STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada...

69
ii STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA DODA KECAMATAN LORE TENGAH KABUPATEN POSO SULAWESI TENGAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh AGUS SUPIANTO NIM : 105270001015 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M

Transcript of STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada...

Page 1: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

ii

STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA

DODA KECAMATAN LORE TENGAH KABUPATEN POSO

SULAWESI TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

AGUS SUPIANTO

NIM : 105270001015

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1442 H/ 2020 M

Page 2: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

iii

Page 3: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

iv

Page 4: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

v

Page 5: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

vi

ABSTRAK

AGUS SUPIANTO. 2020. Strategi da’i dalam mengajarkan al-Qur’an di desa Doda Kec. Lore tengah Kab. Poso Prov. Sulawesi tengah (pembimbing oleh Dr. Abbas L.C., MA dan Dr. Abdul Fattah, S.Th.I., M.Th.I)

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui. 1. Bagaimana gambaran kegiatan masyarakat di pedalaman Doda Sulawesi tengah. 2. Bagaimana kegiatan da’i dalam mengajarkan al-Qur’an di pedalaman Doda Sulawesi tengah. 3. Bagaimana strategi da’i dalam mengajarkan al-Qur’an di pedalaman Doda Sulawesi tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi da’i dalam mengajarkan al-Qur’an di desa Doda Kec. Lore tengah Kab. Poso Prov. Sulawesi tengah.

Penelitian ini bersifat deskritif kualitatif yaitu sebuah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan sebuah fakta empiris secara objektif ilmiah dengan berlandaskan pada logika keilmuan, prosedur yang didukung oleh metodologi dan teoritis yang kuat sesuai disiplin keilmuan yang ditekuni. Penelitian ini berlokasi di, Desa Doda kecamatan lore Tengah, Kabupaten Poso. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 10 orang.

Adapun hasil penelitian ini ialah menunjukkan adanya pelaksanaan keagamaan masyarakat dalam mempelajari al-Qur’an serta lebih giat dalam mengembangkan ilmu agama. Dan sebagian diantara mereka banyak yang melanjutkan sekolahnya di pondok-pondok pesantren yang sederajat smp, sma, dan perguruan tinggi.

Page 6: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah swt., Tuhan semesta alam. Peneliti

sangat bersyukur kepada Allah swt., karena atas limpahan rahmat,

hidayah-Nya serta taufikNya sehingga karya tulis yang berjudul “Model

komunikasi Efektif Dalam Pembinaan Santri Dipesantren Darul Arqam

Muhammadiyah Desa Ponre Waru, Kec. Wolo, Kab. Kolaka”, dapat

penulis selesaikan dengan baik. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat

bagi penulis maupun bagi masyarakat luas. Demikian pula salawat dan

salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan umat manusia

yakni baginda Rasulullah saw, para keluarga, sahabatnya dan para

pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menghadapi hambatan

dan kendala, tetapi dengan pertolongan Allah swt., dan motivasi serta

dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya ini meskipun penulis masih menyadari masih ada kekurangan yang

tidak lupuk dari pengetahuan penulis. Oleh sebab itu, penulis sangat

mengharap masukan dan kritikan yang membangun dalam melengkapi

serta menutupi segala kekurangna yang masih perlu diperbaiki. Kemudian

penulis menyampaikan perhargaan dan ucapan terima kasih terutama

kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 7: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

viii

2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd,I selaku Dekan 1 Fakultas

Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Dr. Abbas, Lc., MA, selaku Ketua Prodi Komunikasi dan

Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Abdul Fattah, S.Th.I., M.Th.I selaku wakil Ketua Prodi

Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta seluruh staf

Jurusan Pendidikan Agama Islam yang banyak membantu

peneliti dalam menyesaikan segala administrasi.

5. Dr. Abbas, Lc., MA, selaku Dosen Pembimbing Utama dan Dr.

Abdul Fattah, S.Th.I., M.Th.I selaku Dosen Pembimbing kedua,

yang banyak meluangkan waktu serta pikiranya dalam

mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyusun dan

menyelesaikan penulisan karya ini.

6. Kepada para dosen Universitas Muhammadiyah Makassar,

khususnya para dosen Fakultas Agama Islam yang banyak

memberikan ilmu bagi peneliti sehingga peneliti dapat menjadi

orang yang berguna sesuai dengan khazanah keilmuannya.

7. Kepada Bapak, Ibu tercinta yang lansung maupun tidak lansung

membantu dan begitu banyak memberikan motivasi, inspirasi,

nasehat serta yang membiayai penulis, sehingga karya ini dapat

diselesaikan dengan baik.

Page 8: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

ix

8. Kepada saudara dan keluarga tercinta yang begitu banyak

memberikan motivasi, inspirasi, serta nasehat kepada penulis,

sehingga karya ini dapat diselesaikan dengan baik.

9. Kepada seluruh karyawan dan karyawati Perpustakaan

universitas Muhammadiyah Makassar, yang memberikan

pelayanan bagi penulis dalam menyiapkan segala referensi

yang dibutuhkan dalam menyelesaikan karya ini.

MAKASSAR, 02 Rabi’ul Awwal 1442 H 20 Oktober 2020 M

Peneliti,

AGUS SUPIANTO NIM: 105270001015

Page 9: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i

HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii

PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ....................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................. v

ABSTRAK ........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ............................................................ 1

B. Rumusan masalah .................................................................... 4

C. Tujuan penelitian ....................................................................... 5

D. Manfaat penelitian ..................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Da’i .......................................................................... 6

B. Tugas dan fungsi Da’i................................................................ 7

C. Sifat-sifat Da’i ............................................................................ 8

D. Unsur-unsur Da’i ....................................................................... 8

E. Strategi Dakwah ........................................................................ 12

F. Tahap-tahap strategi ................................................................. 14

G. Dakwah ..................................................................................... 15

Page 10: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

xi

H. Sumber metode Dakwah ........................................................... 19

I. Tujuan dakwah .......................................................................... 19

J. Dasar hukum Dakwah ............................................................... 21

K. Prinsip-prinsip Dakwah.............................................................. 25

L. Unsur-unsur Dakwah................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan lokasi penelitian ........................................................ 31

B. Pendekatan penelitian .............................................................. 32

C. Sumber Data ............................................................................. 32

D. Metode pengumpulan Data ....................................................... 33

E. Instrument penelitian ................................................................. 34

F. Teknik pengolahan dan analisis data ........................................ 34

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Letak geografis .......................................................................... 36

B. Gambaran kegiatan masyarakat ............................................... 37

C. Kegiatan da’i dalam mengajarkan Al-Qur’an ............................. 39

D. Strategi da’i dalam mengajarkan Al-Qur’an ............................... 41

E. Faktor-faktor pendukung dan penghambat pengajaran Al-Qur’an di

desa Dodo Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso serta solusi

yang dilakukan untuk mengatasinya ......................................... 42

Page 11: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

xii

F. Memberikan motivasi kepada masyarakat terutama yang baru

mengenal baca tulis Al-Qur’an sehingga meningkat minat belajar

.................................................................................................. 44

G. Pembinaan Da’i terhadap santri Desa Doda kecamatan Lore

Tengah ...................................................................................... 47

H. Modernisasi proses belajar ....................................................... 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 49

B. Saran......................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 52

LAMPIRAN .......................................................................................... 55

RIWAYAT HIDUP ................................................................................ 58

Page 12: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan

memerintahkan umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan

ajaran Islam kepada seluruh umat manusia. Keharusan tetap

berlangsungnya dakwah Islamiyah di tengah-tengah masyarakat itu

sendiri, merupakan realisasi dari salah satu fungsi hidup setiap manusia

Muslim, yaitu sebagai penerus risalah Nabi Muhammad Saw., untuk

menyeru dan mengajak manusia menuju jalan Allah, jalan keselamatan

dunia akhirat. Disamping fungsi hidup sebagai khalifah di muka bumi ini.

Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah yang

merupakan tugas sebagai manusia Muslim sudah tercantum dalam kitab

suci al-Qur’an, surat al- Imron ayat104 :

إلى يدعون ة أم نكم م ب ٱولتكن ويأمرون عن ٱلخير وينهون لمعروف ١٠٤لمفلحون ٱئك هم ر وأول لمنك ٱ

Terjemahnya:

Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar merekalah orang-orang yang beruntung.”1

1 Departemen Agama RI, Alquran dan terjemahnya, (Cet. Ke-3, Jawa Barat, CV Penerbit DiPonegoro, 2013), h. 63

1

Page 13: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

2

Dalam melaksanakan tugas untuk mengajak manusia ke jalan

Allah, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, seringkali jalan

yang ditempuh tidak mulus, dan selalu menemui hambatan dan rintangan.

Untuk itu dalam melaksanakan dakwah Islamiyah, diperlukan adanya

siasat cermat dan strategi dakwah yang jitu, diantaranya dengan

memahami kondisi mad’u yang dihadapi dengan begitu dakwah yang kita

sampaikan akan mudah diterima oleh mad’u. Untuk menunjang

keberhasilan dakwah, perlu diusahakan usaha-usaha yang cepat dan

konkrit, baik dalam bentuk metode atau alat yang akan dipakaiuntuk

berdakwah. Salah satu usaha untuk dapat memenuhi harapan itu, yang

perlu diperhatikan adalah semakin lajunya ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Demikian pula dakwah dalam menyebarluaskan agama Islam, juga

perlu memperhatikan hal tersebut. Dimana untuk mencapai tujuan

tersebut maka harus mempertimbangkan media dan tidak lupa juga situasi

dan kondisi masyarakat.

Pada zaman modern ini, bermacam teknologi telah bermunculan

seperti televisi, radio dan internet, berbagai macam media tersebut dapat

dipandang sebagai media yang dapat berperan penting dalam

mensukseskan, atau bahkan sebagai penghambat bagi dakwah itu

sendiri.

Dari sisi perannya, maka sebenarnya teknologi semacam televisi,

radio, internet dan lain sebagainya dapat menjangkau masyarakat yang

Page 14: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

3

sangatluas di Indonesia ini bahkan dunia. Dari luasnya jangkauan televisi,

radio, internet maupun media massa lainnya inilah, peluang kita terbuka

untuk dapat menyebarluaskan Islam kepada seluruh masyarakat baik

dalam maupun luar negeri.

