Status Ujian Psikiatri

25
STATUS UJIAN PSIKIATRI SEORANG PASIEN DENGAN EPISODE DEPRESI SEDANG DENGAN GEJALA SOMATIK OLEH : FEBRIYANA 070111006 Penguji : Prof. dr. B. H. R. Kairupan, MSc, SpKJ, KAR-KAD BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

description

STATUS UJIAN PSIKIATRI.

Transcript of Status Ujian Psikiatri

STATUS UJIAN PSIKIATRI

SEORANG PASIEN DENGAN EPISODE DEPRESI SEDANG DENGAN GEJALA SOMATIK

OLEH :FEBRIYANA070111006

Penguji :Prof. dr. B. H. R. Kairupan, MSc, SpKJ, KAR-KAD

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SAM RATULANGIMANADO2012

LEMBAR PENGESAHAN

Status Ujian yang berjudul Seorang Pasien dengan Episode Depresif Sedang dengan Gejala Somatik Telah dibacakan dan dikoreksi pada : ., . Desember 2012

Supervisior Penguji:

Prof. dr. B.H.R. Kairupan, MSc, SpKJ, KAR-KAD

STATUS UJIAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PENDERITANama: Ny. G.WUmur: 27 TahunJenis Kelamin: PerempuanTempat/tanggal Lahir: Langowan, 5 Januari 1985Status Perkawinan: Menikah Pendidikan Terakhir: SMAPekerjaan : Ibu Rumah TanggaSuku Bangsa: MinahasaAgama : Kristen Protestan Alamat Sekarang: Tumaratas Jaga II, Kec.LangowanCara MRS: Diantar oleh kakak dan suami pasienTanggal Pemeriksaan: 12 Desember 2012Tempat Pemeriksaan: Poli Jiwa RS Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang

II. RIWAYAT PSIKIATRIKRiwayat psikiatrik diperoleh dari: Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 12 Desember 2012 Alloanamnesis dilakukan pada tanggal 12 Desember 2012 terhadap kakak pasienA. Keluhan UtamaRasa tidak nyaman, gelisah, susah tidur,rasa takut, rasa bersalah dan tidak berguna, rasa terbakar di leher dan ulu hati, sakit kepala. B. Riwayat gangguan sekarang AutoanamnesisSaat wawancara pasien menjawab nama, umur, dan tempat tinggalnya dengan baik dan dengan suara yang terdengar jelas, saat wawancara pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa. Menurut pasien, sejak tahun 2010 pasien sering mengalami masalah rumah tangga, pasien sering bertengkar dengan suami pasien yang seringkali berujung pada kekerasan fisik yang dilakukan oleh suami pasien saat sedang mabuk. Pasien pernah dipukuli di kepala bagian kanan oleh suami pasien tapi tidak sampai kehilangan kesadaran. Sejak 2 bulan yang lalu pasien sering merasa gelisah, dan susah untuk tidur. Keluhan ini muncul sejak pasien bertengkar hebat dengan suami pasien. Pasien sering merasa takut akan sesuatu yang tidak jelas dan merasa bersalah. Pasien sering merasa dirinya tidak berguna dan tidak dibutuhkan. Pasien pernah berobat di poli saraf dengan keluhan sakit kepala dan direncanakan untuk dilakukan CT-scan kepala. 1 minggu yang lalu pasien memeriksakan diri ke dokter praktek umum dengan keluhan rasa panas di leher hingga di ulu hati dan sakit kepala, diberikan obat sakit kepala dan obat maag namun keluhan tidak berkurang. Pasien mengaku mengalami penurunan nafsu makan sejak adanya masalah dengan suami pasien. AlloanamnesisMenurut kakak pasien, akhir akhir ini pasien sudah tidak mau datang berkunjung untuk menemui anaknya. Pasien juga sudah tidak mau mengurus diri sendiri seperti nafsu makan berkurang, jarang mandi dan sering terlihat menangis sendiri.Kemarin, pasieng meminta kakaknya untuk pergi ke dokter saraf untuk dilakukan pemeriksaan brain CT scan karena sakit kepalanya.C. Riwayat gangguan sebelumnya1. Riwayat gangguan psikiatriPasien tidak pernah memiliki riwayat gangguan psikiatri.2. Riwayat gangguan medisPasien tidak pernah mengalami kejang, malaria, atau trauma kepala sebelumnya.3. Riwayat gangguan psikoaktifPasien tidak mempunyai riwayat penggunaan zat psikoaktif.

III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI1. Riwayat Prenatal dan perinatal.Pasien lahir normal, tidak ditemukan kelainan atau cacat bawaan.2. Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun)Pertumbuhan cukup normal.3. Riwayat masa kanak pertengahan ( usia 4-11 tahun)Pasien tumbuh dan berkembang dengan normal.Pasien bersekolah sampai tamat SD.4. Riwayat masa kanak akhir dan remajaPasien termasuk anak yang pemalu.Pasien bersekolah sampai tamat SMP. Hubungan dengan keluarga cukup harmonis. Pasien cukup memiliki banyak teman.5. Riwayat masa dewasaa. Riwayat pendidikan Pendidikan terakhir pasien tamat SMA.b. Riwayat keagamaanPasien beragama Kristen Protestan, dan aktif beribadah.c. Riwayat pernikahan Pasien sudah menikah selama 4 tahun, pernikahan pasien dengan suami pasien karena dijodohkan orang tua pasien. pada tahun 2010, pasien terlibat pertengkaran hebat dengan suami pasien karena suami pulang dalam keadaan mabuk. Suami pasien memukuli kepala pasien dengan kayu tapi tidak sampai kehilangan kesadaran, sejak saat itu keduanya sering terlibat masalah rumah tangga yang kebanyakan disebabkan oleh pasien yang tidak menyukai suaminya dalam keadaan mabuk. 2 bulan yang lalu pasien bertengkar kembali dengan suami pasien dan pasien memutuskan untuk tinggal di rumah orang tua pasien sejak 1 bulan lalu, suami pasien sudah meminta maaf namun pasien mengaku belum dapat sepenuhnya memaafkan suaminya. Pasien sudah memiliki 1 orang anak laki-laki berusia 2 tahun yang sekarang tinggal bersama pasien di rumah orang tua pasien.d. Riwayat pekerjaan Pasien bekerja sebagai Ibu rumah tangga.e. Riwayat sosialHubungan dengan anak-anak, keluarga dan teman-teman dan lingkungan sekitar cukup baik.f. Riwayat pelanggaran hukum Pasien tidak pernah mempunyai masalah hukum.g. Situasi kehidupan sekarang Pasien tinggal terpisah dari suami, sekarang pasien tinggal bersama dengan orang tua pasien sejak 1 bulan yang lalu.h. Riwayat keluarga Pasien berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah kebawah. Pasien mempunyai hubungan yang kurang baik dengan suami, sering ada masalah-masalah rumah tangga, sampai pada kekerasan fisik pada pasien yang dilakukan oleh suami pasien. Pasien mengaku sudah memaafkan suaminya, tapi masih merasa ada ketidaknyamanan.

SILSILAH KELUARGA/ GENOGRAM

Keterangan :: Laki-Laki: Perempuan: PasienFaktor Herediter : Tidak Ada

IV.PEMERIKSAAN STATUS MENTALA. Deskripsi Umum1. PenampilanPasien seorang wanita, tampak sesuai dengan usianya, bertubuh sedang, berpenampilan rapi, kulit sawo matang, rambut lurus sebahu diikat, warna hitam disisir rapi, menggunakan kaos putih oranye bergaris-garis, celana panjang jeans, dan sandal jepit. Selama wawancara pasien duduk tenang namun kebingungan.2. Perilaku dan aktivitas psikomotorSaat wawancara, pasien duduk tenang, kebingungan, namun pasien masih bisa merespon pertanyaan yang diajukan. Gerakan-gerakan yang dilakukan pasien adalah gerakan volunteer (secara sadar dilakukannya).3. Sikap terhadap pemeriksa Pasien bisa bekerja sama (kooperatif).B. Alam Perasaan1. Mood: hipothymia2. Afek: Luas3. Kesesuaian : Ekspresi sesuai dengan isi pikiranC. Karakteristik bicaraSaat wawancara pasien cuma berbicara aktif mengutarakan keluhannya, pasien sempat menangis saat diwawancara.D. Gangguan persepsiTidak ada.E. Proses dan isi pikiran Proses pikiran: Koheren Isi Pikiran: Waham (-)F. Sensorium dan kognisi1. KesadaranKompos mentis2. Orientasi Orientasi waktuBaik (pasien dapat mengetahui tanggal saat wawancara) Orientasi tempat Baik (pasien mengetahui pasien berada di Poli Jiwa RS V.L.Ratumbuysang) Orientasi orangBaik (pasien dapat mengenali kakak dan suaminya)3. Daya Ingat Daya Ingat Jangka Panjang : Tidak terganggu, pasien dapat mengingat tempat dan tanggal lahirnya. Daya Ingat Jangka Pendek : Tidak terganggu, pasien dapat mengingat nama pemeriksa. Daya ingat segera : Tidak terganggu.4. Kemampuan baca dan menulisTidak diperiksa. 5. Pengendalian ImpulsPasien dapat mengontrol emosi pada saat wawancara, namun pada pertengahan wawancara pasien sudah tidak dapat mengontrol emosinya (menangis)6. TilikanDerajat III, pasien sadar bahwa dirinya sakit tetapi menyalahkan faktor dari luar atau faktor organik sebagai penyebabnya.

V.PEMERIKSAAN FISIK INTERNA DAN NEUROLOGI1. Status Interna Keadaan umum: Cukup Baik Kesadaran: compos Mentis Tanda vital: TD :110/70 mmHg, N: 80x /menit R : 20x /menit, S:36,8C Kepala : Konjungtiva anemis (-), sklera (-) Thoraks : Rhonki -/-, Wheezing -/-Abdomen : Datar, lemas, persitaltik (+) normalEkstremitas : hangat, edema (-), sianosis (-).2. Status NeurologiGCS: E4 : Membuka mata spontan M6 : Sesuai perintah V5 : Berorientasi dengan baik

