SPLN_52-2_1985

30
\ ffiT-A,ruffi"&.SR I-'EFUSAHAAN UMUfuI LISTRIK NEGARA , L.f :. Lampiran Surat Keputusan Direksi pLN No.: 017/DlR/85 tanggat 15 Januari t9B5 ) F3CSLA F]EINGASMAhIAT SESTHNR BA(3IATU trlLrA: (EEINEtrTATCItrl i I a -t ! i l DEPARTEMEru PERTAMBANGAN DAN, .ENERGI PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA JALAN TRUNOJOYO BLOK M I/135 KEBAYORANBARU JAKARTA

Transcript of SPLN_52-2_1985

Page 1: SPLN_52-2_1985

\

ffiT-A,ruffi"&.SRI - 'EFUSAHAAN UMUfu I L ISTRIK NEGARA

, L . f : .

Lampiran Surat Keputusan Direksi pLN

No. : 017/D lR/85 tanggat 15 Januar i t9B5

)

F3CSLA F]EINGASMAhIAT SESTHNR

BA(3IATU trlLrA: (EEINEtrTATCItrl

i

Ia

-t

!

il

D E P A R T E M E r u P E R T A M B A N G A N D A N , . E N E R G I

PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARAJALAN TRUNOJOYO BLOK M I /135 KEBAYORAN BARU JAKARTA

Page 2: SPLN_52-2_1985

Ti

*i

SPLN 52-2 : l98i

POLA PENGAF,TANAN S6TEM

BAGIAN DUA: GENERATOR

I

5

*o-.:

*

ffi

Dizusun oleh:l. Kelompok pembakuan Bidang Transrnisi

dengan Surat Kepxrtusan Di"reksi p+rusahaan Umum Listrik Negara No.!ozslDrR/sr tanggal 5 Aprit iggj

Z 5:lo-ryk Kerja pola pengamarnanJrstem dengan Surat Keputusan Direk_tur Pusat penyelidikan MasAaf, K;lis-trikan No.: C|\ilLMK/84 r"r,ggJ-- )lPebruari 1984.

Diterbitkan oleh:DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGIPerusa'aan Umum Listik Nes;Jl. Tnrnojoyo BIok M lltl,s K"b;;; Baru

JalcartaI 985

Page 3: SPLN_52-2_1985

f*T

Page 4: SPLN_52-2_1985

SPLN 52-2 : 1985

-

SUSUNAN ANGGOTA KELOTVIPOK PEh{BAKUAN BNANG TRANSMISI

Berdasarkan Surat Keputusan Direlcsi Perusahaan Unium Listrik FJegara

No.! O2SlDIR/tl tanggal 5 April 1983

l . Kepala Dinas Pembakuan,(ex-off icio) *)

2. (Ditetapkan kemudian)

3. I r . Soenar jo Sastrosewojo

4. (Di te tapkan kemudian) '

5 . I r . Moel jad i Oet j i6 . I r . Komar i7. I r . Sambodho Sumani8. I r . Yuzwar Lutan9. I r . P. S ihombing

10. I r . Dj i teng Marsudil l . I r . I r . Woer ja rd joL2. lr . Rosid13. I r . R. Moh. HosenI 4. I r . Soewad j i15. I r . Gumirang16. I r . J . Soekar toL7. Ir . Nabris Katib

Pusat Penyel id ikan fu lasalah Kel is t r ikanSebagai Ketuamerangkap Anggota TetapSebagai Ketua Har ianmerangkap Anggota TetapSebagai Sekretar ismerangkap Anggota TetapSebagai \Vaki i Sekretar ismerangkap Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota Tetap.

U SUSUNAN ANGGOTA KELOMPOK-KERJA POLA PENGAMANAN SISTEM

Surat Keputusan Direktur Pusat Penyelidikan- Masalah Kelistrikan-No.: 006 /LMK/E4 tanggal 23 Pebruari l9E4

1. I r . Dj i teng Marsudi

2. l r . Eden Napitupulu

3. I r . Komari4. I r . Mahmud Junus5. lr. J. Soekarto6. I r . Moel jadi Oet j i7. lr. Sambodho Sumani8. Ir. Soemarto Soedirman9. I r . Roswiem Roeslan

10. I r . Nabris Kat ib11. I r . Demdem RochadarL2. lr. J. S. Siringo-ringo

Ketuamerangkap AnggotaSekretarismerangkap AnggotaAnggotaAnggotaAnggotaAnggotaAnggotaAnggotaAnggotaAnggotaAnggotaAnggota.

qf Mahmud Junus

- i i i -

Page 5: SPLN_52-2_1985
Page 6: SPLN_52-2_1985

SPLN 52-2 : 1985

Daftar is i

S a t u - R u a n g L i n g k u p d a n T u j u a n . . . . . . . o . . . . . . . . . . .

D u a - D g f i n i s i . . . . r . D . . . . . . . o . . . . . . . . . . r . . . . .

T iga - Pola Pengamanan Generator dan . . . . . . . . . . . . . . .Penerapannya d i L ingkungan PLN

i - s a l E m p a t - P o l a P e n g a m a n a n G e n e r a t o r . . . . - . o - - o . . . . o - .

Y . i g e l 1 A - P o t a P e n g a m a n a n G e n e r a t o r ' . . . . . . o . . . . o . . , . .(Menurut Macam Rela i )

1II

2

l 9

2 t

? "sa lP : s a l^ - - ^ l: - : ) d r

Halainan

23T . \ B E L l B - P o l a P e n g a m a n a n G e n e r a t o f . . . . o . . . . . . . . . . . o .(Menurut Kapasitas Generator)

v

- v -

Page 7: SPLN_52-2_1985

!SPLN 52-2 : l98i

POLA PENGAMANAN S6TEMBagian Dua: Generator

Pasal Safu

Ruang Lingkup dan Tujuan

Ruang Lingkup

standar in i d imaksudkan untuk menetapkan pola pengamanan bagi s istempembangkitan, t ransmisi 65 kv dan 150 kv serta s istem distr ibusi 6 kv dan20 kv' standar pola pengamanan sistem ini terdir i dar i 3 bagian yai tu:- Bagian Satu: A. Sistem Transmisi 65 kV

B. Sistem Transmisi l i0 kVC. Transf ormator 150 /66 kV , I5O /20 kV dan 66120 kV .

- Bagian Dua: Generator.- Bagian Tiga: s istem Distr ibusi 5 kv dan 20 kv.Publ ikasi in i meriput i Bagian dua: Generator.

c a t a t a n : Y a n g d l m a k s u d d e n g a n g e n e r a t o r l a l a h g e n e r a t o r u n t u k p L T u ,P L T G ' P L T P d a n P L T A , S e d a n g u n t u k P L T D d l a t u r d a l a m s p L N4 7 - 4 : r g B l t e n t a n g P e m b a k u a n P L T D , B a g l a n E m p a t : K o n t r o r d a n, p e n g a m a n a n .

