STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM...

122
STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP KOSGORO TANGERANG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Muhammad Fathurrahman NIM 1113018200059 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/1441 H

Transcript of STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM...

  • STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM

    MENINGKATKAN PENDIDIKAN KARAKTER

    DI SMP KOSGORO TANGERANG

    Skripsi

    Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    Muhammad Fathurrahman

    NIM 1113018200059

    JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020 M/1441 H

  • ABSTRAK

    Muhammad Fathurrahman (1113018200059). Strategi kepemimpinan kepala

    sekolah dalam meningkatkan pendidikan karakter di Sekolah Menengah

    Pertama Kosgoro Ciledug, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulllah Jakarta.

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk meneliti bagaimana strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan pendidikan karakter. Maka yang

    menjadi pegangan dalam penelitian ini adalah interpretasi penulis terhadap strategi

    kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan pendidikan karakter di Sekolah Menengah Pertama Kosgoro Tangerang. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, penulis

    ingin melihat bagaimana strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan

    pendidikan karakter dan melihat kegiatan apa saja yang dapat meningkatkan pendidikan karakter, dan apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat. Penelitian ini dilakukan

    dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif melalui analisis data

    berupa wawancara, observasi dan studi dokumen. Sumber data dari penelitian ini adalah

    kepala sekolah, wakil kepala bidang kurikulum, wakil kepala bidang kesiswaan, wali kelas, guru, serta siswa. Adapun lokasi penelitian ialah di SMP Kosgoro Tangerang.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan pendidikan karakter di SMP Kosgoro Tangerang sudah berjalan dengan

    cukup baik. Hal tersebut dapat terlihat dari kegiatan yang dapat meningkatkan pendidikan

    karakter di SMP Kosgoro Tangerang cukup banyak, diantaranya: tadarus al-quran, sholat duha, palang merah remaja, tari saman, pramuka dan karate. Adapun strategi

    kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan pendidikan karakter diantaranya

    dengan: perencanaan program sekolah dalam cakupan waktu satu tahun untuk jangka

    pendek dan empat tahun sekali untuk jangka panjang. Namun demikian masih ditemukan kendala dalam kegiatan tersebut yang bersumber dari siswa, Sumber daya manusia, sarana

    dan prasarana yang terbatas. Berdasarkan temuan-temuan tersebut disarankan kepada

    kepala sekolah untuk mengadakan open recruitment guru yang sesuai kebutuhan dan spesifikasi lulusan dan lebih intens dalam memberikan perhatian terhadap kegiatan-

    kegiatan pendidikan karakter agar berjalan optimal. Kepala sekolah sebaiknya melakukan

    upaya pebaikan dari aspek sumber daya manusia, sara dan prasarana, sehingga lebih baik

    dan optimal dalam meningkatkan karakter siswa. Selain itu kepala sekolah juga dapat melakukan kerjasama dengan lembaga atau mengundang alumni atau tokoh berprestasi

    guna memberikan stimulus kepada siswa dalam menggapai masa depan.

    Kata Kunci: Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Pendidikan Karakter

  • ABSTRACT

    Muhammad Fathurrahman (1113018200059). Principal's leadership strategy in

    improving character education at SMP Kosgoro Ciledug, Department of Education

    Management, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatulllah State

    Islamic University Jakarta.

    This research is a qualitative study to examine how the principal's leadership

    strategy in improving character education. So that becomes the handle in this study is the

    author's interpretation of the principal's leadership strategy in improving character education in SMP Kosgoro Tangerang. In accordance with the objectives of this study, the

    author wants to see how the principal's leadership strategy in improving character education

    and see what activities can improve character education, and what are the supporting and inhibiting factors. This research was conducted using a qualitative approach with

    descriptive methods through data analysis in the form of interviews, observations and

    document studies. Sources of data from this study are the principal, deputy head of the curriculum field, deputy head of student affairs, homeroom teacher, teacher, and students.

    The research location is in SMP Kosgoro Tangerang.

    The results showed that the principal's leadership strategy in improving character education at SMP Kosgoro Tangerang had been going well enough. This can be seen from

    the activities that can improve character education in SMP Kosgoro Tangerang quite a lot,

    including: tadarus al-quran, duha prayer, teen red cross, saman dance, scout dance and karate. The principal's leadership strategies in improving character education include:

    planning school programs within the scope of one year for the short term and once every

    four years for the long term. However, there were still obstacles in the activity which originated from students, limited human resources, facilities and infrastructure. Based on

    these findings, it is suggested that the school principal conduct an open recruitment of

    teachers that suits the needs and specifications of graduates and is more intense in giving

    attention to character education activities in order to run optimally. The principal should make efforts to improve aspects of human resources, infrastructure and infrastructure so

    that it is better and optimal in improving student character. In addition, school principals

    can also collaborate with institutions or invite alumni or outstanding figures to provide stimulus to students in reaching the future.

    Keywords: Principal Leadership Strategy, Character Education

  • v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya

    kepada penulis sehingga setelah melalui proses yang cukup panjang akhirnya

    skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan

    kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menjadi panutan bagi

    keluarganya, sahabatnya yang setia sampai akhir zaman.

    Skripsi ini merupakan kewajiban yang harus ditunaikan sebagai syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Manajemen

    Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta. Penulisan skripsi ini menjadi lebih bermakna dengan adanya bimbingan

    dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena

    itudalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

    1. Dr. Sururin M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    2. Drs. Mu’arif, M.Pd, Ketua Parodi Manajemen Pendidikan.

    3. Dr. Salman Tumanggor, M.Pd, Dosen pembimbing yang banyak

    membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    4. Dr. Abd. Aziz Hsb, M. Pd, Dosen pembimbing yang banyak membimbing

    dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    5. Seluruh Dosen dan Staff program studi Manajemen Pendidikan yang telah

    mendidik dan membimbing penulis dari awal perkuliahan hingga penulisan

    skripsi ini selesai dengan ketulusan dan dedikasi tinggi.

    6. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah jakarta dan

    Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta, yang telah memberikan andil besar dalam menyediakan bahan

    pustaka guna terselesaikannya penulisan skripsi ini.

    7. Kepala SMP Kosgoro Tangerang, Bapak H. Arif Hidayat, S. H. dan seluruh

    tenaga pendidik beserta staff tata usaha yang telah meluangkan waktu serta

    memfasilitasi penulis dalam mencari dan menghimpun data yang di perlukan

    selama penulisan skripsi.

  • 2

    8. Teristimewa, Ayahanda Sunar Siswo dan Ibunda Siti Maimunah, yang selalu

    bekerja keras dan tidak pernah lelah untuk mendoakan, sehingga penulis

    mampu menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi ini. Dan juga untuk

    Kakak dan adik tercinta Muhammad Rifai, Mala, Muhammad Fathoni, Devi

    Elisa dan Muhammad Ridho Firmansyah, yang selalu mendukung dan

    membantu dan memberikan semangat kepada penulis.

    9. Seluruh ponakan, Tiffany Maulidia Fayla, Muhammad Rajendra Ma’arif,

    Muhammad Sailendra Ma’arif, Zidane Alvaro Hasbullah dan Gibran Ahmad

    Attallah, yang telah memberikan canda tawa penulis dalam meneyelesaikan

    skripsi.

    10. Seorang wanita luar biasa Desty Aryani yang selalu mendo’akan dan

    memberikan semangat kepada penulis.

    11. Seluruh keluarga Besar HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat, terutama

    kawan seperjuangan Ikhwan Afandi, Rizky Aditya, Dedi Santosa, Fahmi

    Wiko, Baiturrahman, Rabbani Razak, Muhammad Sigit, Rizal Firdaus, Widya

    Aprilia, Nabila Ilmidini dan Annisa Qurota yang telah memberikan doa

    kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

    12. Keluarga Besar inLOVE Community dan ALIVE Indonesia, terutama Ahmad

    Khoirul Fuad, Satria Saputra, Deny Rizki Kurniawan, Ismail Saleh, Azzam

    Baihaqi, Ahmad Zain, Alfa Rezky Ramadhan, Anisa Hafizah, Rizka Farhana,

    Azizah Firdayanti dan Wuri Wulandari yang saling memotivasi untuk segera

    menyelesaikan skripsi..

    13. Seluruh Mahasiswa Manajemen pendidikan angkatan 2013, terutama kawan

    seperjuangan Fahmi Maulana, Alfi Alfath, Ahmad Jauhari, M.Yurisman

    Haidir, Rifki Amarullah, Saepudin, Idah Maulidah, Atik Rahmawati, Yayah

    Rohmalia, Ovi Octavia, Yusron Fadilah, Muhammad Reza Afdi. Atas

    kebersamaan yang tak akan terlupakan.

    14. Keluarga besar Kawan Jhony, terutama Ramonda, Kamaliah Hamid, Ika

    Sutiandari, Akbar, Muhammad Agung, Harsya Bachtiar, Muhammad Farras,

    Ibrahim Aris, Anna Jalwa, Abdul Aziz, Ilham Nasution, Abdul Basit, dan

  • 3

    Abidillah yang selalu mendukung, menjadi tempat berkeluh kesah,

    memotivasi dan menghibur penulis selama proses menyelesaikan skripsi.

    15. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah

    memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung selama

    penulisan skripsi.

