Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia

13
STANDAR TATA RUANG BIOSKOP DITINJAU DARI PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN MANUSIA PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP OLEH : I Nyoman Heriana (0804405024) I Komang Surya Satria D. (0804405041) Putu Rusdi Ariawan (0804405050) I Kadek Sastrawan (0804405051) I. A. Kade Sita Laksmita (0804405059) Kadek Agus Nata R. (0804405081) I Putu Wiranata N. (0804405083) Made Agus Widiartha (0804405085) I Dw Gd. Suganda H. (0804405098) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010

description

Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia

Transcript of Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia

Page 1: Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia

STANDAR TATA RUANG BIOSKOP DITINJAU DARI

PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN MANUSIA

PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP

OLEH :

I Nyoman Heriana (0804405024)

I Komang Surya Satria D. (0804405041)

Putu Rusdi Ariawan (0804405050)

I Kadek Sastrawan (0804405051)

I. A. Kade Sita Laksmita (0804405059)

Kadek Agus Nata R. (0804405081)

I Putu Wiranata N. (0804405083)

Made Agus Widiartha (0804405085)

I Dw Gd. Suganda H. (0804405098)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2010

Page 2: Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia

Standar Ruangan Bioskop… ©2010

Teknik Elektro Page 2 of 13 Pengetahuan Lingkungan Hidup

STANDAR TATA RUANG BIOSKOP DITINJAU DARI

PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN MANUSIA

(Suatu Kajian Pustaka)

Mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana

Kampus Bukit Jimbaran, Bali, 80361

Abstrak

Sarana umum dapat dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila telah

memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan dapat mencegah penularan penyakit antar pengguna,

penghuni dan masyarakat sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan dalam pencegahan

terjadinya kecelakaan. Gedung bioskop adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya dengan membayar

dapat menonton film di tempat tersebut. Sanitasi Bioskop memberikan berbagai indikator yang harus

diperhatikan dengan indicator dan parameter antara lain Letak gedung, Lingkungan Bioskop dengan

parameter sanitasi antara lain mencakup persyaratan pada halaman dan gedung. Sound system yang

baik digunakan di gedung bioskop adalah sound system stereo dengan peletakan pengeras suara pada

dinding dalam jarak yang sama antara yang satu dengan yang lain, sehingga suara akan diterima

merata oleh penonton. Suara diukur dengan satuan decibel (dB) antara 80 – 85 dB. Sistem

pencahayaan tidak boleh menyilaukan mata maksimal 150 lux. Jarak ideal layar dengan proyektor ±

40 m sedangkan jarak antara layar dengan kursi terdepan adalah minimal 10 m. Bagian tepi layar atas,

bawah dan samping kiri dan kanan berturut-turut maksimum membentuk sudut 60º-80º dengan titik

mata untuk penonton terdepan. Tiap penonton harus dapat melihat dengan sudut pandang maksimal

30˚. Jarak antara kursi penonton dengan kursi lain minimal 40 cm.

Kata kunci :Tata Ruang Bioskop, Standar Perangkat Bioskop.

PENDAHULUAN

Sarana dan bangunan umum merupakan

tempat dan atau alat yang dipergunakan oleh

masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya,

oleh karena itu perlu dikelola demi kelangsungan

kehidupan dan penghidupannya untuk mencapai

keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial,

yang memungkinkan penggunanya hidup dan

bekerja dengan produktif secara social ekonomis.

Sarana dan bangunan umum dinyatakan

memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila

memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan

dapat mencegah penularan penyakit antar

pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya,

selain itu harus memenuhi persyaratan dalam

pencegahan terjadinya kecelakaan. Jenis-jenis

tempat umum yang sangat memerlukan

pengawasan antara lain Hotel, Restourant, Kolam

renang , Pasar, Bioskop, tempat-tempat rekreasi,

tempat-tempat ibadah, pertokoan, Pemangkas

rambut, salon, Stasiun kereta api atau bus, rumah

sakit. Dan pada saat ini penulis akan membahas

lebih rinci mengenai sanitasi di Bioskop.

Yang dimaksud dengan gedung bioskop

adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya dimana

umum dengan membayar dapat menonton film di

tempat tersebut. Dasar pelaksanaan Penyehatan

Lingkungan Bioskop adalah Kep. Menkes

288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman

Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.

(Munif Arifin, 2009)

Gedung pertunjukan merupakan suatu

tempat yang mempunyai bangunan atau gedung

dengan konstruksi tertentu dimana umum

berkumpul dan dapat melihat pertunjukan pada

sebuah panggung.

Sanitasi Bioskop memberikan berbagai

indikator yang harus diperhatikan dengan

indicator dan parameter antara lain Letak

gedung, Lingkungan Bioskop dengan parameter

sanitasi antara lain mencakup persyaratan pada

halaman dan gedung.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di

atas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai

berikut: Bagaimanakah standar tata ruang

bioskop?

Page 3: Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia

Standar Ruangan Bioskop… ©2010

Teknik Elektro Page 3 of 13 Pengetahuan Lingkungan Hidup

Karya Ilmiah ini bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh peralatan

bioskop memancarkan radiasi gelombang

elektromagnetik terhadap kesehatan manusia.

METODE PENELITIAN

Tipe penelitian ini tergolong kedalam

penelitian hukum normatif dan penelitian hukum

kepustakaan maka titik berat penelitian

mempergunakan bahan hukum bukan data,

sehingga data primer yang dipergunakan hanya

bersifat memperkuat, melengkapi dan

menunjang, kemudian sumber data sekunder

dilakukan melalui sumber data kepustakaan

(library research) yang terdiri dari bahan hukum

primer dan bahan hukum sekunder.

Adapun bahan hukum primer yang

digunakan terutama berpusat dan bertitik tolak

pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku di Indonesia seperti Kep. Menkes

288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman

Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.

Berikutnya dipergunakan pula bahan hukum

sekunder berupa pendapat hasil-hasil penelitian,

kegiatan ilmiah dan beberapa informasi dari

media masa.

Pendekatan masalah yang dipakai terhadap

penelitian ini, adalah beberapa pendekatan yang

dikenal dalam hukum normatif, yaitu pendekatan

kasus (the case approach), pendekatan

perundang-undangan (the statute approach),

pendekatan analisis konsep hukum (analitical

conceptual approach).

Jenis bahan hukum yang dipergunakan

berupa bahan-bahan hukum primer seperti

peraturan perundang-undangan, surat keputusan

Menteri, peraturan daerah, sedangkan bahan-

bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang

erat kaitannya dengan bahan-bahan hukum

primer dapat membantu menganalisis dan

memahami hukum primer adalah : a) hasil karya

ilmiah para sarjana; b) hasil penelitian ; c)

laporan-laporan, media massa

Bahan-bahan hukum tersier, yaitu bahan-

bahan yang memberikan informasi tentang

bahan-bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder meliputi bibliografi.

Adapun metode pengumpulan bahan hukum

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode gabungan antara bola salju (snowball

methode) dengan metode sistematis (systematic

methode).

Dari hasil pengumpulan data, kemudian data

dianalisis, dikontruksi dan diolah sesuai dengan

rumusan masalah yang telah ditetapkan,

kemudian disajikan secara deskriptif.

Dalam penelitian hukum normatif, yang

dianalisis bukanlah data, melainkan dilakukan

secara deskriptif, interpretatif, evaluatif,

argumentatif dan sistematis. Bahan hukum yang

dikumpulkan akan disajikan secara utuh,

kemudian dianalisis. Adapun analisis yang

dikemukakan bersifat deskriptif artinya uraian

apa adanya terhadap suatu kondisi atau posisi

dari proporsi-proporsi hukum atau non hukum.

Interpretatif adalah analisis dengan cara

menginterprestasi atau menjelaskan penggunaan

jenis-jenis penafsiran dalam ilmu hukum, seperti

penafsiran yang sistematis dan gramatikal.

Penafsiran secara sistematis artinya terdapat

hubungan antara pasal satu dengan pasal-pasal

yang lainnya. Sedangkan penafsiran secara

gramatikal adalah penafsiran berdasarkan arti

kata. Evaluatif yakni melakukan evaluasi atau

penilaian tepat atau tidak tepat, setuju atau tidak

setuju, benar atau salah, sah atau tidak oleh

peneliti terhadap suatu pandangan, proporsi,

pernyataan rumusan, norma, keputusan baik yang

tertera dalam bahan hukum primer maupun

bahan hukum sekunder.

Sedangkan analisis yang bersifat

argumentatif tidak bisa dilepaskan dari teknik

evaluasi karena penilaian harus didasarkan pada

alasan-alasan yang bersifat penalaran hukum.

Dalam pembahasan permasalahan hukum makin

banyak argumen makin menunjukkan kedalam

penalaran hukum. Sistematis, adalah berupa

upaya mencari kaitan rumusan suatu konsep

hukum atau proposisi hukum antara peraturan

perundang-undangan yang sederajat maupun

antara yang tidak sederajat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bioskop adalah tempat atau gedung dengan

segala fasilitas didalamnya, dimana masyarakat

dapat berkumpul dan menonton film dengan

membayar tiket masuk.

Hubungan Bioskop Dengan Kesehatan

Manusia Bioskop mempunyai peranan penting dalam

penularan penyakit, timbulnya kecelakaan dan

gangguan-gangguan lain. Gangguan-gangguan

yang dapat ditimbulkan antara lain: (Munif

Arifin, 2009)

Page 4: Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia

Standar Ruangan Bioskop… ©2010

Teknik Elektro Page 4 of 13 Pengetahuan Lingkungan Hidup

1. Letak kursi bagian terdpan yang terlalu dekat

dengan layar ( kurang dari 6m) dapat merusak

mata.

2. Letak pintu, jendela dan lain-lain lobang

ventilasi yang keliru menimbulkan gerak

angin yang keras dan penonton dapat sakit

karenanya.

3. Ventilasi yang kurang baik, menimbulkan

tidak adanya gerak udara dalam gedung,

sehingga keadaan dalam gedung dapat panas

sekali dan menimbulkan pusing kepala.

4. Letak lampu bahaya diatas pintu-pintu yang

menyilaukan dapat mengganggu mata para

penonton.

5. Kurangnya pemeliharaan kebersihan pada

tempat-tempat duduk/kursi, menjadikan kursi

tersebut menjadi tempat bersarang dan

berkembang biaknya binatang pengganggu

antara lain kutu busuk, yang dapat

menimbulkan gangguan kepada para

penonton

6. Pemakaian film proyektor yang rusak

(misalnya bergetar) atau lensa yang sudah

kabur akan menimbulkan kerusakan mata.

