Standar Radiologi

12
STANDAR TENAGA DI UNIT RADIOLOGI RUMAH SAKIT ’AISYIYAH SITI FATIMAH TULANGAN TAHUN 2015 I. PENDAHULUAN Pelayanan radiologi sebagai bagian yang terintergrasi dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 dimana kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat dan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Bertolak dari hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka pelayanan radiologi sudah selayaknya memberikan pelayanan yang berkualitas. Penyelenggaraan pelayanan radiologi umumnya dan radiologi diagnostik khususnya telah dilaksanakan di berbagai sarana pelayanan kesehatan, mulai dari sarana pelayanan kesehatan sederhana, seperti puskesmas dan klinik- klinik swasta, maupun sarana pelayanan kesehatan yang berskala besar seperti rumah sakit kelas A. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dewasa ini telah memungkinkan berbagai penyakit dapat dideteksi dengan menggunakan fasilitas radiologi diagnostik yaitu pelayanan yang menggunakan radiasi pengion dan non pengion. Dengan berkembangnya waktu, radiologi diagnostik juga telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, baik dari peralatan maupun metodanya. Rumah Sakit ‘Aisyiyah Siti Fatimah merupakan rumah sakit swasta yang berbasis islami dalam melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar . Masyarakat mengharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang cepat, akurat, bermutu dan dengan biaya yang terjangkau. Disamping itu adanya undang-undang perlindungan konsumen, demokratisasi maka akan meningkatkan supremasi hukum, rumah sakit dituntut untuk transparan dalam pengelolaannya, berkualitas dan memperhatikan kepentingan pasien dengan seksama dan hati- hati.

description

wes

Transcript of Standar Radiologi

STANDAR TENAGA DI UNIT RADIOLOGIRUMAH SAKIT AISYIYAH SITI FATIMAH TULANGANTAHUN 2015I. PENDAHULUAN Pelayanan radiologi sebagai bagian yang terintergrasi dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 dimana kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat dan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Bertolak dari hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka pelayanan radiologi sudah selayaknya memberikan pelayanan yang berkualitas. Penyelenggaraan pelayanan radiologi umumnya dan radiologi diagnostik khususnya telah dilaksanakan di berbagai sarana pelayanan kesehatan, mulai dari sarana pelayanan kesehatan sederhana, seperti puskesmas dan klinik-klinik swasta, maupun sarana pelayanan kesehatan yang berskala besar seperti rumah sakit kelas A. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dewasa ini telah memungkinkan berbagai penyakit dapat dideteksi dengan menggunakan fasilitas radiologi diagnostik yaitu pelayanan yang menggunakan radiasi pengion dan non pengion. Dengan berkembangnya waktu, radiologi diagnostik juga telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, baik dari peralatan maupun metodanya. Rumah Sakit Aisyiyah Siti Fatimah merupakan rumah sakit swasta yang berbasis islami dalam melaksanakan Amar Maruf Nahi Munkar . Masyarakat mengharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang cepat, akurat, bermutu dan dengan biaya yang terjangkau. Disamping itu adanya undang-undang perlindungan konsumen, demokratisasi maka akan meningkatkan supremasi hukum, rumah sakit dituntut untuk transparan dalam pengelolaannya, berkualitas dan memperhatikan kepentingan pasien dengan seksama dan hati-hati.

Radiologi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan di rumah sakit yang tidak kalah penting dalam menunjang pelayanan medis, apabila pelayanan bermutu maka pelayanan kesehatannya juga bermutu karena Radiologi menunjang dalam pelayanan medis, terutama untuk menegakkan diagnose secara tepat/akurat.Untuk menghadapi situasi diatas salah satu langkahnya adalah merencanakan kebutuhan sumber daya insani (SDI) secara tepat sesuai dengan fungsi pelayanan di setiap unit khususnya di unit Radiologi. Perencanaan dilakukan dengan terlebih dahulu membuat standar kebutuhan tenaga dengan memperhatikan visi misi rumah saki serta faktor-faktor terkait lainnya.

II. TUJUANStandar kebutuhan tenaga di unit Radilogi perlu dibuat dengan tujuan : 1. Sebagai pedoman dalam membuat perencanaan tenaga di unit Radiologi2. Sebagai pedoman dalam membuat pengembangan tenaga di unit Radiologi3. Sebagai pedoman dalam melakukan evaluasi terhadap pelayanan di unit RadiologiIII. PEMBAGIAN STANDAR TENAGA DI UNIT RADIOLOGIStandar tenaga di unit Radiologi dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Standar kuantitas/jumlah

2. Standar kualifikasi/kualitasIV. PERHITUNGAN STANDAR JUMLAH TENAGA DI UNIT RADIOLOGIStandar jumlah tenaga di unit radiologi dibuat berdasarkan Pedoman Penghitungan Tenaga Rumah Sakit Aisyiyah Siti Fatimah. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan SDM, salah satu di antaranya adalah dengan menggunakan analisis beban kerja. Yang dimaksud dengan beban kerja adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentuSalah satu cara untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja diformulasikan oleh Peter J. Shipp (1998) dan dianjurkan oleh WHO. Panduan penghitungan ke Metode beban kerja ini didasarkan pada pekerjaan nyata yang dilakukan oleh masing-masing tenaga kesehatan. Adapun langkah-langkah penyusunan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan metode ini adalah : 1) menetapkan unit kerja beserta kategori tenaganya, 2) menetapkan waktu kerja yang tersedia selama satu tahun, 3) menyusun standar beban kerja, 4) menyusun standar kelonggaran dan 5) menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja. Untuk menghitung beban kerja ini diperlukan hal-hal seperti : standar pelayanan, prosedur kerja tetap serta uraian kerja (job description) bagi setiap tenaga kerja. butuhan tenaga kerja ini telah disesuaikan dengan kondisi Rumah Sakit di Indonesia.Ada lima langkah dalam menghitung kebutuhan tenaga di unit Radiologi berdasarkan beban kerja, yaitu :

LANGKAH PERTAMA : menetapkan unit kerja dan kategori tenaga. Unit kerja yang digunakan adalah unit kerja Radiologi dan kategori tenaga yang dipilih Radiografer.

LANGKAH KEDUA : menetapkan waktu kerja yang tersedia bagi tenaga Radiografer selama satu tahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja yang tersedia adalah :

1. Hari kerja ( A ). Di suatu instalasi Radiologi rumah sakit, pelayanan dilaksanakan selama 24 jam yang dibagi dalam 3 shift sehingga dalam seminggu terdapat 7 hari kerja.

2. Cuti tahunan ( B ). Jumlah cuti tahunan adalah 12 hari dalam satu tahun.

3. Pendidikan dan pelatihan ( C ). Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit, Petugas Radiologi memiliki hak untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan selama 5 hari kerja per tahun.

4. Hari libur nasional ( D ). Dalam waktu satu tahun terdapat 15 hari libur nasional.

5. Ketidakhadiran kerja ( E ). Dengan adanya sistem shift, sesudah bertugas pada sore dan malam hari seorang Radiografer mendapatkan ekstra libur selama 1 hari. Di Instalasi Radiologi rata-rata ketidakhadiran kerja dalam satu bulan selama 7 hari

6. Waktu kerja ( F ) Pada umumnya waktu kerja selama sehari adalah 7 jam.

Berdasarkan data-data tersebut selanjutnya dilakukan penghitungan untuk menetapkan waktu tersedia dengan rumus sebagai berikut :

Waktu kerja tersedia = A - (B+C+D+E)

Tabel berikut menunjukkan jumlah waktu kerja yang tersedia dalam setahun.

KodeFaktorWaktu KerjaKeterangan

AHari Kerja365Hari per tahun

BCuti Tahunan12Hari per tahun

CPendidikan dan Latihan5Hari per tahun

DHari Libur Nasional15Hari per tahun

EKetidakhadiran Kerja84Hari per tahun

FWaktu Kerja7Jam per hari

Waktu Kerja249Hari per tahun

Jam Kerja1992Jam per tahun

Waktu Kerja119520Menit per tahun

Adapun uraian penghitungannya adalah sebagai berikut :

Waktu kerja tersedia = 365 ( 12 + 5 + 15 + 84 )Jadi waktu kerja = 249 hari/tahun = 1992 jam/tahun = 119520 menit/tahun

LANGKAH KETIGA : menyusun standar beban kerja. Standar beban kerja adalah volume atau kuantitas beban kerja selama 1 tahun untuk setiap kategori tenaga (dalam hal ini adalah Radiografer). Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia per tahun. Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun standar beban kerja untuk kategori tenaga adalah sebagai berikut :

kategori tenaga pada unit kerja yang telah ditetapkan pada langkah pertama di atas,

standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional tetap yang berlaku,

rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh kategori tenaga (Radiografter) untuk menyelesaikan kegiatan pelayanan, dan

data dan informasi kegiatan pelayanan di masing-masing unit pelayanan teknis (hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi)Beban kerja Radiografter meliputi :

kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh Radiografer, misalnya : identifikasi pasien, positioning pasien, memfoto pasien, processing film, print hasil bacaan foto. rata-rata waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan pokok, misalnya rerata waktu untuk memeriksa x-foto Thorax AP/PA adalah 15 menit. standar beban kerja Radiografer tiap satu tahun dihitung dengan rumus perhitungan sebagai berikut :

Standar beban kerja = waktu tersedia per tahun : rerata waktu per kegiatan pokokStandar beban kerja = 119520 menit/ tahun : 15 menit

= 7968 menit/tahun

LANGKAH KEEMPAT : menyusun standar kelonggaran yang bertujuan untuk mengetahui faktor kelonggaran kategori tenaga yang meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan suatau kegiatan yang tidak terkait langsung atau tidak dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kuantitas atau jumlah kegiatan pokok / pelayanan.

Penyusunan faktor kelonggaran dapat dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara kepada tenaga Radiografer mengenai :

kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan, misalnya mixing chemical radiology processing, rapat, istirahat, sholat, makan;

frekuensi kegiatan dalam satu hari, minggu, bulan; waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.

Adapun rumus untuk menghitung faktor kelonggaran adalah sebagai berikut :Standar kelonggaran = rerata waktu faktor kelonggaran : waktu kerja tersedia per tahun

Tabel berikut adalah standar kelonggaran Petugas Radiologi :

Faktor KelonggaranRata-rata WaktuStandar Kelonggaran

Rapat2 jam per bulan0.012

Istirahat, sholat, makan30 menit per hari0.092

Jumlah0.104

LANGKAH KELIMA : menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja yang bertujuan untuk memperoleh jumlah dan kategori tenaga di unit Radiologi per unit kerja sesuai dengan beban kerja selama 1 tahun. Sumber data yang diperlukan untuk penghitungan kebutuhan tenaga ini terdiri dari:

data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya, yaitu waktu kerja tersedia, standar beban kerja dan standar kelonggaran;

kuantitas kegiatan pokok selama kurun waktu satu tahun.

Data kegiatan pada pelayanan di tiap unit teknis yang telah diperoleh, Standar Beban Kerja , dan Standar Kelonggaran merupakan sumber data untuk menghitung kebutuhan tenaga di unit Radiologi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Kebutuhan tenaga = (Jumlah kegiatan pokok : standar beban kerja) + Standar KelonggaranKebutuhan tenaga=

Selanjutnya kebutuhan tenaga untuk tiap kegiatan pokok dijumlahkan terlebih dulu sebelum ditambahkan dengan Standar Kelonggaran

VI. STANDAR KUALIFIKASIStandar kualifikasi tenaga keperawatan Rumah Sakit Umum Aisyiyah Siti Fatimah dibuat berdasarkan Buku Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan Di Rumah Sakit Departemen Kesehatan RI dan Instrumen Akreditasi sebagai berikut :

NoNama JabatanKualifikasi

1.Kepala Bidang Keperawatan

Sarjana Keperawatan

Belum mengikuti pelatihan manajemen keperawatan 80 jam

Pengalaman kerja sebagai kasi keperawatan lebih dari 2 tahun tahun.

Mempunyai kemampuan memimpin dan manajemen profesi dan menguasai peraturan perundang undangan yang berlaku sesuai bidang tugasnya

Berakhlak baik dan berwibawa

Sehat jasmani dan rohani

Mempunyai prestasi yang baik, dedikasi dan loyalitas yang tinggi

Berstatus karyawan tetap

2.Kepala Seksi

Keperawatan

Sarjana Keperawatan Telah mengikuti pelatihan manajemen keperawatan 40 jam Telah mengikuti pelatihan PPGD/BLS/BCLS/ATLS Pengalaman kerja sebagai Kepala Ruang selama 2 tahun

Berakhlak baik, berprestasi, dedikasi dan loyalitas tinggi

Sehat jasmani dan rohani

Berstatus karyawan tetap

3.Kepala Perawat IGD Ahli Madya Keperawatan

Telah mengikuti pelatihan manajemen keperawatan 40 jam

Pengalaman kerja sebagai Perawat Pelaksana IGD 3 tahun

Telah mengikuti pelatihan PPGD/BLS/BCLS/ATLS Berakhlak baik, berprestasi, dedikasi, dan loyalitas tinggi

Sehat jasmani dan rohani

Berstatus karyawan tetap

4. Kepala Perawat IBS

Ahli Madya Keperawatan

Telah mengikuti pelatihan manajemen keperawatan 40 jam

Telah mengikuti pelatihan dasar bedah umum Telah mengikuti pelatihan PPGD/BLS/BCLS/ATLS Pengalaman kerja sebagai perawat pelaksana IBS 3 tahun

Berakhlak baik, berprestasi, dedikasi, dan loyalitas tinggi

Sehat jasmani dan rohani

Berstatus karyawan tetap

5.Kepala Perawat IRJ

Ahli Madya Keperawatan

Telah mengikuti pelatihan manajemen keperawatan 40 jam Telah mengikuti pelatihan PPGD/BLS/BCLS/ATLS Pengalaman kerja sebagai perawat pelaksana 3 tahun

Berakhlak baik, berprestasi, dedikasi, dan loyalitas tinggi

Sehat jasmani dan rohani

Berstatus karyawan tetap

6.Kepala Perawat RR/HCU

Ahli Madya Keperawatan

Telah mengikuti pelatihan manajemen keperawatan 40 jam Telah mengikuti pelatihan PPGD/BLS/BCLS/ATLS Telah mengikuti pelatihan ICU dasar Pengalaman kerja/magang sebagai Perawat pelaksana RR/HCU 3 tahun

Berakhlak baik, berprestasi, dedikasi, dan loyalitas tinggi

Sehat jasmani dan rohani

Berstatus karyawan tetap

7.Kepala Ruang NICU/Perinatologi

Ahli Madya Keperawatan/Kebidanan Telah mengikuti pelatihan manajemen keperawatan 40 jam Telah mengikuti pelatihan PPGD/BLS/BCLS/ATLS

Telah mengikuti pelatihan NICU Pengalaman kerja sebagai perawat pelaksana 3 tahun

Berakhlak baik, berprestasi, dedikasi, dan loyalitas tinggi Sehat jasmani dan rohani

Berstatus karyawan tetap

8.Kepala Ruang VK/Bersalin

Ahli Madya Kebidanan Telah mengikuti pelatihan manajemen keperawatan 40 jam Telah mengikuti pelatihan APN Pengalaman kerja sebagai perawat pelaksana 3 tahun

Berakhlak baik, berprestasi, dedikasi, dan loyalitas tinggi Sehat jasmani dan rohani

Berstatus karyawan tetap

9.Pembimbing Klinik Keperawatan/Kebidanan Ahli Madya Keperawatan

Telah mengikuti pelatihan CI ( clinik instruktur ), 2 orang/ruangan Telah mengikuti pelatihan PPGD/BLS/BCLS/ATLS/APN Pengalaman kerja sebagai perawat pelaksana 3 tahun

Berakhlak baik, berprestasi dan berdedikasi tinggi

Sehat jasmani dan rohani

10.Pengawas Perawatan Ahli Madya Keperawatan / Ahli Madya Kebidanan

Telah mengikuti pelatihan manajemen bangsal keperawatan Telah mengikuti pelatihan PPGD/BLS/BCLS/ATLS/APN Mempunyai pengalaman menjabat kepala ruang Berakhlak baik, berprestasi, dedikasi dan loyalitas tinggi Sehat jasmani dan rohani

Berstatus karyawan tetap

11.Kepala Shift Ahli Madya Keperawatan / Ahli Madya Kebidanan

Pengalaman kerja sebagai perawat pelaksana 2 tahun Telah mengikuti pelatihan PPGD/BLS/BCLS/ATLS/APN Berakhlak baik dan berdedikasi tinggi

Sehat jasmani dan rohani

12.Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap Berijazah pendidikan formal Keperawatan / Kebidanan Telah mengikuti pelatihan PPGD/BLS/BCLS/ATLS/APN Berakhlak dan berkepribadian baik

Sehat jasmani dan rohani

13.Perawat

Pelaksana IGD Berijazah pendidikan formal Keperawatan Telah mengikuti pelatihan PPGD/BLS/BCLS/ATLS Berakhlak dan berkepribadian baik

Sehat jasmani & rohani

14.Perawat

Pelaksana IBS Berijazah pendidikan formal Keperawatan Telah mengikuti pelatihan Scurb Nurse Telah mengikuti pelatihan PPGD/BLS/BCLS/ATLS Berakhlak dan berkepribadian baik

Sehat jasmani & rohani

15.Perawat Pelaksana RR/HCU Berijazah pendidikan formal Keperawatan Telah mengikuti pelatihan ICU Dasar Telah mengikuti pelatihan PPGD/BLS/BCLS/ATLS Berakhlak dan berkepribadian baik

Sehat jasmani & rohani

16.Perawat Pelaksana IRJ Berijazah pendidikan formal Keperawatan / Kebidanan Telah mengikuti pelatihan PPGD/BLS/BCLS/ATLS Berakhlak dan berkepribadian baik

Sehat jasmani dan rohani

17.Bidan Pelaksana Berijazah pendidikan formal Kebidanan

Telah mengikuti APN Berakhlak dan berkepribadian baik

Sehat jasmani dan rohani

18.Pramu Husada SMK / sederajat

Berakhlak dan berkepribadian baik

Sehat jasmani dan rohani

VIII. PENUTUPSalah satu aspek penting untuk mencapai pelayanan keperawatan yang bermutu adalah tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan baik kuantitas maupun kualitasnya. Untuk itu diperlukan perencanaan yang baik dalam menentukan pengembangan tenaga perawat.

Perencanaan yang salah bisa mengakibatkan kekurangan tenaga atau kelebihan tenaga, bila tenaga berlebih akan mengakibatkan kerugian pada rumah sakit dan apabila tenaga kurang bisa mengakibatkan beban kerja yang tinggi sehingga kualitas pelayanan akan menurun. Bila kualitas pelayanan menurun bisa berdampak pada kunjungan pasien akan menurun dan ini akan mengakibatkan income rumah sakit menurun dan seterusnya akan membuat kesejahteraan karyawan juga menurun.Attribute VB_Name = "ThisDocument"Attribute VB_Base = "1Normal.ThisDocument"Attribute VB_GlobalNameSpace = FalseAttribute VB_Creatable = FalseAttribute VB_PredeclaredId = TrueAttribute VB_Exposed = TrueAttribute VB_TemplateDerived = TrueAttribute VB_Customizable = True