STRATEGI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA DALAM …digilib.unila.ac.id/60081/2/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of STRATEGI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA DALAM …digilib.unila.ac.id/60081/2/SKRIPSI TANPA BAB...
STRATEGI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA DALAM
PENGEMBANGAN PRESTASI ATLET
(Studi Pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Provinsi Lampung)
( Skripsi )
Oleh:
Tita Maulidya
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
STRATEGI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA DALAM
PENGEMBANGAN PRESTASI ATLET
(Studi Pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Provinsi Lampung)
Oleh
TITA MAULIDYA
Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) adalah sebuah program yang diberikan
oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah guna memberikan wadah bagi para
atlet ditingkat pelajar untuk meraih prestasi dibidang non akademik, yaitu prestasi
olahraga. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung melakukan strategi-strategi
guna mengembangkan prestasi para atlet pelajar. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui strategi apa saja yang digunakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga
Provinsi Lampung dalam mengembangkan prestasi atlet pelajar. Tipe penelitian ini
menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data
melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Penelitian ini memfokuskan pada
empat indikator yaitu melalui strategi organisasi, strategi program, strategi sumber
daya, dan strategi kelembagaan. Hasil penelitian ini ialah Dinas Pemuda dan
Olahraga Provinsi Lampung (Dispora) sudah menjalankan strategi sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat atau Negara. Strategi yang
dijalankan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga terstruktur melalui mekanisme program
pengelolaan atlet dan pelatih Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). Strategi
yang dilakukan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga yang memiliki pengaruh besar
terhadap pengembangan prestasi atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)
adalah strategi program.
Kata Kunci: Strategi, Prestasi, Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)
ABSTRACT
YOUTH AND SPORTS SERVICE STRATEGY FOR DEVELOPMENT OF
ATHLETES
(Study at Lampung Province Student Education and Training Center (PPLP))
By
TITA MAULIDYA
Student Education and Training Center (PPLP) is a program provided by the Central
Government to the Regional Government to provide a place for athletes who are rated
students to gain achievements in non-academic fields, namely sports achievements.
The Lampung Provincial Youth and Sports Service undertakes strategies to develop
the achievements of student athletes. The purpose of this study is to study what
strategies are used by the Department of Youth and Sports of Lampung Province in
developing student athlete achievements. This type of research uses descriptive
qualitative research type, with data collection techniques through interviews,
documentation and observation. This research focuses on four indicators namely
through organizational strategy, strategic programs, resource strategies, and
institutional strategies. The results of this study are the Lampung Province Youth and
Sports Agency (Dispora) that has implemented a strategy that is in accordance with
those set by the Central Government or the State. The strategy implemented by the
Department of Youth and Sports is structured through training programs for athletes
and trainers of the Student Education and Training Center (PPLP). The strategy
carried out by the Youth and Sports Service which has a great influence on the
development of athlete achievement in the center of Student Education dan Training
Center (PPLP) is the program strategy.
Keywords: Strategy, Achievement, Student Education and Training Center
(PPLP)
STRATEGI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA DALAM
PENGEMBANGAN PRESTASI ATLET
(Studi Pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Provinsi Lampung)
Oleh:
TITA MAULIDYA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA ILMU PEMERINTAHAN
Pada
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Tita Maulidya, dilahirkan di Kota
Bandar Lampung pada tanggal 24 Juli 1997 yang merupakan
anak kedua dari empat bersaudara, putri dari pasangan Bapak
Raden Supriyanto dan Ibu Sri Kusmawati.
Jenjang pendidikan penulis adalah TK Al-Kautsar Bandar Lampung yang
diselesaikan tahun 2003. Penulis melanjutkan ke pendidikan sekolah dasar (SD) Al-
Kautsar Bandar Lampung yang diselesaikan tahun 2009, lalu melanjutkan ke Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di Al-Kautsar Bandar Lampung dan lulus pada tahun
2012. Selanjutnya, penulis mengenyam pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
di Al-Kautsar Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2015.
Pada Tahun 2015 penulis terdaftar sebagai mahasiswi pada Jurusan Ilmu
Pemerintahan, FISIP Universitas Lampung melalui jalur Mandiri. Pada Januari 2018,
penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Negara Batin, Kecamatan
Jabung, Kabupaten Lampung Timur selama 40 hari.
MOTTO
“NO MATTER WHAT, BE THE BEST OF YOU.
BE KIND AND BRAVE BECAUSE YOU HAVE TO. “
(Tita Maulidya)
PERSEMBAHAN
Segala Puji dan Syukur atas Rahmat dan Ridho Allah SWT, yang senantiasa telah
memberikan nikmat dan berkah-Nya disetiap hembusan nafas, sehingga akhirnya
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
Kupersembahkan Skripsi ini,
Kepada:
Bapak dan Ibu Tercinta
R. Supriyanto dan Sri Kusmawati
Kakak dan Adik-adikku
Tito Riyan Wicaksana, M. Nur Ashiddiqi dan Sabiluna Khoirunnisa
Sahabat-sahabat seperjuanganku, serta
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung
SANWACANA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan atas limpahan berkah, rahmat
dan hidayahnya dari Allah SWT Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Strategi Dinas Pemuda dan Olahraga dalam Pengembangan Prestasi Atlet
(Studi pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Provinsi Lampung)”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan di
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini
antara lain, yaitu:
1. Kepada yang utama dan teristimewa, orang tua saya tercinta. Bapak dan Ibu saya,
terimakasih atas segala yang telah kalian berikan kepada saya. Baik itu dukungan
moral, batin, maupun finansial. Terimakasih, karena telah memberikan saya
kepercayaan, dan selalu memberikan doa yang tak henti-hentinya. Terimakasih,
karena telah sabar dan selalu memberikan yang terbaik kepada saya.
2. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Sigit Krisbintoro, M.IP., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4. Bapak Darmawan Purba, S.IP, M.IP., selaku Sekertaris Jurusan Ilmu
Pemerintahan serta selaku Pembimbing Akademik penulis.
5. Bapak Budi Harjo, S.Sos, M.IP., selaku satu-satunya Pembimbing yang telah
sabar membimbing dan memberikan masukan serta saran demi terciptanya
skripsi ini. Terima kasih banyak sudah memberikan semangat dan dorongan
motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Dr. Feni Rosalia, M.Si., selaku Penguji dan Pembimbing yang telah
memberikan penulis banyak sekali masukkan dan memberikan pengarahan agar
terciptanya skripsi yang lebih baik. Terima kasih ibu Feni yang cantik dan baik
hatinya.
7. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila, terima kasih
atas ilmu dan waktu yang telah diberikan kepada penulis selama di Jurusan Ilmu
Pemerintahan.
8. Kepada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung, yang sudah banyak
membantu dalam kelancaran penelitian ini. Khususnya, kepada Bapak Budhi
Darmawan, S.T., M.T., Bapak Zulkifli Umar, S.E., Bapak Aman Sentosa, S.P.,
M.M., dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih atas
saran, masukan, motivasi dan bantuan yang telah diberikan sehingga saya dapat
menyelesaikan penelitian saya dengan baik.
9. Kepada para Pelatih dan para atlet PPLP yang telah membantu saya dalam
memperoleh informasi untuk menyelesaikan penelitian saya. Terima kasih atas
kebaikan dan waktu yang telah diberikan kepada saya.
10. Kepada keluarga sedarahku, kakak dan adikku. Terima kasih sudah menjadi
alasan saya untuk selalu berusaha menjadi yang lebih baik.
11. Kepada Diah Wilantika R., Dewi Aria, Tiara Herina, Annisa Putri, Rachimati
Sari, Ayuni Zalita, Erica Putri, Meisyandra, Intan Sartika, dan sahabat-sahabatku
di Jurusan Ilmu Pemerintahan. Terima kasih karena selalu ada, terima kasih
karena selalu memberikan peran penting di setiap perjalananku menuju akhir dari
perkuliahan. Semoga tidak berhenti selepas dari segala kesibukan yang ada.
Terima kasih atas segala pengalaman dan kenangan yang kita buat selama masa
perkuliahan, serta teman-teman KKN saya, Yosi, Dwina, Dora, Jon, Rey dan
Iqbal. Terima kasih karena sudah menjadi keluraga dan teman saya dalam
memperoleh pengalaman baru berada jauh dari rumah serta memberikan banyak
pembelajaran.
12. Kepada sahabat-sahabat saya, terima kasih sudah menjadi penyemangat dalam
hidup saya. Khususnya, Riana Ulfa, Retno Pambudi, Rhava Kurnia, Adinda
Puspita, Anisa, Lulu Aprilia, Tara Lovia, Selma Ilafi, Fitri Adlina, Luthfi Hanifa,
Muetia Sari, dan Audi Rehana terima kasih karena sudah menjadi tempat untuk
menanggung air mata dan keringat dalam perjalanan saya mencapai mimpi saya.
Terima kasih karena sudah mendengarkan segala keluh kesah dan memberikan
dukungan moral pada saya.
13. Kepada Aryan Zulmar, terima kasih sudah menemani dari awal perkuliahan dan
menjadi penyemangat saya dalam menyelesaikan studi dan penelitian ini.
14. Dan kepada semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian skripsi ini, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Akan tetapi saya berharap kiranya karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, 8 November 2019
Penulis
Tita Maulidya
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 17
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 17
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 18
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Strategi................................................................. 19
1. Pengertian Strategi ...................................................................... 19
2. Tingkat-tingkat Strategi .............................................................. 22
3. Tipe-tipe Strategi ........................................................................ 24
B. Tinjauan Tentang Pengembangan .................................................... 27
1. Hakikat Pengembangan .............................................................. 27
2. Pengembangan Kapasitas (Capacity Building) .......................... 28
3. Tujuan Pengembangan Kapasitas (Capacity Building) .............. 31
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kapasitas
(Capacity Building) .................................................................... 31
C. Tinjauan Tentang Pengembangan Prestasi ....................................... 32
D. Tinjauan Tentang Pemerintah Daerah .............................................. 33
1. Pengertian Pemerintah Daerah ................................................... 33
2. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung ........................ 35
3. Tugas Penyelenggaraan Keolahragaan Dinas Pemuda dan
Olahraga Provinsi Lampung ....................................................... 36
E. Kerangka Pikir .................................................................................. 38
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian .................................................................................. 40
B. Fokus Penelitian................................................................................ 42
C. Lokasi Penelitian .............................................................................. 43
D. Jenis dan Sumber Data...................................................................... 44
E. Informan ........................................................................................... 45
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 46
G. Teknik Pengolahan Data ................................................................... 47
H. Teknik Analisis Data ........................................................................ 48
I. Teknik Keabsahan Data .................................................................... 49
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi
Lampung ........................................................................................... 50
B. Kebijakan Penyelenggaraan Keolahragaan Dinas Pemuda
dan Olahraga Provinsi Lampung ...................................................... 51
C. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemuda
dan Olahraga Provinsi Lampung ...................................................... 55
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Dinas Pemuda dan Olahraga dalam Pengembangan
Prestasi Atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)
Provinsi Lampung ............................................................................. 68
1. Strategi Organiasasi .................................................................... 69
2. Strategi Program ......................................................................... 75
3. Strategi Pendukung Sumber Daya .............................................. 79
4. Strategi Kelembagaan ................................................................. 86
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 98
B. Saran ................................................................................................ 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Daftar Peringkat Perolehan Medali Popnas XII/2013 DKI Jakarta ............ 5
2. Daftar Peringkat Perolahan Medali Popnas XIII/2015 Jawa Barat ............. 6
3. Daftar Peringkat Perolehan Medali Popnas XIV/2017 Jawa Tengah ......... 7
4. Data Perolehan Medali PPLP Provinsi Lampung ....................................... 11
5. Data Prestasi Atlet PPLP di Kejuaraan Internasional ................................. 13
6. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 15
7. Daftar Infrorman ......................................................................................... 45
8. Daftar Nama-nama Pelatih dan Atlet PPLP Provinsi Lampung Tahun
2018-2019 .................................................................................................... 90
9. Tabel Triangulasi Personal (Informan) ....................................................... 94
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir ....................................................................................... 39
2. Sub-bagan Keolahragaan ....................................................................... 51
3. Mekanisme Pengelolaan Atlet PPLP oleh Dinas Pemuda
dan Olahraga Provinsi Lampung ........................................................... 84
DAFTAR SINGKATAN
1. PPLP : Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar
2. Dispora : Dinas Pemuda dan Olahraga
3. Popnas : Pekan Olahraga Pelajar Nasional
4. Kejurnas : Kejuaraan Nasional
5. Cabor : Cabang Olahraga
6. Pengprov : Pengurus Provinsi
7. Pengcab : Pengurus Cabang
8. PASI : Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
9. APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
10. APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keolahragaan adalah aspek yang berkaitan dengan olahraga yang memerlukan
pengaturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan dan pengawasan. Hal
tersebut tercantum di dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 1
Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Selanjutnya disebutkan juga pada Pasal 1
ayat 3 bahwa Sistem Keolahragaan Nasional adalah keseluruhan aspek keolahragaan
yang saling terkait secara terencana, sistematis, terpadu dan berkelanjutan sebagai
satu kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan, pengelolaan,
pembinaan, pengembangan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan keolahragaan
nasional.
