Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

45
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI SPESIALIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Indonesian Medical Council Jakarta 2006

Transcript of Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Page 1: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

KONSIL KEDOKTERANINDONESIA

STANDAR PENDIDIKANPROFESI DOKTER GIGI SPESIALIS

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIAIndonesian Medical Council

Jakarta 2006

Page 2: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

STANDAR PENDIDIKANPROFESI DOKTER GIGI SPESIALIS

Page 3: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialisii

Edisi Pertama, 2006 Cetakan Pertama, Nopember 2006

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Standar pendidikan profesi dokter gigi spesialis. Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia, 2006 28 hlm. ; 17,5 x 24 cm.

ISBN 979-15546-5-X 610

Penerbit:Konsil Kedokteran IndonesiaJalan Hang Jebat III Blok F3Telepon: 62-21-7244379, Faksimili: 62-21-7244379,Jakarta Selatan

Page 4: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

KATA SAMBUTANKETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

Assalamualaikum Wr. Wb,Kemajuan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya iptek dibidang kedokteran dan kedokteran gigi menuntut tersedianya sumber dayamanusia yang handal dan terampil serta professional dalam hal memberikanpelayanan kepada masyarakat. Di lain pihak, tersedianya alat dan teknologiyang canggih akan mudah memperoleh informasi dengan cepat sehinggamasyarakat sebagai pengguna sadar akan hak-haknya disamping kewajiban-kewajiban yang harus ia penuhi.Perlu kita sadari bahwa akhir-akhir ini dirasakan adanya peningkatan keluhanmasyarakat baik di media elektronik maupun media cetak terhadap tenagadokter dan dokter gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kita memahamibahwa pelayanan kesehatan merupakan proses hilir, baik buruknya pelayanankesehatan ditentukan proses dari hulu, yaitu pendidikan profesi kedokterandan kedokteran gigi.Khusus untuk kualitas pelayanan yang diberikan oleh dokter gigi spesialistentunya juga tidak terlepas dari bagaimana proses pendidikan dokter spesialissehingga benar-benar dapat mengikuti ilmu pengetahuan dan teknologikedokteran mutakhir, sehingga seorang dokter gigi spesialis mempunyaikompetensi yang handal dengan tetap menjaga etika kedokteran gigi.Buku ini disusun sebagai acuan standar dalam penyelenggaraan pendidikandokter gigi spesialis. Kepada tim penyusun dan para kontributor, kami ucapkanselamat dan penghargaan atas dedikasi dan terbitnya buku standar pendidikanprofesi dokter gigi spesialis ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhJakarta, November 2006

Hardi Yusa, dr, SpOG, MARSKetua Konsil Kedokteran Indonesia

iii

Page 5: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

KATA SAMBUTANKETUA KONSIL KEDOKTERAN GIGI

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas bimbingan,petunjuk dan kekuatanNya kepada kita, maka selesailah buku StandarPendidikan Dokter Gigi Spesialis Indonesia. Sesuai dengan yang diamanahkanoleh Undang-undang no.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Bukuini merupakan kerjasama para stakeholder Konsil Kedokteran Indonesia didalam upaya mereka untuk meningkatkan mutu pendidikan dokter gigi spesialisdi Indonesia. Proses penyusunannya memakan waktu yang cukup lama karenapada saat ini tetah ada 8 program bidang spesialis yang tentunya mempunyaiciri khasnya sendiri-sendiri sehingga memerlukan berbagai pertimbangan dankompromi dalam rangka mengakomodasi situasi dan kondisi di lapangan.Yang jelas kami sangat berharap agar buku ini dapat dijadikan acuan bagiseluruh pengelola dan dosen Fakultas Kedokteran Gigi di Indonesia khususnyamereka yang berkecimpung dalam pendidikan program dokter gigi spesialis,agar tercipta pendidikan yang berkualitas seperti yang kita harapkan bersama.

Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yangsetinggi-tingginya kepada Majelis Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia, parakolegium dokter gigi spesialis, para Ikatan Profesi Dokter Gigi Spesialis, AsosiasiFakultas Kedokteran Gigi Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan MulutPendidikan, Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan Nasional,terutama kepada mereka yang duduk di dalam kelompok kerja KonsilKedokteran Gigi divisi pendidikan yang selama ini telah bekerja keras menyusunstandar pendidikan dokter gigi spesialis ini. Semoga segala upaya yang telahdilakukan ini akan bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan doktergigi spesialis di Indonesia dan di dalam penerapannya akan mendapatbimbingan dari Allah SWT. Amien.

Jakarta, 22 November 2006Ketua Konsil Kedokteran Gigi

Prof. Dr. Roosje Rosita Oewen drg.SpKGA

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialisiv

Page 6: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas perkenandan ridho-Nya Buku Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis, yangmerupakan buku pertama tentang standar pendidikan dokter gigi spesialisdapat diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Proses penyusunanbuku ini memerlukan pemikiran, tenaga, waktu dan dana, baik dari KKI yangmemfasilitasi maupun stakeholder yang mempunyai komitmen tinggi dalammeningkatkan mutu lulusan dokter gigi spesialis. Kebersamaan dalampenyusunan standar pendidikan ini diwujudkan dari dedikasi dan komitmenanggota Pokja pada pertemuan yang dilakukan hampir setiap bulan. Disamping itu dukungan stakeholder tercermin dari berbagai kegiatan Pokjayang dilaksanakan pada acara-acara stakeholder.No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dinyatakan standar pendidikanprofesi dokter gigi disusun oleh Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia(AFDOKGI) dengan seluruh stakeholder terkait, yaitu unsur-unsur dari KolegiumDokter Gigi, Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit Gigidan Mulut Pendidikan, Departemen Kesehatan dan Departemen PendidikanNasional. Khusus dalam penyusunan Standar Pendidikan Profesi Dokter GigiSpesialis disebutkan dalam penjelasan pasal tersebut bahwa penyusunanstandar pendidikan profesi bagi dokter spesialis dan dokter gigi spesialisdilakukan oleh kolegium kedokteran dan kolegium kedokteran gigi denganmengikutsertakan asosiasi institusi pendidikan kedokteran/ kedokteran gigidan rumah sakit pendidikan. Selanjutnya standar ditetapkan bersama olehKKI dan seluruh stakeholder.

Tahap terakhir adalah pengesahan oleh KKI. Proses penyusunan standarpendidikan profesi dokter gigi dan dokter gigi spesialis berlangsung lebih darisatu tahun, diawali dengan penyerahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)dari AFDOKGI ke Konsil Kedokteran Gigi pada Juli 2005 diacara FORILFKG TRISAKTI di Bidakara. AFDOKGI menyusun KBK untuk menggantikanKurikulum Inti Pendidikan Dokter Gigi (KIPDGI) II. Mekanisme kerja dalam

v

Page 7: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

penyusunan standar pendidikan profesi dokter gigi dan dokter gigi spesialismelalui pembentukan kelompok kerja (pokja) divisi pendidikan kedokterangigi. Anggota Pokja terdiri dari unsur-unsur stakeholders Majelis KolegiumKedokteran Gigi (MKKGI), Kolegium Dokter Gigi (KDGI), Asosiasi FakultasKedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan MulutPendidikan (ARSGMP), PDGI, Diknas dan Depkes. Anggota kelompok kerja terdiri dari wakil-wakil stakeholders tersebut di atas yang secara resmi ditunjukoleh stakeholder terkait pada pertemuan AFDOKGI di Surabaya saatberlangsungnya TIMNAS FKG UNAIR Agustus 2005.

Pada proses penyusunan standar pendidikan, Pokja dibagi menjadi 3 subpokja,yaitu subpokja standar pendidikan dokter gigi, subpokja standar pendidikandokter gigi spesialis dan subpokja Contuining Professional Development (CPD).Seluruh pertemuan pokja maupun pleno dengan stakeholders difasilitasi olehKKI. Sebagai langkah pertama dilakukan penyamaan persepsi antar stakeholdersmengenai Standar Pendidikan melalui Lokakarya di Wisma Makara UI Depokpada September 2005.

Berdasarkan KBK dan asupan PDGI hasil Kongres, disusun draf awal standarpendidikan profesi dokter gigi dan standar kompetensi dokter gigi padaPertemuan Pokja di Hotel Grand Aquila Bandung bulan September 2005bertepatan dengan acara Dies FKG UNPAD. Pada pertemuan tersebut jugadisepakati perlu diselesaikan terlebih dahulu standar kompetensi dokter gigi,baru kemudian disusun standar kompetensi dokter gigi spesialis.

Pada pertemuan KKI dan stakeholders serta pokja pada bulan Maret 2006telah disepakati dan ditandatangani berita acara penetapan standar kompetensiutama dokter gigi oleh para ketua AFDOKGI, MKKGI, Kolegium doktergigi, Kolegium dan Ikatan Dokter gigi Spesialis, Asosiasi RSGM Pendidikan.Standar kompetensi dokter gigi ini menjadi salah satu acuan dalam penyusunanStandar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialisvi

Page 8: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Pada April 2006 dilakukan pertemuan KKI, pokja dan stakeholders untukperbaikan draf standar pendidikan profesi dokter gigi dan dokter gigi spesialis.Pertemuan pokja untuk memperbaiki draf-draf tersebut juga dilakukan padaJuli 2006 di Bandung. Draf hasil pokja didiseminasikan ke stakeholders untukmemperoleh asupan. Editing untuk memperoleh draf final standar pendidikanprofesi dokter gigi dan dokter gigi spesialis memerlukan beberapa kali pertemuandi bulan Agustus, September dan Oktober 2006. Draf final standar pendidikanprofesi dokter gigi spesialis disepakati dan ditetapkan oleh KKI dan stakeholdersdengan ditandatanganinya berita acara penetapan standar pendidikan profesidokter gigi spesialis pada pertemuan pokja di Bandung tanggal 6 November2006. Selanjutnya pada sidang pleno KKI 9 November 2006, dilakukanPENGESAHAN Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis melaluiSurat Keputusan KKI No. 24/KKI/KEP/XI/2006 tahun 2006. Standar ini masihbersifat umum dan merupakan acuan bagi penyelenggaraan pendidikan doktergigi spesialis. Untuk penerapannya masih perlu dijabarkan lebih lanjut dalambentuk petunjuk teknis oleh Kolegium dokter gigi spesialis masing-masing agarbersifat lebih operasional

Akhir kata ungkapan terimakasih dan penghargaan yang tinggi ditujukankepada semua pihak yang memberikan pemikiran, waktu dan tenaga sehinggabuku ini dapat diterbitkan.

Jakarta, November 2006

ttd

Retno Hayati – Afi Savitri

vii

Page 9: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIANOMOR 24/KKI/KEP/XI/2006

TENTANGPENGESAHAN STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI

SPESIALIS

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa telah ditetapkan standar pendidikan profesi doktergigi sesuai dengan Berita Acara Penetapan StandarPendidikan Dokter Gigi Spesialis yang ditanda tanganipada tanggal 6 Nopember 2006 di Bandung oleh KonsilKedokteran Gigi bersama dengan Majelis KolegiumKedokteran Gigi Indonesia (MKKGI), Asosiasi FakultasKedokteran Gigi (AFDOKGI), dan Asosiasi Rumah SakitGigi dan Mulut Pendidikan (ARSGMP) sesuai denganPasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004tentang Praktik Kedokteran;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a dan sebagai pelaksanaan dariPasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004tentang Praktik Kedokteran, dipandang perlumengesahkan Standar Pendidikan Profesi Dokter GigiSpesialis dengan Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentangKesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3495);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan LembaranNegara Nomor 4301);

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialisviii

Page 10: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang PraktikKedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 116, Tambahan lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4431);

M E M U T U S K A N :

Menetapkan :

Kesatu : KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERANINDONESIA TENTANG PENGESAHANSTANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTERGIGI SPESIALIS.

Kedua : Mengesahkan Standar Pendidikan Profesi Dokter GigiSpesialis sebagaimana tercantum dalam LampiranKeputusan ini.

Ketiga : Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialissebagaimana dimaksud dalam Diktum Keduamerupakan acuan dan diperuntukkan bagi semuapihak yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikanprofesi dokter gigi spesialis.

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 9 Nopember 2006

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIAKETUA,

HARDI YUSA, dr, Sp.OG, MARS

ix

Page 11: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

UCAPAN TERIMA KASIH

Konsil Kedokteran Indonesia menyampaikan terimakasih dan penghargaansetinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu sejak awaldisusunnya draf awal sampai dengan kesepakatan dan penetapan StandarPendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis Indonesia, sehingga dapatditerbitkannya buku ini.

Kontributor1. Prof. Dr. Roosje Rosita Oewen, drg, SpKGA2. Prof. Dr. Retno Hayati, drg, SKM, SpKGA3. Afi Savitri Sarsito, drg, SpPM4. Dr. Harum Sasanti Nugroho, drg, SpPM5. Haris Nasutianto, drg, MKes6. Andi Sumidarti, drg, MS7. Tis Karasutisna, drg, SpBM8. Winiati Sidharta, drg, SpKG9. Dr. Grita Sudjana, drg10. Soedjoko, drg, MS11. Gus Permana Subita, drg, PhD, SpPM12. Bambang Trenggono, drg, MS13. Ari Subianto, drg14. Annie Tri Susilo, drg, MARS15. Wahyu Sulistiadi, drg, MKes16. Bulan Rachmadi, drg, MKes17. Mirza, drg18. Hardi Yusa, dr, SpOG, MARS19. Emmyr Faizal Moeis, drg, MARS20. Prof. Dr. Farid Anfasa Moeloek, dr, SpOG (K)21. Prof. Dr. Biran Affandi, dr, SpOG (K)22. Prof. Wiguno Prodjosudjadi, dr, SpPD, KGH, PhD23. Prof. Dr. Mohamad Mulyohadi Ali, dr24. Dr. Oedijani Santoso, drg, MS

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialisx

Page 12: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

25. I Putu Suprapta, drg, MSc26. Kresna Adam, drg, SpBM27. Ieke Irdjiati, dr, MPH28. Tini Hadad29. Dra. Adryati Rafli30. Dekan FKG Universitas Indonesia31. Dekan FKG Universitas Trisakti32. Dekan FKG Universitas Mustopo33. Dekan FKG Universitas Padjadjaran34. Dekan FKG Universitas Gajah Mada35. Dekan FKG Universitas Airlangga36. Dekan FKG Universitas Hang Tuah37. Dekan FKG Universitas Djember38. Dekan FKG Universitas Hasanudin39. Dekan FKG Universitas Sumatera Utara40. Dekan FKG Universitas Mahasaraswati41. Dekan FKG Universitas Baiturrahmah42. Ketua Prodi KG Universitas Muhammadyah43. Ketua Prodi KG Universitas Sriwijaya44. Ketua Prodi KG Universitas Sam Ratulangi45. Ketua Prodi KG Universitas Syiah Kuala46. Kolegium Dokter Gigi Indonesia47. Majelis Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia48. Ketua Kolegium Konservasi Gigi49. Ketua Kolegium Ortodonsia50. Ketua Kolegium Bedah Mulut51. Ketua Kolegium Periodonsia52. Ketua Kolegium Kedokteran Gigi Anak53. Ketua Kolegium Penyakit Mulut54. Ketua Kolegium Prostodontika55. Ketua Kolegium Radiologi Kedokteran Gigi56. Ketua Ikatan Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi57. Ketua Ikatan Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia58. Ketua Ikatan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut59. Ketua Ikatan Dokter Gigi Spesialis Periodonsia

xi

Page 13: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

60. Ketua Ikatan Dokter Gigi Spesialis Dokter Gigi Anak61. Ketua Ikatan Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut62. Ketua Ikatan Dokter Gigi Spesialis Prostodontika63. Ketua Ikatan Dokter Gigi Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi64. Persatuan Dokter Gigi Indonesia65. Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan66. Ditjen Pendidikan Tinggi-Departemen Pendidikan Nasional RI67. Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Sekretariat- Minarto Riyadi- Zahrotiah Akib Lukman- Hendrastuti Pertiwi- Resi Arisandi- Maman Budiman- Murtini- Wahyu Winarto- Solihin

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialisxii

Page 14: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

DAFTAR ISI

halamanSambutan Ketua KKI ............................................................................ iiiSambutan Ketua KKG ............................................................................ ivKata Pengantar ................................................................................... vKeputusan Konsil Kedokteran Indonesia No. 24/KKI/Kep/XI/2006Standar Pendidikan dokter gigi ............................................................. viiiUcapan Terima Kasih pada para kontributor ........................................ xDaftar Isi ................................................................................................ xiiiDaftar Singkatan .................................................................................... xv

Bab I Pendahuluan ....................................................................... 11. Latar Belakang ................................................................ 12. Tujuan dan manfaat Buku Standar Pendidikan

Dokter Gigi Spesialis ....................................................... 23. Sasaran ............................................................................ 3

Bab II Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan ................................... 4

Bab III Penyeleggaraan Program Pendidikan ............................... 61. Penyelenggaraan PPDGS ................................................ 62. Kurikulum ........................................................................ 63. Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat ................... 10

3.1 Penelitian ................................................................... 103.2 Pengabdian Masyarakat ............................................. 10

Bab IV Peserta Didik ....................................................................... 111. Karakteristik Peserta Didik ................................................ 112. Tata Cara Penerimaan Peserta Didik ................................. 113. Kapasitas Penerimaan ...................................................... 114. Bimbingan Akademik ...................................................... 125. Tata Cara Pemberhentian Peserta Didik .......................... 12

xiii

Page 15: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Bab V Sumber Daya (Resources) ................................................. 131. Manajemen Proses Pendidikan ........................................ 132. Dosen .............................................................................. 143. Staf Administrasi dan Penunjang Akademik ................... 154. Prasarana dan sarana ...................................................... 155. Dana Penyelenggaraan Pendidikan ................................. 16

Bab VI Penjaminan Mutu .............................................................. 17

Bab VII Pembukaan dan Penutupan Program PendidikanDokter Gigi Spesialis ........................................................ 18

Bab VIII Penutup .............................................................................. 19

Daftar Pustaka ................................................................................... 20

Lampiran:1. Dasar Hukum ................................................................... 212. Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan ......................... 21

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialisxiv

Page 16: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

DAFTAR SINGKATAN

Depkes Departemen KesehatanDepdiknas Departemen Pendidikan NasionalDitjen Dikti Direktorat Jenderal Pendidikan TinggiKKI Konsil Kedokteran IndonesiaMKKGI Majelis Kolegium Kedokteran Gigi IndonesiaIPDGS Institusi Pendidikan Dokter Gigi SpesialisKDGI Kolegium Dokter Gigi IndonesiaAFDOKGI Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi IndonesiaARSGMP Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut PendidikanSNP Standar Nasional PendidikanBAN PT Badan Akreditasi Nasional Perguruan TinggiKG Kedokteran GigiED Evaluasi DiriRKAT Rencana Kegiatan dan Anggaran TahunanRENSTRA Rencana StrategisRIP Rencana Induk Pengembangan

xv

Page 17: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialisxvi

Page 18: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangTingginya masalah kepenyakitan gigi dan mulut di Indonesia pada saat inimenunjukkan bahwa masalah yang ada belum dapat ditangani sepenuhnyaoleh SDM yang ada. SDM disini terutama para dokter gigi dan dokter gigispesialis yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada kenyataannya kasus-kasusyang terjadi bukan hanya yang bersifat sederhana tetapi mencakup kasus-kasus yang sangat kompleks sehingga tidak dapat ditangani sepenuhnya olehpara dokter gigi. Untuk mengakomodasi hal ini maka di Indonesia masihdiperlukan banyak dokter gigi spesialis yang diperlukan untuk menanganikasus-kasus gigi dan mulut yang kompleks.

Pada tahun 1982, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis di Indonesiadibuka di empat Fakultas kedokteran Gigi, dan dikukuhkan oleh DepartemenPendidikan dan Kebudayaan melalui SK Dikti No. 139 dan No. 141/DlKTI/Kep/1984. Ke empat pusat pendidikan itu adalah Fakultas KedokteranGigi Universitas Indonesia dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlanggauntuk program spesialis Orthodonsi, Konservasi, Kedokteran Gigi Anak,Bedah Mulut, Penyakit Mulut, Periodonsia dan Prosthodonsia; FakultasKedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dan Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Gajah Mada untuk program spesialis Orthodonsi, Konservasi,Kedokteran Gigi Anak, Bedah Mulut, Periodonsia dan Prosthodonsia. Setelahitu pada tahun 2003 melalui SK Dikti no : 2251-D-T-2003 telah dibuka puladi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara untuk programpendidikan dokter gigi spesialis Orthodonsia.

Untuk memberikan pelayanan gigi dan mulut yang baik bagi masyarakat,diperlukan dokter gigi spesialis yang dapat bekerja secara profesional. Sayangnyamutu pendidikan dokter gigi spesialis yang dihasilkan oleh kelima pusat

1

Page 19: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

pendidikan dokter gigi spesialis sampai saat ini sulit diketahui karena alatukurnya berupa standar pendidikan belum tersedia. Oleh karena itu KKIbeserta seluruh stakeholder menyusun standar pendidikan dokter gigi spesialisdi Indonesia yang dapat dijadikan acuan sekaligus alat ukur untuk semuainstitusi pendidikan, agar mutu pendidikannya dapat ditingkatkan. Pedomanyang disusun bersifat umum, sehingga pendidikan spesialis dapat menambahkankekhususannya masing-masing.

Berdasarkan ketentuan umum dari Standar Nasional Pendidikan (SNP),pengertian standar pendidikan dokter gigi spesialis Indonesia adalah kriteriaminimal sistem pendidikan dokter gigi spesialis yang berlaku di wilayah hukumNegara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam SNP, standar mencakupstandar isi, standar proses, standar kompetensi, standar pendidikan dan tenagakependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standarpembiayaan, standar penilaian pendidikan, evaluasi, akreditasi, sertifikasi danpenjaminan mutu. Diharapkan dengan berlakunya UU Praktik Kedokteranmaka semua dokter gigi spesialis di Indonesia yang menjalankan praktikprofesinya memiliki kualitas yang sama dan dapat memberikan pelayananyang terbaik kepada masyarakat Indonesia serta mampu bersaing denganprofesi yang sama minimal di lingkungan Asia-Pasifik.

2. Tujuan dan Manfaat Buku Standar Pendidikan Dokter GigiSpesialis:2.1 Acuan bagi institusi pendidikan KG dan Rumah Sakit atau Rumah

Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan berikut jejaringnya, dalammemelihara mutu pendidikan.

2.2 Buku referensi bagi institusi pendidikan KG yang akan mengajukanakreditasi.

2.3 Pedoman bagi Pemerintah atau Universitas di dalam membukadan menutup program studi KG.

2.4 Acuan bagi Kolegium dalam rangka memberikan rekomendasikepada pemerintah atas dasar hasil evaluasi.

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis2

Page 20: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

2.5 Acuan dan sumber informasi bagi mahasiswa.2.6 Acuan dan sumber informasi bagi masyarakat yang berkepentingan.

3. Sasaran3.1 Institusi pendidikan kedokteran gigi.3.2 Rumah Sakit dan Rumah Sakit Gigi-Mulut Pendidikan.3.3 Organisasi Profesi dan Kolegium.3.4 Pemerintah : Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen

Kesehatan3.5 Masyarakat atau pihak-pihak yang akan mendirikan program studi

kedokteran gigi.

3

Page 21: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

BAB IIVISI, MISI dan TUJUAN PENDIDIKAN

1. Visi, Misi.Setiap institusi pendidikan dokter gigi spesialis wajib menetapkan visi,misi, dan tujuan pendidikannya sebagai landasan dan acuan penyusunanprogram yang ada didalamnya. Visi merupakan tujuan akhir yang ingindicapai oleh sebuah institusi, sedangkan misi merupakan tugas atauamanah yang harus dijalankan untuk tercapainya visi yang telah disepakatibersama. Visi dan misi itu harus merupakan turunan dari visi, misi, dantujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh masing-masing universitasnya.

Di dalam menentukan visi, misi, dan tujuan pendidikan dokter gigi spesialis,institusi pendidikan harus memperhatikan berbagai pihak yangberkepentingan (stakeholders) dan kondisi lingkungannya agar hasil lulusansebagai keluaran pendidikan dapat memenuhi harapan stakeholders danbermanfaat bagi masyarakat di lingkungannya. Selain itu visi, misi ini jugaharus melihat pada kecenderungan global bidang kedokteran gigi yangberkembang sangat cepat setidaknya di kawasan regional.Selain visi, misi dan tujuan pendidikan, setiap institusi pendidikan dapatpula menentukan komponen-komponen lain yang dianggap perlu untukdigunakan sebagai landasan programnya, seperti nilai-nilai luhur (values)atau budaya. Keseluruhan visi, misi dan tujuan pendidikan harus dirumuskansecara jelas agar dimengerti oleh semua pihak.

2. Tujuan Pendidikan Dokter Gigi Spesialis2.1 Menghasilkan dokter gigi spesialis yang mempunyai kompetensi

akademik profesional tingkat lanjut sesuai dengan salah satu bidangklinik dari cabang ilmu kedokteran gigi tertentu.

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis4

Page 22: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

2.2 Memenuhi kebutuhan tenaga akademik profesional di bidangkesehatan gigi-mulut yang diperlukan dalam struktur pelayanankesehatan gigi-mulut masyarakat di Indonesia.

2.3 Memenuhi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologikedokteran gigi di tingkat regional maupun global.

5

Page 23: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

BAB IIIPENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN

1. Penyelenggara PPDGSHakekat pendidikan dokter gigi spesialis adalah pendidikan profesional,yang berlandaskan kompetensi akademik tingkat lanjut. Programpendidikannya mencakup pendidikan dan pelatihan untuk memperolehilmu pengetahuan kedokteran gigi dan ketrampilan spesialistik tertentu,sekaligus sikap sebagai seorang dokter gigi yang profesional. Programpendidikan dokter gigi spesialis juga mencakup Tridharma PerguruanTinggi yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat.Ketiga unsur ini dalam pelaksanaannya saling terkait dan sulit dipisahkansatu sama lain.Penyelenggara Pendidikan Dokter Gigi Spesialis adalah Institusi pendidikan/Fakultas Kedokteran Gigi yang :1.1. Terakreditasi A.1.2. Memiliki RSGMP dan jejaringnya.1.3. Telah mendapat ijin penyelenggara dengan SK Dirjen Dikti.

2. KurikulumPendidikan dokter gigi spesialis merupakan kelanjutan dari pendidikanprofesi dokter gigi dengan tujuan untuk meningkatkan kualitasprofesionalisme yang lebih tinggi dalam disiplin ilmu kedokteran gigitertentu. Lulusan pendidikan dokter gigi spesialis harus mampu memberikanpelayanan yang terbaik bagi pasien dan masyarakat.

Unsur utama dari pendidikan adalah kurikulum. Menurut PP No.60 tahun1999, kurikulum merupakan dasar penyelenggaraan program studi yangdisusun oleh masing-masing pendidikan tinggi. Sedangkan program studiadalah rencana belajar sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikanakademik dan atau profesional yang diselenggarakan atas dasar suatu

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis6

Page 24: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

kurikulum serta ditujukan agar peserta didik dapat menguasai pengetahuan,ketrampilan dan sikap yang sesuai dengan sasaran kurikulum. (SKMendiknas No. 234/U/2000).Kurikulum Pendidikan dokter gigi spesialisIndonesia meliputi ilmu kedokteran dasar lanjut yang relevan, ilmukedokteran klinik yang relevan, ilmu kedokteran gigi klinik lanjut/spesialistikdan ilmu sosial-budaya yang relevan yang mampu membangun kompetensidalam lingkup 3 domain yang harus dicapai yaitu profesionalisme,kemampuan akademik lanjut dan keahlian klinik spesialistik.2.1. Kompetensi Lulusan

Lulusan Pendidikan Dokter Gigi Spesialis harus memiliki kompetensiminimal sama dengan Standar Kompetensi Dokter Gigi SpesialisIndonesia yang ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.Kompetensi ini harus tercantum dalam masing-masing kurikulumdisiplin ilmu. Rincian kompetensi ini harus ditetapkan dahulu olehKolegium profesi masing-masing, yang mencakup Domain,Kompetensi Utama dan Kompetensi Penunjang.Dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan diatas harusmenghasilkan lulusan dokter gigi spesialis yang :2.1.1. Bersikap professional dalam menjalankan pelayanan

kedokteran gigi spesialistik.2.1.2. Bersikap dan perilaku luhur, dan menjunjung tinggi etika

serta norma-norma hukum.2.1.3. Mampu mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan

sikap dengan memanfaatkan sumber-sumber pemelajaranyang sesuai dengan kemajuan iptek mutakhir.

2.1.4. Mampu mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dansikap secara mandiri sesuai dengan tuntutan kebutuhanmasyarakat.

2.2. Sasaran PemelajaranSelanjutnya Kompetensi penunjang yang telah disusun akan diuraikanmenjadi kemampuan dasar (foundational abilities) oleh masing-masing institusi pendidikan dan merupakan kemampuan yang harus

7

Page 25: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

dimiliki oleh dokter gigi spesialis apabila yang bersangkutanmelakukan praktik. Kemampuan dasar ini selanjutnya akan menjadisasaran pemelajaran dari program.

2.3. Materi pemelajaranMateri pemelajaran disiapkan sesuai dengan tujuan pendidikan/kompetensi lulusan dan strategi pengajaran. Materi ini sebaiknyadalam bentuk mata ajaran atau modul terintegrasi antara teori danpraktik. Materi pemelajaran harus mengacu pada perkembanganIPTEK Kedokteran Gigi Spesialistik yang berkembang sangat cepat.

