Spo Apotik Gia

35
Rumah Sakit Bersalin GIA LESTARI Jl. Toddopuli Raya No. 43-45 Makassar PELAYANAN RESEP PENDERITA RAWAT JALAN NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Terbitan I Ditetapkan DIREKTUR RSB GIA LESTARI dr. H. Sofyan Muhammad., M.Si NIP. ……………………….. I. PENGERTIAN II. TUJUAN III. KEBIJAKAN IV. PROSEDUR Pelayanan resep penderita rawat jalan adalah kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien rawat jalan di Rumah Sakit dengan sistem resep perorangan oleh apotik Rumah Sakit. Tercapainya pelayanan kefarmasian dengan mutu cakupan dan efisiensi yang optimal melalui pelayanan perbekalan farmasi pasien rawat jalan. Dilaksanakan setiap hari pada jam kerja Melayani pasien: o Umum 1. Penderita menyerahkan resep kepada petugas Farmasi. 2. Petugas farmasi menerima resep, meneliti, menghitung harga, membubuhi paraf, memberi nomor resep dan menyerahkan nomor pengambilan obat kepada penderita. 3. Petugas Farmasimeracik obat sesuai resep dokter, memberi etike dan copy resep (bila obat tidak tersedia). 4. Petugas Farmasi mencatat obat yang keluar pada kartu stock barang. 5. Petugas Farmasi meneliti kebenaran obat (sesuai dengan resep) dan menyerahkannya pada penderita. 6. Penderita menerima obat sesuai nomor pengambilan obat yang disertai bukti lunas. 7. Petugas Farmasimerekap pengeluaran barang dan mencatat dalam buku pengeluaran barang atau stock barang.Petugas Farmasi menyetor penerimaan harga obat pada hari yang sama kepada Sentral Pembayaran Rumah Sakit. 8. Petugas TU Farmasi merekap semua penerimaan dan

description

farmasi

Transcript of Spo Apotik Gia

Rumah Sakit BersalinGIA LESTARI

Jl. Toddopuli Raya No. 43-45 Makassar

PELAYANAN RESEPPENDERITA RAWAT JALAN

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Terbitan I

DitetapkanDIREKTUR RSB GIA LESTARI

dr. H. Sofyan Muhammad., M.SiNIP. ………………………..

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

V. UNIT TERKAIT

Pelayanan resep penderita rawat jalan adalah kegiatan pendistribusian

perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien rawat jalan di Rumah

Sakit dengan sistem resep perorangan oleh apotik Rumah Sakit.

Tercapainya pelayanan kefarmasian dengan mutu cakupan dan efisiensi

yang optimal melalui pelayanan perbekalan farmasi pasien rawat jalan.

Dilaksanakan setiap hari pada jam kerja

Melayani pasien:

o Umum

1. Penderita menyerahkan resep kepada petugas Farmasi.

2. Petugas farmasi menerima resep, meneliti, menghitung harga,

membubuhi paraf, memberi nomor resep dan menyerahkan nomor

pengambilan obat kepada penderita.

3. Petugas Farmasimeracik obat sesuai resep dokter, memberi etike dan

copy resep (bila obat tidak tersedia).

4. Petugas Farmasi mencatat obat yang keluar pada kartu stock barang.

5. Petugas Farmasi meneliti kebenaran obat (sesuai dengan resep) dan

menyerahkannya pada penderita.

6. Penderita menerima obat sesuai nomor pengambilan obat yang disertai

bukti lunas.

7. Petugas Farmasimerekap pengeluaran barang dan mencatat dalam buku

pengeluaran barang atau stock barang.Petugas Farmasi menyetor

penerimaan harga obat pada hari yang sama kepada Sentral

Pembayaran Rumah Sakit.

8. Petugas TU Farmasi merekap semua penerimaan dan pemakaian obat

dan alat kesehatan yang digunakan pada unit pelayanan rawat jalan yang

dilaporkan setiap awal bulan.

Petugas Poliklinik

Petugas Farmasi

KEPALA INSTALASI FARMASI

Drs. A. Ilham Makhmud, Dip. Sc

SIK. 6080/B/86

Rumah Sakit BersalinGIA LESTARI

Jl. Toddopuli Raya No. 43-45 Makassar

PERENCANAAN PERBEKALAN FARMASI

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Terbitan I

DitetapkanDIREKTUR RSB GIA LESTARI

dr. H. Sofyan Muhammad., M.SiNIP. ………………………..

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

V. UNIT TERKAIT

Perencanaan perbekalan farmasi adalah suatu proses kegiatan dalam

pemilihan jenis, jumlah dan harga sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.

Tercapainya perencanaan perbekalan farmasi dengan mutu, cakupan dan

efisiensi yang baik di Rumah Sakit.

Perencanaan dilaksanakan sekali dalam setahun.

Sesuai anggaran yang tersedia.

1. Penanggungjawab perencanaan memberikan formulir isian

rencana kebutuhan perbekalan farmasi ke user (unit pemakai).

2. Merekap serta menyusun kebutuhan sementara dengan

mempertimbangkan perbekalan farmasi yang masih ada di stok serta

data pemakaian tahun lalu, untuk penyusulan anggaran tahun yang akan

datang.

3. Rencana kebutuhan anggaran diajukan kepada Kepala Badan

melalui rapat anggaran.

4. Berdasarkan pada platfon anggaran yang tersedia, disusun

kembali rancangan kebutuhan perbekalan farmasi dengan

memperhatikan / skala prioritas.

Instalasi

Bidang Perencanaan

KEPALA INSTALASI FARMASI

Drs. A. Ilham Makhmud, Dip. ScSIK. 6080/B/86

Rumah Sakit BersalinGIA LESTARI

Jl. Toddopuli Raya No. 43-45 Makassar

PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Terbitan II

DitetapkanDIREKTUR RSB GIA LESTARI

dr. H. Sofyan Muhammad., M.SiNIP. ………………………..

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

V. UNIT TERKAIT

Pengadaan perbekalan farmasi adalah proses / kegiatan untuk

merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui.

Tersedianya perbekalan farmasi dalam jumlah, jenis yang cukup di Instalasi

Farmasi pada saat dibutuhkan.

Pengadaan perbekalan farmasi dilaksanakan setiap bulan, sesuai

perencanaan / kebutuhan dengan mempertimbangkan ketersediaan

anggaran.

Perbekalan farmasi tidak boleh berlebih dalam stock karena akan

terjadi “Invesment Cash”

Pesanan dilakukan pada distributor utama.

1. Berdasarkan rencana kiebutuhan Instalasi Farmasi 1 tahun,

penanggungjawab pengadaan barang membuat rencana pengadaan

untuk 1 triwulan.

2. Waktu pemesanan disesuaikan dengan rencana keuangan Rumah

Sakit.

3. Untuk pesanan cito atau setiap pesanan dibuatkan SP (Surat Pesanan)

yang ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi, diketahui oleh dan

disetujui oleh Direktur Rumah Sakit.

4. Surat Pesanan dibuat 3 rangkap (asli untuk PBF, sedangkan

rangkapannya untuk manajemen RS dan Instalasi Farmasi).

5. Pada setiap akhir bulan penanggungjawab pengadaan barang farmasi

membuat laporan tentang perbandingan antara realisasi dan rencana

pengadaan perbekalan farmasi untuk disampaikan kepada Kepala

Instalasi Farmasi.

6. Pada akhir tahun menyiapkan laporan kegiatan pengadaan barang

selama 1 tahun kepada Kepala Instalasi Farmasi.

Panitia pengadaan barang Rmah Sakit

Tim perencanaan barang Farmasi.

KEPALA INSTALASI FARMASI

Drs. A. Ilham Makhmud, Dip. ScSIK. 6080/B/86

Rumah Sakit BersalinGIA LESTARI

Jl. Toddopuli Raya No. 43-45 Makassar

PENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Terbitan I

DitetapkanDIREKTUR RSB GIA LESTARI

dr. H. Sofyan Muhammad., M.SiNIP. ………………………..

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

V. UNIT TERKAIT

Penerimaan perbekalan farmasi adalah kegiatan untuk menerima perbekalan

farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui

pembelian langsung atau sumbangan.

Tercapainya penerimaan perbekalan farmasi dengan mutu, cakupan dan

efisiensi yang optimal di Instalasi farmasi Rumah Sakit.

Dilaksanakan di Instalasi Farmasi.

Barang yang diterima Expire Date minimal 1 tahun untuk obat-obatan dan

6 bulan untuk bahan kimia.

1. Rekanan mengirim/menyerahkan barang farmasi kepada panitia

pemeriksaan dan penerimaan barang berdasarkan SP.

2. Panitia pemeriksa dan penerimaan barang (PPPB) memeriksa kualitas

fisik, Expire Date dan kuantitas barang.

3. Panitia pemeriksa dan penerimaan barang menandatangani bukti

pengiriman barang dan membuat berita acara pengriman barang.

4. Panitia pemeriksa dan penerimaan barang menyerahkan barang farmasi

kepada penanggungjawab logistik farmasi.

5. Penanggungjawab logistik farmasi memeriksa kebenaran kualitas

dan kuantitas barang farmasi yang diterima dan menandatangani Berita

Acara Penerimaan Barang.

6. Penanggungjawab logistik farmasi menyerahkan barang farmasi

kepada petugas logistik farmasi untuk disimpan.

Panitia pengadaan barang

Panitia pemeriksa barang

Petugas gudang farmasi

KEPALA INSTALASI FARMASI

Drs. A. Ilham Makhmud, Dip. ScSIK. 6080/B/86

Rumah Sakit BersalinGIA LESTARI

Jl. Toddopuli Raya No. 43-45 Makassar

PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI

NO. 2 No. Revisi: Halaman: 1 / 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Terbitan I

DitetapkanDIREKTUR RSB GIA LESTARI

dr. H. Sofyan Muhammad., M.SiNIP. ………………………..

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

V. UNIT TERKAIT

Penyimpanan perbekalan farmasi adalah kegiatan pengaturan perbekalan

farmasi menurut persyaratan yang ditetapkan.

Tercapainya / terselenggaranya penyimpanan perbekalan farmasi dengan

mutu, cakupan dan efisiensi yang optimal di Rumah Sakit.

Penyimpanan perbekalan farmasi disyaratkan sebagai berikut:

Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya.

Dibedakan menurut Efek Farmakologi.

Dibedakan menurut kestabilan / suhu.

Dibedakan menurut mudah / tidaknya terbakar.

Dibedakan menurut tahan / tidaknya terhadap cahaya.

1. Penanggungjawab logistik farmasi menerima barang farmasi yang

diserahkan oleh panitia penerimaan barang.

2. Barang farmasi yang diterima dan sudah memenuhi persyaratan

disimpan di dalam gudang penyimpanan menurut jenis barang (obat jadi,

cairan infus, alat perawatan, alat kedokteran, alat kesehatan habis pakai,

gas medik, disinfektan, reagensia dan bahan gigi).

