spirometer

9
Uji Spirometri Tujuan Untuk mengetahui volume dan kapasitas paru-paru. Alat dan bahan Spirometer Pipa mulut sekali pakai Cara kerja 1. Bejana biru diisi dengan air sampai tanda garis pengisian. 2. Sungkup putih ditekan perlahan-lahan ke bawah untuk meyakinkan penempatannya di dasar bejana biru. 3. Pipa mulut yang disposable dimasukkan ke ujung pipa plastik yang fleksibel. 4. Garis penunjuk ditempatkan pada garis 0 yang terdekat dengan ujung lengan skala. Hal ini dilakukan dengan pengaturan cakram penunjuk. Cakram penunjuk diatur agar terletak di sebelah kanan garis penunjuk. 5. Untuk pengukuran volume inspirasi, cakram penunjuk diletakkan di sebelah kiri garis penunjuk di garis 0 yang terdekat dengan pangkal lengan skala. Cara pengukuran 1. Hidung dijepit menggunakan penjepit / tangan OP 1

description

medical

Transcript of spirometer

Page 1: spirometer

Uji Spirometri

Tujuan

Untuk mengetahui volume dan kapasitas paru-paru.

Alat dan bahan

Spirometer

Pipa mulut sekali pakai

Cara kerja

1. Bejana biru diisi dengan air sampai tanda garis pengisian.

2. Sungkup putih ditekan perlahan-lahan ke bawah untuk meyakinkan

penempatannya di dasar bejana biru.

3. Pipa mulut yang disposable dimasukkan ke ujung pipa plastik yang fleksibel.

4. Garis penunjuk ditempatkan pada garis 0 yang terdekat dengan ujung lengan

skala. Hal ini dilakukan dengan pengaturan cakram penunjuk. Cakram

penunjuk diatur agar terletak di sebelah kanan garis penunjuk.

5. Untuk pengukuran volume inspirasi, cakram penunjuk diletakkan di sebelah

kiri garis penunjuk di garis 0 yang terdekat dengan pangkal lengan skala.

Cara pengukuran

1. Hidung dijepit menggunakan penjepit / tangan OP

2. Pengukuran TV (Volume Tidal)

OP melakukan inspirasi biasa di luar, kemudian epirasi biasa di spirometer

3. Nafas biasa

4. Pengukuran TV + ERV

OP melakukan inspirasi biasa di luar, kemudian ekspirasi maksimum di

spirometer

5. Nafas biasa

6. Pengukuran VC

OP melakukan inspirasi maksimum di luar, kemudian ekspirasi maksimum di

spirometer

1

Page 2: spirometer

Hasil

2

Page 3: spirometer

Pembahasan

Pada uji spirometri terdapat dua buah bejana yang digunakan. Bejana pertama

merupakan bejana yang diisi dengan air sedangkan bejana kedua memiliki posisi

terbalik terhadap bejana

pertama berfungsi sebagai

pengukur volume dan

kapasitas paru. Bejana

kedua dihubungkan pada

skala dengan satuan liter

yang akan bergerak

memutar ketika ekspirasi

dilakukan. Jarum pada

skala akan bergerak menurun ketika bejana kedua bergerak menurun kembali ke

posisi semula.

Pada setiap pengukuran volume dan kapasitas paru dilakukan dengan menutup hidung

untuk mengurangi kemungkinan adanya udara yang keluar melalui hidung saat

melakukan ekspirasi. Ekspirasi dilakukan dengan membuang napas melalui selang

yang terhubung dengan bejana kedua. Pengukuran pertama adalah mengukur volume

tidal. Volume tidal atau volume alun napas adalah volume udara yang masuk atau

keluar paru selama satu kali bernapas. Nilai rerata pada kondisi istirahat sebesar 500

ml. Pengukuran volume tidal dilakukan dengan mengambil napas secara normal dan

membuangnya secara normal melalui selang spirometer.

Dari tiga kali percobaan oleh orang percobaan yang sama diperoleh hasil sebesar 660

ml. Saat menggunakan spirometer digital untuk orang percobaan yang sama dalam

keadaan yang sama, diperoleh volume tidal sebesar 520 ml. Perbedaan ini dapat

terjadi karena ketika seseorang diminta bernapas secara normal, secara tidak sadar

orang tersebut justru akan mengatur napasnya secara lebih teratur sehingga hasilnya

volume tidal tersebut akan berbeda dengan keadaan ketika orang tersebut bernapas

normal secara tidak disadari. Hasil pengukuran pada spirometer digital lebih akurat

karena pengukuran volume tidal merupakan rata-rata dari inspirasi dan ekspirasi

beberapa kali secara berkelanjutan, sehingga semakin lama orang percobaan akan

mendekati keadaan pernapasan normal yang tidak disadari. Berbeda dengan

3

QuickTime™ and a decompressor

are needed to see this picture.

Page 4: spirometer

penggunaan spirometer sederhana dimana inspirasi dan ekspirasi dilakukan satu kali

kemudian diulang sebanyak tiga kali percobaan.

QuickTime™ and a decompressor

are needed to see this picture.

Pengukuran selanjutnya untuk spirometer sederhana adalah volume tidal ditambah

dengan expiratory reserve volume atau volume cadangan ekspirasi. ERV atau volume

cadangan ekspirasi merupakan udara tambahan yang dapat secara aktif dikeluarkan

dengan mengontraksikan secara maksimal otot-otot ekspirasi melebihi udara yang

secara normal dihembuskan secara pasif pada akhir volume tidal. Nilai rerata volume

cadangan ekspirasi adalah 1000 ml. Pada pengukuruan spirometer sederhana, orang

percobaan diminta melakukan inspirasi biasa kemudian ekspirasi maksimum. Nilai

TV + ERV yang diperoleh setelah tiga kali pengukuran menggunakan spirometer

sederhana kemudian dirata-rata adalah 1330 ml. Jika dikurangkan dengan TV sebesar

660 ml maka diperoleh ERV rata-rata sebesar 670 ml. Pada penggunaan spirometer

digital diperoleh ERV sebesar 1320 ml. Perbedaan ini dapat terjadi dimungkinkan

karena adanya perbedaan volume inspirasi. Sebelum melakukan ekspirasi maksimal

dilakukan inspirasi normal terlebih dahulu. Inspirasi normal akan lebih mendekati

keadaan standar ketika dilakukan secara tidak sadar sehingga pada pengukuran

spirometer digital dapat diperoleh hasil yang lebih besar untuk ERV.

Pengukuran yang terakhir adalah pengukuran kapasitas vital atau vital capacity.

Kapasitas vital merupakan volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan dalam satu

kali bernapas setelah inspirasi maksimal. Orang percobaan diminta untuk melakukan

inspirasi maksimal kemudian diikuti dengan ekspirasi maksimal. VC mencerminkan

volume maksimal yang dapat ditampung oleh paru. Nilai rerata VC sebesar 4500 ml.

Hasil pengukuran pada spirometer sederhana diperoleh VC sebesar 3160 ml

4

Page 5: spirometer

sedangkan pada pengukuran spirometer digital diperoleh VC sebesar 3130 ml. Hasil

yang diperoleh tidak begitu berbeda namun karena adanya perbedaan ERV yang

besar, beberapa volume pernapasan yang lain juga akan mengalami perbedaan.

Kapasitas inspirasi atau inspiratory capacity dapat diperoleh dengan mengurangi

kapasitas vital dengan ERV. Kapasitas inspirasi merupakan volume udara maksimal

yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi tenang normal. Nilai rerata IC sebesar 3500

ml. Bila kapasitas vital orang percobaan sebesar 3160 ml dan ERV sebesar 670 ml,

maka diperoleh IC sebesar 2490 ml. Pada penggunaan spirometer digital diperoleh IC

sebesar 1810 ml. Volume cadangan inspirasi atau inspiratory reserve volume. IRV

merupakan volume udara yang dapat secara maksimal dihirup di atas volume tidal.

IRV dicapai oleh kontraksi maksimal diafragma, otot interkostal eksternal, dan otot

inspirasi tambahan. Nilai rerata IRV sebesar 3000 ml. IRV dapat diperoleh dengan

mengurangi IC dengan TV. Pada pengukuran spirometer sederhana diperoleh IC

sebesar 2490 ml dan TV sebesar 660 ml, maka diperoleh IRV sebesar 1830 ml. Pada

pengukuran spirometer digital diperoleh IRV sebesar 1240 ml. Perbedaan hasil antara

spirometer sederhana dan spirometer digital dapat terjadi karena adanya perbedaan

hasil pengukuran ERV yang telah dijelaskan sebelumnya.

5

Page 6: spirometer

Kesimpulan

Setiap manusia mempunyai kapasitas paru-paru yang berbeda, kapasitas dan fungsi

paru-paru bisa dicek menggunakan uji spirometri. Pada uji spirometri, didapatkan

beberapa hasil, seperti volume tidal, Expiratory Reserve Volume, serta Vital capacity

yang bisa membantu kita dalam menentukan Inspiratory Capacity, Kapasitas total

paru-paru, Inspiratory Reserve Volume serta Functional residual capacity.

6

Page 7: spirometer

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.

2. Asih NGY, Effendy C. Keperawatan medikal bedah: klien dengan gangguan

sistem pernapasan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.

3. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2009.

7