STATISTIK DAERAH -...

39

Transcript of STATISTIK DAERAH -...

Page 1: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),
Page 2: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

STATISTIK DAERAH

KABUPATEN GUNUNGKIDUL

2015

Page 3: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

STATISTIK DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2015

ISSN/ISBN : No. Publikasi : 34035.15.10 Katalog BPS : 1101002.3403 Ukuran Buku : 17,59 x 24,99 cm Jumlah Halaman : iv + 33 halaman Naskah : Andi Wicaksono, S.Si. Nur Hidayati, S.ST Editor : Kasie Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kabupaten Gunungkidul Gambar Kulit: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Diterbitkan Oleh: Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul Dicetak Oleh: Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

Page 4: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

iii

Wonosari, Oktober 2015

Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul

Kepala, Agus Handriyanto, SE., M.Si.

Kata Pengantar

Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015 diterbitkan oleh Badan

Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul berisi berbagai data dan informasi ter-

pilih seputar Gunungkidul yang dianalisis secara sederhana untuk membantu

pengguna data memahami perkembangan serta potensi yang ada di Gunung-

kidul.

Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015 diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis.

Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015 memuat berbagai

informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Gunungkidul

dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan

pembangunan.

Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan

mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh

instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas.

Page 5: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

iv

Geografi dan Iklim

Pemerintahan

Penduduk

Ketenagakerjaan

Pendidikan

Kesehatan

Perumahan dan Lingkungan

Pembangunan Manusia

Pertanian

Pertambangan dan Energi

Industri Pengolahan

Konstruksi

Hotel dan Pariwisata

Transportasi dan Komunikasi

Perbankan dan Investasi

Harga-harga

Pengeluaran Penduduk

Perdagangan

Pendapatan Regional

Perbandingan Regional

DAFTAR ISI

Halaman

1

5

12

14

16

17

18

20

21

22

Halaman

23

24

25

26

27

28

29

30

31

33

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Page 6: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

1

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015 1

Geografi

Kabupaten Gunungkidul berada di

bagian tenggara dari Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY), berjarak 40 km

dari Kota Yogyakarta, atau menghabiskan

kurang dari satu jam jika ditempuh dengan

perjalanan darat. Wilayah daratan

Kabupaten Gunungkidul berbatasan

dengan wilayah Provinsi Jawa Tengah di

sisi utara dan timur, yakni Kabupaten

Klaten dan Kabupaten Sukoharjo serta

Kabupaten Wonogiri. Samudera Indonesia

menjadi pembatas di wilayah selatan,

adapun wilayah barat berbatasan dengan

Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman.

Berdasarkan posisi astronomi, Kabupaten Gunungkidul terletak antara

70.46’ – 8

0.12’ Lintang Selatan dan

1100.21’ – 110

0.50’ Bujur Timur.

Luas wilayahnya mencapai 1.485,36

km2, atau 46,63 persen dari seluruh wilayah

daratan Provinsi DIY. Secara administratif,

Kabupaten Gunungkidul terbagi menjadi 18

kecamatan yang meliputi 144 desa.

Kabupaten ini terkenal dengan

keindahan pantai yang membentang

sepanjang wilayah selatan dengan

hamparan pasir putihnya, wilayah pesisir ini

merupakan yang terpanjang di Provinsi DIY

dengan panjang 70 km dengan luas sekitar

300 Ha.

Wilayah Kabupaten Gunungkidul mencakup 46,63 persen Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

GEOGRAFI DAN IKLIM

Peta Kabupaten Gunungkidul

Luas (km2) Persentase

1. Panggang 99,80 6,722. Purwosari 71,76 4,833. Paliyan 58,07 3,914. Saptosari 87,83 5,915. Tepus 104,91 7,066. Tanjungsari 71,63 4,827. Rongkop 83,46 5,628. Girisubo 94,57 6,379. Semanu 108,39 7,3010. Ponjong 104,49 7,0311. Karangmojo 80,12 5,3912. Wonosari 75,51 5,0813. Playen 105,26 7,0914. Patuk 72,04 4,8515. Gedangsari 68,14 4,5916. Nglipar 73,87 4,9717. Ngawen 46,59 3,1418. Semin 78,92 5,31

Jumlah 1.485,36 100,00

Kecamatan

Sumber: Bagian Pemerintahan SETDA Kab. Gunungkidul

Luas Wilayah menurut Kecamatan

Page 7: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

1

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

2

Kondisi alam Kabupaten Gunungkidul

yang berbukit-bukit mempengaruhi pola

permukiman penduduk yang cenderung

memusat dan berkelompok (aglomerated rural

settlement). Permukiman penduduk di

Kabupaten Gunungkidul hampir semua

merupakan permukiman perdesaan kecuali

yang berada di Kecamatan Wonosari, Semanu,

dan Playen.

Di Kabupaten Gunungkidul dari 144

desa, baru ada 8 desa yang termasuk desa

Perkotaan, yakni Desa Wonosari, Kepek,

Baleharjo, Siraman, dan Karangrejek di

Kecamatan Wonosari serta Desa Logandeng

dan Ngawu yang ada di Kecamatan Playen

serta Desa Semanu di Kecamatan Semanu. Karst Gunungsewu merupakan

rangkaian Pegunungan Selatan Jawa yang

membentang dari Pantai Parangtritis

Kabupaten Bantul hingga Pantai Teleng Ria di

Pacitan Jawa Timur. Karst Gunungsewu secara

administratif melewati Kabupaten Gunungkidul,

Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah,

dan Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur. Dari jenis tanahnya, sebagian besar

berupa vulkanis lateristik dan margalite dengan

batuan induknya desiet dan andesiet. Sehingga

karena lapisan tanah yang relatif tipis yang

diistilahkan “batu bertanah”, menjadikan banyak

wilayah Kabupaten Gunungkidul yang kesulitan

air di musim kemarau walaupun mempunyai

cadangan air sangat melimpah di bawah

permukaan. Keberadaan proyek Bribin dan

Sindon sudah sangat membantu mengurangi

permasalahan tersebut namun masih

diperlukan lagi usaha-usaha untuk menaikkan

air tanah tersebut untuk keperluan masyarakat

Kabupaten Gunungkidul.

GEOGRAFI DAN IKLIM

Jenis Indikator Satuan Rincian

Ibukota WonosariLuas km2 1 485,36Kecamatan 18Desa 144Jarak Desa terjauh dari Kota Kabupaten km 44Ketinggian Diatas Permukaan Laut (rata-rata) *) m 100-500Luas Kemiringan Lahan (rata-rata): *)- Datar (0-2%) ha 26 768- Bergelombang (3-15%) ha 41 435- Curam (16-40%) ha 59 452- Sangat Curam (>40%) ha 20 881desa 71

Statistik Geografi Kab. Gunungkidul

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul *) Badan Pertanahan Nasional Kab. Gunungkidul

Foto: Alam Pegunungan Desa Umbulrejo,

Kecamatan Ponjong

Foto: Pantai Krakal Desa Ngestirejo,

Kecamatan Tanjungsari

Page 8: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

1

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015 3

Tipologi wilayah yang berbukit-bukit,

yang lebih terkenal dengan istilah pegunungan

seribu. Sebagian wilayahnya terdiri dari lahan

marginal dengan solum tanah yang tipis.

Berdasarkan tipologinya Kabupaten

Gunungkidul terbagi menjadi 3 Zona dengan

arah pengembangan yang berbeda-beda. a. Zona Utara lebih terkenal dengan istilah

Zona Batur Agung dengan ketinggian

200 - 700 meter di atas permukaan air

laut (dpal). Keadaannya berbukit-bukit

dan terdapat sungai di atas permukaan

tanah. Arah pengembangan ke bidang

pertanian serta sebagai daerah

konservasi sumber daya air. b. Zona Tengah yang dikenal dengan Zona

Ledoksari dengan ketinggian 150 - 200

meter dpal. Terdapat sungai di atas

tanah meskipun airnya kering di musim

kemarau, namun masih terdapat sumber

mata air, dan terdapat air tanah yang

dapat digali pada kedalaman 60 - 120

meter dari permukaan tanah. Zona ini

diarahkan untuk pengembangan

pertanian, eko wisata, industri rumah

tangga dan manufaktur, taman hutan

rakyat dan wisata prasejarah. c. Zona Selatan yang dikenal Karst Gunung

Sewu dengan ketinggian 100 - 300 meter

dpal. Keadaannya berbukit-bukit kapur

serta banyak telaga genangan air hujan,

tidak terdapat sungai di atas tanah tetapi

banyak ditemukan sungai di bawah

tanah. Arah pengembangan zona ini

adalah untuk budidaya pertanian lahan

kering, perikanan laut, eko wisata karst

serta akomodasi wisata seperti

penginapan, hotel dan restoran.

Tipologi masing-masing zona sangat berpengaruh terhadap potensi sumber daya alam dan arah pengembangan perekonomiannya.

GEOGRAFI DAN IKLIM

Zone Fisiografi Kab. Gunungkidul

Zona Perbukitan Batur Agung* Patuk* Nglipar* Gedangsari* Ngawen* Semin* Ponjong UtaraZona Ledoksari* Playen Selatan* Paliyan Utara* Wonosari* Karangmojo* Semanu Utara* Ponjong SelatanZona Perbukitan Gunung Sewu* Purwosari* Panggang* Paliyan Selatan* Saptosari* Semanu Selatan* Tanjungsari* Tepus* Rongkop* Girisubo

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul

Foto: Alam Pegunungan Karst di

Kecamatan Ponjong

Page 9: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

1

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

4

Iklim

Faktor iklim sangat berpengaruh

terhadap kondisi alam dan kehidupan

masyarakat di Kabupaten Gunungkidul yang

sebagian besar bergantung pada pertanian.

