Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20

12
Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019 1 Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20 Nova Nurmalia a * Farida Nurani b * * a,b Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Indonesia 1. Pendahuluan Kepemiminan seseorang dapat mempengaruhi perubahan yang terjadi di negaranya. Perubahan tersebut dapat terjadi pada berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, dan sosial. Perubahan tersebut di sesuaikan dengan kondisi suatu negara. Di negara Indonesia sendiri perubahan yang dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat yaitu perubahan pada bidang perekonomian. Hal tersebut dikarenakan setiap masyarakat di suatu negara melakukan transaksi guna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga perekonomian suatu negara sangat penting dan perlu diperhatikan. Selain itu, perekonomian suatu negara juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Undang-Undang tentang perekonomian suatu negara diatur dalam UUD 1945 pasal 33 tentang dasar perekonomian. Dalam pasal tersebut berisikan (1) perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. (2) cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak di kuasai oleh negara. (3) Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan ABSTRACT A person's leadership can influence changes that occur in his country both changes in the economic, social, and political. Each leader has a different leadership style, vision and mission and strategy in improving his country for the better. The impact of changes that can be felt directly by the community is changes in the economic field. A leader in a country can influence the economy in his country to go down or up in his government. This can be seen in the new order which only focused on the economic field without being balanced with political, economic, and social life. Resulting in a negative impact that is the amount of corruption that makes the Indonesian economy down during the global economic crisis. During the reform period, the Indonesian economy experienced rapid progress during the period of President Susilo Bambang Yudhoyono's leadership, with an increase in the economic sector by 6% from the previous period. From this it can be seen that one's leadership strategy can affect a country's economic level. INTISARI Kepemimpinan seseorang dapat mempengaruhi perubahan yang terjadi di negaranya baik perubahan dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik. Setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan, visi-misi, dan strategi yang berbeda dalam meningkatkan negaranya menjadi lebih baik. Dampak perubahan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat yaitu perubahan pada bidang perekonomian. Pemimpin dalam suatu negara dapat mempengaruhi perekonomian di negaranya menjadi turun atau naik dalam pemerintahannya. Hal tersebut dapat dilihat pada masa orde baru yang hanya memfokuskan pada bidang ekonomi tanpa diimbangi dengan kehidupan politik, ekonomi, sosial yang adil. Sehingga memunculkan dampak negatif yaitu banyaknya korupsi yang membuat perekonomian indonesia turun saat terjadi krisis ekonomi global. Pada masa reformasi perekonomian Indonesia mengalami kemajuan yang pesat yaitu pada masa kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dengan peningkatan pada bidang perekonomian sebesar 6% dari masa sebelumnya. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa strategi kepemimpinan seseorang dapat mempengaruhi tingkat perekonomian suatu negara. Kata kunci:kepemimpinan, perubahan ekonomi, strategi Corresponding author, e-mail: [email protected]

Transcript of Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20

Page 1: Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20

Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019

1

Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20

Nova Nurmalia a*

Farida Nurani

b*

*a,b

Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Indonesia

1. Pendahuluan

Kepemiminan seseorang dapat mempengaruhi

perubahan yang terjadi di negaranya. Perubahan tersebut

dapat terjadi pada berbagai bidang, seperti politik,

ekonomi, dan sosial. Perubahan tersebut di sesuaikan

dengan kondisi suatu negara. Di negara Indonesia

sendiri perubahan yang dampaknya dapat dirasakan oleh

masyarakat yaitu perubahan pada bidang perekonomian.

Hal tersebut dikarenakan setiap masyarakat di suatu

negara melakukan transaksi guna untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Sehingga perekonomian suatu

negara sangat penting dan perlu diperhatikan. Selain itu,

perekonomian suatu negara juga dapat dijadikan sebagai

tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Undang-Undang

tentang perekonomian suatu negara diatur dalam UUD

1945 pasal 33 tentang dasar perekonomian. Dalam pasal

tersebut berisikan (1) perekonomian disusun sebagai

usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. (2)

cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan

yang menguasai hajat hidup orang banyak di kuasai oleh

negara. (3) Bumi, air dan kekayaan alam yang

terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan

ABSTRACT

A person's leadership can influence changes that occur in his country both

changes in the economic, social, and political. Each leader has a different

leadership style, vision and mission and strategy in improving his country

for the better. The impact of changes that can be felt directly by the

community is changes in the economic field. A leader in a country can

influence the economy in his country to go down or up in his government.

This can be seen in the new order which only focused on the economic

field without being balanced with political, economic, and social life.

Resulting in a negative impact that is the amount of corruption that makes

the Indonesian economy down during the global economic crisis. During

the reform period, the Indonesian economy experienced rapid progress

during the period of President Susilo Bambang Yudhoyono's leadership,

with an increase in the economic sector by 6% from the previous period.

From this it can be seen that one's leadership strategy can affect a country's

economic level.

INTISARI

Kepemimpinan seseorang dapat mempengaruhi perubahan yang terjadi di

negaranya baik perubahan dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik.

Setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan, visi-misi, dan strategi

yang berbeda dalam meningkatkan negaranya menjadi lebih baik. Dampak

perubahan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat yaitu perubahan

pada bidang perekonomian. Pemimpin dalam suatu negara dapat

mempengaruhi perekonomian di negaranya menjadi turun atau naik dalam

pemerintahannya. Hal tersebut dapat dilihat pada masa orde baru yang

hanya memfokuskan pada bidang ekonomi tanpa diimbangi dengan

kehidupan politik, ekonomi, sosial yang adil. Sehingga memunculkan

dampak negatif yaitu banyaknya korupsi yang membuat perekonomian

indonesia turun saat terjadi krisis ekonomi global. Pada masa reformasi

perekonomian Indonesia mengalami kemajuan yang pesat yaitu pada masa

kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dengan peningkatan

pada bidang perekonomian sebesar 6% dari masa sebelumnya. Dari hal

tersebut dapat diketahui bahwa strategi kepemimpinan seseorang dapat

mempengaruhi tingkat perekonomian suatu negara.

Kata kunci:kepemimpinan, perubahan

ekonomi, strategi

Corresponding author, e-mail: [email protected]

Page 2: Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20

Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019

2

dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

(4) perekonomian nasional diselenggarakan berdasar

atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

efesiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan

lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga

keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi

nasional. (5) ketentuan lebih lanjut mengenai

pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

Penjabaran tentang perekonomian terdapat pada pasal

33 ayat 1 dan 4. Dari adanya pasal tersebut dapat kita

ketahui bahwa perekonomian di suatu negara sangat

penting. Selain itu gaya kepemimpinan juga

mempengaruhi perekonomian suatu bangsa. Hal tersebut

dapat dilihat dari strategi yang di gunakan pemimpin

dalam meningkatkan perekonomian negaranya, salah

satunya dengan mengeluarkan kebijakan perekonomian

saat masa jabatan kepemimpinan.

