Strain

28
KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan karena atas berkat dan rahmat-Nya pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “STRAIN” tepat pada waktunya dan untuk memenuhi tugas KMB II dibidang keperawatan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapakan banyak terima kasih kepada : 1. Ibu Desak Nyoman Sithi, Skp. MARS selaku direktur S1 keperawatan UPN ”veteran” jakarta. 2. Bapak Ns. Seven Sitorus. Skep selaku kordinator dan dosen mata ajar KMB II. 3. Teman-teman yang telah memberikan saran dan ide serta berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, Oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran bagi pembaca yang sekiranya dapat membantu meningkatkan kualitas isi dari makalah ini. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat menambah wawasan serta informasi yang ada dalam makalah ini. 1

Transcript of Strain

Page 1: Strain

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan kesehatan karena atas berkat dan rahmat-Nya pada kesempatan ini

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “STRAIN” tepat pada waktunya

dan untuk memenuhi tugas KMB II dibidang keperawatan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapakan banyak terima kasih

kepada :

1. Ibu Desak Nyoman Sithi, Skp. MARS selaku direktur S1 keperawatan UPN ”veteran”

jakarta.

2. Bapak Ns. Seven Sitorus. Skep selaku kordinator dan dosen mata ajar KMB II.

3. Teman-teman yang telah memberikan saran dan ide serta berpartisipasi dalam

pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan, Oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran bagi pembaca yang

sekiranya dapat membantu meningkatkan kualitas isi dari makalah ini.

Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat

menambah wawasan serta informasi yang ada dalam makalah ini.

Jakarta, November 2007

Penulis

1

Page 2: Strain

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar belakang...................................................................................... 1

B. Tujuan penulisan................................................................................... 1

C. Ruang lingkup....................................................................................... 2

D. Metode panulisan.................................................................................. 2

E. Sistematika penulisan........................................................................... 2

BAB II: PEMBAHASAN................................................................................. 3

A. Definisi................................................................................................. 3

B. Etiologi................................................................................................. 4

C. Patofisiologi.......................................................................................... 5

D. Tanda dan gejala................................................................................... 6

E. Penatalaksanaan.................................................................................... 6

F. Pemeriksaan diagnostic........................................................................ 8

G. Pencegahan........................................................................................... 8

BAB III: ASUHAN KEPERAWATAN........................................................... 7

BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 10

B. Saran..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN GAMBAR

2

Page 3: Strain

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit yang berkaitan dengan otot adalah cedera otot. Cedera otot banyak

dialami mereka yang beraktivitas di dunia olahraga seperti atlet. Tetapi, tidak

menutup kemungkinan orang biasa juga mengalami cedera otot saat berolahraga.

Cedera ini umumnya disebabkan karena kesalahan dalam berolahraga atau karena

kecelakaan akibat benturan dengan lawan seperti pemain sepakbola. Bisa juga

disebabkan terjatuh dalam posisi yang tidak baik, sehingga kaki atau tangan terkilir.

Bila seseorang mengalami cedera otot, otot akan mengalami peregangan.

Strain adalah tarikan otot akibat penggunaan berlebihan, peregangan berlebihan

atau stress yang berlebihan. Strain aadalah robekan mikroskopis tidak komplek

dengan perdarahan ke dalam jaringan. Pasien-pasien mengalami rasa sakit atau nyeri

mendadak dengan nyeri tekan local pada pemakaian otot dan kontraksi isometric.

Oleh karena alasan tersebut diatas maka penulis tertarik membahas masalat

tersebut untuk dijadikan suatu makalah.

B. TUJUAN

1. Tujuan umum

a. Untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai apa itu strain.

b. Dapat memecah masalah yang timbul dengan menggunakan proses

keperawatan.

c. Memperoleh informasi atau gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan

dengan masalah strain.

2. Tujuan khusus

a. mampu malakukan pengkajian pada klien dengan strain.

3

Page 4: Strain

b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien strain.

c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada lien strain.

C. RUANG LINGKUP

Pembahasan makalah ini membahas tentang definisi dari strain, etiologi, tanda

dan gejala, penatalaksanaan, pemeriksaan diahnostik, pencegahan serta membahas

asuhan keperawatan strain.

D. METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu dengan cara

mengumpulkan data, menganalisa dan menarik kesimpulan kemudian menyajikan

dalam bentuk narasi. Adapun langkah-langkah yang diambil dalam penulisan

makalah ini adalah studi literature yaitu mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan

dengan strain dan asuhan keperawatan dengan membaca buku-buku diklat jurnal

keperawatan maupun sumber-sumber lain yang berkaitan dengan strain.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam pembuatan makalah ini terdiri dari:

BAB I: PENDAHULUAN

Yang terdiri dari : latar belakang, tujuan panulisan, ruang lingkup

penulisan, metode penulisan, dan sistematika panulisan.

BAB II: PEMBAHASAN

Yang terdiri dari : definisi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala,

penatalaksanaan, pemeriksaan diagnostik, pencegahan.

BAB III: ASUHAN KEPERAWATAN

Yang terdiri dari : pengkajian, diagnosa keperawatan, dan intervensi.

BAB IV: PENUTUP

Yang terdiri dari : kesimpulan dan saran.

4

Page 5: Strain

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau

tidak langsung (overloading). Pada cidera strain rasa sakit adalah nyeri yang menusuk

pada saat terjadi cedera, terlebih jika otot berkontraksi (www.promosikesehatan.com).

Strain adalah hasil dari penggunaan otot atau struktur sambungan lain yang

melebihi kemampuan fungsional. Strain dapat terjadi pada suatu cedera (akut) atau

dapat terjadi karena efek komulatif dari penggunaan berlebihan yang berangsur-

angsur sampai dengan serangan mendadak. ( gerlach pless burrell,1996)

Strain adaalah tarikan otot akibat penggunaan berlebihan, peregangan berlebihan,

atau stress yang berlebihan. Strain adalah robekan mikroskopis tidak komplet dengan

perdarahan ke dalam jaringan. Pasien mengalami rasa sakit dan nyeri mendadak

dengan nyeri tekan local pada pemakaian otot dan kontraksi isometric. (Brunner &

suddarth, 2001)

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strain

adalah kerusakan pada jaringan otot yang terjadi baik secara langsung maupun tidak

langsung akibat dari peregangangan atau penggunaan yang berlebihan.

Cedera strain terbagi menjadi derajat satu, dua dan tiga.

1. Strain derajat pertama, peregangan ringan dari otot/tendon menghasilkan

ketegangan pada saat dipalpitasi, memungkinkan ketegangan otot, tetapi tidak

mengalami kehilangan rentang gerak sendi ( ROM), edema, atau ekimosis.

Penangannannya adalah mengukur kenyamanan dengan tindakan pengompresan

5

Page 6: Strain

dingin secara intermitten pada 24 jam pertama, kemudian pengompresan hangat,

relaksan otot, analgesic ringan dan obat anti imflamasi.

2. Strain derajat kedua, peregangan sedang atau sobekan pada otot atau tendon yang

mengasilkan spasme otot yang berat, nyeripada gerakan yang pasif, dan edema

segera setelah luka, diikuti dengan ekimosis. Penangannannya sama dengan strain

derajat pertama, kecuali pada penggunaan es digunakan secara intermediet selama

lebih dari 48 jam, setelah kompres hangat dilakukan. Mobilitas dibatasi selama 4-

6 minggu, kemudian diikuti latihan yang bertahap. Tindakan pembedahan

diperlukan pada kasus berat.

3. Strain derajat ketiga, peregangan berat dan penggerusan komplit dari tendon/ otot

yang menyebabkan spasme otot, ketegangan, edema, dan kehilangan pergerakan.

Penanganannya sama dengan derajat kedua.

