SPM kesehatan
-
Upload
muhammad-taufiqul-hadi -
Category
Documents
-
view
245 -
download
0
Transcript of SPM kesehatan
Standard Pelayanan Minimal (SPM)Pelayanan Bidang Kesehatan
Oleh:Mohammad Abdullah
Batasan• SPM Kesehatan adalah tolok ukur kinerja pelayanankesehatan
yang diselenggarakan Daerah Kabupaten/Kota.• SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
• Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indikator dan nilai (benchmark).
• Pelayanan Kesehatan dipilah menjadi 2 :1. Pelayanan Kesehatan Wajib2. Pelayanan Kesehatan Pengembangan
Batasan• Pelayanan Kesehatan Wajib dibagi menjadi:
1. Pelayanan Kesehatan Dasar2. Pelayanan Kesehatan Rujukan3. Penyelidikan Epidemiologi dan
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)4. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
• Pelayanan Kesehatan Pengembangan : Pelayanan kesehatan diluar 4 diatas, sesuai dengan kebutuhan spesifik lokal daerah masing-masing.
Batasan lanjutan……..
• Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat pelayanan.
Lanjutan…..
• Di luar jenis pelayanan wajib, Kabupaten/Kota tertentu wajib menyelenggarakan jenis pelayanan sesuai kebutuhan, karakteristik, dan potensi daerah.
Fungsi SPM• Menjamin terselenggaranya mutu pelayanan dasar
kepada masyarakat secara merata.• Menjamin tercapainya kondisi rata-rata minimal yang
harus dicapai pemerintah sebagai penyedia pelayanan kepada masyarakat.
• Pedoman pengukuran kinerja penyelenggaraan bidang kesehatan.
• Acuan prioritas perencanaan daerah dan pembiayaan APBD bidang kesehatan dalam melakukan pengevaluasian dan monitoring pelaksanaan pelayanan kesehatan.
Tujuan SPM• Pedoman bagi Puskesmas dalam penyelenggaraan
layanan kepada masyarakat.• Terjaminnya hak masyarakat dalam menerima
suatu layanan.• Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan
alokasi anggaran yang dibutuhkan.• Alat akuntabilitas Puskesmas dalam
penyelenggaraan layanannya.• Mendorong terwujudnya checks and balances.• Terciptanya transparansi dan partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan puskesmas.
Legal Aspect
Dasar:• Peraturan Pemerintah no. 65 tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal
• SK Menkes RI no. 1457/Menkes/SK/X/2003Terdapat 54 Indikator
• SK Menkes RI no. 741/Menkes/Per/VII/2008Terdapat 18 indikator
Implikasi Penerapan SPM
• Alokasi Dana• Pemenuhan SDM• Kelembagaan• Pemenuhan Sarana Prasarana• Penyelenggaraan Sistem Informasi• Kerja sama antar daerah
Daerah harus mempunyai kapasitas dan Kompetensi untuk mendukung Pencapaian SPM
Program Kesehatan Wajib
1. Kesehatan ibu & anak, termasuk KB2. Pencegahan & pemberantasan penyakit3. Perbaikan gizi masyarakat4. Pengobatan dasar5. Promosi kesehatan6. Kesehatan lingkungan
Program Kesehatan Tambahan
• Kesehatan Kerja• Kesehatan gigi dan mulut• Usaha Kesehatan Sekolah• Upaya Kesehatan Jiwa • Perawatan Kesehatan Masyarakat, dsb.
Indikator dan Target Cakupan
1. Pelayanan Kesehatan Dasar1. Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 sebanyak 95% pd
tahun 20152. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani mencapai
80% pada tahun 20153. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Nakes yg memiliki
kompetensi kebidanan 90% pd tahun 20154. Cakupan pelayanan nifas 90% pd tahun 20155. Cakupan neonatus dengan komplikasi yg ditangani 80%
pada tahun 20106. Cakupan kunjungan bayi 90% pd tahun 20107. Cakupan desa/kelurahan dengan UCI 100% pd th. 2010
Lanjutan……8. Cakupan pelayanan anak balita 90% pd tahun 20109. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI anak
usia 6-24 bulan keluarga miskin 100% pd tahun201010. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100%
pd tahun 201011. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat 100% pd tahun 201012. Cakupan peserta KB aktif 70% pd tahun 201013. Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit 100% pd tahun 201014. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masy. Miskin
100% pd tahun 2015
2. Pelayanan Kesehatan Rujukan
1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% pd tahun 2015
2. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) kabupaten/kota 100% pd tahun 2015
3. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam 100% pada tahun 2015
4. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan Desa Siaga aktif 80% pada tahun 2015
Pelayanan untuk mewujudkan indikator SPM
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak• Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) (K-1 dan K-4)
Frekuensi: 1 X pd trimester I, 1X pd trimester II dan 2X pd trimester III- Pemeriksaan fisik dan anthropometri, tinggi fundus uteri- Pemeriksaan laboratorium (Hb)- Imunisasi TT- Pemberian tablet besi (Fe) dan kapsul Iodium- Pemeriksaan penunjang lain (sesuai kebutuhan) (biasanya protein urine, pemeriksaan spesifik)- Konseling
Pelayanan KIA (lanjutan ….)
• Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
• Kelas Ibu hamil• Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
- Kemitraan bidan dengan dukun• Post Natal Care (Kunjungan Pasca Persalinan/
masa nifas)
Penemuan dan Penanganan Komplikasi Kebidanan
• Perdarahan (antepartum maupun post partum)Karena: aborsi, lepas plasenta secara prematur, atonia uteri, retensio plasenta, robekan jalan lahir.
• Pre eklampsia• Infeksi jalan lahir
Karena: ketuban pecah dini, partus lama, antiseptik yg tdk benar oleh penolong persalinan, pemeriksaan vaginam yg tdk bersih/terlalu sering, hubungan sex setelah ketuban pecah, sisa jaringan plasenta, sisa abortus, perdarahan.
Komplikasi (lanjutan)• Anemia
bila Hb darah < 11 gr%• Kurang Energi Kronik
dilihat dari lingkar lengan atas (LILA), bila LILA < 23,5 cm, dikategorikan KEK
• Gestational diabetes
Pelayanan Neonatal
• Kunjungan neonatal: - KN-1 : 24 jam pertama pasca persalinan
Memastikan pernafasan spontanMencegah hypoxia sekunderMenemukan kelainanMencegah dan menangani hypothermia
- KN-2 : 3 hari s/d 1 minggu pertama- KN-3 : minggu pertama s/d 28 hari
Perlakuan kunjungan masa nifas
• Kunjungan 6 jam pertama, 6 hari pertama, 6 minggu pertama
• Pemeriksaan ibu dan bayi• Pencegahan infeksi pd ibu maupun bayi• Pemeriksaan anemia• KIE (ASI, tanda bahaya, perawatan diri dan
bayi)
Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
• Imunisisasi Lengkap (BCG, HB, DPT, Polio, Campak)• Surveilans penyakit menular oleh vektor binatang
(malaria, DBD)• Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit menular
Khronis (Tb paru, kusta, HIV/Aids)• Pencegahan dan penananan penyakit menular akut
(ISPA, Diare)• Pencegahan dan penanganan penyakit tidak menular• Penanggulangan KLB (Wabah)
Program Perbaikan Gizi Masyarakat• Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak (balita) di
Posyandu dan DDIDTKA• Penemuan dan penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang
pada balita:- Penanganan penyakit penyerta- Pemberian Makanan Tambahan (PMT)- Kelas gizi (bagi ibu dengan balita gizi buruk dan gizi kurang) dan konseling gizi- Pemberian vitamin A dan bayi dan balita
• Pemberian supplemen bagi ibu hamil- Fe 90 tablet pd ibu hamil- Kapsul Iodium
Program Pengobatan
• Pelayanan rawat jalan di puskesmas dan jaringan pelayanan di bawahnya (Pustu) dan poskesdes termasuk IGD puskesmas
• One day care di puskesmas• Pelayanan PONED di puskesmas perawatan• Pelayanan rawat inap di puskesmas perawatan• Penyelenggaraan Sistem rujukan• Implementasi quality assurance
Program Promosi Kesehatan
• Penyuluhan masal• Penyuluhan Kelompok• Pengembangan Desa Siaga• Pembuatan media promosi kesehatan• Pemasyarakatan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)• Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya
Kesehatan (pengembangan Posyandu, UKBM)
Kesehatan Lingkungan
• Penyehatan air minum/Pengawasan kualitas air minum
• Pemasyarakatan Jamban/STBM (untuk mencapai ODF)
• Inspeksi dan penyehatan tempat-tempat umum
Desa Siaga
• Adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan secara mandiri dalam rangka mewujudkan desa sehat
Kriteria Desa Siaga• Memiliki Pelayanan Kesehatan (Pos Kesehatan
Desa/Poskesdes)• Memiliki Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) : posyandu, pos obat desa dsb• Memiliki Sistem Surveilans (penyakit, faktor risiko) berbasis
masyarakat• Memiliki kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat
(penyakit, bencana dsb) berbasis masyarakat• Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat• Memiliki Lingkungan Sehat• Masyarakatnya berperilaku hidup bersih dan sehat
32
DESA SIAGA MANDIRI MEMENUHI SELURUH KRITERIA
DESA SIAGA PRATAMAMEMENUHI KRITERIA 1, 2 & 3
DESA SIAGA MADYAMEMENUHI KRITERIA 1, 2, 3 & 4
4 TINGKATAN
DESA SIAGA
- YANKES DASAR- UKBM- SURVEILANS
- YANKES DASAR- UKBM- SURVEILANS- KESIAGAAN
- SEMUA
DESA SIAGA PURNAMA MEMENUHI KRITERIA 1, 2, 3, 4 & 5
- YANKES DASAR- UKBM- SURVEILANS- KESIAGAAN- PEMBIAYAAN
Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan2. Bayi diberikan ASI eksklusif sampai dg umur 6 bulan3. Menimbang balita tiap bulan4. Menggunakan air bersih5. Mencuci tangan pakai sabun6. Menggunakan jamban sehat7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu8. Makan dengan menu gizi seimbang9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari10.Tidak merokok di dalam rumah
P4K ( Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi )
• Merupakan upaya terobosan dalam rangka percepatan penurunan AKI dan bayi baru lahir melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan serta kepedulian keluarga, suami masyarakat dalam peningkatan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
34
35
Tujuan Umum P4K dengan stiker
Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir melalui :peningkatan peran aktif keluarga, masyarakat dalam:• merencanakan persalinan yang aman dan • persiapan menghadapi komplikasi dan tanda
bahaya kebidanan bagi ibu Ibu selamat melahirkan bayi yang
sehat.
36
Manfaat P4K dengan stiker1.Terdatanya ibu hamil
2. Persalinan terencana
3. Komplikasi dicegah & ditatalaksana adekuat
4. Peningkatan peran serta masyarakat
• Identitas ibu hamil, • Tempat tinggal ibu hamil
• Kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan bila terjadi komplikasi saat kehamilan-persalinan-nifas• Calon donor darah• Transportasi & pembiayaan bila terjadi komplikasi• Dukungan dari Tokoh Masyarakat, Kader, Dukun
• Status kehamilan, taksiran persalinan• Penolong dan pendamping persalinan, fasilitas tempat persalinan• Kontrasepsi pasca bersalin
Kesiapan Menghadapi Kelahiran bagi Ibu dan Keluarga
Mengenali tanda-tanda bahaya Merencanakan penolong persalinan Merencanakan Tempat Persalinan Merencanakan penatalaksanaan
komplikasi yang terjadi Menghemat uang atau mengakses
dana (tabulin) Mengatur transportasi
Isi Stiker P4K
• Nama ibu hamil• Taksiran Persalinan• Penolong Persalinan• Tempat Persalinan• Pendamping Persalinan• Transport yang digunakan• Calon pendonor darah
Siapa Penanggung Jawab Pelaksanaan SPM?
• Bupati/walikota bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan kesehatan sesuai SPM Kesehatan
• Dinas Kesehatan Kabupaten berperan sebagai koordinator operasional pelaksanaan SPM bidang kesehatan
• Penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM dilakukan oleh petugas kesehatan sesuai kualifikasi dan kompetensinya.
Pelaporan & Monev Penyelenggaran SPM
• Bupati/walikota melaporkan kinerja penerapan dan pencapaian SPM tiap tahun kepada Menteri Kesehatan
• Atas dasar pelaporan tersebut, Menkes memberikan pembinaan teknis
• Menteri Kehatan melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan SPM oleh Pemda sebaga upaya menjamin akses dan mutu pelayanan kesehatan
• Monitoring dilakukan oleh gubernur sbg wakil pemerintah pusat kepada Pemda Kabupaten/Kota
Manfaat Hasil Monev
• Sbg input utk pengembangan kapasitas pemda dlm pencapaian SPM kesehatan
• Sbg bahan pertimbangan dlm pembinaan dan pengawasan penerapan SPM termasuk pemberian penghargaan
• Bahan pertimbangan pemberian sanksi kepada daerah yg gagal mencapai SPM kesehatan dlm batas waktu yg ditentukan
Pengawas Pelaksanaan SPM
• Menteri Kesehatan dalam melakukan pengawasan teknis dibantu oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan.
• Gubernur selaku wakil pemerintah di daerah dalam melakukan pengawasan teknis dibantu oleh Inspektorat Provinsi berkoordinasi dengan Inspektorat Kabupaten/Kota.
Alur Pelaporan SPM
Presiden
Mendagri Menkes
GubernurDinkes Propinsi
Bupati/walikota
Dinkes Kab/kotalaporanLaporan online
Feedback online
Terima Kasih