Split Beam Acoustic

download Split Beam Acoustic

of 17

Transcript of Split Beam Acoustic

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    1/17

    APLIKASI SPLIT BEAM AKUSTIK ( BEAM TERGAGI AKUSTIK)

    UNTUK DETEKSI SINGLE TARGET DAN SCATTERING VOLUME

    DALAM PENDUGAAN DENSITAS IKAN DIBIDANG PERIKANAN

    OLEH :

    TUGAS AKUSTIK PERIKANAN

    Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan pada Program Studi Teknologi Kelautan

    Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

    SEKOLAH PASCA SARJANA

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KELAUTAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2015

    MUHAMMAD ZAINUDDIN LUBIS

    C552140121

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    2/17

    Menurut MacLennan (1990), pengelolaan sumberdaya perikanan yang baik harus

    mengontrol jumlah hasil tangkapan dalam hubungannya dengan jumlah stok ikan yang dapat

    dieksploitasi. Untuk itu diperlukan suatu perkiraan jumlah stok ikan pada saat itu dan teknik

    survei akustik dapat digunakan dalam memperkirakan kelimpahan ikan pada waktu dan kondisi

    tertentu.

    Penggunaan echosounder dan integrator echo untuk keperluan eksplorasi sumberdaya

    perikanan dewasa ini berkembang dengan pesat. Peralatan integrator echo bertujuan untuk

    mendapatkan integrasi sinyal echo. Ketepatan dari metode ini sangat tinggi sehingga dapat

    diaplikan sebagai penduga kelimpahan ikan di suatu perairan (MacLennan 1990).

    Menurut Pujiyati (2008) metode hidroakustik adalah suatu metode pendeteksian bawah air

    yang menggunakan perangkat akustik, antara lain: echosounder,fish finder, sonar, danAcoustic

    Doppler Current Profiler (ADCP).

    Gambar 2. Cara Kerja Alat Hidroakustik (Sumber: Widodo 1992)

    Menurut MacLennan (1990), pengelolaan sumberdaya perikanan yang baik harus mengontrol

    jumlah hasil tangkapan dalam hubungannya dengan jumlah stok ikan yang dapat dieksploitasi.

    Untuk itu diperlukan suatu perkiraan jumlah stok ikan pada saat itu dan teknik survei akustik

    dapat digunakan dalam memperkirakan kelimpahan ikan pada waktu dan kondisi tertentu.

    Penggunaan echosounder dan integrator echo untuk keperluan eksplorasi sumberdaya perikanan

    dewasa ini berkembang dengan pesat. Peralatan integrator echo bertujuan untuk mendapatkan

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    3/17

    integrasi sinyal echo. Ketepatan dari metode ini sangat tinggi sehingga dapat diaplikan sebagai

    penduga kelimpahan ikan di suatu perairan (MacLennan 1990).

    Pendugaan stok ikan dalam perairan yang luas seperti di Indonesia telah banyak

    diantaranya adalah dengan menggunakan metode akustik. Metode akustik memiliki kecepatan

    tinggi dalam menduga besarnya stok ikan sehingga memungkinkan memperoleh data secara real

    time, akurat dan berkecepatan tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi yang cukup tinggi

    bagi penyediaan data dan informasi sumberdaya perikanan (Maclennan dan Simmonds1992).

    Pendugaan kelimpahan ikan dengan metode hidroakustik memiliki beberapa keunggulan

    komperatif seperti estimasi stok dapat dilakukan secara langsung. Memiliki tingkat akurasi dan

    ketetapan yang sangat tinggi, pendugaan terhadap daerah yang luas dengan waktu yang relative

    lebih efisien dan singkat (tidak membutuhkan waktu yang banyak).

    Split beam echo sounder terdiri dari dua aspek dan sebuah tranducer. Aspek yangpertama yaitu display berwarna beresolusi tinggi untuk menampilkan echogram pada suaru

    pengamatan dan juga berfungsi sebagai pengontrol dalam pengoperasian echo sounder. Aspek

    kedua adalah tranciever yang terdiri dari transmitter dan receiver. Echosunder bim terbagi

    pertama kali dimasukkan kedalam ES 3800 oleh SIMRAD diawal tahun 1980-an dan pada tahun

    1985 diperkenalkan kepada nelayan di jepang sebagai alat bantu untuk penangkapan. Tranducer

    Split beam dibagi menjadi empat kuadran (Foote 1987), dimana pemancaran gelombang

    dilakukan oleh penggabungan dari empat full beam . Sinyal yang dipantulkan oleh target

    diterima oleh masing-masing kuadran dan dikumpulkan kembali hingga membentuk full beam.

    Gilihat dari arah pada kapal split beam terbagi empat(4) yaitu Fore, Aft, Port, dan Starboard.

    Sedangkan secara prinsip Split Beam terbagi menjadi empat kuadran yakni FP.FS.AP dan AS.

    Gambar 1. Transducer Bim Terbagi (Simrad 1993)

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    4/17

    Gambar 2 Bentuk Split Beam danfull beam transducer (MacLennan 1992)

    Split beam echo sounder memilki fungsi Time Varied Gain (TVG) di dalam sistemperolehan data akustik TVG ini berfungsi sebagai penghilang atenuasi (Amplifier) baik yang

    disebabkan oleh geometrical spreading dan absorbs suara ketika merambat kedalam air. Ada

    dua tipe fungsi TVG yaitu fungsi TVG yang bekerja untuk echo ikan tunggal yang disebut TVG

    40 log R dan fungsi untuk kelompok ikan yaitu TVG 20 log R.

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    5/17

    Gambar 3 Blok diagram dari penerimasplit beam echo sounder (Arnaya 1991a)

    Gambar 4 Prinsip kerja Split Beam echo sounder pada pendeteksian ikan ( Simrad 1993)

    Pada gambar 4 menurut Simrad, ikan A berada tepat diatas axis gain tranducer

    maksimun, sedangkan ikan B berada di ujung (tepi) beam dimanagain tranducer lebih rendah.

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    6/17

    Sehingga echo ikan A akan lebih menghasilkan hambur balik yang kuat dibandingkan echo

    pada ikan B. Walaupun kedua ikan tersebut berada pada kedalaman yang sama dan berukuran

    sama. Untuk menentukan ukuran ikan dari echo strength saja tidak cukup, bagaimanapun

    pengetahuan tentang beam pattern transducer dan posisi ikan di dalam beam sangat penting

    untuk mengoreksigain transducer dan menentukan nilai targetstrength ikan yang sebenarnya.

    Gambar 5Split BeamProsessor untuk memperoleh perkiraan sudut datang dan factor beam

    pattern (Ehrenberg 1979)

    Sebuah estimasi yang memperoleh perkiraan sudut datang dan faktor beam pattern

    dalam sinyal akustik dapat diperoleh dengan menggunakan prosessor dari split beam yang

    ditampilkan pada gambar 5.

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    7/17

    Deskripsi Beam TVG Penggunaan Sinyal

    A+C 40 logR +2 R Pengukuran fase Split-beam 10 kHz

    B+D 40 logR +2 R Pengukuran fase Split-beam 10 kHz

    A+B 40 logR +2 R Pengukuran fase Split-beam 10 kHz

    C+D 40 logR +2 R Pengukuran fase Split-beam 10 kHz

    E 40 logR +2 R AmplitudeDual Beam, Split Beam terdeteksi

    A + B + C + D +E 40 logR +2 R Integrasi echo terdeteksi

    Gambar 6. Diagram dari transducer dual beam/split beam, menunjukkan lokasi dari berbagai

    segmenyang dijelaskan dalam teks dan bentuk masing-masing beamyang digunakan dalam

    penerimaansplit beamatau dual beam( Foote et.al1988)

    Target Strength

    Target strength (TS) meruapkan kemampuan dari suatu target untuk memantulkan suara

    yang mengenainya. Berdasarkan domain yang digunakan, target strengthdidefenisikan menjadi

    dua yaitu berupa Intensitas Target Strength (TSi) dan Energi Target Strength (TSe). Targeth

    strength dapat didefenisikan sebagai logarotma hasil bagi Antara nilai intensitas suara yang

    datang mengenai target dan dikalikan dengan bilangan sepuluh (10) (Johanesson dan Mitson

    1983).

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    8/17

    TSi =10 log

    .(1)

    TSe =10 log

    .(2)

    Keterangan : TSi = Intensitas target strength

    Ii = Intensitas suara yang mengenai target

    Ir = Intensitas suara yang dipantulkan target

    TSe =Energi Target Strength

    Ei = Energi suara yang mengenai target

    Er = Energi suara pantulan pada jarak 1 meter dari target

    Johanesson dan Mitson (1983) menyatakan bahwa Target strength (TS) merupakan

    ukuran decibel suara yang dikembalikan oleh target yang diukur pada jarak standart 1 meter dari

    pusat target akustik berada, relatif terhadap intensitas suara yang mengenai target. Modelsederhana untuk menduga back scattering cross section berdasarkan ukuran ikan dikemukanan

    oleh MacLennan dan Simmonds(1992) :

    = .(3)

    TS = 20 Log L+ .(4)

    Kemudian Love (1997) memperkenalkan persamaan yang menghubungkan

    backscattering cross section ( ) , panjang ikan (L) dan panjang gelombang () dengan

    persamaan sebagai berikut : / = a (dB) dimana a dan b adalah konstanta yang

    tergantung dari anatomi, ukuran ikan serta panjang gelombang . Persamaan (4) dapat diubah

    dalam bentuk logaritmik menjadi :

    TS = a Log(L) + b Log (f) + .(5)

    Keterangan : TS = Target strength

    F = frekuensi suara

    A, b = Konstanta

    Lalu diperoleh kemungkinan rata-rata yang melakukan pengukuran terbaik pada

    pengukuran target strength terhadap dorsal aspek :

    = 19,1 log (L)0,9 (f)62(6)

    Namun Foote (1987) menerangkan lebih lanjut tentang persamaan yang menunjukkan

    tidak adanya perbedaan dalam perbandingan hasil dari frekuensi berbeda. Selanjutnya

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    9/17

    persamaan Foote (1987) memformulasikan hubungan TS (Target Strength) dengan panjang ikan

    yaitu :

    TS= 20 Log (L)68 (dB)(7)

    Konversi nilai target strength menjadi ukuran panjang (L) untuk ikan pelagis digunakan

    persamaan TS = 20 log L-73,97 (Hannachi et al., 2004) sedangkan untuk ikan demersal

    digunakan persamaan TS = 21,8 log L-74,9 (Anonimus 2002).

    Hubungan target strength dan bs (backscattering cross-section, ) dihitung berdasarkan

    atas MacLennan & Simmonds (1992) yaitu:

    TS=10 log bs .............................................. (8)

    Persamaan untuk densitas ikan (A, ind./) adalah:

    A=sA /bs ...................................................(9)

    Panjang ikan (L) berhubungan dengan bs yaitu:

    bs=a........................................................ (10)

    Hubungan target strength dan L adalah:

    TS=20 log L+A .............................................(11)

    di mana:

    A = nilai target strength untuk 1 cm panjang ikan (normalized target strength)

    Konversi nilai target strength menjadi ukuran panjang (L) untuk ikan pelagis digunakan

    persamaan: TS = 20 log L-73,97 (Hannachi et al 2004) . Menurut Hile 1936 dalam Effendie2002, hubungan panjang (L) dan bobot (W) dari suatu

    spesies ikan yaitu:

    W= .(12)

    Selain itu Natsir et al. (2005) memiliki persamaan panjang dan bobot untuk mengkonversi

    panjang dugaan menjadi bobot dugaan adalah sebagai berikut :

    Wt=a { ni(Li+L/2)- (Li-L/2)}/{(b+1)L}} .....(13)

    Keterangan :

    Wt = bobot total (g)

    L = selang kelas panjang (cm)

    Li = nilai tengah dari kelas panjang ke-i (cm)

    Ni = jumlah individu pada kelas ke-i

    a, b = konstanta untuk spesies tertentu

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    10/17

    Faktor-Faktor yang berperan mempengaruhi nilai Target Strength (TS) ikan

    Targer Strength secara umum dapat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu factor target itu

    sendiri, factor lingkungan , dan factor instrument akustik.

    Faktor target meliputi ukuran, anatomi ikan, gelembung renang, tingkah laku dari

    orientasi (Priatna 2011). Faktor-Faktor target tersebut adalah :

    1.

    Ukuran ikan

    Terdapat hubungan Antara ukuran ikan dengan nilai TS, tetapi hubungan tersebut

    sangat bervariasi tergantung kepada spesiesnya. Umumnya untuk spesies ikan, semakin

    besar ukuran ikan semakin besar nilai TS nya. Hal ini terutama berlaku untukgeometrical

    region dari grafik hubungan Antara ukuran target dan TS, untuk region , resonance,

    resonance region dan transition region, kecenderungan hubungan tersebut tidak berlaku

    (Johanneson dan Mitson 1983). Anatomi seperti kepala, badan , ekor dan sirip memilikipantulan suara yang berbeda. Demikian juga dengan lambung, usus, hati, tulang , daging

    dan insang mempunyai berat jenis = () dan kecepatan suara = (c) yang berbeda sehingga

    secara akustik akan mempunyai kemampuan memantulkan suara yang berbeda.

    2. Gelembung Renang

    Secara akustik ikan dan organisme laut dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu

    blader fish ( mempunyai gelembung renang). Ikan-ikan yang mempunyai gelembung

    renang pada umumnya tidak memiliki TS meksimum tepat pada dorsal aspect ,

    sedangkan ikan yang tidak memiliki gelembung renang dengan nilai maksimum TS

    umumnya tepat pada dorsal aspect. Nilai TS ikan yang mempunyai gelembung renang

    (Furusawa 1998). Dengan deformed-cylinder model (DCM) dengan Aproksimasi >5 dan

    nilai dari Tilt Angle tidak sampai spanjang (

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    11/17

    Gambar 7 Geometri Gelembung renang untuk model Soft Spheroid (Yasuma et.al 2003)

    3. Tingkah laku / Orientasi ikan

    Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nakken dan Olsen (1997)

    menyatakan bahwa nilai Target Strength (TS) sangat ditentukan oleh orientasi ikan,

    terutama kemiringan tubuh untuk garis hubung Antara kepala dan ekor. Orientasi ikan

    akan meliputi tilting, dan rolling beserta yawing. Yawing tidak berpengaruh karena

    umumnya transducer berbentuk bulat sehingga posisi ikan tidak menimbulkan perubahan

    sudut jika dilihat dari transducer , untuk Rolling tidak berpengaruh nyata dikarenakan

    ikan yang mempunyai gelembung renang karena sebagian energy yang dipantulkan

    berasal dari gelembung renang bukan berasal dari dorsal aspect. Tillting menimbulkan

    perubahan sudut posisi di transducer baik untuk ikan yang mempunyai gelembung

    renang maupun tidak ( Arnaya 1991b).

    4.

    Faktor InstrumentasiBesar Kecilnya nilai factor Beam pattern tergantung dari luasnya transducer

    akan semakin besar juga sudut beam dari transducer tersebut, begitu juga sebaliknya.

    Sudut beam yang besar menimbulkan perubahan nilai TS yang besar, utnuk itu lebih baik

    digunakan beam yang relatif sempit.

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    12/17

    Single Target

    Pantulan akustik dari ikan dan plankton yang dikembalikan dalam bentuk echo yang

    dideteksi oleh receiver memiliki daya tarik. Pendugaan biomassa dapat dilihat dari seberapa

    besar kekuatan target dan bagaimana cara menafsirkannya. TS plankton adalah angka yang

    menjadi indikasi ukuran dari echo tersebut. Semakin besar nilai echo maka semakin besar energi

    yang dikembalikan ke receiver oleh target.

    Satuan ukuran Standard Internasional (SI) untuk TS dinyatakan dalam bentuk decibel

    (dB). Decibel adalah bentuk logaritmik dari dari perbandingan atau rasio dua intensitas yang

    dikarenakan nilai yang terlibat bisa sangat besar atau sangat kecil.

    MacLennan dan Simmonds (2005) memformulasikan TS sebagai backscattering cross-

    section dari target yang mengembalikan sinyal dan dinyatakan dalam persamaan :

    TS = 10 log ( / 4 ) ....................................................... (14)Maka nilai TS teoritis benda berbentuk bola adalah :

    TS = 10 Log

    (15)

    Dimana = Individu target strength atau kesetaraan backscattering cross-section (bs

    )

    dengan TS yang dinyatakan oleh Burczynski dan Johnson (1986) dengan persamaan :

    TS = 10 log bs

    ............................................................. (16)

    Volume Backscatteri ng Strength (SV)

    Volume Backscattering Strength (SV) didefenisikan sebagai rasio antara intensitas yang

    direfleksikan oleh suatu groupsingle target ( target berada pada suatu volume air tertentu yang

    diinsonifikasi secara sesaat yang diukur pada jarak 1 m dari aterget dengan intensitas suara yang

    mengenai target. Pengertian Volume Backscattering Strength (SV) ini memiliki pengertian yang

    sama dengan target strength untuk target tunggal , sedangkan Volume Backscattering Strength

    (SV) untuk kelompok ikan.`

    Masing-masing individu target merupakan sumber dari reflected sound wave , sehingga

    output dari integrasi akan proporsional dengan kuantitas ikan dalam kelompok. Metode echo

    integration yang digunakan untuk mengukur Volume Backscattering Strength (SV) berdasarkan

    pengukuran total power backscatteredpada transducer (Arnaya 1991b)

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    13/17

    Volume Backscattering Strength (SV) merupakan rasio antara intensitas yang

    direfleksikan oleh suatugroup single target dimana target berada pada suatu volume air (Lurton

    2002). Hal ini mirip dengan definisi TS dimana nilai TS merupakan hasil dari deteksi organisme

    tunggal sedangkan SV merupakan nilai untuk mendetaksi organisme kelompok. Xie dan Jones

    (2009) menyatakan SV didefinisikan kedalam persamaan :

    SV = 10 log (Is i

    / I) ....................................................... (17)

    Keterangan :

    Is= Intensitasscattering volume yang diukur 1 m dari pusat gelombang akustik.

    Ii= Intensitasscattering yang dipancarkan

    Densitas Ikan (Kelimpahan Ikan )

    Untuk saat ini penelitian tentang estimasi stok ikan dilakukan dengan cara cruise track

    menggunakan alat SIMRAD EK 60Scientific split beam echosounder system dengan frekuensi

    70 kHzdanAkuisisi data akustik dilakukan terus-menerus pada siang dan malam hari selama

    periode pelayaran dengan kecepatan kapal berkisar antara 7-8 knot. Jalur akuisisi data mencakup

    luasan daerah yang memungkinkan analisis secara spasial yang dibuat dengan bentuk zig-zag

    menurut MacLennan (1992) dengan panjang tiap transek sekitar 12 nmi dari batas gugusan pulau

    ke arah luar.Data akustik diolah dengan menggunakan software SONAR ver.4 Diagram alir

    secara umum yang digunakan dalam pengolahan data dapat dilihat pada gambar 8.

    Pengolahan nilai densitas untuk ikan dilakukan pada Ms. Excel. Pengolahan dapat

    dilakukan setelah proses integrasi SV dan TS. Densitas dihasilkan dengan menggunakan formula

    (Iida et al.,:1996):

    SV (dB) = 10 log (N bs)

    = 10 log N + TS...(18)

    Dengan asumsi kepadatan numerik adalah sebanding dengan kepadatan individu, makapersamaan (1) dapat ditulis kembali sebagai berikut:

    SV (dB) = 10 log + A.(19)

    Dimana: SV = volume strength (dB)

    = kelimpahan/densitas organisme (ind/m3)

    A = target strength rata-rata (dB)

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    14/17

    Gambar 8 Diagram Alir Pengolahan data densitas ikan / kelimpahan ikan

    Data AkustikIkan Tuna

    Thunnus s

    ER 60 SONAR Ver.4

    Dongle

    TS max (dB) SV max (dB)

    Filtering data dengan SONAR Ver.4

    Ms Excel

    Peta sebaran Densitas

    ikan

    Estimasi stok ikan

    ( Kelimpahan Ikan)

    Export data .raw to

    .uuu

    Surfer ver.9

    ( Lintang dan bujur)

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    15/17

    Gambar 9 Contoh echogram menggunakan Software Sonar Ver 4( Data riset Laut dalam , Laut

    Arafura dengan Kapal Riset Baruna Jaya VII, BRPL dan LIPI Ambon 2015)

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    16/17

    PUSTAKA

    Arnaya, I.N. 1991b. Akustik Kelautan II. Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi. Institut

    Pertanian Bogor. Bogor.Burczynski, J.J. and Johnson, R.L. (1986) Application of dual-beam acoustic survey techniques

    to limnetic populations of juvenile sockeye salmon, Oncorhynchus nerka. Can. J.

    Fish. Aqu.Sci. 43, 177688.

    Effendie, M. I. 2002.Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. 163 pp.

    Ehrenberg E. John, 1979. A Comparative Analysis ofIn Situ Methods for Directly Measuring theAcoustic Target Strength of Individual Fish ieee journal of oceanic engineering, vol.Oe-4, no. 4

    Foote, K.G. 1987 . Introduction to the Use of Sonar System for Estimating Fish Biomass. FAO.

    Fisheries Technical Paper No 199 Revision 1.

    Foote, K.G & Traynor, J.J. 1988Comparison of walleye pollock target strength estimatesdetermined from in situ measurements and calculations based on swimbladder form.J.Acoust.Soc.Am. 83(1).

    Furusawa, M. 1998. Prolate Spherodial model for predicting General Trends of Fish Target

    Strength. J.Acoust.Soc.Am Page 13-24.

    Hannachi, M. S., L. B. Abdallah, & O. Marrakchi. 2004. Acoustic Identification of Small Pelagic

    Fish Species: Target Strength Analysis and School Descriptor Classification.

    MedSudMed Technical Documents No.5.

    Johanesson, K.A. and R.B Mitson. 1983. Fisheries Acoustic. A Practical Manual For Acoustic

    Biomass Estimation. FAO Fisheries Tech.

    Love, R.H. 1997. Target Strength of an individual Fish at any aspect . J.Acoust. Soc. Am, (62) :

    1397-1403.

    Lurton, X. 2002. An Introduction to Underwater Acoustic. Principles and Applications. Praxis

    Publishing Ltd. Chincester. UK.

    MacLennan, D.N. 1990. Acoustical measurement of fish abundance. J. Acoust. Soc. Am, Vol (1)87 : 1-15.

    MacLennan, D. N dan E. J Simmonds. 1992. Fisheries Acoustic. Chapman and Hall. London.

    Maclennan, D. N dan Simmonds, E. J. 2005. Fisheries Acoustic. Chapman and Hall. Oxford :

    Blackwell Science.

  • 7/24/2019 Split Beam Acoustic

    17/17

    Natsir, M., B. Sadhotomo, & Wudianto. 2005. Pendugaan biomassa ikan pelagis di perairan

    Teluk Tomini dengan metode akustik bim terbagi. Jurnal Penelitian Perikanan

    Indonesia. 11 (6): 101-107.

    Priatna. A & Wijopriono. Estimasi stok sumber daya ikan dengan metode hidroakustik Di

    perairan kabupaten bengkalis.J. Lit. Perikan. Ind. Vol.17 No. 1 Maret 2011 : 1- 10 .

    Pujiyati, S. 2008. Pendekatan Metode Hidroakustik untuk Analisis Keterkaitan antara TipeSubsrat Dasar Perairan dengan Komunitas Ikan Demersal. Disertasi. Sekolah PascaSarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. (Tidak dipublikasikan).

    SIMRAD EY-500. 1993 . Instruction Manual Portable Scientific Echosounder. Horten.

    Norwegia.

    Widodo, J. 1992. Prinsip Dasar Hidroakustik Perikanan. Oseana. XVII (3): 83-95.

    Xie. J dan Jones. I. S. F. 2009. A Sounding Scattering Layer in a Freshwater Reservoir. MarineStudy Center University of Sydney. Australia.

    Yasuma, H., Sawada, K., Ohshima, T., Miyashita, K., and Aoki, I. 2003. Target strength of

    mesopelagic lanternfishes (family Myctophidae) based on swimbladder morphology.

    ICES Journal of Marine Science, 60: 584_591

    http://dx.doi.org/10.1016/S10543139(03)00058-4.