani

yang mengeyam pendidikan hingga tamat SMA adalah petani yang menerapkan

padi organik dan sebaliknya petani yang mengenyam pendidikan hingga pada

tingkat SMP yang tidak menerapkan padi organik. Hal ini selaras dengan

pendapat Kusumahadi (2008) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka

semakin kritis dan terbuka dalam berpikir sehingga cepat menerima terhadap

inovasi baru yang masuk. Sebaliknya tingkat pendidikan yang rendah

menyebabkan seseorang sulit untuk menerima inovasi baru.

4.4. Hambatan yang dialami Penyuluh Pertanian

Seiring dengan jalannya penetapan strategi komunikasi, akan umum

ditemukan berbagai permasalahan. Permasalahan yang dimaksud adalah hambatan

yang muncul dan menjadi kendala dalam kegiatan sosialisasi oleh penyuluh

pertanian. Menurut Suryanto (2015) komunikasi tidak selamanya lancar, tentunya

akan terdapat berbagai hambatan atau gangguan. Hambatan dalam proses

komunikasi yang dimaksud adalah hambatan teknis atau mekanis, hambatan

psikologis, hambatan biogenetis, hambatan sosiologis, hambatan antropologis,

dan hambatan ekologis.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa hambatan yang

dialami penyuluh pertanian dalam melakukan kegiatan sosialisasi berupa

hambatan teknis dan hambatan penerima pesan.

1. Hambatan Teknis

Hambatan yang dimaksud adalah adanya keterbatasan pada alat komunikasi

yang digunakan dalam kegiatan sosialsiasi, adalah LCD. Seperti yang dinyatakan

oleh informan kunci S selaku penyuluh pertanian sebagai berikut:

“Hambatan yang muncul dalam kegiatan penyuluhan pertama mengenai

peralatan yang digunakan mbak. Peralatan yang kami gunakan sangat

terbatas, yakni LCD. Jumlah LCD dalam satu kecamatan hanya ada satu.

Padahal jumlah kelompok tani dalam satu Desa sangat banyak, sehingga

menyebabkan ketidakefisien terkait dengan peralatan penyuluhan”.

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 10.20 WIB)

Page 98: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

80

Penggunaan LCD dalam strategi komunikasi merupakan bagian yang

menjadi intisari, hal ini dikarenakan alat tersebut menjadi komponen penting

dalam strategi komunikasi, yakni selaku media utama yang dipergunakan dalam

sosialisasi. Menurut pendapat Effendy dalam Tahoba (2011), bahwa salah satu

komponen komunikasi yang perlu diperhatikan supaya komunikasi efektif adalah

saluran atau media komunikasi yang digunakan. Penggunaan media komunikasi

tentunya akan mempermudah masyarakat untuk mengerti isi pesan yang

disampaikan oleh petani.

2. Hambatan Penerima Pesan

Hambatan dari penerima pesan adalah gangguan yang timbul dari

komunikator yang disebakan oleh kurang perhatiannya pada saat menerima atau

mendengarkan pesan, tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi yang

lebih lanjut Fajar (2009). Hambatan lain adalah penerima pesan, yaitu hambatan

pada sumber daya manusia yang relatif rendah tingkat pendidikannya. Tingkat

pendidikan petani di Desa Payaman mayoritas SD hingga SMP. Hal ini menjadi

penghambat terutama ketika petani-petani tersebut menerima inovasi baru yang

bagi mereka belum terbukti menguntungkan secara nyata.

Menurut Hadi (1991) dalam Lionberger dan Gwin (1991) mengemukakan

bahwa peubah personal yang mempengaruhi proses perubahan perubahan perilaku

petani baik perubahan sikap, pengetahuan ataupun keterampilannya, yaitu

pendidikan, kemampuan manajerial, tempat tinggal, pekerjaan orang tua,

kesehatan, umur, dan sikap. Hambatan kedua yang dihadapi oleh penyuluh

pertanian dalam kegiatan sosialisasi adalah hambatan dari penerima. Informan

kunci S menegaskan bahwa hambatan lain adalah.

