Spk dalam memilih perguruan tinggi negeri 2012

58
1 - 1 Human Performance Improvement Part I Presented by Michael L. McIntosh, CIH, CSP, CHMM Oak Ridge National Laboratory American Chemical Society August 2010

Transcript of Spk dalam memilih perguruan tinggi negeri 2012

Page 1: Spk dalam memilih perguruan tinggi negeri 2012

Ujian Akhir Semester Matakuliah Sistem Pendukung Keputusan 2012 Pangkalpinang, Mei 2012

1 UAS 2012 SPK Dalam Memilih Perguruan Tinggi Negeri | RAMDAN FIRMANSYAH

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MEMILIH PERGURUAN TINGGI NEGERI DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

RAMDAN FIRMANSYAH

Program Studi Sistem Informasi STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Raya Sungailiat Selindung Baru Pangkalpinang

Telp. (0717)433506 E-mail: [email protected]

ABSTRAKS

Bagi lulusan SMA, SMK, dan MA banyak yang ingin melanjutkan sekolahnya keperguruan tinggi, diantaranya masuk ke Perguruan Tinggi Negeri terutama di Provinsi kepulauan Bangka Belitung. Oleh karna itu banyak criteria dan hal-hal yang digunakan sebagai dasar dalam Memilih Perguruan Tinggi Negeri di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dalam memilih perguruan tinggi negeri yang dapat digunakan untuk melihat minat siswa yang ada di provinsi kepulauan Bangka Belitung dan juga merupakan kebanggaan kita sebagai masyarakat Bangka Belitung karena ada perguran tinggi negeri di provinsi kita, jadi masyarakat Bangka Belitung tidak perlu lagi jauh-jauh untuk melanjutkan ke bangku kuliah. Karena di dalam melanjutkan keperguran tinggi ada empat level kriteria. Adapun level 1 kriteria yaitu Mahasiswa,Proses Penerimaan Mahasiswa Baru, Lokasi, Tahapan, level 2 kriteria terdiri dari 13 kriteria yang didapat dari kelebihan khusus untuk memilih perguruan tinggi negeri. Sedangkan untuk level 3 alternatif ada tiga yaitu UBB, POLMAN, dan STAIN. Adapun hasil dari pemilihan ini menghasilkan UBB yang banyak diminati oleh masyarakat Bangka Belitung disbanding dengan POLMAN dan STAIN. Tingkat pemilihan pada UBB mencapai 49,7%. Dan faktor yang paling berpengaruh dalam proses pemilihan ini adalah faktor lokasi yang mencapai 33,8%.

Kata Kunci: memilih perguruan tinggi negeri, analitical hierarchy process, expert choice 2000

1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Di Era reformasi sekarang ini sulitnya mencari pekerjaan apalagi yang dibutuhkan dalam mencari pekerjaan sudah pasti yang banyak dari tamatan sarjana 1 (S1). Banyaknya persaingan dalam mencari pekerjaan dan keterbatasan factor ekonomi membuat masyarakat bangka belitung untuk melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah yang masih bisa terjangkau. Untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi masyarakat bangka belitung mempunyai maksud dan tujuan diantaranya agar dalam mencari pekerjaan lebih mudah.

Bagi masyarakat desa yang jauh dipedalaman, ini akan membuat mereka sulit dan bingun dalam memilih dan melanjutkan ke perguruan tinggi yang sesuai dengan minat dan kondisi ekonomi orang tua mereka. Dengan adanya perguruan tinggi negeri yang ada di provinsi kepulauan Bangka Belitung, ini akan bisa membantu dalam mengembangkan diri mereka terutama dibidang dunia pendidikan.

Semakin jauh jarak lokasi tempat studi dengan tempat tinggal si calon mahasiswa/mahasiswi tentu akan berpengaruh terhadap biaya hidupnya. Biaya hidup ini termasuk transportasi, kost, makan, minum dan kebutuhan lainnya. Berpisah dengan orang tua memang

akan dapat menempa kemandirian seseorang, namun perlu disadari juga bahwa orang tua juga perlu mengeluarkan biaya lain selain biaya hidup mereka sendiri. Jika kampus berada di luar kota dan ditempuh dengan cara pulang-pergi setiap hari, tentulah akan sangat melelahkan yang akan mempengaruhi konsentrasi belajar-nya 1.2 BATASAN MASALAH

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini dua, yaitu : a. Faktor – faktor apa saja yang dijadi sebagai

pertimbangan dalam memilih perguruan tinggi negeri ?

b. Manakah perguruan tinggi negeri yang banyak diminati masyarakat bangka belitung ?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian adalah : a. Melakukan kajian terhadap masyarakat Bangka

Belitung dalam menentukan perguruan tinggi. b. Untuk mengetahui tingkat minat masyarakat dalam

memilih perguruan tinggi negeri yang sesuai dengan kriteria dan sub kriteria dengan teknik pendekatan berdasarkan AHP (Analytical Hierarchy Process).

Page 2: Spk dalam memilih perguruan tinggi negeri 2012

Ujian Akhir Semester Matakuliah Sistem Pendukung Keputusan 2012 Pangkalpinang, Mei 2012

2 UAS 2012 SPK Dalam Memilih Perguruan Tinggi Negeri | RAMDAN FIRMANSYAH

Manfaat Penelitian

Berikut beberapa manfaat penelitian ini : a. Setelah mengetahui kriteria dan subkriteria dalam

pemilihan perguruan tinggi negeri yang terdiri dari beberapa alternatif, agar dapat mengetahui lulusan tamatan SMA, SMK, dan MA banyak melanjutkan pendidikan tinggi kemana saja,maka akan menunjang pengambilan keputusan bagi diri saya sendiri dikemudian hari apabila sewaktu – waktu ada yang bertanya.

b. Bagi institusi, penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian lanjut dalam penerapan proses penerimaan mahasiswa baru sesuai dengan hasil pemilihan perguruan tinggi negeri dengan Analytical Hierarchy Process (AHP).

c. Bagi masyarakat, penelitian ini akan akan sangat berguna, dikarenakan masyarakat akan bisa memilih perguruan tinggi negeri sesuai dengan minat anak dan kondisi ekonomi orang tua mereka.

2. Latar Belakang Perlunya Pengambilan

Keputusan Dalam Proses Pemilihan Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Model adalah percontohan yang mengandung

unsure yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru ( jika perlu ). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses beruntun yang memerlukan penggunaan model secara tepat.

Pentingnya model dalam suatu pengambila keputusan, anatara lain sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat

tunggal dari unsure-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan / diselesaikan itu.

2. Untuk memperjelas ( secara eksplisit ) mengenai hubungan signifikan diantara unsure-unsur itu.

3. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variable. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.

4. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan

proses yang membutuhkan penggunaan model yang tepat. Pengambila keputusan itu berusaha menggeser keputusan yang semula tanpa perhitungan menjadi keputusan yang penuh perhitungan.

Sebagian besar masalah dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur adalah ketidakpastian,

inkonsistensi, multi-kriteria keputusan, dan keputusan ketidakstabilan untuk memilih perguruan tinggi negeri yang ada di provinsi kepulauan Bangka Belitung. 3. MEMILIH PERGURUAN TINGGI NEGERI

DI PROVINSI Bagi lulusan SMA, SMK, dan MA banyak yang

ingin melanjutkan sekolahnya keperguruan tinggi, diantaranya masuk ke Perguruan Tinggi Negeri terutama di Provinsi kepulauan Bangka Belitung. Oleh karna itu banyak criteria dan hal-hal yang digunakan sebagai dasar dalam Memilih Perguruan Tinggi Negeri di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Ada beberapa Perguruan Tinggi Negeri yang ada di provinsi kepulauan Bangka Belitung, diantara nya UBB, POLMAN dan STAIN namun diantara beberapa perguruan tinggi negeri tersebut hanya UBB yang banyak diminati masyarakat Bangka Belitung. Hal itu dikarenakan adanya criteria masyarakat Bangka Belitung untuk memilih perguruan tinggi negeri. 3.1. Universitas Bangka Belitung – UBB

