SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan...

64
SRTINRN PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2018 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLTK INDONESIA, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 107 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2Ol4 tentang Aparatur Sipil Negara, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan perjanjian Keda; Mengingat 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2Ol4 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5a9a\ 3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2OLZ tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OLZ Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 603Zl; MEMUTUSI(AN: MenetapKan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA. BABI.

Transcript of SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan...

Page 1: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

SRTINRN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 49 TAHUN 2018

TENTANG

MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLTK INDONESIA,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 107 Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 2Ol4 tentang Aparatur Sipil Negara,

perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang

Manajemen Pegawai Pemerintah dengan perjanjian Keda;

Mengingat 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2Ol4 tentang Aparatur

Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2Ol4 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5a9a\

3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2OLZ tentang

Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2OLZ Nomor 63, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 603Zl;

MEMUTUSI(AN:

MenetapKan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG MANAJEMEN

PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA.

BABI.

Page 2: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian

Keda adalah pengelolaan pegawai pemerintah dengan

perjanjian kerja untuk menghasilkan pegawai

pemerintah dengan perjanjian kerja yang profesional,

memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari

intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi

dan nepotisme.

2. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN

adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai

pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekeda

pada instansi pemerintah.

3. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya

disebut Pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan

pegawai pemerintah dengan perjanjian keda yang

diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan

diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan

atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

4. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang

selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara

Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang

diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka

waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas

pemerintahan.

5. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan

tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak seseorang

pegawai ASN dalam suatu satuan organisasi.

6. Jabatan Pimpinan Tinggi yang selanjutnya disingkat

JPT adalah sekelompok jabatan tinggi pada instansi

pemerintah.

7.Pejabat...

Page 3: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-3-

7. Pejabat Pimpinan Tinggi adalah Pegawai ASN yang

menduduki JPT.

8. Jabatan Fungsional yang selanjutnya disingkat JF

adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan

tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang

berdasarkan pada keahlian dan keterampilan

tertentu.

9. Pejabat Fungsional adalah Pegawai ASN yang

menduduki Jabatan Fungsional pada instansi

pemerintah.

10. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan,

keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat

diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin

dan/atau mengelola unit organisasi.

11. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan,

keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat

diamati, diukur, dikembangkan yang spesifik

berkaitan dengan bidang teknis jabatan.

12. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahLtan,

keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat

diamati, diukur, dikembangkan terkait dengan

pengalaman berinteraksi dengan masyarakat

majemuk dalam hal agama, suku dan budaya,

perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai,

moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh

setiap pemeg€rng jabatan untuk memperoleh hasil

kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan.

13. Pejabat Yang Berwenang yang selanjutnya disingkat

$rB adalah pejabat yang mempunyai kewenangan

melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan,

dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

14.Pejabat...

Page 4: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-4-

14. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya

disingkat PPK adalah pejabat yang mempunyai

kewenangan menetapkan pengangkatan,

pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan

pembinaan manajemen ASN di instansi pemerintah

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

15. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan

instansi daerah.

16. lnstansi Pusat adalah kementerian, lembaga

pemerintah nonkementerian, kesekretariatan

lembaga negara, dan kesekretariatan lembaga

nonstruktural.

17. Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi

dan perangkat daerah kabupaten/kota yang meliputi

sekretariat daerah, sekretariat dewan perwakilan

rakyat daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis

daerah.

18. Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja sebagai PPPK

adalah pemberhentian yang mengakibatkan

seseorang kehilangan statusnya sebagai PPPK.

19. Cuti PPPK selanjutnya disebut dengan Cuti, adalah

keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam

jangka waktu tertentu.

20. Sistem Informasi ASN adalah rangkaian informasi

dan data mengenai pegawai ASN yang disusun secara

sistematis, menyeluruh, dan terintegrasi dengan

berbasis teknologi.

21. Komisi ASN yang selanjutnya disingkat I(ASN adalah

lembaga nonstruktural yang mandiri dan bebas dari

intervensi politik.

22.Badan. . .

Page 5: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-5-

22. Badan Kepegawaian Negara yang selanjutnya

disingkat BKN adalah lembaga pemerintah

nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan

pembinaan dan menyelenggarakan manajemen ASN

secara nasional sebagaimana diatur dalam undang-

undang.

23. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan

aparatur negara.

Pasal 2

(1) Jabatan ASN yang dapat diisi oleh pppK meliputi:

a. JF; dan

b. JPT.

(2) Selain Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Menteri dapat menetapkan Jabatan lain yang dapat

diisi oleh PPPK.

(3) Jabatan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

bukan merupakan Jabatan struktural tetapi

menjalankan fungsi manajemen pada Instansi

Pemerintah.

pasal 3

Manajemen PPPK meliputi:

a. penetapan kebutuhan;

b. pengadaan;

c. penilaian kinerja;

d. penggajian dan tunjangan;

e. pengembangan kompetensi;

f. pemberian penghargaan;

g. disiplin;

h. pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan

i. perlindungan.

BAB II

Page 6: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INOONESIA

-6-

BAB II

PENETAPAN KEBUTUHAN

Pasal 4

(1) Setiap Instansi Pemerintah wajib men5rusun

kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK

berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban

keda.

(2) Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk jangka

waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun

berdasarkan prioritas kebutuhan.

(3) Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) merupakan satu kesatuan

dengan penyusunan kebutuhan PNS.

(4) Kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

dengan Keputusan Menteri.

(5) Kebutuhan PPPK yang beke4ja pada instansipemerintah secara nasional ditetapkan oleh Menteri

pada setiap tahun, setelah memperhatikan pendapat

menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang keuangan dan pertimbangan

teknis Kepala BKN.

Pasal 5

(1) Selain pen5rusunan kebutuhan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (21, PPK dapat

mengusulkan kepada Presiden melalui Menteri

kebutuhan JPT utama tertentu atau JpT madya

tertentu yang dapat diisi oleh PPPK.

(21 Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) disertaidengan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan InstansiPemerintah, dan persyaratan lain yang dibutuhkandalam jabatan.

(3) JPr...

Page 7: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

(3) JPT utama tertentu atau JPT madya tertentu

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah ditetapkan

nomenklatur jabatan dan pangkatnya oleh Presiden.

BAB III

PENGADAAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 6

Setiap warga negara Indonesia mempunyai kesempatan

yang sama untuk melamar menjadi calon PPPK setelah

memenuhi persyaratan.

Pasal 7

(1) Pengadaan calon PPPK merupakan kegiatan untuk

memenuhi kebutuhan pada Instansi Pemerintah.

(21 Pengadaan PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilakukan melalui tahapan:

a. Perencanaan;

b. pengumumanlowongan;

c. pelamaran;

d. seleksi;

e. pengumuman hasil seleksi; dan

f. pengangkatan menjadi PPPK.

Pasal 8

(1) Pengadaan calon PPPK dilaksanakan oleh Instansi

Pemerintah melalui penilaian secara objektif

berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan

Instansi Pemerintah, dan persyaratan lain yang

dibutuhkan dalam jabatan.

(2) Pengadaan...

Page 8: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-8-

(21 Pengadaan calon PPPK oleh Instansi Pemerintah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan

oleh:

a. Panitia seleksi nasional pengadaan PPPK;

b. Panitia seleksi instansi pengadaan PPPK;

dan/atau

c. Instansi pembina JF.

Pasal 9

Pelaksanaan pengadaan calon PPPK sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) mempertimbangkan

kriteria:

a. jumlah dan jenis jabatan;

b. waktu pelaksanaan;

c. jumlah Instansi Pemerintah yang membutuhkan; dan

d. wilayah persebaran.

Pasal 1O

(1) Pengadaan PPPK dilakukan secara nasional

berdasarkan perencanaan kebutuhan jumlah pppK

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3).

(21 Dalam menjamin objektivitas, Menteri menetapkan

kebijakan pengadaan PPPK.

(3) Dalam melaksanakan kebijakan pengadaan pppK

sebagaimana dimaksud pada ayat (21, Menteri dapat

membentuk panitia seleksi nasional pengadaan pppK.

(41 Panitia seleksi nasional pengadaan pppK

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mempunyai

tugas mengoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan

pengadaan PPPK oleh instansi pembinaJF dan panitia

seleksi instansi pengadaan PPPK.

Pasal 11 .. .

Page 9: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-9 -

Pasal 11

(1) Pengadaan PPPK untuk mengisi JPT utama tertentu

dan JPT madya tertentu yang lowong dilakukan

setelah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5.

(21 Pengadaan PPPK untuk mengisi JPT utama tertentu

dan JPT madya tertentu yang lowong sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan

ketentuan mengenai tata cara pengisian JPI dalam

peraturan perundang-undangan.

(3) Pengadaan PPPK untuk mengisi JPT utama tertentu

dan JPT madya tertentu yang lowong sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berkoordinasi

dengan KASN.

Pasal 12

(1) Pengadaan PPPK untuk mengisi JF dapat dilakukan

secara nasional atau tingkat instansi.

(21 Pengadaan PPPK secara nasional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh panitia seleksi

nasional pengadaan PPPK, panitia seleksi instansi

pengadaan PPPK, dan instansi pembina JF.

(3) Pengadaan PPPK tingkat instansi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh panitia seleksi

instansi pengadaan PPPK dan instansi pembina JF

dengan melibatkan unsur dari kementerian yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

pendayagunaan aparatur negara dan BKN.

Pasal 13

Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijaka.n pengadaan

PPPK dan pembentukan panitia seleksi nasional

pengadaan PPPK diatur dalam Peraturan Menteri.

Bagian

Page 10: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 10-

Bagian Kedua

Perencanaan

Pasal 14

(1) Perencanaan pengadaan PPPK dilakukan dengan

menJrusun dan menetapkan perencanaan pengadaan

PPPK.

(21 Perencanaan pengadaan PPPK sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi:

a. jadwal pengadaan PPPK; dan

b. prasarana dan sarana pengadaan PPPK.

Bagian Ketiga

Pengumuman Lowongan

Pasal 15

(U Pengumuman lowongan pengadaan PPPK dilakukan

secara terbuka kepada masyarakat.

(21 Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan paling singkat 15 (lima belas) hari

kalender.

(3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (l),paling sedikit memuat:

a. nama Jabatan;

b. jumlah lowongan Jabatan;

c. unit kerja penempatan/Instansi yang

membutuhkan;

d. kualifikasi pendidikan atau sertifikasi profesi;

e. alamat dan tempat lamaran ditujukan;

f. jadwal tahapan seleksi; dan

g. syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar.

Bagian

Page 11: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

Bagian Keempat

Pelamaran

Pasal 16

Setiap warga negara Indonesia mempunyai kesempatan

yang sama untuk melamar menjadi PPPK untuk JFdengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. usia paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan paling

tinggi 1 (satu) tahun sebelum batas usia tertentu pada

jabatan yang akan dilamar sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan ;

b. tidak pernah dipidana dengan pidana penjara

berdasarkan putusan pengadilan yang sudah

mempunyai kekuatan hukum tetap karena

melakukan tindak pidana dengan pidana penjara 2(dua) tahun atau lebih;

c. tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas

permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai

Pegawai Negeri Sipil, PPPK, Prajurit Tentara Nasional

Indonesia, Anggota Kepolisian Negara Republik

Indonesia, atau diberhentikan tidak dengan hormatsebagai pegawai swasta;

d. tidak menjadi anggota atau pengurus partai politikatau terlibat politik praktis;

e. memiliki kualifikasi pendidikan sesuai dengan

persyaratan jabatan;

f. memiliki kompetensi yang dibuktikan dengansertifikasi keahlian tertentu yang masih berlaku darilembaga profesi yang berwenang untuk jabatan yangmempersyaratkan;

g. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan persyaratanjabatan yang dilamar; dan

h. persyaratan lain sesuai kebutuhan jabatan yangditetapkan oleh PPK.

Pasal 17 .. .

Page 12: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-12-

Pasal 17

(1) Setiap pelamar harus memenuhi dan menyampaikan

semua persyaratan pelamaran yang tercantum dalam

pengumuman.

(21 Setiap pelamar berhak untuk memperoleh informasi

tentang seleksi PPPK dari Instansi Pemerintah yang

akan dilamar.

Pasal 18

Penyampaian semua persyaratan pelamaran

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 diterima paling

lama 10 (sepuluh) hari kerja sebelum pelaksanaan

seleksi.

Bagian Kelima

Seleksi

Pasal 19

Seleksi pengadaan PPPK sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 ayat (2) huruf d terdiri atas 2 (dua) tahap:

a. seleksi administrasi; dan

b. seleksi kompetensi.

Pasal 20

Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam pasal

19 huruf a dilakukan untuk mencocokkan persyaratan

administrasi dan kualifikasi dengan dokumen pelamaran.

Pasal 2 1

Seleksi kompetensi sebagaimana dimaksud dalam pasal

19 huruf b dilakukan untuk menilai kesesuaian

kompetensi manajerial, kompetensi teknis, dankompetensi sosial kultural yang dimiliki oleh pelamar

dengan standar kompetensi jabatan.

Pasal22...

Page 13: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

_13_

Pasal 22

(1) Seleksi kompetensi teknis sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 21 terdiri atas:

a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang

mensyaratkan sertifikasi profesi; dan

b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum

mensyaratkan sertifikasi profesi.

(21 Seleksi kompetensi teknis untuk jabatan yang

mensyaratkan sertifikasi profesi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan dengan ujikompetensi untuk menentukan peringkat.

(3) Seleksi kompetensi teknis untuk jabatan yang belum

mensyaratkan sertifikasi profesi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan dengan ujikompetensi untuk menentukan ambang batas

kelulusan dan peringkat.

Pasal 23

(1) Panitia seleksi instansi pengadaan PPPK

melaksanakan seleksi administrasi terhadap seluruh

dokumen pelamaran yang diterima.

(21 Panitia seleksi instansi pengadaan PPPK harus

mengumumkan hasil seleksi administrasi secara

terbuka.

(3) Dalam hal dokumen pelamaran tidak memenuhi

persyaratan administrasi, pelamar dinyatakan tidak

lulus seleksi administrasi.

Pasal 24

(1) Pelamar yang lulus seleksi administrasi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20, mengikuti seleksi

kompetensi.

(2) Pelamar. . .

Page 14: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t4-

l2l Pelamar dinyatakan lulus seleksi kompetensi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila

memenuhi peringkat yang ditentukan sesuai

kebutuhan jumlah dan jenis jabatan.

Pasal 25

(1) Seleksi pengadaan PPPK sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 19 dilakukan dengan

mempertimbangkan integritas dan moralitas.

{2) Pelamar yang telah dinyatakan lulus seleksi

pengadaan PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) mengikuti wawancara untuk menilai integritas dan

moralitas sebagai bahan penetapan hasil seleksi.

(3) Pelamar JPT utama tertentu dan JPT madya tertentuyang telah lulus seleksi pengadaan PPPK sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) selain mengikuti wawancara

untuk menilai integritas dan moralitas sebagaimana

dimaksud pada ayat (21 juga mempertimbangkan

masukan masyarakat sebagai bahan penetapan hasil

seleksi.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai wawancara

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan masukan

masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 26

(1) Dalam hal diperlukan, panitia seleksi instansipengadaan PPPK dapat melakukan uji persyaratan

fisik, psikologis, dan/atau kesehatan jiwa dalampelaksanaan seleksi kompetensi sesuai dengan

persyaratan jabatan pada Instansi Pemerintah.(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai uji persyaratan fisik,

psikologis, dan/atau kesehatan jiwa dalampelaksanaan seleksi kompetensi sesuai dengan

persyaratan jabatan pada Instansi Pemerintah diaturdalam Peraturan BKN.

Pasal 27 .. .

Page 15: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

- 15-

Pasal 27

(1) Hasil seleksi kompetensi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 22 ayat (3) dan hasil wawancara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (21

disampaikan oleh panitia seleksi instansi pengadaan

PPPK kepada Menteri dan Kepala BKN.

(21 Hasil seleksi kompetensi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ditetapkan oleh PPK.

Bagian Keenam

Pengumuman Hasil Seleksi

Pasal 28

PPK mengumumkan pelamar yang dinyatakan lulus

seleksi pengadaan PPPK secara terbuka, berdasarkan

penetapan hasil seleksi kompetensi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 27.

Bagian Ketujuh

Pengangkatan PPPK

Pasal 29

(1) Pelamar yang dinyatakan lulus seleksi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 28 diangkat sebagai Calon

PPPK.

(21 Calon PPPK yang akan diangkat ss[agaimana

dimaksud pada ayat (1) tidak berkedudukan sebagai

calon Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Negeri Sipil,

Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota

Kepolisian Negara Republik Indonesia atau PPPK

sejak yang bersangkutan ditetapkan sebagai calon

PPPK.

(3) Pengangkatan calon PPPK ss[agaimanadimaksud pada

ayat (1) ditetapkan dengan keputusan PPK.

(4) Keputusan...

Page 16: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-16-

(4) Keputusan PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

disampaikan kepada Kepala BKN untukmendapatkan nomor induk PPPK.

(5) Penerbitan nomor induk PPPK sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) diterima oleh PPK paling lama

25 (dua puluh lima) hari kerja sejak waktu

penyampaian.

Pasal 30

(1) Pelamar PPPK yang dinyatakan lulus seleksi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 wajib

menyerahkan kelengkapan administrasi kepada ryBuntuk ditetapkan pengangkatannya sebagai PPPK.

(21 B/B menyampaikan kelengkapan administrasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala

BKN untuk dimasukkan dalam sistem informasi ASN.

Pasal 31

(1) PPPK yang telah mendapatkan nomor induksebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (4)

melaksanakan tugas jabatan berdasarkan penetapan

pengangkatan oleh PPK.

(21 PPK dapat memberikan kuasa kepada pejabat yang

ditunjuk di lingkungannya untuk menetapkanpengangkatan sebagai pelaksana tugas jabatan.

(3) Keputusan pengangkatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan setelah penandatanganan

perjanjian kerja oleh Calon pppK.

(4) Keputusan pengangkatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dijadikan sebagai dasar dimulainyahubungan perjanjian kerja pppK dengan Instansipemerintah.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian

kuasa pengangkatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (21diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 32

Page 17: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-17-

Pasal 32

(1) Dalam hal pengangkatan PPPK dalam JPT utama

tertentu atau JPT madya tertentu dari kalangan non-

PNS ditetapkan oleh Presiden dengan berstatus

sebagai PPPK.

(21 BKN menerbitkan nomor induk bagi pppK

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 30

(tiga puluh) hari sejak ditetapkan oleh Presiden.

(3) PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat

dalam JPT utama tertentu atau JPT madya tertentu

terhitung sejak pelantikan.

(4) PPPK yang diangkat dalam JPT utama tertentu atau

JPT madya tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) wajib menandatangani pedanjian kerja pada saat

pelantikan.

Pasal 33

Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 32

ayat (4) paling kurang memuat:

a. T\rgas;

b. Target kinerja;

c. Masa pedanjian kerja;

d. Hak dan kewajiban;

e. Larangan; dan

f. Sanksi.

Pasal 34

Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk teknis

pengadaan PPPK diatur dengan peraturan BKN.

BABIV...

Page 18: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-18-

BAB IV

PENILATAN KINERJA

Bagian Kesatu

Penilaian Kinerja PPPK

Pasal 35

(1) Penilaian kinerja PPPK bertujuan menjaminobjektivitas prestasi kerja yang sudah disepakatiberdasarkan perjanjian kerja antara ppK denganpegawai yang bersangkutan.

(2) Penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan berdasarkan perjanjian keda ditingkat individu dan tingkat unit atau organisasidengan memperhatikan target, sasaran, hasil, manfaatyang dicapai, dan perilaku pegawai.

(3) Penilaian kineda PPPK dilakukan secara objektif,terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.

(4) Penilaian kinerja PPpK berada di bawah kewenangan

$B pada Instansi Pemerintah masing-masing.(5) Penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) didelegasikan secara berjenjang kepada atasanlangsung dari PPPK.

(6) Penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud pada

ayat (l) dapat mempertimbangkan pendapat rekankerja setingkat dan bawahannya.

(7) Hasil penilaian kinerja pppK disampaikan kepada timpenilai kinerja PPPK.

(8) Hasil penilaian kinerja pppK dimanfaatkan untukmenjamin objektivitas perpanjangan perjanjian kerja,pemberian tunjangan, dan pengembangan kompetensi.

(9) PPPK yang dinilai oleh atasan dan tim penilai kinerjaPPPK tidak mencapai target kinerja yang telahdisepakati dalam perjanjian kerja diberhentikan dariPPPK.

Pasal 36. . .

Page 19: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

_19_

Pasal 36

Penilaian kinerja PPPK sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 35 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Bagian Kedua

Masa Pedanjian Keda

Pasal 37

(1) Masa Hubungan Perjanjian Kerja bagi PPPK paling

singkat 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai

kebutuhan dan berdasarkan penilaian kinerja.

(2) Perpanjangan Hubungan Pedanjian Kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada

pencapaian kinerja, kesesuaian kompetensi, dan

kebutuhan instansi setelah mendapat persetujuan

PPK.

(3) Perpanjangan Hubungan Keda sebagaimana

dimaksud pada ayat (21 bagi JPT yang berasal dari

kalangan Non-PNS mendapat persetujuan ppK dan

berkoordinasi dengan I(ASN.

(4) Dalam hal perjanjian kerja PPPK diperpanjang

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ppK wajib

menyampaikan tembusan surat keputusan

perpanjangan perjanjian kerja kepada Kepala BKN.

(5) Perpanjangan Hubungan Perjanjian Kerja bagi pppK

yang menduduki JPT utama dan JpT madya tertentu

paling lama 5 (lima) tahun.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai masa hubungan

perjanjian keda bagi PPPK diatur dengan peraturan

Menteri.

BABV...

Page 20: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-20-

BAB V

PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN

Pasal 38

(1) PPPK diberikan gaji dan tunjangan.

(2) Gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku bagi Pegawai

Negeri Sipil.

BAB VI

PENGEM BANGAN KO M PE-TENSI

Pasal 39

(1) Dalam rangka pengembangan kompetensi untukmendukung pelaksanaan tugas, PPPK diberikankesempatan untuk pengayaan pengetahuan.

(21 Setiap PPPK memiliki kesempatan yang sama untukdiikutsertakan dalam pengembangan kompetensi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan

perencanaan pengembangan kompetensi pada

Instansi Pemerintah.

(4) Dalam hal terdapat keterbatasan kesempatanpengembangan kompetensi, prioritas diberikan dengan

memperhatikan hasil penilaian kinerja pppK yangbersangkutan.

Pasal 40

(1) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) dilakukan palinglama 24 (dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1

(satu) tahun masa perjanjian kerja.

(2) Pelaksanaan...

Page 21: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-21 -

12) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi PPPK yang

melaksanakan tugas sebagai JPT Utama tertentu dan

JPT Madya tertentu.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan

pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud

pada ayat (21 diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Lembaga Administrasi Negara.

Pasal 4 1

Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) dicatat oleh fuB dalam

sistem informasi pelatihan yang terintegrasi dengan

Sistem lnformasi ASN.

Pasal 42

(1) Pengemb€rngan kompetensi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 39 ayat (1) harus dievaluasi oleh $B dan

dipergunakan sebagai salah satu pertimbangan untukperjanjian kerj a selanj utnya.

(2) Hasil evaluasi pengembangan kompetensi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipublikasikan

dalam sistem informasi pelatihan yang terintegrasi

dengan Sistem Informasi ASN.

Pasal 43

Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengembangan

kompetensi PPPK dilaksanakan oleh grB.

Pasal 44

Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengembangan

kompetensi PPPK sebagaimana dimaksud dalam pasal 43

dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

BABVII ...

Page 22: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-22-

BAB VII

PEMBERIAN PENGHARGAAN

Pasal 45

PPPK yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian,

kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi keda

dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikanpenghargaan.

Pasal 46

Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45,dapat berupa pemberian:

a. tanda kehormatan;

b. kesempatan prioritas untuk pengembangan

kompetensi; dan/atau

c. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara

kenegaraan.

Pasal 47

Pemberian penghargaan berupa tanda kehormatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf a, diberikankepada PPPK sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 48

Pemberian penghargaan berupa kesempatan prioritasuntuk pengembangan kompetensi sebagaim€rna dimaksuddalam Pasal 46 huruf b, diberikan kepada pppK yangmempunyai hasil penilaian kinerja yang paling baik.

Pasal 49

Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 46huruf c diberikan oleh B/B setelah mendapatpertimbangan tim penilai kineda PppK.

Pasal 50. . .

Page 23: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

_23_

Pasa] 50

Tata cara pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 45 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

BAB VIII

DISIPLIN

Pasal 51

(1) Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam

kelancaran pelaksanaan tugas, PPPK wajib mematuhi

disiplin PPPK.

(2) Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan

disiplin terhadap PPPK serta melaksanakan berbagai

upaya peningkatan disiplin.

(3) PPPK yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi

hukuman disiplin.

Pasal 52

(1) Berdasarkan ketentuan disiplin yang diatur dalam

Peraturan Pemerintah ini, PPK pada setiap instansi

menetapkan disiplin PPPK.

(21 Disiplin PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (t)

ditetapkan berdasarkan karakteristik pada setiap

instansi.

(3) Tata cara pengenaan sanksi disiptin bagi pppK

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang mengatur mengenai

Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

BABIX...

Page 24: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-24'

BAB IX

PEMUTUSAN HUBUNGAN PERJANJIAN KERJA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 53

(1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPKdilakukan

dengan hormat karena:

a. jangka waktu perjanjian kerja berakhir;

b. meninggal dunia;

c. atas permintaan sendiri;

d. perampingan organisasi atau kebijakanpemerintah yang mengakibatkan pengurangan

PPPK; atau

e. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga

tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban

sesuai perjanjian kerja yang disepakati.

(21 Pemutusan hubungan perjanjian kerja pppKdilakukan

dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena:

a. dihukum penjara berdasarkan putusan

pengadilan yang telah memperoleh kekuatanhukum tetap karena melakukan tindak pidana

dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)

tahun dan tindak pidana tersebut dilakukandengan tidak berencana;

b. melakukan pelanggaran disiplin pppK tingkatberat; atau

c. tidak memenuhi target kinerja yang

telah disepakati sesuai dengan perjanjian kerja.(3) Pemutusan hubungan perjanjian kerja pppK

dilakukan tidak dengan hormat karena:

a. melakukan penyelewengan terhadap pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

b.dihukum...

Page 25: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-25-

b. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan

putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan

hukum tetap karena melakukan tindak pidana

kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan

yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau

pidana umum;

c. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;

atau

d. dihukum penjara berdasarkan puhrsan pengadilan

yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena

melakukan tindak pidana yang diancam dengan

pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun atau

lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan

dengan berencana.

Bagian Kedua

Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

karena Jangka Waktu Perjanjian Kerja Berakhir

Pasal 54

(1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK karenajangka waktu pedanjian kerja berakhir sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 53 ayat (l) huruf a yaitu

termasuk telah mencapai batas usia tertentu dalam

Jabatan yang diduduki.

(2) Batas usia tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) yaitu:

a. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat

fungsional ahli muda, pejabat fungsional ahlipertama, dan pejabat fungsional kategori

keterampilan;

b. 60 (enam puluh) tahun bagi pejabat pimpinan

tinggi dan pejabat fungsional madya; dan

c.65. . .

Page 26: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-26-

c. 65 (enam puluh lima) tahun bagi PPPK yang

memangku jabatan fungsional ahli utama.

(3) Batas usia tertentu bagi PPPK yang menduduki JF

yang ditentukan dalam undang-undang, berlaku

ketentuan sesuai dengan batas usia tertentu yang

ditetapkan dalam undang-undang yang bersangkutan.

Bagian Ketiga

Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Karena Meninggal Dunia

Pasal 55

Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK karena

meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53

ayat (1) huruf b diberikan hak sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Bagian Keempat

Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Karena atas Permintaan Sendiri

Pasal 56

(1) PPPK yang mengajukan permintaan pemutusan

hubungan perjanjian kerja diputus hubungan

perjanjian kerjanya dengan hormat sebagai PPPK.

(2) Permintaan pemutusan hubungan perjanjian

kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dapat

disetujui atau ditunda sampai dengan jangka waktu

perj anjian kerja berakhir.

(3) Permintaan pemuhrsan hubungan perjanjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujui,

apabila:

a. telah...

Page 27: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

a. telah memenuhi masa perjanjian kerja palingkurang 90% (sembilan puluh per seratus); dan

b. telah memenuhi target kinerja paling kurang 90%

(sembilan puluh per seratus).

(a) Permintaan pemutusan hubungan pedanjian kerjasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihrnda, apabila

tidak memenuhi ketentuan sslagaimana dimaksud pada

ayat (3).

(5) Apabilayangbersangkutan tidakmematuhi penundaan

sebagai dimaksud pada ayat (4) PPPK dikenakanpemutusan hubungan perjanjian keda dengan hormattidak atas permintaan sendiri.

(6) PPPK yang dikenakan pemuhrsan hubungan perjanjian

kerja dengan hormat atas permintaan sendiri diberikanhak sesuai dengan ketenhran peraturan perundang-

undangan dan masih dapat melamar sebagai PPPK.

(7) PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan pedanjiankerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiridiberikan hak sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan dan tidak dapat melamarsebagai PPPK.

Bagian KelimaPemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

karena Perampingan organisasi atau Kebijakan pemerintah yangMengakibatkan Pengurangan pppK

Pasal 57

(1) Dalam hal terjadi perampingan organisasi ataukebijakan pemerintah yang mengakibatkanpengurangan PPPK sebagaimana dimaksud dalamPasal 53 ayat (1) huruf d maka dilakukan pemutusanhubungan perjanjian kerja dengan hormat sebagaiPPPK.

(2) PPPK yang dikenakan pemutusan hubunganperjanjian kerja akibat perampingan organisasidiberikan hak sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan dan masih dapat melamarsebagai PPPK.

Bagian . . .

Page 28: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

FR trSID E NREPUBLIK II{DONESIA

-28-

Bagian Keenam

Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Karena Tidak Cakap Jasmani dan/atau Rohani

Pasal 58

(1) PPPK yang tidak cakap jasmani dan/atau rohani

karena:

a. kecelakaan kerja yang mengakibatkan terjadinyapemutusan hubungan perjanjian kerja; atau

b. sakit terus menerus selama 30 (tiga puluh) hariberturut-turut,

diberikan haknya sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(2) Ketidakcakapan jasmani dan/atau rohanisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikanberdasarkan hasil pemeriksaan tim penguji

kesehatan.

(3) Tim penguji kesehatan sbbagaimana dimaksud pada

ay at (21 dibentuk ole h menteri yang me nyelen ggarakan

urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

(a) Tim penguji kesehatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) beranggotakan dokter pemerintah.

(5) PPPK yang diputus hubungan perjanjian kerjanya

dengan hormat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mendapat hak sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian KetujuhPemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

karena Pelanggaran Disiplin

Pasal 59

(1) Pemutusan hubungErn perjanjian kerja PPPK karenamelakukan pelanggaran disiplin PPPK tingkat beratsebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (2) hurufb apabila tidak mematuhi kewajiban atau melanggar' larangan sebagaimana yang diatur dalam perjanjiankerja PPPK.

(2) PPPK...

Page 29: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

FR trSIDENR EPUBLIK II{DONESIA

-29-

(21 PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan

perjanjian kerja dengan hormat tidak atas permintaan

sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan

hak sesuai dengan ketentuan peraturan perulndang-

undangan dan masih dapat melamar sebagai PPPK.

Bagian Kedelapan

Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

karena Tidak Memenuhi Target Kinerja

Pasal 60

(1) PPPK yang tidak memenuhi target kinerja dilakukan

pemutusan hubungan perjanjian kerja sebagaimana

dimaksud dalam Pasal53 ayat (2) huruf c berdasarkan

hasil penilaian kinerja.

(21 PPPK yang dikenakan pemutusan . hubungan

perjanjian kerja dengan hormat tidak atas permintaan

sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan

hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan dan masih dapat melamar sebagai PPPK.

Bagian Kesembilan

Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

karena Melakukan Penyelewengan Terhadap Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945

Pasal 61

(1) PPPK yang melakukan penyelewengan terhadap

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 53 ayat (3) huruf a dilakukan

pemutusan hubungan perjanjian kerja tidak dengan

. hormat.

(2) PPPK...

Page 30: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-30-

Bagian Kesebelas

Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

karena Menjadi Anggota dan/atau Pengurus Partai Politik

(2) PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan

perjanjian kerja tidak dengan hormat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diberikan hak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, tidak dapat melamar

sebagai PPPK, dan dikenakan sanksi berupa

membayar ganti rugi.

Bagian Kesepuluh

Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

karena Melakukan Tindak Pidana/ Penyelewengan

Pasal 62

(1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK karena

dihukum penjara atau kurungan berdasarkan

putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan

hukum tetap karena melakukan tindak pidana

kejahatan jabatan atau tindak pidana kejatratan yang

ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana

umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (3)

huruf b diberhentikan tidak dengan hormat;(2) PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan

perjanjian kerja tidak dengan hormat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diberikan hak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, tidak dapatmelamar sebagai PPPK, dan dikenakan sanksi berupamembayar ganti rugi.

Pasal 63

(1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK karenamenjadi anggota dan/atau pengurus partai politiksebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (3) huruf

' c diberhentikan tidak dengan hormat;

(2) PPPK

Page 31: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-31 -

(2) PPPK yang dikenakan pemutusan hubunganperjanjian kerja tidak dengan hormat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diberikan hak sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan, tidakdapat melamar sebagai PPPK, dan dikenakan sanksi

berupa membayar ganti rugi.

Bagian Keduabelas

Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

karena Melakukan Tindak Pidana Berencana

Pasal 64

(1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK karena

dihukum penjara berdasarkan putusa.n pengadilan

yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karenamelakukan tindak pidana yang diancam denganpidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun atau lebihdan tindak pidana tersebut dilakukan dengan

berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53

ayat (3) huruf d diberhentikan tidak dengan hormat.(2) PPPK yang dikenakan pemutusan hubungan

perjanjian kerja tidak dengan hormat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diberikan hak sesuai dengan

dengan peraturan perundang-undangan, tidak dapatmelamar sebagai PPPK, dan dikenakan sanksi berupamembayar ganti rugi.

Bagian Ketigabelas

Tata Cara Pemutusan Hubungan Perjanjian Keda

Paragraf ITata Cara Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerjakarena Jangka Waktu Perjanjian Keda Berakhir

Pasal 65

(1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja sebagai pppK

karena jangka waktu perjanjian kerja berakhirdiusulkan oleh:

a. PPK. . .

Page 32: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-32-

a. PPK kepada Presiden bagi PPPK yang menduduki

JPT utama tertentu, JPT madya tertentu, dan JF

ahli utama;

b. Pimpinan lembaga kepada Presiden bagi PPPK yang

menduduki JPT madya tertentu di lembaga negara

dan lembaga nonstruktural; atau

c. $lB kepada PPK bagi PPPK yang menduduki JPT

selain JPT sebagaimana dimaksud pada huruf a

dan JF selain JF ahli utama.

(2) Presiden atau PPK menetapkan keputusan pemuhrsan

hubungan perjanjian kerja sebagai PPPK.

(3) Keputusan pemutusan hubungan perjanjian kerjasebagaimana dimaksud pada ay at (21 ditetapkan paling

lama 14 (empat belas) hari kerja setelah usulpemutusan hubungan perjanjian kerja diterima.

(4) Keputusan pemutusan hubungan perjanjian kerjasebagaimana dimaksud pada ayat (3) mulai berlakupada saat berakhirnya perjanjian kerja.

Paragraf 2

Tata Cara Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

karena Meninggal Dunia

Pasal 66

(1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja pppK yangmeninggal dunia, diusulkan oleh:

a. PPK kepada Presiden bagi PppK yang mendudukiJPT utama tertentu, JPT madya tertentu, dan JFahli utama;

b. Pimpinan lembaga kepada Presiden bagi pppK yangmenduduki JPT madya tertentu di lembaga negara

dan lembaga nonstruktural; atauc. grB kepada PPK bagi PppK yang menduduki JpT

selain JPT sebagaimana dimaksud pada huruf adan JF selain JF ahli utama.

(2) Presiden...

Page 33: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-33-

(2) Presiden atau PPK menetapkan keputusan pemutusan

hubungan perjanjian kerja sebagai PPPK.

(3) Keputusan pemutusan hubungan perjanjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ay at (21 ditetapkan paling

lama 14 (empat belas) hari kerja setelah usul

pemutusan hubungan perjanjian kerja diterima.

(4) Keputusan pemutusan hubungan perjanjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mulai berlaku

sejak yang bersangkutan dinyatakan meninggal dunia.

Paragraf 3

Tata Cara Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

atas Permintaan Sendiri

Pasal 67

(1) Permohonan pemutusan hubungan pedanjian kerja

sebagai PPPK diajukan secara tertulis kepada:

a. PPK kepada Presiden bagi PPPK yang menduduki

JPT utama tertentu, JPT madya tertentu, dan JF

ahli utama;

b. Pimpinan lembaga kepada Presiden bagi pppK

yang menduduki JPT madya tertentu di lembaga

negara dan lembaga nonstruktural; atau

c. grB kepada PPK bagi PPPK yang menduduki JpT

selain JPT sebagaimana dimaksud pada huruf adan JF selain JF ahli utama.

(2) Permohonan pemutusan hubungan perjanjian keda

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diterima

atau dapat ditunda sampai dengan perjanjian kerja

berakhir.

(3) Dalam hal permohonan pemutusan perjanjian kerjaditerima, Presiden atau PPK menetapkan keputusanpemutusan hubungan perjanjian kerja sebagai pppK.

(4) Keputusan

Page 34: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

Paragraf 4

Tata Cara Pemberhentian

karena Perampingan Organisasi Pemerintah atau Kebijakan

Pemerintah yang Mengakibatkan Pengurangan PPPK

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-34-

(4) Keputusan pemutusan hubungan perjanjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan

paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah usulpemutusan hubungan perjanjian kerja diterima.

(5) Keputusan pemutusan hubungan perjanjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mulai berlaku

pada tanggal ditetapkan.

Pasal 68

(1) Apabila terjadi perampingan organisasi pemerintah,

PPPK yang kompetensinya masih dibutuhkan dan

kontrak keda yang bersangkutan belum berakhir

maka akan dipindahkan di unit yang membutuhkan

sesuai dengan kompetensinya.

(2) Dalam hal tedadi kelebihan PPPK dari lowongan yang

ada, maka dilakukan evaluasi kinerja sejak

penandatanganan hubungan pedanjian kerja dan

mempertimbangkan masa kerja yang bersangkutan.(3) Kelebihan PPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (21,

dilakukan pemutusan hubungan perjanjian kerjadengan hormat dan mendapatkan uang pesangon.

(4) Pemutusan hubungan perjanjian kerja pppK karenaperampingan organisasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) diusulkan oleh:

a. PPK kepada Presiden bagi PppK yang mendudukiJPT utama tertentu, JPT madya tertentu, dan JFahli utama;

b. Pimpinan lembaga kepada Presiden bagi pppK yang

menduduki JPT madya tertentu di lembaga negara

dan lembaga nonstruktural; atau

c.ryB. . .

Page 35: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-35-

c. PyB kepada PPK bagi PPPK yang menduduki JPT

selain JPT sebagaimana dimaksud pada huruf adan JF selain JF ahli utama.

(5) Presiden atau PPK menetapkan keputusan pemutusan

hubungan perjanjian kerja sebagai PPPK.

(6) Keputusan pemutusan hubungan pedanjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan

paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah usulpemutusan hubungan perjanjian kerja diterima.

(7) Keputusan pemutusan hubungan perjanjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (6) mulai berlaku

pada tanggal ditetapkan.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemutusan

hubungan perjanjian kerja dengan hormat dan

pemberian uang pesangon sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.

Paragraf 5

Tata Cara Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

karena Tidak Cakap Jasmani dan/atau Rohani

Pasal 69

(1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja sebagai pppK

yang tidak cakap jasmani dan/atau rohani diajukanoleh:

a. PPK kepada Presiden bagi PPPK yang menduduki

JPT utama tertentu, JPT madya tertentu, dan JFahli utama;

b. Pimpinan lembaga kepada Presiden bagi pppK yang

menduduki JPT madya tertentu di lembaga negara

dan lembaga nonstruktural; atau

c. lyB kepada PPK bagi PPPK yang menduduki JpTselain JPT sebagaimana dimaksud pada huruf adan JF selain JF ahli utama.

(2) Presiden...

Page 36: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-36-

l2l Presiden atau PPK menetapkan keputusan pemutusan

hubungan perjanjian kerja sebagai PPPK.

(3) Keputusan pemutusan hubungan perl'anjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (21 ditetapkan

paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah

diterimanya hasil pemeriksaan kesehatan PPPK oleh

tim penguji kesehatan.

(4) Keputusan pemutusan hubungan perjanjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat {21 berlaku

ketentuan sebagai berikut:

a. apabila tidak cakap jasmani/rohani karena

kecelakaan kerja, keputusan tersebut mulai

berlaku pada tanggal ditetapkan pada akhir bulan

masa berakhirnya hubungan perjanjian kerja; atau

b. apabila tidak cakap jasmani/rohani karena sakit

terus menerus, keputusan tersebut mulai berlaku

pada hari ke-31 (tiga puluh satu) yang

bersangkutan tidak masuk berturut-turut.

Paragraf 6

Tata Cara Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

karena Tidak Memenuhi Target Kinerja

Pasal 7O

(1) PPPK yang tidak memenuhi target kinerja diusulkanpemutusan hubungan perjanjian kerja oleh:

a. PPK kepada Presiden bagi PPPK yang mendudukiJPT utama tertentu, JPT madya tertentu, dan JFahli utama berdasarkan pertimbangan tim penilai

akhir;

b. Pimpinan lembaga kepada Presiden bagr pppK

yang menduduki JPT madya tertentu di lembaga

negara dan lembaga nonstruktural berdasarkan

pertimbangan tim penilai akhir; atau

c.qvB . . .

Page 37: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-37 -

c. $rB kepada PPK bagi PPPK yang menduduki JPT

selain JPT sebagaimana dimaksud pada huruf a

dan JF selain JF ahli utama berdasarkan

pertimbangan tim penilai.

(21 Presiden atau PPK menetapkan keputusan pemutusan

hubungan perjanjian kerja sebagai PPPK.

(3) Keputusan pemutusan hubungan perjanjian keda

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan

paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah usul

pemutusan hubungan perjanjian kerja diterima.

(41 Keputusan pemutusan hubungan perjanjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mulai berlaku

pada tanggal hasil evaluasi penilaian kinerja

ditetapkan oleh tim penilai kinerja.

Paragraf 7

Tata Cara Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

karena Pelanggaran Disiplin

Pasal 71

(1) Pemutusan hubungan perjanjian keda yang

melakukan pelanggaran disiplin diusulkan oleh:

a. PPK kepada Presiden bagi PPPK yang menduduki

JPT utama tertentu, JPT madya tertentu, dan JF

ahli utama;

b. Pimpinan lembaga kepada Presiden bagi PPPK

yang menduduki JPT madya tertentu di lembaga

negara dan lembaga nonstruktural; atau

c. lyB kepada PPK bagi PPPK yang menduduki JpT

selain JPT sebagaimana dimaksud pada hunrf adan JF selain JF ahli utama.

(21 Presiden atau PPK menetapkan keputusan pemutusan

hubungan pedanjian kerja sebagai PPPK.

(3) Keputusan . .

Page 38: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-38-

Paragraf 8

Tata Cara Pemutusan Hubungan Perl'anjian Kerja

Karena Melakukan Penyelewengan Terhadap Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PasalT2

(3) Keputusan pemutusan hubungan perjanjian keda

sebagaimana dimaksud pada ayat (21 ditetapkan

paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah usul

pemutusan hubungan perjanjian kerja diterima.

(4) Keputusan pemutusan hubungan pedanjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mulai berlaku

terhitung mulai tanggal yang bersangkutan

dinyatakan bersalah oleh tim pemeriksa pelanggaran

disiplin PPPK.

(1) PPPK yang terbukti melakukan penyelewengan

terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diusulkanpemutusan hubungan perjanjian kerja oleh:

a. PPK kepada Presiden bagi PPPK yang menduduki

JPT utama tertentu, JPT madya tertentu, dan JF

ahli utama;

b. Pimpinan lembaga kepada Presiden bagi pppK

yang menduduki JPT madya tertentu di lembaga

neg€rra dan lembaga nonstruktural; atau

c. $B kepada PPK bagi PPPK yang menduduki JpTselain JPT sebagaimana dimaksud pada huruf adan JF selain JF ahli utama.

(21 Presiden atau PPK menetapkan keputtrsan

pemutusan hubungan perjanjian kerja sebagai pppK.

(3) Keputusan pemutusan hubungan perjanjian kedasebagaimana dimaksud pada ayat (21 ditetapkanpaling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah usulpemberhentian diterima.

(4) Keputusan . .

Page 39: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-39-

(4) Keputusan pemutusan hubungan perjanjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mulai berlaku

terhitung mulai tanggal yang bersangkutan

ditetapkan sebagai tersangka sesuai dengan

perjanjian kerja.

Paragraf 9

Tata Cara Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

karena Melakukan Tindak Pidana/ Penyelewengan

Pasal 73

(l) PPPK yang ditetapkan sebagai tersangka diusulkan

pemutusan hubungan perjanjian kerja oleh:

a. PPK kepada Presiden bagi PPPK yang menduduki

JPT utama tertentu, JPT madya tertentu, dan JF

ahli utama;

b. Pimpinan lembaga kepada Presiden bagi PPPK

yang menduduki JPT madya tertentu di lembaga

negara dan lembaga nonstruktural; atau

c. SB kepada PPK bagi PPPK yang menduduki JPT

selain JPT sebagaimana dimaksud pada huruf adan JF selain JF ahli utama.

(21 Presiden atau PPK menetapkan keputusan

pemutusan hubungan perjanjian kerja sebagai PPPK.

(3) Keputusan pemutusan hubungan perjanjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (21 ditetapkan

paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah usulpemberhentian diterima.

(41 Keputusan pemutusan hubungan perjanjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mulai berlaku

terhitung mulai tanggal yang bersangkutan

ditetapkan sebagai tersangka sesuai dengan

perjanjian kerja.

Paragraf 10. . .

Page 40: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-40-

Paragraf 10

Tata Cara Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

karena Menjadi Anggota dan/atau Pengurus Partai Politik

Pasal 74

(1) Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK yang

menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik

diusulkan oleh:

a. PPK kepada Presiden bagi PPPK yang menduduki

JPT utama tertentu, JPT madya tertentu, dan JF

ahli utama;

b. Pimpinan lembaga kepada Presiden bagi PPPK

yang menduduki JPT madya tertentu di lembaga

negara dan lembaga nonstruktural; atau

c. $rB kepada PPK bagi PPPK yang menduduki JPT

selain JPT sebagaimana dimaksud pada hunrf a

dan JF selain JF ahli utama.

(21 Presiden atau PPK menetapkan keputusanpemutusan hubungan perjanjian kerja tidak dengan

hormat sebagai PPPK.

(3) Keputusan pemutusan hubungan perjanjian kerjasebagaimana dimaksud pada ayat (21 ditetapkanpaling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah PPPK

yang bersangkutan terbukti menjadi anggota

dan/atau pengurus partai politik.(4) Keputusan pemutusan hubungan perjanjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mulai berlakuterhitung mulai tanggal yang bersangkutan terbuktimenjadi anggota dan/atau pengurLls partai politik.

BAB X

PERLTNDUNGAN

Pasal 75

(1) Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:a. jaminan hari tua;

b. jaminan kesehatan;

c. jaminan. . .

Page 41: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-4L-

c. jaminan kecelakaan kerja;

d. jaminan kematian; dan

e. bantuan hukum.

(21 Perlindungan berupa jaminan hari tua, jaminan

kesehatan, jaminan kecelakaan keda, dan jaminan

kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa, huruf b, huruf c, dan huruf d dilaksanakan sesuai

dengan sistem jaminan sosial nasional.

(3) Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf e, berupa pemberian bantuan hukum dalamperkara yang dihadapi di pengadilan terkaitpelaksanaan tugasnya.

BAB XI

CUTI

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 76

(1) Setiap PPPK berhak mendapatkan cuti.(21 Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan

oleh PPK.

(3) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dapat

mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada

pejabat di lingkungannya.

Bagian Kedua

Jenis Cuti

PasalTT

Cuti sebagaimana dimaksud pada Pasal 76 ayat (1) terdiriatas:

a. Cuti tahunan;

b. Cuti sakit;

c.Cuti...

Page 42: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-42-

c. Cuti melahirkan; dan

d. Cuti bersama.

Bagian Ketiga

Cuti Tahunan

Pasal 78

(1) PPPK yang telah bekerja paling sedikit 1 (satu) tahunsecara terus menerus berhak atas cuti tahunan.

(21 Lamanya hak atas cuti tahunan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah 12 (dua belas) harikerja.

(3) Untuk menggunakan hak atas cuti tahunan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21,

PPPK yang bersangkutan mengajukan permintaan

seca.ra tertulis kepada PPK atau pejabat yang

menerima delegasi wewenang untuk memberikan hakatas cuti tahunan.

(41 Hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diberikan secara tertulis oleh PPK atau pejabat

yang menerima delegasi wewenang untukmemberikan hak atas cuti tahunan.

Pasal 79

Dalam hal hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 78 ayat (2) akan digunakan di tempat yang

sulit perhubungannya, jangka waktu cuti tahunan dapatditambah untuk paling lama 6 (enam) hari kalender.

Pasal 80

(1) PPPK berhak atas cuti tahunan dengan

mengecualikan ketentuan sebagaimana dimaksudpada Pasal 78 ayat (1) dalam hal:

a. Ibu, bapak, istri/suami, anak, dan/atau mertuasakit keras atau meninggal dunia;

b.Salah...

Page 43: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PR trSIDE NREPUBLIK II{DONESIA

-43-

b. Salah seorang anggota sebagaimana dimaksud

dalam huruf a meninggal dunia dan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang bersangkutan harus. mengurus

hak-hak dari anggota keluarganya yang

meninggal; atau

c. Melangsungkanperkawinan pertama.

(2) Lamanya hak atas cuti tahunan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) paling lama 6 (enam) harikerja.

(3) Dalam ha1 PPPK telah bekerja paling sedikit 1 (satu)

tahun secara terus menerus dan telah mengambil cutitahunan karena alasan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), cuti dimaksud mengurangi hak cuti tahunanyang bersangkutan.

Pasal 81

PPPK yang menduduki Jabatan guru pada sekolah dan

Jabatan dosen pada perguruan tinggi yang mendapat

liburan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan, disamakan dengan PPPK yang telah

menggunakan hak cuti tahunan.

Bagian Keempat

Cuti Sakit

Pasal 82

Setiap PPPK yang sakit berhak atas cuti sakit.

Pasal 83

(1) PPPKyang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan

14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan

ketentuan PPPK yang bersangkutan harusmengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK

atau pejabat yang menerima delegasi wewenang

untuk memberikan hak atas cuti sakit dengan

melampirkan surat keterangan dokter.

(2) PPPK...

Page 44: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-44-

(21 PPPK yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas)

hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan PPPK

yang bersangkutan harus mengajukan permintaan

secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang

menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak

atas cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan

dokter pemerintah.

(3) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayatl2l paling sedikit memuat pernyataan

tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti, dan

keterangan lain yang diperlukan.

(4) Hak atas cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(5) PPPK yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam

jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (41

dilakukan pemutusan hubungan perjanj ian kerja.

Pasal 84

(1) PPPK yang mengalami gugur kandungan berhak atas

cuti sakit paling lama I I 12 (satu setengah) bulan.

(2) Untuk mendapatkan hak atas cuti sakit sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), PPPK yang bersangkutan

mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK

atau pejabatyang menerima delegasi wewenang untuk

memberikan hak atas cuti sakit dengan melampirkan

surat keterangan dokter atau bidan.

Pasal 85

PPPK yang mengalami kecelakaan kerja sehingga yang

bersangkutan perlu mendapat perawatan berhak atas cuti

sakit sampai dengan berakhirnya masa hubungan

perjanjian keda.

Pasal 86. . .

Page 45: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-45-

Pasal 86

PPPK yang menjalankan cuti sakit tetap menerimapenghasilan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 87

(1) Cuti sakit diberikan secara tertulis oleh PPK ataupejabat yang menerima delegasi wewenang untukmemberikan hak atas cuti sakit.

(2) Cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatatoleh pejabat yang membidangi kepegawaian.

Bagian Kelima

Cuti Melahirkan

Pasal 88

(1) Untuk kelahiran anak pertama sampai dengankelahiran anak ketiga pada saat menjadi PPPK, PppKberhak atas cuti melahirkan.

(2) Lamanya cuti melahirkan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diberikan paling lama 3 (tiga) bulan.

Pasal 89

(1) PPPK dapat menggunakan hak atas cuti melahirkansebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, denganmengajukan permintaan secara tertulis kepada ppK

atau pejabat yang menerima delegasi wewenarrg untukmemberikan hak atas cuti melahirkan.

(2) Hak cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diberikan secara tertulis oleh PPK atau pejabatyangmenerima delegasi wewenang untuk memberikan hakatas cuti melahirkan.

Pasal 90

PPPK yang menggunakan hak cuti melahirkan, tetapmenerima penghasilan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Bagian

Page 46: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-46-

Bagian Keenam

Cuti Bersama

Pasal 9 I

(1) Cuti Bersama bagi PPPK mengikuti ketentuan CutiBersama bagi PNS.

(2) PPPK yang karena Jabatannya tidak diberikan hakatas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambahsesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidakdiberikan.

(3) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

Bagian KetujuhPanggilan Kembali Kerja

Pasal 92

(1) PPPK yang sedang menggunakan hak atas cutisebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 huruf a danhuruf d, dapat dipanggil kembali bekerja apabilakepentingan dinas mendesak.

(2) Dalam hal PPPK dipanggil kembali bekerjasebagaimana dimaksud pada ayat (1), jangka waktucuti yang belum dijalankan tetap menjadi hak PPPK

yang bersangkutan.

Pasal 93

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian cutidiatur dengan Peraturan BKN.

BAB XIIPENGAWASAN DAN EVALUASI

Pasal 94

KASN berfungsi mengawasi pelaksanaan norrna dasar,kode etik dan kode perilaku ASN, serta penerapan SistemMerit dalam kebijakan dan Manajemen ASN pada InstansiPemerintah.

Pasal95...

Page 47: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-47-

Pasal 95

(1) Menteri melaksanakan evaluasi pelaksanaan

kebijakan manajemen PPPK;

l2l Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sebagai dasar penetapan kebijakan di bidang

pendayagunaan PPPK.

BAB XIII

LARANGAN

Pasal 96

(1) PPK dilarang mengangkat pegawai non-PNS dan/atau

non-PPPK untuk mengisi jabatan ASN.

(21 Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berlaku juga bagi pejabat lain di lingkungan instansi

pemerintah yang melakukan pengangkatan pegawai

non-PNS dan/atau non-PPPK.

(3) PPK dan pejabat lain yang meng€rngkat pegawai non-

PNS dan/atau non-PPPK untuk mengisi jabatan ASN

dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BAB xIV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 97

(1) Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,

Pejabat Pimpinan Tinggr Utama tertentu dan Pejabat

Pimpinan Tinggi Madya tertentu yang berasal dari non-

PNS yang belum mencapai Batas Usia Jabatan tetap

dapat melaksanakan tugas sampai bulan Desember

tahun berjalan dan dapat diperpanjang sesuai dengan

ketentuan Peraturan Pemerintah ini.

(2) Pada. . .

Page 48: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-48-

(21 Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,

Pejabat Pimpinan Tinggi Utama tertentu dan Pejabat

Pimpinan Tinggi Madya tertentu yang berasal dari non-

PNS yang telah mencapai Batas Usia Jabatan

dilakukan pemutusan hubungan perjanjian kerja

sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini.

(3) Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,

Pejabat Pimpinan Tinggi Utama dan Pejabat Pimpinan

Tinggi Madya yang berasal dari non-PNS pada jabatan

dan/atau instansi yang tidak dapat diisi oleh PPPK

dilakukan pemutusan hubungan perjanjian kerja pada

akhir bulan Desember tahun berjalan.

Pasal 98

Seleksi kompetensi teknis sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 22 bagi JF yang wajib mensyaratkan sertifikasi

dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun sejak

ditetapkan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 99

(1) Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,

Pegawai non-PNS yang bertugas pada instansi

pemerintah termasuk pegawai yang bertugas pada

lembaga non struktural, instansi pemerintah yang

menerapkan pola pengelolaan keuangan badan

layanan umum/badan layanan umum daerah,

lembaga penyiaran publik, dan perguruan tinggi negeri

baru berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun

2016 tentang Dosen dan Tenaga Kependidikan pada

Perguruan Tinggi Negeri Baru sebelum

diundangkannya Peraturan Pemerintah ini, masih

tetap melaksanakan tugas paling lama 5 (lima) tahun.

(2) Pegawai. . .

Page 49: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-49-

(2) Pegawai Non-PNS dalam jangka waktu paling lama 5

(lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat diangkat menjadi PPPK apabila memenuhi

persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah ini.

(3) Pegawai Non-PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan perlindungan berupa manfaat jaminan

kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan

kematian sebagaimana berlaku bagi PPPK.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian

perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

diatur dengan peraturan Menteri setelah mendapat

pertimbangan teknis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

keuangan.

Pasal 10O

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, apabila

ketentuan mengenai Gaji dan T\rnjangan belum

ditetapkan, PPPK diberikan gaji dan tunjangan sesuai

dengan ketentuan gaji dan tunjangan pNS yang

besarannya diatur dengan Peraturan Presiden.

BAB XV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 101

Peraturan pelaksanaan dari Peraturan pemerintah iniharus ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun sejak

Peraturan Pemerintah ini diundangkan.

Pasal 102

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar

Page 50: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PR trSIDEhIREPUBLII( II{DONESIA

-50-

Agar setiap orang mengetatruinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 22 November 2018

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 28 November 2018

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OI8 NOMOR 224

Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

Asisten Deputi Bidang Politik, Hukum, danBidang Hukum dan

trd

ttd

Page 51: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 49 TAHUN 2OL8

TENTANG

MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

I. UMUM

Untuk mewujudkan tujuan nasional, dibutuhkan Pegawai ASN.

Pegawai ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan

publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. T\rgas

pelayanan publik dilakukan dengan memberikan pelayanan atas

barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan

Pegawai ASN.

Pegawai ASN terdiri atas PNS dan PPPK. PPPK adalah warga

negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu yang diangkat

berdasarkan perjanjian kerja dalam jangka waktu tertentu dalam

rangka melaksanakan tugas pemerintah.

Untuk dapat menjalankan tugas pelayanan publik, tugas

pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu, PPPK harus

memiliki profesi dan Manajemen PPPK yang berdasarkan pada Sistem

Merit atau perbandingan antara kualifikasi, kompetensi, dan kinerja

yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kualifikasi, kompetensi, dan

kinerja yang dimiliki oleh calon dalam rekrutmen, pengangkatan, dan

penempatan sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang baik.

Manajemen PPPK perlu diatur secara menyeluruh dengan

menerapkan norrna, standar, prosedur, dan kriteria. Manajemen pppK

meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kineda, hak dan

kewajiban, gaji dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian

penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan

perlindungan.

Ruang

Page 52: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

Ruang lingkup peraturan pemerintah ini meliputi kriteria danjabatan PPPK, penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kineda,penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberianpenghargaan, disiplin, hak dan kewajiban, pemutusan hubunganperjanjian kerja, dan perlindungan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud persyaratan lain adalah persyaratankhusus yang dibutuhkan oleh jabatan. contoh : memilikijiwa kewirausahaan yang tinggi serta telah terbukti dandiakui secara nasional dan internasional dalam bidangekonomi kreatif untuk jabatan Kepala Badan EkonomiKreatif.

Ayat (3)

' Cukup jelas.

Pasal 6. . .

Page 53: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-3-

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 1O

Cukup jelas.

Pasal 1 1

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b . .

Page 54: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-4-

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Culmp jelas.

Huruf f

Yang dimaksud dengan lembaga profesi yang berwenang

adalah lembaga profesi yang diakui oleh instansi pembina

JF dan/atau organisasi profesi.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Yang dimaksud persyaratan lain adalah persyaratan

khusus yang dibutuhkan oleh jabatan. Contoh : tidak butawElrna bagi apoteker.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Page 55: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-5-

Pasal 2 1

Cukup jelas.

Pasal 22

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Uji kompetensi dilakukan dengan menggunakan tes

kompetensi bidang/ TKB.

Ayat (3)

Uji kompetensi dilakukan dengan menggunakan tes

kompetensi bidang/TKB.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Wawancara dilakukan terhadap pelamar yang dinyatakan

lulus sesuai kebutuhan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal26...

Page 56: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-6-

Pasal 26

Ayat (1)

Ketentuan mengenai uji persyaratan fisik, psikologis,

dan/atau kesehatan jiwa diperuntukan bagi jabatan PPPK

yang tidak mempersyaratkan sertifikat dalampengisiannya.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 3O

Cukup jelas.

Pasal 3 1

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35. . .

Page 57: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 4 I

Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Pasal 45

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan dalamhal ini yaitu peraturan pemerintah yang mengatur mengenaimanajemen PNS.

Pasal 46. . .

Page 58: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-8-

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Cukup jelas.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Cukup jelas.

Pasal 50

Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan dalam

hal ini yaitu peraturan pemerintah yang mengatur mengenai

manajemen PNS.

Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Cukup jelas.

Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55

Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan dalamhal ini yaitu peraturan pemerintah yang mengatur mengenaijaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian bagi ASN.

Pasal 56

Page 59: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-9-

Pasal 56

Cukup jelas.

Pasal 57

Cukup jelas.

Pasal 58

Cukup jelas.

Pasal 59

Cukup jelas.

Pasal 6O

Cukup jelas.

Pasal 61

Cukup jelas.

Pasal 62

Cukup jelas.

Pasal 63

Cukup jelas.

Pasal 64

Cukup jelas.

Pasal 65

Cukup jelas.

Pasal 66

Page 60: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

_10_

Pasal 66

Ayat (1)

Yang dimaksud meninggal dunia adalah meninggal dalam

menjalankan tugas kewajibannya termasuk juga

meninggal dunia yang langsung diakibatkan oleh luka

atau cacat mental atau cacat fisik yang didapat dalam

menj alankan tugas kewaj ibannya.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 67

Cukup jelas.

Pasal 68

Cu1mp jelas.

Pasal 69

Cukup jelas.

Pasal 7O

Cukup jelas.

Pasal 71

Cukup jelas.

PasalT2

Cukup jelas.

Pasal73...

Page 61: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

Pasal 73

Cukup jelas.

Pasal 74

Cukup jelas.

Pasal 75

Cukup jelas.

Pasal 76

Cukup jelas.

PasalTT

Cukup jelas.

Pasal 78

Cukup jelas.

Pasal 79

Yang dimaksud dengan "sulit perhubungannya" adalah alat

transportasi sangat terbatas dan lokasi sulit dijangkau.

Pasal 8O

Cukup jelas.

Pasal 81

Cukup jelas.

Pasal 82

Cukup jelas.

Pasal83...

Page 62: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-L2-

Pasal 83

Cukup jelas.

Pasal 84

Cukup jelas.

Pasal 85

Cukup jelas.

Pasal 86

Cukup jelas.

Pasal 87

Cukup jelas.

Pasal 88

Ayat (1)

Anak yang lahir sebelum berstatus sebagai PPPK tidak

menjadi perhitungan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 89

Cukup jelas.

Pasal 90

Cukup jelas.

Pasal 9 1

Cukup jelas.

Pasal92...

Page 63: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-13-

Pasal 92

Cukup jelas.

Pasal 93

Cukup jelas.

Pasal 94

Cukup jelas.

Pasal 95

Cukup jelas.

Pasal 96

Pasal 97

Cukup jelas.

Pasal 98

Cukup jelas.

Ayat (1)

Yang dimaksud pegawai non-PNS dan non-PPPK antara

lain: pegawai yang saat ini dikenal dengan sebutan tenaga

honorer atau sebutan lain.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan pejabat lain di lingkungan instansi

pemerintah merupakan pejabat selain PPK yang

melakukan pengangkatan pegawai non-PNS dan non-

PPPK.

Pasal99...

Page 64: SRTINRN - ro-organisasi.jatimprov.go.id...a. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang mensyaratkan sertifikasi profesi; dan b. Seleksi kompetensi untuk jabatan yang belum mensyaratkan

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-L4-

Pasal 99

Cukup jelas.

Pasal 1O0

Cukup jelas.

Pasal 101

Cukup jelas.

Pasal 102

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6264