2.4. Strategi pemelajaranMetoda pemelajaran : Institusi pendidikan dokter gigi spesialisselayaknya menerapkan metoda pemelajaran aktif dan fokus padapeserta didik (student centered learning). Metoda pemelajaranstudent centered learning ini antara lain dapat berupa: Discussion,Role play and simulation, Discovery learning, Self directed learning,Cooperative learning, Collaborative learning, Contextual instruction,Problem based learning, Case study and case report, Skills lab,Scientific session. Metoda pemelajaran student centered learningakan membantu peserta didik dalam mengembangkan kualitasbelajar mandiri, belajar sepanjang hayat, berfikir kritis dan analisisberdasarkan evidence based dentistry. Dalam proses pemelajaran,staf pendidik berperan sebagai pembimbing, pendidik dan penilai.

2.5. Beban Pendidikan dan Lama PendidikanProgram pendidikan harus menyatakan secara jelas tentang tujuan,komposisi, beban dan lama pendidikan. Tujuan, komposisi, bebandan lama pendidikan ditetapkan dengan mengacu pada kompetensipendidikan yang ditetapkan secara nasional dan kompetensitambahan / khusus yang disusun oleh IPDGS, serta diuraikansecara rinci di dalam Buku Panduan Pendidikan. Buku PanduanPendidikan mencantumkan tahap-tahap pendidikan yang akandijalani, rincian pengalaman belajar yang harus dicapai dan semuakegiatan yang akan dilalui peserta didik selama proses pendidikan.

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis8

Page 26: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

PPDGS harus memenuhi beban minimal setara dengan 50 satuankredit semester. Untuk program studi yang memerlukan ketrampilanklinik yang lebih besar kompetensi keahlian klinik minimal 50 %,dan beban studi untuk kegiatan ilmiah terstruktur minimal 15 %,sisanya adalah untuk memenuhi kompetensi akademik.Lama pendidikan yang harus dijalani untuk beban studi sebesar 50sks tersebut agar tercapai kompetensi seperti yang diharapkanmemerlukan waktu sedikitnya 5 semester.Khusus untuk pendidikan dokter gigi spesialis bedah mulut bebanstudi dan lama pendidikan diatur tersendiri

2.6. EvaluasiEvaluasi pemelajaran merupakan hal yang sangat penting dalamproses pendidikan. Metode Evaluasi Pemelajaran :2.6.1. Dalam pelaksanaan Pendidikan harus ditetapkan metode

yang digunakan untuk penilaian (assessment), termasukkriteria lulusan.

2.6.2. Reliabilitas dan validitas metode penilaian perlu dievaluasisecara berkala.

2.6.3. Seluruh kegiatan pendidikan dicatat dalam log book untuksetiap peserta didik.

2.6.4. Selama proses pendidikan, penilaian dilakukan secaraterstruktur pada tiap tahap pendidikan denganmemperhatikan kemampuan yang harus dicapai sesuaidengan tahapan pendidikan.

2.6.5. Proses dan hasil penilaian harus didokumentasikan denganbaik.

2.6.6. Komponen penilaian meliputi penilaian untuk kegiatanTri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian,pengabdian masyarakat.

2.6.7. Pada akhir pendidikan dilakukan ujian akhir denganmengikutsertakan penguji luar (external examiner).

2.6.8. Metode penilaian diupayakan agar mempunyai kaitan dengan

9

Page 27: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

pelayanan klinik yang dihadapi sehari-hari.2.6.9. Kriteria penilaian hasil pemelajaran harus ditetapkan2.6.10. Prinsip, metode dan implementasi penilaian harus sesuai

dengan tujuan pendidikan dan mendorong pengembanganproses belajar.

2.7. Umpan BalikInstitusi Pendidikan harus mempunyai mekanisme umpan balik hasildan proses pendidikan secara berkala sepanjang pelaksanaanpendidikan. Umpan balik tersebut diinformasikan kepada pihakyang berkepentingan dalam rangka peningkatan dan pengembangankualitas pendidikan dimasa mendatang.

3. Penelitian dan Pengabdian pada masyarakat3.1. Penelitian

Penelitian merupakan tugas akhir yang harus dilakukan oleh pesertadidik yang mencakup pengembangan ilmu pengetahuan teknologikedokteran gigi yang berguna bagi peningkatan mutu pelayanankesehatan gigi-mulut. Sebagai seorang ilmuwan yang professionalnantinya diharapkan dapat mengambil peran di dalampengembangan ilmu dan teknologi sekaligus perbaikan dalam mutupelayanan pada masyarakat.Untuk tingkat pendidikan tinggi strata dua, kegiatan penelitian perlumemenuhi aspek kriteria mutu, kriteria peneliti dan kriteria manajemenpenelitian.

3.2. Pengabdian Masyarakat.Kegiatan ini dianjurkan untuk dikembangkan oleh program studiuntuk menunjang/menyempurnakan proses pendidikan danmerupakan kegiatan dalam mengaplikasikan kepakarannya dalammemecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat.Kegiatan ini sebaiknya bekerja sama dengan instansi terkait.Kegiatan pengabdian masyarakat perlu memenuhi aspek kriteria mutupengabdian, pelaksana dan manajemen pengabdian masyarakat.

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis10

Page 28: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

BAB IVPESERTA DIDIK

1. Kriteria Peserta DidikKriteria peserta pendidikan dokter gigi spesialis sebagai input pendidikanditentukan oleh institusi penyelenggara pendidikan yang mencakup standardan kriteria calon peserta didik. Kriteria ini selanjutnya merupakan salahsatu persyaratan seleksi masuk para calon peserta didik.

2. Tata Cara penerimaan peserta didikInstitusi pendidikan dokter gigi spesialis harus menyusun dan menetapkan sistem rekrutmen calon peserta didik. Tata cara menjaring calon pesertadidik ini harus sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan oleh masing-masing Universitas dan tidak melanggar peraturan pemerintah.2.1. Sistem penerimaan peserta didik harus ditetapkan secara jelas,

transparan dan obyektif menurut metode yang baku sehinggapenerimaan peserta didik dapat berlangsung secara adil.

2.2. Proses seleksi perlu mempertimbangkan potensi dan kemampuanyang spesifik yang dimiliki calon peserta didik sesuai dengan prasyaratyang telah ditetapkan oleh masing-masing disiplin ilmu terkait agarpendidikan dapat diharapkan berjalan lancar.

2.3. Seleksi penerimaan peserta didik mencakup seleksi administrasi danseleksi kemampuan akademik calon peserta didik.

3. Kapasitas PenerimaanJumlah peserta didik yang dapat diterima disesuaikan dengan sumberdaya yang tersedia di masing-masing institusi penyelenggara, termasukdaya tampung yang dimiliki rumah sakit pendidikan dan jumlah pendidiksehingga terjamin kelangsungan program pendidikan yang berkualitas.

11

Page 29: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

4. Bimbingan AkademikPenyelenggara pendidikan menunjuk pembimbing yang sekaligus berperansebagai konselor untuk dapat membantu memecahkan masalah-masalahmahasiswa yang bersifat akademik dan non akademik.

5. Tata Cara Pemberhentian peserta didikMengacu kepada peraturan akademik universitas.

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis12

Page 30: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

BAB VSUMBER DAYA

1. Manajemen Proses Pendidikan1.1. Organisasi

Institusi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (IPDGS) secara strukturaldi bawah naungan Perguruan Tinggi. Struktur organisasi IPDGS,menjadi bagian dari organisasi fakultas penyelenggara, danwewenang, tanggung jawab, pengendalian, pengambilan keputusanserta pengawasannya berada dalam satu koordinasi denganmanajemen proses pendidikan strata yang lain di fakultas tersebut.Organisasi yang mengatur pelaksanaan program dilengkapi dengansumber daya yang memadai, dan mendapat kewenangan untukmengatur kegiatan, menyusun perencanaan, menerapkannya sertamenilai proses pelaksanaannya dan melakukan inovasi baru sesuaikebutuhan.IPDGS harus diakreditasi lebih dulu oleh lembaga yang berwenang.IPDGS harus memiliki sumber daya yang dapat menjamin pesertadidik untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

1.2. Pengelolaan PendidikanProses Pendidikan dan pengembangannya dikelola secara baik danberkesinambungan melalui perencanaan yang jelas yang disusundalam bentuk Rencana Strategis (RENSTRA) yang mengacu padaVisi dan Misi, Rencana kerja anggaran tahunan (RKAT) dan RencanaInduk Pengembangan (RIP) yang terintegrasi dalam Renstra, RKATdan RIP Fakultas penyelenggara pendidikan.

1.3. Evaluasi dan Umpan Balik1.3.1. Evaluasi

IPDGS bersama dengan Kolegium menyusun mekanismeevaluasi program Pendidikan yang mencakup monitoringproses pendidikan, menilai kemajuan proses pendidikan

13

Page 31: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

dan kelengkapan fasilitas pendidikan. Evaluasi pelaksanaanpendidikan dokter gigi spesialis dilakukan secara berkala,termasuk evaluasi seleksi penerimaan peserta didik, prosesdan lulusan Pendidikan.

1.3.2. Umpan balikIPDGS mengembangkan sistem mekanisme umpan balik.Umpan balik yang berasal dari peserta didik dan pendidikhendaknya dianalisis dan dimanfaatkan sebaik-baiknyauntuk perbaikan mutu pendidikan.

2. DosenBerdasarkan Undang-undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang guru dandosen, disebutkan bahwa Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwandengan tugas utama mentrasformasikan, mengembangkan, danmenyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.Secara administratif, dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikandan keahliannya diangkat oleh sebuah perguruan tinggi untuk membantuperguruan tinggi tersebut dalam melaksanakan fungsi tridharma perguruantinggi, yaitu: memberikan pelayanan pendidikan, riset, dan pengabdian-pelayanan masyarakat1, tetapi dosen juga dapat terlibat di pengembanganakademik dan profesi serta berpartisipasi dalam tata pamong institusi.Dalam menjalankan tridharma perguruan tinggi, dosen mempunyai peransebagai berikut:a) Fasilitator pemelajaran peserta didik.b) Peneliti dan pakar dalam bidang ilmunya masing-masing untuk

pengembangan ilmu, teknologi, kebudayaan dan seni.c) Pengabdi masyarakat dengan cara penerapan keahliannya demi

kesejahteraan masyarakat.Tugas Dosen secara lebih spesifik meliputi:a) Memfasilitasi pemelajaran mahasiswa sehingga mereka dapat

memperoleh pengetahuan, sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis14

Page 32: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

b) Membimbing mahasiswa untuk berpikir kritis dan analitis sehinggamereka dapat secara mandiri menggunakan dan mengembangkanilmu pengetahuan yang telah dimilikinya

c) Bertindak sebagai pembina intelektual dan konseler bagi mahasiswa.d) Menggunakan konsep, teori, dan metodologi dalam bidang yang

ditekunimya sekaligus juga mampu menciptakan sejumlah konsep,teori, dan metodologi yang operasional dalam konteks kegiatanilmiahnya.

e) Melakukan penelitian yang hasilnya dipublikasikan melalui diskusiseminat (peer group), seminar, jurnal ilmiah atau kegiatan pameran,dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan ataukesenian.

f) Mengimplementasikan pengetahuannya di dalam kegiatan pengabdian/pelayanan pada masyarakat.

g) Bekerja dalam tim dengan pihak lain didalam manajemen akademikuntuk pencapaian visi institusi.

h) Berperan aktif dalam organisasi seminat untuk mengembangkankeprofesiannya.

Standar dosen meliputi aspek profesionalisme, kualifikasi dalam bidangilmu dan pengajaran, serta manajemen dosen.

3. Staf Penunjang / KaryawanJumlah dan kualifikasi tenaga penunjang akademik/karyawan harus sesuaidengan kebutuhan dan kemampuan yang diperlukan. Untuk memperolehtenaga penunjang akademik / karyawan yang memiliki kemampuan danyang sesuai kebutuhan perlu ditetapkan kualifikasinya, tugas dan tanggungjawabnya, sistem rekrutmen dan pemberhentian serta pengembangankariernya.

4. Prasarana dan sarana:4.1. Jumlah, jenis, dan kualitas harus mendukung terselenggaranya

proses pendidikan.

15

Page 33: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

4.2. Sarana fisik.Yang termasuk sarana fisik : ruang kuliah/diskusi, rumah sakit,RSGMP, laboratorium, perpustakaan, ruang teknologi informasi,ruang klinik. Institusi pendidikan harus mengembangkan perpustakansesuai dengan SK Mendiknas 234/U/2000.

4.3. Sarana untuk mencapai kemampuan/kompetensi akademikprofessional meliputi buku ajar dan jurnal, pasien, kurikulum,pedoman-pedoman pendidikan,sumber daya manusia (sdm),peralatan khusus sesuai spesialisasinya.

4.4. Institusi pendidikan harus mengembangkan fasilitas TeknologiInformasi dan komunikasi (ICT) untuk menunjang kelancaran prosespendidikan.

4.5. Institusi pendidikan harus menjamin terselenggaranya riset.

5. Dana Penyelenggaraan PendidikanDalam pendanaan program pendidikan dokter gigi spesialis harus dijelaskan:5.1. Sumber5.2. PertanggungjawabanPerencanaan, penggunaan dan pelaporan dana harus dikelola secara jelas.Pengelolaan anggaran harus sesuai dengan peraturan yang berlaku,transparans dan akuntabel.

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis16

Page 34: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

BAB VIPENJAMINAN MUTU

Penjaminan Mutu adalah suatu upaya dari institusi pendidikan untuk secaraterstruktur memperbaiki kualitas pendidikannya secara terus menerus danberkesinambungan. Upaya ini harus merupakan komitmen dari seluruhkomponen pendidikan mulai dari pimpinan, dosen dan karyawan penunjang.Komitmen pimpinan harus nyata berupa pembentukan tim/unit PenjaminanMutu di dalam institusinya.

Penjaminan Mutu dimulai dengan kegiatan evaluasi diri (ED) yang dilakukanoleh institusi pendidikan terhadap seluruh komponen-komponen pendidikantermasuk tata pamong (governance) dari institusi itu sendiri. ED sebaiknyadilakukan secara terorganisir, jujur dan terbuka. Data ED dianalisa denganmelibatkan berbagai pihak sehingga hasilnya akurat dan dapat dimanfaatkansebagai perbaikan fakultas dan program studinya. Kegiatan perbaikan mutudapat dilakukan oleh tim penjaminan mutu fakultas dan biasanya disebutdengan audit internal.

Kegiatan audit internal dapat diikuti dengan kegiatan evaluasi oleh pihakdiluar fakultas / universitas terkait. Kegiatan ini disebut dengan audit eksternalatau akreditasi. Dengan demikian maka ED dan audit internal berguna untukpersiapan dari proses akreditasi. Akrediatsi di Indonesia dilakukan oleh BadanAkreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) atau Lembaga AkreditasiMandiri lain yang diakui oleh pemerintah.

Pengaturan penjaminan mutu akademik yang terperinci akan diatur dalampedoman tersendiri.

17

Page 35: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

BAB VIIPEMBUKAAN DAN PENUTUPAN

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS

Pembukaan dan penutupan program pendidikan dokter gigi spesialis bukanmerupakan standar pendidikan profesi dokter gigi spesialis, tetapi standarpendidikan merupakan rambu-rambu yang harus dipatuhi oleh institusipendidikan apabila yang bersangkutan atau pihak lain ingin membuka programstudi baru atau memelihara program studinya agar tetap bertahan (sustainability). Pedoman teknis yang berisi uraian yang lebih terperinci akan disusun dalambuku tersendiri.

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis18

Page 36: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

BAB VIIIPENUTUP

Target Indonesia Sehat 2010 telah dicanangkan pemerintah. Untuk mencapaitarget tersebut setiap lembaga yang terlibat dalam pendidikan tenaga kesehatantermasuk pendidikan dokter gigi spesialis hendaknya berupaya untuk mencapaitujuan tersebut melalui program pendidikan yang sesuai standar yang telahditetapkan sehingga dapat dihasilkan keluaran hasil pendidikan tenaga doktergigi spesialis yang bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan pelayanankesehatan gigi mulut masyarakat

Standar pendidikan profesi dokter gigi spesialis merupakan instrumen yangbertujuan mengharmonisasikan mutu pendidikan dari berbagai institusipenyelenggara pendidikan dokter gigi spesialis agar lulusan pendidikan yangdihasilkan memiliki mutu minimal yang setara. Standar ini juga dapatdipergunakan oleh institusi penyelenggara PPDGS untuk melakukan penilaianpada kondisi dan sistem pendidikan yang telah dilakukannya.

Standar ini masih bersifat umum dan merupakan acuan bagi penyelenggaraanpendidikan dokter gigi spesialis. Untuk penerapannya masih perlu dijabarkanlebih lanjut dalam bentuk petunjuk teknis oleh Kolegium dokter gigi spesialismasing-masing agar dapat lebih operasional.

19

Page 37: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Pendidikan Dokter Spsesialis di Indonesia, Komite Pendidikan KedokteranIndonesia,Departemen Pendidikan Nasional RI, Jakarta 2005

2. Global Standars on Postgraduate Medical Education

3. Katalog Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Nasional, 1997

4. Accreditation Standards for Advanced Dental Education ProgramCommission on Dental Accreditation, American Dental Association

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis20

Page 38: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

LAMPIRAN

1. DASAR HUKUMPenyusunan Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis berdasarkanpada :a. UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasionalb. UU RI No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteranc. UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosend. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikane. Kepmen Diknas No. 234 tahun 2001 tentang Pendirian Perguruan

Tinggi

2. RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN (RSGMP)Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) adalah Rumah SakitGigi dan Mulut yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, yang juga digunakan sebagai sarana proses pemelajaran pendidikandan penelitian bagi profesi tenaga kesehatan kedokteran gigi dan tenagakesehatan lainnya dan terikat melalui kerjasama dengan fakultaskedokteran gigi.

Standar dan Kriteria Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan

Standar 1:Visi, Misi, Komitmen dan Persyaratan Perijinan RSGMPDeskripsi:Agar dapat berfungsi menjadi rumah sakit gigi dan mulut pendidikan, pelayanandan penelitian secara efektif, Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Pendidikan harus memiliki visi dan misi yang jelas, terkait dengan pendidikan profesitenaga kesehatan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang didasarkanatas proses pemelajaran.

21

Page 39: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Kriteria:1.1. RSGM Pendidikan mempunyai visi, misi, azas dan tujuan.1.2. Visi dan misi dibuat oleh Direksi RSGM Pendidikan bersama-sama

dengan stakeholders terkait.1.3. Bagi RSGM Pendidikan yang kepemilikannya berbeda dengan Fakultas

Kedokteran Gigi diperlukan kerjasama tertulis antara RSGM Pendidikandengan Fakultas Kedokteran Gigi atau pihak terkait yang masih berlakudalam kurun waktu tertentu.

1.4. Bagi RSGM Pendidikan yang kepemilikannya sama dengan FakultasKedokteran Gigi akan diatur melalui Hospital by Laws (tidak diperlukankerjasama tertulis).

1.5. Semua RSGM Pendidikan dapat melakukan kerjasama dengan RumahSakit lain untuk melakukan penanganan rujukan.

1.6. RSGM Pendidikan terikat dengan satu Fakultas Kedokteran Gigi sebagaiRSGM Pendidikan Utama.

1.7. RSGM Pendidikan mempunyai Surat Keputusan resmi perijinan pendiriandan operasional RSGM Pendidikan sebagai tempat pendidikan diFakultas Kedokteran Gigi sesuai ketentuan yang berlaku.

1.8. RSGM Pendidikan mempunyai standar operasional prosedur yangterdokumentasi dengan baik dan disosialisasikan.

Standar 2:Manajemen dan AdministrasiDeskripsi:Penyelenggaraan manajemen dan administrasi merupakan bagian pentingdari operasionalisasi dan berlangsungnya proses pendidikan profesi tenagakesehatan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya di rumah sakit gigidan mulut pendidikan. Manajemen dan administrasi ini menyangkut efektifitasdan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan, pelayanan dan penelitian.

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis22

Page 40: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Kriteria2.1. Penyelenggara RSGM Pendidikan adalah Fakultas Kedokteran Gigi,

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan atau swasta.2.2. Badan Hukum RSGM Pendidikan mengikuti Badan Hukum pemiliknya.2.3. Jabatan direktur RSGM Pendidikan harus dijabat oleh dokter gigi, warga

negara Indonesia yang diutamakan memiliki pengalaman dan ataupendidikan dibidang perumahsakitan.

2.4. RSGM Pendidikan yang kepemilikannya berbeda dengan fakultaskedokteran gigi yang bersangkutan, harus mempunyai badan koordinasipendidikan.

2.5. RSGM Pendidikan dapat dijadikan sarana untuk pendidikan, pelayanandan penelitian di bidang kesehatan gigi dan mulut dari tingkat dasarsampai spesialistik sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembanganIPTEK Kedokteran dan Kedokteran Gigi, serta menjadi sarana upayarujukan.

2.6. RSGM Pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan, pelayanandan penelitian kesehatan gigi dan mulut memiliki prinsip dasarkemandir ian dan kewirausahaan yang bersi fat nir laba.

2.7. RSGM Pendidikan harus mempunyai struktur organisasi dan tata kerja.Struktur organisasi ditetapkan bersama oleh direktur RSGM Pendidikandan pimpinan Fakultas Kedokteran Gigi, serta diketahui oleh pemilikRSGM Pendidikan dengan memperhatikan fungsi dan kebutuhan rumahsakit.

2.8. Organisasi RSGM Pendidikan meliputi bidang pendidikan, pelayanan,penelitian dan pengembangan kesehatan gigi dan mulut, administrasidan keuangan, dan pelayanan penunjang, rekam medis, komite medis,staf medis fungsional dan instalasi.

2.9. RSGM Pendidikan melaksanakan pendidikan, pelayanan dan penelitiankesehatan gigi mulut dengan mengutamakan kegiatan kuratif danrehabilitatif tanpa meninggalkan kegiatan promotif preventif yangdilaksanakan secara terpadu dan melaksanakan upaya rujukan denganmelindungi hak-hak pasien.

23

Page 41: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

2.10. Fungsi RSGM Pendidikan menyelenggarakan pendidikan, penelitiandan pelayanan medis gigi dasar, spesialistik, pelayanan penunjang(farmasi, laboratorium klinik, laboratorium teknik gigi dan radiologigigi), rujukan, gawat darurat kesehatan gigi dan mulut.

2.11. RSGM Pendidikan melaksanakan peraturan kebijakan dan ketetapantertulis mengenai pendidikan profesi tenaga kesehatan kedokteran gigidan tenaga kesehatan lainnya, sehingga dapat menjamin terselenggaranyapendidikan yang berkualitas.