2. Tujuan

Tujuannya ia lah untuk member ikan pegangan yang terarahperencanaan pengamanan sistem pembangkitan, transmisiserta sistem distr ibusi 6 kV dan 20 kV.

dan seragam bagi

66 kV dan t iO kV

3. Pengamarun Unit

Pola pengamanan

penaik.

Pasal Dua

Definisi *)

(Unit protection)

yang mencakup sekaligus generator dan transf ormator

4. Transformator Blok

Transformator yang terpasang pala pengamanan unit.---*) Lihat juga Bagian Satu: A., B. dan C.(SPLN ii7 _l).

l -

Page 8: SPLN_52-2_1985

SPLN 52-2 : 1935

Pendahuluan

Pengamanan generator disusun atas dasar beberapa pemikiran dasar sebagaiber ikut :

a. Generator berada dalam pusat l is t r ik yang d i jaga o leh operator .adalah petugas yang terlat ih sehingga diharapkan dapat turuts ipasi da lam pengamanan generator .

b ' Penyebab 8an88uan dalam s is tem yang terbesar adalah pet i r . Leta l< ge-nerator pada umumnya t idak langsung berdekatan dengan bagian s is temyang ser ing terkena pet i r ya i tu sa luran udara. Kecual i pada generatoryang langsung ( t lOat< mela lu i t ransformator) berhubungan dengan SUTRatau SUTM kemungkinan terkena pet i r adalah leb ih besar namun suTRrelat i f jarang terkena pet i r d ibanding dengan sUTIr4 dan suTT.

c ' Arus hubungsingkat generator dapat leb ih kec i l dar i pada arus beban no-minalnya sebagai akibat besarnya real<tans keadaan tetap dari generator.

d' Kerusakan generator si f atnya relat i f lebih mengganggu daripada kerusakanbagian la innya dalam s is tem. o leh karenanya pengamanan generator harusmencegah ter jad inya kerusakan generator dan juga harus mencegah pMBgenerator ikut ja tuh terhadap Bangguan yang ada d i seks i ber ikutnya.

PLN pada saat in i men8operasikan generator dengan daya terpasang mula idar i 25 kvA sampai dengan 250 [4vA dan dalam"tahun r9g4 generator pLTUsuralaya dengan daya terpasang 500 fvlvA akan beroperasi. standar inimeni t ikberatkan pengamanan generator yang ber tegangan t inggi namundemikian jangkauannya masih cukup luas sehingga perlu ada kategori g"-nerator sepert i ter l ihat pada Tabel I Pengamanan generator dalam pasalEmpat .

Per lu pula d i ingat bahwa pengamanan generator t idak dapat lepas dar i sya-rat -syarat desain generator , mesin ' penggerak generator maupun polapengamanan pusat l is t r ik secara keseluruhan.

Pasal

trola Pengarnanan Generator dan

- Tiga

Penerapannya di Lingkungan pLN

menyebabkan pMB generator ja tuh ada 3 macam:PI! '18 generator

Operator

berpart i-

Gangguan Generator

Letak gangguan yang

a. Gangguan di depan

- 2 -

Page 9: SPLN_52-2_1985

t

b .

SPLN 52-2 : 1985

Gangguan in i dapat ter jad i d i re l pusat l is t r ik , d i insta las i pemakaian sen-

d i r i dar i pusat l is t r ik maupun d i luar pusat l is t r ik tempat generator yang

bersangkutan berada.

Gangguan d i be lakang PMB generator

Gangguan in i dapat ter jad i da lam generator baik pada rangi<aian sta ior .

maupun pada rangkaian rotor ( l i l i tan kutub), rangkaian medan penguat

atau d i tempat la in yang ter le tak antara t rafo arus yang terdekat dengan

ti t ik netral generator sampai trafo arus yang terdekat dan berada di be-

lakang PMB generator .

Gangguan mekanis

Gangguan in i dapat ter jad i da iam insta las i penggerak atau pacia bagian

mekanis dar i generator seper t i banta lan atau s is tern pendingin yanB

menyebabkan (memer lukan) ja tuhnya PMB generator .

Pengamanan generator memperhat ikan 3 macam gangguan generator ter -

sebut d i a tas dan re la i - re la i d ip i l ih untuk mengamankan generator terhadap

3 macam gangguan tersebut . Karena a lat pengaman memer lukan b iaya in-

vestas i maka pemi l ihan a lat pengaman harus pula memperhat ikan kemung-

kinan terjadinya gangguan serta resiko yang bisa diakibatkan oleh suatu

ganBguan. Sebagai contoh dapat d i l ihat angka gangguan generator dalam

sistem interkoneksi Jawa yang d ibagi a tas gangguan yang d isebabkan o leh

sirkit seksi generator dan gangguan mesin penggerak generator sebagai be-

r ikut :

c .

7

. Gangguan sirki t seksi generator

. Gangguan mesin penggerak

82183 S3lS4

57 kali 77 kali

84 kal i 85 kal i

Data gangguan ini adalah untuk generator-generator yang dihubungkan de-

ngan sistem 56 kV dan 150 kV.

Gangguan di depan PMB generator yang terjadi dalam seksi sesudah rel (mi-

salnya pada penyulang keluar) sesungguhnya tidak perlu rnen jatuhkan ge-

nerator. Gangguan pada perfyulang keluar adalah yanB paling sering terjadi( Oi luar gangguan mesin penggerak) dan gangguan ini sering pula ikut men-

jatuhkan PMB generator. Selektivitas ini dalam praktek sulit dipertahankan

khususnya j ika gangguan yang terjadi pada penyulang keluar tempatnya ma-

sih dekat dengan generator sehingga menyebabkan arus gangguan generatorjadi besar atau menimbulkan penurunan tegangan generator yang cukup be-

sar.

- 3 -

Page 10: SPLN_52-2_1985

SPLN 52-2 : l9B5

sepert i te lah d isebutkan dalam pasal r iga, gangguan padal<ebanyakan disebabkan oleh petir dan kalau terjadi dekatser ing kal i i lcut menjatuhkan pMB generator .

Hal in i d isebabkan l<arena generator yang rnenggunal<an re la i arus lebih yangmemakai kumParan kontrol tegangan atau kumpai 'an pengekang tegangan,tegangan generator untul< gan8Euan sebelum maupun sesudah pMB generatorprakt is t idak berbeda apabi la gangguan yang ter jad i d i depan pMB ge.eratorterjadi t idak jauh ciari generator. selekt ivi tas dapat di lakukan dengantingkatan waktu yang harus dikompromikan dengan kurva iuluh (damagecurve) pera latan dan hal in i ser ing kal i su l i t terutama j ika t idak adapengaman re l sehingga per lu koord inasi dengan re la i impedansi yang ada d iGI ber ikutnya.

