Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

62
87 BAB XIII. SPESIFIKASI UMUM Bagian I : Spesifikasi Umum Uraian Pekerjaan Lokasi Proyek terletak di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur Indonesia. Pekerjaan- pekerjaan yang terikat dengan kontrak adalah pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi. Ruang lingkup pekerjaannya meliputi pekerjaan Pembangunan saluran irigasi dan bangunan pelengkapnya. Gangguan Terhadap Masyarakat Setempat dan Lingkungan Sekitarnya Umum Kontraktor harus mengambil segala tindakan yang perlu untuk menghindari gangguan dan kerusakan yang terjadi pada masyarakat setempat. Terutama sekali Kontraktor harus menjamin tidak adanya kerusakan yang terjadi terhadap lahan pertanian, padang rumput atau hutan kayu di luar wilayah kerjanya yang mana telah mendapat persetujuan dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan untuk dikerjakan dan oleh karena itu Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaannya jangan sampai menyebabkan terjadinya banjir atau bahaya pencemaran. Menurut Pasal ini, Kontraktor harus membatasi pergerakan kerja anak buahnya dan juga peralatannya agar bekerja sesuai dengan ketentuan/aturan yang berlaku, termasuk juga jalan menuju lokasi proyek yang sudah mendapat persetujuan dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan dan diusahakan sekecil mungkin terjadi kerusakan pada tanaman dan harta benda milik masyarakat dan berusaha keras mencegah terjadinya kerusakan pada lahan pertanian. Bekas-bekas roda kendaraan harus dihilangkan dan kerusakan tanah harus diperbaiki. Sebelum pekerjaan dapat diterima oleh Pemilik Pekerjaan, lahan tersebut harus diperbaiki dan dapat dikembalikan lagi seperti kondisi aslinya. Polusi Sumber Air Kontraktor harus mengambil segala tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa tidak ada zat yang beracun, zat yang berbahaya atau zat-zat pencemar yang mengalir ke anak sungai/saluran. Tempat pembuatan konstruksi dan kendaraan- kendaraan lainnya hendaknya tidak membuang bahan bakar ke tanggul sungai/saluran, dan truck-truck tangki bahan bakar tidak diijinkan melewati tanggul sungai/saluran tersebut.

description

spesifikasi teknis

Transcript of Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

Page 1: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

87

BAB XIII. SPESIFIKASI UMUM

Bagian I : Spesifikasi Umum

Uraian Pekerjaan

Lokasi Proyek terletak di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur Indonesia. Pekerjaan-

pekerjaan yang terikat dengan kontrak adalah pekerjaan Pembangunan Jaringan

Irigasi. Ruang lingkup pekerjaannya meliputi pekerjaan Pembangunan saluran irigasi

dan bangunan pelengkapnya.

Gangguan Terhadap Masyarakat Setempat dan Lingkungan Sekitarnya

Umum

Kontraktor harus mengambil segala tindakan yang perlu untuk menghindari gangguan dan

kerusakan yang terjadi pada masyarakat setempat. Terutama sekali

Kontraktor harus menjamin tidak adanya kerusakan yang terjadi terhadap lahan

pertanian, padang rumput atau hutan kayu di luar wilayah kerjanya yang mana telah

mendapat persetujuan dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan untuk dikerjakan dan oleh

karena itu Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaannya jangan sampai menyebabkan

terjadinya banjir atau bahaya pencemaran.

Menurut Pasal ini, Kontraktor harus membatasi pergerakan kerja anak buahnya dan

juga peralatannya agar bekerja sesuai dengan ketentuan/aturan yang berlaku, termasuk

juga jalan menuju lokasi proyek yang sudah mendapat persetujuan dari Pemimpin

Pelaksana Kegiatan dan diusahakan sekecil mungkin terjadi kerusakan pada tanaman dan

harta benda milik masyarakat dan berusaha keras mencegah terjadinya kerusakan pada

lahan pertanian. Bekas-bekas roda kendaraan harus dihilangkan dan kerusakan tanah

harus diperbaiki. Sebelum pekerjaan dapat diterima oleh Pemilik Pekerjaan, lahan tersebut

harus diperbaiki dan dapat dikembalikan lagi seperti kondisi aslinya.

Polusi Sumber Air

Kontraktor harus mengambil segala tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin

bahwa tidak ada zat yang beracun, zat yang berbahaya atau zat-zat pencemar yang

mengalir ke anak sungai/saluran. Tempat pembuatan konstruksi dan kendaraan-

kendaraan lainnya hendaknya tidak membuang bahan bakar ke tanggul sungai/saluran,

dan truck-truck tangki bahan bakar tidak diijinkan melewati tanggul sungai/saluran tersebut.

Page 2: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

88

Pengelolaan Pengaliran Air Irigasi

Umum

Kontraktor hendaknya tidak menghambat pengaliran air irigasi kepada pengguna air irigasi

yang ada atau menurunkannya sampai dibawah tingkat kebutuhan normal untuk

tanaman tumbuh berdasarkan perhitungan kebutuhan air untuk pola tanam pada tahun

tersebut, tanpa dicatat dan disaksikan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Jalan Menuju Lokasi Proyek

Umum

Kontraktor harus mematuhi semua batasan-batasan, hukum-hukum dan aturan-

aturan yang berkaitan dengan penggunaan rute angkutan umum dan harus

bertanggung jawab atas semua kerusakan yang disebabkan oleh

penyalahgunaan jalan umum tersebut. Kontraktor harus memperbaiki dan/atau

bilamana perlu memperlebar jalan-jalan yang ada, memperbaiki, memperkuat

jembatan-jembatan dengan penulangan layak untuk dipertimbangkan untuk memenuhi

kebutuhan angkutan atau untuk memenuhi kebutuhan Kontraktor demi kepentingan

pekerjaannya. Semua pekerjaan yang diusulkan oleh Kontraktor yang terkait dengan

masalah jalan dan jembatan harus dijadualkan sehingga tidak menggangu kelancaran lalu

lintas dan hak ini harus mendapatkan persetujuan dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Pemilik Proyek tidak bertanggung jawab terhadap kondisi dan pemeliharaan jalan ke lokasi

proyek beserta dan bangunan-bangunannya yang digunakan oleh Kontraktor selama

masa pelaksanaan pekerjaan.

Semua pekerjaan yang dilaksanakan sepanjang jalan masuk agar sesuai dengan

kebutuhannya akan dikerjakan oleh Kontraktor atas biayanya sendiri, dan biaya tersebut

dianggap sudah termasuk dalam kedalam Harga Kontrak.

Kontraktor harus melaksanakan perbaikan-perbaikan dan penggantian bagi bangunan-

bangunan yang rusak akibat kelalaiannya sendiri. Perbaikan-perbaikan atau penggantian

semacam itu dibuat demi kepuasan Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Kontraktor harus memperbaiki kembali jalan raya, jalan desa dan jalan inspeksi yang rusak

akibat lalu-lintas kendaraan Kontraktor, setidak-tidaknya dapat dikembalikan lagi seperti

kondisi aslinya dan mendapatkan persetujuan Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Pembersihan Lumpur di Jalan Umum

Kontraktor dengan menggunakan perlengkapan peralatan pembersih roda kendaraan atau

sejenisnya mencegah lumpur atau kotoran-kotoran lainnya berjatuhan dari kendaraannya

pada saat melewati jalan-jalan umum, dan bilamana lumpur atau kotoran-kotoran tersebut

terlihat menumpuk di jalan umum maka harus segera dibuang/dibersihkan.

Page 3: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

89

Gambar-Gambar Kontraktor Gambar-Gambar Kontraktor untuk

Pekerjaan Permanen

Umum

Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor harus mengikuti format yang telah

disetujui oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan dan diajukan untuk mendapatkan persetujuan

dalam jangka waktu tidak kurang dari lima belas (15) hari kalender sebelum jadual

pelaksanaan untuk konstruksi atau fabrikasi atau dalam waktu lain seperti yang ditentukan

dalam kontrak.

Salinan gambar rangkap 3 (tiga) yang jelas dan mudah dibaca dari setiap gambar harus

diajukan kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan disertai dengan formulir pengiriman

gambar. Dalam waktu lima (5) hari kerja setelah menerima salinan gambar-gambar tersebut,

Pemimpin Pelaksana Kegiatan akan mengembalikan satu salinan yang telah ditandatangani

dan ditandai/diberi catatan seperti berikut dibawah ini yang memerlukan tindakan lebih

lanjut yaitu :

“Setuju untuk dikonstruksi”: - pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai

dengan gambar-gambar yang telah mendapatkan persetujuan tersebut.

“Setuju untuk dikonstruksi dengan catatan”: - pekerjaan dapat dilaksanakan

kecuali pada bagian gambar yang ditandai/diberi catatan harus diperbaiki/dikoreksi

terlebih dahulu sebelum diajukan kembali untuk mendapatkan persetujuan.

“Dikembalikan untuk dikoreksi/diperbaiki”: - pekerjaan tidak boleh dikonstruksi

sebelum gambar-gambar tersebut dikoreksi/diperbaiki terlebih dahulu, dan

harus diajukan ulang untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilanjutkan

dengan pelaksanaannya.

Setelah menerima gambar-gambar yang telah disetujui, Kontraktor tanpa menunda-

nunda waktu mengajukan salinan gambar rangkap empat (4 kepada Pemimpin

Pelaksana Kegiatan disertai dengan formulir pengiriman dari setiap gambar yang

tentunya sudah dikoreksi/diperbaiki. Semua gambar yang telah direvisi dan telah disetujui

harus disimpan di kantor lapangan Kontraktor dengan teratur dan rapi sehingga mudah

dalam mencarinya.

Bilamana, setelah adanya persetujuan, terjadi perubahan penting yang

membutuhkan persetujuan lebih lanjut, maka Kontraktor harus mengajukan kembali

salinan gambar rangkap tiga (3) kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan untuk mendapatkan

persetujuannya.

Page 4: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

90

Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan sebelum mendapat persetujuan dari Pemimpin

Pelaksana Kegiatan, maka segala resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Persetujuan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan atas gambar-gambar Kontraktor tidak akan

mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas kebenaran gambar-gambar tersebut (atau

sebagai kewajiban berdasarkan ketentuan dalam kontrak).

Kontraktor harus menjamin bahwa pengaturan seperti yang diperlihatkan dalam semua

gambar yang digunakan untuk penetapan lokasi dan pelaksanaan konstruksi pekerjaan,

harus terkait dengan tempat pembuatan konstruksinya berdasarkan ketentuan yang terdapat

dalam kontrak. Bilamana tempat pembuatan konstruksi tidak sesuai dengan apa yang

diperlihatkan dalam gambar-gambar yang telah mendapat persetujuan Pemimpin Pelaksana

Kegiatan, berdasarkan atas dimensi, berat, terkait untuk kebutuhan operasi dan

pemeliharaan, atau oleh sebab lain, maka Kontraktor harus memberikan penjelasan kepada

Pemimpin Pelaksana Kegiatan sesuai dengan kondisi yang ada sebelum mengajukan

gambar-gambar tersebut untuk mendapatkan persetujuan Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Gambar-gambar Konstruksi (Construction Drawings)

Kontraktor harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk pembuatan

gambar-gambar konstruksi. Gambar-gambar tersebut harus mencatumkan setiap hal yang

diperlukan untuk pekerjaan permanen dan bilamana diaplikasikan maka gambar-gambar

tersebut harus memperlihatkan gambar-gambar potongan memanjang dan potongan

melintang keseluruhan bentuk konstruksi beton, termasuk penulangannya, detail

pembengkokan tulangan dan pemotongannya, denah perletakan dan daftar tulangan, tipe

bahan yang digunakan, klasifikasi tulangannya, posisinya dengan dimensi-dimensi yang

terperinci.

Gambar-gambar Kerja (Shop Drawings)

Gambar-gambar kerja harus dibuat oleh Kontraktor atau Suplier Bahan-bahan/Peralatan

yang memperlihatkan situasi, ukuran, jenis bahan, dll. dari setiap item-item yang penting

sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasinya.

Gambar-Gambar Dari Kontraktor untuk Pekerjaan Sementara

Umum

Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor harus memperlihatkan detail-detail dari

pekerjaan sementara dan diajukan kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan dalam jangka

waktu tidak kurang daripada lima belas (15) hari kalender sebelum jadual waktu yang

Page 5: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

91

direncanakan untuk pekerjan konstruksi atau pembuatannya, atau dalam jangka waktu

lainnya yang telah ditentukan dalam Kontrak.

Gambar-gambar yang diajukan harus memperlihatkan, antara lain, yaitu lokasi-lokasi proyek

dan detail-detail yang berhubungan dengan semua komponen utama dari pekerjaan

sementara yang diusulkan Kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut di lokasi

proyek atau lokasi lain yang ditunjuk. Termasuk didalamnya, akan tetapi tidak mutlak, yaitu

tempat pembuatan konstruksi di lapangan, kantor-kantor, gudang-gudang, gudang-gudang

lapangan, fasilitas perumahan, air minum, jaringan drainase, jaringan listrik dan jalan

masuk menuju lokasi proyek.

Sebanyak rangkap 3 (tiga) dari gambar-gambar tersebut harus diajukan kepada Pemimpin

Pelaksana Kegiatan. Bilamana Pemimpin Pelaksana Kegiatan sudah memberikan komentar

pada gambar-gambar tersebut maka Kontraktor harus memperbaikinya dalam jangka waktu

lima 5 (lima) hari. Ada atau tidak adanya komentar dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan,

tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap pelaksanaan kontrak

sehubungan dalam hal kelayakan, stabilitas dan keamanan pekerjaan sementara tersebut.

Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara Yang Dibiarkan Pada Posisinya.

Kontraktor harus mengajukan usulan bilamana akan menggabungkan pekerjaan sementara

kedalam pekerjaan permanen, untuk itu maka gambar-gambar yang dibuat dengan sangat

mendetail harus diserahkan kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan untuk diperiksa dan

disetujui dalam jangka waktu tidak kurang daripada lima belas (15) hari sebelum jadual

pelaksanaan kontruksinya.

Persetujuan dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan terhadap gambar-gambar tersebu

merupakan petunjuk bahwa pekerjaan sementara dapat digabung dengan pekerjaan

permanen dengan syarat hanya apabila benar-benar dikonstruksi sesuai dengan gambar-

gambar yang telah disetujui. Persetujuan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan atas gambar-

gambar tersebut tidak akan menghilangkan atau mengurangi tanggung jawab Kontraktor

berdasarkan ketentuan dalam kontrak berkenaan dalam hal kelayakan, stabilitas dan

keamanan pekerjaan untuk tujuan pelaksanaan pekerjaan sementara tersebut.

Gambar-gambar Purnalaksana ( As-Built Drawings)

Selama periode konstruksi, Kontraktor harus tetap memantau gambar-gambar pelaksanaan

untuk terus-menerus diperbaharui sesuai dengan item-item pekerjaan yang telah

diselesaikan. Gambar-gambar tersebut memperlihatkan perubahan-perubahan yang telah

disetujui berdasarkan gambar-gambar Kontrak sehingga dapat menggambarkan dengan

tepat kondisi “ terbangun “’ (as-built) yang sebenarnya dari setiap item pekerjaan permanen.

Page 6: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

92

Kumpulan daripada gambar-gambar purnalaksana yang telah selesai harus disiapkan

dalam sistem digital dengan menggunakan program AutoCAD (soft copy), kecuali jika ada

ditentukan lain oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan, dan disiapkan juga gambar cetak tebal

(hard copy) dengan ukuran kertas A3. Bilamana hanya ada sedikit perbaikan/perubahan

pada gambar-gambar Kontrak, maka gambar-gambar tersebut dapat langsung berubah

status menjadi gambar-gambar purnalaksana setelah dilakukan koreksi dan ditandatangani

oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan dan Kontraktor atau wakilnya. Tetapi bilamana

perubahannya cukup banyak, maka Kontraktor harus, bilamana diperintahkan oleh

Pemimpin Pelaksana Kegiatan, mempersiapkan gambar-gambar purnalaksana yang baru.

Gambar-gambar purbalaksana yang telah diselesaikan akan menjadi milik Proyek.

Standar dan Pengujian

Spesifikasi Standar

Semua bahan-bahan , peralatan dan ketenagakerjaan harus memenuhi spesifikasi standar.

Seperti yang trlah ditetapka dalam Spesifikasi Kontrak. Apabila standar-standar untuk

ketenagakerjaan, bahan-bahan dan peralatan tidak ditetapkan dalam Spesifikasi Kontrak,

maka harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku saat ini. Standar dari

Inggris semacam British Standard Codes of Practice (selanjutnya disebut standar BS atau

CP) atau standar dari Amerika yaitu American Society for Testing and Materials Standard

(selanjutnya disebut standar ASTM) atas kebijaksanaan Pemimpin Pelaksana Kegiatan

mungkin dapat menggantikan standar yang belum tersedia atau seperti yang telah disetujui

didalam Kontrak.

Semua bahan-bahan dan ketenagakerjaan yang tidak ditetapkan disini atau tercakup dalam

standar yang telah disetujui, maka standar yang disetujui harus menggunakan spesifikasi

seperti yang digunakan dalam Pekerjaan Kelas I dan cocok untuk iklim di daerah proyek

tersebut.

Contoh dan Pengujiannya secara umum

Pengambilan contoh

Kontraktor harus menyiapkan, untuk mendapatkan persetujuan Pemimpin Pelaksana

Kegiatan, semua benda-benda uji dari semua bahan-bahan konstruksi dan juga perincian

mengenai bahan-bahan buatan pabrik yang diperlukan untuk Pekerjaan Permanen ,

bilamana diperintahkan oleh pemilik proyek.

Semua benda-benda uji yang ditolak oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan harus dibuang dari

lokasi proyek. Semua benda-benda uji yang disetujui harus disimpan di lokasi proyek oleh

Page 7: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

93

Kontraktor selama periode kontrak, dan setiap bahan-bahan konstruksi atau item-item

yang dibuat oleh pabrik yang kemudian dibawa ke lokasi proyek sehubungan dengan

pekerjaan permanen harus memiliki mutu setidak-tidaknya sama dengan mutu benda uji

yang telah disetujui.

Benda-benda uji yang diperlukan untuk pengujian-pengujian di laboratorium milik Pemimpin

Pelaksana Kegiatan, atau pada laboratorium lain yang ditunjuk, harus disediakan dan

dikirim oleh Kontraktor dalam tempat yang layak, pembungkus yang memadai dan dan

diberi label.

Pengujian

Kontraktor harus mencatat setiap pengujian yang dilaksanakannya sehubungan dengan

ketentuan dalam Spesifikasi dan harus menyerahkan salinan-salinan hasil pengujian

tersebut kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan bilamana diperlukan.

Kontraktor harus menyediakan, memperbaiki dan memelihara/merawat peralatan yang

dimiliki oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan yang digunakan untuk pengujian-pengujian

seperti yang ditentukan dalam Pasal 6.3: Bagian I (Pengujian-pengujian dan Peralatan

Pengujian), sesuai dengan yang diperintahkan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengujian untuk tujuan kepentingannya sendiri

dengan menggunakan peralatan di laboratorium Pemimpin Pelaksana Kegiatan kecuali

atas izin khusud Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Mutu beton dan unsur pokok bahan konstruksi, termasuk tanah dan pekerjaan tanah, akan

dipantau melalui pengujian-pengujian terhadap yang dilakukan di laboratorium Pemimpin

Pelaksana Kegiatan atau laboratorium lain yang ditunjuk terhadap benda-benda uji yang

disediakan oleh Kontraktor atau yang diinginkan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan seperti

yang dijelaskan secara rinci dalam spesifikasi ini. Secara khusus Pemimpin Pelaksana

Kegiatan atas keinginannya sendiri akan mengadakan pengujian beton dan pekerjaan tanah.

Pengujian-pengujian yang diperlukan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan dapat

dilaksanakan di laboratorium Pemimpin Pelaksana Kegiatan atau di labororium yang

ditunjuk. Pengujian-pengujian yang dilaksanakan di laboratorium Pemimpin Pelaksana

Kegiatan akan dikerjakan dengan menggunakan peralatan Pemimpin Pelaksana Kegiatan

termasuk peralatan yang disediakan/dibeli atau yang diperbaiki berdasarkan kontrak dan

tidak ada pembayaran tambahan sehubungan dengan pelaksanaan pengujian-pengujian

tersebut. Bilamana diperintahkan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor harus

mengadakan pengujian-pengujian di laboratorium lain yang ditunjuk. Jika pada suatu waktu

ada pengujian yang tidak dapat dilaksanakan di laboratorium Pemimpin Pelaksana Kegiatan

sehubungan dengan tidak berfungsinya peralatan laboratorium, maka pengujian akan

dilaksanakan di laboratorium lain yang telah disetujui atas biaya Kntraktor.

Page 8: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

94

Tenaga Asisten untuk Pengambilan Benda Uji dan Pengujiannya

Kontraktor harus, bilamana diperlukan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan, menyediakan

tenaga bantu (asisten-asisten) yang mampu bertugas untuk pengawasan konstruksi

pekerjaan dan juga untuk melakukan pengambilan/pembuatan benda uji dan pengujiannya

untuk bahan-bahan dab pengerjaannya. Pemimpin Pelaksana Kegiatan akan

memberitahukan Kontraktor dalam hal persyaratan tenaga asisten ini yang setidak-tidaknya

1 (satu) hari sebelumnya. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemimpin Pelaksana

Kegiatan daftar para asisten yang diusulkan dan rincian mengenai kualifikasi dan

pengalaman kerjanya. Pemimpin Pelaksana Kegiatan dapat menolak beberapa atau semua

asisten yang diusulkan oleh Kontraktor.

Tanggung Jawab Terhadap Pengambilan contoh dan Pengujiannya

Berkenaan dengan benda uji, pengujian dan biaya-biaya yang termasuk di dalamnya, yang

mungkin tidak terdapat pada bagian terdahulu, menjadi tanggung jawab Kontraktor sesuai

dengan ketentuan dalam syarat-syarat kontrak.

Pengujian-pengujian dan Peralatan Pengujian

Pengujian-pengujian berikut akan dilaksanakan di laboratorium Pemimpin Pelaksana

Kegiatan atau di laboratorium lain yang ditunjuk berdasarkan kontrak atau yang

diperintahkan oleh Pemimpin Pelaksana Benda-benda uji untuk pengujian-pengujian

tersebut harus disediakan oleh Kontraktor. Peralatan untuk pengujian ini bila perlu harus

diperbaiki oleh Kontraktor, atau menyiapkan untuk laboratorium Pemimpin Pelaksana

Kegiatan seperti yang dibutukan atau diperintahkan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Kontraktor harus merawat peralatan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan perintah

Pemimpin Pelaksana Kegiatan selama periode kontrak.

Pengujian Tanah dan Pengujian Pekerjaan Tanah (angka di dalam tanda kurung mengacu

pada pengujian-pengujian seperti yang ditentukan dalam BS atau standar ASTM):

Penentuan Kadar Air (BS 1377: Bagian 2: 1990: Pasal 3); (ASTM: D 2216-80).

Penentuan Batas-batas Atterberg:(BS 1377: Bagian 2: 1990: Pasal 4 and 5);(ASTM:

D 423 - 66; ASTM: D424 – 59).

Penentuan Distribusi Kekasaran Butir (Penyaringan Secara Basah/Kering): (BS 1377:

Bagian 2: 1990: Pasal 9.2/9.3);(ASTM: D422 - 63).

Pengujian Kepadatan Standar Proctor: (BS 1377 : Bagian 4: 1990: Pasal 3);

(ASTM D698 - 78: 2.49 kg rammer dan 305 mm drop).

Pengujian Berat Isi Kering Tanah di lapangan:

Metode Penggantian Pasir:(BS 1377: Bagian 9: 1990: Pasal 2.1 atau Pasal 2.2);

(ASTM D 1556 - 64).

Page 9: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

95

Metode Pemotongan Inti : (BS 1377: Bagian 9: 1990: Pasal 2.4).

Pengujian Beton (bagian dan nomor pasal mengacu pada pengujian atau prosedur-

prosedur seperti yang ditetapkan dalam BS atau standar ASTM) :

Pengujian-pengujian kadar air agregat untuk penentuan perbandingan air dan semen:

(ASTM: C 566 - 78).

Pengujian slump: (BS 1881: Bagian 102); (ASTM: C 143 - 78).

Pengujian faktor pemadatan: (BS 1881: Bagian 103).

Pembuatan dan pengujian perawatan benda uji kubus: (BS 1881: Bagian 108 and

111); (ASTM: C192-81; C31-69).

Pengujian pemadatan benda uji kubus: (BS 1881: Bagian 115 dan 116); (ASTM: C39-

81).

Pengujian Semen (bagian dan nomor pasal mengacu pada pengujian-pengujian yang

mengacu pada BS atau standar ASTM):

Pengujian kuat tekan (benda uji kubus untuk adukan semen): (BS 4550: Bagian 3:

Bagian Pasal 3.4).

Pengaruh ketidakjernihan bahan organik dalam agregat halus untuk mengetahui

kekuatan adukan: (ASTM: C87-69).

Pengujian Agregat Halus dan Kasar (bagian dan nomor paragraf mengacu pada

pengujian-pengujian pada BS atau standar ASTM):

Indeks kepipihan: (BS 812: Subbagian 105.1).

Indeks kelonjongan: (BS 812: Bagian 1: Para. 7.4).

Ukuran partikel dan gradasinya: (BS 812: Bagian 103); (ASTM: C 136 - 82).

Kadar endapan oleh pengujian di lapangan: (BS 812: Bagian 1: Para. 7.2); (ASTM:

C117-80).

Angka kepadatan agregat: (BS 812: Bagian 3: Para. 6).

Angka kehancuran agregat: (BS 812: Bagian 3: Para. 7).

Angka kehalusan 10 persen: (BS 812: Bagian 3: Para. 8).

Kadar zat sulfat yang mudah larut - (lihat buku acuan nomor (2) di bawah ini)

Kadar klorida: (BS 812: Bagian 4).

Pengujian Air :

Total zat padat yang tidak larut dan sifat penghantaran listrik

Kadar sulfat: (BS 1377: Bagian 3: 1990: Subbagian 5).

Kadar klorida: (BS 812, Bagian 4).

Page 10: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

96

Buku acuan untuk pengujian di atas:

Agricultural Handbook Nr. 60, Chapter 6, Section 22, United States Department of

Agriculture, February 1954.

Laboratory Testing in Soil Mechanics, T.M. Akroyd, published by Soil Mechanics Ltd., p

35.

Program Konstruksi dan Laporan-laporannya

Program Konstruksi dan Metode Yang Dipakai:

Program-program konstruksi yang harus dibuat oleh Kontraktor sesuai dengan Pasal 17

dalam Syarat-syarat Kontrak dan ditampilkan dalam bentuk diagram batang (bar chart),

tabel atau bentuk lainnya yang telah disetujui dan membagi pekerjaan-pekerjaan tersebut

dalam berbagai jenis kegiatan.

Untuk setiap kegiatan pokok harus memperlihatkan :

Tanggal mulai paling awal

Tanggal mulai paling lambat

Lamanya kegiatan

Waktu cadangan (Floating time).

Sumber-sumber tenaga kerja, lokasi pembuatan bahan konstruksi dan

penempatan bahan-bahan

Kegiatan-kegiatan yang diperlihatkan dalam program konstruksi disamping meliputi

pekerjaan permanen dan pekerjaan sementara, juga pengadaan serta pengiriman bahan-

bahan konstruksi dan peralatan ke lokasi proyek. Hari libur umum dan hari libur keagamaan

harus dimasukkan juga dalam program ini.

Selain pembuatan program tersebut diatas, Kontraktor juga harus membuat metode yang

akan digunakan untuk pekerjaan saluran tanah, pekerjaan lining saluran, pengujian dan

pepengelolaan pengaliran air irigasi dan semua yang diperlukan dalam Spesifikasi.

Laporan Kemajuan Pekerjaan (Laporan Bulanan):

Paling lambat sebelum tanggal 10 (sepuluh) setiap bulannya atau pada tanggal yang lain

berdasarkan permintaan Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor harus menyerahkan

5 (lima ) salinan laporan kemajuan pekerjaan bulanan dalam suatu format laporan yang

sudah disetujui oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan yang didalamnya memuat secara

secara detail kemajuan-kemajuan pekerjaan selama bulan sebelumnya.

Laporan tersebut harus memuat informasi-informasi sebagai berikut:

Page 11: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

97

Total persentase aktual dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai dengan akhir

bulan pelaporan dibandingkan dengan total persentase pekerjaan yang terjadual

untuk diselesaikan pada saat sekarang sesuai dengan Pasal 17, disertai dengan

komentar yang tepat terhadap hasil kemajuan pekerjaan tersebut.

Persentase aktual dari setiap item pekerjaan utama yang telah diselesaikan

dibandingkan dengan persentase pekerjaan tersebut sesuai dengan jadul kegiatan

yang sudah direncanakan, disertai dengan komentar yang tepat terhadap kemajuan

pekerjaan tersebut.

Jadual kegiatan yang akan dimulai dalam jangka waktu dua (2) bulan berturut-turut

dengan perkiraan tanggal mulai dan tanggal selesai kegiatan.

Daftar tenaga kerja setempat yang digunakan selama periode pelaporan.

Daftar tempat pembuatan konstruksi, peralatan dan bahan konstruksi di lokasi proyek

yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dilengkapi dengan tanggal mulai dan

tanggal selesai penggunaannya.

Total kuantitas pekerjaan yang tergabung dalam Pekerjaan Permanen adalah item-

item pekerjaan seperti berikut ini :

o Pekerjaan Beton

o Pekerjaan Tanah

o Pekerjaan-pekerjaan lainnya

o Item-item pokok Pekerjaan Sementara yang dilaksanakan selama periode

pelaporan.

o Daftar total pembayaran yang diterima sampai saat ini dan daftar laporan

kemajuan berita acara pembayaran yang sudah diajukan tapi belum dibayar.

o Hal-hal lain yang telah ditetapkan berdasarkan kontrak, atau adanya pernyataan

berkenaan dengan hal-hal timbul dalam penyelesaian pekerjaan selama periode

pelaporan.

Jadual Kegiatan Bulanan

Kontraktor harus membuat jadual kegiatan bulanan dalam bentuk diagram batang (bar

chart) setiap akhir bulan yang menggambarkan pekerjaan yang telah diselesaikan. Jadual

tersebut harus berisi, tetapi tidak mutlak, item-item pekerjaan seperti berikut: pekerjaan

tanah, pekerjaan beton, dan kegiatan-kegiatan yang lain berkenaan dengan penyelesaian

pekerjaan. Jadual tersebut juga harus memperlihatkan rentang waktu dari mulai hingga

Page 12: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

98

akhir kegiatan dengan mencantumkan besarnya volume pekerjaan yang dapat diselesaikan.

Jadual tersebut harus diajukan kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan pada hari ketiga dari

setiap bulannya untuk dibahas dan diperiksa.

Rapat-rapat Kemajuan Pekerjaan

Rapat kemajuan pekerjaan antara para staf utama dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan dan

Kontraktor harus diadakan sekali setiap bulan atau lebih, bila diperlukan, pada waktu yang

disepakati oleh kedua belah pihak. Tujuan dari rapat ini adalah untuk membicarakan

kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, pekerjaan yang diusulkan untuk

dilaksanakan bulan mendatang dan masalah-masalah lain yang mempunyai hubungan

langsung dalam kegiatan-kegiatan pekerjaan.

Foto-foto Kemajuan Pekerjaan

Kontraktor harus menyiapkan bagi kepentingan Pemimpin Pelaksana Kegiatan foto-foto

berwarna (dengan ukuran tidak kurang dari 8 cm x 12 cm) dari setiap pekerjan yang

memperlihatkan kemajuan pelaksanaanya pada lokasi-lokasi yang ditetapkan oleh

Pemimpin Pelaksana Kegiatan selama periode kontrak. Foto-foto tersebut harus dibuat

pada saat mulai dan selesainya setiap komponen pekerjaan pokok, atau pada waktu yang

lain seperti yang ditentukan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan. Foto-foto yang disiapkan

untuk Pemimpin Pelaksana Kegiatan tersebut dicetak rangkap 2 (dua) dan harus dilampirkan

dalam Laporan Kemajuan Pekerjaan Bulanan. Dari setiap foto harus ditulis penjelasan yang

singkat dan tanggal pengambilannya.

Biaya pembuatan foto-foto tersebut tidak akan dibayarkan tersendiri dan dianggap sudah

termasuk dalam Harga Satuan (Unit Price) untuk berbagai item dalam Daftar kuantitas dan

Harga. Negatif dari foto-foto tersebut akan menjadi milik Proyek dan tidak diizinkan cetakan

foto-foto tersebut diberikan kepada orang lain (beberapa orang atau semua orang) kecuali

ada persetujuan dari Pemilik Proyek.

Bahan–bahan dan Tempat Pembuatan Konstruksi yang harus disediakan oleh

Kontraktor

Umum

Kontraktor harus menyediakan semua tempat pembuatan konstruksi dan bahan- bahan

konstruksi yang diperlukan bagi penyelesaian pekerjaan-pekerjaan, kecuali ditentukan lain

dalam kontrak. Kecuali jika ditentukan lain, semua tempat pembuatan dan bahan konstruksi

yang akan menghasilkan pekerjaan-pekerjaan harus dalam kondisi baru dan memenuhi

standar yang sudah ditentukan dalam Spesifikasi.

Page 13: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

99

Bilamana Kontraktor mengusulkan tempat pembuatan konstruksi dan bahan konstruksi yang

tidak memenuhi standar seperti tersebut di atas, maka Kontraktor harus memberitahukan

kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan usulannya tersebut dan harus mendapatkan

persetujuan tertulis dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan untuk penggunaan standar-standar

lainnya.

Tempat-tempat Pembuatan Konstruksi

Kontraktor harus menyediakan tempat-tempat pembuatan konstruksi dalam jumlah yang

cukup untuk penyelesaian pekerjaan. Pemimpin Pelaksana Kegiatan berdasarkan

pertimbangan kepentingan penyelesaian pekerjaan berkenaan dengan kontrak,

menginstruksikan Kontraktor untuk memenyediakan tempat pembuatan konstruksi tambahan

dan peralatan lainnya lengkap dengan suku cadangnya. Kontraktor harus menyediakan

suku cadang tersebut dalam jumlah yang cukup untuk menjamin efisiensi pelaksanaan

pekerjaan.

Bahan- Bahan Pengganti

Kontraktor harus berusaha semaksimal mungkin untuk pengadaan bahan- bahan konstruksi

seperti yang telah ditetapkan dalam kontrak, tetapi bilamana bahan- bahan konstruksi

tersebut tidak dapat disediakan dengan alasan diluar kemampuan Kontraktor, maka

penggunaan bahan- bahan pengganti dapat dilakukan, dengan ketentuan bahwa tidak ada

penggunaan bahan-bahan pengganti tanpa adanya persetujuan tertulis terlebih dahulu dari

Pemimpin Pelaksana Kegiatan. Harga Satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga tidak boleh

dirubah bilamana terjadi peningkatan harga antara penggunaan bahan- bahan konstruksi

yang sudah ditetapkan dengan bahan- bahan pengganti yang dapat disediakan.

Pemeriksaan Tempat Pembuatan Konstruksi dan Bahan- bahan konstruksi

Lokasi pembuatan konstruksi dan bahan- bahan konstruksi yang disediakan oleh Kontraktor

akan diadakan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak yaitu pada salah satu

atau beberapa lokasi, seperti yang ditentukan oleh Pemilik Proyek sebagai berikut :

Lokasi untuk produksi atau perakitannya;

Lokasi untuk pengangkutan hasil produksi;

Lokasi dilapangan pekerjaan.

Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemilik Proyek setiap informasi yang berkenaan

dengan tempat pembuatan konstruksi dan bahan-bahan konstruksi yang diperlukan oleh

Pemilik Proyek untuk tujuan pemeriksaan tersebut, dan hal ini tidak akan mengurangi

tanggung jawab Kontraktor untuk menyediakan tempat pembuatan konstruksi dan bahan-

bahannya sesuai dengan ketentuan Spesifikasi.

Page 14: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

100

Spesifikasi-spesifikasi, Brosur-brosur dan Data-data yang harus disediakan oleh

Kontraktor

Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan untuk mendapatkan

persetujuannya atas tiga (3) set spesifikasi yang lengkap, brosur-brosur, papan nama proyek

dan data-data mengenai bahan- bahan konstruksi, peralatan dan tempat pembuatan

konstruksi yang akan dimasukkan kedalam Kontrak sesegera mungkin setelah menerima

Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan sebelum pemesanan bahan-bahan konstruksi,

peralatan atau tempat pembuatan konstruksi. Persetujuan atas Spesifikasi, brosur-brosur,

papan nama proyek, dan data-data tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor

berkenaan dengan kontrak.

Bilamana diminta oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor harus menyerahkan

kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan salinan (copy) atas setiap pemesanan yang akan

ditempatkan di lokasi proyek.

Survey dan Pengukuran Pekerjaan

Titik-titik Tetap (Bench Marks)

Elevasi-elevasi seperti yang diperlihatkan dalam gambar-gambar mengacu pada suatu

jaringan titik tetap yang ditentukan terdahulu dalam wilayah kerja proyek sehubungan

dengan rencana adanya proyek tersebut. Dalam kontrak ini, Pemimpin Pelaksana Kegiatan

beranggapan bahwa nilai titik-titik datum harus menjadi suatu titik tetap acuan sebelum

memulai pekerjaan.

Titik-titik tetap dan titik-titik referensi seperti yang diperlihatkan dalam gambar-gambar

digunakan oleh Kontraktor untuk referensi. Sebelum menggunakan titik-titik tetap dan titik-

titik referensi, atau titik-titik tetap lainnya untuk pemasangan bowplank suatu pekerjaa,

maka Kontraktor terlebih dahulu harus mengadakan suatu pengecekan (survey ulang) dan

juga untuk meyakinkan pihaknya sendiri akan keakuratan elevasi-elevasi titik-titik tetap atau

titik-titik referensi. Pemilik Proyek tidak bertanggung jawab terhadap keakuratan elevasi titik-

titik tetap dan titik-titik referensi tersebut.

Kontraktor harus menentukan titik-titik tetap tambahan untuk kemudahan pihaknya sendiri

sehubungan dengan adanya ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Tidak diperbolehkan memindahkan suatu ketinggian ke tempat lain dengan jarak

lebih dari 0,50 (nol koma lima) Km tanpa diikatkan ke salah satu titik tetap (bench

mark); dan

Apabila sudah ada jaringan irigasi tersier yang dibangun, maka kerapatan titik-titik

tetap untuk setiap blok tersier tidak boleh kurang dari 1 (satu) titik tetap untuk setiap

15 (lima belas) Ha.

Page 15: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

101

Setiap titik tetap yang telah ditentukan harus diberi nomor sesuai dengan perencanaan dan

harus ditempatkan pada suatu lokasi yang disetujui oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemimpin

Pelaksana Kegiatan salinan peta-peta dan catatan-catatan dalam format yang telah disetujui

pemakaiannya yang memperlihatkan detail lokasi dan elevasi dari setiap titik tetap yang

digunakan atau yang ditentukan oleh Kontraktor. Elevasi-elevasi yang dipindahkan harus

mempunyai keakuratan 5 (k)0,5 mm, di mana k adalah panjang jalur pengukuran dalam

satuan kilometer.

