Stoikiometri
-
Upload
avidia-sarasvati -
Category
Documents
-
view
2.890 -
download
10
Transcript of Stoikiometri
KELOMPOK 5
NAMA ANGGOTA :
1. ISNAINATU ULFAH2. NINDYA HANDAYANI M.U3. RAHMAWANTI BUANA P.4. NUZUL ANDRI P.
5. AVIDIA SARASVATI
STOIKIOMETRI
A.TUJUAN
Menguji kembali kebenaran hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier)
Mencari hubungan massa dari unsur-unsur yang bersenyawa
Menentukan perbandingan jumlah mol antara zat-zat yang bereaksi
B. DASAR TEORI Dalam ilmu kimia, stoikiometri adalah
ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia). Kata ini berasal dari bahasa Yunani stoikheion (elemen) dan metriā (ukuran).
Stoikiometri didasarkan pada hukum-hukum dasar kimia, yaitu hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum perbandingan berganda.
Teori hukum kekekalan massaberbunyi: dalam suatu reaksi, massa zat dan sesudah reaksi adalah sama (bila kita nyatakanbahwa suatu zat tersebut tak hilang atau bertambah). Hukum kekekalan massa adalah hukumkimia yang penting dan berhubungan dengan reaksi kimia dan digunakan sebagai penyebabmengapa diadakan kesetimbangan persamaan kimia.Percobaan Lavoiser menyebabkan peneliti-peneliti lain melakukan pengukuran secarakauntitatif secara teliti terhadap zat-zat kimia dan hasilnya adalah didapat suatu yang penting,disebut hukum perbandingan tetap. Hukum ini menyatakan bahwa dalam suatu zat kimia yangmurni, perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Labu erlenmeyer 100 ml2. Tabung reaksi 75x12 mm3. Neraca timbang4. Pembakar spirtus5. Statif dan klem6. Spatula7. Silinder ukur 10 dan 25 ml8. Larutan NaOH 1 M9. Larutan H2SO4 1 M
10. Larutan CuSO4 1 M11. Larutan KI 0,5 M12. Larutan Pb(NO3)2 0,5 M13.Lempeng tembaga 30x4 cm14.Serbuk belerang15. Gelas kimia16.Termometer 1000 C17.Benang kasur
D. CARA KERJAa. Ketetapan massa zat pada reaksi kimia
Dimasukan 10 ml larutan NaOH ke dalam labu
erlenmeyer dan 5 ml larutan CuSO4 ke dalam tabung
reaksikecil
Tabung dimasukan ke labu erlenmeyer dan ditutup, kemudian ditimbang .
Labu dimiringkan sehingga kedua larutan
bercampur
Labu beserta isinya ditimbang lagi
Larutan dalam labu disaring
b. Hubungan antara massa unsur dalam senyawa
dilakukan percobaan yang sama dengan menggunakan
10 ml lar.KI dan 5 ml lar.Pb(NO3)2
Dimasukan belerang ke dalam tabung reaksi sebanyak ujung
spatel ditambah lempeng tembaga
Tabung dijepit secara horisontal kemudian
dipanaskan perlahan-lahan
Dengan cara yang sama , lempeng tembaga yang lain dipanaskan dengan jumlah
belerang makin banyak
Diamati sisa panjang tembaga dan jumlah
belerang
c. Penentuan perbandingan jumlah mol pereaksi
Dimasukan lar. Pb(NO3)2 0.5 M dan lar.KI 0.5 M ke
dalam 6 tabung
Masing-masing campuran diaduk dan
dibiarkan endapan turun selama lebih
setengah jam
Diamati tinggi endapannya
E.PENGAMATAN
a. Ketetapan massa zat pada reaksi kimia1. reaksi antara larutan NaOH dengan larutan CuSO4
massa labu serta isinya sebelum reaksi = 88.2 gram
massa labu serta isinya sesudah reaksi = 88.35 gram
perubahan keadaan setelah dilakukan penyaringan :
2NaOH (aq)+CuSO4 (aq) Na2SO4 (aq)+ Cu(OH)2 (s)
bening bening beningbiru
2. Reaksi antara larutan KI dengan larutan Pb(NO3)2massa labu serta isinya sebelum reaksi = 88.1 gram massa labu sertaa isinya sesudah reaksi = 87.5 gramperubahan keadaan zat setelah dilakukan penyaringan :2KI (aq)+Pb(NO3)2 (aq) KNO3 (aq)+PbI (s)bening bening bening kuning
b. hubungan antara massa unsur dalam senyawaJumlah belerang
0.5 1 1.5 2 2.5
Sisa panjang tembaga
18 15 14 12 10
Grafik hubungan jumlah belerang dengan perubahan sisa panjang tembaga
c.Penentuan perbandingan jumlah mol pereaksiNo.tabung 1 2 3 4 5 6
Vol Pb(NO3)2 (ml)
0.5 1 1.5 2.5 3.5 4.5
Vol KI (ml) 4.5 4 3.5 2.5 1.5 0.5
Tinggi endapan
4 5 13 12 6 3
Grafik
F. PEMBAHASAN
a. Ketetapan massa zat pada reaksi kimiaMassa NaOH dan CuSO4 sebelum direaksikan adalah 88,2 gram.Setelah direaksikan adalah 88,35 gram. Sebelum direaksikan, warna larutan CuSO4 adalah biru dan NaOH jernih tak bewarna. Terjadi endapan CuOH2 yang bewarna biru dan Na2SO4 yang jernih tak bewarna setelah keduanya direaksikan
Sedangkan massa larutan KI dan Pb(NO3)2 sebelum direaksikan adalah 88,1 gram, dan sesudah direaksikan adalah 87,5 gram. Terjadi endapan KNO3 yang bewarna bening dan PbI2 yang bewarna kuning. Adanya endapan membuktikan bahwa masing-masing larutan yang dicampurkan antara NaOH dengan CuSO4 dan KI dengan Pb(NO3 )2 terjadi reaksi kimia. Dari semua data reaksi tersebut didapatkan bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalh tetap. Hal ini membuktikan kebenaran dari hukum Lavoisier.
B. HUBUNGAN ANTARA MASSA UNSUR DALAM SENYAWA
Setelah memanaskan serbuk belerang dan tembaga di atas pembakar spirtus didapatkan data panjang tembaga 18, 15,14,12,10 mm. Sedangkan belerang sendiri mengalami perubahan kimia karena dipanaskan. Alasan mengapa panjang tembaga semakin berkurang adalah apabila dua buah unsur direaksikan dan salah satu diantaranya dalam jumlah yang berlebihan maka jumlah unsur yang berlebihan dan yang diperlukan untuk membentuk senyawa tidak akan bereaksi. Menurut hukum Proust :”Perbandingan massa unsur-unsur yang membentuk senyawa tertentu yang murni adalah tetap”.
C. PENENTUAN PERBANDINGAN JUMLAH MOL PEREAKSI
Endapan kuning tertinggi diperoleh dari reaksi PN(NO3)2 dengan volume 1,5 ml dan KI 3,5 ml yang menghasilkan endapan kuning setinggi 13 mm. Dari dat perhitungan diperoleh bahwa jumlah mol Pb(NO3)2 yang bereaksi adalah 0,45 mmol dan jumlah mol KI yang bereaksi adalah 0,9 mmol. Sehingga perbandingan jumlah mol yang bereaksi adalal 1:2.
G. SIMPULAN • simpulana. Masa zat pereaksi sebelum dan
sesudah reaksi adalah samab. Unsur-unsur dapat saling bereaksi
membentuk senyawac. Jumlah mol-mol zat yang bereaksi
sesuai dengan koefisien reaksinyad. Tinggi endapan suatu larutan
dipengaruhi oleh banyaknya mol yang dihasilkan oleh suatu larutan
Saran • Praktikan harus membagi tugas agar
pekerjaan lebih cepat.• Praktikan sebaiknya lebih teliti dalam
menghitung karena akan mempengaruhi kaekuratan dari hasil percobaan.
• Praktikan harus memahami terlebih dahulu materi dan tata cara praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmadi dan Gatot Luhbanjono. Kima Dasar I. Semarang : UPT UNNES Press.Tim Kimia Dasar 2012. Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I Pend. IPA. Semarang : UNNESwww. google.com