Relai Aruslebih

Sebagai pengaman generator terhadap gang3uan d i depan p lv lB generarorbaik antara fasa maupun gangguan fasa ke tanah dapat d ipakai re la i arus-leb ih dengan karaktekr is t ik waktu ter tentu se lama koord inasi waktu dar i re-la i t idak menimbulkan masalah akumulas i waktu yang membahayakanperalatan. Pemil ihan karakterist ik waktu tertentu didasarkan ataspert imbangan untuk memudahkan koordinasi dengan relai lainnya dalam sis-tem sehingga PMB generator ieb ih ter jamin untuk t icak ikut ja tuh terhadap8an88uan yang t idak berada di depan generator. Penyetelan waktu clari relaiwaktu ter tentu per lu d isesuaikan dengan kemampuan generator menghadapihubungsingkat yan8 terjadi di depan PMB-nya. Selanjutnya penyetelanbesarnya arus dapat d iambi l antara l - I r5 arus nominal generator denganmemperhat ikan kurva kerusakan dar i generator ' . Penyete lan arus d iusahakanlebih besar dar i n i la i arus nominal generator untuk memungkinkan generatormampu menghadapi bebanlebih beberapa det ik sehingga t idak mudah ja tuhapabi la ter jad i Sangguan dalam s is tem. Di la in p ihak hal in i member ikanresiko bahwa relai arusiebih t iaat bekerja apabila ada gangguan di depanPMB generator khususnya j ika reaktans keadaan tetap dari generatormempunyai n i la i mendekat i a tau melebih i 100%: Untuk mengatas i masalahi l i diharapkan unit sesaat dari relai waktu tertentu telah bekerja dalammasa subtransien atau dalam masa transien (t i frat Gbr. l) .Apabi la koord inasi waktu dar i re la i menimbulkan akumulas i waktu yangmembahayakan peralatan, maka dipakai relai aruslebih dengan karakterist ikterbal ik . Dengan pemik i ran yang sama seper t i pada re la i waktu ter tentupada re la i arus lebih terbal ik dapat pula d ipakai uni t sesaat .

penyulang keluar

dengan generator

- 4 -

Page 11: SPLN_52-2_1985

SPLN 52-2 : 1985

Pemi i ihan karakter is t ik waktu ter tentu atau karakter is t i l< terbal ik ter -

gantung pula pada jen is re la i arus lebih pada seksi ber ikutnya. Jadi misainya

j ika pada jar ingan d ipakai re la i arus lebih jen is terbai i l< maka re ia i ar"us leb ih

untuk generatornya sebaiknya juga jen is terbal ik suPaya mudah d ikoord in i r .

J ika re la i pada jar ingan jen is rvaktu ter tentu (misalnya re ia i ja i -ak untuk ja*

r ingan 66 1150 kv)r yang d i iengkapi dengan backup re la i arus lebih waktu ter-

tentu mal<a re la i arus lebih generatornya sebaiknya juga d ip i l ih jen is waktu

ter tentu.

Di la in p ihak penggur- laan uni t sesaat uni t dar i re la i arus lebih ya i rg }<urang

te i i t i b isa menyebabkan Pf ' ,18 generator i l<ut ja tuh untuk gangguan yang ter-

jad i d i seks i yang t ida l< ter le ta l< langsung d i depan P[48 generator .

J i l<a uni t sesaat dar i re la i walc tu ter tentu d iharapkan beker ja pada arus sub-

t ransien/ t ransien mal<a t ida l< a l<an ter jad i se lekt i f i tas dengan selcs i -seks i

ber ikutnya.

Jadi uni t sesaat arusnya harus d is te i cukup t inggi sehingga t idak ter jad i

sa lah- ja tuh (mist r ip) untuk gangguan d i seks i ber ikutnya. Uni t sesaat pada

generator jarang sekal i d ipakai . Untuk mengatasi hal in i , untuk

memperbaik i kual i tas (se lekt i f i tas) pengamanan s is tem dipakai re la i arus lebih

yang mempunyai kumparan pengekang tegangan untuk generator yang

mempunyai daya 500 kVA sampai dengan 5 000 kVA. Batas daya in i d iambi l

atas dasar pengamatan bahrva sarnpai saat ini t idak ada keluhan atas

pemakaian re la i arus lebih tanpa kumparan pengekang tegangan untuk

generator dengan daya sampai dengan 500 kVA. Tetapi .untuk generator

dengan daya 500 kVA atau leb ih, mengingat peranannya dalam operasi

s is tem, sebaiknya d ipakai arus lebih yang mempunyai kumparan pengekang

tegangan untuk mengurangi resiko tersebut di atas. Untuk generator dengan

daya terpasang di atas 5 000 kVA mengingat peranannya dalam operasi

sistem dalam art i bahwa salahlangkah (maloperation) harus makin dihindari

sebaiknya dipakai relai-relai aruslebih dengan kumparan pengontrol tegangan.

Jika dipakai relai aruslebih dengan kumparan pengekang tegangan atau

kumparan pengekang tegangan maka unit sesaat dapat diblokir j ika hal ini

dianggap perlu demi terciptanya selekti f i tas pengamanan sistem.

- 5 -

Page 12: SPLN_52-2_1985

SPX-N 52-2: tg8j

arus stator generatorI

Xt ' . , reaktans' subtransien

Waktu

X 'O. reak tanstransten

X, reaktans- keadaantetap

. ' S u btransien

Transien

Gbr . I

Keadaan tetap

ke jaringan distribusitegangan menengah atautegangan rendah

Gbr. 2 Generator berhubungan langsung dengan jaringan distribusi

t ransfornrator b lok

t ransformator b lok

Gbr. 3 Generator melaluijaringan distribusijar ingan transmisi

ke .jaringan distribusiJarlngan transmisi

transformator blok berhubungan dengantegangan menengah atautegangan t inggi

- 6 -

Page 13: SPLN_52-2_1985

SPLTJ 52-2 s 1985

I Relai Diferensial

J : ' .a :n praktek ada generator-generator yang langsung berhubungan dengan

": : : rgan d is t r ibus i seper t i ter l ihat pada Gbr. 2 , ha l in i terdapat pada ge-- t :a ' ior -generator tegangan rendah maupun tegangan rnenengah sampai:e:?3n LZ kV. Juga terdapat generator yang d ihubungkan dengan t rans-: : rnrator b lok sebelum dihubungkan dengan re l tegangan menengah atau re l:eSangan t inggi seper t i ter l ihat pada Grb. 3. Kemudian re l tegangan r r re-- 'engah atau re l tegangan t inggi yang berhubungan dengan jar ingan d is t r ibus i:egangan menengah atau jar ingan t ransmis i tegangan t inggi . Dalam hal hu-f ,ungan seper t i Gbr . 2 maka re la i d i ferensia l mencakup generator sa ja d isebutre la i d i ferensia l generator . Sedangkan dalam hal hubungan seper t i Gbr . 3maka re la i d i ferensia l mencakup generator dan t ransformator b lok d isebutre la i d i ferensia l menyeluruh.

Untuk insta las i pusat l is t r ik dengan dua macam

masalah pengamanan generator dan masalah

merupakan dua masalah yang terp isah satu sama

Beban

Beban

rel seperti pada Gbr. 4 maka

pengamanan transformator

lain.