Pengertian kepemimpinan atau leadership itu sendiri

menurut P.Siagian dkk dalam Karjadi (1983:4) adalah

suatu kegiatan mempengaruhi orang lain supaya

melakukan pekerjaan bersama menuju suatu tujuan

tertentu yang telah ditentukan terlebih dahulu. Kunci

dari kepemimpinan adalah membangun visi dasar

(tujuan, misi, agenda) suatu organisasi. Dalam

kepemiminan setiap orang tentunya mempunyai gaya

kepemimpinan yang berbeda. Macam-macam gaya

kepemimpinan tersebut tergantung dengan karakter yang

terdapat dalam diri seseorang pemimpin sehingga

pemimpin dapat melaksanakan tugas dengan nyaman

serta mencapai efektifitas dalam mencapai tujuan yang

telah ditentukan. Gaya atau Tipe kepemimpinan ada

lima tipe yaitu tipe otoriter, demokratis, karismatik,

Laissez Faire (bebas), dan paternalistik. Seorang

pemimpin di suatu negara dapat melakukan perubahan

pada kondisi lingkungan di negaranya. Perubahan

tersebut dilakukan apabila kondisi dinegaranya kurang

baik, perubahan dapat dilakukan pada berbagai bidang

seperti bidang sosial, ekonomi, dan politik. Menurut

Martono (2012) perubahan mencangkup dua aspek yaitu

aspek sempit dan aspek luas. Arti perubahan dalam

aspek sempit yaitu terdapat pada perilaku dan pola pikir

individu sedangkan perubahan dalam aspek luas yaitu

yaitu perubahan dalam tingkat struktur masyarakat yang

nantinya dapat mempengaruhi perkembangan

masyarakat dimasa yang akan datang. Perubahan yang

besar juga dapat dimaknai dengan istilah reformasi.

Menurut Sedarmayanti (2009:67) pengertian reformasi

adalah proses upaya sistematis, terpadu, konferensif,

ditunjukkan untuk merealisasikan tata pemerintahan

yang baik (good governance).

Kepemimpinan dapat mempengaruhi perubahan yang

ada dalam suatu negara. Dampak perubahan yang sering

dirasakan oleh masyarakat adalah perubahan dalam

bidang ekonomi. Hal tersebut dikarena setiap

masyarakat dalam suatu negara melakukan transaksi

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga apabila

terjadi perubahan ekonomi pada negaranya maka

dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat.

kepemimpinan dapat mempengaruhi tingkat

perekonomian di suatu negara dapat dilihat pada masa

pemerintahan Soeharto (orde baru), dimana pada masa

pemerintahan tersebut memfokuskan pada stabilitas

ekonomi dan politik. Dimana kebijakan perekonomian

diarahkan pada pembangunan di segala bidang dengan

perencanaan jangka panjang (25 – 30 tahun). Hasilnya

pada tahun 1984 perekonomian mengalami kemajuan

namun membawa dampak negatif bagi pemerintahannya

seperti banyaknya korupsi, kolusi, dan nepotisme yang

dimanfaatkan oleh lembaga pemerintahan pada masa

tersebut. Hal tersebut karena pada masa pemerintahan

Soeharto terlalu difokuskan pada stabilitas ekonomi dan

politik tanpa mengimbangi kehidupan politik, ekonomi

dan sosial yang adil. Sehingga perekonomian pada saat

itu mengalami hiperinflansi sebesar 635% (Sugianto

danang, 2018). Kemudian pada saat reformasi yaitu

pada kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

mengalami perbaikan perekonomian yang sangat pesat.

Hal tersebut dibuktikan dengan selama kepemerintahan

selama 5 tahun pertumbuhan ekonomi mencapai angka

6,4% dan menduduki peringkat 20 perekonomian

terbesar didunia atau disebut G-20 (Grup 20) (Moh

Kairi, 2015). Pada masa Susilo Bambang Yudhoyono

merupakan pencapaian pertumbuhan perekonomian

yang tinggi yaitu mencapai 6%, dari pada

kepemimpinan sebelumnya. Selain itu pada masa

kepemimpinan SBY juga mengurangi hutang negara

Indonesia akibat korupsi yang dilakukan pada masa orde

baru.

Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa setiap

kepemimpinan seseorang dapat mempengaruhi

perekonomian suatu negara tergantung pada visi-misi

dan strategi yang digunakan untuk meningkatkan

perekonomian. Terlihat dari tingkat pertumbuhan

perekonomian pada saat pemimpin tersebut menjabat

atau memimpin suatu negara. Tak hanya itu gaya

kepemimpinan juga mempengaruhi keberhasilan dari

pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Kepemimpinan

2.1.1 Pengertian Kepemimpinan

Konsep kepemimpinan berasal dari kata “pimpin”

yang mempunyai arti bimbing atau tuntun.

Kepemimpinan uga berasal dari kata “pemimpin” yang

artinya orang yang berfungsi untuk membimbing atau

menuntun. Disini maksudnya yaitu seorang pemimpin

harus membimbing bawahannya untuk melakukan

kegiatan yang sudah direncanakan dalam rangka

mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Dalam

Page 3: Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20

Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019

3

sebuah negara pastinya memerlukan seorang pemimpin

untuk menjalankan negaranya. Dimana setiap pemimpin

memiliki gaya kepemimpinan masing-masing sesuai

dengan karakter yang memimpin. Seseorang ditunjuk

menjadi pemimpin, berarti masyarakat percaya kepada

orang tersebut dapat mengatur tatakelola pemerintahan

atau negaranya.

Menurut Wukir (2013:134) pengertian

kepemimpinan adalah seni memotivasi dan

mempengaruhi sekelompok orang untuk bertindak

mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut

Samsudin (2009:287) pengertian kepemimpinan adalah

kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain

agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya

sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu. Dari

definisi tersebut dapat diketaui bahwa seorang

pemimpin mempunyai kemampuan dalam bidang

komunikasi untuk mempengaruhi masanya. Selain itu,

sebagai pemimpin juga mempunyai kemampuan

memotivasi dan keahlian masing-masing dalam

memimpin sebuah negara. Hal tersebut sesuai dengan

definisi kepemimpinan menurut Rachmawati (2004:67)

yaitu kemampuan mempengaruhi kelompok ke arah

pencapaian tujuan atau suatu usaha menggunakan gaya

mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi

individu dalam mencapai tujuan. Jadi gaya

kepemimpinan dapat mempengaruhi tercapainya tujuan

yang telah ditentukan, serta strategi yang digunakan

juga dapat mempengaruhi perubahan di berbagai bidang

salah satu caranya yaitu dengan mengeluarkan suatu

kebijakan untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang

ada dinegara tersebut.

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan

bahwa, kepemimpinan adalah kemampuan yang ada

dalam diri seseorang untuk mempengaruhi,

menggerakkan, memotivasi, dan melakukan kerjasama

dengan individu atau kelompok untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan.

2.1.2 Tipe-tipe Kepemimpinan

Dalam memimpin sebuah negara, seorang pemimpin

memiliki gaya yag berbeda-beda dengan pemimpin yang

lainnya. Gaya kepemimpinan tersebut muncul sesuai

dengan sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan

kepribadian seorang pemimpin. Dari lingkungan tempat

tinggal tersebut dapat membentuk gaya kepemimpinan

seseorang dalam memimpin suatu negara. Menurut

Mifta Thoha (2010: 49) pengertian gaya kepemimpinan

adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang

pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi

perilaku orang lain seperti yang diketahuinya. Macam-

macam gaya kepemimpinan, sebagai berikut:

1. Tipe Kepemimpinan Otoriter atau Otokratik

Pemimpin yang otoriter adalah pengambilan

keputusan dipusatkan dalam pemimpin. Dalam hal ini

pemimpin bebas untuk menentukan dan menyusun

kebijakan, mendefinisikan dan memodifikasi tugas-

tugas sesuai dengan keinginannya. Manfaat tipe otoriter

yaitu pengambilan keputusan yang cepat karena

keputusan terpusat pada pemimpin. Akan tetapi ada

dampak negatif dari gaya kepemiminan otoriter yaitu

pengambilan keputusan yang tidak sesuai dengan

kondisi sebenarnya.

Menurut Sudarwan Danim (2004:75) ciri-ciri

pemimpin otokratik antara lain:

a. Beban kerja organisasi ditanggung oleh

pemimpin.

b. Bawahan sebagai pelaksana dan tidak dapat

memberikan ide-ide baru kepada atasan.

c. Bekerja dengan disiplin tinggi, belajar dengan

keras, dan tidak kenal lelah.

d. Memiliki kepercayaan yang rendah terhadap

bawahan.

e. Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu

arah.

2. Tipe Kepemimpinan Demokratis

Tipe demokratis yaitu tipe dimana gaya

kepemimpinan menggunakan pendekatan partisipatif

agar terwujud kerja sama dalam rangka pencapaian

tujuan organisasi dengan memberdayakan bawahan

dengan ikut serta dalam pengambilan keputusan. Gaya

kepemimpinan demokratis juga berorientasi pada

manusia dan memberikan bimbingan yang efesien

kepada bawahannya. Sehingga bawahannya terarah dan

mengerti tugas yang harus dikerjakan. Pada gaya

kepemimpinan ini juga terdapat koordinasi antara

bawahan dengan atasan, disini bawahan dapat

menyalurkan aspirasi atau ide-ide baru terhadap atasan

atau pemimpin, dan tugas pemimpin menampung semua

aspirasi dari bawahan untuk diseleksi. Kekuatan

kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpin

tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap bawahan

dan masyarakat. Menurut Sudarwan Danim (2004: 76)

ciri-ciri pemimpin demokratis antara lain:

a. Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab

bersama setiap orang yang ada di organisassi

tersebut.

b. Bawahan oleh pemimpin dianggap sebagai

komponen pelaksana, diberi tugas dan tanggung

jawab.

c. Disiplin tetapi tidak kaku dan memecahkan

masalah serta menemukan solusi dengan cara

bersama atau musyawarah.

d. Percaya terhadap bawahan serta tidak melepas

pengawasan.

e. Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan

dua arah.

Page 4: Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20

Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019

4

3. Tipe Kepemimpinan Karismatik

Pemimpin pada tipe ini berkedudukan sebagai simbol.

Pada kepemimpinan ini dijalankan dengan memberikan

kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam

mengambil keputusan dan kegiatan dilakukan menurut

kehendak serta kepentigan masing-masing. Pemimpin

sebagai simbol berarti pemimpin tersebut berfungsi

sebagai penasehat dan sebagai penengah ababila terjadi

konflik. Sehingga pemimpin menyelesaikan konflik

tersebut dengan cara berkompromi. Maksudnya yaitu

pemimpin menerapkan prinsip berorientasi pada

konsensus dalam menjalankan tata kelola pemerintahan

yang baik.

Beberapa hal yang dimiliki pada tipe kepemimpinan

karismatik menurut Sudarwan Danim (2004: 76) antara

lain:

a. mempunyai kekuatan energi yang sangat besar.

b. mempunyai daya tarik yang tinggi.

c. mempunyai wibawa yang alami (sudah ada

sejak lama), sehingga disegani oleh

masyarakatnya.

4. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire (Bebas)

Kepemimpinan laissez faire adalah pemimpin yang

memberikan kebebasan kepada bawahan untuk

bertindak tanpa diperintah. Jadi bawahan memberi

keputusan dan bertindak tanpa persetujuan atasan

apabila kondisi organisasi dalam kondisi keadaan

mendesak dan memutuhkan keputusan serta tindakan

yang cepat dari atasan untuk mengatasi kondisi terdesak

tersebut. Pada tipe ini juga pemimpin tidak

berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan yang dilakukan

oleh kelompoknya. Sehingga semua pekerjaan harus

ditanggung semua oleh bawahannya. Pemimpin hanya

sebagai pengawas saja. Dalam kepemimpinan ini

pemimpin hanya mementingkan pekerjaan sendiri

sehingga bawahan kurang diperhatikan. Oleh karena itu

bawahan dapat mengambil tindakan tanpa diperintah

oleh atasan.

5. Tipe Kepemimpinan Paternalistik

Tipe kepemimpinan Paternalistik ini pemimpin lebih

mengutamakan kebersamaan. Pemimpin pada tipe ini

memperlakukan semua bawahan atau karyawan dalam

organisasi dengan adil dalam artian tidak membeda-

bedakan perlakuan antar bawahan. Tipe kepemimpinan

paternalistik umumnya digunakan pada masyarakat yang

masih tradisional dan agraris. Menurut Sudarwan Danim

(2004: 77) Pada tipe paternalistik mempunyai ciri-ciri,

antara lain:

a. hubungan keluarga atau ikatan promodial masih

kental atau melekat pada diri seorang pemimpin.

b. adat istiadat yang sangat besar pengaruhnya

terhadap perilaku.

c. hubungan pribadi yang masih kental dan

menonjol.

Pada masyarakat tradisional mempunyai ciri khas yang

membedakannya dari masyarakat yang lain yaitu rasa

hormat yang tinggi kepada orang tua atau orang yang

dituakan.

2.1.3 Strategi Kepemimpinan

Strategi merupakan langkah-langkah yang cermat

yang seharusnya dimiliki oleh sebuah organisasi.

Strategi dibuat untuk mencapai tujuan secara efektif dan

efesien, oleh karena itu seorang pemimpin perlu

menyusun strategi untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Strategi digunakan untuk

memecahkan masalah yang ada di negara tersebut.

Menurut Winardi (2000) ada beberapa strategi dalam

penanggulangan konflik, antara lain:

a. pemecahan persoalan

pada strategi ini perlu dicari ukuran-ukuran yang

dapat memuaskan pihak yang terlibat dalam

konflik dan persoalan harus melalui dua tahap

penting yaitu proses penemuan gagasan dan

proses pematangan.

b. Musyawarah

Dalam musyawarah ditentukan persoalan terlebih

dahulu kemudian mengadakan pembahasan

bersama untuk mendapatkan titik pertemuan.

Pada saat musyawarah dapat dikembangkan

konsensus bahwa setela terjadi kesepakatan,

masing-masing pihak harus mencegah terjadinya

konflik.

c. Mencari lawan yang sama

Dalam hal ini semua pihak diajak untuk lebih

bersatu, karena harus menghadapi pihak ketiga

sebagai sebagai pihak yang dianggap lawan dari

kedua belah pihak yang bertikai.

d. Mensub organisasikan kepentingan dan tujuan

pihak-pihak yang sedang konflik kepada

kepentingan dan tujuan yang lebih tinggi. Dalam

strategi ini usaha penanggulangan konflik

dilakukan dengan menemukan kepentingan dan

tujuan pihak-pihak yang bertikai.

e. peningkatan Interaksi dan Komuniasi

peningkatan interaksi dan komunikasi digunakan

untuk memahami dan menghargai dasar

pemekiran dan perilaku pihak lain. Penghargaan

dalam hal ini penting karena dapat mengurangi

pandangan buruk terhadap kelompok lain.

f. Latihan Kepekahan

Strategi ini pihak yang berkonflik diberikan

kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya.

Sementara pihak yang dikritik diharapkan

mendengarkan terlebih dahulu, kemudian

mengemukakan pendapatnya sehingga masing-

masing mengeluarkan pendapatnya akan merasa

puas.

g. Meminta Bantuan Kepada Pihak Ketiga

Page 5: Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20

Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019

5

Strategi ini bila terjadi konflik dalam suatu

kelompok, bantuan pimpinan kelompok sangat

ditunggu. Bila terjadi konflik antar kelompok

dalam suatu organisasi bantuan pimpinan

organisasi merupakan suatu strategi yang

diharapkan dapat menyelesaikan konflik.

h. Koordinasi

Dengan adanya koordinasi yang baik antar

anggota, dapat membantu menyelesaikan

permasalahan dikarenakan tidak hilang

komunikasi antara atasan dan bawahan. Dengan

adanya koordinasi juga meminimalisisr terjadinya

salah paham dan menimbulkan terjadinya konflik.

