STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA...

19
STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA MIKRO DALAM PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA MIKRO DI KOTA TANJUNGPINANG NASKAH PUBLIKASI Oleh: BAGAS PEBRIYANTO NIM: 120563201062 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Transcript of STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA...

Page 1: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA MIKRO

DALAM PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA MIKRO

DI KOTA TANJUNGPINANG

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

BAGAS PEBRIYANTO

NIM: 120563201062

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha
Page 3: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

ABSTRAK

Seiring dengan disahkan Undang-Undang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Tahun 2008, UMKM perlu diberdayakan secara menyeluruh, optimal dan

berkesinambungan. Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kota

Tanjungpinang sebagai instansi terkait yang mempunyai strategi dalam

memberdayakan pelaku usaha mikro di Kota Tanjungpinang agar dapat

berkembang dan produktif.

Penelitian ini dilakukan di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro

Kota Tanjungpinang dan jenis penelitian ini adalah deskriftif kualitatif. Tujuan

penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui strategi dan faktor

penghambat dari Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro dalam

memberdayakan pelaku usaha mikro di Kota Tanjungpinang. Informan dalam

penelitian ini sebanyak 5 orang yang terdiri dari 1 orang key informan dan 4 orang

informan dari pegawai Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kota

Tanjungpinang.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa strategi

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro dalam memberdayakan pelaku

usaha mikro di Kota Tanjungpinang melalui rencana strategi dengan berbagai

program dan kegiatan antara lain melalui penyaluran bantuan berupa kebutuhan

pelaku usaha mikro, Lembaga Penyaluran Dana Bergulir (LPDB) dan Kredit

Usaha Rakyat (KUR) dengan melibatkan pihak bank sebagai penyalur dana. Dan

melakukan pelatihan dan pembinaan bagi pelaku usaha mikro yang memiliki

potensi.

Dalam kegiatan pelaksanaan program atau strategi Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi dan Usaha Mikro Kota dalam memberdayakan pelaku usaha mikro di

Kota Tanjungpinang tidak terlepas dari adanya faktor penghambat berupa

berbedanya pola fikir pelaku usaha mikro, tanggung jawab terhadap bantuan yang

diberikan masih rendah, data yang dimiliki belum valid, dan minimnya kreativitas

dalam mengola produk.

Kata kunci : Strategi, Pemberdayaan, Usaha Mikro

Page 4: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

ABSTRACT

Along with the enactment of the Law of Micro, Small and Medium

Enterprises of 2008, UMKM need to be empowered as a whole, optimal and

sustainable. Development of Employee, Cooperation and Micro Business in

Tanjungpinang City as a related institution that has a strategy in empowering

micro business actors in Tanjungpinang City to be able to grow and be

productive.

This research was conducted at Development of Employee, Cooperation and

Micro Business in Tanjungpinang City and the type of this research is qualitative

descriptive. The purpose of this research is basically to determine the strategy

and inhibiting factors of the Department of Employee, Cooperation and Micro

Business in empowering micro business actors in Tanjungpinang City. Informants

in this research as many as five people consisting of one person key informant and

four people informants from Development of Employee, Cooperation and Micro

Business in Tanjungpinang City.

From the results of research conducted, it can be seen that the strategy of the

Departmentof Employee, Cooperation and Micro Business in empowering micro

business actors in Tanjungpinang City, through a strategic plan with various

programs and activities, among others through the distribution of assistance in

the form of the needs of micro business actors, Distribution of Revolving Funds

and People's Business Credit by involving the bank as a channel of funds. And

than, to conduct training and coaching for potential micro business actors.

In the implementation of the program or strategy of the Department of

Employee, Cooperation and Micro Business in empowering micro business actors

in Tanjungpinang City not be separated from the inhibiting factors in the form the

different of mindset micro business actors, the responsibility for the assistance

given is still low, the data owned not yet valid, and lack of creativity in managing

the product.

