STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan...

158
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR KEPADA ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SLB-B YRTRW Surakarta) TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika Oleh: Herlina Hidayati S851102016 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan...

Page 1: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA PADA

SUB POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR KEPADA

ANAK TUNARUNGU

(Studi Kasus pada Siswa Kelas V SLB-B YRTRW Surakarta)

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Herlina Hidayati

S851102016

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA PADA

SUB POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR KEPADA

ANAK TUNARUNGU

(Studi Kasus pada Siswa Kelas V SLB-B YRTRW Surakarta)

TESIS

Oleh

Herlina Hidayati

S851102016

Komisi

Pembimbing

Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Dr. Imam Sujadi, M.Si ………………… 31 Juli 2012

Nip. 19670915 200604 1001

Pembimbing II Drs. Tri Atmojo Kusmayadi, M.Sc., Ph. D ………………… 31 Juli 2012

Nip. 19630826 198803 1002

Telah dinyatakan memenuhi syarat

pada tanggal 31 Juli 2012

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Program Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Budiyono, M.Sc.

NIP 19530915 197903 1003

Page 3: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA PADA

SUB POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR KEPADA

ANAK TUNARUNGU

(Studi Kasus pada Siswa Kelas V SLB-B YRTRW Surakarta)

TESIS

Oleh

Herlina Hidayati

S851102016

Tim Penguji

Jabatan

Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. Budiyono, M.Sc. ………………… .... Agustus 2012

NIP 19530915 197903 1 003

Sekretaris Dr. Mardiyana, M.Si. ………………… .... Agustus 2012

NIP 19660225 199302 1 002

Anggota Dr. Imam Sujadi, M.Si.

Penguji NIP 19670915 200604 1 001 ………………… .... Agustus 2012

Drs. Tri Atmojo Kusmayadi, M.Sc., Ph. D. ………………… .... Agustus 2012

NIP 19630826 198803 1 002

Telah dipertahankan di depan penguji,

dinyatakan telah memenuhi syarat

pada tanggal …. Agustus 2012

Direktur Pascasarjana UNS Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc.

NIP 19610717 198601 1001 NIP 19530915 197903 1003

Page 4: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul: “STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN

MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT

BANGUN DATAR KEPADA ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus pada

Siswa Kelas V SLB-B YRTRW Surakarta)” ini adalah karya penelitian saya

sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah

diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oelh

orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini

dan disebutkan dalam sumber acuam serta daftar pustaka. Apabila di

kemudian hari terbukti terdapat plagiat karya ilmiah ini, maka saya bersedia

menerima sangsi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

(Permendiknas No 17, tahun 2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis ini pada jurnal atau forum ilmiah

lain harus seizin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan

Program Pascasarjana UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu

sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan pengesahan Tesis) saya tidak

melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan isi Tesis ini, maka

Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana UNS berhak

mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan Program Studi

Pendidikan Matematika Program Pascasarjana UNS. Apabila saya melakukan

pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan

sangsi akademik yang berlaku.

Surakarta, 06 Agustus 2012

Mahasiswa,

Herlina Hidayati

S851102016

Page 5: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT atas anugerah,

rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini

dengan sebaik-baiknya. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Magister pada Program Studi Pendidikan Matematika.

Dalam penyusunan tesis ini, penulis mendapat dukungan, arahan,

bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan

ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S, Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberi kesempatan pada penulis untuk menambah pengetahuan

dan wawasan di Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S, Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk menempuh studi di Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc, Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan petunjuk, saran, dan motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan tesis ini.

4. Dr. Imam Sujadi, M.Si, Pembimbing I yang telah banyak memberikan

bimbingan, masukan, petunjuk dalam penulisan tesis ini.

5. Drs. Tri Atmojo Kusmayadi, M.Sc., Ph. D, Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, masukan, petunjuk dalam penulisan tesis ini.

6. Bapak-Ibu dosen Program Studi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membimbing

dan mencurahkan ilmu selama penulis menempuh pendidikan di Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta ini.

7. Misdi, S.Pd, kepala sekolah SLB-B YRTRW Surakarta yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SLB-B

Page 6: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

YRTRW Surakarta, serta kepada ibu Murtini, S.Pd, selaku guru kelas V SLB-

B YRTRW Surakarta yang telah bersedia membantu penulis dalam penelitian

ini.

8. Sahabat-sahabatku mahasiswa Program Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2011, atas segala

kebersamaan dan perjuangan selama perkuliahan.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu di sini, yang telah ikut

membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

penulisan ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari Allah

SWT. Penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan dan para pembaca.

Surakarta, 2012

Penulis

Page 7: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

Herlina Hidayati. S851102016. 2012. Strategi Guru dalam Membelajarkan

Matematika pada Sub Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bangun Datar kepada

Anak Tunarungu (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SLB-B YRTRW

Surakarta). Tesis. Pembimbing I: Dr. Imam Sujadi, M.Si., Pembimbing II: Drs.

Tri Atmojo Kusmayadi, M.Sc., Ph. D. Program Studi Pendidikan Matematika,

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Anak tunarungu adalah mereka yang kehilangan pendengaran baik

sebagian maupun tuli menyeluruh yang menyebabkan pendengarannya tidak

memiliki nilai fungsional di dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dengan

keadaan seperti itu, tentu mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Oleh

karena itu, diperlukan strategi pembelajaran khusus untuk membelajarkan

matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding untuk membantu siswa yang

mengalami kesulitan. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih

dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran

sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan. Strategi pembelajaran mencakup penggunaan metode, teknik dan

taktik dalam proses pembelajaran, sedangkan scaffolding adalah dukungan tahap

demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan cara guru membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar dan

bagaimana cara guru memberikan scaffolding kepada siswa tunarungu kalas V

SLB-B YRTRW Surakarta yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal

latihan.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan

studi kasus. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah purposive

sampling. Subjek penelitian ini adalah satu orang guru matematika kelas V SLB-B

YRTRW Surakarta. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan

wawancara. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan model

Miles dan Huberman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang digunakan guru dalam

membelajarkan matematika pada sub pokok bahasan sifat-sifat bangun datar yang

meliputi penggunaan metode dan teknik terlihat sama seperti pembelajaran di

sekolah pada umumnya, tetapi dari segi taktik terlihat sangat berbeda. Guru

menggunakan berbagai macam taktik diantaranya ketika membuka pelajaran guru

memimpin berdoa dengan memberi aba-aba menepuk tangan secara berulang-

ulang. Menyuruh siswa mengumpulkan PR dengan cara berdiri di depan siswa

dan mengulang-ulang apa yang dibicarakannya. Mengabsen siswa dengan cara

menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku siswa yang tidak

masuk dengan memperjelas mimik bicaranya. Menunjuk siswa yang perhatiannya

belum terfokus pada pelajaran dengan menghampiri siswa tersebut dan menepuk

tubuhnya kemudian memberikan pertanyaan. Melatih siswa untuk berbicara

dengan cara menunjuk siswa lain untuk memberikan contoh apabila masih belum

bisa guru mendekati siswa tersebut dan melatih berbicara secara langsung dengan

memperjelas mimik berbicaranya dan dilakukan secara berulang-ulang.

Page 8: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran yang lalu dengan memegang gambar

bangun datar kemudian ditunjukkan ke arah semua siswa dengan mimik berbicara

yang diperjelas dan pertanyaan diucapkan secara berulang-ulang yang diikuti

gerakan isyarat. Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan cara pelan-pelan

dengan mimik berbicara diperjelas dan diucapkan secara berulang-ulang. Ketika

inti pelajaran guru menyampaikan materi dengan menulis judul dan menggambar

bangun di papan tulis dengan memberikan keterangan pada gambar secara detail.

Mengenalkan bangun datar dengan cara menunjukkan gambar kemudian

menunjuk tulisan di papan tulis. Gambar ditunjukkan ke arah semua siswa dengan

cara memegang gambar tersebut. Melakukan tanya jawab dengan siswa dengan

cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dengan menggunakan

gambar bangun datar dan untuk siswa yang tidak bisa berbicara guru memberikan

pertanyaan dengan cara berhadapan dan pertanyaan diucapkan secara berulang-

ulang dengan memperjelas mimik bicaranya dan menulis soal di papan tulis.

Mengenalkan sisi yang berhadapan dan berpasangan pada bangun datar dengan

contoh praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menyuruh empat

siswa maju ke depan dan membentuk posisi yang berhadapan dan berpasangan

dengan menjelaskan kepada siswa bahwa yang dimaksud berhadapan dan

berpasangan itu seperti yang mereka praktekkan tersebut. Ketika menutup

pelajaran guru membuat simpulan pelajaran dengan membimbing siswa untuk

mengulangi pelajaran dengan cara berdiri di sebelah papan tulis dan jari menunjuk

sifat-sifat yang telah di tulis. Memberikan PR kepada siswa, soal yang diberikan

adalah soal yang sudah ada pada buku LKS tetapi guru menuliskan kembali di

papan tulis halaman dan nomor soal. Sedangkan cara guru dalam pemberian

scaffolding terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal

latihan diantaranya dengan menuliskan kembali soal di papan tulis dan menyuruh

siswa membaca kembali soal dengan menunjuk soal secara berulang-ulang. Untuk

siswa yang kurang memahami soal guru menggaris bawahi inti soal yang sudah

ditulis dan memberikan contoh di buku siswa. Membimbing siswa secara individu

dengan memeriksa pekerjaan siswa dengan memberikan petunjuk langkah-

langkah mengerjakannya secara runtut dengan memberikan contoh mengukur,

menggambar dan memberikan keterangan pada gambar secara lengkap. Setelah

selesai mengerjakan guru mengajak siswa untuk membahas soal dengan

menunjuk salah satu siswa ke depan atau hanya dengan dengan membacakan soal

dengan menunjuk soal yang ada di buku kemudian siswa menjawab secara lisan.

Kata kunci: strategi pembelajaran, scaffolding, pembelajaran matematika, sifat-

sifat bangun datar, tunarungu.

Page 9: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Herlina Hidayanti. S851102016. 2012. Teacher’s Strategy in Mathematics

Learning in Sub Highlights Properties to Build Flat Deaf Children (A Case

Study of 5th

Grade Students of SLB-B YRTRW of Surakarta). Thesis.

Advisor I: Dr. Imam Sujadi, M.Si., Advisor II: Drs. Tri Atmojo Kusmayadi,

M.Sc., Ph. D. Mathematics Education Study Program, Postgraduate Program of

Sebelas Maret University of Surakarta

ABSTRACT

Deaf children are those who lose their auditory capability, both, partly or

completely causing their auditory sense has no functional value in daily life.

Accordingly, with this condition, they will experience difficulty in a learning

process. Therefore, special learning strategy is needed to teach mathematics to

deaf children and scaffolding can be used to help students who have difficulties. A

learning strategy is a way that will be selected and used by a teacher to deliver

learning material so that it will facilitate learner in achieving an expected learning

goal. A learning strategy covers method, technique, and tactic in a process of

learning. Whereas, scaffolding is supports provided in each stage of learning and

problem solving. Purpose of the research is to describe a teacher’s ways of

teaching learning material of flat structure and how does a teacher provide

scaffolding to deaf students of class V of SLB-B YRTRW of Surakarta who have

difficulty in working on exercise problems.

The research is a descriptive-qualitative research with case study approach.

Sample is taken by using purposive random sampling technique. The subject

research of this study is a fifth grade mathematics teacher SLB-B YRTRW of

Surakarta. Data is collected by using observation and interview. Data of the

research’s result is analyzed by using Miles and Huberman model.

The results showed that the strategy used teacher in mathematics learning

of the subject sub properties built flat which includes the use of methods and

techniques look the same as learning in school in general, but in terms of tactics

look very different. Teachers use a variety of tactics such as opening the lesson

teacher led prayer gestured with hands clapped over and over again. Having

students collect homework by standing in front of students and to repeat what he's

talking about. Roll students by asking the other students by appointing a bench of

students who do not belong to clarify the expression on her speech. Appoint

students who have not focused attention on the lesson with the student approached

and patted him then give the question. Train students to speak by pointing and

other students to give examples if still can’t approach the teacher and students are

trained to speak directly with speech and expression made it clear repeatedly.

Asking questions about the last lesson by holding up a flat image was then shown

to the students with a straight face talking all that clarified and the question was

asked repeatedly followed gesture. Deliver the learning objectives in a way it

slowly with expression speak to clarify and say it repeatedly. When the core

Page 10: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

lessons teachers deliver the material to write the title and the drawing up on the

board by providing a detailed description of the image. Introduce a flat up by

showing a picture and then pointed to the writing on the blackboard. Images

shown in the direction of all students by holding the picture. Conduct debriefing

with the students by providing questions to the students by using a flat image and

up to students who can’t speak with the teacher asking questions and the question

was asked how to deal repeatedly with clear expression and speech writing

problem on the board. Introduce the opposite side and a flat pair up with examples

in actual practice in daily life by having four students come forward and form a

position opposite and pair up with to explain to students that is opposite and in

pairs they practice it as such. When closing the lesson the teacher to make

conclusions lesson by guiding students to repeat the lesson by standing next to the

blackboard and pointing fingers properties that have been written. Give

homework to students, the given problem is a problem that already exists at

student worksheets but the teacher wrote the book back on the board and page

numbers matter. While the teacher in providing scaffolding for students who have

difficulty in doing the practice questions by writing them back problem on the

board and having students read back the question by pointing to questions over

and over again. For students who do not understand about the teacher highlights

the core problem that has been written in the book and give examples of students.

Guiding students individually to check students' work by giving you step-by-step

work coherently to give an example to measure, draw and annotate a complete

picture. When finished working on the teacher invites students to discuss the

matter with one of the students pointed forward or just by reading about the matter

by pointing at the book and then the students respond orally.

Key words: learning strategies, scaffolding, learning mathematics, the properties

of a flat wake, hearing impairment.

Page 11: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING …………………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ……..…………………………………. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS …………….. iv

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. v

ABSTRAK ………………………………………………………………………... vii

ABSTRACT ………………………………………………………………………. iv

DAFTAR ISI ……………………………………………………………................ xi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………................ xiv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………... xv

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………… xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..……………………………………………….… 1

B. Rumusan Masalah …...……………………………………………………. 5

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………. 6

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………............... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ……….……………………………………………………… 8

1. Anak Tunarungu…………………………………………….…………

a. Pengertian Anak Tunarungu ………………………………………

b. Klasifikasi Anak Tunarungu ………………………………………

c. Prinsip Pendidikan Anak Berkelainan …………………………….

8

8

9

12

2. Pembelajaran Matematika…..………………………………………….

a. Pengertian Belajar ………………………………………................

b. Makna Pembelajaran ………………………………………………

c. Matematika ………………………………………………………...

d. Pembelajaran Matematika …………………………………………

14

14

15

15

16

Page 12: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

3. Strategi Pembelajaran Matematika……...……………………………..

a. Strategi dalam Melaksanakan Pembelajaran …………...…………

b. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran ……………………

c. Tahapan Instruksional dalam Strategi Pembelajaran …………….

d. Dasar Pemilihan Strategi Pembelajaran …………………………..

17

17

19

21

24

4. Scaffolding…………………...………………………………… 28

5. Makna Guru………….……………………………………………….. 29

B. Penelitian Relevan ………….……………..……..……………………..... 29

C. Kerangka Pikir …………………………………………………………… 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………..……………………………….. 33

B. Jenis Penelitian ……………………………………………………….…… 34

C. Subjek Penelitian …….…………………………………………………… 35

D. Teknik Pengambilan Subjek Penelitian ………………………………….. 35

E. Data dan Sumber Data …………………………………………………… 35

F. Metode Pengumpulan Data ……………………………………………….. 36

G. Instrumen Pengumpulan Data ……………………………………………. 38

H. Prosedur Penelitian ….……………………………………………............. 39

I. Validitas Data …………..………………………………………………… 40

J. Teknik Analisis Data ……………………………………………………… 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan Instrumen ………………………………………….. 45

B. Hasil Pengamatan dan Analisis Data …………………...………………… 46

1. Hasil Pengamatan I …………..……………………………………..…

a. Strategi guru dalam membelajarkan matematika ………………….

b. Cara guru dalam pemberian scaffolding …………………………..

46

46

70

2. Hasil Pengamatan II …………………………………………………..

a. Strategi guru dalam membelajarkan matematika …………………

b. Cara guru dalam pemberian scaffolding ………………………….

75

75

96

3. Validasi Data ……………………….………………………………….

a. Validasi Data Kegiatan Pendahuluan ……………………………..

100

100

Page 13: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

b. Validasi Data Kegiatan Inti ……………………………………….

c. Validasi Data Kegiatan Penutup ………………………………….

d. Validasi Data Cara Pemberian Scaffolding ……………………….

105

109

112

4. Analisis Data …………………….…………………………………….

a. Analisis data kegiatan pendahuluan ……………………………….

b. Analisis data kegiatan inti …………………………………………

c. Analisis data kegiatan penutup …………………………………….

d. Analisis data cara pemberian scaffolding ………………………….

114

114

117

119

120

C. Pembahasan ……………………………………………………………….. 121

1. Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika ……………………. 121

2. Pemberian Scaffolding pada Siswa Tunarungu ……………………….. 125

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 127

B. Implikasi kebijakan ……………………………………………………….. 129

C. Saran …………………………………………………………………….… 130

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 132

Page 14: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian ……………………………. 33

3.2 Pasangan Antara Metode Pengumpulan Data dengan Instrumen

Pengumpulan Data ………………………………………………..…

39

4.1 Nama Validator Instrumen Pedoman Wawancara …………………… 45

4.2 Hasil pengamatan penggunaan metode pada kegiatan pendahuluan...... 100

4.3 Hasil pengamatan penggunaan teknik pada kegiatan pendahuluan ....... 101

4.4 Hasil pengamatan penggunaan taktik pada kegiatan pendahuluan ....... 102

4.5 Hasil pengamatan penggunaan metode pada kegiatan inti .................... 105

4.6 Hasil pengamatan penggunaan teknik pada kegiatan inti ...................... 105

4.7 Hasil pengamatan penggunaan taktik pada kegiatan inti ...................... 106

4.8 Hasil pengamatan penggunaan metode pada kegiatan penutup ............ 109

4.9 Hasil pengamatan penggunaan teknik pada kegiatan penutup .............. 110

4.10 Hasil pengamatan penggunaan taktik pada kegiatan penutup ............. 111

4.11 Hasil pengamatan kegiatan pemberian scaffolding ............................. 112

Page 15: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tahapan Instruksional ……………….………………………. 21

Gambar 2.2 Alur Penelitian Strategi Pembelajaran dan Pemberian

Scaffolding …………………………………………………...

32

Gambar 3.1 Komponen dalam analisis data menurut Miles dan

Huberman ………………………………………….

42

Page 16: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Biodata Mahasiswa ………………………………………….. 135

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …………………… …. 136

Lampiran 3. Validasi Pedoman wawancara …………….………………… 150

Lampiran 4. Kisi-kisi Pedoman Wawancara ……………………………… 156

Lampiran 5. Pedoman Wawancara ……………………………………….. 158

Lampiran 6. Transkripsi Pengamatan ……….…………………………….. 165

Lampiran 7. Transkripsi Wawancara ……………………………………… 191

Lampiran 8. Catatan Lapangan ……………………………………………. 202

Lampiran 9. Foto Kegiatan Penelitian ………………..…………………… 217

Lampiran 10. Salinan Surat Permohonan Izin Penelitian ……..……..……. 221

Lampiran 11. Salinan Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian ….. 222

Page 17: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA PADA SUB POKOK

BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR KEPADA ANAK TUNARUNGU

(Studi Kasus pada Siswa Kelas V SLB-B YRTRW Surakarta)

Oleh:

Herlina hidayati (S851102016)

Program Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT

Deaf children are those who lose their auditory capability, both, partly or completely

causing their auditory sense has no functional value in daily life. Accordingly, with this

condition, they will experience difficulty in a learning process. Therefore, special learning

strategy is needed to teach mathematics to deaf children and scaffolding can be used to help

students who have difficulties. A learning strategy is a way that will be selected and used by a

teacher to deliver learning material so that it will facilitate learner in achieving an expected

learning goal. A learning strategy covers method, technique, and tactic in a process of learning.

Whereas, scaffolding is supports provided in each stage of learning and problem solving.

Purpose of the research is to describe a teacher’s ways of teaching learning material of flat

structure and how does a teacher provide scaffolding to deaf students of class V of SLB-B

YRTRW of Surakarta who have difficulty in working on exercise problems.

The research is a descriptive-qualitative research with case study approach. Sample is

taken by using purposive random sampling technique. The subject research of this study is a

fifth grade mathematics teacher SLB-B YRTRW of Surakarta. Data is collected by using

observation and interview. Data of the research’s result is analyzed by using Miles and

Huberman model.

The results showed that the strategy used teacher in mathematics learning of the subject

sub properties built flat which includes the use of methods and techniques look the same as

learning in school in general, but in terms of tactics look very different. Teachers use a variety of

tactics such as opening the lesson teacher led prayer gestured with hands clapped over and over

again. Having students collect homework by standing in front of students and to repeat what he's

talking about. Roll students by asking the other students by appointing a bench of students who

do not belong to clarify the expression on her speech. Appoint students who have not focused

attention on the lesson with the student approached and patted him then give the question. Train

students to speak by pointing and other students to give examples if still can’t approach the

teacher and students are trained to speak directly with speech and expression made it clear

repeatedly. Asking questions about the last lesson by holding up a flat image was then shown to

the students with a straight face talking all that clarified and the question was asked repeatedly

followed gesture. Deliver the learning objectives in a way it slowly with expression speak to

clarify and say it repeatedly. When the core lessons teachers deliver the material to write the title

and the drawing up on the board by providing a detailed description of the image. Introduce a flat

up by showing a picture and then pointed to the writing on the blackboard. Images shown in the

direction of all students by holding the picture. Conduct debriefing with the students by

providing questions to the students by using a flat image and up to students who can’t speak with

the teacher asking questions and the question was asked how to deal repeatedly with clear

Page 18: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

expression and speech writing problem on the board. Introduce the opposite side and a flat pair

up with examples in actual practice in daily life by having four students come forward and form

a position opposite and pair up with to explain to students that is opposite and in pairs they

practice it as such. When closing the lesson the teacher to make conclusions lesson by guiding

students to repeat the lesson by standing next to the blackboard and pointing fingers properties

that have been written. Give homework to students, the given problem is a problem that already

exists at student worksheets but the teacher wrote the book back on the board and page numbers

matter. While the teacher in providing scaffolding for students who have difficulty in doing the

practice questions by writing them back problem on the board and having students read back the

question by pointing to questions over and over again. For students who do not understand about

the teacher highlights the core problem that has been written in the book and give examples of

students. Guiding students individually to check students' work by giving you step-by-step work

coherently to give an example to measure, draw and annotate a complete picture. When finished

working on the teacher invites students to discuss the matter with one of the students pointed

forward or just by reading about the matter by pointing at the book and then the students respond

orally.

Key words: learning strategies, scaffolding, learning mathematics, the properties of a flat wake,

hearing impairment.

I. Pendahuluan

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan nasional yang secara tegas

dikemukakan dalam pembukaan undang-undang dasar 1945. Tujuan nasional tersebut berlaku

bagi seluruh rakyat Indonesia, tidak hanya bagi warga Negara Indonesia yang memiliki

kondisi normal tetapi juga berlaku untuk anak yang memiliki kebutuhan khusus seperti anak

yang berkelainan secara fisik. Amanat hak atas pendidikan bagi penyandang kelainan atau

ketunaan ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 32 disebutkan bahwa: “pendidikan khusus (pendidikan luar biasa)

merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti

proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan atau memiliki

potensi kecerdasan dan bakat istimewa”. Ketetapan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003

tersebut bagi anak penyandang kelainan sangat berarti karena memberi landasan yang kuat

bahwa anak berkelainan perlu memperoleh kesempatan yang sama sebagaimana yang

diberikan kepada anak normal lainnya dalam hal pendidikan dan pengajaran.

Pemerintah mengatasi permasalahan bagi anak berkebutuhan khusus dengan cara

memberikan sarana sekolah yang sesuai dengan kriteria dari masing-masing kebutuhan.

Selama ini, pendidikan khusus bagi anak berkebutuhan khusus di Indonesia disediakan dalam

tiga macam lembaga pendidikan, yaitu SLB (Sekolah Luar Biasa), SDLB (Sekolah Dasar

Luar Biasa), dan pendidikan terpadu. SLB sebagai lembaga pendidikan khusus tertua

menampung murid dengan jenis kalainan yang sama, sehingga saat ini ada 6 macam sekolah

untuk anak berkebutuhan khusus. Saat ini, di seluruh Indonesia tidak kurang dari 476 sekolah

untuk anak berkebutuhan khusus, sebagian sekolah diselenggarakan oleh masyarakat atau

swasta. Pada tahun-tahun sebelumnya, 476 SLB, 207 SDLB, dan 84 sekolah terpadu yang ada

di seluruh Indonesia dapat menampung 31,759 anak berkebutuhan khusus (Sambira Mambela,

2010: 296-297).

Matematika merupakan mata pelajaran yang juga dibelajarkan pada anak berkebutuhan

khusus yang bersekolah di SLB. Guru dalam membelajarkan matematika pada anak-anak

Page 19: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

normal saja banyak yang mengalami hambatan. Demikian juga siswa normal banyak yang

kesulitan dalam mengikuti pembelajaran matematika.

Anak berkebutuhan khusus tentu saja lebih memerlukan bimbingan untuk bisa mengikuti

pembelajaran matematika dengan baik. Lingkungan belajar merupakan perangkat yang sangat

penting dalam proses pembelajaran. Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus, lingkungan

belajarnya harus memperhatikan perkembangan kebutuhan, oleh karena itu didukung dengan

cara penyampaian yang tepat.

Guru merupakan komponen yang sangat penting dalam proses pendidikan anak

berkebutuhan khusus. Dalam hal ini guru sangat berperan penting sebagai kunci keberhasilan

dalam misi pendidikan di sekolah selain bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan

dan menciptakan sesuatu yang mendorong siswa untuk meningkatkan kegiatan di kelas.

Kekurangmampuan siswa berkebutuhan khusus dalam menerima materi pelajaran dengan

cepat karena kondisinya, sehingga menuntut guru untuk kreatif dalam menyampaikan materi

pelajaran. Selain menuntut guru untuk kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran pada

proses pembelajaran terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan guru, antara lain

strategi mengoptimalkan aktivitas belajar anak didik, pendekatan dengan anak didik,

mengelola kelas dengan baik, menggunakan alat bantu yang sesuai, memilih metode

pengajaran yang tepat, dan sebagainya. Semua komponen itu harus dimiliki guru guna untuk

membelajarkan siswa dalam interaksi edukatif.

Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana strategi guru dalam mengajar matematika

khususnya pada anak tunarungu yang termasuk kategori anak berkebutuhan khusus, peneliti

melakukan observasi pendahuluan terhadap guru matematika di SLB-B YRTRW Surakarta.

SLB-B YRTRW Surakarta adalah sekolah luar biasa (SLB) yang menyelenggarakan

pendidikan khusus untuk anak tunarungu. Saat peneliti mengamati bagaimana guru

membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar ada beberapa hal yang dapat penulis amati

diantaranya yaitu siswa masih mengalami keterbatasan pengetahuan tentang berbagai bentuk

bangun datar dan guru masih mengalami kesulitan untuk mengkomunikasikan materi kepada

siswa dikarenakan keterbatasan pendengaran siswa dan kesulitan berbicaranya.

Untuk menggali informasi lebih jauh tentang bagaimana strategi guru dalam

membelajarkan matematika khususnya materi sifat-sifat bangun datar pada anak tunarungu,

peneliti melakukan penelitian tentang strategi guru dalam membelajarkan matematika

khususnya pada anak tunarungu yang diselenggarakan di SLB-B YRTRW Surakarta.

II. Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Anak Tunarungu

Menurut Mufti Salim (1984: 8) dalam Sutjihati (2007: 93-94) menyimpulkan bahwa

anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan

mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau

seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan

bahasanya. Ia memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus untuk mencapai kehidupan

lahir batin yang layak.

B. Pengertian Strategi Pembelajaran dan Scaffolding

Strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan

prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka

membantu anak didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan menurut Iif

Khoiru (2011: 9), strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan

Page 20: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga akan

memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan akan

dikuasainya di akhir kegiatan belajarnya. Menurut Anna Uhl Chamot (2004) “learning

strategies are the conscious thoughts and actions that learners take in order to achieve a

learning gol”.

Scaffolding adalah suatu istilah dalam dunia pendidikan yang merupakan

pengembangan teori belajar konstruktivisme modern. Dalam pendidikan, scaffolding

mengambil peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran di setiap aspek menuju

pada pencapaian tahap perkembangan anak (child development). Setiap kali seorang anak

mencapai tahap perkembangan yang ditandai dengan terpenuhinya indikator dalam aspek

tertentu, maka anak membutuhkan scaffolding.

Menurut Upi Isabela (2007: 62) Scaffolding atau mediated learning yaitu dukungan

tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah sebagai suatu hal yang penting

dalam pemikiran konstruktivisme modern. Sedangkan menurut Cindy E. Hmelo-Silver,

Ravit Golan Duncan, and Clark A. Chinn (2007: 101) “Scaffolding is often distributed in

the learning environment, across the curriculum materials or educational software, the

teachers or facilitators, and the learners themselves. Teachers play a significant role in

scaffolding mindful and productive engagement with the task, tools, and peers. They

guide students in the learning process, pushing them to think deeply, and model the kinds

of questions that students need to be asking themselves, thus forming a cognitive

apprenticeship”.

C. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran

Beberapa istilah dalam strategi pembelajaran yaitu pendekatan, metode, teknik atau

taktik dalam pembelajaran.

1) Pendekatan (Approach)

Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap

proses pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat

bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.

2) Metode

Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah

disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.

Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.

3) Teknik

Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka

mengimplementasikan suatu metode.

4) Taktik

Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode

tertentu.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran

yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan

bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran.

Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang

dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki

taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain (Depdiknas,

2008: 5-6).

Page 21: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Tahapan Instruksional dalam Strategi Pembelajaran

Secara umum ada tiga pokok dalam strategi pembelajaran yakni tahap permulaan

(prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut.

1 2 3

Gambar 2.1 Tahapan Instruksional (Depdiknas, 2008: 10)

Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan pengajaran. Jika

satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat dikatakan telah terjadi

proses pengajaran.

1) Tahap Prainstruksional

Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai

proses belajar dan mengajar.

2) Tahap Instruksional

Tahap kedua adalah tahap pengajaran atau tahap inti, yakni tahapan memberikan

bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya.

3) Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut

Tahap yang ketiga adalah tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut dalam

kegiatan pembelajaran. Tujuan tahapan ini ialah untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional).

Ketiga tahap yang telah dibahas di atas, merupakan satu rangkaian kegiatan yang

terpadu, tidak terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat

mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut

diterima oleh siswa secara utuh. Di sinilah letak keterampilan profesional dari seorang

guru dalam melaksanakan strategi mengajar. Kemampuan mengajar seperti dilukiskan

dalam uraian di atas secara teoretis mudah dikuasai, namun dalam praktiknya tidak

semudah seperti digambarkan. Hanya dengan latihan dan kebiasaan yang terencana,

kemampuan itu dapat diperoleh (Depdiknas, 2008: 10-12).

III. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB-B YRTRW Surakarta khususnya pada kelas V pada

materi sifat-sifat bangun datar semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini

dimulai pada tanggal 3-29 Maret tahun 2012.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif

kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan ini tidak menekankan pada

generalisasi, melainkan memuat secara deskriptif tentang cara berpikir dan perilaku suatu

subyek. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan secara alami,

mencatat menganalisa, menafsirkan, dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan

dari proses tersebut.

Subjek penelitiannya adalah guru mata pelajaran matematika khususnya guru kelas V

SLB-B YRTRW Surakarta yang terdiri dari 1 (satu) orang. Teknik pengambiln subjek

penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sumber data dengan

pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data yang sesuai dengan fokus

penelitian, yaitu: 1) Cara guru matematika kelas V SLB-B YRTRW Surakarta dalam

Tahap

Prainstruksional Tahap

Instruksional Tahap Penilaian dan

Tindak Lanjut

Page 22: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar pada siswa tunarungu kelas V. 2) Cara guru

matematika kelas V SLB-B YRTRW Surakarta dalam memberikan scaffolding pada siswa

tunarungu kelas V yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan.

Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data yang akan

digunakan maka metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: 1) Metode

Observasi, penelitian yang dilakukan oleh peniliti mengambil teknik observasi partisipatif

bentuk pasif untuk mengamati perilaku yang muncul di lokasi penelitian. Dalam observasi

ini peneliti hanya mendatangi lokasi penelitian, tetapi sama sekali tidak berperan sebagai

apapun selain sebagai pengamat pasif. Dalam penelitian ini pencatatan datanya dilakukan

dengan menggunakan rekaman video dan didukung oleh catatan lapangan. 2) Metode

Wawancara Tidak Terstruktur, penelitian yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan

teknik wawancara tak terstruktur. Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan

informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. Wawancara mendalam dalam penelitian

ini dilakukan dengan guru mata pelajaran matematika kelas V. Wawancara dilakukan untuk

memperoleh data mengenai strategi guru dalam membelajarkan matematika dan cara

memberikan scaffolding pada anak tunarungu kelas V yang mengalami kesulitan dalam

proses pembelajaran di SLB-B Surakarta.

Adapun teknik pengecekan keabsahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1)

Perpanjangan Keikutsertaan, 2) ketekunanan/Keajegan Pengamatan, dan 3) Trinagulasi,

yaitu triangulasi waktu dan Triangulasi metode pengumpulan data.

Aktivitas dalam analisis data penelitian ini adalah penggunaan model alur yang terdiri

dari tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah analisis data ditunjukkan gambar

berikut:

Komponen dalam Analisis Data menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012:92)

Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah: 1)

Membuat rekaman video jalannya proses pembelajaran matematika di kelas V SLB-B

YRTRW Surakarta; 2) Membuat transkripsi data verbal dari hasil rekaman proses

pembelajaran, yang disebut juga protokol; 3) Menelaah seluruh data dari berbagai

sumber, yaitu hasil wawancara dengan informan dan catatan lapangan; 4) Membuat

reduksi data dengan membuat abstraksi, yaitu membuat rekaman dengan menjaga data

tetap berada di dalamnya; 5) Menyusun satuan-satuan analisis berdasarkan ranah dan

Data

reduction

Conclusions:

drawing/verifying

Data

collection

Data display

Page 23: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

kategori-kategori; 6) analisis tema atau pola; dan. 7) menarik kesimpulan sehingga

mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

IV. Hasil Penelitian

1. Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika

Kunci keberhasilan pendidikan terletak pada kualitas pembelajaran, karena

pembelajaran merupakan aktivitas penting dalam kegiatan pendidikan. Pembelajaran

yang berkualitas ditandai oleh adanya keterlibatan penuh peserta didik dalam proses

pembelajaran. Semuanya itu tidak terlepas dari peranan guru yang membantu peserta

didik untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, termasuk dalam pemilihan strategi

mengajar. Strategi-strategi pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru matematika

kelas V SLB-B YRTRW Surakarta yang telah dijelaskan sebelumnya adalah dalam

rangka mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dengan ditandai oleh keterlibatan

secara aktif peserta didik dan adanya perilaku perilaku perubahan positif.

Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti terhadap guru mata pelajaran

matematika kelas V SLB-B YRTRW Surakarta, strategi guru yang digunakan selama

proses pembelajaran yang mencakup segi penggunaan metode, tehnik dan taktik untuk

membelajarkan matematika khususnya materi sifat-sifat bangun datar adalah dalam

kegiatan pendahuluan guru penggunaan metode tanya jawab dan metode demonstrasi

serta terkadang menggunakan metode tutor sebaya. Sedangkan strategi guru dalam

kegiatan pendahuluan dalam penggunaan teknik adalah membuat siswa siap terlebih

dahulu dan membuat suasana tenang baru memulai memimpin berdoa, setelah selesai

berdoa guru mengucapkan salam dan menanyakan PR kemudian melakukan tanya jawab

mengenai hari dan tanggal pada saat itu, terkadang guru mengabsen siswa yang tidak

masuk dengan bertanya kepada siswa lain alasan mengapa tidak masuk, terkadang guru

memberikan pertanyaan kepada siswa yang konsentrasinya belum terfokus pada

pelajaran, terkadang guru melatih siswa untuk berbicara disaat siswa kurang lancar dalam

berbicara, guru menggunakan alat peraga gambar berbagai macam segitiga pada saat

mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran yang lalu, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dipelajari secara lisan. Selanjutnya taktik yang digunakan guru

ketika memimpin berdoa, guru menepuk tangan dengan keras untuk memberi tanda

memulai berdoa dan menepuk tangan secara berulang-ulang sebagai tanda berdoa selesai,

terkadang guru menanyakan PR dan menyuruh siswa mengumpulkan PR di meja guru

dengan cara berdiri di depan semua siswa dan mengulang-ulang apa yang dibicarakannya

sampai siswa memahami. Guru melambaikan tangan ke arah siswa yang belum merespon

perintah guru, terkadang setelah selesai berdoa guru mengabsen siswa yang tidak masuk

dengan cara menanyakan kepada siswa lain alasan mengapa tidak masuk, guru bertanya

dengan cara menunjuk bangku siswa yang tidak masuk dan bertanya dengan kata-kata

yang dipotong-potong dengan memperjelas mimik bicaranya serta diikuti oleh gerakan

isyarat tubuh, terkadang ketika menunjuk siswa yang perhatiannya belum terfokus pada

pelajaran, taktik yang digunakan guru adalah menghampiri siswa tersebut dan menepuk

tubuhnya kemudian baru memberikan pertanyaan, terkadang guru dalam melatih siswa

untuk berbicara dengan cara menunjuk siswa lain untuk memberikan contoh dan yang

belum bisa menirukan apabila masih belum bisa guru mendekati siswa tersebut dan

melatih berbicara secara langsung dengan memperjelas mimik berbicaranya dan

dilakukan secara berulang-ulang sampai siswa bisa menirukan, mengajukan pertanyaan

mengenai pelajaran yang lalu dengan memegang gambar bangun datar secara bergantian

Page 24: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

kemudian ditunjukkan ke arah semua siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

dengan mimik berbicara yang diperjelas dan pertanyaan diucapkan secara berulang-ulang

yang diikuti gerakan isyarat tubuh, menyampaikan tujuan pembelajaran dengan cara

pelan-pelan dengan mimik berbicara diperjelas dan diucapkan secara berulang-ulang.

Strategi guru dalam kegiatan inti dalam penggunaan metode guru menggunakan

metode ceramah, metode tanya jawab dan metode demonstrasi. Sedangkan strategi guru

dalam kegiatan inti dalam penggunaan teknik adalah menyampaikan materi sifat-sifat

bangun dengan menulis judul kemudian menggambar bangun di papan tulis,

mengenalkan bangun serta sisi-sisinya dengan memperlihatkan gambar bangun, menulis

sifat-sifat bangun dengan melakukan tanya jawab dengan siswa terlebih dulu,

mengenalkan sisi yang berhadapan dan berpasangan pada bangun dengan contoh praktek

nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya strategi guru dalam kegiatan inti dalam

penggunaan taktik adalah menyampaikan materi sifat-sifat bangun datar dengan menulis

judul kemudian menggambar bangun di papan tulis, dalam menggambar bangun datar

guru memberikan keterangan pada gambar secara detail dengan menggunakan tanda dan

angka untuk memperjelas gambar, mengenalkan bangun datar serta sisi-sisinya dengan

menunjukkan gambar kemudian menunjuk tulisan di papan tulis, gambar ditunjukkan ke

arah semua siswa dengan cara memegang gambar tersebut, menulis sifat-sifat bangun

datar dengan melakukan tanya jawab dengan siswa terlebih dulu dengan cara

memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dengan menggunakan gambar serta

menyuruh siswa maju ke depan untuk menjelaskan sifat-sifat bangun. Untuk siswa yang

tidak bisa berbicara guru memberikan pertanyaan dengan cara berhadapan dan

pertanyaan diucapkan secara berulang-ulang dengan memperjelas mimik bicaranya dan

menulis soal di papan tulis, setelah siswa menjawab sifat-sifat bangun datar barulah guru

menuliskan sifat-sifat bangun datar di sebelah gambar, dan mengenalkan sisi yang

berhadapan dan berpasangan pada bangun datar dengan contoh praktek nyata dalam

kehidupan sehari-hari dengan cara menyuruh empat siswa maju ke depan dan membentuk

posisi yang berhadapan dan berpasangan dengan menjelaskan kepada siswa bahwa yang

dimaksud berhadapat dan berpasangan itu seperti yang mereka praktekkan tersebut.

Strategi guru dalam kegiatan penutup guru menggunakan metode tanya jawab.

Selanjutnya strategi guru dalam kegiatan penutup dalam penggunaan teknik adalah

membuat rangkuman atau simpulan pelajaran yang sudah dipelajari dengan kegiatan

membimbing siswa untuk mengulangi pelajaran yang sudah diterima, memberikan PR

kepada siswa, soal yang diberikan adalah soal yang sudah ada pada buku LKS.

Sedangkan strategi guru dalam kegiatan penutup dalam penggunaan teknik adalah

membuat rangkuman atau simpulan pelajaran yang sudah dipelajari dengan kegiatan

membimbing siswa untuk mengulangi pelajaran yang sudah diterima dengan cara berdiri

di sebelah papan tulis dan jari menunjuk sifat-sifat yang telah di tulis dengan sedikit

mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan jari menunjuk sifat-sifat yang telah di tulis

dengan cara seperti itu siswa akan terpancing untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

guru, yang pertanyaan tersebut adalah sebagai pengulang pelajaran yang sudah diterima,

memberikan PR kepada siswa, soal yang diberikan adalah soal yang sudah ada pada buku

LKS tetapi guru menggunakan taktik dengan menuliskan kembali di papan tulis halaman

dan nomor soal.

Dari data di atas menunjukkan bahwa guru kelas V SLB-B YRTRW Surakarta telah

melakukan upaya-upaya berbagai strategi dalam membelajarkan materi sifat-sifat bangun

Page 25: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

datar yang mencakup kegiatan awal, inti maupun akhir kegiatan pembelajaran di kelas

tunarungu. Suasana belajar dibuat menjadi interaktif, variatif dan menyenangkan dengan

menggunakan berbagai macam metode, teknik dan taktik yang tepat. Penggunaan

metode, teknik dan taktik tersebut disesuaikan dengan perkembangan dunia pendidikan

tetapi tetap memperhatikan prinsip-prinsip dalam pembelajaran anak tunarungu dan

disesuaikan dengan materi pelajarang yang diajarkan. Penerapan strategi-strategi

pembelajaran ini menjadikan peserta didik sebagai subjek utama pelaku proses sesuai

dengan tahapan instruksional dalam strategi mengajar yang mencakup kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup (Depdiknas, 2008: 10-12) dan Strandart

Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dari Peraturan Menteri Pendidikan

Nasioanal Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007.

2. Pemberian Scaffolding pada Siswa Tunarungu

Bentuk cara pemberian scaffolding terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal latihan dapat dilihat ketika guru memberikan soal latihan kepada siswa

pada proses pembelajaran berlangsung yaitu guru memberikan soal dengan cara

menuliskan soal di papan tulis dan menyuruh siswa membaca kembali soal tersebut. Pada

saat siswa kurang memahami soal, tindakan guru adalah menegaskan maksud dari soal

tersebut dengan menggaris bawahi inti dari soalnya dan menyuruh siswa membaca

kembali dan terkadang cara guru adalah mendekati bangku siswa tersebut dan

menunjukkan contoh yang sudah dibahas sebelumnya. Hal pertama yang dilakukan guru

dalam menuntun siswa mengerjakan soal adalah dengan memeriksa tiap-tiap pekerjaan

siswa dengan mengukur gambar bangun datar yang telah digambar siswa dengan

menggunakan penggaris. Apabila gambar yang digambar siswa masih belum sesuai

dengan perintah soal maka guru menunjukkan cara mengukur supaya ukuran gambarnya

sesuai dengan perintah soal sampai gambar siswa itu benar. Hal yang dilakukan adalah

dengan mempraktekkan cara menggambar dengan menunjukkan skala yang diinginkan

pada penggaris yang diletakkan pada buku siswa. Cara yang dilakukan guru membimbing

siswa dalam menyajikan hasil pekerjaannya di papan tulis adalah dengan menunjuk soal

yang harus dikerjakan dan memberikan titik-titik di bawah soal dan terkadang dengan

membacakan soal dengan menunjuk soal yang ada di buku kemudian siswa menjawab

secara lisan.

Dari data di atas menunjukkan bahwa guru kelas V SLB-B YRTRW Surakarta telah

melakukan upaya-upaya dalam pemberian scaffolding terhadap siswa yang mengalami

kesulitan dalam mengerjakan soal latihan yang disesuaikan dengan pengertian dari

scaffolding yaitu dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah oleh

orang yang lebih dahulu tahu, tentang suatu keterampilan yang seharusnya dicapai oleh

anak, karena tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar siswa tunarungu kelas V tidak

bisa terlepas dari bimbingan guru dikarenakan keterbatasan dari yang mereka miliki.

V. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis data mengenai strategi guru dalam membelajarkan matematika

dan pemberian scaffolding pada anak tunarungu di SLB-B YRTRW Surakarta, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi yang digunakan guru dalam membelajarkan matematika khususnya materi sifat-

sifat bangun datar dapat dilihat dari proses pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir yaitu dari penggunaan metode dan teknik

Page 26: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

terlihat sama seperti pembelajaran di sekolah pada umumnya, tetapi dari segi taktik

terlihat sangat berbeda. Guru menggunakan berbagai macam taktik diantaranya:

a) ketika membuka pelajaran guru memimpin berdoa dengan memberi aba-aba menepuk

tangan secara berulang-ulang. Menyuruh siswa mengumpulkan PR dengan cara

berdiri di depan siswa dan mengulang-ulang apa yang dibicarakannya sampai siswa

memahami. Mengabsen siswa dengan cara menanyakan kepada siswa lain dengan

cara menunjuk bangku siswa yang tidak masuk dengan memperjelas mimik

bicaranya. Menunjuk siswa yang perhatiannya belum terfokus pada pelajaran dengan

menghampiri siswa tersebut dan menepuk tubuhnya kemudian memberikan

pertanyaan. Melatih siswa untuk berbicara dengan cara menunjuk siswa lain untuk

memberikan contoh apabila masih belum bisa guru mendekati siswa tersebut dan

melatih berbicara secara langsung dengan memperjelas mimik berbicaranya dan

dilakukan secara berulang-ulang. Mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran yang

lalu dengan memegang gambar bangun datar kemudian ditunjukkan ke arah semua

siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan mimik berbicara yang

diperjelas dan pertanyaan diucapkan secara berulang-ulang yang diikuti gerakan

isyarat. Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan cara pelan-pelan dengan mimik

berbicara diperjelas dan diucapkan secara berulang-ulang.

b) Ketika inti pelajaran guru menyampaikan materi sifat-sifat bangun datar dengan

menulis judul dan menggambar bangun di papan tulis dengan memberikan keterangan

pada gambar secara detail. Mengenalkan bangun datar dengan cara menunjukkan

gambar kemudian menunjuk tulisan di papan tulis, gambar ditunjukkan ke arah semua

siswa dengan cara memegang gambar tersebut. Melakukan tanya jawab dengan siswa

dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dengan menggunakan

dan untuk siswa yang tidak bisa berbicara guru memberikan pertanyaan dengan cara

berhadapan dan pertanyaan diucapkan secara berulang-ulang dengan memperjelas

mimik bicaranya dan menulis soal di papan tulis. Mengenalkan sisi yang berhadapan

dan berpasangan pada bangun datar dengan contoh praktek nyata dalam kehidupan

sehari-hari, yaitu dengan cara menyuruh empat siswa maju ke depan dan membentuk

posisi yang berhadapan dan berpasangan dengan menjelaskan kepada siswa bahwa

yang dimaksud berhadapat dan berpasangan itu seperti yang mereka praktekkan

tersebut.

c) Ketika menutup pelajaran guru membuat simpulan pelajaran dengan membimbing

siswa untuk mengulangi pelajaran yang sudah diterima dengan cara berdiri di sebelah

papan tulis dan jari menunjuk sifat-sifat yang telah di tulis dengan sedikit mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan jari menunjuk sifat-sifat yang telah di tulis. Memberikan

PR kepada siswa, soal yang diberikan adalah soal yang sudah ada pada buku LKS

tetapi guru menggunakan taktik dengan menuliskan kembali di papan tulis halaman

dan nomor soal.

2. Guru kelas V SLB-B YRTRW Surakarta telah melakukan upaya-upaya dalam pemberian

scaffolding terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan

diantaranya dengan menuliskan kembali soal di papan tulis dan menyuruh siswa

membaca kembali soal tersebut dengan menunjuk soal secara berulang-ulang. Untuk

siswa yang kurang memahami soal guru menggaris bawahi inti soal yang sudah ditulis

dan memberikan contoh di buku siswa. Membimbing siswa secara individu dengan

memeriksa pekerjaan siswa dengan memberikan petunjuk langkah-langkah

Page 27: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

mengerjakannya secara runtut dengan memberikan contoh mengukur, menggambar dan

memberikan keterangan pada gambar secara lengkap. Setelah selesai mengerjakan guru

mengajak siswa untuk membahas soal dengan menunjuk salah satu siswa ke depan atau

hanya dengan dengan membacakan soal dengan menunjuk soal yang ada di buku

kemudian siswa menjawab secara lisan.

DAFTAR PUSTAKA

Chamot, U. A. 2004. Issues in Language Learning Strategy Research and Teaching. Electronic

Journal of Foreign Language Teaching. 1(1). 14-26.

Cindy E. Hmelo-Silver, Ravit Golan Duncan, and Clark A. Chinn. 2007. Scaffolding and

Achievement in Problem-Based and Inquiry Learning: A Response to Kirschner, Sweller,

and Clark. Journal of Educational Psychologist. 42(2). 99–107.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: PTK Putra Timur.

_______ . 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: PMPTK.

Iif Khoiru Ahmadi, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT. Prestasi

Pustakaraya.

Sambira Mambela. 2010. Mainstreaming sebagai Alternatif Penanganan Pendidikan Anak

Berkebutuhan Khusus di Indonesia. Sosiohumanika. 3(2). 296-297.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutjihati Somantri. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Upi Isabella. 2007. Scaffolding pada Program Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan

Penabur. 8(6). 60-65.

Page 28: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan nasional

yang secara tegas dikemukakan dalam pembukaan undang-undang dasar

1945. Tujuan nasional tersebut berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia,

tidak hanya bagi warga Negara Indonesia yang memiliki kondisi normal

tetapi juga berlaku untuk anak yang memiliki kebutuhan khusus seperti

anak yang berkelainan secara fisik. Amanat hak atas pendidikan bagi

penyandang kelainan atau ketunaan ditetapkan dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 32

disebutkan bahwa: “pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) merupakan

pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam

mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,

sosial dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”.

Ketetapan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tersebut bagi anak

penyandang kelainan sangat berarti karena memberi landasan yang kuat

bahwa anak berkelainan perlu memperoleh kesempatan yang sama

sebagaimana yang diberikan kepada anak normal lainnya dalam hal

pendidikan dan pengajaran.

Pemerintah mengatasi permasalahan bagi anak berkebutuhan khusus

dengan cara memberikan sarana sekolah yang sesuai dengan kriteria dari

masing-masing kebutuhan. Selama ini, pendidikan khusus bagi anak

berkebutuhan khusus di Indonesia disediakan dalam tiga macam lembaga

pendidikan, yaitu SLB (Sekolah Luar Biasa), SDLB (Sekolah Dasar Luar

Biasa), dan pendidikan terpadu. SLB sebagai lembaga pendidikan khusus

tertua menampung murid dengan jenis kalainan yang sama, sehingga saat

ini ada 6 macam sekolah untuk anak berkebutuhan khusus. Saat ini, di

Page 29: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

seluruh Indonesia tidak kurang dari 476 sekolah untuk anak berkebutuhan

khusus, sebagian sekolah diselenggarakan oleh masyarakat atau swasta.

Pada tahun-tahun sebelumnya, 476 SLB, 207 SDLB, dan 84 sekolah

terpadu yang ada di seluruh Indonesia dapat menampung 31,759 anak

berkebutuhan khusus (Sambira Mambela, 2010: 296-297).

Dalam pendidikan luar biasa atau pendidikan khusus anak

berkelaianan, istilah penyimpangan secara eksplisit ditujukan kepada anak

yang dianggap memiliki kelainan penyimpangan dari kondisi rata-rata

anak normal umumnya, dalam hal fisik, mental, maupun karakteristik

perilaku sosialnya. Berdasarkan pengertian tersebut, anak yang

dikategorikan memiliki kelainan dalam aspek fisik meliputi kelainan indra

penglihatan (tunanetra), kelainan indra pendengaran (tunarungu), kelainan

kemampuan bicara (tunawicara), dan kelainan fungsi anggota tubuh

(tunadaksa). Anak yang memiliki kelainan dalam aspek mental meliputi

anak yang memiliki kemampuan mental lebih (supernormal) yang dikenal

dengan anak berbakat atau anak unggul, dan anak yang mempunyai

kemampuan mental sangat rendah (subnormal) yang dikenal sebagai anak

tunagrahita. Anak yang memiliki kelainan dalam aspek sosial adalah anak

memiliki kesulitan dalam menyesuaikan perilakunya terhadap lingkungn

sekitarnya, anak yang termasuk dalam kelompok ini dikenal dengan

sebutan tunalaras.

Anak berkebutuhan khusus dalam penerapan pendidikannya tentu saja

memerlukan kerja sama dari berbagai pihak dan lingkungan belajar yang

mendukung. Lingkungan belajar merupakan perangkat yang sangat

penting dalam proses pembelajaran. Pendidikan untuk anak berkebutuhan

khusus, lingkungan belajarnya harus memperhatikan perkembangan

kebutuhan, oleh karena itu didukung dengan cara penyampaian yang tepat.

Guru merupakan komponen yang sangat penting dalam proses

pendidikan anak berkebutuhan khusus. Dalam hal ini guru sangat berperan

penting sebagai kunci keberhasilan dalam misi pendidikan di sekolah

selain bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan

Page 30: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sesuatu yang mendorong siswa untuk meningkatkan kegiatan di kelas.

Kekurangmampuan siswa berkebutuhan khusus dalam menerima materi

pelajaran dengan cepat karena kondisinya, sehingga menuntut guru untuk

kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran.

Selain menuntut guru untuk kreatif dalam menyampaikan materi

pelajaran pada proses pembelajaran terdapat beberapa komponen yang

harus diperhatikan guru, antara lain strategi mengoptimalkan aktivitas

belajar anak didik, pendekatan dengan anak didik, mengelola kelas dengan

baik, menggunakan alat bantu yang sesuai, memilih metode pengajaran

yang tepat, dan sebagainya. Semua komponen itu harus dimiliki guru guna

untuk membelajarkan siswa dalam interaksi edukatif.

Pemilihan strategi penting karena strategi identik dengan teknik. Istilah

strategi, metode atau teknik sering digunakan secara bergantian walaupun

pada dasarnya, istilah-istilah tersebut memiliki perbedaan satu sama lain.

Teknik pembelajaran sering disama artikan dengan metode pembelajaran.

Teknik adalah jalan atau alat atau media yang digunakan oleh guru untuk

mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai.

Kata strategi bila digabungkan dengan pembelajaran memiliki makna yaitu

strategi untuk membelajarkan anak didik dan guru yang

membelajarkannya dengan memanfaatkan segala sesuatunya untuk

memudahkan proses belajar anak didik. Strategi pembelajaran terdiri atas

seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan

kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu anak

didik mencapai tujuan pembelajaran.

Strategi dalam konteks proses pembelajaran bukan hanya

implementasi dari semua rencana program pembelajaran yang telah dibuat,

tetapi juga menyusun strategi yang akurat sebagai teknik untuk

mengobtimalkan aktivitas anak didik dalam pembelajaran. Teknik ini

terlihat jelas ketika guru mengajar memanfaatkan berbagai keterampilan-

keterampilan dasar mengajar, mengobtimalkan prinsip pembelajaran,

menggunakan peta konsep ketika menjelaskan bahan pelajaran, dan

Page 31: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

menghubungkan dengan prinsip-prinsip belajar, memanfaatkan berbagai

jenis pembelajaran interaktif, dan sebagainya. Dalam hal ini strategi guru

sangat penting untuk mengoptimalkan aktivitas belajar anak didik

terutama untuk siswa yang berkebutuhan khusus yang tentu mengalami

kesulitan dalam belajar khususnya matematika.

Adapun penelitian mengenai strategi dalam pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang bersesuaian dengan penelitian

yang akan dilakukan peneliti yaitu penelitian yang dilakukan Stephanie W.

Cawthon tahun 2001 terhadap beberapa guru yang mengajar di kelas

inklusi yang di kelas tersebut terdapat anak tunarungu. Strategi guru dalam

mengajar dengan keaneka ragaman siswa, yaitu siswa normal dengan

siswa tunarungu. Guru dalam mengajar harus memahami bahasa isyarat

yang dimengerti oleh anak tunarungu, dapat menengahi komunikasi di

antara siswa normal dengan siswa tunarungu, dan memonitoring

keseluruhan perilaku kelas. Persamaan antara penelitian yang dilakukan

Stephanie dengan peneliti adalah sama-sama menggunakan strategi guru

dalam mengajar sebuah pembelajaran kepada anak tunarungu.

Perbedaannya dengan peneliti adalah pembelajarannya diseting di kelas

inklusi sedangkan peneliti di kelas SLB-B yang khusus siswa tunarungu

(Stephanie W. Cawthon, 2001: 212-225)

Everline Nyokabi Maina tahun (2011) melakukan penelitian terhadap 3

kepala sekolah, 10 guru matematika dan 112 siswa yang mengambil tema

tentang beberapa metode atau cara pengajaran yang diterapkan guru. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa variasi dari penggunaan beberapa

metode yang diterapkan guru dapat mempengaruhi kinerja siswa dalam

belajar matematika. Persamaan antara penelitian yang dilakukan Everline

dengan peneliti adalah tentang strategi guru dalam mengajarkan

matematika kepada anak tuna rungu tetapi dalam penelitian yang akan

dilakukan peneliti tidak menetapkan beberapa metode pengajaran yang

digunakan guru, hanya mendiskripsikan cara guru membelajarkan

Page 32: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

matematika dan cara memberi scaffolding kepada siswa tunarungu

(Everline Nyokabi Maina, 2011: 956-964).

Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana strategi guru dalam mengajar

matematika khususnya pada anak tunarungu, peneliti melakukan observasi

pendahuluan terhadap guru yang membelajarkan matematika di SLB-B

YRTRW Surakarta. SLB-B YRTRW adalah sekolah luar biasa (SLB)

yang menyelenggarakan pendidikan khusus untuk anak tunarungu. Saat

peneliti mengamati bagaimana guru matematika di SLB-B YRTRW

membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar ada beberapa hal yang dapat

peneliti amati diantaranya siswa masih mengalami keterbatasan

pengetahuan tentang berbagai bentuk bangun datar dan sifat-sifatnya, serta

guru banyak mengalami kesulitan untuk mengkomunikasikan materi

kepada siswa dikarenakan keterbatasan pendengaran siswa dan kesulitan

berbicaranya.

Untuk menggali informasi lebih jauh tentang bagaimana strategi guru

dalam membelajarkan matematika khususnya materi sifat-sifat bangun

datar pada anak tunarungu, maka peneliti melakukan penelitian tentang

strategi guru dalam membelajarkan matematika khususnya pada anak

tunarungu yang diselenggarakan di SLB-B YRTRW Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dijadikan pusat pengamatan dalam penelitian yang akan

dilaksanakan adalah bagaimana strategi guru dalam membelajaran

matematika khususnya pada materi sifat-sifat bangun datar pada siswa

tunarungu kelas V SLB-B YRTRW Surakarta. Adapun rumusan masalah

ini dapat dijabarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana cara guru membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar

kepada siswa tunarungu kelas V?

2. Bagaimana cara guru memberikan scaffolding kepada siswa tunarungu

kelas V SLB-B YRTRW Surakarta yang mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal latihan?

Page 33: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan utama penelitian

yang akan dilakukan adalah untuk mendiskripsikan strategi guru

matematika kelas V SLB-B YRTRW Surakarta dalam membelajaran

matematika khususnya pada materi sifat-sifat bangun datar kepada anak

tunarungu. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendiskripsikan cara guru membelajarkan materi sifat-sifat bangun

datar kepada siswa tunarungu kelas V.

2. Mendiskripsikan bagaimana cara guru memberikan scaffolding kepada

siswa tunarungu kelas V SLB-B YRTRW Surakarta yang mengalami

kesulitan dalam mengerjakan soal latihan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan kajian

pihak-pihak yang berkompeten dalam dunia pendidikan, terutama

dalam meningkatkan program-program baru khususnya pengetahuan

dan pengembangan tentang strategi mengajar matematika khususnya

meteri sifat-sifat bangun datar pada siswa tunarungu dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan.

2. Secara Praktis

a. Untuk Siswa

Menumbuhkan minat dan motivasi siswa tunarungu dalam

belajar matematika.

b. Untuk Guru

Diharapkan melalui penelitian ini guru mengetahui secara

benar strategi apa yang harus diterapkan dalam membelajarkan

matematika khususnya bagi anak tunarungu sehingga termotivasi

untuk berani melakukan inovasi dalam memilih strategi mengajar

dalam upaya meminimalisir kelemahan peserta didik dan

Page 34: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

memaksimalkan prestasi belajar matematika peserta didik

khususnya anak tunarungu.

c. Untuk Sekolah

Memberikan informasi dan pertimbangan yang baik dan

berguna bagi sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan

khususnya matematika.

Page 35: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Anak Tunarungu

a. Pengertian Anak Tunarungu

Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan

pendengaran yang mengakibatkan seorang tidak dapat menangkap

berbagai rangsangan, terutama melalui indra pendengarannya. Batasan

pengertian anak tunarungu telah banyak dikemukakan oleh para ahli yang

semua itu pada dasarnya mengandung pengertian yang sama. Di bawah ini

dikemukakan beberapa definisi anak tunarungu.

Menurut Mohammad Efendi (2008:57) menyatakan bahwa: “jika

dalam proses mendengar terdapat satu atau lebih organ telinga bagian luar,

organ telinga bagian tengah, dan organ telinga bagian dalam mengalami

gangguan atau kerusakan disebabkan penyakit, kecelakaan, atau sebab lain

yang tidak diketahui sehingga organ tersebut tidak dapat menjalankan

fungsinya dengan baik, keadaan tersebut dikenal dengan berkelainan

pendengaran atau tunarungu”. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat

Lisa M. Harmer (1999), “deaf will refer to individuals who have a hearing

loss of any magnitude”.

Sedangkan menurut Mufti Salim (1984: 8) dalam Sutjihati (2007: 93-

94) menyimpulkan bahwa anak tunarungu adalah anak yang mengalami

kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh

kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran

sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya. Ia

memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus untuk mencapai kehidupan

lahir batin yang layak.

Memperhatikan batasan-batasan di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa anak tunarungu adalah mereka yang kehilangan pendengaran baik

8

Page 36: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

sebagian maupun tuli menyeluruh yang menyebabkan pendengarannya

tidak memiliki nilai fungsional di dalam kehidupan sehari-hari.

b. Klasifikasi Anak Tunarungu

Untuk menetapkan seseorang dalam kelompok tunarungu tertentu

berdasarkan kehilangan ketajaman pendengaran, jika dicermati sangat

bervariasi. Antara satu ahli dengan yang lain berbeda, biasanya didasarkan

pada keahlian yang dimiliki atau untuk kepentingan tujuan tertentu.

Namun demikian, secara substansial perbedaan penggolongan yang dibuat

oleh para ahli tidak mengurangi esensinya.

Menurut Mohammad Efendi (2008:59-61) klasifikasi anak tunarungu

ditinjau dari kepentingan tujuan pendidikannya, secara terinci anak

tunarungu dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

1) Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 20-30 dB (Slight

Losses).

Ciri-ciri anak tunarungu kehilangan pendengaran pada rentangan

tersebut antara lain: a) kemampuan mendengar masih baik karena di

garis batas antara pendengaran normal dan kekurangan pendengaran

taraf ringan, b) tidak mengalami kesulitan memahami pembicaraan dan

dapat mengikuti sekolah biasa dengan syarat tempat duduknya perlu

diperhatikan, terutama harus dekat guru, c) dapat belajar bicara secara

efektif dengan melalui kemampuan pendengarannya, d) perlu

diperhatikan kekayaan perbendaharaan bahasanya supaya

perkembangan bicara dan bahasanya tidak terhambat, dan, e)

disarankan yang bersangkutan menggunakan alat bantu dengar untuk

meningkatkan ketajaman daya pendengarannya. Untuk kepentingan

pendidikannya pada anak tunarungu kelompok ini cukup hanya

memerlukan latihan membaca bibir untuk pemahaman percakapan.

2) Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 30-40 dB (Mild

Losses)

Page 37: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Ciri-ciri anak kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut

antara lain: a) dapat mengerti percakapan biasa pada jarak sangat

dekat, b) tidak mengalami kesulitan untuk mengekspresikan isi

hatinya, c) tidak dapat menangkap suatu percakapan yang lemah, d)

kesulitan menangkap isi pembicaraan dari lawan bicaranya, jika berada

pada posisi tidak searah dengan pandangannya (berhadapan), e) untuk

menghindari kesulitan bicara perlu mendapatkan bimbingan yang baik

dan intensif, f) ada kemungkinan mengikuti sekolah biasa, namun

untuk kelas-kelas permulaan sebaiknya dimasukkan dalam kelas

khusus, dan g) disarankan menggunakan alat bantu dengar untuk

menambah ketajaman daya pendengarannya. Kebutuhan layanan

pendidikan untuk anak tunarungu kelompok ini yaitu membaca bibir,

latihan pendengaran, latihan bicara, artikulasi, serta latihan kosakata.

3) Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 40-60 dB

(Moderate Losses).

Ciri-ciri anak kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut

antara lain: a) dapat mengerti percakapan keras pada jarak dekat, kira-

kira satu meter, sebab ia kesulitan menangkap percakapan pada jarak

normal, b) sering terjadi mis-understanding terhadap lawan bicaranya,

jika ia diajak bicara, c) penyandang tunarungu kelompok ini

mengalami kelainan bicara, terutama pada huruf konsonan. Misalnya

huruf konsonan “K” atau “G” mungkin diucapkan menjadi “T” dan

“D”, d) kesulitan menggunakan bahasa dengan benar dalam

percakapan, e) perbendaharaan kosakatanya sangat terbatas.

Kebutuhan layanan pendidikan untuk anak tunarungu kelompok ini

meliputi latihan artikulasi, latihan membaca bibir, latihan kosakata,

serta perlu menggunakan alat bantu dengar untuk membantu ketajaman

pendegarannya.

4) Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 60-75 dB

(Severe Losses).

Page 38: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Ciri-ciri anak kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut: a)

kesulitan membedakan suara, b) tidak memiliki kesadaran bahwa

benda-benda yang ada di sekitarnya memiliki getaran suara.

Kebutuhan layanan pendidikannya, perlu layanan khusus dalam belajar

bicara maupun bahasa, menggunakan alat bantu dengar, sebab anak

yang tergolong kategori ini tidak mampu berbicara spontan. Oleh

sebab itu, tunarungu ini disebut juga tuna rungu pendidikan, artinya

mereka benar-benar dididik sesuai dengan kondisi tunarungu.

5) Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran 75 dB ke atas

(Profoundly Losses).

Ciri-ciri anak kehilangan pendengaran pada kelompok ini, ia hanya

dapat mendengar suara keras sekali pada jarak kira-kira 1 inchi

( ) atau sama sekali tidak mendengar. Biasanya ia tidak

menyadari bunyi keras, mungkin juga ada reaksi jika dekat telinga.

Anak tunarungu kelompok ini meskipun menggunakan pengeras suara,

tetapi tetap tidak dapat memahami atau menangkap suara.Kebutuhan

layanan pendidikan untuk anak tunarungu dalam kelompok ini

meliputi membaca bibir, latihan mendengar untuk kesadaran bunyi,

latihan membentuk dan membaca ujaran dengan menggunakan

metode-metode pengajaran yang khusus, seperti tactile kinesthetic,

visualisasi yang dibantu dengan segenap kemampuan indranya yang

tersisa.

Sedangkan menurut Andreas Dwidjosumanto (1990: 1) dalam Sutjihati

(2007: 95) untuk kepentingan pendidikan ketunarunguan diklasifikasikan

sebagai berikut:

1) Tingkat I, kehilangan kemampuan mendengar antara 35 sampai 54 dB,

penderita hanya memerlukan latihan berbicara dan bantuan mendengar

secara khusus.

2) Tingkat II, kehilangan kemampuan mendengar antara 55 sampai 69

dB, penderita kadang-kadang memerlukan penempatan sekolah secara

Page 39: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

khusus, dalam kebiasaan sehari-hari memerlukan latihan berbicara dan

bantuan latihan berbahasa secara khusus.

3) Tingkat III, kehilangan kemampuan mendengar antara 70 sampai 89

dB.

4) Tingkat IV, kehilangan kemampuan mendengar 90 dB ke atas.

Penderita dari tingkat I dan II dikatakan mengalami ketulian. Dalam

kebiasaan sehari-hari mereka sesekali latihan berbicara, mendengar

berbahasa, dan memerlukan pelayanan pendidikan secara khusus.Anak

yang kehilangan kemampuan mendengar dari tingkat III dan IV pada

hakekatnya memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

c. Prinsip Pendidikan Anak Berkelainan

Mendidik anak yang berkelainan fisik, mental, mauoun karakteristik

perilaku sosialnya, tidak sama seperti mendidik anak normal, sebab selain

memerlukan suatu pendekatan yang khusus juga memerlukan strategi yang

khusus. Oleh karena itu, melalui pendekatan dan strategi khusus dalam

mendidik anak berkelainan, sehingga diharapkan anak berkelainan: 1)

dapat menerima kondisinya, 2) dapat melakukan sosialisasi dengan baik,

3) mampu berjuang sesuai dengan kemampuannya, 4) memiliki

keterampilan yang sangat dibutuhkan, 5) menyadari sebagai warga Negara

dan anggota masyarakat (Mohammad Efendi, 2008: 23-24).

Menurut Mohammad Efendi (2008:24-26) pengembangan prinsip-

prinsip pendekatan secara khusus yang dapat dijadikan dasar dalam upaya

mendidik anak berkelainan, antara lain sebagai berikut:

1) Prinsip kasih sayang. Prinsip kasih sayang pada dasarnya adalah

menerima mereka sebagaimana adanya, dan mengupayakan agar

mereka dapat menjalani hidup dan kehidupan dengan wajar seperti

layaknya anak normal lainnya.

2) Prinsip layanan individual. Pelayanan individual dalam rangka

mendidik anak berkelainan perlu mendapat porsi yang lebih besar,

sebab setiap anak berkelainan dalam jenis dan derajat yang sama

Page 40: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

seringkali memiliki keunikan masalah yang berbeda antara satu dengan

yang lainnya.

3) Prinsip kesiapan. Untuk menerima pelajaran tertentu diperlukan

kesiapan. Khususnya kesiapan anak untuk mendapatkan pelajaran yang

akan diajarkan.

4) Prinsip keperagaan. Kelancaran pembelajaran pada anak berkelainan

sangat didukung oleh penggunaan alat peraga sebagai medianya.

Selain mempermudah guru dalam mengajar, fungsi lain dari

penggunaan alat peraga sebagai media pembelajaran pada anak

berkelainan, yakni mempermudah pemahaman siswa terhadap materi

yang disajikan guru.

5) Prinsip motivasi. Prinsip motivasi ini lebih menitik berakkan pada cara

mengajar dan pemberian evaluasi yang disesuaikan dengan kondisi

anak berkelainan.

6) Prinsip belajar dan bekerja kelompok. Arah penekanan prinsip belajar

dan bekerja kelompok sebagai salah satu dasar mendidik anak

berkelainan, agar mereka sebagai anggota masyarakat dapat bergaul

dengan masyarakat lingkungannya, tanpa harus merasa rendah diri

atau minder dengan orang normal.

7) Prinsip keterampilan. Pendidikan keterampilan yang diberikan kepada

anak berkelainan, sebagai fungsi selektif, edukatif, rekreatif dan terapi,

juga dapat dijadikan sebagai bekal dalam kehidupan kelak.

8) Prinsip penanaman dan penyempurnaan sikap. Secara fisik dan psikis

sikap anak berkelainan memang kurang baik sehingga perlu

diupayakan agar mereka mempunyai sikap yang baik serta tidak selalu

menjadi perhatian orang lain.

Page 41: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Berhasil tidaknya tujuan pendidikan banyak

tergantung bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa

sebagai anak didik. Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang

belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas

pengertian belajar.

Pengertian belajar menurut Slameto (2010: 2) ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Hamalik

(2008: 27) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu

hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas

dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil

latihan melainkan pengubahan kelakuan.

Menurut Agus Suprijono (2009: 85) belajar berdasarkan prinsip

konstruktivisme adalah “mengonstruksi” pengetahuan. Pengetahuan

dibangun melalui proses asimilasi dan akomodasi (pengintegrasian

pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan

penyesuaian struktur kognitif dengan pengetahuan baru) maupun

dialektika berpikir thesa-antithesa-sinthesa. Belajar dalam konteks

konstruktivisme berangkat dari kenyataan bahwa pengetahuan itu

terstruktur.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

mengonstruksi suatu pengetahuan melalui proses asimilasi dan akomodasi

maupun dialektika berpikir thesa-antithesa-sinthesa.

Page 42: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Makna Pembelajaran

Secara sederhana pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan. Menurut Syaiful Sagala (2010: 61)

pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk

membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang

baru. Sedangkan menurut Ratna dan Dany (2011: 14) pembelajaran adalah

suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan

perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu

itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar

dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan

oleh peserta didik atau murid. Konsep pembelajaran menurut Corey (1986:

195) dalam Syaiful Sagala (2010: 61) adalah suatu proses dimana

lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia

turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau

menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah suatu proses komunikasi dua arah, mengajar yang dilakukan oleh

pihak guru sebagai pendidik dan belajar dilakukan oleh peserta didik untuk

mengonstruksi suatu pengetahuan melalui proses asimilasi dan akomodasi

maupun dialektika berfikir. Prinsip ini bermakna bahwa proses

pembelajaran ialah adanya perubahan perilaku dalam individu.

c. Matematika

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 725) disebutkan bahwa

“Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara

bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian

masalah mengenai bilangan”. Matematika adalah bahasa simbolis yang

memiliki fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

Page 43: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kuantitas dan keruangan. Selain itu, matematika merupakan bahasa

universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, serta

mengomunikasikan ide-ide mengenai elemen dan kuantitas (Delphie,

2009: 2).

Sedangkan menurut Soejadi (2000: 11) dalam Handayani (2010: 18-

19) mengemukakan bahwa ada beberapa definisi dari matematika, yaitu

sebagai berikut:

1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir

secara sistematis

2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi

3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logic dan

berhubungan dengan bilangan

4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan

masalah tentang ruang dan bentuk

5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik

6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah cabang ilmu pengetahuan eksak tentang bilangan, kalkulus,

penalaran, logic, fakta-fakta kuantitatif, masalah ruang dan bentuk, aturan-

aturan yang ketat, dan pola keteraturan serta tentang struktur yang

terorganisir.

d. Pembelajaran Matematika

Berdasarkan pengertian belajar, pembelajaran, dan matematika

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika

adalah membelajarkan siswa untuk membimbing dan mengarahkan suatu

proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya mengenai cabang ilmu

pengetahuan eksak tentang bilangan, kalkulus, penalaran, logik, fakta-

Page 44: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

fakta kuantitatif, masalah ruang dan bentuk, aturan-aturan yang ketat, dan

pola keteraturan serta tentang struktur yang terorganisir.

3. Strategi Pembelajaran Matematika

a. Strategi dalam Melaksanakan Pembelajaran

Strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi

pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan

oleh guru dalam rangka membantu anak didik mencapai tujuan

pembelajaran tertentu. Menurut Syaiful Bahri (2010: 326) strategi

pembelajaran adalah suatu cara atau seperangkat cara atau teknik yang

dilakukan dan ditempuh oleh guru atau anak didik dalam melakukan upaya

terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap.

Sedangkan menurut Iif Khoiru (2011: 9), strategi pembelajaran

merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang

pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga akan

memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan akan dikuasainya di akhir kegiatan belajarnya. Menurut Anna

Uhl Chamot (2004) “learning strategies are the conscious thoughts and

actions that learners take in order to achieve a learning gol”.

Menurut Djamarah (2006:5) dalam Syaiful Bahri (2010: 327-328)

terdapat empat strategi dasar dalam pembelajaran yang harus diketahui

oleh guru, yaitu:

1) Mengidentifikasi, menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan

tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang

diharapkan.

2) Memilih system pendekatan pembelajaran sebagai landasan filosofis

dalam pembelajaran.

3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran

yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan

pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan pembelajaran.

Page 45: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau

kriteria/standart keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh

guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan pembelajaran yang

selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan system

instruksional secara menyeluruh.

Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh

seorang instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling

tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni:

1) Strategi Pengorganisasian Pembelajaran

Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi

mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang

mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta,

konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.

Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Startegi mikro mengacu

kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar

pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip.

Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi

pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur

atau prinsip. Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih,

menata urusan, membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran

yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan konsep apa yang

diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu

pada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep yang akan

diajarkan. Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip.

Pembuatan rangkuman mengacu kepada keputusan tentang bagaimana

cara melakukan tinjauan ulang konsep serta kaitan yang sudah

diajarkan.

Page 46: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2) Strategi Penyampaian Pembelajaran

Strategi penyampaian isi pembelajaran merupakan komponen

variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi

strategi penyampaian pembelajaran adalah: a) menyampaikan isi

pembelajaran kepada pebelajar, dan b) menyediakan informasi atau

bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk

kerja.

3) Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel

metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara

pebelajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini

berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi

pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan

selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3 (tiga) klasifikasi

penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan

catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi (Depdiknas, 2008: 4-5).

Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi

pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih dan digunakan guru yang

terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau

tahapan kegiatan belajar sehingga memudahkan anak didik menerima,

memahami, mengolah, menyimpan, dan mereproduksi bahan pelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran

Beberapa istilah dalam strategi pembelajaran yaitu pendekatan,

metode, teknik atau taktik dalam pembelajaran.

1) Pendekatan (Approach)

Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang

kita terhadap proses pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran

yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan

tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan

Page 47: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru

(teacher-centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada

siswa (student-centered approaches). Pendekatan yang berpusat pada

guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction),

pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan,

pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan

strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran

induktif.

2) Metode

Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana

yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah

disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk

merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada

sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode

adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.

Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai

metode.

3) Teknik

Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka

mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang harus

dilakukan agar metode ceramah berjalan efektif dan efisien. Dengan

demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya

memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang

hari setelah makan siang dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja

akan berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi hari dengan jumlah

siswa yang terbatas.

4) Taktik

Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik

atau metode tertentu. Taktik sifatnya lebih individual, walaupun dua

orang samasama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan

kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara

Page 48: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

berbeda, misalnya dalam taktik menggunakan ilustrasi atau

menggunakan gaya bahasa agar materi yang disampaikan mudah

dipahami. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu

strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada

pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan

strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam

upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan

teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan

teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara

guru yang satu dengan yang lain (Depdiknas, 2008: 5-6).

c. Tahapan Instruksional dalam Strategi Pembelajaran

Secara umum ada tiga pokok dalam strategi pembelajaran yakni tahap

permulaan (prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap

penilaian dan tindak lanjut.

1 2 3

3

Gambar 2.1 Tahapan Instruksional (Depdiknas, 2008: 10)

Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan

pengajaran. Jika satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak

dapat dikatakan telah terjadi proses pengajaran.

1) Tahap Prainstruksional

Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada

saat ia memulai proses belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang

dapat dilakukan oleh guru atau oleh siswa pada tahapan ini:

a) Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak

hadir. Kehadiran siswa dalam pengajaran, dapat dijadikan salah

satu tolok ukur kemampuan guru mengajar. Tidak selalu

Tahap

Prainstruksional Tahap

Instruksional Tahap Penilaian dan

Tindak Lanjut

Page 49: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

ketidakhadiran siswa, disebabkan kondisi siswa yang bersangkutan

(sakit, malas, bolos, dan lain-lain), tetapi bisa juga terjadi karena

pengajaran dan guru tidak menyenangkan, sikapnya tidak disukai

oleh siswa, atau karena tindakan guru pada waktu mengajar

sebelumnya dianggap merugikan siswa (penilaian tidak adil,

memberi hukuman yang menyebabkan frustasi, rendah diri dan

lain-lain).

b) Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pelajaran

sebelumnya. Dengan demikian guru mengetahui ada tidaknya

kebiasaan belajar siswa di rumahnya sendiri, setidak-tidaknya

kesiapan siswa menghadapi pelajaran hari itu.

c) Mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas, atau siswa tertentu

tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui sampai di mana pemahaman materi

yang telah diberikan.

d) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai

bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang

telah dilaksanakan sebelumnya.

e) Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran

sebelumnya) secara singkat tapi mencakup semua bahan aspek

yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai dasar

bagi pelajaran yang akan dibahas hari berikutnya nanti, dan sebagai

usaha dalam menciptakan kondisi belajar siswa.

Tujuan tahapan ini adalah mengungkapkan kembali tanggapan

siswa terhadap bahan yang telah diterimanya, dan menumbuhkan

kondisi belajar dalam hubungannya dengan pelajaran hari itu. Tahap

prainstruksional dalam strategi mengajar mirip dengan kegiatan

pemanasan dalam olah raga. Kegiatan ini akan mempengaruhi

keberhasilan siswa.

Page 50: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2) Tahap Instruksional

Tahap kedua adalah tahap pengajaran atau tahap inti, yakni tahapan

memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya.

Secara umum dapat diidentifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut.

a) Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai

siswa.

b) Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil

dari buku sumber yang telah disiapkan sebelumnya.

c) Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi. Dalam

pembahasan materi itu dapat ditempuh dua cara yakni: (1)

pembahasan dimulai dari gambaran umum materi pengajaran

menuju kepada topik secara lebih khusus, (2) dimulai dari topik

khusus menuju topik umum.

d) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-

contoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan

atau tugas, untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok

materi yang telah dibahas.

e) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan

setiap pokok materi sangat diperlukan.

f) Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Kesimpulan ini

dibuat oleh guru dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis dipapan

tulis untuk dicatat siswa. Kesimpulan dapat pula dibuat guru

bersama-sama siswa, bahkan kalau mungkin diserahkan sepenuhnya

kepada siswa.

3) Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut

Tahap yang ketiga adalah tahap evaluasi atau penilaian dan tindak

lanjut dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan tahapan ini ialah untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional).

Ketiga tahap yang telah dibahas di atas, merupakan satu rangkaian

kegiatan yang terpadu, tidak terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut

untuk mampu dan dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel,

Page 51: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh. Di

sinilah letak keterampilan profesional dari seorang guru dalam

melaksanakan strategi mengajar. Kemampuan mengajar seperti dilukiskan

dalam uraian di atas secara teoretis mudah dikuasai, namun dalam

praktiknya tidak semudah seperti digambarkan. Hanya dengan latihan dan

kebiasaan yang terencana, kemampuan itu dapat diperoleh (Depdiknas,

2008: 10-12).

d. Dasar Pemilihan Strategi Pembelajaran

Mengingat terhadap berbagai strategi pembelajaran yang dapat

digunakan oleh guru, namun tidak semua sama efektifnya dalam mencapai

tujuan pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan kreativitas guru dalam

mengembangkan dan memilih strategi pembelajaran yang efektif.

Beberapa prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam

memilih strategi pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan

tersebut mesti berdasarkan pada penetapan:

1) Tujuan Pembelajaran

Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru

dalam memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan

materi pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang

hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus

dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan

metode-metode pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah

kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dimiliki

oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu.

Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus

digunakan guru.

2) Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa

Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu

sesuai dengan

Page 52: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

tujuan yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat

mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya

terbatas pada aktifitas fisik saja akan tetapi juga meliputi aktivitas yang

bersifat psikis atau aktivitas mental.

Pada awal atau sebelum guru masuk ke kelas memberi materi

pengajaran kepada siswa, ada tugas guru yang tidak boleh dilupakan

adalah untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Sewaktu memberi

materi pengajaran kelak guru tidak kecewa dengan hasil yang dicapai

siswa, untuk mendapat pengetahuan awal siswa guru dapat melakukan

pretes tertulis, tanya jawab di awal pelajaran. Dengan mengetahui

pengetahuan awal siswa, guru dapat menyusun strategi memilih

metode pembelajaran yang tepat pada siswa-siswa.

Pengetahuan awal dapat berasal dari pokok bahasan yang akan

diajarkan, jika siswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta atau

memiliki pengalaman, maka kemungkinan besar mereka belum dapat

dipergunakan metode yang bersifat belajar mandiri, hanya metode

yang dapat diterapkan ceramah, demonstrasi, penampilan, latihan

dengan teman, sumbang saran, pratikum, bermain peran dan lain-lain.

Sebaliknya jika siswa telah memahami prinsip, konsep, dan fakta maka

guru dapat mempergunakan metode diskusi, studi mandiri, studi kasus,

dan metode insiden, sifat metode ini lebih banyak analisis, dan

memecah masalah.

3) Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan

Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi

siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif

saja, tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek

psikomotor. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat

mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara terintegritas.

Umpamanya ranah psikomotorik lebih dominant dalam pokok

bahasan tertentu, maka metode demonstrasi yang dibutuhkan, siswa

berkesempatan mendemostrasikan materi secara bergiliran di dalam

Page 53: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

kelas atau di lapangan. Dengan demikian metode yang kita pergunakan

tidak terlepas dari bentuk dan muatan materi dalam pokok bahasan

yang disampaikan kepada siswa. Dalam pengelolaan pembelajaran

terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui di antaranya: a)

Interaktif; b) Inspiratif; c) Menyenangkan; d) Menantang; dan e)

Motivasi.

4) Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang

Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran satu jam

pelajaran 45 menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang

sebelumnya, termasuk di dalamnya perangkat penunjang

pembelajaran, perangkat pembelajaran itu dapat dipergunakan oleh

guru secara berulang-ulang, seperti transparan, chart, video

pembelajaran, film, dan sebagainya.

5) Jumlah Siswa

Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu

mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa

agar proses belajar mengajar efektif, ukuran kelas menentukan

keberhasilan terutama pengelolaan kelas dan penyampaian materi.

6) Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar

Strata pendidikan bukan menjadi jaminan utama dalam

keberhasilan belajar akan tetapi pengalaman yang menentukan,

umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan masalah,

memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan instruksional,

memotivasi siswa, mengelola siswa, mendapat umpan balik dalam

proses belajar mengajar (Depdiknas, 2008: 45-50).

Dalam rangka memilih strategi pembelajaran tidak bisa sembarangan,

harus hati-hati berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu. Menurut

Syaiful Bahri (2010: 329-330) ada enam kriteria yang harus diperhatikan

oleh guru dalam upaya memilih strategi pembelajaran yang baik, yaitu:

Page 54: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

1) Kesesuaian strategi pembelajaran dengan tujuan baik di ranah kognitif,

afektif, maupun psikomotorik, yang pada prinsipnya dapat

menggunakan strategi pembelajaran tertentu untuk mencapainya.

2) Kesesuaian strategi pembelajaran dengan jenis pengetauan. Jenis

pengetahuan itu misalnya verbal, visual, konsep, prinsip, proses,

prosedural dan sikap. Setiap senis pengetahuan memerlukan strategi

tertentu untuk mencapainya. Pengetahuan yang bersifat verbal

misalnya, akan efektif bila guru menggunakan strategi penjelasan dan

didukung dengan metode ceramah.

3) Kesesusaian strategi pembelajaran dengan sasaran. Siapakah anak

didik yang akan menggunakan strategi pembelajaran, bagaimana

karakteristiknya, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang

pendidikannya, sosial-ekonominya, bagaimana minatnya, motivasinya

dan gaya belajarnya. Karakteristik anak didik yang perlu diperhatikan,

yaitu:

a) Kemampuan awal anak seperti kemampuan intelektual,

kemampuan berfikir dan kemampuan gerak.

b) Latar belakang dan status sosial kebudayaan.

c) Perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, perhatian, minat,

motivasi dan sebagainya.

4) Kemampuan strategi pembelajaran untuk mengobtimalkan belajar anak

didik. Apakah strategi pembelajaran digunakan untuk belajar

individual (belajar mandiri), kelompok kecil (kooperatif, kolaboratif,

dsb), atau untuk kelompok besar/klasikal (kelas konvensional).

5) Karena strategi pembelajaran tertentu mengandung beberapa kelebihan

dan kekurangan, maka pemilihan dan penggunaannya harus

disesuaikan dengan pokok bahasan dalam mata pelajaran tertentu.

6) Biaya. Penggunaan strategi pembelajaran harus memperhitungkan

aspek pembiayaan. Sia-sia bila penggunaan strategi menimbulkan

pemborosan.

Page 55: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

7) Waktu. Berapa lama waktu yang dipergunakan untuk melaksanakan

strategi pembelajaran yang dipilih, berapa lama waktu yang tersedia

untuk menyajikan bahan pelajaran, dan sebagainya.

4. Scaffolding

Scaffolding adalah suatu istilah dalam dunia pendidikan yang merupakan

pengembangan teori belajar konstruktivisme modern. Dalam pendidikan,

scaffolding mengambil peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran

di setiap aspek menuju pada pencapaian tahap perkembangan anak (child

development). Setiap kali seorang anak mencapai tahap perkembangan yang

ditandai dengan terpenuhinya indikator dalam aspek tertentu, maka anak

membutuhkan scaffolding.

Menurut Upi Isabela (2007: 62) Scaffolding atau mediated learning yaitu

dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah sebagai

suatu hal yang penting dalam pemikiran konstruktivisme modern. Scaffolding

sebagian besar ditemukan dilakukan oleh orang dewasa (adult/care

giver/parent/teacher) atau orang yang lebih dahulu tahu (knowledgeable

person/siblings/peer) tentang suatu keterampilan yang seharusnya dicapai oleh

anak.

Sedangkan menurut Cindy E. Hmelo-Silver, Ravit Golan Duncan, and

Clark A. Chinn (2007: 101) menyatakan bahwa:

“Scaffolding is often distributed in the learning environment, across the

curriculum materials or educational software, the teachers or facilitators,

and the learners themselves. Teachers play a significant role in

scaffolding mindful and productive engagement with the task, tools, and

peers. They guide students in the learning process, pushing them to think

deeply, and model the kinds of questions that students need to be asking

themselves, thus forming a cognitive apprenticeship”.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa scaffolding sebagai

pengembangan teori belajar konstruktivisme modern yang memberikan

dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah dalam

proses belajar anak yang diperankan oleh guru untuk mencapai situasi belajar

Page 56: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

yang baik sehingga akan mereduksi peran guru (teacher centered) dan

meningkatkan kemandirian belajar anak (student centered), sedemikian hingga

muncul suasana yang merangsang tumbuhnya sifat pembelajaran dengan

disiplin diri tinggi untuk tingkat pendidikan yang lebih lanjut kelak.

5. Makna Guru

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal I menyatakan bahwa “Guru termasuk pendidik yaitu tenaga profesional

yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan mengabdikan kepada masyarakat terutama bagi pendidik di

perguruan tinggi”.

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan

ilmu pengetahuan kepada anak didik. Menurut Syaiful Bahri (2010: 36) guru

adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik.

Sedangkan menurut Syaiful Sagala (2010: 147), guru adalah seseorang atau

sekelompok orang yang berprofesi mengelola kegiatan belajar dan mengajar

serta seperangkat peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan

belajar mengajar yang lebih efektif melalui transformasi.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang

yang bertanggung jawab menyampaikan atau memberikan ilmu pengetahuan,

sikap dan keterampilan kepada siswa di dalam lembaga pendidikan formal

sehingga siswa itu mampu melaksanakan sesuatu.

B. Penelitian Relevan

Stephanie W. Cawthon tahun 2001 terhadap beberapa guru yang mengajar

di kelas inklusi yang di kelas tersebut terdapat anak tunarungu. Strategi guru

dalam mengajar dengan keaneka ragaman siswa, yaitu siswa normal dengan

siswa tunarungu. Guru dalam mengajar harus memahami bahasa isyarat yang

dimengerti oleh anak tunarungu, dapat menengahi komunikasi di antara siswa

normal dengan siswa tunarungu, dan memonitoring keseluruhan perilaku

Page 57: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

kelas. Persamaan antara penelitian yang dilakukan Stephanie dengan peneliti

adalah sama-sama menggunakan strategi guru dalam mengajar sebuah

pembelajaran kepada anak tunarungu. Perbedaannya dengan peneliti adalah

pembelajarannya diseting di kelas inklusi sedangkan peneliti di kelas SLB-B

yang khusus siswa tunarungu (Stephanie W. Cawthon, 2001: 212-225)

Everline Nyokabi Maina tahun 2011 melakukan penelitian terhadap 3

kepala sekolah, 10 guru matematika dan 112 siswa yang mengambil tema

tentang beberapa metode atau cara pengajaran yang diterapkan guru. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa variasi dari penggunaan beberapa

metode yang diterapkan guru dapat mempengaruhi kinerja siswa dalam belajar

matematika. Persamaan antara penelitian yang dilakukan Everline dengan

peneliti adalah tentang strategi guru dalam mengajarkan matematika kepada

anak tuna rungu tetapi dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti tidak

menetapkan beberapa metode pengajaran yang digunakan guru, hanya

mendiskripsikan cara guru membelajarkan matematika dan cara memberi

scaffolding kepada siswa tunarungu (Everline Nyokabi Maina, 2011: 956-

964).

Michael S. Stinson dan Yufang Liu tahun 1999 melakukan penelitian

mengenai partisipasi dari siswa tunarunggu pada tingkat D/HH di kelas

inklusi. Penelitian dilakukan terhadap 40 partisipan yang terdiri dari

penterjemah, guru tuna rungu, dan notetakers. Penelitian terdiri dari empat

taraf siswa D/HH yang berpartisipasi di kelompok belajar kecil dengan

aktivitas teman sekelas. Hasil penelitiannya mengidentifikasi bahwa

memerlukan 16 strategi spesifik untuk mengatasi hambatan dari partisipasi

siswa di kelas inklusi. Persamaan antara penelitian yang dilakukan Michael

dan Yufang dengan peneliti adalah sama-sama menggunakan strategi guru

dalam mengajar sebuah pembelajaran kepada anak tunarungu. Perbedaannya

dengan peneliti adalah pembelajarannya diseting di kelas inklusi sedangkan

peneliti di kelas SLB-B yang khusus siswa tunarungu dalam pembelajaran

matematika (Michael S. Stinson & Yufang Liu, 1999: 191-202).

Page 58: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

C. Kerangka Pikir

Anak dengan kebutuhan khusus, khususnya anak tunarungu mempunyai

keterbatasan dalam pendengarannya sehingga sulit dalam menerima pelajaran.

Dengan demikian dalam penerapan pendidikannya memerlukan kerja sama

dari berbagai pihak dan lingkungan yang mendukung. Guru merupakan

komponen yang sangat penting dalam proses pendidikan anak berkebutuhan

khusus, sehingga menuntut guru untuk kreatif dalam menyampaikan materi

pelajaran. Selain menuntut guru untuk kreatif dalam menyampaikan materi

pelajaran pada proses pembelajaran, guru juga harus memperhatikan

pemilihan strategi untuk membelajarkan matematika. Pemilihan strategi

sangat penting karena dengan strategi guru memanfaatkan segala sesuatunya

untuk memudahkan proses belajar anak didik, maka ada kemungkinan strategi

yang digunakan guru untuk membelajarkan matematika pada anak tunarungu

tidak sama seperti anak normal dari segi metode, teknik dan taktik yang

digunakan.

Selain guru harus memperhatikan strategi dalam penyampaian materi,

kegiatan scaffolding sangat diperlukan ketika siswa tunarungu mengerjakan

soal-soal latihan, maka ada kemungkinan guru menggunakan berbagai cara

atau taktik dalam memberikan scaffolding kepada siswa tunarungu ketika

mengerjakan soal.

Untuk mengetahui strategi yang digunakan guru dari segi metode, teknik

dan taktik dalam membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar dan cara

pemberian scaffolding pada saat siswa mengerjakan soal latihan maka

penelitian akan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap guru

dalam membelajarkan matematika khususnya pada materi sifat-sifat bangun

datar. Pengamatan dilakukan pada masing-masing tahapan dalam proses

pembelajaran, strategi dalam membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar

diamati pada saat membuka pelajaran, inti pelajaran dan menutup pelajaran.

Sedangkan cara pemberian scaffolding diamati ketika guru memberikan

tindakan pada saat siswa mengerjakan soal latihan

Page 59: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Berdasarkan pemikiran di atas, langkah-langkah metodologis yang akan

dilakukan pada penelitian ini dapat digambarkan dalam diagram alur sebagai

berikut:

Gambar 2.2 Alur Penelitian strategi pembelajaran dan pemberian

scaffolding

Proses Pembelajaran

Matematika Siswa Tunarungu

Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

Strategi Guru Membelajarkan

Matematika dan Cara Pemberian

scaffolding

Metode Teknik Taktik

Pengamatan Wawancara

Analisis

Kesimpulan

Saran Kepada yang

Terkait

Page 60: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB-B YRTRW Surakarta. Alasan

pemilihan SLB-B YRTRW Surakarta sebagai tempat penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. SLB-B YRTRW Surakarta merupakan SLB yang menyelenggarakan

pendidikan khusus untuk anak tunarungu.

b. SLB-B YRTRW Surakarta mempunyai data atau informasi yang memadai

untuk kepentingan penelitian.

c. SLB-B YRTRW Surakarta memiliki potensi pada peningkatan kualitas

secara signifikan sehingga diharapkan hasil penelitian ini akan

memberikan manfaat pada sekolah tersebut.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan lamanya penelitian ini berlangsung, mulai

dari perencanaan sampai dengan penyusunan laporan penelitian. Adapun

langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:

Tabel 3.1 : langkah-langkah pelaksanaan penelitian

No Langkah-Langkah Uraian Kegiatan Waktu

1 Tahap

Perencanaan

Pengajuan judul, penyusunan

proposal, perancangan

instrument penelitian, dan

pengajuan izin penelitian.

Oktober 2011

sampai bulan

Januari 2012

2 Tahap Pelaksanaan Pengambilan data dan analisis

data mengenai strategi guru

dalam membelajarkan

matematika dan cara

pemberian scaffolding pada

anak tunarungu kelas V SLB-

B YRTRW Surakarta

3 Maret 2012

sampai dengan

29 Maret 2012.

3 Tahap

Penyelesaian

Penyusunan laporan penelitian. April 2012

sampai Juli 2012.

33

Page 61: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

B. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka penelitian ini dapat

digolongkan ke dalam penelitian kualitatif. Anselm & Juliet Corbin (2009: 5)

menyatakan bahwa metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan

memahami sesuatu di balik fenomena yang sedikit pun belum diketahui.

Dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan

jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Sedangkan menurut Lexy J.

Moleong (2009: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahas, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian

deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan ini tidak

menekankan pada generalisasi, melainkan memuat secara deskriptif tentang

cara berpikir dan perilaku suatu subyek. Sedangkan menurut Sukmadinata

(Edi Irawan: 33-34) metode penelitian studi kasus adalah suatu penelitian

yang dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem, kesatuan ini dapat berupa

program, kegiatan, peristiwa atau sekelompok individu yang terikat oleh

tempat, waktu atau ikatan tertentu. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari

suatu proses atau penemuan secara alami, mencatat menganalisa, menafsirkan,

dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut.

Pada penelitian ini, kasus yang akan diteliti dan dideskripsikan merupakan

situasi kasus, yaitu siswa tunarungu masih mengalami keterbatasan

pengetahuan tentang berbagai bentuk bangun datar dan sifat-sifatnya serta

guru banyak mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan materi kepada

siswa dikarenakan keterbatasan pendengaran siswa.

Page 62: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitiannya adalah guru mata pelajaran matematika kelas V

SLB-B YRTRW Surakarta yang terdiri dari 1 (satu) orang.

D. Teknik Pengambilan Subjek Penelitian

Teknik pengambiln subjek penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu

teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Pertimbangan pengambilan subjeknya adalah orang yang dianggap dapat

memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti dan dianggap paling tahu

yaitu guru matematika kelas V SLB-B YRTRW Surakarta. Sedangkan SLB-B

YRTRW Surakarta sebagai sekolah penyelenggara pendidikan untuk anak

tunarungu.

E. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data yang sesuai

dengan fokus penelitian, yaitu:

1. Cara guru matematika kelas V SLB-B YRTRW Surakarta dalam

membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar pada siswa tunarungu kelas

V.

2. Cara guru matematika kelas V SLB-B YRTRW Surakarta dalam

memberikan scaffolding pada siswa tunarungu kelas V yang mengalami

kesulitan dalam mengerjakan soal latihan.

Pemahaman mengenai sumber data merupakan bagian yang sangat penting

bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data

akan menentukan ketepatan dan kekayaan data informasi yang diperoleh. Data

yang dikumpulkan tersebut dapat bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata

atau gambar. Data bisa didapat dari hasil interview, catatan pengamatan

lapangan, majalah ilmiah, potret, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan

dokumen resmi (Lexy J. Moleong, 2009: 159).

Jenis sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi:

Page 63: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

1. Sumber data mengenai Cara guru matematika kelas V SLB-B YRTRW

Surakarta dalam membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar pada siswa

tunarungu kelas V adalah peristiwa atau aktivitas yang berupa kegiatan

proses pembelajaran guru mata pelajaran matematika khususnya kelas V

yang bertindak sebagai pelaku yang menjadi objek pengamatan dalam

penelitian ini dan sebagai responden yang menjawab daftar pertanyaan

penelitian.

2. Sumber data mengenai cara guru matematika kelas V SLB-B YRTRW

Surakarta dalam memberikan scaffolding pada siswa tunarungu kelas V

yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan adalah

peristiwa atau aktivitas yang berupa kegiatan proses pembelajaran guru

matematika yang bertindak sebagai pelaku yang menjadi objek

pengamatan dan sebagai responden yang menjawab daftar pertanyaan

penelitian.

F. Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data

yang digunakan maka metode pengumpulan data dalam penelitian ini

meliputi:

1. Metode Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data

yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman

gambar. Penelitian yang dilakukan oleh peniliti mengambil teknik

observasi partisipatif bentuk pasif untuk mengamati perilaku yang muncul

di lokasi penelitian. Dalam observasi ini peneliti hanya mendatangi lokasi

penelitian, tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai

pengamat pasif. Observasi sebagai alat pengumpul data yang dimaksud

adalah dengan melakukan observasi secara sistematis bukan sekedarnya

saja. Dalam observasi ini diusahakan mengamati hal yang wajar dan yang

sebenarnya terjadi tanpa usaha yang disengaja untuk memperbaharui,

mengatur, atau memanipulasikannya.

Page 64: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Pengamatan atau observasi yang dilakukan tidak bisa berdiri sendiri,

artinya tidak dapat dilakukan tanpa pencatatan datanya. Dalam penelitian

ini pencatatan datanya dilakukan dengan menggunakan rekaman video

atau kamera dan didukung oleh catatan lapangan.

2. Metode Wawancara Tak Terstruktur

Metode wawancara yang digunakan peneliti yaitu menggunakan teknik

wawancara tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur adalah wawancara

yang berbeda dengan yang terstruktur. Wawancara semacam ini digunakan

untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal.

Selain itu, berbeda dalam hal waktu bertanya dan cara memberikan respon,

yaitu jenis ini lebih bebas iramanya. Responden biasanya terdiri atas

mereka yang terpilih saja yang sifat-sifatnya yang khas. Biasanya mereka

memiliki pengetahuan dan mengalami situasi, dan mereka lebih

mengetahui informasi yang diperlukan.

Menurut Sugiyono (2012: 74) wawancara yang bebas dimana peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara

yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

digunakan. Pertanyaan Tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan

sehari-hari. Wawancara biasanya berjalan lama dan seringkali dilanjutkan

pada kesempatan berikutnya.

Wawancara tak terstruktur dilakukan pada keadaan-keadaan berikut:

a. Bila pewawancara berhubungan denga orang penting

b. Jika pewawancara ingin menanyakan sesuatu secara lebih mendalam

lagi pada seorang subjek tertentu

c. Apabila pewawancara menyelenggarakan kegiatan yang bersifat

penemuan

d. Jika ia tertarik untuk mempersoalkan bagian-bagian tertentu yang tak

normal

e. Jika ia tertarik untuk berhubungan langsung dengan salah seorang

responden

Page 65: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

f. Apabila ia tertarik untuk mengungkapkan motivasi, maksud, atau

penjelasan dari responden

g. Apabila ia mau mencoba mengungkapkan pengertian suatu peristiwa,

situasi, atau keadaan tertentu.

Wawancara mendalam dalam penelitian ini dilakukan dengan guru

mata pelajaran matematika kelas V. Wawancara dilakukan untuk

memperoleh data mengenai strategi guru dalam membelajarkan

matematika dan cara memberikan scaffolding pada anak tunarungu kelas

V yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan di SLB-B

Surakarta.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Sebagaimana umumnya penelitian, teknik pengumpulan data pada

penelitian ini menggunakan instrument penelitian. Instrumen penelitian adalah

alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti (atau orang yang ditugasi)

dalam kegiatan pengumpulan data agar kegiatan pengumpulan data menjadi

sistematis dan mudah (Budiyono, 2003:47).

Menurut Bodgan dan Biklen (Edi Irawan 2012: 37), salah satu ciri

penelitian kualitatif adalah dilakukan pada kondisi alamiah, (sebagai lawannya

adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrument

kunci. Senada dengan pernyataan tersebut, Wahidmuri (Edi Irawan 2012: 37)

menyatakan bahwa pada penelitian kualitatif, instrumen utama atau kuncinya

adalah peneliti itu sendiri. Namun demikian, dalam pengumpulan data ia tetap

menggunakan instrumen penelitian lain seperti pedoman wawancara, pedoman

pengamatan dan pedoman dokumentasi.

Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai instrumen

utama dibantu dengan instrumen bantu I yaitu handycame untuk pengambilan

rekaman video dan instrumen bantu II yaitu pedoman wawancara. Berikut

adalah pasangan antara metode dengan instrumen pengumpulan data.

Page 66: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 3.2: Pasangan antara Metode Pengumpulan Data dengan Instrumen

Pengumpulan Data

No Jenis

Metode

Jenis

Instrumen

Sumber Data Data yang Dikumpulkan

1 Observasi Handycam atau

kamera

(rekaman video

dan foto)

Guru mata

pelajaran

matematika

kelas V

Strategi guru dalam

membelajarkan materi sifat-

sifat bangun datar dan cara

memberikan scaffolding

pada siswa yang mengalami

kesulitan dalam

mengerjakan soal latihan

2 Wawancara Pedoman

wawancara

Guru mata

pelajaran

matematika

kelas V

Strategi guru dalam

membelajarkan materi sifat-

sifat bangun datar serta cara

memberikan scaffolding

pada siswa yang mengalami

kesulitan dalam

mengerjakan soal latihan

H. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan perencanaan yang

meliputi: melakukan observasi pendahuluan untuk mengangkat suatu

permasalahan yang ada di lapangan, pengajuan judul kepada dosen

pembimbing, penyusunan proposal penelitian, perancangan instrumen

penelitian, menetapkan informan dan pengajuan izin penelitian kepada

Kepala Sekolah SLB-B YRTRW Surakarta.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan pengambilan data

mengenai strategi guru dalam membelajarkan matematika dan pemberian

scaffolding kepada siswa tunarungu kelas V SLB-B YRTRW Surakarta

yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan. Data diambil

dengan membuat rekaman video jalannya proses kegiatan pembelajaran

Page 67: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

matematika di kelas, membuat transkripsi hasil pengamatan dari rekaman

video jalannya proses pembelajaran, serta melakukan wawancara dengan

informan untuk menggali informasi lebih jauh yang belum diketahui

selama pengamatan berlangsung. Pada tahap pelaksanaan peneliti

mengambil data sebanyak lima kali pertemuan kemudian dipilih dua

pertemuan untuk dianalisis yang sekiranya sudah mewakili dari tujuan

penelitian tersebut.

3. Tahap Analisis

Pada tahap ini, peneliti memulai melakukan analisis data dan

penyusunan laporan penelitian.

I. Validitas Data

Keabsahan data sangat perlu dilakukan agar data yang dihasilkan dapat

dipercaya dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pengecekan keabsahan

data merupakan suatu langkah untuk mengurangi kesalahan dalam proses

perolehan data penelitian yang tentunya akan berimbas terhadap hasil akhir

dari suatu penelitian. Dalam proses pengecekan keabsahan data pada

penelitian ini harus melalui beberapa teknik pengujian data.

Adapun teknik pengecekan keabsahan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Dalam penelitian kualitatif, peneliti terjun ke lapangan dan ikut serta

dalam kegiatan-kegiatan subjek penelitian. Keikutsertaan tersebut tidak

hanya dilakukan dalam waktu singkat, akan tetapi memerlukan waktu

yang lebih lama dari sekedar untuk rnelihat dan mengetahui subjek

penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengikuti dan mengamati proses

pembelajaran matematika mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir

pembelajaran dalam satu materi penuh yaitu sifat-sifat bangun datar yang

dilaksanakan selama lima kali pertemuan tatap muka kelas.

Page 68: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1. Ketekunan/Keajegan Pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi

dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konsisten

atau tentatif. Ketekunan pengamatan dimaksudkan untuk menentukan data

dan informasi yang relevan dengan persoalan yang sedang dicari oleh

peneliti, kernudian peneliti memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara

rinci.

2. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data dan waktu (Sugiyono, 2012:125). Peneliti dalam

penelitian ini menggali data tentang fokus penelitian, yaitu cara guru

membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar pada siswa tunarungu dan

cara guru memberikan scaffolding kepada siswa tunarungu yang

mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan. Selanjutnya data

tersebut dicek keabsahannya dengan mencocokan perolehan data tersebut,

peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Triangulasi waktu dengan membandingkan data hasil pada waktu

pengamatan I dan hasil pada waktu pengamatan II.

2) Triangulasi teknik pengumpulan data dengan membandingkan hasil

pengamatan dengan hasil wawancara.

J. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis

data. Teknik analisis data yaitu untuk menganalisis data yang telah diperoleh

untuk ditarik kesimpulan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data

kualitatif yang mengikuti konsep Miles dan Huberman. Miles dan Huberman

(Iskandar, 2009: 138) mengemukakan aktivitas dalam analisis data

berlangsung mulai dari awal penelitian sampai penelitian berakhir yang

Page 69: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dituangkan dalam laporan penelitian dilakukan secara simultan dan terus

menerus.

Aktivitas dalam analisis data penelitian ini adalah penggunaan model alur

yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan yaitu

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah

analisis data ditunjukkan gambar berikut:

Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data menurut Miles dan

Huberman (Sugiyono, 2012:92)

1. Data Collection (Pengumpulan Data)

Keseluruhan proses pembelajaran mulai dari awal pelajaran sampai

akhir pembelajaran pada saat guru memberikan materi sifat-sifat bangun

datar direkam menggunakan handycam, kemudian rekaman data yang

diperoleh dari lapangan apa adanya untuk ditranskripsi tanpa adanya

komentar peneliti yang berbentuk hasil rekaman proses pembelajaran atau

video proses pembelajaran. Dari rekaman proses pembelajaran ini,

kemudian dibuat catatan pengamatan yang berupa transkripsi secara utuh

tanpa adanya penambahan dan pengurangan data.

2. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari rekaman proses pembelajaran di lapangan. Dalam hal ini

setelah peneliti membuat transkripsi jalannya proses pembelajaran dari

Data

collection

Data display

Data

reduction

Conclusions:

drawing/verifying

Page 70: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

rekaman video kemudian apabila transkripsi sudah terkumpul, maka

peneliti memilih di antara transkrip-transkrip tersebut, tentang bagian data

mana yang dipakai, mana yang dibuang, serta cerita-cerita apa yang

sedang berkembang mengenai tema yang diteliti yaitu strategi guru dalam

membelajarkan matematika pada anak tunarungu dan cara pemberian

scaffolding pada anak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal

latihan. Setelah data yang sesuai dengan tema penelitian sudah terkumpul

maka dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasi. Reduksi data merupakan

suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan data dengan

sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan

diverifikasi.

3. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data ini

dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan

sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka dapat terorganisasikan,

tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami.

Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

4. Conclusion Drawing/ verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi)

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil observasi yang sudah

direduksi dan dari hasil wawancara dengan guru, peneliti mengambil

kesimpulan yang masih tetatif. Akan tetapi, dengan bertambahnya data

melalui proses verifikasi, maka akan diperoleh kesimpulan yang bersifat

grounded. Dengan kata lain, setiap kesimpulan senantiasa terus menerus

dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan yang

diperoleh melalui analisis data tersebut dijadikan pedoman untuk

menyusun rekomendasi dan implikasi.

Proses teknik analisis data dalam penelitian ini secara keseluruhan

dilakukan dengan langkah-langkah: 1) Membuat rekaman video jalannya

Page 71: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

proses pembelajaran matematika di kelas V SLB-B YRTRW Surakarta; 2)

Membuat transkripsi data verbal dari hasil rekaman proses pembelajaran, yang

disebut juga protokol; 3) Menelaah seluruh data dari berbagai sumber, yaitu

hasil wawancara dengan informan, catatan lapangan dan transkripsi dari hasil

rekaman video; 4) Membuat reduksi data dengan membuat abstraksi; 5)

Menyusun satuan-satuan analisis berdasarkan ranah dan kategori-kategori; 6)

analisis tema atau pola; dan. 7) menarik kesimpulan sehingga mudah difahami

oleh diri sendiri maupun orang lain.

Page 72: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan Instrumen

Penelitian ini menggunakan dua instrument bantu yakni alat perekam

video atau handycam dan pedoman wawancara. Pedoman wawancara sebelum

digunakan terlebih dahulu dilakukan validasi.

Pedoman wawancara ini memuat pertanyaan-pertanyaan yang

dimaksudkan untuk menggali data melalui lisan dalam mengambilan data

lapangan. Pedoman wawancara dibuat sebagai acuan dalam melakukan

wawancara kepada subjek penelitian, yaitu guru matematika kelas V.

instrument ini dibuat berdasarkan indikator strandart proses pembelajaran

yang sesuai dengan tahapan instruksional dalam strategi mengajar.

Wawancara ini bersifat tak tersruktur yang bertujuan untuk menemukan

permasalahan secara terbuka, artinya subjek penelitian diajak mengemukakan

pendapat-pendapatnya berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan, jadi

pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini hanya berupa garis-

garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Prosedur yang digunakan dalam melakukan validasi pedoman wawancara

diarahkan pada kejelasan tujuan wawancara dan kesesuaian pertanyaan untuk

mengungkap strategi yang digunakan guru dalam membelajarkan matematika

dan cara pemberian scaffolding. Adapun nama-nama validator tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1: Nama Validator Instrumen Pedoman Wawancara

No. Nama Validator Jabatan

1 Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si Dosen PPs Pendidikan Matematika

Universitas Sebelas Maret

2 Drs. Suyono, M.Si Dosen PPs Pendidikan Matematika

Universitas Sebelas Maret

2 Dra. Sri Sumarsih Guru SLB-B YRTRW Surakarta

45

Page 73: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si., dan Drs. Suyono, M.Si., dipilih menjadi

validator karena selaku dosen PPs yang dipandang sebagai pakar dan praktisi

yang telah ahli dan berpengalaman dalam mengembangkan instrument

penelitian. Sedangkan Dra. Sri Sumarsih dipilih sebagai validator instrument

ini lebih menekankan strategi membelajarkan pada proses pembelajaran yang

sesuai dengan karakteristik siswa tunarungu. Hal ini disebabkan guru sebagai

praktisi lebih mengenal kondisi umum siswa dilapangan.

Secara umum berdasarkan hasil validasi terhadap instrument pedoman

wawancara pada lampiran, dapat disimpulkan:

a. Semua validator (100%) hasil validasi menunjukkan bahwa validator

menyetujui dari aspek kejelasan tujuan wawancara dan butir pertanyaan

indikator penelitian dapat digunakan sebagai pedoman wawancara yang

selanjutnya akan dikembangkan peneliti untuk mengungkap strategi guru

dalam membelajarkan matematika dan cara pemberian scaffolding pada

anak tunarungu.

b. Semua validator (100%) hasil validasi menunjukkan bahwa validator

menyetujui dari aspek kesesuaian pertanyaan penelitian dapat digunakan

sebagai pedoman wawancara yang selanjutnya akan dikembangkan

peneliti untuk mengungkap strategi guru dalam membelajarkan

matematika dan cara pemberian scaffolding pada anak tunarungu.

B. Hasil Pengamatan dan Analisis Data

1. Hasil Pengamatan I

a. Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika

1) Kegiatan Pendahuluan

Pengamatan yang dilakukan terhadap guru matematika kelas V

SLB-B YRTRW Surakarta dalam kegiatan pendahuluan, strategi

yang diberikan guru terhadap siswa tunarungu ketika

mempersiapkan peserta didik pada pengamatan I dapat dilihat dari

cuplikan skrip berikut ini:

Page 74: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

G-01 : “Berdo’a mulai”..(duduk dibangku guru dan

pandangan ke arah siswa secara bergantian,

menempelkan jari telunjuknya di bibir, bertepuk

tangan sekali dengan keras dan menundukkan

kepala)..

S-01 : Menundukkan kepala dan berdo’a.

G-02 : “Berdo’a selesai” (bertepuk tangan dengan keras

secara berulang-ulang sampai anak-anak melihat)..

Ketika memimpin siswa untuk berdo’a hal yang dilakukan guru

terlihat berbeda, guru membuat suasana kelas menjadi tenang

terlebih dulu dengan menempelkan jari telunjukknya di bibir.

Dengan melihat hal itu, anak-anak tunarungu bisa memahami

isyarat yang diberikan oleh guru. Kemudian guru bertepuk tangan

sekali dengan keras tanda berdo’a dimulai. Untuk memberi tanda

bahwa berdo’a telah selesai guru memberi isyarat dengan bertepuk

tangan berulang-ulang dengan keras sampai anak-anak bisa melihat

gerakan tangan tanda berdo’a selesai. Hal ini terlihat dari hasil

pengamatan yang bisa dilihat pada skrip G-01 dan G-02.

Meskipun mengajar siswa tunarungu, dalam pengamatan ini

guru tidak selalu menggunakan bahasa isyarat dalam mengajar

termasuk pada membuka pelajaran. Guru lebih menekankan

komunikasi dengan menggunakan bahasa. Pada waktu apa guru

dalam menggunakan bahasa isyarat dan komunikasi pada

umumnya bisa dilihat pada skrip berikut:

G-03 : “selamat pagi anak-anak” (dengan pelan-pelan dan

mimik bicara diperjelas)

S-03 : “selamat pagi bu Murtini”..(menjawab secara

bersama-sama dengan suara terbata-bata dan

pelafalannya tidak jelas).

G-04 : menginformasikan kepada siswa ketidak hadirannya

selama tiga hari “kemarin ibu tidak masuk selama

tiga hari ya, karena ibu ke semarang ada penataran.

Kalian di ajar sama ibu siapa? Tidak bermain?

Tidak jalan-jalan?”(waktu berbicara sedikit

menggunakan bahasa isyarat: ibu dengan

menempelkan dua jari di dekat telinga, berjalan-

jalan dengan dua jari di gerakkan ke depan, siapa

Page 75: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

dengan menadahkan telapak tangan ke atas, dan

sebagainya dengan mimik suara jelas).

S-04 : menjawab “Ibu Han”

G-05 : “tugasnya apa?”(gerak jari seperti menulis)

Ketika memulai berkomunikasi dengan siswa pada kegiatan

pendahuluan, guru terlihat lebih menekankan pada penggunaan

bahasa lisannya dari pada bahasa isyaratnya. Dalam

menyampaikan kata-kata guru memperjelas mimik berbicaranya

dengan dilafalkan secara pelan-pelan dan diulang-ulang apabila

siswa tidak langsung mengerti apa yang dimaksud guru. Pada

waktu berbicara sesekali guru menggunakan bahasa isyarat dengan

gerak tubuh untuk memperjelas bahasa lisan yang disampaikan

guru. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada

skrip G-03, G-04 dan G-05.

Pada saat kegiatan pendahuluan sesuai dengan data

pengamatan yang diperoleh, konsentrasi siswa belum sepenuhnya

terfokus kepada guru. Ada siswa yang kurang memperhatikan guru

dan ketika ditunjuk siswa tersebut tidak tau karena pandangannya

tidak terfokus kepada guru. Strategi guru untuk menunjuk siswa

yang kurang terfokus dan apabila dipanggil dengan bahasa maupun

gerak isyarat tidak mengerti dapat dilihat pada cuplikan skrip

berikut ini:

G-07 : “Bulan berapa Aji?”

S-07 : Diam (tidak merespon karena tidak melihat guru).

G-08 : Mendatangi bangku Aji (menepuk tangan Aji).

S-08 : Aji melihat guru.

G-09 : “ayo aji tulis bulannya dengan angka ke

depan”(menyodorkan kapur tulis ke arah Aji).

Pada saat siswa kurang memperhatikan guru dan tidak

mengetahui bahwa guru telah menunjuk siswa tersebut, hal yang

terlihat adalah guru mendatangi siswa tersebut dan menupuk

bagian tubuhnya sampai siswa itu menyadari kedatangan guru yang

menghampirinya. Setelah siswa siap untuk diberikan instruksi,

Page 76: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

guru baru menunjuk dengan bahasa lisan yang diucapkan dengan

mimik yang jelas. Ketika siswa yang ditunjuk itu adalah siswa

yang tidak bisa berbicara sama sekali, guru menulis pertanyaan di

papan tulis kemudian siswa tersebut mengisi pertanyaan yang

sudah ditulis guru. Hal ini terlihat pada cuplikan skrip G-08 dan G-

09.

Pengamatan terhadap guru yang melatih siswa tunarungu untuk

berbicara dengan benar dalam proses pembelajaran matematika

yang peneliti amati pada kegiatan pendahuluan dapat dilihat pada

cuplikan skrip berikut ini:

G-12 : “Joko coba kamu lihat bibir Zahra!”…”ayo Zahra

bilang sama Joko yang benar!” (menunjuk dengan

jari ke arah Zahra kemudian ke arah Joko).

S-12 : “2012”..(Zahra mengucapkan “2012” dengan

pandangan ke arah Joko dan Joko melihat bibir

Zahra).

G-13 : “ayo joko diulangi” (berbicara sambil mendekati

Joko).

S-13 : “2012”(Joko masih belum jelas mengucapkan

“2012”)

G-14 : “lihat Ibu” (jarinya menunjuk ke arah bibir dan

melafalkan “2012” dengan pelan-pelan dan mimik

yang lebih jelas).. “ayo diulangi kembali”

S-14 : “2012”(terlihat lebih jelas dan bisa dimengerti)

Guru terlihat selalu melatih siswa untuk berbicara dengan benar

ketika proses pembelajaran berlangsung. Guru menunjuk siswa lain

untuk memberi contoh berbicara yang benar kepada siswa yang

belum bisa melafalkan kata dengan benar. Siswa yang belum bisa

melihat gerak bibir siswa yang memberikan contoh kemudian

menirukan apa yang diucapkan siswa yang memberikan contoh.

Apabila masih belum bisa, guru mendekati siswa tersebut dan

melatih berbicara secara langsung dengan memperjelas mimik

bicara yang dilakukan secara berulang-ulang sampai siswa tersebut

Page 77: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

jelas dalam berbicara. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang

bisa dilihat pada skrip G-12, G-13 dan G-14.

Pengamatan terhadap strategi-strategi yang dilakukan guru

dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

tentang pengetahuan sebelumnya dengan materi yang yang akan

dipelajari dapat dilihat dari cuplikan skrip berikut ini:

G-17 : menunjukkan bangun segitiga siku-siku ke arah

semua siswa, dengan bergantian guru bertanya

kepada semua siswa “ayo namanya segitiga apa

ini?”.

S-17 : “segitiga sembarang”.

G-18 : (menggambar bangun segitiga siku-siku di papan

tulis) kemudian menunjuk gambar tersebut dengan

jari tanpa mengulangi pertanyaan.

S-18 : “segitiga siku-siku” (setelah digambar dipapan tulis

siswa baru benar menyebutkan).

Ketika mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa

tentang materi yang sudah di pelajari pada pertemuan sebelumnya

yaitu sifat-sifat bagun datar segitiga, guru menggunakan alat

peraga gambar berbagai jenis bangun segitiga dengan cara guru

memegang gambar tersebut kemudian ditunjukkan ke arah semua

siswa. pada saat menunjukkan gambar segitiga tersebut guru

bertanya dengan memperjelas mimik bicaranya dan dilakukan

secara berulang-ulang (skrip G-17). Jenis-jenis gambar bangun

segitiga yang guru tunjukkan pada kegiatan mengulang pelajaran

yang lalu seperti berikut ini:

Page 78: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Gambar ditunjukkan ke arah

siswa secara bergantian

disertai dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan tentang

materi yang lalu.

Ketika siswa menjawab salah pada saat menebak gambar

segitiga siku-siku, guru langsung menggambar segitiga siku-siku

tersebut di papan tulis kemudian menunjuk gambar tanpa

mengulangi pertanyaan. Dengan cara tersebut siswa langsung tau

bahwa segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku (skrip G-18).

Gambar segitiga yang digambarkan guru dipapan tulis adalah

seperti dibawah ini:

Menunjuk gambar tanpa

mengulangi pertanyaan.

Page 79: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Meskipun sudah banyak yang langsung mengerti bahwa

segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku, ketiga guru menunjuk

secara bergiliran, masih ada siswa yang pasif mungkin karena

masih belum tau bahwa bangun tersebut adalah bangun segitiga.

Tindakan guru selanjutnya dapat dilihat pada cuplikan skrip berikut

ini:

G-19 : “joko, ayo joko, joko diam”…”ayo joko bangun apa

ini?”(menunjuk gambar).

S-19 : Hmmm (diam).

G-20 : (Menulis keterangan gambar “segitiga siku-siku” di

bawah gambar) “ayo joko sekarang dibaca”.

Guru mencoba memberi strategi kepada siswa yang

kemampuannya berbeda dengan cara yang lebih sederhana dan

mudah dimengerti oleh siswa, dengan memberikan keterangan

dibawah gambar yang sudah digambar di papan tulis. Hal ini

terlihat dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan

skrip G-19 dan G-20. Ilustrasinya dapat dilihat seperti berikut ini:

Memberi keterangan gambar di

bawah gambar, kemudian menyuruh

siswa membacanya.

Segitiga siku-siku

Pada saat menyampaikan pelajaran yang akan dipelajari, guru

hanya terlihat menyampaikannya secara lisan tetapi cara

penyampaiannya tentu berbeda. Guru berbicara dengan pelan-pelan

dan selalu diulang-ulang serta terkadang menggunakan bahasa

isyarat tubuh. Siswa terlihat memperhatikan dan hanya

mengangguk-angguk, terkadang juga ikut mengulang apa yang

Page 80: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dikatakan oleh guru. Setelah kegiatan awal dirasa cukup maka guru

memasuki kegiatan inti pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

strategi guru membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar dalam

kegiatan pendahuluan pada hasil pengamatan I adalah:

a) Metode yang diterapkan guru dalam membuka pelajaran

adalah:

(1) metode tanya jawab

(2) metode demonstrasi

(3) metode tutor sebaya

b) Teknik yang digunakan guru dalam membuka pelajaran adalah:

(1) membuat siswa siap terlebih dahulu dan membuat suasana

tenang baru memulai memimpin berdoa.

(2) Setelah selesai berdoa guru mengucapkan salam dan

menanyakan PR kemudian melakukan tanya jawab

mengenai hari dan tanggal pada saat itu.

(3) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang

konsentrasinya belum terfokus pada pelajaran.

(4) Guru melatih siswa untuk berbicara disaat siswa kurang

lancar berbicara.

(5) Guru menggunakan alat peraga gambar berbagai macam

segitiga pada saat mengajukan pertanyaan mengenai

pelajaran yang lalu.

(6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dipelajari secara lisan.

c) Taktik yang digunakan guru dalam membuka pelajaran adalah:

(1) ketika memimpin berdoa, guru menempelkan jari

telunjuknya dan menupuk tangan dengan keras untuk

memulai dan menepuk tangan secara berulang-ulang

sebagai tanda berdoa selesai.

Page 81: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

(2) Pada saat mengucapkan salam dan menanyakan PR kepada

siswa dan berkomunikasi dengan siswa guru tidak banyak

menggunakan gerakan isyarat tetapi menggunakan bahasa

dengan memperjelas mimik berbicaranya serta dilafalkan

dengan pelan-pelan dan secara berulang-ulang.

(3) Ketika menunjuk siswa yang perhatiannya belum terfokus

pada pelajaran, taktik yang digunakan guru adalah

menghampiri siswa tersebut dan menepuk tubuhnya

kemudian baru memberikan pertanyaan.

(4) Guru melatih siswa untuk berbicara dengan cara menunjuk

siswa lain untuk memberikan contoh dan yang belum bisa

menirukan apabila masih belum bisa guru mendekati siswa

tersebut dan melatih berbicara secara langsung dengan

memperjelas mimik berbicaranya dan dilakukan secara

berulang-ulang sampai siswa bisa menirukan.

(5) Taktik yang digunakan guru ketika mengajukan pertanyaan

mengenai pelajaran yang lalu dengan memegang gambar

berbagai jenis segitiga secara bergantian kemudian

ditunjukkan ke arah semua siswa dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan.

(6) Taktik yang dilakukan guru ketikan menyampaikan tujuan

pembelajaran dengan cara pelan-pelan dengan mimik

berbicara diperjelas dan diucapkan secara berulang-ulang.

2) Kegiatan Inti

Pengamatan yang dilakukan terhadap guru matematika kelas V

SLB-B YRTRW Surakarta dalam kegiatan inti, strategi yang

diberikan guru dalam membelajarkan materi sifat-sifat bangun

datar terhadap siswa tunarungu dimulai dengan menulis judul

materi dan menggambar bangun persegi di papan tulis. Kegiatan

tersebut dapat dilihat dari cuplikan skrip berikut ini:

Page 82: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

G-24 : (menulis judul materi dan menggambar persegi di

papan tulis kemudian guru memberi tanda “=”

pada keempat sisi. Di sebelah salah satu sisi guru

menuliskan “sisi sama…….”) sambil bertanya

“sama apa?”(sambil menunjuk ke-empat sisi).

Gambar bangun yang digambar pertama kali di papan tulis

pada kegiatan inti pembelajaran adalah sebagai berikut:

Sisi sama…….

Guru menggambar bangun

persegi seperti disamping

kemudian memberi tanda

“=” di setiap sisinya, di

samping sisi yang lainnya

guru menuliskan “sisi

sama….”

Guru memulai menjelaskan bangun persegi dengan menulis

judul dan menggambar terlebih dahulu bangun persegi di papan

tulis. Untuk mengenalkan sisi yang sama panjang guru memberi

tanda “=” pada setiap sisinya. Setelah memberi tanda “=” guru

tidak langsung melanjutkan pembahasan selanjutnya, masih

mengulang-ulang sampai siswa benar-benar mengerti. Hal yang

dilakukan adalah memberi keterangan di sebelah gambar tetapi

masih diberi ruang kosong agar siswa berfikir. Hal ini terlihat dari

hasil pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan skrip G-24.

Dirasa tidak cukup hanya dengan memberi tanda “=” untuk

menjelaskan sisi yang sama panjang maka guru memberikan

keterangan berapa panjang sisi tersebut dengan melakukan tanya

jawab dengan siswa terlebih dahulu. Kegiatan tersebut dapat dilihat

pada cuplikan skrib berikut ini:

G-25 : “iya jadi kalau di kasih tanda seperti ini “=” berarti

sama panjang, kalau sama panjang apabila sisi sini

8cm berapa panjangnya sisi yang ini? Ayo tosan”

(menuliskan di samping salah satu sisi dan

menunjuk sisi yang lain dengan jari dan bertanya ke

arah tosan).

A B

C D

Page 83: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

S-25 : “8cm”(siswa menjawab) dan tosan menjawab “sama

panjang”.

G-26 : “lho kok sama panjang, kamu tidak memperhatikan

makanya kamu tidak bisa, ayo perhatikan” (berkata

kepada tosan).

S-26 : Mengangguk.

G-27 : “ayo berapa cm sisi yang ini?”(mengulangi

pertanyaan sambil menunjuk sisi yang ditanyakan

dan pandangan masih ke arah tosan).

S-27 : “8cm”.

Gambar bangun persegi yang sudah diberi keterangan adalah

sebagai berikut:

Guru memberi keterangan 8cm

pada salah satu sisinya dan

bertanya dengan menunjuk sisi

yang belum diberi keterangan.

Setelah siswa menjawab dengan benar sisi-sisi yang belum

diketahui guru baru menulis keterangan secara keseluruhan sebagai

berikut:

Memberi keterangan di setiap

sisinya setelah semua siswa sudah

mengerti.

Guru memberikan keterangan pada salah satu sisinya dengan

skala 8cm, setelah itu guru tanya jawab dengan siswa dengan cara

menunjuk dengan jari secara berulang-ulang sisi yang belum diberi

keterangan (skrip G-25). Pada saat menunjuk salah satu siswa,

guru cukup mengarahkan pandangan kepada siswa yang dituju dan

8 cm

8 cm

B A

8 cm 8 cm

D C 8 cm

A B

C D

Page 84: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dengan cara itu siswa sudah mengerti bahwa dialah yang ditunjuk

oleh guru (skrip G-25 dan G-27). Setelah siswa sudah bisa

menjawab pertanyaan-pertanyaan barulah guru memberikan

keterangan pada keempat sisi tersebut

Setelah siswa mengerti guru tidak hanya memberikan satu

contoh saja, guru mengganti sisi yang sudah diberi keterangan

dengan angka yang berbeda. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada

cuplikan skrib berikut ini:

G-32 : “iya jadi sisi yang ini juga 8cm” (menulis di sisi

yang ditanyakan kepada Sandra). “ya jadi semua sisi

panjangnya sama, 8cm. apabila ini diganti 9 maka

sisi yang ini juga 9, sisi yang ini juga 9, dan sisi

yang ini juga 9”. (menulis “9” di salah satu sisi

kemudian bergantian menunjuk sisi yang dengan

jari telunjuk).

S-32 : “Sembilan, Sembilan, Sembilan” (mengikuti guru

menjawab dengan melihat jari guru yang menunjuk

gambar di papan tulis).

Guru menghapus keterangan

8cm pada semua sisinya dan

menggantinya dengan 9cm

kemudian bertanya dengan

menunjuk sisi yang belum

diberi keterangan.

Setelah siswa menjawab dengan benar sisi-sisi yang belum

diketahui guru baru menulis keterangan secara keseluruhan sebagai

berikut:

Memberi keterangan di setiap

sisinya setelah semua siswa sudah

mengerti.

A B

C D

9 cm

A B

C D

9 cm 9 cm

9 cm

9 cm

Page 85: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Guru tidak hanya memberikan satu contoh saja setelah siswa

memahami contoh pertama, guru mengganti sisi yang sudah diberi

keterangan yaitu 8cm diganti dengan angka yang berbeda yaitu

skala 9cm. Guru memberikan keterangan pada salah satu sisinya

dengan skala 9cm, setelah itu guru tanya jawab dengan siswa

dengan cara menunjuk dengan jari secara berulang-ulang sisi yang

belum diberi keterangan (skrip G-29). Setelah siswa sudah bisa

menjawab pertanyaan-pertanyaan barulah guru memberikan

keterangan pada keempat sisi tersebut.

Setelah memberikan contoh dengan gambar dengan berbagai

macam panjang sisinya, guru mulai menulis sifat-sifat persegi yang

pertama. Rangkaian kegiatannya dapat dilihat pada cuplikan skrip

berikut ini:

G-40 : “iya, keempat sisinya sama panjang” (melengkapi

jawaban siswa kemudian menulis sifat pertama

dipapan tulis).

S-40 : “keempat sisinya sama panjang”. (Membaca sifat

persegi yang pertama yang sudah ditulis guru).

G-41 : “jadi sisinya sama panjang”. (menunjuk sisi AB, BD

dan memberikan keterangan AB=BD sambil

berbicara). Diam dan menunjuk Zahra maju

kedepan “ayo kamu zahra”. (melambaikan tangan

dan menyerahkan kapur ke Zahra kemudian

menunjuk keterangan sisi yang belum diisi).

S-41 : Zahra maju kedepan kemudian melengkapi

keterangan yang belum diisi (AB=BD=DC=CA

melengkapi dengan benar).

Pada saat mulai menerangkan sifat-sifat persegi kepada siswa

guru terlebih dahulu memberikan pertanyaan-pertanyaan

pancingan kepada siswa. Setelah siswa menjawab barulah guru

menuliskan sifat-sifat persegi di papan tulis. Dalam menulis sifat

yang pertama itu guru tidak langsung memberikan keterangan

secara lengkap, hanya memberikan contoh dengan memberikan

keterangan di bawah sifat yang pertama bahwa sisi AB=BD

kemudian menunjuk siswa maju kedepan untuk melengkapi

Page 86: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

keterangan yang belum selesai ditulis. Cara menunjuk siswa hanya

dengan menunjuk siswa dengan telunjuknya dan menunjuk bagian

yang harus dikerjakan di papan tulis kemudian siswa tersebut

sudah tau maksud dari guru. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan

yang dapat dilihat pada cuplikan skrip G-40, G-41 dan S-41.

Setelah siswa sudah memahami sifat pertama dari bangun

persegi, guru memulai mengenalkan sifat kedua dengan

mengenalkan sudut-sudut terlebih dahulu. Hal yang dilakukan

adalah seperti pada cuplikan skrib berikut ini:

G-44 : “Lha ini ada “memberi tanda sudut siku-siku” apa

namanya?”. (memberi tanda pada bangun persegi

yang sudah digambar).

S-44 : “Sudut” (hanya sebagian siswa yang menjawab).

Gambar bangun persegi yang sudah diberi keterangan adalah

sebagai berikut:

Memberi tanda sudut siku-siku

pada C dan menunjuk secara

berulang-ulang sudut tersebut

pada waktu bertanya.

Strategi pertama yang dilakukan guru untuk mngenalkan sudut

pada persegi adalah dengan memberi tanda sudut siku-siku pada

sudut C dan ketika melakukan tanya jawab dengan siswa guru

menunjuk sudut tersebut secara berulang-ulang, tetapi hanya

sebagian siswa saja yang menanggapi pertanyaan guru. Hal ini

terlihat dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan

skrip G-44 dan S-44.

Karena siswa yang menjawab ketika ditanya belum

keseluruhan maka guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke

depan. Sebelum siswa melakukan apa yang diinstruksikan guru,

terlebih dulu guru memberikan tanda sudut siku-siku pada keempat

A B

C D

9 cm 9 cm

9 cm

9 cm

Page 87: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

sudutnya. Hal yang dilakukan adalah seperti pada cuplikan skrip

berikut berikut:

G-50 : Menuju arah Aji dan menarik tangan Aji supaya Aji

mengerti bahwa dia ditunjuk maju ke depan. “ayo

tulis disini” (menunjuk titik-titik yang sudah dibuat

kemudian memperjelas sudut dengan memberi

tanda sudut di keempat sudut persegi tersebut).

Gambar bangun yang sudah diberi keterangan pada keempat

sudutnya adalah sebagai berikut:

…….

Memberi tanda sudut siku-siku

pada A, B, C dan D dan

memberikan titik-titik untuk ruang

jawaban siswa.

Strategi yang dilakukan guru ketika keseluruhan siswa belum

memahami penjelasannya adalah dengan menunjuk salah satu

siswa untuk maju ke depan dan guru memberikan tanda sudut siku-

siku pada keempat sudutnya dan membuat titik-titik di samping

persegi untuk memberikan tempat siswa dalam menjawab

pertanyaan guru. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang dapat

dilihat pada cuplikan skrip G-50.

Setelah siswa sudah menuliskan perintah guru, yaitu

menuliskan Sudut A, sudut B, sudut C dan Sudut D tahapan

selanjutnya yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:

G-59 : Menyuruh aji duduk dan berbicara ke arah semua

siswa “Aji belum bisa, pelan-pelan ya, jadi

keempat-empatnya sudutnya sama” (sambil

menulis). Kemudian terlihat menggambar segitiga

siku-siku untuk mengingatkan siswa “ya ini

A B

C D

9 cm 9 cm

9 cm

9 cm

Page 88: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

namanya sudut apa” (menunjuk tanda sudut pada

bangun segitiga siku-siku).

S-59 : “siku-siku”.

G-60 : “sudut siku-siku” memperjelas mimik bicaranya).

S-60 : “sudut siku-siku”.

G-61 : “satu, dua, tiga, empat… ada empat sudut siku-

siku”. (sambil menunjuk tiap-tiap sudutnya

kemudian menulisnya di papan tulis). “tau ya?”

(pandangan ke arah semua siswa).

Gambar bangun segitiga yang digunakan untuk mengingatkan

siswa mengenai sudut siku-siku adalah sebagai berikut:

Pada tahapan sebelumnya siswa baru menyebutkan bahwa yang

diberi tanda pada persegi itu adalah sudut dan belum ada yang

menjawab bahwa sudut itu adalah sudut siku-siku. Dengan hal itu,

guru menggunakan strategi dengan menggambarkan segitiga siku-

siku untuk mengingatkan siswa tentang sudut siku-siku. Setelah

menggambar sudut siku-siku kemudian guru bertanya sambil

menunjuk sudut siku-siku pada segitiga tersebut, dengan cara

seperti itu siswa memahami bahwa sudut yang diberi tanda itu

adalah sudut siku-siku. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang

dapat dilihat pada cuplikan skrip G-59 dan S-59. Setelah siswa

memahami sifat kedua barulah guru menuliskan sifat-sifat yang

kedua di papan tulis urut dengan sifat pertama yang sudah ditulis

sebelumnya. Kegitan ini mengakhiri penjelasan guru kepada siswa

mengenai sifat-sifat persegi dan dilanjutkan dengan bangun yang

kedua pada pertemuan tersebut yaitu bangun persegi panjang.

Guru mulai menjelaskan sifat-sifat persegi panjang dengan

menggambar bangun persegi panjang terlebih dahulu di papan tulis

Menggambarkan segitiga siku-siku

untuk mengingatkan siswa tentang

sudut siku-siku.

Page 89: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

kemudian menunjukkan gambar persegi panjang. Rangkaian

kegiatannya dapat dilihat pada cuplikan skrib berikut ini:

G-72 : (memulai menjelaskan sifat-sifat persegi panjang

dengan menggambar persegi panjang di papan

tulis kemudian mengambil gambar bangun

persegi panjang yang terbuat dari kardus

kemudian menempelkan di sebelah gambar yang

sudah digambar bertanya kepada semua siswa).

“ini namanya bangun persegi panjang”.

S-72 : Diam (memperhatikan guru menjelaskan).

G-73 : “sama dengan ini, ini namanya sisi, ini sisi, ini sisi,

ini sisi” (menunjuk semua sisi pada gambar persegi

yang dipegang dengan pandangan ke arah semua

siswa) “sisi ini dan sisi ini adalah sisi yang

berhadapan” (menunjuk dengan jari sisi yang

saling berhadapan). “ayo novan sama dimas ke

sini” (pandangan ke arah dimas dan melambaikan

tangan kepada mereka).

Membandingkan gambar yang digambar dipapan tulis dengan bangun

persegi dengan menempelkan di sebelahnya

Setelah mengenalkan bentuk dari bangun persegi panjang, guru

mengenalkan sisi-sisi dari persegi panjang tersebut dengan cara

menunjukkan dua buah bangun yaitu bangun persegi dan persegi

panjang untuk memberi pengertian bahwa persegi panjang juga

mempunyai sisi seperti persegi yang telah dibahas.

Memegang kedua bangun dan menunjukkan sisi-sisinya

Page 90: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Pertama kali yang dilakukan guru pada saat menjelaskan sifat-

sifat persegi panjang adalah dengan memperkenalkan bangun

persegi panjang dengan menggambar bangun persegi panjang di

papan tulis kemudian mengambil gambar bangun persegi panjang

dan menempelkannya di sebelah bangun persegi panjang yang

digambar di papan tulis. Guru membandingkan bentuk persegi

panjang yang digambar di papan tulis dan persegi panjang bentuk

asli yang bisa dipegang. Kemudian memperkenalkan sisi-sisinya

dengan membandingkan dua bangun yaitu persegi dan persegi

panjang yang sisi-sisinya ditunjukkan ke semua siswa. Hal ini

terlihat dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan

skrip G-72 dan G-73.

Sisi-sisi pada persegi dan persegi panjang tentu sangat berbeda.

Persegi mempunyai empat sisi yang sama panjang sedangkan

persegi panjang memiliki dua sisi yang berhadapan sama panjang.

Strategi guru dalam mengenalkan sisi yang berpasangan kepada

siswa dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Rangkaian

kegiatannya seperti pada cuplikan skrip berikut ini:

G-74 : “ayo kamu disini, kamu di sini menghadap ke

novan”. (membentuk mereka berhadapan).

…………….

G-76 : “ini Dimas dan ini Novan”. (pada waktu menyebut

Dimas guru menepuk dimas kemudian menunjuk

sisi persegi panjang, dan ketika menyebut dimas

guru menepuk dimas kemudian menunjuk sisi lain

yang berhadapan). “lha itu tadi namanya apa?”

(pandangan mengarah ke semua siswa).

S-76 : “Eeeee” (masih ragu untuk menjawab).

G-77 : “lha ini tadi namanya BER-HA-DA-PAN”

(melafalkan dengan jelas, kemudian menulis kata

“berhadapan” di papan tulis dengan menggaris

bawahi tulisan). “namanya apa?”. (bertanya ke

semua siswa).

S-77 : “berhadapan”.

Page 91: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

G-78 : “lha ini namanya berhadapan” (sambil menunjuk

sisi-sisi yang berhadapan pada gambar). “sama

seperti novan berhadapan dengan dimas” (menunjuk

novan dengan dimas). “ayo sekarang Aji kamu

kesini kamu berdiri di situ” (menunjuk Aji dengan

jari).

S-78 : Aji maju ke depan. (berdiri di depan guru).

G-79 : “dimas berhadapan dengan siapa? Berhadapan

dengan Novan, trus Ibu berhadapan dengan siapa?

Dengan Aji, lha ini yang dinamakan BER-HA-DA-

PAN”. (dalam berbicara dengan memperjelas mimik

bicaranya dan diikuti tangan guru yang selalu gerak

mengikuti bahasa yang disampaikan, apabila

menyebut dimas yang ditunjuk dimas, dsb).

Strategi guru dalam mengenalkan sisi yang berhadapan kepada

siswa dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Pertama yang

dilakukan guru adalah menyuruh dua siswa maju ke depan dan

membimbing mereka dalam posisi berhadapan, hal itu dilakukan

sambil menjelaskan kepada siswa bahwa yang dinamakan

berhadapan itu seperti yang dilakukan dua siswa yang ditunjuk

tersebut sambil memegang gambar bangun persegi panjang dan

menunjukkan sisi yang berhadapan. Setelah dua siswa sudah dalam

posisi berhadapan, guru menunjuk kembali satu siswa maju ke

depan dan diposisikan berhadapan dengan guru sendiri. Setelah

posisi sudah membentuk dua yang berhadapan guru menjelaskan

bahwa ini yang namanya berhadapan sambil memperlihatkan sisi

yang berhadapan pada persegi panjang dengan menunjuk sisi-sisi

yang saling berhadapan. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang

dapat dilihat pada cuplikan skrip G-74, G-76, G-77, G-78 dan G-

79.

Setelah memperkenalkan sisi-sisi yang berhadapan guru

melakukan tanya jawab dengan siswa masih mengenai sisi yang

berhadapan. Rangkaian kegiatannya seperti pada cuplikan skrip

berikut ini:

Page 92: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

G-84 : “ayo novan kamu maju”. (menarik novan untuk

maju ke depan dan memberikan bangun persegi

panjang kepada novan). “tunjukkan sisi mana yang

berhadapan”.

………

G-87 : “ayo sekarang Aji, tunjukkan sisi yang berhadapan”

(menyodorkan bangun persegi panjang kea rah Aji).

S-87 : Aji hanya menunjuk dengan jari dan menggunakan

bahasa isyarat karena ia tidak bisa berbicara

(memberi jawaban benar).

G-88 : “Iya benar, sekarang Sandra yang berbicara, ayo

Sandra ngomong” (menuju bangku Sandra dan

menyodorkan bangun persegi panjang).

S-88 : “ini ini sama dan ini ini tidak sama” (menunjuk dua

sisi yang sama dan dua sisi yang tidak sama).

Setelah memperkenalkan sisi-sisi yang berhadapan dengan

menggunakan praktek nyata, guru melakukan tanya jawab dengan

siswa yang masih mengenai sisi yang berhadapan. Cara guru

menunjuk siswa sangat berfariasi, diantaranya hanya dengan

menghampiri dan menyodorkan gambar bangun persegi panjang ke

siswa yang duduk dibangku dengan pertanyaan di sampaikan

secara lisan, menyodorkan gambar tanpa mendekati bangku siswa,

serta menyuruh siswa maju ke depan dan memberikan gambar

bangun persegi panjang dengan maksud supaya siswa memgang

sendiri peraga yang langsung dijelaskan kepada teman-temannya.

Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada

cuplikan skrip G84, G87 dan G-88.

Langkah terakhir strategi guru dalam menerangkan sifat-sifat

persegi panjang adalah dengan kegiatan seperti dalam cuplikan

skrip berikut ini:

G-90 : Menulis sifat-sifat segitiga di papan tulis

(menunjukkan gambar persegi panjang ke semua

siswa dan membantu siswa menyebutkan sifat-sifat

persegi panjang dengan pelan-pelan

menyebutkannya).

Page 93: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

S-90 : Menyebutkan sifat-sifat persegi panjang dengan

membaca yang sudah ditulis guru di papan tulis dan

melihat gambar yang ditunjukkan).

Setelah melakukan tanya jawab dengan siswa tindakan guru

selanjutnya adalah baru menuliskan sifat-sifat persegi panjang di

papan tulis dan setelah selesai menulis guru membaca secara

pelan-pelan dengan menunjuk tulisan tersebut tiap kata-katanya

supaya siswa menirukan membaca. Hal ini terlihat dari hasil

pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan skrip G-90. Kegitan

ini mengakhiri penjelasan guru kepada siswa mengenai sifat-sifat

persegi panjang.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

strategi guru membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar dalam

kegiatan inti pembelajaran pada hasil pengamatan I adalah:

a) Metode yang diterapkan guru dalam kegiatan inti pembelajaran

adalah:

(1) Metode ceramah

(2) Metode tanya jawab

(3) Dan metode demonstrasi

b) Teknik yang digunakan guru dalam kegiatan inti pembelajaran

adalah:

(1) Menyampaikan materi sifat-sifat persegi dan persegi

panjang dengan menulis judul kemudian menggambar

bangun persegi dan persegi panjang di papan tulis.

(2) Mengenalkan bangun persegi dan persegi panjang serta

sisi-sisinya dengan menunjukkan gambar.

(3) Memberikan beberapa contoh bangun persegi dan persegi

panjang dengan berbagai macam ukuran sisi.

(4) Menulis sifat-sifat persegi dan persegi panjang dengan

melakukan tanya jawab dengan siswa terlebih dulu.

Page 94: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

(5) Menunjuk siswa maju ke depan untuk melengkapi sifat-

sifat bangun persegi dan persegi panjang dengan

memberikan titik-titik di samping gambar.

(6) Mengenalkan sisi yang berhadapan pada bangun persegi

panjang dengan contoh praktek nyata dalam kehidupan

sehari-hari.

c) Taktik yang digunakan guru dalam kegiatan inti pembelajaran

adalah:

(1) Taktik yang digunakan guru dalam menyampaikan materi

sifat-sifat persegi dan persegi panjang dengan menulis judul

kemudian menggambar bangun persegi dan persegi panjang

di papan tulis. Dalam menggambar bangun persegi dan

persegi panjang guru memberikan keterangan pada gambar

secara detail dengan menggunakan tanda dan angka untuk

memperjelas gambar.

(2) Taktik yang digunakan guru dalam mengenalkan bangun

persegi dan persegi panjang serta sisi-sisinya dengan

menunjukkan gambar kemudian ditempelkan di sebelah

gambar yang digambar di papan tulis, setelah dibandingkan

gambar ditunjukkan ke arah semua siswa dengan cara

memegang gambar tersebut.

(3) Memberikan beberapa contoh bangun persegi dan persegi

panjang dengan berbagai macam ukuran sisi dengan

mengganti beberapa kali keterangan panjang sisinya dengan

angka yang berbeda pada gambar yang sudah dibuat.

(4) Menulis sifat-sifat persegi dan persegi panjang dengan

melakukan tanya jawab dengan siswa terlebih dulu dengan

cara memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan kepada

siswa dan setelah siswa menjawab barulah guru menuliskan

sifat-sifat persegi dan persegi panjang di sebelah gambar.

Page 95: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

(5) Menunjuk siswa maju ke depan untuk melengkapi sifat-

sifat bangun persegi dan persegi panjang dengan

memberikan titik-titik di samping gambar dengan

memperjelas tanda yang ditanyakan.

(6) Mengenalkan sisi yang berhadapan pada bangun persegi

panjang dengan contoh praktek nyata dalam kehidupan

sehari-hari dengan cara menyuruh empat siswa maju ke

depan dan membentuk posisi yang berhadapan dengan

menjelaskan kepada siswa bahwa yang dimaksud

berhadapat itu seperti yang mereka praktekkan tersebut.

3) Kegiatan Penutup

Pengamatan yang dilakukan terhadap guru matematika kelas V

SLB-B YRTRW Surakarta dalam kegiatan menutup pelajaran,

strategi yang dilakukan guru adalah membuat rangkuman atau

simpulan pelajaran yang sudah dipelajari dengan melakukan

kegiatan seperti pada cuplikan skrip berikut ini:

G-141 : “sudah selesai? Sekarang kita ulangi lagi” (menuju

papan tulis). “sifat-sifatnya tadi ada 4, apa saja?

Trus mempunyai? Sudut apa? Trus yang kedua?

Trus ada 4 apa ini? Sudut apa?”. (membimbing

siswa mereview pelajaran yang sudah dipelajari

hari itu, dengan berdiri di sebelah papan tulis dan

jari menunjuk sifat-sifat yang telah di tulis sambil

memancing siswa untuk berbicara pandangan tetap

mengarah ke semua siswa).

S-141 : Semua siswa membaca mengikuti petunjuk dari

guru (membaca dengan melihat jari guru yang

menunjuk tulisan).

Strategi yang dilakukan guru dalam mengawali kegiatan

penutup adalah membuat rangkuman atau simpulan pelajaran yang

sudah dipelajari dengan melakukan kegiatan membimbing siswa

untuk mengulangi pelajaran yang sudah diterima dengan cara

berdiri di sebelah papan tulis dan jari menunjuk sifat-sifat yang

telah di tulis. Dengan cara seperti itu siswa akan terpancing untuk

Page 96: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

menjawab pertanyaan-pertanyaan guru, yang pertanyaan tersebut

adalah sebagai pengulang pelajaran yang sudah diterima.

Setelah membimbing siswa membuat rangkuman atau simpulan

pelajaran dalam kegiatan penutup guru memberikan pekerjaan

rumah kepada siswa. hal yang dilakukan guru dapat dilihat pada

cuplikan skrib berikut ini:

G-142 : “iya… sekarang PR, ayo buku dibuka dulu, PR”

(sambil memegang buku LKS yang ditunjukkan

ke semua siswa).

S-142 : Mengeluarkan buku LKS.

G-143 : “ayo halaman.., halaman…” (menulis halaman

yang harus dikerjakan di papan tulis). “sudah?

Sudah? Sudah ketemu?. No.2 Hal 40 no.4. sudah

tau? Di buku PR, dikerjakan dibuku PR!!!”.

Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa, soal yang

diberikan adalah soal yang sudah ada pada buku LKS. Meskipun

soal sudah ada di buku LKS, guru tidak bisa hanya dengan

menyampaikan soal secara lisan. Strategi yang dilakukan guru

adalah dengan menulis kembali di papan tulis halaman dan nomor

soal yang diberikan untuk PR. Hal ini terlihat dari hasil

pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan skrip G-142 dan G-

143. Kegitan ini sebagai penutup pertemuan pada pambahasan

persegi dan persegi panjang.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

strategi guru membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar dalam

kegiatan penutup pelajaran pada hasil pengamatan I adalah:

a) Metode yang diterapkan guru dalam kegiatan penutup

pembelajaran adalah:

(1) Tanya jawab

b) Teknik yang digunakan guru dalam kegiatan penutup

pembelajaran adalah:

Page 97: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

(1) Membuat rangkuman atau simpulan pelajaran yang sudah

dipelajari dengan kegiatan membimbing siswa untuk

mengulangi pelajaran yang sudah diterima.

(2) Memberikan PR kepada siswa, soal yang diberikan adalah

soal yang sudah ada pada buku LKS.

c) Taktik yang digunakan guru dalam kegiatan penutup

pembelajaran adalah:

(1) Membuat rangkuman atau simpulan pelajaran yang sudah

dipelajari dengan kegiatan membimbing siswa untuk

mengulangi pelajaran yang sudah diterima dengan cara

berdiri di sebelah papan tulis dan jari menunjuk sifat-sifat

yang telah di tulis dengan sedikit mengajukan pertanyaan-

pertanyaan.

(2) Memberikan PR kepada siswa, soal yang diberikan adalah

soal yang sudah ada pada buku LKS tetapi guru

menggunakan taktik dengan menuliskan kembali di papan

tulis halaman dan nomor soal.

b. Cara Guru dalam Pemberian scaffolding.

Pengamatan yang dilakukan terhadap guru matematika kelas V

SLB-B YRTRW Surakarta dalam pemberian scaffolding terhadap

siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan dapat

dilihat ketika siswa mengerjakan soal latihan, kegiatan yang dilakukan

guru dapat dilihat pada cuplikan skrip berikut ini:

G-94 : menulis soal latihan dipapan tulis. Soal yang

diberikan adalah “gambarlah persegi dengan

panjang sisi 7 cm” (kemudian menyuruh siswa

untuk membaca soal secara bersama-sama) “ayo,

dibaca dulu” (menunjuk kata per kata dengan

telunjuk yang sudah ditulis di papan tulis sambil

ikut melafalkan bersama siswa).

S-94 : membaca soal mengikuti jari guru yang menunjuk

soal yang sudah ditulis.

Page 98: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

G-95 : Menuju bangku Aji “ayo buku kotaknya mana?”

(sambil menunjuk buku).

S-95 : Aji mengeluarkan buku kotaknya.

G-96 : Kembali ke papan tulis “kalian baca dulu, baca dulu

soalnya” (menunjuk soal dan pandangan tetap ke

semua siswa).

Pada saat memberikan soal kepada siswa, cara yang dilakukan guru

adalah menulis soal tersebut di papan tulis. Setelah soal sudah selesai

ditulis guru menyuruh siswa untuk membaca kembali soal dengan

menunjuk kata tiap kata soal tersebut dan siswa mengikuti dengan

membaca. Hal pertama yang dilakukan guru setelah soal selesai

disampaikan adalah membimbing siswa mempersiapkan alat-alat yang

digunakan untuk mengerjakan soal. Apabila ada siswa yang kelihatan

belum mempersiapkan perlengkapannya guru mendekati siswa tersebut

dan menanyakan mana perlengkapannya. Hal ini terlihat dari hasil

pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan skrip G-94 dan G-95.

Siswa tidak langsung memahami apa maksud soal yang diberikan

guru, hal yang dilakukan guru ketika siswa masih bingung dalam

memahami soal dapat dilihat pada cuplikan skrip berikut ini:

G-100 : Guru yang tadinya menulis soal mendengar

siswanya bingung langsung membalikkan arah

“masih bingung kan? Ayo dibaca lagi, persegi.”

(menunjuk soal dan menggaris bawahi tulisan

persegi).

S-100 : “persegi”. (dengan bersama-sama menjawab).

Ketika siswa kurang memahami soal yang diberikan guru, tindakan

guru adalah menegaskan maksud dari soal tersebut dengan menggaris

bawahi inti dari soalnya dan menyuruh siswa membaca kembali.

Dengan cara itu siswa bisa memahami soal yang belum mereka

pahami. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada

cuplikan skrip G-100.

Pada saat siswa mulai mengerjakan soal, pada saat itu juga guru

mulai keliling ke tiap-tiap bangku semua siswa untuk membimbing

Page 99: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

siswa langkah tiap langkah dalam mengerjakan soal. Hal yang

dilakukan guru dalam menuntun siswa mengerjakan soal dapat dilihat

pada cuplikan skrib berikut ini:

G-101 : Meneruskan menulis soal di papan tulis kemudian

menuju bangku Aji memeriksa kerjaan Aji

dengan mengukur gambar yang sudah di buat aji

dengan penggaris “iya betul” (mengajungkan

jempol kepada Aji).

………

G-102 : Menuju bangku Fadia dan memeriksa jawaban

fadia.

S-102 : Fadia dan Zahra menunjukkan gambarnya.

(mereka sudah selesai menjawab soal no 1).

G-103 : “iya, kalau sisinya sama diberi tanda….” (menulis

tanda “=” di papan tulis). Kemudian menuju

bangku aji dan memberi tanda “=” di salah satu

sisi persegi yang digambar Aji dan.

………..

G-105 : Menuju bangku Sandra “lha, berapa itu? 7 cm”

(mengambil penggaris Sandra, meletakkan di

buku dan menunjukkan angka 7 cm dalam

penggaris). “ya 7 cm, ayo digambar”.

Guru mulai keliling ke tiap-tiap bangku semua siswa untuk

membimbing siswa langkah tiap langkah dalam mengerjakan soal

nomor satu yaitu menggambar persegi dengan panjang sisi 7 cm. Hal

pertama yang dilakukan guru dalam menuntun siswa mengerjakan soal

nomor satu adalah dengan memeriksa tiap-tiap pekerjaan siswa dengan

mengukur gambar persegi yang telah digambar siswa dengan

menggunakan penggaris. Apabila gambar yang digambar siswa masih

belum sesuai dengan perintah soal maka guru menunjukkan cara

mengukur supaya ukuran gambarnya sesuai dengan perintah soal

sampai gambar siswa itu benar. Hal yang dilakukan adalah dengan

mempraktekkan cara menggambar dengan menunjukkan skala yang

diinginkan pada penggaris yang diletakkan pada buku siswa, dengan

cara itu siswa menirukan langkah-langkah yang dilakukan guru dalam

menggambar persegi dengan benar. Setelah siswa selesai menggambar

guru menyuruh siswa memberi tanda “=” pada setiap sisi-sisi persegi.

Page 100: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan

skrip G-101, G-102, G-103 dan G-105.

Setelah semua siswa sudah selesai mengerjakan soal guru

mengevaluasi hasil pekerjaan siswa dengan menunjuk salah satu siswa

untuk mengerjakan di papan tulis. Hal yang dilakukan guru dalam

membimbing siswa dalam menyajikan hasil pekerjaannya di papan

tulis dapat dilihat pada cuplikan skrib berikut ini:

G-128 : “kerjakan soal no.2” (berbicara dengan pelan-pelan

menghadap Sandra dan menunjuk soal yang harus

di kerjakan, guru tetap berdiri di sebelah sandra).

“bangun apa?”

S-128 : “persegi panjang” (menjawab secara lisan).

G-129: “tulis” (menunjuk titik-titik yang sudah disediakan).

S-129 : Sandra menulis jawabannya dan setelah selesai

melihat guru.

G-130 : “terus” (menunjuk soal berikutnya).

S-130 : “menunjuk bangun persegi panjang tersebut

kemudian mengisi sisi AB = BD, diteliti sendiri

dan dihapus diganti AB = BD lagi, dihapus lagi

dan diisi AB = CD, melanjutkan sisi AC = BD”.

G-131 : Memberi kesempatan Sandra yang mengerjakan

hanya dengan melihat tanpa melakukan sesuatu.

S-131 : Selesai mengerjakan dan melihat guru.

G-132 : “jawaban sandra betul atau salah?” (pendangan ke

arah semua siswa dan mengacungkan jempol saat

berbicara betul dan kelingking saat berkata salah).

S-132 : “betul” (siswa menjawab betul tetapi Aji terlihat

mengacungkan kedua jempolnya).

G-133: “betul” (mengacungkan jempolnya ke arah semua

siswa). kemudian mengeryitkan mata ke arah

Novan.

S-133 : “benar”.

Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa dengan menunjuk salah

satu siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Hal pertama yang

dilakukan guru dalam membimbing siswa dalam menyajikan hasil

pekerjaannya di papan tulis adalah memberi perintah dengan menunjuk

soal yang harus dikerjakan dan memberikan titik-titik di bawah soal.

Setelah siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, guru

Page 101: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

menyuruh siswa menulis jawabannya dengan cara menunjuk titik-titik

yang sudah ada. Apabila dalam mengerjakan siswa dianggap masih

bisa menyelesaikan, ketika siswa mengerjakan guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berfikir sendiri dengan hanya

memantau dari dekat tanpa memberikan bimbingan. Setelah siswa

selesai mengerjakan guru langsung menanyangkan kepada siswa lain

apakah yang dikerjakan temannya di depan itu benar atau salah dengan

mengacungkan jari jempol dan kelingkingnya secara bergantian. Hal

ini terlihat dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan

skrip G-128, G-129, G-130, G-131, G-132 dan G-133.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara

guru dalam pemberian scaffolding ketika siswa mengalami kesulitan

dalam mengerjakan soal latihan adalah:

a) Menyuruh siswa membaca soal yang sudah ditulis guru di papan

tulis

b) Membimbing siswa mempersiapkan alat-alat yang digunakan

untuk mengerjakan soal, dengan cara mendekati siswa tersebut dan

menanyakan peralatannya.

c) Pada saat siswa kurang memahami soal, tindakan guru adalah

menegaskan maksud dari soal tersebut dengan menggaris bawahi

inti dari soalnya dan menyuruh siswa membaca kembali.

d) Hal pertama yang dilakukan guru dalam menuntun siswa

mengerjakan soal nomor satu adalah dengan memeriksa tiap-tiap

pekerjaan siswa dengan mengukur gambar persegi yang telah

digambar siswa dengan menggunakan penggaris. Apabila gambar

yang digambar siswa masih belum sesuai dengan perintah soal

maka guru menunjukkan cara mengukur supaya ukuran gambarnya

sesuai dengan perintah soal sampai gambar siswa itu benar. Hal

yang dilakukan adalah dengan mempraktekkan cara menggambar

dengan menunjukkan skala yang diinginkan pada penggaris yang

diletakkan pada buku siswa.

Page 102: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

e) Cara yang dilakukan guru membimbing siswa dalam menyajikan

hasil pekerjaannya di papan tulis adalah dengan menunjuk soal

yang harus dikerjakan dan memberikan titik-titik di bawah soal.

2. Hasil Pengamatan II

a. Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika

1) Kegiatan Pendahuluan

Pengamatan yang dilakukan terhadap guru matematika kelas V

SLB-B YRTRW Surakarta dalam kegiatan pendahuluan, strategi

yang diberikan guru terhadap siswa tunarungu ketika

mempersiapkan peserta didik pada pengamatan II dapat dilihat dari

cuplikan skrip berikut ini:

G-01 : “Berdo’a mulai”..(duduk dibangku guru dan

pandangan ke arah siswa secara bergantian,

menepuk tangan sekali dengan keras dan

menundukkan kepala)..

S-01 : Menundukkan kepala dan berdo’a.

G-02 : “Berdo’a selesai” (bertepuk tangan dengan keras

2X).

Ketika memimpin siswa untuk berdo’a hal yang dilakukan guru

terlihat berbeda, guru bertepuk tangan sekali dengan keras tanda

berdo’a dimulai. Untuk memberi tanda bahwa berdo’a telah selesai

guru memberi isyarat dengan bertepuk tangan berulang-ulang

dengan keras sampai anak-anak bisa melihat gerakan tangan tanda

berdo’a selesai. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang bisa

dilihat pada skrip G-01 dan G-02.

Pada pengamatan II, guru mengabsen kehadiran siswa dengan

cara menanyakan alasan ketidak hadiran siswa kepada siswa lain.

Hasil pengamatan seperti pada cuplikan skrib berikut ini:

G-04 : “selamat pagi anak-anak” (dengan pelan-pelan dan

mimik bicara diperjelas). “novan tidak masuk?”

(dengan melihat bangku novan).

S-04 : “sakit”.

Page 103: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

G-05 : “sakit? Kemarin? Siapa yang di sms?”

(menggunakan isyarat gerakan dalam bertanya dan

pandangan ke arah semua siswa).

S-05 : “Sms??” (kelihatan bingung).

G-06 : “Novan sakit? Kemarin? Muntah-muntah? Kamu

lihat?” (menunjuk Dimas dengan jari dan bertanya

dengan kata dipotong-potong disertai gerakan

isyarat).

S-06 : Menjawab dengan kata-kata tidak jelas dan banyak

menggunakan gerakan isyarat tangan.

Guru dalam kegiatan mengabsen siswa yang tidak masuk

dengan cara menanyakan ketidak hadiran kepada siswa yang lain

terutama kepada siswa sebangku. Cara yang dilakukan guru

dengan menunjuk bangku siswa yang tidak masuk dan bertanya

dengan kata-kata yang dipotong-potong dan diperjelas mimik

bicaranya serta banyak menggunakan gerakan isyarat saat bertanya

mengikuti bahasa yang diucapkannya. Hal ini terlihat dari hasil

pengamatan yang bisa dilihat pada skrip G-04, G-05 dan G-06.

Setelah selesai mengabsen siswa, pada pengamatan II guru

meminta siswa untuk mengumpulkan PR yang sudah diberikan

pada pertemuan sebelumnya. Hasil pengamatan pada waktu

meminta siswa mengumpulkan PR seperti pada cuplikan skrib

berikut ini:

G-09 : “ayo dikumpulkan, kumpulkan” (berdiri).

S-09 : Maju ke depan untuk mengumpulkan buku tugasnya.

G-10 : “ayo Ko, Sandra” (melambaikan tangan ke arah joko

dan Sandra karena mereka belum mengumpulkan).

S-10 : Sandra dan Joko lalu mengumpulkan ke depan.

G-11 : Memeriksa buku tugas siswa dan masih kurang.

“ayo tosan.. kamu sudah?” (melambaikan tangan ke

arah Tosan).

S-11 : Tosan mengumpulkan buku tugasnya.

Strategi guru dalam menyuruh siswa mengumpulkan PRnya

adalah dengan berdiri di hadapan semua siswa dan mengulang-

ulang perkataanya sampai siswa memahami, tetapi penggunaan

bahasanya tidak menggunakan terlalu banyak kata. Setelah siswa

Page 104: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

mengumpulkan PR ke meja guru, guru melambaikan tangannya

kepada siswa yang belum berdiri mengumpulkan PR. Dengan

melihat isyarat memanggil dari guru, siswa yang dituju guru

mengumpulkan PRnya. Langkah selanjutnya yang dilakukan guru

adalah menghitung buku tugas yang sudah dikumpulkan siswa,

setelah menghitung dan memeriksa masih ada satu siswa yang

belum mengumpulkan dan guru melambaikan tangan kembali

kepada siswa yang belum mengumpulkan. Hal ini terlihat dari hasil

pengamatan yang bisa dilihat pada skrip G-09, G-10 dan G-11.

Pengamatan terhadap strategi-strategi yang dilakukan guru

dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

tentang pengetahuan sebelumnya dengan materi yang yang akan

dipelajari dapat dilihat dari cuplikan skrip berikut ini:

G-15 : “kemarin, kemarin kalian kan sudah belajar tentang”

(kedua tangannya sambil memegang bangun

persegi dan persegi panjang dan pandangan ke arah

semua siswa). “bangun apa Joko?” (menunjuk

bangun persegi dengan tangannya dan pandangan

ke arah Joko).

……….

G-20 : “Sandra?” (pandangan pindah ke arah Sandra

dengan tetap memegang bangun persegi).

S-20 : “persegi”.

G-21 : Ganti memegang bangun persegi panjang “kalau

yang ini bangun apa?” (sambil memegang bangun

persegi panjang dan pandangan ke arah semua

siswa).

S-21 : “persegi panjang”.

G-22 : “iya pintar, ayo apa Sandra?” (menyodorkan bangun

ke arah Sandra lagi).

S-22 : “sama…. Bangun…” (Sandra menjawab dengan

tidak jelas).

G-23 : “yang ini bangun persegi” (memegang bangun

persegi) “kalau yang ini” (ganti memegang bangun

persegi panjang).

S-23 : “persegi panjang”.

Ketika mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa

mengenai materi yang sudah dipelajari pada pertemuan

Page 105: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

sebelumnya yaitu sifat-sifat bagun datar persegi dan persegi

panjang, guru menggunakan alat peraga gambar bangun persegi

dan persegi panjang dengan cara memegang gambar tersebut

kemudian ditunjukkan ke arah semua siswa. Bangun yang pertama

ditanyakan adalah persegi setelah siswa mengingat semua baru

dilanjutkan dengan bangun persegi panjang, cara yang dilakukan

guru saat bertanya adalah dengan memperjelas mimik bicaranya

dan pertanyaannya diucapkan secara berulang-ulang yang diikuti

oleh gerakan isyarat yang mengarah kepada semua siswa secara

bergantian. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang bisa dilihat

pada skrip G-15, G-20, G-21, G-22 dan G-23. Jenis-jenis gambar

bangun persegi dan persegi panjang yang guru tunjukkan pada

kegiatan mengulang pelajaran yang lalu seperti berikut ini:

Gambar ditunjukkan ke arah siswa

secara bergantian disertai dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan

tentang materi yang lalu.

Ketika siswa menjawab salah pada saat guru menunjukkan

gambar bangun persegi, guru tidak langsung menilai bahwa itu

salah. Hal yang dilakukan guru dapat dilihat pada cuplikan skrib

berikut ini:

G-16 : “joko” (menyodorkan bangun persegi lagi).

S-16 : joko menjawab “segitiga”.

G-17 : “joko menjawab bangun ini adalah bangun segitiga,

SE-GI-TI-GA benar atau salah?”. (tangan kiri

memegang bangun persegi yang disodorkan ke

semua siswa dan tangan sebelahnya digunakan

untuk isyarat gerakan. Ketika bilang segitiga

mimik bicaranya lebih diperjelas).

Page 106: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

S-17 : “salah”.

G-18 : “salah, teman-teman bilang salah, ini bukan

segitiga” (tatap menyodorkan bangun persegi ke

arah joko).

S-18 : Membuka-buka buku dan menjawab “persegi”.

G-19 : “iya, ini bangun persegi” (berbicara ke arah joko).

Strategi guru ketika siswa salah dalam menjawab pertanyaan

adalah dengan menanyakan jawaban siswa tersebut kepada siswa

yang lainnya apakah jawabannya itu benar atau salah dengan

menunjukkan bangun ke arah semua siswa dan bertanya dengan

mempertegas mimik pengucapannya. Pada saat siswa lain

menjawab salah, guru membalikkan kepada siswa yang menjawab

bahwa jawabannya salah tetapi tidak langsung memberi jawaban

yang benar. Guru masih memberi kesempatan kepada siswa

dengan cara masih menyodorkan bangun persegi kepada siswa

tanpa memberi jawaban untuk berfikir mencari jawaban yang

benar. Ketika siswa sudah bisa menjawab dengan sendirinya

barulah guru memberikan jawaban yang benar dengan

membenarkan jawaban siswa tersebut. Hal ini terlihat dari hasil

pengamatan yang bisa dilihat pada skrip G-16, G-17, G-18 dan G-

19.

Pada saat menyampaikan pelajaran yang akan dipelajari, guru

hanya terlihat menyampaikannya secara lisan tetapi cara

penyampaiannya tentu berbeda. Guru berbicara dengan pelan-pelan

dan selalu diulang-ulang serta terkadang menggunakan bahasa

isyarat tubuh. Siswa terlihat memperhatikan dan hanya

mengangguk-angguk, terkadang juga ikut mengulang apa yang

dikatakan oleh guru. Setelah kegiatan awal dirasa cukup maka guru

memasuki kegiatan inti pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

strategi guru membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar dalam

kegiatan pendahuluan pada hasil pengamatan II adalah:

Page 107: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

a) Metode yang diterapkan guru dalam membuka pelajaran

adalah:

(1) metode tanya jawab

(2) metode demonstrasi

b) Teknik yang digunakan guru dalam membuka pelajaran adalah:

(1) membuat siswa siap terlebih dahulu dan membuat suasana

tenang baru memulai memimpin berdoa.

(2) Setelah selesai berdoa guru mengucapkan salam dan

mengabsen siswa yang tidak masuk dengan bertanya

kepada siswa lain alasan mengapa tidak masuk.

(3) Menanyakan PR dan menyuruh siswa mengumpulkan PR

di meja guru.

(4) Guru menggunakan alat peraga gambar persegi dan persegi

panjang pada saat mengajukan pertanyaan mengenai

pelajaran yang lalu.

(5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dipelajari secara lisan.

c) Taktik yang digunakan guru dalam membuka pelajaran adalah:

(1) ketika memimpin berdoa, guru menepuk tangan dengan

keras untuk memberi tanda memulai berdoa dan menepuk

tangan secara berulang-ulang sebagai tanda berdoa selesai.

(2) Setelah selesai berdoa guru mengucapkan salam dan

mengabsen siswa yang tidak masuk dengan cara

menanyakan kepada siswa lain alasan mengapa tidak

masuk. Guru bertanya dengan cara menunjuk bangku siswa

yang tidak masuk dan bertanya dengan kata-kata yang

dipotong-potong dengan memperjelas mimik bicaranya

serta diikuti oleh gerakan isyarat tubuh.

(3) Menanyakan PR dan menyuruh siswa mengumpulkan PR

di meja guru dengan cara berdiri di depan semua siswa dan

mengulang-ulang apa yang dibicarakannya sampai siswa

Page 108: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

memahami. Guru melambaikan tangan ke arah siswa yang

belum merespon perintah guru.

(4) Taktik yang digunakan guru ketika mengajukan pertanyaan

mengenai pelajaran yang lalu dengan memegang gambar

persegi dan persegi panjang secara bergantian kemudian

ditunjukkan ke arah semua siswa dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dengan mimik berbicara yang

diperjelas dan pertanyaan diucapkan secara berulang-ulang

yang diikuti gerakan isyarat tubuh.

(5) Taktik yang dilakukan guru ketikan menyampaikan tujuan

pembelajaran dengan cara pelan-pelan dengan mimik

berbicara diperjelas dan diucapkan secara berulang-ulang.

2) Kegiatan Inti

Pengamatan yang dilakukan terhadap guru matematika kelas V

SLB-B YRTRW Surakarta dalam kegiatan inti, strategi yang

diberikan guru dalam membelajarkan materi sifat-sifat bangun

datar terhadap siswa tunarungu dimulai dengan menulis judul

materi dan menunjukkan bangun belah ketupat kepada semua

siswa. Kegiatan tersebut dapat dilihat dari cuplikan skrip berikut

ini:

G-41 : “sekarang kalian belajar tentang belah ketupat dan

layang-layang” (mengambil media gambar yang

sudah disediakan). “perhatikan, ini bangunnn…”

(menunjukkan gambar belah ketupat kepada semua

siswa dan menunjuk tulisan di papan tulis “belah

ketupat”).

Pada awal memulai menjelaskan mengenai sifat-sifat bangun

datar belah ketupat, hal yang dilakukan guru adalah menulis judul

materi di papan tulis dan memperlihatkan gambar bangun belah

ketupat kepada semua siswa. Strategi yang dilakukan guru adalah

pada saat menunjukkan gambar bangun belah ketupat, guru juga

menunjuk tulisan di papan tulis jadi siswa dengan gampang

Page 109: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

memahami apa yang dibicaran guru. Hal ini terlihat dari hasil

pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan skrip G-41.

Pada saat mulai menerangkan sifat-sifat belah ketupat kepada

siswa guru terlebih dahulu memberikan pertanyaan-pertanyaan

kepada siswa. guru menunjuk salah satu siswa untuk menunjukkan

sisi-sisi pada bangun belah ketupat. Kegiatan tersebut dapat dilihat

pada cuplikan skrib berikut ini:

G-43 : “ayo kamu ke depan” (melambaikan tangan ke

Dimas dan memberikan gambar belah ketupat).

S-43 : Dimas maju ke depan.

G-44 : “dihitung berapa sisinya, dihitung sisinya”

(memegang tangan dimas dan bicara dengan mimik

bicara lebih diperjelas secara berulang-ulang).

Untuk memulai menerangkan sifat-sifat dari bangun belah

ketupat, guru menunjuk salah satu siswa untuk menunjukkan sisi-

sisi yang dimiliki bangun belah ketupat. Guru menunjuk dengan

cara menarik tangan siswa diajak maju ke depan dan menyerahkan

gambar bangun belah ketupat dengan memperjelas mimik

bicaranya saat berbicara kepada siswa tersebut. Hal ini terlihat dari

hasil pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan skrip G-43 dan

G-44.

Guru melibatkan semua siswa untuk aktif dalam mengikuti

pelajaran, termasuk pada siswa yang sama sekali tidak bisa

berbicara guru memberikan kesempatan untuk belajar seperti yang

lainnya dengan cara yang mungkin sedikit berbeda. Hal yang

dilakukan guru ketika memberikan pertanyaan kepada siswa yang

sama sekali tidak bisa berbicara adalah seperti pada cuplikan skrib

berikut ini:

G-47 : “ayo Aji tidak memperhatikan, ayo aji kesini”

(mengajak Aji maju ke depan dengan menggandeng

tangannya dan menyerahkan gambar ke Aji).

S-47 : Aji maju kedepan.

G-48 :“berapa dihitung” (bicara dengan berhadapan dengan

Aji).

Page 110: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

S-48 : Diam (belum mengerti perintah guru).

G-49 : Guru menulis pertanyaan di papan tulis dan setelah

menulis “memiliki …. Sisi sama panjang”

kemudian menunjuk titik-titik tanpa bertanya. “DI-

HI-TUNG” (berhadapan dengan Aji dan berbicara

dengan mimik yang diperjelas).

S-49 : Aji menghitung dengan menunjuk sisi-sisinya tanpa

mengeluarkan suara.

G-50 : “ayo ditulis” (mencolek Aji dan menunjuk titik-titik

pada soal).

S-50 : Aji mengisi 4.

Strategi yang dilakukan guru ketika menunjuk siswa yang sama

sekali tidak bisa berbicara adalah dengan mengajak maju ke depan

dengan menggandeng tangannya. Memberikan pertanyaan dengan

berhadapan dan pertanyaan diucapkan secara berulang-ulang

dengan mimik berbicaranya diperjelas. Guru juga menulis kembali

soal di papan tulis dan menyuruh siswa menulis jawaban di titik-

titik yang sudah disediakan. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan

yang dapat dilihat pada cuplikan skrip G-47, G-48, G-49 dan G-50.

Setelah menunjuk beberapa siswa maju ke depan, sifat pertama

dari belah ketupat sudah diketahui yaitu memiliki empat sisi yang

sama panjang. Untuk memperjelas jawaban-jawaban siswa tadi

guru menggambar kembali bangun belah ketupat seperti pada

cuplikan skrib berikut ini:

G-53 : Menggambar bangun belah ketupat di papan tulis

dan memberi keterangan panjang di salah satu

sisinya 5cm “jika ini 5 cm, ini berapa? Ini berapa?

Ini berapa” (bertanya kepada semua siswa dengan

pandangan mengarah ke semua siswa dan jari

menunjuk sisi-sisi yang ditanyakan).

S-54 : “5cm, 5cm, 5cm”

Gambar bangun belah ketupat yang sudah diberi keterangan

pada salah satu sisinya adalah sebagai berikut:

Page 111: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Guru memberi keterangan 5cm

pada salah satu sisinya dan

bertanya dengan menunjuk sisi

yang belum diberi keterangan.

Setelah siswa menjawab dengan benar sisi-sisi yang belum

diketahui guru baru menulis keterangan secara keseluruhan sesuai

dengan cuplikan skrip berikut ini:

G-54 : Memberi keterangan pada sisi-sisi yang lain setelah

siswa menjawab “jadi memiliki empat sisi yang

sama, panjangnya sama” (menunjuk kembali sisi-

sisi pada gambar dan menunjuk sifat pertama yang

sudah ditulis di sebelahnya maksudnya untuk

menyamakan).

S-54 : “memiliki 4 sisi sama panjang” (siswa membaca

kembali).

Gambar bangun belah ketupat yang sudah diberi keterangan

pada keseluruhan sisinya adalah sebagai berikut:

Guru memberi keterangan 5cm

pada keseluruhan sisinya.

Guru memberikan keterangan pada salah satu sisinya dengan

skala 5cm, setelah itu guru tanya jawab dengan siswa dengan cara

menunjuk dengan jari secara berulang-ulang sisi yang belum diberi

keterangan (skrip G-53). Pada saat melakukan tanya jawab dengan

siswa, guru cukup mengarahkan pandangan kepada siswa-siswa

yang dituju dan dengan cara itu siswa sudah mengerti bahwa dialah

yang ditunjuk oleh guru (skrip G-54). Setelah siswa sudah bisa

5 cm

5 cm 5 cm

5 cm 5 cm

Page 112: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

menjawab pertanyaan-pertanyaan barulah guru memberikan

keterangan pada keempat sisi tersebut

Setelah siswa memahami sifat pertama dari belah ketupat, guru

melanjutkan menerangkan sifat kedua bangun belah ketupat

dengan strategi yang digunakan seperti pada cuplikan skrib berikut

ini:

G-57 : “ayo perhatikan.. sekarang sifat yang kedua,

mempunyai 4 sudut, sudutnya yang mana?”

(menunjuk sifat yg kedua yang sudah ditulis di

papan tulis kemudian menunjuk sudut di gambar

belah ketupatnya). “ini, satu.. dua.. tiga.. empat”

(memberi tanda sudut pada gambar).

S-57 : “empat sudut” (tidak semua menjawab).

Gambar bangun belah ketupat yang sudah diberi keterangan

pada keseluruhan sudutnya adalah sebagai berikut:

Guru memberi keterangan

degan mempertebal

keseluruhan sudutnya.

Guru melanjutkan menerangkan sifat kedua bangun belah

ketupat dengan menggunakan strategi yang dimulai dengan

menuliskan sifat yang kedua tetapi belum menulis sifatnya secara

lengkap. Guru menunjuk sifat yang kedua dan siswa membacanya

setelah itu guru menunjukkan sudut yang dimaksud pada gambar di

sebelahnya dengan mempertebal keempat sudutnya. Hal ini terlihat

dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan skrip G-57.

Setelah siswa mengetahui bahwa belah ketupat mempunyai

empat sudut, strategi yang dilakukan guru selanjutnya untuk

memperkenalkan sudut tumpul dan sudut lancip adalah dengan

cara seperti pada cuplikan skrip berikut ini:

5 cm 5 cm

5 cm 5 cm

Page 113: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

G-59 : “ada 4 sudut, coba lihat” (memberi tanda pada dua

sudut yang berhadapan kemudian memberi nama di

setiap sudutnya A, B, C dan D). “ya ini namanya

sudut lancip” (dengan menunjuk dua sudut yang

sudah diberi tanda pandangan tetap mengarah ke

semua siswa).

S-59 : “sudut lancip”

G-60 : “apa joko? Ada dua sudut lancip” (berbicara secara

pelan-pelan ke arah joko).

S-60 : “ada dua sudut lancip” (menirukan guru).

G-61 : “sudut lancip yang mana?” (pandangan ke arah

semua siswa). “ini… ini…” (menunjuk dengan jari

sudut A dan sudut D pada gambar di papan tulis).

“ada 2 sudut apa?” (sambil menulis di papan tulis “2

sudut….” dan bertanya tetap menghadap ke siswa).

“sudut tumpul” (menunjuk sudut B dan C secara

berulang-ulang pada gambar).

S-61 : “tumpul” (menirukan guru).

G-62 : “sudut tumpulllll” (mengulangi lagi sambil

melengkapi titit-titik di papan tulis). “yang mana?

Sudut B sama sudut C, itu sudut tumpul” (menunjuk

dengan jari sudut B dan C yang ada di papan tulis

kemudian ganti menunjuk tulisan disamping

gambar). “tau ya? Siapa yang bertanya?”

(mengacungkan telunjuk dengan pandangan kea rah

semua siswa).

Gambar bangun belah ketupat yang sudah diberi keterangan

pada keseluruhan sudutnya adalah sebagai berikut:

Guru memberi keterangan

pada keseluruhan sudutnya

dengan memberi nama sudut A,

B, C dan D.

Strategi yang dilakukan guru selanjutnya untuk

memperkenalkan sudut tumpul dan sudut lancip pada bangun belah

ketupat adalah dengan cara memberikan nama sudut pada ke empat

susutnya terlebih dahulu yaitu A, B, C dan D. Kemudian menunjuk

5 cm 5 cm

5 cm 5 cm

A

B C

D

Page 114: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

secara berulang-ulang sudut A dan D dan menerangkan bahwa itu

adalah sudut lancip dengan melakukan tanya jawab dengan siswa.

Cara melakukan tanya jawab masih tetap sama yaitu dengan

menunjuk apa yang ditanyakan di papan tulis secara berulang-

ulang dan pandangan tertuju kepada siswa yang ditanya dengan

memperjelas mimik berbicaranya. Setelah siswa mengetahui sudut

lancip guru menerangkan sudut tumpul dengan cara yang sama,

yaitu menunjuk secara berulang-ulang sudut B dan C pada gambar

di papan tulis dengan melakukan tanya jawab dengan semua siswa.

Setelah selesai menerangkan sudut lancip dan sudut tumpul guru

baru melengkapi sifat-sifat yang dimiliki bangun belah ketupat

secara lengkap dan urut sesuai yang sudah diterangkan. Hal ini

terlihat dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan

skrip G-59, G-60, G-61 dan G-62.

Setelah selesai menerangkan sifat-sifat bangun belah ketupat,

guru bertanya kepada siswa yang kurang aktif dalam mengikuti

proses pembelajaran dengan cara menyuruh maju ke depan seperti

pada cuplikan skrip berikut ini:

G-64 : “ayo apa Joko?” (tangan menunjuk tulisan di papan

tulis dan pandangan ke arah Joko). “apa Ko? Ayo

sini ko, maju sini” (melambaikan tangan ke Joko).

S-64 : Joko maju ke depan.

G-65 : Tanpa bertanya guru menunjuk tulisan 2 sudut

lancip dan menunjuk gambar.

S-65 : Melihat arah tangan guru dan menunjuk sudut A dan

D pada gambar.

G-66 : Menunjuk tulisan 2 sudut tumpul tanpa bertanya.

S-66 : Melihat arah tangan guru dan menunjuk sudut B dab

C pada gambar di papan tulis.

Strategi guru bertanya kepada siswa yang kurang aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran dengan cara menyuruh maju ke

depan dengan malambaikan tangan kepada siswa yang dituju

kemudian tanpa mengulangi pertanyaan lagi guru menunjuk tulisan

yang ingin ditanyakan dan menunjuk gambar secara bergantian

Page 115: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

(skrip G-64, G-65 dan G-66). Dengan cara seperti itu, siswa

melihat arah gerak tangan guru kemudian menjawab dengan

menunjuk sudut yang ada pada gambar. Menunjuk sudut A dan D

ketika guru menanyakan sudut lancip dan menunjuk sudut B dan C

ketika guru menanyakan sudut tumpul (skrip S-65 dan S-62).

Kegitan ini mengakhiri penjelasan guru kepada siswa mengenai

sifat-sifat belah ketupat dan dilanjutkan dengan bangun yang kedua

pada pertemuan tersebut yaitu bangun layang-layang.

Guru mulai menjelaskan sifat-sifat bangun layang-layang

dengan menunjuk judul yang sudah ditulis di papan tulis dan

menunjukkan gambar bangun layang-layang kepada siswa seperti

pada cuplikan skrip berikut ini:

G-70 : “sekarang” (menuju papan tulis dan menunjuk

tulisan “layanG-layang” dengan telunjuknya).

S-70 : Membaca bersama-sama “layang-layang”.

G-71 : “iya, layang-layang.. tau layang–layang? Tau? Yang

laki-laki, yang laki-laki sering main layang-layang”

(menunjuk siswa satu-satu dengan jari dan

mempraktekkan mengulur layang-layang).

……..

G-75 : “semua sudah melihat, sudah pernah bermain

layang-layang” (berbicara dengan pandangan ke

arah semua siswa). “lha bentuknya layang-layang

seperti ini” (mengambil gambar layang-layang dan

menunjukkan ke semua siswa). “ini adalah bangun

datar layang-layang” (menunjuk semua sisi-sisinya).

Strategi guru yang dilakukan pertama kali dalam mengenalkan

sifat-sifat bangun layang-layang adalah dengan menulis judul di

papan tulis kemudian tanya jawab dengan siswa mengenai layang-

layang dalam kehidupan sehari-hari dengan mempraktekkan

menggunakan gerakan isyarat. Setelah memberikan contoh guru

menunjukkan bentuk layang-layang dengan menggunakan gambar

bangun layang-layang yang sudah dibuat guru kepada semua

siswa. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang dapat dilihat

pada cuplikan skrip G-70, G-71 dan G75.

Page 116: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Setelah memperkenalkan bangun layang-layang dengan

memberi contoh dan menunjukkan gambar, guru memperkenalkan

sisi-sisi yang berpasangan yang dimiliki bangun layang-layang

adalah dengan cara seperti pada cuplikan skrib berikut ini:

G-89 : “pasang itu yang bagaimana? Ayo kamu kesini,

Zahra kamu kesini” (menarik tangan dimas yang

didekatnya dan melambaikan tangan ke Zahra).

S-89 : Dimas dan Zahra maju ke depan.

G-90 : Memasangkan Zahra dengan Dimas dengan berdiri

bersebelahan “lha ini namanya satu pasang, satu

pasang” (menunjukkan satu jarinya kepada semua

siswa). “terus lagi, Fadia Aji” (melambaikan

tangannya ke Fadia dan menarik tangan Aji).

S-90 : Fadia dan Aji maju kedepan.

G-91 : Memasangkan Fadia dengan Aji dengan berdiri

bersebelahan yang tidak jauh dari pasangan Zahra

dengan Dimas “satu, dua.. lha berarti ini ada 2

pasang. Berapa?” (menunjuk dua pasang anak

tersebut dan mengacungkan 2 jarinya).

S-91 : “dua”.

S-92 : “satu pasang itu ada dua, berarti kalau ini satu, dua.

Ada dua pasang” (memisahkan pasangan Zahra dan

Dimas dengan Pasangan Fadia dan Aji) “ada

berapa?”

Strategi guru dalam mengenalkan sisi yang berpasangan

kepada siswa dengan menggunakan contoh dalam kehidupan

sehari-hari. Pertama yang dilakukan guru adalah menyuruh dua

siswa maju ke depan dan membimbing mereka dalam posisi

bersebelahan, hal itu dilakukan sambil menjelaskan kepada siswa

bahwa yang dinamakan sepasang itu seperti yang dilakukan dua

siswa yang ditunjuk tersebut sambil menunjukkan satu jarinya

kepada semua siswa. Setelah dua siswa sudah dalam posisi

berpasangan, guru menunjuk kembali dua siswa maju ke depan dan

diposisikan bersebelahan seperti dua siswa sebelumnya. Setelah

empat siswa sudah membentuk dua pasang guru menjelaskan

bahwa ini yang namanya berpasangan sambil mengacungkan dua

Page 117: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

jarinya. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang dapat dilihat

pada cuplikan skrip G-89, G-90, G-91 dan G-92.

Setelah memberikan contoh dengan praktek nyata dikehidupan

sehari-hari, strategi guru selanjutnya untuk memperkenalkan sisi

yang berpasangan adalah seperti pada cuplikan skrib berikut ini:

G-99 : “sama seperti ini, ini ada satu pasang sisi yang sama:

ini dengan ini, trus ada satu pasang lagi sisi yang

sama: ini dengan ini, jadi ada dua pasang sisi yang

sama” (memperlihatkan gambar layang-layang ke

arah semua siswa dan menunjuk sisi-sisi yang

sepasang dengan jari). “sudah tau?” (pandangan ke

semua siswa).

S-99 : “tau”.

Strategi guru selanjutnya untuk memperkenalkan sisi yang

berpasangan setelah memperlihatkan praktek nyata adalah

menghubungkan dengan gambar layang-layang yang ditunjukkan

kepada semua siswa dengan menunjuk sisi-sisi yang berpasangan

(skrib G-99).

Setelah siswa sudah mengetahui tentang sisi yang berpasangan

langkah selanjutnya yang dilakukan guru untuk menerangkan

tentang sifat-sifat layang-layang adalah seperti pada cuplikan skrib

berikut ini:

G-103 : (Menggambar bangun layang-layang di papan

tulis) kemudian “sudah sekarang.. kamu kesini

(menarik tangan Dimas), tadi ibu bicara apa?

sekarang gentian kamu yang bicara ke teman-

temam!” (memberikan bangun layang-layang

kepada Dimas. “yang lain perhatikan Dimas mau

mengajar, ayo bicara, bicara” (menegaskan mimik

bicaranya).

……….

G-105 : Mencolek Dimas dan menunjuk gambar layang-

layang yang ada dipapan tulis kemudian menulis

keterangan sisi AD=….. dan sisi DC=……“ayo

perhatikan dimas mau berbicara” (melambai-

lambaikan tangannya kepada siswa yang tidak

melihat ke depan).

Page 118: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Gambar bangun layang-layang yang digambar guru dipapan

tulis adalah sebagai berikut:

AD=…..

DC=……

Strategi guru dalam mengenalkan sisi-sisi yang berpasangan

pada bangun layang-layang tidak cukup hnya dengan menjelaskan

dan memberikan contoh. Guru menunjuk salah satu siswa untuk

maju ke depan dengan memberikan bangun layang-layang kepada

siswa tersebut dan disuruh mengulang kembali penjelasan guru

dengan menunjukkan sisi-sisi yang berpasangan sama panjang.

Ketika siswa masih bingung dalam menjelaskan, guru menulis

keterangan di sebebelah gambar dan siswa tinggal mengisi

jawabannya dengan menulis di titik-titik yang sudah disediakan.

Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada

cuplikan skrip G-103 dan G-105. Setelah siswa selesai

menjelaskan guru menulis secara lengkap sifat-sifat bangun

layang-layang dan kegiatan ini adalah kegiatan akhir dalam

menjelaskan sifat-sifat bangun layang-layang.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

strategi guru membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar dalam

kegiatan inti pelajaran pada hasil pengamatan II adalah:

a) Metode yang diterapkan guru dalam kegiatan inti pembelajaran

adalah:

(1) Metode ceramah

(2) Metode tanya jawab

(3) Dan metode demonstrasi

D B

C

A

Page 119: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

b) Teknik yang digunakan guru dalam kegiatan inti pembelajaran

adalah:

(1) Menyampaikan materi sifat-sifat bangun belah ketupat dan

layang-layang dengan menulis judul kemudian

menggambar bangun belah ketupat dan layang-layang di

papan tulis.

(2) Mengenalkan bangun belah ketupat dan layang-layang serta

sisi-sisinya dengan menunjukkan gambar.

(3) Menulis sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang dengan

melakukan tanya jawab dengan siswa terlebih dulu.

(4) Mengenalkan sisi yang berpasangan pada bangun layang-

layang dengan contoh praktek nyata dalam kehidupan

sehari-hari.

(5) Menyuruh siswa maju ke depan untuk mengulangi

penjelasan guru.

c) Taktik yang digunakan guru dalam kegiatan inti pembelajaran

adalah:

(1) Menyampaikan materi sifat-sifat bangun belah ketupat dan

layang-layang dengan menulis judul kemudian

menggambar bangun belah ketupat dan layang-layang di

papan tulis. Dalam menggambar bangun belah ketupat dan

layang-layang guru memberikan keterangan pada gambar

secara detail dengan menggunakan tanda dan angka untuk

memperjelas gambar.

(2) Taktik yang digunakan guru dalam mengenalkan bangun

belah ketupat dan layang-layang serta sisi-sisinya dengan

menunjukkan gambar kemudian menunjuk tulisan di papan

tulis, gambar ditunjukkan ke arah semua siswa dengan cara

memegang gambar tersebut.

(3) Menulis sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang dengan

melakukan tanya jawab dengan siswa terlebih dulu dengan

Page 120: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa

dengan menggunakan gambar serta menyuruh siswa maju

ke depan untuk menjelaskan sifat-sifat bangun. Untuk siswa

yang tidak bisa berbicara guru memberikan pertanyaan

dengan cara berhadapan dan pertanyaan diucapkan secara

berulang-ulang dengan memperjelas mimik bicaranya dan

menulis soal di papan tulis. Setelah siswa menjawab sifat-

sifat bangun belah ketupat dan layang-layang barulah guru

menuliskan sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang di

sebelah gambar.

(4) Mengenalkan sisi yang berpasangan pada bangun layang-

layang dengan contoh praktek nyata dalam kehidupan

sehari-hari dengan cara menyuruh empat siswa maju ke

depan dan membentuk dua berpasangan dengan

menjelaskan kepada siswa bahwa yang dimaksud

berpasangan itu seperti yang mereka praktekkan tersebut.

(5) Menyuruh siswa maju ke depan untuk mengulangi

penjelasan guru dengan membimbing dengan cara memberi

keterangan di sebelah gambar di papan tulis.

3) Kegiatan Penutup

Pengamatan yang dilakukan terhadap guru matematika kelas V

SLB-B YRTRW Surakarta dalam kegiatan menutup pelajaran,

strategi yang dilakukan guru adalah memberikan pekerjaan rumah

kepada siswa. hal yang dilakukan guru dapat dilihat pada cuplikan

skrib berikut ini:

G-137 : “sudah tau ya? Tau ya? Sekarang PR” (meletakkan

buku paket dan ganti mengambil buku LKS

kemudian ditunjukkan ke semua siswa).

S-137 : Sebagian masih belum membuka buku LKS.

G-138 : “ayo” (menunjuk dimas dengan jari)

S-138 : Dimas membuka buku LKS.

Page 121: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

G-139 : Menuju papan tulis dan menulis soal “halaman 40

no 4 dan no 5” (menunjuk soal yang di tulis di

papan tulis).

Strategi yang dilakukan guru dalam mengawali kegiatan

penutup adalah memberikan pekerjaan rumah kepada siswa, soal

yang diberikan adalah soal yang sudah ada pada buku LKS.

Meskipun soal sudah ada di buku LKS, guru tidak bisa hanya

dengan menyampaikan soal secara lisan. Strategi yang dilakukan

guru adalah dengan menulis kembali di papan tulis halaman dan

nomor soal yang diberikan untuk PR. Hal ini terlihat dari hasil

pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan skrip G-137, G-138

dan G-139.

Setelah memberikan pekerjaan rumah, kegiatan yang dilakukan

guru adalah membuat rangkuman atau simpulan pelajaran yang

sudah dipelajari dengan melakukan kegiatan seperti pada cuplikan

skrip berikut ini:

G-143:“sudah ya, ayo perhatikan” (melambai-

lambaikankan tangannya).

S-143 : Siswa masih belum memperhatikan guru.

G-144 : “ayo perhatikan” (mengetok bangku siswa dengan

penggaris kemudian mengetok papan tulis).

S-144 : Pandangan siswa sudah terpusat ke depan.

G-145 : “sekarang diulangi lagi ya, diulangi lagi. Kalian

tadi belajar apa?” (menunjuk tulisan “belah

ketupat” dengan penggaris dan pandangan ke arah

semua siswa).

S-145 : Bersama-sama mengulangi.

G-146 : “ada 4.. empat apa? Empat sisi sama panjang.

Kalau ini 5cm, ini 5 cm, ini 5 cm, ini 5 cm”

(menunjuk ke empat sisinya pada gambar di papan

tulis).

Strategi yang dilakukan guru dalam menutup kegiatan

pembelajaran adalah membuat rangkuman atau simpulan pelajaran

yang sudah dipelajari dengan melakukan kegiatan membimbing

siswa untuk mengulangi pelajaran yang sudah diterima dengan cara

Page 122: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

berdiri di sebelah papan tulis dan jari menunjuk sifat-sifat yang

telah di tulis dengan bergantian menunjuk gambar bangun. Dengan

cara seperti itu siswa akan terpancing untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan guru, yang pertanyaan tersebut adalah sebagai

pengulang pelajaran yang sudah diterima. Kegitan ini sebagai

penutup pertemuan pada pambahasan sifat-sifat bangun belah

ketupat dan layang-layang.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

strategi guru dalam membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar

dalam kegiatan penutup pembelajaran pada hasil pengamatan II

adalah:

a) Metode yang diterapkan guru dalam kegiatan penutup

pembelajaran adalah:

(1) Tanya jawab

b) Teknik yang digunakan guru dalam kegiatan penutup

pembelajaran adalah:

(1) Memberikan PR kepada siswa, soal yang diberikan adalah

soal yang sudah ada pada buku LKS.

(2) Membuat rangkuman atau simpulan pelajaran yang sudah

dipelajari dengan kegiatan membimbing siswa untuk

mengulangi pelajaran yang sudah diterima.

c) Taktik yang digunakan guru dalam kegiatan penutup

pembelajaran adalah:

(1) Memberikan PR kepada siswa, soal yang diberikan adalah

soal yang sudah ada pada buku LKS tetapi guru

menggunakan taktik dengan menuliskan kembali di papan

tulis halaman dan nomor soal.

(2) Membuat rangkuman atau simpulan pelajaran yang sudah

dipelajari dengan kegiatan membimbing siswa untuk

mengulangi pelajaran yang sudah diterima dengan cara

Page 123: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

berdiri di sebelah papan tulis dan jari menunjuk sifat-sifat

yang telah di tulis dengan sedikit mengajukan pertanyaan-

pertanyaan.

c. Cara Guru dalam Pemberian scaffolding.

Pengamatan yang dilakukan terhadap guru matematika kelas V

SLB-B YRTRW Surakarta dalam pemberian scaffolding terhadap

siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan dapat

dilihat ketika siswa mengerjakan soal latihan, kegiatan yang dilakukan

guru dapat dilihat pada cuplikan skrip berikut ini:

G-115 : “sekarang latihan” (menulis soal di papan tulis).

S-115 :Mempersiapkan buku tugasnya dan mulai

mengerjakan soal.

G-116 :Menuju bangku Aji dan memberi contoh

menggambar bangun yang ada di buku paket.

Pertamanya mengukur sisi yang ada dibuku dengan

memperlihatkan cara mengukur dengan penggaris,

setelah diukur penggaris diletakkan di buku Aji

untuk digambar sesuai dengan gambar yang ada di

buku. Menunggu sampai Aji bisa mengambar satu

bangun.

S-116 : Aji mulai mengerjakan sendiri tanpa di bimbing.

Pada saat memberikan soal kepada siswa, cara yang dilakukan guru

adalah menulis soal tersebut di papan tulis. Pada pengamatan ini hal

yang dilakukan guru setelah menulis soal adalah mendekati bangku Aji

terlebih dulu dan memberikan contoh menggambar bangun dengan

memperlihatkan cara mengukur dengan menggunakan penggaris, guru

mempraktekkan menggaris di buku Aji kemudian menyuruh Aji

melanjutkan sesuai dengan contoh yang diberikan guru. Hal ini terlihat

dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan skrip G-115

dan G-116.

Siswa tidak langsung memahami apa maksud soal yang diberikan

guru, hal yang dilakukan guru ketika siswa masih bingung dalam

memahami soal dapat dilihat pada cuplikan skrip berikut ini:

Page 124: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

S-117 : Joko terlihat bingung.

G-118 : Mendatangi joko dan menepuk pundaknya 2 kali

sampai joko menoleh “nama? Namanya apa tadi

nomor 1?” (kedua tangannya bergerak

mengisyaratkan yang dibicarakan). “ini”

(menunjuk gambar pada buku joko).

Ketika guru melihat siswa yang kelihatan bingung dalam

menghadapi soal, tindakan guru yang terlihat adalah mendatangi siswa

terebut dan menunjukkan contoh yang sudah diberikan sebelumnya

hanya dengan menunjuk tanpa memberikan penjelasan. Dengan cara

itu siswa bisa memahami apa maksud penjelasan guru tersebut. Hal ini

terlihat dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan skrip

G-118.

Pada saat siswa mulai mengerjakan soal, pada saat itu juga guru

mulai keliling ke tiap-tiap bangku semua siswa untuk membimbing

siswa langkah tiap langkah dalam mengerjakan soal. Hal yang

dilakukan guru dalam menuntun siswa mengerjakan soal dapat dilihat

pada cuplikan skrib berikut ini:

G-120 : “bangun apa Ji? Bangun?” (berdiri di sebelah Aji

dan menunjuk gambar yang sudah digambar Aji).

“nama nama, nama” (sambil menepuk-nepuk

punggung Aji). “ini tadi namanya bangun apa Ji?

Tulis!!!” (memperlihatkan bangun belah ketupat

yang dipergunakan dalam menjelaskan tadi dan

tetap berdiri di sebelah Aji).

………

G-123 : “ini sama.. sama..” (menuju bangku Sandra dan

melihat pekerjaan Sandra, dilihatnya salah dan

menunjukkan pekerjaan yang salah kemudian

menghapus yang salah). “tadi bangun apa ndra?

Ndra?” (menunjuk gambar pada buku).

S-123 : “belah ketupat”.

G-124 : “iya ditulis, ditulis” (tangannya bergerak seperti

menulis).

Guru mulai keliling ke tiap-tiap bangku semua siswa untuk

membimbing siswa langkah tiap langkah dalam mengerjakan soal

Page 125: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

nomor satu yaitu menggambar bangun belah ketupat dan memberi

nama. Hal pertama yang dilakukan guru dalam menuntun siswa

mengerjakan soal nomor satu adalah dengan memeriksa tiap-tiap

pekerjaan siswa dengan mengukur gambar belah ketupat yang telah

digambar siswa dengan menggunakan penggaris. Apabila gambar yang

digambar siswa masih belum sesuai dengan perintah soal maka guru

menunjukkan cara mengukur supaya ukuran gambarnya sesuai dengan

perintah soal sampai gambar siswa itu benar. Hal yang dilakukan

adalah dengan mempraktekkan cara menggambar dengan

menunjukkan skala yang diinginkan pada penggaris yang diletakkan

pada buku siswa, dengan cara itu siswa menirukan langkah-langkah

yang dilakukan guru dalam menggambar belah ketupat dengan benar.

Setelah siswa selesai menggambar guru menyuruh siswa memberi

nama bangun tersebut. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang

dapat dilihat pada cuplikan skrip G-120, G-123 dan G-124.

Setelah siswa selesai mengerjakan soal nomor satu guru

membimbing siswa mengerjakan soal nomor dua dengan cara seperti

pada cuplikan skrip berikut ini:

G-121 : “ya.. sekarang nomor 2, nomor 2” (menunjuk soal

nomor 2 dan tetap disebelah Aji).

S-121 : Aji melanjutkan mengerjakan no.2.

G-122 : “Aji, Aji ini 2 ini 3..” (terlihat mengukur lagi

bangun yang kedua dengan penggaris dan

meletakkan penggaris di buku Aji. Menggambar

satu sisi yang ukurannya sesuai buku yang sudah

diukur dan menyuruh Aji melanjutkannya). “ayo

sini, sini,,” (menunjuk tempat yang harus digambar

Aji).

……….

G-126 : Mendatangi bangku Sandra dan melihat pekerjaan

Sandra nomor 1 “ya.. sekarang nomor 2. Ini 2, ini

2, ini 3, ini 3. 3 cm” (menunjuk sisi-sisi yang di

buku dan tangannya menunjukkan jari 2, 2, 3 dan

3) “ayo ditulis sendiri” (menunjuk buku pekerjaan

Sandra).

G-128 : Menuju bangku Zahra “sudah?” (memeriksa

pekerjaan Zahra dengan mengukur sisi tiap-tiap

Page 126: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

bangun dengan penggaris dan memberi tanda

keterangan berapa panjangnya) “ini ditulis berapa

cm” (menunjuk sisi-sisnya dan menunjuk sisi yang

sudah diberi keterangan).

Guru dalam membimbing siswa mengerjakan soal nomor 2 adalah

dengan mempraktekkan cara menggambar dengan menunjukkan skala

yang diinginkan pada penggaris yang diletakkan pada buku siswa dan

melanjutkan siswa untuk meneruskan menggambar dengan menunjuk

tempat yang harus digambar siswa. Ketika memberikan instruksi

berapa centi yang harus digambar, guru terlihat menyampaikan skala

dengan menunjukkan dengan jari sesuai jumlahnya. Setelah siswa

selesai menggambar guru menyuruh memberikan keterangan

centimeter pada tiap sisi-sisi bangun yang digambar. Hal ini terlihat

dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan skrip G-122,

G-126 dan G-128.

Setelah semua siswa sudah selesai mengerjakan soal guru

mengevaluasi hasil pekerjaan siswa dengan membahas secara

bersama-sama soal yang sudah dikerjakan. Hal yang dilakukan guru

dalam membimbing siswa dalam membahas pekerjaannya dapat dilihat

pada cuplikan skrib berikut ini:

G-130 : “sudah ya? Sekarang kita bahas” (maju ke depan

dan mengambil buku paket dan penggaris kayu).

S-130 : Terlihat menyiapkan pekerjaannya.

G-131 : “nomor satu bangun apa?” (tangan kiri memegang

buku paket yang dihadapkan ke siswa dan tangan

kanan menunjuk soal di papan tulis dengan

penggaris pandangan ke arah semua siswa).

S-131 : “belah ketupat” (menjawab secara bersama-sama).

G-132 : “belah ketupat. nomor dua?” (menunjuk bangun

kedua pada buku paket dengan penggaris dengan

pendangan tetap ke semua siswa).

………..

Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa cukup dengan

membacakan soal dengan menunjuk soal yang ada di buku kemudian

siswa menjawab secara lisan. Guru tidak menyuruh menyajikan

Page 127: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

pekerjaan siswa di depan karena soalnya hanya menggambar bangun

kemudian memberi nama bangun yang sudah digambarnya tersebut.

Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada cuplikan

skrip G-130, G-131 dan G-132.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara

guru dalam pemberian scaffolding ketika siswa mengalami kesulitan

dalam mengerjakan soal latihan pada hasil pengamatan II adalah:

a) Guru memberikan soal dengan cara menuliskan soal di papan tulis.

f) Hal pertama yang dilakukan guru dalam menuntun siswa

mengerjakan soal nomor satu adalah dengan memeriksa tiap-tiap

pekerjaan siswa dan memberikan contoh menggambar bangun

dengan memperlihatkan cara mengukur dengan penggaris pada

buku siswa.

g) Pada saat melihat siswa yang kelihatan bingung, cara guru adalah

mendekati bangku siswa tersebut dan menunjukkan contoh yang

sudah dibahas sebelumnya.

h) Cara yang dilakukan guru dalam mengevaluasi hasil pekerjaan

siswa dengan membacakan soal dengan menunjuk soal yang ada di

buku kemudian siswa menjawab secara lisan.

3. Validasi Data

a. Validasi Data Kegiatan Pendahuluan.

Berdasarkan hasil pengamatan I dan II dapat dibandingkan sebagai

berikut:

Tabel 4.2: Hasil Pengamatan Penggunaan Metode pada Kegiatan

Pendahuluan

Pengamatan I Pengamatan II

1. Menggunakan metode tanya

jawab

1. Menggunakan metode tanya

jawab

2. Menggunakan metode

demonstrasi

2. Menggunakan metode

demonstrasi

3. Menggunakan metode tutor

sebaya

Page 128: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Dengan membandingkan dari hasil pengamatan I dan pengamatan

II maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pendahuluan strategi

yang digunakan guru dalam penggunaan metode adalah menggunakan

metode tanya jawab dan metode demonstrasi.

Data di atas menunjukkan adanya kesamaan, dengan demikian data

yang diperoleh tersebut valid sehingga dapat dilakukan analisis

selanjutnya.

Tabel 4.3: Hasil Pengamatan Penggunaan Teknik pada Kegiatan

Pendahuluan

Pengamatan I Pengamatan II

1. Membuat siswa siap terlebih

dahulu dan membuat suasana

tenang baru memulai

memimpin berdoa.

1.Membuat siswa siap terlebih

dahulu dan membuat suasana

tenang baru memulai

memimpin berdoa.

2. Setelah selesai berdoa guru

mengucapkan salam dan

menanyakan PR kemudian

melakukan tanya jawab

mengenai hari dan tanggal pada

saat itu.

2.Setelah selesai berdoa guru

mengabsen siswa yang tidak

masuk dengan bertanya

kepada siswa lain alasan

mengapa tidak masuk.

3. Guru memberikan pertanyaan

kepada siswa yang

konsentrasinya belum terfokus

pada pelajaran.

3.Menanyakan PR dan menyuruh

siswa mengumpulkan PR di

meja guru.

4. Guru melatih siswa untuk

berbicara disaat siswa kurang

lancar berbicara.

4.Guru menggunakan alat peraga

gambar persegi dan persegi

panjang pada saat mengajukan

pertanyaan mengenai pelajaran

yang lalu.

5. Guru menggunakan alat peraga

gambar berbagai macam

segitiga pada saat mengajukan

pertanyaan mengenai pelajaran

yang lalu.

5.Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dipelajari secara lisan.

6. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dipelajari secara lisan.

Dengan membandingkan dari hasil pengamatan I dan pengamatan

II maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pendahuluan strategi

Page 129: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

yang digunakan guru dalam penggunaan teknik adalah membuat siswa

siap terlebih dahulu dan membuat suasana tenang baru memulai

memimpin berdoa. Setelah selesai berdoa guru mengucapkan salam

dan menanyakan PR serta melakukan tanya jawab mengenai hari dan

tanggal pada saat itu. Terkadang guru mengabsen siswa yang tidak

masuk dengan bertanya kepada siswa lain alasan mengapa tidak

masuk. Terkadang guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang

konsentrasinya belum terfokus pada pelajaran. Terkadang guru melatih

siswa untuk berbicara disaat siswa kurang lancar dalam berbicara.

Guru menggunakan alat peraga gambar berbagai macam segitiga pada

saat mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran yang lalu. Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari secara lisan.

Data di atas menunjukkan adanya kesamaan, dengan demikian data

yang diperoleh tersebut valid sehingga dapat dilakukan analisis

selanjutnya.

Tabel 4.4: Hasil Pengamatan Penggunaan Taktik pada Kegiatan

Pendahuluan

Pengamatan I Pengamatan II

1. ketika memimpin berdoa, guru

menempelkan jari telunjuknya

dan menupuk tangan dengan

keras untuk memulai dan

menepuk tangan secara

berulang-ulang sebagai tanda

berdoa selesai.

1. ketika memimpin berdoa, guru

menepuk tangan dengan keras

untuk memberi tanda memulai

berdoa dan menepuk tangan

secara berulang-ulang sebagai

tanda berdoa selesai.

2. Pada saat mengucapkan salam

kepada siswa dan menanyakan

PR serta berkomunikasi dengan

siswa guru tidak banyak

menggunakan gerakan isyarat

tetapi menggunakan bahasa

dengan memperjelas mimik

berbicaranya serta dilafalkan

dengan pelan-pelan dan secara

berulang-ulang.

2.Setelah selesai berdoa guru

mengabsen siswa yang tidak

masuk dengan cara

menanyakan kepada siswa lain

alasan mengapa tidak masuk.

Guru bertanya dengan cara

menunjuk bangku siswa yang

tidak masuk dan bertanya

dengan kata-kata yang

dipotong-potong dengan

memperjelas mimik bicaranya

serta diikuti oleh gerakan

isyarat tubuh.

Page 130: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

3.Ketika menunjuk siswa yang

perhatiannya belum terfokus

pada pelajaran, taktik yang

digunakan guru adalah

menghampiri siswa tersebut dan

menepuk tubuhnya kemudian

baru memberikan pertanyaan.

3. Menanyakan PR dan menyuruh

siswa mengumpulkan PR di

meja guru dengan cara berdiri

di depan semua siswa dan

mengulang-ulang apa yang

dibicarakannya sampai siswa

memahami. Guru melambaikan

tangan ke arah siswa yang

belum merespon perintah guru.

4.Guru melatih siswa untuk

berbicara dengan cara menunjuk

siswa lain untuk memberikan

contoh dan yang belum bisa

menirukan apabila masih belum

bisa guru mendekati siswa

tersebut dan melatih berbicara

secara langsung dengan

memperjelas mimik

berbicaranya dan dilakukan

secara berulang-ulang sampai

siswa bisa menirukan.

4. Taktik yang digunakan guru

ketika mengajukan pertanyaan

mengenai pelajaran yang lalu

dengan memegang gambar

persegi dan persegi panjang

secara bergantian kemudian

ditunjukkan ke arah semua

siswa dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dengan

mimik berbicara yang diperjelas

dan pertanyaan diucapkan

secara berulang-ulang yang

diikuti gerakan isyarat tubuh.

5.Taktik yang digunakan guru

ketika mengajukan pertanyaan

mengenai pelajaran yang lalu

dengan memegang gambar

berbagai jenis segitiga secara

bergantian kemudian

ditunjukkan ke arah semua siswa

dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan.

5. Taktik yang dilakukan guru

ketikan menyampaikan tujuan

pembelajaran dengan cara

pelan-pelan dengan mimik

berbicara diperjelas dan

diucapkan secara berulang-

ulang.

5.Taktik yang dilakukan guru

ketikan menyampaikan tujuan

pembelajaran dengan cara pelan-

pelan dengan mimik berbicara

diperjelas dan diucapkan secara

berulang-ulang.

6.

Dengan membandingkan dari hasil pengamatan I dan pengamatan

II maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pendahuluan strategi

yang digunakan guru dalam penggunaan taktik adalah ketika

memimpin berdoa, guru menepuk tangan dengan keras untuk memberi

Page 131: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

tanda memulai berdoa dan menepuk tangan secara berulang-ulang

sebagai tanda berdoa selesai. Terkadang setelah selesai berdoa guru

mengabsen siswa yang tidak masuk dengan cara menanyakan kepada

siswa lain alasan mengapa tidak masuk, guru bertanya dengan cara

menunjuk bangku siswa yang tidak masuk dan bertanya dengan kata-

kata yang dipotong-potong dengan memperjelas mimik bicaranya serta

diikuti oleh gerakan isyarat tubuh. Terkadang ketika menunjuk siswa

yang perhatiannya belum terfokus pada pelajaran, taktik yang

digunakan guru adalah menghampiri siswa tersebut dan menepuk

tubuhnya kemudian baru memberikan pertanyaan. Terkadang guru

dalam melatih siswa untuk berbicara dengan cara menunjuk siswa lain

untuk memberikan contoh dan yang belum bisa menirukan apabila

masih belum bisa guru mendekati siswa tersebut dan melatih berbicara

secara langsung dengan memperjelas mimik berbicaranya dan

dilakukan secara berulang-ulang sampai siswa bisa menirukan. Taktik

yang digunakan guru ketika mengajukan pertanyaan mengenai

pelajaran yang lalu dengan memegang gambar bangun datar secara

bergantian kemudian ditunjukkan ke arah semua siswa dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan mimik berbicara yang

diperjelas dan pertanyaan diucapkan secara berulang-ulang yang

diikuti gerakan isyarat tubuh. Taktik yang dilakukan guru ketikan

menyampaikan tujuan pembelajaran dengan cara pelan-pelan dengan

mimik berbicara diperjelas dan diucapkan secara berulang-ulang.

Data di atas menunjukkan adanya kesamaan, dengan demikian data

yang diperoleh tersebut valid sehingga dapat dilakukan analisis

selanjutnya.

Page 132: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

b. Validasi Data Kegiatan Inti.

Tabel 4.5: Hasil Pengamatan Penggunaan Metode pada Kegiatan Inti

Pengamatan I Pengamatan II

1. Menggunakan metode ceramah 1. Menggunakan metode ceramah

2. Menggunakan metode tanya

jawab

2. Menggunakan metode tanya

jawab

3. Menggunakan metode

demonstrasi

3. Menggunakan metode

demonstrasi

Dengan membandingkan dari hasil pengamatan I dan pengamatan

II maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan inti strategi yang

digunakan guru dalam penggunaan metode adalah menggunakan

metode ceramah, tanya jawab dan metode demonstrasi.

Data di atas menunjukkan adanya kesamaan, dengan demikian data

yang diperoleh tersebut valid sehingga dapat dilakukan analisis

selanjutnya.

Tabel 4.6: Hasil Pengamatan Penggunaan Teknik pada Kegiatan Inti

Pengamatan I Pengamatan II

1. Menyampaikan materi sifat-

sifat persegi dan persegi

panjang dengan menulis judul

kemudian menggambar

bangun persegi dan persegi

panjang di papan tulis.

1. Menyampaikan materi sifat-sifat

bangun belah ketupat dan layang-

layang dengan menulis judul

kemudian menggambar bangun

belah ketupat dan layang-layang

di papan tulis.

2. Mengenalkan bangun persegi

dan persegi panjang serta sisi-

sisinya dengan menunjukkan

gambar.

2. Mengenalkan bangun belah

ketupat dan layang-layang serta

sisi-sisinya dengan menunjukkan

gambar.

3. Memberikan beberapa contoh

bangun persegi dan persegi

panjang dengan berbagai

macam ukuran sisi.

3. Menulis sifat-sifat belah ketupat

dan layang-layang dengan

melakukan tanya jawab dengan

siswa terlebih dulu

4. Menulis sifat-sifat persegi dan 4. Mengenalkan sisi yang

Page 133: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

persegi panjang dengan

melakukan tanya jawab dengan

siswa terlebih dulu.

berpasangan pada bangun layang-

layang dengan contoh praktek

nyata dalam kehidupan sehari-

hari

5. Menunjuk siswa maju ke

depan untuk melengkapi sifat-

sifat bangun persegi dan

persegi panjang dengan

memberikan titik-titik di

samping gambar.

5. Menyuruh siswa maju ke depan

untuk mengulangi penjelasan

guru.

6. Mengenalkan sisi yang

berhadapan pada bangun

persegi panjang dengan contoh

praktek nyata dalam kehidupan

sehari-hari.

Dengan membandingkan dari hasil pengamatan I dan pengamatan

II maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan inti strategi yang

digunakan guru dalam penggunaan teknik adalah Menyampaikan

materi sifat-sifat bangun dengan menulis judul kemudian menggambar

bangun di papan tulis. Mengenalkan bangun serta sisi-sisinya dengan

memperlihatkan gambar bangun. Menulis sifat-sifat bangun dengan

melakukan tanya jawab dengan siswa terlebih dulu. Mengenalkan sisi

yang berhadapan dan berpasangan pada bangun dengan contoh praktek

nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Data di atas menunjukkan adanya kesamaan, dengan demikian data

yang diperoleh tersebut valid sehingga dapat dilakukan analisis

selanjutnya.

Tabel 4.7: Hasil Pengamatan Penggunaan Taktik pada Kegiatan Inti

Pengamatan I Pengamatan II

1. Taktik yang digunakan guru

dalam menyampaikan materi

sifat-sifat persegi dan persegi

panjang dengan menulis judul

kemudian menggambar

bangun persegi dan persegi

panjang di papan tulis. Dalam

1.Menyampaikan materi sifat-sifat

bangun belah ketupat dan layang-

layang dengan menulis judul

kemudian menggambar bangun

belah ketupat dan layang-layang

di papan tulis. Dalam

menggambar bangun belah

Page 134: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

menggambar bangun persegi

dan persegi panjang guru

memberikan keterangan pada

gambar secara detail dengan

menggunakan tanda dan angka

untuk memperjelas gambar.

ketupat dan layang-layang guru

memberikan keterangan pada

gambar secara detail dengan

menggunakan tanda dan angka

untuk memperjelas gambar.

2. Taktik yang digunakan guru

dalam mengenalkan bangun

persegi dan persegi panjang

serta sisi-sisinya dengan

menunjukkan gambar

kemudian ditempelkan di

sebelah gambar yang

digambar di papan tulis,

detelah dibandingkan gambar

ditunjukkan ke arah semua

siswa dengan cara memegang

gambar tersebut.

2. Taktik yang digunakan guru

dalam mengenalkan bangun belah

ketupat dan layang-layang serta

sisi-sisinya dengan menunjukkan

gambar kemudian menunjuk

tulisan di papan tulis, gambar

ditunjukkan ke arah semua siswa

dengan cara memegang gambar

tersebut.

3. Memberikan beberapa contoh

bangun persegi dan persegi

panjang dengan berbagai

macam ukuran sisi dengan

mengganti beberapa kali

keterangan panjang sisinya

dengan angka yang berbeda

pada gambar yang sudah

dibuat.

3. Menulis sifat-sifat belah ketupat

dan layang-layang dengan

melakukan tanya jawab dengan

siswa terlebih dulu dengan cara

memberikan pertanyaan-

pertanyaan kepada siswa dengan

menggunakan gambar serta

menyuruh siswa maju ke depan

untuk menjelaskan sifat-sifat

bangun. Untuk siswa yang tidak

bisa berbicara guru memberikan

pertanyaan dengan cara

berhadapan dan pertanyaan

diucapkan secara berulang-ulang

dengan memperjelas mimik

bicaranya dan menulis soal di

papan tulis. Setelah siswa

menjawab sifat-sifat bangun belah

ketupat dan layang-layang

barulah guru menuliskan sifat-

sifat belah ketupat dan layang-

layang di sebelah gambar.

4. Menulis sifat-sifat persegi dan

persegi panjang dengan

melakukan tanya jawab

dengan siswa terlebih dulu

dengan cara memberikan

4. Mengenalkan sisi yang

berpasangan pada bangun layang-

layang dengan contoh praktek

nyata dalam kehidupan sehari-

hari dengan cara menyuruh empat

Page 135: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

pertanyaan-pertanyaan

pancingan kepada siswa dan

setelah siswa menjawab

barulah guru menuliskan sifat-

sifat persegi dan persegi

panjang di sebelah gambar.

siswa maju ke depan dan

membentuk dua berpasangan

dengan menjelaskan kepada siswa

bahwa yang dimaksud

berpasangan itu seperti yang

mereka praktekkan tersebut.

5. Menunjuk siswa maju ke

depan untuk melengkapi sifat-

sifat bangun persegi dan

persegi panjang dengan

memberikan titik-titik di

samping gambar dengan

memperjelas tanda yang

ditanyakan.

5. Menyuruh siswa maju ke depan

untuk mengulangi penjelasan

guru dengan membimbing dengan

cara memberi keterangan di

sebelah gambar di papan tulis.

6. Mengenalkan sisi yang

berhadapan pada bangun

persegi panjang dengan contoh

praktek nyata dalam

kehidupan sehari-hari dengan

cara menyuruh empat siswa

maju ke depan dan

membentuk posisi yang

berhadapan dengan

menjelaskan kepada siswa

bahwa yang dimaksud

berhadapat itu seperti yang

mereka praktekkan tersebut.

Dengan membandingkan dari hasil pengamatan I dan pengamatan

II maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan inti strategi yang

digunakan guru dalam penggunaan taktik adalah menyampaikan

materi sifat-sifat bangun datar dengan menulis judul kemudian

menggambar bangun di papan tulis. Dalam menggambar bangun datar

guru memberikan keterangan pada gambar secara detail dengan

menggunakan tanda dan angka untuk memperjelas gambar. Taktik

yang digunakan guru dalam mengenalkan bangun datar serta sisi-

sisinya dengan menunjukkan gambar kemudian menunjuk tulisan di

Page 136: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

papan tulis, gambar ditunjukkan ke arah semua siswa dengan cara

memegang gambar tersebut. Menulis sifat-sifat bangun datar dengan

melakukan tanya jawab dengan siswa terlebih dulu dengan cara

memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dengan

menggunakan gambar serta menyuruh siswa maju ke depan untuk

menjelaskan sifat-sifat bangun. Untuk siswa yang tidak bisa berbicara

guru memberikan pertanyaan dengan cara berhadapan dan pertanyaan

diucapkan secara berulang-ulang dengan memperjelas mimik

bicaranya dan menulis soal di papan tulis. Setelah siswa menjawab

sifat-sifat bangun datar barulah guru menuliskan sifat-sifat bangun

datar di sebelah gambar. Mengenalkan sisi yang berhadapan dan

berpasangan pada bangun datar dengan contoh praktek nyata dalam

kehidupan sehari-hari dengan cara menyuruh empat siswa maju ke

depan dan membentuk posisi yang berhadapan dan berpasangan

dengan menjelaskan kepada siswa bahwa yang dimaksud berhadapat

dan berpasangan itu seperti yang mereka praktekkan tersebut.

Data di atas menunjukkan adanya kesamaan, dengan demikian data

yang diperoleh tersebut valid sehingga dapat dilakukan analisis

selanjutnya.

c. Validasi Data kegiatan Penutup

Tabel 4.8: Hasil Pengamatan Penggunaan Metode pada Kegiatan

Penutup

Pengamatan I Pengamatan II

1. Metode yang digunakan adalah

metode tanya jawab

1. Metode yang digunakan

adalah metode tanya jawab

Dengan membandingkan dari hasil pengamatan I dan pengamatan

II maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan penutup strategi

yang digunakan guru dalam penggunaan metode adalah menggunakan

metode tanya jawab.

Page 137: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Data di atas menunjukkan adanya kesamaan, dengan demikian data

yang diperoleh tersebut valid sehingga dapat dilakukan analisis

selanjutnya.

Tabel 4.9: Hasil Pengamatan Penggunaan Teknik pada Kegiatan

Penutup

Pengamatan I Pengamatan II

1.Membuat rangkuman atau

simpulan pelajaran yang sudah

dipelajari dengan kegiatan

membimbing siswa untuk

mengulangi pelajaran yang

sudah diterima.

1. Memberikan PR kepada siswa,

soal yang diberikan adalah soal

yang sudah ada pada buku LKS.

2. Memberikan PR kepada siswa,

soal yang diberikan adalah soal

yang sudah ada pada buku

LKS.

2.Membuat rangkuman atau

simpulan pelajaran yang sudah

dipelajari dengan kegiatan

membimbing siswa untuk

mengulangi pelajaran yang sudah

diterima.

Dengan membandingkan dari hasil pengamatan I dan pengamatan

II maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan penutup strategi

yang digunakan guru dalam penggunaan teknik adalah Membuat

rangkuman atau simpulan pelajaran yang sudah dipelajari dengan

kegiatan membimbing siswa untuk mengulangi pelajaran yang sudah

diterima. Memberikan PR kepada siswa, soal yang diberikan adalah

soal yang sudah ada pada buku LKS.

Data di atas menunjukkan adanya kesamaan, dengan demikian data

yang diperoleh tersebut valid sehingga dapat dilakukan analisis

selanjutnya.

Page 138: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Tabel 4.10: Hasil Pengamatan Penggunaan Taktik pada Kegiatan

Penutup

Pengamatan I Pengamatan II

1. Membuat rangkuman atau

simpulan pelajaran yang sudah

dipelajari dengan kegiatan

membimbing siswa untuk

mengulangi pelajaran yang

sudah diterima dengan cara

berdiri di sebelah papan tulis

dan jari menunjuk sifat-sifat

yang telah di tulis dengan

sedikit mengajukan

pertanyaan-pertanyaan.

1. Memberikan PR kepada siswa,

soal yang diberikan adalah soal

yang sudah ada pada buku LKS

tetapi guru menggunakan taktik

dengan menuliskan kembali di

papan tulis halaman dan nomor

soal.

2. Memberikan PR kepada siswa,

soal yang diberikan adalah soal

yang sudah ada pada buku LKS

tetapi guru menggunakan taktik

dengan menuliskan kembali di

papan tulis halaman dan nomor

soal.

2. Membuat rangkuman atau

simpulan pelajaran yang sudah

dipelajari dengan kegiatan

membimbing siswa untuk

mengulangi pelajaran yang sudah

diterima dengan cara berdiri di

sebelah papan tulis dan jari

menunjuk sifat-sifat yang telah di

tulis dengan sedikit mengajukan

pertanyaan-pertanyaan.

Dengan membandingkan dari hasil pengamatan I dan pengamatan

II maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan penutup strategi

yang digunakan guru dalam penggunaan taktik adalah Membuat

rangkuman atau simpulan pelajaran yang sudah dipelajari dengan

kegiatan membimbing siswa untuk mengulangi pelajaran yang sudah

diterima dengan cara berdiri di sebelah papan tulis dan jari menunjuk

sifat-sifat yang telah di tulis dengan sedikit mengajukan pertanyaan-

pertanyaan. Memberikan PR kepada siswa, soal yang diberikan adalah

soal yang sudah ada pada buku LKS tetapi guru menggunakan taktik

dengan menuliskan kembali di papan tulis halaman dan nomor soal.

Page 139: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Data di atas menunjukkan adanya kesamaan, dengan demikian data

yang diperoleh tersebut valid sehingga dapat dilakukan analisis

selanjutnya.

d. Validasi Data Cara Pemberian Scaffolding.

Tabel 4.11: Hasil Pengamatan Kegiatan Pemberian Scaffolding.

Pengamatan I Pengamatan II

1. Menyuruh siswa membaca soal

yang sudah ditulis guru di papan

tulis

1. Guru memberikan soal dengan

cara menuliskan soal di papan

tulis.

2.Membimbing siswa

mempersiapkan alat-alat yang

digunakan untuk mengerjakan

soal, dengan cara mendekati

siswa tersebut dan menanyakan

peralatannya.

2. Hal pertama yang dilakukan

guru dalam menuntun siswa

mengerjakan soal nomor satu

adalah dengan memeriksa tiap-

tiap pekerjaan siswa dan

memberikan contoh

menggambar bangun dengan

memperlihatkan cara

mengukur dengan penggaris

pada buku siswa.

3.Pada saat siswa kurang

memahami soal, tindakan guru

adalah menegaskan maksud dari

soal tersebut dengan menggaris

bawahi inti dari soalnya dan

menyuruh siswa membaca

kembali.

3. Pada saat melihat siswa yang

kelihatan bingung, cara guru

adalah mendekati bangku siswa

tersebut dan menunjukkan

contoh yang sudah dibahas

sebelumnya.

4.Hal pertama yang dilakukan guru

dalam menuntun siswa

mengerjakan soal nomor satu

adalah dengan memeriksa tiap-

tiap pekerjaan siswa dengan

mengukur gambar persegi yang

telah digambar siswa dengan

menggunakan penggaris. Apabila

gambar yang digambar siswa

masih belum sesuai dengan

perintah soal maka guru

menunjukkan cara mengukur

supaya ukuran gambarnya sesuai

dengan perintah soal sampai

gambar siswa itu benar. Hal yang

dilakukan adalah dengan

mempraktekkan cara

4. Cara yang dilakukan guru

dalam mengevaluasi hasil

pekerjaan siswa dengan

membacakan soal dengan

menunjuk soal yang ada di

buku kemudian siswa

menjawab secara lisan.

Page 140: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

menggambar dengan

menunjukkan skala yang

diinginkan pada penggaris yang

diletakkan pada buku siswa.

5.Cara yang dilakukan guru

membimbing siswa dalam

menyajikan hasil pekerjaannya di

papan tulis adalah dengan

menunjuk soal yang harus

dikerjakan dan memberikan titik-

titik di bawah soal.

Dengan membandingkan dari hasil pengamatan I dan pengamatan

II maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pemberian

scaffolding yang dilakukan guru adalah guru memberikan soal dengan

cara menuliskan soal di papan tulis dan menyuruh siswa membaca

kembali soal tersebut. Pada saat siswa kurang memahami soal,

tindakan guru adalah menegaskan maksud dari soal tersebut dengan

menggaris bawahi inti dari soalnya dan menyuruh siswa membaca

kembali dan terkadang cara guru adalah mendekati bangku siswa

tersebut dan menunjukkan contoh yang sudah dibahas sebelumnya.

Hal pertama yang dilakukan guru dalam menuntun siswa mengerjakan

soal adalah dengan memeriksa tiap-tiap pekerjaan siswa dengan

mengukur gambar bangun datar yang telah digambar siswa dengan

menggunakan penggaris. Apabila gambar yang digambar siswa masih

belum sesuai dengan perintah soal maka guru menunjukkan cara

mengukur supaya ukuran gambarnya sesuai dengan perintah soal

sampai gambar siswa itu benar. Hal yang dilakukan adalah dengan

mempraktekkan cara menggambar dengan menunjukkan skala yang

diinginkan pada penggaris yang diletakkan pada buku siswa. Cara

yang dilakukan guru membimbing siswa dalam menyajikan hasil

pekerjaannya di papan tulis adalah dengan menunjuk soal yang harus

dikerjakan dan memberikan titik-titik di bawah soal dan terkadang

Page 141: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

dengan membacakan soal dengan menunjuk soal yang ada di buku

kemudian siswa menjawab secara lisan.

Data di atas menunjukkan adanya kesamaan, dengan demikian data

yang diperoleh tersebut valid sehingga dapat dilakukan analisis

selanjutnya.

4. Analisis Data

a. Analisis Data Kegiatan Pendahuluan

1) Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari pengamatan I dan

pengamatan II strategi guru dalam kegiatan pendahuluan dalam

penggunaan metode adalah:

a) Metode tanya jawab

b) Metode demonstrasi

c) Tidak selalu menggunakan metode tutor sebaya

2) Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari pengamatan I dan

pengamatan II strategi guru dalam kegiatan pendahuluan dalam

penggunaan teknik adalah:

a) Membuat siswa siap terlebih dahulu dan membuat suasana

tenang baru memulai memimpin berdoa.

b) Setelah selesai berdoa guru mengucapkan salam dan

menanyakan PR kemudian melakukan tanya jawab mengenai

hari dan tanggal pada saat itu.

c) Terkadang guru mengabsen siswa yang tidak masuk dengan

bertanya kepada siswa lain alasan mengapa tidak masuk.

d) Terkadang guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang

konsentrasinya belum terfokus pada pelajaran.

e) Terkadang guru melatih siswa untuk berbicara disaat siswa

kurang lancar dalam berbicara

f) Guru menggunakan alat peraga gambar berbagai macam

segitiga pada saat mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran

yang lalu.

Page 142: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

g) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari

secara lisan.

3) Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari pengamatan I dan

pengamatan II strategi guru dalam kegiatan pendahuluan dalam

penggunaan taktik adalah:

a) Taktik yang digunakan guru ketika memimpin berdoa, guru

menepuk tangan dengan keras untuk memberi tanda memulai

berdoa dan menepuk tangan secara berulang-ulang sebagai

tanda berdoa selesai hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan guru (Lampiran wawancara I dan III).

b) Terkadang guru menanyakan PR dan menyuruh siswa

mengumpulkan PR di meja guru dengan cara berdiri di depan

semua siswa dan mengulang-ulang apa yang dibicarakannya

sampai siswa memahami. Guru melambaikan tangan ke arah

siswa yang belum merespon perintah guru hal ini sesuai

dengan hasil wawancara dengan guru (Lampiran wawancara

III).

c) Terkadang setelah selesai berdoa guru mengabsen siswa yang

tidak masuk dengan cara menanyakan kepada siswa lain

alasan mengapa tidak masuk, guru bertanya dengan cara

menunjuk bangku siswa yang tidak masuk dan bertanya

dengan kata-kata yang dipotong-potong dengan memperjelas

mimik bicaranya serta diikuti oleh gerakan isyarat tubuh hal

ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru (Lampiran

wawancara III).

d) Terkadang ketika menunjuk siswa yang perhatiannya belum

terfokus pada pelajaran, taktik yang digunakan guru adalah

menghampiri siswa tersebut dan menepuk tubuhnya kemudian

baru memberikan pertanyaan hal ini sesuai dengan hasil

wawancara dengan guru (Lampiran wawancara III dan IV).

Page 143: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

e) Terkadang guru dalam melatih siswa untuk berbicara dengan

cara menunjuk siswa lain untuk memberikan contoh dan yang

belum bisa menirukan apabila masih belum bisa guru

mendekati siswa tersebut dan melatih berbicara secara

langsung dengan memperjelas mimik berbicaranya dan

dilakukan secara berulang-ulang sampai siswa bisa menirukan

hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru (Lampiran

wawancara I).

f) Taktik yang digunakan guru ketika mengajukan pertanyaan

mengenai pelajaran yang lalu dengan memegang gambar

bangun datar secara bergantian kemudian ditunjukkan ke arah

semua siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

dengan mimik berbicara yang diperjelas dan pertanyaan

diucapkan secara berulang-ulang yang diikuti gerakan isyarat

tubuh hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru

(Lampiran wawancara I, wawancara III dan wawancara IV).

g) Taktik yang dilakukan guru ketikan menyampaikan tujuan

pembelajaran dengan cara pelan-pelan dengan mimik

berbicara diperjelas dan diucapkan secara berulang-ulang hal

ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru (Lampiran

wawancara I).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

dalam kegiatan pendahuluan strategi guru dalam membelajarkan

matematika dari segi metode dan teknik terlihat sama seperti

pembelajaran pada sekolah umum, tetapi dari segi taktik terlihat sangat

berbeda. Guru menggunakan berbagai macam taktik dalam kegiatan

pendahuluan yang tentunya sangat berbeda dengan cara belajar anak

normal

Page 144: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

b. Analisis Data Kegiatan Inti

1) Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari pengamatan I dan

pengamatan II strategi guru dalam kegiatan inti dalam penggunaan

metode adalah:

a) metode ceramah

b) metode tanya jawab

c) metode demonstrasi.

2) Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari pengamatan I dan

pengamatan II strategi guru dalam kegiatan inti dalam penggunaan

teknik adalah:

a) Menyampaikan materi sifat-sifat bangun dengan menulis judul

kemudian menggambar bangun di papan tulis.

b) Mengenalkan bangun serta sisi-sisinya dengan memperlihatkan

gambar bangun.

c) Menulis sifat-sifat bangun dengan melakukan tanya jawab

dengan siswa terlebih dulu.

d) Mengenalkan sisi yang berhadapan dan berpasangan pada

bangun dengan contoh praktek nyata dalam kehidupan sehari-

hari.

3) Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari pengamatan I dan

pengamatan II strategi guru dalam kegiatan inti dalam penggunaan

taktik adalah:

a) Menyampaikan materi sifat-sifat bangun datar dengan menulis

judul kemudian menggambar bangun di papan tulis.

h) Dalam menggambar bangun datar guru memberikan

keterangan pada gambar secara detail dengan menggunakan

tanda dan angka untuk memperjelas gambar hal ini sesuai

dengan hasil wawancara dengan guru (Lampiran wawancara

II).

b) Taktik yang digunakan guru dalam mengenalkan bangun datar

serta sisi-sisinya dengan menunjukkan gambar kemudian

Page 145: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

menunjuk tulisan di papan tulis, gambar ditunjukkan ke arah

semua siswa dengan cara memegang gambar tersebut hal ini

sesuai dengan hasil wawancara dengan guru (Lampiran

wawancara I, wawancara II dan wawancara IV).

i) Menulis sifat-sifat bangun datar dengan melakukan tanya

jawab dengan siswa terlebih dulu dengan cara memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dengan menggunakan

gambar serta menyuruh siswa maju ke depan untuk

menjelaskan sifat-sifat bangun. Untuk siswa yang tidak bisa

berbicara guru memberikan pertanyaan dengan cara

berhadapan dan pertanyaan diucapkan secara berulang-ulang

dengan memperjelas mimik bicaranya dan menulis soal di

papan tulis hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru

(Lampiran wawancara II).

c) Setelah siswa menjawab sifat-sifat bangun datar barulah guru

menuliskan sifat-sifat bangun datar di sebelah gambar.

d) Mengenalkan sisi yang berhadapan dan berpasangan pada

bangun datar dengan contoh praktek nyata dalam kehidupan

sehari-hari dengan cara menyuruh empat siswa maju ke depan

dan membentuk posisi yang berhadapan dan berpasangan

dengan menjelaskan kepada siswa bahwa yang dimaksud

berhadapat dan berpasangan itu seperti yang mereka

praktekkan tersebut hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan guru (Lampiran wawancara I).

Berdasarkam uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran strategi guru dalam

membelajarkan matematika dari segi metode dan teknik terlihat

sama seperti pembelajaran di sekolah pada umumnya, tetapi dari

segi taktik terlihat sangat berbeda. Guru menggunakan berbagai

Page 146: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

macam taktik dalam kegiatan inti pembelajaran yang tentunya

sangat berbeda dengan cara belajar anak normal.

c. Analisis Data Kegiatan Penutup

1) Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari pengamatan I dan

pengamatan II strategi guru dalam kegiatan penutup dalam

penggunaan metode adalah:

a) metode tanya jawab.

2) Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari pengamatan I dan

pengamatan II strategi guru dalam kegiatan penutup dalam

penggunaan teknik adalah:

a) Membuat rangkuman atau simpulan pelajaran yang sudah

dipelajari dengan kegiatan membimbing siswa untuk

mengulangi pelajaran yang sudah diterima.

b) Memberikan PR kepada siswa, soal yang diberikan adalah soal

yang sudah ada pada buku LKS.

3) Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari pengamatan I dan

pengamatan II strategi guru dalam kegiatan penutup dalam

penggunaan taktik adalah:

a) Membuat rangkuman atau simpulan pelajaran yang sudah

dipelajari dengan kegiatan membimbing siswa untuk

mengulangi pelajaran yang sudah diterima dengan cara berdiri

di sebelah papan tulis dan jari menunjuk sifat-sifat yang telah

di tulis dengan sedikit mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan

jari menunjuk sifat-sifat yang telah di tulis. Dengan cara seperti

itu siswa akan terpancing untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan guru, yang pertanyaan tersebut adalah sebagai

pengulang pelajaran yang sudah diterima hal ini sesuai dengan

hasil wawancara dengan guru (Lampiran wawancara I,

wawancara II dan wawancara III).

Page 147: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

b) Memberikan PR kepada siswa, soal yang diberikan adalah soal

yang sudah ada pada buku LKS tetapi guru menggunakan

taktik dengan menuliskan kembali di papan tulis halaman dan

nomor soal hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru

(Lampiran wawancara III).

Berdasarkam uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

dalam kegiatan menutup pelajaran strategi guru dalam membelajarkan

matematika dari segi metode dan teknik terlihat sama seperti

pembelajaran di sekolah pada umumnya, tetapi dari segi taktik terlihat

sangat berbeda. Guru menggunakan berbagai macam taktik dalam

kegiatan penutup pelajaran yang tentunya sangat berbeda dengan cara

belajar anak normal.

d. Analisi Data Cara Pemberian Scaffolding.

Dengan membandingkan dari hasil pengamatan I dan pengamatan

II maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pemberian

scaffolding yang dilakukan guru adalah:

1) Guru memberikan soal dengan cara menuliskan soal di papan tulis

dan menyuruh siswa membaca kebali soal tersebut.

2) Pada saat siswa kurang memahami soal, tindakan guru adalah

menegaskan maksud dari soal tersebut dengan menggaris bawahi

inti dari soalnya dan menyuruh siswa membaca kembali dan

terkadang cara guru adalah mendekati bangku siswa tersebut dan

menunjukkan contoh yang sudah dibahas sebelumnya.

3) Hal pertama yang dilakukan guru dalam menuntun siswa

mengerjakan soal adalah dengan memeriksa tiap-tiap pekerjaan

siswa dengan mengukur gambar bangun datar yang telah digambar

siswa dengan menggunakan penggaris. Apabila gambar yang

digambar siswa masih belum sesuai dengan perintah soal maka

guru menunjukkan cara mengukur supaya ukuran gambarnya

sesuai dengan perintah soal sampai gambar siswa itu benar. Hal

Page 148: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

yang dilakukan adalah dengan mempraktekkan cara menggambar

dengan menunjukkan skala yang diinginkan pada penggaris yang

diletakkan pada buku siswa hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan guru (Lampiran wawancara I, wawancara II dan

wawancara III).

4) Cara yang dilakukan guru membimbing siswa dalam menyajikan

hasil pekerjaannya di papan tulis adalah dengan menunjuk soal

yang harus dikerjakan dan memberikan titik-titik di bawah soal dan

terkadang dengan membacakan soal dengan menunjuk soal yang

ada di buku kemudian siswa menjawab secara lisan hal ini sesuai

dengan hasil wawancara dengan guru (Lampiran wawancara II dan

wawancara III).

Berdasarkam uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

dalam kegiatan pemberian scaffolding ketika siswa mengerjakan soal

latihan adalah guru menuliskan kembali soal di papan tulis dan

menyuruh siswa membaca kembali soal tersebut dengan menunjuk

soal secara berulang-ulang, untuk siswa yang kurang memahami soal

guru menggaris bawahi inti soal yang sudah ditulis dan memberikan

contoh di buku siswa, membimbing siswa secara individu dengan

memeriksa pekerjaan siswa dengan memberikan petunjuk langkah-

langkah mengerjakannya secara runtut dengan memberikan contoh

mengukur, menggambar dan memberikan keterangan pada gambar

secara lengkap, setelah selesai mengerjakan guru mengajak siswa

untuk membahas soal dengan menunjuk salah satu siswa ke depan atau

hanya dengan dengan membacakan soal dengan menunjuk soal yang

ada di buku kemudian siswa menjawab secara lisan.

C. Pembahasan

1. Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika

Kunci keberhasilan pendidikan terletak pada kualitas pembelajaran,

karena pembelajaran merupakan aktivitas penting dalam kegiatan

Page 149: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

pendidikan. Pembelajaran yang berkualitas ditandai oleh adanya

keterlibatan penuh peserta didik dalam proses pembelajaran. Semuanya itu

tidak terlepas dari peranan guru yang membantu peserta didik untuk

mencapai tujuan pembelajaran tersebut, termasuk dalam pemilihan strategi

mengajar. Strategi-strategi pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru

matematika kelas V SLB-B YRTRW Surakarta yang telah dijelaskan

sebelumnya adalah dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang

berkualitas dengan ditandai oleh keterlibatan secara aktif peserta didik dan

adanya perilaku perilaku perubahan positif.

Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti terhadap guru mata

pelajaran matematika kelas V SLB-B YRTRW Surakarta, strategi guru

yang digunakan selama proses pembelajaran yang mencakup segi

penggunaan metode, tehnik dan taktik untuk membelajarkan matematika

khususnya materi sifat-sifat bangun datar adalah dalam kegiatan

pendahuluan guru penggunaan metode tanya jawab dan metode

demonstrasi serta terkadang menggunakan metode tutor sebaya.

Sedangkan strategi guru dalam kegiatan pendahuluan dalam penggunaan

teknik adalah membuat siswa siap terlebih dahulu dan membuat suasana

tenang baru memulai memimpin berdoa, setelah selesai berdoa guru

mengucapkan salam dan menanyakan PR kemudian melakukan tanya

jawab mengenai hari dan tanggal pada saat itu, terkadang guru mengabsen

siswa yang tidak masuk dengan bertanya kepada siswa lain alasan

mengapa tidak masuk, terkadang guru memberikan pertanyaan kepada

siswa yang konsentrasinya belum terfokus pada pelajaran, terkadang guru

melatih siswa untuk berbicara disaat siswa kurang lancar dalam berbicara,

guru menggunakan alat peraga gambar berbagai macam segitiga pada saat

mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran yang lalu, guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari secara lisan.

Selanjutnya taktik yang digunakan guru ketika memimpin berdoa, guru

menepuk tangan dengan keras untuk memberi tanda memulai berdoa dan

menepuk tangan secara berulang-ulang sebagai tanda berdoa selesai,

Page 150: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

terkadang guru menanyakan PR dan menyuruh siswa mengumpulkan PR

di meja guru dengan cara berdiri di depan semua siswa dan mengulang-

ulang apa yang dibicarakannya sampai siswa memahami. Guru

melambaikan tangan ke arah siswa yang belum merespon perintah guru,

terkadang setelah selesai berdoa guru mengabsen siswa yang tidak masuk

dengan cara menanyakan kepada siswa lain alasan mengapa tidak masuk,

guru bertanya dengan cara menunjuk bangku siswa yang tidak masuk dan

bertanya dengan kata-kata yang dipotong-potong dengan memperjelas

mimik bicaranya serta diikuti oleh gerakan isyarat tubuh, terkadang ketika

menunjuk siswa yang perhatiannya belum terfokus pada pelajaran, taktik

yang digunakan guru adalah menghampiri siswa tersebut dan menepuk

tubuhnya kemudian baru memberikan pertanyaan, terkadang guru dalam

melatih siswa untuk berbicara dengan cara menunjuk siswa lain untuk

memberikan contoh dan yang belum bisa menirukan apabila masih belum

bisa guru mendekati siswa tersebut dan melatih berbicara secara langsung

dengan memperjelas mimik berbicaranya dan dilakukan secara berulang-

ulang sampai siswa bisa menirukan, mengajukan pertanyaan mengenai

pelajaran yang lalu dengan memegang gambar bangun datar secara

bergantian kemudian ditunjukkan ke arah semua siswa dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan mimik berbicara yang

diperjelas dan pertanyaan diucapkan secara berulang-ulang yang diikuti

gerakan isyarat tubuh, menyampaikan tujuan pembelajaran dengan cara

pelan-pelan dengan mimik berbicara diperjelas dan diucapkan secara

berulang-ulang.

Strategi guru dalam kegiatan inti dalam penggunaan metode guru

menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab dan metode

demonstrasi. Sedangkan strategi guru dalam kegiatan inti dalam

penggunaan teknik adalah menyampaikan materi sifat-sifat bangun dengan

menulis judul kemudian menggambar bangun di papan tulis, mengenalkan

bangun serta sisi-sisinya dengan memperlihatkan gambar bangun, menulis

sifat-sifat bangun dengan melakukan tanya jawab dengan siswa terlebih

Page 151: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

dulu, mengenalkan sisi yang berhadapan dan berpasangan pada bangun

dengan contoh praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya

strategi guru dalam kegiatan inti dalam penggunaan taktik adalah

menyampaikan materi sifat-sifat bangun datar dengan menulis judul

kemudian menggambar bangun di papan tulis, dalam menggambar bangun

datar guru memberikan keterangan pada gambar secara detail dengan

menggunakan tanda dan angka untuk memperjelas gambar, mengenalkan

bangun datar serta sisi-sisinya dengan menunjukkan gambar kemudian

menunjuk tulisan di papan tulis, gambar ditunjukkan ke arah semua siswa

dengan cara memegang gambar tersebut, menulis sifat-sifat bangun datar

dengan melakukan tanya jawab dengan siswa terlebih dulu dengan cara

memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dengan menggunakan

gambar serta menyuruh siswa maju ke depan untuk menjelaskan sifat-sifat

bangun. Untuk siswa yang tidak bisa berbicara guru memberikan

pertanyaan dengan cara berhadapan dan pertanyaan diucapkan secara

berulang-ulang dengan memperjelas mimik bicaranya dan menulis soal di

papan tulis, setelah siswa menjawab sifat-sifat bangun datar barulah guru

menuliskan sifat-sifat bangun datar di sebelah gambar, dan mengenalkan

sisi yang berhadapan dan berpasangan pada bangun datar dengan contoh

praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menyuruh empat

siswa maju ke depan dan membentuk posisi yang berhadapan dan

berpasangan dengan menjelaskan kepada siswa bahwa yang dimaksud

berhadapat dan berpasangan itu seperti yang mereka praktekkan tersebut.

Strategi guru dalam kegiatan penutup guru menggunakan metode tanya

jawab. Selanjutnya strategi guru dalam kegiatan penutup dalam

penggunaan teknik adalah membuat rangkuman atau simpulan pelajaran

yang sudah dipelajari dengan kegiatan membimbing siswa untuk

mengulangi pelajaran yang sudah diterima, memberikan PR kepada siswa,

soal yang diberikan adalah soal yang sudah ada pada buku LKS.

Sedangkan strategi guru dalam kegiatan penutup dalam penggunaan teknik

adalah membuat rangkuman atau simpulan pelajaran yang sudah dipelajari

Page 152: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

dengan kegiatan membimbing siswa untuk mengulangi pelajaran yang

sudah diterima dengan cara berdiri di sebelah papan tulis dan jari

menunjuk sifat-sifat yang telah di tulis dengan sedikit mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan jari menunjuk sifat-sifat yang telah di tulis

dengan cara seperti itu siswa akan terpancing untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan guru, yang pertanyaan tersebut adalah sebagai pengulang

pelajaran yang sudah diterima, memberikan PR kepada siswa, soal yang

diberikan adalah soal yang sudah ada pada buku LKS tetapi guru

menggunakan taktik dengan menuliskan kembali di papan tulis halaman

dan nomor soal.

Dari data di atas menunjukkan bahwa guru kelas V SLB-B YRTRW

Surakarta telah melakukan upaya-upaya berbagai strategi dalam

membelajarkan materi sifat-sifat bangun datar yang mencakup kegiatan

awal, inti maupun akhir kegiatan pembelajaran di kelas tunarungu.

Suasana belajar dibuat menjadi interaktif, variatif dan menyenangkan

dengan menggunakan berbagai macam metode, teknik dan taktik yang

tepat. Penggunaan metode, teknik dan taktik tersebut disesuaikan dengan

perkembangan dunia pendidikan tetapi tetap memperhatikan prinsip-

prinsip dalam pembelajaran anak tunarungu dan disesuaikan dengan

materi pelajarang yang diajarkan. Penerapan strategi-strategi pembelajaran

ini menjadikan peserta didik sebagai subjek utama pelaku proses sesuai

dengan tahapan instruksional dalam strategi mengajar yang mencakup

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup (Depdiknas,

2008: 10-12) dan Strandart Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanal Republik

Indonesia Nomor 41 Tahun 2007.

2. Pemberian Scaffolding pada Siswa Tunarungu

Bentuk cara pemberian scaffolding terhadap siswa yang mengalami

kesulitan dalam mengerjakan soal latihan dapat dilihat ketika guru

memberikan soal latihan kepada siswa pada proses pembelajaran

Page 153: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

berlangsung yaitu guru memberikan soal dengan cara menuliskan soal di

papan tulis dan menyuruh siswa membaca kembali soal tersebut. Pada saat

siswa kurang memahami soal, tindakan guru adalah menegaskan maksud

dari soal tersebut dengan menggaris bawahi inti dari soalnya dan

menyuruh siswa membaca kembali dan terkadang cara guru adalah

mendekati bangku siswa tersebut dan menunjukkan contoh yang sudah

dibahas sebelumnya. Hal pertama yang dilakukan guru dalam menuntun

siswa mengerjakan soal adalah dengan memeriksa tiap-tiap pekerjaan

siswa dengan mengukur gambar bangun datar yang telah digambar siswa

dengan menggunakan penggaris. Apabila gambar yang digambar siswa

masih belum sesuai dengan perintah soal maka guru menunjukkan cara

mengukur supaya ukuran gambarnya sesuai dengan perintah soal sampai

gambar siswa itu benar. Hal yang dilakukan adalah dengan

mempraktekkan cara menggambar dengan menunjukkan skala yang

diinginkan pada penggaris yang diletakkan pada buku siswa. Cara yang

dilakukan guru membimbing siswa dalam menyajikan hasil pekerjaannya

di papan tulis adalah dengan menunjuk soal yang harus dikerjakan dan

memberikan titik-titik di bawah soal dan terkadang dengan membacakan

soal dengan menunjuk soal yang ada di buku kemudian siswa menjawab

secara lisan.

Dari data di atas menunjukkan bahwa guru kelas V SLB-B YRTRW

Surakarta telah melakukan upaya-upaya dalam pemberian scaffolding

terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan

yang disesuaikan dengan pengertian dari scaffolding yaitu dukungan tahap

demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah oleh orang yang lebih

dahulu tahu, tentang suatu keterampilan yang seharusnya dicapai oleh

anak, karena tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar siswa tunarungu

kelas V tidak bisa terlepas dari bimbingan guru dikarenakan keterbatasan

dari yang mereka miliki.

Page 154: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis data mengenai strategi guru dalam

membelajarkan matematika dan pemberian scaffolding pada anak tunarungu di

SLB-B YRTRW Surakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi yang digunakan guru dalam membelajarkan matematika

khususnya materi sifat-sifat bangun datar dapat dilihat dari proses

pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti

dan kegiatan akhir yaitu dari penggunaan metode dan teknik terlihat sama

seperti pembelajaran di sekolah pada umumnya, tetapi dari segi taktik

terlihat sangat berbeda. Guru menggunakan berbagai macam taktik

diantaranya:

a) ketika membuka pelajaran guru memimpin berdoa dengan memberi

aba-aba menepuk tangan secara berulang-ulang. Menyuruh siswa

mengumpulkan PR dengan cara berdiri di depan siswa dan mengulang-

ulang apa yang dibicarakannya sampai siswa memahami. Mengabsen

siswa dengan cara menanyakan kepada siswa lain dengan cara

menunjuk bangku siswa yang tidak masuk dengan memperjelas mimik

bicaranya. Menunjuk siswa yang perhatiannya belum terfokus pada

pelajaran dengan menghampiri siswa tersebut dan menepuk tubuhnya

kemudian memberikan pertanyaan. Melatih siswa untuk berbicara

dengan cara menunjuk siswa lain untuk memberikan contoh apabila

masih belum bisa guru mendekati siswa tersebut dan melatih berbicara

secara langsung dengan memperjelas mimik berbicaranya dan

dilakukan secara berulang-ulang. Mengajukan pertanyaan mengenai

pelajaran yang lalu dengan memegang gambar bangun datar kemudian

ditunjukkan ke arah semua siswa dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan dengan mimik berbicara yang diperjelas dan pertanyaan

diucapkan secara berulang-ulang yang diikuti gerakan isyarat.

127

Page 155: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan cara pelan-pelan dengan

mimik berbicara diperjelas dan diucapkan secara berulang-ulang.

b) Ketika inti pelajaran guru menyampaikan materi sifat-sifat bangun

datar dengan menulis judul dan menggambar bangun di papan tulis

dengan memberikan keterangan pada gambar secara detail.

Mengenalkan bangun datar dengan cara menunjukkan gambar

kemudian menunjuk tulisan di papan tulis, gambar ditunjukkan ke arah

semua siswa dengan cara memegang gambar tersebut. Melakukan

tanya jawab dengan siswa dengan cara memberikan pertanyaan-

pertanyaan kepada siswa dengan menggunakan dan untuk siswa yang

tidak bisa berbicara guru memberikan pertanyaan dengan cara

berhadapan dan pertanyaan diucapkan secara berulang-ulang dengan

memperjelas mimik bicaranya dan menulis soal di papan tulis.

Mengenalkan sisi yang berhadapan dan berpasangan pada bangun

datar dengan contoh praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari, yaitu

dengan cara menyuruh empat siswa maju ke depan dan membentuk

posisi yang berhadapan dan berpasangan dengan menjelaskan kepada

siswa bahwa yang dimaksud berhadapat dan berpasangan itu seperti

yang mereka praktekkan tersebut.

c) Ketika menutup pelajaran guru membuat simpulan pelajaran dengan

membimbing siswa untuk mengulangi pelajaran yang sudah diterima

dengan cara berdiri di sebelah papan tulis dan jari menunjuk sifat-sifat

yang telah di tulis dengan sedikit mengajukan pertanyaan-pertanyaan

dan jari menunjuk sifat-sifat yang telah di tulis. Memberikan PR

kepada siswa, soal yang diberikan adalah soal yang sudah ada pada

buku LKS tetapi guru menggunakan taktik dengan menuliskan kembali

di papan tulis halaman dan nomor soal.

2. Guru kelas V SLB-B YRTRW Surakarta telah melakukan upaya-upaya

dalam pemberian scaffolding terhadap siswa yang mengalami kesulitan

dalam mengerjakan soal latihan diantaranya dengan menuliskan kembali

soal di papan tulis dan menyuruh siswa membaca kembali soal tersebut

Page 156: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

dengan menunjuk soal secara berulang-ulang. Untuk siswa yang kurang

memahami soal guru menggaris bawahi inti soal yang sudah ditulis dan

memberikan contoh di buku siswa. Membimbing siswa secara individu

dengan memeriksa pekerjaan siswa dengan memberikan petunjuk langkah-

langkah mengerjakannya secara runtut dengan memberikan contoh

mengukur, menggambar dan memberikan keterangan pada gambar secara

lengkap. Setelah selesai mengerjakan guru mengajak siswa untuk

membahas soal dengan menunjuk salah satu siswa ke depan atau hanya

dengan dengan membacakan soal dengan menunjuk soal yang ada di buku

kemudian siswa menjawab secara lisan.

B. Implikasi Kebijakan

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini, dapat

dibuat suatu implikasi diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian guru sebagai pihak terkait khususnya guru

yang mengajar anak tunarungu dalam membelajarkan matematika

khususnya sifat-sifat bangun datar penggunaan metode dan teknik dalam

strategi pembelajaran masih sama seperti dengan sekolah pada umumnya

tetapi penggunaan taktiknya sangat berbeda, oleh karena itu para guru dan

pendidik anak tunarungu perlu memperhatikan dan mencari solusi yang

tepat dalam pemilihan dan penggunaan strategi membelajarkan

matematika khususnya dalam penggunaan taktik.

2. Siswa tunarungu mempunyai keterbatasan pendengaran sehingga proses

pembelajaran sedikit terhambat, oleh karena itu guru dan pendidik lainnya

yang mengajar siswa tunarungu perlu memperhatikan dan mencari solusi

yang tepat dalam pemilihan dan penggunaan strategi mengajar supaya

pembelajarang tidak terhambat.

3. Berdasarkan hasil penelitian guru dalam berkomunikasi dengan siswa

tunarungu tidak selalu mengandalkan gerakan isyarat, guru lebih

menekankan komunikasi dengan bahasa tetapi cara penyampaiannya

sangat berbeda, oleh karena itu guru dan pendidik lainnya yang mengajar

Page 157: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

siswa tunarungu perlu menguasai taktik penyampaian bahasa dengan tepat

sehingga dapat dimengerti oleh siswa tunarungu.

4. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar siswa tunarungu kelas V tidak

bisa dipungkiri bahwa mereka tidak bisa terlepas dari bimbingan guru

ketika mereka mengerjakan soal latihan, oleh karena itu guru dan pendidik

lainnya yang mengajar siswa tunarungu lebih memperhatikan cara

pemberian scaffolding yang tepat sehingga dapat membantu siswa

tunarungu yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan.

C. Saran

berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dari

hasil penelitian ini dapat disampaikan saran-saran kepada para guru atau

tenaga pendidik matematika yang mengajar siswa tunarungu beberapa hal

sebagai berikut:

1. Guru dan tenaga pendidik yang membelajarkan matematika pada anak

tunarungu hendaknya memperhatikan dan mencari solusi yang tepat dalam

pemilihan dan penggunaan strategi membelajarkan matematika, yang

mencakup penggunaan metode, teknik dan taktik dalam proses

pembelajaran matematika.

2. Guru hendaknya lebih menekankan komunikasi dengan bahasa pada saat

proses pembelajaran, oleh karena itu guru yang mengajar siswa tunarungu

perlu menguasai taktik penyampaian bahasa dengan tepat sehingga dapat

dimengerti oleh siswa tunarungu.

3. Siswa tunarungu kesulitan dalam memahami sifat-sifat bangun datar, oleh

karena itu guru perlu menyiapkan media untuk menyampaikan materi

sifat-sifat bangun datar yang sesuai dengan karakteristik siswa tunarungu.

4. Siswa tunarungu tidak bisa dipungkiri bahwa mereka tidak bisa terlepas

dari bimbingan guru ketika mereka mengerjakan soal latihan, oleh karena

itu guru dan pendidik lainnya yang mengajar siswa tunarungu perlu lebih

memperhatikan cara pemberian scaffolding yang tepat sehingga dapat

Page 158: STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA …/Strategi... · menanyakan kepada siswa lain dengan cara menunjuk bangku ... matematika kepada anak tunarungu dan scaffolding ... demi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

membantu siswa tunarungu yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan

soal latihan.

5. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini hendaknya dapat menjadi

referensi atau masukan untuk penelitiannya.