Standar Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium.docx

13
BAB I PENDAHULUAN Bahan kimia di laboratorium merupakan bahan yang bermanfaat untuk praktikum dan penelitian, tetapi sebagian berisiko merusak kesehatan manusia dan lingkungan apabila tidak ditangani pengelolaannya dengan baik (Hari Sutrino, 2012). Dari pernyataan ini jelas bagi kita bahwa setiap dampak negatif dari laboratorium itu diakibatkan oleh pengelolaan laboratorium yang tidak sesuai standar. Demi peningkatan pengetahuan, dampak negatif dari laboratorium harus diupayakan sekecil mungkin agar orang-orang yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung tetap mendukung aktivitas di laboratorium. Ada beberapa perangkat pengelolaan laboratorium yang standar untuk dilaksakan guna mengoptimalkan peranan laboratorium dalam pembelajaran yaitu : 1. Tata ruang laboratorium 2. Alat yang baik dan terkalibrasi 3. Infrastruktur laboratorium 4. Administrasi laboratorium 5. Organisasi laboratorium 6. Fasilitas pendanaan (Sumber Dana) 7. Investasi dan keamanan laboratorium 8. Pengamanan laboratorium 9. Disiplin dan keterampilan laboran 10.Keterampilan sumber daya manusia 11.Peraturan dasar di laboratorium

Transcript of Standar Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium.docx

Page 1: Standar Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Bahan kimia di laboratorium merupakan bahan yang bermanfaat untuk praktikum dan

penelitian, tetapi sebagian berisiko merusak kesehatan manusia dan lingkungan apabila tidak

ditangani pengelolaannya dengan baik (Hari Sutrino, 2012). Dari pernyataan ini jelas bagi kita

bahwa setiap dampak negatif dari laboratorium itu diakibatkan oleh pengelolaan laboratorium

yang tidak sesuai standar. Demi peningkatan pengetahuan, dampak negatif dari laboratorium

harus diupayakan sekecil mungkin agar orang-orang yang berhubungan secara langsung maupun

tidak langsung tetap mendukung aktivitas di laboratorium.

Ada beberapa perangkat pengelolaan laboratorium yang standar untuk dilaksakan guna

mengoptimalkan peranan laboratorium dalam pembelajaran yaitu :

1. Tata ruang laboratorium

2. Alat yang baik dan terkalibrasi

3. Infrastruktur laboratorium 

4. Administrasi laboratorium 

5. Organisasi laboratorium

6. Fasilitas pendanaan (Sumber Dana)

7. Investasi dan keamanan laboratorium 

8. Pengamanan laboratorium

9. Disiplin dan keterampilan laboran

10. Keterampilan sumber daya manusia

11. Peraturan dasar di laboratorium

Semua perangkat-perangkat tersebut di atas, jika dikelola secara optimal akan

mendukung terwujudnya penerapan manajemen laboratorium yang baik. Dengan demikian

manajemen laboratorium dapat dipahami sebagai suatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan

terarah demi mengoptimalkan peranan laboratorium dalam berbagai bidang.

Page 2: Standar Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium.docx

BAB II

ISI

Standar Pengelolaan Laboratorium Kimia Memenuhi Standar Keselamatan dan

Keamanan itu terdiri atas:

1. Tata Ruang Laboratorium 

Tata ruang yang sempurna harus dimulai sejak perencanaan gedung laboratorium sampai

pada pelaksanaan pembangunan. Untuk itu, perlu dijadikan bahan pertimbangan bahwa sebuah

laboratorium yang baik memiliki tata ruang dengan komponen sebagai berikut :

a. Pintu masuk (in)

b. Pintu keuar (out)

c. Pintu darurat (emergency-exit)

d. Ruang persiapan (preparation- room)

e. Ruang peralatan (equipment – room)

f. Ruang penangas (fume – room)

g. Ruang penyimpanan (strorage – room) 

h. Ruang istirahat/ ibadah

i. Ruang Staf (Staff-room)

j. Ruang Teknisi (technician-room)

k. Ruang prasarana kebersihan

l. Ruang toilet

m. Lemari praktikan (locker)

n. Lemari gelas (glass-rack)

o. Lemari alat-alat optic (optical-rack)

p. Pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk

q. Fan (untuk dehumidifier)

r. Ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu.