Strain ringan ditandai dengan kontraksi otot terhambat karena nyeri dan teraba

pada bagian otot yang mengaku. Strain total didiagnosa sebagai otot tidak bisa

berkontraksi dan terbentuk benjolan. Cidera strain membuat daerah sekitar cedera

memar dan membengkak. Setelah 24 jam, pada bagian memar terjadi perubahan

warna, ada tanda-tanda perdarahan pada otot yang sobek, dan otot mengalami

kekejangan.

B. ETIOLOGI

Sebagai penyebabnya adalah persendian tulang dipaksa melakukan suatu gerak

yang melebihi jelajah sendi atau range of movement normalnya. Trauma langsung ke

persendian tulang, yang menyebabkan persendian bergeser ke posisi persendian yang

tidak dapat bergerak.

6

Page 7: Strain

DAYA

Pembuluh darah

C. PATOFISIOLOGI

7

LANGSUNG

TendonOtot

CEDERA

Peningkatan ketegangan

OVER LOADING

TIDAK LANGSUNG

TRAUMA

Ruptur Bengkak/Memar

BENTURAN

Saraf

anastesi

TerputusTertekan

RistiIntegritas

kulit

Risti disfungsiNeurovaskuler

perifer

Reseptor NyeriGangguan

Rasa Nyaman

Nyeri

Keterbatasan Mobilitas

fisik

Tertutup Kerusakan

PD

Kerusakan neurovaskuler

Hematom

Risti disfungsiNeurovaskuler

perifer

Nyeri Iskemik jar perifer

Nyeri

Saraf Perifer

Medulla Spinalis

Otak

Peningkatan histamine & Bradikinin

Vasodilatasi Kebocoran cairan dan

protein plasma ke jaringan

Peningkatan permeabilitas

kapiler

Page 8: Strain

D. TANDA DAN GEJALA

Memar, bengkak di sekitar persendian tulang yang terkena cedera, termasuk

perubahan warna kulit. Terjadi haemarthrosis atau perdarahan sendi. Nyeri pada

persendian tulang, nyeri bila anggota badan digerakkan atau diberi beban, fungsi

persendian terganggu, terjadi kekakuan sendi, ketidakstabilan persendian tergantung

jenis cederanya.

E. PENATALAKSANAAN

Terapi yang harus dilakukan adalah rest atau istirahat, ice atau mendinginkan area

cedera, compression atau balut bagian yang cedera, elevasi atau meninggikan, dan

membebaskan dari beban. Jika nyeri dan bengkak berkurang 48 jam setelah cedera,

gerakkan persendian tulang ke seluruh arah. Hindari tekanan pada daerah cedera

sampai nyeri hilang (biasanya 7 sampai 10 hari untuk cedera ringan dan 3 sampai 5

minggu untuk cedera berat). Jika dibutuhkan, gunakan tongkat penopang ketika

berjalan.

Es mengurangi nyeri dan pembengkakan melalui beberapa cara. Daerah yang

mengalami cedera mengalami pembengkakan karena cairan merembes dari dalam

pembuluh darah. Dengan menyebabkan mengkerutnya pembuluh darah, maka dingin

akan mengurangi kecenderungan merembesnya cairan sehingga mengurangi jumlah

cairan dan pembengkakan di daerah yang terkena. Menurunkan suhu kulit di sekitar

daerah yang terkena bisa mengurangi nyeri dan kejang otot. Dingin juga akan

mengurangi kerusakan jaringan karena proses seluler yang lambat.

Pengompresan dengan es batu terlalu lama bisa merusak jaringan. Jika suhu

sangat rendah (sampai sekitar 15 derajat Celsius), kulit akan memberikan reaksi

sebaliknya, yaitu menyebabkan melebarkan pembuluh darah. Kulit tampak merah,

teraba hangat dan gatal, juga bisa terluka. Efek tersebut biasanya terjadi dalam waktu

9-16 menit setelah dilakukan pengompresan dan akan berkurang dalam waktu sekitar

4-8 menit setelah es diangkat.

8

Zat kimiaPerangsang nyeri

Edema

Page 9: Strain

Pijat tidak hanya menghilangkan ketegangan otot

Siapapun dan apapun pekerjaannya anda pasti pernah mengalami saat-saat yang

penuh stress dan melelahkan. Stress mental dan fisik dapat timbul dari beban kegiatan

fisik maupun kegiatan mental, dan juga suasana kejiwaan. Stress pada otot tentu saja

sangat terasa tidak nyaman dan pijat adalah salah satu terapi terbaik yang dapat

mengatasinya. Sebenarnya pijat tidak hanya bertujuan mengendurkan otot yang

tegang, tetapi juga membawa manfaat lain seperti:

a. Mengurangi rasa kaku pada otot

b. Mengurangi rasa sakit dan nyeri pada otot dan persendian

c. Mempercepat penyembuhan persendian yang sakit/bengkak

d. Meningkatkan kinerja otot saat berolahraga

e. Melancarkan aliran darah dan cairan getah bening

f. Memperbaiki postur tubuh

g. Mengurangi ketegangan mental

h. Menciptakan mood (suasana hati) positip, dan lain-lain.

Jangan diurut

Apabila terjadi cedera otot, sering kali ditemukan kasus-kasus ini ditangani

dengan pengurutan. Padahal, tidak selalu harus demikian. Orang yang mengalami

cedera, bisa saja ada pembuluh darah pada jaringan otot yang robek sehingga timbul

perdarahan. Sebaiknya, dalam kasus ini bagian yang cedera jangan diurut atau diberi

param karena cedera justru akan semakin parah.

Pengurutan hanya akan menimbulkan inflamasi yang pada akhirnya malah

menjadi bengkak karena pembuluh darah yang robek makin melebar dan biasanya

menjadi lama sembuhnya. Padahal, jika dikompres dengan es, pembuluh darah yang

pecah pun tidak semakin pecah, justru bisa makin kuat karena terjadi pembekuan.

Bila cedera otot ini sudah cukup berat maka tindakan dokter adalah memberikan gips,

karena biasanya cedera sudah mengarah pada keretakan tulang dan sendi.

9

Page 10: Strain

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan meliputi:

1. CT scan

2. MRI

3. Artroskopi

4. Elektromiografi

5. Pemeriksaan dengan bantuan komputer lainnya untuk menilai fungsi otot dan

sendi.

G. PENCEGAHAN

Sebagai upaya pencegahan, saat melakukan aktivitas olahraga memakai sepatu

yang sesuai, misalnya sepatu yang bisa melindungi pergelangan kaki selama aktivitas.

Selalu melakukan pemanasan atau stretching sebelum melakukan aktivitas atletik,

serta latihan yang tidak berlebihan. Cedera dapat terjadi pada setiap orang yang

melakukan olahraga dengan jenis yang paling sering adalah strain dan sprain dengan

derajat dari yang ringan sampai berat. Cedera olahraga terutama dapat dicegah

dengan pemanasan dan pemakaian perlengkapan olahraga yang sesuai.

10

Page 11: Strain

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Dasar-dasar pengkajian:

1. Aktivitas/istirahat

Tanda: keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena.

2. Sirkulasi

Tanda:

a. Takikardi (respon stres, hipovolemia).

b. Pembengkakan jaringan atau masa hematoma pada sisi cedera.

3. Neurosensori

Gejala: hilang gerakan/sensori, kebas/kesemutan (parstesis)

Tanda: spasme otot.

4. Nyeri/ketidak nyamanan

Gejala: nyeri berat tiba-tiba saat cedera.

Tanda: spasme otot.

5. Keamanan

Tanda: laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan, perubahan warna,

pembengkakan lokal.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ganguan rasa nyaman nyeri b.d bengkak pada daerah ekstremitas.

2. Keterbatasan mobilitas fisik b.d daerah yang nyeri.

3. Resti terhadap disfungsi nerovaskular perifer b.d bengkak.

4. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d bengkak

11

Page 12: Strain

C. INTERVENSI DAN RASIONAL

Dx: 1

1. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips,

pembebat, traksi (rujuk ke dokter; trauma).

Rasional: menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi

tulang/tegangan jaringan yang cedera.