3. Penyimpanan dilakukan secara baik, teratur sesuai dengan aturan

farmasi yang berlaku agar mutu tetap terjamin, mudah dicari dengan

cepat dan aman.

4. Cara penyimpanan dilakukan dengan metode FIFO (First In First

Out) dan kecepatan distribusi barang.

5. Peetugas logistik farmasi memasukkan barang ke dalam kartu stock.

6. Petugas logistik farmasi membukukan barang farmasi tersebut pada

buku bukti barang masuk.

7. Petugas administrasi logistik mengarsipkan berkas Berita Acara

Penerimaan Barang, Surat Perintah Kerja (SPK) dan bukti pengiriman

barang / tanda terima.Panitia penerima barang.

Petugas gudang farmasi

Berita Acara Pemeriksaan Barang

KEPALA INSTALASI FARMASI

Drs. A. Ilham Makhmud, Dip. ScSIK. 6080/B/86

Rumah Sakit BersalinGIA LESTARI

Jl. Toddopuli Raya No. 43-45 Makassar

PELAYANAN INFORMASI OBAT

NO. 2 No. Revisi: Halaman: 1/ 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Terbitan II

DitetapkanDIREKTUR RSB GIA LESTARI

dr. H. Sofyan Muhammad., M.SiNIP. ………………………..

I.PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

VI. PROSEDUR /

KEGIATAN

PELAYANAN

V. UNIT TERKAIT

Informasi obat adalah setiap data atau pengetahuan objektif, diuraikan

secara ilmiah dan terdokumentasi mencakup farmakologi dan penggunaan

terapi dari obat. Pelayanan informasi obat (PIO) adalah kegiatan pelayanan

yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat,

tidak biasa dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan

lainnya dan pasien.

Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga

kesehatan di lingkungan Rumah Sakit.

Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan – kebijakan yang

berhubungan dengan obat, terutama bagi Panitia Farmasi Terapi.

Meningkatkan profesionalisme Apoteker.

Menunjang terapi obat yang rasional.

Faktor yang harus diperhatikan : sumber informasi obat, tempat, tenaga

dan perlengakapan.

Dilaksanakan kerjasama dengan PKMRS.

1. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif

dan pasif.

2. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui

telepon, surat atau tatap muka.

3. Membuat bulletin, leaflet danlabel obat.

4. Menyediakan informasi bagi Panitia Farmasi Terapi sehubungan dengan

penyusunan formularium Rumah Sakit.

5. Bersama dengan PMKRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien

rawat jalan dan rawat inap.

6. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga Farmasi dan tenaga

kesehatan lainnya.

Perawat

Apoteker

Asisten Apoteker

PKMRS

KEPALA INSTALASI FARMASI

Drs. A. Ilham Makhmud, Dip. ScSIK. 6080/B/86

Rumah Sakit BersalinGIA LESTARI

Jl. Toddopuli Raya No. 43-45 Makassar

ADMINISTRASI DAN PELAPORAN

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Terbitan I

DitetapkanDIREKTUR RSB GIA LESTARI

dr. H. Sofyan Muhammad., M.SiNIP. ………………………..

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

V. UNIT TERKAIT

Administrasi dan pelaporan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan manajemen perbekalan farmasi serta penyusunan laporan yang berkaitan dengan prbekalan farmasi secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan, triwulanan atau tahunan.

Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi. Tersedianya informasi yang akurat. Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan

laporan. mendapat data/laporan yang lengkap untuk membuat

perencanaan. Agar anggaran yang tersedia untuk pelayanan dan perbekalan

farmasi dapat dikelola secara efisien dan efektif.

Proses pendataan dan pelaporan dapat dilakukan secara:Tulis tanganOtomatis dengan menggunakan computer (software)

Pelaporan dilaksanakan setiap bulan Laporan yang dibuat :

Laporan permintaan Perbekalan Farmasi Laporan pemakaian Perbekalan FarmasiLaporan penggunaan narkotikLaporan penggunaan morfin, pethidin dan derivatnya.Laporan kegiatan FarmasiLaporan penulisan iatan farmas nama generic.

1. Petugas unit pelayanan membuat pencatatan dan merekap setiap akhir bulan.

2. Bagian administrasi dan pelaporan mengumpulkan data dari unit-unit pelayanan.

3. Bagian administrasi dan pelaporan merekap semua data yang dibutuhkan untuk pembuatan laporan Bagian administrasi dan pelaporan mengetik masing-masing laporan.

3. Bagian administrasi dan pelaporan mengirim laporan-laporan ke bidang perencanaan dan rekam medik.

4. Bagian administrasi dan pelaporan mengarsipkan laporan-laporan dengan rapi.

Unit Pelayanan Rawat Inap Unit Pelayanan Rawat Jalan Unit Pelayanan Rawat Darurat Bidang perencanaan dan rekam medik Instalasi penunjang

KEPALA INSTALASI FARMASI

Drs. A. Ilham Makhmud, Dip. ScSIK. 6080/B/86

Rumah Sakit BersalinGIA LESTARI

Jl. Toddopuli Raya No. 43-45 Makassar

DISTRIBUSI PERBEKALAN FARMASI

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Terbitan II

DitetapkanDIREKTUR RSB GIA LESTARI

dr. H. Sofyan Muhammad., M.SiNIP. ………………………..