Dari sisi penghambat lajunya dakwah, teknologi membuat dunia

yang kelihatannya sangat jauh terasa bagai tak berjarak. Bagaimana

tidak, kita dapat menyaksikan secara cepat berbagai kejadian maupun

peristiwa penting yang ada diluar negeri.2

Begitupun dalam melakukan pengajaran al-Qur’an kepada

masyarakat tentu memiliki siasat serta strategi yang jitu, hal ini sudah

tercantum dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 121

ءاتين ٱ أول لكت ٱهم لذين تلاوته حق يتلونه به ب يكفر ومن به يؤمنون ئك

١٢١سرون لخ ٱ هم ئك فأول

Terjemahnya:

Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya,

mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya,

mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar

kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi3

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa orang yang telah Allah

berikan al-Qur’an kepadanya kemudian ia berpegang teguh kepadanya

2Sufirman Eka Ardhana, Jurnalistik Dakwah, (Pustaka Yogyakarta, Cet. ke- I, 1995), h.5

3Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, Op. Cit, h. 19

Page 15: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

4

dan menjadikan al-Qur’an sebagai pedomannya merekalah orang-orang

yang beruntung, dan barang siapa yang ingkar kepadanya maka

merekalah orang yang merugi.

Begitupun dalam hadist Nabi SAW, sangat dianjurkan dalam

mempelajari al-Qur’an serta mengajarkanya, diantaranya:

خيركم من تعلم القرآن وعلمه

Terjemahnya:

Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an

dan mengajarkannya4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, ada

beberapa permasalahan yang akan di kaji dalam Permasalahan ini

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kegiatan keagamaan masyarakat di Desa

Doda’ Kecamatan Lore Tengah?

2. Bagaimana kegiatan Da’i dalam mengajarkan al-Qur’an di Desa

Doda’ Kecamatan Lore Tengah?

3. Bagaimana strategi Da’i dalam mengajarkan al-Qur’an di Desa

Doda’ Kecamatan Lore Tengah?

4Tim Da’I Zulfah Saudi Arabia, 100 Hadist Populer Untuk Hafalan, (Pustaka Surabaya, Cet. Ke-20, 2016), h. 84

Page 16: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

5

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran kegiatan keagamaan masyarakat di

Desa Doda’ Kecamatan Lore Tengah

2. Untuk mengetahui kegiatan Da’i dalam mengajarkan al-Qur’an di

Desa Doda Kecamatan Lore Tengah

3 Untuk mengetahui strategi Da’i dalam mengajarkan al-Qur’an di

Desa Doda’ Kecamatan Lore Tengah

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penilitian ini adalah:

1. Sebagai masukan dalam upaya pembinaan kehidupan keagamaan

masyarakat Islam di Kecamatan Lore Tengah yang menyimpang

dan tidak sesuai dari ajaran Islam.

2. Sebagai masukan dalam rangka peningkatan pemahaman

masyarakat Islam sehingga dapat berguna bagi perkembangan

ajaran Islam di Kecamatan Lore Tengah

3. Sebagai sumbanngsih pemikiran penulis, kepada semua pihak,

khususnya bagi penulis dan masyarakat Islam di Kecamatan Lore

Tengah.

Page 17: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Da’i

Pendakwah adalah orang yang melakukan dakwah ia disebut juga

da’i. Dalam ilmu komunikasi pendakwah adalah komunikator yaitu orang

yang menyampaikan pesan komunikasi massage kepada orang lain.

Secara ideal, pendakwah adalah orang mukmin yang menjadikan

Islam sebagai agamanya, al-Qur’an sebagai pedomannya, Nabi

Muhammad rasulullah SAW. Sebagai pemimpin dan teladan baginya, ia

benar-benar mengamalkannya dalam tingkah laku dan perjalanan

hidupnya, kemudian ia menyampaikan Islam yang meliputi akidah,

syariah, dan akhlak kepada seluruh manusia. Definisi ini menuntut

pendakwah untuk mengamalkan ajaran Islam sebelum menyampaikannya

kepada orang lain.5

Da’i berasal dari bahasa arab yang berarti orang yang mengajak.

Arti tersebut masih umum sifatnya belum berkait dengan unsur lain yang

mengikutinya. Dalam pengertian seperti tersebut masih termasuk orang

yang mengajak ketidak baikan. Dalam pengertian yang khusus

(pengertian Islam) da’i adalah orang yang mengajak kepada orang lain

baik secara langsung atau tidak langsung dengan kata-kata, perbuatan

atau tingkah laku kearah kondisi yang baik atau lebih baik menurut syariat

5Moh. Ali Aziz,. ilmu dakwah,( cet.ke-5; Jakarta: PT fajar interpratama mandiri, 2016), h. 216-217.

6

Page 18: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

7

al-Qur’an dan as-Sunnah. Dalam pengrtian khusus tersebut da’i identik

dengan orang yang melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar.6

B. Tugas Dan Fungsi Da’i

Pada dasarnya tugas yang pokok seorang da’i adalah meneruskan

tugas Rasul SAW. Ia adalah pewaris Nabi (warotsatul anbiya) yang berarti

harus menyampaikan ajaran-ajaran Allah, lebih tegas lagi bahwa tugas

da’i adalah merealisasikan ajaran-ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah di

tengah masyarakat sehingga al-Qur’an dan as-Sunnah dijadikannya

sebagai pedoman dan penuntun hidupnya. Menghindarkan masyarakat

dari berpedoman pada ajaran-ajaran lain yang tidak dibenarkan oleh al-

Qur’an dan as-Sunnah, menghindarkan masyarakat dari berpedoman

pada ajaran-ajaran animisme dan dinamisme serta ajaran-ajaran lain yang

tidak dibenarkan oleh al-Qur’an dan as-Sunnah. Tugas da’i sangatlah

berat karna ia harus mampu menterjemahkan bahasa al-Qur’an dan as-

Sunnah kedalam bahasa yang dapat dimengerti oleh masyarakatnya.

Namun dibalik keberatan tugas itu terhampar kemuliaan yang penuh

rahmat sang pencipta Allah SWT.7 Tersebut dalam surah an Nahl ayat 97:

ص عمل أنثى من أو ذكر ن م فلنحيينه لحا مؤمن طيبة حيو ۥوهو ة ٩٧سن ما كانوا يعملون ولنجزينهم أجرهم بأح

6Slame, prinsip prinsip metodologi dakwah, (cet, ke-1; Surabaya: al ikhlas, 1994), h. 57.

7Slame, Ibid, h. 58-60

Page 19: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

8

Terjemahnya:

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan kami Terjemahnya: berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri alasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”8

C. Sifat-Sifat Da’i

Kalau meminjam peristilahan dalam ilmu komunikasi, da’i dapat

dikategorikan sebagai komunikator yang bertugas menyebarkan dan

menyampaikan informasi-informasi dari sumber (source) melalui saluran

yang sesuai (chanel).

Pada komunikan (receiver).Untuk menjadi komunikator yang baik

maka padanya dituntut adanya kredibilitas yang tinggi yaitu suatu tingkat

kepercayaan yang tinggi padanya dari komunikanya. Komuniktor yang

baik adalah komunikator yang mampu meyampaikan informasi atau

pesan(messege) kepada komunikan sesuai dengan yang diinginkan.9

D. Unsur-Unsur Da’i

Da’i bisa secara individual, kelompok, organisasi atau lembaga

yang dipanggil untuk melakukan tindakan dakwah. 10 Tuhan adalah yang

memanggil melalui isyarat-isyaratnya dalam al-Qur’an, sementara yang

dipanggil untuk brdakwah adalah umat Islam sesuai kemampuan dan

kapasitas masing-masing umat.

8Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 278

9slamet, Op. Cit, h. 67-68

10Acep Aripudin, pengembangan metode dakwah,( cet. ke-1; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016), h. 12

Page 20: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

9

Ada empat cara bagaimana seorang da’i dinilai oleh mad’unya11.

1. Da’i dinilai dari reputasi yang mendahuluinya. Apa yang sudah

dilakukan oleh da’i, bagaimana karya-karyanya, apa latar belakang

pendidikannya, apa jasanya dan bagaimana sikapnya. Apakah

sikapnya seorang da’i memperindah atau menghancurkan

reputasinya.

2. Melalui perkenalan atau informasi tentang diri da’i. Seorang da’i

dinilai mad’unya dari innformasi yang diterimanya. Bagaimana

informasi tentang da’i diterima dan bagaimana da’i

memperkenalkan dirinya sangat menentukan kreadibilitas

seseorang da’i.

3. Melalui apa yang diucapkannya.” Al-lisan mizan al-insan” (lisan

adalah ukuran seorang manusia), begitu ungkapan Ali bin Abi

Tholib. Apabila seorang da’i mengungkapkan kata-kata kotor, kasar

dan rendah, maka seperti itu pula kualitasnya. Da’i memiliki

kreadibilitas apabila ia konstan dalam menjaga ucapannya yang

selaras dengan perilaku keseharian.

4. Melalui bagaimana cara da’i menyampaikan pesan dakwahnya.

Penyampaian dakwah yang sistematis dan terorganisir member

kesan pada da’i bahwa ia menguasai persoalan, materi dan

metodologi dakwah.

11Syukriadi sambas, Matan Wilayah Kajian Dakwah Islam, (Bandung: KP-Hadid,1995), h. 24.

Page 21: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

10

Seorang da’i yang kredibel adalah seorang yang memiliki

kompetensi di bidangnya, integritas kepribadian, ketulusan jiwa dan

memiliki status yang cukup. Da’i harus menjadi saksi kebenaran, menjadi

teladan umat dan berakhlak baik yang mencerminkan nilai-nilai Islam.12

1. Sasaran Dakwah (Mad’u)

Manusia sebagai sasaran dakwah (mad’u) tidak lepas dari kultur

kehidupan yang melingkupinya yang harus dipertimbangkan dalam

pelaksanaan. Situasi teologis, cultural dan structural mad’u (masyarakat)

dalam dakwah Islam bahkan selalu memunculkan dinamika dalam

dakwah, karena dakwah islam dilakukan dalam situasi sosiokultural

tertentu bukan dalam masyarakat nihil budaya dan nihil system. Situasi

structural dan kultural yang dimaksud seperti system kekuasaan (al-mala),

keadaan masyarakat tertindas atau lemah (al-mustad’afin) dan penguasa

ekonomi atau konglomerasi (al-mutrafin).13

2. Unsur Materi Dakwah (Maudu’)

Materi dakwah adalah ajaran-ajaran Islam sebagaimana termaktub

dalam Qur’an dan hadis, atau mencakup pendapat para ulama atau lebih

12Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, (cet. ke-1; Jakarta: PT rajagravindo persada, 2011), h. 5. lihat juga Alwi shihab, Islam Inklusif, (Bandung,mizan, 1999), h.254.

13Acep Aripudin, Ibid, h.6. lihat juga syukriadi, Matan Wilayah Kajian Dakwah Islam, (Bandung: KP-Hadid, 1995), h.53.

Page 22: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

11

luas dari itu. Dalam Qur’an yang dijadikan salah satu rujukan dakwah

banyak ditemukan term-term dalam berbagai bentuk, seperti term khayr,14

Kata khayr dimaknai sebagai sesuatu yang sangat diingini

(diharapkan) oleh manusia, seperti akal, kebebasan dan keailan atau

sesuatu yang bermanfaat.15 Dengan demikian, kata khayr ialah suatu

kebijakan yang sangat diharapkan sekali oleh ummat manusia, seperti

akal (kecerdasan), keadilan, keutamaan dan sesuatu yang bermanfaat.

Kebijakan tersebut ada yang mutlaq (tak terbatas) seperti surga yang

diharapkan setiap orang, maupun yang muqayyad (bergantung pada

sebab lain), seperti harta yang bisa menjadi baik maupun mencelakakan16

3. Unsur metode (Uslub al-dawah)

Metode (Arab: thariqat atau manhaj) diartikan tatacara17. Metode

ialah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu

kegiatan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.18Metode dakwah

adalah cara yang digunakan da’i untuk menyampaikan materi dakwah

(Islam). Metode dakwah sangat penting peranannya dalam dalam

menyampaian dakwah. Metode yang tidak benar, meskipun materi yang

14Asep muhyiddin, Istilah-Istilah Dakwah Dalam Quran (Bandung: Pustaka Setia 2005), h. 23

15Al-Raghib al-Isfahani, Mu’jam Mufradat Li Alfazh Al-Quran, (Beirut: Dar Fikr, tt), h.163

16Awis Karni, Dakwah Islam, Studi Kasus Yayasan Wakaf Paramadina, (Jakarta: disertasi SPS UIN Jakarta, 2000), h. 43.

17M. Yunan Yusuf, Metode Dakwah Sebuah Pengantar Kajian, dalam Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2003), h.10.

18Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta, Balai Pustaka, 1986), h. 649

Page 23: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

12

disampaikan baik, maka pesan baik tersebut bisa ditolak. Seorang da’i

mesti jeli dan bijak dalam memilih metode, karna metode sangat

mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan dakwah.19

4. Media Dakwah ( Wasilah Dakwah )

Media dakwah adalah sarana yang digunakan dalam

menyampaikan pesan-pesan dakwah. Disebutkan Deddy Mulyana

bahwaa media bisa merujuk pada alat maupun bentuk pesan, baik verbal

maupun nonverbal, seperti cahaya dan suara. Saluran juga bisa merujuk

pada cara penyajian, seperti tatap muka (langsung) atau lewat media,

seperti surat kabar majalah, radio, telepon dan televisi.20 Sering pula

disebut bahwa apa yang di kategorikan sebagai media juga disebut sebai

cara atau metode. Cara dakwah dengan menerangkan maupun

menginformasikan, terutama menginformasikan lewat lisan misalnya,

sering disebut dakwah bi al- lisan, karena menginformasikan dan

menerangkannya dengan lisan

E. Strategi Dakwah

Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu

menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan

19 Awis Karni, Dakwah Islam di Perkotaan, Studi Kasus Yayasan Wakaf Paramadina, (Jakarta, disertasi UIN Jakarta, 2000), tidak diterbikan, h. 45 .

20Deddy Mulyana, Ilmu komunikasi suatu pengantar, (Bandung: Rosdakarya, 2000), h.64

Page 24: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

13

kebijakan tertentu di peperangan, atau rencana yang cermat mengenai

kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.21

Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Terjemahnya,

arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian

tujuan. 22Kata strategi adalah turunan dari kata dalam bahasa yunani

yaitu, strategos. Adapun kata strategos dapat diterjemahkan sebagai

komandan militer pada zaman Athena.

Demikian pula dengan pelatih sepak bola, ia akan menentukan

strategi yang dianggapnya tepat untuk memenangkan suatu

pertandingansetelah ia memahami segala potensi timnya.23

Dari ilustrasi diatas dapat disimpulkan, bahwa strategi digunakan

untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan.

Dari beberapa pendapat dibawah ini, yang dimaksud strategi

adalah sebagai berikut:

Kata strategi sebenarnya berasal dari yunani “Stretehgos” yang

diambil dari kata stratus berarti Militer atau Ag yang berarti memimpin.

Dari strtegi ini dalam konteks awalnya diartikan sebagai general prinsip

21Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Cet.3; Jakarta: Balai Pustaka, 2015), h. 1092

22Moh.Ali Aziz. ilmu dakwah,(cet. ke-5; Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2016), h.349-350.

23Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Predia Media Group, 2007), h. 12

Page 25: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

14

yang artinya, sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral dalam membuat

rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.24

Strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial

yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.25

Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan

akhir.26

Strategi dakwah sebagai metode, siasat, taktik, yang dipergunakan

dalam (aktivitas) kegiatan dakwah.27

F. Tahap-Tahap Strategi

Proses strategi meliputi tahapan-tahapan berikut:

1. Perumusan

Pada tahap ini adalah proses merancang dan menyeleksi

berbagai strategi yang akhirnya menuntun pada pencapaian misi dan

tujuan organisasi.

2. Implementasi

Implementasi strategi disebut juga sebagai tindakan dalam

strategi, karena implementasi berarti mobilitas untuk mengubah strategi

yang dirumuskan menjadi suatu tindakan, maka dibutuhkan disiplin,

motivasi, dan kerja keras.

24Purnomo Setiawan Hari, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996), h. 8

25David Hunger dan Thomas L. Wheelen. Manajemen Strategi (Yogyakarta: Andi, 2003), h.

26Murad, Strategic Manajemen and Bussines policy, (Jakarta: Erlangga, 1994), h.9

27Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 2002), h. 32

Page 26: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

15

3. Evaluasi

Evalusi strategi adalah proses dimana manager membandingkan

antara hasil-hasil yang diperoleh dengan tingkat pencapaian tujuan.

Tahap akhir dalam strategi adalah mengevaluasi strategi yang telah

dirumuskan sebelumnya.28

G. Dakwah

a. Pengertian Dakwah

Secara etimologis, dakwah Islam berasal dari bahasa arab,

yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a,29 Yang diartikan sebagai

mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan

pemerintaan. Istilah ini sering di beri arti yang sama dengan istilah-

istilah tabligh, amr ma’ruf dan nahi munkar, mau’idzah hasanah,

tabsyir, indzar, ta’lim, dan khutbah.

Dakwah mengandung arti panggilan dari Allah SWT, dan

Rasulullah SAW. Untuk umat manusia agar percaya kepada ajaran

Islam dan mewujudkan ajaran yang di percayainya itu dalam segala

segi kehidupannya.30

28Freed R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhallindo, 2002), h. 5

29M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta :Kencana, 2009), h. 17

30Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Cet, 1; Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 3

Page 27: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

16

digunakan oleh para pendakwah sekalipun alat komunikasi modern

telah tersedia.31

a. Penerapan Metode Dakwah Bil Hikmah

Metode bi-al-Hikmah (Wisdom) yang dimaksusd dalam

penelitian ini adalah metode dakwah dalam bentuk kata-kata maupun

perbuatan da’i yang bernilai Islami.32 Menurut M. Natsir, metode

hikmah digunakan sebagai metode dakwah untuk semua golongan,

golongan cerdik maupun awam dan kelompok antara keduanya. Oleh

karena itu, metode daakwah bi-al-hikmah bisa berarti hikmah dalam

berbicara sesuai keadaan mad’u yang dihadaapi seperti dalam

ceramah. Begitu pula hikmah ketika dakwah dengan akhlak daan

metode member contoh. Sayid Qutub mendefinisikannya sebagai

dakwah yang memerhatikan keadaan dan tingkat kecerdasan

penerima dakwah juga memerhatikan kadar materi yanag

disampaikan aagar tidak memebebani.33

1. Metode Memberi Contoh Dengan Akhlak Yang Baik.

Sikap dan perilaku atau akhlak (behavior) saangat efektif

dijaikan cara dakwah hamper pada setiap golongan dan strata mad’u.

31Moh.Ali aziz , ilmu dakwah, (PT fajar interpratama mandiri, Jakarta), cetakan ke-5, april 2016, hal. 357-359.

32Julian Milie menyebutnya “Islamic oratory “, yaitu penyampaian pesan-pesan Islam dengan menggunakan media lisan. Julian Milie, Bahasa da’i dalam Dakwah di Jawa Barat, (Bandung- Monash Univercity,2009), hasil penelitian tidak dipublikasikan. “Juga disebut komunikasi verbal” (verbal communication). Deddy Mulyana, ilmu komunikasi suatu pengantar (Bandung,Rosdakaraya,2000), h. 239.

33Salmadanis,Kemali keakar Rumpun Metode Dakwah Surat an-Nahl 125 (Padang, Makalah, 2005), h .9

Page 28: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

17

Akhlak yang baik terhadap umat Islam maupun terhadap penganut

beda agama sebagai cara dakwah dilakukan,misalnya oleh da’i.34

2. Al-Mau’idza Al-Hasaanah

Terminologi mau’izhah hasanah dalam perspektif dakwah

sangat populer, bahkan dalam acara-acara seremonial keagamaan

(baca dakwah atau tabligh) seperti Maulid Nabi dan Isra’ Mi’raj, “acara

yang ditunggu-tunggu” yang merupakan inti acara dan biasa menjadi

salah satu target keberhasilan sebuah target. Namun demikian agar

tidak menjadi kesalah pahaman, maka akan dijelsaskan pengertian

mau’izah hasanah. Secara bahasa, mau’zhah hasanah terdiri dari dua

kata, yaitu mau’izhah dan hasanah. Kata mau’izhah berasal dari kata

wa’adza-ya’idzu- wa’dzan-idzatan yang berarti ; nasihat, bimbingan,

pendidikan dan peringatan35. Adapun pengertian secara istilah, ada

beberapa pendapat antara lain;

1. Menurut Imam Abdullah bin Ahmad an- Nasafi yang dikutip oleh H.

Hasanuddin “al- Mau’izhah al- Hasanah” adalah (perkataan-perkataan)

yang tidak tersembunyi bagi mereka, bahwa engkau member nasehat

dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan al-quran.36

34Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, (PT Raja Gravindo Pesada, Jakarta), cetakan ke-1, November 2011, h. 72

35 M. Munir, Metode Dakwah, ( Fajar Interpratama, Jakarta), cetakan ke-3, Februari 2009- ke2, Februari 2006, ke-1, Februari 2003, h.15.lihat juga Lois Ma’luf, Munjid fi al-lughah wa A’lam (Beirut,Dar fikr.1986) h.907,Ibnu Mandzur,Lisan al-Arab,jilid VI (Beirut, Dar Fikr,1990) h.466.