Elevasi-elevasi Permukaan Tanah Asli untuk Pengukuran

Elevasi permukaan tanah asli yang diperlihatkan dalam gambar-gambar harus dianggap

benar berdasarkan ketentuan dalam Kontrak. Jika Kontraktor meragukan kebenaran elevasi

permukaan tanah asli tersebut, maka Kontraktor harus, setidak-tidaknya dalam (15) hari

sebelum memulai pekerjaan, mengajukan pemberitahuan secara tertulis kepada Pemimpin

Pelaksana Kegiatan untuk mengadakan survey ulang atas elevasi-elevasi permukaan tanah

asli tersebut.

Pada umumnya sebelum memulai pekerjaan tanah, Kontraktor harus melakukan survey

ulang yang disaksikan oleh wakil dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan untuk mendapatkan

elevasi permukaan tanah asli dimana pekerjaan tersebut akan dilaksanakan, yaitu dengan

menggunakan titik-titik tetap atau titik-titik referensi yang telah disetujui oleh Pemimpin

Pelaksana Kegiatan. Elevasi permukaan tanah asli hasil survey ulang harus mendapat

persetujuan dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan. Pengukuran volume terhadap pekerjaan

yang telah diselesaikan harus dihitung berdasarkan elevasi-elevasi permukaan tanah asli

yang sudah mendapat persetujuan.

Bantuan Staf bagi Pemimpin Pelaksana Kegiatan untuk Pekerjaan Survey

Kontraktor harus bekerjasama dengan Pemimpin Pelaksana Kegiatan dalam pengecekan

pemasangan bowplank dan juga dalam survey-survey pengukuran kemajuan pekerjaan

sehubungan untuk tujuan pembayaran. Kontraktor harus memberikan bantuan terhadap

semua yang dibutuhkan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan, dan bilamana perlu semata-

mata untuk Pemimpin Pelaksana Kegiatan, dan harus menyediakan dalam jumlah yang

cukup : patok-patok kayu, patok-patok yang panjang (jalon), pengukur kemiringan, macam-

macam tiang, cetakan-cetakan, profil-profil dan segala kebutuhan lainnya yang diperlukan

untuk pengecekan pemasangan bowplank dan pengukuran volume pekerjaan.

Sebelum memulai pekerjaan, harus diadakan pemeriksaan bersama, juga survey ulang

untuk pengecekan pemasangan bowplank dan pengukuran volume pekerjaan.

Page 16: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

102

Biaya untuk upah tenaga kerja dan pengadaan bahan- bahan konstruksi yang diperlukan

oleh Permimpin Pelaksana Kegiatan untuk tujuan-tujuan tersebut diatas, harus ditanggung

oleh Kontraktor. Tidak ada pembayaran yang akan diberikan kepada Kontraktor terhadap

pelaksanaan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan sub-pasal ini, semua biayanya

dianggap sudah termasuk dalam Harga Satuan atas berbagai item-item kegiatan seperti

yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Pekerjaan Sementara

Umum

Kontraktor harus bertanggung jawab atas perencanaan, spesifikasi, penyelesaian pekerjaan

dan pembongkaran semua Pekerjaan Sementara yang berkenaan dengan efisiensi

penyelesaian pekerjaan. Detail dari semua Pekerjaan Sementara yang akan dilaksanakan

oleh Kontraktor di lokasi proyek harus terlebih dahulu diajukan kepada Pemimpin Pelaksana

Kegiatan untuk mendapatkan persetujuannya sesuai dengan prosedur pada Pasal 5.2:

Bagian I (Gambar-gambar milik Kontraktor untuk Pekerjaan Sementara).

Bilamana Kontraktor bermaksud untuk menempatkan beberapa Pekerjaan Sementara di luar

batas-batas daerah kerjanya seperti yang diperlihatkan dalam gambar-gambar, maka

usulan semacam itu bersifat pilihan, semua biaya yang diperlukan untuk melakukan

pekerjaan tersebut, termasuk biaya perijinan pelaksanaan, sewa tanah atau semacamnya,

semuanya harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus dianggap sudah termasuk dalam

item-item kegiatan seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Bila ada

penundaan atau keterlambatan yang diakibatkan oleh hal-hal tersebut diatas, maka tidak

akan mengurangi kewajiban Kontraktor untuk memenuhi persyaratan Kontrak. Tidak ada

penambahan waktu terhadap keterlambatan yang disebabkan oleh hal-hal seperti tersebut

diatas.

Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan seperti yang diperlihatkan dalam gambar-gambar adalah berupa lahan

atau areal yang digunakan untuk penyelesaian pekerjaan dan telah ada jaminan dari Pemilik

Proyek kepada Kontraktor bahwa tidak ada biaya ganti rugi untuk pembebasan tanahnya.

Kontraktor sedapat mungkin menempatkan Pekerjaan Sementaranya di lahan atau areal

seperti tersebut diatas dan ditandainya dalam gambar atau seperti yang ditetapkan oleh

Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Kantor Kontraktor, Perumahan Staf, Gudang, Bengkel, Barak Pekerja, dll.

Kontraktor harus menyediakan, memelihara, mengoperasikan dan membongkar semua

bangunan-bangunan sementara pada waktu semua pekerjaan telah selesai dilaksanakan,

Page 17: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

103

seperti : kantor lapangan milik Kontraktor, perumahan staf, gudang, bengkel, barak pekerja

dan bangunan-bangunan sementara lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan,

dimana lokasi-lokasinya akan ditentukan oleh Pemilik Proyek. Kontraktor harus mengajukan

perencanaan lokasi dan hal-hal yang umum dari bangunan-bangunan yang ditentukan

tersebut kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan untuk mendapatkan persetujuannya dalam

jangka waktu yang telah ditentukan. Konstruksi bangunan tersebut tidak boleh dilaksanakan

sampai usulannya disetujui oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Perumahan staf Kontraktor dan barak pekerja (base camp) harus dilengkapi dengan fasilitas-

fasilitas yang penting seperti : sistim drainase, penerangan, jalan-jalan, jalan-jalan setapak,

tempat parkir, pagar, sanitasi, dapur untuk memasak, peralatan pencegah kebakaran dan

unit pemadam kebakaran.

Kontraktor harus membangun fasilitas penyediaan air minum yang layak untuk kantor

kontraktor, perumahan stafnya, barak pekerjanya, bengkel,dan tempat-tempat pekerjaan

lainnya di lokasi proyek. Kontraktor harus mengatur sendiri penyediaan listrik bagi kantor

kontraktor, perumahan stafnya, barak pekerjanya, bengkel dan gudang-gudang.

Pagar Sementara

Bilamana diperlukan, Kontraktor atas biayanya sendiri, harus membuat dan memasang

pagar sementara yang memadai dan telah disetujui untuk menutup wilayah kerja proyek

dimana pekerjaan-pekerjaan akan dilaksanakan dan semua wilayah proyek yang mungkin

diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan seperti ketentuan berdasarkan syarat-syarat

Kontrak bagi kepentingan Pemimpin Pelaksana Kegiatan. Bilamana terdapat pagar

sementara yang dipasang sepanjang sisi jalan umum, jalan kereta api, dan sebagainya,

maka harus dibuat dari bahan dengan jenis seperti yang telah disyaratkan oleh instansi

terkait sehingga mendapatkan persetujuan.

Jalan Masuk Sementara

Kontraktor harus membuat, memelihara dan selanjutnya membongkar jalan-jalan masuk

sementara yang menuju lokasi proyek, termasuk juga drainase dan fasilitas-fasilitas lainnya

yang diperlukan untuk kepentingan penyelesaian pekerjaan.

Tidak kurang dari 15 (lima belas) hari sebelum Kontraktor bermaksud untuk memulai

pelaksanaan pekerjaan jalan-jalan masuk sementara, maka Kontraktor harus mengajukan

kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan untuk mendapatkan persetujuan suatu detai program

konstruksi pekerjaan jalan-jalan masuk sementara, dimana didalamnya memuat :

Perencanaan jalan-jalan masuk sementara, termasuk jaringan drainase jalan dan

fasilitas-fasilitas penyeberangan lainnya yang memotong jaringan drainase tersebut;

Metode kerja dan jadual pelaksanaan jalan-jalan masuk sementara.

Page 18: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

104

Kontraktor tidak boleh memulai konstruksi pekerjaan jalan-jalan masuk sementara sampai

mendapat persetujuan dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan. Bagaimanapun, persetujuan

tersebut tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas tugas-tugasnya atau

pertanggungjawabannya berdasarkan Kontrak.

Kontraktor harus membuat jalan-jalan masuk sementara sesuai dengan gambar-gambar dan

program konstruksi yang telah disetujui. Kontraktor atas biayanya sendiri harus bertanggung

jawab terhadap kerusakan-kerusakan jalan-jalan masuk, termasuk jalan-jalan yang telah ada

di sekitar rute-rute jalan-jalan masuk sementara tersebut yang disebabkan oleh lalu lintas

peralatan berat atau truk-truk yang digunakan oleh kontraktor untuk menyelesaian

pekerjaan. Pada waktu semua pekerjaan telah selesai dilaksanakan, jalan-jalan masuk

sementara tersebut harus dibongkar/dibersihkan dan ditinggalkan dalam kondisi yang

mendekati aslinya sehingg diperoleh persetujuan dari Pemilik Proyek.

Pekerjaan-pekerjaan Untuk Membebaskan Air

Pembuangan air yang digunakan selama penyelesaian pekerjaan menjadi tanggung jawab

Kontraktor atas biayanya sendiri.

Kontraktor harus menyiapkan dan memelihara bangunan pengelak(cofferdam), saluran-

saluran, saluran pembuang dan saluran pengelak sementara ( temporary diversion

channel) dan pekerjaan-pekerjaan pengeringan, dan harus menyediakan, memasang dan

mengoperasikan dan memelihara semua pompa-pompa yang diperlukan dan peralatan yang

lain untuk membuang air dari bermacam bagian pekerjaan dan untuk menjaga pondasi-

pondasinya juga bagian-bagian lain dari pekerjaan tersebut agar bebas dari air seperti yang

disyaratkan untuk sebuah pelaksanaan konstruksi yang benar. Kontraktor harus

bertanggung jawab dan harus memperbaiki dengan biayanya sendiri atas kerusakan-

kerusakan yang disebabkan oleh banjir, kegagalan dalam pekerjaan pengeringan

(dewatering) atau dalam pekerjaan pengamanan.

Dalam pekerjaan pengeringan harus digunakan cara agar dapat dicegah terjadinya

kehilangan partikel-partikel halus dari dinding, dasar atau dari pondasi saluran, sehingga

tetap terpeliharanya stabilitas kemiringan galian, dan menghasilkan pelaksanaan konstruksi

yang bebas dari genangan air, dan juga akan menghasilkan dasar saluran, dinding saluran

dan pondasinya kondisinya cukup kering dan dengan demikian dapat dilaksanakan

pekerjaan pemadatan bahan- bahan tibunan yang telah ditempatkan di dalam saluran.

Kontraktor harus melakukan pengukuran yang memadai untuk mengontrol rembesan air

kedalam saluran, pondasi-pondasi saluran dan dimanapun, untuk menghindari genangan air.

Setelah semua tujuan yang diinginkan tercapai, maka semua fasilitas-fisilitas sementara

untuk pekerjaan pengeringan harus dibongkar atau diratakan/dibersihkan agar dapat terlihat

Page 19: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

105

saluran yang telah dibuat tersebut dan juga tidak mengganggu jalannya pengoperasian

saluran-saluran tersebut dan bangunan-bangunan pelengkapnya atau terhadap pengaliran

alam lainnya.

Metode yang dipakai oleh Kontraktor untuk pembebasan/pembuangan air harus mendapat

persetujuan dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Perlindungan Pekerjaan

Kontraktor harus melindungi pekerjaan-pekerjaan, dengan cara-cara yang seharusnya dan

dengan pertimbangan yang menurut Kontraktor penting untuk dilakukan, yaitu perlindungan

dari kerusakan akibat hujan, limpasan air permukaan, banjir, aliran yang masuk, limpasan

air dari terusan-terusan alam, saluran-saluran irigasi dan sungai, infiltrasi air dari lapisan

tanah bagian bawah dan akibat kegagalan pekerjaan perlindungan sungai atau kejadian

semacamnya yang mungkin terjadi di areal proyek. Kontraktor harus merencanakan dan

menjadualkan pengerjaannya untuk memperkecil bahaya atas kerusakan semacam itu.

Setiap kerusakan terhadap pekerjaan, atau keterlambatan terhadap pengerjaannya yang

diakibatkan oleh kejadian-kejadian semacam itu, apakah kelalaian tersebut dianggap

membahayakan atau tidak, maka Kontraktor harus memperbaikinya dan tidak ada tuntutan

berkenaan dengan pembayaran tambahan atau penambahan waktu.

Pekerjaan Bangunan Pengelak Sementara

Kontraktor harus membuat bangunan pengelak sementara pada bangunan-bangunan

seperti : jembatan, siphon, gorong-gorong, dan lain sebagainya seperti yang dibutuhkan

untuk melindungi bangunan-bangunan tersebut dan atas biayanya sendiri. Bangunan

pengelak (cofferdam) dan saluran pengelaknya (diversion channel) harus dibuat agar selama

pelaksanaan konstruksi air sungai atau banjir dapat dengan aman dialirkan ke hilir tanpa

mengakibatkan air meluap atau merusakkan bangunan pengelak sementara, yang secara

keseluruhan merupakan bagian dari pekerjaan permanen.

Tidak kurang dari lima belas (15) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangunan

pengelak sementara, Kontraktor harus mengajukan kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan

untuk mendapatkan persetujuannya mengenai detail perencanaan dan program konstruksi

yang meliputi :

Detail perencanaan bangunan pengelak (cofferdam) dan bahan-bahan konstruksinya;

Metode kerja dan jadual waktu pelaksanaan untuk pekerjaan-pekerjaan bangunan

pengelak sementara.

Kontraktor tidak boleh melaksanakan pekerjaan bangunan pengelak sementara hingga

diperoleh persetujuan dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan. Bagaimanapun, persetujuan

Page 20: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

106

semacam itu, tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor berdasarkan kontrak.

Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan bangunan pengelak sementara tersebut sesuai

dengan gambar-gambar dan program konstruksi yang telah disetujui. Pada waktu

pelaksanaan pekerjaan permanen telah selesai, maka bangunan pengelak sementara

tersebut harus dibongkar/dibersihkan dari lapangan pekerjaan sampai mendapat persetujuan

dari Pemimpin Pelaksana kegiatan.

Pemeliharan Pengaliran Air di Saluran

Kontraktor tidak boleh terlibat kegiatan irigasi selama penyelesaian pekerjaan-pekerjaan.

Pemimpin Pelaksana Kegiatan, bilamana perlu dapat memerintahkan Kontraktor untuk

membuat bangunan pengelak sementara, atau yang lainnya, pekerjaan-pekerjaan pada

saluran-saluran irigasi yang ada sehingga dapat memenuhi Pasal ini.

Kontraktor harus, bilamana dibutuhkan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan, mengajukan

programnya untuk pemeliharaan pengaliran air irigasi untuk memperoleh persetujuan dari

Pemimpin Pelaksana Kegiatan. Setelah program tersebut telah disetujui atau dimodifikasi

seperti yang diminta oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan, maka pekerjaan semacam

bangunan pengelak sementara, atau yang lainnya, dapat dilaksanakan sesuai dengan

program yang telah disetujui.

Biaya untuk upah tenaga kerja, bahan-bahan konstruksi dan pengadaan lainnya yang

diperlukan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan untuk tujuan-tujuan seperti yang telah

dijelaskan diatas harus ditanggung oleh Kontraktor. Tidak ada pembayaran untuk biaya-

biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor dalam memenuhi persyaratan-persyaratan atas sub-

Pasal ini, biayanya harus dianggap sudah termasuk dalam Harga Satuan item-item

berbagai macam pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Pengendalian Keamanan dan Kesehatan

Umum

Semua hal yang menyangkut pengendalian keamanan dan kesehatan sangat diperlukan

dalam penyelesaian pekerjaan, tetapi tidak mutlak, seperti : penyelenggaraan sanitasi,

pembersihan lokasi-lokasi proyek, kontrol bahan peledak dan bahan bakar, pemagaran

sementara lokasi proyek, tindakan pengendalian keamanan dan pencegahan dari bahaya

kebakaran, harus diselenggarakan dan dikelola Kontraktor atas biayanya sendiri.

Kontraktor berdasarkan caranya sendiri bertanggung jawab atas semua pengendalian

keamanan dan kesehatan, dan harus mengajukan kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan

untuk mendapat persetujuan mengenai organisasi dan peraturan-peraturannya untuk tujuan-

tujuan tersebut diatas. Tidak ada pembayaran tersendiri untuk memenuhi ketentuan dari

Page 21: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

107

Pasal ini dan semua biaya harus dianggap sudah termasuk dan tercakup dalam Harga

Kontrak.

Sistem Pengendalian Keamanan

Kontraktor harus menentukan sistim pengendalian keamanan dan organisasinya untuk

menunjang kelancaran pekerjaan dan mengajukannya kepada Pemimpin Pelaksana

Kegiatan untuk mendapat persetujuan. Sistim pengendalian keamanan tersebut harus

memiliki kapasitas peralatan yang memadai, begitu juga dengan fasilitas dan personilnya

harus mampu untuk menanggulangi terjadinya kecelakaan dan kerusakan bagi personil dan

harta benda miliknya.

Sistim pengendalian keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang telah

disetujui dan dibuat berdasarkan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.

Pemimpin Pelaksana Kegiatan atau wakilnya mempunyai hak untuk memerintahkan

Kontraktor melaksanakan sistem tersebut dari waktu ke waktu, bilamana hal ini dianggap

penting berdasarkan pendapat Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Penyelenggaraan Sanitasi

Kontraktor harus menjaga agar lokasi pekerjaan tetap dalam keadaan bersih dan sehat, dan

harus menyelenggarakan dan mengelola sanitasi (penjagaan kesehatan dan kebersihan)

dengan sebaik-baiknya untuk tenaga kerja yang digunakan dalam penyelesaian

pekerjannya pada tempat-tempat seperti yang disetujui oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan

dan atau oleh pemerintah setempat dan atau oleh instansi lain yang terkait, dan untuk

semua orang yang terlibat dalam proyek ini diwajibkan melaksanakan program

sanitasi dengan sebaik-baiknya.

Kontraktor harus menempatkan papan pengumuman dan papan tanda peringatan lainnya,

bilamana hal ini dianggap perlu, untuk menjaga agar lokasi proyek tetap bersih.

Bahan Peledak dan Bahan Bakar

Kontraktor harus mengatur masalah transportasi, penyimpanan dan pengelolaan bahan

peledak dan bahan bakar dengan cara yang aman untuk melindungi kepentingan umum

sesuai dengan hukum dan peraturan-peraturan keamanan yang berlaku.

Pengaturan mengenai pengisian kembali bahan-bahan bakar pada tempat-tempat

pembuatan konstruksi (bengkel-bengkel) dan kendaraan-kendaraan harus berdasarkan

persetujuan dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Kontraktor harus mendapatkan segala macam perizinan yang diperlukan, dan harus

membayar semua pengeluaran dan ongkos-ongkos sehubungan dengan pemindahan

bahan-bahan peledak dan bahan-bahan bakar dari suatu tempat ke tempat yang lain

Page 22: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

108

termasuk penyimpanannya, dan harus memenuhi semua syarat-syarat yang diperlukan

untuk mendapatkan persetujuan pihak berwenang terkait dari Pemerintah Indonesia.

Kontraktor harus menyediakan dan memasang suatu sistim peringatan keamanan yang

efisien yang dapat memberikan rasa aman bagi semua orang bilamana bahan-bahan

peledak tersebut diledakkan. Kontraktor harus menjamin, bahwa sebelum pelaksanaan

peledakan, lokasi peledakan tersebut harus cukup jauh dengan pemukiman penduduk,

bebas dari pejalan kaki dan lalu-lintas kendaraan. Kontraktor harus memberi tanda bendera

pada setiap jalan masuk ke lokasi peledakan tersebut dan menghentikan lalu-lintas dari luar

yang akan masuk ke wilayah tersebut, sampai bendera tanda “semua aman ” dikibarkan.

Lokasi-lokasi gudang bahan-bahan peledak harus disetujui oleh Pemimpin Pelaksana

Kegiatan. Tangki bensin yang diletakkan di atas tanah dan tanki penyimpanan gas LPG tidak

boleh ditempatkan dalam radius kurang dari 100 meter dari barak pekerja atau bangunan-

bangunan lainnya di lokasi proyek tersebut. Kontraktor tidak boleh menggunakan sembarang

bahan-bahan peledak tanpa adanya persetujuan tertulis dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Persetujuan dari Pemimpin Pelaksana Kegiatan tidak akan mengurangi tanggung jawab

Kontraktor atas semua pekerjaan peledakan tersebut.

Perlindungan terhadap Bahaya Kebakaran

Kontraktor harus megambil segala tindakan untuk menghindari terjadinya kebakaran di

lokasi proyek dan menyediakan apa yang menjadi pertimbangan Pemimpin Pelaksana

Kegiatan yaitu peralatan yang cocok dan memadai untuk mencegah kebakaran yang siap

pakai di semua bangunan-bangunan, gedung-gedung dan pekerjan-pekerjaan yang sedang

dalam pelaksanaan , termasuk lokasi perumahan staf, barak pekerja dan bangunan-

bangunan pelengkap lainnya. Kontraktor harus menjaga peralatan semacam itu dan

peralatan tambahan untuk mencegah kebakaran yang mungkin diperlukan, dalam kondisi

yang baik sampai semua pelaksanaan pekerjan-pekerjaan selesai dan dapat diterima oleh

Pemilik Proyek.

Kontraktor harus berusaha sekuat tenaga memadamkan api bilamana terjadi kebakaran di

lokasi proyek, dari manapun api tersebut berasal. Sehubungan dengan hal itu, maka

Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan

dilapangan, termasuk peralatan dan tenaga kerja dari sub-kontraktornya.

Penyelidikan Lapisan Tanah Bagian Bawah

Umum

Bilamana ditentukan atau diperintahkan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor

harus mengadakan penelitian dan pengambilan benda-benda uji dari bahan- bahan

Page 23: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

109

konstruksi dan air yang berhubungan dengan pekerjaan tanah dan bangunan-bangunan.

Investigasi dilakukan dengan cara membuat lubang dengan sistem pengeboran atau sumur-

sumur percobaan. Lokasi penyelidikan, metode penelitian dan pengambilan benda-benda uji

akan ditentukan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan berdasarkan kasus-perkasus.

Kontraktor harus menugaskan staf yang berpengalaman dalam penelitian lapangan untuk

menangani pekerjaan lapangan ini.

Khususnya bilamana diperintahkan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor harus

mengambil benda-benda uji yang berasal dari pondasi bangunan-bangunan saluran yang

besar untuk menganalisa kadar gipsum, kadar sulfat dan nilai pH-nya dan dari pondasi

gedung-gedung untuk menentukan derajat perluasan kadar bahan-bahan kimia tersebut.

Peralatan

Kontraktor, bilamana diperintahkan, harus menyediakan semua peralatan dalam tempo 72

jam yang akan digunakan untuk penelitian hingga penyelesaian seluruh pekerjaan atau

hingga jangka waktu yang yang telah disetujui Pemimpin Pelaksana Kegiatan, dengan jenis

peralatan sebagai berikut :

Bor berdiameter 150 mm, panjang 10 m dengan gagang yang dapat diperpanjang

dan kekang bor (spare auger bit) untuk bornya. Lubang

bor dibuat tidak lebih dari 5 m dalamnya, umumnya diperlukan untuk pemboran

dengan hingga kedalaman 5 m. Kedalaman lubang bor diukur dari permukaan tanah

asli, atau dari dasar lubang bor atau dari hasil penggalian tanah, seperti yang

ditetapkan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Peralatan pengujian permeabilitas lapangan sesuai dengan Des. E.19 of the US

Bureau of Reclamation Earth Manual, 1974.

Peralatan pengambilan contoh untuk membawa benda-benda uji tanah terganggu

dan tak terganggu, dan benda-benda uji untuk pengecekan air.

Kotak-kotak tempat penyimpanan benda-benda uji.

Metode Pekerjaan

Kontraktor harus melaksanakan penelitian sesuai dengan ketentua BS 5930 dan BS 1377,

atau berdasarkan Standard Indonesia yang relevan. Semua kotak-kotak yang berisi benda-

benda uji harus diberi label dengan tulisan yang jelas dan tidak mudah dihapus dan

dilengkapi dengan nomor referensi, nomor sumue percobaan dan kedalaman pengambilan

benda-benda uji tersebut. Benda-benda uji tersebut harus dibawa ke laboratorium Pemimpin

Page 24: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

110

Pelaksana Kegiatan, atau laboratorium lain yang ditunjuk, selambat-lambatnya tidak lebih

dari 24 jam setelah pengambilan benda-benda uji tersebut.

Catatan-catatan

Kontraktor harus membuat catatan yang mendetail di lapangan setiap melaksanakan

penelitian dilapangan dengan menggunakan formulir-formulir yang telah disetujui oleh

Pemimpin Pelaksana Kegiatan untuk semua penelitian lapisan tanah bagian bawah yang

dilakukannya. Catatan-catatan tersebut berisi penjelasan dari bahan- bahan konstruksi yang

diketemukan sesuai dengan kedalamannya. Salinan dari setiap catatan harus diserahkan

kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan dengan batas waktu tidak boleh lebih dari 1 (satu)

hari setelah pencatatannya. Penjelasan pada catatan ini harus sesuai dengan ketentuan

dari BS 5930.

Setiap catatan harus memperlihatkan elevasi permukaan tanah pada saat permulaan

penelitian yang mengacu pada elevasi datum berkenaan dengan Pasal 9.1: Bagian I (Titik-

titik tetap). Harus dicatat juga elevasi muka air yang pertama kali ditemui, elevasi-elevasi

muka air lainnya yang relevan, kedalaman di mana benda-benda uji tersebut diambil, dan

kondisi alamiahnya dan jumlah referensi benda-benda uji.

Pada tahap penyelesaian setiap penelitian, Kontraktor harus membuat dan mengajukan

lima salinan hasil penelitian tersebut dalam suatu formulir yang telah disetujui oleh

Pemimpin Pelaksana Kegiatan, termasuk hasil-hasil dari pengujian-pengujian yang dilakukan

di laboratorium Pemimpin Pelaksana Kegiatan atau laboratorium-laboratorium lainnya yang

ditunjuk.

Sumur-sumur Percobaan

Bilamana diperlukan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor harus melakukan

penyelidikan tanah yaitu dengan pengujian sumur-sumur percobaan dengan kedalaman

dan waktu seperti yang ditentukan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Sumur-sumur percobaan tersebut harus digali seperti yang ditentukan oleh Pemimpin

Pelaksana Kegiatan dan harus tetap terbuka berdasarkan petunjuk Pemimpin Pelaksana

Kegiatan. Dalam periode tersebut diperlukan tindakan-tindakan keamanan yang cukup

memadai agar sumur-sumur tersebut bebas dari genangan air.

Mobilisasi, Pekerjaan Persiapan dan Pekerjaan Pembersihan Akhir

Mobilisasi dan Pekerjaan Persiapan

Biaya-biaya mobilisasi dan pekerjaan persiapan dimaksudkan untuk mengganti biaya

operasional Kontraktor, termasuk didalamnya tetapi tidak mutlak, seperti kebutuhan untuk

perpindahan staf, peralatan, pengeluaran tambahan ke lokasi proyek, pembuatan kantor-

Page 25: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

111

kantor, tempat pembuatan peralatan konstruksi, fasilitas-fasilitas lainnya di lokasi proyek,

juga termasuk biaya mobilisasinya dan untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang biaya

operasionalnya harus ditanggung Kontraktor, atau biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh

Kontraktor untuk kegiatan pendahuluan pekerjaan dan untuk pembayaran hal-hal lain yang

tidak disebutkan dalam kontrak.

Semua fasilitas-fasilitas yang dibuat, atau dibawa ke lokasi proyek, harus dianggap sudah

menjadi ketentuan-ketentuan dari paragraf ini, kecuali kalau ada ketentuan khusus dari

Pemimpin Pelaksana Kegiatan yang menetapkan rincian hal-hal lain secara terulis.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk kecukupan, keefesienan , penggunaan,

perlindungan, pemeliharaan, perbaikan, dan perawatan dari semua fasilitas. Fasilitas-

fasilitas tersebut yang termasuk dalam paragraf ini tidak boleh dibongkar atau dipindahkan

dari lokasi proyek tanpa adanya persetujuan tertulis dari Pemimpin Pelaksana kegiatan

sebelum pekerjannya dapat diselesaikan sesuai dengan kontrak.

Pekerjaan Pembersihan Akhir

Bilamana pekerjaan berdasarkan kontrak sudah selesai dikerjakan, Kontraktor harus

membongkar dari lapangan semua fasilitas, termasuk : tempat pembuatan untuk pekerjaan

konstruksi (bengkel) , dan peralatan yang bukan merupakan bagian dari pekerjaan-

pekerjaan permanen. Lokasi proyek harus dibersihkan dari semua sampah, bahan- bahan

konstruksi yang tidak berguna dan fasilitas-fasiltas sementara dari jenis apapun dan harus

ditinggalkan dalam kondisi yang rapih dan bersih.

Pembongkaran

Umum

Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan konstruksi untuk

pelaksanaan pembongkaran keseluruhan maupun sebagian bangunan-bangunan, seperti

yang ditentukan dalam gambar-gambar dan sesuai dengan petunjuk dari Pemimpin

Pelaksana Kegiatan.

Pembongkaran harus termasuk hal-hal sebagai berikut:

Pembongkaran bangunan-bangunan untuk dibuang semuanya;

Pembongkaran lining beton untuk dibuang semuanya;

Pembongkaran bronjong/pelindung tanggul sungai untuk dibuang semuanya;

Pembongkaran secara hati-hati bagian dari suatu bangunan tanpa merusak bagian lain

bangunan tersebut yang akan menopang sebagian dari bangunan yang baru;

Perlindungan terhadap bangunan-bangunan atau bagian-bagian dari bangunan yang

sama dari kerusakan selama pelaksanaan pembongkaran;

Page 26: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

112

Pengumpulan bahan-bahan buangan/bahan- bahan konstruksi yang tak terpakai lagi

ketempat pembuangan atau seperti yang telah ditetapkan oleh Pemimpin Pelaksana

Kegiatan;

Pembongkaran pintu-pintu air dan peralatan lainnya, pembersihan dan

penyimpanannya ke gudang PU atau gudang lain seperti yang ditunjuk oleh Pemimpin

Pelaksana Kegiatan;

Semua bahan- bahan konstruksi, pintu-pintu air dan peralatan yang dipindahkan

sehubungan dengan pekerjaan-pekerjaan pembongkaran dan tidak diperlukan lagi untuk

pekerjaan-pekerjaan permanen, harus dipindahkan ke tempat yang lain sejauh 20 ( dua

puluh) kilometer atau seperti yang ditetapkan oleh Pemimpin Pelaksana Kegiatan.

Pembongkaran pekerjaan pasangan batu dan pekerjaan beton pada bangunan-bangunan

yang sudah ada yang sebagian harus disisakan, harus dilakukan dengan tenaga manusia

dengan menggunakan palu yang besar dan pahat besi sampai mencapai garis dan

ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang diinstruksikan oleh Pemimpin

Pelaksana Kegiatan. Setiap kerusakan yang ditimbulkan terhadap pekerjaan tersebut

selama pekerjaan pembongkaran harus diperbaiki atau diganti atas biaya dari Kontraktor.

Pengukuran awal pada semua bagian-bagian dari bangunan utama yang akan dibongkar,

termasuk bangunan-bangunan di saluran primer dan bangunan di saluran sekunder,

bangunan-bangunan sadap tersier, tetapi tidak temasuk jaringan tersier dan bangunan-

bangunan kecil yang lainnya, akan dilakukan pencatatan sebagaimana mestinya.

Pembayaran untuk pembongkaran pekerjaan beton, pasangan batu dan pintu-pintu air

menggunakan harga satuan yang tertuang

dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga-harga tersebut sudah termasuk dalam

biaya dari seluruh pekerjaan yang dijelaskan dalam Pasal ini. Pembayaran untuk

pembongkaran bangunan-bangunan yang kecil harus dianggap sudah termasuk dalam

harga satuan pekerjaan pembersihan lokasi, dan harga tersebut sudah termasuk biaya untuk

semua pekerjaan seperti yang diuraikan dalam Pasal ini.

Page 27: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

113

BAB XIV. SPESIFIKASI TEKNIS

Rencana umum pelaksanaan pekerjaan

Rencana umum dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Saluran Pembuang

Pajaran akan disesuaikan dengan jadwal yang telah direncanakan. Hal ini akan merupakan

tahap-tahap penyelesaian suatu item pekerjaan yang akan mewujudkan prestasi pekerjaan

secara berkala mulai dari kegiatan–kegiatan awal/persiapan dan lain-lain. Pengadaan alat

berat , pengadaan bahan-bahan dan tenaga kerja secara efesien akan dapat menghasilkan

volume kerja yang sesuai, disamping memudahkan dalam pengaturan kerja dilapangan dan

akan menciptakan kualitas kerja yang baik dan waktu penyelesaian yang ideal sesuai

rencana.

Pengukuran Saluran

Penyedia Jasa diwajibkan melakukan pengukuran dilapangan sebelum mulai pelaksanaan

pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai semua

dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing.

Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus Disyahkan

oleh Direksi Pekerjaan, dan dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan pekerjaan akan

dipergunakan sebagai dasir perhitungan prestasi hasil pelaksanaan pekerjaan.

Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa diwajibkan melakukan

pengukuran akhir dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan perhitungan hasil

pengukuran harus Disyahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dipergunakan sebagai dasar acuan

guna mempersiapkan gambar purna bangun (As Built Drawing).

Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Direksi Pekerjaan

sewaktu-waktu berwenang dan berhak memberikan instruksi kepada Penyedia Jasa, dan

Penyedia Jasa harus bersedia untuk melaksanakan pengukuran tertentu yang sifatnya

sebagai chek berkala atau stick proof, misalnya kedalaman pondasi, batas pembebasan

tanah dan lain sebagainya.

Pada saat penyerahan gambar purna bangun, Penyedia Jasa harus menyerahkan data dan

perhitungan hasil pengukuran yang sudah Disyahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Pekerjaan Pembersihan Bangunan Lama

Sebelum dilaksanakan pekerjaan pembangunan konstruksi maka pihak penyedia jasa harus

melakukan pekerjaan pembersihan bangunan lama yang ada. Sebagian besar bangunan

lama ini dalam kondisi rusak. Untuk itu tubuh bendung lama, pasangan lama dan konstruksi

lama lainnya harus di angkat dan dibersihkan dari lokasi yang akan dibangun.

Page 28: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

114

Pihak penyedia jasa diharapkan mampu melaksanakan pembersihan bangunan lama ini

dengan menggunakan beberapa metode yang dimiliki oleh penyedia jasa.

Bangunan lama yang kondisinya rusak ini nantinya akan digantikan dengan bangunan baru

yang telah direncanakan oleh konsultan perencana yang ditunjuk oleh pihak dinas.

Pekerjaan Tanah

Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah meliputi semua pekerjaan sebagai berikut :

1. Pengupasan dan pembersihan

2. Galian terbuka termasuk parit

3. Timbunan, pembuatan lantai kerja dan pekerjaan permukaan

4. Galian bahan-bahan yang berguna maupun yang dibuang

5. Pekerjaan galian dan timbunan, seperti yang diperintahkan oleh Direksi.

Rencana Kontraktor yang menerangkan mengenai pelaksanaan pekerjaan galian atau

timbunan untuk setiap macam kegiatan, misalnya pekerjaan pada Saluran Pengelak (Box

culvert), Bendungan Utama, Bangunan Pelimpah, Bangunan Pengambilan, Jalan Masuk

dan Jalan Hantar, harus diserahkan pada Direksi 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum

kegiatan di atas dilaksanakan.

Harga satuan untuk semua macam pekerjaan galian, timbunan, pembuatan lantai kerja dan

pekerjaan permulaan dicantumkan dalam Rencana Biaya Pekerjaan (BOQ).

Sifat-sifat Lapisan Tanah

Kontraktor harus menguasai, berdasarkan semua data yang tersedia yang berkaitan dengan

pekerjaan tanah dan sifat-sifat lapisan tanah serta bahan-bahan yang akan digali dan

digunakan sebagai bahan timbunan, hal-hal sebagai berikut :

- Situasi umum ditempat pekerjaan;

- Hambatan/permasalahan yang ada ditempat itu;

- Aliran air sungai;

- Permukaan tanah;

- Kemungkinan terjadinya banjir;

- Kewajiban-kewajibannya untuk pembelokan aliran dan pengamanan air;

- Kerikil dan batu;

- Muka air tanah dan air sungai, batuan lepas atau batuan masif;

- Pohon-pohon, semak-semak, kayu dan kotoran;

- Rintangan dari bermacam-macam jenis dan material alami dalam bentuk apapun.

Harga satuan di dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus mencerminkan perkiraan

Kontrakor.

Page 29: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

115

Dimensi, Batas dan Ketinggian Pekerjaan-pekerjaan Tanah

Semua pekerjaan tanah harus dilaksanakan menurut dimensi, batas dan ketinggian

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau seperti ukuran dan ketinggian lain

sebagaimana ditentukan oleh Direksi. Dimensi dan batas yang berdasarkan pada atau yang

berhubungan dengan permukaan tanah, harus ditunjukkan kepada Direksi sebelum dimulai

pekerjaan tanah di suatu lokasi.

Untuk keperluan spesifikasi tersebut, penentuan ketinggian permukaan tanah asli harus

mengikuti permukaan tanah atau permukaan dasar sungai sebelum memulai pekerjaan

tanah, sesuai dengan yang tercantum pada Pasal 5 dalam Spesifikasi Umum.

Kontraktor harus melengkapi dan bertanggung jawab penuh untuk penetapan posisi

pekerjaan-pekerjaan dan menetapkan dalam jumlah yang memadai titik-titik tetap dan titik-

titik ikat. Survai yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor digambarkan pada Pasal 5 dalam

Spesifikasi Umum.

Metode Penggalian

Kontraktor harus melaksanakan semua pekerjaan-pekerjaan galian dalam kondisi jenis

material apapun yang mungkin akan dihadapi dan dengan suatu metode-metode atau

gabungan dari beberapa metode yang menurut pertimbangan Kontraktor yang paling cocok

berdasarkan pada batasan-batasan yang ada.

Kontraktor harus memberi pertimbangan pada permasalahan-permasalahan yang

disebutkan pada Sub Pasal 2.1.1 (sifat-sifat lapisan tanah) dan jalan masuk yang menuju ke

lokasi pembuangan tanah, lokasi penimbunan dan lokasi “stock pile” dan semua faktor-faktor

lainnya yang berkaitan.

Sejauh dapat dilaksanakan jalan masuk dan jalan angkut harus dibatasi pada jalan-jalan

pelayanan ketempat kerja atau rute-rute lainnya yang telah disetujui oleh Direksi, untuk

membatasi seminimal mungkin gangguan terhadap penduduk di sekitar pekerjaan.

Pengangkutan Material Hasil Galian

Pengangkutan material-material hasil galian ke tempat timbunan tanggul, urugan kembali,

“stock pile” atau pembuangan kelebihan material ataupun material yang tidak memenuhi

syarat harus dilaksanakan sesuai dengan jadual pelaksanaan yang telah disetujui Direksi.

Kontraktor harus mengangkut material melalui rute yang terdekat antara tempat penggalian

dan tempat penimbunan atau tempat pembuangan material untuk membatasi seminimal

mungkin gangguan terhadap penduduk di sekitar lokasi kerja.