    Jakarta, 05 Mei 2020

    Muhammad Fathurrahman

  • v

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK .................................................................................... i

    KATA PENGANTAR .................................................................. iii

    DAFTAR ISI ................................................................................ vi

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ viii

    BAB I: PENDAHULUAN ............................................................ 1

    A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah........................................................... 5

    C. Pembatasan Masalah .......................................................... 6

    D. Perumusan Masalah ........................................................... 6

    E. Tujuan Penelitian ............................................................... 6

    F. Manfaat Penelitian ............................................................. 6

    BAB II : KAJIAN TEORI ........................................................... 8

    A. Kepala Sekolah................................................................ 8

    1. Pengertian Kepala Sekolah .......................................... 8

    2. Tujuan dan Tugas Kepala Sekolah .............................. 9

    3. Kompetensi Kepala Sekolah ....................................... 12

    4. Kepemimpinan Kepala Sekolah .................................. 14

    5. Strategi Kepala Sekolah .............................................. 18

    B. Pendidikan Karakter ........................................................ 21

    1. Pengertian Pendidikan Karakter .................................. 21

    2. Tujuan Pendidikan Karakter ........................................ 22

    3. Nilai-nilai Karakter ..................................................... 23

    4. Faktor Penghambat Pendidikan Karakter..................... 27

    5. Implementasi Pendidikan Karakter .............................. 28

    C. Penelitian Yang Relevan.................................................. 29

    D. Kerangka Berfikir ............................................................ 30

  • vi

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN.................................. 33

    A. Tempat dan Waktu Penelitan ......................................... 33

    B. Metode Penelitian ......................................................... 33

    C. Sumber Data ................................................................. 34

    D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..................... 35

    E. Uji Keabsahan Data....................................................... 40

    F. Teknik Analisis Data ..................................................... 40

    BAB IV : HASIL PENELITIAN ....................................................... 43

    A. Gambaran Umum SMP Kosgoro Tangerang .................. 43

    1. Sejarah Singkat SMP Kosgoro Tangerang ................ 43

    2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Kosgoro Tangerang ....... 43

    3. Struktur Organisasi SMP Kosgoro Tangerang ........... 44

    4. Keadaan Guru SMP Kosgoro Tangerang .................. 45

    5. Keadaan Peserta Didik SMP Kosgoro Tangerang ..... 46

    6. Sarana dan Prasarana SMP Kosgoro Tangerang ........ 47

    B. Gambaran Umum Program Pendidikan Karakter ........... 49

    C. Analisis dan Interpretasi Data ........................................ 51

    1. Perencanaan Program Pendidikan Karakter ............... 51

    2. Pelaksanaan Program Pendidikan Karakter ............... 55

    3. Evaluasi .................................................................... 60

    BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ...................................... 61

    A. Kesimpulan ..................................................................... 61

    B. Saran ............................................................................... 62

    DAFTAR PUSTAKA

  • LAMPIRAN

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 : Deskripsi Nilai Karakter ................................................................................ 25

    Tabel 3.1 : Rencana Penelitian .......................................................................................... 33

    Tabel 3.2 : Pedoman Wawancara ..................................................................................... 35

    Tabel 3.3 : Lembar Observasi .......................................................................................... 37

    Tabel 3.4 : Daftar cocok (checklist) Dokumen ................................................................. 38

    Tabel 3.5 : Instrumen Penelitian ...................................................................................... 39

    Tabel 3.6 : Scoring ......................................................................................................... 41

    Tabel 4.1: Data Siswa SMP Kosgoro Tangerang............................................................... 46

    Tabel 4.2: Keadaan Jenis Sarana dan Prasaraa .................................................................. 47

    Tabel 4.3: Jadwal Pembinaan Karakter ............................................................................. 51

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1: Struktur Organisasi SMP Kosgoro ............................................................... 45

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Hasil Wawancara Kepala Sekolah

    Lampiran 2. Hasil Wawancara Wakil Kepala Bidang Kurikulum

    Lampiran 3. Hasil Wawancara Wakil Kepala Bidang Kesiswaan

    Lampiran 4. Hasil Wawancara Wali Kelas

    Lampiran 5. Hasil Wawancara Guru

    Lampiran 6. Hasil Wawancara Siswa

    Lampiran 7. Hasil Studi Dokumen

    Lampiran 8. Jadwal Pembinaan Karakter

    Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

    Lampiran 10. Surat Bimbingan Skripsi

    Lampiran 11. Surat Permohonan Izin Penelitian

    Lampiran 12. Surat Keterangan Penelitian

    Lampiran 13. Lembar Uji Referensi

    Lampiran 14. Biodata Penulis

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Semua pihak sepakat bahwa kualitas pendidikan kita harus terus

    ditingkatkan guna mengejar ketertinggalan dalam menyongsong era

    globalisasi. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan harus dimulai dengan

    meningkatkan penyelenggaraan pendidikan pada tingkat sekolah. Kualitas

    pendidikan yang dimaksud dapat dimaknai sebagai suatu keadaan dimana

    manajemen merupakan kunci dasar dari sebuah program yang berkualitas dan

    tentunya dibutuhkan pengetahuan sebagai esensi dari sebuah pendidikan.

    lembaga pendidikan juga sampai saat ini masih menjadi jalan utama untuk

    meraih masa depan yang lebih baik, dengan memberikan bekal ilmu

    pengetahuan kepada setiap siswa, diharapkan setiap siswa akan mampu

    menghadapi masa depan yang penuh dengan persaingan dan kerja keras.

    Terdapat pepatah tua yang mengatakan bahwa dengan membaca buku, maka

    akan membuka jendela ilmu untuk pembacanya. Tentunya hal ini sudah sering

    disampaikan oleh guru kepada siswa-siwanya di sekolah.

    Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam

    mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu

    usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya

    bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik

    dimasa depan. Keberlangsungan ini ditandai oleh pewarisan budaya dan

    karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu,

    pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi

    generasi muda dan juga proses pengembangan budaya dan karakter

    bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa

    dimasa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter

    bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya,

    melakukan proses internalisasi dan penghayatan nilai-nilai menjadi

    kepribadian mereka dalam bergaul dimasyarakat, mengembangkan

  • 2

    kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan

    kehidupan bangsa yang bermartabat.1

    Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang kini masih menjadi

    tempat vital bagi para siswa dalam mencari ilmu juga dituntut agar dapat

    mencapai tujuan institusional yang berimplikasi kepada tercapainya tujuan

    pendidikan nasional. Banyak pihak yang berperan dalam kesuksesan sebuah

    sekolah untuk mencapai tujuan sekolah tersebut, diantara berbagai pihak yang

    sangat berperan tersebut adalah seorang kepala sekolah, seorang kepala

    sekolah memiliki peran yang sangat penting karena kepala sekolahlah yang

    menetapkan kebijakan dan aturan terkait pengembangan lembaga pendidikan.

    Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh E. Mulyasa, bahwa:

    “Kepala sekolah memiliki peran yang sangat kuat dalam mengkordinasi,

    menggerakan dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang

    tersedia di sekolah, kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu

    faktor yang mendorong sekolah untuk dapat mewujudkaan visi, misi

    tujuan dan sasaran sekolahnya melalui program-program yang

    dilaksanakan secara terencana dan bertahap”2

    Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin juga harus mempunyai bakat

    kepemimpinan, yang artinya kepala sekolah wajib menguasai teknik atau seni

    untuk melakukan tindakan yang harus mereka terapkan, seperti halnya

    bagaimana ia memberikan perintah kepada anggotanya, memberikan teguran

    apabila salah satu diantara anggotanya ada yang melakukan kesalahan,

    memberikan pengertian kepada anggotanya yang belum memahami maksud

    dari tugas mereka, dan menerima saran dari para anggotanya dengan baik.

    Seorang kepala sekolah dalam menerapkan gaya kepemimpinannya juga

    dituntut untuk menghindari hal-hal yang bersifat memaksa bawahannya, agar

    bawahannya tidak merasa tertekan dengan kondisi kerja semacam ini. Kepala

    sekolah hendaknya memberikan motivasi, arahan, membimbing bawahannya

    agar mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan tidak atas dasar

    1 Kementrian Pendidikan Nasional, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

    Bangsa (Jakarta: KPN, 2010), h.4 2 E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya

    offset, 2003), h.90.

  • 3

    paksaan. Dalam pengambilan keputusan hendaknya dimusyawarahkan terlebih

    dahulu kepada anggotanya, agar mereka merasa bahwa pemimpin mereka

    tidak otoriter, dan merek merasa dihargai keberadaannya.

    Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin juga dianggap penting, karena

    dalam peranan terebut akan mencerminkan tanggung jawabnya sebagai kepala

    sekolah untuk menggerakan seluruh sumber daya yang terdapat dalam sekolah

    tersebut, sehingga dapat melahirkan etos kerja dan produktivitas yang tinggi

    dalam mencapai tujuan pendidikan. Fungsi kepemimpinan ini amat penting

    sebab disamping berperan sebagai penggerak juga berperan untuk melakukan

    kontrol segala aktivitas guru, staf dan siswa dan sekaligus untuk meneliti

    persoalan-persoalan yang timbul di lingkungan sekolah3

    Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang menerapkan

    pendidikan karakter dalam kegiatan belajar mengajarnya merupakan upaya

    untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari

    sifat kodratnya menuju ke arah peradaban yang manusia dan lebih baik4 Sejak

    tahun 2010, pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional

    mencanangkan program “Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa” sebagai

    sebuah gerakan nasional. Hal tersebut merupakan salah satu usaha pemerintah

    berperan dalam memperbaiki karakter bangsa Negri ini. Program tersebut

    dirumuskan kedalam 18 nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa yang

    diterapkan dalam mata pelajaran, ekstrakulikuler, dan kegiatan sehari-hari dan

    diintegrasikan dalam berbagai lingkungan pendidikan yaitu lingkungan

    keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah yang dalam hal ini telah

    dirumuskan 18 nilai karakter bangsa tersebut. Maka, penting bagi keluarga,

    sekolah dan masyarakat untuk menerapkan nilai-nilai tersebut agar anak dapat

    tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang baik.

    3Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan

    Permasalahannya (Jakarta:PT. Raja grafindo persada, 2007), h.90. 4 E.Mulyasa, Manajemen Pendidikan karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.1.

  • 4

    Di zaman yang modern saat ini, banyak pihak menuntut peningkatan

    intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga

    pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial

    yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam

    bermasyarakat, seperti perkelahian masal, penggunaan obat terlarang,

    dan kasus-kasus lainnya. Bahakan di kota-kota besar tertentu, gejala

    tersebut sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Melihat kasus ini,

    sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dan wadah resmi pembinaan

    generasi muda diharapkan dapat meningkatkan perannya dalam

    pembentukan kepribadian peserta didik melalui peningkatan itensitas dan

    kualitas pendidikan karakter.5

    Melihat adanya kasus-kasus yang dihadapi oleh sekolah saat ini, kepala

    sekolah dituntut untuk bisa lebih berusaha lagi dalam mengintegrasikan semua

    pihak yang terlibat dalam usaha pelaksanaan pendidikan karakter, misalnya

    guru, komite sekolah, tenaga kependidikan dan masyarakat, namun pada

    praktek dilapangannya tidak semua guru aktif terlibat dalam pembentukan

    pendidikan karakter siswa. Sebagian hanya menggugurkan kewajiban

    mengajarnya sebagai seorang guru, begitupun dengan orang tua, hanya

    sebagian yang peduli terhadap pembentukan karakter pada anaknya.

    Alasannya antara lain karena sibuk bekerja sehingga tidak dapat memiliki

    waktu yang berkualitas, padahal tingkah laku dan karakter anak pertama kali

    dibentuk dilingkungan keluarga itu sendiri.

    Sekolah dalam meningkatkan pendidikan karakter juga banyak

    menghadapi tantangan, termasuk di SMP Kosgoro Tangerang. Terlihat dengan

    masih adanya siswa yang terlambat masuk sekolah, siswa yang terlambat

    sebelum diizinkan masuk kedalam kelas akan diberikan punishment terlebih

    dahulu yang mendidik, seperti menyuruh siswa membaca atau menghafal ayat

    al-Qur’an, atau membersihkan kamar mandi jika siswa tersebut sudah sering

    terlambat. Persoalan karakter lainnya yang dihadapi yaitu tentang kurangnya

    motivasi belajar siswa dan masih adanya siswa yang belum memiliki

    perencanaan mengenai masa depannya, dan sebagian besar murid SMP

    Kosgoro Tangerang berasal dari keluarga yang kurang mampu dan keluarga

    5 Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter (Bandung: Yrama

    Widya, 2011), h.4.

  • 5

    yang sering berselisih ketika di rumah (broken home), sehingga berpengaruh

    pada prilaku siswa di sekolah. Para siswa SMP Kosgoro Tangerang juga

    sebagian besar merupakan siswa-siswa bermasalah yang dikeluarkan oleh

    sekolah asalnya dan kemudian pindah ke SMP Kosgoro Tangerang. Soal

    kegiatan atau layanan yang berikan oleh di SMP Kosgoro Tangerang sudah

    dijalankan secara optimal. Namun masih ada beberapa permasalahan yang

    dialami sekolah dalam meningkatkan pendidikan karakter, salah satunya

    tentang strategi kepala sekolah, masih minimya strategi kepala sekolah dalam

    meningkatkan pendidikan karakter, terlihat dari program-program yang

    dilakukan sekolah tersebut masih terlihat monoton.

    Berdasarkan uraian diatas, begitu pentingnya kinerja seorang kepala

    sekolah dalam memimpin lembaga pendidikan formal tersebut, dimana kepala

    sekolah harus mampu menciptakan kegiatan-kegiatan pendidikan berjalan

    dengan baik, khususnya dalam meningkatkan pendidikan karakter pada siswa.

    Berdasarkan deskripsi tersebut, penulis tertarik mengkaji dan meneliti lebih

    dalam permasalahan tersebut dalam bentuk penelitian yang berjudul “Strategi

    kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan pendidikan karakter

    di Sekolah Menengah Pertama Kosgoro Tangerang”

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi bahwa

    masalah yang timbul dan dapat diteliti yaitu:

    1. Masih rendahya kompetensi kepala sekolah.

    2. Kurang maksimalnya strategi kepala sekolah dalam meningkatkan

    pendidikan karakter.

    3. Minimnya pengawasan kepala sekolah terhadap program pendidikan.

    4. Minimnya penerapan pendidikan karater di sekolah.

    5. Kurangnya peran orang tua terhadap karakter dan perilaku anak.

    6. Lemahnya hubungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam

    menerapkan pendidikan karakter.

  • 6

    C. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah diatas diketahui banyak masalah,

    namun mengingat keterbatasan peneliti dan agar dapat terarah, maka

    penelitian hanya membatasi pada masalah tentang strategi kepala sekolah

    dalam meningkatkan pendidikan karater di SMP Kosgoro Tangerang.

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan pembatasan masalah diatas, dapat dirumuskan masalah

    yaitu sebagai berikut:

    1. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan pendidikan

    karakter?

    2. Apa saja yang menjadi kendala kepala sekolah dalam meningkatkan

    pendidikan karakter?

    E. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

    dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

    1. Mengetahui strategi kepala sekolah dalam meningkatkan pendidikan

    karakter?

    2. Mengetahui apa saja yang menjadi kendala kepala sekolah dalam

    meningkatkan pendidikan karakter?

    F. Manfaat Penelitian

    Berdasarkan tujuan masalah diatas, maka manfaat yang ingin dicapai

    dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

    1. Manfaat teoritis yang akan menambah wawasan pengetahuan dan

    pengalaman bagi penulis mengenai strategi kepala sekolah dalam

    meningkatkan pendidikan karakter.

    2. Manfaat praktis yang akan memberikan gambaran bagi kepala sekolah

    dan guru dalam meningkatkan pendidikan karakter.

  • 7

    3. Manfaat untuk peneliti dan pembaca sebagai bahan referensi yang

    menjadi sumber informasi dalam khazanah ilmu pengetahuan.

    4. Manfaat untuk peneliti dan pembaca sebagai bahan referensi yang

    menjadi sumber informasi dalam khazanah ilmu pengetahuan.

  • 8

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Kepala Sekolah

    1. Pengertian Kepala Sekolah

    Pemimpin dalam organisasi sekolah disebut dengan kepala sekolah.

    Kepala sekolah merupakan pejabat tertinggi dalam lingkup organisasi

    sekolah tersebut. Jejen Musfah dalam bukunya menyatakan bahwa selain

    sebagai pemimpin, kepala sekolah juga merupakan manajer, yang

    dituntut memiliki kemampuan manajerial terkait dengan terwujudnya

    sekolah efektif, karena itu kedudukan kepala sekolah tidak bisa dipegang

    oleh sembarang orang.6

    Kepala sekolah merupakan orang yang berperan penting dalam

    pengelolaan sekolah. Menurut Kompri kepala sekolah terdiri dari dua

    kata. Kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi

    atau sebuah lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga di mana

    menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.7 Pendapat lain

    dikemukakan oleh Alben Ambarita kepala sekolah yaitu guru atau

    seseorang yang dipercaya oleh penyelenggara sekolah (dinas pendidikan

    mengendalikan pengelolaan sekolah).8

    Pengertian di atas menunjukan bahwa peran kepala sekolah sangat

    penting, karena harus bertanggung jawab menjaga dan memotivasi guru,

    peserta didik dan staf administrasi sekolah agar mau dan mampu

    melaksanakan ketentuan dan peraturan yang berlaku di sekolah. Esensi

    ini menunjukan bahwa kepala sekolah harus mampu menjalankan peran

    kekepala sekolahan, berikut kemampuannya di bidang manajemen

    sekolah. Kepala sekolah dituntut mampu berperan sebagai seorang

    6 Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan Teori, Kebijaka, dan Praktek, (Jakarta:

    Prenadamedia Group, 2015) h. 30 7 Kompri, Manajemen Sekolah: Orientasi Kemandirian Kepala Sekolah, (Jogjakarta:

    Pustaka Pelajar, 2015), h. 1. 8 Alben Ambarita, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Yogjakarta: Graha Ilmu, 2015), h.

    59.

  • 9

    pemimpin profesional. Ciri khas kepala sekolah yang profesional adalah

    menguasai secara baik pekerjaanya melebihi rata-rata personalia lainnya

    di sekolah, dan memiliki komitmen moral yang tinggi atas pekerjaannya

    sesuai dengan kode etik profesinya. Sebagai kepala sekolah harus mampu

    mengoptimalkan potensi guru, sehingga mereka dapat berkembang dan

    bekerja secara optimal.

    Aktivitas kepala sekolah antara lain terjelma dalam bentuk memberi

    perintah, membimbing, dan mempengaruhi kelompok kerja atau orang

    lain dalam rangka mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efesien.

    Aktifitas kepala sekolah juga dapat dilukiskan sebagi seni dan bukan

    ilmu untuk mengkoordinasi dan memberikan arahan kepada anggota

    kelompok dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

    2. Tujuan dan tugas kepala sekolah

    Secara garis besar tugas dan fungsi kepala sekolah dapat dijelaskan

    sebagai berikut:9

    a. Pendidik (Educator)

    Sebagai pendidik, kepala sekolah melaksanakan kegiatan

    perencanaan, pengelolaan, dan evaluasi pembelajaran. Kegiatan

    perencanaan menuntut kapabilitas dalam menyusun perangkat-

    perangkat pembelajaran, kegiatan pengelolaan mengharuskan

    kemampuan memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang

    efektif dan efisien, dan kegiatan mengevaluasi mencerminkan

    kapabilitas dalam memilih metode evaluasi yang tepat dan dalam

    memberikan tindak lanjut yang diperlukan terutama bagi perbaikan

    pembelajaran. Sebagai pendidik, kepala sekolah juga berfungsi

    membimbing siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya.

    b. Pemimpin (Leader)

    Sebagai pemimpin, kepala sekolah berfungsi menggerakkan

    semua potensi sekolah, khususnya tenaga guru dan tenaga

    kependidikan bagi pencapaian tujuan sekolah. Dalam upaya

    9 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesiona,l (Jakarta : Rosda, 2010), hlm 98

  • 10

    menggerakkan potensi tersebut, kepala sekolah dituntut menerapkan

    prinsip-prinsip dan metode-metode kepemimpinan yang sesuai

    dengan mengedepankan keteladanan, pemotivasian, dan

    pemberdayaan staf.

    c. Pengelola (Manajer)

    Sebagai pengelola, kepala sekolah secara operasional

    melaksanakan pengelolaan kurikulum, peserta didik, ketenagaan,

    keuangan, sarana dan prasarana, hubungan sekolah-masyarakat, dan

    ketatausahaan sekolah. Semua kegiatan-kegiatan operasional

    tersebut dilakukan melalui oleh seperangkat prosedur kerja berikut:

    perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

    Berdasarkan tantangan yang dihadapi sekolah, maka sebagai

    pemimpin, kepala sekolah melaksanakan pendekatan-pendekatan

    baru dalam rangka meningkatkan kapasitas sekolah.

    d. Administrator.

    Dalam pengertian yang luas, kepala sekolah merupakan

    pengambil kebijakan tertinggi di sekolahnya. Sebagai pengambil

    kebijakan, kepala sekolah melakukan analisis lingkungan (politik,

    ekonomi, dan sosial budaya) secara cermat dan menyusun strategi

    dalam melakukan perubahan dan perbaikan sekolahnya. Dalam

    pengertian yang sempit, kepala sekolah merupakan penanggung-

    jawab kegiatan administrasi ketatausahaan sekolah dalam

    mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

    e. Wirausahawan.

    Sebagai wirausahawan, kepala sekolah berfungsi sebagai

    inspiratory bagi munculnya ide-ide kreatif dan inovatif dalam

    mengelola sekolah. Ide-ide kreatif diperlukan terutama karena

    sekolah memiliki keterbatasan sumber daya keuangan dan pada saat

    yang sama memiliki kelebihan dari sisi potensi baik internal maupun

    lingkungan, terutama yang bersumber dari masyarakat maupun dari

    pemerintah setempat.

  • 11

    f. Pencipta Iklim Kerja.

    Sebagai pencipta iklim kerja, kepala sekolah berfungsi sebagai

    katalisator bagi meningkatnya semangat kerja guru. Kepala sekolah

    perlu mendorong guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam

    bekerja dibawah atmosfir kerja yang sehat. Atmosfir kerja yang

    sehat memberikan dorongan bagi semua staf untuk bekerjasama

    dalam mencapai tujuan sekolah.

    g. Penyelia (Supervisior).

    Supervisi juga dapat diartikan sebagai pembinaan yang

    diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat

    meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar

    mengajar dengan lebih baik sesuai dengan tujuan pendidikan. Kepala

    Sekolah sebagai supervisior mempunyai peran dan tanggung jawab

    untuk membina, memantau dan memperbaiki proses.

    Pemaparan diatas menunjukan sangat pentingnya tugas seorang

    Kepala Sekolah, mulai dari pendidik, pemimpin, pengelola, administrator,

    wirausaha, pencipta iklim, penyelia (supervisior), adapun dua lagi tugas

    seorang kepala sekolah menurut Jerry H. Mikawimbang dalam bukunya,

    yaitu:

    1) Kepala sekolah sebagai inovator

    Tugas kepala sekolah sebagai inovator meliputi dua hal yaitu

    kemampuan untuk menacari atau menemukan gagasan baru untuk

    pembaharuan sekolah, dan kemampuan utnuk melaksanakan

    pembaharuan disekolah.

    2) Kepala sekolah sebagi motivator

    Tugas kepala sekolah sebagi motivator meliputitiga hal yaitu

    kemampuan mengatur lingkungan kerja, kemampuan mengatur

    sarana kerja, dan kemampuan mentapkan prinsip penghargaan dan

  • 12

    hukuman (Reward and Punishment)10

    Berdasarkan uraian tersebut, dapat digarisbawahi bahwa tujuan dan

    tugas kepala sekolah sangat penting, dari banyaknya tugas di atas kepala

    sekolah harus bisa bertanggung jawab atas terlaksananya seluruh

    program pendidikan di sekolah. Untuk dapat merealisasikan semua tugas

    dan fungsi kepemimpinannya maka kepala sekolah hendaknya

    mengetahui jumlah pembantunya, mengetahui nama-nama pembantunya,

    mengetahui tugas masing-masing pembantunya, memelihara suasana

    kekeluargaan dan memperhatikan kesejahteraan para pembantunya.

    Secara singkat fungsi dan atau tugas supervisi ialah sebagai berikut:

    a. Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi

    pendidikan, sebgai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala

    bidang.

    b. Menentukan syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptakan

    situasi pendidikan disekolah.

    c. Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk

    menghilangkan hambatan-hambatan.

    3. Kompetensi Kepala Sekolah

    Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus memiliki

    kompetensi dalam kepemimpinannya.

    Kompetensi manajerial (Permendiknas No. 13 Tahun 2007) tentang

    kepala sekolah/madrasah, meliputi: a. Menyusun perencanaan

    sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan; b.

    Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan

    kebutuhan; c. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka

    pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal; d.

    Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju

    organisasi pembelajaran yang efektif; e. Menciptakan budaya iklim

    sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

    peserta didik f. Mengelola guru dan staf dalam rangka

    pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal; g. Mengelola

    sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka

    pendayagunaan secara optimal; h. Mengelola hubungan

    10 Jerry H. Mikawimbang, Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu, (Bandung, Alfabet,

    2012) hal. 81

  • 13

    sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian

    dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah; i.

    Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik

    baru,dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik; j.

    Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran

    sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional; k. Mengelola

    keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang

    akuntabel, transparan, dan efesien; l. Mengelola ketatausahaan

    sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan

    sekolah/madrasah; m. Mengelola unit layanan khusus

    sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan

    kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah; n. Mengelola sistem

    informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program

    dan pengambilan keputusan; o. Memanfaatkan kemajuan teknologi

    informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen

    sekolah/madrasah; p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan

    pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan

    prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.11

    Selain itu sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan Nasional

    Republik Indonesia Nomor 162/13/2003 tentang pedoman penugasan

    guru sebagai kepala sekolah, pasal 9 ayat (2), dijelaskan bahwa sebagai

    aspek penilaian kepala sekolah atas dasar tugas dan tanggung jawab

    kepala sekolah sebagai: a. Pemimpin, b. Manajer, c. Pendidik, d.

    Administrator, e. Wirausahawan, f. Pencipta Iklim Kerja, g. Penyelia.12

    Dalam perspektif lain mengatakan agar dapat mengelola sekolah

    secara profesional, kepala sekolah dituntut memiliki serangkaian

    keahlian. Yaitu: a. Keahlian Kepemimpinan (Leadership); b. Keahlian

    Mendidik (Edukatif); c. Keahlian Manajemen; d. Keahlian Administrasi;

    e. Keahlian Supervisi; f. dan Keahlian Motivasi.13

    Indikator kepala sekolah yang efektif secara umum dapat dilihat dari

    tiga hal pokok. Yaitu: a. Komitmen terhadap visi sekolah dalam

    menjalankan tugas dan fungsinya; b. Menjadikan visi sekolah sebagai

    11 Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan Teori, Kebijaka, dan Praktek, (Jakarta:

    Prenadamedia Group, 2015) h. 311-312 12 Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK & SLB

    (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007) h. 135 13 Alben Ambarita, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), h.

    93

  • 14

    pedoman dalam mengelola dan memimpin; dan c. Senantiasa

    memfokuskan kegiatannya terhadap kegiatan dan kinerja guru di kelas.14

    Menjadi seorang kepala sekolah yang profesional seharusnya memiliki

    strategi untuk mencapai semua visi dan misi sekolah. Kepala sekolah

    harus memiliki visi dan misi, serta strategi manajemen pendidikan secara

    utuh dan berorientasi kepada mutu15

    Tambahan tugas yang luar biasa tentunya bagi seorang guru yang

    memiliki peran tambahan sebagai kepala sekolah. Harus mampu

    mengoptimalkan segala sumber daya yang menunjang keberlangsungan

    kegiatan di sekolah. Mengarahkan pendidikan ke arah yang lebih

    berkualiatas sebagai output yang dimiliki sekolah merupakan hal yang

    perlu diperhatikan pula oleh seorang kepala sekolah, serta menjaga ritme

    roda organisasi agar bisa terus berjalan seimbang demi mencapai tujuan

    bersama yang mengacu pada visi dan misi sekolah.

    Setelah mempelajari teori-teori efektivitas dan kepemimpinan di

    atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa ada beberapa indikator untuk

    efektivitas kepemimpinan kepala sekolah, yaitu:

    1) Perubahan persentasi jumlah siswa

    2) Tingkat prestasi

    3) Tercapainya target pebiayaan

    4) Kontribusi pemimpin pada kualitas proses

    5) Sikap dan persepsi bawahan terhadap pemimpin

    6) Tingkat kepuasan kerja dan

    7) Kontribusi Madrasah

    4. Kepemimpinan Kepala Sekolah

    a. Pemimpin

    Pemimpin merupakan penanggung jawab terbesar dalam

    organisasi yang dipimpinnya tersebut. Tidak hanya sebagai

    14 Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,

    2013) h. 19 15 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya

    Offset, 2011) h. 25

  • 15

    penanggungjawab pemimpin juga memiliki peran lain dalam sebuah

    organisasi. Namun, sebelum memahami arti pentingnya pemimpin,

    tentu saja harus memahami apa yang disebut dengan pemimpin

    terlebih dahulu. Pemimpin adalah seseorang yang mampu

    mempengaruhi orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan

    sesuatu yang diinginkan sesuai yang diinginkan.16 Dalam teori

    ataupun ilmu-ilmu kepemimpinan banyak yang mengungkap

    perbedaan antara pemimpin dan manajer. Secara singkat pemimpin

    adalah orang yang dapat menentukan secara benar apa yang harus

    dikerjakan, sedangkan manajer adalah orang yang dapat

    mengerjakan secara benar semua tugas dan tanggung jawab yang

    ditentukan.17

    Seorang pemimpin memang diharuskan memiliki kemampuan

    untuk mempengaruhi orang lain, agar ia bisa menerima dan

    menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan tujuan yang di

    inginkan oleh pemmimpin. Memimpin adalah mengambil inisiatif

    dalam rangka situasi sosial (bukan perseorangan) untuk membuat

    pakarsa baru, menentukan prosedur, merancang perbuatan dan

    segenap kreativitas lain, dan karena itu pula tujuan organisasi akan

    tercapai.

    Kenyataannya apapun bentuk suatu organisasi, pasti

    memerlukan seseorang untuk menempati posisi sebagai pemimpin.

    Pemimpin dipilih karena memiliki keunggulan kompetitif dan

    keunggulan komparatif dalam kelompoknya. Pemimpin dibedakan

    kedalam dua macam, yakni pemimpin formal dan pemimpin

    nonformal. Pemimpin formal adalah pemimpin yang diangkat

    dengan surat keputusan dari pihak yang berwenang. Sedangkan

    pemimpin nonformal adalah pemimpin yang diangkat tanpa surat

    16 M.H.Matondang, Kepemimpinan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008) h. 5 17 Juliansyah Noor, Penelitian Ilmu Manajemen: Tinjauan Filosofis dan Praktis,

    (Jakarta: Kencana, 2013) h 168

  • 16

    keputusan karena diangkat oleh kelompok non formal.

    Pemimpin mengarahkan anggotanya dalam hal tugas yang

    akan diberikan, pemimpin juga mengarahkan anggotanya kepada

    hal-hal yang positif agar tujuan yang akan ditempuh dapat terwujud,

    dan anggotapun dapat menjalankan tugasnya sesuai arahan yang

    telah diberikan dari pemimpinnya. Pemimpin juga memiliki tugas

    untuk dapat mempengaruhi anggotanya agar dia termotivasi dalam

    menjalankan tugasnya sebagai anggota dan sesuai dengan yang telah

    ditetapkan. Seseorang yang menduduki posisi pemimpin di dalam

    suatu organisasi mengemban tugas melaksanakan kepemimpinan.

    b. Kepemimpinan Kepala Sekolah

    Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki

    seseorang umtuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,

    menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa

    orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan berbuat

    sesuatu yang dapat membantu tercapainya tujuan tertentu yang telah

    ditetapkan.18 Pemimpin dan kepemimpinan adalah obyek dan

    subyek, pemimpin adalah orang yang memimpin atau orang yang

    terpilih sebagai pemimpin. Sedangkan kepemimpinan adalah

    kegiatannya. Menurut Alben Ambarita kepemimpinan berhubungan

    dengan upaya atau proses untuk mempengaruhi orang, baik secara

    individu maupun kelompok masyarakat, dalam mencapai tujuan

    organisasi.19

    Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa

    kepemimpinan adalah suatu perbuatan yang dapat

    mengkoordinasikan para anggota dan kelompoknya yang terkumpul

    dalam suatu wadah agar dapat tercapainya tujuan yang

    telahditentukan. Salah satu kegiatan kepala sekolah adalah

    18 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen

    Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011) h. 125 19 Alben Ambarita, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), h.

    52

  • 17

    memberikan perintah dan mempengaruhi kelompok kerja dalam

    rangka pencapaian tujuan.

    Bedjo Sujanto menyimpulkan definisi kepemimpinan dari

    beberapa ahli yaknni kepemimpinan adalah perilaku seorang

    pemimpin untuk mengarahkan, mempengaruhi, dan menjelaskan

    kepada bawahan, berinisiasi dan memelihara kekompakan

    kelompok, sikap konsisten agar setiap anggota dapat memberikan

    sumbangan secara efektif kepada organisasi demi tercapainya

    tujuan.20 Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk

    menggerakkan pelaksanaa pendidikan, sehingga tujuan pendidikan

    yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efktif dan efesien.21

    Dari beberapa pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa

    kepemimpinan adalah seseorang yang bertugas untuk mempengaruhi

    orang lain, mengarahkan orang lain untuk dapat mengerjakan tugas

    yang telah diberikan. Pemimpin juga bertugas agar dapat

    menggerakan berjalannya suatu kegiatan untuk mencapai tujuan

    secara bersama yang ditentukan.

    Kepemimpinan juga telah diartikan sebagai proses

    mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok untuk dapat

    mencapai tujuan dalam sistuasi yang tidak terduga dalam proses

    mencapai tujuan tugas Mempengaruhi aktivitas seseorang adalah

    bagian dari tugas yang harus dilakukan dan dijalankan oleh

    pemimpin. Kepemimpinan harus dapat mewujudkan mimpi dan

    tujuan dari sebuah orgaisasi tersebut yang hendak dicapai dan

    dirumuskan sebelumnya.

    Untuk mencapai hasil yang diingingkan pemimpin juga harus

    dapat mempengaruhi, mendorong dan membangkitkan motivasi

    seseorang dalam menjalankan tugasnya. Melalui orang lain

    20 Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, (Jakarta: Sagung Seto,

    2007), cet. 1, h 1-2 21 Taty Rosmiati dan Dedy Achmad Kurniady, Kepemimpinan Pendidikan, (Bandung:

    Alfabet, 2008), cet. 1, h. 125-126

  • 18

    pemimpin bisa mencapai hasil yang dicapainya. Karena pemimpin

    tidak hanya bekerja sendiri untuk dapat menjalankan visi yang telah

    ditetapkan.

    Dalam arti yang luas kepemimpinan dapat digunakan setiap

    orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau

    kantor tertentu. Kepemimpinan tidak hanya dibatasi oleh aturan-

    aturan atau tatakrama birokrasi. Kepemimpinan tidak harus diikat

    dalam satu organisasi tertentu. Melainkan kepemimpinan bisa terjadi

    dimana saja, asalkan seseorang menunujukan kemampuannya

    mempengaruhi perilaku orang-orang lain kearah tercapainya suatu

    tujuan tertentu.22

    Kepemimpinan tidak hanya dilakukan dalam sebuah organisasi

    saja, akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari seseorang dituntut

    memiliki sifat kepemimpinan, baik kepemimpinan dalam diri sendiri

    maupun untuk keluarganya, karena kepemimpinan itu secara tidak

    disadari terjadi dimana saja asalkan ia dapat mempengaruhi orang

    lain.

    Cara kepala sekolah untuk dapat mempengaruhi, mendorang,

    membimbing mengarahkan para guru, staf dan semua komponen

    yang berada dilingkungan sekolah agar tercapainya tujuan

    merupakan bagian dari pengertian kepemimpinan. Kepemimpinan

    kepala sekolah adalah mampu membuat bawahannya bekerja dengan

    baik dan menjalankan tugasnya secara sukarela tanpa ada paksaan.

    5. Strategi Kepala Sekolah

    a. Pengertian Strategi

    Strategi diartikan beragam oleh para ahli. Menurut Chandler

    yang dikutip oleh Fattah, strategi adalah penentuan tujuan dasar

    jangka panjang perusahaan, dan adopsi tindakan dan alokasi sumber

    daya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan-tujuan ini. Menurut

    22 Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cet.

    1, h.9

  • 19

    Mintzberg yang dikutip oleh Fattah, strategi sebagai rencana yaitu

    tindakan diarahkan untuk mencapai seperangkat tujuan yang

    dimaksudkan, sesuai dengan konsep perencanaan strategis23

    Sedangkan menurut Salusu dan Young, strategi ialah suatu seni

    menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk

    mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan

    lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.24 Dari definisi

    diatas dapat dikatakan bahwa strategi adalah upaya untuk mencapai

    sasaran dengan menggunakan sumber yang tersedia.

    Sedang menurut pendapat para pakar manajemen dibidang

    bisnis porter, dkk yang dikutip oleh Fattah, strategi merupakan pola

    penentuan keputusan-keputusan dan tindakan untuk mengubah suatu

    kondisi yang diinginkan oleh organisasi dimasa depan sebagai suatu

    respons atas tuntutan perubahan lingkungan organisasi.25 Artinya

    strategi digunakan untuk merubah kondisi saat ini untuk mencapai

    harapan organisasi di masa yang akan dating yang sesuai dengan

    perubahan lingkungan organisasi.

    Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi

    merupakan suatu rencana atau proses pengambilan keputusan untuk

    mencapai tujuan organisasi, dengan memperhatikan kondisi saat ini

    dan harapan organisasi di masa yang akan dating serta alokasikan

    sumber daya yang tersedia untuk meraih keunggulan bersaing.

    b. Tujuan-tujuan Strategi

    Sebuah organisasi didirikan untuk mencapai tujuan. Tujuan ini

    dicapai dengan menggunakan strategi yang tepat. Menurut Solihin

    23 Nanang Fattah, Manajemen Strategik Berbasis Nilai, (Bandung: P|T. Remaja

    Rosdakarya, 2016), Cet-2, hal.86 24 Salusu, Pengembalian keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi

    Non Profit, (Jakarta: Grasindo, 2015), Cet-10, hal.71 25 Nanang Fattah, Manajemen Strategik Berbasis Nilai, (Bandung: P|T. Remaja

    Rosdakarya, 2016), Cet-2, hal.4

  • 20

    tujuan sebagai hasil akhir (end result) yang ingin dicapai perusahaan

    dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan secara kuantitatif (lebih

    menunjukan the measure if thing).26 Sementara Dirgantoro

    mendefinisikan tujuan atau objective sebagai penetepan target secara

    spesifik dan sedapat mungkin teruruk, yang ingin dicapai oleh

    perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu.27 Berbeda dengan

    pendapat tersebut, menurut Fattah tujuan sebagai target-target yang

    bersifat lebih luas yang ingin dicapai perusahaan.28 Dari pemaparan di

    atas dapat disimpulkan bahwa tujuan adalah hasil akhir yang ingin

    dicapai suatu organisasi dalam jangka panjang waktu tertentu.

    Tujuan yang baik menurut Dess, dkk yang dikutip oleh Solihin,

    memiliki krtiteria yang dapat diukur, Spesifik, tepat waktu, sesuai dan

    realitis. Tujuan harus dapat diukur, untuk itu harus dibuat indicator

    untuk melihat pencapaian tujuan. Tujuan juga harus sesuai dengan visi

    misi perusahaan serta tujuan harus bersifat realitis sesuai dengan

    sumber daya yang dimiliki oleh suatu organisasi.29 Dapat disimpulkan

    bahwa tujuan harus ditetapkan sesuai kriteria-kriteria tersebut. Tujuan

    harus ditetapkan dengan jelas agar mengurangi terjadinya konflik di

    dalam suatu organisasi.

    Menurut Pearce dan Robinson tujuan terbagi kedalam dua

    bagian, yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan

    jangka panjang adalah hasil yang ingin dicapai selama periode

    beberapa tahun. Tujuan jangka panjang dapat dicapai melalui strategi

    umum dan strategi utama. Sedangkan tujuan jangka pendek adalah

    tujuan yang ingin dicapai dakam periode satu tahun atau kurang.30

    26 Ismail Solihin, Manajemen Strategik, (Bandung: Penerbit Erlangga, 2012), hal. 23 27 Crown Dirgantoro, Manajemen Strategik, (Jakarta: PT Grasindo, 2004), cetakan-2,

    hal.13 28 Nanang Fattah , Manajemen Strategik Berbasis Nilai, (Bandung: P|T. Remaja

    Rosdakarya, 2016), Cet-2, hal 49 29 Ismail Solihin, Manajemen Strategik, (Bandung: Penerbit Erlangga, 2012), hal. 23-24 30 John A. Pearce II & Richard B. Robinson Jr, Strategic Management: Formulation,

    Implementation, And Control (Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi dan

    Pengendalian), Penerjemah: Nia Pramita Sari, (Jakarta: Salemba Empat, 2003), hal.17

  • 21

    Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan tujuan adalah hasil

    akhir yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Tujuan harus

    dirumuskan secara jelas agar dapat digunakan untuk membuat strategi.

    Strategi yang dikembangkan organisasi pada dasarnya bertujuan untuk

    meningkatkan keunggulan kompetitif bagi suatu organisasi.

    B. Pendidikan Karakter

    1. Pengertian Pendidikan Karakter

    Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, karakter adalah

    sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan

    seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Adapun berkarakter adalah

    mempunyai tabiat, mempunyai kepribadian, berwatak.31 Secara

    etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa Latin character, yang

    antara berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti,

    kepribadian dan akhlak. Istilah kharakter, kharessian, dan xharas yang

    berarti tool for marking, to engrave, dan pointed stake.32

    Karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang

    yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini

    dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang,berpikir, bersikap,

    dan bertindak. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik,

    bauk terpatri dalam diri dan keterjawantahkan dalam perilaku.33

    Pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk

    mewujudkan kebijakan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara

    objektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga

    baik untuk masyarakat secara keseluruhan34

    Menurut dirjen Pendidikan Agama Islma, Kementrian Agama

    Republik Indonesia mengemukakan bahwa karakter dapat diartikan

    31 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

    (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), 2008, h. 32 Wyne dalam Musfah, pendidikan karakter :sebuah tawaran model pendidikan holistik

    intergalistik (Jakarta:Prenada Media,2011), hal. 127 33 Kementrian Pendidikan Nasional, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

    Bangsa (Jakarta: KPN, 2010), h. 3 34 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga

    Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), cet 1, h. 15.

  • 22

    sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat didefinisikan

    pada perilaku individu yang unik, dalam arti secara khusus ciri ini

    membedakan antara individu dengan individu lainya.35

    Pengertian secara khusus, karakter adalah nilai-nilai yang khas

    baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik,

    dan berdampak baik kepada lingkungan) yang terpatri dalam diri dan

    terwujud dalam perilaku.36

    Pendidikan karakter/budi pekerti dapat dimaknai sebagai

    pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,

    pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta

    didik untuk memberikan keputusan, baik memelihara apa yang baik dan

    mewujudkan dan menebarkan kebaikan kehidupan sehari-hari dengan

    sepenuh hati.

    2. Tujuan Pendidikan Karakter

    Adapun tujuan pendidikan karakter sejalan dengan Undang-

    Undang Dasar 1945 Pasal 3 (3):

    “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem

    pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

    serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang

    diatur dengan undang-undang”.

    Melalui pendidikan karakter, peserta didik diharapkan mampu

    secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, serta

    menerapkan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud

    dalam perilaku sehari-hari.

    Fungsi pendidikan karakter menumbuhkan kembangkan

    kemampuan dasar peserta didik agar berpikir cerdas berperilaku yang

    berakhlak, bermoral, dan berbuat sesuatu yang baik, yang bermanfaat

    bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat (domain kognitif, afektif, dan

    35 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2012) h.4 36 Anas Salahudin M, Irwanto Alkrienche, Pendidikan Karakter (pendidikan Berbasis

    Agama dan Budaya Bangsa), (Bandaung: Pustaka Setia. 2013) h.42

  • 23

    psikomotorik), membangun kehidupan bangsa yang cerdas berbudaya

    yang luhur, berkontribusi terhadap perkembangan hidup umat manusia,

    membangun sikap warga negara yang cinta damai, kreatif, madiri,

    maupun hidup berdampingan dengan bangsa lain.37

    Secara substantif, tujuan pendidikan karakter adalah membimbing

    dan memfasilitasi anak agar memiliki karakter positif (baik). Tujuan

    pendidikan karakter yang harus di pahami oleh guru meliputi tujuan

    berjenjang dan tujuan khusus pembelajaran. Tujuan berjenjang

    mencakup pendidikan nasional, tujuan instusional, tujuan kuliner, dan

    tujuan umum pembelajaran.38

    Dapat disimpulkan bahwa dari tujuan pendidikan karakter yaitu

    membentuk kepribadian yang baik bagi anak, baik dalam perilaku baik

    dalam berfikir, baik dalam berbicara dan baik dalam segala aspek

    kehidupannya. Dengan tujuan tersebut maka pendidikan karakter

    berfungsi sebagai penilaian baik buruk, salah benar bagi kehidupan

    anak.

    3. Nilai-nilai Karakter

    Setiap aktivitas yang dilakukan manusia mempunyai nilai yang

    terkandung di dalamnya, dan nilai tersebut secara langsung akan

    menjadi pembentuk karakter seseorang dalam bertingkah laku. Menurut

    Zubaedi dalam Syamsul, nilai-nilai yang dikembangkan dalam

    pendidikan karakter di Indonesia berasal dari empat sumber, yaitu:

    agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional.39 Hal ini

    dikarenakan masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragama

    sehingga segala sesuatu didasari dengan agama atau kepercayaan.

    Kemudian, nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila mengajarkan

    setiap masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik, yang

    37 Mawardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa: (Badouse Media

    Jakarta: Jakarta: 2001) h. 37 38 Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di Sekolah,

    (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2012), hal.20-21 39 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h.

    39-40

  • 24

    mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya

    dan seni. Selanjutnya, nilai budaya yang ada di Indonesia dijadikan

    dasar dalam pemberian makna dan komunikasi antaranggota

    masyarakat, posisi budaya menjadi sedemikian penting dalam

    kehidupan masyarakat yang mengharuskan budaya menjadi nilai dalam

    pendidikan budaya dan karakter bangsa. Dan terakhir, sesuai dengan

    tujuan pendidikan nasional, Undang-undang Republik Indonnesia

    nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, yang

    berbunyi:

    “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan

    membentukn watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

    rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

    berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

    beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

    sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

    demokratis dan bertanggung jawab”.40

    Hasil identifikasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

    Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010, ada 18 nilai

    yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan

    nasional. Mewujudkan nilai-nilai karakter, tentunya menjadi tanggung

    jawab bersama khususnya sekolah sebagai lembaga pendidikan yang

    mempunyai peran strategis dalam membentuk karakter siswa. Melalui

    pembiasan positif di sekolah diharapkan nilai tersebut menjadi budaya

    dalam kehidupan sehari-hari siswa dalam mewujudkan tujuan

    pendidikan nasional. Adapun 18 nilai karakter sebagaimana tercantum

    pada tabel di bawah ini:41

    40 Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

    Nasional, h. 3 41 Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat

    Pengembangan Kurikulum, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, (Jakarta:

    2010), h. 25-30

  • 25

    Tabel 2.1 Deskripsi Nilai Karakter

    No Nilai

    Karakter

    Deskripsi

    1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

    ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap

    pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun

    dengan pemeluk agama lain.

    2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

    dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya

    dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

    3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,

    suku, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang

    berbeda dari dirinya.

    4 Disiplin Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh

    pada berbagai ketentuan dan peraturan.

    5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh

    dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas, dan

    menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

    6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan

    cara tau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

    7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

    orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas

    8 Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai

    sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

    9 Rasa Ingin

    Tahu

    Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

    mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu

    yang dipelajari, dilihat dan didengar

    10 Semangat

    Kebangsaan

    Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

    menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas

    kepentingan diri dan kelompoknya.

  • 26

    11 Cinta Tanah

    Air

    Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan

    kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi

    terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, dan

    ekonomi.

    12 Menghargai

    Prestasi

    Sikap dan tindakan yang mendorong untuk

    menghasilkan sesuatu yang berguna, mengakui, dan

    menghormati karya orang lain.

    13 Bersahabat/

    Komunikatif

    Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,

    bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

    14 Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan

    orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran

    dirinya.

    15 Gemar

    Membaca

    Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca

    berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi

    dirinya.

    16 Peduli

    Lingkungan

    Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

    kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan

    mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki

    kerusakan alam yang sudah terjadi.

    17 Peduli

    Sosial

    Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan

    kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

    18 Tanggung

    Jawab

    Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan

    tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,

    terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

    sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

    Dilihat dari tabel dapat kita simpulkan bahwa karakter memiliki

    banyak nilai, di mana nilai-nilai itu bukanlah nilai yang bersifat tetap,

    akan tetapi dapat berubah dan berkembang sesuai perkembangan waktu,

    dari nilai-nilai di atas juga dapat kita ketahui bahwa satu nilai dengan

    nilai yang lainnya saling melengkapi dan saling berhubungan.

  • 27

    4. Faktor Penghambat Pendidikan Karakter

    Apabila dicermati, peristiwa pendidikan formal di Indonesia saat

    ini menghadapi tantangan dan hambatan yang cukup berat. Tantangan

    dan hambatan ini ada yang bersifat makro yang berujung pada

    kebijakan pemerintah dan ada yang bersifat mikro yang berkaitan

    dengan kemampuan personal dan kondisi lokal di sekolah. Dalam

    kaitannya dengan pembelajaran nilai, hambatan dan tantangan yang

    dihadapi tidak jauh berbeda dengan yang dihadapi oleh pendidikan

    formal. Hal ini disebabkan pembelajaran nilai merupakan bagian dari

    pendidikan formal, dan pendidikan formal merupakan subsistem

    pendidikan nasional.42

    Menurut identifikasi Mulyana, paling tidak ada empat hambatan

    utama pembelajaran nilai di sekolah, yaitu a. Masih kukuhnya pengaruh

    paham behaviorisme dalam system pendidikan Indonesia sehingga

    keberhasilan belajar hanya diukur dari atribut-atribut luar dalam bentuk

    perubahan tingkah laku, b. Kapasitas pendidik dalam mengangkat

    struktur dasar bahan ajar masih relative rendah, c. Tuntutan zaman

    yang semakin pragmatis, d. Sikap yang kurang menguntungkan bagi

    pendidikan.

    Meskipun telah teridentifikasi ada berbagai hambatan

    pembelajaran nilai di sekolah, namun ada juga beberapa faktor yang

    mendorong pembelajaran nilai di Sekolah Dasar, yaitu a. Pengalaman

    pra sekolah, b. Tingkat kecerdasan, c. Kreativitas, d. Motivasi belajar,

    e. Sikap dan kebiasaan belajar.43

    Dari penjelasan tentang adanya faktor penghambat dan pendorong

    pembelajaran nilai di sekolah, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara

    garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi karakter seseorang.

    Diantaranya yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

    42 Agus Zaenul Fitri,Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di Sekolah.

    (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), hal. 131 43 Dedi Supriadi, Membangun Bangsa Melalui Pendidikan (Bandung: Remaja

    Rosdakarya, 2004), hlm. 83-88.

  • 28

    adalah semua unsur kepribadian yang secara kontinyu mempengaruhi

    perilaku manusia, yang meliputi instink biologis, kebutuhan psikologis,

    dan kebutuhan pemikiran. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor

    yang bersumber dari luar manusia, akan tetapi dapat mempengaruhi

    perilaku manusia, baik langsung maupun tidak langsung.44

    Pendidikan formal dan khususnya sekolah, dalam menerapkan

    pendidikan karakter tentu saja memiliki hambatan dan tantangan, dari

    adanya banyak faktor penghambat di atas ini, kita bisa simpulkan

    bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi karakter seseorang,

    yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

    5. Implementasi Pendidikan Karakter

    Perkembangan karakter sebagai proses yang tiada henti terbagi

    menjadi empat tahapan: pertama, pada usia dini, disebut sebagai tahap

    pembentukan karakter. Kedua, pada usia remaja, disebut sebagai tahap

    pengembangan, ketiga, tahap usia dewasa, disebut sebagai tahap

    pemantapan, dan keempat, pada usia tua disebut tahap pembijaksanaan.

    Prinsip-prinsip yang digunakan dalam internalisasi nilai-nilai dala

    pendidikan karakter adalah sebagi berikut:

    a. Berkelanjutan

    Berkelanjutan adalah proses internalisasi nilai yang merupaakan

    sebuah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk

    sampai selesai dari satuan pendidikan.

    b. Integrasi

    Itegrasi pendidikan karakter merupakan langkah untuk

    internalisasi nilai-nilai kepada peserta didik. Internalisasi nilai-

    nilai dilakukan melalui setiap mata pelajran, setiap kegiatan

    kurikuler dan ekstrakulikuler.

    c. Internalisasi Nilai

    44 M. Anis Matta, Membentuk Karakter Cara Islam. (Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat,

    2006), hal. 16

  • 29

    Nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter tidak

    diajarkan tapi diinternalisasikan.45

    Strategi penerapan pendidikan karakter dimulai dengan

    pengajaran makna nilai-nilai, setelah diajarkan nilai tersebut

    ditanamkan melalui pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari,

    kemudian nilai-nilai ditumbuhkan dengan penguatan oleh orang tua

    atau guru dalam kegiatan anak yang memuat nilai-nilai tersebut. Setelah

    ditanamkan dan ditumbuhkan, nilai tersebut dikembangkan melalui

    nilai-nilai diri dengan keteladanan orang-orang dilingkungan sekitarnya

    dan kemudian dimantapkan dengan melakukan pengontrolan, jika yang

    dilakukkan sesuai dengan nilai yang sudah dikembangkan maka anak

    perlu mendapatkan penghargaan dan tahap ini kembali pada tahap

    penguatan, jika perilaku yang dilakukan menyimpang maka perlu diberi

    hukuman atau pembinaan dan kembali pada tahapan pengajaran makna

    nilai-nilai.

    C. Penelitian Relevan

    Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang secara umum

    memberikan gambaran mengenai Layanan Bimbingan dan Konseling

    sehingga peneliti menemukan judul.

    1. Penelitian skripsi Noni Wahyu Lestari (11140182000022) Jurusan

    Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2019 yang berjudul “Strategi

    Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Guru Di SMKN 41

    Jakarta”. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa

    strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu tanaga

    pendidikan berjalan dengan baik, Implementasi strategi kepala

    sekolah dalam meningkatkan mutu tenaga pendidika dilakukan

    dengan cara memberi izin belajar In House Training, MGMP,

    45 Deni Damayanti, Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah.

    (Yogyakarta: Araksa, 2014) h.57

  • 30

    Diklat, Bimbingan Rohani, mengikutsertakan guru dalam

    perlombaan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

    kualitatif, dan peneliti mendeskripsikan strategi atau cara yang

    dilakukan kepala sekolah dalam peningkatan mutu guru.

    2. Penelitian skripsi Ahmad Jauhari (1113018200032) Jurusan

    Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2018 yang berjudul

    “Pembinaan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Dan

    Konseling Di SMKN 2 Kota Tangerang Selatan”. Berdasarkan

    temuan-temuan peneliti dapat disimpulkan bahwa pembinaan

    karakter siswa oleh guru BK melalui bimbingan pribadi, belajar,

    sosial, dan karir telah mampu mengantarkan siswa memiliki

    karakter religius, nasionalis, gotong royong, integritas dan mandiri.

    Namun demikian masih ditemukan kendala dalam layanan tersebut

    yang bersumber dari siswa, SDM yang terbatas, minimnya

    komunikasi dengan orang tua siswa dan tidak strategisnya ruang

    BK serta belum lengkapnya sarana dan prasarana layanan BK.

    3. Penelitian skripsi Akbar (1112018200037) Jurusan Manajemen

    Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta pada tahun 2016 yang berjudul “Pembinaan

    Religiusitas Siswa Melalui Penerapan Disiplin Beribadah Di SMK

    Ekonomika Ghama D’Leader School Depok”. Dari hasil penelitian

    ini kita bisa dapat melihat bahwa pembinaan religiusitas bisa

    melalui disiplin beribadah yang meliputi; tadarus Al-quran, sholat

    duha, istigosah berjalan dengan baik, sehingga memberi dampak

    terhadap sikap keagamaan (religiusitas siswa) dalam kehidupan

    mereka, siswa-siswi menjadi lebih bersikap rendah hati, ikhlas,

    sederhana dan adil.

    D. Kerangka Berpikir

    Pendidikan karakter telah menjadi ruh dan model pendidikan.

    Karakter adalah permata hidup yang membedakan manusia dengan

  • 31

    binatang. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah seperti

    binatang. Orang-orang yang berkarakter baik secara individu maupun

    sosial ialah mereka yang memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti yang

    baik. Pendidikan karakter sejatinya bukan hanya mengetahui konsep dan

    teorinya, namun pendidikan karakter harus sesuai dengan nilai yang

    terkandung di dalamnya untuk diimplementasikan dan berdampak positif

    bagi peserta didik. Mengimplementasikan nilai tersebut memang sulit dan

    tidak bisa dilakukan secara instans, tetapi ini harus dilakukan melalui

    proses berkelanjutan. Penguatan pendidikan karakter dalam konteks saat

    ini sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di

    negara ini. Diakui atau tidak saat ini terjadi krisis yang nyata dan

    mengkhawatirkan dalam masyarakat dengan melibatkan siswa/peserta

    didik. Krisis itu antara lain: membolos sekolah, pergaulan seks bebas,

    penyalahgunaan narkoba, minuman keras, degradasi moral, gemar

    menyontek, tawuran dan bullying. Masalah-masalah tersebut merupakan

    masalah bersama yang wajib dicarikan jalan keluar terbaik dalam rangka

    membangun karater bangsa. Sekolah merupakan lembaga pendidikan

    yang mempunyai peran strategis dalam membentuk karakter siswa.

    Melalui program sekolah, pembelajaran bidang studi dan pembiasan

    positif di sekolah diharapkan berdampak positif bagi karakter siswa. Salah

    satu sumber daya manusia terpenting dalam meningkatkan pendidikan

    karakter di sekolah, kita harus memiliki pemimpin di sekolah, yaitu

    seorang kepala sekolah, karena peran kepala sekolah sangat penting,

    karena ia harus bisa bertanggung jawab atas terlaksananya seluruh

    program pendidikan di sekolah. Untuk dapat merealisasikan semua tugas

    dan fungsi kepemimpinannya maka kepala sekolah hendaknya mengetahui

    jumlah pembantunya, mengetahui nama-nama pembantunya, mengetahui

    tugas masing-masing pembantunya, memelihara suasana kekeluargaan dan

    memperhatikan kesejahteraan para pembantunya.

  • 33

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran aktual yang akan

    dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Kosgoro Tangerang. Adapun waktu

    penelitian direncanakan dimulai dari bulan September 2019 sampai dengan

    selesai.

    Tabel 3.1. Rencana Penelitian

    B. Metode Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan

    metode deskriptif. Pendekatan kualitatif menurut Lincoln dan Guba, disebut

    sebagai “Naturalistik Inquiry”. Penggunaan pendekataan ini dikarenakan cara

    No Kegiatan

    Waktu

    Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei

    1 Observasi pendahuluan

    2 Pengesahan proposal

    3 Perbaikan bab 1, 2 dan 3

    4 Penyusunan instrumen

    penelitian

    5 Pengumpulan data

    6 Pengolahan data dan

    analisa data

    7 Penyusunan laporan

    hasil penelitian

  • 34

    pengamatan dan pengumpulan data dilakukan dalam latar/setting alamiah,

    artinya tanpa memanipulasi subjek yang diteliti.46

    C. Sumber Data

    Adapun jenis data yang dikumpulkan berupa data yang bersifat kualitatif

    yang terdiri dari data primer dan data sekunder tentang kepemimpinan kepala

    sekolah dalam pengembangan pendidikan karakter. Sumber data pada

    penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan,

    wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wali kelas dan murid. Untuk

    memudahkan mengidentifikasi sumber data, terdapat 3 macam sumber data,

    yaitu :

    1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban

    lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.47 Adapun

    sumber data yang berupa person dalam penelitian ini berupa wawancara,

    Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Wakil Kepala

    Sekolah Bidang Kesiswaan, Wali Kelas, Murid.

    2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam

    dan bergerak.48 Sumber data ini berasal pada tempat penelitian yakni SMP

    Kosgoro Tangerang.

    3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa huruf, angka,

    gambar, atau simbol-simbol lain.49 Sumber ini meliputi sejarah dan profil

    sekolah, data siswa, data guru, data tenaga kependidikan, data sarana

    prasarana, dokumentasi prestasi sekolah, data layanan program bimbingan

    dan konseling, buku kasus, kegiatan sekolah yang terprogram, data

    kegiatan pembudayaan dan pembiasaan sekolah serta dokumen-dokumen

    lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

    46 Pedoman Penulisan Skrupsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta, h. 61 47 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktik, (Jakarta, Rineka

    Cipta, 2010), h. 172 48 Ibid, h. 172 49 Ibid, h. 172

  • 35

    D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan

    teknik pengumpulan data sebagai berikut:

    1. Wawancara

    Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

    informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan

    makna dalam suatu topik tertentu.50 Pada penelitian ini wawancara

    digunakan untuk megetahui bagaimana pembinaan karakter dilakukan

    melalui layanan bimbingan dan konseling dengan mewawancarai kepala

    sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru bimbingan dan

    konseling serta perwakilan dari wali kelas. Wawancara dilakukan agar

    mengetahui bagaimana layanan bimbingan konseling dilaksanakan, dan

    kegiatan apa saja yang menunjang dalam pembinaan karakter para siswa.

    Untuk memudahkan proses wawancara, peneliti membuat pedoman

    wawancara sebagai berikut:

    Tabel 3.2. Pedoman Wawancara

    No. Sumber Data Indikator

    1. Kepala Sekolah

    a. Latar belakang kepala sekolah.

    b. Program pendidikan karakter

    (Akademis dan Non Akademis)

    c. SDM yang terlibat dalam program-

    program sekolah

    d. Sarana prasaran yang mendukung

    program

    e. Strategi kepala sekolah dalam

    meningkatkan pendidikan karakter

    f. hambatan dalam pelaksanaan

    50 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 317

  • 36

    pendidikan karakter

    2. Wakil Kepala Sekolah

    Bidang Kesiswaan

    a. Bagaimana kepemimpinan kepala

    sekolah dalam meningkatkan

    pendidikan karakter

    b. Program non akademik apa saja

    yang dapat meningkatkan

    pendidikan karakter

    c. SDM yang terlibat dalam program

    3. Wakil Kepala Sekolah

    Bidang Kurikulum

    a. Bagaimana kepemimpinan kepala

    sekolah dalam meningkatkan

    pendidikan karakter

    b. Program akademik apa saja yang

    dapat meningkatkan pendidikan

    karakter

    c. SDM yang terlibat dalam program

    d. Strategi apa yang digunakan dalam

    kurikulum dalam meningkatkan

    pendidikan karakter

    4. Guru

    a. Implementasi program-program

    dalam meningkatkan pendidikan

    karakter

    b. Prestasi siswa

    5. Siswa

    a. Program-program yang dilakukan

    oleh sekolah.

    b. Dampak dari program yang

    dilaksanakan

  • 37

    2. Observasi

    Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,

    mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar

    aspek dalam fenomena tersebut.51 Observasi digunakan untuk memperoleh

    data tambahan terkait dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan

    konseling. Dengan demikian fokus observasi ditujukan kepada

    pelaksanaan bimbingan dan konseling yang dilakukan selama peneliti

    berada di lokasi. Untuk melakukan observasi, digunakan pedoman

    observasi sebagai berikut:

    Tabel 3.3. Lembar Observasi

    No. Aspek Yang diamati Tujuan

    1 Lingkungan fisik sekolah

    Untuk memperoleh informasi

    dan data mengenai kondisi

    fisik maupun non fisik dalam

    meningkatkan program

    pendidikan karakter

    2 Lingkungan sosial sekolah

    3 Sarana dan Prasarana

    4 Suasana/iklim sehari-hari secara

    akademik maupun sosial

    5 Pelaksanaan program pendidikan

    karakter

    6 Pengawasan program pendidikan

    karakter

    7 Evaluasi program pendidikan

    karakter

    3. Studi Dokumen/Dokumentasi

    Dokumentasi ialah setiap proses pembuktian yang didasarkan atas

    jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau

    arkeologis.52 Studi dokumen dilakukan untuk mendapatkan data tentang

    51 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi

    Aksara, 2013), h. 143 52 Ibid, h. 175

  • 38

    profil sekolah, data layanan bimbingan dan konseling, buku kasus dan

    kegiatan sekolah yang telah terprogram. Dokumen-dokumen tersebut

    digunakan untuk melengkapi data penelitian sehingga dapat ditampilkan

    gambaran tentang objek penelitian secara representatif. Dalam studi

    dokumen/dokumentasi digunakan pedoman daftar cocok (checklist)

    sebagaimana seperti tabel berikut:

    Tabel 3.4. Daftar cocok (checklist) Dokumen

    No. Dokumen Ada Tidak Keterangan

    1. Sejarah dan profil sekolah

    2. Dokumen visi dan misi sekolah

    3. Rencana Kerja kepala sekolah

    4. Struktur organisasi

    5. Dokumen tenaga pendidik dan

    kependidikan

    6. Program kerja sekolah

    pertahun, persemester dan

    perbulan

    7. Kalender pendidikan sekolah

    8. Penyusunan rencana

    operasional kegiatan

    10. Dokumen evaluasi program

    11. Tata tertib sekolah

    12. Daftar prestasi siswa

    13 Rekam kasus/buku kasus

    14. Daftar hadir siswa

  • 39

    Tabel 3.5. Instrumen Penelitian Strategi Kepala Sekolah dalam meningkatkan

    Pendidikan Karakter

    Aspek

    Teknik Pengumpulan Data

    Wawancara Studi

    Dokumen

    Observasi

    1. Sejarah dan profil sekolah

    2. Dokumen visi dan misi

    sekolah

    3. Strategi kepala sekolah

    4. Dokumen tenaga pendidik dan

    kependidikan

    5. Program kerja sekolah

    pertahun, persemester dan

    perbulan

    6. Kalender pendidikan sekolah

    7. Penyusunan rencana

    operasional kegiatan

    8. Dokumen anggaran biaya,

    sarana dan prasarana

    9. Dokumen evaluasi

    10. Tata tertib sekolah

    11. Daftar prestasi siswa

    1