Standar Kompetensi - · PDF fileNikah atau az zawaj adalah akad yang ... hal ini dimaksudkan...

download Standar Kompetensi -   · PDF fileNikah atau az zawaj adalah akad yang ... hal ini dimaksudkan agar dalam berumah ... Dilarang seorang muslim meminang wanita yang sedang

If you can't read please download the document

Transcript of Standar Kompetensi - · PDF fileNikah atau az zawaj adalah akad yang ... hal ini dimaksudkan...

  • 1

    Standar Kompetensi :

    6. Memahami hukum Islam tentang Hukum Keluarga

    Kompetensi Dasar:

    6.1. Menjelaskan penegrtian dan tujuan perkawinan

    6.2. Menjelaskan ketentuan perkawinan dalam Islam

    dan menurut perundang-undangan di Indonesia

    6.3. Menjelaskan tentang ketentuan perceraian dalam Islam

    dan menurut perundang-undangan di Indonesia

  • 2

    1. Pengertian munakahat

    1.

    2. Tujuan menikah

    Munakahat berarti pernikahan atau

    perkawinan, kata dasarnya adalah nikah. An

    Nikah atau az zawaj adalah akad yang menghalalkan setiap suami istri untuk bersenang-

    senang satu dengan yang lain. Dalam buku Kompilasi Hukum Islam pada pasal 2

    disebutkan bahwa pernikahan, adalah akad yang sangat kuat atau mitssaqan ghalidzan

    untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Dalam UU

    nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, disebutkan Perkawinan adalah ikatan lahir

    batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

    membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

    Yang Maha Esa.

    Dalam buku Kompilasi Hukum Islam pada

    pasal 3 disebutkan bahwa perkawinan bertujuan untuk

    mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Namun

    demikian apabila dicermati dalam Al Quran dan hadis tujuan pernikahan dapat dirinci

    sebagai berikut:

    a. Memenuhi sunnah Nabi, sesuai dengan hadis dari Aisyah ra,:

    bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Menikah adalah

    sunnahku. Siapa yang tidak mengamalkan sunnahku, ia bukan termasuk

    ummatku. Menikahlah karena aku akan senang atas jumlah besar kalian di

    hadapan umat-umat lain. Siapa yang telah memiliki kesanggupan, menikahlah.

    Jika tidak, berpuasalah karena puasa itu bisa menjadi kendali. (Riwayat Ibn

    Majah)

    dan dalam hadis yang lain dari Anas bin Malik ra disebutkan:

    Ada tiga orang mendatangi keluarga Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

    Mereka bertanya tentang ibadah yang dilakukan Nabi. Ketika diberitahu,

    mereka merasa sangat jauh dari apa yang dilakukan Nabi. Mereka berkata:

    Kami jauh sekali dari apa yang dilakukan Nabi, padahal beliau sudah

    diampuni dari segala dosa. Satu orang dari mereka berkata: Kalau begitu,

    saya akan shalat sepanjang malam selamanya. Yang lain berkata: Saya akan

    berpuasa setahun penuh selamanya. Orang ketiga berkata: Saya akan

    menjauhi perempuan dan tidak akan menikah. Kemudian Rasulullah

    shallallahu alaihi wa sallam datang dan berkata: Apakah kamu yang berkata

    ini dan itu tadi? Demi Allah, akulah orang yang paling takut kepada Allah dan

    paling bertakwa di antara kamu, tetapi aku tetap kadang berpuasa dan kadang

    A. Bacalah uraian berikut, untuk dapat memahami dengan baik munakahat

  • 3

    2. Anjuran sebelum menikah

    tidak berpuasa, ada waktu untuk shalat dan ada waktu untuk tidur istirahat, dan

    aku juga menikah dengan perempuan. Siapa yang enggan dengan sunnahku, ia

    tidak termasuk golongan ummatku. (Riwayat Bukhari)

    b. Untuk menyempurnakan agama, karena Nabi Muhammad saw pernah bersabda:

    dari Anas radhiyallahu anhu, berkata: Bahwa Nabi shallallahu alaihi wa

    sallam bersabda: Siapa yang dianugerahi istri shalihah, sungguh ia telah

    dibantu dalam separuh urusan agama, maka bertakwalah (kepada Allah) atas

    separuh yang lain. (Riwayat Ibn al-Jawzi)

    c. Untuk mendapat kehidupan yang tenteram (sakinah), dengan cinta dan kasih

    sayang (mawaddah dan rahmah), sebagaimana yang terdapat dalam Al Quran

    surah Ar-Ruum [30] ayat 21

    Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu istri-

    istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram

    kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

    Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi

    kaum yang berfikir.

    d. Memperoleh keturunan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :

    kawinilah perempuan penyayang dan banyak anak . (HR. Ahmad dan

    dishahihkan oleh Ibnu Hibban)

    e. Untuk mengendalikan nafsu syahwat, sebagaimana hadis Nabi dari Ibn Masud

    ra.:

    Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Wahai para pemuda, siapa

    di antara kalian yang memiliki kemampuan, maka menikahlah, karena menikah

    itu bisa menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan siapa yang tidak

    mampu, berpuasalah karena puasa itu bisa menjadi kendali baginya. (Riwayat

    Bukhari).

    a. Memilih calon istri

    Seorang laki-laki apabila ingin

    menikah hendaknya memilih calon istri dengan memperhatikan nasihat agama.

    Terdapat banyak nasihat agama dalam masalah ini antara lain adalah:

    1. memiliki pengetahuan agama dan berakhlak terpuji (sholehah)

  • 4

    Mendapatkan wanita sholehah penting untuk mewujudkan tujuan perkawinan, Nabi

    Muhammad saw mengingatkan dalam sebuah hadis beliau:

    Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita

    shalihah. (HR. Muslim)

    Hadis di atas sejalan sekaligus merupakan penegasan dari peringatan Allah bagi

    calon suami yang beriman untuk memilih calon istri yang sholehah, sebagaimana

    yang terdapat dalam Al Quran surah An Nisa [4] ayat 34

    Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah

    melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan

    karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu

    maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika

    suaminya tidak ada, oleh Karena Allah telah memelihara (mereka)

    Wanita sholehah sebagaimana dimaksud diatas tentunya adalah yang memiliki

    pengetahuan agama yang baik dan berakhlak terpuji, dalam sebuah hadis nabi

    mengingatkan tentang pentingnya memilih calon istri yang memiliki pengetahuan

    agama yang baik:

    Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam,

    beliau bersabda : Perempuan itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya,

    keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, lalu pilihlah perempuan yang

    beragama niscaya kamu bahagia. (Muttafaqun Alaihi)

    Hadis di atas sesuai dengan peringatan Allah untuk tidak memilih wanita musyrik

    dan wanita yang keji, sebagaimana yang terdapat dalam ayat berikut:

    Al Baqarah [2] ayat 221

    Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.

    Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik,

    walaupun dia menarik hatimu

  • 5

    Dan dalam surah An Nur [24] ayat 26

    Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji

    adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah

    untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang

    baik (pula).

    2. Penyayang dan banyak anak.

    Nabi Muhammad saw menginginkan agar umat Islam menjadi kuat, berkualitas dan

    dan jumlahnya banyak, oleh sebab itu peran seorang ibu yang mampu mendidik dan

    melahirkan banyak anak sangat penting.

    Dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :

    kawinilah perempuan penyayang dan banyak anak . (HR. Ahmad dan

    dishahihkan oleh Ibnu Hibban)

    3. Masih gadis

    Untuk keutuhan pasangan hidup nabi menganjurkan memilih calon isteri yang

    sekufu, hal ini dimaksudkan agar dalam berumah tanggal ketika terjadi perselisihan

    tidak mengungkit kekurangan isteri atau suami. Sekufu yang dimaksud nabi adalah

    antara lain dalam hal; status perkawinan, usia, dll. Dalam sebuah hadis nabi

    bersabda:

    Dari Jabir, dia berkata, saya telah menikah maka kemudian saya mendatangi Nabi

    Shallallahu Alaihi Wa Sallam dan bersabda beliau Shallallahu Alaihi Wa Sallam :

    Apakah kamu sudah menikah ? Jabir berkata, ya sudah. Bersabda Rasulullah :

    Perawan atau janda? Maka saya menjawab, janda. Rasulullah bersabda :

    Maka mengapa kamu tidak menikahi gadis perawan, kamu bisa bermain

    dengannya dan dia bisa bermain denganmu.

    Anjuran Nabi tentang bagaimana seorang laki-laki memilih istri sebagaimana

    uraian di atas tentu saja berlaku bagi seorang perempuan memilih suami.

    b. Khitbah (Peminangan)

    Khitbah atau pinangan adalah penyampaian keinginan untuk menikahi oleh seorang laki-

    laki kepada calon istrinya. Para ulama berpendapat hukumnya sunat karena nabi

    melakukannya. Diantara ketentun khitbah ini adalah:

  • 6

    3. Hukum menikah

    1. Dilarang seorang muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang lain, Nabi

    bersabda:

    "Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda: "Dan seorang laki-laki tidak

    boleh meminang pinangan saudaranya sehingga ia menikahi atau meninggalakan

    (wanita tersebut)" (HR. Bukhari Muslim).

    2. Diperbolehkan melihat wanita yang dipinang, Nabi bersabda:

    "Abu Hurairah berkata: "Ketika saya berada di samping Rasulullah saw, tiba-

    tiba datang seorang laki-laki yang menghabarkan bahwa ia akan menikahi

    seorang wanita dari golongan Anshar. Rasulullah saw bersabda kepadanya:

    "Apakah kamu telah melihat wanita tersebut?" Lakilaki itu menjawab: "Tidak",

    Rasulullah bersabda: "Pergilah dan lihatlah terlebih dahulu karena pada

    penglihatan-penglihatan orang Anshar itu ada sesuatu" (HR. Muslim dan Nasa'i).

    Dal