Sterilitas Ruangan

27
STERILISASI RUANGAN I. KOMPETENSI UMUM Praktikan dapat mengetahui cara-cara sterilisasi,tujuan sterilisasi dan macam-macam sterilisasi. II. KOMPETENSI KHUSUS Praktikan dapat mengetahui dan dapat menjelaskan mengenai sterilisasi, cara-cara sterilisasi dan macam- macam sterilisasi. III. PRINSIP Praktikan dapat melakukan dan mengamati pengujian sterilisasi ruangan pada LAF, ENKAS dan Ruang lampu UV dengan menggunakan medium NA yang telah disterilkan terlebih dahulu,dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24-48 jam dengan posisi terbalik. IV. LANDASAN TEORI Husnul Khatimah Ulfa RAMLAN, S.Farm 150 2012 0092

description

ruangan sterilisasi adalah keadaan suatu ruangan dimana bebas dari mikroorganisme baik yang patogen maupun non patogen termasuk salah satu sporanya.

Transcript of Sterilitas Ruangan

STERILISASI RUANGAN

STERILISASI RUANGAN

I. KOMPETENSI UMUM Praktikan dapat mengetahui cara-cara sterilisasi,tujuan sterilisasi dan macam-macam sterilisasi.II. KOMPETENSI KHUSUSPraktikan dapat mengetahui dan dapat menjelaskan mengenai sterilisasi, cara-cara sterilisasi dan macam-macam sterilisasi.III. PRINSIP Praktikan dapat melakukan dan mengamati pengujian sterilisasi ruangan pada LAF, ENKAS dan Ruang lampu UV dengan menggunakan medium NA yang telah disterilkan terlebih dahulu,dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam dengan posisi terbalik.IV. LANDASAN TEORISterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh atau memusnakan semua mikroorganisme atau jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan didalam suatu medium tidak ada lagi mikroorganisme atau jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilitas harus dapat membunuh mikroorganisme atau jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Waluyo, 2004).Sterilisasi dalam mikroorganisme berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat (in situ) oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida ataubetapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Irianto, 2006).Mikroorganisme dapat hidup dimana-mana, tidak hanya diruang terbuka tetapi juga diruang tetutup. Kehidupan mikroorganisme diruang tertutup lebih muda dikendalikan dari pada diruang terbuka. Jika suatu ruang tertutup, mikroorganisme dapat dikendalikan, maka ruang tersebut dapat dikategorikan sebagai ruang steril. Sehingga perlu dilakukan pencegahan atau pengendalian dari kontraminasi mikroorganisme yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung proses industri farmasi untuk produk yang dihasilkan oleh indutri farmasi (Waluyo, 2004).Metode pengendalian adalah suatu metode untuk mematikan mikroorganisme dan ditunjukan terhadap pemusnahan sepenuhnya mikroorganisme dari daerah manapun yang kemungkinan terjadi infeksi. Metode tersebut dikenal dengan nama desinfeksi. Tujuan desinfeksi adalah memusnahkan agen-agen penyakit, sedangkan istilah sterilisasi adalah istilah mutlak yang artinya mematikan semua jenias mikroorganisme (Sartini, 2003).Desinfeksi merupakan proses yang mematikan semua mikroorganisme patogen dengan cara kimiawi atau fisik. Desinfeksi mempunyai daya kerja tterhadap bentuk vegetatif dari bentuk mikroorganisme, tetapi belum tentu mematikan sporanya (Hastowo, 1992).Proses sterilisasi cukup beraneka ragam, tergantung pada factor seperti jenis bahan yang disterilkan dan tujuan pemakainnya. Metode pertama adalah pengendalian mikroorganisme yang sering dilakukuan adalah (Waluyo, 2004) : 1. Dengan cara mekanik2. Dengan cara fisika3. Dengan cara kimiaSterilisasi secara mekanik yaitu dengan menggunakan penyaringan. Yaitu penyaring digunakan untuk mengsterilkan medium laboratorium dan larutan-larutan yang dapat mengalami kerusakan jika dipanskan menyaring dengan ukuran pori-pori 0,45 atau kurang akan menghilangkan mikroorganisme yang terdapat didalam larutan tersebut (Natsir, 2008). Tindansi adalah suatu proses sterilisasi dengan cara menggunakan pemanasan pada suhu 100o C selama 30 menit yang dilakukan setiap hari berturut-turut selama 3 hari (Natsir, 2008).Dibawah pembuatan secara aseptis dari sediaan obat diartikan bahwa obat dan bahan pembantu yang diperlukan sejauh mungkin untuk menggunakannya disterilkan dulu dan peracikannya berlangsung dan alat-alat yang telah disterilkan dan pengisiannya didalam wadah yang telah diterilkan seluruh prosedurtersebut disebut miskin kuman, artinya dilakukan atmosfir yang nyaris bebas kuman, untuk menjembatani sedapat mungkin tanpa bahan munculnya penyelesaian (Hasyimi, 2010).Air sangat penting untuk kehidupan mikroba terutama mikroba mnegambil makanan dari luar dalam bentuk larutan . pengeringan akan menyebabkan larutan disekelilingi mikroba menjadi hipertonis, sehingga air keluar dari sel mikroba dan mikroba mati. Gangguan tekanan osmotic ini akan diperhebat bila ditambahkan garam dan bumbu-bumbu, seperti halnya pada pembuatan ikan asing atau dendeng cara ini bukanlah tindakan sterilisasi melainkan pengawetan karena dengan pengeringan ini hanya menyebkan berhentinya pertumbuhan dan perkembangan mikroba (Hasyimi, 2010).

V. METODE KERJAAlat yang digunakan Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Cawan Petri, Erlenmeyer , Enkas , Gelas Ukur ,Hand sprayer, Inkubator , Laminary Air Flow (LAF),Lampu Spiritus,Lampu UV, Autoklaf, Oven spoit dan 5 ml.Bahan yang digunakan Adapun bahan yang digunakan yaituAluminium foil, Alkohol 70 %, Aquadest steril, Fenol 5%,Kertas label, Medium NA (Nutrient Agar), Medium PDA (Potato Dextrose Agar),Tissu Roll.Cara kerja 1. Penyiapan Medium Nutrient Agar (NA) Alat dan bahan disiapkan Sebanyak 3 cawan petri steril diisi dengan medium Nutrient Agar (NA) steril dan medium Potato Dextrose Agar (PDA) yang sudah dicairkan secara aseptic sebanyak 15 ml, lalu dibiarkan memadat. Semua cawan petri tersebut diinkubasi terbalik pada suhu 37C selama 1 x 24 jam dalam inkubator. Jika tidak terdapat koloni pada medium Nutrient Agar (NA), maka cawan petri tersebut digunakan untuk uji sterilitas ruangan.2. Uji Sterilisasi ruangana.Lampu Ultraviolet Alat dan bahan disiapkan. Diletakkan cawan Petri didalam ruang lampu UV yang tidak dinyalakan dan tidak disemprot dengan alcohol 70%, dimana cawan Petri yang diletakkan dibiarkan terbuka bagian selama 15, kemudian diinkubasi selama 1 x 24 jam, pada suhu 37C dalam inkubator untuk medium NA dan 2 x 24 jam pada suhu kamar untuk medium PDA . Ruang tempat lampu UV di semprot alkohol 70 % dan dibiarkan selama 15 menit di bawah lampu UV tersebut kemudian lampu UV tersebut dimatikan. Diletakkan cawan Petri didalam ruang lampu UV, dimana cawan Petri yang diletakkan dibiarkan terbuka bagian selama 15, kemudian diinkubasi selama 1 x 24 jam, pada suhu 37C dalam inkubator untuk medium NA dan 2 x 24 jam pada suhu kamar untuk medium PDA b.Laminary Air Flow (LAF) Alat dan bahan disiapkan. Diletakkan cawan Petri steril didalam LAF yang tidak dinyalakan dan tidak disemprot dengan alcohol 70% dimana cawan Petri yang diletakkan dibiarkan terbuka bagian selama 15, kemudian diinkubasi selama 1 x 24 jam, pada suhu 37C dalam inkubator untuk medium NA dan 2 x 24 jam pada suhu kamar untuk medium PDA Perangkat Laminary Air Flow (LAF) diOn-kan dan dibiarkan selama 15 menit setelah terlebih dahulu di semprot alkohol 70% kemudian alat tersebut diOff-kan kembali. Diletakkan cawan Petri steril kedalam LAF, dimana cawan Petri yang diletakkan dibiarkan terbuka bagian selama 15, kemudian diinkubasi selama 1 x 24 jam, pada suhu 37C dalam inkubator untuk medium NA dan 2 x 24 jam pada suhu kamar untuk medium PDA.C.Enkas Alat dan bahan diisiapkan. Diletakkan cawan Petri steril didalam enkas yang tidak disemprot dengan desinfektan terlebih dahulu, dimana cawan Petri yang diletakkan dibiarkan terbuka bagian selama 15, kemudian diinkubasi selama 1 x 24 jam, pada suhu 37C dalam inkubator untuk medium NA dan 2 x 24 jam pada suhu kamar untuk medium PDA Enkas kemudian disemprot dengan desinfektan dan dibiar selama 15 setelah itu dimasukkan kedalamnya cawan Petri steril, dimana cawan Petri yang diletakkan dibiarkan terbuka bagian selama 15, kemudian diinkubasi selama 1 x 2 jam, pada suhu 37C dalam inkubator untuk medium NA dan 2 x 24 jam pada suhu kamar untuk medium PDA.

VI. HASIL PRAKTIKUMa. Tabel pengamatan NoKelompokUVENKASLAF

NAPDANAPDANAPDA

1.I1556649910

2.II912382565

3.III171517231216

4.IV73378311018

5.V1712-811319

Jumlah65771992095068

Total142408118

Rata-rata

VII. PEMBAHASANSteril adalah tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Sterilitas adalah tingkat yang menyatakan kesterilan suatu benda atau ruangan. Sterilisasi adalah proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu benda, baik secara fisika, kimia, mekanik dan biologi. Ruang steril adalah suatu keadaan ruangan yang bebas dari semua bentuk kehidupan mikroba yang pathogen maupun non-patogen termasuk sporanya. Ruang steril dapat dibagi menjadi :1. Ruang steril kelas 100, yaitu suatu ruangan dimana bilangan partikel dalam udara tidak lebih dari 100 partikel udara dalam ukuran 0,5 milimikron perkubik udara dan 3,5 partikel dalam 0,5 milimokron parliter wadah.2. Ruang kelas 1.000, yaitu suatu ruangan dimana bilangan partikel didalmnya tidak lebih dari 1.000 partikel udara dalam ukuran 0,5 milimikron perkubik udara dan 350 partikel dalam 0,5 milimikron perliter wadah.3. Ruang kelas 10.000, yaitu suatu ruangan dimana bilangan partikel didalmnya tidak lebih dari 10.000 partikel udara dalam ukuran 0,5 milimikron perkubik udara dan 3500 partikel dalam 0,5 milimikron perliter wadah.Pada percobaan uji sterilitas ruangan, lampu UV, LAF dan Enkas termasuk dalam golongan ruang steril kelas 100 karena pada percoban di dapat data pertumbuhan mikroba pada ketiga ruangan tersebut tidak mencapai 1000 partikel mikroba. Pada Umumnya cahaya mempunyai daya merusak sel mikroba yang tidak mempunyai pigmen fotosintesis. Sedangkan cahaya dengan panjang gelombang pendek dapat berpengaruh terhadap jasad hidup. Sinar dengan gelombang panjang juga mempunyai daya fotodinamik dan daya biofisik, misalnya cahaya matahari. Jika energi radiasi di absorbsi oleh sel mikroba akan dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel. Ionisasi molekul tertentu dari protoplasma dapat menyebabkan kematian perubahan genetik atau dapat pula menghambat pertumbuhan. Perubahan genetik di sini oleh radiasi ultraviolet dapat menyebabkan kesalahan dalam replikasi DNA dan mempunyai aktivitas mutagenik pada sel-sel yang masih hidup. Bagian ultraviolet pada spectrum meliputi semua radiasi dari 15 sampai 390 nm. Panjang gelombang sekitar 265 nm memiliki efisiensi bakterisidal tertinggi. Saat ini banyak tersedia lampu germisidal yang memancarkan sinar UV dengan konsentrasi tinggi dengan daya germisidal paling efektif, yaitu pada 260 270 nm. Lampu germisidal ini banyak digunakan untuk mengurangi populasi mikroba di kamar-kamar bedah di rumah sakit, ruang aseptik untuk pengisian obat-obatan di industri farmasi, di tempat-tempat pengisian produk steril ke dalam ampul, dan industri pangan. Namun sinar UV hanya dapat membasmi mikroba pada permukaan benda saja karena daya tembusnya yang kecil.Penggunaan filter udara untuk menyediakan udara yang bebas dari debu dan bakteri seperti Laminary Air Flow (LAF) dan High Efficiency Particulate Air Filter (HEPA) digunakan dalam ruang transfer mikrobiologis utnuk mencegah timbulnya kontaminasi pada area-area isolasi untuk mencegah penyebaran infeksi, dan di dalam ruang-ruang untuk merakit peralatan elektronik miniatur karena kontaminasi oleh partikel bahkan sekecil bakteri dapat merusak daya guna komponen perakitan tersebut.Laminary Air Flow (LAF) adalah alat yang mengatur pergerakan udara di mana udara yang berisi mikroba akan di tarik keluar dengan arah tekanan horizontal, sehingga setiap mikroba yang berada dalam ruang tersebut tidak dapat bertahan lama karena akan terus di tarik keluar. LAF ini dilengkapi saringan sehingga mikroba yang telah keluar tidak akan dapat kembali lagi.Enkas adalah alat untuk pengukuran secara aseptis berdasarkan berkurangnya kontaminasi mikroorganisme karena system ini dalam keadaan tertutup. Enkas sebelum digunakan, seluruh dinding dan dasar enkas dibersihkan lalu disemprotkan dengan alcohol 70%, didiamlan sekitar beberapa menit sebelum digunakan.Pada cawan Petri dibuka 1/3 bagian dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pada mikroba untuk masuk sehingga dapat diamati. Dibiarkan selama 15 menit karena pada selang waktu tersebut mikroba sudah dapat diisolasi dari tempatnya (lingkungannya) ke dalam suatu medium. Sebelum cawan Petri steril dimasukan kedalam tempat yang akan diuji diamkan terlebih dahulu selama 15 menit dengan tujuan untuk membunuh semua mikroba yang ada pada tempat itu. Pada percobaan ini digunakan lampu UV, Laminary Air Flow (LAF), dan enkas sebagai media sterilisator yang disemprotkan terlebih dahulu fenol. Fenol merupakan zat pembaku daya antseptik obat lain, sehingga daya antiseptiknya dinyatakan dengan koefisien fenol. Fenol merupakan salah satu antiseptikum tertua, dengan khasiat bakterisid dan fungisid. Mekanisme kerjanya berdasarkan denaturasi protein-protein sel bakteri. Karena sifat mendenaturasinya juga berlaku untuk jaringan manusia, fenol adalah korosif (membakar) untuk kulit dan sangat merangsang maka jarang digunakan sebagai antiseptikum dan sering digunakan sebagai desinfektan. Dalam kadar 0,01 1 % fenol bersifat sebagai bakteriostatik, larutan fenol 1,6 % bersifat bakterisid, yang dapat mengadakan koagulasi protein. Ikatan fenol dapat berpenetrasi ke dalam kulit utuh. Dan larutan 1,3 % bersifat fungisid, berguna untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Dalam toksikologi senyawa ini sangat berbahaya karena sering digunakan pada percobaan bunuh diri. Terhadap mukosa saluran cerna dan mulut, bahan ini bersifat kaustik dan korosif. Terhadap Sistem Saraf Pusat menyebabkan eksitasi di susul depresi.Penggunaan Nutrient Agar (NA) dan Potato Dextrosa Agar (PDA) dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan mikroorganisme pada ruang steril. Medium ini terlebih dahulu diinkubasi selama 1 x 24 jam pada incubator bersuhu 37oC, setelah dilihar pertumbuhan mikrobanya dan jika medium tersebut tidak ditumbuhi mikroba maka dapat di pakai sebagai medium uji.Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil sterilisasi untuk pertumbuhan jamur pada medium PDA yaitu LAF sebanyak 5 koloni dan pada enkas untuk medium PDA sebanyak 25 koloni. Sedangkan untuk medium PDA pada lampu UV sebanyak 12 koloni. Sehingga dapat disimpulkan bahwa enkas, lampu UV dan LAF termasuk ruang steril 100, karena jumlah koloni yang terdapat yaitu kurang dari 100. Dapat dinyatakan bahwa pada medium Potato Dextrosa Agar (PDA) yang paling bagus untuk sterilisasi ruangan berturut-turut enkas, lampu UV kemudian LAF. Sedangkan menurut literature pertimbangan ruang steril dari ketiga ruangan ini adalah:1. Ruang paling steril adalah LAF2. Ruangan enkas karena karena menggunakan zat kimi fenol 5%3. Dan kemudian ruang UV karena menggunakan radiasi sinar.Dari pengamatan tersebut dapat dilihat bahwa pada ruangan-ruangan tersebut mempunyai kemungkinan untuk terkontaminasi oleh mikroba. Walaupun ruangan tersebut digunakan untuk pengerjaan aseptis, tetapi masih dapat berkontaminasi dengan mikroba. Tetapi itu bukan merupakan hal yang dapat dijadikan landasan karena adanya koloni mikroba pada medium mungkin saja berasal dari pengerjaan yang kita lakukan, jadi untuk mendapatkan kepastian tentang hal ini perlu dilakukan pengerjaan yang lebih lanjut dan betul-betul harus hati-hati.

VIII. KESIMPULANBerdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada sterilisasi ruangan dapat disimpulkan bahwa untuk bakteri pada medium NA, yaitu lampu UV 9 koloni, LAF 6 koloni, dan enkas 38 koloni. Adapun untuk pertumbuhan jamur/kapang pada medium PDA, yaitu lampu UV 12 koloni, LAF 5 koloni, dan enkas 25 koloni.

IX. DAFTAR PUSTAKADjide, Natsir. 2008. Analisis Mikrobiologi Farmasi. Laboratorium Mikrobiologi Farmasi UNHAS : Makassar.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes RI : Jakarta.

Hastowo, Sugyo. 1992. Mikrobiologi Institut Pertanian Bogor : Bogor.Hasyimi,M. 2010. Mikrobiologi Parasitologi. C.V Trans Info Media : Jakarta.

Irianto Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid II : Bandung.

Waluyo, Lud. 2004.Mikrobiologi Umum. UMM Press : MalangYrama Widya; 2006.h. 171. Sasika, Sinta dkk. 2010.Mikrobiologi Dasar. C.V Trans Info Media : Jakarta.

LAMPIRANSkema Kerja

Medium Steril

LAF Sinar UV Enkas (Disterilkan) (Disterilkan) (Disterilkan)

Biarkan 15 menit

Letakkan medium sterilBuka 1/3 bagian

Biarkan 15 menitTutup cawan

Inkubasi1-3 x 24 jam

Pengamatan

Gambar Pengamatan1. Uji sterilitas pada UV :

NAPDA

2. Uji sterilitas pada Enkas :

NA PDA

3. Uji sterilitas pada LAF : NA PDAHusnul Khatimah UlfaRAMLAN, S.Farm150 2012 0092