STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi -...

277
STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN BURUH DI KOTA TANGERANG Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Konsentrasi Kebijakan Publik Oleh: Raden Dendy Yudha Prawira NIM. 6661110702 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, NOVEMBER 2015

Transcript of STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi -...

Page 1: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN

SOSIAL KETENAGAKERJAAN UNTUK

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN BURUH DI

KOTA TANGERANG

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu sosial

pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Konsentrasi Kebijakan Publik

Oleh:

Raden Dendy Yudha Prawira

NIM. 6661110702

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, NOVEMBER 2015

Page 2: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 3: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 4: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 5: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG

MEMUASKAN.

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku

yang selalu mendoakanku tiada henti

serta teman-teman yang selalu memberikan motivasi

serta doa dan dukungannya.

Page 6: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

ABSTRAK

Raden Dendy Yudha Prawira. 6661110702. 2015. Skripsi. Strategi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Untuk Meningkatkan

Kesejahteraan Buruh di Kota Tangerang. Program Studi Ilmu Administrasi

Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa. Dosen Pembimbing I, Ipah Ema Jumiati, M.Si; Dosen

Pembimbing II, Yeni Widyastuti, M.Si.

Program jaminan sosial merupakan suatu bentuk perlindungan, pemeliharaan, dan

peningkatan kesehatan serta kesejahteraan kepada buruh yang relatif mempunyai

kedudukan yang lemah dan penuh dengan resiko kerja. BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang dalam menyelenggarakan jaminan sosial dihadapkan oleh

beberapa masalah seperti, pertumbuhan kepesertaan lambat, kurangnya

komunikasi dengan Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang, kurangnya

sosialisasi kepada buruh, kurangnya kesadaran perusahaan. Tujuan penelitian ini

untuk mengetahui strategi BPJS ketenagakerjaan untuk meningkatkan

kesejahteraan buruh di Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan teori teknik

analisis SWOT menurut Siagian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukan belum optimalnya strategi

yang dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang karena beberapa

faktor yang berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal

antara lain adalah buruh melakukan demo dan perusahaan masih keberatan

dengan iuran yang harus dibayarkan. Faktor internal antara lain kurangnya

sosialisasi kepada buruh, kurangnya kesadaran yang dimiliki perusahaan,

kurangnya pembinaan yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan, buruh tidak

setuju terhadap perubahan regulasi JHT, dan belum berubahnya pola pikir

perusahaan dan buruh tentang program jaminan sosial. Saran penelitian agar

strategi BPJS Ketenagakerjaan lebih optimal adalah meningkatkan intensitas

sosialisasi kepada buruh dan meningkatkan kesadaran perusahaan tentang

program jaminan sosial untuk kesejahteraan buruh agar meningkatkan

produktivitas buruh.

Kata Kunci : Jaminan Sosial, Kesejahteraan, Strategi.

Page 7: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

ABSTRACT

Raden Dendy Yudha Prawira. NIM 6661110702. 2015. Thesis. Strategy of

Employment Institution of Social Security to Improve the Welfare of Workers in

City of Tangerang. Public Administration Departement. The Faculty of Social

and Political Science. Sultan Ageng Tirtayasa University. 1st Advisor, Ipah Ema

Jumiati, M.Si; 2nd Advisor, Yeni Widyastuti, M.Si.

The social security program is a form of protection, maintenance, health

improvement and prosperity with a relatively weak position and risky position.

Institution of social security employment organize social security that faced some

issues such as slow membership growth, the lack of communication with the City

of Tangerang Department of Labor, the lack of socialization to workers, and lack

of the company awareness. The purpose on this research was to determine the

strategy of employment institution of social security to improve the workers

prosperity in the city of Tangerang. The methods used on this research is

qualitative descriptive. This research used the theory of SWOT analysis technique

by Siagian. This research result showed that the employment institution of social

security strategy is not optimal because by several factors that come from internal

factors and external factors. External factors such as the workers held a

demonstration and the company still objected to the dues to be paid. Internal

factors such as the lack of socialization to workers, lack of company awareness,

the lack of guidance by the institution of social security employment, the workers

do not agree to changes the regulation of old age insurance, and the mindset of

the company and the workers of the social security program. Recommendation

from this research are increase the intensity of socialization to workers, increase

company awareness of the importance of social security programs for the workers

prosperity to increase workers productivty.

Keywords: Prosperity, Sosial Security, Strategy

Page 8: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat

dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Shalawat serta salam

senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,

beserta keluarga dan para sahabat. Atas berkat rahmat, karunia dan ridho-Nya pula

peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Buruh di Kota

Tangerang.”

Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penyusunan skripsi ini

tidak akan selesai dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak yang senantiasa

memberikan bimbingan, motivasi, dan nasihat, sehingga penelitian ini dapat

diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, perkenankan dengan rendah hati dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. selaku Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 9: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

ii

3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos. M.Si. sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Mia Dwianna W, M.Ikom. sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Gandung Ismanto, S.Sos. M.M sebagai Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Rahmawati, S.Sos. M.Si. sebagai Ketua Program Studi Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Ipah Ema Jumiati, S.Sos. M.Si. Sekretaris Program Studi Ilmu Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, serta dosen pembimbing

I yang telah memberikan saran dan arahan kepada peneliti selama proses

bimbingan berlangsung.

8. Yeni Widyastuti, S.Sos. M.Si, dosen wali akademik dan pembimbing II yang

telah membimbing peneliti selama masa perkuliahan dan selama proses

penyusunan skripsi ini yang telah memberikan saran dan arahan kepada

peneliti.

9. Dosen-dosen serta staff pada Program Studi Ilmu Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang memberikan ilmu dan pengetahuan

kepada peneliti.

10. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Mamah dan Papah yang telah

memberikan dukungan moril dan materiil serta doa kepada peneliti.

11. Sahabat terdekat peneliti Khaerinisa, Ratu Arum Sukmaningtyas,

Rosmalasari, Shara Anggariani dan Muhamaad Frayogi yang selalu

memberikan dukungan, doa serta motivasi kepada peneliti.

Page 10: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

iii

12. Teman-teman seperjuangan terutama kelas B Administrasi Negara, terima

kasih teman-teman telah membantu dalam penelitian ini, susah senang

semenjak awal bertemu sampai sekarang tidak akan pernah terlupakan.

13. Sahabat terdekat peneliti dari Sekolah Menengah Atas (SMA), Danu

Anggada, Hana Amadea, dan Ikhfa Latifa Dinar yang telah memberikan

motivasi, doa, dan selalui memberikan semangat kepada peneliti sehingga

skirpsi ini dapat diselesaikan.

14. Serta tidak lupa peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh

informan penelitian yang telah berkontribusi banyak dalam penyusunan

skripsi ini serta pihak-pihak lainnya yang juga terlibat dalam penyusunan

skripsi ini.

Selain itu, peneliti sebagai penyusun skripsi ini menyadari bahwa akan adanya

kekurangan, oleh karena itu peneliti juga mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam

penelitian ini. Karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi untuk perbaikan penelitian ini demi untuk penyempurnaan penelitian ini.

Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi peneliti dan

bagi para pembaca penelitian ini nantinya.

Tangerang, November 2015

Raden Dendy Yudha Prawira

NIM. 6661110702

Page 11: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR................................................................................................ i

DAFTAR ISI………………………………………………………………...............iv

DAFTAR TABEL.................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ ..x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah................................................................................ 31

1.3 Batasan Masalah...................................................................................... 31

1.4 Rumusan Masalah....................................................................................31

1.5 Tujuan Penelitian..................................................................................... 31

1.6 Manfaat Penelitian................................................................................... 32

1.7 Sistematika Penulisan...............................................................................32

Page 12: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

v

BAB II DESKRIPSI TEORI

2.1 Deskripsi Teori...................................................................................... 36

2.1.1 Definisi Manajemen......................................................................36

2.1.2 Definisi Strategi........................................................................... 37

2.1.3 Definisi Manajemen strategi.........................................................39

2.1.4 Proses Manajemen Strategi...........................................................40

2.1.5 Analisis SWOT.............................................................................43

2.1.6 Definisi Buruh.............................................................................. 44

2.1.7 Kajian BPJS Ketenagakerjaan......................................................45

2.2 Penelitian Terdahulu..............................................................................49

2.3 Kerangka Berpikir..................................................................................53

2.4 Asumsi Dasar..........................................................................................56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian.................................................................................. 57

3.2 Fokus Penelitian.................................................................................... 58

3.3 Lokasi Penelitian................................................................................... 59

3.4 Variabel Penelitian................................................................................ 60

3.4.1 Definisi Konsep............................................................................60

3.4.2 Definisi Operasional.................................................................... 60

Page 13: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

vi

3.5 Instrumen Penelitian.............................................................................. 62

3.6 Informan Penelitian............................................................................... 63

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data........................................................... 64

3.6.2 Jenis dan Sumber Data................................................................. 69

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data................................................... 69

3.7.1 Teknik Analisis Data.................................................................... 69

3.7.2 Uji Keabsahan Data..................................................................... 71

3.8 Jadwal Penelitian................................................................................... 73

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian....................................................................74

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Tangerang..............................................74

4.1.2 Gambaran Umum BPJS Ketenagakerjaan....................................79

4.1.3 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang.......82

4.1.4 Tugas dan Fungsi BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang..........84

4.2 Deskripsi Data........................................................................................91

4.3 Informan Penelitian................................................................................93

4.4 Analisis Hasil Penelitian.........................................................................95

4.4.1 Strengths (Kekuatan).....................................................................95

4.4.2 Weaknesses (Kelemahan)...........................................................118

Page 14: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

vii

4.4.3 Opportunities (Peluang)..............................................................140

4.4.4 Threats (Ancaman).....................................................................149

4.5 Pembahasan..........................................................................................157

4.5.1 Strengths (Kekuatan)..................................................................157

4.5.2 Weaknesses (Kelemahan)............................................................161

4.5.3 Opportunities (Peluang)..............................................................165

4.5.4 Threats (Ancaman).....................................................................167

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan...........................................................................................175

5.2 Saran.....................................................................................................177

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Peserta PT Jamsostek Kota Tangerang Tahun 2012-2013.................................... 9

1.2 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja di Kota Tangerang.................................. 18

1.3 Peserta BPJS Ketenagakerjaan yang Mendekati Usia Pensiun Tahun 2014-

2015..................................................................................................................... 22

1.4 Pertumbuhan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang Tahun

2013-2014............................................................................................................ 25

1.5 Perbedaan Jumlah Peserta BPJS Ketenagakerjaan di Dinas Ketenagakerjaan

dan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang Tahun 2013-2014...........................26

3.1 Definisi Operasional Penelitian............................................................................ 61

3.2 Informan Penelitian.............................................................................................. 64

3.3 Pedoman Wawancara............................................................................................ 66

3.4 Jadwal Penelitian.................................................................................................. 73

4.1 Jumlah Kecamatan dan Luas Kecamatan di Kota Tangerang..............................75

4.2 Jumlah Penduduk di Kota Tangerang Tahun 2013..............................................77

4.3 Jumlah Angkatan Kerja, Pengangguran, dan Partisipasi Angkatan Kerja Kota

Tangerang Tahun 2011-2013................................................................................78

4.4 Informan Penelitian..............................................................................................94

4.5 Matriks Analisis SWOT.....................................................................................172

Page 16: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Kerangka Berpikir................................................................................................ 55

3.1 Analisis Data Menurut Miles dan Huberman....................................................... 70

4.1 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang...............................83

Page 17: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

x

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Surat Ijin Penelitian

LAMPIRAN II Member Check

LAMPIRAN III Pedoman Wawancara

LAMPIRAN IV Matriks Hasil Penelitian

LAMPIRAN V Dokumentasi Penelitian

Page 18: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan sektor perburuhan di Indonesia secara umum ditunjukan

untuk mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi, mewujudkan

pemerataan kesempatan kerja, dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan

kebutuhan pembangunan nasional dan daerah, memberikan perlindungan kepada

tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan serta meningkatkan kesejahteraan

pekerja dan keluarganya. Pembangunan sektor perburuhan ini merupakan bagian

dari upaya pembangunan sumber daya manusia yang tidak terpisahkan dari

pembangunan nasional. Hal ini merupakan wujud dari pengamalan Pancasila dan

pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 yang diarahkan pada peningkatan

harkat, martabat dan kemampuan manusia serta kepercayaan diri sendiri dalam

rangka mewujudkan masyarakat sejahtera, adil dan makmur baik materiil maupun

spiritual.

Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, peran serta pekerja atau buruh

dalam pembangunan nasional semakin meningkat dengan disertai semakin

besarnya kemungkinan tantangan dan risiko yang akan dihadapinya ke depan.

Oleh karena itu kepada buruh diperlukan adanya suatu perlindungan,

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan serta kesejahteraan sehingga nantinya

Page 19: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

2

akan dapat meningkatkan produktivitas nasional. Selain itu, perlindungan

terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar buruh dan

menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar

apapun untuk mewujudkan kesejahteraan buruh dan keluarganya dengan tetap

memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.

Bentuk perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan serta

kesejahteraan diselenggarakan dalam bentuk jaminan sosial tenaga kerja. Program

ini lebih ditekankan pada perlindungan kepada buruh yang relatif mempunyai

kedudukan yang lemah dimana pada kenyataannya buruh berada pada posisi yang

penuh dengan resiko dimana resikonya adalah kecelakaan kerja, sakit akibat kerja,

kematian, datangnya hari tua dan terjadinya PHK yang dilakukan oleh

perusahaan. Hal ini dapat mempengaruhi kehidupan tenaga kerja dan keluarganya

sehingga pekerja terpaksa tidak dapat bekerja untuk sementara waktu, bahkan bisa

untuk selamanya, dan penghasilannya akan berkurang atau mungkin juga terhenti.

Oleh karena itu perusahaan memikul tanggung jawab kepada setiap pekerja atau

buruhnya dari resiko yang mungkin saja bisa terjadi di kemudian hari sehingga

perusahaan mempunyai kewajiban untuk meningkatkan perlindungan dan

kesejahteraan buruh dan keluarganya dengan baik.

Alasan utama yang melandasi mengapa jaminan sosial perlu diberikan

kepada setiap pekerja atau buruh adalah karena selain jaminan sosial dapat

melindungi pekerja atau buruh dari resiko-resiko yang tidak terduga, juga karena

jaminan sosial secara ekonomi maupun sosial tidak merugikan baik kepada

penyelenggara maupun penerima pelayanan. Jaminan sosial bukanlah pengeluaran

Page 20: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

3

publik yang sia-sia melainkan sebuah bentuk investasi sosial yang

menguntungkan dalam jangka panjang. Jaminan sosial merupakan hak asasi setiap

warga negara sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27

ayat 2 yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan

dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

Bagi tenaga kerja apa yang dinamakan program jaminan sosial sangatlah

dibutuhkan untuk menjamin keselamatan para tenaga kerja serta meningkatkan

produktivitas kerja. Karena bisa dibayangkan apabila tenaga kerja yang bekerja

tanpa adanya suatu jaminan sosial diluar upah yang selama ini mereka dapatkan

maka secara tidak langsung berpengaruh terhadap semakin melemahnya kinerja

dan perlindungan bagi para tenaga kerja. Oleh karena itu, memperbaiki dan

meningkatkan jaminan sosial tenaga kerja merupakan bagian terpenting dari salah

satu usaha pemerintah dan masyarakat disamping upah yang cukup serta syarat

kerja yang manusiawi, karenanya usaha untuk memperoleh jaminan sosial tenaga

kerja sering tidak dapat dilepaskan dari usaha perbaikan upah. Perlindungan

terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar tenaga

kerja/buruh dan menjamin kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas

dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan tenaga kerja/buruh dan

keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan dunia usaha.

Upaya perlindungan buruh tidak terlepas dari usaha perusahaan untuk

mengikutsertakan pekerja atau buruhnya menjadi anggota jaminan sosial tenaga

kerja yang secara tidak langsung dapat menimbulkan perasaan aman dan tenteram

bagi buruh sehingga tidak mengganggu konsentrasi kerja mereka. Manfaat lain

Page 21: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

4

dari perusahaan yang mengikutsertakanburuhnya sebagai anggota program

jaminan sosial tenaga kerja adalah dapat menumbuhkan motivasi buruhnya dalam

bekerja sehingga produktivitas kerja meningkat.

Upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan sistem jaminan sosial

agar dapat dirasakan seluruh elemen masyarakat di Indonesia diawali dengan

lahirnya Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan program

negara yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan

sosial bagi seluruh rakyat sebagaimana diamanatkan dalam pasal 28H ayat (1),

ayat (2) dan ayat (3) serta pasal 34 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selain itu, dalam ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Nomor X/MPR/2001, Presiden ditugaskan untuk

membentuk sistem jaminan sosial nasional dalam rangka memberikan

perlindungan sosial bagi masyarakat yang lebih menyeluruh dan terpadu.

Dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional, Indonesia telah memiliki sistem jaminan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan sistem jaminan sosial

nasional perlu dibentuk badan penyelenggara untuk melaksanakan sistem jaminan

sosial nasional ini. Setelah diresmikan menjadi Undang-Undang No.40 tentang

SJSN pada tanggal 19 Oktober 2004, 4 bulan berselang UU SJSN kembali

mendapatkan masalah dimana beberapa daerah di Indonesia datang ke Mahkamah

Konstitusi (MK) untuk meminta menguji UU SJSN terhadap UUD Negara RI

Tahun 1945. MK akhirnya menganulir 4 ayat dalam pasal 5 yang mengatur

Page 22: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

5

penetapan 4 BUMN tersebut dan memberi peluang bagi daerah untuk membentuk

BPJS Daerah (BPJSD).

Keputusan MK ini semakin memperumit penyelenggaraan jaminan sosial di

masa transisi dan pembangunan kelembagaan SJSN yang semula diatur dalam

satu paket peraturan dalam UU SJSN, kini harus diatur dengan UU BPJS.Dewan

Jaminan Sosial Nasional (DJSN) pun akhirnya baru terbentuk. Pemerintah secara

resmi membentuk DJSN lewat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 110 tahun

2008 tentang pengangkatan anggota DJSN pada tanggal 24 September

2008.Pembahasan RUU BPJS pun berjalan alot antara Tim Kerja Menko Kesra

dan Tim Kerja Meneg BUMN, yang notabene keduanya adalah Pembantu

Presiden, tidak mencapai titik temu. RUU BPJS tidak selesai dirumuskan hingga

tenggat peralihan UU SJSN pada 19 Oktober 2009 terlewati. Kemudian pada

tahun 2010 DPR mengambil alih perancangan RUU BPJS namun perdebatan

konsep BPJS kembali muncul bahkan area perdebatan bertambah, selain bentuk

badan hukum penentuan siapa BPJS dan berapa jumlah BPJS juga diperbebatkan

DPR dan Pemerintah. Pada akhirnya pro dan kontra perancangan RUU BPJS

berakhir pada 29 Oktober 2011 dimana DPR RI sepakat dan kemudian

mengesahkannya menjadi Undang-Undang setelah melalui proses yang panjang.

Setelah disahkan oleh DPR RI,lahirlah Undang-Undang No.24 Tahun 2011

tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk melaksanakan

Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN). BPJS ini berbentuk badan hukum publik berdasarkan prinsip

kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehatian-hatian, akuntabilitas,

Page 23: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

6

portabilitas, kepesertan bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan dana

Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk

sebesar-besarnya kepentingan peserta.

Pembentukan Undang-Undang No.24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial ini guna memberikan kepastian hukum bagi

pembentukan BPJS untuk melaksanakan program jaminan sosial di seluruh

Indonesia. Undang-Undang No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) ini merupakan pelaksanaan dari pasal 5 ayat (1) dan pasal

52 Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

yang mengamanatkan pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan

transformasi kelembagaan PT Askes (Persero), PT Jamsostek (Persero), PT

TASPEN (Persero), dan PT ASABRI (Persero) menjadi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial. Transformasi tersebut diikuti adanya pengalihan peserta,

program, aset, dan liabilitas, pegawai, serta hak dan kewajiban. Dengan Undang-

Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

maka dibentuk BPJS Ketenagakerjaan sebagai salah penyelenggara jaminan

sosial.

BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelekaan

kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian. Dengan

dibentuknya BPJS Ketenegakerjaan tersebut jangkauan kepesertaan program

jaminan sosial akan diperluas secara bertahap, serta diharapkan kesejahteraan

akan meningkat secara merata di seluruh Indonesia.

Page 24: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

7

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan merupakan

badan hukum publik yang ditugaskan khusus oleh pemerintah Indonesia untuk

menyelenggarakan program jaminan sosial seperti jaminan kecelakaan kerja,

jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pensiun bagi seluruh rakyat

Indonesia, terutama untuk pekerja formal dan informal, Pegawai Negeri Sipil,

TNI/POLRI, penerima pensiunan pegawai negeri sipil dan TNI/POLRI dan badan

usaha lainnya ataupun rakyat pada umumnya. Disamping itu, berdasarkan pasal

14 Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial menyatakan bahwa setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling

singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, wajib menjadi peserta program jaminan

sosial.

Dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan ini untuk mencegah adanya

pengeluaran yang tidak terduga apabila buruh mengalami kecelakaan kerja dan

membutuhkan biaya operasi yang sangat tinggi. Hal ini akan berpengaruh pada

penggunaaan pendapatan seseorang dari pemenuhan kebutuhan hidup pada

umumnya.

Begitu pula dengan resiko kematian yang dapat menyebabkan keluarga dari

buruh kehilangan pendapatan secara permanen, sehingga akan menurunkan

kesejahteraannya. Selain itu, resiko hari tua yang akan datang sehingga buruh

dituntut untuk memiliki tabungan hari tua agar bisa menikmati masa tuanya

dengan cerah sehingga tidak mengurangi kesejahteraannya ketika sudah tidak

bekerja lagi.

Page 25: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

8

BPJS Ketenagakerjaan merupakan hasil transformasi dari PT Jamsostek

yang sebelumnya menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia. PT

Jamsostek bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014

dan PT Jamsostek dinyatakan bubar tanpa likuidasi serta Peraturan Pemerintah

No.36 tahun 1995 tentang penetapan Badan Penyelenggara Program Jaminan

Sosial Tenaga Kerja dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Semua asset dan liabilitas serta hak dan kewajiban PT Jamsostek (Persero)

menjadi asset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum BPJS

Ketenagakerjaan dan semua pegawai PT Jamsostek menjadi pegawai BPJS

Ketenagakerjaan. Selanjutnya tahap persiapan operasionalisasi BPJS

Ketenagakerjaan untuk menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja,

jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pensiun sesuai dengan ketentuan

Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Pada 1 Juli 2015 BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi secara penuh yang

ditandai dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2015 Tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian,

Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program

Jaminan Pensiun, dan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2015 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2015 Tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua.

Pada saat PT Jamsostek bertugas menyelenggarakan program jaminan sosial

strategi yang diterapkan untuk mencapai jumlah kepesertaan yang maksimal atau

yang bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja

Page 26: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

9

secara menyeluruh yaitu dengan mendatangi setiap perusahaan yang belum

terdaftar di PT Jamsostek yang dibantu serikat pekerja dan petugas pengawas dari

dinas ketenagakerjaan yangakan mendatangi perusahaan itu agar segera menjadi

peserta. Selain itu, PT Jamsostek juga memberikan surat peringatan kepada

perusahaan tersebut agar segera menjadi peserta PT Jamsostek danakan dikenakan

sanksi berupa dendapaling tinggi Rp 50.000.000 dan pidana penjara paling lama 8

bulanyang diatur dalam Undang-Undang No 3 Tahun 1992 tentang Jaminan

Sosial Tenaga Kerja. PT Jamsostek pun hanya dibantu oleh dinas ketenagakerjaan

sebagai pihak dari pemerintah untuk membantu menjalankan tugasnya tersebut.

Namun strategi ini tidak berjalan efektif karena pertumbuhan kepesertaan berjalan

lambat karena PT Jamsostek harus mendatangi perusahaan satu per satu tidak bisa

langsung semua dicatat PT Jamsostek perusahaan-perusahaan yang belum

terdaftar ini. Adapun untuk melihat pertumbuhan kepesertaannya lihat tabel

sebagai berikut :

Tabel 1.1

Peserta PT Jamsostek Kota Tangerang Tahun 2012-2013

No Tahun Tenaga Kerja Perusahaan

1. 2012 124.041 268

2. 2013 86.416 312

(Sumber:BPJS Ketenagakerjaan, 2015)

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa, peserta PT Jamsostek yang

terdiri dari perusahaan berjumlah 268 pada tahun 2012 dan mengalami sedikit

peningkatan pada tahun 2013 menjadi 312 atau mengalami kenaikan sebesar

16,41%. Meskipun terjadi peningkatan jumlah perusahaan tetapi jumlah tenaga

Page 27: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

10

kerja yang menjadi peserta PT Jamsostek mengalami penurunan yang berjumlah

124.041 pada tahun 2012 menjadi 86.416 pada tahun 2013 atau sebesar 30,33%.

Setelah PT Jamsostek bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan

strategi terkait upaya pihak penyelenggara jaminan sosial untuk meningkatkan

jumlah kepesertaan masih diterapkan sampai sekarang ini namun dengan adanya

Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 ini BPJS Ketenagakerjaan juga dapat

melakukan dengan kerja sama dengan lembaga pemerintah maupun pemerintah

daerah tidak hanya terbatas pada dinas ketenagakerjaan saja. Jadi BPJS

Ketenagakerjaan bisa bekerja sama dengan pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah dengan membuat Memorandum of Understanding (MOU) yang disepakati

kedua belah pihak. Dengan kerja sama tersebut maka diharapkan jumlah

kepesertaan akan meningkat cepat tidak berjalan lambat lagi sehingga dapat

mencapai tujuan untuk memberikan perlindungan keselamatan kerja dan

meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja maupun masyarakat luas. Selain itu

sanksi hukum yang diberikan lebih berat lagi dibanding sanksi yang sebelumnya

diterapkan di PT Jamsostek.

BPJS Ketenagakerjaan memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh PT

Jamsostek seperti peserta tidak hanya tenaga kerja saja tetapi mencakup seluruh

masyarakat Indonesia. Selain itu, kekuatan hukumnya lebih kuat dibanding PT

Jamsostek seperti hukuman denda naik dari Rp 50.000.000 menjadi paling tinggi

Rp 1.000.000.000 dan pidana penjara dari 8 bulan menjadi paling lama 8 tahun

penjara dan adanya sanksi administratif kepada perusahaan dan masyarakat seperti

tidak mendapatkan pelayanan publik dari pemerintah. Dengan ditingkatkannya

Page 28: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

11

sanksi hukum itu diharapkan dapat memberikan efek jera bagi perusahaan

maupun masyarakat yang tidak mau mendaftar ke BPJS Ketenagakerjaan.

Selain itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.85 Tahun 2013 Tentang

Tata Cara Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS

Ketenagakerjaan juga bisa bekerja sama dengan lembaga pemerintah pusat dan

pemerintah daerah guna meningkatkan kualitas penyelenggaraan program jaminan

sosial dan meningkatkan laju pertumbuhan kepesertaan dengan cepat.

Pada sisi pelayanan kepada peserta juga BPJS Ketenagakerjaan juga sudah

ditingkatkan dengan service blue print sebagaimana dinyatakan oleh Kabid

Pelayanan bahwa pelayanan yang diberikan kepada peserta waktunya maksimal

30 menit dari mulai mengurus berkas yang masuk sampai pada tahap penyetujuan

berkas tersebut dengan begitu pelayanan diharapkan berjalan efektif dan efisien

dari sisi waktu pelayanan (Sumber: wawancara dengan Ibu Firdausyi Kabid

Pelayanan di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 27 Mei

2015).

Selain itu, berdasarkan Keputusan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Nomor

KEP/178/062014 tentang Tata Cara Pengelolaan Perusahaan dan Tenaga Kerja

Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di dalam Sistem Informasi Terpadu

Online juga sudah memiliki sistem pendaftaran peserta dan adanya aplikasi BPJS

Ketenagakerjaan di handphone seperti di Iphone, Android, dan Blackberry agar

bisa untuk mengecek saldo Jaminan Hari Tua (JHT) melalui aplikasi di

handphone tersebut. Pembayaran iuran juga bisa melalui ATM yang sangat

bermanfaat untuk kemudahan calon peserta dalam melakukan pendaftaran

Page 29: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

12

menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan serta memudahan untuk melakukan

pembayaran iuran dengan adanya sistem e-payment sehingga peserta tidak harus

datang ke kantor BPJS Ketenagakerjaan untuk membayar iuran tersebut.

BPJS Ketenagakerjaan juga memiliki kelemahan yang masih harus dibenahi

dan ditingkatkan lagi agar lebih baik lagi. BPJS Ketenagakerjaan juga masih

memiliki kelemahan dalam hal sumber daya manusia (SDM) pada bidang

marketing officer. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang petugas marketing officer yang dimiliki hanya

berjumlah 1 orang saja dimana jumlah tersebut sangat tidak ideal agar mampu

meningkatkan jumlah kepesertaan yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan.

Marketing officer sangat dibutuhkan BPJS Ketenagakerjaan karena untuk

mensosialisasikan BPJS Ketenagakerjaan yang baru resmi berdiri pada tahun

2014 kepada peserta dan calon peserta.

Dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan ini juga menciptakan peluang

bagi BPJS Ketenagakerjaan terutama dalam hal kepesertaan yang jenisnya tidak

hanya tenaga kerja saja namun juga meliputi seluruh masyarakat Indonesia untuk

bisa merasakan manfaat dari program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.

Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan bisa bekerja sama dengan lembaga pemerintah

maupun pemerintah daerah sehingga menciptakan peluang untuk meningkatkan

lagi laju pertumbuhan kepesertaannya.

Disamping itu, BPJS Ketenagakerjaan juga memiliki peluang untuk

menyelenggarakan program pendidikan sejak dini yang dapat diselenggarakan

oleh BPJS Ketenagakerjaan dari tahun 2014 untuk memberikan pengetahuan

Page 30: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

13

tentang pentingnya manfaat program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan bagi

tenaga kerja maupun masyarakat secara luas. Tanpa adanya itu masyarakat

ataupun tenaga kerja masih kurang pengetahuannya tentang manfaat yang akan

diberikan oleh program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini

sebagaimana yang disampaikan oleh Kabid Pemasaran BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang bahwa BPJS Ketenagakerjaan belum masuk ke dalam ruang

lingkup pendidikan jadi generasi muda ini tidak dibekali pendidikan tentang

program jaminan sosial yang artinya ketika generasi muda ini telah lulus sekolah

dan bekerja nantinya dia menjadi tidak mengetahui tentang perlindungan dasar

buat tenaga kerja dan tidak menjadi peserta program jaminan sosial yang tentunya

sangat bermanfaat disamping mendapatkan gaji dari pekerjaannya tersebut

(Sumber: wawancara dengan Pak Efa Zuryadi Kabid Pemasaran di Kantor Cabang

BPJS Ketenagakerjaan 11 Februari 2015).

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa pendidikan sejak dini

kepada masyarakat terutama generasi muda saat ini sangat penting karena akan

memberikan pengetahuan mendasar tentang manfaat dari program jaminan sosial

jadi ketika generasi muda ini sudah lulus dari sekolah dan nantinya akan bekerja

sudah memiliki pengetahuan tentang perlindungan bagi pekerja yang didapatkan

dari program jaminan sosial yang diikuti dan akan meningkatkan kesejahteraan

bagi generasi muda atau masyarakat secara umum nantinya.

BPJS Ketenagakerjaan juga memiliki ancaman yang berasal dari

perusahaan-perusahaan swasta terutama perusahaan asuransi swasta yang ada di

Indonesia ini. Perusahaan asuransi swasta ini merasa dimonopoli karena tiap

Page 31: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

14

pekerja hanya diperbolehkan mendaftar di BPJS Ketenagakerjaan saja sehingga

menggugat Undang-Undang No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) ke Mahkamah Konstitusi.Hal ini sebagaimana diberitakan

media bahwa ada 4 perusahaan asuransi swasta yang mempersoalkan 6 pasal

dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2011 Tentang BPJS. Ketentuan yang

dimaksud yaitu pasal 15 ayat 1, pasal 16 ayat 1 dan 2, pasal 17 ayat 1, 2 huruf c,

dam 4, pasal 19 ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 terkait kewajiban memilih BPJS. Para

pemohon menganggap kewajiban mendaftarkan ke BPJS menyebabkan pemberi

kerja tidak bisa memilih penyelenggara jaminan sosial lain. Padahal, jaminan

sosial lainnya nyata-nyata lebih baik dari BPJS. Terlebih adanya sanksi

administratif kepada pemberi kerja apabila tidak mendaftarkan pekerjanya ke

BPJS seperti diatur pasal 17 ayat 1, 2 huruf c dan ayat 4, Undang-Undang BPJS.

Tetapi, penyelenggara negara tidak dikenai sanksi administratif bila tidak

mendaftarkan BPJS bagi pekerja/pegawainya. Menurut pemohon, adanya

kewajiban memilih BPJS sebagai penyelenggara jaminan sosial pekerja

menyebabkan monopoli dalam penyelenggaraan jasa layanan jaminan sosial yang

berimbas langsung bagi penyedia layanan jasa lainnya

(http://www.hukumonline.com. Pemerintah Diminta Beri Penjelasan Soal

Gugatan UU BPJS. Diakses 14 Februari 2015 13.30 WIB).

Ancaman ini yang menuntut BPJS Ketenagakerjaan siap menghadapinya

agar program jaminan sosial tetap terlaksana untuk mencapai tujuan dari

dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan yang diharapkan mampu memberikan

jaminan sosial kepada seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu, dengan adanya

Page 32: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

15

ancaman yang datang dapat memperbaiki lagi yang kurang dan lebih

menyempurnakannya agar BPJS Ketenagakerjaan lebih baik lagi nantinya.

Dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan ini diharapkan mampu

meningkatkan kesejahteraan pekerja di seluruh Indonesia termasuk di Provinsi

Banten. Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Provinsi Banten Tahun 2013 perekonomian Provinsi Banten didominasi oleh

sektor industri dimana Kota Tangerang memberikan nilai tambah perekonomian

sebesar 33,23%, Kabupaten Tangerang sebesar 20,88% dan Kota Cilegon sebesar

18,09%. Hal ini menunjukan bahwa ekonomi Banten didominasi oleh sektor

industri pengolahan yang terkonsentrasi pada ketiga daerah tersebut.

Selain itu, berdasarkan LAKIP Provinsi Banten tahun 2013 persebaran

penduduk di Provinsi Banten tidak merata, karena masih terkonsentrasi di wilayah

Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Dengan

luas wilayah kurang dari 14 persen dari seluruh luas wilayah Provinsi Banten,

ketiga wilayah tersebut pada tahun 2013 dihuni oleh sekitar 53,25 persen dari

seluruh penduduk Banten dan Kota Tangerang merupakan wilayah dengan tingkat

kepadatan tertinggi, mencapai 12.147 jiwa per km2.

Kota Tangerang sebagai salah satu wilayah industri di Provinsi Banten

memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dibanding dengan Provinsi

Banten sendiri. Berdasarkan data-data dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kota Tangerang (LAKIP) tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi

Kota Tangerang sebesar 6,02 % dibandingkan dengan Provinsi Banten yang

Page 33: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

16

mencapai 5,86%. Laju pertumbuhan ekonomi yang berjalan dengan baik ini

diikuti dengan laju inflasi yang tinggi sebesar 10,02% pada tahun 2013.

Disamping itu, Kota Tangerang merupakan daerah yang strategis karena

berada di antara Ibukota Negara DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang. Sesuai

dengan Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang Pengembangan

Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi), Kota Tangerang merupakan salah

satu daerah penyangga Ibukota Negara DKI Jakarta. Posisi Kota Tangerang

tersebut menjadikannya pertumbuhannya pesat. Pada satu sisi wilayah Kota

Tangerang menjadi daerah limpahan berbagai kegiatan Ibukota Negara DKI

Jakarta. Di sisi lain Kota Tangerang dapat menjadi kolektor pengembangan

wilayah Kabupaten Tangerang sebagai daerah dengan sumber daya alam yang

produktif. Pesatnya pertumbuhan Kota Tangerang dipercepat pula dengan

keberadaan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang sebagian arealnya

termasuk ke dalam wilayah administrasi Kota Tangerang.

Kota Tangerang menjadi gerbang masuk dan keluar orang, barang, dan jasa

ke dan dari Provinsi Banten. Posisi strategis ini dipandang sebagai potensi yang

selanjutnya diformulasikan dalam visi Kota Tangerang yaitu “Kota Tangerang

sebagai Kota Industri, Perdagangan, dan Permukiman yang Ramah Lingkungan

dalam Masyarakat yang Berakhlak Mulia”. Sebagai wilayah yang sumber

perekonomian didominasi sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa, serta

mempunyai laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita penduduk Kota

Tangerang yang semakin meningkat, tentunya menarik minat para pendatang

untuk tinggal dan mencari pekerjaan di kota ini.

Page 34: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

17

Pembangunan manusia di Kota Tangerang merujuk pada perkembangan

capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai ukuran yang banyak

digunakan untuk mengetahui derajat kesejahteraan masyarakat. Kota Tangerang

menempati peringkat 3 untuk IPM pada tahun 2012 setelah Kota Tangerang

Selatan dan Kota Cilegon Indikator IPM itu sendiri berupa angka harapan hidup,

pencapaian pendidikan, serta daya beli masyarakatnya dan berdasarkan peringkat

IPM yang menempatkan Kota Tangerang di peringkat 3 di Provinsi Banten

menunjukan keberhasilan yang baik dalam melaksanakan proses pembangunan di

bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi Kota Tangerang. Namun dalam hal

kecepatan pembangunan SDM Kota Tangerang pada tahun 2010-2012 menempati

nomor dua terendah setelah Kabupaten Tangerang. Hal ini menunjukan bahwa

kecepatan pembangunan manusia di Kota Tangerang masih lebih lambat dengan

Kabupaten/Kota lain kecuali dengan Kabupaten Tangerang.

Kota Tangerang sebagai Kota Akhlakul Karimah yang memiliki misi untuk

meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial

masyarakatnya, maka dari itu BPJS Ketenagakerjaan pun sudah memiliki kantor

cabang di Kota Tangerang sebagai wujud dari pelaksanaan untuk melindungi dan

menjamin kesejahteraan tenaga kerja/buruh di Kota Tangerang. Kota Tangerang

juga merupakan salah satu wilayah industri di Provinsi Banten yang memiliki

tenaga kerja formal maupun informal yang banyak dan wajib dilindungi oleh

program, jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.

Disamping itu, jumlah perusahaan yang berada di Kota Tangerang terus

meningkat tiap tahunnya. Semakin banyaknya perusahaan juga ikut berperan

Page 35: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

18

dalam menambah lapangan pekerjaan yang ada di Kota Tangerang ini. Hal ini

juga menuntut BPJS Ketenagakerjaan untuk bergerak cepat dalam melindungi

setiap tenaga kerja yang ada. Adapun jumlah perusahaan dan tenaga kerja yang

ada di Kota Tangerang dari tahun 2013 sampai dengan 2014, yaitu:

Tabel 1.2

Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja di Kota Tangerang

Tahun

Jumlah

Perusahaan

Tenaga Kerja Jumlah

Tenaga Kerja Warga Negara

Indonesia

Warga Negara

Asing

2013 2.846 319.779 710 320.489

2014 3.030 332.765 825 333.590

(Sumber: Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 2014)

Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun jumlah

perusahaan serta tenaga kerja yang ada di Kota Tangerang terus mengalami

peningkatan baik tenaga kerja warga negara Indonesia maupun warga negara

asing. Pesatnya pertumbuhan yang terjadi di Kota Tangerang menjadi salah faktor

terus meningkatnya jumlah perusahaan dan tenaga kerja yang ada di Kota

Tangerang. Dengan banyaknya jumlah tenaga kerja tersebut maka keselamatan

dan kesejahteraannya pun harus dijamin oleh pemerintah. Disini peran dari BPJS

Ketenagakerjaan begitu penting karena bertugas menjamin keselamatan dan

kesejahteraan para tenaga kerja. Selain itu BPJS Ketenagakerjaan juga merupakan

wujud nyata dari pemerintah untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan

tenaga kerja.

Dengan semakin bertambahnya jumlah perusahaan serta tenaga kerja di

Kota Tangerang, maka akan semakin besar pula tanggung jawab BPJS

Page 36: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

19

Ketenagakerjaan untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja

melalui program jaminan sosial yang dimilikinya. Dalam menjalankan program

jaminan sosialnya BPJS Ketenagakerjaan masih memakai sistem door to door

atau mendatangi perusahaan yang belum menjadi peserta dimana sistem ini

pernah dijalankan oleh PT Jamsostek sebelumnya. BPJS Ketenagakerjaan

mendatangi tiap perusahaan yang belum menjadi peserta dan diberitahukan agar

segera menjadi peserta dan akan dikenakan sanksi hukum apabila masih belum

mendaftarkan perusahaan itu menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Dalam

melakukan prosedur untuk menjadi peserta prosesnya bisa sampai satu minggu

agar perusahaan itu resmi menjadi peserta dengan ditandai keluarnya kartu peserta

untuk perusahaan itu.

Namun strategi ini diperkuat dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor

85 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Hubungan Antar Lembaga Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial dimana BPJS Ketenagakerjaan bisa bekerja sama

dengan lembaga pemerintah pusat atau pemerintah daerah dalam hal ini

pemerintah Kota Tangerang untuk meningkatkan lagi pertumbuhan

kepesertaannya. Berdasarkan informasi yang didapat dari media massa disebutkan

bahwa BPJS Ketenagakerjaan Provinsi Banten menandatangani MOU yang sudah

disepakati antara BPJS Ketenagakerjaan Provinsi Banten dengan Kejati Provinsi

Banten dimana seluruh cabang BPJS Ketenagakerjaan di Provinsi Banten dan juga

Kejari ikut menandatangi MOU tersebut. Bentuk kerja sama yang disepakati

dalam MOU itu berupa bantuan hukum, pertimbangan hukum, dan tindakan

Page 37: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

20

hukum lainnya (http://www.radarbanten.com/. BPJS Ketenagakerjaan Teken

MOU dengan Kejati Banten. Diakses 30 Maret 2015. 15.00 WIB)

Dengan adanya MOU itu diharapkan pemberian sanksi hukum bagi peserta

atau calon peserta yang melanggar dapat diberikan sesuai dengan ketentuan

hukum yang berlaku yang diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 86 tahun

2013 Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja

Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja,

dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial. Disamping

itu, dengan adanya kerja sama ini juga diharapkan pertumbuhan kepesertaan

mengalami peningkatan dari sebelumnya agar program jaminan sosial dapat

dirasakan manfaatnya bagi perusahaan maupun tenaga kerja.

Selain kerja sama, BPJS Ketenagakerjaan juga melakukan pengawasan dan

pemeriksaan secara langsung ke perusahaan dimana sebelumnya fungsi ini

dijalankan oleh dinas ketenagakerjaan. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Kabid

Pemasaran BPJS Ketenagakerjaan cabang Kota Tangerang bahwa BPJS

Ketenagakerjaan bisa langsung mengawasi perusahaan yang belum menjadi

peserta dan melakukan pemeriksaan kepada perusahaan tersebut. Dengan begitu

pengawasan akan lebih efektif karena BPJS Ketenagakerjaan langsung yang

mengawasi dan mengetahui perusahaan mana yang belum menjadi peserta

(Sumber: wawancara dengan Pak Efa Zuryadi Kabid Pemasarandi Kantor Cabang

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 29 Desember 2014).

Page 38: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

21

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa BPJS Ketenagakerjaan

bisa melaksanakan pengawasan secara langsung tidak lagi dilakukan oleh dinas

ketenagakerjaan seperti sebelumnya. Hal ini juga akan lebih efektif dalam

meningkatkan pertumbuhan kepesertaan menjadi lebih cepat lagi karena BPJS

Ketenagakerjaan sendiri yang akan mengetahui perusahaan yang belum menjadi

peserta dan segera dilakukan pemeriksaan ke perusahaan itu dan diharapkan

fungsi pengawasan dapat berjalan dengan lebih baik lagi.

BPJS Ketenagakerjaan juga memanfaatkan pilkada sebagai kesempatan

untuk melakukan sosialisasi tentang BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini sebagaimana

dinyatakan oleh relationship officer BPJS Ketenagakerjaan bahwa calon-calon

yang mengikuti pilkada akan mendatangi BPJS Ketenagakerjaan untuk mengajak

kerja sama agar apabila terpilih menjadi kepala daerah maka BPJS

Ketenagakerjaan bisa ikut memenuhi janji dari calon yang terpilih di pilkada

untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dengan mengikutsertakan semua

pekerja menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan (Sumber: wawancara dengan Pak

Aditia Suswanto Relationship Officer di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang, 13 Mei 2015).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pilkada dapat

dijadikan media untuk sosialisasi tentang BPJS Ketenagakerjaan dimana calon-

calon yang mengikuti pilkada mendatangi BPJS Ketenagakerjaan untuk mengajak

bekerja sama dalam hal meningkatkan kesejahteraan pekerja yang calon tersebut

janjikan dalam kampanye pilkada sehingga BPJS Ketenagakerjaan bisa

Page 39: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

22

merealisasikan janji tersebut untuk mengikutsertakan seluruh pekerja menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan agar meningkatkan kesejahteraan pekerja tersebut.

Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan juga menerima peserta yang sudah

mendekati usia pensiun untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan tetapi

peserta tersebut masih aktif bekerja di perusahaan. Hal ini agar peserta itu juga

tetap menerima manfaat dari mengikuti program jaminan sosial BPJS

Ketenagakerjaan. Adapun tabel kategorisasi usia yang sudah mendekati usia

pensiun sebagai berikut :

Tabel 1.3

Peserta BPJS Ketenagakerjaan yang Mendekati Usia Pensiun Tahun 2014-

2015

No. Nama Peserta Kep. Awal Tanggal Lahir Usia Jenis Kelamin

1. Sri Widaryanti 02-2014 10-10-1964 50 Perempuan

2. Asep Nurachim 04-2014 31-12-1965 49 Laki-Laki

3. M.Taufik 05-2014 15-02-1966 48 Laki-Laki

4. Waluji 05-2014 31-01-1962 52 Laki-Laki

5. Mufti Ali 07-2014 29-08-1961 53 Laki-Laki

6. Misho 02-2015 20-01-1960 55 Laki-Laki

7. Erwin 01-2015 05-04-1964 51 Laki-Laki

8. Nurman 02-2015 07-04-1961 54 Laki-Laki

9. Boy Siskah 01-2015 06-01-1965 50 Laki-Laki

10. Karyawan 02-2015 06-03-1965 50 Laki-Laki

(Sumber: BPJS Ketenagakerjaan, 2015)

Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa, peserta yang sudah mendekati

usia pensiun atau mendekati usia 55 tahun tetap menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan dikarenakan peserta tersebut masih aktif bekerja di perusahaan

dan membutuhkan perlindungan dari program jaminan sosial agar dapat bekerja

dengan maksimal. Selain itu, peserta itu juga akan merasakan manfaat dari

Page 40: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

23

program jaminan sosial seperti memiliki tabungan untuk hari tua yang terdapat

dari program jaminan hari tua.

