STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS...

94
STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS KEAGAMAAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) OLEH: RENDY ADITYAWARMAN 1110051000193 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1435 H

Transcript of STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS...

Page 1: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM

AKTIVITAS KEAGAMAAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

OLEH:

RENDY ADITYAWARMAN

1110051000193

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M/1435 H

Page 2: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan
Page 3: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan
Page 4: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli sendiri saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di

UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skirpsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bawa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Jakarta, 1 Desember 2014

Penulis,

Rendy Adityawarman

Page 5: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

i

Nama : RENDY ADITYAWARMAN

1110051000193

Strategi Dakwah Pengurus Viking Dalam Aktivitas Keagamaan

ABSTRAK

Strategi dakwah pada umumnya digunakan untuk organisasi Islam

namun tidak menutup kemungkinan digunakan dalam sebuah kelompok suporter

yang ada di Indonesia seperti apa yang dilakukan kelompok suporter Persib

Bandung yaitu Viking yang dikenal masyarakat sebagai salah satu kelompok

suporter yang di cap negatif karena fanatik berlebihan dalam mendukung tim

Persib Bandung.

Merujuk latar belakang diatas perlu kiranya kita membahas lebih dalam

mengenai strategi dakwah yang dilakukan para pengurus Viking untuk merubah

stigma negatif di masyarakat. Adapun pertanyaan utamanya adalah bagaimana

strategi dakwah pengurus Viking dalam aktivitas keagamaan? Lalu bagaimanakah

perumusan strategi dakwah pengurus Viking?

Dari berbagai aktivitas keagamaan yang dilakukan pengurus Viking,

ternyata pengurus Viking melaksanakan pengajian rutin dan tentunya harus

memiliki strategi dalam menjalankan aktivitas keagamaannya. Karena strategi ini

berpengaruh terhadap keberhasilan pengurus Viking dalam menjalankan aktivitas

keagamannya.

Teori yang digunakan adalah teori Fred R David tentang Management

Strategi Konsep yangmenjelaskan bahwa dalam sebuah proses strategi ada

tahapan-tahapan yang harus ditempuh untuk mencapai sebuah tujuan termasuk

dijelaskannya harus melewati tahapan perumusan strategi, implementasi strategi,

dan evaluasi strategi.

Perumusan strategi dalam hal ini adalah suatu proses merancang dan

menyeleksi strategi yang pada akhirnya menuntun pada pencapaian misi dan

tujuan organisasi. Melalui perumusan strategi dakwah juga ditentukan sikap untuk

memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam

proses kegiatan dakwah. Adapun langkah-langkah dalam perumusan strategi

dakwah pengurus Viking adalah melalui pengenalan sasaran dakwah, pengkajian

tujuan, efektifitas dan efisiensi dakwah.

Strategi dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan (planning) dan

management dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Di dalam mencapai tujuan

tersebut strategi dakwah harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya

secara tekhnik (taktik) harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan

(approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.

Kata kunci: Strategi, Dakwah, Aktivitas, Viking dan Tujuan,

Page 6: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan nikmat-Nya berupa hidayah, inayah, serta rahmat kepada semua

mahkuk-Nya. Salah satu nikmat-Nya yaitu diberikan ide, kekuatan, dan kasih

sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini sesuai yang penulis

harapkan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah

Muhammad SAW, pembawa risalah agung, penebar rahmat bagi seluruh alam.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, tentunya banyak sekali bantuan yang

penulis dapatkan dari berbagai pihak. Baik itu dukungan materil, maupun non

materil. Sebab itu, sudah pasti sepantasnya Penulis mengucapkan terima kasih tak

terhingga kepada beliau semua atas bantuannya. Terutama kepada:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat,

beserta para pembantu Rektor. Walaupun saya kurang mengenal dengan

akrab satu sama lain, namun hal itu tidak mengurangi rasa hormat dan

terima kasih saya kepada mereka.

2. Bapak Dr. Arif Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Rachmat Baihaky, MA dan Ibu Fita Faturahma, M.Si selaku Ketua

dan Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs. Study Rizal, LK, MA yang telah memberikan banyak ilmu,

meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing Penulis dari awal

sampai selesainya skripsi ini.

Page 7: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

iii

5. Untuk semua Dosen (yang tidak bisa saya sebut satu per satu) yang dengan

kesabaran dan kesungguhannya telah mengajar dan mendidik Penulis

selama proses belajar mengajar di kampus.

6. Seluruh staff yang ada di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

yang telah membantu memberikan dorongan spirit kepada penulis dari

setiap nasihat dan masukannya.

7. Kepada semua jajaran pengurus perpustakaan utama UIN Syarif

Hidayatullah dan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

8. Segenap pengurus dari Viking Persib Club yaitu Kang Tobi, Kang Hengki,

Kang Dovi dan khususnya kang Heru Joko selaku ketua Viking Persib Club

yang sudah bersedia untuk Penulis wawancarai dan telah memberi banyak

masukan dan informasi. Saya ucapkan banyak terima kasih atas bantuan

kalian semua. Karena tanpa bantuan kalian skripsi ini tidak mungkin bisa

terselesaikan.

9. Untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta, Achmar Rahman dan Kalsum yang

kasih dan sayangnya tidak pernah berkurang kepada Penulis dan ingin

melihat anaknya menjadi sarjana, terima kasih atas dukungan

kepercayaannya, pengorbanannya, serta doanya selama ini. Semoga engkau

tetap berada dalam ridho Allah SWT dan diperpanjang umurnya untuk

selalu taat beribadahnya kepada-Nya.

10. Untuk kedua adik kandungku tersayang, Ghifari Riyadhana dan Adrian

Rahadi yang telah membantu memotivasi dan mendoakan selama ini.

Semoga engkau tetap berada dalam ridho Allah SWT dan diperpanjang

umurnya untuk selalu taat beribadahnya kepada-Nya.

Page 8: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

iv

11. Untuk Fifi Indriani kekasih tercinta yang telah terus menerus memotivasi

dan mendoakan penulis selama ini. Dukungan doa, perhatian dan kasih

sayang yang diberikan sehingga penulis dapat meraih gelar strata satu ini.

Semoga Allah membalas kebaikan dan diperpanjang umurnya untuk selalu

taat beribadahnya kepada-Nya.

12. Untuk Robby Fajar Subhandika yang telah membantu dan menemani

Peniliti saat melakukan penelitian. Terima kasih banyak.

13. Teman seperjuanganku KPI F angkatan 2010, Aris Suyitno, Sulastri

Damayanti, Sadam Husein, Sendy Darlis, Mochammad Kahfi, Muhammad

Yusra Nur Yazmi, Muhammad Fahmi Al-Mansuri, Ahmad Ziaul F, Sonny

Iskandar, Maria Syafitri dan semua teman-teman KPI F 2010 yang tidak

bisa disebutkan satu per satu, terima kasih semua!!.

Akhirnya, saat ini Penulis hanya bisa membalas dengan doa dan doa,

semoga semua pihak yang telah memberi perhatian dan membantu atas kelancaran

studi penulis untuk meraih gelar sarjana mendapatkan balasan yang setimpal dari

Allah SWT, serta hajadnya dikabulkan, dan mohon maaf apabila ada kata-kata

atau penulisan dalam skripsi ini yang salah. Penulis mengakui banyak sekali

kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritikan dan masukan yang

konstruktif sangat penulis harapkan bagi siapa saja yang mau membantu untuk

menyempurnakan. Wassalam.

Jakarta, 1 Desember 2014

Penulis

Page 9: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................... 4

C. Tujuan Penelitian.......................................................... 5

D. Manfaat Penelitian........................................................ 5

E. Metodologi Penelitian .................................................. 6

F. Tinjauan Pustaka .......................................................... 11

G. Sistematika Penulisan ................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................... 14

A. Strategi

1. Pengertian Strategi ............................................... 14

2. Tahapan-Tahapan Strategi .................................... 15

3. Faktor-Faktor Strategi .......................................... 16

4. Tujuan dan Manfaat Strategi ................................ 17

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah............................................... 19

2. Unsur-Unsur Dakwah ........................................... 21

C. Strategi Dakwah

1. Pengertian Strategi Dakwah ............................. 29

2. Asas-Asas Strategi Dakwah ............................. 31

3. Prinsip-Prinsip Strategi Dakwah ...................... 34

Page 10: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

vi

D. Aktivitas Keagamaan

1. Pengertian Aktivitas Keagamaan ..................... 35

2. Bentuk-Bentuk Aktivitas Keagamaan .............. 38

BAB III PROFIL VIKING PERSIB CLUB ................................... 41

A. Sejarah Berdirinya Viking Persib Club ........................ 41

B. Visi, Misi dan Tujuan Viking Persib Club ................... 42

C. Struktur Organisasi dan Kegiatan Viking Persib Club 42

D. Biodata Viking Persib Club ......................................... 45

E. Peta Lokasi Penelitian .................................................. 49

F. Aktivitas Suporter Viking ............................................ 50

G. Aktivitas Viking Di Jejaring Sosial.............................. 51

BAB IV ANALISIS DAN HASIL TEMUAN ................................. 52

A. Strategi Dakwah Pengurus Viking ............................... 52

B. Perumusan Strategi Dakwah Pengurus Viking ............ 53

C. Implementasi Strategi Dakwah Pengurus Viking ........ 58

D. Evaluasi Strategi Dakwah ............................................ 61

E. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengurus Viking . 63

BAB V PENUTUP .......................................................................... 66

A. Kesimpulan................................................................... 66

B. Saran ............................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70

LAMPIRAN .................................................................................................... 73

Page 11: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Strategi dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan (planning)

dan kepemimpinan dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Di dalam mencapai

tujuan tersebut strategi dakwah harus dapat menunjukkan bagaimana

operasionalnya secara teknik (taktik) harus dilakukan, dalam arti kata bahwa

pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi

dan kondisi.1

Untuk mantapnya strategi dakwah, maka segala sesuatunya harus

dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap

pertanyaan dalam rumus Lasswell, yaitu:

a. Who?(Siapa da'i atau penyampai pesan dakwahnya?)

b. Says What? (Pesan apa yang disampaikan?)

c. In Which Channel? (Media apa yang digunakan?)

d. To Whom? (Siapa Mad'unya atau pendengarnya?)

e. With what Effect? (Efek apa yang diharapkan?)2

Strategi dakwah memang tidak secara langsung berhubungan dengan

komponen-komponen komunikasi yang merupakan jawaban terhadap

pertanyaan dalam rumus Lasswell namun berbicara tentang dakwah adalah

berbicara tentang komunikasi. Karena komunikasi adalah kegiatan informatif,

1Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet 1, h.95. 2Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001) ), cet ke-2,

hlm 47-48

Page 12: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

2

yakni agar orang lain mengerti, mengetahui dan kegiatan persuasif, yaitu agar

orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu

faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan dan lain-

lain.3Dalam aktivitasnya dakwah haruslah memiliki strategi yang sesuai

dengan keadaan lingkungan sosiologis, psikologis, pendidikan dan ekonomi.

Menurut Mohammad Ali Aziz, dengan strategi dakwah, baik individu

maupun kelompok yang menyampaikan dakwah dapat berfikir secara

konseptual dan bertindak secara sistematik, sehingga timbul pada diri mad’u

efek efektifitas, efek kognitif dan efek konatif atau behavioral.4 Kemudian ada

pendapat dari Asmuni Syukir yaitu, strategi dakwah harus mempertimbangkan

asas efektifitas dan efisiensi yaitu dalam berdakwah harus ada usaha untuk

mengembangkan antara biaya, waktu, maupun tenaga yang dikeluarkan

dengan pencapaian hasil yang semaksimal mungkin.5

Terlebih, kini dalam aktivitasnya dakwah tidak hanya dalam sebuah

ruang lingkup organisasi Islam namun dalam aktivitasnya dakwah sudah

merambah ke dalam kelompok suporter sepakbola yang ada di Indonesia.

Pengertian suporter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

orang-orang yang memberikan dukungan, sokongan dalam berbagai bentuk

disuatu situasi.6 Kelompok suporter di Indonesia dikenal fanatik dalam

mendukung tim kebanggaannya. Misalnya saja klub sepak bola Arema

Malang dengan nama suporternya Aremania, Persija Jakarta dengan nama

suporternya The Jakmania, Persib Bandung dengan nama suporternya Viking,

dan masih banyak lagi nama supporter ataupun pendukung tim sepakbola

lainnya di Indonesia.

3Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003), h.9. 4Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2004), h. 139 5Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 33. 6http://kamusbahasaindonesia.org/suporter

Page 13: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

3

Viking merupakan kelompok suporter fanatik yang mendukung tim

Persib Bandung dan awal lahirnya Viking bermula saat sekelompok penonton

fanatik Persib yang biasa menghuni tribun selatan mencetuskan ide untuk

menjawab totalitas sang idola Persib Bandung di lapangan dengan sebuah

totalitas dalam memberi dukungan, maka setelah melalui beberapa kali

pertemuan yang cukup alot dan memakan waktu, akhirnya terbentuk sebuah

kesepakatan bersama.7

Menurut kang Heru Joko ketua Viking Persib Club, jumlah anggota

yang memiliki kartu anggota resmi sampai saat ini lebih dari 70 ribu lebih

yang tersebar di seluruh distrik Indonesia dan distrik luar negeri.8

Viking sendiri tak dapat dipungkiri memiliki catatan hitam sepanjang

perjalanannya. Image yang melekat dari supporter sepakbola termasuk Viking

adalah negatif dengan segala tindak anarkis yang sangat merugikan banyak

orang.

Seperti yang diberitakan tribunnews, salah satu hal negatif yang

dilakukan oleh pendukung Viking adalah mengamuk dan melempari berbagai

benda ke tengah lapangan karena merasa wasit yang memimpin pertandingan

berlaku tidak adil kepada pihak Persib.9

Dalam hal ini peneliti melihat bahwa pada fanatisme Viking yang

sering berlebihan dalam mendukung tim kesayangan menjadikan Viking

mendapatkan citra negatif dari masyarakat sebagai tukang rusuh, yang

menjadikan sebuah problem sosial yang hadir ditengah-tengah masyarakat.

Hal ini menunjukan krisis moral yang terjadi dikalangan anggota

Viking pada saat ini. Krisis moral terjadi karena sebagian besar orang tidak

mau lagi mengindahkan tuntunan agama, yang secara normatif mengajarkan

7http://bola.viva.co.id/news/read/322273-sejarah-lahirnya-viking-persib-fans-club 8Hasil wawancara dengan Kang Heru Joko pada tanggal 7 Agustus 2014 9http://m.tribunnews.com/superball/2011/01/24/polisi-akan-tinjau-ulang-izin-

pertandingan-persib

Page 14: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

4

kepada pemeluknya untuk berbuat baik, meninggalkan perbuatan-perbuatan

maksiat dan munkarat.10

Tentunya hal ini menjadi suatu permasalahan yang harus diselesaikan.

Dalam mengantisipasi hal ini perlu wadah kegiatan dakwah di lingkungan

anggota Viking. Jika dilihat dari sisi positifnya ataupun aspek aktivitas

keagamaan, ternyata Viking mengadakan beberapa agenda acara yang bersifat

aktivitas keagamaan seperti acara santunan anak yatim, acara sahur on the

road, buka puasa bersama dengan anak yatim piatu, isra mi’raj,dan pengajian

rutin yang dilakukan sebulan sekali.11

Seperti kegiatan pengajian rutin

dilakukan sebagai bentuk dukungan untuk langkah Persib baik dalam stadion

maupun melalui do’a dan diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai

keagamaan.12

Sebagai salah satu dari aktivitas keagamaan, sebuah pengajian

tentunya harus memiliki strategi dalam menjalankan aktivitas keagamaannya.

Karena strategi ini berpengaruh terhadap keberhasilan pengurus Viking dalam

aktivitas keagamannya.

Maka dari penjabaran latar belakang di atas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang: “Strategi Dakwah Pengurus Viking

Dalam Aktivitas Keagamaan”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Setelah melihat latar belakang masalah yang telah peneliti jabarkan di

atas dan agar dalam penelitian ini tidak terjadi kerancuan, maka penulis dapat

10Amir Said az-Zaibari, Manajemen Qolbu: Resep Sufi mengehentikan Kemaksiatan

(Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003), h, 5-6. 11Hasil wawancara dengan Kang Heru Joko pada tanggal 7 Agustus 2014 12http://m.inilah.com/read/detail/1880870/viking-frontline-akan-rutinkan-pengajian

Page 15: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

5

membatasi dan merumuskan permasalahan yang akan diangkat dalam

penelitian ini.

