STIKES Santa Elisabeth Medan filestikes santa elisabeth medan skripsi hubungan dukungan keluarga...

108
STIKES Santa Elisabeth Medan SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENJALANKAN KEMOTERAPI PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN Oleh: SULISTYOWATI YUSWADI GULO 032014070 PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN 2018

Transcript of STIKES Santa Elisabeth Medan filestikes santa elisabeth medan skripsi hubungan dukungan keluarga...

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    SKRIPSI

    HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

    KEPATUHAN MENJALANKAN KEMOTERAPI

    PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT

    SANTA ELISABETH MEDAN

    Oleh:

    SULISTYOWATI YUSWADI GULO

    032014070

    PROGRAM STUDI NERS

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH

    MEDAN

    2018

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    SKRIPSI

    HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

    KEPATUHAN MENJALANKAN KEMOTERAPI

    PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT

    SANTA ELISABETH MEDAN

    UntukMemperolehGelarSerjanaKeperawatan (S.Kep)

    Dalam Program StudiNers

    PadaSekolahTinggiIlmuKesehatan Santa Elisabeth

    Oleh:

    SULISTYOWATI YUSWADI GULO

    032014070

    PROGRAM STUDI NERS

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH

    MEDAN

    2018

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    LEMBAR PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini,

    Nama : SULISTYOWATI YUSWADI GULO Nim : 032014070

    Program Studi : Ners

    Judul : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan

    Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah Sakit

    Santa Elisabeth Medan

    Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat

    ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata

    dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan

    terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan

    sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di STIKes

    Santa Elisabeth Medan.

    Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak

    dipaksakan.

    Penulis,

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth

    Medan, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : SULISTYOWATI YUSWADI GULO NIM : 032014070

    Program studi : Ners

    Jenis Karya : Skripsi

    Demi perkembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan

    kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan Hak Bebas

    Royalti Non-ekslutif (Non-exclutive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya

    yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan

    Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan”. Beserta

    perangkat yang ada (jika diperlukan).

    Dengan hak bebas royalti noneksklutif ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

    Santa Elisabeth Medan berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan,

    mengolah dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat dan

    mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

    sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Medan, 7 Mei 2018

    Yang menyatakan

    (Sulistyowati Yuswadi Gulo)

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    PROGRAM STUDI NERS

    STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

    Tanda Persetujuan Seminar Skripsi

    Nama : Sulistyowati Yuswadi Gulo

    Nim : 032014070

    Judul : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan

    Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.

    Menyetujui Untuk Diujikan Pada Ujian Skripsi Jenjang Serjana

    Medan, 07 Mei 2018

    Pembimbing II Pembimbing I

    Seri Rayani Bangun, S.Kp., M.Biomed Indra Hizkia P. S,Kep.,Ns.,M.Kep

    Mengetahui

    Ketua Program Studi Ners

    Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    Telah diuji,

    Pada tanggal, 07 mei 2018

    Panitia penguji

    Ketua :

    Indra Hizkia P. S,Kep.,Ns.,M.Kep

    Anggota :

    1. Seri Rayani Bangun, S.Kp., M.Biomed

    2. Sri Martini S.Kep., Ns., M.Kep

    Mengetahui

    Ketua Program Studi Ners

    Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    PROGRAM STUDI NERS

    STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

    Tanda Pengesahan

    Nama : Sulistyowati Yuswadi Gulo

    Nim : 032014070

    Judul : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan

    Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.

    Telah Disetujui, Diperiksa Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji

    Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Serjana Keperawatan

    Pada Senin, 07 Mei 2018 Dan Dinyatakan LULUS

    Tim Penguj

    :

    Tanda Tangan

    Penguji I

    :

    Indra Hizkia P. S.Kep., Ns., M.Kep

    Penguji II : Seri Rayani, S.Kp., M.Biomed

    Penguji III : Sri Martini S.Kep., Ns., M.Kep

    Mengetahui Mengetahui

    Ketua Program Studi Ners Ketua STIKes

    Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN Mestiana Br.Karo, S.Kep., Ns., M.Kep

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    ABSTRAK

    Sulistyowati Yuswadi Gulo 032014070

    Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi

    Pada Pasien Dirumah Sakit Santa Elisabeth Medan

    Program Studi Ners STIKes Santa Elisabeth Medan 2018

    Kata kunci : Dukungan Keluarga, Kepatuhan, menjalankan kemoterapi

    (xix + 66 + Lampiran)

    Kemoterapi merupakan pemberian obat untuk membunuh sel kanker dan juga

    untuk memperlambat/menghentikan pertumbuhan sel-sel onkogen (kanker) pada

    tubuh pasien. Salah satu yang perlu dilakukan pasien yaitu harus patuh dalam

    melakukan pengobatan kemoterapi, yang merupakan faktor utama penentu

    keberhasilan dalam penyembuhan pasien kanker. Pasien kemoterapi perlu

    dukungan keluarga yang memiliki hubungan terdekat dengan pasien. Dukungan

    keluarga tersebut menjadi obat terpenting dalam menjalankan kemoterapi. Tujuan

    penelitian mengidentifikasi dukungan keluarga dengan kepatuhan menjalankan

    kemoterapi pada pasien di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Desain

    penelitian menggunakan correlation dengan pendekatan cross sectional dengan

    teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, jumlah sampel

    sebanyak 47 orang, dengan menggunakan lembar kuesioner, hasil dukungan

    keluarga baik sebanyak 29 (61,7%) orang dan cukup 18 (38,3%)orang dan

    kepatuhan ada 47 (100%) orang. Hasil uji spearmen Rank diperoleh nilai p

    value=0,000 (p

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    ABSTRACT

    Sulistyowati Yuswadi Gulo 032014070

    Correlation between Family Support and Compliance Running Chemotherapy at

    Patient of Santa Elisabeth Hospital Medan

    Ners Program 2018

    Keywords: Family Support, Compliance, chemotherapy

    (xix + 66 + Attachments)

    Chemotherapy is a drug to kill cancer cells and also to slow / stop the growth of

    oncogen cells (cancer) in the patient's body. One of the patients needs to be done

    is to be obedient in chemotherapy treatment, which is a major determinant of

    success in the healing of cancer patients. Chemotherapy patients need family

    support that has the closest relationship to the patient. Family support is the most

    important drug in chemotherapy. The study objectives identified family support

    with adherence to chemotherapy in patients at Santa Elisabeth Hospital Medan.

    The research design use correlation with cross sectional approach with sampling

    technique using purposive sampling, total sample counted 47 people, using

    questionnaire sheet, good family support result counted 29 (61,7%) people and

    enough 18 (38,3%) people and compliance there are 47 (100%) people. Rank

    spearmen test results obtained p value = 0,000 (p

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

    rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Adapun

    judul skripsi ini adalah ” Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan

    Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah Sakit Santa Elisabeth

    Medan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

    pendidikan jenjang S1 Ilmu Keperawatan Program Studi Ners Di Sekolah Tinggi

    Ilmu Kesehatan (STIKes) Santa Elisabeth Medan.

    Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti telah banyak mendapat bantuan,

    bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

    mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Mestiana Br Karo, S.Kep., Ns, M.Kep Selaku Ketua STIKes Santa Elisabeth

    Medan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis

    untuk mengikuti serta menyelesaikan pendidikan di STIKes Santa Elisabeth

    Medan.

    2. Samfriati Sinurat S.Kep., Ns., MAN selaku ketua program ners STIKes

    Santa Elisabeth Medan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas

    kepada penulis untuk mengikuti serta menyelesaikan pendidikan di STIKes

    Santa Elisabeth Medan.

    3. Indra Hizkia Perangin-Angin, S,Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing

    I yang telah membantu, membimbing serta mengarahkan penulis dalam

    menyelesaikan penelitian ini.

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    4. Seri Rayani, S.Kp., M.Biomed, selaku dosen pembimbing II yang telah

    membantu, membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

    penelitian ini

    5. Sri Martini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji III yang telah

    membantu, membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

    penelitian ini

    6. Maria Puji Astuti Simbolon, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing

    akademik yang telah memberikan banyak bimbingan kepada penulis selama

    menempuh pendidikan di STIKes Santa Elisabeth Medan.

    7. Dr. Maria Kristina, MARS selaku direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth

    Medan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengambil data

    awal di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.

    8. Seluruh Dosen, Staf STIKes Santa Elisabeth Medan dan Seluruh Staf Serta

    Karyawan/I di Rumah Sakit Elisabeth Medan yang telah menerima dan

    mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

    9. Sr Avelina FSE dan Ibu Widia Tamba selaku ibu asrama yang selalu

    menjaga dan memberikan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.

    10. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yang tercinta, terimakasih Y. Gulo

    dan T. Hia yang telah memberikan kasih sayang, dukungan moril maupun

    finansial, dorongan serta doa kepada penulis. Tak lupa juga abang, kakak dan

    adik-adik saya Yedta Setiawan Gulo, Sastra Abadi Gulo, Faa Duhu Gulo

    Dan Septi Warni Gulo dan seluruh keluarga yang selalu memberi motivasi,

    doa dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    11. Seluruh Teman Program Studi Ners Tahap Akademik Angkatan Kedelapan

    Stambuk 2014 STIKes Santa Elisabeth Medan yang selalu memberikan

    semangat, dukungan dan masukan selama penyusunan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa penulisan pada skripsi ini masih jauh dari

    sempurna, baik isi maupun pada teknik dalam penulisan. Oleh karena itu, dengan

    segala kerendahan hati penulis akan menerima kritik dan saran yang bersifat

    membangun untuk kesempurnaan proposal ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa

    mencurahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak

    membantu penulisan. Harapan penulis semoga skripsi ini akan dapat bermanfaat

    nantinya untuk dalam suatu pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi

    profesi keperawatan.

    Medan, Mei 2018

    (Sulistyowati Yuswadi Gulo)

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    DAFTAR ISI

    Sampul Depan .................................................................................................. i

    Sampul Dalam .................................................................................................. ii

    Halaman Persyaratan Gelar .............................................................................. iii

    Surat Pernyataan............................................................................................... iv

    Persetujuan ...................................................................................................... v

    Pengesahan ...................................................................................................... vi

    Surat Pernyataan Publikasi ............................................................................... vii

    Abstrak ............................................................................................................ viii

    Abstract .......................................................................................................... ix

    Kata Pengantar ................................................................................................ xi

    Daftar Isi .......................................................................................................... xiv

    Daftar Tabel .................................................................................................... xvii

    Dafar Bagan .................................................................................................... xviii

    Daftar diagram ................................................................................................ xix

    BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 7

    1.3 Tujuan penelitian ........................................................................... 7

    1.3.1. Tujuan Umum ..................................................................... 7

    1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................... 8

    1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

    1.4.1. Manfaat Teoritis .................................................................. 8

    1.4.2. Manfaat Praktis ................................................................... 8

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 9

    2.1. Konsep Dasar Medis .......................................................................... 9

    2.1.1. Defenisi Dukungan Keluarga ................................................... 9

    2.1.2. Jenis Dukungan Keluarga ........................................................ 9

    2.1.3. Dukungan Keluarga Berdasarkan Sifat Eksternal Dan Internal 10

    2.1.4. Klasifikasi Dukungan Keluarga ............................................... 10

    2.1.5. Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga ................... 12

    2.1.6. Bentuk Dukungan Keluarga ..................................................... 13

    2.1.7. Dampak Dukungan Keluarga ................................................... 14

    2.2. Konsep Kepatuhan Minum Obat ....................................................... 15

    2.2.1. Pengertian Kepatuhan ............................................................. 15

    2.2.2. Cara Meningkatkan Kepatuhan................................................ 15

    2.2.3. Faktor Yang Mendukung Kepatuhan Pasien ........................... 16

    2.2.4. Strategis Untuk Meningkatkan Kepatuhan .............................. 18

    2.2.4. Ketidak Patuhan ....................................................................... 19

    2.2.5. Cara Mengetahui Ketidak Patuhan .......................................... 19

    2.2.6. Jenis-Jenis Ketidak Patuhan ..................................................... 20

    2.2.7. Faktor Yang Mempengaruhi Ketidak Patuhan ........................ 22

    2.3. Konsep Kanker ................................................................................... 24

    2.3.1. Defenisi Kanker ....................................................................... 24

    2.3.2. Jenis-Jenis Kanker ................................................................... 25

    2.3.3. Faktor Resiko ........................................................................... 26

    2.3.4. Stadium ................................................................................... 27

    2.3.5. Patofisologi .............................................................................. 30

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    2.3.6. Menifestasi Klinis ................................................................... 31

    2.3.7. Strategis Pengobatan Kanker ................................................... 32

    2.3.8. Penatalaksanaan Medis ............................................................ 35

    BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN .......... 36

    3.1. Hipotesa Penelitian ....................................................................... 36

    3.2. Kerangka Penelitian ..................................................................... 37

    BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................. 38

    4.1. Rancangan Penelitian ................................................................... 38

    4.2. Populasi Dan Sampel ................................................................... 38

    4.2.1. Popuasi ............................................................................... 38

    4.2.2. Sampel ................................................................................. 39

    4.3. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ............................. 40

    4.3.1. Variabel Penelitian ............................................................. 40

    4.3.2. Defenisi Operasional .......................................................... 41

    4.4. Instrument Penelitian .................................................................... 42

    4.5. Lokasi Dan Waktu Penelitian ....................................................... 43

    4.5.1. Lokasi Penelitian ................................................................ 43

    4.5.2. Waktu Penelitian ................................................................ 43

    4.6. Prosedur Pengambilan Dan Teknik Pengumpulan Data ............... 44

    4.6.1. Pengambilan Data .............................................................. 44

    4.6.2. Uji Validitas Dan Reliabilitas ............................................ 44

    4.7. Kerangka Operasional .................................................................. 46

    4.8. Analisa Data ................................................................................. 47

    4.9. Etika Penelitian ............................................................................ 48

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 50

    5.1. Hasil Penelitian ................................................................................. 50

    5.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................... 50

    5.1.2. Deskripsi Karakteristik Demografi responden ........................ 52

    5.1.3. Dukungan Keluarga ................................................................. 53

    5.1.4. Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi ...................................... 54

    5.1.5. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan

    Kemoterapi .............................................................................. 54

    5.2. Pembahasan ....................................................................................... 55

    5.2.1 Dukungan Keluarga Yang Menjalani Kemoterapi .................. 55

    5.2.2. Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi ..................................... 59

    5.2.3. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan

    Kemoterapi ............................................................................... 62

    BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 65

    6.1. Simpulan ....................................................................................... 65

    6.2. Saran .............................................................................................. 65

    DAFTAR PUSTAKA

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Jadwal penelitian 2. Lembaran Persetujuan Penelitian 3. Informen Consent 4. Kuesioner 5. Surat Pengajuan Judul Proposal 6. Usulan Judul Skripsi 7. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Awal 8. Surat Persetujuan Izin Pengambilan Data Awal dari RSE 9. Surat Permohonan Izin Uji Validitas 10. Surat Persetujuan Izin Uji Validitas 11. Surat Permohonan Izin Penelitian RSE 12. Surat Izin Penelitian RSE 13. Surat Selesai Penelitian RSE 14. Lembaran Bimbingan

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    DAFTAR TABEL

    Hal

    Tabel 4.1. Defenisi Operasional Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

    Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah

    Sakit Santa Elisabeth Medan ........................................................ 41

    Tabel 4.2. Analisa Data Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

    Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah

    Sakit Santa Elisabeth Medan ........................................................ 47

    Tabel 5.1. Distribusi Frekuesi Berdasarkan Data Demografi Responden Di

    Ruangan Kemoterapi Dirumah Sakit Santa Elisabet Medan

    Tahun 2018 .................................................................................... 52

    Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan dukungan

    keluarga Di Ruang Kemoterapi Rumah Sakit Santa Elisabeth

    Medan Tahun 2018 (n=47) ............................................................ 53

    Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan dukungan

    keluarga Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien

    Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018 (n=47) ......... 54

    Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan

    Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan

    Kemoterapi Pada Pasien Di Ruang Kemo Di Rumah Sakit

    Santa Elisabeth Medan Tahun 2018 .............................................. 54

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    DAFTAR BAGAN

    Hal

    Bagan 3.1. Kerangka Konseptual Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

    Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah

    Sakit Santa Elisabeth Medan ....................................................... 36

    Bagan 4.1. Rencangan Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

    Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah

    Sakit Santa Elisabeth Medan ....................................................... 38

    Bagan 4.2. Kerangka Operasional Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

    Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah

    Sakit Santa Elisabeth Medan ........................................................ 46

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    DAFTAR DIAGRAM

    Hal

    Diagram 5.1. Dukungan Keluarga Kepada Pasien Yang Menjalani

    Kemoterapi Di Rumah Sakit Santa Elisabeth .......................... 55

    Diagram 5.2. Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Dirumah Sakit Santa

    Elisabeth Medan ........................................................................ 59

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kata kanker berasal dari kata yunani, karkinos udang karang dan

    merupakan istilah umum untuk ratusan tumor ganas yang masing-masing sangat

    berbeda satu sama yang lain (Wimde, 2004). Kanker adalah pertumbuhan sel

    abnormal yang cenderung menyerang jaringan disekitarnya dan menyebar ke

    organ tubuh lain. Kanker terjadi karena proliferasi sel yang tidak terkontrol

    (Corwin, 2009). Menurut penelitian Wahyuni, (2013) penyakit kanker merupakan

    jenis penyakit yang banyak dialami oleh kebanyakan orang sekarang ini. Penyakit

    kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

    menyerang siapa saja dan bisa muncul akibat pertumbuhan yang tidak normal

    dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam

    perkembanganya. Sel-sel ini dapat menyebar kebagian tubuh lainnya sehingga

    dapat peyebab utama salah satu kematian diseluruh dunia. Salah satu pengobatan

    yang berkembang dengan cepat saat ini adalah kemoterapi.

    Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker.

    kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar keseluruh

    tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke

    tempat lain (Sasjidi, 2007). Azwar (2012) dalam Ocktaviani, 2013) menyatakan

    bahwa pelaksanaan kemoterapi setiap pasien memiliki tingkat kepatuhan yang

    berbeda. Kemoterapi merupakan penggunaan obat anti kanker untuk

    memperlambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel onkogen (kanker) pada

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    tubuh pasien. Setelah menjalani kemoterapi pasien pun harus mengonsumsi obat

    dan mengikuti follow-up selama waktu yang telah ditentukan dokter. follow-up

    atau dukungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting bagi seseorang

    yang sedang menghadapi masalah dan dapat memotivasi orang tersebut dalam

    menjalani pengobatannya seperti pada pasien kanker yang sedang menjalani

    kemoterapi. Kemoterapi sendiri memiliki efek samping yang dapat

    mempengaruhi kesehatan sel-sel lain. Efek samping tersebut meliputi rambut

    rontok, supresi sumsum tulang, dan gangguan gastrointestinal.

