Status Satrio
-
Upload
satrio-adiras-putra -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Status Satrio
1
Nama: Satrio Adiras Putra Nim: 112015073
Dr. Pembimbing / Penguji: dr. Evalina .SpKJ
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDAUNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANAJl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta-Barat
KEPANITERAAN KLINIKSTATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDAHari / Tanggal Ujian / Presentasi Kasus :Senin , 7 April 2015
SMF ILMU JIWARUMAH SAKIT : Jiwa Provinsi Jawa Barat
NOMOR REKAM MEDIS : 056912Nama Pasien : Ny. ATNama Dokter yang merawat : -Masuk RS pada tanggal : 8 Maret 2015Rujukan/datang sendiri/keluarga : dengan keluargaRiwayat perawatan : -
I. IDENTITAS PASIENNama (inisial) : Ny. ATTempat & tanggal lahir : Bandung, 01 Januari 1976Jenis kelamin : PerempuanSuku bangsa : SundaAgama : Islam Pendidikan : SDPekerjaan : Ibu Rumah TanggaStatus perkawinan : KawinAlamat : Kp Sukanampa Cimahi
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis : 2 April 2015 pukul 10.15 WIB
Alloanamnesis : 6 April 2015 pukul 16.15 (via telepon) dengan kakak kandung pasien
A. KELUHAN UTAMA :
Pasien Mengamuk
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG :
2
Sepuluh tahun yang lalu pasien kadang melamun, kadang kabur, cenderung
mengurung diri, dan kadang menangis sendiri. Keluarga pasien membawa pasien ke
pesantren, namun pasien mengamuk dan meminta pulang. Pasien juga seringkali
mengamuk dan merobek celana jeans dan baju yang sedang dipakainya. Pasien juga sering
menendang tembok hingga berlubang. Keluarga pasien membawa pasien beberapa kali ke
orang pintar namun tidak ada perubahan.
Pasien beberapa kali pingsan karena mengaku melihat pocong dan orang besar yang
berdiri di depan tembok. Pasien pingsan selama kurang lebih 5 menit, dan sadar kembali.
Pasien juga sering mendengar suara-suara yang tidak dikenalnya. Pasien sering berbicara
sendiri, dan tertawa sendiri.
Delapan tahun yang lalu, suami pasien akhirnya memutuskan untuk menikah kembali,
dan membawa istri muda ke rumahnya, namun pasien tidak diceraikan. Suami pasien
jarang mengunjungi pasien di rumah orang tuanya. Pasien tinggal kembali bersama orang
tuanya, dan perlu dibantu dalam kegiatan sehari-hari seperti dimandikan.
Sebelum gejala-gejala pasien muncul pada 10 tahun yang lalu, pasien sering dimarahi
dan dibentak oleh suami pasien, namun tidak pernah dipukul. Pasien cenderung diam saja
apabila dimarahi oleh suaminya.Keluarga pasien beberapa kali mengurung pasien di
kamar selama beberapa jam apabila pasien dalam keadaan mengamuk. Keluarga pasien
memutuskan membawa pasien ke RSJ Cimahi karena pasien mengamuk dan tidak pernah
menunjukkan gejala sembuh.
C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA :
1. Gangguan psikiatrik : tidak didapatkan gangguan psikiatrik sebelumnya
2. Riwayat gangguan medik :riwayat trauma kepala, kejang-kejang, operasi dan patah
tulang disangkal.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif : riwayat penggunaan zat psikoaktif disangkal.
4. Riwayat gangguan sebelumnya :
2005 2007 2009 2011 2013 2015
3
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI :
1. Riwayat perkembangan fisik : tumbuh kembang pasien normal, sesuai dengan usia.
2. Riwayat perkembangan kepribadian :
Masa kanak-kanak : tumbuh kembang pasien normal, pasien bersekolah dan bermain
dengan teman-temannya seperti biasa.
Masa remaja : tumbuh kembang pasien normal, pasien dapat bergaul dengan baik sesuai
usianya.
Masa dewasa : pasien menikah, pasien bekerja dan bersosialisasi dengan tetangga seperti
arisan dan mengaji bersama . Pasien cenderung pendiam apabila ada masalah.
3. Riwayat pendidikan : pasien tamat SD, tidak melanjutkan pendidikan karena alasan biaya.
4. Riwayat pekerjaan : pasien pernah menjadi penjahit di pabrik, namun berhenti karena
mengurus anak kedua yang masih kecil.
5. Kehidupan beragama : pasien rajin menunaikan ibadah sholat dan mengaji bersama.
6. Kehidupan sosial dan perkawinan : pasien sering dimarahi dan dibentak oleh suami, namun
tidak pernah dipukul oleh suami. Saat dimarahi, pasien hanya diam dan jarang bercerita
kepada anggota keluarga yang lain. Delapan tahun yang lalu suami pasien menikah lagi
dan membawa istri muda ke rumahnya, namun pasien tidak diceraikan. Pasien tinggal
bersama orang tuanya sejak suaminya membawa istri muda ke rumahnya, dan jarang
dikunjungi oleh suami.
E. RIWAYAT KELUARGA
4
Pasien merupakan anak ke 5 dari 8 bersaudara, Pasien tinggal dengan ibu dan ayah
kandung. Pasien menikah dan memiliki 3 anak. Suami pasien menikah lagi dan
membawa istri muda ke rumah. Pasien tidak diceraikan oleh suaminya. Anak pasien
dirawat oleh suaminya. Riwayat gangguan jiwa di keluarga disangkal.
F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG :
Pasien tidak pernah bersosialisasi dengan tetangganya lagi. Pasien cenderung diam
dan melamun sendiri. Pasien tinggal bersama orang tua kandungnya dan untuk
kegiatan sehari-hari dibantu oleh ibunya seperti dimandikan. Pasien terkadang
mengamuk dan menendang tembok sehingga tidak bisa bersosialisasi seperti dahulu
lagi.
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Penampilan pasien tidak rapi, badan bau, kuku panjang, tampak lebih tua dibanding
usia.
2. Kesadaran
Kesadaran sensorium / neurologik : kompos mentis
Kesadaran Psikiatrik : Tampak terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Sebelum wawancara : pasien tampak apatis
Selama wawancara : pasien terkadang berbicara sendiri, tertawa sendiri Sesudah
wawancara : pasien tampak apatis
4. Sikap terhadap pemeriksa : kurang kooperatif
5. Pembicaraan :
Cara berbicara : ragu-ragu, bergumam
ALAM PERASAAN (EMOSI)
1. Suasana perasaan (mood) : depresi , anxietas
2. Afek ekspresi afektif
Arus : cepat
Stabilisasi : stabil
Kedalaman : dalam
Skala diferensisasi : afek sempit (ekspresi wajah dan bahasa tubuh kurang bervariasi)
5
Keserasian : serasi
Pengendalian impuls : kuat
Ekspresi : tumpul (irama monoton, bahasa tubuh sangat kurang)
Dramatisasi : tidak ada acting emosional
Empati : tidak dapat berempati
B. GANGGUAN PERSEPSI
- Halusinasi : halusinasi visual, halusinasi auditorik
- Ilusi : -
- Depersonalisasi : -
- Derealisasi : -
C. SENSORIUM DAN KOGNITIF ( FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf pendidikan :sesuai dengan taraf pendidikan
2. Pengetahuan umum : cukup
3. Kecerdasan : rata-rata
4. Konsentrasi : kurang
5. Orientasi:
Waktu : baik
Tempat : baik
Orang : baik
Situasi :baik
6. Daya ingat :
Tingkat :
Jangka panjang : baik
Jangka pendek : baik
Segera : baik
Gangguan : -
7. Pikiran abstraktif : kurang
8. Visuospatial : tidak dapat dinilai
9. Bakat kreatif : tidak dapat dinilai
10. Kemampuan menolong diri sendiri : tidak mampu mandi, BAB, BAK sendiri
D. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
Produktifitas : berpikir lambat, kemiskinan ide, hanya menjawab ketika pertanyaan
diajukan
6
Kontinuitas : jawaban irelevan, tidak logis, asosiasi longgar
Hendaya bahasa : inkoheren
2. Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : waham kebesaran, autistik
Waham : waham kebesaran, waham curiga, thought insertion
Obsesi : -
Fobia : -
Gagasan rujukan : -
Gagasan pengaruh : -
E. PENGENDALIAN IMPULS
Tidak ada agresivitas
F. DAYA NILAI
Daya nilai sosial : baik
Uji daya nilai : baik
Daya nilai realitas : baik
G. TILIKAN :
I : penyangkalan total terhadap penyakitnya.
H. RELIABILITAS :
Buruk (perkataanya tidak dapat dipercaya)
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : kompos mentis
Tensi :110/80
Nadi :80 x/menit
Suhu badan : 36,5°C
Frekuensi pernafasan :16 x/menit
Bentuk tubuh : normal
Sistem kardiovaskuler: BJ normal reguler , (-) gallop, (-) murmur
Sistem respiratorius : gerak napas kanan sama dengan kiri, (-/-) wheezing
7
Sistem gastro-intestinal : baik
Sistem musculo-sceletal : baik
Sistem urogenital : baik
B. STATUS NEUROLOGIK ( tidak dilakukan)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Haemoglobin 14,0 g/dl
Leukosit 9400 mm3
LED 26 mm/jam
Trombosit 305.000/mm3
Hematokrit 42 %
Glukosa puasa 101 mg/dl
SGOT 28,1 IU/I
SGPT 15,3 IU/I
Ureum 23,4 mg/dl
Kreatinin 1,02 mg/dl
VI. IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien mengalami gejala psikosis sejak 10 tahun SMRS. Pasien memiliki halusinasi
auditorik dan halusinasi visual. Pasien juga mengalami thought insertion. Pasien dibawa
ke pesantren dan orang pintar namun tidak membaik. Pasien mempunyai waham
kebesaran dan waham curiga. Kondisi pasien tidak pernah membaik. Pasien sering
mengamuk dan melamun ataupun menangis sendiri tanpa sebab. Pasien mengalami
stessor sangat berat akibat hubungan perkawinannya yang berjalan kurang baik. Pasien
tidak pernah mengalami trauma kepala, kejang, epilepsi ,ataupun riwayat penggunaan zat-
zat psikoaktif.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Susunan formulasis diagnostik ini berdasarkan dengan penemuan bermakna dengan urutan
untuk evaluasi multiaksial, seperti berikut :
Aksis I : Pasien tidak mempunyai gangguan penyakit atau gangguan sistemik atau otak
yang dapat mempengaruhi gangguan mental pasien sehingga diagnosis gangguan mental
organik dapat disingkirkan. Pasien tidak mempunyai riwayat penggunaan zat psikoaktif
sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dapat
disingkirkan.
Pasien memiliki gejala thought insertion , halusinasi auditorik, halusinasi visual, waham
8
kebesaran, waham curiga. Pasien juga memiliki gejala negatif seperti respon emosional
yang apatis, dan menurunnya kinerja sosial. Gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung
lebih dari satu bulan, sehingga pasien memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
Perilaku pasien menunjukkan sikap penarikan diri, dan perilaku menunjukkan hampa
tujuan. Afek pasien tidak wajar, senyum sendiri, senyum menyeringai, dan proses pikir
mengalami disorganisasi, pembicaran pasien inkoheren dan semua gejala menetap selama
2 sampai 3 bulan, sehingga pasien didiagnosis skizofrenia hebefrenik (F20.1)
Diferensial Diagnosis
1. Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Gejala yang mendukung :
- waham dan halusinasi yang menonjol
- adanya waham curiga
Gejala yang tidak mendukung :
- tidak adanya waham dikendalikan, waham dipengaruhi, ataua waham dikejar-kejar
2. Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik ( F32.3)
Gejala yang mendukung :
- afek depresif
- konsentrasi dan perhatian kurang
- tidur terganggu
- adanya waham dan halusinasi
Gejala yang tidak mendukung :
- Tidak adanya gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
- tidak adanya halusinasi auditorik atau olfatorik berupa suara yang menghina atau
menuduh.
Aksis II : tidak terdapat gangguan kepribadian ataupun retardasi mental
Aksis III : pasien tidak mengalami gangguan medik umum lainnya
Aksis IV: pasien mengalami stessor berat akibat kerusakan hubungan perkawinan
Aksis V : GAF 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia Hebefrenik (F20.1)
9
Aksis II : tidak ada gangguan kepribadian
Aksis III : pasien tidak mengalami gangguan medik umum lainnya
Aksis IV: hubungan perkawinan yang rusak
Aksis V : GAF 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia at bonam
Quo ad fungtionam : dubia at bonam
Quo ad sanasionam : dubia at malam
X. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : -
Psikologi/psikiatrik : pasien belum pernah mengalami gangguan psikologi sebelumnya
Sosial/keluarga : pasien mengalami stessor berat akibat rusaknya perkawinan
XI. TERAPI
R/ Clozapin tab 100 mg No XXI
S 3 dd tab 1
R/ Haloperidol tab 5 mg No XIV
S 2 dd tab 1
R/ Trihexilpenidil tab 2 mg No XIV
S 2 dd tab 1
Rencana terapi ECT
Rencana terapi psikoterapi
Edukasi keluarga
XII. LAMPIRAN
Follow up
Autoanamnesis pada 3 April 2015 jam 16.00 WIB
S : Perasaan pasien senang. Pasien mengeluh rindu dengan ibu dan ayahnya. Halusinasi
melihat makhluk halus, mendengar suara kakaknya. Mengaku belum makan padahal baru
saja makan. Pasien mengaku tidak bisa tidur. Pasien mengeluh sakit kepala, dan sakit
10
perut. Pasien ingin pergi ke kebun binatang bersama anaknya naik helicopter.
Ttv tensi 120/80 mmHg, nadi 86 x/menit, suhu 36,0◦C , napas 20 x/menit
O: Pembicaraan inkoheren, asosiasi longgar, autistik, irelevan, waham kebesaran, waham
curiga, tilikan I.
A: Skozofrenia hebefrenik
P: observasi ttv, lanjutkan obat, rencana ECT
Follow up
Autoanamnesis 6 April 2015 jam 15.00 WIB
S: pasien mengeluh takut terhadap hujan angin karena apabila hujan angin akan timbul
pocong, pasien mengeluh belum makan padahal baru saja makan. Pasien masih
mendengar suara-suara yang tidak dikenali, pasien merasa ada pikiran dari luar yang
masuk ke dalam pikirannya.
Ttv tensi 110/80 mmHg, nadi 76 x/menit, suhu 36,0◦C , napas 22 x/menit
O: Pembicaraan inkoheren, asosiasi longgar, autistik, irelevan, waham kebesaran, waham
curiga, tilikan I.
A: Skizofrenia hebefrenik
P: observasi ttv, lanjutkan obat, rencana ECT