Status Pasien Case Lowback Pain Complete

29
BAB I PENDAHULUAN Nyeri punggung bawah (low back pain) merupakan keluhan yang sering dijumpai di praktek sehari-hari, dan diperkirakan hampir semua orang pernah mengalami nyeri punggung paling kurangnya sekali semasa hidupnya. Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang berasal dari punggung bawah dapat berujuk ke daerah lain atau sebaliknya yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah (refered pain). Walaupun nyeri punggung bawah jarang fatal namun nyeri yang dirasakan menyebabkan penderita mengalami suatu kekurangmampuan (disabilitas) yaitu keterbatasan fungsional dalam aktifitas sehari-hari dan banyak kehilangan jam kerja terutama pada usia produktif, sehingga merupakan alasan terbanyak dalam mencari pengobatan. Di Indonesia, menurut Setyawati bahwa dari para pegawai yang datang berobat ke Poliklinik, pada suatu perusahaan lebih daripada 57% pekerjanya mengeluh nyeri punggung bawah. Makanya diperkirakan bahwa lebih 57% tenaga kerja di Indonesia menderita penyakit tersebut menyebabkan gangguan pada ekonomi, seterusnya secara kaskade menggangu bidang- bidang lainnya, menggugat ekonomi tempatan. Departemen Kesehatan telahpun mengeluarkan upaya pelayanan kesehatan primer pada masyarakat tersebut yang diatas meliputi, peningkatan kesehatan (promotif), upaya pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) (Depkes RI, 1999). Menurut Hanung P (2008), 1

Transcript of Status Pasien Case Lowback Pain Complete

Page 1: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

BAB I

PENDAHULUAN

Nyeri punggung bawah (low back pain) merupakan keluhan yang sering dijumpai di

praktek sehari-hari, dan diperkirakan hampir semua orang pernah mengalami nyeri punggung

paling kurangnya sekali semasa hidupnya. Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang

dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri

radikuler atau keduanya. Nyeri yang berasal dari punggung bawah dapat berujuk ke daerah

lain atau sebaliknya yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah

(refered pain). Walaupun nyeri punggung bawah jarang fatal namun nyeri yang dirasakan

menyebabkan penderita mengalami suatu kekurangmampuan (disabilitas) yaitu keterbatasan

fungsional dalam aktifitas sehari-hari dan banyak kehilangan jam kerja terutama pada usia

produktif, sehingga merupakan alasan terbanyak dalam mencari pengobatan.

Di Indonesia, menurut Setyawati bahwa dari para pegawai yang datang berobat ke

Poliklinik, pada suatu perusahaan lebih daripada 57% pekerjanya mengeluh nyeri punggung

bawah. Makanya diperkirakan bahwa lebih 57% tenaga kerja di Indonesia menderita penyakit

tersebut menyebabkan gangguan pada ekonomi, seterusnya secara kaskade menggangu

bidang- bidang lainnya, menggugat ekonomi tempatan.

Departemen Kesehatan telahpun mengeluarkan upaya pelayanan kesehatan primer

pada masyarakat tersebut yang diatas meliputi, peningkatan kesehatan (promotif), upaya

pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) (Depkes RI,

1999). Menurut Hanung P (2008), fisioterapi dalam hal ini memegang peranan untuk

mengembalikan dan mengatasi gangguan impairment dan activity limitation sehingga pasien

dapat beraktivitas kembali. Namun menurut literatur 33% pasien masih mengalami nyeri

hilang-timbul atau nyeri persisten selepas satu tahun, dan satu daripada lima pasien masih

mempunyai kekurangan fungsi gerakan. Hanya 25% telah sembuh total nyeri punggung

mereka selepas satu tahun, dengan ini pencegahan lebih diutamakan daripada pengobatan.

1

Page 2: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. C

Umur : 50 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Pegagan Kidul

Agama : Islam

Status Pernikahan : Sudah menikah

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Masuk RS : 5 Juli 2014 pukul 09.30 WIB

Tanggal pemeriksaan : 7 Juli 2014 (autoanamnesis)

II. ANAMNESIS

Keluhan utama : nyeri pinggang kiri sejak 1 bulan SMRS

Keluhan tambahan : kesemutan pada kaki kiri

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Saraf RSUD Arjawinangun dengan keluhan nyeri

pinggang sejak 1 bulan yang lalu, nyeri pinggang yang hebat timbul secara tiba tiba setelah

mengangkat benda berat saat melakukan aktivitas di rumah. Pasien mengaku nyerinya seperti

ditusuk dan dirasakan terus menerus. Selain itu kaki juga terasa seperti kaku dan dipelintir

kemudian nyeri menjalar ke bokong sampai ke kaki kiri. Nyeri bertambah berat bila pasien

beraktivitas. Pasien mengatakan sakit yang dirasakan sampai mengganggu aktivitas sehari-

hari, menjadi sulit berjalan dan pasien juga tidak bisa tidur. Keluhan kesemutan pada kaki kiri

diakui oleh pasien yang terasa sampai tungkai bawah. Keluhan yang sama seperti nyeri dan

2

Page 3: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

baal pada anggota tubuh lain disangkal oleh pasien. BAB dan BAK tidak terganggu, normal

seperti biasa.

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit yang sama seperti saat ini disangkal. Riwayat hipertensi disangkal.

Riwayat DM disangkal.

Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan seperti pasien. Penyakit hipertensi dan

DM pada keluarga disangkal

Riwayat pengobatan

Pasien belum pernah memeriksakan diri ke dokter sebelumnya. Pasien hanya

mengonsumsi obat pernghilang rasa sakit namun nyeri tidak berkurang.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Tanda vital. Tekanan darah : 160/70 mmHg

Nadi : 80x/ menit

Respirasi : 20x/ menit

Suhu : 36,2o C

Berat badan : 70 kg

Tinggi badan : 154 cm

Kepala : normocephal, rambut tidak mudah dicabut

Mata : konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-) pupil bulat isokor reguler Ø 3

mm. Reflek cahaya (+/+)

Leher : pembesaran KGB (-) deviasi trakea (-)

3

Page 4: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

Thorax : simetris dalam keadaan statis dan dinamis

Cor : BJ I-II reguler, gallop (-) murmur (-)

Pulmo : vesikuler (+/+) ronkhi (-/-) wheezing (-/-)

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) nyeri tekan (-) pada 4 kuadran

Hepar : tidak teraba

Lien : tidak teraba

Ekstremitas : edema (-/-) sianosis (-/-)

Status Neurologis

Kesadaran : compos mentis

GCS : E4 V5 M6 = 15

Orientasi : tempat, waktu, orang, lingkungan sekitar baik

Jalan pikiran : logis, kecerdasan baik

Daya ingat kejadian : (baru) baik, (lama) baik

Kemampuan bicara : lancar, sikap tubuh baik’

Cara berjalan : belum dapat berdiri, gerakan abnormal (-)

Kepala : normocephal, simetris, ukuran normal, nyeri tekan (-)

Leher : gerakan normal, kaku kuduk (-), bentuk tulang belakang normal,

Brudzinski I sign (-)

PEMERIKSAAN NERVUS KRANIALIS

N. I (Olfaktorius) Kanan Kiri

Daya pembauan Baik Baik

4

Page 5: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

N. II (Optikus) Kanan Kiri Kanan Kiri

Daya pengelihatan Baik Baik Tidak dilakukan

Pengenalan warna Baik Baik Tidak dilakukan

Lapang pandang Baik Baik Tidak dilakukan

Refleks cahaya + + Tidak dilakukan

N. III (Okulomotorius) Kanan Kiri Kanan Kiri

Ptosis - - RC langsung + +

Gerak mata

ke

Medial N N RC tidak langsung + +

Atas N N Ref. Akomodatif Tidak dilakukan

Bawah N N Strabismus -

Ukuran pupil 3 mm 3 mm Diplopia - -

Bentuk pupil Isokor

N. IV (Troklearis) Kanan Kiri

Gerak mata ke lateral bawah N N

N. VI (Abdusen) Kanan Kiri

Gerak mata ke lateral N N

Strabismus konvergen - -

Diplopia - -

N. V (Trigeminus) Kanan Kiri Kanan Kiri

Menggigit N N Reflek kornea + +

Membuka mulut N N Reflek bersin Tidak dilakukan

Sensibilitas

muka

Atas N N Reflek maseter Baik

Bawah N N Reflek zigomatikus Baik

Tengah N N Trismus Baik

N. VII (Fasialis) Kanan Kiri

5

Page 6: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

Kerutan dahi N N

Berkedip N N

Lipatan nasolabial N N

Sudut mulut N N

Mengerutkan dahi N N

Mengerutkan alis N N

Menutup mata N N

Meringis N N

Mengembungkan pipi N N

N. VIII (Akustikus) Kanan Kiri

Mendengar suara berbisik N N

Mendengar detik alroji N N

N. IX (Glosofaringeus) Kanan Kiri

Arkus farings Simetris

Refleks muntah N N

N. X (Vagus) Kanan Kiri Kanan Kiri

Arkus farings Simetris Bersuara Baik

Nadi Reguler Menelan Baik

N. XI (Aksesorius) Kanan Kiri Kanan Kiri

Memalingkan kepala N Mengangkat bahu N

Sikap bahu N Trofi otot bahu Eutrofia

N. XII (Hipoglosus) Kanan Kiri Kanan Kiri

6

Page 7: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

Sikap lidah N Kekuatan lidah Baik

Tremor lidah - Trofi otot lidah Eutrofi

Menjulurkan lidah Baik Faskulasi lidah -

BADAN

Trofi otot punggung Eutrofi Trofi otot dada Eutrofi

Nyeri saat membungkuk + Palpasi dinding perut NT (-)

Kolumna vertebralis:

Bentuk

Nyeri tekan

N

+

Gerakan N

Sensibilitas N Alat kelamin Tidak dilakukan

ANGGOTA GERAK ATAS

Kanan Kiri Kanan Kiri

Warna kulit Sianosis (-) Claw hand - -

Nyeri tekan - - Kontraktur - -

Lengan atas Lengan bawah Tangan

Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas

Kekuatan 5 5 5 5 5 5

Tonus N N N N N N

Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi

Sensibilitas + + + + + +

Reflek fisiologis + + + +

Kanan Kiri

Reflek patologis - -

ANGGOTA GERAK BAWAH

7

Page 8: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

Kanan Kiri Kanan Kiri

Drop foot - - Warna kulit Sianosis (-)

Edema - - Kontraktur - -

Tungkai atas Tungkai bawah Kaki

Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas

Kekuatan 5 4 5 4 5 4

Tonus N N N N N N

Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi

Sensibilitas + + + + + +

Patella Achilles

Kanan Kiri Kanan Kiri

Reflek fisiologis ++ ++

Reflek patologis Kanan Kiri

Babinski - -

Chaddock - -

Oppenheim - -

Gordon - -

Schaeffer - -

Gonda - -

GERAKAN ABNORMAL

Tremor -

Khorea -

FUNSI VEGETATIF

8

Page 9: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

Miksi Defekasi

Inkontinensia urin - Inkontinensia alvi -

Retensio urin - Retensio alvi -

Poliuria -

Anuria -

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

- Hemoglobin : 11,6 x 103ʮl

- Leukosit : 15,8 x 103ʮl

- Hematokrit : 35,5 %

- Trombosit : 626 103ʮl

V. RESUME

Pasien datang ke Poliklinik Saraf RSUD Arjawinangun dengan keluhan nyeri pinggang sejak

1 bulan yang lalu, timbul secara tiba tiba setelah mengangkat benda berat saat melakukan

aktivitas di rumah. Pasien mengaku nyerinya seperti ditusuk dan dirasakan terus menerus.

Selain itu kaki juga terasa seperti kaku dan dipelintir kemudian nyeri menjalar ke bokong

sampai ke kaki kiri. Nyeri bertambah berat bila pasien beraktivitas. Pasien menjadi sulit

berjalan dan pasien juga tidak bisa tidur. Keluhan kesemutan pada kaki kiri diakui oleh

pasien yang terasa sampai tungkai bawah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis

dalam batas normal. Pada pemeriksaan status neurologis didapatkan; kesadaran compos

mentis, GCS E4 V5 M6 = 15, orientasi baik, jalan pikiran normal, daya ingat kejadian baik,

kemampuan bicara lancar, sikap tubuh baik, cara berjalan belum dapat dinilai. Pada

pemeriksaan nervus kranialis didapatkan dalam batas normal. Pada pemeriksaan badan

didapatkan nyeri saat membungkukkan badan (+), pemeriksaan anggota gerak bagian atas

dalam batas normal, dan pada pemeriksaan anggota gerak bawah didapatkan penurunan

kekuatan otot tungkai bawah, tungkai atas dan kaki bagian kiri (4). Pada pemeriksaan fungsi

vegetatif didapatkan fungsi dalam batas normal. Pada pemeriksaan penunjang laboratorium

didapatkan leukositosis.

VI. DIAGNOSIS

- Diagnosis klinis : Ischialgia sinistra

9

Page 10: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

- Diagnosis topis : vertebra lumbosakral L4-L5

- Diagnosis etilogi : Susp. Hernia Nucleus Pulposus

VII. SARAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Foto rontgen lumbosakral antero-posterior (AP), lateral

- Myelografi

- CT scan tulang belakang

- MRI tulang belakang

VIII. PENATALAKSANAAN

Non medikamentosa

- Bedrest total

- Edukasi pasien untuk tidak melakukan aktivitas berat

- Fisioterapi

Medikamentosa

- IVFD Ringer Laktat 20 tpm

- Inj. Multivitamin B1, B6, B12 2 x 1

- Inj. Ketorolac 10 mg 3 x 1

- Inj. Ranitidin 25 mg 3 x 1

- Inj. Cefotaxim 2 x 1 gram

- Konsultasi ke bagian penyakit dalam untuk regulasi tekanan darah

BAB III

10

Page 11: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

TINJAUAN PUSTAKA

Defenisi Low Back Pain (LBP)

Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah kosta

(tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa menjalar ke daerah

lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha (Rakel, 2002). LBP atau nyeri punggung

bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh

yang kurang baik (Maher, Salmond & Pellino, 2002).

Klasifikasi Low Back Pain (LBP)

Menurut Bimariotejo (2009), berdasarkan perjalanan kliniknya LBP terbagi menjadi

dua jenis, yaitu:

a. Acute Low Back Pain

Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba dan rentang

waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat

hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena luka traumatik seperti

kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut

selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan

yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri.

Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang akut terfokus pada istirahat dan

pemakaian analgesik.

b. Chronic Low Back Pain

Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3 bulan. Rasa nyeri ini

dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya

dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena

osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan tumor.

Epidemiologi Low Back Pain (LBP)

Di Amerika Serikat diperkirakan lebih 15% orang dewasa mengeluh nyeri punggung

bawah atau nyeri yang bertahan hampir dua minggu (Lawrence dkk, 1998). Nyeri punggung

bawah adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada regio punggung bagian bawah dan

merupakan work related musculoskeletal disorders. Nyeri punggung bawah telah

teridentifikasi oleh Pan American Health Organization antara tiga masalah kesehatan

pekerjaan yang dikenalpasti oleh WHO (Choi dkk, 2001). Menurut Punnett L dkk, prevalensi

11

Page 12: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

37% daripada nyeri punggung bawah disebabkan oleh pekerjaan individu-individu tersebut,

dengan pembahagian lebih banyak pada laki-laki berbanding wanita. Sedangkan penelitian

Community Oriented Program for Controle of Rheumatic Disease (COPORD ) Indonesia

menunjukan prevalensi nyeri punggung 18,2 % pada laki laki dan 13,6 % pada wanita.

National Safety Council pula melaporkan bahwa sakit akibat kerja yang frekuensi

kejadiannya paling tinggi adalah sakit/nyeri pada punggung, yaitu 22% dari 1.700.000 kasus

(Tarwaka, dkk, 2004). Di negara industri keluhan nyeri punggung bawah merupakan keluhan

kedua setelah nyeri kepala. Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk mengeluh nyeri

punggung bawah dan biaya yang dikeluarkan tiap tahun untuk pengobatan berkisar 75 juta

dolar Amerika.

Prevalensi Low Back Pain (LBP)

Prevalensi nyeri punggung bawah pada pemandu seperti supir, pengendara sepeda

motor, atau penarik becak lebih tinggi berbanding pekerjaan-pekerjaan lain, berdasarkan

penelitian Rahmat HS (2009) yang menunjukkan masalah nyeri punggung bawah yang

timbul akibat duduk lama menjadi fenomena yang sering terjadi saat ini. 60% orang dewasa

mengalami nyeri punggung bawah karena masalah duduk yang terjadi pada mereka yang

bekerja atau yang aktivitasnya lebih banyak dilakukan dengan duduk. Duduk lama dengan

posisi yang salah dapat menyebabkan otot-otot punggung menjadi tegang dan dapat merusak

jaringan lunak sekitarnya. Bila keadaan ini berlanjut, akan menyebabkan penekanan pada

bantalan saraf tulang belakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus. Beliau juga

mengatakan, “Saat manusia duduk, beban maksimal lebih berat 6-7 kali dari berdiri. Tulang

atlas yang menyangga tengkorak mengalami beban terberat. Jika riding position-nya salah,

bagian tulang bawah yakni vertebra lumbal 2-3 (mendekati tulang pinggul) akan terserang

nyeri punggung bawah. Jika salah terus, berulang-ulang apalagi ditambah getaran kontinu,

akan timbul radang (artrosis lumbalis) lalu pengapuran tulang bawah dan terjepitnya syaraf

tulang bawah. Jika sudah parah bisa terjadi fraktur atau patah” (Rahmat HS, 2009).

Penarik becak merupakan pekerjaan beresiko tinggi dengan pelbagai gangguan fisikal

dan psikologis. Menurut penelitian Tamrin dkk (2006), paparan penarik becak melalui

pekerjaannya kepada whole body vibrations, stres postural disebabkan posisi tubuh yang

jangkal, serta harus mengekalkan posisi tubuh tetap untuk waktu yang lama dapat

menyebabkan peningkatan resiko menderita nyeri punggung bawah. Whole body vibrations

meningkatkan produksi enzim degradasi matriks dan enzim proteolitik, berperan pada

12

Page 13: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

metabolisme cakram intervertebral menyebabkan gangguan dan kerusakan. Juga, frekuensi

getaran disebabkan kondisi jalan serta rigiditas suspensi becak mesin menyebabkan kelelahan

(fatigue) pada otot-otot punggung, menimbulkan rasa nyeri. Penelitian juga menyatakan

hubungan antara whole body vibration dengan dan nyeri punggung bawah, dengan

peningkatan resiko terjadinya gangguan jaringan spinal. Dampak negatif nyeri punggung

bawah dirasakan hampir semua orang di seluruh dunia. Menurut penelitian WHO masyarakat

bekerja di Amerika Serikat mengeluarkan hampir lima puluh miliar dollar setahun untuk

berobat masalah nyeri punggung bawah mereka, serta merupakan penyebab utama

mengambil cuti sakit syarikat-syarikat besar yang turut menyebabkan produktivitas

berkurang (Waddell G, 1991). Nyeri punggung bawah juga lebih dampak pada negara negara

sedang membangun.

Penyebab Low Back Pain (LBP)

Penyebab LBP dapat dibagi menjadi:

a. Diskogenik (sindroma spinal radikuler)

Sindroma radikuler biasanya disebabkan oleh suatu hernia nukleus pulposus yang merusak

saraf-saraf disekitar radiks. Diskus hernia ini bisa dalam bentuk suatu protrusio atau prolaps

dari nukleus pulposus dan keduanya dapat menyebabkan kompresi pada radiks. Lokalisasinya

paling sering di daerah lumbal atau servikal dan jarang sekali pada daerah torakal.

Nukleus terdiri dari megamolekul proteoglikan yang dapat menyerap air sampai sekitar 250%

dari beratnya. Sampai dekade ke tiga, gel dari nukleus pulposus hanya mengandung 90% air,

dan akan menyusut terus sampai dekade ke empat menjadi kira-kira 65%. Nutrisi dari anulus

fibrosis bagian dalam tergantung dari difusi air dan molekul-molekul kecil yang melintasi

tepian vertebra. Hanya bagian luar dari anulus yang menerima suplai darah dari ruang

epidural. Pada trauma yang berulang menyebabkan robekan seratserat anulus baik secara

melingkar maupun radial. Beberapa robekan anular dapat menyebabkan pemisahan

lempengan, yang menyebabkan berkurangnya nutrisi dan hidrasi nukleus. Perpaduan robekan

secara melingkar dan radial menyebabkan massa nukleus berpindah keluar dari anulus

lingkaran ke ruang epidural dan menyebabkan iritasi ataupun kompresi akar saraf.(Wheeler,

2004).

b. Non-diskogenik

Biasanya penyebab LBP yang non-diskogenik adalah iritasi pada serabut sensorik saraf

perifer, yang membentuk n. iskiadikus dan bisa disebabkan oleh neoplasma, infeksi, proses

toksik atau imunologis, yang mengiritasi n. iskiadikus dalam perjalanannya dari pleksus

13

Page 14: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

lumbosakralis, daerah pelvik, sendi sakro-iliaka, sendi pelvis sampai sepanjang jalannya n.

Iskiadikus (neuritis n. iskiadikus).(Sidharta, 1980).

Beberapa faktor lain yang dapat menyebabakan terjadinya LBP, antara lain:

a. Kelainan Tulang Punggung (Spine) Sejak Lahir

Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah Hemi Vertebrae. Menurut Soeharso (1978)

kelainan-kelainan kondisi tulang vertebra tersebut dapat berupa tulang vertebra hanya

setengah bagian karena tidak lengkap pada saat lahir. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya

low back pain yang disertai dengan skoliosis ringan.

Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang melekat menjadi satu,

namun keadaan ini tidak menimbulkan nyeri. Terdapat lubang di tulang vertebra dibagian

bawah karena tidak melekatnya lamina dan keadaan ini dikenal dengan Spina Bifida.

Penyakit spina bifida dapat menyebabkan gejala-gejala berat sepert club foot, rudimentair

foof, kelayuan pada kaki, dan sebagainya. namun jika lubang tersebut kecil, tidak akan

menimbulkan keluhan. Beberapa jenis kelainan tulang punggung (spine) sejak lahir adalah:

Penyakit Spondylisthesis Pada spondylisthesis merupakan kelainan pembentukan korpus

vertebrae, dimana arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebrae (Bimariotejo,

2009). Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi, namun ketika berumur 35 tahun baru

menimbulkan nyeri akibat kelinan-kelainan degeneratif. Nyeri pinggang ini berkurang atau

hilang bila penderita duduk atau tidur dan akan bertambah, bila penderita itu berdiri atau

berjalan (Bimariotejo, 2009). Soeharso (1978) menyebutkan gejala klinis dari penyakit ini

adalah:

1) Penderita memiliki rongga badan lebih pendek dari semestinya. Antara dada dan

panggul terlihat pendek.

2) Pada punggung terdapat penonjolan processus spinosus vertebra yang menimbulkan

skoliosis ringan.

3) Nyeri pada bagian punggung dan meluas hingga ke ekstremitas bawah.

4) Pemeriksaan X-ray menunjukan adanya dislokasi, ukuran antara ujung spina dan garis

depan corpus pada vertebra yang mengalami kelainan lebih panjang dari garis spina

corpus vertebrae yang terletak diatasnya.

Penyakit Kissing Spine Penyakit ini disebabkan karena dua tau lebih processus spinosus

bersentuhan. Keadan ini bisa menimbulkan gejala dan tidak. Gejala yang ditimbulkan adalah

low back pain. Penyakit ini hanya bisa diketahui dengan pemeriksaan X-ray dengan posisi

lateral (Soeharso, 1978).

14

Page 15: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

Sacralisasi Vertebrae Lumbal Ke V Penyakit ini disebabkan karena processus transversus

dari vertebra lumbal ke V melekat atau menyentuh os sacrum dan/atau os ileum (Soeharso,

1978).

b. Low Back Pain karena Trauma

Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama LBP (Bimariotejo, 2009).

Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas

dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang bawah yang akut. Gerakan bagian

punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan kekakuan dan spasme yang tiba-

tiba pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya trauma punggung sehingga menimbulkan

nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu

tertentu. Namun pada kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan medis agar tidak

mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut (Idyan, 2008).

Menurut Soeharso (1978), secara patologis anatomis, pada low back pain yang

disebabkan karena trauma, dapat ditemukan beberapa keadaan, seperti:

Perubahan pada sendi Sacro-Iliaca Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-iliaca

adalah rasa nyeri pada os sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk

dan saat posisi supine. Pada pemerikasaan, lassague symptom positif dan pergerakan kaki

pada hip joint terbatas.

Perubahan pada sendi Lumba Sacral Trauma dapat menyebabkan perubahan antara

vertebra lumbal V dan sacrum, dan dapat menyebabkan robekan ligamen atau fascia.

Keadaan ini dapat menimbulkan nyeri yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral I dan

dapat menyebabkan keterbatasan gerak.

c. Low Back Pain karena Perubahan Jaringan

Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan pada tempat yang

mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya pada daerah punggung bagian

bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung dan anggota bagian tubuh lain (Soeharso,

1978). Beberapa jenis penyakit dengan keluhan LBP yang disebabakan oleh perubahan

jaringan antara lain:

Osteoartritis (Spondylosis Deformans) Dengan bertambahnya usia seseorang maka

kelenturan otot-ototnya juga menjadi berkurang sehingga sangat memudahkan terjadinya

kekakuan pada otot atau sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang

15

Page 16: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

vetebra yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel seperti saat usia muda.

Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada tulang belakang hingga ke pinggang (Idyan, 2008).

Penyakit Fibrositis Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini

ditandai dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri memberat

saat beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan (Dieppe, 1995 dalam Idyan, 2008).

Penyakit Infeksi Menurut Diepee (1995) dalam Idyan (2008), infeksi pada sendi terbagi atas

dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri dan infeksi kronis, disebabkan oleh

bakteri tuberkulosis. Infeksi kronis ditandai dengan pembengkakan sendi, nyeri berat dan

akut, demam serta kelemahan.

d. Low Back Pain karena Pengaruh Gaya Berat

Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat mengakibatkan

rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan komplikasi pada bagian tubuh yang lain,

misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum dan sebagainya (Soeharso, 1987). Beberapa

pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam waktu yang lama juga dapat

mengakibatkan terjadinya LBP (Klooch, 2006 dalam Shocker, 2008). Kehamilan dan obesitas

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya LBP akibat pengaruh gaya berat.

Hal ini disebabkan terjadinya penekanan pada tulang belakang akibat penumpukan lemak,

kelainan postur tubuh dan kelemahan otot (Bimariotejo, 2009).

Faktor Resiko Low Back Pain (LBP)

Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis,

merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang,

membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial (Bimariotejo,

2009). Sifat dan karakteristik nyeri yang dirasakan pada penderita LBP bermacam-macam

seperti nyeri terbakar, nyeri tertusuk, nyeri tajam, hingga terjadi kelemahan pada tungkai

(Idyan, 2008). Nyeri ini terdapat pada daerah lumbal bawah, disertai penjalaran ke daerah-

daerah lain, antara lain sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah lateral atau posterior paha,

tungkai, dan kaki (Bimariotejo, 2009).

Sifat nyeri Low Back Pain (LBP)

Nyeri punggang bawah dapat dibagi dalam 6 jenis nyeri, yaitu:

1. Nyeri punggang lokal

16

Page 17: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

Jenis ini paling sering ditemukan. Biasanya terdapat di garis tengah dengan radiasi ke kanan

dan ke kiri. Nyeri ini dapat berasal dari bagian-bagian di bawahnya seperti fasia, otot-otot

paraspinal, korpus vertebra, sendi dan ligamen.

2. Iritasi pada radiks

Rasa nyeri dapat berganti-ganti dengan parestesi dan dirasakan pada dermatom yang

bersangkutan pada salah satu sisi badan. Kadang-kadang dapat disertai hilangnya perasaan

atau gangguan fungsi motoris. Iritasi dapat disebabkan oleh proses desak ruang pada foramen

vertebra atau di dalam kanalis vertebralis.

3. Nyeri rujukan somatis

Iritasi serabut-serabut sensoris dipermukaan dapat dirasakan lebih dalam pada dermatom

yang bersangkutan. Sebaliknya iritasi di bagian-bagian dalam dapat dirasakan di bagian lebih

superfisial.

4. Nyeri rujukan viserosomatis

Adanya gangguan pada alat-alat retroperitonium, intraabdomen atau dalam ruangan panggul

dapat dirasakan di daerah pinggang.

5. Nyeri karena iskemia

Rasa nyeri ini dirasakan seperti rasa nyeri pada klaudikasio intermitens yang dapat dirasakan

di pinggang bawah, di gluteus atau menjalar ke paha. Dapat disebabkan oleh penyumbatan

pada percabangan aorta atau pada arteri iliaka komunis.

6. Nyeri psikogen

Rasa nyeri yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi saraf dan dermatom dengan

reaksi wajah yang sering berlebihan. (Rumawas, 1996).

Nyeri punggung bawah berdasarkan sumber :

1. Nyeri punggung bawah Spondilogenik

Nyeri yang disebabkan karena kelainan vertebrata, sndi, dan jaringan lunaknya. Antara lain

spondilosis, osteoma, osteoporosis, dan nyeri punggung miofasial.

2. Nyeri punggung bawah Viserogenik

Nyeri yang disebabkan karena kelainan pada organ dalam, misalnya kelainan ginjal, kelainan

ginekologik, dan tumor retroperitoneal

3. Nyeri punggung bawah Vaskulogenik

Nyeri yang disebabkan karena kelainan pembuluh darah, misalnya anerisma, dan gangguan

peredaran darah.

4. Nyeri punggung bawah Psikogenik

17

Page 18: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

Nyeri yang disebabkan karena gangguan psikis seperti neurosis, ansietas, dan depresi. Nyeri

ini tidak menghasilkan definisi yang jelas, juga tidak menimbulkan gangguan anatomi dari

akar saraf atau saraf tepi. Nyeri ini superficial tetapi dapat juga dirasakan pada bagian dalam

secara nyata atau tidak nyata, radikuler maupun non radikuler, berat atau ringan. Lama

keluhan tidak mempunyai pola yang jelas, dapat dirasakan sebentar ataupun bertahun

– tahun. (PERDOSSI).

Penatalaksanaan dan Pencegahan Low Back Pain

Biasanya low back pain hilang secara spontan. Kekambuhan sering terjadi karena aktivitas

yang disertai pembebanan tertentu. Penderita yang sering mengalami kekambuhan harus

diteliti untuk menyingkirkan kelainan neurologik yang mungkin tidak jelas sumbernya.

Berbagai telaah yang dilakukan untuk melihat perjalanan penyakit menunjukkan bahwa

proporsi pasien yang masih menderita low back pain selama 12 bulan adalah sebesar 62%

(kisaran 42 % - 75 %), agak bertentangan dengan pendapat umum bahwa 90% gejala low

back pain akan hilang dalam 1 bulan. (Manek, 2005)

Penanganan terbaik terhadap penderita LBP adalah dengan menghilangkan penyebabnya

(kausal) walaupun tentu saja pasien pasti lebih memilih untuk menghilangkan rasa sakitnya

terlebih dahulu (simptomatis). Jadi perlu digunakan kombinasi antara pengobatan kausal dan

simptomatis. Secara kausal, penyebab nyeri akan diatasi sesuai kasus penyebabnya. Misalnya

untuk penderita yang kekurangan vitamin saraf akan diberikan vitamin tambahan. Para

perokok dan pecandu alkohol yang menderita LBP akan disarankan untuk mengurangi

konsumsinya. Pengobatan simptomatik dilakukan dengan menggunakan obat untuk

menghilangkan gejala-gejala seperti nyeri, pegal, atau kesemutan. Pada kasus LBP karena

tegang otot dapat dipergunakan Tizanidine yang berfungsi untuk mengendorkan kontraksi

otot (muscle relaxan). Untuk pengobatan simptomatis lainnya kadang-kadang memerlukan

campuran antara obat-obat analgesik, anti inflamasi, NSAID, obat penenang, dan lain-lain.

(Deyo, 2001)

Apabila dengan pengobatan biasa tidak berhasil, mungkin diperlukan tindakan fisioterapi

dengan alat-alat khusus maupun dengan traksi (penarikan tulang belakang). Tindakan operasi

mungkin diperlukan apabila pengobatan dengan fisioterapi ini tidak berhasil misalnya pada

kasus HNP atau pada pengapuran yang berat. (Murtagh, 2003). Di samping berobat pada

spesialis penyakit saraf (neurolog), mungkin juga diperlukan berobat ke spesialis penyakit

dalam (internist), bedah saraf, bedah orthopedic bahkan mungkinperlu konsultasi pada

psikiater atau psikolog. Dalam beberapa kasus, masih banyak kasus dokter menyarankan

18

Page 19: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

istirahat total untuk penyembuhan kasus low back pain, padahal penelitian baru menyatakan

bahwa aktivitas yang kurang tidak akan mengurangi gejala low back pain. (Zanni, 2003)

Beragamnya penyebab LBP menuntut penatalaksanaan yang bervariasi pula. Meski

demikian, pada dasarnya dikenal dua tahapan terapi LBP yaitu:

a. Terapi Konservatif, yang meliputi rehat baring, medikamentosa dan fisioterapi.

b. Terapi Operatif

Kedua tahapan ini memiliki kesamaan tujuan yaitu rehabilitasi. Pengobatan nyeri punggung

sangat tergantung penyebabnya. Lain penyebab, lain pula pengobatannya. Terdapat beragam

tindakan untuk nyeri punggung, dari yang paling sederhana yaitu istirahat (bedrest), misalnya

untuk kasus otot tertarik atau ligamen sprain, sampai penanganan yang sangat canggih,

seperti mengganti bantal tulang belakang. Jika dengan bedrest tidak juga sembuh, maka harus

ditingkatkan dengan pemeriksaan sinar X atau dengan MRI (magnetic resonance imaging).

Setelah itu, bisa dilakukan fisioterapi, pengobatan dengan suntikan, muscle exercise, hingga

operasi. Masih ada lagi teknik pengobatan lain, misalnya melalui pembedahan dengan

endoskopi (spinal surgery), metode pasang pen, sampai penggantian bantalan tulang.

(Murtagh, 2003).

19

Page 20: Status Pasien Case Lowback Pain Complete

DAFTAR PUSTAKA

1. Anderson GBJ. Epidemiological Features of Chronic Low Back Pain. Lancet 1999;

354:581-5.

2. Deyo, Richard and James, Weinstein. Low Back Pain. New England Journal Med.

Vol 344 No. 5. 2001

3. Judith A. Kaufmann, Low Back Pain : Diagnosis and Management in Primary care.

Dalam Lippncott’s Primary Care Practice, Vol 3. Number 4. July 2000,Philadelphia :

Lippincott William & William Inc.

4. Kelompok Studi Nyeri, Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PEDOSSI).

Penuntun Praktis Penanganan Nyeri Neuropatik. KRT Lucas

20