    Menurur Luskman, (1999), dalam jurnal Selvia (2016), kepatuhan berasal

    dari kata “patuh” yang berarti taat, suka menuruti, disiplin, dan kepatuhan itu

    adalah tingkat perilaku penderita dalam mengambil suatu tindakan pengobatan,

    misalnya dalam menentukan kebiasaan hidup sehat dan ketetapan berobat.

    Kepatuhan utama pengobatan merupakan pencegahan komplikasi berlanjut

    dilakukan bahwa kepatuhan (compliace) dalam pengobatan dapat diartikan

    sebagai perilaku pasien yang menaati semua nasehat dan petunjuk yang

    dianjurkan oleh tenaga medis, seperti dokter dan apoteker mengenai segala

    sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pengobatan. Kepatuhan

    pasien merupakan faktor utama penentu keberhasilan terapi. Kepatuhan dalam

    minum obat merupakan syarat utama tercapainya keberhasilan pengobatan yang

    dilakukan. (Saragi, 2011). Kepatuhan pasien terhadap pengobatan kanker

    meliputi ketaatan meliputi jadwal terapi yang sudah ditetapkan sesuai dengan

    protokol pengobatan yang dipilih dalam bentuk beberapa siklus yang harus

    diikuti. Siklus pengobatan ini hendaknya diikuti sampai tuntas tanpa terputus

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    karena sel-sel kanker adalah sel yang sangat cepat mengalami perkembangan jauh

    melebihi sel-sel tubuh yang normal.

    Jika proses pengobatannya tidak tuntas, sel-sel tersebut dapat berkembang

    lagi menjadi lebih banyak. Kepatuhan sangat diperlukan untuk mencapai

    keberhasilan sebuah terapi pada pasien yang mengikuti ketentuan-ketentuan

    kesehatan professional. Kepatuhan didefenisikan sebagai seberapa baik perilaku

    seseorang dalam menggunakan obat, mengikuti atau mengubah gaya hidup sesuai

    dengan tata laksana terapi. Pasien dan tenaga kesehatan dapat mempengaruhi

    kepatuhan (WHO, 2003 dalam Norman, 2012).

    Dukungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting bagi seseorang

    yang sedang menghadapi masalah dan dapat memotivasi orang tersebut dalam

    menjalani pengobatannya seperti pada pasien kanker yang sedang menjalani

    kemoterapi. Dukungan keluarga dapat berupa materi dan morif. Keluarga adalah

    teman terbaik bagi pasien kanker dalam menghadapi pertempuran dengan

    penyakitnya. Dukungan keluarga terdapat pasien kanker sangat dibutuhkan guna

    mengatakan mental dan semangat hidup pasien. Kanker adalah penyakit keluarga,

    dimana setiap orang yang terkena kanker akan berpengaruh juga kepada seluruh

    keluarga baik berupa emosional, psikologis, finansial maupun fisik.

    Menurut penelitian Zahra, (2014) bahwa dukungan keluarga itu sangat

    penting dalam menyatuhkan persepsi seseorang bahwa dirinya menjadi bagian

    dari jaringan sosial yang didalam tiap anggota keluarga saling mendukung.

    Dukungan keluarga itu juga mengandung empat komponen yaitu dukungan

    emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    informasi. Didalam keluarga juga perlu ada perawatan dalam keluarga yang

    merupakan entry point dari keperawatan komunitas merupakan bagian dari

    integral dari pelayanan kesehatan mempunyai peran dan tanggung jawab untuk

    meningkatkan perilaku yang sehat dan partisipasi dan motivasi individu, keluarga

    dan masyarakat.

    Menurut Friedman, (1998) dalam jurnal Gendhis, (2011) dukungan

    keluarga sangat berperan dalam rangka meningkatkan kepatuhan minum obat.

    Faktor yang dapat mendukung ketaatan dalam program pengobatan salah satunya

    adalah dukungan keluarga. Dimana kelurga itu adalah unit terdekat dengan pasien

    dan juga keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

    memberi dukungan agar pasien rutin dalam pengobatan. Ada pun yang perlu

    perhatian keluarga dalam mengawasi dan mengingatkan penderita untuk minum

    obat dapat memperbaiki derajat kepatuhan penderita.

    Menurut data IARC (internasional agency for research on cancer) jumlah

    pederita kanker terus meningkat selama 20 tahun mendatang. IARC mencatat

    pada tahun 2008 sebanyak 12,7 juta jiwa mengidap kanker dan 7,6 juta jiwa

    melayang akibat kanker. Menurut data terbaru Dieropa tercatat sekitar 421.000

    kasus baru dan hampir 90.000 kematian pada tahun 2008. Angka kejadian

    diamerika serikat tercatat lebih dari 190.000 kasus baru dari 40.00 kematian

    (Soebachman,2011).

    Menurut penelitian Wahyuni, (2013) data pasien kanker penyebab utama

    kematian diseluruh dunia, fakta menunjukkan bahwa jumlah kasus terus

    meninggal dari tahun-ketahun Diwilayah Asia Tenggara, kanker membunuh lebih

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    dari 1,1 juta orang setiap tahun. WHO memperbaiki kanker akan menjadi

    penyebab kematian nomor 3 tertinggi di Indonesia pada tahun 2030. Menurut

    penelitian Bandiyah, (2015), data pasien kanker payudara di klinik onkologi

    RSUD Kraton Pekolongan tahun 2011 sebanyak 74 pasien dan yang menjalani

    kemoterapi sebanyak 47 orang (68,1%) terdiri 12 orang (25,53%) menjalani

    kemoterapi kurang dari standar (≤ 6 kali) dan 35 orang (74,56%) lebih dari

    standar (≥ 6 kali). Sedangkan jumlah kanker payudara pada tahun 2012 sebanyak

    78 pasien dan yang menjalani kemoterapi sebanyak 73 orang (93,6%). Kepatuhan

    pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi di RSUD kroton kabupaten

    pekalongan didapat hasil bahwa 16 responden (44,4%) patuh dan 20 responden

    (55,6%) tidak patuh dalam menjalani kemoterapi di RSUD Kraton Kabupaten

    Pekalongan.

    Data pasien kanker telah di teliti periode Januari-Februari 2015. Data

    ekslusi dirawat diruangan asnawati rumah sakit pemerintah bandung jumlah 90

    pasien. Sebagai inklusi pasien diagnosa kanker payudara, data pasien berdasarkan

    stadium yang menjalani pengobatan kemoterapi diperoleh grade 2 memiliki

    presentasi 41% dan grade 3 yaitu 59%, sedangkan pada grade 1 yaitu 0 %.

    Sedangkan menurut hasil penelitian Handayani, 2012, di RSUP H. Adam Malik

    Medan jumlah kanker sebanyak 1713 orang pada tahun 2009, 1724 orang pada

    tahun 2010. Dari jumlahnya bahwa ada peningkatan jumlah pasien kanker

    payudara pada tahun 2009 dan 2010 di RSUP H. Adam Malik Medan. Didalam

    penelitian tersebut maka kanker payudara yang menjalankan kemoterapi

    mengespresikan ketidak berdayaan, merasa tidak sempurna, merasa malu dengan

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    bentuk payudara, ketidak bahagiaan, merasa tidak menarik lagi, perasaan kurang

    diterima oleh orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka, berlama-lama ditempat

    tidur, ketidak mampuan fungsional, gagal memenuhi kebutuhan keluarga, kurang

    tidur, sulit konsentrasi, kecemasan dan depresi.

    Menurut penelitian Silvia, (2010), didalam jurnal Mahwita (2012), didapat

    hasil tingkat kecemasan pasien kanker dalam menghadapi pre operasi berada

    pada kategori cemas berat (33,3%) kategori cemas sedang (30,0%), kategori

    cemas ringan (20,0%) dan tidak cemas (16,7%). Menurut hasil penelitian

    Petmawati (2011), didapat bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga

    positif dengan tingkat kecemasan sedangkan sebanyak 12 orang (75%) dan

    dukungan keluarga positif dangan tingkat kecemasan panik sebanyak 4 orang

    (25,0%).

    Dalam penelitian Silvia, (2010) akan membahas tentang dukungan

    keluarga pada pasien yang menjalani kemoterapi dikelompokkan menjadi dua

    kategori berdasarkan nilai pemusatan (cut of point) yaitu jika respoden dapat

    menjawab < 50% dari nilai maksimal maka dukungan keluarga tinggi. Jika

    hanya ≤ 50% dari nilai maksimal maka dukungan keluarga rendah. Jika

    responden dapat menjawab > 50% dari nilai maksimal maka motivasi pasien

    kanker payudara dalam menjalani kemoterapi tinggi. Jika hanya ≤ 50% dari nilai

    maksimal maka motivasi pasien kanker payudara dalam menjalankan kemoterapi

    rendah. Sedangkan responden yang memiliki dukungan keluarga negatif dengan

    tingkat kecemasan sebanyak 10 orang (71,4%) dan responden yang memiliki

    dukungan keluarga negatif dengan tingkat kecemasan panik 4 orang (28,6%).

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    Faktor yang mendukung dalam menjalankan kemoterapi dipengaruhi oleh faktor

    internal dan eksternal. Faktor internal meliputi sifat kepribadian, pengetahuan dan

    cita-cita, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan, pendidikan, agama,

    sosial ekonomi, kebudayaan dan keluarga.

    Dari hasil survei pada pengambilan data awal Di Rumah Sakit Santa

    Elisabeth Medan diruangan kemoterapi didapat dari bulan Juli 29 orang pasien,

    Agustus 39 orang pasien, September 37 orang pasien, Oktober 42 orang pasien,

    November 51 orang pasien, Desember 124 orang.

    Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik meneliti Hubungan

    Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di

    Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan 2018.

    1.2.Rumusan Masalah

    Berdasarkan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

    adalah Apakah Ada Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan

    menjalankan kemoterapi Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2018?

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.3.1. Tujuan Umum

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga

    dengan kepatuhan menjalankan kemoterapi Di Rumah Sakit Santa Elisabeth

    Medan tahun 2018.

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    1.3.2. Tujuan Khusus

    1. Mengidentifikasikan Dukungan Keluarga dalam melakukan kemoterapi

    Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

    2. Mengidentifikasikan Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Di Rumah

    Sakit Santa Elisabeth Medan

    3. Mengidentifikasikan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan

    menjalankan kemoterapi pada pasien Di Rumah Sakit Santa Elisabeth

    Medan.

    1.4. Manfaat Penelitian

    1.4.1. Manfaat Teoritis

    Dapat digunakan untuk menambahkan wawasan dan pengetahuan

    untuk dijadikan sebagai bahan informasi tambahan yang berguna terutama

    yang berhubungan dengan kepatuhan menjalankan kemoterapi Di Rumah

    Sakit Elisabeth Medan 2018.

    1.4.2. Manfaat Praktis

    Sebagai bahan informasi dan masukan tambahan pengetahuan bagi

    rumah sakit dalam hal membantu keluarga dalam memberikan dukungan

    terhadap kepatuhan menjalankan kemoterapi pada pasien.

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    BAB 2

    TINJAUAN TEORITIS

    2.1. Konsep Dasar Medis

    2.1.1. Defenisi Dukungan Keluarga

    Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan, dan penerimaan terhadap ti

    ap-tiap anggota keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang

    bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan jika dibutuhkan.

    (Friedman, 2000).

    2.1.2. Jenis Dukungan Keluarga

    Menurut Friedman, (1998), jenis dukungan keluarga antara lain :

    1. Dukungan Instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan

    praktis dan konkrit

    2. Dukungan Informasional yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor

    dan diseminor (penyebar informasi)

    3. Dukungan Penilaian (appraisal), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah

    umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai

    sumber dan validator identitas keluarga

    4. Dukungan Emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan

    damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasan terhadap

    emosi (Setiadi, 2008)

    2.1.3. Dukungan Keluarga Berdasaran Sifat Eksternal Dan Internal

    Dalam semua tahap, dukungan sosial keluarga menjadi keluarga mampu

    berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehinga meningkatkan kesehatan

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    dan adaptasi mereka dalam kehidupan. Dukungan keluarga telah

    mengkonseptualisasi dukungan sosial sebagai koping keluarga, baik dukungan-

    dukungan yang bersifat eksternal maupun internal terbukti sangat bermanfaat.

    Dukungan sosial keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga

    sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi tempat ibadah,

    praktisi, kesehatan. Dukungan sosial keluarga internal antara lain dukungan dari

    suami dan istri, dari saudara kandung, dan dukungan dari anak. (Setiadi, 2008).

    2.1.4. Klasifikasi Dukungan Keluarga

    Menurut Smet, (1994) dalam penelitian Rina (2014) di medan, klasifikasi

    dukungan keluarga ada 4 yaitu :

    1. Dukungan Instrumental

    Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit. Misalnya

    dukungan materi seperti benda atau barang yang dibutuhkan. Bantuan

    instrumental, bantuan bentuk ini bertujuan dengan mempermudah seseorang

    melakukan aktivitasnya yang berkaitan dengan persoalan-persoalan yang

    dihadapinya atau menolong secara langsung kesulitan yang di hadapinya.

    2. Dukungan Informasional

    Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan seminator. Misalnya :

    berupa saran-saran, nasehat dan petunjuk yang dapat digunakan untuk

    menyelesaikan permasalahan yang ada, sedangkan informatif yaitu bantuan

    informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam

    menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian

    nasihat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi

    persoalan yang sama.

    3. Dukungan Penilaian

    Keluarga bertindak sebagai umpan balik, membimbing dan menengahi

    pemecahan masalah, sebagai sumber dan fasilitator misalnya: berupa

    penghargaan positif, dorongan untuk maju atau persetujuan terhadap gagasan

    atau perasaan individu lain. Penilaian ini biasa positif dan negatif yang

    pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan sosial

    keluarga yang sangat bembantu adalah penilaian positif.

    4. Dukungan Emosional

    Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat

    dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi, misalnya berupa

    kehangatan, kepedulian, dan empati yang menyakinkan diri seseorang, bahwa

    dirinya diperhatikan oleh orang lain. Perhatian emosional setiap orang pasti

    membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan

    simpatik, empatik, cinta, kepercayaan dan penghargaan.

    Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalan merasa dirinya

    tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang

    memperhatikan, mau mendengar keluhannya, bahkan mau membantu

    memecahkan masalah yang dihadapinya.

    2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

    Menurut Stanley (2007), faktor- faktor yang mempengaruhi dukungan

    keluarga adalah sebagai berikut:

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    1. Kebutuhan Fisik

    Kebutuhan fisik dapat mempengaruhi dukungan sosial, adapun kebutuhan

    fisik meliputi sedang, dan pangan. Apabila seseorang tidak tercukupi

    kebutuhan fisiknya maka seseorang tersebut kurang mendapatkan dukungan

    sosial.

    2. Kebutuhan Sosial

    Dengan aktualisasi diri yang baik maka seseorang lebih kenal oleh

    masyarakat dari pada orang yang tidak pernah bersosialisasi dimasyarakat.

    Orang yang mempunyai aktualisasi diri yang baik cenderung selalu ingin

    mendapatkan pengakuan didalam kehidupan masyarakat. Untuk itu pengakuan

    sangat diperlukan untuk memberikan penghargaan.

    3. Kebutuhan Psikis

    Dalam kebutuhan psikis termasuk didalamnya rasa ingin tahu, rasa aman,

    perasaan religius, ini tidak akan mungin terpenuhi tanpa bantuan orang lain.

    Apabila jika orang tersebut sedang menghadapi masalah baik yang bersifat

    ringan maupun berat, maka orang tersebut akan cenderung mencari dukungan

    sosial dari orang-orang disekitarnya sehingga dirinya merasa lebih dihargai,

    diperhatikan dan dicintai.

    2.1.6. Bentuk Dukungan Keluarga

    Menurut Setiadi, (2007) adapun bentuk dukungan keluarga sosial adalah

    sebagai berikut:

    a. Tindakan Atau Perbuatan

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    Bentuk nyata dukungan sosial berupa tindakan yang diberikan oleh

    orang disekitar suatu individu, baik yang didapat dari keluarga, teman dan

    masyarakat

    b. Intekraksi Atau Bertukar Pendapat

    Dukungan sosial dapat ilakukan dengan interaksi antara seseorang

    dengan orang-orang terdekatnya, diharapkan dengan berinteraksi dapat

    memberikan masukan sehingga merasa diperhatikan oleh orang disekitarnya.

    Bentuk dukungan sosial keluarga menurut House, (1994) antara lain

    adalah :

    a. Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat di gunakan

    oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi,

    meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide, atau informasi lainnya yang

    dibutuhkan dalam informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang

    mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hamper sama.

    b. Perhatian emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan efeksi dari

    orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik daan empati, cinta,

    kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang

    menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi

    masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala

    keluhannya, bersimpati dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya,

    bahkan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya .

    c. Bantuan instrumenta, bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah

    seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan persoalan-

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung dalam kesulitan

    yang dihadapi, misalnya dengan menyediahkan obat-obat yang dibutuhkan

    dan lain-lain.

    d. Bantuan penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang

    kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita. Penilaian

    ini biasanya positif dan negatif yang sama pengaruhnya sangat berarti bagi

    seseorang. Berkaitan dengan dukungan sosial keluarga.

    2.1.7. Dampak Dukungan Keluarga

    Dukungan keluarga merupakan bantuan atau dukungan yang diterima

    individu dari orang-orang tertentu dalam kehidupannya. Diharapkan dengan

    adanya dukungan sosial maka seseorang akan merasa diperhatikan, dihargai dan

    dicintai. Dukungan sosial dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologi

    kepada individu dapat dilihat dari bagaimana dukungan sosial mempengaruhi

    kejadian daan efek dari keadaan stres.

    Berdasarkan penelitian Rina (2014) di medan, secara lebih spesifik,

    keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti meningkatkan fungsi kognitif

    kearah yang positif, dan berpengaruh terhadap fisik dan kesehatan emosi.

    Disamping itu, pengaruh positif dari dukungan keluarga adalah pada penyesuaian

    terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stres.

    2.2. Konsep Kepatuhan

    2.2.1. Pengertian Kepatuhan

    Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang berarti disiplin dan taat.