Key words : Strategy, Empowerment, Micro Business

Page 5: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

1

A. Latar Belakang

Sebagai ibukota Kepulauan Riau,

Kota Tanjungpinang tidak dapat

terhindar dari fenomena kemiskinan.

Kemiskinan di Kota Tanjungpinang

ditunjukkan dengan adanya

permukiman-permukiman kumuh

serta liar, serta adanya golongan

masyarakat yang masuk kategori

keluarga miskin yang disebabkan oleh

keterbatasan ekonomi dan keadaan

sosial dari masing-masing keluarga

miskin tersebut. Dengan kondisi yang

demikian, belum terlihat adanya

usaha yang dilakukan masyakat untuk

meningkatkan pendapatan mereka.

Berdasarkan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah, Pasal 3 tujuan dari

dikembangkannya UMKM adalah,

“Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

bertujuan menumbuhkan dan

mengembangkan usahanya dalam

rangka membangun perekonomian

nasional berdasarkan demokrasi

ekonomi yang berkeadilan”.

Namun dalam mencapai tujuan

tersebut terdapat kendala-kendala

yang sering dihadapi oleh pelaku

usaha mikro yang ada di

Tanjungpinang adalah terkait masalah

modal. Selain itu produk yang

dihasilkan oleh pelaku usaha mikro di

Kota Tanjungpinang belum dapat

dikenal secara luas dan hasil peroduk

pelaku usaha mikro masih belum

dapat tempat dipasaran, dikarenakan

produk yang dihasilkan masih bersifat

tradisional.

Untuk mengatasi masalah dan

kendala-kendala yang dihadapi oleh

pelaku usaha mikro yang ada di Kota

Tanjungpinang, maka Dinas Tenaga

Kerja Koperasi dan Usaha Mikro

perlu menyusun strategi yang benar-

Page 6: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

2

benar tepat untuk memberdayakan

pelaku usaha mikro agar dapat

berkembang secara mandiri dan

produktif.

Untuk memahami masalah

tersebut seyogyanya dilakukan

dengan persiapan dan penyesuaian

untuk menentukan strategi yang

sesuai dengan keadaan masyarakat

Kota Tanjungpinang dengan

memperluas jangkauan usaha mikro

hingga ke bagian kecil Kota

Tanjungpinang, sehingga dapat

membantu meningkatkan pendapatan

masyarakat Kota Tanjungpinang.

Berdasarkan permasalahan yang

dijelaskan diatas maka dapat

diketahui bahwasanya masih banyak

masyarakat yang meliliki pendapatan

kecil dan masih ada masyarakat yang

belum memahami tugas dan fungsi

Dinas Tenaga Kerja, Koprasi, dan

Usaha Mikro, maka penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan

mengangkat judul, “STRATEGI

DINAS TENGA KERJA,

KOPERASI, DAN USAHA MIKRO

DALAM PEMBERDAYAAN

PELAKU USAHA MIKRO DI

KOTA TANJUNGPINANG”.

B. Konsep Teori

1. Strategi

Istilah startegi berasal dari

kata Yunani “strategeia” (stratus

yang berarti militer dan ag yang

berarti memimpin). Yang artinya

seni atau ilmu untuk menjadi

seorang jendral. Konsep ini

relevan dengan situasi pada

zaman dahulu yang sering

diwarnai perang, di mana jendral

dibutuhkan untuk memimpin

suatu angkatan perang agar dapat

selalu memenangkan perang.

Strategi juga bisa diartikan

sebagai suatu rencana untuk

Page 7: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

3

pembagian dan penggunaan

kekuatan militer dan material

pada daerah-daerah tertentu

untuk mencapai tujuan tertantu.

Strategi militer didasarkan pada

pemahaman akan kekuatan

penempatan posisi lawan,

karakteristik medan perang,

kekuatan dan karakteristik

sumber daya yang tersedia, sikap

orang-orang yang menempati

teritorial tertentu serta antisipasi

terhadap setiap perubahan yang

mungkin terjadi.