2.12. Peserta didik harus mengucapkan dan menandatangani janji mengikutiprogram pendidikan profesi.

2.13. RSGM Pendidikan mempunyai administrasi khusus peserta didikmengenai sistem dan alur pencatatan, pengaturan alat, ruangan, jadwal,surat-menyurat yang berkaitan dengan program pendidikan profesi.

2.14. RSGM Pendidikan mempunyai dokumen yang memuat RencanaKegiatan Anggaran Tahunan (RKAT) RSGM Pendidikan yang dilakukansecara rutin dan terkoordinasi dengan FKG yang bersangkutan.

2.15. Sumber dana biaya pendidikan dapat berasal dari RSGM Pendidikan,peserta didik, Fakultas Kedokteran Gigi dan sumber lain yang tidakmengikat yang disepakati bersama.

2.16. RSGM Pendidikan melaksanakan evaluasi berkala terhadap prosesmanajemen dan administrasi.

2.17. RSGM Pendidikan membuat laporan pertangggungjawaban keuangankepada pimpinan terkait.

Standar 3:Sumber Daya Manusia untuk Program Pendidikan ProfesiDeskripsi:RSGM Pendidikan berkoordinasi dengan Fakultas Kedokteran Gigi dalammengatur tenaga pendidik bidang kesehatan gigi dan mulut.

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis24

Page 42: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Kriteria :3.1. RSGM Pendidikan minimal memiliki 50% tenaga dokter gigi, dokter

gigi spesialis dan perawat gigi yang bekerja secara purna waktu, meliputi:3.1.1. Dokter Gigi3.1.2. Dokter Gigi spesialis yang meliputi 7 bidang spesialis :

3.1.2.1. Bedah Mulut3.1.2.2. Ortodonti3.1.2.3. Konservasi Gigi3.1.2.4. Prostodonsia3.1.2.5. Kedokteran Gigi Anak3.1.2.6. Periodonsia3.1.2.7. Penyakit Mulut

3.1.3. Perawat Gigi3.2. RSGM Pendidikan dapat bekerja sama dengan RS lain dalam

menyediakan tenaga kesehatan lain yang meliputi :3.2.1. Dokter/ Dokter Spesialis lainnya

3.2.1.1. Dokter umum dengan pelatihan ProgramPendidikan Gawat Darurat (PPGD)

3.2.1.2. Dokter Spesialis Anestesi3.2.1.3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam3.2.1.4. Dokter Spesialis Anak

3.2.2. Tenaga Keperawatan : Perawat Umum3.2.3. Tenaga Kefarmasian

3.2.3.1. Apoteker3.2.3.2. Asisten Apoteker

3.2.4. Tenaga Keteknisan Medis3.2.4.1. Radiografer/Penata Radiologi dan Radiodiagnostik3.2.4.2. Teknisi Gigi3.2.4.3. Analis kesehatan3.2.4.4. Perekam Medis

3.2.5. Tenaga Non Medis3.2.5.1. Administrasi

25

T

Page 43: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

3.2.5.2. Kebersihan3.2.5.3. Teknisi

3.3. RSGM Pendidikan mempunyai peraturan mengenai penugasan tenagapendidik, bagi purna waktu maupun paruh waktu yang mencakuptanggungjawab, kewenangan dan hak.

3.4. RSGM Pendidikan mempunyai tenaga pendidik yang ditetapkan sebagaipembimbing bagi peserta didik yang memiliki Surat Izin Praktik (SIP)di RSGM Pendidikan.

3.5. RSGM Pendidikan memiliki peraturan yang melindungi tenaga kesehatandalam memberikan pelayanan sesuai dengan kompetensi dankewenangannya.

Standar 4:Fasilitas Pendidikan dan PelayananDeskripsi:RSGM Pendidikan harus memiliki fasilitas dan peralatan fisik pendidikan,pelayanan dan penelitian untuk para staf dan peserta didik yang memungkinkanterjadinya proses pemelajaran.Kriteria:4.1. RSGM Pendidikan harus mempunyai prasarana yang meliputi :

4.1.1. Ruang rawat jalan4.1.2. Ruang gawat darurat4.1.3. Ruang rawat inap4.1.4. Ruang operasi4.1.5. Ruang pemulihan/recovery room4.1.6. Farmasi dan bahan kedokteran gigi4.1.7. Laboratorium klinik4.1.8. Laboratorium teknik gigi4.1.9. Ruang sterilisasi4.1.10. Ruang Radiologi4.1.11. Ruang tunggu4.1.12. Ruang administrasi

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis26

Page 44: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

4.1.13. Toilet4.1.14. Prasarana lain meliputi tenaga listrik, pengadaan air bersih,

instalasi pembuangan limbah, alat komunikasi, pemadamkebakaran dan tempat parkir.

4.2. RSGM Pendidikan harus mempunyai persyaratan peralatan yangmeliputi :4.2.1. 50 buah dental unit4.2.2. 50 buah dental chair4.2.3. 3 buah tempat tidur4.2.4. Peralatan medik meliputi:

a) 1 unit Intra Oral Camerab) 1 unit Dental X-Rayc) 1 unit Panoramic X-Rayd) 1 unit Chepalometric X-Raye) 7 unit sterilisator.

4.3. RSGM Pendidikan berkoordinasi dengan Fakultas Kedokteran Gigiterkait dalam penggunaan perpustakaan.

4.4. RSGM Pendidikan berkoordinasi dengan Fakultas Kedokteran Gigiterkait dalam penyediaan alat audiovisual.

4.5. RSGM Pendidikan menyediakan sarana pelayanan kedokteran gigidasar dan 7 bidang spesialistik.

4.6. RSGM Pendidikan menyediakan bahan kedokteran gigi dan bahanfarmasi (alat dan bahan habis pakai, serta obat) sesuai dengan fungsipendidikan, pelayanan dan penelitian.

4.7. RSGM Pendidikan mengelola rekam medis4.8. RSGM Pendidikan mengelola persetujuan tindakan medis tertulis

(informed consent) bagi tindakan tertentu kedokteran gigi yang akandilakukan terhadap pasien.

4.9. RSGM Pendidikan mengupayakan kesehatan dan keselamatan kerja(K3) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4.10. RSGM Pendidikan mempunyai daftar tarif.

27

Page 45: Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis

Standar 5:Perancangan dan Pelaksanaan Program Pendidikan KlinikDeskripsi:Peran RSGM Pendidikan sebagai sarana dalam proses pemelajaran memegangperan penting dalam pencapaian kompetensi. Program pendidikan profesiakan berhasil dengan memiliki target pemelajaran yang jelas, kegiatan yangterstruktur dan berimbang serta sistem evaluasi yang jelas dan objektif.Kriteria:5.1. RSGM Pendidikan berkoordinasi dengan Fakultas Kedokteran Gigi

terkait mempunyai dokumen program pendidikan (buku panduan)yang terstruktur berisi tujuan pendidikan yang jelas berbasis kompetensi.

5.2. RSGM Pendidikan berkoordinasi dengan Fakultas Kedokteran Gigiterkait mempunyai tata tertib proses pemelajaran untuk mencapaitujuan pendidikan yang jelas dan tertulis.

5.3. RSGM Pendidikan berkoordinasi dengan Fakultas Kedokteran Gigiterkait menyelenggarakan pelayanan kedokteran gigi berbasis bukti(evidence based dentistry).

5.4. RSGM Pendidikan berkoordinasi dengan Fakultas Kedokteran Gigiterkait mengupayakan peningkatan mutu pelayanan secaraberkesinambungan.

5.5. RSGM Pendidikan berkoordinasi dengan Fakultas Kedokteran Gigiterkait mempunyai sistem kendali mutu dan audit medis programpendidikan.

Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis28