Spiritual Care Dalam Prespektif Islam Print
-
Upload
ramadhanidl -
Category
Documents
-
view
90 -
download
34
description
Transcript of Spiritual Care Dalam Prespektif Islam Print
SPIRITUAL CARE
DALAM PERSPEKTIF ISLAM
DISUSUN OLEH :
Moch. Amir Juang 130012062 Subai’ah 130012078 Syundari Stetiowati 130012081 Vidia Manggeraini 130012084
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
SPIRITUAL CARE DALAM PERSPEKTIF ISLAM
A. MAKNA SPIRITUAL DALAM ISLAM
Makna kata spiritual secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :
Menurut kamus Webster (1963) kata spirit berasal dari kata benda bahasa latin ‘Spiritus”
yang berarti nafas (breath) dan kata kerja “Spirare” yang berarti bernafas. Melihat asal katanya ,
untuk hidup adalah untuk bernafas, dan memiliki nafas artinya memiliki spirit. Jadi, spiritual
berarti mempunyai ikatan yang lebih kepada hal yang bersifat kerohanian atau kejiwaan
dibandingkan hal yang bersifat fisik atau material. Spiritual merupakan kebangkitan atau
pencerahan diri dalam mencapai makna hidup dan tujuan hidup. Spiritual merupakan bagian
esensial dari keseluruhan kesehatan dan kesejahteraan seseorang.
Spiritual dalam pengertian luas merupakan hal yang berhubungan dengan spirit , sesuatu
yang spiritual memiliki kebenaran yang abadi yang berhubungan dengan tujuan hidup manusia,
sering dibandingkan dengan sesuatu yang bersifat duniawi, dan sementara. Didalamnya mungkin
terdapat kepercayaan terhadap kekuatan supernatural seperti dalam agama , tetapi memiliki
penekanan terhadap pengalaman pribadi. Spiritual dapat merupakan eksperesi dari kehidupan
yang dipersepsikan lebih tinggi, lebih kompleks atau lebih terintegrasi dalam pandangan hidup
seseorang,dan lebih dari pada hal yang bersifat indrawi. Salah satu aspek dari menjadi spiritual
adalah memiliki arah tujuan, yang secara terus menerus meningkatkan kebijaksanaan dan
kekuatan berkehendak dari seseorang, mencapai hubungan yang lebih dekat dengan ketuhanan
dan alam semesta dan menghilangkan ilusi dari gagasan salah yang berasal dari alat indra ,
perasaan, dan pikiran. Pihak lain mengatakan bahwa aspek spiritual memiliki dua proses ,
pertama proses keatas yang merupakan tumbuhnya kekuatan internal yang mengubah hubungan
seseorang dengan Tuhan , kedua proses kebawah yang ditandai dengan peningkatan realitas fisik
seseorang akibat perubahan internal. Konotasi lain perubahan akan timbul pada diri seseorang
dengan meningkatnya kesadaran diri, dimana nilai-nilai ketuhanan didalam akan termanifestasi
keluar melalui pengalaman dan kemajuan diri.
Apakah ada perbedaan antara spiritual dan religius, spiritualitas ádalah kesadaran diri dan
kesadaran individu tentang asal, tujuan, dan nasib. Agama ádalah kebenaran mutlak dari
kehidupan yang memiliki manifestasi fisik diatas dunia. Agama merupakan praktek prilaku
tertentu yang dihubungkan dengan kepercayaan yang dinyatakan oleh institusi tertentu yang
dihubungkan dengan kepercayaan yang dinyatakan oleh institusi tertentu yang dianut oleh
anggota-anggotanya. Agama memiliki kesaksian iman , komunitas dan kode etik, dengan kata
lain spiritual memberikan jawaban siapa dan apa seseorang itu (keberadaan dan kesadaran) ,
sedangkan agama memberikan jawaban apa yang harus dikerjakan seseorang (prilaku atau
tindakan). Seseorang bisa saja mengikuti agama tertentu , namun memiliki spiritualitas . Orang -
orang dapat menganut agama yang sama, namun belum tentu mereka memiliki jalan atau tingkat
spiritualitas yang sama
. Menurut Burkhardt (1993) spiritual meliputi aspek-aspek :
1. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan,
2. Menemukan arti dan tujuan hidup,
3. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri,
4. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang Maha Tinggi.
Mempunyai kepercayaan atau keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai
komitmen terhadap sesuatu atau seseorang.
Konsep kepercayaan mempunyai dua pengertian yaitu :
1. kepercayaan didefinisikan sebagai kultur atau budaya dan lembaga keagamaan
2. kepercayaan didefinisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan Ketuhanan,
Kekuatan tertinggi, orang yang mempunyai wewenang atau kuasa, sesuatu perasaan yang
memberikan alasan tentang keyakinan (belief) dan keyakinan sepenuhnya (action),
harapan (hope), harapan merupakan suatu konsep multidimensi, suatu kelanjutan yang
sifatnya berupa kebaikan, dan perkembangan, dan bisa mengurangi sesuatu yang kurang
menyenangkan. Harapan juga merupakan energi yang bisa memberikan motivasi kepada
individu untuk mencapai suatu prestasi dan berorientasi kedepan. Agama adalah sebagai
sistem organisasi kepercayaan dan peribadatan dimana seseorang bisa mengungkapkan
dengan jelas secara lahiriah mengenai spiritualitasnya. Agama adalah suatu sistem ibadah
yang terorganisir atu teratur.
Definisi spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman
hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Spiritualitas juga memberikan suatu perasaan
yang berhubungan dengan intrapersonal (hubungan antara diri sendiri), interpersonal (hubungan
antara orang lain dengan lingkungan) dan transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu
suatu hubungan dengan ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi). Adapun unsur-unsur
spiritualitas meliputi kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual, dan kesadaran spiritual. Dimensi
spiritual merupakan suatu penggabungan yang menjadi satu kesatuan antara unsur psikologikal,
fisiologikal, atau fisik, sosiologikal dan spiritual.
Kata spiritual sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Untuk memahami pengertian
spiritual dapat dilihat dari berbagai sumber. Menurut Oxford English Dictionary, untuk
memahami makna kata spiritual dapat diketahui dari arti kata-kata berikut ini : persembahan,
dimensi supranatural, berbeda dengan dimensi fisik, perasaan atu pernyataan jiwa, kekudusan,
sesuatu yang suci, pemikiran yang intelektual dan berkualitas, adanya perkembanga pemikiran
danperasaan, adanya perasaan humor, ada perubahan hidup, dan berhubngan dengan organisasi
keagamaan. Sedangkan berdasarkan etimologinya, spiritual berarti sesuatu yang mendasar,
penting, dan mampu menggerakkan serta memimpin cara berpikir dan bertingkah laku
seseorang.
Berdasarkan konsep keperawatan, makna spiritual dapat dihubungkan dengan kata-kata :
makna, harapan, kerukunan, dan sistemkepercayaan (Dyson, Cobb, Forman,1997). Dyson
mengamati bahwa perawat menemukan aspek spiritual tersebut dalam hubungan dengan
seseorang dengan dirinya sendiri, orang lain dan dengan Tuhan. Menurut Reed (1992) spiritual
mencakup hubungan intra, inter, dan transpersonal. Spiritual juga diartikan sebagai inti dari
manusia yang memasuki dan mempengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam
pemikiran dan perilaku serta dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam ,dan
Tuhan (Dossey & Guazetta, 2000).
Para ahli keperawatan menyimpilkan bahwa spiritual merupakan sebuah konsep yang dapat
diterapkan pada seluruh manusia. Spiritual juga merupakan aspek yang menyatu dan universal
bagi semua manusia. Setiap orang memiliki dimensi spiritual. Dimensi ini mengintegrasi,
memotivasi, menggerakkan, dan mempengaruhi seluruh aspek hidup manusia.
Sedangkan definisi spiritual dalam Islam dapat dijelaskan pada uraian di bawah ini :
Spiritual mangandung makna rohaniah atau sesuatu yang berkenaan dengan rohani atau
batin. Rohani merupakan karunia Tuhan kepada manusia yang berada di dalam hati. Hati selalu
berkata jujur., tidak pernah bohong. Suara hati merupakan kunci spiritualitas karena ia
merupakan pancaran sifat-sifat Illahi. Sifat-sifat menurut Ary Ginanjar Agustian, suara hati
manusia pada dasarnya bersifat universal, dengan cacatan manusia tersebut mencapai titik Zero
Mind dan terbatas dari paradigma dan belenggu.
Dalam surat As-Sajdah ayat 9 :
ن� ر�و ر� ش� ن ن��ا ل�ا ل�ي ن� � ن� ن� ل� ش� ن�� �ش نوا �ن ن�ا ش ن�� �ش نوا ن! ش" ن�# ال ر% ر� نل ن& ن' ن) نو � ل* ل+ ر��و ل�ن ل* ل�ي ن- ن. ن/ نو ر0 ن�1ا ن2 ن�% ر3
Artinya :
“Dimana Allah telah meniupkan ruh ciptaan-Nya yang bersifat mulia kepada manusia
maka sebenarnya Allah telah meniupkan pula keinginan-Nya kedalam hati manusia.”
Sebenarnya dalam Islam tidak ada dikotomi antara urusan dunia dengan urusan akhirat.
Pengawasan dan penilaian Allah atas seluruh amal perbuatan manusia yang membawa
konsekuensi pahala dan siksa merupakan benang merah yang menghubungkan antara dunia dan
akhirat. Semuanya adalah amalan dunia, namun semuanya akan membawa dampak di akhirat.
Dr. Abdul Qodir ‘Audah menyatakan:
“hukum-hukum Islam dengan segala jenis dan macamnya diturunkan untuk kebahagiaan
manusia di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, setiap aktivitas duniawi selalu memiliki aspek
ukhrowi. Maka aktivitas ibadah, sosial kemasyarakatan, persanksian, perundang-undangan atau
pun kenegaraan semuanya memiliki pengaruh yang dapat dirasakan di dunia … akan tetapi,
perbuatan yang memiliki pengaruh di dunia ini juga memiliki pengaruh lain di akhirat, yaitu
pahala dan sanksi akhirat“.
Inilah spiritualitas dalam islam. Ia adalah spiritualitas yang membumi, menyatu dengan
dinamika kehidupan manusia dalam kesehariannya. Kerohanian dalam islam bukanlah dimensi
yang berseberangan dengan kehidupan dunia. Bahkan, ruh yang kenyataannya adalah kesadaran
akan hubungan seorang muslim dengan Allah ini harus dibawa ke mana pun seorang muslim itu
pergi, dalam kondisi apapun, dan dalam menjalani aktivitas serta urusan apa pun. Inilah makna
sejati dari dzikrullah (mengingat Allah), yakni sadar bahwa ia selalu diawasi oleh Allah dalam
segenap gerak-geriknya sehingga mendorong seorang muslim untuk selalu hidup dengan syariat
Islam tanpa lepas sedikit pun. Demikianlah cara orang-orang yang beriman untuk
mentransendensikan seluruh aktivitas mereka di dunia dan “melayani” Allah dalam setiap urusan
yang mereka kerjakan.
Lantas apa hubungan semua ini dengan khilafah? Jawabnya: spiritualitas alias kesadaran
yang ada di dalam diri umat islam pasti mendorong mereka untuk menata kehidupan
kemasyarakatan mereka dengan syariat Islam demi meraih ridho Allah. Padahal, kehidupan
masyarakat itu tidak mungkin bisa sepenuhnya tertata dengan Islam kecuali di bawah naungan
negara Islam yang menegakkan syariat Islam sebagai sistem yang mengatur berbagai urusan
masyarakat. Itulah negara khilafah Islamiyah. Jadi khilafah merupakan ekspresi spiritualitas
umat Islam dalam ranah politik dan pemerintahan.
B. ISLAM DAN KESEHATAN SPIRITUAL
Berbicara islam dalam ilmu kesehatan akan sangat menakjubkan, keajaiban yang ilmiah dan
tersistem membuat kita tertegun-tegun keheranan penuh keyakinan “ inilah kuasa Allah “. Di
berbagai ranah bidang kesehatan telah tercukupkan dengan islam,dalam kesehatan lingkungan,
kesehatan komunitas, kesehatan kerja, dan kesehatan spiritual semuanya telah dijelaskan dalam
agama yang hanif ini. Dan artikel ini ditulis bukan untuk mejelaskan tentang keajaiban atau hal
baru yang tentunya sangat dinanti, melainkan hanya sedikit ulasan untuk tambahan tsaqofah
kesehatan spiritual bagi seorang muslim.
Mengulas tentang kesehatan spiritual, yang mungkin jarang sekali didengar di tengah-tengah
masyarakat kita. Sering timbul pertanyaan-pertanyaan mengenai permasalahan ini, apa
sebenarnya kesehatan spiritual itu?, apa pengaruhnya bagi kehidupan pribadi dan masyarakat?,
bagaimana sakit spiritual itu?, kenapa sakit spiritual?, apa obatnya?. Dan banyak lagi pertanyaan
yang akan terus diajukan, mengingat penting dan membingungkanya permaslahan ini, lebih –
lebih di negara kita yang mayoritas berkeyakinan dan beragama.
Keutuhan manusia itu terdiri dari fisiologi, psikologi, sosiologi,dan spiritual ( Farran,1985 ).
Karenanya tidak benar jika dikatakan bahwa kesehatan spiritual itu adalah bagian dari kesehatan
psikologi. Hanya saja keempat dimensi itu bisa saling mempengarui. Dan spiritual berfungsi
sebagai penyatu dari demensi lainnya. Sehingga tak heran spiritual dapat mempengaruhi semua
tindakan kita, baik secara sadar maupun tidak. Sudah banyak para ahli yang meneliti hubungan
antara spiritual seseorang dengan berbagai hal, dan didapat kejelasan bahwa semua tindakan dan
perbuatan saat sehat maupun saat sakit berawal dari faktor ini.
Kesehatan spiritual adalah suatu kondisi yang ditandai oleh sebuah penguatan hidup, kedamaian,
keselarasan, dan perasaan saling berhubungan dengan Tuhan, dirinya, komunitas, dan
lingkungan yang pemeliharaan dan keseluruhan ternama (Greer dan Moberg, 1998). Definisi
kesehatan spiritual ini paling banyak disebutkan dalam buku ajar kesehatan. Sehingga dikatakan
sehat spiritual jika seseorang sudah mendapat kejelasan tentang hakekat kehidupanya di dunia,
tentang hubungan antara manusia dengan semua yang ada di bumi, dan tentang hubungan antara
hubungan manusia dengan Allah. Dan ini juga yang dijelaskan oleh Stoll (1989), yang
menguraikan bahwa spiritualitas sebagai konsep dua dimensi: dimensi vertikal adalah hubungan
dengan Tuhan atau Yang Maha Tinggi yang menuntun kehidupan seseorang, sedangkan dimensi
horizontal adalah hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan
lingkungan. Dan Alhamdulilah semuanya sudah tercukupkan dalam Islam.
Sering kali permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan kesehatan spiritual terjadi
karena faktor internal ( dalam diri ), mungkin bisa jadi dikarenakan belum kuatnya konsep
spiritual yang mencakup ilmu dan amal dalam pribadi seseorang. Ilmu akan mempengaruhi
pengetahuan dan kejelasan tentang apa yang diyakini sedangkan amal akan menguatkan ilmu dan
menggoreskan kesan dalam jiwa.
Berharap sedikit memberikan gambaran tentang permasalahan spiritual, sesuai dalam Keilmuan
Keperawatan ( kesehatan ), ada bebarapa keadaan yang berhubungan dengan permasalahan
spiritual , diantaranya;
Distres Spritual ; Adanya gangguan kemampuan untuk mengalami dan mengintegrasikan
makna dan tujuan hidup.
Ketakutan yang berhubungan belum siap untuk menghadapi kematian dan pengalaman
kehidupan setelah kematian.
Keputusasaan berhubungan dengan keyakinan bahwa tidak ada yang peduli pada dirinya
termasuk Allah.
Risiko tindakan kekerasan terhadap diri sendiri berhubungan dengan perasaan bahwa
hidup ini tidak berarti., Dan masih banyak lagi yang belum dituliskan semuanya dalam
kesempatan ini.
Beberapa permasalahan yang telah dituliskan diatas terjadi bukan karena alasan, karena hujan
tak akan turun sebelum mendung terjadi. Rapuhnya nilai spiritual pada diri seseoranglah yang
menjadi sebabnya. Kerapuhan yang bersumber dari keragu – raguan dan ketidaktahuan, tentang
konsep kehidupan yang sebenarnya. Dan dalam setiap proses pengkajian keadaan spiritual akan
diajukan beberapa pertanyaan yang kurang lebih mengenai pokok dari pondasi spiritual
seseorang.
Tentang;
Apa tujuan dan arti hidup bagi Anda ?.
Apa tujuan dan arti kematian bagi Anda?.
Bagaiamana hubungan anda dengan Allah, dengan diri sendiri dan dengan orang lain?.
Ketiga pertanyaan diatas sudah mencukupkan untuk mengkaji kesehatan spiritual sesorang , dan
jawaban dari pertanyaan tersebut bisa saja berupa keraguan ataupun kejelasan, tergantung sistem
nilai dan keilmuan tentang nilai spiritual.
Dan sekarang giliran Anda menanyakan ketiga pertanyaan tersebut kepada hati Anda
dengan jujur dan tulus, temukan segera kepastian, “Apakah kejelasan atau keraguan?”. Jika
keraguan yang didapat, maka segeralah membuka Al-Qur’an dan kembali ke Islam. Kembali
belajar tentang kehidupan dan kematian, agar tidak sesat dijalan keraguan dan kebingungan
spiritual. Dan sudah berapa banyak professor dari berbagai keilmuan yang dibingungkan dengan
pertanyaan tersebut, mereka membuka buku keilmuanya untuk menjelaskan tentang hidup dan
mati akan tetapi bukan ketenangan spiritual yang didapat melainkan hanya lelah, letih dan
kegelisahan, karena menghapuskan Al-Qur’an dalam daftar pustakanya. Wa Allahu A’lam.
Ada sebuah rahasia yang dinyatakan Allah SWT dalam Al Qur’an yang berbunyi “Hanya dengan
mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar Ra’d, 13:28)
ر4 ر�1 ر5 شل ا ر�ن ل� ن" ش6 ن ل* �� ن ال ل� ش7 ل8 ل ��ن ن�ا � ل* �� ن ال ل� ش7 ل8 ل ر:% ر ر�1 ر� ر�ن ل� ن" ش6 ن نو ر;1ا ن� آا نن ل8ي �ل ن ا
Artinya :
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Dari ayat diatas, bisa dijelaskan, mengapa orang-orang yang beriman kepada Allah, yang berdoa
dan berharap kepada-Nya, lebih sehat secara ruhani dan jasmani? Karena mereka berperilaku
sesuai dengan tujuan penciptaan mereka. Sedangkan sistem yang tidak selaras dengan penciptaan
manusia selalu mengarah pada penderitaan dan ketidakbahagiaan.
Efek dari fisik yang sakit akan berdampak kepada kesehatan spiritual pasien jika pasien memang
memiliki kelemahan spiritual. Seorang perawat rumah sakit harus dituntut untuk dapat
memberikan pencerahan spiritual psien agar kekuatan spiritual ini dapat memberikan kontribusi
poisitif bagi pasien yang bersangkutan.
Untuk itu, ada beberapa kondisi spiritual yang perlu di bangun dan dibina pada diri pasien yang
sedang dalam perawatan medis serta menguatkan sisi spiritualnya, antara lain :
Kesadaran pada diri pasien bahwa seperti halnya kondisi sehat, kondisi sakit adalah juga
ujian yang diberikan oleh Allah. Keduanya sama-sama akan memberikan jalan ke syurga
jika yang bersangkutan tetap dalam keadaan sabar dan ikhlas dalam menjalaninya.
Tumbuh keyakinan yang kuat pada pasien, bahwa setiap penyakit akan ada obatnya,
karena Allah adalah Maha Penyembuh.
Dengan kedua kondisi di atas, diharapkan pasien akan lebih tenang, tentram, dan optimis
terhadap keberhasilan proses penyembuhan dan perawatan yang dilakukan di rumah sakit
serta akan memiliki sikap yang positif dalam menghadapi kejadian yang memburuk
termasuk dalam menghadapi kematian.
Semakin meningkatnya keimanan pasien terhadap Allah SWT, karena banyak pelajaran
dan hikmah kehidupan yang didapatkan selama proses perawatan di rumah sakit kita ini.