“Permasalahan lain adalah sumber daya manusia yang rendah. Rata-rata

tingkat pendidikan petani Desa Payaman tergolong rendah. Apabila kami

membicarakan ilmu pertanian dan pengembangan teknologi saat ini, mereka

tidak bisa mengikuti. Maka cara yang seharusnya saya gunakan agar petani

memahami apa yang saya maksudnya salah satunya menggunakan metode

demplot, baru meraka akan paham. Namun apabila dengan menggunakan

ceramah saja mereka tidak akan paham”.

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017 08.41 WIB)

Page 99: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

81

Berdasarkan pernyataan yang telah disebutkan, dapat diketahui bahwa

kendala yang dihadapi Informan kunci S (37) selaku penyuluh adalah berupa

pengadaan media dan tingkat pendidikan khalayak. Menurut pendapat Fajar

(2009) terdapat beberapa hambatan dalam komunikasi. Beberapa diantara

hambatan tersebut adalah media dan hambatan penerima pesan. Hambatan media

merupakan kendala yang terkait dengan penggunaan media komunikasi,

sedangkan hambatan dari penerima pesan adalah adanya tanggapan yang keliru

atau kurangnya perhatian penerima pesan. Seperti pendapat Suryanto (2015)

bahwa hambatan teknis/mekanis merupakan hambatan yang timbul pada alat

komunikasi yang digunakan komunikator.

Kedua pendapat ini selaras dengan kendala yang dihadapi oleh penyuluh

pertanian di kutipan pernyataan sebelumnya. Dikarenakan oleh berbagai hambatan

yang dialami oleh penyuluh dalam mensosialisasikan program, penyuluh telah

merumuskan dan menerapkan strategi dan cara tertentu untuk mengatasinya.

Solusi yang diberikan pada hambatan teknis adalah mengganti alat LCD dengan

media lain yang dianggap lebih sederhana, sesuai, dan bisa diterima oleh petani.

Adapun solusi lainnya adalah dengan mengadakan kunjungan demplot ke petani

perintis atau petani yang sudah mantap dalam berusahatani padi secara organik,

sehingga dapat menjadi bukti bagi petani lainnya agar mau mengadopsi inovasi

yang ditawarkan dalam program. Seperti yang diungkanpkan oleh Informan kunci

S bahwa:

“...Cara mengatasi masalah terkait dengan SDM petani adalah

menggolongkan petani berdasarkan kelas umur mbak, bawahsannya petani

muda lebih mudah diberikan sosialiasasi, namun usia lanjut perlu adanya

pendekatan secara berualng kali mbak karena pikirannya sudah tidak

berfungsi dengan maksimal karena juga faktor umur”.

(Informan kunci S, 37, Laki-Laki, Interview 16 April 2017, 08.41 WIB)

Adanya faktor penghambat yang ditemui oleh penyuluh pertanian tidak bisa

dihindari karena pada dasarnya petani memiliki keputusan untuk menentukan

suatu pilihan. Pemilihan tersebut berdasarkan pada pemahaman dan kesadaran,

serta sikap petani terhadap program yang diberikan. Kondisi ini bisa dirubah

namun secara bertahap karena setiap petani memiliki tingkat pengetahuan yang

Page 100: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

82

berbeda-beda. Ada petani yang apabila diberikan informasi baru mereka merespon

dengan cepat dan ada juga yang apabila diberi informasi baru mereka justru

menolak.

4.3. Sintesa

Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan, diketahui bahwa strategi

komunikasi yang digunakan oleh penyuluh pertanian pada program budidaya padi

organik cukup bagus. Hal ini dapat diketahui dari efek atau dampak yang

dirasakan oleh petani penerap padi organik. Terbukti bahwa sebagian petani padi

konvensional mulai antusias untuk menerapkan sistem ini, dikarenakan petani

penerap padi organik terbukti mendapatkan hasil yang tidak jauh beda dengan

konvensional. Pemaparan strategi komunikasi penyuluh dapat dilihat pada gambar

4.