Page 30: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

116

Pembuangan Bahan Hasil Galian

Bahan galian yang tidak memenuhi syarat atau kelebihan material hasil galian dibuang

dilokasi kaki tanggul luar kecuali ditentukan lain atas perintah dari Direksi. Kontraktor harus

merapikan dan meratakan permukaan timbunan tanah buangan yang tidak beraturan pada

profil, pada ketinggian dan permukaan yang disetujui oleh Direksi. Lokasi timbunan tanggul

yang sudah jadi tidak boleh dipakai untuk penimbunan sementara hasil galian kecuali

disetujui Direksi secara tertulis. Kontraktor juga harus memelihara aliran air yang diakibatkan

oleh longsoran puncak-puncak timbunan/gundukan tanah.

Galian Tanah Biasa Langsung Untuk Timbunan/Dibuang

Pekerjaan galian tanah biasa yang harus dilaksanakan di bantaran sungai berupa

pendalaman, pelebaran dan pembentukan profil dari sungai yang ada. Pekerjaan galian

harus dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai dengan batas-batas, permukaan dan dimensi

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi.

Jarak angkut untuk material hasil galian baik yang digunakan untuk timbunan atau yang

harus dibuang, dengan cara apapun, harus didefinisikan sebagai jarak antara pusat berat

dari tempat galian dan pusat berat dari tempat pembuangan atau tempat penimbunan

melalui jalan kerja terdekat yang dapat dilalui dan disetujui sebelumnya oleh Direksi.

Untuk jarak angkut yang melebihi dari yang disebutkan di atas, jika diperlukan, akan

dihitung berdasarkan atas analisa harga satuan dari Kontraktor yang digunakan dalam

Daftar Kuantitas dan Harga dengan menyesuaikan jarak angkut yang diperlukan.

Pembayaran untuk galian tanah yang terdiri dari berbagai jenis material, dengan kedalaman

diatas atau dibawah air, harus dilakukan berdasarkan harga satuan per meter kubik yang

dimaksud di dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap termasuk konpensasi

untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, material-material, peralatan, alat bantu dan

sebagainya, untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan teknik pelaksanaan terbaik dan

sepenuhnya sesuai semua persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.

Pelaksanaan Pekerjaan

Lingkup pekerjaan tanah meliputi, pekerjaan galian pondasi bangunan, galian rencana

konstruksi dan galian sedimen yang berada dilokasi pekerjaan. Apabila ada sebagian atau

seluruh material tanah hasil galian akan dipergunakan sebagai bahan timbunan tanah

tanggul atau timbunan kembali dibelakang pondasi bangunan atau pondasi bangunan, maka

material tanah yang akan dipakai sebagai bahan timbunan tersebut harus dipisahkan dan

bahan material galian tanah lainya yang tidak terpakai, sebelum diangkut kelokasi

penimbunan.

Page 31: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

117

Jika bahan material tanah hasil galian tersebut atas pengarahan Direksi pekerjaan tidak

akan dipergunakan, maka bahan material tanah hasil galian harus diangkut dan dibuang

kelokasi pembuangan atau lokasi penimbunan yang diperlukan. Pada lokasi pembuangan

bahan material tanah hasil galian yang dibuang, harus diratakan lapis demi lapis secara rapi,

tidak boleh ditimbun menjadi satu gundukan tanah, dan tidak boleh mengakibatkan dampak

negatif pada lingkungan disekitarnya. Apabila hasil galian berupa batu maka harus ditata

dengan rapi dan sebisa mungkin tidak mengganggu selama pelaksanaan pekerjaan.

Lokasi areal tempat penimbuangan bahan material tanah hasil galian, habis dipersiapkan

dan menjadi beban tanggung jawab Penyedia Jasa, dan untuk penentuan lokasinya harus

mendapatkan persetujuan dari Direksi pekerjaan.

Pelaksanaan pekerjaan galian tanah harus sesuai dan mengikuti garis batas galian yang

tergambar dalam garrbar pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa.

Apabila Penyedia Jasa melaksanakan pekerjaan galian tanah tidak mengikuti garis batas

galian seperti yang tertera dalam gambar pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui oleh

Pengguna Jasa, maka Penyedia Jasa harus bertanggungg jawab sepenuhnya terhadap

kesalahan yang telah dilakukannya, dan kelebihan volume galian tanah tersebut tidak dapat

dibayar oleh Pengguna Jasa.

Perhitungan dan Pembayaran

Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yang telah

disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (Unit) m3.

Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah

tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, " Overhead " dan

keuntungan Penyedia Jasa.

Toleransi Untuk Pekerjaan Perapian

Permukaan-permukaan yang digali harus dirapikan sampai pada batas-batas permukaan

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sampai pada batas-batas permukaan lain

yang mungkin ditentukan oleh Direksi. Tampang lintang pekerjaan galian yang sudah selesai

dilaksanakan harus memenuhi toleransi berikut :

a. Kelebihan kedalaman galian pada saluran/palung 500 mm;

b. Kekurangan kedalaman galian pada saluran/palung 0 mm;

c. Kelebihan lebar galian pada saluran/palung 500 mm;

d. Kekurangan lebar galian pada saluran/palung 0 mm.

Page 32: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

118

Pekerjaan Timbunan Tanah Dipadatkan

Ketentuan Umum

Pekerjaan dalam klosul ini haruslah meliputi pekerjaan melengkapi sarana-sarana dan

pemilihan bahan/material yang diperlukan penggonggokan (stockpiling) dan pencampuran

(bila perlu), transportasi, menuangkan, menebarkan, pembasahan atau pengeringan,

memadatkan, pembentukan dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya demi untuk

memenuhi garis-garis dan angka/keterangan seperti yang terlihat dalam gambar konstruksi

atau sesuai dengan apa yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan.

Persyaratan Bahan/Material

Bahan-bahan timbunan haruslah diambil dari hasil galian saluran, hasil galian bangunan

konstruksi atau dari tempat pengambilan bahan timbunan yang ditentukan oleh Direksi

pekerjaan. Bahan Timbunan harus tidak boleh mengandung putung-putung potongan-

potongan (kayo dsb.), serabut, rerumputan, akar-akaran, lempengan-lempengan, bongkahan

dan barang-barang organik. Tanah liat atau bahan-bahan lainya harus dihancurkan dipukul-

pukul dan tidak diperkenankan terkumpulnya barang-barang tersebut pada kaki-kaki lereng

samping konstruksi timbunan. Diameter maksimum butiran adalah 5 cm. Bahan timbunan

tanah harus disetujui oleh Direksi pekerjaan.

Penyedia Jasa harus sudah memperhitungkan kelonggaran kebutuhan bahan timbunan

yang disebabkan oleh konsolidasi dan setlement (proses memadat dan yang proses

penurunan) yang tidak tersangka, walaupun pemadatan telah dispesifikasikan ataupun tidak,

sehingga bidang-bidang timbunan jadi, tinggi rendah, lebar dan dimensi tidak boleh kurang

dari pada tinggi rendah dan dimensi-dimensi yang dillhat dalam gambar kontsruksi.

Metode Kerja

Pertama kali sebelum mulai pekerjaan timbunan, Penyedia Jasa haruslah melaksanakan

suatu seri test yang meliputi test laboratorium untuk mengetahui kadai air optimum (OMC),

padat kering maksimum (yd) serta test lapangan (trial test) untuk menentukan kondisi

optimum kepadatan timbunan dan jumlah minimum lintasan tiap type peralatan yang

dipergunakan untuk pemadatan timbunan tiap jenis/type bahan timbunan, sehingga

memenuhi persyaratan/spesifikasi, pelaksanaan seri test ini dibawah pengawasan langsung

dan dapat diterima oleh Direksi pekerjaan. Biaya untuk pelaksanaan test tersebut harus

sudah termasuk didalam " Overhead " pada analisa harga satuan pekerjaan.

Pekerjaan timbunan tidak boleh dilaksanakan, bila menurut pendapat Direksi

pekerjaan bahwa hasil pekerjaan timbunan yang memenuhi persyaratar tidak akan

Page 33: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

119

tercapai sehubungan dengan keadaan hujan lebat atau keadaan lain yang tidak

layak.

Pekerjaan timbunan haruslah dilaksanakan mendatar/horisontal, melipiti seluruh lebar

bidang timbun, dengan ketebalan yang seragam tidak lebih dari 30 m ketebalan

setelah proses pemadatan. Pekerjaan menyiapkan lapisan timbun haruslah dilakukan

sedemikian rupa hingga bila dipadatkan dapat tercampur baik, dapat diperoleh tingkat

padat kering praktis lebih tinggi dan tingkat kedap air (impermeability) serta stabiiitas

tanah timbunan padat terbaik. Bila ada permukaan suatu lapisan tanah timbunan atau

bidang kontak samping yang terlalu kering atau halus untuk dapat menyatu secara

baik dengan lapisan tanah. timbunan selanjutnya, maka permukaan lapisan tanah

tersebut harus dibasahi dan dikasarkan dengan cara yang disetujui sebelum

meletakkan lapisan timbunan berikutnya, untuk memperoleh sambungan yang dapat

diterima.

Tingkat basah tanah timbunan (kadar lengas) haruslah dikendaikan dengan cara

menjemur ataupun membasahi dengan alat semprot.

Bahan timbunan yang derajat kebasehannya melebihi derajat ketasanan yang

dipersyaratkan, tidak boleh dimasukkan/diletakkan di daerah timbunan tanpa

persetujuan Direksi Pekerjaan sampai bahan tersebut cukup kering dilokasi

onggokan (stockpile).

Bahan timbunan haruslah dipadatkan sehingga tercapai tingkat kepadatan tidak

kurang dari 90 % tingkat padat kering maksimum (90 % yd max).

Pembasahan yang dapat dilakukan sesuai dengan yang diterapkan Direksi Pekerjaan

haruslah dilakukan ditempat onggokan bahan timbunan (site of stockpiles) namun

apabila diperlukan pembasahan tambahan secara semprotan dapat dilakukan pada

waktu proses pemadatan. Bila tingkat kebasahan berada diluar ketentuan, maka

operasi pekerjaan timbunan harus tidak boleh dilakukan sampai bahan timbunan -

timbunan harus tidak boleh dilakukan sampai bahan timbunan dibasahi atau

dibiarkan kering sehingga memenuhi derajat kebasahan yang ditentukan, kecuali bila

ada persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

Masing-masing lapisan tanah timbunan haruslah dipadatkan secara seragam dengan

menggunakan type penggilas (Rollers) dan atau stamping roller untuk lokasi-lokasi yang

sempit yang telah disetujui. Penggilasan/pemadatan harus dilakukan secara arah

memanjang sepaniang daerah timbunan dan secara unium mulai dari tepi luar kemudian

bergerak melebar ke arah tengah sedemikian hingga setiap bagian tanah timbunan

memperoleh perlakuan pemadatan yang sama.

Page 34: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

120

Penyiapan Pormukaan Tanah Dasar timbunan

Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan timbunan diatas tanah dasar timbunan

sebelum tanah dasar tersebut dibuka/dibersihkan, dikupas dengan baik, dipersiapken dan

telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana dijumpai tanah yang tak dikehendaki atau

yang tak cocok untuk tanah pondasi seperti tanah organik dan tanah lembek sekali,

Penyedia Jasa haruslah mengadakan penggantian/perbaikan bagi tanah tersebut yang

disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelurn melanjutkan pekerjaan timbunan. Tanah dasar

pondasi asli/tak terganggu yang tak mempunyai tingkat kepadatan yang sesuai dengan

tingkat kepadatan tanah timbunan harus dibasahi atau dikeringkan dan dipadatkan dengan

alat pemadat atau harus diambil dan diganti atau harus diperbaiki dengan cara khusus

seperti diperintahkan Direksi Pekerjaan.

Uji Kepadatan Timbunan

Untuk memastikan keseragaman kapasitas daya dukung dari timbunan yang telah

diselesaikan Penyedia Jasa akan mengadakan uji kepadatan tanah guna menunjukkan

kestabilan dengan cara pengukuran derajat padat kering untuk tiap-tiap 500 m satulah

proses pemadatan sesuai dengan standard JIS A7214 atau ASTM dengan metode

PENGGANTIAN PASIR (Sand Cone).

Perhitungan dan Pembayaran

Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan yang

telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (unit) m3.

Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah

tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan. Biaya test laboratorium,

termasuk pembuatan laporan, bahan bantu dan peraiatan test laboratorium, "Overhead" dan

keuntungan Penyedia jasa.

Pekerjaan Pasangan

Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam lingkup pekerjaan batu antara lain :

Pemasangan batu ikat dengan campuran spesi 1 PC - 4 Pasir.

Plesteran dengan campuran spesi 1 PC : 3 Pasir.

Siaran dengan campuran spesi 1 PC : 2 Pasir.

Page 35: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

121

Bahan Material

a. Bahan Material Batu

Material batu harus berupa batu pecah, berdiameter rata- rata 15 - 25 cm, keras, kuat,

tahan terhadap perubahan cuaca dan bahan kimia. Batu kapur dan batu cadas tidak

boleh dipergunakan. Permukaan tahan batuan harus bersih, tidak mengandung bahan

organik, tidak terbungkus tanah atau lumpur atau lumut. Apabila satuan volume material

bahan batu mengandung lumpur, maka material batu harus di cuci terlebih dahulu

sampai kandungan lumpur yang ada pada satuan volume bahan material batu tersebut

bersih dan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.

Materiai batu harus mempunyai minimum 2 (dua) bidang sisi yang permukaannya kasar,

agar ada ikatan bidang geser yang kuat antara satu batu dengan yang lain jika tidak

mempergunakan ikatan spesi, atau untuk bidang kontak ikatan spesi yang kuat antara

satu batu dengan yang lainnya jika pasangan batu memakai ikatan spesi. Bahan

material batu pecah yang mempunyai diameter < 10 cm, hanya boleh dipergunakan

sebagai batuan pengisi atau batuan pengunci di sela- sela bahan material batuan

utama/pokok. Bila terdapat batu utuh, bulat atau blondos, maka material batu harus

dibelah aahulu sehingga minimum mempunyai 2 (dua) bidang sisi yang kasar untuk

ikatan antara bahan material batu spesinya.

b. Bahan Material Pasir atau Agregat Halus

Bahan material pasir yang dipakai, adalah pasir pasang atau pasir beton (untuk

campuran beton) yang tidak boleh mengandung bahan kimia atau organik, harus keras,

tahan terhadap perubahan cuaca dan kandungan lumpur dalam satuan volume bahan

material harus < 3 %. Apabila kandungan lumpur atau bahan lainnya dalam satuan

volume bahan material > 3 %, maka satuan volume bahan material pasir harus dicuci

teriebih dahulu sampai kandungan lumpur yang ada didalam satuan volume bahan

menjadi < 3 %. Bahan material pasir yang akan dipakai sebagai campuran spesi, pada

saat akan dipakai harus pada kondisi SSD atau "Siturated Surface Dry", guna

mendapatkan campuran spesi yang baik.

c. Bahan Material Semen

Bahan material semen yang dipakai adalah jenis Portland atau yang ada dipasaran

harus memenuhi standard yang dikeluarkan pabrik. Bahan material semen yang

penyimpanannya telah berumur lebih dari 3 bulan tidak boleh pakai. Bahan material

semen yang telah menperas karena pengaruh cuaca, air atau bahan-bahan organik

lainnya juga tidak boleh pakai. Apabila Penyedia Jasa akan menyimpan stock bahan

Page 36: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

122

material semen di gudang lapangan Tempat penyimpanan harus kering atau terbebas

dari pengaruh air, alas tempat penyimpanan minimum 30 cm diatas permukaan tanah

guna menghindari kelembaban udara dan tinggi tumpukan semen dalam tempat

penyimpanan maksimum 3.0 meter.

Urutan penggunaan bahan material semen yang tersimpan di gudang lapangan, harus

sesuai dengan urutan awal penyimpanan.

d. Bahan Material Air

Bahan material air yang dipergunakan sebagai bahan pencarnpur,spesi, harus air yang

bersih, tidak mengandung lumpur, minyak, bahan organik ataupun bahan kimia.

Pasangan Batu Belah dengan Spesi 1 PC : 4 Pasir

1. Pelaksanaan Pekerjaan

Sebagai pengikat satu batu dengan batu lainnya, dipergunakan spesi yang merupakan

adukan semen, pasir dan air. Perbandingan campuran spesi adalah 1 bagian semen : 4

bagian pasir pasang yang diaduk secara rata dengan air, agar adukan spesi bisa

homogen, Penyedia Jasa diwajibkan memakai mixer. Waktu pengadukan carnpuran

semen, pasir dan air dengan memakai molen tidak boleh lebih dari 10 menit, untuk

menghindari terjadinya ikatan awal antara semen dan Pasir didalam mixer. Tebal lapisan

spesi pada permukaan batuan minimum 1,5 cm agar bisa terjadi ikatan yang kuat antara

satu batuan dengan lainnya.

Untuk bangunan dengan pasangan batu yang tingginya lebih dari 1 meter, seperti

dinding penahan tanah, pelindung tebing dan lain sebagainya, tinggi pengerjaan

pasangan batu tidak boleh lebih dari 1 meter. Penghentian pelaksanaan pekerjaan

pasangan, tidak boleh di buat rata, melainkan harus dibuat sistem bertangga agar

sambungan pasangan lama dengan pasangan berikut diatasnya bisa terjadi satu ikatan

yang kuat.

Sebelum meletakkan pasangan baru diatas pasangan lama, permukaan pasangan lama

harus dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran dan setelah permukaan pasangan

lama disiram dengan air semen sebagai bahan pengikat. Bidang permukaan pasangan

batu yang nampak dari luar, permukaan pasangan batu harus dibuat rata dalam satu

bidang.

Page 37: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

123

2. Perhitungan dan Pembayaran.

Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan jadi

yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (unit) m3.

Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah

tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, biaya test

laboratorium termasuk pembuatan laporan, "Overhead" dan keuntungan Penyedia Jasa

pada analisa harga satuan pekerjaan.

Pekerjaan Plesteran Spesi dengan 1 PC : 3 Pasir

a. Pelaksanaan Pekerjaan

Campuran spesi plesteran terdiri dari 1 bagian portland semen : 3 bagian pasir pasang

yang diaduk secara merata dengan air, dan agar adukan spesi bisa homogen, Penyedia

Jasa diwajibkan memakai mixer.

Permukaan bangunan yang akan diplester seperti pasangan batu, pasangan batu bata

pasangan beton dan lain-lain harus dibersihkan dari segala kotoran dan dibuat agak

kasar agar ada ikatan yang kuat antara permukaan bangunan dengan spesi plesteran.

Permukaan plesteran harus dibuat rata bidang, dan permukaannya dilapisi dengan

adukan semen dan air agar bisa halus sempurna. Untuk menghindari retak-retak rambut

pada permukaan plesteran yang sudah jadi harus dibasani dengan air selama minimum

7 (tujuh) hari berturut-turut.

b. Perhitungan dan Pembayaran

Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan jadi

yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitunakan dalam satuan (unit) m3.

Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi

tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, "Overhead" dan

keuntungan Penyedia Jasa pada analisa harga satuan pekerjaan.

Pekerjaan Siaran Spesi dengan 1 PC : 2 Pasir

a. Pelaksanaan Pekerjaan

Spesi pekejaan siaran berupa campuran adukan 1 bagian portland semen : 2 bagian

pasir halus dan air secukupnya diaduk sampai merata.

Siaran pada celah-celah pasangan batu, harus betul-betul padat, cekung kedalam, halus

permukaannya dan untuk menghindari retak-retak rambut, pada permukaannya harus

dibasahi air selama 7 (tujuh) hari berturut-turut.

Page 38: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

124

b. Perhitungan dan Pembayaran.

Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan jadi

yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (unit) m3.

Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah

tenaga, bahan material yang pakai, peralatan yang dipergunakan, "Overhead" dan

keuntungan Penyedia Jasa pada analisa harga satuan pekerjaan.