7. Lantai yang tidak memenuhi syarat misalnya

licin akan menimbulkan kecelakaan kepada

penonton, dan lantai yang berdebu akan

mengganggu penonton.

8. WC dan urinoir yang tidak dirawaat akan

menimbulkan bau tidak dan mengganggu

keyamanan penonton.

Persyaratan Bioskop

1. Bagian Luar Gedung a. Letak Gedung Bioskop

Letak atau lokasi gedung biskop perlu

diperhatikan karena letak berpengaruh terhadap

kenyamanan dari gedung bioskop. Bentuk letak

ini perlu diperhatikan sebagai berikut: (Munif

Arifin, 2009)

- Ditempat yang luas dengan alasan agar

memberikan tampat untuk parkir mobil dan

lain-lain kendaraan, serta memberikan

keleluasan dan kepuasan para pengunjung

untuk mamandang keindahan sekitarnya. Agar

kendaraan dapat diparkir dengan rapih/teratur

perlu adanya rambu untuk tempat parkir.

- Ditempat yang strategis yaitu ditengah-tengah

dekat perumahan penduduk agar mudah dicapai

dengan berjalan atau dengan kendaraan, serta

ditengah-tengah tempat rekreasi lain.

- Ditempat yang jauh dari faktor penganggu,

seperti tempat pembuangan sampah, industri

yang gaduh dan terlalu ramai.

- Ditempat yang tinggi dan kering, tidak dekat

rawa atau derah banjir.

b. Halaman Gedung Bioskop

- Halaman sangat penting untuk gedung bioskop,

digunakan untuk parkir kendaraan dan

hendaknya cukup luas.

- Halaman harus bersih, tidak terdapat sampah-

sampah yang berserakan, genangan air, oli, dll.

- Pagi malam hari halaman bioskop perlu

penerangan minimal 3 cm pada permukaan

tanah.

- Halaman perlu diberi pagar sebagai pembatas.

- Arah-arah lalu lintas dibuat teratur baik untuk

penonton maupun untuk kendaraan-kendaraan

yang keluar masuk halaman.

- Sisa peralatan yang tidak digunakan untuk

parkir dapat dibuat pertamanan dengan

tumbuh-tumbuhan, bunga-bunga untuk

menambah keindahan sekitarnya.

c. Tempat Sampah

Tersedianya tempat-tempat sampah dan

tempat pengumpulan sampah sementara.

Penempatan dan jumlah tempat sampah

memadai.

Adapun syarat-syraat dari tempat sampah

tersebut adalah : (Munif Arifin, 2009)

- Kedap Air

- Ertutup rapat

- Mudah diangkat

- Dapat menampung jumlah sampai pada setiap

pertunjukan.

d. Saluran Pembuangan Air Hujan

Saluran air hujan unuk gedung bioskop perlu

ada hal ini untuk menjaga agar air hujan tidak

menggenang. Karena dengan terdapatnya

genangan air akan dapat menimbulkan gangguan

kepada para penonton, selain itu genangan air

akan dapat digunakan untuk perkembangbiakan

vektor panyakit.

2. Bagian Dalam Gedung Bioskop

Sebenarnya yang dimaksud dengan gedung

bioskop adalah bagian luar gedung bioskop (

Eterior Gedung ) dan bagian dalam gedung

bioskop ( interior Gedung )

a. Exterior Gedung :

Halaman yang ada didalam gedung bioskop

tatapi terletak diluar ruangan pertunjukan ( diluar

dinding yang membatasi tempat pertunjukan )

dibioskop yang modern, maka pada exterior

Page 5: Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia

Standar Ruangan Bioskop… ©2010

Teknik Elektro Page 5 of 13 Pengetahuan Lingkungan Hidup

gedung terdapat berbagai macam fasilitas antara

lain : (Munif Arifin, 2009)

- Restoran

- Tempat berpesta

- Snack bar

- Kamar tunggu

- Wc/urinoir

- Kamar pemadam kebakaran

- Kamar telepon.

Demikian untuk exterior gedung minimal

terdapat wc/urinior, kamar telepon, pemadam

kebakaran, kaar tunggu dan exterior traffic.

1) WC dan urinoir :

Persyaratan dari WC adalah (Munif Arifin,

2009)

Jumlah WC (Jamban) adalah minimal 1 buah

untuk setiap 200 kursi

Jamban untuk laki-laki dan jamban untuk

wanita harus terpisah.

Harus tersedia air yang cukup banyak untuk

menggelontor maupun untuk membersihkan.

Keadaan jamban harus selalu dalam keadaan

bersih dan terpelihara.

Penerangan minimal 5 fc pada permukaan

lantai.

Persyaratan dari urinoir :

Jumlah minimal 1 buah untuk 100 kursi.

Tersedia air pembersih yang cukup.

Penerangan minimal 5 fc pada lantai.

Keadaan selalu bersih dan terpelihara.

Urinoir yang baik adalah type single urinoir,

cara membersihkannya secara berkala 5 menit

atau 10 menit sekali dapat dipakai “intermittent

automatic flushing device”.

Ditempat tersebut sebaiknya terdapat wash tafel

(tempat cuci tangan) dilengkapi dengan sabun

dan tissue.

2) Ruang Telepon

Telepon untuk gedung bioskop adalah penting

sekali. Biasanya telepon ada diruangan direksi,

dengan demikian pengunaannya kurang baik bila

digunakan untuk umum. Oleh karena itu perlu

adanya telepon sifatnya untuk umum dan perlu

ditempatkan dikamar tersendiri.

Adapun kegunaan telepon adalah :

Keperluan pemesanan karcis

Keperluan pribadi penonton dengan penonton,

dan lain lain.

3) Pemadam Kebakaran

Didalam gedung bioskop harus tersedia alat

pemadam kebakaran yang masih berfungsi dan

diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan

mudah dijangkau oleh umum.

Pada setiap alat pemadam kebakaran perlu

adanya penjelasan tentang cara penggunaannya.

Jumlah pemadam kebakaran disesuaikan

dengan besar kecilnya gedung bioskop.

4) Ruang Tunggu

Kamar tunggu digedung bioskop perlu sekali

karena :

Memberikan tempat bagi para pengunjung

yang telah untuk beristirahat.

Memberikan tempat bagi para penonton untuk

menunggu gilirannya menonton film.

Oleh sebab itu, maka kamar tunggu perlu dijaga

kebersihannya, disediakan tempat sampah yang

cukup, kursi diatur sedemikian rupa, diberi pot-

pot bunga sehingga ruang tunggu tersebut

bentuknya menarik dan menyenangkan.

5) Exteriour Traffic

Exteriour traffic sangat penting, karena akan

melancarkan lalu lintas penonton untuk menuju

ke bagian-bagian lain di lingkungan exteriour

gedung tersebut. Tanpa adanya exteriour traffic

lalu lintas penonton akan terganggu.

Beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian

dari exteriour traffic adalah : (Munif Arifin,

2009)

Hendaknya jalan-jalan tersebut dibuat cukup

lebar.

Hendaknya jalan-jalan yang menghubungkan

dari bagian kebagian lain cukup jelas dan

teratur.

Agar keluar masuknya pengunjung teratur

maka pintu yang menuju ke ruang

pertunjukkan dan pintu yang keluar dari

tempat pertunjukkan hendaknya terpisah.

Perlu diperhatikan pencahayaan yang cukup

agar tidak panas perlu dipasang ventilasi

buatan.

Untuk menjaga kebersihan perlu disediakan

tempat-tempat atau rokok maupun puntung

rokok.

b. Interiour Gedung :

Adalah ruangan didalam gedung bioskop

dimana terdapat tempat duduk para penonton

untuk melihat film (tempat pertunjukkan). Yang

perlu mendapatkan perhatian didalam interiour

Page 6: Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia

Standar Ruangan Bioskop… ©2010

Teknik Elektro Page 6 of 13 Pengetahuan Lingkungan Hidup

gedung ini antara lain adalah (Munif Arifin,

2009)

1. Dinding

Dinding gedung pertunjukkan dibuat anti gema

suara dengan menerapkan sistem “acoustic”

dengan maksud :

mencegah gema suara yang memantul dan

menggaduhkan bunyi asli.

mencegah penyerapan suara (absorpsi)

sehingga suara hilang dan menjadi kurang jelas.

membantu resonansi (menguatkan suara).

2. Lantai

Lantai dibuat dari bahan yang kedap air, keras,

tidak licin dan mudah dibersihkan.

Kemiringan dibuat sedemikian rupa sehingga

pemandangan penonton yang dibelakang tidak

terganggu oleh penonton yang dimuka.

Menurut hasil penyelidikan yang dilakukan oleh

Departemen Penerangan bersama Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan

bahwa : Jarak antara sandaran kursi adalah lebih

kurang 90 cm, dengan sudut penurunan ideal ke

arah layar 6,28 terhadap garis horizontal, berarti

perbedaan tinggi kepala kursi yang berurutan 10

cm.

3. Ventilasi

Ventilasi untuk gedung bioskop adalah

penting oleh karena untuk mengatur sirkulasi

udara, agar udara kotor dalam ruangan keluar

dan udara bersih masuk sehingga penonton

merasa nyaman. Untuk atau kamar normal 27˚C

dan kelembaban yang baik adalah 40%”.

(Soebagio Reksosoebroto, 2009) “Suhu ruang

antara 20˚C-25˚C, dengan kelembaban diantara

40%-50%”. (Rudi Gunawan, 2008)

Sistem ventilasi pada umumnya terbagi atas

dua yaitu:

a) Ventilasi Alami (Natural Ventilation System)

Ventilasi alam ini dapat dibuat dengan jalan

memasang jendela dan lubang-lubang angin atau

dengan menggunakan bahan bangunan yang

berpori-pori.

b) Ventilasi Buatan (Artificial Ventilation

System)

Untuk ventilasi buatan ini dapat berupa :

Fan (kipas angin), fungsinya hanya memutar

udara didalam ruangan, sehingga masih

diperlukan ventilasi alamiah.

Exhauster (pengisap udara), prinsip kerjanya

adalah mengisap udara kotor dalam ruangan

sehingga masih diperlukan ventilasi alamiah.

Air Conditioning (AC)

AC yang baik untuk gedung bioskop adalah

menggunakan AC central. Air Conditioning

(AC), prinsip kerjanya adalah penyaringan,

pendinginan, pengaturan kelembaban serta

pengaturan suhu dalam ruangan. Yang perlu

diperhatikan bila menggunakan AC adalah

ruangan harus tertutup rapat dan orang tidak

boleh merokok didalam ruangan.

4. Tempat Duduk atau Kursi

Persyaratan dari tempat duduk atau kursi adalah :

Konstruksi cukup kuat dan tidak mudah untuk

bersarangnya binatang pengganggu antara lain

kutu busuk atau serangga lainnya.

Ukuran kursi yaitu :

i. Lebih kurang 40-50 cm.

ii. Tinggi kursi dari lantai sebaiknya 48 cm.

iii.Tinggi sandaran 38-40 cm dengan lebar

sandaran disesuaikan dengan kenyamanan.

iv.Sandaran tangan berfungsi juga sebagai

pembatas.

v. Sandaran pengguna tidak boleh terlalu tegak.

Letak kursi agar diatur sedemikian rupa

sehingga semua penonton dapat melihat

gambar secara penuh dengan tidak terganggu.

Jarak antara kursi dengan kursi didepannya

minimal 40 cm yang berfungsi untuk jalan ke

tempat kursi yang dituju.

Tiap penonton harus dapat melihat dengan

sudut pandang maksimal 30˚. Penonton yang

duduk di baris terdepan harus masih dapat

melihat seluruh gambar sepenuhnya. Artinya

bagian tepi layar atas, bawah dan samping kiri

dan kanan berturut-turut maksimum

membentuk sudut 60º-80º dengan titik mata.

5. Pintu darurat

Persyaratan pintu darurat adalah:

- Lebar minimal pintu darurat adalah 2 kali lebar

pintu biasa (160 cm)

- Jarak pintu darurat yang satu dengan lain

sedikit-dikitnya 5 m dengan tinggi 1,8 dan

membuka kearah ke luar.

- Letak pintu darurat sebelah kiri dan sebelah

kanan ruang pertunjukkan harus simetris.

- Selama pertunjukan berlangsung pintu darurat

tidak boleh di kunci.

- Di atas pintu harus dipasang lampu merah

dengan tulisan yang jelas “Pintu Darurat”.

6. Pencahayaan

Pada dasarnya pencahayaan diperlukan sebelum

dan setelah pertunjukkan. Hal-hal yang perlu

Page 7: Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia

Standar Ruangan Bioskop… ©2010

Teknik Elektro Page 7 of 13 Pengetahuan Lingkungan Hidup

diperhatikan sehubungan dengan pencahayaan

adalah:

- System pencahayaan tidak boleh menyilaukan

mata maksimal 150 lux dan tidak boleh

bergetar.

- Tersedia cukup cahaya untuk kegiatan

pembersihan gedung pertunjukkan.

- Kekuatan penerangan pada tangga adalah 3 fc.

7. Sound System

Sound system adalah suatu alat elektronik

yang digunakan untuk mengeraskan suara

sehingga bias terdengar jelas oleh seluruh

penonton.

Sound system yang baik digunakan di gedung

bioskop adalah sound system stereo dengan

peletakan pengeras suara pada dinding dalam

jarak yang sama antara yang satu dengan yang

lain, sehingga suara akan diterima merata oleh

penonton.suara diukur dengan satuan decibel

(dB) antara 80 – 85 dB.( Prisanti Putri, 2009 )

Prinsip dasar peletakan speaker yang

digunakan untuk menghasilkan aliran suara yang

konsisten di semua tempat dalam bioskop kurang

lebih seperti di bawah ini. Speaker yang ada di

belakang layar diletakkan mengarah ke bagian

ruangan yang terletak 2/3 kedalaman ruangan.

Sedangkan tinggi speaker berada di 1/3 dari

tinggi ruangan. Speaker surround terdekat dari

layar, minimal berjarak 1/3 dari kedalaman

ruangan.

tampak atas

tampak samping

tampak samping

Gedung konser pada umumnya tidak

memiliki surround sound, karena suara dari arah

yang berbeda dengan panggung akan

menimbulkan gangguan dalam menikmati bunyi.

Oleh karena itu, penonton konser lebih suka

tempat duduk yang dekat dengan panggung.

Berbeda dengan gedung bioskop, surround sound

justru merupakan elemen penting untuk membuat

susasana spasial dalam ruangan yang tentunya

tidak bertabrakan dengan suara dari speaker yang

ada di depan. Dikatakan bahwa total energi yang

berasal dari surround speaker haruslah

mengimbangi speaker yang ada di depan. Posisi

speaker harus diarahkan ke arah yang

berlawanan dari tempat speaker berasal sehingga

speaker dapat menghasilkan minimum perbedaan

kekuatan antara dinding dan kursi penonton

sebesar -3 dB.

Suara yang dihasilkan dari surround speaker

tidak boleh terdengar sama dengan suara yang

berasal dari speaker depan. Maka dari itu, waktu

delay dari speaker surround terhadap speaker

yang ada di depan biasanya adalah 1 ms untuk

jarak 340 mm. Berarti, suatu ruangan bioskop

dengan panjang 34 m akan mempunyai waktu

delay sebesar 100 ms atau 1/10 s.

Selain teknologi suara, baik tidaknya

akustik ruangan bioskop sangat mempengaruhi

terdengarnya suara dari film. George

Augspurger seorang ahli akustik mengatakan

bahwa dalam akustik ada 3R yang harus

diperhatikan, antara lain: ( Prisanti Putri, 2009 )

1.Room resonance (resonansi ruang)

2.Early reflections (refleksi)

3.Reverberation time (waktu dengung)

Absorpsi merupakan hal terpenting dalam

objektif perancangan sebuah bioskop. Berbeda

dengan gedung konser di mana suara harus

dipantulkan sebanyak mungkin, maka pada

Page 8: Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia

Standar Ruangan Bioskop… ©2010

Teknik Elektro Page 8 of 13 Pengetahuan Lingkungan Hidup

gedung bioskop suara justru harus diserap

sebanyak mungkin. Pada gedung bioskop,

pantulan suara harus diminimalisasi. Penyerapan

suara biasanya disiasati dengan pemasangan kain

tirai pada dinding samping kiri dan kanan, serta

dinding pada bagian belakang. Selain itu bahan

jok dan sandaran kursi harus dipilih yang tidak

menyerap suara, tetapi tetap membuat penonton

nyaman. Prinsipnya, dalam keadaan kosong atau

diduduki, diusahakan agar tingkat penyerapan

suara sama. Waktu dengung adalah rentang

waktu antara saat bunyi terdengar hingga

melenyap. Gedung bioskop dianggap baik ketika

memiliki waktu dengung sekitar 1,1 detik.

Kebanyakan pemasangan tirai pada dinding

berhasil mengabsorpsi suara dengan frekuensi

tinggi, tetapi kurang memperhatikan frekuensi

rendah. Oleh Karena itu, diberlakukan prinsip

1/4 λ. Bahan penyerap suara yang digunakan

harus diletakkan sejauh 1/4 λ dari frekuensi

terendah yang diserap. Pada contoh di bawah ini,

jika frekuensi terendahnya adalah 42 Hz, maka

bahan penyerap suara sebaiknya diletakkan pada

jarak 2 meter dari dinding. Untuk materialnya,

dapat digunakan rock wool (fibreglass) yang

dikatakan merupakan material dengan

kemampuan absorpsi yang cukup tinggi. Material

ini dikatakan dapat membuat sebuah ruangan

hampir mendekati ruangan anechoic, dengan

harga yang cukup murah.

Hal yang harus diperhatikan lainnya adalah

penghitungan Critical Distance atau Jarak kritis.

Jarak kritis merupakan batas jarak di mana suara

langsung yang berasal dari speaker dan suara

pantul memiliki energi yang sama. Jarak kritis ini

berbeda-beda di segala frekuensi. Semakin tinggi

tingkat absorpsi suara di ruangan tersebut, maka

semakin jauh pulalah jarak kritisnya. Desain

ruangan akustik yang baik diusahakan memiliki

Critical Distance sejauh mungkin dari sumber

suara.

Selain itu, ada standard

kenyamanan sistem audio yang

disebut THX. Speakernya sistem satelit, artinya

speakernya tersebar di seluruh ruang bioskop itu.

Untuk mendapatkan efek suara optimal sistem

akustiknya juga harus mendukung. Jadi aliran

suara bagi penonton yang duduk di depan

maupun di belakang bisa merata. Selain itu Di

Indonesia sendiri, bioskop yang sudah mendapat

akreditasi THX adalah Blitz Megaplex dan The

Premiere. THX pertama kali diperkenalkan oleh

Thomas Holman dari LucasFIlm. Eksperimen ini

dibuat dikarenakan George Lucas yang

menginginkan Star Wars (1983) ditayangkan di

bioskop-bioskop dengan standar kenyaman

menonton yang cukup baik. THX menyatakan

standar kualitas bangku penonton, jumlah air-

conditioning, sistem teknologi (surround) dan

tata letak (akustik) speaker. Sekarang ini,

Holman yang juga merupakan pengajar di

University of Southern California sedang

mengembangkan teknologi 10.2 channel

surround sound. Sistem 10.2 ini menggunakan 12

speaker di 10 lokasi pemasangan dan 2

subwoofers untuk menciptakan kualitas suara

yang dikatakan ada di luar batas imajinasi kita.

8. Layar Film

Layar film merupakan alat yang pokok dan

penting dalam bioskop. Adapun syarat-syarat

layar yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

- Layar sebaiknya berwarna putih dan diberi

warna gelap di tepi.

- Ukuran harus disesuaikan dengan proyeksi dari

proyektor film yang digunakan.

- Permukaan harus licin dan bersih.

- Jarak antara layar dengan proyektor harus

sesuai sehingga gambar yang di proyeksikan

pada layar benar-benar baik (focus harus tepat)

sehingga tidak menghasilkan gambar yang

kabur.

9. Proyektor Film dan Ruangan

Persyaratan proyector dan ruangan adalah:

- Proyektor tidak boleh bergetar, sehingga

gambarpun akan ikut bergetar.

- Proyektor harus dapat memproyeksikan gambar

dengan jelas.

Page 9: Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia

Standar Ruangan Bioskop… ©2010

Teknik Elektro Page 9 of 13 Pengetahuan Lingkungan Hidup

- Ruang proyektor harus mempunyai ventilasi

yang cukup untuk pertukaran udara didalam

ruangan tersebut (10% – 20%) dari luas lantai

sehingga petugas / operator tidak merasa

pengap atau panas.

10. Pemadam Kebakaran

- Didalam gedung bioskop harus tersedia

pemadam kebakaran yang masih berfungsi.

- Diletakkan di tempat yang mudah dilihat dan

mudah di jangkau oleh umum.

- Jumlah disesuaikan dengan besar kecilnya

gedung bioskop.

- Pada setiap alat pemadam kebakaran perlu

adanya penjelasan tentang cara pemakaiannya.

11. Sistem Lalu Lintas Dalam Gedung (Traffic

System)

System lalu lintas dalam ruangan perlu

diatur untuk kelancaran keluar masuknya

penonton sebaiknya dibuat arus lalu lintas searah.

Lalu lintas (Traffic) yang baik untuk gedung

bioskop dibuat menjadi 4 bagian yaitu:

- Lintas utama (maintraffic) /lebar minimal 2

meter.

- Lintas block (blocktraffic) lebar minimal 80

cm.

- Lintas antar kursi (between chair traffic) lebar

minimal 40 cm.

- Lintas keliling ruangan (Round the corner

traffic) lebar minimal 50 cm.

12. Keadaan Yang Bebas Serangga dan Binatang

Pengerat

Pencegahan terhadap serangga dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

- Kebersihan umum baik di luar dan di dalam

gedung harus di jaga.

- Pemasangan kawat-kawat kasa pada lubang-

lubang angin.

- Pengaturan barang-barang harus teratur jangan

sampai ada sudut-sudut mati yang menyulitkan

pembersihan.

- Pencahayaan harus sempurna agar sinar dapat

menyinari secara merata keseluruhan ruangan.

Pencegahan terhadap binatang pengerat dapat

dilakukan dengan cara sebagai brikut:

- Menjaga kebersihan ruangan

- Menghindari adanya sudut-sudut mati dan

ruangan yang gelap.

- Menghindari tempat-tempat yang bisa

digunakan untuk bersarangnya binatang

pengerat.

- Memasang terali pada lubang ventilasi bagian

bawah

3. Peryaratan Lain Yang Diperlukan Di

Gedung Bioskop

Sanitasi Bioskop memberikan berbagai

indikator yang harus diperhatikan dengan

indicator dan parameter antra lain Letak gedung,

Lingkungan Bioskop dengan parameter sanitasi

antara lain mencakup persyaratan pada halaman

dan gedung.

Beberapa persyaratan aspek sanitasi dengan

karakteristik khusus dapat kita temukan pada

sanitasi bioskop ini antara lain : (Munif Arifin,

2009)

- Pada Pintu Darurat / Pintu Bahaya dengan

indikator antra lain Jarak satu dengan yang lain

: 5 m, Simetri : kanan-kiri ruangan, Daun pintu

dapatdibuka lebar, Ada label “PINTU

BAHAYA”. Tidak boleh dikunci selama

pertunjukan

- Layar film : Berwarna putih dengan warna

gelap ditepi, Ukuran sesuai dengan kekuatan

proyektor, Permukaan bersih & licin, Jarak

ideal layar dengan proyektor ± 40 m.

- Sound system : Suara 80-85 dB, Simetris di

kianan – kiri dinding gedung

- Pemadam kebakaran : Perlu disediakan di dlm

gedung pertunjukan, Diletakkan terpencar,

mudah dilihat, mudah dicapai, Perlu disertai

petunjuk cara penggunaan

- Tempat duduk : Dibuat untuk perorangan, Ada

sandaran belakan, tangan + kaki, Tidak

berhimpitan, Jarak dengan tempat duduk

depannya 40 cm (berfungsi sebagai jalan

pengunjung), Baris terdepan min 6 m dari

layar, dengan sudut pandang < 30º, Tinggi

tempat duduk dan lantai sebaiknya 48 cm

dengan sandaran 38-40 cm, Tempat duduk

dibuat empuk, mudah dibersihkan

- Lalu lintas dlm gedung : Lalu lintas utama ( 4

m), Lintas block (80 cm), Lintas antar kursi (40

cm), Lintas keliling ruangan (50 cm)

- Proyektor film & ruangannya : Sebaiknya ada 2

buah proyektor sehingga tidak ada jeda saat

pergantian antar rol film, harus baik, tidak

bergetar, terang sehingga tidak merusak mata,

Ruang untuk proyektor disesuaikan dengan

ukuran proyektor dan jumlah petugas,

Kelembaban & suhu yang diperhatikan

4. Sanitasi di tempat-tempat bioskop sangat

diperlukan

Perlunya sanitasi di tempat - tempat bioskop

karena: (Munif Arifin, 2009)

Page 10: Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia

Standar Ruangan Bioskop… ©2010

Teknik Elektro Page 10 of 13 Pengetahuan Lingkungan Hidup

1. Adanya kumpulan manusia yang berhubungan

langsung dengan lingkungan

2. Kurangnya pengertian dari masyarakat

mengenai masalah kesehatan

3. Kurangnya fasilitas sanitasi yang baik

4. Adanya kemungkinan besar terjadinya

penularan penyakit

5. Adanya kemungkinan terjadinya kecelakaan

6. Adanya tuntutan physical dan mental confort

5. Aspek penting dalam penyelenggaraan

sanitasi tempat-tempat umum

1. Aspek teknis /hukum (persyaratan H dan S,

Peraturan dan perundang-undangan sanitasi

2. Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan

tentang : kebiasaan hidup, adat istiadat,

kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan,

komunikasi, dan lain-lain

3. Aspek administrasi dan management, yang

meliputi penguasaan pengetahuan tentang cara

pengelolaan STTU yang meliputi : Man,

Money, Method, Material dan Machine.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan 1. Tiap penonton harus dapat melihat dengan

sudut pandang maksimal 30˚ terhadap layar.

2. Suara yang diterima merata oleh penonton

sebaiknya antara 80 – 85 dB

3. Suhu ruang antara 20˚C-25˚C, dengan

kelembaban diantara 40%-50%

4. Gedung bioskop adalah suatu tempat termasuk

fasilitasnya dimana umum dengan membayar

dapat menonton film di tempat tersebut. Dasar

pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Bioskop

adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003

tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan

Bangunan Umum.

5. Pencahayaan Umum untuk ruangan dan area

yang jarang digunakan dan/atau tugas-tugas

atau visual sederhana khususnya gedung

bioskop sebesar 150 lux.

6. Hubungan bioskop dengan manusia,

gangguan-gangguan tersebut dapat dicegah

antara lain:

a. Letak kursi terdepan dengan layar yang

terlalu dekat dengan jarak minimal 10

meter.

b. Letak pintu, jendela dan ventilasi dengan

jarak yang satu dengan lain sedikit-dikitnya

5 m dengan tinggi 1,8 dan membuka kearah

ke luar.

c. Ventilasi yang baik digunakan adalah cross

ventilasi terutama ruang proyektor harus

mempunyai ventilasi yang cukup untuk

pertukaran udara didalam ruangan tersebut

(10% – 20%) dari luas lantai sehingga

petugas / operator tidak merasa pengap atau

panas.

d. Letak lampu pada plafon dengan jarak lampu

yang satu dengan lampu yang lain maksimal

2,5 meter dengan intensitas cahaya minimal

150 lux.

e. Pemeliharaan kebersihan dengan

menempatkan tempat sampah di dekat pintu

keluar.

f. Lantai yang memenuhi syarat dibuat dari

bahan yang kedap air, keras, tidak licin dan

mudah dibersihkan

g. Tidak memakai film proyektor yang rusak

(lensa yang sudah kabur) dan tidak boleh

bergetar

h. WC harus dirawat agar tidak menimbulkan

bau.

7 Persyaratan di bioskop dibagi menjadi bagian

yaitu:

a.Bagian luar gedung Bioskop: letak gedung,

bioskop dalam gedung, bioskop tempat

sampah saluran pembuangan air hujan

b.Bagian dalam gedung bioskop Exterior

gedung, misalnya: WC, ruang telepon, runag

tunggu, pemadam kebakaran, exterior traffic.

Interior gedung: dinding, lantai, ventilasi,

temapt duduk atau kursi, pintu darurat,

pencahayaan, sound system,layar film,

projektor film dan ruangan, pemadam

kebakaran, sistem lalu lintas dalam gedung.

Saran

• Untuk lebih meningkatkan kualitas lingkungan

gedung sehingga menjadi lebih baik perlu

diadakan pengawasan yang lebih teratur lagi,

sehingga dapat tercipta lingkungan tempat

hiburan yang aman, nyaman dan bersih bagi

pengunjungnya serta terlindung dari bahaya

kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Eep . 2008 Membangun Bioskop di Rumah

(http://eepinside.com/?p=1396 diakses 25

april 2010)

[2]Moskie. 2009. Lokasi Duduk dengan nyaman

di Bioskop

(http://www.adandu.com/blog/moskie/lokasi_

duduk_dengan_nyaman_di_bioskop.html,

diakses 25 april 2010) [1] Mukono, H. 2006.

Prinsip dasar kesehatan lingkungan edisi ke 2.

Surabaya : Airlangga University Press.

Page 11: Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia

Standar Ruangan Bioskop… ©2010

Teknik Elektro Page 11 of 13 Pengetahuan Lingkungan Hidup

[3]Munif, Arifin. 2009. Inspeksi Sanitasi

Bioskop (Online).

(http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2009/02/

inspeksi-sanitasi-bioskop.html diakses 25

April 2010).

[4]Riefsie. 2008. Sistem Audio-video

Audotorium Bioskop

(http://forum.kompas.com/sains/2592-sistem-

audio-video-audotorium-bioskop.html diakses

25 April 2010)

[5] -----. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. 2003. Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor

288/Menkes/SK/III/2003 Tentang Pedoman

penyehatan sarana dan bangunan umum.

Jakarta: Departemen Kesehatan Republik

Indonesia.

[6] ----. 2009. Pentingnya pengelolaan sanitasi di

tempat – tempat umum (Online).

(http://tuloe.wordpress.com/2009/06/07/sanita

si-umum, diakses 25 April 2010).

[7] ----. 2009. Tata suara dan akustik pada

Bioskop

(http://www.lenardaudio.com/education/

diakses 25 april 2010)

Page 12: Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia

BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : [email protected]

www.facebook.com/turusdi

Page 13: Standar Tata Ruang Bioskop Ditinjau Dari Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Manusia