Spgdt Akper

32
SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU Muhammad Nafarin Putra S.Kep., Ns

description

Spgdt Akper

Transcript of Spgdt Akper

SISTEM PENANGGULANGAN

GAWAT DARURAT TERPADU

Muhammad Nafarin Putra S.Kep., Ns

Merupakan suatu sistem dimana koordinasi merupakan unsur utama yang bersifat multi sektor dan harus ada dukungan dari berbagai profesi bersifat multi disiplin dan multi profesi untuk melaksanakan dan menyelenggarakan suatu bentuk layanan terpadu bagi penderita gawat darurat medis sehari hari dan pelayanan kedaruratan medis pada saat kejadian bencana.

Terletak pada pertemuan3 lempeng dunia dandalam rangkaian “Ring ofFire” dengan 80 gunungberapi aktif yangberbahaya

Bencana Alam : gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan

Karena ulah manusia : konflik sosial, kebakaran hutan dan lahan

Kejadian lain berkaitan dengan gawat darurat: KLL dll

INDONESIA

LADANG BENCANA

Kejadian bencana semakin banyak

Terjadi peningkatan kuantitas

Yankes gadar efektif,

efesien dan terstruktur

Menurut UU No. 36 Tahun 2009, Bab II pasal 3 :

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

1. Didapatkan kesamaan pola pikir/ persepsi tentang sistem Penanggulangan Gawat darurat Terpadu.

2. Diperoleh kesamaan pola tindak dalam penanggulangan kasus-kasus gawat darurat dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaan bencana.

Adalah kejadian yang menyebabkan terjadinya banyak korban (pasien gawat darurat) yang tidak dapat dilayani oleh pelayanan kesehatan seperti biasa,terdapat kerugian materiil dan terjadinya kerusakan infrastruktur fisik serta terganggunya kegiatan normal dalam masyarakat.

Usep Solehudin (2005) mengelompokkan bencana menjadi 2 jenis yaitu:

1.Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti kejadian-kejadian alami seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga dan lainnya.

2.Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase, ledakan, gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan lainnya.

1. Bencana Lokal

Memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang berdekatan. Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan disekitarnya. Biasanya adalah karena akibat faktor manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia dan lainnya.

2. Bencana regional

Memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam, seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya.

Menurut Barbara Santamaria (1995), ada 3 fase dalam terjadinya suatu bencana yaitu;

1. Fase preimpact,

2. Fase impact

3. Fase postimpact.

1. Fase preimpact merupakan warning phase, tahap awal dari bencana. Informasi didapat dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah segala persiapan dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga, dan warga masyarakat.

2. Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dimana manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup (survive). Fase impact ini terus berlanjut hingga terjadi kerusakan dan bantuan-bantuan darurat dilakukan

3. Fase postimpact adalah saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi komunitas normal. Secara umum dalam fase postimpact ini para korban akan mengalami tahap respon psikologis mulai penolakan, marah, tawar-menawar, depresi hingga penerimaan

Memberikan pelayanan yang cepat, cermat dan tepat dengan tujuan menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan (time saving is live and limb saving)

Sehari-hari (Gadar) Bencana (massal)

Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu(SPGDT)

adalah

Sistem yang terdiri dari komponen :1.Pra RS – RS – Inter RS

2.Komunikasi dan transportasi3.SDM dan Fasilitas kesehatan

4.Lintas sektoral terkait

Merupakan respon cepat dan tepatTIME SAVING IS LIFE AND LIMB

SAVING

Tersistem

SPGDT

Mewujudkan

SAFE COMMUNITY

SAFE COMMUNITY

Pelayanan kasehatan di Indonesia beralih ke dan berorientasi pada paradigma sehat. Untuk mencapai hal tsb. dicanangkan program Safe Community oleh Depkes pada HKN 36 di Makassar. Adalah gerakan agar masyarakat merasa sehat, aman dan sejahtera dimanapun mereka berada yang melibatkan peran aktif himpunan profesi maupun masyarakat. Gerakan ini juga terkandung dalam konstitusi WHO.