Dikarenakan BPJS Ketenagakerjaan itu sendiri merupakan transformasi dari

PT Jamsostek yang sebelumnya bertugas memberikan jaminan sosial kepada

buruh dan baru diresmikan oleh pemerintah tahun 2014 ini, maka dari itu masih

terdapat beberapa permasalahan atau kendala yang dialami oleh BPJS

Ketenagakerjaan dalam menjalankan strateginya untuk memberikan perlindungan

dan keselamatan kepada buruh atau tenaga kerja terutama mengenai dampak dari

program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan terhadap kesejahteraan dan

keselamatan buruh, yaitu:

Pertama, Kepesertaan mengalami pertumbuhan yang lambat. Lambatnya

pertumbuhan kepesertaan ini sebagaimana dikatakan oleh Kepala Bidang

Pemasaran BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang pertumbuhan kepesertaan

berjalan dengan lambat karena sistem BPJS Ketenagakerjaan yang mendatangi

dan memberikan surat peringatan tiap perusahaan yang belum ikut BPJS

Ketenagakerjaan. Sistem door to door ini yang membuat pertumbuhan

kepesertaan menjadi lambat karena kita harus mendatangi tiap perusahaan dan

menyita cukup banyak waktu juga sehingga tidak berjalan efektif (Sumber :

wawancara dengan Pak Efa Zuryadi Kabid Pemasarandi Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 11 Februari 2015).

Page 41: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

24

Hal ini juga disampaikan oleh Relationship Officer dimana BPJS

Ketenagakerjaan akan mendatangi satu demi satu perusahaan yang belum menjadi

peserta dan biasanya proses agar resmi menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

paling lama 1 minggu setelah pihak BPJS Ketenagakerjaan mendatangi

perusahaan tersebut (Sumber : wawancara dengan Pak Aditia Suswanto

Relationship Officer di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang,

30 Maret 2015).

Selain itu, Berdasarkan data-data yang diperoleh peneliti dari BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa jumlah tenaga kerja dan

perusahaan di Kota Tangerang selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya.

Namun pertumbuhan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan berjalan tidak begitu

cepat dan manfaat program jaminan sosial pun belum dapat dirasakan oleh semua

perusahaan dan tenaga kerja yang ada di Kota Tangerang. Program jaminan sosial

belum dapat memberikan kesejahteraan yang merata ke semua buruh di Kota

Tangerang, karena belum semua buruh menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang. Adapun tabel dari pertumbuhan kepesertaan BPJS

Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut :

Page 42: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

25

Tabel 1.4

Pertumbuhan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di Kota Tangerang

Tahun 2013-2014

Bulan Perusahaan Presentase

(%)

Tenaga Kerja Presentase

(%) 2013 2014 2013 2014

Januari 19 19 - 6.976 5.539 20,59%

Februari 27 19 29,62% 1.008 964 4,36%

Maret 15 34 126,67% 24.838 6.615 73,36%

April 26 41 57,69% 5.268 9.221 75,03%

Mei 28 69 146,42% 4.532 10.313 127,55%

Juni 24 59 145,83% 7.661 8.528 11,31%

Juli 10 24 140% 8.764 6.193 29,33%

Agustus 8 26 225% 4.839 5.685 17,48%

September 16 26 62,5% 5.082 7.178 41.24%

Oktober 79 32 59,49% 8.895 9.574 7,63%

November 27 41 51,85% 9.125 10.214 11.93%

Desember 33 21 36,36% 8.492 9.654 13,68%

Jumlah 312 411 31,73% 86.416 89.678 3,77%

(Sumber: Data Diolah, 2015)

Berdasarkan tabel 1.4 menunjukan bahwa pertumbuhan kepesertaan BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang mengalami pertumbuhan yang lambat dimana

pertambahan kepesertaan dari tahun 2013 ke tahun 2014 hanya 31,73% dari sektor

perusahaan dan 3,77% dari sektor tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat bahwa tiap

bulannya pertumbuhan kepesertaan mengalami fase naik turun yang menyebabkan

pertumbuhan kepesertaan menjadi tidak cepat. Berdasarkan tabel 1.4 menunjukan

bahwa pada tahun 2014 baru 411 perusahaan dari 3.030 perusahaan atau 13,56%

yang baru menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dan 89.678 tenaga kerja yang

baru menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dari jumlah keseluruhan 333.590

tenaga kerja atau baru 26,88% tenaga kerja.

Page 43: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

26

Kedua, kurangnya komunikasi dan koordinasi antara Dinas Ketenagakerjaan

dan BPJS Ketenagakerjaan di Kota Tangerang. Berdasarkan data-data yang

peneliti dapatkan terjadi perbedaan jumlah peserta yang sudah terdaftar di BPJS

Ketenagakerjaan antara Dinas Ketenagakerjaan dengan BPJS Ketenagakerjaan.

Untuk lebih jelasnya lihat tabel ini sebagai berikut:

Tabel 1.5

Perbedaan Jumlah Peserta BPJS Ketenagakerjaan di Dinas Ketenagkerjaan

dan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang Tahun 2013-2014

Tahun Jumlah Peserta di Dinas

Ketenagakerjaan

Jumlah Peserta di BPJS

Ketenagakerjaan

Perusahaan Tenaga Kerja Perusahaan Tenaga Kerja

2013 799 129.211 312 86.416

2014 881 134.871 411 89.678

(Sumber : Disnaker dan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang 2014)

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa perbedaan jumlah peserta

yang dicatat di Dinas Ketenagakerjaan maupun BPJS Ketenagakerjaan sangat

jauh bedanya. Hal ini pula yang menunjukan masih kurangnya koordinasi dan

komunikasi yang terjalin antara Dinas Ketenagakerjaan dan BPJS

Ketenagakerjaan karena perbedaan jumlah pesertanya sangat besar.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2013 Tentang Tata

Cara Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial juga

menyebutkan bahwa BPJS Ketenagakerjaan dapat bekerja sama dengan lembaga

pemerintah daerah yang bertujuan meningkatkan kualitas penyelenggaraan

program jaminan sosial. Hubungan kerja sama ini dilaksanakan di bidang

pelayanan kepada peserta dan pemenuhan manfaat, kelembagaan, sumber daya

Page 44: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

27

manusia, pengelolaan sistem informasi, peningkatan kesadaran dan kepatuhan

masyarakat untuk memenuhi kewajibannya dan kerja sama lain yang disepakati

para pihak. Hubungan kerja sama ini dilaksanakan melalui perjanjian kerjasama

dimana perjanjian kerjasama ini dibuat dalam bentuk Memorandum Of

Understanding (MOU) yang akan mengatur bentuk kerjasama yang akan terjalin

nantinya sesuai kesepakatan kedua belah pihak.

Berdasarkan peraturan pemerintah dan juga perbedaan jumlah peserta yang

sangat besar tersebut dapat diketahui bahwa BPJS Ketenagakerjaan seharusnya

bekerja sama dengan lembaga pemerintah dalam hal ini bekerja sama dengan

Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang dalam rangka melakukan pendataan

terkait dengan perusahaan dan tenaga kerja yang sudah terdaftar di Dinas

Ketenagakerjaan dan wajib untuk daftar ke BPJS Ketenagakerjaan. Namun dalam

pelaksanaannya hal ini masih belum terlihat dengan berbedanya jumlah

perusahaan dan tenaga kerja yang sudah terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan yang

dimiliki oleh Dinas Ketenagakerjaan dan BPJS Ketenagakerjaan.

Ketiga, kurangnya kesadaran pengusaha terhadap pentingnya manfaat

program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini sebagaimana yang

dikatakan oleh pengusaha bahwa iya memang masih ada pengusaha yang belum

mendaftarkan perusahaannya ke BPJS Ketenagakerjaan dikarenakan masih tidak

mau membayarkan iuran nantinya karena dianggap sebagai beban sehingga belum

menjadi peserta sampai sekarang ini (Sumber: wawancara dengan Pak Jamaludin

Direktur Operasional PT Anugerah Komala Tunggal, 2 April 2015).

Page 45: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

28

Selain itu, Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 baru

311 perusahaan yang menjadi peserta dan meningkat menjadi 411 perusahaan

pada tahun 2014. Berdasarkan jumlah perusahaan yang sudah terdaftar di BPJS

Ketenagakerjaan terjadi kenaikan sebesar 31,7% dan hal ini menunjukan terjadi

peningkatan jumlah peserta yang lambat. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan

masih banyak yang kurang kesadarannya akan pentingnya manfaat program

jaminan sosial bagi perusahaan maupun pekerja yang bekerja pada perusahaan-

perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan masih menganggap membayar iuran

ke BPJS Ketenagakerjaan sebagai beban yang harus ditanggung bukan sebagai

investasi apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan nantinya, sehingga

perusahaan masih tidak mau mendaftarkan perusahaannya ke BPJS

Ketenagakerjaan. Hal ini sebagaimana informasi dari media massa dimana

sebanyak 75 perusahaan di Kota Tangerang terbukti tidak patuh untuk

membayarkan iuran bulanan kepesertaan karyawannya dan BPJS Ketenagakerjaan

pun sudah melayangkan surat ke kejaksaan (http://tangerangekspres.com: Tak

Ikut BPJS Dilaporkan ke Jaksa,diakses 15 Maret 2015. 13.00 WIB)

Kelalaian melaksanakan kewajiban perusahaan untuk membayar iuran

setiap bulannya juga menandakan masih kurangnya kesadaran yang dimiliki oleh

perusahaan tentang pentingnya program jaminan sosial dan menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan dan membayarkan iuran pekerjanya setiap bulannya supaya tetap

mendapatkan manfaat dari program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.

Disamping itu, perusahaan akan mendapatkan sanksi berdasarkan peraturan

Page 46: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

29

pemerintah nomor 86 tahun 2013 Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi

Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap

Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran Dalam

Penyelenggaraan Jaminan Sosial yang berupa teguran tertulis sebanyak 2 kali,

pemberian denda dan tidak mendapatkan pelayanan publik tertentu seperti

perizinan terkait usaha, izin yang diperlukan dalam mengikuti tender proyek dan

izin memperkerjakan tenaga kerja asing. Namun sanksi-sanksi tersebut belum

membuat perusahaan takut dan langsung mendaftarkan perusahaannya dan tenaga

kerjanya ke BPJS Ketenagakerjaan untuk menjadi peserta agar mengikuti dan

mendapatkan manfaat dari program jaminan sosial.Selain itu, perusahaan tidak

dapat merasakan manfaat yang penting dari program jaminan sosial yang

diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan terutama buruh yang bekerja di

perusahaan tersebut. Buruh jadi tidak dapat perlindungan dan keselamatan pada

saat kerja yang dijamin oleh pemerintah yang disebabkan perusahaan belum

mendaftarkan dirinya sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Keempat, kurangnya sosialisasi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan

kepada buruh. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh buruh bahwa sosialisasi yang

dilakukan BPJS Ketenagakerjaan lebih sering dilakukan kepada perusahaan saja

dan perwakilan dari perusahaan ini yang akan menyampaikan kembali hasil

sosialisasi yang disampaikan oleh BPJS Ketenagakerjaan kepada buruh (Sumber :

wawancara dengan Pak Narto buruh PT Shinta Group, 16 Maret 2015).

Page 47: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

30

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa sosialisasi yang

dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang lebih sering dilakukan kepada

perusahaan dibanding buruh, hal ini membuat komunikasi yang terjalin menjadi

kurang baik karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan kepada buruh sehingga

dikhawatirkan informasi yang disampaikan oleh wakil perusahaan kepada buruh

akan berbeda dengan yang disosialisasikan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang.

Kurangnya sosialisasi kepada buruh juga akan menyebabkan kurangnya

informasi yang diterima oleh buruh dan pengetahuannya akan manfaat program

jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan menjadi terbatas sehingga menyebabkan

kurangnya komunikasi BPJS Ketenagakerjaan kepada buruh terutama lewat media

sosialisasi ini dan terbatasnya informasi yang didapat buruh mengenai BPJS

Ketenagakerjaan. Hal ini juga berdampak pada kurang tertariknya buruh menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan karena terbatasnya informasi yang dimiliki tentang

BPJS Ketenagakerjaan dan berdasarkan data yang peneliti peroleh pada tahun

2014 tenaga kerja yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan berjumlah 89.678.

jumlah tersebut mengalami sedikit kenaikan dari tahun 2013 yang berjumlah

86.416 atau hanya mengalami kenaikan sebesar 3,77%.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka peneliti merasa

tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai permasalahan tersebut dalam

penelitian yang berjudul “Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Buruh di Kota Tangerang”.

Page 48: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

31

1.2 Identifikasi Masalah

a. Kepesertaan mengalami pertumbuhan yang lambat.

b. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara Dinas Ketenagakerjaan

dan BPJS Ketenagakerjaan di Kota Tangerang.

c. Kurangnya kesadaran perusahaan terhadap pentingnya manfaat program

jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.

d. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan kepada

buruh.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan dalam

bahasan sebelumnya, maka peneliti akan membatasi masalah dalam penelitian ini

mengenai Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk

meningkatkan kesejahteraan buruh di Kota Tangerang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti

merumuskan masalah penelitian yaitu : “Bagaimana Strategi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk meningkatkan

kesejahteraan buruh di Kota Tangerang?”

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu: “untuk mengetahui

strategi badan penyelenggara jaminan sosial ketenagakerjaan untuk meningkatkan

kesejahteraan buruh di Kota Tangerang”.

Page 49: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

32

1.6 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan teori yang ada

khususnya teori mengenai strategi dan dapat menjadi bahan bacaan

yang bermanfaat dan memberikan wawasan pengetahuan yang luas

sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan tambahan

khususnya untuk mata kuliah manajemen strategi

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini berguna untuk mengembangkan kemampuan peneliti

dalam hal mempelajari tentang strategi pada khususnya serta ilmu

pengetahuan lain selama mengikuti program studi ilmu

administrasi negara.

2. Bagi Dinas Ketenagakerjaan

Sebagai bahan masukan kepada Dinas Ketenagakerjaan agar lebih

meningkatkan lagi koordinasi dan komunikasi dengan BPJS

Ketenagakerjaan.

3. Bagi BPJS Ketenagakerjaan

Sebagai bahan masukan atau sumbangsih pemikiran kepada BPJS

Ketenagakerjaan agar digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam menerapkan strategi yang akan dilakukan oleh BPJS

Ketenagakerjaan untuk meningkatkan kesejahteraan buruh di Kota

Tangerang.

Page 50: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

33

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan garis besar penyusunan penelitian ini

yang bertujuan untuk mempermudah dalam memahami secara keseluruhan isi dari

penyusunan penelitian ini. Adapun sistematika penulisan penelitian mengenai

Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Untuk

Meningkatkan Kesejahteraan Buruh di Kota Tangerang, tersusun atas sistematika

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab I ini berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah

yang menggambarkan ruang lingkup serta kedudukan masalah yang akan diteliti

dalam bentuk uraian secara deduktif. Kemudian bab ini membahas identifikasi

masalah untuk melihat aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dengan

judul penelitian. Pembatasan dan perumusan masalah ditetapkan sebagai fokus

dari penelitian yang akan dilakukan demi mencapai hasil penelitian yang

diharapkan dalam tujuan penelitian. Tujuan penelitian mengungkapkan tentang

sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian ini terhadap

masalah yang telah dirumuskan. Manfaat penelitian yaitu menjelaskan manfaat

teoritis dan praktis yang berguna bagi peneliti, pembaca, dan instansi terkait. Serta

sistematika penulisan yang digunakan untuk mempermudah pembaca mengetahui

isi dari penelitian secara keseluruhan.

Page 51: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

34

BAB II DESKRIPSI TEORI

Dalam bab II mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan-

permasalahan yang muncul dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu dipaparkan

sebagai bahan perbandingan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian

sebelumnya. Selanjutnya, kerangka teori menggambarkan alur penelitian yang

dikaji dengan teori yang relevan dalam penelitian, sehingga peneliti dapat

merumuskan kesimpulan penelitian sementara.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III ini terdiri dari pendekatan dan metode penelitian yang digunakan.

Ruang lingkup penelitian dan lokasi penelitian. Definisi variabel penelitian yang

menjelaskan mengenai variabel penelitian. Instrumen penelitian yang menjelaskan

proses penyusunan dan jenis alat yang digunakan dalam pengumpulan data.

Informan penelitian yang menjelaskan orang-orang yang terkait dengan penelitian

ini. Teknik pengolahan dan uji keabsahan data yang menjelaskan tentang teknik

dan keabsahan datanya. Serta jadwal penelitian yang memaparkan waktu

penelitian ini dilakukan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dalam bab IV ini akan dijabarkan mengenai deskripsi obyek penelitian yang

meliputi lokasi penelitian secara jelas. Mendeskripsikan data yaitu menjelaskan

data yang telah diolah dari data yang masih mentah dengan menggunakan teknik

analisis data yang relevan. Selanjutnya data yang sudah dianalisis, peneliti uji

validitas dengan menggunakan teknik triangulasi untuk mendapatkan hasil

Page 52: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

35

penelitian yang diharapkan. Setelah itu melakukan pembahasan lebih lanjut

terhadap hasil analisis data.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini memuat penjelasan mengenai kesimpulan yang dibuat secara

singkat, jelas dan mudah dipahami oleh pembaca. Selanjutnya, peneliti

memberikan saran yang memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan

penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis.

Saran praktis biasanya lebih operasional sedangkan pada aspek teoritis lebih

mengarah pada pengembangan konsep atau teori.

Page 53: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

36

BAB II

DESKRIPSI TEORI

2.1 Deskripsi Teori

Secara umum deskripsi teori ini menjelaskan berbagai teori yang sesuai dan

relevan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang akan diteliti, lalu disusun

secara sistematis dan rapi agar mudah dimengerti. Dengan mempelajari berbagai

teori yang sesuai dengan permasalahan penelitian maka akan terbentuk konsep

penelitian yang jelas sehingga dapat mengarahkan peneliti agar melakukan

penelitian yang tepat dan bagus. Untuk meningkatkan kualitas kajian teori,

pembahasannya perlu dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu yang

relevan sebagai acuan peneliti yang akan dilakukan. Selain itu, pada bagian ini

akan disertakan asumsi dasar peneliti, dimana asumsi dasar tersebut merupakan

jawaban sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti dan akan diuji

kebenarannnya.

2.1.1 Definisi Manajemen

Manajemen menurut Stoner (dalam Handoko, 2011:2) adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha

para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi

lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut

Hasibuan (2011:2) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif

Page 54: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

37

dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan

manajemen menurut G.R.Terry (dalam Hasibuan, 2011:2) adalah :

“Management is a distinct process consisting of planning,

organizing, actuating, and controlling performed to determine and

accomplish stated objectivies by the use of human being and other

resources.” (manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri

dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber

daya manusia dan sumber-sumber lainnya)”.

Berdasarkan definisi manajemen di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa manajemen merupakan suatu proses untuk membagi tugas, tanggung

jawab, pekerjaan karena terbatasnya kemampuan manusia itu sendiri dalam

melaksanakan tugasnya sehingga terbentuklah kerja sama yang baik di dalam

suatu organisasi demi mencapai tujuan yang ingin dicapai organisasi tersebut.

2.1.2 Definisi Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategos (stratos =

militer dan ag = memimpin), yang berarti generalship atau sesuatu yang

dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk

memenangkan perang (Rachmat 2014:2). Merumuskan strategi bukanlah

pekerjaan mudah. Kendala utamanya adalah komitmen internal terhadap

segala hal yang telah dirumuskan sebagai konsekuensi strategi. Porter (dalam

Rachmat, 2014:6) menjelaskan makna terpenting dari pemahaman strategi

sebagai mengambil tindakan yang berbeda dari perusahaan pesaing dalam

satu industri guna mencapai posisi yang lebih baik. Artinya, strategi

antarperusahaan dalam satu industri berbeda dengan lainnya, karena masing-

Page 55: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

38

masing perusahaan mengalami kondisi internal dan tujuan yang berbeda,

walaupun pada umumnya kondisi eksternal dapat sama.

Strategi adalah cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan

tertentu. Ia merupakan sebuah rencana untuk sebuah kegiatan. Di dalamnya

termasuk formulasi tujuan dan kumpulan rencana kegiatan. Hal itu

mengindikasikan adanya upaya memperkuat daya saing pekerjaan bisnis

dalam mengelola organisasi dan mencegah pengaruh luar yang negatif pada

kegiatan organisasi (Mangkuprawira, 2004:14).

Definisi lain mengenai strategi menurut Menurut George Steiner

(dalam Rachmat, 2014:2) adalah secara umum, kita mendefinisikan strategi

sebagai cara mencapai tujuan. Strategi merupakan rencana jangka panjang

untuk mencapai tujuan. Strategi terdiri atas aktivitas-aktivitas penting yang

diperlukan untuk mencapai tujuan.

Adapun pengertian strategi menurut Menurut Chandler (dalam

Rangkuti, 2013:3) adalah Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan

perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak

lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Sedangkan menurut Argyris,

Mintzberg, Steiner dan Miner (dalam Rangkuti, 2013:4) strategi adalah

merupakan respons secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang

dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat

memengaruhi organisasi.

Selain itu, pengertian lain tentang strategi diungkapkan oleh James

Brian Quiin (dalam Iriantara, 2004:12) mengatakan bahwa strategi adalah

Page 56: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

39

pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan pokok, kebijakan, dan

rangkaian sebuah organisasi ke dalam satu kesatuan yang kohesif.

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka peneliti menarik kesimpulan

bahwa strategi merupakan suatu rencana atau cara terbaik dan langkah-

langkah yang harus dijalani untuk mencapai suatu tujuan yang telah

ditetapkan agar memperoleh keberhasilan. Hal ini mengidentifikasikan

adanya upaya memperkuat daya saing pekerjaan dalam kegiatan mengelola

organisasi dan mencegah pengaruh dari luar.

2.1.3 Definisi Manajemen Strategi

Menurut Rachmat (2014:14) manajemen strategik adalah seni dan

ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan lintas fungsional

yang memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya. Manajemen

strategik adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan

dan perencanaan untuk mencapai sasaran serta pengalokasian sumber daya

untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan

organisasi. Manajemen strategik mengombinasikan aktivitas-aktivitas dari

berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Siagian (dalam Rachmat, 2014:14) manajemen strategik

adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh

manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi

dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Sedangkan menurut

Ansoff dan McDonnell (dalam Iriantara, 2004:3) manajemen strategis adalah

pendekatan sistematis terhadap tanggung jawab umum manajemen yang besar

Page 57: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

40

dan terus meningkat arti pentingnya untuk memposisikan dan mengaitkan

perusahaan dengan lingkungannya dengan cara yang akan menjamin

keberhasilan perusahaan dan mengamankan perusahaan dari

ketidakterdugaan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa manajemen strategis merupakan usaha untuk

mengembangkan kekuatan yang ada di dalam suatu perusahaan atau

organisasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manajemen strategi akan efektif bila manajemen puncak menyalurkan setiap

informasi mengenai sasaran bisnis, arah bisnis, kemajuan ke arah pencapaian

sasaran dan pelanggan, pesaing dan produk.

2.1.4 Proses Manajemen Strategi

Menurut Hunger dan Wheelen (2003:9) proses manajemen strategis

meliputi empat elemen dasar yaitu (1) pengamatan lingkungan, (2)

perumusan strategi, (3) implementasi strategi, (4) evaluasi dan pengendalian.

Pada level korporasi, proses manajemen strategis meliputi aktivitas-aktivitas

mulai dari pengamatan lingkungan sampai evaluasi kinerja. Manajemen

mengamati lingkungan eksternal untuk melihat kesempatan dan ancaman dan

mengamati lingkungan internal untuk melihat kekuatan dan kelemahan.

Faktor-faktor yang paling penting untuk masa depan perusahaan disebut

faktor-faktor strategis dan diringkas dengan singkatan S.W.O.T yang berarti

Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (kesempatan),

Page 58: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

41

dan Threats (ancaman). Adapun penjelasan proses manajemen strategis

menurut Hunger dan Wheelen (2003:9-19) sebagai berikut:

1. Pengamatan Lingkungan

a. Analisis Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan

dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara

khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen

puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk keadaan dalam

organisasi dimana organisasi ini hidup. Lingkungan eksternal

memiliki dua bagian : lingkungan kerja dan lingkungan sosial.

Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang

secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi

utama organisasi. Beberapa elemen tersebut adalah pemegang

saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal, pesaing, pelanggan,

kreditur, serikat buruh, kelompok kepentingan khusus, dan asosiasi

perdagangan. Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan-kekuatan

umum kekuatan itu tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-

aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering

mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang.

b. Analisis Internal

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan

kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak

dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak.

Variabel-variabel tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan

dilakukan. Variabel-variabel itu meliputi struktur, budaya, dan

sumber daya organisasi. Struktur adalah cara bagaimana

perusahaan diorganisasikan yang berkenaan dengan komunikasi,

wewenang, dan arus kerja. Budaya adalah pola keyakinan,

pengharapan, dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota

organisasi. Sumber daya adalah aset yang merupakan bahan baku

bagi produksi barang dan jasa organisasi.

2. Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang

untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan,

dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi

meliputi menentukan misi perusahaan, menentukan tujuan-tujuan

Page 59: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

42

yang dapat dicapai, pengembangan strategi dan penetapan pedoman

kebijakan.

3. Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan

strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan

program, anggaran dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi

perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau sistem

manajemen dari organisasi secara keseluruhan. Kecuali ketika

diperlukan perubahan secara drastis pada perusahaan, manajer level

menengah dan bawah akan mengimplementasi strateginya secara

khusus dengan pertimbangan dari manajemen puncak.

4. Evaluasi dan Pengendalian

Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-

aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja

sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Para

manajer di semua level menggunakan informasi hasil kinerja untuk

melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan masalah. Walaupun

evaluasi dan pengendalian merupakan elemen akhir yang utama dari

manajemen strategis, elemen itu juga dapat menunjukan secara tepat

kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan

mendorong proses keseluruhan untuk dimulai kembali.

Menurut David (2004:7) proses manajemen strategis adalah usaha

untuk mengulangi apa yang apa yang terjadi dalam pikiran orang cerdas,

Page 60: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

43

intuisi yang mengetahui bisnis dan mengaitkannya dengan analisis. Proses

manajemen strategis menurut David (2004:5-6) terdiri dari tiga tahap, yaitu :

1. Perumusan Strategi

Termasuk mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan

ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan

internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi

alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan.

2. Implementasi Strategi

Menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan,

memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan, dan

mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan

dapat dilaksanakan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan

budaya mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang

efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran,

mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi, dan

menghubungkan kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi.

3. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para

manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak

berfungsi dengan baik, evaluasi strategi terutama berarti usaha untuk

memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa

depan karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah

(David, 2004:5-6).

2.1.5 Analisis SWOT

Menurut salah satu pakar SWOT Indonesia, Fredy Rangkuti (dalam

Rachmat, 2014:285) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor

secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini

didasarkan pada hubungan atau interaksi antarunsur internal, yaitu kekuatan

dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal, yaitu peluang dan ancaman.

Analisis SWOT terdiri dari Strengths (kekuatan), Weaknesses

(kelemahan) yang merupakan faktor dalam tubuh organisasi, sedangkan

Opportunities (peluang), Threats (ancaman) merupakan faktor-faktor

Page 61: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

44

lingkungan yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan atau satuan bisnis

yang bersangkutan. Analisis SWOT dapat merupakan instrumen yang ampuh

dalam melakukan analisis stratejik, keampuhan tersebut terletak pada

kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan peranan

faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga sekaligus berperan

sebagai alat untuk menekan dampak ancaman yang timbul dan harus

dihadapi.

Strengths (kekuatan) merupakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

antara lain kompetensi khusus, sumber, keterampilan, produk, andalan, dan

sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari para pesaing. Weaknesses

(kelemahan) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber,

keterampilan, dan kemampuan menjadi penghalang serius bagi penampilan

kinerja organisasi yang memuaskan. Opportunities (peluang) merupakan

berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.

Threats (ancaman) merupakan faktor-faktor lingkungan yang tidak

menguntungkan suatu satuan bisnis (Siagian, 2008:172).

2.1.6 Definisi Buruh

Pada zaman penjajahan Belanda yang dimaksudkan dengan buruh

adalah pekerja kasar seperti kuli, tukang, mandor yang melakukan pekerjaan

kasar, orang-orang ini sering disebut sebagai blue collar (Husni, 2014:45).

Sedangkan menurut Budiono (dalam Khakim, 2014:1) menyebutkan bahwa

istilah buruh sejak dulu diidentikan dengan pekerjaan kasar, pendidikan

rendah, dan penghasilan yang rendah pula. Selain itu, menurut Sedarmayanti

Page 62: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

45

(2010:10) buruh adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan dan

diberikan imbalan kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan

kesepakatan kedua belah pihak, baik lisan maupun tertulis, yang biasanya

imbalan kerja tersebut diberikan secara harian.

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1

ayat 4 memberikan pengertian pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja

dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Pengertian ini agak

umum namun maknanya lebih luas karena dapat mencakup semua orang yang

bekerja pada siapa saja baik perorangan, persekutuan, badan hukum dengan

menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain (Husni, 2014:46-47).

Secara khusus Halim (dalam Khakim, 2014:2) memberikan pengertian

buruh/pegawai adalah

1. Bekerja pada atau untuk majikan/perusahaan.

2. Imbalan kerjanya dibayar oleh majikan/perusahaan.

3. Secara resmi terang-terangan dan kontinu mengadakan hubungan

kerja dengan majikan/perusahaan, baik untuk waktu tertentu

maupun untuk jangka waktu tidak tertentu lainnya.

Berdasarkan definisi-definisi di atas peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa pekerja/buruh adalah seseorang yang bekerja pada

perusahaan yang dilakukan berdasarkan hubungan kerja yang dibuat dengan

perusahaan tempatnya bekerja dan diberikan upah atau imbalan atas

pekerjaan yang dilakukannya di perusahaan tersebut.

2.1.7 Kajian BPJS Ketenagakerjaan

Berdasarkan Undang-Undang No 24 Tahun 2011 Tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial, BPJS merupakan badan hukum yang dibentuk

Page 63: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

46

untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. Adapun fungsi BPJS

Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja,

kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pensiun dan dalam melaksanakan

fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, BPJS bertugas untuk melakukan

dan/atau menerima pendaftaran peserta, memungut dan mengumpulkan iuran

dari peserta dan pemberi kerja, menerima bantuan iuran dari pemerintah,

mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta, mengumpulkan

dan mengelola data peserta program jaminan sosial, memberikan informasi

mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada peserta dan

masyarakat.

Dalam melaksanakan tugasnya maka BPJS Ketenagakerjaan

berwenang untuk menagih pembayaran iuran, menempatkan dana jaminan

sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang dengan

mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan

dana, dan hasil yang memadai, melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas

kepatuhan peserta dan pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional,

mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang

tidak memenuhi kewajibannya, melaporkan pemberi kerja kepada instansi

yang berwenang mengenai ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau

dalam memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, dan melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam

rangka penyelenggaraan program jaminan sosial.

Page 64: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

47

Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana yang telah disebutkan

maka BPJS berhak untuk memperoleh dana operasional untuk

penyelenggaraan program yang bersumber dari dana jaminan sosial dan/atau

sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan

memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program jaminan

sosial dari Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) setiap 6 bulan.

Dalam melaksanakan tugasnya BPJS berkewajiban untuk memberikan

nomor identitas tunggal kepada peserta, mengembangkan aset dana jaminan

sosial dan aset BPJS untuk sebesar-besarnya kepentingan peserta,

memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik mengenai

kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan dan hasil pengembangannya,

memberikan manfaat kepada seluruh peserta sesuai dengan Undang-Undang

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, memberikan informasi kepada

peserta mengenai hak dan kewajiban untuk mengikuti ketentuan yang

berlaku, memberikan informasi kepada peserta mengenai prosedur untuk

mendapatkan hak dan memenuhi kewajibannya, memberikan informasi

kepada peserta mengenai saldo jaminan hari tua dan pengembangannya 1 kali

dalam 1 tahun, memberikan informasi kepada peserta mengenai besaran hak

pensiun 1 kali dalam 1 tahun, melaporkan pelaksanaan setiap program,

termasuk kondisi keuangan secara berkala 6 bulan sekali kepada Presiden

dengan tembusan kepada DJSN.

Ruang lingkup dari BPJS Ketenagakerjaan meliputi Jaminan

Kecelakaan Kerja yang memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga

Page 65: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

48

kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai

tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja. Iuran

untuk program JKK ini sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan. Kecelakaan

kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko yang harus dihadapi

oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi

hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya

risiko-risiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik

fisik maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja.

Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab

pengusaha sehingga pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar iuran

jaminan kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24% - 1,74% sesuai

kelompok jenis usaha.

Selain itu, ada jaminan hari tua yang diselenggarakan secara nasional

berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib. Jaminan hari tua

diselenggarakan dengan tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang

tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau

meninggal dunia. Program Jaminan Hari Tua memberikan kepastian

penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada saat tenaga kerja mencapai

usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu. Iuran untuk jaminan

hari tua ditanggung perusahaan sebesar 3,7% dan tenaga kerja sebesar 2%.

Kemudian ada jaminan kematian yang diselenggarakan dengan tujuan

untuk memberikan santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris

peserta yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan

Page 66: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

49

Kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam

bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. Pengusaha wajib

menanggung iuran Program Jaminan Kematian sebesar 0,3% dengan jaminan

kematian yang diberikan adalah Rp 21.000.000,- terdiri dari Rp 14.200.000,-

santunan kematian dan Rp 2.000.000 juta biaya pemakaman dan santunan

berkala Rp 200.000 per bulan selama 24 bulan.

Selain itu, ada jaminan pensiun yang diselenggarakan secara nasional

berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib. Jaminan pensiun

diselenggarakan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada

saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia

pensiun atau mengalami cacat total tetap. Manfaat jaminan pensiun berwujud

uang tunai yang diterima setiap bulan oleh peserta.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik skripsi,

tesis, disertasi atau jurnal penelitian. Dalam penelitian ini fokus penelitian

terdahulu yang dijadikan acuan adalah yang terkait dengan permasalahan

kesejahteraan. Untuk itu peneliti akan mencantumkan beberapa penelitian

terdahulu oleh beberapa peneliti, yaitu :

Tesis Gusti Nur Aini tahun 2007 dari Universitas Gadjah Mada yang

berjudul “Kebijakan Pengembangan Daerah Wisata Kabupaten Kotawaringin

Barat dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”. Penelitian ini dilakukan

dengan pendekatan kualitatif dimana prosedur penelitian yang menghasilkan data

Page 67: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

50

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan perilaku yang

diamati. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan realisasi kebijakan-

kebijakan pengembangan daerah wisata oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin

Barat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta hambatan-hambatan

yang ditimbulkan dari kebijakan-kebijakan pengembangan daerah wisata tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keberhasilan

pemerintah dalam mengakomodasikan kepentingan masyarakat terhadap

kebijakan pengembangan pariwisata belum sepenuhnya berhasil, artinya

masyarakat belum banyak memberikan kontribusinya pada pelaksanaan kebijakan

pengembangan pariwisata oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat.

Adapun yang menjadi kendala adalah pertama, rendahnya tingkat pendidikan dan

keterampilan masyarakat, yang berarti rendahnya sumber daya manusia yang

dimiliki. Kedua, terbatasnya dana yang dialokasikan pemerintah untuk sektor

pariwisata, yang berarti masih rendahnya investasi yang ditanamkan di sektor

pariwisata. Ketiga, sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan

pariwisata masih sangat terbatas dan perlu ditingkatkan. Keempat, walaupun dari

segi pendapatan masyarakat dan daerah mengalami peningkatan secara numerik,

namun dari sisi kesejahteraan penduduk masih rendah. Ini terbukti dengan masih

banyaknya masyarakat miskin di sekitar lokasi objek wisata yang belum ditangani

dengan baik.

Persamaaan penelitian “Kebijakan Pengembangan Daerah Wisata Kabupaten

Kotawaringin Barat dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” dengan

penelitian skripsi ini yang berjudul Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Page 68: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

51

Ketenagakerjaan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Buruh di Kota Tangerang

adalah sama-sama melatarbelakangi tentang kesejahteraan dan perbedaan dari

kedua penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya

membahas tentang peran pemerintah melalui kebijakannya untuk meningkatkan

kesejahteraan, sedangkan penelitian yang diambil dari skripsi ini membahas

tentang peran pemerintah dan swasta dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

buruh.

Selanjutnya, skripsi Dyah Ayu Setyaningrum tahun 2011 dari Universitas

Diponegoro yang berjudul “Pengaruh Implementasi Corporate Social

Responsibilty Terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat (Studi kasus pada PT.

APAC INTI CORPORA, Bawen”. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan

kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh implementasi

Corporate Social Responsibility (CSR) PT. APAC INTI CORPORA terhadap

Kesejahteraan hidup masyarakat.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semua variabel yang digunakan yaitu

Corporate Social Responsibility Goal, Corporate Social Issue, dan Corporate

Relation Program secara signifikan memiliki pengaruh positif terhadap

peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat. Program CSR yang dilaksanakan

oleh PT. APAC INTI CORPORA berjalan dengan baik terhadap Kesejahteraan

hidup masyarakat.

Perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian Strategi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Untuk Meningkatkan

Kesejahteraan Buruh di Kota Tangerang adalah sama-sama melatarbelakangi

Page 69: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

52

tentang kesejahteraan dan perbedaannya adalah penelitian ini tentang peran swasta

melalui program CSR yang akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat,

sedangkan penelitian yang diambil dari skripsi ini membahas tentang penelitian

yang diambil dari skripsi ini membahas tentang peran pemerintah dan swasta

dalam upaya meningkatkan kesejahteraan buruh.

Skripsi Novia Saghita tahun 2011 dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

yang berjudul “Alternatif Strategi Pengelolaan Pariwisata Pulau Untung Jawa

Melalui Pendekatan Analisis SWOT”. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan

kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan, menganalisis, dan

merumuskan strategi pengelolaan pariwasata di Pulau Untung Jawa.

Hasil penelitian ini yaitu strategi pengelolaan pariwasata Pulau Untung Jawa

dilakukan mengacu pada peningkatan potensi wisata dan sumber daya alam yang

melimpah dan meningkatkan mutu pendidikan bagi sumber daya manusia sebagai

pengelola pariwasata Pulau Untung Jawa serta meminimalisir faktor penghambat

yang terjadi pada pariwisata Pulau Untung Jawa.

Persamaan penelitian “Alternatif Strategi Pengelolaan Pariwisata Pulau

Untung Jawa Melalui Pendekatan Analisis SWOT” dengan penelitian skripsi ini

yang berjudul Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Buruh di Kota Tangerang adalah sama-sama

melatarbelakangi tentang strategi yang dilaksanakan dan perbedaan dari kedua

penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya lebih terfokus

tentang strategi untuk melakukan pemberdayaan masyarakat Pulau Untung Jawa

untuk mengelola pariwisata di Pulau Untung Jawa sedangkan penelitian yang

Page 70: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

53

diambil dari skripsi ini membahas tentang peran pemerintah dan swasta dalam

upaya meningkatkan kesejahteraan buruh.

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur berpikir peneliti. Kerangka berpikir

menggambarkan konsep penelitian mengenai “Strategi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Buruh di

Kota Tangerang”, dimana ditujukan untuk menjawab rumusan masalah dan

mencapai tujuan yang ingin dicapai di dalam penelitian yang akan dilakukan.

Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait Strategi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Untuk Meningkatkan

Kesejahteraan Buruh di Kota Tangerang yaitu :

1. Kepesertaan mengalami pertumbuhan yang lambat.

2. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara Dinas Ketenagakerjaan dan

BPJS Ketenagakerjaan di Kota Tangerang.

3. Kurangnya kesadaran perusahaan terhadap pentingnya manfaat program

jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.

4. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan kepada

buruh.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka dibutuhkan

suatu pendekatan untuk mengetahui Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Buruh di Kota Tangerang.

Oleh karena itu, peneliti menggunakan teori teknik analisis SWOT yang dikutip

Page 71: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

54

dalam Siagian (2008:172), terdapat empat variabel dari analisis SWOT yang

terdiri dari:

1. Strengths (kekuatan)

2. Weaknesses (kelemahan)

3. Opportunities (peluang)

4. Threats (ancaman)

Variabel analisis SWOT ini yang akan membantu peneliti menjawab

permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya serta dinilai dan

dianggap rasional dan tepat. Variabel dari analisis SWOT diatas akan menjelaskan

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan suatu strategi baik dilihat

dari faktor internal mau eksternal karena dalam salah satu proses pengambilan

kebijakan itu membutuhkan strategi antara lain melakukan analisis SWOT

terutama untuk analisis kebijakan yang dijalankan mengingat banyak faktor yang

harus diperhatikan dan berpengaruh terhadap produk akhir sebuah kebijakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan kebijakan tersebut

adalah faktor eksternal berupa pengaruh lingkungan, sosial politik, serta para

stakeholder yang memiliki kepentingan terhadap produk kebijakan dan faktor

internal seperti masalah kelembagaan, sumber daya manusia, masalah

ketersediaan waktu atau masalah biaya/anggaran karena dengan adanya strategi

bisa menganalisis tantangan dan kesempatan eksternal, menilai kekuatan dan

kelemahan internal, mengembangan dan mengevaluasi alternatif strategi. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka berfikir di bawah ini.

Page 72: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

55

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

KETENAGAKERJAAN UNTUK MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN BURUH DI KOTA TANGERANG

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Kepesertaan mengalami pertumbuhan

yang lambat.

2. Kurangnya komunikasi dan koordinasi

antara Dinas Ketenagakerjaan dan BPJS

Ketenagakerjaan di Kota Tangerang.

3. Kurangnya kesadaran perusahaan

terhadap pentingnya manfaat program

jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.

4. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan

BPJS Ketenagakerjaan kepada buruh.

(Sumber: Peneliti, 2015)

Teori tentang teknik analisis SWOT

yang dikutip dari Siagian (2008:172),

terdapat empat variabel yang

mempengaruhi keberhasilan strategi

yang sudah digunakan, yaitu:

1. Strengths

2. Weaknesses

3. Opportunities

4. Threats

Meningkatnya kesejahteraan buruh dengan mengikuti BPJS

Ketenagakerjaan

Page 73: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

56

2.4 Asumsi Dasar

Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang telah dipaparkan di atas, peneliti

telah melakukan observasi awal terhadap objek penelitian. Asumsi yang

disimpulkan berdasarkan pada pengamatan peneliti di lapangan yang menunjukan

berbagai permasalahan yang ada. Selain itu, peneliti menarik asumsi berdasarkan

informasi yang diperoleh dari informan dimana peneliti melakukan wawancara

awal dengan informan tersebut dan menemukan berbagai permasalahan.

Berdasarkan permasalahan dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan di

atas, maka peneliti berasumsi bahwa Strategi Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Ketenagakerjaan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Buruh di Kota

Tangerang belum berjalan dengan efektif.

Page 74: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitan pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2). Bogdan dan Taylor

(dalam Moleong, 2006:4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat dimati. Menurut mereka, pendekatan ini

diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal

ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau

hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan

untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir

induktif. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek, merasakan

apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini, peneliti

terlibat dalam situasi dan setting fenomena yang diteliti. Peneliti diharapkan selalu

memusatkan perhatian pada kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti.

Setiap kejadian merupakan sesuatu yang unik, berbeda dengan yang lain, karena

perbedaan konteks (Basrowi dan Suwandi, 2008:1-2)

Page 75: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

58

Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dimana dalam penelitian ini

peneliti mencoba menjelaskan bagaimana Strategi BPJS Ketenagakerjaan untuk

meningkatkan kesejahteraan buruh di Kota Tangerang. Penggunaan pendekatan

kualitatif dalam penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa pendekatan

kualitatif relevan dan cocok dengan masalah penelitian. Selanjutnya digunakan untuk

membangun pemahaman dan memberikan eksplanasi terhadap fenomena yang

diteliti.

3.2 Fokus Penelitian

Ruang lingkup penelitian merupakan bagian yang membatasi dan menjelaskan

substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan. Ruang lingkup penelitian

digunakan sebagai batasan penelitian agar dapat fokus pada fokus penelitian yang

akan dijalankan. Jadi dapat memudahkan peneliti untuk lebih fokus dengan penelitian

yang akan dijalankan, yaitu mengenai “Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Buruh di Kota Tangerang”.

Pembatasan ruang lingkup penelitian didasarkan pada permasalahan yang

dibahas pada latar belakang masalah yang dijelaskan secara terperinci dan ringkas ke

dalam identifikasi masalah. Jadi, ruang lingkup dalam penelitian ini adalah

menjabarkan mengenai bagaimana Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan untuk meningkatkan kesejahteraan buruh secara lebih mendalam

lagi.

Page 76: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

59

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian yaitu menjelaskan locus penelitian yang akan dilakukan nanti,

termasuk menjelaskan tempat, serta alasan memilihnya. Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kota Tangerang dipilih sebagai lokasi penelitian

berdasarkan pada permasalahan-permasalahan yang dijabarkan pada latar belakang

masalah penelitian, yaitu pertumbuhan kepesertaan berjalan lambat, kurangnya

koordinasi dan komunikasi Dinas Ketenagakerjaan dengan BPJS Ketenagakerjaan,

kurangnya kesadaran perusahaan terhadap pentingnya manfaat program jaminan

sosial dari BPJS Ketenagakerjaan, buruh masih belum menerima perubahan yang

terjadi dalam transformasi yang terjadi pada PT Jamsostek ke BPJS Ketenagakerjaan.

BPJS Ketenagakerjaan diwajibkan untuk segera memperbaiki strategi yang

dijalankan agar terciptanya solusi bagi permasalahan-permasalahan tersebut.

Disamping itu, laju inflasi Kota Tangerang mengalami peningkatan yang sangat

tinggi yaitu sebesar 10,02% pada tahun 2013 dimana kenaikan ini merupakan yang

tertinggi di seluruh Provinsi Banten. Laju inflasi yang tinggi ini tentu saja

mempengaruhi kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang karena harga-harga

kebutuhan pokok sehari-hari menjadi naik dari harga sebelumnya. Selain itu,

kecepatan pembangunan manusia di Kota Tangerang sangat rendah walaupun Kota

Tangerang berada pada peringkat 3 posisi IPM nya setelah Kota Cilegon dan Kota

Tangerang Selatan di Provinsi Banten.

Page 77: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

60

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual memberikan pengertian tentang konsep dari variabel yang

akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan kerangka teori yang digunakan.

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian tentang Strategi BPJS

Ketenagakerjaan untuk Meningkatkan Kesejahteraan buruh di Kota Tangerang.

Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis SWOT

dalam Siagian (2008:172) yang menjelaskan bahwa dalam teknik analisis SWOT

terdapat 4 variabel yang mempengaruhi keberhasilan strategi yang telah digunakan,

yaitu Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats. Keempat variabel ini dinilai

tepat untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian

dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Dalam penelitian Strategi BPJS

Ketenagakerjaan untuk Meningkatkan Kesejahteraan buruh di Kota Tangerang

peneliti menggunakan pendekatan Analisis SWOT dimana Analisis SWOT ini

merupakan suatu cara menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal menjadi

langkah-langkah strategi dalam pengoptimalan usaha. Adapun dimensi dan

indikatornya yang digunakan Tabel 3.1 dibawah ini:

Page 78: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

61

Tabel 3.1

Definisi Operasional Penelitian

Dimensi Indikator Pertanyaan

Strategi BPJS

Ketenagakerjaan

untuk

Meningkatkan

Kesejahteraan

buruh di Kota

Tangerang

Strengths

Apakah kekuatan yang dimiliki oleh

BPJS Ketenagakerjaan?

Apa saja manfaat program jaminan

sosial bagi peserta BPJS

Ketenagakerjaan?

Weaknesses

Apa Kelemahan yang dimiliki oleh

BPJS Ketenagakerjaan?

Apa langkah-langkah yang akan

dilakukan untuk meningkatkan

koordinasi dan komunikasi dengan

lembaga pemerintah?

Opportunities

Apa saja peluang yang dimiliki dengan

dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

Bagaimana BPJS Ketenagakerjaan

memanfaatkan peluang yang

didapatkan?

Threats

Apa saja ancaman yang ada di BPJS

Ketenagakerjaan?

Bagaimana cara BPJS Ketenagakerjaan

menghadapi ancaman dari perusahaan

dan buruh?

(Sumber: Peneliti, 2015)

Page 79: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

62

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah

peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi”

seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke

lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap

pemahaman metode penelitian kualitatif penguasaan wawasan terhadap bidang yang

diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik

maupun logistiknya. Validasi dilakukan oleh peneliti sendiri, melalui evaluasi diri

seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan

terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan

(Sugiyono, 2011:222).

Jenis data yang dikumpulkan berupa jenis data primer dan sekunder. Menurut

Lofland dan Lofland (Moleong, 2006:157) sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi

ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik. Adapun alat-

alat bantu yang dipakai peneliti dalam mengumpulkan data adalah alat perekam

(handphone), pedoman wawancara, buku catatan, kamera digital atau handphone

yang digunakan untuk membantu peneliti mengumpulkan data di tempat penelitian.

Page 80: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

63

3.6 Informan Penelitian

Menurut Denzin dan Lincoln (dalam Fuad dan Nugroho, 2012:83), seorang

peneliti harus bisa menemukan “orang dalam” (an insider) salah satu anggota

kelompok partisipan yang ingin menjadi informan dan berperan sebagai pengarah dan

penerjemah muatan-muatan budaya, dan pada saat yang lain, jargon dan bahasa

kelompok setempat. Meskipun wawancara dapat dilakukan tanpa bantuan seorang

informan, namun sebaiknya tetap menggunakan informan yang baik, sebab dengan

begitu seorang peneliti dapat menghemat waktu lebih banyak dan dapat

menghindarkan kesalahan-kesalahan selama proses berlangsung. Untuk itulah

perlunya key informan.

Dalam penelitian ini pemilihan informannya menggunakan teknik Purposive

sampling. Menurut Sugiyono (2011:218-219) purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita

harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga memudahkan peneliti

menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. Adapun yang menjadi informan dalam

penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :

Page 81: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

64

Tabel 3.2

Informan Penelitian

Kode

Informan Informan Status Informan

I1 BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang Key Informan

I2 Buruh Key Informan

I3 Pengusaha Key Informan

I4 Serikat Pekerja Key Informan

I5 APINDO Key Informan

I6 Pemerintah Kota Tangerang Secondary Informan

(Sumber: Peneliti, 2015)

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara

mengumpulkan data primer dan sekunder yang berkaitan dengan masalah penelitian

yang akan dibahas. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi :

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

Page 82: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

65

pertanyaan itu (Moleong, 2006:186). Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2011:137).

Dalam penelitian kualitatif, wawancara dilakukan secara mendalam. Ada

dua jenis wawancara dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara terstruktur

dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan

pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Sedangkan wawancara tidak

terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa

garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2011:138-

140). Adapun pedoman wawancara sebagai acuan dalam wawancara sebagai

berikut :

Page 83: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

66

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara

No. Indikator Pertanyaan Informan

I1 I2 I3 I4 I5 I6

1. Strengths

Apa saja strength yang dimiliki oleh BPJS

Ketenagakerjaan?

Apa saja manfaat program jaminan sosial

bagi buruh dan perusahaan?

Bagaimana penerapan sanksi hukum apabila

ada perusahaan atau buruh yang belum

menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan?

Bagaimanakah petugas pengawasan BPJS

Ketenagakerjaan menjalankan fungsi

pengawasan?

Bagaimana bentuk kerja sama dengan

lembaga pemerintah dan manfaatnya bagi

BPJS Ketenagakerjaan?

2. Weaknesses

Apa kelemahan yang dimiliki oleh BPJS

Ketenagakerjaan?

Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan

pertumbuhan kepesertaan lambat?

Apa saja langkah-langkah yang dilakukan

BPJS Ketenagakerjaan untuk meningkatkan

kesadaran perusahaan dan buruh tentang

pentingnya program jaminan sosial?

Apa langkah-langkah yang akan dilakukan

untuk meningkatkan koordinasi dan

komunikasi dengan dinas ketenagakerjaan?

3. Opportunities

Apa peluang yang dimiliki dengan

dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

Bagaimana BPJS Ketenagakerjaan

memanfaatkan peluang yang didapatkan?

4. Threats

Apa saja ancaman yang ada di BPJS

Ketenagakerjaan?

Bagaimana cara BPJS Ketenagakerjaan

menghadapi ancaman dari perusahaan dan

buruh?

Sumber: Peneliti, 2015

Page 84: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

67

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara secara

terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan dalam

melakukan wawancara dengan informan. Jadi bahan untuk melakukan

wawancara dengan informan sudah jelas dan tersusun secara sistematis di

dalam pedoman wawancara yang akan dijadikan acuan bagi peneliti untuk

wawancara.

2. Observasi

Menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 94) menyatakan bahwa, observasi

merupakan salah satu metode pengumpulan data dimana peneliti melihat

mengamati secara visual sehingga validitas data sangat tergantuk pada

kemampuan observer. Apabila orang yang melakukan observasi

subjektivitasnya tinggi, hal ini akurasi data sangat terganggu, sehingga harus

diadakan lebih dari satu orang yang melakukan observasi dalam satu fenomena.

Menurut Sugiyono (2011:145) observasi sebagai teknik pengumpulan data

mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu

wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu

berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi

juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi

digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,

gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi

Page 85: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

68

pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant

observation (observasi berperan serta) dan non participant observation,

selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat

dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian kualitatif pengamatan

dimanfaatkan sebesar-besarnya seperti apa yang dikemukakan oleh Guba dan

Lincoln (dalam Moleong, 2006:216-217), yaitu :

1. Teknik ini didasarkan pada pengalaman secara langsung

2. Memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat

perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.

3. Memungkinkan peneliti mencatat perisitiwa dalam situasi yang berkaitan

dengan pengetahuan proposiornal maupun pengetahuan yang langsung

diperoleh dari data

4. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang

didapatnya ada yang bias

5. Memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit,

karena harus memperhatikan beberapa tingkah laku yang kompleks

sekaligus

6. Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak

dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data sekunder yang

diperlukan dalam sebuah penelitian. Studi dokumentasi adalah setiap bahan

tertulis ataupun film, gambar, dan foto-foto yang dipersiapkan karena adanya

permintaan seorang peneliti. Selanjutnya studi dokumentasi dapat diartikan

sebagai teknik pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis yang

Page 86: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

69

diterbitkan oleh lembaga-lembaga yang menjadi bahan objek penelitian.

Baik berupa prosedur, peraturan-peraturan, gambar, laporan hasil pekerjaan

serta berupa foto ataupun dokumen elektronik (rekaman) (Fuad dan

Nugroho, 2012:89).

3.6.2 Jenis dan Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah data primer dan data

sekunder. Sumber data primer adalah data-data yang diperoleh langsung dari

lapangan dan masih bersifat data mentah. Sumber data sekunder merupakan sumber

data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Adapun alat

pendukung lainnya yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini berupa

alat perekam, kamera, dan catatan lapangan.

3.7 Teknik pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Teknik Analisis Data

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan (dalam Sugiyono, 2011:244)

menyatakan analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang

lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan

Page 87: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

70

kepada orang lain. Dalam prosesnya analisis data dalam penelitian ini menggunakan

model yang telah dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yaitu selama proses

pengumpulan data dilakukan tiga kegiatan penting, diantaranya reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display), dan verifikasi (verification). Apabila

digambarkan proses tersebut maka akan tampak seperti berikut :

Gambar 3.1 Analisis Data Menurut Miles & Huberman (Sugiyono, 2011:247)

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pada prosesnya peneliti akan melakukan

kegiatan berulang-ulang secara terus-menerus. Ketiga hal tersebut merupakan sesuatu

yang saling berkaitan dan mendukung pada saat sebelum, selama dan sesudah

pengumpulan data. Ketiga kegiatan analisis data menurut Miles and Huberman

(dalam Fuad dan Nugroho, 2012:92) di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Data Collection

Data Reduction

Conclusion:

Drawing/ Verifying

Data Display

Page 88: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

71

a. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tulisan di lapangan (field note), dimana reduksi data

berlangsung secara terus-menerus selama penelitian yang berorientasi

kualitatif berlangsung.

b. Penyajian Data (data display)

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan

yang terus berkembang menjadi sebuah siklus dan penyajian data bias

dilakukan dalam sebuah matrik

c. Verifikasi (verification)

Verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan sebagian dari suatu

kegiatan dari suatu kegiatan dan konfigurasi yang utuh. Dimana

kesimpulan-kesimpulan di verifikasi selama penelitian berlangsung.

3.7.2 Uji Keabsahan Data

Adapun uji keabsahan data bahwa setiap keadaan harus memenuhi 3 hal,

yaitu: (1) mendemonstrasikan nilai yang benar, (2) menyediakan dasar agar hal itu

dapat diterapkan, dan (3) memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang

Page 89: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

72

konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya

(Moleong, 2006:320). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji keabsahan data

dengan teknik triangulasi dan pengecekan anggota (member check).

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu (Moleong, 2006:330). Adapun dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan 2 jenis teknik triangulasi, yaitu :

a. Triangulasi sumber, yaitu Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas

data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber.

b. Triangulasi Teknik, yaitu Triangulasi Teknik untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda (Sugiyono, 2011:273).

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menggunakan 2 jenis pendekatan dalam

triangulasi yaitu triangulasi sumber dimana peneliti akan mendapatkan data dari sudut

pandang BPJS Ketenagakerjaan, Dinas Ketenagakerjaan, perusahaan, serikat buruh,

dan buruh. Selain itu, peneliti menggunakan triangulasi teknik dimana peneliti

menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi untuk memperoleh

data dimana teknik-teknik itu untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan atau tidak.

Peneliti juga menggunakan member check dalam menguji keabsahan data yang

didapatkan dari informan. Peneliti melakukan pengecekan kembali data-data yang

telah diperoleh dari informan penelitian dan bertujuan memvalidasi data dengan yang

telah diberikan informan penelitian, sehingga data menjadi valid dan dapat dipercaya.

Page 90: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

73

3.8 Jadwal Penelitian

Penelitian tentang Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Buruh di Kota Tangerang

dilaksanakan dalam kurun waktu 12 bulan di Bulan September 2014 sampai bulan

Agustus 2015. Adapun jadwal penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Jadwal Penelitian

No. Kegiatan

Waktu

Sep

2014

Nov

2014

Des

2014

Feb

2015

Mar

2015

Apr

2015

Mei

2015

Okt

2015

Jan

2016

1. Pengajuan Judul

2. Observasi Awal

3. Bab I Pendahuluan

4. Bab II Deskripsi Teori

5. Bab III Metode Penelitian

6. Seminar Proposal Penelitian

7. Pengumpulan data

8. Pengolahan dan analisis data

9. Bab IV Pembahasan

10. Bab V Penutup

11. Sidang Hasil Penelitian

Sumber: Peneliti, 2015

Page 91: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

74

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Tangerang

Kota Tangerang yang terbentuk pada tanggal 28 Februari 1993

berdasarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya

Daerah Tingkat II Tangerang, merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Tangerang. Secara geografis Kota Tangerang terletak pada 106036’ – 106o42’

Bujur Timur (BT) dan 606’ – 6013’ Lintang Selatan (LS). Kota Tangerang

memiliki letak strategis karena berada di antara DKI Jakarta, Kota Tangerang

Selatan dan Kabupaten Tangerang dan posisi strategis tersebut menjadikan

perkembangan Kota Tangerang berjalan pesat.

Kota Tangerang berada pada ketinggian 10-30 meter di atas permukaan

laut (dpl), dengan bagian Utara memiliki rata-rata ketinggian 10 meter dpl seperti

Kecamatan Neglasari, Kecamatan Batuceper, dan Kecamatan Benda. Sedangkan

bagian Selatan memiliki ketinggian 30 meter dpl seperti Kecamatan Ciledug dan

Kecamatan Larangan. Wilayah Kota Tangerang dilintasi oleh sungai Cisadane

yang membagi Kota Tangerang menjadi 2 bagian yaitu bagian timur sungai dan

bagian barat sungai. Kecamatan yang terletak di bagian barat Sungai Cisadane

meliputi Kecamatan Jatiuwung dan sebagian Kecamatan Tangerang.

Page 92: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

75

Adapun secara administratif luas Wilayah Kota Tangerang dibagi dalam 13

Kecamatan, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1

Jumlah Kecamatan dan Luas Kecamatan di Kota Tangerang

Kecamatan Luas (km2) Presentase Terhadap

Luas Kota Tangerang (%)

Ciledug 8,77 4,87

Larangan 9,40 4,47

Karang Tengah 10,47 5,64

Cipondoh 17,91 9,72

Pinang 21,59 12,13

Tangerang 15,79 8,60

Karawaci 13,48 7,28

Jatiuwung 14,41 7,93

Cibodas 9,61 5,08

Periuk 9,54 6,34

Batuceper 11,58 4,99

Neglasari 16,08 8,12

Benda 5,92 14,84

Kota Tangerang 164,55 100

(Badan Pusat Statistik Kota Tangerang, 2015)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan Benda

memiliki peran yang besar dalam luas Kota Tangerang, yaitu 14,84% sedangkan

Kecamatan Larangan memberikan dampak yang kecil terhadap luas daerah Kota

Tangerang yaitu 4,47% dan secara keseluruhan luas Kota Tangerang mencapai

164,55 km2.

Selain sungai Cisadane, di Kota Tangerang terdapat pula sungai-sungai

lain seperti Sungai Cirarab yang merupakan batas sebelah barat, Kecamatan

Jatiuwung dengan Kecamatan Pasar Kemis di Kabupaten Tangerang. Kali Ledug

yang merupakan anak sungai Cirarab, Kali Sabi, dan Kali Cimode, sungai-sungai

tersebut berada di sebelah barat Sungai Cisadane, sedangkan pada bagian timur

Page 93: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

76

Sungai Cisadane terdapat pula kali yang meliputi: Kali Pembuangan Cipondoh,

Kali Angke, Kali Wetan, Kali Pesanggarahan, Kali Cantiga, Kali Pondok Bahar.

Adapun batas Kota Tangerang adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kecamatan Teluk Naga, Kecamatan Kosambi dan

Kecamatan Sepatan Timur (Kabupaten

Tangerang).

b. Sebelah Selatan : Kecamatan Curug dan Kecamatan Kelapa Dua

(Kabupaten Tangerang), serta Kecamatan Serpong

Utara dan Kecamatan Pondok Aren (Kota

Tangerang Selatan).

c. Sebelah Barat : Kecamatan Cikupa dan Kecamatan Pasar Kemis

(Kabupaten Tangerang)

d. Sebelah Timur : Jakarta Barat dan Jakarta Selatan

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Tangerang

Berdasarkan data BPS Kota Tangerang jumlah penduduk Kota Tangerang

tahun 2013 berjumlah 1.952.396. Jumlah itu terdiri dari 997.398 penduduk laki-

laki dan 954.998 penduduk perempuan. Berdasarkan jumlah tersebut dapat terlihat

bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kota Tangerang berjumlah lebih banyak

dibanding penduduk perempuan. Adapun tabel jumlah penduduk Kota Tangerang

sebagai berikut :

Page 94: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

77

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk di Kota Tangerang Tahun 2013

No. Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Total

1. Ciledug 85.252 81.546 166.798

2. Larangan 91.571 88.404 179.975

3. Karang Tengah 64.953 63.591 128.544

4. Cipondoh 126.901 123.840 250.741

5. Pinang 91.310 88.251 179.561

6. Tangerang 84.905 80.054 164.959

7. Karawaci 88.738 87.932 176.670

8. Jatiuwung 64.385 56.975 121.360

9. Cibodas 74.783 73.915 148.698

10. Periuk 70.661 67.348 138.009

11. Batuceper 49.615 46.674 96.089

12. Neglasari 57.151 52.909 110.060

13. Benda 47.173 43.759 90.932

Jumlah Total 997.398 954.998 1.952.396

(Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang, 2015)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat terlihat bahwa jumlah penduduk terbesar

saat ini berada di Kecamatan Cipondoh, yaitu 250.741 jiwa, sedangkan jumlah

penduduk terkecil berada di Kecamatan Benda, yaitu 90.932 jiwa. Selain itu,

berdasarkan data BPS Kota Tangerang Kecamatan Larangan merupakan

Kecamatan terpadat dengan penghuni 19.146 jiwa untuk setiap kilometer

perseginya, dan Kecamatan Neglasari merupakan Kecamatan yang paling sedikit

tingkat kepadatannya dengan penghuni sebanyak 6.551 jiwa untuk setiap

kilometer perseginya.

2. Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan salah satu indikator penting pembangunan

ekonomi khususnya dalam upaya pemerintah menanggulangi kemiskinan. Hal ini

karena tenaga kerja adalah modal bagi geraknya pembangunan dan dapat

memberikan gambaran tentang seberapa besar keterlibatan penduduk dalam

Page 95: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

78

kegiatan ekonomi produktif. Indikator ketenagakerjaan yang dapat memberikan

gambaran seberapa besar keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi adalah

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang memiliki usia 15 tahun ke atas

dan tergolong angkatan kerja.

Tabel 4.3

Jumlah Angkatan Kerja, Pengangguran, dan Partisipasi Angkatan Kerja

Kota Tangerang Tahun 2011-2013

Tahun

Angkatan Kerja Bukan

Angkatan

Kerja

Penduduk

Usia 15

Tahun ke

atas

Tingkat

Partisipasi

Angkatan

Kerja (%)

Bekerja

Pengang-

guran

Jumlah

2011 823.516 126.712 950.228 394.321 1.344.549 70,31

2012 840.092 76.134 916.226 456.581 1.372.807 66,74

2013 901.496 84.991 986.487 463.812 1.450.299 68,02

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang, 2015

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa, Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja Kota Tangerang Tahun 2013 sebesar 68,02% dimana mengalami

kenaikan dibanding tahun 2012 sebesar 66,74%. Namun meningkatnya jumlah

angkatan kerja tidak dibarengi dengan terbukanya lapangan kerja yang luas

sehingga Tingkat Pengangguran Terbuka Meningkat (TPT) Kota Tangerang tahun

2013 adalah 8,62%, sedikit lebih tinggi dibanding tahun 2012 yang mencapai

8,31%. Berdasarkan status pekerjaan utama sekitar 76% penduduk yang bekerja

berstatus buruh/karyawan, 15% berstatus usaha sendiri dan 9% berstatus selain

kedua rincian tersebut.

Page 96: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

79

3. Ekonomi

Kondisi perekonomian suatu wilayah dapat tercermin dari total produksi

barang dan jasa yang dihasilkan dari aktivitas ekonomi yang tergambar dalam

besaran nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Nilai PDRB Kota

Tangerang pada tahun 2013 terlihat mengalami kenaikan dibanding dengan tahun

sebelumnya. Kenaikan ini mencerminkan adanya peningkatan produksi barang

dan jasa yang dihasilkan serta kenaikan harga produksinya di Kota Tangerang dan

laju pertumbuhan PDRB Kota Tangerang tahun 2013 atas dasar harga berlaku

mencapai 12,83%

Secara riil, pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang pada tahun 2013

meningkat lebih lambat dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya yang

mencapai 5,91%, sebelumnya 6,42% pada tahun 2012 dan 6,85% pada tahun

2011. Pada tahun 2013 perekonomian Kota Tangerang masih didominasi sektor

industri pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar 45,03% dan sektor

perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi sebesar 32,00% dan

sektor angkutan dan komunikasi sebesar 13,16%.

4.1.2 Gambaran Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan

1. Visi dan Misi

Secara umum visi merupakan cara pandang jauh ke depan, kemana

suatu organisasi harus dibawa agar dapat eksis. Visi organisasi harus

merupakan gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan

Page 97: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

80

yang diinginkan oleh suatu organisasi di tahun yang akan datang.

Maka dari itu, BPJS Ketenagakerjaan menetapkan visi yaitu :

“Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas

dunia, terpecaya, bersahabat dan Unggul dalam Operasional dan

Pelayanan”

Untuk memenuhi visi tersebut BPJS Ketenagakerjaan menjabarkannya

ke dalam misi. Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan

organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Adapun misi BPJS

Ketenagakerjaan yaitu sebagai berikut :

a. Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan

keluarga.

b. Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan kepada

tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas

c. Berperan serta dalam pembangunan

2. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan

Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), maka BPJS Ketenagakerjaan

memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :

A. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas tersebut BPJS Ketenagakerjaan

mempunyai fungsi :

Page 98: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

81

a. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan

kecelakaan kerja

b. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan

kematian

c. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan hari

tua

d. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan

pensiun

B. Tugas

Dalam melaksanakan fungsinya, maka BPJS Ketenagakerjaan

mempunyai tugas :

a. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta

b. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi

kerja

c. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah

d. Mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta

e. Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan

sosial

Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program

jaminan sosial kepada peserta dan masyarakat

Page 99: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

82

4.1.3 Struktur Organisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan Cabang Kota Tangerang

Susunan struktur organisasi BPJS Ketenagakerjaan berdasarkan Keputusan

Direksi BPJS Ketenagakerjaan Nomor KEP / 158 / 052014 tentang nama

jabatan, uraian jabatan, dan persyaratan jabatan BPJS Ketenagakerjaan

adalah terdiri dari :

1. Kepala Kantor Cabang

2. Sekretaris Kantor Cabang

3. Penata utama pengawasan dan pemeriksaan

4. Bidang Pemasaran Formal

a. Marketing officer

b. Relationship officer

c. Penata madya administrasi pemasaran

5. Bidang Pemasaran Informal

a. Penata madya pemasaran peserta informal

b. Penata madya administrasi peserta informal

c. Penata madya kesejahteraan peserta

6. Bidang Umum dan SDM

a. Penata madya umum

b. Penata madya SDM

c. Staff umum

7. Bidang Keuangan dan Teknologi Informasi

a. Penata madya keuangan

b. Penata madya teknologi informasi

c. Penata muda keuangan

8. Bidang Pelayanan

a. Manajer kasus kecelakaan kerja dan PAK

b. Penata madya pelayanan JHT-JP

c. Penata madya JKK-JK

d. Customer service

Page 100: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

83

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang

(Sumber: BPJS Ketenagakerjaan, 2015)

Kepala Kantor

Cabang

Sekretaris

Kantor Cabang

Penata Utama

Pengawasan dan

Pemeriksaan

Bidang

Pemasaran

Formal

Marketing

Officer

Relationship

Officer

Penata

Madya

Administrasi

Pemasaran

Bidang

Pemasaran

Informal

Penata

Madya

Pemasaran

Informal

Penata

Madya

Administrasi

Informal

Penata Madya

Kesejahteraan

Peserta

Bidang

Umum dan

SDM

Penata

Madya

SDM

Penata

Madya

Umum

Staff

Umum

Bidang

Keuangan

dan TI

Penata

Madya

Keuangan

Penata

Madya TI

Penata

Muda

Keuangan

Bidang

Pelayanan

Manajer

Kasus

Kecelakaan

Kerja dan

PAK

Penata

Madya

Pelayanan

JHT-JP

Penata

Madya

Pelayanan

JKK-JK

Customer

Service

Page 101: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

84

4.1.4 Tugas dan Fungsi BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang

Sebagaimana Keputusan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Nomor KEP / 158 /

052014 tentang nama jabatan, uraian jabatan, dan persyaratan jabatan BPJS

Ketenagakerjaan dengan struktur jabatan Kepala Kantor Cabang, Sekretaris

Kantor Cabang, Bidang pemasaran formal, Marketing Officer, Relationship

officer, Penata madya administrasi pemasaran, Bidang pemasaran informal,

Penata madya pemasaran informal, Penata madya administrasi informal, Penata

madya kesejahteraan peserta, Bidang umum dan SDM, Penata madya umum,

Penata madya SDM, Staff umum, Bidang keuangan dan TI, Penata madya

keuangan, Penata madya TI, Penata muda keuangan, Bidang Pelayanan, Manajer

kasus kecelakaan kerja dan PAK, Penata madya JHT-JP, Penata madya JKK-JK,

Customer service. Adapun tugas pokoknya sebagai berikut :

1. Kepala Kantor Cabang

Mengarahkan, mengevaluasi, dan mengendalikan kegiatan operasional di

Kantor Cabang selaras dengan kebijakan dan strategi yang ditetapkan di

kantor wilayah guna memastikan pencapaian target cabang dan wilayah

secara optimal sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku di

perusahaan.

2. Sekretaris Kantor Cabang

Melaksanakan pengelolaan administrasi surat menyurat, rapat

intern/ekstern, administrasi personil, serta sarana dan prasarana kerja

pada kantor cabang guna mendukung kelancaran kerja Kepala Kantor

Cabang.

Page 102: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

85

3. Bidang Pemasaran Formal

Bidang pemasaran formal dipimpin oleh seorang kepala bidang yang

bertugas merencanakan program pemasaran formal (untuk

pengembangan kepesertaan) dan pengelolaan kepesertaan formal melalui

program Customer Relationship Management (CRM) di cabang yang

selaras dengan strategi pemasaran wilayah, memantau dan membina

kinerja Relationship Officer (RO) serta mengendalikan pelayanan

administrasi kepesertaan guna memastikan target kepesertaan formal dan

iuran di cabang tercapai dengan efektif dan efisien.

4. Marketing Officer

Menyusun usulan program pemasaran untuk timnya, mengkoordinasikan

dan/atau melaksanakan kegiatan pemasaran untuk mengakuisisi

kepesertaan baru atau mendapatkan kembali peserta yang telah keluar

dari kepesertaan (untuk masuk kembali menjadi peserta), serta

melakukan pembinaan kepada tim, guna memastikan tercapainya target

kepesertaan dan iuran yang telah dibebankan.

5. Relationship Officer

Menyusun usulan rencana pengelolaan kepesertaan untuk timnya,

mengkoordinasikan dan/atau melaksanakan kegiatan pembinaan kepada

peserta (sebagai bagian dari program Customer Relationship

Management (CRM), memberikan pelayanan dan menangani keluhan

peserta dengan cepat dan tepat, serta melakukan pembinaan kepada

timnya guna tercapainya tertib administrasi, terjalinnya hubungan baik

Page 103: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

86

dengan peserta, dan meningkatkan kepesertaan dan iuran yang telah

ditetapkan.

6. Penata Madya Administrasi Pemasaran

Menghimpun dan mengelola data yang terkait dengan kegiatan

pemasaran dan administrasi kepesertaan, melakukan pelayanan

dokumen administrasi dan penghitungan besaran iuran serta denda (jika

ada), guna menyediakan data yang akurat dan dokumen yang lengkap

untuk mendukung kelancaran kegiatan pemasaran.

7. Bidang Pemasaran Informal

Bidang pemasaran informal dipimpin oleh seorang kepala bidang yang

bertugas merencanakan program pemasaran informal dan program

khusus (untuk pengembangan kepesertaan) dan pengelolaan

kepesertaan, di bidang jasa konstruksi dan sektor informal di cabang

yang selaras dengan strategi pemasaran wilayah, memantau dan

membina kinerja Relationship Officer (RO) serta mengendalikan

pelayanan administrasi kepesertaan, guna memastikan target kepesertaan

serta iuran di bidang jasa konstruksi dan sektor informal di cabang

tercapai dengan efektif dan efisien. Merencanakan dan

mengkoordinasikan penerapan program kesejahteraan peserta, selaras

dengan strategi di kantor wilayah, guna efektivitas dan efisiensi program

untuk mendukung kegiatan pemasaran.

Page 104: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

87

8. Penata Madya Pemasaran Informal

Melaksanakan kegiatan pemasaran (untuk mengembangkan kepesertaan)

dan pembinaan kepada peserta bukan penerima upah dan jasa

konstruksi, memberikan pelayanan dan menangani keluhan peserta

dengan cepat dan tepat, guna memastikan tercapainya target kepesertaan

dan iuran informal yang telah dibebankan dan untuk menjaga kepuasan

peserta.

9. Penata Madya Administrasi Informal

Menghimpun data yang terkait dengan kegiatan pemasaran dan

administrasi kepesertaan bukan penerima upah dan jasa konstruksi,

menyiapkan sarana prasarana penunjang kegiatan pemasaran serta

melakukan pelayanan dokumen administrasi dan penghitungan besar

iuran serta denda (jika ada) guna menyediakan data yang akurat dan

dokumen yang lengkap untuk mendukung kelancaran kegiatan

pemasaran peserta bukan penerima upah.

10. Penata Madya Kesejahteraan Peserta

Menyebarkan informasi mengenai program kesejahteraan peserta,

menghimpun dan mengkonsolidasikan data, serta mengelola

administrasi program dan informasi yang terkait dengan program KP,

guna menunjang kelancaran program KP kantor cabang.

11. Bidang Umum dan SDM

Bidang Umum dan SDM dipimpin oleh seorang kepala bidang yang

bertugas memantau dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan

Page 105: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

88

sumber daya manusia, pengadaan barang dan jasa, pemeliharaan aset

dan pelayanan umum bagi karyawan (seperti rumah tangga, kebersihan,

keamanan, kearsipan), serta hubungan komunikasi dengan pihak internal

dan eksternal, guna memberikan dukungan pada aspek SDM dan umum

bagi kelancaran kegiatan bisnis di kantor cabang.

12. Penata Madya SDM

Melaksanakan pengelolaan sistem SDM, administrasi karyawan dan

pembinaan bagi karyawan di kantor cabang, sesuai arahan guna

memberikan dukungan optimal terhadap kelancaran operasional.

13. Penata Madya Umum

Mengkoordinasikan pemberian pelayanan umum dan penyediaan

barang/jasa sesuai kebutuhan, dan pemeliharaan arsip, aset, sarana dan

prasaran serta melaksanakan program komunikasi sesuai arahan guna

memberikan dukungan optimal terhadap kelancaran operasional.

14. Staff Umum

Melakukan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana perusahaan,

penerimaan, penyimpanan, dan distribusi barang di gudang sesuai

dengan kebutuhan serta melakukan pencatatan/monitoring sesuai

ketentuan yang berlaku, penyediaan kendaraan dinas, guna memastikan

seluruh sarana dan prasarana kantor terjaga dan terpelihara dengan baik

dan mendukung pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dalam

mendukung efektivitas kegiatan operasional.

Page 106: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

89

15. Bidang Keuangan dan Teknologi Informasi

Bidang Keuangan dan Teknologi Informasi dipimpin oleh seorang

kepala bidang yang bertugas memantau dan mengkoordinasikan

kegiatan yang terkait dengan pengelolaan keuangan dan teknologi

informasi di kantor cabang guna memberikan dukungan pada aspek

keuangan dan teknologi informasi bagi kegiatan operasional yang efektif

dan efisien.

16. Penata Madya Keuangan

Mengkompilasi usulan anggaran dari setiap bidang di kantor cabang,

melaksanakan pengendalian penggunaan anggaran, serta memenuhi

kewajiban perpajakan perusahaan guna menghasilkan pengelolaan

anggaran yang efektif dan efisien serta dipenuhinya kewajiban yang

terkait dengan perpajakan.

17. Penata Madya Teknologi Informasi

Melaksanakan pengaturan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan

hardware, software, dan jejaring, serta mengelola database dan aplikasi

guna mengoptimalkan pengoperasian perangkat sistem informasi untuk

memberikan pelayanan yang cepat dan akurat kepada peserta dan untuk

efektivitas kegiatan operasional.

18. Penata Muda Keuangan

Melaksanakan pencatatan keuangan secara akurat, memproses klaim

jaminan, dan mengelola administrasi keuangan, guna menghasilkan

laporan tertib administrasi.

Page 107: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

90

19. Bidang Pelayanan

Bidang pelayanan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang bertugas

merencanakan, mengkoordinasikan, memantau, dan mengevaluasi

penyelenggaraan dan pelayanan program JHT, JP, JKK dan JK serta

mengkoordinasi penyelesaian kasus terdiagnosa Kecelakaan Kerja –

Penyakit Akibat Kerja (KK-PAK) di lingkungan operasional kantor

cabang guna memastikan kegiatan pelayanan berlangsung lancar dan

memenuhi standar kualitas yang ditentukan.

20. Manajer Kasus Kecelakaan Kerja dan PAK

Melaksanakan dan menindaklanjuti penyelesaian kasus terdiagnosa

Kecelakaan Kerja – Penyakit Akibat Kerja (KK-PAK) di lingkungan

operasional kantor cabang, serta melakukan koordinasi dengan mitra

terkait dalam penanganan kasus KK-PAK guna hingga memastikan

peserta BPJS Ketenagakerjaan tersebut siap kembali bekerja.

21. Penata Madya Pelayanan JHT-JP

Melakukan verifikasi terhadap dokumen pendukung proses klaim

program JHT dan JP, menentukan besar klaim dan memproses klaim

sesuai ketentuan yang berlaku guna memenuhi kewajiban pembayaran

klaim kepada peserta dengan tepat jumlah dan tepat waktu.

22. Penata Madya Pelayanan JKK-JK

Melakukan verifikasi dokumen pendukung dan perhitungan biaya sesuai

ketentuan dalam proses klaim JKK dan JK, menentukan besar klaim dan

memproses klaim, serta memantau kinerja dan melakukan pembinaan

Page 108: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

91

kepada mitra penyedia pelayanan kecelakaan kerja, guna memenuhi

kewajiban proses klaim kepada peserta dengan tepat sasaran, tepat mutu

dan tepat waktu.

23. Customer Service

Memberikan pelayanan kepada peserta maupun calon peserta sesuai

kebutuhan (seperti pelayanan kepesertaan, iuran, pengajuan jaminan,

permintaan informasi), menangani keluhan peserta sesuai ketentuan

guna memenuhi kebutuhan dengan tepat sasaran dan tepat waktu dan

untuk menjaga kepuasan pelanggan sesuai standar yang ditetapkan.

24. Penata Utama Pengawasan dan Pemeriksaan

Menyusun dan melaksanakan rencana kerja pengawasan dan

pemeriksaan kepada pemberi kerja, membuat laporan dan mengusulkan

sanksi adminsitratif berupa surat teguran, denda, dan rekomendasi

penghentian pelayanan publik berkoordinasi dengan instansi terkait guna

mendukung kepatuhan dan pertumbuhan kepesertaan program jaminan

sosial.

4.2 Deskripsi Data

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah

didapatkan dari hasil observasi penelitian. Penelitian mengenai Strategi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Untuk Meningkatkan

Kesejahteraan Buruh di Kota Tangerang, peneliti menggunakan teori analisis

SWOT. Teori tersebut memberikan gambaran yang berguna atas komponen-

komponen penting yang harus dipertimbangkan oleh pimpinan untuk menjamin

Page 109: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

92

bahwa strategi dapat berjalan dengan kehidupan organisasi. Strategi yang efektif

mencakup hubungan yang konsisten dari satu faktor yaitu strengths, weaknessess,

opportunities, threats. Peneliti mengelompokan faktor-faktor yang berasal dari

faktor ekstern dan faktor intern yang akan memberikan gambaran yang jelas

tentang keberhasilan strategi tersebut.

Mengingat jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, maka data yang diperoleh bersifat deskriptif berbentuk kata dan kalimat

dari hasil wawancara, observasi, serta data atau hasil dokumentasi lainnya. Dalam

penelitian ini kata-kata dan tindakan orang yang diwawancara merupakan sumber

utama dalam penelitian. Berdasarkan teknik analisa data kualitatif, data-data

tersebut dianalisa selama penelitian berlangsung, dimana data-data tersebut

merupakan data-data yang berkaitan dengan Strategi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Buruh di

Kota Tangerang. Data-data yang telah didapatkan kemudian dianalisa sehingga

dapat menghasilkan suatu pemahaman baru dari data yang didapatkan.

Penelitian kualitatif ini merupakan penelitian investagasi sehingga data yang

didapatkan harus dikonfirmasi ulang tidak hanya dari satu sumber data atau

informan tetapi dari sumber lain yang memang masih memiliki informasi yang

sesuai dengan fokus penelitian. Data yang sudah didapatkan kemudian diuji

kembali dengan metode triangulasi. Kemudian data yang diperoleh dari hasil

wawancara, observasi lapangan, dan kajian pustaka tersebut, dilakukan ke dalam

bentuk tertulis untuk mendapatkan polanya serta diberi kode-kode pada aspek-

Page 110: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

93

aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan

pembahasan permasalahan penelitian serta dilakukan kategorisasi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga dalam menganalisis

data dilakukan secara bersamaan selama proses pengumpulan data berlangsung.

Oleh karena itu proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan model

Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan kegiatan reduksi

data, maka peneliti memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Kode-kode

tersebut ditentukan berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan

dengan permasalahan penelitian. Adapun kode-kode tersebut yaitu :

a. Kode Q menunjukan daftar urutan pertanyaan

b. Kode A, B, C dan seterusnya menunjukan item pertanyaan

c. I1, I2, I3, dan seterusnya menunjukan daftar informan

Untuk penyajian data (data display) dalam penelitian ini, peneliti melakukan

penyajian data dalam bentuk teks narasi, tabel, dan gambar. Selanjutnya menarik

kesimpulan atau mencari makna-makna baru dari hasil yang sudah diperoleh.

4.3 Informan Penelitian

Seperti yang telah peneliti jelaskan pada bab 3 sebelumnya, bahwa penelitian

ini informan penelitiannya ditentukan dengan menggunakan teknik purposive,

yaitu suatu teknik pengambilan informan dengan pertimbangan tertentu dari pihak

peneliti yang memahami objek dan fokus penelitian. Adapun informan-informan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 111: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

94

Tabel 4.4

Informan Penelitian

No Kode Informan Nama Informan Status Informan

1.

I1

Irwan Ibrahim (I1-1) Kepala Kantor Cabang

Efa Zuryadi, S.E (I1-2) Kepala Bidang Pemasaran

Formal

Dr. Firdausy, MKK (I1-3) Kepala Bidang Pelayanan

Aditia Suswanto (I1-4) Relationship Officer

Juliartha Sinulingga (I1-5) Penata Utama

Pengawasan dan

Pemeriksaan

2.

I2

Narto (I2-1) Buruh PT Shinta Group

Yati (I2-2) Satpam PT Anugrah

Komala Tunggal

Prihatin (I2-3) Satpam PT Anugrah

Komala Tunggal

Zamy Hardiyanto (I2-4) Buruh PT Intan Pertiwi

Industri

M.Saefullah (I2-5) Buruh PT Sanvin

3.

I3

Jamaluddin (I3-1) Direktur Operasional PT

Anugerah Komala

Tunggal

Herry Tubagus S.H (I3-2) Kepala Bagian Personalia

PT Shinta Group

4. I4 Iwan Suhara (I4-1) Ketua Pengurus Unit

Kerja SPSI Kota

Tangerang

5. I5 Drs. H. Yopi Suprihanto, MM

(I5-1)

Wakil Ketua Bidang Jasa

APINDO Kota Tangerang

6.

I6

Amri Luzarfi, SH, MH (I6-1)

Kepala Seksi Pengupahan

dan Jamsostek Dinas

Ketenagakerjaan Kota

Tangerang

Drs. H. Julias, MM (I6-2) Kepala Bidang Advokasi

BPMPTSP Kota

Tangerang

7. I7 Edy Peserta BPJS

Ketenagakerjaan

(Sumber: Peneliti 2015)

Page 112: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

95

4.4 Analisis Hasil Penelitian

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data-data

hasil wawancara, observasi maupun dari dokumen-dokumen yang diperoleh

selama penelitian. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara terus-

menerus dari sejak data awal dikumpulkan sampai dengan penelitian berakhir.

Dalam memperkuat analisis peneliti dalam penelitian yang berjudul Strategi

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Meningkatkan

Kesejahteraan Buruh di Kota Tangerang peneliti menggunakan teori analisis

SWOT menurut Siagian (2008:172), dimana analisis SWOT terdiri dari strengths,

weaknesses, opportunity, threats.

4.4.1 Strengths (kekuatan)

Strengths merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi,

proyek, atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor

yang terdapat di dalam tubuh organisasi itu sendiri. Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Ketenagakerjaan di Kota Tangerang memiliki strengths untuk

menyelenggarakan program jaminan sosial agar dapat berjalan lancar, efektif dan

efisien, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang :

“BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang bisa bekerja sama dengan

Pemerintah Kota Tangerang. Bentuk kerja samanya berupa perjanjian

kerja sama dan kami sudah membuat MoU dengan Pemerintah Kota

Tangerang seperti dengan BPMPTSP Kota Tangerang dan Dinas

Ketenagakerjaan Kota Tangerang.” (Wawancara dengan Kepala Kantor

Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 27 Juli 2015, pukul

08.30 WIB di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Page 113: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

96

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, BPJS

Ketenagakerjaan telah menjalin kerja sama dalam bentuk MoU dengan dinas-

dinas terkait seperti Dinas Ketenegakerjaan dan Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kota Tangerang dalam rangka

meningkatkan kualitas penyelenggaraan program jaminan sosial supaya dapat

berjalan dengan efektif dan efisien. Hal serupa juga ditambahkan dengan

pernyataan dari Kepala Bidang Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang sebagai berikut :

“Salah satu keunggulan dari BPJS Ketenagakerjaan ini sekarang bisa

membuat perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Pusat maupun

Daerah. BPJS Ketenagakerjaan juga sudah bekerja sama dengan

Pemerintah Kota Tangerang dalam bentuk MoU terutama dengan Dinas

Ketenagakerjaan dan BPMPTSP Kota Tangerang.” (Wawancara dengan

Kepala Bidang Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang, 28 Juli 2015, Pukul 09.00 WIB di Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah

Kota Tangerang yang bertujuan untuk membantu BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang dalam menyelenggarakan program jaminan sosial di Kota Tangerang.

Bentuk kerja sama ini juga akan membantu BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang agar semua perusahaan dan buruh di Kota Tangerang dapat menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan dalam meningkatkan kesejahteraan perusahaan dan

buruh tersebut.

Terkait pernyataan tersebut, peneliti juga melakukan pengecekan

kebenaran tersebut dengan mewawancarai Dinas Ketenagakerjaan Kota

Tangerang untuk mengkonfirmasi informasi yang didapatkan dari BPJS

Page 114: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

97

Ketenagakerjaan. Adapun hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pengupahan dan

Jamsostek Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai berikut :

“Dinas Ketenagakerjaan sudah menjalin kerja sama dengan BPJS

Ketenagakerjaan dalam bentuk MOU. Kerja sama ini dalam hal

pengawasan terhadap perusahaan dan buruh yang ada di Kota Tangerang

supaya pengawasan dapat berjalan dengan maksimal.” (Wawancara

dengan Kepala Seksi Pengupahan dan Jamsostek Dinas Ketenagakerjaan

Kota Tangerang, 31 Juli 2015, Pukul 10.00 WIB, di Kantor Dinas

Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa BPJS

Ketenagakerjaan sudah menjalin kerja sama dalam bentuk MoU dalam melakukan

fungsi pengawasan kepada perusahaan dan buruh serta untuk meningkatkan

koordinasi dengan dinas-dinas terkait seperti Dinas Ketenagakerjaan agar kualitas

pelaksanaan program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan dapat berjalan lebih

baik lagi dan untuk meningkatkan kepatuhan perusahaan dan buruh terhadap

peraturan yang ada di BPJS Ketenagakerjaan.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kota Tangerang untuk

mengkonfirmasi informasi yang didapatkan dari BPJS Ketenagakerjaan tentang

kerja sama yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan dengan BPMPTSP Kota

Tangerang. Adapun hasil wawancara dengan Kepala Bidang Advokasi BPMPTSP

Kota Tangerang sebagai berikut :

“Kami sudah bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam bentuk

MOU. Bentuk kerja sama ini terkait perusahaan dan pekerja yang akan

mengurus izin disini untuk memberikan himbauan agar segera daftar

BPJS Ketenagakerjaan terlebih dahulu sebelum mengurus perizinan dan

BPJS Ketenagakerjaan juga sudah buka kantor tempat pendaftaran disini

untuk mempermudah proses pendaftaran.” (Wawancara dengan Kepala

Bidang Advokasi BPMPTSP Kota Tangerang, 04 September 2015, Pukul

10.30 WIB, di kantor BPMPTSP Kota Tangerang)

Page 115: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

98

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa Badan Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kota Tangerang sudah

melakukan kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam bentuk MoU dimana

BPMPTSP Kota Tangerang akan memberikan himbauan kepada perusahaan dan

pekerja yang akan mengurus perizinan agar daftar menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan sebelum mengurus perizinan.

Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan sudah bekerja sama dengan Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kota

Tangerang dalam rangka meningkatkan pertumbuhan kepesertaan BPJS

Ketenagakerjaan di Kota Tangerang dan untuk mempermudah pelayanan

pendaftaran peserta BPJS Ketenagakerjaan membuka tempat pendaftaran di

BPMPTSP Kota Tangerang agar calon peserta yang mau daftar dapat langsung

daftar tidak harus ke kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang.

Dengan adanya kantor pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan di BPMPTSP

Kota Tangerang akan mempermudah calon peserta BPJS Ketenagakerjaan agar

langsung daftar ke kantor pendaftaran itu, sehingga tidak perlu ke kantor cabang

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang untuk melakukan pendaftaran menjadi

peserta. Hal ini diharapkan membuat pelayanan yang diberikan kepada calon

peserta dapat berjalan dengan efektif dan efisien, serta mempercepat proses

pendaftaran calon peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2013 tentang Tata

Cara Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, disebutkan

bahwa BPJS Ketenagakerjaan bisa bekerja sama dengan lembaga pemerintah dan

Page 116: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

99

lembaga pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan

program jaminan sosial. Dalam pasal 3 ayat 1 disebutkan bahwa hubungan kerja

sama dapat dilaksanakan dalam bidang pelayanan kepada peserta dan pemenuhan

manfaat, kelembagaan, sumber daya manusia, pengelolaan sistem informasi,

peningkatan kesadaran dan kepatuhan masyarakat untuk memenuhi kewajibannya,

dan kerja sama lain yang disepakati para pihak. Dalam pasal 4 menyebutkan

bahwa hubungan kerja sama ini dilaksanakan melalui perjanjian kerja sama yang

sudah disepakati bersama.

Program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan memiliki 4 jenis program

jaminan sosial yaitu program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan

kematian, program jaminan hari tua, dan program jaminan pensiun. Keempat

program ini sangat bermanfaat bagi buruh dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan hidupnya dan menjamin keselamatannya saat bekerja nanti apabila

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti yang dikatakan oleh Kepala Cabang

Kantor BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai berikut :

“BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan 4 program jaminan sosial

yang diantaranya adalah jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian,

jaminan hari tua dan jaminan pensiun sebagai ganti jaminan

pemeliharaan kesehatan. Dari 4 program itu ada 2 yang manfaatnya

ditingkatkan untuk peserta, yaitu program jaminan kecelakaan kerja dan

jaminan kematian. Selain itu, dengan adanya program pensiun ini akan

sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup buruh ke

depannya nanti.” (Wawancara dengan Kepala Cabang Kantor BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 27 Juli 2015, pukul 08.30 WIB, di

Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Page 117: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

100

Berdasarkan hasil wawancara dapet diketahui bahwa, program jaminan

sosial BPJS Ketenagakerjaan telah ditingkatkan manfaatnya bagi peserta BPJS

Ketenagakerjaan sehingga BPJS Ketenagakerjaan dapat menjamin kesejahteraan

peserta. Disamping itu, adanya program jaminan pensiun akan menjamin

kesejahteraan peserta ketika sudah pensiun atau tidak bekerja lagi ketika

memasuki usia pensiun, sehingga masa depannya tetap terjamin dengan program

jaminan pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini juga diungkapkan oleh

Kepala Bidang Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai

berikut:

“BPJS Ketenagakerjaan telah mempunyai 4 program jaminan sosial seperti

program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua,

dan jaminan pensiun. Selain itu, ada peningkatkan manfaat pada program

jaminan kecelakaan kerja dan kematian dan juga adanya jaminan pensiun

diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan buruh nantinya.”

(Wawancara dengan Kepala Bidang Pemasaran Formal BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 28 Juli 2015, Pukul 09.00 WIB di

Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, BPJS

Ketenagakerjaan menjalankan 4 program jaminan sosial yang diantaranya terdapat

program jaminan pensiun sebagai ganti dari program jaminan pemeliharaan

kesehatan yang sekarang sudah dijalankan oleh BPJS Kesehatan. Selain itu,

adanya peningkatan manfaat dari program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan

kematian kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan akan meningkatkan kesejahteraan

dari peserta tersebut. Hal ini juga dikatakan oleh Relationship Officer BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai berikut :

Page 118: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

101

“Setelah BPJS Ketenagakerjaan beroperasi penuh maka BPJS

Ketenagakerjaan memiliki program jaminan pensiun setelah sebelumnya

ada program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan

hari tua. Selain itu sekarang ada program beasiswa yang merupakan

manfaat baru pada program jaminan kecelakaan kerja dan program

jaminan kematian.” (Wawancara dengan Relationship Officer BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 04 Agustus 2015, di Kantor Cabang

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, program jaminan

kecelakaan kerja dan program jaminan kematian memberikan beasiswa kepada

peserta BPJS Ketenagakerjaan dimana program beasiswa ini merupakan manfaat

baru yang diterapkan di dalam program jaminan kecelakaan kerja dan program

jaminan kematian. Program beasiswa ini akan diberikan kepada peserta yang

meninggal akibat kecelakaan kerja yang diberikan oleh program jaminan

kecelakaan kerja dan meninggal akibat bukan kecelakaan kerja yang diberikan

oleh program jaminan kematian. Hal yang sama juga ditambahkan oleh Kepala

Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai berikut :

“Dengan berubahnya PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan diikuti

dengan ditambahnya manfaat yang didapatkan dari program jaminan

sosial yang dijalankan khususnya pada program jaminan kecelakaan

kerja dan juga program jaminan kematian. Disamping itu, sekarang

sudah ada program jaminan pensiun yang bertujuan untuk menjamin

kehidupan peserta setelah pensiun bekerja nantinya.” (Wawancara

dengan oleh Kepala Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang, 05 Agustus 2015, Pukul 02.00 WIB, di Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa ada

penambahan manfaat pada program jaminan kecelakaan kerja dan juga jaminan

kematian seperti beasiswa yang didapatkan oleh peserta BPJS Ketenagakerjaan

dan adanya program jaminan pensiun juga lebih menjamin kehidupan buruh di

Page 119: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

102

hari tua nanti bila sudah tidak bekerja lagi dan memasuki usia pensiun yaitu 56

tahun agar mempunyai tabungan hari tua yang bermanfaat bagi buruh nanti.

Hal ini berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan

Kerja dan Jaminan Kematian yang menyebutkan bahwa, bagi setiap peserta yang

meninggal dunia atau cacat total tetap akibat kecelakaan kerja akan menerima

beasiswa pendidikan anak yang berjumlah Rp 12.000.000 untuk setiap peserta.

Tidak ada batas dana bantuan yang dikeluarkan oleh BPJS Ketenagakerjaan untuk

membantu pengobatan peserta yang mengalami kecelakaan kerja yang artinya

BPJS Ketenagakerjaan akan membiayai pengobatan peserta sampai peserta itu

sembuh.

Selain itu, pada program jaminan kematian adanya peningkatan jumlah

uang santunan sebesar Rp 16.200.000 yang sebelumnya Rp 14.200.000 yang akan

dibayarkan sekaligus kepada keluarga buruh. Keluarga buruh juga akan

mendapatkan santunan berkala selama 24 bulan dimana akan dibayarkan Rp

200.000 perbulannya dan akan sangat bermanfaat bagi keluarga buruh tersebut.

Biaya pemakaman pun mengalami peningkatan jumlah pembayarannya menjadi

Rp 3.000.000 dari yang sebelumnya Rp 2.000.000 dan akan mendapatkan juga

beasiswa pendidikan anak sebanyak Rp 12.000.000 yang dibayarkan kepada

setiap peserta.

Selain itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua, buruh sudah memiliki tabungan

Page 120: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

103

yang bermanfaat apabila buruh sudah tidak bekerja lagi, meninggal atau di PHK

oleh perusahaan yang berdampak pada kesejahteraannya nanti.

Disamping itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015

tentang penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun, maka buruh dapat

penghasilan dari jaminan pensiun ketika buruh sudah memasuki usia pensiun atau

sudah memasuki usia 56 tahun dengan minimal 15 tahun masa kepesertaan di

BPJS Ketenagakerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

kehidupan buruh beserta keluarganya yang sudah menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan ketika sudah pensiun dan tidak bekerja lagi.

Dalam bidang pelayanan BPJS Ketenagakerjaan juga meningkatkan

kualitas pelayanan yang diberikan kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan agar

pelayanan yang berjalan dapat berjalan maksimal dan peserta dapat merasakan

kepuasan dari pelayanan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Salah

satunya dengan waktu pelayanan maksimal adalah 30 menit kepada setiap peserta,

seperti yang diungkapkan oleh Kepala Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang sebagai berikut :

“Waktu pelayanan kepada peserta sekarang maksimal 30 menit yang

berpedoman pada service blue print dan tidak boleh lebih dari itu agar

peserta yang menerima pelayanan dari kami merasakan kepuasan dari

pelayanan yang diberikan. Service blue print ini juga bertujuan agar

peserta yang telah antre tidak menunggu lama untuk mendapatkan

pelayanan dari BPJS Ketenagakerjaan.” (Wawancara dengan Kepala

Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 5 Agustus

2015, pukul 02.00 WIB, di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang)

Page 121: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

104

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa demi

terciptanya pelayanan yang efektif dan efisien maka waktu pelayanan dibatasin

maksimal 30 menit agar dapat tercapainya kepuasan dari peserta yang menerima

pelayanan dan juga agar peserta yang sudah antri dapat terlayani secepatnya.

Dengan adanya peraturan service blue print ini diharapkan pelayanan dapat

menjalankan tugasnya dengan baik dan pelayanan yang diberikan bisa maksimal

nantinya.

Terkait pernyataan hasil wawancara tersebut peneliti kemudian

mewawancarai salah satu peserta BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Cabang Kota

Tangerang, sebagai berikut :

“Waktu pelayanan sekarang sudah berjalan dengan lebih cepat sekitar 10

sampai 20 menit sudah selesai dan dokumen-dokumen yang dibawa buat

mengajukan klaim sudah lengkap dibawa semua.” (Wawancara dengan

Peserta BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Cabang Kota Tangerang, 06

Agustus 2015, pukul 09.00 WIB di Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa waktu

pelayanan yang diberikan sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan peraturan

sehingga pelayanan dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu sistem pelayanan ini

harus tetap dipertahankan agar kepuasan dari peserta yang mendapatkan

pelayanan dapat tercapai. Dengan adanya service blue print sendiri pelayanan jadi

mempunyai pedoman dalam memberikan pelayanan sehingga harapan akan

terciptanya pelayanan yang efektif dan efisien dapat tercapai.

Selain itu, setiap akan memberikan pelayanan kepada peserta yang akan

mengajukan klaim petugas BPJS Ketenagakerjaan akan mengadakan sosialisasi

terlebih dahulu untuk memberikan informasi terkait dokumen-dokumen apa saja

Page 122: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

105

yang perlu dilengkapin seperti KTP asli dan Kartu Keluarga (asli) kepada peserta

agar peserta dapat mengetahui dokumen yang perlu dibawa pada saat ingin

mengajukan klaim ke BPJS Ketenagakerjaan.

Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan dapat menjalin komunikasi yang

baik dengan peserta yang datang ke kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang, sehingga informasi yang disampaikan dapat tersampaikan kepada

peserta. Sosialisasi ini dilakukan sebelum melaksanakan pelayanan kepada peserta

agar tidak terjadi kesalahan dan tidak lengkapnya dokumen yang dibawa oleh

peserta ketika akan mengajukan klaim kepada BPJS Ketenagakerjaan, sehingga

proses pelayanan dapat berjalan lancar dan tidak terhambat karena adanya

dokumen yang tidak lengkap.

Di samping itu, BPJS Ketenagakerjaan bekerja sama dengan bank Mandiri

guna mempermudah peserta untuk menampung saldo dari program jaminan hari

tua maupun program jaminan sosial lainnya. Bank Mandiri juga menyediakan

fasilitas mobil Mandiri yang sudah disediakan di dalam Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang yang berfungsi untuk peserta dalam membuka

rekening Mandiri. Peserta yang belum memiliki rekening Mandiri dapat membuka

rekening ini dengan peserta tidak perlu menyetor saldo awal agar dapat membuka

rekening sehingga peserta tidak perlu ke kantor cabang Bank Mandiri untuk

membuat buku tabungan Mandiri karena sudah ada fasilitas mobil mandiri yang

tersedia di kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang.

Page 123: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

106

Namun mobil bank mandiri itu akan digantikan oleh loket bank mandiri

yang akan disediakan di gedung baru Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang yang letaknya berada di lantai 1 gedung baru, sehingga apabila peserta

belum memiliki rekening Bank Mandiri bisa langsung membuat di loket tersebut.

Dengan adanya loket Bank Mandiri itu akan mempermudah dan mempercepat

proses pelayanan pembuatan rekening Bank Mandiri untuk peserta BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang.

Disamping itu, BPJS Ketenagakerjaan juga sudah melakukan

pembangunan gedung baru yang terletak di jalan perintis kemerdekaan II Cikokol

Kota Tangerang guna memberikan kenyamanan yang lebih baik bagi peserta yang

datang ke Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan dan memperluas kantor cabang

karena kantor cabang yang sekarang ini tidak besar sehingga pegawai BPJS

Ketenagakerjaan pun diharapkan dapat bekerja maksimal dan lebih efektif lagi.

Gedung Baru itu memiliki luas tanah 1000m2 dan pelaksanaan

pembangunan itu sudah mencapai 90% dan akan mulai digunakan sebagai kantor

cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang pada bulan november. Gedung

baru ini memiliki 3 lantai dimana ruang pelayanan kepada peserta terdapat pada

lantai 1 yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan

serta memberikan kenyamanan yang lebih baik lagi kepada peserta. Hal ini juga

ditambahkan oleh pernyataan dari Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang sebagai berikut :

Page 124: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

107

“Diharapkan mampu memperbaiki pelayanan kepada peserta agar

pelayanan dapat berjalan lebih baik lagi. Dibangunnya kantor baru itu

diharapkan mampu memberikan kenyamanan yang lebih baik bagi

peserta yang datang ke kantor cabang dan juga diharapkan kinerja dari

pegawai akan lebih baik lagi.” (Wawancara dengan Kepala Kantor

Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 27 Juli 2015, pukul

08.30 WIB, di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, tujuan dibangunnya

kantor baru itu untuk memberikan kenyamanan yang lebih baik kepada peserta

dengan tujuan agar peserta BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang mendapatkan

kepuasan dari pelayanan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang. Selain itu, diharapakan kinerja dari pegawai BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang akan semakin baik lagi nantinya, sehingga dalam melakukan

pelayanan kepada peserta dapat berjalan dengan maksimal. Hal yang sama

diungkapkan oleh Kepala Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang sebagai berikut :

“Dengan adanya kantor baru nanti diharapkan mampu meningkatkan

kenyamanan yang diberikan terkait ruangan tempat pelayanan

berlangsung dan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik lagi

kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan.” (Wawancara dengan Kepala

Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 5 Agustus

2015, pukul 02.00 WIB, di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang)

Berdasarkan hasil dari kedua wawancara di atas dapat diketahui bahwa

dengan dibangunnya kantor baru tersebut dalam rangka meningkatkan

kenyamanan dari peserta yang datang ke Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang dan juga untuk meningkatkan kinerja dari pegawai BPJS

Ketenagakerjaan yang memberikan pelayanan kepada peserta BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang.

Page 125: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

108

Selain itu, untuk proses pendaftaran menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan sudah bisa dilakukan melalui proses online dengan mengunjungi

website dari BPJS Ketenagakerjaan. Dengan begitu proses pendaftaran akan

berjalan dengan mudah karena tidak harus datang ke kantor cabang untuk daftar

menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dan dalam proses mendaftar juga akan

disediakan pilihan mendaftar sebagai personal dan sebagai perusahaan sehingga

calon peserta dapat memilih sesuai dengan pekerjaannya.

Apabila mendaftar sebagai personal maka diwajibkan mengisi data-data

pribadi seperti nomor KTP, nama lengkap, tanggal lahir dan juga nomor

handphone. Dengan pendaftaran online melalui website BPJS Ketenagakerjaan ini

dapat mempermudah proses pendaftaran menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

dan waktu dalam mendaftar akan lebih cepat daripada datang ke kantor cabang

BPJS Ketenagakerjaan.

Adapun untuk pendaftaran sebagai perusahaan maka pengisian data awal

hanya perlu mencantumkan email perusahaan saja yang diperlukan. Dengan

adanya sistem online ini perusahaan bisa dengan mudah mendaftarkan

perusahaannya untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dan juga bisa

membantu mempercepat pertumbuhan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.

Di dalam pelayanan online BPJS Ketenagakerjaan juga disediakan aplikasi

pada handphone yang akan berfungsi untuk peserta jika ingin mengetahui saldo

jaminan hari tuanya jadi peserta tidak perlu lagi untuk ke kantor cabang BPJS

Ketenagakerjaan agar dapat mengetahui saldo jaminan hari tuanya. Dengan begitu

Page 126: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

109

peserta jadi dimudahkan dalam mendapatkan informasi tentang saldo jaminan hari

tuanya.

Pada aplikasi tersebut terdapat beberapa pilihan yang dapat diakses peserta

seperti layanan JHT yang berfungsi untuk mengetahui saldo JHT peserta dan juga

simulasi JHT apabila peserta ingin mengetahui jumlah JHT ke depannya atau

ingin mengetahui cara menghitung jumlah JHT tersebut. Pada pilihan informasi

peserta dapat mengetahui informasi mengenai lokasi kantor cabang yang ada di

seluruh Indonesia sehingga peserta dapat mengetahui lokasi kantor cabang

terdekat dari peserta tersebut.

Peserta juga dapat mengetahui informasi tentang 4 program jaminan sosial

yang dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan sehingga peserta dapat memahami

program jaminan sosial yang dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan sehingga

memudahkan peserta apabila ingin memahami dan mengetahui tentang 4 program

jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan dan aplikasi ini hanya terdapat pada

software handphone IOS, Android, dan juga Blackberry.

Pada bidang pengawasan BPJS Ketenagakerjaan diberikan strengths untuk

dapat melakukan pemeriksaan dan pengawasan secara langsung kepada

perusahaan atau buruh baik yang belum menjadi peserta maupun yang melanggar

peraturan sehingga harus dikenakan sanksi hukum oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Petugas pengawasan dari BPJS Ketenagakerjaan dinamakan Penata Utama

Pengawasan dan Pemeriksaan yang akan menjalankan tugasnya untuk melakukan

Page 127: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

110

pemeriksaan dan pengawasan tersebut. Hal ini sebagaimana diungkapkan Kepala

Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai berikut :

“Untuk pengawasan BPJS Ketenagakerjaan sudah memiliki petugas

sendiri yang akan melakukan pengawasan terhadap peserta yang

melanggar aturan dan akan dikenakan sanksi hukum sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Petugas pegawasan ini nantinya akan tetap

berkoordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan dan sekarang ditambah

dengan Badan Perizinan juga untuk membantu pengawasan yang

dilakukan kepada peserta.” (Wawancara dengan Kepala Kantor Cabang

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 27 Juli 2015, pukul 08.30 WIB,

di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, dalam melaksanakan

proses pengawasan BPJS Ketenagakerjaan sudah dapat melakukan pengawasan

dan pemeriksaan secara langsung kepada perusahaan dan buruh, tetapi tetap

melakukan koordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang dan Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMTSP) Kota Tangerang

melalu kerja sama dalam bentuk MoU yang disepakati bersama dengan tujuan

agar proses pengawasan dan pemeriksaan dapat berjalan dengan lebih baik lagi.

Hal yang sama diungkapkan oleh Penata Utama Pengawasan dan Pemeriksaan

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai berikut :

“Adanya petugas pengawasan dan pemeriksaan ini membuat BPJS

Ketenagakerjaan bisa melakukan pengawasan dan pemeriksaan secara

langsung kepada perusahaan atau buruh, tetapi petugas pengawasan tetap

bekerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan dan Perizinan juga untuk

mempermudah pengawasan juga nantinya.” (Wawancara dengan Penata

Utama Pengawasan dan Pemeriksaan BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang, 18 agustus 2015, Pukul 08.30 WIB, di Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Page 128: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

111

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa petugas

pengawasan dan pemeriksaan BPJS Ketenagakerjaan tetap bekerja sama dan

berkoordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan dan juga Badan Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMTSP) Kota Tangerang untuk

mempermudah pengawasan dan juga pemberian sanksi kepada perusahaan atau

buruh yang melanggar aturan atau yang belum menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan.

Pembentukan petugas pengawas dan pemeriksaan ini berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi

Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap

Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran Dalam

Penyelenggaraan Jaminan Sosial dimana petugas pengawas dan pemeriksaan ini

dapat langsung menyelenggarakan pengawasan dan pemeriksaan secara langsung

kepada perusahaan atau buruh yang tidak taat kepada peraturan yang berlaku.

Bentuk pemberian sanksi kepada perusahaan atau buruh yang melanggar

peraturan berupa terguran tertulis, denda dan tidak mendapatkan pelayanan publik

baik dari Pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah. Pemberian sanksi ini

akan dilaksanakan sesuai hasil pengawasan dan pemeriksaaan yang dilakukan

petugas pengawas BPJS Ketenagakerjaan setelah melakukan pemeriksaan

terhadap perusahaan dan buruh tersebut. Hal ini sebagaimana hasil wawancara

dengan Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai

berikut :

Page 129: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

112

“Dalam memberikan sanksi BPJS Ketenagakerjaan akan melakukan

pemeriksaan dari data perusahaan dan buruh yang kami miliki. Kalau

perusahaan atau buruh ternyata melanggar peraturan maka akan segera

diberikan sanksi oleh petugas pengawas kami seperti diberikan teguran

tertulis kalau masih melanggar juga diberikan denda dan yang terakhir

perusahaan dan buruh tidak mendapatkan pelayanan publik dari

Pemerintah.” (Wawancara dengan Kepala Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 27 Juli 2015, pukul 08.30 WIB, di

Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, sanksi yang

diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan kepada perusahaan dan buruh kalau

melanggar peraturan berupa teguran tertulis, dikenakan denda dan tidak

mendapatkan pelayanan publik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah

sesuai hasil pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan petugas pengawas BPJS

Ketenagakerjaan. Hal ini juga diungkapkan oleh Penata Utama Pengawasan dan

Pemeriksaan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai berikut :

“Petugas pengawas akan memberikan sanksi setelah melakukan

pemeriksaan kepada perusahaan dan buruh berdasarkan data-data yang

dimiliki BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan juga melakukan

komunikasi dengan Dinas Ketenagakerjaan untuk mengetahui

perusahaan yang belum menjadi peserta. Kalau perusahaan dan buruh

terbukti melanggar akan diberikan sanksi teguran tertulis, denda dan

tidak mendapatkan pelayanan publik.” (Wawancara dengan Penata

Utama Pengawasan dan Pemeriksaan BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang, 18 agustus 2015, Pukul 08.30 WIB, di Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa sanksi dapat

diberikan kepada pengusaha dan juga buruh setelah dilakukan pemeriksaan oleh

petugas pengawas dan pemeriksaan BPJS Ketenagakerjaan. Apabila hasilnya

menunjukan bahwa pengusaha atau buruh terbukti melanggar peraturan dari BPJS

Ketenagakerjaan. Sanksi yang diterima pertama adalah teguran tertulis setelah itu

Page 130: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

113

berupa denda yang harus dibayarkan pengusaha atau buruh yang melanggar dan

setelah itu tidak mendapatkan pelayanan publik dari pemerintah.

Disamping itu, dengan adanya sanksi administratif seperti tidak

mendapatkan pelayanan publik dari pemerintah dapat memberikan efek jera bagi

perusahaan atau buruh yang melanggar peraturan yang sudah ditetapkan sehingga

diharapkan mampu mengurangi pelanggaran yang terjadi selama proses

penyelenggaraan program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.

Dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan ini memberikan manfaat yang

besar baik bagi perusahaan maupun buruh dalam hal kesejahteraan hidupnya.

BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan sosial dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan hidup buruh karena kedudukan buruh yang lemah

dan bisa diberhentikan atau PHK oleh perusahaan serta ketika mengalami

kecelakaan kerja saat bekerja akan ditanggung BPJS Ketenagakerjaan biaya

pengobatannya. Hal ini seperti yang diungkapkan buruh PT Shinta Group seperti

berikut :

“Manfaatnya bagi buruh itu BPJS Ketenagakerjaan memberikan jaminan

kepada buruh kalau mengalami hal-hal yang tidak diinginkan seperti

kecelakaan kerja, kematian, dan jaminan hari tua kalau saya tidak bekerja

lagi nantinya. Selain itu, sekarang ditambah jaminan pensiun juga dan

semoga ke depannya BPJS Ketenagakerjaan ini dapat bekerja lebih baik

lagi dan program yang dijalankan dapat bermanfaat bagi pesertanya.”

(Wawancara dengan Buruh PT Shinta Group, 10 Agustus 2015, pukul

12.30 WIB di PT Shinta Group)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, program jaminan

sosial BPJS Ketenagakerjaan sangat bermanfaat bagi buruh karena ketika buruh

mengalami kejadian yang tidak diinginkan seperti kecelakaan saat bekerja atau

kematian sudah ada yang menanggung biayanya, yaitu BPJS Ketenagakerjaan

Page 131: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

114

sehingga ikut meningkatkan kesejahteraan buruh yang menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Satpam PT Anugerah

Komala Tunggal sebagai berikut :

“Manfaatnya banyak seperti masa depan jadi lebih terjamin terutama buat

hari tua nanti jadi lebih terjamin dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan

ini dan semoga saja BPJS Ketenagakerjaan dapat terus meningkatkan

kinerja dan pelayanan yang diberikan kepada pesertanya.” (Wawancara

dengan Satpam PT Anugerah Komala Tunggal, 21 agustus 2015, Pukul

10.00 WIB di PT Anugerah Komala Tunggal)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, masa depan buruh

menjadi lebih terjamin karena adanya program jaminan sosial BPJS

Ketenagakerjaan, hal ini dikarenakan BPJS Ketenagakerjaan memiliki program

jaminan hari tua dan jaminan pensiun yang akan menjamin kehidupan yang layak

bagi buruh yang telah pensiun atau sudah memasuki usia pensiun nantinya.

Dengan begitu akan menciptakan rasa aman dan tentram bagi buruh dalam

menjalankan pekerjaannya karena ketika sudah pensiun nanti sudah memiliki

tabungan hari tua di BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini juga diutarakan oleh buruh PT

Intan Pertiwi Industri sebagai berikut :

“Dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan buruh tidak akan terkena biaya

pengobatan ketika mengalami kecelakaan kerja dan mendapatkan

santunan kematian untuk keluarga kami jika kami meninggal dunia.

Selain itu, jaminan hari tua bermanfaat sebagai jaminan bagi buruh ketika

sudah tidak bekerja atau di PHK untuk modal memulai usaha atau

keperluan sehari-hari dan hari tua kami juga akan terjamin dengan

adanya jaminan pensiun.” (Wawancara dengan buruh PT Intan Pertiwi

Industri, 13 Oktober 2015, pukul 13.00 WIB, di PT Intan Pertiwi

Industri)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, manfaat yang

diberikan program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan sangat besar manfaatnya

bagi buruh. Manfaatnya antara lain biaya pengobatan buruh ketika mengalami

Page 132: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

115

kecelakaan kerja sudah ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan, buruh

mendapatkan santunan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan yang diberikan

kepada keluarganya ketika buruh sudah meninggal dunia. Selain itu, buruh

mendapatkan modal untuk memulai usaha atau untuk keperluan sehari-hari dari

tabungan di program jaminan hari tua, dan jaminan pensiun yang bertujuan untuk

mempertahankan kehidupan yang layak bagi buruh dengan memberikan

penghasilan setelah buruh memasuki usia pensiun atau sudah mencapai usia 56

tahun. Hal ini juga diungkapkan oleh buruh PT Sanvin sebagai berikut :

“Manfaatnya itu buruh mempunyai tabungan pada jaminan hari tua yang

akan diambil ketika buruh tidak bekerja lagi atau mengalami PHK. Selain

itu, biaya pengobatan ketika buruh mengalami kecelakaan kerja sudah

ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan.” (Wawancara dengan buruh PT

Sanvin, 09 Oktober 2015, pukul 13.30 WIB, di PT Sanvin)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, program jaminan

sosial BPJS Ketenagakerjaan memberikan manfaat kepada buruh seperti program

jaminan hari tua memberikan tabungan hari tua untuk buruh yang akan

bermanfaat ketika buruh tidak bekerja lagi atau mengalami PHK. Selain itu, BPJS

Ketenagakerjaan akan menanggung biaya pengobatan bagi buruh yang mengalami

kecelakaan kerja, sehingga buruh tidak perlu mengeluarkan biaya lagi. Hal yang

sama juga diungkapkan oleh Ketua Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja Seluruh

Indonesia Kota Tangerang sebagai berikut :

“Tentu banyak manfaatnya program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan

ini terutama untuk menjamin hari tua buruh karena buruh sudah

mempunyai tabungan hari tua di BPJS Ketenagakerjaan yang bisa

diambil setelah masuk usia tua atau sudah tidak bekerja lagi. Semoga saja

dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan ini program jaminan sosial

dapat berjalan lancar dan sesuai pada tujuannya.” (Wawancara dengan

Ketua Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Kota

Tangerang, 10 Agustus 2015, pukul 12.30 WIB, di PT Shinta Group)

Page 133: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

116

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa manfaat yang

diberikan program jaminan sosial sangat banyak bagi buruh seperti masa depan

jadi lebih terjamin dan buruh sudah memiliki tabungan untuk hari tuanya atau

ketika sudah tidak bekerja lagi nantinya dan dengan adanya program jaminan

pensiun yang baru diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan diharapkan

mampu meningkatkan kesejahteraan buruh beserta keluarganya.

Selain itu, bagi perusahaan manfaat yang dirasakan juga sangat besar

terutama untuk memberikan rasa tenang bagi buruh yang bekerja di perusahaan

itu dan biaya pengobatan jika terjadi kecelakaan kerja sudah menanggung

sehingga mengurangi beban yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk biaya

pengobatan buruhnya, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Direktur

Operasional PT Anugerah Komala Tunggal sebagai berikut :

“Manfaatnya besar bagi perusahaan terutama jika terjadi kecelakaan kerja

sudah ada yang menanggung semua biaya pengobatannya, sehingga

perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk menanggungnya.

Disamping itu, menciptakan rasa tenang juga karena sudah ada jaminan

hari tua yang menjamin hari tua buruh kalau sudah tidak bekerja lagi dan

membuat semangat buruh untuk bekerja juga meningkat lagi.”

(Wawancara dengan Direktur Operasional PT Anugerah Komala

Tunggal, 26 Agustus 2015, Pukul 09.00 WIB, di kantor PT Anugerah

Komala Tunggal)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa, manfaat

program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan bagi perusahaan adalah

perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya pengobatan lagi ketika buruh yang

bekerja di perusahaan itu mengalami kecelakaan kerja karena semua biaya sudah

ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Page 134: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

117

Disamping itu, buruh yang sudah meninggal dunia seluruh biaya

pemakaman dan santunan sudah ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan,

sehingga perusahaan tidak perlu lagi menanggung lagi biaya apapun dan membuat

semangat buruh untuk bekerja juga akan meningkat karena sudah terjamin oleh

BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini juga diungkapkan oleh Kepala Bagian Personalia

PT Shinta Group:

“Banyak manfaatnya seperti mengurangi beban biaya untuk pengobatan

jika terjadi kecelakaan kerja karena BPJS Ketenagakerjaan yang akan

menanggung semuanya dan meningkatkan produktivitas kerja buruh juga

karena sudah terlindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan.” (Wawancara

dengan Kepala Bagian Personalia PT Shinta Group, 13 Agustus 2015,

pukul 10.00 WIB, di kantor PT Shinta Group)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa manfaat

program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan bagi perusahaan seperti

mengurangi beban biaya pengobatan untuk kecelakaan kerja karena BPJS

Ketenagakerjaan yang menanggung seluruh biaya pengobatannya dan

meningkatkan semangat dan produktivitas kerja dari buruh karena dengan

menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan akan menimbulkan rasa tenang bagi buruh

apabila sudah tidak bekerja lagi atau di PHK dari perusahaan tersebut. Hal ini juga

diperkuat oleh pernyataan dari Wakil Ketua Bidang Jasa APINDO Kota

Tangerang :

“Banyak manfaatnya untuk perusahaan seperti mengurangi beban biaya

kalau buruh mengalami kecelakaan kerja atau kematian karena BPJS

Ketenagakerjaan yang menanggung biayanya dan meningkatkan

semangat bekerja dari buruh.” (Wawancara dengan Wakil Ketua Bidang

Jasa APINDO Kota Tangerang, 20 Agustus 2015, pukul 11.00 WIB, di

kantor APINDO Kota Tangerang)

Page 135: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

118

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa dengan menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan dapat mengurangi beban biaya perusahaan dalam

biaya pengobatan kecelakaan kerja dan santunan kematian sehingga

menguntungkan bagi perusahaan dan meningkatkan lagi semangat bekerja buruh

yang berdampak meningkatnya produktivitas buruh dalam bekerja.

4.4.2 Weaknesses (kelemahan)

Weaknesses (kelemahan) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam

hal sumber, keterampilan, dan kemampuan menjadi penghalang serius bagi

penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Kelemahan yang dianalisis

merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep

bisnis itu sendiri. BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang dalam

menyelenggarakan program jaminan sosial masih memiliki beberapa kelemahan

dalam menyelenggarakan program jaminan sosial yang perlu diperbaiki agar

kualitas penyelenggaraan program jaminan sosial dapat dijalankan dengan lebih

baik lagi, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang seperti berikut :

“Kelemahan BPJS Ketenagakerjaan ini salah satunya masih belum bisa

merubah sepenuhnya pola pikir dari pengusaha dan buruh kalau program

jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan itu merupakan suatu kebutuhan

yang harus dipenuhi bukan lagi hanya kewajiban dalam membayar

iurannya. Pemahaman dari pengusaha maupun buruh masih kurang

karena masih beranggapan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan itu

hanya membayar iuran saja padahal manfaat dari program jaminan sosial

ini sangat besar sekali bagi perusahaan dan buruh.” (Wawancara dengan

Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 27 Juli 2015,

pukul 08.30 WIB, di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang)

Page 136: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

119

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, salah satu

kelemahan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang ini masih belum bisa

memberikan pemahaman yang baik dan benar baik kepada perusahaan maupun

kepada buruh. Hal ini menyebabkan buruh dan perusahaan menganggap kalau

menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan hanya menjadi beban saja karena harus

membayar iuran setiap bulannya. Hal ini juga diungkapkan oleh Kepala Bidang

Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai berikut :

“Disini BPJS Ketenagakerjaan ingin merubah pola pikir dari pengusaha

dan buruh sehingga membuat program jaminan sosial sebagai kebutuhan

yang harus dipenuhi karena manfaatnya sangat besar baik bagi

perusahaan maupun bagi buruh itu sendiri. Program jaminan sosial BPJS

Ketenagakerjaan ini merupakan suatu kebutuhan yang harus ada dalam

setiap pekerja ataupun berjalannya perusahaan untuk menjamin apabila

nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam lingkungan kerjanya.”

(Wawancara dengan Kepala Bidang Pemasaran Formal BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 28 Juli 2015, Pukul 09.00 WIB di

Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa BPJS

Ketenagakerjaan sedang melakukan upaya untuk merubah pola pikir bahwa

program jaminan sosial merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga tidak

dianggap sebagai beban saja karena harus membayar iuran setiap bulannya

sehingga pengusaha dan buruh akan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan tanpa

harus adanya paksaan dari BPJS Ketenagakerjaan.

Upaya-upaya yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan belum dapat berjalan

dengan maksimal. Hal ini disebabkan BPJS Ketenagakerjaan kurang dalam

melakukan pembinaan kepada peserta, karena bentuk pembinaan yang dilakukan

BPJS Ketenagakerjaan belum dilaksanakan secara rutin. Hal ini sebagaimana

Page 137: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

120

diungkapkan oleh Kepala Bidang Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang sebagai berikut :

“BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang melaksanakan pembinaan

langsung ke perusahaan jika perusahaan mengundang BPJS

Ketenagakerjaan. Selain itu, pembinaan juga dilakukan melalui telepon

yang berfungsi untuk memberitahukan peserta tentang informasi terbaru

tentang BPJS Ketenagakerjaan dan apabila ada data-data dari peserta

yang masih harus dilengkapin lagi.” (Wawancara dengan Kepala Bidang

Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 28 Juli 2015,

Pukul 09.00 WIB di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, BPJS

Ketenagakerjaan melaksanakan pembinanaan dengan dua cara, yaitu secara

langsung dan melalui telepon. Pembinaan secara langsung dilaksanakan ketika

perusahaan atau peserta mengundang BPJS Ketenagakerjaan untuk melakukan

pembinaan. Pembinaan melalui telepon dilakukan untuk memberikan informasi

terbaru mengenai BPJS Ketenagakerjaan dan data-data peserta yang masih kurang

dan harus segera dilengkapi oleh peserta. Hal ini juga diungkapkan oleh

Relationship Officer BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai berikut :

“Untuk pembinaan yang dilakukan kepada peserta itu terdapat 2 jenis

pembinaan, yaitu kami akan mendatangi perusahaan sesuai dengan

permintaan perusahaan agar melakukan pembinaan. Pihak perusahaan

akan hadir dalam pembinaan begitu juga pihak buruh yang diwakilkan

oleh serikat buruh untuk mengikuti pembinaan dan bentuk pembinaannya

itu seperti sosialisasi. Selain itu, ada pembinaan yang dilakukan dengan

menelepon perusahaan apabila ada data-data dari perusahaan itu masih

kurang dan dilakukan setiap 1 bulan sekali.” (Wawancara dengan

Relationship Officer BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang 16 Oktober

2015, di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, upaya-upaya yang

dilakukan BPJS Ketenagakerjaan untuk mengubah pola pikir dari buruh dan

peserta terhadap program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan sudah ada.

Page 138: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

121

Namun upaya yang dilakukan ini belum maksimal, karena BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang melakukan pembinaan langsung kepada perusahaan dan buruh

tergantung permintaan yang diajukan perusahaan untuk melakukan pembinaan di

perusahaannya dan bentuk pembinaannya yang dilakukan seperti sosialisasi dan

diskusi yang diikuti pihak perusahaan dan serikat buruh.

Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang melakukan pembinaan

melalui telepon kepada perusahaan. BPJS Ketenagakerjaan akan menelepon

perusahaan setiap 1 bulan sekali untuk memberitahu tentang informasi terbaru

tentang BPJS Ketenagakerjaan dan kekurangan data yang diberikan oleh

perusahaan agar segera dilengkapi data-data perusahaan tersebut.

Upaya-upaya yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang

belum dapat memberikan hasil yang maksimal karena pembinaan langsung

kepada perusahaan dan buruh masih sangat kurang, karena dilakukan tidak rutin

hanya sesuai permintaan perusahaannya saja. Disamping itu, kegiatan pembinaan

yang rutin hanya melalui telepon yang dilakukan setiap sebulan sekali kepada

perusahaan dan hasil pembinaannya tidak maksimal.

Selain itu, pertumbuhan kepesertaan yang berjalan lambat juga menjadi

suatu hambatan bagi BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang untuk dapat

memberikan manfaat dari program jaminan sosial kepada seluruh perusahaan dan

buruh di Kota Tangerang sehingga menunjukan belum semua perusahaan dan

buruh menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, hal ini sebagaimana diungkapkan

oleh Kepala Cabang Kantor BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai

berikut :

Page 139: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

122

“Seharusnya dengan menjadi BPJS Ketenagakerjaan ini kan ikut

meningkatkan laju pertumbuhan kepesertaan namun untuk saat ini belum

ada dampak yang besar terhadap pertumbuhan kepesertaan. Kurangnya

SDM di bidang marketing officer ikut mempengaruhi laju pertumbuhan

kepesertaan karena sebelum terjadinya mutasi di BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang ini hanya memiliki 1 marketing officer dan setelah

terjadi mutasi belum ada yang menggantikannya. Sementara tugas

marketing officer diberikan kepada relationship officer dan BPJS

Ketenagakerjaan sudah membuka open rekrutmen untuk menambah

pegawai yang ada saat ini.” (Wawancara dengan Kepala Cabang Kantor

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 27 Juli 2015, pukul 08.30 WIB,

di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang pertumbuhan kepesertaannya belum berjalan

dengan baik. Hal ini disebabkan transformasi PT Jamsostek menjadi BPJS

Ketenagakerjaan belum memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan

kepesertaannya seperti bertambahnya daya tarik BPJS Ketenagakerjaan terhadap

calon peserta BPJS Ketenagakerjaan. Disamping itu, belum adanya yang mengisi

posisi marketing officer setelah terjadi mutasi juga menyebabkan kinerja BPJS

Ketenagakerjaan dalam menambah jumlah kepesertaan menjadi kurang maksimal.

Hal ini juga diungkapkan oleh Kepala Bidang Pemasaran Formal BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Kota Tangerang sebagai berikut :

“Untuk pertumbuhan kepesertaan sendiri masih belum cepat hal ini

dikarenakan berubahnya Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan

belum memberikan dampak yang besar untuk kepesertaan. Kekurangan

SDM di bidang marketing officer juga berpengaruh terhadap laju

pertumbuhan kepesertaan dan sementara ini tugas tersebut dibebankan

kepada relationship officer.” (Wawancara dengan Kepala Bidang

Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kota Tangerang, 28

Juli 2015, Pukul 09.00 WIB di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang)

Page 140: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

123

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, laju pertumbuhan

kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang belum berjalan dengan baik

dan cepat. Salah satu penyebabnya adalah masih belum adanya staff marketing

officer yang baru untuk menggantikan yang telah di mutasi sebelumnya, sehingga

dalam usaha mendapatkan peserta menjadi kurang maksimal. Hal ini juga

ditambahkan oleh Relationship Officer BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang

sebagai berikut :

“Sekarang tugas marketing officer sementara diberikan kepada

relationship officer jadi kalau ada relationship officer yang tidak terlalu

sibuk biasanya yang nanti bertugas ke lapangan menggantikan tugas

marketing officer. Hal ini dilakukan karena belum ada pengganti

marketing officer sebelumnya disini jadi bergantian saja sama

relationship officer yang lain karena kebetulan disini ada 5 relationship

officer yang bisa bergantian menjalani tugas marketing officer.”

(Wawancara dengan Relationship Officer BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang, 04 Agustus 2015, di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, pertumbuhan

kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang berjalan lambat karena

disebabkan beberapa faktor-faktor antara lain terbentuknya BPJS Ketenagakerjaan

menggantikan PT Jamsostek belum memberikan dampak yang besar terhadap

pertumbuhan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Disamping itu, kurangnya SDM

di bidang marketing officer juga ikut mempengaruhi pertumbuhan kepesertaan

yang lambat karena tugas dari marketing officer ini sangat penting dalam

mendapatkan peserta seperti mendatangi perusahaan yang belum menjadi peserta

dan juga melakukan sosialisasi kepada perusahaan tersebut.

Page 141: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

124

Belum adanya petugas marketing officer yang baru membuat relationship

officer menjalankan tugas marketing officer untuk sementara sampai ada petugas

marketing officer yang baru nanti. BPJS Ketenagakerjaan juga sudah membuka

lowongan pekerjaan untuk menambah jumlah pegawai agar kegiatan

penyelenggaraan program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan dapat berjalan

dengan lancar dan lebih baik lagi.

Selain itu, kurangnya kesadaran perusahaan dan buruh di Kota Tangerang

untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan juga memberikan dampak kepada

pertumbuhan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sehingga perlu segera diatasi

agar ikut mempercepat pertumbuhan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan, hal

seperti yang diungkapkan oleh Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang sebagai berikut :

“Salah satu kelemahan lainnya, yaitu masih kurang kesadaran yang

dimiliki oleh perusahaan dan juga buruh tentang pentingnya manfaat

jaminan sosial ini padahal jaminan sosial ini menjamin kesejahteraan

buruh yang bekerja di perusahaan tersebut. Perusahaan dan buruh masih

berpikir kalau menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan itu hanya menjadi

beban saja, karena kewajiban membayar iuran setiap bulannya.”

(Wawancara dengan Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang, 27 Juli 2015, pukul 08.30 WIB, di Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, kurangnya kesadaran

perusahaan akan pentingnya program jaminan sosial juga menyebabkan

terhambatnya pertumbuhan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang.

Perusahaan masih berpikir menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan hanya akan

menjadi beban karena diwajibkan membayar iuran setiap bulannya tanpa

memikirkan manfaat yang akan didapat oleh perusahaan dari program jaminan

Page 142: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

125

sosial tersebut. Hal ini juga diungkapkan oleh Kepala Bidang Pemasaran Formal

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai berikut :

“Masih kurang kesadaran yang dimiliki perusahaan dan buruh tentang

jaminan sosial ini maka dari itu juga menyebabkan pertumbuhan

kepesertaan tidak berjalan dengan cepat. Perusahaan dan buruh masih

menganggap membayar iuran setiap bulannya ke BPJS Ketenagakerjaan

sebagai beban dan tidak melihat manfaat yang akan didapat dari jaminan

sosial kepada perusahaan dan buruh.” (Wawancara dengan Kepala

Bidang Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 28

Juli 2015, Pukul 09.00 WIB di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kesadaran

yang dimiliki perusahaan dan juga buruh akan manfaat jaminan sosial yang akan

diterima masih kurang hal ini juga menyebabkan pertumbuhan kepesertan BPJS

Ketenagakerjaan menjadi ikut terhambat. Perusahaan dan buruh masih

beranggapan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan beban tambahan karena

diharuskan membayar iuran setiap bulannya tanpa memikirkan manfaat yang akan

diterimanya nanti.

Kurangnya kesadaran perusahaan dikarenakan berbagai faktor seperti

kondisi ekonomi yang berlangsung di Indonesia saat ini dan penghasilan yang

dimiliki perusahaan hanya cukup buat membayar buruhnya dan biaya produksinya

saja sehingga tidak memungkinkan untuk membayar iuran yang diwajibkan oleh

BPJS Ketenagakerjaan, sehingga perusahaan tersebut belum menjadi peserta

BPJS Ketenagakerjaan, hal ini sebagaimana diungkapkan Direktur Operasional

PT Anugerah Komala Tunggal sebagai berikut :

Page 143: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

126

“Dikatakan kurang juga sebenarnya tidak biasanya kalau ada perusahaan

yang belum ikut BPJS Ketenagakerjaan itu karena belum mampu bayar

iurannya karena penghasilannya yang cukup membayar pekerjanya saja.

Kondisi ekonomi sekarang juga membuat perusahaan yang

penghasilannya tidak besar harus tetap bisa bertahan. Hal ini juga yang

membuat perusahaan terpaksa nakal untuk tidak ikut BPJS

Ketenagakerjaan.” (Wawancara dengan Direktur Operasional PT

Anugerah Komala Tunggal, 26 Agustus 2015, Pukul 09.00 WIB, di

kantor PT Anugerah Komala Tunggal)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, kurangnya kesadaran

perusahaan disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan dalam membayar iuran

yang diwajibkan setiap bulannya. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan karena penghasilannya yang belum mencukup

untuk membayar iuran dan kondisi ekonomi Indonesia juga ikut berpengaruh

terhadap penghasilan dari perusahaan itu, karena biaya produksi dan harga jual

barang ikut dipengaruhi oleh kondisi perekonomian Indonesia. Hal ini juga

dikatakan oleh Kepala Bagian Personalia PT Shinta Group :

“Kesadaran sudah ada namun untuk perusahaan kecil yang penghasilannya

hanya cukup untuk membayar pekerjanya yang terpaksa tidak ikut BPJS

Ketenagakerjaan karena tidak mampu membayar iurannya.” (Wawancara

dengan Kepala Bagian Personalia PT Shinta Group, 13 Agustus 2015,

pukul 10.00 WIB, di kantor PT Shinta Group)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa kesadaran yang

dimiliki perusahaan sudah ada namun dikarenakan penghasilan yang kecil

membuat perusahaan itu tidak mampu membayar iuran dari BPJS

Ketenagakerjaan sehingga perusahaan itu tidak menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan dari Wakil Ketua Bidang

Jasa APINDO Kota Tangerang :

Page 144: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

127

“Sebenarnya kesadaran dari perusahaan tentang jaminan sosial sudah ada,

tetapi biasanya perusahaan yang belum menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan dikarenakan tidak mampu membayar iurannya karena

membuat beban yang ditanggung perusahaan itu semakin besar.

Disamping itu, penghasilan yang dimiliki perusahaan tidak besar untuk

bisa membayar iuran dari BPJS Ketenagakerjaan.” (Wawancara dengan

Wakil Ketua Bidang Jasa APINDO Kota Tangerang, 20 Agustus 2015,

pukul 11.00 WIB, di kantor APINDO Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa kesadaran

perusahaan tentang program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan sudah ada

namun untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan terkendala dalam membayar

iuran karena penghasilan dari perusahaan itu tidak mencukupi untuk membayar

iuran BPJS Ketenagakerjaan sehingga perusahaan itu tidak ikut dalam program

jamian sosial BPJS Ketenagakerjaan.

Disamping itu, kurangnya sosialisasi yang dilakukan BPJS

Ketenagakerjaan kepada buruh juga menyebabkan kurangnya kesadaran yang

dimiliki buruh serta kurangnya pengetahuan tentang program jaminan sosial BPJS

Ketenagakerjaan yang sudah ditambah dengan program jaminan pensiun. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh buruh PT Shinta Group sebagai berikut :

“Kelemahannya masih kurang sosialisasi yang dilakukan kepada buruh

karena biasanya BPJS Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi ke

perusahaan melalui perwakilan perusahaan saja, sosialisasi seperti itu

kurang bagus harusnya kan selain ke perusahaan juga sosialisasi ke

buruhnya juga agar pemahaman tentang BPJS Ketenagakerjaan pun

dapat tersampaikan dengan baik.” (Wawancara dengan Buruh PT Shinta

Group, 10 Agustus 2015, pukul 12.00 WIB di PT Shinta Group)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang kurang melakukan sosialisasi langsung kepada

buruh karena sosialisasi langsung kepada buruh dilakukan oleh perwakilan dari

perusahaa yang telah mengikuti proses sosialisasi yang dilakukan oleh BPJS

Page 145: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

128

Ketenagakerjaan Kota Tangerang. Hal ini menyebabkan informasi yang

disampaikan oleh perwakilan perusahaan kepada buruh menjadi tidak maksimal,

karena informasi yang disampaikan bisa sedikit berbeda dari yang sudah

disampaikan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang. Hal ini juga dikatakan oleh

Satpam PT Anugerah Komala Tunggal :

“Biasanya sosialisasi dilakukan ke perusahaannya saja nanti dari

perusahaan yang akan menyampaikan lagi ke buruhnya seharusnya buruh

juga ikut mendapatkan sosialisasi langsung dari BPJS Ketenagakerjaan

supaya lebih memahami tentang BPJS Ketenagakerjaan.” (Wawancara

dengan Satpam PT Anugerah Komala Tunggal, 21 Agustus 2015, Pukul

10.00 WIB di PT Anugerah Komala Tunggal)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, sosialisasi yang

dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan hanya kepada pihak perusahaan saja

sedangkan buruh kurang dilibatkan dalam proses sosialisasi tersebut. Kurangnya

sosialisasi langsung kepada buruh menyebabkan kurangnya komunikasi yang

terjalin antara buruh dan juga BPJS Ketenagakerjaan, sehingga informasi yang

didapatkan buruh tentang BPJS Ketenagakerjaan masih belum maksimal. Hal ini

juga diungkapkan oleh buruh PT Intan Pertiwi Industri sebagai berikut :

“Kelemahannya itu masih kurangnya sosialisasi yang dilakukan BPJS

Ketenagakerjaan kepada buruh, karena BPJS Ketenagakerjaan hanya

melakukan sosialisasi kepada perusahaannya saja. Seharusnya buruh juga

mendapatkan sosialisasi dari BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya dari

perwakilan perusahaan saja yang sosialisasi kepada buruh.” (Wawancara

dengan buruh PT Intan Pertiwi Industri, 13 Oktober 2015, pukul 13.00

WIB, di PT Intan Pertiwi Industri)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, kurangnya

sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan kepada buruh menyebabkan terbatasnya

informasi yang diketahui buruh tentang program jaminan sosial BPJS

Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi lebih sering

Page 146: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

129

kepada perusahaan saja dibanding dengan buruh dan perwakilan perusahaan yang

akan melakukan sosialisasi kepada buruh sehingga informasi yang diterima buruh

menjadi tidak maksimal. Terkait kurangnya sosialisasi juga dinyatakan oleh buruh

PT Sanvin sebagai berikut :

“Sosialisasi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan masih sangat kurang

terutama sosialisasi kepada buruh, karena biasanya BPJS

Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi ke perusahannya saja. Setelah itu

perusahaan yang akan melakukan sosialisasi kepada buruh, tetapi akan

lebih efektif kalau sosialisasi itu dilakukan langsung oleh BPJS

Ketenagakerjaan.” (Wawancara dengan buruh PT Sanvin, 09 Oktober

2015, pukul 13.30 WIB, di PT Sanvin)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, sosialisasi langsung

kepada buruh masih kurang karena BPJS Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi

kepada perusahannya dan disosialisasikan lagi kepada buruh oleh perusahaan

tersebut. Hal ini menyebabkan belum terjalinnya komunikasi yang baik antara

buruh dengan BPJS Ketenagakerjaan dan pengetahuan buruh tentang BPJS

Ketenagakerjaan menjadi terbatas. Hal ini juga diungkapkan Ketua Pengurus Unit

Kerja Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Kota Tangerang sebagai berikut :

“Kelemahannya yang paling utama adalah dalam hal sosialisasi ke buruh

ini karena biasanya BPJS Ketenagakerjaan hanya melakukan sosialisasi

ke perwakilan perusahaan saja atau jika ada kepentingan saja baru

melakukan sosialisasi ke perusahaan kalau ke buruh sendiri masih kurang

sosialisasinya seharusnya sosialisasi juga dilakukan ke buruh langsung

tidak hanya melalui perwakilan perusahannnya.” (Wawancara dengan

Ketua Pengurus Unit Kerja SPSI Kota Tangerang, 10 Agustus 2015,

pukul 12.30 WIB, di PT Shinta Group)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa, sosialisasi yang

dilakukan BPJS Ketenagakerjaan sudah dilakukan namun lebih sering sosialisasi

ke perusahaannya saja sedangkan untuk ke buruhnya langsung intensitas

sosialisasinya masih kurang. Informasi yang didapatkan buruh kurang dan belum

Page 147: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

130

bisa untuk memahami secara menyeluruh tentang program jaminan sosial yang

dijalankan BPJS Ketenagakerjaan sehingga mengakibatkan kurangnya kesadaran

buruh akan pentingnya program jaminan sosial ini.

Oleh karena itu, pengetahuan buruh tentang pelayanan maupun program

jaminan sosial masih kurang sehingga membuat penyelenggaraan program

jaminan sosial menjadi tidak berjalan dengan baik. Pelayanan online untuk

mendapatkan informasi mengenai saldo JHT dari buruh melalui handphone masih

kurang sosialisanya, hal ini sebagaimana diungkapkan buruh PT Shinta Group

sebagai berikut :

“Saya tidak tahu sekarang sudah bisa cek saldo JHT dari handphone.”

(Wawancara dengan Buruh PT Shinta Group, 10 Agustus 2015, pukul

12.30 WIB di PT Shinta Group)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, buruh masih belum

mengetahui informasi mengenai cek saldo Jaminan Hari Tua (JHT) sudah bisa

dilakukan melalui handphone. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi yang

dilakukan BPJS Ketenagakerjaan kepada buruh, sehingga informasi yang dimiliki

buruh tentang BPJS Ketenagakerjaan masih terbatas. Hal ini juga diutarakan

Satpam PT Anugerah Komala Tunggal :

“Saya kurang tahu bisa cek saldo JHT dari handphone.” (Wawancara

dengan Satpam PT Anugerah Komala Tunggal, 21 Agustus 2015, Pukul

10.00 WIB di PT Anugerah Komala Tunggal)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kurangnya

sosialisasi ini membuat buruh kurang mengetahui tentang pelayanan-pelayanan

yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan seperti pelayanan online cek saldo Jaminan

Page 148: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

131

Hari Tua (JHT) lewat handphone sehingga pelayanan ini menjadi kurang efektif

karena buruh belum mengetahui tentang pelayanan ini.

Selain itu, dengan adanya program jaminan pensiun dari BPJS

Ketenagakerjaan maka beban iuran yang akan dibebankan kepada perusahaan

akan bertambah. Beban tambahan pembayaran iuran dari jaminan pensiun ini

membuat beban perusahaan menjadi semakin besar, hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh Direktur Operasional PT Anugerah Komala Tunggal sebagai

berikut :

“Kelemahannya itu beban iuran yang perusahaan tanggung akan semakin

besar dengan adanya program jaminan pensiun walaupun manfaatnya

bagus buat buruh kami nantinya.” (Wawancara dengan Direktur

Operasional PT Anugerah Komala Tunggal, 26 Agustus 2015, Pukul

09.00 WIB, di kantor PT Anugerah Komala Tunggal)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, iuran yang harus

dibayar perusahaan akan semakin besar dengan adanya program jaminan pensiun

dari BPJS Ketenagakerjaan. Pengeluaran perusahaan akan semakin bertambah

untuk membayar iuran kepada BPJS Ketenagakerjaan, tetapi manfaat yang

dirasakan dari program jaminan pensiun sangat baik untuk buruh perusahaan

tersebut. Hal ini juga diungkapkan oleh oleh Kepala Bagian Personalia PT Shinta

Group sebagai berikut :

“Beban iuran yang harus ditanggung perusahaan menjadi semakin besar

dengan adanya program jaminan pensiun yang baru dijalankan oleh BPJS

Ketenagakerjaan ini.” (Wawancara dengan Kepala Bagian Personalia PT

Shinta Group, 13 Agustus 2015, pukul 10.00 WIB, di kantor PT Shinta

Group)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, beban iuran yang

ditanggung perusahaan akan semakin besar karena adanya program jaminan

Page 149: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

132

pensiun yang baru dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Oleh karena itu, belum

semua perusahaan di Kota Tangerang yang menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan yang disebabkan salah satunya oleh kewajiban membayar iuran

kepada BPJS Ketenagakerjaan yang belum mampu dipenuhi.

Disamping itu, sosialisasi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang ini lebih sering dilakukan kepada perusahaan-perusahaan saja dan hasil

sosialisasi ini akan disampaikan kembali oleh perusahaan kepada buruh namun

jika ada keluhan dari buruh mengenai BPJS Ketenagakerjaan tidak bisa langsung

disampaikan kepada BPJS Ketenagakerjaan karena perusahaan yang akan

menerima keluhan itu, hal ini sebagaimana hasil wawancara dengan Direktur

Operasional PT Anugerah Komala Tunggal sebagai berikut :

“Untuk sosialisasi biasanya BPJS Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi

tidak langsung kepada buruhnya biasanya melalui perwakilan perusahaan

saja yang diundang untuk datang ke acara BPJS Ketenagakerjaan seperti

seminar. Hasil dari sosialisasi akan disampaikan lagi kepada buruh

melalui perwakilan perusahaan tersebut, jadi sosialisasi ke buruhnya

langsung hampir tidak pernah ada jadi lebih sering sosialisasi ke

perusahaannya saja.” (Wawancara dengan Direktur Operasional PT

Anugerah Komala Tunggal, 26 Agustus 2015, Pukul 09.00 WIB, di

kantor PT Anugerah Komala Tunggal)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, BPJS

Ketenagakerjaan mengundang pihak perusahaan ketika BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang akan melakukan sosialisasi. Setelah itu pihak perusahaan yang

akan memberikan sosialisasi lagi kepada buruhnya, sehingga sosialisasi yang

dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang hanya kepada perusahaan

saja. Hal ini juga diungkapkan oleh Kepala Bagian Personalia PT Shinta Group :

Page 150: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

133

“Biasanya untuk sosialisasi lebih sering ke perusahaannya dibanding ke

buruhnya langsung jadi kalau ada sosialisasi dari BPJS Ketenagakerjaan

yang diundang hanya perwakilan dari perusahaannya kemudian

perwakilan perusahaan itu akan melakukan sosialisasi lagi ke buruh.”

(Wawancara dengan Kepala Bagian Personalia PT Shinta Group, 13

Agustus 2015, pukul 10.00 WIB, di kantor PT Shinta Group)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa sosialisasi yang

dilakukan BPJS Ketenagakerjaan hanya terbatas kepada perusahaan saja sehingga

sosialisasi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan belum merata karena intensitas

sosialisasi langsung kepada buruh belum maksimal sehingga kegiatan sosialisasi

ini belum berjalan dengan baik. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan dari Wakil

Ketua Bidang Jasa APINDO Kota Tangerang sebagai berikut :

“Sosialisasinya masih kurang karena biasanya hanya mengundang

perwakilan perusahaan saja seharusnya perwakilan dari buruh juga

diundang dan informasi yang disampaikan dapat diterima semua pihak

tidak hanya perusahaan saja.” (Wawancara dengan Wakil Ketua Bidang

Jasa APINDO Kota Tangerang, 20 Agustus 2015, pukul 11.00 WIB, di

kantor APINDO Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, sosialisasi yang

dilaksanakan BPJS Ketenagakerjaan belum merata ke semua pihak, karena hanya

pihak perusahaan saja yang diundang untuk mengikuti sosialisasi yang

dilaksanakan BPJS Ketenagakerjaan. Perwakilan dari buruh juga seharusnya

diundang agar informasi yang disampaikan dalam sosialisasi dapat tersampaikan

ke semua pihak.

Selain itu, buruh masih belum menerima tentang perubahan regulasi yang

terjadi pada program jaminan hari tua. Perubahan regulasi ini terjadi pada

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program

Jaminan Hari Tua yang berubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun

Page 151: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

134

2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua, tetapi buruh masih belum sepenuh

setuju dengan Peraturan Pemerintah tersebut. Hal ini sebagaimana diungkapkan

oleh buruh PT Intan Pertiwi Industri sebagai berikut :

“Saya tidak setuju dengan perubahan peraturan yang mengatur tentang

program jaminan hari tua. Perubahan memberatkan pihak buruh karena

buruh tidak bisa mengambil jaminan hari tua sepenuhnya sebelum

berhenti bekerja atau terkena PHK dan buruh hanya bisa mengambil 10%

saja.” (Wawancara dengan buruh PT Intan Pertiwi Industri, 13 Oktober

2015, pukul 13.00 WIB, di PT Intan Pertiwi Industri)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, perubahan regulasi

tentang teknis pengambilan jaminan hari tua tidak disetujui oleh buruh. Hal ini

disebabkan perubahan regulasi itu memberatkan buruh ketika ingin mengambil

uang dari jaminan hari tua ketika masih bekerja, karena buruh hanya bisa

mengambil 10% untuk keperluan sehari-hari dan 30% untuk keperluan mencicil

rumah. Hal senada juga diungkapkan oleh buruh PT Sanvin sebagai berikut :

“Perubahan yang terjadi pada tata cara pengambilan jaminan hari tua

sangat mempersulit buruh. Buruh harus menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan minimal 10 tahun baru bisa mengambil dana jaminan

hari tua dan dana itu hanya 10% saja yang bisa diambil.” (Wawancara

dengan buruh PT Sanvin, 09 Oktober 2015, pukul 13.30 WIB, di PT

Sanvin)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, buruh baru bisa

mengambil dana jaminan hari tua ketika masih aktif bekerja setelah masa

kepesertaan mencapai 10 tahun. Hal ini sangat merugikan buruh karena buruh

hanya bisa mengambil 10% untuk keperluan sehari-hari dan 30% untuk biaya

mencicil rumah, sehingga perubahan regulasi itu belum sepenuhnya

mempermudah buruh dalam memanfaatkan dana jaminan hari tua.

Page 152: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

135

Pada lanjutan dari pernyataan Kepala Cabang Kantor BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang mengenai kurangnya kesadaran perusahaan

akan pentingnya program jaminan sosial, pernyataan mengenai usaha-usaha yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

“Untuk meningkatkan lagi kesadaran akan pentingnya jaminan sosial kami

melakukan sosialisasi kepada perusahaan supaya perusahaan dan buruh

mengerti dan memahami tentang manfaat jaminan sosial yang akan

diterima setelah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.” (Wawancara

dengan Kepala Cabang Kantor BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang,

27 Juli 2015, pukul 08.30 WIB, di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang sudah melakukan usaha untuk meningkatkan

kesadaran perusahaan tentang pentingnya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

dengan melakukan sosialisasi kepada buruh maupun perusahaan. Namun

sosialisasi ini belum dilakukan secara rutin karena jadwal untuk melakukan

sosialisasi tidak menentu. Hal serupa ditambahkan dengan pernyataan Kepala

Bidang Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai

berikut:

“Terkait kurangnya kesadaran tersebut, langkah-langkah yang dilakukan

adalah dengan meningkatkan intensitas melakukan sosialisasi kepada

perusahaan dan sosialisasi melalui pimpinan-pimpinan perusahaannya.

Selain itu, apabila diminta perusahaan untuk sosialisasi maka kita akan

datang langsung ke perusahaan itu untuk sosialisasi lalu dengan adanya

sanksi administratif ini diharapkan mampu memberikan efek jera bagi

perusahaan yang tidak taat peraturan.” (Wawancara dengan Kepala

Bidang Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 28

Juli 2015, Pukul 09.00 WIB di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang)

Dari pernyataan di atas menyatakan bahwa usaha-usaha yang dilakukan

oleh BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang yaitu dengan meningkatkan

Page 153: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

136

intensitas kegiatan sosialisasi kepada perusahaan supaya perusahaan mengerti

tentang program jaminan sosial serta manfaat yang akan diperoleh dari program

jaminan sosial tersebut. Dengan begitu diharapkan mampu meningkatkan

kesadaran dari perusahaan tentang pentingnya program jaminan sosial dan mampu

meningkatkan pertumbuhan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang.

Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang juga akan mendatangi

perusahaan yang meminta untuk dilakukannya sosialisasi ke perusahaan tersebut

yang diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dari perusahaan tentang

program jaminan sosial dan manfaat yang akan diterima perusahaan dengan

mengikuti program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan dan dengan adanya

sanksi administratif berupa tidak mendapatkan pelayanan publik dari pemerintah

dapat membuat perusahaan dan buruh menjadi lebih mentaati peraturan BPJS

Ketenagakerjaan.

Kurangnya koordinasi dan komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dengan

Dinas Ketenagakerjaan akan menyebabkan ketidakharmonisan dalam membantu

penyelenggaraan program jaminan sosial. Oleh karena itu, sangat diperlukan

koordinasi dan komunikasi yang baik antara BPJS Ketenagakerjaan dan Dinas

Ketenagakerjaan Kota Tangerang, hal ini sebagaimana diungkapkan Kepala

Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai berikut :

“Dalam menyelenggarakan jaminan sosial ini sangat diperlukan koordinasi

dan komunikasi dengan dinas dinas terkait di Kota Tangerang, maka dari

itu BPJS Ketenagakerjaan sudah membuat kerja sama dalam bentuk

MoU dengan Dinas Ketenagakerjaan dalam bidang pengawasan dan

pemeriksaan ke perusahaan dan buruh agar terjalin koordinasi dan

komunikasi yang baik.” (Wawancara dengan Kepala Kantor Cabang

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 27 Juli 2015, pukul 08.30 WIB,

di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Page 154: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

137

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, BPJS

Ketenagakerjaan sudah meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan Dinas

Ketenagakerjaan Kota Tangerang dengan menjalin kerja sama melalui MoU yang

telah disepakati bersama. BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang membuat MoU

dengan Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang dalam bidang pengawasan supaya

dalam melaksanakan pengawasan kepada perusahaan dan buruh dapat berjalan

maksimal. Hal ini juga diutarakan oleh Kepala Bidang Pemasaran Formal BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang :

“BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang ini sudah melakukan MOU

dengan Dinas Ketenagakerjaan sehingga nantinya petugas pengawas dari

Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang akan membantu BPJS

Ketenagakerjaan dalam melakukan pengawasan ke perusahaan.”

(Wawancara dengan Kepala Bidang Pemasaran Formal BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 28 Juli 2015, Pukul 09.00 WIB di

Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat diketahui bahwa BPJS

Ketenagakerjaan sudah meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan Dinas

Ketenagakerjaan Kota Tangerang dengan membuat MOU dalam hal pengawasan

dan pemeriksaan yang akan dibantu oleh petugas pengawas dari Dinas

Ketenagakerjaan sehingga akan tercipta koordinasi dan komunikasi yang lebih

baik lagi.

Dalam melakukan pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang

belum dapat melakukannya secara maksimal karena tempat yang belum memadai

sehingga pelayanan yang diberikan kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan belum

dapat melayani semua peserta yang datang ke Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang karena keterbatasan tempat untuk menampung

Page 155: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

138

peserta yang datang. Hal ini sebagaimana diungkapkan Kepala Bidang Pelayanan

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai berikut :

“Kami dalam memberikan pelayanan belum dapat maksimal karena

keterbatasan tempat sehingga membuat kenyamanan yang didapatkan

peserta yang datang kesini juga kurang. Kami masih belum mampu untuk

melayani semua peserta yang datang kesini akan kami batasi jumlahnya

supaya pelayanan dapat berjalan dengan lancar.” (Wawancara dengan

Kepala Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 5

Agustus 2015, pukul 02.00 WIB, di Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti kemudian mencoba

mewawancarai peserta yang datang ke Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang untuk mengetahui kebenaran di lapangan. Ternyata untuk

mendapatkan pelayanan harus datang pagi sekali agar dapat nomor antrian untuk

mendapatkan pelayanan, seperti yang diungkapkan oleh peserta BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai berikut :

“Biasanya untuk mendapatkan pelayanan peserta akan menaruh dokumen

yang digunakan untuk klaim di tempat yang telah disedikan. Setelah itu

akan dikasih nomor antrian dan untuk mendapatkan nomor antrian ini

harus datang pagi sekali karena banyak peserta yang antri dan saya juga

tadi datang jam 5 subuh supaya dapat nomor antri.” (Wawancara dengan

Peserta BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 06 Agustus 2015, pukul

09.00 WIB di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat terlihat bahwa untuk mendapatkan

pelayanan dari BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang harus datang pagi sekali

supaya mendapatkan nomor antrian. Karena keterbatasan tempat maka peserta

mau tidak mau harus datang pagi sekali supaya mendapatkan nomor antrian,

sehingga pelayanan masih belum mampu dilaksanakan kepada seluruh peserta

yang datang ke Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang.

Page 156: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

139

Keterbatasan tempat membuat peserta yang datang menjadi kurang

nyaman dan tidak kebagian tempat duduk untuk antri sehingga membuat kepuasan

yang didapatkan peserta belum maksimal karena semua peserta yang datang tidak

dapat dilayanin sepenuhnya oleh BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang. Peserta

juga harus datang pagi jika ingin mendapatkan pelayanan dari BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang karena tidak semua peserta yang datang

mendapatkan pelayanan dari BPJS Ketenagakerjaan, karena keterbatasan tempat

dan juga waktu.

Selain itu, keterbatasan tempat parkir di sekitar Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan juga membuat kenyamanan peserta berkurang karena peserta

yang membawa kendaraan diparkir di pinggir jalan sekitar Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan sehingga dapat membuat kemacetan kendaraan yang melintas

disitu.

Tempat parkir yang didominasi kendaraan roda dua mempersempit jalan

umum tersebut, sehingga apabila kendaraan yang melintas sedang ramai akan

menimbulkan kemacetan di jalan itu dan kendaraan yang parkir juga akan

dikenakan biaya Rp 2.000 oleh penjaga parkir yang menjaga parkir di jalanan

tersebut. Kondisi tempat parkir ini yang membuat kenyamanan peserta yang

datang ke Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang akan berkurang

karena tempat parkir yang tidak nyaman dan tidak mencukupi untuk semua

peserta yang datang ke Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang.

Page 157: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

140

4.4.3 Opportunities (peluang)

Opportunities (peluang) merupakan kondisi peluang yang berkembang di

masa mendatang. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi,

proyek, atau konsep bisnis itu sendiri. Dengan dibentuknya BPJS

Ketenagakerjaan menimbulkan berbagai macam peluang yang menguntungkan

baik untuk BPJS Ketenagakerjaan maupun untuk perusahaan dan buruh. Dengan

adanya kebijakan pemerintah yang baru akan menimbulkan peluang-peluang yang

dapat dimanfaatkan oleh BPJS Ketenagakerjaan, hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang

sebagai berikut :

“Banyak peluang yang didapat seperti cakupan kepesertaan lebih luas

karena tidak hanya terbatas pada perusahaan dan tenaga kerja saja

melainkan seluruh masyarakat Indonesia wajib menjadi peserta. Selain

itu, dengan adanya kerja sama dengan pemerintah mampu meningkatkan

lagi kualitas penyelenggaraan jaminan sosial dan adanya penambahan

manfaat dalam program jaminan sosial akan berdampak pada

kesejahteraan peserta nantinya.” (Wawancara dengan Kepala Kantor

Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 27 Juli 2015, pukul

08.30 WIB, di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, peluang yang

dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan kepesertaan tidak terbatas pada tenaga kerja

saja, tetapi seluruh masyarakat Indonesia wajib menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Masyarakat Indonesia jadi memiliki jaminan sosial yang akan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dan memiliki

tabungan hari tua yang akan bermanfaat ketika peserta BPJS Ketenagakerjaan

tidak bekerja lagi.

Page 158: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

141

Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan bisa menjalin kerja sama dengan

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang akan memberikan peluang

untuk dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan program jaminan sosial

dengan adanya kerja sama dengan Pemerintah. Kerja sama ini juga bertujuan

untuk memperbaiki dan mempermudah dalam melaksanakan penyelenggaraan

program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan agar berjalan lebih baik lagi. Hal

ini juga ditambahkan oleh Kepala Bidang Pemasaran Formal BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang :

“Peluang yang dimiliki itu seperti kepesertaan sudah mencakup seluruh

masyarakat tidak hanya tenaga kerja dan perusahaan saja. Selain itu,

pemerintah bisa ambil peran dalam penyelenggaraan program jaminan

sosial dengan melakukan kerja sama. Produktivitas tenaga kerja juga

akan meningkat karena sudah ada yang menjamin kesejahteraan dari

tenaga kerja itu.” (Wawancara dengan Kepala Bidang Pemasaran Formal

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 28 Juli 2015, Pukul 09.00 WIB

di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, dengan dibentuknya

BPJS Ketenagakerjaan ini menimbulkan banyak peluang yang bisa dimanfaatkan

dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan program jaminan sosial

karena pesertanya tidak terbatas pada tenaga kerja dan perusahaan saja melainkan

seluruh masyarakat Indonesia diwajibkan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

yang akan menjadi jembatan menuju kesejahteraan yang lebih baik lagi dengan

program jaminan sosialnya.

Selain itu, adanya penambahan manfaat pada program jaminan sosial

seperti adanya program beasiswa untuk peserta BPJS Ketenagakerjaan yang

sangat bermanfaat bagi kesejahteraan peserta beserta keluarganya dan BPJS

Ketenagakerjaan bisa bekerja sama dengan lembaga pemerintah membuat peluang

Page 159: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

142

adanya peningkatkan kualitas penyelenggaraan program jaminan sosial karena

BPJS Ketenagakerjaan bisa bekerja sama dengan lembaga pemerintah yang akan

membantu kinerjanya melalui kerja sama yang sudah disepakati bersama.

Pada sisi waktu pelayanan juga membuat pelayanan akan berjalan menjadi

lebih baik lagi dengan adanya service blue print yang membuat pelayanan yang

diberikan kepada peserta yang akan membuat klaim ke BPJS Ketenagakerjaan.

Waktu pelayanan maksimal 30 menit sehingga sudah menjadi acuan untuk BPJS

Ketenagakerjaan dalam melakukan pelayanan yang cepat dan efektif kepada

peserta BPJS Ketenagakerjaan, hal ini sebagaimana diungkapkan Kepala Bidang

Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai berikut :

“Dengan adanya peraturan dalam service blue print membuat waktu

pelayanan menjadi lebih cepat dan efektif, sehingga peserta juga akan

cepat dalam mengurus klaim yang dibuatnya dan pelayanan dapat

berjalan dengan lancar.” (Wawancara dengan Kepala Bidang Pelayanan

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 5 Agustus 2015, pukul 02.00

WIB, di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat terlihat bahwa tujuan adanya

service blue print untuk memberikan waktu pelayanan yang cepat dan efektif

kepada peserta sehingga pelayanan dapat diberikan dengan waktu yang singkat

namun berjalan lancar dan efektif dalam mengurus klaim yang diajukan oleh

peserta BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang.

Bagi buruh dan perusahaan dengan adanya pembentukan BPJS

Ketenagakerjaan akan memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraannya

nanti karena berbagai manfaat yang diberikan program jaminan sosial ditambah

dengan adanya jaminan pensiun membuat hari tua buruh akan terjamin dengan

Page 160: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

143

jaminan pensiun, hal ini sebagaimana dikatakan buruh PT Shinta Group sebagai

berikut :

“Peluang ada untuk buruh yaitu untuk menjamin hari tua nanti dan ada

yang membiayai pengobatan kalau terjadi kecelakaan saat kerja

sedangkan bagi BPJS Ketenagakerjaan penyelenggaraan jaminan sosial

dapat berjalan lebih baik lagi apabila dapat mengelolanya dengan baik.”

(Wawancara dengan buruh PT Shinta Group, 10 Agustus 2015, pukul

12.30 WIB di PT Shinta Group)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, BPJS

Ketenagakerjaan memberikan peluang untuk menjamin hari tua buruh ketika

sudah tidak bekerja lagi dan memasuki usia pensiun dengan tabungan hari tua

yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu, kesejahteraan buruh akan

lebih terjamin karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengobatan ketika

mengalami kecelakaan kerja, karena sudah ditanggung oleh BPJS

Ketenagakerjaan. Hal ini juga ditambahkan oleh Satpam PT Anugerah Komala

Tunggal :

“Hari tua kita jadi terjamin karena sudah ada tabungan hari tua di BPJS

Ketenagakerjaan jadi kalau nanti sudah tidak bekerja lagi bisa diambil

buat keperluan sehari-hari juga jadi sudah ada jaminan buat hari tua

nanti.” (Wawancara dengan Satpam PT Anugerah Komala Tunggal, 21

Agustus 2015, Pukul 10.00 WIB di PT Anugerah Komala Tunggal)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dengan

adanya BPJS Ketenagakerjaan sudah ada jaminan bagi buruh untuk hari tuanya

atau ketika sudah tidak bekerja lagi di perusahaan karena adanya jaminan hari tua

dan juga jaminan pensiun yang akan menjamin hari tua buruh nanti dan apabila

buruh sudah tidak bekerja lagi sehingga menciptakan rasa tenang dalam buruh

tentang hari tuanya nanti dan sudah memiliki biaya pengobatan dari BPJS

Ketenagakerjaan apabila terjadi kecelakaan ketika bekerja sehingga berpeluang

Page 161: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

144

untuk meningkatkan kesejahteraan buruh. Peluang yang tercipta bagi buruh

dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan ini juga diungkapkan oleh buruh PT Intan

Pertiwi Industri sebagai berikut :

“Peluangnya bagi buruh seperti meningkatkan kesejahteraan kehidupan

buruh dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Kehidupan buruh

akan tetap dijamin ketika sudah memasuki usia pensiun sehingga buruh

tetap memiliki penghasilan apabila sudah pensiun atau tidak bekerja

lagi.” (Wawancara dengan buruh PT Intan Pertiwi Industri, 13 Oktober

2015, pukul 13.00 WIB, di PT Intan Pertiwi Industri)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, dengan adanya BPJS

Ketenagakerjaan menciptakan peluang yang sangat baik untuk kesejahteraan

kehidupan buruh. Dalam segi ekonomi buruh tetap memiliki penghasilan ketika

sudah tidak bekerja lagi dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan karena

adanya program jaminan hari tua dan program jaminan pensiun, sehingga akan

meningkatkan kesejahteraan buruh. Hal ini juga diungkapkan oleh buruh PT

Sanvin sebagai berikut :

“Dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan ini membuat buruh memiliki

jaminan dan perlindungan dari program jaminan sosialnya. Selain itu,

buruh memiliki jaminan adanya penghasilan kalau sudah tidak bekerja

lagi atau sudah pensiun nanti dari BPJS Ketenagakerjaan.” (Wawancara

dengan buruh PT Sanvin, 09 Oktober 2015, pukul 13.30 WIB, di PT

Sanvin)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, BPJS

Ketenagakerjaan memberikan jaminan dan perlindungan kepada buruh ketika

bekerja. Disamping itu, buruh mendapatkan jaminan untuk tetap mendapatkan

penghasilan dari BPJS Ketenagakerjaan melalui program jaminan hari tua dan

jaminan pensiun yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini juga

Page 162: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

145

diperkuat dengan pernyataan dari Ketua Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja

Seluruh Indonesia Kota Tangerang :

“Peluangnya itu seperti kesejahteraan buruh sudah ada yang menjamin

dengan adanya jaminan sosial ini terutama untuk hari tua nanti atau

sudah tidak bekerja lagi. Karena sudah ada jaminan sosial yang

menjamin hari tua buruh.” (Wawancara dengan Ketua Pengurus Unit

Kerja SPSI Kota Tangerang, 10 Agustus 2015, pukul 12.30 WIB, di PT

Shinta Group)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa dengan adanya

program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan dapat meningkatkan kesejahteraan

buruh sebagai bentuk dari manfaat program jaminan sosial tersebut dan hari tua

buruh sudah ada yang menjamin dengan adanya tabungan pada program jaminan

hari tua dan jaminan pensiun yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Bagi perusahaan dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan juga menimbulkan

peluang bagi kesejahteraan buruhnya dan untuk meningkatkan produktivitasnya

buruhnya dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Perusahaan akan

menjadi lebih tenang dan menciptakan lingkungan yang kondusif di dalam

perusahaan dengan mengikut sertakan perusahaan serta burunnya ke dalam

program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan, hal ini sebagaimana yang

diungkapkan Direktur Operasional PT Anugerah Komala Tunggal sebagai

berikut:

“Peluangnya itu menciptakan ketenangan kepada buruh dalam bekerja

karena sudah memiliki tabungan hari tua dari BPJS Ketenagakerjaan,

sehingga semangat kerjanya pun akan meningkat. Selain itu,

pengeluaraan perusahaan dapat berkurang apabila buruh mengalami

kecelakaan kerja atau kematian karena sudah ditanggung oleh BPJS

Ketenagakerjaan.” (Wawancara dengan Direktur Operasional PT

Anugerah Komala Tunggal, 26 Agustus 2015, Pukul 09.00 WIB, di

kantor PT Anugerah Komala Tunggal)

Page 163: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

146

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, dengan menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan perusahaan dapat mengurangi beban biaya untuk

membayar biaya pengobatan ketika buruh perusahaan tersebut mengalami

kecelakaan kerja karena sudah ditanggun BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu, dapat

menciptakan ketenangan kepada buruh karena sudah dijamin oleh program

jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan, sehingga akan meningkatkan produktivitas

kerjanya di perusahaan tersebut. Hal ini juga diutarakan oleh Kepala Bagian

Personalia PT Shinta Group :

“Peluang yang dimiliki pasti ada untuk perusahaan seperti mengurangi

beban biaya yang harus dikeluarkan perusahaan kalau buruh mengalami

kecelakaan kerja atau kematian karena semua biaya sudah ditanggung

oleh BPJS Ketenagakerjaan dan buruh juga akan memiliki tabungan hari

tua kalau sudah tidak bekerja lagi sehingga semangat kerja meningkat.”

(Wawancara dengan Kepala Bagian Personalia PT Shinta Group, 13

Agustus 2015, pukul 10.00 WIB, di kantor PT Shinta Group)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa perusahaan akan

mendapatkan manfaat yang besar dengan mengikuti program jaminan sosial BPJS

Ketenagakerjaan seperti BPJS Ketenagakerjaan akan menanggung semua biaya

kecelakaan kerja dan kematian yang dialami buruh sehingga perusahaan tidak

akan keluar biaya sama sekali. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan dari Wakil

Ketua Bidang Jasa APINDO Kota Tangerang :

“Banyak peluang yang tercipta bagi perusahaan seperti menanggulangi

resiko kecelakaan kerja dan kematian yang dialami buruh karena seluruh

biaya sudah ditanggung BPJS Ketenagakerjaan dan buruh sudah

memiliki tabungan dari jaminan hari tua yang dapat digunakan kalau

sudah tidak bekerja lagi yang akan meningkatkan lagi produktivitas kerja

buruh itu.” (Wawancara dengan Wakil Ketua Bidang Jasa APINDO Kota

Tangerang, 20 Agustus 2015, pukul 11.00 WIB, di kantor APINDO Kota

Tangerang)

Page 164: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

147

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa perusahaan tidak

akan menanggung biaya pengobatan kecelakaan kerja dan kematian yang dialami

buruh yang akan menguntungkan perusahaan karena berkurangnya beban biaya

yang dikeluarkan oleh perusahaan dan menciptakan kondisi lingkungan kerja

yang kondusif di perusahaan yang akan meningkatkan semangat bekerja dari

buruh tersebut. Buruh juga akan memiliki tabungan di BPJS Ketenagakerjaan

yang akan bermanfaat apabila sudah tidak bekerja lagi sehingga meningkatkan

produktivitas kerja yang akan menguntungkan perusahaan itu.

Adanya berbagai peluang yang didapat dengan terbentuknya BPJS

Ketenagakerjaan dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan program

jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan maka BPJS Ketenagakerjaan

memanfaatkan berbagai peluang tersebut untuk menyelenggarakan program

jaminan sosialnya, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang sebagai berikut :

“Memanfaatkannya dengan mengadakan kerja sama dengan Pemerintah

Kota Tangerang untuk proses pengawasan dan pemeriksaan kepada

peserta maupun calon peserta dan dalam pemberian sanksi administratif

yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang sehingga

diharapkan masyarakat Kota Tangerang sudah menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan seluruhnya nanti.” (Wawancara dengan Kepala Kantor

Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 27 Juli 2015, pukul

08.30 WIB, di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang memanfaatkan peluang yang ada dengan

menjalin kerja dengan Pemerintah Kota Tangerang. Kerja sama ini dilakukan

dalam melaksanakan pengawasan kepada perusahaan dan buruh agar proses

Page 165: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

148

pengawasan dapat berjalan maksimal. Hal ini juga diutarakan oleh Kepala Bidang

Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang :

“BPJS Ketenagakerjaan sudah bekerja sama dengan Pemerintah Kota

Tangerang untuk bisa membantu dalam hal pengawasan dan pemeriksaan

kepada peserta dan yang belum menjadi peserta.” (Wawancara dengan

Kepala Bidang Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang, 28 Juli 2015, Pukul 09.00 WIB di Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa dalam memanfaatkan

peluangnya salah satu yang dilakukan yaitu melakukan kerja sama dengan

lembaga pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kota Tangerang agar membantu

penyelenggaraan program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan dalam hal

pengawasan dan pemeriksaan kepada buruh dan perusahaan yang ada di Kota

Tangerang dan dalam memberikan sanksi adminsitrastif seperti tidak

mendapatkan pelayanan publik dari pemerintah terhadap peserta yang melanggar

peraturan.

Disamping itu, dalam melakukan pelayanan dengan adanya peraturan

service blue print akan dimanfaatkan BPJS Ketenagakerjaan untuk membuat

pelayanan menjadi lebih cepat dan baik lagi dalam melayani peserta yang datang

ke Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, hal ini sebagaimana

diungkapkan Kepala Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang

sebagai berikut :

“Manfaatnya pelayanan yang diterima peserta yang datang akan menjadi

lebih cepat dan lebih baik lagi terutama dalam waktu pelayanan yang

diberikan dan diharapkan nantinya mampu melayani seluruh peserta yang

datang kesini.” (Kepala Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang, 5 Agustus 2015, pukul 02.00 WIB, di Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Page 166: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

149

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam

pelayanan dengan adanya service blue print yang mewajibkan waktu pelayanan

maksimal 30 menit dapat membuat pelayanan menjadi lebih cepat dan lebih baik

lagi sehingga peserta yang datang ke Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang dapat terlayani seluruhnya.

4.4.4 Threats (ancaman)

Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar dan

ancaman ini dapat menganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

BPJS Ketenagakerjaan dalam menyelenggarakan program jaminan sosialnya tidak

lepas dari akan adanya ancaman baik dari buruh maupun perusahaan yang tidak

puas dengan progam jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan, hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang

sebagai berikut :

“Faktor ketidakpuasan terhadap kebijakan yang diambil pemerintah terkait

program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan ini biasanya membuat

buruh dan juga perusahaan protes terhadap kebijakan itu terutama buruh

yang biasanya akan melakukan demo apabila kebijakan yang dikeluarkan

BPJS Ketenagakerjaan tidak sesuai keinginannya.” (Wawancara dengan

Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 27 Juli

2015, pukul 08.30 WIB, di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, ketidakpuasan buruh

dan perusahaan terhadap kebijakan yang dijalankan BPJS Ketenagakerjaan dalam

menyelenggarakan program jaminan sosial akan menjadi ancaman proses

penyelenggaraan program jaminan sosial. Hal ini disebabkan oleh buruh yang

akan melakukan demo terkait kebijakan yang dinilai oleh buruh merugikan buruh,

sehingga diperlukan perubahan dalam kebijakan tersebut. Hal ini juga

Page 167: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

150

ditambahkan oleh Kepala Bidang Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang :

“Ancaman biasanya datang dari buruh dan perusahaan yang tidak puas

dengan kebijakan yang dikeluarkan BPJS Ketenagakerjaan terutama

buruh yang sering melakukan demo untuk menyampaikan

ketidakpuasannya terhadap BPJS Ketenagakerjaan. Namun hal ini juga

bisa dijadikan pelajaran untuk memperbaiki yang masih kurang dari

program jaminan sosial ini.” (Wawancara dengan Kepala Bidang

Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 28 Juli 2015,

Pukul 09.00 WIB di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa, ancaman

yang datang ke BPJS Ketenagakerjaan datang dari pihak buruh dan perusahaan

yang merasa tidak puas tentang program jaminan sosial yang dijalankan BPJS

Ketenagakerjaan. Buruh akan melakukan aksi demo kepada BPJS

Ketenagakerjaan untuk memprotes kebijakan yang dikeluarkan BPJS

Ketenagakerjaan dalam menjalankan program jaminan sosialnya yang dianggap

tidak adil buat buruh sehingga akan berdampak pada pertumbuhan kepesertaan

dan penyelenggaraan program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini juga

diperkuat oleh pernyataan Kepala Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang sebagai berikut :

“Ancamannya datang dari buruh dan perusahaan yang tidak puas terhadap

kinerja BPJS Ketenagakerjaan sehingga akan mempengaruhi

penyelenggaraan program jaminan sosial dan bisa dijadikan penilaian

untuk lebih baik lagi ke depannya dalam menyelenggarakan program

jaminan sosial.” (Wawancara dengan Kepala Bidang Pelayanan BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 5 Agustus 2015, pukul 02.00 WIB, di

Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Page 168: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

151

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa ketidakpuasan buruh

dan perusahaan ketika menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dapat membuat

penyelenggaraan program jaminan sosial menjadi tidak lancar sehingga perlu

dilakukan perbaikan oleh BPJS Ketenagakerjaan agar dalam menjalankan

program jaminan sosial dapat berjalan lebih baik lagi.

Buruh yang merasa tidak puas dengan kinerja dari BPJS Ketenagakerjaan

akan melakukan aksi demo untuk menyampaikan ketidakpuasannya terhadap

BPJS Ketenagakerjaan agar BPJS Ketenagakerjaan dapat memperbaiki lagi

kinerjanya agar penyelenggaraan program jaminan sosial dapat berjalan lebih baik

lagi, hal ini sebagaimana diungkapkan buruh PT Shinta Group sebagai berikut :

“Ancamannya itu biasanya buruh akan melakukan demo untuk menuntut

adanya perbaikan di BPJS Ketenagakerjaan agar program jaminan sosial

ini juga tidak merugikan buruh yang seharusnya memberikan manfaat

kepada buruh seperti peraturan baru tentang JHT yang baru dikeluarkan,

peraturan itu merugikan untuk buruh makanya buruh melakukan demo

sehingga aspirasi dari buruh akan tersampaikan kepada BPJS

Ketenagakerjaan agar segera dilakukan perbaikan.” (Wawancara dengan

buruh PT Shinta Group, 10 Agustus 2015, pukul 12.30 WIB di PT

Shinta Group)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, buruh akan

melakukan demo untuk menuntut adanya perbaikan yang dilakukan BPJS

Ketenagakerjaan tentang peraturan yang dijalankan. Buruh akan menyampaikan

aspirasinya dari demo tersebut agar aspirasinya dapat tersampaikan kepada BPJS

Ketenagakerjaan, sehingga BPJS Ketenagakerjaan dapat mempertimbangkan

aspirasi tersebut untuk memperbaiki kekurangan dari peraturan tersebut. Hal ini

juga diutarakan oleh Satpam PT Anugerah Komala Tunggal :

Page 169: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

152

“Ancamannya BPJS Ketenagakerjaan bisa di demo oleh buruh kalau ada

kebijakan yang dijalankan merugikan pihak buruh kaya peraturan tentang

JHT yang baru dikeluarkan yang mempersulit buruh dalam memperoleh

dana JHT sehingga menuntut BPJS Ketenagakerjaan untuk melakukan

perbaikan pada peraturan itu.”(Wawancara dengan Satpam PT Anugerah

Komala Tunggal, 21 Agustus 2015, Pukul 10.00 WIB di PT Anugerah

Komala Tunggal)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa ancaman untuk BPJS

Ketenagakerjaan yaitu demo yang dilakukan buruh sebagai bentuk rasa tidak puas

akan kinerja dan kebijakan yang dijalankan BPJS Ketenagakerjaan sehingga

buruh akan menuntut adanya perbaikan dari BPJS Ketenagakerjaan agar dapat

menyelenggarakan program jaminan sosial lebih baik lagi ke depannya. Hal ini

juga diutarakan oleh buruh PT Intan Pertiwi Industri sebagai berikut :

“Ancamannya itu buruh akan melakukan demo kepada BPJS

Ketenagakerjaan tentang peraturan yang dinilai tidak memihak kepada

buruh. Selain itu, buruh tidak akan menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan kalau ada ketidakpuasan terhadap peraturan tentang

program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.” (Wawancara dengan

buruh PT Intan Pertiwi Industri, 13 Oktober 2015, pukul 13.00 WIB, di

PT Intan Pertiwi Industri)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, buruh akan

melakukan demo kepada BPJS Ketenagakerjaan terhadap peraturan yang

digunakan dalam penyelenggaraan program jaminan sosial. Buruh akan

menyampaikan asipirasinya itu kepada BPJS Ketenagakerjaan melalui aksi demo

dan buruh memilih untuk tidak menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Hal

senada juga diungkapkan oleh buruh PT Sanvin sebagai berikut :

“Ancamannya bisa berupa demo yang dilakukan buruh dan tidak menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan. Demo yang dilakukan sebagai bentuk

ketidakpuasan buruh terhadap penyelenggaraan program jaminan sosial

oleh BPJS Ketenagakerjaan.” (Wawancara dengan buruh PT Sanvin, 09

Oktober 2015, pukul 13.30 WIB, di PT Sanvin)

Page 170: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

153

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, ancaman yang

dilakukan buruh berupa demo sebagai bentuk protes dan ketidakpuasanya kepada

BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu, buruh tidak akan menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan kalau peraturan yang dijalankan BPJS Ketenagakerjaan

merugikan pihak buruh. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Ketua Pengurus

Unit Kerja Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Kota Tangerang sebagai berikut :

“Kalau ada peraturan dari BPJS Ketenagakerjaan yang merugikan buruh

maka buruh akan melakukan demo sebagai bentuk protes ke BPJS

Ketenagakerjaan. Contohnya seperti peraturan baru mengenai jaminan

hari tua yang baru dikeluarkan BPJS Ketenagakerjaan. Peraturan itu

merugikan buruh sehingga buruh melakukan demo kepada BPJS

Ketenagakerjaan agar peraturan baru itu diperbaiki lagi agar manfaatnya

tetap bisa dirasakan oleh buruh.” (Wawancara dengan Ketua Pengurus

Unit Kerja Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Kota Tangerang, 10

Agustus 2015, pukul 12.30 WIB, di PT Shinta Group)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa aksi demo yang

dilakukan buruh sebagai bentuk protes dan untuk menyampaikan aspirasinya

tentang kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan BPJS Ketenagakerjaan yang

merugikan buruh sehingga bisa dilakukan perubahan atau perbaikan pada

kebijakan itu agar tidak merugikan buruh dan penyelenggaraan program jaminan

sosial dapat berjalan lancar dan lebih baik lagi.

Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan juga mendapatkan keluhan dari

perusahaan yang tidak puas dengan pelayanan dan kebijakan yang diberikan

kepada perusahaan agar pelayanan dan kebijakan yang dijalankan BPJS

Ketenagakerjaan dapat berjalan lebih baik lagi, hal ini sebagaimana diungkapkan

oleh Direktur Operasional PT Anugerah Komala Tunggal sebagai berikut :

Page 171: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

154

“Kalau dari perusahaan tidak melakukan demo, tetapi menyampaikan

keluhan saja kepada BPJS Ketenagakerjaan mengenai pelayanan dan

iuran yang dibebankan kepada perusahaan karena sekarang ditambah

iuran jaminan pensiun juga yang membebani perusahaan karena iurannya

semakin bertambah.” (Wawancara dengan Direktur Operasional PT

Anugerah Komala Tunggal, 26 Agustus 2015, Pukul 09.00 WIB, di

kantor PT Anugerah Komala Tunggal)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, perusahaan hanya

menyampaikan keluhan dari ketidakpuasannya kepada BPJS Ketenagakerjaan dan

tidak melakukan demo seperti yang buruh lakukan. Pihak perusahaan akan

menyampaikan keluhan terkait pelayanan yang kurang baik dan iuran yang

semakin besar karena adanya program jaminan pensiun. Hal ini juga diuatarakan

oleh Kepala Bagian Personalia PT Shinta Group :

“Biasanya perusahaan akan menyampaikan keluhan kepada BPJS

Ketenagakerjaan tentang pelayanan yang kurang baik dan masalah iuran

yang harus dibayar perusahaan supaya bisa diringankan lagi.”

(Wawancara dengan Kepala Bagian Personalia PT Shinta Group, 13

Agustus 2015, pukul 10.00 WIB, di kantor PT Shinta Group)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, perusahaan

menyampaikan keluhan saja kepada BPJS Ketenagakerjaan apabila pelayanan

yang diberikan kurang baik sehingga BPJS Ketenagakerjaan akan melakukan

perbaikan pada pelayanan yang diberikan kepada perusahaan dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada perusahaan. Hal ini juga

diperkuat dari pernyataan Wakil Ketua Bidang Jasa APINDO Kota Tangerang

sebagai berikut :

“Perusahaan tidak melakukan demo kepada BPJS Ketenagakerjaan

melainkan hanya menyampaikan keluhan kepada BPJS Ketenagakerjaan

jika perusahaan merasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan dan

iuran semakin besar dengan adanya jaminan pensiun.” (Wawancara

dengan Wakil Ketua Bidang Jasa APINDO Kota Tangerang, 20 Agustus

2015, pukul 11.00 WIB, kantor APINDO Kota Tangerang)

Page 172: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

155

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa perusahaan

tidak melakukan demo dalam menyampaikan ketidakpuasannya terhadap BPJS

Ketenagakerjaan hanya menyampaikan keluhan-keluhan saja yang disampaikan

kepada BPJS Ketenagakerjaan yang diharapkan bisa dijadikan penilaian dalam

meningkatkan kualitas program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.

Dalam menghadapi ancaman yang diterima BPJS Ketenagakerjaan, maka

BPJS Ketenagakerjaan perlu mengeluarkan solusi-solusi terbaik agar ancaman

tersebut tidak menganggu penyelenggaraan program jaminan sosial yang

dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan dan program jaminan sosial dapat berjalan

sesuai dengan tujuannya. Menurut Kepala Cabang Kantor BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang sebagai berikut :

“Solusinya itu kami mempelajari dahulu kesalahannya dan ikut

mempertimbangkan aspirasi dari buruh maupun perusahaan dalam

melakukan perbaikan peraturan di BPJS Ketenagakerjaan ini contohnya

seperti peraturan baru tentang jaminan hari tua yang tidak disetujui oleh

buruh. BPJS Ketenagakerjaan mengkaji ulang peraturan itu dan

merevisinya dengan ikut mempertimbangkan usulan buruh di dalamnya.”

(Wawancara dengan Kepala Cabang Kantor BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang, 27 Juli 2015, pukul 08.30 WIB, di Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa, BPJS

Ketenagakerjaan melakukan pengkajian ulang terhadap peraturan yang tidak

disetujui oleh buruh dengan ikut mempertimbangkan aspirasi dari buruh agar

peraturan yang direvisi akan menguntungkan semua pihak. Hal ini juga

diungkapkan oleh Kepala Bidang Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang sebagai berikut :

Page 173: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

156

“Kami akan melakukan perbaikan tentang peraturan yang diprotes oleh

buruh atau perusahaan setelah dilakukan pengkajian ulang tentang

peraturan itu seperti peraturan baru tentang JHT yang sangat diprotes

oleh buruh. Kami melakukan revisi terhadap peraturan itu dengan

melihat usulan dari buruh juga agar peraturan yang direvisi nanti dapat

disesuaikan dengan usulan dari buruh juga.” (Wawancara dengan Kepala

Bidang Pemasaran Formal BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 28

Juli 2015, Pukul 09.00 WIB di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa untuk memberikan

solusi terhadap ancaman yang timbul dari buruh maupun perusahaan BPJS

Ketenagakerjaan akan melakukan perbaikan terhadap peraturan atau pelayanan

yang kurang baik dengan menyesuaikan aspirasi dari buruh maupun perusahaan

agar program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan dapat berjalan dengan lebih

baik lagi. Hal ini juga ditambahkan oleh pernyataan Kepala Bidang Pelayanan

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang :

“Kami akan melakukan perbaikan pelayanan yang membuat peserta tidak

nyaman dan tidak puas tentang pelayanan yang diberikan kepada peserta

agar peserta dapat merasa lebih nyaman dan puas terhadap pelayanan

kami berikan.” (Wawancara dengan Kepala Bidang Pelayanan BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang, 5 Agustus 2015, pukul 02.00 WIB, di

Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa BPJS Ketenagakerjaan

akan melakukan perbaikan pelayanan apabila pelayanan yang diberikan belum

memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi peserta yang menerima pelayanan itu

sehingga pelayanan yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang

kepada peserta yang datang ke kantor cabang akan berjalan lebih baik lagi nanti.

Page 174: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

157

4.5 Pembahasan

Pembahasan merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta yang peneliti

dapatkan di lapangan serta diseusaikan dengan teori yang peneliti gunakan.

Pembahasan hasil penelitian ini dilakukan untuk memberikan penafsiran terhadap

hasil yang diperoleh selama penelitian berlangsung. Peneliti dalam penelitiannya

ini menggunakan teori analisis SWOT dalam Siagian (2008:172) dimana di dalam

teori ini memberikan visualisasi yang berguna atas komponen-komponen penting

yang harus dipertimbangkan oleh pimpinan untuk menjamin bahwa strategi dapat

berjalan dalam kehidupan organisasi. Strategi yang efektif mencakup hubungan

yang konsisten dari satu faktor yaitu : strengths, weaknesses, opportunities,

threats.

4.5.1 Strenghts (kekuatan)

Strenghts yang berkaitan dengan kekuatan atau keunggulan yang dimiliki

suatu organisasi. Temuan di lapangan terlihat bahwa kekuatan atau keunggulan

yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang diantaranya bisa bekerja

sama dengan lembaga pemerintah pusat atau pemerintah daerah dalam rangka

meningkatkan kualitas penyelenggaraan program jaminan sosial BPJS

Ketenagakerjaan yang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2013

tentang Tata Cara Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial. BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sudah mengadakan kerja sama

dengan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP)

Kota Tangerang dan Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang dalam bentuk MoU

yang sudah disepakati bersama dimana dinas-dinas itu akan membantu BPJS

Page 175: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

158

Ketenagakerjaan Kota Tangerang dalam menyelenggarakan program jaminan

sosial seperti dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan kepada perusahaan

dan buruh yang akan dibantu oleh Dinas Ketenagakerjaan sedangkan BPMPTSP

Kota Tangerang membantu dalam mempercepat laju pertumbuhan kepesertaan

dengan tidak memberikan izin usaha kepada perusahaan apabila ingin membuat

surat izin usaha atau memperpanjang izin usaha dan sebagai bentuk kerja sama itu

BPJS Ketenagakerjaan sudah membuka kantor untuk calon peserta yang akan

mendaftar menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan di BPMPTSP Kota Tangerang.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian

BPJS Ketenagakerjaan sudah menambah manfaat dari program jaminan sosial

bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan dimana akan ada program beasiswa bagi

peserta BPJS Ketenagakerjaan yang mengalami cacat total tetap dan meninggal

dunia akibat kecelakaan kerja yang diberikan sebesar Rp. 12.000.000 dalam

program jaminan kecelakaan kerja sedangkan dalam program jaminan kematian

santunan kematian yang diberikan meningkat menjadi Rp. 16.200.000 dari

sebelumnya Rp.14.200.000 dan pemberian biaya pemakaman juga meningkat

menjadi Rp.3.000.000 dari sebelumnya Rp.2.000.000 dan peserta yang meninggal

dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan menerima beasiswa sebanyak

Rp.12.000.000 dan telah memiliki masa iuran paling singkat 5 tahun.

BPJS Ketenagakerjaan juga menjalankan program jaminan pensiun yang baru

dijalankan tahun 2015 ini yang bermanfaat untuk buruh apabila sudah mencapai

usia pensiun yaitu 56 tahun sesuai dengan usia pensiun yang ditetapkan oleh

Page 176: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

159

pemerintah dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun. Jaminan pensiun ini akan

memberikan dana pensiun secara berkala setiap bulan kepada peserta dengan

syarat peserta telah memiliki masa iuran 15 tahun namun apabila peserta belum

mencapai masa iuran 15 tahun maka peserta berhak mendapatkan jaminan pensiun

seluruhnya.

Disamping itu, buruh juga akan memiliki tabungan saat sudah tidak bekerja

lagi atau terkena PHK dari perusahaan tempatnya bekerja yang terdapat pada

program jaminan hari tua. Program jaminan hari tua dijalankan berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

Hari Tua yang akan memberikan hasil tabungan hari tua yang sudah ada di BPJS

Ketenagakerjaan kepada peserta yang mengalami cacat total tetap, mencapai usia

pensiun, meninggal dunia dan yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja

(PHK) atau berhenti bekerja karena mengundurkan diri akan dibayarkan secara

tunai dan sekaligus setelah melewati masa tunggu 1 bulan. Manfaat Jaminan Hari

Tua (JHT) juga bisa diambil selama buruh aktif bekerja dengan catatan masa

kepesertaan minimal 10 tahun dan manfaat dapat diberikan paling banyak 30%

dari jumlah JHT yang bisa digunakan untuk membeli rumah atau paling banyak

10% untuk keperluan lainnya.

Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan sudah memiliki sistem e-service yang akan

memudahkan peserta dalam mengakses pelayanan dari BPJS Ketenagakerjaan

tanpa harus datang ke kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan. Pelayanan e-service

Page 177: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

160

ini terdiri dari pendaftaran menjadi peserta secara online yang dapat dilakukan di

website BPJS Ketenagakerjaan sehingga mempermudah calon peserta yang akan

daftar menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Peserta juga bisa untuk mengecek

saldo Jaminan Hari Tua (JHT) lewat aplikasi yang terdapat di handphone yang

memiliki software ios, android, dan blackberry yang akan mempermudah peserta

untuk mengetahui saldo jaminan hari tuanya tanpa harus datang ke kantor cabang

BPJS Ketenagakerjaan.

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang sudah bekerja sama dengan bank

mandiri dimana peserta diharuskan untuk memiliki rekening mandiri untuk

menyimpan jaminan hari tuanya. Untuk mempermudah peserta yang belum

memiliki rekening bank mandiri maka bank mandiri sudah memberikan fasilitas

mobil mandiri yang tersedia di kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang yang berfungsi untuk membuat buku tabungan mandiri tanpa harus

memberikan saldo awal untuk dapat membuka rekening itu sehingga

mempermudah peserta yang baru membuat rekening di bank mandiri.

Dalam memberikan sanksi kepada perusahaan dan buruh yang melanggar

peraturan, BPJS Ketenagakerjaan dapat memberikan sanksi peringatan tertulis,

denda dan tidak mendapatkan pelayanan publik dari pemerintah berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi

Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap

Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja dan Penerima Bantuan Iuran. Sanksi tidak

mendapatkan pelayanan publik ini baru dijalankan ketika BPJS Ketenagakerjaan

dibentuk yang akan membantu memberikan efek jera kepada perusahaan dan

Page 178: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

161

buruh yang melanggar peraturan sehingga perusahaan dan buruh dapat lebih

mematahui peraturan dari BPJS Ketenagakerjaan.

4.5.2 Weaknesess (kelemahan)

Weaknesess yang berkaitan dengan keterbatasan atau kekurangan dalam hal

sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang akan menjadi penghalang serius

dalam kinerja organisasi. Pada temuan di lapangan menunjukan bahwa BPJS

Ketenagakerjaan belum bisa merubah pola pikir dari perusahaan dan buruh bahwa

jaminan sosial merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi tidak hanya

membayar iuran saja karena manfaat dari jaminan sosial sangat besar bagi

perusahaan dan buruh. Hal ini yang masih diusahakan oleh BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang agar pola pikir perusahaan dan buruh dapat diubah iuran yang

harus dibayarkan tidak dijadikan beban yang harus dikeluarkan melainkan karena

kebutuhan yang harus dipenuhi oleh perusahaan dan buruh.

Upaya-upaya yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan dalam mengubah pola

pikir perusahaan dan buruh ada 2 jenis, yaitu pembinaan secara langsung kepada

perusahaan dan buruh dan pembinaan melalui telepon. Pembinaan secara

langsung kepada perusahaan dan buruh dilakukan apabila perusahaan meminta

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang melakukan pembinaan di perusahannya.

Pembinaannya ini berupa sosialisasi mengenai informasi terbaru dari BPJS

Ketenagakerjaan dan diskusi mengenai keluhan-keluhan dan masukan-masukan

yang ingin disampaikan oleh perusahaan dan serikat buruh selaku wakil dari

buruh.

Page 179: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

162

Pembinaan secara langsung ini tidak dilakukan secara rutin, karena hanya

dilakukan apabila perusahaan meminta pembinaan kepada BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang di perusahaannya, sehingga hasilnya tidak maksimal. Selain itu,

pembinaan melalui telepon dilaksanakan setiap 1 bulan sekali kepada perusahaan.

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang akan menelepon perusahaan terkait data-

data perusahaan yang masih belum lengkap dan memberikan informasi terbaru

mengenai program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.

Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang masih kurang dalam

melakukan sosialisasi kepada buruh karena sosialisasi yang dilakukan lebih sering

kepada perwakilan perusahaannya saja dan perwakilan perusahaan tersebut yang

akan mensosialisasikan lagi ke buruhnya sehingga komunikasi yang terjalin antara

BPJS Ketenagakerjaan dan buruh masih kurang dan perlu untuk ditingkatkan lagi

karena akan berdampak pada kurangnya pemahaman yang dimiliki buruh tentang

BPJS Ketenagakerjaan dan penyampaian informasi tentang BPJS

Ketenagakerjaan menjadi tidak maksimal sehingga apabila ada buruh yang tidak

mengerti tidak bisa bertanya langsung kepada BPJS Ketenagakerjaan.

Selain itu, buruh tidak setuju terhadap perubahan regulasi tentang tata cara

pengambilan dana jaminan hari tua BPJS Ketenagakerjaan. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 46 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan program jaminan hari tua buruh

baru bisa mengambil dana jaminan hari tua ketika sudah memiliki masa

kepesertaan 10 tahun dan hanya bisa 10% untuk keperluan sehari-hari dan 30%

untuk keperluan kepemilikan rumah. Buruh bisa mengambil seluruh dana jaminan

Page 180: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

163

hari tua apabila sudah berhenti bekerja atau terkena PHK, sudah memasuki usia

pensiun, buruh mengalami cacat total tetap dan buruh meninggal dunia.

Selain itu, beban iuran yang ditanggung perusahaan akan semakin besar

karena adanya program jaminan pensiun yang baru dijalankan oleh BPJS

Ketenagakerjaan. Oleh karena itu, belum semua perusahaan di Kota Tangerang

yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan yang disebabkan salah satunya oleh

kewajiban membayar iuran kepada BPJS Ketenagakerjaan yang belum mampu

dipenuhi.

Disamping itu, kurangnya kesadaran perusahaan tentang program jaminan

sosial di Kota Tangerang masih belum maksimal. Perusahaan tidak menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan dikarenakan tidak mau menambah beban biaya

yang harus dikeluarkan untuk membayar iuran kepada BPJS Ketenagakerjaa. Hal

ini dikarenakan beban yang harus ditanggung perusahaan lebih besar karena

adanya program tambahan baru yaitu program jaminan pensiun sehingga beban

iuran yang dibayarkan menjadi lebih besar lagi dibanding sebelumnya. Hal ini

yang masih harus dibenahi oleh BPJS Ketenagakerjaan agar meningkatkan lagi

kesadaran perusahaan tentang pentingnya manfaat program jaminan sosial BPJS

Ketenagakerjaan kepada perusahaan tersebut. Ini juga menyebabkan pertumbuhan

kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang menjadi terhambat karena

kurangnya kesadaran perusahaan untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

dan pentingnya program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan untuk perusahaan

itu.

Page 181: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

164

BPJS Ketenagakerjaan akan meningkatkan sosialisasi kepada buruh melalui

sosialisasi secara massal artinya BPJS Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi

sekaligus kepada buruh dan juga perusahaan agar sosialisasi dapat berjalan lebih

efektif sehingga informasi yang disampaikan BPJS Ketenagakerjaan dapat

tersampaikan dengan baik dan apabila ada buruh yang tidak mengerti dan ingin

bertanya dapat bertanya langsung kepada BPJS Ketenagakerjaan saat kegiatan

sosialisasi berlangsung sehingga akan tercipta komunikasi yang baik antara BPJS

Ketenagakerjaan dan buruh. Kegiatan sosialisasi ini juga sebagai bentuk untuk

meningkatkan kesadaran perusahaan akan pentingnya program jaminan sosial

BPJS Ketenagakerjaan sehingga dapat menumbuhkan kesadaran yang lebih baik

lagi dari perusahaan agar menjadi peserta program jaminan sosial BPJS

Ketenagakerjaan dan pemberian sanksi administratif juga diharapkan dapat

meningkatkan kepatuhan perusahaan dan burun terhadap peraturan yang

diterapkan oleh BPJS Ketenagakerjaan tentang penyelenggaraan program jaminan

sosial

Selain itu, pertumbuhan kepesertaan di BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang masih berjalan lambat, hal ini disebabkan masih kurangnya petugas

marketing officer yang bertugas ke lapangan untuk mendatangi perusahaan yang

belum menjadi peserta sehingga pertumbuhan kepesertaan menjadi terhambat.

Tugas marketing officer ini sementara dilakukan oleh relationship officer untuk

bertugas ke lapangan agar kegiatan yang selama ini dilakukan marketing officer

dapat terus berjalan karena petugas marketing officer yang sebelumnya sudah di

Page 182: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

165

mutasi ke kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan lainnya sehingga posisi ini masih

belum ada gantinya.

Keterbatasan tempat di kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang

untuk menampung peserta yang datang belum memadai. Hal ini menyebabkan

peserta yang datang tidak dapat dilayani seluruhnya sehingga peserta yang

dilayani dibatasi oleh BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang demi pelayanan

yang diberikan berjalan lancar dan baik. Tempat untuk menunggu antrian pun

belum memberikan kenyamanan kepada peserta karena keterbatasan tempat

sehingga ada peserta yang tidak kebagian tempat duduk dan terpaksa berdiri untuk

menunggu antrian pelayanan di kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang.

Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang juga belum

menyediakan lahan parkir untuk peserta yang datang sehingga peserta yang

datang memarkir kendaraannya di pinggir jalan yang dijaga oleh penjaga parkir.

Hal ini menyebabkan kemacetan apabila ada mobil yang datang dari arah yang

berlawanan karena sebagian jalan sudah dipakai untuk area parkir kendaraan

peserta yang datang ke kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan.

4.5.3 Opportunities (peluang)

Opportunities yang berkaitan berbagai situasi yang menguntungkan bagi

suatu organisasi. Pada temuan lapangan dengan dibentuknya BPJS

Ketenagakerjaan menciptakan banyak peluang untuk meningkatkan kualitas

penyelengaraan program jaminan sosial diantaranya cakupan kepesertaan tidak

hanya terbatas pada tenaga kerja dan perusahaan saja melainkan seluruh

Page 183: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

166

masyarakat Indonesia diwajibkan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan agar

semua elemen masyarakat dapat merasakan manfaat program jaminan sosial BPJS

Ketenagakerjaan.

Selain itu, adanya kerja sama yang dapat dilakukan BPJS Ketenagakerjaan

dengan lembaga Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dapat meningkatkan

kualitas penyelenggaraan program jaminan sosial karena pemerintah dapat

dilibatkan dalam proses penyelenggaraan jaminan sosial dimana sebelumnya

pemerintah hanya dilibatkan melalui Dinas Ketenagakerjaan dan Kementerian

Ketenagakerjaan saja sehingga diharapkan Pemerintah juga ikut andil dalam

meningkatkan kualitas penyelenggaraan program jaminan sosial seperti dalam

pemberian sanksi administratif kepada peserta dan dalam proses pengawasan dan

pemeriksaan kepada peserta maupun calon peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Dengan adanya service blue print membuat BPJS Ketenagakerjaan dapat

melayani peserta dengan maksimal karena setiap peserta mendapatkan waktu

pelayanan maksimal 30 menit sehingga pelayanan akan berjalan dengan baik dan

lancar. Peserta juga akan merasa puas karena pelayanannya cepat dan tidak

membuat peserta menunggu lama sehingga diharapkan mampu meningkatkan

kepuasan peserta yang menerima pelayanan dari BPJS Ketenagakerjaan.

Bagi buruh dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan maka akan

meningkatkan kesejahteraannya karena manfaat yang diberikan program jaminan

sosial BPJS Ketenagakerjaan. Buruh tidak perlu lagi menanggung biaya

pengobatan kalau mengalami kecelakaan saat bekerja dan mendapatkan santunan

dari BPJS Ketenagakerjaan apabila telah meninggal dunia serta mendapatkan

Page 184: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

167

beasiswa bagi anak dari peserta tersebut. Buruh juga akan mempunyai tabungan

hari tua apabila sudah tidak bekerja lagi atau mencapai usia pensiun yang terdapat

pada jaminan pensiun dan jaminan hari tua sehingga buruh mempunyai tabungan

yang akan bermanfaat untuk hari tuanya. Dengan begitu akan meningkatkan

kesejahteraan untuk buruh dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan karena

berbagai manfaat dari program jaminan sosial yang diselenggarakan BPJS

Ketenagakerjaan.

Bagi perusahaan dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan maka akan

mengurangi beban biaya pengobatan ketika buruh mengalami kecelakaan kerja

karena seluruhnya sudah ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan sehingga akan

menguntungkan perusahaan. Selain itu, akan meningkatkan produktivitas kerja

dari buruh karena sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan karena

terciptanya lingkungan kerja yang kondusif dan mencipatkan suasana tenang bagi

buruh saat bekerja karena perusahaannya sudah menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan.

4.5.4 Threats (ancaman)

Threats yang berkaitan dengan faktor-faktor yang tidak menguntungkan

suatu organisasi. Pada temuan lapangan ancaman yang akan mempengaruhi

kinerja BPJS Ketenagakerjaan adalah aksi demo yang dilakukan buruh sebagai

bentuk ketidakpuasan buruh akan kinerja dan kebijakan yang dijalankan oleh

BPJS Ketenagakerjaan. Buruh akan melakukan aksi protes dengan melakukan

demo kepada BPJS Ketenagakerjaan yang menuntut adanya perbaikan di BPJS

Ketenagakerjaan agar kinerja dari BPJS Ketenagakerjaan dapat lebih baik lagi.

Page 185: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

168

Kebijakan yang dijalankan juga akan diperbaiki agar tidak merugikan buruh

nantinya seperti kebijakan dari Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015

Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua yang dinilai buruh sangat

merugikannnya karena BPJS Ketenagakerjaan mempersulit buruh dalam

mendapatkan manfaat dari jaminan hari tua sehingga buruh melakukan demo agar

kebijakan tersebut diperbaiki lagi.

Ancaman yang datang dari perusahaan itu seperti perusahaan tidak menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan karena tidak mau membayar iuran yang sangat

membebankan perusahaan terutama perusahaan yang mempunyai penghasilan

yang tidak besar sehingga akan menghambat pertumbuhan kepesertaan dari BPJS

Ketenagakerjaan. Perusahaan juga menyampaikan keluhan kepada BPJS

Ketenagakerjaan terkait iuran yang harus dibayarkan agar diringankan dan

pelayanan yang diberikan harus lebih baik lagi.

Ancaman dari perusahaan dan buruh ini juga akan berdampak pada

pertumbuhan kepesertaan dari BPJS Ketenagakerjaan karena buruh dan

perusahaan tidak mau menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Pertumbuhan

kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan akan berjalan lambat dan program jaminan

sosial dari BPJS Ketenagakerjaan tidak akan berjalan dengan efektif karena

manfaatnya belum dapat dirasakan oleh seluruh buruh dan perusahaan di Kota

Tangerang.

Page 186: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

169

Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang telah menyiapkan strategi

yang akan dijalankannya nanti untuk memperbaiki kelemahan yang masih

dimiliki, serta memperkuat strategi yang sedang dijalankan oleh BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang. BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang akan

melakukan kerja sama dengan Bank BRI dalam hal meningkatkan pertumbuhan

kepesertaan. Bank BRI akan memberikan himbauan kepada calon peserta yang

akan mengajukan kredit untuk membeli motor atau mobil untuk menjadi peserta

BPJS Ketenagakerjaan terlebih dahulu agar calon peserta tersebut dapat

dilindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan ketika mengalami kecelakaan kerja atau

kematian karena biayanya sudah ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan dan

pembayaran kredit pada motor atau mobil tersebut dapat berjalan lancar.

BPJS Ketenagakerjaan juga akan melakukan kerja sama dengan Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kota Tangerang agar

perusahaan yang telat membayar iuran dan tidak membayar iuran dapat disita oleh

KPKNL Kota Tangerang. Dengan begitu diharapkan akan memberikan efek jera

kepada perusahaan agar selalu membayar iurannya setiap bulan kepada BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang.

Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan akan meningkatkan kompetensi dari

marketing officer dan relationship officer agar meningkatkan kualitas

penyelenggaraan program jaminan sosial. BPJS Ketenagakerjaan akan

melaksanakan diklat kepada marketing officer dan relationship officer agar

kompetensinya semakin baik dan menjalankan tugasnya dengan baik sesuai

bidangnya.

Page 187: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

170

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang juga akan meningkatkan intensitas

pertemuan dengan serikat buruh atau dengan buruhnya langsung untuk

memberikan sosialisasi tentang program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.

Disamping itu, BPJS Ketenagakerjaan akan mendapatkan informasi mengenai

perusahaan yang belum menjadi peserta berdasarkan informasi dari serikat buruh

tersebut.

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang akan melakukan sosialisasi kepada

peserta maupun calon peserta BPJS Ketenagakerjaan terutama tentang program

jaminan pensiun yang baru diterapkan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Sosialisasi ini

akan sangat bermanfaat bagi peserta maupun calon peserta agar mengetahui

informasi mengenai program jaminan pensiun ini agar nantinya peserta sudah

mengetahui tentang tata cara pengambilan jaminan pensiun serta pembayaran

iuran jaminan pensiun.

Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan akan meningkatkan sosialisasi melalui

media cetak dan media elektronik. Sosialisasi melalui media cetak dilakukan

dengan membuat spanduk dan baleho yang akan dipasang di tempat yang strategis

agar mudah dilihat masyarakat secara luas. Sosialisasi melalui media elektronik

dilakukan dengan membuat iklan yang akan tayang di televisi dan melalui internet

seperti informasi yang akan didapatkan peserta ketika mengakses website BPJS

Ketenagakerjaan.

Page 188: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

171

Berdasarkan strategi yang telah dipaparkan maka peneliti mendukung strategi

yang akan dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang ke depannya.

Strategi itu sudah sejalan dengan teori teknik analisis SWOT dalam Siagian

(2008:172) yang terdiri dari strengths, weaknesses, opportunities, threats karena

strategi itu akan membantu BPJS Ketenagakerjaan memperbaiki kelemahan dari

strategi yang sedang dijalankan sekarang seperti meningkatkan pertumbuhan

kepesertaan dan memanfaatkan peluang yang diciptakan ketika BPJS

Ketenagakerjaan dibentuk seperti perluasan cakupan kepesertaan.

Oleh karena itu, strategi tersebut akan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki

BPJS Ketenagakerjaan untuk memperbaiki kelemahan yang masih ada dalam

BPJS Ketenagakerjaan serta BPJS Ketenagakerjaan akan memanfaatkan peluang

yang ada seperti cakupan kepesertaan yang semakin luas dan meminimalisir

ancaman yang akan diterima BPJS Ketenagakerjaan.

Strategi yang akan dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang ke

depannya sudah melalui pengamatan lingkungan baik lingkungan internal maupun

lingkungan eksternal. Lingkungan internal meliputi kekuatan dan kelemahan,

sedangkan lingkungan eksternal meliputi peluang dan ancaman di BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang.

Selain itu, strategi yang akan digunakan BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang ke depannya merupakan pengembangan rencana jangka panjang

karena secara perlahan-lahan akan meningkatkan kualitas penyelenggaraan

program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan. Strategi itu juga merupakan

Page 189: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

172

pelaksanaan dari visi BPJS Ketenagakerjaan yaitu Menjadi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia, terpercaya, bersahabat, dan unggul dalam

operasional dan pelayanan dan misi BPJS Ketenagakerjaan yaitu memberikan

perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan keluarga, menjadi terpercaya untuk

memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas,

dan berperan serta dalam pembangunan.

Disamping itu, strategi yang akan dilaksanakan oleh BPJS Ketenagakerjaan

tersebut berdasarkan hasil evaluasi atas strategi sebelumnya. Evaluasi ini

dilakukan agar dapat memperbaiki kekurangan pada strategi sebelumnya sehingga

strategi yang akan dijalankan nanti akan berjalan dengan lebih baik dan

meningkatkan kualitas penyelenggaraan program jaminan sosial BPJS

Ketenagakerjaan. Hasil evaluasi menunjukan secara tepat kelemahan-kelemahan

yang dimiliki oleh strategi sebelumnya sehingga mendorong untuk melakukan

tindakan perbaikan dan memecahkan masalah yang terdapat pada strategi

sebelumnya.

Adapun peneliti menggunakan analisis SWOT dalam penelitiannya,

dikarenakan disesuaikan dengan adanya permasalahan yang ada, maka dengan itu

penemuan di lapangan yang berhubungan dengan judul peneliti yaitu Strategi

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Meningkatkan

Kesejahteraan Buruh di Kota Tangerang dapat dibuat Matriks analisis SWOT,

seperti di bawah ini :

Page 190: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

173

Tabel 4.5

Matriks Analisis SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Strengths Weaknesses

a. Bisa bekerja sama

dengan lembaga

pemerintah

b. Adanya penambahan

manfaat pada program

jaminan sosial

c. Diperkuatnya sanksi

yang diberikan

kepada perusahaan

dan buruh.

d. Waktu pelayanan

maksimal 30 menit

e. Ada fasilitas mobil

mandiri dari bank

mandiri

f. Pelayanan online

melalui e-service

g. Pembangunan kantor

cabang baru BPJS

Ketenagakerjaan Kota

Tangerang

a. Belum berubahnya

pola pikir perusahaan

dan buruh tentang

program jaminan

sosial

b. Kurangnya sosialisasi

kepada buruh

c. Pertumbuhan

kepesertaan berjalan

lambat

d. Kurangnya kesadaran

perusahaan

e. Terbatasnya tempat

bagi peserta di kantor

cabang BPJS

Ketenagakerjaan

f. Belum tersedianya

lahan parkir

g. Buruh tidak setuju

terhadap perubahan

regulasi JHT

h. Kurangnya pembinaan

yang dilakukan oleh

BPJS Ketenagakerjaan

i. Beban iuran

perusahaan bertambah

Opportunities Strategi SO Strategi WO

a. Peserta tidak

terbatas pada

tenaga kerja dan

perusahaan saja

b. Dapat

meningkatkan

kualitas

penyelenggaraan

program jaminan

sosial

c. Dapat

meningkatkan

kesejahteraan

buruh

d. Memberikan

perlindungan dan

jaminan kepada

buruh

a. Melakukan kerja

sama dengan lembaga

pemerintah

b. Meningkatkan

kualitas pelayanan

baik pelayanan

langsung kepada

peserta maupun

pelayanan melalui e-

service

c. Memanfaatkan

penambahan manfaat

pada program jaminan

sosial untuk

menambah jumlah

kepesertaan

a. Meningkatkan

sosialisasi yang

dilakukan baik kepada

perusahaan maupun

buruh

b. Menambah pegawai

pada bidang

pemasaran

c. Memberikan sanksi

yang tegas kepada

perusahaan yang

melanggar peraturan

d. Memperbaiki sarana

dan prasarana di

kantor cabang

Page 191: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

174

Threats Strategi ST Strategi WT

a. Adanya aksi demo

yang dilakukan

buruh

b. Perusahaan masih

keberatan dengan

iuran yang harus

dibayar

c. Kurang

terciptanya

hubungan yang

baik dengan buruh

dan perusahaan

a. Melakukan evaluasi

terhadap peraturan

yang sudah berjalan

b. Memberikan

sosialisasi mengenai

manfaat yang akan

diterima perusahaan

dari jaminan sosial

c. Melakukan pertemuan

secara formal maupun

informal dengan

perusahaan dan buruh

a. Mengadakan seminar

kepada perusahaan

dan buruh

b. Melakukan pertemuan

dengan perusahaan

secara formal maupun

informal mengenai

iuran

c. Meningkatkan

intensitas pembinaan

secara langsung

kepada buruh maupun

perusahaan

(Sumber : Peneliti 2015)

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut dapat diketahui bahwa BPJS Ketenagakerjaan

memiliki strengths yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan

program jaminan sosial agar dapat berjalan lebih baik lagi dan strengths ini akan

bermanfaat untuk mendukung jalannya program jaminan sosial agar manfaatnya

dapat dirasakan seluruh masyarakat Indonesia.

BPJS Ketenagakerjaan juga masih memiliki kelemahan yang masih harus

dibenahi agar tidak menganggu jalannya program jaminan sosial sehingga

kelemah-kelemahan ini bisa ditutupi dan diperbaiki lagi. Dibentuknya BPJS

Ketenagakerjaan juga memunculkan opportunities yang menguntungkan apabila

bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya namun juga memunculkan threats

apabila kinerja BPJS Ketenagakerjaan tidak memuaskan peserta.

Page 192: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

175

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian mengenai Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Buruh di Kota Tangerang

dianalisis peneliti dengan menggunakan teori teknik analisis SWOT dalam

Siagian (2008:172) yang terdiri dari empat dimensi dalam Strengths, Weaknesses,

Opportunities, Threats.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian serta penjabaran

dari masing-masing dimensi dari teori yang digunakan, maka peneliti menarik

kesimpulan bahwa pelaksanaan strategi badan penyelenggara jaminan sosial

ketenagakerjaan dalam meningkatkan kesejahteraan buruh belum berjalan dengan

optimal. Pencapaian strategi yang belum maksimal ini tidak terlepas dari faktor-

faktor dalam penerapan strategi tersebut, adapun faktor-faktor yang menyebabkan

belum maksimalnya strategi yang dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang tersebut terdiri dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal.

Lingkungan internal atau lingkungan yang berasal dari dalam organisasi terdiri

dari faktor kekuatan dan kelemahan. Faktor kekuatan yang terdapat dalam strategi

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang untuk meningkatkan kesejahteraan buruh

diantaranya :

Page 193: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

176

BPJS Ketenagakerjaan sudah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota

Tangerang, adanya e-service yang bisa dimanfaatkan oleh peserta, adanya service

blue print untuk mempercepat pelayanan, adanya penambahan manfaat pada

program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian serta ditambah program

jaminan pensiun, adanya sosialisasi yang rutin dilakukan kepada peserta sebelum

memulai pelayanan dan adanya gedung baru untuk meningkatkan kualitas

pelayanan serta menambah kenyamanan peserta yang datang ke kantor BPJS

Ketenagakerjaan.

Faktor kelemahan antara lain : pertumbuhan kepesertaan berjalan lambat,

belum adanya marketing officer yang baru, kurangnya sosialisasi kepada buruh,

belum berubahnya pola pikir perusahaan dan buruh yang beranggapan bahwa

menjadi peserta hanya beban saja, kurangnya pembinaan kepada perusahaan dan

buruh, kurangnya kesadaran yang dimiliki perusahaan dan terbatasnya lahan

parkir.

Selain lingkungan internal, strategi BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang

untuk meningkatkan kesejahteraan juga dipengaruhi oleh lingkungan eksternal.

Lingkungan eksternal atau lingkungan yang berasal dari luar organisasi terdiri dari

faktor peluang dan ancaman. Faktor peluang antara lain: cakupan kepesertaan

tidak hanya tenaga kerja dan perusahaan saja, dapat meningkatkan kualitas

penyelenggaraan program jaminan sosial dan dapat meningkatkan kesejahteraan

terutama kesejahteraan buruh. Faktor ancaman antara lain: adanya demo yang

dilakukan buruh, perusahaan masih keberatan dengan iuran yang harus dibayar,

kurang terciptanya hubungan yang baik dengan buruh dan perusahaan.

Page 194: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

177

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi badan penyelenggara

jaminan sosial ketenagakerjaan untuk meningkatkan kesejahteraan buruh di Kota

Tangerang, maka peneliti mencoba memberikan saran-saran mengenai hasil

penelitiannya agar dapat membantu pihak badan penyelenggara jaminan sosial

ketenagakerjaan dalam pelaksanaan strategi untuk meningkatkan kesejahteraan

buruh di Kota Tangerang sebagai berikut :

1. Meningkatkan intensitas sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan kepada buruh

tidak hanya mengutamakan sosialisasi kepada perusahaan saja sehingga

informasi yang ingin disampaikan dapat tersalurkan seutuhnya kepada

buruh tidak hanya perusahaan saja sehingga apabila buruh masih ada yang

belum paham bisa langsung menanyakannya kepada pihak BPJS

Ketenagakerjaan yang melakukan sosialisasi sehingga dapat mengurangi

adanya perbedaan informasi yang disampaikan perwakilan perusahaan

kepada buruh.

2. Memberikan peluang yang lebih besar kepada perusahaan dan buruh dalam

tahap musyawarah untuk mencapai kesepakatan tentang kebijakan yang

menyangkut penyelenggaraan jaminan sosial. Hal ini dapat dilakukan

dengan tujuan mengurangi adanya protes yang dilakukan pihak buruh

maupun perusahaan karena ketidakpuasan akan kebijakan yang dijalankan

oleh BPJS Ketenagakerjaan sehingga masukan-masukan yang didapat juga

akan lebih beragam dan akan dipertimbangkan dalam skala prioritas agar

kebijakan yang dibuat sesuai dengan permasalahan yang harus segera

Page 195: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

178

ditangani. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat forum diskusi yang

dilakukan BPJS Ketenagakerjaan dengan mengundang perwakilan pihak

perusahaan dan juga buruh dalam mencapai kesepakatan akan kebijakan

yang akan diformulasikan.

3. Meningkatkan pemeriksaan serta pengawasan yang lebih ketat kepada

perusahaan yang belum menjadi peserta maupun yang belum membayar

iuran bulanan kepada BPJS Ketenagakerjaan dengan bekerja sama dengan

Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang agar fungsi pengawasan dapat

berjalan lebih baik lagi. Pengawasan juga bisa dilakukan masyarakat

maupun buruh apabila mengetahui ada perusahaan di sekitar lingkungan

masyarakat atau buruh yang bekerja di perusahaan tersebut ternyata belum

menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan maka bisa melaporkan perusahaan

tersebut kepada BPJS Ketenagakerjaan agar dapat ditindaklanjuti dan agar

segera menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

4. Meningkatkan intensitas pembinaan secara langsung (face to face) kepada

perusahaan dan buruh minimal satu minggu sekali agar pembinaan yang

dilakukan dapat memberikan hasil yang maksimal.

5. BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang segera melakukan rekrutmen

pegawai untuk mengisi posisi staf marketing officer agar posisi staf

marketing officer tidak dibiarkan kosong terlalu lama dan nantinya staf

marketing officer dapat bertugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Page 196: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis: Konsep. Jakarta: PT Indeks.

Fuad, Anis dan Nugroho Kandung. 2012. Panduan Praktis Peneliti Kualitatif. Serang:

FISIP Untirta Press.

Handoko. T. Hani. 2011. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu. 2011. Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta:

Andi.

Husni, Lalu. 2014. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Iriantara, Yosal. 2004. Manajemen Strategis Public Relations. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Khakim, Abdul. 2014. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya

Sakti.

Mangkuprawira, Tb. Sjafri. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Rachmat. 2014. Manajemen Strategik. Bandung: CV Pustaka Setia.

Rangkuti, Freddy. 2013. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi. Bandung:

PT Refika Aditama.

Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Page 197: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

JURNAL PENELITIAN

Aini, Gusti Nur. 2007. Kebijakan Pengembangan Daerah Wisata Kabupaten Kotawaringin

Barat dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Universitas Gadjah Mada:

Thesis yang tidak dipublikasikan.

Setyaningrum, Dyah Ayu. 2011. Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility

Terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat (Studi kasus pada PT APAC INTI

CORPORA). Universitas Diponegoro: Skripsi yang tidak dipublikasikan.

Saghita, Novia. 2011. Alternatif Strategi Pengelolaan Pariwisata Pulau Untung Jawa

Melalui Pendekatan Analisis SWOT. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa: Skripsi yang

tidak dipublikasikan.

SUMBER LAIN

Hukum Online. 2015. Pemerintah Diminta Beri Penjelasan Soal Gugatan UU BPJS.

Melalui, http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt54bf84a43a7a8/pemerintah-diminta-

beri-penjelasan-soal-gugatan-uu-bpjs [14/02/2015].

Tangerang Ekspres. 2015. Tak Ikut BPJS Dilaporkan ke Jaksa. Melalui,

http://tangerangekspres.com/tak-ikut-bpjs-dilaporkan-ke-jaksa/ [15/03/2015].

Radar Banten. 2015. BPJS Ketenagakerjaan Teken MOU dengan Kejati Banten. Melalui,

http://www.radarbanten.com/bpjsketenagakerjaan-teken-mou-dengan-kejati-banten/

[30/03/2015].

DOKUMEN DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang No 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Undang-Undang No 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Peraturan Pemerintah No 85 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Hubungan Antar Lembaga

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Peraturan Pemerintah No 86 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi

Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap

Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran Dalam

Penyelenggaraan Jaminan Sosial.

Peraturan Pemerintah No 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.

Peraturan Pemerintah No 45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

Pensiun.

Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

Hari Tua.

Page 198: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

No 46 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua.

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No 19 Tahun 2015 Tentang Tata

Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua.

Page 199: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

LAMPIRAN

Page 200: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

             KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

   UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA        FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK                      Program Studi:  1. Ilmu Administrasi Negara

 2. Ilmu komunikasi 3. Ilmu Pemerintahan

Jalan Raya Jakarta KM.4 Phone (0254) 280330 Ext. 228, Fax. (0254) 281245 Pakupatan Serang Bantenurl: http://www.fisip-untirta.ac.id, Email: [email protected]

Nomor  :            /UN.43.6.1/PG/2014 27 Oktober 2014Lampiran  :   -  Perihal  :  Permohonan Ijin Mencari Data   

Kepada Yth.Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kota Tangerang   di      Tempat  Dengan Hormat,Sehubungan dengan diselenggarakannya kegiatan riset mahasiswa kami di IlmuAdministrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan AgengTirtayasa, maka kami yang bertanda tangan di bawah ini memberikan tugas kepadamahasiswa berikut ini untuk mencari data yang dibutuhkan, Nama : Raden Dendy Yudha PNIM : 6661110702

 Semester : VIIMata Kuliah : skripsiJudul : Persepsi Buruh Tentang Badan

Penyelenggara Jaminan SosialKetenagakerjaan di Kota Tangerang

Datadiperlukan

: 1. Data Organisasi Dinas Ketenagerjaan Kota Tangerang2. Data Wawancara dengan Kepala dan Pegawai Dinas Ketenagakerjaan KotaTangerang3. Informasi dan data terkait buruh, perusahaan dan umk Kota Tangerang

Untuk itu kami berharap dan memohon kepada Bapak/ Ibu untuk dapat memberikanizin guna mencari data yang dibutuhkan mahasiswa tersebut.

Demikian surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kamimengucapkan terima kasih.  

                                   Ketua Program StudiIlmu Administrasi Negara

                                      

Rina Yulianti, S.IP, M.SiNIP. 197407052006042011

Page 201: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

             KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

   UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA        FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK                      Program Studi:  1. Ilmu Administrasi Negara

 2. Ilmu komunikasi 3. Ilmu Pemerintahan

Jalan Raya Jakarta KM.4 Phone (0254) 280330 Ext. 228, Fax. (0254) 281245 Pakupatan Serang Bantenurl: http://www.fisip-untirta.ac.id, Email: [email protected]

Nomor  :            /UN.43.6.1/PG/2014 27 Oktober 2014Lampiran  :   -  Perihal  :  Permohonan Ijin Mencari Data   

Kepada Yth.Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang   di      Tempat  Dengan Hormat,Sehubungan dengan diselenggarakannya kegiatan riset mahasiswa kami di IlmuAdministrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan AgengTirtayasa, maka kami yang bertanda tangan di bawah ini memberikan tugas kepadamahasiswa berikut ini untuk mencari data yang dibutuhkan, Nama : Raden Dendy Yudha PNIM : 6661110702

 Semester : VIIMata Kuliah : skripsiJudul : Persepsi Buruh Tentang Badan

Penyelenggara Jaminan SosialKetenagakerjaan di Kota Tangerang

Datadiperlukan

: 1. Data Organisasi Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang2. Data Wawancara dengan Kepala dan Pegawai Dinas Ketenagakerjaan KotaTangerang3. Informasi dan data terkait buruh, perusahaan, umk Kota Tangerang

Untuk itu kami berharap dan memohon kepada Bapak/ Ibu untuk dapat memberikanizin guna mencari data yang dibutuhkan mahasiswa tersebut.

Demikian surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kamimengucapkan terima kasih.  

                                   Ketua Program StudiIlmu Administrasi Negara

                                      

Rina Yulianti, S.IP, M.SiNIP. 197407052006042011

Page 202: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

             KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

   UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA        FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK                      Program Studi:  1. Ilmu Administrasi Negara

 2. Ilmu komunikasiJalan Raya Jakarta KM.4 Phone (0254) 280330 Ext. 228, Fax. 0254-281245 Pakupatan Serang Banten

url: http://www.fisip-untirta.ac.id, Email: [email protected]

Nomor  :            /UN.43.6.1/PG/2014 05 Nopember 2014Lampiran  :   -  Perihal  :  Permohonan Ijin Mencari Data   

Kepada Yth.Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Tangerang I   di      Tempat  Dengan Hormat,Sehubungan dengan diselenggarakannya kegiatan riset mahasiswa kami di IlmuAdministrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan AgengTirtayasa, maka kami yang bertanda tangan di bawah ini memberikan tugas kepadamahasiswa berikut ini untuk mencari data yang dibutuhkan, Nama : Raden Dendy Yudha PNIM : 6661110702

 Semester : VIIMata Kuliah : skripsiJudul : Persepsi Buruh Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan di Kota TangerangDatadiperlukan

: 1. Jumlah Kepesertaan yang belum dan sudah jadi peserta tahun 2013dan 20142. Jumlah Perusahaan daftar sebagian dan jumlah potensikepesertaan3. Laporan Eksekutif Summary4. Jumlah PembayaranSantunan Langsung dan Tidak langsung

Untuk itu kami berharap dan memohon kepada Bapak/ Ibu untuk dapat memberikanizin guna mencari data yang dibutuhkan mahasiswa tersebut.

Demikian surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kamimengucapkan terima kasih.  

                                   Ketua Program StudiIlmu Administrasi Negara

                                      

Rahmawati, S.Sos, M.SiNIP. 197905252005012001

Page 203: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

             KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

   UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA        FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK                      Program Studi:  1. Ilmu Administrasi Negara

 2. Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Pemerintahan

Jalan Raya Jakarta KM.4 Phone (0254) 280330 Ext. 228, Fax. 0254-281245 Pakupatan Serang Bantenurl: http://www.fisip-untirta.ac.id, Email: [email protected]

Nomor  :            /UN.43.6.1/PG/2015 22 Juni 2015Lampiran  :   -  Perihal  :  Permohonan Ijin Mencari Data   

Kepada Yth.Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang   di      Tempat  Dengan Hormat,Sehubungan dengan diselenggarakannya kegiatan riset mahasiswa kami di IlmuAdministrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan AgengTirtayasa, maka kami yang bertanda tangan di bawah ini memberikan tugas kepadamahasiswa berikut ini untuk mencari data yang dibutuhkan, Nama : Raden Dendy Yudha PNIM : 6661110702

 Semester : VIIIMata Kuliah : skripsiJudul : Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk

meningkatkan kesejahteraan buruh di Kota TangerangDatadiperlukan

: 1. Wawancara dengan Kepala dan Pegawai BPMTSP2. Data terkait BPMTSP

Untuk itu kami berharap dan memohon kepada Bapak/ Ibu untuk dapat memberikanizin guna mencari data yang dibutuhkan mahasiswa tersebut.

Demikian surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kamimengucapkan terima kasih.  

                                   Ketua Program StudiIlmu Administrasi Negara

                                      

Rahmawati, S.Sos, M.SiNIP. 197905252005012001

Page 204: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

             KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

   UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA        FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK                      Program Studi:  1. Ilmu Administrasi Negara

 2. Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Pemerintahan

Jalan Raya Jakarta KM.4 Phone (0254) 280330 Ext. 228, Fax. 0254-281245 Pakupatan Serang Bantenurl: http://www.fisip-untirta.ac.id, Email: [email protected]

Nomor  :            /UN.43.6.1/PG/2015 22 Juni 2015Lampiran  :   -  Perihal  :  Permohonan Ijin Mencari Data   

Kepada Yth.Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kota Tangerang   di      Tempat  Dengan Hormat,Sehubungan dengan diselenggarakannya kegiatan riset mahasiswa kami di IlmuAdministrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan AgengTirtayasa, maka kami yang bertanda tangan di bawah ini memberikan tugas kepadamahasiswa berikut ini untuk mencari data yang dibutuhkan, Nama : Raden Dendy Yudha PNIM : 6661110702

 Semester : VIIIMata Kuliah : skripsiJudul : Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Untuk

Meningkatkan Kesejahteraan Buruh di Kota TangerangDatadiperlukan

: 1. Data dan Wawancara dengan Kepala dan Pegawai Badan Penanaman Modaldan Pelayanan Terpadu Satu pintu Kota Tangerang

Untuk itu kami berharap dan memohon kepada Bapak/ Ibu untuk dapat memberikanizin guna mencari data yang dibutuhkan mahasiswa tersebut.

Demikian surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kamimengucapkan terima kasih.  

                                   Ketua Program StudiIlmu Administrasi Negara

                                      

Rahmawati, S.Sos, M.SiNIP. 197905252005012001

Page 205: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

             KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

   UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA        FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK                      Program Studi:  1. Ilmu Administrasi Negara

 2. Ilmu Komunikasi 3. Ilmu Pemerintahan

Jalan Raya Jakarta KM.4 Phone (0254) 280330 Ext. 228, Fax. 0254-281245 Pakupatan Serang Bantenurl: http://www.fisip-untirta.ac.id, Email: [email protected]

Nomor  :            /UN.43.6.1/PG/2015 03 Agustus 2015Lampiran  :   -  Perihal  :  Permohonan Ijin Mencari Data   

Kepada Yth.Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Banten   di      Tempat  Dengan Hormat,Sehubungan dengan diselenggarakannya kegiatan riset mahasiswa kami di IlmuAdministrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan AgengTirtayasa, maka kami yang bertanda tangan di bawah ini memberikan tugas kepadamahasiswa berikut ini untuk mencari data yang dibutuhkan, Nama : Raden Dendy Yudha PNIM : 6661110702

 Semester : VIIIMata Kuliah : skripsiJudul : Strategi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Untuk

Meningkatkan Kesejahteraan Buruh di Kota TangerangDatadiperlukan

: Surat Rekomendasi untuk Penelitian di Kota Tangerang

Untuk itu kami berharap dan memohon kepada Bapak/ Ibu untuk dapat memberikanizin guna mencari data yang dibutuhkan mahasiswa tersebut.

Demikian surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kamimengucapkan terima kasih.  

                                   Ketua Program StudiIlmu Administrasi Negara

                                      

Rahmawati, S.Sos, M.SiNIP. 197905252005012001

Page 206: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 207: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 208: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 209: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 210: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 211: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 212: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 213: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 214: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 215: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 216: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 217: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 218: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 219: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 220: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 221: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.
Page 222: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

Dalam upaya memperoleh data, penelitian tentang Strategi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dengan menggunakan wawancara sebagai

metode utama dalam melakukan pengkajian data secara mendalam. Peneliti

menyusun pedoman wawancara yang ditujukan kepada BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang (I1) sesuai dengan indikator dari teori yang digunakan dalam

penelitian ini.

1. Strengths

a. Apa saja strengths yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

b. Bagaimana penerapan sanksi hukum apabila ada perusahaan atau buruh

yang belum menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan?

c. Bagaimanakah petugas pengawasan BPJS Ketenagakerjaan menjalankan

fungsi pengawasan?

d. Bagaimana bentuk kerja sama dengan lembaga pemerintah dan

manfaatnya bagi BPJS Ketenagakerjaan?

e. Apakah dampak yang akan diberikan nantinya dengan adanya kantor

cabang baru BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang?

2. Weaknesses

a. Apa kelemahan yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

b. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan kepesertaan

melambat?

Page 223: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

c. Apa saja langkah-langkah yang akan dilakukan BPJS Ketenagakerjaan

untuk meningkatkan kesadaran perusahaan dan buruh tentang pentingnya

program jaminan sosial?

d. Apa langkah-langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan

koordinasi dan komunikasi dengan Dinas Ketenagakerjaan?

e. Apa saja pembinaan yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan terhadap

perusahaan dan buruh?

3. Opportunities

a. Apa peluang yang dimiliki dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

b. Bagaimana BPJS Ketenagakerjaan memanfaatkan peluang yang

didapatkan?

4. Threats

a. Apa saja ancaman yang ada di BPJS Ketenagakerjaan?

b. Bagaimana cara BPJS Ketenagakerjaan menghadapi ancaman dari

perusahaan dan buruh?

Page 224: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

Dalam upaya memperoleh data, penelitian tentang Strategi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dengan menggunakan wawancara sebagai

metode utama dalam melakukan pengkajian data secara mendalam. Peneliti

menyusun pedoman wawancara yang ditujukan kepada buruh (I2), perusahaan

(I3), serikat buruh (I4), APINDO (I5),Pemerintah Kota Tangerang (I6), Peserta

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang (I7) sesuai dengan indikator dari teori

yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Strengths

a. Apa saja manfaat program jaminan sosial bagi buruh dan perusahaan?

b. Bagaimana bentuk kerja sama yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan

dengan Pemerintah Kota Tangerang?

c. Apakah pelayanan yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan sudah baik dan

cepat kepada peserta?

2. Weaknesses

a. Apa kelemahan yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

b. Apakah buruh sudah mengetahui cek saldo JHT bisa melalui handphone?

c. Apakah kesadaran yang dimiliki perusahaan terhadap program jaminan

sosial BPJS Ketenagakerjaan masih kurang?

d. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan untuk

meningkatkan kesadaran perusahaan dan buruh tentang pentingnya

program jaminan sosial?

e. Apa langkah-langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan

koordinasi dan komunikasi dengan dinas ketenagakerjaan?

f. Bagaimanakah sistem untuk mendapatkan pelayanan disini?

3. Opportunities

a. Apa peluang yang dimiliki dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

4. Threats

a. Apa saja ancaman yang ada di BPJS Ketenagakerjaan?

Page 225: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Senin, 27 Juli 2015

Waktu : 08.30 WIB

Tempat : Ruang Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota

Tangerang

Nama Informan : Irwan Ibrahim

Pekerjaan/Jabatan : Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang

Q1 Apa saja strength yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

A1 a. BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang bisa bekerja sama dengan

Pemerintah Kota Tangerang. Bentuk kerja samanya berupa perjanjian

kerja sama dan kami sudah membuat MoU dengan Pemerintah Kota

Tangerang seperti dengan BPMPTSP Kota Tangerang dan Dinas

Ketenagakerjaan Kota Tangerang.

b. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan 4 program jaminan sosial

yang diantaranya adalah jaminan kecelakaan kerja,jaminan kematian,

jaminan hari tua dan jaminan pensiun sebagai ganti jaminan

pemeliharaan kesehatan. Dari 4 program itu ada 2 yang manfaatnya

ditingkatkan untuk peserta, yaitu program jaminan kecelakaan kerja

dan jaminan kematian. Selain itu, dengan adanya program pensiun ini

akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup

buruh ke depannya nanti.

c. Untuk pengawasan BPJS Ketenagakerjaan sudah memiliki petugas

sendiri yang akan melakukan pengawasan terhadap peserta yang

melanggar aturan dan akan dikenakan sanksi hukum sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Petugas pegawasan ini nantinya akan tetap

berkoordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan dan sekarang ditambah

dengan Badan Perizinan juga untuk membantu pengawasan yang

dilakukan kepada peserta.

Q2 Bagaimana penerapan sanksi hukum apabila ada perusahaan atau buruh

Page 226: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

yang belum menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan?

A2 Dalam memberikan sanksi BPJS Ketenagakerjaan akan melakukan

pemeriksaan dari data perusahaan dan buruh yang kami miliki. Kalau

perusahaan atau buruh ternyata melanggar peraturan maka akan segera

diberikan sanksi oleh petugas pengawas kami seperti diberikan teguran

tertulis kalau masih melanggar juga diberikan denda dan yang terakhir

perusahaan dan buruh tidak mendapatkan pelayanan publik dari

Pemerintah.

Q3 Bagaimanakah petugas pengawasan BPJS Ketenagakerjaan menjalankan

fungsi pengawasan?

A3 Untuk pengawasan BPJS Ketenagakerjaan sudah memiliki petugas

sendiri yang akan melakukan pengawasan terhadap peserta yang

melanggar aturan dan akan dikenakan sanksi hukum sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Petugas pegawasan ini nantinya akan tetap

berkoordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan dan sekarang ditambah

dengan Badan Perizinan juga untuk membantu pengawasan yang

dilakukan kepada peserta.

Q4 Bagaimana bentuk kerja sama dengan lembaga pemerintah dan

manfaatnya bagi BPJS Ketenagakerjaan?

A4 Bentuk kerja samanya berupa perjanjian kerja sama dan kami sudah

membuat MoU dengan Pemerintah Kota Tangerang seperti dengan

BPMPTSP Kota Tangerang dan Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang.

Q5 Apakah dampak yang akan diberikan nantinya dengan adanya kantor

cabang baru BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang?

A5 Diharapkan mampu memperbaiki pelayanan kepada peserta agar

pelayanan dapat berjalan lebih baik lagi. Dibangunnya kantor baru itu

diharapkan mampu memberikan kenyamanan yang lebih baik bagi

peserta yang datang ke kantor cabang dan juga diharapkan kinerja dari

pegawai akan lebih baik lagi.

Q6 Apa kelemahan yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

Page 227: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

A6 a. Kelemahan BPJS Ketenagakerjaan ini salah satunya masih belum bisa

merubah sepenuhnya pola pikir dari pengusaha dan buruh kalau

program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan itu merupakan suatu

kebutuhan yang harus dipenuhi bukan lagi hanya kewajiban dalam

membayar iurannya. Pemahaman dari pengusaha maupun buruh masih

kurang karena masih beranggapan menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan itu hanya membayar iuran saja padahal manfaat dari

program jaminan sosial ini sangat besar sekali bagi perusahaan dan

buruh.

b. Salah satu kelemahan lainnya, yaitu masih kurang kesadaran yang

dimiliki oleh perusahaan dan juga buruh tentang pentingnya manfaat

jaminan sosial ini padahal jaminan sosial ini menjamin kesejahteraan

buruh yang bekerja di perusahaan tersebut. Perusahaan dan buruh

masih berpikir kalau menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan itu hanya

menjadi beban saja, karena kewajiban membayar iuran setiap

bulannya.

Q7 Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan kepesertaan

melambat?

A7 Seharusnya dengan menjadi BPJS Ketenagakerjaan ini kan ikut

meningkatkan laju pertumbuhan kepesertaan namun untuk saat ini belum

ada dampak yang besar terhadap pertumbuhan kepesertaan. Kurangnya

SDM di bidang marketing officer ikut mempengaruhi laju pertumbuhan

kepesertaan karena sebelum terjadinya mutasi di BPJS Ketenagakerjaan

Kota Tangerang ini hanya memiliki 1 marketing officer dan setelah

terjadi mutasi belum ada yang menggantikannya. Sementara tugas

marketing officer diberikan kepada relationship officer dan BPJS

Ketenagakerjaan sudah membuka open rekrutmen untuk menambah

pegawai yang ada saat ini.

Q8 Apa saja langkah-langkah yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan untuk

meningkatkan kesadaran perusahaan dan buruh tentang pentingnya

Page 228: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

program jaminan sosial?

A8 Untuk meningkatkan lagi kesadaran akan pentingnya jaminan sosial kami

melakukan sosialisasi kepada perusahaan supaya perusahaan dan buruh

mengerti dan memahami tentang manfaat jaminan sosial yang akan

diterima setelah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Q9 Apa langkah-langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan

koordinasi dan komunikasi dengan Dinas Ketenagakerjaan?

A9 Dalam menyelenggarakan jaminan sosial ini sangat diperlukan koordinasi

dan komunikasi dengan dinas dinas terkait di Kota Tangerang, maka dari

itu BPJS Ketenagakerjaan sudah membuat kerja sama dalam bentuk MoU

dengan Dinas Ketenagakerjaan dalam bidang pengawasan dan

pemeriksaan ke perusahaan dan buruh agar terjalin koordinasi dan

komunikasi yang baik.

Q10 Apa peluang yang dimiliki dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

A10 Banyak peluang yang didapat seperti cakupan kepesertaan lebih luas

karena tidak hanya terbatas pada perusahaan dan tenaga kerja saja

melainkan seluruh masyarakat Indonesia wajib menjadi peserta. Selain

itu, dengan adanya kerja sama dengan pemerintah mampu meningkatkan

lagi kualitas penyelenggaraan jaminan sosial dan adanya penambahan

manfaat dalam program jaminan sosial akan berdampak pada

kesejahteraan peserta nantinya.

Q11 Bagaimana BPJS Ketenagakerjaan memanfaatkan peluang yang

didapatkan?

A11 Memanfaatkannya dengan mengadakan kerja sama dengan Pemerintah

Kota Tangerang untuk proses pengawasan dan pemeriksaan kepada

peserta maupun calon peserta dan dalam pemberian sanksi administratif

yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang sehingga

diharapkan masyarakat Kota Tangerang sudah menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan seluruhnya nanti.

Q12 Apa saja ancaman yang ada di BPJS Ketenagakerjaan?

Page 229: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

A12 Faktor ketidakpuasan terhadap kebijakan yang diambil pemerintah terkait

program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan ini biasanya membuat

buruh dan juga perusahaan protes terhadap kebijakan itu terutama buruh

yang biasanya akan melakukan demo apabila kebijakan yang dikeluarkan

BPJS Ketenagakerjaan tidak sesuai keinginannya.

Q13 Bagaimana cara BPJS Ketenagakerjaan menghadapi ancaman dari

perusahaan dan buruh?

A13 Solusinya itu kami mempelajari dahulu kesalahannya dan ikut

mempertimbangkan aspirasi dari buruh maupun perusahaan dalam

melakukan perbaikan peraturan di BPJS Ketenagakerjaan ini contohnya

seperti peraturan baru tentang jaminan hari tua yang tidak disetujui oleh

buruh. BPJS Ketenagakerjaan mengkaji ulang peraturan itu dan

merevisinya dengan ikut mempertimbangkan usulan buruh di dalamnya.

Page 230: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Selasa, 28 Juli 2015

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Ruang Kepala Bidang Pemasaran Formal

Nama Informan : Efa Zuryadi

Pekerjaan/Jabatan : Kepala Bidang Pemasaran Formal

Q1 Apa saja strength yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

A1 a. Salah satu keunggulan dari BPJS Ketenagakerjaan ini sekarang bisa

membuat perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Pusat maupun

Daerah. BPJS Ketenagakerjaan juga sudah bekerja sama dengan

Pemerintah Kota Tangerang dalam bentuk MoU terutama dengan

Dinas Ketenagakerjaan dan BPMPTSP Kota Tangerang.

b. BPJS Ketenagakerjaan telah mempunyai 4 program jaminan sosial

seperti program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan

hari tua, dan jaminan pensiun. Selain itu, ada peningkatkan manfaat

pada program jaminan kecelakaan kerja dan kematian dan juga adanya

jaminan pensiun diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan

buruh nantinya.

Q2 Bagaimana bentuk kerja sama dengan lembaga pemerintah dan

manfaatnya bagi BPJS Ketenagakerjaan?

A2 BPJS Ketenagakerjaan juga sudah bekerja sama dengan Pemerintah Kota

Tangerang dalam bentuk MoU terutama dengan Dinas Ketenagakerjaan

dan BPMPTSP Kota Tangerang.

Q3 Apa kelemahan yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

A3 a. Disini BPJS Ketenagakerjaan masih ingin merubah pola pikir dari

pengusaha dan buruh sehingga membuat program jaminan sosial

sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi karena manfaatnya sangat

besar baik bagi perusahaan maupun bagi buruh itu sendiri. Program

jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan ini merupakan suatu kebutuhan

yang harus ada dalam setiap pekerja ataupun berjalannya perusahaan

untuk menjamin apabila nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

dalam lingkungan kerjanya.

b. Masih kurang kesadaran yang dimiliki perusahaan dan buruh tentang

jaminan sosial ini maka dari itu juga menyebabkan pertumbuhan

kepesertaan tidak berjalan dengan cepat. Perusahaan dan buruh masih

menganggap membayar iuran setiap bulannya ke BPJS

Ketenagakerjaan sebagai beban dan tidak melihat manfaat yang akan

didapat dari jaminan sosial kepada perusahaan dan buruh.

Page 231: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

Q4 Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan kepesertaan

melambat?

A4 Untuk pertumbuhan kepesertaan sendiri masih belum cepat hal ini

dikarenakan berubahnya Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan

belum memberikan dampak yang besar untuk kepesertaan. Kekurangan

SDM di bidang marketing officer juga berpengaruh terhadap laju

pertumbuhan kepesertaan dan sementara ini tugas tersebut dibebankan

kepada relationship officer.

Q5 Apa saja pembinaan yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan terhadap

perusahaan dan buruh?

A5 BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang melaksanakan pembinaan

langsung ke perusahaan jika perusahaan mengundang BPJS

Ketenagakerjaan. Selain itu, pembinaan juga dilakukan melalui telepon

yang berfungsi untuk memberitahukan peserta tentang informasi terbaru

tentang BPJS Ketenagakerjaan dan apabila ada data-data dari peserta

yang masih harus dilengkapin lagi.

Q6 Apa saja langkah-langkah yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan untuk

meningkatkan kesadaran perusahaan dan buruh tentang pentingnya

program jaminan sosial?

A6 Terkait kurangnya kesadaran tersebut, langkah-langkah yang dilakukan

adalah dengan meningkatkan intensitas melakukan sosialisasi kepada

perusahaan dan sosialisasi melalui pimpinan-pimpinan perusahaannya.

Selain itu, apabila diminta perusahaan untuk sosialisasi maka kita akan

datang langsung ke perusahaan itu untuk sosialisasi lalu dengan adanya

sanksi administratif ini diharapkan mampu memberikan efek jera bagi

perusahaan yang tidak taat peraturan.

Q7 Apa peluang yang dimiliki dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

A7 Peluang yang dimiliki itu seperti kepesertaan sudah mencakup seluruh

masyarakat tidak hanya tenaga kerja dan perusahaan saja. Selain itu,

pemerintah bisa ambil peran dalam penyelenggaraan program jaminan

sosial dengan melakukan kerja sama. Produktivitas tenaga kerja juga akan

meningkat karena sudah ada yang menjamin kesejahteraan dari tenaga

kerja itu.

Q8 Bagaimana BPJS Ketenagakerjaan memanfaatkan peluang yang

didapatkan?

A8 BPJS Ketenagakerjaan sudah bekerja sama dengan Pemerintah Kota

Tangerang untuk bisa membantu dalam hal pengawasan dan pemeriksaan

kepada peserta dan yang belum menjadi peserta.

Q9 Apa saja ancaman yang ada di BPJS Ketenagakerjaan?

A9 Ancaman biasanya datang dari buruh dan perusahaan yang tidak puas

Page 232: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

dengan kebijakan yang dikeluarkan BPJS Ketenagakerjaan terutama

buruh yang sering melakukan demo untuk menyampaikan

ketidakpuasannya terhadap BPJS Ketenagakerjaan. Namun hal ini juga

bisa dijadikan pelajaran untuk memperbaiki yang masih kurang dari

program jaminan sosial ini.

Q9 Bagaimana cara BPJS Ketenagakerjaan menghadapi ancaman dari

perusahaan dan buruh?

A9 Kami akan melakukan perbaikan tentang peraturan yang diprotes oleh

buruh atau perusahaan setelah dilakukan pengkajian ulang tentang

peraturan itu seperti peraturan baru tentang JHT yang sangat diprotes oleh

buruh. Kami melakukan revisi terhadap peraturan itu dengan melihat

usulan dari buruh juga agar peraturan yang direvisi nanti dapat

disesuaikan dengan usulan dari buruh juga.

Page 233: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Rabu, 05 Agustus 2015

Waktu : 02.00 WIB

Tempat : Ruang Kepala Bidang Pelayanan

Nama Informan : Dr. Firdausyi

Pekerjaan/Jabatan : Kepala Bidang Pelayanan

Q1 Apa saja strength yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

A1 a. Dengan berubahnya PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan

diikuti dengan ditambahnya manfaat yang didapatkan dari program

jaminan sosial yang dijalankan khususnya pada program jaminan

kecelakaan kerja dan juga program jaminan kematian. Disamping itu,

sekarang sudah ada program jaminan pensiun yang bertujuan untuk

menjamin kehidupan peserta setelah pensiun bekerja nantinya.

b. Waktu pelayanan kepada peserta sekarang maksimal 30 menit yang

berpedoman pada service blue print dan tidak boleh lebih dari itu agar

peserta yang menerima pelayanan dari kami merasakan kepuasan dari

pelayanan yang diberikan. Service blue print ini juga bertujuan agar

peserta yang telah antre tidak menunggu lama untuk mendapatkan

pelayanan dari BPJS Ketenagakerjaan.

Q2 Apakah dampak yang akan diberikan nantinya dengan adanya kantor

cabang baru BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang?

A2 Dengan adanya kantor baru nanti diharapkan mampu meningkatkan

kenyamanan yang diberikan terkait ruangan tempat pelayanan

berlangsung dan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik lagi

kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Q3 Apa kelemahan yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

A3 Kami dalam memberikan pelayanan belum dapat maksimal karena

keterbatasan tempat sehingga membuat kenyamanan yang didapatkan

peserta yang datang kesini juga kurang. Kami masih belum mampu untuk

Page 234: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

melayani semua peserta yang datang kesini akan kami batasi jumlahnya

supaya pelayanan dapat berjalan dengan lancar.

Q4 Apa peluang yang dimiliki dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

A4 Dengan adanya peraturan dalam service blue print membuat waktu

pelayanan menjadi lebih cepat dan efektif, sehingga peserta juga akan

cepat dalam mengurus klaim yang dibuatnya dan pelayanan dapat

berjalan dengan lancar.

Q5 Bagaimana BPJS Ketenagakerjaan memanfaatkan peluang yang

didapatkan?

A5 Manfaatnya pelayanan yang diterima peserta yang datang akan menjadi

lebih cepat dan lebih baik lagi terutama dalam waktu pelayanan yang

diberikan dan diharapkan nantinya mampu melayani seluruh peserta yang

datang kesini.

Q6 Apa saja ancaman yang ada di BPJS Ketenagakerjaan?

A6 Ancamannya datang dari buruh dan perusahaan yang tidak puas terhadap

kinerja BPJS Ketenagakerjaan sehingga akan mempengaruhi

penyelenggaraan program jaminan sosial dan bisa dijadikan penilaian

untuk lebih baik lagi ke depannya dalam menyelenggarakan program

jaminan sosial.

Q7 Bagaimana cara BPJS Ketenagakerjaan menghadapi ancaman dari

perusahaan dan buruh?

A7 Kami akan melakukan perbaikan pelayanan yang membuat peserta tidak

nyaman dan tidak puas tentang pelayanan yang diberikan kepada peserta

agar peserta dapat merasa lebih nyaman dan puas terhadap pelayanan

kami berikan.

Page 235: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Selasa, 04 Agustus 2015

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Ruangan Pemasaran Formal

Nama Informan : Aditia Suswanto

Pekerjaan/Jabatan : Relationship Officer

Q1 Apa saja strength yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

A1 Setelah BPJS Ketenagakerjaan beroperasi penuh maka BPJS

Ketenagakerjaan memiliki program jaminan pensiun setelah sebelumnya

ada program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan

hari tua. Selain itu sekarang ada program beasiswa yang merupakan

manfaat baru pada program jaminan kecelakaan kerja dan program

jaminan kematian.

Q2 Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan kepesertaan

melambat?

A2 Sekarang tugas marketing officer sementara diberikan kepada

relationship officer jadi kalau ada relationship officer yang tidak terlalu

sibuk biasanya yang nanti bertugas ke lapangan menggantikan tugas

marketing officer. Hal ini dilakukan karena belum ada pengganti

marketing officer sebelumnya disini jadi bergantian saja sama

relationship officer yang lain karena kebetulan disini ada 5 relationship

officer yang bisa bergantian menjalani tugas marketing officer juga.

Q3 Apa saja pembinaan yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan terhadap

perusahaan dan buruh?

A3 Untuk pembinaan yang dilakukan kepada peserta itu terdapat 2 jenis

pembinaan, yaitu kami akan mendatangi perusahaan sesuai dengan

permintaan perusahaan agar melakukan pembinaan. Pihak perusahaan

akan hadir dalam pembinaan begitu juga pihak buruh yang diwakilkan

oleh serikat buruh untuk mengikuti pembinaan dan bentuk pembinaannya

itu seperti sosialisasi. Selain itu, ada pembinaan yang dilakukan dengan

menelepon perusahaan apabila ada data-data dari perusahaan itu masih

kurang dan dilakukan setiap 1 bulan sekali.

Page 236: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Selasa, 18 Agustus 2015

Waktu : 08.30 WIB

Tempat : Ruangan Pemasaran Formal

Nama Informan : Juliartha Sinulingga

Pekerjaan/Jabatan : Penata Utama Pengawasan dan Pemeriksaan

Q1 Apa saja strength yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

A1 Adanya petugas pengawasan dan pemeriksaan ini membuat BPJS

Ketenagakerjaan bisa melakukan pengawasan dan pemeriksaan secara

langsung kepada perusahaan atau buruh, tetapi petugas pengawasan tetap

bekerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan dan Perizinan juga untuk

mempermudah pengawasan juga nantinya.

Q2 Bagaimana penerapan sanksi hukum apabila ada perusahaan atau buruh

yang belum menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan?

A2 Petugas pengawas akan memberikan sanksi setelah melakukan

pemeriksaan kepada perusahaan dan buruh berdasarkan data-data yang

dimiliki BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan juga melakukan

komunikasi dengan Dinas Ketenagakerjaan untuk mengetahui perusahaan

yang belum menjadi peserta. Kalau perusahaan dan buruh terbukti

melanggar akan diberikan sanksi teguran tertulis, denda dan tidak

mendapatkan pelayanan publik.

Q3 Bagaimanakah petugas pengawasan BPJS Ketenagakerjaan menjalankan

fungsi pengawasan?

A3 Adanya petugas pengawasan dan pemeriksaan ini membuat BPJS

Ketenagakerjaan bisa melakukan pengawasan dan pemeriksaan secara

langsung kepada perusahaan atau buruh, tetapi petugas pengawasan tetap

bekerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan dan Perizinan juga untuk

mempermudah pengawasan juga nantinya.

Page 237: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Senin, 10 Agustus 2015

Waktu : 12.30 WIB

Tempat : Kantin PT Shinta Group

Nama Informan : Narto

Pekerjaan/Jabatan : Buruh

Q1 Apa saja manfaat program jaminan sosial bagi buruh dan perusahaan?

A1 Manfaatnya bagi buruh itu BPJS Ketenagakerjaan memberikan jaminan

kepada buruh kalau mengalami hal-hal yang tidak diinginkan seperti

kecelakaan kerja, kematian, dan jaminan hari tua kalau saya tidak bekerja

lagi nantinya. Selain itu, sekarang ditambah jaminan pensiun juga dan

semoga ke depannya BPJS Ketenagakerjaan ini dapat bekerja lebih baik

lagi dan program yang dijalankan dapat bermanfaat bagi pesertanya.

Q2 Apa kelemahan yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

A2 Kelemahannya masih kurang sosialisasi yang dilakukan kepada buruh

karena biasanya BPJS Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi ke

perusahaan melalui perwakilan perusahaan saja, sosialisasi seperti itu

kurang bagus harusnya kan selain ke perusahaan juga sosialisasi ke

buruhnya juga agar pemahaman tentang BPJS Ketenagakerjaan pun dapat

tersampaikan dengan baik.

Q3 Apakah buruh sudah mengetahui cek saldo JHT bisa melalui handphone?

A3 Saya tidak tahu sekarang sudah bisa cek saldo JHT dari handphone

Q4 Apa peluang yang dimiliki dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

A4 Peluang ada untuk buruh yaitu untuk menjamin hari tua nanti dan ada

yang membiayai pengobatan kalau terjadi kecelakaan saat kerja

sedangkan bagi BPJS Ketenagakerjaan penyelenggaraan jaminan sosial

dapat berjalan lebih baik lagi apabila dapat mengelolanya dengan baik.

Q5 Apa saja ancaman yang ada di BPJS Ketenagakerjaan?

A5 Ancamannya itu biasanya buruh akan melakukan demo untuk menuntut

Page 238: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

adanya perbaikan di BPJS Ketenagakerjaan agar program jaminan sosial

ini juga tidak merugikan buruh yang seharusnya memberikan manfaat

kepada buruh seperti peraturan baru tentang JHT yang baru dikeluarkan,

peraturan itu merugikan untuk buruh makanya buruh melakukan demo

sehingga aspirasi dari buruh akan tersampaikan kepada BPJS

Ketenagakerjaan agar segera dilakukan perbaikan.

Page 239: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Jumat, 21 Agustus 2015

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Pos Satpam PT Anugerah Komala Tunggal

Nama Informan : Yati

Pekerjaan/Jabatan : Satpam

Q1 Apa kelemahan yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

A1 Sosialisasi dilakukan ke perusahaannya saja nanti dari perusahaan yang

akan menyampaikan lagi ke buruhnya seharusnya buruh juga ikut

mendapatkan sosialisasi langsung dari BPJS Ketenagakerjaan supaya

lebih memahami tentang BPJS Ketenagakerjaan.

Q2 Apa peluang yang dimiliki dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

A2 Hari tua kita jadi terjamin karena sudah ada tabungan hari tua di BPJS

Ketenagakerjaan jadi kalau nanti sudah tidak bekerja lagi bisa diambil

buat keperluan sehari-hari juga jadi sudah ada jaminan buat hari tua nanti.

Page 240: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Kamis, 10 Agustus 2015

Waktu : 12.30 WIB

Tempat : Kantin PT Shinta Group

Nama Informan : Iwan Suhara

Pekerjaan/Jabatan : Ketua Pengurus Unit Kerja SPSI Kota Tangerang

Q1 Apa saja manfaat program jaminan sosial bagi buruh dan perusahaan?

A1 Tentu banyak manfaatnya program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan

ini terutama untuk menjamin hari tua buruh karena buruh sudah

mempunyai tabungan hari tua di BPJS Ketenagakerjaan yang bisa

diambil setelah masuk usia tua atau sudah tidak bekerja lagi. Semoga saja

dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan ini program jaminan sosial

dapat berjalan lancar dan sesuai pada tujuannya.

Q2 Apa kelemahan yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

A2 Kelemahannya yang paling utama adalah dalam hal sosialisasi ke buruh

ini karena biasanya BPJS Ketenagakerjaan hanya melakukan sosialisasi

ke perwakilan perusahaan saja atau jika ada kepentingan saja baru

melakukan sosialisasi ke perusahaan kalau ke buruh sendiri masih kurang

sosialisasinya seharusnya sosialisasi juga dilakukan ke buruh langsung

tidak hanya melalui perwakilan perusahannnya.

Q3 Apa peluang yang dimiliki dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

A3 Peluangnya itu seperti kesejahteraan buruh sudah ada yang menjamin

dengan adanya jaminan sosial ini terutama untuk hari tua nanti atau sudah

tidak bekerja lagi. Karena sudah ada jaminan sosial yang menjamin hari

tua buruh.

Q4 Apa saja ancaman yang ada di BPJS Ketenagakerjaan?

A4 Kalau ada peraturan dari BPJS Ketenagakerjaan yang merugikan buruh

maka buruh akan melakukan demo sebagai bentuk protes ke BPJS

Ketenagakerjaan. Contohnya seperti peraturan baru mengenai jaminan

hari tua yang baru dikeluarkan BPJS Ketenagakerjaan. Peraturan itu

merugikan buruh sehingga buruh melakukan demo kepada BPJS

Ketenagakerjaan agar peraturan baru itu diperbaiki lagi agar manfaatnya

tetap bisa dirasakan oleh buruh.

Page 241: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Jumat, 21 Agustus 2015

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Pos Satpam PT Anugerah Komala Tunggal

Nama Informan : Prihatin

Pekerjaan/Jabatan : Satpam

Q1 Apa saja manfaat program jaminan sosial bagi buruh dan perusahaan?

A1 Manfaatnya banyak seperti masa depan jadi lebih terjamin terutama buat

hari tua nanti jadi lebih terjamin dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan

ini dan semoga saja BPJS Ketenagakerjaan dapat terus meningkatkan

kinerja dan pelayanan yang diberikan kepada pesertanya.

Q2 Apakah buruh sudah mengetahui cek saldo JHT bisa melalui handphone?

A2 Saya kurang tahu bisa cek saldo JHT dari handphone.

Q3 Apa saja ancaman yang ada di BPJS Ketenagakerjaan?

A3 Ancamannya BPJS Ketenagakerjaan bisa di demo oleh buruh kalau ada

kebijakan yang dijalankan merugikan pihak buruh kaya peraturan tentang

JHT yang baru dikeluarkan yang mempersulit buruh dalam memperoleh

dana JHT sehingga menuntut BPJS Ketenagakerjaan untuk melakukan

perbaikan pada peraturan itu.

Page 242: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Jumat, 09 Oktober 2015

Waktu : 13.30 WIB

Tempat : Kantin PT Sanvin

Nama Informan : M.Saefullah

Pekerjaan/Jabatan : Buruh PT Sanvin

Q1 Apa saja manfaat program jaminan sosial bagi buruh dan perusahaan?

A1 Manfaatnya itu buruh mempunyai tabungan pada jaminan hari tua yang

akan diambil ketika buruh tidak bekerja lagi atau mengalami PHK. Selain

itu, biaya pengobatan ketika buruh mengalami kecelakaan kerja sudah

ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Q2 Apa kelemahan yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

A2 a. Sosialisasi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan masih sangat kurang

terutama sosialisasi kepada buruh, karena biasanya BPJS

Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi ke perusahannya saja. Setelah

itu perusahaan yang akan melakukan sosialisasi kepada buruh, tetapi

akan lebih efektif kalau sosialisasi itu dilakukan langsung oleh BPJS

Ketenagakerjaan.

b. Perubahan yang terjadi pada tata cara pengambilan jaminan hari tua

sangat mempersulit buruh. Buruh harus menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan minimal 10 tahun baru bisa mengambil dana jaminan

hari tua dan dana itu hanya 10% saja yang bisa diambil.

Q3 Apa peluang yang dimiliki dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

A3 Dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan ini membuat buruh memiliki

jaminan dan perlindungan dari program jaminan sosialnya. Selain itu,

buruh memiliki jaminan adanya penghasilan kalau sudah tidak bekerja

lagi atau sudah pensiun nanti dari BPJS Ketenagakerjaan.

Q4 Apa saja ancaman yang ada di BPJS Ketenagakerjaan?

A4 Ancamannya bisa berupa demo yang dilakukan buruh dan tidak menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan. Demo yang dilakukan sebagai bentuk

ketidakpuasan buruh terhadap penyelenggaraan program jaminan sosial

oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Page 243: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Selasa, 13 Oktober 2015

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Kantin PT Intan Pertiwi

Nama Informan : Zami Hardiyanto

Pekerjaan/Jabatan : Karyawan PT Intan Pertiwi

Q1 Apa saja manfaat program jaminan sosial bagi buruh dan perusahaan?

A1 Dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan buruh tidak akan terkena biaya

pengobatan ketika mengalami kecelakaan kerja dan mendapatkan

santunan kematian untuk keluarga kami jika kami meninggal dunia.

Selain itu, jaminan hari tua bermanfaat sebagai jaminan bagi buruh ketika

sudah tidak bekerja atau di PHK untuk modal memulai usaha atau

keperluan sehari-hari dan hari tua kami juga akan terjamin dengan adanya

jaminan pensiun.

Q2 Apa kelemahan yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

A2 a. Kelemahannya itu masih kurangnya sosialisasi yang dilakukan BPJS

Ketenagakerjaan kepada buruh, karena BPJS Ketenagakerjaan hanya

melakukan sosialisasi kepada perusahaannya saja. Seharusnya buruh

juga mendapatkan sosialisasi dari BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya

dari perwakilan perusahaan saja yang sosialisasi kepada buruh.

b. Saya tidak setuju dengan perubahan peraturan yang mengatur tentang

program jaminan hari tua. Perubahan memberatkan pihak buruh karena

buruh tidak bisa mengambil jaminan hari tua sepenuhnya sebelum

berhenti bekerja atau terkena PHK dan buruh hanya bisa mengambil

10% saja.

Q3 Apa peluang yang dimiliki dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

A3 Peluangnya bagi buruh seperti meningkatkan kesejahteraan kehidupan

buruh dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Kehidupan buruh

akan tetap dijamin ketika sudah memasuki usia pensiun sehingga buruh

Page 244: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

tetap memiliki penghasilan apabila sudah pensiun atau tidak bekerja lagi.

Q4 Apa saja ancaman yang ada di BPJS Ketenagakerjaan?

A4 Ancamannya itu buruh akan melakukan demo kepada BPJS

Ketenagakerjaan tentang peraturan yang dinilai tidak memihak kepada

buruh. Selain itu, buruh tidak akan menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan kalau ada ketidakpuasan terhadap peraturan tentang

program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.

Page 245: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Kamis, 13 Agustus 2015

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Ruang Kepala Bagian Personalia PT Shinta Group

Nama Informan : Herry Tubagus

Pekerjaan/Jabatan : Kepala Bagian Personalia PT Shinta Group

Q1 Apa saja manfaat program jaminan sosial bagi buruh dan perusahaan?

A1 Banyak manfaatnya seperti mengurangi beban biaya untuk pengobatan

jika terjadi kecelakaan kerja karena BPJS Ketenagakerjaan yang akan

menanggung semuanya dan meningkatkan produktivitas kerja buruh juga

karena sudah terlindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Q2 Apa kelemahan yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

A2 a. Beban iuran yang harus ditanggung perusahaan menjadi semakin besar

dengan adanya program jaminan pensiun yang baru dijalankan oleh

BPJS Ketenagakerjaan ini.

b. Biasanya untuk sosialisasi lebih sering ke perusahaannya dibanding ke

buruhnya langsung jadi kalau ada sosialisasi dari BPJS

Ketenagakerjaan yang diundang hanya perwakilan dari perusahaannya

kemudian perwakilan perusahaan itu akan melakukan sosialisasi lagi ke

buruh.

Q3 Apakah kesadaran yang dimiliki perusahaan terhadap program jaminan

sosial BPJS Ketenagakerjaan masih kurang?

A3 Kesadaran sudah ada namun untuk perusahaan kecil yang penghasilannya

hanya cukup untuk membayar pekerjanya yang terpaksa tidak ikut BPJS

Ketenagakerjaan karena tidak mampu membayar iurannya.

Q4 Apa peluang yang dimiliki dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

A4 Peluang yang dimiliki pasti ada untuk perusahaan seperti mengurangi

beban biaya yang harus dikeluarkan perusahaan kalau buruh mengalami

kecelakaan kerja atau kematian karena semua biaya sudah ditanggung

Page 246: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

oleh BPJS Ketenagakerjaan dan buruh juga akan memiliki tabungan hari

tua kalau sudah tidak bekerja lagi sehingga semangat kerja meningkat.

Q5 Apa saja ancaman yang ada di BPJS Ketenagakerjaan?

A5 Biasanya perusahaan akan menyampaikan keluhan kepada BPJS

Ketenagakerjaan tentang pelayanan yang kurang baik dan masalah iuran

yang harus dibayar perusahaan supaya bisa diringankan lagi.

Page 247: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Rabu, 26 Agustus 2015

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Ruang Direktur Operasional PT Anugerah Komala

Nama Informan : Jamaluddin

Pekerjan/Jabatan : Direktur Operasional PT Anugerah Komala

Q1 Apa saja manfaat program jaminan sosial bagi buruh dan perusahaan?

A1 Manfaatnya besar bagi perusahaan terutama jika terjadi kecelakaan kerja

sudah ada yang menanggung semua biaya pengobatannya, sehingga

perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk menanggungnya.

Disamping itu, menciptakan rasa tenang juga karena sudah ada jaminan

hari tua yang menjamin hari tua buruh kalau sudah tidak bekerja lagi dan

membuat semangat buruh untuk bekerja juga meningkat lagi.

Q2 Apa kelemahan yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

A2 a. Kelemahannya itu beban iuran yang perusahaan tanggung akan semakin

besar dengan adanya program jaminan pensiun walaupun manfaatnya

bagus buat buruh kami nantinya.

b. Untuk sosialisasi biasanya BPJS Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi

tidak langsung kepada buruhnya biasanya melalui perwakilan

perusahaan saja yang diundang untuk datang ke acara BPJS

Ketenagakerjaan seperti seminar. Hasil dari sosialisasi akan

disampaikan lagi kepada buruh melalui perwakilan perusahaan tersebut,

jadi sosialisasi ke buruhnya langsung hampir tidak pernah ada jadi lebih

sering sosialisasi ke perusahaannya saja.

Q3 Apakah kesadaran yang dimiliki perusahaan terhadap program jaminan

sosial BPJS Ketenagakerjaan masih kurang?

A3 Dikatakan kurang juga sebenarnya tidak biasanya kalau ada perusahaan

yang belum ikut BPJS Ketenagakerjaan itu karena belum mampu bayar

iurannya karena penghasilannya yang cukup membayar pekerjanya saja.

Page 248: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

Kondisi ekonomi sekarang juga membuat perusahaan yang

penghasilannya tidak besar harus tetap bisa bertahan. Hal ini juga yang

membuat perusahaan terpaksa nakal untuk tidak ikut BPJS

Ketenagakerjaan.

Q4 Apa peluang yang dimiliki dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

A4 Peluangnya itu menciptakan ketenangan kepada buruh dalam bekerja

karena sudah memiliki tabungan hari tua dari BPJS Ketenagakerjaan,

sehingga semangat kerjanya pun akan meningkat. Selain itu,

pengeluaraan perusahaan dapat berkurang apabila buruh mengalami

kecelakaan kerja atau kematian karena sudah ditanggung oleh BPJS

Ketenagakerjaan.

Q5 Apa saja ancaman yang ada di BPJS Ketenagakerjaan?

A5 Kalau dari perusahaan tidak melakukan demo, tetapi menyampaikan

keluhan saja kepada BPJS Ketenagakerjaan mengenai pelayanan dan

iuran yang dibebankan kepada perusahaan karena sekarang ditambah

iuran jaminan pensiun juga yang membebani perusahaan karena iurannya

semakin bertambah.

Page 249: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Kamis, 20 Agustus 2015

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : Ruangan Bidang Jasa APINDO Kota Tangerang

Nama Informan : H. Yopi Suprihanto

Pekerjaan/Jabatan : Wakil Ketua Bidang Jasa APINDO Kota Tangerang

Q1 Apa saja manfaat program jaminan sosial bagi buruh dan perusahaan?

A1 Banyak manfaatnya untuk perusahaan seperti mengurangi beban biaya

kalau buruh mengalami kecelakaan kerja atau kematian karena BPJS

Ketenagakerjaan yang menanggung biayanya dan meningkatkan

semangat bekerja dari buruh.

Q2 Apa kelemahan yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

A2 Sosialisasinya masih kurang karena biasanya hanya mengundang

perwakilan perusahaan saja seharusnya perwakilan dari buruh juga

diundang dan informasi yang disampaikan dapat diterima semua pihak

tidak hanya perusahaan saja.

Q3 Apakah kesadaran yang dimiliki perusahaan terhadap program jaminan

sosial BPJS Ketenagakerjaan masih kurang?

A3 Sebenarnya kesadaran dari perusahaan tentang jaminan sosial sudah ada,

tetapi biasanya perusahaan yang belum menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan dikarenakan tidak mampu membayar iurannya karena

membuat beban yang ditanggung perusahaan itu semakin besar.

Disamping itu, penghasilan yang dimiliki perusahaan tidak besar untuk

bisa membayar iuran dari BPJS Ketenagakerjaan.

Q4 Apa peluang yang dimiliki dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

A4 Banyak peluang yang tercipta bagi perusahaan seperti menanggulangi

resiko kecelakaan kerja dan kematian yang dialami buruh karena seluruh

biaya sudah ditanggung BPJS Ketenagakerjaan dan buruh sudah memiliki

tabungan dari jaminan hari tua yang dapat digunakan kalau sudah tidak

Page 250: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

bekerja lagi yang akan meningkatkan lagi produktivitas kerja buruh itu.

Q5 Apa saja ancaman yang ada di BPJS Ketenagakerjaan?

A5 Perusahaan tidak melakukan demo kepada BPJS Ketenagakerjaan

melainkan hanya menyampaikan keluhan kepada BPJS Ketenagakerjaan

jika perusahaan merasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan dan

iuran semakin besar dengan adanya jaminan pensiun.

Page 251: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Jumat, 04 September 2015

Waktu : 10.30 WIB

Tempat : Ruang Kepala Bidang Advokasi BPMPTSP Kota

Tangerang

Nama Informan : H. Julias

Pekerjaan/Jabatan : Kepala Bidang Advokasi BPMPTSP Kota Tangerang

Q1 Bagaimana bentuk kerja sama dengan lembaga pemerintah dan

manfaatnya bagi BPJS Ketenagakerjaan?

A1 Kami sudah bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam bentuk

MOU. Bentuk kerja sama ini terkait perusahaan dan pekerja yang akan

mengurus izin disini untuk memberikan himbauan agar segera daftar

BPJS Ketenagakerjaan terlebih dahulu sebelum mengurus perizinan dan

BPJS Ketenagakerjaan juga sudah buka kantor tempat pendaftaran disini

untuk mempermudah proses pendaftaran.

Page 252: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MEMBER CHECK

Hari/Tanggal : Jumat, 31 Juli 2015

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Ruangan Kepala Seksi Pengupahan dan Jamsostek Dinas

Ketenagakerjaan Kota Tangerang

Nama Informan : Amri Luzarfi

Pekerjaan/Jabatan : Kepala Seksi Pengupahan dan Jamsostek Dinas

Ketenagakerjaan Kota Tangerang

Q1 Bagaimana bentuk kerja sama dengan lembaga pemerintah dan

manfaatnya bagi BPJS Ketenagakerjaan?

A1 Dinas Ketenagakerjaan sudah menjalin kerja sama dengan BPJS

Ketenagakerjaan dalam bentuk MOU. Kerja sama ini dalam hal

pengawasan terhadap perusahaan dan buruh yang ada di Kota Tangerang

supaya pengawasan dapat berjalan dengan maksimal.

Page 253: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

MATRIKS HASIL WAWANCARA

1. Dimensi Strengths

I

Q1

Apa saja strength yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

I1-1

a. BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang bisa bekerja sama dengan

Pemerintah Kota Tangerang. Bentuk kerja samanya berupa perjanjian

kerja sama dan kami sudah membuat MoU dengan Pemerintah Kota

Tangerang seperti dengan BPMPTSP Kota Tangerang dan Dinas

Ketenagakerjaan Kota Tangerang.

b. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan 4 program jaminan sosial

yang diantaranya adalah jaminan kecelakaan kerja,jaminan kematian,

jaminan hari tua dan jaminan pensiun sebagai ganti jaminan

pemeliharaan kesehatan. Dari 4 program itu ada 2 yang manfaatnya

ditingkatkan untuk peserta, yaitu program jaminan kecelakaan kerja

dan jaminan kematian. Selain itu, dengan adanya program pensiun ini

akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup

buruh ke depannya nanti.

c. Untuk pengawasan BPJS Ketenagakerjaan sudah memiliki petugas

sendiri yang akan melakukan pengawasan terhadap peserta yang

melanggar aturan dan akan dikenakan sanksi hukum sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Petugas pegawasan ini nantinya akan tetap

berkoordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan dan sekarang ditambah

dengan Badan Perizinan juga untuk membantu pengawasan yang

dilakukan kepada peserta.

I1-2

a. Salah satu keunggulan dari BPJS Ketenagakerjaan ini sekarang bisa

membuat perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Pusat maupun

Daerah. BPJS Ketenagakerjaan juga sudah bekerja sama dengan

Pemerintah Kota Tangerang dalam bentuk MoU terutama dengan

Dinas Ketenagakerjaan dan BPMPTSP Kota Tangerang.

Page 254: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

b. BPJS Ketenagakerjaan telah mempunyai 4 program jaminan sosial

seperti program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan

hari tua, dan jaminan pensiun. Selain itu, ada peningkatkan manfaat

pada program jaminan kecelakaan kerja dan kematian dan juga adanya

jaminan pensiun diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan

buruh nantinya.

I1-3

a. Dengan berubahnya PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan

diikuti dengan ditambahnya manfaat yang didapatkan dari program

jaminan sosial yang dijalankan khususnya pada program jaminan

kecelakaan kerja dan juga program jaminan kematian. Disamping itu,

sekarang sudah ada program jaminan pensiun yang bertujuan untuk

menjamin kehidupan peserta setelah pensiun bekerja nantinya.

b. Waktu pelayanan kepada peserta sekarang maksimal 30 menit yang

berpedoman pada service blue print dan tidak boleh lebih dari itu agar

peserta yang menerima pelayanan dari kami merasakan kepuasan dari

pelayanan yang diberikan. Service blue print ini juga bertujuan agar

peserta yang telah antre tidak menunggu lama untuk mendapatkan

pelayanan dari BPJS Ketenagakerjaan.

I1-4

Setelah BPJS Ketenagakerjaan beroperasi penuh maka BPJS

Ketenagakerjaan memiliki program jaminan pensiun setelah sebelumnya

ada program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan

hari tua. Selain itu sekarang ada program beasiswa yang merupakan

manfaat baru pada program jaminan kecelakaan kerja dan program

jaminan kematian.

I1-5 Adanya petugas pengawasan dan pemeriksaan ini membuat BPJS

Ketenagakerjaan bisa melakukan pengawasan dan pemeriksaan secara

langsung kepada perusahaan atau buruh, tetapi petugas pengawasan tetap

bekerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan dan Perizinan juga untuk

mempermudah pengawasan juga nantinya.

Page 255: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

I

Q2

Apa saja manfaat program jaminan sosial bagi buruh dan perusahaan?

I2-1

Manfaatnya bagi buruh itu BPJS Ketenagakerjaan memberikan jaminan

kepada buruh kalau mengalami hal-hal yang tidak diinginkan seperti

kecelakaan kerja, kematian, dan jaminan hari tua kalau saya tidak bekerja

lagi nantinya. Selain itu, sekarang ditambah jaminan pensiun juga dan

semoga ke depannya BPJS Ketenagakerjaan ini dapat bekerja lebih baik

lagi dan program yang dijalankan dapat bermanfaat bagi pesertanya.

I2-3

Manfaatnya banyak seperti masa depan jadi lebih terjamin terutama buat

hari tua nanti jadi lebih terjamin dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan

ini dan semoga saja BPJS Ketenagakerjaan dapat terus meningkatkan

kinerja dan pelayanan yang diberikan kepada pesertanya.

I2-4

Dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan buruh tidak akan terkena biaya

pengobatan ketika mengalami kecelakaan kerja dan mendapatkan

santunan kematian untuk keluarga kami jika kami meninggal dunia.

Selain itu, jaminan hari tua bermanfaat sebagai jaminan bagi buruh ketika

sudah tidak bekerja atau di PHK untuk modal memulai usaha atau

keperluan sehari-hari dan hari tua kami juga akan terjamin dengan adanya

jaminan pensiun.

I2-5

Manfaatnya itu buruh mempunyai tabungan pada jaminan hari tua yang

akan diambil ketika buruh tidak bekerja lagi atau mengalami PHK. Selain

itu, biaya pengobatan ketika buruh mengalami kecelakaan kerja sudah

ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan.

I3-1

Manfaatnya besar bagi perusahaan terutama jika terjadi kecelakaan kerja

sudah ada yang menanggung semua biaya pengobatannya, sehingga

perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk menanggungnya.

Disamping itu, menciptakan rasa tenang juga karena sudah ada jaminan

hari tua yang menjamin hari tua buruh kalau sudah tidak bekerja lagi dan

membuat semangat buruh untuk bekerja juga meningkat lagi.

I3-2

Banyak manfaatnya seperti mengurangi beban biaya untuk pengobatan

jika terjadi kecelakaan kerja karena BPJS Ketenagakerjaan yang akan

Page 256: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

menanggung semuanya dan meningkatkan produktivitas kerja buruh juga

karena sudah terlindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan.

I4-1

Tentu banyak manfaatnya program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan

ini terutama untuk menjamin hari tua buruh karena buruh sudah

mempunyai tabungan hari tua di BPJS Ketenagakerjaan yang bisa

diambil setelah masuk usia tua atau sudah tidak bekerja lagi. Semoga saja

dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan ini program jaminan sosial

dapat berjalan lancar dan sesuai pada tujuannya.

I5-1

Banyak manfaatnya untuk perusahaan seperti mengurangi beban biaya

kalau buruh mengalami kecelakaan kerja atau kematian karena BPJS

Ketenagakerjaan yang menanggung biayanya dan meningkatkan

semangat bekerja dari buruh.

I

Q3

Bagaimana penerapan sanksi hukum apabila ada perusahaan atau buruh

yang belum menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan?

I1-1

Dalam memberikan sanksi BPJS Ketenagakerjaan akan melakukan

pemeriksaan dari data perusahaan dan buruh yang kami miliki. Kalau

perusahaan atau buruh ternyata melanggar peraturan maka akan segera

diberikan sanksi oleh petugas pengawas kami seperti diberikan teguran

tertulis kalau masih melanggar juga diberikan denda dan yang terakhir

perusahaan dan buruh tidak mendapatkan pelayanan publik dari

Pemerintah.

I1-5

Petugas pengawas akan memberikan sanksi setelah melakukan

pemeriksaan kepada perusahaan dan buruh berdasarkan data-data yang

dimiliki BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan juga melakukan

komunikasi dengan Dinas Ketenagakerjaan untuk mengetahui perusahaan

yang belum menjadi peserta. Kalau perusahaan dan buruh terbukti

melanggar akan diberikan sanksi teguran tertulis, denda dan tidak

mendapatkan pelayanan publik.

Page 257: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

I

Q4

Bagaimanakah petugas pengawasan BPJS Ketenagakerjaan menjalankan

fungsi pengawasan?

I1-1

Untuk pengawasan BPJS Ketenagakerjaan sudah memiliki petugas

sendiri yang akan melakukan pengawasan terhadap peserta yang

melanggar aturan dan akan dikenakan sanksi hukum sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Petugas pegawasan ini nantinya akan tetap

berkoordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan dan sekarang ditambah

dengan Badan Perizinan juga untuk membantu pengawasan yang

dilakukan kepada peserta.

I1-5

Adanya petugas pengawasan dan pemeriksaan ini membuat BPJS

Ketenagakerjaan bisa melakukan pengawasan dan pemeriksaan secara

langsung kepada perusahaan atau buruh, tetapi petugas pengawasan tetap

bekerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan dan Perizinan juga untuk

mempermudah pengawasan juga nantinya.

I

Q5

Bagaimana bentuk kerja sama dengan lembaga pemerintah dan

manfaatnya bagi BPJS Ketenagakerjaan?

I1-1

Bentuk kerja samanya berupa perjanjian kerja sama dan kami sudah

membuat MoU dengan Pemerintah Kota Tangerang seperti dengan

BPMPTSP Kota Tangerang dan Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang.

I1-2

BPJS Ketenagakerjaan juga sudah bekerja sama dengan Pemerintah Kota

Tangerang dalam bentuk MoU terutama dengan Dinas Ketenagakerjaan

dan BPMPTSP Kota Tangerang.

I6-1

Dinas Ketenagakerjaan sudah menjalin kerja sama dengan BPJS

Ketenagakerjaan dalam bentuk MOU. Kerja sama ini dalam hal

pengawasan terhadap perusahaan dan buruh yang ada di Kota Tangerang

supaya pengawasan dapat berjalan dengan maksimal.

I6-2 Kami sudah bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam bentuk

MOU. Bentuk kerja sama ini terkait perusahaan dan pekerja yang akan

mengurus izin disini untuk memberikan himbauan agar segera daftar

Page 258: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

BPJS Ketenagakerjaan terlebih dahulu sebelum mengurus perizinan dan

BPJS Ketenagakerjaan juga sudah buka kantor tempat pendaftaran disini

untuk mempermudah proses pendaftaran.

I

Q6

Apakah pelayanan yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan sudah baik dan

cepat kepada peserta?

I7-1

Waktu pelayanan sekarang sudah berjalan dengan lebih cepat sekitar 10

sampai 20 menit sudah selesai dan dokumen-dokumen yang dibawa buat

mengajukan klaim sudah lengkap dibawa semua.

I

Q7

Apakah dampak yang akan diberikan nantinya dengan adanya kantor

cabang baru BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang?

I1-1 Diharapkan mampu memperbaiki pelayanan kepada peserta agar

pelayanan dapat berjalan lebih baik lagi. Dibangunnya kantor baru itu

diharapkan mampu memberikan kenyamanan yang lebih baik bagi

peserta yang datang ke kantor cabang dan juga diharapkan kinerja dari

pegawai akan lebih baik lagi.

I1-3 Dengan adanya kantor baru nanti diharapkan mampu meningkatkan

kenyamanan yang diberikan terkait ruangan tempat pelayanan

berlangsung dan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik lagi

kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan.

2. Weaknesses

I

Q8

Apa kelemahan yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan?

I1-1

a. Kelemahan BPJS Ketenagakerjaan ini salah satunya masih belum bisa

merubah sepenuhnya pola pikir dari pengusaha dan buruh kalau

program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan itu merupakan suatu

kebutuhan yang harus dipenuhi bukan lagi hanya kewajiban dalam

membayar iurannya. Pemahaman dari pengusaha maupun buruh masih

Page 259: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

kurang karena masih beranggapan menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan itu hanya membayar iuran saja padahal manfaat dari

program jaminan sosial ini sangat besar sekali bagi perusahaan dan

buruh.

b. Salah satu kelemahan lainnya, yaitu masih kurang kesadaran yang

dimiliki oleh perusahaan dan juga buruh tentang pentingnya manfaat

jaminan sosial ini padahal jaminan sosial ini menjamin kesejahteraan

buruh yang bekerja di perusahaan tersebut. Perusahaan dan buruh

masih berpikir kalau menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan itu hanya

menjadi beban saja, karena kewajiban membayar iuran setiap

bulannya.

I1-2

a. Disini BPJS Ketenagakerjaan masih ingin merubah pola pikir dari

pengusaha dan buruh sehingga membuat program jaminan sosial

sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi karena manfaatnya sangat

besar baik bagi perusahaan maupun bagi buruh itu sendiri. Program

jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan ini merupakan suatu kebutuhan

yang harus ada dalam setiap pekerja ataupun berjalannya perusahaan

untuk menjamin apabila nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

dalam lingkungan kerjanya.

b. Masih kurang kesadaran yang dimiliki perusahaan dan buruh tentang

jaminan sosial ini maka dari itu juga menyebabkan pertumbuhan

kepesertaan tidak berjalan dengan cepat. Perusahaan dan buruh masih

menganggap membayar iuran setiap bulannya ke BPJS

Ketenagakerjaan sebagai beban dan tidak melihat manfaat yang akan

didapat dari jaminan sosial kepada perusahaan dan buruh.

I1-3

Kami dalam memberikan pelayanan belum dapat maksimal karena

keterbatasan tempat sehingga membuat kenyamanan yang didapatkan

peserta yang datang kesini juga kurang. Kami masih belum mampu untuk

melayani semua peserta yang datang kesini akan kami batasi jumlahnya

supaya pelayanan dapat berjalan dengan lancar.

Page 260: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

I2-1

Kelemahannya masih kurang sosialisasi yang dilakukan kepada buruh

karena biasanya BPJS Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi ke

perusahaan melalui perwakilan perusahaan saja, sosialisasi seperti itu

kurang bagus harusnya kan selain ke perusahaan juga sosialisasi ke

buruhnya juga agar pemahaman tentang BPJS Ketenagakerjaan pun dapat

tersampaikan dengan baik.

I2-2

Biasanya sosialisasi dilakukan ke perusahaannya saja nanti dari

perusahaan yang akan menyampaikan lagi ke buruhnya seharusnya buruh

juga ikut mendapatkan sosialisasi langsung dari BPJS Ketenagakerjaan

supaya lebih memahami tentang BPJS Ketenagakerjaan.

I2-4

a. Kelemahannya itu masih kurangnya sosialisasi yang dilakukan BPJS

Ketenagakerjaan kepada buruh, karena BPJS Ketenagakerjaan hanya

melakukan sosialisasi kepada perusahaannya saja. Seharusnya buruh

juga mendapatkan sosialisasi dari BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya

dari perwakilan perusahaan saja yang sosialisasi kepada buruh.

b. Saya tidak setuju dengan perubahan peraturan yang mengatur tentang

program jaminan hari tua. Perubahan memberatkan pihak buruh karena

buruh tidak bisa mengambil jaminan hari tua sepenuhnya sebelum

berhenti bekerja atau terkena PHK dan buruh hanya bisa mengambil

10% saja.

I2-5 a. Sosialisasi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan masih sangat kurang

terutama sosialisasi kepada buruh, karena biasanya BPJS

Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi ke perusahannya saja. Setelah

itu perusahaan yang akan melakukan sosialisasi kepada buruh, tetapi

akan lebih efektif kalau sosialisasi itu dilakukan langsung oleh BPJS

Ketenagakerjaan.

b. Perubahan yang terjadi pada tata cara pengambilan jaminan hari tua

sangat mempersulit buruh. Buruh harus menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan minimal 10 tahun baru bisa mengambil dana jaminan

hari tua dan dana itu hanya 10% saja yang bisa diambil.

Page 261: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

I3-1 a. Kelemahannya itu beban iuran yang perusahaan tanggung akan semakin

besar dengan adanya program jaminan pensiun walaupun manfaatnya

bagus buat buruh kami nantinya.

b. Untuk sosialisasi biasanya BPJS Ketenagakerjaan melakukan sosialisasi

tidak langsung kepada buruhnya biasanya melalui perwakilan

perusahaan saja yang diundang untuk datang ke acara BPJS

Ketenagakerjaan seperti seminar. Hasil dari sosialisasi akan

disampaikan lagi kepada buruh melalui perwakilan perusahaan tersebut,

jadi sosialisasi ke buruhnya langsung hampir tidak pernah ada jadi lebih

sering sosialisasi ke perusahaannya saja.

I3-2 a. Beban iuran yang harus ditanggung perusahaan menjadi semakin besar

dengan adanya program jaminan pensiun yang baru dijalankan oleh

BPJS Ketenagakerjaan ini.

b. Biasanya untuk sosialisasi lebih sering ke perusahaannya dibanding ke

buruhnya langsung jadi kalau ada sosialisasi dari BPJS

Ketenagakerjaan yang diundang hanya perwakilan dari perusahaannya

kemudian perwakilan perusahaan itu akan melakukan sosialisasi lagi ke

buruh.

I4-1 Kelemahannya yang paling utama adalah dalam hal sosialisasi ke buruh

ini karena biasanya BPJS Ketenagakerjaan hanya melakukan sosialisasi

ke perwakilan perusahaan saja atau jika ada kepentingan saja baru

melakukan sosialisasi ke perusahaan kalau ke buruh sendiri masih kurang

sosialisasinya seharusnya sosialisasi juga dilakukan ke buruh langsung

tidak hanya melalui perwakilan perusahannnya.

I5-1 Sosialisasinya masih kurang karena biasanya hanya mengundang

perwakilan perusahaan saja seharusnya perwakilan dari buruh juga

diundang dan informasi yang disampaikan dapat diterima semua pihak

tidak hanya perusahaan saja.

Page 262: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

I

Q9

Apakah buruh sudah mengetahui cek saldo JHT bisa melalui handphone?

I2-1 Saya tidak tahu sekarang sudah bisa cek saldo JHT dari handphone

I2-3 Saya kurang tahu bisa cek saldo JHT dari handphone.

I

Q10

Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan kepesertaan

melambat?

I1-1

Seharusnya dengan menjadi BPJS Ketenagakerjaan ini kan ikut

meningkatkan laju pertumbuhan kepesertaan namun untuk saat ini

belum ada dampak yang besar terhadap pertumbuhan kepesertaan.

Kurangnya SDM di bidang marketing officer ikut mempengaruhi laju

pertumbuhan kepesertaan karena sebelum terjadinya mutasi di BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang ini hanya memiliki 1 marketing

officer dan setelah terjadi mutasi belum ada yang menggantikannya.

Sementara tugas marketing officer diberikan kepada relationship officer

dan BPJS Ketenagakerjaan sudah membuka open rekrutmen untuk

menambah pegawai yang ada saat ini.

I1-2

Untuk pertumbuhan kepesertaan sendiri masih belum cepat hal ini

dikarenakan berubahnya Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan

belum memberikan dampak yang besar untuk kepesertaan. Kekurangan

SDM di bidang marketing officer juga berpengaruh terhadap laju

pertumbuhan kepesertaan dan sementara ini tugas tersebut dibebankan

kepada relationship officer.

I1-4

Sekarang tugas marketing officer sementara diberikan kepada

relationship officer jadi kalau ada relationship officer yang tidak terlalu

sibuk biasanya yang nanti bertugas ke lapangan menggantikan tugas

marketing officer. Hal ini dilakukan karena belum ada pengganti

marketing officer sebelumnya disini jadi bergantian saja sama

relationship officer yang lain karena kebetulan disini ada 5 relationship

officer yang bisa bergantian menjalani tugas marketing officer juga.

Page 263: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

I

Q11

Apakah kesadaran yang dimiliki perusahaan terhadap program jaminan

sosial BPJS Ketenagakerjaan masih kurang?

I3-1

Dikatakan kurang juga sebenarnya tidak biasanya kalau ada perusahaan

yang belum ikut BPJS Ketenagakerjaan itu karena belum mampu bayar

iurannya karena penghasilannya yang cukup membayar pekerjanya saja.

Kondisi ekonomi sekarang juga membuat perusahaan yang

penghasilannya tidak besar harus tetap bisa bertahan. Hal ini juga yang

membuat perusahaan terpaksa nakal untuk tidak ikut BPJS

Ketenagakerjaan.

I3-2

Kesadaran sudah ada namun untuk perusahaan kecil yang

penghasilannya hanya cukup untuk membayar pekerjanya yang terpaksa

tidak ikut BPJS Ketenagakerjaan karena tidak mampu membayar

iurannya.

I5-1 Sebenarnya kesadaran dari perusahaan tentang jaminan sosial sudah

ada, tetapi biasanya perusahaan yang belum menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan dikarenakan tidak mampu membayar iurannya karena

membuat beban yang ditanggung perusahaan itu semakin besar.

Disamping itu, penghasilan yang dimiliki perusahaan tidak besar untuk

bisa membayar iuran dari BPJS Ketenagakerjaan.

I

Q12

Apa saja langkah-langkah yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan untuk

meningkatkan kesadaran perusahaan dan buruh tentang pentingnya

program jaminan sosial?

I1-1

Untuk meningkatkan lagi kesadaran akan pentingnya jaminan sosial

kami melakukan sosialisasi kepada perusahaan supaya perusahaan dan

buruh mengerti dan memahami tentang manfaat jaminan sosial yang

akan diterima setelah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

I1-2 Terkait kurangnya kesadaran tersebut, langkah-langkah yang dilakukan

adalah dengan meningkatkan intensitas melakukan sosialisasi kepada

perusahaan dan sosialisasi melalui pimpinan-pimpinan perusahaannya.

Page 264: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

Selain itu, apabila diminta perusahaan untuk sosialisasi maka kita akan

datang langsung ke perusahaan itu untuk sosialisasi lalu dengan adanya

sanksi administratif ini diharapkan mampu memberikan efek jera bagi

perusahaan yang tidak taat peraturan.

I

Q13

Apa langkah-langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan

koordinasi dan komunikasi dengan Dinas Ketenagakerjaan?

I1-1

Dalam menyelenggarakan jaminan sosial ini sangat diperlukan

koordinasi dan komunikasi dengan dinas dinas terkait di Kota

Tangerang, maka dari itu BPJS Ketenagakerjaan sudah membuat kerja

sama dalam bentuk MoU dengan Dinas Ketenagakerjaan dalam bidang

pengawasan dan pemeriksaan ke perusahaan dan buruh agar terjalin

koordinasi dan komunikasi yang baik.

I1-2

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang ini sudah melakukan MoU

dengan Dinas Ketenagakerjaan sehingga nantinya petugas pengawas

dari Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang akan membantu BPJS

Ketenagakerjaan dalam melakukan pengawasan ke perusahaan.

I

Q14

Apa saja pembinaan yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan terhadap

perusahaan dan buruh?

I1-2

BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang melaksanakan pembinaan

langsung ke perusahaan jika perusahaan mengundang BPJS

Ketenagakerjaan. Selain itu, pembinaan juga dilakukan melalui telepon

yang berfungsi untuk memberitahukan peserta tentang informasi terbaru

tentang BPJS Ketenagakerjaan dan apabila ada data-data dari peserta

yang masih harus dilengkapin lagi.

I1-4 Untuk pembinaan yang dilakukan kepada peserta itu terdapat 2 jenis

pembinaan, yaitu kami akan mendatangi perusahaan sesuai dengan

permintaan perusahaan agar melakukan pembinaan. Pihak perusahaan

akan hadir dalam pembinaan begitu juga pihak buruh yang diwakilkan

oleh serikat buruh untuk mengikuti pembinaan dan bentuk

pembinaannya itu seperti sosialisasi. Selain itu, ada pembinaan yang

Page 265: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

dilakukan dengan menelepon perusahaan apabila ada data-data dari

perusahaan itu masih kurang dan dilakukan setiap 1 bulan sekali.

I

Q15

Bagaimanakah sistem untuk mendapatkan pelayanan disini?

I1-7

Biasanya untuk mendapatkan pelayanan peserta akan menaruh dokumen

yang digunakan untuk klaim di tempat yang telah disedikan. Setelah itu

akan dikasih nomor antrian dan untuk mendapatkan nomor antrian ini

harus datang pagi sekali karena banyak peserta yang antri dan saya juga

tadi datang jam 5 subuh supaya dapat nomor antri.

3. Opportunities

I

Q16

Apa peluang yang dimiliki dengan dibentuknya BPJS Ketenagakerjaan?

I1-1

Banyak peluang yang didapat seperti cakupan kepesertaan lebih luas

karena tidak hanya terbatas pada perusahaan dan tenaga kerja saja

melainkan seluruh masyarakat Indonesia wajib menjadi peserta. Selain

itu, dengan adanya kerja sama dengan pemerintah mampu

meningkatkan lagi kualitas penyelenggaraan jaminan sosial dan adanya

penambahan manfaat dalam program jaminan sosial akan berdampak

pada kesejahteraan peserta nantinya.

I1-2

Peluang yang dimiliki itu seperti kepesertaan sudah mencakup seluruh

masyarakat tidak hanya tenaga kerja dan perusahaan saja. Selain itu,

pemerintah bisa ambil peran dalam penyelenggaraan program jaminan

sosial dengan melakukan kerja sama. Produktivitas tenaga kerja juga

akan meningkat karena sudah ada yang menjamin kesejahteraan dari

tenaga kerja itu.

I1-3

Dengan adanya peraturan dalam service blue print membuat waktu

pelayanan menjadi lebih cepat dan efektif, sehingga peserta juga akan

cepat dalam mengurus klaim yang dibuatnya dan pelayanan dapat

berjalan dengan lancar.

Page 266: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

I2-1 Peluang ada untuk buruh yaitu untuk menjamin hari tua nanti dan ada

yang membiayai pengobatan kalau terjadi kecelakaan saat kerja

sedangkan bagi BPJS Ketenagakerjaan penyelenggaraan jaminan sosial

dapat berjalan lebih baik lagi apabila dapat mengelolanya dengan baik.

I2-2 Hari tua kita jadi terjamin karena sudah ada tabungan hari tua di BPJS

Ketenagakerjaan jadi kalau nanti sudah tidak bekerja lagi bisa diambil

buat keperluan sehari-hari juga jadi sudah ada jaminan buat hari tua

nanti.

I2-4

Peluangnya bagi buruh seperti meningkatkan kesejahteraan kehidupan

buruh dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Kehidupan buruh

akan tetap dijamin ketika sudah memasuki usia pensiun sehingga buruh

tetap memiliki penghasilan apabila sudah pensiun atau tidak bekerja

lagi.

I2-5

Dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan ini membuat buruh memiliki

jaminan dan perlindungan dari program jaminan sosialnya. Selain itu,

buruh memiliki jaminan adanya penghasilan kalau sudah tidak bekerja

lagi atau sudah pensiun nanti dari BPJS Ketenagakerjaan.

I3-1

Peluangnya itu menciptakan ketenangan kepada buruh dalam bekerja

karena sudah memiliki tabungan hari tua dari BPJS Ketenagakerjaan,

sehingga semangat kerjanya pun akan meningkat. Selain itu,

pengeluaraan perusahaan dapat berkurang apabila buruh mengalami

kecelakaan kerja atau kematian karena sudah ditanggung oleh BPJS

Ketenagakerjaan.

I3-2

Peluang yang dimiliki pasti ada untuk perusahaan seperti mengurangi

beban biaya yang harus dikeluarkan perusahaan kalau buruh mengalami

kecelakaan kerja atau kematian karena semua biaya sudah ditanggung

oleh BPJS Ketenagakerjaan dan buruh juga akan memiliki tabungan

hari tua kalau sudah tidak bekerja lagi sehingga semangat kerja

meningkat.

I4-1 Peluangnya itu seperti kesejahteraan buruh sudah ada yang menjamin

Page 267: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

dengan adanya jaminan sosial ini terutama untuk hari tua nanti atau

sudah tidak bekerja lagi. Karena sudah ada jaminan sosial yang

menjamin hari tua buruh.

I5-1 Banyak peluang yang tercipta bagi perusahaan seperti menanggulangi

resiko kecelakaan kerja dan kematian yang dialami buruh karena

seluruh biaya sudah ditanggung BPJS Ketenagakerjaan dan buruh sudah

memiliki tabungan dari jaminan hari tua yang dapat digunakan kalau

sudah tidak bekerja lagi yang akan meningkatkan lagi produktivitas

kerja buruh itu.

I

Q17

Bagaimana BPJS Ketenagakerjaan memanfaatkan peluang yang

didapatkan?

I1-1

Memanfaatkannya dengan mengadakan kerja sama dengan Pemerintah

Kota Tangerang untuk proses pengawasan dan pemeriksaan kepada

peserta maupun calon peserta dan dalam pemberian sanksi administratif

yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang sehingga

diharapkan masyarakat Kota Tangerang sudah menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan seluruhnya nanti.

I1-2 BPJS Ketenagakerjaan sudah bekerja sama dengan Pemerintah Kota

Tangerang untuk bisa membantu dalam hal pengawasan dan

pemeriksaan kepada peserta dan yang belum menjadi peserta.

I1-3

Manfaatnya pelayanan yang diterima peserta yang datang akan menjadi

lebih cepat dan lebih baik lagi terutama dalam waktu pelayanan yang

diberikan dan diharapkan nantinya mampu melayani seluruh peserta

yang datang kesini.

Page 268: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

4. Threats

I

Q18

Apa saja ancaman yang ada di BPJS Ketenagakerjaan?

I1-1

Faktor ketidakpuasan terhadap kebijakan yang diambil pemerintah

terkait program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan ini biasanya

membuat buruh dan juga perusahaan protes terhadap kebijakan itu

terutama buruh yang biasanya akan melakukan demo apabila kebijakan

yang dikeluarkan BPJS Ketenagakerjaan tidak sesuai keinginannya.

I1-2

Ancaman biasanya datang dari buruh dan perusahaan yang tidak puas

dengan kebijakan yang dikeluarkan BPJS Ketenagakerjaan terutama

buruh yang sering melakukan demo untuk menyampaikan

ketidakpuasannya terhadap BPJS Ketenagakerjaan. Namun hal ini juga

bisa dijadikan pelajaran untuk memperbaiki yang masih kurang dari

program jaminan sosial ini.

I1-3

Ancamannya datang dari buruh dan perusahaan yang tidak puas

terhadap kinerja BPJS Ketenagakerjaan sehingga akan mempengaruhi

penyelenggaraan program jaminan sosial dan bisa dijadikan penilaian

untuk lebih baik lagi ke depannya dalam menyelenggarakan program

jaminan sosial.

I2-1

Ancamannya itu biasanya buruh akan melakukan demo untuk menuntut

adanya perbaikan di BPJS Ketenagakerjaan agar program jaminan sosial

ini juga tidak merugikan buruh yang seharusnya memberikan manfaat

kepada buruh seperti peraturan baru tentang JHT yang baru dikeluarkan,

peraturan itu merugikan untuk buruh makanya buruh melakukan demo

sehingga aspirasi dari buruh akan tersampaikan kepada BPJS

Ketenagakerjaan agar segera dilakukan perbaikan.

I2-3

Ancamannya BPJS Ketenagakerjaan bisa di demo oleh buruh kalau ada

kebijakan yang dijalankan merugikan pihak buruh kaya peraturan

tentang JHT yang baru dikeluarkan yang mempersulit buruh dalam

memperoleh dana JHT sehingga menuntut BPJS Ketenagakerjaan untuk

Page 269: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

melakukan perbaikan pada peraturan itu.

I2-4

Ancamannya itu buruh akan melakukan demo kepada BPJS

Ketenagakerjaan tentang peraturan yang dinilai tidak memihak kepada

buruh. Selain itu, buruh tidak akan menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan kalau ada ketidakpuasan terhadap peraturan tentang

program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.

I2-5

Ancamannya bisa berupa demo yang dilakukan buruh dan tidak menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan. Demo yang dilakukan sebagai bentuk

ketidakpuasan buruh terhadap penyelenggaraan program jaminan sosial

oleh BPJS Ketenagakerjaan.

I3-1

Kalau dari perusahaan tidak melakukan demo, tetapi menyampaikan

keluhan saja kepada BPJS Ketenagakerjaan mengenai pelayanan dan

iuran yang dibebankan kepada perusahaan karena sekarang ditambah

iuran jaminan pensiun juga yang membebani perusahaan karena

iurannya semakin bertambah.

I3-2

Biasanya perusahaan akan menyampaikan keluhan kepada BPJS

Ketenagakerjaan tentang pelayanan yang kurang baik dan masalah iuran

yang harus dibayar perusahaan supaya bisa diringankan lagi.

I4-1

Kalau ada peraturan dari BPJS Ketenagakerjaan yang merugikan buruh

maka buruh akan melakukan demo sebagai bentuk protes ke BPJS

Ketenagakerjaan. Contohnya seperti peraturan baru mengenai jaminan

hari tua yang baru dikeluarkan BPJS Ketenagakerjaan. Peraturan itu

merugikan buruh sehingga buruh melakukan demo kepada BPJS

Ketenagakerjaan agar peraturan baru itu diperbaiki lagi agar manfaatnya

tetap bisa dirasakan oleh buruh.

I5-1 Perusahaan tidak melakukan demo kepada BPJS Ketenagakerjaan

melainkan hanya menyampaikan keluhan kepada BPJS Ketenagakerjaan

jika perusahaan merasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan dan

iuran semakin besar dengan adanya jaminan pensiun.

Page 270: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

I

Q19

Bagaimana cara BPJS Ketenagakerjaan menghadapi ancaman dari

perusahaan dan buruh?

I1-1

Solusinya itu kami mempelajari dahulu kesalahannya dan ikut

mempertimbangkan aspirasi dari buruh maupun perusahaan dalam

melakukan perbaikan peraturan di BPJS Ketenagakerjaan ini contohnya

seperti peraturan baru tentang jaminan hari tua yang tidak disetujui oleh

buruh. BPJS Ketenagakerjaan mengkaji ulang peraturan itu dan

merevisinya dengan ikut mempertimbangkan usulan buruh di dalamnya.

I1-2

Kami akan melakukan perbaikan tentang peraturan yang diprotes oleh

buruh atau perusahaan setelah dilakukan pengkajian ulang tentang

peraturan itu seperti peraturan baru tentang JHT yang sangat diprotes

oleh buruh. Kami melakukan revisi terhadap peraturan itu dengan

melihat usulan dari buruh juga agar peraturan yang direvisi nanti dapat

disesuaikan dengan usulan dari buruh juga.

I1-3

Kami akan melakukan perbaikan pelayanan yang membuat peserta tidak

nyaman dan tidak puas tentang pelayanan yang diberikan kepada peserta

agar peserta dapat merasa lebih nyaman dan puas terhadap pelayanan

kami berikan.

Page 271: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

DOKUMENTASI PENELITIAN

Kantor Cabang Baru BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang yang terletak di jalan

perintis kemerdekaan II KAV. 14 Cikokol Kota Tangerang (diambil pada 19

Oktober 2015)

Ruang Pelayanan di kantor cabang baru BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang di

Jalan Perintis Kemerdekaan II KAV. 14 Cikokol Kota Tangerang (diambil pada

16 Oktober 2015)

Page 272: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

Alur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan di Jalan Perintis Kemerdekaan II KAV. 14

Cikokol Kota Tangerang (diambil pada 16 Oktober 2015)

Kendaraan Operasional Bank Mandiri sebagai salah bentuk kerja sama BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang dengan Bank Mandiri (diambil pada 15 Oktober

2015)

Page 273: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

Loket Bank Mandiri untuk pembayaran iuran dan klaim BPJS Ketenagakerjaan

yang berada di kantor cabang baru BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang di

Jalan Perintis Kemerdekaan II KAV. 14 Cikokol Kota Tangerang (diambil pada

16 Oktober 2015)

Kantor Pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang yang berada di

BPMPTSP Kota Tangerang (diambil pada 19 Oktober 2015)

Page 274: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

Kegiatan Sosialisasi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang yang

berada di Jalan Perintis Kemerdekaan II KAV. 14 Cikokol Kota Tangerang

(diambil pada 19 Oktober 2015)

Screenshot aplikasi BPJS Ketenagakerjaan di Handphone untuk cek saldo

Jaminan Hari Tua (JHT) (Sumber: Handphone, diakses pada 19 Agustus 2015)

Page 275: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

Screenshot tata cara pendaftaran menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sebagai

personal dari website BPJS Ketenagakerjaan sebagai salah satu wujud pelayanan

e-service (sumber: www.bpjsketenagakerjaan.go.id, diakses pada 19 Agustus

2015 )

Screenshot tata cara pendaftaran menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sebagai

perusahaan dari website BPJS Ketenagakerjaan sebagai salah satu wujud

pelayanan e-service (sumber: www.bpjsketenagakerjaan.go.id, diakses pada 19

Agustus 2015 )

Page 276: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

Lahan parkir yang menggunakan bahu jalan karena tidak ada lahan yang parkir

yang disediakan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kota Tangerang (diambil pada, 19

Oktober 2015)

Tempat menunggu untuk mendapatkan nomor antrian dan mendapatkan panggilan

untuk menerima pelayanan dari BPJS Ketenagakerjaan di kantor BPJS

Ketenagakerjaan Kota Tangerang (diambil pada, 19 Agutus 2015)

Page 277: STRATEGI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL ...repository.fisip-untirta.ac.id/460/1/Skripsi - Copy.pdf · SERANG, NOVEMBER 2015 . SELALU BEKERJA KERAS UNTUK MERAIH HASIL YANG MEMUASKAN.

Daftar Riwayat Hidup

Identitas Pribadi

Nama : Raden Dendy Yudha Prawira

NIM : 6661110702

Tempat dan Tanggal Lahir : Sukabumi, 06 Februari 1993

Alamat : Perumahan Vila ilhami, Jl. Qomary Raya Blok D

No 48A RT 004 RW 013 Kelurahan Kelapa Dua

Kecamatan Kelapa Dua, Tangerang-Banten

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Belum Kawin

Agama : Islam

Moto Hidup : Selalu Bekerja Keras Untuk Meraih Hasil Yang

Memuaskan

Hobby : Mendengarkan Lagu, Jalan-Jalan, Nonton Bioskop

Riwayat Pendidikan

Sekolah Dasar : SDN Karawaci Baru 3 (1999-2005)

Sekolah Menengah Pertama : SMPN 19 Tangerang (2005-2008)

Sekolah Menengah Atas : SMAN 7 Tangerang (2008-2011)

Perguruan Tinggi (S1) : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

(2011-sekarang)