Sport Tourism Kekuatan Pariwisata Indonesia -...

1
[JAKARTA] Tanah yang luas, pemandangan indah, tebing-tebing menjulang tinggi, luasnya laut, dan kencangnya deru ombak adalah sarana-sarana yang sangat menunjang sport tourism. Indonesia adalah negeri yang memiliki semua tempat-tempat tersebut dan tentunya bisa diman- faatkan sebagai tujuan pariwisata. Deputi Menteri Bidang Pemasaran Mancanegara, Kemen- trian Pariwisata, I Gde Pitana Brah- mananda mengatakan, pariwisata di Indonesia berbasis kepada tiga sumber daya, yakni sumber daya berbasis budaya, alam, dan buatan atau kreativitas manusia. “Saat ini, peranan pariwisata yang paling besar adalah kebuda- yaan dan alam. Sedangkan, yang berbasis manusia masih kecil. Di antara yang berbasis manusia itu adalah pembuatan festival dan event-event, seperti olahraga,” kata I Gde saat dihubungi SP di Jakarta, Jumat (14/7). Namun, untuk saat ini, bidang olahraga memiliki prospek yang sangat besar sebagai salah satu daya tarik wisata karena didorong oleh beberapa faktor. Infrastuktur olahraga sudah ada di mana-mana, ekonomi negara-negara pasar, transportasi, dan belakangan ini olahraga yang bersifat massal sudah menjadi gaya hidup. I Gde melihat bahwa mass sport dan event fun sedang dige- mari oleh masyarakat luas. Hal ini yang membuat pemerintah lebih mengembangkan kegiatan tersebut dibandingkan dengan perlombaan olahraga berprestasi. “Contohnya, yang sedang kita galakkan adalah lari marathon, balap sepeda, dan olahraga otomotif, termasuk juga event olahraga yang bersifat pertandingan antarnegara, seperti SEA Games dan Asian Games. Ini merupakan ajang besar yang akan menunjang sport tourism,” tuturnya. Selain itu, dia juga mengutarakan berbagai macam manfaat yang di- dapat ketika sebuah daerah menjadi tuan rumah sebuah sport event yang besar. Pertama, mempromosikan daerah yang menjadi tempat acara. Masyarakat dunia jadi mengenal Flores, Sumbawa, Toba, dan daerah- daerah lain. Kedua, menggerakkan potensi yang ada di daerah itu dan beru- jung pada penggerakan ekonomi. Jadi, kalau terdapat kegiatan yang menunjang pariwisata, semua orang akan bergairah dan ekonomi pun akan bertumbuh. Ketiga, dampak yang tidak langsung. “Jikalau ada sebuah event, maka pemerintah daerah semangat untuk memperbaiki infrastruktur di daerah- nya, seperti perbaikan jalur menuju tempat acara atau membuat toilet di sepanjang jalan. Maka, dampak jangka panjangnya menguntungkan masyarakat lokal,” kata I Gde. Dia mencontohkan Plataran X-Trail 2017 yang akan dilaksanakan pada (22/7) mendatang. Plataran X-Trail 2017 menawarkan jalur lintas alam berbeda yang dapat dinikmati semua orang. Ada kategori 50 km untuk pelari berpengalaman, 25 km untuk pelari kelas menengah, dan 7,1 km untuk pelari pemula. Kesadaran Selain menampilkan keindahan alam Taman Nasional Bali Barat, setelah lomba para pelari akan diajak melepaskan burung Jalak Bali untuk kembali ke alam bebas. Sebagai lokasi lomba lari, Taman Nasional Bali Barat (TNBB) menyajikan ekosistem hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim, hutan hujan dataran rendah, evergreen, savana, dan ekosistem river rain forest. TNBB berada di ujung barat Pulau Bali, sekitar 2 km dari Pelabuhan Gilimanuk. Wilayahnya berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Jembrana. “Yang kami harapkan adalah kesa- daran akan kelestarian lingkungan. Di mana, orang dapat membuka mata, hati, dan telinga mereka terhadap potensi maupun tantangan-tantan- gan suatu destinasi wisata. Ketika mengadakan acara, kita tidak boleh memandang saat kejadiannya saja. Kita juga harus memikirkan dampak dari acara itu ke