Secara garis besar kondisi iklim Kabupaten

Gunungkidul selama tahun 2014 sebagai

berikut:

1. Jumlah curah hujan rata-rata sebesar

1.881,94 mm/tahun dengan jumlah hari

hujan rata-rata 91,22 hari/tahun. Rata-rata curah hujan tertinggi tercatat 471,78

mm pada bulan Desember dan rata-rata

hari hujan terbanyak tercatat 18 hari

pada bulan Desember juga. Curah hujan

tertinggi pada bulan tersebut tercatat di

Kecamatan Saptosari, sedang hari hujan

terbanyak terjadi di Kecamatan Tepus. 2. Bulan Basah

*) tercatat selama 7 bulan

dan bulan kering tercatat selama 5 bulan

dengan bulan tanpa hujan terjadi pada

bulan September.

*) Bulan dimana curah hujan mencapai minimal 60mm.

(Klasifikasi iklim tropis Koppen)

Pada tahun 2014, Bulan Basah terjadi selama 7 bulan.

GEOGRAFI DAN IKLIM

Rata-rata Curah Hujan per Bulan di Kab.

Gunungkidul, 2014 (mm)

Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Gunungkidul

Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Gunungkidul

Rata-rata Hari Hujan per Bulan di Kab.

Gunungkidul, 2014

387,94332,78

108,22179,89

63,8956,559,56

0,8300,44

220,11471,78

0 100 200 300 400 500

JanuariPebruari

MaretAprilMeiJuniJuli

AgustusSeptember

OktoberNopemberDesember

1614

610

44

3000

1218

0 5 10 15 20

JanuariPebruari

MaretAprilMeiJuniJuli

AgustusSeptember

OktoberNopemberDesember

Foto: Hutan Negara di Desa Kedungpoh,

Kecamatan Nglipar

Page 10: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

2

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015 5

Sejarah

Menurut Mr. RM, Suryodiningrat dalam

bukunya ”Peprentahan Praja Kejawen” yang

dikuatkan buku de Vorstenlanden terbitan 1931

tulisan G.P Rouffaer, dan pendapat B.M. Mr.

A.K Pringgodigdo dalam bukunya Onstaan En

Groei van het Mangkoenegorosche Rijk,

berdirinya Gunungkidul (daerah administrasi)

tahun 1831 setahun setelah Perang

Diponegoro, bersamaan dengan terbentuknya

kabupaten lain di Yogyakarta, dengan

pemimpin daerah dengan sebutan “Riya”.

Berdasarkan fakta sejarah, penelitian, dan

pengumpulan data dari tokoh masyarakat,

pakar serta daftar kepustakaan yang ada

dalam rangka Hari Jadi Kabupaten

Gunungkidul pada tahun 1984, akhirnya

ditetapkan bahwa Kabupaten Gunungkidul

dengan Wonosari sebagai pusat pemerintahan

lahir pada hari Jum’at Legi tanggal 27 Mei 1831

atau 15 Besar 1758. Hal ini dikuatkan dengan

Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II

Gunungkidul No.: 70/188.45/6/1985 tentang

penetapan hari, tanggal, bulan dan tahun Hari

Jadi Kabupaten Gunungkidul yang

ditandatangani oleh bupati saat itu Drs. KRT

Sosro Hadiningrat tanggal 14 Juni 1985.

Sedangkan secara yuridis, status

Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu

daerah kabupaten yang berhak mengatur dan

mengurus rumah tangganya sendiri dalam

lingkungan Provinsi DIY dan berkedudukan di

Wonosari sebagai ibu kota kabupaten,

ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950

dengan UU No. 15 Tahun 1950 jo PP No. 32

Tahun 1950 pada saat Gunungkidul dipimpin

KRT Labaningrat.

Kabupaten Gunungkidul dengan Wonosari sebagai pusat pemerintahan lahir pada hari Jum’at Legi tanggal 27 Mei 1831 atau 15 Besar 1758.

PEMERINTAHAN

Daftar Nama Bupati Gunungkidul

Sumber: Bagian Pemerintahan SETDA Kab. Gunungkidul

Foto: Kantor Bupati Gunungkidul

Page 11: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

2

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

6

Lambang Daerah

Sesuai dengan Perda nomor 1 Tahun

1968, Lambang Daerah Kabupaten

Gunungkidul mengandung makna sebagai

berikut:

a. Perisai sebagai alat penangkis serangan

musuh/untuk melindungi diri. b. Bintang bersudut 5 berwarna kuning

emas mengingatkan akan Keagungan

Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber

segala perikehidupan dan penghidupan

serta “sangkan paraning dumadi”. c. Lukisan pohon beringin yang

melambangkan pengayoman, tempat

berteduh bagi rakyat yang memerlukan

pimpinan dan perlindungan dengan 5

akar dasar yang berarti bahwa

kepemimpinan di dalam daerah

Kabupaten Gunungkidul berdasarkan

Pancasila. Pohon beringin mempunyai

sulur (akar angin) 8 buah (sebelah

menyebelah pokok pohon 4 sulur) berarti

bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten

Gunungkidul dalam melindungi, membina

dan mengulurkan tangannya dan

memberikan kontrol sosial, partisipasi

sosial dan tanggung jawab sosial

sehingga dapat tercapai koordinasi,

intergrasi, sinkronisasi dan simplifikasi. d. Roda bergigi, dalam naungan/

pengayoman pemerintah, rakyat

Gunungkidul giat membangun segala

bidang yang dilukiskan dengan sebuah

roda bergigi berwarna putih perak,

karenanya pembangunan dilaksanakan

dengan kesucian lahir batin.

Dhaksinarga Bhumikarta berasal dari dhaksina artinya selatan, arga artinya gunung, bhumi artinya tanah/daratan dan karta berarti makmur/sejahtera.

PEMERINTAHAN

Logo Kabupaten Gunungkidul

Tahukah Anda?

Makna warna yang ada pada Logo Gunungkidul: Kuning emas: keluhuran yang bijaksana atau cendekia. Hijau: doa, harapan dan kepercayaan. Biru: ketaatan dan kepercayaan. Hitam: kemantapan, keteguhan dan kekekalan. Merah: berani yang gagah perkasa.

Page 12: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

2

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015 7

e. Lukisan busur panah berwarna merah

putih berarti rakyat Gunungkidul gigih

berjuang melawan semua penghambat

pembangunan di segala bidang yang ada

dalam semangat kesatuan dan persatuan

yang digambarkan dengan warna warni

sang saka merah putih. f. Setangkai daun ketela pohon (singkong),

menggambarkan hasil produksi terbanyak

di daerah Gunungkidul. g. Sepasang burung lawet berwarna hitam

menggambarkan salah satu hasil daerah

Gunungkidul yang tinggi nilainya yakni

sarang burungnya. Selain itu burung lawet

adalah burung yang tahan hidup di

daerah yang sangat sulit, namun dengan

semangat dan penuh keinsyafan dan rasa

tanggung jawab terhadap generasi yang

akan datang selalu berusaha dengan

sekuat tenaga menghasilkan kerja yang

kondusif dan produktif. h. Keris luk 5, dapur Pandawa berwarna kuning

emas, mewujudkan senjata ampuh dan naluri

di tangan dan pemimpin-pemimpinnya dalam

menghadapi segala tantangan dan rintangan. i. Sederetan bukit berjumlah 8 buah

menggambarkan daerah Gunungkidul yang

berbukit-bukit. Perlu kemantapan serta

keteguhan hati untuk mengolahnya. Bukit yang

berjumlah 8 buah melambangkan “Hasta

Dharma”, yaitu: Pengayoman seluruh rakyat tanpa

membedakan golongan, aliran dan agama. Pemberi petunjuk dan bimbingan kepada

rakyat menunjukkan ketertiban dan

keamanan. Penyuluh dalam gelap dan penolong

dalam penderitaan bagi seluruh lapisan

masyarakat, sehingga terjadi ketenangan

dan ketentraman lahir batin.

PEMERINTAHAN

Statistik Pemerintahan Kabupaten

Gunungkidul, 2014

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul (Rekap Publikasi Kecamatan Dalam Angka)

Foto: Kantor Kecamatan Purwosari

Page 13: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

0 50 100 150 200

Kantor DesaKantor Kecamatan

RSUDSekretariat Dewan

Unit Pelaksana TeknisBadan + InspektoratKantor + SatPol PP

Dinas

Bagian/Biro (SETDA)

144

1811

151

6613

9

2

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

8

Pembinaan semangat kehidupan masyarakat

sehingga tertanam sikap dan sifat dinamis,

konstruktif dan korektif. Pembangkit dan pemupuk daya cipta menuju

ke arah kesejahteraan masyarakat. Sifat sabar, tekun, ulet dan bijaksana agar

dapat menampung dan mencarikan

penyelesaian segala persoalan hidup dan

kehidupan rakyat sehari-hari. Penggerak segala kegiatan masyarakat

menuju terciptanya masyarakat adil dan

makmur yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa. Memberantas kejahatan dan kemaksiatan

dengan jalan bertindak tegas, adil dan jujur

tanpa pendang bulu dan harus menjadi

teladan di dalam kebaikan lahir batin dan

kemaslahatan. j. Setangkai padi berisi 5 butir padi berwarna

kuning emas, melambangkan kemakmuran

Bangsa Indonesia umumnya dan khususnya

yang dicita-citakan rakyat Gunungkidul dalam

bidang pangan. k. Setangkai kapas berbunga 4 dan berdaun 8 helai

melambangkan kemakmuran Bangsa Indonesia

umumnya dan Kabupaten Gunungkidul

khususnya pada bidang sandang. l. Lukisan laut dengan gelombang yang berjumlah

17 berwarna putih perak menggambarkan bahwa

Daerah Kabupaten Gunungkidul berbatasan

dengan lautan Indonesia yang kaya raya. m. Rumput laut yang digambarkan berwarna coklat

mewujudkan hasil Gunungkidul yang penting. n. Sehelai pita kuning bertuliskan “GUNUNGKIDUL”

sebagai petunjuk bahwa lambang tersebut milik

Daerah Kabupaten Gunungkidul.

Perangkat daerah Kabupaten Gunungkidul selain Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD ada 13 Dinas daerah dan 12 Lembaga teknis daerah.

PEMERINTAHAN

Jumlah Lembaga-lembaga di bawah

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, 2014

Sumber: Bagian Organisasi SETDA Kab. Gunungkidul

Foto: Kantor Pengadilan Agama Wonosari

Kabupaten Gunungkidul

Foto: Kantor BAPPEDA Kab. Gunungkidul

Page 14: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

2

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015 9

Satuan Pemerintahan

Perkembangan kemajuan suatu

wilayah seiring dengan bertambahnya

penduduk memicu adanya pemekaran

suatu wilayah. Demikian pula yang terjadi

di Kabupaten Gunungkidul. Isu pemekaran

kecamatan untuk menampung aspirasi

masyarakat di Kabupaten Gunungkidul

sudah dimulai sejak tahun 1996. Sampai

dengan tahun 1995, Kabupaten

Gunungkidul terbagi menjadi 13

kecamatan. Namun mulai tahun 1996

berkembang menjadi 15 kecamatan,

dengan tambahan Kecamatan Saptosari

(Pemecahan Kecamatan Paliyan) dan

Kecamatan Gedangsari (Pemecahan

Kecamatan Patuk). Sejak diberlakukan

otonomi daerah pada tahun 2001,

berkembang lagi menjadi 18 kecamatan,

dengan tambahan Kecamatan Purwosari

(Pemecahan Kecamatan Panggang),

Kecamatan Tanjungsari (Pemecahan

Kecamatan Tepus) dan Kecamatan

Girisubo (Pemecahan dari Kecamatan

Rongkop).

Pusat kota pemerintahan Kabupaten

Gunungkidul berlokasi di Kecamatan

Wonosari. Kecamatan Wonosari pula yang

mempunyai jumlah desa terbanyak se-Kabupaten Gunungkidul, yakni 14 desa.

Sedangkan Kecamatan Purwosari, Tepus,

Tanjungsari, dan Semanu masing-masing

mempunyai 5 Desa.

Sejak otonomi daerah tahun 2001, Kabupaten Gunungkidul terbagi dalam 18 Kecamatan, 144 Desa.

PEMERINTAHAN

Jumlah Desa Per Kecamatan di Kabupaten

Gunungkidul

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Keterangan: 5 Desa 6 - 7 Desa 8 - 10 Desa 11 - 14 Desa

Foto: Kantor Kepala Desa Siraman,

Kecamatan Wonosari

Foto: Kantor Kepala Desa Giring,

Kecamatan Paliyan

Page 15: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

2

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

10

Pemilu dan Legislatif

Kondisi tahun 1831 sampai dengan

2013, Kabupaten Gunungkidul sudah dipimpin

oleh 27 bupati, dengan Bupati pertamanya

adalah RT. Poncodirjo dan berdasarkan hasil

Pemilukada tanggal 23 Mei 2010, terpilih

Prof.Dr.Ir.H Sumpeno Putro, M.Sc sebagai

bupati dan Hj. Badingah, S.Sos, sebagai wakil

bupati pada periode 2010-2015. Namun

karena bupati berhalangan, sehingga

Hj. Badingah, S.Sos diangkat menjadi bupati

Gunungkidul didampingi Drs. Immawan

Wahyudi, MH. sebagai wakil bupati.

Berdasarkan hasil pemilu 2014, peta

perpolitikan di Kabupaten Gunungkidul diwarnai

dengan dominasi PDI-P di parlemen (DPRD)

yang diikuti oleh PAN, Golkar, Gerindra dan

PKS. Jumlah Anggota DPRD yang berasal dari

PDI-P sebanyak 11 orang, 7 orang dari PAN,

Golkar dan Gerindra masing-masing 6 orang.

Sementara PKS memperoleh 5 kursi,

sedangkan partai lainnya memperoleh kurang

dari 5 kursi.

Selama tahun 2014, DPRD Kabupaten

Gunungkidul telah mengadakan 364 kali rapat

dengan rincian Rapat Pleno sebanyak 41 kali,

Rapat Fraksi 264 kali, Rapat Komisi 49 kali,

Rapat Pimpinan Dewan 6 kali, dan Rapat

Badan Kehormatan sebanyak 4 kali.

Dari rapat-rapat tersebut dihasilkan

11 Peraturan Daerah, 1 Peraturan DPRD, 29

Keputusan DPRD dan 13 Keputusan Pimpinan

DPRD.

PEMERINTAHAN

Jumlah Anggota DPRD Kab. Gunungkidul

menurut Fraksi, 2014

Jumlah Rapat dan Keputusan DPRD Kab.

Gunungkidul menurut Jenisnya, 2014

Sumber: Sekretariat DPRD Kabupaten Gunungkidul

Fraksi PDI Perjuangan

; 11

Fraksi Partai

Golkar; 6Fraksi

Handayani; 6

Fraksi Partai

Amanat Nasional; 7

Fraksi Karya

Bintang Gerindra; 6

Fraksi Partai

Keadilan Sejahtera;

5

Fraksi Demokrat;

4

Sumber: Sekretariat DPRD Kabupaten Gunungkidul

Page 16: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

2

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015 11

APBD

Realisasi pendapatan daerah

Kabupaten Gunungkidul tahun 2014 secara

keseluruhan meningkat 17,06 persen,

angkanya mencapai 1.372,84 milyar rupiah

dari 1.172,72 milyar rupiah tahun

sebelumnya. Kenaikan tersebut didukung

kenaikan PAD sebesar 138,79 persen atau

lebih dari dua kali lipat, Dana Perimbangan

naik sebesar 5,11 persen dan Lain-lain

Pendapatan Daerah yang Sah yang

meningkat 27,60 persen. Pendapatan daerah sebanyak itu

dijadikan sumber pendanaan

pembangunan. Tahun 2014 belanja

pembangunan Pemerintah Kabupaten

Gunungkidul tercatat sebesar 1.267,06

milyar rupiah dengan rincian 874,47 milyar

untuk belanja langsung dan sisanya 392,59

milyar digunakan untuk belanja tidak

langsung.

Aparatur Pemerintah Daerah

Kebijakan negatif growth jumlah PNS

masih berlaku pada tahun 2013. Jumlah

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah di

Kabupaten Gunungkidul mengalami

penurunan 3 persen dari tahun 2012. Dari grafik disamping terlihat bahwa

PNS daerah di Kabupaten Gunungkidul laki

-laki berjumlah lebih banyak dibanding

perempuan untuk setiap jenjang

pendidikan, terlihat juga adanya dominasi

pegawai dengan jenjang pendidikan

sarjana. Hal ini berarti ada peningkatan

kualitas PNS di lingkungan Pemkab

Gunungkidul, dan semakin berkurangnya

jumlah pegawai dengan berpendidikan

SLTA ke bawah.

Realilsasi Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul tahun 2014 naik 2,46 persen dari tahun 2013.

PEMERINTAHAN

Realisasi APBD Kabupaten Gunungkidul

(Milyar Rupiah)

Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kab. Gunungkidul

Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Gunungkidul

Jumlah PNS Daerah Kab. Gunungkidul

Menurut Tingkat Pendidikan, 2014

12

48

232

381

836

2.936

123

82

124

347

704

637

756

2.991

347

48

0 1000 2000 3000 4000

SD

SLTP

SMA/MA

SMK

Diploma

Sarjana

Pasca Sarjana

Spesialis/Profesi

Laki-laki Perempuan

Anggaran 2013 2014

Pendapatan Daerah 1 172,72 1 372,84

PAD 66,71 159,30Dana Perimbangan 879,07 923,97

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 226,94 289,57Belanja Daerah 1 236,64 1 267,06

Belanja Tidak Langsung 850,97 874,47Belanja Langsung 385,67 392,59

Page 17: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

3

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

12

Penduduk sangat berperan penting dalam

pembangunan karena sebagai subyek sekaligus

obyek pembagunan itu sendiri. Penduduk juga

mempunyai modal sosial (social capital) seperti sifat

gotong royong, tekad, semangat kebersamaan,

kepercayaan, nilai dan norma yang sangat

diperlukan dalam mencapai tujuan pembangunan.

Penduduk sebagai obyek pembangunan dapat

menjadi beban pemerintah apabila tidak dikelola dan

dikendalikan, contohnya pertumbuhan penduduk

tinggi dan kepadatan penduduk tinggi pula. Hal ini

tentu perlu mendapatkan perhatian serius dari

pemerintah daerah.

Menurut Philip M Hauser & Dudley Duncan,

penduduk dapat dilihat dari sisi jumlah, persebaran

teritorial dan komposisi serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan tersebut

melalui ilmu demografi. Dari sisi jumlah penduduk

dapat diketahui human resources yang ada baik

menurut umur maupun jenis kelamin. Dari sisi

komposisi penduduk dapat dikelompokkan

berdasarkan ciri-ciri tertentu seperti biologis (umur

dan jenis kelamin), sosial (tingkat pendidikan, status

perkawinan), ekonomi (angkatan kerja, lapangan

pekerjaan, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan),

geografis (tempat tinggal kota/desa, kabupaten,

provinsi). Selain kuantitas dan distribusi penduduk,

demografi juga dapat menjelaskan pertumbuhan

masa lalu, penurunan dan persebarannya dengan

sebaik-baiknya dengan data yang tersedia.

Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul

tahun 2014 berdasarkan estimasi hasil SP2010

sebanyak 698.825 jiwa, dengan jumlah penduduk

laki-laki sebanyak 337.920 jiwa dan jumlah

penduduk perempuan sebanyak 360.905 jiwa. Dari

angka tersebut didapatkan rasio jenis kelamin (sex

ratio) sebesar 93,63. Artinya dari setiap 100

perempuan di Gunungkidul terdapat 93 laki-laki.

Kabupaten Gunungkidul pernah mempunyai jumlah penduduk terbanyak se-DIY pada tahun 1971 berdasarkan hasil Sensus Penduduk 1971.

PENDUDUK

Jumlah Penduduk Kabupaten Gunungkid-

ul Menurut Kecamatan Jenis Kelamin,

2014

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul (Estimasi Sensus Penduduk 2010)

0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000

Semin

Ngawen

Nglipar

Gedangsari

Patuk

Playen

Wonosari

Karangmojo

Ponjong

Semanu

Girisubo

Rongkop

Tanjungsari

Tepus

Saptosari

Paliyan

Purwosari

Panggang

Perempuan Laki-laki

Page 18: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

3

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015 13

Jumlah penduduk Kabupaten

Gunungkidul mencapai 698.825 jiwa pada

tahun 2014, dengan kepadatan penduduk

470 jiwa per km2. Kecamatan dengan

jumlah penduduk terbanyak dan kepadatan

tertinggi adalah Wonosari dengan 81.493

jiwa dengan kepadatan 1.079 jiwa/km2.

Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit

berada di Kecamatan Purwosari dengan

20.035 jiwa, namun kepadatan terendah

justru di Panggang dengan 275 jiwa/km2.

Pertumbuhan penduduk pada tahun

2014 sebesar 2,21 persen, lebih tinggi

dibanding 2013 yang mencapai 0,43

persen. Sementara rata-rata anggota

rumah tangga (ART) terhitung 3,49 yang

berarti terdapat antara 3 hingga 4 jiwa per

rumah tangga.

Dari piramida penduduk dan indikator

kependudukan terlihat bahwa penduduk

Gunungkidul tergolong penduduk usia tua,

karena persentase penduduk usia 65 tahun

ke atas lebih dari 10 persen, tepatnya

12,98 persen. Rasio beban ketergantungan

(dependency ratio) sebesar 52,90 persen

yang mengandung arti dari setiap 100

orang usia produktif menanggung 52 orang

usia tidak produktif, angka ini sedikit lebih

besar dibanding tahun 2013 yang

mencapai 52,81.

Rasio beban ketergantungan (dependency ratio) Kabupaten Gunungkidul tahun 2014 sebesar 52,90 persen.

PENDUDUK

Piramida Penduduk Gunungkidul, 2014

(jiwa)

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul (Estimasi SP2010 & Susenas 2014)

Indikator Kependudukan Kab.Gunungkidul

40.000 20.000 0 20.000 40.000

0 - 4

5 - 9

10 - 14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

30 - 34

35 - 39

40 - 44

45- 49

50 - 54

55 - 59

60 - 64

65 - 69

70+

Page 19: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

4

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

14

Dalam setiap kegiatan ekonomi, salah satu

faktor produksi terpenting adalah tenaga kerja.

Setiap tenaga kerja memiliki sikap dan perilaku

berbeda-beda yang menyebabkan perbedaan cara

pandang terhadap pekerjaannya. Namun di sisi lain

sistem dan struktur upah tenaga kerja ditentukan

berdasarkan beberapa faktor seperti tingkat

pendidikan, pengalaman kerja, jenis dan resiko

pekerjaan, lokasi kerja, usia dan jabatan yang

bersangkutan di tempat kerja.

Lapangan pekerjaan yang terbatas

menyebabkan tidak semua angkatan kerja yang

tersedia dapat terserap di pasar kerja. Dengan kata

lain belum terjadi keseimbangan antara penawaran

(supply) dan permintaan (demand) tenaga kerja di

pasar kerja. Hal inilah yang kemudian menjadi

penyebab terjadinya pengangguran secara umum.

Dari total penduduk usia 15 tahun ke atas

(penduduk usia kerja), sekitar 77,65 persen

penduduk Gunungkidul termasuk dalam angkatan

kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami

penurunan selama periode 2012 – 2014, setelah

mengalami penurunan dari 80,43 persen menjadi

77,87 persen kemudian turun menjadi 77,65 persen.

Pasar tenaga kerja di Gunungkidul masih

cukup memadai ditandai dengan tingginya angka

kesempatan kerja. Hal ini dapat dilihat dari tingginya

persentase penduduk usia kerja yang bekerja, dalam

kurun tiga tahun terakhir angkanya tidak pernah

kurang dari 95 persen dan mencapai puncaknya

pada 2012 sebesar 98,62 persen, yang berarti

tingkat penganguran terbuka di Gunungkidul hanya

1,38 persen. Akan tetapi sebagian besar tenaga

kerja terserap di sektor pertanian baik sebagai

pengusaha maupun buruh pertanian.

Tingkat pengangguran terbuka tahun 2014 sebesar 1,61 persen.

KETENAGAKERJAAN

Statistik Ketenagakerjaan Kabupaten

Gunungkidul, 2012 - 2014

Tingkat Pengangguran Terbuka

Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

4,04

2,231,38

1,69 1,61

0

1

2

3

4

5

2010 2011 2012 2013 2014

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Page 20: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

4

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

15

Selain masalah Tingkat Penganguran

Terbuka (TPT), satu hal yang cukup menarik untuk

dicermati adalah masalah pengangguran

terselubung atau setengah pengangguran.

Penganggur tipe ini adalah mereka yang berstatus

bekerja namun jam kerjanya kurang dari 35 jam

seminggu, dan jumlahnya mencapai 32,17 persen

dari penduduk bekerja.

Tingginya selisih antara TPT dengan

pengangguran terselubung ini dikarenakan oleh

besarnya angka pekerja keluarga/pekerja tak

dibayar. Dengan profil ketenagakerjaan yang

didominasi oleh pekerja yang berpendidikan relatif

rendah, maka bekerja di bawah jam kerja normal

berimplikasi pada produktivitas yang selisih antara

TPT dengan pengangguran terselubung ini

dikarenakan oleh besarnya angka pekerja keluarga/

pekerja tak dibayar. Dengan profil ketenagakerjaan

yang didominasi oleh pekerja yang berpendidikan

relatif rendah, maka bekerja di bawah jam kerja

normal berimplikasi pada produktivitas yang rendah.

Profil penduduk yang bekerja di Gunungkidul

bisa kita lihat bahwa 28,14 persen diantaranya

adalah pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar.

Sedangkan yang menjadi pengusaha baik berusaha

sendiri maupun berusaha dibantu buruh baik tetap

maupun tidak tetap mencapai 41,13%.

Berdasarkan perbandingan menurut lima

lapangan usaha utama, pilihan bekerja di pertanian

masih mendominasi pasar kerja di Gunungkidul

yakni sebanyak 52,62 persen dan sektor

perdagangan, hotel dan restoran 13,17 persen.

Sementara pekerja di industri pengolahan sebanyak

7,13 persen; jasa-jasa 13,02 persen dan lainnya

(pertambangan dan penggalian, air bersih, listrik,

bangunan, transportasi dan perbankan sebesar

14,06 persen).

Mayoritas penduduk Gunungkidul bekerja di sektor pertanian.

KETENAGAKERJAAN

Berusaha sendiri10,02%

Berusaha dibantu

buruh tidak

tetap/tidak dibayar29,05%

Berusaha dibantu buruh

tetap/dibayar

2,06%

Buruh/karyawan/pegaw

ai

21,52%

Pekerja bebas di pertanian

1,52%

Pekerja bebas di

non

pertanian7,69%

Pekerja keluarga/tidak dibayar

28,14%

Komposisi Penduduk Bekerja menurut Status

Pekerjaan di Kabupaten Gunungkidul, 2014

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Komposisi Penduduk Bekerja menurut Lapan-

gan Pekerjaan di Kabupaten Gunungkidul, 2014

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Pertanian

52,62%

Industri Pengola

han

7,13%

Perdagangan

13,17%

Jasa-jasa13,02%

Lainnya14,06%

Page 21: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

5

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

16

Peranan pendidikan sangat penting

dalam pembangunan kualitas manusia selain

kesehatan, dan diarahkan pada peningkatan

keterampilan (skill) serta kemampuan

beradaptasi dengan dunia kerja dan lingkungan

sosial. Sehingga terjalin hubungan link and

match antara ketersedian tenaga kerja dengan

dasar pendidikan yang diperlukan di dunia

usaha. Pendidikan tidak hanya menghasilkan

lulusan yang pandai dalam akademik, namun

juga dituntut memiliki akhlak serta moral yang

baik, sehingga kembali dimunculkan pendidikan

yang berkarakter.

Angka Melek Huruf penduduk

Gunungkidul mencapai lebih dari 95 persen,

namun rata-rata lama sekolah yang belum

menyentuh pendidikan dasar 9 tahun

merupakan persoalan sekaligus tantangan

yang perlu mendapat perhatian serius

diantaranya dengan menggugah kesadaran

pentingnya pendidikan bagi masa depan

generasi penerus. Capaian di bidang pendidikan terkait erat

dengan ketersediaan fasilitas pendidikan. Pada

jenjang pendidikan SD dan SLTP di

Gunungkidul untuk tahun ajaran 2014/2015

seorang guru rata-rata mengajar 10 hingga 14

murid, sedangkan untuk SLTA seorang guru

rata-rata mengajar 8 murid. Angka ini

semestinya meningkatkan kualitas pengajaran

dengan anggapan semakin sedikit murid yang

diajar akan semakin intensif proses belajar

mengajar.

PENDIDIKAN

Jumlah Sekolah, Guru, Kelas, dan Murid

di Kabupaten Gunungkidul, 2014

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Gunungkidul

0

20.000

40.000

60.000

Murid Guru Kelas Sekolah

21.502

2.518833 69

25.147

2.292792 110

51.197

4.7713.090

483

SMA/SMK SMP SD

Indikator Pendidikan Kab. Gunungkidul

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Page 22: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

0 100 200 300

Dokter Umum

Dokter Gigi

Spesialis

Bidan

Perawat

8034

14

223

209

6

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

17

Sebagai rujukan penduduk untuk berobat

jalan di Kabupaten Gunungkidul pada tahun

2014 paling banyak adalah praktek dokter/

poliklinik yaitu mencapai 41,71 persen.

Tendensi pemilihan fasilitas pengobatan

khususnya rawat jalan tahun 2014 mengalami

pergeseran ke arah fasilitas yang lebih

komprehensif, terlihat dengan meningkatnya

persentase frekuensi melakukan rawat jalan di

rumah sakit-rumah sakit serta praktek dokter /

poliklinik. Selain alasan di atas, bisa jadi hal ini

juga menunjukkan adanya peningkatan taraf

perekonomian penduduk yang berimbas

kepada lebih memperhatikan investasi

kesehatannya.

Jumlah penduduk yang mengalami

gangguan kesehatan selama tahun 2014

mengalami kenaikan dari 38,33 persen menjadi

41,84 persen. Persentase tertinggi penolong kelahiran

di Kabupaten Gunungkidul dilakukan oleh bidan

yaitu mencapai 75,87 persen dan proses

kelahiran yang ditolong dokter mengalami

kenaikan menjadi 23,63 persen. Angka ini

menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

penduduk di bidang kesehatan cukup tinggi

dengan memahami pentingnya keselamatan

ibu dan bayi yang dilahirkan.

KESEHATAN

Tenaga Kesehatan di Kabupaten Gunungkidul,

2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul

Statistik Kesehatan Kabupaten Gunungkidul

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Foto: Puskesmas II Kecamatan Karangmojo

Page 23: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

7

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

18

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi

2014, masyarakat di Kabupaten Gunungkidul

menggunakan sumber air minum yang

bervariasi. Sumber air minum yang paling

banyak digunakan masyarakat adalah sumur

terlindung yang mencapai 32,75 persen.

Sedangkan yang terbanyak kedua yaitu sumber

air minum leding meteran yang mencapai 22,69

persen, leding meteran ini diperoleh dari

PDAM. Sumber air minum terbanyak ketiga

adalah air hujan yang mencapai 18,36 persen,

ini dikarenakan di beberapa wilayah di

Kabupaten Gunungkidul sulit untuk

mendapatkan air bersih dari dalam tanah atau

dari permukaan tanah.

Kualitas suatu bangunan rumah tangga

dapat dilihat dari jenis atap, lantai, dan dinding

yang digunakan. Hampir semua rumah tangga

di Kabupaten Gunungkidul sudah

menggunakan atap yang berupa genteng,

hanya sedikit yang menggunakan beton, asbes

atau lainnya. Jika dilihat dari jenis dinding

terluas, rumah tangga dengan dinding terluas

berupa bambu sekitar 12,68 persen. Jika dilihat

dari jenis lantai terluas, rumah tangga dengan

lantai terluas berupa tanah sekitar 12,90

persen.

Dengan masih adanya rumah dengan

jenis dinding terluas bambu (>10 persen)

dengan lantai terluasnya tanah (>10 persen),

berarti masih cukup banyak rumah tangga yang

menempati rumah tidak layak huni. Hal ini agar

menjadi perhatian bagi pemerintah dalam

menyediakan rumah yang layak huni bagi

masyarakatnya.

Rumah tangga yang menempati rumah berdinding tembok mencapai 80,09 persen.

PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN

Sumber Air Minum Utama Rumah Tangga

di Kabupaten Gunungkidul, 2014

Rumah Tangga menurut Kualitas

Perumahan, 2014

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Air kemasan bermerk

2,84%

Air isi ulang1,01%

Leding meteran

22,69%

Leding eceran

2,95%

Sumur bor/pompa

3,82%

Sumur terlindung

32,75%

Sumur tak terlindung

6,03%

Mata air terlindung

8,17%

Mata air tak terlindung

0,97%

Air hujan18,36%

Lainnya0,41%

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Page 24: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

7

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

19

Selain fasilitas air bersih, fasilitas

perumahan yang berhubungan kesehatan

masyarakat adalah ketersedian jamban

keluarga. Sebab jamban yang sehat

mempengaruhi kesehatan penghuninya dan

masyarakat disekitarnya. Tahun 2014, rumah

tangga yang mempunyai jamban sendiri

sebanyak 86,25 persen, sedangkan yang

menggunakan jamban bersama (lebih dari satu

rumah tangga) sebanyak 12,04 persen.

Ketersediaan fasilitas listrik berkaitan

dengan kemajuan di suatu wilayah, kemudahan

akses informasi dan komunikasi. Berdasarkan

data PT. PLN Cabang Wonosari, program listrik

masuk desa ternyata sudah tercapai seratus

persen, demikian pula pada lingkup dusun.

Sumber energi utama untuk memasak

yang digunakan sebagian besar rumah tangga

di Kabupaten Gunungkidul pada 2014 adalah

kayu bakar yakni 74,55 persen, sementara

pengguna gas/elpiji sebesar 24,46 persen dan

lainnya 0,99 persen. Banyaknya rumah tangga

yang menggunakan kayu bakar, menunjukkan

bahwa di desa-desa di Kabupaten Gunungkidul

masih banyak rumah tangga yang lebih memilih

mencari sendiri kayu bakar di hutan atau

tegalan daripada mengeluarkan uang untuk

membeli gas/elpiji.

Sebanyak 86,25 persen rumah tangga di Kab. Gunungkidul sudah mempunyai fasilitas jamban sendiri.

PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN

Rumah Tangga menurut Penggunaan Fasilitas

Tempat Buang Air Besar di Kabupaten

Gunungkidul, 2014 (%)

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Rumah Tangga menurut Sumber Energi Utama

untuk Memasak di Kabupaten Gunungkidul,

2014 (%)

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

74,55%

24,46%

0,99%

Kayu Gas/elpiji Lainnya

Sendiri86,25%

Bersama12,04%

Umum0,13%

Tidak ada1,58%

Page 25: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

8

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

20

Menurut Amartya Sen (1985), taraf hidup

manusia tidak boleh hanya dipandang dari sekadar

tingkat pendapatan, namun juga kualitas hidup yang

dimilikinya. Kualitas hidup manusia didekati dengan

tingkat harapan hidup yang merupakan cermin dari

sisi kesehatan dan kemampuan baca tulis serta lama

sekolah dari sisi pendidikan.

Dengan melihat perkembangan angka IPM

tiap tahun, tampaknya kemajuan yang dicapai

Gunungkidul dalam pembangunan manusia masih

harus diupayakan dengan usaha yang lebih keras

lagi. Angka IPM Gunungkidul hanya mengalami

sedikit peningkatan dari 64,20 pada tahun 2010

menjadi 67,03 pada tahun 2014. Lambatnya

kenaikan IPM ini dapat dipahami, mengingat dampak

dari investasi di sektor kesehatan dan pendidikan

khususnya terhadap peningkatan indikator penyusun

IPM akan terlihat secara nyata dalam jangka

panjang.

Dilihat dari komponen-komponen penyusun

IPM, terlihat kenaikan yang kecil dengan persentase

yang kurang dari satu persen. Kenaikan tertinggi

dicapai oleh komponen Rata-rata lama sekolah,

yakni sebesar 3,70 persen. Diikuti komponen Angka

Harapan Lama Sekolah dan Konsumsi Riil per

Kapita yang masing-masing naik 2,64 persen dan

0,40 persen, sedangkan Angka Harapan Hidup

(AHH) hanya naik 0,01 persen dari tahun

sebelumnya.

Dari 4 Kabupaten dan 1 Kota di DIY, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kab. Gunungkidul masih menduduki rangking terakhir se-DIY.

PEMBANGUNAN MANUSIA

Indeks Pembangunan Manusia Kab.

Gunungkidul, 2010- 2014

Indikator IPM Kab. Gunungkidul

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

62636465666768

2010 2011 2012 2013 2014

64,2 64,8365,69 66,31

67,03

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Page 26: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

Kabupaten Gunungkidul merupakan

salah satu kabupaten penyangga pangan DIY.

Oleh karena itu, produktivitas tanaman pangan

khususnya padi perlu terus ditingkatkan dengan

intensifikasi mengingat semakin berkurangnya

lahan baku akibat alih fungsi. Produksi padi di

Gunungkidul mencapai 289,78 ribu ton pada

tahun 2014, yang terdiri dari 92,60 ribu ton padi

sawah dan 197,18 ribu ton padi ladang.

Selama tahun 2014 beberapa komoditi

tanaman pangan yang umum ditanam

masyarakat petani di Gunungkidul mengalami

penurunan produksi, namun padi ladang dan

jagung yang mengalami kenaikan masing-masing 0,83 persen dan 9,34 persen. Komoditi

tanaman pangan yang mengalami penurunan

produksi yang sangat signifikan yaitu kedelai

yang turun 47,30 persen dari tahun

sebelumnya. Dari segi produktivitas, ubi kayu memiliki

produktivitas tertinggi dibandingkan komoditi

tanaman pangan lainnya yaitu sebesar 155,05

kuintal per ha. Tingginya tingkat produktivitas

ubi kayu ini dapat dipahami karena kondisi

tanah yang sebagian besar adalah tanah

ladang atau bukan sawah beririgasi teknis

sehingga perlu disesuaikan pola tanam dengan

kondisi musim, dan tanaman ubi kayulah yang

paling cocok ditanam di Gunungkidul.

Foto: Lahan Sawah di Desa Genjahan,

Kecamatan Ponjong

0 50 100 150 200

Kacang Hijau

Kacang Tanah

Kedelai

Jagung

Padi Ladang

Padi Sawah

Ubi Kayu

5,95

10,33

10,94

41,58

46,60

62,21

155,05

9

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

21

Tahun 2014, produksi padi ladang menyumbang 68,04 persen terhadap total produksi padi Kabupaten Gunungkidul.

PERTANIAN

Statistik Tanaman Pangan Kab. Gunungkidul

Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul

Produktivitas Tanaman Pangan Kabupaten

Gunungkidul, 2014

Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul

Page 27: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

10

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

22

Pengelolaan potensi pertambangan dan

energi di Gunungkidul memiliki peluang untuk

terus dikembangkan dalam rangka untuk

kesejahteraan masyarakat, meskipun demikian

usaha pertambangan dan penggalian tetap

harus mematuhi peraturan perundangan yang

berlaku. Belum adanya penetapan Perda

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di

Gunungkidul menyebabkan perusahan-perusahan pertambangan dan penggalian yang

telah habis masa berlakunya untuk sementara

tidak berproduksi. Namun demikian aktivitas

penggalian batu putih masih berjalan terutama

yang dilakukan oleh usaha-usaha kecil

perorangan, dengan lokasi utama di daerah

Ponjong Selatan dan Wonosari Utara.

Sektor air minum sebagai salah satu

sektor vital di wilayah yang terkenal kesulitan

air yang salah satunya dikelola PDAM

Gunungkidul produksinya senantiasa

meningkat yang menunjukkan keseriusan

pemerintah menyediakan kebutuhan masyarakatnya.

Tahun 2014 ini jumlah air baku yang

diproduksi mencapai 9,6 juta m3, meningkat

dibanding tahun 2013 yang mencapai 8,4 juta

m3. Namun dari sisi efisiensi mengalami

peningkatan dimana persentase hilang

berkurang sedikit menjadi 25,2 persen dari 25,3

persen tahun sebelumnya.

Dari sektor energi dilaporkan jumlah lis-

trik terdistribusi di Gunungkidul selama tahun

2014 tercatat jumlah pelanggan sebanyak

162.412 dengan 153.193 diantaranya adalah

kategori rumah tangga. Pelanggan kategori

rumah tangga ini menyerap 121.844 ribu KWh

secara keseluruhan.

Tahun 2014, jumlah air baku yang diproduksi PDAM Wonosari mencapai 9,61 juta m3.

PERTAMBANGAN, ENERGI & AIR BERSIH

Jumlah Produksi dan Distribusi Air Bersih

PDAM Kabupaten Gunungkidul (ribu m3)

Sumber: PDAM Tirta Handayani Gunungkidul

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

20122013

2014

2.9432.124 2.385

5.831 6.133 7.082

8.7748.257

9.467

9.2178.383

9.613

Hilang Terjual Distribusi Produksi

Sumber: PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Wonosari

Jumlah Pelanggan Listrik dan Jumlah

Listrik Terdistribusi menurut

Jenis Pelanggan, 2014

,020000,040000,060000,080000,0

100000,0120000,0140000,0160000,0

RumahtanggaBisnisIndustriUmum Sosial

153.193

2.71868 1.397 5.036

121.844

17.65828.990

9.9596.632

Jumlah Pelanggan

Jumlah Listrik Terdistribusi (ribu KWH)

Page 28: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

11

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

23

Industri pengolahan di kabupaten

Gunungkidul didominasi oleh industri mikro

atau rumah tangga. Tercatat ada 15.369

industri mikro atau rumah tangga pada tahun

2014. Industri kecil jumlahnya mencapai 5.530

pada tahun 2014. Sedangkan industri besar

dan sedang jumlahnya kurang dari 15 dan

jumlahnya cenderung tetap dari tahun ke tahun.

Selama periode 2010 – 2014 nilai

tambah yang dihasilkan atau lebih dikenal

dengan nilaii PDRB dari sektor industri

pengolahan terus mengalami kenaikan dengan

pertumbuhan yang fluktuatif. Pada tahun 2012,

nilai PDRB sektor industri sempat menurun,

kemudian naik kembali di tahun 2013 dan

berlanjut ke tahun 2014.

Begitu pula dengan kekurang berpihakan

harga komoditas industri kecil dan rumah

tangga yang berakibat kepada sedikit lesunya

produksi. Tercatat adanya pelemahan harga

komoditas hasil industri anyaman bambu dan

kerajinan berbahan bambu lainnya yang

merupakan industri unggulan di Gunungkidul

selama tahun 2014 dibanding tahun

sebelumnya.

Namun di tengah lesunya sektor industri

tahun 2014 ini, sektor ini masih mempunyai

andil sebesar 9,47 persen terhadap

keseluruhan nilai PDRB Kabupaten

Gunungkidul. Berturut-turut nilai andil sektor

industri terhadap total PDRB sejak 2010 adalah

sebagai berikut: 9,94; 10,07; 9,07; 9,42 dan

9,47 persen.

Sektor industri mempunyai andil sebesar 9,47 persen terhadap pembentukan PDRB Kab. Gunungkidul.

INDUSTRI PENGOLAHAN

Nilai PDRB Sektor Industri Pengolahan

Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2014

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

0 5000 10000 15000 20000

Industri Besar

Industri Sedang

Industri Kecil

Industri Mikro

8

14

5.530

15.369

Jumlah Industri menurut Klasifikasinya di

Kabupaten Gunungkidul, 2014

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan ESDM

Page 29: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

12

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

24

Konstruksi dapat didefinisikan sebagai suatu

kegiatan ekonomi yang mencakup kegiatan

pembangunan baik bangunan tempat tinggal,

bangunan bukan tempat tinggal seperti kantor,

pabrik, dsb, pembangunan jalan-jalan, jembatan,

instalasi listrik, AC dan lain-lain. Sektor konstruksi

berkaitan erat dengan sektor-sektor lain seperti

sektor penggalian karena sebagai penyedia bahan

bakunya, sektor pengangkutan dan transportasi yang

berhubungan dengan jalur distribusi bahan baku dan

juga kemudahan akses yang berpengaruh terhadap

harga baik bahan-bahan konstruksi maupun nilai

konstruksi lainnya.

Sektor konstruksi dapat dilihat sebagai salah

satu indikator untuk mengetahui tingkat pertumbuhan

investasi di suatu wilayah. Karena sektor konstruksi

dapat dihubungkan dengan komponen Pembentukan

Modal Tetap Bruto (PMTB) pada PDRB menurut

Penggunaan. Oleh karena itu kegiatan konstruksi

dalam setiap perkembangannya memberikan andil

yang signifikan terhadap pembentukan PDRB di

Gunungkidul.

Walaupun setiap tahun pertumbuhan sektor

konstruksi pada pembentukan PDRB Kabupaten

Gunungkidul cukup fluktuatif namun andil dari sektor

ini setiap tahun cukup stabil. Andil sektor konstruksi

pada PDRB Kabupaten Gunungkidul tahun 2014

sebesar 9,58 %

Dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional

2014 diperoleh persentase rumah tangga menurut

status kepemilikan/penguasaan tempat tinggal. Pada

tahun 2014 tercatat status kepemilikan tempat

tinggal milik sendiri sebanyak 96,28 persen.

Berikutnya rumah tangga yang menyewa dan

mengontrak rumah sebanyak masing-masing 0,32

persen dan 0,59 persen.

Sektor konstruksi menyumbang PDRB Kab. Gunungkidul sebesar 9,58 persen pada tahun 2014.

KONSTRUKSI

Pertumbuhan dan Andil Sektor Konstruksi

Terhadap PDRB Kab. Gunungkidul (%)

Rumah Tangga menurut Penguasaan

Tempat Tinggal di Kab. Gunungkidul, 2014

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Milik Sendiri96,28%

Sewa0,32%Kontrak

0,59%Lainnya2,81%

5,36

4,9

5,87

4,52

5,06

9,21 9,32 9,52 9,62 9,58

0

2

4

6

8

10

12

2010 2011 2012 2013 2014

Pertumbuhan Andil

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Page 30: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

13

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

25

Untuk mendukung DIY sebagai salah

satu daerah tujuan wisata, Gunungkidul tidak

mau kalah dengan kabupaten/kota yang lain

dengan menambah sarana dan prasarana yang

dapat menarik minat wisatawan, salah satunya

dengan maraknya berdiri hotel/losmen di

wilayah Gunungkidul. Tahun 2014, di

Kabupaten Gunungkidul tercatat 69 usaha

akomodasi dengan 714 kamar dan 796 tempat

tidur. Satu diantara hotel-hotel tersebut

mempunyai kualitas bintang dan sisanya non

bintang yang tersebar di empat kecamatan

yakni Purwosari, Tanjungsari, Tepus, dan

Wonosari.

Jumlah pengunjung obyek wisata pantai

di Gunungkidul dari tahun 2012 – 2014 terus

mengalami kenaikan yang berarti. Dari tahun

2012 ke 2013 terjadi kenaikan sekitar 67,5

persen. Sedangkan pada selang waktu 2013

sampai 2014 jumlah wisatawan yang datang

bertambah 28,67 persen. Hal ini tidak lepas dari

semakin bertambahnya tujuan wisata pantai

Gunungkidul yang semakin banyak diulas lewat

berbagai media.

Banyak pantai dan potensi alam lain

serta budaya di Gunungkidul yang masih bisa

dikembangkan sebagai destinasi wisata

alternatif yang perlu mendapatkan perhatian

pihak-pihak terkait baik dukungan promosi

maupun inovasi wahana yang disediakan.

Tentunya potensi alamiah ini dapat digali lebih

banyak lagi untuk kesejahteraan masyarakat

luas.

Jumlah pengunjung obyek wisata pantai di Kab. Gunungkidul tahun 2014 meningkat 28,67 persen dari tahun 2013.

HOTEL DAN PARIWISATA

Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Pantai di

Kabupaten Gunungkidul, 2014

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul

0102030405060

AlamBuatan

Sejarah

60

19

59

Jumlah Obyek Wisata Menurut Jenisnya di

Kabupaten Gunungkidul, 2014

Foto: Pantai Krakal, Desa Ngestirejo,

Kecamatan Tanjungsari

Page 31: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

14

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

26

Jalan sebagai sarana penunjang

transportasi memIliki peran penting khususnya

untuk transportasi darat. Infrastruktur yang baik

adalah investasi menuju perekonomian yang

baik pula. Jalan darat adalah sarana paling

berperan dalam arus keluar masuk segala

komoditi kebutuhan di Gunungkidul, pemerintah

kabupaten telah membangun jalan sepanjang

686 km jalan kabupaten dan jalan-jalan tingkat

kecamatan bahkan hingga tingkat desa dan

dusun. Selain jalan yang menjadi tanggung

jawab Pemkab juga terdapat jalan provinsi dan

jalan nasional.

Dari total panjang jalan kabupaten yang

ada; 93,27 persen beraspal, sementara sisanya

adalah hotmix. Kondisi jalan-jalan tersebut

tahun 2014 sepanjang 67,46 persen baik, 7,33

persen sedang, 10,03 persen rusak dan

sisanya rusak berat. Kondisi ini sedikit membaik

dibandingkan 2013 dimana jalan kondisi baik

sepanjang 66 persen. Di sektor komunikasi, dalam hal ini

telpon kabel, mengalami penurunan untuk

jumlah pelanggannya. Pada tahun 2013 jumlah

pelanggan telpon sebanyak 3.745 pelanggan

turun menjadi 3.667 pelanggan pada tahun

2014. Padahal dari tahun 2010, jumlah

pelanggan telpon terus meningkat sampai

dengan tahun 2013.

Jalan Kabupaten berkondisi baik tahun 2014 sebanyak 67,46 persen, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 66 persen.

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Panjang Jalan Kabupaten menurut Jenisnya, 2014

Panjang Jalan Kabupaten menurut Kon-

disinya di Kab. Gunungkidul (km)

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Gunungkidul

Aspal93,27%

Hotmix6,73%

438,81

46,12

80,34120,73

452,77

46,6571,89 114,69

462,77

50,2968,82

104,32

050

100150200250300350400450500

Baik Sedang Rusak Rusak Berat

2012 2013 2014

3.464

3.599

3.627

3.745

3.667

3300

3400

3500

3600

3700

3800

2010 2011 2012 2013 2014

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Gunungkidul

Jumlah Pelanggan Telpon di Kabupaten

Gunungkidul

Sumber: PT. Telkom Cabang Wonosari

Foto: Jalan Lintas Selatan Kec. Saptosari

Page 32: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

15

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

27

Berbicara masalah keuangan tentu tidak

lepas daripada jasa perbankan. Banyaknya

bank di Gunungkidul sampai dengan tahun

2014 terdiri dari bank konvensional 7 unit, bank

umum syariah 3 unit sedangkan BPR

konvensional sebanyak 8 unit.

Posisi pinjaman masyarakat Gunungkidul

menurut catatan Bank Indonesia bulan

Desember 2014 mencapai 2.368 milyar rupiah.

Dari jumlah pinjaman tersebut, sebanyak 1.367

milyar digunakan untuk keperluan usaha

sedang sisanya untuk keperluan konsumtif.

Pinjaman untuk keperluan usaha paling banyak

terserap oleh sektor perdagangan sebesar

57,23 persen dan sektor jasa sebesar 10,97

persen, sedang untuk sektor unggulan di

Kabupaten Gunungkidul yakni pertanian hanya

sebesar 10,67 persen.

Posisi simpanan masyarakat

Gunungkidul menurut catatan Bank Indonesia

tahun 2014 mencapai 1.692 milyar rupiah yang

terbagi menjadi tiga komponen: Giro sebesar

77,152 milyar rupiah, Simpanan Berjangka

(Deposito) sebesar 537,196 milyar rupiah dan

Tabungan 1.077,498 milyar rupiah. Angka-angka ini selalu meningkat dari tahun ke tahun

dengan pertumbuhan yang berkisar 10 hingga

40 persen. Angka jumlah simpanannya sendiri

tahun 2014 ini meningkat 11,24 persen

dibanding 2013.

Kredit yang disalurkan untuk keperluan modal kerja dan investasi sektor pertanian hanya sekitar 10,67 persen.

PERBANKAN DAN INVESTASI

Pertanian10,67%

Penggalian0,68% Industri

5,75%

Listrik, Gas dan Air Bersih0,05%

Konstruksi8,74%

Perdagangan

57,23%

Angkutan dan

Komunikasi

4,68%

Keuangan, Real

Estate dan Jasa

Perusahaan

1,84%

Jasa-jasa10,97%

Posisi Pinjaman Masyarakat untuk Lapangan

Usaha Kab. Gunungkidul, Desember 2014

Sumber: Publikasi Statistik Ekonomi Keuangan Daerah DIY, Bank Indonesia

0200400600800

1000

2012 2013 2014

98,8975,83 77,152

271,325 345,052 537,196

825,75 968,664 1077,498

Giro Deposito Tabungan

Posisi Simpanan Masyarakat Kabupaten

Gunungkidul (Milyar Rp)

Sumber: Publikasi Statistik Ekonomi Keuangan Daerah DIY, Bank Indonesia

Jumlah Bank menurut Kegiatan Usaha di Kab.

Gunungkidul, 2014

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan ESDM

0 2 4 6 8 10

Bank Umum

Konvensional

Bank UmumSyariah

BPR

Foto: Salah satu Bank Umum

di Kecamatan Wonosari

Page 33: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

16

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

28

Indeks harga konsumen (IHK) yang lazim

digunakan sebagai indikator kenaikan harga-harga terlihat selalu meningkat dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2014 (2012 = 100) ini IHK

umum Kota Wonosari tercatat sebesar 118,76

persen. Angka ini mengandung arti bahwa

dibandingkan dengan tahun 2012 komoditas

barang dan jasa kebutuhan rumah tangga pada

tahun 2014 sudah mengalami kenaikan harga

rata-rata sebesar 18,76 persen.

Meskipun IHK menunjukkan peningkatan

setiap tahun, namun tingkat inflasi sebagai

tolok ukur kestabilan perekonomian daerah

terlihat terkendali dengan selalu di bawah dua

digit. Tingkat inflasi kalender di Wonosari tahun

2013 mencapai 7,71 persen.

Perkembangan harga sembilan bahan

pokok terpilih antara lain beras, minyak goreng

dan gula pasir selama tahun 2014. Harga beras

IR-64 pada tahun 2014 meningkat sekitar 10,60

persen dari tahun 2013. Komoditas minyak

goreng pada tahun 2014 mengalami kenaikan

harga sebesar 10,19 persen dari tahun 2013,

sedangkan harga gula pasir turun 23,77 persen

dari tahun 2013.

Laju inflasi di Kab. Gunungkidul tahun 2014 relatif terkendali sebesar 7,71 persen.

HARGA-HARGA

Indeks Harga Konsumen Kota Wonosari

Perkembangan Harga Sembako Terpilih di

Wonosari (Rp/Kg)

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

90 100 110 120

2012

2013

2014

102,08

110,27

118,76

6,69

3,944,76

8,117,71

0

2

4

6

8

10

2010 2011 2012 2013 2014

02000400060008000

100001200014000

2010 2011 2012 2013 2014

Beras IR-64 Minyak Goreng Gula Pasir

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Laju Inflasi Tahun Kalender Kota Wonosari (%)

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul Foto: Pasar Argosari di Kec. Wonosari

Page 34: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

17

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

29

Pola konsumsi pangan merupakan

indikator yang penting bagi status ekonomi dan

sosial masyarakat. Hal ini karena pangan

merupakan salah satu kebutuhan fisik utama

manusia. Terpenuhinya kecukupan pangan

merupakan salah satu ukuran taraf hidup

menuju kesejahteraan masyarakat. Semakin

maju perekonomian suatu negara, pengeluaran

untuk non makanan lebih besar daripada

pengeluaran untuk makanan. Secara logis, hal

ini disebabkan pemenuhan kebutuhan primer

sudah tercukupi, sehingga pemenuhan

kebutuhan seseorang bergeser ke jenis barang-barang sekunder maupun tersier.

Pola konsumsi rumah tangga di

Gunungkidul pada tahun 2014, dari kategori

makanan didominasi oleh kelompok makanan &

minuman jadi sebesar 21,46 persen, kemudian

disusul kelompok padi-padian sebesar 15,41

persen dan kelompok tembakau dan sirih

sebesar 12,42 persen. Sedangkan kelompok

daging menduduki peringkat ke-4 dengan 8,72

persen konsumsi rata-rata rumah tangga.

Untuk kategori non makanan, konsumsi

rata-rata rumah tangga yang terbesar yaitu

kelompok barang dan jasa sebesar 28,07

persen, yang terdiri dari produk-produk

perawatan tubuh, produk-produk keperluan

MCK, koran/majalah, biaya transportasi,

akomodasi, hiburan, dan jasa-jasa lainnya.

Sedangkan kelompok terbesar kedua yaitu

kelompok perumahan dan fasilitas rumah

tangga sebesar 23,19 persen, yang terdiri dari

sewa rumah, perbaikan kecil bangunan, listrik,

air, bahan bakar untuk memasak, BBM,

pemeliharaan kendaraan bermotor, pulsa

telpon dan internet.

Dari kategori makanan, konsumsi kelompok makanan dan minuman jadi, adalah yang terbesar.

PENGELUARAN PENDUDUK

Pengeluaran Makanan Penduduk Kabupaten

Gunungkidul, 2014 (%)

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Pengeluaran Non Makanan Penduduk

Kab. Gunungkidul, 2014 (%)

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Padi-padian15,41%

Umbi-umbian1,53%

Ikan4,56%

Daging8,72%

Telur dan Susu5,40%

Sayur-sayuran8,61%

Kacang-kacangan

4,47%Buah-

buahan4,60%

Minyak dan Lemak3,86%

Bahan Minuman

4,85%

Bumbu-bumbuan

1,49%

Konsumsi Lainnya2,62%

Makanan dan

Minuman Jadi

21,46%

Tembakau dan Sirih12,42%

23,19%

28,07%

4,15%3,71%

5,74%

12,13%

2,43%

20,58%

Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga

Barang dan Jasa

Biaya Pendidikan

Biaya Kesehatan

Pakaian dan Sandang Lainnya

Barang-barang Tahan Lama

Pajak, Iuran dan Asuransi

Keperluan Pesta dan Upacara

Page 35: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

18

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

30

Selama 2009 – 2013, jumlah usaha

perdagangan di Gunungkidul selalu bertambah

dari tahun ke tahun. Jumlah pedagang besar

pada tahun 2011 mengalami kenaikan dari 73

pedagang pada tahun 2010 menjadi 100

pedagang. Sementara jumlah pedagang

menengah dan pedagang kecil pada tahun

2013 juga mengalami kenaikan masing-masing

sebesar 2,95 persen dan 3,58 persen dari

tahun 2012. Pada tahun 2013, jika ketiga jenis

pedagang tersebut digabungkan, maka didapat

persentase pedagang kecil 92,21 persen,

pedagang menengah 5,73 persen, dan

pedagang besar 2,06 persen.

Pasar merupakan tempat bertemunya

penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi

jual-beli baik barang maupun jasa. Pasar

menurut cara bertransaksi dapat dibedakan ke

dalam 2 kelompok, yaitu pasar tradisional dan

pasar swalayan. Jumlah pasar tradisional

sebanyak 38 pasar. Sedangkan pasar

swalayan jumlahnya mencapai 67 pasar dan

jumlahnya akan terus meningkat dari tahun ke

tahun.

Pada tahun 2014, jumlah pasar/toko swalayan di Kabupaten Gunungkidul tercatat 67 unit.

PERDAGANGAN

Jumlah Pedagang menurut Klasifikasinya

di Kab. Gunungkidul, 2009 - 2013

Jumlah Sarana Perdagangan di Kabupaten

Gunungkidul, 2014

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan ESDM

58 73 100 100 100104 150 215 271 279

3.680 3.8604.289 4.332 4.487

0

1000

2000

3000

4000

5000

2009 2010 2011 2012 2013

Pedagang Besar Pedagang Menengah

Pedagang Kecil

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan ESDM

0

50

100

Pasar TradisionalPasar Swalayan

38 67

Foto: Pasar Playen di Kecamatan Playen

Page 36: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

19

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

31

PDRB merupakan kependekan kata dari

Produk Domestik Regional Bruto yang dapat

digunakan untuk mengukur performa/kinerja

pembangunan suatu wilayah khususnya dalam

bidang ekonomi. PDRB menjelaskan tentang

kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan

berbagai produk barang dan jasa dalam satu

tahun.

Sementara pendapatan perkapita

digunakan untuk menggambarkan distribusi

pemerataan pendapatan terhadap orang per

orang atas nilai tambah yang timbul di wilayah

tersebut. Dengan kata lain, PDRB per kapita

menjelaskan ukuran aksesibilitas setiap individu

untuk menikmati hasil pembangunan melalui

proses distribusi pendapatan dari sektor

produksi ke faktor produksi.

Selain itu pendapatan per kapita juga

mencerminkan tingkat produktivitas tiap

penduduk dan menunjukkan bahwa penduduk

Gunungkidul relatif masih berada di bawah

produktivitas penduduk kabupaten lain.

PDRB Kabupaten Gunungkidul

menunjukkan peningkatan signifikan yang

disebabkan oleh peningkatan volume produksi

maupun kenaikan harga komoditas barang dan

jasa. Pada tahun 2014, PDRB Kabupaten

Gunungkidul atas dasar harga berlaku secara

nominal telah menunjukkan besaran 12,716

triliyun rupiah, sedangkan PDRB Kabupaten

Gunungkidul atas dasar harga konstan tahun

2010 sebesar 10,639 triliyun rupiah. Angka

PDRB ini terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2014, PDRB Kabupaten Gunungkidul Atas Dasar Harga Berlaku mencapai 12,716 triliyun Rupiah.

PENDAPATAN REGIONAL

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Perkembangan PDRB Kab. Gunungkidul

(Triliyun Rp), 2010 - 2014

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

8,8489,248

9,696

10,177

10,6398,848

9,739

10,545

11,53

12,716

8

10

12

2010 2011 2012 2013 2014

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (2010)

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

13,06

13,5

14

14,54

15,03

13,06

14,22

15,23

16,47

17,97

13

18

2010 2011 2012 2013 2014

PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (2010)

PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku

Perkembangan PDRB per Kapita Kabupaten

Gunungkidul (Juta Rp), 2010 - 2014

Page 37: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

19

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

32

PDRB per kapita sebagai indikator kasar

untuk mengukur pendapatan per kapita

penduduk kabupaten Gunungkidul menurut

harga berlaku pada tahun 2014 secara

kumulatif meningkat 9,11 persen dari tahun

2013. Besaran PDRB per kapita kabupaten

Gunungkidul tahun 2014 senilai 17,97 juta

rupiah

Secara umum pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Gunungkidul menunjukkan

kecenderungan moderat dan berada pada

kisaran yang sama dengan pertumbuhan

ekonomi nasional, yakni dengan kisaran angka

3-5 persen. Meskipun demikian, laju

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gunungkidul

selalu dibawah angka pertumbuhan Provinsi

DIY. Oleh karena itu, perlu ada pemikiran yang

lebih mendalam dengan melihat sektor ekonomi

yang dapat diandalkan dan mampu

mengangkat pertumbuhan ekonomi secara

keseluruhan di Kabupaten Gunungkidul.

Distribusi PDRB Kabupaten Gunungkidul

2014 tetap didominasi sektor pertanian sebesar

25,77 persen, juga menjadi ciri khas

perekonomian Kabupaten Gunungkidul disusul

oleh sektor konstruksi, industri pengolahan,

administrasi pemerintahan, dan perdagangan.

Padahal produksi dari sektor pertanian sangat

dipengaruhi oleh faktor musim, sehingga

hasilnya sangat berfluktuatif. Meskipun

demikian perlu dicari cara untuk mensiasatinya

dengan pemilihan bibit, pupuk serta perbaikan

drainase.

Sektor Pertanian memiliki andil terbesar terhadap PDRB Kabupaten Gunungkidul.

PENDAPATAN REGIONAL

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten

Gunungkidul, 2010 - 2014

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

3,64

4,52

4,84 4,974,54

3

3,5

4

4,5

5

2010 2011 2012 2013 2014

Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul

Distribusi Persentase PDRB menurut Sektor di

Kabupaten Gunungkidul, 2014

25,77%

1,58%

9,47%

0,06%

0,17%9,59%

8,76%5,19%

5,71%

7,21%

2,26%3,38%

0,43%

9,17%6,08%

1,94% 3,23%

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik dan Gas

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Transportasi dan Pergudangan

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan dan Asuransi

Real Estate

Jasa Perusahaan

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Jasa Lainnya

Page 38: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

20

Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul 2015

33

Perbandingan antara kabupaten/kota di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk

beberapa indikator terpilih memperlihatkan

variasi yang cukup besar.

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

tertinggi tercatat di Kabupaten Sleman yang

mencapai Rp 31.014 milyar rupiah pada tahun

2014. Nilai PDRB ADHB Kabupaten

Gunungkidul sendiri mencapai Rp 12.716

milyar rupiah, nilai tersebut masih lebih besar

daripada nilai PDRB Kabupaten Kulonprogo

walaupun masih jauh tertinggal dibanding tiga

kabupaten/kota lainnya.

Perbandingan beberapa indikator terpilih

lain seperti laju pertumbuhan ekonomi dan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM),

khususnya diukur dari IPM juga

memperlihatkan bahwa Kota Yogyakarta

sebagai kota yang mencatat capaian yang lebih

baik dibandingkan kabupaten lain di Provinsi

DIY, sedangkan Kabupaten Gunungkidul

berada pada urutan yang paling bawah.

Padahal IPM dapat mengukur tingkat

kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan

manusia dari sisi pendidikan, kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu,

Kabupaten Gunungkidul masih perlu berusaha

lebih keras lagi untuk dapat sejajar dengan

kabupaten lain.

PDRB ADHB/ADHK Kab. Gunungkidul tahun 2014 menduduki peringkat keempat dari lima kabupaten/kota se-DIY.

PERBANDINGAN REGIONAL

Perbandingan PDRB di DIY

Sumber: BPS Provinsi DIY

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi dan IPM

di DIY, 2014

Sumber: BPS Provinsi DIY

83,78

80,73

67,03

77,11

70,68

5,3

5,41

4,54

5,15

4,37

0 25 50 75 100

Yogyakarta

Sleman

Gunungkidul

Bantul

Kulonprogo

Pertumbuhan Ekonomi

Indeks Pembangunan Manusia

Foto: Pantai Baron di Kec. Tanjungsari

Page 39: STATISTIK DAERAH - bappeda.gunungkidulkab.go.idbappeda.gunungkidulkab.go.id/publikasi/statistik/STATDA 2015.pdf · bagian tenggara dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),