1. Pembatasan Masalah

Dalam peneltian ini peneliti membatasi masalah yang

mencangkup pada unsur-unsur strategi dakwah, masalah yang timbul

(masalah yang dihadapi anggota Viking), metode yang digunakan,

materi yang disampaikan, media yang digunakan dalam dakwahnya, dan

efek dakwah. Jadi peneliti membatasinya pada: Strategi dakwah,

masalah yang dihadapi, metode, materi, media yang digunakan, dan efek

dakwah. Periode pengurus Viking 2010-2014.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan permasalahan

dalam penelitian ini secara umum adalah bagaimana strategi dakwah

yang dilakukan pengurus Viking dalam aktivitas keagamaan?

Rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a. Bagaimana Perumusan strategi dakwah pengurus Viking?

b. Bagaimana Implementasi strategi dakwah pengurus Viking?

c. Bagaimana Evaluasi strategi dakwah pengurus Viking?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang ada sebagaimana tersebut di atas, maka

tujuan tulisan sebagai berikut:

a. Peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi dakwah pengurus

Viking dalam aktivitas keagamaan.

Page 16: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

6

b. Peneliti ingin mengetahui bagaimana perumusan strategi dakwah

pengurus Viking.

c. Peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi strategi dakwah

pengurus Viking.

d. Peneliti ingin mengetahui bagaimana evaluasi strategi dakwah

pengurus Viking.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan berguna untuk memperdalam tentang

teori strategi dakwah. Serta menjadi referensi bagi pengembangan

Ilmu komunikasi di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi masukan dan menambah wawasan

kepada khususnya pengurus Viking untuk menerapkan strategi dakwah

yang tepat dalam menyampaikan dakwahnya kepada anggota Viking.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian dan Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa

angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara,

catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi

Page 17: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

7

lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah

ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam,

rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam

penelitian ini adalah dengan mencocokan antara realitas empirik dengan

teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.

Contohnya dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan

perilaku seseorang, di samping itu juga tentang peranan organisasi

pergerakan sosial atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat

dihitung sebagaimana data sensus, analisisnya bersifat kualitatif.13

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara

yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk

tentang hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-

pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-

pengaruh dari suatu fenomena.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan,

beserta jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi

di Sekretariat Viking jalan Gurame no 2A Bandung dan di Fans Shop

Original jalan Banda Bandung dengan pertimbangan bahwa kedua tempat

ini merupakan keberadaan para pengurus Viking berkumpul dan

diharapkan dapat memberikan data yang lebih lengkap dan akurat.

13Anselm Strauss & Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar 2009), h-4.

Page 18: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

8

Penelitian ini telah dimulai pada awal bulan Juli-Oktober 2014,

dari mulai pengurusan perizinan sampai tahap pengumpul data yang

dilakukan sesuai dengan keperluan dalam melengkapi data.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Menurut S. Nasution data primer adalah data yang dapat

diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian.14

Sedangkan

menurut Lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata dan tindakan.15

Kata-kata dan tindakan merupakan

sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau

mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan

informasi langsung tentang sejarah lahirnya Viking, strategi dakwah

pengurus Viking, yaitu dengan cara wawancara dengan ketua pengurus

Viking yaitu Heru Joko dan yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber

bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-

surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai

dokumen-dokumen Viking. Data sekunder juga dapat berupa majalah,

buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran, hasil-

hasil studi, tesis, hasil survey, studi historis, dan sebagainya.

14S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara 2004) 15J. Moleong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya 2009), h.

157.

Page 19: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

9

Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat

penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui

wawancara langsung.16

4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam

penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam

mengumpulkan data agar mendapat data yang valid. Pengumpulan data

adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang

diperlukan.

a. Observasi Langsung

Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan

menggunakan indra tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk

keperluan tersebut. Dalam kegiatan sehari-hari, kita selalu

menggunakan indra untuk mengamati sesuatu. Observasi ini digunakan

untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang

bagaimana strategi dakwah pengurus Viking dalam aktivitas

keagamaan.

Tujuan menggunakan metode ini untuk mencatat hal-hal,

perilaku, perkembangan, dan sebagainya tentang strategi dakwah

pengurus Viking, sewaktu kejadian tersebut berlaku sehingga tidak

menggantungkan data dari ingatan seseorang. Observasi langsung juga

dapat memperoleh data subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi

secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal.

16J. Moleong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya 2009), h.

159.

Page 20: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

10

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitan dengan tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya

dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan

panduan wawancara.17

Tujuan penulis menggunakan metode ini adalah, untuk

memperoleh secara jelas dan konkret tentang strategi dakwah pengurus

Viking. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengadakan wawancara

dengan Ketua Viking, Ketua distrik Viking Frontline, dan Sumber

terkait lainnya karena untuk menguatkan hasil observasi dan dokumen

yang penulis kumpulkan.

c. Dokumen

Dokumen adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan,

penyimpanan informasi di bidang pengetahuan, pengumpulan bukti

dan keterangan seperti gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan

referensi lainnya.18

Dari uraian di atas maka metode dokumen adalah pengumpulan

data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat

hubungannya dengan objek penelitian.

Tujuan digunakannya metode ini untuk memperoleh data

secara jelas dan konkret tentang strategi dakwah pengurus Viking.

17J. Moleong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya 2009), h.

186. 18http://kbbi.web.id/dokumen

Page 21: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

11

E. Tinjauan Pustaka

Setelah peneliti melihat dan mencari judul skripsi yang ada dalam

perpustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan

perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, peneliti

menemukan ada beberapa skripsi yang membahas tentang strategi dakwah.

Namun yang diteliti mahasiswa sebelumnya berbeda dengan isi atau

konten permasalahan yang diteliti peneliti. Oleh karena itu, untuk

menghindari dari hal-hal plagiat atau menjiplak karya seseorang, maka

peneliti mempertegas perbedaan antara masing-masing judul masalah yang

akan diteliti.

1. Skripsi yang berjudul “Strategi Dakwah Majelis Az-Zikra Dalam

Menciptakan Keluarga Sakinah” Skripsi ini disusun oleh mahasiswa

yang bernama Bobby Rahman Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2010. Dalam skripsi ini si peneliti terfokus pada strategi

dakwah yang digolongkan kepada dua aspek yang dinilai menjadi hal

yang sangat penting untuk menciptakan keluarga yang sakinah yaitu

Aspek Fikriyah dan Aspek Ruhiyah yang baik digunakan dalam

sebuah keluarga atau rumah tangga dalam menciptakan keluarga

sakinah mawaddah warahmah yang dilakukan majelis Az-Zikra

melalui Titian Keluarga Sakinah. Kemudian si penulis menyertakan

faktor penghambat dan pendukung dakwah dalam keluarga dan

konsep keluarga sakinah. Berbeda dengan skripsi yang peneliti buat,

yaitu terfokus pada unsur-unsur di antaranya: masalah yang timbul

Page 22: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

12

(masalah yang dihadapi anggota Viking), metode yang digunakan,

materi yang disampaikan, dan media yang digunakan dalam

dakwahnya. Namun ada kesamaan dalam hal definisi tentang dakwah

dan sama-sama menyertakan faktor pendukung dan penghambat.

2. Skripsi yang berjudul “Strategi Dakwah Front Pembela Islam (FPI)

Dalam Menanggulangi Dampak Negatif Globalisasi”. Skripsi ini

disusun oleh mahasiswa yang bernama Dodiana Kusuma Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010. Dalam

skripsi ini si peneliti terfokus pada menganalisis strategi dakwah FPI

dengan konsep, serta ruang lingkup dakwah seperti apa yang

dilakukan FPI dalam menanggulangi dampak globalisasi. Berbeda

dengan skripsi yang peneliti buat, yaitu terfokus pada unsur-unsur

diantaranya: strategi dakwah, masalah yang timbul (masalah yang

dihadapi anggota Viking), metode yang digunakan, materi yang

disampaikan, dan media yang digunakan dalam dakwahnya. Namun

ada persamaan dari beberapa teori dan definisi tentang dakwah dan

strategi dakwah.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini bersifat teratur dan sistematis, maka dari itu

dapat memudahkan dalam memahami isi skripsi ini, peneliti membagi skirpsi

ini kedalam lima bab, yang pada tiap-tiap bab terbagi dari sub-sub bab. Isi

masing-masing bab secara singkat adalah sebagai berikut :

Page 23: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

13

BAB 1 PENDAHULUAN merupakan bab berisi tentang latar belakang

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI membahas tentang pengertian strategi, konsep

strategi Fred R David, pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah, strategi

dakwah, dan aktifitas keagamaan.

BAB 3 PROFIL SUPORTER VIKING PERSIB CLUB membahas tentang

profil suporter Viking Persib Club, Visi dan Misi, Sejarah singkat Viking,

Struktur dan Keanggotaan Viking Persib Club, danKegiatan-Kegiatan Viking

Persib Club.

BAB 4 TEMUAN DAN ANALISIS DATA membahas tentang Strategi

Dakwah Pengurus Viking, Implementasi strategi dakwah pengurus Viking,

Evaluasi strategi pengurus Viking, Faktor pendukung dan penghambat dalam

strategi dakwah yang dilakukan oleh pengurus Viking yang isi penelitian

secara rinci di mana data-data yang telah dikumpulkan dipaparkan oleh

peneliti dan menganalisis data yang sudah diperoleh.

BAB 5 PENUTUP merupakan bab terakhir dari skripsi yang dibuat oleh

peneliti yang membahas tentang hasi keseluruhan penelitian yang

menguraikan tentang kesimpulan dari semua uraian yang ada pada bab-bab

sebelumnya. Dalam bab ini, peneliti juga akan memberikan kesimpulan dan

saran sebagai hasil dari penelitian yang telah dilakukan tentang Strategi

Dakwah Pengurus Viking Dalam Akivitas Keagamaan.

Page 24: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi

Sebelum jauh membahas strategi dakwah, penulis akan menguraikan

ruang lingkup strategi dakwah dan dakwah secara umum, yakni sebagai

berikut:

1. Pengertian Strategi

Istilah strategi sering didengar di dalam dunia bisnis, manajemen

ekonomi bahkan tidak jarang dalam dunia politik. Karena keluwesannya,

istilah ini belakangan digunakan juga oleh bermacam-macam bidang,

termasuk juga dalam bidang dakwah.

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos” (status

yakni militer atau memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu

yang dikerjakan oleh para jendral perang dalam membuat rencana perang.1

Kata strategi pula banyak diadopsi dan diartikan lebih luas sesuai

bidang ilmu atau kegiatan yang menempatkannya. Pengertian strategi

tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang jendral di masa perang

saja, akan tetapi sudah berkembang pada tanggung jawab seorang

pemimpin.2

Namun secara terminologi strategi dipaparkan oleh beberapa ahli,

agar lebih jelasnya penulis coba mengambil beberapa definisi strategi dari

beberapa pakar. Di antaranya Onong Uchjana Effendi menjelaskan

1Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Management; Back to Basic Approach,

(Jakarta: PT. Gravindo Utama, 2004) Cet, ke-2, h. 5. 2Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep

pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas UI, 1999), h.10.

Page 25: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

15

Strategi pada dasarnya adalah perencanaan manajemen untuk mencapai

tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak

berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberikan arah saja melainkan

harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.3 Selanjutnya

Imam Mulyana menjelaskan bahwa strategi adalah ilmu seni

menggunakan kemampuan bersama sumber daya dan lingkungan secara

efektif yang terbaik.4 Dan terakhir menurut Kardiman, strategi adalah

penentuan tujuan utama yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu

perusahan atau organisasi serta pemilikan cara-cara bertindak dan

mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan

tersebut.5

Setelah melihat pemaparan beberapa ahli di atas yang menjabarkan

definisi tentang strategi, pada dasarnya peneliti mengambil kesimpulan

strategi hampir sama yakni sebuah cara atau taktik untuk meraih atau

mencapai tujuan yang hendak dicapai.

2. Tahapan-Tahapan Strategi

Fred R. David mengatakan bahwa dalam proses strategi ada

tahapan-tahapan yang harus ditempuh, yaitu:

a. Perumusan Strategi

Hal-hal yang termasuk dalam perumusan strategi adalah

pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal,

penetapan kekuatan dan kelemahan secara internal, menghasilkan

3Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik (Bandung: PT. Remaja

Rodakarya, 1992), cet 1, h, 32. 4Imam Mulyana, Mengupas konsep Strategi, Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja

Rodakarya, 1992), h, 32. 5A. M. Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen (Jakarta: Pronhalindo), h. 58.

Page 26: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

16

strategi alternatif, serta memilih strategi untuk dilaksanakan. Pada

tahap ini adalah proses merancang dan menyeleksi berbagai strategi

yang akhirnya menuntun pada pencapaian misi dan tujuan organisasi.

b. Implementasi Strategi

Disebut juga sebagai tindakan dalam strategi, karena

implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah strategi yang

dirumuskan menjadi suatu tindakan. Kegiatan yang termasuk dalam

implementasi strategi adalah pengembangan budaya dalam mendukung

strategi adalah pengembangan budaya dalam mendukung strategi,

menciptakan struktur yang efektif, mengubah arah, menyiapkan

anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang

masuk. Agar tercapai kesuksesan dalam implementasi strategi, maka

dibutuhkan adanya disiplin, motivasi dan kerja keras.

c. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah proses dimana manager

membandingkan antara hasil-hasil yang diperoleh dengan tingkat

pencapai tujuan. Tahap akhir dalam strategi adalah mengevaluasi

strategi yang telah dirumuskan.6

3. Faktor-Faktor Strategi

Sebuah strategi menurut S. P. Siagian haruslah efektif dan jelas,

karena ia mengarahkan organisasi pada tujuannya, untuk itu konsep suatu

strategi harus memperhatikan faktor-faktor strategi diantaranya:

6 Fred R. David, Management Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhallindo, 2002), h.5

Page 27: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

17

a. Lingkungan

Lingkungan tidak pernah berada pada kondisi yang sama dan

selalu berubah. Perubahan yang terjadi berpengaruh sangat luas kepada

sendi kehidupan manusia. Sebagai individu masyarakat, tidak hanya

cara berfikir tetapi juga tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan, dan

pandangan kehidupan.

b. Lingkungan Organisasi

Lingkungan organisasi yang meliputi segala sumber daya dan

kebijakan organisasi yang ada.

c. Kepemimpinan

S. P. Siagian memberikan definisi tentang kepemimpinan

yakni seorang pemimpin adalah orang tertinggi dalam mengambil

keputusan. Oleh karena itu, setiap pemimpin dalam menilai

perkembangan yang ada dalam lingkungan baik eskternal atau internal

berbeda.7

4. Tujuan dan Manfaat Strategi

Tujuan dan manfaat dari sebuah strategi menurut Khotler Philip adalah:

a. Mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sehingga dapat

digunakan untuk mengarahkan organisasi tersebut kearah yang baik.

Mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam organisasi sangatlah

penting. Karena informasi tersebut akan digunakan untuk membuat

sebuah formula sasaran, strateginya hingga program penunjang tujuan

yang akan dijalankan.

7S.P . Siagian, Manajemen Modern (Jakarta: Masagung, 1994), cet ke-2, h.9

Page 28: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

18

b. Mengetahui langkah strategis yang akan digunakan oleh organisasi

tersebut dalam merealisasikan tujuan yang diinginkan. Langkah

strategis yang telah disusun akan digunakan untuk mempermudah dan

mempercepat proses terwujudnya tujuan-tujuan yang diinginkan

organisasi. Oleh karena itu, tujuan dengan formulasi strategi harus

berhubungan agar sinergitas yang dijalin juga membantu proses

percepatan tersebut.

c. Memprediksi keadaan yang akan terjadi pada organisasi di waktu yang

akan datang, setelah persaingan dengan organisasi lain dimulai.

Prediksi dalam sebuah organisasi sangat penting dilakukan untuk

diadikan bahan persiapan terhadap setiap hal-hal yang terjadi pada

masa yang akan datang. Selain itu, prediksi juga akan dijadikan sebuah

sandaran dalam mengambil keputusan dalam organisasi.

d. Mengetahui hambatan-hambatan yang kemungkinan akan dilalui oleh

organisasi dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. Hambatan

merupakan sebuah kerikil tajam yang dapat menghambat laju

perkembangan dari sebuah organisasi. Apabila ia tidak dibersihkan ia

akan menjadi tembok besar dalam merealisasikan tujuan-tujuan yang

diinginkan oleh para pendiri dari organisasi tersebut. Jadi untuk

memperlancar proses realisasi tujuan, maka hambatan harus dengan

dihilangkan dari organisasi beraktifitas.8

Itulah beberapa tujuan yang bisa didapat ketika sebuah organisasi

memiliki sebuah strategi dalam mengaplikasikan tujuan mereka. Apalagi

8Khotler Philip, Manajemen Pemasaran, New Jersey, Indeks kelompok Gramedia, 2005

Page 29: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

19

strategi tidak dimiliki oleh sebuah organisasi, maka eksistensi organisasi

tersebut akan terancam oleh yang lain. Karena persaingan akan terus

berjalan.