Pekerjaan Beton

Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan seperti yang tercantum pada spesifikasi dan

seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi Teknis. Semua

pekerjaan beton dilaksanakan pada waktu ada Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas

Konstruksi.

Sebelum pemasangan instalasi atau alat apa saja yang dipakai untuk pemrosesan,

pengerjaan, pengangkutan, penyimpanan dan penentuan proporsi material beton,

pencampuran dan pengangkutan serta penempatan beton dan mortar, Penyedia Jasa

(Kontraktor) harus menyerahkan flow chart, gambar dan penjelasan tertulis agar ada

perencanaan yang baik dalam memproduksi dan menempatkan beton dan mortar yang

terkait dengan pekerjaan dalam spesifikasi ini.

Bila dalam spesifikasi ini memerlukan tipe peralatan khusus yang harus dipakai atau

prosedur tertentu yang harus diikuti, maka Penyedia Jasa (Kontraktor) dilarang menentukan

kebutuhan peralatan tersebut, kecuali Penyedia Jasa (Kontraktor) bisa menunjukkan bahwa

hasil yang diperoleh dengan pemakaian peralatan dengan alternatif tersebut sama

sebagaimana disebutkan dalam spesifikasi.

Beton harus diproduksi, diangkut, diletakkan, dikeringkan, diselesaikan dan diuji oleh

Penyedia Jasa (Kontraktor) sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi atau sesuai

dengan persetujuan dari Direksi Teknis.

Beton adalah campuran antara semen, pasir (agregat halus), kerikil (agregat kasar) dan air

secukupnya.

Adapun perbandingan bahan campuran tersebut akan ditentukan sesuai dengan mutu beton

yang akan dihasilkan.

Campuran beton yang dihasilkan oleh perusahaan pencampur beton (ready mixed) yang

memenuhi persyaratan dan sesuai dengan spesifikasi ini dapat pula diterima dengan adanya

persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas Konstruksi.

Page 39: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

125

Bahan/Material

1. Umum

(1). Semua bahan beton yang akan dipergunakan haruslah bahan-bahan yang

memenuhi persyaratan PBI 1971.

(2). Sebelum mulai pekerjaan beton, terlebih dahulu Penyedia Jasa (Kontraktor) harus

memberikan contoh dari bahan-bahan pekerjaan beton yang akan dipakai untuk

mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Teknis.

Penyedia Jasa (Kontraktor) dilarang dan tidak diperbolehkan memesan bahan-

bahan beton atau mendatangkan bahan-bahan beton di dalam jumlah besar

sebelum Direksi Teknis memberikan persetujuan terlebih dahulu untuk setiap

macam atau jenis bahan yang akan dipakai.

(3). Direksi Teknis akan menyimpan contoh-contoh bahan beton yang telah disetujui

sebagai standar (patokan), dimana contoh tersebut akan digunakan sebagai

bahan pemeriksa pada saat adanya penerimaan bahan-bahan beton.

Penyedia Jasa (Kontraktor) dilarang untuk mengadakan penyimpangan dari

pengiriman bahan yang tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui tersebut,

kecuali telah ada persetujuan terlebih dahulu dari pihak Direksi Teknis.

(4). Setiap macam bahan beton yang tidak disetujui dan tidak diterima oleh Direksi

Teknis, Penyedia Jasa (Kontraktor) harus secepatnya mengeluarkan atau

memindahkan bahan-bahan beton tersebut dari lokasi proyek atas beban atau

biaya Penyedia Jasa (Kontraktor) sendiri.

2. Semen ( PC )

(1). Semen yang dipakai pada pekerjaan ini berkualitas sama dengan portland cement

seperti yang disebutkan pada PBI 1971 atau seperti standard JIS R 5210 atau

yang disarankan ASTM C-150 dan atau yang disarankan oleh Direksi Teknis.

(2). Sebelum pemesanan semen, Penyedia Jasa (Kontraktor) harus memberitahukan

kepada Direksi Teknis mengenai semen yang akan dibeli. Semen harus dikirimkan

ke lokasi disertai dengan mutu pabrik dan sertifikat pengujiannya yang harus

diserahkan kepada Direksi Teknis.

(3). Semen yang akan dipergunakan harus diperoleh dari pabrik yang telah disetujui

oleh Direksi Teknis, serta harus dikirimkan ke lokasi proyek dengan cara

pembungkusan yang baik atau dalam kantong yang masih benar-benar tertutup

rapat atau dapat pula dikirimkan dengan menggunakan container dari pabrik yang

telah disetujui oleh Direksi Teknis.

(4). Semen harus disimpan dalam gudang penyimpanan yang benar-benar tahan

cuaca dengan aturan-aturan yang cukup untuk mencegah absorpsi cairan,

Page 40: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

126

ditambahkan disini fasilitas penyimpanan harus mengacu persetujuan dari Direksi

Teknis dan diatur sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan akses yang

mudah untuk pemeriksaan dan identifikasi dari setiap pengiriman semen.

(5). Penyedia Jasa (Kontraktor) harus melengkapi serta mendirikan tempat yang

sesuai untuk tempat penyimpanan semen yang benar-benar harus kering,

mempunyai ventilasi yang baik, terlindung dari pengaruh cuaca serta cukup untuk

menyimpan dan menimbun semen dalam jumlah yang besar. Lantai dari gudang

penyimpanan semen paling sedikit harus 30 cm di atas tanah atau setidak-

tidaknya di atas genangan air yang mungkin akan terjadi di atas tanah tersebut.

(6). Semen harus dipergunakan secepat mungkin setelah pengiriman dan apabila

terdapat semen yang sudah lembab atau menggumpal yang menurut Direksi

Teknis sudah tidak bisa dipakai lagi dikarenakan pengaruh kelembaban udara

atau hal lain akan ditolak dan harus secepatnya dikeluarkan dari lokasi proyek

atas biaya Penyedia Jasa (Kontraktor).

3. Bahan Pembantu (Bahan Kimia)

(1). Pemakaian bahan kimia pembantu kecuali yang disebut dalam gambar atau

spesifikasi harus seijin tertulis dari Direksi.

(2). Apabila Penyedia Jasa (Kontraktor) akan menggunakan bahan pembantu (bahan

kimia), maka Penyedia Jasa (Kontraktor) harus mengajukan permohonan tertulis

lebih dahulu dengan disertai alasan-alasan dan bukti-bukti manfaat yang telah

dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratorium dengan hasil-hasil

percobaannya.

(3). Penggunaanya harus sesuai dengan petunjuk teknis dari pabrik dan selama

bahan-bahan pembantu ini digunakan maka harus diadakan pengawasan yang

cermat.

(4). Pemakaian bahan pembantu tidak boleh menyebabkan dikuranginya volume

semen dalam adukan.

(5). Penggunaan bahan pengeras (Hardeener) pada lantai beton harus sesuai dengan

petunjuk pemakaian dari pabrik yang memproduksi bahan tersebut.

4. Agregat Halus (Pasir)

(1). Penyedia Jasa (Kontraktor) harus menyediakan agregat halus (pasir) untuk beton

dari berbagai sumber yang disetujui sesuai dengan spesifikasi atau sesuai

dengan petunjuk Direksi Teknis.

(2). Agregat halus hendaknya mempunyai ukuran yang seragam (uniform) dan

moisture content yang tetap.

Page 41: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

127

(3). Agregat halus disini dimaksudkan untuk memberi istilah agregat dengan partikel

maksimum 5 mm.

(4). Agregat halus terdiri dari pecahan batuan bersih, keras, padat, tahan lama dan

tidak dicat dengan gradasi memadai dan harus bebas kotoran, debu, lempung

atau zat organik lain atau material lain yang tidak diperlukan.

(5). Kadar air agregat halus yang digunakan dapat bervariasi tidak lebih dari 1,0 %

dari total air yang ada pada agregat halus dalam waktu 1 jam dan tidak boleh

bervariasi melebihi 3,0 % dalam waktu kerja 1 shift.

(6). Agregat halus harus terdiri dari partikel yang bentuknya baik, yang dimaksud

disini adalah partikel yang mempunyai dimensi / ukuran maksimum tidak lebih

besar dari 3 kali ukuran minimum.

(7). Agregat halus seperti yang sudah digolongkan harus dipilih dengan tepat dan

harus sesuai dengan batas-batas di bawah ini tetapi bisa bervariasi bila ada

saran dari Direksi Teknis.

Tabel 4.1 Ukuran Ayakan dan Prosentase Berat Material

Ukura

n

ayaka

n

(mm)

Prosentase untuk berat material

yang lewat pada masing-masing

ayakan

10,00

5,00

2,50

1,20

0,60

0,30

0,15

100

90 – 100

80 – 100

50 – 90

25 – 65

10 – 35

2 - 10

(8). Prosentase zat yang merugikan pada agregat halus tidak melebihi nilai berikut :

Tabel 4.2 Daftar Zat yang Merugikan Agregat Halus

Uraian Prosent

ase

Berat

Gumpalan lempung

Material yang lewat saringan 0,088

mm

Material yang tertinggal pada

saringan 0,297 mm dan terapung

di cairan yang mempunyai berat

jenis 1,95

1,0

3,0 *)

0,5

Page 42: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

128

* Bila material lebih halus dari pada saringan berukuran 0,088 mm, terdiri dari

debu batuan yang bebas dari lempung atau pasir, prosentase ini bisa

ditingkatkan menjadi 5,0.

Besarnya prosentase benda-benda yang mengganggu seperti yang dibawa ke

mixer tidak boleh melampaui 3 % beratnya atau 5 % pada material seperti *).

Agregat halus mungkin ditolak bila mengeluarkan warna lebih gelap daripada

standard di pengujian colorimetric untuk kotoran-kotoran organic seperti yang

dipersyaratkan pada JIS A 1105.

Hilangnya agregat halus karena 5 siklus pengujian sodium sulfat tidak boleh

melebihi 10 %.

5. Agregat Kasar (Batu Pecah)

(1). Penyedia Jasa (Kontraktor) harus menyediakan agregat kasar (batu pecah)

untuk beton dari berbagai sumber yang disetujui sesuai dengan spesifikasi atau

sesuai petunjuk Direksi Teknis.

(2). Agregat kasar hendaknya mempunyai ukuran yang seragam (uniform) dan

moisture content yang tetap.

(3). Agregat kasar disini dimaksudkan untuk agregat yang ukuran minimum

nominalnya 5 mm dan digradasikan mulai dari 5 mm sampai ukuran terbesar

seperti yang diperlukan dalam pekerjaan beton.

(4). Agregat kasar harus bersih, keras, baru, tidak lapuk, berbentuk baik, padat, tidak

dicat, fragmen batuan yang tahan lama dan bebas dari jumlah partikel-partikel

yang panjang atau datar yang jumlahnya tidak disetujui, zat-zat organik atau

material lain yang mengganggu.

(5). Gradasi agregat kasar (prosentase untuk berat material yang lewat pada masing-

masing ayakan) harus seperti di bawah ini :

Tabel 4.3 Gradasi Agregat Kasar

Ukuran Ayakan (mm)

Prosentase untuk berat material yang lewat pada masing-masing ayakan

Ukuran Agregat Kasar (mm)

80 – 40 40 – 20 20 – 5

100 80 60 50 40 30 25 20 15

100 100 – 90 70 – 45

– 15 – 0

– –

5 – 0 –

– – –

100 100 – 90

– 55 – 20 15 – 0

– – – – – –

100 100 – 90

Page 43: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

129

10 5

2,5

– – –

5 – 0 – –

55 – 20 10 – 0 5 – 0

Selanjutnya proporsi agregat kasar di dalam campuran beton adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.4 Proporsi Agregat Kasar dalam Campuran Beton

Ukuran Maximum

Agregat Kasar

(mm)

Gradasi (Prosentase Berat)

80–40 mm 40–20 mm 20–10 mm 10–5 mm

80

40

20

40 – 20

40 – 20

55 – 40

25 – 15

35 – 30

70 – 30

15 – 10

25 – 15

45 – 20

(6). Banyaknya zat yang merugikan pada agregat kasar tidak boleh melampaui

batas-batas yang tertera berikut :

Tabel 4.5 Daftar Zat yang Merugikan Agregat Kasar

Uraian Persentasi Berat

Gumpalan lempung Partikel halus Material yang lewat saringan 0,088 mm Material yang terapung di cairan yang

mempunyai berat jenis 2,0

0,25 5,00

1,00*)

0,5

* Bila material lebih halus dari saringan 0,088 mm terdiri dari debu batuan yang

bebas dari lempung, prosentase ini bisa ditingkatkan menjadi 1,5.

Besar prosentase berat zat yang merugikan dalam berbagai ukuran, tidak boleh

melampaui 5 % dari berat benda tersebut.

(7). Agregat kasar ditolak bilamana :

- Bagian yang hilang melampaui 10 % berat pada 100 putaran, atau 40 %

berat pada 500 putaran dengan pengujian abrasi Los Angeles.

- Berat yang hilang lebih dari 12% berat, bila diuji dengan sodium sulfat 5 kali

untuk mengetahui kekerasannya.

- Prosentase berat partikel yang bentuknya kurang memadai lebih dari 60 %.

Partikel dianggap kurang baik bila dimensi maksimumnya lebih dari 3 kali

dimensi minimumnya.

6. Air

(1). Air yang dipakai untuk beton, pencucian agregat dan untuk pembasahan beton harus

betul-betul bersih dan bebas dari lumpur, zat-zat organik, alkali, garam, asam dan

kotoran yang lain.

Page 44: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

130

(2). Fasilitas penyimpanan air yang memadai harus disediakan selama pelaksanaan

pekerjaan beton. Metode pengiriman dan penyimpanan air harus mengacu pada

saran dari Direksi Teknis.

(3). Jika diperlukan oleh Direksi Teknis, air harus diuji dengan standard pengujian yang

disetujui.

Biaya untuk pengujian air tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa

(Kontraktor).

Campuran Beton

1. Komposisi

Beton harus terdiri dari semen, air, agregat halus, agregat kasar semuanya dicampur dan

diaduk sampai mencapai ketetapan yang tepat.

2. Perbandingan Campuran Beton dan Klasifikasi Beton

(1). Penyedia Jasa (Kontraktor) harus melaksanakan pengujian untuk menentukan

disain campuran dari beton (concrete design mix) di bawah pengawasan dari

Direksi Teknis di laboratorium sedemikian rupa untuk menjamin seluruh beton

yang diletakkan dalam berbagai macam struktur yang berkaitan dengan pekerjaan

harus memenuhi persyaratan dari spesifikasi.

(2). Data dari perbandingan campuran harus disiapkan dan diusulkan oleh Penyedia

Jasa (Kontraktor) untuk mendapatkan beton yang memiliki faktor air semen (water-

cement ratio), pengerjaan yang cocok, ketahanan, penyusutan yang rendah dan

kekuatan desain yang dibutuhkan dengan kandungan semen minimal dan

sejumlah agregat halus.

(3). Perbandingan campuran beton akan diseleksi Direksi Teknis dari data yang akan

dikonfirmasikan melalui pengujian campuran yang dilaksanakan oleh Penyedia

Jasa (Kontraktor) dengan cara yang telah ditentukan ini.

(4). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan campuran diatas, Direksi Teknis

akan memberitahu Penyedia Jasa (Kontraktor) bahwa perbandingan campuran

untuk beton yang akan digunakan dalam berbagai macam bagian pekerjaan.

(5). Penentuan dari perbandingan campuran oleh Direksi Teknis tidak membebaskan

Penyedia Jasa (Kontraktor) dari tanggung jawabnya untuk memproduksi dan

meletakkan beton sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Sebelum

mencampur beton untuk struktur apapun atau untuk bagian apapun, Penyedia

Jasa (Kontraktor) harus meyakinkan dirinya sendiri bahwa beton yang dicampur

dengan perbandingan yang ditentukan oleh Direksi Teknis akan mengijinkan

Page 45: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

131

Penyedia Jasa (Kontraktor) untuk memproduksi dan meletakkan beton sesuai

dengan persyaratan yang telah ditentukan.

(6). Pemenuhan dari syarat kekuatan tekan beton, persyaratannya harus berdasar

pada uji kuat tekan yang dilaksanakan dengan kubus beton (15 x 15 x 15) cm

saat umur beton mencapai 28 hari.

(7). Campuran beton harus diklasifikasikan menjadi beberapa klas dan aplikasi dari

setiap campuran beton pada struktur harus dibuat dalam prinsip-prinsip dibawah

ini :

- Mutu beton K-225, digunakan untuk kolom, balok, balok kantilever, plat lantai dan

tangga, poer pondasi, sloof.

- Mutu beton K-175, digunakan untuk pondasi strauss, kolom dan sloof praktis,

balok praktis, plat atap (kanopi) dan bangunan lainnya (lihat gambar).

- Beton dengan campuran 1 PC : 3 Pasir : 5 Kerikil, digunakan untuk beton isi, lantai

kerja, beton rabat.

3. Kandungan Air dan Slump

Jumlah dari air yang digunakan dalam beton harus diatur oleh Direksi Teknis dengan

batas yang disahkan olehnya untuk faktor air semen yang dibutuhkan untuk menjamin

konsistensi yang benar dari beton, perlu dipertimbangkan kadar kelembaban dan

gradasi dari agregat yang dimasukkan ke dalam mixer.

Penambahan dari air untuk mengimbangi kekakuan dari beton sebelum pengecoran

tidak diperbolehkan.

Pengecekan dari slump harus diambil secara kontinyu. Direksi Teknis akan menentukan

slump yang dapat diterima untuk masing-masing kelas dari beton dan Penyedia Jasa

(Kontraktor) harus mengacu terhadap hal itu.

4. Ready Mix

(1). Penggunaan ready mix (beton pabrik) diijinkan dengan campuran sesuai dengan

yang telah ditentukan.

(2). Persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton dengan ready mix sama dengan

persyaratan apabila campuran beton dibuat sendiri.

Campuran Percobaan

1. Sebelum dimulainya pekerjaan beton yang permanen, Penyedia Jasa (Kontraktor)

harus melaksanakan campuran untuk percobaan untuk setiap kelas beton seperti

yang disyaratkan di bawah pengawasan Direksi Teknis. Percobaan campuran

Page 46: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

132

beton harus berlangsung terus sampai menghasilkan beton sesuai dengan

spesifikasi.

2. Campuran percobaan beton harus dibuat dari 3 (tiga) campuran yang sama dan

dari setiap campuran akan diambil 6 (enam) buah kubus beton. 3 (tiga) buah

diantaranya akan di test pada umur 7 (tujuh) hari dan 3 (tiga) buah selebihnya

pada umur 28 (dua puluh delapan) hari.

Test pada umur 7 hari akan dipergunakan untuk menentukan kekuatan beton

diantara umur 7 hari sampai 28 hari untuk memastikan kemungkinan daripada

beton yang telah dikerjakan.

Faktor pemadatan dan slump dari masing-masing ketiga campuran tersebut akan

dipakai pula sebagai perbandingan.

3. Target kekuatan kubus untuk umur 28 hari yang dibuat dari campuran percobaan

yang dibuat untuk mutu beton tertentu harus mencapai 1,45 dari kekuatan beton

karakteristik.

Rata-rata dari hasil ketiga kubus yang berumur 28 hari dari masing-masing

campuran tidak boleh lebih kecil dari 1,15 dari kekuatan beton karakteristik.

Apabila campuran-campuran percobaan memberikan hasil yang sangat minimum

sekali, Penyedia Jasa (Kontraktor) sehubungan dengan hal tersebut di atas harus

memberikan keterangan-keterangan yang lengkap, termasuk dari hasil kekuatan

beton, tingkatan dari masing-maisng jenis batuan, tingkatan yang dicampur, slump

dan faktor pemadatan kepada Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuan.

4. Apabila ada perubahan mengenai jenis semen atau jenis batuan yang dipakai atau

apabila karena sesuatu sebab terpaksa diusulkan adanya perubahan dari pada

campuran atau komposisi beton, pemeriksaan pendahuluan daripada kubus-kubus

harus diulangi lagi dan harus mendapatkan keputusan serta persetujuan dari pada

Direksi Teknis sebelum campuran / komposisi beton yang baru itu dipergunakan.

5. Campuran percobaan akan dibuat oleh sub Penyedia Jasa (sub Kontraktor)

penyedia bahan beton jadi (ready mix), tentang perbandingan campuran yang

akan digunakan dan rencana slump yang digunakan. Penyedia Jasa (Kontraktor)

wajib mengirimkan keterangan campuran kepada Direksi Teknis sebagai dasar

campuran yang akan digunakan oleh ready mix.

6. Hasil campuran percobaan paling lambat 5 hari sebelum pelaksanaan

pengecoran, diserahkan kepada Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas

Konstruksi, sebagai kelengkapan permohonan ijin pengecoran.

Page 47: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

133

Bekisting

1. Umum

(1). Bila diperlukan atau sesuai saran Direksi Teknis, bekisting harus dipakai untuk

membentuk beton sesuai dengan yang diinginkan. Bila diperlukan bekisting harus

disanggah dengan kayu penyanggah.

(2). Penyedia Jasa harus menentukan dan mempertimbangkan unsur efisiensi dan

keselamatan dalam pemilihan tipe bekisting dan kayu penyanggah yang

diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

(3). Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar perencanaannya kepada Direksi

Teknis untuk disetujui sebelum membuat bekistingnya.

(4). Sebelum memulai pembuatan bekisting yang diperlukan untuk membentuk

permukaan beton yang sesuai, Penyedia Jasa harus menyerahkan usulan tentang

metode konstruksi bekisting untuk mendapatkan tipe permukaan akhir yang

ditentukan.

2. Bahan / Material

(1). Semua material yang dipakai untuk bekisting bahan kayu harus lebih dulu disetujui

Direksi Teknis. Kayu harus bagus dan lurus, bebas dari penyimpangan,

bengkokan dan kekeroposan, serta lebar dan tebalnya harus sama dan halus.

(2). Pembuatan bekisting harus memenuhi syarat-syarat dalam PBI pasal 5.1.

(3). Bahan bekisting dapat dibuat dari papan kayu kelas III yang cukup kering dengan

tebal minimum 2 cm atau panil-panil multipleks dengan tebal minimum 12 mm.

(4). Rangka penguat konstruksi bekisting dari kayu ukuran 5/7 sebagai penyokong,

penyangga maupun pengikat, sehingga mampu mendukung tekanan beton pada

saat pengecoran sampai selesai proses pengikatan.

(5). Penyangga struktur lantai (balok, lantai, dll) dapat digunakan kayu dengan ukuran

minimal 5/7 cm dengan jarak maksimum 50 cm dengan dialasi dengan papan

kelas III antara tanah dan penyangga (perancah). Sebagai perancah dapat

digunakan scafolding baja.

(6). Sebelum pemakaian ulang papan bekisting harus dibersihkan, lubang-lubang

harus disumbat dan bila perlu dipermukaan dilapisi lagi.

3. Pemasangan Bekisting

(1). Semua bagian dari bekisting atau acuan atau cetakan pembentuk beton harus

direncanakan dan dilaksanakan sebaik mungkin dan sesuai dengan ketentuan

Direksi Teknis. Ukuran dalam bekisting adalah ukuran jadi beton sesuai dengan

ukuran yang ditentukan dalam gambar.

Page 48: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

134

(2). Bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tanda-tanda sambungan

pada permukaan beton ada dalam alinyemen horizontal dan vertikal dan

sambungan antara permukaan harus halus. Bagian-bagian tepi dan sudut-sudut

beton yang terlihat terus harus dihaluskan seperti yang terlihat pada gambar atau

yang disarankan oleh Direksi Teknis.

(3). Semua bagian dari bekisting harus kaku dan kokoh serta harus di lengkapi pula

dengan ikatan-ikatan silang dan penguat lainnya. Hal tersebut dimaksudkan agar

supaya tidak terjadi adanya perubahan bentuk sewaktu dilakukannya pekerjaan

pengecoran, pemadatan dan penggetaran beton.

Bekisting yang dibuat dari kayu atau plywood harus benar-benar dibuat sebaik

mungkin serta dari kayu yang tahan cuaca. Semua sambungan harus benar-benar

cukup terkait dan rapat untuk menghindari adanya kebocoran beton.

(4). Sebelum pengecoran beton, semua bekisting harus betul-betul bersih dan semua

sisa potongan kayu-kayu kecil, debu bekas gergaji, sisa mortar yang kering dan

zat pengotor yang lain atau air yang berlebihan harus dihilangkan dari bekisting.

(5). Untuk menghindari melekatnya beton pada bekisting maka lapisan minyak yang

tipis sekali atau bahan lainnya yang telah disetujui oleh Direksi Teknis bisa

dipergunakan untuk disapukan pada permukaan bagian dalam dari bekisting

sebelum bekisting tersebut dipasang dan dilakukan pekerjaan pengecoran.

Dalam hal ini harus dijaga pula besi tulangan beton tidak boleh sama sekali

terkena lapisan minyak tadi ataupun lapisan penutup lainnya yang dapat

mempengaruhi daya lekat beton terhadap besi.

(6). Bekisting yang mana telah ditinggal untuk periode tertentu mengakibatkan kering,

harus dilakukan perbaikan permukaan sesuai arahan Direksi Teknis.

Bila bekisting untuk permukaan yang menerus ditempatkan pada pengangkatan

berikutnya, harus dilakukan dengan hati-hati sekali agar penempatan bekisting

persis di atas permukaan seluruhnya untuk mencegah kebocoran mortar dari

beton dan menjaga alinyemen permukaan yang baik.

(7). Diperbolehkan pula untuk mempergunakan pengikat besi atau besi pengisi sela

pada bagian dalam dari beton, tetapi hal tersebut harus mendapat persetujuan

terlebih dahulu dari Direksi Teknis. Setiap bagian dari pengikat besi atau besi

pengisi celah tersebut yang nantinya akan tertanam pada beton paling sedikit 50

mm dari muka luar beton.

Setiap lubang pada permukaan beton yang disebabkan karena hal tersebut harus

diisi segera dengan baik dan bersih pada saat pembongkaran bekisting dengan

spesi semen atau hasil adukan yang sama dengan adukan yang ada.

Page 49: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

135

(8). Bekisting yang dipakai lebih dari satu kali, kondisinya harus dijaga dan harus

betul-betul bersih untuk dipakai lagi. Bekisting untuk permukaan dinding bagian

luar harus betul-betul bersih yaitu dengan menyemprot kayu dengan air.

(9). Sebelum beton ditempatkan, harus diperhatikan bahwa semua bekisting ada pada

alinyemen yang baik, sehingga semua penyanggah bekisting pada kondisi yang

bagus dan kokoh.

(10). Bekisting untuk kolom

- Bekisting kolom dapat dibuat utuh untuk satu kolom atau dengan cara

pengecoran bertahap.

- Bekisting kolom harus tegak lurus ke atas dengan pemeriksaan menggunakan

unting-unting atau theodolith.

- Hubungan horisontal antara kolom harus lurus kemudian diikat dengan kaso 5/7

antara sesama bekisting.

- Antara bagian dalam bekisting kolom dengan tulangan terluar dipasang

pengganjal yang diikat pada tulangan tersebut, agar tulangan tidak melekat

pada bekisting.

(11). Bekisting untuk balok dan plat

- Perancah balok/plat di pasang apabila tanah landasan telah dipadatkan, agar

pada saat dibebani pada saat pelaksanaan pengecoran tidak terjadi penurunan.

- Kaki perancah dilandasi dengan papan kelas III, sehingga menjadikan beban

merata pada tanah dasar perancah.

- Perancah diikat satu dengan lainnya dengan reng 2/3 atau bambu.

- Setelah perancah kuat, maka pemasangan bekisting balok / plat dapat

dilaksanakan.

- Pada penggunaan ready mix, mengingat bekisting akan menerima beban lebih

berat akibat menumpuknya adukan beton yang dituang dari concrete pump unit,

maka konstruksi penunjang bekisting harus lebih kuat.

Untuk menghindari ini, Penyedia Jasa (Kontraktor) dapat membuat lokasi

penuangan menurut zone-zone yang ditetapkan di luar bagian yang dicor,

sehingga dalam waktu istirahat dapat memindahkan slang concrete pump unit ke

lokasi penuangan yang dimaksud.

4. Pembongkaran Bekisting

(1). Bekisting tidak boleh diangkat apabila beton belum mengeras dan cukup kuat

untuk menanggung beban dengan aman ditambah beban konstruksi yang akan

didukungnya. Bekisting diangkat bila sudah disetujui Direksi Teknis.

Page 50: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

136

(2). Paling sedikit dibutuhkan waktu 3 (tiga) hari setelah pengecoran dapat dilakukan

pembongkaran bekisting, tetapi hal ini tidak diharuskan.

Penyedia Jasa (Kontraktor) dapat melakukan penundaan pembongkaran bekisting

sampai mencapai kekuatan beton mencukupi.

Dalam hal ini Penyedia Jasa (Kontraktor) harus bertanggung jawab penuh apabila

sampai terjadi adanya kerusakan atau cacat beton yang disebabkan oleh adanya

pembongkaran bekisting sewaktu beton masih belum cukup umur ataupun

pembongkaran bekisting terlalu cepat sebelum waktunya.

(3). Bekisting atau cetakan pembentuk beton yang dipakai pada pelat/balok tergantung

harus dibiarkan pada tempatnya paling sedikit dalam waktu 14 hari setelah waktu

pengecoran. Pelat/balok beton yang tergantung harus disangga penuh paling

sedikit dalam waktu 14 hari setelah pengecoran beton.

(4). Apabila terjadi ataupun terdapat adanya lubang seperti keropos ataupun hal-hal

lain pada beton setelah dibongkarnya bekisting maka Direksi Teknis harus segera

diberitahu lebih dahulu akan hal tersebut. Tidak diperbolehkan untuk memperbaiki

atau melakukan hal-hal lainnya kecuali telah mendapat persetujuan dan ijin dari

Direksi Teknis terlebih dahulu.

(5). Setelah terselesaikannya semua pekerjaan struktur, maka semua bekisting atau

cetakan pembentuk beton serta penyangga-penyangga lainnya harus dibongkar

semuanya dengan mengingat semua persyaratan yang telah ditentukan

sebelumnya. Akan tetapi hal tersebut harus mendapatkan pengarahan serta

persetujuan dari Direksi Teknis terlebih dahulu.

Besi Tulangan

1. Umum

(1). Penyedia Jasa (Kontraktor) harus menyediakan dan memasang semua besi

tulangan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

(2). Pengiriman besi tulangan harus dijadwalkan agar Penyedia Jasa (Kontraktor)

mempunyai waktu yang cukup untuk memulai pekerjaan pemotongan,

pembengkokan dan pemasangan besi tulangan untuk suatu konstruksi sebelum

jadwal pengecoran beton dilaksanakan.

(3). Penyedia Jasa (Kontraktor) harus menyiapkan seluruh detail dari gambar

pembesian.

Gambar-gambar ini harus mencakup gambar letak besi tulangan, gambar

pembengkokan besi tulangan, daftar tulangan dan gambar besi tulangan lainnya

yang mungkin diperlukan untuk mendukung peletakan besi tulangan.

Page 51: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

137

Gambar-gambar tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis.

Detail konstruksi untuk pembesian dan pembengkokan besi tulangan harus

disiapkan oleh Penyedia Jasa (Kontraktor) dan diserahkan pada Direksi Teknis

untuk disetujui. Detail tersebut harus berdasarkan pada data akhir yang ada dalam

gambar konstruksi.

2. Persyaratan Bahan

(1). Semua besi tulangan harus menggunakan besi tulangan yang dibuat oleh pabrik

yang telah disetujui oleh Direksi Teknis dan harus sesuai dengan JIS G 3112 atau

ASTM A 15-16 atau standard yang sejenis yang disetujui oleh Direksi Teknis.

(2). Semua besi tulangan harus bebas dan bersih dari karat, olie, gemuk, cat dan lain

sebagainya atau hal lain yang dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat besi

tulangan terhadap beton.

Apabila diperlukan maka Direksi Teknis akan memerintahkan untuk menyikat dan

membersihkan besi tulangan dengan sikat kawat sebelum dipergunakan.

(3). Semua besi tulangan yang diperguanakan harus mempunyai mutu sebagai

berikut:

Kode : BJTP 24

Kode D : BJTD 40

dimana :

= tulangan polos

D = tulangan ulir

(4). Apabila besi tulangan kualitasnya diragukan oleh Direksi Teknis, maka Penyedia

Jasa (Kontraktor) harus memeriksakan ke Lembaga Penerbitan Bahan yang diakui

atas biaya Penyedia Jasa (Kontraktor).

(5). Ukuran besi tulangan harus sesuai seperti yang tercantum dalam gambar,

demikian juga jenis besi tulangan (tulangan polos atau tulangan ulir).

(6). Penggantian dengan diameter lain hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis

oleh Direksi Teknis dan Konsultan Perencana Konstruksi.

Bila penggantian dapat disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak

boleh kurang dari besi tulangan yang tersebut dalam gambar dan perhitungan

(7). Besi tulangan yang ada di lapangan harus disimpan atau diletakkan di bawah

penutup yang kedap air dan harus terangkat dari permukaan tanah atau genangan

air tanah yang ada serta harus dilindungi dari segala terjadinya karat.

Page 52: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

138

3. Pembengkokan Besi Tulangan

(1). Semua besi tulangan yang akan dipakai harus dibengkokkan atau dibentuk sesuai

bentuk dan ukuran yang ditunjukkan pada gambar serta diletakkan dan diikat

dengan tepat pada posisi yang ditunjukkan pada gambar, sehingga selimut beton

yang telah ditetapkan pada spesifikasi atau yang telah ditunjukkan dalam gambar

akan selalu tetap terpelihara dan terpenuhi.

Besi tulangan tersebut dapat dibengkokkan dan dibentuk dengan mesin

pembengkok yang telah disetujui oleh Direksi Teknis.

Besi tulangan tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan kembali untuk kedua

kalinya, dimana hal tersebut akan mengakibatkan rusaknya besi tulangan tersebut.

Adapun besi tulangan yang terbelit atau dibengkokkan dan tidak sesuai dengan

gambar tidak diperkenankan untuk dipakai.

(2). Harus benar-benar diperhatikan di dalam pembentukan besi tulangan dengan

beberapa bengkokan, bahwa jumlah panjang yang dibutuhkan setelah dilakukan

pembengkokan harus benar-benar tepat sesuai seperti yang tertera pada gambar

dan setelah besi tulangan tersebut terpasang pada posisinya tidak akan ada lagi

terjadinya pembengkokan atau terlilitnya besi tulangan yang dimaksud.

(3). Dimana dibutuhkan adanya bengkokan yang berbentuk lengkungan atau

belokkan, maka hal tersebut dapat dibentuk dengan cara memakai pen-pen

keliling dan pen-pen tersebut harus mempunyai diameter 4 (empat) kali diameter

besi tulangan yang dibentuk atau dibengkokkan tersebut.

4. Pemasangan Besi Tulangan

(1). Besi tulangan harus ditempatkan seperti tertera pada gambar atau sesuai dengan

saran Direksi Teknis.

Jarak antara tulangan dan permukaan beton serta detail kait, bengkokan, overlap

dan angker, semuanya harus sesuai dengan standard yang tertera pada gambar.

(2). Sebelum besi tulangan ditempatkan, permukaan besi tulangan dan permukaan

sengkang harus bersih dari karat, kotoran, minyak atau zat-zat lain yang menurut

Direksi Teknis harus dibersihkan dari karat atau kotoran lain sebelum diisi beton.

Bila perlu sesuai arahan Direksi Teknis besi tulangan yang telah dipasang

sebelumnya dan terkena matahari harus dibersihkan dari karat dan reruntuhan lain

sebelum ditutupi dengan beton.

(3). Besi tulangan yang telah dibentuk tersebut harus dipasang tepat pada posisinya

seperti yang ditunjukkan pada gambar, sama sekali lepas atau tidak menempel

pada bekisting dengan cara menyanggah dengan penyanggah beton yang dibuat

sesuai dengan tebal selimut beton yang diinginkan atau dengan mempergunakan

Page 53: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

139

penggantung besi apabila dibutuhkan dengan cara mengikat satu dengan yang

lainnya pada persilangan diameter tidak kurang dari 1,6 mm serta dengan

membengkokkan akhiran dari kawat pengikat baja tersebut ke arah dalam badan

beton. Besi sengkang untuk balok atau kolom harus diletakkan tepat pada

posisinya dengan cara dilas atau dengan cara mengikat dengan kawat baja pada

besi tulangan utama.

Pengelasan tersebut harus disaksikan oleh Direksi Teknis.

Penyanggah beton yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan beton pada

spesifikasi ini.

Penyanggah besi tidak diperkenankan dipakai karena akan keluar dari permukaan

beton nantinya, demikian juga penyanggah yang terbuat dari kayu ataupun batu

pecahan dari batu kali atau koral tidak diperkenankan untuk dipakai.

(4). Penyanggah beton yang dipakai untuk mendapatkan selimut beton yang

dikehendaki terhadap besi tulangan harus paling tidak mempunyai kekuatan yang

sama dengan mutu beton yang akan dicor pada daerah tersebut, serta dibuat

sekecil mungkin sehingga praktis untuk dipergunakan pada semua tempat.

Penyanggah beton tersebut harus diikatkan dengan kuat pada besi tulangan

sehingga apabila dilakukan pengecoran dengan penggetaran beton, penyanggah

beton tersebut tidak mudah untuk terlepas.

Sebelum digunakan maka penyanggah beton tersebut harus direndam air untuk

waktu yang cukup lama.

(5). Sebelum dan selama dilakukannya pengecoran beton, maka pemasangan atau

tukang besi tulangan yang berwenang harus hadir pada saat tersebut untuk

memeriksa dan membetulkan bagian-bagian besi tulangan yang masih perlu

diperbaiki.

(6). Besi tulangan yang sebagian ada di bagian luar atau keluar dari permukaan beton

yang dimaksudkan sebagai besi sambungan konstruksi tidak diperkenankan untuk

dibengkokkan atau dirubah posisinya pada saat pengecoran beton sedang

berlangsung, kecuali sudah ada ijin dari Direksi Teknis.

(7). Sebelum diadakan atau dilakukan pengecoran maka besi-besi tulangan yang akan

dicor harus dibersihkan terlebih dahulu dari semua atau sebagian beton yang

terdahulu atau sebelumnya.

(8). Sebelum dilakukan pengecoran, maka Penyedia Jasa (Kontraktor) wajib

memberitahukan kepada Direksi Teknis dan Konsultan pengawas Konstruksi

untuk mengadakan pemeriksaan pembesian.

Page 54: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

140

Penyedia Jasa (Kontraktor) harus bertanggung jawab atas ketelitian pemotongan,

pembengkokkan dan penempatan pembesian. Pembesian harus diperiksa ukuran,

bentuk, panjang, lokasi sambungan, posisi dan banyaknya sesudah ditempatkan.

Penyedia Jasa (Kontraktor) tidak diperkenankan untuk melakukan pengecoran

beton sebelum ada persetujuan dan ijin tertulis dari Direksi Teknis bahwa besi

tulangan yang terpasang sesuai dengan gambar serta memenuhi persyaratan

spesifikasi.

4.7. Peralatan Kerja dan Pengujian

1. Yang disebut dengan peralatan kerja adalah :

(1). Mesin pengaduk (beton molen) apabila membuat campuran sendiri

(2). Mesin penggetar (vibrator)

(3). Takaran bahan-bahan beton

(4). Alat pengangkut adukan

2. Yang disebut dengan peralatan pengujian adalah :

(1). Slump test (kerucut abrams)

(2). Cetakan cetak kubus beton yang terbuat dari besi

3. Jalan kerja yaitu jalan diatas besi tulangan, agar dalam pelaksanaan pengecoran

tidak terjadi kerusakan besi tulangan, terutama tulangan plat, tempat berdiri orang

atau jalan bagi gerobak pengangkut adukan beton.

Jalan kerja terbuat dari papan meranti 2/20, dibuat sedemikian rupa tidak

menempel tulangan sehingga tulangan yang telah terpasang tidak rusak terinjak.

Pelaksanaan Pengecoran dengan Cara Manual

1. Pengecoran

Pengadukan, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan perawatan beton harus

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan di dalam PBI 1971 Pasal 6.1 s/d 6.6.

2. Takaran Campuran Beton

(1). Semua bahan-bahan dari pada beton haruslah diukur dengan timbangan, kecuali

air yang diukur dengan volume.

Setiap takaran dari pada agregat halus atau kasar akan diukur tersendiri dengan

mesin penimbang yang telah disetujui, mempunyai ketepatan yang baik dengan

koefisien kurang dari 1 %.

Volume dari pada penakaran diperbolehkan setelah ada persetujuan dari Direksi

Teknis.

Page 55: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

141

(2). Alat-alat yang dipergunakan untuk menimbang semua bahan-bahan dan

mengukur tambahan air serta metoda dari pada penetapan atau keputusan

kelembaban yang dikandung harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Teknis

sebelum adukan beton tersebut di cor pada satu tempat.

(3). Ketetapan dari pada penimbang yang dipergunakan harus diperiksa atau diteliti

seperti yang disyaratkan oleh Direksi Teknis untuk dikalibrasi.

Pemeriksaan tersebut harus diketahui oleh Direksi Teknis. Alat tersebut harus

selalu disediakan oleh Penyedia Jasa (Kontraktor) dan harus tersedia dilokasi

kerja selama proyek berjalan.

(4). Pelaksanaan penakaran campuran beton dapat dilakukan dengan menggunakan

kotak-kotak takaran yang sama volumenya, yang merupakan volume yang sama

dengan atau kelipatan satu zak semen.

Hal ini akan diatur dan disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Teknis.

(5). Jumlah air yang harus ditambahkan di dalam campuran harus disesuaikan dengan

air yang terkandung dalam masing-masing jenis agregat.

3. Pengadukan Campuran Beton

(1). Pengadukan beton harus dilaksanakan dengan menggunakan mesin pengaduk

beton (beton molen) yang bekerja baik.

(2). Beton harus dicampur sedekat mungkin dengan tempat penimbunan di dalam tipe

dan kapasitas mesin pencampur yang telah disetujui oleh Direksi Teknis serta

dipakai menurut kecepatan yang disarankan pabrik pembuatnya.

(3). Pencampuran beton yang dilakukan dengan tangan sama sekali tidak

diperbolehkan, kecuali sebelumnya Direksi Teknis memberikan persetujuan

terlebih dahulu.

(4). Pencampuran tersebut akan menentukan kesamaan distribusi dari bahan-bahan

menjamin kepadatannya, setiap butir akan dilapisi dengan spasi atau adukan dan

harus mampu menghasilkan beton yang homogen dan padat tanpa kelebihan air.

(5). Mesin pengaduk tersebut harus dilengkapi dengan alat pemindah dan penuang air

dan sebuah bak penampungan air yang cukup serta sebuah alat untuk mengukur

secara tepat dan secara otomatis mengontrol jumlah air yang dipergunakan pada

sebuah alat penakar.

Alat ini harus mampu untuk memberikan jumlah air yang dibutuhkan dengan

koefisien kurang dari 1 % dengan pengiriman yang sama dan alat tersebut harus

mampu menyesuaikan secara cepat disebabkan dengan adanya kandungan air

yang ada di dalam setiap jenis agregat atau untuk membetulkan variasi dari pada

slump beton.

Page 56: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

142

(6). Pengisian pada mesin pencampur harus pula diatur, bahwa semua unsur

termasuk air akan memasuki mesin tersebut sesuai dengan perbandingannya dan

tidak ada salah satupun yang terpisah.

(7). Campuran pertama dari bahan-bahan beton yang dimasukkan ke dalam mesin

pencampur akan terdiri dari semen, pasir, agregat halus dan kasar serta air

dimana hal tersebut dimaksudkan untuk pelapis pertama dari pada bagian dalam

mesin pengaduk, sehingga tidak akan mengurangi jumlah adukan atau spasi yang

ada di dalam campuran beton nantinya.

(8). Semua mesin pencampur tersebut harus dijaga benar-benar keadaannya selama

periode pelaksanaan dari pada kontrak dan apabila ada diantaranya yang

mengalami kerusakan atau tidak bisa digunakan sama sekali agar secepatnya

dikeluarkan dari lokasi.

(9). Mesin-mesin pencampur tersebut harus benar-benar kosong semuanya sebelum

menerima bahan-bahan campuran beton agar campuran beton mendapatkan hasil

yang baik.

Dan apabila mesin pencampur tersebut tidak dipergunakan lagi lebih dari 30 menit

atau pada akhir pekerjaan atau setelah selesainya waktu kerja, harus pula

dibersihkan dan dicuci.

(10). Pengangkut, penakar dan pencampur beton harus dibersihkan benar-benar

sebelum pencampuran beton dikerjakan.

(11). Pencampuran harus dilakukan terus menerus dalam waktu kurang dari 2 menit

setelah semua bahan-bahan termasuk air dimasukkan ke dalam mesin pengaduk

sebelum adukan campuran tersebut dikeluarkan.

(12). Mencampur atau mengaduk kembali beton atau spasi / adukan yang telah

mengeras sebagian atau seluruhnya tidak diperkenankan sama sekali. Dimana

disebabkan karena adanya penundaan diluar mesin pengaduk, maka adukan

tersebut lebih baik masih tetap berada di dalam mesin pengaduk serta

pengadukan diteruskan sampai batas maksimum 10 menit.

4. Pengangkutan Campuran Beton

Pengangkutan beton dari beton molen sampai tempat cetakan harus hati-hati dapat

dipergunakan ember, talang atau kereta dorong, sedemikian rupa sehingga adukan

yang sudah homogen tidak berubah / terjadi pemisahan bahan.

5. Penuangan Adukan Beton pada Bekisting

(1). Pengecoran dari beton belum diperbolehkan untuk dimulai sebelum adanya

pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas

Page 57: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

143

Konstruksi mengenai bekisting, penulangan, dan sebagainya dimana beton

tersebut akan dituangkan.

(2). Adukan/campuran beton yang ada di dalam mesin pengaduk harus dikeluarkan

terus menerus dan diangkut ke tempat pengecoran tanpa memisah-misahkan

unsur-unsurnya.

(3). Untuk campuran beton yang diaduk di lapangan, semua campuran/adukan beton

harus sudah dicor ditempatnya dalam waktu maksimum 30 menit setelah adukan

selesai.

(4). Beton tidak boleh dituangkan dari ketinggian lebih dari 1,50 m, tetapi dalam posisi

tertentu yang dibutuhkan di dalam pekerjaannya, beton harus diratakan dari

timbunan tertinggi dan itu harus dikerjakan untuk mencegah terpisahnya unsur-

unsur beton serta untuk meyakinkan tidak adanya arus dari pada beton yang

terputus. Keseluruhan sistem pekerjaan tersebut harus mendapat persetujuan

Direksi Teknis terlebih dahulu.

(5). Pengecoran beton pada suatu bagian atau unit pekerjaan harus dikerjakan secara

terus menerus atau setelah tercapainya bagian struktural yang diperkenankan.

(6). Beton, bekisting atau penulangan yang ada tidak boleh diganggu dengan cara

apapun kurang lebih selama 48 jam setelah pengecoran dilakukan tanpa ijin dari

Direksi Teknis.

(7). Pengecoran beton harus dilakukan siang hari dan pengecoran dari pada sebagian

pekerjaan tidak boleh dimulai apabila tidak dapat diselesaikan pada waktu siang

hari terkecuali ijin untuk bekerja malam (lembur) telah diijinkan oleh Direksi Teknis

dan Konsultan Pengawas Konstruksi.

Ijin seperti itu tidak akan diberikan kalau Penyedia Jasa (Kontraktor) tidak atau

belum menyediakan sistem penerangan yang mencukupi yang telah disetujui oleh

Direksi Teknis.

(8). Catatan lengkap yang terperinci mengenai tanggal, jam dan keadaan dari pada

pengecoran setiap bagian pekerjaan harus dibuat dan ditanda tangani oleh Direksi

Teknis dan disimpan dan ini harus selalu tersedia sewaktu-waktu ada

pemeriksaan dari Direksi Teknis.

Ready Mix

1. Penggunaan ready mix pada pengecoran, Penyedia Jasa (Kontraktor) wajib

memperhitungkan kemampuan tenaga dan peralatan penunjang sehingga tidak

mengganggu pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton.

Page 58: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

144

2. Sarana transportasi adukan beton adalah truk dengan bobot > 10 ton, maka

Penyedia Jasa (Kontraktor) harus memperhatikan kemampuan jalan masuk ke

lokasi pengecoran agar tidak terjadi kemacetan akibat terperosoknya truk

pengangkut, apabila perlu dilakukan perbaikan kemampuan dukung jalan.

3. Perletakkan Concrete Pump Unit

(1). Penyedia Jasa (Kontraktor) dapat meletakkan concrete pump unit (unit

pompa beton) pada tempat yang mudah dicapai oleh truk pengangkut.

(2). Juga harus diperhatikan lokasi truk pengangkut untuk menunggu penuangan

adukan ke dalam concrete pump unit, agar tidak terjadi kemacetan di jalan

umum.

4. Waktu Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan harus diperhitungkan secara pasti, apakah dengan

menggunakan waktu kerja biasa dengan memperhitungkan lokasi pemutusan

pengecoran atau pengecoran diselesaikan secara keseluruhan dengan

memperhitungkan :

(1). Jumlah tenaga kerja setiap shift

(2). Peralatan penerangan untuk kerja malam hari

(3). Peralatan penunjang pengecoran

(4). Kontinuitas datang adukan beton dari pabrik

Pemadatan dan Penggunaan Alat Penggetar (Vibrator)

1. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang kerikil,

adukan beton yang dituangkan pada cetakan harus dipadatkan dan merata

dengan menggunakan mesin penggetar (vibrator).

2. Pemadatan pada kolom

(1). Pada pengecoran kolom yang tinggi, maka setiap hari pengecoran tidak

boleh lebih tinggi dari 2 meter, sehingga mudah digunakan vibrator.

Apabila tidak dapat digunakan vibrator biasa dapat digunakan moulding

vibrator dengan tetap menjaga sumbu tegak kolom tetap vertikal.

(2). Apabila dalam keadaan khusus, kolom tinggi sulit dilakukan pemadatan

dengan vibrator maka kolom yang dicor, dipadatkan dengan memukul-mukul

bekisting dengan palu kayu sampai terdengar seluruh bagian yang dicor

terisi penuh dan padat.

3. Pemadatan pada plat / balok

Page 59: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

145

(1). Alat penggetar pada pengecoran plat / balok harus digunakan berdiri 90

derajat, hanya dalam keadaan khusus dipergunakan bersudut 45 derajat dan

tidak diperkenankan menyentuh tulangan.

(2). Ujung penggetar harus diangkat dari dalam adukan apabila adukan terlihat

mulai mengkilap sekitar ujung penggetar atau kurang lebih 30 detik.

Selimut Beton

Yang dimaksud dengan selimut beton adalah jarak minimum yang terdapat antara

permukaan dari setiap besi tulangan termasuk begel terhadap permukaan beton yang

terkecil atau terdekat untuk setiap bagian dari masing-masing pekerjaan beton.

Pada situasi dan kondisi tertentu maka Direksi Teknis berhak untuk merubah ketebalan dari

selimut beton yang ada.

Adapun ketebalan selimut beton minimum yang disyaratkan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6 Ketebalan Selimut Beton

Kondisi Minimal

(mm)

1. Seluruh beton yang berhubungan langsung dengan tanah.

2. Pondasi, poer pondasi, balok pondasi.

3. Balok, kolom yang berhubungan atau terkena langsung

dengan cuaca.

4. Balok, kolom yang tidak berhubungan atau tidak terkena

langsung dengan cuaca.

5. Pelat yang berhubungan / terkena langsung dengan

cuaca.

6. Pelat yang tidak berhubungan atau tidak terkena langsung

dengan cuaca.

50

50

50

40

40

25

Pengujian Slump

1. Pengujian slump dilakukan pada waktu pemeriksaan oleh Direksi Teknis dan

Konsultan Pengawas Konstruksi, sebelum pengecoran dilaksanakan, berdasarkan

referensi dari hasil campuran percobaan.

2. Pengujian slump, sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pada pasal-pasal dalam

PBI 1971.

3. Apabila takaran air telah ditentukan berdasarkan pengujian slump, maka penakar

tersebut harus digunakan selama pelaksanaan pengecoran.

4. Apabila takaran air adalah ember, maka pada muka air yang telah ditentukan,

dibuat lubang sehingga tinggi air tetap seperti yang dikehendaki.

Page 60: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

146

5. Peralatan pengujian slump harus tersedia di lapangan dimana sewaktu-waktu

Direksi Teknis dapat melakukan pengujian slump sesuai dengan hasil pencampuran

bahan yang ada di lapangan.

6. Beton adukan yang tidak memenuhi syarat slump tersebut tidak boleh dicor ke

dalam cetakan.

Pembuatan Benda Uji

1. Selama pelaksanaan pengecoran berlangsung, Penyedia Jasa (Kontraktor)

diwajibkan membuat benda uji kubus 15 x 15 x 15 cm atau dengan cetakan benda

uji yang lain sesuai dengan yang dimaksud dalam PBI 1971, terbuat dari bahan plat

besi dengan tebal yang cukup, sehingga waktu dipadatkan tidak berubah

bentuknya.

2. Pelaksanaan pembuatan benda uji, hendaknya dilakukan oleh Pelaksana Ahli atau

dalam hal ini Penyedia Jasa (Kontraktor) dapat menghubungi pihak laboratorium

konstruksi beton dalam hal pengambilan beton untuk pembuatan benda uji.

3. Pengambilan untuk benda uji harus dilakukan secara acak dengan persetujuan

Direksi sehingga lantai yang ditest dapat mewakili mutu konstruksi beton yang

dimaksud.

4. Benda-benda uji dapat diambil dari beton yang dicor pada setiap bagian dari

pekerjaan yang bersifat struktural, antara lain : pondasi, balok induk, balok anak,

kolom, plat dan bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

5. Jumlah benda uji, berdasarkan pada volume total yang dikerjakan, berpedoman

pada volume total rencana yang diajukan oleh Penyedia Jasa (Kontraktor).

6. Pada pelaksanaan pengecoran beton, minimal harus dibuat 1 benda uji untuk setiap

volume 5 m3, dengan maksud dalam waktu yang singkat dapat terkumpul 20 benda

uji.

7. Benda uji merupakan cerminan pengecoran sesuai kondisi lapangan asal mewakili

bagian-bagian struktur yang dicor beton.

8. Dalam satu adukan (satu adukan molen) hanya dapat diambil satu buah benda uji.

9. Pengambilan benda-benda uji harus diambil dari adukan yang diperkirakan akan

mewakili bagian yang dicor.

10. Pengisian campuran ke dalam cetakan dilakukan menjadi 3 (tiga) lapisan dengan

tebal yang sama.

Pada tiap lapisan dipadatkan dengan besi diameter 16 mm sebanyak 10 tusukan

dengan merata.

11. Setiap benda uji diberi tanda bagian yang dicor dan tanggal pembuatan.

Page 61: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

147

12. Apabila konstruksi yang telah dicor tidak dilakukan perendaman maka benda uji

tersebut tidak boleh direndam.

13. Benda-benda uji yang baru dibuat harus disimpan pada tempat yang aman dan

harus terhindar dari getaran-getaran.

14. Untuk mendapatkan gambar tentang mutu beton yang dilaksanakan, benda-benda

uji tersebut dapat dilakukan test di laboratorium pada umur relatif muda, setidak-

tidaknya 7 (tujuh) hari setelah dicetak dengan memperhatikan Pasal 4.1 ayat (4) PBI

1971 dan hasil test tersebut dapat dijadikan dasar mempertimbangkan apakah perlu

diadakan perubahan dalam campuran beton.

Evaluasi

1. Evaluasi kekuatan beton akan dilakukan secepat mungkin, agar bila terjadi mutu

beton yang jelek, segera dilakukan langkah-langkah perbaikan.

2. Bila jumlah benda uji kurang dari 20 buah, evaluasi dapat dilakukan dengan rumus-

rumus statistik dengan berpedoman pada PBI 1971 Pasal 4.7.

3. Apabila mengalami kesulitan di dalam menentukan standart deviasi rencana (Sr)

seperti tercantum dalam Pasal 4.5 ayat 3, maka hasil standart deviasi dan

campuran percobaan bisa dipergunakan, dengan menggunakan angka yang lebih

besar dari data yang ada.

Penghentian Pengecoran dan Perlindungan

1. Penghentian pengecoran hanya dilakukan pada tempat-tempat yang telah disetujui

oleh Direksi Teknis di dalam pola rencana pengecoran.

2. Untuk mencegah gangguan cuaca, dianjurkan agar disediakan tenda-tenda/plastik

secukupnya sehingga jalannya pengecoran tetap lancar.

Perawatan Beton

1. Pada konstruksi beton yang baru dicor harus dijaga terhadap pengaruh-pengaruh

getaran dan sebagainya yang akan dapat mempengaruhi proses pengikatan beton.

2. Permukaan beton harus dijaga dari pengeringan yang terlalu cepat dan/atau tidak

merata dengan cara disiram air atau ditutup karung goni yang dibasahi selama 14

(empat belas) hari.

Page 62: Spesifikasi Umum,Teknis &Vol Pajaran

148

BAB XV. VOLUME PEKERJAAN

Volume pekerjaan ini adalah hasil dari perhitungan dan analisa design yang ada. Adapun

volume pekerjaan adalah sebagaimana yang terlampir berikut ini :

NO. URAIAN PEKERJAAN KODE SAT. VOLUME JUMLAH HARGA

I PEKERJAAN PENDAHULUAN

1 Pengukuran Saluran - LS 1,000 Rp -

Sub Total I Rp -

II PEKERJAAN TANAH

1 Galian Tanah Biasa Sedalam s.d. 2 m T.06b bh 304,638 Rp -

2 Timbunan Tanah atau Urugan Tanah Kembali T.14a M3 20,470 Rp -

Sub Total II Rp -

III PEKERJAAN PASANGAN

1 Mortar Tipe N (Mutu PP Tertentu Setara dengan Campuran 1 PC : 4 PP) P.01c M3 213,140 Rp -

2 Siaran dengan Mortar Jenis PC-PP Tipe M (Mutu PP Tertentu Setara dengan Campuran 1 PC : 2 PP)

P.03a M2 430,564 Rp -

3 Plesteran Tebal 1,5 cm, dengan Mortar Jenis PC-PP Tipe S (Mutu PP Tertentu Setara dengan Campuran 1 PC : 3 PP)

P.04e M2 212,596 Rp -

Sub Total III Rp -

IV PEKERJAAN BETON

2 Bekisting untuk Permukaan Beton Biasa dengan Multiflex 12 mm atau 18 mm (tanpa perancah)

B.21 M2 4,000 Rp -

3 Beton Mutu, f’c = 7,4 MPa (K100), Slump (12±2) cm, w/c = 0,87 (Menggunakan Molen)

B.02b M3 91,498 Rp -

Sub Total IV Rp -

V PEKERJAAN LAIN-LAIN

1 Nomenklatur - LS 1,000 Rp -

Sub Total V Rp -

JUMLAH SUB TOTAL (I+II+III+IV+V) Rp -

PEMBULATAN Rp -