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

V. UNIT TERKAIT

Distribusi/pendistribusian perbekalan farmasi merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di Rumah Sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap, rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.

Tercapainya distribusi perbekalan farmasi dengan mutu, cakupan dan efisiensi yang optimal di Rumah Sakit.

Distribusi untuk unit pelayanan rawat inap dilaksanakan 1 kali dalam seminggu.

Distribusi untuk unit pelayanan rawat jalan dilaksanakan 1 kali dalam seminggu

Distribusi untuk unit/instalasi penunjang pelayanan medis dilaksanakan 1 kali dalam sebulan.

1. Permintaan obat/alkes habis pakai ditulis dalam formulir permintaan barang, dalam rangkap 2 (asli untuk gudang dan rangkapannya untuk unit yang bersangkutan).

2. Dalam mengisi item dan jumlah permintaaan, sisa pemakaian obat/alkes habis pakai dari permintaan sebelumnya harus dicantumkan.

3. Formulir permintaan yang telah diisi, ditandatangani oleh penanggungjawab unit pelayanan dan diketahui oleh Kepala Instalasi Farmasi. Kemudian diserahkan kepada diserahkan kepada petugas gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit.

4. Petugas gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit menyiapkan obat/alkes yang diminta dan mencatat dalam buku pengeluaran barang dan kartu stock gudang.

5. Pada saat serah terima barang, petugas unit pelayananyang menerima melakukan pengecekan. Setelah cocok, petugas gudang yang menyerahkan maupun petugas yang menerima membubuhkan nama dan paraf.

6. Permintaan dilakukan 1 kali seminggu.

Unit Pelayanan Rawat Inap Unit Pelayanan Rawat Jalan Unit Pelayanan Rawat Darurat Petugas gudang.

KEPALA INSTALASI FARMASI

Drs. A. Ilham Makhmud, Dip. ScSIK. 6080/B/86

Rumah Sakit BersalinGIA LESTARI

Jl. Toddopuli Raya No. 43-45 Makassar

FALSAFAH DAN TUJUAN PELAYANAN

NO. No. Revisi: I Halaman: 1 / 1

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Terbitan I

DitetapkanDIREKTUR RSB GIA LESTARI

dr. H. Sofyan Muhammad., M.SiNIP. ………………………..

FALSAFAH

TUJUAN

Pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care) adalah Pengelolaan dan

Penggunaan Obat Secara Rasional,yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan secara menyeluruh,

dilaksanakan secara langsungdan bertanggungjawab demi tercapainya

peningkatan kualitas hidup manusia.

1. Terselenggaranya pelayanan kefarmasian

dengan mutu, cakupan dan efisiensi yang tinggi yang selanjutnya dapat

meningkatkan pelayanan kefarmasian bagi pengguna jasa di Rumah

Sakit serta masyarakat yang memerlukannya.

2. Berfungsinya organisasi Farmasi Rumah Sakit

yang didukung oleh tata laksana organisasi yang mantap dan Sumber

Daya Manusia yang profesional.

3. Terlaksananya proses Manajemen farmasi

RSB.GIA LESTARI.

Kepala Instalasi Farmasi

Ria Listiawaty, S.Farm., Apt SIPA : 446/485-12/SIPA/DKK/XII/2012

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

VISI DAN MISI

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 1

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IDitetapkan

VISI

MISI

Menjadi Instalasi Farmasi yang terbaik di Sulawesi Selatan

dengan pelayanan bermutu dan profesional berkode etik

apoteker.

1. Melaksanakan pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical

Care) yang berorientasi pada tercapainya hasil

pengobatan yang maksimal bagi pasien.

2. Bertanggungjawab atas pengelolaan Farmasi Rumah

Sakit yang berdaya guna dan berhasil guna.

3. Menciptakan suasana aman dan nyaman.

4. Menata unit pelayanan Instalasi Farmasi menjadi lebih

mandiri, kredibel, efektif dan efisien.

5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan Instalasi Farmasi.

Kepala Instalasi Farmasi

Ria. Listiawaty, S. Farm., AptSIPA : 446/48512/SIPA/DKK/XII/2012

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

PELAYANAN RESEP DI LUAR JAM KERJA (IRD)

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IDitetapkan

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

Pelayanan resep di luar jam kerja (IRD) adalah kegiatan

pendistribusian/pelayanan perbekalan farmasi untuk memenuhi

kebutuhan pasien diluar jam kerja (IRD).

Tercapainya pelayanan kefarmasian dengan mutu, cakupan

dan efisiensi yang optimal melalui pelayanan perbekalan

farmasi pasien rawat darurat.

Terjaminnya pemberian obat secara rasional sesuai

formularium selama 24 jam.

Apotik Rumah Sakit buka 24 jam

Dilaksanakan dengan 2 kali pergantian jaga.

1. Dokter di IRD menulis / memberikan resep kepada pasien..

2. Pasien menyerahkan resep kepada petugas farmasi

3. Petugas farmasi menerima resep.

4. Pasien membayar pada sentral pembayaran

5. Petugas farmasi melakukan peracikan, memberi label/etiket

dan menyiapkan obat, bahan dan alat yang diminta setelah

pasien/keluarnya pasien menyerahkan bukti pelunasan.

6. Petugas farmasi menyerahkan obat, bahan/alat kesehatan

pada pasien.

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

INSTALASI FARMASIPELAYANAN RESEP DI LUAR JAM KERJA (IRD)

NO. No. Revisi: Halaman: 2 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IIDitetapkan

V. UNIT TERKAIT

7. Petugas farmasi mencatat pengeluaran barang farmasi

pada kartu stock dan mencatat dalam buku pencatatan.

8. Petugas farmasi merekap semua pemakaian setiap akhir

bulan dan merekap penulisan.

9. Resep generik dan non generik

10. Petugas Farmasi di apotik IRD membuat laporan kepada

Kepala Instalasi Farmasi paling lambat tanggal 5 bulan

berjalan.

Perawat

Petugas Farmasi

Kepala Instalasi Farmasi

Ria. Listiawaty, S. Farm., AptSIPA : 446/48512/SIPA/DKK/XII/2012

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

PENGHAPUSAN DAN ATAU PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI

NO. 2 No. Revisi: Halaman: 1 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IIDitetapkan

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

Perbekalan farmasi yang sudah kadaluarsa atau rusak tidak

boleh digunakan dan harus dikembalikan ke distributor atau

dimusnahkan.

Untuk penghapusan dan atau pemusnahan perbekalan

farmasi yang sudah kadaluarsa atau rusak.

1. Apabila ada perbekalan farmasi yang kadaluarsa atau

rusak dimusnahkan dengan cara ditanam dengan terlebih

dahulu dilarutkan atau dibakar.

2. Apabila ada perbekalan farmasi yang hampir kadaluarsa

diinformasikan kepada Panitia Farmasi dan Terapi,SMF

dan atau Kepala Instalasi Farmasi untuk ditukar ke

distributor.

1. Apabila ada perbekalan farmasi yang mendekati

kadaluarsa atau rusak petugas Instalasi Farmasi lapor

kepada Kepala Instalasi Farmasi / Wakilnya.

2. a. Perbekalan farmasi yang mendekati kadaluarsa oleh

Kepala Instalasi Farmasi atau Wakilnya

diinformasikan pada Staf Medis Fungsional.

b. Perbekalan farmasi mendekati kadaluarsa atau rusak

diinformasikan kepada distributor, apakah barang

tersebut dapat ditukar.

3. Apabila perbekalan farmasi tersebut ditukar maka barang

diserahkan kepada distributor dengan membuat tanda

terima barang.

4. Tanda terima disimpan oleh petugas gudang dan

diserahkan kembali ke distributor apabila barang

pengganti datang.

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

PENGHAPUSAN DAN ATAU PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI

NO. 2 No. Revisi: Halaman: 2 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IIDitetapkan

V. UNIT TERKAIT

5. Apabila perbekalan farmasi yang kadaluarsa dan atau

rusak tidak dapat ditukar maka dilakukan pemusnahan.

6. Pemusnahan dilakukan bersama dengan petugas IPSRS

dengan cara ditanam atau dibakar dengan incenetor.

Sebelum ditanam atau dibakar barang terlebih dahulu

dihancurkan / dilarutkan.

7. Dibuat berita acara pemusnahan dengan disaksikan oleh 2

(dua) orang petugas dan selanjutnya dilaporkan kepada

Direktur oleh Kepala Instalasi Farmasi serta diarsipkan.

1. Instalasi Farmasi

Kepala Instalasi Farmasi

Ria. Listiawaty, S. Farm., AptSIPA : 446/485-12/SIPA/DKK/XII/2012

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

PENGAWASAN MUTU PENGENDALIAN PERBEKALAN FARMASI

NO. 2 No. Revisi: Halaman: 1/ 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IIDitetapkan

I. PENGERTIAN Yang dimaksud dengan pengawasan mutu dan pengendalian

perbekalan Farmasi adalah stock opname yaitu perhitungan

sisa perbekalan Farmasi baik yang berada di tempat

II. TUJUAN

IV.KEBIJAKAN

VI. PROSEDUR /

KEGIATAN

PELAYANAN

pelayanan Farmasi, gudang Farmasi, ruang perawtan

maupun di Instalasi lain.

Agar dapat mempermudah pengawasan mutu dan atau

pengendalian perbekalan Farmasi.

Setiap bulan sekali diadakan stock opname dan apabila ada

persediaan perbekalan Farmasi yang jarang digunakan dan

atau hamper kadaluarsa diinformasikan kepada anggota

SMF melalui Panitia Farmasi dan Terapi.

1. Setiap bulan dilakukan penghitungan sisa perbekalan

Farmasi baik di tempat pelayanan farmasi, gudang

Farmasi, ruang perawatan serta di Instalasi lain oleh

petugas Instalasi Farmasi maupun petugas ruang

perawatan atau Instalasi lain yang telah ditunjuk.

2. Hasil penghitungan perbekalan Farmasi dicatat pada

lembar yang telah tersedia.

3. Apabila ada perbekalan Farmasi yang rusak atau

kadaluarsa disendirikan dan dilaporkan untuk

dimusnahkan.

4. Apabila ada perbekalan Farmasi yang menumpuk/jarang

digunakan dicatat tersendiri yang selanjutnya untuk

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

PENGAWASAN MUTU PENGENDALIAN PERBEKALAN FARMASI

NO. No. Revisi: Halaman: 2 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IIDitetapkan

V. UNIT TERKAIT

5. Apabila terdapat obat yang hampir kadaluarsa dicatat dan

diletakkan terpisah kemudian diinformasikan kepada

anggota SMF melalui Panita Farmasi dan Terapi dan

atau dikembalikan ke Distributor.

6. Hasil penghitungan dari masing-masing tempat

dikumpulkan dan dibuat laporan oleh Wakil Kepala

Instalasi Farmasi beserta Koordinator kemudian

diteruskan kepada Kepala Instalasi Farmasi setiap awal

bulan April, Juli, Oktober dan Januari.

7. Laporan diarsipkan oleh Wakil Kepala Instalasi Farmasi

dan atau Kepala Instalasi Farmasi.

1. Instalasi Farmasi

2. Semua ruang perawatan.

3. Semua Instalasi yang mengambil perbekalan farmasi.

Kepala Instalasi Farmasi

Ria. Listiwaty, S. Farm., AptSIPA : 446/485-12/SIPA/DKK/XII/2012

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

PENANGANAN KESALAHAN PENYERAHAN PERBEKALAN FARMASI KEPADA PASIEN

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IDitetapkan

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

Yang dimaksud dengan penanganan kesalahan penyerahan

perbekalan farmasi kepada pasien adalah jalan penyelesaian

bila terjadi kesalahan penyerahan perbekalan farmasi kepada

pasien.

Guna memperlancar penanganan apabila terjadi kesalahan

pemberian perbekalan farmasi kepada pasien baik rawat inap

maupun rawat jalan.

1. Apabila terjadi kesalahan penyerahan perbekalan farmasi

kepada pasien rawat jalan maka kepada petugas Instalasi

Farmasi segera lapor kepada Kepala Instalasi Farmasi

dan atau Wakilnya / Koordinator untuk segera dicari jalan

penyelesaiannya.

2. Apabila terjadi pada pasien rawat inap maka apabila

petugas Instalasi Farmasi lebih dahulu mengetahui, maka

harus segera menghubungi petugas ruang perawatan

untuk segera diselesaikan, tetapi sebaliknya apabila

petugas ruang perawatan yang mengetahui lebih dahulu

maka petugas ruang perawatan segera menghubungi

Instalasi Farmasi untuk diselesaikan.

A. Penanganan Kesalahan Penyerahan Perbekalan Farmasi

kepada Pasien Rawat Jalan.

1. Petugas Instalasi Farmasi menginformasikan kepada

Kepala Instalasi Farmasi / Wakilnya / Koordinator.

2. Petugas yang bersangkutan mencari alamat pada

poliklinik asal resep.

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

PENANGANAN KESALAHAN PENYERAHAN PERBEKALAN FARMASI KEPADA PASIEN

NO. No. Revisi: Halaman: 2 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IDitetapkan

V. UNIT TERKAIT

1. Petugas yang bersangkutan / Koordinator / Wakil

Kepala / Kepala Instalasi Farmasi menyampaikan hal

tersebut kepada dokter / dokter gigi penulisan resep.

2. Kepala Instalasi Farmasi / wakilnya / koordinator

menunjuk petugas Instalasi Farmasi untuk

menyelesaikan kesalahan tersebut.

3. Petugas yang ditunjuk mendatangi rumah pasien yang

salah menerima perbekalan farmasi dengan membawa

penggantinya.

4. Petugas tersebut menyampaikan penggantia

perbekalan farmasi dengan kata-kata yang asertif

kepada pasien / keluarganya.

5. Petugas melapor kepada Kepala Instalasi farmasi.

6. Kejadian tersebut ditulis pada buku yang tersedia.

B. Penanganan Kesalahan Penyerahan Perbekalan farmasi kepada

Pasien Rawat Inap.

1. Petugas Instalasi farmasi segera menghubungi petugas ruang

perawatan dimana pasien dirawat atau petugas ruangan

perawat menghubungi petugas Instalasi Farmasi.

2. Petugas Instalasi farmasi menyelesaikan hal tersebut dengan

petugas ruang perawatan.

3. Petugas yang bersangkutan menginformasikan kepada

Koordinator / Wakil Kepala / Kepala Instalasi Farmasi.

4. Kejadian tersebut ditulis pada buku yang tersedia.

Instalasi Farmasi

Kepala Instalasi Farmasi

Ria. Listiawaty, S.Farm.,AptSIPA : 446/485-12/SIPA/DKK/XII/2012

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

KONSELING DAN INFORMASI PERBEKALAN FARMASI KEPADA PASIEN / KELUARGANYA

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IDitetapkan

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

V. UNIT TERKAIT

1. Informasi penggunaan perbekalan farmasi kepada pasien /

keluarganya diberikan pada saat pemberian perbekalan

farmasi.

2. Konsultasi farmasi dilaksanakan kepada pasien yang

menggunakan perbekalan farmasi secara rutin (penderita

hipertensi, diabetes, TBC)

Agar pelayanan farmasi dapat lebih optimal dan dapat

memberikan penjelasan kepada pasien perihal penggunaan

perbekalan farmasi

1. Setiap penyerahan perbekalan farmasi kepada pasien/

keluarganya harus dengan penyampaian informasi

penggunaan perbekalan farmasi tersebut trmasuk efek

samping yang mungkin ditimbulkan saat penggunaan obat.

2. Setiap pasien yang menderita penyakit kronis (hipertensi,

diabetes, TBC) dilakukan konseling.

1. Pasien / keluarganya (hipertensi, diabetes, TBC) dalam

penyerahan resep dipanggil ke ruang yang tersedia.

2. Pasien / keluarganya diberi informasi oleh apoteker.

3. Pasien / keluarganya dapat meminta penjelasan kepada

apoteker.

4. Apoteker memberikan penjelasan tentang penggunaan dan

efek obat tersebut.

5. Apoteker pemberi konsultasi menulis pada buku yang

tersedia.

Instalasi Farmasi

Kepala Instalasi Farmasi

Ria Listiawaty, S.Farm., Apt SIPA : 446/485-12/SIPA/DKK/XII/2012

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

PENYIMPANAN OBAT NARKOTIKA

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IDitetapkan

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

Yang dimaksud dengan penyimpanan obat narkotikadalah

penyimpanan obat tersebut di almari khusus narkotik.

1. Demi tercapainya pengamanan, pemantauan dan

pengawasan obat narkotika maka penyimpanan obat

narkotika (khususnya pethidin/morphin injeksi) hanya di

Instalasi Farmasi.

2. IRD boleh menyimpan untuk kasus darurat sejumlah

maksimal 2 ampul.

1. Semua obat narkotika disimpan di Instalasi Farmasi pada

lemari khusus.

2. Ruang perawatan tidak diperbolehkan menyimpan obat

narkotika untuk persediaan.

3. IRD dan IBS diperkenankan menyimpan obat narkotika pada

temapat / lemari khusus maksimal 2 (dua) ampl, untuk

persediaan kasus darurat maksimal 1 (satu) ampul.

4. Penyimpanan narkotika di RSB.GIA LESTARI didasarkan

pada UU Narkotika.

1. a. Ruang / Instalasi lain yang mempunyai persediaan

narkotikdiserahkan ke Instalasi Farmasi oleh petugas

dengan bukti serah terima.

b. IRDbila mempunyai persediaan narkotika lebih dari 2 (dua)

ampul dan ICU lebih dari 1 (satu) ampul diserahkan ke

Instalasi Farmasi oleh petugas dengan bukti serah terima.

2. Di Instalasi Farmasi obat narkotika tersebut disimpan di

lemari khusus dan dicatat pada buku penitipan obat

narkotika.

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

PENYIMPANAN OBAT NARKOTIKA (PETHIDIN/MORPHIN INJEKSI)

NO. No. Revisi: Halaman: 2 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IDitetapkan

V. UNIT TERKAIT

3. Apabila ruang perawatan / instalasi lain yang menitipkan

memerlukan segera, petugas yang bersangkutan segera

telepon ke Instalasi Farmasi.

4. Petugas Instalasi Farmasi segera mengirim obat narkotika

tersebut ke Ruang Perawatan / Instalasi lain atau petugas

ruang perawatan / instalasi lain ke Instalasi Farmasi

mengambil oabt narkotika tersebut dengan bukti serah

terima.

5. Dalam bukti serah terima ditulis tanggal, nama pasien, ruang

perawatan / instalasi lain dan jumlah obat narkotika yang

diserahterimakan serta ditandatangani oleh penerima dan

yang menyerahkan.

1. Instalasi Rawat Inap

2. Instalasi Rawat Darurat

3. Instalasi Farmasi

Kepala Instalasi Farmasi

Ria. Listiawaty, S.Farm.,AptSIPA : 446/485-12/SIPA/DKK/XII/2012

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

PENYIMPANAN BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 1

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IIDitetapkan

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

V. UNIT TERKAIT

Yang dimaksud dengan penyimpanan bahan yang mudah

terbakar adalah penyimpanan bahan kimia yang mudah terbakar

pada tempat tertentu.

Agar bila terjadi kontaminasi dan atau kebakaran mudah dan

cepat penanggulangannya.

Bahan kimia yang mudah terbakar (alkohol) disimpan pada

tempat yang dekat dengan aliran air / wastafel dan pintu keluar

serta APAR (Alat Pemadam Kebakaran Ringan)

1. Apabila ada pembelian / pengiriman bahan kimia yang

mudah terbakar (alkohol) diterima oleh petugas gudang

Instalasi Farmasi.

2. Kemudian bahan kimia tersebut disimpan / diletakkan pada

tempat penyimpanan khusus bahan yang mudah terbakas

yaitu dekat dengan wastafel dan pintu keluar serta APAR

(Alat Pemadam Kebakaran Ringan).

Instalasi Farmasi

Kepala Instalasi Farmasi

Ria. Listiawaty, S.Farm.,AptSIPA : 446/485-12/SIPA/DKK/XII/2012

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

PENCATATAN DAN PELAPORAN PENGGUNAAN PERBEKALAN FARMASI

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IDitetapkan

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

Semua penggunaan dan penyaluran perbekalan farmasi dicatat

dan dilaporkan sesuai dengan ketentuan.

Agar pencatatan dan pelaporan penggunaan perbekalan farmasi

berjalan dengan tertib administrasi.

1. Pencatatan pengeluaran perbekalan farmasi dari Instalasi

Farmasi dilakukan setiap hari pada buku yang tersedia.

2. Pelaporan pengeluaran perbekalan farmasi komponen B,

pelayanan obat generik, obat narkotika dan psikotropika

dibuat setiap awal bulan.

1. Setiap hari setelah resep dilayani atau setelah terjadi

penyerahan perbekalan farmasi baik kepada pasien maupun

poliklinik / ruang perawatan / Instalasi lain.

2. Hasil rekapan setiap awal bulan dibuat laporan pemakaian

perbekalan farmasi pada pasien umum, pemakaian narkotik

dan psikotropika, pemakaian obat OKT,pemakaian obat

generik.

3. Laporan dikumpulkan oleh koordinator / petugas yang

ditunjuk kemudian diserahkan kepada Kepala Instalasi

Farmasi.

4. Kepala Instalasi Farmasi menyerahkan laporan tersebut

kepada Subag Tata Usaha untuk diteruskan sesuai dengan

ketentuan.

5. Kepala Instalasi Farmasi dan atau Wakilnya menyiapkan

arsip laporan.

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

PENCATATAN DAN PELAPORAN PENGGUNAAN PERBEKALAN FARMASI

NO. No. Revisi: Halaman: 2 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IIDitetapkan

V. UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi

Kepala Instalasi Farmasi

Ria. Listiawaty, S.Farm.,AptSIPA : 446/485-12/SIPA/DKK/XII/2012

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

INSTALASI FARMASIPELAYANAN RESEP/DO PENDERITA RAWAT INAP

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IDitetapkan

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

Pelayanan resep/daftar obat penderita rawat inap adalah kegiatan

pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan

pasien rawat inap di Rumah Sakit dengan sistem resep

perorangan melalui daftar obat pasien.

Tercapainya pelayanan kefarmasian dengan mutu cakupan

dan efisiensi yang optimal melalui pelayanan perbekalan

farmasi pasien rawat inap.

Terjaminnya pemberian obat secara rasional sesuai DPHO.

Dilaksanakan setiap hari pada jam kerja

Melayani pasien :

o Umum

1. Dokter menulis resep pada status pasien di ruang rawat inap.

2. Petugas ruangan memberikan resep kepada pasien.

3. Pasien menyerahkan resep kepada petugas farmasi.

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

INSTALASI FARMASIPELAYANAN RESEP/DO PENDERITA RAWAT INAP

NO. No. Revisi: Halaman: 2 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IDitetapkan

V. UNIT TERKAIT

VI. DOKUMEN

TERKAIT

6. Petugas farmasi melakukan peracikan, memberi label/etiket dan

menyiapkan obat, alat/bahan yang diminta dan mencatat

pengeluaran pada kartu stock.

7. Petugas farmasi mencatat pengeluaran obat, bahan dan alkes

perhari, perpasien pada buku pencatatan.

8. Petugas farmasi menyerahkan barang farmasi yang diminta

kepada petugas ruangan (perawat).

9. Petugas ruangan menandatangani bukti penerimaan barang

pada arsip di Instalasi Farmasi.

10. Petugas ruangan menyerahkan barang farmasi kepada pasien

di ruangan.

11. Petugas di ruangan merekap semua pemakaian pasien selama

perawatan.

12. Pasien membayar pada sentral pembayaran sebelum pulang.

13.Petugas farmasi membuat rekapan/laporan pemakaian dan

penggunaan barang farmasi setiap bulan untuk diserahkan

pada ......................... paling lambat tgl 10 bln berjalan.

SMF

Perawat

Formularium

DOEN

Resep

Kartu stock

Kepala Instalasi Farmasi

Ria. Listiawaty, S.Farm.,AptSIPA : 446/485-12/SIPA/DKK/XII/2012

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

INSTALASI FARMASIPELAYANAN RESEP DI LUAR JAM KERJA (IRD)

NO. No. Revisi: Halaman: 1 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IIDitetapkan

I. PENGERTIAN

II. TUJUAN

III. KEBIJAKAN

IV. PROSEDUR

Pelayanan resep di luar jam kerja (IRD) adalah kegiatan

pendistribusian/pelayanan perbekalan farmasi untuk memenuhi

kebutuhan pasien diluar jam kerja (IRD).

Tercapainya pelayanan kefarmasian dengan mutu, cakupan

dan efisiensi yang optimal melalui pelayanan perbekalan

farmasi pasien rawat darurat.

Terjaminnya pemberian obat secara rasional sesuai

formularium selama 24 jam.

Apotik Rumah Sakit buka 24 jam

Dilaksanakan dengan 3 kali pergantian jaga.

11. Dokter di IRD menulis / memberikan resep.

12. Petugas di IRD mengentry resep tersebut di komputer dan

memberi nomor register.

13. Nomor register dibawa/antar ke apotik.

14. Petugas farmasi memanggil nomor register yang dimaksud

pada komputer.

15. Data disimpan sesuai nomor kemudian di cetak 3 rangkap.

o Rangkap 1 untuk pasien

o Rangkap 2 untuk petugas

o Rangkap 3 untuk Instalasi Farmasi

16. Pasien membayar pada sentral pembayaran

17. Petugas farmasi melakukan peracikan, memberi label/etiket

dan menyiapkan obat, bahan dan alat yang diminta setelah

pasien/keluarnya pasien menyerahkan bukti pelunasan.

18. Petugas farmasi menyerahkan obat, bahan/alat kesehatan

pada pasien.

RSIA BAHAGIAJL.Minasa UpA Blok H9 No. 7

INSTALASI FARMASIPELAYANAN RESEP DI LUAR JAM KERJA (IRD)

NO. No. Revisi: Halaman: 2 / 2

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Terbitan IIDitetapkan

V. UNIT TERKAIT

VI. DOKUMEN

TERKAIT

19. Petugas farmasi mencatat pengeluaran barang farmasi

pada kartu stock dan mencatat dalam buku pencatatan.

20. Petugas farmasi merekap semua pemakaian setiap akhir

bulan dan merekap penulisan.

21. Resep generik dan non generik

22. Petugas Farmasi di apotik IRD membuat laporan kepada

Kepala Instalasi Farmasi paling lambat tanggal 5 bulan

berjalan.

SMF

Perawat

Petugas Farmasi

Formularium

Kartu Stock

Resep

Kepala Instalasi Farmasi

Ria. Listiawaty, S.Farm.,AptSIPA : 446/485-12/SIPA/DKK/XII/2012