Kehadiran Universitas Bangka Belitung (UBB)

adalah cita-cita yang telah lama mengakar dalam diri masyarakat Serumpun Sebalai. Ide pembentukan UBB makin mengemuka seiring pembentukan provinsi Bangka Belitung pada 2002 lalu. UBB semacam pre Determinant dari pembentukan Provinsi. Impian yang telah dipetakan jauh-jauh hari sebelumnya tepatnya pada 2000 lalu.

Universitas Bangka Belitung resmi berdiri pada tanggal 12 April 2006. Pendirian ini berbekal Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor : 52/ D/O/ 2006 tertanggal 12 April 2006. Pendirian UBB merupakan hasil penyatuan dari Politeknik Manufaktur Timah (Polman Timah), Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER Bangka), dan Sekolah Tinggi Teknik Pahlawan 12 (STTP 12). Ketiga lembaga tinggi ini sebelumnya memang telah lama berdiri di kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung. Status UBB secara de yure adalah pemilikan masyarakat, sedangkan secara de fakto bisa dikatakan pemilikan Pemerintah Daerah baik Provinsi, Kabupaten dan Kotamadya sebagai penyangga utama. Selain itu dukungan dari Perusahaan PT. Timah Tbk juga cukup besar yang juga memiliki ikatan emosional langsung dengan salah satu cikal bakal UBB (Polman Timah_red).

3.1 POLMAN

Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung [POLMAN BABEL] bermula dari Politeknik Manufaktur Timah yang didirikan pada tahun 1994 oleh PT. Timah Tbk. melalui Yayasan Polman Timah dengan asistensi dari Politeknik Manufaktur Bandung.

PT. Timah Tbk. sebagai perusahaan pertambangan timah disekitar kepulauan Bangka Belitung telah

Page 3: Spk dalam memilih perguruan tinggi negeri 2012

Ujian Akhir Semester Matakuliah Sistem Pendukung Keputusan 2012 Pangkalpinang, Mei 2012

3 UAS 2012 SPK Dalam Memilih Perguruan Tinggi Negeri | RAMDAN FIRMANSYAH

beroperasi lebih dari seabad yang silam. Sebagai perusahaan yang memperdulikan lingkungan dan pengembangan masyarakat sangat peduli terhadap peningkatan kualitas SDM, baik secara internal maupun diluar lingkup perusahaan. Salah satu bentuk nyata perusahaan dalam kepedulian tersebut diwujudkan dalam pendirian lembaga pendidikan formal yang berbentuk politeknik. Diyakini bahwa untuk masa depan pengembangan industri baik di kawasan barat Indonesia maupun Indonesia secara keseluruhan masih sangat membutuhkan tenaga ahli terampil (skillful technician), sedangkan dilain pihak institusi pendidikan yang baik dibidang ini belum banyak tersedia karena berbagai alasan termasuk diantaranya karena tingginya investasi yang diperlukan. Dipihak lain, disadari bahwa sudah waktunya dimulai mendiversifikasi kegiatan usaha di daerah Bangka Belitung yang selama ini masih didominasi oleh kegiatan usaha pertambangan timah. Oleh karena itu mempersiapkan SDM adalah sangat mutlak di perlukan, dan Politeknik Manufaktur Timah adalah alternative pilihan yang diambil dengan program studinya adalah Teknik Perawatan Mesin, Teknik Perancangan Mekanik, dan Teknik Otomasi