Gambar 2. Sintesa

Strategi Komunikasi Penyuluh dalam Mensosialisasikan Program

Budidaya Padi Organik

1. Observasi

2. Pertemuan

rutin

1. Verbal

2. Non Verbal

Mengenal

khalayak

Menyusun

Pesan

Menetapkan

Metode

Seleksi

Media

1. Studi banding

2. Demplot

1. Leafleat

2. Power point

3. Pendekatan

Kelompok

Hambatan yang dialami Penyuluh

Pertanian dalam Mensosialisasikan

Prorgram

Gambar 4. Sintesa

Page 101: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

83

Berdasarkan gambar 4 dapat diketahu bahwa terdapat empat komponen

strategi yang digunakan penyuluh pertanian dalam mensosialisasikan program

budidaya oragnik. Empat diantaranya sebagai berikut:

1. Mengenal Khalayak

Khalayak adalah sasaran utama yang menjadi penentu berhasil atau tidaknya

strategi komunikasi yang dijalankan. Tahap pengenalan khalayak dilakukan

melalui observasi sebelum pelaksanaan penyusunan atas strategi komunikasi.

Mengiringi hal tersebut, penyuluh mengenal kharakteristik khalayak melalui

intensitas pertemuan rutin. Penyuluh akan dapat mengetahui secara lebih spesifik

berbagai atribut dari individu pada suatu khalayak, diantaranya tingkat

pendidikan, umur, dan pengalaman. Setelah mengetahui berbagai atribut dari

khalayak yang dituju, maka akan dapat menentukan kriteria yang sesuai untuk

khalayak dengan tujuan program yang akan disosialisasikan. Dengan demikian

diharapkan petani dapat memahami dan menangkap informasi yang disampaikan.

2. Menyusun Pesan

Penyajian pesan dalam program budidaya padi organik menggunakan pesan

verbal dan non verbal. Pesan verbal digunakan pada saat sosialisasi kepada petani.

Penyajian ini diberikan pada saat penyuluh melakukan sosialisasi kepada petani

dengan cara menjelaskan isi pesan secara merinci, jelas, dan lengkap. Semantara

pesan non-verbal menggunakan media leaflet berupa lembaran kertas yang

dibagikan kepada petani yang mengikuti sosialisasi. Media ini sebagai bahan

pengantar materi sekaligus referensi bagi petani dalam menggali informasi yang

belum dimengerti.

3. Menetapkan Metode

Dari berbagai jenis metode penyampaian tersebut, penyuluh pertanian Desa

Payaman menetapkan menggunakan studi banding dan demplot dalam

menjalankan program budidaya padi organik yang telah digalakkan. Sistem ini

diterapkan oleh penyuluh dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi. Hal ini

bertujuan agar kegiatan yang dilaksanakan oleh penyuluh pertanian

berkesinambungan dan juga dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan

sikap petani, serta untuk memecahkan masalah yang dihadapai saat di lapangan.

Penyusunan metode strategi komunikasi dalam sosialisasi program budidaya padi

Page 102: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

84

organik di Desa Payaman didasarkan pada situasi dan kondisi kelompok sasaran

berupa karakteristik sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode ini mampu mempengaruhi

keputusan petani dalam menerapkan budidaya padi organik dalam usahataninya.

3. Seleksi Media

Sosialisasi program budidaya organik di Desa Payaman dilakukan melalui

berbagai bentuk kegiatan dengan menggunakan berbagai media atau alat

komunikasi. Media yang digunakan penyuluh pada saat proses sosialisasi

menggunakan media leafleat dengan memaparkan power point. Media ini tidak

disukai oleh petani dikarenakan petani tidak suka membaca terlalu banyak dan

lebih suka mendengarkan penjelasan dari penyuluh pertanian daripada harus

membaca penjang lebar. Dalam menjelaskan materi, penyuluh menggunakan

bantuan media elektronik berupa LCD dengan bantuan power point presentation.

Diketahui bahwa alat komunikasi LCD dapat berjalan dengan efektif dan mudah

ditangkap oleh petani.

Seiring dengan jalannya penetapan strategi komunikasi, akan umum

ditemukan berbagai permasalahan atau hambatan. Adapun hambatan yang

dihadapi penyuluh pertanian dalam mensosialisasikan program adalah hambatan

teknis dan hambatan penerima pesan. Hambatan teknis yang dimaksud pada

keterbatasan alat yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi berupa LCD.

Hambatan lain adalah hambatan dari penerima pesan. Hambatan yang dimaksud

yaitu hambatan pada sumber daya manusia yang relatif rendah tingkat

pendidikannya yang menjadi penghambat terutama ketika petani-petani tersebut

menerima inovasi baru yang bagi mereka belum terbukti menguntungkan secara

nyata.

Page 103: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

85

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, penulis akhirnya dapat

menarik kesimpulan dari penelitian mengenai Strategi Komunikasi Penyuluh

Pertanian dalam Mensosialisasikan Program Budidaya Padi Organik sebagai

berikut:

1. Strategi yang dilakukan penyuluh pertanian dalam mensosialisasikan program

budidaya padi organik berfokus pada empat komponen yaitu mengenal

khalayak dengan cara melakukan observasi lapang dan melalui intensitas

pertemuan rutin kelompok tani. Menyusun pesan yang disajikan dalam

sosialisasi melalui penyajian bentuk sosialisasi langsung dan media leafleat.

Adapun penetapan metode dengan digunakan adalah studi banding dan

demplot. Media atau alat yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi

digolongkan ke dalam media cetak dan media elektronik berupa leafleat dan

LCD serta pendekatan kelompok. Penggunaan peralatan tersebut dinilai

cukup baik karena mampu menarik perhatian petani untuk menerapkan sistem

budidaya padi organik dalam usahataninya. Meskipun petani yang

menetapkan sistem tersebut masih sejumlah kecil, hal ini dapat dipahami

karena program ini masih berjalan selama satu muisim sejak penelitian

dilakukan.

2. Hambatan yang dihadapi penyuluh dalam mensosialisasikan program

budidaya padi organik adalah hambatan teknis, yaitu keterbatasan pengadaan

peralatan elektronik yang bersifat substansial (LCD) sebagai penunjang

jalannya kegiatan penyuluhan. Hal tersebut menyebabkan kegiatan

penyaluran informasi dan inovasi menjadi tidak efisien. Selain itu, terdapat

hambatan lain yaitu hambatan dari penerima pesan, yakni sumber daya

manusia rendah. Hal ini tercermin dari terbatasnya wawasan yang dimiliki

petani, sehingga mereka kesulitan menerima adanya program atau inovasi

baru.

Page 104: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

86

5.2. Saran

1. Dalam kegiatan sosialisasi masih terdapat keterbatasan alat berupa LCD

sebagai penunjang jalannya kegiatan penyuluhan, sebaiknya pihak BPP lebih

banyak mengalokasikan dana operasional untuk pengadaan alat. Dengan

demikian, diharapkan kegiatan penyuluhan berjalan dengan lebih lancar dan

menjadi semakin baik lagi kedepannya.

2. Sumber daya manusia rendah yang menyebabkan penyerapan informasi

menjadi tidak maksimal. Sebaiknya penyuluh pertanian membagi atau

menggolongkan berdasarkan kelas dalam kelompok yang terdiri dari pemula,

madya, dan lanjut. Penggolongan kelas dalam kelompok didasarkan pada

umur. Untuk kelas pemula atau berusia muda akan lebih mudah dipengaruhi.

Namun untuk kelas lanjut, perlu adanya pendekatan beberapa kali untuk masuk

ke materi program. Dengaan disusun sedemikian rupa bisa terlihat lebih tepat

dalam penyampain pesan meskipun sumber daya petani rendah.

Page 105: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

87

DAFTAR PUSTAKA

Arif, E. 2012. Strategi Komunikasi Pedagang Kaki Lima Perantau Minangkabau

Dan Penduduk Asli. Jurnal Komunikasi Pembangunan, Jurnal Komunikasi

Pembangunan. IPB, Bogor. 10 (1): ISSN. 1693-3699.

Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluh Pertanian Aceh. 2009. Budidaya

Tanaman Padi. Aceh.

Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Padi Indonesia.

http://www.bps.go.id/site/resultTab (online). Malang. Diakses tanggal 27

Februari 2016.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri. 2016. Produksi Padi Indonesia.

http://www.bps.go.id/site/resultTab (online). Malang. Diakses tanggal 27

Februari 2016.

Katalog Badan Pusat Statistik Kediri. 2013. Kota Kediri dalam Aangka. Kediri.

BPS Kota Kediri.

Badan Pusat Statistik. 2015. Produktivitas Padi di Indonesai Pada Tahun 2105.

http://www.bps.go.id/Brs/view/id/1157. Malang. Diakses tanggal 27

Februari 2016.

Balai Penyuluhan Pertanian Plemahan. 2016. Pontensi Sumber Daya Kecamatan

Plemahan. Kediri.

Ban, Van den dan Hawkins, H.S. 2015. Penyuluhan Pertanian. Edisi 5.

Yogyakarta. Kanisus.

Departemen Pertanian. 2013. Peraturan Menteri Pertanian No. 64/Permentan/

OT140/5/2013 tentang sistem pertanian organik. Departemen Pertanian.

Jakarta.

Dinas Pertanian Kediri. 2015. Produksi Padi per Kecamatan Kabupaten Kediri,

Jawa Timur Tahun 2015. Kediri.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Edisi Pertama.

Yogyakarta. Graha Ilmu.

Firmansyah, H., Yulianti, M., Alif, M. 2017. Strategi Komunikasi Dalam

Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pada Pengelolaan Lahan Gambut

Melalui Peningkatan Sumberdaya Manusia Di Sektor Pertanian

Kalimantan Selatan. Jurnal Ilmu Komunikasi. Unlam. Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik. 2 (1) ISSN: 2356-4490.

Hadi, A.P. 1991. Studi Proses Adopsi Inovasi (Kasus Supra Insus di WKBPP

Rumak Kabupaten Lombok Barat). Skripsi. Mataram: Fakultas

Pertanian Universitas Mataram.

Page 106: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

88

Irwan. 2013. Faktor Penentu Dan Keputusan Petani Dalam Memilih Varietas

Benih Kedelai Di Kabupaten Pidie. Universitas Syariah Kuala Lumpur.

Fakultas Pertanian, Banda Aceh. Sosial Ekonomi Pertanian, 14 (1).

Jalil, M. 2014. Strategi Komunikasi Tokoh Masyarakat Dalam Menyelesaikan

Konflik Sengketa Tanah Di Desa Pasir Belengkong Kecamatan Pasir

Belengkong Kabupaten Paser. Jurnal Ilmu Komunikasi. Unmul. Fakultas

Ilmu Sosial dan Politik. 2 (4): 15-29.

Jumriah, 2016. Peran Komunikasi Tenaga Penyuluh Lapangan Dalam Budidaya

Ikan Di Keramba Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu. Jurnal Ilmu

Komunikasi. Unmul. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Ilmu Komunikasi. 4

(1): 15-29.

Kifli, G.C. 2007. Strategi Komunikasi Pembangunan Pertanian Pada Komunitas

Dayak Di Kalimantan Barat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,

Kalimantan Barat. 14 (2): 117-125.

Kotler dan Susanto. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 2. (Damos).

Kusumahadi, D. 2008. Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Petani yang

Mempengaruhi Tingkat Adopsi Panca Usaha Peternakan Sapi Perah.

Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Fakultas Pertanian. Produksi

Ternak. 8 (1): 15-22.

Lailatul, Aminullo, A., Yasak, E., M. 2014. Strategi Komunikasi Pemasaran

Kusuma Agrowisata Dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung. Jurnal

Ilmu Sosial dan Politik. Universitas Tribuana Tunggadewi. Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik. 3 (1): ISSN. 2442-6962.

Martinov, Ariga. 2016. Strategi Komunikasi Riau Vaper Community Dalam

Kampanye Anti Rokok Pada Usia Remaja Di Kota Pekanbaru. Universitas

Riau. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ilmu Komunikasi, Pekan Baru

3 (2).

Mayrowani, H., Supriyati, T. Sugiono. 2010. Analisa Usahatani Padi Organik di

Kabupaten Sragen. Laporan Penelitian. JIRCAS.

Mayrowani, H. 2012. Pengembangan Pertanian Organik di Indonesia. Bogor.

Forum Penelian Agro Ekonomi. Volume 3 No. 2, 2 Desember 2012: 91-108

Miles., M B, Huberman., A M, dan Saldana., Johnny. 2014. Qualitative Data

Analysis: A Methods Sourcebook, Third Editions. Sage Publications. USA

Mulyana, Deddy. 2012. Komunikasi Pembangunan. Edisi 3. Bandung. Simbiosa

Rekatama Media.

Mulyana, Slamet. 2016. Sosialisasi Kebijakan Penghapusan Human Trafficking di

Kabupaten Indramayu. Bandung.

Page 107: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

89

Nurdianti, Siti. 2014. Analisis Faktor-Faktor Hambatan KomunikasiDalam

Sosialisasi Program Keluarga Berencana Pada Masyarakat Kebon Agung-

Samarinda. Jurnal Ilmu Komunikasi.Unmul. Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik. Ilmu Komunikasi, Kalimantan Timur. 2 (2): 145-159.

Pujilaksono, Sugeng. 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi 2. Malang

Kelompok Instrans Publishing.

Rahayu, E.S. 2014. Good Governance Menuju Kesejahteraan Dan Kemandirian

Pertanian Indonesia. Surakarta.

Rambe, S.R., Siagian, I.C., dan Dinata, K. 2013. Peranan Metode Temu Lapang

Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani Di Kawasan Pengembangan

Jeruk Rimbo Pengadang. BPTP Bengkulu.

Rasyid, A. 2012. Metode Komunikasi Penyuluhan Pada Petani Sawah.

Universitas Riau. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Ilmu Komunikasi,

Pekan Baru. 1 (1) 1-55.

Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Rogers, Everett M, 1958. Diffusion and Inovation . The Free. New York.

Satori, D., Komariah A. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung.

Alfabeta.

Sadono, D. 2008. Paradigma Baru penyuluhan Pertanian di Indonesia. Jurnal

penyuluhan. 4 (1): ISSN: 1858-2664.

Slamet. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. IPB Press.

Bogor.

Sudana. 2014. Studi Banding. Binus University.

http://www.pembicarainternetmarketing.com/menambah-cakrawala-

berfikir-manfaat-studi-banding-kunjungan-ke-tatawarna-com/ Diakses 27

Februari 2017.

Sumardjo, dkk. 2010. Model Pengembangan Kompetensi Penyuluh Berbasis

Pemanfaatan Media. Garut

Sumarno. S. 2007. Teknologi Revolusi Hijau Lestari untuk Ketahanan Pangan

Nasional di Masa Depan. Bogor, 14-15 September 2006. Iptek Tanaman

pangan. 2 (2).

Suranto, Aw. 2013. Komunikasi Sosial Budaya. Edisi pertama. Yogyakarta.

Graha Ilmu.

Suryani, W. 2013. Komunikasi Antar Budaya yang Efektif. Jurnal Dakwah

Tabligh. 14 (1) 91-100.

Suryanto. 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung. Edisi Pertama. Pustaka

Setia.

Page 108: STRATEGI KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN ...repository.ub.ac.id/6961/1/Rahayuningtyas, Mukti.pdfrice cultivation, especially at Jati Makmur Farmer Group. This is because it has an active

90

Susanto, Rachman. 2006. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta. Kanisius.

Sutarto, M. 2008. Hubungan Sosial Ekonomi Petani dengan Tingkat Adopsi

Inovasi Teknologi Komoditas Jagung Sidoharjo Wonogiri. Agritexts 24.

Tahoba. 2011. Strategi Komunikasi Dalam Program Pengembangan Masyarakat.

Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian, Universitas Papua. ISBN:

978-602-98439-2-7.

Wangke, W.M., Olfie, B., Suzana, L. 2016. Adopsi Petani Terhadap Inovasi

Tanaman Padi Sawah Organik Di Desa Molompar Kecamatan Tombatu

Timur, Kabupaten Minahasa Tenggara. 12 (2) 143-145.

Widiarta, A., Adiwiboso, S., Widodo. 2013. Analisis Keberlanjutan Praktik

Pertanian Organik Di Kalangan Petani. Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat. Bogor.

Widiyanti, M.N.Z., Baga, L.M., Suwarsinah, H.K. 2016. Kinerja Usahatani dan

Motivasi Petani dalam Penerapan Inovasi Varietas Jagung Hibrida

padaLahan Kering di Kabupaten Lombok Timur.Jurnal Penyuluhan,

Bogor. 12 (1).

Wijaya, I.S. 2015. Perencanaan dan Strategi Komunikasi dalam Kegiatan

Pembangunan. IAIN. Fakultas Ushuluddin.18 (1).

Wood, Julia. T, 2013. Komunikasi Teori dan Praktik (Komunikasi dalam

Kehidupan kita). Edisi 6. Jakarta. Salemba Humanika.