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAPasien perempuan berumur 27 tahun, suku minahasa, agama Kristen Protestan, tamat SMA, aktivitas sehari-hari Ibu rumah tangga. Pasien dibawa ke RS Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado tanggal 12 Desember 2012, diantar oleh kakak dan suami pasien dengan keluhan Rasa tidak nyaman, gelisah, susah tidur,rasa takut, rasa bersalah dan tidak berguna, rasa terbakar di leher dan ulu hati, sakit kepala. Sejak 2 bulan yang lalu pasien sering merasa gelisah, dan susah untuk tidur. Keluhan ini muncul sejak pasien bertengkar hebat dengan suami pasien. Pasien sering merasa takut akan sesuatu yang tidak jelas dan merasa bersalah. Pasien sering merasa dirinya tidak berguna dan tidak dibutuhkan. Pasien pernah berobat di poli saraf dengan keluhan sakit kepala dan direncanakan untuk dilakukan CT-scan kepala. 1 minggu yang lalu pasien memeriksakan diri ke dokter praktek umum dengan keluhan rasa panas di leher hingga di ulu hati dan sakit kepala, diberikan obat sakit kepala dan obat maag namun keluhan tidak berkurang. Pasien mengaku mengalami penurunan nafsu makan sejak adanya masalah dengan suami pasien. Pasien pernah bertengkar dengan suami dan dipukul di kepala bagian kanan tapi tidak sampai kehilangan kesadaran.Pada pemeriksaan status mental, pasien adalah seorang perempuan, tampak sesuai umur, ekspresi wajah kebingungan dan kurang bersemangat, mood hipothymia. Pasien dapat menjawab semua pertanyaan. Proses pikir koheren dan tidak terdapat waham. Dalam pertimbangan tilikan pasien termasuk tilikan derajat 3 yakni sadar bahwa dirinya sakit tetapi menyalahkan orang atau faktor dari luar sebagai penyebabnya, pemeriksaan generalis normal, pemeriksaan neurologis dan laboratorium normal.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIKPada pemeriksaan status interna dan status neurologis tidak ditemukan kelainan yang mengindikasikan adanya gangguan medis umum yang dapat menimbulkan disfungsi otak secara langsung serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita, sehingga dengan demikian gangguan mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan.Pada anamnesis tidak ditemukan adanya riwayat merokok dan minum alkohol serta pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obat terlarang sehingga gangguan mental akibat zat psikoaktif (F10-F19) juga dapat disingkirkan. Pada anamnesis juga tidak ditemukan adanya gejala psikotik berupa waham ataupun halusinasi dengan demikian diagnosis skizofrenia, gangguan skizotipal, dan gangguan waham dapat disingkirkan (F20-F29). Pada pasien ini ditemukan gejala utama depresi yaitu afek depresif, dan rasa mudah lelah serta menurunnya aktivitas, dan gejala lainnya berupa konsentrasi dan perhatian yang berkurang, harga diri dan kepercayaan diri yang kurang, rasa bersalah dan tidak berguna, serta tidur terganggu. Pada pasien ini ditemukan pula gejala somatik berupa rasa panas di leher dan sakit kepala.. Maka ditegakkan diagnosis Episode depresif sedang dengan gejala somatik(F32.11) yang juga merupakan diagnosis aksis I. Penderita tidak memliki riwayat gangguan kepribadian, sehingga tidak ada diagnosis untuk aksis II. Pada penderita tidak didapatkan gangguan pada kondisi medik umum dengan demikian tidak ada diagnosis untuk aksis III. Pasien memiliki masalah dalam hubungannya dengan keluarga dalam hal ini suami pasien, maka terdapat diagnosis untuk aksis IV. Untuk aksis V berdasarkan penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF Scale) maka didapatkan penderita berada pada GAF 80-71. Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah dll.

VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIALAksis I: F32.11 Episode depresif sedang dengan gejala somatikAksis II: Tidak ada diagnosisAksis III: Tidak ada diagnosisAksis IV: Masalah dalam rumah tangga pasien dengan suaminya.Aksis V: Global Assesment Of Functioning (GAF) Scale 80-71: Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, sekolah dll.IX. PROBLEMa. Organobiologi : Tidak terdapat faktor genetikb. Psikologi : Mood hipothymia, afek luas, gangguan persepsi (-) waham (-)c. Lingkungan dan sosial ekonomi : Pasien masih dapat bersosialisasi dengan Lingkungan.

X. PERENCANAAN TERAPIa. Biologi /Psikofarmaka Flouxetin 20 mg 1-0-0 Clobazam 10 mg 2x1 tab Edukasi pada pasien dan keluarganyab. Terhadap PasienMemberikan edukasi terhadap pasien agar memahami gangguannya lebih lanjut, cara pengobatan dan efek samping yang dapat muncul saat pengobatan, pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat, memotivasi dan memberikan dukungan kepada pasien sehingga dapat menjalankan fungsi sosialnya dengan baik. Dalam hal ini stressor utama adalah masalah dengan suami pasien, oleh karena itu, pasien diberikan edukasi mengenai masalah dengan suami pasien dan solusi-solusi akan masalah tersebut. c. Terhadap KeluargaMenyampaikan informasi kepada keluarga mengenai penyakit dan pengobatannya sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi pasien, memberikan nasehat kepada pasien sebagai langkah awal untuk mengurangi kekambuhan. Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran keluarga dalam proses penyembuhan pasien yang dalam hal ini berkaitan dengan kepatuhan minum obat, serta pemberian dukungan keluarga atas masalah yang dialami pasien.

XI. PROGNOSISQuo ad vitam: Dubia ad bonamQuo ad functionam: Dubia ad bonamQuo ad sanationam: Dubia ad bonamPrognosis pasien ini dubia ad bonam karena dari anamnesis pasien masih sadar dan bisa berespon terhadap pertanyaan serta tidak terdapat riwayat gangguan psikiatri dalam keluarga, bila penderita patuh menjalani terapi, dan adanya niat dan motivasi dari pasien sendiri untuk sembuh.

XII. ANJURANDianjurkan pada keluarga untuk mengawasi dan membantu pasien dalam pengobatannya, dalam hal ini memastikan pasien minum obat secara teratur.

XIII. DISKUSIDepresi merupakan salah satu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, merasa tidak berharga, merasa kosong, dan tidak ada harapan, berpusat pada kegagalan dan menuduh diri, dan sering disertai iri dan pikiran bunuh diri, penderita tidak berminat pada pemeliharaan diri dan aktivitas sehari-hari.Menurut PPDGJ III depresi adalah gangguan yang memiliki karakteristik: a.Gejala Utama Afek depresif Kehilangan minat dan kegembiraan Berkurangnya energi yang menuju pada meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktifitas.b. Gejala lainnyaa) Konsentrasi dan perhatian berkurangb) Harga diri dan kepercayaan diri berkurangc) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak bergunad) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistise) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh dirif) Tidur terganggug) Nafsu makan berkurang Pada kasus ini, pasien masuk dalam kategori Episode depresi sedang dengan gejala somatik karena didapatkannya 2 dari 3 gejala utama yaitu afek depresif dan berkurangnya energi yang menuju pada meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktifitas, dan 3 atau 4 dari gejala lainnya (tidur terganggu, nafsu dan makan berkurang, konsentrasi dan perhatian berkurang, dan gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna). Pasien ini mengalami keluhan ini sudah sejak 2 bulan yang lalu, sesuai dengan kriteria depresi sedang yaitu lamanya seluruh episode berlangsung minimum 2 minggu. Pasien tidak bisa beraktivitas jika keluhan yang dirasakannya muncul, sesuai dengan kriteria depresi sedang, yaitu menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga. Pasien mengeluhkan sakit kepala yang terasa seperti menusuk-nusuk, hilang timbul dan rasa panas di leher hingga ke ulu hati. Keluhan ini merupakan gejala gangguan somatik.Etiologi depresi yang pasti belum diketahui. Beberapa faktor yang diketahui berkaitan dengan terjadinya depresi:1. Berbagai penyakit fisik2. Faktor psikis3. Faktor sosial dan lingkungan4. Faktor obat5. Faktor usia6. Faktor genetikPada pasien ini faktor depresi yang berpengaruh adalah faktor sosial dan lingkungan yaitu hubungan pasien dengan suami pasien yang tidak harmonis, sering bertengkar yang melibatkan kekerasan fisik oleh suami pasien. Berdasarkan hasil pengamatan pemeriksa pada saat wawancara diperoleh, kontak mata ada,mood hipothymia, afek luas, halusinasi tidak ada, waham tidak ada, daya ingat bagus, penialian realitas baik, jadi pasien ini tidak ada mengarah ke diagnosis psikosis.Pasien ini mendapat pengobatan Flouxetin 10 mg 1-0-0 dan Clobazam 10 mg 2x1. Flouxetin merupakan obat antidepresan golongan SRRI (selective serotonin reuptake inhibitor) dan Clobazam adalah antianxietas golongan benzodiazepin. Mekanisme kerja Obat Anti-depresi, adalah menghambat re-uptake aminergic neurotransmitter, menghambat penghancuran oleh enzim Monoamine Oxidase Sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic neurotransmitter pada sinaps neuron di SSP. Efek samping Obal Anti-depresi dapat berupa : Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif rnenurun) Efek Antikolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur., konstipasi, sinus takikardia, dsb) Efek Anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi) Efek Neurotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi,insomnia)Efek samping yang tidak berat biasanya berkurang setelah 2-3 minggu. SSRI dipilih mengingat efek samping yang ditimbulkan relatif lebih ringan.Pada pasien juga diberikan terapi lain berupa psikoterapi. Dalam hal ini diberikan melalui edukasi terhadap pasien agar memahami gangguannya, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul, pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat sehingga pasien sadar dan mengerti akan sakitnya, dan menjalankan pengobatan secara teratur, tidak dengan terpaksa.

III. WAWANCARA PSIKIATRIWawancara dilakukan di Poli Jiwa RS.Prof.Dr. V.L Ratumbuysang pada tanggal 12 Desember 2012.Keterangan :A : Pemeriksa B: Pasien C: Keluarga pasien (Kakak pasien)A : Selamat siangB & C : Selamat siangA: Saya dokter muda Febriyana. Namanya siapa?B : GladysA: Ini siapa dang Bu ? (Sambil menunjuk ke keluarganya)B: Ini tape kakak (sambil menunjuk ke kakaknya) , kalo yang ini tape suami(sambil menunjuk ke suaminya)A : Boleh Tanya, ibu sekarang umur berapa?B: so 27 taonA : Tinggal dmana sekarang?B: Di tumaratas, langowanA : Ibu punya anak berapa ?B: 1 dokter, umur 2 taon.A: Pekerjaan Ibu apa ?C: Ibu rumah tangga.A: Ibu Agama apa ?C: Kr. Protestan,DokA: Ibu bagaimana sekarang? Ada keluhan apa ?B: ini dokter kita akhir-akhir ini rasa ndak enak skali perasaan.. sakit kepala, ndak dapa tidor..C: kemarin dokter torang ada pigi ke dokter saraf , dia minta mo di CT scan kata..A: untuk apa CT scan?B: nyanda noh dokter, suka dank.. soalnya saki skali qt pe kapala noh.A: sekarang rasa bagemana dank, tenang ato masih rasa tidak nyaman?B: masih no dok..A: Ibu ada masalah deng keluarga ? atau dengan tetangga-tetangga?B: (diam, tiba-tiba menangis) kita dokter.. qt pe laki slalu pukul-pukul pa kita kalo dia ba mabok.. C: dorang pe anak dokter kurang kita yang rawat noh dok lantaran kalo depe papa so mabok samua kena pukul. A: so dari kapan ni ada masalah deng suami?B: sebenarnya ini so dari 2 taon lalu, dia pulang abis ba mabok kong pukul p kita pake kayu.A: dipukul sampe pingsan?B: nyanda no dok. Mulai dari situ torang sering ada masalah-masalahKita kwa nyanda suka dia ba mabo, mar dia ulang2 trus dpe perbuatanA: skrang masi 1 rumah?B: nyanda dokC: mulai bulan lalu so tinggal sama2 deng mama deng kitaA: sudah coba bicarakan baik2 ini masalah dengan suami ibu?B: sudah dok, kamarin dia pigi minta maaf p kita. Kita kase maaf p dia, tapi rupa masih rasa bagimana bagitu dok.A: masi ada ganjalan ibu?B: iyo. Kita rasa sakit hati skali no, dari dulu dia rupa pandang enteng p kita, kita so berusaha jadi yang bae2 for dia, tapi yang kita harapkan dari dia nyanda pernah dia kase.A: misalnya apa ibu?B: kita Cuma minta dpe perhatian p kita, kita rasa rupa dapa acuhkan ato bagimana sto, nyanda ba talu kira dang p kita dok.A: pernah ada sakit malaria, ato kejang-kejang, ato ada trauma kepala hebat?B: tidak ada dokterC: nda noh dokter, nda pernah sakit berat dia.A: lahir bagimana bu? Normal ? ada cacat ato lain-lain?C: lahir normal diaA: brapa basudara?C: dorang 4 basudara , dia ini anak ka 4.A: di keluarga ada yang punya riwayat gangguan jiwa ?C: nda ada noh dokterA: Ibu ini sering minum alkohol, merokok ?C: nyanda dokA: ok dang bu, terima kasih banyak , rajin minum obat ne biar cepat bae.B&C: io dok, makase banya ne A: sama-sama ibu, selamat siang