Penyelenggaraan keolahragaan yang diatur didalam Peraturan Pemerintah No. 16
Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan merupakan bagian dari suatu
bangunan sistem keolahragaan nasional yang mencakup pembinaan dan
pengembangan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga prestasi, olahraga
amatir, olahraga profesional, dan olahraga bagi penyandang cacat, sarana olahraga,
ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan serta strandardisasi, akreditasi, dan
sertifikasi.
2
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam pengembangan prestasi atlet
memiliki peran sebagai pendukung dan fasilitator. Hal tersebut seperti yang
tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 13 Tahun 2009 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung Pasal 8 yang menyatakan
bahwa salah satu fungsi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung adalah
mendukung atau memfasilitasi organisasi kepemudaan dan keolahragaan.
PPLP atau Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar merupakan sekolah pembibitan
olahraga nasional, yang digunakan untuk mencari dan membina bakat olahraga pada
usia sekolah dengan potensi bakat untuk dikembangkan. Hal ini memerlukan sebuah
proses dengan menggunakan berbagai tolak ukur, sehingga calon atlet yang masuk
dan diterima sebagai atlet pelajar di PPLP betul-betul dihasilkan dari tingkat
kompetitor yang ketat dan diperoleh melalui sebuah kompetisi yang terencana,
tertatur dan berkelanjutan. Keberadaan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)
adalah bentuk pembinaan atlet secara berkelanjutan dan berkesinambungan sebagai
salah satu upaya untuk mengaktifkan dan mengintensifkan latihan yang dilakukan
oleh pelatih.
Atletik, angkat besi, senam, karate, gulat, sepak takraw dan panahan merupakan
cabang olahraga yang termasuk kedalam kategori pembinaan atlet Pusat Pendidikan
dan Latihan Pelajar (PPLP). Atlet PPLP diberi kepercayaan sebagai salah satu cabang
olahraga yang dapat memberikan prestasi yang gemilang dirancah nasional maupun
internasional. Prestasi di bidang non akademik juga perlu di kembangkan sebagai
3
salah satu alat ukur pencapaian prestasi Dinas Pemuda dan Olahraga dalam
menjalankan fungsi pembinaannya dan Prestasi untuk Provinsi.
Meski sudah memiliki anggota (Pengcab/Pengkot) di seluruh Provinsi Lampung,
Pengprov Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Lampung masih kesulitan
mencari atlet yang bersedia masuk Program Pembinaan Latihan Pelajar. Pada tahun
2014, pihak Dispora Lampung tidak memiliki dana untuk menanggung biaya sekolah
atlet PPLP. Karena itu diharapkan dapat di antisipasi sendiri oleh Pengprov cabang
olahraga. (https://www.saibumi.com/ diakses pada 12 November 2018 pukul 11.22
WIB)
Pada tahun 2014-2016, PPLP Lampung hanya membina 6 cabang olahraga yakni
angkat besi, sepak takraw, gulat, panahan, senam dan atletik yang dibiayai melalui
APBN Kementrian Pemuda dan Olahraga, namun dari jumlah tersebut satu cabang
olahraga gulat, tidak mampu menunjukkan prestasi yang baik dan terkesan stagnan.
Berbeda dengan 5 cabang olahraga lainnya seperti angkat besi dan atletik, cabang
atletik bahkan mampu berprestasi hingga tingkat internasional atas nama atlet putri
Sugiarti dinomor lari 400 m gawang, meraih medali perunggu kejuaraan atletik
pelajar Asia di Wuhan China dan medali emas kejuaraan atletik pelajar Asean di
Thailand.
4
Cabang olahraga di PPLP Lampung yang tidak mampu menunjukkan prestasi
menurut Edy Sunarso yakni cabang olahraga gulat, berdasarkan rapat dengan
Kadispora Lampung, Hannibal, serta rapat dengan Kementrian Pemuda dan Olahraga,
maka cabang olahraga gulat PPLP Lampung akan diganti dengan cabang olahraga
Karate. Edy Sunarso menyatakan bahwa:
“Berdasarkan pertimbangan yang cukup matang, cabang gulat sulit
untuk mendapatkan bibit-bibit atlet yang berpotensi, berbeda dengan
cabang olahraga karate yang didukung seluruh perguruan, serta mudah
mendapatkan atlet yang berpotensi untuk mendukung program
nasional.” (rri.co.id/bandar-lampung/ diakses pada 12 November 2018
pukul 13.05 WIB)
Setelah melalui beberapa pertimbangan, Dinas Pemuda dan Olahraga menambahkan
cabang olahraga Karate di dalam Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) tanpa
menghilangkan cabang olahraga Gulat.
Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) merupakan salah satu ajang pesta olahraga
pelajar di tingkat Nasional yang diselenggarakan tiap dua tahun sekali, dimana, tiap
Provinsi di Indonesia merupakan partisipan pada kegiatan tersebut. Pada tahun 2013,
Lampung menjadi partisipan yang menduduki peringkat ke 10 pada pelakasanaan
Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XII/2013 yang diselenggarakan di DKI
Jakarta. Berikut adalah daftar peringkat 1-10 perolehan medali Popnas XII/2013 di
DKI Jakarta:
5
Tabel 1. Daftar Peringkat Perolehan Medali Popnas XII/2013 DKI Jakarta
Nomor Kontingen Emas Perak Perunggu
1. DKI Jakarta 64 49 41
2. Jawa Timur 43 45 47
3. Jawa Barat 29 26 53
4. Jawa Tengah 26 26 29
5. Sumatera Barat 12 9 19
6. Riau 10 12 18
7. Kalimantan Timur 9 15 10
8. Bali 9 11 19
9. Banten 9 16 14
10. Lampung 7 6 5
sumber: ANTARA NEWS diolah oleh peneliti 2019
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa Lampung menduduki peringkat ke 10 dari
34 provinsi yang berpartipasi. Lampung memperoleh medali emas sebanyak 7, perak
sebanyak 6, dan perunggu sebanyak 5, dengan jumlah perolehan medali sebanyak 18
medali. Lampung sudah berhasil memasuki peringkat 10 besar, namun terdapat
perbandingan perolehan medali yang cukup jauh dari peringkat-peringkat di atasnya.
Selanjutnya, pada tahun 2015 Lampung kembali perpartisipasi pada Pekan Olahraga
Pelajar Nasional (Popnas) XIII/2015 yang diselenggarakan di Jawa Barat. Berikut
adalah daftar peringkat 1-10 perolehan medali Popnas XIII/2015 di Jawa Barat:
6
Tabel 2. Daftar Peringkat Perolehan Medali Popnas XIII/2015 Jawa Barat
Nomor Kontingen Emas Perak Perunggu
1. Jawa Barat 58 40 57
2. DKI Jakarta 57 40 39
3. Jawa Timur 35 41 54
4. Jawa Tengah 27 24 32
5. Sumatera Barat 11 7 24
6. Kalimantan Timur 9 10 14
7. Riau 8 16 15
8. Lampung 7 9 4
9. Bali 7 8 23
10. Sumatera Utara 6 9 11
Sumber: ANTARA NEWS diolah oleh peneliti 2019
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa terdapat perbandingan peringkat yang di
peroleh Provinsi Lampung pada tahun 2013 dan 2015. Pada tahun 2013, Provinsi
Lampung menduduki peringkat ke 10. Sedangkan, pada tahun 2015, Provinsi
Lampung menduduki peringkat ke 8. Hal tersebut merupakan sebuah kemajuan atas
pencapaian yang diperoleh oleh atlet pelajar Provinsi Lampung.
Jumlah perolehan medali Provinsi Lampung pada tahun 2013 adalah sebanyak 18.
Meskipun Provinsi Lampung mengalami kenaikan peringkat, dari peringkat ke 10
menjadi peringkat ke 8 pada tahun 2015, para atlet pelajar Provinsi Lampung hanya
mampu menambah jumlah perolehan medali sebanyak 2, yang artinya pada tahun
2015 Provinsi Lampung hanya memperoleh sebanyak 20 medali. Hal tersebut
menjadi tanda tanya untuk mengetahui apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan
dari atlet pelajar Provinsi Lampung.Berikut adalah daftar peringkat perolehan medali
Popnas XIV/2017 di Jawa Tengah:
7
Tabel 3. Daftar Peringkat Perolehan Medali Popnas XIV/2017 di Jawa Tengah
No. Kontingen Emas Perak Perunggu
1 Jawa Barat 58 45 54
2 DKI Jakarta 56 44 43
3 Jawa Tengah 40 39 55
4 Jawa Timur 33 29 48
5 Riau 14 15 15
6 Lampung 11 9 8
7 Banten 10 15 14
8 Sumatera Barat 8 6 21
9 Yogyakarta 7 6 18
10 Kalimantan Timur 7 3 18
11 Sumatera Utara 4 10 16
12 Sulawesi Selatan 4 10 15
13 NTB 4 5 6
14 Maluku 4 3 1
15 Kalimantan Barat 4 2 5
16 Bali 3 10 14
17 NTT 3 5 7
18 Kalimantan Tengah 3 2 0
19 Sulawesi Barat 3 0 1
20 Kalimantan Selatan 2 5 9
21 Bangka Belitung 2 3 3
22 Sumatera Selatan 2 1 9
23 Bengkulu 2 1 5
24 Jambi 1 5 7
25 Maluku Utara 1 3 1
26 Kep. Riau 1 0 2
27 Sulawesi Tengah 0 5 4
28 Aceh 0 2 5
29 Papua 0 1 7
30 Sulawesi Utara 0 1 4
31 Sulawesi Tenggara 0 1 3
32 Gorontalo 0 1 3
33 Kalimantan Utara 0 0 1
34 Papua Barat 0 0 0
sumber: Youth Sport Network, Popnas XIV 2017 diolah oleh peneliti 2019
8
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa pada tahun 2017 Provinsi Lampung kembali
mengalami peningkatan yang cukup memuaskan. Pada tahun 2013, Provinsi
Lampung menduduki peringkat ke 10, lalu menduduki peringkat ke 8 pada tahun
2015 dan kembali mengalami peningkatan dengan menduduki peringkat ke 6 pada
tahun 2017.
Pada tahun 2017, Provinsi Lampung memperoleh jumlah medali sebanyak 28 medali.
Perbandingan dengan tiap dua tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2013 dan 2015,
pada tahun 2017 atlet pelajar Provinsi Lampung mampu menambah 8 medali. Hal
tersebut menjadi sebuah kemajuan dari atlet pelajar Provinsi Lampung yang dibina
melalui Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Oleh Dinas Pemuda dan
Olahraga.
Namun, hal tersebut belum mampu memberikan kepuasan Dinas Pemuda dan
Olahraga (Dispora), jika jumlah perolehan medali tersebut di bandingkan dengan
jumlah perolehan medali provinsi lain yang berada diperingkat di atas Provinsi
Lampung. Meskipun mengalami peningkatan, Dispora menganggap bahwa perolehan
medali masih terbilang minim.
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung rencananya akan melakukan evaluasi
terhadap beberapa cabang olahraga yang masuk program Pusat Pendidikan dan
Latihan Pelajar (PPLP) terkait minimnya hasil yang diperoleh para atlet pelajar
Lampung di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XIV 2017. Hal tersebut
dikatakan Hannibal Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Lampung pada tahun 2017
9
saat meninjau dan mendukung para atlet Lampung yang sedang berjuang di ajang
olahraga dua tahunan tersebut. Menurut Hannibal, ada beberapa cabang olahraga
(cabor) yang termasuk dalam program PPLP, namun tidak menunjukkan prestasi
seperti yang diharapkan. Bahkan terkesan mundur atau jalan di tempat dan tertinggal
dengan provinsi lain. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung
menyampaikan:
“Sepulang dari Popnas nanti, kita akan melakukan evaluasi tekait hasil
yang diraih di Popnas tahun ini. Karena dalam catatan saya ada beberapa
cabor yang masuk dalam program PPLP, namun tidak menunjukkan hasil
yang maksimal. Ini tentu menjadi catatan tersendiri bagi Dispora, langkah
apa yang harus dilakukan.” ujar Hannibal.
Dari tujuh cabor yang masuk dalam program PPLP Lampung, ada beberapa cabor
yang tidak meraih medali salah satunya adalah panahan. Hal tersebut menjadi catatan
sendiri bagi Dispora untuk mengetahui titik permasalahannya. Sehingga nantinya
diharapkan dapat segera dibenahi. (http://lampung.tribunnews.com/ diakses pada 12
November 2018 Pukul 11:30 WIB)
Berdasarkan sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat titik
permasalahan yang belum diketahui sehingga mengakibatkan beberapa cabang
olahraga dalam PPLP yang mengalami kemunduran atau jalan di tempat.
Selanjutnya, berdasarkan fungsi Dinas Pemuda dan Olahrga yaitu sebagai pendukung
dan fasilitator, yang tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 13
Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Provinsi Lampung. Terdapat
salah satu yang menjadi masalah yaitu minimnya fasilitas yang memadai bagi atlet-
10
atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar yang tinggal di Asrama Atlet PPLP.
Seperti yang terlansir dalam Media Elektronik. Republika.co.id yang melakukan
survei ke asrama atlet PPLP Provinsi Lampung pada hari Sabtu 28 Juli 2018 siang
hari dan mengungkapkan bahwa:
“Gedung PPLP sepertinya baru di cat atau direnovasi. Saat melihat kedalam
asrama dari kaca, ternyata masih terlihat ember dan baskom untuk
penampung air bocor dari plafon. Sedangkan ruangan depannya tak ada kursi
tamu dan terkesan perabotan berantakan. Sementara di bagian depan, asrama
atlet yang berada di belakang komplek PKOR Wayhalim juga terkesan
rawan bila malam hari karena masih terdapat hutan dan tanaman
liar.”(https://www.republika.co.id/ diakses pada 12 November 2018 pukul
12.23 WIB)
Peneliti juga melakukan survei dengan datang langsung ke lokasi asrama atlet PPLP
untuk melihat kondisi nyata yang tergambar berdasarkan sumber-sumber terkait.
Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan dapat dikatakan bahwa terjadi
kesenjangan antara harapan dan kenyataan, dimana belum terlaksana dengan optimal
fungsi Dinas Pemuda dan Olahraga terhadap pembinaan dalam pengembangan atlet
Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar, salah satunya dilihat dari segi fasilitas yang
diberikan.
Provinsi Lampung selalu mengalami peningkatan pada tiap 2 tahun yang sudah
dijabarkan oleh peneliti pada kejuaraan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas),
namun perolehan medali yang diperoleh oleh Provinsi Lampung memiliki
perbandingan yang cukup jauh dengan Provinsi lain yang berada di atasnya. Hal
tersebut menjadi dasar keingintahuan peneliti terhadap strategi yang dijalankan oleh
Dinas Pemuda dan Olahraga.
11
Prestasi atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) tidak hanya dilihat dari
perolehan medali di Pekan Olahraga Nasional (Popnas). Selain Popnas, tiap tahun
atlet-atlet PPLP juga mengikuti Kejuaraan Nasional PPLP (Kejurnas PPLP). Berikut
adalah data perolehan medali PPLP Provinsi Lampung:
Tabel 4. Data Perolehan Medali Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)
Provinsi Lampung
No. Cabang
Olahraga Tahun Emas Perak Perunggu Total
1 Atletik 2014
1 2 3
2015
3
3
2016 1 2
3
2017 2 1 1 4
2018
2 2
Total 15
2 Senam 2016 4 2
6
2017 2 2 2 6
2018 2 1 2 5
Total 17
3 Karate 2017 5
1 6
2018 2
2 4
Total 10
4 Angkat Besi 2017 12 3 8 23
2018 16 9 6 31
Total 54
5 Panahan 2018 1 1 1 3
Total 3
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung 2019 diolah oleh peneliti
2019
12
Kejurnas PPLP adalah serangkaian program yang diberikan oleh Pemerintah Pusat
khusus binaan PPLP itu sendiri untuk mengembangankan prestasi pelajar di tingkat
nasional. Dikarenakan Dinas Pemuda dan Olahraga hanya membina 6 cabang
olahraga, jadi pembinaan atlet hanya difokuskan terhadap 6 cabang olahraga saja.
Berdasarkan data perolehan medali PPLP di atas, dapat dilihat bahwa dalam beberapa
tahun terakhir masih minimnya perolehan medali yang diperoleh beberapa cabang
olahraga di PPLP. Terlihat bahwa yang menunjukkan prestasi cukup gemilang adalah
dari cabang olahraga angkat besi. Dari 6 cabang olahraga di atas ada satu cabang
olahraga yaitu gulat yang belum sama sekali memperoleh medali di beberapa tahun
terakhir.
Seperti yang terjadi pada tahun 2014 lalu, cabang olahraga sepak takraw terpaksa
harus didegradasi dari PPLP karena tidak memperoleh medali, sehingga kali ini harus
menjadi tanggung jawab Dispora dalam membina atlet Gulat di PPLP sehingga tidak
terjadi kembali pendegradasian terhadap salah satu cabang olahraga gulat.
Selain prestasi-prestasi di atas yang telah dijabarkan oleh peneliti, ada beberapa atlet
binaan PPLP Dispora Provinsi Lampung yang mampu memperoleh prestasi gemilang
di tingkat internasional di cabang olahraga Angkat Besi, Karate dan Senam. Berikut
adalah Data Prestasi Atlet PPLP di Kejuaaraan Internasional:
13
Tabel 5. Data Prestasi Atlet PPLP di Kejuaraan Internasional
No. Cabang
Olahraga Nama Prestasi
1 Angkat
Besi M. Halim Setiawan
Juara I Asia Junior Tahun 2018 di
Thailand
Vinata Sari
Juara II Olimpiade Remaja Tahun 2018
di Argentina
Bernadicta Bela M.S.
Juara III (meraih 3 medali perak)
Kejuara Asia Junior di Bali
2 Karate Nur Halim Arhelin Juara I Karate Junior Asia Tahun 2018
di Vietnam
3 Senam Putri Juara VII Kazannran
Perwakilan Indonesia di Asian Games
2018
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung 2019 diolah oleh Peneliti
2019
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa selain
memperoleh prestasi-prestasi yang gemilang dibeberapa cabang olahraga, beberapa
cabang olahraga yang dibina oleh Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Dinas
Pemuda dan Olahraga juga memiliki beberapa target yang tidak tercapai dikarenakan
beberapa faktor yang belum dapat diketahui lebih jelasnya. Provinsi Lampung
mengalami peningkatan peringkat pada kejuaraan nasional (Popnas) atlet pelajar yang
berasal dari binaan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP), namun perolehan
medalinya dapat dikatakan masih tertinggal jauh dari peringkat yang berada di
atasnya.
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung memberikan target kepada tiap
cabang olahraga yang ada didalamnya untuk seminimal mungkin memberikan medali
di tiap kejuaraan dan setidaknya memperoleh peringkat di 5 (lima) besar. Peringkat
tersebut masih dapat dikategorikan sebagai hasil yang cukup baik, sehingga masih
14
memiliki kemungkinan yang besar untuk diperbaiki dan memperoleh hasil yang lebih
baik di kesempatan yang selanjutnya. Namun, berdasarkan perolehan medali Popnas
dan Kejurnas PPLP, Provinsi Lampung dapat dikatakan selalu mengalami
peningkatan dalam pencapaian prestasi. Meskipun peningkatan tersebut tidak dapat
dikatakan sebagai peningkatan yang signifikan, tetapi hasil tersebut adalah sebuah
prestasi yang cukup baik untuk diterima berdasarkan kekurangan dan kelebihan yang
ada.
Selain perolehan medali Popnas (Pekan Olahraga Pelajar Nasional), Kejurnas
(Kejuaraan Nasional) PPLP juga menjadi acuan dalam pencapaian prestasi atlet-atlet
binaan PPLP. Keterbatasan-keterbatasan yang ada harus menjadi tombak bagi Dinas
Pemuda dan Olahraga dalam mempertahankan dan meningkatkan prestasi olahraga
ditingkat pelajar. Sehingga harus adanya strategi yang baik yang dilakukan oleh
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam mengembangan prestasi para
atlet PPLP.
Oleh sebab itu, dengan keterbatasan yang ada pada Dispora Provinsi Lampung,
peneliti ingin meneliti tentang strategi Dinas Pemuda dan Olahraga dalam
pengembangan prestasi atlet PPLP Provinsi Lampung. Sebagai bahan pembanding,
ada beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan tema keolahragaan, yaitu
sebagai berikut:
15
Tabel 6. Penelitian Terdahulu
No
Nama
Peneliti
/Tahun
Judul Hasil Penelitian Kesimpulan
1. Rahmadani
(2012)
Peranan
Bidang
Olahraga
DISPORA
Provinsi
Riau dalam
Mendukung
Pembinaan
Atlit Pelajar
di Provinsi
Riau Tahun
2012
Berdasarkan hasil wawancara
terhadap 9 responden,
diketahui bahwa Kepala
Bidang Olahraga mengaku
melaksanakan tugas
penyelenggaraan pekerjaan
dan kegiatan penyediaan
dukungan pengembangan,
pembinaan, penaraan dan
pengawasan olahraga.
Melalui hasil penelitian di
peroleh kesimpulan bahwa
manfaat yang Peran Dispora
dalam mendukung
pembinaan atlit pelajar
adalah dengan mengadakan
event olahraga. Selain itu
juga dilaksanakannya PPLP
untuk mendukung prestasi
atlit pelajar.
2. Windy
Aswin
Septian
(2017)
Peran Dinas
Pemuda dan
Olahraga
(DISPORA)
dalam
Pembinaan
Atlet di Kota
Samarinda
Adapun peran dinas pemuda
dan olahraga dalam
pembinaan adalah
memberikan program
peningkatan atlet, pelatih dan
wasit, program pembinaan dan
pembibitan olahraga
berprestasi, program
pembinaan dan pengembangan
olahraga dikalangan pelajar
dan mahasiswa, program
pembinaan keolahragaan di
sekolah (SD, SMP,SMA).
Pembinaan atlet di kota
Samarinda sudah berjalan
baik karena adanya
saranadan prasarana yang
telah di fasilitasi oleh
DISPORA tetapi kurangnya
anggaran kepada atlet untuk
berangkat atau bertanding ke
daerah-daerah menjadi
kendala bagi atlet danpihak
Dinas Pemuda dan Olahraga.
3. Aschari
Senjahari
Rawe
(2017)
Analisis
Manajemen
Dinas
Pendidikan
Pemuda dan
Olahraga
dalam
Meningkatka
n Prestasi
Olahraga di
Kabupaten
Ende
Evaluasi dan Pengawasan
yang dilakukan oleh Bidang
Pemuda dan Olahraga pada
Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Ende,
belum berjalan maksimal.
Evaluasi tugas dan fungsi
pelaksanaan olahraga prestasi
belum terakomodasi dengan
baik, kurangnya sarana dan
prasarana olahraga prestasi,
anggaran khusus untuk
perbaikan sarana prasarana
yang rusak dan tidak terurus
belum terakomodasi.
Perencanaan,
pengorganisasian, dan
pengawasan/evaluasi yang
dilakukan oleh pihak Dinas
Pendidikan Pemuda dan
Olahraga sudah berjalan
sesuai langkah-langkah
proses pelaksanaan. Namun
pelaksanaan yang dilakukan
Manajemen Bidang
Olahraga masih memiliki
kedala dalam sarana
prasarana, sumber daya
manusia yang menghambat
pelaksanaan olahraga
prestasi. Proses
Kepemimpinan yang
dilakukan oleh Manajemen
Bidang Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Ende
dilakukan oleh seorang
manajer atau ketua.
16
4. Devika
Tryza
Ayodhya
(2018)
Peran Dinas
Pemuda dan
Olahraga
Provinsi
Lampung
dalam
Pembinaan
Kegiatan
Olahraga
Rekreasi
Dinas Pemuda dan Olahraga
memiliki kewenangan untuk
mengatur, membina,
mengembangkan,
melaksanakan, dan mengawasi
penyelenggaraan dibidang
olahraga di daerah Lampung.
Dalam hal ini, dilakukan
secara terpadu dan
berkesinambungan yang telah
dikoordinasikan oleh menteri
berdasarkan peraturan
nasional mengenai olahraga.
Peran Dinas Pemuda dan
Olahraga Provinsi Lampung
dalam Pembinaan Kegiatan
Olahraga Rekreasi masih
belum efektif. Dilihat dari
perkembangannya, olahraga
rekreasi di Lampung masih
sedikit. Banyak masyarakat
luas yang belum mengetahui
apa itu olahraga rekreasi,
selain itu banyak orang
beranggapan bahwa olahraga
rekreasi merupakan olahraga
mahal, padahal sejatinya
olahraga rekreasi ada juga
yang tidak menggunakan
alat ataupun tempat khusus.
5. Roomy
Paat
(2016)
Kinerja
Dinas
Pendidikan
Pemuda dan
Olahraga
dalam
Pemberdaya
an Generasi
Muda (studi
di
Kecamatan
Motoling
Kabupaten
Minahasa
Selatan)
Dinas pendidikan pemuda dan
olahraga ini bertugas dalam
menyusun dan menyiapkan
rencana strategis sekretariat
dinas dan bidang-bidang
dalam lingkup dinas,
mengkoordinasikan dengan
instansi terkait, mengarahkan
dan membuat petunjuk
pelaksanaan teknis dan bidang
pemuda dan olahraga.
Program pemberdayaan
generasi muda di Kabupaten
Minahasa Selatan masih
kurang dan belum ada
program pemetaan
bagaimana peningkatan
pemberdayaan generasi
muda terlebih di wilayah
Kecamatan Minahasa.
Sumber: Diolah oleh peneliti 2018
Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa terdapat persamaan pada objek instansi
studi penulis yaitu yang berlokasi di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora). Namun
dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan pada target hasil penelitian yang dilakukan
oleh penelitian terdahulu dengan penulis. Penulis lebih memfokuskan pada strategi
Dispora dalam pengembangan prestasi atlet PPLP khususnya di Provinsi Lampung,
strategi bagaimana mempertahankan dan meningkatkan prestasi atlet, berbeda dengan
beberapa penulis pada penelitian terdahulu.
17
Pada penelitian terdahulu, beberapa penulis lebih memfokuskan terhadap peran yang
di berikan oleh Dispora, sehingga strategi dan peran menjadi berbeda namun tetap
berkaitan. Karena, sama-sama untuk mengetahui apa yang di lakukan oleh Dispora
terhadap apa yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian terdahulu dan
penelitian penulis sekarang. Pada penelitian terdahulu, ada penulis yang lebih
memfokuskan terhadap kinerja Dispora, dan analisis manajemen yang berada di
Dispora. Berbeda dengan beberapa penelitian terdahulu di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Strategi Dinas Pemuda dan Olahraga dalam
Pengembangan Prestasi Atlet (Studi pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar
(PPLP) Provinsi Lampung)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan
diajukan oleh peneliti adalah Bagaimanakah Strategi Dinas Pemuda dan Olahraga
dalam Pengembangan Prestasi Atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) di
Provinsi Lampung.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apa saja strategi yang dilakukan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga dalam
proses pembinaan dan pengembangan prestasi atlet Pusat Pendidikan dan Latihan
Pelajar (PPLP) di Provinsi Lampung.
18
D. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
Manfaat secara teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat lebih memperkaya
lagi kajian-kajian yang berhubungan dengan ilmu pemerintahan, serta dapat
memberikan pengetahuan tentang Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora)
Provinsi Lampung dalam pengembangan prestasi khususnya atlet PPLP.
2. Secara Praktis
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian-
penelitian yang selanjutnya serta diharapkan dapat memberikan masukan,
bahan masukan dan sumbangan pemikiran serta referensi bagi Dinas Pemuda
dan Olahraga (Dispora) dalam menjalankan Strategi sebagai Pemerintah
Daerah untuk pelaksanaan pengembangan prestasi atlet khususnya PPLP.
19
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Strategi
1. Pengertian Strategi
Istilah strategi sudah menjadi istilah yang sering digunakan oleh masyarakat
untuk menggambarkan berbagai makna seperti suatu rencana, taktik atau cara
untuk mencapai apa yang diinginkan. Strategi pada hakekatnya adalah
perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu
tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai
peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu
menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. (Effendi, 2007:32)
Strategi dibuat oleh pengambil keputusan untuk menentukan langkah yang
tepat dalam penyelesaian masalah yang sedang dihadapi. Strategi yang dibuat
harus diimplementasikan dalam penyelesaian masalah sehingga tolak ukur
strategi akan dapat diukur dari implementasinya. Strategi merupakan salah satu
yang dibutuhkan oleh setiap manusia, organisasi, perusahaan, dan pemerintah
untuk melakukan tindakan secara terencana dan terarah dalam mencapai
20
tujuannya. Hax dan Majluf (dalam J. Salusu, 2006:100-101) merumuskan
secara komprehensif tentang strategi sebagai berikut:
a. Strategi ialah suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu, dan integral;
b. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran
jangka panjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya;
c. Menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi;
d. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan
memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman lingkungan
eksternal organisasi, dan kekuatan serta kelemahannya;
e. Milibatkan semua tingkat hierarki dari organisasi.
Definisi di atas menyatakan bahwa strategi menjadi suatu kerangka yang
fundamental dalam organisasi sehingga organisasi memiliki arahan dan tujuan
serta dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah. Hal ini
membuat organisasi memiliki kekuatan untuk dapat mencapai tujuan yang
telah dirumuskan dengan strategi organisasi.
Sumber lainnya menyatakan bahwa strategi adalah pendekatan secara
keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan
eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Menurut Rangkuti,
strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Tujuan utamanya adalah agar
sebuah perusahaan maupun instansi dapat melihat secara objektif kondisi-
kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan maupun instansi dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. (Rangkuti, 2009:3). Strategi
21
yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi
faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan
secara rasional, efisien dalam pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai
tujuan secara efektif.
Dalam artikel Michael E. Porter (1996) berjudul What is Strategy? Dijabarkan
bahwa strategi merupakan hal unik dan posisinya bernilai, melibatkan
seperangkat kegiatan yang berbeda. Ketika kita telah memberikan atau
menawarkan hal dengan cara yang berbeda dari apa yang pernah kita lakukan
sebelumnya, maka hal itu disebut strategi.
Strategi juga dapat dikatakan sebagai inti dari manajemen secara umum yang
meliputi, menjabarkan posisi perusahaan atau instansi, membuat beberapa
tarikan dan menempa setiap kegiatan dengan tepat. Strategi juga diartikan
sebagai penciptaan timbal balik dalam kompetisi, mengombinasikan, aktivitas,
serta menciptakan kesesuaian antaraktivitas yang dilakukan oleh perusahaan
maupun instansi.
Dewasa ini strategi sudah digunakan oleh semua jenis organisasi, dan ide-ide
pokok yang terdapat dalam pengertian semula tetap dipertahankan, hanya saja
aplikasinya disesuaikan dengan jenis organisasi yang menerapkannya. Secara
umum, strategi diartikan sebagai suatu cara yang digunakan oleh manajer atau
pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi merupakan landasan awal
bagi sebuah organisasi dan elemen-elemen di dalamnya untuk menyusun
22
langkah-langkah atau tindakan-tindakan dengan memperhitungkan faktor-
faktor internal dan eksternal dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan. Manajemen strategi sendiri terdiri dari tiga tahap, yaitu: perumusan
strategi, pelaksanaan strategi dan evaluasi strategi. Perumusan strategi terdiri
dari pengembangan visi misi, identifikasi faktor eksternal (peluang dan
ancaman), menentukan faktor internal (kekuatan dan kelemahan), menyusuh
tujuan jangka panjang, menghasilakan strategi alternatif, dan memilih strategi
yang tepat untuk dilaksanakan.
2. Tingkat-tingkat Strategi
Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins
(1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut
Master Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, bussiness
strategy dan functional strategy.
a. Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respon masyarakat. Setiap organisasi
mempunyai hubungandengan masyarakat. Masyarakat adalah sekolompok
yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam
masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai
kelompok lain seperti kelompol penekan, kelompok politik, dan kelompok
sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise, terlihat relasi antara
organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi iyu akan dilakukan
23
sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan
bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk
memberikan pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan
masyarakat.
b. Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut
Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.
c. Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di
tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para
penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu
dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang
sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang
lebih baik.
d. Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya
strategi lain. Ada tiga jenis strategi fungsional yaitu:
a) Strategi fungsional ekonomi, yaitu mencakup fungsi-fungsi yang
memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang
sehat, antaralain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran,
sumberdaya, penelitian dan pengembangan.
b) Strategi fungsional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen
yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing,
24
leading, motivating, communicating, decision making, representing,
dan integrating.
c) Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan,
baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang
belum diketahui atau yang selalu berubah (J. Salusu, 1996:101).
Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan menjadi
isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola
organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian administratif semata,
tetapi juga hendaknya memperhitungkan soal “kesehatan” organisasi dari
sudut ekonomi (J. Salusu, 1996:104).
3. Tipe Strategi
Dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, dan misi organisasi maka suatu
organisasi menggunakan bentuk dan tipe strategi tertentu.
Menurut Koteen dalam Salusu (2008:104) tipe-tipe strategi meliputi:
1. Corporate Strategy (Strategi Organisasi). Strategi ini berkaitan dengan
perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif-inisiatif strategis yang
baru. Pembahasan-pembahasan ini diperlukan, yaitu untuk menentukan apa
yang akan dilakukan dan untuk siapa.
2. Program Strategy (Strategi Program). Strategi ini lebih memberi perhatian
pada implikasi-implikasi strategis dari suatu program tertentu. Apa
dampaknya apabila suatu program tersebut dilancarkan dan diperkenalkan,
apa dampaknya bagi sasaran organisasi.
25
3. Resource Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya). Strategi ini
memusatkan perhatian pada memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber
daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi.
Sumber daya itu dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi dan sebagainya.
4. Institutional Strategy (Strategi Kelembagaan). Fokus dari strategi
institusional ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk
melaksanakan inisiatif-inisiatif strategi.
Sedangkan menurut J. Winardi (2003:117-120), macam-macam strategi adalah
sebagai berikut:
1. Strategi yang direncanakan (Planned Strategy). Dalam hal ini intensi yang
tepat dirumuskan dan ditekunkan oleh kepemimpinan sentral tertentu, dan
ditopang oleh kontrol-kontrol formal guna memastikan implementasi
mereka.
2. Strategi Enterpreneur (Enterpreneurial Strategy). Terdapat adanya intensi-
intensi, selaku visi pribadi dan yang tidak diartikulasikan dari seorang
pemimpin tunggal bersifat adaptif terhadap peluang-peluang baru,
organisasi yang bersangkutan berada dibawah kontrol probadi sang
pemimpin.
3. Strategi ideologikal (Ideological Strategy). Terdapat adanya intensi-intensi,
karena visi kolektif dari semua anggota organisasi yang bersangkutan
dikendalikan oleh sejumlah norma kuat, yang diterima secara umum oleh
para anggota tersebut, organisasi bersangkytan seringkali bersifat proaltif
terhadap lingkungannya.
26
4. Strategi Payung (Umbrella Strategy). Kepemimpinan yang mengendalikan
kegiatan-kegiatan keorganisasian secara parsial, menetapkan target-target
strategis atau batas-batas di dalam mana semua pihak harus bertindak.
Kepemimpinan secara sadar memperbolehkan pihak lain untuk
melaksanakan manuver-manuver dan membentuk pola-pola di dalam
batasan yang ada.
5. Strategi Proses (Process Strategy). Pihak pimpinan mengendalikan aspek-
aspek proses dari strategi (siapa saja yang akan dipekerjakan, hingga
dengan demikian ia memperoleh peluang untuk mempengaruhi strategi,
struktur-struktur dengan apa mereka bekerja), isi faktual strategi
diserahkan pada pihak lain.
6. Strategi yang dipisahkan (Disconnected Strategy). Para anggota atau sub
untik yang terkait dengan longgar dengan organisasi yang bersangkutan,
menciptakan pola-pola dalam arus kegiatan mereka sendiri, karena
tiadanya atau bertentangan secara langsung dengan intensi-intensi umum
organisasi yang bersangkutan.
7. Strategi Konsensus (Consensus Strategy). Melalui tindakan saling
menyesuaikan berbagai anggota organisasi berkonvergensi tentang pola-
pola dalam tindakan-tindakan melalui pemaksaan secara langsung atau
melalui pembatasam pemilihan keorganisasian.
8. Strategi yang dipaksakan (Imposed Strategy). Lingkungan eksternal
menetapkan pola-pola dalam tindakan-tindakan melalui pemaksaan secara
langsung ataupun melalui pembatasan pemilihan keorganisasian.
27
B. Tinjauan Tentang Pengembangan
1. Hakikat Pengembangan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002,
Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah
terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, mandaat dan aplikasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru.
Pengembangan secara umum berarti pola pertumbuhan, perubahan secara
perlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap.
Menurut Seels dan Richey (Alim Sumarno, 2012) pengembangan berarti
proses menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan ke dalam
bentuk fitur fisik. Pengembangan secara khusus berarti proses menghasilkan
bahan-bahan pembelajaran. Sedangkan menurut Tessmer dan Richey (Alim
Sumarno, 2012), pengembangan memusatkan perhatiannya tidak hanya pada
analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu luas tentang analisis awal-akhir, seperti
analisis kontekstual. Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk
berdasarkan temuan-temuan uji lapangan.
Pada hakikatnya, pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal
maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, terencana, terarah, teratur
dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,
membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh,
28
selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai bakat, keinginan sert kemampuan-
kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah,
meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu dan
kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri (Iskandar
Wiryokusumo, 2011).
Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar,
terencana, terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga menjadi
produk yang lebih baik, semakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
sebagai upaya untuk menciptakan mutu yang lebih baik.
2. Pengembangan Kapasitas (Capacity Building)
Secara umum, konsep capacity building dapat dimaknai sebagai proses
membangun kapasitas individu, kelompol atau organisasi. Karakteristik dari
pembangunan kapasitas menurut Milen (dalam Ratnasari, 2011:105) bahwa
pembangunan kapasitas tentunya merupakan proses peningkatan terus
menerus (berkelanjutan) dari individu, kelompok, organisasi atau institusi,
tidak hanya terjadi satu kali. Ini merupakan proses internal yang hanya bisa
difungsikan dan percepat dengan bantuan dari luar.
Morison (dalam Satori, 2013:30) melihat capacity building sebagai suatu
proses untuk melakukan sesuatu atau serangkaian gerakan, perubahan multi
29
level di dalam individu, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi dan
sistem-sistem dalam rangkan untuk memperkuat kemampuan penyesuaian
individu dan organisasi sehingga tanggap terhadap perubahan lingkungan
yang ada.
Kesimpulan yang dapat diambil dari definisi pada ahli diatas bahwa capacity
building atau pembangunan kapasitas merupakan proses meningkatkan
kemampuan, keterampilan, bakat, dan potensi yang dimiliki oleh individu,
kelompok individu atau organisasi. Kemampuan tersebut pada akhirnya
mampu mempertahankan profesinya di tengah perubahan yang terjadi di
dalam lingkungan individu, kelompok maupun organisasi. World Bank (dalam
Keban 2004:182) memfokuskan Pengembangan Kapasitas pada lima dimensi,
yaitu:
1. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Training
b. Rekrutmen, pemanfaatan dan pemberhentian tenaga kerja profesional
c. Manajerial
d. Teknis
2. Organisasi
a. Pengaturan struktur
b. Proses pengambilan keputusan
c. Sumberdaya
d. Gaya manajemen
30
3. Jaringan kerja interaksi organisasi
a. Koordinasi kegiatan-kegiatan organisasi
b. Fungsi jaringan kerja
c. Interaksi formal dan informal
4. Lingkungan organisasi
a. Aturan dan perundang-undangan yang mengatur pelayanan publik
b. Tanggungjawab dan kekuasaan antar lembaga
c. Kebijakan yang menghambat tugas pembangunan
d. Tukungan keuangan dan anggaran
5. Lingkungan kegiatan yang luas
a. Politik
b. Ekonomi
c. Kondisi-kondisi yang berpengaruh terhadap kinerja
Semua dimensi pembangunan kapasitas di atas dikembangkan sebagai strategi
untuk mewujudkan nilai-nilai good governance. Pengembangan sumber daya
manusia dapat dilihat sebagai suatu strategi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas dan memelihara nilai-nilai moral dan etos kerja.
31
3. Tujuan Pengembangan Kapasitas (Capacity Building)
Menurut Daniel Rickett (dalam Hardjanto, 2010:105) menyebutkan “the
ultimate goal of capacity building is to enable the organization to grow
stronger in achieving ats purpose and mission”, artinya adalah arti penting
dari pembangunan kapasitas adalah untuk memampukan organisasi
bertumbuh dengan lebih kuat dalam mencapai tujuan dan misi organisasi.
Lebih jauh dirumuskan bahwa tujuan dari pembangunan kapasitas adalah:
a. Mengakselerasikan pelaksanaan desentralisasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
b. Pemantauan secara proporsional, tugas, fungsi, sistem keuangan,
mekanisme, dan tanggung jawab dalam rangka pelaksanaan pembangunan
kapasitas daerah.
c. Mobiliasasi sumber-sumber dana Pemerintah, Daerah dan lainnya.
d. Penggunaan sumber-sumber dana secara efektif dan efisien.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Capacity Building
Menurut Riyadi (dalam Ratnasari, 2010:106) menyampaikan bahwa faktor-
faktor signifikan yang mempengaruhi pembangunan kapasistas meliputi 5
(lima) hal pokok yaitu:
a. Komitmen bersama (collective commitments)
b. Kepemimpinan yang kondusif (condusive leadership)
c. Reformasi kelembagaan
32
d. Reformasi peraturan
e. Peningkatan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
C. Tinjauan Tentang Pengembangan Prestasi
Pengembangan adalah upaya pendidikan formal maupun non formal yang
dilaksanakan secara sadar, terencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab
dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan
mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras,
pengetahuan, keterampilan sesuai bakat, keinginan serta kemampuan-
kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan,
mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan
manusiawi yang optimal serta pribadi mandi (Iskandar Wiryokusumo, 2011).
Sedangkan Prestasi adalah sebuah pencapaian yang dicapai oleh individu atau
kelompok yang bernilai bahkan berharga, sehingga dapat menaikkan martabat
seseorang individu maupun kelompok. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pengembangan prestasi adalah sebuah proses atau kegiatan yang dilakukan
individu maupun kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang bernilai secara
sadar, terencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab.
33
D. Tinjauan Tentang Pemerintah Daerah
1. Pengertian Pemerintah Daerah
Pemerintah atau Government dalam bahasa Indonesia berarti pengarahan dan
administrasi yang berwenang atas kegiatan orang-orang dalam sebuah negara,
negara bagian, atau kota dan sebagainya. Bisa juga berarti lembaga atau bahan
yang menyelenggarakan pemerintahan negara, negara bagian atau kota, dan
sebagainya.
Menurut W. S. Sayre, 1960 (dalam Inu Kencana Syafiie, 2010) pemerintah
dalam definisi terbaiknya adalah sebagai organisasi dari negara yang
memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya. Sedangkan menurut David
Apter, 1997 (dalam Inu Kencana Syafiie, 2010) pemerintah adalah satuan
anggota yang paling umum yang memiliki tanggung jawab tertentu untuk
mempertahankan sistem yang mencangkupnya dan monopolo praktis yang
menyangkut kekuasaan paksaannya.
Selanjutnya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), daerah adalah
lingkungan pemerintah: wilayah, daerah diartikan sebagai bagian permukaan
bumi; lingkungan kerja pemerintah, wilayah; selingkup tempat yang dipakai
untuk tujuan khusus, wilayah; tepat-tempat sekeliling atau yang dimaksud
dalam lingkungan suatu kota; tempat yang terkena peristiwa sama; bagian
permukaan tubuh.
34
Setelah dijabarkan pengertian dari pemerintah dan daerah, C. F. Strong (dalam
Ni’matull Huda, 2012:18) menyebutkan bahwa pemerintahan daerah adalah
organisasi dimana diletakkan hak untuk melaksanakan kekuasaan berdaulat
atau tertinggi. Pemerintahan dalam arti luas merupakan sesuatu yang lebih
besar daripada suatu badan atau kelompok.
Berdasarkan pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota.
Daerah provinsi, kabupaten dan kota mempunyai pemerintah daerah yang
diatur dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
Kemudian pada Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah, menyatakan bahwa Pemerintahan Daerah
adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Menurut Setya Retnami dalam makalah Sistem Pemerintahan Daerah di
Indonesia, 2001, menyatakan bahwa kewenangan untuk mengatur dan
mengurus rumah tangga ini mengandung tiga hal utama di dalamnya, yaitu:
35
pertama, pemberian tugas dan wewenang untuk menyelesaikan suatu
kewenangan yang sudah diserahkan kepada Pemerintah Daerah; kedua,
pemberian kepercayaan dan wewenang untuk memikirkan, mengambil
inisiatif dan menetapkan sendiri cara-cara penyelesaian tugas tersebut; dan
ketiga, dalam upaya memikirkan, mengambil inisiatif dan mengambil
keputusan tersebut mengikutsertakan masyarakat baik secara langsung
maupun melalui DPRD.
Pengertian Pemerintah Daerah menurut Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
2. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung
Terbentuknya Dinas Pemuda dan Olahraga mengacu pada Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Pemerintah
mencanangkan Kementrian Pemuda dan Olahraga serta Dinas Pemuda dan
Olahraga disetiap daerah. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung
pertama kali dibentuk pada tahun 1999 yang disahkan oleh Kementrian
Pemuda dan Olahraga akan tetapi bubar pada tahun 2001 yang pada masa
Kepresidenan Abdurrahman Wahid (Gusdur) yang kemudian bergabung pada
Dinas Pendidikan Provinsi Lampung. Pada Tahun 2008 Dinas Pemuda dan
Olahraga memisah kembali menjadi Dinas sendiri hingga sampai saat ini
36
masih menjalani tugas dan fungsinya yang tertuang pada Peraturan Daerah
Provinsi Lampung No. 13 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Provinsi Lampung.
3. Tugas Penyelenggaraan Keolahragaan Dinas Pemuda dan Olahraga
Pembangunan keolahragaan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional adalah memelihara dan
meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia,
menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat
dan membina persatuan dan mengangkat harkat, martabat dan kehormatan.
Pada Daerah Provinsi Lampung Kebijakan Keolahragaan diatur dalam rangka
mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi
penyelenggaraan keolahragaan. Maka perlu diatur sehingga terbentuklah
Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 16 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Keolahragaan yang didalamnya melaksanakan kebijakan
keolahrgaan dengan membagi 3 bagian olahraga dalam melaksanakan
keolahragaan di Provinsi Lampung, yaitu Olahraga Pendidikan, Olahraga
Rekreasi dan Olahraga Prestasi.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana sudah diatur pada kebijakan di
atas maka, Bidang Keolahragaan mempunyai tugas dan tanggungjawabnya
masing-masing. Pada tiga subbagian olahraga tersebut sesuai dengan aturan
yang berlaku maka perlu dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada di
37
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang olahraga, yang
mempunyai tugas dan fungsinya sebagai berikut:
a. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Pendidikan, mempunyai
tugas membantu Pemerintah Daerah dalam membuat kebijakan daerah
dibidang pengelolaan, pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan
dan penyandang cacat pada semua jenjang pendidikan yang diarahkan
sebagai satu kesatuan yang sistematis dan berkesinambungan dengan
sistem pendidikan.
b. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Rekreasi, mempunyai
tugas melaksanakan fasilitas, kordinasi, pembinaan keolahragaan,
penyusunan program dalam upaya pembinaan dan pengembangan
olahraga rekreasi.
c. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraaga Prestasi, mempunyai
tugas membantu Pemerintah Daerah dalam membuat kebijakan daerah
dibidang pengelolaan, pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi
yang dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai prestai olahraga pada
tingkat daerah, nasional dan internasional.
38
E. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan antara konsep
yang dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan pustaka, dengan meninjau teori
sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat
agar peneliti mudah dalam melakukan penelitian.
Penulis menggunakan tipe-tipe strategi menurut Koteen dalam Salusu (2008:104)
sebagai indikator dalam menjalankan strategi yang baik yaitu dilihat dari strategi
organisasi (corporate strategy), strategi program (program strategy), strategi
pendukung sumber daya (resource support strategy) dan strategi kelembagaan
(institutional strategy). Apabila dalam perumusan strategi tersebut berjalan baik
maka berdampak baik pula pada saat pelaksanaan strategi maupun evaluasi strategi
dan diharapkan dapat menghasilkan strategi yang tepat untuk dilaksanakan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar kerangka pikir di bawah ini:
39
Gambar 1. Kerangka Pikir
Sumber: Diolah oleh Peneliti 2019
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung
Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)
Strategi Dispora
(Koteen dalam Salusu 2008:104)
Tipe-tipe Strategi
1. Strategi Organisasi (Corporate
Strategy)
2. Strategi Program (Program Strategy)
3. Strategi Pendukung Sumber Daya
(Resource Support Strategy)
4. Strategi Kelembagaan (Institutional
Strategy)
Memilih strategi
yang tepat untuk
dilaksanakan
40
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Tipe penelitian dengan
menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif, karena penelitian ini berupaya
untuk memberikan gambaran mengenai suatu fenomena secara terperinci dan
memusatkan perhatian pada masalah yang bersifat aktual, sehingga pada akhirnya
memberikan pemahaman secara lebih jelas mengenai fenomena yang diteliti. Pada
penelitian deskriptif kualitatif data yang muncul berupa kata-kata dan bukan
rangkaian angka. Data yang berupa kata-kata tersebut masih sangat beragam,
sehingga perlu diolah agar menjadi sistematis, ringkas, dan logis.
Bogdam dan Taylor (dalam Sugiyono, 2014) mendefinisikan metodologi kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Sedangkan
menurut Denzin dan Lincoln (dalam Moleong, 2007:5), penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang menggunakan latar belakang alamiah, dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada, dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki.
Cresswell (dalam Juliansyah, 2011:34) juga menyatakan bahwa penelitian
41
kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci
dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami.
Berdasarkan definisi-definisi yang dijabarkan oleh beberapa ahli di atas, maka
peneliti menyimpulkan tipe dan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu
pendekatan yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan
kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan
dan analisis data yang relevan diperoleh dari situasi yang alamiah.
Penelitian kualitatif tidak hanya sebagai upaya mendeskripsikan data tetapi
deskripsi tersebut hasil dari pengumpulan data yang sohih sesuai dengan
persyaratan penelitian kualitatif yaitu wawancara, observasi partisipasi, studio
dokumen, dan melakukan triangulasi data.
Peneliti memilih metode penelitian ini karena penulis ingin mengetahui,
memahami, dan mendeskripsikan bagaimana strategi Dinas Pemuda dan Olahraga
dalam Pengembangan Prestasi atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)
Provinsi Lampung, berdasarkan latar belakang yang memicu penulis untuk tertarik
dalam menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
42
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk membatasi peneliti
dalam melakukan penelitiannya. Membatasi artinya memberikan batas dalam
melakukan pengumpulan data atau menentukan informan penelitian. Idrus
(2009:24) menyatakan bahwa fokus penelitian adalah batas kajian penelitian yang
ditentukan, maksudnya penelitian kualitatif tetap menetapkan batas dalam
penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah penelitian, seorang
peneliti kualitatif dapat dengan mudah menentukan data yang terkait dengan tema
penelitiannya.
Peneliti menyimpulkan bahwa fokus penelitian merupakan batasan dalam
pengumpulan data yang diperoleh peneliti dari lapangan, dari data lapangan yang
diperoleh peneliti tersebut dapat diambil dan data yang tidak perlu diambil.
Sehingga hal tersebut dapat mempermudah peneliti dalam menentukan fokus
penelitian yang lebih spesifik.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di jabarkan oleh peneliti, peneliti
lebih memfokuskan penelitian ini terhadap bagaimana strategi yang digunakan
oleh Dinas Pemuda dan Olahraga dalam mengembangkan prestasi dimulai dari
proses perekrutan atlet serta melihat kekurangan-kekurangan yang menjadi
hambatan dalam pengembangan atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar
Provinsi Lampung.
43
Sehingga dalam penelitian ini terdapat indikator penting yang dapat membantu
peneliti dalam menilai strategi yang baik dengan melihat dari tipe-tipe strategi
yang digunakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga menurut Koteen dalam Salusu
(2008:104), yaitu:
1. Corporate Strategy (Strategi Organisasi). Strategi ini berkaitan dengan
perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif-inisiatif strategis yang baru.
2. Program Strategy (Strategi Program). Strategi ini lebih memberi perhatian pada
implikasi-implikasi strategis dari suatu program tertentu.
3. Resource Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya). Strategi ini
memusatkan perhatian pada memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber daya
esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi.
4. Institutional Strategy (Strategi Kelembagaan). Fokus dari strategi institusional
ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-
inisiatif strategi.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan alur yang paling utama dalam menangkap fenomena
atau peristiwa yang sebenarnya dari objek yang diteliti dalam rangka mendapatkan
data-data penelitian yang akurat. Menurut Moleong (2011:128) dalam penentuan
lokasi penelitian cara yang baik ditempuh adalah dengan mempertimbangkan teori
substantif dan menjajaki lapangan untuk mencari kesesuaian sebagai perimbangan
dalam menentukan lokasi penelitian.
44
Adapun alasan peneliti tertarik melakukan penelitian di Dinas Pemuda dan
Olahraga Provinsi Lampung adalah mengingat bahwa atlet-atlet Pusat Pendidikan
dan Latihan Pelajar (PPLP) merupakan salah satu organisasi keolahragaan yang
dibina oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung. Sehingga keterkaitan
dengan fokus penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan berjalan selaras, sesuai
dengan fungsi-fungsi yang ada di dalam Dinas Pemuda dan Olahraga terhadap
pengembangan prestasi atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar tersebut.
Lokasi penelitian peneliti berlokasi di Dinas Pemuda dan Olahraga beralamat di
Gunung Mas, Teluk Betung Utara, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung,
serta lokasi-lokasi lain yang mendukung peneliti dalam memperoleh data dan
informasi mengenai atlet PPLP dan Dinas Pemuda dan Olahraga yaitu di asrama
atlet PPLP yang berletak di PKOR Wayhalim, Lapangan GOR Saburai, Lapangan
Gelanggang Sumpah Pemuda, Lapangan Panahan Natar, Lapangan Stadion
Pahoman dan Gedung PPLP Jalan Soekarno Hatta.
D. Jenis Data
Untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan fokus penelitian. Secara umum
data penelitian dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni:
1. Data Primer
Data primer didapatkan melalui wawancara langsung dengan informan yang
ditentukan dari keterkaitan informan tersebut dengan masalah penelitian.
45
Wawancara yang dibuat peneliti sebelum melakukan penelitian secara
langsung di lapangan maupun melalui observasi.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder yang dignakan antaea lain berupa Undang-Undang
Instruksi Presiden, Surat Kabar, Artikel, Jurnal dan Referensi-Referensi yang
menjadi panduan penelitian.
E. Informan
Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan informan dengan
mempertimbangkan pada kemampuan informan untuk memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti. Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang akan menjadi
informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Daftar Informan Penelitian
No. Nama Jabatan
1. Budhi Darmawan, S.T., M.T. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi
Lampung
2. Zulkifli Umar, S.E. Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga
3. M. Aman Sentosa, S.P.,
M.M.
Kepala Seksi Olahraga Pendidikan dan Sentra
Olahraga
4. Surahman, M. Pd. Koordinator Pelatih PPLP
5. Benizar Pelatih PPLP
6. Sarmiyati Pelatih PPLP
7. Bayu Kunto Aji Pelatih PPLP
8. Atlet PPLP Atlet PPLP
Sumber: Diolah Peneliti 2019
46
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat, dapat dipertanggungjawabkan, dan relevan
maka penulis menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data karena
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun beberapa teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Wawancara
Teknik wawancara yaitu teknik mengumpulkan data yang dilakukan dengan
sistem tanya-jawab antara peneliti dan informan yang dianggap relevan dalam
penelitian ini. Proses wawancara dilakukan secara terstruktur menggunakan
prosedur wawancara.
2. Dokumentasi
Melalui studi dokumentasi, penulis mengumpulkan data melalui dokumen,
gambar, sebagai pelengkap data tertulis yang diperoleh melalui wawancara.
3. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus
dikumpulkan untuk penelitian. Dalam penelitian kualitatif, prosedur
pengumpulan data yang utama adalah observasi, khususnnya observasi
partisipasi yang melibatkan informan dan wawancara. Peneliti melakukan
observasi langsung di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dan
lokasi-lokasi lain yang berkaitan dengan proses pengumpulan data penelitian.
47
G. Teknik Pengolahan Data
Adapun kegiatan dalam pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Editing Data
Editing data adalah kegiatan dalam penelitian yang dilaksanakan dengan
menentukan kembali data yang berhasil diperoleh dalam rangka menjamin
validitasnya serta dapat segera dipersiapkan pada proses selanjutnya. Dalam
proses ini, peneliti mengolah data hasil wawancara dengan disesuaikan pada
pertanyaan-pertanyaan pada fokus pedoman wawancara dan memilah serta
menentukan data-data yang diperlukan untuk penulisan. Mengolah kegiatan
observasi yaitu peneliti mengumpulkan data-data yang menarik dari hasil
pengamantan sehingga dapat ditampilkan dengan baik.
2. Interpretasi
Penulis memberikan jabaran dari berbagai data yang telah melewati proses
editing sesuai dengan fokus penelitian. Pelaksanaan intepretasi dilakukan
dengan memberikan penjelasan berupa kalimat yang bersifat narasi dan
deskriptif. Data yang telah memiliki makna akan dilakukan analisis data.
48
H. Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga alur
kegiatan, yaitu:
1. Reduksi Data
Dalam hal ini peneliti melakukan reduksi data dimulai pada saat penelitian,
yakni dengan wawancara terstruktur selanjutnya dilakukan pencatatan dan
mengolah data-data yang harus ditampilkan dan membuang data-data yang
tidak diperlukan sehingga peneliti dapat menjelaskan dan memahami latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian.
Reduksi data kemudian dilakukan pada hasil wawancara dengan informan
yang berkompeten yang memiliki kapasitas guna menjawab pertanyaan yang
akan diajukan peneliti.
2. Display Data
Penulis melakukan pengumpulan data yang telah melalui reduksi untuk
menggambar kejadian yang terjadi pada saat di lapangan. Catatan-catatan
penting di lapangan, kemudian disajikan dalam bentuk teks deskriptif untuk
mempermudah pembaca memahami secara praktis. Kegiatan lanjutan penulis
pada display data ialah data yang dapat disajikan dalam bentuk tabel dengan
tujuan untuk menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang
padu.
49
3. Verifikasi Data
Kegiatan penulis dalam verifikasi data adalah melakukan pengunnaan
penulisan yang tepat dan perlu sesuai dengan data yang telah mengalami
proses display data, melakukan peninjauan terhadap catatan-catatan lapangan
yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, data yang ada dianalisis dengan
menggunakan pendekatan teori untuk menjawab tujuan penelitian.
I. Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data merupakan salah satu teknik yang penting dalam
menentukan validitas dan realibilitas data yang diperoleh dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, teknik keabsahan data yang digunakan adalah teknik
triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data tersebut.
Untuk memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan dengan triangulasi
metode. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi
atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif peneliti
menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.
50
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung
Terbentuknya Dispora mengacu pada Undang-Undang no 3 tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional dan Pemerintah mecanangkan Kementrian Pemuda
dan Olahraga serta Dinas Pemuda dan Olahraga disetiap daerah. Dinas Pemuda
dan Olahraga Provinsi Lampung pertama kali terbentuk pada tahun 1999 yang
disahkan oleh menpora akan tetapi bubar pada tahun 2001 yang pada masa
Kepresidanan Abdurrahman Wahid (Gusdur) yang kemudian bergabung pada
Dinas Pendidikan Provinsi Lampung. Pada Tahun 2008 Dinas Pemuda dan
Olahraga memisah kembali menjadi Dinas sendiri hingga sampai saat ini masih
menjalani tugas dan fungsinya yang tertuang pada Perda Provinsi Lampung No.13
Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung.
Dinas Pemuda Olahraga Provinsi Lampung mempunyai visi dan misi. Visi Dinas
Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Tahun 2010-2014 adalah Pemuda Dan
Olahraga Lampung yang Unggul dan Berdaya Saing, Berintegritas, Profesional,
dan Mandiri yang Berbasis Kerakyatan. Sedangkan, pada Misi Dinas Pemuda dan
Olahraga pada Tahun 2010-2014 adalah Meningkatkan Kualitas Pemuda Dan
Olahraga yang Berdaya Saing, Unggul, Profesional Berintegritas, dan Mandiri.
51
B. Kebijakan Penyelenggraan Keolahragaan Dinas Pemuda dan Olahraga
Provinsi Lampung
Pembangunan keolahragaan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional adalah memelihara dan
meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan
nilai moral dan akhtak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina
persatuan dan mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan.
Pada Daerah Provinsi Lampung Kebijakan Keolahragaan diatur dalam rangka
mengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan dan mengawasi
penyelenggaraan keolahragaan. Maka perlu diatur sehingga terbentuklah Peraturan
Daerah Provinsi Lampung Nomor 16 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Keolahragaan yang didalamnya melaksanakan kebijakan keolahragaan dengan
membagi 3 bagian olahraga dalam melaksanakan keolahragaan di Provinsi
Lampung.
Gambar 2. Sub-Bagan Keolahragaan
Data diambil dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung 2019
Olahraga
Pendidikan Rekreasi Prestasi
52
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana sudah diatur pada kebijakan diatas
maka Bidang Keolahragaan mempunyai tugas dan tanggungjawabnya masing-
masing. Pada tiga subbagian olahraga tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku
maka perlu dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada kepala bidang olahraga, yang mempunyai tugas dan
fungsinya sebagai berikut:
a. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Pendidikan, mempunyai tugas
membantu Pemerintah Daerah dalam membuat kebijakan daerah dibidang
pengelolaan, pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dan
penyandang cacat pada semua jenjang pendidikan yang diarahkan sebagai satu
kesatuan yang sistematis dan berkesinambungan dengan sistem pendidikan.
Rincian tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Pendidikan adalah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program
Pemerintah Daerah Provinsi Lampung mengenai pengelolaan serta pembinaan
dan pengembangan olahraga pendidikan dan olahraga penyandang cacat.
2. Melaksanakan dan menyiapkan bahan koordinasi dengan sekolah-sekolah,
perguruan tinggi dan organisasi olahraga penyandang cacat di Provinsi
Lampung dalam rangka pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan
dan olahraga penyandang cacat.
3. Melaksanakan dan menyiapkan bahan usulan anggaran kepada pemerintah
daerah dalam rangka pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dan
53
olahraga penyandang cacat dengan membentuk untuk kegiatan olahraga, kelas
olahraga, pusat pembinaan dan pelatihan olahraga, sekolah olahraga
pendidikan dan sentra pembinaan dan pengembangan olahraga khusus
penyandang cacat.
4. Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program serta
anggaran dalam rangka mengikuti kompetisi olahraga pendidikan dan
olahraga penyandang cacat serta berjenjang dan berkelanjutan pada tingkat
daerah, nasional dan International.
5. Melaksanakan dan menyiapkan laporan kegiatan Seksi Pembinaan dan
Pengembangan Olahraga Pendidikan
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
b. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Prestasi, mempunyai tugas
membantu Pemerintah Daerah dalam membuat kebijakan daerah dibidang
pengelolaan, pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi yang dilaksanakan
dan diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, Nasioanl dan
Internasional.
Rincian tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan olahraga Prestasi adalah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan rencana kegiatan
pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi.
54
2. Melaksanakan dan menyiapkan bahan koordinasi kepada induk organisasi
cabang-cabang baik pada tingkat daerah maupun tingkat pusat.
3. Melaksanakan dan menyiapkan bahan pelaksanaan pelatihan dan peningkatan
mutu bagi pelatih cabang olahraga untuk meningkatkan kualifikasi dan
kompetensi para pelatih dan tenaga keolahragaan berdasarkan pendekatan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
4. Melaksanakan dan menyiapkan bahan usulan anggaran, kepada pemerintah
daerah untuk pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi melalui
kumpulan olahraga, sentra pembinaan olahraga serta untuk menyelenggarakan
penyelenggaraan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan.
5. Melaksanakan dan menyiapkan laporan kegiatan Seksi pembinaan dan
pengembangan olahraga Prestasi.
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
c. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Rekreasi mempunyai tugas
melaksanakan fasilitas, koordinasi, pembinaan keolahragaan, penyusunan program
dalam upaya pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi.
Rincian tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Rekreasi adalah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan dan menyiapkan bahan dalam rangka pembuatan kebijakan
daerah bidang pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi sebagai upaya
kemasyrakatan olahraga dan mengolahragakan masyarakat.
55
2. Melaksanakan dan menyiapkan bahan koordinasi dengan pemerintah pusat,
pemerintah daerah dan induk-induk organisasi olahraga yang
mengembangkan potensi sumber daya dan membangun sarana dan prasarana
olahraga.
3. Melaksanakan dan menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan serta
melestarikan olahraga rekreasi yang bersifat tradisional.
4. Melaksanakan dan menyiapkan bahan dalam rangka menumbuh kembangkan
sanggar-sanggar dan mengaktifkan kembali perkumpulan olahraga dalam
masyarakat serta menyelenggarakan festival/kompetisi olahraga rekreasi
secara berjenjang mulai dari tingkat daerah, Nasional dan Internasional.
5. Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan program kerja dan
anggaran dalam upaya pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi.
6. Melaksanakan dan menyiapkan laporan kegitan Seksi Pembinaan dan
Pengembangan Olahraga Rekreasi.
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
C. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemuda dan Olahraga Lampung
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dipimpin oleh seorang kepala
Dinas dengan Susunan organisasi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung
terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris
56
3. Bidang Kepemudaan
4. Bidang Keolahragaan
5. Bidang Sarana dan Prasarana,data Monitoring, Evaluasi dan Laporan
6. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dan
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
Berikut ini beberapa tugas dan fungsi dari masing-masing unit kerja pada bagian
Keolahragaan :
1. Kepala Dinas
a. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas memimpin,
melakukan koordinasi, pengawasan dan pengendalian dalam
penyelenggaraan kepemudaan dan keolahragaan yang merupakan urusan
pemerintah provinsi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah
kepada Gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Kepala Dinas
Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung mempunyai fungsi:
1) Penetapan kebijakan operasional, koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan operasional dan program serta perencanaan strategis
kepemudaan dan keolahragaan;
57
2) Pelaksanaan koordinasi atas pengelolaan dan penyelenggaraan
kepemudaan dan keolahragaan dan menyediakan fasilitas
penyelenggaraan kepemudaan dan keolahragaan kabupaten/kota;
3) Pelaksanaan peremajaan data dalam system informasi manajemen
kepemudaan dan keolahragaan untuk tingkat provinsi;
4) Pemberian dukungan untuk pembiayaan penjaminan mutu kegiatan
kepemudaan dan keolahragaan bertaraf internasional;
5) Pelaksanaan koordinasi dan supervise pengembangan, sosialisasi dan
fasilitas inflementasi serta pengawasan pelaksanaan kegiatan
kepemudaan dan keolahragaan;
6) Pengawasan terhadap pemenuhan standar nasional sarana prasarana
dan pendayagunaan bantuan sarana prasarana kepemudaan dan
keolahragaan;.
7) Pengalokasian atlit dan tenaga pelatih pontesial kepemudaan dan
keolahragaan bertaraf internasional.
8) Pelaksanaan pembantuan, koordinasi, fasilitas, monitoring dan
evaluasi pelaksanaan kegiatan kepemudaan dan keolahragaan skala
provinsi.
9) Pelaksanaan evaluasi pengelola dan pencapaian standar nasional
kegiatan kepemudaan dan keolahragaan.
58
2. Sekertariat
Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan urusan administrasi umum,
kepegawaian, keuangan, perencanaan, ketata laksanaan dan hubungan
masyarakat serta tugas-tugas yang berhubungan dengan masyarakat.
Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, sekretaris
mempunyai fungsi :
a. Penyiapan bahan pembinaan, pemantauan, pengendalian, dan
koordinasi penyusunan program, penyusunan dan penyajian data
statistic dan analisis, serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
program.
b. Penyiapan bahan pembinaan, pemantauan, pengendalian dan
koordinasi pengelolaan administrasi keuangan.
c. Penyiapan bahan pembinaan, pemantauan, pengendalian dan
koordinasi pengelolaan administrasi kepegawaian, rumah tangga
dinas, perlengkapan, tata laksana, dan peraturan perundang-undangan.
d. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pada bagian Sekretariatan.
e. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.
59
1. Sekretariat terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dam Kepegawaian.
b. Sub Bagian Keuangan.
c. Sub Bagian Perencanaan.
2. Masing-masing Sub Bagian pada Sekretariat dipimpin oleh seorang
Kepala Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
sekretaris.
a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan
urusan tata usaha dan rumah tangga, kearsipan satker, humas,
keprotokolan, perencanaan kepegawaian dan pengelolaan administrasi
kepegawaian, inventarisasi aset milik Negara di lingkungan satuan
kerja.
b) Rincian tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan tata usaha kepegawaian;
2) Menyusun formasi pegawai dan perencanaan pegawai;
3) Mengelola administrasi tentang kepegawaian dan hak pegawai;
4) Mengurus kesejahteraan pegawai;
5) Melakukan pengelolaan urusan surat menyurat, pengetikan dan
penggandaan;
6) Melakukan tata usaha kearsipan;
7) Melakukan urusan rumah tangga, humas dan keprotokolan;
60
8) Menyusun rencana kebutuhan, melakukan tata usaha serta
pemeliharaan perlengkapan dan peralatan kantor;
9) Mengurus administrasi perjalanan dinas dan tugas-tugas hubungan
masyarakat;
10) Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana perkantoran;
11) Melaksanakan pengelolaan inventaris kantor.
12) Melakukan perawatan dan perbaikan peralatan kantor;
13) Menyusun laporan pertanggung jawaban atas barang inventaris
kantor;
14) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Umum dan
kepegawaian;
15) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
3. Keuangan
a. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan
rencana anggaran pendapatan dan belanja, pembukuan, perhitungan
anggaran, verifikasi dan perbendaraan.
Rincian tugas Sub Bagian Keuangan sebagai berikut :
1) Menghimpun data dan menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan
anggaran keuangan.
2) Melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pengelolaan gaji
pegawai.
61
3) Menyusun laporan pertanggung jawaban atas pelaksanan pengelolaan
keuangan.
4) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Keuangan.
5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
b. Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas-tugas melaksanakan
koordinasi, sinkronisasi dan penyusunan rencana program, dan rencana
anggaran.
Rincian tugas Sub Bagian Perencanaan sebagai berikut :
1) Menghimpun dan mengelola data kepemudaan dan keolahragaan.
2) Menanalisis dan mengevaluasi data dalam rangka pengembangan
kepemudaan dan keolahragaan.
3) Menyajikan data kepemudaan dan keolahragaan.
4) Menyiapkan bahan-bahan dalam rangka perumusan dan penyusunan
program.
5) Mengkoordinasikan penyusunan bidang kepemudaan dan
keolahragaan.
6) Menyusun rencana kegiatan bidang kepemudaan dan keolahragaan.
7) Mempersiapkan penyusunan anggaran.
8) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Sub bagian perencanaan.
9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
62
3. Bidang Keolahragaan
a. Bidang Keolahragaan mempunyai tugas pembinaan dan pengembangan
olahraga prestasi, olahraga pendidikan dan olahraga penyandang cacat,
dan olahraga rekreasi.
b. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di
atas, Bidang Keolahragaan mempunyai fungsi:
1) Penyusun rencana kegiatan pembinaan dan pengembangan olahraga
prestasi, olahraga pendidikan dan penyandang cacat, dan olahraga
rekreasi.
2) Penyelenggraaan koordinasi dengan pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan induk-induk organisasi yang mengembangkan potensi
sumber daya, sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan organisasi
olahraga di Provinsi Lampung dalam rangka pembinaan dan
pengembangan Olahraga.
3) Penyelenggaraan Pelaksanaan pelatihan dan peningkatan mutu bagi
pelatih cabang olahraga untuk meningkatkan kualifikasi dan
kompetensi para pelatih dan tenaga keolahragaan berdasarkan
pendekatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
4) Pelaksanaan penumbuhan kembangan dan mengaktifkan kembali
perkumpulan olahraga yang ada di sekolah-sekolah maupun dalam
masyarakat serta menyelenggarakan festival/kompetensi olahraga
63
secara berjenjang mulai dari tingkat daerah, nasional, maupun
international.
5) Penyusunan Program Kerja dan anggaran dalam upaya pembinaan dan
pengembangan olahraga.
6) Penyelenggaraan olahraga prestasi, olahraga pendidikan dan
penyandang cacat, dan olahraga rekreasi.
7) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.
Bidang Keolahragaan membawahi :
a. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Pendidikan
b. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Prestasi
c. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Rekreasi
Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang keolahragaan
a. Seksi Pembiaan dan Pengembangan Olahraga Pendidikan mempunyai
tugas membantu Pemerintah Daerah dalam membuat kebijakan daerah
dibidang pengelolaan, pembinaan dan pengembangan olahraga
pendidikan dan penyandang cacat pada semua jenjang pendidikan yang
diarahkan sebagai satu kesatuan yang sistematis dan berkesinambungan
dengan sistem pendidikan.
Rincian tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Pendidikan
adalah sebagai berikut :
64
1) Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program
Pemerintah Daerah Provinsi Lampung mengenai pengelolaan serta
pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dan olahraga
penyandang cacat.
2) Melaksanakan dan menyiapkan bahan koordinasi dengan sekolah
sekolah, perguruan tinggi dan organisasi olahraga penyandang cacat di
Provinsi Lampung dalam rangka pembinaan dan pengembangan
olahraga pendidikan dan olahraga penyandang cacat.
3) Melaksanakan dan menyiapkan bahan usulan anggaran kepada
pemerintah daerah dalam rangka pembinaan dan pengembangan
olahraga pendidikan dan olahraga penyandang cacat dengan membentuk
untuk kegiatan olahraga, kelas olahraga, pusat pembinaan dan pelatihan
olahraga, sekolah olahraga pendidikan dan sentra pembinaan dan
pengembangan olahraga khusus penyandang cacat.
4) Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program
serta anggaran dalam rangka mengikuti kompetisi olahraga pendidikan
dan olahraga penyandang cacat serta berjenjang dan berkelanjutan pada
tingkat daerah, nasional dan International.
5) Melaksanakan dan menyiapkan laporan kegiatan Seksi Pembinaan dan
Pengembangan Olahraga Pendidikan
6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
65
b. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Prestasi, mempunyai
tugas membantu Pemerintah Daerah dalam membuat kebijakan daerah
dibidang pengelolaan, pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi
yang dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga pada
tingkat daerah, Nasional dan Internasional.
Rincian tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan olahraga Prestasi
adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan rencana kegiatan
pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi.
2) Melaksanakan dan menyiapkan bahan koordinasi kepada induk
organisasi cabang-cabang baik pada tingkat daerah maupun tingkat
pusat.
3) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pelaksanaan pelatihan dan
peningkatan mutu bagi pelatih cabang olahraga untuk meningkatkan
kualifikasi dan kompetensi para pelatih dan tenaga keolahragaan
berdasarkan pendekatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
4) Melaksanakan dan menyiapkan bahan usulan anggaran, kepada
pemerintah daerah untuk pembinaan dan pengembangan olahraga
prestasi melalui kumpulan olahraga, sentra pembinaan olahraga serta
untuk menyelenggarakan penyelenggaraan kompetisi secara
berjenjang dan berkelanjutan.
66
5) Melaksanakan dan menyiapkan laporan kegiatan Seksi pembinaan
dan pengembangan olahraga Prestasi.
6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
c. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Rekreasi, mempunyai
tugas melaksanakan fasilitas, koordinasi, pembinaan keolahragaan,
penyusunan program dalam upaya pembinaan dan pengembangan
olahraga rekreasi.
Rincian tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Rekreasi
adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan dan menyiapkan bahan dalam rangka pembuatan
kebijakan daerah bidang pembinaan dan pengembangan olahraga
rekreasi sebagai upaya kemasyrakatan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat.
2) Melaksanakan dan menyiapkan bahan koordinasi dengan
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan induk-induk organisasi
olahraga yang mengembangkan potensi sumber daya dan membangun
sarana dan prasarana olahraga.
3) Melaksanakan dan menyiapkan bahan pembinaan dan
pengembangan serta melestarikan olahraga rekreasi yang bersifat
tradisional.
67
4) Melaksanakan dan menyiapkan bahan dalam rangka menumbuh
kembangkan sanggar-sanggar dan mengaktifkan kembali perkumpulan
olahraga dalam masyarakat serta menyelenggarakan festival/kompetisi
olahraga rekreasi secara berjenjang mulai dari tingkat daerah, Nasional
dan Internasional.
5) Melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan program kerja dan
anggaran dalam upaya pembinaan dan pengembangan olahraga
rekreasi.
6) Melaksanakan dan menyiapkan laporan kegitan Seksi Pembinaan dan
Pengembangan Olahraga Rekreasi.
7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
98
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung (Dispora) sudah menjalankan
strategi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat atau
Negara.
2. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung sudah menjalankan berbagai
strategi melalui beberapa program dan kegiatan namun masih belum
memberikan banyak kontribusi. Namun, strategi yang paling banyak
berpengaruh terhadap pengembangan prestasi atlet adalah strategi program.
3. Strategi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung terhadap
pengembangan prestasi atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)
masih belum berjalan dengan maksimal, dikarenakan pendanaan terbatas yang
diberikan oleh Pemerintah Pusat serta belum berjalan dengan maksimalnya
strategi pendukung sumber daya yang dijalankan oleh Dispora.
99
B. Saran
1. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung (Dispora) hendaknya sering
melakukan pendekatan dengan para atlet, sehingga mereka selalu merasa
nyaman saat sedang berlatih. Kegiatan monitoring diharapkan dapat bersifat
masukan dan dukungan dan jauhkan dari yang sifatnya tekanan.
2. Perlu adanya gerakan dari Dinas Pemuda dan Olahraga atau Pemerintah
Daerah Provinsi Lampung untuk melakukan sponsorship guna memberikan
para atlet fasilitas yang lebih baik lagi, dengan memaksimalkan strategi
pendukung sumber daya.
3. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung hendaknya sering melakukan
evaluasi, guna mempertahankan dan mengembangan prestasi para atlet. Karena
pendegradasian atlet juga penting, untuk mencari bibit yang lebih unggul.
Sehingga terhindar dari pendegradasian cabang olahraga di Pusat Pendidikan
dan Latihan Pelajar (PPLP).
1
DAFTAR PUSTAKA
Buku
A.F. Stoner, James. (1996). Manajemen. Erlangga. Jakarta.
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek). PT Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Higgins, Charles Hoffer dan Dan Schendel. 1985. Pengambilan Keputusan
Stratejik. Grasindo. Jakarta.
Huda, Ni’matull. 2012. Hukum Pemerintah Daerah. Nusamedia. Bandung.
Idrus, M. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. PT Glora Aksara. Yogyakarta.
J., Salusu. 2008. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan
Organisasi Non Profit. Grasindo. Jakarta.
Keban, T. Yeremias. 2004. Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik. Gava
Media Yogyakarta
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarta.
Bandung.
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Kencana. Jakarta.
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus
(Integrated Market). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
2
Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit
Alfabeta. Bandung.
Sumarno, Alim. 2012. Penelitian Kausalitas Komparatif. Elearning UNESA.
Surabaya.
Syafiie, Inu Kencana. 2010. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Refika Aditama.
Jakarta.
Wiryokusumo, Iskandar. 2011. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Penerbit
Bumi. Jakarta.
Sumber Lain
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional
Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan
Keolahragaan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomo 18 Tahun 2002 Tentang
Pengembangan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Nomor 18 Ayat 1 Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan
Retnami, Setya. 2001. Makalah Sistem Pemerintahan di Indonesia. Kantor
Menteri Negara Otonomi Daerah Republik Indonesia. Jakarta.
Devika Tryza Ayodhya. 2018. Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi
Lampung dalam Pembinaan Kegiatan Olahraga Rekreasi. Jurnal Ilmiah.
Nadia Purnama Sari. 2013. Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi
Lampung dalam Pembinaan Organisasi Keolahragaan Pelajar. Jurnal Ilmiah
3
Jurnal
Aschari Senjahari Rawe. 2018. Analisis Manajemen Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga dalam Meningkatkan Prestasi Olahraga di Kabupaten Ende.
Journal of Physical Education, Sport and Recreation.
Rahmadani. 2012. Peranan Bidang Olahrag DISPORA Provinsi Riau dalam
Mendukung Pembinaan Atlit Pelajar di Provinsi Riau Tahun. Journal of
Management Social Volume I Nomor 2.
Rommy Paat. 2016. Kinerja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dalam
Pemberdayaan Generasi Muda (Studi di Kecamatan Motoling Kabupaten
Minahasa). Journal of Politico.
Windy Aswin Septian. 2017. Peran Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA)
dalam Pembinaan Atlet di Kota Samarinda. eJournal Governance 5 (1).
DjSaman Satori. 2013. Peningkatan Kualitas Kerja Melalui Pola Pembinaan
(Capacity Building). Jurnal of Education Volume 14 Nomor 1.
Website
http://mytri2014.blogspot.com/2014/06/dinas-pemuda-dan-olahraga.html
http://lampung.tribunnews.com/2018/01/15/33-atlet-dari-empat-cabang-olahraga-
ikuti-tes-pplp diakses pada 13 November 2018 pukul 11.36.
https://www.republika.co.id/berita/sepakbola/arena-olahraga/18/07/31/pcl38o438-
melongok-asrama-atlet-pplp-lampung diakses pada 13 November 2018 pukul
12.23.
https://www.saibumi.com/artikel-54569-pasi-lampung-kesulitan-cari-atlet-
pplp.html diakses pada 12 November 2018 pukul 11.22.
http://rri.co.id/bandar-
lampung/post/berita/352877/olahraga/cabor_pplp_lampung_tidak_berprestasi_
diganti_cabor_lainnya.html diakses pada 13 November pukul 13.05
https://lampungpro.com/post/10094/dispora-lampung-tetapkan-sembilan-atlet-
hasil-seleksi-pplp-2018 diakses pada 13 November 2018 pukul 11:52
http://lampung.tribunnews.com/2017/09/18/gagal-penuhi-target-dispora-akan-
evaluasi-cabor-pplp diakas pada 12 November 2018 pukul 11:30