Mempunyai dua aspek, care dan cure, Care adalah adanya kerja-sama lintas sektoral terutama jajaran non kesehatan untuk menata perilaku dan lingkungan di masyarakat untuk mempersiapkan, mencagah dan melakukan mitigasi dalam menghadapi berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan, keamanan dan kesejahteraan. Cure adalah peran utama sektor kesehatan dibantu sektor lain terkait dalam upaya melakukan penanganan keadaan dan kasus-kasus gadar.

Kemampuan masyarakat melakukan pertolongan pertama yang cepat dan tepat pra RS merupakan awal kegiatan penanganan dari tempat kejadian dan dalam perjalanan ke RS untuk mendapatkan pelayanan yang lebih efektif di RS.

1. Pra RS : a. Publik Savety Center (PSC) Pusat pelayanan yang

bersifat umum dan emergency yang berbentuk suatu unit kerja dan berfungsi sebagai tanggap cepat didalam penanggulangan tanggap darurat.

b. BSB(Brigade Siaga Bencana) Unit khusus dalam penanganan pra RS yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan,dibentuk di jajaran kesehatan (depkes, dinkes, rs).

c. Pelayanan Ambulance kegiatan pelayanan terpadu didalam satu koordinasi yang memberdayakan ambulance milik Puskesmas maupun swasta.

2. Di RSa. Hospital Disaster Plan (RS didaerah yang rawan

bencana)

b. Unit Gawat Darurat (Unit pelayanan di RS yang memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacadan secara terpadu dengan melibatkan berbagai disiplin.)

c. Brigade Siaga Bencana RS (BSB RS) Satuan tugas kesehatan yang terdiri dari petugas medis (dokter, perawat), paramedik dan awam khusus yang memberikan pelayanan kesehatan berupa pencegahan, penyiagaan maupun pertolongan bagi korban bencana.

d. High Care Unit (HCU) Unit pelayanan di RS yang melakukan pelayanan khusus bagi pasien dengan kondisi respirasi, hemodinamik dan kesadaran yang sudah stabil dan masih memerlukan pengobatan, perawatan dan pengawasan secara ketat.

e. Intensive care unit ( ICU ) adalah bagian dari bangunan rumah sakit dengan kategori pelayanan kritis, selain instalasi bedah dan instalasi gawat darurat yang juga menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24 jam.

f. Kamar Jenazah

3. Antar RS Evakuasi: a.Korban berada dalam keadaan yang paling

stabil dan memungkinkan untu dievakuasi.

b.Korban telah disiapkan/diberi peralatan yang memadai untuk transfortasi

c.Fasilitas kesehatan penerima telah diberitahu dan siap menerima korban.

d.Kendaraan dan pengawalan yang dipergunakan merupakan yang paling layak yang tersedia

Merah Kuning Hijau hitam

korban

RS

IGD

Tiage

Merah --- paling penting, prioritas utama.

Keadaan yang mengancam kehidupan sebagian besar pasien mengalami hipoksia, syok, trauma dada, perdarahan internal, trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, luka bakar derajat I-II

Kuning --- penting, prioritas kedua

Prioritas kedua meliputi injury dengan efek sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam keadaan ini sebenarnya pasien masih dapat bertahan selama 30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur tulang multipel, fraktur terbuka, cedera medulla spinalis, laserasi, luka bakar derajat II

Hijau --- prioritas ketiga

Yang termasuk kategori ini adalah fraktur tertutup, luka bakar minor, minor laserasi, kontusio, abrasio, dan dislokasi

Hitam --- meninggal

Ini adalah korban bencana yang tidak dapat selamat dari bencana, ditemukan sudah dalam keadaan meninggal

SAFE COMMUNITY (SC) ATAU MASYARAKAT

SEHAT DAN AMAN ADALAH TUJUAN

SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU (SPGDT) SEBAGAI JALAN

PUBLIC SAFETY CENTER (PSC) SEBAGAI UJUNG TOMBAK

Pembangunan sistem Pra-Intra dan antar RS merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan

Sistem pelayanan Gawat Darurat di Rumahsakit dan antar Rumah sakit harus memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi dan faktor pendukung

Pembangunan Call center di RS/Dinkes/ PSC tidak terlepas dari sistem komunikasi, fasilitas, pengorganisasian termasuk SDM, data dan tata kerja. Baik dalam keadaan sehai hari maupun saat bencana