Status Pasien Diare

33
PRESENTASI KASUS Diare akut dengan dehidrasi berat Pembimbing: Dr. Wan Nedra, Sp.A Disusun Oleh : Arief munandar 110.2003.036 KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RSUD Pasar Rebo 0

Transcript of Status Pasien Diare

Page 1: Status Pasien Diare

PRESENTASI KASUS

Diare akut dengan dehidrasi berat

Pembimbing:

Dr. Wan Nedra, Sp.A

Disusun Oleh :

Arief munandar 110.2003.036

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

RSUD Pasar Rebo

PERIODE 30 April – 7 Juli 2012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA

0

Page 2: Status Pasien Diare

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS IDENTITAS PASIEN

Nama : An. S

Umur : 1,5 tahun

Berat badan : 6 kg

Jenis Kelamin : perempuan

Agama : Islam

Alamat : kalibata

Tanggal Masuk : 12 juni 2012

Tanggal Keluar : -

IDENTITAS ORANG TUA

Nama : Bp. A Ny. E

Usia : 28 tahun 25 tahun

Pendidikan : STM SMA

Pekerjaan : Swasta Ibu Rumah Tangga

II. ANAMNESA 

Alloanamnesis dengan Ibu pasien dilakukan pada tanggal 12 juni 2012 pukul 12.00 WIB.

A. Keluhan utama : mencretB. Keluhan Tambahan : muntah, demam, kejang, batuk pilek

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGPasien datang ke instalasi gawat darurat rumah sakit pasar rebo diantar oleh kedua

orangtuanya dengan keluhan mencret sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Mencret dirasakan lebih dari 8 kali sejak kemarin, kotoran pasien bersifat cair dan terdapat ampas, namun tidak terdapat lendir atau darah.

1

Page 3: Status Pasien Diare

Ibu pasien juga mengeluh pasien muntah-muntah sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Muntah dirasakan sebanyak 3-4 kali sehari. Pasien juga tidak dapat makan dan minum karena langsung dimuntahkan kembali. Ibu pasien juga mengeluh pasien demam sejak 2 hari yang lalu, demam dirasakan naik turun. Saat dalam perjalanan menuju rumah sakit pasar rebo menurut ibu pasien, pasien tak sadarkan diri dan mata pasien mendelik ke arah atas, dan badan pasien kaku selama lebih kurang 2 menit.

Satu hari sebelum masuk rumah sakit ibu pasien telah membawa pasien berobat ke dokter dan diberi obat puyer pereda muntah.

o Minggu 10 juni 2012

Muntah 3x/hari, demam, tx: sanmolo Senin 11 juni 2012

Muntah 3-4x/hari, mencret 2x/hari, tx: puyer muntaho Selasa 12 juni 2012

Muntah >5 kali, mencret 2x, kejang, masuk rumah sakit

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULUPasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya

E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGATidak ada riwayat penyakit serupa pada keluarga

F. RIWAYAT KEHAMILAN & PERSALINANIbu 23 tahun dengan G2P1A0, rutin memeriksakan kehamilan ke puskesmas. Saat persalinan bayi lahir secara spontan ditolong oleh dokter. Bayi lahir dengan BB 3200 gram & PB 45 cm, umur kehamilan 38 minggu.

G. RIWAYAT MAKANAN

Umur ASI PASI Buah/Biskuit Nasi Tim0 bulan - 2 bulan - 4 bulan - 6 bulan – sekarang

-

H. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG6 bulan : merangkak dan duduk9 bulan : berdiri dengan dipegangi12 bulan: berdiri dengan memegang

2

Page 4: Status Pasien Diare

I. RIWAYAT IMUNISASI

BCG 1 bulan

HEPATITIS B 0 bulan

DPT 2, 3, 4 bulan

POLIO 1, 2, 3, 4 bulan

CAMPAK 9 bulan

III. PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN UMUM

Keadaan umum : tampak sakit beratKesadaran : apatisNadi : 140 x/menitRespirasi : 48 x/menitSuhu : 39,3 °C

STATUS GENERALISKepala : NormocephalMata : Cekung +/+ Conjunctiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-THT : bibir tampak keringLeher : KGB leher tidak membesarThoraks : Simetris, statis dan dinamisCor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo : Vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-) Abdomen : Supel,datar, Tympani, BU (+) NormalEkstrimitas : Akral hangat, tidak terdapat oedem pada semua extremitas

3

Page 5: Status Pasien Diare

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan darah lengkap (12 juni 2012)

o HB : 10,8 g/dl

o HT : 33 %

o Leukosit : 7000 u/l

o Trombosit : 251.000 u/l

Analisa gas darah dan elektrolito Na 151 mmol/L

o K 5,0 mmol/L

o iCa 0,10 mmol/L

o Ph 7,24

o pCO2 19 mmHg

o pO2 138 mmHg

o Hct 18 %

o HCO3 8,1 mmol/L

o TCO2 8,7 mmol/L

o HCO3 std 11,2 mmol/L

o BE ecf -19,7

o BE (B) -17,7

o Saturasi O2 99 %

V. DIAGNOSADiare dengan dehidrasi berat

VI. PENATALAKSANAANo Bed rest

o IVFD Ringer laktat loading 200 cc

o Ringer laktat 60 cc/jam 15 tetes per menit

o Ringer asetat 120 cc/jam

o KAEN 3 B 12 tetes per menit

o Stesolid 5 mg

o Propiretic supp 80 mg

o Pemeriksaan kultur feses

VII. PROGNOSISAd vitam : dubia ad bonamAd fungtionam : dubia ad bonamAd sanationam : dubia ad bonam

4

Page 6: Status Pasien Diare

VIII. FOLLOW UPTanggal 13 juni 2012S : muntah (-), mencret berkurang, os sadarO : ku: sedang, kes: CM, hr:132 x/mnt, rr: 32 x/menit, BB : 6,4 kg

Lab: Fungsi hati

o SGPT 60 U/L

o SGOT 80 U/L

Fungsi ginjalo Ureum 44,9 mg/dl

o Kreatinin 0,5 mg/dl

Analisa gas darah dan elektrolito Na 147 mmol/L

o K 4,1 mmol/L

o iCa 0,13 mmol/L

o Ph 7,43

o pCO2 27 mmHg

o pO2 200 mmHg

o Hct 36 %

o HCO3 17,7 mmol/L

o TCO2 8,7 mmol/L

o HCO3 std 20,9 mmol/L

o BE ecf -6,5

o BE (B) -5,2

o Saturasi O2 100 %

A : diare akut dengat dehidrasi beratP : TL

5

Page 7: Status Pasien Diare

TINJAUAN PUSTAKADIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI BERAT

Definisi

Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai

perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung

kurang dari satu minggu. (Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid I, 2012)

Cara penularan dan faktor resiko

Cara penularan umumnya melalui cara fekal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang

tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang

yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat. (melalui 4F : fingers, flies,

fluid, field).

Faktor resiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antara lain :

1. Tidak memberi ASI secara penuh atau 4-6 bulan pertama kehidupan bayi

2. Tidak memadainya penyediaan air bersih

3. Penyemaran air oleh tinja

4. Kurangnya sarana kebersihan (MCK)

5. Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk

6. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan yang

tidak baik

Selain itu terdapat beberapa faktor yang pada penderita dapat meningkatkan kecendrungan untuk

dijangkit diare antara lain : gizi buruk, imunodefisiensi, berkurangnya keasaman lambung,

menurunnya motilitas usus, menderita campak dalam 4 minggu terakhir dan faktor genetik.

6

Page 8: Status Pasien Diare

Etiologi

1. Faktor infeksi

Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi

infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb),

infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,

G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).Infeksi parenteral yaitu infeksi di luar sistem

pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,

ensefalitis dan sebagainya.(Behrman, 2009).

2. Faktor Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat yaitu disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dansukrosa),

monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).Intoleransi laktosa merupakan

penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak.Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi

lemak dan protein.

3. Faktor Makanan

Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis

makanan tertentu.

4. Faktor Psikologis

Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

7

Page 9: Status Pasien Diare

Bagan etiologi Diare

Patofisiologi

Terdapat beberapa mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare yaitu:

1. Gangguan osmotik

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam

lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi

rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul

diare (Poorwo, 2003).

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi,

air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare karena peningkatan isi lumen

usus.

8

Page 10: Status Pasien Diare

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan

sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri

tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare (Poorwo, 2003).

Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:

1. Kehilangan air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan

penyebab terjadinya kematian pada diare.

2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)

Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.Metabolisme lemak tidak

sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat

karena adanya anorexia jaringan.Produk metabolism yang bersifat asam meningkat karena tidak

dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari

cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.

3. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare. Hal ini terjadi karena adanya

gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi

glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg%

pada bayi dan 50% pada anak-anak.

4. Gangguan gizi

Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:

Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang

bertambah hebat.

9

Page 11: Status Pasien Diare

Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini

diberikan terlalu lama.

Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena

adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan

berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak,

kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.

Manifestasi klinis

Klasifikasi Diare

Pada Diare akut dapat ditemukan gejala dan tanda-tanda sebagai berikut :

1. BAB lebih cair/encer dari biasanya, frekwensi lebih dari 5 kali sehari

2. Apabila disertai darah disebut disentri (diare akut invasif)

10

Page 12: Status Pasien Diare

3. Dapat disertai dengan muntah, nyeri perut dan panas

4. Pemeriksaan fisik :

Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan tanda utama, yaitu kesadaran, rasa haus, turgor kulit

abdomen.Perhatikan juga tanda tambahan, yaitu ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata

cekung atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, kering atau tidaknya mukosa mulut, bibir dan

lidah.Jangan lupa menimbang berat badan.

Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai kriteria sebagai berikut:

a. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan < 5% berat badan):

1) Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan

2) Keadaan umum baik, sadar

3) Tanda vital dalam batas normal

4) Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada, mucosa muluut dan bibir

basah

5) Turgor abdomen baik, bising usus normal

6) Akral hangat.

Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak mau minum,

muntah terus-menerus, diare frekuen) (Ardhani, 2008).

b. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)

1) Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih tanda tambahan

2) Keadaan umum gelisah atau cengang

3) Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang, mucosa mulut

dan bibir sedikit kering

4) Turgor kurang

5) Akral hangat

Pasien harus rawat inap(Ardhani, 2008).11

Page 13: Status Pasien Diare

c. Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan)

1) Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dengan dua atau lebih tanda tambahan

2) Keadaan umum lemah, letargi atau koma

3) Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, mucosa mulut dan

bibir sangat kering

4) Anak malas minum atau tidak bisa minum

5) Turgor kulit buruk

6) Akral dingin

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri

perut dan atau kejang perut.Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi

yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau

gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseorang yang kekurangan

cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak

lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini

disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.(Behrman, 2009).

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang

mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi

pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul) Gangguan kardiovaskuler pada

tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (>

120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur.Pasien mulai gelisah, muka pucat,

akral dingin dan kadang-kadang sianosis.Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat

timbul aritmia jantung. Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun

sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis

tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

12

Page 14: Status Pasien Diare

Penentuan derajat dehidrasi menurut sistim pengangkaan – Maurice King (1974)

13

Page 15: Status Pasien Diare

Pemeriksaan penunjang

a) Tinja

1. Dapat disertai darah atau lendir

2. PH asam/basa

3. Leukosit > 5/LBP

4. Biakan dan test sensitivitas untuk etiologi bakteri/ terapi

5. ELISA (bila memungkinkan, untuk etiologi viruz) (Poorwo, 2003).

b) Darah

1. Dapat terjadi gangguan elektrolit atau gangguan asam bassa

2. Analisa gas darah (Poorwo, 2003).

14

Page 16: Status Pasien Diare

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal

Tatalaksana

1. Medis

Dasar pengobatan diare adalah:

a. Pemberian cairan, jenis cairan,cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.

REHIDRASI ORAL

Salah satu cara untuk mengatasi dehidrasi adalah dengan memberikan

minuman rehidrasi pada anak. Minuman rehidrasi dapat membantu

mencegah atau mengatasi dehidrasi. Pemberian cairan pengganti (cairan

rehidrasi) baik yang diberikan secara oral (diminumkan) maupun parenteral

(melalui infus) telah berhasil menurunkan angka kematian akibat dehidrasi

pada ribuan anak yang menderita diare. Oralit merupakan cairan rehidrasi

oral (CRO) yang mengandung elektrolit (Na, K, Cl, HCO3) dan glukosa

telah terbukti dapat mengganti cairan saluran secara efektif dan memberikandehidrasi. Saat ini

telah banyak cairan rehidrasi oral di pasaran dengan

berbagai nama.

Pengamatan klinis merupakan langkah awal yang penting dalam

15

Page 17: Status Pasien Diare

serangkaian penanganan diare pada anak, terutama dalam hal penentuan derajat

dehidrasi. Kita mengenal 3 status dehidrasi pada seorang anak yang mengalami diare,

yaitu (1) tanpa dehidrasi ; (2) dehidrasi ringan sedang ; (3) dehidrasi berat. Tetapi cairan

yang diberikan pun disesuaikan dengan derajat dehidrasi yang ada.

Pada keadaan tanpa dehidrasi, secara klinis anak masih terlihat aktif dan

buang air kecil masih berlangsung normal. Pada keadaan ini tidak perlu membatasi

pemberian makanan dan minuman termasuk susu formula. ASI diteruskan

pemberiannya.

Untuk mencegah dehidrasi dapat diberikan CRO sebanyak 5-10cc/kg BB

setiap buang air besar dengan tinja cair. Pada bayi, oralit dapat diberikan dengan cara

berselang-selang dengan cairan yang tidak mengandung kadar Na seperti air putih atau

ASI.

Rehidrasi dengan menggunakan clear fluid (air putih, cairan rumah tangga,

sari buah, dsb) akan memberikan hasil tidak optimal. Karena, kandungan natriumnya

kurang. Sebaiknya, pemberian jus buah dan coal dapat memperbesar keadaan diare,

karena mengandung osmolaritas tinggi di samping kadar Na yang rendah.

Dehidrasi Ringan-Sedang

Pada keadaan dehidrasi ringan-sedang, anak terlihat gelisah, rewel, sangat

haus, dan buang air kecil mulai berkurang. Mata agak cekung, tidak ada air mata, turgor

(kekenyalan kulit) menurun, dan mulut kering. Rehidrasi dilaksanakan dengan

memberikan CRO sebanyak 75ml/kg BB yang diberikan dalam 3-4jam.

16

Page 18: Status Pasien Diare

Apabila telah tercapai rehidrasi dapat segera diberikan makan dan minum, ASI

diteruskan, pemberian CRO rumatan (5-10ml/kg BB) setiap buang air besar cair.

Minuman, seperti cola, gingerale, apple juice, dan minuman olahraga sports drink

umumnya mengandung kadar Na yang rendah sehingga tidak dapat mengganti

kehilangan elektrolit yang telah terjadi.

Makanan tidak perlu dibatasi, karena meneruskan pemberian makanan (early

feeding) akan mempercepat penyembuhan. Bila disertai muntah, CRO dapat diberikan

secara bertahap; 1 atau 2 sendok teh setiap 1 atau 2 menit dengan peningkatan jumlahsesuai

dengan kemajuan daya terima anak. Tindakan ini perlu di bawah pengawasan,

sehingga dapat dilaksanakan dalam suatu ruang observasi yang dikenal dengan Ruang

Upaya Rehidrasi Oral atau Ruang Rawat Sehari.

Pada akhir jam ke 3-4, pasien dapat dipulangkan untuk mendapat terapi

rumatannya di rumah, atau tetap diobservasi untuk mendapat terapi lebih lanjut bila

dehidrasi masih berlangsung. Suatu hal yang paling penting sebelum memulangkan

pasien adalah orangtua harus paham betul dalam menyiapkan dan memberikan CRO

dengan benar. Seorang anak tidak boleh hanya diberikan CRO saja selama lebih dari 24

jam. Early feeding harus segera diberikan. Makanan sehari-hari dapat dicapai secara

bertahap dalam 24 jam. Memuaskan anak yang menderita diare hanya akan

memperpanjang durasi diarenya.

17

Page 19: Status Pasien Diare

Dehidrasi Berat

Pada dehidrasi berat, selain tanda klinis pada dehidrasi ringan-sedang, juga

terlihat kesadaran anak menurun, lemas, malas minum, mata sangat cekung, mulut

sangat kering, pola napas yang sangat cepat dan dalam, denyut nadi cepat, dan

kekenyalan kulit sangat menurun. Pada keadaan ini, anak harus segera dirawat untuk

mendapat terapi rehidrasi parenteral (melalui infus).

Pemberian susu formula khusus pada bayi diare hanya pada kasus yang

terindikasi. Pemberian susu yang mengandung rendah atau bebas laktosa hanya

diberikan kepada anak yang secara klinis jelas memperlihatkan gejala intoleransi laktosa

(tidak dapat mencerna laktosa yang terdapat di dalam susu).

Sebagian besar diare pada anak terutama pada bayi disebabkan oleh virus, oleh karena

itu antibiotik pada bayi dengan diare hanya diberikan pada kasus tertentu saja.

Pemberian obat antidine yang banyak beredar saat ini meskipun dari beberapa laporan

memperlihatkan hasil yang baik dalam hal lama dan frekuensi diare. Tetapi, hal ini

belum dimasukkan ke dalam rekomendasi penanganan diare pada anak. Secara singkat,

pemahaman gejala dehidrasi dan penanganan yang benar merupakan kunci keberhasilan

anak dengan terapi diare.

18

Page 20: Status Pasien Diare

CARA MEMBUAT CAIRAN REHIDRASI

1. Dibuat dengan bubuk sereal dan garam

Bahan yang terbaik adalah tepung beras. Namun anda bisa menggunakan jagung

pipil yang sudah dihaluskan, tepung terigu, sejenis gandum, atau kentang

matang yang dihaluskan

Cara membuatnya:

· Masukkan ½ sendok teh pérés garam ke dalam 1 liter air bersih dan

matang,

· Juga masukan 8 sendok teh penuh bubuk sereal.

· Didihkan selama 5 sampai 7 menit sampai menjadi bubur encer. Cepat

dinginkan dan mulai berikan kepada anak diare.

Perhatian: Cicipi minuman ini setiap kali sebelum diberikan kepada penderita

untuk meyakinkan minuman tidak basi. Pada cuaca panas, minuman sereal

seperti ini bisa basi dalam beberapa jam saja.

2. Dibuat dengan gula dan garam

Anda dapat menggunakan gula kasar, gula coklat atau gula putih, atau

sirop gula.

Cara membuatnya:

· Masukkan ½ sendok teh pérés garam ke dalam 1 liter air bersih dan

matang,

· Juga masukkan 8 sendok teh pérés gula. Aduk rata.

19

Page 21: Status Pasien Diare

Perhatian: Sebelum menambahkan gula, cicipi dulu dan pastikan minumannya

tidak seasin air mata

Orang tua harus waspada dan mengetahui tanda-tanda jika diare si anak

memburuk. Bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan atau ke dokter jika

kondisinya tidak membaik dalam 3 hari atau buang air besar cair bertambah

sering, muntah berulang-ulang, makan atau minum sangat sedikit, terdapat

demam dan tinja anak berdarah.

REHIDRASI PARENTERAL

Rehidrasi parenteral dibutuhkan terutama untuk dehidrasi berat dengan atau

tanpa syok, sehingga dapat mengembalikan dengan cepat volume darahnya, sertamemperbaiki

renjatan hipovolemiknya. Cairan Ringer Laktat (RL) adalah cairan yang

banyak diperdagangkan dan mengandung konsentrasi natrium yang tepat serta cukup

laktat yang akan dimetabolisme menjadi bikarbonat. Namun demikian kosentrasi

kaliumnya rendah dan tidak mengandung glukosa untuk mencegah hipoglikemia.

Cairan NaCL dengan atau tanpa dekstrosa dapat dipakai, tetapi tidak mengandung

elektrolit yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup. Jenis cairan parenteral yang saat

ini beredar dan dapat memenuhi kebutuhan sebagai cairan pengganti diare dengan

dehidrasi adalah Ka-EN 3B.

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau

ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan

berat badannya.

20

Page 22: Status Pasien Diare

· Dehidrasi ringan.

- 1 jam pertama 25 – 50 ml / Kg BB / hari

- Kemudian 125 ml / Kg BB / oral

· Dehidrasi sedang.

- 1 jam pertama 50 – 100 ml / Kg BB / oral

- kemudian 125 ml / kg BB / hari.

· Dehidrasi berat.

- Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3 – 10 kg

1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (infus set 1 ml

= 15 tetes atau 13 tetes / kg BB / menit.

7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit ( infus set 1

ml = 20 tetes ).

16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau

minum,teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes /

kg BB / menit.

- Untuk anak lebih dari 2 – 5 tahun dengan berat badan 10 – 15 kg.

1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit ( infus set 1ml = 15 tetes )

atau 10 tetes / kg BB / menit ( 1 ml = 20 tetes ).

7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak mau minumdapat

diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes /kg BB / menit.

21

Page 23: Status Pasien Diare

22

Page 24: Status Pasien Diare

Daftar Pustaka

Behrman Richard et all, 2009, Nelson textbook of Pediatrics, Sanders: Phyladelpia.

Juffrie, Mohammad et all, 2012, Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1, IDAI : Jakarta

23