    Kepatuhan atau ketaatan (compliance/adherence) adalah tingkat pasien

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang dilaksanakan oleh dokternya

    atau oleh orang lain (Smeltzer, 2002). Menurut Sackett dalam Niven (2010)

    mendefinisikan kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai

    dengan ketentuan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Kepatuhan pasien

    sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan sebuah terapi pada pasien yang

    mengikuti ketentuan-ketentuan kesehatan professional. Kepatuhan didefinisikan

    sebagai baik perilaku seseorang dalam menggunakan obaat, mengikuti atau

    mengubah gaya hidup sesuai dengan tatalaksana terapi. Pasien dan tenaga

    kesehatan dapat mempengaruhi kepatuhan (WHO, 2003 dalam Normana, 2012).

    Kepatuhan (compliance) dalam pengobatan dapat diartikan sebagai

    perilaku pasien yang menaati semua nasehat dan petunjuk yang dianjurkan oleh

    tenaga medis, seperti dokter dan apoteker mengenai segala sesuatu yang harus

    dilakukan untuk mencapai tujuan pengobatan. Kepatuhan dalam minum obat

    merupakan syarat utama tercapainya keberhasilan pengobatan yang dilakukan.

    (Saragi, 2011)

    2.2.2. Cara Meningkatkan Kepatuhan

    Ada beberapa cara untuk meningkatkan kepatuhan menurut Saragi (2011),

    antara lain :

    1. Memberikan informasi kepada pasien akan manfaat dalam pentingnya

    kepatuhan untuk mencapai keberhasilan pengobatan.

    2. Meningkatkan pasien untuk melakukan segala yang harus dilakukan demi

    keberhasilan pengobatan melalui telepan atau alat komunikasi yang lain.

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    3. Apa bila mungkin obat yang digunakan hanya dikonsumsi sehari satu kali,

    karena pemberian obat yang dikonsumsi lebih dari satu kali dalam sehari

    mengakibatkan pasien sering lupa, sehingga mengakibatkan tidak teratur

    minum obat.

    4. Menunjukkan kepada pasien kemasan atau vial dan sebagainya .

    5. Memberikan keyakinan kepada pasien akan evektivitas obat.

    6. Memberikan informasi resiko ketidak patuhan

    7. Memberikan layanan kefarmasian dengan observasi langsung, mengunjungi

    rumah pasien dan memberikan konsultasi kesehatan.

    8. Menggunakan alat bantu kepatuhan seperti multi kompartemen atau sejenisnya

    9. Ada dukungan dari pihak keluarga teman dan orang-orang disekitarnya untuk

    selalu mengingatkan pasien, agar teratur minum obat demi keberhasilan

    pengobatan.

    2.2.3. Faktor Yang Mendukung Kepatuhan Pasien

    Ada beberapa faktor yang mendukung sikap patuh pasien antara lain :

    1. Pendidikan

    Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan sepanjang pendidikan

    tersebut merupakan pendidikan yang aktif, seperti penggunaan buku-buku lain.

    2. Akomodasi

    Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien

    yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang lebih mandiri harus

    dilibaatkan secara aktif dalam program pengobatan sementara pasien yang tingkat

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    ansietasnya tinggi harus diturunkan lebih dahulu. Tingkat ansietas yang terlalu

    tinggi atau rendah akan membuat kepatuhan pasien berkurang.

    3. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial

    Membagun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman sangat

    penting kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu memahami

    kepatuhan terhadap program pengobatan, seperti pengurangan berat badan dan

    lain-lain.

    4. Perubahan model terapi

    Program pengobatan dapat dibuat sederhana mungkin dan pasien terlibat

    aktif dalam pembuatan program tersebut.

    5. Meningkatkan interaksi professional dengan pasien

    Suatu yang penting untuk memberikan umpan balik pada pasien setelah

    memperoleh informasi diagnosis. Menurut Brunner dan Suddarth, (2012), dalam

    buku ajaran keperawatan medikal bedah, faktor-faktor yang mempengaruhi

    tingkat kepatuhan adalah:

    a. Faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosial

    ekonomi dan pendidikan

    b. Faktor penyakit seperti keparahan penyakit dan hilangnya gejala akibat

    terapi, seperti kompleksitas program dan efek samping obat yang tidak

    menyenangkan.

    c. Faktor program terapautik

    d. Faktor psikososial seperti intelegensia, sikap terhadap tenaga kesehatan,

    penerimaan, atau penyangkalan terhadap penyakit, keyakinan agama atau

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    budaya dan biaya financial dan lainnya yang termasuk dalam mengikuti

    regimen.

    2.2.4. Strategis untuk meningkatkan kepatuhan

    Menurut Gultom (2014) yang dikutip dalam Smet (1994) berbagai

    strategi telah dicoba untuk meningkatkan kepatuhan adalah

    a. Dukungan professional kesehatan

    Dukungan professional kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan

    kepatuhan, contoh yang paling sederhana dalam hal tersebut adalah dengan

    adanya teknik komunikasi. Komunikasi memegang peranan penting karena

    komunikasi yang baik diberikan oleh professional kesehatan baik

    dokter/perawat dapat dinamakan ketaatan bagi pasien.

    b. Dukungan sosial

    Dukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga. Para professional

    kesehatan yang dapat meyakinkan keluarga pasien untuk menunjang

    peningkatan kesehatan pasien maka ketidakpatuhan dapat dikurangi

    c. Perilaku sehat

    Modifikasi perilaku sehat sangat diperlukan untuk pasien dengan

    kemoterapi diantaranya adalah tenntang bagaimana cara untuk menghindari

    dari komplikasi lebih lanjut. Modifikasi gaya hidup kontrol secara teratur.

    d. Pemberian informasi

    Pemberian informasi secara jelas pada pasien dan keluarga mengenai

    penyakit yang dideritanya serta cara pengobatannya.

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    2.2.5. Ketidak Patuhan (Non -Compliance)

    Rekomendasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang merawat.

    Ketidak patuhan meliputi ketidak patuhan dalam pemeriksaan. Ketidak patuhan

    menurut (Jepson, 1990, Dalam Saragi, 2011) adalah suatu tingkat, dimana pasien

    tidak mengikuti penyakit, ketidak patuhan dalam pengobatan (jangka pendek dan

    jangka panjang).

    Ketidak patuhan dalam pengobatan adalah perilaku pasien yang sulit

    mengontrol diri mereka masing-masing untuk melakukan segala sesuatu yang

    harus dilakukan dalam pengobatan demi tercapainya keberhasilan pengobatan

    (Blenkinsopp Dan O’donoghue, 1999, Dalam Saragi, 2011).

    2.2.6. Cara Mengetahui Ketidak Patuhan

    Beberapa cara untuk mengetahui ketidak patuhan pasien Yasin, (1998)

    dalam Saragi, (2011) antar lain:

    1. Melihat hasil terapi yang tercapai secara berkala

    2. Memonitor pasien kembali datang untuk membeli obat pada periode

    selanjutnya setelah obat habis diminum

    3. Melihat jumlah sisa obat pasien dalam jangka waktu pengobatan maupun

    secara berkala

    4. Langsung bertanya kepada pasien mengenai kepatuhan terhadap pengobatan.

    2.2.7. Jenis-Jenis Ketidak Patuhan

    Terdapat dua jenis ketidak patuhan pasien yaitu :

    1. Ketidak patuhan yang disengaja (intentional non-compliance)

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    Pada ketidak patuhan yang disengaja, pasien memang berkeinginan untuk

    tidak mematuhi segala petunjuk tenaga medis dalam pengobatan, dengan

    adanya masalah yang mendasar. Beberapa masalah pasien yang menyebabkan

    ketidak patuhan yang disengaja dan cara mengatasinya, antara lain:

    a. Keterbatasan biaya pengobatan

    Biaya pengobatan pasien, misalnya biaya untuk membeli obat secara

    terus-menerus dengan adanya jenis obat yang bervariasi dan biaya untuk

    melakukan kontrol secara teratur. Hal ini dapat diatasi dengan pengurangan

    frekuensi pemberian obat dan pengontrolan dengan interval waktu yang

    lebih panjang, seperti frekuensi pemberian obat yang semestinya diminum

    dua kali sehari diubah menjadi satu kali dengan sediaan dalam bentuk lepas

    lanbat masih dalam rentang kadar efektivitas obat.

    b. Sikap apatis pasien

    Kondisi pasien yang tidak mau menerima kenyataan, bahwa dirinya

    menderita suatu penyakit serta pemikiran, bahwa penyakit tersebut tidak

    mungkin dapat disembuhkan menyebabkan sikap apatis dan pasien untuk

    tidak mengikuti petunjuk pengobatan.

    c. Ketidak percaya pasien akan efektivitas

    Ketidak percaya pasien terhadap efetivitas suatu obat atau merek dagang

    obat menyebabkan pasien tidak mau minum obat tersebut. Selain itu masih

    banyak pasien yang beranggapan, bahwa obat tradisional lebih baik dapa

    obat modern karena obat tradisional tidak menimbulkan efek samping. Hal

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    ini dapat diatasi dengan menyakinkan pasien akan efektivitas dari suatu

    obat (Winfield 1998, dalam Saragi, 2011)

    d. Ketidak patuhan yang tidak disegaja (unintentional non-compliance)

    Ketidak patuhan pasien yang tidak disengaja disebabkan oleh faktor

    diluar kontrol pasien pada dasarnya berkeingginan untuk menaati segala

    petunjuk pengobatan. Faktor utama yang menyebabkan ketidak patuhan

    yang tidak disengaja adalah:

    1. Pasien lupa minum obat

    Pasien lupa minum obat, karena kesibukan pekerjaan yang

    dilakukan maupun terjadi karena berkurangnya daya ingat seperti yang

    terjadi pada pasien lanjut usia. Hal ini dapat diatasi salah satunya dengan

    mengingat pasien melalui telepan, kartu pengigat, alaram, dukungan dari

    keluarga atau teman yang selalu mengigatkan dan melalui alat bentu

    multi kompartemen

    2. Ketidak patuhan akan petunjuk pengobatan

    Ketidak patuhan pasien akan petunjuk pengobatan juga dapat

    penyebab ke tidakpatuhan pasien, misalnya obat yang seharusnya di

    minum sesudah makan, minum obat tersebut sebelum makan. Hal ini

    dapat diatasi dengan adanya pengawasan dari layanan kefarmasian

    dengan adanya konsultasi dan obsevasi langgsung terhadap pasien.