2.2 Perubahan

2.2.1 Pengertian Perubahan

Setiap perkembangan zaman tentunya perubahan juga

akan terjadi, dikarenakan pola masyarakat yang

berkembang setiap waktunya. Perubahan dalam

masyarakat juga memawa dampak positif dan negatif

sehingga dalam mengantisipasi perubahan yang akan

terjadi seorang pemimpin harus melakukan analisa

terlebih dahulu kondisi masyarakatnya. Sehingga

pengambilan keputusan dan strategi yang digunakan

tidak salah. Perubahan yang positif adalah perubahan

yang terjadi kearah kemajuan suatu keadaan. Sedangkan

perubahan negatif adalah perubahan kearah suatu yang

merugikan. Menurut Imam Santoso (2011) pengertian

perubahan adalah sifat dasar dari masyarakat, yang

mengubah kehidupan sosial. Kehidupan sosial itu

meliputi perubahan yang tiada henti. Selain itu

pengertian perubahan menurut Nanang (2012) yaitu

perubahan mencangkup dua aspek, aspek yang sempit

dan aspek yang luas. Aspek sempit yaitu perubahan

pada perilaku dan pola pikir individu, sedangkan dalam

aspek luas yaitu perubahan dilakukan pada tingkat

struktur masyarakat yang mempengaruhi perkembangan

masyarakat dimasa yang akan datang.

Ada dua faktor terjadinya perubahan menurut Nanang

Martono (2012) yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. berikut penjelasannya:

a. Faktor Internal

adalah faktor penyebab perubahan yang terjadi

dari dalam diri manusia yang timbul karena

adanya dorongan dari manusia tersebut untuk

melakukan perubahan pada dirinya dan

lingkungannya. Perbahan yang terjadi pada

faktor internal biasanya perubahan pada kondisi

kondisi sumber daya manusia, budaya

organisasi, sistem komunikasi, sistem kerja, dan

lain-lain.

b. Faktor Eksternal

adalah penyebab perubahan yang terjadi dari

luar diri manusia. Faktor tersebut dapat

disebabkan karena faktor keluarga, masyarakat

dan lingkungan. Perubahan di lingkungan

eksternal seperti perubahan sosial, struktur

masyarakat, budaya, teknologi, demografi,

politik, ekonomi, dan lain-lain.

Pada dasarnya ada 4 bidang organisasi yang bisa

menjadi sasaran dalam perubahan organisasi menurut

Robbins dalam Rahardian (2008), empat bidang tersebut

yaitu: struktur organisasi, teknologi, setting fisik, dan

sumberdaya manusia.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

perubahan merupakan suatu wujud dari kehidupan yang

mampu mendorong atau memotivasi seseorang untuk

mengubah sesuatau menjadi berbeda dari sebelumnya

melalui sebuah proses. Perubahan dapat menciptakan

atau merubah sesuatu sesuai dengan tuntutan situasi dan

kondisi keluarga, lingkungan dan masyarakat setempat.

2.2.2 Tipe-Tipe dalam Perubahan

Saat ini setiap organisasi di tiap industri menghadpi

tantangan yang semakin besar dalam membangun

kapasitasnya. Dalam lingkungan organisasi semua pasti

akan berubah. Lingkungan organisasi memiliki tiga

komponen penting, yaitu: lingkungan internal,

lingkungan eksternal, dan interface (penghubung) antara

lingkungan internal dan eksternal. Perubahan organisasi

dapat dikonseptualisasikan secara sederhana

berdasarkan tiga tipe perubahan menurut Grundy dalam

Rahardian (2008) ada tiga tipe perubahan yaitu:

a. Tipe pertama disebut sebagai “smooth

incremental change” yaitu perubahan yang

berlangsung secara pelan dan dengan cara yang

sistematis dan dapat diprediksi.

b. Tipe kedua disebut sebagai “ bumpy

incremental change” yang dikarakteristikkan

sebagai periode yang relative aman ditandai

dengan akselerasi dalam langkah perubahan.

c. Tipe ketiga “discontinuous change” yang

didefinisikan sebagai perubahan yang sangat

cepat pada strategi, struktur atau budaya.

2.2.3 Tahapan dalam Perubahan

Untuk memulai sebuah perubahan tentunya

memerlukan perencanaan yang matang terlebih dahulu

serta bagi seorang pemimpin dalam melakukan

perubahan harus mengetahui kondisi lingkungan

masyarakatnya sehingga perubahan yang dibuat

mengarah pada dampak positif. Menurut Vithzal Rivai

dan Deddy Mulyadi, 383, 2009 dalam Rahardian (2008)

tahapan dalam perubahan adalah:

1. Pencarian

Yang dimaksud dengan pencarian adalah

dimana ide-ide dan praktik yang sudah berlaku

Page 6: Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20

Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019

6

dihilangkan dan diperkenalkan dengn ide-ide

dan praktik baru.

2. Perubahan

Perubahan merupakan tahap dimana ide-ide

baru dan praktik baru dipelajari. Proses dalam

tahap ini meliputi: membantu pemikiran

karyawan, alasan-alasan dan penampilan dengan

cara baru. Pada tahap ini selalu dipenugi dengan

harapan-harapan, penemuan-penemuan baru dan

kenikmatan-kenikmatan baru.

3. Pembekuan ulang

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam

melakukan suatu perubahan. Dalam tahap ini

apa yang telah dipelajari dan di integrasikan

kedalam praktik nyata agar ide baru dapat

diterima dan praktik-praktik baru harus

disatukan dalam kegiatan karyawan sehari-hari.

2.2.4 Strategi Perubahan

Dalam melakukan sebuah perubahan organisasi akan

selalu membutuhkan strategi agar perubahan yang

dilakukan dapat berjalan dengan baik, menurut Kahar

Irwanty (2008) strategi perubahan organisasi yang dapat

dilakukan diantaranya:

1. Force-coercion strategy

Perubahan ini dilakukan melalui wewenang

formal dan penggunaan reward & punishment.

Perubahan diperoleh dengan cara cepat namun

cenderung dulakukan karena adanya rasa takut

terhadap hukuman atau keinginan untuk

mendapatkan reward.

2. Rational persuasion strategy

Perubahan yang dilakukan melalui pengetahuan

yang dimiliki, data empiris maupun argument

yang rasional. Manajer harus menggunakan

pendekatan rasional bahwa perubahan akan

memberikan manfaat yang bedar dibandingkan

pola yang dilakukan sebelumnya. Argument

bisa disampaikan oleh agen perubahan, ahli,

maupun demonstrasi. Perubahan yang terjadi

cenderung lebih lambat dari strategi force-

coercion, namun hasilnya lebih bertahan lama

dan terinternalisasi dalam diri individu.

3. Shared power strategy

Strategi yang melibatkan partisipasi dari pihak

yang terlibat untuk melakukan perubahan seduai

dengan nilai, kebutuhan maupun tujuan

kelompok. Manajer memerlukan reference

powerdan keterampilan untuk bekerja secara

efektif bersama dengan berbagai pihak.

Perubahan ini memerlukan waktu yang cukup

lama, namun perubahan tersebut akan lebih

tahan lama dan terintegrasi dalam diri masing-

masing.

