SPT 2013 OP Norma

42
Apa itu SPT Tahunan? Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) merupakan formulir yang digunakan Wajib Pajak untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran PPh, objek pajak PPh, bukan objek pajak PPh, harta dan kewajiban.

Transcript of SPT 2013 OP Norma

Apa itu SPT Tahunan?

• Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) merupakan formulir yang digunakan Wajib Pajak untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran PPh, objek pajak PPh, bukan objek pajak PPh, harta dan kewajiban.

Mengapa Kita Wajib Mengisi dan Menyampaikan SPT Tahunan PPh?

Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan SUBJEKTIF dan OBJEKTIF wajib:

• Mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP; dan

• Wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas, dan menandatangani; serta

• Menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

Pasal 2 dan 3 UU No.6 UU No.16 Tahun 2009

Pengambilan Formulir SPT Tahunan

www.pajak.go.id

Download/unduh

Ambil sendiri

Mobil Pajak Keliling/Pojok Pajak

KPP / KP2KP

Media Penyampaian SPT Tahunan

Media Penyampaian SPT TahunanLangsung

KPP/KP2KP

Tempat lainPojok Pajak

Drop Box

Mobil Pajak

Kantor Pos

Perusahaan ekspedisi/kurir

e-Filingmelalui website DJP (www.pajak.go.id) khusus formulir 1770 S & 1770 SS

dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat WP terdaftar

Definisi Penghasilan

• Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

Penghasilan yang merupakan Objek PPh

Jenis Penghasilan Keterangan

Penghasilan dari pekerjaan seperti : gaji, honor, tunjangan, bonus, insentif, gratifikasi, komisi, uang pensiun

Umumnya di potong PPh Pasal 21 oleh pemberi kerja. Harus dilaporkan dan dihitung kembali besarnya PPh dalam SPT Tahunan

Hadiah (kecuali dari undian) atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan

Umumnya di potong PPh Pasal 21 oleh pemberi kerja. Harus dilaporkan dan dihitung kembali besarnya PPh dalam SPT Tahunan

Laba usaha Dapat diperoleh melalui hasil pembukuan dan pencatatan. Harus dilaporkan dan di hitung besarnya PPh di SPT Tahunan

Keuntungan karena penjualan harta, misalnya penjualan perhiasan, kendaraan dsb

Dilaporkan dan dihitung PPh nya di SPT Tahunan

Bunga di luar bunga bank Dilaporkan dan dihitung PPh nya di SPT Tahunan

Royalti, keuntungan karena pembebasan utang, keuntungan selisih kurs

Dilaporkan dan dihitung PPh nya di SPT Tahunan

Tambahan kekayaan neto yg berasal dari penghasilan yg belum dikenakan PPh

Dilaporkan dan dihitung PPh nya di SPT Tahunan

Jenis Penghasilan Keterangan

Bantuan atau sumbangan bagi pihak yang menerima bukan merupakan objek pajak sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan atau hubungan pengusaan antara pihak-pihak yang bersangkutan

Harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh

Namun tidak diperhitungkan dalam penentuan pajak terutang/pajak yang dibayarkan

Harta hibahan bagi pihak yang menerima bukan merupakan objek pajak apabila diterima keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu sederajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial termasuk yayasan atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan Menkeu, sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.

Warisan, klaim asuransi, Beasiswa

Penghasilan yang bukan merupakan Objek PPh

Sumber Penghasilan

dari pemberi kerja

dari penghasilan lain-lain

dari harta yang dimiliki

dari kegiatan usaha

Sumber Penghasil

an

PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)

KeteranganPTKP Setahun

(1 Januari 2008 – 31 Desember 2012)

(mulai 1 Januari 2013)

Untuk diri Wajib Pajak 15.840.000 24.300.000Tambahan pegawai kawin 1.320.000 2.025.000

Tambahan anggota keluarga sedarah & semenda dalam garis keturunan lurus, anak angkat,

maksimum 3 orang

1.320.000 2.025.000

Status PTKPWP Tidak Kawin Kode PTKP 2012 PTKP 2013

0 Tanggungan TK/0 15.840.000 24.300.000

1 Tanggungan TK/1 17.160.000 26.325.000

2 Tanggungan TK/2 18.480.000 28.350.000

3 Tanggungan TK/3 19.800.000 30.375.000

WP Kawin Kode PTKP 2012 PTKP 2013

0 Tanggungan K/0 17.160.000 26.325.000

1 Tanggungan K/1 18.480.000 28.350.000

2 Tanggungan K/2 19.800.000 30.375.000

3 Tanggungan K/3 21.120.000 32.400.000

Status PTKP

WP Kawin + Penghasilan Istri Digabung Kode PTKP 2012 PTKP 2013

0 Tanggungan K/I/0 33.000.000 50.625.000

1 Tanggungan K/I/1 34.320.000 52.650.000

2 Tanggungan K/I/2 35.640.000 54.675.000

3 Tanggungan K/I/3 36.960.000 56.700.000

Tarif PajakNO LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF

1. s.d. Rp 50.000.000 5%

2. Di atas Rp 50.000.000 s.d. Rp 250.000.000 15%

3. Di atas Rp 250.000.000 s.d. Rp 500.000.000 25%

4. Di atas Rp 500.000.000 30%

Jenis-jenis SPT PPh Orang Pribadi

• Mempunyai penghasilan:• dari usaha/pekerjaan bebas yang menyelenggarakan pembukuan

atau norma penghitungan pengjasilan neto• Dari satu atau lebih pemberi kerja• Yang dikenakan PPh final dan/atau bersifat final• Dari penghasilan lain

1770• Mempunyai penghasilan:• dari satu atau lebih pemberi kerja• Dalam negeri lainnya• Yang dikenakan PPh final dan/atau bersifat final

1770 S

• Yang mempunyai penghasilan dari satu pemberi kerja dan tidak mempunyai penghasilan lainnya kecuali bunga bank dan/atau bunga koperasi1770 SS

SPT Tahunan bagi Suami-Istri

Suami Istri Formulir SPT Suami

Formulir SPT Istri Keterangan

PNS/Swasta

PNS/Swasta 1770S 1770S • Suami dan Istri masing-masing

mengisi SPT Tahunan;• Besarnya PPh yg harus

dilunasi oleh masing-masing suami-istri dihitung berdasarkan penggabungan penghasilan neto suami-istri dan disesuaikan dengan perbandingan penghasilan neto mereka

PNS/Swasta Usaha 1770S 1770

Usaha PNS/Swasta 1770 1770S

Pengurang Penghasilan Bruto

Biaya Jabatan/Biaya Pensiun

• Biaya Jabatan: 5% dari Penghasilan Bruto dengan batas maksimal Rp 6.000.000 per tahun

• Biaya Pensiun: 5% dari Penghasilan Bruto dengan batas maksimal Rp 2.400.000 per tahun

Iuran Pensiun • 4,75% dari Gaji Pokok + Tunjangan Keluarga (khusus PNS/TNI/POLRI)

Zakat • Zakat atau sumbangan keagamaan lainnya kepada lembaga/badan yang telah ditetapkan pemerintah

PTKP • Disesuaikan status Wajib Pajak dan jumlah tanggungan

Zakat

1. Badan Amil Zakat Nasional, 2. LAZ Dompet Dhuafa Republika, 3. LAZ Yayasan Amanah Takaful, 4. LAZ Pos Keadilan Peduli Umat, 5. LAZ Yayasan Baitulmaal Muamalat, 6. LAZ Yayasan Dana Sosial Al Falah, 7. LAZ Baitul Maal Hidayatullah, 8. LAZ Persatuan Islam, 9. LAZ Yayasan Baitul Mal Umat Islam PT Bank

Negara Indonesia, 10. LAZ Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat, 11. LAZ Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, 12. LAZ Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat

Indonesia,

13. LAZ Yayasan Baitul Maal wat Tamwil, 14. LAZ Baituzzakah Pertamina, 15. LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid

(DUDT), 16. LAZ Yayasan Rumah Zakat Indonesia, 17. LAZIS Muhammadiyah, 18. LAZIS Nahdlatul Ulama (LAZIS NU), 19. LAZIS Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia

(LAZIS IPHI), dan 20. Lembaga Sumbangan Agama Kristen

Indonesia (LEMSAKTI).

Badan/Lembaga sebagai penerima zakat atau Sumbangan Keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto(PER-33/PJ/2011 yang berlaku sejak tanggal 11 November 2011)

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian SPT

Yang diisi terlebih dahulu adalah formulir lampiran, bukan induknya

Di setiap lembar jangan lupa mengisi identitas seperti nama, NPWP, dan tahun pajaknya

Jangan lupa membubuhkan tanda tangan, karena jika tidak SPT yang anda laporkan dianggap tidak sah

Sebelum spt dikirim/disampaikan ke KPP, jika SPT menunjukkan kurang bayar, kekurangan tersebut harus dibayar paling lambat sebelum SPT dilaporkan

Pembayaran dapat dilakukan di kantor pos atau bank

DASAR HUKUM NORMAKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR KEP - 536/PJ./2000

TENTANGNORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO BAGI WAJIB PAJAK

YANG DAPAT MENGHITUNG PENGHASILAN NETO DENGAN MENGGUNAKAN NORMA PENGHITUNGAN

tanggal 29 Desember 2000

Pasal 1

(1) Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dengan peredaran bruto

sebesar Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) atau lebih dalam 1 (satu) tahun wajib

menyelenggarakan pembukuan.

(2) Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dengan peredaran bruto

di bawah Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) tahun wajib menyelenggarakan

pencatatan, kecuali Wajib Pajak yang bersangkutan memilih menyelenggarakan Pembukuan.

(3) Wajib Pajak orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) yang tidak memilih untuk

menyelenggarakan pembukuan, menghitung penghasilan neto usaha atau pekerjaan bebasnya dengan

menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.

Pasal 2

(1) Wajib Pajak yang menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 wajib memberitahukan mengenai penggunaan Norma Penghitungan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama 3 (tiga) bulan sejak awal tahun pajak yang bersangkutan.

(2) Pemberitahuan penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto yang disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dianggap disetujui kecuali berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan untuk menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.

(3) Wajib Pajak yang tidak memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dianggap memilih menyelenggarakan pembukuan.

Pasal 3

(1) Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1), Wajib Pajak yang memilih menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), dan Wajib Pajak yang dianggap memilih menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3), yang ternyata tidak atau tidak sepenuhnya menyelenggarakan pembukuan, penghasilan netonya dihitung dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.

(2) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dalam tahun pajak yang bersangkutan.

Pasal 4

(1) Norma penghitungan Penghasilan Neto dikelompokkan menurut wilayah sebagai berikut :a. 10 (sepuluh) ibukota propinsi yaitu Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang,

Surabaya, Denpasar, Manado, Makassar, dan Pontianak;b. ibukota propinsi lainnya;c. daerah lainnya.

(2) Daftar Persentase Penghasilan Neto adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan ini.

Pasal 5

(1) Penghitungan penghasilan neto Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha atau pekerjaan bebas, dilakukan terhadap masing-masing jenis usaha dengan memperhatikan pengelompokan wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

(2) Penghasilan neto Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha adalah penjumlahan penghasilan neto dari masing-masing jenis usaha atau pekerjaan bebas yang dihitung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Pasal 6

(1) Penghasilan neto bagi tiap jenis usaha dihitung dengan cara mengalikan angka persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto dengan peredaran bruto atau penghasilan bruto dari kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dalam 1 (satu) tahun.

(2) Dalam menghitung besarnya Pajak Penghasilan yang terutang oleh Wajib Pajak orang pribadi, sebelum dilakukan penerapan tarif umum terlebih dahulu dihitung Penghasilan Kena Pajak dengan mengurangkan Penghasilan Tidak Kena Pajak dari penghasilan neto sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Pasal 7

Petunjuk penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Keputusan ini.

Pasal 8

(1) Dengan berlakunya keputusan ini, Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-01/PJ.7/1991 tanggal 9 Januari 1991 dan KEP-02/PJ.7/1991 tanggal 9 Januari 1991 dinyatakan tidak berlaku lagi

(2) Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku untuk Tahun Pajak 2001 dan seterusnya.

CONTOH KASUS ????

1. Nama DIAN WIDYANTO

2. Alamat Jl. Sakti No. 18 Jakarta

3. Jabatan Dosen Universitas Negeri X di Jakarta

4. Pangkat/Golongan Pembina / IVa

5. Status/Tanggungan Kawin/2 Anak

6. NPWP 48.999.666.2-035.000

7. Masa Kerja Januari – Desember 2012

Contoh Kasus

A. Dari Pemberi Kerja: Penghasilan dari profesi Dosen di Universitas X sudah dipotong oleh

pemberi kerja

B. Dari Kegiatan Usaha: Pak Dian juga memiliki pekerjaan lain sebagai terapis bekam (jasa

kesehatan) dengan omzet sebesar Rp 100.000.000. Norma Penghitungan Penghasilan Netto

yang diperkenankan untuk usaha tersebut adalah sebesar 30%. (KEP-536/PJ./2000)

C. Dari Harta: Bunga Deposito dari Bank Mandiri Rp 10.000.000

D. Penghasilan Lain-lain:

1. Pak Dian juga mendapatkan bonus dari penerbit buku mengenai terapi bekam sebesar

Rp 20.000.000 belum dipotong PPh Pasal 21.

2. Menerima warisan dari orang tua berupa perhiasan senilai Rp50.000.000 pada tahun

2012.

3. Pada tahun tersebut Pak Dian diundang sebagai narasumber di sebuah seminar

mengenai terapi akunputur dan mendapatkan honorarium sebesar Rp 10.000.000 dan

telah dipotong PPh Pasal 21 dengan tarif 5% dari jumlah bruto

SUMBER PENGHASILAN

Ilustrasi

Ilustrasi

A. Angsuran PPh Pasal 25 yang telah dibayar selama tahun 2012 sebesar Rp750.000 ;

B. PPh Pasal 21 yang telah dipotong pemberi kerja (Universitas Negeri X) sebesar Rp

1.164.650

C. PPh Pasal 21 yang telah dipotong oleh pemberi kerja lainnya (Universitas Swasta

Z) sebesar Rp 250.000

KREDIT PAJAK

1. Rumah yang ditempati dibeli tahun 1990 dengan harga Rp 50.000.000

2. Mobil Toyota Kijang tahun 1990 dibeli tahun 1999 dengan Harga Perolehan Rp60.000.000

3. Mobil Toyota Avanza di beli tahun 2010 dibeli kredit dengan harga Rp 100.000.000 melalui lembaga pembiayaan Oto Multi Finance

4. Tanah di jalan Ceger No. 12, Tangerang, luas tanah (500m2) dibeli tahun 2000 dengan harga Rp. 600.000.000

5. Deposito di bank Mandiri cabang Senayan semenjak tahun 1999 sejumlah Rp 150.000.000,- dengan bunga per tahun Rp 10.000.000. PPh final atas bunga deposito telah dipotong oleh Bank Mandiri.(tarif PPh atas bungan deposito sebesar 20%)

6. Pinjaman kepada Lembaga Leasing Oto Multi Finance Tahun 2010 sejumlah Rp. 104.000.000 (selama 5 tahun) dengan sisa pinjaman pada akhir tahun 2012 sebesar Rp 80.000.000

Data Wajib Pajak Tahun 2012

DATA HARTA DAN KEWAJIBAN

Diisi dengan jumlah seluruh

kewajiban termasuk bunganya

Diisi dengan Nama sesuai Akte

Diisi dengan pekerjaan

Diisi dengan Tanggal Lahir sesuai Akte

Diisi dengan Hubungan Keluarga

Form 1770-IV

Diisi dengan tahun pajak

bersangkutan

Di isi dengan

jenis harta wajib pajak

Diisi dengan harga perolehan atau harga/nilai pada saat membeli/

menerima harta

Perhitungan Menggunakan

Norma

Diisi dengan NPWP dan

nama sesuai dengan formulir 1721

–A1/A2

Diisi dengan tahun

perolehan atau tahun

mendapatkan/ menerima

harta

Diisi denganHasil Penjumlahan Seluruh Harta pada

kolom (4).

Form 1770-IV

Diisi dengan NOP Tanah/Bangunan, nomor BPKB atau

keterangan lain

Diisi dengan jumlah penghasilan bruto dari warisan yang diterima

(bila ada)

Form 1770-III

Diisi dengan jumlah bunga

yang diperoleh

Diisi dengan PPh yang terhutang

Jangan lupa mengisi kolom-

kolom ini

Form 1770-III

Diisi dengan jumlah PPh yang

terhutang

Jangan lupa mengisi kolom-

kolom ini

Diisi dengan nama pemotong/

pemungut bila ada dalam tahun

2012 dan bila lampiran tidak cukup dapat

ditambah

Diisi dengan nama nomor bukti/tanggal

dan jumlah PPh yang dipotong/pungut

sumbernya dari bukti potong/pungut yang diterima wajib pajak

Form 1770-II

Diisi dengan jumlah seluruh

PPh yang dipotong/dipungut

Form 1770-II

Diisi dengan NPWP dan nama

pemberi kerja

Diisi dengan penghasilan bruto selama satu tahun

Penghasilan dari pembicara

seminar

Penghasilan dari penerbit buku

PT. Y

Diisi dengan pengurang

penghasilan bruto

Diisi dengan penghasilan neto

(Ph bruto-pengurang)

Jumlah penghasilan

netto

Jumlah penghasilan

netto

Form 1770-I Halaman 2

Jumlah peredaran usaha

dikali norma yang ditetapkan

Jangan lupa mengisi kolom-

kolom ini

Form 1770-I Halaman 2

Norma penghitungan penghasilan netto yang telah ditetapkan dalam

KEP-536/PJ./2000

Diisi dengan jumlah peredaran usaha (omzet) selama setahun

Jumlah penghasilan

neto

Jangan lupa mengisi kolom-

kolom ini

Karena menggunakan norma, maka

semua Bagian A ini kosong

Form 1770-I Halaman 1

Jangan lupa mengisi

kolom-kolom ini

Diisi dengan angka dari lampiran 1 halaman 1

Diisi dengan klasifikasi lapangan

usaha sesuai dengan jenis

usaha/pekerjaan

Hitung PTKP sesuai status dan

jumlah tanggungan

Di isi dengan nomor telepon dan atau faksimili yang

dapat dihubungi

Pilih sesuai status perkawinan dan diisi dengan jumlah tanggungan

Form 1770 Induk

Diisi dengan angka dari lampiran 1 halaman 2

Yang masih harus dibayar dengan SSP

Angsuran PPh Pasal 25

Jangan lupa tanda tangan

Kredit pajak yang diperoleh dari

1770-II bagian a kolom 7

Kredit pajak dari angsuran PPh pasal 25 setiap bulan selama tahun 2012

Jangan lupa memberi

tanda silang pada bagian yang akan dilampirkan

Form 1770 Induk

Perhitungan SendiriAngsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak 2013

Form Induk 1770 Nomor 21

Nama : Dian Widyanto

NPWP : 48.999.666.2-501.000

Penghasilan Selama Tahun Pajak 2012

1 Penghasilan Neto atas Gaji PNS Rp 43.093.155

2 Penghasilan atas Kegiatan Usaha Rp 30.000.000 (+)

3 Bonus dari penerbit buku Rp 20.000.000

4 Honor sebagai Narasumber seminar Rp 10.000.000

4 Penghasilan Total Tahun 2012 Rp 103.093.155

-/- Penghasilan Tidak Teratur Rp 30.000.000 (-)

5 Penghasilan Teratur Tahun 2012 Rp 73.093.155

6 Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/2) Rp 19.800.000 (-)

7 Penghasilan Kena Pajak Rp 53.293.155

8 PPh Terutang Rp 2.993.973

-/- Kedit Pajak : PPh 21 Telah Dipotong Rp 1.164.650

9 Angsuran PPh Pasal 25 Tahun 2013 Rp 1.829.323

10 Angsuran PPh Pasal 25 setiap Bulan 152.444

Wajib Pajak

Dian WidyantoDian Widyanto

1.2.3.

NOMOR URUT : 0 2

: K E M E N D I K B U D

: 0 0 . 0 1 1 . 8 8 8 . 9 - 0 1 1 . 0 0 0

: B E N D A H A R A K E M E N D I K B U D

ALAMAT BENDAHARA : J L . M E R D E K A B A R A T N O 1 2 3

NAMA PEGAWAI / PENSIUNAN : D I A N W I D Y A N T O

NIP / NRP : 1 9 5 9 0 6 1 5 1 9 8 0 1 2 1 0 0 1

NPWP PEGAWAI / PENSIUNAN : 4 8 9 9 9 6 6 6 2 0 3 5 0 0 0

: J L . S A K T I N O . 1 8 J A K A R T A

PANGKAT / GOLONGAN : I I I / d

JABATAN : D O S E N U N I V E R S I T A S

STATUS DAN JENIS KELAMIN : x KAWIN TIDAK KAWIN LAKI-LAKI

JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP : K / 2 TK/ HB/

MASA PEROLEHAN PENGHASILAN : 0 1 S.D 1 2RI

A.

20.

a.

b.

B. • : DIPINDAHKAN PINDAHAN BARU PENSIUN

C. TANDA TANGAN BENDAHARA 3 1 / 1 2 / 2 0 1 2

K E M E N D I K B U D

NAMA : W A R S I T O

NIP/NRP : 1 3 3 2 3 3 5 3 3

D.1.1.32.49

LAMPIRAN I - B

TA

HU

N T

AK

WIM Lembar 1 untuk KPP

FO

RM

UL

IR

1721 - A2Lembar 2 untuk Pemotong PajakLembar 3 untuk Pegawai

SPT TAHUNAN PPh PASAL 21

2 0 1 2PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 PEGAWAI NEGERI SIPIL , ANGGOTA TNI / POLRI, PEJABAT NEGARA DAN PENSIUNANNYA

DEPARTEMEN KEUANGAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

NAMA INSTANSI / BADAN LAIN

NPWP BENDAHARA

NAMA BENDAHARA

ALAMAT PEGAWAI / PENSIUNAN

PEREMP

RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 SEBAGAI BERIKUT : RUPIAH

PENGHASILAN BRUTO :

1. GAJI POKOK / PENSIUN 1

2. TUNJANGAN ISTERI 2

3. TUNJANGAN ANAK 3

4. JUMLAH GAJI DAN TUNJANGAN KELUARGA ( 1+2+3 ) 4

5. TUNJANGAN PERBAIKAN PENGHASILAN 5

6. TUNJANGAN STRUKTURAL / FUNGSIONAL 6

7. TUNJANGAN BERAS 7

8. TUNJANGAN KHUSUS 8

9. TUNJANGAN LAIN-LAIN 9

10. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO ( 4 S.D. 9) 10

PENGURANGAN

11. BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN 11

12. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT 12

13. JUMLAH PENGURANGAN (11 + 12) 13

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 :

14. JUMLAH PENGHASILAN NETO (10 - 13) 14

15. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN) 15

16. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 16

YANG KURANG DIPOTONG (18 - 19)20

YANG LEBIH DIPOTONG (19 - 18)

PEGAWAI TERSEBUT

(Tempat) TGL BLN

17. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN / DISETAHUNKAN (15 - 16) 17

18. PPh PASAL 21 TERUTANG 18

19. PPh PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG 19

1.164.650

THN

Tanda Tangan dan Cap

BENDAHARA

WarsitoJIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

28.453.200

2.845.320

1.138.128

32.436.648

11.760.000

2.786.400

46.983.048

2.349.152

1.540.741

1.164.650

N I H I L

3.889.893

43.093.155

19.800.000

23.293.155

JUMLAH PPh PASAL 21 :

Bukti Potong 1721-A2 dari

Kemendikbud

Bukti Potong PPh 21 Non Final

N P W P : 4 8 - 9 9 9 - 6 6 6 - 2 - 5 0 1 - 0 0 0 (3)

Nama Wajib Pajak : D I A N W I D Y A N T O

Alamat : J l . S a k t i N o . 1 8

Upah Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga

Kerja Lepas

Imbalan Distributor MLM

Imbalan Petugas Dinas Luar Asuransi

Imbalan kepada Penjaja Barang Dagangan

Imbalan Kepada Tenaga Ahli

Honorarium atau Imbalan kepada Anggota

Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang

tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap

Jasa Produksi, Tantiem, Bonus atau Imbalan

Lain kepada Mantan Pegawai

Penarikan Dana Pensiun oleh Pegawai

Imbalan kepada Peserta Kegiatan

Imbalan kepada Bukan Pegawai yang

bersifat berkesinambungan

Imbalan kepada Bukan Pegawai yang

tidak bersifat berkesinambungan

Penghasilan kepada Pegawai atau Pemberi

Jasa sebagai Wajib Pajak Luar Negeri

Jumlah

Terbilang :

*) Lihat petunjuk pengisian

Perhatian :

1.

N P W P : 1 9 - 0 9 0 - 2 0 9 - 1 - 0 1 4 - 0 0 0

Jakarta,29 Oktober 2012

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAKKANTOR PELAYANAN PAJAK

……………………………………...…………. (1)

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26

NOMOR : BP21-25/RT/X/2011

No. Jenis PenghasilanJumlah Penghasilan Bruto

(Rp)

Tarif lebih tinggi 20%

(Tidak Ber-

NPWP)

Tarif

2.

PPh yang Terutang (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.10.000.000 2,5% 250.000

12.

Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang

dipotong di atas merupakan Angsuran atas

Pajak Penghasilan yang terutang untuk tahun

pajak yang bersangkutan. Simpanlah bukti

pemotongan ini baik-baik untuk

diperhitungkan sebagai kredit pajak dalam

Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh

Orang Pribadi.

Pemotong Pajak (5)

250.000 10.000.000

Seratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah

LEMBARUntuk Dilaporkan olehWajib Pajak ke KPP

:

:

Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT

Jumlah Pembayaran :Terbilang :

…………………………………………… , Tanggal ##Cap dan tanda tangan

Nama Jelas : ……………………………………. Nama Jelas : DIAN WIDYANTO

F.2.0.32.01

Beri tanda silang (x) pada kolom bulan, sesuai dengan pembayaran untuk masa yang berkenaan

: /

………….……………………...……………………………………….…………………………………………………………………………………………….

………….……………………...……………………………………….…………………………………………………………………………………………….

Kode Akun Pajak Kode Jenis Setoran……………………………………………...…………………..…………………………………………………….……………………………………………...…………………..……………………………………………………

ALAMAT OP

Diisi Tahun terutangnya Pajak

Nomor Ketetapan

Diisi dengan rupiah penuhRp 5.329.300

/

LIMA JUTA TIGA RATUS DUA PULUH SEMBILAN RIBU TIGA RATUS RUPIAH

/ /

Tahun Pajak

Uraian Pembayaran : PPh PASAL 29

……………………………………………...…………………..……………………………………………………

2

NOP

Masa PajakJul AgsJan Feb Mar Apr Mei Jun

ALAMAT WP

0

3

DIAN WIDYANTO

JL. SAKTI NO.18

066 0Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki

DEPARTEMEN KEUANGAN R.I.DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

NPWP 8 9 9

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

Cap dan tanda tangan

Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran" Terima kasih Telah Membayar Pajak - Pajak Untuk Pembangunan Bangsa "

Wajib Pajak/PenyetorJAKARTA

Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran

Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak

5 2 0

Tanggal

9:

NAMA WP :

:

0 1

6 2 5

OktSep Nov Des2

0

4 1 1 1 2

0 14

Sanksi Tidak Menyampaikan SPT

DENDA & BUNGAPs. 7 UU KUP

Rp 100.000 dan 2% dari Kurang Bayar

kurungan paling singkat 3 bln atau paling lama 1 tahun dan

denda paling sedikit 1 kali dari pajak yg terhutang atau 2 kali

dari pajak terhutang

penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan

denda paling sedikit2 x dari jumlah pajak terutang dan paling banyak 4 kali dari

jumlah pajak terutang41

Isilah SPT Tahunan Anda dengan

BENAR, LENGKAP, dan JELAS