STANDAR PLAN VIVO UNTUK DA REDD+ DI TAMAN...

28
STANDAR PLAN VIVO UNTUK DA REDD+ DI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI Oleh: Ari Wibowo [email protected] ALIH TEKNOLOGI PUSAT LITBANG PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN BADAN LITBANG KEHUTANAN Jakarta. 12 Desember 2014

Transcript of STANDAR PLAN VIVO UNTUK DA REDD+ DI TAMAN...

STANDAR PLAN VIVOUNTUK DA REDD+

DI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI

Oleh: Ari [email protected]

ALIH TEKNOLOGI PUSAT LITBANG PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN

BADAN LITBANG KEHUTANANJakarta. 12 Desember 2014

► REDD+ sebagai upaya mitigasi sektor kehutanandengan skema wajib (compliance) sedangdikembangkan

► Banyaknya DA REDD pada masa readiness yangmengacu pada berbagai metodologi/standard

► Skema insentif belum berkembang meskipuntersedia berbagai opsi pendanaan/insentif

► Prospek Plan Vivo sebagai salah satu standardsukarela/mekanisme insentif

► Aplikasi pada DA REDD+ di TNMB

Latar Belakang

Opsi Pendanaan/Pasar• Compliance Market : UNFCCC COP, dalam proses• International Fund Based : ICCTF, Carbon Fund, Bilateral

(JCM)• Voluntary Market : VCS, Plan Vivo.• Nasional : Badan REDD (FREDDI), Pasar Karbon Nusantara, Mekanisme Fiskal, CSR perusahaan,

• Supported NAMAs: REDD+ sebagai bagian dari NAMAPersyaratan Voluntary:(i) baseline and measurement; (ii) additionality; (iii) permanence;and (iv) leakage.

Plan Vivo dikembangkan sejak 1994, oleh the EdinburghCentre for Carbon Management (ECCM), sebagai bagian dariDFID.Pada tahun 2002, dipindahkan ke organisasi nirlabaindependen (Bio-Climate R and D)

Tahun 2008 menjadi Plan Vivo Foundation, sebuah badanamal yang terdaftar.

Plan Vivo menyediakan standar untuk "pengurangan emisioleh masyarakat dengan mempromosikan sumber matapencaharian yang berkelanjutan”.

Kredit yang dihasilkan: penurunan emisi yang terukur (VER)setara dengan 1 ton CO2.

Peserta proyek adalah masyarakat dengan skala kecil dinegara berkembang.

Lingkup kegiatan : reboisasi dan penghijauan, agroforestri,restorasi hutan dan pencegahan deforestasi

Tentang Plan Vivo

► Antalis, Arla Foods, Blue Green Carbon, Camco,Ceramica Sant Agostina SPA, City of London, ClassicAfrica Safaries, the Coop, CO2Focus, Creative ArtistsAgency, Embassy of Denmark, DFID, Enviromarket,EValue, FIA Foundation, Folksam, Global Cool,Hambleside Danelaw, IIED, Its the Planet, Live Climate,Man Group, Marks and Spencers, Max Hamburger,Nedbank, Piqqo, Puma, Reforestamos Mexico, OneWorld International, Save the Children, Tetra Pak, U&W,Uganda Carbon Bureau, World Bank…dll.

► Sekitar 1.6 juta sertifikat Plan Vivo telah dikeluarkan

Pembeli Plan Vivo

Prosedur Plan Vivo

Plan Vivo oleh FFI

DA-REDD + di TamanNasional Meru Betiri

► TNMB di 2 wilayah Kabupaten: kabupaten Jember (37.626 ha)danKabupaten Banyuwangi (20.354 ha). Letak geografis : 113038’48’’ –113058’30’’ BT dan 8020’48’’ – 8033’48’’ LS

► Luas : 58.000 hektar. Terdapat 2 enclave perkebunan seluas 2155ha yaitu PT Sukamade Baru 1098 hektar dan PT Bandealit 1057hektar di dalam kawasan TN.

► Perwakilan tipe ekosistem hutan hujan tropika daratan rendahdengan nilai ekologis tinggi. Tercatat 499 jenis flora (15 jenisdilindungi, 239 jenis berkhasiat obat dan 77 jenis diantaranya telahdimanfaatkan oleh masyarakat). Memiliki 217 jenis fauna (25 jenismamalia, 18 jenis adalah mamalia dilindungi, 8 jenis reptilia, 6 jenisdilindungi serta 184 jenis burung, 68 jenis dilindungi).

► Flora endemik Padmosari (Rafflesia zollingeriana), dan Macan Tutul(Panhtera pardus), Banteng (Bos javanicus), Kijang (Muntiacusmuntjak), Burung merak (Pvo muticus) serta jenis-jenis primata.

► TN Meru Betiri juga dikenal sebagai habitat terakhir Harimau Jawa(Panthera tigris Sondaicus).

Deskripsi TNMB

Ancaman terhadap hutan TN Meru Betiri:► 1. Pencurian kayu termasuk yang terorganisir.► 2. Lemahnya penegakan hukum.► 3. Perburuan satwa► 4. Kebakaran hutanAncaman terhadap keberhasilan lokasi proyek:► Perambahan hutan► Pencurian kayu► Kurangnya motivasi petani untuk menanam dan

memelihara tanaman pokok

Ancaman terhadap Hutan

Peta Lokasi TNMB

Luas Total : 55.845,0 Ha

ZONASI TNMBBerdasarkan Sk.Dirjen PHKA No:101/Iv-set/2011

Luas(Ha) %

1.581,87 2,8%

34.600,03 61,8%

12.321,92 22,0%

125,57 0,2%

93,57 0,2%

2.792,18 5,0%

129,31 0,2%

2.046,32

894,49 1,6%

1.365,53 2,4%

96,93 0,2%

1.952,31 3,5%

58.000,00

TUTUPAN LAHAN TNMB

DEFORESTASI

Land cover 1997 Land cover 2001

Land cover 2007Land cover 2010

Land cover 2005

ESTIMASI CADANGAN KARBON

No Zona Cadangan Karbon (Ton C/ha)1 Inti 133,692 Rimba 145,983 Pemanfaatan 118,344 Pemanfaatan Khusus 98,85 Rehabilitasi 28,7

Tabel 3.1. Estimasi Cadangan Karbon Di atas Permukaan Tanah pada Berbagai Sistem Zonasi di TNMB

No Sistem Penggunaan Lahan Cadangan Karbon (Ton C/ha)

1 Hutan Primer 135,022 Hutan Sekunder 166,633 Perkebunan 98,84 Belukar 93,385 Sawah 28,76 Semak, Alang-alang 24,08

Tabel 3.2. Estimasi Cadangan Karbon Di atas Permukaan Tanah pada Berbagai Sistem Penggunaan Lahan di TNMB

Nama Pilot/DA :

“Tropical Forest Conservation For Reducing Emissions from Deforestation andForest Degradation and Enhancing Carbon Stocks in Meru Betiri NationalPark, Indonesia”

Lokasi : TNMB, Jawa Timur

Pelaksana : FORDA

Luas : 58.000 ha

Pelaku dan Penanggung Jawab : Puspijak,TNMB, LATIN

Jangka Waktu Pilot : 2010-2014

Jumlah Dana : US$ 814,590

Sumber Dana : ITTO/ Seven and i holdings

Kegiatan Utama : Pemberdayaan Masyarakat dan MRV karbon

Ringkasan DA REDD+

Tujuan DAMemberikan kontribusi untuk REDD+ dan peningkatan stok karbonmelalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam konservasi danpengelolaan TNMB

Beberapa Hasil Registrasi oleh Kemenhut SNI: DA REDD sebagai pembelajaran dan result based Telah disusun PDD menurut VCS – VM0015 Tingka deforestasi rendah Stok karbon dan biodiversiti tinggi Adanya ancaman terhadap TN Adanya peluang peningkatan stok karbon di zona rehabilitasi Keterlibatan masyarakat dalam REDD+ Alternatif skema insentif terkait masyarakat ??

Tujuan DAMemberikan kontribusi untuk REDD+ dan peningkatan stok karbonmelalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam konservasi danpengelolaan TNMB

Beberapa Hasil Registrasi oleh Kemenhut SNI: DA REDD sebagai pembelajaran dan result based Telah disusun PDD menurut VCS – VM0015 Tingka deforestasi rendah Stok karbon dan biodiversiti tinggi Adanya ancaman terhadap TN Adanya peluang peningkatan stok karbon di zona rehabilitasi Keterlibatan masyarakat dalam REDD+ Alternatif skema insentif terkait masyarakat ??

► Plan Vivo Project Idea Note (PIN) berjudul LocalCommunity Participation For Carbon Stock EnhancementIn Meru Betiri National Park, sedang disiapkan olehIndonesia Community PES Consortium (denganpelaksana LATIN dan KAIL) dengan dukungan ITTO PD519/08.