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dakwah secara perspektif etimologi atau asal kata (bahasa) berasal

dari bahasa Arab al-Munawir yang berarti doa, panggilan, undangan,

permintaan, ajakan atau seruan.9 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) adalah Penyiaran atau propaganda, penyiaran agama

dan pengembangannya dikalangan masyarakat, seruan untuk memeluk,

mempelajari dan mengamalkan ajaran agama.10

Sedangkan ditinjau dari segi terminologi, definisi tentang dakwah

yang dikemukakan oleh para cendekiawan Muslim antara lain adalah dari

Ali Mahfud dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin mengatakan dakwah

adalah mendorong manusia untuk berbuat kebijakan dan mengikuti

petunjuk agama,yaitu menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah

mereka dari perbuatan kemungkaran agar memperoleh kebahagiaan dunia

dan akhirat.11

Selanjutnya oleh Muhammad Khidir Husain dalam bukunya

al-Dakwah Ila al-Islah mengatakan dakwah adalah upaya memotivasi

orang agar berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan

amar ma’ruf nahi munkar dengan tujuan medapatkan kesuksesan dan

9A. W. Munawir, Kamus al-Munawir Arab-Indonesia Lengkap, (Jakarta: Pustaka

Progresif, 1997), Cet Ke-14, edisi 2, h. 407. 10Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :

Balai Pustaka, 1997), Cet. Ke-14, edisi 2, h. 407 11Ali Mahfud, Hidayah Al-Mursyidin ila Thuruq al-Wa’ziwa al-Khitabah, (Beirut: Darul

Ma’arif, tt,). hlm.17

Page 30: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

20

bahagia dunia dan akhirat.12

Kemudian dalam buku yang berjudul ad

Dakwah al Islamiyah, M. Munir dan Wahyu Ilahi mengatakan bahwa,

ilmu dakwah adalah ilmu yang dipakai untuk mengetahui berbagai seni

menyampaikan isi kandungan ajaran islam, baik itu akidah, syari’at,

maupun akhlak.13

Dan Quraish Shihab mendefinisikan sebagai seruan atau

ajakan kepada keinsafan, atau mengubah situasi yang tidak baik menjadi

situasi yang lebih baik dan sempurna baik dan sempurna baik terhadap diri

pribadi maupun masyarakat.14

Asmuni Syukir juga mendefinisikan

beberapa pengertian Dakwah, yaitu:

a. Dakwah adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang bersifat

menyeru atau mengajak kepada orang lain untuk

mengamalkan ajaran Islam.

b. Dakwah adalah suatu proses penyampaian ajaran Islam

yang dilakukan secara sadar dan sengaja.

c. Dakwah adalah suatu aktivitas yang pelaksananya dapat

dilakukan dengan berbagai cara atau metode.

Yang mana usaha-usaha tersebut dilakukan tidak lain adalah

dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yakni hidup bahagia di dunia dan

akhirat.15

Betapapun definisi-definisi diatas terlihat dengan redaksi yang

berbeda, namun peneliti dapat menyimpulkan bahwa esensi dakwah

12M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2006).

hlm. 19 13M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2006).

hlm. 20 14Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), hlm. 194. 15Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hlm

21

Page 31: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

21

merupakan aktivitas dan upaya untuk mengubah manusia, baik individu

maupun masyarakat dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih

baik.

2. Unsur-unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah menurut M. Munir dan Wahyu Ilahi adalah:

a. Subjek Dakwah (Da’i)

Subjek dakwah adalah pelaku dakwah (Da’i atau mubaligh).16

Subjek dakwah ialah orang yang melakukan dakwah, yaitu orang yang

berusaha mengubah situasi kepada situasi yang sesuai dengan

ketentuan-ketentuan Allah SWT, baik secara individu maupun

berbentuk kelompok (organisasi), sekaligus sebagai pemberi informasi

dan pembawa misi.

Kata da’i ini secara umum sering disebut dengan sebutan

mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam) namun sebenarnya

sebutan ini konotasinya sangat sempit karena masyarakat umum

cenderung mengartikan sebagai orang yang menyapaikan ajaran Islam

melalui lisan seperti penceramah agama, khatib (orang yang

bekhutbah) dan sebagainya.

Sehubung dengan hal tersebut terdapat pengertian para pakar

dalam bidang dakwah, yaitu dari Hasjmy menjelaskan tentang juru

dakwah adalah para penasihat para pemimpin dan pemberi peringatan,

yang memberi nasihat dengan baik, yang mengarang dan berkhutbah,

yang memusatkan kegiatan jika raganya dalam wa’ad dan wa’id (berita

16Masdar Helmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan, (Semarang: CV Toha Putra, tt),

hlm. 47

Page 32: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

22

pahala dan berita siksa) dan dalam membicarakan tentang kampung

akhirat untuk melepaskan orang-orang yang karam dalam gelombang

duniawi.17

Dan M. Natsir menjelaskan bahwa pembawa dakwah

merupakan orang yang memperingatkan atau memanggil supaya

memilih, yaitu memilih jalan yang membawa pada keuntungan.18

Dalam kegiatan dakwah peranan da’i sangatlah esensial, sebab

tanpa da’i ajaran Islam hanyalah ideologi yang tidak berwujud dalam

kehidupan masyarakat.

Sungguhpun demikian, sudah barang tentu tidak mudah

berdakwah dengan baik dan sempurna karena pengetahuan dan

kesanggupan setiap orang berbeda-beda pula. Namun bagaimanapun,

mereka wajib berdakwah menurut ukuran kesanggupan dan

pengetahuan yang dimilikinya.

Sejalan dengan keterangan tersebut yang berperan sebagai

muballigh dalam berdakwah dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Secara umum; adalah setiap muslim atau muslimat yang

mukallaf dimana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan

suatu yang melekat tidak terpisahkan dari missionnya sebagai

penganut Islah.

2. Secara khusus; adalah mereka yang mengambil keahlian

khusus (mutakhassis) dalam bidang agama Islam yang dikenal

dengan ulama.19

17A. Hasjmy, Dutur Dakwah Menurut Al-Qur’an, (Jakarta, Bulan Bintang 1994) hlm 16. 18M. Natsir, Dakwah dan Pemikirannya, (Jakarta, Gema Insani 1999)hlm. 119. 19H. Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama 1997), cet ke-2,

hlm 41-42

Page 33: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

23

Anwar Masy’ari dalam bukunya Butir-Butir Problematika

Dawah Islamiyah menyatakan syarat-syarat seorang da’i harus

memiliki keadaan khusus yang merupakan syarat baginya agar dapat

mencapai sasaran dan tujuan dakwah dengan sebaik-baiknya. Syarat-

syarat seorang Da’i menurut Anwar Masy’ari dalam bukunya Butir-

Butir Problematika Dawah Islamiyah itu ialah:

Pertama, mempunyai pengetahuan agama secara mendalam,

berkemampuan untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan

keterangan yang memuaskan.

Syarat kedua yaitu tampak pada diri da’i keinginan/kegemaran

untuk melaksanakan tugas-tugas dakwah dan penyuluhan semata-mata

untuk mendapatkan keridhaan Allah dan demi memperjuangkan di

jalan yang diridhainya.

Syarat ketiga, harus mempelajari bahasa penduduk dari suatu

negeri kepada siapa dakwah itu akan dilancarkan. Sebabnya dakwah

baru akan berhasil bilamana da’i memahami dan menguasai prinsip-

prinsip ajaran Islam dan punya kemampuan untuk menyampaikan

dengan bahasa lain yang diperlukan sesuai dengan kemampuannya

tadi.

Harus mempelajari jiwa penduduk dan alam lingkungan

mereka, agar kita dapat menggunakan susunan dan gaya bahasa yang

dipahami oleh mereka, dan dengan cara-cara yang berkenan di hati

para pendengar. Sudahlah jelas bahwa setiap sikon ada kata-kata dan

ucapan sesuai untuk diucapkan; sebagaimana untuk setiap kata-kata

dan ucapan ada pula sikonnya yang pantas untuk tempat

menggunakannya.

Syarat keempat, harus memiliki perilaku, tindak tanduk dan

perbuatan sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan suri-teladan bagi

orang-orang lain.20

Hamka berpandangan tentang standar seorang da’i dalam

delapan kriteria sebagai berikut:

a. Hendaklah seorang da’i melihat dirinya sendiri apakah niatnya

sudah bulat dalam berdakwah. Kalau kepentingan dakwahnya

adalah untuk kepentingan diri sendiri, popularitas, untuk

20Anwar Masy’ari, Butir-Butir Problematika Dawah Islamiyah, (Surabaya: Bina Ilmu

1993)

Page 34: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

24

kemegahan dan pujian orang, ketahuilah bahwa pekerjannya

itu akan berhenti ditengah jalan. Karena sudah pasti bahwa di

samping orang yang menyukai akan banyak pula yang tidak

menyenangi.

b. Seorang da’i mengerti benar soal yang akan diucapkannya.

c. Seorang da’i harus mempunyai kepribadian yang kuat dan

teguh,tidak mudah terpengaruh oleh pandangan orang banyak

ketika memuji,dan tidak tergoncang, ketika orang-orang

melotot karena tidak senang. Jangan ada cacat pada perangai,

meskipun ada cacat jasmani.

d. Pribadinya menarik, lembut tetapi bukan lemah, tawadhu tetapi

bukan rendah diri, pemaaf tetapi disegani.

e. Seorang da’i harus mengerti pokok pegangan kita ialah Al-

Qur’an dan As Sunnah, di samping itu pun harus mengerti

ilmu jiwa (Ilmu Nafs), dan mengerti adat-istiadat orang yang

hendak didakwahi.

f. Jangan membawa sikap pertentangan, jauhkan dari sesuatu

yang membawa perdebatan, sebab hal itu akan membuka

masalah khalafiyah.

g. Haruslah diinsyafi bahwa contoh teladan dalam sikap hidup,

jauh lebih berkesan kepada jiwa umat dari pada ucapan yang

keluar dari mulut.

Page 35: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

25

h. Hendaklah seorang da’i itu menjaga jangan sampai ada sifat

kekurangan yang akan mengurangi gengsinya dihadapan

pengikutnya.21

b. Objek Dakwah (Mad’u)

Objek dakwah adalah setiap orang atau sekelompok orang yang

dituju atau menjadi sasaran suatu kegiatan dakwah. Berdasarkan

pengertian tersebut maka setiap manusia tanpa membedakan jenis

kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, warna kulit, dan lain sebagainya

adalah sebagai objek dakwah.22

Objek dakwah adalah manusia yang

menjadi audiens yang akan diajak ke dalam Islam secara khaffah..23

Mereka adalah orang-orang yang telah memiliki atau setidak-tidaknya

telah tersentuh oleh kebudayaan aslo atau kebudayaan selain Islam.

Karena itu, objek dakwah senantiasa berubah karena perubahan aspek

sosial kultural, sehingga objek dakwah ini akan senantiasa mendapat

perhatian dan tanggapan khusus bagi pelaksanaan dakwah.

Berdasarkan keterangan tersebut dapat juga dikatakan bahwa unsur

dakwah yang kedua adalah mad’, yaitu manusia yang menjadi sasaran

dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun

sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak;

atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Sesuai dengan

firman Allah QS. Saba’ 28:

21 M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikasi, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-

1 h. 21 22A. Karim Zaidan, Asas al-Dakwah, diterjemahkan. M. Asywadie Syukur dengan judul

Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 1979), hlm. 68 23Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: pustaka pelajar off, 2000),

hlm. 32

Page 36: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

26

Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia

seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi

peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.

c. Materi Dakwah (Maddah)

Materi dakwah adalah isi pesan yang disampaikan oleh Da’i

kepada mad’u, yakni ajaran agama Islam sebagaimana tersebut di

dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist. Yang mana ajaran agama Islam

adalah diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok yaitu: Masalah

akidah (keimanan), masalah syari’ah, masalah akhlak dan masalah

mu’amalah.24

d. Metode Dakwah (Thariqah)

Metode dakwah adalah cara-cara menyampaikan pesan pada

objek dakwah, baik itu individu, kelompok ataupun masyarakat agar

pesan-pesan tersebut mudah diterima, diyakini dan diamalkan.25

Dalam

menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting

peranannya, karena suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan

lewat metode yang tidak benar, maka pesan itu bisa saja ditolak oleh si

penerima pesan. Ketika membahas tentang metode dakwah, maka pada

umumnya merujuk pada surat an-Nahl ayat 125:

24M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2006).

Hlmhlm 24-31 25Salahudin Sanusi, Pembahasan Sekitar Prinsip-Prinsip Dakwah Islam, (Semarang:

Ramadhoni, 1964), hlm. 111

Page 37: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

27

Artinya : “Serualah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapatkan petunjuk ”.

e. Media Dakwah (Wasilah)

Media dakwah dalam arti sempit adalah alat dakwah. Alat

dakwah berarti media dakwah yang memiliki peranan atau kedudukan

sebagai penunjang tercapainya tujuan. 26

media dakwah yang dimaksud

adalah sarana untuk merealisasikan materi dakwah terhadap mad’u.

Hamzah Ya’qub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam yaitu:

Lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, akhlak.27 Media merupakan salah

satu syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh seorang da’i saat

berdakwah. Karena pemilihan media memiliki peranan penting dalam

menentukan bagaimana aktifitas dakwah yang dilakukan seseorang

da’i. Media dakwah dapat memudahkan para juru dakwah untuk

menyampaikan pesan pada khalayak atau komunikannya dengan cepat

dan pesan yang disampaikan dapat tersebar dengan luas.28

26Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983),hlm.

164 27M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2006).

hlm. 32 28M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikasi, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-1

h. 12

Page 38: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

28

f. Efek Dakwah (atsar)29

Dalam setiap aktivitas dakwah pasti akan menimbulkan efek

atau reaksi. Artinya jika dakwah telah dilakukan oleh seorang dai

dengan materi dakwah, Wasilah dan Thariqah tertentu maka akan

timbul respon dan efek pada si Mad’u.

Efek dakwah sering disebut dengan Feedback atau umpan balik

dari proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi

perhatian para da’i. Kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah

berdakwah, maka selesailah dakwah,. Padahal, atsar sangat besar

artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya.

Hubungan Antar Unsur-Unsur Dakwah supaya proses dakwah berjalan

dengan sempurna maka seorang dai harus menggunakan metode,

materi serta Media yang tepat.

Seorang Dai harus mempunyai Materi yang sesuai dengan

situasi dan kondisi mad’u, yang mana dalam Penyampaian materi, si

Dai hendaklah menggunakan metode-metode pokok bagi seorang Dai.

Setelah proses penentuan materi serta metode-metodenya

terlaksana maka seorang Dai bisa melaksanakan dakwahnya melalui

media, baik itu media lisan tulisan dan sebagainya. Apabila seorang dai

telah melakukan tahapan-tahapan di atas maka yang terakhir adalah

Proses Evaluasi terhadap dakwah yang di sampaikannya, bagaimana

respon ataupun Feedback dari madu.

29M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2006).

Ed.1. Cet. 2. Hlm 33

Page 39: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

29

Evaluasi dan koreksi terhadap efek dakwah harus dilaksanakan

secara radikal dan komprehensif, artinya tidak secara parsial atau

setengah-setengah. Seluruh kompenen sistem (unsur-unsur) dakwah

harus di evaluasi secara keseluruhan. Para dai harus mempunyai jiwa

terbuka untuk melakukan pembaharuan dan perubahan. Jika proses

evaluasi telah menghasilkan beberapa keputusan, maka segera diikuti

dengan tindakan korektif (corrective action). Dan jika proses ini telah

dapat terlaksana dengan baik, maka terciptalah mekanisme perjuangan

dalam bidang dakwah, dan inilah yang di sebutkan dalam agama

dengan sebutan ikhtiar insani .