Menurut Udaya dkk (2013:6)

mengungkapkan bahwa, “Strategi

adalah sebuah keterampilan dan

mengelola atau merencanakan

suatu stratage atau cara yang

cerdik untuk mencapai tujuan”.

Bob De Wit dan Ron Meyer

(Udaya dkk, 2013:6), keduanya

mengatakan bahwa strategi harus

dilihat dan dipahami berdasarka

tiga dimensi, yaitu:

a. Strategi Process. Cara

bagaimana strategi-strategi

timbul, dimana letak strategy

process (atau proses

strategi). Proses strategi

menyangkut bagaimana,

siapa, dan bilamana startegi

itu sendiri; bagaimana

strategi tersebut, dan

bagaimana seharusnya

strategi itu dibuat, dianalisis,

dibentuk, diformulasikan,

diimplementasi, diubah, dan

dikontrol; siapa yang

tersangkut; kapankah

kegiatan-kegiatanyang

dilakukan dilaksanakan.

b. Strategi Content. Hasil atau

prodik proses strategi disebut

strategi content. Jika

dinyatakan sebagai sebuah

pertanyaan, strategy content

berhubungan dengan apa

dari strategi, apa itu startegi,

dan bagaimana isi yang

seharusnya dari strategi

tersebut bagi perusahaan

serta untuk unitnya masing-

masing.

c. Strategy context.

Sekumpulan keadaan berbagi

proses strategi dan strategy

content ditentukan disebut

strategy context. Bila

dinyatakan sebuah

pertanyaan, strategy context

tersebut terkait dengan di

mana strategi berada;

diperubahaan mana dan

dilingkungan apa proses

strategi dan strategy content

itu berada.

Page 8: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

4

Ketiganya merupakan

dimensi yang nyata dan bukan

bagian terpisah dari sebuah

strategi. Dengan demikian, setiap

situasi masalah stratejik pada

dasarnya mempunyai sifat tiga

dimensional dengan karakteristik

process, content, dan context.

Hanya pengertian dari ketiga

dimensi ini akan memberikan

seorang strategis atau ahli ilmu

strategi, kedalam yang

sebenarnya mengenai pengertian

tersebut.

2. Pemberdayaan

Pemberdayaan dalam bahasa

inggris adalah empowerment

.kata power dalam empowerment

diarikan sebagai “daya” ditambah

awalan pe- dan akhiran –an

menjadi pemberdayaan. Daya

dalam bahasa indonesia berarti

kekuatan yang berasal dari dari

dalam, tetapi dapat diperkuat

dengan unsur-unsur penguatan

yang diserap dari luar, dalam

ilmu sosial, terdapat berbagai

definisi dan dam pemahaman

mengenai pemberdayaan.

Pemberdayaan dalam

bebagai literatur dipandang

sebagai sebuah proses dan

sekaligus sebuah tujuan. Sebagai

sebagai sebuah proses

pemberdayaan adalah

serangkaian kegiatan untuk

memperkuat kekuasaan atau

keberdayaan keompok lemah

dalam masyarakat, termasuk

individu-individu yang

mengalami kemiskinan. Sebagai

tujuan, pemeberdayaan menunjuk

pada keadaan atau hasil yang

ingin dicapai oleh sebuah

perubahan sosial, yaitu

masyarakat.

Page 9: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

5

Menurut Torre (Setiawati

2007 : 7) Menyatakan bahwa

pemberdayaan adalah “suatu

proses dimana masyarakat

menjadi cukup kuat untuk untuk

dapat berpartisipasi, berbagai

dalam mengontrol dan

mempengaruhi kehidupan

mereka. Oleh karenanya

pemberdayaan mengharuskan

masyarakat untuk mendapatkan

keterampilan, pengetahuan,

tertentu serta kekuasaan yang

cukup untuk mempengaruhi

kehidupan mereka”.

Kemudian Wrihantolo dan

Dwidjowijoto (2007: 2-6)

menyebutkan bahwa:

pemberdayaan adalah suatu

proses menjadi. Bukan sebuah

proses instant. Sebagai porses,

pemberdayaan mempunyai tiga

tahapan yaitu :

a. Penyadaran. Pada tahap ini

target yang hendak

diberdayankan diberi

pencerahan dalam bentuk

pemberian penyadaran

bahwa mereka mempunyai

hak untuk memilki sesuatu.

Dalam hal ini dapat deberi

pengetahuan yang bersifat

kognisi, belief, dan healing.

Prinsip dasarnya adalah

dapat membuat target

mengerti bahwa mereka

perlu diberdayakan itu

dimulai dari dalam diri

mereka.

b. Pengkapasitasan.

Pengkapasitasan manusia

dalam arti memampukan

manusia baik dalam konteks

individu maupun kelompok,

pengkapasitasan organisasi

dilakukan dalam bentuk

rekrutisasi organisasi yang

hendak menerima daya atau

kapasitas tersebut, dan

pengkapasitasan sistem nilai

dilakukan dengan cara

membantu target dan

membuat aturan aturan main

diantara meraka sendiri.

c. Pendayaan.Tahap

memberikan target daya,

kekuasaan, dan peluang.

3. Usaha Mikro

Berdasarkan Undang-

Undang Republik Indonesia No.

20 Tahun 2008 Tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah

Page 10: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

6

yang mendefinisikan tentang

UMKM yaitu,

a. Usaha mikro adalah usaha

produktif milik orang

perorangan atau badan usaha

perorangan yang memenuhi

kriteria usaha mikro

sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang ini.

b. Usaha Kecil adalah usaha

ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang

perorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik

langsung maupun tidak

langsung dari usaha besar

yang memenuhi kriteria

usaha kecil sebagaimana

dimaksud dalam Undang-

Undang ini.

c. Usaha menengah adalah

ekonomi produktif yang

dilakukan oleh badan usaha

dengan jumlah kekayaan

bersih atau hasil penjualan

tahunan lebih besar dari

usaha menengah, yang

meliputi usaha nasional milik

Negara atau swasta, usaha

patungan, dan usaha asing

yang melakukan kegiatan

ekonomi.

Berdasarkan Undang-

Undang No.20 Tahun 2008 Pasal

6 tentang Usaha Mikro Kecil dan

Menengah, adapaun kriteria dari

UMKM sebagai berikut:

(1) Kriteria Usaha Mikro adalah

sebagai berikut:

a) memiliki kekayaan

bersih paling banyak

Rp50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha;

atau

b) memiliki hasil penjualan

tahunan paling banyak

Rp300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah).

Sehubungan dengan

peningkatan kinerja Usaha Kecil

dan Menengah (UKM),

Haeruman (2000) mengatakan

bahwa tantangan bagi dunia

usaha terutama dalam

pengembangannya mencakup

aspek yang luas yakni:

Page 11: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

7

a. Peningkatan kualitas sumber

daya manusia dalam hal

kemampuan manajemen,

organisasi dan teknologi,

b. Kompetensi kewirausahaan,

c. Akses yang lebih luas

terhadap permodalan,

d. Informasi pasar yang

transparan,

e. Faktor input produksi

lainnya, dan

f. Iklim usaha yang sehat yang

mendukung inovasi,

kewirausahaan, dan praktek

bisnis serta persaingan yang

sehat.

C. Hasil Penelitian

1. Strategy Process

Menurut Bob De Wit dan

Ron Meyer (Udaya dkk, 2013:6)

startegy process adalah cara

bagaimana strategi-strategi

timbul, dimana letak strategy

process (atau proses strategi).

Dalam melakukan proses

formulasi strategi Dinas Tenaga

Kerja Koperasi dan Usaha Mikro

Kota Tanjungpinang melibatkan

masyarakat atau pelaku usaha

dengan menanyakan apa saja

yang menjadi kendala pelaku

usaha dalam mengembangkan

usaha mereka.

2. Strategy Content

Menurut Bob De Wit dan

Ron Meyer (Udaya dkk, 2013:6)

strategy content adalah hasil atau

prodik proses strategi disebut

strategi content. Jika dinyatakan

sebagai sebuah pertanyaan,

strategy content berhubungan

dengan apa dari strategi, apa itu

startegi, dan bagaimana isi yang

seharusnya dari strategi tersebut

bagi perusahaan serta untuk

unitnya masing-masing.

Strategi yang dilakukan

Dinas Tenaga Kerja, Koperasi

dan Usaha Mikro dalam

memberdayakan pelaku usaha

mikro di kota Tanjungpinang

yaitu dinas meberikan bantuan

kepada pelaku usaha mikro

berupa barang, dinas juga

Page 12: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

8

melakukan pelatihan dan

pebinaan terhadap pelaku usaha

mikro yang potensial serta dinas

sebagi penghubung pagi pelaku

usaha mikro yang membutuhkan

dana untuk mengembangkan

usahanya.

3. Strategy Context

Menurut Bob De Wit dan

Ron Meyer (Udaya dkk, 2013:6)

strategy context adalah

sekumpulan keadaan berbagai

proses strategi dan strategy

content ditentukan disebut

strategy context. Bila dinyatakan

sebuah pertanyaan, strategy

context tersebut terkait dengan di

mana strategi berada;

diperubahaan mana dan

dilingkungan apa proses strategi

dan strategy content itu berada.

Sejauh ini strategi yang di

buat oleh Dinas Tenaga Kerja

Koperasi dan Usaha Mikro Kota

Tanjungpinang sudah efektif

karena pertama usaha mikro yang

dibantu adalah usaha yang sudah

berbentuk badan hukum, kedua

bantuan yang diberikan sudah

sesuai dengan kebutuhan dari

pelaku usaha mikro, usaha mikro

yang menerima bantuan

merupakan usaha yang potensial.

Suatu tugas atau pekerjaan

tidak akan terlaksana apabila

terdapat suatau hambatan yang

mengganggu proses pekerjaan

tersebut. Hal ini membuat faktor

penghambat cenderung bersifat

negatif dalam melakukan

kegiatan atau pekerjaan

seringkali ada beberapa hal yang

menjadi prnghambat dalam

tercapainya tujuan, baik itu

hambatan dalam pelaksanaan

Page 13: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

9

program maupun dalam hal

pengembangannya.

Berdasarkan hasil penelitian

dilapangan yang menjadi faktor

penghabat strategi Dinas Tenaga

Kerja Koperasi dan Usaha Mikro

dalam memberdayakan pelaku

usaha mikro di kota

Tanjungpinang, yaitu:

1. Tanggung Jawab

2. Data

3. Kreativitas.

D. Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis

penelitian dan pembahasan yang

telah dilakukan pada bab-bab

sebelumnya, maka peneliti

menarik kesimpulan sebagai

berikut:

a. Strategy Process

Dari hasil penelitian,

dapat disimpulkan bahwa

Dalam Proses formulasi atau

penyusunan strategi yang

dilakukan oleh Dinas Tenaga

Kerja Koperasi dan Usaha

Mikro Kota Tanjungpinang,

Dinas melibatkan pihak lain.

b. Strategy Content

Dari hasil penelitian,

dapat disimpulkan bahwa

strategi yang dilakukan

Dinas Tenaga Kerja,

Koperasi dan Usaha mikro

dalam memberdayakan

pelaku usah mikro di Kota

Tanjungpinang, pertama

sebagai penghubung bagi

pelaku usaha mikro yang

membutuhkan bantuan dana,

kedua memberikan bantuan

langsung kepada pelaku

usaha mikro dalam bentuk

barang, ketiga melakukan

pelatihan dan pembinaan

Page 14: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

10

terhadap usaha mikro yang

potensial.

c. Strategy Context

Dari hasil penelitian,

dapat disimpulkan bahwa

strategi yang dilakukan oleh

Dinas Tenaga Kerja

Koperasi dan Usaha Mikro

dalam memberdayakan

pelaku usaha mikro sudah

efektif dengan

memperhatikan kondisi

pelaku usaha mikro dan

bantuan yang diberikan

sudah sesuai dengan

kebutuhan pelaku usaha.

Dari hasil penelitian ada

beberapa faktor yang

menghambat strategi Dinas

Tenaga Kerja Koperasi dan

Usaha Mikro dalam

memberdayakan pelaku

usaha mikro, antara lain :

1. Tanggung Jawab. Dari

hasil penelitian, dapat

disimpulkan bahwa

tanggung jawab pelaku

usaha mikro masih

minim terhadap bantuan

yang diberikan oleh

dinas dan penyedia

dana.

2. Data. Dari hasil

penelitian, dapata

disimpulkan bahwa data

yang dimiliki oleh Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi

dan Usaha Mikro belum

valid dikarenakan

pelaku usaha mikro

masih ada yang

membuka usaha

berdasarkan situasi atau

modal sehingga masih

terdapat pelaku usaha

Page 15: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

11

mikro yang belum

terdafatar.

3. Kreativitas. Dari hasil

penelitian, bahwa dapat

disimpulkan bahwa

kreativitas pelaku usaha

dalam mengelola jenis

produk dan kemasan

masih kurang baik

sehingga produk dan

kemasan masih

tratdisional dan kurang

menarik minat pembeli.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan serta

kesimpulan, maka adapun saran

yang penelitiajukan, sebagai

berikut :

1. Strategy Process. Dinas

sebaiknya menyediakan

sarana seperti tempat saran

atau posko agar pelaku usaha

mikro dapat langsung

meyampaikan kepada dinas.

2. Strategy Content. Dalam

membuat strategi dinas

seharusnya lebih

memfokuskan kepada

program yang membuat

pelaku usaha usaha mikro

dapat mengembangkan usaha

mereka dari pada program

pemberian bantuan dan dana

pinjam yang faktanya

dilapangan data tersebut

kurang efektif.

3. Strategy Context. Dalam

menjalankan strategi atau

program dinas harus rutin

mengawasi berjalannya

program di masyarakat atau

pelaku usaha mikro.

Untuk mengatasi faktor

penghambat strategi Dinas

Tenaga Kerja , Koperasi dan

Page 16: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

12

Usaha Mikro dalam

pemberdayaan pelaku usaha

mikro di Kota Tanjungpinang,

maka saran yang peneliti berikan,

antara lain :

1. Tanggung jawab. Untuk

meningkatkan rasa tanggung

jawab pelaku usaha mikro

terhadap bantuan yang

diberikan, dinas harus lebih

rutin memonitoring pelaku

usaha yang menerima

bantuan sehingga pelaku

usaha yang menerima

bantuan sadar bahwa bantuan

yang diberikan harus

dikembalikan sesuai dengan

ketentuan dan syarat yang

telah ditetapkan.

2. Data. Untuk dapat

memperoleh data yang

akurat dinas harus

memperluas daerah survei

agar pelaku usaha mikro

dapat terdata secara

meneyeluruh di Dinas

Tenaga Kerja, Koperasi dan

Usaha Mikro Kota

Tanjungpinang.

3. Kreativitas. Untuk dapat

meningkatkan kreativitas

pelaku usaha mikro dinas

dapat melakukan sosialisai

atau mengadakan seminar

dengan mengundang

narasumber atau pemateri

yang terkait. Agar nantinya

pelaku usaha dapat

mengemas hasil prosuk

mereka lebih kreatif dan

inovatif.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1998.

PROSEDUR PENELITIAN Suatu

Pendekatan Praktek. Jakarta:

RINEKA CIPTA.

David, Fred R. 2011. Strategic

Management Manajemen

Strategis Konsep. Jakarta:

Salemba Empat.

Page 17: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

13

Dumaiay. 2000. Perekonomian

Indonesia, Jakarta: Erlangga.

Haeruman, H, 2000, Peningkatan

Daya Saing UMKM untuk

Mendukung Program PEL.

Makalah Seminar Peningkatan

Daya Saing. Jakarta Graha

Sucofindo.

Kusnadi. 2003. Akar Kemiskinan

Nelayan. Yogyakarta: lkis.

Nanga Muana. 2005. Makro Eknomi,

Edisi Perdana. Jakarta. PT

RajaGrafindo Persada.

Purba, Jonny 2007. Pengelolaan

Lingkungan Sosial. Jakarata:

Yayasan Obor Indonesia.

Peace II, John A dkk. 2011.

Manajemen Strategis Formulasi,

Implementasi, dan Pengendalian

Edisi 10. Jakarta: Salemba

Empat.

Reksoprayitno. 2004. Sistem Ekonomi

danDemokrasi Ekonomi. Jakarta:

Bina Grafika.

Satria, Arif 2002. Pengantar

Sosiologi Masyarakat Pesisir.

Jakarta: Cidesindo.

Sihotang, Martunis. 2004. Konsumsi

Masyarakat dan Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Konsumsi.

Jakarta: Pustaka Binaan

Grafindo.

Soekartawi. 2002. Faktor-faktor

Produksi. Jakarta: Salemba Empat.

Soetomo. 2010. Strategi-Strategi

Pembangunan Masyarakat.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian

Administrasi. Bandung:

ALFABETA.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian

Manajemen. Bandung:

ALFABETA.

Sukirno, Sadono. 2000. Mikro

Ekonomi Modern:

Perkembangan Pemikiran dari

klasik sampai Keynesian Baru,

Edisi 1. Jakarta. PT Raja

Grafindo.

Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar

Teori Makroekonomi. Edisi

Ketiga. Jakarta. Raja Grahindo

Persada.

Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi

Pembangunan. Proses, Masalah

dan kebijakan, Kencana Prenada

Media group.

Sumaryadi, I Nyoman. 2005.

Perencanaan Pembangunan

Daerah Otonom dan

Pemberdayaan Masyarakat.

Jakarta: Citra Utama.

Suparmoko, 1993. Ekonomi Sumber

Daya Alam dan Lingkungan.

Yogyakarta BPFE BMG.

Tambunan, Tulus T.H., 2002, Usaha

Kecil dan Menengah di

Indonesia: Beberapa Isu Penting.

Jakarta. Salemba Empat.

Tambunan, Tulus TH. 2012. Usaha

Mikro Kecil dan Menengah di

Indonesia (isu-isu penting).

Jakarta: LP3ES.

Page 18: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha

14

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi

Pemasaran. Yogyakarta: CV

Andi.

Tjokroamidjojo, Bintoro, dkk. 1980.

Teori Strategi Pembangunan

Nasional. Jakarta: PT Gunung

Agung.

Tohar, M. 2000. Membuka Usaha

Kecil. Yogyakarta: Kanisius.

Udaya Yusuf, dkk . 2013. Manajemen

Strategik. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Usman Husaini, Akbar Purnomo

Setiady. 2009. Metodologi

Pemelitian Sosial. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Wrihantolo. Randy R &

Dwijiwidjoto. Riant Nugroho.

2007. Manajemen

Pemberdayaan. Jakarta:

Gramedia.

Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi

Penelitian Sosial dan Pendidikan

Teori Aplikasi. Jakarta: Bumi

Aksara.

Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia

No. 20 tahun 2008 Pasal 1

Tentang Usaha Mikro. Kecil, dan

Menengah.

Peraturan PERMEN KUMKM No.

17/Per/M.KUKM/IX2015

Tentang Pengawasan Koperasi.

Peraturan PERDA Kota

Tanjungpinang No. 13 Tahun

2012 Pasal 61 Tentang PErubhan

Atas Peraturan Daerah No.2

Tahun 2009Tentang Organisasi

Dan Tata Kerja Dinas Daerah

Kota Tanjungpinang.

Page 19: STRATEGI DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · karakteristik medan perang, ... perorangan atau badan usaha