3.2 STAIN

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung adalah perubahan alih status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Yayasan Perguruan Tinggi Islam Bangka (STAI YPIB). STAI YPIB pada awalnya merupakan gabungan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) yang didirikan pada tahun 1986 dan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID), keduanya berlokasi di tempat yang sama, yaitu di Baturusa Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka serta berada di bawah Yayasan Pondok Pesantren Nurul Ihsan. Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung mengemban amanah dan tanggung jawab yang besar dalam membangun peradaban di Bangka Belitung khususnya, melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung mengharapkan partisipasi dari semua pihak, khususnya pemerintah (baik pemerintah propinsi, kabupaten-kabupaten maupun kota, maupun anggaran pusat: Departemen Agama), pengusaha, stakeholders dan donator-donatur lainnya. Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya bahwa misi yang diemban STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung adalah Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ketiga unsur tersebut adalah pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat atau pemberdayaan kepada masyarakat. Ketiga komponen dasar ini menjadi barometer dan indikator dalam mengukur partisipasi STAIN dalam meningkatkan kualitas output dan eksistensi lembaga pendidikan Islam di Bangka Belitung.

4. MENGGUNAKAN AHP SEBAGAI MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Ketika keputusan yang akan diambil bersifat

kompleks dengan risiko yang besar seperti perumusan kebijakan, pengambil keputusan sering memerlukan alat bantu dalam bentuk analisis yang bersifat ilmiah, logis, dan terstruktur/konsisten. Salah satu alat analisis tersebut adalah berupa decision making model (model pembuatan keputusan) yang memungkinkan mereka untuk membuat keputusan untuk masalah yang bersifat kompleks.

AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternative, seperti yang tampak pada gambar berikut :

Gambar 1 Repserentasi abstrak untuk Hirarki Keputusan

Karena sulitnya menentukan bobot-bobot

ataupun prioritas-prioritas yang sering berubah-ubah, digunakan perbandingan berpasangan yang menggunakan data, pengetahuan, dan pengalaman untuk memperoleh prioritas. Prinsip ini berarti membuat penilaian berkenaan dengan pertimbangan relatif pentingnya satu elemen terhadap yang lain.

Untuk itu diperlukan suatu skala perbandingan antar dua elemen, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Untuk kegiatan pembandingan antar sepasang objek, metode AHP memberikan sebuah standar nilai pembandingan antar dua objek sebagai berikut :

Tabel 1 Nilai Perbandingan

Pembanding Nilai Sangat diutamakan 9 Lebih diutamakan menuju sangat diutamakan 8 Lebih diutamakan 7 Diutamakan menuju lebih diutamakan 6 Diutamakan 5 Cukup diutamakan menuju diutamakan 4 Cukup diutamakan 3 Setara menuju cukup diutamakan 2 Setara 1

Page 4: Spk dalam memilih perguruan tinggi negeri 2012

Ujian Akhir Semester Matakuliah Sistem Pendukung Keputusan 2012 Pangkalpinang, Mei 2012

4 UAS 2012 SPK Dalam Memilih Perguruan Tinggi Negeri | RAMDAN FIRMANSYAH

AHP sebagai teknik penelitian memiliki kelebihan dan kelemahan, berikut adalah kelebihan AHP : (1) Kesatuan, (2) Kesepakatan, (3) Saling

ketergantungan, (4) Penyusunan hierarki, (5) Pengukuran, (6) Konsistensi, (7) Sintesis, (8) Tawar – menawar, (9) Penilaian dan Konsensus, (10) Pengulangan proses

Sedangkan kelemahan AHP adalah (1) Ketergantungan model AHP pada input utamanya.

Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli, selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru. Model AHP ini hanya metode matematis tanpa ada

pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.

5. KRITERIA YANG DIGUNAKAN UNTUK

MEMILIH PERGURUAN TINGGI NEGERI DI PROVINSI KEPULAUANBANGKA BELITUNG

Secara garis besar, ada tiga tahapan AHP dalam penyusunan prioritas, yaitu :

(1) Dekomposisi dari masalah; (2) Penilaian untuk membandingkan elemen-

elemen hasil dekomposisi (3) Sintesis dari prioritas.

Dalam menyusun prioritas, maka masalah penyusunan prioritas harus mampu didekomposisi menjadi tujuan (goal) dari suatu kegiatan, identifikasi pilihan-pilihan (options), dan perumusan kriteria (criteria) untuk memilih prioritas. Untuk goal / tujuan ‘Memilih software berbasis open source untuk aplikasi digital library’, penulis mengadopsi ide Oyku Alanbay dalam jurnalnya yang berjudul ‘ERP Selection Using Expert Choice Software’ yang ditulis pada Juli 2005, untuk membagi kriteria ke dalam tiga pilihan utama, setelah itu baru memecah pilihan utama itu menjadi beberapa sub kriteria, dan terakhir menentukan alternative yang akan dipilih. Namun untuk sub kriteria disesuaikan dengan kebutuhan khusus yang menjadi ciri khas perguruan tinggi negeri yang banyak diminati masyarakat Bangka belitung.

Rincian sub kriteria dalam strategi pemilihan perguruan tinggi negeri di bangka belitung, yang disusun sebagai berikut :

a) Mahasiswa, dengan sub kriteria : SDM input

perguruan tinggi, penyerapan dunia usaha, quota dan program studi

b) Penerimaan Mahasiswa Baru, dengan sub kriteria

: mekanisme pendaftaran, mekanisme pembayaran, persyaratan dan biaya pendaftaran.

c) Lokasi, dengan sub kriteria : kesediaan alat transportasi, tempat tinggal sementara dan popularitas.

d) Tahapan, dengan sub kriteria : PMB dan SNMPTN. Dari kriteria – kriteria tersebut maka terbentuklah

hirarki sebagai berikut :

Gambar 1. Gambar Hirarki Pemilihan perguruan tinggi negeri di provinsi kepulauan Bangka belitung

Dari Gambar 1 di atas dilihat bahwa terdapat tiga elemen kriteria di level 1 dan 20 elemen kriteria di level 2 yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan software berbasis open source untuk aplikasi digital library yang masing – masing elemen kriteria mempunyai tiga elemen alternatif. 6. SOLUSI DENGAN EXPERT CHOICE 2000

Metode yang digunakan pada program Expert Choice

adalah Analytic Hierarchy Process (AHP). Expert Choice 2000 menyediakan struktur untuk seluruh proses pengambilan keputusan, yaitu:

a. Sebuah tool yang memfasilitasi kerjasama antara beberapa pihak yang berkepentingan

b. Analisis pengambil keputusan c. Meningkatkan komunikasi d. Memberi keputusan yang lebih cepat e. Dokumentasi proses pengambilan keputusan f. Sebuah konsensus keputusan g. Keputusan akhir yang lebih baik dan dapat

dibenarkan. Hasil perhitungan dengan geometric mean tiap

responden, akhirnya akan digabungkan, dan nilai hasil penggabungan tersebut akan dihitung tingkat consistency ratio-nya (CR) menggunakan tool Expert Choice 2000. Berikut adalah hasil yang didapat :

Page 5: Spk dalam memilih perguruan tinggi negeri 2012

Ujian Akhir Semester Matakuliah Sistem Pendukung Keputusan 2012 Pangkalpinang, Mei 2012

5 UAS 2012 SPK Dalam Memilih Perguruan Tinggi Negeri | RAMDAN FIRMANSYAH

Gambar 2. Gambar Hirarki dan Solusi yang dihasilkan

Dari hasil pada Gambar 2, telah terlihat bahwa

untuk perguruan tinggi negeri yang banyak diminati masyarakat Bangka belitung adalah UBB dengan bobot 0,355, level berikutnya adalah STAIN dengan bobot 0,347, dan terakhir adalah POLMAN dengan bobot 0,298.

7. TINGKAT SENSITIVITAS HASIL ANALISIS

Inconsistency ratio atau rasio inkonsistensi data

responden adalah parameter untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. Berikut disajikan matriks perbandingannya.

Tabel 2 : Perbandingan elemen dan nilai CR

No Matriks perbandingan elemen Nilai CR

1 Perbandingan elemen kriteria level I berdasarkan sasaran pemilihan perguruan tinggi negeri di provinsi bangka belitung

0,02

2 Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Mahasiswa 0,01

3 Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Penerimaan Mahasiswa Baru 0,01

4 Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Lokasi 0,00

5 Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Tahapan 0,00

6 Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Mahasiswa sub kriteria SDM Input Perguruan Tinggi

0,00

7 Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Mahasiswa sub kriteria Penyerapan Dunia Usaha

0,03

8 Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Mahasiswa sub kriteria Quota 0,00

9 Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Mahasiswa sub kriteria program studi

0,03

10 Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Penerimaan Mahasiswa Baru sub kriteria Mekanisme Pendaftaran

0,01

11 Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Penerimaan Mahasiswa Baru sub kriteria Mekanisme Pembayaran

0,00

12 Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Penerimaan Mahasiswa Baru sub kriteria Persyaratan

0,00

13 Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Penerimaan Mahasiswa Baru sub kriteria Biaya Pendaftaran

0,03

14 Perbandingan elemen alternatif level III aplikasi kriteria Lokasi sub kriteria Ketersediaan Alat Transportasi

0,00

15 Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Lokasi sub kriteria Tempat Tinggal Sementara

0,02

16 Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Lokasi sub kriteria Popularitas 0,00

17 Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Tahapan sub kriteria PMB 0,02

18 Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Tahapan sub kriteria SNMPTN 0,00

Dapat disimpulkan bahwa perbandingan

berpasangan yang diberikan responden ahli memiliki nilai rasio inkonsistensi yang lebih kecil dari 0,1 sebagai batas maksimum nilai rasio inkonsistensi.

Dengan demikian hasil perhitungan geometrik gabungan data responden cukup konsisten. Berikut ini disajikan bobot masing-masing kriteria Memilih Perguran Tinggi Negeri di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu :

Gambar 1. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung

Gambar 2. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan

Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Kriteria Mahasiswa

Gambar 3. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan

Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Kriteria Proses Penerimaan

Page 6: Spk dalam memilih perguruan tinggi negeri 2012

Ujian Akhir Semester Matakuliah Sistem Pendukung Keputusan 2012 Pangkalpinang, Mei 2012

6 UAS 2012 SPK Dalam Memilih Perguruan Tinggi Negeri | RAMDAN FIRMANSYAH

Gambar 11. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan Perguruan Tinggi Negeri Di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Kriteria Proses Penerimaan Mahasiswa

ditinjau dari Mekanisme Pembayaran

Gambar 4. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung pada Kriteria Lokasi

Gambar 5. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung pada Kriteria Tahapan

Gambar 6. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung pada Kriteria Mahasiswa ditinjau dari SDM Input PT .

Gambar 7. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Kriteria Mahasiswa ditinjau dari Penyerapan

Dunia Usaha.

Gambar 8. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan

Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Kriteria Mahasiswa ditinjau dari Quota.

Gambar 9. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung pada Kriteria Mahasiswa ditinjau dari Program Studi.

Gambar 10. Proses Hasil Pemilihan dalammenentukan Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung pada Kriteria Proses Penerimaan Mahasiswa ditinjau dari Mekanisme Pendaftaran.

.

Gambar 12. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung pada Kriteria Proses Penerimaan Mahasiswa ditinjau dari Persyaratan.

Gambar 13. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung pada Kriteria Proses Penerimaan Mahasiswa ditinjau dari Biaya Pendaftaran.

Page 7: Spk dalam memilih perguruan tinggi negeri 2012

Ujian Akhir Semester Matakuliah Sistem Pendukung Keputusan 2012 Pangkalpinang, Mei 2012

7 UAS 2012 SPK Dalam Memilih Perguruan Tinggi Negeri | RAMDAN FIRMANSYAH

Gambar 14. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan

Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Kriteria Lokasi ditinjau dari Kesediaan Alat

Transportasi.

Gambar 15. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Kriteria Lokasi ditinjau dari Tempat Tinggal

Sementara.

Gambar 16. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung pada Kriteria Lokasi ditinjau dari Popularitas.

Gambar 17. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung pada Kriteria Tahapan ditinjau dari PMB

Gambar 18. Proses Hasil Pemilihan dalam menentukan Perguruan Tinggi Negeri Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Kriteria Tahapan ditinjau dari SNMPTN.

Gambar 19 Synthesis with Respect

8. KESIMPULAN

AHP adalah metodologi pengambilan keputusan untuk multi-atribut dan masalah multi-alternatif. Oleh karena itu metodologi ini, sesuai untuk proses seleksi perangkat lunak, yang merupakan masalah pengambilan keputusan terstruktur, terutama untuk sistem memilih perguruan tinggi negeri yang banyak diminati di provinsi Bangka belitung

Faktor – faktor yang jadi pertimbangan dalam memilih perguruan tinggi negeri di provinsi Bangka belitung ada empat faktor utama yaitu faktor mahasiswa, penerimaan mahasiswa baru, lokasi, dan tahapan. Faktor mahasiswa ada 4 sub kriteria,faktor penerimaan mahasiswa baru ada 4 sub kriteria, faktor lokasi ada 3 sub kriteria, dan faktor tahapan ada 2 sub criteria yaitu PMB dan SNMPTN. Alternatif perguruan tinggi negeri yaitu Universitas Bangka Belitung (UBB), Politeknik Manufaktur Negeri (POLMAN), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), danmenghasilkan UBB sebagai perguruan tinggi negeri yang banyak diminati masyarakat Bangka belitung.

Hasil pengolahan kuesioner responden ahli juga menunjukkan bahwa faktor teknologi adalah faktor terpenting dalam memilih perguruan tinggi negeri, disusul faktor Lokasi, Mahasiswa, proses penerimaan dan terakhir faktor tahapan.

PUSTAKA

arie5758, 2012 Kiat dalam memilih perguruan tinggi Sumber : http://arie5758.blogspot.com/2012/05/kiat-memilih-perguruan-tinggi.html#ixzz1vD6XnPkw diakses tanggal 18 mei 2012

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI), Departemen Pendidikan Nasional.2006. Pedoman Umum Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional. Diakses tanggal 25 mei 2012

dojokaizen,2009 tentang sistem Pendukung Keputusan http://dojokaizen.wordpress.com/2009/12/31/sistem-pendukung-keputusan-tugas-1-memilih-universitas-s2/ di akses tanggal 22 mei 2012

Hilyah Magdalena, 2012. Tentang model pengambilan keputusan, diakses 19 mei 2012

JOURNAL AHP (Analitical Hierarchy Process) diambil pada tanggal 28-05-2009 dari http://www.findtoyou.com/ebook/sistem+pendukung+keputusan+ahp-86366.html diakses tanggal 23 mei 2012

Latifah, Siti. 2005. Prinsip-prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process. Sumatera Utara. 25 mei 2012

Magister,2011, kesimpulan dalam memilih perguruan tinggi negeri http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab5/2011-2-00397-mc%205.pdf tanggal 23 mei 2012

Page 8: Spk dalam memilih perguruan tinggi negeri 2012

Ujian Akhir Semester Matakuliah Sistem Pendukung Keputusan 2012 Pangkalpinang, Mei 2012

8 UAS 2012 SPK Dalam Memilih Perguruan Tinggi Negeri | RAMDAN FIRMANSYAH

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Penerbit PT Grasindo, Jakarta. 25 mei 2012

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi, diakses tanggal 22 mei 2012