Status Hubungan Kerja dan Ketentuan Jam Kerja Normatif di Indonesia (Workshop)

2
  www.corpHR.com Short Course “Status Hubungan Kerja dan Keten tuan Jam Kerja No rmatif di Indonesia” Selasa, 26 Juni 2012, Epicentrum Walk Office, Jakarta Latar Belakang: Dalam era globalisasi dan tuntutan persaingan pasar maka pengusaha lebih menginginkan organisasi yang efektif dengan jumlah pekerja tetap yang seminimal mungkin tetapi mendapat hasil yang seoptimal mungkin. Untuk itu pengusaha hanya menangani pekerjaan yang menjadi core bisnisnya sedangkan pekerjaan penunjang dikontrakkan kepada jasa penunjang. Dalam KUH Perdata Pasal 1604 diatur dalam hubungan kerja karena adanya perjanjian pemborongan pekerjaan. Dalam praktek saat ini pelaksanaan labor supply berbeda dengan pemborongan pekerjaan, karena yang diinginkan suatu perusahaan adalah jasa pekerja sedangkan hubungan kerja, pemberian hak-hak pekerja ditanggung oleh perusahaan yang menyediakan pekerjaan. Demikian juga permasalahan ketenagakerjaan dapat dieleminer dengan adanya perusahaan lain yang menangani pekerjaan penunjang, dimana hubungan kerja pekerja langsung ditangani pemborong atau penyedia jasa tenaga kerja. Saat ini juga banyak perusahaan yang menyalahi aturan normatif dalam penentuan jam kerja, lembur, cuti dan sebagainya. Hal tersebut menyebabkan kerugian pada masing-masing pihak, baik kepada pengusaha maupun kepada pekerja. Atas dasar itulah kami menyelenggarakan short course untuk mengupas tuntas tentang hubungan kerja dan ketentuan jam kerja yang normatif d i Indonesia. Silabus Pelatihan:   Status Hubungan Kerja  PKWT PKWTT  Harian/Lepas  Outsourcing  Ketentuan Jam Kerja, Lembur, Libur dan Cuti  Batasan jam kerja normal Definisi Lembur  Cara Menghitung Upah Lembur  Definisi Libur Mingguan  Hak Cuti Tahunan  Hak Cuti Khusus  Hak Cuti Panjang Nara Sumber: Basani Situmorang, SH, MHum Beliau adalah seorang staff ahli direksi PT Jamsostek Bidang Hukum sejak tahun 2001. Sebelumnya beliau juga menjabat sebagai Tenaga Ahli Komisi VII DPR RI Bidang Ketenagakerjaan (periode 2000-2004), mantan Staff Ahli Menteri Tenaga Kerja Bidang Hukum dan Hubungan Industrial  (periode 2000-2002), mantan Kepala Kepaniteraan Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat (P4P) periode 1998-2000, dan juga pernah menjabat sebagai mantan Kepala Biro Hukum Departemen Tenaga Kerja RI periode 1992-1998. Selain itu beliau juga pernah menjadi  Kepala Bagian Perundang-undangan Departemen Tenaga Kerja RI periode 1983-1992. Sebelumnya beliau juga menjabat sebagai  Kepala Sub. Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Departeme n Tenaga Kerja RI, sebagai Anggota Pan itia Khusus DPR RI dan Tim Perumus : Undang-Undang No.13 Th.2003 Ketenagakerjaan), Undang-undang No.21 Th.2000 ( Serikat Pekerja), dan Undang-undang No.2 Th.2004 (PPHI), Konsultan Industrial Relation PT Astra Group,  dan saat ini beliau juga sebagai Pengajar pada Program Pasca Sarjana Universitas Krisna Dwipayana (UNKRIS) Jakarta. Investasi : Rp. 1.500.000 / orang, Rp. 2.800.000,-/ 2 orang Sudah termasuk Coffe Break 2x, Makan siang, Seminar Kit, Sertifikat. Biaya investasi di transfer ke Bank BCA Cabang Epicentrum Walk A/C. 5055-016515 a.n PT Indo Human Resource. Bukti transfer di fax ke 021-29941055 Registrasi dan Informasi : Hubungi : Ms. Winda / Ms. Nurhayatin Telp : (021) 299-41058, (021) 299-41059, Email : [email protected], [email protected]

description

Dalam era globalisasi dan tuntutan persaingan pasar maka pengusaha lebih menginginkan organisasi yang efektif dengan jumlah pekerja tetap yang seminimal mungkin tetapi mendapat hasil yang seoptimal mungkin. Untuk itu pengusaha hanya menangani pekerjaan yang menjadi core bisnisnya sedangkan pekerjaan penunjang dikontrakkan kepada jasa penunjang. Dalam KUH Perdata Pasal 1604 diatur dalam hubungan kerja karena adanya perjanjian pemborongan pekerjaan. Dalam praktek saat ini pelaksanaan labor supply berbeda dengan pemborongan pekerjaan, karena yang diinginkan suatu perusahaan adalah jasa pekerja sedangkan hubungan kerja, pemberian hak-hak pekerja ditanggung oleh perusahaan yang menyediakan pekerjaan. Demikian juga permasalahan ketenagakerjaan dapat dieleminer dengan adanya perusahaan lain yang menangani pekerjaan penunjang, dimana hubungan kerja pekerja langsung ditangani pemborong atau penyedia jasa tenaga kerja. Saat ini juga banyak perusahaan yang menyalahi aturan normatif dalam penentuan jam kerja, lembur, cuti dan sebagainya. Hal tersebut menyebabkan kerugian pada masing-masing pihak, baik kepada pengusaha maupun kepada pekerja. Atas dasar itulah kami menyelenggarakan short course untuk mengupas tuntas tentang hubungan kerja dan ketentuan jam kerja yang normatif di Indonesia.

Transcript of Status Hubungan Kerja dan Ketentuan Jam Kerja Normatif di Indonesia (Workshop)

Short Course

Status Hubungan Kerja dan Ketentuan Jam Kerja Normatif di IndonesiaSelasa, 26 Juni 2012, Epicentrum Walk Office, Jakarta

Latar Belakang:Dalam era globalisasi dan tuntutan persaingan pasar maka pengusaha lebih menginginkan organisasi yang efektif dengan jumlah pekerja tetap yang seminimal mungkin tetapi mendapat hasil yang seoptimal mungkin. Untuk itu pengusaha hanya menangani pekerjaan yang menjadi core bisnisnya sedangkan pekerjaan penunjang dikontrakkan kepada jasa penunjang. Dalam KUH Perdata Pasal 1604 diatur dalam hubungan kerja karena adanya perjanjian pemborongan pekerjaan. Dalam praktek saat ini pelaksanaan labor supply berbeda dengan pemborongan pekerjaan, karena yang diinginkan suatu perusahaan adalah jasa pekerja sedangkan hubungan kerja, pemberian hak-hak pekerja ditanggung oleh perusahaan yang menyediakan pekerjaan. Demikian juga permasalahan ketenagakerjaan dapat dieleminer dengan adanya perusahaan lain yang menangani pekerjaan penunjang, dimana hubungan kerja pekerja langsung ditangani pemborong atau penyedia jasa tenaga kerja. Saat ini juga banyak perusahaan yang menyalahi aturan normatif dalam penentuan jam kerja, lembur, cuti dan sebagainya. Hal tersebut menyebabkan kerugian pada masing-masing pihak, baik kepada pengusaha maupun kepada pekerja. Atas dasar itulah kami menyelenggarakan short course untuk mengupas tuntas tentang hubungan kerja dan ketentuan jam kerja yang normatif di Indonesia.

Silabus Pelatihan: Status Hubungan Kerja PKWT PKWTT Harian/Lepas Outsourcing

Ketentuan Jam Kerja, Lembur, Libur dan Cuti Batasan jam kerja normal Definisi Lembur Cara Menghitung Upah Lembur Definisi Libur Mingguan Hak Cuti Tahunan Hak Cuti Khusus Hak Cuti Panjang

Nara Sumber: Basani Situmorang, SH, MHumBeliau adalah seorang staff ahli direksi PT Jamsostek Bidang Hukum sejak tahun 2001. Sebelumnya beliau juga menjabat sebagai Tenaga Ahli Komisi VII DPR RI Bidang Ketenagakerjaan (periode 2000-2004), mantan Staff Ahli Menteri Tenaga Kerja Bidang Hukum dan Hubungan Industrial (periode 2000-2002), mantan Kepala Kepaniteraan Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat (P4P) periode 1998-2000, dan juga pernah menjabat sebagai mantan Kepala Biro Hukum Departemen Tenaga Kerja RI periode 1992-1998. Selain itu beliau juga pernah menjadi Kepala Bagian Perundang-undangan Departemen Tenaga Kerja RI periode 1983-1992. Sebelumnya beliau juga menjabat sebagai Kepala Sub. Bagian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Departemen Tenaga Kerja RI, sebagai Anggota Panitia Khusus DPR RI dan Tim Perumus : Undang-Undang No.13 Th.2003 Ketenagakerjaan), Undang-undang No.21 Th.2000 ( Serikat Pekerja), dan Undang-undang No.2 Th.2004 (PPHI), Konsultan Industrial Relation PT Astra Group, dan saat ini beliau juga sebagai Pengajar pada Program Pasca Sarjana Universitas Krisna Dwipayana (UNKRIS) Jakarta.

Investasi :Rp. 1.500.000 / orang, Rp. 2.800.000,-/ 2 orang Sudah termasuk Coffe Break 2x, Makan siang, Seminar Kit, Sertifikat. Biaya investasi di transfer ke Bank BCA Cabang Epicentrum Walk A/C. 5055-016515 a.n PT Indo Human Resource. Bukti transfer di fax ke 021-29941055

Registrasi dan Informasi :Hubungi Telp Email : Ms. Winda / Ms. Nurhayatin : (021) 299-41058, (021) 299-41059, : [email protected], [email protected]

www.corpHR.com