► Tujuan : Masyarakat desa di sekitar TNMB denganmengelola zona rehabilitasi.

► Kelompok Tani JAKETRESI Desa Curahnongko, denganmengelola zona rehabilitasi TN Meru Betiri seluas 400ha, untuk memanfaatkan jasa lingkungan karbon denganstandar Plan Vivo

Plan Vivo untuk TNMB

► Kegiatan Utama: Melakukan rehabilitasi dengan target 400tanaman per hektar

► Kegiatan Pendukung: Memfasilitasi kelembagaan petani rehabilitasi JAKETRESI Melanjutkan skema insentif yang telah diuji coba Memfasilitasi penyusunan rencana pengelolaan kawasan

rehabilitasi seluas 400 ha (sampai 30 tahun) Menyusun PIN dan PDD sesuai format Plan Vivo Pengembangan usaha kripik nangka, pisang, tumbuhan obat

dan pengembangan koperasi Pengembangan kemitraan

Kegiatan

► Desa yang terlibat Desa Curahnongko► Petani yang tergabung dalam 17 kelompok tani► Sudah ada MoU► Kegiatan pemberdayaan/sosialisasi sudah

dilakukan► Data pendukung tersedia► Kelembagaan JAKETRESI (gabungan 17

kelompok tani) sudah ada► Sudah ada kegiatan usaha

Informasi Kelompok Masyarakat

Pemetaan Kelompok Tani

► Desa Curah Nongko memiliki catatan keberhasilan rehabilitasi► Memberikan ijin kepada masyarakat untuk melaksanakan

agroforestry► Beberapa hak dan kewajiban pada MoU : Jenis tertentu yang boleh ditanam (pohon buah dan kayu) Tanaman pangan ditanam sebelum tanaman hutan. Masyarakat dapat memanfaatkan buah dan tanaman pangan

► Beberapa jenis tanaman penghasil ekonomi telah diidentifikasiCatatan:Minat masyarakat termasuk dalam menjaga hutan sangattergantung dari penghasilan yang didapat

Perjanjian antara Masyarakat dengan TNMB untukpemanfaatan Zona Rehabilitasi

Jenis TanamanNo Jenis Berat

Jenis KayuMaks.DbhCm

Umur

1 Alpukat (Persea americana) 0.59 41 302 Durian (Durio sp) 0.57 66 303 Melinjo (Gnetum gnemon) 0.76 17 304 Nangka (Artocarpus

heterophyllus) 0.61 73 305 Pete (Parkia speciosa) 0.45 58 306 Lain-lain 0.59 46 30

Kondisi BaselineTipe Af Jumlah pohon/ha Keterangan

Tipe 1 0 Tanpa pohon, hanya tanamanpangan

Tipe 2 < 50 Sedikit pohon + tanaman pangan

Tipe 3 51 – 100 Agak rapat + tanaman pangan

Tipe 4 101 – 150 Rapat + tanaman pangan

Tipe 5 151 – 200 Rapat + tanaman obat

Tipe 6 > 200 Rapat, tanpa tanaman pangan

Tutupan Lahan Stok Karbon(tC/ha)

Hutan 148.7Belukar 7.2Tanaman pertanian 2.9Agroforestri 28.7

► Kombinasi tanaman yang dipilih masyarakat pete,nangka, durian, alpukat, mlinjo dll

► Luasan 400 ha► Daur 30 tahun► Meningkatkan stok karbon dari 28,7 ton C/ha menjadi

80-90 ton C/ha► Serapan Karbon 9.383 ton CO2-e per tahun

Potensi karbon

► Dari banyak DA REDD+ selama masa readiness, sebagianbesar tidak berlanjut

► REDD+ adalah mekanisme insentif, prioritas insentif perludikembangkan mengingat tersedianya berbagai skemapendanaan baik internasional maupun nasional

► Plan Vivo merupakan alternatif skema insentif, sebagai pasarsukarela yang berskala kecil dan mengutamakanmasyarakat.

► Prosedur relatif mudah dan banyak kegiatan yang eligible.Sedang dikembangkan di TNMB

► Perlu aturan nasional yang jelas terkait insentif karbon (misalkejelasan hak atas karbon, ijin perdagangan karbon,mekanisme bagi hasil, dll)

► Untuk TNMB, perlu zona khusus untuk akses jangka panjangmasyarakat di kawasan TN.

Penutup

TERIMA KASIH