Pusat l istrik denganyang masing-masingGenerator-generator

dua macam tegangan relberbebandihubungkan langsung ke rel A

- 7 -

Generator

Transformator

Gbr. 4

Page 14: SPLN_52-2_1985

SPLN 52-" : 1985

Gambar j dan 6 menggambarkan rangkaian-rangkaian dasar bagi relai di-

ferensial. Dalam praktek kemungkinan terjadi Sangguan yang menyebabkan

relai diferensial bekerja adalah keci l , Berdasarkan pengamatan di wi layah

kerja pLN pembangkitan Jabar Jaya antara tahun 197 4 1983 perist iwa ini

hanya terjadi antara | - 2 %, dalam art i kalau kita mempunyai 100 generator

hanya I atau 2 generator yang mengaiam i Sangguan yang menyebabkan

beker janya re la i d i f erensia l se lama umur ekonomis generator tersebut .

Dalarn hal ini t idak termasuk salahlangkah dari relai diferensial.

Gangguan-gangguan yang menyebabkan relai dif erensial generator bekerja

adalah:

d. Kerusakan l i l i tan s tator generator karena sambaran pet i r '

b . Kerusakan l i l i tan s tator generator karena adanya bagian dar i ro tor yang

lepas dan menghantam l i l i tan stator '

c . Hubungsingkat l i i i tan s tator generator karena minyak pelumas atau a i r

, pendingin dari mesin penggerak bocor dan mengenai l i i i tan stator '

d. Adanya binatang yang mengenai terminal l i l i tan stator generator '

€. Ujung-ujung kumparan stator terkena tekanan mekanis sehingga isolasinya

rusak dan t imbul hubungsingkat antar l i l i tan s tator '

f . Untuk generator yang mempunyai transformator blok maka sebab-sebab

gangguan pada petak transf ormator sepert i tersebut dalam pola

pengamanan t ransformator dapat pula ter jad i d i s in i .

Relai diferensial bertujuan mendeteksi gangBuan hubungsingkat yang terjadi

dalam rangkaian generator beserta transformator bloknya. Jika gangguan

terjadi karena ada hubungsingkat dalam l i l i tan stator generator maka

sesungguhnya sudah terjadi kerusakan pada l i l i tan stator dan relai diferensial

hanya mendeteksi adanya kerusakan ini yang menimbulkan hubungsingkat tapi

t idak mencegah adanya kerusakan tersebut. yang di lakukan oleh relai

diferensial hanyalah mencegah .meluasnya kerusakan tersebut, sehingga biaya

perbaikan dari kerusakan menjadi minimal dan juga waktu keluar dari gene-

rator sebagai akibat perbaikan tersebut di atas menjadi sesingkat mungkin' '

Gangguan hubungsingkat dalam l i l i tan stator perlu segera dihentikan karena

selain dapat menimbulkan bahaya kebakaran juga dapat merusak laminasi

alur-alur stator generator yaitu laminasi alur-alur akan di las oleh

hubungsingkat tersebut di atas dan untuk memperbaikinya mernakan waktu

yang lama. oleh karenanya gangguan ini harus segera dihentikan dengan

jalan menjatuhkan PfvlB generator dan juga PMB arus penguat medan dan

menghent ikan mesin Penggerak '

- 8 -

Page 15: SPLN_52-2_1985

il

ISPLN 52-Z z 1985

Gbr. 5 Hubungan diferensial dasar

Arus beban sekunderdalam trafo arus

Arus maknetisasidari trafo arus

bel i tan ker ja

Ip

Ie

per lengkapanyang d i l indungi

bel i tanpengekang

Gbr. 6 F{ubungan skematis relai(tampak hanya hubungan

jenis diferensial prosentasisatu fasa)

per lengkapan

YBle di l indungi

- 9 -

Page 16: SPLN_52-2_1985

SPLN 52-2: 1985

Di la in p ihak pemasangan re la i d i ferensia l memer lukan b iaya investas i tam-

bahan untuk t iga buah transformator arus, relai diferensial beserta rangkaian

l istr iknya. Dengan mengingat harga l i l i tan stator generator dan peranan ge-

nerator dalam operasi sistem serta mengingat pula kemungkinan terjadinya

ganS$uan tersebut di atas maka relai diferensial baru layak dipasang pada

generator yang mempunyai daya terpasang 3 MVA atau lebih.

Agar relai diferensial dapat mendeteksi gangguan antar l i l i tan dari satu fasa

maka dapat dipakai relai diferensial dengan l i i i tan terbagi (Gbr. 7) atau

relai diferensial transfers (Gbr. 8).

Gbr. 7 Rela i d i ferensia l l i l i tan terbagi

Gbr. 8 Rela i d i ferensia l t ransfers

t 0 -

Page 17: SPLN_52-2_1985

SPLiq 52-2 : l98i

Mengingat bahwa kedua re la i d i ferensia l yang tersebut belakangan in i leb ihmahal dan sul i t penyelenggaraannya dar ipada yang tersebut dahulu, maka ke-dua relai diferensial tersebut sebaiknya dipakai pada generator-generatoryang mempunyai daya terpasang di atas 2J0 MVA.Untuk generator-Senerator yang memakai transf ormator blok sebaiknyadipakai re la i d i ferensia l menyeiuruh sampai dengan generator yangmempunyai daya terpasang 10 MvAr sedang untuk generator-generator yanglebih besar sebaiknya d ipakai puia re ia i d i ferensia l khusus untuk generatord isamping re la i d i ferensia l menyeiuruh.Apabi la generator d i lengkapi dengan t ransformator uni t untuk pemakaiansendi r i maka re la i d i ferensia l menyeluruh t idak mencakup t ransformator uni tseper t i ter l ihat pada Gbr ' 9 , karena t ransformator uni t dayanya rerat i f kec i ldibanding transformator blok, sehingga dikuatirkan apabila ada gangguandalam t ransformator uni t re la i d i f erensia i menyeluruh belum mel ihatgangguan ini.

t ransformator b lok

kumparan bia'sker ja

transformator unit

Gbr. 9Pengaman generator.dengan transformator unit disambung Tyang memakai relai-relai d i ferensiar yang mempunyail i l i tan- l i l i tan bias t iga

n

Page 18: SPLN_52-2_1985

SPLN 52-2 : 1985

5 Pentanatran Titik Netral Generator

. Pentanahan t i t ik netral generator berpengaruh k'epada besarnya arus gang-Suan hubung tanah yang terjadi dalam rangkaian generator. Apabilagenerator t idak di lengkapi dengan transformator blok, misalnya sepert i yangditujukkan oleh Gbr. 2 maka gangguan hubungtanah di luar seksi generatorakan dirasakan pula oleh generator. Sebaliknya apabila generator di lengkapidengan transformator blok sepert i di tunjukkan oleh Gbr. 3 maka gangguanhubungtanah di luar seksi generator t idak akan dirasakan oleh generator,khususnya apabi la d ipakaiAf t ransformator b lok penaik .Apabi la generator d ihubungkan dengan s is tem seper t i d i tun jukkan o leh Grb.4maka 8an88uan hubungtanah dalam bagian s is tem yang berhubungan langsungdengan rel A akan dirasakan oleh generator, tetapi gangguan hubungtanahpada bagian sistem yang langsung berhubungan dengan rel B t idak akan te-rasa pada generator apabila transformator yang dipakai mempunyai hubunganAYMengingat hal -hai tersebut d i a tas maka pentanahan t i t ik netra l generatorperlu mempert imbangkan ada t idaknya transf ormator blok dan carapengoperasian yang dikehendaki.

G b r . 1 0

Pentanahan t i t ik netral generatormela lu i t ransformator pentanahan T.Tahanan R d imaksudkan untuk memperbesar impedans rangkaian sekun9T y.ng memberi tegJngan ke relaiSG dan menampung aius dalampriode transien,

Gbr. I I

Rela i GF akan mendeteks i adanyahubungtanah dan bekerja denganpenundaan waktu.

1 2 -

Page 19: SPLN_52-2_1985

SPLN 52-2 : l98i

6 Relai Stator Hubungtanah

Gangguan stator hubungtanah t idak dapat d ideteks i o leh re la i d i ferensia l apa-b i la impedans t i t ik netra l generator ke tanah adalah t inggi . Gangguan statorhubungtanah seper t i ha lnya gangguan antar l i l i tan s tator generator dapat

. menimbulkan bahaya kebakaran dan juga kerusakan laminasi a iur generato. rsehingga 8an88uan in i per lu segera d ihent ikan dengan menjatuhkan pfu lBgenerator dan juga PMB arus penguat rnedan ser ta menghent i i<an mesin peng-gerak.

Gambar l0 menunjukkan salah satu cara untuk mendeteks i gangguan statorhubungtanah yanS akan men8geser tegangan t i t ik netra i sehingga t imbul cu-kup tegangan pada t ransformator pentanahan T yang cukup untuk menggerak-kan re la i sG yang akan menjatuhkan PMB generator dan pMB arus penguatmedan dan menghent i l<an mesin penggerak.cara mendeteks i 8an88uan hubungtanah generator seper t i Gbr . 9 dapatd ipakai apabi la generator t idak d ihubungkan langsung dengan s is temmela inkan mela lu i t ransformator b lo l<, sehingga gangguan hubungtanah dalamsistem t idak mempengaruhi per8eseran tegangan t i t ik netra l generator .Gangguan hubungtanah dapat pula d i lakukan dengan mentanahkan t i t ik netra lmela lu i tahanan (yang ber f ungsi membatas i arus hubungtanah agar t idakdiper lukan t rafo arus yang ter la lu besar) , kemudian re la i GF mendeteks i arushubungtanah yang te lah d iperkeci l o leh t raf o arus Gbr. 1 l .Untuk generator yang langsung d ihubungkan dengan s is tem sehingga gangguanhubungtanah dalam s is tem harus dapat d ibedakan terhadap gangguan hubung-tanah dalam generator dapat d ipakai rangkaian seper t i Gbr . I t .Dalam hal in i penyulang-penyulang yang keluar dar i re l per lu d iber i re la iSangguan tanah dan selekti f i tas di lakukan dengan menggunakan gradasiwaktu.

Pembahasan mengenai relai hubungtanah pada generator tanpa transformatorblok t idak diperluas karena generator tegangan t inggi tanpa transformatorblok hanya mempunyai tegangan 5 kv atau 12 kv, sedangkan sistem 5 kv danLz kv selain t idak dikembangkan iuga merupakan sistem yang t idak ditanah-kan'. Untuk generator yang dihubungkan dengan sistem 20 kv pastimempunyai transformator blok,Ada generator yanS tegangannya lebih besar dari 20 kv tetapi dayanya jugabesar' di atas 100 MVA' sehingga perlu dihubungkan dengan sistem 150 kvmelalui transformator blok. untuk generator tegangan rendah t idak diberiPen8aman 8an88uan hubungtanah, karena biaya untuk membeli peralatanpengamanannya terlalu mahal dibandingkan dengan resiko yang bisa terjadi.

t 3 _

Page 20: SPLN_52-2_1985

SPLN 52-2 : l9E5

Gangguan stator hubungtanah periu segera dicari sebabnya dan kemudiandiperbaiki dengan alasan sepert i tersebut di atas sebab tempat terjadinyaSangguan seringkal i sul i t dicari khususnya j ika gangguan hubungtanah l ir i tanstator yan8 terjadi baru pada tahap yang sangat dini sehingga secara visualbelum terl ihat ' Hal-hal yang memungkinkan ter;adinya gangguan statorhubungtanah adalah sepert i tersebut dalam butir-butir a, b dan c Ayat /+.Mengingat jarangnya terjadi Bangguan stator hubungtanah dan perlu adanyaperlengkapan pentanahan untuk memasang relai stator hubungtanah, makarelai stator hubungtanah sebaiknya dipasang pada generator ya.g mr:rnpunyaidaya terpasang 6 MVA atau lebih.

Relai dayabalik (Reverse power Relay)Rela i dayabal ik leb ih banyak merupakan pengaman bagi mesin penggerakgenerator ' Daya bal ik pada generator yang d igerakkan o leh turb in uap dapatmenimbuikan pemanasan yang berlebihan pada sudu-sudu turbin sedangkanbagi yang digerakkan oleh turbin air dapat menimbulkan kavitasi yang berle-bihan pada sudu turbin air.

Pada generator yang d igerakkan o leh mesin d iesel daya bal ik pada generatort idak menimbulkan masalah bagi mesin d iesel , sebagai contoh dapat d i l ihatbahwa mobil yang digerakkan dengan mesin diesel dapat melakukanpen8ereman dengan mesin ket ika menempuh ja lan yang menurun. Keadaanmesin d iesel mobi l yang d ipakai untuk mengerem dengan mesin adalah samadengan mengalami daya bal i r< apabi la ia menggerakkan generator .Perist iwa daya bal i l< lebih mungkin terjadi apabila daya yang dibangkitkanoleh generator dalam prosentasi kemampuannya adalah rendah dan dalamkeadaan demikian proses pemanasan lebih sepert i diuraikan di atas akanmempunyai intensitas yang keci l . Perist iwa daya bal ik sering terjadi padaPLTG karena sistem pembakaran PLTG sering mengalami gangguan se-dangkan pada PLTU dan PLTA hal ini jarang terjadi. sesungguhnya8an88uan pembakaran yang menimbulkan daya bal ik keci l kemungkinannyamenimbulkan Pemanasan lebih pada sudu-sudu turbin gasr karena gas pem-bakaran yang demikian tentu t idak mempunyai suhu yang t inggi (yang cukupuntuk membangkitkan daya).

Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut di atas ditambah pemikiran bahwaproses pemanasan lebih dan kavitasi adalah proses yang relat i f lamban,sedangkan pusat-pusat l istr ik umumnya di jaga oleh operator-operator yangterdidik dan terlat ih untuk mengambil langkah-langkah pengamanan.

L 4 -

Page 21: SPLN_52-2_1985

SPLN 52-2 : 1985

Sebal iknya pemasangan relai dayabal ik t idak banyak memerlukan investasitambahan, hanya perlu membeli relai dayabaliknya saja yang relatif t idakmahal, maka relai dayabalik sebaiknya dipasang pada generator-generatoryan8 mempunyai daya terpasang 10 MVA atau lebih bagi pLTG <Jan pLTUsedangkan bagi PLTA yang mempunyai daya terpasang zi MvA atau lebih.Untuk generator PLTD diatur dalam SPLN 47 -4: I 9g4 tentang , ,pembakuan

PLTD, Bagian Empat: Kontrol dan pengamanan.r,

Mengenai peng8unaan relai dayabal ik untuk pengamanan mesin penggeraksebaiknya selalu dibahas ter lebih dahulu dengan pihak pabri l< mesin yangbersangkutan.

Pada generator yang bekerja paralel dengan generator lainnya relai daya-bal ik ju8a dapat mendeteksi gangguan dalam l i i i tan generator bersama relaiaruslebih ' Relai dayabal ik membunyikan aiarem ter lebih dahulu yang kernu-dian setelah waktu menjatuhkan pMB generator.

Relal Teganganlebih

Relai ini sesunSSuhnya hanya berfungsi apabila pengatur tegangan otomatisdari generator gagal berfungsi, jadi relai ini adalah, cadangan bagi pengaturtegangan otomatis. Jika relai ini bekerja ia harus menjatuhkan pMBgenerator dan PMB aruspenguat medan. Pemilihan relai ini harus didasarkanatas karakteristik pengatur tegangan otomatis dan kelas isolasi generatorserta pemakaiannya baru akan memadai untuk generator-generator yangmempunyai tegangan tinggi dan mempunyai daya terpasang cukup besar,sehingga penS8unaan relai ini akan memberi pengamanan yang berarti padainvestasi isolasi l i l i tan stator generator. oleh karenanya relai teganganlebihsebaiknya dipakai untuk generator-generator yang mempunyai daya terpasangmulai l0 MvA atau lebih besar dengan tegangan 5 kv atau lebih t inggi.

Relai Peng'atan Hilang (Loss-of-Fierd Reray)Relai ini bertugas mencegah timbulnya pemanasan yang berlebihan pada u-jung-ujung l i l i tan stator generator sebagai akibat hilangnya penguatan gene-rator' Penguatan hilang juga dapat menyebabkan generator lepas sinkrondari sistem sehingga iuga tergantung kepada kemampuan l i l i tan peredamgenerator mengalami kondibi asinkron untuk menentukan berapa lama kondisidemikian boleh berlangsung.

Kalau pun generator tetap sinkron tetapi penguatannya hilang atau melemahkarena ada gan8Suan pada sistem medan penguat, hal ini dapat menyebabkangenerator mengisap MVAR dari sistem yang dapat mengganggu sistem.

t 5 _

Page 22: SPLN_52-2_1985

1 0

SPLN 52-2 : 1985

Rela i in i menjatuhkan PMB generator dengan ter leb ih dahulu member ikanalarem agar operator dapat meiakukan langkah-langkah pengamanan. Relaiini baru memadai untuk dipakai j ika ada hubungannya dengan penghemataninvestasi isolasi generator, oleh karenanya baru layak dipakai pada gene-rator-generator dengan tegangan t inggi dan daya terpasang yang cukupbesar yaitu untuk generator-Senerator dengan daya terpasang mulai l0 MvAatau lebih besar dengan tegangan 6 kv atau lebih t inggi,

Relai Rotor Hubungtanah (Rotor Earth Fault Retay)

Relai ini akan bekerja j ika salah satu (posit i t atau negati f) dari rangkaianarus searah dalam rotor mengalami hubungtanah karena kejadian ini akanmenimbulkan getaran mekanis sebagai akibat distorsi medan penguat yangdapat membahayakan generator maupun penggeraknya.

o leh karenanya maka re la i in i leb ih banyak merupakan pengaman mekanisdar i pada pengaman e lekt r is . Rela i in i baru merupakan pengaman e lekt r isapabila Sangguan arus medan menyebabkan generator lepas sinkron dengansistem dan selanjutnya masalahnya adalah sepert i uraian pada Ayat 9.Penentuan penggunaan relai ini ditentukan oleh syarat-syarat mekanis daripenggerak generator. Besarnya getaran yang t imbul sangat dipengaruhioleh jarak bantalan penyangga generator dan dari pengamatan terl ihatbahwa generator-Benerator yang digerakkan oleh turbin gas yangmempunyai daya terpasang di atas l0 MVA selalu di lengkapi dengan relaiini ' oleh karenanya sebaiknya semua generator yang mempunyai dayaterpasang mulai 10 MVA atau lebih besar di lengkapi dengan relai rotorhubungtanah.

a

Relai Arus Urutan Negatif

Beban tidak simetris yang dialami generator akan menghasilkan arus urutannegatif yang pengaruhnya adalah menaikkan pemanasan rotor generator.Relai urutan negatif akan mendeteksi hal ini, salah satu cara adalah denganrangkaian seperti Gbr. 12. Relai ini sebaiknya dipakai pada gene-rator-generator dengan daya terpasang di atas ZO MVA dan cukupmembunyikan alarem saja.

l l

1 5 -

Page 23: SPLN_52-2_1985

SPLN 52-2 : 1985

1 2

l u & v z , l

,flt l

t l-zi---

t . / / | \t , . I

- r ^

vzc

(b) urutan positifvz^*vic

t3

lo &vzA

(a) e lemen re la iL

(c) urutan negatif

Gbr . 12Jaringan urutan negatif

Relai Suhu Stator

Relai suhu stator dapat turut mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada

li l i tan stator generator karena kelainan-kelainan pada l i l i tan stator seperti

hubungsingkat antar l i l i tan dari kumparan yang sama atau adanya sambungan

yang kendor pada l i l i tan stator t idak dapat dideteksi oleh relai diferensial

namun akan menimbulkan kenaikan suhu pada l i l i tan stator yang mungkin

dapat dideteksi oleh relai suhu stator. Kenaikan suhu stator juga dapat di-

sebabkan karena sistem pendingin generator terganggu sebagai akibat

banyaknya debu yang menempel pada stator atau kurang sempurnanya aliran

udara pendingin atau aliran hidrogen untuk generator yang didinginkan de-

ngan hidrogen. Relai suhu stator harus memberikan alarem saja. Adanya

relai ini juga memungkinkan pembebanan lebih dari generator untuk be-

berapa saat. Sebaiknya relai suhu stator dipasang pada generator yang

mempunyai daya mulai dari 2 500 kVA atau lebih besar.

Relai Relai Mekanis

Tergantung pada mesin penggerak generator ada relai-relai mekanis yang da-

pat ikut menjatuhkan PMB generator untuk mengamankan unit pembangkit

secara keseluruhan. Contoh dari relai-relai mekanis ini adalah relai

suhubantalan, relai vibrasi, relai tekanan minyak pelumas, relai tekanan gas

hidrogen pendingin generator dan relai suhu air pendingin pada PLTD.

Relai-relai ini akan membunyikan alarem dan kemudian akan menjatuhkan

PMB generator apabila ternyata gangguan yang bersangkutan menjadi makin

gawat. Disamping itu masih ada relai putaran lebih yang menjatuhkan PMB

generator dan menghentikan mesin penggerak tanpa memberikan alarem

terlebih dahulu. 1 7 -

Page 24: SPLN_52-2_1985

SPLN 52-2 : 1985

14 Sistem Pengamanan Unit Pembangkit

Pengaman generator t idak dapat dipisahkan dari sistem pengamanan unit

pembangkit secara keseluruhan. Kalau relai diferensial atau relai stator

hubungtanah bekerja dan menjatuhkan PMB generator maka sebaiknya di ikut i

dengan beker janya relai mekanis yang bertugas menghentikan mesin peng-

gerak generator dengan harapan agar generator segera berhenti sehingga

tidak ada lagi tegangan yang dibangkitkan dalam generator disamping itu

juga PMB arus medan harus di jatuhkan.

Begitu pula apabila relai-relai mekanis tersebut dalam Ayat 13 beker ja

sampai menjatuhkan PMB generator maka hal ini harus di ikut i dengan peng-' hentian mesin penggerak generator.

Dalam Bangguan-gangguan tersebut di atas diperlukan penghentian mesin

penggerak generator untuk mencegah kerusakan yang lebih berat bagi gene-

rator atau mesin penggeraknya. Penghentian mesin penggerak generator

secara mendadak harus di ikut i dengan langkah-langkah mekanis secara cepat

oleh sistem kontrol dan sistem pengaman unit pembangkit secara

keseluruhan.

Sebagai contoh pada PLTU apabila PMB generator di jatuhkan oleh relai se-

dangkan beban generator sebelumnya t inggi dan dikehbndaki agar generator

segera berhenti berputar maka uap ke turbin harus dihentikan, pembakar

dikeci lkan, pengisian air ketel dikeci lkan, pengisian udara ruang bakar di-

kurangi, katup pengaman ketel bekerja dan seterusnya.

Pada PLTA hal sepert i di atas akan di ikut i oleh langkah-langkah untuk

menutup sudu-sudu jalan dan katup utama dari turbin air. Pada PLTG dan

PLTD akan di ikut i dengan penghentian suplai bahan bakar. Sebaliknya ada

kalanya sistem pengaman unit pembangkit menghendaki agar PMB generator

di jatuhkan misalnya di PLTU hal ini dikehendaki apabila motor l istr ik

penggerak pompa pengisi kete. l jatuh. Pola pengamanan generator sebagai-

mana diuraikan di atas disusun dalam sebuah Tabel, yaitu Tabel IA.

1 8 -

Page 25: SPLN_52-2_1985

SPLN 52-Z : 1985

Pasal Empat

Pola Pengam:rnan Generator

Untuk generator d i te tapkan pola pengamanan menurut kapasi tasnya sebagaiber ikut :

iI

I a . Pada generator

arus lebih waktu

berkapasi tas sampai

ter tentu dengan uni t

dengan 500 kVA, dipasang relai

sesaa t l namun b i l amana . t imbu lakumulas i waktu

saat .

b ' Pada generator berkapasi tas 501 kVA sampai dengan i MVA, d ipasang re-

dengan kumparan pengekang tegangan.c ' Pada generator berkapasi tas d i a tas 5 MVA, d ipasang re la i arus lebih waktu

terbal ik dengan kumparan pengontro l tegangan.

d ' Pada generator berkapasi tas 3 sampai dengan l0 MVA, d ipasang re la id i ferensia l menveluruh.

b' Pada generator berkapasitas di atas l0 MvA sampai deng an 250 MVA, di-Pasan dan untuk generatornya sendi r i .

c ' Pada generator berkapasi tas d i a tas 250 MVA, d ipasang re la i d i ferensia lmenveluruh dan untuk Reneratornva sendi r i dengan t i t i r "n t " .n lgGl i l i tan t ransverse.

Rela i - re la i d i ferensia l tersebut tanpa penundaan waktu.

sama dengan atau lebih 6 MvA, dipasang rerai

dipasang re la i arus lebih waktu terbal ik dengan uni t se-

a. deteks i arus mela lu i tahanan t i t ik netra l untuk generatorformator blok;

tanpa trans-

Pada generator berkapasitas

stator hubungtanah dengan:

deteksi pergeseran tegangan t i t ik netral melalui trafo atau tahanan untukgenerator dengan transformator blok.

4 Pada generator berkapasitas sama dengan atau lebih l0 MVA, dipasangrelai-relai berikut:

a. daya bal ik, kecual i untuk PLTA berkapasi tas sama

b.

MVA;

teganganlebih, pada generator bertegangan pengenal

dengan atau lebih 25

5 kv;b .

C.

d .

penguatan hilang, pada generator bertegangan pengenar G kv;rotor hubungtanah, dengan penundaan waktu yang memperhatikan sya-rat-syarat vibrasi.

t 9 -

Page 26: SPLN_52-2_1985

SPLN 52-Z : l98J

5 Pada generator berkapasitas sama dengan atau lebih zoarus urutan negatif.

6- Pada generator berkapasitas sama dengan atau lebih 2relai suhu stator.

Pola pengaQnanan generator sebagaimana diuraikan di ataspengamanan mekanis, disusun dalam sebuah tabel, yaitu Tabel

MVA dipasang, re la i

500 kVA dipasang

dilengkapi dengan

l B .

- 2 0 -

Page 27: SPLN_52-2_1985

It- v,(-v

H T U( n Lt ' !

(!L- ('

PI Uh n

G :n r -(- q/

cd \.)P

t - kv

v .l-J

: d v\ v L l _11 I

^ r v ' *v v ( - A

b *L a \ r t l4 r Vv a h n l . rt \ n n w Aw ! L / .

P

V l - V d 1

= . i = :J X J I -

1 L J F + J t _( r i 1 - l -

i i i p- l - F J $ <

=P

:)CI U

c0

-1

(-

frl

F

-V .-d1 ln- U q r o

':a -'! -aH

t r t t q J-1 P

Ar U- lJ - Y( d t u c d

#

c d - C t r u )J q - t

' i

; -.:: o;x \-', #

d1

. . , r u _ 1 l C' 6 E , o i g

V - V

] i - ; . r g0 - 6 ? ;

= v nr l * E f d) . 4

= t u t nr . r O C

d F

: t = - J = 6 "r u ' . r P ! -

t_ r \,, i_ l-u E - - L l -c U O { T J . f J O v

/1 trH / H r u a f ' -

|-t-

P

t-

..

oc

-YF

(-

c

-l

P

r0

bo

(n

C r -'= cJ

a cqJ

Po=C

t-

P

L.

c

bo

q

l-

rn

rn

X X X X X

€q

E E

cn

\J\*s s d < s:-Y _Y q-

e o i 3 39 o - o

oUA LA

w/ w7 R^ .^n

eL

l-

g

bocr U rv ) =

x Fr r ulJ \&,' cr d o>. bOcd

t-l

I

N

I

uol-

(dh nw . J

O -l'q +t 'aJ H r r t

- 3 8 F E Et E P i l t r FC E r - ? ( -

$ q x y " f l Fh n - / + , k ' uF L . . - 0 ) C )5 r d P 5 . ; ;

€ ' o F ' a * Et - - + ( - J - p

' . . 9 8 . 9 E €o o * c J r dE o . H o E . ' :t s . .v) (d _o

P(U

tn

q

C(d

It co ob o b ot-

d b.r-, {-, O' O'( d c d c c

; f r r n q sE v , j U 3 - E 3 . .-9 . : .3 . r E bo p oF c r - = = c i b ' og = g 5 t E , _ E F

E = F : r F F g F [ '4 t u b t & p : . p . :js? * ] i l |E # € # € A E A EL.

(d

C)t-

EUr0=

bon

A _

- -] l-

f , t r ! a rH _! _ , t . , ,# ,

d _ - u Hr v - < ' ^' l g.Efi E #g 5 6 HT E"9

== Yof !i5 d'i d

c!

30

NI

N

z-1

ti

ooL.

q.)v dF ?

d t v

g t rE EP U9iJ rub =

lLa +r

r v L

o lE( (lJ

) E

q,)o(d

F

Page 28: SPLN_52-2_1985

I

C'lC'I

I

Itbo

c0EO.

(d

p ;H ( d

boc(tt

x >C r rE O

7 s- = C )

o5- € itE b u g .c 0 - H 6 E ' i* S F H gf i8. s ;

*=

V7, E E *gS H E r T a€ v 9 , P

gar g= $ t*#aH $x p r ; tt r ) c b o F - X o . F

X X X X X

o.1'l

>- 1-L

o c.)l'\ n

.L l-x r - o

x n j

F ; . Y!.', d ('

v ) X ;t l ' O

5 b oL

q)V)

> T r >E o E

n 5 : = = =n r a ^ o o o--l

-r^ r rr

I E E ^ n A \J J Ja] '1 ^l+{ 14{ LJ-r

IL - -

-4 !.,/ .<

r < C

o R E , q bN o E o or \ N c o i d o

/ \ { . b g EF v ) O -r-i

trE c

; Fr E g $ !

r V r l l - n l

P f tr F 5! 6-f - E E , c E = E : f tt = 5

€ l u . 6 b o

t E E q € . E o E ; ; E F$ E Z : c d - - t r f : i H B 'c = L 5 i ? e [ 9 = E E pf " r . ? 3 i * ; S P ; d I E0 J o J o L v

F o . d

d

t U

o O O \ Y

L100o\

o t

NI

Nr/1

zJAt{

v)

Page 29: SPLN_52-2_1985

{f,

h00o\

a a

NI

Ntra

zJV)

I

fncv

I

occa.)

AJMq

C,d

L

lra,)

!

a

F

\or\

-o

V)

1 >= > Ez,

O OO t A ' A

N

n n

d !>v ;

F ? s = =t /^ \ - i (>

€ 5 3 r ;

o r A r n n c q

, t d d dU

rdw(-d<

t-

P

a)

(-rddot-

0)drv \-,

C-

rv v \ . /' o or - < t - <

o - o o - op . P

rr rl t-

l " o ; o; t r dr +ry r u V ( UL

C J t r O Ld O r - D C U

o ov r+1 \./ q-r tn V)

J

+ J L - + J t _

C c d C c d--\ L. -r l-J P > ) y t

P

Jcd

>c0rC

AJ

cd

rdF

tJ)

rUJ ! <

c c ( d\ ( d JJ . < f d

* -9 +( U - o

v t r i. g R d J '

L r * l _ _ {

- g . t g R. - O L E

E 3.$ srdc = = =t - # + J + Jr O J ( J J

= o ( d ( Uc o 3 3 >

t , il a

I t u

l 6l *l r

l vI7iI \-/It t ^

l al { rc

-c.

6c

c=

P lr o l. - l

. < l

l-

a)

(-qJ

(-c)OJ

E

P

)C

(n

t-d

2

t-

P

L.

(-

(-L.

I U

n r

L.

(-Ld1

Ud'l

<-.

_ . . I v I E , t ,= 9" = g - .- P-X ; P f = = : c r d ' = PE & E S - - : - : b 5 ! P P " E ; F E A: ; : ; g g F g E € 9 = i H f i n : f iv H . _ f : p F s E F : F g ^ ; z s i es q F T g F " : : I i F " E : y ; f [ : s5 - i f , { - ? F s ! - v E + = i E o i a $ = Eg a i " r A i ' E E E E E ; = ; f F t i r " i E3 PP ? !P- cr a); € r : € E E E € : ; € ' . : j : r € t r E E

2P('O

P

s . - f l

+ J + a

- 1 R H+ = t ?V nr t l , ,

d P w '

' J ' q

F t '.-

O ' :I U

C / ) h nJ

J d a 'I r V

= P q Jq - ( ! - o

cft1q =.r1 \JX #* n-l

.aJ v

co c )fi

L

a

2

Page 30: SPLN_52-2_1985

!-q)

F

c)

r - r - )o o ; :

F F ? ' <fU fd

! tt1, - i : g-gA.J O. E E €9^ cr crb o o c E ;E 6 = gt . C U S' = '=t r E O v ,o o ) _ lL t - - r d

q C E hF - > r o > o X!o-v P p-v ! ' v , 'b- ' -o g E- 5 cu o i ; o o - n d

. q J o ( J o JF v ) F O . F

IIIIIl . rl A

ITl -I

l a )t -

I \-/l nl Lt dI r v

t . <I 1-'l -I H

l ol ( -t^Fl Ll t 7 1

t t -l -

Pd

: l

-

rdt- t-

U Ea , c

n l

o-

V)-1 .F

c 0 =h

E *XX

Il , -l ^t vl a Plr]-t G

l > hl+{ a-l -

| 0.)

I

(-L

AJL.d-l XXXXX

c0

l-

=!_

I U

f l

o

I

C: l <. * )

t-c d z ; r vJ U ! qI I r ^ - L -v Y l

9lN o . l j - -\-/ A\e N ;

. = P P

v a r i =: I o r 7 C 5+ \ t _ d - l

cdF a .u =_ = !-'o--.1 ip g E S IcoO. h i " k = a

w \ J ' L !

f v 9p F = = .r)A = , O P OL J r - F A . y 3 =o _ c u !

t- ln

carl

r d Y

C(! a.)

o

\ V.?

= oO

O NN C \

N \ N

-2-

N

z \9rn

I

ifN

I

t

I

a

F

c!oO

C

-zf'--: