Status Pasien Tht

21
BAB I STATUS PASIEN A. IDENTITAS PASIEN Nama : An. F Umur : 2,5 tahun Pekerjaan : tidak bekerja Agama : Islam Alamat : Mojogedang - Karanganyar No RM : 2527xx MRS : 18 Juni 2013 B. ANAMNESIS Anamnesis dilakukan terhadap pasien di Poli THT pada tanggal 18 September 2012 pukul 10.30 WIB. 1. Keluhan Utama : Telinga sebelah kiri terasa sakit 2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke Poli THT RSUD Karanganyar dengan keluhan telinga sebelah kiri terasa sakit sejak ± 2 minggu yang lalu. Awalnya keluhan muncul dan dirasakan pasien sejak pasien mengalami flu pada 2 minggu yang lalu, telinga terasa penuh dan seakan – akan pendengaran berkurang. Keluhan 1

description

jkckhckk

Transcript of Status Pasien Tht

BAB I

STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN

Nama

: An. F

Umur

: 2,5 tahun

Pekerjaan: tidak bekerja

Agama : Islam

Alamat

: Mojogedang - Karanganyar

No RM : 2527xx

MRS

: 18 Juni 2013

B. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan terhadap pasien di Poli THT pada tanggal 18 September 2012 pukul 10.30 WIB.

1. Keluhan Utama

: Telinga sebelah kiri terasa sakit

2. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke Poli THT RSUD Karanganyar dengan keluhan telinga sebelah kiri terasa sakit sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya keluhan muncul dan dirasakan pasien sejak pasien mengalami flu pada 2 minggu yang lalu, telinga terasa penuh dan seakan akan pendengaran berkurang. Keluhan dirasa memberat saat malam hari dan dirasa membaik saat pasien meminum obat., telinga tidak berdenging dan telinga tidak mengeluarkan cairan. Pasien tidak mengalami pusing berputar dan tidak mengalami demam. Pasien mengalami batuk dan pilek sejak 2 minggu yang lalu, batuk dengan dahak, namun dahak kadang susah keluar dan pilek dengan lendir kental warna kekuningan. Pasien tidak ada keluhan lain pada hidung, seperti nyeri, mimisan, hidung tersumbat dan gangguan membau. Pasien juga tidak mengeluhkan keluhan pada tenggorokan seperti nyeri tenggorok, nyeri telan, sulit menelan, rasa mengganjal pada tenggorokan, suara sengau, sakit gigi, keluar ludah banyak, nafas berbau. Pasien sempat memeriksakan diri ke Bidan Desa, dirasakan keluhan membaik sesaat, namun keluhan masih dirasakan mengganggu aktifitas pasien sehingga pasien memeriksakan diri ke RSUD Karanganyar.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

a. Riwayat keluhan serupa sebelumnya: disangkal

b. Riwayat batuk pileksebelumnya: diakui

c. Riwayat Hipertensi

: disangkal

d. Riwayat DM

: disangkal

e. Riwayat Allergi

: disangkal

f. Riwayat Asma

: disangkal

g. Riwayat benturan kepala : disangkal

h. Riwayat Trauma Sebelumnya : disangkal

i. Riwayat Paparan suara keras

: disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga

a. Riwayat keluhan serupa

: disangkal

b. Riwayat Hipertensi

: disangkal

c. Riwayat DM

: disangkal

d. Riwayat Allergi

: disangkal

e. Riwayat Asma

: disangkal

C. PEMERIKSAAN FISIK

STATUS LOKALIS

1. Pemeriksaan Telinga

a. Pemeriksaan Luar

INSPEKSI

AD : Bentuk telinga normal, deformitas (-), bekas luka (-), bengkak (-), hiperemis (-), sekret(-)

AS : Bentuk telinga normal, deformitas (-), bekas luka (-), bengkak (-), hiperemis (-), sekret(-)

PALPASI

AD : Tragus pain (-), manipulasi auricula tidak sakit

AS : Tragus pain (-), manipulasi auricula tidak sakit

b. Pemeriksaan Garpu Tala

Telinga kananTelinga kiri

Tes Rinne : (+)Tes Rinne : AD/AS (+/+)

Tes Weber : tidak ada lateralisasiTes Weber : lateralisasi (+)

Tes Swabach : sama dengan pemeriksaTes Swabach : memanjang

Kesimpulan : gangguan pendengaran telinga kiri

c. Pemeriksaan Otoskopi

AS : CAE udem (-), hiperemis (-), serumen (-), membran timpani hiperemis, discharge (-)

AD : CAE udem (-), hiperemis (-), serumen (-), membran timpani utuh, discharge (-)

2. Pemeriksaan Hidung

Inspeksi : Deformitas (-), bekas luka (-), sekret (-), edema (-)

Palpasi : Krepitasi (-), nyeri tekan (-)

RINOSKOPI ANTERIOR

ND: Mukosa hiperemis (-), concha media dan inferior hipertrofi (-), concha hiperemis (-), secret (+), septum nasi deviasi (-), udem (-), massa dirongga hidung (-).

NS: Mukosa hiperemis (-), concha media dan inferior hipertrofi (-), concha hiperemis (-), secret (+), septum nasi deviasi (-), udem (-), massa dirongga hidung (-).

RINOSKOPI POSTERIOR

Dinding belakang

: tdk ada kelainan

Muara tuba eustachii : tdk ada kelainan

Adenoid

: tdk ada kelainan

Tumor : tdk ada kelainan

3. Pemeriksaan Tenggorokan

PEMERIKSAAN OROFARING

Inspeksi: Mukosa faring hiperemis (-), granulasi (-), tonsil membesar (-), tonsil hiperemis (-), kripte melebar(-) , detritus (-), uvula dbn, palatum mole dbn.

Palpasi : limfadenopati (-), nyeri tekan (-)

LARINGOSKOPI INDIREK Epiglotis

: dbn

Aritenoid

: dbn

Plika vokalis

: dbn

Gerak plika vokalis: dbn

Subglotis

: dbn

Tumor

: (-)

4. Pemeriksaan Kepala Leher :

Kepala : dbn

Leher : nyeri tekan submandibula (-), edema (-)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium tidak dilakukan

E. USULAN PEMERIKSAAN

1. Laboratorium : darah rutin

2. Untuk mengetahui derajat tuli yang dialami : audiometer

F. DIAGNOSIS

Otitis Media akut stadium hiperemis

G. DIAGNOSIS BANDING

Tubair Cathar

H. TERAPI

Antibiotik

Cefixime Antiinflamasi

Metylprednisolon Dekongestan

Efedrin Antitusiv

GGI. PROGNOSIS

Dubia ad bonam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI TELINGA

B. PERBEDAAN SECARA UMUM PADA TULI TELINGA

TELINGA LUARTELINGA TENGAHTELINGA DALAM

FISIOLOGI

Aparat Konduksi

Menerima getaran Suara (aero dinamik)

Getaran udara Aparat Konduksi

Meneruskan Getaran (Aero Dinamik)

Gerakan Tulang Membran atau Gendang Telinga Aparat Persepsi

Menerima Getaran (Aero Dinamik mjd Mekanoelektrik)

Gerakan cairan Endo limfe menjadi gerakan Rambut getar dari Organo Corti sehingga timbul aliran listrik (Aksi Potensial)

PATOLOGI

Atresia (sejak lahir)

Radang

Tumor Tulang

Benda asing / luka

Kotoran Telinga Radang cairan

Tumor

Luka / Peradangan

Osikula kaku / perkapuran Radang

Endolimfe berlebihan

Luka / perdarahan

Perkapuran

Penuaan Degenerasi

Tumor bawaan

SIAPA YG TERKENA

Anak

Dewasa Anak

Dewasa Prenatal

Perinatal

Postnatal

Anak

Dewasa

SIFAT KETULIAN

Kuantitas Suara : Berkurang

Kwalitas Suara :

Tetap Baik Berkurang

Tetap Baik Berkurang menjadi hilang

Berubah / tidak jelas

KETULIAN

Tuli hantaran / konduksi / conductive hearingless

Prognose + Reversibel baik Tuli hantaran

Prognose reversible baik Tuli persepsi / saraf / tuli sensori neural hearingless

Irreversible jelek

DERAJAT KETULIAN

Ringan 25 40 db

Sedang 45 65 db Ringan 25 40 db

Sedang 45 65 dbRingan 25 40 db

Sedang 45 65 db

Berat 65 85 db

Total > 90 db

C. KLASIFIKASI DERAJAT KETULIAN

Threshold KlasDerajatKetulianThresholdRata frek.500 - 2000 lebihKemampuan mengertiPercakapan

25

40

55

70

90ANormal- 20 dBTidak ada keluhan

BRingan25 40 dBKesukaran pada nada bicara lemah

CSedang40 55 dBKesukaran pada nada bicara lemah

DBerat55 70 dBKesukaran pada nada bicara keras

EBerat70 90 dBMengerti hanya teriak

FTotal90 dB-Tidak mengerti meskidiperkeras

D. ETIOLOGI KELAINAN PADA TELINGA TENGAH

1. Kelainan congenital

a. atresia canalis auricularis externus

b. kolesteatom

2. Infeksi : OTITIS MEDIA

3. Trauma :

Haemotympanium

Dislokasi / Putus Osikula Auditiva

4. Tumor: Glomus Yugulare Tumor

5. Metabolisme:

Otoslerosis

Kolesteatoma

E. PATOGENESIS TERJADINYA OTITIS MEDIA

F. ETIOLOGI TERJADINYA OTITIS MEDIA

Beberapa penyebab dari terjadinya otitis media adalah Kuman Bakteri Piogenik sebagai berikut :

Streptokokus Hemolitikus

Stafilokokus Aureus

Pneumokokus

Hemofilus Influenza

Esheria Colli

Streptococcus Au Haemoliticus

Poteusvulgaris

Pseuomonas Auregenosa

G. TAHAPAN (STADIUM) OTITIS MEDIA

1. Stadium Oklusi Te

2. Stadium Hiperemesis (Std Presuporasi)

3. Stadium Suporasi

4. Stadium Perforasi

5. Stadium Resolusi

Stadium OMATanda-Tanda Di MTTerapi

Stadium Oklusi Et Retraksi MT

+ Normal

+ Keruh

+ Efusi

Kausa Alergi

Virus Sulit Dibedakan1) Dekkongestan ( Membuka Et

- R/ Tetes Hidung (Hcl Efidrin 0.5% (A))

(Hcl Efidrin 1% (B))

2) Antibiotika >< Kuman

Stadium Hiperemis

(Presupurasi) Venal Injction

Hyperamie

Oedeme

Sekret Eksudat Sulit Terlihat1) Antibiotika : Penisilin

Ampisilin

Eritromisin

2) Tetes Hidung

3) Analgesik

Ab Adekuat ( 7 Hari

>< Mastoiditis

>< Gangguan Pendengaran

>< Kekambuhan

Stadium Supurasi-Bulging ( Miringotomi

-Menderita, Sakit

Nadi, Suhu Naik

Nyeri Telinga Hebat

Ruptur Mt1) Antibiotika

2) Miringotomi

STADIUM PERFORASIRuptur MT

Nanah / Sekret Keluar

+ Pulsasi

Anak Jadi tenang

Suhu Turun ( Tidur Nyenyak

- Sekret 7 10 hari hilang ; perforasi menutup - Cuci Telinga

H2023%

3-5 Hari

- Antibiotik Adequat

STADIUM RESOLUSI1) MT Normal

2) Sekret Keluar dari perforasi MT

( Kering ( Resolusi

1) Kronik (>6 Minggu)

Perforasi tetap dengan Sekret Hilang / timbul

OMA tdk Perforasi ( Otitis Media Serosa + Cairan dari cavum timpani

OMA + Sekret >>>(3 minggu ( OMA ( Sub Akut

OMSK 1) Resolusi

2) Tidak Resolusi

Antibiotik + 3 Minggu

+ Mastoiditis

DAFTAR PUSTAKA

Soetjipto D. Mangunkusumo E. Wardani RS. Hidung. Dalam : BukuAjar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher.Editor : Seopardi EA. Iskandar N. Bashiruddin J. Restuti RD. Edisikeenam. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2007. H: 118-1222.Irawati N. Poerbonegoro NL. Kasakeyan E. Rinitis Vasomotor.Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepaladan Leher. Editor : Seopardi EA. Iskandar N. Bashiruddin J. RestutiRD. Edisi keenam. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2007. H: 135-373.

Hilger PA. Hidung : Anatomi dan Fisiologi Terapan. Dalam : BoiesBuku Ajar Penyakit THT. Editor : Adams GL. Boies LR. Higler PA.Edisi keenam. Jakarta EGC. 1997. H: 173-1884.Ars, Bernard, 2008. Chronic Otitis Media Pathogenesis Oriented Therapeutic Management. Netherland : Kugler PublicationsMawson, Stuart R., 1974. Diseases of The Ear Third Edition. London : Edward Arnold PublishersSoepardi, Efiaty A., Iskandar N., Bashiruddin J., Restuti Ratna D., 2001. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Membrane timpani

Canalis akustikus eksternus

Concha nasi inf

Concha nasi media

Septum nasi

Concha nasi media

Concha nasi sup

Septum nasi

Muara tuba

Tonsila palatina

uvula

orofaring

Cartilage arytnoidea

Plika vestibularis

epiglotis

Plika vokalis

Arkus faringeal

1