STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak...

73
STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS PETELUR YANG DIPELIHARA PADA SISTEM PEMELIHARAAN INTENSIF DAN FREE-RANGE PADA MUSIM KEMARAU SKRIPSI FAHMILLAH ISMAIL I 111 09 002 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

Transcript of STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak...

Page 1: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS PETELUR

YANG DIPELIHARA PADA SISTEM PEMELIHARAAN INTENSIF DAN

FREE-RANGE PADA MUSIM KEMARAU

SKRIPSI

FAHMILLAH ISMAIL

I 111 09 002

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

ii

STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS PETELUR

YANG DIPELIHARA PADA SISTEM PEMELIHARAAN INTENSIF DAN

FREE-RANGE PADA MUSIM KEMARAU

SKRIPSI

Oleh:

FAHMILLAH ISMAIL

I 111 09 2002

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 3: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fahmillah Ismail

NIM : I 111 09 002

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atas seluruhnya dari karya skripsi, terutama Bab Hasil

dan Pembahasan tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan atau

dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan

seperlunya.

Makassar, Februari 2014

Fahmillah Ismail

Page 4: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Status Hematologis dan Biokimia Darah Ayam

Ras Petelur yang Dipelihara pada Sistem

Pemeliharaan Intensif dan Free Range pada

Musim Kemarau

Nama : Fahmillah Ismail

No. Pokok : I 111 09 002

Program Studi : Produksi Ternak

Jurusan : Produksi Ternak

Fakultas : Peternakan

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Pembimbing Utama

Prof. Dr. Ir. Hj. Sahari Banong, M.S.

NIP. 19450207 196901 2 001

Pembimbing Anggota

Dr. Ir. Wempie Pakiding, M. Sc.

NIP. 19640503 199003 1 002

Dekan Fakultas Peternakan

Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc

NIP. 19520923 197903 1 002

Ketua Jurusan Produksi Ternak

Prof. Dr.Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc,

NIP. 19641231 198903 1 025

Tanggal Lulus : 19 Mei 2014

Page 5: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

v

ABSTRAK

FAHMILLAH ISMAIL. I 111 09 002. Status Hematologis dan Biokimia Darah

Ayam Ras Petelur yang Dipelihara pada Sistem Pemeliharaan Intensif dan Free-

range pada Musim Kemarau. Dibawah Bimbingan: Prof. Dr. Ir. Hj. Sahari

Banong, M.S dan Dr. Ir. Wempie Pakiding, M. Sc.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status hematologis dan

biokimia darah ayam ras petelur yang dipelihara pada sistem pemeliharaan

intensif dan free-range di musim kemarau. Ayam ras petelur (Lohmann Brown)

berumur 52 minggu dipelihara dalam kandang batteray (cages) pada pemeliharaan

intensif dan kandang mobile (paddock) pada pemeliharaan free-range selama 60

hari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3

perlakuan dan 3 kali ulangan. Pada sistem pemeliharaan free-range digolongkan

atas dua pola yaitu continuous grazing dan rotational grazing. Di akhir penelitian

dilakukan pengambilan sampel darah pada 2 ekor ayam setiap kelompok

percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan yang

berbeda tidak mempengaruhi (P>0,05) nilai hematokrit, jumlah eritrosit, jumlah

leukosit, kadar kolesterol, kadar ASTL, kadar trigliserida, dan kadar urea pada

ayam ras petelur. Namun sistem pemeliharaan yang berbeda, berpengaruh sangat

nyata (P<0,01) terhadap kadar asam urat. Hasil penelitian ini menyimpulkan

bahwa perlakuan sistem pemeliharaan berbeda yakni intensif dan free-range tidak

mempengaruhi status fisiologis ayam ras petelur, kecuali pada level kadar asam

urat dalam darah.

Kata Kunci : Hematologis, Biokimia, Darah, Ayam Petelur, Intensif, Free-range

Page 6: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

vi

ABSTRACT

FAHMILLAH ISMAIL. I 111 09 002. Hematological and Biochemical Status of

Laying Hens Rared System in Intensive and Free-range in Summer. Under

Supervisor : Prof. Dr. Ir. Hj. Sahari Banong, M.S and co. Supervisor. Dr. Ir.

Wempie Pakiding, M. Sc.

The purpose of this study was to determine the status of haematological

and biochemical blood laying hens reared in intensive and free-range system in

summer. Laying hens (Lohmann Brown) 52-week-old kept in cages in intensive

care and mobile cage (paddock) on free-range system for 60 days. This research

used Completely Randomized Design with 3 group of treatment and 3 repeating.

In Free-range system consist of two pattern, it was continuous grazing and

rotational grazing. At the end of experiment were collected 2 bloods sample from

experimental groups. The result of this study showed that there were no

significant effect (P>0,05) of different housing system on the level of hematocrit,

number of erythrocyte, number of leucocyte, level of cholesterol, level of ASTL,

level of trigliserida, level of urea. But different housing system significantly to

level of uric acid. The research concluded that different housing system intensive

and free range system were not affect the physiological status of laying hens,

except on level of uric acid.

Keyword : Hematological, Biochemical, Blood, Laying Hens, Intensive, Free-

range.

Page 7: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah rabbil alamin, segala Puja dan Puji bagi Allah SWT,

sebanyak tetesan air hujan, sebanyak butiran biji-bijian, sebanyak makhluk-Nya

dilangit, dibumi dan diantara keduanya. Segala puja dan puji yang banyak dan tak

berkesudahan untuk Allah SWT, meskipun puja segala pemuji selalu kurang dari

sewajarnya.

Rasa syukur yang sangat dalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala berkat dan pertolongan-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian hingga penyusunan skripsi ini, yang merupakan salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Peternakan, Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, baik

bantuan moril maupun materil. Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan

dan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc selaku Dekan, beserta Jajarannya

Wakil Dekan I, II, III Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin dan

seluruh staf yang telah menerima dan membantu penulis dalam proses

akademik.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M. Sc. sebagai Ketua Jurusan

Produksi Ternak dan Bapak Dr. Muhammad Yusuf, S. Pt. sebagai Sekretaris

Jurusan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin.

Page 8: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

viii

3. Ibu Prof. Dr. Ir. Hj. Sahari Banong, MS. sebagai pembimbing utama dan

Bapak Dr. Ir. Wempie Pakiding, M. Sc. sebagai pembimbing anggota yang

telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan arahan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta mengajarkan banyak

hal tentang kedisiplinan.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Herry Sonjaya,DEA.DES ., Bapak Prof. Dr. Ir. H.

Sudirman Baco, M. Sc., dan Bapak Prof. Dr. Ir. H. Ambo Ako, M. Sc.

sebagai pembahas yang telah memberikan masukan dalam proses perbaikan

skripsi ini.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Basit Wello, M.Sc selaku penasehat akademik yang

senantiasa memberikan motivasi dan nasehat yang sangat berarti bagi penulis.

6. Ibu Prof. Dr. Ir. Hj. Sahari Banong, MS. selaku kepala laboratorium Produksi

Ternak Unggas Dan Prof. Dr. Ir. H. Herry Sonjaya,DEA.DES selaku kepala

laboratorium Fisiologi Ternak.

7. Ibu drh. Farida Nur Yuliaty, M.Si yang selalu memberikan nasehat dan

wejangan kepada penulis.

8. Bapak dan ibu dosen yang membimbing selama perkuliahan.

9. Kepada BOPTN selaku lembaga yang menyuplai dana pada penelitian tim

dosen Produksi Ternak Unggas sehingga kami dapat terlibat pada penelitian

ini.

10. Sembah sujudku kepada Ayahanda Drs. Ismail Latif, MM dan Ibunda

Farmawaty Farhum, SE. MM tercinta yang telah mengajarkan banyak hal,

Page 9: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

ix

memberikan motivasi, dukungan, materi dan doa yang tak henti-hentinya

terucap untuk penulis.

11. Bapak Prof. Dr. Ir. Chair Rani, M.Si ., Dr. Ir. St. Aisyah Farhum, M.Si ., Ir.

Mini Farida Farhum,MT Selaku Orang tua kedua yang telah meluangkan

banyak waktu untuk memberikan pelajaran hidup kepada penulis.

12. Kepada Kakanda Muh. Rachman Hakim, S. Pt. M. P. dan Muhammad Azhar,

S.Pt di Laboratorium Ternak Unggas terima kasih sebesar-besarnya penulis

ucapkan atas bantuan, dukungan, serta motivasinya selama ini dalam

menyelesaikan skripsi.

13. Kepada Sahabat serta rekan-rekan Asisten Mikrobiologi dan Kesehatan

Ternak.

14. Kepada sahabat-sahabatku Urfiana Sara S.Pt, Bahri Syamsuryadi S.Pt,

Hamzah S.Pt, Budiman Tandiabang, M. Fadhil Haris, Randy Hidayat,

Rasmiati S.Pt, Asma Bio Kimestri S.Pt, Lusiana Tandi B. Tiku, Ridha

Tunnisa S.Pt, Ahmad Affandi, Ahmad Mujahid, Aidil Amirullah, Rajmi

Faridah, dan terima kasih atas segala hal, segala bantuan dan kebersaman

yang kalian berikan kepada penulis selama penulis kuliah di Fakultas

Peternakan.

15. Kepada Rahmi Syamsuddin, Haikal, Rajma Fastawa, dan Trianta Tahir yang

membantu selama pengambilan data penelitian.

16. Kawan-kawan“MERPATI 09” terima kasih telah menemani penulis disaat

suka maupun duka selama menempuh pendidikan di bangku kuliah.

Page 10: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

x

17. Kepada Spider 03, Hamster 04, Lebah 05, Colagen 06, Bakteri 08, dan LION

10.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, Terima Kasih atas

bantuannya.

Melalui kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya mendidik, apabila dalam penyusunan skripsi ini terdapat kekurangan dan

kesalahan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca

Amin

Makassar, April 2014

Fahmillah Ismail

Page 11: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i

HALAMAN JUDUL…………………………………………………… ii

PERNYATAAN KEASLIAN …………………………………………. iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

ABSTRAK ………………………………………………………………. iv

ABSTRACT …………………………………………………………….. v

KATA PEGANTAR .................................................................................. iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xiv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. xv

PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Ayam Petelur ................................................... 4

B. Sistem Pemeliharaan Intensif ………………………………… 6

C. Sistem Pemeliharaan Free Range ............................................... 8

D. Profil Hematologi dan Biokimia Darah Ayam petelur…………. 10

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat ............................................................................. 18

Page 12: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

xii

Materi Penelitian ……………………………………………………. 18

Rancangan Penelitian ………………………………………………... 18

Prosedur Penelitian ………………………………………………… 19

Manajemen Pemeliharaan Ternak ………………………………….. 20

Parameter yang Diukur ……………………………………………... 21

Analisa Data ………………………………………………………… 24

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai Hematokrit …………………………………………………… 26

Jumlah Eritrosit……………………………………………………... 28

Jumlah Leukosit…………………………………………………….. 30

Kadar Kolesterol…………………………………………………… 32

Kadar Asam Urat…………………………………………………… 34

Kadar ASTL……………………………………………………….. 36

Kadar Trigliserida…………………………………………………… 38

Kadar Urea…………………………………………………………. 40

KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………… 42

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 43

RIWAYAT HIDUP

Page 13: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

xiii

DAFTAR TABEL

No. Halaman Teks

1. Parameter hematologis dan biokimia darah ayam ras petelur pada

peneliti sebelumnya. ......................................................................... 16

2. Komposisi Ransum Basal selama Penelitian ……………………… 21

Page 14: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Nilai Hematokrit ayam ras petelur yang di pelihara pada sistem

pemeliharaan intensif dan free range ............................................ 26

2. Jumlah Eritrosit darah ayam ras petelur yang di pelihara pada sistem

pemeliharaan intensif dan free range ............................................ 28

3. Jumlah Leukosit darah ayam ras petelur yang di pelihara pada sistem

pemeliharaan intensif dan free range ............................................ 31

4. Kadar Kolesterol darah ayam ras petelur yang di pelihara pada sistem

pemeliharaan intensif dan free range ............................................ 33

5. Kadar Asam Urat darah ayam ras petelur yang dipelihara pada sistem

pemeliharaan intensif dan free range ............................................ 35

6. Kadar ASTL (Aspartate Aminotransferase) darah ayam ras petelur

yang di pelihara pada sistem pemeliharaan intensif dan free range.. 36

7. Kadar Trigliserida darah ayam ras petelur yang dipelihara pada sistem

pemeliharaan intensif dan free range ............................................ 38

8. Kadar Urea darah ayam ras petelur yang di pelihara pada sistem

pemeliharaan intensif dan free range…………………………………. 40

Page 15: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman Teks

1. Hasil analisis ragam terhadap nilai hematokrit ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda. ................................ 49

2. Hasil analisis ragam terhadap jumlah eritrosit ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda. ................................ 50

3. Hasil analisis ragam terhadap jumlah leukosit ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda. ................................ 51

4. Hasil analisis ragam terhadap kadar asam urat ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda. ................................ 52

5. Hasil analisis ragam terhadap kadar ASTL ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda. ................................ 54

6. Hasil analisis ragam terhadap kadar trigliserida ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda. ................................ 55

7. Hasil analisis ragam terhadap kadar urea darah ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda. ................................ 56

8. Hasil analisis ragam terhadap kadar kolesterol ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda. ................................ 57

9. Standar normal hematologi dan biokimia darah ayam ras petelur ….. 58

Page 16: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

1

PENDAHULUAN

Perkembangan usaha peternakan di Indonesia mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun, khususnya dalam pengembangan ayam ras petelur. Selain

menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki

kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak terlalu sulit. Di Negara-

negara besar seperti di Eropa mulai mengembangkan inovasi maupun teknologi

yang menunjang dalam pengembangan ayam ras petelur ini. Bahkan sudah

diberlakukan larangan konvensional perkandangan yang didasari oleh

kekhawatiran publik tentang kesejahteraan ayam petelur (Anonim, 1999). Sejak

itu, kandang hanya diperbolehkan sebagai sarang, tempat bertengger, dan mandi

debu, serta fasilitas yang dapat meningkatkan perilaku alami ternak (Wall dan

Tauson, 2002).

Inovasi yang berhasil dikembangkan salah satunya adalah dengan sistem

free-range. Sistem free-range adalah sistem pemeliharaan dengan mengumbar

ayam di padang pengembalaan. Sistem ini juga merupakan salah satu jawaban

dari segala ketakutan masyarakat akan makanan asal ternak yang cenderung

menggunakan antibiotika yang dapat menyebabkan residu antibiotik. Menurut Jin

et al. (1997) residu antibiotik pada produk peternakan akan menyebabkan

berkembangnya mikroba yang resisten dalam tubuh ternak maupun tubuh manusia

yang mengkonsumsinya. Dengan adanya sistem free-range diharapkan

kesejahteraan bagi ayam ras petelur itu sendiri, sehingga menghasilkan produk

alami yang bebas dari residu. Sistem free-range dewasa ini telah dikembangkan

Page 17: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

2

sebagai alternatif pola budidaya untuk menjawab besarnya permintaan konsumen

akan produk alami. Sistem ini juga dapat meningkatkan efisiensi usaha peternakan

ayam ras pada skala usaha yang lebih kecil di pedesaan oleh karena diusahakan

secara ekstensif. Dari sistem ini diharapkan mampu menghasilkan produk organik.

Lebih lanjut dikemukakan oleh Sundrum (2005) bahwa produksi ayam organik

lebih menitik beratkan pada kesehatan ternak dan welfare, lingkungan yang baik

dan kualitas produk yang sehat dan berkualitas. Welfare adalah tingkat

kesejahteraan hewan, yakni hewan diberikan kebebasan seperti kehidupan

seharusnya. Sistem pemeliharaan free-range menghasilkan ayam dengan level

welfare lebih tinggi yang menghasilkan kualitas produk yang lebih baik

(Pavlovski et al., 2009). Hal ini disebabkan ayam yang dipelihara dengan sistem

free-range akan mengekspresikan insting yang lebih alami yang mengindikasikan

derajat kesehatan ternak (Sosnowka-Czajka et al., 2007).

Sistem free-range terdiri atas 2 jenis sistem pemeliharaan yakni sistem

rotational dan continuous. Rotational grazing adalah pola merumput dimana

hewan dikandangkan dan dilakukan rotasi/perpindahan tempat merumput.

Sedangkan continuous grazing adalah pola merumput yang berkelanjutan yang

mana hewan merumput di lahan yang lebih luas (Pištěková et al, 2006).

Pada dasarnya ayam yang dipelihara secara intensif dan ekstensif

menunjukkan perbedaan dari segi fisiologis khususnya pada sirkulasi darah di

dalam tubuhnya. Perbedaan perlakuan inilah yang juga dapat mempengaruhi

produksi telur karena diindikasikan adanya perbedaan dari sistem transport darah.

Darah sangat berperan penting dalam proses pembentukan telur karena yolk dan

Page 18: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

3

albumen mampu terbentuk karena adanya darah yang membawa komponen

penyusun darah. Oleh karena itu perbedaan perlakuan dengan sistem free-range

terutama pada musim kemarau diharapkan ayam memiliki sistem sirkulasi darah

yang lebih baik jika dibandingkan sistem intensif, sehingga akan lebih menunjang

dalam menghasilkan produk organik.

Secara umum penelitian-penelitian sebelumnya yang ada menggunakan

ayam ras petelur dan karakteristik darah sebagai parameternya cenderung hanya

pada pola intensif saja. Oleh karena itu perlu pula dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai karakteristik darah khususnya status hematologis dan biokimia darah

ayam ras petelur yang di pelihara secara intensif dan free-range pola continuous

dan rotational.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status hematologis dan

biokimia darah ayam ras petelur yang dipelihara dengan sistem pemeliharaan free-

range maupun intensif.

Kegunaan dari penelitian ini yaitu diharapkan dengan mengetahui

perbedaan status hematologis dan biokimia darah antara ayam ras petelur yang

dipelihara dengan sistem pemeliharaan intensif dan free-range pola rotational dan

continuous dapat menjadi acuan dalam manajemen pemeliharaan ayam ras petelur

khususnya dalam menghasilkan ayam organik.

Page 19: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

4

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum mengenai Ayam Petelur

Ayam domestik termasuk dalam spesies Gallus gallus tetapi terkadang

ditujukan kepada Gallus domesticus. Ayam diklasifikasikan sebagai berikut

(Scanes et al., 2004) :

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Aves

Superordo : Carinatae

Ordo : Galliformes

Famili : Phasianidae

Genus : Gallus

Spesies : Gallus gallus

Asal mula ayam petelur berasal dari ayam liar yang ditangkap dan

dipelihara karena mampu menghasilkan telur yang banyak. Tahun demi tahun

ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi

ditujukan pada produksi yang banyak sehingga seleksi tadi mulai lebih spesifik.

Pada awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya akrab dengan pola

kehidupan masyarakat dipedesaan. Kemudian pada tahun 1940-an, orang mulai

mengenal ayam yang saat itu dipelihara oleh penduduk Belanda, sehingga diberi

nama ayam Belanda atau ayam negeri. Pada perkembangan selanjutnya, ayam liar

ini disebut ayam lokal atau ayam kampung, sedangkan ayam Belanda disebut

ayam ras (Suprijatna, 2008).

Page 20: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

5

Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini

adalah ayam ras petelur White Leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis

masa produktifnya. Pada akhir periode tahun 1990-an mulai merebak peternakan

ayam pedaging yang memang khusus untuk daging, sementara ayam petelur

dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat mulai

sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging

yang enak (Suprijatna, 2008).

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara dengan

tujuan untuk diambil telurnya. Berbagai seleksi telah dilakukan, salah satunya

diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan

ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga

menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali

persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”).

Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul (Suprijatna, 2008).

Berdasarkan sistem pemeliharannya ayam petelur dibagi menjadi 2 yakni

sistem pemeliharaan ekstensif dan intensif. Pemeliharaan intensif adalah sistem

pemeliharaan dengan cara mengkandangkan ayam, di Indonesia khususnya

cenderung menggunakan kandang batteray bertingkat (Anonim, 2013a),

sedangkan pemeliharaan secara ekstensif adalah sistem pemeliharaan dengan cara

mengumbar ayam di padang pengembalaan. Dalam hal ini dikenal dengan istilah

free-range. Pada peternakan rakyat umumnya masih mempertahankan sistem

pemeliharaan intensif.

Page 21: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

6

Menurut Rasyaf (2007) terdapat dua macam tipe ayam petelur, yaitu :

1.) Tipe ayam petelur ringan : ayam ini sering disebut dengan ayam petelur putih

yang mempunyai ciri-ciri badan ramping atau kecil mungil, bulunya putih bersih

dan berjengger merah. Ayam tipe ini umumnya berasal dari galur murni White

Leghorn yang mampu bertelur lebih dari 260 butir/tahun. Ayam tipe ini sensitif

terhadap cuaca panas dan keributan.

2.) Tipe ayam petelur medium : bobot badan ayam ini cukup berat, sehingga

ayam ini disebut ayam dwiguna. Ayam ini umumnya mempunyai bulu berwarna

coklat dan menghasilkan telur berwarna coklat pula. Ayam tipe ringan akan mulai

menginjak masa bertelur pada umur 15-16 minggu, sedangkan ayam tipe medium

mulai bertelur antara 22-24 minggu. Salah satu tipe ayam petelur medium adalah

strain Isa Brown. Ayam tipe ini berkarakteristik tenang, tubuh sedang, warna telur

dan bulu coklat. Strain Isa Brown mulai di kembangkan pada tahun 1972 yang

memiliki produksi telur tinggi yakni sekitar 300 ekor lebih /tahun.

B. Sistem Pemeliharaan Intensif

Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan dengan cara

mengkandangkan ayam, di Indonesia khususnya cenderung menggunakan

kandang batteray bertingkat (Anonim, 2013a). Pada peternakan rakyat, sistem

pemeliharaan secara intensif lebih populer jika dibandingkan dengan ekstensif.

Ditinjau dari segi manajemen pemeliharaan, tidak di ragukan lagi bahwasanya

pemeliharaan intensif memiliki kelebihan karena lebih mudah dalam pemberian

pakan, minum, pembersihan kotoran/feses dan pemanfaatan kembali feses hasil

kotoran tersebut untuk menjadi pupuk. Dari segi penanganan kesehatan, sistem

Page 22: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

7

intensif juga lebih mudah karena ternak lebih mudah untuk diberi vaksin maupun

pemberian antibiotik jika dibutuhkan (Anonim, 2013a).

Namun, memiliki kelebihan bukan berarti tidak memiliki kekurangan.

Menurut Syarif (2003) sistem intensif memang menjanjikan dari segi produksi

maupun penghasilan, tetapi perlu diketahui bersama bahwa sistem intensif

membutuhkan banyak tenaga, membutuhkan takaran pakan yang sesuai,

ketersediaan air minum. Selain itu penggunaan pestisida kandang dapat merusak

organisme lain yang berada di sekitarnya seperti rumput dan dapat pula

mencemarkan lingkungan.

Negara-negara besar di Eropa telah memberlakukan larangan tentang

perkandangan konvensional atau sistem pemeliharaan intensif. Larangan ini

diberlakukan atas dasar animal welfare (Wall dan Tauson, 2002). Selain itu

pertimbangan lainnya adalah penggunaan antibiotik yang dimasukkan ke dalam

pakan dan dapat menyebabkan residu antibiotik. Hal ini akan sangat berbahaya

jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

Sistem pemeliharaan intensif sangat kontroversial jika dibandingkan

dengan yang ada di Indonesia. Di Indonesia sistem pemeliharaan intensif sudah

merupakan hal yang lumrah. Beberapa pertimbangan lain menyatakan bahwa

sistem intensif lebih baik dikarenakan higienitasnya lebih terjamin, ayam dan

feses tidak bercampur sehingga kontaminasi akan penyakit akan lebih

terminimalisir (Syarif, 2003).

Ayam yang dipelihara pada sistem pemeliharaan intensif memiliki

keterbatasan dalam beraktivitas. Hal ini menyebabkan berbagai kondisi fisiologis

Page 23: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

8

di dalam tubuh ayam berbeda, salah satunya yaitu kondisi hematologi khususnya

jumlah sel darah merah. Minimnya aktifitas dari ayam menyebabkan kurangnya

energi yang dibutuhkan, energi yang sedikit menyebabkan produksi sel darah

kurang sebab kebutuhan akan sel darah merah juga sedikit. Selain itu, dalam hal

produksi telur ayam yang dipelihara pada sistem pemeliharaan intensif

menghasilkan telur dengan kualitas kerabang yang tebal dan bobot telur yang

lebih berat. Hal ini dikarenakan proporsi energi yang di keluarkan oleh ayam

hanya berfokus pada bertelur dan maintenance (Suchẏ et.al, 2004) .

C. Sistem Pemeliharaan Free Range (Umbar)

Istilah back to nature sudah merebak ke seluruh sudut dunia, termasuk

dunia peternakan ayam. Dengan adanya prinsip ini diharapkan insting alamiah

ayam dapat kembali seperti awalnya, sehingga ayam tidak akan tergantung lagi

sepenuhnya pada pakan komersil yang cenderung mengandung antibiotika.

Selangkah lebih maju dari prinsip inilah sehingga muncul sistem pemeliharaan

free range untuk menciptakan ayam organik (Santoso, 2012). Sistem free-range

dewasa ini telah dikembangkan sebagai alternatif pola budidaya untuk menjawab

besarnya permintaan konsumen akan produk alami. Sistem budidaya ini juga

dapat meningkatkan efisiensi usaha peternakan ayam ras pada skala usaha yang

lebih kecil di pedesaan oleh karena diusahakan secara ekstensif. Produk

peternakan yang dihasilkan secara alami diyakini sebagai makanan yang lebih

sehat dibanding dengan produk unggas yang dihasilkan dari sistem budidaya

intensif. Secara umum ayam ras dipelihara secara intensif dengan tingkat

kepadatan yang tinggi dan sepanjang hidupnya ayam tidak memiliki kesempatan

Page 24: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

9

untuk hidup secara alami. Diyakini pula bahwa produk dari ayam yang dipelihara

pada sistem free-range (dipelihara secara bebas di padang rumput) lebih sehat

dibanding dengan ayam yang dipelihara dalam kandang (Fanatico et al., 2006).

Pemeliharaan secara alami yaitu sistem pemeliharaan free-range

menghasilkan ayam dengan level welfare lebih tinggi menghasilkan kualitas

produk yang lebih baik (Pavlovski et al., 2009). Hal ini disebabkan ayam yang

dipelihara dengan sistem free-range akan mengekspresikan insting yang lebih

alami yang mengindikasikan derajat kesehatan ternak (Sosnowka-Czajka et al.,

2007). Lebih lanjut Castellini et al. (2002) dan Lomu et al. (2004) melaporkan

bahwa kondisi pemeliharaan yang lebih alami dan peningkatan aktifitas dari ayam

dapat menurunkan kadar lemak, kolesterol dan residu antibiotik pada daging dan

telur. Bogossavijevic-Boscovic et al. (2006) menyimpulkan bahwa sistem

pemeliharaan ayam adalah satu dari sekian banyak faktor non-genetik yang sangat

mempengaruhi kualitas dari produk ayam.

Sistem pemeliharaan free-range itu sendiri secara garis besar terdiri atas

dua jenis pemeliharaan, yaitu rotational grazing dan continuous grazing.

Rotational grazing adalah pola merumput dimana hewan dikandangkan dan

dilakukan rotasi/perpindahan tempat merumput. Sedangkan continuous grazing

adalah pola merumput yang berkelanjutan yang mana hewan merumput di lahan

yang lebih luas. Di Negara-negara berkembang khususnya Negara Eropa lebih

cenderung menggunakan free-range pola continuous, selain memiliki lahan yang

cukup luas pola continuous juga lebih efisien dalam pengawasannya. Sistem

pemeliharaan free-range juga memiliki keunggulan lebih dibanding sistem

Page 25: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

10

pemeliharaan intensif. Khususnya dalam hal kualitas telur, sistem free-range

menghasilkan telur yang memiliki kualitas yolk dan albumin yang lebih baik.

Albumin yang dihasilkan lebih kental dibanding albumin telur yang dipelihara

pada sistem pemeliharaan intensif (Pištěková et al, 2006).

D. Profil Hematologis dan Biokimia Darah pada Ayam Ras Petelur

Hematologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang darah dan salah

satu bagian penting dalam proses diagnosa suatu penyakit serta berperan dalam

ilmu patologi klinis. Ilmu ini tidak hanya mencakup pemeriksaan susunan sel

darah, tapi juga mencakup studi mengenai jaringan yang membentuk, menyimpan

dan mensirkulasikan sel-sel darah (Anonim, 2012). Menurut Jain (1993)

pemeriksaan hematologis pada hewan berfungsi sebagai screening test untuk

menilai kesehatan secara umum, kemampuan tubuh melawan infeksi untuk

evaluasi status fisiologis hewan dan untuk membantu menegakkan diagnosa.

Dalam peternakan ayam petelur, peranan hematologi juga sangat penting dalam

menentukan kesehatan ayam. Diduga ayam yang dipelihara pada sistem

pemeliharaan yang berbeda akan memiliki karakteristik hematologis yang berbeda

pula.

Darah merupakan komponen penting yang berperan dalam proses-proses

fisiologis dalam tubuh yang mengalir melalui pembuluh darah dan sistem

kardiovaskular. Menurut Sturkie (1976), darah dapat berfungsi sebagai

penyerapan dan transport zat-zat nutrient dari saluran pencernaan ke seluruh

jaringan, mengangkut gas-gas dalam darah dari dan menuju jaringan-jaringan,

membuang hasil sisa proses metabolisme, dan mengatur keseimbangan

Page 26: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

11

konsentrasi air pada jaringan tubuh serta darah juga berperan penting dalam

proses regulasi dan pengaturan suhu tubuh pada makhluk hidup.

Darah mentransportasikan substrat metabolik yang dibutuhkan oleh

seluruh sel di tubuh, termasuk oksigen, glukosa, asam amino, asam lemak dan

beberapa lipid. Darah juga membawa keluar beberapa produk metabolit yang

dikeluarkan oleh setiap sel seperti karbondioksida, asam laktat, buangan

bernitrogen dari metabolisme protein dan panas (Cunningham, 2002). Menurut

Colville dan Bassert (2008), fungsi darah adalah sebagai sistem transportasi,

sistem regulasi, dan sistem pertahanan.

Darah memenuhi sekitar 12% dari bobot badan dari anak ayam yang

baru menetas dan sekitar 6-8% pada ayam dewasa (Bell, 2002). Darah tersusun

atas sel darah (eritrosit, leukosit dan trombosit) yang bersirkulasi dalam cairan

yang disebut plasma darah (Meyer dan Harvey, 2004). Jika darah diberi

antikoagulan dan dilakukan sentrifugasi, maka dapat terlihat darah terdiri dari

plasma 55% dan sel 45% yang terdiri atas leukosit, eritrosit dan trombosit.

Jumlah leukosit lebih sedikit dibandingkan dengan eritrosit dan trombosit.

Jumlah sel darah merah (eritrosit) pada unggas berbeda dengan jumlah

sel darah merah pada mamalia. Daur hidup dari eritrosit pada unggas cenderung

sangat singkat dibandingkan mamalia. Rata-rata daur hidup eritrosit manusia

sekitar 50 sampai 60 hari, sedangkan pada unggas rata-rata 28 sampai 35 hari

(Sturkie, 1976). Tingkat metabolisme yang tinggi pada unggas mengakibatkan

kinerja eritrosit lebih tinggi pula, sehingga sel darah merah cepat mati dan

kembali bersiklus. Pada unggas, temperatur tubuh yang tinggi menyebabkan

Page 27: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

12

tingkat proses metabolisme juga semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan

pengangkutan darah harus lebih cepat.

Menurut Sturkie (1976), bahwa eritrosit unggas memiliki daur hidup

yang singkat namun daya tahannya cukup tinggi. Sel darah merah pada mamalia

akan mengalami hemolisa seluruhnya dengan penambahan NaCl sekitar 0,3 – 0,45

%. Sedangkan, pada eritrosit unggas, dengan penambahan NaCl 0,40 - 0,48%, sel

darah merah mulai mengalami hemolisis, dan akan hemolisis seluruhnya pada

konsentrasi NaCl 0,27 – 0,28 %.

Penyesuaian bentuk sel darah merah terhadap proses fisiologis tubuh

unggas antara lain dengan tingkat fleksibilitas sel darah untuk mampu bergerak

bebas dengan kecepatan yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan panas tubuh dari

unggas. Eritrosit pada unggas memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan

eritrosit pada mamalia. Ukurannya bervariasi tergantung dari spesiesnya

(Gunnarson, 2012). Ukuran yang lebih besar terkait dengan jumlah molekul

globin yang mampu dibawa dalam satu sel darah merah. Meskipun ukuran sel

darah merah unggas lebih besar, namun bentuknya lebih datar, sehingga

pergerakan sel darah merah lebih cepat.

Persentase dari jumlah sel darah dapat dihitung melalui penentuan nilai

hematokrit. Nilai hematokrit merupakan persentase sel darah merah (eritrosit)

yang terdapat dalam darah makhluk hidup (Anonim, 2013b). Nilai hematokrit

atau packed cell volume adalah suatu istilah yang artinya persentase (berdasar

volume) dari darah yang terdiri atas sel darah merah (Frandson, 1996). Mary

(2009) menyatakan bahwa nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam

Page 28: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

13

100 ml darah dan disebut dengan persentase dari volume darah itu. Biasanya nilai

itu ditentukan dengan darah vena / kapiler.

Nilai viskositas pada darah bervariasi, seperti halnya nilai hematokrit.

Plasma, tanpa sel-sel, dan partikel-partikel lainnya memiliki nilai viskositas 1,3

(air murni memiliki nilai viskositas 1). Menurut Cunningham (2002), hematokrit

mempengaruhi viskositas darah. Semakin besar persentase sel dalam darah

(hematokrit) akan semakin besar gesekan yang terjadi antara berbagai lapisan

darah, dan gesekan ini membentuk viskositas (Guyton dan Hall, 1997). Darah

mamalia dengan nilai hematokrit normal 45 % memiliki nilai viskositas 2,4 kali

dari nilai viskositas plasma ( Berne dan Levy, 1992).

Sel darah padat dipisahkan dari plasma menggunakan sentrifuge dengan

kecepatan 3000 rpm. Sturkie (1976) melakukan sentrifugasi terhadap darah ayam,

angsa, dan kalkun pada 3215 X gravitasi selama 30 menit dalam tabung kecil dan

ditentukan nilai hematokrit, dan jumlah plasma yang terbentuk.

Selain eritrosit, trombosit, dan leukosit, terdapat pula hemoglobin.

Hemoglobin merupakan zat warna (pigmen) darah yang berupa ikatan kompleks

protein terkonjugasi, dibentuk oleh pigmen dan protein sederhana. Protein ini

adalah suatu histon yang disebut globin. Warna merah dari hemoglobin

disebabkan oleh heme, suatu ikatan metalik mengandung sebuah atom besi

(Swenson, 1993). Sintesis hemoglobin dimulai dalam proeritroblas dan kemudian

dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit dalam sumsum tulang.

Komponen darah yang lain adalah plasma. Plasma darah adalah

komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel

Page 29: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

14

darah, dimana sel darah ditutup, yang berbentuk butiran-butiran darah. Di

dalamnya terkandung benang-benang fibrin/fibrinogen yang berguna untuk

menutup luka yang terbuka. Plasma darah merupakan komponen terbesar dalam

darah, dimana besar volumenya 55% dari volume darah yang terdiri dari 90%

berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral,

hormon dan karbon dioksida, karena dinding kapiler permiabel bagi air dan

elektrolit maka plasma darah selalu ada dalam pertukaran zat dengan cairan

interstisial. Dalam waktu 1 menit sekitar 70% cairan plasma bertukaran dengan

cairan interstisial (Subekti, 2010).

Fungsi plasma darah adalah mengangkut sari makanan ke sel-sel serta

membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan serta menghasilkan zat

kekebalan tubuh terhadap penyakit atau zat antibodi (Subekti, 2010). Plasma

darah banyak membawa zat-zat makanan, misalnya: protein, glukosa, lemak , dan

kalsium, kemudian dialirkan ke seluruh bagian tubuh.

Kadar glukosa dalam darah relatif terkendali karena dipertahankan oleh

proses homeostatis dalam tubuh. Homeostatis adalah suatu proses yang terjadi

secara terus-menerus untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap

kondisi lingkungan sekitarnya. Menurut Fanny (2013) homeostatis merupakan

mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi

berbagai kondisi yang dialaminya baik lingkungan luar maupun di dalam

tubuhnya. Homeostatis fisiologis, terjadi melalui 4 cara : (1) Pengaturan diri (self

regulation). Secara otomatis, cara ini terjadi pada orang yang sehat, seperti

pengaturan fungsi organ tubuh. (2) Kompensasi. Tubuh akan cenderung bereaksi

Page 30: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

15

terhadap ketidak normalan dalam tubuh. Contoh : pelebaran pupil untuk

meningkatkan persepsi visual pada saat tubuh mengalami ancaman. (3) Umpan

balik negatif. Cara ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Contoh :

apabila tekanan darah meningkat akan meningkatkan baroseptor. (4) Umpan balik

positif. Untuk mengoreksi ketidak seimbangan fisiologis. Contoh : terjadinya

proses peningkatan denyut jantung untuk membawa darah dan oksigen yang

cukup ke sel tubuh apabila seseorang mengalami hipoksia.

Tingkat perubahan glycaemia dalam proses pertumbuhan dan

pematangan tergantung dari asupan nutrisi, performans produksi, serta perubahan

lingkungan (Nasreldin et al., 1988). Kolesterol berhubungan erat dengan

metabolisme asam empedu , hormon steroid, dan zat-zat lainnya (Griffin, 1992).

Umur juga berpengaruh terhadap perubahan kadar kolesterol (Suchẏ et al., 1999).

Menurut Jerabek et al.(1993) penilaian hematologi dapat meliputi jumlah

eritrosit dan nilai hematokrit darah, sedangkan biokimia darah meliputi kadar

glukosa, kolesterol, dan asam urat. Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan

pengujian terhadap ayam ras petelur dengan parameter seperti ini. Hasilnya dapat

dilihat pada Tabel 1.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya pada Tabel 1, maka dapat

dilihat bahwa terdapat nilai yang cukup bervariasi. Misalnya saja nilai eritrosit

darah yang memiliki kisaran antara 2,08 sampai 3.15 T/l, sedangkan pada

hematokrit kedua peneliti menggunakan satuan yang berbeda sehingga hasil yang

berbeda pula. Pada kadar ASTL 170,6 mg/dL, kolesterol 90-99mg/dL, dan asam

urat 4.86mg/dL. Pada parameter ASTL, kolestrol dan asam urat belum memiliki

Page 31: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

16

peneliti yang membandingkan hal tersebut sehingga belum dapat dibandingkan

seperti parameter lainnya.

Tabel 1.Parameter hematologis dan biokimia darah ayam ras petelur pada

peneliti sebelumnya.

Parameter Selama Bertelur

Jumlah eritrosit (T/l)a 2.27 – 2.52

Jumlah eritrosit (T/l)b 2.16

Jumlah eritrosit (T/l)c 3.15

Jumlah eritrosit (T/l)d 2.08 – 2.27

Hematokrit (l/l)b 0.26

Hematokrit (%)d 28,2 -31,1

ASTL (U/l)g 170,6

Kolesterol (mg/dL)e 90 – 99

Asam Urat (mg/dL)f 4.86

Ket : a = Uko dan Ataja (1996)

b = Strakova et al. (2001)

c = Tumora et al. (2004)

d = Lichovnikova et al. (2002)

e = Denli et al. (2008)

f = Favlik et al. (2007)

g = Matur et al. (2010)

Menurut Strakova et al. (2001) variasi nilai hematokrit dan eritrosit pada

darah dapat diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain strain ayam,

perkandangan, pakan dan lain-lain. Peningkatan jumlah eritrosit saat bertelur

disebabkan oleh aktivitas metabolisme dalam tubuh meningkat, sehingga

diperlukan sel darah dalam jumlah yang lebih banyak untuk mentransportasikan

O2 yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Jumlah sel darah yang meningkat

selama priode bertelur akan meningkatkan nilai hematokrit.

Selain itu adapula indikator lain yakni mengarah pada sel darah

putih/leukosit. Leukosit secara umum berkaitan dengan sistem imun dan

kekebalan tubuh. Namun keterkaitan sel darah putih masih secara umum dan perlu

dilakukan diferensiasi terlebih dahulu (Puvaldopirod dan Thaxton, 2000).

Page 32: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

17

Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol (waxy

steroid) yang ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma

darah. Kolesterol darah merupakan sejenis lipid yang merupakan molekul lemak.

Kolesterol merupakan zat yang berguna untuk menjalankan fungsi tubuh,

kolesterol berasal dari lemak. Selain berguna untuk proses metabolisme,

kolesterol berguna untuk membungkus jaringan saraf, melapisi selaput sel

(Anonim, 2014b). Trigliserida merupakan sejenis lemak yang proporsinya

terbesar pada lemak dalam makanan, merupakan cadangan energi yang disimpan

di dalam jaringan adiposa dan otot. Jika tubuh membutuhkan energi, maka

trigliserida dilepaskan untuk dimetabolisme menjadi energi. Sementara kolesterol

juga merupakan senyawa semacam lemak, terdapat didalam makanan dan didalan

darah. Kolesterol dan trigliserida tidak larut di dalam darah sehingga diperlukan

kendaraan untuk mengangkutnya yaitu lipoprotein (Anonim, 2014b). Asam urat

erat kaitannya dengan urea. Asam urat dan urea merupakan sisa hasil metabolisme

protein, pada keadaan normal asam urat dikeluarkan dari tubuh melalui proses

penyaringan (filtrasi). Adapula parameter yang erat mengkondisikan kesehatan

hati yakni ASTL. ASTL erat kaitannya dengan enzim dalam hati yang berperan

penting dalam sintesis asam amino dan pembentukan asam urat (Stevens, 1996).

Tinggi rendahnya kadar ASTL dalam darah mengindikasikan kelancaran transport

protein dalam darah.

Page 33: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

18

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan

Desember 2013, bertempat di Laboratorium Produksi Ternak Unggas dan

Laboratorium Fisiologi Ternak , Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin.

Materi Penelitian

Bahan utama penelitian ini adalah ayam ras petelur strain Lohman Brown

fase layer sebanyak 72 ekor. Bahan-bahan pendukung antara lain; konsentrat

layer, jagung, dedak, antikoagulan EDTA K3, larutan Hayem, wax, alkohol 70 %,

HCL 0,1 N, aquades, kertas label, kertas saring, cover glass, dan kapas.

Alat yang digunakan antara lain : tabung reaksi, mikrohematokrit,

centrifuge, mikroskop, haemocytometer (terdiri dari pipet dan kamar hitung),

Cobas c111, dan spoit.

Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan secara experiment dengan menggunakan Rancangan

Acak Lengkap (RAL) 3 perlakuan dan 3 ulangan (setiap ulangan terdiri atas 8

ekor ayam sebagai subulangan). Perlakuan yang diterapkan adalah tiga model

pemeliharaan yaitu:

P1 = Sistem pemeliharaan intensif

P2 = Sistem pemeliharaan free-range dengan pola rotational

P3 = Sistem pemeliharaan free-range dengan pola continuous

Page 34: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

19

Prosedur Penelitian

1. Ternak

Dalam penelitian ini ayam yang digunakan sebanyak 72 ekor ayam ras

petelur strain Lohman Brown fase layer berumur 52 minggu. Setiap perlakuan

menggunakan 24 ekor. Pada pemeliharaan intensif, setiap kandang batteray berisi

dua ekor ayam terdiri atas 3 ulangan yang masing-masing terdiri dari 4 kandang

batteray (8 ekor ayam). Pada pemeliharaan secara rotational dan continuous,

masing-masing paddock /eco-shelter ditempatkan 8 ekor, sehingga jumlah ayam

untuk masing-masing sistem pemeliharaan adalah 24 ekor.

2. Paddock

Lahan yang digunakan adalah padang rumput alami yang ditumbuhi oleh

rumput alam dan rumput unggul dan sebagian kecil legum menjalar yang berada

disekitar lokasi perkandangan Laboratorium Ternak Unggas. Lahan di bagi atas

dua pola perlakuan yaitu rotational dan continuous grazing. Setiap perlakuan

dibagi kedalam tiga paddok ulangan yang masing-masing berukuran 4,8 x 9,6 m

(rotational) dan 7 x 7 m (continuous). Setiap paddock continuous diberi pagar

keliling untuk menghindari kemungkinan ayam berpindah ke paddok yang lain

dan sebelum paddock digunakan terlebih dahulu dilakukan pemotongan rumput

untuk mendapatkan tingkat pertumbuhan yang seragam.

3. Kandang dan Fasilitas

Kandang yang digunakan terdiri dari 3 bentuk yang terdiri dari:

(1). Kandang pada sistem pemeliharaan intensif; Kandang yang digunakan adalah

kandang batteray yang berjumlah 12 buah yang masing-masing berukuran 30

Page 35: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

20

x 40 x 40 cm dan dilengkapi dengan tempat makan dan tempat minum.

Kandang batteray ditempatkan dalam postal permanen yang dilengkapi

dengan lampu penerang.

(2). Kandang pada sistem pemeliharaan rotational; Tiga buah kandang

semipermanen (eco-shelter) yang berukuran 2,4 x 2,4 m ditempatkan pada

masing-masing paddock. Kandang berbentuk monitor yang diberi roda dan

terbuat dari balok kayu dengan dinding kawat loket dan atap rumbia. Setiap

kandang dilengkapi dengan tempat makan dan minum serta sangkar untuk

tempat bertelur. Kandang ini merupakan kandang mobile yang akan

dipindahkan didalam paddock setiap 2 hari sekali.

(3). Kandang pada sistem pemeliharaan continuous; Kandang yang digunakan

sebanyak tiga buah yang berukuran 1 x 1 m yang terbuat dari balok kayu dan

atap rumbia serta tidak diberi dinding. Kandang ditempatkan secara

permanen pada bagian tengah setiap paddock ulangan.

Manajemen Pemeliharaan Ternak

Selama penelitian ayam diberi pakan dan air minum serta dilakukan

vaksinasi dan pengobatan (pemberian antibiotik hanya dilakukan pada ayam

dengan sistem pemeliharaan intensif). Pakan yang digunakan adalah campuran

antara jagung, dedak dan konsentrat komersil yang disusun secara isokalori dan

isoprotein sesuai dengan rekomendasi NRC. Ransum yang digunakan disusun

berdasarkan National Research Council (NRC) (Anonim, 1994). Komposisi

ransum dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 36: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

21

Tabel 2. Komposisi Ransum Basal selama Penelitian

Bahan Pakan Komposisi (%)

Konsentrat Layer 33,33

Jagung Kuning 50,00

Dedak 16,67

Protein Kasar 17,6*

*) Dihitung berdasarkan rekomendasi National Research Council (Anonim ,1994).

Jumlah pakan yang diberikan didasarkan pada every day basis (120

g/ekor/hari) yang diberikan pada pagi dan sore hari dengan jumlah yang sama.

Pemberian air minum dilakukan secara ad libitum. Pada pemeliharaan intensif dan

rotational ayam ditempatkan di dalam kandang selama penelitian, sedangkan pada

pemeliharaan secara continuous ayam berada didalam kandang/eco-shelter sesuai

dengan kebutuhannya.

Parameter yang diukur

Pada akhir penelitian (±2 bulan) dilakukan pengambilan sampel darah

sebanyak 2 ekor dari masing-masing unit perlakuan melalui vena brachialis

dengan menggunakan spoit. Darah ditampung dalam tabung yang berisi

antikoagulan.

Parameter yang diamati adalah :

A. Hematologi

1. Nilai Hematokrit

Darah dimasukkan ke dalam mikrokapiler hematokrit sampai 4/5 bagian

pipa kapiler. Ujung mikrokapiler disumbat dengan wax. Pipa-pipa kapiler

Page 37: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

22

dimasukkan ke dalam centrifuge kemudian di setel dengan kecepatan 2500-

4000 rpm selama ±15 menit. Nilai hematokrit ditentukan dengan

menggunakan alat baca mikrohematokrit (Anonim, 2005).

2. Jumlah Sel Darah Merah

Darah dihisap dengan pipet eritosit sampai batas 0,5. Kemudian

dicampur dengan pelarut Rees and Ecker sampai dengan batas 101 yang

tertera pada pipet. Isi pipet dikocok dengan membuat gerakan angka 8 atau

alat pengocok, agar yang tercampur hanya larutan yang berada pada bagian

pipet yang membesar saja. Cairan dimasukkan ke kamar hitung kemudian

dilakukan penghitungan di bawah mikroskop (Anonim, 2005).

3. Jumlah Sel Darah Putih

Darah dihisap dengan pipet sampai batas 0,5. Kemudian dicampur dengan

pelarut Turk sampai dengan batas 101 yang tertera pada pipet. Isi pipet

dikocok dengan membuat gerakan angka 8 atau alat pengocok, agar yang

tercampur hanya larutan yang berada pada bagian pipet yang membesar saja.

Cairan dimasukkan ke kamar hitung kemudian dilakukan penghitungan di

bawah mikroskop (Anonim, 2005).

B. Biokimia Darah

1.Kadar Kolesterol

Kadar kolesterol diukur menggunakan alat Cobas c111. Penentuan nilai

kolesterol berdasar pada metode Enzimatik Colorimetrik. Reaksinya adalah

sebagai berikut ( Anonim, 2009 b

);

Page 38: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

23

Cholesterol esters + H2O Cholesterol + RCOOH

Cholesterol + O2

Cholest-4-en-3-one + H2O2

2H2O2 + 4-AAP + Phenol

Quinone-imine dye + 4H2O

2. Kadar Asam Urat (Uric Acid)

Kadar asam urat diukur menggunakan alat Cobas c111. Penentuan

nilai asam urat berdasar pada metode Enzimatik Colorimetrik. Reaksinya

adalah sebagai berikut ( Anonim, 2011 b

);

Uric acid + 2H2O + O2 Allantoin + CO2+H2O2

2H2O2 + H+ + TOOS

a+4-Aminophenazone

Quinone-diimine dye + 4H2O

3. Kadar ASTL (Asparate aminotransferase )

Kadar ASTL diukur menggunakan alat Cobas c 111. Penentuan nilai

ASTL mengikuti rekomendasi IFCC, tapi telah di optimalisasikan pada

performans dan stabilitasnya. Reaksinya adalah sebagai berikut (Anonim,

2011 a);

L-Aspartate + 2-oxoglutarate oxaloacetate + L-glutamate

Cholesterol Oxy Dye

Cholesterol Ester

Phenol Oxy Dye

Uricase

Peroxidase

Aspartate

Page 39: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

24

Oxaloacetate + NADH + H+

L-malate + NAD+

4. Kadar Trigliserida

Kadar Trigliserida diukur menggunakan alat Cobas c111. Penentuan

kadar trigliserida berdasar pada metode Enzimatik Colorimetrik adalah

sebagai berikut(Anonim,2014c)

Glycerol + ATP Glycerol -3- phosphate+ADP

Glycerol -3- phosphate + O2 glycerol-3-P

Oxydase Dyhidroxyacetone +

phosphate +H2O2

2H2O2 4 Aminophenazone + 4-chlorophenol Peroxydase

Quinone imine +H2O

+ HCL

5. Kadar Urea

Kadar Urea diukur menggunakan alat Cobas c111. Penentuan kadar

urea berdasar pada metode Enzimatik Colorimetrik (Anonim, 2014c).

urease

Urea + 2H2O -------------->2NH4+ + 2HCO3

+ GLDH

2-Oxoglutarate + NH4+ + NADH ------------> L-Glutamate + NAD+H2O

Analisa Data

MDH

(malate dehydrogenase)

Page 40: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

25

Data yang diperoleh dianalisis ragam berdasarkan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan menggunakan Program SPSS. Model matematik yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Yi j = μ + αi + εij i = 1,2,3

j = 1,2,3

keterangan:

Yij = Nilai parameter taraf ke i dan pada ulangan ke j.

μ = Nilai tengah umum

αi = Pengaruh perlakuan pada taraf ke i

εij = Pengaruh galat dari satuan percobaan ke-j yang memperoleh

perlakuan ke-i

Apabila perlakuan nyata terhadap perubah yang diukur maka

dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) (Gaspersz,1991).

Page 41: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

26

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hematologi

Nilai Hematokrit

Nilai hematokrit atau packed cell volume adalah suatu istilah yang

artinya persentase (berdasar volume) dari darah yang terdiri dari sel darah

merah (Frandson, 1996). Nilai hematokrit ayam ras petelur yang dipelihara

pada sistem pemeliharaan intensif dan free-range pola rotational dan

continuous dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Nilai Hematokrit Darah Ayam Ras Petelur Lohman Brown yang

Dipelihara pada Sistem Pemeliharaan Intensif dan Free-range

Pola Continuous dan Rotational

Hasil yang diperoleh dari perhitungan nilai hematokrit pada Gambar 1

mengindikasikan bahwa rata-rata nilai hematokrit pada tiap perlakuan

cenderung sama baik intensif, continuous, dan rotational, sehingga pada hasil

0

5

10

15

20

25

30

Intensif Rotational Continous

24 23.33 24

Nila

i He

mat

okr

it (

%)

Page 42: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

27

analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan sistem pemeliharaan tidak

memberi pengaruh yang nyata terhadap nilai hematokrit ayam ras petelur.

Nilai hematokrit yang terdapat pada Gambar 1 berkisar antara 23,3 –

24%. Nilai yang diperoleh pada penelitian ini yang menggunakan ayam ras

petelur strain Lohman brown lebih rendah dibandingkan dengan ayam ras

petelur strain Isa Brown pada umur 52-75 minggu dengan nilai antara 27,00 -

32,00% (Lichovnikova et al., 2002), ayam ras petelur strain Moravia umur 25-

50 minggu dengan nilai 26-36% (Suchẏ et al., 2004). Nilai yang bervariasi ini

kemungkinan disebabkan oleh perbedaan strain dan sistem perkandangan

/pemeliharaan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Lichovnikova et al. (2002) dan

Suchẏ et al. (2004) menggunakan sistem pemeliharaan intensif. Ayam yang

dipelihara dengan sistem pemeliharaan intensif memiliki keterbatasan dalam

bergerak sehingga reproduksi sel darah merah cenderung lambat/sedikit

sehingga proses metabolisme dalam tubuh lebih rendah. Sel darah merah

inilah yang akan mempengaruhi nilai hematokrit.

Nilai hematokrit berkaitan erat dengan jumlah eritrosit/sel darah merah

dalam tubuh. Nilai hematokrit secara umum juga menjadi indikator penentuan

kemampuan darah dalam mengangkut oksigen (O2) yang biasa dikenal dengan

istilah Oxygen Carrying Capacity. Nilai hematokrit dalam tubuh ternak dapat

mengalami penurunan dan peningkatan yang disebabkan oleh kondisi tubuh

ayam itu sendiri atau yang biasa disebut homeostatis (Davey et. al., 2000).

Page 43: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

28

Penurunan nilai hematokrit selama fase produksi juga disebabkan oleh

beberapa faktor lain, yakni tingkat stres oleh pengaruh nutrisi dan temperatur,

dehidrasi, maupun parasit dalam darah (Challenger et al., 2001).

Jumlah Eritrosit

Eritrosit atau sel darah merah pada unggas memiliki ukuran yang lebih

besar dan daur hidup yang lebih lama. Ukurannya bervariasi tergantung dari

spesiesnya. Ukuran yang lebih besar terkait dengan jumlah molekul globin

yang mampu dibawa dalam satu sel darah merah (Gunnarson, 2012). Jumlah

eritrosit/sel darah merah ayam ras petelur yang dipelihara pada sistem

pemeliharaan intensif dan free-range pola rotational dan continuous dapat

dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Jumlah Eritrosit/Sel Darah Merah Ayam Ras Petelur Lohman

Brown yang di pelihara pada sistem pemeliharaan intensif dan

free-range pola continuous dan rotational

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

Intensif Rotational Continous

4.37

6.91

6.37

Jum

lah

Eri

tro

sit

(T/l

)

Page 44: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

29

Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah eritrosit/sel darah

merah ayam ras petelur pada sistem pemeliharaan intensif dan free-range sel

darah merah lebih banyak di produksi oleh ayam yang dipelihara pada sistem

pemeliharaan free range baik continous maupun rotational. Walaupun secara

statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang nyata antara

perlakuan sistem pemeliharaan terhadap jumlah eritrosit ayam ras petelur

tersebut.

Jumlah eritrosit/sel darah merah pada Gambar 2 berkisar antara 4,37 –

6,91T/l. Pada sistem pemeliharaan free-range pola rotational menghasilkan

jumlah eritrosit sebanyak 6,91T/l dan 6,37T/l pada pola continous. Nilai yang

dihasilkan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Straková et al. (2001) yakni jumlah eritrosit sebanyak 2,16 T/l, Uko dan Ataja

(1996) mendapatkan jumlah eritrosit sekitar 2,27-2,52 T/l, dan oleh Pavlik dan

Lichovnikova (2011) sebanyak 2,99 T/l pada strain Isa brown serta 3,15 T/l

oleh Tůmovà et al. (2004).

Perbedaan jumlah eritrosit kemungkinan disebabkan oleh adanya

perbedaan strain ayam yang digunakan dan juga mungkin disebabkan oleh

perbedaan pada sistem pemeliharannya. Penelitian yang dilakukan oleh

Straková et al. (2001), Uko dan Ataja (1996), dan Tůmovà et al. (2004)

menggunakan sistem pemeliharaan intensif dan berada pada kondisi

kelembapan cukup tinggi yakni sekitar 70-75%, sehingga hasil yang diperoleh

lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan.

Page 45: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

30

Ayam ras petelur yang di pelihara pada sistem pemeliharaan free range

pola rotational memiliki jumlah eritrosit yang lebih tinggi dikarenakan ayam

tersebut lebih banyak bergerak dan memiliki lahan yang cukup luas untuk

beraktivitas. Aktivitas yang lebih banyak membutuhkan energi yang lebih

banyak pula, energi yang banyak akan dihasilkan jika kebutuhan nutrisi dalam

tubuh tercukupi sehingga untuk melakukan hal tersebut tubuh secara otomatis

memproduksi lebih banyak sel darah merah/eritrosit. Sel darah merah yang

meningkat menunjukkan tingkat metabolisme yang tinggi pada unggas

sehingga sel darah merah cepat mati dan kembali bersiklus (Sturkie, 1976).

Jumlah sel darah ternyata tidak berpengaruh terhadap nilai hematokrit.

Walaupun secara umum nilai hematokrit adalah persentase dari sel darah

merah. Salah satu hal yang mengakibatkan rendahnya nilai hematokrit adalah

konstannya jumlah sel darah merah pada saat volume plasma semakin

meningkat (Challenger et al., 2001).

Jumlah Leukosit

Leukosit atau yang biasa dikenal dengan sel darah putih yang beredar di

sistem peredaran tubuh manusia merupakan sel yang membentuk komponen

darah. Jumlah leukosit/sel darah putih pada ayam ras petelur yang dipelihara

pada sistem pemeliharaan intensif dan free-range pola rotational dan

continuous dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 46: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

31

Gambar 3. Jumlah Leukosit/Sel Darah Putih Ayam Ras Petelur Lohman

Brown yang Dipelihara pada Sistem Pemeliharaan Intensif dan

Free-range Pola Continuous dan Rotational

Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah leukosit/sel darah

putih ayam ras petelur yang dipelihara pada sistem pemeliharaan intensif dan

free range yaitu sel darah putih lebih banyak di produksi oleh ayam yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan free range baik pola continous maupun

rotational. Walaupun secara analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan

tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah leukosit/sel darah putih pada ayam

ras petelur starin Lohman Brown.

Jumlah leukosit/sel darah putih pada Gambar 3 berkisar antara 0,000417

T/l – 0,000525 T/l, menunjukkan bahwa jumlah leukosit yang tinggi pada

ayam yang dipelihara dengan sistem free range pola rotational dan

continuous. Hal ini disebabkan oleh perbedaan pada sistem pemeliharaan

-

0.000100

0.000200

0.000300

0.000400

0.000500

0.000600

Intensif Rotational Continous

0.000417

0.000525 0.000500

Jum

lah

Le

uko

sit

(T/I

)

Page 47: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

32

khususnya tingkat higienitas kandang ayam yang dipelihara pada sistem

pemeliharaan intensif sebab menggunakan kandang batteray.

Pada ayam yang dipelihara dengan sistem intensif memiliki kandang

yang bersih, terpisah antara feses dan ayam sehingga ayam hanya

menghasilkan sedikit sel darah putih. Oleh karena tubuh hanya merespon

sedikit gangguan dari benda asing (bakteri, virus dan organisme lainnya).

Sebaliknya ayam yang dipelihara dengan sistem free-range memiliki

kebebasan baik dalam hal memakan makanan maupun tempat bersarang.

Sehingga apabila tubuh merespon ada benda asing seperti bakteri maupun

virus yang masuk maka secara otomatis tubuh akan mengeluarkan lebih

banyak leukosit untuk mengantisipasi hal tersebut. Peningkatan jumlah

leukosit pada ayam yang banyak bergerak disebabkan aktivitas hormon

glukokortikoid (Hillman et al., 2000).

B. Biokimia Darah

Kadar Kolesterol

Kolesterol merupakan salah satu komponen yang penting di dalam tubuh

makhluk hidup. Pada ayam khususnya ayam ras petelur kadar kolesterol dalam

plasma darah sangat menentukan tingkat kesehatannya. Kadar kolesterol

dalam darah ayam ras petelur yang dipelihara pada sistem pemeliharaan

intensif dan free-range pola rotational dan continuous dapat dilihat pada

Gambar 4.

Page 48: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

33

Gambar 4. Kadar Kolesterol Darah pada Ayam Ras Petelur Lohman Brown

yang Dipelihara pada Sistem Pemeliharaan Intensif dan Free-

range pola continuous dan rotational

Hasil yang diperoleh dari pengukuran kadar kolesterol pada Gambar 4

mengindikasikan bahwa rata-rata kolesterol lebih tinggi pada sistem

pemeliharaan intensif, dan kadar kolesterol yang lebih rendah pada sistem

pemeliharaan free-range pola rotational dan continuous. Walaupun hasil

analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata

terhadap kadar kolsterol ayam petelur fase layer.

Kadar kolesterol dalam darah ayam ras petelur pada Gambar 4 berkisar

antara 78,70 – 95,84mg/dL. Pada sistem pemeliharaan free range pola

rotational menghasilkan kadar kolesterol 81,35mg/dL dan 78,70mg/dL pada

pola continous. Pada sistem pemeliharaan intensif kadar kolesterol cenderung

tinggi. Begitupula pada penelitian yang dilakukan oleh Denli et al. (2008)

yang berkisar antara 90 - 99mg/dL. Kadar kolesterol rendah pada sistem

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

Intensif Rotational Continous

95.84

81.35 78.70

Ko

lest

ero

l (m

g/d

L)

Page 49: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

34

pemeliharaan free-range baik rotational maupun continuous juga terjadi pada

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Máchal (2000) yakni berkisar

antara 45,36 mg/dL sampai 74,16 mg/dL, pada tiga strain ayam yang berbeda

(BPR (Bared Plymouth Rock), dan RIR (Rode Island Rade), yang berumur 51

minggu, sementara Tůmová et al. (2004) memperoleh level kolesterol antara

43,14 – 111,24 mg/dL pada ayam strain Hisex Brown yang berumur 44

minggu.

Ayam yang dipelihara pada sistem free-range memiliki kadar kolesterol

rendah dibandingkan ayam yang dipelihara pada sistem pemeliharaan intensif

kemungkinan disebabkan oleh kondisi dari ayam tersebut yang lebih banyak

beraktifitas. Aktivitas yang lebih banyak menyebabkan semakin banyak

pembakaran lemak. Kolesterol sendiri berkaitan dengan perlemakan, sebab

kolesterol adalah salah satu jenis lemak selain trigliserida (Anonim, 2014b).

Kadar Asam Urat

Asam urat merupakan sisa hasil metabolisme protein, pada keadaan

normal, asam urat dikeluarkan dari tubuh melalui proses penyaringan (filtrasi)

darah oleh ginjal kemudian diekresikan. Kadar asam urat dalam plasma darah

ayam ras petelur yang dipelihara pada sistem pemeliharaan intensif dan free-

range pola rotational dan continuous dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 50: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

35

Gambar 5. Kadar Asam Urat Dalam Darah Ayam Ras Petelur Lohman Brown

yang Dipelihara pada Sistem Pemeliharaan Intensif dan Free-

range pola continuous dan rotational a-b

menunjukkan pengaruh

yang nyata pada sistem pemeliharaan yang berbeda (P < 0,05).

Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata kadar asam urat dalam

plasma darah ayam ras petelur yang dipelihara pada sistem pemeliharaan free-

range khususnya pola continuous secara statistik/analisis ragam menunjukkan

nyata lebih rendah (P<0,05) dibandingkan dengan ayam pada sistem

pemeliharaan intensif, namun tidak berbeda nyata dengan pola rotational.

Kadar asam urat dalam plasma darah ayam ras petelur pada Gambar 5

berkisar antara 2,40 – 4,11mg/dL. Ayam yang dipelihara pada sistem

pemeliharaan intensif 4,11 dan sistem pemeliharaan free-range pola rotational

kadar asam urat 3,55mg/dL dan 2,40mg/dL pada pola continuous. Nilai yang

dihasilkan lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Favlik et al, (2007) yang melaporkan kadar asam urat ayam

ras petelur strain Isa Brown yang berumur 75 minggu adalah 4,86mg/dL.

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

Intensif Rotational Continous

4.11b

3.55ab

2.40a

Asa

m U

rat

(mg/

dL)

Page 51: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

36

Asam urat merupakan indikasi penggunaan asam amino. Kadar asam

urat yang tinggi di dalam darah akan menstimulasi terbentuknya endapan

kristal monosodium urat yang terkumpul di dalam sendi maupun dalam organ

ginjal.. Asam urat dalam darah merupakan indikasi aktivitas protein.

Konsentrasi asam urat dalam serum merupakan indeks dari metabolisme

protein (Stevens, 1996).

Kadar ASTL (Asparate Aminotransferase)

ASTL (Asparate Aminotransferase) merupakan enzim yang menjadi

salah satu indikator kesehatan hati. Kadar ASTL dalam plasma darah ayam

ras petelur yang dipelihara pada sistem pemeliharaan intensif dan free-range

pola rotational dan continuous dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Kadar ASTL Dalam Darah Ayam Ras Petelur Lohman Brown

yang Dipelihara pada Sistem Pemeliharaan Intensif dan Free-

range Pola Continuous dan Rotational

-

25.00

50.00

75.00

100.00

125.00

150.00

175.00

200.00

Intensif Rotational Continous

165.10 171.10

185.79

AST

L (U

/l)

Page 52: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

37

Hasil yang diperoleh dari pengukuran kadar ASTL pada Gambar 6

mengindikasikan bahwa rata-rata kadar ASTL lebih tinggi pada ayam yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan free range khususnya continuous dan

terendah pada sistem pemeliharaan intensif. Walaupun secara statistik/analisis

ragam menunjukkan bahwa perlakuan sistem pemeliharaan tidak memberi

pengaruh yang nyata terhadap kadar ASTL ayam ras petelur.

Kadar ASTL dalam plasma darah ayam ras petelur pada Gambar 6

berkisar antara 165,10 – 185,79U/I. Pada sistem pemeliharaan free-range pola

rotational menghasilkan kadar ASTL 171,10U/I dan 185,79U/l pada pola

continuous. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Denli et. al.,(2008)

pada ayam petelur strain Hisex Brown berumur 47 minggu memiliki kadar

ASTL 170,6 U/l, oleh Matur et al., (2010) kadar ASTL 248,3 U/l pada ayam

strain Ross 308 berumur 58 minggu.

ASTL (Asparate Aminotransferase) erat kaitannya dengan kinerja hati.

Konsentrasi ASTL juga mengindikasikan kesehatan hati ayam. Ayam yang

stres atau dalam kondisi cekaman cenderung memiliki kadar ASTL yang

rendah, hal ini disebabkan kinerja enzim-enzim hati kurang maksimal. Ernadi

dan Kermanshahi (2007) mengungkapkan bahwa enzim-enzim yang bekerja di

hati seperti aspartate amino-transfarase (ASTL) secara langsung maupun

tidak langsung mencerminkan kondisi kesehatan hati.

ASTL erat kaitannya dengan enzim dalam hati yang berperan penting

dalam sintesis asam amino dan pembentukan asam urat (Stevens, 1996).

Tinggi rendahnya kadar ASTL dalam darah mengindikasikan kelancaran

Page 53: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

38

transport protein dalam darah. Ayam yang dipelihara pada sistem free-range

memiliki kadar ASTL lebih tinggi sehingga dapat dikatakan ayam tersebut

lebih sehat jika dibandingkan dengan sistem pemeliharaan intensif.

Kadar Trigliserida

Trigliserida erat kaitannya dengan kolesterol. Trigliserida merupakan

jenis lemak yang dapat ditemukan dalam darah dan merupakan hasil uraian

tubuh pada makanan yang mengandung lemak dan kolesterol yang telah

dikonsumsi dan masuk ke tubuh serta juga dibentuk di hati. Kadar Trigliserida

dalam darah pada ayam ras petelur yang dipelihara pada sistem pemeliharaan

free-range pola rotational dan continuous dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Kadar Trigliserida Dalam Darah Ayam Ras Petelur Lohman Brown

yang Dipelihara pada Sistem Pemeliharaan Intensif dan Free-

range Pola Continuous dan Rotational

Pada Gambar 7 menunjukkan bahwa rata-rata kadar trigliserida dalam

darah ayam ras petelur pada sistem pemeliharaan intensif memiliki kadar

-

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

700.00

800.00

900.00

1,000.00

Intensif Rotational Continous

883.68

851.10 850.75

Trig

lise

rid

a (m

g/d

L)

Page 54: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

39

trigliserida tertinggi jika dibandingkan dengan sistem free-range pola

rotational dan continuous. Namun hasil analisis ragam tidak menunjukkan

pengaruh yang nyata antara sistem pemeliharaan yang berbeda terhadap ayam

ras petelur.

Kadar trigliserida dalam darah ayam ras petelur pada Gambar 7 berkisar

antara 850,75 – 883,68mg/dL. Pada sistem pemeliharaan intensif kadar

trigliserida 883,68mg/dL dan sistem pemeliharaan free range pola rotational

menghasilkan kadar trigliserida 851,10mg/dL dan 850,75mg/dL pada pola

continuous. Pada sistem pemeliharaan intensif kadar trigliserida lebih tinggi.

Trigliserida erat kaitannya dengan perlemakan. Sedangkan ayam yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan intensif memiliki aktifitas yang terbatas

sehingga lebih banyak terjadi penimbunan lemak.

Setelah mengalami proses di dalam tubuh, trigliserida ini akan diserap

usus dan masuk ke dalam plasma darah yang kemudian akan disalurkan ke

seluruh jaringan tubuh dalam bentuk klomikron. Sementara itu, trigliserida

yang berada di luar hati dan berada dalam jaringan misalnya jaringan

pembuluh darah, otot, jaringan lemak akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein

lipase. Asupan makanan yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi

dapat meningkatkan efek trigliserida di dalam tubuh ayam (Anonim, 2014b).

Pada hasil yang diperoleh kadar trigliserida tinggi pada perlakuan

intensif, dikaitkan dengan parameter sebelumnya mengenai kolesterol juga

menemukan hasil serupa yakni kolesterol tinggi terdapat pada ayam yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan intensif. Trigliserida erat kaitannya

Page 55: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

40

dengan kolesterol. Jika kadar trigliserida meningkat, maka kadar kolesterol

pun akan meningkat pula (Anonim, 2014b).

Proses pencernaan lemak dari makanan selain menghasilkan kolesterol

juga menghasilkan trigliserida dan lemak bebas. semua lemak ini akan diserap

oleh tubuh melalui usus ke dalam darah. Keberadaan kolesterol dan

trigliserida dalam darah memang sangat dibutuhkan oleh tubuh (Zulfikar,

2010).

Kadar Urea

Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon,

hidrogen, oksigen dan nitrogen. Urea dalam darah berasal dari penguraian

protein, terutama protein yang berasal dari makanan. Kadar urea dalam darah

ayam ras petelur pada sistem pemeliharaan intensif dan free-range pola

rotational dan continuous dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Kadar Urea Dalam Darah Ayam Ras Petelur Lohman Brown

yang Dipelihara pada Sistem Pemeliharaan Intensif dan Free-

range pola continuous dan rotational

-

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

Intensif Rotational Continous

0.44

0.71

0.59

Ure

a (m

g/d

L)

Page 56: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

41

Pada Gambar 8 menunjukkan bahwa rata-rata kadar urea dalam darah

ayam ras petelur yang dipelihara pada sistem pemeliharaan intensif dan free-

range kadar urea yang lebih banyak terdapat pada sistem free-range pola

rotational dan terendah terdapat pada ayam yang dipelihara pada sistem

pemeliharaan intensif. Walaupun hasil analisis ragam menunjukkan bahwa

tidak terdapat pengaruh yang nyata antara perlakuan yang berbeda terhadap

kadar urea ayam ras petelur tersebut.

Kadar urea dalam darah ayam ras petelur pada Gambar 8 berkisar antara

0,44 – 0,71mg/dL. Pada sistem pemeliharaan free range pola rotational

menghasilkan kadar trigliserida 0,71mg/dL dan 0,59mg/dL pada pola

continous. Pada sistem pemeliharaan intensif kadar urea lebih rendah yakni

0,44mg/dL. Urea merupakan zat diuretik higroskopik dengan menyerap air

dari plasma darah. Menurut Ronald (2004) urea adalah sisa akhir metabolisme

protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati

dan diekskresikan tiap hari. Ditambahkan pula oleh Husada (2013) bahwa urea

berasal dari makanan yang mengandung protein. Rendah tingginya kadar urea

dalam darah mencerminkan rendahnya protein dalam makanan atau ekspansi

volume plasma darah.

Page 57: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

42

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa sistem pemeliharaan intensif dan free-range pola rotational

dan continuous tidak berpengaruh terhadap parameter hematologi dan biokimia

darah, tetapi terdapat kecendrungan bahwa ayam ras petelur yang dipelihara

dengan sistem free-range pola rotational maupun continuous memperlihatkan

respon yang lebih baik pada semua parameter hematologi maupun biokimia darah

dibandingkan dengan ayam yang dipelihara dengan sistem pemeliharaan intensif

khususnya pada musim kemarau.

Saran

Diperlukan kajian lebih lanjut mengenai status hematologi dan biokimia

darah ayam ras petelur strain Lohman Brown yang dipelihara pada sistem

pemeliharaan intensif dan free-range yang dipelihara pada musim hujan.

Page 58: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

43

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1994. National Research Council/Nutrient Requirements of Poultry. 9th

ed. National Academy Press, Washington, DC.

Anonim, 1999. European Comission Health and Consumer. Council directive

1999/74/EC. Brussels.

Anonim. 2005. Penuntun Praktikum Fisiologi Eksperimental. Bogor: FKH IPB.

Anonim. 2009a. Tips memelihara ayam petelur. http:// www. Peternakan. com/

tip/ayam/topic01.html. Diakses tanggal 20 Agustus 2013

Anonim. 2009b. Test Principle of cholesterol gen.2. Roche Diagnostics.

Indianapolis. USA.

Anonim. 2011a. Test Principle of Aspartate Aminotrasferase with or without

pyridoxal phosphate activation of Cobas. Roche Diagnostics. Indianapolis.

USA.

Anonim. 2011b. Test principle of uric acid ver.2 of Cobas. Roche Diagnostics.

Indianapolis. USA

Anonim. 2012. Introduction to hematology. http:// www. vetmed. wsu. edu/

ClientED /lab . asp. Diakses tanggal 20 Agustus 2013

Anonim. 2013a. Cara Beternak Sistem Intensif. http;// www. cara_ beternak.

com/search/sistem-pemeliharaan-secara-semi-intensif-ternaksapi-bali/

Anonim . 2013b. Hematocrit (Hct). http:// sidedoang.blogspot.com/ 2013/ 01/

hematocrit-hct-.html/m=1 diakses pada tanggal 20 Agustus 2013

Anonim. 2014a. Pengukuran Jumlah Eritrosit, Leukosit, dan Hemoglobin.

http:// swastika- oktavia. blogspot. com/2011/10/ pengukuran - jumlah

eritrosit-leukosit.html diakses pada tanggal 30 januari 2014

Anonim. 2014b. Trigliserida dan Kolesterol. http://www.deherba.com/apakah-itu-

trigliserida.html diakses pada tanggal 30 januari 2014

Anonim. 2014c. Laporan Akhir Praktikum Analisis Trigliserida. http://www.

laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/d.html di akses tanggal 30

januari 2014

Page 59: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

44

Bell, D.D. 2002. Anatomy of The Chicken. In: Bell, D.D and W. D. Weaver Jr.,

Editor. Commercial Chicken Meat and Egg Production. Fifth edition.

USA: Springer Science Business Media, Inc.

Berne, R. M., and M. N. Levy. 1992. Physiology. Mosby, St. Louis, MO.

Bogossavijevic-Boskovic, S., V.Kurcubic, M. Petrovic, and V.Radovic. 2006.

The effect of season and rearing systems on meat quality traits. Czech

Journal of Animal Science 51(8), 369-374.

Castellini, C., C. Mugnai, and A.Dal Bosco.2002. Effect of organic production

system on broiler carcass and meat quality. Meat Science 60, 219-225.

Challenger, W. O., T. D. Williams, J. K. Christians, and F. Vezina. 2001.

Follicular development and plasma yolk precursor dynamics through the

laying cycle in the European starling (Sturnus vulgaris). Physiol. Biochem.

Zool. 74, 356-365.

Colville T, and J. M. Bassert. 2008. Clinical Anatomy & Physiology for

Veterinary Technician. Missouri: Elsevier.

Cunningham, J. G. 2002. Textbook of Veterinary Physiology. USA: Saunders

Company.

Davey, C., Lill, A. and Baldwin, J. 2000. Variation during breeding in parameters

that influence blood oxygen carrying capacity in shearwaters. Aust. J.

Zool. 48, 347-356.

Denli, M., J. C. Blandon, M. E. Guynot, S. Salado, and J. F. Perez. 2008.

Efficacy of a new Ochratoxin-binding Agent (OcraTox) to counteract the

deleterious effects of achratoxin A in laying hens. Poult. Sci. 87:2266-

2272.

Ernadi, M. and H. Kermanshahi. 2007. Effect of turmenic rhizome powder on the

activity of some blood enzyme in broiler chicken. Int. J. Poult. Sci. 6 (1):

48-51.

Fanatico A.C., P.B. Pillai, L.C. Cavitt, J.L. Emmert, J. F. Meullenet, and C.M.

Owens. 2006. Evaluation of slower-growing genotypes grown with and

without outdoor access: sensory attributes. Poultry Science 85, 337-343.

Fanny. 2013. Homeostatis. http:// fanfanfani. wordpress. com/ 2010/ 11/ 30/

homeostatis-dan-homeodinamis/ Diakses tanggal 20 Agustus 2013

Page 60: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

45

Favlík, A., M. Pokludovà, D. Zapletal, and P. Jelínek. 2007. Effects of housing

system on biochemical of blood plasma in laying hens. Acta Vet. Brno

2007, 76:339-347

Frandson, R. D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta.

Gaspersz, 1991 Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Tarsito. Bandung.

Griffin, H. D. 1992. Manipulation of egg yolk cholesterol – a physiologists view.

Worlds Poult Sci J. 48:101-112.

Gunnarson, M. 2012. Avian hematology. Institute for Clinical Chemistry Swedish

Agricultural University. Swedish.

Guyton dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Irawati Stiawan,

penerjemah. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Textbook of Medical

Physiology.

Hillman, P.E., Scot, N.R., A. van Tienhoven, 2000. Physiological, Responses and

Adaptations to Hot and Cold Environments. Di dalam Yousef MK, editor.

Stress Physiology in Livestock. Volume 3, Pultry. Florida: CRC Pr. hal:

1-71.

Husada, Dyan. 2013. Penentuan Kadar Urea Dalam Darah. http://www.

dianwidyadianhusada.blogspot.com/2013/05/penentuan-kadar-urea-

darah.html diakses tanggal 30 januari 2014

Jain, N. C. 1993. Essential of Veterinary Hematology. Philadelphia: Lea and

Febiger.

Jerabek S., P, Suchy., J, Illek., E, Strakova ., and Zelenka J. 1993 .

Haematological and some biochemical parameters of the blood of hens

with damaged and integral shells. Zivoc. Vyr. 38: 145-151.

Jin, L.Z., Y.W. Ho, N. Abdullah and S. Jalaludin. 1997. Probiotics in Poultry :

Modes of Action. Worlds Poultry Sci. J. 53 (4) : 351 – 368

Lichovníková M., L. Zeman, D. Klecker, M. Fialová. 2002. The effect of the long

term administration of dietary lipase on the performance of laying hens.

Czech J. Anim. Sci., 47, 141–145.

Lomu, M.A., P.C. Glatz and Y.J. Ru , 2004. Metabolizable energy of crop

contents in free-range hens. Int. J. Poultry. Science., 3: 728-732.

Page 61: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

46

Máchal, L. 2000. The levels of plasma cholesterol and total lipids in different egg-

type hens during the laying period. J. Anim. Feed Sci., 9, 687–696.

Mary. 2009. Nilai hematokrit. www. iccagagah. blogspot. com / 2009 / 05/

hematokrit.html. di akses tanggal 20 Agustus 2013.

Matur, E., E. Ergul, I. Akyazi, E. Eraslan, and Z. T. Cirakli. 2010. The effects of

Saccharomyces cerevisiae extract on the weight of some organs, liver,

and pancreatic digestive enzyme activity in breeder hen fed diets

contaminated with alfatoxins. Poult. Sci. 89:2213-2220.

Meyer, D. J, J. W. Harvey. 2004. Veterinary Laboratory Medicine: Interpretation

and Diagnosis. Third Edition. St. Louis: Saunders.

Nasreldin, R. A., A. A. Yousef, M. F. Mahmoud, and I. A. Ibrahim. 1988.

Thyroid-hormones, glucose, total lipids and total protein in blood serum

before and during laying in hisex-brown chicken. J. Anim. Physiol.

Anim. Nutr. 59:167-170.

Pavlik, A., and M. Lichovnikova. 2011. Hematological indicators of laying hens

kept in different housing systems. Proceedings. 46th Croatian and 6th

International Symposium on Agriculture. Opatija. Croatia (872-875).

Pavlovski Z., Z. Skrabic, M. Lukic, V.L. Petricevic,and S. Trenkovski, 2009.

The effect of genotype and housing system on production results of

fattening chickens. Biotechnology in Animal Husbandry 25(2-4), 221-

229.

Pištěková,V., M. Hovorka, V. Večerek, E. Straková, and P. Suchý. 2006. The

quality comparison of eggs laid by laying hens kept in battery cages and

in a deep litter system. University of Veterinary and Pharmaceutical

Sciences, Brno, Czech Republic. Czech J. Anim. Sci., 51, 2006 (7): 318–

325

Puvadolpirod, S. and J.P. Thaxton. 2000. Model of physiological stress in

chickens : response parameters.

Rasyaf, M. 2007. Manajemen Peternakan Ayam. Penebar Swadaya. Jakarta

Ronald, A. Sacher, 2004, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Santoso. U. 2012. Mari Menciptakan Ayam organic. http;// uripsantoso.

Wordpress.com Diakses tanggal 20 Agustus 2013

Page 62: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

47

Scanes, C. G, G. Brant, and M. E. Ensminger. 2004. Poultry Science. Fourth

edition. Food Products Press. An Imprint of the Haworth Press, Inc. New

York.

Sosnowka-Czajka, E., I. Skomorucha, E. Herbut, and R. Muchaka R. 2007.

Effect of management systems and flock size on the behavior of broiler

chickens. Annals of Animal Science 7(2), 329-335.

Stevens, L. 1996. Avian Biochemistry and Molecular Biology. Cambridge

University Press. United Kingdom.

Straková, E., V. Večerek, P. Suchý,and P. Křesala. 2001. Red and white blood-

cell analysis in hens during the laying period. Czech J. Anim. Sci., 46,

388–392.

Sturkie, P. D. 1976. Avian Physiology Third Edition. Springer Verlag. New York.

Subekti, H. 2010. Plasma Darah. http:// sanggarsains. blogspot. com /2010 /05/

plasma-darah.html. Diakses tanggal 20 Agustus 2013.

Suchẏ, P., E. Strakovà, and A. Hrubẏ. 1999. Variations in cholesterol

concentration in the blood plasma of hens throughout the laying period.

Czech J Anim Sci. 44 : 109-111.

Suchẏ,P., E. Strakovă, B. Jarka, J. Thiemel, and V. Večerak. 2004. Different

between metabolic profiles of egg-type and meat-type hybrid hens. Czech

J. Anim. Sci. 8: 323-328.

Sundrum , A. 2005. Possibilities and limitation of protein supply in organic

poultry and pig production . Organic Revision : Research to

support revision of the EU regulation on organic agriculture.

http://www.organic revision.org/pub/Final_Report_FC Revision.pdf

Accessed Jan 2009.

Suprijatna, E., 2008. Ayam Buras Krosing Petelur” Penebar Swadaya. Jakarta

Swenson, M.J. 1993. Physiological Properties and Celluler and Chemical

Constituent of Blood in Dukes Physiology of Domestic Animals. 11th

ed.

Comstock Publishing Associates a division of Cornell University Press

Ithaca and London.

Syarif , A . 2003. Panduan Cerdas Beternak Ayam Petelur . Agromedia

Pustaka. Bogor

Tůmovà, E., H. Härtlová, Z. Ledvinka,and A. Fučíková. 2004. The effect of

digitonin on all egg quality, the level of egg cholesterol, and biochemical

Page 63: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

48

and haematological parameters in laying hens. Czech J. Anim. Sci., 49,

33–37.

Uko, O. and A. Ataja. 1996. Haematological studies of pure indigenous domestic

fowl (Gallus domesticus) and guinea fowl (Numida meleagris) in north-

west Nigeria. Revue d’ Elevage et de Medicine Veterinaire des Pays

Tropicaux, 3, 257–262. USA: Pearson Education, Inc.

Wall H. and Tauson R. 2002. Egg quality in furnished cages for laying hens

effects of crack reduction measures and hybrid. Poultry. Science.

81:340 348

Zulfikar. 2010. Trigliserida. Tersedia online pada: http://www.chem-is

try.org/materi_kimia / kimia - kesehatan/ biomolekul / trigliserida/.

(diakses tanggal 30 januari 2014)

Page 64: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

49

HEMATOLOGI Lampiran 1. hasil analisis ragam terhadap nilai hematokrit ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda.

Between-Subjects Factors

N

Perlakuan C 3

I 3

R 3

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Hematokrit

Perlakuan Mean Std. Deviation N

C 2.40000E1 1.732051 3

I 2.40000E1 3.605551 3

R 2.33333E1 3.785939 3

Total 2.37778E1 2.773886 9

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Hematokrit

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model .889a 2 .444 .044 .957

Intercept 5088.444 1 5088.444 503.253 .000

Perlakuan .889 2 .444 .044 .957

Error 60.667 6 10.111

Total 5150.000 9

Corrected Total 61.556 8

a. R Squared = .014 (Adjusted R Squared = -.314)

Page 65: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

50

Lampiran 2. hasil analisis ragam terhadap jumlah eritrosit ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda.

Between-Subjects Factors

N

Perlakuan C 3

I 3

R 3

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Eritrosit

Perlakuan Mean Std. Deviation N

C 6.36667 1.719254 3

I 4.37000 .345977 3

R 6.90667 2.009013 3

Total 5.88111 1.765513 9

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Eritrosit

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 10.713a 2 5.356 2.260 .186

Intercept 311.287 1 311.287 131.314 .000

Perlakuan 10.713 2 5.356 2.260 .186

Error 14.223 6 2.371

Total 336.223 9

Corrected Total 24.936 8

a. R Squared = .430 (Adjusted R Squared = .239)

Page 66: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

51

Lampiran 3. hasil analisis ragam terhadap jumlah leukosit ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda.

Between-Subjects Factors

N

PERLAKUAN C 3

I 3

R 3

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Leukosit

PERLAKUAN Mean Std. Deviation N

C .00050000 .000304138 3

I .00041667 .000180854 3

R .00052500 .000238485 3

Total .00048056 .000218938 9

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Leukosit

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1.931E-8a 2 9.653E-9 .159 .856

Intercept 2.078E-6 1 2.078E-6 34.244 .001

PERLAKUAN 1.931E-8 2 9.653E-9 .159 .856

Error 3.642E-7 6 6.069E-8

Total 2.462E-6 9

Corrected Total 3.835E-7 8

a. R Squared = .050 (Adjusted R Squared = -.266)

Page 67: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

52

BIOKIMIA DARAH Lampiran 4. hasil analisis ragam terhadap kadar Asam urat ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda.

Between-Subjects Factors

N

Perlakuan C 3

I 3

R 3

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Asam_urat

Perlakuan Mean Std. Deviation N

C 2.40167 .685701 3

I 4.10933 .385386 3

R 3.54933 .671485 3

Total 3.35344 .914198 9

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Asam_urat

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 4.547a 2 2.273 6.376 .033

Intercept 101.210 1 101.210 283.873 .000

Perlakuan 4.547 2 2.273 6.376 .033

Error 2.139 6 .357

Total 107.896 9

Corrected Total 6.686 8

a. R Squared = .680 (Adjusted R Squared = .573)

Page 68: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

53

Post Hoc Tests

Perlakuan

Multiple Comparisons

Dependent Variable:Asam Urat

(I)

Perlakuan

(J)

Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD C I -1.70767* .487533 .013 -2.90062 -.51472

R -1.14767 .487533 .057 -2.34062 .04528

I C 1.70767* .487533 .013 .51472 2.90062

R .56000 .487533 .294 -.63295 1.75295

R C 1.14767 .487533 .057 -.04528 2.34062

I -.56000 .487533 .294 -1.75295 .63295

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = .357.

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Asam Urat

Perlakuan N

Subset

1 2

Duncana C 3 2.40167

R 3 3.54933 3.54933

I 3 4.10933

Sig. .057 .294

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = .357.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

Page 69: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

54

Lampiran 5. hasil analisis ragam terhadap kadar ASTL ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda.

Between-Subjects Factors

N

Perlakuan C 3

I 3

R 3

Descriptive Statistics

Dependent Variable:ASTL

Perlakuan Mean Std. Deviation N

C 1.85790E2 18.548658 3

I 1.65103E2 18.603382 3

R 1.71103E2 16.415000 3

Total 1.73999E2 18.023658 9

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:ASTL

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 679.636a 2 339.818 1.062 .403

Intercept 272480.520 1 272480.520 851.865 .000

Perlakuan 679.636 2 339.818 1.062 .403

Error 1919.182 6 319.864

Total 275079.338 9

Corrected Total 2598.818 8

a. R Squared = .262 (Adjusted R Squared = .015)

Page 70: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

55

Lampiran 5. hasil analisis ragam terhadap kadar trigliserida ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda.

Between-Subjects Factors

N

Perlakuan C 3

I 3

R 3

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Trigliserida

Perlakuan Mean Std. Deviation N

C 8.50747E2 237.483745 3

I 8.83683E2 151.288357 3

R 8.51102E2 179.250896 3

Total 8.61844E2 167.698253 9

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Trigliserida

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 2146.472a 2 1073.236 .029 .972

Intercept 6684977.447 1 6684977.447 179.998 .000

Perlakuan 2146.472 2 1073.236 .029 .972

Error 222835.159 6 37139.193

Total 6909959.078 9

Corrected Total 224981.631 8

a. R Squared = .010 (Adjusted R Squared = -.321)

Page 71: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

56

Lampiran 7. hasil analisis ragam terhadap kadar urea ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda.

Between-Subjects Factors

N

Perlakuan C 3

I 3

R 3

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Urea

Perlakuan Mean Std. Deviation N

C .59333 .076376 3

I .44000 .185203 3

R .70667 .465224 3

Total .58000 .278523 9

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Urea

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model .107a 2 .054 .628 .565

Intercept 3.028 1 3.028 35.401 .001

Perlakuan .107 2 .054 .628 .565

Error .513 6 .086

Total 3.648 9

Corrected Total .621 8

a. R Squared = .173 (Adjusted R Squared = -.102)

Page 72: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

57

Lampiran 8. hasil analisis ragam terhadap kadar kolesterol ayam ras petelur yang

dipelihara pada sistem pemeliharaan berbeda.

Between-Subjects Factors

N

Perlakuan C 3

I 3

R 3

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Kolesterol

Perlakuan Mean Std. Deviation N

C 7.86973E1 4.713900 3

I 9.58447E1 11.248210 3

R 8.13543E1 14.275818 3

Total 8.52988E1 12.329561 9

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Kolesterol

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 511.060a 2 255.530 2.174 .195

Intercept 65482.933 1 65482.933 557.235 .000

Perlakuan 511.060 2 255.530 2.174 .195

Error 705.084 6 117.514

Total 66699.078 9

Corrected Total 1216.145 8

a. R Squared = .420 (Adjusted R Squared = .227)

Page 73: STATUS HEMATOLOGIS DAN BIOKIMIA DARAH AYAM RAS … · menjanjikan keuntungan yang besar, beternak ayam ras petelur juga memiliki kelebihan dari segi manajemen pemeliharaan yang tidak

RIWAYAT HIDUP

Fahmillah Ismail dilahirkan pada tanggal 01 April 1991 di

Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan.

Penulis adalah anak pertama dari pasangan Ismail Latief dan

Farmawaty Farhum. Pada tahun 1997 penulis memulai

pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 440 Salekoe dan tamat

pada tahun 2003. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan

ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Parepare, tamat pada tahun 2006. Kemudian

penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Parepare pada tahun 2006

dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun yang sama pula, penulis melanjutkan

pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri dan lulus melalui Jalur Pembinaan Potensi

dan Bakat (JPPB) di Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas

Hasanuddin, Makassar. Selama kuliah penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan

kampus dan organisasi kedaerahan Parepare. Selain itu juga aktif menjadi asisten

Mikrobiologi dan Kesehatan Ternak.