36Hasanuddin,Hukum Dakwah (Jakarta,Pedoman Ilmu jaya,1996) h.37.

Page 29: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

18

2. Menurut Abd. Hamid al-Bilali “al-Mau’izhah al-Hasanah”. Merupakan

salah satu manhaj (metode) dalam dakwah untuk mengajak kejalan

Allah dengan memberikan nasihat atau bimbingan dengan lemah

lembut agar mereka mau berbuat baik.37 Mau’izhah hasanah dapatlah

diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan,

pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-

pesan positif (wasyat) yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan

agar mendapatkan keselamatan dinia dan akhirat.38

3. Al-Mujadalah Bi-al-lati Hiya Ahsan. Dari segi etomologi (Bahasa) lafazh

mujadalah terambil dari kata “Jadala” yang bermakna memintal, melilit.

Apabila ditambahkan alif pada huruf jim yang mengikuti wazan faa

ala,”jaa dala” dapat bermakna berdebat,dan “ mujaadalah” perdebatan.39

Dari pengertian diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa, al-

Mujadalah diartikan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara

sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan

menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan

bukti yang kuat. Antara satu dengan lainnya saling menghargai dan

37Abdul Hamid al-Bilali,Fiqh al-Dakwah fi ingkari al-mungkar(Kuwait, Dar al-Dakwah,1989) h.260.

38M. Munir,Metode Dakwah,( Fajar Interpratama,Jakarta), cetakan ke-3, Februari 2009- ke-2, Februari 2006-ke1, Februari 2003, h.17.

39Ahmad Warson al-Munawwir, al-Munawwir, (Jakarta, pustaka progresif,1997), cetakan ke-14,h.175.lihat juga pada kamus al-Bisri, karangan K.H.Adib Bisri dan K.H. Munawwir AF,(Pustaka progresif,2000,)h.67 dan ini berarti sama pula dengan lafazh al-Khiwaar yang berarti jawaban,al-Mukhaawaroh; Tanya jawab,perdebatan.Lebih jelas lihat kamus al-Bisri,h.140.

Page 30: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

19

menhormati pendapat keduanya berpegang kepada kebenaran, mengakui

kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima hukuman kebenaran tersebut.

H. Sumber Metode Dakwah

1. Al-Qur’an

Di dalam al-Quran banyak sekali ayat yang membahas tentang

masalah dakwah. Di antara ayat-ayat tersebut ada yang berhubungan

dengan kisah para rasul dalam menghadapi umatnya, ada ayat-ayat yang

ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. ketika beliau melancarkan

dakwahnya. Semua ayat-ayat tersebut menunjukan metode yang harus

dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim.40

I. Tujuan Dakwah

Mengenai tujuan dari dakwah Islam para pakar dan penulis Islam

tentang dakwah masing-masing mengemukakan dan menjabarkan secara

berbeda-beda. Kendatipun demikian, secara esensial mempunyai tujuan

yang sama, yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari yang

mungkar. Dalam arti yang lebih luas bahwa dakwah bertujuan untuk

melakukan perubahan kondisi yang lebih baik agar manusia memperoleh

kebahagiaan hidup di dunia dan keselamatan hidup di akhirat.

Tujuan dilaksanakannya dakwah adalah mengajak umat manusia

kejalan Allah SWT, jalan yang benar, yaitu Islam disamping itu, dakwah

bertujuan untuk mempengaruhi cara berfikir manusia, secara merasa, cara

bersikap dan bertindak agar manusia bertindak sesuai dengan prinsip-

40M.munir,metode dakwah,(Fajar Interpratama Jakarta,), cetakan ke-3 februari 2009, ke-2 februari 2006, ke-1 februari 2003.h.19.

Page 31: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

20

prinsip Islam.41 Sehubungan dengan hal tersebut, HM. Arifin

mengemukakan bahwa tujuan dakwah adalah untuk menumbuhkan

pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang

dibawakan oleh aparat da’i atau penerang agama.42Berbeda dengan

Wahdi Bachtiar bahwa tujuan dakwah adalah mencapai masyarakat yang

adil dan makmur serta mendapat ridha Allah swt. 43 Tujuan dakwah juga

adalah mengubah pandangan hidup seseorang, dari perubahan

pandangan hidup ini akan berubah pula pada fikir dan pola sikap. Allah

SWT , berfirman dalam QS. al-Anfal: 24

٢٨ عنده أجر عظيم � ٱوأن دكم فتنة لكم وأول علموا أنما أمو ٱو Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.”44

Berdasarkan ayat tersebut, tegaslah bahwa yang menjadi inti

semua dakwah adalah menyadarkan manusia akan arti yang sebenarnya

dari hidup ini. Bukanlah hidup ini hanya semata-mata untuk makan dan

buat minum, yang hanya makan makan dan minum hanyalah binatang.45

41Rofiuddin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h.32

42Lihat, HM. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara 1994), h.3

43Lihat Wahdi Bachtiar, Metodologi Penelitian Dakwah, (Cet. 1; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997) h. 3

44Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjmahannya, h. 179

45H. Mahfudh Syamsul Hadi dan Kawan-kawan, Rahasia Keberhasilan Dakwah K.H. ZAINUDDIN M.Z, (Surabaya : Ampel Suci, 1994), h. 133

Page 32: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

21

Dari beberapa penjelasan tentang tujuan dakwah di atas, Asmuni

Syukri membagi tujuan dakwah kepada dua bentuk, yaitu:

1. Tujuan umum (Mayor Objektive ), yaitu mengajak seluruh umat

manusia yang meliputi orang mukmin, kafir, fasik dan lain-lain ke jalan

yang benar yang diridhoi oleh Allah SWT. Agar dapat hidup sejahtera di

dunia dan akhirat.

2. Tujuan khusus (Minor Obyektive), yaitu merupakan penjabaran

perincian dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam

pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui ke mana

arahnya, ataupun kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa

berdakwah dengan cara bagaimana dan sebagainya secara terperinci.46

J. Dasar Hukum Dakwah

Para ulama sepakat tentang kewajiban berdakwah. Diantara ayat-

ayat dakwah yang menyatakan kewajiban dakwah secara tegas adalah,

surat Ali Imran ayat 104, dan surat Al-Maidah ayat 78 dan 79.

1. Surat an-Nahl ayat 125

إلى ٱ ب دع ربك و ٱسبيل وج لحسنة ٱلموعظة ٱلحكمة ب هي ٱدلهم لتي ١٢٥لمهتدين ٱأحسن إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم ب

Terjemahnya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”47

46Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas), h.60

47Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 271

Page 33: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

22

2. Surat Ali Imran ayat 104

إلى و يدعون ة أم نكم م ب ٱلتكن ويأمرون عن ٱلخير وينهون لمعروف ١٠٤لمفلحون ٱئك هم لمنكر وأول ٱ

Terjemahnya:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.48

3. Surat Al-Maidah ayat 78

بن مريم ٱ د وعيسى لسان داو ءيل على لذين كفروا من بني إسر ٱ◌عن لكانوا يعتدون ذ ٧٨لك بما عصوا و

Terjemahnya:

“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas”.49

4. Surat Al-Maidah ayat 79.

نكر فعلوه لبئس ما كانوا يفعلون ٧٩كانوا لا يتناهون عن مTerjemahnya:

“Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu:.50

Ayat-ayat di atas secara tegas memerintahkan kita untuk

melaksanakan dakwah Islam. Perintah tersebut ditujukan dalam bentuk

kata perintah dan kecaman bagi yang meninggalkan dakwah. Kata

perintah (fi’il amr) disebut dalam surat an-Nahl ayat 125 dengan kata

48Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 63

49Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 121

50Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 121

Page 34: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

23

“serulah” sedangkan dalam surat Ali Imran ayat 104 kata perintahnya

berupa “dan hendaklah ada diantara kamu sekolompok orang yang

menyeru. Perintah yang pertama lebih tegas dari pada perintah yang

kedua. Perintah pertama menghadapi subjek hokum yang hadir,

sedangkan subjek hukum dalam perintah kedua tidak hadir. Selain itu,

pesan dari perintah pertama lebih jelas, yakni “berdakwalah”, sedangkan

dari perintah pertamanya “hendaklah ada sekelompok orang yang

berdakwah”.

Dalam surah Al-Maidah ayat 78-79 tersebut mengecam dengan

keras Bani Israil yang meninggalkan dakwah. Mereka tidak memiliki

kepedulian sama sekali kepada aktivitas dakwah. “Mereka tidak melarang

kemungkaran” perintah ini juga tidak lebih tegas dibanding kedua ayat

tersebut. Surat Al-Maidah ayat 78-79 tersebut hanya menampilkan contoh

nyata dari umat terdahulu yang disiksa karena mengabaikan perintah

mencegah kemungkaran. Meskipun kecaman tidak ditujukan kepada umat

Nabi SAW.tetapi ia berlaku kepada umat Nabi SAW.karena umat

terdahulu masih berlaku selama belum diganti.51

Akan tetapi ulama berbeda pendapat dalam masalah apakah

dakwah hukum dakwah fardhu kifayah atau fardhu a’in ulama yang

berpendapat bahwa hukum dakwah adalah fardhu kifayah. Pendapat ini

berdasarkan ayat al-Quran surat Ali Imran ayat 10

51Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), cet. 5, h. 145-147

Page 35: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

24

إلى يدعون ة أم نكم م ب ٱولتكن ويأمرون عن ٱلخير وينهون لمعروف ١٠٤لمفلحون ٱئك هم لمنكر وأول ٱ

Terjemahnya:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar52; merekalah orang-orang yang beruntung”.53

Ayat ini dipahami menekankan kata “minkum” yang berarti

sebagian, sehingga tidak semua atau setiap orang Islam memikul

tanggung jawab berdakwah. Pendapat ini di perkuat dengan ayat lain,

yaitu al-Quran surat At-taubah ayat 122

كان كافة ٱوما لينفروا طائفة لمؤمنون نهم م فرقة كل من نفر فلولا يتفقهوا في ين ولينذروا قومهم إذا رجعوا ٱل ١٢٢ إليهم لعلهم يحذرون لد

Terjemahnya

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.54

Kedua ayat tersebut memeberikan pengertian bahawa dakwah

berarti menjadi tanggung jawab orang saja, tidak perlu semua umat Islam

berdakwah. Dakwah dalam konteks ini adalah sebagaimana digambarkan

memberikan peringatan kepada kaum menyangkut penjagaan diri (dari

52Ma’ruf ialah segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan mungkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan dari Allah.

53Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h.64

54Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 206

Page 36: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

25

dosa).55Adapun ulama yang berpendapat hukum dakwah adalah fardhu

a’in, ini mengatakan bahwa berdakwah dengan segala bentuknya adalah

wajib bagi setiap muslim. Misalnya amr ma’ruf nahi munkar, berjihad

memberi nasehat dan sebagainya. Hal ini menunjukan bahwa syariat atau

hukum Islam tidak mewajibkan bagi umatnya untuk selalu mendapatkan

hasil semaksimalAnya, akan tetapi usahanyalah yang diwajibkan

semaksimalnya sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. Adapun

orang yang diajak, ikut ataupun tidak ikut itu urusan Allah swt sendiri.

Pendapat ini berdasarkan dalil dalam al-Quran, seperti dalam surah at-

Tahrim ayat 6.

وقودها ٱأيها ي نارا وأهليكم أنفسكم قوا ءامنوا و ٱلذين لحجارة ٱلناس غلاظ شداد لا يعصون ئك عليها مل ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون ٱة �

٦ Terjemahannya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.56

K. Prinsip-Prinsip Dakwah

Dakwah adalah usaha meyakinkan kebenaran kepada orang lain.

Bagi orang yang didakwahi, pesan dakwah yang tidak dipahami tak lebih

maknanya dari bunyi- bunyian. Jika dakwahnya berupa informasi maka ia

dapat memperoleh pengertian, tetapi jika seruan dakwahnya merupakan

55 Ropingi el Ishaq, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jatim: Madani 2016), h. 26-27

56 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 560

Page 37: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

26

panggilan jiwa, maka ia harus keluar dari jiwa juga. Penjahat yang

berkhutbah tentang kebaikan, maka pesan kebaikan itu tak akan pernah

masuk kedalam jiwa pendengarnya. Berbeda dengan aktor yang ukuran

keberhasilannya jika berhasil berperan sebagai orang lain, maka seorang

da’i harus berperan sebaagai dirinya. Seorang da’i harus terlebih dahulu

menjalankan petunjuk agama sebelum member petunjuk kepada orang

lain. Ia harus seperti minyak wangi, mengharumkan orang lain tapi dirinya

memang lebih harum, atau seperti api, bisa memanaskan besi, tetapi

dirinya memang lebih panas. Oleh karena itu, untuk menjadikan dakwah

itu efektif, masyarakat dakwah khususnya para da’i harus memahami

prinsip-prinsip dakwah sebagai berikut:57

1. Berdakwah itu harus dimulai kepada diri sendiri (ibda’ binafsik) dan

kemudian menjadikan keluarganya sebagai contoh bagi masyarakat.

2. Secara mental, da’i harus siap menjadi pewaris para nabi, yakni

mewarisi perjuangan yang beresiko, al ‘ulama waratsatul anbiya ; Semua

nabi harus juga mengalami kesulitan ketika berdakwah kepada kaumnya

meski sudah dilengkapi dengan mu’jizat.

3. Da’i harus menyadari bahwa masyarakat membutuhkan waktu untuk

dapat memahami pesan dakwah, oleh karena itu dakwah pun harus

memerhatikan tahapan-tahapan, sebagaimana dulu Nabi Muhammad

SAW harus melalui tahapan periode Mekkah dan periode Madinah.

57Faizah, Lalu Muchsin Effendi, Pengantar, Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Kencana), cet. 2, h. X-II

Page 38: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

27

4. Da’i juga harus menyelami alam pikiran masyarakat sehingga

kebenaran Islam bisa disampaikan dengan menggunakan logoka

masyarakat, sebagaimana pesan Rasul; khotib an nas ‘ala qodri ‘uqulihim.

5. Dalam menghadapi kesulitan da’i harus bersabar, jangan bersedih atas

kekafiran masyarakat dean jangan sesak nafas terhadap tipu daya

mereka.

6. Da’i harus memerhatiakan tertib urutan pusat perhatian dakwah, yaitu

prioritas pertama berdakwah sehubungan dengan hal-hal yang bersifat

universal, yakni al khair (kebajikan), yad’una ila al-khair, baru kepada amr

ma’ruf dan kemudian nahi munkar (QS. 3: 104)

إلى يدعون ة أم نكم م ب ٱولتكن ويأمرون وينهو ٱلخير عن لمعروف ن ١٠٤لمفلحون ٱئك هم لمنكر وأول ٱ

Terjemahannya:

“ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung58

L. Unsur-Unsur Dakwah

1. Subjek Dakwah

Subjek dakwah sering dikenal dengan sebuah istilah da’i, juru

dakwah, pelaksanaan dakwah, atau istilah lainnya, subjek dakwah ini

merupakan orang atau sekelompok orang yang melakukan tugas dakwah,

yang berfungsi sebagai pelaku dakwah.59 Secara umum kata da’i sering

58Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 63

59Siti Uswatun Khasanah, Berdakwalah Dengan Jalan Debat, (Purwakerto: STAIN Purwakerto Pess), h.28

Page 39: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

28

disebut sebagai muballigh (orang yang menyampaikan ajaran Islam).

Namun sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit, karena

masyarakat cenderung mengartikannya sebagai orang yang

menyampaikan ajaran Isalam melalui lisan, sebagai penceramah, khatib

dan sebagainya.60 Pelaksanaan dakwah atau subjek dakwah ini bisa

perorangan atau kelompok yang bersedia dan mampu melaksanakan

tugas dakwah dan sebagainya. Pribadi atau sosok subjek adalah sosok

manusia yang mempunyai nilai keteladanan yang baik dalam segala hal.

Maka seorang Muballigh mempunyai tanggung jawab moral serta

mempertahankan diri sebagai sebaik-baik ummat. Setiap orang adalah

pemimpin, karena itu ia akan dimintai pertanggung jawaban atas

kepemimpinannya kelak ketika menghadapi Allah SWT.

Untuk mencapai sebuah keberhasilan yang maksimal dalam

berdakwah maka harus mempunyai kemampuan manajemen professional,

diantara ciri pokok seorang da’i yang mempunyai bekal kemampuan dan

keahlian dalam memimpin (leadership and managerial skill). Nilai-nilai

leadership dakwah tersebut dalah sebai berikut.61

a. Mempunyai ilmu pengetahuan yang luas.

b. Bersikap dan bertindak bijaksana

c. Berpengetahuan luas.

d. Bersikap dan bertindak adil.

60 M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manjemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. 2, h. 22

61 A.Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), h.38

Page 40: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

29

e. Berpendirian teguh

f. Mempunyai keyakinan bahwa mkisinya akan berhasil.

g. Berhati ikhlas.

h. Memiliki kondisi fisik yang baik.

i. Mampu berkomunikasi.

2. Obyek Dakwah

Objek dakwah adalah yang dijadikan sasaran untuk menerimah

dakwah yang sedang dilakukan oleh da’i. Keberadaan obyek dakwah

yang sering kita kenal dengan mad’u, yang sangat heterogen baik

ideology, pendidikan, status social, kesehatan, usia dan sebainya.62 Atau

obyek dakwah adalah seluruh manusia tanpa terkecuali. Siapapun

mereka, laki-laki maupun perempuan, tua maupun mudah, seorang bayi

yang baru lahir atau pun orang tua menjelang ajalnya, semua adalah

obyek dakwah (mad’u).63

Dalam proses pelaksanaan dakwah, mad’u dapat bersifat individu

ataupun kolektif. Individu karena memang tujuan adalah mengajak dan

mendorong manusia untuk mengamalkan ajaran agama Islam dalam

kehidupan sehari-hari agar memperoleh kebahagiaan di dunia maupun di

akhirat. Bersifat kolektif karena dakwah juga bertujuan untuk membentuk

tatan kehidupan masyarakat yang bersendikan Islam. Masyarakat Islami

tidak hanya terbentuk manakala tidak didukung oleh anggota yang tidak

62I’anatut Thoifah, Manajemen Dakwah, (Malang: Madani Press, 2015), h.47

63Cahyadi Takariawan, Prinsip-prinsip Dakwah Yang Tegar di jalan Allah, (Yogyakarta: Izzan Pustaka, 2005), h. 24

Page 41: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

30

Islami, demikian juga sebaliknya, individu yang Islami tidak akan terbentuk

di dalam masyarakat yang tidak menghargai Islam.64

3. Metode Dakwah

Metode dakwah dalam arti luas mencakup strategi dan tehnik

dakwah.65 Kata metode telah menjadi bahasa Indonesia yang telah

memiliki pengertian.” Suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang

ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan,

rencana system, tata fikir manusia.”66 Atau jalan atau cara yang dipakai

juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam.67

64Aris Saefullah, Gusdur vs Amin Rais, (Yogyakarta: Laela Thinkers, 2003), h.48

65Cahyadi Takariawan, Op. Cit, h. 24

66M. Syafaa’at Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992), Cet. 1, h. 160

67M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Cet. 2, h. 23

Page 42: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

31

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat

kualitatif Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menitik beratkan

pada keutuhan (entity) sebuah fenomena.68 Dalam rangka mengkaji

perilaku suatu individual atau kondisi sosialnya dengan segala

subjektivitas pemaknaannya, individu dalam pilihan sikap dan

tindakannya tidaklah berdiri sendiri tapi memiliki keterkaitan.

Metode penelitian ini merupakan penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif bertujuan

menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya melalui pengumpulan

data. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa

menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari

sampling lainnya.69

68Suardi Endswarsa,Metodologi Penelitian Kebudayaan,(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003), hal.16

69Rahmat Kriyatono,Teknik Praktis Riset Komunikasi,dengan kata pengantar oleh Burhan Bungin, Edisi Pertama, (Cet, IV; Jakarta: Kencana, 2009), hal. 259

Page 43: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

32

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Poso, Desa Doda. Fokus

kepada Strategi Da’i dalam membentuk masyarakat cinta al-Qur’an

Di Kecamatan Lore tengah.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini mengunakan pendekatan komunikasi antar pribadi,

Penelitian ini menempatkan cinta al-Qur’an sebagai obyek penelitian

tentang bagaimana strategi da’i dalam memngajarkan al-Qur’an.

C. Sumber Data

1 Data Primer

Data Primer, yaitu data yang di dapatkan langsung dari

sumbernya, baik melalui wawancara, dan observasi secara langsung.

Penelitian ini menggunakan istilah sosial situation atau situasi sosial

sebagai obyek yang terdiri dari tiga elemen, yaitu: tempat (place),

pelaku (actors), dan aktivitas (activity), yang berinteraksi secara

sinergi.70

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang

diperoleh dari literatur, baik buku-buku, dokumen, foto, maupun

referensi yang terkait dengan penelitian.

70Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D, (Cet VI; Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 297

Page 44: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

33

D. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati dan mencatat, menganalisa secara sistematis

terhadap gejala/ fenomena/ obyek yang diteliti.71 Sutrisno Hadi

mengemukakan bahwa, observasimerupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proes biologis dan

psihologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan.72

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data

dalam metode survey melalui daftar pertanyaan yang diajukan secara

lisan terhadap informan. Wawancara atau interview merupakan

metode pengumpulan data untuk mendapatkan keterangan lisan

melalui tanya jawab dan berhadapan langsung kepada orang yang

dapat memberikan keterangan. Teknik ini memberikan data sekunder

dan data primer yang akan mendukung penelitian.

Maka yang akan di wawancarai adalah Tokoh Agama, Tokoh

Adat, Muballig/Da’i, Para Orang Tua/Warga Masyarakat, Kepala Desa,

Kepala Departemen Agama, Kepala Kecamatan, dan orang yang

71Abu Achmadi dan Narbuko Cholid, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 70.

72Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Cet VI; Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 145.

Page 45: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

34

melakukan dakwah Islamiyah dalam pembinaan kehidupan

keagamaan masyarakat Islam di lokasi penelian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara

melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen yang berisi data yang

menunjang analisis dalam penelitian.73

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatan meneliti yakni mengumpulkan

data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah.

Adapun wujud dari instrumen penelitian yang digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data-data yang ada berkaitan dengan obyek

yang akan diteliti adalah hasil observasi, pedoman wawancara

(interview guided), dan telaah kepustakaan (buku, teks, foto, arsip-

arsip, dan artikel), dibantu dengan peralatan penelitian seperti kamera,

alat perekam, dan buku catatan.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Berdasrkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yakni

mengambarkan secara komprehensif. Didasari bahwa ciri penelitian

kualitatif menempatkan peneliti sebagai instrumen utama dalam proses

penelitian, maka penelitian ini data dianalisis sejak penelitian

berlangsung hingga berakhirnya proses pengumpulan data.

73Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Cet VI; Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), hal. 23

Page 46: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

35

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah,

menganalisa serta mengambil kesimpulan dari data yang telaht

erkumpul. Tujuan analisa data dalam penelitian ini adalah untuk

memfokuskan dan membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi

data yang teratur dan tersusun secara rapi dan berarti.

Dalam menganalisa data yang telah terkumpul penulis

menggunakan metode analisa data kualitatif. Metode kualitatif adalah

suatu analisa yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang

dipisahkan menurut kategori untuk mendapatkan kesimpulan. Dalam

pelaksanaannya penulis menggunakan cara berfikir induktif dan

deduktif.74

Analisis ini dilakukan secara interkatif dan berlangsung secara

terus-menerus sampai tuntas, sampai data dianggap cukup. Kemudian

pada tahap akhir, melakukan reduksi data yakni merangkum dan

memilih data yang diperoleh guna menyusun rencana kerja lebih

lanjut. Maka pada tahap ini tentunya data yang tidak relevan dengan

pertanyaan dasar penelitian dapat dipisahkan.

74Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kerjasana Apik dengan PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992), hal. 99

Page 47: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

36

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Letak Geografis

Desa Doda Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso, terletak

di pedesaan yang memiliki lembah yang sangat luas. Daerah ini masih

sangat kental dengan adat istiadat kemasyarakatannya, tepatnya desa

Doda Kecamatan Lore Tengah, yang memiliki ketinggian dan dibatasi

oleh gunung yang sangat tinggi. Desa Doda memiliki beragam agama,

daerah ini masih dikuasai oleh non muslim. Daerah ini memiliki delapan

desa dan ibu kota kecamatanya bertempat di Doda, selain itu desa ini

masih kurang dalam rumah ibadah, memiliki desa yang banyak namun

kurang tempat ibadah. Di desa Doda Kecamatan Lore Tengah

Kabupaten Poso, hanya memiliki satu rumah ibadah, hal ini yang

membuat pergerakan dakwah sulit untuk merangkul setiap masyarakat

muslimnya. Luas wilayah berkisar 976,37km2, dengan julah penduduk

berkisar4.532 jiwa. Dengan jumlah masyarakat Muslim 200 jiwa,

selainnya memeluk Agama Hindu dan Budha, serta Nasrani.

Page 48: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

37

Tabel Nama-Nama Desa Kecamatan Lore Tengah

Kelurahan/ Desa Kode Pos

Desa Bariri 94653

Desa Katu 94653

Desa Rompo 94653

Desa Torire 94653

Desa Doda 94654

Desa Hanggira 94654

Desa Lempe 94654

Desa Pendele 94654

Sumber: data Desa

B. Gambaran Kegiatan Keagamaan Masyarakat

Masyarakat di desa Doda Kec. Lore Tengah Kabupaten Poso,

selalu mengadakan kegiatan keagamaan yang bekerja sama dengan

KUA, dan DEPAG setempat yang mana kegiatannya FASIH atau

Festifal Anak Shaleh, serta kegiatan diantara majelis taklim. Hal ini

membantu masyarakat dalam memahami ajaran Islam yang benar,

serta mampu memberi nilai positif terhadap akhlak mereka. Untuk itu

masyarakat desa Doda selalu berusaha dalam bidang keagamaan

untuk membendung pergerakan agama yang lain, agar mampu

memberikan kader di setiap masyarakat. Da’i juga berusaha sekuat

kemampuan dalam hal dakwah dilapangan. Yang patut disyukuri

adalah setelah datangnya da’i di daerah mendatangkan manfaat yang

Page 49: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

38

sangat besar kenapa demikian, desa Doda kecamatan Lore Tengah,

kurang dalam pemahaman agama masi berbaur degan nasrani hari

besar mereka, ketika hari natal, yang muslim masi megucapkan

selamat natal, bukan hanya itu, ketika ada undangan dari nasrani yang

masuk dalam hal ibada di gereja mereka menghadirinya. Alhamdulillah

setelah di utusnya da’i di daerah, masyarakat yang mashi melakukan

hal yang diharamkan biasa di bendung dan bisa memberikan

pengajaran dan pelatihan untuk para muallaf.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Tokoh agama

setempat, atau imam Desa tersebut bahwa masyarakat Doda selalu

mengadakan kegiatan Festival anak shaleh (FASIH), hal ini menurut

beliau untuk memberikan pengetahuan ilmu agama. Menurut imam

Desa tersebut bahwa pelaksaan itu berujuan untuk memperkuat ikatan

persaudaraan antara muslim dengan muslim yang lain nya.75

Menurut da’i KUA, bahwa mereka juga sering mengadakan HBI,

atau hari besar Islam kegiatan ini dilakukan setiap tahun dan

mengundang seluruh kaum muslimin daerah lore bersaudara.76 Ada

juga daiyah yang mengatakan bahwa meraka pernah melakukan

kegiatan yang mempersatukan ummat beragama dengan kegiatan nya

‘HALAL BIHALAL’ kegiatan ini, ummat beragama seperti nasrani

75 Hasil wawancara pak Mansur Kodi, tanggal 23, o3 2018

76 Hasil wawancara pak Ihjan, tanggal 17, 03, 2018

Page 50: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

39

memberikan bantuan kepada ummat muslim agar mengadakan satu

kegiatan yg mempererat hubungan masyarakat mereka.77

C. Kegitan Da’i Dalam Menagjarkan Al-Qur’an

Kegiatan da’i di desa Doda kecamatan lore tengah, sangat

mempengaruhi terbentuknya akhlak dan moral masyarakat. Kenapa

demikian, karena kegiatan yang dilakukan seperti, membentuk TPQ,

atau Tempat Pengajiaan Qur’an, membentuk majelis taklim. Disamping

itu kegiatan seorang da’i memberikan pengajaran terhadap masyarakat

terutama yang tidak mampu membaca al-Qura’an serta menuliskannya

dengan baik. Desa Doda kecamatan lore tengah kabupaten poso,

sangat membutuhkan seorang da’i yang dapat memberikan dakwah

yang biasa memberikan pemahaman agama yang baik, seperti yang

da’i lakukan dilapangan. Seperti pengajaran yang dilakukan kepada

muallaf. Pengajaran yang di lakukan adalah pengajaran al-Qur’an, tata

cara wudhu yang benar, tata cara shalat, dan memberikan ceramah di

setiap hari jum’at, pengajian ini khusus untuk para ibu –ibu. Bukan

hanya orang tua yang dapat pengajaran dari da’i anak-anakpun di

rangkul dan di beri pembelajaran yang khusus, membuat pesantren

kilat, pesantren kilat ini di lakukan pada saat bulan ramadhan, membuat

kegiatan di sekolah, seperi permohonan untuk menjadi pengajar di

daerah dengan bidang materi agama islam. di Sekolah juga seorang

da’i bias memberikan pengajaran al-Qur’an, sehigga dakwah yang

77 Hasil wawancara Ibu Fantri, tanggal 15, 03, 2018

Page 51: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

40

dilakukan secara umum, begitu juga dakwa kepada non muslim.

Seorang da’i mendatangi rumah-rumah mereka dan mengajak

berdiskusi tentang agama, hal ini sekali dalam sepekan. Yang di

ketahui adalah di desa Doda kecamatan lore tengah kabupaten Poso,

ummat muslim hanya 21 rumah tangga dan nasrani yang lebih

menonjol dalam bidang keagamaan, serta dalam kepegawaian desa,

Aparat desa keseluruhan adalah yang non muslim, sehinga pergerakan

dakwa sangat teliti dalam penyampaian kalimat serat kata-kata yang

disampaikan pada saat ceramah keagamaan.

Hal dakwalah yang sangat dibutuhkan di daerah pedalaman,

masyarakat Doda sangat berharap dalam pengiriman da’i, yang mereka

inginkan adalah adanya pengajaran sehimngga anak-anak mereka

selalu di bekali ilmu agama.

Menurut seorang da’i yang berada di Desa Doda, bahwa kegiatan

yang dia lakukan dalam mengajarkan al-qur’an adalah seperti:

1.Melakukan pelatihan baca tulis al-Qur’an dengan kitab iqra’

2.Melakukan kajian kitab Fiqh hal ini dilakukan dikalangan ibu-ibu.78

Dari hal diatas kami memberikan sumbangsi pikiran bahwa daerah

ini sangat memerlukan da’i yang baik dalam memahami ilmu agama

sehingga agama yang hak bias dijalankan dengan baik.

78 Hasil wawancara pak Tasbih Laba, 17,10,2017

Page 52: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

41

D. Strategi Da’i Dalam Mengajarkan Al-Qur’an

Berdasarkan hasil analisis peneliti dilapangan, dari penelitian yang

berjudul (Strategi da’i dalam mengajarkan Al-Qur’an di desa Doda Kec.

Lore tengah Kab. Poso), dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Pelaksanaan nya jalan nya kegiatan pembelajaran baca tulis al-

Qur’an di desa Doda Kec. Lore tengah, masih kurang dalam segi

pengajaran yang lebih baik, kegiatan ini dilaksanakan tiga kali dalam

sepekan yang mana kegiatan bukan hanya pengajaran al-Qur’an,

melainkan dengan materi-materi Islami agar mereka memiliki

pemahaman yang baik. Pembelajaran nya dirancang berdasarkan

yang telah diberikan seorang da’i, dan diatur berdasarkan kondisi

masyarakat. Seperti seorang da’i melihat berbagai sisi masyarakat,

terkadang masyarakat memiliki ego yang sangat tinggi sehingga

sangat susah diajak dalam beribadah dan belajar al-Qur’an.

Beberapa hal yang telah dimodifikasi atau dilihat dari keadaan

Masyarakat adalah:

a. Modifikasi materi pembelajaran; yaitu selain materi-materi umum

seperti ilmu tajwid, do’a sehari-hari dan lain sebagainya.

b. Modifikasi kelompok; yaitu kelompok kelas khusus sebagai kelas

persiapan dan kelompok umum seperti TPA. Kelompok khusus

terdiri dari orang dewasa.

Berdasarkan hasil wawancara langsung kepada seorang da’i

yang berada di Doda, bahwa menurut beliau dia melakukan strategi

Page 53: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

42

dengan memberikan beberapa waktu pembelajaran, bahkan

memberikan kelas-kelas sehingga pembelajaran al-Qur’an dapat

terkontrol dengan baik seperti:

1.Membagi kelas dewasa dengan memberikan pengajaran yang

baik dan sangat disiplin waktu.

2.Membagi kelas untuk anak-anak adapun materi yang diberikan

adalah baca al-Qur’an dan ilmu agama.79

E. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Pengajaran Al-Qur’an

di Desa Doda Kecematan Lore Tengah Kabupaten Poso serta

Solusi yang Dilakukan untuk mengatasinya.

Tentunya disetiap kegiatan dakwah memiliki tantangan yang

berbeda, sebagaimana yang peneliti lihat langsung di daerah. Faktor

pendukung kemungkinan masyarakat masih membutuhkan ilmu agama

sehingga dari hal seperti itulah da’i dapat masuk, dan memberikan

pembekalan agama. Adapun faktor penghambat sebagaimana yang

peneliti lihat langsung, kurang nya rasa minat untuk belajar al-Qur’an,

ini diakibatkan pergaulan disekitar masyarakat apalah lagi masyarakat

disana masih berbaur dengan agama lain sehingga kebiasaan agama

lain merusak moral dan akidah mereka.

a. Pendukung: Menurut imam Desa selaku Pembina dalam

pengajaran al-Qur’an bahwa salah satu pendukung yaitu memiliki da’i

yang berkualitas, dan cerdas dalam menyampaikan serta dalam

79 Hasil wawancra pak Ihjan,20,03,2017

Page 54: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

43

pengajaran sehingga Masyarakat dapat memahami dan menerima

dakwahnya dengan baik. Para pengajar dan santrinya tinggal dalam

satu lokasi, dan diberikan kelompok, kelompok anak-anak, dan

kelompok orang tua, sehingga strategi pengajaran bisa tepat sasaran.

Dari hasil analis peneliti menyimpulkan bahwa, antusiasnya

masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran al-Qur’an yang

mana kegiatan dakwah sepenuhnya dibantu oleh Masyarakat.

b. Penghambat: masih minimnya media pembelajaran yang

tersedia,

sistem pengelompokan santri yang belum merata, kurangnya alokasi

waktu yang tersedia, minat dan keaktifan santri yang masih kurang,

kedisiplinan para santri yang masih kurang, dan faktor kesehatan. Serta

kurangnya minat orang tua dalam mempelajari al-Qur’an hal ini dapat

mempengaruhi anak-anak yang memiliki minat mempelajari al-Qur’an,

seperti yang terjadi di Desa Doda Kecamatan Lore Tengah,80

c. Solusi: memberikan waktu yang porposional sesuai dengan

kebutuhan santri, adanya keterbukaan antara ustadz dengan para

Masyarakat atau orang tua santri, memaksimalkan kesempatan yang

telah diberikan oleh Masyarakat. Dan memberikan pemahaman kepada

Masyarakat sehingga mereka merasakan nikmatnya ketika kita

berinteraksi kepada al-Qur’an. Dan tentu yang harus dilakukan seorang

da’i adalah mengadakan kegiatan kepada Masyarakat, kegiatan

80 Hasil wawancara pak Mansur Kodo,30,11 2017

Page 55: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

44

keagamaan terutama daerah Doda memiliki ke kristenaan yang besar

hal ini harus di bendung dengan baik.

F. Memberikan motivasi kepada Masyarakat terutama yang baru

mengenal baca tulis Al-Qur’an sehingga meningkat minat belajar.

Tentu seorang da’i memiliki kemampuan dalam bidang konseling,

dengan demikian da’i dapat memberikan dorongan serta motivasi dalam

belajar. Adapun Visi dan Misinya da’i adalah:

a. Visi

Terwujudnya peserta didik yang berakhlakul karimah, dan unggul dalam

bidang keagamaan.

Adapun indicator Visi tersebut sebagai berikut:

1) Terwujudnya generasi yang mampu membaca al-Qur’an dengan baik

2) Terwujudnya generasi yang tekun melaksanakan ibadah wajib

maupun sunnah.

3) Terwujudnya generasi yang santun dalam bertutur sapa, dan

berperilaku Islami.

4) Terwujudnya generasi yang unggul dalam prestasi akademik dan non

Akademik sebagai bekal melanjutkan pendidikan kejenjang yang

lebih tinggi.

c. Misi

1) Menyelenggarakan pengajaran yang berkualitas agar tercapai hasil

yang diharapkan.

Page 56: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

45

2) Mewujudkan pembelajaran, pembiasaan dalam mempelajari al-

Qur’an dan menjalankan syariat Islam.

Dalam rangka mencapai visi, dan misi, dan tujuan di atas, maka

seorang da’i harus pintar dalam menerapkan pengajaran yang dapat

diminati oleh Masyarakat sehingga menumbuhkan hasil yang diinginkan.

Terutama dalam lembaga pendidikan maka da’i harus bekerja sama

dengan sekolah, agar mengagendakan atau melaksanakan reformasi

sekolah, terutama desa yang kurang pengajar Islam. Diantaranya

sebagai berikut:

1 .Modernisasi pengelolaan sekolah Islami desa Doda Kecamatan

Lore Tengah Hali ini dilakukan dengan cara menerapkan manajemen,

hal ini menjalani hubungan kerja sama dengan Masyarakat dan

Departemen agama. Komite ini berfungsi untuk memberi masukan

kepada pihak pemerintahan sesuai peningkatan mutu berbasis sekolah

Islami dengan cara membentuk komite sekolah, dimana sekolah dengan

aspirasi masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah, khususnya yang

berkaitan dengan pendanaan. Agar terwujudnya sekolah berbasis

Islami. Agar dapat memberikan kader yang handal dalam bidang

dakwah, terutama yang memiliki kekeristenan yang banyak.

Page 57: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

46

2. Modernisasi guru (da’i)

Guru merupakan faktor utama dalam pendidikan di sekolah. Oleh

sebab itu, sekolah telah melakukan upaya-upaya yang dapat disebut

modernisasi guru dengan cara:

a. Menekankan pada guru untuk mengikuti program penyetaraan

ijzah S1, sebab banyak diantara guru pengangkatannya program S1

menggunakan ijazah SLTA. Karena itu mereka sangat ditekankan untuk

mengambil kuliah lagi.

b. Mengikutkan para guru pada latihan seperti seminar dan kegiatan-

kegiatan lainnya yang dapat memperbaruhi pola pikir dan model

pengajarannya dikelas.

c. Meningkatkan supervises akademik dengan tujuan untuk

perangkat mengajar sekaligus mengadakan evaluasi dan meningkatkan

mutu pengajaran guru atau da’i. Hal ini dapat membantu dalam

perkembangan pengajaran dalam masyarakat pada umumnya

sehingga menghasilkan da’i yang berprofesional dalam bidang

dakwahnya. Dari hasil supervise ini, kemudian dilakukan evaluasi untuk

masing-masing guru atau da’i, sekaligus memberikan masukan atau

saran dan pembinaan pada kader yang kita ininginkan pada

Masyarakat tersebut demi peningkatan mutu pengajaran dikelas dan di

Masyarakat umum.

Page 58: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

47

G. Pembinaan Da’i terhadap Santri Desa Doda Kecamatan Lore

Tengah

Dari hasil analisis peneliti yang menyangkut pembinaan da’i di desa

Doda, da’i melakukan pembinaan terhadap akhlak mereka, yang mana

daerah tersebut masih kurang dalam pembinaan moral serta etika dalam

berinteraksi bersama orang tua mereka. Hal ini di akibatkan kurangnya

didikan dari orang tua.

Dari hasil wawan cara peneliti dengan da’i yang berada di desa,

bahwa ada pembinaan yang dilakukan terhadap santri bahkan melakukan

pembinaan secara umum seperti:

a. Pembinaan yang dilakukan adalah memberikan materi ceramah

kepada para Santri, dan dimintai untuk dihafalkan agar menjadi modal

dalam bidang dakwah anak-anak. Kegiatan ini dilakukan setiap hari

jum’at ba’da shalat ashar dengan durasi 20 menit. Melalui kegiatan ini

dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi siswa dan santri memberi

masukan dan pembinaan pada aktivitas pelatihan dalam bidang

keagamaan.

Selain itu, pembinaan da’i di Doda belum bisa dikatakan sukses

karena masih banyak diantara Masyarakat yang belum bisa baca al-

Qur’an, sehingga daerah ini memerlukan da’i yang bisa memberikan

pengajaran al-Qur’an dan menghalangi misyionaris yang terjadi di

daerah Doda.

Page 59: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

48

Dan pembinaan da’i yang dilakukan pada Masyarakat belum

sukses, karena diantara Masyarakat masih ada yang murtad, hal ini

diakibatkan kurangnya pembinaan dari lembaga keagamaan (DEPAG

dan KUA setempat).

b. Tadarrus Alqur’an

Kegiatan Tadarrus Alqur’an di Desa Doda Kecamatan Lore Tengah

Kabupaten Poso, dilaksanakan pada waktu sore hingga mendekati

magrib, hal ini bertujuan untuk melahirkan kader-kader dalam

masyarakat terutama pada masyarakat yang kurang berinteraksi dengan

alqur’an.81

H. Modernisasi proses belajar

Terkait dengan kegiatan da’i yang dilakukan di sekolah telah

mengambil langkah-langkah:

a. Pengadaan media pengajaran, melengkapi sarana dan prasarana

seperti bertambahnya kitab-kitab alqur’an dan kitab iqro’ hal ini dapat

membantu seorang da’i dalam melaksanakan pengajarannya disekolah

maupun pada masyarakat secara umum.

b. Menyiapakan Masjid sebagai tempat ibadah, media peningkatan ilmu

keagamaan terutama pada saat kajian kitab yang dilakukan oleh seorang

da’i. sekaligus sarana menggali khazanah islam.

81 Hasil wawancara,Pak Ihjan,27,03,2018

Page 60: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

49

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Masyarakat Doda masih sangat kental dengan adat istiadatnya,

bahkan Masyarakat muslimnya masih melaksanakan tahlilan tujuh dan

seratus harinya, masih melakukan kesyirikan dengan mendatangi dukun

dari kaum Nasrani, serta masih sering membaca al-Qur’an dikuburan.

Hal seperti ninilah yang sangat diprihatinkan, saya beranggapan bahwa

ini diakibatkan oleh seorang da’i yang tidak memiliki ilmu syari’, yang

hanya mengandalkan dari nenek moyang mereka. Dan mereka masih

sering mendatangi undangan peribadatan dari agama lain, itu sebabnya

perlulah kita semua untuk menempatkan da’i-da’i yang memiliki

pemahaman yang baik serta mengajarkan pemahaman sunnah.

2. Dalam hasil pelaksanaannya, strategi da’i dalam mengajarkan

al-Qur’an di desa Doda Kecamatan Lore Tengah, masih sangat

memprihatinkan, karena da’i yang ditempatkan didaerah tersebut kurang

dalam segi ilmu agama, hal inilah yang menjadi kendala dalam

pengajaran mereka terhadap para santri dalam mengajarkan al-Qur’an

yang mana mereka melakukan pengajaran tidak rutin, terkadang da’i

tersebut melakukan pengajaran tiga kali dalam seminggu, bahkan lebih

dari itu. Hal seperti inilah yang membuat Masyarakat enggan dalam 51

49

Page 61: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

50

mempelajari Alqur’an. Sehingga perluhnya bagi kita semua untuk

menempatkan da’i dengan akidah yang baik dan pemahaman dalam

sunnah. Bukankah keberhasilan Masyarakat dalam mempelajari ilmu

tergantung dari siapa yang mengajarkan ilmu tersebut . Hal inilah yang di

inginkan oleh kita semua kenapa demikian karena, Desa Doda

Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso, daerah yang dikuasi oleh

nonMuslim, yang daerahnya sangat membutuhkan pendakwah.

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah, yang mana Allah

memberikan pertolongan kepada saudara Muslim kita yang berada di

daerah kekeristenan, dengan adanya seorang da’i.

3. Didalam pengaajaran Alqur’an da’i menggunakan metode Iqra’,

dengan hanya membacakan tanpa ada perbaikan lebih lanjut karena

pengajaran ilmu tajwid yang parsial.

B. Saran.

Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas, perlu kiranya penulis

memberikan sumbangan pemikiran berupa saran-saran bagi semua

pihak terhadap Strategi Da’i dalam Mengajarkan Alqur’an di Desa Doda

Kecamatan Lore Tengah.

1. Kepada KUA Lore Tengah

Perlunya pemantauan, dan ikut serta dalam pembinaan Masyarakat

yang kurang memahami baca tulis Alqur’an, terutama dikalangan

Muallaf. Sehingga pengajarannya mendapatkan hasil yang lebih baik.

Page 62: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

51

2. Kepada Tokoh agama yang berada di Daerah tersebut.

Kiranya bisa mengadakan pembelajaran baca tulis Alqur’an,

terutama pada Santri dan Santriwati, sehingga kader Dakwah bisa

berlanjut seperti yang Da’i harapkan. Karena hanya Dakwahlah yang

bisa menjadikan karekter anak dekat dengan sang pencipta.

Page 63: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

52

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Abu dan Narbuko Cholid. 2007. Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara

Al-Raghib al-Isfahani, Tth,.Mu’jam Mufradat Li Alfazh Al-Quran, Beirut: Dar

Fikr

Ali, Moh. Ali Aziz, 2016. ilmu dakwah, Jakarta: PT fajar interpratama

mandiri

Ardhana, Sufirman Eka.1995. Jurnalistik Dakwah, Pustaka Yogyakarta

Arifin, M. 1994. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bumi

Aksara

Aripudin, Acep. 2016. pengembangan metode dakwah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

.Aziz, Moh. Ali. 2016. ilmu dakwah, Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2016

Bachtiar, Wahdi. 1997. Metodologi Penelitian Dakwah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Danis, Salma. 2005, Kenali keakar Rumpun Metode Dakwah Surat an-

Nahl 125 Padang, Makalah

David, Freed R. David. 2002. Manajemen Strategi Konsep, Jakarta:

Prenhallindo

Departemen Agama RI. 2013. Alquran dan terjemahnya, Jawa Barat, Penerbit di Ponegoro

Endswarsa, Suardi. 2003. Metodologi Penelitian Kebudayaan,

Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Habib, M. Syafaa’at. 1992. Buku Pedoman Dakwah, Jakarta: Wijaya

Hadi, Mahfudh Syamsul dan Kawan-kawan. 1994. Rahasia Keberhasilan

Dakwah K.H. ZAINUDDIN M.Z, Surabaya : Ampel Suci

Page 64: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

53

Hamid, Abdul. 1989. al-Bilali,Fiqh al-Dakwah fi ingkari al-mungkar, Kuwait: Dar al-Dakwah

Hari, Purnomo Setiawan. 1996. Manajemen Strategi: Sebuah Konsep

Pengantar, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Hasanuddin,1996. Hukum Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu jaya

Hunger, David dan Thomas L. Wheelen.2003. Manajemen Strategi,

Yogyakarta: Andi I’anatut Thoifah, 2015. Manajemen Dakwah, Malang: Madani Press

Karni, Awis. 2000. Dakwah Islam, Studi Kasus Yayasan Wakaf

Paramadina, Jakarta: disertasi SPS UIN Jakarta

Khasanah, Siti Uswatun . Tth. Berdakwalah Dengan Jalan Debat, Purwakerto: STAIN Purwakerto Pess

Kriyatono, Rahmat. 2009, Teknik Praktis Riset Komunikasi,dengan kata

pengantar oleh Burhan Bungin, Jakarta: Kencana

Ma’luf, 1986. Munjid fi al-lughah wa A’lam, Beirut: Dar fikr

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu komunikasi suatu pengantar, Bandung:

Rosdakarya

Mulyiddin, Asep. 2005. Istilah-Istilah Dakwah Dalam Quran Bandung: Pustaka Setia

Munir, M. 2006. metode dakwah, Fajar Interpratama Jakarta

Munir, M dan Wahyu Ilaihi, 2009. Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana

Murad, 1994. Strategic Manajemen and Bussines policy, Jakarta:

Erlangga

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, 2015, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Rofiuddin dan Maman Abdul Djalil, 1997.Prinsip dan Strategi Dakwah,

Bandung: Pustaka Setia

Ruslan, Rosady. 2008. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo

Page 65: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

54

Saefullah,Aris. 2003. Gusdur vs Amin Rais, Yogyakarta: Laela Thinkers

Sambas, Syukriadi. 1995. Matan Wilayah Kajian Dakwah Islam, Bandung: KP-Hadid

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana Predia Media Group Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: Rajawali Pers

Shaleh, A.Rosyad. 1997. Manajemen Dakwah, Jakarta: Bulan Bintang

Slame. 1994. prinsip prinsip metodologi dakwah, Surabaya: al ikhlas

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D, Bandung: Alfabeta Syukir, Asmuni. 2002. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas Takariawan, Cahyadi. 2005, Prinsip-prinsip Dakwah Yang Tegar di jalan

Allah, Yogyakarta: Izzan Pustaka Warsito, Hermawan. 1992. PengantarMetodologiPenelitian, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama Yunan, M. Yunan Yusuf. 2003. Metode Dakwah Sebuah Pengantar

Kajian, Jakarta: Rahmat Semesta

Page 66: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

DOKUMENTASI

1. Profil Mesjid Ijtihad Desa Doda Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso Sulawesi Tengah

2. Kegiatan pengajaran al-Qur’an di Desa Doda Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso Sulawesi Tengah bersama santriwan dan santri wati

Page 67: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf
Page 68: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

3. Kegiatan pengajaran Al-Qur’an gabungan antar 3 desa

Page 69: STRATEGI DA’I DALAM MENGAJARKAN AL-QUR’AN DI DESA … · 2020. 12. 5. · Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

58

RIWAYAT HIDUP

Agus Supianto lahir didesa Kalumbatan 01 Agustus

1995 kecamatan Totikum Selatan Kabupaten Banggai

Kepulauan Sulawesi Tengah, dari pasangan suami

istri Kamruddin dan Fdlun Al-bugis. Anak kedua dari

enam bersaudara. Adapun pendidikan yang telah

ditempuh oleh penulis adalah SDN 1 Inpres Kalumbatan dan lulus pada

tahun 2007, kemudian melanjutkan kesekolah SMPN 1 Totikum dan lulus

pada tahun 2010, setelah itu lanjut SMAN 1 Totikum pada program studi

ilmu pengetahuan sosial dan lulus pada tahun 2013, kemudian penulis

melanjutkan pendidikan pada salah satu lembaga pendidikan Bahasa

Arab di Ma’had Al-Birr Universitas Muhammadiyah Makassar dan berhasil

meraih gelar Diploma II dengan nilai akhir yang memuaskan pada tahun

2015. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang S1 Pada

Fakultas Agama Islam Prodi Komunikasi Dan Prenyiaran Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar dan dinyatakan lulus dengan nilai yang

memuaskan pada tahun 2020.