depan,” tuturnya. Kemudian, untuk keuntungan secara finansial, sport tourism sangat berperan penting terhadap penam- bahan devisa negara. Tahun lalu dan tahun ini, jadwal kegiatan olahraga di Indonesia sudah cukup banyak. Akhir tahun ini sudah ada empat acara olahraga yang akan digelar, di antaranya Plataran X-Trail 2017 di TNBB, Toraja Marathon 2017, balapan sepeda Tour de Moluccas di Maluku, balap sepeda Tour de Floras di NTT, dan Borobudur Marathon 2017: Reborn Harmony. “Untuk target, kami belum merevisi tahun ini dan masih memegang revisi tahun kemarin. Pada 2016, Indonesia kedatangan 12 juta wisatawan mancanegara (wisman) dengan target devisa per orang mengeluarkan US$ 1.200. Dengan jumlah itu, tahun lalu kita mendapatkan sekitar US$ 14 juta. Kemudian, tahun ini target kami naik menjadi 15 juta wisman dan diharapkan bisa melampaui target tersebut,” katanya. Semua ini dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah sektor paling cepat, mudah, dan murah untuk membangun suatu daerah. Pemerintah pun sudah mengim- bau kepada kepala daerah untuk mengembangkan pariwisata dengan potensi masing-masing. Apalagi, Indonesia berlimpah akan sumber daya, tinggal mengemasnya agar bisa menguntungkan banyak belah pihak. [DFA/O-1] R ancangan Undang -Undang (RUU) Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme hingga kini masih terus dibahas di tingkat panitia khusus (pansus) DPR. Sumber SP mengatakan, sebaiknya RUU Terorisme direvisi terlebih dulu oleh pemerintah. Sumber itu mengungkapkan, pemerin- tah belum bulat menyikapi RUU Terorisme ini. DPR ingin, pemerintah satu suara dulu sebelumnya menyodorkan RUU itu ke parlemen untuk dibahas bersama. “Sebaiknya begini, sudahlah diambil lagi oleh pemerintah, lalu direvi- si. Karena, RUU itu kan atas inisiatif pemerintah. Setelah ini (rampung), baru disodorkan lagi (ke parlemen) supaya tidak ada pro dan kontra lagi. Pemerintah kan belum bulat,” katanya sumber itu di Ja- karta, Jumat (14/7) malam. Sumber itu mengung- kakan, saat ini nama untuk RUU Terorisme juga belum jelas. UU tersebut harus diambil dan diolah oleh pemerintah terlebih dulu agar tidak terlalu ba- nyak berpolemik di DPR. “Nama RUU-nya saja belum bulat. Ya, sudah, mending dibulatkan dulu di pemerintah, sehingga nanti yang berdis- kusi itu pemerintah dan DPR. Tidak ada pemerintah 1, pemerintah 2, dan DPR,” katanya. Sumber itu menga- takan, RUU Terorisme sudah selesai dibahas 60%. “Dari 112 daftar isian masalah (DIM) kita sudah menyelesaikan lebih dari 60% DIM. Jadi, tidak benar kita memperlambat pembahasan ini,” katanya. Salah satu isu yang belum disepakati dalam pembahasan tersebut ada- lah tentang definisi. Menu- rutnya, definisi merupakan hal yang sangat penting, sehingga harus diputuskan secara detail, fokus, dan hati-hati. “Yang belum kami sepakat adalah tentang nama RUU. Setelah dilihat kontennya, RUU ini lebih tepat bernama RUU Penanggulangan Teroris, tetapi pemerintah ber- keras karena ini inisiatif dari mereka dengan judul ‘pemberantasan teroris- me’,” katanya. [W-12] Utama 2 Suara Pembaruan Sabtu-Minggu, 15-16 Juli 2017 Nama Berbeda, RUU Terorisme Tak Kunjung Rampung? > 18 & 19 Terkait Hal Sport Tourism Kekuatan Pariwisata Indonesia ISTIMEWA I Gde Pitana Brahmananda SP/JOANITO DE SAOJOAO Pembalap sepeda dari luar negeri berpartisipasi dalam Tour de Flores 2017 yang mulai digelar Jumat (14/7). Tour de Flores yang digelar setiap tahun, dan tahun ini digelar untuk kedua kalinya, merupakan satu dari sejumlah "sport tourism" yang diharapkan mendorong promosi wisata nasional.

Transcript of Sport Tourism Kekuatan Pariwisata Indonesia -...

[JAKARTA] Tanah yang luas, pemandangan indah, tebing-tebing menjulang tinggi, luasnya laut, dan kencangnya deru ombak adalah sarana-sarana yang sangat menunjang sport tourism. Indonesia adalah negeri yang memiliki semua tempat-tempat tersebut dan tentunya bisa diman-faatkan sebagai tujuan pariwisata.

D e p u t i M e n t e r i B i d a n g Pemasaran Mancanegara, Kemen-trian Pariwisata, I Gde Pitana Brah-mananda mengatakan, pariwisata di Indonesia berbasis kepada tiga sumber daya, yakni sumber daya berbasis budaya, alam, dan buatan atau kreativitas manusia.

“Saat ini, peranan pariwisata yang paling besar adalah kebuda-yaan dan alam. Sedangkan, yang berbasis manusia masih kecil. Di antara yang berbasis manusia itu adalah pembuatan festival dan event-event, seperti olahraga,” kata I Gde saat dihubungi SP di Jakarta, Jumat (14/7).

Namun, untuk saat ini, bidang olahraga memiliki prospek yang sangat besar sebagai salah satu daya tarik wisata karena didorong oleh beberapa faktor. Infrastuktur olahraga sudah ada di mana-mana, ekonomi negara-negara pasar, transportasi, dan belakangan ini olahraga yang bersifat massal sudah menjadi gaya hidup.

I Gde melihat bahwa mass sport dan event fun sedang dige-mari oleh masyarakat luas. Hal ini yang membuat pemerintah lebih mengembangkan kegiatan tersebut dibandingkan dengan perlombaan

olahraga berprestasi.“Contohnya, yang sedang kita

galakkan adalah lari marathon, balap sepeda, dan olahraga otomotif, termasuk juga event olahraga yang bersifat pertandingan antarnegara, seperti SEA Games dan Asian Games. Ini merupakan ajang besar yang akan menunjang sport tourism,” tuturnya.

Selain itu, dia juga mengutarakan berbagai macam manfaat yang di-dapat ketika sebuah daerah menjadi tuan rumah sebuah sport event yang besar. Pertama, mempromosikan daerah yang menjadi tempat acara. Masyarakat dunia jadi mengenal Flores, Sumbawa, Toba, dan daerah-daerah lain.

Kedua, menggerakkan potensi yang ada di daerah itu dan beru-jung pada penggerakan ekonomi. Jadi, kalau terdapat kegiatan yang menunjang pariwisata, semua orang akan bergairah dan ekonomi pun akan bertumbuh. Ketiga, dampak yang tidak langsung.

“Jikalau ada sebuah event, maka pemerintah daerah semangat untuk

memperbaiki infrastruktur di daerah-nya, seperti perbaikan jalur menuju tempat acara atau membuat toilet di sepanjang jalan. Maka, dampak jangka panjangnya menguntungkan masyarakat lokal,” kata I Gde.

Dia mencontohkan Plataran X-Trail 2017 yang akan dilaksanakan pada (22/7) mendatang. Plataran X-Trail 2017 menawarkan jalur lintas alam berbeda yang dapat dinikmati semua orang. Ada kategori 50 km untuk pelari berpengalaman, 25 km untuk pelari kelas menengah, dan 7,1 km untuk pelari pemula.

KesadaranSelain menampilkan keindahan

alam Taman Nasional Bali Barat, setelah lomba para pelari akan diajak melepaskan burung Jalak Bali untuk kembali ke alam bebas. Sebagai lokasi lomba lari, Taman Nasional Bali Barat (TNBB) menyajikan ekosistem hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim, hutan hujan dataran rendah, evergreen, savana, dan ekosistem river rain forest.

TNBB berada di ujung barat Pulau Bali, sekitar 2 km dari Pelabuhan Gilimanuk. Wilayahnya berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Jembrana. “Yang kami harapkan adalah kesa-daran akan kelestarian lingkungan. Di mana, orang dapat membuka mata, hati, dan telinga mereka terhadap potensi maupun tantangan-tantan-gan suatu destinasi wisata. Ketika mengadakan acara, kita tidak boleh memandang saat kejadiannya saja. Kita juga harus memikirkan dampak dari acara itu ke depan,” tuturnya.

Kemudian, untuk keuntungan secara finansial, sport tourism sangat berperan penting terhadap penam-bahan devisa negara. Tahun lalu dan tahun ini, jadwal kegiatan olahraga di Indonesia sudah cukup banyak. Akhir tahun ini sudah ada empat acara olahraga yang akan digelar, di antaranya Plataran X-Trail 2017 di TNBB, Toraja Marathon 2017, balapan sepeda Tour de Moluccas di Maluku, balap sepeda Tour de Floras di NTT, dan Borobudur Marathon

2017: Reborn Harmony.“Untuk target, kami belum

merevisi tahun ini dan masih memegang revisi tahun kemarin. Pada 2016, Indonesia kedatangan 12 juta wisatawan mancanegara (wisman) dengan target devisa per orang mengeluarkan US$ 1.200. Dengan jumlah itu, tahun lalu kita mendapatkan sekitar US$ 14 juta. Kemudian, tahun ini target kami naik menjadi 15 juta wisman dan diharapkan bisa melampaui target tersebut,” katanya.

Semua ini dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah sektor paling cepat, mudah, dan murah untuk membangun suatu daerah. Pemerintah pun sudah mengim-bau kepada kepala daerah untuk mengembangkan pariwisata dengan potensi masing-masing. Apalagi, Indonesia berlimpah akan sumber daya, tinggal mengemasnya agar bisa menguntungkan banyak belah pihak. [DFA/O-1]

Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemberantasan

Tindak Pidana Terorisme hingga kini masih terus dibahas di tingkat panitia khusus (pansus) DPR. Sumber SP mengatakan, sebaiknya RUU Terorisme direvisi terlebih dulu oleh pemerintah. Sumber itu mengungkapkan, pemerin-tah belum bulat menyikapi RUU Terorisme ini. DPR ingin, pemerintah satu suara dulu sebelumnya menyodorkan RUU itu ke parlemen untuk dibahas bersama.

“Sebaiknya begini,

sudahlah diambil lagi oleh pemerintah, lalu direvi-si. Karena, RUU itu kan atas inisiatif pemerintah. Setelah ini (rampung), baru disodorkan lagi (ke parlemen) supaya tidak ada pro dan kontra lagi. Pemerintah kan belum bulat,” katanya sumber itu di Ja-karta, Jumat (14/7) malam.

Sumber itu mengung-kakan, saat ini nama untuk RUU Terorisme juga belum jelas. UU tersebut harus diambil dan diolah oleh pemerintah terlebih dulu agar tidak terlalu ba-

nyak berpolemik di DPR. “Nama RUU-nya saja belum bulat. Ya, sudah, mending dibulatkan dulu di pemerintah, sehingga

nanti yang berdis-kusi itu pemerintah dan DPR. Tidak ada pemerintah 1, pemerintah 2, dan

DPR,” katanya.Sumber itu menga-

takan, RUU Terorisme sudah selesai dibahas 60%. “Dari 112 daftar isian masalah (DIM) kita sudah menyelesaikan lebih dari 60% DIM. Jadi, tidak benar kita memperlambat pembahasan ini,” katanya.

Salah satu isu yang belum disepakati dalam pembahasan tersebut ada-lah tentang definisi. Menu-rutnya, definisi merupakan hal yang sangat penting, sehingga harus diputuskan secara detail, fokus, dan hati-hati.

“Yang belum kami sepakat adalah tentang nama RUU. Setelah dilihat kontennya, RUU ini lebih tepat bernama RUU Penanggulangan Teroris, tetapi pemerintah ber-keras karena ini inisiatif dari mereka dengan judul ‘pemberantasan teroris-me’,” katanya. [W-12]

Utama2 Sua ra Pem ba ru an Sabtu-Minggu, 15-16 Juli 2017

Nama Berbeda, RUU Terorisme Tak Kunjung Rampung?

> 18 & 19Terkait Hal

Sport Tourism Kekuatan Pariwisata Indonesia

istimewa

I Gde Pitana Brahmananda

sp/Joanito De saoJoao

Pembalap sepeda dari luar negeri berpartisipasi dalam Tour de Flores 2017 yang mulai digelar Jumat (14/7). tour de Flores yang digelar setiap tahun, dan tahun ini digelar untuk kedua kalinya, merupakan satu dari sejumlah "sport tourism" yang diharapkan mendorong promosi wisata nasional.