2. Evaluasi keluhan nyeri/ketidaknyamanan. Perhatikan karakteristik, termasuk

intensitas (skala 0-10). Perhatikan petunjuk nyeri nonverbal (perubahan pada

tanda vital dan perilaku/emosi).

Rasional: mempengaruhi pilihan/pengawasan keefektifan intervensi. Tingkat

ansietas dapat mempengaruhi persepsi/reaksi terhadap nyeri.

3. Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena.

Rasional: meningkatkan aliran balik vena, menurunkan edema dan nyeri.

4. Dorong klien untuk mendiskusikan masalah sehubungan dengan cedera.

Rasional: membantu untuk menghilangkan ansietas. Pasien dapat merasakan

kebutuhan untuk mneghilangkan pengalaman kecelakaan.

5. Jelaskan prosedur sebelum memulai.

Rasional: memungkinkan pasien untuk siap secara mental untuk aktifitas juga

berpartisipasi dalam mengontrol ketidak nyamanan.

6. Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif/aktif.

Rasional: memperhatikan kekuatan/mobilitas otot yang sakit dan

memudahkan resolusi inflamasi pada jaringan.

7. Berikan alternative tindakan kenyamanan. Contoh: pijatan punggung,

perubahan posisi).

8. Selidiki adanya keluhan nyeri tiba-tiba/tidak biasa, lokasi progresif/buruk

tidak hilang dengan analgesik.

Rasional: dapat menandakan komplikasi. Contoh: infeksi, iskemia jaringan,

sindrom kompartemen.

12

Page 13: Strain

9. Kolaborasi berikan obat anti nyeri

a. Asetilsalisilat (Aspirin)

Rasional : ASA bekerja sebagai anti inflamasi dan efek analgesic ringan

dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilistas. ASA harus

dipakai secara regular untuk mendukung kadar dalam darah teraupetik.

Riset mengindikasikan ASA memiliki “indeks toksisitas” yang paling

rendah dari NSAID lain yang diresepkan.

b. NSAID lainnya mis: Ibuprofen (motrin); naproksen (naprosin); sulindak

(clinoril); piroksikam (feldene); Fenoprofen (nalfon).

Rasional : dapat digunakan bila pasien tidak memberikan respon dari

aspirin, atau untuk meningkatkan efek dari aspirin.

Dx: 2

1. Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan perhatikan

persepsi terhadap imobilitas.

Rasional: pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri/persepsi diri tentang

keterbatasan fisik aktual, memerlukan informasi/intervensi untuk

meningkatkan kemajuan kesehatan.

2. Dorong partisipasi pada aktifitas terapeutik/rekreasi, pertahankan rangsangan

lingkungan. Contoh: radio, tv, koran, barang milik pribadi/lukisan, jam,

kalender.

Rasional: memberi kesempatan untuk mengeluarkam energi, memfokuskan

kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol diri.

Dx : 3

1. Kaji aliran kapiler, warna kulit dan kehangatan distal pada strain.

Rasional: kembalinya warna harus cepat (3-5 detik), warna kulit putih

menunjukan gangguan arterial, sianosal diduga ada gangguan vena.

2. Pantau TTV, perhatikan tanda-tanda pucat/sianosis umum/kulit

dingin/perubahan mental.

13

Page 14: Strain

Rasional: ketidak adekuatan volume sirkulasi akan mempengaruhi sistem

perfusi jaringan.

3. Dorong klien untuk secara rutin latihan jari/sendi distal cedera. Ambulasi

segera mungkin.

Rasional: meningkatkan sirkulasi dan menurunkan pengumpulan darah

khususnya pada ekstremitas bawah.

4. Kaji keseluruhan panjang ekstremitas yang cedera untuk pembengkakan dan

pembentukan edema. Ukur ekstremitas yang cedera dan dibandingkan

dengan yang tidak cedera. Perhatikan penampilan/luasnya.

Rasional: peningkatan lingkar ekstremitas yang cedera dapat diduga ada

pembengkakan jaringan/edema umum tetapi dapat menunjukan perdarahan.

Catatan: peningkatan 1 inchi pada paha orang dewasa dapat sama dengan

akumulasi 1 unit darah.

5. Berikan kompres es sekitar strain sesuai indikasi.

Rasional: menurunkan edema/pembentukan hematoma, yang dapat

mengganggu sirkulasi.

Dx: 4

1. Mandiri

a. Lihat kulit, adanya edema, area sirkulasinya terganggu / pigmentasi atau

kegemukan / kurus

Rasional : kulit beresiko karena gangguan sirkulasi perifer, imobilitas fisik

dan gangguan status nutrisi

b. Pijat area kemerahan atau yang memutih

Rasional : meningkatkan aliran darah, meminimalkan hipoksia jaringan

c. Ubah posisi sering ditempat tidur atau kursi, bantu latihan rentang gerak

pasif atau aktif

Rasional : memperbaiki sirkulasi / menurunkan waktu satu area yang

mengganggu aliran darah

d. Berikan perawatan kulit sering, meminimalkan dengan kelembaban /

ekskresi

14

Page 15: Strain

Rasional : terlalu kering atau lembab merusak kulit dan mempercepat

kerusakan

e. Periksa sepatu atau sandal kesempitan dan ubah sesuai kebutuhan

Rasional : edema dependen dapat menyebabkan sepatu terlalu sempit,

meningkatkan resiko tertekan dan kerusakan kulit pada kali

f. Hindari obat intramuskuler

Rasional : edema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat

absorpsi obat dan predisposisi untuk kerusakan kulit/ terjadinya infeksi.

2. Kolaborasi

Berikan tekanan alternative atau kasur, kulit domba, perlindungan siku atau

tumit.

Rasional : menurunkan tekanan pada kulit dapat memperbaiki sirkulasi kulit.

15

Page 16: Strain

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Strain adaalah tarikan otot akibat penggunaan berlebihan, peregangan berlebihan,

atau stress yang berlebihan. Strain adalah robekan mikroskopis tidak komplet dengan

perdarahan ke dalam jaringan. Pasien mengalami rasa sakit dan nyeri mendadak

dengan nyeri tekan local pada pemakaian otot dan kontraksi isometric. Sebagai

penyebabnya adalah persendian tulang dipaksa melakukan suatu gerak yang melebihi

jelajah sendi atau range of movement normalnya. Memar, bengkak di sekitar

persendian tulang yang terkena cedera, termasuk perubahan warna kulit. Terjadi

haemarthrosis atau perdarahan sendi. Terapi yang harus dilakukan adalah rest atau

istirahat, ice atau mendinginkan area cedera, compression atau balut bagian yang

cedera, elevasi atau meninggikan, dan membebaskan dari beban.

B. SARAN

Untuk setiap orang yang melakukan olahraga disarankan untuk menggunakan

sepatu yang sesuai, melakukan peregangan atau streching sebelum malakukan

aktivitas altletik, dan latihan yang tidak berlebihan untuk menghindari cedera strain.

Gunakan RICE (rest, ice, compression, elevation) untuk menangani cedera.

16

Page 17: Strain

DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. EGC. Jakarta

Burrell, gerlach pless,1996. Adult nursing. USA. library of congress

Corwin, elizabeth J, 2000. “Buku Saku Patofisiologi”. EGC. Jakarta.

Doengoes E. Marilyn, 2000. ”Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk

Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien”. Edisi 3. EGC. Jakarta

FK.UI. 2001. ”Kapita Selekta Kedokteran”. Jilid 2. Edisi ke-3. Media Aesculaplus.

www.promosikesehatan.com/tips.php, Kamis, 15 November 2007, jam 18.25 pm.

http://health.yahoo.com/health/Diseases and Conditions/Disease Feed Data/Leg Pain,

Sabtu, 17 november 2007, jam 17.45 pm.

17

Page 18: Strain

LAMPIRAN

Gambar

18

Page 19: Strain

Ketegangan otot

19

Page 20: Strain

20