Jadi, dalam proses penyampaian ajaran agama islam maka si

Dai harus sangat memperhatikan unsur-unsur dakwah guna

mewujudkan efektifitas dalam penyampaian supaya si madu bisa

menerima dan mengaplikasikan ajaran-ajaran agama yang telah di

sampaikan oleh si Dai tersebut dalam kehidupannya.

C. Strategi Dakwah

Setelah membahas pengertian strategi dan dakwah. Maka langkah

selanjutnya yang perlu dibahas adalah strategi dakwah, yaitu penggabungan

dari strategi dan dakwah.

1. Pengertian Strategi Dakwah

Strategi dakwah sangat erat kaitannya dengan manajemen. Karena

orietasi kedua term atau istilah tersebut sama-sama mengarah pada sebuah

keberhasilan planning yang sudah ditetapkan oleh individu maupun

organisasi. Pengertian manajemen strategi adalah suatu proses kegiatan

Page 40: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

30

manajerial yang berdasar dan menyeluruh dala mendayagunakan sumber

daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan visi dan

misi yag telah ditentukan.

Sedangkan pengertian dakwah sebagaimana djelaskan terdahulu

secara singkat adalah upaya yang dilakukan individu maupun kelompok

(kolektif, lembaga, organisasi). Dalam meealisasikan ajaran Islam di

tengah-tengah manusia melalui metode-metode tertentu dengan tujuan

agar terciptanya kepribadian dan masyarakat yang menerapkan ajaran

Islam secara utuh (kaffah)dalam mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia

dan akhirat.

Oleh karena itu, dakwah sebagai proses kegiatan yang universal

dan tidak hanya sekedar bentuk ritual keagamaan, tetapi meliputi segala

aktifitas hidup manusia, bahkan dakwah juga dituntut untuk menjadi

problem solving bagi persolan-persoalan yang bekembang dimasyarakat,

juga mengadopsi istiah manajemen dan stratgi untuk menjelaskan

rangkaian kegiatan akwa yang dapat membantu pencapaian tujuan dakwah

itu sendiri.

Pengertian Strategi dakwah menurut Asmuni adalah metode siasat,

taktik atau manuver yang dipergunakan dalam aktivitas dakwah.30

Menurut Abu Zahra mengatakan bahwa strategi dakwah islam adalah

perencanaan, penyerahan kegiatan dan operasi dakwah Islam yang dibuat

30Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.

51.

Page 41: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

31

secara rasional untuk mencapai tujuan-tujuan Islam yang meliputi seluruh

dimensi kemanusiaan.31

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

strategi dakwah adalah cara, siasat, taktik untuk melakukan suatu rencana

yang telah disesuaikan dengan sasaran secara cermat guna mencapai

tujuan dakwah.

2. Asas-asas Strategi Dakwah

Menurut Asmuni Syukir strategi yang digunakan dalam usaha

dakwah harus memperhatikan beberapa asas strategi dakwah, antara lain:

1. Asas Filosofis, yaitu asas yang membicarakan tentang hal-hal

yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai

dalam proses atau dalam aktifitas dakwah;

2. Asas Psikologis, yaitu asas yang membahas tentang masalah yang

erat hubungannya dengan kejiwaan manusia. Seorang da’i adalah

manusia, begitu juga sasaran dakwahnya yang memiliki karakter

kejiwaan yang unik, yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.

Apalagi masalah agama, yang merupakan masalah ideologi atau

kepercayaan (ruhaniah)yaitu input dari masalah-masalah

psikologis sebagai asas (dasar) dakwahnya.

Secara psikologis segala macam ajakan atau seruan kebaikan,

sebelum disampaikan kepada orang lain, sebaiknya dipraktikan

sendiri terlebih dahulu, apa yang akan diserukan atau disampaiakn

31Acep Aripudin & Syukriadi Sambas, Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Antar

Budaya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-1, h. 138

Page 42: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

32

kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT QS.

Al-Baqarah, ayat: 8-9 yang berbunyi:

Artinya:

“Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada

Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan

orang-orang yang beriman. Hari kemudian ialah: mulai dari waktu

mahluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai waktu yang tak ada

batasnya”.

“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman,

padahal mereka Hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak

sadar”.

3. Asas Sosiologis, yaitu asas yang membahas masalah-masalah yang

berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah, misalnya

politik masyarakat setempat, mayoritas agama di daerah setempat,

filosofi sasaran dakwah, sosio-kultur dan lain sebagainya, yang

sepenuhnya diarahkan pada persaudaraan yang kokoh, sehingga

tidak ada sekat diantara elemen dakwah, baik kepada objek

(mad’u) maupun kepada sesama subjek (pelaku dakwah). Dalam

mencoba memahami keberagamaan masyarakat, antara konsepsi

psikologi, sosiologi dan religiusitas hendaknya tidak dipisahkan

secara ketat, sebab jika terjadi akan menghasilkan kesimpulan

yang fatal32

;

32Muhammad Husain Fatahullah, Metodologi Dakwah dalam Al-Qur’an (Cet. I; Jakarta:

Lentera, 1997),h. 4-42.

Page 43: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

33

4. Asas Kemampuan dan Keahlian (achievement and profesional),

yaitu azas yang lebih menekankan pada kemampuan dan

profesionalisme subjek dakwah dalam menjalankan misinya. Latar

belakang subjek dakwah akan dijadikan ukuran kepercayaan

mad’u;

5. Asas Efektifitas dan Efisiensi, yaitu asas yang menekankan usaha

melaksanakan kegiatan dengan semaksimal mungkin sesuai

dengan planning yang telah ditetapkan sebelumnya. Di dalam

aktifitas dakwah harus menyeimbangkan antara biaya dan waktu

dengan tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya,

bahkan kalau biaya, waktu dan tenaga yang sedikit dapat

memperoleh hasil yang semaksimal mungkin. Dengan kata lain

ekonomis biaya, tenaga dan waktu tetapi dapat mencapai hasil

yang maksimal atau setidak-tidaknya seimbang antara keduanya.

Melihat asas-asas strategi dakwah yang begitu luas dan saling

terkait antara satu dengan yang lainnya, maka sebagai pelaku dakwah

harus dapat menyikapi hal tersebut dengan memperkaya keilmuan dan

pengetahuan yang berkenaan dengan asas-asas tersebut.

Seluruh asas yang dijelaskan di atas termuat dalam metode

dakwah yang harus dipahami oleh pelaku dakwah. Dimana Istilah

metode atau methodos (Yunani) diartikan sebagai rangkaian,

Page 44: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

34

sistematisasi dan rujukan tata cara yang sudah dibina berdasarkan

rencana yang matang, pasti dan logis.33

3. Prinsip-prinsip Strategi Dakwah

Prinsip-prinsip strategi dakwah menurut Dr. Marwah Daud

Ibrahim yang dikutip oleh Abdul Jalil, menyebutkan lima prinsip dasar

yang harus diperhatikan dalam strategi dakwah, yaitu:34

1. Prinsip sinerji; setiap da’i haruslah mempertimbangkan bahwa apa

yang ia lakukan hanya dapat lebih bermakna bila terintegrasi

dengan yang lain.

2. Prinsip akumulasi; setiap yang ingin kita sampaikan perlu dilihat

sebagai suatu proses akumulatif kebenaran-kebenaran relatif.

3. Prinsip konvergensi; walaupun kita berangkat dari tempat yang

berbeda dalam memakai jalan beragam pada dasarnya kita menuju

titik sentripental sempurna, yaitu tauhid.

4. Prinsip totalitas; bahwa dakwah perlu dipersepsikan sebagai multi

dimensi dan semua dimensi yang harus disentuh.

5. Prinsip inklusif; kita harus melihat siapa saja sebagai bagian dari

kita. Dengan kata lain da’i dipersepsikan sebagai mediator yang

efektif menyatukan potensi-potensi umat yang selama ini

berserakan.

33H. Asep Muhiddin, Metode Pengembangan Dakwah (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia,

2002), h. 78. Dikutip dari Nurcholish Madjid, Cendekiawan dan Religiusitas Masyarakat, (Jakarta:

Paramadina, 1999), h. 100. 34Abdul Jalil, “Mekanisme Dakwah dari Proses Penyadaran Menuju Implementasi

Pelembagaan dan Pengelolaan,” Jurnal Dakwah, Vol. 2, No. 1, 2000. h. 30.

Page 45: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

35

D. Aktivitas Keagamaan

1. Pengertian Aktivitas Keagamaan

Aktivitas keagamaan terdiri dari dua kata atau istilah yaitu aktivitas

dan “keagamaan”, istilah aktivitas berasal dari bahasa Inggris activity yang

berarti aktivitas, kegiatan, kesibukan.35

Sedangkan kata keagamaan berasal dari kata dasar agama

yangmendapat awalan ke- dan akhiran-an. Agama itu sendiri mempunyai

arti kepercayaan kepada Tuhan, ajaran kebaikan yang bertalian dengan

kepercayaan.36

Pengertian agama sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang

artinya tidak kacau. Agama diambil dari dua akar suku kata, yaitu yang

berarti tidak, dan agama yang berarti kacau.37 Jadi kalau ditelusuri dari

makna-makna artinya, maka didapati arti dari agama yang sesungguhnya

yaitu aturan atau tatanan untuk mencegah kekacauan dalam kehidupan

manusia.38

Jadi kata aktifitas keagamaan mempunyai arti segala aktifitas

dalam kehidupan yang didasarkan pada nilai-nilai agama, yang diyakini

agar tidak terjadi kekacauan di dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian agama bila ditinjau secara deskriptif sebagaimana yang

telah diungkapkan oleh George Galloway, adalah sebagai keyakinan

manusia terhadap kekuatan yang melampaui dirinya, kemana ia mencari

35John Echols dan Hasan Sadeli, Kamus Inggris Indonesia, Gramedia, Cet, X, Jakarta,

1981, hlm. 10 36Dewi S. Baharta, Kamus Bahasa Indonesia, Bintang Terang, Surabaya, 1995, hlm. 4 37Dr. H. Dadang Kahmad. M. Si., Sosiologi Agama, PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung,2002, hlm. 13 38Prof. Dr. Harun Nasution, Islam; Ditinjau dari Berbagai Aspek, Penerbit UI,

Jakarta,1979, hlm. 9

Page 46: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

36

pemuas kebutuhan emosional dan mendapat ketergantungan hidup yang

diekspresikan dalam bentuk penyembahan dan pengabdian.39

Dari pengertian di atas yang diungkapkan oleh George Galloway

dapat dijelaskan bahwa agama merupakan keyakinan yang diakui oleh

seluruh manusia dengan mempercayai akan adanya sesuatu kekuatan yang

lebih besar dari manusia, yakni kekuatan yang Maha Besar yang

menjadikan manusia bergantung kepada-Nya dan menjadikan manusia

menyembah.

Pada dasarnya agama itu lahir dan timbul dalam jiwa manusia,

karena adanya perasaan takut dan karena merupakan kebutuhan rohani

yang tidak bisa diabaikan keberadaannya, karena hal tersebut dapat

menimbulkan adanya perasaan yang menjadi pendorong utama timbulnya

rasa keberagamaan.

Menurut Hendropuspito, agama adalah suatu jenis sistem sosial

yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan

kekuatan non-empiris yang dipercayainya dan didayagunakan

untukmencapai keselamatan bagi mereka dan masyarakat umumnya.40

Dalam Kamus Sosiologi, pengertian agama ada tiga macam, yaitu

kepercayaan pada hal-hal yang spiritual, perangkat kepercayaan dan

praktek-praktek spiritual yang dianggap sebagai tujuan tersendiri, serta

ideologi mengenai hal-hal yang bersifat supranatural.41

Sementara itu,

Thomas F.O’Dea mengatakan bahwa agama adalah pendayagunaan

39Ahmad Norman P.(ed)., Metodologi Studi Agama, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,

2000,hlm. 9 40D. Hendropuspito, O.C. Sosiologi Agama, Kanisius, Yogyakarta, 1998, hlm. 34 41Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993,hlm.

430

Page 47: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

37

sarana-sarana supraempiris untuk maksud-maksud non-empiris atau supra-

empiris.42

Agama sebagai refleksi atas cara beragama tidak hanya terbatas

pada kepercayaan, akan tetapi merefleksikan dalam perwujudan

perwujudan tindakan kolektivitas umat (aktivitas keagamaan). Aktifitas

keagamaan suatu umat beragama bukan hanya pada tataran relasi dengan

Tuhan, namun juga meliputi relasi dengan sesama makhluk.

Aktifitas keagamaan merupakan bagian dari dimensi ritual suatu

agama, dan pada dasarnya aktivitas keagamaan itu timbul dari cara

manusia mengejewantahkan keberagamaannya.

Pengajian merupakan salah satu kegiatan dari aktifitas keagamaan.

pengajian yaitu meneliti atau mempelajari tentang ilmu-ilmu agama Islam

yang maksudnya adalah membimbing sesering mungkin terhadap umat

manusia yang sudah memeluk agama Islam pada khususnya, agar

keberagaman semakin meningkat dan menanamkan norma-norma agama

melalu media tertentu.43

Pengajian yang kita ketahui sebagai sistem

tradisional, telah menyumbangkan hasil yang tidak bisa dianggap sepele di

Indonesia, seperti aktifitas yang dilakukan oleh sejumlah Walisongo.

Karena pada dasarnya sistem yang diterapkan dalam pengajian tidak

saklek pada satu model saja. Akan tetapi guna tercapainya sebuah dakwah,

maka disesuaikan dengan kondisi sosial yang ada pada waktu itu.

42Thomas F. O’Dea, Sosiologi Agama : Suatu Pengantar Awal, CV. Rajawali, Jakarta,

1996, hlm. 13 43Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1994, hl.

431.

Page 48: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

38

Tujuan mengkaji suatu ilmu adalah mendapatkan suatu ilmu yang

benar. Esensi dari ilmu itu akan ada bila dirinya ada iman dan amal saleh,

sehingga terwujudnya suatu kehidupan yang bahagia dan sejahtera dunia

dan akhirat dalam ridha Allah SWT.

Berpijak pada hal di atas, maka pengajian juga disebut dakwah,

bukan sekedar tabligh tetapi merupakan salah satu bentuk usaha untuk

mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.

2. Bentuk-bentuk Aktivitas Keagamaan

Bentuk-bentuk aktivitas keagamaan yang dimaksud dalam

pembahasan disini adalah pada tataran implementasi atau praktek yang

dilakukan dan nilai-nilai yang terkandung dari setiap praktek dari bentuk-

bentuk aktivitas keagamaan itu adalah diterapkandalam tingkah laku

sehari-hari. Untuk kalangan umat seagama maupun antar umat beragama.

Secara etimologi, praktek keagamaan berasal dari bahasa

Indonesia, praktek dan agama. Yang dimaksud dengan praktek

adalahpelaksanaan secara nyata apa yang disebut dengan teori.44

Sedangkan yang dimaksud dengan agama adalah sistem kepercayaan

kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang

bertalian dengan kepercayaan itu.

Sedangkan pengertian praktek keagamaan secara terminologi

adalah pelaksanaan secara nyata apa yang terdapat dalam sistem

kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban

kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Menurut Dr. Nico

44Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2001, hlm. 785

Page 49: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

39

Syukur Dister, Ofm, praktek kegamaan adalahpelaksanaan secara nyata

apa yang terdapat dalam sistem kepercayaankepada Tuhan karena motif

tertentu.45

Sedangkan menurut Dr. Quraish Shihab, yang dimaksud dengan

praktek keagamaan adalah pelaksanaan secara nyata apa yang terdapat

dalam sistem kepercayaan kepada Tuhan karena kebutuhan.46

Demikian

pula pengertian praktek keagamaan menurut Drs. Amsal Bachtiar, MA,

adalah pelaksanaan secara nyata apa yang terdapat dalam sistem

kepercayaan kepada Tuhan juga karena kebutuhan.47

Bentuk-bentuk aktivitas keagamaan tidak akan lepas dari adanya

partisipasi atau peran serta. Partisipasi adalah ikut sertanya satu kesatuan

untuk mengambil bagian dalam aktivitas yang dilaksanakannya oleh

susunan kesatuan yang lebih besar.48

Partisipasi mempunyai hubungan dengan kebutuhan pokok yaitu

partisipasi dalam pembangunan lembaga lembaga keagamaan dan bukan

keagamaan, misalnya tempat-tempat ibadah, sekolah-sekolah agama, dan

sekolah-sekolah umum, dan lain-lain. Selain itu, partisipasi juga

mempunyai hubungan dengan kebutuhan pokok misalnya pembangunan

sarana dan prasarana baik yang berhubungan dengan fisik dan non fisik,

memperbaiki jalan, dan lain-lain.

Dalam bidang kegiatan non fisik, adalah secara individu sebagai

bagian dari umat beragama adalah berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan

45Dr. Nico Syukur Dister, Ofm., Pengalaman dan Motivasi Beragama : Pengantar

Psiokologi Agama, Kanisius, Yogyakarta, 1988, hlm. 71 46Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, Mizan, Bandung, 1994, hlm. 21 47Drs. Amsal Bahtiar, MA., Filsafat Agama, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1997, hlm. 250 48Encyclopaedia of Social Sciences, vol 12, hlm. 8-12

Page 50: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

40

keagamaan yang dilakukan dalam tempat ibadah, yang terdiri dari

kebaktian atau misa mingguan, memperingati hari-hari besar keagamaan,

ceramah-ceramah yang berisikan persoalan yang berhubungan dengan

agama dan ibadah, dan lain-lain.

Pada hakikat nya antara partisipasi dan aktivitas tidak dapat

dipisahkan antara keduanya, karena dalam pengertian partisipasi

terkandung pula di dalamnya aktivitas atau kegiatan, dan dalam aktivitas

tercakup pula di dalamnya partisipasi jika seseorang terlibat dalam

kegiatan-kegiatan dan seseorang melakukan kegiatan (aktivitas) berarti ia

berpartisipasi aktif dalam kegiatan itu.

Sekalipun ada banyak bentuk-bentuk aktivitas keagamaan, namun

semua itu terangkum dalam dua kategori tersebut di atas. Bentuk-bentuk

aktivitas keagamaan bisa saja berbeda pada masing-masing agama, akan

tetapi tujuannya sama, disamping sebagai bentuk konsentrasi atas

keimanan terhadap agama atau kepercayaan yang diyakininya sekaligus

perwujudan dari eksistensi agama yang mereka anut.

Bentuk-bentuk aktivitas keagamaan sangat bergantung pada latar

belakang dan kepribadian nya. Hal ini membuat adanya perbedaan tekanan

penghayatan dari satu orang ke orang lain, dan membuat agama menjadi

bagian yang amat mendalam dari kepribadian atau privaci seseorang. Oleh

karena itu, agama senantiasa bersangkutan dengan kepekaan emosional.

Namun makna yang lebih global dan makro adalah implementasi atas

nilai-nilai ajaran dari masing-masing agama sebagai makhluk Tuhan yang

individual dan sosial.

Page 51: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

41

BAB III

PROFIL VIKING PERSIB CLUB

A. Latar Belakang Berdirinya Viking Persib Club1

1. Sejarah Kelahiran Viking Persib Club

Bermula saat sekelompok bobotoh fanatik Persib yang biasa

menghuni tribun selatan mencetuskan ide untuk menjawab totalitas sang

idola Persib Bandung di lapangan dengan sebuah totalitas dalam memberi

dukungan, maka setelah melalui beberapa kali pertemuan yang cukup alot

dan memakan waktu, akhirnya terbentuk sebuah kesepakatan bersama.

Tanggal 17 Juli 1993, disebuah rumah dibahu jalan Kancra no. 34,

diikrarkan sebuah kelompok suporter dengan nama Viking Persib Club.

Adapun pelopor dari pendiriannya antara lain; Ayi Beutik, Heru Joko,

Dodi Rokhdian, Hendra Bule, dan Aris Primat dengan dihadiri oleh

beberapa Pioner Viking Persib Club lainnya, yang hingga kini masih tetap

aktif dalam kepengurusan Viking Persib Club.

Nama Viking diambil dari nama sebuah suku bangsa yang

mendiami kawasan skandinavia di Eropa Utara. Suku bangsa tersebut

dikenal dengan sifat yang keras, berani, gigih, solid, patriotis, berjiwa

penakluk, pantang menyerah, serta senang menjelajah. Karakter dan

semangat itulah yang mendasari pengadopsian nama Viking kedalam

nama kelompok yang telah dibentuk.

1Wawancara dengan Heru Joko (Ketua Viking Persib Club), jalan Gurame no 2A ,

Bandung, 7 Agustus 2014

Page 52: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

42

Organisasi ini mewadahi para suporter Persib supaya terus

memberikan dukungan total bagi kesebelasan Persib dan menerapkan

manajemen tersendiri termasuk mendata para anggota, serta menerapkan

fungsi kontrol dalam setiap menghadapi persoalan anggotanya.

Seiring dengan waktu dari mulai sedikit anggota, kini Viking sudah

mulai memiliki lebih dari 70 ribu anggota resmi yang tersebar di seluruh

kota dan kabupaten di Jawa Barat bahkan di hampir setiap propinsi di

Indonesia ada distrik Viking termasuk di Jakarta yang notabene

merupakan wilayah tempat bernaung seteru Viking yakni the Jakmania,

suporter Persija Jakarta.2

2. Visi dan Misi Viking Persib Club

Menjadi sebuah organisasi atau kelompok sosial yang menjaga

sportifitas dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi, baik di dalam stadion

atau diluar stadion serta menjadi leading organisasi atau kelompok sosial

yang mengedepankan tali persaudaraan dan menjunjung tinggi Bhineka

Tunggal Ika. Menjaga keamanan dan kenyamanan pada setiap

pertandingan yang diadakan, serta ikut berpartisipasi dalam segala bentuk

kegiatan sosial demi terciptanya ikatan sosial dengan kelompok lain yang

berlandaskan Bhineka Tunggal Ika.

3. Struktur Organisasi

Sebagai sebuah organisasi, Viking Persib Club memiliki susunan

organisasi resmi dimana kepengurusan tersebut akan berlangsung selama

para pengurus menginginkannya dalam arti ketika seseorang masih

2Irvan Beka, Yadi, Sejarah Lahirnya Viking Persib Fans Club, artikel diakses pada 15

Desember 2013 pukul 15.19 WIB dari http://bola.viva.co.id/news/read/322273-sejarah-lahirnya-

viking-persib-fans-club

Page 53: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

43

menginginkan dan atau diinginkan untuk menjabat posisi tertentu maka

jabatan itu akan tetap menjadi miliknya. Struktur organisasi Viking Persib

Club periode 1993-sekarang adalah sebagai berikut :

a. Ketua : Heru Joko

b. Sekretaris Umum : Yoedi Baduy

c. Panglima : Ayi Beutik

d. Administrasi : Yana Ewok & Ucok

e. Konfigurator : Yana Bool

f. Merchandise : Dadan Gareng

g. Ticketing : Rudi Boseng & Odoy

h. Koord. Lapangan : Hendra Bule & Ketua Distrik

i. Peralatan : Deni Jeck, Harip & Ferry

Page 54: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

44

KETUA

Heru Joko

PANGLIMA

SEKRETARIS

UMUM

Ayi Beutik

Yoedi Baduy

KONFIGURATOR ADMINISTRASI

Yana Bool

Yana Ewok & Ucok

TICKETING

MERCHANDISE

Rudi Boseng & Dadan Gareng

Odoy

KOORD.LAPANGAN

PERALATAN

Hendra Bule &

Deni Jeck, Harip &

Ferry

Ketua Distrik

Gambar 1: Struktur Organisasi Viking Persib Club

Page 55: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

45

4. Biodata Viking Persib Club

Biodata organisasi Viking Persib Club dapat dirangkum sebagai berikut :

Nama organisasi : Viking Persib Club

Berdiri : 17 Juli 1993

Sekretariat : Jl. Gurame No 2A, Bandung

Yel-yel : Persib Nu Aing

Semboyan : Bagimu Persib Jiwa Raga Kami

Jumlah distrik : 45 distrik di kota Bandung, 17 distrik di

luar kota Bandung dan 3 distrik di luar

negeri

Gambar 2: Logo Viking Persib Club3

Anggota Viking Persib Club semakin hari semakin bertambah

banyak dengan berbagai ragam pemikiran, sikap, latar belakang ekonomi,

sosial dan pendidikan, membutukan pengaturan dan pengkoordinasian

yang tepat. Keadaan ini menjadi alasan untuk dibentuknya distrik-distrik

yang mengatur organisasi secara mandiri dengan tetap menginduk kepada

3Sumber foto www.google.co.id/logo-Viking diakses pada tanggal 15 Juli 2014 pukul

15.31 wib

Page 56: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

46

organisasi pusat. Distrik didirikan berdasarkan wilayah komunitas anggota

Viking Persib Club. Untuk lingkungan sekolah atau kampus hanya

merupakan komunitas saja. Distrik-distrik ini diharapkan dapat

menjembatani komunikasi secara berkesinambungan dengan para anggota

yang tersebar di beberapa wilayah. Distrik resmi yang sudah tercatat,

sebagai berikut :

1. Wilayah Bandung terdiri dari : Pelita Cibangkong, Gg. Nata

Pasirluyu, Banjaran, Majalaya, Ciwidey, Cimahi, Bandung Timur,

Bandung Utara, Soreang, Batujajar, Antapani, Panghegar, Riung

Bandung, Baleendah, Bojongsoang, Sersan Bajuri, Bandung

Tengah, Bom Kill, Bandung Barat, Kebaktian, Cempaka, Nata

Endah, Independen, Jatinangor, Bonanza Rancaekek, PHC

Rancaekek, Cileunyi, Ciwastra, Geger Kalong, Sarijadi, Sukajadi,

Gedebage, Emong, Setiabudhi, Cihampelas, Lembang, Padalarang,

Cililin, Rajamandala, Cijerah, Cikalong, Cibolerang, Dago,

Pangalengan dan Margahayu Kencana.

2. Wilayah Luar Bandung terdiri dari : Jakarta, Tangerang, Bogor,

Bekasi, Depok, Cianjur, Garut, Tasik, Sumedang, Cirebon,

Kuningan, Indramayu, Bontang, Sukabumi, Medan, Subang, dan

Purwakarta.

3. Di Luar Negeri terdiri dari : Kyoto dan Nigata (Jepang), Bussan

(Korea Selatan) dan Napoli (Italia).

4. Distrik Viking diluar asal wilayah : Viking FrontLine

Page 57: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

47

a. Sejarah singkat Viking Fronline4

Viking Frontline terbentuk pada tanggal 15 Januari

2005. Viking FrontLine merupakan satu-satu nya distrik

yang bukan berasal dari suatu daerah dan bukan dari distrik

kampus melainkan dibentuk karena kebetulan dulu belum

ada yang namanya Viking kampus, jadi terbentuklah

gabungan anak-anak dari kampus Universitas Parahyangan

dan Universitas Maranatha yang selalu nonton Persib di

Stadion dan selalu bertemu di jajaran paling depan tribun

stadion setiap menyaksikan laga Persib Bandung menjadi

sebuah distrik yaitu distrik Viking Frontline. Ketua Distrik

Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar yang mencetuskan

nama Viking Frontline yang juga merupakan salah satu

pengurus inti Viking Persib Club. Nama Viking Frontline

dipilih karena Frontline dikenal dengan istilah “garis keras”

karena berada di jajaran terdepan dalam menonton Persib,

pasti selalu berhadapan langsung dengan aparat keamanan

di dalam Stadion. Jumlah anggota sampai sekarang 500

anggota resmi.

4Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar 13/09/14

pukul 18.30 wib

Page 58: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

48

Gambar 3: Logo Viking FrontLine5

Gambar 4: Akun resmi dari Viking Frontline di jejaring sosial Twitter

5Sumber foto dari foto profile akun twitter Viking FrontLine diakses pada tanggal 15 Juli

2014 pukul 15.31 wib

Page 59: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

49

Gambar 5: Aksi dari anggota Viking FrontLine di Stadion Si Jalak

Harupat Bandung6

5. Peta Lokasi Penelitian

Gambar 6: Lokasi Penelitian Jalan Gurame 2A Bandung

6Sumber foto dari foto profile akun twitter Viking FrontLine diakses pada tanggal 15 Juli

2014 pukul 15.31 wib

Page 60: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

50

Gambar 7: Lokasi Penelitian Jalan Gurame 2A Bandung

6. Aktivitas Suporter Viking

Sejak Viking didirikan, kegiatan rutinnya adalah nonton bareng

pertandingan Persib baik itu di Stadion maupun melalui siaran televisi.

Sedangkan fungsi Viking terhadap anggotanya adalah, sebagai agen

penjualan tiket pertandingan persib. Seiring dengan pertambahan anggota

Viking dari waktu kewaktu, maka mereka merasa perlu melakukan

aktivitas lain yang bermanfaat selain hanya menjadi suporter fanatik.

Adanya keinginan para anggota Viking untuk berkegiatan, tentu

saja perlu disalurkan demi keberlangsungan aktivitas komunitas tersebut.

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh para anggota Viking selain hanya

menjadi suporter fanatik adalah, menjadi agen ticketing pertandingan

persib, mendirikan fanshop merchandise Persib, bakti sosial jika terjadi

bencana alam didaerah, kompetisi futsal antar distrik manapun, aktifitas

keagamaan seperti santunan anak yatim, sahur on the road, buka puasa

dengan anak yatim, pengajian rutin, dan masih banyak lagi.

Page 61: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

51

Selain itu juga Viking mendirikan Viking Records, mendirikan

sekolah sepak bola England FC, mendirikan Viking Automotive Riders

(VAR), dan kegiatan-kegiatan positif lainnya.

Gambar 8: Kelompok Suporter Viking Di Stadion Si Jalak Harupat Bandung

7

7. Aktivitas Viking di Jejaring Sosial

Viking Persib Club mempunyai akun resmi dalam memberikan informasi

tentang aktivitas Viking dan aktivitas Persib Bandung di jejaring sosial

Facebook dan Twitter. Di jejaring media sosial Facebook, Viking

menggunakan nama Viking Persib dan di jejaring sosial Twitter

menggunakan nama @OfficialVPC.

Gambar 9: akun resmi Viking Persib Club di jejaring sosial Twitter

7www.simamaung.com/category/gallery/page/4 diakses pada tanggal 10 Mei 2014 pukul

17.10 wib

Page 62: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

52

BAB IV

ANALISIS DAN HASIL TEMUAN

A. Strategi Dakwah Pengurus Viking Dalam Aktivitas Keagamaan

Salah satu kelompok Suporter di Indonesia yaitu Viking Persib Club

dikutip dari portal media www.inilah.com mengadakan pengajian rutin setiap

hari jumat guna mendukung langkah persib baik didalam stadion maupun

melalui doa.1 Pengajian ini sebagai salah satu media atau wadah dakwah di

lingkup kelompok suporter Viking. Seperti yang saya kutip:

“yang melatarbelakangi dibentuknya pengajian rutin ini karena

diantara distrik-distrik Viking lainnya, Viking Frontline dikenal

dengan gila sama yang namanya minuman-minuman keras karena

setiap datang ke stadion itu banyak stok minuman kerasnya dan

anggota Viking yang ingin mencari mimunan keras tinggal mencari

anak-anak Viking Frontline. Nah berjalan beberapa tahun orang-orang

yang suka minum-minuman keras termasuk saya agak berubah sedikit

walau tidak 100 persen tapi sedikit ada pencerahan seperti ikut

pengajian ditempat lain dan tau bahwa minuman keras itu khamer

kenapa tidak kita sampaikan ke anggota lain biar kebiasaannya minum

minuman keras berubah dan dimulailah saya mencentuskan ide untuk

membuat pengajian rutin”2

Pada awal pertama, pengajian ini dipelopori oleh Tobias Ginanjar

selaku ketua distrik Viking Frontline dan termasuk jajaran pengurusan Viking

Persib Club yang sadar dan resah akan kegiatan setiap datang menonton persib

di Stadion pasti selalu membawa minuman keras dan berujung bentrokan

dengan polisi karena efek minum minuman keras.

Minuman keras sendiri bisa menurunkan efek sangat buru untuk

kesehatan mental salah satunya adalah menurunkan kemampuan indra,

1http://m.inilah.com/read/detail/1880870/viking-frontline-akan-rutinkan-pengajian

2Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar 13/09/14

pukul 18.30 wib

Page 63: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

53

menurunya fungsi otak, meningkatkan resiko depresi dan frustasi, serta

menyebabkan pola perilaku.3

Usaha untuk mengadakan pengajian rutin yang dilaksanakan dsitrik

Viking Frontline ini bekerja sama dengan Pengurus Viking Persib Club selaku

Viking pusat dimana acara pengajian rutin ini langsung dibawah tanggung

jawab Heru Joko selaku ketua Viking.

Kegiatan pengajian ini jelas ada manfaat positif untuk para anggota

Viking khususnya untuk anak-anak Viking Frontline karena dengan

diadakannya pengajian akan berdampak pada kehidupan sehari-hari seperti

memahami nilai-nilai islam dan makna-makna hidup dijalan yang benar.4

Sebuah organisasi seperti Viking pasti memiliki strategi dan tujuan

dalam melaksanakan kegiatan termasuk yang sifatnya aktifitas keagamaan

seperti pengajian. Pengajian yang diadakan oleh pengurus Viking ini harus

pula memiliki strategi dakwah yang sesuai demi tercapainya sebuah tujuan

yang positif.5

Untuk mengetahui strategi dakwah yang ditempuh pengurus Viking

peneliti menggunakan konsep Fred R. David yang dibagi kedalam beberapa

tahapan sebagai berikut:

1. Perumusan Strategi Dakwah Pengurus Viking

Perumusan strategi dalam hal ini adalah suatu proses merancang

dan menyeleksi strategi yang pada akhirnya menuntun pada pencapaian

misi dan tujuan organisasi. Melalui perumusan strategi dakwah juga

3http://m.merdeka.com/sehat/ini-4-bahaya-minuman-keras-bagi-kesehatan-tubuh.html

4Wawancara dengan Dovi (Salah satu pengurus Viking Persib Club), jalan Banda,

Bandung, 7 Agustus 2014 5Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar 13/09/14

pukul 18.30 wib

Page 64: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

54

ditentukan sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau

melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan dakwah. Adapun

langkah-langkah dalam perumusan strategi dakwah pengurus Viking

adalah:

a. Pengenalan Sasaran Dakwah

Dalam pengenalan sasaran dakwah, menurut hasil wawancara

dengan ketua Viking Frontline dan termasuk salah satu pengurus

Viking pusat yaitu Kang Tobias Ginanjar bahwa sasaran dakwah

utamanya yaitu kepada anggota distrik Viking Frontline.

“Viking Frontline sendiri di antara distrik-distrik Viking

lainnya terkenal yang paling gila sama minuman keras karena

setiap di Stadion banyak stok minuman kerasnya dan juga

dikenal sering bentrok dengan kepolisian didalam stadion.

Maka dari itu kita fokuskan ke anggota kami dulu untuk acara

pengajian rutinnya”.6

Seperti diketahui, Viking Frontline terbentuk pada tanggal 15

Januari 2005 yang merupakan satu-satu nya distrik yang bukan berasal

dari suatu daerah dan bukan dari distrik kampus melainkan dibentuk

karena selalu dipertemukan jajaran paling depan tribun stadion setiap

menyaksikan laga Persib Bandung dan paling banyak stok minuman

kerasnya setiap datang ke Stadion.7 Ketua Distrik Viking Frontline

yaitu Tobias Ginanjar juga merupakan salah satu pengurus inti Viking

Persib Club. Viking FrontLine dikenal dengan istilah “garis keras”

karena berada di jajaran terdepan dalam menonton Persib, pasti selalu

berhadapan langsung dengan aparat keamanan di dalam Stadion.

6Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar 13/09/14

pukul 18.30 wib 7Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar di Bandung

pada tanggal 13/09/14 pukul 18.30 wib

Page 65: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

55

Pada tahun 2012 menurut Tobias Ginanjar, anggota Viking

FrontLine mencapai 500 orang. Seperti kutipan wawancara dengan

Kang Tobi:

“awalnya anggota hanya ada segelintir orang, memasuki

tahun 2012 anggota kita mencapai 500 lebih sehingga sempat

kita membuat baju. Namun seiring perjalanan waktu, anggota

kami pun mulai berkurang dikarenakan memiliki kesibukan

masing-masing”8

Seperti yang telah penulis tulis di Bab 3 bahwa Viking

Frontline terbentuk pada tanggal 15 Januari 2005. Viking FrontLine

merupakan satu-satu nya distrik yang bukan berasal dari suatu daerah

dan bukan dari distrik kampus melainkan dibentuk karena kebetulan

dulu belum ada yang namanya Viking kampus, jadi terbentuklah

gabungan anak-anak dari kampus Universitas Parahyangan dan

Universitas Maranatha yang selalu nonton Persib di Stadion dan selalu

bertemu di jajaran paling depan tribun stadion setiap menyaksikan laga

Persib Bandung menjadi sebuah distrik yaitu distrik Viking Frontline.

b. Pengkajian Tujuan

Dari berbagai tema yang disajikan, peneliti mengambil contoh

tema “Viking dan Galau'ers (Orang-orang yang Galau)” yang

dilaksanakan pada tanggal Sabtu, 10 November 2012 pukul 08:00 WIB

bertempat di Geger Kalong, Bandung dan tausyiah di pimpin oleh

Ustad Erick Yusuf disampaikan kepada anggota Viking distrik Viking

FrontLine.

8Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar 13/09/14

pukul 18.30 wib

Page 66: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

56

Ustad Erick Yusuf mengambil tema galau karena tema galau

saat itu sedang ngetrend di kalangan anak-anak muda. Hampir di semua

media apalagi di sosial media tema-tema tentang galau dibahas.

Peneliti mendapatkan transkip materi dakwah yang yang

disampaikan Ustad Erick Yusuf yang dilaksanakan pada tanggal 10

November 2012 pukul 08:00 WIB bertempat di Geger Kalong,

Bandung yang bersumber dari republika online. Berikut materi dakwah

yang disampaikan Ustad Erick Yusuf:

Jika kita tela’ah kata galau di kamus besar bahasa Indonesia

galau berarti ; 1. Ber-galau, sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau

tidak keruan (pikiran); ke-galau-an sifat (keadaan hal) galau. Dikatakan

“galau” berarti kacau (tentang pikiran); “bergalau” berarti (salah satu

artinya) kacau tidak keruan (pikiran); dan “kegalauan” berarti sifat

(keadaan) galau. Merujuk ke defenisi menurut kamus keadaan galau

adalah saat pikiran sedang kacau tak keruan. Orang yang tengah galau

pikirannya berarti sedang kacau, gundah atau resah dan sebagainya.

Saya mengaitkan kata “galau’ers” atau kaum yang galau dengan

golongan orang-orang yang kacau pikirannya, resah hatinya, gundah

gulana dalam kesehariannya dengan sebuah contoh orang-orang yang

menyesali perbuatannya namun tidak bisa keluar untuk

memperbaikinya. Dalam Alquran untuk konteks orang-orang seperti ini

saya teringat surah Al Qiyamah yang menyebutkan. “Aku bersumpah

demi hari kiamat, dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat

menyesali (dirinya sendiri).” (QS. Al Qiyamah, 75 : 1-2) . Masalah

galau, karenanya agar tidak galau mari memperbanyak majelis ilmu.

Dengan mengikuti taushiyah atau ceramah serta ngaji Qur’an sekaligus

Hadits. Seperti pemuda-pemuda yang tergabung di “distrik religi” nya

Viking Persib Bandung. Pengajian atau taushiyah tersebut

Alhamdulillah akan dirutinkan setiap bulannya, dengan peserta yang

semakin lama harapannya akan menjadi semakin banyak. Semoga para

penonton sepak bola menjadi sholeh, juga pemain-pemainnya, juga

pengurusnya dan semua yang terlibat di dalamnya. Agar tidak lagi

perlu slogan sportivitas dan fair play. Karena dengan kesholehan

otomatis sudah mencakup seluruh nilai-nilai kebaikan yang ada

termasuk sportivitas dan fair play. Ayo kang Heru Joko, kang Tobi dan

pemuda-pemuda harapan bangsa lainnya. Ayo kita ngaji!9

9http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/celoteh-kang-erick/12/11/12/md861a-

viking-dan-galauers-orangorang-yang-galau/

Page 67: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

57

Berdasarkan transkip dakwah di atas, peneliti mengambil

intisari dari transkip dakwah di atas yaitu defenisi menurut kamus,

keadaan galau adalah saat pikiran sedang kacau tak keruan. Orang yang

tengah galau pikirannya berarti sedang kacau, gundah atau resah dan

sebagainya. Nah, masalah galau, karenanya agar tidak galau mari

memperbanyak majelis ilmu. Dengan mengikuti taushiyah atau

ceramah serta ngaji Qur’an sekaligus Hadits.

c. Efektifitas dan Efisiensi dakwah

Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa menurut

Asmuni Syukir, Efektif dan Efisiensi adalah di dalam aktivitas dakwah

harus diusahakan keseimbangan antara biaya, waktu, maupun tenaga

yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya sehingga hasilnya dapat

maksimal.10

Seperti kutipan wawancara berikut:

“Pada saat awal sih belum efektif pas pertama kali

masih jadi bahan lelucon dan masih dijadikan olok-olok gitu

tapi pada saat kedua dan ketiga mulai agak-agak ada yang

berubah sih sekarang anak-anak viking frontline yang sholat 5

waktu lumayan banyak yang tadinya gag pernah sholat sama

sekali semua termasuk saya cuman sekarang terakhir setelah

pengajian saat tour keluar kota mendukung Persib nyempetin

berhenti dulu di mesjid nyempetin sholat shubuh”11

Menurut observasi peneliti, belum begitu efektif dikarenakan

ketika menghadiri pengajian, belum sepenuhnya semua distrik Viking

berkumpul. Hanya sekitar 20-30 orang setiap menghadiri acara

pengajian rutin ini dan masih belum efektif juga disaat pengajian itu

10

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.

33.

11Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar 13/09/14

pukul 18.30 wib

Page 68: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

58

harus dilakukan sebulan sekali dan menurut peneliti harus lebih

dirutinkan pengajiannya. Namun sudah ada perubahan walaupun

belum signifikan, tetapi setidaknya sudah ada niat untuk menjadi ke

arah yang lebih baik lagi. Dari sisi efisiensi menurut peneliti cukup

efisiensi karena antara waktu, maupun tenaga yang dikeluarkan dengan

pencapaian hasilnya sehingga terlihat maksimal. Efisiensi karena tidak

harus menyewa sebuah gedung atau ruangan karena menggunakan

rumah anggota yang agak luas ruangannya. Dan kebutuhan dalam

pengajian dalam observasi yang peneliti lakukan hanya terdapat

makanan, minuman dan sound system sebagai alat pengeras suara.

2. Implementasi Strategi Dakwah Pengurus Viking

Dalam proses pengimplementasinya, pengajian ini dijadwalkan

hanya sebulan sekali dan dipilih hanya setiap hari jumat.

“Dilaksanakannya pengajian ini setiap hari jumat dan

sebulan sekali karena menghindari kejenuhan dari anggota yang

datang ke pengajian dan menyesuaikan pula dengan agenda

pertandingan Persib”.12

Memang pengajian ini tidak seperti pengajian lain seperti

pengajian di organisasi Islam atau pengajian rutin lainnya, karena

pengajian dilingkup sebuah organisasi suporter harus menyesuaikan

jadwal pertandingan tim kesayangannya agar mampu terlaksana dan

ditambah mad’u yang hadir tidak semuanya berlatar belakang Islam yang

kuat dan berfikiran mendukung Persib adalah sebuah kewajiban sehingga

takut menimbulkan titik jenuh yang bisa menimbulkan tidak efektifnya

pengajian itu.

12

Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar 13/09/14

pukul 18.30 wib

Page 69: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

59

Dari sisi Ustadnya pun berganti-ganti setiap kali pertemuannya,

dan salah satu Ustad yang pernah mengisi pengajian rutin yang diadakan

pengurus Viking adalah Ustad Erick Yusuf.

Kebetulan saya kenal baik dengan Ustad Erick Yusuf dan

beliau pembawaan dalam berdakwahnya santai, jiwa muda dan

menyampaikan materi dakwahnya ngena kepada yang hadir dalam

pengajian termasuk saya 13

Ustad Erick Yusuf menurut roolshop.co.id yang dikutip komentar

dari Didi Petet dan Dany Jive Vokalist Java Jive Band, “ Ustad Erick

Yusuf punya latar belakang pekerja seni yang cukup berpengalaman,

sehingga dalam menyampaikan dakwahnya selalu disampaikan dengan

kreatif. Sangat dibutuhkan suatu kreatifitas untuk berkomunikasi

sehingga firman Allah dan hadist Nabi pun selalu menjadi hal aktual”.

"Setelah bergabung dengan iHAQi kekaguman saya kapada kang

Ucup (Erick Yusuf) semakin besar. Pengetahuan, pemahaman,

pendalaman ilmunya sangat baik, paling penting konsisten dan aplikatif

dalam kehidupan sehari-harinya dan selalu berusaha untuk menyelaraskan

Islam sebagai gaya hidup, bukan hanya rangkaian ritual yang rutin.

Subhanallah"14

Melihat petikan komentar di atas, peneliti menyimpulkan sosok

Ustad Erick Yusuf adalah seorang Dai yang kreatif dalam menyampaikan

dakwahnya, berjiwa muda, serta pembawaan materi dakwahnya santai dan

pemahaman materinya mudah diterima.

13

Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar 13/09/14

pukul 18.30 wib 14

http://rolshop.co/news/detailbuku/RBA733113

Page 70: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

60

Dalam halnya sifat-sifat seorang Da’i, Ustad Erick Yusuf dalam

dakwahnya harus memiliki sifat-sifat seorang Da’i menurut Syekh

Musthafa Mansyhur antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:

1) Da’i harus beriman dan bertaqwa kepada Allah;

2) Da’i harus ikhlas dalam melaksanakan dakwah, dan tidak

mengedepankan kepentingan pribadi;

3) Da’i harus ramah dan penuh pengertian;

4) Da’i harus tawadhu atau rendah hati;

5) Da’i harus sederhana dan jujur dalam tindakannya;

6) Da’i harus tidak memiliki sifat egoisme;

7) Da’i harus memiliki semangat yang tinggi dalam tugasnya;

8) Da’i harus sabar dan tawakal dalam melaksakan tugas dakwah;

9) Da’i harus memiliki jiwa toleransi yang tinggi;

10) Da’i harus memiliki sifat terbuka atau demokratis;

11) Da’i tidak memiliki penyakit hati dan dengki.15

Kemudian materi dakwah yang disampaikan Ustad-ustad yang

mengisi pengajian pun menurut Tobias Ginanjar berkaitan dengan

pembahasan anak-anak muda. Seperti yang dikutip dalam wawancara:

“Saya memang menitip kepada Ustadnya jangan membahas

tentang masalah yang berat-berat dulu, ya kita bahas yang seperti

belajar ikhlas, hukumnya alkohol itu seperti apa”16

15

Secara lebih rinci dibaca dalam Syekh Musthafa Masyhur, Thariq Ad-Dakwah (Jalan

Dakwah), (Jakarta: Pustaka Ihsan, 1994, hlm. 25-29. 16

Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar 13/09/14

pukul 18.30 wib

Page 71: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

61

Secara Konseptual ada dasarnya materi dakwah Islam tergantung

pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global materi

dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga pokok, yaitu:

1) Masalah keimanan (aqidah) ;

2) Masalah keislaman (syraiat) ;

3) Masalah budi pekerti (akhlaqul karimah)17

;

Menurut peneliti, apa yang dilakukan para pengurus Viking dalam

hal ini benar dikarenakan tidak semua mad’u dalam tingkat pendidikan dan

agama yang sama sehingga materi dakwah yang disampaikan hanya topik

yang ringan dan yang terpenting Mad’u mengerti apa yang disampaikan

oleh Da’i nya.

3. Evaluasi Strategi Pengurus Viking

Evaluasi strategi Pengurus Viking saya masukan ke dalam

beberapa poin di bawah ini di antaranya:

a. Sumber Daya Manusia

Dari hasil pengevaluasian, pengurus Viking menggunakan

SDM eksternal(di luar kepengurusan Viking), bukan hanya SDM

internal (Pengurus Viking). Hal ini karena mereka(pengurus Viking)

mengukur kualitas dan kuantitas SDM yang ada di dalam organisasi

Viking dan mengaggap perlunya SDM eksternal yang terlibat seperti

Da’i yang ada di wilayah tersebut yang di anggap sesuai dan pantas.

“untuk urusan pengajian, anak-anak(anggota Viking FrontLine)

sulit untuk menggerakan acara itu dan males karena pada dasarnya

17

Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet 1, h.89.

