Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung...

20
45 BAB V STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI SENI BELADIRI TARUNG DERAJAT DALAM RANGKA MENDUKUNG INTERNASIONALISASI ORGANISASI Keberadaan suatu organisasi tidak lepas dari adanya suatu ide atau gagasan dari seseorang atau sekelompok orang yang memiliki tujuan dan cita-cita yang sama. Dalam realita sosial pola kehidupan masyarakat senantiasa dilingkupi oleh bentuk interaksi yang beraneka ragam sesuai dengan situasi, kondisi, budaya, keyakinan dan adat istiadat dimana masyarakat itu berada. Pola interaksi sosial yang terjadi antar individu kemudian menjadi suatu kelompok dalam masyarakat akan melahirkan suatu perkumpulan atau organisasi sosial yang disepakati bersama. Adanya kesepakatan bersama tersebut terbangun dari bagaimana relasi antar anggota yang terlibat melalui komunikasi. Komunikasi menjadi jembatan relasi antar anggota organisasi untuk mengutarakan maksud serta tujuan baik secara individu maupun organisasi. Organisasi Bela diri Tarung Derajat Satuan Latihan Sukoharjo sebagai bagian dari Organisasi Tarung Derajat tingkat nasional merupakan sebuah organisasi yang dibangun berdasarkan minat dan ketertarikan para anggotanya terhadap bela diri Tarung Derajat. Dengan perkembangannya yang saat ini kian pesat, Organisasi Tarung Derajat Sukoharjo memiliki peran penting dalam usaha internasionalisasi organisasi melalui peningkatan pembinaan dan prestasi. Bab ini akan membahas mengenai

Transcript of Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung...

Page 1: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

45

BAB V

STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI SENI BELADIRI

TARUNG DERAJAT DALAM RANGKA MENDUKUNG

INTERNASIONALISASI ORGANISASI

Keberadaan suatu organisasi tidak lepas dari adanya suatu ide atau

gagasan dari seseorang atau sekelompok orang yang memiliki tujuan dan cita-cita

yang sama. Dalam realita sosial pola kehidupan masyarakat senantiasa dilingkupi

oleh bentuk interaksi yang beraneka ragam sesuai dengan situasi, kondisi, budaya,

keyakinan dan adat istiadat dimana masyarakat itu berada. Pola interaksi sosial

yang terjadi antar individu kemudian menjadi suatu kelompok dalam masyarakat

akan melahirkan suatu perkumpulan atau organisasi sosial yang disepakati

bersama. Adanya kesepakatan bersama tersebut terbangun dari bagaimana relasi

antar anggota yang terlibat melalui komunikasi. Komunikasi menjadi jembatan

relasi antar anggota organisasi untuk mengutarakan maksud serta tujuan baik

secara individu maupun organisasi. Organisasi Bela diri Tarung Derajat Satuan

Latihan Sukoharjo sebagai bagian dari Organisasi Tarung Derajat tingkat

nasional merupakan sebuah organisasi yang dibangun berdasarkan minat dan

ketertarikan para anggotanya terhadap bela diri Tarung Derajat. Dengan

perkembangannya yang saat ini kian pesat, Organisasi Tarung Derajat Sukoharjo

memiliki peran penting dalam usaha internasionalisasi organisasi melalui

peningkatan pembinaan dan prestasi. Bab ini akan membahas mengenai

Page 2: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

46

bagaimana strategi komunikasi organisasi Tarung derajat satuan Latihan

Sukoharjo dalam perannya mendukung internasionalisasi bela diri Tarung Derajat.

1.1 Komunikasi Organisasi Tarung Derajat

Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)

menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah

perilaku orang lain (komunikate). Sedangkan menurut Harold Lasswell (1948)

dalam karyanya, “The Structure and Function of Communication in Society”

mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan

menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which Channel To

Whom With What Effect ? atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada

siapa dengan pengaruh bagaimana (Effendy, 2003 : 253).

Kegiatan organisasi tidak pernah luput dari kegiatan komunikasi.

Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan dan aktivitas

komunikasi. Komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan

diantara unti-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi

tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-

hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu

lingkungan (Mulyana, 2000).