2. Alat yang berfungsi dengan baik dan terkalibrasi 

Pengenalan terhadap laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap petugas

laboratorium, terutama yang akan mengoprasikan peralatan tersebut. Setiap alat yang akan

dioprasikan harus dalam kondisi yang baik yaitu dengan syarat :

a. Siap untuk dipakai (ready for use)

b. Bersih

Page 3: Standar Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium.docx

c. Berfungsi dengan baik

d. Terkalibrasi

Ada beberapa peralatan yang harus disertai dengan petunjuk penggunaan (manual-

operation),  hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya kerusakan. Dalam buku manual

terdapat juga petunjuk untuk perbaikan selanjutnya. Teknisi laboratorium yang ada harus

senantiasa berada di tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan akan ada kemungkinan alat

tidak berfungsi dengan baik. Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur pada

tempat tertentu, berupa rak meja yang disediakan. Peralatan digunakan untuk  melakukan suatu

kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu. Karenanya alat-alat ini

harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu dapat digunakan.

Peralatan laboratoium hendaknya dikelompokkan berdasarkan penggunaanya. Setelah

selesai digunakan, harus segera dibersihkan kembali dan di susun semula. Semua alat-alat ini

sebaiknya diberikan penutup (cover), seperti plastik transparan, terutama bagi alat-alat yang

memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan

akhirnya dapat merusak alat tersebut.

Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat yang ada di

laboratorium, maka sebaikknya dibuat daftar inventaris yang lengkap dengan kode dan jumlah

masing-masing. Alat yang sudah rusak atau pecah ditempatkan pada satu lemari tertentu, dan

dituliskan dalam buku kasus dan buku inventaris laboratorium. Ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam menyimpan alat laboratorium yaitu :

a. Bahan dasar pembuatan alat

b. Bobot alat

c. Kepekaan alat terhadap lingkungan

d. Pengaruh alat lain

e. Kelengkapan alat dalam satu set

Dalam menata dan penyimpanan alat laboratorium didasarkan pada  :

a. Keadaan laboratorium yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium,

dan keadaan alat/ bahan,

b. Kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan mencari dan

dicapai, keamanan dalam menyimpan dan pengambilan.

Perlakukan terhadap alat-alat di laboratorium yang akan digunakan hendaknya:

a. Membawa alat sesuai dengan petunjuk penggunaan

b. Menggunakan alat sesuai dengan petunjuk penggunaan

Page 4: Standar Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium.docx

c. Menjaga kebersihan alat

d. Menyimpan alat

3. Infrastruktur Laboratorium 

Infrastruktur dalam laboratorium meliputi srana dan prasara yang mendukung terhadap

kelengkapan dan kenyaman penggunaan laboratorium. Sarana dan prasarana ini terdiri dari

sarana utama dan sarana pendukung.

A. Sarana utama. Sarana utama mencakup lokasi laboratorium, konstruksi bangunan

laboratorium dan sarana lain seperti pintu utama, pintu darurat, jenis meja

praktikum/peralatan, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu,

jenis pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis

lemari bahan kimia, jenis alat optik, jenis timbangan, dan instrument lain, kondisi

laboratorium dan lainnya.

B. Sarana pendukung. Mencakup terhadap ketersediaan energi listrik, gas, air, lemari

asam, kipas angin (blower), papan tulis, kotak obat-obatan, peralatan P3K, alat

komunikasi, dan pendukung keselamatan kerja seperti pemadam kebakaran, hidran

dan sebagainya.

4. Administrasi Laboratorium 

Pengadministrasian merupakan suatu proses pendokumenan seluruh sarana dan prasarana

serta aktivitas laboratorium. Dalam kaitannya dengan pengadaan alat dan bahan.

Pengadministrasian sarana dan prasarana laboratorium bertujuan untuk mencegah kehilangan/

penyalahgunaan, memudahkan oprasional dan pemeliharaan, mencegah duplikasi/overlapping

permintaan alat dan memudahkan pengecekan.

Setiap laboratorium memiliki jenis dan karakteristik  yang berbeda-beda, namun dilihat

dari pola pengadministrasian memiliki pola dan aspek yang serupa. Sebagai contoh pola

pengadministrasian adalah :

a. Data ruangan Laboratorium

b. Kartu Barang

c. Daftar Barang

d. Daftar pengeluaran/penerimaan barang

e. Daftar usulan penerimaan barang

f. Kartu alat

g. Daftar alat

Page 5: Standar Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium.docx

h. Kartu Zat

i. Daftar zat

j. Daftar pengeluaran/ penerimaan zat

k. Daftar usulan/ permintaan zat.

Dalam pengadministrasian ruangan laboratorium, setiap laboratorium harus memiliki

denah  yang menggambarkan keadaan macam ruangan yang ada, jaringan listrik, jaringan air dan

jaringan gas. Ruangan – ruangan tersebut harus tercatat namanya, ukurannya, dan kapasitasnya,

dan data ini tercantum dalam data ruangan laboratorium. Untuk mengadministrasikan fasilitas

umum adalah barang – barang yang merupakan perlengkapan laboratorium. Barang-barang ini di

data dalam kartu barang dan daftar barang, untuk memudahkan pendataan baiknya diurutkan

berdasarkan abjad.

Pengadministrasian alat dan zat bertujuan untuk memudahkan pengelompokan jenis alat

dan zat seperti alat gelas, alat listrik, alat logam, instrumen, dan data dari alat ini dicantumkan

dalam kartu alat, daftar alat, dan demikian pula untuk zat. Selain pengadministrasian alat dan

bahan/zat sistem evaluasi dan pelaporan juga diperlukan yang bertujuan untuk kelancaran

administrasi yang baik, seyogianya laboratorium memberikan pelaporan kepada atasannya.

Evaluasi dan pelaporan kegiatan masing-masing laboratorium dapat dilakukan bersama dengan

pimpinan setiap semester atau tiap tahunnya, tergantung pada kesiapan yang ada agar semua

kegiatan laboratorium dapat dipantau dan sekaligus dapat digunakan untuk perencanaan

laboratorium (seperti penambahan alat-alat baru, rencana pembiayaan/dana laboratorium yang

diperluka, perbaikan sarana dan prasarana yang ada)

5. Organisasi Laboratorium

Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan

personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Bentuk susunan organisasi laboratorium dapat

berupa bagan.

Tugas dan tanggung jawab laboratorium selain mengkoordinir berbagai aspek

laboratorium, juga mengatur penjadwalan penggunaan laboratorium. Penjadwalan ini

dikordinasikan dengan bagian kurikulum  dengan mempertimbangkan usulan-usuan guru. Pada

laboratorium yang menggunakan peralatan yang rumit  atau kompleks, biasanya perlu diangkat

seorang operator alat. Operator alat bertanggung jawab terhadap alat yang dioperasikannya. Oleh

karena itu operator harus selalu siap jika sewaktu-waktu alat digunakan.

Page 6: Standar Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium.docx

6. Fasilitas Pendanaan (Sumber Dana)

Dalam melaksanakan kegiatan laboratorium untuk kesinambungan fungsional

laboratorium salah satu faktor utamanya adalah pendanaan atau anggaran yang memadai.

Anggaran disini bertujuan untuk melakukan penghematan. Untuk laboratorium sains anggaran

harus disiapkan dua atau tiga bulan sebelum tahun ajaran berjalan, sehingga memiliki waktu

yang cukup untuk mempertimbangkan pembatalan, dan memeberikan keputusan terhadap

pemesanan dan pengadaan alat dan bahan.

Untuk melakukan persiapan anggaran ada beberapa langkah-langkah yang harus

dilakukan yaitu : 1) Cek semua persediaan alat/Zat; 2) Dengan bantuan guru senior dan asisten

laboran, meminta informasi tentang: a) Barang yang habis, b) Alat-alat yang rusak, c) Alat/bahan

yang rusak atau hilang, d) Alat-alat baru yang dibutuhkan; 3) Mencari informasi proyeksi

penerimaan siswa/ mahasiswa pada tahun ajaran yang akan datang; 4) Pengecekan fasilitas

laboratorium mencakup suplai air, listrik, gas, dan lain-lain; 5) Mengecek harga – harga

alat/bahan pada saat ini dan memprediksi harga-harga tersebut  pada tahun mendatang; 6)

Meminta informasi dari guru bidang studi untuk menyiapkan daftar alat dan bahan yang

dibutuhkan selama tahun ajaran berjalan; 7) Mendiskusikan hal-hal yang penting dan kritisasi

untuk penyelesaian kebutuhan alat/bahan tersebut dengan melibatkan kepala sekolah dan guru

senior.

Dalam membuat kebutuhan alat dan bahan hendaknya dibuat dalam bentuk format

pemesanan dengan mencantumkan nama alat/bahan, spesifikasi yang jelas, jumlah dan estimasi

harga.

7. Disiplin dan Keterampilan Laboran

Pengelolaan laboratorium  harus menerapkan disiplin yang tinggi pada seluruh pengguna

laboratorium (mahasiswa, asisten, laboran/teknisi) agar terwujud  efesiensi kerja yang tinggi.

Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh oleh pola kebiasaan dan perilaku dari manusia itu sendiri.

Oleh sebab itu setiap pengguna laboratorium harus menyadari tugas, wewenang dan fungsinya.

Sesama pengguna laboratorium harus ada kerjasama yang baik, sehingga setiap kesulitan, dapat

dipecahkan/ diselesaikan dengan baik. Selain kedisiplinan pengelola laboratorium juga harus

meningkatkan keterampilan semua tenaga laboran/teknisi. Peningkatan keterampilan dapat

diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, pelatihan

(workshop) maupun magang di tempat lain. Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan

mealui bimbingan dari staf dosen, baik di dalam laboratorium maupun antar laboratorium.

Page 7: Standar Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium.docx

8. Peraturan Dasar di Laboratorium

Beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran pekerjaan di laboratorium sebagai

berikut ini :

a. Dilarang makan dan minum di laboratorium 

b. Dilarang merokok, karena mengandung bahaya seperti:

- kontaminasi melalui tangan

- ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar

- uap/gas beracun akan terhisap melali pernapasan

c. Dilarang meludah untuk mencegah terjadinya kontaminasi

d. Jangan panik menghadapi bahaya  kebakaran dan gempa

e. Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa  diketahui cara

penggunaannya

f. Diharuskan menulis label yang lengkap

g. Dilarang mengisap/menyedot dengan menggunakan mulut

h. Diharuskan menggunakan baju laboratorium, dan juga sarung tangan,

terutama saat menuangkan zat berbahaya

i. Semua peraturan itu harus ditujuakan untuk keselamatan kerja di

laboratorium. 

9. Penangan Masalah umum dalam Laboratorium Kimia

a. Mencampur zat-zat kimia. Jangan mencampur bahan kimia tanpa mengetahui sifat

reaksinya. Jika belum tau maka tanyakan pada orang yang lebih kompeten.

b. Zat-zat baru atau kurang diketahui. Demi keamanan laboratorium, berkonsultasilah

sebelum menggunakan zat-zat kimia yang baru dan kurang diketahui. Semua zat-zat

dapat menimbulkan risiko yang tidak diketahui.

c. Membuang bahan material yang berbahaya. Sebelum membuang material yang

berbahaya harus diketahui risiko yang mungkin terjadi. Oleh karena itu perlu

dipastikan bahwa ketika membuang zat kimia tidak akan menimbulkan bahaya.

Demikian halnya dengan buangan dari laboratorium, sebaiknya memiliki bak

penampungan khusus, jangan dibuang begitu saja karena membuang mengandung

bahaya yang menimbulkan pencemaran, air buangan harus di “treatment” dengan

cara menetralisir sebelum di buang ke lingkungan.

d. Tumpahan. Tumpahan asam diencerkan dulu dengan air dan dinetralkan dengan

menggunakan CaCO3 atau soda abu, dan basa dengan menggunakan asam encer,

Page 8: Standar Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium.docx

setelah itu dipel dan dipastikan bahwa kain pel bebas dari asam atau alkali.

Tumpahan minyak harus ditaburi dengan menggunakan pasir, kemudian disapu dan

dimasukkan dalam tong sampah yang terbuat dari logam dan ditutup rapat.

e. Tindakan pertama dalam pertolongan. Untuk bentuk kecelakaan maka perlu diambil

tindakan pertama perlu diambil pada waktu memberikan pertolongan pada si

penderita yaitu: 1) Membawa si penderita ke tempat yang tenang, 2) Apabila 

pendarahan terjadi pada si penderita usahakan darah yang keluar itu dihentikan

dengan jalan mengangkat bagian tubuh yang luka, sehingga yang luka berada dia

atas jantung, 3) Usahakan sipenderita terbaring seleluasa mungkin, 4) Jangan

memberikan makanan pada penderita yang pingsan, 5) Segeralah minta pertolongan

dokter.

Page 9: Standar Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium.docx

BAB III

KESIMPULAN

Laboraorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya. Dalam

hal ini seorang laboran memegang peranan penting dalam menciptakan suatu laboratorium yang

aman. Akan tetapi, keamanan dan keselamatan dalam laboratorium ini tidak akan efektif tanpa

adanya fasilitas dan tanggungjawab masing-masing pihak yang terlibat baik secara langsung

maupun tidak langsung dengan laboratorium. Pihak pemborong misalnya, dalam pembangunan

laboratorium dan pengisian peralatan penunjang harus benar-benar bertanggungjawab dengan

melaksanakan tugasnya sesuai rancang bangun yang telah diyakini dan disepakati. Sama halnya

dengan pemborong dan pihak lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan laboratorium,

masyarakat di sekitar lokasi juga punya andil yang cukup besar dalam hal keamanan dan

keselamatan laboratorium. Dengan intensitas pembangunan di sekitar lokasi laboratorium yang

sangat tinggi dapat menyulitkan pengelolaan laboratorium akibat debu dan aktivitas lain yang

dapat memicu api misalnya.

Oleh karena itu, keselamatan dan keamanan laboratorium itu kemungkinan besar akan

terwujud dengan adanya kemauan awal dari semua pihak yang dimotivasi oleh pengaruh positif

dari sebuah laboratorium itu sendiri. Dengan adanya kemauan awal ini maka setiap aktivitas

yang bersinggungan langsung maupun tidak langsung dapat terlaksana dengan baik tanpa

memberikan pengaruh yang negatif terhadap laboratorium.