Statistik Politik dan Kemanan
description
Transcript of Statistik Politik dan Kemanan
Statistik Politik dan Kemanan
Bahan Ajar Sekolah Tinggi Ilmu StatistikMei 2013
Oleh:Edi Waryono
Tujuan PembelajaranTujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran ini adalah mahasiswa mengetahui tentang:1. keberadaan Subdit Statistik Politik dan Keamanan;2. statistik yang dihasilkan subdit statistik politik dan keamanan;3. isu-isu pengembangan statistik politik dan keamanan.
2
Materi Pembahasan
Sekilas Subdit Statistik politik dan keamananStatistik PolitikStatistik KeamananPengembangan Statistik Politik dan Keamanan3
Mengenal SekilasSubdirektorat Statistik Politik dan Keamanan (Subdit Statpolkam)4
Subdit StatpolkamSubdit Statpolkam dibentuk bersamaan dengan terbentuknya DITHANSOS pada akhir Juni 2001 dengan Surat Keputusan Kepala BPS Nomor 001 Tahun 2001Pembentukan subdit statpolkam bertujuan untuk meningkatkan ketersediaaan data Statistik Politik dan Keamanan yang kontinyu dan berkualitasSubdit Statpolkam terdiri dari dua seksi, seksi statistik politik dan seksi statistik keamanan
5
Struktur Subdit StatpolkamDirektorat Statistik Ketahanan Sosial
Subdirektorat Statistik Ketahanan WilayahSubdirektorat Statistik Lingkungan Hidup
Subdirektorat Statistik Politik dan Keamanan
Seksi Statistik Politik Seksi Statistik Keamanan
Subdirektorat Statistik Kerawanan Sosial
Lt 4 Gedung 5
BPS
6
Tugas Subdit StatpolkamBerdasarkan Peraturan Kepala BPS no.7 Tahun 2008 Pasal 204, Subdit Statpolkam bertugas melaksanakan: penyiapan kegiatan, pengolahan, penyajian, analisis, statistik polkam evaluasi, pelaporan, dan pengembangan
7
Fungsi Subdit StatpolkamPerka BPS No.7 Pasal 205 Subdit Statpolkam menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan penyiapan, pengolahan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan, dan pengembangan statistik politik; dan b. pelaksanaan penyiapan, pengolahan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan, dan pengembangan statistik keamanan. 8
Out put StatpolkamA. Rutin, tahunan1. Statistik Politik2. Statistik Kriminal
B. Ad Hoc- Studi1. Kriminalitas remaja2. Kriminalitas perempuan3. Studi Partisipasi perempuan dlam politik- Kerjasama 1. IDI2. SPAK IPAK 9
Statistik Politik
10
Statistik PolitikTujuan menyajikan data statistik politik Indonesia
secara berkala yang dapat dibandingkan antar waktu dan daerah
Ruang lingkupmencakup data-data yang terkait dengan politik dan pemerintahan di Indonesia, baik di tingkat pusat, daerah, hingga luar negeri
11
Sumber data Statistik Politik A. Badan Pusat Statistik (BPS) - data hasil Sensus Penduduk (SP) - Potensi Desa (Podes) - Indeks Pembangunan Manusia (IPM), - Indeks Demokrasi Indonesia (IDI), B. Hasil kompilasi dari berbagai instansi terkait, baik di tingkat pusat maupun daerah: KPU, Kemkumham, Kemdagri, Sekwan, BKN/BKD, partai politik, dll.
12
Jenis data Statistik PolitikSatistik politik menyajikan data yang terkait dengan:1. Pemerintahan, meliputi luas wilayah, aparatur negara, pertahanan dan hubungan internasional, dan pemerintah daerah2. Lembaga demokrasi, meliputi partai politik, lembaga legislatif, kekuasaan kehakiman, ormas dan media massa 3. Pemilihan Umum, meliputi pemilu legislatif, pemilu presiden, pemilukada,4. Demokrasi dan Keragaman Indonesia, meliputi capaian demokrasi, keragaman suku bangsa dan keragaman agama. 13
Beberapa Konsep Definisi Affirmative Action adalah kebijakan yang
memberikan keistimewaan (kepada kelompok tertentu) untuk sementara, demi mencapai tujuan tertentu. Contoh: sekurang-kurangnya 30% pengurus partai politik/caleg harus perempuan.
Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) adalah harga sebuah kursi di satu daerah pemilihan yang berasal dari jumlah pemilih pada suatu daerah pemilihan (Dapil) dibagi jumlah kursi yang diperebutkan.
14
Beberapa Konsep Definisi Daerah Pemilihan (Dapil): pembagian wilayah pada Pemilu legislatif, berdasarkan batas wilayah atau jumlah penduduk yang menjadi dasar penentuan jumlah kursi yang diperebutkanElectoral Threshold adalah ambang batas perolehan suara yang harus dipenuhi partai politik untuk dapat menjadi peserta pada Pemilu berikutnya.
15
Golongan Putih (Golput) adalah pemilih yang tidak menggunakan hak pilih. Angka Golput adalah hasil pengurangan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih terhadap jumlah seluruh penduduk yang tercantum dalam daftar pemilih.16
Beberapa Konsep Definisi
Indikator Statistik Pemerintahan
No. Jenis Indikator Sumber Data
1. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kemendagri, SP
2. Pasangan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia Menurut Masa Pemerintahan
Arsip Negara
3. Jumlah Perjanjian Bilateral Indonesia sampai 2011 Kemenlu
4. Perkembangan Jumah Pemerintahan Daerah Kemendagri
5. Agregat Keuangan Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota
Kemendagri
6. Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Daerah Stat. Keu Daerah
7. Jumlah Perda menurut Provinsi yang Dibatalkan Berdasarkan Tema, Lama Berlaku
Kemendagri
8. Jmlh PNS Menurut Jabatan dan Jenis Kelamin 2011 BKN/BKD
9. Jmlh PNS Menurut Umur dan Jenis Kelamin BKN/BKD
17
Indikator Statistik Pemerintahan
No. Jenis Indikator Sumber Data
10. Jumlah Personel Polri Polri
11. Jumlah Kepala Desa/Kelurahan Menurut Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan
Podes
12. Jmlh Pengaduan Masyarakat tentang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor)
KPK
13. Jmlh Tipikor yang Ditangani KPK menurut Jenis Perkara
KPK
14. Jmlh Tipikor Berdasarkan Jabatan Pelaku KPK
15. Rekapitulasi Data Perkara Tipikor di Kejaksaan Kejaksaan RI
16. Indeks Pembangunan Manusia BPS
18
Indikator Statistik Lembaga Demokrasi
No. Jenis Indikator Sumber Data
1. Jmlh ParPol yang Terdaftar di Kemenkumham Kemenkumham
2. Jmlh Partai Politik Peserta Pemilu (Nasional) Berdasarkan Asas Partai
KPU
3. Perolehan Suara Partai Politik pada Pemilu KPU
4. Jmlh Anggota DPR menurut Latar Belakang Pekerjaan KPU
5. Jmlh Anggota DPR Berdasarkan Jenis Kelamin DPR RI
6. Jmlh Anggota DPR Berdasarkan Jenis Pendidikan DPR RI
7. Penggunaan Hak Angket DPR , Hak Interpelasi DPR DPR RI
8. Jmlh Anggota DPD menurut Umur,. Jenis Kelamin, Pendidikan
KPU
9. Jmlh Anggota DPR menurut Latar Belakang Pekerjaan KPU
19
Indikator Statistik Lembaga Demokrasi
No. Jenis Indikator Sumber Data
10. Produktifitas MA dalam Memutus Perkara MA
11. Klasifikasi Pidana Khusus yang Diterima MA MA
12. Rekapitulasi Perkara Masuk MK MK
13. Perkembangan Jumlah Surat Kabar Dewan Pers
14. Tiras Media Cetak Dewan Pers
15. Rekapitulasi Media Cetak Berdasarkan Provinsi Dewan Pers
16. Banyaknya Desa Menurut Ketersediaan Program TV yang Dapat Diterima
Podes
17. Banyaknya Desa Menurut Ketersediaan Sinyal Telepon Genggam
Podes
20
Indikator Statistik Pemilu/Pemilukada
No. Jenis Indikator Sumber Data
1. Jumlah Pemilih Terdaftar dan Menggunakan Hak Pilih pada Pemilu Legislatif
KPU
2. Jumlah Suara Sah dan Suara Tidak Sah pada Pemilu Legislatif DPR RI
KPU
3. Perolehan Suara Partai Politik pada Pemilu Legislatif KPU
4. Jumlah Pemilih Terdaftar dan Menggunakan Hak Pilih pada Pemilukada Tingkat Provinsi
KPUD
5. Perolehan Suara dan Partai Pendukung Kepala Daerah Terpilih
KPUD
6. Kepala Daerah Hasil Pilkada Menurut Jenis Kelamin dan Jabatan Sebelumnya
KPUD
7. Sengketa Pemilu di MK MK
8. Rekapitulasi Perselisihan Hasil Pemilukada MK21
Indikator Statistik Keragaman Indonesia
No. Jenis Indikator Sumber Data
1. Tren Perkembangan Kebebasan Global Freedom House
2. Indeks Demokrasi Indonesia BPS-Polhukam
3. Jumlah Penduduk Menurut Suku Bangsa SP
4. Jumlah Penduduk Menurut Suku dan Jenis Kelamin SP
5. Banyaknya Desa Menurut Keragaman Agama dan Suku SP
6. Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dianut SP
7. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Agama yang Dianut
SP
22
Contoh Indikator Statistik Politik
Partai PolitikUU No.2 Tahun 2011, Pasal 1 (1) :Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasionaldan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesiasecara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentinganpolitik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, sertamemelihara keutuhan Negara Kesatuan RepublikIndonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
23
Jumlah Partai Politik Peserta Pemilu (Nasional) Berdasarkan Asas Partai
Azas Partai 1999 2004 2009 2014
1. Pancasila 34 12 24 8
2. Pembukaan UUD 1945 - 1 - -
3. Pancasila dan UUD 1945 - 2 3 1
4. Keadlian, Demokrasi, dan Kemajemukan serta Pancasila - 1 1 -
5. Kekeluargaan dan Gotong Royong - 1 1 -
6. Islam 9 5 7 3
7. Al Qur’an dan Hadits 1 - - -
8. Marhaenisme - 2 1 -
9. Pancasila dan Aqidah Islam 1 - - -
10. Sosial Demokrasi Kerakyatan 2 - - -
11. Demokrasi Religius 1 - - -
12. Nasionalisme - - 1 -
24Catatan: Tidak termasuk partai lokal Aceh, 6 (2009); 3 (2014)
Partisipasi Penduduk yang Memiliki Hak Pilih
Menurut Meriam Budiarjo: Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pimpinan negara, dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah.
25
Kegiatan partisipasi politik mencakup: memberikan suara dalam pemilu, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau
kelompok kepentingan, mengadakan hubungan dengan pejabat
pemerintah atau anggota parlemen.
26
Piramida Partisipasi Politik
Pejabat partai se -
penuh waktu Pemimpin par-
tai/kelompok ke – pentingan
Petugas kampanye
Anggota aktif dari partai/ kelompok kepentingan
Aktif dalam proyek-proyek sosial
Menghadiri rapat umum Anggota partai/kelompok kepentingan
Membicartakan masalah politik Mengikuti perkembangan politik melalui media massa
Memberikan suara dalam pemilihan umum
Orang yang apolitis
Sumber: Meriam Budiarjo, 1982:6
aktivis
partisipan
pengamat
27
Indikator Partisipasi dalam Pemilu
Partisipasi dalam pemilu adalah:perhitungan persentase orang yang menggunakan hak pilihnya dibanding dengan jumlah seluruh warga negara yang berhak memilih
28
Warga Berhak Memilih
UU No.8 Tahun 2012, Pasal 19:(1) Warga Negara Indonesia yang pada hari
pemungutan suara telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih.
(2) Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftar 1 (satu) kali oleh penyelenggara Pemilu dalam daftar Pemilih.
29
Angka Partisipasi Pemilu Legislatif
404550556065707580859095
100105110115120125130135140145150155160165170175
1950 1955 1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010
Angka Partisipasi (%)
Pemilih Terdaftar (juta)
30
Peran serta masyarakat dalam kegiatan organisasi kemasyarakatan
Data Susenas modul MSBP Banyaknya ART usia 17 tahun ke atas
atau pernah kawin yang menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2009 (legislatif dan presiden)
Banyaknya perkumpulan dimana responden menjadi anggota
31
Jumlah Anggota DPR RI Hasil Pemilu 2009 dirinci
menurut Partai Politik dan Jenis Kelamin
32
Jumlah % Jumlah %(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Partai Demokrat 113 76,4 35 23,62 Partai Golkar 88 83,0 18 17,03 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 77 81,9 17 18,14 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 54 94,7 3 5,35 Partai Amanat Nasional (PAN) 39 84,8 7 15,26 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 33 86,8 5 13,27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 21 75,0 7 25,08 Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 22 84,6 4 15,49 Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 14 82,4 3 17,6
Jumlah Anggota DPR RI 461 82,3 99 17,7
No. Partai PolitikLaki-laki Perempuan
Keragaman suku bangsa
Suku Bangsa
Provinsi Jawa Sunda,
Priangan Madura Minang- kabau Betawi Bugis,
Ugi Banten Banjar, Melayu Banjar
Bali Batak, Tapanuli
Suku Bangsa Lainnya
Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Indonesia 41,7 15,4 3,4 2,7 2,5 2,5 2,0 1,7 1,6 1,6 24,8 100,0
33
Keragaman agama
Agama Provinsi
Islam Katolik Kristen Hindu Budha Lainnya Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Indonesia 88,2 3,0 5,9 1,8 0,8 0,2 100,0
34
Pengembangan Statistik Politik
35
Indeks Demokrasi Indonesia (IDI)
IDI disusun sebagai alat ukur kuantitatif untuk melihat tingkat kemajuan demokrasi Indonesia
Pengukuran Kemajuan demokrasi pada IDI didasarkan pada realitas pelaksanaan dan tingkat perkembangan tiga aspek demokrasi : kebebasan sipil, hak-hak politik, dan lembaga demokrasi
IDI disusun pada level provinsi untuk menunjukkan tingkat kemajuan demokrasi di setiap provinsi di Indonesia.
IDI dikembangkan berdasarkan keadaan Indonesia, bukan adopsi langsung dari instrumen yang dikembangkan di luar 36
Tujuan Disusun IDI
Mengukur secara kuantitatif tingkat pelaksanaan demokrasi karena selama ini perkembangan demokrasi hanya diukur secara kualitatif hanya berdasarkan perkiraan yang bersifat subjektif tanpa tolok ukur yang jelas
Mengukur perkembangan demokrasi pada tingkat provinsi di Indonesia
Memperoleh gambaran tingkat dan perkembangan demokrasi antar provinsi
37
Komponen IDIIDI terdiri atas 3 aspek, 11 variabel dan 28
38
Aspek Variabel Indikator
Kebebasan Sipil
Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 2 indikator
Kebebasan Berpendapat 2 indikator
KebebasanBerkeyakinan 3 indikator
Kebebasan dari Diskriminasi 3 indikator
Hak-Hak PolitikHak Memilih dan Dipilih 4 indikator
Hak Partisipasi Politik: Pengambilan Keputusan dan Pengawasan Pemerintahan
2 indikator
Institusi Demokratis
Pemilu yang Bebas dan Adil 2 indikator
PeranDPRD 4 indikator
PeranPartaiPolitik 2 indikator
PeranBirokrasiPemerintahDaerah 2 indikator
Peradilan yang Independen 2 indikator
Metodologi
Metode Pengumpulan Data
Sumber data:
– Review (koding) berita surat kabar
– Review (koding) dokumen (contoh perda, pergub, dll.)
– Focus group discussion (FGD)
– Wawancara mendalam.
Lingkup: seluruh33 provinsidiIndonesia
39
40
Rentang nilia IDI: 0 - 100, semakin mendekati angka 100 tingkat pelaksanaan demokrasi semakin baik
Makna Nilai IDI
Indeks Makna
< 60 kinerja demokrasi rendah
60 – 80 kinerja demokrasi sedang
> 80 kinerja demokrasi tinggi
Perkembangan IDI Nasional 2009 - 2011
41
2008 2009 2010 2011 201240
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
62.7263.11
74.72
54.60
47.8747.54
86.97
82.5380.79
67.3063.17 65.48
IDIKebebasan SipilHak-hak Politik
Capaian IDI Provinsi 2011
42
Tiga Provinsi IDI tertinggi:1. DKI Jakarta (77,8)2. Kal Tengah (76,3)3. Kal Barat (74,9)
Tiga Provinsi IDI terendah:4. NTB (54,5)5. Aceh (55,5)6. Jawa Timur (56,0)
Aceh
Sumat
era
Barat
Jam
bi
Bengk
ulu
Kep. B
angk
a Bel
itung
DKI Jak
arta
Jawa
Teng
ah
Jawa
Tim
urBal
i
Nusa
Teng
gara
Tim
ur
Kalim
anta
n Te
ngah
Kalim
anta
n Ti
mur
Sulaw
esi T
enga
h
Sulaw
esi T
engg
ara
Sulaw
esi B
arat
Mal
uku
Utara
Papua
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Statistik Kriminal
43
44
Pendahuluan
Rasa aman telah dianggap bagian dari kebutuhan dasar manusia;
Arah kebijakan RPJM adalah meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan profesionalisme institusi yang terkait dengan masalah keamanan;
45
Peran Statistik Kriminal
Salah satu indikator untuk mengetahui stabilitas keamanan nasional;
indikator kunci untuk mengukur kesejahteraan masyarakat, baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun sosial;
Alat untuk memantau situasi keamanan, alat evaluasi atas program kerja aparat penegak hukum baik yang bersifat preventif maupun represif;
bahan masukan untuk penyusunan program dalam upaya meminimalisir tindak kriminal
46
Sumber Data
Survei sosial ekonomi nasional Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri)
Keterbatasan data kriminal hasil pelaporan, di antaranya adalah: 1. data laporan tidak mencakup peristiwa kriminal yang
tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi (unreported); tergantung pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap keefektifan polisi dan aparat penegak hukum lainnya (ABS, 2001); 2. variasi terhadap definisi pelanggaran kriminal; 3. manipulasi secara politik terhadap data kriminal.
47
Sumber Data
Kejaksaan Negeri dan Pengadilan Negeri, untuk mengetahui perkara pengaduan dan peradilan.
Lembaga Pemasyarakatan, untuk mengetahui tahanan dan nara pidana.
48
Jenis Ukuran Tingkat Kriminal (1/4)
Jumlah Tindak Pidana (Crime Total)
Statistik ini menggambarkan jumlah kasus tindak pidana yang terjadi pada kurun waktu tertentu;
Angka Tindak Pidana (Crime Rate)
Angka ini mengindikasikan peluang penduduk berisiko terkena tindak pidana. Biasanya dinyatakan dalam setiap 100.000 penduduk.
49
Jenis Ukuran Tingkat Kriminal (2/4)
Selang Waktu Terjadinya Tindak Pidana (Crime Clock)
Statistik ini mengindikasikan selang waktu terjadinya satu tindak kejahatan dengan kejahatan yang lain.
Angka Penyelesaian Tindak Pidana (Clearence Rate)
Statistik ini menyatakan persentase penyelesaian tindak pidana oleh polisi.
50
Jenis Ukuran Tingkat Kriminal (3/4)
Suatu tindak pidana dinyatakan sebagai kasus yang selesai di tingkat kepolisian, apabila:1. berkas perkaranya sudah siap untuk diserahkan atau
telah diserahkan kepada kejaksaan;2. dalam hal delik aduan, pengaduannya dicabut dalam
tenggang waktu yang telah ditentukan menurut undang-undang;
3. telah diselesaikan oleh kepolisian berdasarkan azas Plichmatigheid (kewajiban berdasarkan kewenangan hukum);
4. kasus yang dimaksud tidak termasuk kompetensi Kepolisian;
5. tersangka meninggal dunia;6. kasus kadaluwarsa.
51
Jenis Ukuran Tingkat Kriminal (4/4)
Rasio Polri Penduduk
Statistik ini mengindikasikan beban seorang Polri dalam menjamin keamanan penduduk.
Indeks Kriminal
Indeks Kriminal adalah rasio jumlah tindak kriminal pada tahun tertentu terhadap tahun dasar.
Persentase Tindak Kriminal menurut Jenis Tindak Kriminal
Indikator Statistik Kriminal, Sumber Data Susenas
52
Indikator/Statistik Cakupan Sumber
Data % penduduk yang mengalami korban tindak kejahatan N, P, K Susenas Kor % korban tindak kejahatan menurut kelompok umur dan jenis kelamin
N, P, K Susenas Kor
% korban tindak kejahatan menurut pendidikan N, P, K Susenas Kor % korban tindak kejahatan menurut kelompok pengeluaran
N, P, K Susenas Kor
53
Indikator Statistik Kriminal, Sumber Data Polri
Jenis Indikator Data Dasar yang Digunakan
Rasio polisi per penduduk - Jumlah polisi - Jumlah penduduk
Rasio pos polisi per desa - Jumlah pos polisi - Jumlah desa
Jumlah kasus lapor menurut jenis tindak pidana
- Jumlah kasus lapor menurut jenis tindak pidana
Rasio kasus selesai menurut jenis tindak pidana
- Jumlah kasus selesai menurut jenis tindak pidana
- Jumlah kasus lapor menurut jenis tindak pidana
Persentase kasus (crime clear) selesai menurut jenis penyelesaian
- Jumlah kasus selesai menurut katagori penyelesaian
Persentase pelaku tindak pidana menurut jenis tindak pidana dan kelompok umur
- Jumlah pelaku tindak pidana dan kelompok umur
54
Persentase pelaku tindak pidana menurut jenis tindak pidana dan jenis kelamin
- Jumlah pelaku tindak pidana dan jenis kelamin
Persentase pelaku tindak pidana menurut tingkat pendidikan
- Jumlah pelaku tindak pidana menurut tingkat pendidikan
Persentase pelaku tindak pidana menurut tempat lahir
- Jumlah pelaku tindak pidana menurut tempat lahir
Persentase pelaku tindak pidana menurut suku bangsa
- Jumlah pelaku tindak pidana menurut suku bangsa
Persentase pelaku tindak pidana menurut jenis pekerjaan
- Jumlah tindak pidana menurut jenis pekerjaan pelaku
Persentase pelaku tindak pidana menurut kewarganegaraan
- Jumlah tindak pidana menurut kewarganegaraan
Persentase jenis tindak pidana menurut motif
- Jumlah tindak pidana menurut motif
Persentase jenis tindak pidana menurut cara melakukan
- Jumlah tindak pidana menurut cara melakukan
Persentase jenis tindak pidana menurut modus operandi
- Jumlah tindak pidana menurut modus operandi
Persentase tindak pidana menurut sasaran
- Jumlah tindak pidana menurut sasaran
Persentase tindak pidana menurut alat yang digunakan
- Jumlah tindak pidana menurut alat yang digunakan
Persentase tindak pidana menurut waktu kejadian
- Jumlah tindak pidana menurut waktu kejadian
Indikator Statistik Kriminal, Sumber Data Polri
55
Indikator Statistik Kriminal, Sumber Data Polri
Jumlah kasus penyalahgunaan narkoba menurut umur
- Jumlah penyalahgunaan narkoba menurut kelompok umur
Jumlah kasus penyalahgunaan narkoba menurut status tersangka
- Jumlah penyalahgunaan narkoba menurut status tersangka
Jumlah kasus penyalahgunaan narkoba menurut jumlah barang bukti dan jenis narkoba
- Jumlah penyalahgunaan narkoba menurut jumlah barang bukti dan jenis narkoba
Crime total - Crime total menurut kesatuan
Crime rate - Crime rate menurut kesatuan
Crime clock - Crime clock menurut kesatuan
Persentase kerugian yang ditemukan kembali
- Jumlah kerugian meteriil
Trend tindak pidana bulanan - Jumlah tindak pidana bulanan
Trend tindak pidana tahunan - Jumlah tindak pidana tahunan
Pola tindak pidana yang menonjol - Jumlah kasus tindak pidana
menonjol
Pengembangan Statistik Keamanan
56
57
Perpres No. 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK), menugaskan BPS dan Bappenas untuk melaksanakan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2012.
Survei dilakukan antara 1-31 Oktober 2012 di 33 provinsi, 170 kabupaten/kota (49 kota dan 121 kabupaten) dengan sampel 10.000 rumah tangga (response rates: 89 persen).
Survei ini mengukur tingkat permisifitas masyarakat Indonesia terhadap perilaku korupsi.
Data yang dihasilkan berupa Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) dan indikator tunggal yang menggambarkan perilaku anti korupsi.
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK)
58
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2012
IPAK 2012 : 3,55
Nilai IPAK Makna Indeks
0 – 1,25 Sangat Permisif
1,26 – 2,50 Permisif
2,51 – 3,75 Anti Korupsi
3,76 – 5 Sangat Anti Korupsi
Makna Indeks. :Nilai indeks semakin mendekati 5 menunjukkan bahwa masyarakat berperilaku semakin anti korupsi.
59
Indeks Perilaku antikorupsi (IPAK) yang menghasilkan skor 3,55 dari skala 5.
Angka ini di atas angka perkiraan pemerintah, yaitu 3,25 dari skala 5 di kurun waktu 2012-2014.
Artinya masyarakat Indonesia cenderung antikorupsi.
Memaknai IPAK 2012
60
61
62
63
64
Sekian Terima Kasih
Semoga Bermanfaat 65