Secara lengkap menurut Rogers (dalam Effendy, 2004:114) organisasi

didefinisikan sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama

untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan

pembagian tugas. GoldHaber (dalam Fajar, 2009; 122) mengatakan Komunikasi

Page 3: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

47

organisasi adalah arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling

bergantungan satu sama lain.

Menurut De Vito (1997:340) komunikasi organisasi merupakan

pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam organisasi dalam kelompok

formal maupun informal organisasi. Jika organisasi semakin besar dan semakin

kompleks, maka demikian juga komunikasinya.

Komunikasi organisasi yang berlaku di dalam organisasi Tarung Derajat

bisa digambarkan sebagai pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi

di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto,

2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu

sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja

di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan

dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-

surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui

secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya

secara individual.

Organisasi Tarung Derajat merupakan sebuah organisasi yang menyatukan

anggotanya berdasarkan minat serta ketertarikan terhadap olahraga beladiri

Tarung Derajat, sehingga tidak ada ikatan struktural yang wajib ditaati secara

lebih bertanggung jawab seperti halnya pada sebuah perusahaan, namun sebagai

sebuah organisasi, Tarung Derajat mendasari jalinan komunikasinya dengan

semangat kekeluargaan, persaudaraan dan tujuan yang sama yakni memiliki

Page 4: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

48

kemampuan beladiri yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini berpengaruh

dalam pola komunikasi organisasi secara nasional.

1.2 Pola Komunikasi Organisasi Tarung Derajat Satlat Sukoharjo dalam

Rangka Mendukung Internasionalisasi Organisasi

Organisasi Beladiri Tarung Derajat sebagai sebuah organisasi yang

sifatnya bukan merupakan organisasi yang profit oriented atau sebuah organisasi

yang bukan merupakan perusahaan yang memiliki karakteristik komunikasi yang

tidak formal, namun memiliki ikatan yang didasarkan atas rasa hormat kepada

senior sebagai guru atau pelatih. Dalam organisasi ini posisi guru ataupun pelatih

tidak sebagai atasan seperti halnya sebuah organisasi formal lainnya. Namun lebih

kepada sosok saudara tua yang harus dihormati, bukan ditakuti.

“Organisasi bela diri ini memang bukan organisasi yang terikat seperti

halnya di perusahaan, namun ada satu ikatan kekeluargaan yang membuat

anggotanya patuh dan hormat kepada senior atau guru-guru mereka.....”1

Tarung Derajat dapat dikategorikan sebagai organisasi nirlaba yang

berorientasi pada keuntungan materi atau tujuan organisasi yang dibentuk untuk

memperoleh laba, karena dalam kegiatannya tidak berorientasi pada keuntungan

materi. Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang

bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik

publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-

hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi keagamaan,

sekolah negeri, rumah sakit umum dan klinik publik, organisasi sukarelawan,

1 Wawancara dengan Fidiar tanggal 23 Mei 2012.

Page 5: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

49

serta organisasi minat seperti halnya organisasi Tarung Derajat. Organisasi ini

memperoleh bantuan keuangan dari pimpinan-pimpinan atau dewan pembina di

tiap daerah. Di Kabupaten Sukoharjo, organisasi Tarung Derajat memperoleh

Bantuan Dana Operasional dari Bupati Sukoharjo Bapak Wardoyo Wijaya,

Kapolres Sukoharjo AKBP. Pri Hartono dan beberapa pihak lainnya yang peduli

terhadap organisasi Tarung Derajat. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dari

dukungan para pejabat terhadap kemajuan olah raga terutama beladiri di

Kabupaten Sukoharjo. Sementara untuk memberikan dana uang lelah para pelatih

dan pengurus, dana diambilkan dari iuran anggota yang ditarik setiap bulan

sebesar Rp 20.000,- per anggota.

5.2.1 Komunikasi Organisasi Tarung Derajat Satlat Sukoharjo

Organisasi Beladiri Tarung Derajat Satuan Latihan Sukoharjo sebagai

sebuah organisasi yang merupakan bagian dari organisasi Bela diri Tarung Derajat

Tingkat pusat memiliki peran terhadap terciptanya iklim komunikasi yang bersifat

sangat kekeluargaan dengan mengedepankan pembinaan dan pengayoman di

setiap satuan latihan. Instruksi yang diberikan bukan berupa perintah namun

merupakan anjuran dalam rangka kemajuan bersama Organisasi Tarung Derajat

serta dalam rangka mendukung program internasionalisasi organisasi secara

nasional. Pola komunikasi yang terorganisasi secara kekeluargaan merupakan satu

upaya bagaimana Satuan Latihan Sukoharjo sebagai Satuan Latihan yang

memiliki prestasi serta keberadaan jumlah anggota yang semakin bertambah

Page 6: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

50

banyak membuat organisasi ini semakin memiliki peran dalam rangka

internasionalisasi organisasi.

Bertambahnya jumlah anggota Satuan Latihan Sukoharjo merupakan hasil

dari bagaimana para anggotanya melakukan sosialisasi kepada masyarakat

Sukoharjo mengenai keberadaan bela diri Tarung Derajat di Kabupaten

Sukoharjo. Sosialisasi tersebut dalam konteks pemasaran bisa dikatakan sebagai

sebuah upaya promosi dengan menggunakan media seperti brosur, spanduk, iklan

radio serta upaya-upaya lain melalui personal selling dengan bentuk komunikasi

mulut ke mulut atau dalam bahasa jawa dikenal dengan istilah gethok tular.

Dalam hal prestasi, organisasi Tarung Derajat Satuan Latihan Sukoharjo memang

sudah memiliki nama besar di kancah nasional karena beberapa atlet dari satuan

latihan ini merupakan jawara Tarung Derajat Tingkat Nasional, yaitu Desi

Listianti peraih Juara 1 Nasional kelas ranger Putri tahun 2009, Fiddiar Juara 1

tingkat nasional Putra tahun 2009, Hariyanto Juara 2 Tingkat Nasional Putra tahun

2010.

Gambar 5.1 Brosur Tarung Derajat

Page 7: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

51

Gambar 5.2 Personal Selling di Brimob

Berkaitan dengan perannya dalam internasionalisasi organisasi, satuan

latihan Sukoharjo melalui semakin bertambahnya jumlah anggota dan prestasi

yang diraihnya, membuat Satuan Latihan ini menjadi salah satu Satuan Latihan

percontohan bagi Tarung Derajat Nasional dalam hal pembinaan atlet berprestasi

yang kemudian menjadi Satuan Latihan percontohan pembinaan atlet berprestasi

di seluruh Satuan Latihan di Indonesia serta beberapa Satuan Latihan luar negeri.

Bentuk keikutsertaan Organisasi Tarung Derajat Sukoharjo dalam hal

pemberian instruksi kepada para anggota satlat diwujudkan dalam kegiatan-

kegiatan seperti latihan bersama seluruh satuan latihan di Sukoharjo, atau dengan

mengadakan demo atau kegiatan atraktif di beberapa event penting di Kabupaten

Sukoharjo.

Page 8: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

52

Gambar 5.3 Latihan Bersama di Tawangmangu

Gambar 5.4 Persiapan HUT Brimob Sukoharjo 2012

Kembali kepada pola komunikasi dalam organisasi Tarung Derajat satuan

latihan Sukoharjo, organisasi ini melakukan beberapa langkah komunikasi yang

merupakan “instruksi organisasi” dari pusat. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana

Page 9: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

53

organisasi ini walaupun secara kelembagaan lokal memiliki tata pola komunikasi

sendiri namun tetap berada pada jalur instruktif yang dikomunikasikan oleh para

pengurus Tarung Derajat tingkat pusat.

“Tarung Derajat Satuan Latihan Sukoharjo memiliki otoritas untuk

mengelola organisasi di tingkat Kabupaten Sukoharjo, demikian juga

dengan pola komunikasi yang terbangun, walaupun memang kami sebagai

pengurus di tingkat Cabang tetap berpegang kepada instruksi-instruksi dari

tingkat Pusat yang memang memiliki kedekatan dengan satuan latihan

Sukoharjo.”2

Tarung Derajat sebagai sebuah organisasi melakukan interaksi dengan

pengurus di tingkat Pusat secara intensif, mengingat ketiga anggotanya yang

menjadi pengurus di tingkat pusat sebagai tim pembinaan dan prestasi yakni A.

Fidiar Ariestanto, Desi Listianti dan Haryanto. Mereka merupakan atlit-atlit

berprestasi di tingkat Nasional yang sudah cukup memiliki nama tenar di kalangan

kodrat nasional, sehingga peran mereka kemudian sangat dibutuhkan oleh jajaran

pengurus di tingkat pusat untuk melaksanakan tugas pembinaan dan

pengembangan prestasi yang berupa penambahan porsi atlet-atlet berprestasi serta

mengadakan latihan bersama dengan beberapa satuan latihan di Jawa Tengah,

misalnya juga mengikuti event tarung bebas yang diadakan oleh Organisasi Lindu

Aji Semarang, Jawa Tengah setiap 6 bulan sekali yang diikuti oleh seluruh

anggota Tarung Derajat yang memiliki bakat juara. Dari sinilah komunikasi

organisasi Tarung Derajat Satuan Latihan Sukoharjo memiliki media informasi

yang dibawa oleh ketiga orang anggota tersebut ke daerah yakni cabang

Sukoharjo.

2 Wawancara dengan Edi Suryanto pada tanggal 20 Juni 2012.

Page 10: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

54

“Kami sebagai anggota Satlat Sukoharjo sangat senang didaulat menjadi

tim pengembangan dan pembinaan prestasi di tingkat pusat, karena dengan

demikian keberadaan Satlat Sukoharjo sangat diperhatikan oleh pusat,

sebaliknya apa yang menjadi harapan dari Satlat Sukoharjo serta kondisi

dan kemajuan Satlat Sukoharjo dapat dengan mudah kami komunikasikan

ke pusat.”3

5.2.2 Pola Komunikasi Organisasi Tarung Derajat Satlat Sukoharjo

Proses komunikasi organisasi Tarung Derajat Satlat Sukoharjo adalah

proses yang dinamis di mana para anggota saling menciptakan dan menukar

pesan. Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, obyek,

kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Pesan dalam organisasi

ini dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi yang berhubungan dengan bahasa

(verbal dan non-verbal), penerima (internal dan eksternal), metode difusi

(bagaimana pesan disebarluaskan), arus tujuan dari pesan (berkenaan dengan

tugas-tugas dalam, organisasi, pemeliharaan organisasi dan kemanusiaan dan

inovasi. Arus tujuan dari pesan adalah untuk memberi informasi, mengatur,

membujuk dan mengintegrasikan. Jaringan Organisasi terdiri dari satu seri orang

yang masing-masing menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi.

Pertukaran pesan dari orang-orang tersebut melewati suatu set jalan kecil yang

dinamakan jaringan komunikasi. Hakikat dan luas jaringan ini dipengaruhi oleh

faktor yang masing-masing mempengaruhi jaringan komunikasi yaitu: Hubungan

peranan (formal dan informal), arah dan arus pesan (komunikasi kepada atasan,

komunikasi kepada bawahan dan komunikasi horizontal), isi dari pesan, keadaan

3 Wawancara dengan Desi Listianti pada tanggal 28 Juni 2012.

Page 11: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

55

saling tergantung antara satu bagian dengan bagian lainnya telah menjadi sifat dari

suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka.

Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan

berpengaruh pada bagian lainnya dan mungkin juga pada seluruh sistem

organisasi. Karena organisasi merupakan sistem kehidupan sosial, maka untuk

berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Oleh karena itu

hubungan manusia dalam organisasi yang menfokuskan kepada tingkahlaku

komunikasi dari orang yang terlibat dalam satu hubungan perlu dipelajari.

Lingkungan yang dimaksud adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial

yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu

sistem.

Dari gambaran diatas penulis menemukan fakta bahwa pola komunikasi

organisasi Tarung Derajat Satuan Latihan Sukoharjo merupakan pola komunikasi

yang mencirikan konsep pola bintang.

Struktur komunikasi pola bintang merupakan alur komunikasi yang

terdesentralisasi atau terbagi kedalam sub-sub organisasi lokal. Namun demikian

pola yang terbangun tetap berpusat kepada 1 komando yakni pengurus Tarung

Derajat di tingkat Pusat. Pola komunikasi seperti ini merupakan pola komunikasi

Page 12: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

56

yang dapat menumbuhkan potensi pengembangan-pengembangan organisasi di

tingkat lokal tanpa mengabaikan instruksi dari tingkat pusat. Tarung Derajat Satlat

Sukoharjo dalam hal ini memiliki pola komunikasi di tingkat lokal yang kemudian

mampu memberikan peran sertanya terhadap Tarung Derajat di tingkat Pusat,

dalam konteks penelitian ini mendukung adanya program internasionalisasi

organisasi. Dalam perannya mendukung internasionalisasi organisasi, Tarung

Derajat Satuan Latihan Sukoharjo yang terdiri dari 6 Satuan Latihan juga

melakukan pola komunikasi model bintang dengan poros utamanya adalah jajaran

pengurus di tingkat kabupaten, walaupun di tingkat Satuan Latihan terdapat

kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pengurus, namun setiap langkah

organisasi terutama dalam rangka pembinaan dan peningkatan prestasi tetap

berpusat kepada pengurus tingkat pusat.

Satlat Sukoharjo sebagai sebuah organisasi yang berada di daerah

memiliki beberapa kebijakan-kebijakan yang tidak harus mendapatkan

persetujuan dari pusat selama hal ini bertujuan untuk pengembangan organisasi.

Namun dalam kerangka organisasi secara nasional Satlat Sukoharjo memiliki satu

tanggung jawab yang harus dipenuhi sebagai bagian dari keluarga Tarung Derajat

Nasional. Hal inilah yang menurut penulis pola komunikasi yang terjadi dalam

organisasi Tarung Derajat sesuai dengan pola komunikasi model bintang yang

diperkenalkan oleh Joseph De Vito, di mana dalam bagian-bagian organisasi

terdapat satu kebijakan mandiri dari bagian-bagian tersebut namun dalam

kerangka organisasi bagian-bagian dari organisasi tersebut tetap memiliki satu

poros komunikasi yang terpusat di satu titik.

Page 13: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

57

1.3 Peran Satlat Sukoharjo Dalam Internasionalisasi Organisasi

Internasionalisasi organisasi Tarung Derajat merupakan usaha dari seluruh

jajaran keluarga besar Tarung Derajat nasional dalam usahanya memperkenalkan

Tarung Derajat di negara-negara lain selain tanah kelahirannya Indonesia. Dengan

diikutsertakannya Tarung Derajat sebagai salah satu cabang olahraga eksebisi

pada tahun 2011 menjadi tonggak dari program internasionalisasi Tarung Derajat

di Asia. Beberapa satuan latihan seperti misalnya di Vietnam, Thailand, Filipina,

Australia, Kamboja dan sebagainya telah resmi dibentuk oleh para anggota

Tarung Derajat dari Indonesia yang dikirim ke negara-negara tersebut. Hadirnya

beberapa Satuan Latihan di beberapa negara ini menjadi hal yang cukup

membanggakan karena sebagai sebuah ilmu seni bela diri asli Indonesia, Tarung

Derajat, kian diminati oleh para penggiat seni bela diri internasional. Dengan

terbentuknya beberapa Satlat di luar negeri tersebut maka peluang Tarung Derajat

untuk menjadi salah satu cabang beladiri yang dipertandingkan di tingkat

internasional kian mudah karena hal tersebut merupakan salah satu syarat yang

ditetapkan KONI agar sebuah cabang olah raga dapat berpartisipasi di ajang

internasional adalah memiliki peserta minimal dari 4 negara, di samping syarat-

syarat yang lain seperti aturan pertandingan serta standart keamanan atlet.

Dalam partisipasinya, cabang bela diri Tarung Derajat di Sea Games 2011

dan 2013 mendatang, tentu saja Indonesia harus memiliki atlet-atlet yang berbakat

menurut standar internasional. Di sinilah peran penting Satlat Sukoharjo dapat

dilihat. Satlat Sukoharjo menyumbang 3 atlet berbakat dan berprestasi ke dalam

Page 14: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

58

kepengurusan pusat sebagai pembina atlet-atlet tarung derajat nasional, khususnya

atlet-atlet yang dilihat memiliki potensi dan bakat juara, dengan mutu pembinaan

dan pelatihan sesuai standar internasional. Hal ini dimaksudkan untuk

menyiapkan atlet-atlet tangguh sebagai wakil Indonesia dalam

pertandingan/kejuaraan internasional.

Dengan hadirnya anggota mereka dalam kepengurusan tingkat pusat

membuat organisasi ini semakin kaya terhadap informasi perkembangan Tarung

Derajat secara nasional. Komunikasi yang terbangun merupakan turunan dari

komunikasi yang terjalin antar pengurus di tingkat pusat sehingga Satlat

Sukoharjo mampu menerjemahkan instruksi-instruksi yang ada di tingkat Pusat

menjadi kebijakan cabang dalam rangka pengembangan organisasi.

“Kami sebagai anggota Satlat Sukoharjo banyak mendapatkan instruksi

yang cukup membangun semangat kami dalam berlatih, sehingga kami

merasa memiliki tanggung jawab baik bagi diri kami maupun bagi

organisasi untuk ikut memajukan organisasi Tarung Derajat ini menjadi

organisasi yang besar dan dikenal oleh masyarakat internasional.”4

Dari beberapa Satlat lain, Satlat Sukoharjo termasuk salah satu Satlat

yang anggotanya cukup banyak yakni mencapai 200 orang pada tahun 2012,

diperkirakan jumlah anggota akan semakin bertambah pada tahun 2013 dengan

target 500 anggota. Hal ini tidak mengherankan karena di mata masyarakat

Tarung Derajat menjadi cabang olahraga beladiri alternatif yang mulai menggeser

cabang-cabang bela diri impor seperti kick boxing dan taekwondo.

4 Wawancara dengan Harianto pada tanggal 28 Juni 2012.

Page 15: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

59

Grafik 5.1 Peningkatan Jumlah Anggota Tarung Drajat Satuan Latihan Sukoharjo

Tahun 2007 – 2012

Tarung Derajat sebagai cabang beladiri asli Indonesia saat ini mulai

merambah ke berbagai negara luar seperti yang telah diuraikan diatas bahwa

organisasi ini sebagai sebuah organisasi cabang olahraga beladiri mulai diakui

oleh kalangan internasional dan dijadikan salah satu cabang olahraga eksebisi di

Sea Games 2011.

“Kami merasa bangga sebagai anggota dari Satuan Latihan Sukoharjo

karena keberadaan kami sangat diakui sebagai salah satu satuan latihan

yang ikut berperan aktif dalam rangka program internasionalisasi

organisasi mengingat beberapa anggota kami saat ini masuk dalam

program pelatihan nasional untuk cabang olahraga Tarung Derajat yang

akan dijadikan cabang olahraga yang dipertandingkan pada Sea Games

2013.”5

Dari beberapa pembahasan diatas penulis menemukan beberapa fakta

bahwa Satuan Latihan Sukoharjo memiliki peran yang sangat penting dalam

5 Wawancara dengan Fidiar pada tanggal 20 Juni 2012.

0

50

100

150

200

250

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Grafik Jumlah Anggota Per Tahun

Page 16: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

60

rangka internasionalisasi organisasi. Hal ini bisa dilihat dari diikutsertakannya 3

anggota Satuan Latihan Sukoharjo dalam tim pengembangan pembinaan prestasi

di tingkat pusat.

Alur komunikasi berjalan seperti yang telah digambarkan diatas sebagai

alur yang terdesentralisasi namun tetap berada pada satu instruksi di pusat. Satuan

Latihan Sukoharjo sebagai bagian dari kepengurusan Tarung Derajat nasional

mampu menerima pesan-pesan instruktif dari pusat sehingga dapat diterjemahkan

dengan baik pula di tingkat daerah dengan pembinaan atlit-atlit berprestasi yang

dimiliki oleh Satlat Sukoharjo. Pesan-pesan instruktif misalnya saja beberapa hal

mengenai kebijakan-kebijakan pusat yang mengharuskan ada porsi latihan yang

berbeda bagi atlit – atlit berbakat yang memiliki prestasi. Di Kabupaten Sukoharjo

terdapat 25 atlit yang tergolong memiliki potensi prestasi di tingkat nasional.

Pengurus pusat melalui beberapa pimpinan Satlat yang ada di seluruh Indonesia

memberikan instruksi terkait dengan pembinaan atlit berprestasi, dalam hal ini

Satlat Sukoharjo memiliki satu keuntungan dimana tiga anggotanya merupakan

tim perancang kurikulum latihan dalam pembinaan atlit berprestasi, sehingga pada

saat pelaksanaan instruksi Satlat Sukoharjo tidak mengalami gangguan

komunikasi dan instruksi tersebut terealisasi sesuai dengan harapan pusat.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa strategi komunikasi organisasi ini

mampu mendukung internasionalisasi organisasi beladiri Tarung Derajat.

Instruksi dan kebijakan dari pusat dapat disampaikan dan direalisasikan dengan

baik di Satlat Sukoharjo ditambah dengan kebijakan dan instruksi di dalam Satlat

Sukoharjo sendiri mampu menjadikan Satlat Sukoharjo semakin berkembang dan

Page 17: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

61

berprestasi hingga mampu menyumbangkan atlet-atlet berbakat yang dapat

diperhitungkan untuk bertanding dalam kejuaraan internasional seperti Sea

Games.

Seperti telah dijelaskan dalam uraian-uraian sebelumnya bahwa ada syarat-

syarat yang harus dipenuhi untuk sebuah cabang olahraga beladiri dapat ikut serta

di dalam kejuaraan internasional, di antaranya adalah jumlah minimal negara

peserta dan standar kualitas atlet dari tiap negara peserta. Keikutsertaan Tarung

Derajat ke dalam pertandingan internasional seperti Sea Games merupakan

langkah internasionalisasi Tarung Derajat karena dengan mengikuti pertandingan

internasional maka Tarung Derajat dapat semakin dikenal oleh negara-negara di

dunia dan akhirnya akan dapat menjadi cabang olahraga yang diakui oleh dunia

internasional.

1.4 Hambatan-Hambatan Komunikasi Dalam Peran Satuan Latihan

Sukoharjo Mendukung Internasionalisasi Organisasi

Dalam proses komunikasi organisasi Satuan Latihan Sukoharjo tidaklah

selalu mulus, tentunya akan banyak terjadi hambatan-hambatan pada

perjalanannya. Hambatan yang sering muncul adalah hambatan komunikasi,

karena komunikasi adalah kunci utama dalam kesuksesan organisasi mengingat

banyaknya orang yang terlibat didalammnya. Hambatan tersebut tentunya bukan

menjadi suatu pengganjal dalam organisasi karena semua hambatan pastinya dapat

diselesaikan dengan baik dan tepat. Berikut ini adalah macam-macam hambatan

dalam organisasi yaitu :

Page 18: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

62

1. Hambatan dari Proses Komunikasi yaitu hambatan yang timbul dari

ketidak jelasan informasi yang akan disampaikan. Hal ini terkadang juga

dialami oleh para anggota Satlat Sukoharjo dalam memahami informasi

yang disampaikan oleh tingkat pusat.

“Dalam beberapa kesempatan memang diakui masih ada kurang

jelasnya informasi yang kami terima dari tingkat pusat sehingga

terkadang ada semacam teguran dari pusat mengenai langkah-

langkah kami di daerah yang terkait dengan pembinaan atlet

berprestasi.”6

2. Hambatan Manusiawi yaitu hambatan yang terjadi akibat tingkat emosi

manusia yang tidak menentu dalam menyikapi informasi atau pesan.

“Di daerah seperti di Sukoharjo ini terkadang teman-teman juga

keliru dalam menangkap anjuran-anjuran yang kami sampaikan dari

pusat, biasanya kami menyampaikannya setelah selesai latihan

sehingga dalam keadaan capek teman-teman biasanya tidak begitu

memperhatikan apa yang kami sampaikan dan ini manusiawi

menurut saya.”7

3. Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang instruktural

dan spesialisasi yaitu hambatan yang timbul akibat komunikasi dengan

atasan atau bawahan mengalami kendala seperti tingkat pemahaman

terhadap suatu informasi yang berbeda yang mengakibatkan sebuah

hambatan.

“Kami sadar bahwa tingkat pemahaman antar anggota terutama di

Sukoharjo ada sedikit perbedaan sehingga tidak semua anggota bisa

menerima informasi dengan baik, kadang-kadang ketika setelah

selesai informasi disampaikan pertanyaan-pertanyaan yang

sebenarnya sudah jelas, masih saja ditanyakan.”8

6 Wawancara dengan Desi Listianti pada tanggal 28 Juli 2012.

7 Wawancara dengan Fidiar pada tanggal 28 Juli 2012.

8 Wawancara dengan Harianto pada tanggal 1 Agustus 2012

Page 19: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

63

4. Hambatan-hambatan Antar Pribadi yaitu hambatan yang timbul antar

pribadi didalam sebuah organisasi, biasanya hambatan ini muncul karena

adanya salah paham antar pribadi yang menyangkut masalah tugas dan

wewenang dari orang yang ada dalam organisasi

“Walaupun ada kedekatan dengan tingkat pusat, namun terkadang

informasi yang kami terima tidak dapat tersampaikan dengan baik di

tingkat bawah. Hal ini dikarenakan banyaknya informasi yang harus

kami sampaikan sehingga terkadang ada beberapa yang terlewat.”

(Fidiar, 20 Juni 2012)

Dari berbagai hambatan tersebut diatas dapat dilihat bahwa proses

komunikasi itu tidak mudah dan memerlukan jalan yang sangat panjang untuk

mencapai suatu tujuan tertentu dalam organisasi dan dalam aktivitas lainnya.

1.4. Refleksi Kritis Hasil penelitian

Penelitian tentang strategi komunikasi organisasi bela diri Tarung Derajat

ini menghasilkan beberapa fakta mengenai peran Satuan Latihan Sukoharjo

sebagai bagian dari organisasi Tarung Derajat tingkat nasional dalam rangka

internasionalisasi organisasi. Dalam penelitian yang mengambil lokasi di satuan

Latihan sukoharjo ini, penulis menemukan model komunikasi yang berlaku pada

saat proses internasionalisasi organisasi yaitu model bintang. Menurut De Vito

Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum. Jaringan

terpusat/sentralisasi dan desentralisasi memiliki kegunaan yang berbeda. Sebagai

contoh, struktur desentralisasi dapat lebih efektif untuk pemecahan masalah secara

kreatif dan lebih bagus untuk pergerakan informasi secara cepat. Hal ini sesuai

dengan temuan penulis dalam penelitian ini di mana satuan latihan Sukoharjo

sebagai bagian dari organisasi pusat memiliki wewenang khusus dalam mengelola

Page 20: Strategi Komunikasi Organisasi Seni Beladiri Tarung ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2337/6/T1_362007099_BAB … · 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

64

manajemen komunikasinya dalam rangka ikut mendukung internasionalisasi

organisasinya seperti telah dijelaskan pada bab di atas.

Selain adanya kesesuaian dengan teori De Vito mengenai komunikasi

organisasi, penelitian ini juga menjadi sebuah refleksi kritis terhadap pola

komunikasi organisasi formal, di mana selalu mengedepankan komunikasi

struktural hierarkis yang memiiki tingkatan-tingkatan komunikasi menurut derajat

kepangkatan, jabatan atau kedudukan pelaku komunikasi dalam sebuah proses

komunikasinya. Pada penelitian ini organisasi tidak dibangun melalui hubungan

yang sepenuhnya bersifat formal dengan mekanisme atasan-bawahan namun lebih

kepada hubungan persaudaraan yang tercermin melalui nama organisasinya yaitu

Keluarga Organisasi Tarung Derajat (KODRAT) di mana lebih menekankan

kepada pola komunikasi kekeluargaan daripada organisasi formal. Dalam

penelitian ini, terbukti dengan diberlakukannya model komunikasi tersebut,

organisasi Tarung Derajat tidak mengalami banyak hambatan dalam

mengembangkan serta membangun sistem organisasi hingga berujung pada

internasionalisasi organisasi.