    3. Kesalahan dalam hal pembacaan artikel

    Kesalahan dalam pembaca artikel aturan pakai obat biasanya

    dialami oleh pasien lanjut usia karena menurut fungsi tubuh, yaitu

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    berkurangnya kemampuan mata untuk melihat atau memahami

    gangguan penglihatan. Hal ini dapat diatasi dengan penulisan lebel yang

    ditulis degan huruf lebih besar, lebel berhuruf Braille ataupun dengan

    pasient medication records (PMRs) secara terkomuterisasi.

    Faktor lain yang mempengaruhi ke tidakpatuhan adalah kemampuan

    bergerak menurun, kesulitan menelan, tidak dapat membaca, pengaruh efek

    samping atau bingung karena terlalu banyak aturan pakai (Winfield (1998),

    dalam Saragi, 2011).

    2.2.8. Faktor Yang Mempengaruhi Ketidak Patuhan

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidak patuhan yaitu :

    1. Pemahaman tentang instruksi

    Tidak seorang pun dapat memahami instruksi jika ia salah paham

    tentang instruksi yang diterima. Lebih dari 60 % yang di wawancarai setelah

    bertemu dokter salah mengerti tentang yang diberikan kepada mereka. Hal ini

    disebabkan kegagalan petugas kesehatan dalam member informasi yang

    lengkap dan banyaknya instruksi yang di ingat dan penggunaan istilah medis.

    2. Kualitas interaksi

    Kualitas instruksi antara petugas kesehatan dan pasien merupakan

    bagian yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan. Ada beberapa

    keluhan antara lain kurangnya minat yang diperhatikan oleh dokter, pengguna

    istilah medis secara berlebihan, kurangnya empati, tidak memperoleh

    kejelasan pengenai penyakitnya. Pentingnya keterampilan interpersonal dalam

    memacu kepatuhan terhadap pengobatan.

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    3. Isolasi sosial dan keluarga

    Keluarga dapat mejadi faktor yang sangat mempengaruhi dalam

    menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat menentukan

    tentang program pengobatan yang dapat mereka terima.

    4. Keyakinan, sikap dan kepribadian

    Keyakinan seorang tentang kesehatan berguna untuk memperkirakan

    adanya ketidak patuhan. Orang-orang yang tidak patuh adalah orang yang

    mengalami deppresi ansietas sangan meperhatikan kesehatannya, memiliki

    ego yang lebih lemah dan kehidupan sosialnya lebih memusatkan perhatian

    pada diri sendiri (Niven, 2000).

    2.3. Kanker

    2.3.1. Defenisi Kanker

    Menurut Brunner & Suddarth, (2013). Kanker adalah suatu proses

    penyakit dimulai ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik DNA seluler.

    Kanker adalah penyebab kematian kedua terbanyak di amerika serikat, dengan

    kanker paling banyak terjadi pada pria dan lansia yang berusia lebih dari 65

    tahun. Insidensi kanker juga lebih tinggi di negara-negara dan sektor-sektor

    industri. Menurut Taufsel, (2014) kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah

    kehilangan mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak

    terkendali. Tumor ini muncul dari epithelium lobular dan biasanya terjadi sebagai

    area penebalan yang mendefinisikan penyakit di payudara. Infiltrasi karsinoma

    duktus dan lobular biasanya menyebar ke tulang, paru, hati, adrenal, pleura, kulit

    atau otak. Beberapa kanker yang invasif, seperti karsinoma medulla (5% kasus),

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    karsinoma musinosa (3% kasus), dan karsinoma duktus lobular (2% kasus),

    memiliki prognosi yang sangat baik. Karsinoma inflamasi dan penyakit paget

    merupakan bentuk kanker payudara yang jaringan terjadi. Duktus karsinoma in

    situs adalah bentuk kanker non invasive (juga disebut sebagai karsinoma

    intraduktus), tetapi jika dibiarkan tanpa diterapi, terdapat peningkatan

    kemungkinan bahwa kanker tersebut akan berkembang menjadi kanker invasif.

    Tidak ada satupun penyebab kanker payudara yang spesifik, melainkan,

    kombinasi dari faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan faktor lingkungan

    dapat berperan dalam perkembangannya. Jika nodus limfe tidak terkena, prognosi

    akan lebih baik. Kunci akan peningkatan angka penyembuhan diagnosis dini,

    sebelum metastase terjadi. Kanker adalah suatu penyakit dimana terjadi

    pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel

    (jaringan) payudara, hasil ini biasa terjadi terhadap wanita atau pria. Dari seluruh

    penjuru dunia, penyakit kanker payudara (bleast cancer/carcinoma mammae)

    diberitakan sebagai salah satu penyakit kanker yang menyebabkan kematian

    nomor (5) setelah ; kanker paru, kanker rahim, kanker hati dan kanker usus

    pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu

    dilanjutkan dengan kemoterapi atau radiasi.

    2.3.2. Jenis-jenis kanker

    Menurut Brunner & Suddarth, (2013). Ada beberapa jenis-jenis kanker

    yaitu:

    1. Kanker Kandung Kemih (Cancer Of The Bledder)

    2. Kanker Payudara (Cancer Of The Breast)

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    3. Kanker Serviks (Cancer Of The Cervix)

    4. Kanker Kolon Atau Rectum/Kanker Kolerektal (Cancer Of The Colon And

    Rectum/Colorectal Cancer)

    5. Kanker Endometrium (Cancer Of The Endometrium)

    6. Kanker Esofagus (Cancer Of The Esophagus)

    7. Kanker Ginjal Atau Kanker Renal (Cancer Of The Kidneys/Renal Tumors)

    8. Kanker Laring (Cancer Of The Larinx)

    9. Kanker Hati (Cancer Of The Liver)

    10. Kanker Paru/Karsinoma Bronkogenik (Cancer Of The Lung/Bronchogenic

    Carcinoma)

    11. Kanker Mulut Atau Faring (Cancer Of The Oral Cavity And Pharynx)

    12. Kanker Ovarium (Cancer Of The Avary)

    13. Kanker Pankreas (Cancer Of The Pancreas)

    14. Kanker Prostat (Cancer Of The Prostate)

    15. Kanker Kulit/Melanoma Maligna (Cancer Of The Skin/Malignant

    Melanoma)

    16. Kanker Lambung/Kanker Gastric (Cancer Of The Stomach/Gastric Cancer)

    17. Kanker Testis (Cancer Of The Testis)

    18. Kanker Vagina (Cancer Of The Vagina)

    19. Kanker Vulva (Cancer Of The Vulva).

    3.3.3 Faktor resiko

    Menurut Taufa, 2014. Beberapa faktor risiko kanker terbagi menjadi dua

    yaitu :

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    1. Faktor risiko yang memegang peran penting didalam proses kejadian kanker

    payudara :

    a. Orang tua (ibu) pernah menderita karsinoma payudara terutama pada usia

    relatif muda.

    b. Anggota keluarga, kakak atau adek menderita karsinoma payudara

    c. Sebelumnya pernah menderita karsinoma pada salah satu payudara

    d. Penderita tumor jinak payudara.

    e. Kehamilan pertama sesudah umur 35 tahun.

    2. Pada laki-laki juga rerdapat kelainan pertumbuhan misalnya ginekomasti

    yaitu. Faktor kelainan pada kelainan pada kelainan ini adalah :

    a. Pada usia lebih dari 65 tahun, terutama orang gemuk.

    b. Penyakit hari, seperti kanker atau sirosis hati.

    c. Karsinoma testis.

    d. Tumor anak ginjal

    e. Pada hipertiroidisme

    f. Pada orang penderita kanker paru

    g. Pada pubertas

    h. Pada pemakaian obat-obatan misalnya:

    1) Estrogen

    2) Testoteron

    3) Antihipertensi

    4) Digitalis

    5) Simetidin

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    6) Diazepam

    7) Amfetamin

    8) Kemoterapeutik kanker.

    3.3.4. Stadium

    Menurut Taufan, (2016). Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan

    dari hasil penilaian saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita

    pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik

    keorgan maupun penyebaran ketempat yang lain. Stadium hanya dikenal pada

    tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan

    suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan

    pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontge, USG, dan

    bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk

    menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium

    kanker berdasarkan klasifikasi sistem TMN yang direkomendasikan oleh UICC

    (International Union Against Cancer dari World Health Orgazination)/AJCC

    (American joint committee on cancer yang disponsori oleh American Cancer

    Society dan American College Of Surgeons).

    Pada sistem TNM merupakan singkatan dari “T” yaitu tumor size atau

    ukuran tumor, “N” yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan “M” yaitu

    metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T,N, dan M dinilai baik secara

    klinis dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Ada beberapa cara

    menentukan stadium tumor secara umum yaitu:

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, keterlibatan nodus limfe negatif, tidak

    terdektesi adanya metastasis.

    2. Stadium II : tumor lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, keterlibatan

    nodus limfe belum pasti negatif atau positif, tidak terdektesi adanya

    metastasis.

    3. Stadium III : tumor besar berukuran lebih dari 5 cm, atau tumor beberapapun

    yang disertai invasi kekulit atau dinding dada atau keterlibatan nodus limfe

    yang positif diarea klavikula tanpa adanya bukti metastasis.

    4. Stadium IV : tumor ukuran beberapapun, keterlibatan nodus limfe positif

    atau negatif dan metastasis jauh.

    Sedangkan pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:

    1. T (tumor size), ukuran tumor:

    T 0 : tidak ditemukan tumor primer

    T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

    T 2 : ukuran tumor diameternya antara 2 -5 cm

    T 3 : ukuran tumor diameternya ≥ 5 cm

    T 4 : kuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran kekulit atau

    dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau

    bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil dikulit

    diluar tumor utama.

    2. N (node), kelenjar getah bening regional (kgb)

    N 0 : tidak terdapat metastasis pada kelenjar getah bening regional

    diketiak /aksilla

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    N 1 : ada metastasis ke kelenjar getah bening aksilla yang masih dapat

    digerakan

    N 2 : ada metastasis ke kelenjar getah bening aksilla yang sulit digerakan

    N 3 : ada metastasis ke kelenjar getah bening diatas tulang selangka

    (supraclavicula) atau pada kelenjar getah bening di mammary

    interna di dekat tulang sternum

    3. M (metastasis), penyebaran jauh:

    M x : metastasis jauh belum dapat dinilai

    M 0 : tidak terdapat metastasis jauh

    M 1 : terdapat metastasis jauh

    Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, tiga faktor tersebut

    kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

    a. Stadium 0: T0 N0 M0

    b. Stadium I: T1 N0 M0

    c. Stadium II A: T0 N1 MO/T1 N1 M0/T2 NO MO

    d. Stadium II B: T2 N1 M0/T3 N0 M0

    e. Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0

    f. Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0

    g. Stadium III C: Tiap T N3 M0

    h. Stadium IV:Tiap T, Tiap N, M1.

    3.3.5. Potofisiologi

    Menurut Brunner & Suddarth, (2013). sel abnormal membentuk sebuah

    kelompok dan mulai berproliferasi secara abnormal mengabaikan sinyal

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    pengaturan pertumbuhan dilingkungan sekitar sel. Sel mendapatkan karakteristik

    invasif, dan terjadi perubahan jaringan sekitar. Sel menginfiltrasikan jaringan ini

    dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh dara, yang membawa sel ke area

    tubuh yang lain. Fenomena ini disebut metastasis (kanker menyebar ke bagian

    tubuh yang lain). Sel-sel kanker dideskripsikan sebagai neoplasma ganas/maligna

    dan diklasifikasikan serta diberi nama berdasarkan jaringan tempat asal tubuh sel

    kanker tersebut.

    Keganasan sistem imun untuk menghancurkan sel abnormal secara

    cepat dan tepat memungkinkan sel-sel ini tubuh terlalu besar untuk dapat

    ditangani oleh mekanisme imun yang normal. Kategori agens atau faktor tertentu

    yang berperan dalam karsinogenesis (transformasi maligna) mencakup virus dan

    bakteri, agen fisik, ages kimia, faktor genetik atau familial, faktor diet, dan agens

    hormonal.

    Menurut Taufau, (2016). Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal

    dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap

    inisiasi dan promosi.

    1. Fase Inisiasi.

    Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel

    yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini di

    sebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bias berupa bahan

    kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel

    memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetic

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih

    rentang terhadap suatu karsinogen.

    2. Fase Promosi

    Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan

    berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap anasiasi tidak akan

    terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk

    terjadinya keganasan 9 gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

    3.3.6 Menifestasi klinis

    Menurut Brunner & Suddarth, 2013 menifestasi klinis kanker tedapat

    beberapa yaitu:

    1. Sel-sel kanker menyebar dari satu organ kebagian tubuh ke organ atau bagian

    tubuh yang lain melalui invasi dan metastasis; oleh sebab itu, menifestasi

    klinis berkaitan dengan sisten yang berpengaruh/ yang tergantung dan

    berhubungan dengan derajat gangguan (lihat jenis kanker tertentu).

    2. Seraca umum, kanker menyebabkan anemia, kelemahan, penurunan berap

    badan (disfagia, aoreksia, sumbatan) dan nyeri (sering kali di stasium akhir).

    3. Gejala disebabkan oleh penghancuran jaringan dan penggantian oleh jaringan

    kanker nonfungsional atau jaringan kanker yang terlalu produktif (misalnya

    gangguan sumsum tulang dan anemia atau kelebihan produksi steroid

    adrenal);tekanan pada struktur sekitar; peningkatan kebutuhan metabolik; dan

    gangguan produksi sel-sel darah.

    3.3.7 Strategis pengobatan kanker

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    Menurut Maksum, (2014) pengobatan kanker sangat bervariasi dan

    tergantung pada berbagai faktor, antara lain jenis kanker lokasi kanker pada

    tubuh, stadiumnya, dan status kesehatan pasien. Pada umumnya, pengobatan

    kanker pada ditumjukan untuk membunuh sel kanker, mengangkat sel kanker

    melalui tindakan operasi, atau mencegah agar tidak mendapatkan sinyal yang

    dibutuhkan untuk proses pembelahan sel. Selain itu upaya pengobatan kanker

    juga dilakukan dengan cara meningkatkan system kekebalan tubuh pasien

    sehingga tubuh mampu mempertahankan diri dari serangan sel kanker.beberapa

    jenis pengobatan kanker yaitu:

    1. Operasi

    Tindakan operasi merupakan pengobatan pertama untuk kanker/tumor padat.

    Pada kasus kanker yang terdiagnosis pada stadium dini, tindakan operasi

    merupakan cara yang cukup efektif untuk menanggulangi kanker. Pada

    umumnya tindakan operasi dapat mengatasi kanker jinak atau tumor.

    2. Radiasi

    Radiaasi ditunjukan untuk membunuh sel kanker dengan energi sinar,

    biasanya merupakan terapi setelah pengangkatan sel tumor. Radiasi juga dapat

    dikombinasi dengan kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker yang

    kemungkinan tidak sepenuhnya dapat dihilangkan dengan cara operasi.

    3. Kemoterapi

    Kemoterapi merupakan pengobatan yang menggunakan suatu senyawa kimia

    untuk membunuh sel kanker yang sedang membelah dan mencegah

    perkembangan sel selanjutnya.

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    4. Terapi hormonal

    Obat ini diberikan untuk mencegah pertumbuhan sel kanker dengan mencegah

    pertumbuhan sel kanker dengan mencegah sel kanker menerima sinyal penting

    untuk pembelahan dan proliferasi sel kanker.

    5. Terapi tetap sasaran

    Terapi tetap sasaran (targeted therapy) merupakan gelombang obat yang

    relatif baru untuk pengobatan kanker. Obat ini bekerja secara spesifik dan

    terarah untuk menghalangi peran protein atau ezim tertentu yang spesifik

    hanya terdapat atau banyak terdapat pada sel kanker. Penghambatan terhadap

    peran protein spesifik tersebut akan mencegah pertumbuhan atau proliferasi

    sel kanker.

    6. Antibodi monoklono

    Antibodi digunakan dalam terapi kanker merupakan antibodi monoklonal yang

    diproduksi tidak hanya untuk menghantarkan senyawa kemoterapi, tetapi juga

    dapat digunakan sebagai obat. Antibodi monoklonal sebagai terapi antikanker

    bekerja dalam berbagai mekanisme, baik secara langsung dapat membunuh sel

    kanker maupun dengan menghambat sinyal penting yang dibutuhkan untuk

    proliferasi sel. Karena antibodi bersifat sangat spesifik, antibody monoklonal

    dapat dikatakan sebagai inhibitor spesifik untuk sel kanker tertentu.

    7. Biological response modifier

    Terapi ini menggunakan protein yang secara alami terdapat dalam tubuh untuk

    menstimulasi pertahanan tubuh dalam mengatasi sel kanker.

    8. Vaksin kanker

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    Tujuan menggunakan vaksin kanker adalah untuk menstimulasi sistem

    kekebalan tubuh melawan kanker. Vaksin kanker umumnya mengandung

    protein yang terdapat pada sel kanker atau yang diproduksi oleh sel kanker.

    Pemberian protein tersebut sebagai vaksin akan merangsang respons tubuh

    terhadap sel kanker.

    9. Terapi-terapi alternative dan komplementer

    Terapi ini menggunakan senyawa alami dari herbal atau hewan yang

    digunakan untuk pengobatan kanker disamping obat konvesional. Terapi

    alternatif banyak dilakukan dalam terapi kanker walaupun bukti ilmiah tentang

    efikasinya masih menjadi kontroversi.

    3.3.8 Penatalaksanaan Medis

    Menurut Brunner & Suddarth, (2013) penatalaksanaan ini mempunyai

    sasaran terapi berkisar dari pemberatas penyakit ganas seraca menyeluruh

    (penyembuhan), memperpanjang harapan hidup dan menghambat penyembuhan

    sel kanker (kontol), atau redanya gejala yang berhubungan dengan penyakit

    (paliasi). Berbagai terapi dapat digunakan, termasuk terapi berikut ini:

    1. Pembedahan (misalnya eksisis, bedah endoskopik yang dibantu video, bedah

    penyelamatan, bedah elektro [electrosurgery], bedah beku/krio [cryosurgery],

    bedah kemo [chmosurgery] atau bedah laser). Pembedahan mungkin

    merupakan metode terapi primer atau mungkin juga profilaksis, paliatif, atau

    rekonstruktif. Tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat tumor atau

    menghilangkan tumor sebanyak mungkin.

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    2. Terapi radiasi atau kemoterapi (mungkin digunakan secara tunggal atau

    kombinasi)

    3. Transplantasi sumsum tulang (bone marrow tlansplantation, BMT).

    4. Hipertermia

    5. Terapi lain yang ditargetkan (misalnya pemodifikasi respons biologi [BBM],

    terapi gen, pengobatan komplementer dan alternatif [complementary and

    alternative medicine, CAM].

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    BAB 3

    KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITI

    3.1. Kerangka Penelitian

    Kerangka konsep merupakan abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi

    dari hal-hal yang khusus. Konsep hanya dapat diamati melalui kontruk atau yang

    lebih dikenal dengan nama variabel (Notoatmodjo, 2012)

    Bagan 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian Hubungan Dukungan

    Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada

    Pasien Di Rumah Sakit Elisabeth Medan

    Variabel independen Variabel dependen

    Keterangan

    = Diteliti

    = Hubungan

    Kepatuhan

    1. Pendidikan

    2. Akomodasi

    3. Modifikasi faktor

    lingkungan dan sosial

    4. Perubahan model terapi

    5. Meningkatkan interaksi

    professional dengan pasien

    - Patuh

    - Tidak patu

    Dukungan keluarga

    Instrumental

    Informasional

    Penilaian

    Emosional

    - Baik

    - cukup

    - Kurang

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    Berdasarkan Bagan 3.1. dijelaskan bahwa penelitian akan meneliti

    dukungan keluarga yang berhubungan dengan kepatuhan menjalankan

    kemoterapi pada pasien kemo di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Dukungan

    keluarga terdiri dari empat jenis yaitu dukungan informasi, dukungan penilaian,

    dukungan instrumental, dukungan emosional, dimana ke empat ini berhubungan

    terhadap kepatuhan menjalankan kemoterapai pada pasien kemo, variabel

    dukungan keluarga dikategorikan dalam dukungan keluarga baik, dukungan

    keluarga cukup dan duungan keluarga kurang. Variabel kepatuhan menjalankan

    kemoterapi dikategorikan dalam patuh dan tidak patuh. Hal ini yang akan diteliti

    bagaimanakah ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan menjalankan

    kemoterapi pada pasien kemo dirumah sakit Elisabeth medan tahun 2018.

    3.2. Hipotesa Penelitian

    Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

    pertanyaan penelitian. Hipotesis disusun sebelum peneliti dilaksanakan karena

    hipotesis akan bias memberikan petunjuk pada tahap pengumpulan data, analisa

    dari interpretasi (Nursalam, 2013)

    Ha : Ada Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan

    Kemoterapi Pada Pasien Kemo Dirumah Sakit Elisabeth Medan Tahun

    2018.

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    BAB 4

    METODE PENELITIAN

    4.1. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif

    dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional merupakan jenis

    penelitian yang merupakan waktu pengukuran/observasi data variabel independen

    dan dependen hanya satu kali pada satu saat. (Nursalam, 2013)

    Rancangan dalam penelitian untuk mengidentifikasi adanya hubungan

    dukungan keluarga dengan kepatuhan menjalankan kemoterapi pada pasien Di

    Rumah Sakit Elisabeth Medan 2018

    Bagan 4.1 skema rancangan cross sectional (Nursalam, 2013)

    4.2. Populasi dan Sampel

    4.2.1. Populasi

    Populasi adalah wilaya generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

    mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetepkan oleh peneliti untuk

    dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono, 2013)

    Interpretasi

    1. Lemah

    2. Sedang

    3. Kuat

    4. Sempurna

    (Caltom, 2014)

    Dukungan

    Keluarga

    Kepatuhan

    Uji

    Hubungan

    Deskripsi Dukungan

    Keluarga

    Deskripsi Kepatuhan

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalankan

    kemoterapi pada pasien di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dalam waktu 6

    bulan terakhir jumlah 322 pasien.

    4.2.2. Sampel

    Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagai jumlah

    dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel pada penelitian ini

    menggunakan metode purposive sampling yaitu suatu teknik penerapan sampel

    dengan cara memilih sampel antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki

    peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang

    dikenal sebelumnya. (Nursalam, 2013)

    Besar sampel yang diperkirakan dalam penelitian adalah

    𝑛 =N

    1 + N(d)2

    keterangan :

    n = Besar sampel

    N = Besar populasi

    d = Tingkat signifikansi

    Besar sampel yang dapat diambil berdasarkan populasi diatas adalah…

    𝑛 =54

    1 + 54(0,05)2

    =54

    1 + 54(0,0025)2

    =54

    1 + 1,135

    = 47 orang

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    Jadi sampel dalam penelitian ini sebanya 47 orang. Teknik pengambilan

    sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling.

    Pengambilan sampel diantara populasi purposive yakni teknik pengambilan

    sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang

    dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik

    populasi yang dikenal sebelumnya. (Nursalam, 2013).

    Dengan kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penilaian dari

    suatu populasi target yang dijangkau dan akan diteliti.

    1. Pasien yang berada diruangan

    2. Persedia menjadi responden

    3. Mampu membaca dan menulis

    4. Tidak mempunyai masalah pendengaran

    5. Mempunyai kesadaran penuh

    4.3. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

    4.3.1. Variabel Penelitian

    Variabel independen disebut juga variabel bebas. Variabel independen

    merupakan variabel yang mempengaruhi variabel (Notoatmodjo, 2012). Adapun

    variabel independen ini adalah dukungan keluarga.

    Variabel dependen disebut juga variabel terikat. Variabel dependen

    merupakan variabel yang mempengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain

    (Nursalam, 2013). Variabel dependen pada penelitian ini adalah pada pasien

    kepatuhan menjalankan kemoterapi.

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    4.3.2. Defenisi Operasional

    Defenisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

    dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

    (Notoatmodjo, 2012).

    Tabel 4.1 Defenisi Operasional Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga

    Dengan Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di

    Rumah Sakit Elisabeth Medan

    Variabel Defenisi Indicator Alat ukur Skala Skor

    Independen

    dukungan

    keluarga

    Dependen

    kepetuhan

    kemoterapi

    Dukungan

    keluarga

    merupakan

    sikap, tindakan,

    dan penerimaan

    tiap-tiap angota

    keluarga

    Kepetuhan

    kemoterapi :

    usaha atau

    perilaku pasien

    yang mentaati

    semua nasehat

    dan petunjuk

    oleh tenaga

    medis dalam

    mengkonsumsi

    obat meliputi

    keteraturan,

    waktu dan cara

    meminum obat

    Klasifikasi

    dukungan

    keluarga -

    informasional

    - penilaian

    -instrumental

    - emosional

    Kepatuhan

    kemoterapi : -

    pendidikan

    -akomondasi

    -modifikasi

    faktor

    lingkungan

    dan sosial

    -perubahan

    model terapi

    -meningkatkan

    interaksi

    professional

    dengan pasien

    Kuesioner

    terdiri dari

    28

    pernyataan

    yang

    menyatakan

    jawaban

    Selalu =4

    Sering =3

    Kadang-

    kadang =2

    Tidak

    pernah =1

    Kuesioner

    dengan

    jumlah

    pernyataan

    20

    menyatakan

    dengan

    jawaban

    Selalu =4

    Sering =3

    Kadang-

    kadang =2

    Tidak

    pernah =1

    Ordinal

    Ordinal

    Kurang

    =28-56

    Cukup

    =57-84

    Baik

    =85-

    112

    - tidak

    patuh

    20-40

    - patuh

    41-80

    4.4. Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar kuesioner.

    Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket dengan beberapa pertanyaan.

    (Hidayat, 2012).

  • STIK

    ES S

    anta

    Elis

    abet

    h M

    edan

    Instrumen dalam penelitian berupa kuesioner yang dibuat sendiri oleh

    peneliti dan akan diberikan kepada responden yang meliputi:

    1. Instrumen data demografi

    Instrumen penelitian berisikan data demografi seperti (umur, jenis

    kelamin, suku, pendidikan terakhir), dukungan keluarga dan kepatuhan

    menjalankan kemoterapi.

    2. Instrumen dukungan keluarga

    Instrumen penelitian dukungan keluarga memiliki 28 pernyataan dengan

    menggunakan skala likert dengan jawaban selalu bernilai 4, sering bernilai 3,

    kadang-kadang bernilai 2 dan tidak pernah bernilai 1. Pernyataan dukungan

    instrumental 1-7, pernyataan dukungan informasional 8-14, pernyataan

    dukungan penilaian 15-21, pernyataan dukungan emosional 22-28. Nilai

    tertinggi yang di