3. Metode Penulisan

3.1 Jenis Penulisan

Penulisan ini menggunakan pendekatan berupa studi

kepustakaan (library research). Studi kepustakaan

adalah mengumpulkan data atau karya ilmiah yang

berhubungan dan berkaitan dengan obyek penulisan atau

kajian sesuai dengan tema. Pengumpulan data dapat

diperoleh dari buku, jurnal dan kepustakaan lainnya.

Menurut Moh. Nazir (1998:27) pengertian studi

kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku,

literatur, catatan dan laporan-laporan yang berhubungan

dengan masalah yang dipecahkan serta tema yang

dibahas.

Studi Kepustakaan dalam penulisan ini di gunakan

untuk mengungkapkan informasi dan menjelaskan data

deskriptif mengenai gaya kempemimpinan dan strategi

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam melakukan

perbaikan atau perubahan perekonomian menjadi lebih

berkembang dan mengalami kemajuan sehingga

Indonesia menduduki peringkat 20 besar di dunia (Asril

Sabrina, 2014). Pengambilan data tentang gaya

kepeminpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan

strategi yang digunakan berasal dari berbagai literatur

seperti jurnal, skripsi, buku, penelitian terdahulu, serta

artikel yang dikutip dari surat kabar online seperti

Kompas.com, Detik.com, dan sebagainya (laman koran

yang terpercaya).

4. Diskusi dan Hasil

4.1 Gaya Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono

(SBY).

Pada era reformasi saat ini masyarakat umum dan

organisasi kemasyarakatan memerlukan pemimpin yang

bertanggung jawab dan sesuai dengan peran dan

fungsinya. Apabila masyarakat dan organisasi di pimpin

oleh pemimpin yang bertanggung jawab akan tugas dan

fungsinya serta mementingkan kepentingan masyarakat

maka kehidupan masyarakat akan sejahtera dan adil

sesuai dengan yang dicita-citakan. Oleh karena itu gaya

kepemimpinan seseorang dapat mempengaruhi

keberhasilan pencapaian tujuan, hal tersebut

dikarenakan gaya kepemimpinan seseorang harus

disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang setiap

waktunya berkembang. Pemimpin di Negara Indoonesia

sudah mengalami pergantian pemimpin sebanyak 7 kali.

Setiap masa jabatan atau kepemimpinan presiden di

Indonesia mempunyai gaya kepemimpinan yang

berbeda-beda, contohnya yaitu gaya kepemimpinan

Presiden Soekarno dikenal dengan pemimpin yang

berwibawa dan pemimpin yang memperhatikan

Page 7: Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20

Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019

7

keseimbangan. Pada masa Presiden BJ. Habibie dikenal

dengan pemimpin yang cerdas, dan tahan banting. Dari

contoh tersebut dapat kita ketahui bahwa setiap orang

atau pemimin pastinya mempunyai ciri khas dalam

memimpin bangsanya dan strategi yang digunakan

untuk memajukan negarnya juga berbeda.

Pada kepemimpinan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono (SBY) dikenal dengan pemimpin yang

berwibawa dan bijaksana. SBY adalah presiden pertama

yang dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum

(pemilu). Pada masa keperintahannya kamajuan

ekonomi dan stabilitas negara muali membaik. Hal

tersebut dikarenakan pada masa orde baru mengalami

krisis ekomomi sisebabkan banyaknya pejabat

pemerintah yang melakukan korupsi sehingga pada saat

terjadi krisis ekonomi global, pertumbuhan ekonomi

Indonesia menurun. Oleh karena itu pula Indonesia

memiliki hutang pada luar negeri untuk memulihkan

kondisi perekonomian. Pada kepemimpinan SBY, beliau

menerapkan gaya kepemimpinan yang demokratis.

Kepemimpinan yang demokratis adalah tipe dimana

gaya kepemimpinan menggunakan pendekatan

partisipatif agar terwujud kerja sama dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi dengan memberdayakan

bawahan dengan ikut serta dalam pengambilan

keputusan. Hal tersebut terlihat dari menurut Moh

Khairi (2014) Pesiden SBY menegaskan bahwa dirinya

cenderung untuk mengalah, meilih melakukan

kompromi dan membuat konsensus, karena beliau tidak

ingin kepemimpinannya dijalankan otoriter. Walaupun

presiden SBY berlatar belakang militer yang mempunai

kepribadian yang tegas. Selain itu, presiden SBY juga

menaruh kepercayaan kepada bawahannya sehingga

dalam pengambilan keputusan SBY cenderung lama,

dikarenakan keputusan yang dibuat akan mempunyai

dampak bagi masyarakatnya. Serta presiden SBY

mengambil keputusan juga mengajak bawahan atau

kabinet guna meminta pendapat serta masukan dan

membangun dalam proses perumusan kebijakan, dan

implementasi kebijakan. Dari hal tersebut dapat kita

ketahui bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

menerapkan gaya kepemimpinan yang demokratis.

Kepemimpinan yang demokratis juga dapat dilihat

dari visi misi SBY saat menjabat sebagai presiden. Masa

pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dapat dibagi

menjadi dua masa, yaitu masa pemerintahan SBY-JK

dan SBY-Boediono (Syaiful Sagala, 2018), yaitu

sebagai berikut:

a. Masa Pemerintahan Presiden SBY bersama Wakil

Presiden JK Pemerintahan SBY-JK berlangsung

pada tahun 2004-2009.

Dalam pemerintahan ini, Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono bersama wakilnya Jusuf Kalla mencetuskan

visi dan misi sebagai berikut:

Visi :

1) Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan

negara yang aman, bersatu, rukun dan damai.

2) Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara

yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan

hak-hak asasi manusia.

3) Terwujudnya perekonomian yang mampu

menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan

yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh

bagi pembangunan yang berkelanjutan.

Misi :

1) Mewujudkan Indonesia yang aman damai

2) Mewujudkan Indonesia yang adil dan

demokratis

3) Mewujudkan Indonesia yang sejahtera

b. Masa pemerintahan presiden sby bersama wakil

presiden boediono pemerintahan sby-boediono

berlangsung dari tahun 2009-2014.

Dalam pemerintahan ini, presiden susilo bambang

yudhoyono bersama wakilnya, boediono mencetuskan

visi dan misi sebagai berikut :

Visi : terwujudnya indonesia yang mandiri, maju, adil,

dan makmur

1) Melanjutkan pembangunan menuju indonesia

yang sejahtera

2) Memperkuat pilar-pilar demokrasi

3) Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang

Misi : Mewujudkan indonesia yang lebih sejahtera,

aman dan damai dan meletakkan fondasi yang lebih kuat

bagi indonesia yang adil dan demokratis.

1) Melanjutkan pembangunan ekonomi indonesia

untuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh

rakyat indonesia.

2) Melanjutkan upaya menciptakan good

government dan good corporate governance.

3) Demokratisasi pembangunan dengan

memberikan ruang yang cukup untuk partisipasi

dan kreativitas segenap komponen bangsa.

Dari visi misi tersebut dapat diketahui bahwa bada

masa presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerapkan

gaya kepemimpinan demokratis. Hal tersebut

disesuaikan dengan negara Indonesia sendiri yaitu

negara yang demokratis. Kepemimpinan tersebut sesuai

dengan Indonesia karena setiap kebijakan yang diambil

sesuai dengan keinginan dan yang dibutuhkan oleh

rakyat. Sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan

efesien. terlepas dari latar belakang Dibuktikan dengan

perubahan pertumbuhan ekonomi pada masa SBY

meningkat sebesar 6% dan meraih peringkat 20 dalam

dunia yang disebut G-20 (Grup-20) atau kelompok 20

(Moh Khairi, 2015).

Selain menerapkan gaya kepemimpinan demokratis,

Susilo Bambang Yudhoyono juga memiliki karisma

Page 8: Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20

Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019

8

yang muncul dalam dirinya saat memimpin negara

Indonesia. Terlihat dari setiap pidato yang dilakukan

oleh SBY terlihat ketegasan dalam memimpin,

keunggulan dalam mengambil sikap, berbicara yang

sopan dan teratur, setiap tindakan tidak tergesa-gesa,

dikarenakan tidak ingin memutuskan segala sesuatu

yang terbaik untuk rakyatnya. Dari hal tersebut gaya

kepemimpinan yang dilakukan oleh SBY telah sesuai

dengan kondisi masarakatnya yaitu tegas dan

menghargai.

4.2 Kondisi Perekonomian Pada Era Susilo Bambang

Yudhoyono (SBY).

Ekonomi atau finansial adalah kebutuhan yang

menjadi penting bagi individu untuk mempertahankan

kehidupannya. Dengan adanya ekonomi setiap manusia

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengelola

Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki. Kita ketahui

bahwa Indonesia merupakan negara yang agraris

maksudnya lebih memfokuskan pada bidang pertanian.

Selain itu letak negara Indonesia yang strategis juga

memnguntungkan pemerintah dalam kegiatan ekonomi

global.

Ekonomi akan menjadi masalah bagi Indonesia

apabila manajemen keuangan Indonesia kurang baik.

Indonesia mengalami krisis ekonomi pada masa orde

baru yaitu masa soeharto. Pada masa Soeharto kebijakan

perekonomian diarahkan pada pembangunan disegala

bidang, tercermin dari 8 jalur pemerataan yaitu:

1. Kebutuhan pokok

2. Pendidikan dan kesehatan

3. Pembagian pendapatan

4. Kesempatan kerja

5. Kesempatan berusaha

6. Partisipasi wanita dan generasi muda

7. Penyebaran pembangunan

8. Peradilan

Dimana 8 jalur pemerataan tersebut membawa dampak

positif bagi perekonomian Indonesia. Hasilnya pada

tahun 1984 Indonesia berhasil menjadi swasembada

beras, penurunan angka kemiskinan, perbaikan indikator

kesejahteraan rakyat seperti angka partisipasi

pendidikan dan angka penurunan angka kematian bayi,

dan industrialisasi yang meningkat pesat.

Sumber: Menteri koordinator Bidang Perekonomian

2010

Data di atas warna hijau menunjukkan jumlah penduduk

miskin yang ada di negara Indonesia pada tahun 1998

sampai 2009. sedangkan garis bewarna merah

merupakan presentase dari tingkat kemiskinan pada

tahun tersebut. Dimana pada tahun 1998 sampai 2009

presentase kemiskinan menurun. Sehingga dapat kita

ketahui bahwa perekonomian pada tahun tersebut

membaik. Namun dalam pertumbuhan ekonomi semakin

maju juga terdapat dampak negatifnya yaitu kerusakan

serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya

alam, perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan

pekerja dan antar golongan masyarakat terasa semakin

tajam, serta penumpukan utang luar negeri. Selain itu

pada masa Soeharto juga terjadi korupsi dan pada saat

terjadi krisis ekonomi global perekonomian Indonesia

menurun.

Setelah beberapa tahun berada dalam kepemimpinan

nasional yang tidak menentu, SBY berhasil untuk

menjaga kestabilan ekonomi, dimana pada masa

pemerintahan SBY ini kondisi perkonomian

Indonesiamengalami perkembangan yang cukup

pesat.Terbukti, rata-rata pertumbuhan

ekonomipemerintahan SBY selama lima tahun menjadi

6,4%, angka yang mendekati target 6,6% pada tahun

2010 (Sakina Setiawan, 2018).

Sumbe: BPS 2017

Page 9: Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20

Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019

9

Dengan kesuksesan yang dibawa SBY terkait

pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Perdana Mentri

Wen Jiabao memujikepemimpinan SBY yang telah

membawa kemajuan pesatbagi perekonomian di

Indonesia.

Pada tahun 2008 dan 2009 pada masa kepemimpinan

SBY periode pertama mengalami krisi ekonomi global,

tetapi pada masa tersebut SBY mampu mempertahankan

perekonomian Indonesia. Ditengah krisis dan finansial

yang melanda di zona Eropa. Ekonomi Indonesia akan

terus mengalami kepesatan dan mampu bertahan

meskipun realitanya sempat terpengaruh oleh hantaman

krisis yang melanda. Geliat pertumbuhan ekonomi

Indonesia akan bertambah baik, apabila mampu

menyesuaikan denagan kondisi global.

Sumber: Menteri koordinator Bidang Perekonomian

2010

Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa strategi yang

diambil atau diterapkan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono mampu menstabilkan perekonomian

Indonesia walaupun sempat dilanda oleh krisis ekonomi

global. Strategi tersebut menunjukkan bahwa SBY

unggul dalam merencanakan strategi untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Pada masa SBY ini

Indonesia berada pada peringkat 20 besar perekonomian

dunia yang disebut dengan G-20 pada tahun 2009. Pada

saat tersebut negara-negara di dunia juga mengalami

krisis ekonomi, dan Indonesia mampu mempertahankan

perekonomian hingga menduduki peringkat 20 besar.

Berikut merupakan presentase perekonomian global

2004-2009 karena ada 3 episode krisis (energi, pangan,

dan keuangan), sebagai berikut:

Sumber: Menteri koordinator Bidang Perekonomian

2010

Data diatas warna hijau menunjukkan kenaikan harga

minyak dunia, warna kuning krisis energi dan

pangan,serta warna biru menunjukkan krisis ekonomi

dunia. dimana pada tahun 2009 mengalami penurunan

pertumbuhan perekonomian, dimana tahun 2009

perekoomian dunia menurun dengan presentase 2%.

4.3 Strategi Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono

(SBY).

Berbagai strategi yang digunakan SBY dalam

menjlankan kepemimpinan, terutama strategi dalam

mempertahankan stabilitas perekonomian yang ada di

Indonesia. Sebagai pemimpin harus mampu menyusun

stategi untuk mencapai tujuan bangsa dan negara yang

sudah ditetapkan terlebih dahulu. Strategi yang

diterapkan akan mempengaruhi perubahan

dimasyarakat. Misalnya Strategi untuk mempertahankan

perekonomian Indonesia yang dilakukan oleh SBY.

SBY adalah pemimpin dengan menerapkan gaya

kepemimpinan demokratis derta karisma yang ada

membuat SBY di segani oleh masyarakat. Selain itu

SBY unggul dalam menentukan strategi untuk

mengembangkan negaranya serta mampu mengatasi

masalah perekonomian yang ada di Indonesia.

Faktor utama yang menjadi senjata ampuh dalam

mendorong kesuksesan perekonomian Indonesia adalah

efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada

disiplin fiscal yang tinggi dan pengurangan hutang

negara. Berikut merupakan strategi SBY dalam

mendorong kesuksesan ekonomi Indonesia dengan

mengeluarkan berbagai kebijakan. Dampak kebijakan

tersebut dapat dirasakan langsung oleh masyarakat

Indonesia. Berikut beberapa kebijakan yang dikeluarkan

SBY untuk perekonomian Indonesia, antara lain:

a. Mengurangi subsidi Negara Indonesia, atau

menaikkan harga Bahan Bakar Minyak ( BBM).

b. Kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat

yang termasuk kategori ekonomi lemah.

Page 10: Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20

Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019

10

c. kebijakan menyalurkan dana Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) kepada sarana pendidikan yang ada

di berbagai daerah Indonesia.

d. meningkatkan anggaran pendidikan menjadi 20%

dari keseluruhan APBN.

Dengan adanya kebijakan tersebut perekonomian

Indonesia menjadi lebih baik. Contoh pada poin a,

kebijakan kenaikan BBM dikeluarkan dengan tujuan

untuk mengurangi pemborosan APBN dalam pembelian

bahan bakar di luar negeri. Paa saat kebijakan tersebut

diberlakukan mempengarui perekonomian Indonesia

seperti harga bahan pokok melambung tinggi, pembelian

bensin juga tinggi. Dari hal tersebut dapat kita ambil sisi

potif yaitu kebijakan tersebut dikeluarkan sebagai

stretegi SBY menekan pembengkakan atau

pembelanjaan untuk mengurangi utang Indonesia ke luar

negeri. Karena pada saat BBM diberikan subsidi bagi

kalangan yang kurang mampu, dimanfaatkan oleh

kalangan elit untuk memperoleh subsidi tersebut

sehingga APBN membengkak. Dalam hal ini statergi

yang diambil SBY yaitu strategi pemecahan persoalan

pada bidang perekonomian dengan mengeluarkan

kebijakan.

Perkembangan perekonomian pada masa SBY

(Faisal Sanafiah, 1989) yaitu antara lain:

1) Perkembangan Ekonomi Masa SBY-JK

a. Mengurangi subsidi Negara Indonesia, atau

menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM).

b. Kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat

miskin akan tetapi bantuan tersebut

diberhentikan sampai pada tangan rakyat atau

masyarakat yang membutuhkan

c. Kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS

kepada sarana pendidikan yang ada di Negara

Indonesia

2) Perkembangan Ekonomi Masa SBY-Boediono

a. Kebijakan pemerintah yang berfokus pada

disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan

utang Negara.

b. Meningkatkan peluang lapangan pekerjaan dan

peningkatan penyaluran modal usaha.

c. SBY Pro terhadap pemberantasan korupsi

dengan dibentuknya KPK dan juga secara

konsisten memberantas Korupsi.

4.4 Prestasi yang Diraih oleh SBY dalam Masa

Kepemimpinan di Indonesia.

Dibalik kepemimpinan pada masa Susilo Bambang

Yudhoyono, yang mengalami krisi ekonomi dan politik.

SBY mampu menorehkan prestasi besar bagi bangsa

Indonesia. Dari prestasi tersebut dapat diketahui bahwa

setiap pemimpin negara memiliki gaya kepeemimpinan

tersendiri dan pengaruh pada perubahan ekonomi yang

ada dinegaranya. Hal tersebut merupakan perekonomian

merupakan hal yang krusial bagi keberlanjutan bangsa.

Berikut merupakan prestasi SBY pada masa

kepemimpinnannya menurut Firdaus Hidayat (2015),

antara lain:

1) Kekuatan Ekonomi Nomor 10 Dunia 2014, versi

Bank Dunia, dengan indikator PDB dan daya beli.

Hal ini menunjukkan bahwa progres pembangunan

Indonesia secara umum, sudah berada di jalur yang

benar. Jika Indonesia mau menjadi negara hebat

pada 2025, atau 2035, atau 2045, maka fondasi

dasar yang saat ini sudah ada, harus dipertahankan.

Sejumlah program yang benar dilanjutkan, yang

kurang diperbaiki. Butuh terobosan-terobosan dari

pemerintahan selanjutnya, untuk meningkatkan

pembangunan ekonomi kita.

2) Masuk dalam G-20 Negara Ekonomi Terkuat Dunia

pada 2009. Inilah prestasi besar Indonesia, masuk

ke dalam jajaran negara-negara dengan ekonomi

terbesar dunia. Prestasi pada point 1 di atas adalah

lanjutan dari prestasi sebelumnya. Ketika masuk

dalam G-20, saat itu Indonesia baru berada pada

posisi ke-19 terbesar dunia, yang kemudian terus

bergerak ke posisi 16, dan terakhir posisi ke-10.

Bukan hal mudah mencapai posisi tersebut, di

tengah-tengah kondisi krisis ekonomi global pada

2008, yang efeknya masih terasa sampai sekarang.

3) Melunasi Utang IMF dan tidak lagi tergantung

kepada lembaga tersebut. Anda mungkin sepaham

bahwa banyak pihak menganggap IMF sebagai

drakula ekonomi. Ketika Indonesia mengalami

krisis moneter pada 1998, IMF-lah yang dianggap

sebagai juru selamat dengan memberikan utang.

Namun, Indonesia menjadi amat tergantung kepada

lembaga itu, dan terkekang padahampir semua

sektor ekonomi. Pemerintahan SBY melihat

ketergantungan itu sebagai hal negatif dan

memutusnya secara tuntas pada 2005 lalu.

4) SBY juga membubarkan kelompok negara CGI

(Sebelumnya bernama IGGI) yang biasa

memberikan utang dengan syarat-syarat yang

membebani dan mengekang Indonesia. Selama

puluhan tahun CGI/IGGI menekan dan ikut serta

mengatur jalannya pemerintahan Indonesia.

5) Menurunkan rasio utang luar negeri, ini yang sering

menjadi perdebatan panjang. Utang Indonesia

bertambah! Begitu teriakan nyaringnya. Padahal,

justru rasionya berkurang drastis. Dulu, rasio utang

kita selalu di atas 50% dari PDB. Sama tidak

sehatnya dengan negara kaya seperti Amerika dan

Jepang, yang rasio utangnya di atas 100%. Kedua

negara itu, bahkan “Belajar” kepada Indonesia

bagaimana menjaga rasio utang berada di bawah

30%. Saat ini rasio utang kita berada pada kisaran

23%.

Page 11: Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20

Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019

11

6) Pendapatan Perkapita Naik, Kelas Menengah Naik.

Jumlah pendapatan perkapita orang Indonesia naik

signifikan dalam 10 tahun terakhir. Angkanya dari

US$1000 pada 2004, menjadi US$3700 pada 2014

ini. Kenaikan itu seiring sejalan dengan naiknya

jumlah kelas menengah Indonesia dari 37%

menjadi 56%. Berbagai kenaikan itulah yang

menyebabkan Indonesia dinobatkan sebagai negara

dengan kekuatan ekonomi terbesar nomor 10 dunia,

karena daya beli orang Indonesia (khususnya kelas

menengah) naik berkali-kali lipat.

7) Akhiri Konflik di Aceh. Ketika masih berpasangan

dengan Yusuf Kalla, pemerintahan SBY berhasil

menghentikan konflik di Aceh. Sampai sekarang,

selama masa pemerintahan SBY, Aceh aman

tenteram. Konflik yang sudah berlangsung selama

lebih dari 30 tahun berakhir dengan damai. Rakyat

Aceh mengakui betapa pemerintahan SBY menjadi

salah satu faktor vital penyebab terjadinya

perdamaian itu.

8) Pemberantasan Korupsi yang massif. Yuk sedikit

beda sudut pandangnya. Ada yang mengatakan,

korupsi merajalela. Kenapa disebut merajalela,

karena makin banyak yang tertangkap. Dulu....

jarang sekali yang tertangkap, padahal korupsi

sudah sejak lama merajalela. Justru sekaranglah,

pada era SBY-lah, pemberantasan korupsi yang

merajalela. Menteri ditangkap, dipenjara. Ketua

partai penguasa, ditangkap dan dipenjara. Gubernur

dan walikota/bupati juga ditangkap dan dipenjara

karena korupsi. Tidak pandang bulu. Bahkan

sampai akhir pemerintahannya, SBY terus

mendukung KPK menangkapi pejabat korup

(terakhir menteria agama Surydharma Ali yang

ditangkap.) Pemberantasan korupsi di Indonesia

mendapatkan apresiasi dari negara lain, dan mereka

belajar dari KPK.

9) Pemberantasan terorisme yang efektif. Coba hitung

berapa kali aksi teror besar terjadi selama

pemerintahan SBY? Sudah jarang kan! Bahkan

dalam 5 tahun terakhir, tak ada aksi teror besar

terjadi. Kita sudah lebih aman jalan-jalan ke tempat

umum dari ancaman teror. Padahal pada 2002-

2004, kita berkali-kali diteror bom. Pemerintahan

SBY melalui POLRI menerapkan strategi yang

tepat dalam memberantas terorisme. Yang juga

mendapatkan apresiasi dari negara lain. Terbukti

banyak negara yang belajar ke sini.

10) Reschedul Kontrak Karya Tambah. Ini menjadi

salah satu PR pemerintahan Indonesia pada setiap

periode. Kontrak karya menyangkut sumber daya

alam Indonesia. Pemerintah SBY menerapkan

kebijakan khusus terkait kontrak karya, yang lebih

menguntungkan buat Indonesia. Tidak radikal

seperti harapan aktivis, tapi lebih baik dibanding

pemerintahan sebelumnya. Yang paling rame

dibicarakan terkait masalah ini adalah larangan

ekspor bahan mentah mineral, yang membuat

banyak negara dan perusahaan asing kebakaran

jenggot.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Kepemimpinan adalah kemampuan yang ada dalam

diri seseorang untuk mempengaruhi, menggerakkan,

memotivasi, dan melakukan kerjasama dengan individu

atau kelompok untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan. setiap pemimpin dalam melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya mempunyai gaya

kepemimpinan yang berbeda-beda, seperti Gaya

kepemimpinan yang dipakai oleh Presiden ke 6 RI yaitu

Susilo Bambang Yudhoyono yang menerapkan

kepemimpinan demokratis yang disesuaikan dengan

kondisi Indonesia. Dalam kepeimpinannya Sby

memiliki karisma tersendiri yaitu berwibawa, tegas dan

memperhatikan kebutuhan rakyatnya sehingga disegani

oleh masyarakat. Selain gaya kepemimpinan SBY juga

menonjol dalam hal merancang strategi untuk meraih

tujuan negara. Hal tersebut terbukti dengan

pertumbuhan ekonomi mengalami kemajuan mencapai

6% dan dapat menduduki peringkat 20 besar di dunia

(G-20), walaupun sempat dilanda dengan adanya krisi

ekonomi global. Serta masyarakat merasakan dampak

langsung dari perubahan ekonomi dan kebijakan yang

ditetapkan oleh SBY. Dengan demikian bahwa gaya

kepemimpinan dan strategi yang dirancang oleh

pemimpin dapat mempengaruhi perubahan ekonomi di

suatu negara. sevagai contoh perekonomian Indonesia

pada masa SBY mencapai G-20 (Grup-20).

5.2 Saran

Dari ulasan diaatas dapat kita ketahui bahwa gaya

kepemimpinan juga berpengaruh pada perubahan suatu

bangsa. Saran untuk kedepannya sebagai seorang

pemimpin harus mempelajari gaya kepemimpinan dan

strategi yang digunakan oleh pemimpin sebelumnya

untuk meningkatkan perkembangan negara. Dengan

mempelajari kepemimpinan terdahulu dapat menambah

pengetahuan dan juga dapat menerapkan strategi yang

digunakan pemimpin terdahulu dalam mengatasi

masalah. Selain itu, dengan mempelari kepemimpinan

terdahulu kita juga dapat mempelajari kondisi negara

yang semakin lama berkembang seiring berjalannya

waktu. sehingga pemimpin yang searang dapat

berinovasi dan menjadi lebih baik dari pemimpin

sebelunya.

Page 12: Strategi Kepemimpinan Dalam Perubahan Ekonomi G-20

Nova Nurmalia/AP FIA UB/2019

12

Daftar Pustaka

Asril, Sabrina. 2014. SBY: Indonesia Masuk 10 Besar

Ekonomi Dunia. Kompas.com [Internet] 3 Mei

<https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.c

om/money/read/2014/05/03/2149333/SBY.Indo

nesia.Masuk.10.Besar.Ekonomi.Dunia> Diakses

tanggal 6 Desember 2019, 06.35 WIB.

Badan Pusat Statistik. 2017. Perekonimian Indonesia

Pada Tahun 2006 Mengalami Pertumbuhan

Sebesar 5,5%.

Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan &

Efektifitas Kelompok. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hidayat, Firdaus. 2014. 10 Prestasi Besar Pemerintahan

SBY. Kompas.com [Internet] 2 Juni

<https://www.google.com/amp/s/www.kompasi

ana.com/amp/firdaushidayat/10-prestasi-bsar-

pemerintahan-

sby_54f7218ca3331139718b45d4> Diakses

tanggal 6 Desember 2019, 09.02 WIB.

Irwanty, Kahar. 2008. Konsep Kepemimpinan dalam

perubahan organisasi (Organizational Change)

pada perpustakaan perguruan tinggi. Jurnal

perpustakaan dan informasi, vol.4, no.1.

Karjadi, M. 1983. Kepemimpinan (Leadership).

Bandung: PT Karya Nusantara Cabang

Bandung.

Khairi, Moh. 2014. Kondisi Ekonomi Masa SBY.

Kompas.com [Internet] 4 Mei

<https://www.google.com/amp/s/www.kompasi

ana.com/amp/moh-khairi/kondisi-ekonomi-di-

masa-sby_54f76e29a33311062e8b4811>

Diakses tanggal 6 Desember 2019, 07.00 WIB.

Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial:

Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan

Poskolonial. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian. 2010.

Perekonomian Indonesia Di Tengah

Perekonomian dunia. Jakarta.

Moh. Nazir. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Rachmawati. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: BPFE-UGM.

Rahardian. 2008. Hubungan antara perubahan organisasi

dengan stress kerja. Diakses di

<http://etheses.uin-

malang.ac.id/1844/6/08410037_Bab_2.pdf>

pada 9 desember 2019.

Sanafiah, Faisal. 1989. Sistem Politik Indonesia. Jakarta:

CV. Rajawali.

Santoso, Imam. 2011. Sosiologi The Key Concepsts.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Samsudin, Sadili. 2009. Manajemen Sumber Daya

Manusia. Bandung: Pustaka Setia.

Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan

Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

Sagala, H. Syaiful. 2018. Pendekatan dan Model

Kepemimpinan Edisi Pertama. Jakarta:

Prenadamedia.

Setiawan, Sakina Rakhma Diah. 2018. Ekonomi

Indonesia Tumbuh 5,07 Persen, Tertinggi Sejal

Tahun 2014. Kompas.com [Internet] 5 Februari

<https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/05/

113820026/ekonomi-indonesia-2017-tumbuh-

507-persen-tertinggi-sejak-tahun-2014> diakses

tanggal 6 Desember 2019, 06.45 WIB.

Sugianto, Danang. 2018. Flasback Ekonomi Di Zaman

Orde Baru. Detik.com [Internet] 21 November

<https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-

bisnis/d-4310113/Flasback-ekonomi-di-zaman-

orde-baru> diakses tanggal 5 Desember 2019,

11.46 WIB.

Thoha, Miftah. 2010. Kepemimpinan Dalam

Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.

Wukir. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam

Organisasi Sekolah. Yogyakarta: Multi

Presindo.

Winardi. 2000. Kepemimpinan Dalam Manajemen.

Jakarta: PT.Reineka Cipta.