Page 72: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

62

mereka lebih suka acara kumpul-kumpul dan hanya saya yang

berinisiatif dan menggerakan acara pengajian rutin ini”18

Disini peneliti melihat bahwa ketergantungan oleh satu orang

saja tidak cukup karena pasti akan menghambat rutinitas pengajian,

karena jika satu orang ini sedang sibuk atau sedang ada urusan penting

maka pengajian rutin ini akan tidak jalan.

b. Rapat evaluasi pelaksanaan kegiatan

Rapat evaluasi kegiatan adalah tahapan dimana kegiatan yang

dilakukan bersifat efektif atau tidak. Dalam pengevaluasian kegiatan

ini tidak dilakukan rapat evaluasi melainkan hanya berkumpul sesudah

pengajian membahas bagaimana pembahasan tausyiah mudah dicerna

atau tidak.19

Hal ini menurut peneliti seharusnya diadakan rapat evaluasi

agar setiap pengajian ada peningkatan serta mengetahui apa

kekurangan yang harus diperbaiki pengurus Viking.

c. Memperbaiki Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja adalah sebuah sistem cara kerja yang sudah

terstruktur dan sistematis. Dalam sebuah organisasi mekanisme kerja

sangatlah penting. Maka, ketika mekanisme kerja tersebut dirasakan

kurang baik atau tidak menimbulkan efektifitas dan efisiensi. Karena,

jika mekanisme kerja yang dirasakan kurang baik dan tetap

dipertahankan akan menghasilkan keluaran (output) yang sama saja.

Pengurus Viking dalam hal ini melakukan perbaikan.

18

Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar 13/09/14

pukul 18.30 wib 19

Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar 13/09/14

pukul 18.30 wib

Page 73: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

63

d. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Dakwah pengurus Viking

Dalam pertumbuhan suatu organisasi, pasti ada berbagai faktor

yang mendukung dan juga tidak terlepas dari berbagai faktor

hambatan. Hal itu biasa di temukan dalam perjalanan suatu lembaga

atau organisasi. Seperti halnya yang dialami oleh pengurus Viking

yang mendapat berbagai dukungan dan juga mengalami hambatan. Hal

ini mereka jadikan sebagai bahan motivator untuk tetap giat dalam

melaksanakan aktifitas keagamaan karena jika tidak ada hambatan

maka akan terasa hambar dan tidak tergugah untuk menjadi lebih baik.

Adapun dibawah ini adalah berbagai faktor pendukung dan

penghambat yang di alami oleh pengurus Viking, yaitu:

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dari strategi dakwah yang dilakukan

oleh pengurus Viking sehingga ada kemajuan yang dirasakan saat

ini adalah:

a. Pengurus Viking Menyediakan Makanan

b. Sedang Jeda Kompetisi

Pada saat pengajian awal-awal kebetulan sedang jeda

kompetisi sepakbola di Indonesia jadi pengajian ini juga dijadikan

sebagai ajang untuk berkumpul walaupun harus ditipu-tipu sedikit

berkumpul sekaligus pengajian.20

2. Faktor Penghambat

a. Mendengar Kata Pengajian Sudah Berfikiran Negatif

20

Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar 13/09/14

pukul 18.30 wib

Page 74: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

64

“Kadang kan orang mendengar kata pengajian atau tausyiah

udah resisten duluan seperti bilang “sok islami banget” “sok

religius’ “santai aja kali masih muda”21

Berdasarkan kutipan wawancara, agak terdengar lucu

karena mendengar kata pengajian saja mereka sudah takut

dan mengaggap aneh pengajian karena memang mereka

mengaggap Persib Bandung adalah tujuan dukungan

mereka dan setiap mad’u berbeda-beda tingkat

keimanannya tetapi menurut observasi peneliti ketika hadir

dalam pengajian, mad’u khusyuk dan diselangi candaan

saat mengikuti jalannya pengajian.

b. Hanya Digerakan Oleh Satu Orang Saja

Dari poin kedua yaitu, “Hanya digerakan oleh satu orang

saja”, maka dapat penulis jabarkan bahwa: para pengurus

Viking adalah manusia biasa yang mempunyai segala rutinitas

dan aktifitas diluar kepengurusan yang sangat padat yang

terkadang sulit untuk membagi waktu untuk sekedar mengurusi

aktifitas keagamaan yang dilakukan Viking. Sehingga

terkadang hanya ketua Viking kang Heru Joko saja yang

mengurusi kegiatan pengajian rutin.

c. Keterbatasan Dana22

Permasalahan klasik karena dana merupakan hal yang

sangat penting dalam setiap organisasi untuk melaksanakan suatu

21

Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar 13/09/14

pukul 18.30 wib 22

Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar 13/09/14

pukul 18.30 wib

Page 75: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

65

kegiatan, meskipun kegiatan tersebut bersifat kemanusiaan dan

dalam hal berdakwah. Berdasarkan kutipan wawancara:

“anak-anak lebih mudah patungan untuk membeli minuman keras

daripada patungan untuk membantu memperingan biaya untuk

melaksanakan pengajian”23

Dari poin ketiga yaitu: “keterbatasan dana”, tidak akan

berjalan efektif apabila dana yang diperlukan tidak ada, maka tetap

saja dana merupakan hal yang penting untuk keberlangsungan

suatu kegiatan.

Demikianlah faktor-faktor yang telah penulis jabarkan

tentang perjalanan aktifitas keagamaan pengurus Viking dari mulai

faktor pendukung dan faktor penghambat, yang mereka jalankan

dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

23

Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar 13/09/14

pukul 18.30 wib

Page 76: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan tentang Strategi Dakwah

Pengurus Viking Dalam Aktifitas Keagamaan, penulis dapat menghasilkan

kesimpulan akhir dari penulisan karya ilmiah ini yaitu sebagai berikut:

Untuk mengetahui strategi dakwah yang ditempuh pengurus Viking

peneliti menggunakan konsep Fred R. David yang dibagi kedalam beberapa

tahapan sebagai berikut:

1. Perumusan Strategi Dakwah Pengurus Viking

Perumusan strategi dalam hal ini adalah suatu proses merancang

dan menyeleksi strategi yang pada akhirnya menuntun pada pencapaian

misi dan tujuan organisasi. Melalui perumusan strategi dakwah juga

ditentukan sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau

melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan dakwah. Adapun

langkah-langkah dalam perumusan strategi dakwah pengurus Viking

adalah:

a. Pengenalan Sasaran Dakwah

b. Pengkajian Tujuan

c. Efektifitas dan Efisiensi dakwah

2. Implementasi Strategi Dakwah Pengurus Viking

3. Evaluasi Strategi Pengurus Viking

Page 77: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

67

Evaluasi strategi Pengurus Viking saya masukan ke dalam

beberapa poin di bawah ini di antaranya:

a. Sumber Daya Manusia

Dari hasil pengevaluasian, pengurus Viking menggunakan

SDM eksternal(di luar kepengurusan Viking), bukan hanya SDM

internal (Pengurus Viking). Hal ini karena mereka(pengurus Viking)

mengukur kualitas dan kuantitas SDM yang ada di dalam organisasi

Viking dan mengaggap perlunya SDM eksternal yang terlibat seperti

Da’i yang ada di wilayah tersebut yang di anggap sesuai dan pantas.

b. Rapat evaluasi pelaksanaan kegiatan

Rapat evaluasi kegiatan adalah tahapan dimana kegiatan yang

dilakukan bersifat efektif atau tidak. Dalam pengevaluasian kegiatan

ini tidak dilakukan rapat evaluasi melainkan hanya berkumpul sesudah

pengajian membahas bagaimana pembahasan tausyiah mudah dicerna

atau tidak.

c. Memperbaiki Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja adalah sebuah sistem cara kerja yang sudah

terstruktur dan sistematis. Dalam sebuah organisasi mekanisme kerja

sangatlah penting. Maka, ketika mekanisme kerja tersebut dirasakan

kurang baik atau tidak menimbulkan efektifitas dan efisiensi. Karena,

jika mekanisme kerja yang dirasakan kurang baik dan tetap

dipertahankan akan menghasilkan keluaran (output) yang sama saja.

Pengurus Viking dalam hal ini melakukan perbaikan.

d. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Dakwah pengurus Viking

Page 78: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

68

Dalam pertumbuhan suatu organisasi, pasti ada berbagai faktor

yang mendukung dan juga tidak terlepas dari berbagai faktor

hambatan. Hal itu biasa di temukan dalam perjalanan suatu lembaga

atau organisasi. Seperti halnya yang dialami oleh pengurus Viking

yang mendapat berbagai dukungan dan juga mengalami hambatan. Hal

ini mereka jadikan sebagai bahan motivator untuk tetap giat dalam

melaksanakan aktifitas keagamaan karena jika tidak ada hambatan

maka akan terasa hambar dan tidak tergugah untuk menjadi lebih baik.

B. Saran

Sebuah kelompok suporter yang mengadakan agenda pengajian rutin

tentunya masih terdapat banyak kekurangan yang harus dibenahi agar apa yang di

inginkan pengurus Viking dapat terealisasi dengan sangat baik. Terlebih niat baik

para pengurus Viking untuk membuat anggota Viking ini keluar dari stigma

negatif masyarakat tentang Viking itu suporter anarkis harus didukung oleh semua

pihak sehingga sesuai dengan apa yang diinginkan pengurus Viking.

Beberapa hal yang harus dilakukan pengurus Viking untuk membenahi

program aktivitas keagamaan yang dimaksud disini adalah agenda pengajian rutin

yaitu:

1. Harus lebih banyak merangkul distrik-distrik Viking yang tersebar

di sekitaran Bandung untuk menghadiri agenda pengajian rutin ini.

Karena agar semakin banyak mad’u yang datang akan semakin

cepat pesan dakwah dapat diterima secara langsung oleh mad’u.

Page 79: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

69

2. Harus lebih inovatif dalam membuat sebuah acara pengajian,

misalkan terus mengganti ustadnya agar tidak jenuh, mengadakan

tanya jawab dalam sesi pengajian dan materi dakwahnya harus

lebih mengarah kepada perilaku baik manusia karena membantu

untuk para penonton sepak bola menjadi sholeh-sholehah, agar

tidak lagi perlu slogan sportivitas dan fair play. Karena dengan

kesholehan otomatis sudah mencakup seluruh nilai-nilai kebaikan

yang ada termasuk sportivitas dan fair play.

3. Harus lebih sering disosialisasikan mengenai agenda pengajian

rutin ini melalui ketua distrik, jejaring sosial dan para pengurus

Viking agar bisa merangkul sebanyak-banyaknya anggota Viking

untuk datang ke pengajian rutin dan sebagai salah satu kelompok

suporter terbesar di Indonesia, Viking bisa menjadi barometer

kelompok suporter dan menjadi contoh baik untuk kelompok

suporter lain di Indonesia karena bisa berhasil mengadakan agenda

pengajian rutin yang bisa menimbulkan stigma positif dari

masyarakat.

Page 80: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

70

DAFTAR PUSTAKA

Acep Aripudin & Syukriadi Sambas, Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Antar

Budaya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.

Ali Aziz, Moh. Ilmu Dakwah, Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2004.

A. Hasjmy, Dutur Dakwah Menurut Al-Qur’an, Jakarta, Bulan Bintang 1994.

A. Karim Zaidan, Asas al-Dakwah, diterjemahkan. M. Asywadie Syukur dengan

judul Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, Jakarta: Media Dakwah, 1979.

A. M. Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta: Pronhalindo.

A. W. Munawir, Kamus al-Munawir Arab-Indonesia Lengkap, Jakarta: Pustaka

Progresif, 1997.

Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta

: Balai Pustaka, 1997.

Dewi S. Baharta, Kamus Bahasa Indonesia, Bintang Terang, Surabaya, 1995.

D. Hendropuspito, O.C. Sosiologi Agama, Yogyakarta: Kanisius, 1998.

Dr. H. Dadang Kahmad. M. Si., Sosiologi Agama, Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya, 2002.

Dr. Nico Syukur Dister, Ofm., Pengalaman dan Motivasi Beragama :Pengantar

Psiokologi Agama, Yogyakarta: Kanisius, 1988.

Drs. Amsal Bahtiar, MA., Filsafat Agama, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Ghazali, M. Bahri, Dakwah Komunikasi, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997.

Hari Purnomo Setiawan dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah

Konsep pengantar, Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas UI,

1999.

Helmi, Masdar. Dakwah dalam Alam Pembangunan, Semarang: CV Toha Putra,

tt

Husain, Muhammad Fatahullah. Metodologi Dakwah dalam Al-Qur’an, Jakarta:

Lentera, 1997.

H. Asep Muhiddin, Metode Pengembangan Dakwah, Bandung: Pustaka Setia,

2002 h. 78. Dikutip dari Nurcholish Madjid, Cendekiawan dan

Religiusitas Masyarakat, Jakarta: Paramadina, 1999.

Jalil, Abdul. “Mekanisme Dakwah dari Proses Penyadaran Menuju Implementasi

Pelembagaan dan Pengelolaan,” Jurnal Dakwah, 2000.

Page 81: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

71

John Echols dan Hasan Sadeli, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:Gramedia, 1981.

Masy’ari, Anwar. Butir-Butir Problematika Dawah Islamiyah, Surabaya: Bina

Ilmu 1993.

Mahfud, Ali. Hidayah Al-Mursyidin ila Thuruq al-Wa’ziwa al-Khitabah, Beirut:

Darul Ma’arif, tt.

Mulyana, Imam. Mengupas konsep Strategi, Teori dan Praktek, Bandung: PT.

Remaja Rodakarya, 1992.

Munir, Samsul. Ilmu Dakwah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Muriah, Siti. Metodologi Dakwah Kontemporer, Yogyakarta: pustaka pelajar off,

2000.

M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikasi, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya,1997.

M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Rahmat Semesta, 2006.

M. Natsir, Dakwah dan Pemikirannya, Jakarta: Gema Insani, 1999.

Norman, Ahmad P.(ed)., Metodologi Studi Agama, Pustaka Pelajar Yogyakarta,

2000.

Philip, Khotler. Manajemen Pemasaran, New Jersey, Indeks kelompok Gramedia,

2005.

Prof. Dr. Harun Nasution, Islam; Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jakarta: UI, 1979.

Said az-Zaibari, Amir. Manajemen Qolbu: Resep Sufi mengehentikan

Kemaksiatan, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003.

Sanusi, Salahudin. Pembahasan Sekitar Prinsip-Prinsip Dakwah Islam,

Semarang: Ramadhoni, 1964.

Secara lebih rinci dibaca dalam Syekh Musthafa Masyhur, Thariq Ad-Dakwah

(Jalan Dakwah), Jakarta: Pustaka Ihsan, 1994.

Shihab, Quraish. Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1992.

Soekanto, Soerjono. Kamus Sosiologi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,1993

Supratikno, Hendrawan. Advanced Strategic Management; Back to Basic

Approach, Jakarta: PT. Gravindo Utama, 2004.

Syukir, Asmuni.Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983.

Tasmara, Toto.Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001.

Page 82: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

72

Thomas F. O’Dea, Sosiologi Agama : Suatu Pengantar Awal, Jakarta:CV.

Rajawali, 1996.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1994.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2001.

Uchjana Effendy, Onong.Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003.

Uchjana Effendi, Onong. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik, Bandung: PT.

Remaja Rodakarya, 1992.

Sumber Internet:

http://m.inilah.com/read/detail/1880870/viking-frontline-akan-rutinkan-

pengajianartikel diakses pada tanggal 4 Maret 2014 pukul 12.15 WIB

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/celoteh-kang-

erick/12/11/12/md861a-viking-dan-galauers-orangorang-yang-galau/artikel

diakses pada tanggal 16 Agustus 2014 pukul 10.00 WIB

http://rolshop.co/news/detailbuku/RBA733113artikel diakses pada tanggal

4 September 2014 pukul 20.05 WIB

http://m.merdeka.com/sehat/ini-4-bahaya-minuman-keras-bagi-kesehatan-

tubuh.htmlartikel diakses pada tanggal 4 September 2014 pukul 19.15 WIB

Irvan Beka, Yadi, Sejarah Lahirnya Viking Persib Fans Club, artikel

diakses pada 15 Desember 2013 pukul 15.19 WIB dari

http://bola.viva.co.id/news/read/322273-sejarah-lahirnya-viking-persib-fans-club

Sumber foto www.google.co.id/logo-Viking diakses pada tanggal 15 Juli

2014 pukul 15.31 WIB

Wawancara:

Wawancara dengan Dovi (Salah satu pengurus Viking Persib Club), jalan

Banda, Bandung, tanggal 7 Agustus 2014 pukul 14.20 WIB

Wawancara langsung dengan ketua Viking Frontline yaitu Tobias Ginanjar

tanggal 13 September 2014 pukul 18.30 WIB

Wawancara dengan Heru Joko (Ketua Viking Persib Club), jalan Gurame

no 2A , Bandung, 7 Agustus 2014pukul 16.00

Page 83: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan
Page 84: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan
Page 85: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

NIM : 1110051000193

Perihal : Wawancara dengan Tobias Ginanjar

Tempat : Sekretariat Viking jl.Gurame no: 2A Bandung

Waktu : Sabtu, 13 September 2014 pukul 18.30 WIB

1. Peneliti : Sejarah lahirnya Viking Frontline?

Narasumber : Viking Frontline terbentuk pada tanggal 15 Januari 2005.

Viking FrontLine merupakan satu-satu nya distrik yang bukan berasal dari

suatu daerah dan bukan dari distrik kampus melainkan dibentuk karena

kebetulan dulu belum ada yang namanya Viking kampus, jadi terbentuklah

gabungan anak-anak dari kampus Universitas Parahyangan dan Universitas

Maranatha yang selalu nonton Persib di Stadion dan selalu bertemu di

jajaran paling depan tribun stadion setiap menyaksikan laga Persib Bandung

menjadi sebuah distrik yaitu distrik Viking Frontline. Ketua Distrik Viking

Frontline yaitu Tobias Ginanjar yang mencetuskan nama Viking Frontline

yang juga merupakan salah satu pengurus inti Viking Persib Club. Nama

Viking Frontline dipilih karena Frontline dikenal dengan istilah “garis keras”

karena berada di jajaran terdepan dalam menonton Persib, pasti selalu

berhadapan langsung dengan aparat keamanan di dalam Stadion. Jumlah

anggota sampai sekarang 500 anggota resmi.

2. Peneliti: Bagaimana strategi dakwah yang dilakukan pengurus dalam

aktivitas keagamaan?

Narasumber (jawaban): sebelum cerita strategi dakwah, cerita dulu sejarah

yah maksudnya suporter bola atau viking atau suporter bola pada umumnya

lah identik dengan minuman keras, karena nonton bola tanpa minuman keras

itu ibaratnya tuh apayah enggak seru gitu maksudnya dimensinya beda,

dimensi ketika kita nonton tanpa minuman keras dan ketika nonton dengan

minuman keras itu tuh beda dimensi dan itu tuh jadi rutinitas bertahun-tahun

dan dari generasi ke generasi tuh seperti itu, nah viking frontline itu sendiri di

Vikingnya diantara distrik-distrik viking itu terkenal dengan distrik yang

paling gila sama minuman maksudnya gila itu di stadion itu paling banyak

stok minumannya dan paling kuat-kuat(minumnya) dan pokoknya orang

mencari minuman keras pasti ke anak-anak frontline lah gitu. Nah berjalan

beberapa tahun, orang-orang yang suka minumnya itu termasuk saya mulai

agak berubah nih sedikit, berubah maksudnya mulai walaupun gag total

100% tapi mulai ada pencerahan-pencerahan ikut pengajian segala macem,

ya barulah kita bahwa minum minuman keras itu khamr apa segala macem,

nah ini kenapa gag kita menyampaikan ke temen-temen yang lain bira

kebiasaannya berubah. Nah dimulai lah saya ide membuat pengajian rutin,

Page 86: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

cuman waktu itu menemui kendala, kendalanya itu diajak pengajian gag pada

mau, diajak pengajian banyak alesan gag mau ada yang ini itu lah, akhirnya

ditipu ngomongnya gag pengajian ngomongnya kita kumpul-kumpul mau

ngapainlah tau-tau pas dateng udah pada kumpul ada ustad dan segala

macem. Jadi awalnya ditipu dulu baru mau nah setelah disana mereka

merasakan pengajian itu gag se ekstrim yang mereka bayangkan, bukan yang

baca Al-Qur’an atau gimana, ternyata kita dapet ustadnya yaitu ustad Erick

Yusuf tuh yang enak lah pembawaannya gag kaku asik jadi kita benar-benar

ngobrol-ngobrol fenomena yang terjadi dalam hidup tapi disambungkan

dengan agama. Nah kita rencanakan pengajian sebulan sekali waktu itu dan

sempat berjalan 3 kali, cuman sayanya nih sayanya sibuk sebenernya kalau

ada yang mau ngurusin sih mau lanjut terus cuman kemaren saya kan jadi

caleg, sibuk setahun jadi gag ada yang ngurusin lah sedangkan anak-anak

kalau urusan pengajian mah gag ada yang mau ngurusin maunya tau bereslah

pokoknya kalau urusan lain pasti pada mau.

3. Peneliti: Sasaran Dakwah apakah semua anggota Viking atauHanya

segelintir orang?

Narasumber (jawaban): Pertamanya sih pasti ke anggota distrik kita sendiri

yaitu distrik Viking Frontline tapi pas pengajian kedua dan ketiga kita mulai

mengundang dsitrik viking lain dan yang diundang yang terdekat dulu waktu

itu pengajiannya dekat Aa Gym di Darut Tauhid, disitu ada viking upi

pokoknya yang deket deket kita undang dulu nah kalau pada saat itu kalau

sayanya gag sibuk rencana mau terus terus dan terus mungkin nanti kedepan

mau dilanjut lagi sih pengajianya.

4. Peneliti : Tujuan diadakannya pengajian?

Narasumber (jawaban):Tujuannya yah itu pengen merubah kebiasaan negatif

walaupun mungkin sulit namun sedikit banyak ada pengaruh positif biasanya

kan nonton bola kan harus kayak gitu, ya kehidupan sehari-hari pergaulan

dan segala macem mungkin dengan masukan-masukan tausyah menjadikan

mereka setidaknya walaupun tidak berhenti total tapi ada ngeremnya

sedikitlah untuk tidak minum-minuman keras.

5. Peneliti: Efektif dan Efisienkah pengajian rutin hanya sebulan sekali?

Narasumber (jawaban): Pada saat awal sih belum efektif sih pas pertama kali

masih jadi bahan lelucon dan masih dijadikan olok-olok gitu tapi pada saat

kedua dan ketiga mulai agak-agak ada yang berubah sih sekarang anak-anak

viiking frontline yang sholat 5 waktu lumayan banyak yang tadinya gag

pernah sholat sama sekali semua termasuk saya cuman sekarang terakhir

Page 87: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

setelah pengajian saat tour keluar kota mendukung Persib nyempetin berhenti

dulu di mesjid nyempetin sholat shubuh segalam macem.

6. Peneliti: Yang menjadikan pertimbangan pengajian sebulan sekali?

Narasumber (jawaban): Ya itu tadi kan kita udah bersama-sama udah lama

dari 2005 dan sejak 2005 itu kita selalu menjadi orang seperti itulah nah

disaat 2013 itu ada kepikiran ini teh udah pada dewasa udah pada tua kapan

berubahnya sih makanya diadakan pengajian itu dan kenapa sebulan sekali?

kan pada saat itu susah diajakinnya dan mungkin kalau pengajianya sebulan

sekali masih agak mau tadinya memang kalau udah ini mau dirutinkan 2

minggu sekali.

7. Peneliti: Bagaimana cara melaksanakan pengajian ini?

Narasumber (jawaban): Pertama kita dua kali dengan ustad yang sama ketiga

ustadnya berbeda sih nah kenapa ustadnya dua kali sama karena itu

rangkaian jadi itu ceritanya belum selesai kan harus tuntas membahas sebuah

topik kalau belum selesaikan kan ngegantung dan yang ketiga baru ganti

waktu itu.

8. Peneliti: Materi yang disampaikan da’i?

Narasumber (jawaban): Inget waktu itu saya memang menitip ke ustadnya

bahwa jangan membahas yang berat-berat dulu lah maksudnya yang

membahas yang seperti belajar ikhlas terus hukumnya alkohol itu seperti apa

yang ringan-ringan aja.

9. Peneliti : Evaluasi pengurus?

Narasumber (jawaban): Gak ada evaluasi sih kita mah ngobrol-ngobrol aja

sesudah pengajian nanya-nanya kesan dan pesan gag yang serius evaluasi

cuman sekedar cerita-cerita masuk gag materinya.

10. Peneliti: Sebelum melakukan pengajian apakah ada rapat?

Narasumber (jawaban):Obrol tim kecil aja maksudnya yang menyiapkan

tempat siapa, menyiapkan soundsystem, atau menyiapkan makanan jadi

obrolannya hanya tim kecil yang menyiapkan itu aja.

Page 88: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

11. Peneliti : Tempat pengajian?

Narasumber (jawaban): Waktu itu ada rumah anggota kita yang deket darut

tauhid rumahnya kosong dan lega luaslah pokoknya representatif buat

diadakan pengajian jadi ya disana.

12. Peneliti: Faktor pendukung diadakannya pengajian?

Narasumber (jawaban): Karna ada makanan (sambil tertawa), ya memang kan

waktu itu juga kebetulan sedang jeda kompetisi jadi anak-anak juga kangen

untuk kumpul dan ini pengajian ini juga dijadikan ajang berkumpul juga

walaupun harus ditipu-tipu dulu. Faktor rangga (yang tewas sama oknum

suporter di Jakarta)itu juga dijadikan momen juga untuk mendoakan

mendiang. Sekaligus mendoakan Persib yang pada saat itu hampir degradasi

yang di kandang beberapa kali kalah yang menjadi pikiran kita apa karna

kita-kitanya yang mabok mulu gag doain buat Persib kali aja kalau doain

Persib jadi juara (amin.).

13. Peneliti: Faktor penghambat diadakannya pengajian?

Narasumber (jawaban):Kadang kan orang mendengar kata pengajian atau

tausyiah udah resisten duluan seperti bilang “sok islami banget” “sok

religius’ “santai aja kali masih muda” dan faktor dana sedikit penghambat

dalam pengajian karena anak-anak viking lebih gampang buat beli alkohol

daripada sumbangan buat pengajian.

Peneliti Narasumber

(Rendy Adityawarman) (Tobias Ginanjar)

Page 89: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

NIM : 1110051000193

Perihal : Wawancara dengan Heru Joko

Tempat : Fanshop Original jl.Banda Bandung

Waktu : Kamis, 07Agustus 2014 pukul14.00 WIB

1. Peneliti : Latar Belakang Berdirinya Viking Persib Club?

Narasumber : Dulu bermula saat sekelompok bobotoh yang fanatik

sama Persib yang biasa menghuni tribun selatan belum ada wadah besar

untuk menampung bobotoh yang fanatik, maka ide untuk menjawab totalitas

sang idola Persib Bandung di lapangan dengan sebuah totalitas dalam

memberi dukungan, maka setelah melalui beberapa kali pertemuan yang

cukup alot dan memakan waktu, akhirnya terbentuk sebuah kesepakatan

bersama. Tanggal 17 Juli 1993, dirumah dibahu jalan Kancra no. 34,

diikrarkan sebuah kelompok suporter dengan nama Viking Persib Club.

Adapun pelopor dari pendiriannya antara lain; alm. Ayi Beutik, saya

sendiri, Dodi Rokhdian, Hendra Bule, dan Aris Primat dengan dihadiri oleh

beberapa Pioner Viking Persib Club lainnya, yang hingga kini masih tetap

aktif dalam kepengurusan Viking Persib Club. Nama Viking sendiri kita

ambil dari nama sebuah suku bangsa yang mendiami kawasan skandinavia

di Eropa Utara. Suku bangsa tersebut dikenal dengan sifat yang keras,

berani, gigih, solid, patriotis, berjiwa penakluk, pantang menyerah, serta

senang menjelajah. Karakter dan semangat itulah yang mendasari

pengadopsian nama Viking kedalam nama kelompok yang telah dibentuk.

Organisasi ini mewadahi para suporter Persib supaya terus memberikan

dukungan total bagi kesebelasan Persib dan menerapkan manajemen

tersendiri termasuk mendata para anggota, serta menerapkan fungsi kontrol

dalam setiap menghadapi persoalan anggotanya.

Page 90: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

2. Peneliti: Apa Visi dan Misi Viking Persib Club?

Narasumber: Menjadi sebuah organisasi atau kelompok sosial yang

menjaga sportifitas dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi, baik di dalam

stadion atau diluar stadion serta menjadi leading organisasi atau kelompok

sosial yang mengedepankan tali persaudaraan dan menjunjung tinggi

Bhineka Tunggal Ika. Menjaga keamanan dan kenyamanan pada setiap

pertandingan yang diadakan, serta ikut berpartisipasi dalam segala bentuk

kegiatan sosial demi terciptanya ikatan sosial dengan kelompok lain yang

berlandaskan Bhineka Tunggal Ika.

3. Peneliti: Bagaimana susunan struktur organisasi Viking?

Narasumber: Sebagai sebuah organisasi, Viking Persib Club

memiliki susunan organisasi resmi dimana kepengurusan tersebut akan

berlangsung selama para pengurus menginginkannya dalam arti ketika

seseorang masih menginginkan dan atau diinginkan untuk menjabat posisi

tertentu maka jabatan itu akan tetap menjadi miliknya. Struktur organisasi

Viking Persib Clubperioede 1993-sekarang adalah sebagai berikut : Ketua

itu saya Heru Joko kemudian bagian Sekretaris Umum itu Yoedi Baduy,ada

Panglima alm. Ayi Beutik, bagian administrasi Yana Ewok & Ucok,

Konfigurator Yana Bool, Merchandise Dadan Gareng, bagian yang ngurus

Ticketing Rudi Boseng & Odoy, Koord. Lapangan Hendra Bule & Ketua

Distrik dan terakhir peralatan Deni Jeck, Harip & Ferry.

4. Apa saja aktivitas Viking selain mendukung Persib?

Narasumber: Sejak Viking didirikan, kegiatan rutinnya adalah

sudah pasti nonton bareng pertandingan Persib baik itu di Stadion

maupun melalui siaran televisi. Sedangkan fungsi Viking terhadap

anggotanya adalah, sebagai agen penjualan tiket pertandingan persib.

Seiring dengan pertambahan anggota Viking dari waktu kewaktu, maka

mereka merasa perlu melakukan aktivitas lain yang bermanfaat selain

hanya menjadi suporter fanatik.Adanya keinginan para anggota Viking

untuk berkegiatan, tentu saja perlu disalurkan demi keberlangsungan

aktivitas komunitas tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh para

Page 91: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

anggota Viking selain hanya menjadi suporter fanatik adalah, menjadi

agen ticketing pertandingan persib, mendirikan fanshop merchandise

Persib, bakti sosial jika terjadi bencana alam didaerah, kompetisi futsal

antar distrik manapun, aktifitas keagamaan seperti santunan anak yatim,

sahur on the road, buka puasa dengan anak yatim, pengajian rutin, dan

masih banyak lagi. Selain itu juga Viking mendirikan Viking Records,

mendirikan sekolah sepak bola England FC, mendirikan Viking

Automotive Riders (VAR), dan kegiatan-kegiatan positif lainnya.

5. Peneliti: Berapa jumlah anggota resmi Viking hingga saat ini?

Narasumber: jumlah anggota yang memiliki kartu anggota resmi

sampai saat ini lebih dari 70 ribu lebih yang tersebar di seluruh distrik

Indonesia dan distrik luar negeri.

6. Peneliti: apa saja aktivitas yang menyangkut keagamaan yang pernah

dilakukan Viking melibatkan anggota?

Narasumber : Jika dilihat dari sisi positifnya ataupun aspek

aktivitas keagamaan, kami selaku pengurus Viking mengadakan beberapa

agenda acara yang bersifat aktivitas keagamaan seperti acara santunan

anak yatim, acara sahur on the road, buka puasa bersama dengan anak

yatim piatu, isra mi’raj,dan pengajian rutin yang dilakukan sebulan

sekali.

Peneliti

(Rendy Adityawarman)

Narasumber

(HeruJoko)

Page 92: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

NIM : 1110051000193

Perihal : Wawancara dengan Dovi

Tempat : Fanshop Original jl.Banda Bandung

Waktu : Kamis, 07Agustus 2014 pukul16.00 WIB

Peneliti: Kira-kira adakah manfaat yang diadakannya pengajian rutin oleh

pengurus Viking?

Narasumber: Kegiatan pengajian ini jelas ada manfaat positif untuk para

anggota Viking khususnya untuk anak-anak Viking Frontline karena dengan

diadakannya pengajian akan berdampak pada kehidupan sehari-hari seperti

memahami nilai-nilai islam dan makna-makna hidup dijalan yang benar.

Peneliti Narasumber

(Rendy Adityawarman) (Dovi)

Page 93: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan

Foto dan Dokumentasi

Page 94: STRATEGI DAKWAH PENGURUS VIKING DALAM AKTIVITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26737/1/RENDY... · faham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan