STEREOKIMIA - kimiaorganik.pbworks.comkimiaorganik.pbworks.com/f/Bab+5+Stereokimia.pdf · 9. Prof....
Transcript of STEREOKIMIA - kimiaorganik.pbworks.comkimiaorganik.pbworks.com/f/Bab+5+Stereokimia.pdf · 9. Prof....
STEREOKIMIA
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
1
• Stereoisomer : isomer-isomer yang berbeda susunan atomnya dalam ruang
• Polarimeter : alat pengukur sudut putar bidang polarisasi cahaya.
(optis aktif = dapat memutar bidang polarisasi cahaya)
• Enantiomer : stereoisomer yang optis aktif• Diastereoisomer : stereoisomer yang tidak optis aktif.
2
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Skema Polarimeter
3
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Hasil Pengamatan:
• Keadaan awal (tabung hanya berisi air);
atau
• Keadaan diisi zat optis aktif (2 kemungkinan) :
1) 2)
Peputaran ke kanan(zat dextrototary)
Peputaran ke kiri(zat levorotary)
4
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Rotasi Spesifik : perputaran bidang polarisasi cahaya oleh 1 gram zat terlarut per ml pelarut dengan tabung sepanjamg 1 dm.
5
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Benda-benda Kiral & Akiral
CERMINI II
III
I ≠ II (tidak dapat dihimpitkan)II = III (pemutaran 180°)I ≠ III I & II disebut benda kiral (benda yg
mempunyai sifat ketanganan)• Tak dapat dihimpitkan• Tak memiliki bidang simetri
180°
6
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
CERMIN
IV V VI
≡
IV = V = VI ; merupakan benda-benda akiral(dapat dihimpitkan)memiliki bidang simetri
7
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Berdasar Bidang Simetri
• Benda kiral : tak memiliki bidang simetri (mis: I & II)• Benda akiral : memiliki bidang simetri (mis: IV)
2
2 2
2
akiral akiral
8
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Percobaan Pasteur
Kristal amonium tartarat
Kristal simetris Kristal Tak simetris
Enantiomer I Enantiomer II(optis aktif) (optis aktif)
CampuranRasemat
Tidak optis aktif)9
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Penjelasan Van’t Hoff-Lebel
Tertarik pada fenomena optis aktif yang ditemukan PasteurMenggunakan asam laktat sebagai model
Ditemukan bahwa :Terdapat 1 C asimetris mengikat 4 gugus berbeda)Sudut valensi asam laktat mengarak ke sudut tetrahedron
10
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
(A)
(B)
Umum :
• 2 kemungkinan bentuk kiral• Tak ada simetri
A & B disebut pasanganenantiomer (ada 2 enantiomer)A & B memiliki sudut putar yang sama besar tapi berbedaarahnya; salah satu putar kiri, yang lain putar kanan
11
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Sifat Enantiomer
o Mempunyai sifar-sifat fisik yang sama, mis: titik lebur, titik didih, berat jenis dll.
o Mempunyai sifat kiralitas yang tidak sama, mis : sudut putar bidang polarisasi cahaya, reaksi metabolisme, dll.
o Contoh : (-) adrenalin obat pemacu jantung(+) adrenalin tak berkhasiat
12
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Konfigurasi & Konvens R-S
Pengertian :a. Pusat kiral terletak pada bidang kertasb. Garis normal ( ) : garis valensi yang terletak pada bidang kertasc. Garis tebal ( ) : garis valensi yang mengarah ke depan bidang kertasd. Garis putus ( ) : garis valensi yang mengarah ke belakang bidang
kertas
Konfigurasi pusat kiral : susunan atom/gugus atom yang terikatpada pusat kiral
Konvensi R-S : berguna untuk menunjukkan enantiomer yang dimaksud tanpa harus menggambarkan susunan atom/guguspada pusat kiral (oleh Chan, Ingold & Prelog)
Tinjau :
13
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Prinsip Konvensi R-S
1. Tentukan urutan prioritas dari ke-4 atom/gugus yang terikat pada C kiral
2. Pusat kiral dilihat dari arah berlawanan dengan atom/gugus yang mempunyai prioritas terendah.
3. Jika urutan prioritas (besar kecil) searah jarum jam maka pusat kiral dikatakan mempunyai konfigurasi R (rectus:kanan), Jika sebaliknya, maka pusat kiral dikatakan mempunyai konfigurasi S
14
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Urutan Prioritas1. Makin tinggi no atom, makin tinggi prioritas mis:
I>Br>Cl>F>OH>NH2>CH3>H2. Jika ada gugus-gugus yang identik, maka prioritas
ditentukan oleh atom berikutnya
3. Ikatan rangkap 2 atau 3 dianggap sebagai ikatan tunggal yang digandaduakan atau digandatigakan
15
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Contoh-contoh
16
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Konvensi E-Z untuk Isomer cis-trans
Z = jika gugus berprioritas tinggi berada pada sisi yang samaE = jika gugus berprioritas tinggi berada pada posisi berseberangan
• b = (z)-2-pentena• c = (z)-1-bromo-1-kloro-2-fluoro etena √
Cis (√) Cis (??) (???)a cb
17
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Senyawa dengan pusat kiral >1
Tinjau : 2-bromo-3-klorobutanaEnantiomer
A & B = pasangan enantiomer C & D = pasangan enantiomerA & C = diastereoisomer A & D = diastereoisomerB & C = diastereoisomer B & D = diastereoisomer
18
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
1 pusat kiral = 2 isomer ( 2n untuk n =1)2 pusat kiral = 4 isomer ( 2n untuk n =2)3 pusat kiral = 8 isomer ( 2n untuk n =3)n pusat kiral = 2n isomer
19
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Senyawa Meso
Tinjau : 2,3-diklorobutanaStereoisomer yang mungkin
Hanya ada 3 stereoisomeryaitu : 2 enantiomer, dan 1 bentuk meso
20
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.
Asam Tartarat
Konfigurasi (R,R) (S,S) meso
[α]20°C (H2O) +12 -12 0
t.d. (°C) 170 170 140
21
Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc.